Author: Bokep Mobile

  • Kaede Niiyama Dirty Minded Wife Advent Vol 46

    Kaede Niiyama Dirty Minded Wife Advent Vol 46


    1493 views

  • Video Bokep Menikmati Sex di Bathtub

    Video Bokep Menikmati Sex di Bathtub


    2880 views
  • Conny Carter supreme pussy hard fucking scenes in bed before jizzed

    Conny Carter supreme pussy hard fucking scenes in bed before jizzed


    1820 views

    Duniabola99.orgKumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Foto Ngentot Yuri Hyuga Anak Majikanku Yang Hot

    Foto Ngentot Yuri Hyuga Anak Majikanku Yang Hot


    1579 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Seks Menjadi Pengantin Muridku Di Entot

    Cerita Seks Menjadi Pengantin Muridku Di Entot


    2633 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Menjadi Pengantin Muridku Di Entot ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Aku menghela nafas sejenak sambil berpikir menimbang-nimbang permintaan Rendy. Sebenarnya aku tidak begitu rugi apabila aku menginap di rumah bu Diana. Aku bisa menghemat uang kosku selama setengah bulan kalau aku menginap di rumah bu Diana. Lagipula aku akan lebih bisa mengawasi Rendy untuk belajar menghadapi ujian semesternya yang kian mendekat, dengan begitu, aku bisa mendapat kesempatan untuk mengamankan pekerjaanku. Sebenarnya yang perlu kulakukan hanyalah memastikan kalau Rendy tidak “mengerjaiku” lebih parah dari kemarin.

    “Baiklah, kakak setuju. Tapi kamu juga harus berjanji, kamu harus belajar yang rajin selama kakak tinggal di rumahmu.” Anggukku sambil memberinya penawaran.

    “Berees, kak! Asal kakak mau menurutiku selama itu, aku pasti belajar!” jawabnya dengan bersemangat.

    “Iya, iya..” balasku dengan perasaan agak lega

    Kami lalu segera beranjak ke kamar Rendy dan aku pun mulai mengajarinya. Tapi hari ini ada yang berbeda dari Rendy. Ia tampak lebih serius dan bersemangat dalam menyimak penjelasanku. Kurasa dia sudah cukup senang saat mendengar aku akan menginap di rumahnya 2 hari lagi. Tak lama kemudian, kudengar suara bu Diana di lantai bawah.

    “Nah, Mami sudah pulang! Kakak tunggu sebentar ya! Aku mau bicara dulu dengan Mami!”

    Rendy segera beranjak dari kursinya dan keluar dari kamarnya tanpa menghiraukanku. Sayup-sayup kudengar suara percakapan Rendy dengan bu Diana, namun aku tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang mereka katakan. Sambil menunggu Rendy, aku mempersiapkan soal-soal latihan yang akan kuberikan untuknya nanti. Sekitar 5 menit kemudian, Rendy kembali ke kamarnya bersama bu Diana.

    “Halo, Erina. Rendy meminta saya untuk mengizinkanmu tinggal di rumah ini selama saya tidak di rumah.”

    “Eh? I.. iya, bu Diana! Rendy memberitahu saya kalau ia ingin mendapat les tambahan dari saya selama bu Diana tidak dirumah.. Katanya.. untuk persiapan ujian semester..” ujarku dengan agak gugup.

    “Wah, kebetulan sekali kalau begitu! Soalnya tante Rendy juga akan ikut ke Jerman. Makanya tadi saya sempat mengajak Rendy untuk ikut. Tapi karena ada ulangannya yang penting, Saya jadi ragu-ragu.”

    “Jadi?” tanyaku

    “Kalau kamu mau, Saya memperbolehkan kamu tinggal disini selama saya tidak dirumah. Tapi saya juga meminta kamu untuk mengurus Rendy selama itu. Sebagai gantinya, saya akan berikan tambahan bonus untukmu di akhir bulan ini. Bagaimana?” Jawab bu Diana memberikan tawaran.

    “Baik, bu Diana. Saya setuju!” anggukku sambil tersenyum. Sekarang aku mendapat tambahan keuntungan dengan menerima tawaran Rendy. Dengan bonus yang disediakan bu Diana dan penghematan uang kosku selama setengah bulan, aku bisa menambah uang tabunganku sekaligus membiayai sebagian keperluanku bulan depan.

    “Baguslah! Kalau begitu, Erina, tolong kamu siapkan barang-barangmu yang akan kamu bawa untuk tinggal disini. Lusa nanti saya akan menjemputmu sebelum kamu mengajar Rendy.” Ujar bu Diana.

    “Iya, bu Diana!” aku mengiyakan permintaan bu Diana.

    Setelah menyelesaikan tugasku hari itu, aku segera bergegas pulang untuk mulai mengemas barang-barangku. Untunglah aku tidak memiliki banyak barang selain pakaian dan perlengkapan-perlengkapan kecil milikku. Aku juga memberitahu pemilik rumah kosku bahwa aku akan pindah selama setengah bulan. Syukurlah mereka mau mengerti dan bersedia menyimpankan kamar bagiku apabila aku kembali.

    2 hari kemudian, bu Diana dan Rendy pun datang menjemputku sebelum aku mengajar Rendy. Aku lalu diantar ke rumah mereka. Aku diizinkan untuk tidur di kamar tamu di lantai bawah. Malam harinya, aku diberitahu bu Diana tugas-tugasku di rumah itu selama bu Diana di luar negeri. Aku diminta untuk mengerjakan beberapa pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci dan membersihkan rumah. Aku sudah terbiasa memasak dan mencuci sendiri sejak kecil, maka tugas ini tidak lagi sesulit yang kubayangkan. Lagipula untuk keperluan sehari-hari, bu Diana sudah menyuruh anak buahnya untuk mengantar bahan makanan dan supir studio untuk mengantar-jemput kami. Apabila ada hal lainnya yang diperlukan, aku hanya perlu menelepon studio untuk meminta bantuan mereka. Esok harinya, bu Diana sudah berangkat saat aku pulang dari kuliah.

    Sehingga hanya ada aku dan Rendy sendiri di rumah. Aku segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Seusai mandi, aku benar-benar terkejut saat melihat semua pakaian milikku menghilang. Hanya ada satu pelaku yang dapat melakukan hal ini! Aku lalu menutupi tubuhku dengan selembar handuk yang untungnya, tidak sempat diambil oleh “pencuri” itu. Aku segera naik ke lantai atas untuk mengambil kembali pakaian milikku.

    “Rendy! Reendyy!! Buka pintunya!” Seruku sambil menggedor kamar Rendy. Pintu kamar itu sedikit dibuka dan wajah Rendy muncul dari sela-sela pintu kamar itu.

    “Ya, ada apa kak?!” tanyanya padaku. Namun matanya segera melirik tubuhku yang hanya berbalutkan sebuah handuk dan ia tersenyum cengengesan melihat keadaanku.

    “Wah, waah.. Kakak sudah tidak sabaran ya?” tanyanya sambil tertawa kecil.

    “Huuh! Dasar usiil!! Ayo, kembalikan baju kakak!!” gerutuku.

    “Lhooo.. memangnya baju kakak kuambil? Apa ada buktinya?”

    “Kalau bukan kamu siapa lagii? Sudah, ayo cepat kembalikan baju kakak!”

    “Kak, kalau menuduh orang tanpa bukti itu tidak baik lho! Hukumannya, aku tidak mau memberitahu dimana kusembunyikan baju kakak, Hehehe..” Rendy tersenyum mengejekku dan menutup dan mengunci pintu kamarnya dihadapanku.

    “Aah! Hei, Rendy! Tunggu duluu..” protesku, tapi Rendy sudah keburu menutup pintu kamarnya sambil mengejekku dibalik pintu.

    Aku pun terpaksa menggigil kedinginan, suhu di rumah itu dingin sekali karena dipasangi AC, ditambah lagi aku baru saja mandi dan sekarang tubuhku hanya ditutupi oleh selembar handuk saja. Selama beberapa menit aku terus menggedor pintu kamar Rendy dan berusaha membujuknya, namun ia sama sekali tidak menggubrisku.

    “HATSYII..!!!” Karena tidak biasa, aku pun bersin akibat pilek karena suhu dingin itu.

    “Kak! Kakak pilek, ya?” tiba-tiba terdengar suara Rendy dari balik pintu.

    “I.. iya.. Rendy, tolong kembalikan pakaian kakak.. disini dingin sekali.. kakak tidak tahan..”

    “Oke deh, tapi kakak harus mau memakai pakaian yang kuberikan ya!”

    “Iya.. iya.. cepat doong. Kakak kedinginan disini..” pintaku pada Rendy

    Rendy kembali keluar dari kamarnya. Ia melihat sekujur tubuhku yang menggigil kedinginan. Anehnya, raut wajahnya tampak berubah, ia tidak lagi tampak senang ataupun puas mengerjaiku. Kini ia tampak agak gelisah.

    “Haa.. HATSYII!!!” kembali aku bersin dihadapannya. Kulihat raut wajahnya semakin cemas saja melihat keadaanku.

    “Ayo Kak, ikut denganku!” pinta Rendy padaku yang segera kuturuti saja.

    Rendy menuntunku ke ruang disebelah kamarnya. Pintu ruang itu dikunci, namun Rendy segera membuka pintu itu dengan sebuah kunci di tangannya. Begitu aku masuk, aku takjub melihat puluhan helai gaun pengantin putih dalam berbagai ukuran dan model yang tergantung rapi di kamar itu. Berbagai aksesoris pengantin wanita juga tertata rapi bersama gaun-gaun itu. Rupanya kamar itu adalah kamar desain bu Diana sekaligus tempatnya menyimpan hasil rancangannya yang belum dikirim ke studio.

    “Kak, aku minta kakak memakai baju itu.” ujar Rendy seraya menunjuk ke arah sehelai gaun pengantin putih yang dipasang di sebuah mannequin.

    “Apaa?! Kenapa kakak harus memakai baju seperti itu? Memangnya kakak mau menikah, apa?!” jawabku setengah tak percaya, setengah kebingungan.

    “Ya, sudah! Kalau kakak tidak mau, kakak boleh memakai handuk itu saja kok!” balas Rendy.

    “Iyaa! Dasar!! Kamu mintanya yang aneh-aneh saja!!” ujarku agak kesal. Terpaksa kuturuti permintaan Rendy, daripada pilekku semakin parah.

    “Oh iya Kak!”

    “Apa lagii?”

    “Pakaiannya yang lengkap ya, Kak! Soalnya baju itu sudah 1 set dengan aksesorisnya!” pinta Rendy.

    “Jangan lupa juga untuk merias diri dengan kosmetik Mami ya Kak! Sudah kusiapkan lhoo..” imbuhnya.

    Aku menghela nafas dan menutup pintu kamar itu. Memang kulihat gaun itu dilengkapi dengan mahkota, sarung tangan, bahkan stocking dan sepatu yang semuanya berwarna putih susu. Luar biasa! Sejenak aku kagum dengan kepandaian bu Diana dalam merancang gaun itu, komposisi yang disusunnya benar-benar serasi. Aku lalu menuruti perintah Rendy untuk memakai semua pakaian itu dengan lengkap. Berat bagiku memang, karena aku belum pernah memakai gaun pengantin sebelumnya. Setelahnya, aku pun merias diriku dengan kosmetik milik bu Diana. Kulihat semua kosmetik itu buatan luar negeri. Agen Judi Hoki Banget

    Aku sendiri agak canggung untuk memakai kosmetik-kosmetik itu, mengingat harganya yang selangit bagi mahasiswi sepertiku. Tapi setidaknya, aku mendapat sebuah kesempatan untuk mencoba kosmetik-kosmetik itu, maka aku berusaha untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Setelah beberapa lama, aku akhirnya selesai mempengantinkan diriku. Kubuka pintu kamar itu dan seperti yang sudah kuduga, Rendy sedari tadi sudah menungguku di depan pintu.

    Ia tampak amat terpana melihatku yang berbusana pengantin itu. Busana pengantinku berupa sebuah gaun pengantin putih yang indah sekali. Atasan gaun memiliki sepasang puff bahu yang terikat dengan sepasang sarung tangan satin dengan panjang selengan di kedua tanganku yang kini menutupi jari-jariku yang lentik. Di bagian perut dan dada gaunku bertaburan kristal-kristal imitasi yang samar-samar membentuk sebuah pola hati.

    Bagian pinggang gaun itu memiliki hiasan kembang-kembang sutra yang melingkari bagian pinggang gaun itu seperti sebuah ikat pinggang yang seolah menghubungkan atasan gaunku dengan rok gaun polos yang dihiasi manik-manik membentuk hiasan bunga-bunga yang bertebaran disekeliling rok gaunku. Pinggulku dipasangi pita putih besar. Aku juga memakaikan rok petticoat di pinggangku agar rok gaunku tampak mengembang. Rendy sendiri tampak kagum melihat cantiknya wajahku yang sudah kurias sendiri; kelopak mataku kurias dengan eye-shadow berwarna pink dan alsiku yang kurapikan dengan eye-pencil. Sementara lipstick yang berwarna pink lembut kupilih untuk melapisi bibirku yang tampak serasi dengan riasan bedak make-upku.

    Riasan mahkota bunga putih tampak serasi dengan rambut hitam-sebahuku yang kubiarkan tergerai bebas. Aku telah memasang stocking sutra berwarna putih yang lembut di kakiku yang dilengkapi dengan sepasang sepatu hak tinggi berwarna putih yang tampak serasi seperti gaun pengantinku. Tubuhku juga kuberi parfum melati milik bu Diana sehingga sekujur tubuhku memancarkan aroma melati yang amat wangi.

    “Nah, bagaimana?” ujarku pada Rendy yang masih melongo melihat penampilanku.

    “Hei! Kok malah bengong sih?!” seruku, yang segera menyadarkan Rendy dari lamunannya.

    “E.. eh.. ccantik sekali Kak!” jawab Rendy tergagap-gagap, aku tertawa kecil melihat tingkahnya yang kebingungan.

    “Kak, ini.. buat kakak..” Rendy mengulurkan setangkai mawar merah kepadaku. Mawar merah yang indah itu tampak segar berkilauan.

    “Waah, terima kasih ya!!” otomatis aku mencium bunga itu untuk menghirup aromanya. Sejenak aroma yang menyengat memasuki hidungku aku pun langsung merasa pandanganku tiba-tiba kabur dan tubuhku terasa lemas.

    Cerita Ngentot Memek | Aku pun ambruk tidak sadarkan diri. Sayup-sayup kulihat senyuman Rendy, aku berusaha untuk tetap sadarkan diri, namun mataku terasa berat sekali dan akhirnya aku menutup kelopak mataku. Entah apa yang terjadi pada tubuhku, namun saat aku sadar, aku melihat diriku sudah terbaring mengangkang di sebuah ranjang canopy dalam keadaan berbusana pengantin lengkap.

    Kedua tanganku terikat di belakang punggungku sementara kakiku terikat erat di sisi kanan-kiri tiang ranjang itu sehingga posisi tubuhku mengangkang lebar. Aku merasa amat geli di daerah kewanitaanku, seperti ada sebuah daging lunak hangat yang menyapu-nyapu daerah kewanitaanku, terkadang daging itu menusuk-nusuk seolah hendak membuka bibir kewanitaanku melewati celah vaginaku. Aku juga merasa daerah disekitar vaginaku amat becek akibat gerakan daging itu.

    “Aahh.. oohhh..” Aku pun mendesah pelan menikmati sensasi di kewanitaanku itu. Rasanya vaginaku seolah diceboki, namun gerakan daging itu yang seolah berputar-putar mempermainkan vaginaku menimbulkan sensasi nikmat disekujur tubuhku. Aku merasa tubuhku diairi listrik tegangan rendah saat daging itu membelah bibir kewanitaanku dan menyentuh lubang pipisku.

    “Eh! Kakak sudah bangun rupanya!!” tiba-tiba kudengar suara Rendy dibalik gaunku. Aku berusaha mendongak dan kulihat wajah Rendy sedang berada tepat di depan selangkanganku yang terbuka lebar. Sadarlah aku kalau “daging” tadi tak lain adalah lidah Rendy yang sedang menjilati vaginaku. Aku berusaha berontak, namun untuk menutup kedua pahaku yang sedang terbuka lebar saja amat sulit. Tubuhku terasa amat lemas tanpa tenaga. Saat aku melihat sekitarku, aku baru sadar kalau aku kini berada di dalam kamar bu Diana.

    “Badan kakak masih belum bisa digerakkan, soalnya pengaruh obat tidur Mami masih tersisa.” Jelas Rendy sambil berjalan ke sampingku.

    Sekejap aku merasa amat panik dan berusaha mengerahkan seluruh tenagaku untuk kabur, tapi sia-sia saja. Tubuhku tidak mau bergerak sedikitpun. Astaga! Bagaimana aku bisa sebodoh itu mencium aroma bunga yang ditaburi obat bius?! Niatku untuk menjaga jarak dari Rendy kini sia-sia saja. Sekarang malah kesucianku terpampang jelas di hadapannya, aku dalam keadaan terjepit dan tidak bisa kabur lagi.

    “Kakak tenang saja, dijamin enak kok! Hehehe..” tawa Rendy terkekeh-kekeh.

    “Jangan, Rendy.. Jangan.. kakak mohon!!” pintaku berderai air mata saat melihat Rendy berbalik berjalan menuju arah selangkanganku.

    Namun sia-sia saja, Rendy sama sekali tidak mau mendengar permohonanku. Aku pun semakin panik dan cemas. Air mataku kembali meleleh membasahi mataku, namun apa dayaku? Tubuhku kini amat sulit digerakkan karena ikatan itu ditambah rasa lemas disekujur tubuhku karena pengaruh obat bius yang tersisa. Kini aku hanya bisa pasrah membiarkan Rendy menyantap kewanitaanku. Jantungku berdegup semakin kencang dan wajahku merah merona saat Rendy semakin mendekati selangkanganku. Rendy lalu memegang kedua pahaku yang mulus. Ia mulai mengendusi paha kananku sementara paha kiriku dibelai-belai dengan tangannya.

    “Essh..” aku mendesis sesaat setelah bibir Rendy mencium bibir kemaluanku. Hembusan nafas Rendy di pahaku membuat tubuhku sedikit mengigil kegelian. Saat bibir kemaluanku bertemu dengan bibir Rendy, Rendy mulai menjulurkan lidahnya. Seperti lidah ular yang menari-nari, bibir kemaluanku dijilati olehnya. Kembali bibir kewanitaanku dibelah oleh lidah Rendy, yang kembali menarikan lidahnya menceboki liang vaginaku perlahan-lahan. Aku berusaha sekuat mungkin untuk menahan gejolak birahi yang kini mulai melanda diriku, namun tetap saja suara desahan-desahanku yang tertahan sesekali terdengar keluar dari bibirku karena rasa nikmat yang menjuluri tubuhku apalagi belaian lembut Rendy di pahaku semakin terasa geli akibat stocking sutra yang kupakai.

    “Haaa?! Aakh..!!” Sontak aku menjerit terkejut saat merasakan sensasi rasa geli dan nikmat yang tiba-tiba melanda tubuhku. Rupanya Rendy menjilati klitorisku. Sesekali ia menyentil klitorisku dengan lembut sehingga sekujur tubuhku seperti dialiri listrik dan bulu kudukku berdiri. Rendy menyadari bahwa aku mulai dikuasai oleh gejolak birahiku. Ia terus melancarkan serangannya ke klitorisku. Berulang kali permohonanku yang disertai dengan desahan kusampaikan ke Rendy, namun ia malah tampak kian bersemangat mengerjaiku. Kesadaranku pun semakin menghilang tergantikan dengan rasa nikmat dan hasrat seksual yang semakin merasuki tubuhku.

    “Bagaimana kak? Enak tidak?” tanya Rendy padaku.

    “Rendyy.. stoop.. auhhh.. jangaan..”

    “Ah masaa? Bukannya kakak mendesah keenakan tuh? Yakin nih, nggak mau lagi?” ejeknya sambil menjauhkan wajahnya dari kemaluanku. Namun secara refleks, aku malah mengangkat pinggangku kehadapan wajah Rendy, seolah menawarkannya untuk kembali mencicipi liang vaginaku.

    “Tuh, kan?! Malu-malu mau, nih cewek!” kembali Rendy menghinaku. Dipeganginya kedua bongkahan pantatku dengan telapak tangannya dan dtegadahkannya tangannya, sehingga kini pinggangku ikut terangkat tepat dihadapan wajah Rendy.

    “Aww.. aww.. aaahh..” kembali aku merintih saat Rendy mengecup dan mengisap-isap daging klitorisku. Sesekali aku merasa sentuhan giginya pada klitorisku dan hisapannya membuatku kini hanya berusaha untuk mengejar kenikmatan seksualku semata.

    SLURP.. SLURP.. Sesekali terdengar suara Rendy yang menyeruput cairan cintaku yang sudah banyak keluar dari vaginaku, seolah hendak melepas dahaganya dengan cairan cintaku.

    “AAHH.. AAHHH.. AAA..” Desahanku semakin keras. Aku merasa ada sebuah tekanan luar biasa di vaginaku yang sebentar lagi hendak meledak dari dalam tubuhku. Otot-otot tubuhku secara otomatis mulai menegang sendirinya.

    “HYAA.. AAAKH!!!” jeritku bersamaan dengan meledaknya tekanan dalam tubuhku. Tanpa bisa kutahan, pinggangku menggelepar liar, bahkan Rendy terlontar mundur akibat dorongan tubuhku. Aku bisa merasakan vaginaku memuncratkan cairan cintaku dalam jumlah yang banyak. Seluruh simpul sarafku terasa tegang dan kaku saat sensasi geli dan nikmat yang luar biasa itu menjalari tubuhku, dan akhirnya muncul perasaan lega yang nyaman setelahnya. Aku pun terkapar kelelahan, nafasku tersengal-sengal. Tenaga di tubuhku seolah lenyap seketika. Aku sadar, baru saja aku mengalami orgasme yang luar biasa!

    “Wah, waah.. Rupanya galak juga nih, kalau orgasme!” ejek Rendy yang kini terduduk di hadapan selagkanganku.

    Ia mendekati vaginaku dan kembali ia menyeruput cairan cintaku yang masih tersaji di vaginaku setelah ledakan orgasmeku barusan. Aku pun hanya mendesah kecil tanpa memberontak. Kepalaku serasa kosong dan aku membiarkan Rendy menikmati cairan cintaku sesuka hatinya. Setelah puas meminum cairan cintaku, Rendy berdiri di hadapanku dan melepas pakaiannya sehingga ia telanjang bulat dihadapanku. Bisa kulihat penisnya yang panjangnya sekitar 14 cm sudah menegang keras melihat keadaanku yang mengangkang lebar, memamerkan kewanitaanku di depannya. Rendy berjalan melewati tubuhku hingga akhirnya ia tiba didepan kepalaku. Rendy lalu berlutut di hadapan wajahku sambil mengocok penisnya.

    “Kak, tadi rasa memek kakak enak sekali loh! Nah sekarang giliran kakak ya, ngerasain punya Rendy?” seloroh Rendy. Aku yang menyadari kalau Rendy akan mengoral penisnya dengan mulutku, mulai menjerit meminta pertolongan.

    “TOL.. uumph!!” jeritanku terhenti karena Rendy langsung menyumpalkan penisnya didalam mulutku. Walaupun ukuran penisnya tidak begitu besar, namun batang penisnya sudah cukup memenuhi rongga mulutku yang mungil.

    “Hhmmphh.. hmph..” suaraku teredam oleh penis Rendy.

    Cerita Ngentot Memek | Aku berusaha memuntahkan penis itu, namun Rendy memajukan pantatnya sehingga penisnya tetap masuk didalam mulutku hingga menyentuh kerongkonganku. Rendy menjambak poni rambutku dan mulai menggerakkan kepalaku maju mundur. Rasa sakit di ubun-ubunku karena poni rambutku dijambak sudah cukup untuk membuatku tidak berontak lebih jauh, aku mengikuti gerakan tangan Rendy yang sedang memaksaku mengulum dan mempermainkan penisnya dalam mulutku.

    “Aahh.. Enaak..” desah Rendy saat penisnya keluar masuk dari mulutku.

    “Hmmp.. mpp.. phh..” aku berusaha mengambil nafas untuk menyesuaikan gerakan penis Rendy dalam mulutku. Kocokan mulutku masih belum berhenti, namun aku merasa agak mual karena rasa dalam mulutku saat ini. Sementara leherku juga pegal karena dipaksa naik-turun oleh Rendy.

    Beberapa saat kemudian, Rendy berhenti manjambak poniku, aku pun segera merebahkan kepalaku yang pegal-pegal keatas bantal yang lembut untuk melepas penat. Namun rupanya penderitaanku belum juga berakhir. Rendy belum mau melepaskan kenikmatannya dioral olehku.

    Belum sempat penisnya keluar dari mulutku, sekarang ia malah menekan selangkangannya ke wajahku dan menggoyang-goyangkan pantatnya sehingga penisnya kembali masuk kedalam rongga mulutku. Aku bisa merasakan buah zakarnya yang tergantung menampar-nampar daguku berulang kali bersamaan dengan gerakan pantatnya yang maju mundur dihadapan wajahku yang kini tertekan oleh bantal, aku pun berulang kali tersedak karena penis Rendy dalam mulutku bergerak dengan amat cepat.

    “Oke, kak! Sekarang giliran kakak yang main! Ayo kulum dan mainin pakai lidah kakak!” perintah Rendy sambil menghentikan gerakannya. Aku sendiri sudah mati kutu, kepalaku terjepit diantara selangkangan Rendy dan bantalku, sehingga aku tidak bisa bergerak bebas.

    “Ayo, Kak! Atau mau kugerakkan sendiri dimulut kakak seperti barusan?” ancamnya padaku. Aku pun tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah Rendy, setidaknya aku akan lebih leluasa bernafas apabila aku yang bergerak sendiri. Aku pun menggerakkan lidahku membelai-belai batang penisnya yang masuk hingga rongga mulutku. Sesekali lidahku juga bersentuhan dengan kepala penisnya. Sebenarnya aku agak jijik juga karena tercium bau agak pesing dari ujung penis Rendy, namun apa dayaku? Lebih baik kuturuti perintah anak ini supaya siksaanku cepat selesai. Aku pun berusaha untuk tidak begitu mempedulikan bau itu. Penis Rendy kuanggap saja seperti permen yang luar biasa tidak enak. Aku pun terus mengemut penis Rendy itu.

    “Ayo, kak! Terus! Jago juga nih, nyepongnya! Enak bangeet!”

    “Mmphh..” erangku.

    “Isapin juga kak! Seperti ngisap permen!” kembali Rendy memberi perintah padaku, yang langsung saja kuturuti.

    Kuhisap penisnya dengan pelan dan lembut dengan harapan anak ini bisa segera menghentikan aksinya dan aku bisa terbebas dari siksaan ini. Herannya, selama beberapa menit kuoral, Rendy masih saja tidak puas. Aku pun mulai kelelahan mempermainkan penisnya dalam mulutku, walaupun aku mulai terbiasa dengan situasiku sekarang.

    Entah setan apa yang merasukiku, namun saat aku mengingat bahwa aku sedang mengoral penis anak kecil yang tak lain adalah muridku, aku merasa hasrat seksualku kembali meninggi dalam tubuhku. Aku ingin sekali mencapai orgasme sekali lagi dan aku ingin mencoba sesuatu yang lebih hebat lagi bersama Rendy. Pikiran itupun membuatku memainkan penis Rendy sebaik mungkin dalam mulutku agar Rendy mencapai kepuasannya.

    “Ookh..” Aku mendengar suara erangan panjang keluar dari mulut Rendy dan saat itulah, aku merasa mulutku disembur oleh cairan kental berbau amis. Aku menyadari bahwa Rendy baru saja berejakulasi dalam mulutku, dan kini mulutku dipenuhi spermanya. Rendy kembali menekankan selangkangannya ke wajahku.

    “Telan kak! Jangan sampai bersisa!”

    Aku pun menuruti perintah Rendy, kutelan semua sperma dalam mulutku, sekaligus kuhisap-hisap penis Rendy agar spermanya tidak bersisa. Rendy hanya mengerang keenakan saat penisnya kubersihkan dengan mulutku.

    “Woow.. enaak.. lebih enak dari onanii” seloroh Rendy. Namun aku tidak peduli, aku terus menghisap-hisap penisnya itu hingga aku yakin tidak ada lagi sperma yang tersisa. Setelah selesai, Rendy mengeluarkan penisnya dari dalam mulutku.

    “Waah.. Kakak jago banget lho! Enak sekali kak!”

    “Rendy, kamu jahaat..” protesku.

    “Lho kenapa? Bukannya kakak sekarang sudah jadi pengantinku?” balasnya.

    “You may kiss your briide!!” sorak Rendy tiba-tiba.

    Tanpa basa-basi, Rendy segera mencium bibirku. Bibirku diemut-emut dengan lembut dan sesekali bibirku juga dijilati oleh lidahnya. Aku hanya membiarkannya mempermainkan bibirku sesuka hatinya. Pelan-pelan lidah Rendy membelah bibirku dan lidahnya menyusup kedalam rongga mulutku. Aku pun merespon dengan menghisap lidah Rendy dengan lembut.

    Sesekali juga kujulurkan lidahku, sehingga giliran Rendy yang menghisap air ludahku yang menyelimuti lidahku. Gairah seksualku sekarang benar-benar menguasai tubuhku, semakin kuingat bahwa Rendy yang saat ini sedang bercinta denganku, semakin aku tenggelam dalam hasratku. Selama beberapa menit kami terlibat dalam French kiss itu, sebelum akhirnya Rendy menghentikan ciumannya di bibirku. Aku pun tampak kecewa saat Rendy menjauhkan wajahnya.

    “Kenapa kak? Enak kan rasanya? Masih mau lagi?” tanyanya.

    Pertanyaan Rendy itu seketika memancing gairah seksualku yang meningkat. Aku merasa ini adalah sebuah kesempatan bagiku, namun sebelum aku sempat menjawab, tiba-tiba Rendy mengambil sehelai celana dalam putih berenda yang tadi kupakai dan menjejalkannya ke mulutku hingga celana dalamku memenuhi seluruh rongga mulutku. Belum puas, Rendy juga melakban mulutku sehingga celana dalamku itu tersumpal sempurna di dalam mulutku.

    “Mmfff.” Protesku pada Rendy. Namun suaraku terhalang oleh celana dalam yang menyumbat mulutku.

    “Jangan dijawab dulu, Kak. Nanti ya, Rendy mau istirahat dulu!”

    “Oh, Kakak juga boleh istirahat kok! Nah, daripada bosan, bagaimana kalau kakak nonton saja dulu?” lanjut Rendy. Aku bisa mendengar suara televisi yang dinyalakan dan suara pemutar DVD yang dibuka oleh Rendy. Setelah selesai, Rendy lalu mendatangiku yang masih terbaring mengangkang di ranjang.

    “Jangan berontak ya, Kak! Kalau macam-macam, video kakak kusebarkan!” ancamnya. Rendy lalu melepaskan ikatan kakiku di kedua tiang ranjang itu. Aku disandarkan ke kepala ranjang dan Rendy menyandarkan sebuah bantal di punggungku dan juga sebuah bantal kecil di pantatku untuk kududuki agar aku merasa nyaman. Tali yang tadi dipakai untuk mengikat kakiku kini digunakan untuk mengikat sikut tanganku yang masih terikat di punggungku pada kedua tiang bagian atas ranjang canopy itu agar aku tidak kabur.

    “Oke deh! Rasanya sudah cukup!! Nah, kakak santai saja ya? Nikmati saja filmnya!” Rendy lalu memutar DVD itu. Agen Judi Hoki Banget

    “Mmff!!” Aku berteriak terkejut saat melihat adegan percintaan seorang wanita berambut pirang di layar televisi itu, rupanya Rendy menyetelkan DVD porno untuk kutonton..

    “Kakak pelajari gayanya dulu, ya! Supaya nanti siap main dengan Rendy! OK?!” Rendy tersenyum dan beranjak pergi, meninggalkanku sendiri terikat di ranjang sambil berusaha menahan gejolak birahiku yang semakin mendera karena suguhan adegan panas dihadapanku.

    Aku pun terpaksa menonton film porno itu sekitar 2 jam. Yah, aku memang pernah melihat sekilas film porno di handphone teman-teman SMUku, namun mungkin karena ini pengalaman pertamaku melihat film porno selama itu, muncul keinginanku agar vaginaku dimasuki oleh penis seperti wanita bule yang ada di film porno itu. Pikiranku bergejolak, aku sadar bahwa aku akan kehilangan keperawananku apabila vaginaku dimasuki penis Rendy, namun di sisi lain, aku penasaran akan rasa nikmat yang tampaknya melanda wanita di film itu saat vaginanya dimasuki oleh penis. Aku juga ingin merasakan kenikmatan itu. Apakah aku juga akan merasa senikmat itu apabila vaginaku dimasuki oleh penis? Aku masih bisa mengingat dengan jelas rasa nikmat saat vaginaku dijilati dan dipermainkan oleh Rendy sebelumnya. Tentunya aku akan merasa lebih nikmat lagi apabila vaginaku dipermainkan oleh penis Rendy. Lagipula, setidaknya aku tidak perlu khawatir akan hamil sebab masa suburku baru saja terlewati minggu lalu. Akhirnya rasa penasaran dan gairah seksualku mengalahkan perasaanku. Sudah kuputuskan, aku akan melayani Rendy sepenuh hatiku. Aku sudah tidak peduli lagi akan statusku sebagai gurunya ataupun perbedaan usia kami, yang kini kuinginkan hanyalah mengejar kenikmatan seksualku semata. Bahkan status dan perbedaan usia kami malah menjadi sumber gejolak gairah seksualku. Detik dan menit berlalu, namun bagiku yang kini dikuasai gairah seksualku, serasa menunggu selama berhari-hari. Cairan cintaku sudah semakin banyak keluar dari vaginaku sehingga aku bisa merasakan bantal yang kududuki semakin basah. Akhirnya, pintu kamar itu terbuka juga dan masuklah Rendy kedalam kamar itu.

    “Bagaimana kak? Sudah puas nontonnya?”

    “Sudah tahu kan bagaimana gaya-gayanya?” lanjutnya. Aku hanya mengangguk pelan dengan wajah memelas.

    “Bagus, bagus!! Kakak emang pintar!” ujarnya sambil membelai kepalaku dengan pelan, seolah memuji anak kecil.

    “Hff..” jawabku.

    “Nah, kalau begitu kakak mau tidak kalau aku setubuhi seperti di film?” muncullah pertanyaan yang sedari tadi kutunggu. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengangguk sambil melihat wajah Rendy. Namun Rendy malah pura-pura tidak melihat sambil mematikan DVD playernya.

    “Apaa? Rendy nggak bisa dengar nih!”

    “Mmff!!” Aku berusaha untuk meminta Rendy melepaskan sumbatan mulutku agar aku bisa berbicara, namun Rendy malah melepas ikatan di kedua sikutku sehingga aku terbebas dari ranjang canopy itu. namun tanganku masih terikat kencang di punggungku. Aku lalu dituntun turun dari ranjang. Rendy tidak lagi mengawasiku dengan ketat. Ia tahu bahwa aku sekarang sudah tidak ingin kabur lagi.

    “Waah, udah gede masih ngompol yah, Kak?” ejek Rendy saat melihat bekas cairan cintaku di bantal yang tadi kududuki.

    Aku hanya menggeleng pelan, namun kurasa Rendy juga tahu bahwa itu adalah cairan cintaku yang meluber karena aku terangsang sedari tadi. Rendy lalu menarikku kehadapan sebuah papan tulis putih di kamar itu yang ditempeli berbagai rancangan bu Diana. Rendy melepas semua rancangan itu agar papan tulis itu bersih. Rendy juga memposisikan tubuhku agar terjepit diantara sebuah meja dihadapanku dan papan tulis itu dibelakangku. Aku terkejut saat Rendy dengan sigap menundukkan tubuhku di meja itu sehingga posisiku kini menungging kearah papan tulis itu. Rendy juga menaikkan rok gaun dan petticoatku bagian belakang dan mengaitkannya di pita putih gaunku yang ada di pinggangku, sehingga kini pantatku terpampang jelas menungging didepan papan tulis itu.

    “Nah, gimana kalau kakak tulis saja apa yang kakak mau? Soalnya kakak nggak bisa ngomong sekarang” ujarnya dari belakang. Aku pun semakin heran, bagaimana caraku menulis dengan tangan terikat dan posisi tubuh menungging seperti ini? Aku hendak berdiri, namun punggungku ditekan ke meja itu oleh Rendy.

    “Tahan sebentar ya, Kak” ujar Rendy sambil membuka celah pantatku. Rendy lalu menuangkan lotion ke jari telunjuknya dan mengusapkan lotion itu ke lubang pantatku. Sesaat aku merasakan jari Rendy yang menempel dilubang pantatku bergerak pelan mengoleskan lotion itu dan aku bisa merasakan rasa dingin dan licin akibat lotion itu di pantatku.

    Setelah lubang pantatku selesai dilumuri lotion, aku merasa ada sesuatu di lubang pantatku, aku tahu benda itu bukanlah jari Rendy karena benda itu terasa lebih besar dan keras dari jari Rendy.

    “HMMFF!!” jeritku saat tiba-tiba aku merasakan rasa sakit yang luar biasa di lubang pantatku. Suatu benda yang panjang dan keras menekan memasuki lubang pantatku. Aku menoleh ke belakang dan melihat Rendy memaksakan untuk memasukkan benda itu ke dalam anusku. Benda itu diputarnya perlahan masuk ke dalam pantatku seperti sekrup. Air mataku meleleh saat merasakan rasa perih yang amat sangat saat Rendy memperawani anusku dengan benda itu. Lubang pantatku serasa tersayat-sayat dan rasa perihnya tak terkira.

    “Wuiih.. lubang pantatnya seret banget! Padahal sudah dikasih lotion! Pasti masih perawan, nih!” komentar Rendy yang terus memutar benda itu masuk kedalam anusku. Aku hanya bisa menggeleng-geleng keras memohon agar Rendy menghentikan aksinya itu. Namun Rendy terus memaksakan benda itu untuk masuk kedalam pantatku.

    “Oke! Selesai deh!” seru Rendy. Aku menoleh kebelakang, aku amat panik saat menyadari sebuah spidol berukuran besar kini tertanam didalam pantatku. Spidol itu tampak mengacung tegak kearah papan tulis karena posisi tubuhku yang menungging.

    “Oops, tenang saja, Kak! Spidolnya sudah kumasukkan dengan baik, kok! Kakak tahan saja spidolnya dengan otot pantat kakak supaya tidak jatuh!” ujar Rendy. Kata-kata Rendy sama sekali tidak menenangkanku apalagi saat merasakan spidol besar yang sedang tertanam dalam pantatku.

    “Nah, ayo tulis apa yang kakak mau!”

    “MMFF!!” aku menggeleng memprotes Rendy. Ide anak ini benar-benar gila! Aku yakin dia pasti mempelajari cara ini lewat film-film pornonya untuk mempermalukanku.

    “Ayoo, kalau tidak, kakak nanti kubiarkan seperti ini, lho! Spidolnya tidak akan kucabut kalau kakak tidak mau menurut!” ancamnya.

    “Mmm..” aku memelas mendengar ancaman Rendy. Aku tahu kalau sedari awal aku tidak memiliki posisi menawar melawan Rendy dengan kondisi seperti ini.

    “Nah! Ayo, tulis di papan tulis kak! Seperti waktu kita belajar! Sekarang, aku mau kakak mengajariku menulis!” ujar Rendy sambil beranjak duduk dihadapanku, seolah sedang mendengarkan pelajaran di kelas.

    Aku berusaha tetap tenang dan mulai menggerakkan pantatku di papan tulis itu.

    “Mmf!” aku menjerit kecil dan mataku membelalak saat ujung spidol di pantatku menyentuh permukaan papan tulis.

    Pantatku terasa geli dan sedikit perih akibat tekanan spidol itu. Rendy tampak senang melihat ekspresi wajahku yang dipenuhi rasa panik, malu dan bingung akan keadaanku sekarang. Perlahan-lahan aku berusaha untuk menulis dengan pantatku di papan tulis itu. Kaki dan pahaku ikut bergerak menaik-turunkan tubuhku yang menungging. Aku selalu merintih setiap kali satu goresan kutulis di papan tulis itu karena sensasi yang ditimbulkan spidol itu dalam pantatku, yang entah bagaimana semakin membangkitkan gairah seksualku.

    “Hati-hati lho, kak. Kalau terlalu ditekan, spidolnya bisa tergelincir masuk kedalam pantat kakak. Nanti tidak bisa keluar lagi lhoo..” sorak Rendy.

    Dasar badung! Pikirku. Memangnya salah siapa kalau nanti spidol ini malah terselip masuk kedalam pantatku?! Malah sekarang aku yang harus berusaha keras menangkal resiko yang diciptakan oleh anak ini untuk tubuhku! Aku pun mulai kehilangan ketenanganku akibat sorakan Rendy itu. Apalagi sesekali aku merasa spidol itu semakin masuk kedalam pantatku saat aku menulis. Namun aku tetap berusaha keras dan hasilnya, 5 huruf yang acak-acakan tertulis di papan tulis itu. Aku menghela nafas lega saat aku melihat hasil tulisanku itu. Sulit untuk dibaca memang, bahkan aku yakin tulisan anak SD pasti jauh lebih mudah dibaca dari tulisanku; namun aku yakin telah menulis huruf P-E-N-I-S di papan tulis itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Bokep Lesbian Terpanas 2018

    Bokep Lesbian Terpanas 2018


    1447 views

  • Yui Kasuga Kirari 50 Sh

    Yui Kasuga Kirari 50 Sh


    1573 views

  • Cerita Seks Menantu Jadi Budak Seks Mertua Yang Ganas

    Cerita Seks Menantu Jadi Budak Seks Mertua Yang Ganas


    2261 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Menantu Jadi Budak Seks Mertua Yang Ganas ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Ini adalah kisahku tentang bagaimana aku mendapatkan kenikmatan dari menantuku istri dari anak ku sendiri. mari kita simak ceritanya, woyooo.

    Dina mematut diri di depan cermin. Ini adalah hari yang paling di nantikannya, hari pernikahannya. Ada banyak alasan kenapa akhirnya dia bersedia menikah dengan Doni. Dan seks adalah salah satunya, meskipun Doni hanya mempunyai sebuah penis yang kecil saja. Namun seks dengan lelaki lain menjadi jauh lebih menyenangkan meskipun sejak Doni telah menyematkan sebuah cincin berlian di jarinya. Dia merasa bersalah dan membutuhkannya dalam waktu yang bersamaan, setiap kali dia merasakan cincin tersebut di jarinya saat lelaki lain sedang meyetubuhi vaginanya yang dijanjikannya hanya untuk Doni.

    Dia ingat saat malam dimana Doni melamarnya. Dia tersenyum, mengangguk dan berkata “ya”, menciumnya dan menikmati bagaimana nyamannya rasa memakai cincin berlian yang sangat mahal tersebut. Dan setelah makan malam bersama Doni itu, dia langsung menghubungi Alan, begitu mobil Doni hilang dari pandangan, mengundangnya datang ke rumah kontrakannya. Dina menunggu Alan dengan tanpa mengenakan selembar pakaianpun untuk menutupi tubuhnya yang berbaring menunggu di atas tempat tidurnya, cincin berlian yang baru saja diberikan oleh Doni adalah satu-satunya benda yang melekat di tubuh telanjangnya. Ada desiran aneh terasa saat matanya menangkap kilauan cincin berlian itu waktu tangannya menggenggam penis gemuk Alan. Tubuhnya tergetar oleh gairah liar saat tangannya mencakup kedua payudaranya dengan sperma Alan yang melumuri cincin itu. Dan oergasme yang diraihnya malam itu, yang tentu saja bersama lelaki lain selain tunangannya, sangat hebat

    tangan yang tak dilingkari cincin menggosok kelentitnya dengan cepat sedangkan dia menjilati sperma Alan yang berada di cincin berliannya. Dia menjadi ketagihan dengan hal ini dan berencana akan melakukannya lagi nanti pada waktu upacara perkawinannya nanti.

    Saat ini, dia memandangi pantulan dirinya di dalam cermin mengenakan gaun pengantinnya. Dia terlihat menawan, dan dia sadar akan hal itu. Dina tersenyum. Dia membayangkan nanti pada upacara pernikahannya, teman-teman Doni akan banyak yang hadir dan akan banyak lelaki lain yang akan dipilihnya salah satunya untuk memenuhu fantasi liarnya. Vaginanya berdenyut, dan dia membayangkan apa yang akan dilakukannya untuk membuat hari ini lebih komplit dan sempurna, saat lonceng berbunyi nanti.

    Saat dia membuka pintu, Papah Doni, Darma, sedang berdiri di sana, bersiap untuk menjemputnya dan mengantarnya ke gereja. Dina menarik nafas dalam-dalam. Dia tahu lelaki di hadapannya ini sangat merangsangnya – beberapa bulan belakangan ini dia telah berusaha untuk menggodanya, dan dia pernah mendengar lelaki ini melakukan masturbasi di kamar mandi saat dia datang berkunjung ke rumah Doni, menyebut namanya. Dina belum pasti apakah mudah nantinya untuk menggoda Darma agar akhirnya mau bersetubuh dengannya, tapi sekarang dia akan mencari tahu tentang hal tersebut. Dia tersenyum lebar saat menangkap mata Darma yang manatap tubuhnya yang dibalut gaun pengantin ketat untuk beberapa saat.

    “Papah” tegurnya, dan memberinya sebuah ciuman kecil di pipinya. Parfumnya yang menggoda menyelimuti penciuman Darma. “Papah datang terlalu cepat, aku belum siap. Tapi Papah dapat membantuku.” Digenggamnya tangan Darma dan menariknya masuk ke dalam rumah kontrakannya, tempat yang akan segera ditinggalkannya nanti setelah menikah dengan Doni. Dewapoker88

    Darma mengikutinya dengan dada yang berbar kencang. Ini adalah saat yang diimpikannya. Dia heran bagaimana anaknya yang pemalu dan bisa dikatakan kurang pergaulan itu dapat menikahi seorang wanita cantik dan menggoda seperti ini, tapi dia senang karena nantinya dia akan mempunyai lebih banyak waktu lagi untuk berdekatan dengan wanita ini. “Apa yang bisa ku bantu?”

    Dina berhenti di ruang tengahnya yang nyaman lalu duduk di sebuah meja.

    “Aku belum memasang kaitan stockingku… dan sekarang, dengan pakaian ini… aku kesulitan untuk memasangnya.”

    Suaranya terdengar manis, tapi matanya berkilat liar menggoda. Diangkatnya tepian gaun pengantinnya, kakinya yang dibungkus dengan stocking putih dan sepatu bertumit tinggi langsung terpampang.

    “Bisakah Papah membantuku memasangnya?”

    Darma ragu-ragu untuk beberapa waktu. Jantungnya berdetak semakin cepat. Apakah ini sebuah “undangan” untuk sesuatu yang lain lagi, ataukah hanya sebuah permintaan tolong yang biasa saja? Dia mengangguk.

    “Oh, tentu…” dia berlutut di hadapan calon istri anaknya dan bergerak meraih kaitan stockingnya. Jemarinya sedikit gemetar saat Dina dengan pelan mengangkat kakinya . Darma berusaha untuk memasangkan kaitan stocking itu.

    Dina menggigit bibir bawahnya menggoda, dan lebih menaikkan gaunnya, menampakkan paha panjangnya yang dibalut stocking putih. Dia dapat merasakan sebuah perasaan yang tak asing mulai bergejolak dalam dadanya., sebuah tekanan nikmat yang membuat nafasnya semakin sesak, membuat nafasnya semakin memburu, dan membuatnya semakin melebarkan kakinya. Dia dapat merasakan cairannya mulai membasahi. Kaitan itu akhirnya terpasang di sekitar lututnya. Darma menghentikan gerakannya, tak yakin apakah dia sudah memasangkan dengan benar.

    “Papah, seharusnya lebih ke atas lagi…” tangan calon Papah mertuanya yang berada sedikit dibawah vaginanya membuatnya menjadi berdenyut dengan liar.

    Keragu-raguan itu hanya bertahan untuk beberapa saat saja. Tangan Darma menarik kaitan itu semakin ke atas saat calon istri anaknya meneruskan mengangkat gaun pengantinnya semakin naik. Dia menelan ludah membasahi tenggorokannya yang terasa kering saat akhirnya kaitan itu terpasang pada tempatnya di bagian paling atas stockingnya. Dia yakin dapat mencium aroma dari vagina Dina sekarang, yang membuat jantungnya seakan hendak melompat keluar dari dadanya. Tangannya berhenti, kaitan stocking itu melingari bagian atas paha Dina… dan dia merasakan bagian gaun pengantin itu terjatuh saat Dina melepaskan sebelah pegangannya untuk meraih bagian belakang kepalanya dan mengarahkan wajah Papah calon suaminya mendekat ke vaginanya, dan Darma menemukan tak ada celana dalam yang terpasang di sana.

    Dina melenguh dan memejamkan matanya saat harapannya terkabul. Darma tak memprotes atau menolaknya, lidahnya menjilat tepat pada bibir vaginanya, dan Dina semakin basah dengan cairan gairahnya. Dengan sebelah tangan yang masih menahan gaun pengantinnya ke atas, dan yang satunya lagi menekan wajah calon mertuanya ke vaginanya yang terbakar, dia mulai menggoyangkannya perlahan. Ini serasa di surga, dan menyadari apa yang diperbuatnya tepat di hari pernikahannya membuat tubuhnya semakin menggelinjang. Dia mengerang saat lidah Darma memasuki lubangnya, dan lidah itu mulai bergerak, menghisap bibir vaginanya, menjilati kelentitnya, wajah Darma belepotan dengan cairan kewanitaan calon istri anaknya di ruang tengah rumah kontrakannya.

    Semakin Dina menggelinjang, semakin keras pula Darma menghisapnya.

    “Oh ya Papah… jilat vaginaku… buat aku orgasme sebelum aku mengucapkan janjiku pada putramu… kumohon…” perasaan salah akan apa yang mereka perbuat membuat Dina dengan cepat meraih orgasmenya, dan hampir saja dia rubuh menimpa Darma. Ini bukan seperti orgasme yang biasa diraihnya, ini seperti rangkaian ombak yang menggulung tubuhnya, merenggut setiap sel kenikmatan dari dalam tubuhnya.

    Cairan Dina terasa nikmat pada lidah Darma, dia menjilat dan menghisap vaginanya seperti seorang lelaki yang kehausan. Penisnya terasa sakit dalam celananya, cairan pre cum nya membasahi bagian depan tuxedonya.

    Dina kembali menggelinjang, lalu dengan pelan bergerak mundur, membiarkan gaun pengantinnya menutupi Papah Doni. Lalu dia membuka resleting di bagian belakang gaunnya dan membiarkannya jatuh menuruni tubuhnya. Dia melangkah keluar dari tumpukan gaun pengantinnya yang tergeletak di atas lantai, hanya mengenakan sepatu bertumit tingginya, bra, dan tentu saja stocking beserta kaitannya yang baru saja dipasangkan Darma pada pahanya. Dina tersenyum padanya, vaginanya berkilat dengan cairannya.

    “Aku akan ke kamar mandi untuk membetulkan make-up, kalau Papah memerlukan sesuatu…” dia berkata dengan mengedipkan matanya. Darma menatapnya melenggang dan menghilang di balik pintu, begitu feminim dan menggoda. Hanya beberapa detik kemudian dia menyusulnya.

    Saat dia memasuki kamar mandi dan berdiri di depan sebuah cermin di atas washtafel, dan sudah mengenakan sebuah celana dalam berwana putih. Darma tahu kalau ini adalah salah satu godaannya yang manis, dan dia telah siap untuk bermain bersamanya.

    Dina melihatnya masuk, dan dengan sebuah gerakan yang cantik membuka lebar pahanya. Darma melangkah ke belakangnya, mata mereka saling terkunci dalam masing-masing bayangannya dalam cermin. Tangan Darma bergerak ke bagian depan tubuhnya, menggenggam payudaranya yang masih ditutupi bra. Dina tersenyum. “Tapi Papah, bukankah ini tak layak dilakukan oleh seorang Papah calon pengantin pria?”

    Darma memandangi bagaimana bibir Dina yang membuka saat bicara, mendengarkan hembusan hangat nafasnya, seiring dengan tangannya yang meremasi payudaranya dalam balutan bra. “Tak se layak apa yang akan kulakukan padamu.”

    Dina menggigit bibirnya dan mendorong pantatnya menekan penisnya yang mengeras.

    “Aku nggak sabar,” bisiknya.

    Sejenak kemudian Dina merasakan tangan calon Papah mertuanya berada di belakangnya saat dia melepaskan sabuk dan membiarkan celananya jatuh turun. Dengan mudah tangan Darma menarik celana dalamnya ke samping. Dina menarik nafas dalam-dalam saat dia merasakan daging kepala penisnya menekan bibir vaginanya yang masih basah.. Dia mengerang dan memegangi tepian washtafel saat dengan perlahan Darma mulai mendorongkan batang penis itu memasukinya. Dina merasakan bibir vaginanya menjadi terdorong ke dalam, merasakan dinding bagian dalamnya melebar untuk menerimanya.

    “Apa ini terasa lebih baik dari penis putaku?” Darma tersenyum puas. Dia tahu se berapa ukuran penis putranya, dan dia yakin kalau putranya mewarisinya dari garis ibunya. Vagina calon istri putranya terasa sangat menakjubkan pada batang penisnya, dengan cepat dia sadar kalau dia layak untuk menyetubuhi calon menantunya lebih sering dibandingkan putranya. Dan dia mendapatkan firasat kalau dia bisa melakukannya kapanpun mereka memiliki kesempatan.

    “Oh brengsek!!! Ya Papah… ayo… beri aku yang terbaik untuk merayakan pernikahanku dengan putra kecilmu.” dia lebih membungkuk ke bawah, dan merasakan tangan Darma pada pinggulnya. Dia mencengkeramnya dengan erat dan mulai memompanya keluar masuk. Mereka sadar akan terlambat menghadiri upacara pernikahan, tapi Darma memastikan vagina sang mempelai wanita benar-benar berdenyut menghisap sehabis persetubuhan keras yang lama. Dina mengerang dan menjerit dan bergoyang pada batang penis itu, mengimbangi gerakannya. Mereka saling memandangi bayangan mereka berdua di dalam cermin saat menyalurkan nafsu terlarang mereka.

    Dina merasa teramat sangat nakal, disetubuhi dengan layak dan keras oleh Papah calon suaminya tepat sebelum upacara pernikahannya. Darma merasakan vaginanya mengencang pada batang penisnya, dan kali ini, dia merasa seluruh tubuh Dina mengejang sepanjang orgasmenya. Wanita ini adalah pemandangan terindah yang pernah disaksikannya, punggungnya melengkung ke belakang ke arahnya seperti sebuah busur panah yang direntangkan, matanya melotot indah, mulutnya ternganga dalam lenguhan bisu. Darma bahkan dapat merasakan pancaran dari orgasmenya menjalari batang penisnya saat dia tetap menyetubuhinya.

    Dia telah membuatnya mendapatkan orgasme seperti ini selama tiga kali, hingga dia nyaris rubuh di atas washtafel, menerima hentakannya, vaginanya hampir terasa kelelahan untuk orgasme lagi. Tapi Darma tahu bagaimana membawanya ke sana.

    “Kamu mengharapkan spermaku, iya kan, Dina? Kamu ingin agar aku mengisimu dan membuat vaginamu terlumuri spermaku yang sudah mengering saat berjalan di altar pernikahanmu, benar kan wanita jalangku?”

    “Oh ya… yaaa!” sang pengantin wanita mulai kesulitan bernafas, dan Darma dapat merasakannya menyempit. Darma melesakkan batang penisnya sedalam yang dia mampu, dengan setiap dorongan yang keras, dan segera saja dia merasakan sensasi terbakar itu A?a,?aEs dan dia tahu dia tak mampu menahannya lebih lama lagi. Tepat saat penisnya melesak jauh ke dalam vagina calon istri putranya, menyemburkan cairan sperma yang banyak ke dalam kandungannya, dia merasakan tubuh Dina menegang dan orgasme untuk sekali lagi.

    Dicabutnya batang penisnya keluar, menyaksikan lelehan sperma yang mengalir turun di pahanya menuju ke kaitan stocking pernikahannya. Darma tersenyum. “Aku akan menunggu di mobil, Dina…”

    Perlahan Dina bangkit, masih menggelenyar karena sensasi itu, wajahnya memerah, lututnya lemah, vaginanya berdenyut dan bocor. “Mmm, baiklah Papah.”

    Dia memutuskan untuk melakukan “tradisinya” dan dan mengorek sperma Papah Doni dari pahanya dengan jari tangan kirinya yang dilingkari oleh cincin berlian pemberian Doni.

    Saat Darma melihat mempelai wanita putranya masuk ke dalam mobil, sudah rapi dan bersih, terlihat segar serta berbinar wajahnya dan siap untuk upacara pernikahan, sedangkan bayangannya yang terpantul dari kaca mobil adalah saat Dina memandang tepat di matanya dan menjilat spermanya dari cincin berlian pemberian putranya itu…

    Itulah kumpulan cerita dari Ngentot dengan Menantuku sendiri semoga dengan adanya artikel ini bisa buat kalian semakin sange. salam sange woyooo…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Petite teen girl Lucie Cline takes an internal cumshot from her fuck buddy

    Petite teen girl Lucie Cline takes an internal cumshot from her fuck buddy


    1327 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Perjakaku Diambil Oleh Polwan Cantik

    Perjakaku Diambil Oleh Polwan Cantik


    1572 views

    Kisah ini terjadi sekitar 2009 an, saat aku masih kuliah sambil cari kerja sampingan buat biaya kuliah. Kebetulan ada temen ibuku yang punya warnet di kota ini, jadi aku kerja nungguin warnet. Shift jaga biasanya malam, mulai jam 7 sampe jam 12 malam. Tapi kadang-kadang gentian sama teman-teman yang lain, tergantung situasi lah.

    Saat itu aku jaga warnet malem sendirian, harusnya sih berdua, tapi biasa lah ada aja alesan untuk ngilang. Yang heran, tumben warnet sepi banget (padahal tahun2 segitu saat orang jarang punya modem sendiri, warnet ndak pernah sepi lho). Jadinya aku santai-santai sambil browsing materi kuliah, sambil slonjor-slonjor dan nyamil kacang.
    Sekitar jam 9 ada suara motor berhenti diluar. Hah, akhirnya ada pengunjung juga. Pintu kemudian dibuka, Nampak cewek masuk, bodynya tinggi, wajahnya imut sih, rambut potong pendek dan pake jaket dan celana panjang.

    Mau nge-net ada mas? tanyanya.
    Oh, silahkan mbak, kosong kok. Bebas milih mana saja. Jawabku ramah sambil melihat wajah imut tersebut.
    Makasih mas, saya dipojok situ aja” dia lalu menuju bilik yang pojok, terus nglepas sepatu dan duduk (bilik warnetnya lesehan semua). Aku lihat sepatunya sepatu kulit, kayak-kayaknya bukan cewek biasa nih. Setelah duduk, dia membuka jaket, ternyata dibalik jaketnya dia memakai seragam polisi, pangkatnya Segitiga Kuning satu biji, ohh Sersan Dua pangkatnya. Ohh.., seorang polwan yang manis pikirku.

    Mas, username ama passwordnya apaan nih?? tanyanya, sambil menoleh ke aku.
    Ehh.., ohh.., bebas kok mbak, langsung aja kataku jadi sedikit gagap gara-gara terpana plus kaget..
    Okey mas, makasih
    Beberapa menit sambil browsing aku curi-curi lihat ke mbak polwan tadi. Lama-lama kok beberapa kali ketahuan lagi nyuri pandang. Akhirnya aku gak berani lagi ngliat dia. Konsentrasi aku alihkan ke monitor komputerku. Karena bosan dengan materi kuliah, aku mulai browsing situs-situs hot.
    Setengah jam berlalu, tiba-tiba aku kaget saat mbak tadi sudah disampingku.
    Mas, ajari bikin email dong katanya
    Ehh ,ehhhh, ehhh iya aku panic, karena monitorku isinya penuh gambar pasangan lagi adegan hot. ayo mbak, saya ajari aku langsung berdiri dan mengajak mbak polwan tadi ke biliknya (supaya aku gak tengsin & terlalu lama salting didepan komputerku).

    Aku mulai ngajari cara mbuat email dari dasar-dasarnya. Sambil lirak-lirik aku baca namanya, sebut saja Dewi. Dewi tampak antusias mendengar penjelasanku, kemudian mulai mencoba mempraktekkan langkah demi langkah. Aku masih grogi, bagaimana tidak, lha wong dia polwan… hiiiii. Tapi kayaknya dia yang berusaha mencairkan suasana.
    Mas sudah lama kerja diwarnet ya? tanyanya
    Wah, baru kok mbak. Ini juga buat nambah-nambah biaya kuliah jawabku sambil berusaha tersenyum, tapi masih kaku. Shitt.
    wah, kok lancer banget gitu ya nge-netnya? Ehh, jangan panggil saya mbak dong. Nih, kan namaku udah terpampang jelas gini. Panggil Dewi aja ya? Kalo nama mas sapa?
    Saya Andri mbak.., wah nggak berani manggil gitu mbak. Ngak sopan Jawabku sambil menggerakkan mouse.
    Nggak papa kok, biar akrab. Lagian kayaknya kita seumuran ya. Aku dua puluh tiga tahun kok paparnya blak-blakan, jarang yh cewek blak-blakan masalah umur

    Ya deh mbak, eh Dewi, kalo saya baru dua puluh dua tahun mbak, tuaan mbak dikit dong, ngomong-ngomong kok masih pake baju dines. Habis tugas ya? tanyaku sambil kesempatan buat mandang wajahya yang manis (buehhh, betul-betul manis nihh)
    iya habis ikut pengamanan di balaikota, tadi ka ada demo mahasiswi. Jadi Polwannya turun semua.
    Ohh.., gitu. Lho mbak Dewi kok gak pulang kerumah? tanyaku lagi
    Nggak, tadi lihat warnet jadi pengin mampir. Sekalian belajar
    Emang mbak Dewi rumahnya dimana?
    Di perumahan ****, yahh agak jauh sih. dia menjawab sambil tersenyum manis wihhh.
    Lho, udah nikah ya mbak? (nanya nya mulai gak konsen gara-gara senyuman tadi)Udah, nikah sih udah satu tahun. Suamiku sipil, kerja di expidisi. Tapi lagi ruwet nihh…, dia kecantol ama temen kerjanya, ini aku lagi ngurus cerai katanya sambil sedikit serak.
    Ehm, maaf mbak. Lancang nanya.
    Gak papa.., kalo mas sendiri? Lhahh, dia balas nanya
    Belum mbak, pacar aja gak ada. Nanti-nanti lah
    Ohh, padahal penampilan mendukung lhoh dia menjawab sambil tersenyum lagi. Matek aku panas dingin langsung. Apalagi tangannya sambil menyenggol bahuku beuhhh.
    Ahh, mbak bisa aja. Ehh.., suami mbak terlalu juga ya. Mbak yang secantik ini di khianati agak nggombal dikit jawabanku
    Hahaha, cantik gimana? Biasa aja ah Sambil tangannya disenggolkan ke bahuku lagi. Tapi, hatiku sedih sekali, makanya kadang kalo pulang kerja aku ndak langsung kerumah. Tapi jalan kemana dulu gitu
    Lho, cantik betul lho mbak, manis tinggi langsing lagi entah darimana kata-kata ini kudapat, dia terlihat agak tersipu-sipu. Senyumnya makin mengembang.

    Ehmm.., makasih ya. Eh.., ngliat situs-situs yang kayak tadi dimana ya? tanyanya agak malu-malu
    Ehhh.., yang mana ya mbak? jawabku pura-pura bego
    Yang tadi itu lho, yang dikomputernya mas.
    Ohh.., ehh gak papa ya mbak? Ini aku carikan alamatnya aku mulai mengetik alamat, dan muncul gambar-gambar orang lagi bercinta berat. Aku lihat matanya menatap monitor penuh hasrat. Ini tinggal di klik link-link yang ada. Banyak kok nantinya” Sambil aku beranjak pergi, mau kembali ke tempat operator.


    Ehh, kemana mas? Temenin aku dong, siapa tau nanti ad kesulitan lagi. Sambil tangannya meraih tanganku dan menarikku untuk duduk lagi. Disini aja ya.. dan aku mengangguk pelan.
    Kami berdua mulai browsing situs-situs xxx, dan aku merasa duduk makin merapat. Mata Dewi tak lepas dari monitor, nafasnya terdengar agak memburu (aku juga demikian sihh hehehehe). Terasa tubuhku mulai bersentuhan dengannya, hangat dehh. Tangannya ditumpangkan kepahaku, membuat konty ku meluap meronta-ronta (waktu itu aku masih betul-betul perjaka bayangkeunn), diusap-usap pahaku. Aku beranikan memeluk pinggangnya yang ramping dan aku rapatkan tubuhnya ke tubuhku.

    Mas, udah pernah kayak yang dikomputer ini ndak? tanyanya pelan, agak berbisik. Wajahnya betul-betul rapat dengan wajahku, bikin aku gelagepan.
    Belum mbak, pacar aja gak punya, ciuman juga belum pernah jawabku jujur.
    Ehmmm, kalau gitu di berdiri kemudian berjalan kepintu depan. Pintu dikunci oleh dia, kemudian tulisan closed dibalik. Lalu dia kembali ke tempatku duduk, kembali memeluk aku yang sudah betul-betul panas dingin.
    Mau nggak kayak gitu?? setengah berbisik dewi nanya didekat telingaku, seluruh badanku jadi merinding. Bibirnya ditempelkan ke telingaku. Anjrriiiiittttt, aku gak bisa ngomong apa-apa. Tanpa menunggu jawabanku tangannya menarik tangan kiriku, ditempelkan ke toketnya. Gak terlalu besar sih, tanganku dibimbing untuk membuat gerakan mengusap dan meremas. Setelah aku bisa gerak sendiri, tanganku dilepaskan. Kemudian tangan kanan Dewi menelusup kedalam kaosku, meremas dan memilin-milin putingku. Badanku kayak kejang semua jadinya.

    Mas, mau kan sama Dewi? Satu malam ini aku milikmu masss suaranya mendesah ditelingaku. Mulutnya memagut bibirku, lidahnya liar masuk kemulutku. Sementara aku mendesah-ndesah keenakan (pengalaman pertama ) tanganku semakin aktif meremas toketnya. Tangan Dewi kemudian membuka beberapa kancing baju dinasnya, ehhh ternyata masih ada kaos dalam. Kaos dalam dia sibakkan ke atas, kemudian BH juga dia sibakkan ke atas. Tanganku ditarik lagi buat meremas-remas toketnya, aku mulai bersemangat.

    Tangan Dewi menelusup ke celanaku, kontolku yang udah bengkak diremas-remas, ahhhhhh. Ubun-ubun kayak mau meledak. Sementara Dewi terus memagut seisi mulut dan lidahku. Perlhan kaosku dinaikkan keatas, bibir Dewi kemudian pindah menjelajahi dadaku. Lidahnya menjilati putingku. Huuuuuhhhhh, sambil sesekali terasa gigitan-gigitan kecil yang sering bikin aku kaget. Terasa seluruh dadaku disapu lidahnya.., rasanya nyaman-nyaman gimana gitu, lidahnya mulai turun menjilati pusarku. Karuan aja aku mengelinjang kesana-kemari.

    Perlahan tangannya membuka risluting celanaku, diturunkan sebatas lutut. Didalam cd, kontol ini mulai terasa berdesir-desir, sementara Dewi dengan buas menciumi batang kejantananku. Tak lama kemudian, cd ku dilorotkan sebatas lutut juga.
    Mas, burungnya lumayan besar ya.. emmm” sambil tangannya mengelus dan meremas-remas batangku.
    Uhhhh, emang besar ya mbakkk??? tanyaku sambil merem melek
    Nggak terlalu besar sih, tapi pas segini nih
    Dewi menjawab sambil tangannya mulai mengocok batangku. Massss., burungnya aku emut yaa??
    Iya mbak Aku udah gak konsen, Dewi lalu mulai mengulum kepala dan batang burungku pelan-pelan. Lembut banget, tangan kananku dengan gemas meremas-remas rambutnya yang pendek, rapi dan hemmmm., sangat wangi. Dan tangan kiriki meremas toket dibalik baju dinasnya, kenyal banget.

    Semakin lama kulumannya semakin cepat, aku semakin menggelinjang dan kelojotan.
    Ohhhh, Wii.., Dewiii.., sudahhhh, sudahhh, aku nggak tahannnnn” aku menceracau sejadi-jadinya. Baru pertama kali diemut, sama cewk manis lagi. Wahhhh betul juga, pangkal batangku mulai terasa senut-senut.
    Dewiii.., ohhh gak tahan mbakkk senut-senutnya semakin kencang dan akhirnya terasa ada sesuatu menggelegak crottt.., crottt. Spermaku keluar didalam mulut Dewi. Tapi.., aduhhhh Dewi nggak melepas batang burungku, tetap dikulum-kulum dan disedot. Terasa bukan nikmat yang sekarang, tetapi jadi geli gak tertahan.
    sudah mbakkk, geli aku.. sambil tanganku berusaha melepas kepala Dewi dari burungku. Tak berapa lama ia melepas mulutnya dari burungku, uhhhhhh. Seluruh badan lemas serasa tak bertulang. Dewi tersenyum melihatku, kulihat mulutnya sedikit mengecap-ngecap.
    Ehhh mbak, spermaku mbak telan ya?? tanyaku
    Iya, nggak papa kok. Sehat tuh, rasanya emang agak asin sihh. Lagian daripada nyemprot kemana-mana, bisa kena macem-macem tuhh….” Dewi menjawab sambil tersenyum genit. Tangannya mulai bergerilya lagi mengejar batang burungku yang sudah mulai mengkerut. Dipegang dan mulai dielus lagi…, aku masih menggelinjang geli…, tapi lama-lama mulai terasa hangat dan nikmat lagi. Mulutnya kembali memagut mulutku, kami berciuman dengan ganas. Aku mulai bisa mengimbangi permainannya.
    Mas, setelah ini giliranku yang dikasih kenikmatan ya? sambil nafasnya mulai tersengal-sengal
    Ya mbak, aku puasin mbak dehh” tanganku dibimbing untuk ikut melepas celana dinas coklat miliknya. Aku plorotkan hingga sebatas lutut. Tampak celana dalam warna hitam yang menutupi gundukan. Nggak sabar sekalian aku plorotin celana dalamnya. Terlihat jembut tebal menghiasi gundukan daging. Tanganku mulai mengusap dan berusaha menyibak jembutnya, mencari sesuatu seperti yang ada di situs-situs porno.
    Dengan lembut tangan Dewi membimbing tanganku, dan mengarahkan mulutku kea rah memeknya. Cuma karena celana Cuma dilorot sebatas lutut, maka agak sulit untuk sampai ke memeknya. Akhirnya lidahku dapat menjangkau memeknya, kujilat dikit-dikit dan terasa agak basah (hihihi, agak bau keringat ya.., nggak papa). Dewi mulai mendesah lirih, aku tambah ritmenya.
    Masss, ayo masukin aja ya, udah nggak tahan nih.. Dewi bersuara lirih.
    Ya mbak Aku kembali berdiri dan bersiap dengan burungku. Tapi aku kebingungan, dengan posisi celanaku yang sebatas lutut dan Dewi yang juga sama kami berdua keliatannya sama-sama bingung.
    Mbak, masukinnya gimana nih??
    Ehh.., iya ya mas., gimana kalau dari belakang saja? Aku agak nungging ya
    Ya deh.., terserah mbak. Aku masih bingung nih.. Lalu Dewi berbalik dan posisi merangkak, kedua pahanya direnggangkan sehingga memeknya sedikit tampak membuka.
    Sini mas, masukkan, tusuk ke yang sini yaa tangannya menjangkau dan memegang batangku, ditarik pelan-pelan kearah lubang memeknya yang agak basah. Sebentar kemudian, kepala burungku digesek-gesekkan ke memeknya, nikmat sekali
    Aku mulai sedikit mendorong batang burungku kelubang memeknya. Pelan-pelan, batangnya mulai ambles kedalam memek. Tanganku mulai meremas-remas pantat Dewi. (gila, bulat banget nih pantat polwan, kenceng banget lagi. Banyak olahraga kali ya?). Terkadang tanganku menyusup kedalam baju dinasnya dan meremas-remas toketnya serta memilin putting susunya. Dewi mendesah-ndesah keenakan.
    Gimana masss??? Enakkk? terus mas maju mundur aja.
    Ya mbak, enak. Mbak seksi banget yahh, udah langsing pantatnya montok lagi pujiku jujur
    Ahhh mas, bisa aja. Burung mas juga enak kok…, kuat banget, padahal baru keluar habis-habisan lho tadi…” godanya genit. gimana mas perasaannya nggoyang polwan??

    Ehhh, agak deg-degan juga sambil pinggulku memaju mundurkan batang didalam memeknya. Sambil mataku lihat jam dinding, 22.30. tanganku semakin familiar dengan lekuk-lekuk tubuh Dewi. Pundak Dewi kemudian merendah, pantatnya sekarang benar-benar nungging, nafasnya mulai memburu tak teratur.
    Ahhhh mass, enakkkkk, terusss badannya mengeliat-geliat, sesekali tampak pantat bulatnya mengejang. ohhhh. Ohhhhh.., ahhhhhhhh Tampak seluruh badan Dewi mengejang beberapa saat dan kemudian mengendur pelan-pelan.
    Aku dah orgasme mass., ayo mas terus aja sampe keluar matanya sayu tapi mengerling manja ke arahku. Mau ganti gaya ya mas?? Spooning aja ya? Mas pasti tau dehh yukk
    Ya mbak aku pelan-pelan rebah bersama Dewi. Posisi spooning sekarang, aku peluk Dewi dari belakang sambil sku sodokkan burungku berulang-ulang dan sekuat tenaga.
    ahh, ahhh, ahhh Dewi menjerit pelan, aku terus memompa
    Ahhhh mbakkk, akuu keluarrrrr tubuhku mengejang dan crott crottt. Spermaku keluar untuk kedua kalinya Pelukanku ke Dewi bagai mencengkeram sampai Dewi sepertinya sulit bernafas.
    masss., puas ya ucapnya lembut dan manja, aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Aku melirik jam dinding.., sudah jam 23.15.

    Ada apa sih mas, kok lihat jam??? Nggak suka ya? Dewi merengut
    nggak mbak.., tapi udah hamper jam setengah dua belas, temenku yang aplusan jaga bentar lagi dating jelasku
    Ohhh kirain.. senyumnya manja kemudian kepalanya menoleh ke wajahku dan mulai memagut mulutku lagi. ya udah, kita beres-beres dulu yuk. Aku melepas batangku yang mulai lemas dari memeknya, kuambil tisu untuk menahan dan membersihkan cairan disekitar memeknya.

    Makasih ya mas sambil dia merapikan kembali seragam polwannya. Merapikan lagi rambutnya yang pendek, aku suka sekali melihatnya.
    Mbak cantik banget dehhh
    ahhh mass., makasih juga. Sama-sama, aku juga sangat menikmati ini kok. Kalau bisa lain kali kita ketemuan lagi, aku percaya kamu kok balasnya masih dengan nada manja. Ehh, boleh minta nomer hp ya mas, supaya bisa ketemuan lagi
    Tentu mbak, mbak baik banget. Perjakaku diambil mbak lhoo.. aku sedikit tersipu
    Ohhh, maaf ya. Habis aku pngen banget sihhhh semoga kamu suka dan nggak kapok setelah rapi, dia memakai sepatu dan mau membayar internet. ndak usah mbak.., ini bayarannya sudah sangat berlebih kok jawabku
    Ahhh yaudah. Makasih ya .. Setelah tukar menukar nomer hp, Dewi membuka pintu dan menyempatkan kissbye yang aku bales dengan lebih mesra.

    Dan sejak itu kadang-kadang aku ketemuan dengan Dewi diberbagai tempat.Beberapa minggu setelah itu Dewi bercerai dengan suaminya. Hubunganku dengan Dewi hingga tahun 2012. Tahun itu dewi udah punya suami baru, seorang perwira polisi. Aku ndak berani ketemuan lagi, dan Dewi kayaknya sekarang betul-betul sayang sama suaminya. Aku turut bersyukur saja.

  • Cerita Sex Dua Tante Ini Minta Di Puasin Gan

    Cerita Sex Dua Tante Ini Minta Di Puasin Gan


    1382 views

    Cerita Sex Tante – Pukul 20:00 WIB bel pintu rumah kontrakanku berdering, ketika itu aku di dapur sedang membuat mie rebus kesukaanku. Dengan berlari kecil menuju pintu depan, lalu aku membuka pintu, ternyata yang datang ke rumahku adalah Tante Lisa berserta temannya, aku belum kenal siapa dia.

    “Hi Dedi.. apa kabar Sayang,” kata Tante Lisa.
    “Ooo Tante, Silakan masuk Tan,” balasku sambil mempersilakan mereka duduk di sofa panjang di ruang tamu.
    “Tan, maaf yach di tinggal dulu mo matiin kompor soalnya lagi masak mie nich..” kataku.
    “Oh ya Ded.. silakan.” balasnya.
    Seketika itu juga aku beranjak ke dapur. Dua menit kemudian aku kembali ke ruang tamu lagi. Lalu aku di kenalkan dengan temannya oleh Tante Lisa.
    “Ded, kenalin nich temen tante,” katanya.
    “Nining..” katanya.
    “Dedi..” balasku.

    Lalu terjadilah perbincangan antara kami bertiga, hingga akhirnya Tante Lisa mengajakku untuk ML bersama-sama.
    “Ded, puasin kita dong.. mau khan?” kata Tante Lisa.
    “Boleh.. kapan?” tanyaku pura-pura bodoh.
    “Yach sekarang dong.. masa tahun depan sich,” kata Tante Nining.
    “Ded.. Tante Lisa udah cerita tentang kamu, dan Tante Nining tertarik mau nyobain permainan kamu Ded,” katanya.
    “Ah, Tante Nining ini ada-ada aza,” candaku.
    Kemudian aku berdiri menuju sofa, dan aku duduk di tengah-tengah mereka, tanganku mulai memegang dan meremas-remas payudara Tante Nining dari luar bajunya, dan kulihat Tante Nining mendesis, dan dia hanya diam saja sewaktu tanganku memainkan payudaranya. Lalu aku mulai mencium bibirnya, bibirku dibalas oleh TanteNining dengan ganasnya. Lidah kami saling berpautan dan air ludah kami saling telan. Melihat aku dengan TanteTining sedang asyik bercumbu, tangan Tante Lisa mulai bergerilya, meremas-remas batang kejantananku dari luar celanaku.

    Tiga menit setelah aku selesai menikmati bibir dan aksi remasanku di payudara Tante Nining, lalu aku mengajak mereka masuk ke dalam kamar tidurku. Lalu kami bertiga masuk ke kamarku. Di dalam kamarku mereka berdua melepaskan pakaiannya masing-masing hingga bugil. Alamak aku sempat tertegun melihat kedua tubuh mereka dan kedua payudara serta liang kewanitaan mereka yang indah itu. Payudara mereka sama besarnya, cuma perbedaan dari mereka adalah bulu kemaluannya, bulu kemaluan Tante Lisa sangat lebat dan hitam, sedangkan kewanitaan Tante Nining bersih tanpa bulu.

    Setelah mereka bugil, lalu mereka melucuti seluruh pakaianku satu-persatu serta celanaku hingga bugil. Lalu aku naik ke atas tempat tidurku. Aku mengatur posisi, posisiku tiduran terlentang, Tante Nining kusuruh naik ke atas wajahku dan berjongkok lalu aku mulai mejilat-jilat liang kewanitaannya dengan lidahku, sesekali jariku memainkan klitorisnya dan memasukkan jariku ke dalam liang kewanitaannya yang sudah basah itu, sedangnkanTante Lisa kusuruh mengerjai batang kejantananku. Batang kejantananku di kocok-kocok, dijilat-jilat dan dikulum ke dalam mulutnya hingga semua batang kejantananku masuk ke dalam mulutnya. Terasa nikmat sekali ketika batang kejantananku dikenyot-kenyot oleh Tante Lisa.

    Selang 10 menit aku melihat Tante Lisa mulai mengubah posisinya, dia berjongkok di atas selangkanganku dan batang kejantananku diarahkan ke liang kewanitaannya dengan tangannya dan.., “Bleesss.. bleesss..” masuklah batang kejantananku ke liang senggamanya dan terasa hangat dan sudah basah. Lalu Tante Lisa menaik-turunkan pantatnya, terdengar suara desahan-desahan nikmat yang keluar dari mulut Tante Lisa, “Hhhmm.. aaakkhh.. aaakkhh.. hmmm..” Tante Lisa terus menaik-turunkan pantatnya dan sesekali memutar-mutar pantatnya.
    Saat menikmati hangatnya liang kewanitaan Tante Lisa, aku masih terus menjilat-jitat dan mengocok jariku ke liang kewanitaan Tante Nining.

    Ketika sedang asyiknya menjilat liang kewanitaan Tante Nining, lidahku merasakan suatu cairan kental yang keluar dari liang kewanitaan Tante Nining, lalu kusedot dan kutelan air kenikmatan Tante Nining itu dan kubersihkan liang kewanitaannya dengan lidahku. Sepuluh menit kemudian kulihat Tante Lisa sudah tidak tahan lagi dan akhirnya, “Crreeett.. crreeett..” air maninya mangalir deras membasahi batang kejantananku, seketika itu Tante Lisa kerkulai lemas di sampingku dan kini batang kejantananku sudah terlepas dari liang senggamanya.
    Lalu aku mngubah posisi, kini Tante Nining kusuruh menungging dan dari belakang kuarahkan batang kejantananku ke liang senggamanya, “Bleeesss.. bleeess…” aku mulai mengocok-ngocok batang kejantananku di liang kewanitaannya dari belakang, aku terus memaju-mundurkan batang kejantananku, sembari tanganku meremas-remas payudara yang menggantung dan bergoyang-goyang itu. Rintihan nikmat pun terdengar dari mulutnya, “Aakhhh.. aakkkhhh.. terus sayang.. enak.. aaakkkh.. hhhmmm..” Ketika batang kejantananku keluar masuk di liang kewanitaannya, di balas juga oleh Tante Nining dangan memaju-mundurkan pantatnya. Selang 20 menit aku merubah posisi lagi, kini kuatur posisi Tante Nining tiduran terlentang lalu kuangkat kedua kakinya ke atas, kubuka lebar-lebar pahanya, lalu kuarahkan kembali batang kejantananku ke liang kewanitaannya dan.., “Bleess.. blesss..” batang kenikmatanku masuk ke liang kewanitaannya lagi, aku mulai mamaju-mundurkan pinggulku.

    Sepuluh menit kemudian dia sudah tidak tahan lagi ingin keluar, “Aakhhh.. akhhh.. Say, Tante udah nggak tahan lagi pengen keluar..” rengeknya. “Dedi belom mo keluar nich Tan.. kalo mo keluar keluarin aza,” kataku dan akhirnya, “Creet.. creettt.. creettt..” dia sudah mencapai puncak kenikmatannya. Dan dia pun terlihat lelah karena puas. Karena aku belum mencapai puncak kenikmatan lalu aku merubah posisi dengan gaya “side to side”, (satu kaki Tante Nining diangkat ke atas sedangkan kaki satunya tidak diangkat, sedangkan posisi tubuh miring). Kukocok-kocokkan batang kejantananku dengan tempo sedang di liang senggamanya, dan 20 menit kemudian aku merasakan sepertinya aku akan menemui puncak kenikmatan, lalu aku mempercepat gerakanku, kukocok dengan tempo cepat dan agak kasar di liang kewanitaannya dan terdengar rintihan kesakitan dan rasa nikmat yang terdengar dari mulutnya. “Ouw.. aaahhkkk.. aaakkhhh.. aakhhh..” kemudian kucabut dan kuarahkan batang kejantananku ke wajah Tante Nining dan, “Creet.. creett.. creeett..” spermaku muncrat di wajahnya. Lalu batang kejantananku kuarahkan ke mulutnya minta dibersihkan oleh Tante Nining dengan lidahnya dan aku pun terkulai lemas di tengah kedua tante itu.

    Lima belas menit setelah mengatur nafas dan melihat kemolekan kedua tubuh tante itu, batang kejantananku sadah mulai berdiri lagi dan mengeras, kini sasaranku adalah Tante Lisa. Kuangkat tubuh Tante Lisa dan aku menyuruhnya menungging, lalu batang kejantananku kuarahkhan ke lubang pantatnya dan, “Bleesss.. bleess..” batang kejantananku sudah masuk ke dalam lubang pantatnya, aku mulai mengocok-ngocok kembali batang kejantananku di pantatntya, “Aaakkhhh.. aaakkhhh.. hhmmm..” cuma itu yang keluar dari mulut Tante Lisa saat aku menusuk-nusuk pantatnya.

    Selang 5 menit aku kembali merubah posisi, aku duduk di pinggir ranjang dan Tante Lisa duduk di atas selangkanganku menghadapku. Lalu, “Bless.. bleesss..” kini batang kejantananku bukan di lubang pantatnya lagi tetapi dimasukkan ke liang kewanitaannya. Tante Lisa mulai menaik-turunkan pantatnya di atas selangkanganku dan sambil menikmati gerakan dari posisi itu aku meremas-remas kedua payudaranya dan kusedot-sedot bergantian, kugigit-gigit puting susunya dan dari payudara itu keluar suatu cairan dari putingnya. Ternyata yang keluar itu adalah air susunya, langsung saja kusedot dan rasanya nikmat sekali. Ketika aku menyedot air susunya semakin kuat desahan Tante Lisa. Setengah jam kemudian kami sama-sama mencapai puncak kenikmatan dan, “Creettt.. crreeettt.. creettt..” kami berdua keluar dan terkulai lemas di tempat tidur dengan batang kejantananku yang masih menancap di liang kewanitaannya.

    Kami bertiga akhirnya tertidur kelelahan, keesokan paginya kami pun melakukan hubungan lagi bertiga di kamar tidur maupun di kamar mandi saat kami mandi bersama. Setelah permainan dan mandi bersama itu selesai kemudian kedua tante itupun pulang.
    Nah bagi pencinta anda boleh percaya atau tidak dengan pengalaman seks saya sebagai Gigolo di Bandung, itu hak anda untuk tidak percaya maupun percaya tetapi ini benar kejadian yang kurasakan sendiri, 100% kejadian benar.

    Bagi cewek-cewek atau bila ada juga tante-tante, mbak-mbak, teteh-teteh yang ingin menikmati malam panjang bersama saya, dapat menghubungi saya via e-mail. Dan saya akan membalas e-mail yang masuk, tetapi saya tidak akan membalas e-mail yang hanya sekedar iseng. Sekali lagi saya sangat berterima kasih karena diberikan kesempatan untuk menuliskan kembali pengalaman saya.

  • Người mẫu Alina (86 ảnh)

    Người mẫu Alina (86 ảnh)


    1769 views

    Duniabola99.org –  adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • Foto Ngentot Sofia Takigawa Dengan Teman Barunya Hot Banget!!!

    Foto Ngentot Sofia Takigawa Dengan Teman Barunya Hot Banget!!!


    1621 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Dewasa Aku Di Perkosa Dan Aku Menikmatinya

    Cerita Dewasa Aku Di Perkosa Dan Aku Menikmatinya


    2989 views

    Cerita Seks Terbaru – Gila, hanya kata itu yang ada dalam benakku saat mengingat kisah pemerkosaan dari para pembantuku yang hingga kini menjadi skandal perselingkuhan. Aku dibuat liar oleh mereka, sungguh ini bukan kehendakku tapi aku sangat menikmatinya. Cerita panas yang sampai kini menjadi rahasia dalam rumah tanggaku.

    Di dalam ruangan itu terlihat sunyi beberapa dari mereka tidak sanggup melihat dua orang suami istri terbujur kaku, sedangkan di sampingnya terdapat anak yang masih berusia 11 tahun yang sedang menangisi ke dua orang tuanya, karena merasa kasihan aku meminta izin suamiku untuk menemuinya, Cerita Dewasa

    setelah mendapat izin aku lalu menghampiri anak tersebut berharap dapat menenangkan hati anak tersebut,

    “Al..” panggilku pelan sambil duduk di sampingnya, “sudah jangan nagis lagi, biarkan kedua orang tuamu beristirahat”

    Anak itu tetap menangis, beberapa detik dia memandangku dan tidak lama kemudian dia langsung memelukku dengan air mata yang bergelinang,

    “tante, hiks…hiks… Aldi ga mau sendirian, Aldi mau mama, papa…” dengan penuh rasa kasih sayang aku mengelus punggungnya berharap dapat meringankan bebannya,

    “tante… bangunin mama,”katanya sambil memukul pundakku, aku semakin tak kuasa mendengar tangisnya, sehingga air matakupun ikut jatuh,

    “Aldi, jangan sedih lagi ya? Hhmm… kan masih ada tante sama om,” aku melihat ke belakang ke arah suamiku sambil memberikan kode, suami ku mengangguk bertanda dia setuju dengan usulku,

    “mulai sekarang Aldi boleh tinggal bersama tante dan om, gi mana?” tawarku sambil memeluk erat kepalahnya,

    Sebelum lebih jauh mohon izinkan aku untuk memperkenalkan diri, namaku Lisa usia 25 tahun aku menikah di usia muda karena kedua orang tuaku yang menginginkannya, kehidupan keluargaku sangaatlah baik, baik itu dari segi ekonomi maupun dari segi hubungan intim, tetapi seperti pepata yang mengatakan tidak ada gading yang tak retak,

    begitu juga dengan hidupku walaupun aku memiliki suami yang sangat mencintaiku tetapi selama 4 tahun kami menikah kami belum juga dikaruniai seorang anak sehingga kehidupan keluarga kami terasa ada yang kurang, tetapi untungnya aku memiki seorang suami yang tidak perna mengeluh karena tidak bisanya aku memberikan anak

    untuknya untuk membalas budi baik kakakku, aku dan suamiku memutuskan untuk merawat anaknya Aldi karena kami pikir apa salah menganggap Aldi sebagai anak sendiri dari pada aku dan suamiku harus mengangkat anak dari orang lain,

    ####

    Sudah satu minggu Aldi tinggal bersama kami, perlahan ia mulai terbiasa dengan kehidupannya yang baru, aku dan suamiku juga meresa sangat senang sekali karena semenjak kehadirannya kehidupan kami menjadi lebih berwarna, suamiku semakin bersemangat saat bekerja dan sedangkan aku kini memiliki kesibukan baru yaitu merawat Aldi,

    “Bi…. tolong ambilin tasnya Aldi dong di kamar saya,” kataku memanggil bi Mar

    Hari ini adalah hari pertama Aldi bersekolah sehingga aku sangat bersemangat sekali, setelah semuanya sudah beres aku meminta pak Rojak untuk mengantarkan Aldi ke sekolahnya yang baru, beberapa saat Aldi terseyum ke arahku sebelum dia berangkat ke sekolah. Seperti pada umumnya ibu rumah tangga, aku berencana menyiapkan makanan yang special untuk Aldi sehingga aku memutuskan untuk memasak sesuatu di dapur,

    tetapi saat aku melangkah ke dapur tiba-tiba kakiku terasa kaku saat melihat kehadiran pak Isa yang sedang melakukan hubungan intim dengan mba Ani, mereka yang tidak menyadari kehadiranku masih asyik dengan permainan mereka,

    “Hmm… APA-APAAN INI?” bentakku ke pada mereka, mendengar suaraku mereka terlihat tanpak kaget melihat ke hadiranku, “kalian benar-benar tidak bermoral, memalukan sekali!”

    Mereka tanpak terdiam sambil merapikan kembali pakaian mereka masing-masing, beberapa saat aku melihat penis pak Isa yang terlihat masih sangat tegang, sebenarnya aku sangat terkejut melihat ukuran penis pak Isa yang besar dan berurat, berbeda sekali dengan suamiku,

    “maafin kami Bu,” kini Ani membuka mulutnya, sedangkan pak Isa masih terdiam,

    “Maaf… kamu benar-benar wanita murahan, kamu tahu kan pak Isa itu sudah punya istri kenapa kamu masih juga menggoda pak Isa, kamu itu cantik kenapa tidak mencari yang sebaya denganmu?” emosiku semakin memuncak saat mengingat bi Mar istri dari pak Isa, “saya tidak menyangka ternyata anda yang sangat saya hormati ternyata tidak lebih dari binatang, betapa teganya anda menghianati istri anda sendiri,” beberapa kali aku menggelengkan kepalahku, sambil menunjuk ke arahnya,

    “maaf Bu ini semua salah saya, jangan salahkan Ani” kata pak Mar yang membela Ani,

    “mulai sekarang kalian saya PECAT, dan jangan perna menyentuh ataupun menginjak rumah ini, KELUAR KALIAN SEMUA!!” bentakku

    Mendengar perkataanku Ani terlihat pucat tidak menyangkah kalau kelakuan bisa membuatnya kehilangan pekerjaan, sedangkan pak Isa terlihat tenang-tenang saja malahan pak Isa tanpak terseyum sinis,

    “he..he… Ibu yakin dengan keputusan Ibu,” pak Isa tertawa mendengar perkataanku, perlahan pak Isa mendekatiku, “jangan perna main-main dengan saya Bu,” ancamnya dengan sangat sigap pak Isa menangkap kedua tanganku,

    “apa-apaan ini lepaskan saya, atau saya akan berteriak,” aku mencoba mengancam balik mereka yang sedang mencoba mengikat kedua tanganku,

    “teriak saja Bu, tidak akan ada orang yang mendengar,” timpal Ani sambil membantu pak Isa mengikat kedua tanganku,

    Apa yang di katakan Ani ada benarnya juga, tetapi walaupun begitu aku tidak mau menyerah begitu saja dengan susah paya aku berusaha melepaskan diri tapi sayangnya tenagaku kalah besar dari mereka berdua, tanpa bisa berbuat apa-apa aku hanya dapat mengikuti mereka saat membawaku ke dalam kamar pak Isa. Sesampai di kamar aku di tidurkan di atas kasur yang tipis, sedangkan Ani mengambil sebuah Hp dan ternyata Hp itu di gunakan untuk merekamku, sehingga kehawatiranku semakin menjadi-jadi.

    “kalian biadab, tidak tau terimakasih ****** kalian!” air mataku tidak dapat kubendung lagi saat jari-jemari pak Isa mulai merabahi pahaku yang putih,

    “ja-jangan, mau apa kalian lepaskan saya ku mohon jangan ganggu saya,” kataku di sela-sela isak tangis,

    “siapa suruh ikut campur urusan saya, he…he… maaf bu ternyata hari ini adalah hari keberuntungan saya, dan hari yang sil bagi Ibu,” semakin lama aku merasa tangannya semakin dalam memasuki dasterku,

    “tidak di sangkah impian saya akhirnya terkabul juga,”” sambungnya sambil meremasi paha bagian dalamku,

    “makanya Bu jangan suka ikut campur urusan orang,” kini giliran Ani yang menceramahiku,

    “ya, saya ngaku salah tolong lepasin saya,” kini aku hanya dapat memohon agar mereka sedikit iba melihatku, tetapi sayangnya apa yang kuharapkan tidak terjadi, pak Isa tanpa semakin buas memainkan diriku

    Aku hanya dapat melihat pasrah saat dasterku terlepas dari tubuhku, kedua payudaraku yang memang sudah tidak tertutupi apa-apa lagi dapat dia nikmati, jari-jarinya yang kasar mulai memainkan selangkanganku,

    “sslluupss…sslluuppss… hhmm…. ayo Bu puaskan saya?” pinta pak Isa, sambil mengulum payudaraku beberapa kali lidahnya menyapu putting susuku yang mulai mengeras,

    “ko’ memiawnya basah bu, he…he…” memang harus diakui, tubuhku tidak dapat membohonginya walaupun bibirku berkata tidak,

    “wa…wa… Ibukan sudah punya suami ko’ masih juga menggoda laki orang lain, ga malu ya Bu,” Ani melotottiku seolah-olah ingin membalas perkataanku tadi, “dasar wanita munafik, sekarang Ibu tau kan kenapa saya menyukai pak Isa,”bentak Ani kepadaku, sehingga membuat hatiku terasa amat sakit mendengarnya,

    “aahhkk… pak, hhmm…. pak sudah jangan di terusin…” kataku dengan kaki yang tidak dapat diam saat jarinya menyelusup kedalam vaginaku yang sudah banjir, perlahan kurasakan jari telunjuknya menyelusuri belahan vaginaku,

    “oo… enak ya? he…he…” pa Isa tertawa melihatku yang sudah semakin terangsang, leherku terasa basah saat lidah pak Isa menjilati leherku yang jenjang,

    Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik celana dalamku, sehingga vaginaku yang tidak di tumbuhi rambut sehelaipun terlihat olehnya, aku memang sangat rajin mencukur rambut vaginaku agar terlihat lebih bersi dan seksi.

    Ani berjongkok di sela-sela kakiku, kamera Hp di arahkan persis di depan vaginaku yang kini sudah tidak ditutupi oleh sehelai kain, tanpa memikirkan perasaanku pak Isa membuka bibir vaginaku sehingga bagian dalam vaginaku dapat di rekam jelas oleh Ani, beberapa kali jari telunjuk pak Isa menggesek clitorisku,

    “ohk pak plisss.. jangan…? saya malu…” aku merasa sangat malu sekali di perlakukan seperti itu, baru kali ini aku bertelanjang di depan orang lain bukan suamiku sendiri,

    “Ha…ha… malu kenapa Bu? ****** aja tidak malu ga pake baju masa ibu malu si…” katanya yang semakin merendahkan derajatku, setelah puas mempertontonkan vaginaku di depan kamera, pak Isa bertukar posisi dengan Ani untuk memegangi kakiku sedangkan pak Isa berjongkok tepat di bawa vaginaku,

    Dengan sangat lembut pak Isa menciumi pahaku kiri dan kanan secara bergantian, semakin lama jilatannya semakin ke atas menyentuh pinggiran vaginaku,

    “aahkk… sudah pak, rasanya sangat geli hhmm…” aku berusaha sekuat tenaga mengatupkan kedua kakiku tetapi usahaku sia-sia saja, dengan sangat rakus pak Isa menjilati vaginaku yang berwarna pink, sedangkan Ani tanpa puas melihat ke adaanku yang tak berdaya,

    “nikmatin aja Bu, he..he.. saya dulu sama seperti ibu selalu menolak tapi ujung-ujungnya malah ketagihan” kata Ani tanpa melepaskan pegangannya terhadap kakiku,

    Semakin lama aku semakin tidak tahan, tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti di aliri listrik dengan tegangan yang tinggi, kalau seandainya Ani tidak memegang kakiku dengan sangat erat mungkin saat ini wajah pak Isa sudah menerima tendanganku, mataku terbelalak saat orgasme melandah tubuhku dengan sangat hebat, cairan vaginaku meleleh keluar dari dalam vaginaku, sehingga tubuhku terasa lemas,

    “ha…ha… bagaimana Bu, mau yang lebih enak….” pak Isa tertawa puas, aku hanya dapat menggelengkan kepalaku karena aku sudah tidak mampu lagi untuk mengeluarkan suara dari mulutku, perlahan pak Isa berdiri sambil memposisikan penisnya tepat di depan vaginaku,

    “aahkk… sakit…” aku memikik saat kepala penisnya menerobos liang vaginaku, “uuhk… hhmm… pelan-pelan pak…” pintaku sambil menarik napas menahan rasa sakit yang amat sangat di vaginaku karena ukuran penis pak Isa jauh lebih besar dari penis suamiku,

    “tahan Bu, bentar lagi juga enak ko’ “ kata Ani yang kini melepaskan ikatan di tanganku, setelah ikatanku terlepas Ani kembali merekam adegan panas yang kulakukan,

    Dengan sangat cepat pak Isa menyodok vaginaku sehingga terdengar suara “plokkss….ploskkss…” saat penisnya mentok ke dalam vaginaku yang mungil,

    “aahhkk… aahhkk… aaahh… oooo…”semakin cepat sodokannya suaraku semakin lantang terdengar,

    “oh yeeaa… enak Bu, hhmm… ternyata memiaw Ibu masih sempit sekali walaupun sudah perna menikah,” katanya memujiku, tetapi mendengar pujiannya aku tidak merasa bangga melainkan aku meresa jijik terhadap diriku sendiri,

    Aku merasa vaginaku seperti di masuki benda yang sangat besar yang mencoba mengorek isi dalam vaginaku, rasanya memang sangat sakit sekali tetapi di sisi lain aku merasa sangat menikamati perkosaan rehadap diriku, selama ini aku belum perna merasakan hal seperti ini dari suamiku sendiri,

    “ayo sayang, bilang kalau tongkol saya enak…” dengan sangat kasar pak Isa meremasi kedua payudaraku,

    “ti-tidak…. ahk… hhmm…” aku di buat merem melek olehnya,

    “ha..ha.. kamu mau jujur atau tidak, kalau tidak hhmm… saya akan adukan semua ini kepada suamimu, ha…ha…” katanya mengancamku dengan tawa yang sangat menjijikan,

    “ja-jangan pak,” aku memohon ke padanya, karena takut dengan ancamannya akhirnya aku menyerah juga “iya, aahhkk… aku suka…” kataku dengan suara yang hampir tidak terdengar,

    “APA… SAYA TIDAAK MENDENGAR?” pak Isa berteriak dengan sangat kencang sehingga gendang telingaku terasa mau pecah mendengar teriakannya,

    “IYA PAK, ENAK SEKALI SAYA SUKA SAMA tongkol BAPAK….aahhk…uuhhkk!!” dengan sekuat tenaga aku berusaha tegar dan berharap semuanya cepat berlalu,

    Setelah berapa menit kemudian tubuhku kembali merasa tersengat oleh aliran listrik saat aku kembali mengalami orgasme yang ke dua kalinya,

    Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik tubuhku sehingga aku berposisi menungging, pantatku yang bulat dan padat menghadap dirinya,

    “hhmm… indah sekali pantatmu sayang” katanya sambil meremasi bongkahan pantatku,

    “pak, saya mohon cepat lakukan,”

    “ha..ha.. kenapa Bu, sudah ga tahan” berkali-kali pantatku menerima pukulan darinya, sebenarnya aku tidak menyangka dengan kata-kataku tadi bisa membuatku semakin renda di mata mereka, sebenarnya aku hanya bermaksud agar semua permainan ini segera berakhir tapi sayangnya pak Isa tidak menginginkan itu,

    “tenang Bu, santai saja dulu?”

    Pak Isa sangat pintar memainkan tubuhku, dengan sangat lembut jari kasarnya menyelusuri belahan pantatku dari atas hingga ke bawah belahan vagianaku, gerakan itu di lakukan berkali-kali sehingga pantatku semakin terlihat membusung ke belakang,

    “ohhkk… pak, hhhmm….” ku pejamkan mataku saat jarinya mulai menerobos lubang anusku, dengan gerakan yang sangat lembut jarinya keluar masuk dari dalam anusku, “ahhkk….ooo… ssstt…uuuuu… pak” ternyata rintihanku membuat pak Isa semakin mempercepat gerakan jarinya,

    pak Isa dengan rakusnya kembali menjilati vaginaku dari belakang sedangkan jari-jarinya masih aktif mengocok anusku. Pada saat aku sangat terangsang tiba-tiba kami mendengar suara ketukan yang kuyakini itu adalah pak Rojak yang baru pulang dari mengantar Aldi,

    “Pak Rojak tolongin saya…” kataku berharap ia bisa membantuku untuk lepas dari pelecehan yang ku alami, dengan santainya Ani membukakan pintu tanpa rasa takut kalau pak Rojak mengadukan kejadian ini ke pada suamiku, pak Rojak tanpak kaget saat melihat keadaanku yang sedang di gagahi oleh pak Isa,

    “pak, tolong ku mohon,” kataku memelas,

    “Wa…wa…. apa-apaan ini, “ beberapa kali pak Rojak menggelengkan kepalahnya dengan mata yang tak henti-hentinya memandangi tubuh mulusku,

    “Udah pak, jangan sok mau jadi pahlawan kalau bapak mau embat aja, dia sudah menjadi budaknya saya,” pak Isa mulai membujuk pak Rojak dan aku hanya bisa berharap pak Rojak tidak memperdulikan tawaran pak Isa,

    “kenapa bengong? sini ikutan!” ajaknya lagi

    “jangan pak saya mohon tolongin saya,” aku mengiba ke pada pak Rojak, tetapi pak Isa tidak mau kalah kedua jarinya membuka bibir vaginaku,

    “bapak liat ni, memiawnya sudah basa banget… wanita ini munafik” pak Rojak terdiam seperti ada yang sedang di piirkannya,

    “memiawnya masih sempit lo, apa lagi anusnya kayaknya masih perawan,” bujuk pak Isa berharap pak Rojak mau bergabung dengannya untuk menikmati tubuhku,

    Akhirnya pak Rojak tidak tahan melihat vaginaku yang becek terpampang di depannya,

    “hhmm… oke lah tapi boolnya buat saya ya, ” tubuhku semakin terasa lemas, kini aku sudah tidak tau harus meminta tolong ke pada siapa lagi, perlahan pak Rojak mendekatiku,

    “sekarang Ibu dudukin tongkol saya, cepat…” perintah pa Isa sambil tidur telentang dengan penis yang mengancung ke atas, dengan sangat pelan aku menuduki penis pak Isa,

    “eennnggkk…. “ aku menggigit bibir bawahku saat kepala penis pak Isa kembali menembus vaginaku, perlahan penis itu amblas ke dalam vaginaku, dengan sangat erat pak Isa memeluk pinggangku agar tidak dapat bergerak,

    Setelah melepas semua pakaian yang ada di tubuhnya, pak Rojak mendekatiku dengan penis berada di depan anusku beberapa kali pak rojak menamparkan penisnya ke pantatku,

    “pak sakit… aahhkk… aahkk… ja-jangan pak saya belum pernah” aku berusaha melepaskan diri saat pak Rojak mulai berusaha memasuki anusku, sempat beberapa kali ia gagal meembus anusku yang memang masih perawan,

    “ha…ha… ayo dong Pak, masak kalah sama cewek si…” kata pak Isa mmemanas-manasi pak Rojak agar segera membobol anusku, pak rojak yang mendengar perkataan pak Isa menjadi lebih beringas dari sebelumnya,

    “AAAAAA….” aku berteriak sekencang-kencangnya saat penis pa Rojak berhasil menerobos anusku, tanpa memberikan aku nafas ia menekan penisnya semakin dalam, “aahkk…. oohhkk… pak, hhmm…” aku merintih ke sakitan saat pak Rojak mulai memaju mundurkan penisnya di dalam anusku,

    “gi mana pak? Enak kan?” tanya pak Isa yang kini ikutan memaju mundurkan penisnya di dalam vaginaku,

    “eehhkknngg… mantab pak, enak banget he….he… hhmm….” semakin lama kedua pria tersebut semakin mempercepat tempo permainan kami,

    Sudah beberapa menit berlalu kedua orang pria ini belum juga menunjukan kalau mereka ingin ejakulasi, sedangkan diriku sedah beberapa kali mengalami orgasme yang hebat sehingga tubuhku terasa terguncang oleh orgasmeku sendiri. Setelah beberapa menit aku mengalami orgasme tiba-tiba pak Isa menunjukan bahwa dia juga ingin mencapai klimaks. Dengan sekuat tenaga pak Isa semakin menenggelamkan penisnya ke dalam vaginaku dalam hitungan beberapa detik kurasakan cairan hangat membasahi rahimku,

    “aahkk… enak…. hhmm…” gumamnya saat menyemburkan sperma terakhirnya, setelah puas menodaiku pak Isa melepas penisnya di dalam vaginaku begitu juga dengan pak Rojak yang melepaskan penisnya di dalam anusku,

    “buka mulutmu cepetan,” perintah pak Rojak sambil menarik wajahku agar menghadap ke arah penisnya yang terlihat berdeyut-deyut, aku sangat kaget sekali saat pak Rojak memuntahkan spermanya ke arah wajahku, sehingga wajahku ternodai oleh sperma pak Rojak,

    Kini aku benar-benar sudah tidak memiliki tenaga sedikitpun, untuk mengangkat tubuhku saja terasa sangat berat sekali, sedangkan mereka tanpa puas memandangku yang sedang berpose mengangkang di depan mereka karena kedua kakiku kembali dipegangi Ani, sperma yang tadi di muntahkan pak Isa terasa mengalir keluar dari dalam vaginaku,

    Aku duduk di atas sofa sambil melihat anak angkatku Aldi yang sedang di temani suamiku belajar, wajah mereka terlihat sangat cerah sekali bertanda bahwa mereka sangat bahagia, entah kenapa tiba-tiba di pikiranku terlintas kembali apa yang terjadi tadi pagi yang menimpa diriku, semakin aku berusaha melupakannya rasanya ingatan itu semakin menghantuiku, aku tidak bisa membayangkan kalau sampai suamiku mengetahui kalau aku di perkosa oleh ketiga pembantuku sendiri,

    “hhmm… gi mana Aldi sudah negerti belom” kataku sambil mengucek rambutnya yang sedang sibuk menghitung soal yang di berikan suamiku, “ya sudah kalau begitu mama bikinin minuman dulu ya, buat kalian,” kataku yang di sambut dengan teriakan mereka berdua,

    Baru satu langkah aku keluar dari kamar tiba-tiba pergelangan tanganku terasa sakit saat pak Rojak menarik tanganku,

    “bapak apaan sih!?” bentakku dengan suara yang sangat pelan,

    “ssstt… jangan berisik…” kata pak Rojak dengan jari telunjuk di bibirnya, “nanti suami dan anak mu dengar, hhmm… bapak cuman mau ini Bu,” katanya lagi sambil mencubit payudaraku, dengan sigap aku mundur ke belakang,

    “jangan main-main pak,” beberapa kali aku memandang pintu kamarku yang tidak tertutup rapat, tetapi pak Rojak tidak kehabisan akal dia balik mengancamku dengan mengatakan akan membongkar semua rahasiaku ke pada suamiku, sehingga nyaliku menjadi ciut,

    “oke, hhmm… kalau begitu bapak ikut saya” kataku dengan suara yang bergetar, karena sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa, dia terseyum puas melihatku tak berdaya dengan permintaanya,

    “maaf Bu, saya inginnya di sini bukan di tempat lain,” katanya dengan suara yang cukup jelas,

    setelah berkata seperti itu pak Rojak langsung memelukku dengan erat sehingga aku sulit bernafas, “hhmm… bauh tubuh ibu benar-benar menggoda saya,” perlahanku rasakan lidahnya menjulur ke leherku

    “pak ku mohon, jangan di sini” pintaku ke padanya,

    Pak Rojak yang mengerti kekhawatiranku langsung membalik tubuhku menghadap daun pintu kamarku yang sedikit terbuka,film dewasa klik

    “Ibu bisa bayangkan kalau sampai orang yang sedang di dalam kamar Ibu mengetahui apa yang sedang Ibu lakukan,” ancamnya sambil menarik rambutku sehingga aku harus menutup mulutku dengan telapak tanganku agar suara terikanku tidak terdengar oleh suami dan anakku,

    “Pak ku mohon jangan di sini,” aku hanya bisa menurut saja saat pak Rojak menyuruhku untuk menungging dengan tangan yang menyentuh lantai, sedangkan wajahku menghadap ke celah pintu kamarku yang terbuka,

    “tahan ya Bu,” katanya sambil menyingkap dasterku, sehingga celana dalamku yang berwarna hitam terpampang di depan matanya, dengan sangat kasar pak Rojak meremas kedua buah pantatku yang padat sehingga aku tak tahan untuk tidak mendesah,

    “aahkk.. pak hhmm.. ja-jangan di sini pak,” pak Rojak diam saja tidak mendengar kata-kataku melainkan pak Rojak semakin membuatku terangsang dengan mengelus belahan vaginaku dari belakang,

    “kalau kamu tidak mau ketahuan jangan bicara,” bentak pak Rojak sambil memukul pantatku

    “ta-tapi pak, oohhkk… aku ga kuat,” kataku dengan suara yang sangat pelan, “ku mohon pak mengertilah,”

    Pak Rojak seolah-olah tidak mau tahu, kini dengan rakusnya pak Rojak menjilati vaginaku yang masih tertutup celana dalamku, sehingga aku merasa celana dalamku tampak semakin basah oleh air liurnya. Setelah puas menciumi vaginaku pak Rojak memintaku untuk membuka celana dalamku sendiri masih dengan posisi menungging. Sangat sulit bagiku untuk melepaskan celana dalamku dengan posisi menungging belum lagi aku harus bekonsentrasi agar suaraku tidak keluar dengan keras walaupun pada akhirnya aku berhasil menurunkan celana dalamku sampai ke lutut,

    “hhuuu… mantab….” katanya sambil merabahi vaginaku dari belakang, “kamu mau tahukan gimana rasanya ngent*t di depan suamimu sendiri,” katanya lagi sambil menunjuk ke arah suamiku yang sedang mengajari anaku Aldi, film semi dewasa klik disini

    “pak, ja-jangan…” aku sangat takut sekali kalau suamiku melihat ke arahku, tiba-tiba aku di kejutkan dengan jari telunjuk pak Rojak yang langsung memasuki vaginaku sehingga aku terpekik cukup keras,

    “sayang… ada apa?” kata suamiku dari dalam, saat mendengar suaraku.

    “aahkk… tidak pa, cuman hhmm.. tadi ada tikus lewat,” jawabku asal-asalan agar suamiku tidak curiga ke padaku, tetapi untungnya suamiku tidak melihat ke arahku, dalam ke adaan terjepit seperti ini pak Rojak masih asyik mempermainkan vaginaku dari belakang,

    “ada tikus??” katanya lagi seolah-olah tidak percaya, “apa perlu papa yang usir,” mendengar tawarannya nafasku teras berhenti tetapi untungnya aku masih banyak akal,

    “aahhgg… ga usah hhmm.. pa…” kataku terputus-putus menahan rasa nikmat yang di berikan pak Rojak kepadaku, untungnya suamiku tidak curiga dengan suaraku,

    “asyikan Bu, ngobrol dengan suami sambil di mainin memiawnya,” aku memandangnya dengan wajah yang memerah karena nafsuku sudah di puncak, “ko’ diam cepat ajak suami Ibu ngobrol,” mendengar perkataanya aku langsung melotot ke arahnya, “Ibu mau kalau suami Ibu tau apa yang sekarang Ibu lakuin,” mendengar ancamannya aku kembali terdiam,

    Dengan sangat terpaksa aku kembali mengajak suamiku mengobrol, walaupun di dalam hati aku merasa was-was takut kalau suamiku menyadari suaraku yang berubah menjadi desahan,

    “paaa… ma-mau minum apa?” tanyaku yang kini sedang diperkosa oleh pak Rojak, tanpa kusadari pak Rojak sudah memposisikan penisnya di depan ibir vaginaku sehingga beberapa kali aku terpanjat saat pak rojak menghantamkan penisnya dengan sangat keras ke dalam vaginaku,

    “terserah mama saja… papa sama Aldi ikut aja,”

    “iya ma, apa aja asalkan enak,” sambung Aldi,

    Waktu demi waktu telah berlalu sehingga sampai akhirnya sikapku berubah menjadi sedikit liar dan mulai menyukai cara pak Rojak memperkosaku walaupun pada awalnya hatiku terasa miris sekali di perlakukan seperti ini,

    “aahk…. pak hhmm.. enak,” aku melenggu panjang saat orgasme melandahku, kini perkosaan yang ku alami berganti dengan perselingkuhanku dengan pembantuku,

    “ohhk… memiaw istri majikan ternyata enak sekali, ahhkk…” katanya yang terus-terusan menggoyang penisnya di dalam vaginaku,

    “pak… aahhkk… eehkk… aku, hhmm… ingin keluarrr, uuhhkk…” kali ini suaraku terdengar sangat manja

    Beberapa menit kemudian kami mengerang bersamaan saat kenikmatan melanda kami berdua, setelah merasa puas aku dan pak Rojak kembali merapikan pakaian kami masing-masing, sebelum pak Rojak pergi meninggalkanku sempat terlihat seyumannya yang tersungging di bibirnya.

    Setelah membuatkan minuman aku kembali ke kamarku menemui anak dan suamiku, mereka terlihat tanpak senang sekali melihatku hadir dengan membawa minuman dan makanan kecil,

    “ini di minum dulu, nanti baru di lanjutin lagi,” kataku sambil meletakan cangkir dan piring di atas meja kecil yang di gunakan Aldi untuk belajar,

    “makasi mama…” kata Aldi yang langsung saja menyambar minuman yang baru ku bikin, entah kenapa setiap kali melihat Aldi hatiku terasa menjadi damai, dan semua masalah seperti terlupakan,

    Aku merasa sedikit aneh, saat suamiku memandangku dengan tatapan mencurigakan sehingga aku memberanikan diri untuk bertanya ke padanya,

    “ada pa, ko memandang mama seperti itu” kataku sambil mengupas jeruk untuk Aldi yang sedang menulis,

    suamiku mendekatkan mulutnya ke telingaku, “hhmm.. sayang ko’ kamu bau hhmm… gitulah…” mendengar pertanyaannya jantungku terasa berhenti, film semi dewasa klik disini

    “bau, bau apa pa?” tanyaku untuk memastikan apa maksud dari pertanyaan suamiku,

    “kamu tadi ko’ lama ma,” kami terdiam beberapa saat, “mama abis dari kamar mandi ya, hhmmm… papa jadi curiga ni,” katanya sambil tertawa memandangku, mendengar perkataanya aku menjadi sedikit lega,

    “Iya ni pa, abis kangen si…” kataku manja sambil mencubit penis suamiku,

    Setelah yakin Aldi tertidur pulas, suamiku mengjakku untuk melayaninya semalaman suntuk. Tubuhku memang terasa lelah karena seharian harus mengalami orgasme, tetapi di sisi lain aku sangat senang karena suamiku tidak mencurigai aku karena bau tubuhku seperti bau orang yang habis bercinta.

    Hampir tiap hari aku merengkuh kenikmatan bersama para pembantuku, kenikmatan yangh tidak aku dapatkan dari suamiku yang membuat aku semakin liar.

  • Ngentot Dengan Teman Kecil

    Ngentot Dengan Teman Kecil


    1524 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat Malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Dan kali ini kami akan membagikan Foto Ngentot yang berjudul “Ngentot Dengan Teman Kecil”. Tak perlu menunggu lama langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Majalah Dewasa Edisi Sherly

    Majalah Dewasa Edisi Sherly


    1576 views

    Duniabola99.org – Foto Hot Sherly di Majalah Max Edisi 2 bagian dua ini tetap menghadirkan pose pose seksi dari model pemilk tato dibagian pingang ini. Untuk yang sudah penasaran berikut kami hadirkan beberapa posenya dibagian kedua majalah Max edisi kedua.

     

  • Video Bokep Ngentot Pembantuku Yang Bohay

    Video Bokep Ngentot Pembantuku Yang Bohay


    1799 views

  • Foto Ngentot Kyouka Mizusawa Di Entot Ke2 Pamannya

    Foto Ngentot Kyouka Mizusawa Di Entot Ke2 Pamannya


    1649 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Nikmatnya Ngentot Gadis Cantik Dan Menjilati Memek Mulusnya

    Nikmatnya Ngentot Gadis Cantik Dan Menjilati Memek Mulusnya


    2250 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat siang, Pada sedang menunggu udpate terbaru foto ngentot dari duniabola99.org , Jangan khawatir teman-teman kami sudah menyediakan berbagai Foto Ngentot Terbaru yang selalu update setiap harinya untuk memanjakan mata anda, oke daripada menunggu lama langsung saja scrool ke bawah untuk melihat mulusnya memek cantik abg barat yang 1 ini. Cekidot!!!!

  • Foto Bugil Amelia Pamer Payudara Indah

    Foto Bugil Amelia Pamer Payudara Indah


    2294 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini

  • Foto Ngentot Nikmatnya Kontol Suamiku Yang Besar Dan Panjang

    Foto Ngentot Nikmatnya Kontol Suamiku Yang Besar Dan Panjang


    1701 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Foto Ngentot Clarisha Sedang Bergairah Sampai Lemas

    Foto Ngentot Clarisha Sedang Bergairah Sampai Lemas


    2561 views

    Foto Ngentot Terbaru – Bagi kamu yang berfantasi bisa melihat memek cewek Korea, maka inilah saatnya untuk memuaskan birahi. Foto bugil cewek Korea Selatan memang jarang kamu temui. Sihingga beruntunglah kamu yang berhasil menemukannya disini. Galeri foto bugil Korea ini terdiri dari dua bagian, yaitu yang versi kompilasi dan yang full album. Mulai dari adegan yang masih mengenakan pakaian lengkap sampai yang sudah kelihatan memek berjembut lebatnya, semuanya lengkap. Berikut adalah foto bugil cewek Korea selatan cantik yang sedang pamer memek berbulu rimbun tersebut

  • Foto Bugil PNS Cantik Pamer Payudara BESAR Nya

    Foto Bugil PNS Cantik Pamer Payudara BESAR Nya


    1914 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini. Judi Online

     

  • Cerita Seks Pemandu Karoke Yang Cantik

    Cerita Seks Pemandu Karoke Yang Cantik


    1744 views

    Cerita Seks – Erika adalah nama dari seorang pemandu yang banyak di kenal di daerahku, wajahnya tidak begitu cantik namun tubuhnya yang seksi membuat semua orang terpana melihat aksi panggungnya. Dan lagi Erika begitu pintar mengambil hati para penontonnya apalagi bagi para laki-laki hidung belang, dengan mudahnya Erika dapat saweran yang lumayan tebal dari mereka.

    Usianya baru 21 tahun karena itu dia merupakan pemandu karoka yang masih ranum-ranumnya, awalnya aku tidak pernah menduga dapat sedekat ini dengan Erika. Karena aku laki-laki yang jauh di atas umurnya, namaku Fikri dan aku seorang pedagang yang bergerak di bidang perikanan. Kini aku sudah banyak menampung pekerja hingga 500 pekerja yang semuanya berasal dari lingkunganku sendiri.

    Karena itu aku cukup di kenal sebagai saudagar kaya, namun belum juga menikah diusiaku yang sudah menginjak 38 tahun. Dan bukan hanya itu saja tapi aku juga tidak pernah sekalipun melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot meskipun tidak sedikit wanita yang mencoba mendekati aku bahkan banyak dari mereka yang mempertontonkan lekuk tubuhnya dan memang mengundang syahwatku.

    Tapi aku bisa menepis semua godaan itu, hingga akhirnya aku mengenal sosok Erika. Awalnya aku mengira tidak akan pernah tertarik pada gadis seusianya, saat itu aku sedang berada di ruang karaoke salah satu tempat hiburan di kotaku, dan kebetulan temanku mengundang Erika untuk menemani kami. Karena sudah biasa bagi kami jika berkumpul di tempat seperti ini.

    Selalu membawa pemandu karoke untuk menemani, kebanyakan dari teman-temanku sudah banyak menenggak minuman keras begitu juga denganku. Tapi sebelum mabuk akupun menghentikan minuman yang memabukkan itu, hingga malampun telah larut dan banyak sebagian temanku yang sudah pulang hingga akhirnya tinggal aku bersama dengan Erika yang aku lihat sudah mabuk juga.

    Akupun membawanya ke dalam mobilku berniat mengantarnya pulang, tapi sampai di dalam mobil akupun jadi ingat kalau aku tidak tahu alamatnya. Mau menelpon dengan menggunakan ponselnya, akupun takut salah pencet pada orang yang salah. Akhirnya aku membawa Erika pulang ke rumahku, dan aku memberikan sebuah kamar untuk di tempati diapun hanya mengikuti karena memang sudah mabuk. HokiJudi99

    Keesokan harinya aku terbangun dan teringat pada Erika yang tidur di kamar sebelah kamarku. Akupun hendak pergi ke kamarnya tapi aku masuk ke dalam kamar mandi dulu untuk membersihkan muka serta tubuhku, saat aku kembali ke dalam kamar dengan memakai handuk aku lihat Erika sudah berada di sana. Aku sempat kaget ketika dia duduk di samping tempat tidurku.

    Ketika melihatku keluar dari dalam kamar mandi diapun berkata “Makasih ya Om.. semalam sudah mengajak Erika pulang..” Aku hanya tersenyum dan berkata “Sudah kamu mandi biar segeran badannya trus kita sarapan dulu.” Erika bangun dan hendak ke kamar mandi, tapi begitu tubuh kami berdekatan bukannya langsung ke kamar mandi tapi Erika menatap mataku dengan tajamnya.

    Akupun membalasnya sampai akhirnya diapun mendekat lalu memeluk tubuhku, sontak saja handuk yang aku pakai langsung terjatuh melorot. Tiba-tiba tubuh Erika menggerayangi tubuhku hingga akhirnya wajahnya kini berada di depan kontolku yang menyeruak keluar “OOooouughh… oom… Erika pingiiin…” Dan langsung saja dia mengulum kontolku dalam mulutnya.

    Tanpa ada rasa segan dia terus saja melumat kontolku bahkan hingga aku bergelinjangan “OOooggggghh… aaagggghhhh… Eriiiikaa… pelaaan… sayaaang….” Namun dia terus melumatnya bahkan Erika menjilat kontolku dengan lahapnya layaknya pemain dalam adegan cerita ngentot, dan aku memejamkan mataku menikmati setiap sentuhan yang di berikan Erika.

    Dia sepertinya begitu sange melihat kontolku yang berdiri tegak, berkali-kali Erika mendenguskan hidungnya mencium kontolku dari pangkal hingga ujungnya “Aaaggggghh…. saaaayaaaang…. nikmaaat…. saaayaaang… aaaaggggghh… aaaaggghhhh…” Desahku pada saat aku rasakan kenikmatan yang tidak terkira dan tetap saja aku tutup mataku.

    Hingga akupun merasa Erika kembali bangun sambil terus menggerayangi tubuhku dngan bibirnya, seperti pemain dalam adegan cerita ngentot diapun melepas pakaiannya sendiri. Hingga nampak dihadapanku tubuh mulusnya yang membuatku mataku terbelalak, aku tidak menduga kalau Erika akan melakukan hal itu di depanku. Kini dia dorong tubuhku hingga akupun terbaring di atas tempat tidur.

    Dengan binalnya dia menindih tubuhku sambil berusaha memasukkan kontolku pada memeknya yang berada di atas tubuhku. Setelah sedikit mengalami kesulitan akhirnya kontolkupun menyelinap masuk dalam lubang memeknya “OOOuuggggghh… aaaaaaaggggghhhh… ooouuuggghhh…. teruuuus… saaayng…. aaaaaagggggghhhhh… aaaggggghh” Genjotan pinggul Erika sungguh nikmat rasanya.

    Apalagi terkadang dia memutar-mutar pantatnya di atas kontolku “OOoooouuggghh…. oooouuuuggghhh….. ooouugghh… saaa… yang… aaaagggghhh… aaaagggghh..” Aku merasa tidak dapat menahannya, tapi bisikan ERika membuatku berusaha menahan larva hangatku “OOOuugggghh… ooomm… jaaaangaaan sekaaaaraang… aaaaggggghhh… aaagghh.. ntar lagi… ” Katanya.

    Namun ketika Erika kembali memutar pantatnya sambil terus bergoyang di atas tubuhku. Tiba-tiba rasa nikmat mengalir pada setiap tubuhku lalu dengan segera tumpah saat itu juga “OOOOuuugggggghhh… aaaagggggghhh.. ooouugghhh… aaaagggggggghhh… aaaagggghhh..” Aku tekankan kontolku pada memeknya dengan cara memegang pantatanya hingga tidak lagi bergerak.

    Erika sepertinya megetahui kalau aku sudah mencapai puncak klimaks dari adegan cerita ngentot kali ini “Maaf saaayaang.. Om.. suudaah nggak kuaat… aaaaaggghhh..” Erika tersenyum kini tangannya sudah melingkar memeluk tubuhku yang basah oleh keringat, diapun memberikan ciuman mesra padaku dan aku membalasnya layaknya pemain dalam adegan cerita ngentot.

    Akupun memeluk tubuh Erika kemudian aku membopong tubuhnya dan memasukkannya dalam kamar mandi. Dan kamipun mandi bersama setelah itu kami nikmati sarapan yang agak telat karena masih melakukan adegan seperti dalam cerita gentot tadi. Sejak saat itu aku merasa kalau aku memiliki rasa yang beda pada ERika, yang selama ini hanya menemaniku di tempat karaoke.

  • Blonde wife Kate England is forced to fuck 2 big black cocks

    Blonde wife Kate England is forced to fuck 2 big black cocks


    1690 views

    Duniabola99.org –  Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Ria Gadis Pekalongan Cantik Mulus Dan Seksi

    Ria Gadis Pekalongan Cantik Mulus Dan Seksi


    1529 views

    Ria adalah seorang mahasiswi asal Pekalongan, Jawa Tengah. Aku mengenalnya ketika kami sama-sama menjadi peserta dalam kegiatan workshop bagi mahasiswa/i. Dia peserta dari sebuah sekolah tinggi ekonomi di kota S, sedangkan aku dikirim mewakili kampusku. Selama workshop, sebenarnya aku sudah mulai merasa kalau dia memperhatikanku, tapi aku juga tahu kalau dia sudah punya seorang cowok.

    Sehingga hubungan kami saat itu hanya sebatas SMS. Sampai pada satu jumat malam di bulan November tahun 2003, Ria menelponku. Intinya dia mengatakan bsok pagi akan ke kota Y dan minta aku menjemputnya di terminal. Perkiraan kalau dia berangkat dari Kota S jam 7, maka jam 10 atau paling lambat jam 11 dia akan tiba di Y. Keesokan harinya pukul 10 pagi aku sudah stand by di terminal bis antar kota di kotaku. Saat sedang mencari-cari, tiba-tiba saja dari belakang Ria mengagetkanku.

    Dia tidak banyak berubah, tinggi 168 cm, rambut sebahu, bentuk wajahnya tirus mirip seperti artis Nia Ramadhani, namun tubuh Ria lebih berisi, terutama dengan payudara yang berukuran 34 B. Saat aku terpana melihat tubuhnya, dia tiba-tiba saja memelukku. “mas, aku kangen. Pengen banyak cerita sama kamu, pengen tukar pikiran dan diskusi kaya saat workshop dulu” ungkapnya.

    “iya..iya..udah ah, ga enak diliat orang banyak” kataku sambil melepaskan pelukannya. “Mau nginap dimana kamu malam ini? Masak mau langsung pulang ke S?”tanyaku. “aku nginap di kost mas Ari aja boleh khan?”jawabnya. “mana boleh non, bisa digrebek ama orang kampong” jawabku. Akhirnya dia sepakat akan tidur di sebuah hotel melati dekat kostku, biayanya aku bantu setengah, karena dia juga tidak membawa banyak uang.

    Singkatnya, setelah Ria mandi dan berganti pakaian kami berjalan-jalan keliling kota Y, selama perjalanan, dia banyak bercerita tentang hubungannya dengan cowoknya yang mulai banyak ketidak cocokan dan sering diwarnai pertengkaran. Setelah makan malam, jam 9 malam aku mengantarkan dia kembali ke hotel tempatnya menginap. Setelah itu aku kembali ke kostku. Pukul setengah 11 malam Ria menelponku. “mas, aku ga bisa tidur, hotelnya serem, mas Ari kesini donk, temanin aku” pintanya. cerita seks

    Maka aku pun langsung menuju hotel itu. Ketika menuju kamar Ria, aku sempat melihat beberapa pasangan chek in, ada yg masih muda, ada pula yang sudah berumur. Pahamlah aku bahwa hotel ini termasuk hotel esek-esek yang banyak dibicarakan teman-teman kampusku. Kamar yang ditempati Ria berada di ujung lorong, sehingga terlihat memang lebih luas, Ria masih belum ganti baju, “aku mau k kamr mandi takut mas, lampunya kecil” jawabnya ketika kutanya kenapa ga ganti baju. “Ya udah, aku disini, kamu cuci muka trus ganti baju tidur ya” kataku.

    Sementara aku tiduran diatas spring bed, ternyata karena takut (atau entah sengaja) Ria ganti baju tanpa menutup pintu kamar mandi, tentu saja aku bisa melihatnya dari kaca besar di depan pintu kamar mandi. Dari situ aku melihat Ria hanya mengenakan celana dalam, tanpa BH di balik daster tidurnya.

    Dengan menggunakan daster, Ria naik ke atas spring bed dan berbaring di sebelahku. Sedikit ja’im aku kemudian duduk, “kamu mau tak tungguin disini atau aku pulang aja ke kost?” tanyaku. “Mas Ari disini aja, khan kita ga ngapa-ngapain” jawabnya. Aku pun turun dari spring bed dan duduk di kursi berlengan yang ada dalam kamar itu. “lho, kok di situ sich? Disini aja ama aku. Khan tempat tidurnya masih luas” protes Ria. Dari pada diprotes terus (dan karena memang ngarepin) aku pun kembali berbaring di sebelahnya.

    Lama kami terdiam, aku kira dia sudah tertidur, sehingga aku kemudian membuka ikat pinggang dan retslueting celana jeansku, karena aku memang tidak biasa tidur dengan celana jeans, Bahkan kadang aku tidur hanya dengan celana pendek, tanpa celana dalam. “kenapa mas? Sesak ya?” Tanya Ria yg ternyata belum tidur. “iya, aku ga biasa tidur pakai jeans” jawabku. “ya udah, celananya dibuka aja, mas Ari pakai selimut ini lho” kata Ria lagi smbil menyerahkan selimut dan kemudian membalik badannya. Jadilah aku hanya bercelana dalam berbungkus selimut tidur disamping Ria.

    Sekitar jam 3 dinihari, aku terbangun karena seperti mendengar suara tangis. Ketika kubuka mata, ternyata di depanku Ria menangis sambil memandangku. Aku yang bingung kemudian bertanya kenapa, bukannya menjawab, tangis Ria justru makin kuat. Khawatir diduga melakukan kekerasan oleh orang diluar kamar, aku menarik Ria dan mendekapnya.

    Ria memelukku erat dan bercerita bahwa awal mula tidak harmonisnya hubungan antara dia dengan cowoknya karena cowoknya memaksa dia untuk berhubungan badan. Benar-benar iba, aku pun mendekapnya dalam pelukanku. Lupa kalau saat itu aku hanya memakai celana dalam. Makin lama saling berpelukan, kami pun makin terbawa suasana, dari hanya saling memeluk dan berpandangan, perlahan bibir kami mulai saling mendekat dan berpagutan, rasa asin dari air matanya tak kurasakan, yang ada hanyalah nafsu, Ria pun mulai menunjukkan hal yang sama.

    Nafasnya makin memburu, permainan lidahnya makin agresif, bahkan gerakan tangannya mulai meremas lengan dan kaos yang kukenakan. Remasannya makin lama malah menarik kaosku ke atas, seolah meminta aku melepasnya, maka kubuka kaosku dan tinggal bercelana dalam dihadapan Ria. Melihat dadaku yang ditumbuhi bulu halus, Ria keliatan makin bernafsu, dia memegang dadaku dan meremasnya, aku pun merasa tak perlu berbasa-basi lagi, maka segera kutarik keatas pula dasternya, sehingga dia pun hanya tinggal memakai celana dalam.

    Kami sempat saling memandang, “mas, aku pernah menolak L***** untuk ML sama aku, sampai dia memaksaku dan bahkan mendekap mulutku dengan bantal, tapi sekarang aku ikhlas mas, kalau kamu mau jadi pacarku, aku ikhlas menyerahkan diriku ke kamu malam ini” kata Ria sambil menangis. Aku tidak menjawab, aku kembali menariknya ke pelukanku, memberinya waktu untuk melepaskan semua beban yang ada dihatinya. Namun tak lama kemudian, dia mulai kembali menciumi bibirku.

    Kami pun kembali saling berpagutan, kali ini tidak ada lagi ja’im di benakku. Sambil tetap berciuman bibir, tanganku mulai meremas-remas toket dan pantatnya. Dia yang mulanya hanya meremas lengan dan dadaku, perlahan tangannya turun tapi terhenti di atas perutku. Karena tak sabar, langsung kuarahkan tangannya untuk memegang kontolku.

    Dan dia pun menggenggam kontolku dengan kuat. Bibirku mulai turun ke lehernya, kugigit pelan dan kuhisap-hisap sehingga meninggalkan bekas merah di kulitnya yang putih, terus aku turun dan mulai mendekati dadanya, kuhisap toketnya, sambil terkadang kupilin putingnya bergantian, dia makin bergoyang liar remasan-remasan tangannya mulai membuat perih di tubuhku. Aku terus menggigit-gigit pelan dan menghisap tubuhnya, turun ke perut dan terus turun, sampai pada batas atas celana dalam hitam yang dikenakannya.

    Aku berhenti, dan memandangnya, “boleh aku buka?” tanyaku, dia mengangguk dengan menatapku sayu. Dengan kedua tangan kubuka penghalang terakhir antara aku dan lubang kenikmatannya, bulu-bulu jembutnya tipis dan wangi menunjukkan dia rajin merawat propertinya itu. Belahan memeknya masih sangat rapat, kuminta dia untuk melebarkan kedua kakinya, dia sempat menolak, “malu mas” tapi setelah aku sedikit memaksa, di pun mulai melebarkan kedua kakinya, menunjukkan bagaian dalam memeknya yang berwarna merah muda.

    Langsung kucium, kujilat dan kuhisap-hisap semua bagian memeknya, mulai bagian labia mayora (bener ga sich itu namanya?) sampai klitorisnya yang berbentuk benjolan sebesar kacang tanah. Dan akibatnya, Ria seperti kesetanan, pinggulnya naik-turun berusaha menghindari seranganku ke memeknya, “udah mas, udah.. geli..aku geli…” tukasnya. Tapi aku pun terus berusaha merapatkan bibirku ke titik sensitive itu.

    Dan tiba-tiba dia berkata “maasss, aku…mau.. pipis….” belum sempat aku menarik kepalaku dari pangkal pahanya, justru kedua paha itu menjepit kepalaku, kedua tangannya menekan kepalaku semakin mendekati memeknya dan pinggulnya diangkat tinggi-tinggi. Dia mendapatkan orgasme pertamanya setelah ku rangsang dan ku oral selama 15 menit. Tak ayal cairan memeknya pun membasahi hidung dan mulutku. Aroma dan rasa yang khas membuatku makin bernafsu terus kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang itu sampai habis.

    Setelah jepitan pahanya agak melonggar, aku langsung kembali ke sampingnya. Kucium bibirnya sambil kubelai-belai toketnya. “Enak, ga ?” tanyaku. “Enak banget, aku sampai lemes banget. Mas Ari pasti udah sering ya, kok pengalaman banget?” tanyanya *dalam situasi seperti ini, kalau aku jujur aku sudah pernah ML sama 3 cewek sebelum dia bisa merusak suasana* maka kujawab “ aku baru pertama sama kamu ini kok.

    Aku Cuma sering liat BF aja” “wah, pantes, belajarnya dari film” kata Ria sambil tersenyum dan memelukku. Setelah 1 menit, dia mencium bibirku dan bertanya “sekarang aku mesti gimana buat gentian muasin mas Ari?” Aku pun tersenyum dan melirik kontolku yang kepalanya sudah keluar dari batas celana dalamku.

    Dia tersenyum, lalu mulai bergerak membuka celana dalam yang aku kenakan. Dia memegang kontolku lalu bertanya “mau diapain ini mas?” pertanyaan lugu yang menggoda, tapi karena malas basa-basi lagi aku pun menjawab “masukin ke memekmu donk, tapi sebelumnya diisep dulu” dia tersenyum, lalu mulai mengocok pelan kontolku. Setelah agak keras, dia mulai memasukkan junior ke dalam mulutnya dan menghisapnya, tapi karena memang belum pernah (setidaknya menurut pengakuannya) maka rasanya pun tidak terlalu enak.

    Agak sakit malah, karena beberapa kali menyentuh giginya. “jangan kena gigi donk yang, sakit” kataku. “aduh mas, sorry, aku ga bisa kaya gini” jawabnya “Mas langsung main aja yah, aku pasrah kok” katanya. Lalu dia berbaring disampingku sambil membuka kedua kakinya.

    Melihat posisi itu, aku pun bangkit, kujilati sebentar klitorisnya supaya agak basah, dia mulai mendesah pelan. Kubasahi juga ujung kontolku dengan sedikit air liur, lalu mulai kugesek-gesekkan di depan lubang memeknya. Meski mengaku sudah tidak perawan karena paksaan mantan cowoknya, ternyata lubang memek Ria sangat sulit ditembus. Masih sangat sempit, dan aku ga tega ketika sedikit memaksa mendengar dia menjerit tertahan, “aduh mas, sakit mas…” maka kutunda lagi memasukkan kontolku dalam memeknya.

    Sambil tetap kugesek-gesek, aku mulai mendorong ketika kurasa sudah cukup basah, berhasil masuk kepala kontolku masuk kedalam memeknya. Di sinilah aku merasakan perbedaan antara memek Ria dengan memek milik Ika, Icha dan Eta yang pernah kurasakan seblumnya. Kalau memek lain kenikmatan itu sangat terasa ketika aku memasukkan kontolku dalam-dalam, maka memek Ria terasa sangat menjepit justru ketika baru sepertiga kontolku masuk. Maka aku pun, hanya menggerakkan kontolku maju mundur di titik itu.

    Namun berbeda dengan yang kurasakan, Ria justru sangat kesakitan dengan cara itu. “mas, cabut dulu mas. Sakit mas” ujarnya. “ya, bentar yah, aku enak bgt nich sayang” kataku. Dia seperti menahan rasa sakit, bibirnya digigit. “mas, udah dulu donk…sakit nich, perih…” katanya lagi. Sebenarnya aku ga tega, tapi aku pun merasakan kenikmatan dengan hanya bermain di permukaan memeknya itu. Akhirnya aku mengalah dan memutuskan untuk mencabut kontolku dari memeknya.

    Namun sebelum mencabut, aku ingin mencoba memasukkan keseluruhan batang kontolku dalam memeknya, maka kudorong penuh kontolku ke dalam memeknya, sedalam aku bisa, namun ternyata mentok dan aku bisa bisa merasakan dinding rahimnya tepat di depan kepala kontolku.

    Saat itulah aku merasakan perubahan pada diri Ria. Dia yang semula menahan sakit sambil menggigit bibir dan memejamkan mata, tiba-tiba matanya terbuka lebar, mulutnya menganga tertahan. “mmmaaaassssss……” suaranya tertahan dan bergetar. “Eeennnnnaaaaakkkk bbaaaannggeeettttt mmmaaasss….”katanya. Tangannya mencengkram erat kedua lenganku.

    Sesaat kemudian dia berubah makin liar, setiap kali aku tarik mundur kontolku, dia justru memajukan memeknya seolah tidak mau melepaskan sedikit pun kontolku dari memeknya. Tangannya memelukku erat, kemudian tubuhnya tiba-tiba mendorongku berguling ke kanan sehingga sekarang dia berada di atas tubuhku. Dia tetap memelukku erat sambil menggoyangkan pinggulnya ke semua arah, maju-mundur, kanan-kiri, depan-belakang bahkan diselingi memutar, aku yang merasakan perubahan ini kemudian mulai mengatur posisi, kuluruskan kedua kakiku dan menbiarkan tubuh Ria menguasaiku, dia menggerakkan pinggulnya ke segala arah bagai kesetanan, aku berusaha mengimbangi gerakannya dengan melawan arah setiap gerakan pinggulnya.

    Tetes keringat kami membasahi kasur, tapi keganasan Ria seolah tidak akan berakhir. Beberapa saat kemudian tiba-tiba dia menekan dalam-dalam pinggulnya. Tangan kanannya mencengkram lengan kiriku dan tangan kirinya menjambak rambutku. Kontolku seperti diremas-remas dengan kuat oleh memeknya dan dia menjerit tertahan “aaaaaccchhhh……” tubuhnya mengejang, kaku sesaat lalu ambruk diatas tubuhku. “enak banget mas..enak banget….aku pengen ******* terus ama kamu kaya gini. Enak banget” ujarnya berbisik di telingaku.

    Aku hanya tersenyum mendengar kata-katanya, sementara Ria masih terbaring lemas diatas tubuhku, kontolku yang masih menancap dalam memeknya bergerak-gerak mencari perhatian ;p dia pun merasakannya, dan mulai bangkit. “mas, aku lemes banget, mas diatas aja dech, aku pasrah. Udah lemes bgt nich”katanya. Dia lantas menjatuhkan tubuhnya, dan sambil membuka lebar tangan dan kakinya, dia berkata nakal “aku pasrah mas, perkosa aku, nodai diriku sepuasmu…..” sambil tersenyum nakal.

    Aku pun langsung, naik ke atas tubuhnya. Sengaja kuangkat kedua kakinya sambil kulingkarkan di pinggangku. “gini, biar kerasa makin enak” kataku, sesaat kemudian aku mulai mendorong kontolku masuk dalam memeknya. Ini perbedaan kedua antara memek Ria dengan memek lain yang pernah kurasakan, meski basah karena cairan orgasme sebelumnya, tapi ketika kumasukkan, tetap aja kontolku rasanya seperti dijepit dengan kuat. Aku pun mulai menggoyang pinggulku maju-mundur.

    Setelah melihat liarnya Ria saat kumasukkan dalam kontolku, dan merasakan kenikmatan memeknya saat di permukaan, maka kucoba memainkan masuknya kontolku dengan ritme 3 plus 1, yaitu tiga kali aku dorong dengan hanya memasukkan sepertiga kontolku, dan kemudian satu kali dorongan dalam yang memasukkan kontolku sedalam-dalamnya sampai terasa mentok di dinding rahim Ria.

    Dan efeknya, meski mengaku sudah lemas, tapi tiap kali aku dorong dalam kontolku dalam memeknya, tubuh Ria seperti mengejang. Pinggulnya ikut terangkat tiap kali aku menarik kontolku, dan suaranya tertahan “mmaaasss….” Dia terus meremas lenganku dan menggigit kuat bibirnya sendiri. “mmmaaasss, jangan nyiksa aku doonkk… masukin yang daallleeem dddooonnkkk….” Pintanya dengan mata sayu menatapku dan suara bergetar. Karena kasihan, aku pun langsung menaikkan ritme goyanganku dengan mendorong dalam kontolku dalam memeknya.

    Dan Ria kembali kesetanan, dia membalas setiap tusukan kontolku dengan gerakan pinggul yang ke segala arah, bahkan tangannya meremas erat kedua pantatku sambil menakannya agar makin dalam masuk dalam memeknya. “mmass, dalam lagi mmaaass, masukkiinn dalem lagi…eennaakk bangeettt masss….”ujarnya. Dan gerakan pinggulnya pun kurasakan makin terasa nikmat ketika memeknya terasa memijat dan meremas-remas kontolku, dan ini membuat aku pun mulai merasakan cairan lahar putih akan mulai muntah dari kontolku. “Ria, aku mau keluar sayang, aku tarik yah” kataku.

    Ria mengangguk, namun gerakan pinggulnya dan tangannya berkata sebaliknya, pinggulnya justru makin terangkat ke atas, sedangkan tangannya makin menekan pantatku untuk makin masuk ke dalam memeknya. Sementara didalam pun kontolku terasa makin kuat disedot, diremas dan dipijat otot-otot memeknya. Akhirnya karena tak tahan aku pun memuntahkan pejuhku dalam memeknya. Crot.. crot.. crot..dan sedetik kemudian Ria kembali mengejang, badannya kaku dengan posisi tangan menekan pantatku agar makin mendorong masuk kontolku dalam lubang memeknya. “mmaaasss….aaaccchhhh….eeennna aakkkk” teriaknya tertahan dengan suar bergetar. Aku segera mencabut kontolku dari memeknya dan menjatuhkan badanku disampingnya.

    Kulirik jam di HPku, jam 7 kurang 20 menit. Berarti sekitar 3,5 jam kami memadu kasih dan mengejar surga dunia. Aku mencium bibirnya sambil meremas toketnya. “Aku sayang kamu, mas…” kata Ria. Kami pun kembali tertidur sampai jam 10 pagi Setelah itu kami mandi bersama. Setelah sarapan aku kembali mengantar Ria ke terminal bus untuk kembali ke kota S.

    Sejak saat itu, aku berpacaran dengan Ria. Hubungan kami sempat berjalan selama sekitar 2 tahun, sampai akhirnya dia dijodohkan dengan seorang pria tetangga kampungnya di Pekalongan. Sekarang dia telah memiliki 2 anak dan tinggal di kota S. Yang tidak pernah Ria tahu, bahwa dia bukan wanita pertama yang bercinta denganku, dan bahwa selama 2 tahun hubungan kami pun aku beberapa kali bercinta dengan wanita lain.

  • Foto Bugil Kana Momonogi Model Pamer Body Yang Hot

    Foto Bugil Kana Momonogi Model Pamer Body Yang Hot


    2112 views

    Foto Bugil Terbaru – konon katanya, banyak cowok yang gemes banget dengan meki dengan bentuk tembem seperti itu. Beruntunglah para cewek montok yang memilikinya karena dijamin pria anda akan selalu ketagihan bersenggama denganmu setiap malam. Jika anda adalah kaum adam yang belum berpasangan dan kontol konakmu sudah gatal tak tahan pengen ngentot. Maka jangan kecewa dulu, karena kamu bisa menggunakan objek dalam foto meki tembem dan montok ini sebagai objek onanimu sebentar malam.

    Nah, untuk menghemat waktu, karena saya sudah bosan menulis panjang lebar. Mari kita simak bersama-sama koleksi foto meki tembem cewek montok yang sudah sangat siap untuk dimasukin kontol konak melikmu dibawah ini:

  • Foto Bugil Hot Yua Aida

    Foto Bugil Hot Yua Aida


    1730 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Servis Yang Sangat Memuaskan Dari Ryo Akanishi

    Servis Yang Sangat Memuaskan Dari Ryo Akanishi


    1401 views

  • Foto Ngentot Si Bening Rie Tachikawa Yang Sangat Hot Dan Menggoda

    Foto Ngentot Si Bening Rie Tachikawa Yang Sangat Hot Dan Menggoda


    1686 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini. Agen Judi Online

  • Foto Ngentot Pramugari Cantik Jepang

    Foto Ngentot Pramugari Cantik Jepang


    1826 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Ngentot Tante Girang: Legitnya Meki Ummi Latifah

    Cerita Ngentot Tante Girang: Legitnya Meki Ummi Latifah


    2226 views

    Cerita Ngentot Tante Girang- salam croottt untuk kita semua! nubi hanya ingin menyumbang cerita ngentot tante di cerpan stengahbaya ini. sebelumnya nubi sudah lebih dulu membuat cerita di cerbung dengan judul asdos. tapi berhubung ceritanya tidak bisa nubi lanjutkan maka nubi ingin berbagi cerita yang merupakan side story dari Asdos. cerita ini berfokus pada ummi latifah mertua dari ummu afra tokoh dari cerita ngentot tante sebelumnya yang nubi buat.
    mohon koreksi dan kritikannya para suhu yang sudah membaca dan baru membaca karya cerita ngentot tante nubi ini.

     

    Ummi Latifah

    2 minggu Sebelum kejadian pemerkosaan yang dialami menantunya Rizka atau ummu Afra. Sang mertua yang bernama Ummi Latifah terlebih dahulu dinodai oleh seorang pemuda. Semua berawal dari perjalanan pulang dirinya dari rumah anak perempuannya yang bernama Assyifah.

    Ummu latifah mertua Ummu Afra adalah wanita dengan usia 47 tahun. Namun di usia yang sudah memasuki setengah abad itu masih tampak wajah serta kulitnya tak menemui kekeriputan. Bahkan tubuh dan kulitnya seperti wanita berusia 30 tahunan.

    Banyak sebenarnya laki-laki baik itu tua maupun muda yang terpesona oleh kemolekan tubuh ummu latifah. Namun mereka hanya bisa membayangkan untuk bisa memilikinya tanpa pernah mendekati dirinya. Ummu latifah sudah 3 tahun ini menjadi seorang janda. Suaminya sudah berpulang karena sakit yang diderita. Kini ia tinggal dirumah 2 anaknya secara bergantian.

    Jam menunjukkan pukul 7 malam disebuah terminal. Tampak seorang wanita cantik yang diusianya yang tak bisa dibilang muda itu. Tidak tampak raut ketuaan dari wajahnya. Seolah ia diciptakan muda tanpa pernah mengenal tua.

    Wanita itu sibuk membuka hp nya dan sejurus kemudian tampak ia sedang menelpon.

    “Halo.” Suara Ummi Latifah.

    “Ia ummi.” Jawab anak ummu latifah.

    “Nanti ummi mungkin pulangnya agak telat. Soalnya bisnya belum tiba.” Bilang Ummi Latifah.

    “Oh ia ummi. Mahmud tunggu kok.” Jawab sang anak.

    “Ia nanti ummi kabarin kalo bisnya sudah jalan.”

    “Ia ummi.”

    Ia menutup telponnya. Suasana diterminal tersebut sangat ramai. Banyak calon penumpang yang menunggu bis yang telat. Agen Judi Casino Online

    Sudah hampir 1 jam akhirnya bis yang ditunggu Ummi Latifah tiba.

    Ummi Latifah kemudian naik dan mencari tempat duduk. Saat lagi mencari tempat duduk ia mendapat bangku paling belakang.

    Ummi Latifah pun duduk untuk mengisi bangku tersebut. Ia sengaja duduk disamping kaca agar tidurnya nanti tidak terganggu. Syukur-syukur tak ada penumpang lagi atau penumpang disebelahnya seorang wanita.

    Selama ini ia bepergian pulang pergi kerumah anak nya itu selalu mendapatkan bangku disebelahnya kosong ataupun wanita. Tapi dimalam itu seorang laki-laki muda berusia 25 tahun tampak melirik bangku yang kosong disamping dirinya.

    “Maaf bu. Ada yang duduk disini gak?” tanya seorang pemuda.

    “Oh gak ada.” Jawab Ummi Latifah sopan.

    “Boleh saya duduk disini. Nanti kalau udah sepi saya pindah bu.” Kembali sang pemuda menanyakan kesediaan Ummi Latifah.

    “Oh ia silahkan.” Jawab Ummi Latifah sambil menundukkan kepalanya tanda mempersilahkan sang pemuda untuk duduk.

    Akhirnya sang pemuda itu duduk disamping ummu latifah. saat itu ia mengenakan switer tebal dan celana jeans warna hitam. Sedangkan Ummi Latifah memakai gamis panjang dan rok panjang bewarna biru tua dan jilbab yang panjang bewarna biru muda beserta sebingkai kacamata. Tampak cantik dan anggun.

    Pemuda itu sedikit takjub melihat seorang wanita disampingnya tersebut.

    Akhirnya ia duduk disamping Ummi Latifah. bis pun mulai berjalan pelan meninggalkan terminal. Jarak yang ditempuh untuk ke kota tujuan Ummi Latifah sekitar 5 jam.

    Ummi udah berangkat.

    Sms Ummi Latifah kepada putranya.

    Sang putra pun membalas sms sang ibu.

    Ia nanti Mahmud jemput ummi.

    Perkiraan Mahmud ummi nya tiba di terminal adalah jam 1 pagi. Ia sekarang sedang menonton tv sedang sang istri masih didalam kamarnya sedang menyusui sang anak.

    Bis melaju pelan ditengah keramaian jalan raya yang dilewatinya.

    Saat sudah sekitar setengah jam perjalanan. Sang pemuda memulai percakapan dengan Ummi Latifah yang melihat keadaan jalan diluar.

    Untuk percakapan dicerita ini ane buat sebagai berikut:

    Ummi Latifah : L

    Pemuda : P

    P: Ibu. Mau kemana?

    L: Eh ia. Kenapa.

    P: Ibu mau kemana.

    L: Oh. Saya mau ke kota A.

    P: Sama dong bu kalau gitu.

    L: Kamu tinggal disana juga.

    P: Bukan bu tapi saya kuliah disana dan saya tinggal dikota yang ibu kunjungi tadi. ibu darimana tadi.

    L: Saya itu dari rumah anak saya. Soalnya tiap sebulan sekali saya biasanya pulang kesana.

    P: Di kota A tinggal sama siapa bu?

    L: Tinggal sama anak saya juga.

    P: Suami ibu?

    L: Suami saya sudah meninggal.

    P: Maaf bu saya gak bermaksud.

    L: Ia gak apa. Kan kamu gak tau.

    P: Ia maaf bu. Oh ia bu. Nama ibu siapa. Sambil tangannya berusaha untuk bersalaman.

    L: Nama saya latifah. kalau kamu?

    Namun Ummi Latifah hanya menangkupkan kedua tangannya didepan dadanya. Sang pemuda hanya terseyum sambil menarik kembali tangannya.

    P: Saya Marwan bu. Boleh saya nanya bu.

    L: Mau nanya apa.

    P: Tapi ibu jangan tersinggung ya.

    L: Ia apa yang mau kamu tanya.

    P: Kalau boleh tahu Umur ibu berapa?

    L: Kenapa

    P: Ia Cuma pengen tau aja bu. Kalau ibu gak mau jawab juga gak apa.

    Sambil tersenyum dan melihat Marwan. Ummi Latifah menjawab.

    L: umur saya 47 tahun.

    P: masa sih bu.

    L: Ia, kenapa kamu gak percaya

    P: Ia masa umur 47 tapi masih cantik gini.

    L: Itu ada rahasianya.

    P: Oh gitu.

    L: Kamu sendiri umurnya berapa?

    P: Saya 25 tahun bu.

    L: Jangan panggil ibu. Panggil aja Ummi Latifah. soalnya saya gak terbiasa dipanggil ibu.

    P: Ia bu. Eh ummi. Sambil terseyum.

    Disaat yang sama Ummi Latifah juga tersenyum. Dari banyak perjalanan yang sudah dia lalui entah kenapa saat ini perjalanannya tak monoton. Dia yang biasanya dalam perjalanan hanya membaca buku kini ditemani oleh seorang pemuda yang walaupun tidak terlalu ganteng dan sedikit urakan dengan rambut yang lumayan panjang dan ikal itu.

    Namun dengan sikapnya yang sopan itu membuat ummi latiah tak menaruh kesan bahwa Marwan seorang laki-laki yang kurang ajar. Tapi sebagai laki-laki yang tahu sopan santun terlebih kepada wanita tua seperti dirinya.

    Mereka pun mengobrol tentang kegiatan sehari-hari dan hal-hal apa saja yang bisa dibicarakan. Ummi Latifah memang dikenal gamapang diajak mengobrol. Terlebih dulu ia juga seorang guru di kampungnya sebelum pindah ke rumah kedua anaknya.

    Hal ini dilakukannya karena dikampung ia hanya akan teringat oleh suaminya tercinta yang sudah meninggal. Ia kini hanya sibuk mengurus kedua cuu dari kedua anaknya dimana kegiatan menantu dan anak-anaknya juga sibuk.

    Terlebih mereka juga masih muda dan dengan menjaga kedua cucunya ia bisa melepaskan rasa kangen kepada anak-anaknya.

    Saat sedang asyik mengobrol selama kurang lebih 1 setengah jam. Bis yang mereka tumpangi mengalami bocor ban.

    Sontak Ummi Latifah dan Marwan kaget saat bis mengerem mendadak. Dan membuat tubuh Ummi Latifah saat itu jatuh kearah kiri badan Marwan. Saat tubuhnya terjatuh itu tanpa sengaja payudara Ummi Latifah menyenggol paha dari Marwan.

    Hal itu membuat Marwan menjadi salah tingkah. Dengan cepat ia menarik tubuh Ummi Latifah. tangannya mengambil bagian lengan Ummi Latifah. ummi yang kaget lalu dengan cepat mengangkat tubuhnya.

    “Maaf ya ummi.” Sambil melepas tangannya dari bahu Ummi Latifah.

    “Ia. Gak apa Marwan.” Balas Ummi Latifah. bagaimanapun ia tahu kalau Marwan bermaksud baik.

    Kini badan Ummi Latifah kembali bersandar di bangku. Sementara itu bis akhirnya berhenti.

    “Mohon maaf kepada bapak-bapak dan ibu-ibu. Bis kita bocor ban nya.” Kata kondektur bis.

    “Jadi gimana dong.” Tanya bapakbapak penumpang bis.

    “Mohon tunggu sabar ya.” Kembali kondektur bis berbicara berusaha menenangkan penumpang bis tersebut.

    Beruntung bagi para penumpang tersebut karena bis mereka mengalami bocor ban yang tidak jauh dari tempat peristrahatan bis.

    Akhrinya banyak penumpang yang disuruh untuk beristirahat dulu di tempat peristirahatan tersebut. Mereka pun beramai-ramai turun dari bis dan menuju tempat peristirahatan tersebut.

    “Ummi ayo turun.” Ajak Marwan kepada Ummi Latifah. kini ia berdiri dan menuju jalan keluar bis.

    “Ia.” Ummi Latifah sedikit mengangkat pantatnya pertanda ia juga turun dari bis itu.

    Akhirnya mereka berdua berjalan beriringan menuju tempat peristrahatan itu. Sekilas dilihat mereka seperti anak dan ibu. Marwan yang bertubuh tinggi 175 cm berbanding dengan tinggi Ummi Latifah 155 cm. Marwan sedikit mencuri kesempatan memandangi Ummi Latifah yang berjalan disampingnya itu.

    Kejadian yang tak terduga saat ban bis bocor itu membuat Marwan sedikit bernafsu. Memang awalnya ia tak berniat apa-apa dengan Ummi Latifah. namun kejadian tadi membuat ia bernafsu. Walaupun hanya sebentar payudara Ummi Latifah bersandar di paha nya.

    Sekilas tentang Marwan. Ia seorang mahasiswa seni yang sudah hampir 7 tahun belum menamatkan kuliahnya. Ia anak dari seorang pengusaha kelas kakap. Walau begitu orang tuanya tak menanyakan kenapa ia kuliah seni dan kenapa ia belum tamat. Ya orang tua Marwan termasuk orang tua yang memanjakan Marwan dan marwa juga bukan anak yang minta dimanjain. Ia memang tertarik dengan dunia seni dari kecil dulu.

    Akhirnya sampailah mereka berdua dan penumpang lainnya di tempat singgah itu. Marwan lalu mengajak Ummi Latifah untuk duduk disudut.

    “Ummi mau minum apa?” tawar Marwan.

    “Air putih aja.” Jawab Ummi Latifah.

    Marwan lalu membeli 2 botol air mineral.

    “Ini ummi. Airnya.” Marwan memberi air botol mineral kepada Ummi Latifah dengan tangan kanannya.

    “Ia terima kasih ya. Berapa?” tanya Ummi Latifah.

    “Udah gak apa ummi.”

    “Maaf ya udah ngerepotin.”

    “Gak apa lah ummi. Nyantai aja.”

    Lalu Ummi Latifah pun membuka botol dan mulai meminumnya. Marwan hanya mmandangi Ummi Latifah dengan takjub. Perasaannya untuk bisa mendekati Ummi Latifah semakin kenccang di dada.

    Waktu menunujukkan pukul 10 malam dan tanda-tanda bis belum selesai di perbaiki.

    Ummi Latifah tampak gelisah. Lalu ia berdiri dan mengambil hp nya.

    “Halo. Mahmud.”

    “Ia ummi.”

    “Bis ummi ban nya bocor dan masih dalam perbaikan. Mungkin subuh ummi sampai di terminal. Kamu tidur aja dulu. Nanti ummi kabarin lagi ya.”

    “Ia sudah ummi. Hati-hati ya.” Sambil menutup telponnya.

    Saat itu Mahmud sedang bersama ummu afra diatas tempat tidur. Keduanya baru hendak berisitirahat.

    “Ummi pulang jam berpa mas?” tanya ummu afra.

    “Subuh. Soalnya ban bis nya bocor.“ jawab Mahmud.

    “Oh. Ya udah mas tidur dulu nanti Rizka bangunin.” Tawar ummu afra.

    “Ia dek.” Lalu Mahmud mencium ummu ara dan dibalas dengan mesra olehnya.

    Saat berdiri dan menelpon sang putranya tanpa Ummi Latifah sadari mata Marwan sedang berusaha menelanjangi dirinya. Tubuh Ummi Latifah yang tertutup gamis lebar itu tak mampu membuat lekuk tubuhnya tertutup sempurna. Entah karena pikiran Marwan yang sedang berkecamuk dengan nafsunya yang membuat ia tak bisa berpikir jernih lagi.

    Ummi Latifah lalu kembali ke tempat duduk mereka.

    “Marwan. Ummi ke toilet dulu ya. Ummi boleh titip tas ummi.” Ummi Latifah meminta kepada Marwan.

    “Ia ummi. Marwan jagain. Tenang aja” sambil tersenyum.

    Tak lama Ummi Latifah pun membelakangi Marwan. Tampak oleh Marwan goyangan pantat Ummi Latifah yang sebenarnya tertutup itu. Tapi nafsu dikepalanya sudah meninggi.

    Sadar dari lamunan akan kemungkinan untuk bersetubuh dengan Ummi Latifah.

    “Gila. Apa gue entot aja ya. Tapi gimana mulainya. Gak mungkin lah Ummi Latifah ini gampangan. Dari ceritanya dan perilakunya nampak ia ini alim.” Pikiran Marwan berbicara.

    Saat sedang berpikir seperti itu ia menyenggol tas nya dan ia melihat ada sebuah botol kaca kecil.

    “Eh ini kan obat perangsang si Roby.” Bathinnya.

    Ia melihat botol air minum Ummi Latifah diatas meja didepannya. Diperhatikannya sekeliling dirinya. Beruntung semua orang pada sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang tertidur, makan dan bermain HP.

    Ia lalu mengambil botol kecil obat perangsang itu lalu menetaskan nya didalam air mineral Ummi Latifah. obat perangsang yang jernih itu membuat tak terlihat setelah dimasukkan kedalam air mineral tersebut.

    Ia mulai menggoncangkan pelan-pelan agar air tersebut tidak berbuih. Ia takut Ummi Latifah curiga.

    10 menit kemudian Ummi Latifah kembali ke tempat duduk mereka.

    “Kok lama ummi?” tanya Marwan

    “Ia ngantri tadi.” jawab Ummi Latifah

    “Ya udah saya ke toilet dulu ya ummi. Gantian.” Pinta Marwan.

    “Ia.” Jawab Ummi Latifah dengan tersenyum.

    Saat Marwan berjalan ke toilet nampak olehnya Ummi Latifah meneguk air minum tersebut.

    “Yes.” Bathin Marwan.

    Part II

    Didalam toilet Marwan membayangkan apa yang akan dilihatnya nanti. Sesosok tubuh yang ingin dilihatnya secara telanjang. Siapa lagi kalau bukan tubuh Ummi Latifah.

    10 menit ia keluar dari dalam toilet. Ia membenarkan celananya yang tak bisa menampung penis besarnya itu. Membayangkan menikmati tubuh seorang ummahat yang cantik.

    Perlahan laju langkah kaki Marwan menghampiri Ummi Latifah. dipandanginya botol air Ummi Latifah yang tinggal separuh. Itu artinya ummi latiah sudah meminum obat perangsang yang di masukin dalam air mineral tersebut. Tampak senyum nakal Marwan.

    “Ummi.” Marwan membuka pembicaraan.

    “Eh ia.” Jawabnya.

    “Haus ya ummi.” Marwan berbasa-basi.

    “Ia ni. Haus ummi. Lama juga ternyata bisnya bener.” Ummi Latifah nampak sedikit kesal.

    “Ya sabar aja ummi. Pasti bentar lagi kelar. Ummi mau makan dulu?” ajak Marwan.

    “Hmmm. Boleh lah.”

    “Yuk kesana ummi.” Sambil Marwan beranjak menuju kantin.

    Sebenarnya alasan Marwan mengajak Ummi Latifah makan tak lain agar air minum Ummi Latifah cepat habis.

    Akhirnya selama kurang lebih setengah jam mereka menghabiskan waktu dikantin tersebut. Nampak air mineral Ummi Latifah sudah habis dan Marwan kembali membeli air mineral lagi.

    Tampak sebuah bis masuk dipelataran temoat peristirahatan tersebut. Kondektur bis lalu mulai memerintahkan para penumpang untuk kembali naik bis.

    Tak lama semua penumpang akhirnya kembali masuk kedalam bis. Ummi Latifah kini merasakan ada sesuatu dalam dirinya. Terlebih suasana malam hari ini membuat gairah seks nya perlahan muncul. Tampak reaksi dari obat perangsang yang Marwan berikan sudah mulai bekerja.

    “Ummi duduk bareng lagi ya.” Tawar Marwan.

    “Ia.” Entah kenapa Ummi Latifah mengiyakan ajakan Marwan tersebut.

    Bis melaju perlahan. Lampu kemudian mulai dimatikan oleh supir bis. Nampak dari banyaknya penumpang mulai merebahkan kepala mereka di bangku untuk mengsitirahatkan badan mereka.

    Perjalanan yang akan memakan waktu selama 5 jam ini kembali berjalan. Ummi Latifah mulai tampak gelisah dengan hasrat dirinya yang tiba-tiba naik. Libido yang selama 7 tahun ini terpendam mulai kembali bergairah.

    Sudah selama 7 tahun ini Ummi Latifah menahan hasrat kewanitaannya setelah sang suami sakit dan tak mampu lagi untuk bersetubuh. Dirinya yang termasuk wanita baik-baik selama ini tak pernah mengenal namanya masturbasi. Ia mampu menahan segala godaan duniawi tersebut.

    Dirinya kini mulai merasakan hal-hal yang membuat tubuhnya sangat sensitif untuk saat ini. Marwan yang sadar kalau obat perangsangnya mulai bekerja perlahan-lahan sengaja membenturkan tubuhnya ke tubuh Ummi Latifah.

    Ummi Latifah yang mencoba melawan hasrat seksualnya ini namun tubuhnya menunjukkan keadaan yang berbeda. Kini nafsu terpendam yang mampu ditahan Ummi Latifah nampaknya sudah bobol oleh obat perangsang Marwan yang kuat tersebut.

    Setengah jam perjalanan dan nampak disamping bangku mereka berdua tidak ditempati oleh orang lain. Dan penumpang dibagian paling belakang sudah pada tidur. Sementara kondektur dan supir bis hanya asik berccengkrama didepan.

    Marwan mulai mendekati tangannya ke paha Ummi Latifah. ia sudah sangat percaya diri bahwa Ummi Latifah tidaka akan melawan. Selama perjalanan berlangsung Marwan memang tidak mengajak Ummi Latifah mengobrol. Hal ini ia lakukan untuk mengetahui reaksi obatnya.

    Kini perlahan tangan itu mulai meraba naik turun paha kanan Ummi Latifah. Ummi Latifah yang mendapat serangan itu mencoba menepis tangan Marwan.

    “Marwan apa yang kamu lakukan.” Suaranya sedikit mendesah namun pelan.

    “Ummi cantik deh.” Sambil kini tangan kanannya memegangi wajah Ummi Latifah.

    Ummi Latifah yang mendapat perlakuan seperti itu mencoba kembali menepis tangan Marwan.

    “Jangan kurang ajar kamu.”

    “Udah ummi nikmatin aja.”

    Dengan keberaniannya Marwan mulai mencium mulut Ummi Latifah yang saat itu hendak berteriak. Namun kecepatan mulut Marwan mampu meredam suara teriakan yang akan dikeluarkan Ummi Latifah.

    Emmmphhhhh…..

    Emmmmppppphhhhh….

    Ummi Latifah mencoba melepaskan ciuman Marwan. Namun Marwan yang sudah siap kini mulai

    Memgangi tangan Ummi Latifah yang mencoba memukul Marwan. Mendapat cumbuan Marwan yang ganas dan pengaruh obat perangsang membuat perlawanan Ummi Latifah menjadi tidak berarti.

    Disatu sisi dirinya mencoba menghindari peleccehan oleh seorang pemuda yang dianggapnya baik itu. Namun disisi lain dirinya yang sudah 7 tahun tidak mendapatkan rangsangan birahi kini mulai mencoba menikmatinya.

    Sekitar 5 menit kemudian lumatan Marwan mulai menemui hasil. Mulut Ummi Latifah yang mendapat cumbuan itu akhirnya terbuka. Kini lidah Marwan mulai menyentuh lidah Ummi Latifah itu.

    Perasaan senang menghampiri dirinya. Tak ia sangka akhirnya kini Ummi Latifah dapat ia taklukkan. Perlahan-lahan tangan mawrwan melepaskan tangan Ummi Latifah. ia ingin tahu apakah mangsanya kini sudah masuk kedalam permainannya atau belum.

    Marwan mendapati kini tangan Ummi Latifah sudah tak segesit tadi. bahkan lumatan bibir Marwan kini perlahan-lahan mulai dibalas Ummi Latifah. tampak obat perangsang itu sudah mulai membuat dirinya lupa bahwa ia seorang ummahat alim yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain. Namun kini ia tak bisa berbuat banyak efek obat perangsang yang diminumnya membuat peminumnya melepaskan semua hasrat seksual. Apalagi ia yang sudah 7 tahun tak tersentuh kini menemui puncak seksual yang harus dituntaskan.

    Tangan Marwan kini mulai membelai payudara Ummi Latifah dari luar. Payudara yang tertutup rapat itu kini mulai dirangsang oleh Marwan. Ummi Latifah mencoba memegang tangan Marwan untuk menghentikan. Namun yang terjadi tangan Ummi Latifah seperti hanya menyentuh yang mmbuat nafsu Marwan semakin menjadi-jadi.

    Kini ia mulai meremas dari balik gamis Ummi Latifah. sementara itu tangan Marwan mencoba membuat tangan Ummi Latifah untuk memegang penisnya yang masih didalam celana jeans tersebut.

    Ummi Latifah mengikuti kemauan Marwan. Mulut mereka masih bercumbu dengan dasyatnya. Tangan lentik Ummi Latifah kini mulai menaik turunkan di celana Marwan. Sedikit terkejut Ummi Latifah mendapati penis besar Marwan dibalik celan tersebut. Baru kali ini dalam hidupnya ia memegang penis selain suaminya.

    Bis hanya berjalan perlahan dikegelapan dan dinginnya malam itu. Supir dan kondektur hanya menikmati lagu dari dalam bis dan mengeluarkan obrolan-obrolan mereka berdua. Sementara itu dua anak manusia yang duduk dibelakang sedang menikmati hasrat seksual mereka dan bangku bis menjadi saksi akan pintu gerbang perzinahan ini.

    Lumatan-lumatan dari kedua pasangan manusia yang berbeda umur ini semakin menjadi. Obat perangsang itu mampu membuat Ummi Latifah lupa akan statusnya ini.

    Emmmpppphhhh….

    Suara Ummi Latifah menyelimuti suasana bis tersebut. Beruntung bis yang menyalakan lagu membuat suaranya tidak terdengar. Hanya mawran yang mendengar betapa merdunya suara ummahat alim ini.

    Kini Marwan melepas ciuman nya. Nampak Ummi Latifah sedikit merasa lega.

    “Ummi mau kita lanjutin.” Bilang Marwan disela permainan yang akan dia lanjutkan.

    “Marwan apa yang udah kita lakukan.” Seperti tersadar Ummi Latifah mulai menyadari.

    “Hanya menyampaikan hasrat seksual ummi.” Jawab Marwan santai.

    “Ini salah Marwan. Ini dosa.” Ummi Latifah mencoba bersuara dan memalingkan wajahnya kebawah.

    Tapi Marwan langsung mulai kembali memgeang tangan Ummi Latifah.

    “Marwan mau apa kamu.” Tanya Ummi Latifah.

    “Ssstttt…” Marwan menangkupkan tangannya kemulut Ummi Latifah.

    “Sudahlah ummi. Ummi menikmati juga kan.” Marwan menanggapi dengan santai

    “Tapi. Ini salah.” Ummi Latifah mencoba mengingatkan kembali.

    Kembali Marwan memalingkan wajah cantik itu kehadapannya dan sejurus kemudian ia mulai kembali melumatnya.

    Ummi Latifah bukannya melawan malah kini ia juga membalas. Ia seperti seorang wanita yang malu-malu kucing dalam keadaan seperti ini.

    Perlahan tangan Marwan membuka resliting celana nya.

    Tampak sebuah penis berukuran jumbo dengan kepala penis yang seperti jamur itu keluar dengan gagahnya.

    Ummi Latifah yang sedikit kaget saat tangannya diarahkan untuk memegang penis jumbo tersebut. Tangan Marwan seperti menginstruksikan tangan Ummi Latifah untuk menaik turunkan di penis besarnya tersebut.

    Ummi Latifah yang tak pernah melakukan kocokan di penis seperti kebingungan. Marwan melepaskan ciumannya.

    “Ummi dikocok dong.”

    “Kayak gini ummi. Tapi pelan-pelan sakit soalnya.” Marwan menginstruksikan.

    Ummi Latifah seperti terhipnotis malah mulai mengikuti keinginan Marwan tersebut.

    Kini ia mulai menaik-turunkan tangan kanannya dipenis Marwan. Ummi Latifah sempat kaget. Bagaimanapun ini adalah penis kedua dalam hidupnya yang ia lihat. Sangat jauh sekali dengan penis almarhum suaminya yang mungkin tak lebih dari setengah penis Marwan.

    Pikirannya mulai mengodanya. Bagaimana kalau penis besar ini mulai memasuki area kewanitaan dirinya.

    Namun tak sampai 3 menit saat tangan Ummi Latifah mulai mengocok penis Marwan.

    “Ummi coba dikulum.” Marwan meminta.

    “Dikulum.” Ummi Latifah bertanya heran.

    “Ia ummi masukin kontol ini kedalam mulut ummi.” Perintah Marwan.

    Ummi Latifah menggeleng. Ia merasa jijk dan selama hidpunya ia tak pernah memasukkan penis suaminya kedalam mulutnya. Ia masih memelihara kesopanan dan etika dalam bercinta.

    Marwan lalu dengan sedikit agak memaksa lalu menarik sedikit kepala Ummi Latifah. Ummi Latifah mencoba menghindari penis Marwan. Namun tangan Marwan diatas kepalanya sedikit mulai menekan.

    Perlahan Ummi Latifah menoleh kekanan-dan ke kiri. Ia mencoba untuk tidak melakukan perbuatan hina ini.

    “Ummi ayo lakuin.” Sambil tangan nya mencoba memaksa.

    Namun kegigihan Ummi Latifah untuk tidak melakukan kuluman membuat Marwan menaikkan kembali kepala Ummi Latifah.

    “Kenapa ummi gak mau nurut.” Tanya Marwan.

    “Masa dsini Marwan.” Jawab Ummi Latifah.

    “Jadi ummi mau dimana.”

    “Jangan disini.” Entah kenapa ia menjawab hal yang tak seharusnya ia lakukan.

    Tempat lain mau.” Tawar Marwan.

    Ia hanya menundukkan kepalanya. Lalu Marwan menaikkan kepalanya dan menatap wajah sayu Ummi Latifah.

    “Gimana di hotel aja ummi.” Ajak Marwan.

    “Ummi jawab dong.”

    Ummi Latifah hanya mengangguk perlahan.

    Kini kembali Marwan memagut bibir Ummi Latifah. Ummi Latifah pun membalas pagutan dari Marwan dengan kembali bergairah. Sementara tangannya kini kembali memegang penis Marwan.

    Sekitar setengah jam pertarungan menuntaskan hasrat birahi di dalam bis yang berjalan itu. Kini Marwan tidak hanya memnagut namun juga mulai mencoba untuk memasukkan tangannya di dalam gamis itu.

    Tangan Marwan mulai bergerilya didalam gamis tersebut. Payudara Ummi Latifah yang tidak terlalu besar dan kecil tersebut nampak mulai menegang akan hasrat yang sudah tak tertahan lagi.

    Sedang asyik memagut dan mencium tanpa suara dan Ummi Latifah kini tampak pasrah hanya mengikuti permainan tiba-tiba bis menghidupkan lampunya.

    Ummi Latifah dan Marwan sedikit kaget. Lalu keduanya menghentikan permainan panas tersebut.

    Ummi Latifah nampak sedikit ketakutan. Bagaimanapun ia baru pertama kali melakukan perbuatan tercela ini.

    Namun Marwan memegang kepala Ummi Latifah.

    “Udah ummi. Tenang. Gak ketahuan kok.” Marwan mencoba menenangkan.

    Ummi Latifah hanya membalas dengan pegangan tangannya di tangan Marwan. Menandakan ia berharap Marwan mampu membuatnya tenang.

    Bis perlahan mulai masuk kembali di tempat persinggahan. Sudah 2 jam ternyata perjalan yang mereka lalui.

    Jam menunukkan pukul 1 malam lebih.

    Marwan dan Ummi Latifah merapikan pakaian mereka yang sdikit kusut akan permainan tadi. semakin lama Ummi Latifah merasakan bahwa kini dirinya sudah sangat terangsang dan ingin merasakan persetubuhan yang sudah 7 tahun tidak ia dapatkan.

    Obat perangsang Marwan memang semakin lama membuat orang yang meminumnya melupakan pikiran jernihnya. Dalam arti kata membuat sang peminum lebih berhasrat dan mengikuti saja lawan main yang akan dihadapinya. Tembok iman atau akal tak mampu melawan hasrat yang sudah menggebu-gebu ini.

    Marwan kini mulai keluar dari bangkunya. Ia dan Ummi Latifah memang tampak mengambil urutan terakhir.

    “Ayo ummi.”

    “Ia.”

    “Ummi kita ke hotel dulu ya?” ajak Marwan.

    “Ia tapi saya nanti dijemput anak saya.” Ummi Latifah nampak cemas.

    “Udah nanti Marwan yang antar ummi.” Marwan menenangkan.

    Ummi Latifah yang sudah tak dapat berpikir jernih itu hanya mengiyakan. Dan tak lama kemudian ia menuliskan pesan kepada sang anak.

    Mahmud ummi jumpa teman ummi di terminal.

    Ummi akan mampir kerumahnya dulu. Jadi tak usah kamu jemput ya nak.

    Ummi Latifah mengirim sms nya kepada sang anak.

    Kini Marwan dan Ummi Latifah turun dan memesan ojek yang kebetulan ada di terminal tersebut.

    Kini mereka berdua berjalan menuju hotel dikota tersebut.

    Marwan dan Ummi Latifah sampai di hotel melati dikota tersebut. jam sudah menunjukkan pukul stengah 2 pagi. Marwan lalu memesan 1 kamar hotel.

    Saat tiba di lobi hotel tampak Ummi Latifah sedikit menundukkan wajahnya kepada resepsionis hotel. Ia masih sedikit malu bahwa ia akan melakukan perbuatan tercela ini. Namun hasrat seksualnya mengalahkan semuanya.

    “Selamat pagi. Mau berapa kamar mas?” tanya sang resepsionis yang kebetulan adalah seorang wanita berumur 20 tahun.

    “1 aja.” Jawab Marwan.

    “Untuk berdua.” Kembali sang resepsionis bertanya.

    “Ia kami ini anak dan ibu. Kondisi keuangan saya lagi seret. Gak apa kan.” Marwan to the point.

    “Gak apa-apa mas. Ini kunci kamarnya.” Kata sang resepsionis sambil menyerahkan kunci kamar hotel tersebut.

    “Terima kasih.” Kata Marwan.

    “Ayo ummi.” Ajak Marwan.

    Kini keduanya mulai berjalan menuju kamar hotel tersebut.

    Saat itu Ummi Latifah hanya mengikuti kemauan Marwan. Hasrat biologis tubuhnya teramat ingin dituntaskan.

    Akhirnya kini keduanya sudah masuk didalam kamar hotel tersebut. hanya ada satu kasur besar di dalam kamar hotel tersebut.

    Marwan lalu mengunci pintu kamar dan Ummi Latifah berjalan menuju meja yang ada dikamar tersebut untuk meletakkan tas yang dia bawa.

    Saat itu ia membelakangi Marwan yang sudah melepaskan tas nya dan dengan sigap Marwan mulai memeluk tubuh Ummi Latifah. Marwan yang tinggi itu lalu mulai membalikkan badan Ummi Latifah.

    Dengan tanpa banyak berkata lagi ia lalu memagut bibir Ummi Latifah kembali. Kini keduanya sudah tahu apa yang harus dilakukan. Ummi Latifah malam itu tampak mulai mengikuti apa kemauan Marwan.

    Emmmmpppphhhh….

    Suara ciuman kedua insan yang sudah dilanda asmara terlarang itu kembali menyeruak di kamar hotel tersebut.

    Marwan yang tak hanya ingin mencium Ummi Latifah mulai meremas bagian pantatnya tersebut. kenyal sekali pantat ummahat alim itu. Remasannya membuat nafsu Ummi Latifah kembali dipicu. Kini terlihat tangan Ummi Latifah memegangi kedua dada bidang Marwan yang masih tertutup switer tersebut.

    Tangan keduanya kini mulai merabai bagian tubuh yang bisa dibelai.

    Sekitar 7 menitan aksi keduanya lalu Marwan menghentikan ciuman itu.

    “Ummi tunggu dikasur dulu.” Perintah Marwan.

    Ummi Latifah lalu menuju ke kasur.

    Marwan lalu mengambil tas yang dia pakai lalu kemudian ia mengambil sebuah handycam. Diletakkanya handyam itu mengarah kearah kasur.

    Ummi geser sedikit ketengah.” Perintah Marwan kepada Ummi Latifah agar ia duduk di tengah pinggiran kasur tersebut.

    Ummi Latifah pun mengikuti perintah Marwan. Saat sudah siap dengan posisi handyccam itu. Marwan lalu kembali menuju kasur.

    Ia kini mulai mendekati ummahat cantik dan alim itu. Kembali tangan nya mulai memegangi kepala Ummi Latifah dan sejurus kemudian kembali lumatan bibirnya menghantam bibir indah Ummi Latifah tersebut.

    Emmmmppphhhh….

    Lama mereka berciuman. Lalu Marwan melepas bibirnya. Ia sudah tak sabar untuk melihat tubuh bugil sang ummahat yang dijebaknya ini.

    “Ummi buka dulu yuk gamis ummi.”

    Marwan lalu mencoba membuka gamis Ummi Latifah dari belakang. Ummi Latifah pun hanya mengikuti perintah Marwan. Ia kemudian sedikit berbalik membelakangi tubuh indahnya tersebut. Marwan lalu membuka resliting gamis tersebut. perlahan-lahan kini ia melihat punggung putih mulus Ummi Latifah.

    Setelah selesai melepaskan gamis atas Ummi Latifah. Marwan tak sanggup untuk menahan tangannya dengan membelai punggung Ummi Latifah tersebut. ia Cuma bisa kagum mungkin inilah persetubuhan yang nikmat yang akan dia jalani. tubuh Ummi Latifah yang putih mulus ini tak kalah dengan tubuh mulus abg yang pernah dientot dirinya.

    Kini ia kembali membalikkan badan Ummi Latifah masih. Kini ia melepaskan pengait bh dari tubuh Ummi Latifah. tampak kini dua payudara Ummi Latifah yang menegang dan membentuk bulat sempurna. Meskipun tidak sebesar punya ummu afra. Namun dengan bentuk indah tersebut tak ada mungkin laki-laki yang menolak jika dijejali payudara ummahat alim ini.

    Marwan lalu mulai mengemut puting payudara Ummi Latifah.

    Arggghhhh….

    Ummi Latifah menahan gairah seksualnya. Bibir bawahnya nampak tergigit oleh giginya. Marwan yang tahu kalau Ummi Latifah sudah ia kuasai mulai melancarkan serangan yang akan membuat Ummi Latifah akan mengenangya seumur hidup.

    “Arggghhhhh Marwan… isappppp teruuuusssss……..”

    Tampak Ummi Latifah sudah mulai masuk dalam permainan ini.

    Kini tangannya juga aktif menjambak rambut Marwan yang gondrong itu. Tangan Marwan juga tak kalah ganasnya meremas payudara Ummi Latifah.

    Puas dengan payudara Ummi Latifah Marwan berheni sebentar. Ia lalu menyuruh Ummi Latifah untuk berbaring ketengah aksur tersebut.

    “Ummi baring dulu kesana.”

    Ummi Latifah lalu mengambil posisi berbaring ditengah kasur tersebut.

    Marwan lalu berdiri dan melepas semua pakaian nya tersebut. ummu afra memandangi lawan seks terlarangnya ini dengan takjub. Marwan membuka switer dan bajunya. Tampak oleh Ummi Latifah tubuh kekar Marwan. Nafsunya kembali bangkit. Sepertinya ia mengalami puber keduanya malam ini. seakan ia merasa pertama kali ketika sang suami memerawaninya dimalam pernikahan mereka 27 tahun yang lalu.

    Kini ia mulai melihat Marwan yang sudah telanjang bugil memandangi dirinya yang masih menyisakan rok panjang dan jilbabnya.

    Tampak dengan gagahnya Marwan mendekati Ummi Latifah. penis besar yang sempat tadi dilihat dan dipegangnya kini mulai tampak lebih gagah.

    Penis Marwan yang memiliki kepala jamur yang cukup besar dan batang penis yang panjang serta gemuk itu membuat Ummi Latifah meneuk air ludahnya.

    Marwan lalu mulai mendekati rok panjang Ummi Latifah dan dengan sekali hentakan dan bantuan ummi latiah kini rok panjang itu lolos.

    Marwan menelan ludahnya tak dia sangka begitu mulusnya tubuh Ummi Latifah. tak ada lecet atau perut yang tampak buncit. Tubuh sempurna yang pernah ia lihat selama ini. kini ia mulai memegang vagina Ummi Latifah yang masih berbalut cd itu.

    Terlihat basah yang menandakan baha Ummi Latifah juga begitu bernafsu. Perlahan-lahan jari-jari Marwan mulai bergerak dan mencoba untuk kembali merangsang Ummi Latifah. sementara Ummi Latifah yang masih mengenakan kacamata itu terlihat meliuk-liukan tubuhnya saat dirangsang.

    Tak mau berlama-lama Marwan lalu menarik cd Ummi Latifah dan membuang nya ke samping kasur. Kini resmi sudah mahkota Ummi Latifah yaitu payudara dan vagina nya terpampang kepada laki-laki yang bukan muhrimnya.

    Wow…

    Marwan kembali terperangan dilihatnya vagina Ummi Latifah yang sedikit dihiasi bulu jembut itu. Memang Ummi Latifah sering mencukur bulu jembutnya agar bersih. Terlebih vagina Ummi Latifah tak kalah indahnya dengan vagina gadis-gadis bahkan tak kalah jauh dengan milik sang menantu Rizka. Tak nampak bekas hitam ataupun jejak yang membuat vaginanya tak sedpa dipandang.

    Kini Marwan mulai menaiki tubuh Ummi Latifah. Ummi Latifah memandang tubuh laki-laki diatsnya kini dengan senyuman penuh nafsu. Berharap nafsunya yang sudah terpendam selama 7 tahun ini dituntaskan.

    Tapi bukan Marwan namanya yang langsung memasukkan penis besarnya kedalam vagina Ummi Latifah. ia kemudian kembali menciumi wajah, bibir Ummi Latifah dan tak lupa kedua tangannya meremas dengan ganas payudara Ummi Latifah itu. Dicubit dan diremas dengan sedikit kuat untuk menaiikan batas libido Ummi Latifah.

    Emmmppphhhh….

    “Arggghhhhh…. Marwan apa yang kamu lakuin kepada ummi…”

    Desah Ummi Latifah saat Marwan merangsang dirinya.

    Kini kepala Marwan mulai menuruni payudara Ummi Latifah, menuruni perut serta sedikit jilatan yang membuat tubuh Ummi Latifah belingsatan dan kini lidah itu sampai di vagina cantik yang diimpikan setiap kaum adam didunia ini.

    Perlahan-lahan lidah Marwan menyapu cairan suci Ummi Latifah. sapuan-sapuan lidahnya membuat desahan Ummi Latifah terdengar indah didalam kesunyian.

    Arrggghhhhh……

    “Arrrggghhhh…. gellliiiiii….”

    Arggghhhhh…..

    Tak hanya lidah. Jari-jari Marwan pun ikut menusuk dimana jari-jari lainnya juga menjawili puting susu payudara Ummi Latifah.

    Tak lama rangsangan yang diberikan oleh Marwan. Ummi Latifah akan mendapatkan orgasmenya yang pertama dalam seumur hidupnya. Ada rasa yang aneh saat ia mendadak merasakan bahwa akan ada sesuatu cairan yang akan keluar dari dalam vaginanya. Selama ia bersetubuh dengan suaminya belum pernah ia mengalami hal yang seperti ini.

    Setiap bagian tubuhnya sangat sensitif dan akhirnya sebuah caitan yang sudah tak mampu lagi bertahan akhirnya keluar….

    Creeetttttt…. creettttttt…..

    Arggghhhhh……. arggghhhh…..

    Ummi Latifah mengalami orgasme yang hebat. Badannya langsung menegang dan terangkat. Tangannya memegang sprei dan kepala Marwan. Sementara itu Marwan menahan pinggul Ummi Latifah. dan dengan sigap diminumnya semua air cinta Ummi Latifah.

    Arggghhhhhh…. masih sedikit terdengar desahan Ummi Latifah.

    Setelah beres menjilati sisa-sisa air cinta Ummi Latifah. Marwan lalu bangkit dan menuju ke meja. Diambilnya air minum dan ia mendekati Ummi Latifah dibangunkannya badan Ummi Latifah.

    “Gimana ummi. Enak gak.”

    “Enak.”

    “Mau lagi.”

    Ummi Latifah menganggukkan kepalanya.

    Tapi sebelum itu. Marwan lalu menyuru Ummi Latifah melepas kacamatanya dan menaruhnya di meja beserta air minum.

    “Oke. Tadi ummi udah Marwan kasih kenikmatan. Sekarang ummi gantian kulum punya Marwan.” Ajak Marwan.

    “Tapi. Ummi belum pernah.” Ummi Latifah menjawab.

    “Udah sini ummi tunduk.”

    Kini Marwan duduk di pinggir kasur. Ummi Latifah disuruhnya untuk berlutut di bawah kakinya. Ia melihat wajah Ummi Latifah dan mendekatkannya ke penis besarnya.

    Ummi Latifah hanya mengikuti kemauan Marwan. Perlahan tangannya mulai memegang penis besar itu. Terlihat bahwa tangan itu tampak kecil untuk menggenggam penis Marwan.

    “Ayo ummi dimasukkan. Kasih ludah ummi dulu biar licin.”

    Ummi Latifah pun mengikuti kemauan Marwan. Perlahan ia menurunkan kepalanya ke penis besar itu dan dengan sedikit membuka mulutnya dimasukkan kepala penis Marwan.

    Marwan yang mendapatkan rangsangan seperti itu merasakan kepuasaan yang tiada tara. Walau ia tahu bahwa Ummi Latifah baru pertama kali melakukan ini. tapi justru disitulah sensasi bercinta yang ingin ia raih.

    Perlahan-lahan kini mulut Ummi Latifah mengulum penis Marwan. Walaupun tak semua bisa masuk. Sensasi yang dirasakan Ummi Latifah juga tak kalah sensassonal. Bau penis Marwan memacu libidonya untuk melakukan perbuatan terlarang ini.

    “Terus ummiii.. ya gitu.” Sambil tangannya menaik-turunkan kepala berjilbab biru itu.

    Lama Ummi Latifah melakukan kuluman. Walau masih terlihat amatir tapi membuat Marwan hampir orgasme. Sadar ia mulai dikuasai nafsu berlebih. Ia pun menyetop perbuatan Ummi Latifah.

    “Udah ummi cukup.”

    Ummi Latifah nampak lega. Bagaimanapun penis besar itu membuat ia juga susah bernafas. Marwan tanpa ba bi bu langsung menarik ummu latifah untuk berdiri. Dan ia langsung kembali menaruh tubuh Ummi Latifah untuk terlentang. Nafsunya yang sudah sangat tinggi itu membuat ia segera mengeksekusi Ummi Latifah.

    Kini tubuh Ummi Latifah kembali terbaring di kasur. Sementara itu tubuh laki-laki diatasnya mulai menggesekan penisnya di vagina Ummi Latifah. Marwan lalu menciumi mulut Ummi Latifah yang dibalas dengan Ummi Latifah. kini tangan kedua anak manusia ini aktif meraba dan membelai tubuh untuk menuntaskan nafsu yang msudah tinggi ini.

    Marwan mulai yang merasa sudah siap untuk memasukkan penis besarnya lalu melpas ciumannya.

    “Ummi. Marwan masukin ya.”

    Ummi Latifah hanya menganggukkan kepalanya tanda ia menyetujui perzinahan yang akan ia lakukan ini.

    Perlahan Marwan mulai mengangkangkan kaki Ummi Latifah dan kini penisnya mulai mengarah ke bibir vagina Ummi Latifah. nampak hangat rasanya penis Marwan. Tangannya memegangi batang penisnya dan dengan lembut kepala penisnya mulai masuk kedalam vagina Ummi Latifah.

    Ummi Latifah bagai merasakan malam pertama dimana setiap otot vaginanya mulai merasakan sensasi yang luar biasa.

    Tangan Ummi Latifah tidak tinggal diam. Tampak ia mulai membelai dan meraba dada bidang Marwan. Sementara Marwan setelah batang penis nya mulai masuk lalu memandangi Ummi Latifah. kembali ia mencium Ummi Latifah.

    Sensasi yang sangat indah bagi keduanya. Marwan memegang pinggul Ummi Latifah dan dengan sekali sentakan ia lalu menerjang vagina Ummi Latifah.

    Argggghhhhhhhh….

    Desahan Ummi Latifah.

    Tapi tak semua penisnya masuk kedalam vagina Ummi Latifah. Ummi Latifah yang mendapat serangan tak terduga itu melliukkan badannya leatas yang disambut Marwan dengan ciuman.

    Emmmmppphhhhhhh….

    Dan tangan Ummi Latifah seperti memukul dada Marwan. Ia merasakan sakit tapi nikmat yang ia alami untuk kedua kalinya. Seperti saat pertama kali ia hilang keperawanan. Tapi ini lebih nikmat dimana ujung jamur Marwan terasa mengenai dinding rahimnya.

    Ada rasa nikmat yang tak bisa ia lukiskan dengan kata-kata.

    Marwan yang merasa bahwa kini vagina Ummi Latifah sudah mulai beradaptasi dengan besarnya penis tersebut mulai menggoyangkan pinggulnya. Sempitnya vagina Ummi Latifah membuat penis Marwan seperti mendapat pijatan yang nikmat.

    Penisnya hanya bisa ia gerakkan perlahan-lahan untuk membiasakan vagina Ummi Latifah. sementara Ummi Latifah mencoba mengimbangi penis Marwan yang sedang menggenjot tubuhnya.

    Argggghhhhh….

    Arggghhhh…..

    Hanya desahan yang kembali keluar dari mulut Ummi Latifah.

    Plokkkkk….. plokkkkk…..

    Marwan mulai memompa penisnya maju mundur. Sementara itu Ummi Latifah terus di rangsang dengan cubitan atau gigitan kecil di payudara nya.

    Indah sekali melihat pemandangan saat wanita ccantik dan alim ini terjebak dalam perzinahan. Jilbab lebarnya tampak kusut mengikuti irama hentakan yang diterimanya. Sekali-kali Marwan menarik keatas jilbab yang menghalangi lidahnya untuk menjilat leher Ummi Latifah.

    Keringat mulai keluar dari tubuh kedua anak manusia ini.

    Arrggghhhyh……. Marwan….

    Lama mereka bergumul dalam posisi misionary ini membuat Marwan tak dapat lagi menahan orgasmenya. Hal yang sama yang Ummi Latifah rasakan.

    Genjotan-genjotan yang Marwan lakukan membuat Ummi Latifah sangat menikmati persetubuhan ini walaupun ia menikmatinya didalam pengaruh obat perangsang. Namun tetap saja hal ini membuat hasrat seksualnya kembali hidup.

    Arggghhhhh…. arggghhh,……..

    Croootttttt……crooooottttt…….

    Crrreeeeetttttt….. creeetttttt….

    Akhirnya Marwan dan Ummi Latifah berbarengan mengalami orgasme. Marwan lalu memeluk tubuh Ummi Latifah dengan erat serta mencium mulut mungil itu.

    Sementara Ummi Latifah membalas pelukan Marwan dengan mengapit erat kakinya di pinggang Marwan. Dan tangannya memeluk erat leher sang pejantan yang baru saja menuntaskan tugasnya.

    Plllooopppppp

    Penis Marwan keluar dari sangkar Ummi Latifah. tak terasa keringat mengucur deras pada diri keduanya.

    Tampak mereka berdua mengatur nafas setelah pertarungan panjang tersebut. Marwan lalu mengambil air minum di meja. Sementara itu Ummi Latifah juga mencobauntuk duduk. Tapi vaginanya sedikit mengalami rasa sakit. Penis besar Marwan ternyata membuat vagina Ummi Latifah yang untuk pertama kalinya menerima hantaman merasakan ngilu.

    Marwan yang tahu Ummi Latifah kesakitan. Lalu mendekatinya dan dengan perlahan air minum kembali ia beri kepada sang ummahat cantik ini. tak ada kata-kata dari keduanya dan hanya tatapan mata yang berbicara.