Author: Bokep Mobile

  • Ngentot Dengan Rekan Bisnisku Yang Cantik

    Ngentot Dengan Rekan Bisnisku Yang Cantik


    1674 views

  • Foto Ngentot Siswi Cantik Jepang Dengan Pacarnya

    Foto Ngentot Siswi Cantik Jepang Dengan Pacarnya


    2037 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Dewasa Di kamar mandi ngentot pembantu

    Cerita Dewasa Di kamar mandi ngentot pembantu


    1776 views

    Cerita Seks Terbaru – Saat itu aku sedang diminta menjaga rumah adik, karena keluarganya akan pergi hingga sore dan Tinah tinggal di rumah, karena kondisi perutnya yang kurang baik. Menjelang keberangkatan keluarga adik, aku sudah datang di sana.

    “Mas..Tinah di rumah, perutnya agak kurang beres. Mis yang tak bawa“, adikku memberi tahu. “Oo..ya“, jawabku. Tak berapa lama mereka telah berangkat. Aku bergegas memasukkan sepeda motor ke dalam rumah. Tinah lalu mengunci pagar. Aku masuk rumah lalu cepat – cepat duduk di depan komputer, browsing, karena suami adikku memasang internet untuk mendukung pekerjaannya. Mengecek email; cari info ini itu dan..tentunya get into DS..he3x. 10menit kemudian Tinah menyajikan segelas es teh untukku. “Makasih ya Tin“, ucapku. “Iya Pak..silakan diminum“, kata Tinah. Pembantu – pembantu adikku memang dibiasakan memanggil “Pak“ pada saudara – saudara majikannya, padahal terdengar sedikit asing di telinga.

    Tinah lalu kembali ke dapur, aku lalu meminum es tehnya, “Hah..segernya“, cuaca sedikit panas walau agak mendung.
    Tinah kembali memasuki ruang keluarga, merapikan mainan – mainan anak adikku. Posisi meja komputer dan mainan yang bertebaran di lantai selisih dua kotak. Semula aku belum ngeh akan hal itu. Semula mataku menatap layar komputer di situs DS. Saat Tinah mulai memasukkan kembali mainan – mainan ke keranjang, baru aku menyadarinya. Sesekali aku meliriknya. “Sedikit putih ternyata anak ini. Bodynya biasa aja sih, langsing dan kayaknya masih padat. Wah..ini gara – gara masuk situs DS jadi mikir macem – macem..hi3x“, pikiranku berkata – kata. Karena jarak kami yang lumayan dekat, maka ketika Tinah bersimpuh di lantai merapikan mainan di keranjang, otomatis kaosnya yang sedikit longgar memperlihatkan sebentuk keindahan yang terbungkus penutup warna biru. Tinah jelas tidak tahu kenakalan mataku yang sedang menatap sebagian keindahan tubuhnya. “Andaikan aku…uhh..ngayal nih“. Tak terasa penisku mulai membesar, “Ke kamar mandi mbetulin posisi penis nih..sambil kencing“. Komputer kutinggal dengan layar bergambar Maria Ozawa sedang disetubuhi di kamar mandi. Aku lalu masuk kamar mandi, membuka jins dan cd lalu mengeluarkan penis. Agak susah juga kencing dengan penis yang sedikit tegang. “Lah..pintu lupa tak tutup“, aku terkejut. “Terlanjur..gak ada orang lain kok“, aku mendinginkan diri.

    Aku keluar dari kamar mandi dan kembali duduk di depan komputer, melanjutkan ngubek – ubek DS. “Cari camilan di meja makan ah..jadi lapar“. Aku mencari apa yang bisa dimakan untuk menemani kesibukan nge – net. “Ada roti sama biskuit nih..asyik“. Roti kusemir mentega dan selai kacang dan diatasnya kulapis dengan selai blueberry, “Hmm..enaknya. Nanti bikin lagi ah..masih banyak rotinya“. Rumah adikku tipe agak kecil, jadi jarak antar ruangan agak dekat. Letak meja makan dengan kamar pembantu hanya 3meter – an. Kulihat dengan ujung mata, Tinah sedang di kamarnya entah beraktifitas apa. Selesai menyelesaikan semiran roti, aku kembali ke ruang keluarga yang melewati kamar pembantu dan kamar mandi mereka. 2detik aku dan Tinah bertatapan mata, tidak ada sesuatu, biasa saja. Kumakan roti sambil n – DS lagi.
    Terdengar gemercik air di belakang. Mungkin Tinah sedang mencuci perabotan dapur atau sedang mandi. “Belum ambil air putih nih..“, tak ada maksud apa – apa dengan suara air tersebut. Hanya kebetulan aku belum minum air putih, walau telah ada es teh. Aku ke ruang makan lagi dan mengambil gelas lalu menuju dispenser. Mata dan pikiran hanya tertuju pada air yang mengucur dari dispenser. Baru setelah melewati kamar mandi pembantu ada yang special di sana. ”Lah..pintunya kok sedikit mbuka. Tin lupa dan sedang apa di dalam..moga gak mandi. Bisa dilaporin ngintip aku”. Masih tak terlihat kegiatannya, setelah tangan yang sedang menggapai gayung dan kaki yang diguyurnya baru aku ngeh..Tinah sedang mandi.

    ”Duhh..kesempatan sangat – sangat langka ini..tapi..kalo dia teriak dan nanti lapor adikku..bisa gawat bin masalah. Berlagak gak liat aja ahh”. Aku menutup pintu kaca ruang makan dan melewati kamar mandi Tinah. Tiba – tiba ”Ahh..ada kecoak..Hush..hush..Aduhh..gimana nih”, terdengar keributan di sana. ”He3x..ternyata dia takut kecoak toh”, aku tersenyum sambil pegang gelas saat melewati kamar mandi.
    ”Pak..Pak”, Tinah memanggilku. ”Walah..malah panggil aku. Gimana nih”. ”Tolong ambilkan semprotan serangga di gudang ya Pak..cepet ya Pak..atau..”, tidak terdengar lanjutan kalimatnya. Sejak Tinah bersuara, aku sudah berhenti dan diam di dekat pintu kamar mandi. ”Atau..Bapak yang masuk pukul kecoaknya..mumpung masih ada”, lanjutnya. Deg..”Ini..antara khayalan yang jadi nyata dan ketakutan kalo dilaporkan”, aku berpikir. ”Cepet Pak..kecoaknya di dekat kloset. Bapak masuk aja..nggak pa – pa.

    Nggak saya laporin ke Bapak sama Ibu”, Tinah tahu keraguanku. ”Jangan ah..nanti kalo ada yang tau atau kamu laporin bisa rame”, jawabku. ”Nggak Pak..bener. Aduh..cepet Pak..dia mau pindah lagi”, Tinah kembali meyakinkanku dan meminta aku cepat masuk karena kelihatannya si kecoak mau lari lagi. ”Ya udah kalo gitu. Bentar..ambil sandal dulu”. Sambil tetap menimbang, take it or leave it. Aku menaruh gelas di meja makan lalu mengambil sandal untuk membunuh kecoak nakal itu. Entah rejeki atau kesialan bagiku tentang kemunculannya. ”Aku masuk ya Tin”, masih ragu diriku. ”Masuk aja Pak”, Tinah tetap membujukku. Kubuka pintu kamar mandi sedikit, lalu kuintip letak kecoaknya, belum terlihat. Pintu dibuka lebih lagi oleh Tinah. Kepalanya sedikit terlihat dari balik pintu dan tangannya menunjuk letak kecoak, ”..tuh Pak mau lari lagi”. Aku melihatnya dan mulai masuk. Tinah berdiri di balik pintu dengan menutupi sedikit bagian tubuhnya dengan handuk. Terlihat paha; pundak dan daging susunya. Serta rambut yang diikat di belakang kepalanya, walau hanya sedikit semua. Handuknya menutupi bagian paha ke atas, perut hingga bagian dada, warna biru, yang disangga tangan kirinya. Semua hal itu dari ekor mataku, karena fokusku pada sang kecoak. ”Memang mulus dan cukup putih”, masih sempat aku memikirkannya. Bagaimana tidak, jarak kami hanya 2 – 3 langkah, tidak ada orang lain lagi di rumah.

    ”Plak..plak”, kecoak pun mati dengan sukses. Aku guyur dengan air agar masuk ke lubang pembuangan. Tanpa memikirkan lebih lanjut, aku lalu melangkah ke luar kamar mandi. ”Terima kasih ya Pak..sudah nolongin”. ”Oh..iya..”, sambil kutatap dia dan Tinah tersenyum. ”Bapak nggak cuci tangan sekalian..di sini saja”, tawar Tinah. ”Wah..ini. Makin bikin dag dig dug”. ”Emm..iya deh”. Aku akan mencuci tangan dengan sabun, yang ternyata posisi tempat sabun ada di belakang tubuh Tinah. Aku menengok ke belakang tubuhnya. Rupanya dia baru sadar, lalu mengambilkan sabun, ”Maaf Pak..ini sabunnya”. Tinah mengulurkan sabun dengan tersenyum. Sabun yang sedikit basah berpindah dan tangan kami mau tidak mau bersentuhan. ”Makasih ya”, ujarku. Aku mencuci tangan dan mengembalikan sabun padanya. ”Bapak nggak..sekalian mandi”, tanya Tinah. ”Waduh..tawaran apa lagi ini. Tambah gawat”. ”Iya..nanti di rumah”. ”Nggak di sini saja Pak?”. ”Kalo di sini yaa di kamar mandi depan”. ”Di kamar mandi ini saja Pak..”. ”Nggaklah..jangan. Di depan aja. Kalo di sini ya habis kamu mandi”. ”Maksud saya..sekalian sekarang sama saya. Hitung – hitung Bapak sudah nolongin saya”. Matanya memohon. Deenngg, sebuah lonceng menggema di kepala. ”Ini ajakan yang membahayakan, juga menyenangkan”, pikirku. ”Bapak nggak usah mikir. Saya nggak akan bilang siapa – siapa. Ya Pak..di sini saja”, dia memahami kekhawatiranku. ”Emm..ya udah kalo kamu yang minta gitu”, jawabku.

    Entah mengapa aku merasa canggung saat akan membuka kaosku. Padahal tidak ada orang lain dan juga sesekali ke pijat plus. Aku buka jam tanganku dulu, lalu aku keluar dari kamar mandi dan kuletakkan di meja makan. Posisi Tinah masih tetap di belakang pintu, dengan tangan kanan menahan pintu agar tetap agak terbuka. Kembali ke kamar mandi, kubuka kaosku dan kusampirkan di cantolan yang menempel di tembok. ”Pintunya nggak ditutup aja Tin ?”, tanyaku. Pertanyaanku sesungguhnya tidak memerlukan jawaban, hanya basa basi. “Nggak usah Pak..kan nggak ada siapa – siapa”, jawab Tinah. Lalu kubuka jinsku, kusampirkan pula. Sesaat aku masih ragu melepas kain terakhir penutup tubuhk, cd – ku. “Bapak nggak nglepas celana dalem ?”, tanyanya. “Heh..ya iya”, kujawab dengan nyengir. Penisku sebisa mungkin kutahan tidak mengembang, tapi hanya bisa kutahan mengembang ¼ – nya. Sengaja kutatap matanya saat melepas cd – ku. Mata Tinah sedikit membesar. Kusampirkan juga cd – ku. Lalu dengan tenang Tinah menyampirkan handuk biru yang sedari tadi menutup sebagian tubuhnya. “Duh..pantatnya masih ok. Pinggangnya tidak berlemak. Sabar ya nak..kita liat situasi dulu”, kataku pada sang penis sambil kuelus.

    Tinah lalu membalikkan badan. Cegluk, suara ludah yang kutelan. “Uhh..susu yang masih bagus juga. Pentilnya nggak terlalu besar, areolanya juga, warnanya pas..nggak item banget. Perutnya sedikit rata dan..hmm..rambut bawahnya hanya sedikit”. Mau tidak mau, penisku makin mengembang dan itu jelas dilihat Tinah. Kembali sebisa mungkin kutahan perkembangannya. Tinah lalu menggosok gigi dahulu. Karena aku tidak membawa sikat gigi, hanya berkumur dengan obat kumur. “Bapak saya mandiin dulu ya”, kata Tinah. “Terserah kamu”, jawabku sambil tersenyum. Tinah lalu mengambil segayung air, diguyurkan ke badan dari leher dan pundak. Mengambil lagi segayung, diguyurkan ke perut dan punggung ditambah senyum manisnya. Ia lalu meraih sabun, digosokkan ke leher; pundak; dada dan tangan kananku. Dibasahinya sabun dengan diguyur air lalu digosokkan ke tangan kiri; perut; penis; bola – bolaku. “Uhh..gimana bisa nahan penis nggak ngembang”. Bagaimana tidak, saat menggosok penis dan bola – bolaku sengaja digosok dan di urutnya. Ditatapnya senjata kebanggaanku, lalu menatapku dan tersenyum. Aku hanya bisa membalasnya dengan senyum juga. Diambilnya lagi segayung air, sabun dibasahi dan sisanya diguyurkan ke paha dan kaki lalu digosoknya. Sabun kemudian diletakkan di pinggir bak mandi, kemudian mengambil segayung air dan diguyurkan ke badan depanku. Ambil segayung lagi dan diguyurkan lagi, tak lupa senjataku dibersihkan dari sisa – sisa sabun. Sedikit diremas oleh Tinah. Kutahan keinginanku untuk membalas perlakuannya, “biar Tinah yang pegang kendali”.

    “Balik badan Pak”, perintahnya. Air diguyurkan ke punggung dan bagian bawah badanku. Digosoknya punggung; pantat; lalu paha dan kaki sisi belakang. Bonusnya, kembali menggosok penis dan bola – bolaku dan meremasnya. “Duh..ni anak. Bikin senewen..sengaja membuat panas aku“. Kembali air mengguyur tubuh belakangku, sebanyak 3x. Dibalikkan badanku lalu mengguyur senjataku, digosok – gosoknya hingga sedikit memerah. Jantungku makin berdebar. “Sudah selesai Pak“, kata Tinah. “Makasih ya Tin“. “Emm..kamu mau tak mandiin juga ?“, kepalang basah, kutawarkan permintaan seperti dia tadi. “Nngg..nggak usah Pak..ngrepoti Bapak“. “Ya nggaklah..jadi imbang kan“. Langsung kuambil segayung air lalu kuguyur ke tubuh depannya. Ia hanya menatapku. Kuambil lagi segayung. Lalu sabun yang tadi tergeletak di pinggir bak mandi kuambil dan aku basahi. Kugosok leher; pundak; dan kedua tangannya. Kubasahi sabun lagi dan kugosokkan ke dada; kedua susu dan pentilnya; serta perut. Kutatap matanya saat kugosok kedua gunungnya yang kumainkan sedikit pentil – pentilnya. Tinah juga menatapku. Matanya mulai sedikit sayu. 1menit – an kumainkan pentil –pentilnya, lalu sedikit kuremas susu kirinya. Bibirnya sedikit membuat huruf o kecil dan “ohh..hhmm“. Kubasahi lagi sabun, dan kugosokkan ke pinggang; paha dan kedua kakinya. Vagina luar hanya kusentuh sedikit dengan sabun, takut perih dan iritasi nanti. Itupun sudah cukup membuat matanya makin meredup. Air segayung lalu kuguyurkan ke tubuhnya 2 – 3x. Kugosok dan kuremas sedikit keras dua gunungnya. Sedikit berguncang. Dua tangan Tinah memegang pinggir bak mandi, mulai erat. Kumainkan lagi pentil – pentilnya.

    Aku merundukkan badan dan kukecup pucuk – pucuk bunganya bergantian. Tak perlu lagi ijin darinya. Tangan kiriku mengusap – usap lembut luar vaginanya. “Ouuh Paakk..“, Tinah mulai mendesah. Kukecup bibirnya lembut, “nanti dilanjut lagi“. Matanya seakan bernada protes, tapi Tinah diam saja. Kubalikkan tubuhnya, lalu kuguyur punggungnya sekarang. Sabun kugosokkan ke punggung; pinggang; pantat. Sabun kubasahi lagi lalu kugosokkan ke paha dan kaki bagian belakang. Aku menyusuri tubuh depannya lagi dari pinggang belakangnya. Tinah sedikit menggeliat geli. Kutangkupkan dua tanganku di dua susunya. Aku senang bermain – main di susu yang bagus atau masih ok. Seluruh belakang lehernya aku cium dan kecup, begitu juga dua kupingnya dan kubisikkan ”kamu diam saja ya..cup”. ”Geli Paakk..”, Tinah mendesah lagi. Dua pucuk bunganya makin mengencang dan keras. Aku menyentil – nyentil, kuputar – putar seperti mencari gelombang radio. Dua tangan Tinah mencengkeram paha depanku. ”Aahh..hmmppff”, erangnya. Tangan kananku mengambil segayung air, kuguyur ke tubuh depannya. Kali ini kuusap – usap vagina luarnya dengan tangan kanan, sedang yang kiri tetap di susu kanan Tinah.

    Pahaku makin dicengkeramnya. Kepalanya menggeleng ke kiri dan kanan seiring kecupan dan ciumanku di belakang leher dan daun – daun telinganya. Sesekali aku menyentuh bibir dalamnya. Terasa telah menghangat dan sedikit basah. ”Ppaakkk..oohhh”. Tubuhnya mulai menggeliat – geliat. Jari tengah kanan kumasukkan sedikit dan kusentuhkan pada dinding atas vaginanya, sedang jempol kananku kutekan – tekankan di lubang kencingnya. ”Aauugghhh Ppaakkk..eemmmppfff”. Kuku – kuku jemari Tinah terasa menggores dua paha depanku. ”Kenapa Tinah..hmm..kamu sendiri yang memulai kan”, bisikku. Tangan kiriku meraih kepalanya dan kupalingkan ke kanan, dan kutahan lalu kucium dengan nada 2 kecup 1 masukkan lidah. Tinah terkejut, matanya sedikit membesar tapi kemudian ia menikmatinya. Ganti tangan kananku melakukan hal yang sama. Tinah hanya bisa mengeluarkan suara yang tertahan ”nngg..emmppfftt..nnngggg”, begitu berulang. Vagina dalamnya makin hangat dan basah. Secara tiba – tiba kuhentikan lalu kubalikkan badannya menghadapku. Kemudian aku sandarkan tubuhnya di bak mandi. Aku kemudian berjongkok dan mulai mengecupi vaginanya. ”Jjanggann Ppakk..jorok..”, dengan dua tangannya menahan laju kepalaku. Kutatap matanya dan ”sssttt..”, jari telunjuk kanan kuletakkan di bibirnya. Dua tangannya kusandingkan di samping kiri dan kanan tubuhnya.

    Kukecup kecil, sekali dua kali. Kemudian lidahku mulai menjulur di pintu kenikmatan kami. Mataku kuarahkan menatapnya. Tinah agak malu rupanya, tetapi ada sedikit senyum di sana. Lidahku makin intens menyerang vagina luar dan dalamnya. ”Ssuuddaahh Pppaakk..aaaddduuuhh..oohhhh”, disertai geliat tubuh yang makin menjadi. Karena tak tahan dengan seranganku, dua tangannya meremas dan sedikit menarik rambut dan kepalalu. Cairan lavanya makin keluar. Dua tanganku mendekap erat buah pantatnya. Jari tengah kiriku sesekali kumasukkan ke vagina dari belakang lalu kesentuhkan dan kutekan sedikit ke anusnya. ”Aammppuuunnn Pppaakkk..oouuuggghh..eeemmmpppfffs

    ssuudddaahhh..ooohhhh”, matanya agak membeliak ke atas dan kepala serta rambutku diremasnya kuat. Lava kepuasan dirinya mengalir deras, rasanya gurih sedikit manis. Kudekap erat Tinah dengan kepalaku di vaginanya dan pantatnya kuremas – remas. Kepalaku tetap diusap –usap oleh Tinah.
    Ia menarik kepalaku dan menciumnya ganas. Lambat laun Tinah dapat belajar dariku. Tangan kanannya meremas dan menarik – narik penisku. ”Panjang ya Pak”, tanya Tinah. ”Biasa kok Tin..pingin ya..”, godaku. ”Aahh Bapak..”, jawabnya dengan memainkan bola – bolaku. Tinah merundukkan tubuhnya lalu tangan kirinya memegang penis dan menciumnya. Mungkin ia belum pernah meng – oral suaminya dulu sebab penisku hanya dicium – cium dan diremas – remas. ”Kamu mau ngemut burungku Tin..kayak ngemut permen lolly ? Tapi kalo belum pernah ya nggak usah..nggak pa – pa”. Tinah menatapku dan kubelai rambutnya. Dengan wajah ragu didekatkannya penisku di bibirnya. Tinah mulai membuka mulut, sedikit demi sedikit penisku memasuki mulutnya. Tinah menatapku lagi, meminta penjelasan langkah selanjutnya. ”Sekarang..kamu maju mundurkan dengan dipegang tanganmu. Yaa..gitu..oohh..hhmm”. Rupanya muridku cepat mengerti penjelasan gurunya. Rambut dan kepalanya kubelai dan kuremas – remas. ”Lalu..lidahmu kamu puter – puter di kepala penis atau di lubang kencing yang bergaris panjang ituuu..yyyahhhh..sssuuudddaahh pppiiinnnttteeerrr kkkaaammuu Tttiinnnn”.

    Kuangkat kepalanya dari penisku dan kami berciuman dengan panas. Saling meremas susu; pantat dan kelamin masing – masing. Lalu kubalikkan lagi tubuhnya menghadap bak mandi. Dua tangannya kuletakkan di pinggir bak mandi. Kembali aku bermain – main di gunung Tinah. Penisku yang telah panas dan mengacung sekali kudekatkan ke vaginanya. Kukecup – kecup pundak dan leher belakangnya. Ikat rambutnya aku lepas sehingga dirinya terlihat makin seksi kala menggeliat – geliat dan rambutnya tergerai ke sana kemari. Aku geser – geserkan penis di pintu surgawinya, sengaja aku mempermainkan rangsangan pada Tinah. ”Oohh..Ppaakk..mmaassuukkkiinn..Pppaakkk”, pintanya. ”Kamu mau burungku kumasukkin..hmm.. ?”. ”Iyyyaa..Pppaakkk..aaayyyoo Pppaakk..”, rintihnya makin kencang. Kumasukkan penis pelan – pelan. ”Eemmppff..”, erangnya. Lalu kuhentakkan pelan hingga penisku terasa menyentuh dinding belakang. ”Ooouuggghh..Pppaakkkk..mentok Pppaakk”. Aku menggerakkan tubuh pelan – pelan, kunikmati jepitan dinding – dindingnya yang masih kuat. Dua tanganku tak henti bermain di dadanya. Kumainkan irama di vaginanya dengan hitungan 1 – 2 pelan 3 kuhentakkan dalam – dalam. Lalu tangan kananku meraih kepalanya seperti tadi dan kucium panas bibirnya. Dinding vagina Tinah makin hangat dan banjir sepertinya. Dua tangannya mencengkeram erat pinggir bak mandi.

    Sekarang tanpa hitungan, kumasuk keluarkan penis cepat dan kuat. ”Oohh..
    oohh…hhmmppffftt..”, erang Tinah berulang. Sedang aku sedikit menggeram dan ”oouugghhh..hhmmppff..mpekmu enaknya Tttiinn..”. ”Bbuurrruunnggg Bbbaapppakk jjjuugggaaa”. Jarak pinggangku dan pantat Tinah makin rapat. Tangan kanan kuusap – usapkan di vaginanya. Dalam kamar mandi hanya ada suara tetes air satu – satu serta desah, bunyi beradunya paha dan pantat dan erangan kami. ”Pppaaakkk..sssaaayyyaa mmaaauu..ooohhh..”. ”Tttuunnggguu Tttiiinnn..aaakkkuuu jjjuuggggaa..Di dalam apa di llluuaarrr”, tanyaku. ”Dddaa
    lllammm aajjjaaa Pppaakkkk..oobbaattnyaa mmassihh aaddaa..”, jawab Tinah. Mendengar itu serangan makin kufokuskan. Segala yang ada di tubuhnya aku remas. Dua tangan Tinah tak tahan di pinggir bak mandi dan mencengkeram paha serta pantatku. Bibirku dicarinya lalu ”hhhmmmpppfffttt..”. Pantatku diremas kuat – kuat. Bibirnya dilepas dariku dan ”ooouuggghhh..”, desah Tinah panjang. Lava yang hangat terasa mengaliri penisku yang masih bekerja. Kepalanya tertunduk menghadap air di bak mandi. Kudekap erat tubuh depannya. Kukecup dan kugigit leher belakangnya. Lalu tangan kiriku meraih kepalanya dan kucium dalam – dalam. Dengan satu hentakan dalam kumuntahkan magma berkali – kali. ”Ooouugghhh Tttiinnaahhh..hhhmmm..”. kepalaku tertunduk di pundaknya dengan tangan kiri di susu sedang yang kanan di vaginanya.

    Lama kami berposisi seperti itu. ”Makasih ya Tin..kamu baik sekali. Enak banget tubuhmu”, kataku dengan membalikkan badannya dan kucium mesra bibirnya. Penis kumasukkan lagi, masih ingin berlama – lama di hangatnya vagina Tinah. ”Saya yang terima kasih Pak. Sudah lama saya pingin tapi sama orang nggak kenal kan nggak mungkin Pak. Burung Bapak pas di mpek saya”, Tinah menjawab dan mencium bibirku pula. ”Mpekmu masih kuat nyengkeramnya..dan panas”. Kubelai – belai kepalanya, ”kok bisa kamu pingin ngajak main sama aku ? Malah aku yang takut kamu laporin”. Sambil mengusap – usap punggungku, ”Tadi waktu saya bersihin mainan adik, saya liat gambar di komputer. Terus waktu Bapak kencing tadi kan lupa nutup pintu..keliatan burung Bapak yang agak gede pas keluar dari celana”. ”Oo gitu..nakal ya kamu. Bener kamu masih nyimpen obatnya ?”, sambil kucubit pipinya. ”Masih kok Pak..sisa yang dulu”, jawab Tinah. Makin lama terasa penisku yang mengecil. Kucium dalam – dalam lagi bibirnya, ”sekarang..mandi yang beneran”. ”Heeh..iya Pak”, Tinah menjawab sambil tersenyum manis. Ia lalu memelukku erat. Aku membalasnya dengan memeluk erat dan mengusap – usap punggung serta kepalanya. TAMAT

  • Video Ngentot Siswi SMA Jepang Hot Banget!!!!

    Video Ngentot Siswi SMA Jepang Hot Banget!!!!


    1761 views

  • Ngentot Dengan Istri Kakakku Yang Imut

    Ngentot Dengan Istri Kakakku Yang Imut


    1609 views

  • Foto Hot Dan Menggoda Chihiro Akiha

    Foto Hot Dan Menggoda Chihiro Akiha


    1743 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Cerita Dewasa Desahan Babysister Ketika Orgasme

    Cerita Dewasa Desahan Babysister Ketika Orgasme


    1525 views

    Cerita Seks Terbaru – Aqu pernah kost disebuah rumah mewah di Makassar, pemilik rumah tergolong elite dan termasuk sibuk dgn bisnisnya. sedangkan si isteri kerja disalah satu bank swasta.

    Suatu hari setelah 1 bulan si nyonya melahirkan panggilannya Mbak Wulandari, maka datanglah seorang baby sitter yg melamar pekerjaan sesuai iklan dari koran, setelah bercakap-cakap dgn Wulandari, maka baby sitter tsb yg bernama Murni diterima sebagai pengasuh bayi mereka. Aqu pandangi terus itu baby sitter, wah…setelah pakai baju putih kelihatan sexy banget, guratan celana dalamnya tampak samar-samar…. esoknya, ketika aqu mau berangkat kekantor, tiba-tiba ibu kost ku mengenalkan si Murni kepadaqu, sekilas kulihat buah dadanya yg terbungkus bajuputih dibalik BH wow…seru…kira-kira 36 lah..

    Si Murni berumur sekitar 30 tahun, sedangkan ibu kost ku (ibunya si bayi baru sekitar 26 tahun, suaminya kira-kira 30 tahun). Bang…tolong ya..ikut awasin rumah karena ada penghuni baru ( maksudnya baby sitter) sementara aqu sudah harus masuk kerja lagi, maklum kerja di swasta cutiku melahirkan cuma 1 bulan, ucapnya kepada ku…
    Baik Mba, saya jagain lah…

    setelah sekitar 1 minggu si Murni tinggal di rumah kost bersama aqu dan pemilik rumah, aqu mulai curiga dgn gerak-gerik suami Wulandari beberapa hari terakhir ini, Aqu sering melihat dari sela pintu kamar kost ku, sang suami panggilannya mas Adi suka mencuri pandang tubuh si Murni yg sedang ngurus bayi di Box bayi, tentunya tubuhnya membungkuk posisi hampir nungging sehingga guratan CD nya semakin tampak jelas dan bentuk pinggul serta betis yg bikin mupeng semua lelaki, ternyata di usia 30 tahun, si Murni justru bikin gairah lelaki meningkat.

    Suatu hari, Wulandari tak pulang, dia tugas ke jakarta untuk 3 hari, mas adi kelihatannya seneng banget ditinggal isterinya, semakin saja dia menggoda si Murni, dan sempat mengelus punggung si Murni sambil berkata ” emh kasihan Mbak ya…kok masih cantik jadi janda…” si Murni cuma menjawab ” ya nasib mas…” sambil tersenyum. aqu terus mengintip dari celah pintu kamar kost ku apa yg dilaqukan mas adi, dia mulai melaqukan jurusnya karena sudah ber bulan2 tak ketemu lobang kemaluan Wulandari, maklum hamil besar dan baru melahirkan.

    ” Mbak Murni anaknya berapa? tanya mas adi, 1 mas…jawab Murni. sudah berapa tahun menjada..? tanya adi lagi, yah sudah 3 tahunan lah mas…. jawab Murni.

    Mas Adi duduk di sofa dekat box bayi anaknya, sementara tangan kanannya mulai menggosok-gosok batang kemaluannya dibalik training spak yg dia gunakan, sementara si Murni masih tetap membungkuk membelakangi mas adi memberi susu botol kepada sang bayi.

    Tiba-tiba terdengar suara mas adi memanggil aqu,seakan mengajakku untuk nonton TV seperti biasanya, aqu pura-pura tidur dgn pintu tetap ku buka satu senti untuk mengintai apa yg terjadi, lalu mas Adi manggil si-mbok pembantunya yg sudah diatas 50 tahun, ya…den..kata simbok, bikinkan saya kopi terus mbok tidur aja ya istirahat, ya..den…jawab simbok. setelah kopi dihidangkan, keMbali Adi menggosok-gosok batang kemaluannya dibalik training spaknya, aqu terus mengintai dgn lampu kamar yg aqu matikan, setelah si bayi tertidur, adi ngajak Murni untuk duduk disofa sambil lihat TV, si Murni menolak, malu mas…kata si Murni, gak apa-apa ….kata Adi.

    Kamu kan ngerti dong saya sudah 3 bulan tak bersentuhan dgn wMurnita, sini…..ajak adi lagi. dgn ragu-ragu si Murni mulai duduk dilantai dekat sofa tempat adi duduk, aqu semakin nilik-nilik mereka, Murni…sususmu kok masih kencang ya…ucap Adi, ah…masa mas, masih bagus punya Mbak Wulandari dong…jawab Murni, kenapa mas bilang begitu…? tanya Murni. ah…enggak cuma pingin tau aja kalau susu yg sudah pernah di isep bayi berubah bentuk atau tak…? kilah Adi. ya..tergantung perawatan…kata Murni. boleh aqu raba susumu ni…tanya adi. ah…jangan mas…saya kan sudah tua, juga saya malu….jawab Murni.

    Aqu mulai yakin pasti jurus si Adi mengena. sini geser duduknya…kata adi, ah…sudah disini saja mas… kata Murni.gak apa-pa…sini… saya penasaran dgn susu yg sudah di isep bayi, pingin lihat…kata adi lagi, jangan mas ah… malu, nanti Mbak Wulandari tau aqu dimarahin… kata Murni, tak ada yg tau, semua sudah tidur. kata adi, lalu adi menarik lengan si Murni, dan mulai meraba susu Murni dgn halus, si Murni kelihatan berigidig-an, adi terus gencar berusaha memegang susu Murni, sementara Murni terus menangkis tangan adi, ketika si Murni sibuk menangkis tangan adi, aqu melihat kedua paha si Murni yg kadang terkangkang karena sibuk menangkis tangan adi, wow…mulus pahanya, aqu mulai jreng juga, karena ruang tengah cukup terang sehingga sering banget aqu melihat CD Murni yg berwarna ungu muda, dan gundukan kemaluan dibalik CD yg begitu menggiurkan membuat aqu jadi keasyikan nonton dar celah pintu kamar.

    Akhirnya si Murni menyerah di tangan Adi, dan membiarkan tangan adi meng-griliya susunya, dan si Murni pun mulai kegelian sehingga pahanya semakin jelas kulihat karena Murni sudah tak kontrol cara duduknya.

    Aqu mulai terangsang melihat tangan adi dibalik baju putih Murni bergerak-gerak, kebayg empuk dan halus susu yg sedang diobok. kemaluan ku mulai tegang, si Murni semakin meringis dgn sesekali membungkukkan punggunya, kegelian. adi mulai memetik kancing baju si Murni, maka terlihat susu si Murni dibungkus BH warna merah jambu karena si Murni menghadap kamarku dan Adi dibelakang si Murni. tangan adi kemudian mengeluarkan sebelah susu Murni dari BHnya, aqu semakin tegang karena aqu melihat susu yg begitu mulus, puntingnya coklat muda, bahkan aqu lebih terfokus ke celah paha si Murni yg sudah semakin jelas karena rok putihnya sudah sediki demi sedikit tersingkap. kelihatannya si Murni sudah mulai terangsang karena aqu melihat bagian celah kemaluan pada CD si Murni sudah mulai berwarna ungu tua, berarti sudah basah. ketika si Murni agak bergeser duduknya aqu melihat tangan Adi yg kiri memegang kemaluannya yg sudah tegang banget, sementara tangan kanannya mulai meremas halus susu Murni, kelihatannya adi bukan pemain sex brutal, dia mempermainkan susu si Murni begitu lembut sehingga si Murni mulai mendesah dan tangannya mulai mencengkram tangan Adi yg sedang mengelus susu nya.

    Sudah mas…aqu sudah gak tahan…kata si Murni. aqu juga sudah gak tahan Ni…kata si Adi, bantu saya dong Ni…saya pingin keluarkan Sperma yg sudah mengental nih….kata adi dgn nada merayu…jangan mas…aqu gak mau, taqut hamil….kata Murni. tak ni…kita jangan bersetubuh, saya gesek aja ya di antara celana dalam dan kemaluan mu….rayu adi, si Murni pun sudah kelihatan sangat terangsang, tapi dia tak menjawab. sementara aqu sudah semakin tegang aja nih si ujang…dibalik pintu.

    Adi akhirnya turun dari sofa, dan duduk disebelah si Murni di atas karpet, tangan adi mulai mengarah ke kemaluan si Murni, keMbali si Murni meronta, jangan mas…nanti aqu gak tahan…kata si Murni, tenang aja…nanti kita sama-sama enak…kata Adi sambil mulai mengelus CD pas di kemaluan si Murni , Murni mulai kelihatan kejang-kejang kedua kakinya merasakan nikmat, adi terus mengelus kemaluan Murni dari luar CDnya sementara bibirnya mulai menciumi susu kiri si Murni,

    Adegan ini terus berlangsung sekitar hampir 10 menit, kemudian adi melepas training spaknya, dan kelihatan ujang nya si adi yg sudah tegak lurus, tapi si Murni malah membuang pandangannya ke TV, lalu Adi menyingkap rok putih Murni semakin keatas, dan si Murni direbahkan dikarpet, jangan mas…kata si Murni. nggak kok cuma mau dijepitin diantara CD dan Kemaluan kamu…gak dimasukin kok…kata Adi sambil terus menggosok kemaluannya. janji ya..mas…kata Murni. bener kok saya janji kata Adi, kemudian adi berbaring disebelah kiri si Murni, dan benar saja, adi julai menaiki separuh tubuh Murni dan paha sampai kaki kirinya adi menindih paha dan kaki kiri si Murni dan kemaluan adi diselipkan dari samping CD basahnya Murni dekat pangkal paha Murni sementara si Murni tetap terlentang, aqu mulai gak tahan lihatinnya, aqupun mulai meraba-raba kemaluan ku, terus adi mulai mengesek-gesekan kemaluannya diantara CD dan Kemaluan Murni secara perlahan.

    Murni mulai kelihatan menikmati, sambil mengisap punting susu si Murni yg sebelah kiri dan meremas susu Murni yg sebelah kanan adi terus menggesek kemaluannya dicelah CD dan Kemaluan si Murni, Murni mulai mengerak-gerakkan pinggulnya keatas kebawah mengikuti gerakan Adi, aqu yakin bahwa kelentitnya si Murni sudah tersentuh oleh ujung kemaluan si adi, aqu pun taMbah terangsang melihatnya, aqu mulai mempercepat kocokan tangan di kemaluanku, dadaqu terasa semakin dag-dig-dug….semakin lama si Adi semakin mempercepat gerakannya, terus menggesek kemaluan si Murni dgn kemaluannya yg sudah semakin keras, dan si Murni pun mulai mengeluarkan suara desahannya, mas…mas…mas…aduh geli sekali…mas…. aduuuuh… enak sekali mas….lirih si Murni, tekan sedikit mas…biar ujung nya kena kemaluanku…..

    Adi mulai merubah gerakannya, dari menggesek menjadi agak menekan kemaluan si Murni, tangan kanan si Murni mencengkram tangan adi yg sedang meremas susu kanannya, berarti si Murni sudah begitu menikmati gesek-tekan kemaluan si adi. teruuuus… mas…aqu nikmat sekaaaaali…. desah si Murni.
    iyaaa… saya juga Ni….nikmat sekali, punyamu begitu licin dan hangat….adi terus melaqukan gesek-tekan…hingga kurang lebih 15 menit.

    Sudah mau keluar…nih…kata si Adi dgn suara tersendat-sendat, jangan keluarkan dulu mas….tahaaaann…tahan….kata si Murni sambil terus menggerakan pinggulnya…..aduuuh…mas…saya mau keluar juga mas…..kata si Murni (maksudnya mau orgasme). mas..masukin sedikit ujungnya….kata si Murni memohon, terus adi agak menaikin lagi tubuh si Murni hampir menindihnya, dan tangan kanannya menuntun kemaluan menuju lubang kemaluan si Murni, dan ah…aaaahh…jangan dimasukin semua mas…aqu lebih geli kalau ujungnya saja….kata si Murni.
    adi terus menggesek-tekan, dan kelihatan si adi mulai menekan-nekan pantanya dan si Murni semakin bergoyg kekiri dan kekanan dan kadang-kadang menaikan pinggulnya keatas..lalu Murni mulai agak menjerit kecil…Mas…aqu mau keluar mas….
    ya..ya…keluarkan saja ni…biar taMbah licin sahut si Adi…

    Tak terasa kemaluan ku juga mulai mengeluarkan cairan kental sedikit diujungnya…. aqu terus menyaksikan gesekan kemaluan adi di celah antara CD dan Kemaluan si Murni, pinggul Murni semakin cepat bergerak keatas kebawah, bahkan sesekali diangkatnya cukup tinggi…dan…ah..aaaahh…aaaaaaaahhh….mas aqu ke..ke..ke…luaaaaarr…mas ….ah….aduuuuuh…mas enak sekaliiiiii……
    aqu juga ni….aqu juga mau keluar…ni…sambil semakin memepercepat gerakan gesek-geseknya, …aduhh..ni…saya keluar ni….oh…oh…oh….adi menyentak-nyentakkan gesekannya sampai lebih dari 3 kali, aduuuh…mas….hangat sekaliiiii….mas.., gerakan adi mulai semakin pelan dan akhirnya adi tertelungkup diatas tubuh si Murni.

    aqupun mulai terasa gatal diujung kemaluan ku…dan akh….croooot…croooot….sperma kupun muncrat ke daun pintu. aqu jadi lemes..dan mulai aqu berbaring di tempat tidurku sambil tetap meMbaygkan sejoli main adu gesek.

    Sememtara Wulandari belum tiba, kebetulan Adi tugas ke Manado, so…di rumah hanya tinggal siMbok, si Murni, si orok dan aqu.
    Saat si orok tidur, aqu coba godain Murni, hem..ehem…Ni…kelihatannya kamu kesepian yah..ditinggal Mas Adi…? Tanyaqu. Ah…enggaaaaakk…biasa aja…..jawab Murni sambil agak malu-malu.
    Memangnya kenapa Mas….? Tanya balik Murni.
    Kelihatannya kamu sama mas adi kok semakin mesra sih…? Tanya ku lagi.
    Kasihaaannn..mas adi kan sudah lama…eh…maksud saya ditinggal Mbak Wulandari, gak apa-apa kok….jawab si Murni.

    Aqu mulai merasa si Murni agak khawatir kalau aqu mengetahui affairnya dgn Adi.
    Sambil baca majalah dan nonton TV, aqu pandangi tubuh si Murni. Mulai dari kulit lengan, susu, perut, bentuk pinggul, paha dan betis. Wow….memang segar dan cukup bikin mupeng, apalagi karena gak ada bos, si Murni gak pake baju Putih Seragam Baby Sitter, dia Cuma pakai baju tidur kulot dan blus bahan katun biasa, jadi aqu bisa melihat samar-samar lekuk tubuh dan baygan bra and CDnya.
    Si Murni duduk dekat Box bayi sambil menggoyg box, sesekali dia curi pandang kepadaqu seperti ada rasa cemas taqut ketahuan affairnya. Dia agak gelisah. Dalam pikiranku, baikan di “selok” aja dech…..

    Ni, aqu mau pindah kost, kata ku…., lho kenapa mas…..kan Mas adi dan Mbak Wulandari orangnya baik, dan Mas sudah diaqui seperti keluarganya, juga ini rumah bagus dan harga kost nya katanya kekeluargaan…. Jawab si Murni.
    Iya…Ni, tapi aqu gak tahan lihatin kamu ama mas Adi, kok akrab banget…..kata ku.
    Akrab gimana……? Tanya Si Murni agak ketus, ya lah….emang aqu gak tahu kalau kamu sering tiduran di karpet ama mas adi, dan kalau gak salah kamu pernah jalan ama mas adi bawa bayi, ya kan….?

    Si Murni gelagapan, dan dia langsung berdiri dari duduknya menghampiriku, aqu melihat bentuk perut yg sudah agak kendur tapi malah terkesan sexy, kemudian dia duduk disebelahku. Dia bilang : Mas…tolong jangan bilang Mbak Wulandari, aqu kasihan mas Adi dan aqu juga terpengaruh karena aqu sudah lama tak disentuh lelaki, tolong ya mas…. Jawab si Murni memelas. Aqu sementara pura-pura terus baca majalah tapi mata terkadang ngincer-ngincer juga tuh susu yg masih sintal dan kelihatan mulus walau baru tampak separuhnya karena tertutup BRA.

    Ya…kamu harus ingat Ni, karena nila setitik rusak susu dua-dua-nya. Jawabku sambil godain. Yeee si mas, rusak susu sebelanga…ah…jawabnya sambil menyembunyikan malunya.
    Ya…dua-dua-nya Ni…..kalau terus di-uwel-uwel mah….jawab ku.
    Si Murni mencubit perutku, ah..si mas bisa aja. Nih tak cubit…..hayoooo kapok…!!! Si Murni kayak yg greget campur kesel.
    Tapi mas, walaupun bagaimana, aqu belum pernah kok bersetubuh dgn mas Adi, yah….hanya sekedar begitu-begitu aja, yg penting mas Adi bisa “keluar”……bener mas aqu gak bohong. Kata si Murni agak serius.
    Lho….sudah apa belum bagi saya gak masalah Ni, jawab ku.
    Mas kok gitu sih….? Jawab si Murni sambil meraba-raba kedua susunya. Belum mas belum rusak nih…jawab si Murni sambil mengusap kedua susunya. Ya….percaya deh….jawabku. setelah terdiam beberapa saat lalu :
    Ni…pijitin dong pundak saya, tadi saya main golf 18 hole, cukup capek juga…
    Weee…maaf ya…aqu bukan tukang pijat kok….jawab si Murni agak sengit.
    Yah…sudah gak apa-apa, tapi saya juga bukan tukang yg pintar nyimpen rahasia lho…..jawab ku.
    Eeeemmmm….si mas ngancam ya…..ya sudah sini, awas kalau ngomong Mbak Wulandari…..jawab si Murni.

    Aqu duduk di karpet, sementara si Murni berlutut dibelakangku, tangannya mulai pijitin pundak dan bahu bagian atasku, dan selang beberapa menit, aqu merasa ada yg nempel hangat di punggungku, terasa empuk dan kenyal, aqu tebak aja deh ini pasti perut si Murni, aqu pura-pura gak merasa apa-apa walau sudah sekitar 10 menit. Lalu si Murni bertanya : mas kepalanya mau dipijit gak….., o…ya…iya Ni. Jawab ku, kemudian si Murni memijit kepala ku…wah enak banget lho Ni. Kamu kok pintar mijit sih…..
    Ah..biasa aja mas jawab si Murni.

    Kemudian Aqu merasakan ada yg agak lebih empuk lagi menekan dipunggungku, aqu dah nebak deh…ini pasti pubis si Murni, gundukan daging antara perut dan kemaluan. Dia terus menekan…menekan..semakin terasa hangat dan empuk, aqu merasakan kedua pahanya semakin menempel, dia menekan terus dan aqu agak sedikit membungkuk sehingga punggung ku semakin menekan pubis nya.

    Aduh…Ni. Yg dipijit kepala kok yg enak punggungku ….. terus Ni tekan lagi, kata ku. Ah si mas bisa aja…..mau ditekan lagi? Kata si Murni.
    Ya…iya…dong, si Murni terus menekan-nekan pubisnya di punggungku.
    Napasnyapun mulai terdengar mendesah, dan pijitan dikepalaqu mulai melemah, tapi pijitan pubis di punggungku semakin terasa kuat.

    Apanya yg enak mas…tanya si Murni. Punggung ku enak banget Ni, punyamu begitu berdaging dan terasa hangat di punggungku, jawab ku. Sementara si ujang dibalik celana pendek ku mulai menegang dan si Murni secara sengaja terus menekankan pubis nya dipunggung ku.

    Aduh Ni. Punyaqu jadi tegang Ni…….mau pegang nih….? Tanya ku.
    Manaaaa….tanya si Murni. Nih….sudah mulai keras gara-gara punggung keenakan…. Jawab ku.
    Iya…mas, kok tegang ya….tanya si Murni.
    Aqu juga gara-gara mas adi jadi sering cepet geli di anu ku. Aqu jadi sering mudah terangsang, padahal sudah tahunan gak begini, kata si Murni.
    Ni, pijit aja punya ku…..tapi yg enak ya….

    Tanpa bicara lagi si Murni pindah duduk disebelahku, tangannya mulai masuk kesela celana pendekku, dia mulai meraba-raba dgn lembut kemaluan ku, ah….mulai terasa geli, si Murni meremas bagian helm kemaluan ku, dipijit-pijit lembut yg membuat kemaluanku terasa semakin geli dan nikmat sekali, oh….Ni, enak banget, teruuuus Ni, desah ku. Tanganku mulai menyusur kebalik Bra si Murni, perlahan ku elus lembut susunya, pelan-pelan ujung jariku menyusur terus hingga kerasa puting susu yg sudah mengeras tapi lembut kulitnya, aqu elus terus susunya, sesekali agak ku remas lembut, si Murni nafasnya mulai agak tersengal-sengal, aduuuuh…mas, sentuhan tangannya kok lembut banget, aqu semakin nikmat mas….terus tangan kanan si Murni membuka kaitan Bra bagian belakang, dan tangan kirinya masih terus memijit-mijit ujung kemaluan ku.

    Kemudian ku singkap blusnya dari sekitar perut agar dapat kuraih kedua susunya sementara bra dibukanya pelan-pelan melalui sela-sela lengan bajunya. Wah…benar aja, susunya masih mulus, walaupun sudah agak jatuh, namun kekenyalan dan kelembutan kulitnya masih seperti anak-ABG. Ku singkap terus keatas blusnya, punting susu si Murni yg kiri mengarah agak kesamping kiri dan yg kanan agak kesamping kanan, wah ini tanda susu yg masih berkelenjar bagus, walaupun agak turun tapi masih kencang. Isap mas….pinta si Murni, perlahan kuisap lembut puntingnya, mulai dgn isapan perlahan lama-lama isapanku semakin kuat sehingga si Murni menjerit perlahan Aaaahhh……aduh mas….kok enak sekali….teruuuus…mas….

    Kuisap puntingnya pelan-pelan tapi nyelekit, hingga si Murni terbaring karena tak kuat menahan nikmatnya isapan ku. Dan aqupun meMbaringkan tubuhku di karpet, sementara aqu terus mengisap punting susunya, si Murni mengambil posisi diatas ku dan mulai menempelkan kemaluannya ke kemaluan ku, dia masih mengenakan kulot tipisnya, dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, terasa tubuh si Murni agak bergetar ketika dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, aqu merasakan begitu empuk dan hangatnya daging kemaluan si Murni, aqu merasakan semakin geli di kemaluanku,

    Murni mulai menggerakan pinggulnya sehingga tekanan berubah jadi gesekan-gesekan yg perlahan tapi serasa ujung kemaluanku mulai nyelip dibelahan kemaluannya walaupun masih terbungkus kulot dan CD, tanganku mulai meraba buah pantatnya dgn menyusurkan tangan diantara celana kulotnya, wah…..lembut dan empuk, pantatnya bukan kencang tapi empuk, kulitnya masih halus. Aqu mulai menyelipkan tanganku kesela CD bagian pantanya, aqu mulai meraba halusnya pantat si Murni, ketika pantatnya ku elus,

    si Murni malah semakin menekan gesekan kemaluannya ke kemaluanku, aqu yakin “G-spot” si Murni disekitar pantatnya, kemudian elusan dipantat si Murni ku coba rubah dgn pijitan-pijitan ujung jari ku, ternyata si Murni semakin terangsang semakin mengesek agak cepat….dan oh….oh….oh….mas….aqu mau keluar mas…….mendengar rintihan si Murni, aqu bantu proses keluar nya si Murni, aqu tekan pantatnya dgn kedua tanganku agar kemaluannya semakin keras menekan kemaluanku, dan aaaaahhh…aaahhh…seeeeepp..seeeppppp…seperti kepedasan makan lombok, maaaasss…..aqu keluar mas…..ah…aaaahhh….si Murni seperti setengah menangis, terasa dikemaluanku kemaluannya berdenyut-denyut beberapa kali, sementara dia menekan susu kirinya ke dadaqu, dia terus merintih…mendesah….kemudian denyutan kemaluannya terasa lagi, nyut..nyuut…nyut…
    wah si Murni mengalami orgasme panjang nih…pikir ku.

    Kemudian sejenak si Murni merebahkan tubuhnya di atas tubuhku, sekitar kira-kira belum semenit, dia mulai menekan-nekan-kan lagi kemaluannya ke kemaluan ku kebetulan kemaluanku masih keras, dia mulai mendesah lagi. Seeeeppp….. seeeppp….. seperti orang kepedasan.
    Ni, nanti dilihat simBok, kekamar aja yuukkk….ajak ku. Ah tak mas, simBok sudah tidur, lagian ini bayi kalau bangun gimana….? Jawab si Murni.
    Ya…sudah buka saja celanamu Ni….. perintahku.
    Jangan mas….gini aja ya….sementara di selipkan kemaluanku kesela CDnya, dan si Murni masih berposisi di atas ku.

    Ketika kemaluanku mulai menyusup disela CD dan kemaluannya, tersa lendir hangat dan licin diujung kemaluanku, dia mulai menggoygkan pinggulnya dan gesekan belahan kemaluan yg hangat dan licin mulai merangsang kemaluan ku, aqu merasakan betapa enaknya kemaluan si Murni, tapi disisi kemaluanku terasa agak sakit kena sisi CD nya si Murni, aduh Ni, CDmu sakit nih….

    Kemudian dia melepas celana kulotnya dan agak menarik CDnya ke bawah, sedangkan aqu mulai melepas celana pendek dan CDku maka kemaluanku mulai nyaman banget, apalagi dia mengambil posisi seperti kodok yg mau loncat, dia mulai lagi menggoygkan pinggulnya perlahan kekiri kekanan..tangan ku mencengkram buah pantatnya dan sesekali kutekan sehingga kemaluanku terasa berada dimuka gawang, kudorong-dorongkan pinggulku naik turun sementara si Murni mengoyg kiri-kanan, variasi goygan semacam ini telah menciptakan rasa geli yg berbeda dgn rasa kalau bersetubuh biasa, kemaluan ku semakin keras, kemaluan si Murni terasa semakin basah kuyup, namun basah kuyup yg membuat rasa geli dikemaluanku semakin nikmat,

    Murni terus bergerak sementara ke dua susunya semakin terasa menggiling dadaqu, kenyalnya hangatnya terasa sekali karena T-shirt ku aqu angkat ke leher dan blusnya si Murnipun sudah terangkat sehingga kedua susunya terasa nempel langsung dikulit dadaqu, dan tangan si Murni yg sedang menahan tubuhnya dilantai kemudian berubah memeluk tubuhku, sehingga susunya semakin menekan di dadaqu, gerakan pinggulnya semakin lembut seolah memposisikan titik-titik tertentu dari kemaluannya di kemaluanku, kelihatannya si Murni berusaha agar kelentitnya tergesek oleh ujung kemaluanku. Dia begitu aktif mencari titik-titik kenikmatan dikemaluannya. Kemudian aqu mulai menekan nekan ujung kemaluanku ketika terasa jika sudah berada aMbang lubang nikmat, aqu tak tahan lagi, ingin sekali aqu menancapkan kemaluanku ke kemaluannya. Ni…kamu dibawah Ni…. Pinta ku.
    Jangan dulu mas, biar lama nikmatnya, soalnya kalau mas di atas pasti mas cepet keluar. Jawabnya dgn kata terputus-putus karena napas si Murni seperti orang yg sedang aerobic.

    Ya…tapi masukan dong Ni. Aqu sudah gak sabar nih….
    Iya…iya…tapi pelan-pelan ya mas….biar terasa nikmat. jawab si Murni.
    Kemudian si Murni menghentikan gerakan pinggulnya. Dan memposisikan ujung kemaluanku tepat dilubang kemaluan yg licin dan hangat. Dia mulai menekan pinggulnya ke bawah, dan kemaluanku pun perlahan mulai menyusup, perlahan banget si Murni menarik lagi pinggulnya keatas, aqu merasakan gesekan lubang kemaluan yg halus, licin dan lembut, dia menekan lagi, dan kira-kira sekitar 5 cm kemaluanku masuk, dia tarik lagi pinggunya keatas, aqu mulai penasaran karena cara seperti ini menimbulkan kenikmatan yg khas banget, gregel-gregel dinding kemaluan si Murni begitu terasa menggelitik karena gerakan perlahan seolah-olah kemaluanku meraba-raba tiap mili dinding lubang kemaluan si Murni, aqupun semakin menikmatinya.

    Kemudian desahan demi desahan terus keluar dari mulut si Murni, dan……ah…aaaahhh….. pelan-pelan si Murni menekan pinggulnya hingga kemaluanku masuk seluruhnya, kemudian dia tarik lagi pelan-pelan…ditekan lagi…..blessss…lagi kemaluanku masuk, begitu terus berulang-ulang hingga sekitar 15 menit, ah… begitu lembutnya permainan si Murni, sesekali terasa olehku denyutan-denyutan halus didalam kemaluan si Murni yg terasa seolah menjepit-jepit ujung kemaluan ku. Kemudian si Murni memasukan lagi kemaluanku dgn menekan pinggulnya, dia tak lagi menarik pinggulnya keatas, tapi dia tekan terus agak lama sehingga begitu dalamnya kemaluanku tertanam didalam kemaluan hangat si Murni, kemudian denyutan-denyutan kemaluannya…aw..terasa begitu nikmat, cenut-cenut….kemudian ada denyutan panjang yg rasanya begitu menjepit ujung kemaluan ku. Ah..mungkin ini yg disebut empot-empot madura dalam pikirku.
    Gaya ML seperti ini terus belangsung hingga kurang lebih ¼ jam, aqu benar-benar merasakan nikmat yg baru kali ini kurasakan dibanding dgn kenikmatan saat ML dgn pacarku.

    Diujung lubang kemaluanku mulai terasa geli sekali seperti hendak keluar sperma, sementara si Murni terus mengayuh pinggulnya perlahan dan tangan kirinya menarik susunya kearah mulut ku, lalu kuisap-isap pelan hingga isapan kuat, si Murni mulai tak dapat mengkontrol gerakannya, dia menggoyg semakin cepat…cepat lagi dan akhirnya jeritan kenikmatan si Murni muncul lagi, dia mencapai orgasme lagi karena terasa oleh kemaluanku jepitan-jepitan kemaluan dan denyutan-denyutannya yg tak beraturan. Dia mendesah dan menggigit dadaqu, dia orgasme panjang. Dan saat kemaluanku dijepit-jepit oleh kemaluan orgasmenya si Murni, aqupun gak tahan, geli sekali dikemaluan ku, sekujur tubuhku terasa geli linu, merinding dan ah…rasanya nikmat sekali, aqu berusaha terus menggerakan pinggulku keatas dan kebawah agar kemaluanku tetap menggesek kemaluan si Murni yg sedang orgasme dan berdenyut-denyut itu,

    Murni pun sadar kalau aqu mau keluar maka dia langsung mengisap punting susuku dan memainkan ujung lidahnya di punting susuku maka kemaluanku semakin terasa geli sekali dan terasa gatal yg teramat sangat diujungnya seolah ingin digaruk terus oleh bagian terdalam kemaluan si Murni, dia semakin aktif mengisap dan memainkan lidahnya di punting susuku dan aqu terus menaik turunkan pinggulku akhirnya aqu pun crot-crot-crot spermaqu muncrat didalam kemaluan si Murni, tanpa sadar si Murni mengaduh keenakan, aduuuuhh…mas…hangat sekali……rintih si Murni, dan aqu merasakn enaknya ketika pertama crot…kemaluan si Murni menjepit, crot kedua kemaluan si Murni berdenyut, dan ketika aqu menekan kemaluan hingga maksimal maka disitulah kenikmatan puncaknya dan tak sadar aqu menarik pinggul si Murni agar kemaluanku menancap semakin dalam dan crot yg terakhir membuat tubuhku bergetar-getar sepeti kejang-kejang, dan si Murni yg sedang orgasme aqu teMbak dgn semprotan spermaqu, maka disinilah impian kenikmatan yg didaMbakan semua wMurnita, hingga selesai proses semprotan spermaqu, kemaluan si Murni masih terus berdenyut-denyut dan terdengar suara si Murni seperti orang menagis, dia benar-benar merasakan orgasme yg luar biasa, begitu juga aqu.

  • Desahan Nikmat Gadis Muda jepang

    Desahan Nikmat Gadis Muda jepang


    1477 views

  • Cerita Dewasa Kocokan Mbak titin seperti maut

    Cerita Dewasa Kocokan Mbak titin seperti maut


    2169 views

    Cerita Seks Terbaru – Pak Kadus Jamal berjalan tanpa sandal, sesekali tangannya mengangkat sarung kotak-kotak yang dipakai. Lelaki 60 tahun itu nampak tergesa menuju perbatasan hutan di kampung, lokasinya cukup jauh dari pemukiman warga.

    “Waduh.. maaf sekali pak, saya agak telat menyambut. Tadi ada warga yang anaknya mau kawinan jadi saya urus sana-sini dulu,” Jamal menyalami pak Supri, tuan tanah di kampung itu yang sudah sejak lama tinggal di kota.

    Pak Supri terkenal dermawan di dusun itu, banyak membantu pembangunan tempat ibadah, sekolah rakyat, dan juga memberi sembako saat paceklik melanda desa.

    “Walah ya ndak apa-apa pak kadus, biasa saja. Oh ya ini Andi pak kadus masih ingatkan.. sudah kelas 2 SMA sekarang.. dan ini kawan-kawannya. Nah mereka saya antar ke dusun ini biar tahu kehidupan desa, mumpung mereka masih libur,” kata Supri, lelaki tambun, usianya sekitar 55 tahun.

    “Wah.. wah den Andi sudah gede sekarang.. pangling saya den,” Jamal menyalami Andi dan tiga kawan sebayanya, Hilman, Roni, dan Raju.

    Pak Supri lalu menjelaskan pada Andi dan kawan-kawannya tentang Jamal, kadus yang sangat rajin dan santun yang patut jadi panutan. Ia juga menjelaskan pada Jamal bahwa Andi, anaknya akan berada di dusun itu selama sepekan bersama tiga temannya itu, harapannya agar mereka tahu tentang kehidupan desa dan menghargai orang desa.

    “Saya hanya minta mereka dibolehkan mendirikan perkemahan di sini, tolong pak kadus gembleng mereka untuk mandiri. Soal kebutuhan makan biar mereka upayakan sendiri, ya mencari ikan, mancing di kali, nyari sayuran, sampai masaknya jangan dibantu biar nggak manja. Nanti berasnya saja disediakan,” kata pak Supri.

    Andi dan kawan-kawannya mencari tempat datar mendirikan tenda, dan mulai menyiapkan semua peralatan kamping. Pak Supri lalu meninggalkan anaknya itu dan kembali ke kota.

    Dua buah tenda berukuran 3 kali 3 meter berdiri saat menjelang petang, Kadus Jamal ikut membantu anak-anak kota itu, sampai semua beres.

    Jamal lalu mengajak anak-anak itu mampir ke rumahnya di pemukiman dusun. Di sana ia menjelaskan lokasi sungai di dalam hutan yang bisa dipancing ikannya, juga lokasi kebun sayur miliknya di tumpangsari hutan yang boleh mereka petik.

    Malam itu Andi dan teman-temannya menginap di rumah Jamal dan berkenalan dengan remaja sebaya mereka di dusun itu. Tapi, Jamal meminta remaja kampung untuk tidak membantu apapun pada anak-anak kota itu selama kamping agar mereka mandiri sesuai pesan pak Supri.

    Pagi-pagi benar Andi dan tiga temannya kembali menuju perbatasan hutan tempat tenda mereka berdiri, mereka membawa beberapa kilogram beras dan perabotan masak-memasak dari rumah kadus Jamal.

    “Ya elah.. benar-benar welcome to the jungle nih ndi.. elo sih pake nurut segala sama bokap lo itu. Harusnya kita liburan ke Bali.. eh malah jadi tarzan disini.. huh capek deh,” Hilman mengeluh sejadinya sambil melempar panci yang dibawa.
    “Iya nih.. mana perut keroncongan lagi nih,” Raju menimpali. Raju bertubuh tambun dan doyan makan.
    “Udah deh.. mendingan kita cari cara gimana biar ada lauk untuk makan… mana belanja nggak bisa. Ada uang tapi orang desa nggak mau menjual apa-apa pada kita karena perintah bokap gue. Ayo deh Raj.. cari ranting atau apa kek yang bisa dibakar untuk masak,” kata Andi. Joker388

    Keadaan terpaksa membuat mereka bergerak juga, daripada lapar. Tungku disiapkan dari susunan batu, dan blar.. api pun menyala menanak nasi di panci. Untung Raju membawa bekal beberapa bungkus mie instant yang bisa menjadi lauknya.

    “Tuh kan enak juga ternyata jadi tarzan begini.. ha ha..,” Andi menghibur teman-temannya itu.
    “Enak.. tapi gue nggak kenyang nih makan segini,” gerutu Raju.

    Biasanya dia makan dua piring, dobel porsi, tapi sekarang hanya dapat satu porsi.

    Setelah sarapan keempat remaja itu menuju sungai untuk mandi dan mencuci pakaian. Tapi sebelum mereka meninggalkan tenda, kadus Jamal datang bersama Titin, anak perempuannya.

    “Lho aden pada mau kemana? Sudah pada sarapan belum?,” tanya Jamal.

    Ia lalu mengenalkan Titin pada 4 remaja itu. Titin anak pertama Jamal sudah empat tahun ini menjanda ditinggal mati suaminya kecelakaan, belum punya anak.

    “Malam kemarin Titin belum sempat ketemu kalian karena dia membantu acara warga yang mau kawinan. Nah sekarang untuk urusan masak dan makan biar Titin yang membantu ya.. ndak apa-apa, bapak nggak akan bilang ke juragan Supri kok..,” Jamal merasa iba juga melihat Andi dan teman-temannya harus berusaha masak sendiri.

    Lagipula di rumah Titin tidak terlalu banyak pekerjaan, karena kembali numpang di rumah ortunya.

    “Waduh.. jadi ngeropotin mbak Titin nih. Tapi oke deh pak, dari pada bobot saya susut seminggu di sini.. ha..ha,” Raju senang karena kebutuhan makan bakal terjamin.
    “Iya. Nggak apa-apa dik, mbak biasa masak dan nyuci kok,” kata Titin.

    Titin berpenampilan khas wanita desa, pakai kain dan baju berkancing dari kain bahan kebaya. Wajahnya cantik dan sebagai janda yang masih muda tubuhnya juga semakin subur dan semok. Tingginya 165 cm dengan porsi tubuh yang ideal, sedikit montok. Payudaranya membusung menantang, pinggul lebar dan pantatnya padat terbentuk dibalik kain yang dipakainya.

    Hilman dan Roni tak lepas memandangi postur tubuh Titin saat itu. Andi juga kadang mencuri pandang ke dada Titin. Hanya Raju yang pikirannya makan terus.

    Kadus Jamal kemudian pamit pulang . Titin kemudian mengantar Andi dan teman-temannya ke sungai sambil membawa pakaian empat remaja itu yang akan dicuci.

    4 remaja itu langsung mencebur ke sungai dengan riang. Usia mereka rata-rata baru 16 tahun, tapi badannya bongsor tidak seperti anak di desa. Tinggi mereka melebihi tinggi Titin .

    “Eh.. adik-adik ini mandinya dicopot dong bajunya biar sekalian mbak Titin cucikan,” katanya melihat Andi dan kawan-kawannya mencebur tanpa melepas pakaian.
    “Wah.. telanjang pakai kolor aja nggak apa-apa kan mbak? Kan sepi disini?,” Hilman menyahut senang sambil melepas baju dan celananya. Tiga lainnya juga melepas pakaiannya.
    “Ya ndak apa, wong nggak ada yang lihat di tengah hutan gini. Lagi pula warga desa jarang ke sini karena sungai ini di kawasan hutan, mereka lebih dekat ke sungai di desa,” kata Titin, ia memungiuti baju empat remaja itu di batu dan mulai mencuci di temat berjarak empat meter dari lokasi mandi mereka.

    4 remaja itu mandi sambil gembira saling siram, Titin memperhatikannya dengan gembira juga, ia ikut senang melihatnya.

    “Mbak Titin… mbak ikutan mandi dong.. biar rame..,” teriak Hilman polos.

    Seketika Raju berlari mendekati Titin yang masih jongkok mencuci dan mendorongnya terceur ke sungai. Byurr.. tubuh Titin tenggelam di sungai yang cukup dalam, saat tubuhnya naik kancing baju atasnya terlepas sehingga payudaranya yang tidak tertutup BH sempat terlihat.

    “Aduhhh Raju.. kamu nakal ya..,” Titin bersungut-sungut sambil membenahi bajunya.

    Raju ikut mencebur dan mulai menyirami Titin dengan air, mereka tertawa dan saling siram. Andi, Hilman dan Roni kemudian bergabung mendekat dan ikut saling siram.

    Titin protes karena kain dan bajunya basah terendam bersama tubuhnya. Sebab dia tidak membawa baju lain, masak pulang dengan basah kuyup.

    “Ya sudah mbak Titin bajunya dibuka aja, terus dijemur,”kata Hilman mejawab protes Titin.
    “Iya mbak. Bajunya dijemur aja biar kering, jadi pas selesai mandi bisa dipakai lagi,”tambah Andi. Agen Joker388

    Titin berpikir sejenak. Benar juga usul mereka, lagipula meski telanjang tubuhnya tak mungkin terlihat karena terendam di sungai, kebetulan sungai juga agak keruh karena hujan kemarin.

    “Ini tolong dijemurkan dik Andi..,” Titin menyodorkan kain dan bajunya ke Andi agar Andi menjemurnya di bebatuan.
    “Ya sudah kalian teruskan mandinya.. mbak sambil nyuci ya,” kata Titin.

    Sambil berendam badan sebatas bawah leher, Titin melanjutkan mencuci pakaian dengan hanya tangannya di atas batu sisi sungai. Sementara empat remaja itu kembali saling siram, bernyanyi dan berteriak-teriak gembira menikmati dinginnya air sungai dengan jarak menjauh dari Titin karena tak ingin mengganggunya.

    Hilman menoleh Titin yang membelakangi mereka, pikirannya tiba-tiba teringat film porno milik ayahnya yang pernah ditontonnya dengan curi-curi. Selama ini ia hanya bisa membayangkan bagaimana bentuk tubuh wanita bugil yang dilihat secara langsung. Ia mulai membayangkan tubuh telanjang Titin di balik air sungai.

    “Hey bro.. gimana ya bentuk susu dan mekinya cewek yang asli? Gue penasaran nih..? gimana kalau kita minta mbak Titin liatin dikiiiit aja,” pikiran Hilman yang mulai nakal disalurkan ke teman-temannya.

    Roni setuju, tapi Andi dan Raju masih bertahan melarang, mereka takut Titin melaporkan ke bokap Andi dan kadus ayah Titin.

    Akhirnya mereka memutuskan membuat strategi. Andi, Raju dan Roni kemudian berenang menjauh, cukup jauh dari posisi Titin yang msih sibuk mencuci, sementara Hilman menjalankan aksinya.

    “masih lama nyucinya mbak…,” sapa Hilman dari belakang Titin.
    “Eh dik Hilman ngaggetin aja. Ini celana kalian kok kotor banget sih, jadi lama nyikatnya,” Titin sempat terkejut melihat kehadiran Hilman.
    “Sini saya bantuin mbak,” Hilman meraih tangan Titin di batu sisi sungai.
    “Ah nggak usah dik.. kamu mandi saja sana, nanti saya dimarahi bapak. Kan saya disuruh membantu kalian,” Aish berusaha menahan tangan Hilman yang hendak mengambil sikat dan celana panjang Raju yang dicuci Titin.

    Mereka sempat saling rebut, dan hal ini membuat tubuh Hilman menyentuh tubuh Titin yang sama-sama telanjang. Titin merasakan getaran saat siku Hilman menyengol susunya, ia baru sadar kalau keadaannya sedang bugil.

    “Uh.. maaf ya mbak.. saya nggak sengaja, kena deh itunya,” Hilman pura-pura malu, tapi tubuhnya tidak menjauh dari Titin. Titin mendadak tersipu malu.
    “Eh.. oh.. nggak apa dik.., asal jangan disengaja ya. Ndak baik itu,” kata Titin seolah menTitinati.
    “Eng.. mbak.. saya boleh tanya, tapi jangan marah ya?,” kata Hilman.
    “Tanya apa sih?,” jawab Titin sambil berbalik membelakangi Hilman dan kembali sibuk menyikat celana yang dicucinya.
    “Anu mbak.. apa kira-kira anunya cewek di desa sama dengan cewek kota ya?,” Hilman melanjutkan dengan ragu-ragu.
    “Ih dik Hilman ini. Anunya apanya? Susunya maksud adik?,” Titin berbalik lagi menghadap Hilman.

    Hilman malu sambil mengangguk.

    “Ya sama saja dong dik.. anunya dik Hilman juga sama saja dengan remaja di desa sini kan?,” jawab Titin.

    Diam-diam Titin merasa lucu juga mendengar pertanyaan itu.

    “Eh.. anu mbak.. maksud saya…,”

    “Hayo.. dik Hilman pernah ngintip cewek di kota mandi ya?,” kelakar Titin membuat Hilman salah tingkah dan semakin malu. Tapi ia merasakan pancingannya sudah mulai mengena pada Titin.

    “Ah.. nggak kok mbak. Saya malah belum pernah lihat cewek telanjang sekalipun, hanya pernah di pelajaran biologi liat gambarnya aja. Makanya penasaran mbak..,” aku Hilman.

    Mendengart itu Titin jadi kTitinan pada Hilman. Di desanya rata-rata remaja pria sudah semua pernah melihat payudara wanita secara langsung, meskipun hanya wanita setengah baya yang sedang mandi di sungai. Ia lalu berpikir memperlihatkan susunya kepada Hilman untuk mengobati penasaran anak kota itu. Lagi pula ia kan bukan gadis lagi, dan selama empat remaja itu di dusunnya ia diminta kadus ayahnya membantu mereka mengenali lingkungan dan kehidupan desa.

    “Ya sudah.. kalau mbak liatin susu mbak gimana?,” tanya Titin.
    “Ehhhmm.. mau mbak.. tapi mbak nggak marah kan?,” kata Hilman senang.

    Titin tersenyum dan beranjak ke sisi sungai yang lebih dangkal agar tubuh atasnya terentas, ia kemudian berdiri bersandar di batu sisi sungai. Mata Hilman seperti tak percaya melihat susu montok Titin terpampang di hadapannya, kental dan berwarna kuning langsat dengan puting coklat muda.

    “Tuh sudah liat kan.. sudah ya,” kata Titin.


    “Tu..tunggu bentar mbak…, emhh boleh dipegang ya mbak.. bentaaar aja.. ya.. boleh ya,” rengek Hilman, tangannya lalu menyentuh perlahan susu Titin mulai dari pangkalnya diraba hingga puting susunya dijepit ringan dua jari.
    “Hmm.. gimana.. sudah ya dik.., sama saja kan dengan di gambar?,” Titin merasa merinding disentuh susunya, sebab selama empat tahun ini ia tidak pernah lagi merasakannya sejak ditinggal mati suami.

    Mata Titin mengawasi teman-teman Hilman lainnya, jangan-jangan yang sedang terjadi terlihat oleh mereka. Tapi ia lega, tiga teman Hilman cukup jauh dan terhalang pandangannya dengan batu di tengah sungai.

    Saat Titin terlihat sibuk mengawasi temannya, Hilman menggunakan kesempatan itu, ia semakin nekat meremasi susu Titin.

    “Mbak.. kenyalnya enak ya..,” katanya sambil terus memijati putting Titin.
    “Enghhmm.. sudah ah dikhh.., sudah ya,” pinta Titin sambil menepis tangan Hilman.

    Tapi Hilman masih saja meremasi susu Titin.

    “Eh mbak.. kok begitu megang susu mbak.. burung saya bangun sih?,” Hilman bertanya kekanak-kanakan sambil terus meremasi Titin.

    Titin kembali merasa lucu dengan pertanyaan Hilman, namun mendengar kata burung mebuat pikiran Titin tak karuan dan merindukan melihat burung suaminya. Tadinya ia berpikir empat remaja ini masih sangat kanak-kanak tapi mendengar Hilman mengaku burungnya berdiri Titin jadi penasaran juga, sebesart apa sih burung anak usia belasan ini.

    “”Apa.. emang burung dik Hilman bangun sekarang?,” tanya Titin.

    “Iya mbak.. nggak tau nih kenapa.., nih mbak pegang coba,” Hilman segera menuntun tangan Titin ke penisnya yang terbungkus kolor.

    Titin merasakan nafasnya memberat saat tanganya menyentuh penis Hilman. Remaja ini bongsor dan atletis dibanding usianya yang masih belia. Penisnya juga sudah sebesar penis pria dewasa umumnya.

    “Tuh kan mbak.. bangun.. kenapa ya mbak?,” rengek Hilman.
    “Emhh.. oh.. ini wajar dik.. normal. Kan di pelajaran biologi juga adik sudah tahu..,” kata Titin.

    Sambil tangannya terus mengusapi penis Hilman, Titin seolah menggurui menjelaskan kalau penis pria berdiri karena terangsang apalagi jika menyentuh vital wanita.

    “Sini dik.. nah kalau diginiin rasanya gimana?,” Titin menyusupkan tangannya ke balik CD Hilman dan mulai mengocok pelan penis Hilman.
    “Aduhh.. mbaakkhh enakhh..,”lenguh Hilman.

    “Itu wajar dik.. nanti kalau sudah kawin baru deh dik Hilman rasain enaknya. Karena kalau sudah punya istri, burungnya dik Hilman bisa bersarang di sarangnya,” kata Titin.

    Ia tak sadar penjelasannya justru membuat pertanyaan-pertanyaan menyusul yang menuntut dari Hilman.

    “Sarangnya apa tuh mbak.., enghh.. terusin digituin mbak.. enakhh nih..,” Hilman merasa penisnya sudah sangat tegang, tangannya terus meremasi susu Titin. Nafas Titin mulai menyesak.. ia membayangkan penis itu penis suaminya yang sudah siap mengantar kenikmatan padanya.
    “Hhh.mmmm.. sarangnya namanya memek dik.. seperti punya mbak ini..sini dik Hilman pegang ya..,” Titin menuntut tangan kanan Hilman ke selangkangannya.

    Hilman bisa merasakan lembutnya permukaan vagina Titin.

    “Wah.. lembut sekali ya mbakhh.. kalau dipegangin gini mbak merasa enak juga nggak kayak saya,” Hilman terus melancarkan tanya, sambil tangannya mulai membelai-belai permukaan vagina Titin.

    Titin sedikit mengangkangkan kakinya memberi ruang bagi tangan Hilman.

    “Ngghhh.. sstt.. yahh enakhh dikhh.., sama enaknya..,” tubuh Titin mulai menggelinjang dipermainkan gatal dan geli di vaginanya.
    “Terus gimana selesainya mbak.. kalau burung saya bersarang di sarangnya nanti?,” Hilman terus bertanya penasaran, pikirannya sudah melayang ke film porno yang pernah ditontonnya.

    Penisnya kenikmatan karena tangan Titin semakin liar mengocoknya.

    “Emmhh.. kalau sudah masuk ke sarangnya.. nanti burung dik Hilman bisa loncat-loncat di dalam.. teruss kalau mau selesai dia nyemprotin air..,” Titin semakin terangsang dengan pertanyaan Hilman, CD Hilman dilorotkanya dan penis Hilman dikocok semakin cepat.
    “Ahh..sst.. geli banget mbakhh… auh.. kayak mau kencing nih.. ouh…, mbaakhh enak juga khan..?,” Hilman melenguh merasakan kedutan di penisnya.

    Ekspresi kenikmatan Hilman membuat Titin semakin teransang, apalagi tangan Hilman juga semakin aktif mengosok permukaan vaginanya.

    “Iya dik.. sstt enakhh juga mbakkhhh.. ahhkkss.. keluarin aja kencingnya nggak usah ditahan,” Titin merasakan tubuh Hilman mulai menegang dan croottt… semburan sperma Hilman muncrat ditangannya.

    Titin sudah terbakar birahi, pingulnya bergoyang agar lebih merasakan gosokan tangan Hilman di vaginanya.

    Tapi sebelum ia klimaks, Titin mendengar suara teman-teman Hilman mendekat. Ia segera menyudahi aksinya dan kembali beranjak ke sungai yang lebih dalam agar tubuhnya terbenam lagi.

    “Eh..mbak makTitin ya sudah ngajari saya.., jangan bilang ke yang lain mbak ya,” Hilman malu-malu menghampiri Titin kemudian ia naik ke bibir sungai dan bersalin pakaian.

    Titin mengangguk, ia sendiri sangat malu menyadari apa yang barusan terjadi. Tapi klimaks yang belum sempat diraih membuat pikiran Titin jadi tak karuan saat itu.

    Andi, Raju, dan Roni sudah berkumpul bersama Hilman dan sudah bersalin pakaian. Titin menyuruh mereka ke tenda duluan meninggalkanya, agar tak terlihat saat ia harus naik ke bibir sungai untuk kembali mengenakan kain dan bajunya.

  • Cerita Dewasa Teman kuliahku dipaksa ML

    Cerita Dewasa Teman kuliahku dipaksa ML


    1650 views

    Cerita Seks Terbaru – Aku memang terlahir dari keluarga yg bisa dibilang cukup berada. Aku anak laki laki satu-satuya. Dan juga anak terakhir. Dua kakakku perempuan semuanya. Dan jarak umur antara kami cukup jauh juga. Antara lima dan enam tahun. Karena anak bungsu dan juga satu-satunya laki laki, jelas sekali kalo aku sangat dimanja. Apa saja yg aku inginkan, pasti dikabulkan. Seluruh kasih sayg tertumpah padaku.

    Dari kecil aku selalu dimanja, sampai besarpun aku terkadang masih suka minta dikeloni. Aku suka kalo tidur sembari memeluk Ibu, Mbak Lisa atau Mbak Indira. Namun aku tak suka kalo dikeloni Bapak. Entah kenapa, mungkin badan Bapak besar dan tangannya ditumbuhi rambut-rambut halus yg cukup lebat. Padahal Bapak paling sayg padaku. Karena apapun yg aku ingin minta, selalu saja diberikan. Aku memang tumbuh menjadi anak yg manja. Dan sikapku juga terus seperti anak balita, meski umurku sudah cukup dewasa.

    Pernah aku menangis semalaman dan mengurung diri di dalam kamar hanya karena Mbak Indira menikah. Aku tak rela Mbak Indira jadi milik orang lain. Aku benci dgn suaminya. Aku benci dgn semua orang yg bahagia melihat Mbak Indira diambil orang lain. Setengah mati Bapak dan Ibu membujuk serta menghiburku. Bahkan Mbak Indira menjanjikan macam-macam agar aku tak terus menangis. Memang tingkahku tak ubahnya seorang anak balita.

    Tangisanku baru berhenti setelah Bapak berjanji akan membelikanku motor. Padahal aku sudaH punya mobil. Namun memang sudah lama aku ingin dibelikan motor. Hanya saja Bapak belum bisa membelikannya. Kalo mengingat kejadian itu memang menggelikan sekali. Bahkan aku sampai tertawa sendiri. Habis lucu sih.., Soalnya waktu Mbak Indira menikah, umurku sudah 21 tahun.

    Hampir lupa, Saat ini aku masih kuliah. Dan kebetulan sekali aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yg cukup keren. Di kampus, sebenarnya ada seorang perempuan yg perhatiannya padaku begitu besar sekali. Namun aku sama sekali tak tertarik padanya. Dan aku selalu menganggapnya sebagai kawan biasa saja. Padahal banyak kawan-kawanku, terutama yg laki laki bilang kalo perempuan itu menaruh hati padaku. Joker1788

    Sebut saja namanya Lidya. Punya wajab cantik, kulit yg putih seperti kapas, badan yg ramping dan padat berisi serta dada yg membusung dgn ukuran cukup besar. Sebenarnya banyak laki laki yg menaruh hati dan mengharapkan cintanya. Namun Lidya malah menaruh hati padaku. Sedangkan aku sendiri sama sekali tak peduli, tetap menganggapnya hanya kawan biasa saja. Namun Lidya tampaknya juga tak peduli. Perhatiannya padaku malah semakin bertambah besar saja. Bahkan dia sering main ke rumahku, Bapak dan Ibu juga senang dan berharap Lidya bisa jadi kekasihku.

    Begitu juga dgn Mbak Lisa, sangat cocok sekali dgn Lidya Namun aku tetap tak tertarik padanya. Apalagi sampai jatuh cinta. Anehnya, hampir semua kawan mengatakan kalo aku sudah pacaran dgn Lidya, Padahal aku merasa tak pernah pacaran dgnnya. Hubunganku dgn Lidya memang akrab sekali, meskipun tak bisa dikatakan berpacaran.

    Seperti biasanya, setiap hari Sabtu sore aku selalu mengajak Bobby, anjing pudel kesayganku jalan-jalan mengelilingi Monas. Perlu diketahui, aku memperoleh anjing itu dan Mas Herlambang, suaminya Mbak Indira. Karena pemberiannya itu aku jadi menyukai Mas Herlambang. Padahal tadinya aku benci sekali, karena menganggap Mas Herlambang telah merebut Mbak Indira dan sisiku. Aku memang mudah sekali disogok. Apalagi oleh sesuatu yg aku sukai. Karena sikap dan tingkah laku sehari-hariku masih, dan aku belum bisa bersikap atau berpikir secara dewasa.

    Tanpa diduga sama sekali, aku bertemu dgn Lidya. Namun dia tak sendiri. Lidya bersama Mamanya yg umurnya mungkin sebaya dgn Ibuku. Aku tak canggung lagi, karena memang sudah saling mengenal. Dan aku selalu memanggilnya Tante Amanda.

    “Bagus sekali anjingnya..”, piji Tante Amanda.
    “Iya, Tante. diberi sama Mas Herlambang”, sahutku bangga.
    “Siapa namanya?” tanya Tante Amanda lagi.
    “Bobby”, sahutku tetap dgn nada bangga.

    Tante Amanda meminjamnya sebentar untuk berjalan-jalan. Karena terus-menerus memuji dan membuatku bangga, dgn hati dipenuhi kebanggaan aku meminjaminya. Sementara Tante Amanda pergi membawa Bobby, aku dan Lidya duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yg menunggang kuda dgn gagah. Tak banyak yg kami obrolkan, karena Tante Amanda sudah kembali lagi dan memberikan Bobby padaku sembari terus-menerus memuji. Membuat dadaku jadi berbunga dan padat seperti mau meledak. Aku memang paling suka kalo dipuji.

    Oh, ya.., Nanti malam kamu datang..”, ujar Tante Amanda sebelum pergi.

    “Ke rumah..?”, tanyaku memastikan. Agen Joker1788
    “Iya.”
    “Memangnya ada apa?” tanyaku lagi.
    “Lidya ulang tahun. Namun nggak mau dirayakan. Katanya cuma mau merayakannya sama kamu”, kata Tante Amanda Iangsung memberitahu.
    “Kok Lidya nggak bilang sih..?”, aku mendengus sembari menatap Lidya yg jadi memerah wajahnya. Lidya hanya diam saja.
    “Jangan lupa jam tujuh malam, ya..” kata Tante Amanda mengingatkan.
    “Iya, Tante”, sahutku.

    Dan memang tepat jam tujuh malam aku datang ke rumah Lidya. Suasananya sepi-sepi saja. Tak terlihat ada pesta. Namun aku disambut Lidya yg memakai baju seperti mau pergi ke pesta saja. Tante Amanda dan Oom Joko juga berpakaian seperti mau pesta. Namun tak terlihat ada seorangpun tamu di rumah ini kecuali aku sendiri. Dan memang benar, ternyata Lidya berulang tahun malam ini. Dan hanya kami berempat saja yg merayakannya.

    Perlu diketahui kalo Lidya adalah anak tunggal di dalam keluarga ini. Namun Lidya tak manja dan bisa mandiri. Acara ulang tahunnya biasa-biasa saja. Tak ada yg istimewa. Selesai makan malam, Lidya membawaku ke balkon rumahnya yg menghadap langsung ke halaman belakang.

    Entah disengaja atau tak, Lidya membiarkan sebelah pahanya tersingkap. Namun aku tak peduli dgn paha yg indah padat dan putih terbuka cukup lebar itu. Bahkan aku tetap tak peduli meskipun Lidya menggeser duduknya hingga hampir merapat dgnku. Keharuman yg tersebar dari badannya tak membuatku bergeming.

    Lidya mengambil tanganku dan menggenggamnya. Bahkan dia meremas-remas jari tanganku. Namun aku diam saja, malah menatap wajahnya yg cantik dan begitu dekat sekali dgn wajahku. Begitu dekatnya sehingga aku bisa merasakan kehangatan hembusan napasnya menerpa kulit wajahku. Namun tetap saja aku tak merasakan sesuatu.

    Dan tiba-tiba saja Lidya mencium bibirku. Sesaat aku tersentak kaget, tak menygka kalo Lidya akan seberani itu. Aku menatapnya dgn tajam. Namun Lidya malah membalasnya dgn sinar mata yg saat itu sangat sulit ku artikan.

    “Kenapa kau menciumku..?” tanyaku polos.
    “Aku mencintaimu”, sahut Lidya agak ditekan nada suaranya.
    “Cinta..?” aku mendesis tak mengerti.

    Entah kenapa Lidya tersenyum. Dia menarik tanganku dan menaruh di atas pahanya yg tersingkap Cukup lebar. Meskipun malam itu Lidya mengenakan rok yg panjang, namun belahannya hampir sampai ke pinggul. Sehingga pahanya jadi terbuka cukup lebar. Aku merasakan betapa halusnya kulit paha perempuan ini. Namun sama sekali aku tak merasakan apa-apa.

    Dan sikapku tetap dingin meskipun Lidya sudah melingkarkan tangannya ke leherku. Semakin dekat saja jarak wajah kami. Bahkan badanku dgn badan Lidya sudah hampir tak ada jarak lagi. Kembali Lidya mencium bibirku. Kali ini bukan hanya mengecup, namun dia melumat dan mengulumnya dgn penuhl gairah. Sedangkan aku tetap diam, tak memberikan reaksi apa-apa. Lidya melepaskan pagutannya dan menatapku, Seakan tak percaya kalo aku sama sekali tak bisa apa-apa.

    “Kenapa diam saja..?” tanya Lidya merasa kecewa atau menyesal karena telah mencintai laki-laki sepertiku.

    Namun tak.., Lidya tak menampakkan kekecewaan atau penyesalan Justru dia mengembangkan senyuman yg begitu indah dan manis sekali. Dia masih melingkarkan tangannya ke leherku. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

    Terasa padat dan kenyal dadanya. Seperti ada denyutan yg hangat. Namun aku tak tahu dan sama sekali tak merasakan apa-apa meskipun Lidya menekan dadanya cukup kuat ke dadaku. Seakan Lidya berusaha untuk membangkitkan gairah kejantananku. Namun sama Sekali aku tak bisa apa-apa. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

    “Memangnya aku harus bagaimana?” aku malah balik bertanya.
    “Ohh..”, Lidya mengeluh panjang.

    Dia seakan baru benar-benar menyadari kalo aku bukan hanya tak pernah pacaran, namun masih sangat polos sekali. Lidya kembali mencium dan melumat bibirku. Namun sebelumnya dia memberitahu kalo aku harus membalasnya dgn cara-cara yg tak pantas untuk disebutkan. Aku coba untuk menuruti keinginannya tanpa ada perasaan apa-apa.

    “Ke kamarku, yuk..”, bisik Lidya mengajak.
    “Mau apa ke kamar?”, tanyaku tak mengerti.
    “Sudah jangan banyak tanya. Ayo..”, ajak Lidya setengah memaksa.
    “Namun apa nanti Mama dan Papa kamu tak marah, Lin?”, tanyaku masih tetap tak mengerti keinginannya.

    Lidya tak menyahuti, malah berdiri dan menarik tanganku. Memang aku seperti anak kecil, menurut saja dibawa ke dalam kamar perempuan ini. Bahkan aku tak protes ketika Lidya mengunci pintu kamar dan melepaskan bajuku. Bukan hanya itu saja, dia juga melepaskan celanaku hingga yg tersisa tinggal sepotong celana dalam saja Sedikitpun aku tak merasa malu, karena sudah biasa aku hanya memakai celana dalam saja kalo di rumah.

    Lidya memandangi badanku dan kepala sampai ke kaki. Dia tersenyum-senyum. Namun aku tak tahu apa arti semuanya itu. Lalu dia menuntun dan membawanya ke pembaringan. Lidya mulai menciumi wajah dan leherku. Terasa begitu hangat sekali hembusan napasnya.

    “Lidya..”

    Aku tersentak ketika Lidya melucuti pakaiannya sendiri, hingga hanya pakaian dalam saja yg tersisa melekat di badannya. Kedua bola mataku sampai membeliak lebar. Untuk pertama kalinya, aku melihat sosok badan sempurna seorang perempuan dalam keadaan tanpa busana. Entah kenapa, tiba-tiba saja dadaku berdebar menggemuruh Dan ada suatu perasaan aneh yg tiba-tiba saja menyelinap di dalam hatiku.

    Sesuatu yg sama sekali aku tak tahu apa namanya, Bahkan seumur hidup, belum pernah merasakannya. Debaran di dalam dadaku semakin keras dan menggemuruh saat Lidya memeluk dan menciumi wajah serta leherku. Kehangatan badannya begitu terasa sekali. Dan aku menurut saja saat dimintanya berbaring. Lidya ikut berbaring di sampingku. Jari-jari tangannya menjalar menjelajahi sekujur badanku. Dan dia tak berhenti menciumi bibir, wajah, leher serta dadaku yg bidang dan sedikit berbulu.

    Tergesa-gesa Lidya melepaskan penutup terakhir yg melekat di badannya. sehingga tak ada selembar benangpun yg masih melekat di sana. Saat itu pandangan mataku jadi nanar dan berkunang-kunang. Bahkan kepalaku terasa pening dan berdenyut menatap badan yg polos dan indah itu. Begitu rapat sekali badannya ke badanku, sehingga aku bisa merasakan kehangatan dan kehalusan kulitnya. Namun aku masih tetap diam, tak tahu apa yg harus kulakukan. Lidya mengambil tanganku dan menaruh di dadanya yg membusung padat dan kenyal.

    Dia membisikkan sesuatu, namun aku tak mengerti dgn permintaannya. Sabar sekali dia menuntun jari-jari tanganku untuk meremas dan memainkan bagian atas dadanya yg berwarna coklat kemerahan. Tiba-tiba saja Lidya. menjambak rambutku, dan membenamkan Wajahku ke dadanya. Tentu saja aku jadi gelagapan karena tak bisa bernapas. Aku ingin mengangkatnya, namun Lidya malah menekan dan terus membenamkan wajahku ke tengah dadanya. Saat itu aku merasakan sebelah tangan Lidya menjalar ke bagian bawah perutku.

    “Okh..?!”.

    Aku tersentak kaget setengah mati, ketika tiba-tiba merasakan jari-jari tangan Limda menyusup masuk ke balik celana dalamku yg tipis, dan..

    “Lidya, apa yg kau lakukan..?” tanyaku tak mengerti, sembari mengangkat wajahku dari dadanya.

    Lidya tak menjawab. Dia malah tersenyum. Sementara perasaan hatiku semakin tak menentu. Dan aku merasakan kalo bagian badanku yg vital menjadi tegang, keras dan berdenyut serasa hendak meledak. Sedangkan Lidya malah menggenggam dan meremas-remas, membuatku mendesis dan merintih dgn berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Namun aku hanya diam saja, tak tahu apa yg harus kulakukan. Lidya kembali menghujani wajah, leher dan dadaku yg sedikit berbulu dgn ciuman-ciumannya yg hangat dan penuh gairah membara.

    Memang Lidya begitu aktif sekali, berusaha membangkitkan gairahku dgn berbagai macam cara. Berulang kali dia menuntun tanganku ke dadanya yg kini sudan polos.

    “Ayo dong, jangan diam saja..”, bisik Lidya disela-sela tarikan napasnya yg memburu.
    “Aku.., Apa yg harus kulakukan?” tanyaku tak mengerti.
    “Cium dan peluk aku..”, bisik Lidya.

    Aku berusaha untuk menuruti semua keinginannya. Namun nampaknya Lidya masih belum puas. Dan dia semakin aktif merangsang gairahku. Sementara bagian bawah badanku semakin menegang serta berdenyut.

    Entah berapa kali dia membisikkan kata di telingaku dgn suara tertahan akibat hembusan napasnya yg memburu seperti lokomotif tua. Namun aku sama sekali tak mengerti dgn apa yg d ibisikkannya. Waktu itu aku benar-benar bodoh dan tak tahu apa-apa. Meski sudah berusaha melakukan apa saja yaang dimintanya.

    Sementara itu Lidya sudah menjepit pinggangku dgn sepasang pahanya yg putih mulus. Lidya berada tepat di atas badanku, sehingga aku bisa melihat seluruh lekuk badannya dgn jelas sekali.

    Entah kenapa tiba-tiba sekujur badanku menggelelar ketika penisku tiba-tiba menyentuh sesuatu yg lembab, hangat, dan agak basah. Namun tiba-tiba saja Lidya memekik, dan menatap bagian penisku. Seakan-akan dia tak percaya dgn apa yg ada di depan matanya. Sedangkan aku sama sekali tak mengerti. PadahaI waktu itu Lidya sudah dipengaruhi gejolak membara dgn badan polos tanpa sehelai benangpun menempel di badannya.

    “Kau..”, desis Lidya terputus suaranya.
    “Ada apa, Lin?” tanyaku polos.

    “Ohh..”, Lidya mengeluhh panjang sembari menggelimpangkan badannya ke samping. Bahkan dia langsung turun dari pembaringan, dan menyambar pakaiannya yg berserakan di lantai. Sembari memandangiku yg masih terbaring dalam keaadaan polos, Lidya mengenakan lagi pakaiannya. Waktu itu aku melihat ada kekecewaan tersirat di dalam sorot matanya. Namun aku tak tahu apa yg membuatnya kecewa.

    “Ada apa, Lin?”, tanyaku tak mengerti perubahan sikapnya yg begitu tiba-tiba.
    “Tak.., tak ada apa-apa, sahut Lidya sembari merapihkan pakaiannya.

    Aku bangkit dan duduk di sisi pembaringan. Memandangi Lidya yg sudah rapi berpakaian. Aku memang tak mengerti dgn kekecewannya. Lidya memang pantas kecewa, karena alat kejantananku mendadak saja layu. Padahal tadi Lidya sudah hampir membawaku mendaki ke puncak kenikmatan.

  • Cerita Dewasa Gadis bayaran yang sungguh nikmat

    Cerita Dewasa Gadis bayaran yang sungguh nikmat


    1394 views

    Cerita Seks Terbaru – Malam semakin gelap saat aku menempuh perjalanan pulang dari Pekalongan dengan mengendarai mobil kantor. Terpaksa aku menyetir sendiri karena bosku akhirnya memutuskan untuk tinggal beberapa hari di sana.

    Bosku saat ini sedang ingin mencoba membuka bisnis baru, yaitu bisnis batik pekalongan. Konon katanya batik Pekalongan kualitasnya bagus dan harganya terjangkau. Makanya dia bela-belain tinggal di sana beberapa hari sambil mencari produsen batik yang bisa diajak kerja sama. Tadinya tugasku adalah mengawal kemanapun ia pergi. Namun karena dia memiliki saudara di sana, akhirnya aku disuruh pulang ke Jakarta.

    Aku melirik jam, hmmmm masih jam 9 malam dan aku baru sampai Indramayu. Wah, sampai Jakarta jam berapa nih, pikirku. Mataku pun sudah tidak bersahabat, seperti dikasih lem. Dengan kondisi seperti ini kupikir tidak akan mungkin melanjutkan perjalanan sampai Jakarta, karena malah akan berbahaya. Kuputuskan harus mencari tempat istirahat. Lalu laju mobil pun mulai kupelankan, dan mataku mulai menyapu ke tepian jalan barangkali ada tempat istirahat atau rumah makan yang nyaman.

    Kemudian mataku tertuju pada sebuah rumah (kupikir itu rumah makan) berdinding warna hijau toska dengan halaman yang agak luas dan ditutupi oleh rumput Jepang. Hmm, sepertinya tempatnya enak, ada tempat parkir mobilnya lagi. Aku pun segera membelokkan mobil dan kuparkir tepat di depan rumah itu.

    Di terasnya kulihat sedang duduk 4 orang wanita dengan pakaian yang cukup sexy. Aku masih belum berpikir yang aneh-aneh waktu itu. Yang terpenting bagiku saat ini adalah beristirahat dan melepas lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Joker8899

    Saat aku berjalan ke arah teras, salah seorang dari mereka menghampiriku dengan gaya yang centil dan manja,

    “Cari apa, A’?”

    Mataku yang sedari tadi sudah cukup mengantuk sontak saja langsung melebar lagi. Perempuan itu kira-kira berusia 35 tahunan mengenakan kaus ketat berbelahan dada rendah warna merah yang sepertinya sengaja untuk menonjolkan aset miliknya itu, dipadu dengan bawahan rok jeans pendek. Sekilas kulihat 2 tonjolan di sana seperti terjepit ingin meronta keluar, dengan belahan yang masih indah di tengahnya. Kulitnya kuning langsat meskipun otot di bagian lengan sudah mulai sedikit mengendur.

    Mandapati pemandangan seperti itu, aku menjadi tergagap-gagap,

    “Emm.. anu… mmmm, mau cari makan. Laper nih dari tadi siang belom makan. Sama mau istirahat dulu, pegel dari tadi nyetir melulu.”
    “Ayuk atuh, A’. Masuk dulu, di dalem masih ada makanan kok. Santai dulu aja A’. Kalo pegel-pegel, kita juga bisa mijitin kok.” tangannya langsung menggandengku dan menempelkan payudaranya ke lenganku sembari tersenyum nakal.

    Ah, kurasakan sesuatu yang kenyal menjepit lenganku. Aku jadi menebak-nebak berapa ukuran bra nya. Bah, konyol sekali ngapain juga nebak-nebak, pikirku. Nikmati saja keadaan ini.

    Bagai kerbau dicucuk hidungnya aku menurut. Saat berjalan ke dalam, mataku masih sempat melirik 3 orang lagi yang sedang duduk di teras.

    Gadis pertama berkulit sawo matang, tubuhnya langsing berumur sekitar 20 an tahun, memakai kaus you can see berwarna putih dan di luarnya memakai kemeja bermotif kotak-kotak dengan kancing bagian atas dibiarkan terbuka. Dia memakai celana jeans pendek yang sudah belel, alias banyak lubangnya. Wajahnya sih biasa-biasa saja, tapi kupikir senyumnya manis juga.

    Gadis yang kedua bertubuh agak chubby, rambutnya dia gelung ke atas menonjolkan nuansa tengkuknya yang putih itu. Memakai baju terusan bermotif batik dengan model babby doll. Sepertinya umurnya sekitar 28-30 tahun. Dia pun melemparkan senyuman kepadaku.

    Gadis yang ketiga, tubuhnya tidak terlalu gemuk namun padat berisi, memakai kaus tank top warna pink dan rok pendek bermotif bunga. Rambutnya sepunggung model shaggy dibiarkannya tergerai. Sempat kulirik, ada tonjolan kecil di dadanya, wah sepertinya dia tidak memakai BH. Tubuhnya putih mulus tanpa cela, dengan tonjolan yang nyaris sempurna, proporsional dengan tubuhnya yang sintal itu. Wajahnya manis tipikal orang Sunda. Bibirnya yang tipis pun mengumbar senyuman kepadaku.

    Sampai di dalam aku pun memilih menu ayam goreng dengan sambal dan lalapan. Aku makan dengan lahapnya, karena perutku memang sudah kelaparan sejak tadi siang. Selesai makan aku pun minum segelas teh hangat yang sudah kupesan sebelumnya.

    Akhirnya bisa terbayar juga rasa lapar yang sudah melilitku sejak tadi siang. Ketika aku sedang menikmati aktivitas santaiku, si tante menawariku sesuatu, “Si Aa’ capek? Kita juga sedia jasa pijit loh. Tinggal pilih saja sama siapa. Tuh, teteh punya 3 anak buah yg siap melayani. Aa’ tinggal pilih aja.” katanya dengan nada manja.

    What? Seumur-umur aku belum pernah dipijit terutama oleh wanita yang belum aku kenal. Tapi baiklah, apa salahnya mencoba, begitu pikirku.

    “Mmmm emang berapa tarifnya? Mahal ga?” Agen Joker8899
    “Ah, si Aa’ bisaan. Tenang aja A’, yang penting mah Aa’ puas. Ini juga mumpung lagi promo.” jawab si teteh genit.
    “Promo? Kaya swalayan aja, pake promo segala. Ya udah, aku pilih satu ya. Bebas nih milihnya?”
    “Iya pilih aja tuh yang diluar. Kalo yang kurus namanya Hana, kalo yang agak gemuk namanya Rosma, nah kalo yang satunya lagi namanya Santi, tapi dia masih baru dan belum begitu pengalaman.” katanya sambil senyum-senyum nakal.

    Hmm, dari awal aku sudah begitu tertarik dengan gadis yang bernama Santi ini, dia memiliki proporsi tubuh yang pas, serta payudara yang aduhai. Usianya yang masih belia semakin mambuat penasaran orang yang melihatnya. Aku sudah tidak sabar untuk merasakan pijitannya, ah pasti nyaman sekali ketika tangan mungil nan halus itu memijit tubuhku.

    “Kalo gitu aku pilih si Santi, Teh.” jawabku mantab.

    Si teteh pun segera memberi kode kepada Santi. Dan tanpa harus menunggu lama Santi telah menggamit lenganku dan mengajakku ke dalam salah satu kamar yang tersedia.

    Kamar itu tidak terlalu besar dengan penerangan sebuah lampu kecil yang memberikan sensasi remang-remang. Di tengahnya terdapai dipan yang tertutup oleh kasur dan dilapisi seprai. Disudut ruangan ada meja dan bangku kecil yang didepannya tergantung sebuah kaca. Menurutku kamar ini cukup bersih dan nyaman. Ketika masuk ke dalamnya aku disambut oleh wangi aroma yang aku juga tidak tahu pasti apa itu. Tapi aroma itu telah membuatku rileks dan nyaman.

    Ketika aku masih termangu melihat keadaan sekeliling, suara Santi yang lembut mengejutkanku.

    “Ayo atuh A’, jadi pijit ga? Kok malah bengong di pintu aja?”
    “Eh, iya ya… Oke… Oke…” aku pun segera mengambil posisi di tempat tidur.
    “Bajunya dibuka dulu atuh A’. Masa pijit masih pake baju begitu.” kata Santi dengan manja.

    Ya, tentu saja. Betapa bodohnya aku, apa yang akan dipijit jika aku masih mengenakan bajuku? Segera saja kulepas kemeja dan kaos dalamku, kemudian dengan telaten tanpa perlu disuruh Santi mengambil lalu menggantungkannya di balik pintu yang telah ia tutup sebelumnya.Cerita Sex 2018,Kisah Seks Dewasa,Cerita Mesum Terbaru,Cerita Dewasa Bugil,Tante Ngentot,Cerita Seks Toket Gede full bugil.

    “Punten A’, celana panjangnya dilepas juga atuh. Nanti Santi susah mijitnya kalo masih pake celana begitu.”

    Wow, aku kaget. Masalahnya aku hanya menggunakan boxer di balik celana panjangku. Masih ada sedikit rasa risih untuk hanya mengenakan boxer di depan gadis manis yang belum aku kenal ini. Namun saat aku menatap wajah manis nan sensual serta melirik sedikit ke bawah lehernya di mana tergantung dua buah gundukan padat serta berisi itu, akal sehatku terkalahkan. Akhirnya kulepas juga celana panjangku dengan dibantu olehnya.

    Dia pun mulai memijit ringan dari mulai bawah kakiku. Dia mengendurkan otot-otot kakiku yag sudah pegal karena menginjak pedal seharian. Dari kaki, dia beralih ke leher kemudian turun menuju punggung. Tanganku pun tak lupa ia relaksasi.

    “Wah, si Aa’ ototnya pada kaku semua ya? Pasti pegel-pegel semua ya A’?” tanyanya lembut.
    “Iya nih, habis nyetir seharian. Jadinya pada kaku semua.”
    “Tenang aja A’, serahkan sama Santi pasti semuanya akan beres.” jawabnya menggoda.

    Dia lalu menuangkan sedikit lotion di tangannya lalu dia balurkan ke punggung dan mulai mengurutnya. Ah, nyaman sekali rasanya ketika tangan mungil nan halus itu mulai menyapu punggungku dari atas sampai hampir pada bokongku. Penat yang dari tadi pagi kurasakan seolah perlahan-lahan mulai sirna.

    Selesai dengan punggung, dia lanjutkan dengan kakiku. Dia mulai mengurut otot kaki bagian bawah. Dari telapak kaki dia mulai bergerak ke atas menuju paha. Ketika mengurut pada pangkal pahaku, entah sengaja atau tidak sesekali dia menyentuh kedua bolaku. Aku pun sedikit terkejut, namun sepertinya dia menanggapinya dengan biasa.

    “A’, ayo coba balik badan, saya mau mengurut leher dan bagian depan Aa’.” dia memintaku penuh kelembutan.

    Aku pun segera menurutinya, kubalik badanku sehingga sekarang dalam posisi berbaring. Dia mulai mengusapi badanku dengan lotion. Saat itu baru kusadari bahwa dia sangat manis, dengan payudara yang bergoyang-goyang saat dia mengusap badanku dengan lotion.

    Tiba-tiba tanpa diduga dia duduk diatas perutku, dan mulai mengurut leherku. Bagiku berat tubuhnya bukan masalah, namun sensasi yang kurasakan itu lumayan meresahkanku, mengingat aku belum pernah melakukan hal ini dengan wanita lain. Tapi aku hanya diam saja dan menikmati keadaaan ini. Mataku tak lepas dari dua buah bukit kembar yang sedari tadi bergoyang-goyang menantang, dan tampaknya dia mulai menyadari kalau aku memperhatikannya.

    Bukannya risih namun dia malah mengambil tanganku, mengurutnya, sambil menempelkan punggung tanganku ke dadanya. Wow, kurasakan sesuatu yang masih kenyal dan kencang di sana, dan hal itu memicu hormon testosteronku meroket. Kemaluanku yang dari tadi sudah setengah menegang menjadi full erection. Selesai mengurut tangan kananku, dia pun melanjutkan dengan tangan kiriku dan masih dengan cara yang sama.

    Tanpa sadar tangan kananku mulai memegang-megang sambil sedikit meremas payudara yang masih padat itu.

    “Ih, Aa’ nakal deh. Kenapa atuh A’? Suka ya?” jawabnya nakal.
    “Aku gemes banget ngeliatnya. Masih bagus banget ya? Boleh lihat ga? Aku penasaran nih.” entah setan mana yang merasukiku hingga aku berani berkata demikian.

    Sepertinya urat maluku sudah putus. Tanpa kuduga, dia pun segera melepas tank top-nya, sehingga kali ini kulihat dengan jelas dua bukit kembar itu bergantung dekat sekali dengan wajahku. Tanganku pun segera menangkapnya, bermain-main, serta memilin-milin lembut puting yang masih terbilang kecil itu. Perlahan namun pasti puting kecil yang berwarna coklat kehitaman itu pun mengeras, dan payudara yang masih ranum itu mulai mengencang.

    Santi mulai gelisah, wajahnya mulai memerah. Tanpa dia sadari, dia semakin bergeser ke arah bawah dari tubuhku. Dia terkejut ketika pantatnya menyenggol sesuatu yang sudah mengeras dari tadi. Lalu kurengkuh dia ke dalam pelukanku, kudaratkan ciuman di bibirnya yang lembut itu. Lidahku mulai menyapu bibirnya dan memaksa masuk ke dalam mulutnya. Di dalam mulutnya sudah menunggu lidahnya yang rupanya sudah siap bertarung dengan lidahku. Kami pun saling memagut satu sama lain. Tanganku terus bergerilya dan mulai menurunkan rok pendeknya hingga kini dia hanya mengenakan celana dalam saja.

    Dari mulut aku bergerak menuju lehernya yang jenjang, lidahku bergerak dengan liarnya menelusuri kulitnya yang putih itu. Sampai di kedua payudaranya, aku tambah gemas dibuatnya, kuciumi mereka bergantian satu sama lain. Lalu puting kecil yang sudah mengeras itu pun tenggelam di dalam mulutku. Lidahku tak henti-hentinya mempermainkan mereka. Kulihat Santi mulai tidak bisa mengendalikan dirinya, dia menengadah sambil memejamkan matanya, sementara pinggulnya bergerak-gerak menggesek kemaluanku.

    Kami pun segera bertukar posisi, dia kubaringkan di kasur dan segera saja kulepas celana dalamnya yang sudah mulai basah itu. Hmm, ada aroma khas yang belum pernah kucium selama ini. Santi pun membuka kedua pahanya, dan tampaklah sebuah belahan merah dengan bibir yang masih cukup rapat berkilauan karena dihiasi oleh cairan pelumas. Rambut kemaluannya yang baru mulai tumbuh setelah dicukur itu semakin membuat gairahku bergelora.

    Perlahan kujilati dari luar ke dalam, sambil sesekali memberikan gigitan kecil di luarnya. Akibat ulahku itu terkadang dia sedikit mengerang namun tertahan. Kusibakkan bibir itu dengan lidahku dan kurasakan ada tonjolan kecil di atasnya. Kuhisap dalam-dalam dan kumainkan dengan lidahku, sementara jariku mulai menyelinap ke dalam celah yang sudah basah dan hangat. Jariku mulai leluasa bergerak keluar masuk karena liang itu sudah licin oleh cairan pelumas. Ketika jariku semakin cepat dan lidahku semakin liar, Santi pun mulai menegang dan gelisah. Sampai akhirnya dia menjerit dengan sedikit tertahan,

    “Akhhhhhh… A’… Ayuk terus… Santi sebentar lagi sampai… Ahhhh…”

    Mendengar permintaannya, aku pun semakin menggila, dan kemudian dia menggelinjang. Tangannya menarik rambutku, sementara pahanya menjepit kepalaku, dan kurasakan denyut-denyut di jariku yang ada di dalam sana. Kali ini teriakannya tidak tertahan,

    ”Aaaakkkhhhh…. Ouuuuch….. Hufffhh… Aa’nakal……”

    Kurasakan semacam cairan bening dan hangat mengalir ditanganku yang berasal dari jariku yang ada di dalam sana. Tubuh Santi mulai melemas dengan nafas yang terengah-engah. Kusodorkan jari-jemariku yang masih basah ke mulutnya. Dengan serta merta dia pun menjilati jariku. Hal ini membuat kemaluanku semakin keras saja. Aku pun segera melepas celana boxerku, dan menyodorkan batangku yang sudah demikian keras ke mulutnya.

    Santi pun tanggap dan segera mengulum kemaluanku. Mulutnya yang mungil itu terlihat penuh oleh batangku yang memang terbilang di atas rata-rata. Mulanya aku kasihan melihatnya, namun sepertinya dia malah menikmatinya dan hal itu mulai membangkitkan kembali hasrat birahinya. Secara otomatis aku pun menggoyangkan pinggulku menyesuaikan dengan irama yang dia buat. Benar-benar luar biasa sensasi yang kurasakan, membuatku seperti melayang. Kata si Teteh dia belum berpengalaman, tapi sudah seperti ini aksinya.

    “A’, ayo buruan masukin, Santi udah ga tahan lagi nih.” katanya memelas.

    Lalu kucabut penisku dari mulutnya dan perlahan kugesekkan ke permukaan bibirnya yang memang sudah basah dari tadi. Dia sedikit mengejang ketika permukaan bibir licin nan sensitif itu bertemu dengan kepala penisku. Akhirnya setelah kurasa cukup licin, kumasukkan kemaluanku ke dalam liangnya secara perlahan. Awalnya dia melenguh, namun setelah beberapa kali kugerakkan tampaknya dia sudah mulai bisa menyesuaikan. Rasanya luar biasa ketika penisku berada di dalam dirinya, masih begitu ketat dan menggigit. Denyut-denyut di dinding vaginanya sangat bisa kurasakan.

    Gerakanku semakin lama semakin cepat, dan Santi pun semakin gelisah kembali. Dia mulai meremas pinggulku dan menarik-narik rambutku. Tubuhnya menegang dan menggelinjang sekali lagi. Denyut-denyut di dalam sana semakin kuat terasa dan tiba-tiba gerakanku terasa sangat licin. Kulihat banyak sekali cairan bening yang melumuri batangku. Tubuh Santi kembali melemas dan lunglai. Aku pun mulai mengurangi kecepatan gerakanku. Kucium keningnya, bibirnya, lehernya, dan kulumat habis kedua putingnya.

    “A’, sekarang gantian dong Santi yang di atas.” dia meminta.

    Rupanya dia sudah mulai terangsang lagi oleh cumbuanku.

    “Oke, siapa takut?” jawabku sambil nyengir.

    Kami pun segera bertukar posisi, kali ini dia berada di atasku. Dia pun mulai mengambil posisi berjongkok di atas perutku. Secara perlahan batangku sudah masuk di dalamnya. Santi mulai bergerak naik turun, dan sesekali menjepit batangku di dalamnya. Gerakan itu membuatku semakin gila. Sensasi yang dihasilkan sungguh luar biasa.

    Gerakannya semakin lama semakin cepat dan membuat dorongan dari dalam diriku mulai muncul ke permukaan. Santi pun seperti sedang trance, terkadang dia meremas payudaranya sendiri, bahkan menarik-narik dan memilin putingnya. Teriakannya kali ini lebih heboh lagi,

    “Ahh..ahh..ahh… Aduh enak sekali, A’. Punya Aa’ gede banget, nikmat banget ada di dalem. Owh… Santi pengen keluar lagi….Ufhhh…”

    Tubuhnya menegang dan menggelinjang lagi untuk yang ketiga kalinya. Setelah itu dia pun ambruk di atas dadaku dengan nafas yang terengah-engah. Hasrat birahiku yang sudah semakin tinggi dan akan segera meledak seolah memberikan kekuatan yang luar biasa. Segera kubaringkan Santi, dan kali ini langsung ku goyang dengan sekuat tenaga. Dia hanya bisa pasrah sambil terus mendesah,

    “Ahh..ahh..ahh… Ayo A’ keluarin di dalem aja… Santi udah ga tahan…”

    Akhirnya dorongan itu keluar disertai dengan semburan lava putih kental di dalam vaginanya. Seluruh ototku seperti berkelojotan melepaskan semua hasrat itu. Cairan putih itu mengalir melewati celah merah yang merekah itu dan sebagian jatuh ke kasur.

    Aku pun segera mengambil tempat disisinya, kupeluk erat dirinya. Santi pun seolah tidak mau aku tinggalkan, dia memelukku erat-erat. Kami pun berciuman dengan lembut di bibir. Dan kami mulai terlelap setelah lelah oleh pertempuran yang menguras tenaga itu.

  • Ngentot Dengan Anak Adikku

    Ngentot Dengan Anak Adikku


    1820 views

  • Foto Ngentot NAGATSUKI Hot!!!!!

    Foto Ngentot NAGATSUKI Hot!!!!!


    1813 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Kumpulan Foto Bugil Cewek Jepang Hot Banget!!!

    Kumpulan Foto Bugil Cewek Jepang Hot Banget!!!


    2366 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Foto Ngentot Seira Rando Gaya Doggy Style

    Foto Ngentot Seira Rando Gaya Doggy Style


    1971 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Dewasa Senangnya kisah seks hidupku

    Cerita Dewasa Senangnya kisah seks hidupku


    1630 views

    Cerita Seks Terbaru – Aku mengenal yang namanya wanita sejak kecil, kakakku seorang wanita, kedua adikku wanita, ibuku wanita, hehehe.. dan pembantuku juga seorang wanita. Kuakui segala kenakalanku waktu aku kecil. Aku suka mengintip pembantuku waktu mandi, melihat mereka menyabuni “susu”-nya, dan terkadang melenguh saat jari-jarinya menggosok kemaluannya.

    Dan saat aku duduk di bangku kelas satu SMP, aku pertama kali mengerti yang namanya ejakulasi, ketika secara tak sengaja aku menggesek-gesekkan batang kemaluanku ke lantai sambil mengintip lipatan kemaluan pembantuku yang sedang tidur dari celah di bawah pintu, konyol.. tapi kuakui itu. Aku mencoba merangsang diriku setiap hari dengan memakai BH kakakku, melipat batang kemaluanku ke dalam pahaku, dan menggesek-gesekkannya ke guling sambil tiduran. Oh, aku belum tahu yang namanya persetubuhan, hanya saja perbuatan itu membuatku merasa enak, apalagi ketika ejakulasi.

    Aku mengenal yang namanya masturbasi dari teman-teman, dipegang, terus di tarik begini.. begitu.. dan memang enak sekali, jadi aku mulai menggunakan tanganku saat mengintip dan menikmati bulu-bulu kemaluan pembantuku saat mandi. Mungkin yang paling berkesan ialah ketika aku mengintip kakakku sendiri (hohoho) lewat celah jendela, setelah dia mandi dan masuk kamar. Agen Judi Bola Sbobet

    Ahh, kuintip dia melepas handuknya, mengagumi dirinya di depan cermin. Ohh.. baru kali ini kulihat tubuh dewasa kakakku (yang kebetulan memang cantik, banyak penggemarnya), selain kenangan masa kecil saat kami masih oke-oke saja mandi bersama. Tanpa terasa kupegangi kemaluanku yag menegang saat ia berbaring di tempat tidur, memegangi puting-puting susunya, dan mengangkat kepalanya saat ujung batere itu bergerak-gerak di lubang kemaluannya. “Hkk.. nngg..” kunikmati setiap gerakannya, sambil menggoyangkan batang kemaluanku dan menarik-nariknya. Ahh.. kutarik napas lega dan kuseka keringat dingin penuh dosa di pelipisku ketika aku ejakulasi, seiring dengan turunnya pantat kakakku yang sebelumnya mengejang-ngejang tak karuan.

    Semenjak saat itu, aku menjadi ketagihan untuk bermasturbasi, mungkin tiga-empat kali sehari. Dan pergaulanku dengan teman-temanku memberikan kesempatan bagiku untuk menikmati adegan porno dari video (beta), yang entah dari mana kasetnya. Sehingga imajinasiku menggila setiap melakukan masturbasi. Tanpa kusadari mungkin aku perlahan menjadi seorang maniak seks. Lagi pula itu julukan teman-teman yang mengenalku sekarang, hohoho.. penjahat kelamin?

    Akhirnya aku berhasil mengujinya ketika aku berkenalan dengan seorang cewek cantik bernama Enni, saat itu aku kelas tiga SMP. Perkenalanku dengan gadis cantik itu mendapat berbagai halangan, baik dari teman-teman (yang sirik), keluarga kami (karena perbedaan religi), dan tentu saja para sainganku (kebetulan Enni sendiri adalah seorang cewek idola). Hohoho.. masih kuingat saat sepatunya mendadak terlempar ke kepalaku saat sedang enak-enak duduk, sakit memang, tapi toh ada manfaatnya, hehehe. Jadi, aku berkenalan dengannya. Kami mengakrabkan diri dan aku sempat merasa sangat bangga ketika akhirnya ia menerimaku menjadi kekasihnya, saat itu bertepatan dengan pembagian STTB, hehehe. Dan yang paling menggembirakan, ternyata aku satu SMU dengannya, dan satu kelas pula, alamak! Betapa beruntungnya aku.

    Kami berdua masih sama-sama polos dalam hal bercinta, mungkin itu yang membuat segalanya menjadi mudah. Dalam tempo tiga bulan aku berhasil mencium bibirnya, eh.. enak dan lembut. Itu ciumanku yang pertama, hahaha.. bergetar.. bergetar. Bayangan akan kelembutan bibirnya membuatku terangsang setiap malam, semakin liar menggosokkan kemaluanku ke guling, membayangkan tubuhnya yang tanpa pakaian menggeliat seperti di film porno saat kumasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya, ahh.. ahh.. ahh.. kurasakan aku hampir gila karena nafsuku. Lalu, dengan sembunyi-sembunyi kunaiki mobil papaku, dan kuajak dia berputar-putar keliling kota, hanya sebentar-sebentar, dan tentu saja aku berkompromi dulu dengan sopirku. Akhirnya aku mendapat “SIM-beli” setelah merengek-rengek setengah mampus di kaki papaku. Dan aku mulai mengatur rencana bagaimana aku bisa menikmati tubuh kekasihku, daripada hanya bibirnya, lagipula batang kemaluanku menuntut terus tiap waktu.

    Jadi pertama kuajak ia berputar-putar sekeliling kota, alasannya untuk merayakan SIM-ku. Dan kucoba mencium bibirnya di dalam mobil ketika kami berhenti di sebuah jalan raya, eh.. dia tidak menolak. Yah, sebuah petanda yang bagus.. oke. Beberapa hari kemudian, aku mulai agresif mengajaknya jalan-jalan, sampai akhirnya aku berani mengajaknya ke jalan tol di sebuah malam Minggu. Kami berhenti di peristirahatan tol Surabaya-Gempol. Kumatikan mesin, dan kucium bibirnya yang lembut. Ia sama sekali tidak meronta ketika aku meremas-remas buah dadanya yang lumayan besar di telapak tanganku, dan ketika kubuka bajunya, menelanjangi bagian atasnya, alangkah nikmat kurasakan menciumi puting susunya yang kecil yang kencang, nafasnya yang melenguh dan mengerang menambah kenikmatan yang kurasakan, “adikku” berdiri tegak siap tempur, tapi kutahan saja, karena aku takut ia akan menamparku jika aku melangkah terlalu jauh. Jadi kugesek-gesekkan saja kemaluanku ke pinggiran kursi sampai ejakulasi. Dan selama itu dia tidak menolak sama sekali, bahkan terkesan pasrah dan menikmati. Dia bahkan sempat memberi wanti-wanti, “Ray.. jangan cerita-cerita okay?” Oh.. tentu tidak dengan menggunakan namanya dan namaku yang asli, hohoho. Situs Judi Bola

    Nah, hari-hari berikutnya, karena ia tidak pernah menolak, jadi aku pun mulai berani melepaskan baju atasku, menikmati kehangatan dadanya di dadaku sambil menciumi bibir dan telinganya. Mmm.. enak sekali kurasakan saat itu. Kami mulai biasa melakukan embracement di rumahnya, rumahku, dalam mobil dan dimanapun tempat yang kami bisa. Sampai akhirnya kami kelas 2. Saat itu aku mulai mengenal yang namanya pil “koplo”, dan karena aku anak band, jadinya pil setan itu menjadi konsumsi wajibku sebelum manggung, ah kurindukan saat-saat “sakauw”. Efeknya, aku menjadi lebih liar, lagipula Enni sama sekali tidak tahu aku mengkonsumsi obat-obatan. Dia hanya bingung melihat prestasiku yang merosot 23 peringkat saat cawu 1, dan kubilang saja karena papa dan mama ribut melulu. Toh dia percaya.

    Suatu saat, ketika kami pulang sekolah (siang), kuajak dia mampir di Wendy’s. Kami makan, dan kemudian seperti biasa berputar-putar mencari tempat. Akhirnya aku memberhentikan mobilku di sebuah jalanan yang lumayan sepi di dekat Kenjeran. Ah, aku sih bersyukur saja karena kaca mobilku gelap, hehehe.. jadi, kubuka baju dan behanya, menikmati puting-puting “susu”-nya seperti biasa, sambil sesekali meremas dan menggigit. Nafasnya mendengus-dengus. Kuajak ia pindah ke bangku belakang. Enni menurut saja. Kuteruskan hisapanku di “susu”-nya, dan ketika kumasukkan tanganku ke dalam roknya, ia hanya diam dan mengeluh. Kutarik celana dalamnya ke bawah, sambil kuciumi bibirnya yang terbuka. Enni mengerang lirih saat kusentuh kemaluannya yang basah. Aku berusaha mendudukkan diriku di sebelahnya, mengangkat roknya dan membuka pahanya, untuk yang pertama kalinya aku melihat kemaluan seorang wanita di depan mataku, bentuknya indah sekali, berbeda dengan yang di film-film porno. Kulihat wajahnya memerah dan matanya memandangku bertanya-tanya. “Aku tahu bagaimana membuatmu enak..” bisikku lirih sok tahu. Kulihat Enni hanya diam saja, jadi kutahan pahanya ke sandaran jok belakang, dan kuletakkan telapak tanganku menutupi liang kemaluannya. Enni mengerang-erang saat kugosok-gosok bibir kemaluannya dengan telapak tanganku, “Ahh.. hahh.. ahh..” aku juga semakin bernafsu, persis seperti di film, pikirku saat itu. Hanya saja, untuk menjilat aku belum berani, jijik.

    Jadi kuteruskan saja menggosok-gosok kemaluannya, terkadang cepat, terkadang lambat, “Ahh.. ahh.. khh.. hh..” Enni mengerang-erang, tangannya menjambret kain bajuku yang terbuka, menarik-nariknya. “Aaahh..” kurasakan tanganku sangat basah, pahanya bergerak-gerak membuka dan menutup. Aku pun menghentikan tanganku sejenak, melihat dan menikmati wajahnya yang memerah dan nafasnya yang terengah-engah. Eh.. dia malah berkata, “Gantian. Aku ingin lihat punya kamu!” Oh God, hahahaha.. sure, dan kubuka celanaku berikut celana dalam yang menempel di pantatku. Enni memperhatikan dengan seksama “burung”-ku yang tegang dan bergerak-gerak di depannya. “Duduk..” kataku sedikit memerintah. Kugamit jemarinya dan kuletakkan di batang kemaluanku, Enni memegangnya tapi dia diam saja, “Salah.. Begini loh!” kutunjukkan cara melakukan masturbasi padanya, dan.. damm it! it feels soo good. Kurasakan telapak tangannya menggenggam batang kemaluanku dan menarik-nariknya, enak. Kumasukkan lagi tanganku ke dalam roknya, membuka pahanya dan menggosok bibir kemaluannya, “Ahh.. hh.. uhh.. ahh..” kami mengerang dan mengeluh bersamaan, kucium bibirnya dan merasakan lidahnya bergerak liar. “Ahh.. mm.. hh.. ahh.. enak sekali..” kugerak-gerakkan pantatku ke depan memberi respon pada gerakan tangannya dan akhirnya spermaku keluar mengenai sandaran kursi. Kami terdiam sejenak, melihat cairan kental putih yang menempel di kain sandaran kursi di depan kami. “Iyakh..” kudengar ia berkata dan kami sama-sama tertawa. Kukecup bibirnya, mengambil tissue untuk membersihkan tangannya dan kain pembungkus sandaran kursi itu tentunya. Lalu kami pulang.

    Hari-hari berikutnya kami semakin sering melakukan hal serupa di tempat-tempat yang sudah kusebutkan di atas, oh jalan tol merupakan tempat idola kami, hehehe. Aku semakin tenggelam dalam kenikmatanku terhadap obat-obatan, aku mulai mengenal heroin, yang sangat nikmat apabila ditorehkan dalam luka-luka sayat di tanganku, dan juga valium, yang menimbulkan bekas bintik-bintik hitam di pangkal lenganku. Ah, akhirnya Enni curiga melihat keaktifanku yang semakin liar di group bandku, dan kondisi tubuhku yang mengurus, pelajaranku yang selalu kuakhiri dengan tidur. Dan itulah yang memacunya untuk meninggalkanku dan beralih ke lelaki lain yang sudah kuliah. Hal itu dilakukannya saat aku berangkat ke New York selama tiga bulan untuk studi banding (kebetulan aku lumayan jago dalam sastra Inggris).

    Waktu aku mengetahuinya aku sempat mengamuk habis, hampir saja aku ke kampus si cowok untuk menawurnya bersama teman-temanku, namun kubatalkan mengingat betapa konyolnya aku untuk marah hanya gara-gara seorang wanita. Jadi kuputuskan untuk pulang perang dengan membawa oleh-oleh berharga. Kutelepon ke rumahnya, memintanya sudi menemuiku untuk yang terakhir kalinya. Enni menemuiku malam itu, dan langsung kucium bibirnya sambil membisikkan kata-kata kerinduan dan betapa aku tak sanggup kehilangan dia, dan mungkin karena kenangan berseksual-ria denganku (atau mungkin karena aku cinta pertamanya) membuatnya pasrah saat kupegangi payudaranya dan meremas-remas kemaluannya dari lapisan celana ketatnya. Ah, kebetulan saat itu kedua orangtuanya sedang berangkat menghadiri pernikahan, sedangkan kakaknya saat itu sudah kembali ke Bandung untuk menyelesaikan kuliahnya, jadi aku merasa bebas-bebas saja. Jadi kurangsang dia dengan segenap kemampuanku, kubelai buah dadanya dengan lembut, menciumi wajahnya, lehernya tengkuknya, memasukkan jariku ke dalam celananya, memainkan liang kemaluannya di jariku, membuat nafasnya memburu dan terengah-engah, “Ahh.. ahh.. uh.. ngg..” aku merasakan nafsuku mulai naik ke ubun-ubun ketika tangannya menyelip di lipatan celanaku dan bergerak-gerak di batang kemaluanku yang menegang hebat.

    Aku cukup kaget ketika tiba-tiba ia melepaskanku, menangis, aku bingung. Lalu ia bangkit berdiri, menuju ke ruang tengah rumahnya dan telunjuknya memanggilku mengikutinya. Oh God, hohohoho. Kami bergulingan di tempat tidurnya yang lebar, kuciumi seluruh wajahnya, lehernya, kupingnya, dagunya, dan kuhisap puting “susu”-nya penuh nafsu, kuangkat pakaiannya melewati kepalanya, “Ahh.. uhh.. argg..” kurasakan kenikmatan batang kemaluanku menekan-nekan liang kemaluannya dari balik baju kami. Kubuang BH-nya entah kemana. Kubuka bajuku, menempelkannya di payudaranya, merasakan kenikmatan dan kehangatannya. Kuciumi bibirnya dengan lebih bernafsu. Kuraih celana ketatnya yang pendek dan kutarik, kulepas berikut celana dalamnya, kupegangi dan kuraba kemaluannya yang basah. Pahanya bergerak-gerak menggesek-gesek batang kemaluanku yang masih terbungkus, dan kubuka celanaku cepat-cepat. Kurasakan paha telanjangnya menekan batang kemaluanku. Tangannya meraih batang kemaluanku dan memainkannya dengan gerakan yang membuatku terengah-engah menahan nikmat, “ahh.. ahh.. ahh..hh..” akhirnya kuangkat tubuh telanjangku ke atasnya, dan menempelkan batang kemaluanku di liang kemaluannya. “Ahh.. gila.. kenikmatan ini.. ahh..” kudengar ia menyebut-nyebut namaku dengan lirih ketika pinggulku bergerak-gerak dan menggesek bibir-bibir kemaluannya ke atas dan ke bawah, ahh.

    Kucium bibirnya dengan lebih bernafsu, kujatuhkan seluruh tubuhku menindihnya, merasakan tekanan buah dadanya yang berkeringat di kulitku, kugoyang-goyang pinggulku ke atas dan ke bawah, “Ahh.. ahh..” ke samping ke depan, “Aahh.. ah.. ah..” merasakan setiap kenikmatan gesekanku dan pelukan pahanya di pantatku setiap aku bergerak ke samping, “Ahk.. ahk..” Akhirnya kubenamkan bibirku di bibirnya dan menekan pantatku sekuat tenaga ketika nafsuku tak terkontrol lagi dan menyemburkan spermaku melewati dan membasahi permukaan perutnya, Ahh.. hah..” nafasku terengah-engah penuh kenikmatan, pelukannya mengencang di punggung dan pinggangku. Pantatnya menekan batang kemaluanku kuat-kuat. “Aahh.. nikmatnya..” baru kali ini kurasakan nikmatnya melakukan petting.

    Aku bangkit berdiri, memakai pakaianku yang berserakan di lantai, dan membantunya berpakaian, lalu melangkah kembali ke ruang tamu. “Ray.. jangan teruskan memakai obat-obatan..” Aku mengangguk. Dan itulah kata terakhir yang kudengar dari bibirnya sesaat sebelum kurelakan dia pergi dari sisiku. Dengan perjuangan yang keras selama beberapa minggu, aku berhasil menghentikan kecanduanku pada obat-obatan di sebuah pusat rehabilitasi di Lawang. Memang, setelah ia sudah menjadi pacar orang lain, yang notabene direstui orangtuanya. Namun tak jarang kami melakukan pertemuan rahasia dan melakukan petting. Namanya juga cinta pertama.

    Sampai akhirnya ia mambantuku menembus UMPTN, dan jarak kami terpisah sangat jauh sekarang. Ahh Enni, selalu mulutku mendesah mengingat kenangan cinta pertamaku. Terakhir aku berjumpa dengannya Januari 2000, kami melakukan petting lagi di sebuah wisma di kota dimana ia kuliah. Sampai sekarang, aku belum menemuinya lagi. Mungkin kalau ketemu.. hohohoho.. ah, kekasihku, cintaku. Tapi pengalaman-pengalaman seru dengannya membuatku ketagihan setengah mati, dan bayangkan saja jika aku harus menunggu setahun sekali untuk petting, woah.. what a waste of time.. huh? Jadi aku mulai meningkatkan kelasku menjadi perayu wanita.

    Hampir dua kali seminggu aku melakukan petting, bukan bersetubuh tentunya, karena aku masih cari selamat dan aku paling benci yang namanya perek atau pelacur, hanya bawa penyakit. Oh.. aku kehilangan keperjakaanku saat aku melakukan hubungan dengan seorang gadis pecandu sabu-sabu yang kujumpai sedang menangis di pinggir jalan karena ditinggal teman-temannya ke diskotik. Wah.. lagi-lagi aku beruntung, ketika ia mengajakku bercinta, aku mengiyakannya karena sekedar kepingin tahu dan ternyata si gadis itu masih PERAWAN! Oh God, mercy on me, saat kulihat noda darah berceceran di kasurku, hohohoho.. dalam keadaan “fly” mungkin ia tak sadar mengajakku, orang yang baru ia kenal untuk bercinta hahaha.. dan kuantar dia pulang ke sekitar wilayah makam Banteng, masih dalam keadaan bingung. Jahat memang, tapi masih sempat kuhadiahkan sebuah kecupan di keningnya. Sejak itu aku memutuskan untuk tidak berhubungan seksual dulu, karena rasanya toh begitu-begitu saja, benar seperti kata orang, yang enak itu pemanasannya, hahaha, lagipula aku sudah pernah mencicipi perawan, hehehe.. dan enak gila, jadi aku berambisi mendapat perawan sebanyak mungkin tanpa harus bertanggungjawab. Bajingan? okeh, terserah.

    Mungkin kalian akan banyak belajar dariku bagaimana cara mendapatkan perawan tanpa harus terbebani tanggungjawab. Hohohohoho.. sekedar informasi, aku selalu menggunakan cara yang aneh-aneh dan total sekarang sudah 13 gadis kuperawani tanpa sepengetahuan mereka. Caranya.. hohoho.. nanti kukasih tahu. Kebetulan aku punya cerita menarik tentang cewek yang bernama Kirani, yang baru-baru saja mendaftarkan diri menjadi korbanku. Mungkin beberapa hari lagi kupostkan.

  • Cerita Dewasa Sange Karena Ibu guru seksi

    Cerita Dewasa Sange Karena Ibu guru seksi


    1702 views

    Cerita Seks Terbaru – Namaku SM dan sekarang umurku baru 19 tahun, dan perawakanku tinggi 171.5 cm dan kulitku sawo matang, sedangkan mataku berwarna coklat, dankisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata sekaligus pengalaman hidupku. Tahun 2012 yang lalu… Saat ini aku sekolah di salah satu SMK yang ada di tanjung pinang (kepulauan riau). Sekolahku letaknya jauh di luar kota (kira2 20 km dari kota tempat tinggalku), dan sehari-hari aku pergi menggunakan bus jemputan sekolahku, dan dari sinilah kisahku bermula. Pada suatu siang saat di sekolahan aku dan teman-teman sedang istirahat dikantin sekolah dan sambil bercanda ria, dan saat itu pula ada guruku (berjilbab) sedang makan bersama kami, pada saat itu pula aku merasa sering di lirik oleh ibu itu (panggil saja EKA), bu eka badannya langsing cenderung agak kurus, matanya besar, mulutnya sedikit lebar dan bibirnya tipis, payudaranya kelihatan agak besar, sedangkan pantatnya padat dan seksi, bu eka adalah guru kelasku yang mengajar mata pelajaran bahasa inggris, dan dalam hal pelajarannya aku selalu di puji olehnya karena nilaiku selalu mendapat 8.

    Saat didalam pelajaran sedang berlangsung bu eka sering melirik nakal ke arahku dan terkadang dia sering mengeluarkan lidahnya sambil menjilati bibirnya, dan terkadang dia suka meletakkan jari tangannya di selangkangannya dan sambil meraba di daerah sekitar vaginanya. Dan terkadang saya selalu salah tingkah di buatnya (maklum masih perjaka!!!!), dan kelakuannya hanya aku saja yang tahu. Saat istirahat tiba aku di panggil ke kantor oleh ibu guru itu, dan saat itu aku di suruh mengikutinya dari belakang. Jarak kami terlalu dekat sehingga saat aku berjalan terlalu cepat sampai-sampai tangan ibu eka tersentuh penisku (karena bu eka kalau berjalan sering melenggangkan tangannya) yang saat itu sedang tegang akibat tingkahnya di kalas. Namun reaksi ibu eka hanya tersenyum dan wajahnya sedikit memerah. Sampai saat aku pulang menaiki bus jemputan kami… Agen Maxbet

    Aku dan temanku duduk paling belakang, sedangkan bu eka duduk di kursi deretan paling depan. Saat semua teman-temanku sudah turun semua (saat itu tinggal aku bu Eka dan supirnya) bu eka melirik nakal ke arahku, dan tiba tiba ia langsung pindah duduknya di sebelahku dia duduk paling pojok dekat dinding), dan dia menyuruhku pindah di sebelahnya, dan aku pun menanggapi ajakannya. Saat itu dia meminjan handphone aku, katanya dia mau beli hp yang mirip punyaku entah alasan atau apalah… Saat dia memegang hp ku tiba-tiba hp ku berbunyi, dan deringan hp ku saat itu berbubyi desahan wanita saat di kentot. aaaahhhhh… ahhhhshhhhshshh… oooooo… oooooohhhhhh dan seterusnya ternyata temanku yang menelepon. Tanpa basa basi bu eka bilang “apa ngga ada yang lebih hot, ibu mau dong”. dengan nada berbisik. Yang membuatku nafsu. “jangan malu-malu tunjukin aja ama ibu… ” Saat itu kupasang ear phone dan langsung aku perlihatkan rekaman video porno yang ku dapat dari temanku.

    Tanpa aku sadari bu eka meraba kontolku yang saat itu sedang tegang-tegangnya, dan dia terkejut, “wooow besar sekali anumu… ” Padahal aku punya ngga gede-gede amat, panjangnya 15 cm dan diameternya 2.3 cm aja yaaa standart lahhhh… Dan terjadilah percakapan antara aku dan bu eka: Saat itu dia berbisik padaku “aku masih perawan looo… ” di iringi dengan desahan. Lalu jawabku “oh yaaa, saya juga masih perjaka bu… ” bu eka: jadi klo gitu kita pertemukan saja antara perjaka dan perawan, pasti nikmat… (tanpa basa basi lagi) lalu jawabku malu aku: “ngga ah bu , saya ngga berani!!” bu eka: “ayolah… (dengan nada memelas)” aku: “tapi di mana bu? (tanyaku!)” bu eka: “di hotel aja biar aman” aku: “tapi aku ngga punya uang bu” bu eka : “ngga apa-apa ibu yang bayarin!!!”

    Dan saat tiba di kamar hotel ibu itupun langsung beraksi tanpa basa basi lagi. ia melucuti bajunya satu persatu sambil di iringi dengan desahan… yang pertama ia lepaskan adalah jilbab yang menutupi kepalanya, lalu baju, kemudian rok panjangnya. dan tibala saat ia melepaskan bh nya, yang ku lihat saat itu adalah toket ibu yang putih mulus (mungkin karena sering di tutupi kalleeee) dan putingnya yang masih merah. dan pada saat ia mau melepaskan celana dalamnya dia bertanya padaku… “mau bantuin ngga… ” lalu hanya ku jawab dengan mengangguk saja. tanpa basa basi juga, aku mulai melepaskan celana dalamnya yang berwarna putis tipis. yang kulihat saat itu adalah jembut tipis saja, lalu aku mulai menyandarkannya di dinding kamar sambil kujilati. da n timbullah suara desahan yang membuata tegang kontolku ah… ahh… ahhhhshhhh… terruussss… ohhh… yeahhh… oooohhhhh… au… udahh dong ibu ngga tahan lagi… ooohhhh… yeah… o… o… oo… ohhhh… tanpa ku sadari ada cairan yang membasahi wajahku. cairan putih ituku hisap dan ku tumpahkan ke dalam mulutnya, ternyata bu eka suka “mau lagi donggg… ” lalu aku kembali menghisap pepek bu eka yang basah dan licin kuat-kuat… “aaahhhh… ahhh… aarrgghh… uh… uh… uh… uh… ouuu… yeah… dan di sela teriiakan kerasnya muncrat lagi cairan putih kental itu dengan lajunya crroot… crooot… Agen Judi Maxbet

    di saat dia terbaring lemas aku menindih badan bu eka dan selangkangannya ku buka lebar2, lalu ak u mencoba memasukkan kontolku ke dalam pepeknya bu eka dan yang terjadi malah ngga bisa karena sempit. saat ku tekan kepala kontolku sudah masuk setengah dan ibu itu berteriak “ahhhh… ahhhh.ahhhhh… ahhhhh… , sakitttt… ahhh… pelan-pelan dong… ” seakan tak perduli kutekan lagi. kali ini agak dalam ternyata seperti ada yang membatasi. ku tekan kuat-kuat “ahhhhhhh… aaaaaa… aaaauuuuu… , sakit… ohh… oh… ooghhhhhh… ” aku paksakan saja… akhirnya tembus juga. “ahhhhhhhhhh… aaaaahhhhhh… , sakitttttttt… ” bu eka berteriak keras sekali… Sambil aku dorong kontontolku maju mundur pelan dan ku percepat goyanganku. “aahhhhhh… auhhhhhhhh… u.h… u.u… hh… a… u… u… hhhhh.hh.h.h. h… Dia terus menjerit kesakitan, dan sekitar 20 kali goyanganku aku terasa seperti mau keluar.

    Lalu aku arahkan kontolku ke mulutnya dan… croot… … crroootttt… sekitar 5 kali muncrat mulut bu eka telah di penuhi oleh spermaku yang berwarna putoh kenta (maklum udah 2 minggu ngga ngocok) Selang beberapa menit aku baru menyadari kalau pepek bu eka mengeluarkan cairan seperti darah. Lalu ibu eka cepat-cepat ke kamar mandi. Setalah keluar dari kamar mandi bu eka langsung menyepong kontolku sambil tiduran di lantai. Ternyata walaupun perawan bu eka pandai sekali berpose. Lalu ku pegang pinggul bu eka dan mengarahkan ke posisi menungging.

    Lalu aku arahkan kontolku ke pepek bu eka, lalu ku genjot lagi… ohhh… oh… o… h.h.h.h.hh… h.hhhhh… h… hhhhhhh… hhhhh… yeahhhhh oouu… yesssss… ooohhhhh… yeahhhhh… saat aku sudah mulai bosan ku cabut kontolku lalu ku arah kan ke buritnya “sakit ngga… ” laluku jawab “paling dikit bu… ” aku mencoba memasukkan tetapi ngga bisa karena terlalu sempit lalu bu eka berkakta “ngga apa-apa kok kan masih ada pepekku mau lagi nggaaaa… ” laluku kentot lagi pepeknya tapisekarang beda waktu aku memeasukkan kontolku ke dalam, baru sedikit saja sudah di telan oleh pepeknya. Ternyata pepek ibu eka mirip dengan lumpur hidup.

    aku mengarahkan kontolku lagi ahhh… ahhh… ahhh… ahh… oooouuuhh… yeah… ou… ou… ohhhhhh… dan saat sekitar 15 kali goyangan ku bu eka melepaskan kontolku “aku mau keluar… ” lalu ku jawab “aku juga bu… , kita keluarin di dalem aja buu… ” “iya deeh jawabnya… ” lalu kumasukkan lagi kontol ku kali ini aku menusukknya kuatkuat. aaahhhh… ahhhh… aaaahhhhhh. ooooouuuuuuhhh… saat teriakan panjang itu aku menyemprotkan spermaku ke dalam pepeknya crroooot… crootttt… aku mendengar kata-katanya “nikmat sekali… ” Dan aku pun tidur sampai pagi dengan menancapkan kontolku di dalam pepeknya dengan posisi berhadapan ke samping…

  • Foto Ngentot Dalam Keadaan Mabuk

    Foto Ngentot Dalam Keadaan Mabuk


    1823 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Dewasa Sebut Saja Namanya Vania Putri

    Cerita Dewasa Sebut Saja Namanya Vania Putri


    1522 views

    Cerita Seks Terbaru – 2011. Ya, genap satu tahun aku bekerja di tempat penyiaran radio. 1 tahun pula aku mengenal Ochi, yang kini dia dalam tahap persiapan masuk kuliah di kota yang sama, kota hujan. Entah kenapa dia ingin sekali menjadi dokter hewan. Aku tau memang, di rumah ibu nya kucing kesayangan dia dipelihara. Jadi motivasi tersebut yang memberikan dia kemampuan yang memadai untuk melewati tes SPMB untuk masuk ke jurusan kedokteran hewan.

    Ochi yang masih ngekos di tempat tersebut, kini jarang sekali kelihatan karena kampusnya memang diwajibkan untuk memasuki asrama pada tahun pertama. Tetapi setiap weekend, dia sering mengunjungiku dan kadang aku ajak jalan supaya dia tidak bosan dengan suasana kampus yang sepertinya mempunyai warna kesibukan baru untuk Ochi.

    Kali ini aku tidak bercerita tentang Ochi, tetapi akan bercerita tentang teman satu kantorku yang bernama Vania Putri S. atau biasa dipanggil Vani. Vani juga rupanya perantau, tidak jauh dari kota ini, dia berasal dari Bekasi.

    24 September 2011

    “Lho Van, katanya lo sakit?” sambut ku yang sedang merapikan berkas broadcast yang akan aku bawakan nanti siang
    “Iya nih Fer, masih ga enak badan sebenernya. Cuma si Bos minta gw temenin lo broadcast siang nanti. Kebetulan tema yang bakal dibawain nanti siang gw udah paham banget. Jadi ya apa boleh buat”
    “Ohh ternyata lo toh partner gw nanti siang. Wah bakal rame dong nih nanti siang pasti listener nya gara-gara ada lo”
    “Hahaha bisa aja lo”
    “Eh lo udah sarapan belum Van?”
    “Belum nih. Tadi gw bangun agak kesiangan jadi ga sempet nyiapin bekel”
    “Ya udah, nih tolong lo susun sesuai kemampuan lo biar nanti bawain nya enak. Sarapan biar gw beli ke depan. Lo ga usah terlalu banyak aktivitas. Siapin buat nanti siang aja. Oke?”
    “Wah makasih ya fer. Oke deh. Siap BOS!”
    “Haha ya udah gw cabut bentar ya.”
    “Oke”

    Vani adalah salah satu penyiar yang ngasih rating siaran paling tinggi. Bayangin aja, bukan apa-apa yaaa. Kalo kalian denger di radio, yang kalian denger suara kan? Adalah sebutan suara ganteng, adalah suara cantik. Nah walaupun penyiarnya ga ganteng amat, ato ga cantik beneran, tapi suara nya itu yang bikin kuping nyaman. Tapi beda sama Vani, aslinya itu cantik bener. Suara nya cantik juga. Makanya rating siaran yang dia pegang pasti rame bener. Secara fans nya Vani itu bejibun seantero Bogor. Agen Judi Nova88

    Siang ini aku dan Vani membahas tentang wisata kuliner yang ada di kota ini. Dari es duren, asinan, roti unyil, pizza kayu bakar, sop buah, es duren, makanan murah, makanan mahal, resto ini itu, dan lainnya. Sudah bisa diprediksi hari ini ramai request yang masuk. Request minta ini itu. Untungnya Vani paham banget sama materi ini, soalnya dia emang hobi nya wisata kuliner. Tapi entah kenapa body nya ga ada melar-melarnya mau porsi makan dia seporsi kuli (kata orang warteg) dan doyan jajan ini itu.

    “Huwaahhh kelar juga Van. Thanks banget ya lo udah bantu n temenin gw siaran siang ini. Kalo ga ada lo entah gimana gw ngadepin listeners. Dan lo juga ga keliatan kaya orang sakit. Semangat banget tadi”
    “Hayah santai aja lagi Fer. Gw juga seneng ko jadi partner lo, soalnya lo juga enak bawain nya. Konyol lo ga garing, jadi gw nya juga semangat. Yaa itung-itung kaya gini nih bikin gw cepet pulih dari sakit. Hehehe thanks ya Fer.”
    “Siipp sama-sama Van. Lo langsung balik abis ini?”
    “Iya Fer, gw sekalian mau istirahat.”
    “Gw anter ya. Gw juga ga ada kesibukan lagi”
    “Eh gpp nih? Ya udah hehehe mau aja gw mah. Biar ga cape ngangkot”
    “Lo sih kenapa ga cicil motor aja sih? Gw aja udah mau jalan 6 bulan nih cicilan”
    “Belum kepikiran gw. Nanti aja deh. Hehe”
    “Yuk deh beberes, kita pulang abis ini.”

    Tiiiiiiiiitttuituit (sfx : bunyi sms)

    “Ka Fer. Ochi minggu ini ga pulang ke kosan. Ada acara di kampus. Satu angkatan diminta hadir soalnya. Maaf ya ka belum bisa nemenin weekend ini.”

    Wahh sepi dong weekend ini ga ada yang bawel bangunin tiap pagi. Tapi ga apalah. Demi dunia baru Ochi yang lebih luas.

    “Oke Ochi. Take care ya di sana. Kaka tunggu minggu depan :*”
    “Oke ka. Miss you :*”
    “Fer, yuk cabut”
    “Ohh ehh iya. Yuk. Btw, lo abis mandi?”
    “Iya barusan panas banget gw. Jadi mandi bentar di kamar mandi staff”
    “Ohh pantes”

    Broadcast hari ini selesai jam 2 siang. Saat itu aku antar Vani pulang ke kosan nya. Tetapi, sepertinya ada yang aneh. Ini mah jalan aku pulang ke kosan.

    “Van, kosan lo yang mana?”
    “Lurus aja, nanti ada bangunan ijo, pager item. Itu kosan gw.” Agen Nova88 Terbaik
    “HAH? Jadi lo ngekos di samping kosan gw? Itu kan kosan khusus cewe nya pak Haji Mansur kan?”
    “LOH lo jadi ngekos Haji Mansur juga? Kenapa ga bilang kampret. Tau gitu gw tiap hari nebeng elo Fer. Cape-cape gw naik angkot. Ah”
    “Hahahaha ya lo ga bilang sih. Mana tau gw. Hahaha ya udah deehhh rela gw tiap hari jadi ojek lo.”
    “Nah gitu doong. Kan ongkos nya lumayan buat wiskul (wisata kuliner) lagi”
    “Buseett makan mulu lo. Tapi ga gemuk-gemuk. Tetep aja body lo bagus gitu”
    “Ehh masa body gw bagus? Biasa aja ah. Bisa aja lo”
    “Hehehe ga gombal loh gw. Kenyataan”
    “Hahaha ya udah. Naahh sampe kan. Gw turun dulu ya. Eh fer gw mau liat kosan lo dong sebelah mana. Siapa tau gw bisa main-main kalo lagi bosen”
    “Ya udah yuk masuk. Gw parkir motor sebentar. Lo tunggu di tangga situ dlu ya”
    “Okee”

    Setelah ku parkir motor ku, Vani masih clingak clinguk melihat keadaan sekitar.

    “Fer, ko sepi?”
    “Ya iya lah sepi. Mayoritas kan pada kerja. Kayaknya sih mereka sabtu masih masuk atau entah mereka hangout weekend kali. Kita doang ini yg bisa pulang siang. Yuk naik ke atas”
    “Ehh gw cuma mau liat doang ko. Kamar lo sebelah mana?”
    “Loh ga masuk dulu? Tuh kamar gw yg atas paling pojok”
    “Oh itu. Nanti deh kapan-kapan kalau bosen di kosan gw main ke sini ya. Kebetulan gw udah ada janji sama Selly buat cabut ke Boper beli martabak”
    “Anjir makan lagi. Oke lah tiati aja di jalan”
    “Bukan buat gw odong. Buat Selly tuh katanya ngidam. Hahaha hamil aja kaga, pake ngidam. Dah yaa Fer gw cabut dulu. Byee”
    “Byee..”

    Ga disangka, ternyata Vani menjadi tetangga kosan. Jadi ada temen ngobrol deh.

    25 Oktober 2011

    Sudah sekitar satu bulan kalau jam pulang ku sama dengan Vani, pasti selalu aku antar dia. Tetapi Selasa ini berbeda. Setelah perayaan kecil-kecilan di tempat siaran karena hari ini tepat ulang tahunku yang ke-26, Vani pun ingin ikut ke kosan ku karena kacaunya muka dan pakaian ku akibat terkena lemparan tepung dan cake. Hahaha kaya masih anak muda aja dah.

    “Udah sih lo nyetir aja. Barang lo biar gw yg bawa. Lo sampe berantakan gini. Kenapa sih ga mau pake kamar mandi kantor? Lagian masih jam 7an juga”
    “Lebih pewe di kosan ah Van. Cabut yuk.”
    “Yuk deh”

    Sesampainya di kosan, aku persilakan Vani naik ke kamar ku lebih dulu, sedangkan aku memarkir motor di tempat biasa.

    Ckleekk krotak krotak

    “waahh rapi juga kamar lo Fer. Gw pikir semua kamar cowo pasti berantakan”
    “hahaha ngga doong. Gw gitu loh”

    (Padahal harusnya tiap weekdays, kamar ini berantakan. Dan akan rapi tiap weekend. Siapa yang merapikan? Tentu saja dirapikan sendiri, biasanya Ochi dateng. Tapi ngga. Soalnya kalo ga rapi, bisa-bisa kepala ku digetok panci lagi sama Ochi ><)

    Vani melihat lihat sekeliling kamar ku. Dan matanya pun tertuju pada satu bingkai foto. Ya, foto aku dan Ochi.

    “Ehh siapa nih? Pacar lo?”
    “Bukaaann. Itu ade-ade an gw. Tuh samping kamar. Tapi dia masih di kampus. Minggu ini ga balik.”
    “Ahh ade apa adeee.. Udeh sih ngaku aja, pacar lo kan?”
    “Bukan bukan. Gw dan dia saling respect aja. Ga ada niat buat pacaran. Dia juga begitu”
    “Ohh bener nih? Hahahaha oke laahh”
    “Oke kenapa?”
    “Ehh ngg ngga ko gpp. Gw pinjem kasur lo bentar ya. Mau rebahan.”
    “Ya udah pake aja. Gw juga mau mandi sebentar. Bau tepung terigu campur telor gini gw. Digoreng jadi crispy kali yak”
    “Hahaha ya udah sih buruan sana. Biar seger”

    Vani aku tinggal mandi. Tapi sebelum itu aku pasang lagu jazz dari pemusik Saxophone dari Media Player laptop ku.

    “FEEERRRR.. LO ADA PILM BAGUS GAAAA? GW SUNTUK NIH”
    “Ada. Cari aja di drive D folder Film. Ga usah teriaaakk plaud. Gw denger ko.”
    “Hehe maap. Oke thank you”

    Setengah jam kemudian, aku yang sudah selesai mandi dan mematikan keran air, sayup-sayup terdengar suara rintihan. Modyaarrr, jangan-jangan Vani ngeliat koleksi bokep di laptop gara-gara hidden folder nya blm di unhidden lagi. Wah gawat. Tetapi, sepertinya suara desahan itu aku kenal suara nya, Ya! Suara Vani. Itu suara desahan Vani!!!
    Keran air tetap aku nyalakan. Pelan-pelan aku buka pintu supaya tidak menimbulkan suara. Aku intip sebentar ke meja tempat aku menaruh laptop…

    Deggg Vani sedang masturbasi!

    Jeans nya sudah diturunkan di bawah dengkul, tshirt nya sudah terangkat sampai bagian dada nya terbuka. Bra nya sudah terangkat ke atas menunjukkan payudara Vani yang mengkal. Body nya putih mulus, tanpa cacat. Tangan kanan Vani tengah mengocok memek nya, dan tangan kiri nya pun memainkan puting sebelah kiri.

    “Uhhhh mmhhhh duuhh enakkk. Mmmmmhhhhh”

    Aku yang hanya berbalut handuk saja, terpesona dengan pemandangan tersebut. Sehingga kontolku menjadi keras.

    “Uhhh aduuhh cepet mainin memek gw Feerr.. uuuhh ampuunn enak bangettt. Ohhh Feeerrr..”

    DEG

    Aku yang saat itu terpaku, terdengar desahan Vani memanggil Fer. Entah itu aku atau orang lain. Membuat diriku memberanikan diri menghampiri Vani ke belakang kursi meja komputer.

    “Vaann. Lo lagi ngapain?”

    Sapa ku lembut sambil menyentuh pundaknya dengan lembut pula. Tapi Vani terkejut bukan kepalang. Sampai dia terlompat dari kursi

    BRUAKK Dengkul Vani kepentok meja. Merengut kesakitan

    “Aduuhh. Sakiit. Aduhh eehh Fer. Gw lagi.. aduuhh ssshh dengkul gw.. ohh duh sorry Fer..”

    Vani yang antara kesakitan dengkulnya dan tangannya sibuk menutupi selangkangan dan dada nya terihat linglung. Dia terduduk di tepi kasur dengan tangan kanan yang menutupi dada, paha yang dirapatkan dan tangan kiri mengurut dengkul nya.

    “Ya ampun. Lo ga apa-apa Van? Sini rebahan, gw urut dengkul lo. Bunyi kepentok nya kenceng bener”
    “Ehh. Huum deh. Ehh tapi ini. Tutup yaa. Aduuhh malu gw”
    “Hehe gak apa-apa lagi, gw yang sorry udah ngagetin lo. Lo sih ga ngajak-ngajak. Nih lo tutup pake sarung. Buka sekalian celana lo deh Van. Gw mau liat dengkul lo”
    “Ehh humm duh gmn yaa”
    “Yaelah gw udah liat semuanya lo masih aje mikir.”
    “Ehh udah ya? Hehe sorry deh. Ya udah gw buka”
    “Iya”

    DAAANN. Ternyata benar, bagian perbatasan dengkul dan paha Vani membiru kemerahan. Hampir keunguan.

    “Gile Van, memarnya parah bener. Gw ambilin minyak tawon dulu ya”
    “Duh iya, sakit banget sampe ngilu dengkul gw. Sorry ya Fer ngerepotin”
    “Udehh selow. Kaya sama siapa aja lo ah”
    “hehehe”

    Aku yang masih berbalut handuk saja, kini mengurut memar nya Vani. Tentu saja kontolku masih mengeras dan ternyata terlihat oleh Vani karena handuk ku tidak dapat menutupi keras nya selangkangan nakal ini.

    “Feerrr.. itu lo keras ya?”
    “Ehh oh iya Van. Sorry ya. Gw horny barusan ngeliat lo masturbasi. Tapi tenang ko, ga gw perkosa. Hehehe”
    “Diperkosa juga gpp fer. Ikhlas ko gw”
    “Haha apaan sih lo.”
    “Beneraa aaahhh duh duh duh sakit sakit ferrr.. duh duh pelan ngurut nyaaaa”
    “Tahan dikiiitt. Kalo ga gw giniin nanti memarnya berhari-hari”
    “Uhh iya tapi pelanin dikit. Aduuhh ngilu ngilu sakit.”
    “Dah cukup ya. Semoga nanti cepet sembuh. Gw cuci tangan dulu sebentar. Lo beberes aja dulu ya”
    “Oke. Thanks Fer.”

    Vani aku tinggal sebentar ke kamar mandi untuk mencuci tanganku yang masih basah karena minyak tawon. Tetapi sayup terdengar suara desahan Vani. Mungkin dia masih mengeluh sakit akan dengkul nya. Aku intip sebentar memastikan Vani tidak apa-apa. Ku tengokkan kepala ke luar kamar mandi sambil menyabuni tanganku, tetapi hanya dapat terlihat bagian pinggir kasur. Tetapi yang aku lihat adalah baju dan bra Vani yang tergeletak di lantai. Aku yang khawatir cepat-cepat mencuci tangan dan kembali keluar dari kamar mandi.

    Yang aku lihat bukanlah Vani yang mendesah karena sedang kesakitan, tetapi Vani yang melanjutkan masturbasi nya di dalam sarung. Tangan kanan nya kembali memainkan memek nya yang berada di dalam sarung dan tangan kiri nya meremas payudara nya yang terekspos karena tidak tertutup sarung.

    “Vaaan, lo masturbasi lagi?”
    “Uhh ohh iya fer nanggung. Kepala gw pusing banget blom nyampe tadi. Uuhh gpp kan gw numpang masturbasi di sini? Lagian lo juga udah liat gw bugil barusan.. uuhh mmhh”
    “Kalo gw udah liat, ngapain lo masturbasi di dalem sarung? Buka lah sarung nya, ga gerah apa lo Van?
    “Ohh iya deh. Tapi gw malu sama lo”
    “Ngapain malu? Kan gw udah liat”
    “Hehe iya deh. Tapi lo bugil juga dong. Ga fair kan gw doang yang bugil”
    “Loh, nanti kalo kita kenapa napa gmn?
    “Kenapa apanya? ML maksud lo?”
    “Iya”
    “Ya gpp. Sini temenin gw di kasur. Rebahan di samping gw. Jangan kaya patung taman topi berdiri doang disitu. Lagian selangkangan lo udah keras gitu masa didiemin. Gw kan juga mau liat isi nya”
    “Iya deh”

    Ku lepas handuk yang menutupi selangkangan ku. Kontol ku kini terbuka bebas dan tegak lurus ke depan.

    “Nah kan, kalo gitu kan kegantengan lo jadi dua kali lipet Fer.”
    “Hahaha apaan sih lo”
    “Sini rebahan di samping gw, lo liatin gw dulu ya. Dont touch my body. Habis gw nyampe, terserah lo mau apain gw”
    “Siap ratu. Aku pada mu.”
    “Uhhh fer. Hmm enak banget ihh memek gw.. uuhh duh gpp kan gw vulgar. Ga tahan gw.”
    “iyaaa gpp. Bebas di sini mah lo ekspresiin apa yang ada di kepala lo”
    “Ohh uhh thank you fer. Uuhhh mmhhh ahhh aaahhh”

    Vani mulai mengocok memeknya lagi. Kali ini lebih cepat dari sebelumnya. Mungkin karena tidak ada batasan lagi antara kami, dia mulai merasa nyaman. Aku yang sengaja tadi mengambil mouse wireless ku, mencoba memutar mp3 slow jazz yang sepertinya bisa menambah mood Vani di atas kasur. Benar saja, seketika musik jazz berbunyi, Vani makin mempercepat kocokan memek nya.

    “Ooohh oooohhh ferr uuhh tusuk memek gw ferrr. Ooohhhh mmhhhh uuuuhhh aduuhh. Mmhhhh feeerrr ko lo diem ajaaaa. Ooohh ayo dong tusuk memek gw.”
    “katanya tadi ga boleh nyentuh nyentuh”
    “Duuh bodo amat. Uhh gw butuh lo sekarang. Gw butuh kontol lo di memek gw. Sini gw isep dulu kontol lo. Cepeeett siniii”

    Aku bangun, berlutut di samping kepala Vani dan menyodorkan kontol ku ke depan muka nya

    “Duhh gede banget kontol lo. Keras lagi. Uhh mmmhhh sluurrppp mmmpphh sluurrppp”
    “OHHHH uuhh enak Van. Jago banget blowjob lo. Mmhhh”

    Blowjob dari Vani sangat lembut. Baru kali ini aku rasakan kelembutan yang berbeda dibandingkan blowjob yang pernah mantanku berikan maupun Ochi. Lembut bercampur hangat dan basah yang Vani berikan membuat kontolku makin keras dan panas. Aku akui, jika ini dilanjutkan beberapa menit lagi, aku akan orgasme. Jari dari tangan kanan ku mulai menggapai selangkangan Vani. Dengan begini aku harap dia tidak akan terlalu konsentrasi memberikan ku blowjob. Aku buat seenak mungkin kocokan jariku di klitoris Vani.

    “OOOHHHH GOD FERR MEMEK GW LO APAIN?? ADUUHHH TERUSIN OOOOOHHH”
    “ssstt pelan pelan desah nya. Hehehe enak ya? Gw terusin yaa?”
    “Iyahh fer please terusin. Yang cepet. Make me come honey. Please. Uuhh”

    Strategi ku berhasil, kontolku aman untuk sementara karena hanya dikocok tak karuan dan hanya kadang-kadang saja oleh Vani, selebihnya hanya digenggam saja”

    “Ohhh uuhh fer ferr uuhhh ayo cepetin lagii”

    Aku percepat kocokan di kontol ku, sambil sesekali jariku bermain di depan pintu lubang memek nya.

    “Van, lo masih virgin kah?”
    “Ohh uuhh udah ngga fer. Oohh kenapa? Mmhh”
    “Gw masukin jari gw yaa”
    “Uhh iyaahh masukin aja. Kocokin memek gw. Please fer kocokin uuhh”

    Aku yang tak mengira Vani sudah tidak virgin lagi. Karena memeknya seperti memek abg dengan bulu tipis di bagian pubis. Tidak ada terlihat lembaran labia mayor. Hanya garis tipis belahan memek yang sangat indah dan berwarna pink

    Ketika aku masukkan jari ku, cengkraman dinding vagina nya terasa kuat. Aku berpikir sejenak, apa yang membuat Vani tidak virgin lagi sedangkan dinding vagina Vani terasa seperti perawan yang baru saja menerima benda asing masuk ke dalam nya

    “uhh uuhh uuuuuhh oohhhh shitttt cepetin fer cepetin. Gw mau nyampe”

    Aku percepat kocokan tangan ku. Jari tengah ku menyentuh sesuatu yang kasar di dalam dinding vagina Vani bagian atas. Aku percepat sentuhan di bagian kasar tersebut. Aku tahu, itu akan membuat Vani terbang ke langit kenikmatan

    “OHH OOHHH OOOOOHHH AAAAHHH FEEEEERRRR OOHHHH GW NYAMPE. OOOHHHH AAAAAAAHHHHHHH SHIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTT”

    seeeeerrrr

    Vani mengejang dan squirt! Walaupun tidak kencang, tetapi aku melihat semburan pelan air dari memek Vani. Membuat tanganku basah dan kasurku juga basah. Kemudian aku rebahkan badan di samping Vani, kemudian dia menaruh kepala nya di dada ku, memeluk dan mengecup pipi kiri ku.

    “hufffff thanks ya fer. uuuuhhh uuuhhh ohhhh gilaaa. Uuhhh mmmhh lo apain memek gw barusan fer? Uhhh”
    “Ada deehh. Hehehe nikmat ga?”
    “Nikmat banget gila. Uuh blom pernah gw senikmat tadi selama masturbasi”
    “hehehe bagus dong kalo gitu. Siapa tau lo ketagihan service gw, jadi lo sering main ke sini”
    “Main ke kosan lo cuma buat minta dikocokin pake jari. Rugi laahh”
    “Loh ko rugi?”
    “Ya rugi lah. Gw kan mau nya sekalian ML fer. Mau cicip kontol lo yang keras itu. Hihihi siapa tau jauh lebih enak”
    “Emang nya lo udah nyobain berapa kontol Van?”
    “Belom pernah fer, makanya gw penasaran. Berhubung lo sohib gw yg lain gender, scara temen gw di kantor kebanyakan cewe, jadi gw percaya sama lo. Lo pasti bisa ngejaga ini”
    “Pantesan memek lo masih ngegrip banget. Ko virgin lo udah ilang?”

    “Dulu waktu SMA pas gw lagi masturbasi, ga sengaja jari gw masuk ke dalem fer trus berdarah. Sejak saat itu gw takut kalo mau masturbasi, sakit banget pas ga sengaja masuk itu. Tapi libido gw ga ketahan, jadi gw masturbasi di klitoris aja. Ga berani masuk lagi. Takut sakit n berdarah lagi. Walaupun gw tau gw udah ga virgin dan bisa aja jari gw masuk ke dalem, tapi gw masih takut. Kebawa yang dulu soalnya.”

    “ohh gitu. Tapi tadi lo ga takut jari gw masuk?”
    “hmm udah kepalang tanggung sih tadi. Udah enak banget kocokan lo. Jadi lanjutin aja dah”
    “Trus masih mau ML sama gw?”
    “Masih lah”
    “Akhirnya gw bisa ML juga sama cewe cakep”
    “ahahaha gombal lo ih. Ada juga gw bersyukur ML perdana gw sama cowo kece kaya lo fer.”
    “Hahaha gombal juga lo. Mau ML sekarang apa nanti?”
    “Tar dulu fer, gw masih nyaman di pelukan lo. Anget”
    “Lo nya dingin kali, abis orgasme ampe keringetan banjir gini”
    “Hahaha iya fer, kalau gw abis orgasme pasti banjir keringet. Tapi ga bau acem ko. Serius”
    “iyaa iyaa percaya gw”

    Seketika hening. Aku dan Vani sama-sama menikmati pelukan ini.

    “Fer…”
    “yaaa?”
    “MUACH”

    Ntah apa arti kecupan Vani di bibir ku. Tetapi aku merasa sebenarnya ada yang lebih, itu yang aku baca dari guratan mata Vani.

    “Muach. Knp lo tiba-tiba nyium gw?”
    “Hehe gpp. Anggep aja gw say thanks lagi, tapi beda kemasan. Hihi”
    “Ohh hehe”
    “Fer, lo beneran masih jomblo?”
    “Beneran. Emang kenapa sih? Ada temen lo yang suka gw?”
    “Hmm bukan bukan”
    “Trus kenapa?”
    “Bukan temen gw yang suka sama lo. Tapi gw”
    “HEEE, serius lo suka sama gw?”

    Aku yang terkejut Vani bilang seperti itu, langsung duduk dan menatap mata Vani dengan dalam. Apa ini yang aku lihat tadi.

  • Cerita Dewasa masih perawan dan cantik pembantuku

    Cerita Dewasa masih perawan dan cantik pembantuku


    1596 views

    Cerita Seks Terbaru – Kisah ini mungkin bisa dibilang biasa saja, yakni tentang pembantu rumah tangga (pembantu rumah tangga) yg diperkosa juragannya. Memang tak ada yg istimewa kalo cuma kejadian semacam itu, tetapi yg membuat kisah ini unik adalah karena aqu tak hanya diperkosa juraganku sekali. Tetapi, setiap kali ganti juragan hingga tiga kali aqu selalu mengalami perkosaan. Baik itu perkosaan kasar maupun halus. Aqu akan menceritakan kisahku itu setiap juragan dalam satu cerita.

    Begini kisahku dgn juragan pertama yg kubaca lowongannya di koran. Dia mencari pembantu rumah tangga untuk mengurus rumah kontrakannya karena ia sibuk bekerja. Aqu wajib membersihkan rumah, memasak, mencuci, belanja dll, pokoknya seluruh pekerjaan rumah tangga. Untungnya aqu menguasai semuanya sehingga tak menyulitkan. Apalagi gajinya lumayan besar plus aqu bebas makan, minum serta berobat kalo sakit.

    Manajer sekitar 35 tahunan itu bernama Den Sintho, asal Medan dan sedang ditugasi di kotaqu membangun suatu pabrik. Mungkin sekitar 2 tahun baru proyek itu selesai dan selama itu ia mendapat fasilitas rumah kontrakan. Ia sendirian. Istri dan anaknya tak dibawa serta karena taqut mengganggu sekolahnya kalo berpindah-pindah.

    Sebagai wanita Jawa berusia 25 tahun mula-mula aqu agak taqut menghadapi kekasaran orang etnis itu, tetapi setelah beberapa minggu aqupun terbiasa dgn logat kerasnya. Pertama dulu memang kukira ia marah, tetapi sekarang aqu tahu bahwa kalo ia bersuara keras memang sudah pembawaan. Kadang ia bekerja sampai malam. Sedangkan kebiasaanku setiap petang adalah menunggunya setelah menyiapkan makan malam. Sambil menunggu, aqu nonton TV di ruang tengah, sambil duduk di hamparan permadani lebar di situ. Begitu suara mobilnya terdengar, aqu bergegas membuka pintu pagar dan garasi dan menutupnya lagi setelah ia masuk.

    “Tolong siapkan air panas, Yem,” suruhnya suatu petang, “Aqu kurang enak badan.” Aqupun bergegas menjerang air dan menyiapkan bak kecil di kamar mandi di kamarnya. Kulihat ia menjatuhkan diri di kasurnya tanpa melepas sepatunya. Setelah mengisi bak air dgn air secukupnya aqu berbalik keluar. Tapi melihat Den Sinthoiregar masih tiduran tanpa melepas sepatu, aqupun berinisiatif.

    “Sepatunya dilepas ya, pak,” kataqu sambil menjangkau sepatunya.

    “Heeh,” sahutnya mengiyakan. Kulepas sepatu dan kaos kakinya lalu kuletakkan di bawah ranjang.

    “Tubuh bapak panas sekali ya?” tanyaqu karena merasakan hawa panas keluar dari tubuhnya. “Bapak masuk angin, mau saya keroki?” tawarku sebagaimana aqu sering laqukan di dalam keluargaqu bila ada yg masuk angin.

    “Keroki bagaimana, Yem?” Baru kuingat bahwa ia bukan orang Jawa dan tak tahu apa itu kerokan. Maka sebisa mungkin kujelaskan.

    “Coba saja, tapi kalo sakit aqu tak mau,” katanya. Aqu menyiapkan peralatan lalu menuangkan air panas ke bak mandi.

    “Sekarang bapak cuci muka saja dgn air hangat, tak usah mandi,” saranku. Dan ia menurut. Kusiapkan handuk dan pakaiannya. Sementara ia di kamar mandi aqu menata kasurnya untuk kerokan. Tak lama ia keluar kamar mandi tanpa baju dan hanya membalutkan handuknya di bagian bawah. Aqu agak jengah. Sambil membaringkan diri di ranjang ia menyuruhku, “Tolong kau ambil handuk kecil lalu basahi dan seka badanku yg berkeringat ini.” Aqu menurut. Kuambil washlap lalu kucelup ke sisa air hangat di kamar mandi, kemudian seperti memandikan bayi dadanya yg berbulu lebat kuseka, termasuk ketiak dan punggungnya sekalian.

    “Bapak mau makan dulu?” tanyaqu.

    “Tak usahlah. Kepala pusing gini mana ada nafsu makan?” jawabnya dgn logat daerah, “Cepat kerokin aja, lalu aqu mau tidur.”

    Maka ia kusuruh tengkurap lalu mulai kuborehi punggungnya dgn minyak kelapa campur minyak kayu putih. Dgn hati-hati kukerok dgn uang logam lima puluhan yg halus. Punggung itu terasa keras. Aqu berusaha agar ia tak merasa sakit. Sebentar saja warna merah sudah menggarisi punggungnya. Dua garis merah di tengah dan lainnya di sisi kanan.

    “Kalo susah dari samping, kau naik sajalah ke atas ranjang, Yem,” katanya mengetahui posisiku mengerokku kurang enak. Ia lalu menggeser ke tengah ranjang.

    “Maaf, pak,” aqupun memberanikan diri naik ke ranjang, bersedeku di samping kanannya lalu berpindah ke kirinya setelah bagian kanan selesai.

    “Sekarang dadanya, pak,” kataqu. Lalu ia berguling membalik, entah sengaja entah tak handuk yg membalut pahanya ternyata sudah kendor dan ketika ia membalik handuk itu terlepas, kontan nampaklah penisnya yg cukup besar. Aqu jadi tergagap malu. Joker123

    “Ups, maaf Yem,” katanya sambil membetulkan handuk menutupi kemaluannya itu. Sekedar ditutupkan saja, tak diikat ke belakang. Sebagian pahanya yg berbulu nampak kekar.

    “Eh, kamu belum pernah lihat barangnya laki-laki, Yem?”

    “Bbb..belum, pak,” jawabku. Selama ini aqu baru melihat punya adikku yg masih SD.

    “Nanti kalo sudah kawin kamu pasti terbiasalah he he he..” guraunya. Aqu tersipu malu sambil melanjutkan kerokanku di dadanya. Bulu-bulu dada yg tersentuh tanganku membuatku agak kikuk. Apalagi sekilas nampak Den Sintho malah menatap wajahku.

    “Biasanya orang desa seusia kau sudah kawinlah. Kenapa kau belum?”

    “Saya pingin kerja dulu, pak.”

    “Kau tak ingin kawin?”

    “Ingin sih pak, tapi nanti saja.”

    “Kawin itu enak kali, Yem, ha ha ha.. Tak mau coba? Ha ha ha..” Wajahku pasti merah panas.

    “Sudah selesai, pak,” kataqu menyelesaikan kerokan terakhir di dadanya.

    “Sabar dululah, Yem. Jangan buru-buru. Kerokanmu enak kali. Tolong kau ambil minyak gosok di mejaqu itu lalu gosokin dadaqu biar hangat,” pintanya. Aqu menurut. Kuambil minyak gosok di meja lalu kembali naik ke ranjang memborehi dadanya.

    “Perutnya juga, Yem,” pintanya lagi sambil sedikit memerosotkan handuk di bagian perutnya. Pelan kuborehkan minyak ke perutnya yg agak buncit itu. Handuknya nampak bergerak-gerak oleh benda di bawahnya, dan dari sela-selanya kulihat rambut-rambut hitam. Aqu tak berani membaygkan benda di bawah handuk itu. Tetapi baygan itu segera jadi kenyataan ketika tangan Den Sintho menangkap tanganku sambil berbisik, “Terus gosok sampai bawah, Yem,” dan menggeserkan tanganku terus ke bawah sampai handuknya ikut terdorong ke bawah. Nampaklah rambut-rambut hitam lebat itu, lalu.. tanganku dipaksa berhenti ketika mencapai zakarnya yg menegang.

    “Jangan, pak,” tolakku halus.

    “Tak apa, Yem. Kau hanya mengocok-ngocok saja..” Ia menggenggamkan penisnya ke tanganku dan menggerak-gerakkannya naik turun, seperti mengajarku bagaimana mengonaninya.

    “Jangan, pak.. jangan..” protesku lemah. Tapi aqu tak bisa beranjak dan hanya menuruti perlaquannya. Sampai aqu mulai mahir mengocok sendiri.

    “Na, gitu terus. Aqu sudah lama tak ketemu istriku, Yem. Sudah tak tahan mau dikeluarin.. Kau harus bantu aqu.. Kalo onani sendiri aqu sudah sulit, Yem. Harus ada orang lain yg mengonani aqu.. Tolong Yem, ya?” pintanya dgn halus. Aqu jadi serba salah. Tapi tanganku yg menggenggam terus kugerakkan naik turun. Sekarang tangannya sudah berada di sisi kanan-kiri tubuhnya. Ia menikmati kocokanku sambil merem melek.

    “Oh. Yem, nikmat kali kocokanmu.. Iya, pelan-pelan aja Yem. Tak perlu tergesa-gesa.. oohh.. ugh..” Tiba-tiba tangan kanannya sudah menjangkau tetekku dan meremasnya. Aqu kaget, “Jangan pak!” sambil berkelit dan menghentikan kocokan.

    “Maaf, Yem. Aqu benar-benar tak tahan. Biasanya aqu langsung peluk istriku. Maaf ya Yem. Sekarang kau kocoklah lagi, aqu tak nakal lagi..” Sambil tangannya membimbing tanganku kembali ke arah zakarnya. Aqu beringsut mendekat kembali sambil taqut-taqut. Tapi ternyata ia memegang perkataannya. Tangannya tak nakal lagi dan hanya menikmati kocokanku.

    Sampai pegal hampir 1/2 jam aqu mengocok tetapi ia tak mau berhenti juga.

    “Sudah ya, pak,” pintaqu.

    “Jangan dulu, Yem. Nantilah sampai keluar..” Agen Joker123

    “Keluar apanya, pak?” tanyaqu polos.

    “Masak kau belum tahu? Keluar spermanyalah.. Paling nggak lama lagi.. Tolong ya, Yem, biar aqu cepat sehat lagi.. Besok kau boleh libur sehari dah..”

    Ingin tahu bagaimana spermanya keluar, aqu mengocoknya lebih deras lagi. Zakarnya semakin tegang dan merah berurat di sekelilingnya. Genggaman tanganku hampir tak muat. 15 menit kemudian.

    “Ugh, lihat Yem, sudah mau keluar. Terus kocok, teruuss.. Ugh..” Tiba-tiba tubuhnya bergetar-getar dan.. jreet.. jret.. cret.. cret.. cairan putih susu kental muncrat dari ujung zakarnya ke atas sperti air muncrat. Aqu mengocoknya terus karena zakar itu masih terus memuntahkan spermanya beberapa kali. Tanganku yg kena sperma tak kupedulikan. Aqu ingin melihat bagaimana pria waktu keluar sperma. Setelah spermanya berhenti dan dia nampak loyo, aqu segera ke kamar mandi mencuci tangan.

    “Tolong cucikan burungku sekalian, Yem, pake washlap tadi..” katanya padaqu. Lagi-lagi aqu menurut. Kulap dgn air hangat zakar yg sudah tak tegang lagi itu serta sekitar selangkangannya yg basah kena sperma..

    “Sudah ya pak. Sekarang bapak tidur saja, biar sehat,” kataqu sambil menyelimuti tubuh telanjangnya. Ia tak menjawab hanya memejamkan matanya dan sebentar kemudian dengkur halusnya terdengar. Perlahan kutinggalkan kamarnya setelah mematikan lampu. Malam itu aqu jadi sulit tidur ingat pengalaman mengonani Den Sintho tadi. Ini benar-benar pengalaman pertamaqu. Untung ia tak memperkosaqu, pikirku.

    Tetapi hari-hari berikut, kegiatan tadi jadi semacam acara rutin kami. Paling tak seminggu dua kali pasti terjadi aqu disuruh mengocoknya. Lama-lama aqupun jadi terbiasa. Toh selama ini tak pernah terjadi perkosaan atas vaginaqu. Tetapi yg terjadi kemudian malah perkosaan atas mulutku. Ya, setelah tanganku tak lagi memuaskan, Den Sintho mulai memintaqu mengonani dgn mulutku. Mula-mula aqu jelas menolak karena jijik. Tapi ia setengah memaksa dgn menjambak rambutku dan mengarahkan mulutku ke penisnya.

    “Cobalah, Yem. Tak apa-apa.. Jilat-jilat aja dulu. Sudah itu baru kamu mulai kulum lalu isep-isep. Kalo sudah terbiasa baru keluar masukkan di mulutmu sampai spermanya keluar. Nanti aqu bilang kalo mau keluar..” Awalnya memang ia menepati, setiap hendak keluar ia ngomong lalu cepat-cepat kulepaskan mulutku dari penisnya sehingga spermanya menyemprot di luar mulut. Tetapi setelah berlangsung 2-3 minggu, suatu saat ia sengaja tak ngomong, malah menekan kepalaqu lalu menyemprotkan spermanya banyak-banyak di mulutku sampai aqu muntah-muntah. Hueekk..! Jijik sekali rasanya ketika cairan kental putih asin agak amis itu menyemprot tenggorokanku. Ia memang minta maaf karena hal ini, tapi aqu sempat mogok beberapa hari dan tak mau mengoralnya lagi karena marah. Tetapi hatiku jadi tak tega ketika ia dgn memelas memintaqu mengoralnya lagi karena sudah beberapa bulan ini tak sempat pulang menjenguk istrinya. Anehnya, ketika setiap hendak keluar sperma ia ngomong, aqu justru tak melepaskan zakarnya dari kulumanku dan menerima semprotan sperma itu. Lama-lama ternyata tak menjijikkan lagi.

    Demikianlah akhirnya aqu semakin lihai mengoralnya. Sudah tak terhitung berapa banyak spermanya kutelan, memasuki perutku tanpa kurasakan lagi. Asin-asin kental seperti fla agar-agar. Akibat lain, aqu semakin terbiasa tidur dipeluk Den Sintho. Bagaimana lagi, setelah capai mengoralnya aqu jadi enggan turun dari ranjangnya untuk kembali ke kamarku. Mataqu pasti lalu mengantuk, dan lagi, toh ia tak akan memperkosaqu. Maka begitu acara oral selesai kami tidur berdampingan. Ia telanjang, aqu pakai daster, dan kami tidur dalam satu selimut. Tangannya yg kekar memelukku. Mula-mula aqu taqut juga tapi lama-lama tangan itu seperti melindungiku juga. Sehingga kubiarkan ketika memelukku, bahkan akhir-akhir ini mulai meremasi tetek atau pantatku, sementara bibirnya menciumku. Sampai sebatas itu aqu tak menolak, malah agak menikmati ketika ia menelentangkan tubuhku dan menindih dgn tubuh bugilnya.

    “Oh, Yem.. Aqu nggak tahan, Yem.. buka dastermu ya?” pintanya suatu malam ketika tubuhnya di atasku.

    “Jangan pak,” tolakku halus.

    “Kamu pakai beha dan CD saja, Yem, gak bakal hamil. Rasanya pasti lebih nikmat..” rayunya sambil tangannya mulai mengkat dasterku ke atas.

    “Jangan pak, nanti keterusan saya yg celaka. Begini saja sudah cukup pak..” rengekku.

    “Coba dulu semalam ini saja, Yem, kalo tak nikmat besok tak diulang lagi..” bujuknya sambil meneruskan menarik dasterku ke atas dan terus ke atas sampai melewati kepalaqu sebelum aqu sempat menolak lagi.

    “Woow, tubuhmu bagus, Yem,” pujinya melihat tubuh coklatku dgn beha nomor 36.

    “Malu ah, Pak kalo diliatin terus,” kataqu manja sambil menutup dgn selimut. Tapi sebelum selimut menutup tubuhku, Den Sintho sudah lebih dulu masuk ke dalam selimut itu lalu kembali menunggangi tubuhku. Bibirku langsung diserbunya. Lidahku dihisap, lama-lama aqupun ikut membalasnya. Usai saling isep lidah. Lidahnya mulai menuruni leherku. Aqu menggelinjang geli. Lebih lagi sewaktu lidahnya menjilat-jilat pangkal payudaraqu sampai ke sela-sela tetekku hingga mendadak seperti gemas ia mengulum ujung behaqu dan mengenyut-ngenyutnya bergantian kiri-kanan. Spontan aqu merasakan sensasi rasa yg luar biasa nikmat. Refleks tanganku memeluk kepalanya. Sementara di bagian bawah aqu merasa pahanya menyibakkan pahaqu dan menekankan zakarnya tepat di atas CD-ku.

    “Ugh.. aduuh.. nikmat sekali,” aqu bergumam sambil menggelinjang menikmati cumbuannya. Aqu terlena dan entah kapan dilepasnya tahu-tahu payudaraqu sudah tak berbeha lagi. Den Sintho asyik mengenyut-ngenyut putingku sambil menggenjot-genjotkan zakarnya di atas CD-ku.

    “Jangan buka CD saya, pak,” tolakku ketika merasakan tangannya sudah beraksi memasuki CDku dan hendak menariknya ke bawah. Ia urungkan niatnya tapi tetap saja dua belah tangannya parkir di pantatku dan meremas-remasnya. Aqu merinding dan meremang dalam posisi kritis tapi nikmat ini. Tubuh kekar Den Sintho benar-benar mendesak-desak syahwatku.

    Jadilah semalaman itu kami tak tidur. Sibuk bergelut dan bila sudah tak tahan Den Sinthoiregar meminta aqu mengoralnya. Hampir subuh ketika kami kecapaian dan tidur berpelukan dgn tubuh bugil kecuali aqu pakai CD. Aqu harus mampu bertahan, tekadku. Den Sintho boleh melaqukan apa saja pada tubuhku kecuali memerawaniku.

    Tapi tekad tinggal tekad. Setelah tiga hari kami bersetubuh dgn cara itu, pada malam keempat Den Sintho mengeluarkan jurusnya yg lebih hebat dgn menjilati seputar vaginaqu meskipun masih ber-CD. Aqu berkelojotan nikmat dan tak mampu menolak lagi ketika ia perlahan-lahan menggulung CD ku ke bawah dan melepas dari batang kakiku. Lidahnya menelusupi lubang V-ku membuatku bergetar-getar dan akhirnya orgasme berulang-ulang. Menjelang orgasme yg kesekian kali, sekonyong-konyong Den Sinthoiregar menaikkan tubuhnya dan mengarahkan zakarnya ke lubang nikmatku. Aqu yg masih belum sadar apa yg terjadi hanya merasakan lidahnya jadi bertambah panjang dan panjang sampai.. aduuhh.. menembus selaput daraqu.

    “Pak, jangan pak! Jangan!” Protesku sambil memukuli punggunya. Tetapi pria ini begitu kuat. Sekali genjot masuklah seluruh zakarnya. Menghunjam dalam dan sejurus kemudian aqu merasa memiawku dipompanya cepat sekali. Keluar masuk naik turun, tubuhku sampai tergial-gial, terangkat naik turun di atas ranjang pegas itu. Air mataqu yg bercampur dgn rasa nikmat di vagina sudah tak berarti. Akhirnya hilang sudah perawanku. Aqu hanya bisa pasrah. Bahkan ikut menikmati persetubuhan itu.

    Setelah kurenung-renungkan kemudian, ternyata selama ini aqu telah diperkosa secara halus karena kebodohanku yg tak menyadari muslihat lelaki. Sedikit demi sedikit aqu digiring ke situasi dimana hubungan seks jadi tak sakral lagi, dan hanya mengejar kenikmatan demi kenikmatan. Hanya mencari orgasme dan ejaqulasi, menebar air mani!

    Hampir dua tahun kami melaqukannya setiap hari bisa dua atau tiga kali. Den Sintho benar-benar memanfaatkan tubuhku untuk menyalurkan kekuatan nafsu seksnya yg gila-gilaan, tak kenal lelah, pagi (bangun tidur), siang (kalo dia istirahat makan di rumah) sampai malam hari sebelum tidur (bisa semalam suntuk). Bahkan pernah ketika dia libur tiga hari, kami tak beranjak dari ranjang kecuali untuk makan dan mandi. Aqu digempur habis-habisan sampai tiga hari berikutnya tak bisa bangun karena rasa perih di V-ku. Aqu diberinya pil kb supaya tak hamil. Dan tentu saja banyak uang, cukup untuk menyekolahkan adik-adikku. Sampai akhirnya habislah proyeknya dan ia harus pulang ke kota asalnya. Aqu tak mau dibawanya karena terlalu jauh dari orang tuaqu. Ia janji akan tetap mengirimi aqu uang, tetapi janji itu hanya ditepatinya beberapa bulan. Setelah itu berhenti sama sekali dan putuslah komunikasi kami. Rumahnya pun aqu tak pernah tahu dan aqupun kembali ke desa dgn hati masygul.

  • Cerita Seks kekasihku melepas akan rindu

    Cerita Seks kekasihku melepas akan rindu


    1317 views

    Cerita Seks Terbaru – Siang itu di sebuah rumah yang cukup asri, seorang gadis yang berambut panjang terurai dengan raut wajah yang manis terlihat sedang menanti kedatangan seseorang. Tiba-tiba datang seorang pemuda yang mengenakan kaos biru di padu dengan jeans warna serupa. Dia berjalan menuju kerumah gadis yang sedang asyik duduk di depan rumahnya, si gadis sesekali mengawasi depan rumahnya kalau-kalau yang di tunggu sudah datang atau belum.

    Dengan senyum yang manis kemudian gadis itu menyapa sang pemuda yang kelihatan rapi, harum dan segar siang itu.

    “Hallo Mas Adietya sayang..” sapanya dengan panggilan khas yang mesra ke padaku.
    “Hallo juga.. Sayang,” balasku pendek.
    “Sudah lama yah nunggunya,” lanjutku lagi.

    Antara aku dan si gadis memang terlihat mesra di setiap kesempatan apa aja. Baik itu melalui panggilan ataupun sikap terhadap masing-masing. Seperti halnya siang itu, yang kebetulan keadaan di rumah sang gadis nampaknya sedang sepi, dia bilang ortunya lagi ke rumah saudaranya yang pulangnya nanti sore.

    Dengan masih menyimpan rasa rindu yang tertahan, aku memeluk gadis pujaanku dengan mesra, sambil membisikan kata.

    “Adiet kangen banget nih sayang,” bisikku di telinga nya sambil mencumbu daun telinganya.
    “aku juga kangen Mas sayang..” jawabnya pelan.

    Kemudian kita terlibat perbincangan sesaat, yang selanjutnya aku merengkuh bahu si gadis dan mengajaknya masuk ke dalam ruangan tamu. Di sofa kita duduk sangat dekat sekali, sampai-sampai kita bisa merasakan hembusan nafas masing-masing, saat kita bertatapan wajah.

    “Kamu cantik sekali siang ini sayang..” kataku lembut.

    Sembari tanganku meremas kedua tangannya dan kemudian aku lanjutkan untuk menarik tubuhnya lebih rapat. Si gadis tak menjawab hanya tersipu raut wajahnya, yang di ekspresikan dengan memelukku erat. Tanganku kemudian memegang kedua pipinya dan tak lama bibirku sudah mengulum bibirnya yang terbuka sedikit dan bentuknya yang ranum, sembari dia memejamkan kedua bola matanya.

    Lidahku bermain di rongga mulutnya untuk memberikan perasaan yang membuat nya mendesah sesaat setelahnya. Di balik punggungnya jemari tanganku dengan lembut masuk ke dalam kaos warna putihnya dan mencoba membuka kaitan bra dari belakang punggungnya. Dengan dua kali gerakan, terbukalah kaitan bra hitamnya yang berukuran 36b itu.

    Jemari tanganku langsung mengelus tepian payudaranya yang begitu kenyal dan menggairahkan itu. Dan tak lama setelah itu jariku sudah memilin putingnya yang mulai keras, yang nampaknya dia mulai menikmati dan sudah terangsang diiringi dengan desahannya yang sensual. Joker368

    “Ohh.. Mas sayang..” desahnya lembut.

    Sambil memilin, bibirku tak lepas dari bibirnya dan menyeruak lebih ke dalam yang sesekali mulutku menghisap lidahnya keluar masuk. Selanjutnya dengan gerakan pelan aku membuka kaos putihnya dan langsung mulutku menelusuri payudaranya dan berakhir di putingnya yang menonjol kecil. Aku menjulurkan lidahku tepat di ujung payudaranya, yang membuat dia menggelinjang dan mendesah kembali.

    “Ohh.. Mas sayang.. Enak sekali.”

    Sesaat aku menghentikan cumbuanku kepadanya dan memegang kedua pipinya kembali sambil membisikkan kata.

    “Sayang.. Payudara kamu sungguh indah bentukya,” bisikku lirih di telinganya.

    Sang gadis hanya mengulum senyumnya yang manis sembari kembali memelukku mesra. Dengan mesra aku mengajak si gadis berjalan ke arah kamarnya yang lumayan besar dan bersih. Layaknya kamar seorang gadis yang tertata rapi dan aroma segar wangi bunga-bunga yang ada ditaman depan kamarnya terhirup olehku saat memasukinya.

    Tak berselang lama kemudian, aku mengangkat tubuh sexy sang gadis dan meletakkannya di atas meja belajar yang ada di kamarnya. Sang gadis masih mengenakan celana jeansnya, kecuali bagian atasnya yang sudah terbuka saat kita berasyik masyuk di ruang tamu. Perlahan aku memeluk tubuh sang gadis kembali, yang aku lanjutkan dengan menjelajahi leher jenjangnya dengan lembut.

    Bibirku mencumbui setiap senti permukaan kulitnya dan berpindah sesaat ketika lidahku mencapai belakang telinganya dan membuat tubuh sang gadis kembali bergetar pelan. Desahan dan getaran tubuhnya menandakan kalau sang gadis sudah sangat terangsang oleh setiap cumbuanku. Tanganku tak tinggal diam sementara bibirku mencumbui setiap titik sensitif yang ada di tubuh sang gadis. Jemariku mulai mengarah kebawah menuju celana jeans nya dan tanpa kesulitan aku menurunkan resliting celananya yang nampak olehku pinggiran celana dalam warna hitamnya yang sexy.

    Kemudian aku melemparkan celana jeansnya ke lantai dan seketika tanganku dengan lembut merengkuh bongkahan pantatnya yang padat berisi. Aku mengelus kedua bongkahannya pelan dan sesekali jariku menyelip di antara tepian celana dalamnya yag membuat bibirnya kembali bergetar mendesah lirih.

    “Oh.. Mas sayang..” desahnya parau.

    Bibirku yang sejak tadi bermain di atas, kemudian berpindah setelah aku merasakan cukup untuk merangsangnya di bagian itu. Lidahku menjulur lembut ketika mencapai permukaan kulit perutnya yang berakhir di pusarnya dan bermain sejenak yang mengakibatkan tubuhnya menggelinjang kedepan.

    “Ssshh..” desisnya lirih.

    Perlahan kemudian aku mulai menurunkan celana dalamnya dan aku membiarkan menggantung di lututnya yang sexy. Kembali aku melanjutkan cumbuan yang mengarah ke tepian pangkal pahanya dengan lembut dan sesekali aku mendengar sang gadis mendesah lagi. Aku mencium aroma khas setelah lidahku mencapai bukitnya yang berbulu hitam dan lebat sekali, namun cukup terawat terlihat olehku sekilas dari bentuk bulu vaginanya yang menyerupai garis segitiga.

    Dan tak lama lidahku sudah menjilati bibir luar vaginanya dengan memutar ujung lidahku lembut. Kemudian aku lanjutkan dengan menjulurkan lebih ke dalam lagi untuk mencapai bibir dalamnya yang sudah sangat basah oleh lendir kenikmatan yang di keluarkan dari lubang vaginanya. Tubuh sang gadis mengelinjang perlahan bersamaan dengan tersentuhnya benjolan kecil di atas vagina miliknya oleh ujung lidahku. Agen Joker368

    “Ohh.. Mas sayang” jeritnya tertahan.
    “Aku nggak kuat Mas..” tambahnya lirih.

    Yang aku lanjutkan dengan menghentikan tindakanku sesaat. Aku menurunkan tubuh sang gadis dari atas meja, kemudian aku berdiri tepat di hadapanya yang sudah berjongkok sambil menatap penisku yang sudah berdiri tegang sekali.

    Dengan gerakan lincah bibir sang gadis langsung mengulum kepala penisku dengan lembut dan memutar lidahnya di dalam mulutnya yang mungil dan memilin kepala penisku yang mengkilat. Tubuhku bergetar hebat ketika menerima semua gerakan erotis mulai dari jemari tangannya yang lembut mengelus batang penisku serta bibir dan lidahnya yang lincah menelusuri buah zakarku.

    “Ohh.. Sayang” desahku pelan.

    Rambutnya yang hitam panjang ku remas sebagai expresi dari kenikmatan yang mengalir di sekujur tubuhku. Setelah beberapa saat sang gadis menjelajahi organ sensitifku, aku merengkuh bahunya serta memintanya berdiri dan kembali aku mendudukkan pantatnya yang padat berisi di tepian meja sementara salah satu kaki jenjangnya menjuntai ke lantai.

    Dengan gerakan lembut aku mengangkat paha kirinya dan bertumpu pada lenganku, di saat selanjutnya tangan kiriku memegang batang penisku yang sudah sangat tegang sekali menahan rangsangan yang menggelora dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya yang sudah basah oleh lendir birahi. Pada saat bersamaan ujung telunjukku juga mengelus belahan antara anus dan bibir bawah vaginyanya.

    “Oh.. Mas sayang.. Please.. Aku enggak kuat” jeritnya lirih.

    Aku masih belum merespon atas jeritan lirihnya, sebaliknya aku menundukkan kepala untuk kembali menjilati kedua payudaranya bergantian dan berakhir di puting payudara yang sebelah kiri. Gerakanku membuatnya menggelinjang dan semakin keras desahannya terdengar.

    “Ohh.. Mas sayang.. Sekarang yah” pintanya lirih, dengan mata yang sayup penuh nafsu.

    Perlahan aku mengarahkan batang penisku tepat di belahan vaginanya dan mendorongnya lembut.

    “Slepp..” irama yang di timbulkan ketika penisku sudah menyeruak bibir vaginanya.

    Kembali bibir sang gadis mengeluarkan desahan sexynya.

    “Hekk.. Mmm..” gumamnya lirih.

    Setengah dari batang penisku sudah masuk ke dalam vaginanya, yang aku padukan dengan gerakan bibirku mengulum bibirnya yang ranum serta memilin dan memutar ujung lidahnya lembut. Untuk menambah kenikmatan buat dirinya, aku mulai memajukan sedikit demi sedikit sisa batang penisku ke rongga vaginanya yang paling dalam dan aku mengarahkan ujung penisku menyentuh G-spotnya. Mulut sang gadis menggumam lirih karena mulutku juga masih mengulum bibirnya.

    “Mmm.. Mmm” gumamnya.

    Sambil menahan nikmat, tangan sang gadis menyentuh buah zakarku dan memijitnya lembut yang membuat tubuhku ikut mengelinjang menahan kenikmatan yang sama. Pinggulku membuat gerakan maju mundur untuk kesekian kalinya dan sepertinya sang gadis akan mendapatkan orgasme pertamanya ditandai dengan gerakan tangannya yang merengkuh bahuku erat dan menggigit bibir bawahnya lirih.

    “Ohh.. Mas sayangg..” jeritnya bergetar.

    Bersamaan dengan aliran hangat yang kurasakan di dalam, rongga vaginanya menjepit erat batang penisku. Tangannya merengkuh bongkahan pantatku serta menariknya lebih erat lagi. Tak lama berselang sang gadis kemudian tersenyum manis dan mengecup bibirku kembali sambil mengucapkan kata.

    “Thanks yah.. Mas sayang”ucapnya mesra.

    Aku membalasnya dengan memberikan senyum dan mengatakan.

    “Aku bahagia.. kalau sayang bisa menikmati semua ini” ucapku kemudian.

    Hanya beberapa saat setelah sang gadis mendapatkan orgasmenya, aku membalikkan tubuhnya membelakangiku sembari kedua tanganya berpegang pada pingiran meja. Dengan pelan kutarik pinggangnya sambil memintanya menunduk, maka nampaklah di depanku bongkahan pantatnya yang sexy dengan belahan vaginanya yang menggairahkan.

    Perlahan aku memajukan tubuhku sambil memegang batang penisku dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya, sementara kaki kananku mengeser kaki kanannya untuk membuka pahanya sedikit melebar. Dengan gerakan mantap penisku menyeruak sedikit demi sedikit membelah vaginanya lembut.

    “Slepp..” masuklah setengah batang penisku ke dalam rongga vaginanya.
    “Sss..” sang gadis mendesah menerima desakan penisku.

    Tanganku perlahan meremas payudaranya dari belakang mulai dari yang sebelah kiri dan dilanjutkan dengan yang sebelah kanan secara bergantian. Sementara pinggulku memulai gerakan maju mundur untuk kembali menyeruak rongga vaginanya lebih dalam.

    Posisi ini menimbulkan sensasi tersendiri dimana seluruh batang penisku dapat menyentuh G-spotnya, sementara tanganku dengan bebas menjelajahi seluruh organ sensitifnya mulai dari kedua payudara berikut putingnya dan belahan anus dan bagian tubuh lainnya.

    “Ohh.. Mas sayang” desahnya.

    Ketika ujung jemariku menyentuh lubang anusnya sambil aku berkonsentrasi memaju mundurkan penisku. Setelah cukup beberapa saat aku menggerakan pinggulku memompa belahan vaginanya. Dengan gerakan lembut aku menarik wajahnya mendekat, masih dalam posisi membelakangiku aku mengulum bibirnya dan meremas kedua payudaranya lembut.

    “Sayang aku mau keluar nih,” bisiku lirih.


    “Ohh.. Mas sayang aku juga mau” sahutnya pelan.

    Aku mempercepat gerakanku memompa vaginanya dari belakang tanpa melepas ciumanku di bibirnya dan remasan ku di kedua payudaranya. Pada saat terakhir aku mencengkeram kedua pinggulnya erat dan memajukan penisku lebih dalam.

    “Creett.. Ohh.. Sayang,” jeritku kemudian.

    Menyemburlah spermaku yang cukup banyak ke dalam rongga vaginanya dan beberapa tetes meleleh keluar mengalir di kedua pahanya. Untuk beberapa saat aku mendiamkan kejadian ini sampai akhirnya penisku mengecil dengan sendirinya di dalam vaginanya yang telah memberikan kenikmatan yang tak bisa aku ungkapkan.

    Demikianlah rasa rinduku terhadap kekasihku setelah beberapa lamanya tidak saling bertemu.

  • Cerita Dewasa Menikmati Tubuh Semoknya Mbak Henny

    Cerita Dewasa Menikmati Tubuh Semoknya Mbak Henny


    1621 views

    Cerita Seks Terbaru – Kali ini adalah kisah dua orang sahabat sejati, Arif Budiman dan Ivan Cornellus, yang sama-sama kuliah disebuah Universitas terkenal di Jakarta. Dua orang sahabat yang berasal dari latar belakang ekonomi yang berbeda. Arif, pemuda berkulit putih dengan potongan tubuh pendek agak gemuk.

    Pemuda berusia 21 tahun ini adalah anak seorang janda kaya. Ibunya, Tante Melly adalah seorang pengusaha garment yang sukses. Ayahnya Tuan Sugondo, sudah meninggal setahun lalu akibat kecelakaan lalu lintas.

    Sedangkan Ivan, pemuda berkulit hitam dan berambut keriting, dengan bentuk tubuh yang atletis, berasal dari Indonesia bagian Timur yang merantau ke Jakarta. Kedua orang tuanya adalah petani sederhana dikampungnya. Maka tak heran jika pemuda berusia 22 tahun ini harus berfikir keras untuk bisa melanjutkan kuliahnya di Jakarta yang serba mahal. Apalagi Ivan hanya mengandalkan kiriman orang tuanya dari kampung yang tidak seberapa dan kadang-kadang terlambat. Untungnya Arif sahabatnya, tak segan-segan membantu jika Ivan lagi kesulitan uang.

    Meskipun perbedaan diantara mereka cukup jauh, terutama dalam hal ekonomi, tetapi hal itu tak mengurangi keakraban mereka. Arif yang berasal dari kalangan elite tak pernah memandang rendah terhadap Ivan yang berasal dari keluarga miskin. Arif sering mengajak Ivan untuk main kerumah mewahnya yang terletak dilingkungan elite. Persahabatan mereka terus terjalin, meski Arif dan Ivan sama-sama pernah menaruh hati pada seorang gadis, Poppy namanya. Walau akhirnya Poppy lebih memilih Arif, Ivan cukup tahu diri. Dia dengan ikhlas dan berlapang dada menerimanya.

    Dalam persahabatan mereka, banyak suka dan duka mereka lewati. Seperti suatu ketika Arif mau dipukul seseorang yang juga naksir sama pacarnya Poppy, Ivan dengan gagah berani membantunya. Ivan yang memiliki keberanian dan ilmu bela diri yang dapat diandalkan dengan mudah mengusir orang itu. Membuat orang itu kapok dan tak berani lagi mengganggu Arif.

    Sore itu Ivan sedang tidur-tiduran di kamar kostnya yang sempit dan pengap, seorang temannya datang mengabarkan, kalau Arif mengalami kecelakaan. Mobilnya menabrak trotoar, bagian depan mobilnya ringsek dan kondisi Arif sendiri cukup parah, terutama kedua kakinya yang terbentur stir mobil. Sebagai sahabat, Ivan bersama beberapa temannya segera mendatangi tempat kejadian dan membawa Arif Arif kerumah sakit, sementara temannya membawa mobil Arif ke bengkel.

    Karena luka yang dialami Arif cukup parah maka atas saran dokter, Arif harus menjalani rawat inap. Ivanpun segera menghubungi Tante Melly, ibunya Arif, kalau anaknya harus diopname. Berhubung Tante Melly masih berada diluar kota untuk urusan bisnisnya, maka Tante Melly meminta tolong Ivan supaya menjaga Arif dirumah sakit sebelum dia datang. Dia akan mengirimkan sejumlah uang ke ATM Arif untuk biaya selama perawatan.

    Setelah tiga hari berada di UGD, Arif dipindahkan ke kamar. Maunya Ivan mencarikan Arif kamar VIP, tetapi karena sudah penuh terpaksa Arif mencarikan kamar kelas satu yang ditempati oleh dua orang. Di kamar rumah sakit itu, Arif harus dirawat sekamar dengan seorang Pak Indra yang juga mengalami kecelakaan. Menurut Mbak Heny, istrinya, Mas Indra menabrak sebuah mobil karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Dan yang membuat Mbak Heny kesal adalah saat kecelakaan, didalam mobil Mas Indra sedang bersama seorang gadis panggilan.

    Tak terasa sudah tiga hari Ivan menunggu Arif sahabatnya yang sedang terbaring sakit di kamar itu. Dan persahabatannya dengan Mbak Heny semakin akrab. Tak jarang Mbak Heny membikin segelas kopi untuk Ivan, begitupun Ivan sesekali memijit tubuh Mbak Heny kalau dia lagi pegal-pegal.

    Dihari yang keempat Ivan merasakan matanya ngantuk sekali karena sudah tiga hari dia tidur baru menjelang dini hari. Diapun permisi sama Mbak Heny untuk pergi tidur. Ivan tidur dilantai beralaskan tikar. Tak lama berselang Mbak Heny menyusul tidur, sekitar dua meter dari Ivan.

    Disaat tengah malam, disaat semua penghuni kamar sudah tertidur pulas, Ivan terbangun. Samar-samar dia mendengar desahan-desahan yang berasal dari arah Mbak Heny tidur. Ivan memicingkan matanya, mengintip ke arah suara desahan itu. Ivan terkesiap melihat pemandangan disebelahnya. Dimana Mbak Heny yang tidur terlentang, dengan gaun tidur yang tersingkap ke atas, memperlihatkan pahanya yang putih mulus, sedang menyusupkan tangannya ke balik celana dalamnya dan meraba-raba vaginanya sendiri.

    Sesaat kemudian Mbak Heny melepaskan celana dalamnya, membuat Ivan semakin terkesima melihat bentuk vagina Mbak Heny yang indah, dihiasi bulu-bulu tipis. Ivan merasakan nafsu birahi mulai bangkit, batang kemaluannya mengeras. Ivan memiringkan tidurnya agar dapat melihat dengan jelas apa yang akan dilakukan Mbak Heny selanjutnya.
    Detik-detik selanjutnya, Mbak Heny kembali melanjutkan aktivitasnya. Tangannya meraba-raba bibir vaginanya yang merah merekah, sambil mulutnya tak berhenti mendesah. Pemandangan selanjutnya semakin membuat perasaan Ivan tak karuan. Dimana, Mbak Heny mencucuk-cucuk vaginanya sendiri dengan irama yang semakin lama semakin cepat.

    “Akkhh.. oohh.. oughhtt.. ouhh.. akhh..” desahan dan rintihan yang keluar dari mulut Mbak Heny semakin keras, sampai suatu saat Ivan melihat tubuh Mbak Heny terhentak-hentak, pantatnya terangkat dan tubuhnya mengejang beberapa saat untuk kemudian terkulai lemas dan tertidur kembali. Rupanya Mbak Heny sudah mencapai orgasme, pikir Ivan dalam hati.

    Ivan yang sedari tadi mengintip tak dapat membendung nafsu birahinya. Sesaat kemudian dia bangkit dari tidurnya lalu pergi ke kamar mandi yang ada disebelah kiri kamar. di kamar mandi Ivan menurunkan celananya dan mengocok-ngocok batang kemaluannya sendiri.

    Saat Ivan tengah asyik mempermainkan kemaluannya sendiri, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka. Ivan terkejut bukan main melihat Mbak Heny yang hanya mengenakan handuk yang dililitkan ditubuhnya, sudah berdiri dipintu kamar mandi yang terbuka. Saking terkejutnya Ivan tak sempat berbuat apa-apa. Tangannya masih menggenggam batang kemaluannya yang telah berdiri tegak. Apalagi Mbak Heny memandang ke arah selangkangannya dengan mata melotot.

    “Ma.. maaf.. Mbak.. sa.. ssa.. yaa” suara Ivan terbata-bata saking terkejutnya, mukanya bersemu merah menahan malu karena dipergoki Mbak Heny sedang beronani.
    “Nggak.. apa-apa.. aku yang salah,” sahut Mbak Heny pelan, membuat Ivan merasa sedikit tenang.
    “Lanjutin aja Van,” imbuh Mbak Heny sambil tersenyum.

    Dalam hatinya, Ivan menduga Mbak Heny akan segera keluar dari kamar mandi. Tapi dugaannya meleset seratus persen. Mbak Heny bukannya keluar dari kamar mandi. Sambil menutup pintu kamar mandi dan menguncinya dari dalam, Mbak Heny melepaskan handuk yang melilit ditubuhnya, kemudian berjalan ke arah Ivan yang masih bengong tak percaya. Dengan tubuh yang telah telanjang bulat Mbak Heny berdiri tepat dihadapan Ivan.

    Tanpa memperdulikan Ivan yang masih terbengong-bengong, Mbak Heny langsung memeluk tubuh pemuda itu.

    “Ohh.. Van.. Mbak.. kesepian.. tolong puasin Mbak Van,” pinta Mbak Heny sambil membuka mulutnya dan dengan rakusnya dia

    Menyambar bibir Ivan dan langsung melumatnya, sambil tangan kirinya dengan lembut mengelus-elus batang kemaluan Ivan yang besar panjang dan berwarna hitam mengkilap. Ivan yang tengah dirasuki nafsu birahi membalas lumatan mulut Mbak Heny dengan pagutan yang tak kalah hebatnya.

    Perlahan Mbak Heny menurunkan jilatannya keleher Ivan. Jilatan yang membuat Ivan merinding, dan mendongkrak saraf-saraf birahinya. Selanjutnya kecupan dan jilatan Mbak Heny merambat turun kedada Ivan.

    “Oohh.. Mbak.. eenaakk.. akhh.. sstt..” erang Ivan saat Mbak Heny mengecupi buah dadanya dan menjilati puting susunya. Mulut Mbak Heny membuka dan mengatup mengecupi dada Ivan yang bidang.

    Setelah puas mengecupi dada Ivan, Mbak Heny kemudian berlutut dilantai kamar mandi. Wajahnya menghadap keselangkangan Ivan. Mbak Heny mendekatkan wajahnya keperut Ivan. Beberapa saat lidah Mbak Heny menari-nari diatas kulit
    perut Ivan, kemudian turun kebatang kemaluan Ivan.

    Batang kemaluan Ivan yang telah berdiri tegak mulai dijilatinya. Mbak Heny menusuk-nusuk lubang kencing Ivan dengan lidahnya. Membuat lubang kencing Ivan memerah. Ivan mendesah saat lidah Mbak heny menyentuh saraf-saraf peka pada lubang kencingnya. Desahan yang membuat Mbak Heny semakin bersemangat meningkatkan serangan birahinya. Dengan buasnya Mbak Heny menjilati, menyedot dan mengulum batang kemaluan Ivan yang mengkilap dengan urat-urat kasar disekelilingnya. Buah pelir Ivan tak luput dari jilatannya.

    “Oohh.. Mbakk.. nikk.. matt.. terus.. isseepp.. truuss.. Mbak,” desah Ivan.

    Gelombang nikmat yang datangnya bertubi-tubi, membuat Ivan merintih berusaha menahannya. Perlakuan Mbak Heny pada batang kemaluannya membuatnya serasa melayang kesorga kenikmatan. Dengan penuh nafsu, Ivan mengamati mulut Mbak Heny yang sedang menjilati dan mengulum kemaluannya, sambil mengelus-elus rambut istri Mas Indra itu.

    Mbak Heny semakin ganas menjilati dan sesekali menggigit batang kemaluan Ivan ketika dia merasakan batang kemaluan itu semakin mengeras dan berkedut-kedut.

    “Oohh.. akhh.. Mbaakk.. truuss.. nikk.. matt.. enak..” racau Ivan tak karuan.

    Dan saat merasakan orgasmenya akan segera tiba, Ivan menjambak rambut Mbak Heny dan membenamkan kepala wanita itu diselangkangannya, sambil mendorong pantatnya maju mundur melawan gerakkan kepala Mbak Heny.

    “Akhh.. Mbak.. ak.. uu.. mauu.. ke.. luarr.. oohh,” erang Ivan keras.

    Sedetik kemudian sperma Ivan menyemprot dan tumpah didalam mulut Mbak Heny. Setiap semprotan spermanya ditandai dengan anggukan-anggukan batang kemaluannya. Tanpa rasa jijik sedikitpun Mbak Heny menelan seluruh sperma yang keluar dari kemaluan Ivan. Dan sambil tersenyum ke arah Ivan, Mbak Heny menjilati sisa-sisa sperma yang masih blepotan dibatang kemaluan Ivan.

  • Foto Makoto Nozaki Tunjukin Memeknya

    Foto Makoto Nozaki Tunjukin Memeknya


    2238 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Video Ngentot Iroha Suzumura Di Kolam Renang

    Video Ngentot Iroha Suzumura Di Kolam Renang


    1537 views

  • Hinata Komine Di Culik Dan Di Perkosa Secara Bergantian

    Hinata Komine Di Culik Dan Di Perkosa Secara Bergantian


    1726 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Ngentot Dengan Anak Bibiku Yang Seksi

    Ngentot Dengan Anak Bibiku Yang Seksi


    1592 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Bulat Dan Padatnya Payurdara Miho Ichiki Membuat Ku Tak Tahan

    Bulat Dan Padatnya Payurdara Miho Ichiki Membuat Ku Tak Tahan


    1781 views

  • Foto Ngentot Eririka Katagiri Di Depan Pagar Rumah

    Foto Ngentot Eririka Katagiri Di Depan Pagar Rumah


    1706 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Dewasa Kenikmatan Seks Antar Tetangga Sungguh Nikmat

    Cerita Dewasa Kenikmatan Seks Antar Tetangga Sungguh Nikmat


    1918 views

    Cerita Seks Terbaru – Aku dan suami sudah pindah kerumah kami sendiri. Kami baru pindah ke sebuah kompleks perumahan yang masih sangat baru.

    Belum banyak penghuni yang menempatinya, malahan di gang rumahku (yang terdiri dari 12 rumah) baru 2 rumah yang ditempati, yaitu rumahku dan rumah Pras. Rumah Pras hanya berjarak 2 rumah dari rumahku. Karena tidak ada tetangga yang lain, Pras jadi cepat sekali akrab dengan suamiku.

    Aku dan Winda, istri Pras jadi seperti sahabat lama, kebetulan kami seumuran. Hampir tiap hari kami saling curhat tentang apa saja, termasuk soal seks. Biasa kami berbincang di teras depan rumah Winda kalau sore sambil Winda menyuapi Aria, anak mereka. Aku kurang “happy” soal urusan ranjang ini dengan suamiku. Bukannya suamiku ada kelainan, tapi dia senangnya tembak langsung tanpa pemanasan dahulu, sangat konservatif tanpa variasi dan sangat egois. Begitu sudah ngecret ya sudah, dia tidak peduli dengan aku lagi. Sehingga aku sangat jarang mencapai kepuasan dengan suamiku. Sebaliknya Winda bercerita kalau dia sangat “happy” dengan kehidupan seksnya. Pras hampir selalu bisa memberikan kepuasan kepada istrinya. Kami saling berbagi cerita dan kadang sangat mendetail malah. Sering aku secara terbuka menyatakan iri pada Winda dan hanya ditanggapi dengan tawa terkekeh2 oleh Winda.

    Jum’at petang itu kebetulan aku sendirian di rumah. Terdengar ketukan di pintu sambil memanggil2 nama suamiku.Aku membukakan pintu. “Eh .. Mas. Masuk Mas,” sapaku ramah. Aku baru selesai mandi sehingga tanpa make up dengan rambut yang masih basah tergerai sebahu. Aku mengenakan daster batik mini warna hijau tua dengan belahan dada rendah, tanpa lengan yang memeperlihatkan pundak dan lengan yang putih dan sangat mulus. “Nnng … suamimu mana Sin?” “Wah ke luar kota Mas.” “Tumben Sin dia tugas luar kota. Kapan pulang?” “Iya Mas, kebetulan ada acara promosi, jadi dia harus ikut, sampai Minggu baru pulang.

    Mas Pras ada perlu ama suamiku?” “Enggak kok, cuman pengin ngajak catur aja. Lagi kesepian nih, Winda ama Aria nginep dirumah ibunya.” “Wah kalo cuman main catur ama Sintia aja Mas.” “Emang Sintia bisa catur?” “Eit jangan menghina Mas, biar Sintia cewek belum tentu kalah lho ama Mas.” kata ku sambil tersenyum. “Ya bolehlah, aku pengin menjajal Sintia,” katanya dengan nada agak nakal.Aku hanya tersenyum menjawab godaanku. Aku membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan dia duduk di kursi tamu. “Sebentar ya Mas, Sintia ambil minuman. Mas susun dulu caturnya.”

    Aku melenggang ke ruang tengah. Pas aku melangkah sambil membawa baki yang berisi 2 cangkir teh dan sepiring kacang goreng kegemarannya dan suamiku kalau lagi main catur, dia sedang menyusun biji2 catur dipapannya. Aku membungkuk meletakkan baki di meja, mau tak mau belahan dada dasterku terbuka dan menyingkap dua bukit toketku yang putih dan sangat padat. Aku tidak memakai bra. Kemudian aku duduk di kursi sofa di seberang meja. “Siapa jalan duluan Mas?” “Sintia kan putih, ya jalan duluan dong,” jawabnya. Beberapa saat kami mulai asik menggerakkan buah catur. Aku membuktikan bahwa aku cukup menguasai permaian ini. Beberapa kali langkah ku membuat dia harus berpikir keras. Tapi aku pun kerepotan dengan langkahnya.

    Beberapa kali aku harus memutar otak. Kadang2 aku membungkuk di atas meja yang rendah itu dengan kedua tanganku bertumpu di pinggir meja. Posisi ini tentu saja membuat belahan dasterku terbuka lebar dan kedua toketku yang aduhai itu menjadi santapan empuk kedua matanya. Satu dua kali dalam posisi seperti itu aku mengerling kepadanya dan memergoki dia sedang menikmati toketku. Aku membiarkan matanya menjelajahi toketku sehingga aku sama sekali tidak mencoba menutup daster dengan tanganku. “Cckk cckk cckk Sintia memang hebat, aku ngaku kalah deh.” “Ah dasar Mas aja yang ngalah dan nggak serius mainnya. Konsentrasi dong Mas,” jawab ku sambil tersenyum menggoda. “Ayo main lagi, Sintia belum puas nih.” kataku rada genit.

    Kami main lagi, permainan berjalan lebih seru, sehingga suatu saat ketika sedang berpikir, tanpa sengaja tanganku menjatuhkan biji catur yang sudah “mati” ke lantai. Dengan mata masih menatap papan catur aku mencoba mengambil biji catur tsb dari lantai dengan tangan kananku. Rupanya dia juga melakukan hal yang sama, sehingga tanpa sengaja tangan kami saling bersenggolan di lantai. Entah siapa yang memulainya, tapi kami saling meremas lembut jari tangan di sisi meja sambil masih duduk di kursi masing2. Aku melihat ke arah nya. dia masih dalam posisi duduk membungkuk . Jari tangan kirinya masih terus meremas jari tangan kananku.

    Dia menjulurkan kepalaku dan mencium dahi ku dengan sangat mesra. Aku sedikit terperanjat dengan langkahnya, tapi hanya sepersekian detik saja. Aku melenguh pelan, “oooohhh …”Dia tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia mengkulum lembut bibir ku sambil tangan kanannya melingkar di belakang leherku. Aku menyambutnya dengan mengulum balik bibirnya. Kami saling berciuman dengan posisi duduk berseberangan dibatasi oleh meja. Kuluman bibirnya ke bibirku berubah menjadi lumatan. Bibirku disedot pelan, dan lidahnya mulai menyeberang ke mulutku. Aku pun menyambutnya dengan permainan lidahku.

    Merasa tidak nyaman dalam posisi ini, dia lepaskan ciumannya. Dia bangkit berdiri, berjalan mengitari meja dan duduk di sisi kiri ku. Belum sedetik dia duduk aku sudah memeluknya dan bibirnya kembali melumat kedua bibirku. Lidahnya terus menjelajah seluruh isi mulutku sepanjang yang bisa dia lakukan. Aku pun tak mau kalah bereaksi. Harus aku akui bahwa aku belum pernah berciuman begini hot, bahkan dengan suamiku sekalipun. Dia menciumi sisi kiri leher ku yang putih jenjang. Rintih kegelian yang keluar dari mulut ku dan bau sabun yang harum semakin memompa semangatnya. Ciumannyabergeser ke belakang telinga ku, sambil sesekali menggigit lembut cupingnya. Aku semakin menggelinjang penuh kegelian bercampur kenikmatan. “Aaahhhh … aaaahhhhh,” aku merintih pelan. Dia merangkul leherku dengan lengan kanannya.

    Tangan kanannya mulai menelusup di balik dasterku dan merayap pelan menuju puncak toket ku yang sebelah kanan. Toketku memang sangat padat. Bentuknya sempurna, ukurannya cukup besar karena tangannya tak mampu mengangkup seluruhnya. Jari2nya mulai menari di sekitar pentil ku yang sudah tegak menantang. Dengan ibu jari dan telunjuknya dia memelintir lembut pentilku yang mungil itu. Aku kembali menggelinjang kegelian. Aku menolehkan wajah ke kiri dengan mata yang masih terpejam. Dia melumat bibirku. Kami kembali berciuman dengan panasnya sambil tangannya terus bergerilya di toket kananku. Ciumannya semakin ganas dan sesekali menggigit lembut bibirku.

    Tangan kirinya digerakkan ke paha kiri ku yang mulus. Lambat namun pasti, usapan tangan diarahkannya semakin keatas mendekati pangkal pahaku. Ketika jarinya mulai menyentuh cd ku di sekitar no nokku, dia menghentikan gerakanku. Tangan kirinya kembali diturunkan, dia mengusap lembut pahaku mulai dari atas lutut. Gerakan ini diulang beberapa kali sambil tangan kanannya masih memelintir pentil kanan ku dan mulut kami masih saling berpagutan.

    Ciumannya semakin mengganas. Dia pun mulai meraba no nokku yang masih terbalut cd itu. no nokku berdenyut lembut . Dengan jari tengah tangan kirinya, dia menekan pelan tepat di tengah no nokku. Denyutan itu semakin terasa. “Aaahh … Mas… aahhh .. iya .. iya,” aku melenguh sambil sedikit meronta dan kedua tanganku menyingkap daster miniku serta menurunkan cdku sampai ke lutut. Serta merta matanya bisa menatap leluasa no nokku. Bukitnya menyembul indah, jembutku cukup lebat. Di antara kedua gundukan no nokku itu terlihat celah sempit yang kentara sekali berwarna merah kecoklatan.

    Kemudian jari2 tangan kirinya mulai membelai semak2 yang terasa sangat lembut itu. Aku bereaksi terhadap belaiannya dengan menciumi leher dan telinga kanannya. Aku semakin erat memeluknya. Tangan kanannya dari tadi tak berhenti meremas2 toket ku yang sangat berisi itu. Jari2nya mulai mengusap lembut no nokku yang sangat halus itu. Perlahan dia menyisipkan jari tengah kirinya di celah no nokku. Aku rasakan sedikit lembab dan agak berlendir. Dia menyusup lebih dalam lagi sampai dia menemukan it ilku yang sangat mungil . Dengan gerakan memutar lembut dia mengusap it ilku. “Ahhhh … iya … Mas .. ahhhh .. ahhhh.” Jari tengahnya ditekan sedikit lebih kuat ke it ilku, sambil digosokkan naik turun. Aku meresponsnya dengan membuka lebar kedua pahaku, namun gerakanku terhalang cd yang masih bertengger di kedua lututku.

    Sejenak ia menghentikan gosokan jarinya, dia menggunakan tangan kirinya untuk menurunkan cdku. Aku membantu dengan mengangkat kaki kiriku hingga cdku terlepas dan hanya menggantung di lutut kanan ku. Gerakan ku sudah tak terhalang lagi. Dengan leluasa aku membuka lebar kedua pahaku. Jarinya sekarang leluasa menjelajah seluruh no nokku yang sudah sangat licin berlendir itu. Dia menggosok2 it il ku dengan lebih kuat sambil sesekali mengusap ujung no nokku dan digesek keatas kearah it ilku. Aku menggelinjang semakin hebat. “Aaaaaahhhhh …. Mas .. Mas ….. ahhhhh .. terus … ahhhhh,” pintaku sambil merintih. Intensitas gosokannya semakin dia tingkatkan. Dia mulai mengorek bagian luar lubang no nokku. “Iya … ahhh … iya .. Mas …”

    Aku hanya tergolek bersandar di sofa yang empuk itu. Kepalaku terdongak kebelakang, mataku tertutup rapat. Mulutku terbuka lebar sambil tak henti mengeluarkan erangan penuh kenikmatan. Tanganku terkulai lemas tak lagi memeluknya. Tangan kanannya pun sudah berhenti bekerja karena merangkul aku dengan erat agar aku tidak melorot ke bawah. Daster ku sudah terbuka sampai keperut, menyingkap kulit yang sangat putih mulus tak bercacat. Cdku masih menggantung di lutut kananku. Pahaku mengangkang maksimal. Jarinya masih menari-nari di seluruh bagian luar no nokku.

    Dia sengaja belum menyentuh bagian dalam no nokku. Aku sekarang menggeleng2 kepala ke kiri kanan dengan liar. Rambut basahku yang sudah mulai kering tergerai acak2an. “Mas … Mas …. ahhhhh …. enak …. ahhhh nggak tahaaann .. ahhhh.” Aku sudah hampir mencapai puncak kenikmatan birahiku. Dengan lembut dia mulai menusukkan jari tengahnya ke dalam no nokku yang sudah sangat basah itu. Dia menyorongkan sampai seluruh jarinya tertelan no nokku yang cukup sempit itu. Dia tarik perlahan sambil sedikit dibengkokkan keatas sehingga ujung jarinya menggesek lembut dinding atas no nokku. Gerakan ini dilakukannya berulang kali, masuk lurus keluar bengkok, masuk lurus keluar bengkok, begitu seterusnya. Tak sampai 10 kali gerakan ini, tubuhku menjadi kaku, kedua tanganku mencengkeram erat pinggiran sofa. Kepalaku semakin mendongak kebelakang. Mulutku terbuka lebar. Gerakannya dipercepat dan ditekan lebih dalam lagi. “Aaaaaahhhhhhhhhh.”

    Aku melenguh dalam satu tarikan nafas yang panjang. Tubuhku sedikit menggigil. Aku bisa merasakan jari tangannya makin terjepit kontraksi otot no nokku, dan bersamaan dengan itu cairan no noktku menyiram jarinya. Aku telah nyampe. Dia tidak menghentikan gerakan jarinya, hanya sedikit mengurangi kecepatannya. Tubuh ku masih menggigil dan menegang. Mulutku terbuka tapi tak ada suara yang keluar sepatahpun, hanya hembusan nafas kuat dan pendek2 yang keluar lewat mulutku. Kondisi demikian berlangsung selama beberapa saat. Kemudian tubuh ku berangsur melemas, dia pun memperlambat gerakan jarinya sampai akhirnya dengan sangat perlahan dia cabut dari no nokku.

    Mata ku masih terpejam rapat, bibirku masih sedikit ternganga. dengan lembut dan pelan dia mendekatkan bibirnya ke mulut ku. Dia mencium mesra bibirku yang sensual itu. Akupun menyambut dengan tak kalah mesranya. Kami berciuman bak sepasang kekasih yang saling jatuh cinta. Agak berbeda dengan ciuman yang menggelora seperti sebelumnya. “Nikmat Sin?” dengan lembut dia berbisik di telinga ku. “Mas … ah … Sintia belum pernah merasakan kenikmatan seperti tadi ..sungguh Mas. Mas sangat pinter … Makasih Mas … Winda sungguh beruntung punya suami Mas.” “Aku yang beruntung Sin, bisa memberi kepuasan kepada wanita secantik dan semulus kamu.” “Ah Mas bisa aja … Sintia jadi malu.”

    Akhirnya aku sadar akan kondisiku saat itu. Dasterku awut2an, pahaku masih terbuka lebar, dan cdku tersangkut di lututku. Aku segera duduk tegak, menurunkan dasterku sehingga menutup pangkal pahaku. Akhirnya aku bangkit berdiri. “Sintia mau cuci dulu Mas.” “Aku ikut dong Sin, ntar aku cuciin,” dia menggodaku. “Ihhh Mas genit.” Sambil berkata demikian aku menggamit tangannya dan menariknya ke kamarku. Sampai di kamarku dia berkata: “Aku copot pakaianku dulu ya Sin, biar nggak basah.” Aku tidak berkata apa2 tetapi mendekatinya dan membantu melepas kancing celananya semantara dia melepaskan kaosnya.

    Dia kemudian melepaskan juga celananya dan hanya memakai cd saja. Aku melirik ke arah cdnya. Tampaknya kon tolnya yang besar dan panjang (dibandingkan dengan kon tol suamiku yang kecil) sudah menegang. Dia maju selangkah dan mengangkat ujung bawah dasterku sampai keatas dan aku mengangkat kedua tangannya sehingga dasternya mudah terlepas. Dia tampak mengagumi tubuhku. Toket yang dari tadi hanya diraba sekarang terpampang dengan jelas di hadapannya. Bentuknya bundar kencang, cukup besar, tapi masih proporsional dengan ukuran tubuh ku yang sexy itu. Pentilku sangat kecil bila dibanding ukuran bukit toketku. Warna pentilku coklat agak tua, sungguh kontras dengan warna kulit ku yang begitu putih.

    Perut ku sungguh kecil dan rata, tak tampak sedikitpun timbunan lemak disana. Pinggulku sungguh indah dan pantatku sangat sexy, padat dan sangat mulus. Pahaku sangat mulus dan padat, betisku tidak terlampau besar dan pergelangan kakiku sangat kecil. “Mas curang … Sintia udah telanjang tapi Mas belum buka cdnya.” Tanpa menunggu reaksinya, aku maju selangkah, agak membungkuk dan memelorotkan cdnya. Dia membantu dengan melangkah keluar dari cdnya. kon tolnya yang sedari tadi sudah berdiri tegak langsung menyentak. Besar dan panjang, mengangguk2 saking kerasnya. Kami berdua berdiri berhadapan sambil bertelanjang bulat saling memandangi. Tak tahan melihat tubuh molek ku, dia maju langung memeluk tubuhku erat. Kulit tubuhku langsung bersentuhan dengan kulit tubuh nya tanpa sehelai benangpun yang menghalangi. “Kamu cantik dan seksi sekali Sin.” “Ah Mas ngeledek aja.” “Bener kok Sin.”

    Sambil berkata demikian dia merangkul aku lalu masuk ke kamar mandi. Dia menyemprotkan sedikit air dengan shower ke no nokku yang masih berlendir itu. Kemudian dia memeluk ku dari belakang dan menyabuni seluruh permukaan no nokku dengan lembut. Aku suka dengan apa yang dia lakukan, aku merapatkan punggungku ke tubuhnya sehingga kon tolnya menempel rapat ke pantatku. Dengan gerakan lambat dan teratur dia menggosok selangkangan ku dengan sabun. Aku mengimbanginya dengan mengggerakkan pinggulku seirama dengan gerakannya. Akhirnya selesai juga dia membantu ku mencuci selangkanganku dan mengeringkan diri dengan handuk. Sambil saling rangkul kami kembali ke kamar dan berbaring bersisian di tempat tidur. Kami saling berpelukan dan berciuman penuh kemesraan. Dia meraba seluruh permukaan tubuh mulus ku, aku pun beraksi mengelus kon tolnya yang semakin menegang itu. Aku

    ditelentangkan, kemudian dia melorot mendekati kakiku. Dia mulai menciumi betisku, perlahan keatas ke pahalu yang mulus. Akhirnya mulutnya mulai mendekati pangkal pahaku. “Ahhhhh Mas …. ah .. jangan .. nanti Sintia nggak tahan lagi .. ah.” Sekalipun aku berkata “jangan” namun justru aku membuka kedua pahaku semakin lebar seakan menyambut baik serangan mulutnya itu. “Nikmati saja Sin …. aku akan memberikan apa yang tidak pernah diberikan suamimu padamu.” Dia meneruskan jilatan dan ciumannya ke daerah selangkangan ku yang sudah menganga lebar. Bibir no nokku yang begitu tebal dan sensual. Perlahan dia mengkatupkan kedua bibirnya ke bibir no nokku. Sambil “berciuman” dia menjulurkan lidahnya mengorek ujung no nokku. “Ahhhh …. Mas … aaaaahhh .. please .. please.” Begitu mudahnya kata2ku berubah dari “jangan” menjadi “please”. Bibirnya digeser sedikit keatas sehingga menyentuh it ilku yang berwarna pink. Perlahan dia menjulurkan lidahnya dan menjilatinya berkali2.

    Aku membuka selangkanganku semakin lebar dan menekuk lututku serta mengangkat pantatku. Dia segera memegang pantatku sambil meremasnya. Lidahnya semakin leluasa menari di it il ku. “Aaaaaahhhhhh …. enak Mas …. enak …. ahhhh .. iya …. ahhhh.” Hanya itu yang keluar dari mulut ku menggambarkan apa yang sedang kurasakan saat ini. Dia semakin meningkatkan kegiatan mulutnya, dia mengkatupkan kedua bibirnya ke it il ku yang begitu mungil, dia menyedot lambat2 benda sebesar kacang hijau itu. “Maaaaasss …. nggak tahaaaan … ahhhhh .. Maassss.” Dia melepaskan tangan kanannya dari pantat ku, kemudian jari tengahnya kembali beraksi menggosok it ilku. Lidahnya dijulurkan mengorek seluruh lubang no nokku sejauh yang dia bisa. Tubuhku menegang sehingga pantat dan selangkanganku semakin terangkat, kedua tanganku mencengkeram kain sprei. “AAAaaaaahhhhh … maaaaassssssss.”

    Bersamaan dengan erangan ku dia merasakan ada cairan hangat dan agak asin yang keluar dari no nokku dan langsung membasahi lidahnya. Dia menjulurkan lidahnya semakin dalam dan semakin banyak cairan yang bisa dia rasakan. Aku memberontak, segera menarik dia mendekatiku. Tangan kanannya kupegang dan sentuhkan ke no nokku. Sambil terpejam, aku memeluknya dan langsung mencium bibirnya yang masih belepotan dengan lendir kenikmatanku. Dia biarkan bibir dan lidahku menari di mulutnya menyapu semua sisa lendir yang ada disana. Jari tangannya terbenam kedalam no nokku dan digerakkan masuk keluar dengan cepat. Tubuh ku kembali menggigil dan no nokku mengeluarkan cairan lagi. Rupanya itu adalah sisa orgasmeku.

    Kami masih berciuman sampai tubuh ku mulai melemas. perlahan dia mengangkat tangan kanannya dari selangkanganku, memeluk ku dengan lembut. Bibirnya perlahan dilepaskan dari cengkeraman mulut ku. Tubuh ku tergolek lemah seakan tanpa tulang. Mataku sedikit terbuka menatapnya mesra. Di bibirku sedikit menyungging senyum penuh kepuasan. “Mas …. itu tadi luar biasa Mas … Sintia belum pernah digituin … Mas hebat .. makasih Mas … Sintia hutang banyak ama Mas.” “Sin aku juga sangat senang kok bisa membuat Sintia puas seperti itu” sambil dia mengkecup lembut keningku. Mata ku berbinar penuh rasa terima kasih. Kami berbaring telentang bersebelahan untuk beberapa saat. kon tolnya masih tegang berdiri. Aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Kali ini aku membersihkan diriku sendiri. Dia tetap berbaring sambil mengenangkan keindahan yang baru aku alami. Tak berapa lama kemudian aku kembali dan langsung berbaring di sampingnya. Mataku menatap lekat ke kon tolnya.

    “Mas pengin diapain?” tanyaku manja. “Terserah kamu Sin, biasanya ama suamimu gimana dong?” dia coba memancingku. “Biasa ya langsung dimasukin aja Mas. Sintia jarang puas ama dia.” “Oh … terus Sintia penginnya gimana?” “Ya kayak ama Mas tadi, Sintia puas banget. … Sintia pengin cium punya Mas boleh nggak?” “Emang Sintia belum pernah?” “Belum Mas,” agak jengah aku menjawab, “Suamiku nggak pernah mau.” “Ya silahkan kalau Sintia mau.” Tanpa menunggu komando aku segera merangkak mengarahkan kepalaku mendekati selangkangannya. Aku pegang kon tolnya, kuamati dari dekat sambil sedikit melakukan gerakan mengocok.

    Sangat kaku dan canggung, maklum baru pertama melakukannya. “Ayo Sin ,, aku ngak apa2 kok. Kalau Sintia suka, lakuin apa yang Sintia mau.” Dengan penuh keraguan aku mendekatkan mulutnya ke kepala kon tolnya. Pelan2 kubuka bibirku dan memasukkan kepalanya kedalam mulutku. Hanya sampai sebatas leher kemudian kusedot perlahan. Aku tetap melakukan itu untuk beberapa saat tanpa perubahan. Dengan lembut dia memegang tangan kiriku. Dia menggenggam jemariku yang lentik dan ditariknya mendekat ke mulutnya. Dia memegang telunjukku kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya. Dia menggerakkan masuk keluar dengan lambat sambil sesekali dijilat dengan lidahnya saat jari lentikku masih dalam mulutnya. Aku segera paham bahwa dia sedang memberi “bimbingan” bagaimana seharusnya yang kulakukan.

    Tanpa ragu aku mempraktekkan apa yang dia lakukan dengan jariku. kon tolnya kumasukkan kedalam mulutku, kemudian kepala kuangguk2kan sehingga kon tolnya tergesek keluar masuk mulutku yang sensual itu. Sekalipun masih agak canggung tapi dia mulai bisa merasakan “pelayanan” yang kuberikan. Semakin lama aku semakin tenang dan tidak kaku lagi. Kadang kumainkan lidahku di sekeliling kepala kon tolnya dalam mulutku. Sepertinya aku sendiri mulai bisa merasakan sensasi dari apa yang kulakukan dengan mulut dan lidahku. Aku mulai berani bereksperiman. Kadang kukeluarkan kon tolnya dari mulutku, menciumi batangnya kemudian memasukkannya kembali. Sesekali aku hanya menghisap kepalanya sambil mengocok batangnya. “Gimana Sin rasanya?” “Mas… Sintia merasakan rangsangan yang luar biasa, kon tolnya Mas enak .. Sintia suka, besar – panjang lagi.” Dia bangkit berdiri di atas kasur sambil bersandar di dinding kepala ranjang. Aku langsung tahu harus bagaimana.

    Aku duduk bersimpuh dihadapannya dan kembali menghisap kon tolnya. Kepala tetap kugerakkan maju mundur. Dan sekarang aku menemukan cara baru. Aku menjepit batang kon tolnya diantara kedua bibirku yang terkatup. Kemudian aku mengangguk2kan kepalaku. Batang dan kepala kon tolnya aku gesek dengan bibir tebalku yang terkatup. Dia membantu dengan menggerakkan pantatnya maju mundur. “Ohhh Sin …. mulutmu enak sekali … terus Sin.” “Mas suka? Winda sering ya giniin Mas ?” “Iya Sin …tapi aku lebih suka kamu … bibirmu seksi sekali .. ooohhh Sin .. Winda juga suka .. isep bijiku dan jilati semuanya Sin .. ohhh.” Aku nggak mau kalah, segera kulepaskan kon tolnya dari mulutku dan mulai menjilati dan menghisap bijinya sambil mengocok kon tolnya. Dia membelai rambut ku dan mengusap kepalaku. Aku suka sekali dan masih terus menggerayangi seluruh selangkangannya dengan lidahku.

    Kemudian kami berganti posisi. Dia kembali tidur telentang dan aku dimintanya merangkak diatasnya dengan posisi kepala terbalik. Kami di posisi 69. Aku segera mengulum kon tolnya, dia pun mulai menjilati no nokku. Dengan posisi ini no nokkusangat terbuka dihadapannya dan dia lebih leluasa menikmati dengan bibir dan lidahnya. Dia menjilat dan hisap it il ku yang sudah menantang dan jarinya mengorek no nokku. Sesekali dia menciumi bibir no nokku yang begitu merangsang. Akupun tak mau kalah, aku melakukan segala cara yang aku tahu terhadap kon tolnya. Aku mainkan pakai lidah, kukocok sambil kuhisap, kumainkan kepala kon tolnya- mengitari dengan kedua bibirku. Sungguh nikmat sekali. Tak terlalu lama aku mulai merasakan bahwa aku sudah tidak bisa menahan lagi. Pantatku mulai bergoyang limbung kegelian, namun dia menjilati terus it ilku sambil jarinya menusuk2 no nokku. Akhirnya aku sampai juga di puncak nikmatku. Tubuhku menegang, gerakan anggukan kepalaku sambil menghisap kon tolnya semakin menggila. Tubuhku gemetaran tapi aku tetap tak rela melepas kon tolnya dari mulutku. Dia semakin giat mencium it ilku dan mengorek no nokku dengan jarinya.

    Tubuhku tiba2 mematung dan dia merasakan cairan hangat meleleh keluar dari no nokku. Dia langsung menutup no nokku dengan mulutnya dan membiarkan cairan kenikmatanku membasahi lidahnya. Rasanya asin tapi sama sekali tidak amis sehingga dia tak ragu menelan cairan itu sampai tandas. Kemudian perlahan dia mulai lagi menciumi dan menjilati seluruh permukaan no nokku. Otot ku sudah agak mengendur juga. Aku mulai lagi melakukan segala eksperimen dengan mulut dan lidahku ke kon tolnya. Kami mulai lagi dari awal. Perlahan namun pasti, aku mulai mendaki lagi puncak kenikmatan birahiku. Dia menangkupkan kedua tangannya ke bukit pantat ku dan mulai membelai dan meremas lembut. Aku menanggapinya dengan sedotan panjang di kon tolnya. Lidahnya kembali menelusuri segala penjuru selangkangan ku. Beberapa saat kemudian tubuh ku kembali gemetaran. Dia mencium bibir no nokku dan menyorongkan lidahnya sedalam mungkin ke dalam no nokku yang merangsang. Dia juga mulai merasa kalau pertahanannya mulai goyah dan bendungannya akan segera ambrol.

    Aku mempercepat gerakan kepalaku dan diapun menghisap makin kuat no nokku. Dia akhirnya sudah tak kuat menahan amarah pejunya dan …”Croooottsss crooots croots.” Peju hangatnya menyembur didalam mulut ku. Untuk sedetik aku agak kaget tapi aku cepat tanggap. Aku segera mempercepat gerakan kepalaku sambil menelan seluruh pejunya. “Croots .. croots.” Sisa pejunya kembali menyembur, dan kali ini aku menyambutnya dengan hisapan kuat di kon tolnya, seakan ingin menyedot apa yang masih tersisa didalam sana. Dia merasakan nikmat yang luar biasa. Ekspresi kenikmatan ini dia lampiaskan dengan semakin gila menjilati dan menyedot no nokku sehingga aku juga sudah hampir mencapai klimaks. Belaian lidahnya di no nokku membuat puncak itu semakin cepat tercapai. Akhirnya sekali lagi tubuh ku menegang dan cairan hangat kembali meleleh dari no nokku. Lidahnya kembali menerima siraman lendir kenikmatan itu yang segera ditelannya.

    Beberapa saat kemudian, dengan enggan aku bangkit dan berbaring telentang disampingnya. kon tolnya, walaupun masih berdiri, tapi sudah tidak setegak tadi. Aku memeluknya dengan manja dan kami berciuman dengan mesra. “Sin … gimana? .. puas? … sorry tadi aku nggak tahan keluar di mulut kamu.” “Sintia puas sekali Mas .. sampai dua kali gitu lho …. Sintia suka peju Mas … asin2 gimana gitu. Kapan2 boleh minta lagi dong Mas.” Aku mulai berani mengungkapkan apa yang kurasakan. “Boleh aja Sin ,,, asal disisain buat Winda .. hehehe,” Aku mencubit genit lengannya. “Ihhh … Mas … paling bisa deh … emang Mas sering gaya gituan dengan Winda?” “Enggak lah … ini baru pertama dengan kamu Sin.” “Ah Mas bohong ..

    Winda kan sering cerita ke Sintia, katanya Mas pinter ngeseks. Makanya diam2 Sintia pengin main ama Mas.” “Udah kesampian kan keinginanmu Sin.” “Iya sih … tapi Mas jangan marah ya … Sintia sering bayangin kita main bertiga dengan Winda .. Mas mau nggak?” Dia kaget mendengar keinginan ku ini. Jujur saja aku sering berfantasi membayangkan alangkah nikmatnya bercinta dengan dia dan Winda sekaligus. “Mau sih Sin .. tapi kan nggak mungkin … Winda pasti marah besar.” “Iya ya … Winda kan orangnya agak alim.” Kami terus berbincang hal2 demikian sampai kira2 10 menit. Kemudian dengan malas kami ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di kamar mandi kami saling menyabuni dan saling membersihkan tubuh kami. Dia jadi semakin mengagumi tubuh ku. Tak ada segumpal lemakpun di tubuhku dan semuanya padat berisi.

    Setelah mengeringkan diri kami kembali ke atas ranjang dan berpelukan mesra. Sambil saling berciuman dia mulai menggerayangi tubuh molek ku, tak bosan2nya dia meremas dan mengusap toketku yang sangat segar itu. Perlahan dia mulai menghujani leher dan pundak ku dengan ciuman. Tak sampai disitu saja, mulutnya mulai mengarah ke dadaku. Toketku yang tegak mulai diciumi dan digigit2 lembut. Aku sangat menyukai apa yang dia lakukan. “Ahhhh … iya Mas …. disitu Mas … ahhhhh Sintia terangsang Mas.” Lidahnya menjilati pentilku yang mungil dan keras itu. Aku semakin menggelinjang.

    Tanganku menyusup ke bawah ke selangkangannya. Kupegang kon tolnya yang masih agak lemas. Kumainkan kon tolnya dengan jari2ku yang lentik. Mau tak mau kon tolnya mulai hidup kembali. Aku dengan lembut mengocok kon tolnya. Sambil masih mengulum pentilku, tangan kanannya kembali bergerilya di daerah no nokku. Jarinya dirapatkan dan ditekan ke bukit no nokku sembari digerakkan memutar. Aku juga menimpali dengan menggoyangkan pantatku dengan gerakan memutar yang seirama. “Mas …. aaahhhh Mas …. enak Mas … ahhh terus … iya.” Sambil mendesah aku menarik pantatnya mendekat ke kepalaku. Akhirnya dia terpaksa melepaskan hisapannya di pentilku dan duduk berlutut di sisiku.

    Aku terus menekan pantatnya sampai akhirnya mulutku mencapai kon tolnya yang sudah tegak menantang. Tangan kirinya ditempatkan dibelakang kepalaku untuk menyangga kepalaku yang agak terangkat. kon tolnya kembali kukulum dan kujilati. “Oooh Sin … enak Sin … aku suka Sin …” Diapun menggerakkan pantatnya maju mundur. Aku membuka lebar mulutku dan menjulurkan lidahku sehingga kon tolnya meluncur masuk keluar mulutku tergesek lidahku. Sementara itu tangan kanannya terus menekan dan memutari no nokku. Kadang jarinya diselipkan ke celah no nokku dan mengusap it il ku. “Ahhh Mas … Sintia nggak tahan Mas … ahhhhh .. iya …aaahhhh.”

    Dia segera merubah posisi. Kedua tangan ku diletakkan di belakang lututku dan membuka kedua lututku.Dia mengangkat pahaku sehingga no nokku menganga menghadap ke atas. Aku menahan dengan kedua tangan di belakang lututku. Dia duduk bersimpuh di hadapan no nokku. kon tolnya diarahkannya ke no nokku yang sudah menganga itu. Dia menusukan kepala kon tolnya ke no nokku dan dia tahan disana. Kemudian dengan tangan kanannya digerakkannya kon tolnya memutari mulut no nokku. “Maassss .. ahhhhh … nggak tahan … ayo … ahhhhhh.” Dia sengaja tidak mau terlalu cepat menusukkan kon tolnya ke no nokku. Dia menggesek2an kepala kon tolnya ke it il ku. Aku semakin menggelinjang menahan nikmat. Akhirnya tanggul ku bobol juga. Tak heran, dengan gosokan jari saja aku tadi bisa mencapai orgasme apalagi ini dengan kepala kon tolnya, tentu rangsangannya lebih dahsyat. “Aaaahhhhhhhhhhhhhh..ahhhhhhhhhhhhh Massssssss.” Rintihan itu sekaligus menandai melelehnya cairan bening dari no nokku. Aku kembali mengalami puncak orgasme hanya dengan gosokan di it ilku.

    Kali ini dia memasukkan batang kon tolnya seluruhnya kedalam no nokku. Dia berbaring telungkup diatas tubuh molek ku sambil menumpukan berat badannya di kedua sikunya. Dia mencium lembut mulutku yang masih terbuka sedikit. Aku membalas ciumannya dan mengulum bibirnya. Dia membiarkan kon tolnya terbenam dalam no nokku. Dia berbisik : “Sin … nikmat ya …” “Oh Mas … Sintia sampai nggak tahan … nikmat Mas ..” Perlahan dengan gerakan yang sangat lembut dia mulai memompa batang kon tolnya ke dalam no nokku yang sudah basah kuyup. Dia tahu aku pasti bisa orgasme lagi dan kali ini dia ingin merasakan semburan lumpur panas di batang kon tolnya. “Ayo Sin ….nikmati lagi … jangan ditahan .. aku akan pelan2.”

    “Ahhhh .. iya Mas …. Sintia pengin lagi ..ahhhhh.” Masih dengan sangat pelan dia memompa terus kon tolnya ke no nokku yang ternyata masih sempit untuk ukuran wanita yang sudah menikah 2 tahun. Toketku yang menyembul tegak menggesek2 dadanya ketika dia turun naik. Sungguh sensasi yang luar biasa. Sengaja dia menggesekkan dadanya ke toketku. “Aaaahhhhh … ahhhhhhh … iya … ahhhhh .. Sintia terangsang lagi Mas …iya …. .” Kali ini dia memompa sedikit lebih kuat dan cepat. Aku menanggapinya dengan memutar pantatku sehingga kon tolnya rasanya seperti di peras2 dalam no nokku.

    Gerakkan ku semakin liar, tanganku sudah tidak lagi menahan lututku tapi memegang pantatnya dan menekannya dengan keras ke tubuhku. “Aaaaahhhhhh …. Mas ….. aaaahhhhhhh” Dia semakin kencang dan dalam memompa pantatnya. Mata ku sudah terpejam rapat, kepalaku menggeleng2 liar ke kiri ke kanan seperti yang kulakukan di sofa tadi. Gerakanku semakin ganas dan “Aaaaaaaaa.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ………” Aku melenguh panjang sambil menegangkan seluruh otot di tubuhku. Dia menekan dalam2 kon tolnya ke no nokku. Jelas dia merasakan aliran hangat di sekujur batang kon tolnya. Tubuh ku masih terbujur kaku. Dia pun menghentikan seluruh gerakannya sambil terus menekan no nokku dengan kon tolnya. Beberapa saat sepertinya waktu terhenti. Tidak ada suara, tidak ada gerakan dari kami berdua. Dia memberi kesempatan kepada ku untuk menikmati klimaks yang barusan aku dapat.

    Akhirnya badan ku mulai mengendur. Tanganku membelai lembut kapalanya. Bibirku mencari bibirnya untuk dihadiahi ciuman yang sangat lembut dan panjang. “Mas …. Sintia sungguh nikmat …. Mas jago deh … Mas belum keluar ya?” “Jangan pikirkan aku Sin …. yang penting Sintia bisa menikmati kepuasan.” Kemudian dengan lambat dia mulai memompa lagi. no nokku menjadi sangat licin. Selama beberapa saat dia terus memompa lambat2. “Aaaahhhhhh … iya .. iya …. Mas …. Sintia mau lagi .. iya … ahhhh”. Aku kembali memutar pantatku mengiringi irama pompaannya. Aku mulai mendesah2 penuh kenikmatan. Dia mencabut kon tolnya dari no nokku. Dia lalu berbaring telentang di sebelahku. “Kamu diatas Sin.” Aku segera berjongkok diatas selangkangannya. Dia mengarahkan kepala kon tolnya ke no nokku. Aku kemudian duduk diatas tubuhnya dan bertumpu pada kedua lututku. Pantatku mulai bergerak maju mundur. “Ayo Sin … kamu sekarang yang atur .. ohhh iya nikmat Sin.” Aku semakin bersemangat memajumundurkan pantatku.

    Kedua toketku berguncang indah dihadapannya. Secara reflek kedua tangannya meremas toketku. Tangan kuletakkan dibelakang pantatku sehingga tubuhku agak meliuk kebelakang membuat dadaku semakin membusung. “Ohhh Sin … toketmu sexy sekali … terus Sin … ohhhh … lebih keras Sin.” “Aaaaahhhh Mas … Sintia sudah mau sampai lagi … ahhhhh ahhhhhh Mas” “Ayo Sin …. terus Sin … cepat …. ohhhhh iya .. iya Sin … no nokmu enak sekali.” “Mas .. ahhhh … Sintia nggak tahan … puasi Sintia lagi mas .. ahhhh.” Gerakan pantat ku semakin cepat dan semakin cepat. Dia merasa kon tolnya tergesek2 dinding no nokku yang sempit dan licin itu. Dengan sekuat tenaga dia mencoba menahan agar dia tidak ngecret tapi pertahanannya semakin rapuh. “Sin … oooohhhh Sin …. aku nggak tahan … ohhh Sin …. enak ..enak.” “Ahhhh … ayo .. Mas …..

    Sintia juga udah nggak tahan … sekarang mas ..ahhh sekarang.” Tepat pada detik itu bendungannya ambrol tak mampu menahan terjangan pejunya yang menyemprot kuat. “Oooooooohhhhhhh Sin ….. crooots crooots croots” “Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh Mas …. ahhhhhhhhhhh ..” Kami mencapai puncak kenikmatan bersama. kon tolnya terasa hangat dino nokku. Aku masih duduk diatasnya tapi sudah kaku tak bergerak. no nok kuhunjamkan dalam melahap seluruh batang kon tolnya. “Oooohhh Sin …. nikmat sekali .. makasih Sin .. kamu pinter membuat aku puas.” Dia menggapai tubuh ku dan ditarik menelungkup diatas tubuhnya. Toketku yang masih keras menghimpit dadanya. Dia menciumi seluruh wajahku yang ditetesi keringat. “Mas … ahhhhh … Sintia sungguh puas Mas … ” Kemudian kami berbaring sambil berpelukan. Badan kami mulai terasa penat tapi bathin kami sangat puas.

    Hari sudah beranjak malam. “Mas Sintia laper”. “Ya udah, kita mandi dulu, terus baru cari makan malem”. Dikamar mandi, kita saling menyabuni. kon tolnya ngaceng lagi, kukocok2 kon tolnya pelan2. “Mas kon tolnya besar banget sih”. Aku mulai berani bicara vulgar kepadanya, sudah tidak sungkan lagi. Selesai mandi, aku memakai kaos oblong merah dengan celana gombrang khaki.

    Kemudian aku pergi dengannya ke warung didepan komplex untuk cari makan malam. Selesai makan malam, kita kembali kerumah lagi. Aku memutar film biru yang baru dipinjam suamiku. Suamiku memang hobi nonton film begituan. Dengan 2 bantal besar diatas karpet tebal kami berdua duduk berdampingan sambil nonton film. Permainan panas di film itu membuat aku mulai bergerak menempel kebadannya dan kemudian rebah diatas pahanya. Dia mengulum bibirku dengan lembut sambil tangannya mulai bergerak dengan sentuhan halus ke toketku yang tanpa bra itu. Aku menggelinjang saat dia mulai agresif memainkan pentilku.

    “Ayo mas..gesek lagi ya..!” pintaku bernafsu. Aku mencium dan menjilati jari-jarinya. Kemudian dia melepaskan tangannya dari ciumanku dan kembali meremas toketku dari balik kaosku. Dipilinnya pentilku secara bergantian. Aku makin menggeliat karena napsuku sudah memuncak. Tangannya kutarik menjauh dari toketku. Kubawa ke arah perutku. Segera dia mengilik2 puserku sampai aku menggeliat kegelian, “Mas geli”. Tangannya segera menyusup ke bawah dan menemukan karet celana gombrongku. Tangannya berusaha merayap terus ke bawah menyelip kedalam cdku sampai menyentuh jembutku. Jangkauannya kini maksimal, padahal target belum tercapai.

    Aku menaikkan badanku sedikit dan kini jari-jarinya bisa mencapai belahan no nokku. no nokku sudah basah, sehingga jari tengahnya dengan mudah menyusup ke dalam dan menemukan it ilku yang sudah mengeras. Dia lalu memainkan jari tengahnya. Pinggulku mengikuti irama sentuhan jari tengahnya. Aku menggelinjang. “Mas, lepasin pakean Sintia, mas, semuanya”, pintaku. Segera dia mengangkat kaosku keatas, aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah dia membuka kaosku. Kemudian dia menarik celana gombrangku bersama cdku, aku mengangkat pantatku untuk mempermudah dia melepasnya. Setelah aku berbugil ria, segera diapun melepas semua yang menempel dibadannya.

    Kon tol besarnya sudah tegak dengan kerasnya. Dia berbaring dengan 2 bantal susun dipunggungnya. Aku menunduk mengulum kepala kon tolnya. Hanya sebentar karena dia menyuruhku menduduki kon tolnya dengan posisi membelakangi dia. Aku mulai bergerak pelan memaju-mundur pantatku untuk menggesekkan no nokku ke kon tolnya. Tangannya dari belakang mulai beraksi memijit-mijit toketku.

    Aku menjadi sangat liar, menggeliat sambil tak henti-hentinya mendesah kenikmatan. Gerakan dan sentakanku makin cepat dan keras sampai suatu saat kuundurkan pantatku agak kebelakang dan kon tolnya lepas dari jepitan bibir no nokku. kon tolnya yang agak terangkat sudah berhadapan dengan bibir no nokku yang basah itu dan….bleeessss..kepala dan separuh kon tolnya yang tegang keras itu amblas kedalam no nokku. “Maas”, seruku. “Kenapa Sin, sakit”, tanyanya.

    Aku hanya menggelengkan kepala, bukannya sakit tapi nikmat banget. Sesek rasanya no nokku kemasukan kon tolnya yang besar banget itu. no nokku berdenyut mencengkeram kon tolnya, giliran dia yang mendesis, “Sin, nikmat banget no nokmu, bisa ngemut kon tolku”. Dia membalikkan badanku dan sehingga aku terlentang diatas karpet. Dia menundukkan mukanya dan mengulum bibirku sambil menggeser badannya keatas.

    Dengan pelan ditusukkannya kon tolnya keno nokku. Diteruskannya dorongannya dan kepala kon tolnya mulai memaksa menerobos masuk keliang no nokku. “Ouuhh..” kembali aku melenguh. Dikocoknya kon tolnya pelan sehingga kian dalam memasuki no nokku. Pelan tapi pasti dan akhirnya kurasakan seluruh no nokku penuh terisi kon tolnya. no nokku yang sudah basah itu masih terasa sempit buatnya, “Sin, sudah basah gini masih sempit aja no nokmu, nikmat banget deh, mana terasa banget empotannya. Terus diempot ya Sin”.

    Dihunjamkannya lagi kon tolnya, walau terasa sangat sesak tapi nikmat, “Ooohhh…” aku mulai menggeliat, kaki kuangkat, melingkar kepahanya sementara kepalaku terangkat, mendongak kebelakang dengan mataku membelalak. Tangannya bereaksi cepat, toketku diremas pelan sembari pentilnya dipijit, membuat aku makin menggila, berdesah panjang kenikmatan, “uhhh, peluk Sintia mas”. Dirapatkannya badannya kebadanku dan aku merangkul ketat punggungnya. Goyangan pantatnya turun naik makin cepat sehingga bersuara “plook..ploook” karena begitu banyak cairan yang mengalir dari no nokku.

    Dia kemudian mengganti posisi. Aku disuruh nungging pada sandaran sofa dengan posisi pantat sedikit terangkat, kaki mengangkang. Digesekkannya kepala kon tolnya ke bibir no noknya beberapa saat, baru dihunjamkannya pelan. Doggy Style ! “Maas”, erangku ketika kepala kon tolnya mulai menekan dan menerobos masuk ke liang no nokku. Baru setengah kon tolnya masuk, “Aaauuhhh….” mataku terbelalak saking nikmatnya.

    Kemudian dia mulai mengocok kon tolnya keluar masuk no nokku. Aku kembali mengelinjang, menahan enjotan pantatnya. Terasa kon tolnya makin keras dan kepalanya makin membesar karena gesekan di dinding no nokku. “Ooohhh..oooohhhh” gumamku, karena dia mempercepat enjotannya. Tiba-tiba dia menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga hanya sebagian kon tolnya yang masih terbenam lalu disentakkannya cepat dengan gerakan pendek, kemudian ditekannya rapat kepantatku hingga semua kon tolnya tertanam dalam no nokku, lalu dibuatnya gerakan memutar.

    Otomatis kepala kon tolnya berputar bak bor mengesek ketat dinding no nokku. “Uuaahhh….terus mas…enaaakkk!” desahku. Tidak puas hanya menikmati putaran “bor” nya, aku ikut mengenjot keras pantatku ke belakang dan… “uuhhh..uuuhhh” kami berdua sama-sama mengerang nikmat. Selang lebih dari 20 menit kami berpacu dengan posisi demikian, aku makin keblingsatan dengan erangan-erangan tak keruan. Dia tahu kalau aku sudah akan nyampe.

    Aku ditelantangkan diatas sofa dengan kaki kiri menjuntai lantai dan kaki kanan bergantung pada sandaran sofa. Paha ku terbuka lebar dan bibir no nok ku sedikit membuka setelah disodok kon tolnya sejak tadi. Kini dia mulai membungkuk diatas badanku dan dengan tangan kiri menopang badannya, tangan kanannya menuntun kon tolnya kearah bibir no nokku.

    “Ayo..masukin mas..!” pintaku. Kepala kon tolnya mulai menghunjam. “Aaahhhh..!” erangku saat seluruh kon tolnya disodok masuk dan mulai dikocok turun naik langsung dengan frekuensi tinggi dan cepat. “Ah..ah..ah..ah.” aku tiada hentinya melenguh, badanku menggeliat dengan kepala sebentar naik sebentar turun menahan geli dan nikmat yang amat sangat.

    Dia terus mengocok dengan kecepatan tinggi dan menggila. Kenikmatanku sudah memuncak. “Auuuh..m..m..” tanganku melingkar ketat dipunggungnya dengan paha dan kakiku ikut membelitnya. “Tahan dikit Sin..!” bisiknya dikupingku sambil mempercepat sodokannya. “Aaaahhhhhhh..!” aku menjerit panjang, kukuku serasa menembus kulit punggungnya, mengiringi puncak kenikmatanku. Berbarengan dengan lenguhan panjang, dia menyodok keras kon tolnya ke no nokku diimbangi dengan goyangan kencang pantatku yang berusaha mengapung keatas, .

    Otot-otot bibir no nokku serasa berdenyut-denyut seperti meremas-remas kon tolnya. Crreeeettt…pejunya ngecret didalem no nokku, hangat, membuat aku merem melek sejenak. Kami berdua sama-sama nyampe. “Oh Sin, puas sekali ngen tot denganmu..!” desahnya. Kami masih berpelukan sebentar dengan kon tolnya masih terbenam di no nokku, berciuman

  • Ngentot Di Ruang Meeting Dengan Rekan Bisnis

    Ngentot Di Ruang Meeting Dengan Rekan Bisnis


    1518 views

  • Foto Bugil Meguru Ishii Gadis Seksi Jepang

    Foto Bugil Meguru Ishii Gadis Seksi Jepang


    2089 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Foto Ngentot Jepang, Hazuki Okita Hot!!!!

    Foto Ngentot Jepang, Hazuki Okita Hot!!!!


    1851 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.