Author: Bokep Mobile

  • Foto Bugil Hanita Membuat Pria Memikat Padanya

    Foto Bugil Hanita Membuat Pria Memikat Padanya


    1957 views

    Foto Bugil Terbaru – Gambar Ngentot Cewek Agresif, Hot dan Coliable Banget, Gambar sex bergerak seperti ini tentunya akan sangat nikmat jika dipakai untuk coli. Sekarang kamu tak perlu lagi susah-susah mencari gambar ngentot yang pas untuk coli. Sebab dengan galeri ini saja sudah cukup untuk memenuhi keinginan mesummu.

  • Foto Ngentot Mila Jade Menjilati Sosis Pedas Manis Ini

    Foto Ngentot Mila Jade Menjilati Sosis Pedas Manis Ini


    2000 views

    Foto Ngentot Terbaru – galeri ini sudah lulus seleksi berbulan-bulan dan dikumpulkan dari berbagai media sharing. Maka dapat dijamin bahwa kamu bakal sangat sange ketika melihat foto-foto memek merah muda yang ada di DuniaBola99.org Karena kami sadar bahwa sudah semakin banyak hot blog yang hanya membagikan foto memek merah yang kurang bermutu. Makanya kami selalu berusaha sebaik mungkin agar kamu bisa puas dengan apa yang dimuat disini.

  • Cerita Seks Nikmatnya ML Sama Istri Teman Sekantor Yang Montok

    Cerita Seks Nikmatnya ML Sama Istri Teman Sekantor Yang Montok


    2350 views

    Cerita Seks Terbaru – Hari itu salah seseorang direktur perusahaan, Pak Freddy, tengah membuat resepsi pernikahan anaknya di satu hotel bintang lima di lokasi Senayan. Sudah pasti akupun diundang, serta malam itu akupun meluncur menuju tempat resepsi diselenggarakan.

    Narasi Seks 2018 Saya pergi dengan Jason, rekanku saat kuliah di Amerika dulu. Sesampainya di hotel terlihat beberapa undangan beberapa besar membawa pasangannya semasing. Iri juga lihat mereka ditemani oleh istri serta anak mereka, sedang saya, karna masih tetap bujangan, ditemani oleh si bule ini.
    “Selamat malam Pak.. ” sapa seorang agak mengagetkanku.

    Saya melihat, nyatanya Lia sekretarisku yang menyapaku. Dia datang dengan tunangannya. Terlihat sexy serta cantik sekali dia malam itu, selain juga anggun. Berlainan sekali bila dibanding waktu saya tengah nikmati badannya,.. Liar serta nakal. Dengan gaun malam yang berdada rendah, belahan buah dadanya yang besar terlihat menggoda.

    “Malam Lia” balasku. Mata Jason tidak henti-hentinya memandang Lia, dengan pandangan mengagumi akan. Lia cuma tersenyum manis saja diliat dengan penuh nafsu sesuai sama itu. Terlihat dia melindungi kelakuannya, karna tunangannya ada di sebelahnya.
    Kamipun lantas berbincang-bincang seadanya. Lantas akupun permisi akan menegur beberapa undangan beda yang datang, terlebih beberapa clientku.

    “Malam Pak Robert.. ” seseorang wanita cantik mendadak menyapaku. Dia yaitu Santi, istri dari Pak Arief, manajer keuangan di kantorku. Mereka baru menikah sekitaran tiga bln. yang kemarin.
    “Oh Santi.. Malam” kataku
    “Pak Arief di mana? ”
    “Sedang ke restroom.. Sendirian saja Pak? ” tanyanya.
    “Sama rekan” jawabku sembari memandangi dia yang malam itu terlihat cantik dengan gaun malamnya dengan anggun. Belahan gaunnya yang tinggi menunjukkan pahanya yang putih mengundang selera. Dadanya meskipun tidak sebesar Lia, terlihat membusung menantang.
    “Makanya, mencari istri dong Pak.. Agar ada yang nemenin” tuturnya sembari tersenyum manis.
    “Belum ada yang ingin nih”

    “Ahh.. Ayah mungkin.. Tentu sangat banyak cewek yang ingin sama ayah.. Bila belum juga married saya juga ingin lho.. ” jawabnya menggoda.
    Memanglah Santi ini rasa-rasanya miliki perasaan spesifik padaku. Terlihat dari langkah bicaranya serta langkah dia memandangku.

    “Oh.. Bila saya sich ingin lho sama anda meskipun anda telah married” kataku sembari memandang berwajah yang cantik.
    “Ah.. Pak Robert.. Dapat saja.. ” jawabnya sembari tersipu malu.
    “Bener lho ingin saya buktiin? ” godaku
    “Janganlah Pak.. Kelak bila ketahuan suamiku dapat gawat” jawabnya perlahan-lahan sembari tersenyum.
    “Kalau tidak ketahuan bagaimana.. Tidak apa khan? ” rayuku sekali lagi.
    Santi terlihat tersipu malu. Wah.. Saya memperoleh angin nih.. Memanglah saya mulai sejak berteman dengan Santi sebagian bln. waktu lalu telah memikirkan enaknya menyetubuhi wanita ini. Dengan kulit putih, ciri khas orang Bandung, rambut sedikit ikal sebahu, bibir tidak tebal, serta masih tetap muda sekali lagi. Dia baru berusia 24 tahunan.

    “Gimana nih sesudah kawin.. Enak tidak? Tentu masih tetap hot y.
    “Godaku sekali lagi.
    “Biasa saja kok Pak.. Terkadang enak.. Terkadang tidak.. Bergantung moodnya” jawabnya lirih.
    Dari jawabannya saya miliki sangkaan kalau Pak Arief ini tidak demikian memuaskannya diatas tempat tidur. Mungkin saja karna umur Pak Arief yang telah berusia dibanding dengan dianya yang masih tetap penuh gejolak keinginan seksual wanita muda. Tentu tidak sering sekali dia alami orgasme. Uh.. Kasihan sekali fikirku.

    Tidak lama Pak Ariefpun datang dari terlalu jauh.
    “Wah.. Pak Arief.. Miliki istri cantik begini kok ditinggal sendiri” kataku menggoda.
    Santi terlihat suka saya puji sesuai sama itu. Terlihat dari tatapan matanya yang haus juga akan kehangatan lelaki tulen seperti saya ini.
    “Iya Pak.. Habis dari belakang nih” jawabnya. Tatapan matanya terlihat berprasangka buruk lihat saya tengah mengobrol dengan istrinya yang jelita itu. Mungkin saja dia telah dengar berita juga akan ke-playboyanku di kantor.
    “Ok saya tinggal dahulu ya Pak Arief.. Santi” kataku sekali lagi sembari ngeloyor pergi menuju tempat sajian.
    Akupun ambil sajian serta memakannya nikmat. Maklum perutku telah keroncongan, sangat banyak basa-basi dengan beberapa tamu undangan barusan. Kulihat si Jason masih tetap bercakap dengan Lia serta tunangannya.

    Saat saya mencari Santi dengan pandanganku, dia juga tengah mengambil pandang padaku sembari tersenyum. Pak Arief terlihat tengah mengobrol dengan tamu yang beda. Memanglah payah juga ayah yang satu ini, tidak dapat membahagiakan istrinya.
    Santi lalu jalan ambil sajian, serta akupun pura-pura menaikkan sajianku.

    “San.. Kita terusin ngobrolnya diluar yuk” ajakku berbisik padanya
    “Nanti saya di cari suami saya bagaimana Pak.. ”
    “Bilang saja anda sakit perut.. Butuh ke toilet. Saya tunggulah diluar ya”.
    “Kataku sembari menahan nafsu lihat lehernya yang putih tahap, serta lengannya yang berbulu halus
    Tidak lama Santipun keluar ruang resepsi menyusulku. Kamipun pergi ke lantai diatas, serta menuju toilet.

    Saya merencanakan untuk bermesraan dengan dia disana. Kebetulan saya tahu suasananya tentu sepi. Sebelumnya hingga di toilet, ada satu ruang kosong, satu meeting room, yang terbuka. Wah kebetulan nih, fikirku. Kutarik Santi kedalam serta kututup pintunya.

    Tanpa ada basa-basi sekali lagi, saya cium bibirnya yang indah itu. Santipun membalas bergairah. Tangankupun bergerak merambahi buah dadanya, sedang tanganku yang satu mencari kaitan retsleting di belakang badannya. Kulepas gaunnya beberapa hingga terlihat buah dadanya yang ranum cuma tertutup BH mungil berwarna krem. Kuciumi leher Santi yang tahap itu, serta kusibakkan cup BHnya kebawah hingga buah dadanya mencuat keluar. Segera kujilati dengan rakus buah dada itu, saya hisap serta saya permainkan putingnya yang telah mengeras dengan lidahku.

    “Oh.. Pak Robertt.. ” desah Santi sembari menggeliat.
    “Enak San.. ”
    “Enak Pak.. Selalu Pak.. ” desahnya lirih.

    Tangankupun meraba pahanya yang mulus, serta hingga pada celana dalamnya. Terlihat Santi telah demikian bergairah hingga celananya telah lembab oleh cairan kewanitaannya.
    Santipun lalu tidak sabar serta buka kancing baju batikku. Di cium serta dijilatinya putingku.. Lantas selalu ke bawah ke perutku. Lalu dia berlutut serta dibukanya retsleting celanaku, serta tangannya yang lentik berbulu halus itu merogoh kedalam keluarkan kemaluanku dari celana dalamnya. Memanglah kami berniat tidak ingin telanjang bulat karna keadaan yg tidak sangat mungkin.

    “Ohh.. Besar sekali Pak Robert.. Santi sukai.. ” tuturnya sembari kagum pada kemaluanku dari dekat.
    “Memang miliki suamimu seberapa? ” tanyaku tersenyum menggoda.
    “Mungkin hanya separuhnya Pak Robert.. Oh.. Santi sukai.. ” tuturnya tidak meneruskan sekali lagi jawabannya karna mulutnya yang mungil itu telah mengulum kemaluanku.
    “Enak Pak? ” tanyanya sembari melirik nakal kepadaku. Tangannya repot meremas-remas buah zakarku sesaat lidahnya menjilati batang kemaluanku.
    “Enak sayang.. Mari isap lagi” jawabku menahan rasa nikmat yang menyebar hebat.

    Dikulumnya sekali lagi kemaluanku, sesaat ke-2 tangannya meremas-remas pantatku. Begitu sexy sekali lihat panorama itu. Seseorang wanita cantik yang telah bertemumi, bertubuh padat, tengah berlutut didepanku dengan pipi yang menggelembung mengisap kemaluanku. Terutama saat kemaluanku keluar dari mulutnya, tanpa ada memakai tangannya serta cuma menggerakkan kepalanya ikuti gerak kemaluanku, Santi mengulumnya kembali.

    “Hm.. Kontol ayah enak banget.. Santi sukai kontol yang besar begini” desahnya.
    Mendadak terdengar bunyi handphone. Santipun hentikan isapannya.
    “Iya Mas.. Ada apa? ” jawabnya.
    “Lho Mas telah pikun ya.. Khan Santi barusan usah katakan.. Santi ingin ke toilet.. Sakit perut.. Bagaimana sih” Santi bicara pada suaminya yang tidak sabar menanti. Sesaat tangan Santi yang satu tetaplah meraba serta mengocok kemaluan atasan suaminya ini.

    “Iya Mas.. Mungkin saja salah makan nih.. Sebentar sekali lagi Mas.. Sabar ya.. ”
    Lalu terlihat suaminya bicara agak panjang di telpon, hingga saat itu dipakai Santi untuk kembali mengulum kemaluanku sesaat tangannya masih tetap memegang handphonenya.
    “Iya Mas.. Santi juga cinta sama Mas.. ” tuturnya sembari tutup telponnya.
    “Suamiku telah nunggu. Tapi biarin saja deh dia nunggu agak lama, soalnya Santi pengin senang dulu”. Sembari tersenyum nakal Santi kembali menjilati kemaluanku.
    Saya telah menginginkan nikmati kehangatan badan wanita istri bawahanku ini. Kutarik tangannya supaya berdiri, serta akupun tiduran diatas meja meeting di ruang itu.
    Tanpa ada butuh dikomando sekali lagi Santi menaiki badanku serta mengungkap gaun serta celana dalamnya hingga vaginanya pas ada diatas kemaluanku yang telah menjulang menahan gairah.
    Santi lalu turunkan badannya hingga kemaluankupun menerobos liang vaginanya yang masih tetap sempit itu.
    “Oh.. My god.. ” jeritnya tertahan.

    Kupegang pinggangnya serta lalu saya naik-turunkan hingga kemaluanku maju mundur menelusuri liang nikmat istri cantik Pak Arief ini. Lalu tanganku bergerak meremas buah dadanya yang bergoyang waktu Santi bergerak naik turun diatas badanku. Kadang-kadang kutarik tubuhnya hingga buah dadanya bergerak ke depan wajahku untuk lalu saya hisap dengan gemas.
    “Ohh Pak Robertt.. Ayah memanglah jantan.. ” desahnya
    “Ayo Pak.. Puaskan Santi Pak.. ” Santi berkata sembari menggoyang-goyangkan tubuhnya maju mundur diatas kemaluanku. Kemudian dia kembali menggerakkan tubuhnya naik turun menguber kenikmatan bercinta yang tidak diperoleh dari suaminya.

    Sesudah sebagian menit saya turunkan badannya serta saya suruh dia menungging sembari berpegangan pada tepian meja. Saya sibakkan gaunnya, serta terlihat pantatnya yang putih menggairahkan cuma tertutup oleh celana dalam yang telah tersibak kesamping. Kuarahkan kemaluanku ke vaginanya, serta segera kugenjot dia, sembari tanganku meremas-remas rambutnya yang ikal itu.

    “Kamu sukai San? ” kataku sembari menarik rambutnya ke belakang.
    “Suka Pak.. Robert.. Sukai.. ”
    “Suamimu memanglah tidak dapat ya”
    “Dia lemah Pak.. Oh.. God.. Enak Pak.. Ohh”
    “Ayo katakan.. Anda lebih sukai ngentotin suamimu atau aku” tanyaku sembari mencium berwajah yang mendongak ke belakang karna rambutnya saya tarik.

    Santi lebih sukai dientotin Pak Robert.. Pak Robert jantan.. Suamiku lemah.. Ohh.. God.. ” jawabnya.
    “Kamu sukai kontol besar ya? ” tanyaku lagi
    “Iya Pak.. Oh.. Selalu Pak.. Miliki suamiku kecil Pak.. Oh yeah.. Pak Robert besar.. Ohh yeah oh.. God. Suamiku buruk.. Pak Robert ganteng. Oh god. Enakhh.. ” Santi mulai meracau kesenangan.
    “Oh.. Pak.. Santi nyaris hingga Pak.. Mari Pak puaskan Santi Pak.. ” jeritnya.
    “Tentu sayang.. Saya bukanlah suamimu yang lemah itu.. ” jawabku sembari selalu mengenjot dia dari belakang. Tangankupun repot meremas-remas buah dadanya yang bergoyang menggemaskan.
    “Ahh.. Santi hingga Pak.. ” Santi melenguh saat gelombang orgasme menerpanya.

    Akupun nyaris hingga. Kemaluanku telah berdenyut-denyut menginginkan keluarkan laharnya. Kutarik badan Santi sampai dia kembali berlutut di depanku. Kukocok-kocok kemaluanku serta tidak lama tersemburlah spermaku ke berwajah yang cantik. Kuoles-oleskan sisa-sisa cairan dari kemaluanku ke semua berwajah. Lalu Santipun mengulum serta menjilati kemaluanku sampai bersih.
    “Terimakasih Pak Robert.. Santi senang sekali” tuturnya waktu dia bersihkan berwajah dengan tisu.
    “Sama-sama Santi. Saya cuma punya niat menolong kok” jawabku sembari bergegas membenarkan bajuku kembali.

    “Ngomong-ngomong, anda pandai sekali blowjob ya? Seringkali latihan? ” tanyaku.
    “Santi seringkali saksikan di VCD saja Pak. Bila sama suami sich tidak sering Santi ingin demikian. Habis tidak nafsu sich lihatnya”
    Wah.. Kasihan juga Pak Arief, fikirku geli. Jadi saya yang bisa nikmati nikmatnya dioral oleh istrinya yang cantik jelita itu.

    “Kapan kita dapat lakukan sekali lagi Pak” kata Santi mengharap saat kami keluar ruang meeting itu.
    “Gimana bila minggu depan saya suruh suamimu ke luar kota jadi kita dapat bebas dengan? ”
    “Hihihi.. Inspirasi bagus tuch Pak.. Janji ya” Santi terlihat senang mendengarnya.

    Kamipun kembali pada ruang resepsi. Santi saya suruh turun terlebih dulu, baru saya menyusul sebagian menit lalu. Sesampai di ruangan resepsi terlihat Jason tengah mencari saya.

    “Hey man.. Where have you been? I’ve been looking for you”
    “Sorry man.., I had to go to the restroom. I had stomachache” jawabku.
    Tidak lama Santi datang dengan Pak Arief suaminya.

    “Pak Robert, kami ingin pamit dulu.. Ini Santi tidak enak tubuh.. Sakit perut katanya”
    “Oh ya Pak Arief, silahkan saja. Istri ayah cantik mesti betul-betul dirawat lho.. ”

    Santi terlihat tersenyum mendengar perkataanku itu, sesaat muka Pak Arief tunjukkan rasa berprasangka buruk. He.. He.. Kasihan, fikirku. Mungkin saja dia juga akan syok berat apabila tahu saya barusan menyetubuhi istrinya yang cantik itu.

    Tidak lama saya serta Jason juga pulang. Sebelumnya pulang saya berpapasan dengan Lia, sekretarisku. Saya suruh dia untuk mendaftarkan Pak Arief untuk training di Singapore. Memanglah beberapa waktu terakhir saya memperoleh tawaran training ke Singapore dari satu diantara perusahaan. Tambah baik Pak Arief saja yang pergi, fikirku. Toh memanglah dia yang kerjakan pekerjaan itu di kantor, sedang saya cuma juga akan membantu istrinya yang cantik mengarungi lautan birahi sepanjang dia pergi kelak.

    Tidak sabar saya menunggu minggu depan datang. Kelak juga akan saya katakan sekali lagi pengalamanku dengan Santi apabila waktunya tiba. Dengan tidak ada batas saat karna tergesa-gesa, pasti saya semakin lebih dapat nikmati dianya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Video Bokep Memek Ayuka Hiraku Dijilat Sampai Mengigil

    Video Bokep Memek Ayuka Hiraku Dijilat Sampai Mengigil


    1813 views

  • Foto Bugil Gadis Korea Pamer Toket

    Foto Bugil Gadis Korea Pamer Toket


    2194 views

    Foto Bugil Terbaru – konon katanya, banyak cowok yang gemes banget dengan meki dengan bentuk tembem seperti itu. Beruntunglah para cewek montok yang memilikinya karena dijamin pria anda akan selalu ketagihan bersenggama denganmu setiap malam. Jika anda adalah kaum adam yang belum berpasangan dan kontol konakmu sudah gatal tak tahan pengen ngentot. Maka jangan kecewa dulu, karena kamu bisa menggunakan objek dalam foto meki tembem dan montok ini sebagai objek onanimu sebentar malam.

    Nah, untuk menghemat waktu, karena saya sudah bosan menulis panjang lebar. Mari kita simak bersama-sama koleksi foto meki tembem cewek montok yang sudah sangat siap untuk dimasukin kontol konak melikmu dibawah ini:

  • Foto Ngentot Sungguh Enak Gesekan Hachiro

    Foto Ngentot Sungguh Enak Gesekan Hachiro


    1875 views

    Foto Ngentot Terbaru – Koleksi Foto Ekspresi Horny Cewek Ketika Menikmati Dientotin, Banyak dari cewek-cewek yang diam tanpa ekspresi saja ketika dientot. Cewek lokal biasanya memang pandai menyembunyikan perasaan dan ekspresi mereka walau sudah sangat horny sekalipun. Beda halnya dengan cewek-cewek barat yang sudah sangat sange dan horny ini. Mereka cenderung menunujukan ekspresi yang sangat hot ketika menikmati setiap sodokan kontol pasangannya.

  • Cerita Seks Nafsu Birahi Citra Dan Suami Yang Lugu

    Cerita Seks Nafsu Birahi Citra Dan Suami Yang Lugu


    3017 views

    Cerita Seks Terbaru – Mas… aku berangkat kantor dulu ya….” Pamit Citra sambil mencium tangan suaminya yang hendak melakukan mandi pagi, “Sarapannya udah aku siapin di meja makan ya Mas… Nanti setelah kamu selesai mandi, langsung aja dimakan…. Nggak enak kalo udah dingin….”

    “Nggg….Kenapa Mas…?” Tanya Citra. Sembari berpelukan, Marwan tak henti-hentinya menatap tajam kearah Citra, matanya seolah menyelidik setiap jengkal tubuhnya yang semakin hari semakin membulat.

    “Hmmm….Kok sepertinya ada yang beda di kamu ya Dek….?” Tanya Marwan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, “Tapi…. Apa ya…?”

    Sekali lagi, Marwan menatap tubuh hamil istrinya. Dari ujung rambut hingga ujung kaki.

    Dalam balutan dress mini berwarna hijau tosca dengan motif batik, Citra pagi itu terlihat begitu menawan. Rambutnya yang panjang digelung keatas, menampakkan leher putihnya yang jenjang, membuat istri Marwan pagi itu terlihat begitu segar. Terlebih, model dress Citra adalah dress tanpa tali yang berbentuk kemben, membuat pundak istri Marwan yang putih bersih, sedikit terlihat begitu menggoda. Mengkilap terkena terpaan sinar matahari yang masuk menembus jendela kamar.

    Namun, semua itu seolah tak begitu diperhatikan oleh Marwan ketika mata jelinya berhenti di aset terindah di tubuh Citra. Kedua bongkahan payudara putih dengan tonjolan daging yang tampak begitu menantang.

    ASTAGA…. ” Pekik Marwan, “Dek…? Kamu beneran pakai baju seperti ini….?” Tanya Marwan sambil meraba gumpalan daging di dada istrinya, ” Kamu mau berangkat ke kantor ga pake beha gini Dek….?” Tambahnya lagi sambil meremas-remas payudara istrinya.
    “I…Iya Mas…. Khan kamu tahu sendiri…. Beha aku pada abis Mas…. ” Jelas Citra, “Semua beha aku udah mulai kekecilan…. Trus… Dada aku sesek Mas kalo aku paksain pake beha… Kadang malah sampe kliyengan Mas kepala aku… ”
    “Lalu karena itu kamu mutusin pergi kekantor nggak pake beha…?” Tanya Marwan keheranan.
    “Ya habis mau gimana lagi donk Mas…? Daripada aku pingsan karena sesak nafas… Mending aku gausah pake beha aja……”
    “Kamu yakin Dek…?”
    “Yaelah Mas… Aku khan dari dulu juga sering berangkat ke kantor kaya gini….?”
    “ASTAGA…. Serius….?”
    “Emangnya kenapa sih….? ” Tanya Citra dengan nada yang mulai sewot, “Lagian khan ini dress pake kain lipit-lipit Maassss…… Jadinya pake atau nggak pake beha nggak bakalan keliatan dari luar Mas…”

    “Ta… Tapi khan… Tetekmu udah semakin besar Deeek.. Lihat tuh… Kaya mau loncat keluar dari dress kamu….” Protes Marwan sambil membetulkan letak payudara Citra dibalik dress hijau mininya,” Tetekmu sekarang keliatan kaya nggak ketampung gitu…”.
    “Ya trus…? Mau gimana lagi Mas…? Beha aku udah pada kekecilan semua…” Jelas Citra lagi, “Mas mau aku nggak bisa nafas trus kesakitan gara-gara aku pake beha yang kecil seperti itu..?”

    Tak mampu memberi jawaban, Marwan hanya bisa melihat pasrah kearah wajah sewot istrinya. Hatinya mendadak berdebar kencang ketika membayangkan istrinya berada ditengah keramaian tanpa mengenakan bra dibalik pakaian kerjanya.

    “Tapi… Tapi…Kalau celana dalam….? Kamu pakai khan Dek…?” Tanya Marwan lagi sembari buru-buru menyelipkan kedua tangannya kebelakang pantat Citra, mencoba meraba lipatan celana pada pantat istrinya.

    “Ya pakailah Mas…. Nih… ” Jawab Citra sambil menaikkan roknya, memamerkan celana g-string kecilnya yang hanya menutupi sebagian pintu kewanitaannya.
    “Busyet deeeeek…. Celana kamu kecil amat….
    “Kenapa…? Kamu nggak suka lagi ngelihat aku pake celana seperti ini….?”
    “Hehehe… Nggak…. bukan gitu Dek… Mas baru sadar aja kalo hari ini kamu seksi banget….” Ujar Marwan cengengesan lalu memeluk tubuh Citra dari belakang. ” Aku jadi horny Dek….” Tambahnya sambil terus meremasi payudara besar Citra sembari mengusapi perut buntingnya yang mulai membesar.

    “Ihhh…..Mas ah.. khan geli…. ” Ucap Citra menepisi tangan jahil suaminya.
    “Kamu seksi banget Dek…. Cantik…. Dan menggoda…” Ujar Marwan sambil mengecupi tengkuk Citra.
    “Sssh… udah ah Mas.. Geli….” Desah Citra lirih.

    Secepat kilat Marwan lalu melepas handuk kucelnya, dan menyampirkan ke sandaran kursi makan. Ia tak jadi mandi pagi. Karena kemudian, dengan sigap ia meminta istrinya untuk segera nungging.
    “Ssshh…. Kita olahraga pagi bentaran yuk Dek… Mas udah nggak tahan nih… ” Ucap Marwan.
    “Nggak tahan ngapain Mas…?” Tanya Citra, “Mau ngontolin memek aku…?”
    “Hmmm… Ngontolin….?” Heran Marwan.
    “Iya… Jatah pagi…. Mas pengen minta jatah khan….? Hihihi…..”

    “Hmmm… Kata-katamu nakal sekali Dek…. Hehehe….”
    “Hihihi…. Sekali-sekali boleh dong Mas…?” Goda Citra sembari menggoyang pinggulnya, “Yaudah sini… tusukin kontolmu Mas…. Memek aku juga udah gatel…Udah nggak tahan…”
    “Hehehe….Kayaknya… Mas baru ninggalin kamu keluar kota baru sebentar deh… Tapi kok kamu udah mulai nakal gini ya Dek… ? Kalimatmu saru….” Ucap Marwan sembari menyelipkan tangannya ke vagina Citra.
    “Aaaahh… Maaasss…. Masa sih Mas….? Ssshhh… Biasa aja kok… Aaaahhh…..”Jawab Citra kegelian.
    “Kamu beneran nakal Dek…. Ke kantor ga pake beha… Lalu pakai celana sexy… ” Jawab Marwan sambil menarik tangannya lalu meludah. Membasahi tangannya lalu kembali mengusapnya ke vagina Citra yang masih kering. “Kamu sebenernya mau kerja atau mau melacur Dek….??”

    “Mas….?” Kaget Citra, “Kok Pelacur sih….?
    “Hehehe.. Habisan kamu nakal sih Dek….”
    “Emang Mas pengen aku jadi pelacur….?” Goda Citra.
    “Hehehe…. Emang kamu sendiri gimana….? Mau….?” Balas Marwan.
    :Hihihi….Eenggaklah Maasss… Aku begini khan gara-gara beha aku sudah pada sempit semua…..”
    “Ssshhhh… Diam…. Istri binal… Kamu harus mendapat hukumannya karena telah berbuat nakal…” Jawab Marwan sembari menampar pantat Citra keras.

    PLAAAAAKKK…

    “Awww Mas…. Sakit….” Jerit Citra tertahan.
    “Hehehe…. Jeritannya aja bikin konak… Sumpah… Pagi ini aku bener-bener nafsu ama kamu Dek….”

    Dengan sekali sentak, Marwan menurunkan atasan dress Citra dan membuat payudaranya yang besar meloncat keluar. Bergoyang dan menggantung indah.
    “Ini dia…. Tetek favoritku…. Empuk dan besaaaarrr…..” Kata Marwan sembari terus meremasi payudara besar milik istrinya.
    “Sssshhh… Maaaas…. Geliiii…..” Desah Citra yang kemudian menggapai-gapai penis suaminya yang sudah sedari tadi terselip di belahan pantatnya.
    “Putingmu keras banget Dek…Kamu udah sange banget ya…? Hehehe….”
    “Ssshh…. Eeehhmmm……Iya Mas….” Desah Citra, “Kita pindah kekamar yuk Mas….Jangan disini
    “Laaah… Emang napa Dek…?”
    “Eenngak kenapa-napahh…. Ssshh…. Malu aja Mas… Kalo ntar si Muklis masuk trus ngelihat kita gimana…? Oooohhhmmm…..”

    “Ssssh…. Muklis masih sibuk nyuci motor didepan Dek…. Dia nggak bakalan masuk…” Jelas Marwan sambil mulai menggelitik vagina Citra yang mulai becek.
    “Tapi khan…. Ssshh…. Kalo dia ngelihat kita trus kepingin gimana Mas….?”
    “Hehehe… Nggak apa-apalah Dek… Kamu layanin aja sekalian… Anggep aja kamu sedang ngasih pelajaran orang dewasa buat buat dia… Hehehe…”
    “Ihhhss… Kamu kok sekarang mesum gitu sih Mas….? Sssshhh…..”
    “Hehehe… Mesum membawa nikmat ya Deek….? Hahaha…. ” Celetuk Marwan sambil tertawa geli.

    “Ssshh…. Yaudah kalo gitu…. Aku sih nurut aja maass…. Ooohh… ” Kata Citra yang akhirnya menuruti permintaan aneh suaminya, “Ayo Mas… Buruan sodok memek aku….Aku udah nggak tahan…….?”
    “Hehehe…. Oke…. Ayo nungging yang tinggi Dek… Mas pengen nengokin dede yang ada di rahimmu… ” Pinta Marwan sembari mendorong tubuh Citra maju.

    “Mau nengokin dede pake gaya doggy ya Mas…? Hihihi….” Goda Citra sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. Lalu dengan kedua tangan bersandar pada meja makan, Citra pun membungkukkan badannya kedepan, menuruti permintaan suaminya. Tak basa-basi, Marwan buru-buru menaikkan ujung bawah dress mini Citra hingga setinggi punggung dan menyampirkan lubang celana dalam Citra kesamping.

    “Tubuhmu makin menggiurkan Dek…” Puji Marwan, “Pahamu putih mulus… Dan Pantatmu… Makin semooooggggh… Sluurrrpppp… ” Puji Marwan sambil menjilati vagina dan lubang anus Citra dari belakang.
    “Hoooohhhss… Maaasss…. Geli bangeeeettt… Sssshhh…..”
    “Sluuurrrppp…. Banjir banget Dek memekmu…. Kamu bener-bener gampang sange ya sekarang…?”
    “Hihihi… Udah ah… Yuk buruan sodok memek aku Maaass….SODOKIN KONTOLMUUU…”
    “Hahaha…Dasar istri Binal…. Nih… RASAIN SODOKAN KONTOLKU…..” Dengus Marwan sembari menyelipkan batang penisnya yang sudah menegang sempurna pada vagina tanpa bulu milik istrinya.

    SLEEEPP

    “Sssshhhh…. Kontolmu Maaasss….” Lenguh Citra keenanakan sembari meremas pinggiran meja makan, “Bikin geli-geli enaaakkk….”
    “Suka Deekk….?
    “Ho’oh Mas… Kencengin Mas nyodoknya…. Shhh…”

    Dan, tak lama kemudian, suara tepukan pantat Citra dan paha Marwan mulai terdengar nyaring. Membahana keseluruh penjuru dapur.

    PLAK PLAK PLAK…

    Pagi itu, Marwan dan Citra bercinta dengan penuh gelora. Dan herannya, pagi itu Citra merasa jika suaminya terasa begitu perkasa. Mampu membawa gejolak birahinya bermain lebih lama. Jauh lebih kuat dari sebelum-sebelumnya. Citra merasa jika penis mungil milik suaminya itu mampu memberikan kenikmatan yang sudah lama tak Citra rasakan lagi.

    PLAK PLAK PLAK…
    Tak henti-hentinya, Marwan menggenjot vagina Citra dengan cepat. Bahkan lebih cepat dari biasanya.

    “Sumpah… Memek hamilmu terasa legit banget Deeek…..Empuk… Panaaass… Dan menggigit….” Puji Marwan lagi, “Mirip kaya memekmu ketika perawan dulu….”
    “Hihihi…. Enak ya Mas….”
    “Hiya… Huenaaak baaangeeett…” Jerit Marwan yang makin kesetanan menghajar vagina Citra dengan tusukan-tusukan tajamnya.
    “Ooohh… Ohh…ohhh… Terus maaas….Terus sodok memekkuuuu….” Jerit Citra lirih.

    PLAAAAAAAKKKK…

    “Oooohhh… Ngeeentooottt…..Sakit Maaasss…. “Jerit Citra lagi sambil mulai mengeluarkan kata-kata kotor, “Tapi Enak… Hihihi…”
    “Hehehe…..Saruuu…. Kalimatmu sekarang kasar banget Dek… Mirip Lonte….”
    “Hihihi… Maaf Mas… Keceplosan…”

    PLAAAAAAAKKKK…
    “Dasar bini nakal….

    PLAAAAAAAKKKK…
    “Lonte….”

    PLAAAAAAAKKKK…
    “Oooohhhh….. Hiya maasss… Terus Pukul pantatku…. Teruuuss Maass…Teruuusss…”
    “Hehehe….Kamu suka maen kasar ya Dek…?”
    “Ooohhh….. Suka baaangeeettt….”

    PLAAAAAAAKKKK…
    “Uuuhhhh…..Ngentooottt…. Terus pukul pantat aku masss….Terus sodok memek aku….”
    “ANJRIT…..Nakal banget kamu Deeek.. SUMPAH KAMU NAKAL BANGEEETTT….” Erang Marwan semakin memperkeras tamparan pada pantat Citra sambil mempertajam sodokan penisnya pada vagina istrinya.

    PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK…

    “Ooooohhh… Sakit… Ngentooott… ” Teriak Citra
    “Sssshhh… Saaaruuuu…..” Balas Marwan sambil terus menampar pantat bulat Citra.

    PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK…
    “Hihihihi….Hiyaaahh…. Gitu Masss… Terusss…” Jerit Citra lantang. Kali ini ia sama sekali tak memperdulikan lagi jika teriakannya dapat terdengar oleh orang lain, “Ooohh… Ngentooott….Terus masss… Teruuusss…. Sodok memek aku yang kencang Mas…. ”
    “Hooohhh… Mulut Lonteeee… Hhhh….Hhh… Enak ya Dek….?”
    “Huenak Mas…. Hueenak bangeettt….” Erang Citra, “Sodok memek Lontemu ini Mas… Sodok memek aku…. Sodok bo’ol aku juga Mas….”
    “Haaah… Bo’ol….?” Tanya Marwan kebingungan, namun masih terus menyetubuhi istrinya, “Emang dientot di bo’ol enak ya Dek…? Nggak sakit…?”
    “Hiyaaahhh…. Enak banget Maaasss…. Aku aja sudah biasa kok….”

    Mungkin karena Citra sudah benar-benar tenggelam dalam gelombang kenikmatannya, secara tak sengaja, ia mengucapkan hal yang seharusnya tak boleh diketahui Marwan. Dan benar saja, pada akhirnya Marwan menghentikan sodokan penisnya pada vagina Citra.

    “Kamu sudah biasa dientot di bo’ol? Maksudmu gimana Dek….” Tanya Marwan dengan tatapan mata tajam mengintimidasi, “Kamu sudah sering main seks pake lubang anusmu Dek…?

    DEG

    “Nggg… Anu…. Mas….”
    “Kamu ngentot di bo’ol sama siapa Dek…?”
    ” Ngg….Anu….Khan aku….Aku sedang akting jadi Lonte Mas….” Jawab Citra sekenanya. “Iya… Aku akting jadi Lonte Mas…. Kamu nggak suka ya…?”

    Seolah tak percaya, Marwan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Sebelum akhirnya, tangannya mencengkeram pantat Citra keras-keras, kemudian menghujamkan penisnya dalam-dalam kearah vaginanya.

    “Hhhhhh…. DASAR ISTRI LONTE… ” Lenguh Marwan yang tiba-tia kembali menggenjot pinggulnya. ” Kamu sudah bener-bener berubah ya Dek… Berubah jadi LONTE…. RASAIN NIH… Rasain sodokan kontolku…. RASAAAAIIINNNN……” Jerit Marwan yang tiba-tiba dengan kecepatan super cepat menyetubuhi istri tercintanya dengan kasar. Seolah kehilangan akal sehatnya, suami Citra itu tak memperlakukan Citra seperti selayaknya wanita yang sedang hamil, melainkan ia memperlakukan Citra bagai pelacur murahan.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    “Aaaaarrgg…. Ampun Maaasss.. Ampuuunnn….Maaass…. Hooohhh…. Pelan-pelan maaas….” Desah Citra sambil terus berpegangan pada tepi meja. Berusaha sebisa mungkin tak banyak bergerak.
    “Sssshhh… DIAM Dek… LONTE…. NAKAL sepertimu memang seharusnya… DIHUKUM…” Bentak Marwan sembari terus mempercepat tusukan penisnya.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    “MAAASSS…… OOHHHSSSS…. Pelan-pelan maaass…… Nanti Muklis beneran bisa dengar looohhh…” Erang Citra sambil menggigit bibir bawahnya, berusaha menikmati siksaan birahi suaminya.
    “SSSSHHH…. DIEEEEMMMM….”

    Sodokan dan tusukan penis kecil Marwan semakin lama semakin membabi buta. Semakin keras dan kuat. Dan anehnya, dengan cara seperti ini, Citra merasakan jika orgasmenya tiba-tiba datang mendekat.
    Istri Marwan itu benar-benar tak bisa mempercayai apa yang ia rasakan pagi itu, setelah sekian lama tak pernah mendapatkan orgasme dari suaminya, pagi itu ia akan mendapatkan kenikmatan bersetubuhnya lagi.

    “Ooohh… Ooohh.. Maas…. TERUS MAASSS… Terusss……. Sodok yang kenceng masss… Sodokin kontolmu ke memekku kenceeeng-kenceeeengg……. Entotin memek istrimu ini maas…..”

    Dengan alis yang saling bertaut, Marwan bisa tahu jika istrinya sangat menikmati persetubuhan kasarnya dipagi hari ini. Dan untuk pertama kalinya, Marwan bisa melihat istrinya mendesah-desah tak terkendali, pertanda jika dirinya sudah tenggelam dalam kenikmatan orgasme.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    Tiba-tiba, tubuh Citra bergerak tak beraturan. Kepalanya menggeleng naik turun, punggungnya meliuk-liuk, dan pantatnya mengejan-ngejan. Rupanya wanita cantik itu telah siap untuk mendapatkan orgasme pertamanya.

    “Huuuooohh Maaaasss…. ENAK BANGET MASS…AKU SUDAH NGGAK KUAAT LAGI MAAASS…. NGEEEENNTTOOOOOTT… AKU KELUAR MAAAS… AKU KEEELLUUUUUUAAARRR… NGEEENTOOOOTTT…. HOOOOOOOHHHHHHSSSS… HMMMPPPFFF…..” Teriak Citra lantang. Keras sekali. Sampai-sampai Marwan harus mendekap mulut Citra guna meredam kalimat mesum istrinya.

    “CREET… CREEET…CREEECEEETT..CREEETTT….”

    Sambil berusaha untuk tetap dapat berdiri, tangan kanan Citra memegang bibir meja kuat-kuat, sementara tangan kirinya mencengkram paha Marwan hingga suaminya meringis kesakitan. Lutut, pantat dan vagina Citra tak henti-hentinya bergetar hebat, menandakan jika pagi itu orgasme Citra dirasanya cukup dahsyat.

    “Huuuooohhh…. Maaasss….. Kontolmu enak banget di memekku Masss…. Enaaak bangeeet….” Kata Citra disela-sela gelombang orgasmenya. “Beraaasaa bangeeet…”
    “Hehehe…. Memek kamu juga ngempotnya enak banget Dek… CUUUPPP…” Balas Marwan sambil mengecup pundak istrinya dari belakang, ” Kamu suka Dek…?”
    “Suka banget Mas… Aku sampe kelojotan keenakan gini…. Hihihihi….” Tawa Citra dengan wajah damai,
    “Hehehe… Jadi sekarang gimana pelayanan kontolku Dek…? Sudah bisa membuatmu puas..?”
    “Uuuuuhhhhh… Beeeloooom Maaass…. Aku masih pengen kamu entotin lagi….” Jawab Citra genit sambil memunyongkan mulutnya.
    “Serius Dek..”
    “Hiya dong Maasss… Punya suami dengan kontol seenak kamu, masa cuman maen sekali…. Rugi dong aku Maass…. hihihi….”
    “Waduh… Waduh… Waduuuhh… hebat juga nafsu kamu Dek…?”
    “Hihihi… Khan Istrimu ini Lonteee Maaass…. Hihihi…” Goda Citra sambil mengedipkan matanya.

    Mendengar ucapan mesum Citra, raut wajah Marwan yang semula santai, mendadak jadi tegang. Tangannya langsung mencengkeram pantat Citra dan langsung memaju-mundurkan pinggulnya. Menghajar kemaluan Citra yang baru saja orgasme itu dengan batang penisnya.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    Suara pertempuran kelamin kembali terdengar dahsyat di seluruh penjuru dapur. Diselingi oleh tamparan-tamparan keras tangan Marwan pada pantat istrinya. Membuat daging bulat berwarna putih bersih itu semakin merah merona.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    “Huuuooohhh… Maaasss… Peelaaan-peelaaaaan Mas… Memek aku maasiiih ngiluuuu….” Rintih Citra

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK
    Marwan sama sekali tak menghiraukan rintihan Citra, karena semakin keras ia merintih semakin keras pula sodokan pernis Marwan pada vagina istri cantiknya yang sedang hamil muda itu.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    “Ampuuun Maaaasss… Ammmmmppppuuunnnn….”
    “Sssshhh….. Istri Lonte sepertimu memang harusnya ga perlu dikasih ampun…..” Ucap Marwan tiba-tiba dengan nada penuh nafsu birahi, “Istri Lonte sepertimu memang harusnya dihajar habis-habisan.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    Mbaaak Citrraaaa…. Kain lap mot……………. tornya dimana…..?” Ucap Muklis yang dengan tiba-tiba masuk kedapur. Mengagetkan Citra dan Marwan yang sedang asyik mengayuh kenikmatan duniawi, “WADUH…..Ngggg….”

    “Eh Muk…Kklisss….” Jawab Marwan yang tiba-tiba kikuk. Mungkin karena malu, suami Citra itu segera menghentikan sodokan penisnya dan buru-buru mengambil handuk mandinya. Namun ketika Marwan hendak mencabut tusukan penisnya, buru-buru Citra menangkap paha suaminya, dan memintanya tetap berdiam diri.

    “Ngg…. Maaf Mas… Mbak… Aku nggak tahu kalo… Kalian sedang…. Nggg….*GLUP” Ucap Muklis tersedak air ludahnya sendiri. Adik Marwan itu kebingungan melihat kedua kakaknya yang sedang asyik mengayuh kenikmatan birahi.
    “Ada apa Klis….?” Tanya Citra santai.
    “Nggg…. Aku …. Mbaak….Mau ambil lap mot….tor….” Tanya Muklis lagi dengan tatapan mata yang tak berkedip sama sekali. Menatap tubuh Citra yang payudara dan belahan pantatnya dapat terlihat langsung. Menatap tubuh hamil kakak iparnya yang sedang dalam posisi membungkuk, bersandar di meja makan, dan sedang disetubuhi suaminya.

    “Oooohh…. Disitu Klis….” Ucap Citra sembari menunjuk ke laci disamping meja makan tempatnya bersender. “Ayo Mas… Kok malah berenti…? Ayo goyang terusss Maaaasss… Ssshh… Ooohh…” Jawab Citra genit pada Marwan dengan tanpa mempedulikan keberadaan Muklis yang ada di dekatnya. “Ayo mass.. Goyang lagi.. Aku pengen keluar kaya tadi lagi…..”
    “Nggg… Bentar Dek….”
    “Ayo Maaass…Sssshhh…. JANGAN BRENTI… Terus sodokin kontolmu Mas… Aku pengen cepet-cepet keluaar lagiii….” Pinta Cegah Citra lagi sambil mencengkram pantat Marwan yang ada dibelakangnya dan menggerakkannya maju mundur, ” Ayo sodok memek adek lagi..”
    “Tapi Dek….?” Bingung Marwan
    “Sssh…. Kenapa Mas….?” Heran Citra, “Tadi bilangnya nggak apa-apa kalo ada Muklis… Ssshh…..”
    “Hiya sih…. Tapi….”
    “Udah ah….NANGGUNG Mas….” Celetuk Citra sambil mulai menggoyangkan pinggulnya, “Ayo Mas…. SODOK memek aku lagi… Terusin lagi Mas…. Aku pengen keluar lagi….”

    Dengan perasaan bingung Marwan pun akhirnya menuruti permintaan istrinya, kembali menyetubuhi Citra di depan tatapan mata adik kandungnya. Pelan tapi pasti, Marwan kembali mengayuh goyangan pinggulnya dengan mantap. Menusuk dan mencabut batang penisnya dengan gerakan yang konstan. Menyetubuhi liang vagina istrinya dengan perasaan malu yang perlahan sirna.

    “Ssshh…. Iya gitu Mas… terus… Sodok memek aku yang kenceeeeng… Aaahh… Ahhh….” Jerit Citra yang kali ini semakin kencang,
    “Ssshh…. Deeekkk…. Jangan berisik ahhh….”
    “Ooohhh.. Ooohh…Emang Kenapa Mass….? Kamu malu ama Muklis yaaa….?” Goda Citra,”Muklis aja nggak malu kok ada kita-kita… Ya Khan Klis…? Hihihihi….”
    “Ehhng….I.. Iya mbak….” Jawab Muklis keheranan melihat kebinalan kakak iparnya.
    “Naaah lihat khan Mas… Muklis aja santai…. Hihihi… Ayo terus Mas… Sodok memek aku keras-keras…”

    “Hmmm….Masa Bodohlah…. Biarin aja Muklis ngelihat… Toh aku ngentotin istriku sendiri…..” Mungkin itu yang ada di otak Marwan saat itu, karena tak lama kemudian, ia menjadi ikut-ikutan tak peduli dengan keberadaan Muklis. Bahkan ada sebuah perasaan aneh yang muncul dari dalam hatinya. Perasaan birahi aneh yang membuatnya semakin bernafsu untuk menyetubuhi Citra istrinya di hadapan orang lain.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    Suara persetubuhan Marwan dan Citra kembali terdengar. Lebih kencang-Lebih dasyat.

    “Ooohhh… Oooohhh… Kliissssiss…. Masmu ini hebat banget ngentotnya…. Kontolnya kuat….Ssshh…. Enaaaakk….” Goda Citra dengan nada genit.
    “Ngg… Iya ya mbak…. *GLUP ” Jawab Muklis sekenanya.

    Cerpen Seks Seru | Walau Muklis sebenarnya sudah tahu tentang kenakalan Citra, namun tetap saja, ia tak menyangka jika pagi itu kakak iparnya ini bakalan berani melakukan kenakalannya di depan suaminya. Begitu pula dengan Marwan, suami Citra itu juga sama sekali tak menyangka jika istrinya yang sedang hamil muda itu menjadi sedemikian binalnya.

    Dan anehnya, kebinalan Citra pagi itu membuat nafsu birahi Marwan semakin meluap-luap.

    “Ooohh… Iya Mas… terus… terussss…. Sodok yang kenceng Maas… Sodoook yaaang kenceeeng… Oooh… Ooohhh…” Pinta Citra.
    ” Hhh…Hhhh… Enak Dek….?”
    “Ssshh.. Ssshhh… Ohhh… Enak banget Maaass….” Jawab Citra, ” Eengghhh….Maaas…. ” Panggil Citra
    “Hhh…Hhhh… Hhhh… kenapa Dek…? Hhh…Hhhh…” Jawab Marwan dengan nafas terengah-engah.
    “Ssshhh… Aku boleh minta tolong Muklis nggak…?”

    “Hmmm….Apaan…?”
    “Aku pengen Muklis ngejilatin tetek aku Mas…. ” Tanya Citra, “Boleh ya Mas…?… Ehhmmmhhh…. Ooohhh… Ooohh…” Tambahnya lagi sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah mata pada Muklis.

    “Aa…Apaa Deek….?” Marwan yang mendengar ucapan istrinya pun terkejut setengah mati. Ia tak pernah menyangka jika istri tercintanya memiliki keinginan yang cukup aneh seperti itu, “Kok pengennya gitu sih Dek….?”

    “Sssshh… Boleh ya Masss….?” Tanya Citra lagi ,”Nggak tau Mas.. Tau-tau pengen aja…. Mungkin ini kayanya keinginan si jabang bayi deh Mas… Ooohh… Ooohhsss…” Celetuk Citra beralasan.
    “Nggg…..Kamu ngidam…?”
    “Nggak tahu…. Mungkin iya kali Mas….”
    “Ngidam mbok ya yang lein gitu Dek… Masa ngidamnya begitu…?”
    “Kamu nggak pengen khan Mas anak kamu ini ngileran…? Ooooohhhhmmmm…..”

    Pikiran Marwan mendadak bimbang, antara cemburu karena adik kandungnya bakal ikut merasakan kenikmatan payudara istrinya atau memenuhi nafsu barunya, menyetubuhi Citra dengan brutal di hadapan orang lain.

    Begitu pun dengan Muklis. Walaupun ia sudah berulang kali menikmati keindahan tubuh Citra tanpa sepengetahuan Marwan, tetap saja ia tak pernah mengira jika kakak iparnya itu akan melakukan sebuah pertanyaan nekat seperti itu, meminta dirinya melakukan hal yang hanya boleh dilakukan oleh Marwan.

    Bacaan cerpen seks yang tak kalah seru lainnya: Kakak Sahabatku yang Super Seksi

    “Ayolah Maaas… Bentaran doang kok…. Boleh yaa…? Sejilat dua jilat….” Tanya Citra dengan nada semanja mungkin, membuat ketegaran hati pria manapun pasti bakalan luluh jika mendengar kalimatnya. “Boleh ya Maaasss….? Uuuhhhh….” Lenguhnya lirih sambil terus meliuk-liukkan pinggulnya menerima sodokan penis Marwan.

    “Aaaarrrggghhh… NGEEENTOOTTT….. ” Jawab Marwan lantang, “HIYA DEK…. HIYAAA….” Tambahnya lagi, tak mampu menahan birahinya yang semakin meluap-luap, “Suruh aja Muklis ngisepin tetekmu….”

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    Suara gempuran penis Marwan kembali beraksi. Mencucuki vagina istri hamilnya

    “Ooohhh… Ooohhh… Makasih ya Maaas…. Kamu memang suami pengertian….Hihihi….” Ucap Citra genit, “Ayo Klis… Sini…. ” Panggil Citra sambil melambai-lambaikan tangannya, “Klis…. Sini….Ayo isep tetek Mbaaakk….Ssshh…..Oooohhh…..”

    Mata Muklis melirik kearah kakak kandungnya, mencari tahu apa yang harus ia lakukan. Dan, tanpa mengucap apapun, Marwan pun menganggukkan kepalanya, menyetujui permintaan aneh istrinya.

    Mendapat lampu hijau, Muklis pun segera mendekat dan berjongkok di bawah tubuh Citra yang tak henti-hentinya meliuk-liuk karena sodokan penis suaminya. Buru-buru, Muklis segera meraih daging lembut yang bergoyang maju mundur milik Citra sembari memonyongkan bibirnya.

    SLUURPPP…CUP… CUP…
    Suara mulut Muklis ketika sedang menghisapi kedua payudara Citra. Tak henti-hentinya, kedua tangannya pun meremasi pelan kedua daging kebanggan kakak iparnya itu dengan gemas, sambil sesekali mencubiti puting payudaranya yang begitu keras.

    “OOOHHH… ENAK BANGET KLIIIISSS… HUUUUOOOOOHHHH….”Desah Citra keenakan. “Isep yang kenceng klis… ISEP YANG KENCENG…” Ucap Citra sambil mengusapi rambut Muklis.
    “Kamu gila Mbak… Nekaaat….” Bisik Muklis pelan.
    “Kamu suka khan sayang…?” Balasnya Citra pelan sambil tersenyum, “HIYA MASS… SODOK MEMEK AKU…OOOHHH…” Rintih Citra berusaha menyamarkan percakapannya dengan Muklis. “Nikmatin aja Klis.. Puas-puasin netek tetek Mbak….. Hihihi….”

    Tak mau mensia-siakan kesempatan untuk dapat berbuat mesum dihadapan kakak kandungnya, Muklis pun segera menuruti kemauan Citra. Dihisapnya daging kenyal milik kakak iparnya itu kuat-kuat, hingga pipi lelaki kurus itu kempot. Tak hanya itu, adik Marwan pun juga menggigit dan menyupang setiap jengkal payudara Citra, sehingga sekujur payudara Citra menjadi berwarna putih kemerahan.

    “OHH… OHH… OHH.. HOOOOHHH MUKLIIISSSS….” Rintih Citra keenakan setiap kali tubuhnya tersentak sentak akibat sodokan tajam penis Marwan ke vaginanya.

    Tiba-tiba, Citra bertindak semakin nekat lagi. Sambil terus menerima sodokan kasar Marwan, jemari lentik Citra merogoh kedalam celana kolor Muklis dan mengeluarkan batang penisnya yang sudah keras.
    “Eh Mbak….” Kaget Muklis.
    “Hihihi… Tenang aja Klis… Mas Marwanmu nggak bakalan ngelihat kok…” Jawab Citra gemas, sembari segera mengocok batang penis adik iparnya itu kuat-kuat. “Oooohh… MAAASSS…. Sodok yang kenceeeeng….. Maaasss.. Enaaakkk…”
    “Sumpah… Kamu nekat mbak….”
    “Hihihi… Shhhh… Tenang aja Klis…. Sekarang… kamu juga kobelin itil aku ya….” Pinta Citra yang kemudian mengamit tangan Muklis dan menempelkan pada biji klitorisnya.

    Melihat kenekatan kakak iparnya, mata Muklis pun langsung melotot. Ia benar-benar tak mengira jika Citra bisa bertindak senakal itu. Terlebih di saat yang sama, Marwan suaminya sedang menyetubuhi kakak iparnya dari belakang.

    Namun anehnya, Marwan sepertinya sama sekali tak menghiraukan tangan Muklis ketika sedang mengobel klitoris Citra. Bahkan tak jarang, jemari Muklis bersenggolan dengan sodokan penis kakaknya, Marwan terus saja menghajar vagina istrinya..

    “Terus kobel memek Mbak Klis…. Mas Marwan nggak bakalan ngira itu tangan kamu kok… Hihihihi….” Jelas Citra sambil terus mengocok penis tegang adik iparnya.

    “Heeekhhmmmm…. Ssshhh…..” Desah Muklis keenakan. Merasakan jemari lentik kakak iparnya yang tak sanggup menggenggam penuh batang penisnya, mengocoki kelaminnya kuat-kuat. “Kamu gila Mbaaak… Nekaaatt…”

    Sungguh pemandangan pagi hari yang cukup aneh. Sepasang suami istri dan adik iparnya terlihat begitu semangat dalam permainan terlarangnya. Dua pria dan satu wanita, sama-sama saling berkejaran untuk dapat memberikan kenikmatan kepada wanita hamil yang ada dihadapannya.

    Marwan, yang dengan brutal, menusukkan penis kecilnya keras-keras kearah vagina Citra, membuat wanita hamil itu begitu menikmati keperkasaan suaminya. istrinya. Dan Muklis, yang juga tak henti-hentinya memberikan rangsangan kepada payudara Citra sembari terus mengobel klitoris kakak iparnya cepat-cepat.

    “Sodok yang kenceng maaas… Tusuk memekku keras-keras….” Jerit Citra seperti kesetanan. “Isep tetek mbaak Kliiisss…. Isep yang kuaaaatt….”

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    SLUURP SLUUUPPP…

    Merasa takjub akan sensasi seks bertiga, tiba-tiba, gelombang orgasme Citra datang kembali. Dan seketika itu tubuh Citra lagi-lagi mengejang.

    “Oooohh.. Maaas… Aku mau keluar Maaas… Aku mau keluaar…”
    “Hiya Dek… Mas juga…”
    “Kita keluar bareng Mass… Terus sodok Maas…”

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK

    “Oooohhh…. NGEEENTOOOOOTTT……Maaaassss… Aku… Maaaauuu KELUAAARRR….AKU MAU KELUUAAAR MAAAS…” Ucap Citra tak percaya jika kobelan tangan Muklis dan sodokan penis suaminya akan membawa orgasmenya datang secepat itu. “AKU KELUUAAAR MAASS….. OOOHH….. AKU KELUUUAAAR…. NGEEENTTOOOOOTTTTT….. ”
    “OOOOHHHH…. AKU DULUAANNN DEEEEEKKK…..”

    “CROT… CROOOT… CROOOCOOOTTT…..” Semburan lahar panas seketika terpancar dari ujung penis Marwan, memenuhi setiap rongga rahim Citra.

    “OOOHH… NGEEEEEENNNTTOOOOT KAAAMUUUU MAAAASSSS… AKUUU JUUGAAA KELUUAAR MAAASS… AAKUU….KEEEELLLUUUAAARRR… OOOHHHH….. OOOOHHHHHH….”

    “CREEE… CREEECEEET… CREEET… CREEETTT…”

    Tubuh Citra bergetar hebat disertai dengan gelijangan kuat. Saking kuatnya, wanita hamil itu sampai tak mampu menahan berat tubuhnya. Kakinya mendadak lunglai, dan tubuhnya ambruk menimpa tubuh kurus Muklis yang ada dibawahnya.

    PLOOP
    SEEEERRRRRRR…

    Suara penis Marwan begitu terlepas dari vagina Citra sambil disertai dengan lelehan spermanya yang tak henti-hentinya menetes keluar.
    “Uuuuhhh… Mas… oohh.. ooohh… Maasss…” lenguh Citra yang seolah tak mampu mengontrol semua otot ditubuhnya. Otot vaginanya tak henti-hentinya mengejang, dan kakinya pun bergetar-getar hebat, mirip orang ayan. Dengan terus kelojotan, Citra menelungkup diatas tubuh Muklis dengan posisi lutut tertekuk dan pantat yang menjulang tinggi, memamerkan liang vaginanya yang berwarna putih kemerahan.

    “Kamu kenapa deekk…” Tanya Marwan sambil berusaha membangunkan tubuh setengah telanjang Citra dari atas tubuh adik kandungnya.
    “Memek aku ngilu Mas…. Ooohhh…. Sssshhh….. Maass memek aku ngiluuuu… ” Jawab Citra sambil terus mengejang-kejang, “Ooohh… Tapi ngilunya….Ngilu ngilu enaaak Maaas…..Ooohhhsss…”

    Citra yang sedang mengalami orgasme hebatnya, sama sekali tak sadar dengan apa yang terjadi. Bahkan, ia juga tak sadar jika disaat yang sama, penis Muklis masih belum sempat ia masukkan kembali ke celana kolornya.
    “Looohhh….Deeek…. ?” Kaget Marwan ketika melihat tangan istrinya sedang menggenggam erat batang penis adik kandungnya, “Tanganmu kok ada di kontol… Mu… Klis… ?” Tambahnya lagi.
    “Eeeeh…. Sssshhh… Nggg… Anu Maaasss….. Oooohhh….”

    “Udah-udah… Ayo sekarang kamu ke kamar aja ya…. Istirahat dulu….” Kata Marwan sambil melilitkan handuk ketubuh telanjangnya kemudian membopong tubuh Citra, “Klis… Ayo bantu Mas….”
    “Ngggg….” Jawab Muklis bingung karena batang penisnya yang tegang masih berada didalam genggaman kakak iparnya.
    “Klis… Ayo buruan bantuin Mas….”
    “Nggg…..Ba… Baik Mas….” Jawab Muklis yang secepat kilat segera memasukkan penisnya yang masih tegang dan segera membantu kakaknya mengangkat tubuh Citra yang masih kelojotan kearah kamar.

    “Rebahin dikasur Klis…”
    “Baik Mas….”
    “Nahhh… Sekarang kamu panggil Nyak Nunik dirumahnya… Suruh ia segera kesini…. “Pinta Marwan sambil melirik kearah tonjolan penis adiknya dibalik celana kolornya, “Buruan ya Klis…”
    “I…. Iya Mas….” Jawab Muklis yang segera berlari keluar kamar.

    Setelah beberapa menit, kejang-kejang pada tubuh Citra pun mereda. Perlahan, otot-otot tubuhnya mulai kembali normal dan pada akhirnya wanita hamil itu mampu mengontrol kembali gerakan badannya.
    “Udah baikan Dek…?”
    “…. Udah Mas….” Jawab Citra, sambil mencoba mengatur nafas.
    “Kamu tadi kenapa Dekk…?”
    “Nggak tau Mas… Tiba-tiba… Badan aku lemes….. Tapi enak….”
    “Lemes enak gimana…?”
    “Ya gitu…. Nggak tau aku harus njelasinnya gimana Mas… Yang jelas… Badan aku sehabis ngecrot tadi… Tau-tau langsung lemes… ” Jawab Citra dengan mulut tak henti-hentinya tersenyum, “Kamu tuh yang nyebabin aku lemes…. Hihihihi….Sumpah Mas…. Pagi ini kamu perkasa banget… Beringas abis….”
    “Hehehe… Kamu suka nggak Dek…?”
    “Suka banget Mas… Kontolmu pagi ini berasa jauh lebih enak dari biasanya….” Ucap Citra genit.

    “Syukurlah kalau kamu suka Dek….. Cuman…. ” Tiba-tiba pikiran Marwan kembali kesaat dimana ia melihat tangan Citra menggenggam penis adik kandungnya. Buru-buru, mata Muklis melirik turun, kearah payudara Citra. “Eehh….Busyet…. Adik sialan… Kampret juga tuh Muklis… Berani-beraninya dia…. Tetek istriku jadi penuh dengan cupangannya… Merah semua…” Batin Marwan sebal.

    “Kenapa Mas…?” Tanya Citra penasaran.

    “Ngg… Nggak apa-apa Dek….” Jawab Marwan yang entah mengapa, ia buru-buru mengabaikan pikiran-pikiran aneh yang ada diotaknya itu. “Trus… Kira-kira…. Kandunganmu gimana ya Dek…?” Tanya Marwan sambil mengusapi perut Citra yang semakin besar.
    “Nggak tau Mas… Kita periksain aja yuk….?”

    Marwan terdiam, wajahnya bingung.
    “Kenapa Mas…?” Tanya Citra lagi.
    “Nggg….Nanti siang Mas ada ketemuan dengan juragan tanah Dek…. Mas bingung….”
    “Mas bingung nggak bisa nganterin aku….?”

    “Hiya… Gimana ya Dek…?”
    “Yaudah….. Itumah masalah gampang Mas… Ntar khan aku bisa minta tolong anterin sama Muklis….”
    “Hmmmm…. Gitu ya Dek….?”
    “Hiya Mas… Nggak apa-apa kok…. Mas kerja aja….”
    “Hhmmm…. Yaudah deh…Nanti kamu kerja setengah hari aja ya Dek…. Minta ijin buat ke klinik…” Saran Marwan sambil mengecupi perut hamil istrinya, lalu beranjak kearah meja rias Citra. Tempat dimana tas kerjanya teronggok diatasnya.

    “Ini… Mas kemaren baru saja dapet obyekan besar… ” kata Marwan sambil mengeluarkan segepok uang dari dalam tasnya, “Ini duit buat kamu periksa ke dokter Dek….. Dan ini…. Duit buat kamu belanja pakaian baru….”
    “Wwaaah… Beneran Mas….?” Girang Citra, “Banyak banget Mas….”
    “Ini juga berkat doa kamu Dek…” Jawab Marwan sambil mengecup kening istrinya

    Hhhh….Hhhhh….Hhhh…. Mas…. Rumahnya kosong Mas….” Kata Muklis yang tiba-tiba sudah ada dipintu kamar, ” Nyak Nunik sudah berangkat ke puskesmas…H hhh… Hhhh…” Tambahnya lagi sambil berusaha mengatur nafas.
    “Yowes… Nggak apa-apa Klis… Mbak sudah agak mendingan kok….” Jawab Citra sambil membetulkan dress mininya yang masih compang-camping, “Udah yuk… Sekarang kamu anter mbak ke kantor aja…. Mbak udah kesiangan ini….”
    “Kamu mau langsung ngantor Dek…?”
    “Iya Mas…. Dikantor mau ada rapat penting…. Nggak enak aku kalo datenganya telat….” Jawab Citra sambil meraih tangan Marwan dan mengecupnya pelan. “Aku pamit dulu ya Mas…”

    “Iya Dek… ” Jawab Muklis sambil kembali mengecup kening Citra, “Yowes… Klis… Tolong kamu anter mbakmu ini… Inget ya…. Jangan ngebut… ”
    “I… Iya Masss….”
    “Ohh iya…. Sama satu lagi… Tolong kamu jagain istri Mas selama Mas tinggal keluar kota nanti….” Pinta Marwan sambil kembali merogoh kedalam tas kerjanya, ” Ini duit buat kamu Klis… Kalo mbakmu butuh apa-apa… Tolong beliin…. Dan kalo mbakmu minta apa-apa… Tolong turutin….”
    “Ngggg….Turutin….?” Tanya Muklis bingung.
    “Hiya…. Turutin apa mau dia…. Semuanya….” Pinta Marwan dengan nada tegas, “Mas nggak mau anak Mas besok ngileran….”
    “Ooohh… Gitu…Baik Mas…. Siaaapp…. Hehehe….

    “Ayo Klis… Buruan kamu ganti baju… Mbak udah telat banget nih….” Jawab Citra sambil melangkah kearah teras rumah.
    “Iya….. Iya Mbak… Tunggu sebentar….” Jawab Muklis sambil berlari kearah kamar tidurnya untuk berganti pakaian.

    Tak lama, Muklis dan Citra pun siap untuk berangkat.

    “Mas… Aku jalan dulu yaa….” Ucap Citra sambil melambaikan tangan kearah suaminya. “Kamu ati-ati dijalan…. Jangan bandel kalo diluar rumah…..” Tambahnya lagi.
    “Iya Dek… Kamu juga ati-ati dijalan…. Kabarin Mas kalo kamu sudah sampe kantor….” Balas Marwan.
    “Yowes… Ayo Klis.. Kita jalan….” Ucap Citra sambil naik kejok motor dan memeluk tubuh kurus Muklis erat-erat. Membuat payudara besar Citra yang tak mampu tertutup oleh jaket tipisnya itu menempel erat di punggung Muklis hingga gepeng.

    Melihat istrinya memeluk tubuh adik kandungnya, membuat pikiran Marwan kembali melayang ke beberapa saat lalu. Saat dimana tangan mungil Citra menggenggam penis besar Muklis.
    “Apakah ulah Citra tadi disengaja ya…?”
    “Gimana caranya kok tiba-tiba kontol Muklis bisa ada di tangan Citra..?”
    “Dan lagi…. Gimana caranya ya kontol Muklis bisa menjadi sebesar itu….?”

    Puluhan pertanyaan mendadak memenuhi setiap sel yang ada di otak Marwan. Membuat pikirannya menerawang jauh mencari tahu segala kemungkinan yang ada. Semakin berpikir, semakin berdebar detak jantung Marwan. Semakin berpikir, semakin keruh otak Marwan.

    “Aneh…. Ini benar-benar aneh….” Ucap Marwan dalam hati sambil tak henti-hentinya memikirkan kejadian barusan, “Dan yang paling aneh…..”

    Tangan Marwan tiba-tiba meraih penis kecilnya yang tertutup handuk. Meraih penis kecilnya yang sudah begitu keras, dan mulai mengocoknya perlahan.

    “Kamu nakal sekali Dekkk…. Kamu benar-benar nakal sekali….”

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Video Bokep Hot Japanese Menjinakkan Kontol Mamoru

    Video Bokep Hot Japanese Menjinakkan Kontol Mamoru


    1783 views

  • Foto Bugil Moe Amatsuka Model Jepang Beautiful

    Foto Bugil Moe Amatsuka Model Jepang Beautiful


    2123 views

    Foto Bugil Terbaru – Kebetulan kami sudah mendapatkan beberapa gambar sex yang akan membuat kalian semua menjadi sange dan pengen ngocok kontol. Buat kalian yang pengen sange tentu saja tak bolek melewatkan kesempatan untuk melihat gambar gerak paling hot seperti ini. Berikut adalah gambar seks paling porno tersebut:

  • Foto Ngentot Nikki Waine Latihan Tinju Setelah Oral Seks

    Foto Ngentot Nikki Waine Latihan Tinju Setelah Oral Seks


    2141 views

    Foto Ngentot Terbaru – Sama halnya dengan yang dilakukan oleh cewek hiperseks yang sedang ngentot pada saat latihan dengan pacarnya ini. Tak hanya itu, akhir dari persetubuhan ini ialah dengan kemenangan sang cowok karena berhasil crot di dalam memek cewek ini. Benar-benar sensasi ngentot yang seru dan enak pastinya. Berikut adalah koleksi foto cewek hypersex ngentot saat camping sampai creampie tersebut:

  • Cerita Seks Aku Disetubuhi Pacar Adikku

    Cerita Seks Aku Disetubuhi Pacar Adikku


    2595 views

    Cerita Seks Terbaru – Kenaikan jabatan yang diterima oleh suamiku membuatnya harus berada di luar daerah, dan hanya bisa pulang sebulan sekali. Otomatis kebutuhan biologisku hanya bisa terpenuhi pada saat suamiku pulang saja. Bahkan sering juga aku harus puasa sampai berbulan-bulan karena pada saat suamiku pulang aku sedang kedatangan “tamu”. Tapi itu tidak terlalu kupedulikan, toh saat kami berhubungan, aku jarang sekali mengalami orgasme karena suamiku biasanya sudah keluar duluan dan bila sudah begitu pasti ia langsung tertidur dan membiarkanku menggantung sendirian.Namaku Irma, tapi biasa dipanggil I’in oleh orang di rumah. Aku sulung dari 4 bersaudara yang semuanya perempuan. Saat ini usiaku 34 tahun dan adik bungsuku Tita 21 tahun. Aku sangat menjaga bentuk tubuhku, dengan tinggi badan 167 cm dan berat badan 59 kg, tidak ada yang menyangka kalau aku sudah memiliki 2 orang anak yaitu Echa 6 tahun dan Dita 3 tahun. Kalau menurut suamiku, teman-temannya sering memuji tubuhku, terutama pada bagian pinggul dan payudara yang terlihat sangat seksi jika sedang mengenakan baju yang pressed body. Begini ceritaku..

    Sampai akhirnya terjadi peristiwa yang membuatku sangat malu pada awalnya, namun menjadi ketagihan pada akhirnya. Orang yang membuatku mabuk kepayang itu bernama Hasan yang tidak lain adalah pacar adikku yang paling bungsu. Orangnya lumayan ganteng dengan bentuk tubuh yang kekar karena ia adalah seorang atlit renang perwakilan daerah. Hasan sudah berpacaran dengan adikku Tita selama 5 tahun sehingga hubungan keluarga kami dengannya sudah sangat dekat, aku sendiri bahkan sudah menganggapnya sebagai adik iparku demi melihat keseriusan hubungan Hasan dan adikku.

     

    Hasan juga sering datang ke rumah untuk mengantarkan aku pergi karena aku tidak bisa naik motor, tentu saja sebelumnya aku selalu memintanya tolong melalui Tita. Selama tidak sibuk dia pasti mau menolongku sehingga kami menjadi lumayan dekat. Ia sering bercerita tentang hubungannya dengan Tita adikku, sehingga aku jadi tahu kalau dia adalah pemuda yang sangat menghormati wanita. Itu adalah pandanganku sebelum terjadi affair antara kami berdua.

    Sore itu aku berangkat dengan diantar Tita adikku untuk berenang di sebuah hotel yang cukup besar di kota SMD. Setelah berganti dengan baju renang, aku melangkahkan kaki ke tepi kolam. Beberapa pemuda melirikku dengan pandangan nakal. Setelah melakukan pemanasan aku lalu turun ke air. Setelah menyesuaikan diri dengan suhu air baru aku mulai berenang. Setelah bolak-balik 3 kali putaran, aku beristirahat di pinggir kolam sambil mengatur napas. Beberapa pemuda yang lewat menggodaku, aku hanya tersenyum. Lalu aku terhanyut pada lamunanku yang sudah 3 bulan tidak melakukan hubungan suami-istri.

    “Sendirian saja Kak?” Suara yang ramah mengagetkanku dari belakang.
    “I.. Iya” Jawabku sambil menoleh ke belakang.

    Setelah melihat siapa yang menyapaku, aku menjadi tenang tetapi sedikit risih karena ternyata ia adalah Hasan yang melihatku tanpa berkedip. Sambil mengajakku mengobrol ia melakukan pemanasan. Sesekali aku melirik untuk melihat tubuhnya yang kekar. Lalu mataku turun lagi ke dadanya yang bidang dan perutnya yang sangat berotot. Saat mataku sampai ke celana renangnya, dadaku berdegup kencang, celana itu terlihat sangat menonjol pada bagian tengahnya. Pasti besar sekali, mungkin bahkan lebih besar dari pada milik suamiku, batinku.

    Lalu aku tercekat saat Hasan melompat terjun ke kolam renang dan langsung meluncur. Setelah 7 kali bolak-balik ia menepi ke sampingku untuk beristirahat. Ia meletakkan tangannya di sampingku sehingga sikunya menyentuh paha kananku.

    “Kesini pake apa Kak?” Tanyanya sambil menatapku dengan tajam.
    “Diantar sama Tita” Jawabku sambil menghindari pandangan matanya.
    “Trus.. Sekarang Titanya kemana?” Sahut Hasan melirik sekeliling.
    “Langsung pulang jagain Dita sama Echa..” Sebelum ia sempat menanyaiku lagi, aku langsung melompat terjun.

    Setelah menyeberang, aku lansung naik karena ingin segera pulang. Sebelumnya aku tidak menyangka akan bertemu dengan orang yang mengenalku di kolam ini. Dan yang bertemu denganku ternyata Hasan, terlebih lagi aku hanya mengenakan baju renang hingga otomatis menampakkan sebagian tubuhku. Aku tidak mau menoleh ke belakang karena aku takut Hasan akan berbicara lagi denganku. Setelah memakai rok setinggi lutut, aku mengenakan pakaian yang lumayan ketat sehingga memamerkan garis tubuhku yang masih terbentuk.

    Saat melangkahkan kaki menuju jalan raya untuk mencari angkot, ada motor yang memotong jalanku. Aku kaget bukan kepalang, terlebih lagi saat melihat siapa yang menaikinya, lagi-lagi ternyata Hasan.

    “Saya antar ya Kak?” Tawar Hasan dengan sopan.

    Aku berpikir sejenak, sebelum aku sempat menjawab Hasan sudah menyodorkan helm. Dengan ragu aku menerima helm itu, setelah mengenakannya aku lalu duduk menyamping di belakang dengan tangan kananku melingkar di pinggangnya. Sebenarnya hal ini sudah sangat sering kulakukan, tapi untuk saat ini aku merasa sangat serba salah. Perasaanku semakin tidak enak saat ia mengarahkan motornya ke arah yang berlawanan dengan arah ke rumahku. Bodohnya, aku cuma diam saja sampai akhirnya Hasan menghentikan motornya di depan sebuah bioskop yang cukup terkenal di kota SMD.

    “Nonton dulu ya Kak?” Pintanya sopan.
    “Aduh gimana ya San.. Ini kan sudah sore” Jawabku panik.
    “Please Kak.. Ini film yang pengen banget aku tonton, lagian ini hari pemutarannya yang terakhir” Sahut Hasan dengan tatapan yang memohon.
    “Iya deh.. Tapi habis itu langsung pulang” tegasku. Hasan tersenyum dengan penuh kemenangan.

    Setelah memesan tiket, kami pun masuk ke dalam dan ternyata yang menonton sangat sedikit. Setelah mendapatkan tempat duduk, kami berdua mulai menikmati film yang diputar. Belum lama berselang, aku tercekat kaget saat tangan Hasan merangkul bahuku. Aku berusaha untuk tenang dan tak bereaksi apa-apa. Melihat aku diam saja Hasan semakin berani, mukanya didekatkan ke wajahku hingga sontak aku menolak saat ia mencoba mencium bibirku. Tapi malah bertambah parah karena yang dia cium adalah telinga dan leherku, padahal itu termasuk daerah sensitifku.

    Aku menjadi deg-degan, dan sepertinya Hasan mengetahui kalau aku mulai memakan umpan yang ia berikan. Tangannya mulai turun ke dadaku dari bahu. Ternyata tangannya sangat lihai meskipun dari luar putaran-putaran jarinya mampu membuatku sesak karena buah dadaku yang telah mengeras. Tangannya terus aku pegang. Tangannya yang satu berhasil kutahan semantara yang lain berhasil lolos dan semakin aktif.

    Dia berhasil membuka kancing-kancing bajuku bagian atas lalu tangannya bermutar-mutar di atas BH-ku yang tipis. Malu juga rasanya kalau Hasan tahu bahwa putingku sudah keras sekali. Bibirnya yang bermain di leherku mulai turun ke bahu dan entah bagaimana caranya, ternyata Hasan telah menurunkan tali BH dan bajuku sampai ke pinggang lalu bibirnya bermain diatas BH-ku dan sekali renggut buah dadaku telah terekspos pada bibirnya.

    Aku menjadi semakin lupa diri, lupa pada suami dan anak-anakku, dan lupa kalau Hasan adalah kekasih adikku dan kemungkinan besar akan menjadi iparku kelak. Begitu buah dadaku terekspos, Hasan tidak langsung mencaplok tapi putingku yang keras dirangsang dulu dengan hidungnya. Nafasnya yang hangat sudah bisa membuat putingku semakin mengeras. Lalu dia ciumi pelan-pelan buah dadaku yang berukuran 34B itu, mula-mula bagian bawah terus melingkar sehingga hampir semua bagian buah dadaku dicium dengan lembut olehnya. Belum puas menggodaku, lidahnya kemudian mulai menari-nari di atas buah dadaku. Akhirnya pertahananku pun jebol hingga aku mulai mendesah halus. Akhirnya apa yang kukhawatirkan terjadi, lidahnya mulai menyapu sekitar puting dan akhirnya..

    Akh.. putingku tersapu lidahnya.. Perlahan mula-mula, semakin lama semakin sering dan akhirnya putingku dikulumnya. Ketika aku merasa nikmat, ia melepaskannya dan kemudian mulai mengecup dari bagian tepi lagi. Perlahan mendaki ke atas dan kembali ditangkapnya putingku. Kali ini putingku digigitnya perlahan sementara lidahnya berputar-putar menyapu putingku. Sensasi yang ditimbulkannya sungguh luar biasa, semua keinginan yang kupendam selama 3 bulan ini serasa terpancing keluar dan berontak untuk segera dipuaskan.

    Melihatku mendesah, Hasan semakin berani. Selain menggigit-gigit kecil putingku sembari lidahnya menyapu-nyapu, tangannya mulai bermain di lututku. Perasaan yang kupendam selama ini kelihatannya mulai bergejolak. Hal itu membuatku membiarkan tangannya menggerayangi lutut dan masuk menyelusup ke dalam rokku untuk mengelus pahaku. Dia tahu bahwa tubuhku merinding menahan nikmat dan dengan lihai tangannya mulai mendaki dan kini berada di selangkanganku.

    Dengan lembut Hasan mengusap pangkal pahaku di pinggiran CD-ku. Hal ini menimbulkan sensasi dan nikmat yang luar biasa. Aku tak dapat duduk tenang lagi, sebentar-bentar menggelinjang. Aku sudah tak dapat lagi menyembunyikan kenikmatan yang kualami, hal ini bisa dia ketahui dengan telah lembabnya CD-ku. Jarinya yang besar itu akhirnya tak mampu kutahan ketika dia memaksa menyelinap ke balik CD-ku dan langsung menuju clitku. Dengan lembut dia memainkan jarinya sehingga aku terpaksa menutup bibirku agar lenguhanku yang keluar tak terdengar oleh penonton yang lain. Jarinya dengan lembut menyentuh clitku dan gerakannya yang memutar membuat tubuhku serasa ringan dan melayang.

    Akhirnya pertahananku jebol, cairan kental mulai keluar dari vaginaku dan Hasan mengetahuinya hingga semakin mengintensifkan serangannya. Akhirnya puncak itu datang, kupeluk kepalanya dengan erat dan kuhunjamkan bibirku ke bibirnya dan tubuhku bergetar. Hasan dengan sabar mengelus clitku hingga membuatku bergetar-getar seolah tak berhenti. Lubang vaginaku yang basah dimanfaatkan dengan baik olehnya. Sementara jari jempolnya tetap memainkan clitku, jari tengahnya mengorek-ngorek lubangku mensimulasi apa yang dilakukan laki-laki pada wanita. Aku megap-megap dibuatnya, entah berapa lama Hasan membuatku seperti itu dan sudah berapa kali aku mengalami orgasme.

    Aku lalu memberanikan diri, kujulurkan tanganku ke arah selangkangannya. Di sana jemariku menemukan gundukan yang mulai mengeras. Begitu tersapu oleh belaianku, gundukan itu berubah menjadi batang hangat yang mengeras. Jariku terus membelai turun naik sepanjang batang itu yang menurutku sangat besar untuk ukuran seorang pemuda berusia 21 tahun. Secara perlahan batang tersebut bertambah panjang dan besar hingga menimbulkan getaran-getaran yang membuatku kembali mencapai orgasme. Saat orgasme, tanganku secara tak sengaja meremas-remas bolanya sehingga Hasan pun terangsang.

    “Kita ke tempat kosku ya Kak..” bisiknya kemudian sambil mengecup daun telingaku.

    Aku mengangguk, dan setelah merapikan pakaian yang aku kenakan, Hasan menarikku sehingga aku berjalan mengikutinya. Setelah 10 menit naik motor, kami mulai memasuki sebuah bangunan yang besar dan agak sepi. Saat dia menggandeng pinggulku menuju kamarnya, beberapa orang anak kost di sana tampak menatap kami dengan pandangan penuh pengertian. Tapi itu tetap tak mengurangi rasa kikuk dan canggung yang menyerangku. Apa yang sedang kulakukan di sini, batinku.

    Saat aku sampai di depan pintu kamar kostnya yang terbuka, aku terdiam sejenak. Keraguan besar mendadak menyerangku, dan itu ternyata ditangkap oleh Hasan. Dengan tenang dia menangkap bahuku dari belakang dan dengan pelan dia mendorongku masuk ke dalam. Setelah menutup pintu dan menguncinya, lalu tangannya turun ke pinggulku dan kemudian memutar tubuhku sehingga kini kami saling berhadapan untuk pertama kalinya sejak dari kolam renang.

    Kami berhadapan sejenak, lalu Hasan tersenyum dan kembali bibirnya mengecup bibir bawah dan atasku bergantian dan berusaha membangkitkan gairahku lagi. Aku mendesah kecil ketika tangannya turun ke bokongku kemudian meremasnya lalu menarik tubuhku merapat ke tubuhnya. Bibirnya perlahan mengecup bibirku, bibirnya merambat di antara dua bibirku yang tanpa sadar merekah menyambutnya.

    Lidah itu begitu lihai bermain di antara kedua bibirku mengorek-ngorek lidahku agar keluar. Sapuan lidahnya menimbulkan sensasi-sensasi nikmat yang belum pernah aku rasakan, sehingga dengan perlahan lidahku dengan malu-malu mengikuti gerakan lidahnya mencari dan mengikuti kemana lidahnya pergi. Dan ketika lidahku menjulur memasuki mulutnya, dengan sigap Hasan menyambutnya dengan lembut dan menjepit lidahku di antara langit-langit dan lidahnya. Tubuhku menggeliat menahan nikmat yang timbul, itulah ciuman ternikmat yang pernah kurasakan dalam hidupku.

    Pada saat itulah aku merasa Hasan membuka kancing-kancing bajuku. Tubuhku sedikit menggigil ketika udara malam yang dingin menerpa tubuhku yang perlahan-lahan terbuka ketika Hasan berhasil memerosotkan bajuku ke lantai. Kemudian tangannya menjulur lagi ke pinggul, kemudian berhenti di bokong untuk meraih retsleting yang ada di rokku lalu menariknya ke bawah dan menanggalkan rokku ke lantai.

    Aku lalu membuka mataku perlahan-lahan dan kulihat Hasan sedang menatapku dengan tajam tanpa berkedip. Dia tampak tertegun melihat tubuh mulusku yang hanya terbungkus oleh BH dan CD yang ketat. Sorotan matanya yang tajam menyapu bagian-bagian tubuhku secara perlahan, pandangannya agak lama berhenti pada bagian dadaku yang kencang membusung. BH-ku yang berukuran 34B memang hampir tak sanggup menampung bongkahan dadaku, sehingga menampilkan pemandangan yang mengundang syahwat lelaki, apa lagi darah muda seperti Hasan.

    Tatapan matanya cukup membuatku merasa hangat, dan dalam hati kecilku ada perasaan senang dan bangga dipandangi lelaki dengan tatapan penuh kekaguman sperti itu. Rasanya semua usahaku selama ini untuk menjaga kekencangan tubuh tidak sia-sia. Aku terseret maju ketika lengan kekar Hasan kembali merangkul pinggangku yang ramping dan menariknya merapat ke tubuhnya. Tanganku terkulai lemas ketika sambil memelukku, Hasan mengecup bagian-bagian leherku sambil tak henti-hentinya membisikkan pujian-pujian akan kecantikan bagian-bagian tubuhku. Akhirnya kecupannya sampai ke daerah telingaku dan lidahnya secara lembut menyapu bagian belakang telingaku.

    Aku menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan rintihan kecil lepas dari kedua bibirku. Hasan telah menyerang salah satu bagian sensitifku dan dia mengetahui sehingga ia melakukannya berulang kali.

    “Kak I’in.. Aku ingin menghabiskan malam ini bersama kamu.., jangan menolak ya.. please..” bisiknya dengan penuh pesona.

    Kemudian bibirnya kembali menyapu bagian belakang telingaku hingga pangkal leherku. Aku tak sanggup menjawab, tubuhku terasa ringan dan tanpa sadar tanganku kulingkarkan ke lehernya. Rupanya bahasa tubuhku telah cukup dimengerti oleh Hasan sehingga dia menjadi lebih berani. Tangannya telah membuka kaitan BH-ku dan dalam sekejap BH itu sudah tergeletak di lantai.

    Tubuhku serasa melayang. Ternyata Hasan telah mengangkat tubuhku, dibopongnya ke tempat tidur dan dibaringkan secara perlahan. Kemudian Hasan menjauhiku dan dengan perlahan mulai melepaskan pakaiannya. Aku sangat menikmati pemandangan ini. Tubuh Hasan yang kekar dan berotot itu tanpa lemak hingga menimbulkan gairah tersendiri untukku. Dengan hanya mengenakan celana dalam, Hasan duduk di ujung ranjang. Aku berusaha menduga-duga apa yang akan dilakukannya. Kemudian dia membungkuk dan mulai menciumi ujung jariku kakiku. Aku merintih kegelian dan berusaha mencegahnya, namun Hasan memohon agar dia dapat melakukannya dengan bebas. Karena penasaran dengan sensasi yang ditimbulkannya, akhirnya aku biarkan dia menciumi, menjilat dan mengulum jari-jari kakiku.

    Aku merasa geli, tersanjung sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan kenikmatan ini. Bibirnya kini tengah sibuk di betisku yang menurutnya sangat indah itu. Mataku terbelalak ketika kurasakan dengan perlahan tapi pasti bibirnya semakin bergerak ke atas menyusuri paha bagian dalamku. Rasa geli dan nikmat yang ditimbulkan membuatku lupa diri dan tanpa sadar secara perlahan pahaku terbuka. Hasan dengan mudah memposisikan tubuhnya di antara kedua pahaku. Aku berteriak tertahan ketika Hasan mendaratkan bibirnya di atas gundukan vaginaku yang masih terbungkus CD. Tanpa mempedulikan masih adanya celana dalam, Hasan terus melumat gundukan tersebut dengan bibirnya seperti saat sedang menciumku.

    Aku berkali-kali merintih nikmat, dan perasaan yang lama telah hilang dalam setahun ini muncul kembali. Getaran-getaran orgasme mulai bergulung-gulung, tanganku meremas apa saja yang ditemuinya, sprei, bantal, dan bahkan rambut Hasan. Tubuhku tak bisa diam bergetar menggeliat dan gelisah, mulutku mendesis tanpa sengaja, pinggulku meliuk-liuk erotis secara refleks dan beberapa kali terangkat mengikuti kepala Hasan. Untuk kesekian kalinya pinggulku terangkat cukup tinggi dan pada saat itu Hasan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menarik celana dalamku lepas. Aku agak tersentak tetapi puncak orgasme yang makin dekat membuatku tak sempat berpikir untuk bertindak apa pun. Bukit vaginaku yang sudah 3 bulan tak tersentuh suami terpampang di depan mata Hasan.

    Dengan perlahan lidah Hasan menyentuh belahannya, aku menjerit tak tertahan dan ketika lidah itu bergerak turun naik di belahan vaginaku, puncak orgasmeku datang tanpa tertahankan. Tanganku memegang dan meremas rambut Hasan, tubuhku bergetar-getar dan melonjak-lonjak. Hasan tetap bertahan pada posisinya, sehingga lidahnya tetap bisa menggelitik klitorisku ketika puncak kenikmatan itu datang. Aku merasa dinding-dinding vaginaku telah melembab, dan kontraksi-kontraksi khas pada lorong vaginaku mulai terasa. Itulah salah satu kelebihanku yaitu lorong vaginaku secara refleks akan membuat gerakan-gerakan kontraksi hingga membuat suamiku selalu tak bisa bertahan lama.

    Hasan tampaknya bisa melihat kontraksi-kontraksi itu, sehingga membuatnya semakin bernafsu. Kini lidahnya semakin ganas dan liar menyapu habis daerah selangkanganku, bibirnya ikut mengecup dan bahkan cairanku yang mulai mengalir disedot habis olehnya. Nafasnya mulai memburu, aku tak lagi bisa menghitung berapa kali aku mencapai puncak orgasme oleh permainan lidah dan bibirnya. Hasan kemudian bangkit. Dengan posisi setengah duduk dia melepaskan celana dalamnya. Beberapa saat kemudian aku merasa batang yang sangat besar itu mulai menyentuh selangkanganku yang basah.

    Hasan membuka kakiku lebih lebar dan mengarahkan kepala kemaluannya ke bibir vaginaku. Meskipun tidak terlihat olehku, aku bisa merasakan betapa keras dan besarnya milik Hasan. Dia mempermainkan kepala penisnya di bibir kemaluanku, digerakkan ke atas dan ke bawah dengan lembut untuk membasahinya. Tubuhku seperti tidak sabar untuk menanti tindakan selanjutnya, lalu gerakan itu berhenti. Dan aku merasa sesuatu yang hangat mulai mencoba menerobos lubang kemaluanku yang masih sempit. Tetapi karena liang itu sudah cukup basah, kepala penis itu dengan perlahan tapi pasti terbenam, semakin lama semakin dalam.

    Aku merintih panjang ketika Hasan akhrinya membenamkan seluruh batang kemaluannya. Aku merasa sesak tetapi sekaligus merasakan nikmat yang luar biasa, seakan seluruh bagian sensitif dalam liang itu tersentuh. Batang kemaluan yang keras dan padat itu disambut hangat oleh dinding vaginaku yang sudah 3 bulan tidak tersentuh. Cairan-cairan pelumas mengalir dari dinding-dindingnya dan vaginaku mulai berdenyut hingga membuat Hasan membiarkan kemaluannya terbenam agak lama untuk merasakan kenikmatan denyutan vaginaku. Kemudian Hasan mulai menariknya keluar dengan perlahan dan mendorongnya lagi, semakin lama semakin cepat.

    Sodokan-sodokan yang sedemikian kuat dan buas membuat gelombang orgasme kembali membumbung, dinding vaginaku kembali berdenyut. Kombinasi gerakan kontraksi dan gerakan maju mundur membuat batang kemaluan Hasan seakan diurut-urut, suatu kenikmatan yang tidak bisa disembunyikan oleh Hasan hingga gerakannya semakin liar, mukanya menegang dan keringat bertetesan dari dahinya. Melihat hal ini, timbul keinginanku untuk membuatnya mencapai nikmat.

    Pinggulku kuangkat sedikit dan membuat gerakan memutar manakala Hasan melakukan gerakan menusuk. Hasan tampak terkejut dengan gerakan ‘dangdut’ ini hingga mimik mukanya bertambah lucu menahan nikmat, batang kemaluannya bertambah besar dan keras, ayunan pinggulnya bertambah keras tetapi tetap lembut. Akhirnya pertahanannya pun bobol, kemaluannya menghunjam keras ke dalam vaginaku, tubuhnya bergetar dan mengejang ketika spermanya menyemprot keluar dalam vaginaku berkali-kali. Aku pun melenguh panjang ketika untuk kesekian kalinya puncak orgasmeku kembali tercapai.

    Sesaat dia membiarkan batangnya di dalamku hingga nafasnya kembali teratur. Tubuhku sendiri lemas luar biasa, namun kuakui kenikmatan yang kuperoleh sangat luar biasa dan belum pernah kurasakan sebelumnya selama aku telah 10 tahun menikah. Kami kemudian terlelap kecapaian setelah bersama-sama mereguk kenikmatan.

    Pagi itu aku terbangun sekitar jam 05:45, dan aku merasa seluruh badanku sangat pegal dan linu. Setelah beberapa saat mengembalikan kesadaran, aku kembali teringat tentang malam hebat yang baru saja aku lalui. Bahkan saat malam pertama bersama suami dulu pun aku tidak merasakan kepuasan yang teramat sangat seperti ini. Bulu kudukku meremang saat mengingat tiap detik kejadian tadi malam. Lalu aku mencoba bangkit untuk duduk, tapi badanku tertahan.

    Saat kuperhatikan, ternyata badanku tertahan oleh kedua lengan Hasan. Tangan kanannya menjadi bantal untuk kepalaku dan sedang menggenggam lemah salah satu payudaraku, sementara tangan kirinya melingkar di pinggang dengan telapak tangan terjepit di antara kedua belah pahaku. Lalu aku merasakan hembusan nafas hangat yang halus di tengkukku, lalu aku menolehkan kepala sedikit. Aku melihat wajah Hasan yang sedang tertidur tenang di sampingku, wajah itu seperti sedang tersenyum puas. Siapa pun akan berwajah seperti itu jika habis ML, batinku.

    Saat aku mencoba melepaskan tangan kirinya, aku mendengar suara Hasan yang bergumam di belakangku. Kutolehkan wajahku, perlahan dia membuka kedua matanya lalu sebuah senyum tipis terlihat di wajahnya. Bersamaan dengan itu aku merasakan tangan kanannya semakin erat menggenggam payudaraku dan tangan kirinya mulai mengelus-elus pangkal pahaku. Aku yang tidak siap dengan serangan itu agak terkejut sehingga tubuhku bergetar halus.

    “Pagi Kak I’in tersayang”, sapanya halus sambil mengecup leherku.
    “Mmh.. Pagi san.. kamu.. mau.. ngapain..?”, balasku sambil mencoba mengatasi pergerakan kedua tangan Hasan yang semakin aktif.

    Lalu kecupannya mulai bergerak dari tengkuk menuju leher di bawah telinga kemudian lidahnya menjilati belakang telingaku yang memang sejak semalam mendapatkan rangsangan berkali-kali.

    “Saan.. Kakak boleh nanya nggak?”, ucapku sambil menikmati jilatannya.
    “Masalah apa Kak?”, balasnya sambil terus menjilat dan meremas.
    “Kenapa kamu.. Mau sama Kak I’in yang sudah tua ini?”.

    Sejenak Hasan terdiam, lalu ia membalikkan tubuhku sehingga kini aku berhadap-hadapan dengannya, kemudian dia mengecup bibirku lembut. Lalu Hasan bercerita kalau dia sangat suka melihat keindahan tubuhku yang tetap terjaga walaupun telah memiliki 2 orang anak. Selama ini dia masih bisa menahan hasratnya, tapi saat melihat aku yang mengenakan pakaian renang, Hasan tidak dapat lagi mengendalikan birahinya. Saat aku menanyakan bagian mana dari tubuhku yang membuatnya sangat terangsang. Hasan mengatakan bahwa pinggangku yang ramping terlihat sangat seksi dari belakang. Terutama kalau mengenakan celana kain yang ketat, tambahnya.

    Aku cuma terdiam mendengar penuturannya, tak kusangka kalau selama ini Hasan sangat memperhatikan diriku. Lalu dengan tenang Hasan mulai meremas dadaku lagi, aku cuma diam menerima apa yang bakal dia lakukan. Kedua jari-jari tangannya aktif meremas kedua payudaraku, apa lagi saat jari-jari itu mulai memilin dan kemudian memelintir kedua puting susuku. Rasa nikmat yang luar biasa dari dada itu menyebar ke seluruh badanku, sehingga membuat tubuhku bergetar dan mengerang halus. Tiba-tiba semua kenikmatan itu terhenti, tapi ada sesuatu yang hangat di sekitar dadaku, terus berhenti di putingku. Aku membuka mata sebentar, ternyata Hasan sedang asyik menjilati putingku dan sesekali menghisap-hisapnya.

    Aku terus meresapi setiap kenikmatan yang dihasilkan oleh permainan lidah Hasan di dadaku, pelan-pelan kubuka mataku. Dan aku bisa menyaksikan bagaimana Hasan menjelajahi setiap lekuk tubuhku. Aku mendesah panjang saat aku merasakan ada sesuatu yang menyentuh vaginaku. Rupanya jari-jari Hasan telah mengelus-elus vaginaku yang sudah basah sekali. Sambil terus memainkan lidahnya di puting susuku yang sudah sangat mengeras, seperti semalam sambil menghisap lidahnya memutar-mutar puting susuku, sesekali dia menggigitnya sehingga aku menjadi berkelojotan tak tertahankan. Saat aku terengah-engah mengambil nafas, Hasan memindahkan serangannya ke arah selangkanganku.

    Aku menarik nafas dalam-dalam sewaktu lidahnya yang basah dan hangat pelan-pelan menyentuh vaginaku, aku mendesah tertahan saat lidahnya naik ke klitorisku dan menyentuhnya. Kemudian dengan lihainya Hasan memelintir klitorisku dengan bibir hingga benar-benar membuatku merem-melek keenakan. Aku seperti tersetrum karena tidak tahan, melihat itu Hasan semakin ganas memelintir klitorisku.

    “Euh.. Ah.. Ah.. Ach.. Aw..”

    Aku sudah tidak tahu bagaimana keadaanku waktu itu, yang jelas mataku buram, semua serasa memutar-mutar. Badanku lemas dan nafasku seperti orang yang baru lari marathon. Aku benar-benar pusing, terus aku memejamkan mataku, ada lonjakan-lonjakan nikmat di badanku yang bermula dari selangkangan merambat ke pinggul lalu bergerak ke dada dan akhirnya membuat badanku kejang-kejang tanpa bisa kukendalikan.

    Hasan memandangi wajahku yang sedang menikmati puncak kenikmatan yang telah dia berikan, sesungging senyum terlintas di sana. Aku mencoba mengatur nafasku, dan sewaktu aku telah mulai tenang Hasan menyodorkan penisnya yang.. wow, ternyata 2 kali lebih besar daripada milik suamiku.

    Kini penisnya yang telah hampir maksimal berdiri di depan mukaku, tangan kanannya digunakan untuk memegang batang penis itu sementara tangan kirinya membelai rambutku dengan lembut. Aku tahu dia mau dioral. Sudah 2 tahun aku tidak melakukannya sehingga ada rasa jijik sedikit. Tapi rasanya tidak adil, dia sudah memuaskan aku, masa aku tolak keinginannya.

    Aku buka mulutku dan kujilat sedikit kepala penisnya, terasa hangat dan membuatku ketagihan. Aku mulai berani menjilat lagi terus dan terus. Hasan duduk di ranjang, kedua kakinya dibiarkannya telentang. Aku juga duduk di ranjang, lalu aku membungkuk sedikit, aku pegang batang penisnya yang 2 kali lebih besar daripada milik suamiku itu dengan tangan kiri dan tangan kananku menahan badanku agar tidak jatuh saat mulutku sedang bekerja.

    Mula-mula cuma menjilati, terus aku mulai kulum kepala penisnya. Aku hisap sedikit terus kumasukkan semuanya ke mulutku tapi sayang tidak bisa masuk semuanya. Kepala penisnya sudah menyodok ujung mulutku tapi masih ada sisa beberapa centi lagi. Aku tidak mau memaksakannya, aku gerakkan naik turun sambil aku hisap dan sesekali aku gosok batang penisnya memakai tangan kiriku.

    Hasan sepertinya puas dengan permainanku, dia memperhatikan bagaimana asyiknya aku mengkaraoke batang penisnya, sesekali dia membuka mulut sambil sedikit mendesah. Sekitar 10 menit kemudian, masih juga belum ada tanda-tanda kalau dia akan keluar. Lalu dia melepaskan batang penisnya dari mulutku yang masih penasaran. Lalu Hasan berdiri dan mendorong tubuhku ke ranjang sampai aku telentang.

    Lalu dibukanya pahaku agak lebar dan dijilatinya lagi vaginaku yang sudah kebanjiran. Terus dipegangnya penisnya yang sudah berukuran maksimal, kemudian Hasan mengarahkan batang penisnya ke vaginaku, tapi tidak langsung dia masukkan. Dia gosok-gosokkan kepala penisnya terlebih dulu ke bibir vaginaku, baru beberapa detik kemudian dia dorong batang penisnya ke dalam.

    Terasa sesuatu yang keras padat hangat dan besar memaksa masuk ke dalam vaginaku, menggesek dindingnya yang sudah berlendir. Aku mulai berkejap-kejap lagi merasakan bagaimana penisnya menggosok-gosok dinding vaginaku hingga rasa nikmat yang luar biasa kembali menjalari tubuhku. Tiba-tiba penis Hasan memaksa masuk terus melesak ke dalam vaginaku hingga membuat tubuhku berkelojotan tak karuan menahan nikmat.

    Lalu Hasan mulai menggerakkan pinggangnya naik turun. Penisnya menggesek-gesek vaginaku, mula-mula lambat lalu semakin lama semakin cepat. Ada rasa nikmat luar biasa setiap kali Hasan menusukkan penisnya dan menarik penis itu lagi. Hasan semakin cepat dan semakin keras mengocok vaginaku, aku sendiri sudah merem-melek tidak tahan merasakan nikmat yang terus mengalir dari dalam vaginaku.

    Saat rasa nikmat itu semakin menggumpal dan hampir tumpah keluar, tiba-tiba Hasan mencabut penisnya dari vaginaku. Dia tengkurap diatasku, walau sudah lemas tapi aku tahu apa yang ingin Hasan lakukan. Lalu aku angkat pantatku ke atas, aku tahan pakai lututku dan kubuka pahaku sedikit sementara tanganku menahan badanku agar tidak ambruk dan aku bersiap untuk ditusuk olehnya dari belakang.

    Hasan memasukkan penisnya ke vaginaku dari belakang, terus dia kocok lagi vaginaku. Dari belakang kocokan Hasan tidak terlalu keras, tapi semakin cepat. Aku sudah sekuat tenaga menahan badanku agar tidak ambruk, dan aku rasakan tangan Hasan meremas-remas dadaku dari belakang, terus jari-jarinya menggosok-gosok puting susuku hingga ini membuatku merasa seperti diserang dari dua arah, depan dan belakang.

    Hasan kembali mengeluarkan penisnya dari vaginaku, kali ini dimasukkannya ke dalam anusku. Dia benar-benar memaksakan penisnya masuk, padahal inilah pertama kalinya ada batang penis yang menjelajahi lubang anusku. Hasan sepertinya tidak peduli, dia mengocok anusku seperti mengocok vaginaku, kali ini cuma tangan kirinya yang meremas dadaku sedangkan tangan kanannya sibuk bermain-main di selangkanganku, dia masukkan jari tengahnya di vaginaku dan jempolnya menggosok klitorisku.

    Aku benar-benar melayang, tubuhku bergerak-gerak tak karuan dan mataku berkejap-kejap keenakan. Anusku dikocok-kocok, klitorisku digosok-gosok, dadaku diremas-remas dan putingnya dipelintir-pelintir dan vaginaku dikocok-kocok juga pakai jari tengah. Aku benar-benar tidak kuat lagi, serasa seperti ada aliran setrum yang menyerang tubuhku dan menyebar ke segala arah. Bersamaan dengan itu aku merasa kepala penis Hasan membesar di dalam lubang anusku. Secara bersamaan aku menjerit halus dan ambruk ke atas kasur, batang penisnya sudah tidak bergerak-gerak lagi tapi kedua tangannya tetap aktif bergerak membantuku meresapi setiap detik kenikmatan di setiap sendi tubuhku. Hasan lalu membalikkan tubuhku kemudian menjilati kedua puting susuku.

    Sambil menikmati sisa-sisa gelombang orgasme yang masih terus menjalar, aku pegang rambut Hasan yang lumayan panjang dan kujambak. Setelah itu aku melangkahkan kaki ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar kostnya. Guyuran air yang dingin mengembalikan kesegaran tubuhku yang terasa linu di sana-sini. Saat sedang asyik menikmati semua itu, ada ketokan halus dari arah pintu. Kubuka pintu kamar mandi dan Hasan tampak terkesima menyaksikan tubuhku yang telanjang bulat dengan rambut yang basah. Dia masuk dan langsung merangkul tubuhku.

    “Mandi dulu dong”, pintaku berbisik di telinganya.

    Ternyata dia mau menurut dan langsung mengguyur badannya dengan air, kemudian Hasan menyabuni tubuhnya dengan sabun cair. Melihat tubuh kekar yang berotot itu basah oleh air, gairahku mulai naik kembali.

    Aku Disetubuhi Pacar Adikku II

    Selama ini aku belum pernah bercinta sambil mandi dengan suamiku, mungkin inilah kesempatan untukku, batinku. Kudekati tubuh Hasan, kuambil sedikit sabun cair lalu kuoleskan ke telapak tanganku. Setelah itu kusabuni tubuhnya, pertama ke dadanya yang bidang, lalu turun ke perutnya yang berotot dan akhirnya ke arah batang penisnya yang sudah berdiri tegak kembali.

    Melihat batang kejantanannya yang membesar dan mengeras itu membuatku bergidik dan gemas. Pelan-pelan kuoleskan sabun ke penisnya lalu kuusap-usap lembut batang penis yang perkasa itu. Kulihat Hasan mulai gelisah, sehingga kutingkatkan gerakan tanganku menjadi sebuah kocokan tapi tetap lembut. Kulihat gerakan tubuh Hasan semakin tidak beraturan, mau keluar rupanya dia, batinku.

    Tiba-tiba Hasan menarik tanganku dan melepaskannya dari batang penisnya. Lalu Hasan ganti menyabuni tubuhku, mula-mula dia menggosok kedua tanganku terus kedua kakiku. Sampailah gerakan menyabunnya pada daerahku yang vital. Lalu Hasan berdiri di belakangku. Kemudian dia merangkulku dan mulai menyabuni kedua payudaraku dengan telapak tangannya yang besar dan lebar. Aku berusaha bertahan agar tidak mengeluarkan suara desahan, tapi apa mau dikata saat dia mulai memelintir puting susuku sebuah desahan panjang keluar juga dari bibirku.

    Puas bermain di sekitar dada, usapannya merangkak ke bawah melewati perutku dan terus turun hingga akhirnya sampai di liang senggamaku. Aku kembali merintih saat Hasan mengusap liang vaginaku dengan lembut, busa sabun hampir menutupi permukaan lubang vaginaku. Saat gerakanku semakin liar, Hasan menarik tangannya dari bawah pahaku dan mengguyur tubuh kami berdua dengan air yang dingin menyejukkan. Aku lalu membalikkan tubuhku sehingga kini kami saling berhadapan, tinggi badanku hanya sampai kening Hasan.

    Kucium bibirnya dan dia membalasnya, gerakan lidahnya yang liar menari-nari di dalam rongga mulutku dan aku sangat menikmatinya. Tangan kami pun tidak tingal diam, dia menyentuh payudaraku dan aku pun menyentuh batang kejantanannya yang berdiri tegak perkasa. Terjadilah perang gerakan tangan antara kami berdua, Hasan asyik meremas dan memelintir sepasang puting susuku sambil sesekali menghisap dan menggigitnya. Sementara aku mencoba mengimbanginya dengan terus aktif mengocok batang penis Hasan yang sudah sangat keras. Desahan nafas dan rintihan kenikmatan kami berdua memenuhi semua sudut kamar mandi itu.

    Setelah kurasa cukup, secara perlahan kubimbing batang penisnya untuk memasuki lubang vaginaku. Kulebarkan sedikit kakiku agar batang kejantanan Hasan dapat lebih mudah memasuki liang vaginaku. Secara perlahan batang penis itu mulai menerobos liang senggamaku yang seakan menyedotnya. Kubiarkan sejenak rasa nikmat itu menjalari semua sendi tubuhku, lalu kulilitkan tanganku ke lehernya. Lalu Hasan menggendongku dan menyandarkan tubuhku ke dinding kamar mandi. Kemudian Hasan mulai menggoyang pinggulnya yang membuat batang kejantanannya keluar masuk di lubang vaginaku. Rasa nikmat luar biasa menderaku saat batang penis Hasan menghunjam ke dalam liang senggamaku. Sekitar sepuluh menit kemudian rasa nikmat itu mulai menjalari tubuhku, dan akhirnya sebuah erangan panjang menyertai ledakan orgasme yang menghantam tubuhku.

    Hasan berhenti sejenak untuk memberikan kesempatan padaku menikmati orgasme yang kesekian kalinya. Setelah melihat nafasku yang kembali teratur, dia kembali melanjutkan gerakan pinggulnya yang semakin cepat dan tajam. Aku tak menyangka kalau gerakannya itu bisa kembali membuatku merasakan detik-detik menjelang orgasme. Saat Hasan menjerit dan menumpahkan spermanya ke dalam lubang vaginaku, saat itulah aku merasa tubuhku seakan disetrum dan kembali ledakan orgasme menderaku. Padahal baru lima menit yang lalu aku mencapai klimaks. Setelah cukup tenang, aku menarik wajah Hasan lalu menciumnya lembut

    Saan.. Kakak boleh nanya nggak?”, ucapku membuka pembicaraan.

    “Apa itu Kakak sayang..?”, bisiknya lembut di telingaku.

    “Apa kamu sudah pernah melakukan ini dengan Tita.. Atau dengan cewek lain?”, tanyaku lembut. Dia tersenyum menatapku, lalu ia memelintir kedua puting susuku sehingga aku mendesah kecil, lalu dia berbisik..

    “Kak I’in adalah orang pertama yang menikmati batang kejantananku”.

    Astaga, ternyata pada saat Hasan bercinta denganku dia masih perjaka, tapi aku tidak begitu saja percaya dan sepertinya Hasan bisa melihatnya dari air mukaku. Lalu ia berkata bahwa dia rajin membaca buku dan cerita mengenai seks, selain itu dia juga sering menonton film BF untuk mencari trik-trik baru. Dan saat bersamaku dia mengeluarkan semua ilmu yang telah didapatnya, dan yang membuatku lebih kaget lagi adalah dia mengatakan bahwa itu pun belum semua ilmunya dikeluarkan.

    Karena periode datang bulanku dan kepulangan suamiku dari tempatnya bekerja, membuat hubunganku dengan Hasan agak terganggu. Praktis selama dua minggu lebih kami tidak melakukan pertemuan sejak hubungan seks pertama yang kami lakukan. Memang pernah sekali dia datang ke rumahku tapi itu hanya untuk menemani Tita adikku yang juga pacarnya.

    Selama dua minggu itu, aku selalu terbayang-bayang bagaimana perkasanya Hasan saat sedang mencumbuku malam itu, bahkan saat sedang bercinta dengan suamiku, yang kubayangkan saat sedang memasukkan batang kejantanannya ke liang senggamaku adalah Hasan.

    Dan siang itu, setelah suamiku kembali ketempat dia bekerja, aku mendapat SMS dari Hasan yang mengatakan bahwa dia sangat kangen padaku dan ingin bertemu di sebuah mall yang cukup terkenal di kota kami. Aku segera bersiap sambil mengkhayalkan apa yang akan kami lakukan siang ini.

    Setelah mengenakan celana kain ketat berwarna hitam lalu BH yang juga berwarna hitam yang menjadi pilihanku untuk menopang sepasang payudaraku yang menggantung indah. Dengan baju kaus warna putih yang agak kekecilan sehingga memamerkan lekuk tubuhku yang tak kalah dengan anak remaja. Aku segera bergegas pergi ke Mall dengan taksi yang kupesan melalui telepon.

    Setelah membayar ongkos taksi, aku segera melangkahkan kaki ke dalam mall yang cukup megah itu. Lalu aku menunggu di suatu tempat yang mana dari tempat itu kita akan bisa melihat hampir ke seluruh sudut ruangan. Saat sedang asyik memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang, ada tangan yang merangkul pinggangku dan disertai sebuah ciuman di pipi.

    “Halo Kak I’in.. Apa Kabar? Aku kangen loh..” sapanya sopan.
    “Baik.. Kangen ketemu.. Atau kangen yang lain..?” godaku.
    “Ah kakak.. Paham aja..” sahut Hasan sambil meremas pelan pantatku.

    Kemudian kami berbincang-bincang sejenak untuk menghilangkan kekakuan. Berkali-kali Hasan memuji penampilanku saat itu yang katanya tidak seperti seorang ibu yang telah memiliki dua orang anak, tetapi lebih mirip seorang perawan yang minta diperawani. Aku merasa malu dan langsung mencubit pinggangnya sehingga dia berteriak dan membuat beberapa orang yang lewat menoleh ke kami. Lalu Hasan menarik pinggulku untuk segera beranjak pergi dari sana.

    Dengan mesra kulingkarkan tanganku ke pinggang Hasan, sementara tangan Hasan semakin sering meremas-remas sepasang pantatku yang terlihat kencang dibalut celana kain yang ketat. Aku menunggu sebentar di luar mall, tak berapa lama Hasan datang dengan motornya. Lalu aku membonceng ke motor itu dan melingkarkan kedua tanganku ke pinggangnya sementara sepasang payudaraku menempel di punggung Hasan yang lebar.

    Sepanjang perjalanan, Hasan terus bercerita bagaimana dia sangat ingin bertemu lagi denganku, sementara aku hanya berdiam menempelkan dadaku ke punggungnya. Begitu sampai di tempat kostnya, Hasan memintaku naik duluan karena ia masih harus memarkir motor. Beberapa mata mengawasiku saat melangkahkan kaki ke kamar Hasan, entah karena penampilanku atau karena aku pernah bermalam di sini. Setelah membuka pintu aku melangkah masuk dan menutupnya lagi, kuperhatikan seisi kamar masih rapi seperti terakhir kali saat aku berkunjung dan bercinta di sini.

    Tak lama aku mendengar suara pintu dibuka lalu ditutup lagi, kemudian ada suara langkah kaki yang mendekat ke arahku. Kemudian sepasang tangan yang kokoh merangkul pinggangku, dan sebuah kecupan halus mendarat di leherku. Kuletakkan tanganku di kedua tangan Hasan yang sedang merangkulku, kemudian kecupan bibirnya bergerak ke arah sisi lain leherku. Perlahan tapi pasti rangsangan itu mulai merasuk ke tubuhku, ini kurasakan dari payudaraku yang mulai mengencang dan liang vaginaku yang mulai basah.

    Lalu kecupan di leher itu mulai berubah menjadi jilatan di sekitar leherku. Sementara tangan Hasan sudah mulai menelusup masuk ke dalam bajuku dari arah depan. Aku memejamkan mataku saat tangan itu mulai mengusap-usap perutku, jarinya berputar-putar di sekitar lubang pusarku hingga menimbulkan sensasi geli tertahan. Kemudian tangan itu bergerak ke atas sambil menyingkap bajuku, sementara kecupan dan lidah Hasan menyerang telingaku sebelah kanan. Ini membuatku mendesah halus.

    “Buka matanya dong sayang..” bisiknya halus di telingaku.

    Perlahan aku membuka kedua mataku, dan entah kapan ternyata Hasan telah memindahkan posisiku yang kini menghadap ke arah cermin lemari pakaiannya. Di cermin itu aku menyaksikan bahwa tangan Hasan telah sampai ke buah payudaraku, sementara kaus yang kukenakan sudah tersingkap setengahnya. Lalu kedua tangan Hasan mulai meremas lembut sepasang payudaraku yang masih berbalut BH, mataku menyipit dan dari bibirku keluar suara mendesah yang halus menikmati remasan tangannya pada dadaku.

    Lalu Hasan melepaskan baju kaus yang masih menggantung di leherku sehingga kini tubuh atasku hanya mengenakan BH hitam yang kontras dengan warna kulitku yang putih kekuning-kuningan. Aku merasakan di punggungku ada benda hangat yang bergerak turun dengan perlahan. Dengan giginya Hasan membuka kaitan pada bagian belakang BH-ku, dan dengan gerakan yang lembut akhirnya BH hitam itu melayang jatuh ke lantai. Seperti dikomando, semua aktivitas Hasan di tubuhku berhenti serempak.

    Kakak punya sepasang susu yang sangat indah..” bisiknya di telingaku. Aku melihat ke arah cermin dan bola mata Hasan tampak sangat bersinar terbakar oleh kobaran api birahi.
    “Aku nggak bosan.. dan tak akan pernah bosan melihat.. menikmatinya..” bisik Hasan sambil mencium pipiku. Aku menjadi terharu mendengar perkataannya hingga rasa sayang dan hasrat birahiku semakin menjadi-jadi padanya.

    Aku bisa merasakan nafasnya mulai memburu dan berat. Dengan pasti bibir kami saling bertemu, pertama-tama hanya ciuman ringan. Kemudian mulai menjadi liar tak terkendali lagi, mataku kembali terpejam menikmati setiap sensasi yang kualami. Kusambut serangan lidah Hasan yang bergerak-gerak liar di dalam rongga mulutku. Selama beberapa saat lidahku dan lidah Hasan bergulat bagai dua naga langit yang sedang bertarung. Secara tiba-tiba Hasan mencengkeram kedua payudaraku dengan keras hingga membuatku melenguh keras dan kakiku limbung seolah tanpa pijakan.

    Entah mengapa ia melakukannya tapi itu memberikan sensasi luar biasa pada diriku. Aku hanya bisa pasrah sambil tanganku meremas rambut Hasan. Selama beberapa detik ia menahan posisi itu sehingga membuat nafasku mulai menjadi sesak, lalu secara perlahan dia melepas cengkeraman tangannya dan aku segera menghirup udara segar sepuas-puasnya. Tangan Hasan kembali bekerja dengan lembut di kedua buah payudaraku. Sesekali tangan nakal itu memilin-milin puting susuku kemudian meremasnya lagi dengan lembut, lalu puting susuku ditekan dan ditarik sampai membuatku menjerit pelan karena sensasi nikmat yang ditimbulkannya.

    Sambil duduk di tepi kasur Hasan memutar tubuhku hingga kini kami saling berhadapan, sementara kepalanya tepat berada di depan payudaraku yang telah mengeras dengan putingnya yang telah memerah. Sebuah senyum simpul terlukis di wajahnya, lalu dia membenamkan wajahnya di belahan kedua payudaraku. Aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang hangat di sana, kemudian seperti seekor anjing yang sedang mengendus bebauan, hidung Hasan bergerak mengitari kedua payudaraku, ini menambah rasa geli dan nikmat yang kurasakan.

    Akhirnya mulutnya memangsa salah satu puting susuku yang telah memerah dan mengeras. Di dalam mulutnya putingku mendapat serangan yang teramat dahsyat, lidah itu bergerak melingkar-lingkar di putingku sementara giginya menggigit-gigit halus buah dadaku. Hasan melakukannya bergantian pada kedua payudaraku. Dan ini sangat menyiksa batinku hingga kulampiaskan dengan menjambak rambut Hasan yang gondrong ikal itu.

    Kedua tangan Hasan mulai turun ke arah pantatku dan mulai meremasnya dengan lembut. Hisapan, jilatan dan gigitan pada payudaraku, dan remasan pada sepasang pantatku yang kencang membuatku semakin tak dapat mengontrol diri. Aku bisa merasakan bagaimana selangkanganku sudah sangat basah dan lembab, sementara belum ada tanda-tanda bahwa Hasan akan segera menyelesaikan permainannya pada bagian-bagian sensitif pada tubuhku. Tangannya tetap asyik bekerja di pantatku dan mulutnya terus aktif memangsa sepasang payudaraku.

    Ada rasa lega saat Hasan mulai membuka resleting celanaku, dan saat ia memerosotkannya ke bawah tampaklah pemandangan yang pasti akan membuat setiap lelaki akan lupa diri jika melihatnya. CD putih yang kukenakan sudah sangat basah sehingga mencetak jelas apa yang ditampungnya di sana. Rambut vaginaku yang tebal karena belum sempat dicukur sudah basah oleh lendir yang keluar dari liang senggamaku dan mengeluarkan bau khusus yang merangsang.

    “Wah sudah basah banget nih Kak.. Gimana dong..?” godanya nakal.
    “Kamu sich nakal.. Bikin kakak terangsang hebat.. Pokoknya kamu harus tanggung jawab San” bentakku pura-pura dongkol.

    dengan sekali sentak aku merasa melayang dan saat tersadar, tubuhku sudah terbaring di kasur tanpa ada benang yang melekat pada tubuhku. Lalu Hasan naik ke atas kasur dan langsung menindih tubuhku. Dengan nakal dia mencium bibirku lembut dan saat aku ingin membalasnya, bibirnya sudah bergerak turun ke arah leher sampai akhirnya mendarat di dadaku. Di sini bibir itu berhenti sejenak untuk menetek pada sepasang payudaraku, setelah puas di sana bibir itu kembali bergerak turun. Dan ketika mulai menyentuh rambut kemaluanku, bibir itu kembali berhenti dan menjulurkan lidahnya untuk menjilat perbatasan antara bagian yang berambut dan yang tidak.

    Aku yang benar-benar telah terbakar oleh birahi jadi tak sabar. Kujambak rambut Hasan dan kuarahkan kepalanya ke arah pangkal pahaku. Sebuah lenguhan panjang keluar dari sepasang bibirku saat lidah Hasan menyentuh bibir vaginaku.

    “Kakak cantik dan seksi sekali, Sayang..” katanya dngan suara parau pertanda bahwa dia juga sudah sangat terangsang.

    Setelah itu Hasan membentangkan kedua belah pahaku lebih lebar, kemudian kepalanya kembali tenggelam di selangkanganku. Tanpa membuang waktu, bibir Hasan mulai melumat bibir kemaluanku yang sudah sangat basah. Tubuhku menggelinjang hebat, sementara kedua tangannya merayap ke atas dan langsung meremas-remas kedua buah payudaraku.

    Bagaikan seekor singa buas ia menjilati liang kemaluanku dan meremas buah dadaku yang kenyal dan putih ini. Lidahnya yang hangat mulai menyusup ke dalam liang kemaluanku. Tubuhku terlonjak dan pantatku terangkat ke atas saat lidahnya mulai mengais-ngais bibir vaginaku. Diringi desahan dan erangan dari bibirku, tanganku menarik kepala Hasan lebih ketat agar lebih kuat menekan selangkanganku, sedangkan pantatku selalu terangkat seolah menyambut wajah Hasan yang masih tenggelam di selangkanganku.

    Aku semakin megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang amat sangat dan sulit dilukiskan dengan kata-kata. Aku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geli dan nikmat ketika bibir dan lidah Hasan menjilat dan melumat bibir kemaluanku. Aku semakin melayang dan seolah terhempas ke tempat yang kosong. Tubuhku bergetar dan mengejang bagaikan tersengat aliran listrik. Aku mengejat-ngejat dan menggelepar saat bibir Hasan menyedot klitorisku dan lidahnya mengais-ngais dan menggelitik klitorisku.

    “Akhh.. Akhh.. Ohh..”

    Dengan diiringi jeritan panjang akhirnya aku merasakan orgasme yang teramat nikmat. Benar-benar pandai memainkan lidah si Hasan ini, pikirku, hingga pantatku secara otomatis terangkat dan wajah Hasan semakin ketat membenam di antara selangkanganku yang terkangkang lebar. Napasku tersengal-sengal setelah mengalami orgasme yang sangat hebat tadi.

    Lalu dengan tenang Hasan membersihkan cairan kenikmatan yang masih terus mengalir keluar dari liang senggamaku, sementara aku masih menetralisir aliran nafasku yang tersengal-sengal setelah mencapai puncak orgasme yang luar biasa. Rasanya seluruh tubuhku remuk dan pegal, kemudian Hasan pamit ke kamar mandi untuk berkumur sebentar.

    Beberapa saat kemudian dia kembali sudah dalam keadaan telanjang bulat dan langsung berdiri di samping kepalaku dengan batang kejantanannya berdiri tegak menantang ke arahku. Aku merinding melihat besarnya batang pelir milik Hasan dan saat membayangkan bagaimana rasanya saat batang kontol yang besar itu memasuki liang vaginaku. Hasrat yang sempat turun itu mulai naik lagi. Saat tanganku hendak memegangnya, Hasan bergerak mundur hingga membuatku menjadi bingung.

    “Hari ini biarkan aku saja yang muasin Kakak ya..” ucap Hasan sambil duduk di tepi kasur.
    “Maksud kamu..? Kakak nggak ngerti San..?” tanyaku bingung.
    “Hari ini aku pengen sepuasnya menikmati setiap inci tubuh Kakak” katanya tersenyum sambil membelai rambutku yang awut-awutan.
    “Hari ini aku pengen membuat kakak mencapai kenikmatan sampai mau pingsan.. Boleh ya Kak..?” pintanya memelas.
    “Ya udah.. Terserah kamu aja..” jawabku, walaupun sebenarnya aku tidak begitu paham dengan apa yang dia inginkan.

    Kemudian dengan tersenyum Hasan mencium keningku yang dilanjutkannya dengan mencium kedua mataku, lalu bibirnya mengecup hidung dan kedua pipiku. Setelah menggosok-gosokkan hidungnya dengan hidungku, bibirnya mengecup pelan bibirku. Dengan mesra aku melingkarkan kedua tanganku pada lehernya dan menariknya agar lebih puas, aku ingin menikmati permainan lidahnya dalam mulutku karena tadi aku merasa lidah itu terlalu cepat turun ke bawah.

    Lidah Hasan mulai menari-nari di dalam rongga mulutku, dengan lihainya lidah itu menelusuri setiap sudut rongga mulutku seolah memiliki mata. Sementara gerakan lidahku tidak dapat mengimbangi pergerakan lidah Hasan yang sangat liar. Dan itu menimbulkan sensasi nikmat yang memabukkan. Apa lagi saat kedua tangan Hasan mulai meremas-remas kedua buah payudaraku yang telah mengeras lagi. Payudara berukuran 34B itu seakan tenggelam dalam genggaman tangannya yang besar.

    Hasan lalu memegang batang kemaluannya dan ditusukkannya ke celah-celah bibir kemaluanku yang sudah sangat licin. Dengan lembut dia mendorong pantatnya sampai akhirnya ujung kemaluan Hasan berhasil menerobos bibir kemaluanku hingga membuat tubuhku menggeliat hebat ketika ujung kemaluan yang besar itu mulai menyeruak masuk. Perlahan namun pasti rasa nikmat mulai kurasakan dari arah selangkanganku.

    Kenikmatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir berteriak histeris. Sungguh batang kemaluan Hasan luar biasa nikmatnya. Liang kemaluanku serasa berdenyut-denyut saat menjepit ujung topi batang kemaluan Hasan yang bergerak maju mundur secara perlahan. Dia terus menerus mengayunkan pantatnya, sementara keringat kami berdua semakin deras mengalir dan mulut kami masih terus berpagutan.

    “Akkhh.. Ssaann..” aku menjerit perlahan saat kurasakan betapa batang kemaluan Hasan menyeruak semakin dalam dan serasa begitu sesak memenuhi liang senggamaku. Batang penisnya terasa berdenyut-denyut dalam jepitan liang vaginaku. Apa lagi lidah Hasan yang panas mulai menyapu-nyapu seluruh leherku dengan ganasnya hingga bulu kudukku serasa merinding di buatnya.

    Aku tak sadar saat Hasan kembali mendorong pantatnya hingga batang kemaluannya yang terjepit erat dalam liang kemaluanku semakin menyeruak masuk. Aku yang sudah sangat terangsang menggoyangkan pantatku untuk memperlancar gerakan batang kemaluan Hasan dalam liang kemaluanku. Kepalaku bergerak-gerak liar merasakan sensasi hebat yang sedang kualami. Liang kemaluanku semakin berdenyut-denyut dan ada semacam gejolak yang meletup-letup hendak pecah dari dalam diriku.

    Bless.., dengan perlahan tapi pasti batang kemaluan yang besar itu melesak ke dalam lubang kenikmatanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang kemaluan Hasan yang besar itu.

    “Hebat Kak.. Gak terasa kalau lubang kakak ini sudah dua kali ngeluarin anak..” puji Hasan. Ini membuatku semakin merasa bangga dan bahagia.

    Terasa kehangatan batang kemaluannya dalam jepitan liang kemaluanku. Batang kemaluan Hasan mengedut-ngedut dalam jepitan lubang kenikmatanku. Kemudian dengan perlahan sekali Hasan mulai mengayunkan pantatnya hingga kurasakan batang kejantanannya menelusuri setiap inci liang kenikmatanku. Ini menimbulkan sensasi yang teramat nikmat untukku. Aku tak sempat mengerang karena tiba-tiba bibir Hasan sudah melumat bibirku. Lidahnya menyeruak masuk ke dalam mulutku dan mencari-cari lidahku. Aku pun membalasnya.

    Hasan mendengus perlahan pertanda bahwa birahinya sudah mulai meningkat sementara gerakan batang kemaluannya semakin mantap di dalam liang kemaluanku. Aku dapat merasakan bagaimana batang kontolnya yang keras menggesek-gesek dinding vaginaku. Aku pun mengerang dan tubuhku bergerak liar menyambut gesekan batang kejantanannya. Pantatku mengangkat ke atas seolah-olah mengikuti gerakan Hasan yang menarik batang kejantanannya dengan cara menyentak seperti orang memancing sehingga hanya ujung batang kejantanannya yang masih terjepit di dalam lubang kenikmatanku.

    Lalu ia mendorong batang kejantanannya secara perlahan hingga ujungnya seolah menumbuk perutku. Hasan melakukannya berulang-ulang. Aku merasa ada semacam sentakan dan kedutan hebat saat Hasan menarik batang kemaluannya dengan cepat. Gerakannya ini membuat napasku semakin terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang terus naik dan tak tertahankan. Besarnya batang kejantanan Hasan membuat liang vaginaku terasa sempit. Sangat terasa sekali bagaimana nikmatnya batang kemaluan Hasan menggesek-gesek dinding liang vaginaku.

    Secara refleks aku pun mengimbangi genjotan Hasan dengan menggoyang pantatku. Semakin lama genjotan Hasan semakin cepat dan keras, sehingga tubuhku tersentak-sentak dengan hebat. Slep.. slep.. slep.. demikian bunyi gesekan batang kejantanan Hasan saat memompa liang kemaluanku.

    “Akhh..! Akkhh..! Oohh..!” erangku berulang-ulang. Benar-benar luar biasa sensasi yang kudapatkan. Hasan benar-benar menyeretku ke surga kenikmatan, aku kembali merasa seperti gadis perawan yang sedang melepaskan mahkotanya.

    Tak berapa lama kemudian aku merasakan nikmat yang luar biasa dari ujung kepala hingga ujung kemaluanku. Tubuhku menggelepar-gelepar di bawah genjotan Hasan. Aku menjadi lebih liar dan menyedot-nyedot lidah Hasan dan kupeluk tubuhnya erat-erat seolah takut terlepas.

    “Ooh.. Oh.. Akhh..!” aku menjerit ketika hampir mencapai puncak kenikmatan. Tahu bahwa aku hampir orgasme, Hasan semakin kencang menggerakkan batang kemaluannya yang terjepit di liang kenikmatanku. Saat itu tubuhku semakin menggelinjang liar di bawah tubuh Hasan yang kekar. Tak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks.

    “Oohh.. Aauuhh.. Oohh..!” jeritku tanpa sadar. Secara refleks jari-jariku mencengkrram punggung Hasan. Pantatku kunaikkan ke atas menyongsong batang kemaluan Hasan agar bisa masuk sedalam-dalamnya. Lalu kurasakan liang senggamaku berdenyut-denyut dan akhirnya aku merasakan sedang melayang, tubuhku serasa ringan bagaikan kapas. Aku benar-benar orgasme! Gerakanku semakin melemah setelah mencapai puncak kenikmatan itu. Hasan lalu menghentikan gerakannya.

    “Enak kan Sayang..” bisik Hasan lembut sambil mengecup pipiku. Aku hanya terdiam dan wajahku merona karena rasa malu dan nikmat. Hasan yang belum mencapai klimaks membiarkan saja batang kejantanannya terjepit dalam liang kemaluanku. Hasan sengaja membiarkan aku untuk menikmati sisa-sisa kenikmatan itu. Aku kembali mengatur napasku, sementara aku merasakan batang kemaluan Hasan mengedut-ngedut dalam jepitan liang senggamaku. Tubuh kami berdua sudah mengkilat karena peluh yang membanjiri tubuh kami berdua. Hanya kipas angin yang membantu menyejukkan kamar kost mesum itu.

    Setelah beberapa saat, Hasan yang belum mencapai klimaks kembali menggerak-gerakkan batang kemaluannya maju mundur. Gerakannya yang perlahan, lembut dan penuh perasaan itu kembali membangkitkan birahiku yang telah sempat menurun. Kugoyangkan pinggulku seirama gerakan pantat Hasan. Rasa nikmat kembali naik ke ubun-ubunku saat kedua tulang kemaluan kami saling beradu. Gerakan batang kemaluan Hasan semakin lancar dalam jepitan liang senggamaku.

    Aku yang sudah cukup lelah hanya dapat bergerak mengimbangi ayunan batang kemaluan Hasan yang terus memompaku. Hasan semakin lama semakin kencang memompa batang kemaluannya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi dan leherku dan kedua tangannya meremas sepasang payudaraku yang indah. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu, nafsuku kembali merambat naik menuju puncak. Dapat kurasakan bagaimana kenikmatan mulai kembali menjalari seluruh tubuhku.

    Bermula dari selangkanganku, kenikmatan itu menjalari putingku dan naik ke ubun-ubun. Aku balik membalas ciuman Hasan. Pantatku bergerak memutar mengimbangi batang kemaluan Hasan yang dengan perkasanya menusuk-nusuk lubang vaginaku. Gerakan Hasan semakin liar dengan napas yang mendengus tak beraturan. Pantatku kuputar-putar, kiri-kanan semakin liar untuk menggerus batang kejantanan Hasan yang terjepit erat di dalam lubang kenikmatanku.

    Aku pun semakin tak bisa mengontrol tubuhku hingga kusedot lidah Hasan yang menelusup masuk ke dalam mulutku. Tubuh Hasan mengejat-ngejat seperti orang yang terkena setrum karena rasa nikmat yang luar biasa. Kemudian jeritan panjang memenuhi ruangan kost itu saat aku mencapai orgasme untuk yang kesekian kalinya. Sementara gerakan tubuh Hasan mulai mengejat-ngejat tak beraturan

    Ough.. Ough.. Ughh..!” Dengan napas yang terengah-engah, Hasan yang berada di atas tubuhku semakin cepat menghunjamkan batang kejantanannya. Lalu.. Crrtt.. Crrtt.. Crrtt.. Crrtt.. Crrtt.. Aku bisa merasakan bagaimana batang kejantanan Hasan menyemprotkan air maninya dalam kehangatan liang senggamaku. Matanya membeliak dan tubuhnya berguncang hebat. Batang kejantanan Hasan pun mengedut-ngedut dengan kerasnya saat menyemburkan air maninya. Aku bisa merasakan ada semprotan hangat di dalam sana, nikmat sekali rasanya. Kami mencapai puncak kenikmatan secara bersamaan.

    “Teruss.. Teruss.. Putarr.. Sayanghh..!” dengus Hasan. Aku membantunya dengan semakin liar memutar pinggulku. Setelah beberapa saat, tubuhnya ambruk menindih tubuhku dengan batang kemaluan yang masih menancap pada liang vaginaku. Kurasakan ada cairan yang mengalir keluar dari liang kemaluanku. Napas kami menderu selama beberapa saat setelah pergumulan nikmat yang melelahkan itu. Lalu kupeluk tubuh Hasan yang basah oleh keringat, kuciumi seluruh wajahnya.

    “Thank’s ya San.. Kamu memang sangat perkasa.. Tita sangat beruntung memilikimu..” bisikku di telinganya.
    “Kak I’in juga.. Jangan menolak kalau lain kali aku pengen bercinta lagi dengan kakak ya..” balasnya. Aku mengangguk perlahan.

    Lima belas menit kemudian aku membersihkan diri di kamar mandi sementara Hasan masih berbaring mengatur napasnya. Saat mengenakan pakaian dan celana, Hasan masih mencuri kesempatan untuk meremas kedua dadaku dan mencium bagian belakang leherku. Atas permintaannya, BH dan CD yang kupakai saat itu kuberikan pada Hasan sebagai tanda mata bahwa hubungan kami tak akan berhenti sampai di sini saja.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Video Bokep Jilati Kontol Masayuki Sungguh Nikmat

    Video Bokep Jilati Kontol Masayuki Sungguh Nikmat


    1469 views

  • Foto Bugil Guru Les Private

    Foto Bugil Guru Les Private


    2453 views

    Foto Bugil Terbaru – Cewek manis berkacamata dengan rambutnya yang terurai indah ini terlihat sedang sange . Ia dengan lincah memainkan penis tujuan membuat kalian menjadi sange. Belum lagi memeknya yang sudah becek itu jelas bisa membuat kalian ngeces seketika. Berikut adalah adegan-adegan nakal yang dilakukan oleh cewek guru private bugil yang sudah sange berat tersebut.

  • Foto Ngentot Cathy Heaven Sedang Bercinta Di Kelas Sekolahnya

    Foto Ngentot Cathy Heaven Sedang Bercinta Di Kelas Sekolahnya


    1917 views

    Foto Ngentot Terbaru – Koleksi Foto Ekspresi Horny Cewek Ketika Menikmati Dientotin, Banyak dari cewek-cewek yang diam tanpa ekspresi saja ketika dientot. Cewek lokal biasanya memang pandai menyembunyikan perasaan dan ekspresi mereka walau sudah sangat horny sekalipun. Beda halnya dengan cewek-cewek barat yang sudah sangat sange dan horny ini. Mereka cenderung menunujukan ekspresi yang sangat hot ketika menikmati setiap sodokan kontol pasangannya.

  • Cerita Seks Punya Ibu Tiri Itu Ternyata Enak

    Cerita Seks Punya Ibu Tiri Itu Ternyata Enak


    3030 views

    Cerita Seks – Namaku Kemal, lahir di kota Tegal 25 tahun yang lalu. Aku menyelesiakan kuliah di fakultras kedokteran 3,5 tahun yang lalu, dilanjutkan dengan praktek asisten dokter (koas) selama setahun dan kemudian mengikuti ujian profesi dokter.

    menyandang gelar dokter di depan namaku dan sebagai tahap terakhir, aku kini sedang mengikuti praktek di puskemas di daerah terpencil sebagai bentuk pengabdian sebelum mendapatkan izin praktek umum. Aku dibesarkan di kota kelahiranku sampai SMU dan kemudian menjutkan kuliah di Jogja.

    Keluargaku sebenarnya bukan keluarga broken home, namun karena ayahku yang berpoligami jadi aku agak jarang berinteraksi dengan ayahku, lebih banyak dengan ibuku dan 2 orang adikku. Seperti kebanyakan orang sukses di kotaku, Ayah adalah seorang pengusaha warung makan yang lebih dikenal dengan sebutan Warteg. Sejak aku SMP, ayahku sudah punya 2 warteg di kota asalku, 4 di Jakarta dan 2 gerai di Jogja.

    Berbekal kesuksesan itulah Ayah yang dulu hanya beristrikan ibuku, mulai buka cabang di Jakarta dan Jogja. Alasannya sederhana: butuh tempat singgah waktu memantau jalannya usaha. Pada awalnya, aku sebagai anak sulung, menjadi anaknya yang menentang poligami Ayah.

    Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas 3 SMU dan Ayah pertama kalinya berpoligami dengan menikahi seorang gadis yang usianya hanya terpaut 10 tahun dariku. Namun justru ibuku yang mendamaikan perselisihanku dengan Ayah dengan alasan klasik yaitu Ayah sudah berjanji untuk tetap membiayai hidup kami dan sebagai jaminannya, 2 warteg di Tegal secara penuh menjadi milik Ibu.

    Berbekal pendapatan dari usaha warteg itulah, aku bisa kuliah sampai menjadi dokter saat ini, dan tentu saja ibuku sangat bangga karena aku sebagai putra sulungnya berhasil mandiri dan menjadi contoh buat adikadikku. Lalu bagaimana dengan perselisihanku dengan Ayah? Wah, sejak Ibu sudah memaklumi Ayah, aku pun sudah tidak pernah mengungkitnya lagi.

    Hubunganku dengan Ayah, bahkan dengan dua isteri muda Ayah baikbaik saja. Bahkan Ayah menyempatkan diri hadir dalam wisudaku dulu. Isteri kedua ayah, yang berarti ibu tiriku, bernama Nurlela, tinggal di sebuah perumahan di daerah Bintaro.

    Dari hasil pernikahan dengan Mama Lela (begitu Ayah menyuruhku memanggilnya), Ayah dikaruniai 2 orang anak. Setelah 5 tahun menikah dengan Nurlela, Ayah kemudian buka cabang lagi di Jogja, kali ini dengan seorang janda beranak satu, bernama Windarti, yang kupanggil dengan Mama Winda, usianya bahkan hanya terpaut 6 tahun denganku.

    Sebagai seorang lelaki, aku harus jujur untuk mengacungkan jempol buat Ayah dalam memilih isteri muda. Kedua gendukannya, meskipun tidak terlalu cantik, namun punya kemiripan dalam hal body, yaitu toge pasar. Rupanya selera ayah mengikuti tren selera pria masa kini yang cenderung mencari susu yang montok dan goyangan pantat yang bahenol.

    Dari dua ibu tiriku itu, tentu saja aku lebih akrab dengan Mama Winda, karena selama aku kuliah di Jogja, setiap akhir bulan aku menyempatkan bermalam di rumahnya yang juga lebih sering ditinggali Ayah. Maklum Mama Winda adalah isteri termuda, meskipun berstatus janda.

    Bagiku sebenarnya sangat canggung memanggil Winda dengan sebutan Mama, jauh lebih cocok kalau aku memanggilnya Mbak Winda, karena usianya memang hanya lebih tua 6 tahun dariku. Wajahnya manis selayaknya orang Jogja, dan yang membuatku betah bermalam di rumahnya adalah toge pasar yang menjadi keunggulannya. Suatu saat, ketika aku masih kuliah.

    Seperti biasa, pada akhir pekan di minggu terakhir, aku membawa sepeda motorku dari kost menuju rumah Ayah dan Mama Winda. Rupanya saat itu Ayah sedang dinas ke Jakarta, mengunjungi Mama Nurlela, sehingga hanya ada Mama Winda dan anaknya dari suami pertamanya yang berusia 5 tahun bernama Yoga. Seperti biasa pula, aku membawakan cokelat buat adik tiriku itu.

    Saat datang, aku disambut oleh Yoga, sementara ibunya ternyata sedang mandi. Karena belum tahu kalau aku datang, Mama Winda keluar kamar mandi dengan santainya hanya berbalut handuk yang hanya aspel asal tempel. Melihat kehadiranku di ruang tengah, sontak Mama Winda kaget dan salah tingkah.

    Eh ada Mas Kemal.., serunya sedikit menjerit dan melakukan gerakan yang salah sehingga handuknya melorot hingga perut sehingga payudaranya yang sebesar pepaya tumpah keluar. Glek.., aku menelan ludah dan menatap nanar pada ibu tiriku yang bertoket brutal itu. Sayang sekali pemandangan indah itu hanya berlangsung sebentar karena Mama Winda segera berlari ke kamar.

    Dadaku berdegup kencang, birahiku langsung naik ke ubunubun. Ingin rasanya aku ikut berlari mengejar Mama Winda ke kamarnya, menubruknya dan meremas buah dada pepayanya. Sayang aku belum berani melakukannya.

    Aku hanya bisa manyun sambil bermain dengan adik tiriku sampai akhirnya sang ibu tiri keluar kamar. Tidak tangungtanggung, dia membungkus tubuh montoknya yang baru saja kulihat toket brutalnya dengan pakaian muslim, lengkap dengan jilbabnya.

    Mama Winda sehariharinya memang mengenakan jilbab. Birahiku langsung watering down layu sebelum berkembang. Sebagai pelampiasan, pada saat mandi aku menyempatkan diri untuk masturbasi, kebetulan ada tumpukan pakaian dalam kotor milik Mama Winda di dalam ember. Awalnya aku mengambil bra warna hitam dengan tulisan ukuran 36BB yang mulai memudar.

    Pantas besar seperti pepaya pikirku membayangkan dua buah dada besar milik Mama Winda yang sempat kulihat beberapa waktu lalu. Sambil membayangkan buah dada Mama Winda, aku mengambil celana dalam hitam Mama Winda dan menciuminya. Aroma khas vagina masih tertinggal di sana, mengantarkan masturbasiku dengan sabun mandi sampai akhirnya menyemprotkan sperma di dinding kamar mandi.

    Sesudah mandi aku menonton TV bersama Mama Winda dan adik tiriku. Kami mengobrol akrab sampai sekitar jam 8 adik tiriku minta ditemani mamanya untuk tidur.

    Sebelum menemani anaknya tidur, Mama Winda masuk kamarnya untuk bertukar pakaian tidur baru kemudian masuk kamar anaknya. Setelah anaknya tidur, Mama Winda keluar kamar dengan kostum tidurnya yang sama sekali berbeda dengan kostumnya tadi sore. Pakaian muslimnya yang tertutup berganti dengan gaun tidur warna putih yang meskipun tidak tipis tapi memperlihatkan bayangan lekuk tubuh montoknya, termasuk warna bra dan celana dalamnya yang berwarna ungu.

    Kontan birahiku langsung naik kembali. Wow Mbak Winda cantik sekali, pujiku tulus terhadap ibu tiriku yang memang tampak cantik dengan gaun tidur putih itu. Rambut panjangnya tergerai indah menghiasi wajah manisnya.

    Huss kalau Bapakmu tahu, bisa dimarahin kamu, panggil Mbak segala, serunya agak ketus namun tetap ramah. Bapak lagi ngelonin Mama Lela, mana mungkin dia marah, pancingku. Ih, apa sih hebatnya si Lela itu? Aku belum pernah ketemu, sergah Mama Winda.

    Nadanya mulai agak tinggi. Hmm menurut saya sih dan Bapak pernah cerita bahwa dia suka buah dada Mama Lela yang besar, sadar pancinganku mengena, aku segera melanjutkannya. Padahal tentu saja aku berbohong kalau bapak pernah cerita, tapi kalau ukuran buah dada, mana kutahu dengan pasti. Yang kutahu buah dada Mama Lela memang besar.

    Oh ya? , benar saja, emosi Mama Winda semakin meninggi. Dadanya ditarik seakan ingin menunjukkan padaku bahwa buah dadanya juga besar. Bapak kalau di rumah Mama Lela suka lupa diri, pernah mereka ML di dapur, padahal waktu itu ada saya, cerita bohongku berlanjut,mereka asyik doggy style dan tidak sadar kalau saya melihat mereka.

    Gila bener pasti si Lela itu gatelan dan tidak tahu malu ya?, sergah Mama Winda dengan emosi. Apanya yang gatelan Mbak?, tanyaku. Ya memeknya. , karena emosi, Mama Winda sudah tidak peduli omongan jorok yang keluar dari mulutnya,pasti sudah kendor tuh memeknya si Lela! Kalau punya Mbak pasti masih rapet ya?, tantangku.

    Pasti dong saya kan baru punya anak satu, kilahnya,dan saya kan sering senam kegel, Bapakmu gak akan kuat nahan sampai 5 menit, pasti KO. Ya lawannya udah tua, pasti Mbak menang KO terus, aku terus menyerang sambil menghampiri Mama Winda sehingga kami duduk berdekatan. Maksudmu apa Kemal?, Mama Winda mulai mengendus hasratku. Matanya membalas tatapan birahiku pada dirinya.

    Sekalikali Mbak harus uji coba dengan anak muda doong, jawabku enteng sambil tersenyum. Welehh makin berani kamu ya?, tangannya menepis tanganku yang mulai mencoba menjamah lengannya. Enggak berani ya Mbak?, tantangku semakin berani,melawan anak muda?. Gendeng kamu aku ini kan ibu tirimu, katanya berdalih. Ibu tiri yang cantik dan seksi, puji dan rayuku.

    Gombal kamu, serunya dengan wajah agak merah pertanda rayuanku mengena. Mbak Winda, aku terus berusaha,coba bayangkan Bapak sedang ML sama Mama Lela sekarang dan sementara Mbak Winda nganggur di sini. Terus?, pancingnya.

    Ya saya bisa memberikan sentuhan dan kepuasan yang lebih buat Mbak daripada yang diberikan Bapak, kataku persuatif. Kamu sudah gila Kemal, ibu tiriku masih nyerocos, namun tangannya kini tidak menolak ketika kupegang dan kuarahkan ke penisku yang sudah mengeras.

    Mungkin saya memang gila Mbak, tapi Bapak lebih gila, mungkin dia sekarang sedang nyedot susunya Mama Lela yang besar atau mungkin sedang jilatjilat memeknya, aku terus membakar Mama Winda. Huh Bapakmu enggak pernah jilat memek, ngarang kamu.., sergahnya. Oh ya? tapi dia pernah cerita kalau di hobby sekali menjilat memek Mama Lela.., aku terus berbohong sementara tanganku sudah aktif menarik rok Mama Winda ke atas sehingga kini pahanya yang montok dan putih sudah terlihat dan kubelaibelai.

    Kamu bohong, katanya pelan, suaranya sudah bercampur birahi. Ih bener Mbak, Bapak suka cerita yang begitu pada saya sejak saya kuliah di kedokteran, ceritaku. Awalnya Bapak ingin tahu apakah klitoris Mama Lela itu normal atau tidak, karena menurut Bapak, klitoris Mama Lela sebesar jari telunjuk. Tanganku semakin jauh menjamah, sampai di selangkangannya yang ditutup celana dalam ungu.

    Mama Winda sedikitpun tidak memberi penolakan, bahkan matanya semakin sayu. Stop Kemal, jangan ceritakan lagi si Lela sialan itu, pintanya,Kalau tentang aku, Bapakmu cerita apa? Eh maaf ya Mbak kata Bapak, memek Mbak agak becek, kataku bohong,Pernah Bapak bertanya pada saya apakah perlu dibawa ke dokter. Sialan Bapakmu itu waktu itu kan cuma keputihan biasa, sergah Mama Winda.

    Bagian bahwa gaun tidur putihnya sudah tersingkap semua, memperlihatkan pahanya yang montok dan putih serta gundukan selangkangannya yang tertutup kain segitiga ungu.

    Sungguh pemandangan indah, terlebih beberapa helai pubis (jembut) yang menyeruak di pinggiran celana dalamnya. Hmm coba saya cek ya Mbak, kataku sembari menurunkan wajah ke selangkangannya. Crup, kukecup mesra celana dalam ungu tepat di tengah gundukannya yang sudah tampak sedikit basah.

    Tersibak aroma khas vagina Mama Winda yang semakin membakar birahiku. Dengan sedikit tergesa aku menyibak pinggiran celana dalam ungu itu sehingga terlihatlah bibir surgawi Mama Winda yang sudah basah dikelilingi oleh pubis yang tumbuh agak liar. slrupp. slrupp.., tanpa menunggu lama aku sudah menjulurkan lidahku pada klitoris Mama Winda dan menjilatnya penuh nafsu.

    Mama Winda menggelinjang dan meremas kepalaku,Kamukamu bandel banget Kemal.okh okh. Kenapa saya bandel Mbak slruppp, tanyaku disela serangan oralku pada vagina Mama Winda. Okhkamu kamu menjilat memek ibu tirimuOkhhh.edannn kamu apakan itilku Kemal??, teriaknya ketika aku mengulum dan menyedot klitorisnya.

    Kini 100% aku sudah menguasai Mama Winda. Wanita itu sudah pasrah padaku, bahkan dia membantuku melucuti celana dalamnya sehingga aku semakin mudah melakukan oral seks. Sambil terus menjilat, aku memasukkan jari telunjukku ke liang vaginanya yang sudah terbuka dan basah. Oooohh. edannn. enak Kemal, jeritnya sambil menggelinjang, menikmati jariku yang mulai keluar masuk liang vaginanya.

    Bahasa tubuh Mama Winda semakin menggila tatkala jari tengahku ikut nimbrung masuk liang kenikmatannya bersama jari telunjuk. Maka tak sampai 5 menit, aku berhasil membuat ibu tiriku berteriak melepas orgasmenya.

    Okh.. edannn.aku puassss.okh.., tubuh Mama Winda melejatlejat seirama pijatan dinding vaginanya pada dua jariku yang berada di dalamnya. Setelah selesai menggapai orgasmenya, bahasa tubuh Mama Winda memberi sinyal padaku untuk dipeluk.

    Akupun memeluk dan mencium bibirnya dengan mesra. Dia membalas ciumanku dengan penuh semangat. Enak kan Mbak?, tanyaku basabasi. Heeh, dia mengangguk dan terus menciumiku. Tapi saya belum selesai periksanya lho Mbak, kataku manja.

    He3x kamu benarbenar calon dokter yang bandel Kemal, dia terkekeh senang,Kamu mau periksa apa lagi heh? Periksa yang ini Mbak, kataku seraya meremas buah pepaya yang masih terbungkus gaun tidur dan bra. Ohh iya tuh sering nyeri Dok, candanya,minta diremasremas he3x.

    Sejenak kemudian Mama Winda sudah melucuti gaun tidurnya dan mempersilahkanku untuk membuka bra ungunya yang tampak tak sanggup menahan besar buah dadanya. Hmmm slrupp , dengan penuh nafsu aku segera menciumi buah dada besar itu dan mengulum putingnya yang juga besar. Warna putingnya sudah gelap menghiasi buah dadanya yang masih lumayan kencang.

    Pantas Bapak ketagihan pikirku sambil terus menikmati buah dada impianku itu. Kemal., panggil Mama Winda mesra,Mana kontolmu? ayo kasih lihat ibu tirimu ini, hi3x. Aku segera menurut dan menanggalkan celana panjang dan sekaligus celana dalamku, memperlihatkan batang penisku yang dari tadi sudah mengeras dan mengacung ke atas.

    woww lebih besar punya kamu Mal daripada punya Bapakmu, puji Mama Winda seraya menggenggam penisku. Sejenak kemudian ibu tiriku sudah mengemut penisku penuh nafsu. Weleh. udah kedutkedut kontolnya minta memek ya?candanya, Sini masuk memek Mama Mama Winda mengangkang, membuka pahanya lebarlebar di sofa tengah, membuka jalan penisku memasuki liang surgawinya yang sudah becek.

    Setelah penisku melakukan penetrasi, kedua kakinya dirapatkan dan diangkat sehingga liang vaginanya terasa sempit, membuat penisku semakin betah keluar masuk. Seperti promosinya di awal, Mama Winda mengerahkan kemampuannya melakukan kontraksi dinding vagina (kegel) sehingga penisku terasa terjepit dan terhisap, namun seperti sudah kuduga, aku bukan tipe yang mudah dikalahkan. Aku bahkan balik menyerang dengan mengusap dan memijit klitorisnya sambil terus memompa vaginanya.

    Okh kamu sudah ahli ya Kemal?. kamu sering ngentot ya?, Mama Winda mulai mengelinjanggelinjang lagi, menikmati permainan penis dan pijatan pada klitorisnya. Semakin lama aku rasakan dindingdinding vaginanya semakin mengeras pertanda dia sudah dengan dekat orgasme keduanya. Aku semakin mempercepat kocokan penisku pada vaginanya, berupaya meraih orgasme bersamaan.

    Mbak saya semprot di dalam ya?.. tanyaku basabasi. Semprot Kemalokh semprot aja yang banyakokh. Mama Winda terus mendesahdesah, wajahnya semakin mesum. Akhirnya dia kembali berteriak. Okhhh.. ayo. okh. semprot Kemal semprot memek Mama., jeritan jorok, wajah mesumnya dan sedotan vaginanya membuatku juga tidak tahan lagi.

    Yesss..yess., akupun menjerit kecil menikmati orgasmeku dengan semprotan mani yang menurutku cukup banyak ke dalam rahim Mama Winda, ibu tiriku. Orgasme yang spektakuler itu berlangsung hampir menit dan disudahi lagi dengan pelukan dan ciuman mesra.

    Terima kasih Kemal, katanya mesra,Enak banget, hi3x. Samasama Mbak, nanti saya kasih obat anti hamil, jawabku sambil melihat lelehan maniku di vaginanya. Hi3x enggak apa lagi tapi peju kami memang banyak banget nihhhhi3x Mama Winda terkekeh girang melihat lelehan mani putihku di vaginanya.

    Kapankapan pakai kondom ya. mahasiswa kedokteran kok enggak siap kondom, hi3x. candanya. Yaa saya kan alim Mbak he3x Ha3x. bohong banget, kamu jago gitu pasti udah sering ngentot ya?, tanyanya penuh keingintahuan. Pernah sih sekali dua kali waktu main di Jakarta kataku jujur sambil mengingat PSK di panti pijat yang pernah kudatangi di Jakarta. Jakarta? heeee. jangan2x kamu.

    main sama Lela sialan itu, iya??? sorot matanya berubah, agak emosi,pantes kamu cerita buah dada Lela besar, klitorisnya juga besar jangan2x kamu sudah main sama Lela juga ya?. Enggak Mbak. bukan sama Mama Lela sumpah! seruku berkilah. Awas kamu kalau main sama Lela serunya dengan nada cemburu. Wajahnya yang mesum tampak manja. Saya janji tidak akan main sama Mama Lela kalau Mbak rutin kasih jatah sayahe3x., pintaku manja.

    Mama Winda memeluk dan menciumku mesra,Baik kalau Bapak enggak ada, aku SMS aku ya. Siip saya bawa kondom dehhe3x. kataku girang. Kami bermesraan sampai akhirnya on kembali dan melanjutkan satu ronde pertempuran sebelum pergi tidur. Itu adalah pengalaman pertamaku dengan ibu tiriku, dan tentu saja bukan yang terakhir. Setiap ada waktu, Mama Winda dengan semangat mengirim SMS dan aku segera datang memenuhi hasrat binal ibu tiriku.

    Bahkan saking ngebetnya, pernah Mama Winda mengajak aku bertemu di luar rumah karena ada Bapak di rumah. Bagaimana kisahnya? Nantikan edisi berikutnya. Petualanganku juga tak berhenti pada Mama Winda, karena aku masih punya satu ibu tiri di Jakarta, Mama Lela, yang juga tak kalah montok dengan Mama Winda.

  • Video Bokep Hiromi Yuna Threesome Dengan Teman Lama

    Video Bokep Hiromi Yuna Threesome Dengan Teman Lama


    1737 views

  • Foto Bugil Renon Kanae Sedang Mandi

    Foto Bugil Renon Kanae Sedang Mandi


    1886 views

    Foto Bugil Terbaru – Nah, buat kamu yang pengen ngocok maka kami sudah mengumpulkan foto bugil amoy cantik untuk agan-agan sekalian. Tubuh cewek amoy ini sungguh mulus dan mempesona. Dijamin, semua pria yang melihat galeri ini bakal mupeng karena konak pengen entotin memek lembut mereka. berikut adalah deretan cewek amoy cantik yang sudah bugil tersebut!

  • Foto Ngentot Keana Sedang Nyepong

    Foto Ngentot Keana Sedang Nyepong


    2249 views

    Foto Ngentot Terbaru – Sekarang saatnya kamu melihat foto-foto yang menjelaskan lebih baik bagaimana kondisi ketika cewek mendapat pengalaman luar biasa sperti ini. Kerena tak banyak wanita yang bisa merasakan squirting, gambar-gambar memek orgasme squirt ini bisa kamu jadikan inspirasi untuk membuat istri kamu puas ketika bersenggama nanti malam.

  • Cerita Seks Selingkuh Dengan Temen Kantor

    Cerita Seks Selingkuh Dengan Temen Kantor


    1933 views

    Cerita Seks – Nama saya Adi. Seperti pria pada umumnya, aku sangat menyukai hubungan intim yang bebas untuk dilanjutkan sampai kepuasan tertinggi. Apalagi jika pasangan saya tidak banyak berharap lebih selain kepuasan seksual. Saya biasanya sangat bergairah terhadap wanita yang demikian. Itulah yang terjadi antara saya dan Sari. Ini terjadi selama 3 tahun terakhir.

    Umurku kini 39 tahun sementara Sari berusia 34 tahun. Memang kami akhirnya berhenti berhubungan karena ia harus pindah ke luar kota sementara saya tetap di Jakarta. Namun kisahku dengan dia selalu menjadi kenangan, bahkan sering merangsangku. Sari adalah seorang ibu dari dua anak dan bersuamikan pria yang baik, memiliki pekerjaan lumayan di sebuah perusahaan milik pemerintah.

    Aku sendiri di perusahaan swasta, se kantor dengan Sari. Badanku biasa-biasa saja dengan tinggi hampir 170 cm, sementara Sari sekitar 165 cm. Badannya cukup langsing dengan pantat yang agak menonjol. Inilah yang sangat menggairahkan saya. Sementara dia bilang sangat menyukai bersenggama dengan saya karena ukuran penis saya yang lebih gemuk dari punya suaminya, walaupun panjangnya kira-kira sama.

    Hubungan kami bermula dari kedekatan tempat duduk yang membuat kami sering ngobrol di kala senggang. Aku suka memuji pakaiannya dengan kalimat-kalimat yang mengarah keurusan nafsu. Misalnya, “rokmu bagus deh hari ini, seksi banget kelihatannya” .

    Luar biasanya, jawaban Sari lebih mengarahkan lagi, “seksi gimana, hayo, jelasin dong..” Aku biasanya langsung ngejelasin bahwa lekuk tubuhnya jadi terlihat dan enak dipandang. Dia senang aku memujinya. Hal-hal begini terjadi dan makin lama makin brani, namun tanpa pernah ia tersinggung atau marah.

    Nampaknya dia santai-santai aja dan menikmati percakapan, sejauh apapun. Pada suatu waktu, kamu keterusan ngobrol tentang hubungannya dengan sang suami. Kebetulan paginya, katanya, ia baru bersenggama dengan suaminya, namun nggak mencapai orgasme. Sementara suaminya selalu orgasme. Saya langsung memancing,” jadi lagi nanggung dong skarang, ya”.

    Eh, nggak nyangka dia menjawab,”napa, mo bantu nerusin nih.. emang mampu?”. Wah, bagi saya kesempatan nih. Aku langsung mengarahkan pembicaraan ke makan siang bareng di luar kantor. Dia mau banget. “Gimana kalo makannya di tempat yang berdua aja”, aku membuka obrolan di mobil ketika kami berangkat mencari tempat makan. Sari menjawab dengan pertanyaan sambil melihat ke arahku yang sedang nyetir,” di mana?”. Pikiranku tidak lain ke motel jam-jaman tentunya. Di situ bisa nonton tv, ngobrol, pesen makanan, dianterin ke kamar, bayar, tanpa harus ketemu muka dengan pengantar makanan.

    Aku jelasin semua itu, dia malah nyambung,”masa cuman nonton tv, ngobrol, makan..”. Ini jawaban yang ngeresin banget. Aku merasakan desakan dari dalam celanaku, ereksi yang dahsyat. Akhirnya kami tiba di motel. Ngobrol-ngobrol lebih jauh, ternyata dia memang telah sering ke motel dengan suaminya ketika pacaran dulu.

    Saya jadi sangat maklum, pantes Sari nggak kelihatan risi atau kaku sama sekali. Selesai membayar kamar dan pesen makanan, kamipun duduk di tempat sambil nonton tv. Ternyata ada channel video dengan film seks. Aku nggak pindahin lagi channelnya dan Sari nampaknya senang. Baru 2-3 menit, ia sudah merapatkan badannya ke tubuhku sambil berkata,” puasin aku ya..”.

    Aku langsung merapatkan bibirku ke bibirnya. Kamu berciuman sangat bernafsu. Lidahnya duluan masuk ke mulutku ambil meraba-raba setiap sudut dalam mulut. Aku sangat terangsang, apalagi melihat tangannya memegang daerah vaginanya yang masih tertutup rok. Wanita ini nampaknya sangat dingin dan cuek, pikirku. Inilah kebiasaan wanita yang sangat ku sukai dan sangat merangsangku. Aku membuka kancing bajunya dan langsung menyusupkan tanganku ke buah dada kirinya.

    Dia dengan cepat membuka tali bh sehingga menyembul dua bukit yang cukup besar. Aku langsung mengulum putting salah satunya. Kepalanya bergerak ke belakang menahan isapanku. Aku suka ekspresinya ketika terangsang.

    Ia makin terangsang, aku juga.

    Tanganku telah masuk ke dalam celana dalamnya dari samping. Agak basah. Jari tengahku mengusap-usap klitorisnya. Ini membuat ia tak tahan. Tanpa komando apa-apa, posisi kami berubah menjadi posisi 69.

    Kami saling mengisap sambil, ” aaaah.. eeeeh..haaaaaaahhh. .” Ketika bibirku mengulum klitorisnya, ia melenguh panjang keenakan,” aaaauu.. enak, Di”. Aku lakukan ini sekitar 5 menit sampai Sari mendorongku kemudian mengangkang di sampingku.

    “Ayo Di, nggak tahan nih. Masukin cepet..” Aku berputar menaikinya, mengarahkan kontolku ke liang senggamanya yang sudah sangat basah. Perlahan-lahan ku dorong masuk.. enak sekali. Sari melenguh,” aaaaah.. ya teruuuss Di.”. Perlahan-lahan ku pompa liang senggamanya sementara dia memaju-mundurkannya dengan badan yang sangat kaku.

    Rupanya ia mengejar orgasmenya yang pertama. “Terus Diiii, aku suka banget. “. Semenit kemudian badannya mengeras total sambil berteriak,” aaaaaaaaah. udah Di aku dapet. aaaaah”. Aku mendiamkan sedikit agar ia bisa tenang dulu.

    “Enak banget, sayang”, katanya setelah agak tenang Aku kaget dia memanggilku dengan sebutan sayang. “Kamu sayang aku ya?”, aku bertanya sambil memulai memompa liang senggamanya lagi. “Iya dong, aku sayang kamu yang telah memuaskanku, selain menyayangi suamiku yang baik itu lho”, Sari menjawab.

    Kami bertempur lagi dan nampaknya Sari telah terangsang lagi. Kadang-kadang aku memutarmutar pantatku dengan arah yang berlawanan dengan putaran pantat Sari. Kami benar-benar menikmati hubungan seks kami yang pertama. Akhirnya aku hampir mencapai puncak,” Sari, aku mo nyampe nih.aaaahhh” . “Yaaaah, aku juga”.

    Semenit kemudian aku mencapai orgasme yang luar biasa sambil berteriak,” aaaaaahhh.”. Sari juga ternyata mencapai orgasmenya yang kedua sambil melenguh keras sekali,” aaaaauuuu.. Enak Di. enaaaak”. Kami terdiam sejenak. Cerita sex selingkuh

    Setelah reda, kami berciuman lagi secara lembut sekali. Kemudian kami mandi bersama. Di bawah shower, kontolku tegang lagi. Sari juga terangsang karena ku gesek-gesek ke vaginanya ketika kami mandi sambil berpelukan. Akhirnya kami bersenggama lagi, kali ini sambil berdiri.

    Karena sulit melakukannya sambil berdiri, kami kembali ketempat tidur untuk menyelesaikan satu putaran kenikmatan. Lagi-lagi aku mengalami hubungan seks yang sangat ekspresif. Karena Sari sangat ekspresif, nggak malu-malu, aku jadi sangat terangsang.

  • Video Bokep Reina Sedang Bermain Alat Perangsang

    Video Bokep Reina Sedang Bermain Alat Perangsang


    1736 views

  • Foto Bugil Kana Momonogi Model Pamer Body Yang Hot

    Foto Bugil Kana Momonogi Model Pamer Body Yang Hot


    2112 views

    Foto Bugil Terbaru – konon katanya, banyak cowok yang gemes banget dengan meki dengan bentuk tembem seperti itu. Beruntunglah para cewek montok yang memilikinya karena dijamin pria anda akan selalu ketagihan bersenggama denganmu setiap malam. Jika anda adalah kaum adam yang belum berpasangan dan kontol konakmu sudah gatal tak tahan pengen ngentot. Maka jangan kecewa dulu, karena kamu bisa menggunakan objek dalam foto meki tembem dan montok ini sebagai objek onanimu sebentar malam.

    Nah, untuk menghemat waktu, karena saya sudah bosan menulis panjang lebar. Mari kita simak bersama-sama koleksi foto meki tembem cewek montok yang sudah sangat siap untuk dimasukin kontol konak melikmu dibawah ini:

  • Foto Ngentot Bule Seksi Hot Memeknya Jepit Kontol Hitam

    Foto Ngentot Bule Seksi Hot Memeknya Jepit Kontol Hitam


    2393 views

    Foto Ngentot Terbaru – Memang pose-pose ini diperankan oleh seorang model professional. Tapi aksinya yang berani bugil diluar ruangan tentu akan mendapat poin plus tersendiri di mata pecinta bokep. Ane juga tak mengetahui siapa nama model cantik ini, tapi yang jelas ia memiliki tubuh yang sangat luar biasa memikat hati. Wajah yang cantik seakan tak cukup membuat kita lemas-lemas konak, tapi matanya yang berwarna biru seakan menatap tajam dan bisa membuat kita crot seketika

  • Cerita Seks Bercinta Dengan Sahabatku Yussi

    Cerita Seks Bercinta Dengan Sahabatku Yussi


    1672 views

    Cerita Seks – Kali Iini Berawal Dari Perkenalanku dengan Yussi bermula dari chatroom. Waktu itu tahun 2001 dan aku masih duduk di tingkat 3 sebuah PTS di Medan dan usiaku masih 20 tahun. Sedangkan Yussi sudah berumur 22 tahun dan duduk di bangku kuliah tingkat akhir universitas swasta Jakarta Jurusan Teknik. Kala itu Yussi masih bekerja di perusahaan telekomunikasi swasta sebagai seorang programer.

    Perkenalanku dengan Yussi semakin akrab walaupun kami tidak pernah ketemuan atau copy darat (maklumlah dia di Jakarta sedangkan aku di Medan). Setelah persahabatan kami berjalan 2 tahun akhirnya kami mempunyai kesempatan untuk ber-copy darat. Waktu itu bulan Desember 2003 aku memperoleh kesempatan untuk berlibur di Jakarta.

    Singkat cerita akupun sampai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada tgl 26 Desember 2003 dan dengan berbekal beberapa lembar foto kirimannya, aku sore harinya pergi ke Mall Taman Anggrek untuk menemuinya.

    Pertama sekali kumelihatnya, aku sungguh terpana. Bagiku, Yussi lebih cantik aslinya ketimbang di fotonya. Ditunjang lagi oleh penampilannya yang semakin dewasa yang disesuaikan dengan profesinya kini sebagai programer software di PT JS di kawasan Gatot Subroto Jaksel. Hal ini membuat aku semakin tertarik dengannya dan membuat birahiku naik secara perlahan-lahan.

    Setelah bertemu, kami berdua mengelilingi Taman Anggrek hingga malam dan dinner disana. Setelah dinner kami berkesempatan mengelilingi Jakarta dan akhirnya kami pulang dan kuantar dia sampai ke rumahnya di kawasan Duri Kepa Jakarta Barat.

    Pertemuan itu membawa kenangan tersendiri bagiku dan oleh sebab itu aku kembali mengajak Yussi keluar jalan-jalan keesokan harinya yang bertepatan dengan malam minggu.

    Keesokan harinya, pagi-pagi benar aku menjemput Yussi setelah itu kami pergi makan pagi bersama dan mengelilingi Jakarta beserta mallnya hingga jam 10 malam. Sebenarnya aku masih sangat ingin bersamanya hingga larut malam, namun Yussi menolak karena katanya tidak ada yang menjaga rumah, sebab Papa, Mama, Koko, Kakak ipar dan Dedenya sedang ke Bogor menghadiri kondangan familinya.

    Sebenarnya aku kecewa juga mendengar penolakannya itu, tapi kekecewaanku ternyata tidak lama. Terbukti Yussi waktu itu langsung mengajakku untuk menginap di rumahnya, karena dia tidak berani tidur sendirian. Akupun tidak mengiyakan secara langsung penawarannya itu, aku berpikir beberapa menit. Setelah berpikir beberapa menit aku pun mengiyakan tawaran Yussi dan tampaknya ia sangat senang sekali. Akhirnya kami sampai di rumahnya pukul 10 lewat 30 malam.

    Segera setelah turun dari mobil, Yussi membuka pintu pagar dan pintu rumah. Lalu akupun masuk ke dalam rumahnya yang lumayan besar itu dan menempelkan pantatku pada kursi sofa di ruang tamunya. Seketika itu pikiranku melayang-layang membayangkan seandainya aku dapat menyalurkan hasratku pada Yussi. Terus terang saja, selama ini aku selalu horny jika mendengar suara dari Yussi dan aku pun selalu beronani membayangkan sedang menyetubuhinya. Bahkan tidak jarang pada saat kutelepon dia, aku sedang naked dan beronani sambil bertelepon dengan dia dan Yussi pun tahu semuanya itu.

    Setelah mengunci pintu rumahnya, Yussi permisi padaku untuk mandi dan aku pun mengiyakannya. Mendengar Yussi mau mandi pikiranku bertambah kotor setelah sebelumnya aku membayangkan bisa menyetubuhinya. Lalu dengan langkah berjingkat-jingkat kuikuti langkah Yussi yang berjalan ke arah kamar mandi di ruang makan hingga aku melihat Yussi masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya.

    Akupun segera memutar otakku mencari celah agar dapat mengintip Yussi. Namun belum sempat aku mendapatkan cara mengintip yang pas, tiba-tiba Yussi keluar dari kamar mandi dengan naked dan berteriak karena ada kecoa. Aku yang melihat Yussi keluar dengan naked hanya bisa terpaku dan diam. Mataku langsung tertuju pada dua daging kenyal yang bergantung di dadanya. Sungguh indah sekali buah dada Yussi yang berukuran 34 A (kuketahui ukurannya, karena aku pernah menanyakan ukuran bra nya lewat SMS dan dia pun memberitahu aku) dengan putingnya yang berwarna kecoklatan. Ingin rasanya lidahku langsung menyeruput wilayah dadanya itu.

    Pandangan mataku kini tertuju pada lubang vaginanya yang ditumbuhi oleh ilalang asmara walaupun tidak begitu lebat. Penisku pun langsung bangkit dan berdiri tegak. Waktu itu yang hanya ada di pikiranku hanyalah bagaimana caraku untuk meniduri Yussi. Tanpa pikir panjang akupun mendekati Yussi dan kurangkul tubuhnya lalu kutempelkan bibirku pada bibirnya yang lembut mereka itu. Yussi tidak memberikan perlawanan bahkan ia pun mengulum bibirku.

    “Ah..” dia mendesah.

    Aku pun semakin berani setelah mendengar desahannya itu. Lidahku keluar masuk ke rongga mulutnya yang mungil dan tanganku pun bergerilya meremas-remas dan terkadang meraba-raba onggokan daging kenyal di dadanya sambil memilin-milin putingnya yang sudah mulai mengeras. Sementara itu ia juga mulai mencoba menarik resleting celanaku dan tanpa kesulitan dia berhasil menurunkan celanaku dan menarik kaosku serta melemparnya ke lantai kamar mandi. Saat itu, ia sedikit terkejut, ketika tanpa sengaja tangannya menyentuh penisku yang masih dilapisi oleh celdamku.

    “Oh.. Very big buanget kontolmu, Dave”

    Aku hanya menanggapinya dengan senyum dan tanganku masih bekerja memilin-milin puting susunya. Ciumanku mulai kuarahkan ke lehernya dan terus turun ke bawah dan berhenti di bagian putingnya. Di sini aku permainkan putingnya yang indah itu dengan lidahku. Terkadang kuemut, kuhisap dan kugigit lembut putingnya itu, sehingga membuat Yussi tak kuasa untuk menahan hawa nafsunya yang sudah hampir meledak. Tampaknya ia juga sudah tidak sabar untuk melihat dan merasakan penisku karena Yussi sedang berusaha menarik turun sempakku. Dan kemudian tanpa halangan yang berarti Yussi akhirnya berhasil menurunkan celdamku.

    “Jangan disini Yos, kita cari tempat yang enak, ok? Gimana kalau kita maen di kamar kamu Yos?”
    “Oh iya.. Enakan di kamar gue. Kita bisa ngentot sampe puas”.

    Lalu kugendong tubuhnya ke loteng dan kubawa ke dalam kamar tidurnya dan selanjutnya kurebahkan tubuh bugilnya diatas ranjang alga yang empuk. Tanpa menunggu lebih lama lagi, segera kuhisap puting susunya yang sudah semakin mengeras lagi.

    “Ah.. Dave,” pekiknya.
    “Yos.. Toket loe indah buanget. Gue suka buanget sama toket loe,” celetekku dengan penuh nafsu.
    “Terus Dave.. Oh.. Geli..” desahnya.

    Mendengar desahannya aku semakin bernafsu. Lambat laun ciumanku merambat turun ke pusarnya lalu ke gundukan di selangkangannya. Kemudian kumainkan clitorisnya dengan lidahku dan aku terus memasukkan ujung lidahku ke dalam lubang vaginanya yang harum itu. Kemudian dia mengangkat pinggulnya dan berseru,

    “Oh.. My god.. Is very great.. Oh.. God..”

    Sementara aku masih mempermainkan wilayah vaginanya dengan lidahku, Yussi semakin kencang menggoyang-goyangkan pinggulnya, kemudian dengan tiba-tiba dia berteriak,

    “Dave.. aku.. ke.. lu.. aarr..” dan seketika itu tubuh Yussi mengejang dan matanya terpejam.

    Sementara itu di gua keramatnya terlihat cairan kewanitaannya membanjiri vaginanya. Kuhisap cairannya itu dan kurasakan manis bercampur asin dengan aroma yang wangi dan hangat. Kuhisap cairannya dengan rakus sampai habis dan tubuhku kembali merambat ke atas menghisap putingnya kembali yang tampak indah bagiku. Rasanya bibirku masih belum puas menyusui putingnya itu.

    Tak lama kemudian kulihat Yussi kembali menggeliat-geliat dan mendesah-desah. Ia tampak terangsang kembali dan memintaku untuk segera memasukkan penisku yang berukuran 16 cm dengan diameter 3 cm ke dalam gua keramatnya yang sudah basah sekali.

    “Ayo.. Dave.. Masukkan kontolmu ke memekku. Gue sudah enggak tahan lagi,” pintanya.

    Tanpa menunggu lebih lama lagi kuarahkan penisku ke dalam lubang vaginanya dan secara perlahan-lahan namun pasti penisku pun mulai menyeruak masuk ke dalam lubang vaginanya yang masih sempit (maklumlah Yussi masih virgin) dan akhirnya penisku berhasil masuk 3/4 ke dalam lubang vaginanya.

    “Aduh.. Pelan-pelan ya, please,” erangnya sedikit tertahan.

    Kembali kutekan penisku untuk masuk ke lubang vaginanya secara perlahan sehingga akhirnya aku berhasil memasukkan semua penisku ke dalam lubang vaginanya dan menyentuh dasar vaginanya.

    “Oh.. Nikmat buanget..” katanya yang disertai dengan desahan halus.

    Aku semakin bernafsu untuk menggenjotnya setelah mendengar desahan dan erangannya. Semakin dia mendesah, aku semakin mempercepat genjotanku di lubang vaginanya.

    “Oh.. Dave.. ak.. uu.. suudahh.. ma.. uu.. kke.. luarr.. rr.. laggii..”
    “Tahan Yos.. aku juga.. u.. da.. mau.. ke.. luuaarr, keluarkan di.. mana.. Yos?” tanyaku.
    “Di.. Da..”
    Belum sempat ia menjawab, aku sudah tak bisa menahannya lagi, sehingga akibatnya,
    Crot.. Crot.. Crot.. Crot..!
    Beberapa kali penisku menembakkan maniku yang banyak ke dalam lubang vaginanya dan saat itu juga aku merasakan cairan hangat Yussi beserta aliran darah perawannya menyelimuti batang penisku yang masih tegak di dalam vaginanya.

    “Terima kasih Yos.. Kamu sudah memberikan aku kenikmatan malam ini..” ujarku sambil mengecup lembut bibirnya dan menarik keluar penisku.
    “Aku juga ingin terima kasih ke kamu, karena telah memuaskan nafsuku untuk melakukan hubungan sex denganmu yang selama ini kupendam dalam anganku,” katanya tanpa malu-malu dengan mata yang sayu.
    “Ayo.. Kita mandi berdua,” ajaknya sambil menarik tanganku.

    Dan di kamar mandi itu, batang penisku kembali bereaksi ketika Yussi mengelus-elusnya. Tanpa malu-malu aku langsung menarik pinggang Yussi dan menyuruhnya menungging ke arahku. Aku pun secara perlahan lahan memasukkan penisku yang sudah menegang ke sela-sela pantatnya yang tidak begitu besar. Sejenak, Yussi tersentak, namun hal itu hanya berlangsung sebentar saja, karena Yussi kemudian menggerak-gerakkan pinggulnya ketika dirasakan penisku sudah masuk semuanya ke dalam lubangnya.

    “Ah.. Dave.. a.. kk.. uu.. ke.. ll.. uu.. aa.. rr.. l.. aa.. g.. ii..” erangnya dengan lembut.
    “A.. k.. u.. juu.. ggaa..” kataku sambil menyemprotkan maniku ke lubang vaginanya kembali.

    Setelah itu kami melanjutkan acara mandi kembali dan setelah mandi, sebelum tidur, aku mengentotnya sekali lagi. Keesokan paginya pada saat aku bangun jam 7 pagi kembali kugenjot dia dan malam harinya kami kembali ber-ML ria..
    Sungguh liburan yang berkesan dengan teman chatting. Terima kasih Yussi atas virginmu.

  • Video Bokep Yui Hatano Uses Her Lips To Devour a Whole Dick

    Video Bokep Yui Hatano Uses Her Lips To Devour a Whole Dick


    1822 views

  • Foto Bugil Ayumi Maeda Yang Memperlihatkan Memek Beceknya

    Foto Bugil Ayumi Maeda Yang Memperlihatkan Memek Beceknya


    2726 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini

  • Foto Ngentot James Pria Yang Perkasa Memuaskanku

    Foto Ngentot James Pria Yang Perkasa Memuaskanku


    1882 views

    Foto Ngentot Terbaru – Kompilasi 20 Foto Crot Sperma di Dalem Memek dan Mulut Cewek, Postingan ini ane dedikasikan buat kalian yang suka keluar di dalem. Crot di dalem memek memang memiliki sensasi kenikmatan yang tak terhingga. Namun resikonya juga tinggi jika kalian melakukannya dengan pacar. Sebaiknya aksi keluar di dalem memek seperti ini cukup kalian lakukan dengan Istri sah saja.

  • Cerita Seks menghibur pengujung cafe yang hot

    Cerita Seks menghibur pengujung cafe yang hot


    1847 views

    Cerita Seks – Malam itu aku dinner dengan clientku di sebuah cafe. Sebuah band tampil menghibur pengunjung cafe dengan musik jazz. Lagu “I’m Old Fashioned” dimainkan dengan cukup baik. Aku memperhatikan sang penyanyi. Seorang gadis berusia kira-kira 26 tahun. Suaranya memang sangat jazzy.

    Gadis ini wajahnya tidak terlalu cantik. Tingginya kurang lebih 160 cm/55 kg. Tubuhnya padat berisi. Ukuran payudaranya sekitar 36B. Kelebihannya adalah lesung pipitnya. Senyumnya manis dan matanya berbinar indah. Cukup seksi. Apalagi suaranya. Membuat telingaku fresh.

    “Para pengunjung sekalian.. Malam ini saya, Felicia bersama band akan menemani anda semua. Jika ada yang ingin bernyanyi bersama saya, mari.. saya persilakan. Atau jika ingin request lagu.. silakan”.

    Penyanyi yang ternyata bernama Felicia itu mulai menyapa pengunjung Cafe. Aku hanya tertarik mendengar suaranya. Percakapan dengan client menyita perhatianku. Sampai kemudian telingaku menangkap perubahan cara bermain dari sang keyboardist. Aku melihat ke arah band tersebut dan melihat Felicia ternyata bermain keyboard juga.

    Felicia bermain solo keyboard sambil menyanyikan lagu “All of Me”. Lagu Jazz yang sangat sederhana. Aku menikmati semua jenis musik dan berusaha mengerti semua jenis musik. Termasuk jazz yang memang ‘brain music’. Musik cerdas yang membuat otakku berpikir setiap mendengarnya.

    Felicia ternyata bermain sangat aman. Aku terkesima menemukan seorang penyanyi cafe yang mampu bermain keyboard dengan baik. Tiba-tiba aku menjadi sangat tertarik dengan Felicia. Aku menuliskan request laguku dan memberikannya melalui pelayan cafe tersebut.

    “The Boy From Ipanema, please.. And your cellular number. 081xx. From Boy.”, tulisku di kertas request sekaligus menuliskan nomor HP-ku. Aku melanjutkan percakapan dengan clientku dan tak lama kemudian aku mendengar suara Felicia.

    “The Boy From Ipanema.. Untuk Mr. Boy..?”

    Bahasa tubuh Felicia menunjukkan bahwa dia ingin tahu dimana aku duduk. Aku melambaikan tanganku dan tersenyum ke arahnya. Posisi dudukku tepat di depan band tersebut. Jadi, dengan jelas Felicia bisa melihatku. Kulihat Felicia membalas senyumku. Dia mulai memainkan keyboardnya.

    Sambil bermain dan bernyanyi, matanya menatapku. Aku pun menatapnya. Untuk menggodanya, aku mengedipkan mataku. Aku kembali berbicara dengan clientku. Tak lama kudengar suara Felicia menghilang dan berganti dengan suara penyanyi pria. Kulihat sekilas Felicia tidak nampak. Tit.. Tit.. Tit.. SMS di HP-ku berbunyi.

    “Felicia.” tampak pesan SMS di HP-ku. Wah.. Felicia meresponsku. Segera kutelepon dia.

    “Hai.. Aku Boy. Kau dimana, Felicia?”

    “Hi Boy. Aku di belakang. Ke kamar mandi. Kenapa ingin tahu HP-ku?”

    “Aku tertarik denganmu. Suaramu sexy.. Sesexy penampilanmu” kataku terus terang. Kudengar tawa ringan dari Felicia.

    “Rayuan ala Boy, nih?”

    “Lho.. Bukan rayuan kok. Tetapi pujian yang pantas buatmu yang memang sexy.. Oh ya, pulang dari cafe jam berapa? Aku antar pulang ya?”

    “Jam 24.00. Boleh. Tapi kulihat kau dengan temanmu?”

    “Oh.. dia clientku. Sebentar lagi dia pulang kok. Aku hanya mengantarnya sampai parkir mobil. Bagaimana?”

    “Okay.. Aku tunggu ya.”

    “Okay.. See you soon, sexy..”

    Aku melanjutkan sebentar percakapan dengan client dan kemudian mengantarkannya ke tempat parkir mobil. Setelah clientku pulang aku kembali ke cafe. Waktu masih menunjukkan pukul 23.30.

    Masih 30 menit lagi. Aku kembali duduk dan memesan hot tea. 30 menit aku habiskan dengan memandang Felicia yang menyanyi. Mataku terus menatap matanya sambil sesekali aku tersenyum. Kulihat Felicia dengan percaya diri membalas tatapanku. Gadis ini menarik hingga membuatku ingin mencumbunya.

    Dalam perjalanan mengantarkan Felicia pulang, aku sengaja menyalakan AC mobil cukup besar sehingga suhu dalam mobil dingin sekali. Felicia tampak menggigil.

    “Boy, AC-nya dikecilin yah?” tangan Felicia sambil meraih tombol AC untuk menaikkan suhu. Tanganku segera menahan tangannya. Kesempatan untuk memegang tangannya.

    “Jangan.. Udah dekat rumahmu kan? Aku tidak tahan panas. Suhu segini aku baru bisa. Kalau kamu naikkan, aku tidak tahan..” alasanku.

    Aku memang ingin membuat Felicia kedinginan. Kulihat Felicia bisa mengerti. Tangan kiriku masih memegang tangannya. Kuusap perlahan. Felicia diam saja.

    “Kugosok ya.. Biar hangat..” kataku datar. Aku memberinya stimuli ringan. Felica tersenyum. Dia tidak menolak.

    “Ya.. Boleh. Habis dingin banget. Oh ya, kamu suka jazz juga ya?”

    “Hampir semua musik aku suka. Oh ya, baru kali ini aku melihat penyanyi jazz wanita yang bisa bermain keyboard. Mainmu asyik lagi.”

    “Haha.. Ini malam pertama aku main keyboard sambil menyanyi.”

    “Oh ya? Tapi tidak terlihat canggung. Oh ya, kudengar tadi mainmu banyak memakai scale altered dominant ya?” aku kemudian memainkan tangan kiriku di tangannya seolah-olah aku bermain piano.

    “What a Boy! Kamu tahu jazz scale juga? Kamu bisa main piano yah?” Felicia tampak terkejut. Mukanya terlihat penasaran.

    “Yah, dulu main klasik. Lalu tertarik jazz. Belum mahir kok.” Aku berhenti di depan rumah Felicia.

    “Tinggal dengan siapa?” tanyaku ketika kami masuk ke rumahnya. Ya, aku menerima ajakannya untuk masuk sebentar walaupun ini sudah hampir jam 1 pagi.

    “Aku kontrak rumah ini dengan beberapa temanku sesama penyanyi cafe. Lainnya belum pulang semua. Mungkin sekalian kencan dengan pacarnya.”

    Felicia masuk kamarnya untuk mengganti baju. Aku tidak mendengar suara pintu kamar dikunci.

    Wah, kebetulan. Atau Felicia memang memancingku? Aku segera berdiri dan nekat membuka pintu kamarnya. Benar! Felicia berdiri hanya dengan bra dan celana dalam. Di tangannya ada sebuah kaos.

    Kukira Felicia akan berteriak terkejut atau marah. Ternyata tidak. Dengan santai dia tersenyum.

    “Maaf.. Aku mau tanya kamar mandi dimana?” tanyaku mencari alasan. Justru aku yang gugup melihat pemandangan indah di depanku.

    “Di kamarku ada kamar mandinya kok. Masuk aja.”

    Wah.. Lampu hijau nih. Di kamarnya aku melihat ada sebuah keyboard. Aku tidak jadi ke kamar mandi malah memainkan keyboardnya. Aku memainkan lagu “Body and Soul” sambil menyanyi lembut. Suaraku biasa saja juga permainanku. Tapi aku yakin Felicia akan tertarik. Beberapa kali aku membuat kesalahan yang kusengaja. Aku ingin melihat reaksi Felicia.

    “Salah tuh mainnya.” komentar Felicia. Dia ikut bernyanyi.

    “Ajarin dong..” kataku.

    Dengan segera Felicia mengajariku memainkan keyboardnya. Aku duduk sedangkan Felicia berdiri membelakangiku. Dengan posisi seperti memelukku dari belakang, dia menunjukkan sekilas notasi yang benar. Aku bisa merasakan nafasnya di leherku. Wah.. Sudah jam 1 pagi. Aku menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan. Aku memalingkan mukaku. Kini mukaku dan Felicia saling bertatapan. Dekat sekali. Tanganku bergerak memeluk pinggangnya. Kalau ditolak, berarti dia tidak bermaksud apa-apa denganku. Jika dia diam saja, aku boleh melanjutkannya. Kemudian tangannya menepis halus tanganku. Kemudian dia berdiri. Aku ditolak.

    “Katanya mau ke kamar mandi?” tanyannya sambil tersenyum. Oh ya.. Aku melupakan alasanku membuka pintu kamarnya.

    “Oh ya..” aku berdiri.

    Ada rasa sesak di dadaku menerima penolakannya. Tapi aku tak menyerah. Segera kuraih tubuhnya dan kupeluk. Kemudian kuangkat ke kamar mandi!

    “Eh.. Eh, apa-apaan ini?” Felicia terkejut. Aku tertawa saja.

    Kubawa dia ke kamar mandi dan kusiram dengan air! Biarlah. Kalau mau marah ya aku terima saja.

    Yang jelas aku terus berusaha mendapatkannya. Ternyata Felicia malah tertawa. Dia membalas menyiramku dan kami sama-sama basah kuyup. Segera aku menyandarkannya ke dinding kamar mandi dan menciumnya!

    Felicia membalas ciumanku. Bibir kami saling memagut. Sungguh nikmat bercumbu di suhu dingin dan basah kuyup. Bibir kami saling berlomba memberikan kehangatan. Tanganku merain kaosnya dan membukanya. Kemudian bra dan celana pendeknya. Sementara Felicia juga membuka kaos dan celanaku. Kami sama-sama tinggal hanya memakai celana dalam. Sambil terus mencumbunya, tangan kananku meraba, meremas lembut dan merangsang payudaranya. Sementara tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya dan sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Dari pantatnya aku bisa meraih vaginanya. Menggosok-gosoknya dengan jariku.

    “Agh..” kudengar rintihan Felicia. Nafasnya mulai memburu. Suaranya sexy sekali. Berat dan basah. Perlahan aku merasakan penisku ereksi.

    “Egh..” aku menahan nafas ketika kurasakan tangan Felicia menggenggam batang penisku dan meremasnya.

    Tak lama dia mengocok penisku hingga membuatku makin terangsang. Tubuh Felicia kuangkat dan kududukkan di bak air. Cukup sulit bercinta di kamar mandi. Licin dan tidak bisa berbaring. Sewaktu Felicia duduk, aku hanya bisa merangsang payudara dan mencumbunya. Sementara pantat dan vaginanya tidak bisa kuraih. Felicia tidak mau duduk. Dia berdiri lagi dan menciumi puting dadaku!

    Ternyata enak juga rasanya. Baru kali ini putingku dicium dan dijilat. Felicia cukup aktif. Tangannya tak pernah melepas penisku. Terus dikocok dan diremasnya. Sambil melakukannya, badannya bergoyang-goyang seakan-akan dia sedang menari dan menikmati musik. Merasa terganggu dengan celana dalam, aku melepasnya dan juga melepas celana dalam Felicia. Kami bercumbu kembali.

    Lidahku menekan lidahnya. Kami saling menjilat dan menghisap.

    Rintihan kecil dan desahan nafas kami saling bergantian membuat alunan musik birahi di kamar mandi. Suhu yang dingin membuat kami saling merapat mencari kehangatan. Ada sensasi yang berbeda bercinta ketika dalam keadaan basah. Waktu bercumbu, ada rasa ‘air’ yang membuat ciuman berbeda rasanya dari biasanya.

    Aku menyalakan shower dan kemudian di bawah air yang mengucur dari shower, kami semakin hangat merapat dan saling merangsang. Aliran air yang membasahi rambut, wajah dan seluruh tubuh, membuat tubuh kami makin panas. Makin bergairah. Kedua tanganku meraih pantatnya dan kuremas agak keras, sementara bibirku melumat makin ganas bibir Felicia. Sesekali Felicia menggigit bibirku.

    Perlahan tanganku merayap naik sambil memijat ringan pinggang, punggung dan bahu Felicia. Dari bahasa tubuhnya, Felicia sangat menikmati pijatanku.

    “Ogh.. Its nice, Boy.. Och..” Felicia mengerang.

    Lidahku mulai menjilati telinganya. Felicia menggelinjang geli. Tangannya ikut meremas pantatku.

    Aku merasakan payudara Felicia makin tegang. Payudara dan putingnya terlihat begitu seksi.

    Menantang dengan puting yang menonjol coklat kemerahan.

    “Payudaramu seksi sekali, Felicia.. Ingin kumakan rasanya..” candaku sambil tertawa ringan. Felicia memainkan bola matanya dengan genit.

    “Makan aja kalo suka..” bisiknya di telingaku.

    “Enak lho..” sambungnya sambil menjilat telingaku. Ugh.. Darahku berdesir. Perlahan ujung lidahku mendekati putingnya. Aku menjilatnya persis di ujung putingnya.

    “Ergh..” desah Felicia. Caraku menjilatnya lah yang membuatnya mengerang.

    Mulai dari ujung lidah sampai akhirnya dengan seluruh lidahku, aku menjilatnya. Kemudian aku menghisapnya dengan lembut, agak kuat dan akhirnya kuat. Tak lama kemudian Felicia kemudian membuka kakinya dan membimbing penisku memasuki vaginanya.

    “Ough.. Enak.. Ayo, Boy” Felicia memintaku mulai beraksi.

    Penisku perlahan menembus vaginanya. Aku mulai mengocoknya. Maju-mundur, berputar, Sambil bibir kami saling melumat. Aku berusaha keras membuatnya merasakan kenikmatan. Felicia dengan terampil mengikuti tempo kocokanku. Kamu bekerja sama dengan harmonis saling memberi dan mendapatkan kenikmatan. Vaginanya masih rapat sekali. Mirip dengan Ria. Apakah begini rasanya perawan? Entahlah. Aku belum pernah bercinta dengan perawan, kecuali dengan Ria yang selaput daranya tembus oleh jari pacarnya.

    “Agh.. Agh..” Felicia mengerang keras. Lama kelamaan suaranya makin keras.

    “Come on, Boy.. Fuck me..” ceracaunya.

    Rupanya Felicia adalah tipe wanita yang bersuara keras ketika bercinta. Bagiku menyenangkan juga mendengar suaranya. Membuatku terpacu lebih hebat
    menghunjamkan penisku. Lama-lama tempoku makin cepat. Beberapa saat kemudian aku berhenti. Mengatur nafas dan mengubah posisi kami.

    Felicia menungging dan aku ‘menyerangnya’ dari belakang. Doggy style. Kulihat payudara Felicia sedikit terayun-ayun. Seksi sekali. Dengan usil jariku meraba anusnya, kemudian memasukkan jariku.

    “Hey.. Perih tau!” teriak Felicia. Aku tertawa.

    “Sorry.. Kupikir enak rasanya..” Aku menghentikan memasukkan jari ke anusnya tetapi tetap bermain-main di sekitar anusnya hingga membuatnya geli.

    Cukup lama kami berpacu dalam birahi. Aku merasakan saat-saat orgasmeku hampir tiba. Aku berusaha keras mengatur ritme dan nafasku.

    “Aku mau nyampe, Felicia..”

    “Keluarin di dalam aja. Udah lama aku tidak merasakan semburan cairan pria” Aku agak terhenti. Gila, keluarin di dalam. Kalau hamil gimana, pikirku.

    “Aman, Boy. Aku ada obat anti hamil kok..” Felicia meyakinkanku. Aku yang tidak yakin. Tapi masa bodoh ah. Dia yang menjamin, kan? Kukocok lagi dengan gencar. Felicia berteriak makin keras.

    “Yes.. Aku juga hampir sampe, Boy.. come on.. come on.. oh yeah..”

    Saat-saat itu makin dekat.. Aku mengejarnya. Kenikmatan tiada tara. Membuat saraf-saraf penisku kegirangan. Srr.. Srr..

    “Aku orgasme. Sesaat kemudian kurasakan tubuh Felicia makin bergetar hebat. Aku berusaha keras menahan ereksiku. Tubuhku terkejang-kejang mengalami puncak kenikmatan.

    “Aarrgghh.. Yeeaahh..” Felicia menyusulku orgasme.

    Dia menjerit kuat sekali kemudian membalikkan badannya dan memelukku. Kami kemudian bercumbu lagi. Saatnya after orgasm service. Tanganku memijat tubuhnya, memijat kepalanya dan mencumbu hidung, pipi, leher, payudara dan kemudian perutnya. Aku membuatnya kegelian ketika hidungku bermain-main di perutnya. Kemudian kuangkat dia.
    Mengambil handuk dan mengeringkan tubuh kami berdua. Sambil terus mencuri-curi ciuman dan rabaan, kami saling menggosok tubuh kami. Dengan tubuh telanjang aku mengangkatnya ke tempat tidur, membaringkannya dan kembali menciumnya. Felicia tersenyum puas. Matanya berbinar-binar.

    “Thanks Boy.. Sudah lama sekali aku tidak bercinta. Kamu berhasil memuaskanku..”

    Pujian yang tulus. Aku tersenyum. Aku merasa belum hebat bercinta. Aku hanya berusaha melayani setiap wanita yang bercinta denganku. Memperhatikan kebutuhannya.

    Aku sangat terkejut ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka. Sial, kami tadi lupa mengunci pintu!! Seorang wanita muncul. Aku tidak sempat lagi menutupi tubuh telanjangku.

    “Ups.. Gak usah terkejut. Dari tadi aku udah dengar teriakan Felicia. Tadi malah sudah mengintip kalian di kamar mandi..” kata wanita itu. Aku kecolongan. Tapi apa boleh buat. Biarkan saja. Kulihat Felicia tertawa.

    “Kenalin, dia Gladys. Mbak.. Dia Boy.” aku menganggukkan kepalaku padanya.

    “Hi Gladys..” sapaku.

    Kemudian aku berdiri. Dengan penis lemas terayun aku mencari kaos dan celana pendek Felicia dan memakainya. Gladys masuk ke kamar. Busyet, ni anak tenang sekali, Pikirku. Sudah jam 2 pagi. Aku harus pulang.

  • Video Bokep Pretty Japanese teen with small tits gets fucked from behind

    Video Bokep Pretty Japanese teen with small tits gets fucked from behind


    1996 views

  • Foto Ngentot Sambil Berdiri Nana Nonomiya

    Foto Ngentot Sambil Berdiri Nana Nonomiya


    2208 views

    Foto Ngentot Terbaru – Siapa sih yang tak gemetar ketika melihat kemolekan dan kecantikan wanita asia timur? Hal tersebut sudah tak diragukan lagi dalam industry perlendiran yang semakin menjadi-jadi. Bahkan penggemar setia foto bugil asia timur sudah semakin banyak. Walau tak begitu Nampak karena ini masih merupakan hal yang tabu di masyarakat. Tapi keberadaan mereka tak terbantahkan dengan tingginya statistic pencarian topik ini di mesin penelusur seperti yahoo dan google. Foto bugil asia timur seakan menjadi magnet tersendiri pagi penggemarnya yang doyan mengoleksi foto saru wanitanya

  • Cerita Seks Tukang Pijat Rengut Keperjakaanku

    Cerita Seks Tukang Pijat Rengut Keperjakaanku


    2094 views

    Cerita Seks – Sebagai seorang konsultan aku sering pergi keluar kota dan menginap di hotel bisa sampai berbulan-bulan lamanya. Seringnya menginap sekamar bareng dengan anggota tim lainnya namun kadang juga menginap sendirian. Pekerjaanku yang bersifat projek jelas sering menuntut waktu ekstra dan kerja keras sehingga membuatku mengalami keletihan baik fisik dan mental. Kalau sudah begitu aku segera mencari tukang pijat untuk mengendorkan urat saraf yang telah amat tegangnya.

    Giliranku kali ini mendapatkan projek di kota B yang berhawa sejuk dan merupakan kota idolaku. Dulu aku sempat lama berdiam di kota ini ketika kuliah di salah satu perguruan tinggi ternama di negeri ini. Sebagaimana projek-projek lain yang sering kukerjakan maka tidak ada perkecualian projek ini juga menuntut energi dan pikiran ekstra keras karena ketatnya jadwal. Salah satu hal yang menyebalkan di kota ini adalah masalah taxi yang buruk kondisinya dan lagi jarang mau menggunakan argo sehingga harus selalu melakukan negosiasi terlebih dahulu. Oleh sebab itu sering aku mencari hotel terdekat dengan lokasi projek sehingga dapat dicapai dengan jalan kaki hanya beberapa menit.

    Minggu ini adalah puncak-puncaknya pekerjaan sehingga keletihan amat sangat terasa. Hal ini menyebabkan aku malas pulang week end ke kota J di mana aku tinggal. Kurencanakan Sabtu pagi besok saja untuk pulang menggunakan kereta api. Karena anggota tim lain selalu pulang ke J (semuanya berdomisili di J) di akhir minggu maka kini tinggal aku sendirian.

    Setelah makan malam di restoran hotel aku masuk ke kamar sambil nonton acara-acara TV. Berhubung hotel ini bukan hotel mewah maka channel acara TV-nya pun terbatas, untuk mengirit ongkos operasional kali. Setelah satu jam aku mulai dihinggapi kejenuhan. Mau tidur masih amat susah karena malam begitu larut, baru jam 8an, dan badan yang amat letih ternyata malah membuat sulit untuk segera beristirahat tidur. Tiba-tiba aku teringat biasanya hotel ada info layanan pijat. Kucari-cari brosurnya tidak kutemukan. Tanpa kurang akal kutelpon operator untuk menanyakan apakah di hotel ini bisa dicarikan tukang pijat. Ah lega rasanya ketika dijawab bisa dan akan segera diantar.

    Sambil menunggu kedatangan tukang pijat aku mulai mencoba kembali menikmati acara-acara di layar TV. Tapi ternyata pikiranku sudah mulai melantur membayangkan nikmatnya ketika badan yang pegal hebat ini akan mendapatkan terapi pijat yang pasti akan memanjakan urat dan saraf-saraf yang telah mulai menuntut untuk dirilekskan sejak beberapa hari ini. Ah beginilah nikmatnya masih bujangan (sebagai lelaki berusia 35 aku jelas termasuk telat menikah, hehe biarin masih enak sendiri kok), waktu masih bisa diatur sesuka hati. Coba kalau berkeluarga sebagaimana kawan-kawanku itu, pasti mereka harus buru-buru pulang sementara masih harus berjuang untuk mendapatkan tiket kereta karena penuhnya calon penumpang di akhir minggu.

    Sejam kemudian ada suara ketukan pintu, ah sudah datang, batinku dengan girang. Ketika kubuka aku agak sedikit heran karena tukang pijatnya ibu-ibu berumur 45-an lebih kira-kira. Tinggi tubuh sekitar 155 cm, berkulit kuning bersih, wajah sudah menunjukkan usianya yang memang sudah matang. Dengan mengenakan jaket kain dan bercelana jean yang agak ketat. Dengan santunnya dia permisi untuk masuk. Kupersilakan dia masuk sementara pengantarnya yang adalah bell boy kemudian pergi meninggalkannya.

    Setelah di dalam kamar kupersilakan duduk dulu di kursi pojok kamar. Aku ijin sebentar ke toilet untuk pipis karena aku memang termasuk orang yang nggak tahan dingin (sudah di kota yang dingin ber-AC pula) sehingga sering pipis. Daripada nanti pas ditengah-tengah aksi pemijatan aku kebelet mendingan kukeringkan dulu kantong pipisku. Kan nggak nyaman pas lagi merem-melek dipijat eh kebelet pipis, pasti akan merepotkan.

    Setelah selesai dari toilet kulepas kaos dan celana pendekku sehingga tinggal CD saja. Lalu kulihat ibu itu membuka jaketnya sehingga hanya memakai kaos ketat hitam saja. Wah ternyata si ibu ini masih bagus juga badannya, kelihatan perut masih kencang. Tanpa banyak buang waktu langsung aku tengkurap di atas ranjang. Ibu tukang pijat mendekat dan mengatakan maaf serta mohon ijin untuk mulai pemijatan. Pertama yang dipijat adalah telapak kaki. Ah nyamannya. Telapak kakiku yang telah kaku-kaku ditekan-tekan dan kemudian diurut.

    Aku tak mau banyak bicara agar Si Ibu lebih fokus pada pekerjaannya dan aku konsentrasi agar kenikmatan yang kuraih dari pijatan-pijatan maksimal. Setelah selesai dari telapak kaki mulailah naik menuju ke betisku yang tak kalah kakunya. Rupanya betis kaku kalau dipijat menimbulkan rasa nyeri sehingga aku sedikit meringis. Rupanya Si Ibu tahu kesakitanku lalu sedikit dikurangi tekanannya. Selesai ditekan-tekan kemudian diurut-urut. Untuk urut dipakailah cream agar licin.

    Begitu sampai menuju paha tiba-tiba kudengar suaranya..

    “Den, maaf CD-nya dilepas saja biar nggak kotor kena minyak. Maaf ya.”

    Karena logis alasannya ya kulepas saja meskipun membuatku kikuk (aku sering dipijat tetapi biasanya pria tuna netra). Aku lepas CD-ku dengan hanya mengangkat pantat terus kuperosotkan keluar dari kaki. Menurutku Si Ibu nggak dapat melihat “adikku”. Lalu aku mapan lagi agar pijatan dapat diteruskan. Mulanya paha luar yang mendapatkan giliran. Setelah kedua sisi paha luar selesai baru dilanjutkan dengan paha dalam. Dengan mengurut dari arah bawah menuju atas, stop press!! Bisakah anda bayangkan?

    Jari-jarinya, kayaknya ibu jarinya (aku nggak bisa lihat sih) secara halus menyenggol kantong-kantong kejantananku. Serr. Kudiamkan. Kemudian pantatku mulai dijamahnya dengan cara melingkar dari bawah ke atas luar terus turun masuk ke dalam dan berakhir di.. Ujung selangkangan persisnya tengah-tengah antara kedua kantong kejantananku. Serr. Serr. Uenak sekali. Aku heran agak lama juga dia ini bermain di wilayah sensitif ini. Tapi biarlah, enak ini. Hehe. Eh ketika sedang enak-enaknya menikmati jari-jari lihainya yang baru pertama kali kunikmati sensasi kenikmatan tiada tara ini berlangsung tiba mulai naik ke arah pinggang. Agak kecewa juga, tapi kutahan biarlah dia menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan prosedur standar pemijatan yang dia praktekkan.

    Begitu selesai dengan leher belakang sebagai bagian teratas yang dirambahnya, tiba-tiba dengan ‘cool’-nya memerintahkan untuk telentang. Wah kacau ini. Bisa ketahuan nih kalau adikku ternyata telah terjaga. Tapi ya sudahlah biarkan segalanya berlalu dengan alamiah. Yang sudah telanjur tegak biarlah begitu. Hehe.

    Mulai lagi Si Ibu dari bawah yaitu bagian depan telapak kaki. Mulai saat ini sudah tidak mampu lagi kunikmati pijatan dari detik ke detik dan setiap inchi anggota tubuhku. Aku hanya memikirkan apa yang akan dia lakukan ketika sudah merembet ke arah paha. Gara-gara pikiranku sudah terpandu oleh kerja hormon testosteronku maka jelas sudah, adikku semakin percaya diri untuk mengeras sebelum sentuhan terjadi.

    Akhirnya tiba juga saat-saat yang kunantikan. Rupanya teknik yang dia lakukan di bagian pantatku tadi dipraktekkan juga di bagian depan. Aduh Mami, enaknya minta ampun, eh nambah. Sempat kutatap wajahnya, kulihat sekilas-sekilas dia melirik adikku. Hmm rupanya dia ingin tahu efek pijatannya apakah membuahkan hasil atau tidak. Dan tidak salah dia. Sukses besar. Bahkan si adik telah sedikit menitikkan cairan.

    Ketika itu dia mencuri pandang ke aku. Aku menangkapnya. Mulai kuamati wajahnya untuk melihat lebih jelas seperti apa sebenarnya tampang Ibu ini. Biasa aja. Tidak menarik. Bahkan sudah ada beberapa kerutan. Sedikit. Tidak terlalu muluslah wajahnya. Tapi tidak berpengaruhlah itu karena nyatanya adikku tetap saja berdiri kayak tonggak, sedikit miring karena gravitasi.

    Lagi asyik-asyiknya melayang-layang imajiku akibat aksi pijatan-pijatan yang berbentuk lingkaran-lingkaran itu tiba-tiba rambahannya sudah menuju perut. Ah. Sedikit down. Sedikit kecewa. Tunggu dulu, rupanya ketika di perut masih ada harapan untuk mendapatkan sentuhan-sentuhan dahsyat itu. Ketika gerak maju-mundur di perut dengan formasi melingkar luar-dalam juga, ternyata setiap mundur gerakannya dibablaskan sehingga si adik tetap bisa menikmati sentuhan-sentuhan. Bedanya sekarang yang mendapatkan anugerah adalah bagian kepala adik. Sip. Sip bener ini. Kok ya ada tukang pijat sehebat ini. Apakah karena sudah ibu-ibu maka pengalamannya memijat bertahun-tahun yang membuatnya menjadi piawai begini? Mustinya iya.

    Lalu, akhirnya pijatan di akhir bagian dada. Begitu selesai..

    “Mau diapain lagi Den?”
    “Maksud Ibu?” Tukasku.

    Tersenyum simpul dia dan.. Tahu-tahu tangannya pura-pura pijat-pijat lagi di selangkangan tetapi dengan titik kontak gesekan ke ‘adik’ semakin besar dan lama.

    “Oh tahu aku maksudnya”, pikirku.

    Tanpa kujawab mulai kuelus punggungnya (dia duduk di pinggir ranjang dengan membelakangi). Dia diam dan mulai berani hanya mengelus khusus adikku saja, tidak lagi pura-pura menyentuh bagian lain. Kusingkap pelan kaosnya. Astaga, rupanya kondisi dalamnya terawat mulus. Tak kusangka padahal sudah seumur itu. Menggelegaklah kelelakianku. Tanpa terkontrol lagi aku yang tadinya telentang bangkit duduk sehingga punggungnya berhadapan dengan tubuh depanku dan tanganku yang kiri menyingkap kaosnya lebih ke atas lagi sementara yang kanan ke depan menjamah sang.. Tetek.

    Dia sengaja mencondongkan dirinya ke arahku agar lebih mepet. Kulepas kaosnya dan dibantu dia sehingga sekarang setengah telanjang dia. Eits! Bulu keteknya nggak dicukur. Gairahku malah semakin meledak, kubalikkan badannya agar menghadapku. Dia menunduk mungkin malu atau minder karena umur atau ketidak cantikannya, entahlah, yang pasti dia telah dengan ahlinya melepaskan ‘nafsuku’ dari kandangnya. Kurebahkan dia dengan masih tetap pakai BH karena aku lebih suka menjamah teteknya dengan cara menyelinapkan tangan.

    Kuserbu keteknya yang berbulu agak lebat itu (kering tanpa ‘burket’, kalaupun ‘burket’ toh nafsuku belum tentu turun) sambil terus meremas tetek. Kutindih dia. Celana jeans masih belum dilepas. Kususupkan tangan kananku ke dalamnya. Menyentuh veginya. Basah. Kupindahkan serangan ciumanku ke lehernya. Mendesah. Lalu mengerang-mengerang lembut dia. Kehabisan nafas aku, ketika kutarik kepalaku naik untuk mengambil udara ditarik lagi kepalaku. Ah rupanya ‘G-Spot’nya ada di leher belakang telinga sebelah kanan. Kuhajar lama dengan dengusan napas hidungku di wilayah itu. Semakin liar polahnya. Tangan kananku semakin dibasahi dengan banyak cairan. Kulepas tanganku dan kusuruh dia bangkit.

    “Lepaskan BH dan celana ya”.

    Tanpa tunggu lama wajahnya yang sudah merah merona itu mengangguk dan cepat-cepat semua yang kuingin lepas dilepasnya. Kupandangi sebentar teteknya, masih lumayan bulat. Kupandangi veginya, wow alangkah lebatnya. Kurebahkan lagi dengan segera. Kutindih lagi dia. Mengerang hebat. Nafasku memburu berat. Kukangkangkan pahanya. Dan bless.. Rudalku telah menghunjam ‘vegi’nya yang telah banjir itu. Kusodok-sodok sekuat tenaga. Semakin keras erangannya. Kuseret pahanya ke pinggir ranjang, dengan berdiri kuangkat kakinya menumpang di pundakku, kuarahkan kembali rudalku menuju veginya yang lenyap ditelan jembut. Kusibakkan terlebih dulu, lalu bless.. Bless.

    “Argh.. Arghh.. Yang cepeth Denn Arghh.. Kencangin laggih Denn.. Auhh.. Ahh..”

    Menjelang 10 menit mulai terasa hangat adikku.

    “Akkhu.. Sudahh mauu.. Kelluaar.. Bikk.. Ahh.. Ahh”.
    “Akkh.. Bibikh.. Jugah.. Denn. Ahh.. Argh”.

    Dan tanpa dapat dibendung lagi jebollah lahar panas dari rudalku menyemburi lembahnya yang rimbun itu. Pada saat yang bersamaan. Sensasi kimiawi dari surga telah mengurasku menuju keletihan. Entah kenapa badanku yang sebelumnya sudah letih banget ternyata masih mampu mengeluarkan tenaga sebesar ini. Ibu ini memang lihai. Luar biasa kuakui.

    Setelah berbaring-baring sekitar 15 menit Si Ibu minta ijin ke toilet untuk bersih-bersih diri. Kusiapkan amplop untuk memberinya kompensasi atas jasa kenikmatan luar biasa yang baru sekali ini kurasakan seumur hidupku. Tanpa dibukanya amplop itu sambil mengucapkan terima kasih dengan sopan, dia keluar kamar setelah mengenakan jaketnya kembali.

    Sejak mengenal kenikmatan ‘pijat hotel’ itu, aku mulai sering mencoba-coba. Di kota B banyak sekali panti-panti yang berkedok pijat namun sesungguhnya yang ditawarkan adalah lebih dari sekadar pijat. Awalnya kucoba yang muda-muda dan cantik, akhirnya aku kembali mencari yang telah senior karena yang masih muda kuanggap belum banyak pengalaman dan tidak banyak kenikmatan yang kuraih. Di samping itu lebih aman secara kesehatan dengan yang tua karena jarang dipakai, sementara yang muda dan cantik laris diantri banyak pria dari berbagai lapisan dan dengan kondisi kesehatan yang sulit terkontrol pula.

    *****

    Demikianlah kisah keperjakaanku yang hilang di tangan sang Ibu Pemijat. Aku tidak menyesal. Bahkan malah sulit melupakannya. Yang kusesali adalah mengapa kenikmatan yang sedemikian dahsyatnya baru kuketahui setelah setua ini.

  • Video Bokep Gadis Jepang Sange Di Pantai

    Video Bokep Gadis Jepang Sange Di Pantai


    2015 views

  • Foto Bugil Cewek Jepang Jembut Lebat

    Foto Bugil Cewek Jepang Jembut Lebat


    2376 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini