• Baru Sampai Surabaya Sudah Di Suguhi Badan Tante

    Baru Sampai Surabaya Sudah Di Suguhi Badan Tante


    1780 views

    Duniabola99.org – Pagi ini aku sedang membereskan pakaianku untuk dimasukkan ke dalam koper. Ayahku memperhatikan dengan wajah sedih karena aku satu-satunya anak lelakinya harus pergi demi meraih masa depanku. Aku akan tinggal di Surabaya bersama Tante dan Oomku.

    “Papa harap kamu bisa menjaga diri dan berbuat baik, menurut pada Oom Benny dan TanteLenny..” kata papaku.
    Aku hanya diam menoleh menatap papaku yang nampak kurang bersemangat karena kepergianku, lalu kupeluk papaku.
    “Saya tidak akan mengecewakan Papa..” kataku sambil menuju ke pintu.

    Aku naik angkot menuju ke terminal bus. Ketika sudah di atas bus, aku membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya sambil berharap semoga cita-citaku dapat tercapai. Sesampainya di terminal, aku melanjutkan dengan naik angkot menuju perumahan mewah di daerah Darmo.
    “Apa ini rumahnya..?” kataku dalam hati.
    Nomornya sih bener. Maklum aku belum pernah ke rumahnya.
    “Gila.., ini rumah apa istana..?” gumamku bicara pada diriku sendiri.

    Aku segera menekan bel yang ada pada pintu gerbang. Beberapa saat kemudian pintu gerbang dibuka. Seorang satpam berbadan gemuk mengamatiku, lalu menegurku.
    “Cari siapa ya..?” tanyanya.
    “Apa betul ini rumah Oom Benny..?” tanyaku balik.
    “Ya betul.. sampean siapa?” tanyanya lagi.
    “Saya keponakan Oom Benny dari Jember.”
    “Kenapa nggak bilang dari tadi, Sampean pasti Den Welly, kan..? Tuan sedang keluar kota, tapi Nyonya ada lagi nungguin.”

    Sekejap aku sudah berada di ruangan dalam rumah mewah yang diisi perabotan yang serba lux. Tak lama kemudian seorang wanita cantik berkulit putih bersih dan bertubuh seksi muncul dari ruang dalam. Kalau kutebak usianya sekitar 35 tahunan, tapi bagikan seorang gadis yang masih perawan.
    Dia tersenyum begitu melihatku, “Kok terlambat Well..? Tante pikir kamu nggak jadi datang..” ucap wanita seksi itu sambil terus memandangiku.
    “Iya Tante.. maaf..” jawabku pendek.
    “Ya sudah.., kamu datang saja Tante sangat senang.. Pak Bowo.., antarkan Welly ke kamarnya..!” perintah Tante Lenny pada Bowo.

    Lalu aku mengikuti Pak Bowo menuju sebuah kamar yang ada di bagian bawah tangga. Aku cukup senang menempati kamar itu, karena aku langsung tertidur sampai sore hari. Ketika bangun aku segera mandi, lalu berganti pakaian. Setelah itu aku keluar kamar hendak jalan-jalan di halamanbelakang yang luas. Ketika sedang asik menghayal, tiba-tiba suara lembut dan manja menegurku. Aku agak kaget dan menoleh ke belakang. Ternyata tanteku yang sore itu mengenakan kimono dengan rokok di tangannya, rupanya ia baru bangun tidur.

    “Oh Tante..” sapaku kikuk.
    Tante tersenyum, dan pandangan yang nakal tertuju pada dadaku yang bidang dan berbulu lebat. Badanku memang cukup atletis karena sering berenang, fitness, dan aku memang mempunyaiwajah yang lumayan ganteng.
    “Kamu sudah mandi ya, Wel..? Tampan sekali kamu..” kata tanteku memuji.
    Aku kaget bukan main ketika ia mendekatiku, tangannya langsung mengelu-elus penisku, tentu saja aku jadi salah tingkah.

    “Saya mau ke kamar dulu Tante..” kataku takut kalau nanti dilihat Oom Benny.
    “Tunggu sebentar Wel, Tante ingin minta tolong mijitin kaki Tante.., soalnya keseleo waktu turun tadi..” kata Tante Lenny sambil merengek.
    Lalu dia duduk seenaknya, hingga kimono yang tidak dikancing seluruhnya tersingkap, dan bagian dalam tante terlihat olehku. Gila.., ternyata ia tidak memakai CD, sempat juga kulihat bulu-bulu tipis di sekitar kemaluannya seperti habis dicukur.

    Aku menahan nafas dan mencoba mengalihkan pandangan, tapi Tante Lenny yang tahu hal itu malah menarik lenganku dan mengangkat kaki kanannya menunjukkan bagian yang sakit. Aku terpaksa melihat betis dan paha tante yang mulus dan padat itu.
    “Tolong diurut ya Wel.., tapi pelan-pelan aja ya..” ucapnya lembut.
    Terpaksa aku memijit betis tanteku, meskipun hatiku cemas dan bingung. Apalagi ketika aku mencuri pandang melihat paha dan selangkanganya, sehingga nampak sekilas bagian yang berwarna merah muda itu. Tanteku melirik ke arahku sambil tersenyum genit, aku semakin bingung dan malu.

    Itu pengalamanku di hari pertama di rumah Oom Benny. Sudah tiga Hari Oom Benny belum pulang juga, padahal aku ingin bertemu dengannya, sedangkan tiap malam aku diminta oleh tante untuk menemaninya ngobrol, bahkan tidak jarang disuruh menemani menonton VCD porno. Benar-benar gila.Hingga pada suatu malam tanteku merintih kesakitan. Waktu itu tante sedang nonton TV sendirian.

    Tiba-tiba wanita itu memekik, “Achh.., aduh.., tolong Wel..!” keluhnya sambil memegangi keningnya.
    “Kenapa Tante..?” tanyaku kaget dan khawatir.
    “Kepala Tante agak pusing.., aduh.. tolong bawa Tante ke kamar Wel..!” keluh tante sambilmemegangi kepalanya.
    Aku jadi kebingungan dan serba salah.
    “Saya panggil Pak Bowo dulu ya Tante..?” usulku sambil ingin pergi.
    Tapi dengan cepat tanteku melarangnya, “Nggak usah, lagi pula Pak Bowo Tante suruh ke Pasuruan ngawal barang.”

    Aku jadi bertambah bingung. Terpaksa kutuntun tanteku untuk naik ke ruang atas. Tante merebahkan kepalanya pada pelukanku, aku jadi gemeteran sambil terus menaiki tangga.Sesampainya di dalam kamar, tante merebahkan tubuhnya yang seksi itu dengan telentang. Aku menarik napas lega dan bermaksud meninggalkan kamar. Baru saja kubalikkan tubuh, suara lembut itu melarangku.
    “Kamu mau kemana..? Jangan tinggalkan Tante.., tolong pijitin Tante.. Wel..!”
    Mendengar itu seluruh tubuhku jadi teringat pesan papa agar menuruti perkataan Oom dan Tanteku.

    Perlahan kubalikkan badan, ternyata tanteku telah melepas kimononya. Dan kini hanya tinggal CD saja. Tubuhnya yang masih padat membuat nafsuku naik, payudara yang masih montok dan menantang itu membuat penisku mulai tegang, karena aku belum pernah melihat keindahan tubuh wanita dalam keadaan telanjang seperti ini, apalagi tanteku menggeliat perlahan. Desahan bibirnya yang tipis mengundang nafsu dan birahiku, dan penisku semakin dibuatnya tegang. Kuberanikan diri melangkah menuju ranjang.

    Begitu sampai, tanteku yang pura-pura pusing itu tiba-tiba bangkit, lalu memelukku dan mencium bibirku dengan penuh nafsu. Wanita yang hipersex itu dengan cepat melucuti seluruh pakaianku.
    “Jangan Tante.., jangan, saya takut..” pintaku sambil mau memakai pakaianku kembali.
    “Kalo kamu menolak, Tante akan teriak dan mengatakan pada semua orang bahwa kamu mau memperkosa Tante..” ancam tanteku.
    Aku hanya terdiam dan pasrah. Wanita itu kembali mencumbuku, diciuminya dan dijilatinya tubuhku. Begitu tangan halusnya mengenggam penisku, aku langsung membalas ciumannya dan mulai menjilati payudaranya, lalu kukulum putingnya yang berwarna merah agak kecoklatan itu. Tanteku mendesah perlahan.

    Selanjutnya kami memainkan posisi 69, sehingga penisku dihisap dan dikemutnya. Nikmat sekali, kurenggangkan kedua pahanya sambil kujilat-jilat kemaluannya yang mulai basah itu.
    “Ahh.., aahh.., ayo terus jilat Wel..! Jangan berhenti..!” erang tanteku keenakan.
    Rupanya tanteku mengeluarkan cairan dari dalam liang kewanitaannya. Cairan itu memuncrat di wajahku, lalu kuhisap dan kutelan semua. Aku semakin terangsang, kujilati lagi kali ini lebih dalam, bahkan sampai ke duburnya. Kemudian kami berganti posisi, kali ini aku berdiri dan tante jongkok sambil mengulum penisku yang sudah sangat tegang.

    Ternyata tanteku pandai sekali menjilat penis, tidak sampai lima menit aku sudah keluar.
    “Ahh.., ayo Tante.., terus jilat sayang.., acchh..!” desahku sambil kudorong keluar masuk di mulutnya penisku yang besar ini.
    “Tante mau keluar nih.., achh.. yeahh..!” erangku sambil kumuncratkan maniku di mulutnya.
    Tante menelan semua maniku, bahkan masih mengocoknya berharap masih ada sisanya.

    Setelah beberapa saat penisku mulai bangun kembali. Setelah tegang dibimbingnya penisku masuk ke liang kewanitaannya. Kali ini aku di atas dan tante di bawah. Agak susah sih, mungkin sudah lama tidak service oleh Oom Benny. Setelah kepalanya masuk, kudorong perlahan hingga masuk semuanya ke dalam.
    “Ayo Wel..! Gerakin dong Sayang..!” pinta tanteku sambil menggerakkan pantatnya ke atas dan ke bawah karena ia sekarang berada di bawah.
    Akhirnya kudorong keluar masuk penisku dengan gerakan yang cepat, sehingga semakin keras erangan tanteku.

    Beberapa saat kemudian aku sudah ingin keluar, “Aahh..! Tante.., Welly udah mau keluar.., ahh..!” kataku.
    “Sabar Sayang.., Tante sebentar lagi nih..! Yeahh.. ohh.. ahh.., fuck me Wel..! Kita barengan ya Sayang..? Oh.. yeah..!”
    Rupanya tanteku juga hampir orgasme. Rasanya seperti ada yang memijat-mijat penisku dan kakinya dilingkarkan ke pantatku. Tante bergetar hebat dan memelukku sambil kemaluannya mengeluarkan cairan yang menyemprot penisku. Tidak lama aku juga mengeluarkan air mani dan spermaku di dalam vaginanya. Terasa begitu nikmatnya dunia ini. Akhirnya kami berdua terkapar lemas.

    “Hebat bener kamu Wel.., Tante nggak nyangka baru kali ini Tante merasakan kenikmatan yang luar biasa..!” tuturnya dengan nafas terengah-engah.
    Aku diam tak menjawab, tapi dalam hati aku merasa bersalah telah berhubungan dengan tanteku dan takut ketahuan Oom Benny. Tante turun dari ranjang tanpa busana, lalu dia menyalakan sebatang rokok.

    “Bagaimana kalau Oom Benny sampai tahu, Tante..? Saya takut.., saya merasa berdosa..” kataku lemah.
    Tapi tanteku malah tersenyum dan memelukku dengan mesra.
    “Asal kamu tidak memberitahu orang lain, perbuatan kita aman. Lagi pula Oommu itu udah nggak bisa melakukan hubungan badan sejak lama. Dia itu impotent, Wel..!” tutur wanita tanpa busana yang penuh daya tarik itu.
    “Jadi semua ini Tante lakukan karena Oom Benny tidak bisa menggauli Tante lagi, ya..?” tanyaku.
    “Ya. Bukan sekali ini saja Tante melakukan hal seperti ini.., sebelum sama kamu, Tante pernah melakukannya dengan beberapa teman bisnis Oommu. Terus terang Tante nggak tahan kalau seminggu tidak disentuh atau dipeluk laki-laki..” tutur Tante.

    Aku jadi geleng kepala mendengar penjelasan tanteku. Lalu aku bergerak mau pergi, tapi dengan cepat tante menahanku dan mengusap-usap dadaku yang berbulu.
    “Well.., kamu harus bersihkan badanmu dulu.., mandilah supaya segar..!” ucapnya lembut.
    Aku tak menjawab hanya menarik nafas panjang, lalu melangkah ke kamar mandi. Tubuhku terasa letih namun puas juga.

    Begitulah pengalaman di Surabaya yang kualami 6 tahun yang lalu. Dan sampai saat ini aku telah mempunyai istri dan seorang anak.

  • Baru Sekali ini Aku Merasakan Enaknya Berhubungan Sex

    Baru Sekali ini Aku Merasakan Enaknya Berhubungan Sex


    1446 views

    Duniabola99.org – Nama saya Anton (nama samaran) dan bekerja di sebuah perusahaan nasional di Jakarta. Saya sebagai kepala bagian penjualan, dan otomatis saya sering pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan, apalagi bila ada peluncuran produk baru. Sekitar satu setengah tahun yang lalu, saya ditugaskan ke Manado.

    Di sana kebetulan perusahaan kami mempunyai mess yang biasa digunakan oleh tamu-tamu yang datang dari kota lain. Mess-nya sendiri cukup besar, dan di halaman belakang ada kolam renangnya. Selama di Manado saya ditemani oleh Ratna (nama samaran) yang juga mengepalai bagian penjualan di sana. Sebagai gambaran, Ratna tingginya sekitar 165 cm, berat sekitar 54-55 kg dan kulitnya putih mulus.

    Umurnya sekitar 28 tahun, dan menurut saya orangnya sangat menarik (baik dari segi fisik maupun personality). Beberapa hari di sana, kami pergi mengunjungi beberapa distributor di Manado, dan Ratna juga sempat mengajak saya jalan-jalan ditemani beberapa rekan kantor lainnya.

    Hubungan saya dengan Ratna menjadi cukup dekat, karena kami banyak menghabiskan waktu berdua walaupun sebagian besar adalah urusan kantor. Ratna sangat baik pada saya, dan dari tingkah lakunya saya dapat merasakan kalau Ratna suka pada saya. Pertama-tama saya pikir kalau mungkin itu hanya perasaan saya saja.

    Walaupun dalam hati saya juga suka dengan dia, saya tidak berani untuk mengatakan atau memberi tanda-tanda kepada dia. Toh, saya baru beberapa hari kenal dengan dia dan memang untuk urusan wanita saya tergolong pemalu. Bagaimana kalau dia ternyata tidak ada perasaan apa-apa ke saya?

    Wah, bisa hancur hubungan baik yang telah saya bina dengan dia beberapa hari itu. Suatu sore setelah pulang kerja, Ratna seperti biasa mengantar saya pulang ke mess. Saya menanyakan apakah dia mau mampir dulu sebelum pulang. Ratna setuju dan masuk ke dalam mess bersama saya.

    Kami ngobrol-ngobrol sebentar, dan saya ajak Ratna ke halaman belakang untuk duduk di kursi panjang dekat kolam renang. Kolam renangnya sangat menggoda, dan saya tanya Ratna apakah dia mau menemani saya berenang. Dia bilang kalau sebenarnya dia mau, tapi tidak bawa baju renang dan baju ganti sama sekali. Saya menawarkan untuk memakai celana pendek dan kaos saya.

    Nanti sekalian mandi di sini saja sebelum kita pergi makan malam.. kata saya.

    Ratna setuju dan saya ke kamar untuk mengambil kaos dan celana pendek untuk dipinjamkan ke Ratna. Saya sendiri juga berganti pakaian dan mengenakan celana pendek saya yang lain. Setelah berganti pakaian, kami pun berenang bersama.

    Karena baju kaos yang saya pinjamkan berwarna putih dan bahannya cukup tipis, buah dada Ratna yang ukurannya di atas rata-rata tercetak cukup jelas walaupun dia masih memakai bra. Kami berenang sekitar 20 menit, dan setelah selesai saya pinjamkan Ratna handuk untuk mandi di kamar saya yang kebetulan lebih bersih dari kamar mandi yang ada di ruang depan. Saya sendiri mandi di ruang depan.

    Begitu selesai mandi, saya ke kamar saya untuk Melihat apakah Ratna sudah selesai atau belum. Ternyata Ratna masih di kamar mandi, dan beberapa menit kemudian keluar dengan hanya memakai handuk yang dililitkan di badannya. Handuk yang saya pinjamkan tidak terlalu besar, sehingga hanya mampu menutupi sebagian buah dada dan sedikit pahanya. Belahan dadanya terlihat jelas dan mungkin sedikit lebih turun lagi putingnya akan terlihat. Dengan rambut yang masih basah, Ratna terlihat sangat seksi.

    Ratna berdiri di depan pintu kamar mandi dan bilang kalau dia harus mengeringkan bra dan CD-nya yang masih basah. Waktu Ratna mengangkat kedua tangannya untuk menyibakkan rambutnya, handuknya terangkat dan kemaluannya terlihat. Saya tidak tahu apakah Ratna sadar atau tidak kalau handuknya terlalu pendek dan tidak dapat menutupi kemaluannya. Rambut kemaluan Ratna lumayan lebat.

    Ratna kemudian duduk di ranjang saya dan menanyakan apakah dia boleh menunggu sebentar di kamar saya sampai pakaian dalamnya kering. Tentu saja saya membolehkan, dan setelah mengobrol beberapa saat, Ratna menyandarkan badannya ke sandaran ranjang dan menjulurkan kakinya ke depan. Kakinya yang panjang terlihat mulus. Melihat itu semua, kemaluan saya mulai menegang.

    Saya tanya dia, Sambil nunggu celana kamu kering, mau aku pijitin nggak..?
    Mau dong, asal enak yah pijitannya..

    Saya minta dia membalikkan badannya, dan saya mulai memijati kakinya. Beberapa saat kemudian saya mulai memberanikan diri untuk naik dan memijat pahanya. Ratna sangat menikmati pijatan saya dan sepertinya dia juga sudah mulai terangsang. Hal ini terbukti dengan dibukanya kedua kakinya, sehingga kemaluannya terlihat dari belakang, walaupun tubuhnya masih dibalut handuk.

    Saya pun mulai memijat pahanya bagian dalam, dan terus naik sampai ke selangkangannya. Ratna diam saja, dan saya memberanikan untuk mengelus kemaluannya dari belakang. Juga tidak ada reaksi selain desah nafas Ratna tanda bahwa dia sudah terangsang dan menikmati apa yang saya lakukan.

    Ratna, buka yah handuknya biar lebih mudah.. kata saya.

    Tanpa diminta lagi, Ratna membalikkan badannya dan melepaskan handuknya, sehingga tubuhnya sekarang telanjang bulat di depan saya. Buah dada Ratna ternyata lumayan besar dan sangat indah. Ukurannya mungkin 36C dan putingnya berwarna kemerahan.

    Ton, buka dong celana pendek kamu..! pintanya.

    Saya berdiri dan melepaskan celana yang saya kenakan. Kemaluan saya sudah sangat menegang dan saya pun naik ke ranjang dan tiduran di sebelah Ratna.

    Kamu diam saja di ranjang, biar aku yang buat kamu senang.., katanya.

    Saya pun tidur telentang, dan Ratna naik ke badan saya dan mulai menciumi saya dengan penuh nafsu. Beberapa menit kemudian ciumannya dilepaskan, dan dia mulai menjilati badan saya dari leher, dada dan turun ke selangkangan saya. Ratna belum menjilati kemaluan saya dan hanya menjilati selangkangan dan paha saya sebelah dalam.

    Saya sangat terangsang dan meminta Ratna untuk memasukkan kemaluan saya ke dalam mulutnya. Ratna mulai menjilati kemaluan saya, dan sesaat kemudian memasukkan kemaluan saya ke dalam mulutnya. Ternyata Ratna sudah sangat ahli. Pasti dia sudah sering melakukannya dengan bekas pacarnya, pikir saya.

    Memang sebelum itu Ratna pernah berpacaran dengan beberapa pria. Saya sendiri saat itu masih perjaka. Saya memang juga pernah berpacaran waktu kuliah, tetapi pacaran kami hanya sebatas heavy petting saja, dan kami belum pernah benar-benar melakukan hubungan sex.

    Saya minta Ratna untuk membuat posisi 69, sehingga selangkangannya sekarang persis di depan hadapan wajah saya. Sambil Ratna terus mengulum dan menjilati kemaluan saya, saya sendiri juga mulai menjilati kemaluannya. Ternyata kemaluannya berbau harum karena dia baru saja selesai mandi.

    Rambut kemaluannya juga lebat, sehingga saya perlu menyibakkannya terlebih dahulu sebelum dapat menjilati klitorisnya. Kami saling melakukan oral seks selama beberapa menit, dan setelah itu saya minta Ratna untuk tiduran. Dia merebahkan badannya di ranjang, dan saya mulai menjilati buah dada dan putingnya.

    Ratna sudah sangat terangsang, Hmm.. hmm.. terus Ton.. terus..!

    Saya terus menjilati tubuhnya sampai ke kemaluannya. Rambut kemaluannya saya sibakkan dan saya jilati bibir kemaluan dan klitorisnya. Cairan kemaluannya terasa di lidah saya. Tubuh Ratna menggelinjang hebat dan pantatnya diangkat seolah-olah ingin saya menjilatinya lebih dalam lagi. Tangannya menekan kepala saya sampai hampir seluruh wajah saya terbenam di kemaluannya.

    Saya semakin bersemangat memainkan ujung lidah saya yang menyapu kemaluan Ratna, dan kadang-kadang saya gigit perlahan klitorisnya. Ratna benar-benar menikmati apa yang saya lakukan, dan semakin membuka pahanya lebar-lebar. Dia terus menekan kepala saya dan menaik-turunkan pinggulnya.

    Ah.. ah.. ah.. Im coming, Im coming..! teriaknya.
    Saya terus menjilati klitorisnya dengan lebih cepat, dan sesaat kemudian dia berteriak, Ahh.. Ahh.. Ahh.. tanda kalau dia sudah orgasme.

    Kemaluannya sudah sangat basah oleh cairan kemaluannya.

    Ratna melenguh sebentar dan berkata, Ton, masukin dong, saya mau nih..!
    Saya bilang kalau saya belum pernah melakukan ini, dan takut kalau dia hamil.
    Jangan takut, saya baru saja selesai mens kok, jadi pasti nggak bakalan hamil..
    Kamu di atas yah..! kata saya.
    Ya udah, tiduran sana..!

    Saya tiduran dan Ratna duduk di atas saya dan mulai memasukkan kemaluan saya ke vaginanya dengan perlahan. Wah, nikmat sekali.. ternyata begitu rasanya ber-hubungan sex yang sesungguhnya. Ratna mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya dan kedua tangannya diangkat ke atas. Saya memegang kedua buah dadanya sambil Ratna terus bergoyang, makin lama makin cepat.

    Beberapa saat kemudian saya sudah tidak tahan lagi dan ejakulasi sambil memeluk tubuh Ratna erat-erat. Belum pernah saya merasakan kenikmatan seperti itu. Kami pun berciuman dan kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan badan yang penuh dengan keringat. Di kamar mandi saya menyabuni tubuh Ratna dari atas ke bawah, dan hal yang sama juga dia lakukan ke saya.

    Khusus untuk kemaluannya, saya memberikan perhatian khusus dan dengan lembut menyabuni klitorisnya dan memasukkan jari saya untuk membersihkan vaginanya yang basah oleh air mani saya. Kelihatan kalau Ratna sangat menikmati itu, dan kakinya pun dibuka lebar-lebar. Selesai mandi, kami kembali ke kamar dan membicarakan apa yang baru kami lakukan.

    Terus terang saya tidak pernah berpikir untuk melakukan hubungan sex dengan Ratna secepat itu, karena kami belum lama kenal dan semuanya juga terjadi dengan tiba-tiba. Ratna bilang kalau sebenarnya dia suka dengan saya dari awal, dan memang sudah mengharapkan untuk dapat melakukan ini dengan saya. Setelah kejadian itu, kami beberapa kali melakukan hubungan sex di mess sepulang dari kantor.

    Karena di mess tidak ada pembantu (pembantu hanya datang di pagi hari untuk membersihkan rumah atau mencuci baju), kami bebas melakukannya di luar kamar baik di ruang tamu, halaman belakang dan juga kolam renang. Benar-benar beberapa hari yang tidak dapat saya lupakan. Sayang hubungan sex kami tidak berlanjut setelah saya kembali ke Jakarta karena jarak yang memisahkan kami.

    Sebenarnya saya pernah minta Ratna untuk pindah kerja ke Jakarta, tapi dia tidak mau dengan alasan orang tuanya tidak mengijinkan, karena dia anak satu-satunya. Juga mungkin bagi Ratna saya hanyalah salah satu pria yang lewat dalam hidupnya untuk sekedar ber-hubungan sex.

  • BathRoom Seks

    BathRoom Seks


    1680 views

  • Beautiful brunette chick Serena Wood poses in the nude for Playboy

    Beautiful brunette chick Serena Wood poses in the nude for Playboy


    1808 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Beautiful small tit brunette Mandy showing that cute ass and pussy

    Beautiful small tit brunette Mandy showing that cute ass and pussy


    1507 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Beautiful solo girl spreads her long legs to display her tight pussy

    Beautiful solo girl spreads her long legs to display her tight pussy


    1641 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Beautiful teen girl in nylon stockings Stella Cox gets pussy eaten and pounded

    Beautiful teen girl in nylon stockings Stella Cox gets pussy eaten and pounded


    1501 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Beautiful teen Mila Azul finger fucking her tight pussy naked under a tree

    Beautiful teen Mila Azul finger fucking her tight pussy naked under a tree


    1510 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita
    dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
    setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • Beautifull girl get sex

    Beautifull girl get sex


    1776 views

  • Beautifull Girl Sex

    Beautifull Girl Sex


    1935 views

  • Bekas Muridku Jadi Korban Nafsu Bejatku

    Bekas Muridku Jadi Korban Nafsu Bejatku


    1454 views

    Duniabola99.org – Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.

    Kira2 6 tahun yang lalu saat umurku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.
    Sandi sangat sopan dan tau diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama.
    Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.
    Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan seksku yang masih menggebu-gebu.
    Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.
    Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.
    Kudengar suara langkahnya mendekatiku.
    “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.
    “Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.
    Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.
    Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.
    Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.
    Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam.
    Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.
    Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku.
    Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.
    “Sandi!! Ngapain kamu?”
    Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.
    “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.
    “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.
    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.
    “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”
    Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.
    Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin.
    Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.
    Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.
    “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.
    “Ibu hebat…,” desisnya.
    “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.
    “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.
    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.
    Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.
    “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.
    Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.
    “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.
    Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.
    Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.
    Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.
    “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.
    Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!
    Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.
    “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.
    “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.
    Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.
    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”
    Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.
    “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”
    Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.
    “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.
    “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.
    “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”
    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”
    “Oh, ah, uuugghhh… ”
    “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”
    Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!
    Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.
    Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.
    Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.
    Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.
    “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.
    “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.
    Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.
    Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.
    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”
    Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks.
    Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.
    Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.
    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.
    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”
    “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”
    “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”
    Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.
    “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.
    Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.
    “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.
    “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.
    “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”
    “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”
    Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.
    Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,
    “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”
    Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.
    Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.
    Sudah seminggu Sandi menjadi” suami”ku. Dan jujur saja aku sangat menikmati kehidupan malamku selama seminggu ini. Sandi benar-benar pemuda yang sangat perkasa, selama seminggu ini liang vaginaku selalu disiramnya dengan sperma segar. Dan entah berapa kali aku menahan jeritan karena kenikmatan luar biasa yang ia berikan.
    Walaupun malam sudah puas menjilat, menghisap, dan mencium sepasang payudaraku. Sandi selalu meremasnya lagi jika ingin berangkat kuliah saat pagi hari, katanya sich buat menambah semangat. Aku tak mau melarang karena aku juga menikmati semua perbuatannya itu, walau akibatnya aku harus merapikann bajuku lagi.
    Malam itu sekitar jam setengah 10-an. Setelah menidurkan anakku yang paling bungsu, aku pergi kekamar mandi untuk berganti baju. Sandi meminta aku mengenakan pakaian yang biasa aku pergunakan ke sekolah. Setelah selesai berganti pakaian aku lantas keluar dan berdiri duduk di depan meja rias. Lalu berdandan seperti yang biasa aku lakukan jika ingin berangkat mengajar kesekolah.
    Tak lama kudengar suara ketukan, hatiku langsung bersorak gembira tak sabar menanti permainan apa lagi yang akan dilakukan Sandi padaku.
    “Masuk.. Nggak dikunci,” panggilku dengan suara halus.
    Lalu Sandi masuk dengan menggunakan T-shirt ketat dan celana putih sependek paha.
    “Malam ibu… Sudah siap..?” Godanya sambil medekatiku.
    “Sudah sayang…” Jawabku sambil berdiri.
    Tapi Sandi menahan pundakku lalu memintaku untuk duduk kembali sembil menghadap kecermin meja rias. Lalu ia berbisik ketelingaku dengan suara yang halus.
    “Bu.. Ibu mau tahu nggak dari mana biasanya saya mengintip ibu?”
    “Memangnya lewat mana..?” Tanyaku sambil membalikkan setengah badan.
    Dengan lembut ia menyentuh daguku dan mengarahkan wajahku kemeja rias. Lalu sambil mengecup leherku Sandi berucap.
    “Dari sini bu..” Bisiknya.
    Dari cermin aku melihat disela-sela kerah baju yang kukenakan agak terbuka sehingga samar-samar terlihat tali BHku yang berwarna hitam. Pantas jika sedang mengajar di depan kelas atau mengobrol dengan guru-guru pria disekolah, terkadang aku merasa pandangan mereka sedang menelanjangi aku. Rupanya pemandangan ini yang mereka saksikan saat itu.
    Tapi toh mereka cuma bisa melihat, membayangkan dan ingin menyentuhnya pikirku. Lalu tangan kanan Sandi masuk kecelah itu dan mengelus pundakku. Sementara tangan kirinya pelan-pelan membuka kancing bajuku satu persatu. Setelah terbuka semua Sandi lalu membuka bajuku tanpa melepasnya. Lalu ia meraih kedua payudaraku yang masih tertutup BH.
    “Inilah yang membuat saya selalu mengingat ibu sampai sekarang,” Bisiknya ditelingaku sambil meremas kedua susuku yang masih kencang ini.
    Lalu tangan Sandi menggapai daguku dan segera menempelkan bibir hangatnya padaku dengan penuh kasih dan emosinya. Aku tidak tinggal diam dan segera menyambut sapuan lidah Sandi dan menyedotnya dengan keras air liur Sandi, kulilitkan lidahku menyambut lidah Sandi dengan penuh getaran birahi. Kemudian tangannya yang keras mengangkat tubuhku dan membaringkannya ditengah ranjang.
    Ia lalu memandang tubuh depanku yang terbuka, dari cermin aku bisa melihat BH hitam yang transparan dengan “push up bra style”.
    Sehingga memberikan kesan payudaraku hampir tumpah meluap keluar lebih sepertiganya. Untuk lebih membuat Sandi lebih panas, aku lalu mengelus-elus payudaraku yang sebelah kiri yang masih dibalut bra, sementara tangan kiriku membelai pussy yang menyembul mendesak CDku, karena saat itu aku mengenakan celana “mini high cut style”.
    Sandi tampak terpesona melihat tingkahku, lalu ia menghampiriku dan menyambar bibirku yang lembut dan hangat dan langsung melumatnya. Sementara tangan kanan Sandi mendarat disembulan payudara sebelah kananku yang segar, dielusnya lembut, diselusupkan tangannya dalam bra yang hanya 2/3 menutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.
    Ditekan dan dicarinya puting susuku, lalu Sandi memilinnya secara halus dan menariknya perlahan. Perlakuannya itu membuatku melepas ciuman sandi dan mendesah, mendesis, menghempaskan kepalaku kekiri dan kekanan.
    Selepas tautan dengan bibir hangatku, Sandi lalu menyapu dagu dan leherku, sehingga aku meracau menerima dera kenikmatan itu.
    “Saan… Saann… Kenapa kamu yang memberikan kenikmatan ini..”
    Sandi lalu menghentikan kegiatan mulutnya. Tangannya segera membuka kaitan bra yang ada di depan, dengan sekali pijitan jari telunjuk dan ibu jari sebelah kanan Sandi, Segera dua buah gunung kembarku yang masih kencang dan terawat menyembul keluar menikmati kebebasan alam yang indah.
    Lalu Sandi menempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku sebelah kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging segar itu. Secepat itu pula merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras, segar menentang ke atas. Sandi mengulum putingku dengan buas, sesekali digigit halus dan ditariknya dengan gigi.
    Aku hanya bisa mengerang dan mengeluh, sambil mengangkat badanku seraya melepaskan baju dan rok kerjaku beserta bra warna hitam yang telah dibuka Sandi dan kulemparkan kekursi rias. Dengan giat penuh nafsu Sandi menyedot buah dadaku yang sebelah kiri, tangan kanannya meraba dan menjalar kebawah sampai dia menyentuh CDku dan berhenti digundukan nikmat yang penuh menentang segar ke atas.
    Lalu Sandi merabanya ke arah vertikal, dari atas kebawah. Melihat CDku yang sudah basah lembab, ia langsung menurukannya mendororng dengan kaki kiri dan langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet.
    Adapun tangan kanan itu segera mengelus dan memberikan sentuhan rangsangan pada memekku, yang dibagian atasnya ditumbuhi bulu halus terawat adapun dibagian belahan vagina dan dibagian bawahnya bersih dan mulus tiada berambut. Rangsangan Sandi semakin tajam dan hebat sehingga aku meracau.
    “Saaan.. Sentuh ibu sayang, .. Saann buat.. Ibu terbaang.. Pleaase.”
    Sandi segera membuka gundukan tebal vagina milikku lalu mulutnya segera menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk menyentuh lebih dalam lagi mencari kloritasku yang semakin membesar dan mengeras. Dia menekan dengan penuh nafsu dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah.
    Aku menggelinjang dan teriak tak tahan menahan orgasme yang akan semakin mendesak mencuat bagaikan merapi yang ingin memuntahkan isi buminya. Dengan terengah-engah kudorong pantatku naik, seraya tanganku memegang kepala Sandi dan menekannya kebawah sambil mengerang.
    “Ssaann.. Aarghh..”
    Aku tak kuasa menahannya lagi hingga menjerit saat menerima ledakan orgasme yang pertama, magma pun meluap menyemprot ke atas hidung Sandi yang mancung.
    “Saan.. Ibu keluaa.. aar.. Sann..” Memekku berdenyut kencang dan mengejanglah tubuhku sambil tetap meracau.
    “Saan.. Kamu jago sekali memainkan lidahmu dalam memekku sayang.. Cium ibu sayang.”
    Sandi segera bangkit mendekap erat diatas dadaku yang dalam keadaan oleng menyambut getaran orgasme. Ia lalu mencium mulutku dengan kuatnya dan aku menyambutnya dengan tautan garang, kuserap lidah Sandi dalam rongga mulutku yang indah.
    Tubuhku tergolek tak berdaya sesaat, Sandipun mencumbuku dengan mesra sambil tangannya mengelus-elus seluruh tubuhku yang halus, seraya memberikan kecupan hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dengan penuh cinta. Dibiarkannya aku menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang hebat. Juga memberi kesempatan menurunnya nafsu yang kurasakan.
    Setelah merasa aku cukup beristirahat Sandi mulai menyentuh dan membelaiku lagi. Aku segera bangkit dan medorong belahan badan Sandi yang berada diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lalu kucium dan kujilati pipinya, kemudian menjalar kekupingnya.
    Kumasukkan lidahku ke dalam lubang telinga Sandi, sehingga ia meronta menahan gairahnya. Jilatanku makin turun kebawah sampai keputing susu kiri Sandi yang berambut, Kubelai dada Sandi yang bidang berotot sedang tangan kananku memainkan puting yang sebelah kiri. Mengelinjang Sandi mendapat sentuhan yang menyengat dititik rawannya yang merambat gairahnya itu, sandipun mengerang dan mendesah.
    Kegiatanku semakin memanas dengan menurunkan sapuan lidah sambil tanganku merambat keperut. Lalu kumainkan lubang pusar Sandi ditekan kebawah dfan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Sandi sampai akhirnya kekemaluan Sandi yang sudah membesar dan mengeras.
    Kuelus lembut dengan jemari lentikku batang kemaluan Sandi yang menentang ke atas, berwarna kemerahan kontras dengan kulit sandi yang putih kepalanya pun telah berbening air birahi.
    Melihat keadaan yang sudah menggairahkan tersebut aku menjadi tak sabar dan segera kutempelkan bibir hangatku kekepala kontol Sandi dengan penuh gelor nafsu, kusapu kepala kontol dengan cermat, kuhisap lubang air seninya sehingga membuat Sandi memutar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-dongkakkan kepalanya menahan keikmatan yang sangat tiada tara, adapun tangannya menjambak kepalaku.
    “Buuu.. Dera nikmat darimu tak tertahankan.. Kuingin memilikimu seutuhnya,” Sandi mengerang.
    Aku tidak menjawabnya, hanya lirikan mataku sambil mengedipkannya satu ke arah Sandi yang sedang kelejotan. Sukmanya sedang terbang melayang kealam raya oleh hembusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocoknya dengan ritme yang pelan dan semakin cepat, sementara lidahku menjilati seluruh permukaan kepala kontol tersebut. Termasuk dibagian urat yang sensitif bagian atas sambil kupijat-pijat dengan penuh nafsu birahi.
    Sadar akan keadaan Sandi yang semakin mendaki puncak kenikmatan dan akupun sendiri telah terangsang. Denyutan memekku telah mempengaruhi deburan darah tubuhku, kulepaskan kumulan kontol Sandi dan segera kuposisikan tubuhku diatas tubuh Sandi menghadap kekakinya.
    Dan kumasukkan kontol Sandi yang keras dan menengang ke dalam relung nikmatku. Segera kuputar memompanya naik turun sambil menekan dan memijat dengan otot vagina sekuat tenaga. Ritme gerakanpun kutambah sampai kecepatan maksimal.
    Sandi berteriak, sementara aku pun terfokus menikmati dera kenikmatan gesekan kontol sandi yang menggesek G-spotku berulang kali sehingga menimbulkan dera kenikmatan yang indah sekali. Tangan Sandipun tak tinggal diam diremasnya pantatku yang bulat montok indah, dan dielus-elusnya anusku, sambil menikmati dera goyanganku pada kontolnya. Dan akhirnya kami berdua berteriak.
    “Buu Dennook.. Aku tak kuat lagi.. Berikan kenikmatan lebih lagi bu.. Denyutan diujung kontolku sudah tak tertahankan”
    “Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayang.. Aku mau keluarr” .
    Lalu Sandi memintaku untuk memutar badan manghadap pada dirinya dan dibalikkannya tubuhku sehingga. Sekarang aku berada dibawah tubuhnya bersandarkan bantal tinggi, lalu Sandi menaikkan kedua kakiku kebahunya kemudian ia bersimpuh di depan memekku. Sambil mengayun dan memompa kontolnya dengan yang cepat dan kuat. Aku bisa melihat bagaimana wajah Sandi yang tak tahan lagi akan denyutan diujung kontol yang semakin mendesak seakan mau meledak.
    “Buu… Pleaass.. See.. Aku akaan meleedaaakkh!”
    “Tungguu Saan.. Orgasmeku juga mauu.. Datang ssayaang.. Kita sama-sama yaa..”
    Akhirnya… Cret.. Cret.. Cret tak tertahankan lagi bendungan Sandi jebol memuntahkan spermanya di vaginaku. Secara bersamaan akupun mendengus dan meneriakkan erangan kenikmatan.
    Segera kusambar bibir sandi, kukulum dengan hangat dan kusodorkan lidahku ke dalam rongga mulut Sandi. Kudekap badan Sandi yang sama mengejang, basah badan Sandi dengan peluh menyatu dengan peluhku. Lalu ia terkulai didadaku sambil menikmati denyut vaginaku yang kencang menyambut orgasme yang nikmat yang selama ini kurindukan.
    Lalu Sandi membelai rambutku dengan penuh kasih sayang kemudian mengecup keningku.
    “Buu.. Thank you, i love you so much.. Terus berikan kenikmatan seperti ini untukku ya..” Bisiknya lembut.

    Aku hanya mengangguk perlahan, setelah memberikan ciuman selamat tidur aku memeluknya dan langsung terlelap. Karena besok aku harus masuk kerja dan masih banyak lagi petualangan penuh kenikmatan yang akan kami lalui.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Belajar Kelompok Bersama Tante

    Belajar Kelompok Bersama Tante


    1993 views

    Duniabola99.org – “Ryan, hari ini kita kelompok kerja di rumah saya, ya?” Rena datang padaku
    “Oke, oke, apa waktu?” Aku bertanya dengan anggukan
    “Nah, pada awalnya, deh, kira – kira sampai 5” Dia menjawab dengan senyum manis.

    Saya juga mengangguk sambil tersenyum, Rena adalah gadis paling cantik di kelasku, wajahnya manis dan lucu dan cantik, tapi dia sangat cantik, dengan moderat payudara, putih, dan pantat berisi, banyak yang – cinta padanya , termasuk saya, atau orang-orang yang hanya ingin melihatnya dan menggodanya.Aku sungguh beruntung, Bu Selvi memilih kelompok saya, saya dan Rena, banyak teman yang iri padaku.

    Agen Judi Online Aman Dan Terpercaya 

    Setelah sekolah, aku masturbasi dalam pandangan Rena, dan kemudian aku naik ke mobil saya mengemudi sopir saya.

    “Bang, aku akan pulang pada 5, jangan memilih-up sebelum 5, ya?” Aku berkata pada driver saya
    “Baik”

    Sesampainya di rumah, saya pergi ke rumahnya yang cukup besar, mengetahui ayah Rena pengusaha sibuk yang di rumah pada malam hari, sementara ibu Rena, Miss Alyssa, seorang ibu rumah tangga.

    Ketika saya masuk, saya disambut oleh Rena dan ibunya, aku tertegun melihat keduanya, Bu Alyssa seindah Rena, usia 36 tahun, tapi wajahnya cantik, tubuhnya ramping, payudara agak besar, dan kulit putih tidak seperti ibu-ibu yang sudah memiliki anak, penis saya sulit berdiri lihat keduanya.Nafsuku meningkat secara dramatis.

    Saya juga diundang untuk ruang Rena, aku deg – degan sendiri dengan Rena, tapi jiwa saya sangat, akupun berusaha untuk menjaga jiwa saya dan membantu Rena diberitahu untuk melakukan pekerjaan itu, kami duduk di meja yang berlawanan.

    Selama bekerja saya mengambil banyak godaan untuk dia dengan lelucon, membuatnya tersenyum malu dan tersipu, terpesona, wajahku yang disebut ganteng oleh teman -temanku sering dilirik oleh 3 Rena.Jam pekerjaan kami selesai, sementara saya diminta untuk dijemput di 5, akupun mengatakan kepada Rena menemani pertama, sambil menunggu pickup.

    “Ryan, kamu lucu, ya?”
    “Oh, tentu, dong” jawab saya bangga
    “Tapi kau terlalu manis”
    “Ahh, kau terlalu cantik, benar-benar” jawabku, romantis.

    Sekarang pandangan kami, meletakkan tangan saya di tangan lembut di atas meja, dan aku duduk di sampingnya, kepala kumajukan to head, ia tampak diam, sekarang kita mencium romantis, bibirnya hangat, bibir kukulum selama 5 menit, karena cemas, mencoba meremas payudara dengan perlahan dan lembut, saat tanganku menyentuh payudaranya, dia tampak membiarkan hal itu, jadi sekarang kita mencium tangan saya sementara meremas payudaranya.

    Sekitar 5 menit lebih kita melakukannya, maka tiba – tiba pintu kamar dibuka, segera melepaskan ciuman saya dan kembali seperti tidak ada yang terjadi – apa, sayangnya, saya pikir Alyssa masuk dan berkata hati.Bu

    “Rena, kamu dipanggil papa ke kantor, ada hal-hal penting”

    Rena awalnya menolak, tapi setelah dipaksa, dia juga setuju, sementara Mrs. Alyssa sekarang duduk di sebelah saya, meletakkan tangannya di paha saya, penis mengeras dengan cepat, ia juga mengatakan:

    “Anak Ryan, sebelum tante lihat, benar-benar apa yang Anda lakukan di Rena”
    “Hmm, Hmmmm” Aku takut dan takut gugup dimarahi
    “Tidak apa – apa, benar-benar, jangan salahkan bibimu, Rena tubuh itu menyenangkan, toh”

    Aku sedikit terkejut mendengarnya

    “Ryan, kamu tahu, tidak? Tante sekarang nafsu, ya melihat Anda sebelum berciuman dan meremas”

    Aku berpura-pura – pura kebingungan, tapi aku ingin mendengar.

    Sekarang tangan ditempatkan pada membelai paha saya – membelai penis lembut sementara ia menuntun tangan saya ke payudaranya, lalu dia menoleh ke kepala, dan kemudian kami berciuman lembut, tanganku kini mulai meremas payudaranya yang masih teguh Mrs . Alyssa membuka celana saya sementara aku membuka bajunya, kini terpampang penis saya, dia agak terkejut dengan ukurannya, dan kemudian saya akan membuka bajunya dan BHnya, payudaranya telah puting kecoklatan dan masih kencang, dia hanya mengunyah penis saya yang mengarah ke atas karena kami masih duduk, kulumannya benar-benar baik, membuat saya menutup mata saya, meremas payudaranya.

    Sekarang saya membuka celananya dan celana yang sudah basah, tampaknya vagina masih cantik meskipun sudah memiliki dua anak, masih kemerahan dalam warna dengan bulu-bulu halus dicukur, saya akan menjilat vagina, sangat lezat dan harum, jilatanku semakin membuat vagina basah , ia berjuang – meronta-ronta hiburan dan kesenangan, sekarang aku kembali duduk, Mrs. Alyssa naik ke pangkuanku, ia memastikan vaginanya pada penis saya, dan meletakkan tangan saya di pinggulnya, sekarang penis saya telah memasuki vagina Bu Alyssa , pertama perlahan, kemudian cepat dan lebih cepat, saya mencelupkan tubuh Miss Alyssa cepat, membuatnya menutup matanya dan vaginanya basah, saya merasa penis saya dipijat oleh otot-otot vagina, begitu nikmat yang bikin mendesah kenikmatan, sementara tubuh seksi kunaikturunkan segera.

    “Ahhhh, Akkkhhh, Ssst, lezat, Ryan, terus, Ahhhh”

    debit vagina hangat membasahi penis, bit kemudian kupelankan karena saya sudah merasa akan keluar, aku mengambil kursi di samping tubuhnya, maka penis kusodorkan kepadanya, ia melaju ke dalam dirinya, lalu keluar sperma yang membasahi wajahnya.

    “Tante tidak puas, Ryan, kamu masih ingin, bukan?”
    “Ya, tante”

    Aku akan mengangkat dia, aku berbaring ke tempat tidur, ia membuka kakinya lebar, aku melihat vaginanya sudah sangat basah, sangat indah,

    “Apa yang kau lakukan, Ryan? Ayo steker”
    “Ya, tante”

    Dia membimbing penis saya ke dalam vagina, setelah masuk, kumajumundurkan dengan cepat membuat menegang dan mendesah kenikmatan, memijat vaginanya pada penis semakin keras dan lezat, membuat saya menutup mata saya menikmati vaginanya,

    “Ahhhh, Ehhhm, Akkkkk, Ahhhhhhh”

    Sigh Nona Alyssa menambah jiwa saya, tubuh dan keringat wajah menambah jiwaku, membuatnya mendesah keras

    “Akkkh, Ryan, bibi untuk pergi keluar”

    Vagina Ibu Alyssa mengeluarkan cairan hangat yang juga berjumlah banyak, kukeluarkan penis saya dari vagina yang telah mendukung penis dipijat, kemudian kusodorkan kepadanya, mengocok Nona Alyssa sangat lezat, jadi satu menit kemudian sperma dengan berat lagi, dan Mrs. Alyssa membersihkannya dengan mulutnya, kami berbaring telanjang dengan pelukan

     

    “Gila, bibi belum pernah secapek ini, Ryan, juga belum pernah senikmat ini”

    Aku tersenyum, dan kemudian kami segera mengusap orgasme Bu Alyssa dan sperma, dan kemudian kami berpakaian kembali kemudian melakukan french kiss, jiwaku bangkit lagi, saya ingin melanjutkannya di kamar mandi, saya akan mengajak Bu Alyssa, dia setuju, maka kita melakukannya lagi di kamar mandi sampai 04:30, Rena kembali ke rumah dan kami berbicara – bicara seperti tidak ada yang terjadi-apa.

    Sejak kejadian itu saya semakin sering main ke rumah Rena, dan tentu saja menikmati Bu Alyssa, ibunya saya menikmati, sisa anak-anak.

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Berambar Memek Perawan Pembantu Baruku

    Berambar Memek Perawan Pembantu Baruku


    1647 views

    Duniabola99.org – Kisah ini adalah kisah nyata dalam kehidupan sex ku dengan pembantu ku yg masih belia bernama Imah dari Majalengka. Aku karyawan sebuah BUMN di kota Bandung yg kebetulan masih tinggal sendiri di rumah dinas yg cukup besar… Atas saran istriku aku disuruh mencari pembantu yg bisa jaga rumah, bersih-bersih rumah dan juga bisa masak.

    Istri dan anak-anakku masih tinggal di semarang karena kami punya bisnis mini market di sana. Singkat cerita saat aku tugas dinas ke kota Cirebon, singgah makan di salah satu rumah makan di kota Majalengka, disitu aku melihat salah seorang pelayan yg kelihatannya murah senyum dan ramah dengan body mungil tapi padat (meski toketnya kecil)..

    “maaf neng boleh tanya ?, kalo di daerah sini ada tidak orang yg mau jadi pembantu di kota Bandung, kebetulan Om tinggal sendiri di Bandung, jadi kadang repot kalo mau nyuci atau bersih-bersih rumah…” aku beranikan diri buat nanya ke pelayan tadi…

    “biasanya mah banyak om, cuma nanti kalo habis lebaran…emang disana di gaji berapa Om?”

    “ya kalo diliat dari kerjaannya nggak terlalu berat kok, Om anggarkan 500 ribu sebulan…” ketika aku jawab spt itu, pelayan itu sepertinya tertarik…

    “kalo saya saja bagaimana Om, saya juga pengin kerja di Bandung, habis di sini gajinya nggak menentu, kadang aja kalo warung sepi paling dapat 200 ribu sebulan…”

    Aku kaget waktu dia menawarkan dirinya.. “Neng namanya siapa?, emang nggak malu jadi pembantu..?”

    “saya Imah Om, buat apa malu khan gajinya lumayan besar, lagian saya sekolah juga cuman tamat SD”

    akhirnya aku setuju Imah yg kujadikan pembantuku..

    “oke nanti hari jumat malam Om balik dari Cirebon, Imah siapkan semua keperluan dan jgn lupa ijin sama orang tua, nanti Om jemput di sini, bagaimana ?”.

    “iya Om setuju, nanti Imah ijin dulu ke Ibu…”

    Malam itu aku lega dapat pembantu yg manis, mungil dan murah senyum..aku menuju kota Crebon. Pada hari Jumat sore, setelah semua urusan pekerjaan selesai aku pulang kembali ke bandung dan menjemput Imah di Majalengka, dia diantar sama Ibu dan kakak permpuannya, aku pamit ke Ibunya dengan menitipkan uang 500 ribu untuk membantu keluarganya, si Ibu sangat berterima kasih, anaknya bisa bekerja di bandung.

    Sesampainya di rumah aku langsung tunjukan kamar Imah, rumah dinas yg aku tempati memiliki tiga kamar tidur dan dua kamar mandi,

    “nah imah bisa tidur dikamar ini, udah di bersihkan sama mang haris kok..”

    “trus tugas Imah, tiap pagi bersih-bersih rumah, kalo ada cucian langsung di cuci pake mesin cuci, kalo Imah mau masak ada bahan-bahannya di kulkas…, pokoke ringan dan nyantai, kalo udah selesai semua, Imah boleh kok nonton TV atau kalo mau karaoke juga ada”

    “Iya Om, imah siap…” Malam itu aku langsung istirahat demikian juga dengan Imah langsung pergi tidur.

    Setelah satu minggu bekerja, aku nilai pekerjaan imah sangat bagus, rajin dan cucian juga harum tidak apek…hingga pada satu malam di hari Jumat, aku inget betul jam 10 malam dan hari jumat dimana aku nggak bisa mudik ke kota semarang, mulailah petualangan indah ini.

    Malam itu hujan deres banget aku laper mikin makan mie, aku lihat kamar imah gelap udah tidur dia kah? aku masak Mie dan aku makan sambil muter DVD blue, saat itu aku nggak ada kepikiran sama sekali buat nidurin si Imah yg mungil…pada saat aku nyari film-film BF tsb ternyata tempatnya sudah tidak teratur..aku kaget,

    “jangan-jangan si Imah habis nonton film blue…” setan di otakku mulai menggoda..”hee kesempatan tuh gan…dipancing sedikit pasti dapat tuh perawan….” akhirnya setan nakal berhasil mengotori pikiranku, aku mulai cari akal bagaimana biar Imah bisa bangun, aku putar DVD Bf dengan suara keras, aku lihat korden jendela nako kamar imah sedikit tersingkap meski didalam kamarnya gelap…tiba-tiba..pintu kamar Imah terbuka,

    “maaf Om imah mau pipis..” dia ngeloyor aja masuk kamar mandi..aku langsung masuk kamar mengganti celana panjang ku dengan kolor tanpa celana dalam, aku langsung bebaring di dpn TV sambil melihat Miyabi lagi BJ lawan mainnya… Imah yg habis pipis melewati ku yg lg asyik..

    “udah pipisnya Mah..?”

    “iya pak, maaf imah tidur lagi pak..”(dia mulai memanggil Bapak tidak Om lagi)

    “sebentar, imah nonton film bareng Bapak saja disini, daripada ngintip dari kamar…”.

    Imah kaget atas tawaranku tadi, “Imah malu pak..” aku pegang tangan Imah dan kurengkuh biar duduk di kasur depan TV, aku melihat dia gelisah dan takut…tapi aku yakin nafsu nya juga sudah menumpuk di ubun-ubun….aku mulai berani membelai rambutnya..dia diam saja, aku teruskan membelai pundaknya..dia agak sungkan.

    Karena hujan semakin deras dan setan telah menguasai otakku aku beranikan diri lagi mencium bibirnya. diluar dugaanku gadis mungil pembantuku ini merespon dengan liar, dia berani mengulum mulutku dengan rakus…dia dengan napas memburu menciumku dari jilatan lidahku dia membalas dengan jilatan lidahnya…. karena semakin tidak kuat aku buka kaos dan kolorku.

    “Bapak, jangan dibuka Pak..Imah takut..”

    “ndak Imah, Bapak bisa jaga kok..” aku yg semakin liar membuka kaos dan BH Imah, aku kulum kedua tetek mungilnya.

    “Aghhhrrr…geliii ppakk”…aku gigit-gigit puting kecilnya..imah semakin kelojiotan, aku terus beranikan membuka celana pendek dan cd yg di pakai Imah, tangannya menghalangi tapi bahasa tubuhnya meng iyakan…..akhirnya aku berhasil membuka celana dalamnya.

    “Pakk..jangannn ppakk, imah takuutttt….”

    “tenang imah bapak cuma pengin jilatin punya imah..jangan takut, bapak akan jaga kok..” aku baringkan tubuh imah, kakinya aku buka dan mulailah aku jilatin v4gina imah..sruuppppsss… ada aroma khas v4gina perawan yg harum..aku jilatin sampai klitorisnya mengkilat…

    “Oughhh..oughrrr.. .pppakkk…imah pengin pipiss….ourghhh…” tangan imah menjambak rambutku, dia tegang sekali dan bersamaan dengan itu dimulutku tersiram cairan hangat yg harum.

    “Ppppppaaaaaaakkkk…ou urghhhhhrrrrrr….” Imah mengejang di orgasmenya dengan jilatan lidahku dia menutupi mukanya dengan bantal…karena v4ginanya masih menganga aku langsung hujamkan, batang pEnisku yg sangat besar dan keras ke v4gina imah yg sangat kecil….dia berontak dan teriak.

    “Ppppakkk, jangannnnnn, bapak udah janji, jangan ppakk..ourghhh… ” karena masih sempit aku cukup sulit memasukkan pEnisku….imah yg ketakutan mulai dikuasai nafsunya lagi, dia sudah tenang, saat kepala pEnisku pas di dapan v4gina imah yg sudah basah merekah aku gigit teteknya lagi, dan,

    “aaaghhhhrrrkkkhhhhrr…sakiii t pakkkkkkkkh…akkkhhh…” pEnisku berhasil masuk semua..imah kelojotan karena sakit..aku diamkan sejenak pEnisku berkenalan dengan isi rahim imah.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    “Ourghhh..ourggghhhh…p pakkkk..sakiit…” aku terus goygkan pinggulku naik turun pelan-pelan….saat imah mulai mengikuti iramaku, aku cium bibirnya, aku rasakan dingin sekali seperti es, tapi hembusan nafasnya sangat cepat, dia terengah-engah menikmati gesekan di lubang v4ginanya dia menikmati batang pEnisku yg besar..

    “Argghhhh…imah… immmmmaaahhhhh ..aughhhrr…” aku merasakan ada sesuatu yg siap muncrat dari pEnisku…

    “aughhrr..ppakkkkkk uenakkkk pakkkk..aghhhrrrrr….pppppakk kkkkkkk…immahhhh mau pipis lagi….” bersamaan dengan orgasme imah yg kedua aku cabut batang pEnisku dan kusemprotkan cairan spermaku di perut imah..

    “aghhhhhhh…aghhhhhhhh hrrrrr, aku dapat mahhh…” crotttsss..spermaku muncrat di atas tubuh imah dan ada yg sampai ke hidungnya…aku puas sekali…kulihat ada darah segar di spreiku..imah yg baru kehilangan keperawanannya dia menangis, apakah menangis sedih atau bahagia hanya dia yg tahu.

    Pagi hari sabtu ini aku ada janji golf dengan relasi, kulihat imah agak buang muka kalo berpapasan denganku, tapi aku bersikap sangat wajar seolah tidak terjadi apa-apa…dia juga bekerja seperti biasa, masih rajin dan cekatan.

    “Imah ini bapak titip uang 500 ribu, bukan uang gaji, tapi uang buat keperluan imah beli barang-barang pribadi imah…hari ini bapak golf sampai sore..”

    “Inggeh Pak hatur nuhun…., bapak pulang jam berapa?” aku merasakan suasana cair dan rona senang di muka imah.

    “nanti sampai jam 6 saja , knapa imah? kangen yg tadi malam kah?” dia malu dan terspu-sipu saat aku berangkat.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • BERAWAL DARI BERMAIN STRIP POKER

    BERAWAL DARI BERMAIN STRIP POKER


    1933 views

    Duniabola99.org – Pengalaman terjadi ketika saya baru saja lulus SMA dan sedang persiapan mendaftarkan diri ke perguruan tinggi. Saya termasuk pria yang bertampang lumayan, cukup pintar, dan berperawakan sedang. Panggil saja saya, Budi. Selama di SMA, saya mempunyai kelompok teman yang selalu bermain bersama. 4 anak laki-laki dan 7 anak perempuan

    Sebagian besar teman-teman saya melanjutkan ke perguruan tinggi di luar negeri karena memang sekolah saya termasuk sekolah elite di kota J yang menghasilkan siswa-siswi dengan hasil lulusan yang cukup baik. Karena saya berasal dari keluarga ekonomi menengah, pilihan sekolah ke LN menjadi tidak mungkin.

    Dari kelompok kami hanya tersisa 3 teman perempuan dan saya. Kami bingung mau melanjutkan ke mana, tetapi akhirnya kami memutuskan untuk ke kota B yang mempunyai beberapa universitas swasta dan negeri yang cukup terkenal. Saya, Rika, Nova, dan Jenni memutuskan untuk mendaftar bersama ke kota B.

    Di sinilah petualangan kami dimulai. Kami berkumpul bersama di rumah Jenni dan orang tuanya meminjamkan mobil mereka untuk kami pakai. Kami memang sering pergi berkelompok dengan meminjam mobil orang tua dan kadang sampai menginap beberapa hari di luar kota. Jadi pada saat kami pergi, orang tua teman-temanku tanpa curiga mengijinkan putri-putri mereka berangkat ke kota B dan menginap tiga malam di sana. Sekalian liburan kata kami.

    Perjalanan ke kota B berjalan lancar dan kami menghadapi ujian masuk dengan kepercayaan tinggi. Maklum, kami semua termasuk berotak encer. Sore hari kami setelah selesai ujian masuk, kami segera mencari penginapan yang terkenal dengan daerah sejuknya di sekitar kota B. Kami menyelesaikan administrasi dan segera masuk ke kamar. “Wah! Ternyata kamarnya besar juga yah! Ada ruang tamunya lagi,” kataku. “Budi, kamu tidur di sofa aja yah!

    Kita berdua ambil ranjangnya!” sahut Nova. “Yah… Curang… kan baru kali ini saya menginap bareng perempuan dalam satu kamar! Siapa tahu….” komplainku. “Maunya..” kata Jenni sambil mendorong diriku ke arah sofa. Kami semua menjatuhkan pantat di sofa sambil melepas lelah. Setelah berbincang selama setengah jam mengenai soal-soal Ujian masuk tadi siang, kami pun bergantian mandi menyegarkan badan.

    Kami pun memesan makan malam dari room service karena kami terlalu lelah untuk keluar mencari makan. Rika akan menyusul besok pagi dan ketemuan di kota B. Dia sudah menghadapi ujian masuk seminggu lalu. Pilihan universitasnya berbeda. Oh iya, saya belum menjelaskan penampilan teman-teman saya.

    Rika : Gadis ini pemalu dengan badan kecil yang sangat indah. Saya tahu ini karena Rika sangat suka memakai baju yang menunjukkan lekuk badannya. Dadanya berukuran sedang saja, 34B (saya tahu setelah melihat BH- nya dan BH yang lain nanti). Kecil-kecil imut merupakan kesan yang diberikannya. Senyumnya manis sekali.

    Nova: Gadis ini juga berbadan kecil tetapi dengan dada yang terlihat jauh lebih besar daripada milik Rika. 34C ukuran BHnya. Mulutnya kecil dengan bibir tipis yang memberikan senyum menggoda. Hampir semua anak laki-laki di sekolahku mengejar dia. Manis dengan dada besar. Siapa yang tidak tertarik?

    Jenni: Gadis bertubuh jangkung yang senang memakai kaos longgar dan berjiwa bebas. Asyik diajak bertukar pikiran, pintar, dan sedikit tomboi.

    Senang sekali olahraga dan sangat jago bermain volley. Paling enak jadi lawan mainnya di lapangan. Posisiku sebagai tosser sering membuatku berada di depan net dan berhadapan muka dengan Jenni. Posisi siap menerima bola dan kaos longgarnya sering mengganggu konsentrasiku di lapangan.

    Jenni : “Mau ngapain nih? Baru jam 6 sore kita dah selesai makan malam.”

    Nova : “Kita main kartu aja yuk”

    Budi : “Memangnya bawa?”

    Nova : “Bbawa kok. Rika, ayo dikeluarin. Kita main poker aja.

    Pakai uang bohongan aja. Biar seru ada taruhannya.” Kami pun bermain selama satu jam ketika Nova menyeletuk.

    Nova : “Tidak seru nih.. bosan.. gimana kalau dibuat lebih seru?”

    Budi : “Maksud kamu, Nov?”

    Nova : “Strip poker !!”

    Budi : “Gila kamu, Nov!”

    Nova : “Kaga berani?” Saya lagi terpatung dengan keberanian ide Nova.

    Jenni : “Siapa takut? Berani kok walau ada Budi!” Pipi saya jadi memerah dan berasa panas. Ada rasa malu juga. Glek.. saya menelan ludah.. Ada kemungkinan dua gadis muda cantik akan telanjang di depanku.

    Nova : “Berani tidak, Bud? Diam aja. Malu yah telanjang di depan cewek-cewek?’ Wah, otakku langsung berputar cepat. Harus memikirkan semua kemungkinan. Jangan sampai saya kalah dan tidak melihat gadis-gadis telanjang.

    Budi : “Berani dong! Tapi nanti kalian curang, kaga berani buka beneran!”

    Nova : “Kalo ada yang kaga berani buka, kita semua yang paksa buka! Setuju tidak?”

    Kita semua menganggukkan kepala menandakan persetujuan. Jantungku makin berdebar kencang dan kelaminku mulai mengeras karena kemungkinan kejadian di depan mata.

    Budi : “Ya dah.. Aturannya gimana nih Nov?”

    Nova : “Kita semua punya modal 1000. Taruhannya setiap kelipatan 10 dan paling besar 100. Kalau modal 1000 habis, gadaikan pakaian dengan harga 500. Setuju?” Kami semua setuju.

    Budi : “Kita main sampai kapan? Sampai satu orang bugil atau sampai semua bugil?” Nova : “Sampai semua bugil dong! Biar adil!!”

    Jenni: “Ok deh. Tapi kasihan Budi dong. Dia kan paling cuma punya 3 potong baju. maksudnya cuma kaos, celana dan celana dalam. Kita cewek-cewek kan kelebihan BH.” Nova : “Iya yah… ya udah biar adil, kita semua lepas BH deh.”

    Nova langsung dengan cekatan melepas BH merah mudanya tanpa melepaskan kaos dan melemparkan BHnya ke mukaku. Harumnya BH langsung memenuhi hidungku. Tanpa kusadari BH kedua pun mendarat di mukaku. Ini milik Jenni. BH dengan warna cream kulit. Hahahahaha… kamipun tertawa bersama.

    Nova : “Ayo mulai! Sudah adil kan, Bud?

    Kita masing-masing cuma punya 3 modal.”

    Budi : “Sebentar.. pakaian yang sudah ditanggalkan bisa dipakai lagi ga?”

    Nova : “Hmm… TIDAK BOLEH! Yang sudah lepas, tidak boleh dipakai lagi!”

    Budi : “Kalau yang sudah bugil kalah lagi gimana? Kan modalnya habis!!”

    Nova : “Banyak nanya yah kamu, Bud! Gimana Jen?”

    Jenni : “Boleh dipegang-pegang deh sama yang menang. Dipegang-pegang selama 1 menit!” Wah asyik nih peraturannya… tetapi otakku sudah mulai pindah ke kelamin nih.. “Pegang doang kaga seru ah, gimana kalo dadanya dihisap-hisap!”

    Nova : “Ih kamu, Bud…. Mau dong!!”

    Dengan suara manisnya sambil melirik nakal ke arahku!” Jenni dan Nova tertawa terbahak-bahak

    . Nova : “Tapi kalau kamu yang sudah bugil dan kalah gimana, Bud? Saya hisap tititnya yah!!”

    Jenni : “Wah saya juga mau hisap titit Budi!” Benar-benar tidak disangka! 3 tahun bersama di SMA, saya tidak menyangka teman-temanku ini nakal juga. Permainan pun dimulai. Keahlianku bermain strip poker di komputer ternyata sangat bermanfaat.

    Jenni segera kehilangan modal awal sehingga harus menggadaikan modal berikutnya. Jenni hendak membuka celananya, tetapi dicegah oleh Nova. Nova :”Wah kaga boleh sendiri yang nentuin buka celana. Budi, mau suruh Jenni buka apa?” Wow, thanks Nova! Aku teringat kalau mereka sudah lepas BH, tentunya dengan melepas kaos, dada Jenni akan terbuka.

    Budi : “Tentu saja kaos dong. Kapan lagi bisa lihat payudara dari dekat!” Jenni dengan malu-malu mulai melepas kaosnya dan dengan segera menutupi puting payudaranya dengan satu tangan. Saya terkesima dengan pandangan indah di depan mata. Animasi strip poker di permainan komputer tidak seindah pemandangan di depan mata.

    Nova : “Jen.. mana boleh ditutupin dadanya. Buka dong!” Nova menggaet tangan penutup payudara dengan segera.

    Jenni sedikit memberontak sambil memerah wajahnya. Jenni tertarik tangannya, memperlihatkan payudara terbuka dan menggantung indah di depan wajahku. Glek.. saya menelan ludah.

    Jenni : “Bud, tutup mulut dong.. Masa sampai menganga terbuka gitu melihat dada gue.” Jenni dan Nova tertawa.

    Ini membuat Jenni jadi relaks dan pasrah dadanya terpampang jelas. Wah kalo mereka serius kayak gini, mendingan saya kalah saja. Mengingat kalau kalah terus, tititku akan dihisap selama 1 menit setiap kekalahan. Hahahaha.. otakku kotor juga. Maka dilanjutkanlah permainan.

    Dengan segera saya menjadikan diri telanjang. Celana dalam saya buka perlahan-lahan memperlihatkan titit yang sudah mengeras sejak tadi. Saat itu, Nova, dengan payudara montoknya pun tinggal celana dalam saja. Kedua gadis ini memperhatikan celana dalamku dengan seksama sambil menahan napas menunggu tititku seluruhnya terlihat. Nova : “Wah sudah keras yah, Bud! Bagus lho bentuknya!”

    Budi : “Gimana tidak keras… ngelihat dua pasang payudara yang bagus-bagus!”

    Rupa-rupanya Nova sudah tidak tahan lagi. Aku langsung ditabraknya dan tititku langsung dipegangnya. Dengan gemas Nova mulai mengocok tititku sambil sesekali dijilatnya. Tentu saja saya tidak tinggal diam. Tanganku mulai meremas-remas payudara Nova yang cukup besar. Tidak cukup dengan remasan, akhirnya aku meraup payudara kiri dan mulai menghisapnya

    . “Ahh.. Enak banget, Bud! Terus hisap..” Sambil menghisap payudara Nova, tanganku mulai melepaskan celana dalamnya.

    Karena saya tidak mau melepaskan hisapan, tentu saja melepaskan celana dalam jadi lebih sulit. Nova membantu dengan melepaskan celana dalamnya sendiri. Tititku yang menjadi lepas dari pegangan Nova, langsung disambut Jenni dengan kulumannya. Mimpi apa semalam. Dua gadis sudah mengulum tititku. Kami pun pindah ke ranjang. Saya berbaring di ranjang dengan titit menjulang langit. Nova melanjutkan memberikan payudaranya untuk saya hisap dan Jenni kembali mengulum tititku.

    Tangan saya mulai bergerilya ke vagina Nova. Basah. Licin. Saya pun mulai menggesekkan jari ke clitorisnya. Licin sekali. Nova pun mendesah dengan kenikmatan yang dialaminya di bawah. Jenni yang melihat Nova mengalami kenikmatan, mengubah posisi pantatnya ke sebelah mukaku.

    Badan jenjangnya memang membuat posisi hampir 69 tersebut sangat mudah terjadi. Tanganku pun menggosok vagina Jenni yang juga sudah sangat basah. Tangan kiri di vagina Jenni, tangan kanan di vagina Nova. Kukocok keduanya dengan kelembutan yang lama-lama bertambah cepat. Jenni dan Nova blingsatan dibuatnya.

    Jenni berguncang hebat sampai melepaskan hisapan di tititku dan mengeluarkan lenguhan panjang yang sangat seksi. Nova menyusul dengan teriakan yang tidak kalah seksinya. Keduanya terjatuh di kiri kananku dengan lemasnya. Aku yang sudah tegangan tinggi tidak mau tinggal diam.

    Aku menghampiri Nova dan membuka lebar-lebar selangkangannya. Terlihat vagina bersih yang sangat indah. Bulu- bulu halusnya sangat seksi. Aku mulai menggesekkan kepala tititku ke vagina Nova. Ah….. licin dan enak. Belum pernah aku merasakan kenikmatan seperti ini.

    Nova yang mulai merasakan kenikmatan, mulai bereaksi dengan menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti irama gesekan. Nova semakin meracau…”Oohhh… aahhh… ohh..my… God…..Enak banget Bud” “Terus Bud… Enak… ahhh… aahhHHH….AAAHHHHHH…Gila.. enak banget Titit lu Bud!! Gue dah sampe nih” “Baru digesek aja dah enak gini yah, Bud… gimana kalo dimasukin yah? Masukin deh Bud..”

    “Serius lu, Nov? Lu mau gue perawanin? Gue sih dah nafsu banget nih.”

    “Iya, Bud… Gue pengen ngerasain titit lu di dalam gue… di luar aja dah enak, apalagi di dalam.” Aku tidak pikir panjang lagi.. langsung berusaha merangsek ke dalam vagina Nova.

    “Oww.. pelan-pelan Bud.. Sakit tahu!!”

    “Ok, Nov.. gue pelan-pelan nih” Pelan-pelan kepala titit gue mulai terbenam di vagina Nova. Terasa mentok.

    Aku yang tidak pengalaman berpikir kok tidak dalam yah?

    “Nov, udah masuk belom sih?” Nova yang mulai meringis menahan sakit,

    “Kayaknya sih belom deh… tapi terusin aja.”

    “Lu yakin, Nov? Kayaknya lu kesakitan gitu.”

    “Terus aja, Bud. Gue pokoknya mau titit lu di dalam gue.”

    “Ya udah kalo gitu.. Gue terusin nih..” Dengan tiga sodokan keras yang disertai rintihan Nova, akhirnya tititku masuk juga sepenuhnya.

    “Wah.. Nova… kayaknya titit gue dah masuk semua nih”

    “Iya.. Bud…” sambil menahan sakit

    “diam dulu, Bud.. jangan digerakin dulu..gue masih rada sakit..” Ahh.. nikmatnya vagina perawan.. tititku berasa banget diremas-remas oleh vagina sempit Nova. Tanpa kusadari, aku mulai menggerakkan pelan- pelan pantatku. Keluar masuk secara perlahan. Nova pun mulai bernafas secara teratur dan mulai menikmati kocokan lembut di vaginanya.

    “Pelan-pelan yah Bud… masih sakit tapi dah mulai enak nih… vagina gue berasa penuh banget diisi titit lu” Jenni yang dari tadi menonton menunjukkan ekspresi tidak percaya. “Gila lu berdua.. beneran ngentot yah?” Jenni pun mendekati TKP dan memperhatikan dengan seksama.

    “Gila.. gila.. titit lu beneran masuk ke vaginanya Nova, Bud!”

    “Iya Jen.. Enak banget vagina Nova.. gue bisa ketagihan ngentot nih.” Tiba-tiba ada keinginan yang luar biasa untuk segera sampai.. kupercepat goyanganku.

    Nova pun semakin mendesah menggila.

    “Ahhh… Ohhh…Ahhh…Ohhh…Bud.. gue mau sampe lagi nih”

    “Barengan Nov.. gue juga mau sampe..” Di kepalaku tidak teringat lagi pelajaran Biologi, kalau sperma ketemu sel telur akan menghasilkan zygot yang akan berkembang menjadi bayi.

    “Ayo.. Bud… kita bbaaareeennggg….” Croootttt…croottt.. croottt…Tiga kali aku menyemprotkan mani ke rahim Nova.

    Ahh… ini perasaan yang luar biasa… kenikmatan berhubungan badan dengan seorang gadis muda yang cantik. Beda banget sama masturbasi. Hubungan langsung lebih nikmat. Aku langsung terjatuh lemas di sebelah Nova. Jenni yang melihat pertunjukkan langsung bagaimana berreproduksi mulai mendekati tititku lagi dan menghisapnya dengan lembut.

    Nafasku yang tersengal-sengal perlahan-lahan menjadi teratur seraya menikmati hisapan- hisapan Jenni. Dikocoknya perlahan tapi pasti membuat tititku menjadi tegang kembali.

    “Bud, jangan dimasukin yah. Ini pengen gue gesek-gesek ke vagina.”

    “Iya, Jen.” Jenni pun mengambil posisi WOT dan mulai menggesek-gesek vaginanya di atas tititku. “Enak banget, Jen”

    Goyangan lembut Jenni membuat payudaranya bergoyang-goyang secara anggun. Pemandangan yang sangat indah. Jenni merupakan salah satu wanita impianku. Tinggi, berdada montok, atletis, senang bercanda, dan baik hati. Sekarang dia sedang menggesekkan kelaminnya dengan kelaminku. Ah.. kepengen masukin d.

    Segera kubalikkan posisi sehingga aku sekarang di atas. Kakinya kubuka lebar-lebar. Terlihat vagina yang sangat indah. Bahkan lebih indah daripada punya Nova. Mulus, hampir tanpa bulu. Warnanya pink dan telah basah mengkilap. Tititku langsung berkedut-kedut melihatnya. Kuarahkan tititku ke vaginanya.

    “Bud, jangan dimasukkin yah!”

    “Kenapa Jen? Sudah tidak tahan nih”

    “Jangan Bud… jangan sekarang.” suaranya lembut meluluhkan hati. Entah kenapa aku berhenti memaksakan kepala tititku. Akhirnya aku hanya menggesek-gesekkan kepala tititku di muka vagina Jenni.

    “Ah… iya Bud.. Begitu saja… gesek saja terus… Ahh… Ahhh” Jenni mulai lebih relaks dan lebih melebarkan posisi kakinya.

    Melihat itu, aku semakin cepat menggesekkan titit. Semakin cepat gesekan, semakin keras desahan Jenni.

    “OOhhhh… AHhhhh..enak Bud… Teruss.. Terusss.. Lebih cepat lagi… Tee..teeeruussss…. AHHHHHH.” Jenni mendapatkan orgasmenya dan cukup banyak cairan O-nya yang keluar. Kasur menjadi basah sekali.

    Aku melihat Jenni mengalami orgasme yang sangat seksi sampai aku terdiam terkesima. Jenni cantik sekali…Aku benar-benar terpesona.. Sepertinya aku jatuh cinta dengan Jenni. Nova yang telah cukup beristirahat dan melihat Jenni telah lemas mengambil alih situasi. Dipegangnya tititku dan dikocoknya perlahan.

    Tititku yang masih belum puas dengan Jenni membuat otakku segera beralih ke Nova dan menyuruhku untuk melampiaskannya ke Nova. Lagi pula tititku bisa coblos ke dalam Nova. Dengan segera kubalikkan Nova dan kucoba Doggy style di sebelah Jenni yang masih terbaring lemas. Ternyata Doggy style memberikan sensasi yang berbeda. Rasanya tidak bisa dituliskan dengan kata-kata.. Hanya nikmat..

    Walaupun Nova yang sedang aku sodok, tatapanku tidak lepas dari Jenni. Jenni membuka matanya dan menatapku dengan penuh kemesraan. Senyumnya yang manis membuat hatiku bingung. Di sini aku sedang jatuh cinta dengan Jenni, tetapi tititku sedang menikmati pelayanan Nova, dan Jenni tersenyum kepadaku. Ah bingung….. Aku pun tersenyum balik ke Jenni sambil semakin keras menyodok Nova.

    Sodokan kerasku yang terus bertubi-tubi dari belakang membuat Nova tidak dapat menahan diri lagi dan dia mendapatkan orgasme lagi. Aku memperlambat sodokanku agar Nova bisa menikmati orgasmenya. Jenni bangun dan memberikan payudaranya ke mukaku. “Hisap Bud! Biar lu tambah seru!”

    Ah.. nikmatnya tetek Jenni.. Kenyal tetapi kencang. Tentu saja akibat tetek Jenni yang nikmat, goyanganku ke Nova semakin bertambah cepat.

    “Gila lu Bud, enak banget sih dientot dari belakang sama lu… gue.. mauuuuu… Ahhhhh…” Nova pun orgasme lagi. Aku pun tidak tahan nikmatnya menghisap tetek Jenni sambil doggy ke Nova dan akhirnya.. croott…croott… dua kali aku semburkan spermaku.

    “Bud enak banget disemprot elu… Rasanya nikmat.. kayak mandi air hangat.. tapi ini rasanya di dalam.’ Posisi kami belum berubah.. aku masih menancapkan titit ke dalam vagina Nova sambil terus menyemprotkan sisa-sisa sperma dan mulutku terus mengulum, menghisap dan menggigit-gigit payudara Jenni.

    “Enak yah Bud, isap tetek gue dan ngentot-in Nova”

    “Iya Jen! Cuma impian bisa threesome kayak gini tapi gue bisa ngerasain kejadian benernya.” “Udah dong Bud, cabut titit lu. Pegel nih nungging melulu” timpal Nova. Kucabut tititku tetapi pandanganku terus menatap mata Jenni. Kelihatannya aku benar-benar jatuh cinta. Malam itu kami tidur bertiga dalam keadaan bugil. Jenni di kananku, Nova di kiriku. ****** Tok tok tok..

    Pintu kamar hotel diketuk. Nova yang telah bangun lebih dulu membuka pintu dan Rika terlihat telah sampai dihantar oleh orangtuanya.

    “Eh.. Rika” Nova panik

    “Bokap Nyokap lu mana?”

    “Tenang Nova, mereka cuma menghantarku kok.. tadi langsung jalan lagi ke kota C.” “Wah… lega.. gue pikir mereka mau masuk ke dalam.”

    “Memangnya kenapa Nov? Eh… lu kok kaga pake BH?”

    “Itu dia Rik.. takut ketahuan.. Gue kemaren berhasil nih” “Berhasil apaan sih, lu?”

    “Gue kasih perawan gue ke Budi!!”

    “Haahh?? Yang bener lu? Jenni juga? Kita semua kan memang kepengen banget dientot Budi!!”

    “Jenni belum.. masih perawan dia.. kayaknya takut.. tapi udah main juga sama si Budi, cuma belum dimasukin aja.”

    “Gue jadi horny nih, Nov. Budi di mana? Mau gak yah dia?”

    “Masih tidur tuh.. lu bangunin aja.. laki-laki kalo dikasih perawan mana ada yang nolak.”

    “Hahahaha…bener juga lu!”

    “Tuh lihat, Rika. Ada yang menonjol di selimut. Dia masih telanjang lho. Kita kemaren tidur begitu gayanya.”

    “Jenni mana, Nov? Kok kaga ada?” “Lagi di kamar mandi. Tuh lu urus si Budi aja. Pagi-pagi dah tegak gitu. Lu hisap aja dulu tititnya.” Rika pun menghampiri ranjang dan segera menarik selimut sehingga tititku terbuka dengan leluasa.

    Aku yang masih tidur tidak sadar apa yang sedang terjadi hanya mengetahui kalau tititku mengalami kenikmatan. Perlahan-lahan kubuka mataku berpikir Nova atau Jenni sedang mengulum si junior.

    “Hah? Rika? Ngapain lu?” tanyaku tanpa berusaha melepaskan diri. Lagi enak kok masa melarikan diri. Betul gak?

    “mmlammggii hissmmmaaapp mttiimmtiitttmm mmlu” Jawab Rika dengan tidak melepaskan muatan di mulutnya.

    “Hahahaha” Nova tertawa geli.

    “Lanjutin aja Rik, si Budi kaga nolak tuh.. cuma ngeliatin lu sambil merem melek gitu.” Jenni yang mendengar tertawanya Nova, segera melongok keluar dan cukup kaget melihat Rika sedang mengulum tongkat kenikmatanku.

    “Eh.. Rika… baru sampe langsung sarapan aja nih” tukas Jenni dengan nada yang menunjukkan kekagetan. Jenni keluar dari kamar mandi sambil masih mengeringkan rambutnya. Body Jenni memang luar biasa.

    Aku tidak bisa melepaskan pandangan dari tubuh langsing dengan payudara yang sempurna itu.

    “Budi.. jangan ngeliatin gue aja dong.. Rika dah nafsu tuh… puasin gih… kayak lu puasin kita berdua kemarin. Iya gak Nov?”

    “Iya Jen.. Ayo Bud.. Puasin Rika.. Perkosa dia.. hahahaha..”

    “Kaga usah diperkosa.. orang gue mau secara sukarela kok” timpal Rika. Mendengar jawaban Rika, aku segera beraksi.

    Kucium bibirnya dan kami melewatkan beberapa menit melampiaskannya sambil bertukar air liur. Rika badannya kecil sehingga dengan mudah kuangkat dari tepi ranjang dan meletakkannya di ranjang. Kudekati Rika dan menciumnya lagi. Kali ini tanganku tidak tinggal diam. Payudara Rika aku pijat dan remas-remas halus. Kaos ketatnya segera kubuka memperlihatkan tetek mungil yang kencang. Pentilnya telah keras menjulang ke atas.

    Pentil yang bagus dan segera kulumat.

    “Ohh.. enak banget Bud.. terus Bud….aahhh.. ahhh..” Rika meracau kenikmatan. Hisapan dan kulumanku pun bertambah keras. Tititku sudah sangat kencang sekali. Dengan sedikit agak kasar kulepaskan semua pakaian yang masih melekat di Rika. Wow.. ternyata Rika mempunyai bulu jembut yang sangat lebat. Lebat tapi terlihat sangat rapi dan terawat.

    Kudekati vaginanya dan tercium wangi vagina yang merangsang. Tapi Jenni punya lebih wangi. Ah.. Jenni lagi.. ini ada gadis yang sukarela memberikan perawannya, kok masih mikirin perempuan lain. Kulirik Jenni dan kulihat dia tersenyum penuh pengertian. Kujilat vagina Rika sambil terus melihat Jenni. Jenni pun tersenyum terus dan memberikan anggukkannya seakan-akan mengerti kalau aku sedang bertanya bolehkan aku menjilat memek perempuan lain.

    “ Ohh…oohhh… enak banget Bud.. baru dijilat aja gue dah kayak gini..”

    “Suruh Budi ngentotin elu, Rik… Pelan-pelan yah Bud.. Kemaren gue cukup sakit lho” Nova menghangatkan suasana.

    “Iya Bud.. masukin dong buruan.”

    “Yakin lu, Rik?” Aku bertanya kepada Rika tetapi tatapanku kembali ke Jenni. Jenni pun mengangguk kembali. Aku pun segera membuka lebar selangkangan Rika.

    Vagina Rika terlihat sangat imut, karena memang Rika orangnya cukup kecil. Tinggi badannya hanya di bawah bahuku sedikit. Perlahan-lahan aku dorong tititku ke dalam vagina Rika. Rika yang sudah sangat basah hanya bisa mendesah. Kepala tititku sudah masuk sepenuhnya tetapi seperti ketemu tembok.

    “Siap Rika? Ini dah di depan selaput dara nih. Tinggal gue sodok masuk” Entah kenapa sekali lagi aku melirik ke Jenni dan Jenni pun tersenyum kembali. Senyum yang sangat manis.

    “Iya Bud.. sodok aja.. perkosa gue.. bikin gue hamil.. gue mau anak dari lu.” Rika sudah lupa daratan. Kupegang pinggul Rika dengan erat dan kudorong dengan penuh kekuatan. Blesss.. masuk sudah. Rika menitikkan air mata menahan sakit.

    “Lanjut Rik?”

    “Iya Bud. Dah mulai terbiasa nih. Rasanya penuh banget vagina gue” Proses menyetubuhi Rika pun segera berlangsung. Keluar.. masuk…keluar… masuk..pelan-pelan tetapi pasti vagina Rika semakin basah.

    “Gila….Enak..banget….Tahu gini… dari kemaren… gue…ikutan…nginep….

    ”Rika semakin larut dalam kenikmatan.

    “Ohh…ooohh…enak… aahh.. terus.. Bud.. yang cepat.. Bud!” Kuturuti kemauannya.

    Semakin cepat aku menggoyang Rika, payudaranya pun semakin liar tergoncang-goncang.

    “Bareng yah Rika.. gue juga dah mau nyemprot..”

    “Ayo Bud.. bikin gue hamil.. semprot yang banyak…AAARRRHHHH” Kami berdua pun orgasme luar biasa. Vagina Rika memeras semua sperma yang ada di tititku. Kucabut tititku dan terlihat tetesan darah perawan merembesi sprei. Noda darah perawan Rika dan Nova terlihat bersebelahan.

    Wah aku harus membeli sprei ini dari hotel. Kenang-kenangan pikirku. Jenni menghampiriku dan menciumku di bibir dengan ciuman yang sangat lembut. Tiba-tiba ada perasaan bersalah di hatiku. Sepertinya Jenni tahu karena dia bilang,

    “Tidak apa-apa Bud. Kita semua memang ingin menikmati titit lu.” dan kemudian dia menciumku lagi.

    Ciuman yang penuh mesra. Nova mengganggu ciuman kami dengan mengambil tititku dan menghisapnya. Jenni mengganguk kembali dan merebahkan tubuhku. Nova terus menikmati permainannya di bawah. Jenni menduduki kepalaku dan memberikan vaginanya untuk kuhisap. Ah.. nikmatnya memek Jenni. Kujilat dan kujilat terus sambil kami terus bertatapan mata. Aku benar-benar jatuh cinta. Pagi itu aku digilir tiga perempuan cantik.

    Jenni tetap hanya meminta digesek-gesek saja. Nova dan Rika berhasil membuatku menyemprotkan sperma di dalam mereka sebanyak dua kali. Kami baru selesai ketika kami sudah kelelahan dan kelaparan. Sudah waktunya makan siang. ****** Epilog: Kami berempat berhasil masuk universitas di kota B dan sepakat untuk mengontrak rumah untuk tinggal bersama. Orang tua kami tidak ada yang curiga.

    Mereka pun setuju mengontrak rumah lebih enak daripada kos-kosan. Bisa masak dan cuci baju sendiri. Tidak takut ada barang yang hilang. Empat tahun kuliah, sehari pasti minimal sekali aku menyetubuhi salah satu dari tiga wanita cantik tersebut. Dengan Jenni, selalu hanya gesek-gesek. Dengan Rika dan Nova, tentunya celup-celup dong. Tidak ada yang hamil karena kami menghitung kalendar dengan sangat disiplin.

    Sesudah lulus pun kami masih sering berkumpul untuk “bermain”. Nova bertemu dengan suaminya di tempat kerja. Rika bertemu dengan suaminya di kuliah S2. Jenni akhirnya menjadi isteriku. Perawannya baru diberikan pas malam pernikahan. Kami berdua punya dua orang anak. Jenni sering mengundang Nova dan Rika untuk bermalam di rumah kami. Saking seringnya, aku berhasil menghamili Nova dan Rika.

    Anak kedua Nova dan anak ketiga Rika mirip sekali denganku. Untung suami mereka tidak pernah ada yang curiga. Alasannya karena sering bergaul denganku, jadi mirip deh anaknya.

  • Berawal Dari Memijat Tubuh Indah Mama Hingga Bercinta

    Berawal Dari Memijat Tubuh Indah Mama Hingga Bercinta


    1338 views

    Duniabola99.org – Nama saya David, umur saya 14 tahun dan saya tinggal hanya berdua dengan Mama yang berumur 30 tahun. Sewaktu masih pacaran secara tidak sengaja Papaku menghamili Mamaku, dan mereka memutuskan untuk menikah secepatnya (MBA). Dari yang Mama ceritakan kepadaku, Papaku adalah seorang yang sangat penuh kasih sayang dan membanggakan tetapi Papaku telah meninggal dunia disaat saya masih bayi dan menjadikan Mamaku sebagai orang tua tunggal untuk ku.

    Mamaku melakukan pekerjaan yang baik jika memang menurut dia baik, tetapi pekerjaannya sebagai guru SD tidak bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan kami berdua. Tapi kami berdua dibuat sangat kuat karena keadaan tersebut, kami membeli satu kamar tidur di sebuah peternakan seseorang yang letaknya diluar kota, kamar tidur tersebut memang kecil, tapi setelah kami pikir kamar tersebut terasa nyaman. Segala kebutuhanku mengenai materi dan harta yang tidak bisa dipenuhi oleh Mamaku, dia sampaikan kepadaku dengan penuh kasih sayang, sehingga membuatku mengerti. Dia tidak pernah keluar malam, ke pesta, diskotik (clubbing), semenjak saya lahir, karena dia tidak mau meninggalkan saya seorang diri dirumah.

    Sama seperti bagian dalamnya, bagian luar Mamaku pun terlihat sangat baik, ramah, sopan dan cantik. Meskipun Mamaku mempunyai kepribadian seperti seorang Biarawati, dia juga terlihat sebagai,”Bintang Artis Bokep”! Lebih tepatnya Mamaku sangatlah Cantik dan menawan. Dia adalah wanita yang sungguh – sungguh menjadi impian seorang anak laki – laki untuk mimpi basah. Mamaku mempunyai tinggi badan 167 cm dengan berat badan yang sangat proporsional, bisa dibayangkan pasti sangat sexy. Dia sangat bahenol dengan rambutnya yang pirang panjang tergerai sangat natural, dengan warna kulit yang sempurna sedikit putih kecoklatan, tampak wajah yang sangat menarik, dengan bola mata besar berwarna biru yang sangat terlihat ke Ibu-an, leher yang jenjang dan ramping, dan disempurnakan dengan ukuran buah dadanya 36DD, dan juga perut yang sangat langsing ditambah kaki panjangnya yang sangat sexy. Tetapi yang sangat menggemaskan adalah pantatnya yang sangat sexy. Penampilan sexy-nya akan membuat anda mengira Mamaku adalah wanita Latin 100%.

    Pantatnya besar, tetapi sangat padat, anda bisa membayangkannya jika anda melihatnya langsung, dan membayangkan meremasnya dengan sangat lembut, itupun jika anda tahan untuk meremasnya dengan pelan. Untuk merawatkecantikan tubuhnya, Mamaku adalah wanita yang suka fitnes, senam aerobic. Setiap hari setelah jam kerja dia joging ke tempat fitnes sejauh 2 km, dan sesampainya disana dia selalu terus me-maintain kecantikan tubuhnya, dari paha, pantat, perut dan lengan agar terlihat tetap sexy. Kegiatan berlatih fitnes inilah yang membuat tubuh Mamaku terlihat tanpa ada cela,atau bisa dikatakan sempurna disetiap kondisi.

    Sesuatu yang kami tunggu tunggu yang dari pekerjaan Mamaku sebagai Seorang Guru adalah liburan musim panas, dan kami selalu menghabiskan liburan musim panas bersama. Meskipun sudah lama saya mengetahui Mama saya adalah wanita yang cantik, tetapi baru liburan musim panas kali ini saya mempunyai perasaan ketertarikan sexual terhadap Mamaku sendiri. Mungkin karena diriku selalu bertemu dengan Mama dirumah setiap hari, atau mungkin saja saya baru menginjak umur pubertas seorang Remaja Laki – laki. Lain kata, Nafsu saya untuk berhubungan sex dengan Mama sangat besar, dan didukung dengan liburan musim panas yang sangat Panjang.

    Suatu hari disaat Mama pergi ke tempat fitnes, aku membuat rencana agar bisa lebih dekat dengan Mama. Seperti yang saya katakan sebelumnya, kami hanya mempunyai satu kamar tidur, tetapi Mama membeli dua buah tempat tidur yang berukuran sedang, agar kami bisa tidur bersama dengan lega tetapi berbeda tempat tidur. Dengan suatu rencana, aku masuk ke dalam kamar dan mematahkan satu tempat tidur dengan meloncat diatasnya, dan sekarang aku bisa tidur satu ranjang dengan Mama. Lalu Mama pulang dalam keadaan capek seperti biasa dia pulang dari tempat fitness. Lalu aku langsung bilang,”
    Mam, aku tidak sengaja merusak tempat tidur ku”.
    Mama : “ Gimana caranya, koq bisa kamu patahkan, Sayang”?
    Aku : ” Aku tidak tahu Mam, ketika aku berbaring dan tiba – tiba Krakk.., tempat tidur itu patah”.
    Mama : ” Ooo gitu, ya sudah tidak apa – apa, mungkin karena sudah tua juga Tempat tidurnya”.
    Mama : “ Tapi kamu gak apa – apa kan Sayang, ada yang sakit”?
    Aku : “ Aku sehat – sehat aja Mam, gak ada yang sakit koq.”
    Mama : “ Syukurlah kalau begitu, tetapi kita belum ada uang untuk menggantikan dengan tempat tidur yang baru, berarti untuk sementara waktu kita harus tidur bersama di satu tempat tidur”.
    Mama mengatakan hal tersebut, dengan sedikit malu dengan rona merah di pipinya.
    Aku : “ Gak apa – apa Mam, kita bisa mempergunakan uang tersebut untuk hal yang lebih penting.”
    Mama : “ Terima kasih David Sayang, utuk pengertian mu”. Mama terlihat senang.
    Aku : “ gpp Mam, sepertinya Mama terlihat sangat Letih, Mau dipijitin”?
    Mama : “ Wow, itu ide yang cemerlang, sayang, Tunggu ya Mama mandi dulu, mama gak mau kamu jadi kena keringat Mama “.

    saya masuk ke kamar, dan menyalakan TV selama menunggu Mama Mandi. Saya menyalakan TV dengan suatu alasan, agar saya bisa menonton TV sewaktu saya melakukan Pijatan kepada Mama, dan sewaktu Mama Tidur saat dipijat. Sambil menunggu Mama Selesai Mandi saya membayangkan, hal – hal yang sangat merangsang pikiran saya, dan akhirnya Penis saya menjadi keras. Setelah menunggu beberapa saat, Mama keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan Kimono. Dan Dia terlihat sangat Menakjubkan.

    Aku : “ Langsung berbaring aja Mam di tempat tidur, selanjutnya biar aku yang urus”.
    Mama : “ Oh, sayang kamu Manis sekali sih mau ngelakuin ini ke Mama, mijitin Mama gini, Terima kasih lho Sayang”. Dia mengatakan hal itu sambil membaringkan tubuhnya, dengan tengkurap di atas Ranjang.
    Aku : “ gpp Mam, cuman itu koq yang bisa aku lakukan buat Mama”.

    Aku langsung berada diatasnya dan mulai memasukan tangan kedalam kimononya melalui pundaknya. Dan Seperti yang saya harapkan,”Dia sudah tidak mengenaka Bra”!! Dan itu menandakan Mama sudah sepenuhnya telanjang, di balik kimononya!! Aku mulai menurunkan secara perlahan – lahan kimononya dari pundaknya dan mulai memijit Pundak serta Punggungungnya.” Bisa dikatakan, membelai ya, atau mengosok punggungnya secara halus”.
    Mama : “ Oooh…itu enak sekali sayang”, desah Mama kepadaku.

    Sampai setelah beberapa menit kuturunan tangan-ku dengan memasukan nya lebih dalam kebawah ke Pinggangnya dan mulai memijat pinggang belakangnya yang sangat ramping. Kimononya sudah ku buka perlahan – lahan kuturunkan sambil aku memijit punggung bawah di bagian pinggang belakang. Dari belakangnya aku bisa melihat dua buah dada payudara mamaku dari samping yang tergencet tempat tidur, karena dia tidur tengkurap. Payudara Mama terlihat sangat padat dan sangat montok, dan aku sangat ingin sekali meremasnya. Lalu aku mulai memijat bagian samping perut Mamaku dan mulai menyelipkan tangan ku ke perut depan dan mulai meminyakinya, selagi dia masih dalam keadaan tengkurap, karena memang Nafsuku yang sudah sangat tak tertahankan, maka aku mulai mengelus dan sudah bukan memijat. Aku susuri pinggangnya lalu ketulang rusuknya sampai akhirnya aku dapat merasakan buah dadanya dari samping, dan pada saat itu aku belai dan sedikit aku tekan, “Uuuchhh….ini sangat hebat”, dan aku sangat amat terangsang dan Penisku sudah sangat tegang sekali.

    Tiba – tiba mama berkata,” Terima kasih sayang, cukup untuk hari ini, Mama mau bersih – bersih lalu berpakaian dan bersiap untuk tidur”, dengan cepat dia bangun dan meninggalkan ruangan.
    Aku : “ Aduh sial, dia udah tidak mau dipijit lagi, kamu terlalu berhasrat David, Sabarlah” Kataku dalam hati.
    Mungkin ternyata Mama tahu niat-ku, yang berusaha merabanya untuk melampiaskan birahiku kepadanya. Maka dari itu dia langsung bangun dari tempat tidur dan pergi dari ku. Sedangkan aku sudah tegang dan Penis ku sudah sangat menegang.

    Beberapa menit kemudian Mama keluar dari kamar mandi dengan memakai T-shirt dan Celana pendek.
    Sejak kejadian tadi, aku tertangkap basah ingin merabanya, aku tidak berani untuk melakukan hal yang tidak Pantas seperti menyentuhnya. Dan kami naik ke tempat tidur dan mulai untuk tidur dengan membelakangi satu sama lain. Aku tetap terjaga selama satu jam dan terus terbayang tubuh Mamaku, dimana setelah semua kejadian tadi aku tidur satu tempat tidur dengan Dewi dari Khayangan yang sangat cantik dan sexy yang berada di sebelahku dengan jarak yang sangat dekat tidak sampai satu meter!! Uuuchhh…Penisku tidak berhenti Berkedut!!!

    Setelah beberapa jam, aku mengetahui Mama sudah tertidur, aku mulai mengumpulkan keberanian. Aku memberanikan diri untuk membalikan badanku sehingga sekarang aku berhadapan dengan punggung Mama. Dengan sangat perlahan – lahan dan sangat hati – hati aku mulai menggapai Celana pendek Mama dan mulai menariknya secara perlahan kebawah sedikit demi sedikit, agar Mama tidak terbangun dari tidurnya.
    “Sialan”, Dia memakai Celana dalam, aku berpikir Mama tidak memakai celana dalam, atau karena mau tidur aku berharap dia memakai celana dalam yang longgar, kecil dan tipis ternyata dia memakai celana dalam yang menurutku cukup ketat dan sangat tertutup. Aku mencoba menurunkan celana dalam itu pelan dan perlahan, tapi sangat susah dan tehalang dan terganjal Pantatnya yang cukup besar. Tapi aku tidak kehabisan akal, aku melakukan upaya lain dengan cara menarik agak keras tapi sangat perlahan dan dengan sedikit goyangan yang lembut, agar si Mama tidak terbangun dari tidurnya. Denga keadaan celana dan celana dalam Mama yang sudah ku turunkan sedikit dan terlihat Pantatnya yang sangat montok, padat, dan berisi, dengan sangat lega aku melihat kearah Mama dan berpikir dia masih tetap tertidur sangat lelap.

    Dengan sangat hati – hati dan dengan memperhatikan kelembutan, aku colek salah satu dari sepasang pantat Mama yang sangat sexy itu dengan jariku untuk mengetahui Mama terbangun atau tidak. Aku melakukan colekan ini beberapa kali dalam beberapa menit, sebelum aku memulai untuk meremas – remas dan meraba kedua Pantat Mamaku yang Montok, padat berisi dan sangat sexy itu. Penisku sudah sangat keras, dan rasanya ingin memberontak keluar dari Celana. Akibat remasan – remasan dan rabaan tersebut, aku merasakan bahwa Penisku mulai membujuku untuk melakukan remasan tersebut lebih keras lagi dan lagi dan lagi. Karena remasan ku yang terlalu keras dan terlalu bernafsu, Mamapun mengerang, “Hmmmm……”, aku kaget setengah mati dan aku melihat tangan Mama mulai bergerak.

    Aku berhenti melakukan remasan, tetapi aku tidak memindahkan tangan ku dari Pantat mama, karena aku berpikir jika aku pindahkan maka dia akan benar – benar terbangun dan mengetahui bahwa anaknya sedang meraba Pantatnya, dan mungkin mama akan berpikir bahwa celananya turun secara tidak sengaja akibat gerakan dari tidurnya. Tapi lebih di kagetkan lagi bahwa ternyata Mamaku, menarik keatas lagi celana dalamnya dan celananya untuk kembali menutupi Pantatnya yang bahenol itu dan dia kembali tidur, dengan keadaan sekarang tanganku berada di dalam celananya dengan posisi memegang pantatnya. “Uuuccchhh……”, dalam hati aku berbicara dengan degupan Jantung yang semakin menggema.

    Dengan kejadian itu, berarti Si Mama setengah tidur atau tidak sepenuhnya terbangun, dan yang perlu diketahui dengan keadaan tanganku di dalam celananya sama saja tidak ada yang menghalangi tanganku untuk meraba Pantatnya. Setelah beberapa saat diam, aku mulai meraba dan meremas pantatnya dengan sangat lembut walau tidak terlihat jelas tapi aku merasakan hal yang sangat menakjubkan. Lalu aku mulai memberanikan diri untuk membelah pantatnya denga jari – jari ku dan mulai menyusupkan jariku kedalam belahan bongkahan pantatnya dan jariku menemukan suatu lipatan yang berbentuk seperti lingkaran,”Hmmm…ini lubang anus Mama”, kataku dalam hati. Dan aku mulai melakukan gerakan jariku dengan mengosok lubang anusnya dengan lembut, dan melakukan gerakan memutar jariku di bibir anusnya.

    Lalu terdengar suara rintihan mengerang dari mama,” Mmmmm…..sssshhhhh….”, yang menurut aku itu adalah desahan kenenakan , dengan sangat kaget aku langsung menarik tanganku keluar dari Celananya dan pura – pura tidur. Dan Mama benar2 terbangun, dan mengatakan :
    Mama : “ David, apakah itu tadi kamu sayang”?
    Dengan penuh ketakutan saya, tetap berpura-pura tidur dan tidak menjawab pertanyaannya.
    Saya membayangkan pertanyaannya tadi, bahwa dia sebenarnya ingin mengatakan,” Sial David kenapa kau hentikan , Sebenarnya aku juga Ingin bersetubuh”. Lalu dia kembali Tidur, setelah melihat aku tidur, dan kali ini kami tidur denga posisi berhadap hadapan.

    Pertanyaan yang keluar dari Mulut Mama tadi, sangat mengangetkan diriku. Selama hidupku aku belum pernah sama sekali mendengar Mama berbicara dan melontarkan pernyataan tentang sex, atau yang berbau sex. Dan pernyataan itu membuatku benar – benar terangsang. Sampai dengan beberapa saat, dan setelah saya yakin Mama sudah kembali terlelap tidur, saya mulai beraksi kembali dengan mulai memasukan tangan saya kedalam t-shirtnya melalui celah baju dari bagian perut dan langsung mengarah ke bagian Payudaranya yang juga sangat padat, kencang dan montok, aksi ku kali ini untuk mengetahui, apakah Mama memakai BH atau tidak. Sekarang aku sudah mulai berani untuk menggerayanginya, semenjak pernyataan Mama tadi, dan pernyataan tersebut memmbuatku semakin menggila dan sangat bernafsu kepadanya. “Ternyata Mama memakai BH-nya”, kataku dalam hati.

    Lalu aku mulai menggeser tanganku yang berada di dalam bajunya secara perlahan kearah Punggung, untuk mencari kancing BH-nya. Aku menemukan kancingnya, dan aku segera membukanya dengan sangat perlahan,”klik”. Setelah terbuka aku langsung mengarah kan tanganku ke depan bagian Payudaranya, walaupun tidak sepenuhnya terbuka, tetapi setidaknya sudah longgar, dan tanganku bebas untuk meremas payudaranya, aku mulai meremas Payudaranya yang telanjang dibalik remasan tanganku, secara lembut dan mulai memainkan salah satu putingnya, Sssshhhh…., Mama memang benar-benar sangat sexy dan montok, aku merasakan darahku berdesir seperti dalam kegairahan yang sangat besar. Ternyata Mama mulai menyadari remasan ku terhadap Payudaranya, dan dia kembali terbangun. Kali ini aku tidak mempuyai kesempatan untuk memindahkan tangan ku atau menarik keluar tangan ku dari dalam bajunya, tetapi aku tetap pura-pura tidur dengan mengorok pelan. Lalu Mama mengatakan :
    Mama : “ Hmmmm….Kasian anakku sayang ini, Pasti dia sedang bermimpi basah tentang Gadis yang dia suka, lebih baik aku berpura –pura tidur saja, kalau aku bangunkan, pasti dia malu”.
    Lalu Mama kembali tidur dengan membalikan badannya, memunggungi diriku, tetapi dengan sangat terkejut, dia tidak memindahkan tanganku dari Payudaranya, dia tetap membiarkan tanganku di Payudaranya dan membiarkan tanganku membelai lembut Payudaranya. Dan aku pun melanjutkan remasan – remasan lembut di Payudaranya. Sampai pada akhirnya, kami tertidur lelap dan benar – benar mengantuk.

    Pagi harinya ketika aku bangun, Mama sudah tidak ada di sampingku. Aku bangun beranjak dari tempat tidur, dan menemukan sepucuk surat dari Mama, yang bertuliskan ; “ David sayang, hari ini Mama pergi ke Sekolah, untuk mengajar hari terakhir sebelum liburan Musim Panas, setelah itu Mama akan pergi ke tempat fitnes seperti biasa, di lemari es ada Pizza untuk sarapan, mama akan kembali kerumah jam 8 malam nanti, Muach – Mama-“.

    Aku mulai mengingat kejadian semalam, kejadian terindah, terhebat yang pernah aku alami didalam hidupku. Hal yang terbaik adalah, tidak tahu mengapa aku bisa menyentuh, meraba bagian tubuh Mama dengan bebas, dan sepertinya Mama pun tidak menghalangiku untuk melakukan hal itu. Mungkin saja dia percaya kepadaku, bahwa aku memang sedang bermimpi basah di usiaku yang sedang puber atau memang sebenarnya Mama pun dari lubuk hatinya juga menginginkannya. Aku sangat ingin mempraktekan teori-teori ku terhadap Mama. Dimana saat dia pulang nanti, aku akan menawarkan kepadanya untuk memijatnya satu badan penuh seluruh badan, dan melihat apa yang akan terjadi padanya jika dia ku pijat seluruh Badannya, apakah dia akan terangsang?

    Aku menghabiskan siang itu dengan menonton TV, dan melakukan beberapa pekerjaan, tapi tetap saja aku berpikir dengan menghayal jika aku berhubungan sex dengan Mama. Tapi dengan menghayal seperti itu, aku tetap tidak mau beronani, aku mau menyimpan sperma ku, berjaga – jaga, siapa tahu Mama yang natinya akan sangat terangsang dengan pijitanku, mau berhubungan Sex denganku. Waktu berjalan terasa sangat lambat hari itu, dan membuatku teramat sangat menderita menahan nafsu terhadap Mamaku. Aku maenghitung mundur waktu, jam demi jam, menit demi menit, detik demi detik sebelum Mama sampai kerumah. Akhirnya Pintu rumah terbuka dari luar pada jam 8.30 Malam, dan ternyata itu Mama. Akhirnya datang juga.

    Mama : “ Malam Sayang, maaf agak terlambat pulang, tadi aku mampir ke sebentar ke Toko”.
    Aku : “ Hai Mam,Oooh ok tidak apa – apa Mam….Mmmm ..sepertinya Mama mengalami hari yang sangat panjang, dan Mama terlihat sangat letih mau aku pijitin lagi Mam”?
    Mama : “ Uuummm…..Ok sayang”. Nadanya terdengar lebih berhati – hari dari nada suaranya kemarin, ketika aku tawarkan dia untuk memijitnya.
    Mendengar nada bicaranya yang lebih berhati – hati , aku mencoba untuk tetap tenang dan santai saja dengan tidak menunjukan kegairahan terhadapnya, lalu aku langsung membalas kata persetujuannya untuk dipijat.
    Aku : “ Mam, nanti dipijatnya gak usah pakai apa – apa ya, telanjang aja, Mama Lepas semua pakaian Mama di Kamar Mandi terus Mama masuk sini langsung telanjang aja, jadi aku bisa dengan mudah Mijitin seluruh badan Mama”.
    Mama : “ David, itu sangat tidak Pantas, Masa Mama harus Telanjang di depan kamu”. Mamaku menyahutku dengan nada yang agak keras.
    Mama : “ Mama jadi aneh sama kamu, dan Mama mulai berpikir, kenapa kamu sepertinya senang dan tertarik sekali untuk hal Pijit memijit?? Sudahlah, gak usah Pijit Mama, tidak dipijit pun Mama akan Baik-baik saja.” Dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya.
    Aku : “ Jangan, Jangan Mam Ayo dong Pliss…, biarkan aku memijat Mama.” Aku mengatakan itu kepada Mama dengan penuh harapan dan keputus asaan, serta merayunya.
    Aku : “ Maaf Ma, aku pikir dengan keadaan Telanjang, Mama akan merasa lebih nyaman untuk dipijat, Yasudah Mam, Mama pakai saja pakaian yang Mama suka, tapi aku merasa harus tetap memijit Mama, karena Mama telah berbuat banyak kepadaku dengan penuh kasih sayang, aku merasa berhutang kepada Mama”. Rayuan ku kepada Mama.
    Mama : “ Iya sayang, iya….Mama Mandi dulu ya, sehabis itu baru kamu pijitin Mama…Hmmpfff…Manja sekali kamu David”.

    Setelah mendengar rayuanku, akhirnya Mama melunak dan kembali tersenyum kepada, aku berpikir, Bahwa rayuanku berhasil. Setelah Menunggu selama 15 Menit, akhirnya Mama keluar dar kamar mandi dengan menggunakan Kimononya seperti biasa. Aku ingin sekali menanyakan kepada Mama, apakah dia memakai pakaian dalam di balik Kimononya, tetapi akhirnya aku tahu hal yang lebih baik untuk mengetahuinya, Mama pakai pakaian dalam atau tidak.
    Aku : “ Ok Mam, berbaringlah, aku akan memberikan pijatan yang lama dan nyaman ke badan Mama, dan aku juga akan memijat dari kaki Mama, karena Mama berlari cukup jauh aku gak mau Mama mengalami kejang di Kaki”.
    Mama : “ Uummm, Ok…. Tapi kamu Mijatnya tidak boleh lebih dari betis ya, hanya sebatas sampai bagian bawah Paha aja”. Dengan nada suara yang cukup tinggi.
    Mama mulai berbaring tengkurap, dan menurunkan kimononya sebatas pinggang. “Sial, ternyata Mama memakai BH yang sangat ketat dan sangat tertutup”, aku begumam di dalam hati. Aku mulai memijatnya dari Pundaknya, lalu naik ke leher, dan turun ke Punggung dan membiarkan Mama mulai merasa sangat nyaman di pijat dan terasa sangat relax. Sebelum aku mengatakan, sesuatu untuk bisa mendapatkannya.

    Aku : “ Mam, Tali BH-nya menghalangi pijatan di Punggung, kira-kira Mama mau melepaskan kancingnya atau tidak”?
    Mama : “ Tentu saja Sayang, buka saja…” Dia mengatakan dengan penuh kenyamanan.
    Pijitan ku sudah benar – benar membuat Mama sangat nyaman dan yang pastinya karena Mama merasa sangat nyaman, pertahanannya pun jadi hilang sedikit demi sedikit. Aku melepas kaitan BH-nya dan menyuruh agar Mama sedikit mengangkat tubuhnya dan bergeser, agar aku bisa melepaskan seluruh BH-nya, dan bukan hanya melepas kancing/kaitan BH-nya. Setelah berhasil melepas secara keseluruhan BH, langsung saja aku lemparkan BH-nya ke lantai. Ternyata karena perbuatanku melepas BH-nya, dia merasa aneh, dan mengatakan :
    Mama : “ Kenapa dilepas semua David, tadi katanya hanya mau melepas kaitan kancingnya saja, kenapa sekarang kamu lepas semua”? Dengan nada suara datar.
    Aku : “ Oiya Mam, kenapa aku lepas semua ya…,Uummmm…tapi yasudah lah Mam ditaro di lantai saja, aku agak susah untuk mengambilnya kembali”.
    Mama tidakmengatakan sepatah kata pun. Aku pikir ini adalah sebuah kata,”Ya” dari Mama, dan aku tetap melanjutkan pijatanku. Sekarang aku memulai untuk memijat kakinya an perlahan lahan naik dan semakin keatas. Dengan cepat aku berpindah sampai akhirnya memijat melewati betisnya, menggulung kimononya sedikit lebih keatas dan dengan tepat dan cepat memijat bagian atas kakinya yang terlihat memang sangat sehat dan menggairahkan. Aku pijat semakin keatas, sambil aku naikan semakin keatas kimononya dan sekarang aku lepas kimononya dari tubuhnya dan meletakan kimono itu disebelahnya. Dan sekali lagi Mama tidak mengatakan apa–apa terdiam membisu.

    Ternyata Hari ini Mama tidak menggunakan Celana dalam yang sangat tertutup dan ketat, dia mengenakan Celana dalam Model Tali tapi tidak terlalu tipis, lebih tepatnya Mama memakai celana dalam thong warna hitam, dan celana dalam thong itu benar – benar memperlihatkan bentuk keindahan Pantatnya yang sangat Bulat, padat, montok, sexy dan terlihat sangat Bahenol. Aku tidak bisa menahan dan membendung gairah ini, aku memulai memijat, lebih tepatnya meraba secara keras pantat Mama-ku yang terasa sangat halus di telapak tangan ku sehalus pipi Bayi. Tiba-tiba ibu berkata :
    Mama : “ Jangan…jang..an…Pijat disitu sayang”. Dengan pandangan agak melamun dan dengan nada suara yang datar.
    Aku mendengarkan perkataannya, dan memindahkan tangan ku ke punggungnya yang ramping dan mulai membelainya. Dengan belaianku Mama mulai mendengkur dengan dengkuran yang sangat menikmati. Nafsuku sudah mulai tidak terbendung lagi, aku membuka Kaosku dan terlihatlah tubuhku yang atletis dan dengan perlahan aku mulai berada diatasnya dengan berlutut dan dengan tubuh Mama berada di bawahku. Aku mulai mengendus rambut mama, punggung dan bagian tubuhnya yang sangat bahenol dengan hidungku. Dan mulai menggerakan bibirku keatas dan kebawah di punggungnya dengan sedikit hembusan nafas, sambil sedikit mengecup punggungnya dan memberi sedikit kecupan di leher.

    Dan dia kembali mendengkur, dan mencoba bertahan, melawan nafsu yang memang telah menyerangnya. Aku kembali menciumi punggungnya sampai akhirnya aku mengarah ke bawah dan mendapatkan pantatnya, ku cium kedua pantatnya dengan lembut satu persatu yang memang memancing gairah dengan balutan celana dalam thong-nya. Aku singkapkan celana dalamnya dengan gigiku dan terlihatlah bongkahan pantat yang sangat menggairahkan, aku mulai meremas Pantatnya satu persatu dan membuka pantatnya sehingga terlihatlah lubang anus Mamaku, dan akupun tidak sungkan untuk menjilatnya, kujilat dengan lidahku mengikuti bibir lubang anus itu, secara melingkar, perlahan dan sangat lembut.

    Lalu Mama mulai mengeluarkan desahan, merintih nikmat…seperti Kemarin malam, waktu aku raba anusnya dengan jariku, tetapi kli ini erangannya lebih membuatku semakin bernafsu. Saat ini dia mengetahui, apa yang tidak dia bayangkan sebelumnya Terjadi.
    Mama : “ Ssshhhhhh…..aakhhhh….hmpfff….Ooohh David sayang…Terusss…sayang”. Mamaku mengerang dengan hebatnya.
    Setelah Mama mengerang dan sangat bernafsu, aku sengaja berpindah dari jilatan di lubang anusnya dan lanjut mencium lehernya. Dan ternyata Mama membalikan badannnya yang sebelumnya memunggungi aku, dan aku langsung menjilat, menciumi lehernya dan langsung mencium bibirnya. Setelah dengan lembut mencium dan mengecup bibirnya, Mama mulai membuka mulutnya dan kami berciuman sangat penuh dengan gairah dan nafsu biarahi yang memang sudah sangat tidak bisa dibendung lagi. Sambil berciuman aku mulai meraba putting susu payudara Mama, dan membuat Mama semakin menggila dalam berciuman, aku raba dengan jariku dan memainkan putting susunya, dan membuat putting susu Mama semakin mengeras. Aku memindahkan mulutku ke Puting susu Mama sebelah kanan dan mulai menjilatnya menghisap dengan lembut tapi dengan penuh nafsu dan perlahan kuturunkan tangan ku ke vagina Mama yang sudah sagat basah, dengan lembut kesentuh vagina Mama dan mulai membelainya dengan penuh kelembutan.
    Mama : “ Ooooohhhh…David….sayang….Aaaaakhhhh….ssshh hh….Mmmpffff….sayang, berhentilah menyiksaku…sayang…aku sudah tidak tahan lagi…”.
    Untuk sementara waktu, dengan seketika aku membebaskan tanganku dari vagina Mama, untuk melepas celanaku, dan terlihatlah Batang penisku yang memang sudah sangat mengeras dengan panjang 18 cm dan berdiameter hampir 4 cm. Secara langsung Mama melihat Batang penisku, dan Mama sangat terkejut dengan itu.
    Mama : “ Oooo yesss….David…Masukin aja langsung ya sayang, Mama sudah lama sekali tidak merasakan penis ada di dalam vagina Mama….”
    Mendengar Mamaku mengatakan hal itu dengan penuh nafsu dan kegilaan birahi yang sangat tinggi, aku pun sempat terpikir sejenak mengenai hal yang selama ini aku pikirkan akhirnya terjadi dan aku akan sangat menikmatinya.
    Aku : “ Mam, tapi kita gak punya kondom sama sekali”.Mama : “ David, cepat masukan penismu kedalam Vagina Mama sayang”!!!

    Aku : “ Tapi nanti jika Maammma…Hamil bagaimana..”??

    Mama : “ Tenang, besok pagi Mama akan meminum pil KB sayang, setiap pagi Mama selalu minum pada saat masa subur Mama, Jadi ….MASUKAN PENISMU SEKARANG!!!!!” Dengan Nada berteriak.

     

    Tidak perlu Mama bilang dua kali, aku sudah memasukan penisku kedalam Vagina Mama, dan mulai ku pompa keluar masuk penisku di Vagina Mama. Vagina Mama terasa sangat sempit dan hangat, dan rasanya seperti mengalami kegembiraan yang luar biasa, bisa menyetubuhi Ibu Kandung ku sendiri yang sangat cantik Luar dalam. Sementara terus kupompa penisku sedalam-dalamnya ke vagina Mama, aku juga tidak berhenti menghisap dan menjilati payudara Mama, dan kembali berciaman bibir dengan Mama dan sekali lagi kami berada di dalam gairah nafsu berciuam yang sangat hebat, sementara penisku terpompa sangat hebat kedalam Vagina Mama. Tanganku juga tidak berhenti meremas payudaranya dan sesekali meraba bibir lubang anusnya dengan sedikit menggelitik kecil, sementara cairan-ciran vagina mama sudah mulai membasahi mengalir ke anusnya akibat Pompa-an dari penisku, Oooohhh….ini enak sekali Mam, lebih dari nikmat…aarghhhh Mmmaaammm….., aku terus memopa penisku sedalam dalamnya ke vagina Mama, dan akhirnya aku mengangkat Mama dan mendorongnya keatas ku. Sekarang Mama berada diatas ku, dengan Penis yang tetap menancap pada liang Vaginanya.
    Mama : “ Oooooohhhh…..David….aakkkhhhhh….Sayang….Ma ma sudah tidak bisa tahan sayaang, Maammma keluar…Shhhhh…akkhhhhh”. Mama berteriak, seketika itu juga mengalirlah cairan kewanitaan dari Vagina Mama.
    Aku : “ Ya Mam…aaaakkhhhhh….Mam….hangat sekali…ssshhhh, aku juga bisa merasakanya Mam”. Aku merasakan semprotan hangat cairan keawanitaan nya di Penisku dan itu teramat sangat nikmat, dan cairan itu keluar melalui celah vaginanya yang terus kupompa dengan kencang dengan penisku.
    Mama : “ Ya Ampun David…..Akkkhhh sayang, enak banget lho itu….Papamu Pun belum pernah membuat Mama Orgasme sampai seperti ini”. Kata Mama sambil berdiri dan berbaring di sebelahku, dan sambil memperhatikan Penisku yang masih Ereksi dengan kerasnya.
    Mama : “ Oohh David, Maaf sayang Sory, kamu belum keluar, ya ampun sayang, tapi tenang Mama ada cara …Hmmm….sekarang bangun”!! Dengan mengedipkan mata genitnya kearahku.

    Mendengar perintah Mama, aku pun berdiri dan Penisku pun tetap tegang dengan kerasnya. Mama berlutut di depan ku. Saya tahu apa yang akan di perbuat Mama, dan saya sebagai anak laki sangat gembira sekali, karena memang ini juga yang saya tunggu. Mama mulai menciumi Kepala penisku dengan bibir nya, dengan sedikit jilatan nakal di batang penisku, lalu mama mulai memasukan Penisku kedalam mulutnya dan megulumnya. Aku melihat tatapan matanya yang berwarna biru kepadaku sewaktu dia mengulum Penisku dan menatap wajahku. Tatapan bola matanya yang biru, seakan akan berubah dari tatapan bola mata seorang wanita yang bersih dari dosa, menjadi tatapan wanita nakal yang sedang gila dengan gairah nafsunya.Aku : “ Ooohhh….ini enak sekali Mam…sepertinya aku …..Aaakhhh”.Mama : “ Mmmm…hmmmm…..sshhh”

    Aku merasakan kehangatan mulut Mama, yang menjalar ke seluruh tubuhku melalu Penisku, Mama dengan ganasnya menghisap Penisku dan mengocok nya dengan mulutnya. Aku hanya bisa berharap, mudah2an ini berlangsung lama. Tetapi tiba, aku merasakan sesuatu yang akan meledak dari Penisku, dan ternyata aku tidak bisa membendungnya, dan Spermaku ku tersemprot kedalam Mulut dan tenggorokan Mama.
    Aku : “ Aaaakkkkkkk…yesss, Mam…uccchhh…Aduh, maaf Mam, aku udah gak tahan ”. Mama menghisap seluruh sperma yang aku semprotkan ke mulut dan tenggorokannya, tanpa ada sisa sedikitpun.
    Mama : “ Hmmm…slurppp…Mmmm…aaahhh, tidak apa – apa sayang….aaakkhhh, gimana enak”?
    Aku : “ Luar biasa Mam….Fuiiihhhhh”.
    Mama : “ Menurut Mama, Orgasme kamu tadi sepertinya belum klimaks kan sayang,,,Ucchhh kasian sayangku ini, berarti Mama masih berhutang sama kamu, kapan pun kamu mau bercinta bilang ya sama Mama ya Sayang”!! Mama mengatakan sambil tersenyum nakal dan mengedipkan matanya.

    Aku beristirahat sejenak, setelah orgasme yang baru saja ku alami, untuk memulihkan badanku, yang pasti memulihkan libidoku terhadap Mama, tapi pemandangan disebelahku yaitu si Mama yang masih tergeletak telanjang di ranjang membuatku kembali terangsang dan membuat Penisku kembali mengeras. Aku meperhatikan kemolekan Pantat Mama, dan membayangkan usaha Mama untuk memuaskanku, dan memompa Vaginanya sekuat mungkin agar penisku tertancap masuk lebih dalam lagi ke dalam Vaginanya. Melihat Posisi Mama seperti ini membuat Penisku keras kembali. Sebelum ku tancapkan Penisku ke Vagina Mama kali ini, aku melihat Mama yang terlihat sangat Sexy dan menggairahkan di segala posisi bercinta dan aku pikir aku menjadi penganggum setia kecantikan dan kesexyan Mama. Setelah kupandangi Mama, langsung saja aku arahkan Penisku ke Vagina Mama, yang sudah agak kering, aku gesek dengan Penisku perlahan dan mebuatnya basah kembali, walau tidak sebasah yang sebelumnya. Mamaku hanya tebaring tengkurap pasrah, Dia pasrah tapi tetap menatangku.

    Kali ini persetubuhan ku dengan Mama, menurutku akan lebih memuaskan ku dari persetubuhan sebelumnya, karena Pantatnya yang montok itu akan menjadi bantalan untuk setiap tancapan demi tancapan yang akan kuberikan kepada Vagina Mama. Aku memegang dan agak mengangkat Perut Mama yang sedang tengkurap, agar Mama agak sedikit Menungging, dan kutegakkan punggungnya dengan memegang Payudaranya, dan sekarang Mama sudah siap dengan Posisi Doogie Style. Langsung aku tancapkan Penisku ke dalam Vagina Mama, yang belum terlalu Basah, dan Mama berteriak, karena memang agak Perih mungkin, tetapi aku merasakan kenyamanan yang luar Biasa dari sebuah Vagina yang sangat sempit dan menggigit. Tapi Mama pAsrah saja, karena memang Mama merasa berhutang untuk membuatku Orgasme. Saya pompa Penisku secepat dan sedalam mungkin ke dalam Vagina Mama, dan Payudaranya terlihat bergoyang sangat hebat, dan hal itu membuatku semakin bernafsu dan bernafsu. Payudara yang sangat besar padat tetapi lunak, dan saya masih tidak percaya bahwa Payudaranya yang bergoyang itu membuat Mama terlihat seperti Pelacur yang alami dan menjadi pelacur Pribadiku saat ini.

    Aku setubuhi Mama lebih lama dari persetubuhan kami yang pertama, saya berharap agar persetubuhan ini tak akan pernah berakhir, sampai aku merasa Mama sepertinya orgasme untuk yang kedua kalinya dan itu memang benar, karena dia mengatakan bahwa dirinya orgasme secara beturut turut kali ini. Aku lepas Penisku dari Vagina Mama, dan aku baringkan Mama dalam keadaan terlentang, aku masukan Lagi penisku dengan posisi aku diatas Mama dan akhirnya aku menyemprotkan Spermaku ke Dalam Vagina Mama dimana tempat dahulu aku dilahirkan, yang mungkin tidak pernah anak laki-laki lain rasakan. Mama ku langsung tumbang, karena sangat kecapean, dan memejamkan matanya sejenak, dan aku diam sejenak merasakan sperma ku masuk semakin dalam ke vagina Mama, dan akhirnya tertumpah kembali keuar melalui celah Vagina Mama yang masih tertancap oleh Penisku.
    Mama : “ Oohh,..ini sangat menakjubkan sayang”. Bisik mama di kupingku, dan dia terlihat sangat letih.Aku : “ Terima kasih Mam, Jadi kita bisa, melakukannya lagi setiap malam”.Mama : “ Oh David Sayang, Setiap malam dan setiap Hari”. Kami Tertawa bersama.Aku : “ Wah…kalau begitu, Mama harus lebih sering Minum Pill KB di pagi hari”!! Kami kembali tertawa bersama.Mama : “ Ya,..kamu benar sayang.” Mama Menjawab dengan sedikit termenung.
    Tanpa kusadari ternyata Vagina Mama, menjadi basah lagi, dan tanpa kusadari Penisku sudah terpompa kembali oleh Vagina Mamaku. Dan Kami melakukannya terus, sampai akhirnya kami kelelahan dan tidur bersama dengan penis tetap tertancap di dalam vagina Mama.

  • Bercinta Dengan Bu Lusi

    Bercinta Dengan Bu Lusi


    1990 views

    Duniabola99.org -Siang itu sepulang sekolah, aku langsung makan tanpa mengganti baju sekolahku. Keadaan rumah sedang kosong, Ibu sedang dinas Bapak juga sedangkan Adikku bersekolah. Kemudian Mbak Nah (pembantuku) memberi tahu kalau Bu Lusi sudah datang. Wah sial Pikirku, soalnya aku lelah sekali rasanya. Tapi ya sudahlah. Lalu aku temui Bu Lusi Wow ternyata hari ini Bu Lusi mengenakan pakaian yang aduhai hingga menaikkan libido priaku. Pakaian yang dikenakannya sangat indah dan pressed body, dengan setelan blus warna krem dipadu rok warna biru keabu-abuan membuat tonjolan di dadanya semakin memperkuat imajinasiku yang ingin meremas dan menghisapnya. Daftar Sbobet

    Sepanjang pelajaran aku nggak pernah konsentrasi dengan pelajaran yang diajarkannya, semua perhatianku menuju bodynya yang aduhai dan siap untuk dinikmati itu. Betapa ranumnya bila aku bisa mencicipinya Itu yang selalu ada di pikiranku hingga membuat my little general menengadah ke atas menandakan aku horny berat.

    Rangga ada yang kamu nggak ngerti? Dari tadi Ibu lihat kamu bengong terus sih seperti ada yang kamu pikirin?! tanya Bu Lusi, sepertinya dia mengerti kalau aku nggak memperhatikan pelajaran yang dia ajarkan.Nggak kok Bu, cuman agak capek aja! jawabku singkat.Ehm maaf Bu kalau saya lancang pengen nanya-nanya tentang Ibu! lanjutku.Mau nanya apa Ngga?Ibu kok belum nikah sih kenapa?Kamu itu lho nanyanya kok aneh-aneh, tapi bukan itu kan yang bikin kamu sampai nggak merhatiin pelajaran Ibu tadi tapi malah merhatiin Ibu?Sampe anu kamu nggede kayak gitu! kata Bu Lusi sambil nyentuh bagian atas kontolku yang masih ditutupi celana sekolah abu abu.Kok Ibu tau kalau aku merhatiin Ibu dari tadi?Iya soalnya Ibu juga ngeliatin kamu dari tadi nggak konsen terus anumu itu menggelembung gitu!

    Kemudian akupun mengambil posisi tempat duduk lebih dekat dengan Bu Lusi. Pokoknya dekat banget deh. Entah gimana kemudian kamipun saling memegang tangan, tapi karena ngerasa nggak enak aku terus mengajak Bu Lusi ke kamarku. Seperti orang yang sudah lama memendam keinginan, Bu Lusi langsung saja main peluk dan cium aku sampai aku jatuh di lantai kamar.

    Bu di kasur aja yah biar lebih empuk!. Kamipun berdiri lagi dan menuju ke kasur.Maafin Ibu ya Ngga, abis Ibu dah ngebet banget pengen gituan

    Seperti dapat durian runtuh, aku mulai membuka bajunya dan meraba bagian dadanya, kuremas remas kemudian kujilat bagian putingnya terus kugigit-gigit kecil. Bu Lusi tampak menggelinjang kenikmatan, dikutip dari Kumpulan Dewasa Terkini.

    Ke bawah lagi dong Ngga! pintanya. Aku sih menurut aja, habis enak sih.Roknya di buka juga ya Bu! kataku.Udah nggak usah pake nanya, buruan!

    Cerita Dewasa : Lalu kubuka rok dan celana dalam Bu Lusi. Wow tampak bukit kecil indah dengan warna merah merekah, tidak kusia-siakan kesempatan itu, akupun langsung menghisap kelentitnya. Kudengar nafas Bu Lusi memburu sambil sesekali melenguh kenikmatan.

    Oohh Uhh OohhNgga.. Siniin anu kamu, Ibu pengen megang! katanya.Ini Bu! kataku sambil menghentikan hisapanku, kemudian dipegangnya kontolku.Hm.. Lumayan juga anumu ya Nggak, Ibu isep ya?Terserah Ibu aja deh, lalu kamipun dalam posisi 69 kurang lebih selama 10 menitan.Ngga, masukin anu kamu ya Ibu pengen ngerasain anu kamu sehebat apa!Iya Bu

    Akupun berdiri dan kutelentangkan badan Bu Lusi, kupegang kedua kakinya dan kuangkat sedikit supaya aku punya celah untuk memasukkan kontolku yang sudah nggak tahan pengen masuk vagina merah dan basah itu.

    Tahan ya Bu kataku sambil memasukkan kepala penisku ke dalam vaginanya dengan pelan-pelan.Ouch Pelan-pelan ya NggaIya ini juga udah pelan Tahan ya sayang kucoba lagi sampai akhirnya seluruh penisku maasuk ke dalam vagina Bu Lusi. Kemudian kugoyang goyangkan badanku naik turun.Ouch Ach Ohh OohhEnak Ngga, teerusyiinn yang lebih kencengg!!Ohh Aahh Uuuhh AhhuhhAdduuhh Eennaakk Tteeruuss Nggaa Kkamuu piinntterr baangett pelajarann inii

    Bu Lusi meracau nggak karuan, untung saja kamarku kedap suara.

    Ngga, Ibu mau keluar niihh Lebih kenceng laagii doonng kupercepat goyangan badanku, kemudianAahh Nnikmaatt desis Bu Lusi.Kamu maasih belum ya NggaBeeluum Buu kataku sambil terus menggoyang tubuh seksi Bu Lusi dengan sesekali Bu Lusi juga membantuku dengan goyangannya.Bu Akuu mau kelluuaar niihh Dii keeluarinn di mannaa?Di mulut Ibu ajaa sahut Bu Lusi. Lalu kukeluarkan kontolku dan langsung disambar Bu Lusi untuk di masukkan ke dalam mulutnya.Aahh.. Bu Kelluaarr Akupun terkulai lemas tidur di samping Bu Lusi yang masih berusaha menjilati spermaku yang tersisa di kontolku. Mungkin karena kelamaan dijilati akhirnya kontolku berdiri lagi.

    Rangga Berdiri lagi ya Masih mau?Boleh deh Bu Tapi Ibu di atas yaa! pintaku.Iya deh!

    Kemudian kamipun mengulangi pelajaran tentang seks dengan posisi Bu Lusi sekarang di atasku.

    Ibu yang goyang yaa Bu Rangga capeekk banget niihh Tapi Rangga masih mau lagiIyalah kan sekarang giliran Ibu yang kerja kata Bu Lusi sembari mengambil posisi di atas tubuhku. Kemudian dipegangnya kontolku dan diusap-usapkannya di mulut vaginanya kepala peniskuSiap tempur lagi ya Rangga sayangIyaa Bu Lusi cintaku

    Bless Penisku sudah masuk lagi ke dalam vagina Bu Lusi yang masih basah dengan air kenikmatannya.

    Bu goyangannya yang enak dong pintaku karena goyangannya kali ini pelan sekali, mana ada nikmatnya goyangan seperti itu.

    Kemudian kuhentikan gerakan Bu Lusi terus kudekap badannya sehingga payudaranya yang putih montok itu mengenai badanku dan kuminta dia berposisi jongkok sehingga aku bisa dengan leluasa menggoyangkan badanku dari bawah

    Nah gini loh Bu baru enakIya Nggaa Eenakk bbangeett

    Sambil terus kugoyangkan badanku dari bawah kukulum mulut manisnya Lidah kamipun saling bertemu dalam mulut kami yang menyatu sepeerti halnya penisku yang menyatu dengan vaginanya, Kumpulan Cerita Dewasa.

    Ahh Oohh Uuuhhh Kamu memmang jantaann Raanggaa sayaangg!!Bbuu Gantii possiissii yyaa Aakkuu nggaa enak posisi ginnii kataku soalnya dengan posisi yang seperti itu rasanya aku nggak bebas banget.

    Aku pun menjatuhkan Bu Lusi ke samping tempat tidurku dengan posisi dia tidur menyamping aku juga tidur menyamping lalu kamipun melanjutkan pelajaran seks yang nikmat ini

    Sekarraangg gimaannaa Nggaa, udahh bebbaass?Ntar kaloo masiihh kuraangg kan maassiihh biisaa miintaa laagii kan Buu yyaa kataku dengan napas yang tersengal-sengal menikmati permainan yang baru kali ini aku hadapi.Kapanpuunn kaammuu mauu Nggaa Ibbuu ssiaapp desis Bu Lusi di tengah tengah napasnya yang sudah nggak beraturan lagi

  • Bercinta Dengan Gadis Yang Baru Aku Kenal

    Bercinta Dengan Gadis Yang Baru Aku Kenal


    1273 views

    Duniabola99.org -Gerald namaku seharian penuh aku mengendarai kendaraan sendiri sampai akhirnya aku sampai di sebuah kota tempat teman baikku. Rizal namanya karena besok siang dia akan menjalani pernikahan dengan pacarnya yang juga aku kenal Lina namanya, begitu mobilku memasuki area rumahnya dia sudah terlihat senang keluar dari dalam rumahnya sambil menghampiri aku yang masih berada di dalam mobil.

    Rizal mendekat begitu aku keluar dari mobilku kamipun saling peluk ” Hai.. sobat terima kasih kamu mau datang.. ” katanya padaku dan aku hanya balik menggodanya ” Apa sich yang nggak buat kamu…. ” Rizal tertawa mendengar kataku karena dia tahu kalau aku sedang menggodanya, mulai dari 5 tahun yang lalu akau sudah bersahabat dengan Rizal yang saat itu dia sedang merantau ke kotaku.

    Saat itu kami masih berumur 23 tahun dan selama  meniti karir di sebuah perusahaan swasta itu, kami sering main bareng di luar kantor. Dan Rizal sering main kerumahku bahkan tidak jarang pula dia bawa teman gadisnya untuk melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita sex, sedangkan aku hanya bisa membiarkannya meskipun aku sendiri belum pernah melakukan hal itu.

    Tapi memang benar hingga saat ini aku belum pernah melakukan adegan seperti dalam cerita sex. Meskipun pernah bahkan sering juga aku menjalin hubungan dengan seorang cewek tapi aku tidak sampai sejauh itu melakukan hubungan intim. Karena setiap menjalin hubungan dengan seorang wanita aku selalu mencintainya sepenuh hatiku tanpa ada rencana dalam benakku untuk melakukan adegan cerita sex.

    Hari pernikahan Rizal sudah selesai berlangsung dan sebagai tamu dari luar kota akupun mencoba pamit sebelum malam pertama kedua mempelai tapi Rizal tidak mengizinkan aku. Dia malah memperkenalkan aku dengan seorang gadis teman dari istrinya, aku lihat gadis itu begitu cantik dan manis waktu aku menjabat tangannya dia begitu dingin terlihat kalau dia gugup juga.

    Entah kenapa aku langsung menyukainya walaupun sebelumnya belum pernah aku langsung merasa klop ataupun merasa sehati dengan wanita yang baru aku kenal. Tapi dengan wanita yang bernama Linda ini aku merasa dekat mungkin karena dia yang bersikap supel padaku, dan gaya bicaranya yang langsung menarik hatiku untuk mengenalnya lebih jauh lagi hingga akhirnya tidak berlangsung lama.

    Akupun mengajaknya pergi ke salah satu tempat pariwisata di kota itu, dan Linda menyetujuinya. Keesokan hatinya Linda sudah datang agak pagi ke rumah Rizal akupun langsung mengajaknya berangkat karena memang sengaja aku menyuruhnya berngakat pagi, biar tidak mengganggu pengantin baru ini. Aku lihat Rizal dan istrinya malu-malu melihatku pergi bersama Linda.

    Sebelum ke tempat wisata yang telah ingin kami kunjungi karena lumayan jauh, akupun masih mengajak Linda berhenti di sebuah tempat makan untuk sarapan. Di tempat makan itu kami lebih dekat lagi saling mengenal satu sama lain, dan sekali lagi aku begitu terbuka dengan kehidupan pribadiku dengan Linda entah magnet apa yang ada padanya tapi aku begitu suka padanya.

    Hingga akhirnya ketika kami sampai di tempat wisata itu, kami lebih melakukan hal gila lagi. Dengan mudahnya aku membawa Linda memesan sebuah kamar yang ada di tepi pantai, Linda hanya menurutiku saja tanpa berkata apapun karena itu akupun memeluk tubuhnya begitu sampai di dalam kamar yang telah kami pesan, dengan penuh gairah aku peluk tubuh Linda yang begitu menggairahkan.

    Sesekali dalam mulutku keluar kata-kata ” Linda aku sayang kamu… kamu percaya…kan.. ” Tanpa menjawab tapi aku melihat kalau Linda menganggukan kepala padaku, akupun lebih berani lagi mendaratkan bibirku pada bibirnya dan Linda juga membalas lumatan bibirku sampai akhirnya kami sudah berada di bawah kendali nafsu yang telah menyelimuti kami berdua.

    Dengan perlahan aku lepas baju Linda hingga tinggal BH serta celana dalam yang dia pakai. Aku menatap tubuhnya sekejap saat itulah Linda memeluk tubuhku lalu aku rebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, meskipun baru pertama kali aku melakukan adegan seperti dalam cerita sex ini tapi aku tidak canggung lagi bahkan terlihat aku begitu fasih melakukannya.

    Karena memang tanpa membaca ataupun melihat adegan cerita sex kita dengan sendirinya akan paham melakukan gerakan demi gerakan. Saat tanganku membelai lembut memek Linda sedangkan mulutku melumat bibirnya Lindapun mendesah ” Oooouuugggghhh…. aaaaaaggggggghhhhh…… aaaaaagggggghhhh… aaaaaagggghhhh….. ” Desahnya terdengar di telingaku.

    Hal itu membuatku semakin bergairah saja dengan penuh tenaga aku masukkan kontolku dalam memeknya ” Eeeeggghhh….. eeeeeggghhhh… aaaaaggghhh… aaaaaggghhh… sa… yang…. aaaaaggghh…. aaaaaaggghh…. ” Desahku mengalahkan desahan Linda kala itu, lalu aku menggoyang pantatku lebih cepat lagi karena merasa nikmat dalam tubuhku apalagi kontolku.

    Kini tubuhku sudah berkeringat karena itu semakin gencar aku bergerak di atas tubuhnya ” Ooouughhh… oooouugghh… eeeeuuummmppphh….. eeeeeuuummmppphhhh…. aaaaaaaaaaggghhh….. ” Nafasku tidak lagi beraturan karena sudah ingin cepat-cepat aku merasakan nikmatnya puncak dari permainan ini, semakin cepat pula aku bergerak bahkan nafasku tersengal-tersengal.

    Linda juga begitu fasih bergerak mengimbangi permainanku ” OOouugghhh….. oooouuugggghhhh……… oooouuuggghhh….. oooouuugggggghghhhhh…. ” Saat itu juga aku merasa ada yang tumpah dari dalam kontolku, terasa hangat dan nikmat akupun memejamkan mata menikmati puncak klimaks ini lalu aku peluk erat tubuh bugil Linda dan diapun menciumku layaknya pemain dalam adegan cerita sex.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik Gambar Dibawah ini jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Bercinta Dengan Ibu Mertua Yang Sangat Liar

    Bercinta Dengan Ibu Mertua Yang Sangat Liar


    2027 views

    Duniabola99.org – Aku teringat peristiwa yang aku alami dengan ibu mertua kk-ku. Ibu mertua kk-ku memang bukan ibu kandung istrinya, karena ibu kandungnya telah meninggal dunia. Ayah mertua kk-ku kemudian kawin lagi dengan ibu mertua kk-ku yang sekarang ini dan kebetulan tidak mempunyai anak. Ibu mertua kk-ku ini umurnya sekitar 40 tahun, wajahnya ayu, dan tubuhnya benar-benar sintal dan padat sesuai dengan wanita idamanku.

    Buah dadanya besar sesuai dengan pinggulnya. Demikian juga pantatnya juga bahenol banget. Aku sering membayangkan ibu mertua kk-ku itu kalau sedang telentang pasti vaginanya membusung ke atas terganjal pantatnya yang besar itu.

    Hemm, sungguh menggairahkan. Peristiwa itu terjadi waktu malam dua hari sebelum hari perkawainan kk-ku dengan Riris. Waktu itu aku duduk berdua di kamar keluarga sambil membicarakan persiapan perkawinan kk-ku. Mendadak lampu mati.

    Dalam kegelapan itu, ibu mertua kk-ku (waktu itu masih calon) berdiri, saya pikir akan mencari lilin, tetapi justru ibu mertua kk-ku memeluk dan menciumi pipi dan bibirku dengan lembut dan mesra. Aku kaget dan melongo karena aku tidak mengira sama sekali diciumi oleh calon ibu mertua kk-ku yang cantik itu.

    Hari-hari berikutnya aku bersikap seperti biasa, demikian juga ibu mertua kk-ku. Pada saat-saat aku duduk berdua dengan dia, aku sering memberanikan diri memandang ibu mertuakk-ku lama-lama, dan dia biasanya tersenyum manis dan berkata, “Apaa..?, sudah-sudah, ibu jadi malu”.

    Terus terang saja aku sebenarnya merindukan untuk dapat bermesraan dengan ibu mertua kk-ku itu. Aku kadang-kadang sagat merasa bersalah dengan kk-ku, dan juga kaka ipar-ku yang baik hati. Kadang-kadang aku demikian kurang ajar membayangkan ibu mertua kk-ku disetubuhi ayah mertua kk-ku, aku bayangkan kemaluan ayah mertua kk-ku keluar masuk vagina ibu mertua kk-ku, Ooh alangkah…! Tetapi aku selalu menaruh hormat kepada ayah dan ibu mertua kk-ku. Ibu mertua kk-ku juga sayang sama kami.

    Pagi-pagi hari berikutnya, aku ditelepon ibu mertuakk-ku, minta agar sore harinya aku dapat mengantarkan ibu menengok famili yang sedang berada di rumah sakit, karena ayah mertua kk-ku sedang pergi ke kota lain untuk urusan bisnis. Aku sih setuju saja. Sore harinya kami jadi pergi ke rumah sakit, dan pulang sudah sehabis maghrib. Seperti biasa aku selalu bersikap sopan dan hormat pada ibu mertuakk-ku.

    Dalam perjalan pulang itu, aku memberanikan diri bertanya, “tante, ngapain sih dulu tante kok cium iwan ?”.

    “Aah, kamu ini kok masih diingat-ingat juga siih”, jawab ibumertua kk-ku sambil memandangku.

    “Jelas dong buu…, Kan asyiik”, kataku menggoda.

    “Naah, tambah kurang ajar thoo, Ingat kk-mu lho iwan…, Nanti kedengaran juga bisa geger lho iwan “.

    “Tapii, sebenarnya kenapa siih tante…, iwan jadi penasaran lho”.

    “Aah, ini anak kok nggak mau diem siih, Tapi eeh…, anu…, iwan , sebenarnya waktu itu, waktu kita jagongan itu, ibu lihat tampangmu itu kok ganteng banget. Hidungmu, bibirmu, matamu yang agak kurang ajar itu kok membuat ibu jadi gemes banget deeh sama kamu. Makanya waktu lampu mati itu, entah setan dari mana, ibu jadi pengin banget menciummu dan merangkulmu. Ibu sebenarnya jadi malu sekali. Ibu macam apa aku ini,

    “Mungkin, setannya ya Tomy ini Bu…, Saat ini setannya itu juga deg-degan kalau lihat ibu mertua kk-ku. Ibu boleh percaya boleh tidak, kadang-kadang kalau saya lagi sama sendiri, malah bayangin tante lho. Bener-bener nih.

    Sumpah deh. Kalau tante pernah bayangin saya nggak kalau lagi sama om”, aku semakin berani.

    “aah nggak tahu ah…, udaah…, udaah…, nanti kalau keterusan kan nggak baik. Hati-hati setirnya. Nanti kalau nabrak-nabrak dikiranya nyetir sambil pacaran ama tante. Pasti tante yang disalahin orang, Dikiranya yang tua niih yang ngebet”, katanya.

    “Padahal dua-duanya ngebet lo tante. tante, maafin iwan deeh. iwan jadi pengiin banget sama tante lho…, Gimana niih, punya iwan sakit kejepit celana nihh”, aku makin berani.

    “Aduuh Toom, jangan gitu dong. tante jadi susah nih. Tapi terus terang aja iwan .., tante jadi kayak orang jatuh cinta sama kamu.., Kalau udah begini, udah naik begini, tante jadi pengin ngeloni kamu iwan …, iwan kita cepat pulang saja yaa…, Nanti diterusin dirumah…, Kita pulang ke rumahmu saja sekarang…, Toh lagi kosong khan…, Tapi iwan menggir sebentar iwan, tante pengen cium kamu di sini”, kata tante dengan suara bergetar.

    ooh aku jadi berdebar-debar sekali. Aku jadi nafsu banget. Aku minggir di tempat yang agak gelap. Sebenarnya kaca mobilku juga sudah gelap, sehingga tidak takut ketahuan orang. Aku dan ibu mertuakk-ku berangkulan, berciuman dengan lembut penuh kerinduan. Benar-benar, selama ini kami saling merindukan.

    “eehhm…, iwan,ibu kangen banget ma kamu”, bisik ibu mertuakk-ku.

    “aku juga bu”, bisikku.

    “iwan…, udah dulu iwan…, eehmm udah dulu”, napas kami memburu.

    “Ayo jalan lagi…, Hati-hati yaa”, kata ibu mertua kk-ku.

    “ibu penisku kejepit niih…, Sakit”, kataku.

    “iich anak nakal”, Pahaku dicubitnya.

    “Okey…, buka dulu ritsluitingnya”, katanya.

    Cepat-cepat aku buka celanaku, aku turuni celana dalamku. Woo, langsung berdiri tegang banget. Tangan kiri ibu mertua kk-ku, aku tuntun untuk memegang penisku.

    “Aduuh kamu. Gede banget pelirmu…, Biar ibu pegangin, Ayo jalan. Hati-hati setirnya”.

    Aku masukkan persneling satu, dan mobil melaju pulang. Penisku dipegangi ibu, jempolnya mengelus-elus kepala penisku dengan lembut. Aduuh, gelii… nikmat sekali. Mobil berjalan tenang, kami berdiam diri, tetapi tangan ibu terus memijat dan mengelus-elus penisku dengan lembut.

    Sampai di rumah, aku turun membuka pintu, dan langsung masuk garasi. Garasi aku tutup kembali. Kami bergandengan tangan masuk ke ruang tamu. Kami duduk di sofa dan berpandangan dengan penuh kerinduan.

    Suasana begitu hening dan romantis, kami berpelukan lagi, berciuman lagi, makin menggelora. Kami tumpahkan kerinduan kami. Aku ciumi ibu mertuakk-ku dengan penuh nafsu. Aku rogoh buah dadanya yang selalu aku bayangkan, aduuh benar-benar besar dan lembut.

    “Buu, aku kangen banget buu…, aku kangen banget”.

    “Aduuh iwan, ibu juga…, Peluklah ibu iwan, peluklah ibu” nafasnya semakin memburu.

    Matanya terpejam, aku ciumi matanya, pipinya, aku lumat bibirnya, dan lidahku aku masukkan ke mulutnya. Ibu agak kaget dan membuka matanya. Kemudian dengan serta-merta lidahku disedotnya dengan penuh nafsu.

    “Eehhmm.., iwan, ibu belum pernah ciuman seperti ini…, Lagi iwan masukkan lidahmu ke mulut ibu”

    Ibu mendorongku pelan, memandangku dengan mesra. Dirangkulnya lagi diriku dan berbisik, ” bawalah Ibu ke kamar…, Enakan di kamar, jangan disini”.

    Dengan berangkulan kami masuk ke kamar tengah yang kosong. Aku merasa tidak enak di tempat tidur aku. “Bu kita pakai kamar tengah saja yaa”.

    “Okey, Lebih bebas di kamar ini”, kata ibu mertuakk-ku penuh pengertian. Aku remas pantatnya yang bahenol.

    “iich.., dasar anak nakal”, ibu mertuakk-ku merengut manja.

    Kami duduk di tempat tidur, sambil beciuman aku buka pakaian ibu mertuaku. Aku sungguh terpesona dengan kulit ibuku yang putih bersih dan mulus dengan buah dadanya yang besar menggantung indah. Ibu aku rebahkan di tempat tidur. Celana dalamnya aku pelorotkan dan aku pelorotkan dari kakinya yang indah.

    Sekali lagi aku kagum melihat vagina ibu mertuakk-ku yang tebal dengan bulunya yang tebal keriting. Seperti aku membayangkan selama ini, vagina ibu mertua kk ku benar menonjol ke atas terganjal pantatnya yang besar. Aku tidak tahan lagi memandang keindahan ibu mertua kk-ku telentang di depanku.

    Aku buka pakaianku dan penisku sudah benar-benar tegak sempurna. Ibu mertua kk-ku memandangku dengan tanpa berkedip. Kami saling merindukan kebersamaan ini. Aku berbaring miring di samping ibu mertua kk-ku. Aku ciumi, kuraba, kuelus semuanya, dari bibirnya sampai pahanya yang mulus.

    Aku remas lembut buah dadanya, kuelus perutnya, vaginanya, klitorisnya aku main-mainkan. Liangnya vaginanya sudah basah. Jariku aku basahi dengan cairan vagina ibu mertua kk-ku, dan aku usapkan lembut di clitorisnya. Ibu menggelinjang keenakan dan mendesis-desis. Sementara pelirku dipegang ibu dan dielus-elusnya.

    Kerinduan kami selama ini sudah mendesak untuk ditumpahkan dan dituntaskan malam ini. Ibu menggeliat-geliat, meremas-remas kepalaku dan rambutku, mengelus punggungku, pantatku, dan akhirnya memegang penisku yang sudah siap sedia masuk ke liang vagina ibu mertua kk-ku.

    “Buu, aku kaangen banget buu…, aku kangen banget…, aku anak nakal buu..”, bisikku.

    ” …, ibu juga. sshh…, masukin …, masukin sekarang…, Ibu sudah pengiin banget …”, bisik ibu mertua kk-ku tersengal-sengal. Aku naik ke atas ibu mertuakk-ku bertelakn pada siku dan lututku.

    Tangan kananku mengelus wajahnya, pipinya, hidungnya dan bibir ibu mertua kk-ku. Kami berpandangan. Berpandangan sangat mesra. Penisku dituntunnya masuk ke liang vaginanya yang sudah basah. Ditempelkannya dan digesek-gesekan di bibir vaginanya, di clitorisnya. Tangan kirinya memegang pantatku, menekan turun sedikit dan melepaskan tekanannya memberi komando penisku.

    Kaki ibu mertua kk-ku dikangkangnya lebar-lebar, dan aku sudah tidak sabar lagi untuk masuk ke vagina ibu mertua kk-ku. Kepala penisku mulai masuk, makin dalam, makin dalam dan akhirnya masuk semuanya sampai ke pangkalnya. Aku mulai turun naik dengan teratur, keluar masuk, keluar masuk dalam vagina yang basah dan licin. Aduuh enaak, enaak sekali.

    “Masukkan separo saja . Keluar-masukkan kepalanya yang besar ini…, Aduuh garis kepalanya enaak sekali”.

    Nafsu kami semakin menggelora. Aku semakin cepat, semakin memompa penisku ke vagina ibu mertua kk-ku. “Buu, aaku masuk semua, masuk semua buu”

    “Iyaa , enaak banget. Pelirmu ngganjel banget. Gede banget rasane. Ibu marem banget” kami mendesis-desis, menggeliat-geliat, melenguh penuh kenikmatan. Sementara itu kakinya yang tadi mengangkang sekarang dirapatkan.

    Aduuh, vaginanya tebal banget. Aku paling tidak tahan lagi kalau sudah begini. Aku semakin ngotot menyetubuhi ibu mertua kk-ku, mencoblos vagina ibu mertua kk-ku yang licin, yang tebal, yang sempit (karena sudah kontraksi mau puncak). Bunyinya kecepak-kecepok membuat aku semakin bernafsu. Aduuh, aku sudah tidak tahan lagi.

    “Buu aku mau keluaar buu…, Aduuh buu.., enaak bangeet”.

    “ssh…, hiiya iwan, keluariin iwan iwan, keluarin”.

    “Ibu juga mau muncaak, mau muncaak…, Teruss Kami berpagutan kuat-kuat. Napas kami terhenti. Penisku aku tekan kuat-kuat ke dalam vagina ibu mertua kk-ku.

    Pangkal penisku berdenyut-denyut.

    Menyemprotlah sudah spermaku ke vagina ibu mertua kk-ku. Kami bersama-sama menikmati puncak persetubuhan kami. Kerinduan, ketegangan kami tumpah sudah. Rasanya lemas sekali. Napas yang tadi hampir terputus semakin menurun. Aku angkat badanku. Akan aku cabut penisku yang sudah menancap dari dalam liang vaginanya, tetapi ditahan ibu mertua kk-ku.

    “Biar di dalam dulu Ayo miring, kamu berat sekali. Kamu nekad saja…, masa’ orang ditindih sekuatnya”, katanya sambil memencet hidungku. Kami miring, berhadapan, Ibu mertua kk-ku memencet hidungku lagi, “Dasar anak kurang ajar…, Berani sama ibu mertua kk mu ya.., Masa ibunya dinaikin, Tapi …, ibu nikmat banget, ‘marem’ banget. Ibu belum pernah merasakan seperti ini”.

    “Buu, aku juga buu. Mungkin karena curian ini ya buu, bukan miliknya…, Punya bapaknya kok dimakan. Ibu juga, punya anak ya kok ya dimakan, diminum”, kataku menggodanya.

    “Huush, dasar anak nakal.., Ayo dilepas .., Aduuh berantakan niih Spermamu pada tumpah di sprei, Keringatmu juga basahi tetek ibu niih”.

    “Buu, malam ini ibu nggak usah pulang. Aku pengin dikelonin ibu malam ini. Aku pengin diteteki sampai pagi”, kataku.

    “Ooh jangan cah bagus…, kalau dituruti Ibu juga penginnya begitu. Tapi tidak boleh begitu. Kalau ketahuan orang bisa geger deeh”, jawab ibuku.

    “Tapi buu, aku rasanya emoh pisah sama ibu”.

    “Hiyya, ibu tahu, tapi kita harus pakai otak dong. Toh, ibu tidak akan kabur.., justru kalau kita tidak hati-hati, semuanya akan bubar deh”.

    Kami saling berpegangan tangan, berpandangan dengan mesra, berciuman lagi penuh kelembutan. Tiada kata-kata yang keluar, tidak dapat diwujudkan dalam kata-kata. Kami saling mengasihi, antara hubungan ibu dan anak, antara hubungan seorang pria dan seorang wanita, kami tulus mengasihi satu sama lain. Malam itu kami mandi bersama, saling menyabuni, menggosok, meraba dan membelai. Penisku dicuci oleh ibu mertuaku, sampai tegak lagi.

    “Sudaah, sudaah, jangan nekad saja. Ayo nanti keburu malam”.

    Hubungan malam itu sungguh sangat berkesan dalam hidupku. Hari-hari selanjutnya hubungan berjalan normal seperti biasanya. Kami saling menjaga hubungan baik. Kami menumpahkan kerinduan kami hanya apabila benar-benar aman. Tetapi kami banyak kesempatan untuk sekedar hubungan berciuman dan membelai.

    Kadang-kadang dengan berpandangan mata saja kami sudah menyalurkan kerinduan kami. Kami semakin sabar, semakain dewasa dalam menjaga hubungan cinta-kasih kami.

  • Bercinta Dengan Ibuku Yang Seksi Di Malam Yang Sepi

    Bercinta Dengan Ibuku Yang Seksi Di Malam Yang Sepi


    2055 views

    Duniabola99.org – Namaku toni adi nugroho, umurku 17 tahun, aku sekolah d salah satu SMA di surabaya. Aku anak tunggal di keluargaku, kadang rasanya sepi karna tidak mempunyai saudara. ayahku kerja di salah satu rumah sakit d surabaya, dan ibuku hanya ibu rumah tangga biasa. Aku ingin berbagi cerita tentang aku dan ibuku, umur ibuku 38 tahun, dia adalah ibu terbaik di dunia ini. di usia ibuku yang 38 tahun dia masih terlihat cantik.

    Awalnya aku gak ada pikiran ingin melakukan hal gila kepada ibuku, semua berawal ketika aku gak sengaja melihat ibuku yang sedang mandi, waktu itu aku pulang lebih cepat dari biasanya karna guru-guru di sekolah ada rapat. mungkin karna ibuku mengira bahwa di rumah gak ada siapa-siapa jadi dia gak menutup pintu kamar mandi dengan rapat.

    Ketika melihat pintu kamar mandi yang sedikit kebuka jadi muncul pikiran untuk mengintip ibuku yang sedang mandi. tubuh ibuku yang putih mulus dan buah dada yang besar serta bokong yang montok membuat kontolku menjadi tegang. karna terlalu fokus pada tubuh ibu, tanpa sengaja aku mendorong pinntu kamar yang gak tertutup rapat itu sehingga aku tersungkur masuk kedalam kamar mandi tempat ibu mandi, ibu yang lagi asik mandi pun terkejut.

    “toni, kamu ngapain??” tanya ibu dengan ekspresi bingung.
    ”enggak mah, ini tadi ada tikus trus mau toni usir” karna bingung jadi aku asal menjawab.

    kemudian aku pun langsung lari ke kamar. di dalam kamar aku masih terus memikirkan tubuh ibuku yang seksi itu, aku pun coli dengan membayangkan tubuh telanjang ibu yang kulihat tadi.. beberapa jam kemudia ibu memanggilku.
    “toni… cepet turun makan dulu” teriak ibuku dari bawah..

    aku pun langsung turun untuk makan siang, karna tenagaku habis untuk coli aku jadi sangat lapar. aku pun makan bersama ibu. ketika lagi asik menyantap makan siangku ibu melontarkan pertanyaan yang mengagetkanku.

    ” toni tadi km ngapain d kamar mandi pas mamah lagi mandi ? km ngintip mamah ya?” tanya ibu padaku.
    mendengar pertanyaan ibu aku pun jadi kaget dan tersedak.
    “uhuk,, egak kog mah, tadi itu ada tikus masuk rumah gede banget terus mau toni usir,eh toni malah kepleset jadi masuk deh ke kamar mandi.” kataku berusaha mencari alasan.
    ”kamu tuh pinter cari alasan, sebernya tadi km ngintip mamah mandi kan? Hayo ngaku” tanya ibuku denga nada yang lebih keras.
    “iya toni tadi ngintip mamah lagi mandi” jawabku dengan perasaan takut.
    “km nakal ya.. berani ngintip mamah mandi”
    “abisnya mamah sih pintu kamar mandi gak di tutup rapat, kan jadi kelihatan mamah lagi mandi” jawabku.
    “ya kan tadi mamah kira gak ada orang di rumah, lagian kamu gak seperti biasanya pulang cepet”. Kata ibuku.
    “iya ini tadi guru-guru di sekolah ada rapat, jadi pulangnya cepet”
    “lain kali jngan ngintip mamah lagi ya” jelas ibuku
    “iya mah, oya mah tadi itu tubuh mamah seksi bnget” sindirku kepada ibuku.
    “heh.. km ngomong apa, masih kecil udah ngomong seksi-seksi.” Balas ibuku.
    “yeee mamah, aku udah 17 tahun kali mah, udah gede” jawabku dengan cemberut.
    “oohh anak mamah ternyata sekarang udah besar ya…… uadah tau yang seksi-seksi”
    “hehehehe…. iya dong mah’’

    Setelah selesai makan akupun keluar karna sudah ada janji dengan temanku untuk menemaninya membeli kaset DVD dan aku juga membeli satu.

    Setiap malam aku selalu menyempatkan diri untuk belajar ya walaupun terkadang cuma membolak balik buku aja hehehehe. Kemudian aku teringat dengan kaset DVD yang baru aku beli tadi siang. Aku mengambil bungkusan yang sejak tadi siang aku letak kan di atas meja. Aku membeli film horor, judulnya “pocong pocong srigala”. Aku pun berfikir untuk menonton bersama ibuku, “kayaknya asik nih nonton sama mama” pikirku dalam hati, kemudian aku pun pergi kekamar ibuku untuk mengajaknya nonton film horor bersamaku. Sampainya di depan pintu kamar ibuku aku mendengar suara ibuku yang sedang mendesah keenakan seperti yg sering aku lihat di film-film bokep, kemudian aku mengetuk pintu kamar ibuku.

    “mah, mamah…. aku boleh masuk?” tanyaku dari luar kamar ibuku.
    “sebentar toni, mamah lagi ganti baju” jawab ibuku.
    Setelah beberapa saat ibuku pun menyuruhku masuk kedalam kamarnya.
    “ada apa?” tanya ibuku.
    “ini, toni baru beli film horor mah, mau gak nonton bareng sama toni?” jawabku
    ‘’iya boleh, sini nonton bareng sama mamah” jawab ibuku

    Kemudian aku memasukan kaset ke DVD player yang ada di kamar ibuku, setelah memasukkan kaset tersebut kemudian aku pun naik ke tempat tidur ibuku, aku duduk di samping ibu. Kami berdua asik menonton film yang sangat2 tidak menegangkan itu sampai tiba-tiba ada adegan yang mengejutkanku, spontan aku pun langsung memeluk ibuku dan ibuku hanya tertawa melihat aksiku itu.

    “iiihh… mamah kog ketawa sih.” Kataku dengan agak kesal
    “kamu lucuh sih, udah besar kok masih takut. Hehehe” jawab ibuku sambil tertawa kecil.
    “mamah kan tau sendiri aku paling takut sama pocong” kataku
    “ya udah, sini duduk di depan mamah, biar mamah peluk biar kamu gak takut lagi” kata mamku sambil menarik tanganku untuk duduk di depanya.

    “apaan sih mah, kayak anak kecil aja” jawabku dengan sedikit kesal.
    “udah gak apa-apa, kan kamu emang masih kecil. Hehehe”

    Aku pun menuruti perkataan ibuku dan duduk di depannya. Dia memelukku dari belakang, pelukannya benar-benar terasa hanngat, sudah lama aku gak merasakan di peluk ibuku seperti ini. Harum tubuh ibuku, susunya yang besar seperti mengganjal d punggungku membuatku jadi memikirkan hal yang aneh-aneh di tambah ibuku hanya memakai piyama dan terlihat paha nya yang putih mulus karena tidak tertutupi piyama yang ibuku pakai. Aku jadi tidak konsen menonton filmnya, pikiranku semuanya benar-benar telah tertuju pada sosok perempuan yang sedang memelukku, tanpa sadar tanganku mulai bergerak mengelus-elus paha ibu yang putih dan mulus itu, ibuku pun kaget, mungkin dia merasa geli kemudian menyingkirkan tanganku dari pahanya, tapi tanganku tetap kembali mengelus paha ibuku.

    “toni.. kamu ngapain sih, geli tau..” kata ibuku
    “paha mamah halus, jadi enak klw di elus-elus” jawabku

    Ibu kemudian menyingkirkan tanganku dari pahanya lagi, tpi setiap tanganku di singkirkan dari pahanya tanganku pun kembali lagi sampai akhirnya ibu membiarkan tanganku mengelus-elus pahanya yang mulus itu. Di tambah lagi ada adegan panas di film horor tersebut yang membuat pikiranku membayangkan hal-hal yang bukan-bukan. Ketika tanganku sedang asik mengelus-elus paha ibuku dan mataku fokus ke layar tv tiba tiba tangan ibuku menutupi mataku.

    “anak kecil gak boleh ngelihat yang kayak gini” kata ibuku sambil menutup mataku.
    “apaan sih mah, aku kan udah besar mah.” Jwabku sambil berusaha menyingkirkan tangan ibuku.
    “kamu udah pernah ya nonton adegan kayak gitu?” tanya ibuku.
    “udah dong mah”jwabku.
    “hahahahahahaha”
    ‘’kog mamah malah ketawa sih?” tanyaku
    “gak apa-apa. Itu berarti anak mamah udah besar, udah tau yang kayak begituan” jawab ibuku sambil menunjuk adegan di film horor yang kami tonton.
    “tapi jangan sering-sering ya nonton film kayak gitu” lanjut ibuku.
    “iya mah. Kataku

    Kami pun melanjutkan menonton film horor itu, susu ibuku yang besar yang menempel di punggungku membuat kontolku semakin tegang dan ingin rasanya memegang susu ibu yang indah itu.

    “mah, susu mamah kog besar banget sih.” Kataku sedikit usil
    “hahaha, kamu nih toni bisa aja, kebanyakan nonton film begituan sih jadi pikiran km jorok” celetus ibuku sambil tertawa kecil.
    “tapi susu mama beneran besar, tersa banget di punggung toni’’
    “toni mau pegang susu mamah?” tanya mamaku

    Aku kaget mendengar apa yang barusan di katakan ibu kepadaku.

    “beneran mah boleh pegang?” tanyaku untuk memastikan.
    ‘’iya boleh, kan dulu waktu kamu masih kecil sering kamu pegang”kata ibuku
    “ya itu kan waktu aku masih kecil” kataku, walaupun aku sebenernya gk ingat kalau pernah megang susunya ibuku waktu masih kecil, mungkin ketika aku masih bayi.
    “mau pegang apa enggak?” kata ibuku lagi
    “i iya mah, mau”

    Aku pun menggerakan tanganku agar bisa sampai ke gunung kembar yang sangat indah itu, ketika tanganku menyentuh susu ibuku jantungku jadri berdetak kencang, susu ibuku benar-benar lembut dan kenyal enak banget rasanya ketika di pegang dan membuat kontolku semakin tegang..

    “mah, eeeemmmm boleh gak aku lihat susu mamah’’pintaku

    Ibuku tidak menjawab dia langsung membuka piyamanya dan membuat susu ibuku yang indah itu terlihat dengan jelas, aku pun meremas-remasnya, ibuku juga terlihat menikmatinya, aku gak nyangka bakalan bisa merasakan hal yang seperti ini.

    ‘’toni..”panggil ibuku
    “iya mah” jawabku sambil trus meremas-remas susu ibuku.
    “kamu boleh kog nyusu sama mamah lagi kalau kamu mau” katamamu.

    Aku kembali terkejut mendengar perkataan ibuku, bisa merasakan memegang susunya aja aku sudah seneng banget dan sekarang aku boleh menyusu padanya.

    “beneran mah?” tanyaku lagi
    “iya sayang” kata ibukut

    Tanpa pikir panjang lagi aku langsung menyusu pada ibuku, aku mengemut-emut punting susnya yang berwarna sedit merah jambu itu, aku menjilat-jilatinya. Ibuku sangat menikmati aksiku itu

    “oohh… toni… trus sayang. Trus…”
    “iya mah. Iya, susu mamah enak bnget” kataku smbil trus menjilati punting susu ibuku

    Tanganku yang satunya pun sepertinya tidak sepertinya juga tidak mau diam saja, aku mengarahkan tanganku yang kiri untuk sampai ke tengah-tengah selangkangan ibuku, sampai akhitnya aku menyentuh sesuatu yang lembab dan lengket, mungkin itu cairan yang keluar dari dalam memek ibuku.

    “toni!! “ triak ibuku
    “iya mah, maaf mah” aku kaget sambil menyingkirkan tanganku dari memek ibuku.
    “gak apa-apa sayang, trusin aja kalau kamu mau, gak apa-apa”
    “iya mah” aku pun meneruskan aksiku memegangi memek ibuku
    ‘’ooohhh. Sssss aahhhh enak sayang. Masukin jari kamu sayang kedalam memek mamah”

    Aku menuruti permintaan mamah dan memasukan jariku kedalam memeknya, sambil terus menjilati punting susu ibuku.

    “mah, boleh gak toni cium bibir mamah” tanyaku
    “boleh sayang.”kata ibu

    Aku langsung mencium bibir ibuku, rasanya sungguh nikmat hangat dan lembut, lidah kami pun beradu dan air liurku dan ibuku bercampur menjadi satu, ibuku benar-benar kisser yang handal, dia menguasai permainan ciuman ini, aku pun tidak ingin kalah dan membalas keganansan ciuman ibuku dengan penuh semangat dan nafsu. Mungkin ciuman itu berlangsung sekitar 3 menit dan kemudian ibuku berhenti menciumku dan dia langsung memelukku. Pelukan ibu benar-benar tersa sangat hangat. Ibu mendekatkan bibirnya keteingaku dan berbisik kepadaku.

    “sayang, kamu mau gak puasin mamah malam ini, mamaf udah gak tahan ingin di puasin malam ini, mamah ingin ngentot sama kamu sayang” kata ibuku

    Mendengar bisikan ibu membuat ku semakin bernafsu dan kontolku semakin tegang dan mengeras.

    “iya mah, toni mau muasin mamah malam ini, toni akan berikan yang terbaik untuk mamah dan mamah pasti akan puas.” Jawabku.

    Sesaat kemudian ibuku melepaskan pelukanya, kemudian dia membuka piyamanya. Tubuh ibu yang putih mulus dan sexi yang aku lihat tadi siang ketika ibu lagi mandi kini berada di depanku dan telihat dengan jelas betapa indahnya wanita di depan hadapanku ini. Dua buah susu yang menggantung dan memek tembem yang di tumbuhi bulu halus membuat nafsuku semakin menjadi-jadi. Tanpa di komandoi ibuku aku langsung menciumi memek ibuku, menjilati klitoris ibuku. Rasanya sangat nikmat, terasa asin dan gurih hehe.

    “oohhhh. Aaahhhh enak sayang. Trusin sayang .. ooohhhhh” kata ibu sambil mendesah menikmati permainan mulutku.
    “sayang kamu kog pinter banget sih, kamu udah pernah ML ya. Ohhh sssssttt ahhhh” tanya ibuku sambil mendesah dan menjambak rambutku.
    “hehehe. Iya mah” jawabku sambil nyengir.
    “enak bnget sayang. Trusin sayang, masukin jari kamu sayang di kocok yang kenceng sayang” kata ibu

    Aku pun menuruti perintah ibuku, ibu terlihat sangat menikmati tubuhnya bergerak-gerak karna gerakan tanganku di dalam memeknya. Beberapa saat kemudian aku menghentikan aksiku karna aku gak mau ibu orgasme duluan sebelum aku memasukkan kontolku kedalam memeknya yang tembem itu.

    “mah, emutin kontolnya toni dong” pintaku
    “iya sayang, sini mamah emutin” jawab ibuku

    Kemudian aku membuka baju dan celanaku, kontolku yang selama itu terkurung di balik celanaku akhirnya bisa keluar dan bebas. Aku berdiri d depan ibuku.

    “kontol kamu besar banget toni, kontol papah aja kalah, hehe” kata ibuku
    “iya mah, dengan kontol ini toni akan puasin mamah” balasku

    Kemudian ibu langsung menjilati ujung kontolku dan memasukkannya kedalam mulutku, aku baru kali ini merasakan kontolku di emut oleh perempuan, ya walupun sering ML sama pacarku tapi dia gak mau ngemuti kontolku, rasanya sungguh nikmat,

    “ahh. Enak mah, sambil d kocok mah kontolku” kataku
    “iya sayang” balas ibuku

    Ibuku pun melakukan apa yang aku perintahkan. Ibu sangat pintar dalam hal menyepong kontol, mungkin karna sering melakukanya dengan papah. Sekitar 4 menit ibuku mengemuti kontolku yang lumayan besar ini ya walaupun gk sebesar kontol orang barat. Hehe

    ‘’sayang masukin dong kontol kamu ke memek mamah, mamah udah gak tahan sayang” pinta ibuku.
    “iya mah, toni masukin”jawabku

    Aku pun mundur sedikit kebelakan, posisi ibuku tidur terlentang sambil kedua kaki di buka (mengkangkang, gak tau d tempat kalian bahasanya apa). Aku mulai memainkan kontolku, aku tepuk-tepukkan kontolku kememek mamah, aku gesek gesekan kontolku ke klitorisnya, mamah semakin bernafsu, nafasnya semngakin terengah-engah.

    “sayang cepetan di masukin, jngan buat mamah menunggu lama sayang” kata ibuku

    Aku pun memasukkan kontolku ke memek ibuku, walaupun ibu berumur 38 tahun tapi memeknya masih sempit, mungkin karna ibu sering melakukan perawatan terhadap memek nya, setelah berusaha sedikit keras akhirnya kontolku pun bisa masuk kedalam memek , ibuku, rasa hangat yang menyelimuti kontolku, rasa basah becek yang aku rasakan ketika kontolku masuk kedalam memek ibu membuatku semakin bernafsu, sambil menggenjot ibuku, akupun meremas-remas kedua buah susu ibu yang sangat besar itu,

    “ahhhh.. ssssss ohhhhhh enak bnget sayang, trus genjot yang kenceng sayang, yang kenceng ahhhh. “ desahan yang sangat erotis membuatku semakin bersemangat.

    PLOK PLOK PLOK PLOK. Begitulah kira kira suara ketika kontolku beradu dengan memek ibu.

    “mah enak gak mah, nikmat gak mah, mamaf puas gak?”tanya ku sambil terus menggenjot memek ibu.
    “aaaahhh,, iya sayang, enak banget, nikmat banget, puasin mamah trus sayang. Ahhhh oohhh ssssstt aahhh..” kata ibuku sambil tak henti-hentinya mendesah.
    “iya mah, malam ini akan menjadi malam terindah untuk mamah, toni akan puasin mamah sampai maksimal” kataku

    Setelah beberapa menit aku menggenjot dan mulai kluar kringat d tubuhku dan tubuh ibuku, aku pun berhenti dan meminta ibu untuk bertukan posisi. Kali ini aku minta posis WOT.

    “mah capek nih, tukar posisi dong, mamah diatas ya, gantian mamah yang genjot”kataku
    “iya sayang.”kata ibu

    Kemudian ibu bangun dari tidur terlentangnya dan aku yang gantian tidur terlentang. Ibu mulai menaikiku dan memasukkan kontolku kedalah memeknya.

    “aahhhh.. sayaaaanggg…” desah ibuku sambil nenggenjot.
    “enak mah, terusin mah. Enak” kataku

    Mamah sangat bersemangat, dia menggenjot kontolku dengan penuh nafsu.

    “enak sekali sayang, aaahhhhh ohhhhhhhh. Kamu bner-bener pinter muasin mamah sayang”kata ibu sambil trus menggenjot dan mendesah.
    “iya dong mah, kan toni udah janji akan muasin mamah malam ini”

    Sudah sekitar 16 menit kami ML dan kami belum juga mencapai puncak, ternyata ibuku juga tahan berlama-lama. Mungkin dia tidak ingin mengakhiri kesenangan dan kenikmatan ini dengan cepat begitupun aku, aku berusaha untuk tetap tahan dan tidak keluar duluan, karna aku masih ingin trus menikmati memek ibu yang tembeh nan indah itu, sambil ibu menggenjot akupun sambil meremas-remas susunya. Karna ibu terlihat sudah capek kamipun berganti posisi seperti semula, ibu d bawah dan aku yang menggenjot. Kali ini kontolku bisa masuk dengan mudah ke dalam memek ibu karna memek ibu suadah sangat basah dan ada sedikit ledir yang keluar dari dalam memek ibu

    “sayang, genjot yang cepet sayang.aaaaaaahhhh.. trus sayang, bentar lagi mamah mau kluar” kata mamah sambil mendesah tanda bahwa dia sangat menikmati permainan ini
    “iya mah, toni juga udah mau keluar.” Kataku

    Akhirnya setelah 20 menit kami melakukan permainan ini, ibuku pun orgasme

    “mamah keluar duluan sayang. Ahhhhhhhh ooohhhhh sssssssttttt” desahan ibu terdengar lebih keras tanda dia sudah keluar, tangannya mencengkram bantal yang ada di sampingnya dengan kuat dan tubuh ibu menggeliat.

    Semprotan cairan dalam memek mamah menerpa kontolku, begitu hangat dan nikmat membuatku juga sampai ke puncak permainan

    “mah toni mau keluar juga nih, toni keluarin di dalam memek mamah ya” kataku
    “iya sayang keluarin, keluarin di dalam memek mamah yang banyak sayang” kata ibu
    “mah aku kluar, aku kluar, ahhhhhhh”

    Akhrinya spermaku menyembur keluar masuk kedalam memek mamah dan menembus rahimnya, rasanya nikmat sekali ketika menyemburkan sperma kedalam memek. ibu pun menggeliat ketika semburan spermaku menusuk di dalam memeknya. Aku pun menarik keluar kontolku dan ketika aku menarik keluar kontolku mengalir sedikit lelehan spermaku yang aku keluarkan di dalam memek ibuku. Ibu terkapar lemas dengan nafas berat dan terengah-engah. Aku juga terkapar di samping tubuh ibu, aku mencium bibir ibu dengan lembut dan dia juga membalas ciumanku dengan lembut juga

    “makasih ya sayang, mamah bener-bener puas malam ini” kata ibuku
    “iya mah, toni juga puas banget” jawabku.

    Beberapa saat kemudian aku memakai bajuku dan ibu juga memakai piyamanya kembali, tanpa sadar ternyata film horor yang kami tonton sudah berakhir, laku aku keluar dari kamar ibu sambil membawa kaset film horor yang kam tonton setenganya tadi. Sebelum sempat aku keluar kamar, ibu memanggilku.

    “toni..” panggil ibuku
    “iya mah” jawabku sambil menoleh ke arah ibu
    “kejadian malam ini jangan bilang papah ya sayang.” Kata ibuku
    “iya mah, toni janji akan jaga rahasia” kata ku
    “makasih sayang, mamah puas sekali, mmuuaaacchh.” Kata mamaku sambil memberikan kiss bye

    Aku hanya tersenyum dan beranjak meninggalkan kamar ibu. Sampainya di kamarku aku terdiam sejenak dan berfikir

    “kenapa ibu tadi bisa ML sama aku ya” pikirku dalam hati, ah sudah lah mungkin ibu merasa kesepian karna papah slalu pulang larut malam yang penting malam ini aku puas dan menjadi malam terbaiku…

    END

     

    Baca Juga :
  • Bercinta dengan Istri Sahabatku Sendiri

    Bercinta dengan Istri Sahabatku Sendiri


    1312 views

    Duniabola99.org – Hai, namaku Dio. Saat ini aku sudah bekerja di sebuah perusahaan swasta yang cukup besar di Bandung. Perusahaan tempat aku bekerja memperbolehkan suami istri bekerja pada kantor yang sama, asalkan beda bagian. Begitulah Dodi, sahabatku. Aku dan Dodi di bagian IT sedangkan istrinya Shinta di bagian keuangan. Aku dan Dodi jadi teman baik sejak proses penerimaan karyawan di perusahaan ini, sebab aku dan Dodi satu angkatan. Sedangkan Shinta beda 1 tahun dibawahku.

    Dimulai dari punggung kemudian turun kepinggang dan paha Shinta. Tangan Shinta pun mulai aktif mengelus-elus tubuhku. Tapi saat tanganku menyentuh sisi payudaranya, tangan Shinta menekan tanganku untuk meremas payudaranya lebih kencang. Otomatis akupun mulai meremas payudara Shinta dari luar. Shinta mulai melenguh menikmati remasan tanganku di payudaranya.
    Ada sesuatu tentang Shinta yang selalu mengganggu tidurku semenjak aku bertemu dengan dia. Saat aku diperkenalkan ke Shinta oleh Dode, aku merasa ada suatu getaran aneh. Rasanya seperti bertemu dengan seseorang yang sudah sangat aku kenal. Aku rasa Shinta pun merasa demikian, sebab saat aku menjabat tangannya, aku dan dia sama-sama terdiam sesaat saling memandang dengan penuh arti. Setelah beberapa saat aku melepas jabatan tangan tadi dengan berat hati, sebenarnya sih aku masih mau megang, tapi gak enak sama Dodi, terlihat Shinta pun agak berat melepas jabatan tanganku.
    Sejak saat itu ada hubungan aneh antara aku, dodi dan Shinta. Didepan dodi, aku dan Shinta berlaku biasa saja, seperti layaknya kenalan biasa. Tapi disaat aku bertemu dengan Shinta berdua secara tak sengaja disela-sela jam kantor, kami berdua jadi akrab sekali. Tak bisa aku lupakan senyumnya yang selalu terkembang saat bertemu aku, dan antusiasmenya menanggapi obrolan denganku. Bahkan kadang-kadang Shinta berlaku agak manja menanggapi candaanku.
    Aku yakin sekali Shinta merasa kalau aku sangat suka padanya, dan akupun merasa Shinta memiliki perasaan yang sama denganku. Tapi ya apa daya, Shinta kan sudah jadi miliki Dode, sahabatku. Akhirnya aku cuma bisa memendam rasa suka yang aku akui sangat salah. Tapi aku agak kasihan juga sih sama Dode, terlihat kadang-kadang Shinta memaksa Dode “berubah” mengikuti gayaku. Memang sih Dode agak ketingalan jaman, jelas beda sama aku yang masih bujangan.
    Tapi semua jadi berubah sejak jumat kemarin. Hari jumat itu Dode tidak masuk kantor, aku tidak tau kenapa. Sorenya saat jam pulang kantor, turun hujan yang sangat lebat. Aku memang agak terlambat pulang seperti biasa, saat sampai ke lobi, aku melihat Shinta sedang duduk menunggu hujan reda.

    “Hai Shin, nunggu hujan berhenti ?” tanyaku.
    “Iya, lebat banget. Mana gak bawa mobil lagi” jawab Shinta.
    “Dode kemana ?” tanyaku lagi
    “Oh dia hari ini izin, ke jakarta sampe hari minggu. Ada keperluan sama keluarganya” jawabnya.
    “Kok kamu gak ikut ?” tanyaku
    “Males” jawab dia singkat sambil tersenyum nakal. Akupun ikutan tersenyum. Dasar…
    “Ya udah bareng aku aja ya, aku anterin pulang”. tawarku
    “Mau sih, tapi sebenernya aku mau ke BIP dulu. Ada yang mau aku beli” kata Shinta dengan tatapan agak memelas.

    “Ya udah aku anterin juga” jawabku cepat.
    “Bener nih mau nganterin ?” tanya Shinta dengan tatapan menyelidik.
    “Ah kayak sama siapa aja” kataku sambil menarik tangannya agar mengikutiku. He..he..he.. kalau enggak ada Dode kadang-kadang aku jadi lupa diri, padahal kalau ada temen yang perhatiin tingkah polah kami berdua bisa gawat kalo beritanya sampe ke telinga Dode.

    Akhirnya aku mengantar Shinta ke BIP. Ternyata dia cari buku yang kata temennya bagus. Sepanjang perjalanan aku dan Shinta sangat akrab. Mungkin kalau diperhatikan seperti sepasang kekasih yang sudah lama tidak pertemu. Maklum biasanya kan ada Dode, jadi harus jaga sikap. Kadang-kadang tanpa sadar tanganku sudah menggandeng tangannya. Biasanya setelah beberapa saat kami berdua sama-sama tersadar dan melepas gandengan sambil saling tersenyum. Apalagi setelah membeli buku Shinta mengajakku melihat-lihat barang di toko-toko lain. Hmm.. rasanya jadi kayak ABG lagi pacaran.

    Setelah puas jalan-jalan aku mengajak Shinta untuk ngobrol di starbuck yang ada di depan BIP. Aku dan Shinta mengobrol dan bercanda tidak ada henti. Jujur saat itu aku sudah lupa kalau Shinta sudah menjadi istri sahabatku sendiri. Aku lebih merasa Shinta adalah kekasihku yang sudah lama tidak bertemu.
    Setelah 1 jam mengobrol akhirnya aku mengajak Shinta untuk pulang. Waktu itu aku parkir di basement agak diujung. Sampai di mobil setelah menghidupkan mesin dan AC, aku memandang Shinta yang duduk disebelahku. Tanpa sadar tanganku membelai rambutnya dan berkata. “Shin kamu cantik banget…”. Shinta cuma tersenyum lebar memandangku.

    Shinta memang wanita yang sangat cantik. Kulitnya putih mulus, rambut lurusnya hitam legam sangat terawat, bibir tipis berwarna merah muda walau tanpa lipstik.. hmmm jujur aku sering menghayal untuk mengecup bibir imut itu. Badannya sangat seksi dengan lekuk-lekuk menyerupai gitar, ditambah pantat agak tonggeng dan payudara 34B, walaupun tidak besar tapi membuat keseluruhan tubuh Shinta sangat proposional, tidak kalah dengan model-model yang biasa muncul di majalah pria dewasa. Sering aku merasa sangat cemburu kalau membayangkan Dode menggumuli tubuh montok ini.

    Kemudian tanpa sadar aku mengecup keningnya. Shinta tersenyum makin lebar. Merasa Shinta sangat welcome terhadapku, kemudian aku mengecup bibir Shinta. Shinta secara otomatis menutup matanya, menikmati datangnya bibirku di bibirnya. Gila, rasanya dasyat, mungkin karena aku sudah membayangkan mengecup bibir mungil itu sejak lama. Awalnya aku cuma mengecup kecil bibir Shinta, tapi kemudian aku mulai mengemut bibir bawah Shinta. Shinta pun membalas dengan mengemut bibir atasku. Sungguh aku dan Shinta sudah tidak memperhatikan kalau bisa saja ada orang yang tiba-tiba lewat dekat mobil kami.
    Sambil mencium Shinta dengan ganas, Tanganku mulai aktif mengelus-elus tubuh Shinta.

    Aku mulai melepas kanShing blouse Shinta satu persatu. Setelah empat kanShing atas Shinta terbuka aku mulai meremas payudara Shinta di branya. Tapi karena tidak puas, aku mengangkat bra tersebut dan mulai meremas langsung payudara Shinta. Sesekali aku memutar-mutar puting susu Shinta yang agak besar tersebut. Shinta melenguh makin keras. Bahkan kadang-kadang ciumannya terlepas karena Shinta tak mampu menahan nikmatnya remasan tanganku dipayudaranya. Tangan Shintapun mulai berani mengelus-elus penisku dari luar.

    Merasa posisiku agak kurang nyaman aku nekat menurunkan posisi tempat duduk Shinta menjadi rata sehingga tubuh Shinta terlentang dan pidah ke sisi tempat Shinta duduk. Setelah pindah aku menindih tubuh Shinta dan meneruskan ciumanku. Setelah beberapa lama aku turunkan ciumanku ke pentil payudaranya. Shinta melenguh keras saat aku mengemut pentil besarnya bergantian kiri dan kanan. Tiba-tiba Shinta membuka pahanya sehingga tubuhku bisa tepat diantara selangkangannya. Terasa penisku tepat berada diatas vaginanya. Terasa Shinta mulai menggerak-gerakkan pinggulnya sehinga penisku dan vaginanya saling bergesekan walaupun masih dihalangin celana panjangku dan CDnya. Birahiku pun memuncak dan ikut mengerak-gerakkan pinggulku, menyebabkan gesekan antara vaginanya dan penisku makin hebat.
    “Shin, cari tempat yang lebih enak yuk” ajakku dengan nafas sedikit ngos-ngosan.
    “Boleh, tapi dimana ?” tanya Shinta dengan muka merah karena birahi.
    “Kita buka kamar hotel aja” jawabku
    “Ayo..” kata Shinta pasrah.

    Aku segera bangkit dan membereskan pakaianku. Begitu juga Shinta yang payudaranya sudah terbuka lebar akibat perbuatanku. Aku segera mengarahkan mobilku kearah lembang mencari hotel yang enak. Setelah menentukan pilihan aku memesan kamar. Petugas hotel mempersilakkan kami masuk ke kamar walau dengan wajah sedikit curiga. Terang aja curiga, soalnya kami datang untuk menginap dengan pakaian kantor dan tanpa tas yang mungkin menyimpan pakaian layaknya orang menginap dihotel.
    Sampai dikamar aku segera mengunci pintu, sedangkan Shinta masuk sebentar ke kamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi, aku memeluk Shinta dari belakang saat dia melepas aksesoris yang menempel ditubuhnya.

    “Shin, kamu pasti sudah tau dari dulu kalau aku sayang banget sama kamu” bisikku di telinganya.
    “Aku tau kok mas” jawabnya “Aku juga sayang banget sama kamu. Gak tau kenapa” Lanjut Shinta.
    Aku membalikkan tubuh Shinta sehingga menghadapku. Kemudian aku memeluknya dengan erat. Shinta pun terasa sangat erat memelukku. Aku melepas pelukkanku dan mulai mencium bibirnya lagi. Shinta membalas ciumanku dengan ganas.

    Merasa kurang nyaman berciuman sambil berdiri aku mengangkat tubuh Shinta dan merebahkannya di tempat tidur. Akupun menindih tubuh Shinta dan meneruskan ciumanku.
    Satu persatu aku melepas kanShing Shinta hingga lepas. Kemudian aku melepaskan baju dan branya. Shinta membantuku untuk melepaskan baju dan bra dari tubuhnya.
    Setelah terlepas, aku mengarakan ciumanku ke payudaranya. Bergantian aku mengemut dan memutar-mutar pentil payudaranya. Sesekali aku remas perlahan sampai agak keras. Shinta hanya bisa melenguh pasrah saat aku aktif berkerja merangsang payudaranya.
    Tangan Shinta mulai melepaskan kanShing kemejaku satu persatu. Akhirnya aku lepas saja kemejaku sehingga aku dan Shinta sama-sama bertelanjang dada. Aku meneruskan ciumanku di payudaranya sambil sesekali meremas-remas pantatnya yang bahenol. Tidak puas-puas aku meremas-remas pantat itu. Akhirnya aku membuka kanShing roknya dan menurunkan rok dan D Shinta hingga dia telanjang bulat. Selesai menurunkan rok Shinta akupun membuka celanaku hingga akupun telanjang bulat seperti Shinta. Setelah itu aku mencoba membuka paha Shinta dan berusaha mencium vaginanya.

    “Ah.. mau ngapain” tolak Shinta saat aku mencoba mencium vaginanya. Sepertinya Shinta belum pernah menerima perlakuan seperti itu sebelumnya.
    “Tenang sayang, percaya deh sama aku” jawabku menenangkan Shinta. Aku berusaha membuka pahanya lagi. Walaupun awalnya Shinta agak menolak tapi kemudian Shinta pasrah mengikuti kemauanku. Kemudian aku mulai mencium vagina Shinta. Tubuhnya sempat terlonjak sesaat. Shinta benar-benar kaget terhadap hal yang baru kali ini dialaminya itu. Tapi kemudian Shinta terbiasa, bahkan melenguh setengah teriak saat aku mulai menjilati klitorisnya.

    “Ah…ahh..ahh.. aduh mas enak banget” erang Shinta saat aku gencar menjilati klitorisnya. “AKHHH..” teriak Shinta tertahan saat aku menghisap klitorisnya yang tidak terlalu besar itu. Tangan Shinta makin menekan kepalaku untuk terus menghisap dan menjilati klitorisnya. “Akh.. mas enak banget mas…” lenguh Shinta terus menerus.

    Sesaat kemudian tangan Shinta menarik tubuhku keatas. Aku tahu Shinta sudah tidak tahan agar vaginanya cepat dicoblos oleh penisku. Aku menyejajarkan tubuhku diatas tubuh Shinta dan mulai mengarahkan penisku ke vaginanya. Karena tidak sabar Shinta ikut menarik penisku ke arah vaginanya. Saat penisku menyentuh gerbang vaginanya, terasa sudah sangat basah disana. Shinta sudah benar-benar sangat terangsang. Aku dorong penisku perlahan. Vaginanya terasa masih peret. Ya walaupun sudah tidak perawan karena sudah menikah, tapi Shinta masih dalam hitungan pengantin baru, diapun belum pernah punya anak, sehingga vaginanya masih terasa kuat mencengkram penisku.

    Aku mulai memaju mundurkan penisku, menimbulkan gesekan-gesekan nikmat antara penisku dengan vaginanya. Aku mulai makin gencar menusukkan penisku ke vaginanya. Shinta hanya melenguh pasrah sambil menutup matanya menikmati penisku mengobok-obok vaginanya.
    “Terus mas, terus. Gagahi aku mas, aku sudah nunggu dari dulu” ceracau Shinta menikmati tusukan penisku di vaginanya.

    Kemudian aku mengangkat kedua kaki Shinta kepundakku. Kemudian aku meneruskan tusukanku. Dengan posisi ini aku lebih mudah mengatur irama tusukanku. Kadang-kadang aku tusuk perlahan, tapi kemudian tiba aku tusuk dengan cepat. Kadang-kadang lurus, tapi kemudian aku tusuk sisi-sisi vagina yang bisa terjangkau. Shinta cuma bisa berteriak-teriak keenakan. “Gila.. gila, lagi mas…lagi mas..” lenguhnya keenakan.

    Kemudian aku bangunkan tubuh Shinta dan merubah posisi sehingga Shinta ada diatas sedang aku terlentang. Mengerti posisi yang aku inginkan Shinta langsung menggerakkan pinggulnya dengan liar sambil tangannya bertumpu pada dadaku. Tanganku yang bebas meremas-remas payudaranya, menambahkan sensasi but Shinta. “Akh…Akh…Akh…” Shinta berteriak agak melengking menikmati gesekan nikmat di kemaluannya.
    Tiba-tiba tubuh Shinta bergetar, Shinta telah mencapai puncak orgasmenya. Tubuhnya kemudian jatuh ketubuhku. Aku yang belum sampai membalik tubuh Shinta sehingga tubuh Shinta dibawah sedang aku diatas. “Sebentar ya sayang, aku juga dah dikit lagi” kataku ke Shinta yang masih menikmati sisa-sisa orgasmenya.

    “Iya mas, terusin aja, masih enak kok” kata Shinta. AKu mulai goyangan dan tusukan penisku ke vaginanya. Shinta masih melayani dengan menggerak-gerakkan pinggulnya walau tidak sehebat sebelumnya.
    “Shin aku mau keluar nih” kataku. Shinta memelukku erat, Aku mengerti, akupun ingin sekali menumpahkan spermaku ke vagina Shinta. Cret..cret..cret sampai 6 kali aku memuntahkan spermaku ke vagina Shinta. Shinta yang merasa sperma hangat sudah mengalir divaginanya perlahan mengendurkan pelukannya. Akupun bergeser untuk berbaring disebelah Shinta. Kemudian aku dan Shinta pun tertidur kelelahan.
    Entah berapa lama aku tertidur. Aku terbangun ketika merasa Shinta berbaring diatas dadaku sambil mengelus tubuhku. Akupun mengelus rambutnya yang bagus.

    “Mas..” kata Shinta. “Ya sayang” jawabku.
    “Maaf ya pas kita ketemu aku dah nikah…” kata Shinta.
    “Trus mas,” lanjut Shinta “mas bisa cari cara supaya kita bisa bersama selamanya ?” kata Shinta lagi.
    “Iya sayang, pasti aku cari caranya” jawabku sambil mengelus rambutnya, walau dalam hati merasa sangsi apakah ada cara itu.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik Gambar Dibawah ini jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Bercinta Dengan Istri Tetangga Yang Gairah Seks Tinggi

    Bercinta Dengan Istri Tetangga Yang Gairah Seks Tinggi


    1666 views

    Duniabola99.org – Perkenalkan namaku Bakwan, umurku 28 tahun,aku bekerja disebuah perusahaan swasta di jakarta. Aku mengontrak rumah kecil, ya lumayanlah untuk lajang seperti aku…aku mempunyai tetangga disebelah suami istri,sebutlah suami (yodi 30) dan istrinya (wiwin 25), mereka sudah menikah 3 tahun tapi belum mempunyai anak…entah mereka belum merencanakan atau ada alsana lainnya….

    kebetulan rumah tempat aku mengontrak dengan tetangga kanan kiri hanya dibatasi satu dinding, jadi tidak ada space lahan yg membatasi, jadi kadang suara teriakan dari rumah sebelah terdengar ke tempatku….

    kebetulan aku 2 hari ambil cuti dari pekerjaanku dan santai dirumah,sambil buka laptop…ya seperti biasalah…iseng2 nonton bf…saking asiknya aku nonton di kamar,aku ngak sadar kalau suara film yang aku tonton suaranya agak keras dan aku pikir ngak akan terdengar siapa2…

    selesai aku menonton aku buat kopi,dan aku iseng di teras rumah sambil ngopi dan ngerokok..sss…nikmatnya isapan..demi isapan rokok…dan aku melirik ke samping,ternyata tetanggaku mba wiwin sedang menyapu teras (karena rumah kami type kecil, jadi jarak antara teras dengan dinding pembatas cukup dekat, sehingga kalau orang melongok lewat dinding akan keliatan ruang dalam rumah sebelahnya), tapi aku heran kok mba wiwin sambil menyapu kok senyum senyum sendiri…

    aku iseng menegur dengan niat baik sih…”hehe…kok mba senyum2 sendiri gitu sih…?”
    mba wiwin:”ee…ngak apa2…hihi…”
    aku:”kenapa mba…(pikirku ini cewe udah gila apa ya ketawa sendiri)…?”
    mba:”ee…maaf..(sambil dia berbalik kearah aku..)ituloh…tadi aku lagi masak di dapur…seperti denger suara mendesah2 gitu dari balik dinding…hihihi…”

    aku tadinya sedikit bingung,…suara mendesah apa yaa…dan ternyata…ya ampun…ternyata suara film tadi yg aku tonton kekencengan kali yaa…(aku tersipu malu)…”ah mba kok denger aja sih…jadi malu saya…

    mba wiwin:”ngak apa2 kok mas…kan udah gede…hihi…”

    mba wiwin itu orangnya tidak cantik, tidak tinggi tapi memiliki body yang aduhai,putih,kulit wajahnya putih bersih….kadang walaupun nggak enak,kalau aku diundang main kesebelah (rumah mereka), kadang mba wiwin dengan seenaknya saja mengenakan kaos ketat & celana pendek…sehingga payudaranya menonjol dan paha putih mulusnya terlihat dan membuat aku ngak konsentrasi ngobrol dengan mereka,dan suaminya mas yodi seolah acuh tak acuh dengan penampilan sexy istrinya itu…

    aku lalu berdiri dan melongok dari balik tembok,dengan maksud agar pembicaraan lebih akrab…dan ternyata mba wiwin pagi itu mengenakan baju ketat ungu dan celana pendek putih,aduh payudaranya yang kira2 ukuran 36 itu menonjol dan bokongnya terlihat sexy,dan paha putih mulusnya bikin aku ngaceng…dan keliatannya mba wiwin cuek aja sementara aku sambil ngobrol,memperhatikan body nya dia dan pahanya…

    setelah dia selesai menyapu,dia permisi sebentar kedalam,dan ternyata mengambil lap untuk lap meja,dan ketika dia melap meja sambil nunduk..astaga…belahan dada nya keliatan….dan entah sengaja atau tidak,dia bolak balik ganti posisi melap meja…sehingga…selain belahan dada..bokong bahenolnya pun secara tidak sengaja atau sengaja di “pamerkan” kepadaku…secara ngak sengaja aku kelepasan “wow..sssh”

    mba wiwin sambil menoleh kearahku,tapi tidak menunjukan ekspresi kaget,bertanya kepadaku sambil tersenyum…”kenapa mas…?”

    aku:”oh..eh..ngak apa2 mba (sambil aku pura2 lihat kearah lain)”
    mba wiwin:”kirain mas tadi kaget liat apaan…”
    aku:”iya mba tapi saya memang kaget kok…kaget liat yang indah…hehe”(aku iseng aja nyerocos ngeluarin kalimat itu)
    eh ternyata dia malah nantang bertanya…”apa tuh yang indah…?”

    aku:”ya tadi itu mba…” sambil aku tersenyum kearah dia…eh dia malah balas senyum…trus dia malah bilang gini…”aku mau mandi dulu ah mas…” sambil tersenyum dan berlalu kedalam..sedangkan aku sambil masih rokok terselip di jariku bengong merhatiin dia berlalu kedalam rumah…

    didalam kamar aku hanya mendengar suara deburan air dr dalam kamar mandi sebelah,sedangkan aku…hanya membayangkan mba wiwin mandi…oooh…lalu aku dengan sengaja menyetel kembali film bf tadi dan volumenya ku sengaja dibesarkan…eh ternyata ada tanggapan dari sebelah,terdengar suara mba wiwin tertawa dari dalam kamar mandi…lalu aku ketok dinding..dan dia membalas dengan ketokan juga..

    lalu aku keluar rumah ke teras…sambil menghisap rokok diteras lagi…ternyata gayung bersambut…uhuuy…mba wiwin keluar dari rumahnya seolah mengecek pintu pagar,dengan hanya berbalut handuk,dan ketika berbalik sempat menoleh kearah aku dan senyum…

    aku lalu reflek berdiri kearah dinding dan curi2 melongok kearah rumah mba wiwin,ternyata pintu rumah dia tidak tutup…dan aku bisa lihat mba wiwin mondar mandir diruangan hanya dengan berbalut handuk,dan melirik kearah luar,kearah aku sambil senyum…”liat apa mas…liat yang indah2 yaa..?” terus tertawa kecil…ya aku balas dengan senyum….dan ternyata ngak berapa lama “undangan”pun ditebar…”mas bisa minta tolong nga…?” ‘minta tolong apa mba…?”

    “lampu dikamar mba putus,mba nga bisa ganti,mas yodi ngak sempet2…lampunya udah ada kok mas,tinggal diganti…” tanpa pikir panjang,aku langsung keluar pagar dan masuk pagar rumah mba wiwin,dan permisi masuk rumah…”dimana kamarnya mba…?”

    mba wiwin:”disini mas…” mba wiwin menunjuk ruangan…sementara aku naik keatas kursi yg ada dikamarnya,aku lepas lampu kamar yang lama…”lampu barunya mana mba…?”

    dan astaga pemandangan indah terlihat dari atas,bagian atas payudara mba wiwin yang montok terlihat jelas…aku bengong sesaat..”heh….kok bengong sih,nanti lampunya jatuh…liat apa sih…?” sambil berkata itu mba wiwin tersenyum kepadaku…

    “habis ada yang indah2 tadi…” eh dia malah balik ngomong ” baru liat gitu aja udah ngak konsen,gimana kalau….”

    aku jadi diem sejenak…”gimana kalau apa mba…?” dia tidak menjawab hanya ngeloyor keluar kamar…aku lalu turun dan keluar kamar,dan dia ternyata sedang menyender diluar dinding kamar…lalu aku tanya kembali “kok mba ngak jawab sih tadi…?”

    mba wiwin:”yang mana sih…?” sambil menoleh kearahku dan tersenyum…aku cuek aja ngomong “yang indah2lah…yg tadi,yg saya liat dari posisi atas waktu pasang lampu…”

    dia diem saja,dan masuk kamar “mas mau minum apa…?” sedangkan aku posisi masih di dalam kamar, lalu aku beranikan diri mendekati dia dan berbisik dikupingnya dia “mau..minum susu….” eh dia malah balik ngomong “ah nanti ada tetangga yang liat loh…” aku yakinikan ke dia kalau jam segini jam nya “aman” pkoknya dengan segala rayuan aku ngomong ke dia supaya aku bisa menikmati kehangatan badynya mba wiwin..lalu aku beranikan diri lagi bilang sambil berbisik…”kesempatan ngak akan datang 2 kali mba….aku bikin mba puas…” dan dia balik ngomong “aku mau tutup pintu pagar dan rumah dulu…”

    setelah dia keluar menutup pintu pagar dan melihat suasana kanan kiri dan kemudian menutup pintu rumah,dia kembali ke kamar dimana aku berada…”tapi jangan ribut…nanti ketahuan tetangga…” tanpa di komando aku pegang bahu telanjang mba wiwin, dan aku cium bibirnya, dan ternyata dia membalas ciumanku…dan dia mulai meraba celana pendekku bagian depan…dan meremes2 batang kontolku…dan memasukan tangannya kedalam celanaku…meremes…kocok2 kontolku..

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    sedangkan tanganku melorotkan handuk dia..dan ku remas2 payudara dia yang montok..menjilat2inya…mengemut2…dan dia mulai mengelinjang kegelian..dan mulai menarikku keatas ranjang dia…kami saling bergumul dengan nafsu binatang…akhirnya ku coblos meki dia dengan kontolku yang sudah tegang mengeras…bless…mba wiwin menahan nikmat…tubuhnya menggelinjang ke kanan dan ke kiri menahan sodokan pelan kontolku…dimana posisi dia dibawah,sementara paha keatas..aku menindihnya dari atas dengan posisi jongkok…cukup lama kami “bertempur” berganti posisi…berganti lokasi…

    akhirnya kami pindah keruang tamu…posisi doggy style..dan dia sangat menikmati hujaman ku dari belakang…aku cengkram pinggulnya…aku cengkram bahu mba wiwin…dan aku merasakan mba wiwin sudah 2 kali orgasme..sedangkan aku baru mau mulai orgasme…lalu kita ganti posisi di karpet..dia dibawah…aku diatas…posisi aku jongkok sambil memegang kakai dia keatas…dan…”aah..oooh..aku..ma..u…klu..aaar. ..aaargh…” muncrat seluruh spermaku kedalam vagina mba wiwin….sementara mba wiwin semakin mencegkramkan tangannya ke tangan ku…

    setelah beberapa kali perselingkuhan kita…mba wiwin bilang ke aku kalau dia telat haid…dan dia cek ke dokter..dia hamil….sedangkan suaminya kelihatannya juga ikut gembira karena akhirnya istrinya hamil dan akan menjadi calon ayah…semoga menjadi calon ayah yang baik ya mas yodi…diluar itu,ternyata mba wiwin ketagihan dengan aku,dan kita masih suka selingkuh, kadang dirumah dia,kadang dirumah aku… END

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Bercinta Dengan Janda Cantik Di Bioskop

    Bercinta Dengan Janda Cantik Di Bioskop


    1597 views

    Duniabola99.org – Awal aku mengenalnya pada saat dia mengundang perusahaan tempatku bekerja untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai produk yang akan dipesannya. Sebagai marketing, perusahaan mengutusku untuk menemuinya. Pada awal pertemuan siang itu, aku sama sekali tidak menduga bahwa Ibu Bella yang kutemui ternyata pemilik langsung perusahaan.

    Wajahnya cantik, kulitnya putih laksana pualam, tubuhnya tinggi langsing (Sekitar 175 cm) dengan dada yang menonjol indah. Dan pinggulnya yang dibalut span ketat membuat bentuk pinggangnya yang ramping kian mempesona, juga pantatnya wah sungguh sangat montok, bulat dan masih kencang.

    Sepanjang pembicaraan dengannya, konsentrasiku tidak 100%, melihat gaya bicaranya yang intelek, gerakan bibirnya yang sensual saat sedang bicara, apalagi kalau sedang menunduk belahan buah dadanya nampak jelas, putih dan besar

    Di sofa yang berada di ruangannya yang mewah dan lux, kami akhirnya sepakat mengikat kontrak kerja. Sambil menunggu sekretaris Ibu Bella membuat kontrak kerja, kami mengobrol kesana-kemari bahkan sampai ke hal yang agak pribadi.

    Aku berani bicara kearah sana karena Ibu Bella sendiri yang memulai. Dari pembicaraan itu, baru kuketahui bahwa usianya baru 25 tahun, dia memegang jabatan direktur sekaligus pemilik perusahaan menggantikan almarhum suaminya yang meninggal karena kecelakaan pesawat.
    “Pak gala sendiri umur berapa”, bisiknya dengan nada mesra

    “Saya umur 26 tahun, Bu!” balasku
    “sudah berkeluarga?”, pertanyaannya semakin menjurus, aku sampai GR sendiri.

    “Belum, Bu!”
    Tanpa kutanya, Ibu Bella menerangkan bahwa sejak kematian suaminya setahun lalu, dia belum mendapatkan penggantinya.

    “Ibu cantik, masih muda, saya rasa seribu lelaki akan berlomba mendapatkan Ibu bella”, aku sedikit memujinya.

    “Memang, ada benarnya juga yang Bapak Gala ucapkan, tapi mereka rata-rata juga mengincar kekayaan saya”, nadanya sedikit merendah.

    Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, Ibu Bella bangkit berdiri membukakan pintu, ternyata sekretarisnya telah selesai membuat kontrak kerjanya.

    “Kalau begitu, saya permisi pulang, Bu!, semoga kerjasama ini dapat bertahan dan saling menguntungkan”, aku segera pamit dan mengulurkan tangan.

    “Semoga saja”, tangannya menyambut uluran tanganku.
    “Terima kasih atas kunjungannya, Pak Gala ”

    Cukup lama kami bersalaman, aku merasakan kelembutan tangannya yang bagaikan sutera, namun sebentar kemudian aku segera menarik tanganku, takut dikira kurang ajar. Namun naluri laki-lakiku bekerja, dengan halus aku mulai merancang strategi mendekatinya.

    “Oh ya, Bu Bella, sebelum saya lupa, sebagai perkenalan dan mengawali kerjasama kita, bagaimana kalau Ibu Bella saya undang untuk makan malam bersama”, aku mulai memasang jerat.

    “Terima kasih”, jawabnya singkat.
    “Mungkin lain waktu, saya hubungi Pak Gala, untuk tawaran ini ”
    “Saya tunggu, Bu permisi”

    Aku tak mau mendesaknya lebih lanjut. Aku segera meninggalkan kantor Ibu Bella dengan sejuta pikiran menggelayuti benakku. Sepanjang perjalanan, aku selalu terbayang kecantikan wajahnya, postur tubuhnya yang ideal. Ah kayaknya semua kriteria cewek idaman ada padanya.

    Tak terasa satu bulan sejak pertemuan itu, meskipun aku sering mampir ke tempat Ibu Bella dalam kurun waktu tersebut, tapi tidak kutemui tanda-tanda aku bisa mengajaknya sekedar Dinner. Meskipun hubunganku dengannya menjadi semakin akrab.

    Menginjak bulan ke-2, akhirnya aku bisa mengajaknya keluar sekedar makan malam. Aku ingat sekali waktu itu malam Minggu, kami bagai sepasang kekasih, meskipun pada awalnya dia ngotot ingin menggunakan mobilnya yang mewah, akhirnya dia bersedia juga menggunakan mobil Katanaku yang bisa bikin perut mules.

    Beberapa kali malam Minggu kami keluar, sungguh aku jadi bingung sendiri, aku hanya berani menggenggam jarinya saja, itupun aku gemetaran, degup-degup di jantungku terasa berdetak kencang padahal hubungan kami sudah sangat dekat, bahkan aku dan dia sama-sama saling memanggil nama saja, tanpa embel-embel Pak atau Bu.

    Sampai pada malam Minggu yang kesekian kalinya, kuberanikan diri untuk memulainya, waktu itu kami di dalam bioskop Dalam keremangan, aku menggenggam jarinya, kuelus dengan mesra, kelembutan jarinya mengantarkan desiran-desiran aneh di tubuhku, kucoba mencium tangannya pelan, tidak ada respon, kulepas jemari tangannya dengan lembut. Kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya, kupandangi wajahnya yang sedang serius menatap layar bioskop.

    Dengan keberanian yang kupaksakan, kukecup pipinya Dia terkejut, sebentar memandangku Aku berpikir pasti dia akan marah, tapi respon yang kuterima sungguh membuatku kaget Dengan tiba-tiba dia memelukku, mulutnya yang mungil langsung menyambar mulutku dan melumatnya.

    Sekian detik aku terpana, tapi segera aku sadar dan balas melumat bibirnya, ciumannya makin ganas, lidah kami saling membelit mencoba menelusuri rongga mulut lawan Sementara tangannya semakin kuat mencengkram bahuku Aku mulai beraksi, tanganku bergerak merambat ke punggungnya, kuusap lembut punggungnya, bibirku yang terlepas menjalar ke lehernya yang jenjang dan putih, aku menggelitik belakang telinganya dengan lidahku.

    “Bella, aku sayang kamu”, kubisikkan kalimat mesra di telinganya.
    “Gal, akupun sayang kamu”, suaranya sedikit mendesah menahan birahinya yang mulai bangkit.

    Dan saat tanganku menyusup ke dalam blousnya, erangannya semakin jelas terdengar Aku merasakan kelembutan buah dadanya, kenyal. Kupilin halus putingnnya, sementara tanganku yang satunya menelusuri pinggangnya dan meremas-remas pinggulnya yang sangat bahenol.

    Segera kubuka kancing blous bagian depannya, suasana bioskop yang gelap sangat kontras sekali dengan buah dadanya yang putih Perlahan kukeluarkan buah dadanya dari branya, kini di depanku terpampang buah dadanya yang sangat indah, kucium dan kujilat belahannya, hidungku bersembunyi diantara belahan dadanya, lidahku yang basah dan hangat terus menciumi sekelilingnya perlahan naik hingga ke bagian putingnya.

    Kuhisap pelan putingnya yang masih mungil, kugigit lembut, kudorong dengan lidahku Bella semakin meracau Tanganya menekan kuat kepalaku saat putingnya kuhisap agak kuat Sementara aku merasakan gerakan di celanaku semakin kuat, senjataku sudah menegang maksimal.

    Tanganku yang satunya sudah bergerak ke pahanya, spannya kutarik ke atas hingga batang pahanya tampak mulus, putih Kubelai, kupilin pahanya sementara mulutku mengisap terus puting buah dadanya kiri dan kanan Dan saat jariku sampai di pangkal pahanya, aku menemukan celana dalamnya Perlahan jari-jariku masuk lewat celah celana dalamnya, kugeser ke kiri, akhirnya jari-jariku menemukan rambut kemaluannya yang sangat lebat.

    Dengan tak sabar, kugosokkan jariku di klitorisnya sementara mulutku masih asyik menjilati puting buah dadanya yang semakin mencuat ke atas pertanda gairah nya sudah memuncak, meskipun jari-jariku sedikit terhalang celana dalamnya tapi aku masih dapat menggesek klitorisnya, bahkan dengan cepat kumasukkan jariku ke dalam celahnya yang lembat, terasa agak basah Jariku berputar-putar di dalamnya, sampai kutemukan tonjolan lembut bergerigi di dalam kemaluannya, kutekan dengan lembut G-spotnya itu, kekiri dan kekanan perlahan.

    “Achh Gala aku sudah nggak tahan Terus Gal oh ” Suaranya makin keras, birahinya sudah dipuncak.

    Tangannya menekan kepalaku ke buah dadanya hingga aku sulit bernafas, sementara tangan yang satunya menekan tanganku yang di kemaluannya semakin dalam. Akhirnya kurasakan seluruh tubuhnya bergetar, kuhisap kuat puting susunya, kumasukkan jariku semakin dalam.

    “Ahh oh Gal aku ke lu ar ” Kurasakan jariku hangat dan basah “Makasih Gal, sudah lama aku tak merasakan kenikmatan ini ” Aku hanya bisa diam, menahan tegangnya senjataku yang belum terlampiaskan tapi rupanya Bella sangat pengertian Dengan lincahnya dibukanya reitsleting celanaku, jari-jarinya mencari senjataku.

    Aku membantunya dengan menggerakan sedikit tubuhku Saat tangannya mendapatkan apa yang dicarinya, sungguh reaksinya sangat hebat “Oh besar sekali Gal aku suka aku suka barang yang besar ” Bella seperti anak kecil yang mendapatkan permen.

    Senjataku yang sudah kaku perlahan dikocoknya, aku merasakan nikmat atas perlakuannya, sementara tangannya asyik mengocok batang senjataku, tangan satunya membuka kancing bajuku, mulutnya yang basah menciumi dadaku dan menjilati putingku, sesekali Bella menghisap putingku. Aliran darahku semakin panas, gairah ku makin terbakar Aku merasakan spermaku sudah mengumpul di ujung, sementara kepala senjataku semakin basah oleh pelumas yang keluar.

    “Bella, aku sudah nggak tahan ”
    “Tahan sebentar, Gal ”

    Bella melepaskan jilatan lidahnya di dadaku dan langsung memasukkan senjataku ke dalam mulutnya, aku merasakan kuluman mulutnya yang hangat dan sempit Kulihat mulutnya yang mungil sampai sesak oleh kemaluanku Bella semakin kuat mengocok batang senjataku ke dalam mulutnya.

    Akhirnya kakiku sedikit mengejang untuk melepaskan spermaku “Awas Bell, aku mau keluar ” kutarik rambutnya agar menjauh dari batang senjataku, tapi Bella malah memasukkan senjataku ke dalam mulutnya lebih dalam, aku tak tahan lagi, kulepaskan tembakanku, 7 kali denyutan cukup memenuhi mulutnya yang mungil dengan spermaku.

    Bella dengan lahap langsung menelannya dan membersihkan cairan yang tertinggal di kepala senjataku dengan lidahnya Aku menarik nafas panjang mengatur degup jantungku yang tadi sangat cepat.

    Setelah lampu menyala kembali pertanda pertunjukan telah usai, kami sudah rapi kembali Kulihat jam di pergelangan tanganku menunjukan pukul 10 00 malam. Aku langsung mengantarnya pulang, dalam perjalanan kami tak banyak bicara, kami saling memikirkan kejadian yang baru saja kami alami bersama.

    Sampai di rumahnya yang mewah di bilangan Pluit, aku langsung ditariknya menuju kamar pribadinya yang sangat luas “Gal, saya belum puas, kita teruskan permainan yang tadi ”

    Tangannya langsung membuka kancing bajuku dan mulai membangkitkan gairah ku, sementara pikiranku semakin bingung, kenapa Bella yang tadinya kalem bisa berubah ganas begini?

    Tapi pikiranku kalah dengan gairah yang mulai berkobar di dadaku, terlebih saat tangannya dengan lihai mengusap dadaku Bagai musafir seluruh tubuhku dicium dan dijilatinya dengan penuh nafsu Aku pun tak mau kalah sigap, di ranjangnya yang empuk kami bergulat saling memilin, melumat, dan saling menghisap.

    Saat pakaian kami mulai tertanggal dari tempatnya Kami saling melihat, aku melihat kesempurnaan tubuhnya, apalagi di daerah selangkangannya yang putih bersih, sangat kontras dengan bulu kemaluannya yang sangat hitam dan lebat Dan Bella memandangi senjataku yang mengacung menunjuk langit-langit kamar Hanya sebentar kami berpandangan, aku langsung meraih tubuhnya dan memapahnya ke ranjang.

    Kuletakkan hati-hati tubuhnya yang gempal dan lembut, aku mulai menciumi seluruh tubuhnya, lidahku menari-nari dari leher sampai ke jari-jari kakinya Kuhisap puting buah dadanya yang kemerahan, kujilat dan sesekali kugigit mesra Ssementara tanganku yang lain meremas-remas pinggul dan pantatnya yang sangat kenyal.

    Pergulatan kami semakin seru, kini posisi kami berbalikan seperti angka 69, kami saling menghisap puting dada Saat aku memainkan puting dadanya yang sudah mencuat, lidahnya menjilati putingku Aku turun menjilati perutnya, kurasakan juga perutku dijilati dan akhirnya lidah kami saling menghisap kemaluan.

    Aku merasakan hangat di kepala senjataku saat lidahku menari-nari menelusuri celah kemaluannya, lidahku semakin dalam masuk ke dalam celah kewanitaannya yang telah basah, kuhisap klitorisnya kuat-kuat, kurasakan tubuhnya bergetar hebat.

    Lima belas menit sudah kami saling menghisap, nafsuku yang sudah di ubun-ubun menuntut penyelesaian Segera aku membalikkan tubuhku Kini kami kembali saling melumat bibir, sementara senjataku yang sudah basah oleh liurnya kuarahkan ke celah pahanya, sekuat tenaga aku mendorongnya namun sulit sekali Tubuh kami sudah bersimbah peluh.

    Akhirnya tak sabar tangan Bella memandu senjataku, setelah sampai di pintu kemaluannya, kutekan kuat, Bella membuka pahanya lebar-lebar dan senjataku melesak ke dalam kemaluannya Kepala senjataku sudah berada di dalam celahnya, hangat dan menggigit Kutahan pantatku, aku menikmati remasan kemaluannya di batanganku Perlahan kutekan pantatku, senjataku amblas sedalam-dalamnya Gigi Bella yang runcing tertancap di lenganku saat aku mulai menaikturunkan pantatku dengan gerakan teratur.

    Remasan dan gigitan liang kewanitaannya di seluruh batang senjataku terasa sangat nikmat Kubalikan tubuhnya, kini tubuh Bella menghadap ke samping Senjataku menghujam semakin dalam, kuangkat sebelah kakinya ke pundakku Batang senjataku amblas sampai mentok di mulut rahimnya Puas dari samping, tanpa mencabut senjataku, kuangkat tubuhnya, dengan gerakan elastis kini aku menghajarnya dari belakang.

    Tanganku meremas bongkahan pantatnya dengan kuat, sementara senjataku keluar masuk semakin cepat Erangan dan rintihan yang tak jelas terdengar lirih, membuat semangatku semakin bertambah Ketika kurasakan ada yang mau keluar dari kemaluanku, segera kucabut senjataku “Pllop ” terdengar suara saat senjataku kucabut, mungkin karena ketatnya lubang kemaluan Bella mencengkram senjataku “Achh, kenapa Gal aku sedikit lagi”, protes Bella.

    Dia langsung mendorong tubuhku, kini aku telentang di bawah, dengan sigap Bella meraih senjataku dan memasukkannya ke dalam lubang sorganya sambil berjongkok.

    Kini Bella dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sementara aku di bawah sudah tak sanggup rasanya menahan nikmat yang kuterima dari gerakan Bella, apalagi saat pinggulnya sambil naik-turun digoyangkan juga diputar-putar, aku bertahan sekuat mungkin.

    Satu jam sudah berlalu, kulihat Bella semakin cepat bergerak, cepat hingga akhirnya aku merasakan semburan hangat di senjataku saat tubuhnya bergetar dan mulutnya meracau panjang “Oh aku puas Gal, sangat puas ” tubuhnya tengkurap di atas tubuhku, namun senjataku yang sudah berdenyut-denyut belum tercabut dari kemaluannya. Kurasakan buah dadanya yang montok menekan tubuhku seirama dengan tarikan nafasnya.

    Setelah beberapa saat, aku sudah merasakan air maniku tidak jadi keluar, segera kubalikkan tubuhnya kembali. Kini dengan gaya konvensional aku mencoba meraih puncak kenikmatan, kemaluannya yang agak basah tidak mengurangi kenikmatan.

    Aku terus menggerakkan tubuhku Perlahan gairah nya kembali bangkit, terlebih saat batang senjataku mengorek-ngorek lubang kemaluannya kadang sedikit kuangkat pantatku agar G-spotnya tersentuh Kini pinggul Bella yang seksi mulai bergoyang seirama dengan gerakan pantatku Jari-jarinya yang lentik mengusap dadaku, putingku dipilin-pilinnya, hingga sensasi yang kurasakan tambah gila.

    Setengah jam sudah aku bertahan dengan gaya konvensional Perlahan aku mulai merasakan cairanku sudah kembali ke ujung kepala senjataku Saat gerakanku sudah tak beraturan lagi, berbarengan dengan hisapan Bella pada putingku dan pitingan kakinya di pinggangku, kusemprotkan air maniku ke dalam kemaluannya, kami berbarengan orgasme.

    Sejak kejadian itu, kami sering melakukannya. Aku baru tahu bahwa gairah nya sangat tinggi, selama ini dia bersikap alim, karena tidak mau sembarangan main dengan cowok. Dia mau denganku karena aku sabar, baik dan tidak mengejar kekayaannya. Apalagi begitu dia tahu bahwa senjataku dua kali lipat mantan suaminya, tambah lengket saja gairah nya.

  • Bercinta Dengan Kakakku Sendiri

    Bercinta Dengan Kakakku Sendiri


    1729 views

    Duniabola99.org – Namaku hendra aku mahasiswa perguruan tinggi swasta di kota Jakarta dan sekarang masih semester 2 jurusan yang aku ambil Teknik Informatika dari pertama kuliah aku tinggal bersama kakaku Vania usiaku terpaut lima tahun, dia memang bukan kakak kandungku tapi bagiku dia adalah sosok yang perhatian dan kami jauh dari orang tua.

    Rumah yang kami tempati, baru satu tahun dibeli kak Vania. Tidak terlalu besar memang, tapi lebih dari cukup untuk kami tinggali berdua. Setidaknya lebih baik dari pada kost-kostan. Kak Vania saat ini bekerja disalah satu KanCab bank swasta nasional. Meskipun usianya baru 24 tahun, tapi kalau sudah mengenakan seragam kantornya, ia kelihatan dewasa sekali. Berwibawa dan tangguh. Matanya jernih dan terang, sehingga menonjolkan kecantikan alami yang dimilikinya. Dua bulan pertama aku tinggal dirumah kak Vania, semuanya berjalan normal. Aku dan kak Vania saling menyayangi sebagaimana adik dan kakak. Pengahasilan yang lumayan besar memungkinkan ia menangung segala keperluan kuliah ku.

    Memang sejak masuk kuliah, praktis segala biaya ditanggung kak Vania. Namun dari semua kekagumanku pada kak Vania, satu hal yang aku herankan. Sejauh ini aku tidak melihat kak Vania memiliki hubungan spesial dengan laki-laki. Kupikir kurang apa kakaku ini ? cantik, sehat, cerdas, berpenghasilan mapan, kurang apa lagi ? Seringkali aku menggodanya, tapi dengan cerdas ia selalu bisa mengelak. Ujung-ujungnya ia pasti akan bilang, “Gampang deh soal itu, yang penting karier dulu…!”, aku percaya saja dengan kata-katanya. Yang pasti, aku menghomati dan mengaguminya sekaligus. Hingga pada suatu malam. Saat itu waktu menunjukan pukul 9.00, suasana rumah lengang dan sepi. Aku keluar dari kamarku dilantai atas, lalu turun untuk mengambil minuman dingin di kulkas.

    TV diruang tengah dimatikan, padahal biasanya kak Vania asyik nongkrongin Bioskop Trans kesayangannya. Karena khawatir pintu rumah belum dikunci, lalu aku memeriksa pintu depan, ternyata sudah dikunci. Sambil bertanya-tanya didalam hati, aku bermaksud kembali ke kamarku. Namun tiba-tiba terlintas dibenakku, “kok sesore ini kak Vania sudah tidur ?”, lalu setengah iseng perlahan aku mencoba mengintip kak Vania didalam kamar melalui lubang kunci. Agak kesulitan karena anak kunci menancap dilubang itu, namun dengan lubang kecil aku masih dapat melihat kedalam. Dadaku berdegup kencang, dan lututku mendadak gemetar. Antara percaya dan tidak pada apa yang kulihat. Kak Vania menggeliat-geliat diatas spring bad.

    Ya Ampun ! Ia menggeliat-geliat kesana kemari. Terkadang terlentang sambil mendekap bantal guling, sementara kedua kakinya membelit bantal guling itu. Kemudian posisinya berubah lagi, ia menindih bantal guling. Napasku memburu. Ada rasa takut, malu, dan entah apalagi namanya. Sekuat tenaga aku tahan perasaan yang bergemuruh didadaku. Kualihkan pandanganku dari lubang kunci sesaat, pikiranku sungguh kacau, tak tahu apa yang harus kuperbuat.

    Namun kemudian rasa penasaran mendorongku untuk kembali mengintip. Kulihat kak Vania masih menindih batal guling. Pinggulnya bergerak-gerak agak memutar, lalu kemudian dengan posisi agak merangkak ia menumpuk dan memiringkan bantal dan guling, lalu meraih langerie-nya. Ujung bantal itu ditutupinya dangan langerie. Kembali aku mengalihkan pandanganku dari lubang kunci itu. Ngapain lagi tuh ?!!, aku tertegun. Entah kenapa, rasa takut dan jengah perlahan berganti dengan geletar-geletar tubuhku. Tanpa sadar ada yang memanas dan mengeras di balik training yang aku kenakan. Aku meremasnya perlahan. Ahhh… Ketika kembali aku mengintip ke dalam kamar, kulihat Kak Vania mengarahkan selangkangannya pada ujung bantal itu, hingga posisinya benar-benar seolah menunggangi tumpukan bantal itu.

    Lalu tubuhnya terutama bagian pinggul bergoyang goyang dan bergerak-gerak lagi, setiap goyangan yang dilakukanya secara reflek membuat aku semakin cepat meremas batang kemaluanku sendiri. Entah berapa lama aku menyaksikan tingkah laku kak Vania didalam kamar. Nafasku memburu, apalagi manakala aku melihat gerakan kak Vania yang semakin cepat. Mungkin ia hendak mencapai orgasme, dan benar saja, beberapa saat kemudian tubuh kak Vania nampak berguncang beberapa saat, jemari kak Vania mencengkram seprai. Aku tak tahan lagi. Bergegas aku menuju kamarku sendiri. Lalu kukunci pintu.

    Kumatikan lampu, lalu berbaring sambil memeluk bantal guling dengan nafas memburu. Pikiranku kacau. Bagaimanapun aku laki-laki normal. Aku merasakan gelombang birahi menyala dan semakin menyala didalam tubuhku. Dan makin lama makin membara. Ah… aku tak tahan lagi. Dengan tangan gemetar aku membuka seluruh pakaian yang kukenakan, lalu aku berguling-guling diatas spring bad sambil mendekap bantal guling. Aku merintih dan mendesah sendirian. Diantara desahan dan rintihan aku menyebut-nyebut nama kak Vania. Aku membayangkan tengah berguling-guling sambil mendekap tubuh kak Vania yang putih mulus. Pikiranku benar-benar tidak waras.

    Aku membayangkan tubuh kak Vania aku gumuli dan kuremas remas. Sungguh aku tidak tahan, dengan sensasi dan imajinasiku sendiri, aku merintih dan merintih lalu mengerang perlahan seiring cairan nikmat yang muncrat membasahi bantal guling. (Besok harus mencuci sarung bantal…masa bodo…!!!!) Sejak kejadian malam itu, pandanganku terhadap kak Vania mengalami perubahan. Aku tidak saja memandangnya sebagai kakak, lebih dari itu, aku kini melihat kak Vania sebagai wanita cantik. Ya wanita cantik ! wanita cantik dan seksi tentunya. Ah…….! (maafkan aku kak Vania !) Terkadang aku merasa berdosa manakala aku mencuri-curi pandang.

    Kini aku selalu memperhatikan bagian-bagian tubuh kak Vania. . ! mengapa baru sekarang aku menyadari kalau tubuh kak Vania sedemikian putih dan moligh. Pinggulnya, betisnya, dadanya yang dihiasi dua gundukan itu. Ah lehernya apalagi, mhhh rasanya ingin aku dipeluk dan membenamkan wajah dilehernya. “Hei, kenapa melamun aja ? Ayo makan rotinya !“, kata kak Vania sambil menuangkan air putih mengisi gelas dihadapanya, lalu meneguknya perlahan. Air itu melewati bibir kak Vania, lalu bergerak ke kerongkonganya…. Ahhh kenapa aku jadi memperhatikan hal-hal detail seperti ini ? “Siapa yang melamun, orang lagi …. ammmm mmm enak nih, selai apa kak ?”, aku mengalihkan perhatian ketika kedua bola mata kak Vania menatapku dengan pandangan aneh.

    “Nanas ! itu kan selai kesukaanmu. awas abisin yah !”, kak Vania bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan membelakangiku menuju wastafel untuk mencuci tangan. “OK, tenang aja !”, mulutku penuh roti, tapi pandangan mataku tak berkedip menyaksikan pinggul kak Vania yang dibungkus pakaian dinasnya. Alamak, betisnya sedemikian putih dan mulus… “Kamu gak pergi kemana-mana kan ?“, kata kak Vania. Hari sabtu aku memang gak ada mata kuliah. “Enggak…!”, kataku sesaat sebelum meneguk air minum. “Periksa semua kunci rumah ya Ted kalo mau pergi. Kemarin di blok C11 ada yang kemalingan….!”. “Mmhhh… iya, tenang aja…”, kataku sambil merapikan piring dan gelas bekas sarapan kami. Beberapa saat kemudian suara mobil terdengar keluar garasi. Lalu suara derikan pintu garasi ditutup. Dan ketika aku keteras depan, Honda Jazz warna silver itu berlalu meninggalkan pekarangan.

    Setelah memastikan kak Vania pergi, aku kemudian mulai mengamati atap dan jarak antar ruangan. Sejak kemarin aku telah memiliki suatu rencana. Aku mau memasang Mini Camera kekamar kak Vania, biar bisa online ke TV dikamarku, he he !. Sebulan berlalu, otakku benar-benar telah rusak. Aku selalu menunggu saat-saat dimana kak Vania bermasturbasi. Dengan bebas aku melihat Live Show, lewat mini kamera yang telah kupasang dilangit-langit kamar Kak Vania. Aman ! sejauh ini kak Vania tak menyadari bahwa segala gerak-geriknya ada yang mengamati. Benar rupanya hasil survai sebuah lembaga bahwa 60 % dari wanita lajang melakukan masturbasi. Kalau kuhitung bahkan ka Vania melakukanya seminggu dua kali.

    Pasti tidak terlewat ! malam rabu dan malam minggu. Kasihan kak Vania. Ia mestinya memang sudah berumah tangga. Tapi biarlah, kak Vania toh sudah dewasa, ia pasti tahu apa yang dilakukannya. Dan yang terpenting aku punya sesuatu untuk kunikmati. Kalau kak Vania melakukannya dikamarnya, pasti aku juga. Ahh…. Seringkali ditengah kekacauan pikiranku, ingin rasanya aku bergegas kekamar kak Vania ketika kak Vania tengah menggeliat-geliat sendiri. Aku ingin membantunya. Sekaligus membantu diriku sendiri. Gak usah beneran, cukup saling bikin happy aja. Tapi aku gak berani.

    Apa kata dunia ? Malam ini. Aku tak sabar lagi menunggu, sudah hampir jam sembilan. Tapi kok gak ada tanda-tandanya. Kak Vania masih asyik nongkrongi TV diruang tengah. Aku kemudian bergegas keluar rumah bermaksud mengunci gerbang. “Mau kemana di ?”, “Kunci gerbang ah, udah malem !”, kataku sambil menggoyangkan anak kunci . “Jangan dulu dikunci, temen kak Vania ada yang mau kesini !”, “Mau kesini ? siapa kak ?”, “Santi…yang dulu itu lho !”, “Ohh…!”, aku mencoba mengingat. Angel ? ah masa bodo… tapi kalo dia kesini, kalo dia nginep, berarti …? Yah…! hangus deh. Aku bergegas kembali kedalam. Dan ketika aku menaiki tangga ke lantai atas, HP kak Vania berdering. Kudengar kak Vania berbicara, rupanya temennya si Angel brengsek itu udah mau datang. Huh ! Aku hampir aja ketiduran. Atau mungkin memang ketiduran. Kulihat jam menunjukan pukul 10.30 malam, ya ampun aku memang ketiduran. Cuci muka di wastafel, lalu aku ambil sisa kopi yang tadi sore kuseduh.

    Dingin tapi lumayan daripada gak ada. Lalu seteguk air putih. Lalu sebatang Class Mild. Dan, asap memenuhi ruang kamar. Kubuka jendela, membiarkan udara malam masuk kekamarku. Sepi. Temennya kak Vania udah pulang kali ?!. Kunyalakan TV, tapi hampir seluruh chanel menyebalkan, Kuis, Lawakan, Ketoprak, Sinetron Mistery, fffpuih ! kuganti-ganti channel tapi emang semua chanell menyebalkan, lalu kutekan remote pada mode video…lho apa itu…?! Ya ampun ! sungguh pemandangan yang menjijikan. Apa yang akan dilakukan kak Vania dan temannya itu. Aku geleng-geleng kepala, ada rasa marah, kesal. Aku tidak menyangka kalau kak Vania ternyata menyukai sesama jenis (Lesbian). Apa kata Mama. Ya ampuuuuun…! Kumatikan TV.

    Aku termenung beberapa saat. Aku ambil gelas kopi, satu tetes, kering. Ah air putih saja. Aku habiskan air digelas besar sampai tetes terakhir. Tapi…., aku tekan lagi tombol power TV, Upps… masih On Line ! Aku melihat kak Vania dengan temannya berbaring miring berhadapan. Aku yakin mereka tanpa busana. Meskipun berselimut, bagian pundak mereka yang tak tertutup menunjukan kalau mereka tak berpakaian. Mereka saling menatap dan tersenyum. Tangan kiri kak Angel mengelus-elus pundak kak Vania. Sementara kuperhatikan tangan kak Vania nampaknya mengelus-elus pinggang kak Angel, tidak kelihatan memang tapi gerakan-gerakan dari balik selimut menunjukan hal itu. Lama sekali mereka saling pandang dan saling tersenyum. Mungkin mereka juga saling berbicara, tapi aku tak mendengarnya karena aku tidak memasang Mini Camera dengan Mic.

    Perlahan kepala kak Angel mendekat, tangannya menghilang kedalam selimut dan menelusuri punggung kak Vania. Aku Cemburu ! Mereka berciuman dengan penuh perasaan, perlahan saling mengulum dan melumat. fffpuih ! Ternyata benar-benar ada tugas pria yang dilakukan oleh wanita. Untuk beberapa saat mereka berciuman dan saling meraba. Aku jadi menahan nafas. Mungkin aku juga ketularan tidak waras, rasanya ada satu gairah yang perlahan bangkit didalam tubuhku. Bahkan, aku mulai mendidih ! Sesaat kak Angel nampak menelusuri leher kak Vania dengan bibir dan lidahnya, aku mengusap leherku sendiri.

    Entah kenapa aku merasa merinding nikmat. Apalagi melihat ekpresi kak Vania yang pasrah tengadah, sementara kak Angel dengan lembut bolak-balik menjilat leher, dagu, pangkal telinga. Aku tak tahan melihat kak Vania diperlakukan seperti itu. Setelah mematikan lampu, aku kemudian beranjak ke atas spring Bad, mendekap bantal guling, sementara mataku tak lepas dari layar TV. Situasi semakin seru, kak Vania kini yang beraksi, ia kelihatan agak terlalu terburu-buru. Dengan penuh nafsu ia menjilati dan menciumi leher kak Angel yang kini terlentang ditindih kak Vania.

    Kepala kak Angel mendongak-dongak, aku yakin ia tengah merasakan gelenyar-gelenyar nikmat dilehernya. Kemudian kak Vania berpindah menciumi toket gede kak Angel, sekarang baru nampak jelas wajah kak Angel. Ia ternyata cantik sekali, bahkan sedikit lebih cantik dari kak Vania. Ah aku terangsang. Tonjolan dibalik kain sarung yang kukenakan makin mengeras. Agak ngilu terganjal ujung bantal guling, sehingga perlu kuluruskan. Kak Vania benar-benar beraksi, ia menciumi dan melahap payudara kak Angel. Wajah kak Angel mengernyit, dan mulutnya terbuka, apalagi ketika kak Vania mengemut putting susunya. Ia Menggeliat-geliat sementara kedua tangannya mendekap kepala kak Vania.

    Bergantian kak Vania mengerjai kedua payudara kak Angel. Kak Angel menggeliat-geliat. Semakin liar, apalgi ketika kak Vania menyelinap ke dalam selimut. Tiba-tiba kepala Kak Vania muncul lagi dari balik selimut, tengadah mungkin ia tersenyum atau tengah mengatakan sesuatu, karena kulihat kak Angel tersenyum, lalu sebuah kecupan mendarat dikening Kak Vania. Sesaat kemudian kak Vania menghilang lagi ke dalam selimut. Kak Angel tampak membetulkan posisi badannya, selimutnya juga dirapihkan, aku tak dapat melihat apa yang tengah dilakukan kak Vania, tapi menurut perkiraanku kepala kak Vania tepat diantara selangkangan kak Angel.

    Entah apa yang tengah dilakukannya. Namun yang terlihat, kak Angel mendongak-dongak, kedua tanganya meremas-remas kepala kak Vania. Kepala kak Angel bergerak kekanan dan kekiri. Tubuhnya juga menggelinjang kesana sini. Kondisi seperti itu berlalu cukup lama. Aku keringatan. Nafasku memburu. Tanpa sadar kubuka kaus yang kukenakan, lalu kulemparkan kain sarungku. Kemaluanku mengeras, menuntut diperlakukan sebagaimana mestinya. Ah… edan ! Tiba-tiba aku lihat kak Angel mengejang beberapa kali. Pinggulnya mengangkat, kedua pahanya menjepit kepala kak Vania. Mengejang lagi, sementara kepalanya mendongak kekanan dan kiri. Ia terengah-engah, lalu sesaat kemudian terdiam.

    Matanya terpejam. Kemudian kak Vania muncul dari balik selimut, ia nampak mengelap mulutnya dengan selimut. Paha kak Angel tersingkap karenanya. Kak Angel kemudian meraih kedua bahu kak Vania, mendaratkan kecupan dikening, pipi kanan dan kiri kak Vania, lalu merangkul kak Vania ke dalam pelukannya. Beberapa saat mereka berpelukan. Aku yang menyaksikan kejadian itu hanya dapat menahan napas, sementara tangan kananku meremas-remas dan mengurut kemaluanku sendiri. Dan, kemudian mereka nampak berbincang lagi, lalu kak Vania membaringkan badanya. Terlentang. Kak Angel menarik selimut, lalu menyingkirkannya jauh-jauh. Kak Vania kelihatan protes, tapi protes kak Vania dibalas dengan lumatan bibir kak Angel. Tubuh kak Angel menindih tubuh kak Vania. Aku melihat, dengan mata kepalaku sendiri. Dua wanita cantik, dua tubuh indah dengan kulit putih mulus, tanpa busana, tanpa penutup apapun. Saling menyentuh. Kak Angel kini yang bertindak aktif, ia kini menjilati leher, pangkal leher, bahu, dada, payudara kanan dan kiri.

    Kak Vania nampak pasrah diperlakukan seperti itu. Kak Angel nampak lebih terampil dari kak Vania, hampir setiap inci tubuh kak Vania dijilati dan dikecupnya. Bahkan kini ia menelusuri pangkal paha kak Vania dari arah perut dan terus bergerak ke awah. Kak Vania hendak bangun, kedua tanganya seolah menahan kepala kak Vania yang terus bergerak ke bawah, entah mungkin karena geli atau nikmat yang teramat sangat. Tapi tangan kak Angel menahanya, akhirnya kak Vania menyerah. Dihempaskannya tubuhnya ke atas spring bad. Kak Angel kini menciumi paha, lutut, bahkan telapak kaki kak Vania. Tangan kanan kak Vania mengusap-usap kemaluannya, sementara jari-jari tangan kirinya dimasukan kedalam mulutnya sendiri. Ia mengeliat-geliat.

    Tubuh kak Angel kemudian berubah lagi. Ia kini telah siap berada diantara paha kak Vania. Kak Angel menarik bantal dan meletakannya, dibawah pinggul kak Vania, sehingga tubuh bagian bawah kak Vania makin terangkat. Kepala kak Vania terjepit persis diantara selangkangan kak Vania. Sebelah tangannya meremas-remas payudara kak Vania. Aku lihat tubuh kak Vania mengelinjang-gelinjang. Tak sadar aku turut merintih. Semakin kak Vania menggelinjang, nafasku semakin memburu.

    Tubuhku kini mendekap dan mengesek-gesek bantal guling, dan batang kemaluanku menggesek-gesek ujungnya. Nikmat, entah apa yang kini berada didalam pikiranku. Yang pasti aku turut larut dalam situasi antara kak Vania dan kak Angel. “Kak Vaniaii… kak Angel……, ini Adi… asssshhh..ahh kak…aku juga..!”, aku merintih dan terus merintih. Semakin lama kak Vania kulihat semakin liar, badannya bergerak-gerak, naik-turun searah pinggulnya. Kedua tangannya menangkup kepala kak Angel.

    Semakin lama gerakan kak Vania semakin liar, lalu pessss, TV mendadak padam. Sialan ! lampu diluar juga padam. Gelap gulita. PLN sialan ! Brengsekkkkkk !!! Aku terengah-engah, dalam kegelapan. Sudah kadung mendidih, aku teruskan aksiku meski tanpa sensasi visual. Aku merintih dan mendesah sendiri dalam kegelapan. Aku yakin disana kak Vania dan kak Angel pun tengah merintih dan mendesah, juga dalam kegelapan. Dok! Dok ! Dok ! “Adi… bangun, udah siang !“, suara ketukan atau entah gedoran pintu membangunkan aku. Rupanya sudah siang. “Bangun…!”, suara kak Vania kembali terdengar. “Iya..! udah bangun…”, teriakku. Lalu terdengar langkah kaki kak Vania menjauh dari pintu kamarku. Ya ampun ! aku terkaget.

    Berantakan sekali tempat tidurku. Dan bantal guling…, bergegas aku buka sarungnya. Wah nembus ! Dengan terburu-buru kurapikan kamarku, jam menunjukan pukul 8 pagi. Kalau tidak khawatir mendengar kembali teriakan kak Vania yang menyuruh sarapan mungkin aku memilih untuk tidur lagi. Akhirnya aku keluar kamar, mengambil handuk, dan bergegas kekamar mandi.

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Bercinta Dengan Mama Muda

    Bercinta Dengan Mama Muda


    1429 views

    Duniabola99.org – Cerita ini bermula ketika aku sedang bekerja di salah satu dealer mobil di kota, aku melihat sosok wanita seksi dengan payudara besar sekali. oh ternyata ibu muda pelangganku, ini adalah cerita dewasa ku denganya, mari kita simak.

    ini terjadi ketika aku bekerja pada sebuah dealer mobil di Jakarta. Ketika itu aku berumur 24 tahun. Pada saat pertama kali menjadi salesman kendaraan bermotor terutama jenis sedan, aku mulai mencari pelanggan di daerah pondok indah.

    Karena kendaraan yang aku jual termasuk kelas atas, maka tentunya lokasi ini yang paling cocok. Kebetulan aku diberitahu temanku , kalau temannya yang bekerja sebagai pilot sedang mencari kendaraan.

    Setelah diberi tahu rumah temanku tersebut, aku langsung meluncur menuju rumah yang dimaksud. Rumah tinggi dengan pagar berwarna hijau muda, demikian temanku memberikan tanda-tanda rumah tersebut. Aku segera memarkir kendaraanku di depan rumah. Bel kutekan, dan kemudian keluarlah seekor anjing herder menyambutku.

    “Hhhrrr…. gukk.. ggukkk…. hrr…”. Wah sempat ciut juga nyaliku. Kemudian tak berapa lama kemudian keluar seorang bapak memanggil berteriak…”Jeffry… jeffry… masukk…”, katanya.Wah keren banget nama si anjing ini. Aku jadi inget temenku di kantor yang bernama jeffry, untungnya dia nggak gua ajak ke sini. Kalo gua ajak bisa- bisa marah sama yang punya anjing.

    ” Cari siapa pak?” tanya pak tua penjaga rumah.” Pak Dedi ada?” tanyaku.” Ada pak, lagi di dalam, silahkan masuk” katanya sambil membuka gerbang rumah.Kemudian akupun masuk dan duduk di teras rumah. Tak berapa lama kemudian seorang bapak yang kira – kira umurnya 35 tahunan, keluar dan menemuiku.
    ” Dedi ” katanya sambil menyalamiku.” Bagus ” kataku sambil balas menyalami.” Ini pak, saya mau menawarkan mobil BMW yang seri…”” Oh ya ..saya sudah tau, saya udah ditelpon Diana kemaren ” katanya memotong pembicaraanku.” mm..oh ya..? .ini brosurnya pak.dan bapak bisa lihat – lihat spesifikasinya.” kataku.

    Pak dedi menerima brosurku dan membacanya sekilas.” Begini dik Bagus, saya mau ke Amerika selama 2 minggu ini, untuk urusan lanjutnya istri saya saja yang ke showroom” katanya.Kemudian dia memanggil istrinya…” Venn, sini bentar sayang….”. Wah, mesra banget nih pak Dedi.

    Tak lama kemudian seorang wanita datang.” Ini loh Venn, saya kan udah janji mau kasih hadiah ultah ke kamu, nah pak Bagus ini yang dari showroom, nanti kamu yang urus semuanya yah, selama papa ke Amerika.” Kata pak Dedi kepada istrinya.”Ok pah” katanya sambil mengulurkan tangannya ke arahku.”Diana..” katanya.
    Wah halus banget tangannya. Sebagai gambaran, Nia istri pak Dani ini tingginya sekitar 160 an, body sexy , rambut sebahu, wajah cantik mirip bintang sinetron WG, umur sekitar 32 tahunan, dada sekitar 36B.”Oh ya.kalo gitu , besok ibu saya persilahkan ke showroom kami” kataku sambil menyerahkan kartu namaku.

    “Pak, saya mau permisi dulu, besok ibu kami tunggu di showroom ” kataku sambil mejabat tangan pak Dedi.Dan akupun meluncur kembali mencari prospek yang lain.Selama dalam perjalanan pulang terbayang -bayang selalu wajah bu Diana yang cantik, bodynya yang sexy..mmmm..

    Tulait.tulait.tulait ..bunyi HP ku membangunkanku dari tidur. Wah udah jam 07.00 pagi.”Selamat pagi, bisa bicara dengan pak Bagus? ” kata suara di seberang.”Yah, saya sendiri…” kataku.”Pak Bagus, ini Diana, yang mau ke showroom bapak…nanti saya datang jam 10 an pagi yah…” kata suara merdu itu.
    “Ok deh bu, saya tunggu nanti.” jawabku kegirangan.”Tapi pak, mm…. sopir saya lagi pulang kampung, dan pak Dani sudah ke amrik tadi pagi, bisakah bapak kesini? Maaf ya pak, kalo tidak menganggu.” katanya.”Wah bener juga, ntar kalo mobilnya langsung dibawa siapa yang nyetir yah?” pikirku.”Ok deh bu….saya segera ke sana ” jawabku.

    “Makasih pak, saya tunggu yah, bye ” katanya. Kemudian telpon ditutup.Wah pucuk dicinta ulam tiba……Akupun segera mandi dan membawa kijangku menuju rumah bu Diana.Tak usah berpanjang lebar..akhirnya aku antar bu Diana menuju showrom.”Pak Bagus udah nikah?” tanyanya membelah kebisuan.”Belum bu, Ibu udah berapa lama nikah sama pak Dani? Tanyaku

    “Ooo…belum toh, udah 6 tahun ini nikah sama pak Dani ” katanya.”Putranya berapa bu? ” tanyaku. Bu Diana terdiam sebentar.”Belum punya dik,….habisnya bapak sering ke LN” katanya.Wah kasihan bu Diana ini, udah lama nikah belum punya anak juga, sering ditinggal pergi pasti kesepian, pikiranku udah mulai ngeres.

    Tak lama kemudian sampailah ke showroom, dan bu Diana jadi membeli mobil tersebut.Dua hari kemudian, sore hari saat aku pulang kantor, telpon berbunyi.”Selamat sore dik Bagus, bisa ke sini sebentar? Saya mau menanyakan surat- surat mobil yang kemaren” katanya.”Memang kenapa bu? ” jawabku.

    “Yah kesini bentar aja dik, ibu tunggu loh” katanya.”Baik bu ” jawabku.Akupun langsung meluncur ke rumah bu Diana. Sampai di depan rumah pagar sudah terbuka, dan mobilku disuruhnya dimasukkan ke dalam saja, katanya banyak pencurian mobil akhir-akhir ini.

    Bu Diana menyilahkan aku masuk dan menutup pintu depan. Keadaan sepi saat itu, sepertinya tidak ada orang lagi di rumah itu.Kemudian bu Diana duduk di depanku. Dia mengenakan T- shirt, dan celana pendek. Tampak sangat cantik sekali sore itu. Dan tubuhnya harum sekali.

    “Ini loh dik, Ini dulu pernah ganti warna yah mobilnya…? ” katanya sambil merundukkan badan. Karena T-shirtnya longgar, kelihatan sepasang payudaranya yang menggantung, membuatku jadi tidak konsentrasi pada pertanyaannya.”Mm….ehh..y a bu…ada apa bu?” kataku tergagap gara – gara liatin sepasang payudaranya yang keliatan.

    “Wah di Bagus kenapa? ini loh dik, mobil ini pernah ganti cat yah?” tanyanya mengulangi sambil tersenyum simpul.”Oh.iya bu…..ini kebetulan dulu punya teman saya, memang pernah dicat ulang, soalnya dia suka bosenan orangnya” kataku.

    “Ohh…gitu yah….” katanya sambil manggut-mangut..”Dik Bagus, sebenernya ibu cuma mau ngajak di Bagus ke sini aja kok..nggak keberatan kan nemenin ibu.” katanya. Wah makin mengarah nih bu Diana.”Nggak bu…” sambil menahan nafas. Kemudian bu Diana duduk di sampingku dan meremas tanganku.

    “Panggil aja Diana….Bagus punya pacar?” tanyanya sambil memegang pundakku.Wah makin panas nih , pikirku. “Udah , tapi barusan putus” kataku sekenanya.Kemudian kuberanikan meremas tangannya kembali.”Diana kesepian yah…ditingal pak Dani…emang udah berapa hari gak gituan? ” tanyaku nekat.

    “Ah…kamu nakal deh., udah sebulan ini…..” katanya sambil tersenyum genit dan memegang pahaku. Wah makin nekat nih, pikirku. Jangan dilewatkan kesempatan ini bleh….. terdengar suara setan yang telah membelenggu diriku.Langsung kucium bibir Diana….aku lilit-lilit lidahnya dengan lidahku.Sepertinya diapun mengimbangi permainan lidahku di mulutnya.

    Kemudian aku mulai aku raba-raba payudaranya dari permukaan t-shirt yang dikenakannya.”Den…pindah ke kamar aja yookk” ajaknya.Kamipun pindah ke kamar. Luas sekali kamarnya, ukurannya 6×6 m. Ada springbed, home theatre, dan kamar mandinya.

    Akupun sudah nggak tahan lagi untuk mengeksplorasi setiap jengkal tubuh Diana.kubuka kaos yang dikenakannya, langsung aku kulum dan jilatin putingnya yang sudah mengeras.”Mmmm… mmmmm… mmmm…. hhsss…. aaahhhh… mmm” hanya desahan-desahan itu yang kudengar dari mulut Nia. Kemudian aku mulai ciumin lehernya yang jenjang, tanpa meninggalkan sejengkal pun.

    Aku jilatin lagi putingnya sambil meremas pelan-pelan setiap sudut sudut payudaranya. Sambil dia berdiri aku jilatin pusernya. Dianapun kelihatan mulai tak tahan lagi, dia pegangi rambutku sambil mendesah – desah tak karuan. Kemudian aku rebahkan dia di springbed. ” kamu buas banget deh den…..hhh” katanya sambil tersenyum genit.

    Kemudian aku angkat kakinya ke atas, aku jilatin jari – jari kakinya yang halus dan bersih, aku jilatin betisnya, sambil meraba – raba pahanya. Betisnya sangat halus dan terawat, begitupun dengan pahanya. Kemudian aku buka celana pendeknya , dan kangkangin kakinya membentukk huruf V. Wah ternyata dia nggak pake celana dalam. Kayaknya memang sudah persiapan buat ML.

    Kemudian aku jilatin jembutnya yang tipis dan rapi menghiasi kemaluannya .”Ahh Denn…. mmm… hhhh…. ahhhhh…. mmmm” hanya itu yang keluar dari mulut Diana ketika kujilati memeknya. Kemudian aku jilatin bibir memeknya atas bawah bergantian dengan pelan dan pasti. Tak kusisakan sejengkalpun untuk mengeksplorasi bibir memeknya.

    “Oohhhhhhh… mmmmm…… ahhhhh… Bagusymmm…. sshhh… mm……:” hanya itu yang berkali kali terdengar dari mulut Nia.Aku jilatin clitorisnya sambil aku lilit dengan lidahku keras-keras.”Ahhhh dennnn… laggiii… mmm….. dennnn.. ahhhh…” makin ngak jelas desahannya. Aku terus jilatin clitorisnya… aku masukkin jariku ke dalam memeknya dan aku keluar masukkin, sambil terus menjilatin clitorisnya.

    ” Ahhhh… mmmmm…… mm..ooohh… Dennnn.. aahhh….. kammu… apaiinnnn.. mmmemekku…. ohhhhh. ” katanya sambil mendesah desah nggak karuan dan menggoyang goyangkan pinggulnya kiri kanan.Aku lebih intensifkan jilatanku dan diapun mulai memegang – megang kepalaku dan akhirnya……..”Aahh…. denn… akkkuu……. nyammmpeee.. aaahh……. ahhhhhh…. mmm” katanya sambil membenam- benamkan mukaku ke memeknya.

    Terasa cairan membasahi lidahku…….. dan kemudian dia bangun dari posisinya dengan wajah berkucuran keringat. Dan payudaranya pun mengkilap basah oleh keringat, membuatku makin terangsang.”Denn.. kamu hebattt… belum pernah aku merasakan seperti ini” katanya sambil memelukku.

    “Terima kasih yah Den, sering- seringlah kamari. Aku selalu menunggumu…” bisik

  • Bercinta Dengan Mama Muda Di Rumah Tante

    Bercinta Dengan Mama Muda Di Rumah Tante


    1678 views

    Duniabola99.org – Sebenarnya aku teramat malu untuk menceritakan kejadian tragis ini, bagaimanapun ini rahasia keluarga, aku dan mama. Waktu itu hari Minggu pagi, pertengahan bulan Desember 2012, ketika liburan sekolah semester ganjil, semester pertama setelah di SMU. Pada hari itu aku diminta mama untuk mengantar ke Solo, katanya ada acara reuni dengan teman-temannya di kota Solo. Dengan sepeda motor pemberian mama sebagai hadiah ulang tahun ke-17 juga sebagai hadiah aku diterima di salah satu SMA negeri bonafid di kabupaten, aku antar mama ke Solo, tepatnya di kota Palur.

    Sesampainya di tujuan, sudah banyak teman mama yang hadir. Mereka datang berpasangan (mama sudah menjanda ketika aku duduk di kelas II SMP, papa tertangkap menghamili gadis tetangga). Semula aku kira mereka pasangan suami istri atau ibu dengan puteranya sepertiku, namun lama-lama aku menjadi sangsi. Bagaimana tidak, meskipun selisih usianya cukup jauh tapi mereka tampak begitu mesra. Bahkan ketika mama memperkenalkan aku kepada teman-temannya sebagai anaknya, mereka semua tidak percaya, malah-malah mereka bilang mama hebat dalam memilih pasangan. Beberapa lelaki, yang semula aku anggap suami-suami mereka, banyak yang memberi semangat kepadaku.

    Menurut mereka, aku merupakan lelaki yang beruntung bisa mendapatkan cewe seperti mama, selain cantik, muda dan tidak pelit namun yang lebih penting duitnya banyak. Sebenarnya aku malu, marah dan kesal. Bagaimana tidak marah, mereka tetap tidak percaya kalau aku anak mama yang sebenarnya. Namun demi melihat mama hanya tersenyum saja, aku tak menampakkan kesemuanya itu.

    Dalam perjalanan pulang mama baru cerita semuanya kalau sebenarnya mereka bukan suami istri atau ibu dengan anak-anaknya, mereka merupakan pasangan idaman lain (PIL). Mama juga cerita mengapa tadi hanya tersenyum waktu mereka bilang aku pasangan mama dan hanya sedikit membela diri bahwa aku anaknya yang sebenarnya.

    Menurut mama susah menjelaskan kepada mereka kalau aku anak mama yang sebenarnya, karena dihati mereka sudah lain. Mama juga cerita kenapa mengajak aku untuk mengantar ke acara tersebut, selain aku libur juga mama akan susah menolak seandainya nanti lelaki (gigolo) yang mereka tawarkan kepada mama jadi datang. Selama ini sudah sering mama diolok-olok oleh mereka. Mama dikata sebagai janda muda yang cantik dan punya uang tapi kuper. Dan jadwal selanjutnya, tahun baru (siang) di yogyakarta, di rumah Tante Ina.

    Dua minggu sejak pertemuan di Solo, Tahun Baru pun datang, 1 Januari 2013. Dengan sepeda motor yang sama aku antar mama ke rumah Tante Ina di yogyakarta. Sengaja untuk acara ini aku minta mama untuk membeli beberapa pakaian, aku tidak terlalu kalah gengsi dengan cowok-cowok mereka. Sesampainya kami di di rumah Tante Ina, teman-teman mama sudah banyak yang datang lengkap dengan centheng-centhengnya. Ketika datang kami disambut dengan peluk dan cium mesra.

    Rumah Tante Ina cukup besar dan luas, cukup untuk menampung lebih dari 30 orang. Acara dibuka dengan sambutan selamat datang dan selamat tahun baru dari tuan rumah, dilanjutkan dengan makan bersama dan seterusnya acara biasa “ngerumpi”. Entah usul dari siapa, diruangan tengah menyetel VCD porno. Kata mereka biasa untuk menghangatkan suasana yang dingin karena musin hujan.

    Bisa dibayangkan bagaiaman perasaanku, diusia ke-17 dikala tingkat birahi sedang tumbuh menyaksikan kesemuanya ini. Mamapun juga tampak kikuk terhadapku, terlebih ketika Tante Astuti dan pacarnya tampak asyik bercium mesra disampingku dengan tangannya yang gencar menjelajah dan suaranya yang cukup berisik. Dan diantara kegelisahan itu, Tante Ina membisikkan kepada kami kalau mau boleh menggunakan kamar diatas. Sambil menyerahkan kunci dia ngeloyor pergi sama pacarnya.

    Aku dan mama hanya tersenyum, tapi ketika aku toleh di sekeliling sudah kosong, yang ada tinggal Tante Melani dan Tante Yayuk beserta pasangan mereka masing-masing, dimana pakaian yang mereka kenakan juga sudah kedodoran dan tidak lengkap lagi. Dengan rasa jengah mama mengajakku ke lantai atas. Di lantai atas, di kamar yang disediakan untuk kami, tidak banyak yang dapat dilakukan. Kasur yang luas dan kain sprei yang berwarna putih polos hanya menambah gairah mudaku yang tak tersalurkan. Mama minta maaf, kata mama kegiatan semacam ini tidak biasanya diadakan waktu siang hari, dan baru kali ini mama ikut didalamnya (biasanya mama tidak hadir kalau acara malam hari). Sewaktu akan keluar kamar mama sengaja membuat rambutnya tampak awut-awutan (biar enggak ada yang curiga, katanya).

    Waktu menunjukkan pukul 15.30 wib acara selesai. Pertemuan selanjutnya dikediaman Tante Astuti di Solo, bertepatan hari ulang tahun Tante Astuti yang ke-42. Sejak acara mendadak di rumah Tante Ina, selama dalam perjalanan pulang, mama tak banyak bicara. Kebekuan ini akhirnya cair waktu kami istirahat isi bensin. Satu hal yang tak dapat kulupa dari mama, ketika akan keluar kamar atas tidak tampak penolakan mama waktu aku sekilas mencium pipi dan bibirnya serta waktu akan pamitan pulang mama juga tampak santai ketika tanganku sekilas meremas buah dadanya.

    Ketika aku tanyakan semua ini, mama hanya tersenyum dan mengatakan kalau aku mulai nakal.
    Sehari menjelang pertemuan di rumah Tante Astuti mama tanya sama aku, mau datang apa enggak karena malam hari dan takut hal-hal seperti dirumah Tante Ina yang lalu akan terulang. Karena bertepatan hari ulang tahun Tante Astuti aku sarankan hadir, masalah yang lalu kalau memang harus terjadi yach itung-itung rejeki, kataku sambil berkelakar.

    5 Februari 20 di rumah Tante Astuti suasana hingar-bingar. Maklum Tante Astuti seorang janda sukses dengan seorang putera yang masih kecil. Dalam acara hari ini Tante Astuti sengaja mendekorasi rumahnya dengan suasana diskotik. Dentuman musik keras, asap rokok dan bau minuman beralkohol menyemarakkan hari ulang tahunnya. Setelah memberikan ucapan selamat dan mencicipi makan malam acara dilanjutkan dengan ajang melantai. Sebenarnya mama sudah berusaha untuk tidak beranjak dari tempat duduknya, namun permintaan Tante Susan agar mama bersedia berdansa dengan relasi Tante Susan jualah yang membuat mama bersedia bangkit. Tak tega aku melihat kekikukan mama apalagi relasi Tante Susan tampak berusaha untuk mencium mama, serta merta akupun berdiri dan permisi kepada relasi Tante Susan agar mama berdansa denganku. Kujauhkan rasa sungkan, malu dan grogi. Kurengkuh pinggang mama sambil terus berdansa kuajak ke arah taman untuk istirahat minggir dari keramaian pesta.

    Dibangku taman bukan ketenangan yang kudapat, justru yang ada Tante Vita dan Tante Mitha dengan pasangannya asyik bercumbu mesra. Kepalang tanggung mau kembali ke pesta kasihan mama yang sudah cukup lelah selain tak enak sama mereka karena kalaupun kembali ke dalam harus melewati Tante Vita dan Tante Mitha. Akhirnya mama memutuskan kami tetap dibangku taman sambil menunggu pesta usai. Supaya Tante Vita dan Tante Mitha tidak merasa jengah, mama memintaku untuk menciumnya. Awalnya hanya sekedar pipi dan sekilas bibir namun demi mendengar dengus nafsu Tante Yani, nafsu mudaku pun tak dapat kutahan. Tak hanya kecupan, justru pagutan yang lebih dominan dan tanpa sadar entah kapan mulainya, tangan ini sudah bergerilya di dalam baju mama, memeras, memilin dan ….. hingga teriakan nafsu Tante Mitha menyadarkan perbuatanku atas mama.

    Bercampurlah rasa malu, bersalah dan entah …. pada diri ini, aku mengajak mama untuk segera pamit kepada tuan rumah meskipun Tante Astuti menyarankan kami menginap dirumahnya.Sesampainya dirumah kutumpahkan rasa sesalku atas perbuatan tak senonohku pada mama. Lagi-lagi mama hanya tersenyum dan mengatakan tak apa-apa, wajar orang lupa dan khilaf apalagi suasana seperti di rumah Tante Vita yang serba bebas. Sambil iseng aku bertanya mengapa waktu itu mama tidak menolak. Kata mama supaya Tante Vita dan Tante Mitha tak terganggu apalagi waktu itu aku tampak bernafsu sekali. Oleh mama aku tak perlu memikirkan yang sudah-sudah dan sambil beranjak tidur mama masih sempat mencium pipiku.

    Namun bagaimana aku bisa tak perlu memikirkan yang sudah-sudah sementara nafsu sudah bersimaharajalela. Karena tetap tak bisa tidur, dengan terpaksa tengah malam (+ 02.00 wib) kubangunkan mama. Dikamar tengah kucumbu mama, kucium, kupagut dan tangan ini tak terhalang bergentayangan disekujur tubuh mama. Namun tangan ini akhirnya berhenti sebelum sampai pada tujuan akhir, tempat yang teramat khusus. Pagi harinya tak tampak kemarahan pada wajah mama, sambil sarapan pagi mama malah berkata kalau aku mewarisi sifat-sifat papa yang nakal tanpa menegur kelakuanku tadi malam. Bahkan mama geleng-geleng kepala ketika aku pamit berangkat sekolah kucium bibirnya didepan pintu.

    4 April 2013 genap sudah 18 tahun usiaku, hari itu terasa lama sekali menunggu sore. Hari itu aku menunggu-nunggu hadiah ulang tahun spesial yang telah dijanjikan mama. Dua hari yang lalu, aku ditanya mama ingin hadiah apa untuk merayakan hari ulang tahunku. Sudah cukup banyak hadiah ulang tahun yang aku punya seperti : motor atau komputer. Akhirnya aku katakan pada mama, kalau mama tidak keberatan aku mau mama. Sekilas mama terdiam, ada perasaan tidak percaya atau tidak dapat menerima permintaanku. Aku dikira bercanda lagi dan mama bertanya sebenarnya aku mau hadiah apa, aku bilang pada mama kalau aku tidak bercanda kalau aku mau mama.

    Dua hari mama terdiam, dua hari kami tidak bertegur sapa. Aku kira mama marah atas permintaanku terdahulu. Pagi hari tadi setelah sarapan aku minta maaf pada mama atas permintaanku dua hari yang lalu dan sekaligus aku bermaksud menarik permintaanku.Namun mama berkata lain, bahwa permintaanku dua hari yang lalu akan mama penuhi. Aku nanti malam diminta tidak mengundang teman-temanku dan aku juga diminta untuk mempersiapkan diri. Timbul dihatiku rasa senang, cemas, grogi, bahagia dan entah…. Spontan kucium mama, kucium pipinya, kucium bibirnya dan kucium matanya serta kupeluk erat.

    Selepas pulang kerja tadi sore mama tidak keluar dari kamarnya. Baru tepat pukul 21.30 wib bersamaan dengan selesainya acara Dunia Dalam Berita di TVRI mama memanggilku untuk ke kamarnya. Dengan gemuruh hati yang berdetak keras kuhampiri kamarnya dan kudapati mama di depan pintu dengan tubuhnya terbalut kain sprei. Sambil tersenyum manis mama mencium bibirku dan mulai melepas satu-persatu pakaian yang kukenakan. Tak kudapati wajah keterpaksaan pada mama, bahkan dengan serta merta tangan mama meraba dan mengelus dengan lembut ketika pakaian yang kukenakan tinggal celana dalam saja. Dengan nafsu dan gairah yang menggelegak kuserang mama. Kucium, kupeluk, kucumbu dan dengan kekuatan prima kuakhiri perjakaku yang disambut mama dengan belitan yang memabukkan, yang menuntuk terus dan selalu terus, entah berapa kali malam itu birahi kutuntaskan.

    Ada terbersit rasa bangga, puas dan plong ketika kutemukan mama tertidur pulas dengan bertelanjang dalam pelukanku. Kucium keningnya, namun ketika aku akan bangun mama menahanku dan dengan kelihaiannya mampu membangkitkan lagi gairah birahiku. Dan pagi hari itupun menjadi pagi yang teramat indah. Sebelum aku meninggalkan kamarnya mama mencium pipi dan bibirku sekilas sambil mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku.

    Entah mengapa dengan mama aku bisa begitu bergairah, semenjak kejadian di rumah Tante Vita tadi Yogyakarta yang lalu setiap memandang mama selalu timbul birahiku. Di sekolah tak kurang gadis sebaya yang lebih cantik yang tak menolak aku pacari, namun justru dengan mama birahiku timbul. Tapi harus diakui meskipun mama sudah cukup umur namun memang masih cantik, putih, tinggi, sintal, supel, luwes, berisi dan semenjak itu, hampir tiada batas penghalang antara aku dan mama. Dimana tempat dan dimana waktu, kalau aku mau mama selalu memenuhi. Dengan mama birahiku tak padam-padam. Setiap acara teman-teman mama selalu menjadi acara luar kota yang sangat mengasyikan dan menjadi acara favorit yang selalu aku tunggu-tunggu. Sungguh permainan ranjang mama menjadi suatu candu hidupku, sore hari, sebelum tidur, sebelum belajar bahkan sebelum berangkat sekolah pun mama selalu siap. Dengan lemah-lembut, keayuan, kepasrahan, dan naluri keibuannya mama memenuhi hasratku sebagai lelaki. Hingga kini, ketika istriku tengah mengandung anakku yang ketiga, dimana istri sedang tidak laik pakai, kembali mama sebagai penyelamat saluran nafsuku dan entah sampai kapan lagi kami masih harus begini

  • Bercinta Dengan Maniak Oral Seks

    Bercinta Dengan Maniak Oral Seks


    1522 views

    Aku tergerak juga untuk mengirim tulisan setelah aku membaca salah satu artikel di Surga Dunia tentang oral seks yang dikenal juga dengan nama cunnilingus. Aku jadi teringat bahwa apa yang tertulis di situ ternyata kasusnya sama dengan diriku.

    Terus terang aku lebih menyukai oral sex daripada persetubuhan yang sesungguhnya (dengan penetrasi), terutama jika si lelaki aktif mengoral si wanita. Kecenderungan ini baru kusadari ketika waktu aku di sekolah menengah beberapa tahun lalu untuk pertama kalinya aku menyaksikan film bokep. Aku sangat terangsang melihat adegan si lelaki menciumi dan menjilati kelamin si wanita.

    Aku sendiri tidak tahu kenapa aku begitu tertarik pada adegan itu. Baru ketika aku kuliah aku kemudian punya pacar. Pacaranku yang pertama biasa-biasa saja. Kegiatan seksual kami hanya terbatas pada ciuman. Demikian pula dengan pacaranku yang kedua, meskipun berlangsung lebih lama tetapi tidak ada letupan seksual yang berat. Kepada kedua-duanya pernah kusampaikan keinginanku untuk meniru apa yang pernah kulihat di film bokep tetapi mereka menolak. Mungkin karena mereka merasa risih. Setelah aku lulus dan bekerja keinginanku itu nyaris terlupakan.

    Baru beberapa bulan bekerja aku punya seorang kenalan. Dia mengaku belum lama putus dengan pacarnya. Kami sangat dekat sehingga akhirnya dia tahu keinginan seksualku. Waktu aku mampir ke tempat kostnya, kami bercumbu. Dalam kesempatan itu dia mengajak aku melakukan apa yang selama ini menjadi keinginanku.

    Disitulah untuk pertama kalinya aku merasakan apa yang kulihat di film biru beberapa tahun lalu. Aku menciumi seluruh tubuhnya hingga berakhir di vagina dia. Hanya saja kami kurang menikmatinya saat itu, mungkin karena aku kelihatan panik dan grogi, sementara diapun tampaknya ada hambatan psikologis karena aku adalah teman dekatnya. Setelah itu hubungan kami biasa-biasa saja.

    Kesempatan kedua datang waktu aku berkenalan dengan seorang gadis di kolam renang. Usianya beberapa tahun di bawahku. Anehnya aku tidak menjadi akrab dengan gadis itu hingga akhirnya aku mendapat kesempatan berkenalan dengan kakaknya yang usianya sebaya denganku. Aku mengenal kakaknya itu melalui telepon ketika aku menelepon ke rumahnya.

    Kami kemudian janjian untuk ketemu dan nonton. Cewek ini tinggi dan seksi, kulitnya agak hitam. Ternyata dia pun baru selesai kuliah dan sekarang bekerja sebagai guru senam (dia belum mendapat kesempatan pekerjaan lain). Waktu di dalam bioskop kami berbincang-bincang. Dia makan coklat silver queen. Aku bilang ama dia, bagi dong coklatnya. Ternyata dia tidak memotong coklat yang baru malah langsung memagut bibirku dan dengan gerakan lidah yang mempesona, memindahkan coklat yang baru dia kunyah sedikit demi sedikit ke kerongkonganku.

    Persis seperti induk burung yang memberi makan anaknya. Aku kaget bukan main. Sepanjang pemutaran film itu kami sibuk saling memagut. Dia aktif sekali, bahkan waktu aku minta minum pun dia segera menenggak buavita, menciumku, kemudian mengalirkan sari jeruk itu dari mulutnya langsung ke mulutku. Dalam pertemuan kedua kami sepakat ketemu di hotel sederhana. Waktu ngobrol-ngobrol akhirnya kami menemukan titik temu, bahwa kami sama-sama menghindari hubungan seks dalam arti penetrasi, ternyata dia hanya mau dijilat dan akupun memang cuma ingin menjilat. Jadi klop.

    Kami berciuman sambil berdiri, pelan-pelan aku melucuti pakaiannya hingga dia telanjang bulat. Masih sambil berdiri, aku menyusuri tubuhnya dengan lidahku hingga lidahku berhenti di klitorisnya. Aku sudah jauh lebih tenang dan rileks. Dia berdiri sambil mulai membuka kakinya. Aku berlutut. Dengan satu sapuan yang menghentak dan seketika, aku menyapu permukaan vaginanya dengan seluruh telapak lidahku. Dia menjerit di atas sana. Kemudian ujung lidahku bermain di klitorisnya.

    Selain dengan lidah, bibirku memagut, mengulum dan mengisap klitorisnya. Pelan-pelan aku melakukan gigitan-gigitan kecil di sekitar situ sehingga membuat gerakan pahanya semakin menggila. Kedua tanganku memegangi pahanya atau memeluk pantatnya. Dari klitoris, ujung lidahku menemukan lubang vagina dan segera menembusnya kemudian melakukan gerakan memutar dan menyapu, juga gerakan lidah maju mundur.

    Karena lubangnya cukup besar, atau mungkin karena mulutku yang kecil, aku bisa meletakkan bibirku agak ke dalam sehingga lidahku bisa masuk cukup panjang dan leluasa. Lidahku menemukan lapisan-lapisan lunak, ada juga seperti lekukan, benjolan atau suatu permukaan seperti handuk. Setelah puas sambil berdiri, dia berjalan dan duduk di kursi. Disuruhnya aku berlutut sementara dia duduk dan membuka pahanya. Begitu dibuka, aku langsung

    “makan” dan dia tak henti-hentinya mengeluarkan suara …

    ..erangan atau keluhan. Tangannya meremas-remas kepalaku atau menekan-nekan kalau dia merasa lidahku kurang dalam. Semakin lama lubangnya semakin basah sehingga gerakan lidahku mengelurakan suara kecipak-kecipak. Tidak ada bagian yang terlewat oleh lidahku. Akhirnya dia bangun dan berjalan ke tempat tidur. Dia berbaring dan membuka pahanya. Aku mengulangi lagi gerakan-gerakan tadi. Aku melihat dia masih tangguh dan belum ada tanda-tanda orgasme padahal aku ingin membuat dia orgasme dengan lidahku.

    Dia membalikkan badannya kemudian nungging di depanku sehingga di hadapanku kini terpampang sepasang pantat yang sehat dengan tumpukan kelamin yang menantang. Aku menusukkan lidahku ke lubang kelaminnya dari belakang. Sekarang rasanya lebih longgar dibandingkan tadi.

    Setelah bermain cukup lama, masih dari belakang, aku membuat sapuan dengan seluruh lidahku perlahan-lahan menyusuri belahan kelaminnya terus ditarik ke atas hingga melewati belahan pantatnya dan berakhir di tengah garis pinggul. Telingaku sudah penuh terisi oleh teriakan dan erangan dia.

    Akhirnya aku berbaring menatap langit-langit kamar sementara dia masih tetap nungging. Lantas aku punya inisiatif, dari belakang dia kepalaku masuk ke “kolong” selangkangannya. Kini leherku berada di antara kedua pahanya dan di atas wajahku terbentang kelaminnya yang menganga.

    Dengan gerakan yang lebih lembut aku melakukan sapuan dan cemilan-cemilan kecil sehingga dia kelihatan lebih tenang dan irama permainan menjadi slow. Dengan setengah mendesah aku bilang,

    “bekap aku….. ” Dan …..perlahan-lahan dia menurunkan pantatnya hingga kini wajahku benar-benar “terbenam”.

    Lidahku segera menyusuri lubang kelaminnya, kujulurkan, kemudian lidahku terkunci di dalam. Tanganku memeluk kedua pantatnya. Seperti tahu maksudku, dia melakukan gerakan menggoyang. Pantatnya bergerak memutar, kemudian maju mundur tak ubahnya seperti orang fucking. Dia melakukan gerakan genjotan demi genjotan.

    Lidahku kutahan agar tidak melesat dari lubang kemaluannya (sebetulnya aku mau bilang “memeknya” tapi rasanya buatku terlalu vulgar). Aku tidak tahu ekspresi wajah dia, yang jelas dia begitu enjoy dengan gerakan-gerakannya. Selain suara erangan, aku masih bisa mendengar suara kain seprai diremas-remas. Gerakannya makin kencang dan menggila. Kalau saja tidak karena dia orgasme, mungkin aku tidak sanggup bertahan lebih lama lagi karena kehabisan nafas.

    Akhirnya dia meregang, ada sentakan kecil, selama beberapa detik tidak ada suara atau gerakan apa-apa, hening, cuma sedutan-sedutan di sepanjang lorong kelamin dia. Akhirnya dia terkulai, aku segera mengangkat pinggul dia dan keluar dari jepitan pahanya. Aku mengambil nafas dan berbaring di sebelahnya, sementara dia masih tetap telungkup.

    Setelah berdiam diri cukup lama, dia bangun, mengambil tisu dan membersihkan mukaku yang basah dan lengket. Aku sendiri tidak sampai “keluar” (ejakulasi) tetapi aku merasakan “sejenis orgasme” yang aneh, tidak keluar tapi puas, mungkin karena aku bisa menikmati orgasme cewek dengan lidahku.

    Setelah peristiwa itu kami masih sempat satu kali mengulanginya lagi, di tempat yang berbeda dan waktu yang lain tetapi dengan urut-urutan yang sama. Kemudian suatu hari dia bilang bahwa dia lebih baik menikah dengan lelaki pilihannya. Yang jelas lelaki itu bukan aku, karena selama kami kencan tidak sekalipun kami bicara soal pacaran atau pernikahan.

    Aku memang ada rasa sedih mengingat aku sangat menikmati permainan ini, tetapi ya sudahlah. Sampai sekarang aku masih mencoba bertahan dengan komitmenku yaitu tidak melakukan seks dalam arti sampai penetrasi kelamin (memasukkan kelamin). Bukan apa-apa, aku sangat takut pada penyakit kelamin. Aku seorang yang well-informed sehingga segala informasi yang berkaitan dengan penyakit kelamin termasuk HIV/AIDS sudah ada di kepalaku.

    Memang dengan oral pun kemungkinan terkena penyakit masih tetap ada tapi risikonya lebih kecil. Lagi pula aku selalu menjaga kesehatanku, makanan yang baik, berolahraga, dan menjaga kebersihan termasuk kebersihan mulut dan lidah dengan antiseptik kumur.

    Karena kesibukanku (dan karena sebetulnya aku tidak ingin dikuasai oleh keinginan itu terus menerus), aku hampir lupa dengan kecenderunganku untuk menikmati oral (cunnilingus) sampai akhirnya aku membaca salah satu tulisan di Surga Dunia dan aku teringat kembali pada kecenderunganku dan pengalamanku.

  • Bercinta Dengan Mantan Pacar

    Bercinta Dengan Mantan Pacar


    1445 views

    Duniabola99.org –  umurku dikala ini 24 th, & saya baru punya cewek yang sedang kuliah usianya lebih belia dari saya, butuh ketahuan saya telah naksir beliau dari kelas 2 SMA, namanya Yuyun tp dari ortunya tdk setuju seandainya beliau berpacaran dgnku.

    Oh.. iya, narasi seks terkini yang bakal kuceritakan ini kira-kira berjalan kepada bln Agustus 2015, diwaktu itu saya
    sedang bermain ke rumahnya yang berada jauh dari kotaku, Malang, dikarenakan rumah yuyun ada di Surabaya. Sesudah menempuh perjalanan selagi 2 jam, Saya
    pula hingga di rumahnya. Saya serentak ketuk pintu rumahnya.
    “Permisi.. Yuyun.. ada?”, ucapku kepada orang tuanya.
    Setelah Itu mereka memanggil namanya, tidak lama selanjutnya Yuyun serta muncul dengan baju yang pass seksi, bersama mesra Yuyun menyambutku dengan
    memeluk & menciumku!
    “Hai.. baru nyampe yah”, ucapnya.
    “Iya.. nih”, jawabku.
    Saya juga seterusnya masuk ke rumahnya, disana cuma ada nenek juga adik-adiknya saja kerena ibunya berada di Jakarta.
    Singkat narasi sesudah ngobrol-ngobrol, Yuyun mengajakku berangkat nonton ke bioskop 21 Surabaya. Saya cuma tersenyum menuruti kemauannya.
    Dalam perjalanan Yuyun selalu bergayut mesra di tanganku bahkan kadang-kadang Yuyun menciumku tidak dengan rasa risih sedikitpun. Jam 15.30 kami telah hingga di bioskop yang kami tuju dulu kami memesan karcis & sengaja pilih ruang paling pojok atas.
    “Biar lebih enak”, jelasnya.

    1 jam area theater juga di buka tanda pertunjukan dapat serta-merta dimulai, saya & diapun langsung masuk menuju ke kursi paling pojok atas, saling bergandgn.
    Meskipun baru masuk & lampu masihlah jelas, Yuyun telah terlihat demikian bernafsu.

    Itu kelihatan dari sorot mata & aksi Yuyun yang tidak jarang “nyosor” menciumku. Kala film dimulai sehingga lampupun dipadamkan maka petualanganpun kami dimulai.
    Dalam keremangan kulihat Yuyun tersenyum manis terhadapku dulu dirinya berbisik padaku,
    “Say.. Saya cinta anda.. peluk saya dong say..”.
    Akupun bersama tersenyum segera merengguh Yuyun dalam pelukanku, entah siapa yang mengawali bibir kamipun
    telah berjumpa & melaksanakan French kiss, sungguh indah & nikmat berciuman denganya. Yuyun demikian pandai memainkan lidahnya.. kamipun mulai sejak saling
    julur lidah & saling melumat tidak terasa desah IndaHPun mulai sejak kudengar dari mulut Yuyun
    “Mmpphhhh..”, Yuyun melenguh pelan.
    Serentak bibirnya kulumat dengan panas. Lidahku menyusup ke dalam mulutnya yang agak terbuka, mengais-ngais lidah & rongga mulutnya. Mulutnya sejak mulai
    bereaksi membalas lumatanku.. pass lama lidahku main dalam mulutnya.
    Tanganku yang mengelusi lehernya mulai sejak turun menyusuri leher ke bawah menuju buah dadanya. Dari luar pakainnya, tanganku menggapai.. meraba dada
    kanannya dulu dada kririnya. Perlahan tanganku mulai sejak meremas lembut buah dada tersebut.
    “Mmhhhh.. hhhh..”, Yuyun kembali melenguh pelan.
    Sementara mulut & lidahku kembali menyerang dengan ganasnya. Tanganku mulai sejak menarik lepas ujung bawah pakainnya dari dalam celana & menyusup masuk.
    Kusentuh lansung perutnya yang halus tetap ke atas menuju dada kanan.
    Tanganku kembali meremas-remas dada dari luar beha. Sementara itu diatas Yuyun bersama panas mengimbangi kulumanku. Lidahnya tidak ingin kalah menyelusup
    ke dalam mulutku. Lidah kami saling membelit bersama mulut menghisap kuat.
    Tanganku bergerak lakukan belain mesra terhadap tiap-tiap lekuk tubuhnya. Kuremas punggungnya, rambutnya, dulu Tanganku sejak mulai menyusup dari celah cup
    beha masuk menyentuh serentak & membelai mesra buah dadanya.
    Jariku mencari-cari puting payudaranya. Putingnya terasa kecil tapi tegang mencuat. Kuelus?elus dengan jari sambil sesekali kupilin pelan. Lenguhan Yuyun makin
    keras. Kualihkan serangan bibir & lidahku ke lehernya yang halus.
    “Oouhhhh..”, erang Yuyun.

    Yuyunpun sejak mulai mengerang kenikmatan. Kuremas susunya yang tetap keras & kenyal dulu ku mencoba melepaskan satu.. dua.. tiga kancing bajunya. Waktu Ini
    buah dadanya telah terbuka. Dadanya demikian putih & indah sekali, terbungkus beha ukuran 32 B warna krem berenda menutupi buah dada yang tdk demikian akbar.
    Achh.. Saya hingga menelan ludah menonton keindahan bukit yang ranum itu. Kutatap sejenak wajah Yuyun yang kelihatan merona merah menahan nafsu, kembali
    mulutku mengecupi leher & belakang telinga, sementara tanganku telah menyusup kebalik beha meremasi & membelai mesra dengan cara segera bukit dada yang
    telah mengembang tegang. Jariku memilin putingnya yang kecil.
    “Oouuhh..”, Yuyun melenguh sambil menggelinjang.
    Tanganku tetap main-main di bukit dadanya sebelah kanan setelah itu berpindah ke dada kiri. Mulutku bergerak menyusuri leher, dengan jilatan panas & basah tetap
    menuju bawah. Kubelai & kukecup buah dadanya dari atas behanya oh.. demikian halus sekali kulitnya. Kuremas buah dada itu dari balik behanya.
    “Ouggh..”, desisnya nikmat membuatku makin bernafsu saja.
    Sementara tanganku ke luar dari dalam cup beha menyelinap & mengelus-elus punggungnya yang halus. Kubuka kaitan behanya di punggung, lepas telah.
    Kupandangi wajahnya, matanya terpejam. Terpampang lah keindahan yang sesungguhnya & memang lah elok.

    Wow.. buah dadanya demikian putih, mulus, kencang, dihiasi puting mungil kecil berwarna kemerahan di ke-2 ujungnya. Meskipun memang lah tdk terlampaui akbar,
    bahkan condong mungil tetapi terlihat teramat kenyal sekali bagai buah apel belia.
    Tp justru itulah keindahannya. Buah dada yang tdk akbar tetapi kencang seperti yang biasanya dipunyai perawan chinese, sungguh mendatangkan magnet bagai sihir
    yang amat sangat gemilang & tidak sempat habis.
    Perutnya rata, putih halus tidak dengan noda dihiasi bersama pusar yang indah. Mulutku serta-merta mendarat di perut, lidahku menjilati pusarnya, bergerak tetap ke
    atas dengan jilatan hangat menyusuri perut menuju dada kirinya. Sesampai di dada tdk cepat menuju pusat tp mengitari lereng bukit dadanya dengan jilatan basah.
    dulu dengan lembut ku kecup susu itu dengan cara melingkar di tiap-tiap sisinya.
    “Acchhhhh..ougghhhh.. Mas..”, Yuyun kembali mengerang.
    Puas menyusuri lereng dadanya mulutku menuju puncak dadanya, lidahku menjilati putingnya bersama mesra. Selanjutnya mulutku pula serta-merta mengulum buah
    dada tersebut. Buah dada kiri itu cepat hilang dalam mulutku.
    Mulutku serta-merta menyedot kuat sambil lidahku mengais-ngais putingnya. Di bawah, jariku telah masuk ke dalam kemaluannya. Kugerakan maju mundur perlahan,
    terasa lubang itu makin basah. Tidak Dengan disadari tangan Yuyun serta mulai sejak bergerilya laksanakan remasan terhadap selakanganku sampai menciptakan
    k0ntolku mulai sejak berdiri.
    “Aduhhhh.. ooohhhh.. sstttttt..”, Yuyun makin mengerang.
    Kembali kulumat & kuremas habis buah dadanya yang wowww.. demikian kenyal & nikmat, sesudah puas kuturunkan ciumanku ke perutnya kusapu tiap-tiap jengkal
    halus kulitnya bersama juluran lidahku. Tanganku juga tidak mogok mengusap & meremas tiap-tiap lekuk tubuhnya dulu dengan tentu kuremas selakangannya.
    “Ehmm..”, Yuyun menggelinjang mesra.
    Kubuka resulting celananya & sedikit kutarik kebawah.. dulu tanganku pula sejak mulai merayap membelai selakangannya yang tetap tertutup CD warna krem jg
    “Aahh.. sstt.. acchh..”, Yuyun tetap mendesis terhenti menerima tiap-tiap rangsangan dariku.
    Sementara itu tanganku telah menyusup ke dibalik CDnya sambil tanganku mengelus-elus. Tanganku juga menyentuh bulu-bulu halus jembutnya yang tdk terlampaui
    lebat.
    Tetap bergerak ke bawah menuju pusat lubang nonoknya. Terlihat Cdnya telah sejak mulai lembab basah. Jariku menggesek-gesek sesekali menekan & meremas di
    mulut kewanitaannya.
    “Ach.. mhh.. Mas”, Yuyun mendesah.
    Langsung saja kukecup bibirnya supaya desahannya tdk terlampaui keras & mengganggu penonton lain. Di bawah, tanganku terus menggesek-gesek mulut
    kemaluannya sambil jari-jariku mulai sejak membelai & sesekali menusuk menerobos ke dalam lubang nonoknya maka jadi makin basah.
    “Oohh.. Mas..”, Yuyun kembali mendesah.
    Tubuhnya menggeliat perlahan, terlonjak dengan pantatnya terangkat naik menhan geli & nikmat lantaran takut menganggu penonton lain. Saya makin bersemangat
    menyedot-nyedot buah dadanya & jariku tetap makin serta-merta bergerak ke luar masuk di lubang nonoknya sambil ku gesek jg klitorisnya.
    Ada kurang lebih 5 menit saya mempermainkan buah dada & lubang kemaluannya.

    Sampai tidak lama setelah itu tiba-tiba tubuhnya menegang dibarengi dengan erangan tertunda. Kakinya kaku, lurus mengarah ke bawah. Pangkal pahanya menjepit
    tanganku. Badan Yuyun mengejang sekian banyak disaat.
    Kurasakan ada falsafah cairan putih, kental & hangat yang meleleh mengalir dari lubang nonoknya dengan derasnya.
    “Achh.. saya.. saya.. ke luar.. sayang..”, desisnya terhambat saat orgasme.
    Yuyun tergolek lemas dengan mata terpejam. Kukeluarkan tanganku dari dalam celananya yang basah. Dulu kupeluk & kukecup mesra Yuyun, kucium jariku yang
    blebotan cairan putih kental yang tadi ke luar dari nonok Yuyun setalah laksanakan tugasnya. Ohh.. harum sekali bau cairan nonoknya itu!
    Sesudah sekian banyak dikala istirahat, kurasakan tangan Yuyun mulai sejak menjalar lagi membelai mesra dadaku dulu Yuyun mencium & mengulum bibirku pun
    tangannya yang mulai sejak meraba-raba k0ntolku & diusap-usapnya di dalam.
    Setelah Itu Yuyun sejak mulai terhubung resulting celanaku.. & dikeluarkannya k0ntolku dari sarangnya yang telah keras & berdiri tegak bagai rudal scud AS. Dibelai &
    dikocoknya dengan mesra k0ntolku.
    “Oochh..” desisku macet.
    Terasa bergetar semua syarafku, ngilu, geli bercampur nikmat waktu ini kurasakan dari belaiannya terhadap k0ntolku. Yuyun tetap mengocok & mengurut-urut k0ntolku
    menciptakan k0ntolku semakin tegak berdiri dulu kulihat mukanya di turunkan ke arah selakanganku.. tidak lama setelah itu.. auchh.. terasa lidahnya bersama lembut
    mengusap helm k0ntolku
    “mmmppphhhhh..” kembali saya mendesah.
    Rasanya bener-bener susah dibayangkan dulu tidak dengan sadar ku tekan kepalanya supaya lebih dalam lagi ke selakanganku sampai hasilnya k0ntolku bener-bener
    masuk ke dalam mulutnya. Yuyun juga sejak mulai menyedot, menghisap & menjilati k0ntolku di dalam mulutnya
    “Ooh.. yesssss.. ochhhhh..”, Saya menahan nikmat.
    Saya blingsatan dibuatnya tetapi saya tetap berkukuh biar tdk teriak & terlampaui tidak sedikit gerak, takut dipandang penonton lain.
    Ahh.. bener-bener hebat & nikmat apa yang dilakukan Yuyun.. tangannya juga tidak tinggal diam, ikut mengurut batang k0ntolku.. Lama-lama akupun tidak tahan,
    diiringi desis nikmat dari mulutku keluarlah spermaku dalam mulutnya
    “Sstttt.. aahhhh.. oohhhh.. Yun.. saya.. ke luar.. oohh.. nikmat Yun.. oohh..” seruku.
    Yuyunpun tetap menjilati & menelan habis seluruhnya spermaku. Dulu kuangkat mukanya & kucium bibirnya yang masihlah ada sedikit spermaku, kukulum lidahnya,
    kuremas buah dadanya.. bersama nikmat.. dulu ku ucapkan, “Terima kasih Yuyun.. terimakasih sayang”!
    Yuyun tersenyum & kembali mengecupku.. mesra. Saya & Yuyun pula langsung merapikan baju kerana film dapat serentak habis.
    Benar saja.. baru saja kami selesai & merapikan baju, lampu menyala jelas benderang.. aahh untung.. udah selesai..! Andaikan tadi lagi tanggung tidak mampu
    dibayangkan.. betapa malunya kami.
    Dulu kamipun pulang bersama perasaan suka & bahagia lebih-lebih saya hingga pulangpun saya tetap kerkenang histori tadi.

  • Bercinta Dengan Pacar Kakak

    Bercinta Dengan Pacar Kakak


    1562 views

    Namaku Messa, aku anak kedua dari papah dan mamahku. Aku mempunyai kakak perempuan namanya kak Dena. Dia sudah kuliah dan aku masih SMA. Sebagai anak gadis, aku dan kakak ku sama-sama mempunyai tubuh yang seksi namun aku lebih cantik dari kakak ku, karena wajahkuyang lebih mirip dengan mamahku yang juga cantik, dan kakak ku yang cenderung mirip dengan papahku. Aku memiliki perawakan tinggi 165cm, berat badan 55kg membuat tubuhku terlihat langsing dan sital. Aku juga mempunyai payudara yang gak terlalu besar namun sangat padat dan berisi, dan juga pantatku yag montok menjulang kebelakang, membuat aku sangat PD (percaya diri) ketika aku menggunakan celana pendek setrit.

    Sebagai anak terakhir, aku sering ditinggal oleh papah dan mamahku, kadang juga ditinggal kakak ku juga yang keluar dengan pacarnya yang bernama mas Bagas. Mas Bagas menurutku termasuk laki-laki yang ganteng dan juga memiliki tubuh yang langsing. Sungguh perawakn seperti mas Bagas yang menjadi idamanku. Hingga kalau mas Bagas maen dirumah aku sering mencuri pandang untuk memandangnya.

    Dan pada suatu Siang itu aku sendirian. Papa, Mama dan Mbak Dena mendadak ke Jakarta karena nenek sakit. Aku nggak bisa ikut karena ada kegiatan sekolah yang nggak bisa aku tinggalin. Daripada bengong sendirian aku iseng bersih-bersih rumah. Pas aku lagi bersihin kamar Mbak Dena aku nemu sekeping VCD. Ketika aku merhatiin sampulnya.. astaga!! ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan sex. Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang.

    Pikiranku menerawang saat kira-kira 1 bulan yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak Dena dengan pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul vcd tsb. Sejak itu aku sering bermasturbasi membayangkan sedang bersetubuh. Tadinya aku bermaksud mengembalikan vcd tersebut ke tempatnya, tapi aah.. mumpung sendirian aku memutuskan untuk menonton film tersebut. Jujur aja aku beriaru sekali ini nonton blue film. Begitu aku nyalain di layar TV terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu.

    Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara. Sesaat kemudian si cowok mejilati vaginanya terutama di bagian klitorisnya. Si cewek merintih-rintih keenakan. Selanjutnya gantian si cewek yang mengulum penis si cowok yang sudah ereksi. Setelah beberapa saat sepertinya mereka tak tahan lagi, lalu si cowok memasukkan penisnya ke vagina cewek bule tadi dan langsung disodok-sodokin dengan gencar. ”

    Sejurus kemudian mereka berdua orgasme. Si cowok langsung mencabut rudalnya dari vagina kemudian mengocoknya di depan wajah ceweknya sampai keluar spermanya yang banyak banget, si cewek tampak menyambutnya dengan penuh gairah. Aku sendiri selama menonton tanpa sadar bajuku sudah nggak karuan. Kaos aku angkat sampai diatas tetek, kemudian braku yang kebetulan pengaitnya di depan aku lepas. Kuelus-elus sendiri tetekku sambil sesekali kuremas, uhh.. enak banget. Apalagi kalo kena putingnya woww!! Celana pendekku aku pelorotin sampe dengkul, lalu tanganku masuk ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku. Sensasinya luar biasa!! Makin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tanganku semakin cepat menggosok klitoris sementara yang satunya sibuk emremas-remas toketku sendiri.

    Dan, “Oohh.. oohh..” Aku mencapai orgasme yang luar biasa. Aku tergeletak lemas di karpet. Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Tentu saja aku gelagapan benerin pakaianku yang terbuka disana-sini. Abis itu aku matiin vcd player tanpa ngeluarin kasetnya. “Gawat!” pikirku. “Siapa ya? Jangan-jangan pa-ma! Ngapain mereka balik lagi?”. Buru-buru aku buka pintu, ternyata di depan pintu berdiri seorang cowok keren. Rupanya Mas Bagas pacar Mbak Dena dari Bandung.

    “Halo Messa sayang, Mbak Denanya ada?” “Wah baru tadi pagi ke Jakarta. Emang nggak telpon Mas Bagas dulu?”
    “Waduh nggak tuh. Gimana nih mo ngasi surprise malah kaget sendiri.”
    “Telpon aja HP-nya Mas, kali aja mau balik” usulku sekenanya.

    Padahal aku berharap sebaliknya, soalnya terus terang aku diem-diem aku juga naksir Mas Bagas. Mas Bagas menyetujui usulku. Ternyata Mbak Dena cuman ngomong supaya nginep dulu, besok baru balik ke Bandung, sekalian ketemu disana. Hura! Hatiku bersorak, berarti ada kesempatan nih. Aku mempersilakan Mas Bagas mBagas.

    Setelah mandi kami makan malam bareng. Aku perhatiin tampang dan bodi Mas Bagas yang keren, kubayangkan Mas Bagas sedang telanjang sambil memperlihatkan Penisnya. Nggak sulit untuk ngebayangin karena aku kan pernah ngintip Mas Bagas ama Mbak Dena lagi ngentot. Rasanya aku pengen banget ngerasain penis masuk ke vaginaku, abis keliatannya enak banget tuh.

    “Ada apa Messa, Kok ngelamun, mikirin pacar ya?” tanyanya tiba-tiba.
    “Ah, enggak Mas, Messa bobo dulu ya ngantuk nih!” ujarku salting.
    “Mas Bagas nonton TV aja nggak papa kan?”


    “Nggak papa kok, kalo ngantuk tidur aja duluan!” Aku beranjak masuk kamar.

    Setelah menutup kintu kamar aku bercermin. Bajuku juga kulepas semua. Wajahku cantik manis, kulitku sawo matang tapi bersih dan mulus. Tinggi 165 cm. Badanku sintal dan kencang karena aku rajin senam dan berenang, apalagi ditunjang toketku yang 36B membuatku tampak sexy. Jembutku tumbuh lebat menghiasi vaginaku yang indah. Aku tersenyum sendiri kemudian memakai kaos yang longgar dan tipis sehingga meninjolkan kedua puting susuku, bahkan jembutku tampak menerawang.

    Aku merebahkan diriku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, tapi entah kenapa aku susah sekali tidur. Sampai kemudian aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Aku baru inget, itu pasti suara dari vcd porno yang lupa aku keluarin tadi, apa Mas Bagas menyetelnya? Penasaran, akupun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar.

    Sesampainya di ruang tengah, deg!! Aku melihat pemandangan yang mendebarkan, Mas Bagas di depan TV sedang menonton bokep sambil ngeluarin penisnya dan mengelusnya sendiri. Wah.. batangnya tampak kekar banget. Aku berpura-pura batuk kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Mas Bagas. Mas Bagas tampak kaget mendengar batukku lalu cepat-cepat memasukkan penisnya ke dalam kolornya lagi, tapi kolornya nggak bisa menyembunyikan tonjolan tongkatnya itu.

    “Eh, Messa anu, eh belum tidur ya?” Mas Bagas tampak salting, kemudian dia hendak mematikan vcd player.”
    “Iya nih Mas, gerah eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk!” ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan pepaya bangkokku.
    “Oh iya deh.” Kamipun lalu duduk di karpet sambil menonton.

    Aku mengambil posisi bersila sehingga memekku mengintip keluar dengan indahnya.

    “Mas, gimana sih rasanya bersetubuh?” tanyaku tiba-tiba.

    “Eh kok tau-tau nanya gitu sih?” Mas Bagas agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah selakanganku. Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga vaginaku semakin terlihat jelas.

    “Alaa nggak usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak Dena lagi gituan.. nggak papa kok, rahasia terjaga!”

    “Oya? He he he yaa.. enak sih.” Mas Bagas tersipu mendengar ledekanku.

    Akupun melanjutkan, “Mas, vaginaku sama punya Mbak Dena lebih indah mana?” tanyaku sambil mengangkat kaosku dan mengangkangkan kakiku lebar-lebar so memekkupun terpampang jelas, dikutip langsung dari situs resmi

    “Ehh bagusan punyamu.”
    “Terus kalo toketnya montokan mana?” kali ini aku mencopot kaosku sehingga payudara dan tubuhku yang montok itu telanjang tanpa sehelai benang yang menutupi.

    “Aaanu.. lebih montok dan kencengan tetekmu!” Mas Bagas tampak melotot menyaksikan bodiku yang sexy. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang.

    “Sekarang giliran aku liat punya Mas Bagas!” Karena sudah sangat bernafsu aku menerkam Mas Bagas.

    Kucopoti seluruh pakaiannya sehingga dia bugil. Aku terpesona melihat tubuh bugil Mas Bagas dari dekat. Badannya agak langsing tapi sexy. penisnya sudah mengacung tegar membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalo dulu ngebayangin bentuk burung cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.

    “Wah gede banget! Aku isep ya Mas!” Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya yang gede dan panjang itu seperti yang aku tonton di BF.

    “Slurp Slurp Slurpmmh! Slurp Slurp Slurp mmh.” Ternyata nikmat sekali mengisap penis. Aku jepit penisnya dengan kedua susuku kemudian aku gosok-gosokin, hmm nikmat banget! Mas Bagas akhirnya tak kuat menahan nafsu. Didorongnya tubuh sintalku hingga terlentang lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam ikut bekerja meremas-remas kelapa gadingku.

    “Ahh mmh.. yesh uuh.. enak mas” Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.

    “Auwh geli nikmat aah ouw!” Aku menggelinjang kegelian tapi tanganku justru menekan-nekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku.

    Sejurus kemudian lidahnya turun ke vaginaku. Tangannya menyibakkan jembutku yang rimbun itu lalu membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar kemudian dijilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil atau dihisap dengan kuat.

    “Yesh.. uuhh.. enak mas.. terus!” jeritku.
    “Slurp Slurp, vaginamu gurih banget Messa mmh”.

    Mas Bagas terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi.

    “Mas.. ayo.. masukin penismu.. aku nggak tahan..”

    Mas Bagas lalu mengambil posisi 1/2 duduk, diacungkannya penisnya dengan gagah ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan rudalnya. Pelan-pelan dimasukkannya batang rudal itu ke dalam vaginaku

    “Aauw sakit Mas pelan-pelan akh..” Walaupun sudah basah, tapi vaginaku masih sangat sempit karena aku masih perawan.

    “Au.. sakit” Mas Bagas tampak merem menahan nikmat, tentu saja dibandingkan Mbak Dena vaginaku jauh lebih menggigit. Lalu dengan satu sentakan kuat sang rudal berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.

    “Au.. sakit..” Aku melonjakkan pantatku karena kesakitan. Kurasakan darah hangat mengalir di pahaku, persetan! Sudah kepalang tanggung, aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sesaat kemudian Mas Bagas memompa pantatnya maju mundur.

    “Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb!” “Aakh! Aakh! Auw!” Aku menjerit-jerit kesakitan, tapi lama-lama rasa perih itu berubah menjadi nikmat yang luar biasa. vaginaku serasa dibongkar oleh tongkat kasti yang kekar itu, demikian kutipan langsung dari forum resmi

    “Ooh.. lebih keras, lebih cepat” Jerit kesakitanku berubah menjadi jerit kenikmatan. Keringat kami bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Tapi Mas Bagas malah mencabut penisnya dan tersenyum padaku. Aku jadi nggak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kutancapkan batang bazooka itu ke dalam memekku.

    “Jrebb.. Ooh..” aku menjerit keenakan, lalu dengan semangat 45 aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku.
    “Ouwh.. enak banget vaginamu nggigit banget sayang.. penisku serasa diperas”
    “Uggh.. yes.. uuh.. auwww.. penismu juga hebaat, memekku serasa dibor” Aku menghujamkan pantatku berkali-kali dengan irama sangat cepat.

    Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh sel tubuhku berkumpul menjadi satu dan dan “Aah mau orgasme Mas..” Aku memeluk erat-erat tubuh atletisnya sampai Mas Bagas merasa sesak karena desakan susuku yang montok itu.

    “Kamu sudah sayang? OK sekarang giliran aku!” Aku mencabut vaginaku lalu Mas Bagas duduk di sofa sambil mememerkan ‘tiang listriknya’. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis besar itu, kukocok dengan lembut. Kujilati dengan sangat telaten. Makin lama makin cepat sambil sesekali aku isap dengan kuat, dilansir dari

    “Crupp.. slurp.. mmh..” “Oh yes.. kocok yang kuat sayang!” Mas Bagas mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua bola basket yang menggantung di dadaku. Aku semakin bernafsu mengulum. Menjilati dan mengocok penisnya.

    “Crupp crupp slurp!” “Ooh yes.. terus sayang yes.. aku hampir keluar sayang!” Aku semakin bersemangat ngerjain penis big size itu.

    Makin lama makin cepat cepat Cepat, lalu lalu “Croot.. croot..” Penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut wajah, tetek dan hampir seluruh tubuhku. Aku usap dan aku jilati semua maninya sampai licin tak tersisa, lalu aku isap penisnya dengan kuat supaya sisa maninya dapat kurasakan dan kutelan. Akhirnya kami berdua tergeletak lemas diatas karpet dengan tubuh bugil bersimbah keringat. Malam itu kami mengulanginya hingga 4 kali dan kemudian tidur berpelukan dengan tubuh telanjang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan.

  • Bercinta Dengan Pembantu Tetangga Yang Binal

    Bercinta Dengan Pembantu Tetangga Yang Binal


    1386 views
    Duniabola99.org – Di kompleks perumahan ibuku, Tri terkenal sebagai pembantu yang genit, ganjen, centil dan sebagainya. Dia sering gonta ganti pacar. Tri baru berumur kurang lebih 22 tahun. Bodynya bagus, ada tato dilengan kanan,dengan payudara berukuran kira-kira 34C dan pantat bulat dan padat.

    Yang lebih menggairahkan adalah cara berpakaiannya. Dia kerap mengenakan kaos ketat dan celana model ABG sekarang yang memperlihatkan pinggul dan pusar. Wajahnya cukup manis, bibirnya sensual sekali. Aku sering menelan ludah kalau melihat bibirnya.

    Tugas Tri adalah menjaga anak majikannya yang masih kecil-kecil. Kalau sore hari, dia selalu mengajak anak majikannya berjalan-jalan sambil disuapi. Nah, aku sering sekali berpapasan dengannya saat dia sedang mengasuh Nabila (anak bungsu pasangan tempat Tri bekerja). Nabila ini seorang anak yang lucu, sehingga kadang-kadang aku berhenti sebentar untuk mencubit pipinya.

    Suatu kali, seperti biasa aku bertemu dengan Tri yang sedang mengasuh Nabila, dan aku berhenti sebentar untuk mencubit pipinya.

    Tiba-tiba Tri nyeletuk, “Kok cuma Nabila yang dicubit Pak?”
    Aku sedikit terkesiap, “Haah?” dan aku memandang kepada Tri.

    Dia sedang menatapku dengan kerlingan genit dan tersenyum menggoda.

    “Habis, kalau aku cubit pipi Mbak Tri, aku takut Mbak Tri marah,” kataku.
    “Kalau cubitnya pelan-pelan, aku nggak marah kok Pak. Malah seneng,” sahut Tri.

    Kurang ajar anak ini, aku membatin, tapi mulai tergoda untuk memancingnya lebih jauh.

    “Kalau cuma cubit aku enggak mau Tri.” kataku.
    “Terus maunya apa? Emang berani?” dia malah menantang. Benar-benar ganjen anak ini.
    “Aku maunya, cium bibir kamu yang seksi itu, boleh?” aku bertanya.
    Dia malah balik bertanya, “Cuma cium? Enggak mau kalau cuma cium.”

    Astaga, ini sudah keterlaluan.

    “Tri, aku kan sudah punya isteri, emang kamu masih mau?” aku bertanya.
    “Yaa, jangan sampai isteri Pak Irwan tahu dong. Masak cuma Mbak Enny aja yang boleh ngerasain Pak Irwan.” balas Tri.

    Aku agak kaget juga mendengar ucapan Tri. Rupanya Enny curhat sama Tri. Tapi, kepalang tanggung pikirku.

    “Jadi benar nih kamu mau Tri?” aku memastikan.
    Tri menjawab, “Siapa takut? Kapan?”
    “Kamu bisanya kapan Tri? Aku sih kapan aja bisa,” jawabku sambil melirik ke toketnya yang bagus itu.

    Saat itu Tri pake kaos ketat yang tipis, sehingga bra hitamnya membayang dan memperlihatkan lekuk yang sangat mengairahkan. Pembaca, terus terang saat itu aku sudah “Konak”. Penisku kurasakan sudah mengeras.

    “Ya sudah, nanti malam aja Pak, kebetulan Bapak-Ibu mau ke Bogor, anak-anak mau diajak semua.” kata Tri.
    “Oke, nanti jam berapa aku ke rumahmu?” tanyaku.
    “Yaa, jam delapanan deh,” jawab Tri sambil membusungkan dadanya.

    Dia tahu aku sedang memperhatikan toketnya. Nafsuku menggelegak.

    “Kamu nantang benar sih Tri, ya sudah, nanti jam delapan aku dateng. Awas nanti kamu ya.” ancamku sambil tersenyum.
    Eh, dia malah menjawab, “Asal Pak Irwan kuat aja nanti malam.”

    Sambil mengedipkan matanya dan bibirnya membuat gerakan mengecup. Ya ampuunn, bibirnya benar-benar seksi. Aku menyabarkan diri untuk tidak menggigit bibir yang menggemaskan itu.

    “Kalau gitu aku pulang dulu ya Tri, sampai nanti malam ya.” kataku.
    “Benar yaa. Jangan boong lho. Tri tunggu ya sayang..” Tri membalas.

    Malamnya, jam delapan, aku sudah berada di depan pagar rumah Tri, lebih tepat rumah majikannya. Tri sudah menungguku. Dia membukakan pintu pagar dan aku langsung masuk setelah melihat situasi aman, tidak ada yang melihat. Kami masuk ke dalam dan Tri langsung mengunci pintu depan.

    Tri memakai celana yang sangat pendek, dengan kaos ketat. Kulitnya cukup mulus walaupun tidak terlalu putih, namun dibandingkan dengan Enny, masih lebih putih Tri. Aku tidak mau membuang waktu, langsung kudekap dia dan kuserbu bibirnya yang memang sudah lama sekali aku incar. Bibir kami berpagutan, lidah kami saling membelit, dipadu dengan nafas kami yang memburu.

    Tiba-tiba Tri melepaskan ciuman kami, dan dia memegang kedua pipiku sambil menatapku, lalu berkata manja.

    “Pak Irwan, kalau Pak Irwan mau ngewe sama Tri, ada syaratnya Pak.”
    Aku bingung juga, “Apa syaratnya Tri?” tanyaku.
    “Pak Irwan harus panggil aku Mbak, terus aku panggil Pak Irwan Yayang. Gimana? Mau nggak?” tanya Tri sambil tangannya turun ke dadaku dan dia meremas dadaku dengan gemas.

    Pembaca, ini yang mengherankan, aku seorang yang sudah berusia di atas 40 tahun, punya isteri dan anak, jabatanku cukup tinggi di kantor, dan seorang pembantu rumah tangga yang berumur baru 22 tahun mencoba untuk menguasaiku, dan aku merasa senang.

    Aku mengangguk sambil menjawab, “Iya Mbak, aku mau.”
    Sementara itu, penisku sudah ereksi dengan maksimal.

    “Sekarang, Yayang harus nurut apa yang Mbak bilang ya.” perintah Tri, maksudku Mbak Tri.
    “Iya Mbak.” jawabku pasrah.

    Lalu Mbak Tri menuntunku ke kamarnya di bagian belakang rumah. Kami masuk ke kamar itu, Mbak Tri menutup pintu dan sekarang dia yang memeluk dan menyerbu bibirku. Kembali kami berpagutan sambil berdiri, lidah saling belit dalam gelora nafsu kami.

    Mbak Tri kembali melepaskan ciuman kami, dan berkata,” Yaang, kamu jongkok dong.”

    Aku menurut, aku berjongkok di depan Mbak Tri.
    “Lepasin celana Mbak Yang, pelan-pelan ya Yaang.”
    “Iya Mbak.” cuma itu kata yang bisa aku keluarkan.

    Lalu akupun mulai menurunkan celana pendeknya yang tinggal ditarik saja kebawah karena dia memakai celana olahraga. Perlahan mulai tampak pemandangan indah di depan mataku persis. Pembaca, memeknya gundul tanpa bulu sedikitpun, dan montok sekali bentuknya. Warnanya kemerahan dan diatasnya terlihat clitnya yang juga montok. Mbak Tri melibarkan pahanya sedikit, sehingga memeknya agak terkuak. Mbak Tri mendongakkan wajahku dengan tangannya.

    Dan dia bertanya, “Gimana Yang? Bagus nggak Memek Mbak?”
    “Iya Mbak. Bagus banget. Tembem.” jawabku tersendat, karena menahan nafsu dalam diriku.
    “Yayang mau cium Memek Mbak?” tanyanya.
    “Mau Mbak.”

    Aku tidak menunggu diperintah dua kali. Langsung kuserbu Memek yang sangat indah itu. Mbak Tri menaikkan sebelah kakinya ke atas tempat tidur, sehingga lebih terbuka ruang bagiku untuk mencium keharuman memeknya.

    Mula-mula hidungku menyentuh kelembaban memeknya, dan aku menghirup keharuman yang memabokkan dari Memek Mbak Tri. Kususupkan hidungku dalam jepitan daging kenikmatan Memek Mbak Tri.

    Mbak Tri mengerang, “Aahh, Yayaanngg. Terusin Yang.”

    Lalu kukecup memeknya dengan penuh kelembutan. Dan perlahan mulai keluarkan lidahku untuk menjelajahi bibir memeknya. Kugerakkan lidahku perlahan-lahan kesekeliling memeknya. Tanganku meremas-remas pantatnya. Sesekali lidahku menyapu klitnya, dan kujepit klitnya dengan kedua bibirku.

    Tubuh Mbak Tri mengejang sambil mendesah, “Aarrgghh.. Yayaanngg.. Ennaakk Yaanngg..”

    Kedua tangan Mbak Tri meremas rambutku sambil menekan kepalaku ke belahan pahanya. Wajahku terbenam di Memek Mbak Tri, aku hampir tidak bisa bernafas.

    “Yaanngg.. Tunggu Yaang. Mbak nggak kuat berdiri Yang.”

    Lalu Mbak Tri merebahkan tubuhnya di kasur sambil melepaskan kaos dan branya. Dia terlentang di kasur. Aku berdiri dan ingin mulai melepas baju dan celanaku.

    “Jangan Yang, kamu jangan buka baju dulu. Jilatin Memek Mbak dulu Yang.” perintah Mbak Tri. Lagi-lagi aku nurut.

    Lalu Mbak Tri kembali menekan kepalaku ke selangkangannya. Kuteruskan kegiatan mulut dan lidahku di pesona kewanitaan Mbak Tri yang sangat indah kurasa. Kumasukkan lidahku ke dalam memeknya, dan kuputar-putar di dalam memeknya. Dia menggelinjang kenikmatan. Rambutku sudah berantakan karena diremas terus oleh Mbak Tri. Sekitar sepuluh menit kujilati Memek Mbak Tri dan memberinya kenikmatan sorgawi. Akhirnya dia menjerit tertahan, tubuhnya mengejang dan tangannya menekan kepalaku dengan kuatnya.

    “Aauugghh.. Yaanngg. Mbakk.. Kkeeluaarr Yaanngg” rintihnya.

    Pantat dan pingulnya bergerak memutar dengan liar dan tiba-tiba berhenti.

    “Sshh.. Oogghh.. Yaanngg.. Ennaakk banggeett Yaangg.”

    Kusedot seluruh cairan yang membanjir dari Memek Mbak Tri. Rasanya gurih dan wanginya harum sekali. Kurasakan becek sekali Memek Mbak Tri saat itu. Setelah berisitirahat kurang lebih sepuluh menit, Mbak Tri bangun dan mulai membuka pakaianku.

    “Sekarang giliran kamu Yang. Mbak mau gigitin kamu” perintahnya.

    Setelah semua pakaianku lepas, Mbak Tri memandang ke penisku yang sudah pusing dari tadi. Dia menggenggam penisku dengan gemas dan mulai mengocoknya dengan lembut. Kemudian aku disuruhnya telentang, lalu dia mendekatkan kepalanya ke penisku. Dikecupinya kepala penisku, dan lidahnya mulai menjelajahi bagian atas penisku.

    Astaga, permainan lidah Mbak Tri luar biasa sekali. Dalam sekejap aku dibuatnya melayang ke angkasa. Kenikmatan yang diberikan melalui lidah dan mulutnya, membuatku mendesah dan menggelepar tidak karuan. Dari bagian kepala, lalu ke batang penisku dan bijiku semua dijilatinya dengan penuh nafsu.

    Sesekali bijiku dimasukkan ke dalam mulutnya. Sampai terbalik mataku merasakan nikmatnya. Ujung lidahnya juga menyapu bahkan menusuk anusku. Kurasakan listrik yang menyengat ke sekujur tubuhku saat lidah Mbak Tri bermain di anusku. Sepuluh menit lamanya Mbak Tri menjilati dan mengemut penis dan anusku.

    Kemudian dia merayap naik ke badanku, mengangkangiku, dan mengarahkan penisku ke memeknya. Perlahan dia menurunkan pantatnya. Kurasakan penisku mulai melakukan penetrasi ke dalam belahan memeknya yang sangat montok itu. Agak susah pada awalnya karena memang tembem sekali Memek Mbak Tri. Setelah masuk semua, Mbak Tri mulai menaik turunkan pantatnya.

    “Aauugghh, Mbak. Enak Mbak.” rintihku.
    “Iya Yang, Mbak juga ngerasain enak. Adduuhh. Kontol kamu enak banget Yang.”

    Dan Mbak Tri mulai melakukan putaran pinggulnya. Pantatnya tidak lagi turun naik, melainkan pinggulnya yang berputar. Ini benar-benar membuat sensasi yang luar biasa nikmatnya. Mbak Tri sangat pintar memutar pinggulnya. Aku mengimbangi gerakan Mbak Tri dengan menusuk-nusukan penisku.

    Tapi, “Yaanngg. Kamu diem aja ya Yaangg. Biar Mbak aja yang muter.”

    Akupun diam dan Mbak Tri semakin liar memutar pinggulnya. Tidak lama kemudian, Mbak Tri menghentikan putaran pinggulnya, dan kurasakan memeknya menyedot penisku. Serasa dipilin oleh gumpalan daging yang hangat, kenyal dan kesat.

    Lalu Mbak Tri mengerang keras, “Yaanngg.. Aarrgghh. Mbak keluar laggii Yaanngg..”

    Mbak Tri rebah di atas tubuhku, sementara memeknya terus menyedot penisku. Luar biasa sekali rasanya memek Mbak Tri ini. Kemudian Mbak Tri memberi perintah agar aku bergantian di atas. Aku menurut, dan tanpa melepaskan penisku dari dalam memeknya kami berubah posisi.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Sekarang aku berada di atas. Mbak Tri melingkarkan kakinya ke kakiku, sehingga aku tidak leluasa bergerak. Rupanya ini yang diinginkan oleh Mbak Tri, agar aku diam saja. Mbak Tri juga tidak menggerakkan pinggulnya, hanya kurasakan daging di dalam memeknya yang melakukan gerakan menyedot, memijit, memutar dan entah gerakan apa namanya.

    Yang pasti aku merasakan jepitan Memek yang sangat kuat namun enak sekali. Aku tidak dapat menggerakkan penisku di dalam memeknya. Juga tidak dapat menarik penisku dari dalam Memek itu. Tidak lama kurasakan Memek Mbak Tri menyedot penisku. Lalu perlahan Mbak Tri mulai memutar pinggulnya.

    Aku merasa sperti perahu yang berada di dalam lautan yang bergelora karena ada badai yang dahsyat. Dan semakin lama gelombang itu semakin kuat menggoncang perahu. Nafas kami sudah memburu, keringat sudah mengucur membasahi tubuh kami. Dan kurasakan Memek Mbak Tri mulai berdenyut keras lagi, bersamaan dengan aku mulai merasakan desakan lahar dalam diriku yang menuntut untuk keluar dari tubuhku. Putaran pinggul Mbak Tri semakin menggila, dan akupun membantu dengan menekan-nekankan pinggulku walaupun tidak terlalu bebas.

    “Oogghh.. Yaanngg.. Mbaakk nnggaakk kkuatt laaggi Yaanngg..” erang Mbak Tri.
    Aku juga sudah tidak bisa menahan lagi desakan dari dalam itu, “Iyaa mbaakk.. Aakkuu juggaa.. Aarrgghh.”

    Aku tidak dapat meneruskan kata-kataku, karena saat itu muncratlah sudah cairan kenikmatanku di dalam memek Mbak Tri. Bersamaan dengan itu, Mbak Tri juga sudah mengejang sambil memelukku dengan kuatnya.

    “Sshh.. Oouugghh.. Enaak baannggett Yaangg.”

    Kami merasakan nikmat yang tiada duanya saat air mani kami bercampur menjadi satu di dalam memek Mbak Tri. Mbak Tri mencium bibirku, akupun membalasnya dengan penuh gairah. Dan.. Kamipun terkulai tak berdaya. Aku terhempas di atas tubuh Mbak Tri. Nafas kami tinggal satu-satu. Seprai dan kasur Mbak Tri sudah basah sama sekali karena keringat dan air mani kami yang meluap keluar dari Memek Mbak Tri saking banyaknya.

    “Yayaanngg..” Mbak Tri memanggilku dengan mesranya.
    “Iya mbaakk.” aku menjawab dengan tidak kalah mesranya.
    “Kamu hebat deh Yaang.” kata Mbak Tri sambil mengecup bibirku dengan lembut.
    “Mbak juga hebat. Memek Mbak enak banget deh Mbak.” kataku.
    Mbak Tri tersenyum, “Yayang suka sama memek Mbak?” tanyanya.
    “Suka banget Mbak. Memek Mbak bisa nyedot gitu. Nanti boleh lagi ya Mbak?” aku merayunya.
    “Pasti boleh Yang. Memek ini emang untuk Yayang kok.” Kata Mbak Tri.

    Dan malam itu, kami melakukannya sebanyak tiga kali, sampai kudengar adzan subuh dari mesjid terdekat. Lalu aku keluar dari rumah itu setelah melihat bahwa situasi aman, dan pulang ke rumahku.

  • Bercinta Dengan Tante Aliya Dan Anak Gadisnya

    Bercinta Dengan Tante Aliya Dan Anak Gadisnya


    1530 views

    Duniabola99.org – Berawal dari hobby saya berenang, kira-kira 3 minggu yang lalu, saya memulai hubungan lagi dengan seorang ibu rumah tangga, kali ini beserta putrinya yang masih kelas 2 SMP. berikut kisah lengkapnya…

    Waktu itu saya berenang di kolam renang milik sebuah Country Club, dimana saya tercatat sebagai membernya. Saat itu sudah amat sore, sekitar pukul 5. Saya baru saja naik ke pinggir kolam renang untuk handukkan. Saya melihat ada seorang gadis abg bersama anak perempuan kecil, gadis itu kira-kira berusia 15 tahun. Karena gadis itu berdiri tidak jauh dari saya, saya liatin aja dia. Untuk usia segitu, badannya boleh dibilang bagus, wajah manis, kulit putih bersih, rambut panjang, swimsuit yang benar-benar sexy dan sekilas saya lihat bibir dan dadanya yang menantang sekali. Setelah saya perhatikan baik-baik, tiba-tiba “adik kecil saya bangun, bagaimana tidak, ternyata dia tidak mengenakan celana dalam. Hal ini nyata sekali dari belahan vaginanya yang tercetak di baju renangnya itu.

    Tak disangka-sangka, si anak kecil (yang ternyata adiknya), menghampiri saya, lalu dia bilang “Om, mau main bola sama Grisa gak?”
    Eh,… mmh,… boleh,… kamu sama kakakmu ya” tanya saya gugup.
    Iya,… itu kakak !” katanya sambil menunjuk kakaknya.
    Lalu saya hampiri dia dan kami berkenalan. Ternyata, gadis manis itu bernama Reni, dia baru kelas 2 SMP. ”
    Mmh, Reni cuma berdua sama Grisa ?” tanya saya mencoba untuk menghangatkan suasana”
    Nggak Om, kami sama mami. Mami lagi senam BL di Gym diatas!” kata Reni sambil menunjuk atas gedung Country Club. ”
    Ooo,… sama maminya, toh” kata saya,”
    Papi kamu ndak ikut Ren ?””
    Nggak, Papi kan kalo pulang malem banget, yaa,… jam-jam 2-an gitu deh. Berangkatnya pagi bener” katanya lucu.

    Saya tersenyum sambil memutar otak untuk dapat berkenalan sama maminya.
    Mmh, mami kamu bawa mobil Ren ” kalo ndak bawa, nanti pulang sama Om saja, mau ndak ” Sekalian Om kenalan sama mami kamu, boleh kan”
    Boleh-boleh aja sih Om. Tapi, rencananya, habis dari sini, mau ke Mall sebentar. Grisa katanya mau makan McD.”
    “O,.. ya udah ndak apa-apa. Om boleh ikut kan ” Nanti pulangnya Om anterin” Tapi yang menjawab si kecil Grisa ”
    Boleh, Om boleh ikut”

    Sekitar 30 menit kami mengobrol, mami mereka datang. Dan ternyata orangnya cantik banget. Tinggi dan postur tubuhnya benar-benar mengingatkan saya pada Mirna, mirip abis. Buah dada yang besar dan ranum, leher dan kulit yang putih,… pokoknya mirip. Singkat cerita, kami pun berkenalan. Reni dan Grisa berebut bercerita tentang awal kami semua berkenalan dan mami mereka mendengarkan sambil tersenyum-senyum, sesekali melirik ke saya. Nama mami mereka Tante Aliya, umurnya sudah 29 tahun, tapi bodinya,… 20 tahun. Ngobrol punya ngobrol, ternyata Tante Aliya dan suaminya sedang pisah ranjang. Saya dalam hati berkata, wah,… kesempatan nih. Makanya setelah makan dari Mall, saya memberanikan diri untuk mengantarkan mereka ke rumah, dan ternyata Tante Aliya tidak berkeberatan.

    Setelah sampai di rumahnya di bilangan Cilandak, saya dipersilahkan masuk, langsung ke ruang keluarganya. Waktu itu sudah hampir jam 8 malam. Grisa yang sepertinya capek sekali, langsung tidur. Tapi saya, Tante Aliya dan Reni ngobrol-ngobrol di sofa depan TV.”Mel, suamimu sebenarnya kerja dimana?”, tanya saya.
    “Anu mas,… dia kontaraktor di sebuah perusahaan penambangan gitu,” jawab Tante Aliya ogah-ogahan.
    “Iya Om, jangan nanya-nanya Papi.Mami suka sebel kalo ditanya tentang dia,” timpal Reni, yang memang kelihatan banget kalo dia deket sama maminya.
    Mendengar Reni bicara seperti itu, Tante Aliya agak kaget, “Reni, nggak boleh bicara gitu soal Papi, tapi bener mas, aku ngak suka kalo ditanya soal suamiku itu”.
    “Iya deh, aku nggak nanya-nanya lagi,…” kata saya sambil tersenyum.”Eh Iya,… Mas Vito mau minum apa ?” tanya Tante Aliya sembari bangkit dari sofa, “Kopi mau ”
    “Eh,… iya deh boleh,… ” jawab saya.Tak lama kemudian Tante Aliya datang sambil membawa 2 cangkir kopi.”Ini kopinya,…” katanya sambil tersenyum. Reni yang sedang nonton TV, dengan mimik berharap tiba-tiba berkata, “Om, malem ini nginep di sini mau ya ” bolehkan mam ?” Tante Aliya yang ditanya, menjawab dengan gugup, “Eh,… mmh,… boleh-boleh aja,… tapi emangnya Om Vito mau ?” Merasa dapat durian runtuh, saya menjawab sekenanya, “Yah,… mau sih,… ”
    Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan jam ½ 12 malam ketika Tante Aliya berdiri dari sofa dan berkata, “Mas Vito,aku mau ganti baju tidur dulu ya ?”
    “Eh, iya,… ” jawab saya, “kamu ndak tidur Ren, kan besok sekolah ?””Mmh, belom ngantuk,… ” jawabnya lucu.Tak lama kemudian, Tante Aliya datang lagi ke ruang TV dengan mengenakan busana tidurnya yang tipis sekali. Di dalamnya dia hanya memakai celana dalam jenis G-string dan Bra tanpa tali. Reni yang sedang tidur-tiduran di karpet terbelalak kaget melihat maminya memakai baju se-sexy itu.”Ya ampun,… mami,… bajunya itu lho, gak sopan banget.”
    “Gak papa Ren”, mami udah lama nggak pake baju ini. Sekalian nyobain lagi,” kata Tante Aliya sambil tersenyum ke arah saya, “Om Vito aja nggak keberatan, masa kamu keberatan sih ?”

    Saya yang masih terkagum-kagum dengan kemulusan body Tante Aliya, tidak bisa bicara apa-apa lagi.” Ren” kamu tidur sana, sudah malam. Besok terlambat sekolah,… mami masih mau ngobrol sama Om Vito,… sana tidur!” kata Tante Aliya.
    Saya yang memang sudah pingin sekali mencoba tubuh Tante Aliya, juga ikut-ikutan ngomong, “Iya, Ren” besok telat masuk sekolahnya,… kamu tidur duluan sana.
    “Reni sepertinya kesal sekali di suruh tidur, “Aaahh,… mami nih. Orang masih mau ngobrol sama Om Vito kok,…” tapi dia masuk juga ke kamarnya.

    Setelah ditinggal Reni, saya mulai melakukan agresi militer.”Mel, kok kamu pake baju kaya gitu sih ” kamu tidak malu apa sama aku, kita kan baru kenal. Belum ada 1 hari,… kamu ndak takut apa kalo aku apa-apain ” “Mas, aku memang sudah lama nggak pake baju ini. Kalaupun toh pake, suamiku sudah nggak peduli lagi kok sama aku. Dia lebih memilih sekretarisnya itu,” kata Tante Aliya dengan mimik muka sedih.”Berarti suami mu itu tolol. Dia nggak liat apa, kalo istrinya ini punya badan yang bagus, kulitnya putih, bibirnya tipis,… wah, kalo aku jadi suamimu, thak perem kamu ndak boleh keluar kamar,” kata saya bercanda.
    “Dan lagi kamu punya “itu” mengkel banget,…”Si Tante Aliya menatap saya dengan wajah lugu, “Itu apa mas ?”Mmh, boleh aku jujur tidak “Boleh,… ngomong aja “Anu,… payudaramu itu lho,… mengkel banget, dan lagi aku yakin kalo “anu”mu pasti seukuran satu sendok makan” kata saya sambil melakukan penetrasi dengan mengelus pahanya.”Ooo,… ini,” kata Tante Aliya sambil memegang buah dadanya sendiri, “Mas Vito mau ” terus apaku yang seukuran…”Belum selesai Tante Aliya berbicara, langsung saja aku potong dengan memegang dan mengelus kemaluannya, “Ini,.. mu,… buka dong bajumu !” kata saya asal.

    Tante Aliya yang sepertinya sudah setengah jalan, langsung melepas kain tipis yang menutupi tubuhnya. Sambil mengulum bibirnya yang tipis dan hangat, saya langsung membuka bra-nya. Tante Aliya dengan gerakan spontan yang halus sekali, membiarkan celana dalamnya saya lucuti.”Mas, aku sudah telanjang. Sekarang gantian ya,…” kata Tante Aliya tanpa memberi saya kesempatan bicara, Tante Aliya langsung melepas baju dan celana serta celana dalam saya, akibatnya dia shock setengah mati melihat batangan saya yang sudah terkenal itu. Hebatnya lagi, dia tanpa minta ijin, langsung jongkok di bawah saya dan mengulum si “adik” dengan beringas. Sekitar 5 menit kemudian, dia berdiri dan menyuruh saya untuk menjilati bibir vertikalnya. Tante Aliya kelojotan setengah mati, ketika lidah saya menyapu dengan kasar klitorisnya.

    Tante Aliya saya suruh terlentang di karpet dan membuka kakinya, “Veggy”nya yang sudah basah itu, saya hajar dengan gerakan tajam dan teratur. Sambil terus menyerang, saya meremas buah dadanya yang besar, dan menghisap lidahnya dalam-dalam ke mulut saya. Sekitar 10 menit kami melakukan gaya itu, kemudian dia berdiri dan membelakangi saya dengan posisi menungging dan berpegangan di meja komputer didepannya, dia membuat jalan masuk dengan menggunakan kedua jarinya. Langsung saya pegang pantatnya dan saya tusuk dia perlahan-lahan sebelum gerakan makin cepat karena licinnya liang surga itu. Tak lama kemudian, Tante Aliya bergetar hebat sekali,… dia orgasme, tapi cairan sperma saya belum juga mau keluar. Saya percepat gerakan saya, dan tidak memperdulikan erangan dan desahan Tante Aliya, dalam hati saya berkata, dia enak sudah klimaks, aku kan belum. Tak lama kemudian saya sudah ndak tahan. Saya tanya : “Mel, aku mau keluar,… dimana nih ?”Di tengah cucuran keringat yang amat banyak, Tante Aliya mendesah sambil berpaling ke arah saya, “Di dalam aja mas ! biar lengkap “Benar saja, akhirnya cairan saya, saya semprotkan semua di dalam liang vaginanya. Banyak sekali, kental dan lengket.

    Setelah itu, kami duduk di sofa sambil dia saya suruh menjilati “Mr. Penny” saya. Hisapan Tante Aliya tetap tidak berubah, tetap penuh gairah, walaupun bibirnya terkadang lengket di kepala “Mr. Penny” saya.Sekitar 5 menit, Tante Aliya menikmati si “vladimir”, sebelum dia akhirnya melepaskan hisapannya dan bangun.”Mas, aku ke kamar mandi dulu ya,” katanya, “Aku mau nyuci “ini” dulu,” sambil dia mengelus vaginanya sendiri.”Ya,… jangan lama-lama,… ” kata saya.Karena sendirian, saya kocok saja sendiri batangan saya. Tiba-tiba si Reni keluar kamar,… dia berdiri di depan pintu kamarnya sambil memperhatikan saya. Saya kaget sekali.”Loh, Ren… kamu belum tidur ?” tanya saya setengah panik.”Belum.” Jawabnya singkat. Lalu dia berjalan ke arah saya, sementara saya berusaha menutupi “Mr. Penny” saya dengan bantal sofa. “Om, tadi ngapain sama mami ?” tanyanya lagi.”Eh,… anu,… Om sama mami lagi… ” belum selesai saya menjelaskan, Tante Aliya masuk ke ruang TV.

    Dia kaget sekali melihat Reni ada di situ. Sambil tangan kanannya menutupi vaginanya dan tangan kirinya menyilang menutupi buah dadanya yang ranum (tidak semua tertutupi sih…),Tante Aliya berkata, “Ren kamu ngapain, kok belum tidur ?”Reni berpaling menghadap Maminya, “Aku nggak bisa tidur, Mami tadi berisik banget. Ngapain sih sama Om Vito ?”Akhirnya saya menjelaskan, setelah sebelumnya menyuruh Tante Aliya duduk di samping saya, dan Reni saya suruh duduk di karpet, menghadap kami.”Reni, kamu kan tahu, Papi sama Mamimu sudah pisah ranjang selama hampir 4 bulan. Sebenarnya Om sama Mami sedang melakukan kegiatan yang sering dilakukan sama Mami dan Papimu setiap malam. Om dan istri Om juga sering melakukan ini,” kata saya sambil melirik Tante Aliya yang terlihat sudah agak santai. “Tapi karena sekarang ndak ada Papi, Mami minta tolong Om Vito untuk melakukan hal itu.”Reni terlihat sedikit bingung, “Hal itu hal apa Om ?”Di sini, Tante Aliya mencoba menjelaskan, “Ren, Mami jangan disalahin ya,…Reni sayang Mami kan ?”Reni tersenyum, “Iya lah, mi. Reni saayyaaaang banget sama Mami. Tapi Reni mau tahu, Mami sama Om Vito ngapain ?”Saya tersenyum sendiri mendengar rasa ingin tahu Reni yang cukup besar, “Om Vito sama Mami lagi making love.

    Kamu tahu artinya kan ?””Mmh,… iya dikit-dikit. Jelasin semua dong Om,… Reni mau lihat,” jawab Reni.Wah,… kaget sekali mendengar Reni bicara begitu. Lalu saya melirik Tante Aliya, dan Tante Aliya mengangguk mengerti. “Reni beneran mau lihat Mami sama Om Vito making love ?” tanya Tante Aliya.Reni menjawab dengan polos, “Iya mau. Dan kalau Om Vito mau ngajarin, Reni juga mau diajarin,… biar bisa”. Saya beneran seperti ketiban durian runtuh, “Mmhh, tanya Mami ya “! soalnya Om tidak bisa ngajarin, kalo Mamimu tidak ngijinin,… Om sih mau aja ngajarin.”Reni merajuk, merayu Maminya, “Mi, boleh ya ?”Tante Aliya ragu-ragu menjawab, “Kamu lihat aja dulu deh ya “!”Sambil tersenyum Reni menjawab, “Iya deh,…,” senang sekali ia.

    Setelah itu, Reni saya suruh mundur beberapa langkah, dia masih duduk dan memperhatikan dengan serius, ketika saya “memamerkan” batangan besar saya. Dan Reni hanya bisa melongo ketika saya mengulum bibir Maminya sambil mengelus-elus vagina yang tanpa bulu itu. Tak lama kemudian, Tante Aliya saya suruh untuk melakukan pekerjaan menghisap lagi. Sambil Tante Aliya disibukkan dengan pekerjaannya itu, saya menyuruh Reni untuk duduk mendekat disamping saya.”Lihat Ren, Mami seneng banget kan ?” kata saya. Sementara Tante Aliya melirik kami sambil terus menjilati “Mr. Penny” saya. “Reni sudah pernah ciuman belom ?” tanya saya.”Belum Om.?”Mau Om ajarin ndak ?” tanya saya lagi sambil melingkarkan tangan saya di lehernya.”Mau !” jawabnya singkat.”Ya sudah,… Reni ikutin Om aja ya,… apa yang Om Vito lakukan, diikutin ya “!”Belum sempat Reni menjawab, saya langsung saja mengulum bibirnya, tegang sekali si Reni. Ketika saya menarik lidah saya dengan lembut di dalam mulutnya, Reni terasa berusaha mengikuti, walaupun dengan gerakan yang tidak beraturan.

    Tante Aliya terus menghisap batangan saya, ketika saya melucuti tubuh anaknya yang putih bersih dan mulus itu. Buah dada Reni memang belum begitu besar, tapi untuk ukuran anak kelas 2 SMP, sudah cukup ranum. Puting susunya masih berwarna merah muda dan ketika saya memilin-milinnya, si Reni bergelinjang kegelian. Tak lama kemudian, Tante Aliya berlutut di depan saya dan membantu Reni melepas celana dalamnya yang berwarna hijau muda. Reni menurut aja ya sama Om Vito “kata Tante Aliya. Sementara saya meremas-remas toketnya, Tante Aliya menyuruh Reni untuk menggenggam batang “Mr. Penny” saya.”Ren, sekarang kamu jongkok disini ya ” kata Tante Aliya, “Kamu hisap “Mr. Penny”nya Om Vito, seperti Mami tadi. Jangan dihisap terus, nanti kamu kehabisan nafas, ” Tante Aliya tersenyum sayang kepada Reni, “Kadang di lepas, terus di jilat-jilat. Pokoknya kayak Mami tadi. Bisa kan ?”Reni menjawab singkat, “Bisa, mam “Saya mengarahkan si “adik” ke mulut Reni, sambil mengelus rambutnya yang hitam legam. “Pelan-pelan Ren, jangan ditelan semuanya ya !” Reni tersenyum.Tante Aliya memperhatikan cara Reni menghisap, kadang dia memberikan instruksi.

    Tak lama setelah itu, saya menyuruh Reni berdiri. Saya tersenyum memandang vaginanya yang masih rapat, tampak bulu-bulu halus menghiasi lubang sempit yang berwarna putih kemerahan itu. Terus terang saya tidak tega untuk menembusnya. Ya sudah, saya ciumi dan jilati saja “Veggy” muda itu. Reni benar-benar kegelian. Akhirnya, Tante Aliya menyuruh Reni istirahat. Pekerjaannya dilanjutkan oleh Tante Aliya. Tanpa berbasa-basi, Tante Aliya langsung menduduki “Mr. Penny” saya, dan mulai melakukan gerak maju mundur, nikmat sekali. Sambil Tante Aliya terus mengerjai “Mr. Penny” saya, saya meremas-remas toketnya. Setelah itu, kami pindah tempat. Saya berbaring di karpet, dengan Tante Aliya masih menduduki si “adik”, kali ini dia membelakangi saya. Reni yang hanya diam melihat aksi kami, saya suruh mendekat ke arah saya. Saya menyuruh dia untuk jongkok, dengan posisi “Veggy”nya di mulut saya. Sambil saya remas pantatnya, saya tembus liang sempit itu dengan lidah, terkadang, saya sapu dengan jari, sampai akhirnya, setengah jari tengah saya, masuk ke “Veggy”nya dan direspon dengan gerakan yang sangat liar. Reni mulai mendesah tidak karuan, sementara pada saat bersamaan, Maminya mendesah keenakkan.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Saya mulai serius menanggapi Tante Aliya. Reni saya suruh menyingkir. Setelah itu, saya membalik tubuh Tante Aliya, sekarang dia yang dibawah. Saya lebarkan kakinya dan saya tusuk dengan tajam dan tanpa ampun. Kali ini, Tante Aliya bertahan cukup lama, dia sudah mulai terbiasa dengan tusukan-tusukan saya. Akhirnya Tante Aliya tidak tahan juga, begitu juga saya. Dia orgasme, berbarengan dengan saya yang kembali memuntahkan sperma ke dalam liang kemaluannya. Setelah melepas si “vladimir”, Reni saya suruh menjilatinya.”Mmmhhh,….. Om… kok asin sih rasanya ?” protes Reni.Tante Aliya sambil terengah-engah menjawab, “Memang gitu rasa sperma. Tapi enak kan ” Mami bagi dong “!”Saya senyum-senyum saja melihat anak beranak itu berebut menjilati “Mr. Penny” saya. Pada saat itu, saya teringat Vina (anak Mirna) yang selalu senang dan tertawa ketika melihat ibu dan tantenya berebutan “Mr. Penny” dan menjilati sisa sperma di ujungnya. Begitu juga Tante Aliya dan anaknya, Reni, yang seperti mengagungkan batangan saya. Saya memegang kepala ibu dan anak itu, dan dengan maksud bercanda, kadang saya buat gerakan yang memaksa mereka harus berciuman dan menempelkan lidah masing-masing. Mereka tertawa dan tersenyum ceria, tanpa beban.

    Sekali dua kali, kami masih sering bersenggama bertiga. Tapi sekali tempo, saya hanya berdua saja dengan Reni, yang benar-benar telah merelakan keperawanannya saya ambil. Tapi kalau dengan Tante Aliya,… wow, jangan ditanya berapa kali, kami sering janjian di sebuah restoran di PIM, dan Grisa, anak bungsu Tante Aliya, selalu diajak. Pernah suatu saat, ketika saya dan Tante Aliya sedang “perang alat kelamin” di kamar mandi rumahnya (tanpa menutup pintu), Grisa tiba-tiba masuk dan menonton dengan bingung adegan saya dan Maminya yang sedang nungging di bathtub. Dia bertanya kepada Maminya (walaupun tidak dijawab, karena sedang “sibuk” “Mami diapain Om Vito, kok teriak-teriak ?” katanya. Dan dia pun ikut menyaksikan kakaknya, yang saya senggamai di ruang TV, di samping Maminya yang telanjang bulat, dengan sperma di buah dadanya yang besar itu (bila saya buang di luar, dia tidak mau membersihkan sendiri, selalu menyuruh Reni untuk menjilatinya). Kami masih sering melakukan itu sampai sekarang.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik Gambar Dibawah ini jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Bercinta Dengan Tukang Jamu Yang Montok Dirumah

    Bercinta Dengan Tukang Jamu Yang Montok Dirumah


    1589 views

    Duniabola99.org – Aku lama-lama menyukai tempat tinggalku, Meski harga kontraknya naik terus setiapkali kuperpanjang kontraknya. Tempat ku ini sangat strategis di dalam gang hanya ada rumah ku. Meski pengap karena dikelilingi tembok tinggi, tetapi aku suka, karena tak ada orang yang bisa melihat kegiatanku dan aku jadi merasa bebas.

    Setelah Mia meninggalkan diriku. Aku jadi jomblo. Mau pacaran aku malas dengan basa-basi dan berbagai tuntutan. Untuk melampiaskan libido ku, siapa saja yang kusenangi sering kubawa ke kamar yang istimewa ini.

    Karena alamatnya rumit banyak lika-likunya, tidak satu pun temen cewek ku yang berhasil mencari alamat ku. Suatu hari saat aku baru membeli rokok di warung aku berpapasan dengan penjual jamu yang cukup mengagetkan. Wajahnya manis dan bodynya bahenol betul.

    “Nggak salah ini orang jadi tukang jamu,” kata ku membatin.
    “Mbak jamu” tegurku. Dia menoleh.
    “Mau minum jamu mas ?” tanyanya.
    “Iya tapi jangan di sini, ke rumah” ajakku dan dia ikut dibelakang ku.
    Sesampai di rumah , si mbak melihat sekeliling.
    “Wah enak juga tempatnya mas ya,” ujarnya.
    “Mbak jamu apa yang bagus”
    “Lha mas maunya untuk apa, apa yang mau untuk pegel linu, masuk angin atau jamu kuat”
    “Kuat apa” tanya ku.
    “Ya kuat segalanya” katanya sambil melirik.
    “Genit juga si mbak” kata ku dalam hati.
    “Aku minta jamu kuat lah mbak, biar kalau malam kuat melek bikin skripsi.”
    Tapi terus terang aku kurang mempunyai keberanian untuk menggoda dan mengarahkan pembicaraan ke yang porno-porno. Sejak saat itu mbak jamu jadi sering menghampiriku.

    “Mas kemarin kemana saya kesini kok rumahnya dikunci. Saya ketok sampai pegel nggak ada yang buka.
    “Oh ya kemarin ada kuliah sore jadi saya dari pagi sampai malam di kampus” kataku.
    “Mas ini mas jamu kunyit asam, bagus untuk anak muda, biar kulitnya cerah dan jauh dari penyakit.”
    “Mbak suaminya mana ?” tanya ku iseng.
    “Udah nggak punya suami mas, kalau ada ngapain jualan jamu berat-berat.”
    “Anak punya mbak ?”
    “Belum ada mas, orang suami saya dulu udah tua, mungkin bibitnya udah abis.”

    Kami semakin akrab sehingga hampir setiap hari aku jadi langganannya. Kadang-kadang lagi nggak punya duit, dia tetap membuatkan jamu untuk ku. Dia pun sudah tidak canggung lagi masuk ke rumah ku. Bahkan dia sering numpang ke WC.

    Mbak Wati, begitulah dia mengaku namanya setelah beberapa kali mengantar jamu . Dia kini memasuki usia 27 tahun, asalnya dari daerah Wonogiri. Mbak Wati menganggap rumah ku sebagai tempat persinggahan tetapnya. Dia selalu protes keras jika aku tidak ada di rumah.

    Semula Mbak Wati mengunjungi ku pada sekitar pukul 13. Tapi kini dia datang selalu sekitar pukul 5 sore. Kalau dia datang ke rumah ku jamunya juga sudah hampir habis. Paling paling sisa segelas untuk ku. Rupanya Mbak Wati menjadikan rumah ku sebagai terminal terakhir. Ia pun kini makin berani.

    Dia tidak hanya menggunakan kamar mandiku untuk buang hajat kecil, tetapi kini malah sering mandi. Sampai sejauh ini aku menganggapnya sebagai kakakku saja. Karena dia pun menganggapku sebagai adiknya. Sering kali dia membawa dua bungkus mi instan lalu direbus di rumah ku dan kami sama-sama menikmatinya.

    Sebetulnya pikiran jorokku sudah menggebu-gebu untuk menikmati tubuh mbak Wati ini. Namun keberanian ku untuk memulainya belum kutemukan. Mungkin juga karena aku tidak berani kurang ajar jadi Mbak Wati makin percaya pada diri ku. Padahal wooo ngaceng. Aku hanya berani mengintip jika Mbak Wati mandi. Lubang yang sudah kusiapkan membuatku makin ngaceng saja kalau menikmati intaian. Tapi bagaimana nih cara mulainya.

    “Mas boleh nggak saya nginep di sini ?” tanya Mbak Wati suatu hari.
    “Saya mau pulang jauh dan sekarang sudah kesorean, lagi pula besok saya nggak jualan, capek., “katanya beralasan tanpa saya tanya.
    “Lha Mbak, tempat tidurnya cuma satu”
    “Nggak pa-pa, saya tidur di tiker aja. Mas yang tidur di kasur.”
    “Bener nih,” kata ku, dengan perasaan setengah gembira. Karena kupikir inilah kesempatan untuk menyergapnya.

    “Iya nggak apa-apa koq” katanya.

    Tanpa ada rasa canggung dia pun masuk kamar mandi dan mandi sepuasnya. Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk kembali mengintainya. Badannya mulus bahenol walaupun kulitnya tidak putih, tetapi bentuk tubuhnya sangat sempurna sangat bahenol sebagai seorang wanita. Sayang dia miskin, kalau kaya mungkin bisa jadi bintang film, pikir ku.

    Teteknya cukup besar, mungkin ukuran 36, pentilnya kecil dan bulu jembutnya tebal sekali. Mungkin ada hubungannya dengan kumis tipis yang ada di atas bibirnya itu.Selesai mandi, kini giliranku masuk kamar mandi dan membersihkan diri. Aku nggak tahan , sehingga kesempatan mandi juga kugunakan untuk ngloco.

    “Mas mandinya koq lama sekali sih, ngapain aja” tanyanya mengagetkan.
    “Ah biasa lah keramas sekalian biar seger” kata ku.
    “Itu saya buatkan kopi, jadi keburu dingin deh, abis mandinya lama banget.”

    Malam itu kami ngobrol ke sana-kemari dan aku berusaha mengorek informasi sebanyak mungkin mengenai dirinya.

    “Mas suka di pijet nggak” katanya tiba-tiba.
    “Wah nggak, nggak nolak” kata ku bercanda.
    “Sini saya pijetin mas.”

    Tanpa menunggu terlalu lama aku segera menuju ke kamar dikuti mbak Wati dan semua baju dan celana ku ku buka tinggal celana dalam. Kumatikan lampu sehingga suasana kamar jadi agak remang-remang. Nggak nyangka sama sekali, ternyata mbak Wati pinter sekali memijat. Dia menggunakan cairan body lotion yang dibawanya untuk melancarkan mengurut.

    Aku benar-benar pasrah. Meski ngaceng berat, tetapi aku nggak berani kurang ajar. Cilakanya Mbak Wati ini tidak canggung sedikit pun merambah seluruh tubuhku sampai mendekati si dicky. Beberapa kali malah ke senggol sedikit, membuat jadi tambah tegang aja.

    “Mas celananya dibuka saja ya biar nggak kena cream.”
    “Terserahlah mbak” kata ku pasrah . Dengan cekatan dia memelorotkan celana dalam. Sehingga aku kini jadi telanjang bulat.

    “Apa mbak nggak malu melihat saya telanjang” tanya ku.
    “Ah nggak apa-apa, saya dulu sering memijat suami saya.”
    “Dia yang ngajari saya mijet.”

    Tegangan ku makin tinggi karena tangan nya tanpa ragu-ragu menyenggol kemaluan ku. Dia lama sekali memijat bagian dalam paha ku, tempat yang paling sensitive dan paling merangsang. Mungkin kalau ada kabel di hubungkan diriku dengan lampu, sekarang lampunya bakal menyala, orang teganganku sudah mulai memuncak.

    Aku tidur telungkup sambil berfikir, gimana caranya memulai. Akhirnya aku berketetapan tidak mengambil inisiatif. Aku akan mengikuti kemana kemauan Mbak Wati. Kalau terjadi ya terjadilah, kalau nggak yaa lain kali mungkin. Tapi aku ingin menikmati dominasi perempuan atas laki-laki.

    Setelah sekitar satu jam aku tidur telungkup, Mbak Wati memerintahkan aku telentang. Tanpa ragu dan tanpa rasa malu dan bersalah aku segera menelentangkan badan ku. Otomatis si dicky yang dari tadi berontak, kini bebas tegak berdiri.

    Celakanya si dicky tidak menjadi perhatian Mbak Wati dia tenang saja memijat dan sedikitpun tidak berkomentar mengenai dicky ku. Kaki kiri, kaki kanan, paha kiri, paha kanan, kepala tangan kiri, tangan kanan, lalu perut. Bukan hanya perut tetapi si Dicky pun jadi bagian yang dia pijat. Aku melenguh.

    “Aduh mbak”
    “Kenapa mas” katanya agak manja.
    “Aku nggak tahan, ngaceng banget”
    “Ah nggak apa-apa tandanya mas normal”
    “Udah tengkurep lagi mas istirahat sebentar saya mau ke kamar mandi sebentar.”

    Lama sekali dia di kamar mandi, sampai aku akhirnya tertidur dalam keadaan telungkup dan telanjang. Tiba-tiba aku merasa ada yang menindihku dan kembali kurasakan pijatan di bahu. Dalam keadaan setengah sadar kurasakan ada seusatu yang agak berbeda.

    Kenapa punggungku yang didudukinya terasa agak geli Kucermati lama-lama aku sadar yang mengkibatkan rasa geli itu ada bulu-bulu apa mungkin Mbak Wati sekarang telanjang memijatiku. Ternyata memang benar begitu.

    Tetapi aku diam saja tidak berkomentar. Kunikmati usapan bulu jembut yang lebat itu di punggungku. Kini aku sadar penuh , dan dicky yang dari tadi bangun meski aku sempat tertidur makin tegang. Wah kejadian deh sekarang, pikirku dalam hati.

    “Balik mas katanya” setelah dia turun dari badan ku

    Aku berbalik dan ruangan jadi gelap sekali. Ternyata semua lampu dimatikannya . Aku tidak bisa melihat Mbak Wati ada dimana . Dia kembali memijat kakiku lalu duduk di atas kedua pahaku . Ia terus naik memijat bagian dadaku dan seiring dengan itu, jembutnya berkali-kali menyapu si dicky.

    Kadang-kadang si dicky ditindihnya sampai lama dan dia melakukan gerakan maju mundur. Beberapa saat kemudian aku merasa mbak wati mengambil posisi jongkok dan tangannya memegang batang si dicky. Pelan-pelan di tuntun kepala si dicky memasuki lubang kemaluannya.

    Aku pasrah saja dan sangat menikmati dominasi perempuan. Lubangnya hangat sekali dan pelan-pelan seluruh tubuh si dicky masuk ke dalam lubang vagina mbak waty. Mbak Wati lalu merebahkan dirinya memeluk diriku dan pantatnya naik turun, sehingga si dicky keluar masuk .

    Kadang-kadang saking hotnya si dicky sering lepas, lalu dituntunnya lagi masuk ke lubang yang diinginkan. Karena aku tadi sudah ngloco dan posisiku di bawah, aku bisa menahan agar mani ku tidak cepat muncrat. Gerakan mbak Wati makin liar dan nafasnya semakin memburu.

    Tiba-tiba dia menjerit tertahan dan menekan sekuat-kuatnya kemalauannya ke si dicky. Dia berhenti bergerak dan kurasakan lubang vaginanya berdenyut-denyut. Mbak wati mencapai orgasmenya yang pertama. Dia beristirahat dengan merebahkan seluruh tubuhnya ke tubuhku. Jantungnya terasa berdetak cepat.

    Aku mengambil alih dan membalikkan posisi tanpa melepas si dicky dari lubang memek mabak wati. Ku atur posisi yang lega dan mencari posisi yang paling enak dirasakan oleh memek mbak Wati. Aku pernah membaca soal G-spot. Titik itulah yang kucari dengan memperhatikan reaksi mbak wati.

    Akhirnya kutemukan titik itu dan serangan terus ku kosentasikan kepada titik itu sambil memaju dan memundurkan si dicky . Mbak wati mulai melenguh-lenguh dan tak berapa lama dia berteriak, dia mencapai klimaks tertinggi sementara itu aku juga sampai pada titik tertinggi ku.

    Dalam keadaan demikian yang terpikir hanya bagaimana mencapai kepuasan yang sempurna. Kubenamkan si dicky sedalam mungkin dan bertahan pada posisi itu sekitar 5 menit. Kontolku berdenyut-denyut dan vaginanya mbak wati juga berdenyut lama sekali.

    “Mas terima kasih ya, saya belum pernah main sampai seenak ini.”
    “Saya ngantuk sekali mas.”
    “Ya sudah lah tidur dulu.”

    Aku bangkit dari tempat tidur dan masuk kamar mandi membersihkan si dicky dari mani yang belepotan. Aku pun tidak lama tertidur. Paginya sekitar pukul 5 aku bangun dan ternyata mbak wati tidur di samping ku.Kuraba memeknya, lalu ku cium, tangan ku, bau sabun. Berarti dia tadi sempat bangun dan membersihkan diri lalu tidur lagi. Dia kini tidur nyenyak dengan ngorok pelan.

    Kuhidupkan lampu depan sehingga kamar menjadi agak remang-remang. Kubuka atau kukangkangkan kedua kakinya . Aku tiarap di antara kedua pahanya dan kusibakkan jembut yang lebat itu untuk memberi ruang agar mulutku bisa mencapai memeknya.

    Lidahku mencari posisi clitoris mbak wati. Perlahan-lahan kutemukan titik itu aku tidak segera menyerang ujung clitoris, karena kalau mbak wati belum terangsang dia akan merasa ngilu. Daerah sekitar clitoris aku jilat dan lama-lama mulai mengeras dan makin menonjol.

    “Mas kamu ngapain mas, jijik mas udah, mas” tangannya mendorong kepala ku, tetapi kutahu tenaganya tidak sunguh-sungguh karena dia juga mulai mengelinjang. Tangannya kini tidak lagi mendorong kepalaku, mulutnya berdesis-desis dan diselingin teriakan kecil manakala sesekali kusentuh ujung clitorisnya dengan lidahku.

    Setelah kurasakan clitorisnya menonjol penuh dan mengeras serangan ujung lidahku beralih ke ujung clitoris. Pinggul mbak wati yang bahenol mengeliat seirama dengan gerakan lidahku. Tangannya kini bukan berusaha menjauhkan kepalaku dari vaginanya tetapi malah menekan, sampai aku sulit bernafas.

    Tiba-tiba dia menjepitkan kedua pahanya ke kepalaku dan menekan sekeras-kerasnya tangannya ke kepalaku untuk semakin membenam. Vaginanya berdenyut-denyut. Dia mencapai klimak. Beberapa saaat kupertahankan lidah ku menekan clitorisnya tanpa menggerak-gerakkannya.

    Setelah gerakannya berhenti aku duduk di antara kedua pahanya dan kumasukkan jari tengah ke dalam memeknya kucari posisi G-spot, dan setelah teraba kuelus pelan. Dengan irama yang tetap. Mbak Wati kembali menggerakkan pinggulnya yang bahenol dan tidak lama kemudian dia menjerit dan menahan gerakan tanganku di dalam memeknya. Lubang vaginanya berdenyut lama sekali.

    “Aduh mas ternyata mas pinter sekali.”
    “Aku kira mas nggak suka perempuan. Aku sampai penasaran mancing-mancing mas, tapi kok nggak nyerang-nyerang aku.”
    “Jadi aku bikin alasan macem-macem supaya bisa berdua sama mas.”
    “Aku segen mbak, takut dikira kurang ajar. Selain itu aku juga ingin menikmati jika didului perempuan.”
    “Ah mas nakal, menyiksa aku. Tapi aku suka mas orangnya sopan nggak kurang ajar kayak laki-laki lain.”
    “Mas tadi kok nggak jijik sih jilati memek ku. Aku belum pernah lho digituin. Rasanya enak juga ya.”kata Mbak Wati.

    Wati mengaku ketika berhubungan dengan suaminya yang sudah tua dulu hanya hubungan yang biasa saja dan itu pun mbak wati jarang sampai puas. Dia mengaku belum pernah berhubungan badan dengan orang lain kecuali suaminya dan diriku.

    “Pantes memeknya enak sekali, peret mbak,” kata ku.
    “Wong tukang jamu koq, yo terawat toh yo.”
    “Sekarang gantian mbak, barang ku mbok jilati po’o. ”
    Aku ra iso he mas”
    “Nanti tak ajari.”

    Mbak Wati yang bahenol mengambil posisi diantara kedua pahaku dan mulai memegang si dicky dan pelan-pelan memasukkan mulutnya ke ujung ******. Dia berkali-kali merasa mau muntah, tetapi terus berusaha mengemut si dicky Setelah terbiasa akhirnya dikulumnya seluruh batang ****** ku sampai hampir mencapai pangkalnya. Aku merasa ujung si dicky menyentuh ujung tenggorokkannya.

    Dia memaju-mundurkan batang di dalam kulumannya . Ku instruksikan untuk juga melakukannya sambil menghisap kuat-kuat.dia menuruti semua perintahku. Bagian zakarnya juga dijilatnya seperti yang kuminta. Dia tidak lagi mau muntah tetapi mahir sekali. Setelah berlangsung sekitar 15 menit kini aku perintahkan dia tidur telentang dan aku segera menindihnya.

    “Mas kontole kok enak tenan, keras sampai memek ku rasanya penuh sekali.”

    Kugenjor terus sambil kosentrasi mencari titik G. Tidak sampai 5 menit Mbak wati langsung berteriak keras sekali. Dia mencapai orgasme tertinggi. Sementara aku masih agak jauh . Setelah memberi kesempatan jeda sejenak. Mbak Wati kusuruh tidur nungging dan kami melakukan dengan Dogy Style.

    Rupanya pada posisi ini titik G Mbak wati tergerus hebat sehingga kurang dari 3 menit dia berteriak lagi dan aku pun mencapai titik tertinggi sehingga mengabaikan teriakannya dan kugenjot terus sampai seluruh maniku hambis di dalam memek mbak wati.

    Dia tertidur lemas,aku pun demikian. Sekitar jam 8 pagi kami terbangun dan bersepakat mandi bareng. Badan Mbak wati memang benar-benar sempurna sangat bahenol, Teteknya besar menentang, pinggulnya besar dan pinggangnya ramping sungguh bahenol. Setelah malam itu mbak Wati jadi sering menginap di kamar ku. Sampai satu hari dia datang dengan muka sedih.

    “Mas aku disuruh pulang ke kampung mau dikawinkan sama Pak lurah.”
    “Aku berat sekali mas pisah sama mas, tapi aku nggak bisa nolak keinginan orang tua ku,” katanya bersedih.

    Malam itu Mbak wati nginap kembali di kamar ku dan kami main habis-habisan. Seingat saya malam itu saya sampai main 7 ronde menikmati tubuh bahenol nya, sehingga badan ku lemas sekali.

  • Bercinta Dengan Tunangan Orang

    Bercinta Dengan Tunangan Orang


    1600 views

    Duniabola99.org – Namaku Erick, tentunya bukan nama asli dong. Aku tinggal di suatu kota yang kebetulan sering dijuluki sebagai kota kembang pengalamanku ini terjadi mungkin kira- kira 2 tahun yang lalu. Sebut saja Indi (bukan nama sebenarnya), dia adalah tunangan temanku yang bernama Edi (bukan nama asli) yang tinggal di Jakarta, yang mana pada waktu itu Edi harus keluar kota untuk keperluan bisnisnya. Oh ya, Edi ini punya adik laki-laki yang bernama Deni, dimana adiknya itu teman mainku juga. Kalau tidak salah, malam itu adalah malam minggu, kebetulan pada waktu itu aku lagi bersiap-siap untuk keluar. Tiba-tiba telpon di rumahku berbunyi, ternyata dari Deni yang mau pinjam motorku untuk menjemput temannya di stasiun kereta api. Dia juga bilang nitip sebentar tunangan kakaknya, karena di rumah lagi tidak ada siapa-siapa. Aku tidak bisa menolak, lagi pula aku ingin tahu tunangan temanku itu seperti bagaimana rupanya.

    Tidak lama kemudian Deni datang, karena rumahnya memang tidak begitu jauh dari rumahku dan langsung menuju ke kamarku.

    “Hei Rick..! Aku langsung pergi nih.. mana kuncinya..?” kata Deni.

    “Tuh.., di atas meja belajar.” kataku, padahal dalam hati aku kesal juga bisa batal deh acaraku.

    “Oh ya Rick.., kenalin nih tunangan kakakku. Aku nitip sebentar ya, soalnya tadi di rumah nggak ada siapa-siapa, jadinya aku ajak dulu kesini. Bentar kok Rick..,” kata Deni sambil tertawa kecil.

    “Erick..,” kataku sambil menyodorkan tanganku.

    “Indi..,” katanya sambil tersenyum.

    “Busyeett..! Senyumannya..!” kataku dalam hati. Jantungku langsung berdebar- debar ketika berjabatan tangan dengannya. Bibirnya sensual sekali, kulitnya putih, payudaranya lumayan besar, matanya, hidungnya, pokoknya, wahh..! Akibatnya pikiran kotorku mulai keluar.

    “Heh..! Kok malah bengong Rick..!” kata Deni sambil menepuk pundakku.

    “Eh.. oh.. kenapa Den..?” kaget juga aku.

    “Rick, aku pergi dulu ya..! Ooh ya Ndi.., kalo si Erick macem-macem, teriak aja..!” ucap Deni sambil langsung pergi. Indi hanya tersenyum saja. “Sialan lu Den..!” gerutuku dalam hati. Seperginya Deni, aku jadi seperti orang bingung saja, serba salah dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Memang pada dasarnya aku ini sifatnya agak pemalu, tapi kupaksakan juga akhirnya.

    “Mo minum apa Ndi..?” kataku melepas rasa maluku.

    “Apa aja deh Rick. Asal jangan ngasih racun.” katanya sambil tersenyum.

    “Bisa juga bercanda nih cewek, aku kasih obat perangsang baru tau..!” kataku dalam hati sambil pergi untuk mengambil beberapa minuman kaleng di dalam kulkas. Akhirnya kami mengobrol tidak menentu, sampai dia menceritakan kalau dia lagi kesal sekali sama Edi tunangannya itu, pasalnya dia itu sama sekali tidak tahu kalau Edi pergi keluar kota. Sudah jauh-jauh datang ke Bandung, nyatanya orang yang dituju lagi pergi, padahal sebelumnya Edi bilang bahwa dia tidak akan kemana-mana.

    “Udah deh Ndi.., mungkin rencananya itu diluar dugaan.., jadi Kamu harus ngerti dong..!” kataku sok bijaksana.

    “Kalo sekali sih nggak apa Rick, tapi ini udah yang keberapa kalinya, Aku kadang suka curiga, jangan-jangan Dia punya cewek lain..!” ucap Indi dengan nada kesal. “Heh.., jangan nuduh dulu Ndi, siapa tau dugaan Kamu salah,” kataku.

    “Tau ah.., jadi bingung Aku Rick, udah deh, nggak usah ngomongin Dia lagi..!” potong Indi.

    “Terus mau ngomong apa nih..?” kataku polos. Indi tersenyum mendengar ucapanku. “Kamu udah punya pacar Rick..?” tanya Indi.

    “Eh, belom.. nggak laku Ndi.. mana ada yang mau sama Aku..?” jawabku sedikit berbohong.

    “Ah bohong Kamu Rick..!” ucap Indi sambil mencubit lenganku. Seerr..! Tiba- tiba aliran darahku seperti melaju dengan cepat, otomatis adikku berdiri perlahan- lahan, aku jadi salah tingkah. Sepertinya si Indi melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku langsung pura-pura mau mengambil minum lagi, karena memang minumanku sudah habis, tetapi dia langsung menarik tanganku.

    “Ada apa Ndi..? Minumannya sudah habis juga..?” kataku pura-pura bodoh.

    “Rick, Kamu mau nolongin Aku..?” ucap Indi seperti memelas.

    “Iyaa.., ada apa Ndi..?” jawabku.

    “Aku.., Aku.. pengen bercinta Rick..?” pinta Indi. “Hah..!” kaget juga aku mendengarnya, bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam yang lalu kami berkenalan, tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku.

    “Ka.., Kamu..?” ujarku terbata-bata. Belum juga kusempat meneruskan kata- kataku, telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian dia membelai pipiku, kemudian dengan lembut dia juga mencium bibirku. Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya merasakan dengan orang yang baru kukenal.

    Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadaku, “Aku pengen bercinta sama Kamu, Rick..! Puasin Aku Rick..!” Lalu dia mulai mencium telinganku, kemudian leherku, “Aahh..!” aku mendesah. Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku. Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak beraturan. Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan, “Aahh Rick..!” Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam t- shirt-nya.

    Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu terlepas. Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit, tetapi sakitnya sakit nikmat. “Rick.., buka dong bajunya..!” katanya manja.

    “Bukain dong Ndi..,” kataku. Sambil menciumiku, Indi membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan ke samping tempat tidur. Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku hanya bisa mendesah karena nikmatnya, “Akhh.., Ndi.” Kemudian Indi mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga. Akhirnya tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika melihat kepala kemaluanku off set alias menyembul ke atas.

    Indi melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya. Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat sekali. Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya.

    “Okhh.. nikmat sekali,” kataku dalam hati, sepertinya kemaluanku terasa disedot-sedot. Indi sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit kemaluanku.

    “Auwww.., sakit dong Ndi..!” kataku sambil agak meringis. Indi seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih tetap saja memaju- mundurkan kepalanya. Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya, “Ndi, Aku mau keluar.. akhh..!” Indi cuek saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya, “Croott.. croott..!” Aku menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut Indi. Dia menelan semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat.

    Setelah cairannya benar-benar bersih, Indi kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya sendiri, sampai akhirnya dia telanjang bulat. Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku.

    “Puasin Aku Rick..!” katanya sambil memeluk tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur. Sampai disana dia tidur telentang. Aku lalu mendekatinya, kutindih tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga kirinya. Dia mendesah keenakan, “Aahh..!” Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu, kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya. Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya.

    “Okkhh..! Erick sayang, terus Rick..! Okhh..!” desahnya mulai tidak menentu. Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah. Kujilati sekitar pangkal pahanya, Indi mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya, lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris. Indi semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air.

    Kemudian aku mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir kemaluannya, terlihat jelas sekali apa yang namanya klitoris, dengan agak sedikit menahan nafas, kusedot klitorisnya.

    “Aakkhh.. Rick..,” Indi menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena aku merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman pertamaku menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak pernah. Aku masih saja menjilati dan menyedot klitorisnya.

    “Rick..! Masukin Rick..! Masukin..!” pinta dia dengan wajah memerah menahan nafsu. Aku yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit dan mengarahkan senjataku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir kemaluannya.

    “Udah dong Rick..! Cepet masukin..!” katanya manja.

    “Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran banget.” kataku dalam hati. Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai ke lantai, terlihat kemaluannya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sedikit, kemudian kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah. Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku.

    “Bless..!” akhirnya kemaluanku terbenam di dalam liang kemaluan Indri.

    “Aaakkhh Rick..!” desah Indi. Kaget juga dia karena sentakan kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Indi. Aku mulai mengerakkan tubuhku, makin lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya.

    “Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!” erang Indi sambil tangannya memegang kedua pipiku. Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Indi mengejang, “Aaakkhh.. Eriicckk..!” Ternyata Indi sudah mencapai puncaknya duluan. “Aku udah keluar duluan Sayang..!” kata Indi.

    “Aku masih lama Ndi..,” kataku sambil masih menggenjot tubuhku. Kemudian kuangkat tubuh Indi ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Indi melingkar di pinggangku. Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat Indi.

    “Aakkhh Ndi.., punya Kamu enak sekali.” kataku memuji, Indi hanya tersenyum saja. Aku juga heran, kenapa aku bisa lama juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama menuju puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini.

    “Aahh Ndi.., Aku hampir keluar..,” kataku agak terbata-bata.

    “Aku juga Rick..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!” kata Indi sambil menggoyang pantatnya yang bahenol itu. Goyangan pantat Indi semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Indi, frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya, “Aaakkhh.., Ericckk..!” jerit Indi sambil menancapkan kukunya ke pundakku.

    “Aakhh, Indii.., Aku sayang Kamuu..!” erangku sambil mendekap tubuh Indi. Kami terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon.

    “Kamu hebat sekali Rick..!” puji Indi.

    “Kamu juga Ndi..!” pujiku juga setelah agak lama kami berpelukan. Kemudian kami cepat- cepat memakai pakain kami kembali karena takut adik tunangannya Indi keburu datang.