Author: Bokep Mobile

  • Foto Bugil Hot Momoko Tani Lagi Berenang

    Foto Bugil Hot Momoko Tani Lagi Berenang


    1770 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Foto Ngentot Yukari Mengendarai Kontol Di Tempat Tidur

    Foto Ngentot Yukari Mengendarai Kontol Di Tempat Tidur


    2417 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

     

     

  • Foto Ngentot Panas Maria Ozawa ( Miyabi ) Di Hotel

    Foto Ngentot Panas Maria Ozawa ( Miyabi ) Di Hotel


    2179 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Foto Ngentot Panas Polisi Dan Tahanan

    Foto Ngentot Panas Polisi Dan Tahanan


    2323 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Foto Ngentot Hot Pelacur Asia Di Hotel

    Foto Ngentot Hot Pelacur Asia Di Hotel


    1839 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Foto Ngentot Malaikat Jepang dengan payudara besar Hinata Serina

    Foto Ngentot Malaikat Jepang dengan payudara besar Hinata Serina


    2099 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Foto Ngentot Hot Yuki Maya Menikmati Kontol Yang Masuk Ke Memeknya

    Foto Ngentot Hot Yuki Maya Menikmati Kontol Yang Masuk Ke Memeknya


    1858 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Seks Anak Bos, Namanya inge

    Cerita Seks Anak Bos, Namanya inge


    1734 views

    Cerita Seks – Aku bekerja sebagai seorang sopir untuk pengusaha WNI kaya di Surabaya. Namaku Herman, umurku 25 tahun, dan berasal dari Malang. Aku sudah bekerja selama 3 tahun pada juraganku ini, dan aku sedang menabung untuk melanjutkan kuliahku yang terpaksa berhenti karena kurang biaya.

    Wajahku sih kata orang ganteng, ditambah dengan tubuh atletis dan kekar berkat latihan beban yang sangat aku gemari. Banyak teman SMA-ku yang dulu bilang, seandainya aku anak orang kaya, pasti sudah jadi play boy kelas berat.

    Memang ada beberapa teman cewekku yang dulu naksir padaku, tetapi tidak aku tanggapi. Mereka bukan tipeku. Entah mengapa, aku paling suka dengan wanita keturunan. Paling tidak tahan aku kalau melihat kulit mereka yang putih mulus, ingin rasanya merasakan kelembutannya.

     

     

    Mungkin memang sudah normal bila seseorang tertarik dengan ras yang lain. Juraganku punya seorang anak tunggal, gadis berumur 17 tahun, kelas 2 SMA favorit di Surabaya. Namanya Inge. Tiap hari aku mengantarnya ke sekolah.

    Aku kadang hampir tidak tahan melihat tubuh Inge yang seksi sekali. Tingginya kira-kira 170 cm, dan payudaranya besar dan kelihatannya kencang sekali. Ukurannya kira-kira 36C. Ditambah dengan penampilannya dengan rok mini dan baju seragamnya yang tipis, membuatku ingin sekali menyetubuhinya.

    Setiap kali mengantarnya ke sekolah, ia duduk di bangku depan di sampingku, dan kadang-kadang aku melirik melihat pahanya yang putih mulus dengan bulu-bulu halus atau pada belahan payudaranya yang terlihat dari balik seragam tipisnya itu.

    Tapi aku selalu ingat, bahwa dia adalah anak juraganku. Bila aku macam-macam bisa dipecatnya aku nanti, dan angan-anganku untuk melanjutkan kuliah bisa berantakan. Siang itu seperti biasa aku jemput dia di sekolahnya. Mobil BMW biru metalik aku parkir di dekat kantin, dan seperti biasa aku menunggu Non-ku di gerbang sekolahnya.
    Tak lama dia muncul bersama teman-temannya.
    “Siang, Non.., mari saya bawakan tasnya”.
    “Eh…, Pak, udah lama nunggu?”, katanya sambil mengulurkan tasnya padaku.
    “Barusan kok Non..”, jawabku.
    “Nge…, ini toh supirmu yang kamu bicarain itu. Lumayan ganteng juga sih…, ha…, ha..”, salah satu temannya berkomentar. Aku jadi rikuh dibuatnya.
    “Hus..”, sahut Non-ku sambil tersenyum. “Jadi malu dia nanti..”.
    Segera aku bukakan pintu mobil bagi Non-ku, dan temannya ternyata juga ikut dan duduk di kursi belakang.
    “Kenalin nih Pak, temanku”, Non-ku berkata sambil tersenyum. Aku segera mengulurkan tangan dan berkenalan.
    “Herman”, kataku sambil merasakan tangan temannya yang lembut.
    “Mei-Ling”, balasnya sambil menatap dadaku yang bidang dan berbulu.
    “Pak, antar kita dulu ke rumah Mei-Ling di Darmo Permai”, instruksi Non Inge sambil menyilangkan kakinya sehingga rok mininya tersingkap ke atas memperlihatkan pahanya yang putih mulus.
    “Baik Non”, jawabku. Tak terasa penisku sudah mengeras menyaksikan pemandangan itu. Ingin rasanya aku menjilati paha itu, dan kemudian mengulum payudaranya yang padat berisi, kemudian menyetubuhinya sampai dia meronta-ronta…, ahh.

    Tak lama kitapun sampai di rumah Mei-Ling yang sepi. Rupanya orang tuanya sedangke luar kota, dan merekapun segera masuk ke dalam. Tak lama Non Inge ke luar dan menyuruhku ikut masuk.
    “Saya di luar saja Non”.
    “Masuk saja Pak…, sambil minum dulu…, baru kita pulang”. Agen Bola Online
    Akupun mengikuti perintah Non-ku dan masuk ke dalam rumah. Ternyata mereka berdua sedang menonton VCD di ruang keluarga.
    “Duduk di sini aja Pak”, kata Mei-Ling menunjuk tempat duduk di sofa di sebelahnya.
    “Ayo jangan ragu-ragu..”, perintah Non Inge melihat aku agak ragu.
    “Mulai disetel aja Mei”, Non Inge kemudian mengambil tempat duduk di sebelahku.

    Tak lama kemudian…, film pun dimulai…, Woww…, ternyata film porno. Di layar tampak seorang pria negro sedang menyetubuhi dua perempuan bule secara bergantian. Napas Non Inge di sampingku terdengar memberat, kemudian tangannya meremas tanganku. Akupun sudah tidak tahan lagi dengan segala macam cobaan ini. Aku meremas tangannya dan kemudian membelai pahanya. Tak berapa lama kemudian kamipun berciuman. Aku tarik rambutnya, dan kemudian dengan gemas aku cium bibirnya yang mungil itu.
    “Hmm… Eh”, Suara itu yang terdengar dari mulutnya, dan tangankupun tak mau diam beralih meremas-remas payudaranya.


    Kubuka kancing seragamnya satu persatu sehingga tampak bongkahan daging kenyal yang putih mulus punya Non-ku itu. Aku singkap BH-nya ke bawah sehingga tampaklah putingnya yang merah muda dan kelihatan sudah menegang.

    “Ayo…, hisap Pak.., ahh”. Tak perlu dikomando lagi, langsung aku jilat putingnya, sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang sebelah kiri. Aku tidak memperhatikan apa yang dilakukan temannya di sebelah, karena aku sedang berkonsentrasi untuk memuaskan nafsu birahi Non Inge. Setelah puas menikmati payudaranya, akupun berpindah posisi sehingga aku jongkok tepat di depan selangkangannya. Langsung aku singkap rok seragam SMA-nya, dan aku jilat CD-nya yang berwarna pink. Tampak bulu vaginanya yang masih jarang menerawang di balik CD-nya itu.

    “Ayo, jilatin memekku Pak”, Non Inge mendesah sambil mendorong kepalaku. Langsung aku sibak CD-nya yang berenda itu, dan kujilati kemaluannya.
    “Ohh…, nikmat sekali…”, erangan demi erangan terdengardari mulut Non-ku yang sedang aku kerjai. Benar-benar beruntung aku bisa menjilati kemaluan seorang gadis kecil anak konglomerat. Tanganku tak henti mengelus, meremas payudaranya yang besar dan kenyal itu.

    “Aduh, cepetan dong, yang keras…, aku mau keluar.., ehhmm ohh..”. Tangan Non Inge meremas rambutku sambil badannya menegang. Bersamaan dengan itu keluarlah cairan dari lubang vaginanya yang langsung aku jilat habis. Akupun berdiri dan membuka ritsluiting celanaku. Tapi sebelum sempat aku buka celanaku, Non Inge telah ambil alih.
    “Biar saya yang buka Pak”, katanya.
    Tangannya yang mungil melepas kancing celana jeansku, dan membantuku membukanya. Kemudian tangannya meremas-remas penisku dari luar CD-ku. Dijilatinya CD-ku sambil tangannya meremas-remas pantatku. Akupun sudah tak tahan lagi, langsung aku buka CD-ku sehingga penisku yang berukuran 20 cm dan sudah tegak, bergelantung ke luar.

    “Ih, besar sekali”, desis Non Inge, sambil tangannya mengelus-elus penisku. Tak lama kemudian dijilatinya buah pelirku terus menyusuri batang kemaluanku. Dijilatinya pula kepala penisku sebelum dimasukkannya ke dalam mulutnya. Aku remas rambutnya yang berbando itu, dan aku gerakkan pantatku maju mundur, sehingga aku seperti menyetubuhi mulut anak juraganku ini. Rasanya luar biasa…, bayangkan…, penisku yang berukuran 20 cm itu dan berwarna hitam legam sedang dikulum oleh mulut seorang gadis manis. Pipinya yang putih tampak menggelembung terkena batang kemaluanku.


    “Punyamu besar sekali Pak…, saya suka.., ehmm..”, katanya sambil kemudian kembali mengulum kemaluanku.

    Setelah kurang lebih 10 menit Non Inge menikmati penisku, dia suruh aku duduk di sofa. Kemudian dia menghampiriku sambil membuka seluruh pakaiannya sehingga dia tampak telanjang bulat. Dinaikinya pahaku, dan diarahkannya penisku ke liang vaginanya.
    “Ayo.., setubuhi saya..”, katanya memberi instruksi, aku tahu dia ingin merasakan nikmatnya penisku yang besar itu. Diturunkannya pantatnya, dan peniskupun masuk perlahan ke dalam liang vaginanya.

    Kemaluannya masih sempit sekali sehingga masih agak sulit bagi penisku untuk menembusnya. Tapi tak lama masuk juga separuh dari penisku ke dalam lubang kemaluan anak juraganku ini.
    “Ahh…, yeah…, sekarang masukin deh penis bapak yang besar itu di memekku”, katanya sambil naik turun di atas pahaku. Tangannya meremas dadanya sendiri, dan kemudian disodorkannya putingnya untukku.
    “Yah, begitu dong Pak”, Tak perlu aku tunggu lebih lama lagi langsung aku lahap payudaranya yang montok itu. Sementara itu Non Inge masih terus naik turun sambil kadang-kadang memutar-mutar pantatnya, menikmati penis besar sopirnya ini.
    “Sekarang setubuhi saya dalam posisi nungging..”, instruksinya. Diapun turun dan menungging menghadap ke sofa.
    “Ayo Pak.., setubuhi saya dari belakang”, Non Inge menjelaskan maksudnya padaku. Akupun segera berdiri di belakangnya, dan mengelus-elus pantatnya yang padat.

    Kemudian kuarahkan penisku ke lubang vaginanya, tetapi agak sulit masuknya. Tiba-tiba tak kusangka ada tangan lembut yang mengelus penisku dan membantu memasukkannya ke liang vagina Non Inge. Aku lihat ke samping, ternyata Mei Ling, yang membantuku menyetubuhi temannya. Dia tersenyum sambil mengelus-elus pantat dan pahaku.

    Aku langsung menyetubuhi Non Inge dari belakang. Kugerakkan pantatku maju mundur, sambil memegang pinggul Nonku.
    “Ahh…, Pak…, Pak…, Terus.., nikmat sekali”, Non Inge mengerang nikmat. Tubuhnya tampak berayun-ayun, dan segera kuremas dari belakang. Kupilin-pilin puting susunya, dan erangan Non Inge makin hebat.

    Mei Ling sekarang telah berdiri di sampingku dan tangannya sibuk menelusuri tubuhku. Ditariknya rambutku dan diciumnya bibirku dengan penuh nafsu. Lidahnya menerobos masuk ke dalam mulutku. Sambil berciuman dibukanya kancing baju seragamnya sehingga tampak buah dadanya yang tidak terlalu besar, tetapi tampak padat.
    “Ohh.., terus dong pak yang cepat”, Non Inge mengerang makin hebat. Tak berapa lama terasa cairan hangat membasahi penisku.
    “Non…, saya juga hampir keluar..”, kataku.
    “Tahan sebentar Pak.., keluarin dimulutku…”, kata Non Inge.

    Non Inge dan Mei Ling berlutut di depanku, dan Mei-Ling yang sejak tadi tampak tak tahan melihat kami bersetubuh di depannya, langsung mengulum penisku di mulutnya. Sementara itu Non Inge menjilat-jilat buah pelirku. Mereka berdua bergantian mengulum dan menjilat penisku dengan penuh nafsu. Akupun sibuk membelai rambut kedua remaja ini, yang sedang memuaskan nafsu birahi mereka.
    “Ayo, goyang yang keras Pak..”, Non Inge memberiku instruksi sambil menelentangkan tubuhnya di atas karpet ruang keluarga.
    “Ayo penisnya taruh di sini Pak”, kata Non Inge lagi. Akupun segera menaruh berlutut di atas dada Non-ku dan menjepit penisku di antara dua bukit kembarnya. Segera aku maju mundurkan pantatku, sambil tanganku mengapitkan buah dadanya.
    “Oh, nikmat sekali..”.

    Sementara Mei Ling sibuk mengelap tubuhku yang basah karena keringat. Tak berapa lama kemudian, akupun tak tahan lagi. Kuarahkan penisku ke dalam mulut Non Inge, dan dikulumnya sambil meremas-remas buah pelirku.
    “Ahh…, Non…, ahh”, jeritku dan air manikupun menyembur ke dalam mulut mungil Non Inge. Akupun tidur menggelepar kecapaian di atas karpet, sementara Non Inge dan Mei Ling sibuk menjilati bersih batang kemaluanku.

    Setelah itu kamipun sibuk berpakaian, karena jam sudah menunjukkan pukul 15.00. Orang tua Inge termasuk orang tua yang strict pada anaknya, sehingga bila dia pulang telat pasti kena marah. Di mobil dalam perjalanan pulang, Inge memberiku uang Rp 100.000,-.
    “Ambil Pak, buat uang rokok, Tapi janji jangan bilang siapa-siapa tentang yang tadi ya”, katanya sambil tersenyum. Akupun mengangguk senang.
    “Besok kita ulangi lagi ya Pak…, soalnya Mei-Ling minta bagian”.

    Demikian kejadian ini terus berlanjut. Hampir setiap pulang sekolah, Non Inge akan pura-pura belajar bersama temannya. Tetapi yang terjadi adalah dia menyuruhku untuk memuaskan nafsu birahinya dan juga teman-temannya, Mei-Ling, Linda, Nini,dll.
    Tapi akupun senang karena selain mendapat penghasilan tambahan dari Non Inge, akupun dapat menikmati tubuh remaja mereka yang putih mulus.

  • Cerita Seks Akhirnya Kusetubuhi Tetanggaku

    Cerita Seks Akhirnya Kusetubuhi Tetanggaku


    1959 views

    Cerita Seks – Kisah ini dimulai ketika aku memutuskan untuk pindah dari rumah orang tuaku dan mengontrak sebuah rumah mungil di pinggiran Jakarta. Kulakukan itu karena aku dan istriku ingin belajar mandiri, apalagi kini sudah hadir si kecil anggota keluarga baru kami.

     

     

    Ku akui, aku bukanlah suami yang baik, mengingat petualangan liarku ketika masih belum menikah. Sering aku bergonta ganti pacar yang ujung-ujungnya hanya untuk memuaskan libidoku yang cukup tinggi. Namun setelah menikah, kuredam keinginanku untuk berpetualang lagi. Di hadapan istri dan lingkunganku, aku mencoba menampilkan sebagai sosok yang baik-baik. Tidak neko-neko. Rahasia masa laluku pun aku simpan rapat-rapat.

    Namun setelah satu bulan aku tinggal di lingkungan yang baru, tampaknya tabiat lamaku kumat kembali. Di sekitar rumahku, banyak ku temui wanita yang menarik perhatianku. Mulai dari ibu-ibu tetangga yang rata-rata tidak bekerja dan mahasiswi yang banyak kost di sekitar tempat tinggalku.

    Satu sosok yang menarik perhatianku adalah Nanik, tetangga kontrakanku, namun tetangga-tetangga yang lain memanggilnya Mama Ryan sesuai dengan nama anaknya. Ketika pertama kali bertemu, ia terlihat berbeda dibanding ibu-ibu lain di sekitarnya. Wajahnya cukup cantik dengan Kulitnya yang kuning langsat, bodinya cukup montok namun tetap kencang walau usianya sudah di atas 37 tahun. Payudaranya pun terlihat proporsional di balik kaus yang sering dikenakannya.

    Ia berasal dari Cianjur, jadi wajarlah kalo wajahnya cantik khas wanita priangan. Namun segala pesonanya itu tertutupi oleh kehidupannya yang sederhana. Suaminya hanya seorang supir pribadi yang penghasilannya terbatas, belum lagi kedua anaknya sudah beranjak remaja, yang tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar.

    Hubungan istriku dengan Nanik cukup baik, sering Nanik berkunjung ke rumah dan ngobrol dengan istriku. Pada saat itu aku sering curi-curi pandang ke arahnya. Sering ia hanya mengenakan kaos longgar dan celana pendek kalau main ke rumah, sehingga belahan dada dan sebagian paha nya yang putih mulus menjadi santapanku. Dan kalo sudah begitu, batang penisku bisa mengeras diam-diam. Kapan ya aku bisa meniduri nya?

    Info dari istriku pula lah akhirnya aku tahu kalo ternyata Nanik bekerja paruh waktu sebagai pembantu. Seminggu tiga kali ia bekerja membersihkan apartemen seorang ekspatriat. Apartemen ini sering kosong karena sering di tinggal pemiliknya berdinas ke luar negeri, jadi ia di percaya untuk memegang kunci apartemen itu. Namun kegiatannya itu tidak membantu banyak dalam masalah keuangan keluarga di tengah kebutuhan sehari hari yang semakin mahal, dan ini kesempatanku untuk menjadi dewa penolong baginya, walau ada udang di balik batu, ingin merasakan bagaimana rasanya jepitan vagina istri orang. hehehe

    Strategi untuk mendekatinya pun mulai aku jalankan. Dia berangkat kerja selalu pagi hari. yaitu tiap hari Senin, Rabu dan Jumat pada pukul 7 pagi. Aku tahu karena dia selalu lewat depan rumahku. Dia berangkat kerja menggunakan metro Mini.

    Setelah tahu jadwalnya aku pun mulai mengatur siasat agar bisa berangkat bareng dengannya. Kuatur waktu berangkat kerjaku yang biasanya jam 8 menjadi lebih pagi lagi. Kebetulan arah apartemen tempatnya bekerja searah dengan kantorku di Sudirman.

    Senin pagi itu kulihat dia sudah lewat depan rumahku untuk berangkat kerja, aku pun segera bersiap siap mengeluarkan mobilku dari garasi. Istriku sempat bertanya, koq hari ini berangkat lebih pagi. Kujawab saja ada meeting mendadak. Fontana99

    Mobil kulajukan perlahan menuju jalan besar dan kulihat di ujung gang. Nanik sedang menunggu Metro Mini yang akan membawanya ke Kampung Melayu. Kuhampiri dia dan kubuka jendela mobil dan menyapanya.

    “Berangkat kerja Mbak Nanik?”

    “eh….. iya mas Ardi,” jawabnya agak kaget.

    “Bareng saya aja yuk, Mbak mau ke Kampung Melayu kan?’

    “Iya mas……tp gak apa apa saya naik Metro aja,” Tolaknya dengan halus.

    “Gak apa apa Mbak, kita kan searah ini, lagian metro mini kalo pagi pasti penuh,” ujarku coba membujuknya.

    Dia sedikit bimbang, tapi akhirnya menyetujui ajakanku.

    Dibukanya pintu depan mobilku dan masuklah dia, seketika aroma parfum nya pun menyeruak ke indera penciumanku.

    “Terima kasih Mas Ardi. Maaf merepotkan.”

    “Merepotkan apa sih mbak, wong kita searah koq.” Ujarku sambik tertawa ringan.

    Khas senin pagi, lalu lintas pagi itu sangat macet. Di dalam mobil aku
    pun menghabiskan waktu dengan ngobrol ringan dengannya. Banyak hal yang kami perbincangkan, mulai dari keluarganya, anak-anaknya, suaminya, lingkungan kerjanya. Intinya aku ingin lebih mendekatkan diri padanya agar tujuanku menidurinya bisa terlaksana. Tapi aku tidak mau terburu-buru.

    Akhirnya kami tiba di Apartemen tempatnya bekerja, ku turunkan ia di pinggir jalan. Aku pun kembali melajukan mobilku ke arah kantor.

    ***

    Selama dua minggu aku intens melakukan pendekatan dengan mengajaknya berangkat bareng. Untuk menghindari gunjingan tetangga, ia hanya mau naik mobilku di ujung gang.

    Semakin dekat hubungan kita, ia semakin berani menceritakan hal-hal pribadinya. Kami pun sering bercanda dan ia pun mulai berani mencubit lengan atau pinggangku ketika ku goda. Obroloan pun kadang-kadang kubuat menjurus ke urusan ranjang. Dan dari situ pula aku tahu kalau Nanik sudah tidak berhubungan intim dengan suaminya sejak tiga bulan lalu di karenakan suaminya sudah terlalu lalah bekerja dan sering pulang larut malam. Wah kesempatan nih, pikirku.

    Pagi itu kembali kami berangkat bareng, namun kulihat dia agak murung, aku pun memberanikan diri bertanya padanya.

    “Ada apa mbak Nanik, saya lihat mbak agak murung pagi ini?’

    “Gak apa-apa koq mas…..biasa kali saya kayak gini”, ia berusaha menyangkalnya.

    “Mbak gak usah bohong sama saya, saya tahu mbak orangnya ceria, jadi kalau murung sedikit, pasti saya tahu.”

    Nanik tersenyum mendengar perkataanku.

    “Enggak apa-apa mas. Ya namanya dalam hidup pasti ada aja masalahnya.”

    “Kalo mbak gak keberatan, cerita aja mbak, siapa tahu saya bisa bantu”

    “Gimana ya Mas….”Nanik memutus pembicaraan sepertinya ragu untuk melanjutkannya

    Aku menoleh kepadanya, dan kupandangi wajahnya dalam-dalam sambil membujuknya untuk terus bercerita.

    “Ini mas, si Ryan (anaknya yang bungsu) lagi butuh biaya untuk study tour ke Bandung, biayanya Rp. 500.000,- sedangkan aku sama bapaknya belum ada duit Karena sudah terpakai kakaknya untuk biaya praktikum kemarin. Sedangkan uangnya harus di kumpulkan besok. Study tour ini wajib karena sebagai syarat agar Ryan bisa lulus. Pusing saya mas.”

    Aku tersenyum sambil menatap matanya.

    “Ah gampang itu mbak, nanti saya bantu”

    “Tuh kan saya jadi merepotkan mas Ardi.”

    ” Gak apa-apa mbak, namanya kita bertetangga, kalau ada yang kesusahan, apa salahnya kita bantu.”

    “Iya sih mas……ya udah, kalo mas Ardi ada, saya mau pinjam uang dulu sama mas Ardi.”

    “Gampang itu mbak.”

    Ketika sampai di depan apartemen tempatnya bekerja, segera kubuka dompetku dan kuambil uang 1 jt dan kuberikan padanya. Nanik kaget dengan pemberianku sebanyak itu.

    “Koq banyak sekali Mas, saya kan butuh nya cuma lima ratus ribu?”

    “Iya sisanya buat bekal Ryan di jalan, atau buat Mamahnya juga ga apa-apa.”

    Nanik tertawa mendengar ucapanku.

    “Tapi saya belum bisa mengembalikan dalam waktu dekat mas.”

    “Gak di kembalikan juga gak apa-apa mbak.”

    “Lho koq gak di kembalikan, saya khan pinjem mas, jadi harus kembali.”

    “Ya udah gampang itu mbak, kalo ada, ya di kembalikan kalo ga ada ya di kembalikan dengan cara lain.” Ujarku mencoba memancing di air bening. Hehehe

    “Lho cara lain apa sih mas, koq saya bingung jadinya.”

    Aku Cuma tertawa, dan nanik semakin bingung dengan sikapku.

    “Ya udah nanti mbak telat loh ke kantornya.” Ujarku sambil bercanda.

    “Kantor apa sih Mas, bisa aja deh.” Nanik tertawa sambil mencubit lenganku.

    “Ya udah terima kasih ya Mas atas bantuannya.”

    “sama-sama Mbak”

    Nanik pun turun dari mobilku dan melangkah ke dalam area apartemen itu.

    Siang itu, tiba-tiba ada sms masuk ke ponselku, ternyata ada pesan dari Nanik. Setelah ku baca, ia menyampaikan ucapan terima kasih sekali lagi pada ku karena sudah di bantu. Akupun membalasnya untuk tidak memikirkannya lagi sekaligus menanyakan posisinya sedang berada di mana saat ini.Ternyata dia masih ada di apartemen majikannya dan sedang beristirahat karena baru saja selesai mengerjakan tugas-tugasnya.

    Ku coba iseng minta ijin padanya untuk main ke apartemen tempatnya bekerja apabila majikannya sedang tidak ada di tempat. Nanik mengijinkan karena Majikannya sedang keluar negeri selama seminggu. Dia pun memberi tahu tower dan nomor unit apartemennya.

    Aku pun segera bergegas membereskan pekerjaanku di kantor dan ijin pada temanku untuk ke luar dengan alasan bertemu klient. Karena aku sering dinas luar, jadi gampang saja dapat ijinnya.

    Segera kupacu mobilku menuju apartemennya. Tapi sebelumnya aku mampir ke salah satu restoran cepat saji dan membelikannya makan siang.

    Mobilku kuparkir di basement apartemen, aku pun menuju ke unit apartemen tempatnya bekerja. Ku bunyikan Bel dan tak lama Nanik pun mempersilahkan aku masuk. Akupun segera duduk di sofa yang cukup lebar dan empuk yang ada di ruangan itu.

    Unit apartemen itu cukup luas, ada dua kamar di dalamnya lengkap ada dapur dan minibarnya. Aku tebak majikannya seorang eksekutif di suatu perusahaan ternama dan apartemen ini di sediakan oleh perusahannya.

    “Mau minum apa mas,” tiba-tiba Nanik menyadarkanku yang sedari tadi memperhatikan apartemen beserta isinya.

    “Eh….air putih aja mbak.”

    “Masak air putih sih, aku bikinin sirup ya?”

    “Boleh Mbak kalau gak merepotkan.”

    Tak lama dia pun membawa dua gelas es sirup.

    “Wah jadi seger nih, siang-siang minum es sirup, apalagi di temani Mbak Nanik yang seger.”

    “Ih apaan sih Mas Ardi,” Dia tertawa sambil mencubit pinggangku.

    Wajahnya sudah kembali ceria tidak semuram pagi tadi

    Kami pun ngobrol sambil menyantap makanan yang ku bawa. Setelah makan kami pun melanjutkan obrolan sambil menonton acara tv kabel.

    Aku mulai memberanikan diri mendekatkan posisi dudukku dengannya dan Nanik diam saja. Ku coba pegang tangannya. Awalnya ia sepertinya canggung tapi akhirnya dapat ku genggam erat tangannya. Aku mulai membelai rambutnya yang panjang sebahu dan meniup tengkuknya dan tak lama bibir kami pun sudah saling bersilaturahmi. Berpagutan dengan bebasnya.

    Bibirku di lumat habis oleh bibirnya, nafasnya mulai tersengal-sengal. Nampak birahinya mulai naik. Wajar saja wong 3 bulan tidak di setubuhi suaminya.

    Tanganku pun ku beranikan menelusup di balik kemeja yang di kenakannya, ia pun diam saja, Kuraih payudara kiri di balik branya dengan tangan kananku, kuremas-remas halus sambil kumainkan putingnya. Ia mengelinjang sambil melenguh tertahan.

    “Auhhh….achhh.”

    Sambil melumat bibirnya kucoba membuka kancing bajunya satu persatu, dan ia pun mengikutinya dengan membuka kancing kemeja kerja yang aku kenakan. Kemeja-kemeja itu pun akhirnya terhampar di lantai.
    Terpampang jelas di hadapanku tubuh mulus Nanik dengan payudara yang masih tertutup bra warna krem, Walau perutnya sedikit berlipat karena lemak, tetap saja tidak mengurangi keinginanku untuk menyetubuhinya.

    Segera kubuka kait bra nya dan bra itu pun jatuh di pangkuannya. Payudara Nanik segera menyembul. Cukup besar dengan warna puting coklat tua dengan areola berwarna lebih muda. Puting itu mencuat dengan tegaknya. Keras.

    Segera saja kuhisap puting susunya, Nanik melenguh lebih keras.

    “Aaaccchhhh……Maasss. Aahhh….ouchhh. ” Ia semakin terangsang dengan perbuatanku.

    Terus kuhisap puting susunya kanan dan kiri bergantian, Ia pun menggelinjang makin keras, kepala tengadah menatap langit-langit. Matanya terpejam namun mulutnya meracau mengeluarkan suara desahan dan rintihan. Kedua tangannya menjambak-jambak rambut di kepalaku.

    Cukup lama kumainkan kedua puting susunya. Setelah puas Aku pun bangkit dari sofa dan segera berdiri. Nanik mengerti maksudku. Sambil tetap duduk di sofa, ia membuka ikat pingang dan celana yang ku kenakan, tidak lupa celana dalamku pun ikut dipelorotkannya ke bawah. Seketika itu juga peniskuku yang cukup besar dan berurat, mengacung ke depan dengan gagahnya. Nanik tersenyum sambil melirikku. Dipegang dan di belainya kepala penisku, di kocok-kocoknya perlahan batangnya berulang kali. Tak lama di masukkan lah kejantananku ke dalam mulutnya, di kulumnya batang penisku sampai ke pangkalnya. Karena ukuran penisku yang cukup besar ia sedikit tersedak, aku pun tertawa geli. Tapi dengan usil, digigitnya batang penisku, aku pun menjerit. Di kocok lagi batang penis itu dengan gerakan yang lebih cepat sambil lidahnya dengan liar menjilat-jilat kantung zakar. Perlakuan Nanik sungungguh luar biasa, tidak tahan aku di buatnya. Aku pun ingin segera buru-buru menyetubuhinya.

    Ku pinta Nanik bangkit berdiri dan melepaskan celana jeans yang masih di kenakannya. Ku balik badannya dan memintanya menungging. Lututnya di tumpukan ke sofa dan ia menungging di hadapanku dan tangannya menyangga tubuhnya pada sandaran sofa. Segera saja belahan vaginanya yang tertutup bulu jemput yang cukup lebat terlihat merekah di hadapanku. Bibir vagina nya mulai berwarna kecoklatan namun liang vaginanya masih menampakkan rona kemerahan yang tampak berkilat dan basah oleh cairan kewanitaan yang terus keluar karena rangsanganku tadi.

    Segera saja ku pegang batang penisku dan kuarahkan kepalanya ke arah liang kewanitaan Nanik. Segera kumajukan pinggulku dan tak lama kepala dan batang penisku pun amblas sampai ke pangkalnya. Terbenam sepenuhnya dalam liang vagina tetanggaku ini. Nanik tercekat dan berteriak karena alat vitalku yang cukup besar menyesakkan rongga kewanitaannya. Ia menoleh padaku dengan mulut terbuka lebar sambil merintih.

    “aaahhhh……”

    Kedua tanganku memegang pantatnya yang cukup besar. Aku pun mulai memaju mundurkan pingulku. Batang penisku pun keluar masuk di liang vaginanya dengan tempo yang cukup cepat. Nanik terus merintih dengan riuhnya.

    Acchhh…ouuchhh….achhh…..ouchhhh”

    Acchhh…ouuchhh….achhh…..ouchhhh”

    Sambil terus menggerakkan pinggulku, aku pun mulai meraih payudaranya yang mengantung dengan ke dua tanganku. Kumainkan puting susunya dengan kasar. Nanik pun semakin keras merintih dan meracau…….

    Tak lama ia pun menjerit keras dan kurasakan ada kedutan di liang vaginanya. Otot vaginanya semakin mencengkram erat kejantananku. Kali ini Nanik mengalami orgasme yang pertama. Tubuhnya melemah, tangannya tidak sanggup lagi menahan tubuhnya. Kepalanya jatuh terkulai di sofa dengan posisi tetap menungging. Kupercepat permainanku, tetapi tampaknya spermaku tidak ingin keluar cepat-cepat.

    Segera Kucabut batang penisku dari liang vaginanya. Segera ku balik tubuh Nanik menghadapku. Dengan posisi setengah duduk, Punggungnya bersandar di sandaran sofa kuangkat dan kurenggangkan kedua kakinya. Terlihat liang vagina yang menganga cukup lebar, segera saja kuhujamkan kejantananku ke liang kenikmatannya. Lagi-lagi Nanik menjerit tertahan ketika batang itu menerobos liang vaginanya. Ku maju mundurkan pinggulku dan terlihat penisku yang besar keluar masuk dengan bebasnya di liang sempit itu, menciptakan pemandangan yang indah. Bibir vagina itu menguncup ketika penisku menerobos masuk dan merekah ketika kutarik. Kedua tungkai Nanik kupegang dengan tanganku dan aku terus menyetubuhinya sambil tetap berdiri.

    Payudara yang begitu menantang dengan puting yang mencuat sudah basah oleh keringat. Payudara itu bergoyang-gotang dengan hebatnya mengikuti irama sodokan penisku yang maju mundur di liang vagina Nanik. Kepala Nanik tergolek ke kanan dan kiri dengan mulut yang terus mendesis dan merintih. Lima belas menit aku terus menyodok liang vagina Nanik. Nanik pun mengimbanginya dengan menggoyang pinggulnya ke kanan ke kiri. Setelah dua puluh menit akupun tidak tahan lagi. Kupercepat frekuensi sodokan batang penisku ke dalam liang vaginanya dan tak lama cairan spermaku pun meyemprot deras ke dalam rahimnya. Berbarengan dengan kedutan keras di vaginanya menandakan ia mengalami orgasme keduanya. Kami pun terkulai lemas di atas sofa. Tubuhku menindih tubuhnya dengan kejantananku masih tertanam di liang vaginanya. Nafas kami tersengal-sengal karena pertempuran yang luar biasa nikmatnya.

    Aku pun segera bangkit dan menarik penisku yang mulai mengendur dari liang vaginanya. Liang kenikmatan itu terlihat terngangga dan tampak carian putih meleleh keluar dari dalamnya. Nanik masih terkulai lemas di sofa. kakinya terjuntai ke lantai dan tangannya tergolek lemah di sebelah tubuhnya, segera kuhampiri dan kuciumi bibirnya.

    “Enak mas,lain kali minta lagi ya.” Ujarnya sambil tersenyum.

    “Siap, kapan aja mbak butuh, Aku siap melayani.” Candaku.

    Dan diapun tertawa sambil mencubit pinggangku penuh arti.

    Akhirnya kesampaian juga niatku menyetubuhi tetangga yang lama aku idam-idamkan.

    Setelah kejadian itu kami pun sering mencari-cari waktu untuk dapat bersetubuh kembali. Bahkan kami pernah melakukannya di dalam mobil.

    Tampaknya persetubuhan yang ku berikan, lebih dinikmatinya dibanding bersetubuh dengan suaminya.

  • Cerita Seks Gairah Bu Yetty

    Cerita Seks Gairah Bu Yetty


    1783 views

    Cerita Seks – Perkenalkan nama saya ridwan umur saya 23th ,kulit putih. Saya akui bahwa saya mengidap penyakit sexual yakni lebih suka kepada wanita yang lebih tua ,apalagi kalau saya sedang melihat ibu2 yang senam wahhh saya langsung bergairah melihat pantat mereka dan payudara mereka yang menurut saya sangat indah. Nah berikut adalah pengalaman gairah sex saya dengan istri tetangga saya yang bernama ibu yetty. Dia berumur kurang lebih 42th dan sudah memiliki 2 orang anak ,tetapi body nya sangat menggoda. Dengan toket berukuran 36c serta pinggul dan pantatnya yang sangat menggoda ,kulitnya juga putih dan tinggi badannya tdak beda jauh dengan saya.

     

    Kejadian ini terjadi sekitar akhir tahun 2008 ,nah waktu itu malam minggu saya lagi nggak kemana-mana karena cewe lagi ada urusan keluarga di rumah sodaranya. Waktu itu jam 11 malam tepatnya ,saya melihat bu yetty masih duduk di teras rumahnya dan seperti orang yang sedang menunggu sesuatu. Lalu saya hampiri dia,

    “loh bu yetty tumben jam segini masih di luar ,lagi nunggu siapa bu ?” tanyaku
    “saya lagi nunggu mas edy wan , kok tumben ya dia belum pulang. saya jadi cemas.”jawabnya
    “oh pak edy belum pulang bu ,oya si andi dan wiwid mana bu ?” saya menanyakan anak2nya.
    “itu di dalam wan ,mereka juga belum tidur masih main ps dari tadi.”

    Lalu kedua anak bu yetty melihat saya dan mereka memanggil saya untuk main ps dengan mereka.

    “mas ridwan ayo mas kita main ps, sini mas..” kata wiwid si bungsu
    “sudah sana wan main ps sama anak2 gpp.” kata bu yetty
    “iya bu.”

    saya pun masuk ke dalam rumahnya bu yetty dan gabung dengan kedua anak bu yetty. Dan tak saya pun mendengar suara motor pak edy ,ternyata memang benar pak eddy telah pulang.

    “maaf bu aku tadi ada kerjaan mendadak ,jadi aku pulang agak telat.” kata pak edy pada istrinya
    “oh ada nak ridwan toh.” kata pak edy
    “iya pak saya di nemenin andi dan wiwid main ps ,saya juga heran kok tumben mereka berdua belum tidur. ya sudah saya mampir saja dan main ps di sini.” jelas ku
    “pak mas ridwan nginep aja yah ,supaya andi ada temen main ps.”tegas andi anak pertama bu yetty yang sudah kelas 3 sd itu.
    “loh bapak terserah mas ridwan mau apa nggak ,gimana mas ridwan ?”tanya pak edy
    “ya sudah deh ,lagian besok saya ga ada acara pergi kemana-mana.”jawabku

    Lalu pak edy dan bu yetty masuk ke dalam kamar. dan sya pun melanjutkan main ps dengan kedua anak bu yetty. Sekitar jam 2 malam akhirnya kedua anak ini tidur dan saya pun sudah lelah main ps ,akhirnya saya matikan tv dan lampu ruang tengah tapi saya tidak tidur. Saya lihat pintu kamar bu yetty terbuka dan yang keluar adalah bu yetty ,wow saya benar2 kagum melihat pakaian tidur bu yetty dengan tali kecil di pundaknya dan yang bikin saya kage adalah bentuknya yang sangat sexy dan transparan.

    “loh kamu belum tidur wan ?” tanya bu
    “belum bu ,pak edy sudah tidur bu .” tanyaku
    “sudah ,wan bantuin saya ya pindahin anak ke kamarnya. tuh kamu gendong andi nah aku si wiwid.” peritah bu yetty
    “iya bu.”

    Saya dan bu yetty membawa wiwid dan andy ke kamar mereka. Setelah sampai di kamar sayapun menaruh andy di tempat tidurnya ,akan tetapi pada saat bu yetty menaruh wiwid di kasurnya ,entah kenapa bu yetty terjatuh dan saya lihat daster bu yetty tersingkap sampai paha bu yetty terlihat. Bu yetty pun meringis kesakitan dan saya pun tidak tega lalu menghampiri bu yetty.

    “yang mana yang sakit bu ?”tanyaku sambil sesekali melihat ke arah paha bu yetty
    “ini wan kaki saya.”

    lalu saya mengurut kakinya dan dia pun menyadari kalau saya melihat pahanya terus dan dengan perlahan dia menutup pahanya. Pijatan saya pun lama2 ke atas pahanya dan saya menyngkap daster bu yetty tapi tentunya saya izin dulu dengan dia.

     

    “bu dasternya tolong singkap sebentar supaaya saya bisa urut paha ibu ,karena kalau tidak di urut nanti paha ibu jadi keram.” hahaha padahal itu hanya akal2an saya saja

    Saat saya memijit pahanya ,saya lihat nafasnya jadi lebih cepat dan saya betul ngaceng melihat payudara bu yetty yang besar. Dan pijatan saya pun berubah menjadi elusan dan pada saat saya mengelus pahanya ,diapun mendesah sambil matanya terpejam dan itulah yang membuat saya semakin berani mengelus pahanya lebih ke atas.

    “ahhh…” desah bu yetty saat elusan saya semakin ke atas.

    Wah saya betul sudah lupa diri waktu itu ,yan saya pikirkan adalah saya harus berhasil menyetubuhi bu yetty. Lalu saya angkat tangan bu yetty dan saya arahkan ke tongkol saya yang sudah sangat tegang ,tetapi dia sempat tersadar.

    “ridwan apa yang sudah kita lakukkan ,kita tidak boleh seperti ini.” kata bu yetty

    saya sudah tidak perduli lagi dengan kata2 dia ,lalu dengan tenang saya mendekat ke arahnya dan mengelus rambut bu yetty sambil merayunya.

    “sudah lah bu ,di sini cuma ada kita kok.” rayuku
    “itu dosa ridwan.” jawabnya
    “ayo lah bu ,saya sudah lama ingin berdua seperti ini dengan bu yetty yang cantik.” haha gombal sekali saya
    “aku takut suami ku bangun wan.”
    “sudah ibu tenang saja ,pak edy biar saya yang mengawasi nanti ,yang penting malam ini saya ingin berdua dengan ibu.” kataku
    “tapi jangan di sini .kita ke ruang tamu saja supaya dapat melihat suamiku kalau bangun.

    lalu kami pun berjalan ke ruang tamu ,setelah di sana kami duduk di sofa dan saling menatap dengan penuh arti. Dan tak lama kami akhirnya berciuman ,ternyata bu yetty ini sangat lihai dalam melakkukan ciuman bahkan kami pun melakkukan french kiss.

    “mmmphhhh…,mmmmpphhh..” begitulah suara kami saat berciuman.

    Tangan ku pun mulai meraba payudaranya bu yetty dan berhasil masuk ke dalam daster bu yetty ,saya dapat merasakan bra merah berenda itu begitu sesak menampung payudara bu yetty yang besar. Kemudian tangan saya pun mengeluarkan payudaranya dari dalam branya ,dia melenguh saat jari saya memilin putingnya.

    “ohh…ridwan ayo langsung masukkan saja kontol mu ,nanti mas edy curiga kalau saya tidak ada di kamar.” kata bu yetty.

    Bu yetty lalu mengangkat dasternya dan tidur di atas sofa dengan mengangkang. Saya dengan cepat melepas celana dan cd saya ,bu yetty juga menurunkan tali dasternya dan mengeluarkan payudaranya ,dan dia pun melepas cd nya juga. Lalu saya arahkan penis saya ke vagina bu yetty ,dia merintih pelan saat kepala penis saya mulai masuk ke vaginanya.

     

    “arrgghhh…. pelan2 ya wan,,uhhhhh…”rintihnya

    bleeesssssss…..masuklah semua penis saya ke vagina bu yetty ,dan saya langsung menindih bu yetty. Oh sungguh luar biasa vagina ibu dari 2 orang anak ini masih begitu nikmat ,bu yetty memeluk saya dengan erat seolah tak mau terlepas pelukannya.

    “ayo goyang dong wan ,kocok memek saya cepat.”bisik bu yetty di telinga saya
    “iya sayang,,ohhhh…ohhh”desah saya ketika saya mersakan sedotan vagina bu yetty di penis saya
    “ahhh,ahhh,ahhh,iya teruuss,,ridwan ,,aduuhh,aduuuhh besar banget sih punya kamu sayang,,ahhh,,ahhh.” racau bu yetty tak karuan ketika saya sudah mulai memompa penis saya maju mundur.

    Saya kadang2 mengisap payudaranya dan kadang saya mencium dengan gemas bibirnya sehingga dia melenguh tertahan. Lama2 goyangan kami semakin cepat dan saya sudah mau merasakan ejakulasi sebentar lagi ,begitu pula dengan bu yetty yang goyangan pantatnya makin liar.

    ploookk,cllebbb.slleebbb…,slleebbbb,pllaakk,plakkk. itulah bunyi peraduan kelamin kami yang sedang asik bertemu.

    “ahhh,ahh,ridwan aku mau keluarrrr,,ya,ya,ya,,terruss gooyaangg…sayang ahh,ahh..” rintih bu yetty yang sudah mau orgasme.
    “iya sayang aku juga sebentar lagi ,ahh,ahh.” balasku
    “oohhhh akkuu kkeelll,kkellluarrr ,,arrrggggghhh….”desah bu yetty panjang saat orgasmenya datang dan kakiknya membelit di pinggang saya lalu pantatnya menekan ke atas agar vaginanya tertusuk dengan dalam oleh penis saya.

    saya pun sudah tidak tahan lagi dan,,CROOOTTT,JROOOTTT,CROOOTT,CRRIITTTT….
    begitu banyak sperma saya menyembur dalam memek bu yetty,

    “ohhhh….niikkkmmaatttttt saaaaaaayyyyyannggg……ahhhhhh…”desahku begitu panjang karena saking nikmatnya ,dan tekan dalam2 penis saya ke vaginanya.
    “aduuh mentok sayang..”bisik bu yetty

    Lama juga kami berpelukan dan mengatur nafas ,kemudian saya cabut penis saya dan membersihkan di kamar mandi ,dan bu yetty langsung masuk ke kamarnya dan mencuci vaginanya di dalam kamar mandi yang biasa bu yetty dan suaminya gunakan. saya kembali ke ruang tengah dan tertidur karena lelah habis gempur dengan bu yetty yang sexy ,oh pak edy saya telah mencoblos memek istri anda yang tolol itu hahaha.pikir ku dalam hati.
    Besoknya ketika saya terbangun ,saya melihat bu yetty dan pak edy sedang ngobrol di teras depan. Wah saya bangun siang juga sekitar jam 11 ,maklum semalaman habis tempur dengan bu yetty.

    “eh ridwan baru bangun kamu.”tanya bu yetty yang bersikap biasa saja di depan suaminya, padahal semalam sudah saya tusuk vaginanya dengan penis saya.
    “iya nih bu,maaf ya pak edy dan bu yetty saya bangun siang2.”
    “ohh nggak apa-apa nak ridwan.”kata pak edy
    “bu ,pak saya pamit pulang ya ,makasih saya sudah boleh nginep di sini.”kata ku
    “oh iya sama2.”kata pak edy.”
    “lain kali kalo mau nginep di sini silahkan kok ridwan.”kata bu yetty sambil tersenyum ke arahku dengan penuh arti

    haha rupanya bu yetty ketagihan ku entot. kataku dalam hati.

    “iya bu .saya pulang ya.permisi.” kata ku

    Dan semenjak itu saya dan bu yetty sering melakkukan hubungan sex saat suaminya tak di rumah, sekian cerita dari saya dan lain waktu saya berjanji akan menceritakan pengalaman saya yang lain.

  • Cerita Seks Rena Gadis SMA Cantik yang Menggairahkan

    Cerita Seks Rena Gadis SMA Cantik yang Menggairahkan


    1835 views

    Cerita Seks – Perkenalkan namaku Roy sampai sekarang aku masih melanjutkan kuliah di sebuah universitas di Magelang. Umurku masih 20 tahun. Cerita ini berawal ketika aku dan temanku Ronald, Jefry dan Rudi yang senang bermain game online ataupun sekedar bermain internet, membuka sebuah game centre dan warnet yang terletak di daerah Magelang Utara.Pada dasarnya sih kami membuka usaha itu cuman isengiseng aja. Yah dari pada nggak ada kerjaan ataupun malah menghabiskan uang untuk main game atau main internet di tempat lain, mendingan buat sendiri toh bisa nambah uang buat jajan dan beli rokok.

     

    Belum lama usaha kami buka, kami seperti setengah kaget dan senang. Bagaimana kami tidak senang, kebanyakan user kami adalah cewekcewek SMU dengan postur tubuh yang sangat mempesona, bahkan bisa diibaratkan buah apple yang siap di petik. Dan juga masih banyak gadisgadis muda yang main ke tempat kami. Dengan keramahan temanteman ysng selalu sopan dan romantis dalam melayani pelangan, yah kami memang cukup professional. Bahkan postur tubuh kami dan wajah kami juga cukup lumayan mungkin itu juga salah satu faktor yang membuat mereka tertarik untuk selalu datang berkunjung.
    Di antara gadisgadis yang masih segar itu ada satu yang sangat istimewa di mataku dan temantemanku. Namanya Rena dia cukup cantik, bukan hanya cantik, luar biasa mungkin dan istimewa tentunya. Terkadang dia datang dengan Karina, Monica dan Cindy temanteman Rena yang juga tidak kalah cantik, tapi lebih istimewa Rena tentunya dan akhirnya suatu kesempatan, dia datang sendiri ke tempat kami. Ketika dia baru duduk aku sapa,

    Loh temennya mana Ren, dia hanya menjawab,
    Dah pada balik, pada mau les katanya.

    Lalu aku berbalik ke mejaku dan berusaha mencuricuri untuk sekedar melihat lekuk tubuhnya dari balik monitor komputerku.

    15 menit sudah aku memandangnya, eh dia membalas pandanganku, aku kaget juga janganjangan dia marah, eh dia malah tersenyum. Karena penasaran dia sedang apa aku mencoba melakukan remote anything ke komputernya, yah kami biasanya menyebutnya dengan katakata SPY, gitu deh bahasa gaulnya. Aku kaget juga setelah tau bahwa dia membuka situssitus yang berhubungan dengan sex dan pornografi. Mukaku memerah, entah suka atau benci, tapi yang jelas kaget sekali. Dengan nekat kucoba mendekati komputernya, lalu kutanya dia,

    Hayooooo Rena lagi buka apa,
    Karena tanpa persiapan dia langsung kelabakan seperti anak ayam kehilangan induknya dan dengan cepat dia menutup kolom situssitus tersebut. Tapi dengan cepat aku menjawab,
    Ngga papa lah ama gue ini, nyantai aja lagi.
    Langsung saja muka dia memerah, entah malu atau takut. Lalu dia menjawab,
    Emangnya tadi Roy liat Rena lagi buka apa?, tanyanya.


    Liatlah, ngga perlu ke sini juga Roy bisa liat dari komputer Roy , jawabku sambil mengedipkan mata, lalu dia tertawa kecil dan tersenyum manis seperti gadis yang masih polos.
    Lalu dengan cepat aku tidak menyianyiakan kesempatan ini aku langsung berkata,
    Mau di temenin ngga Ren biar Roy cariin situssitus yang lebih bermutu.
    Dia diam sejenak lalu menjawab,
    Ya udah Roy duduk di sebelah Rena aja, katanya lembut penuh arti.

    Waduh bakalan seru nih batinku, untung aja tementemenku yang lain pada bermain basket di dekat situ, jadi semuanya lancar tanpa hambatan. Kami sempet ngobrol sejenak, dan dari situ kuketahui bahwa dia anak pejabat di kota ini, dalam batinku aku berkata wah ternyata anak pejabat neh.
    Lalu mulai kucarikan dia situssitus porno yang belum pernah dia lihat, kulihat raut mukanya berubah seperti cacing kepanasan tangannya tak bisa diam, aku lihat dia sangat terangsang dengan gambargambar dan video yang aku carikan lewat internet. Wah cepet honey dia batinku, lalu tak kubiarkan dia hanya melihat saja, lalu aku berbisik,

    Ren dari pada liat, punyaku nganggur neh, kan sayang kalo di diemin, ia kaget kukira dia marah.
    Eh ternyata dia malah langsung memegang senjataku yang dari tadi sudah on ketika aku duduk di sebelahnya, kontan saja aku kaget dan senang. Lalu dengan cepat aku juga merangsang dia dengan memegang payudara yang sangat indah itu dari belakang.
    Untung warnet lagi sepi batinku dalam hati, anehnya saat itu tak ada satupun pelanggan yang datang, yah mungkin di karenakan hujan yang cukup deras. Kulihat dia kurang puas memegang senjataku jika terhalang oleh celana pendekku, lalu dia mencoba memelorotkan celanaku hingga batang kemaluanku bisa dalam posisi enak untuk di kocok oleh tangannya yang lembut itu. Dan dia berkata,

    Roy punya kamu gede juga ya,
    Aku hanya terdiam. Tanpa sadar aku sangat menikmatinya, hingga aku hampir berteriak

    Aah uchhhh ahhh terus Ren lalu Rena dengan cepat menutup mulutku dengan ciuman bibirnya yang lembut dan sangat sensual itu.
    Wah untung sepi coba klo banyak orang tadi di sini bakalan berabe batinku. Setelah dia puas dia mencium bibirku, dia melanjutkan dengan menciumi kemaluanku, sungguh luar biasa gadis anak pejabat yang masih polos ini melakukan halhal dalam sex yang sangat mengairahkan.
    Aku di buat sangat puas olehnya bahkan aku dibuat tak berdaya, 10 menit kemudian aku mengangkat kepalanya dan aku bisikan mesra di telinganya, Ren gantian masak kamu terus yang muasin aku kamu kan belom puas, dia tersenyum pertanda iya. Langsung saja aku puaskan dia di antara sekatsekat yang menjadi pembatas di antara komputerkomputer di warnet ini. Dia kulihat sangat menikmati permainanku, aku mencoba sedikit membuka bajunya untuk melepas Bhnya.

    Karena kami melakukannya di tempat umum aku mencoba untuk menahan diriku untuk tidak mencoba menelanjanginya, sehingga aku tetap merangsang payudaranya di balik seragam sekolahnya, tanpa bisa melihat payudaranya yang berukuran 34 b itu. Dia terdengar mendesah lembut dan sangat sexy,
    Aah ah u ah.. hhhhhh ahhhhh terdengar dari mulut nya.

    Berkalikali kupilin puttingnya dia mengelinjang hebat sekali, dan meracau tidak karuan.
    Aah uh. Roy terus sayanggggg Royyyahhhhhh.
    Setelah merangsang buah dadanya aku langsung mencoba mengelus vaginanya dengan jariku, karena dia memakai rok SMU sehingga tidak sulit untuk melakukannya. Kurasakan vaginanya sudah sangat basah di karenakan rangsanganku di buah dadanya tadi, bulubulu kemaluanya juga kuraba, wow sangat rapi batinku. Aku berusaha tidak memasukan jariku ke vaginanya karena dia masih perawan.
    Kucoba merangsang dia lewat gesekangesekan lembut di tanganku, kurasakan badannya kejang dan keringat keluar dari seragam sekolahnya yang tanpa memakai Bh itu.Dia berulang kali mendesah,

    Roy ampunnn Roy sayang yuyy nikmattttt.
    Padahal itu baru kugesek dengan tangan bagaimana klo kumasukan senjataku ke dalam vaginanya batinku.
    Setelah 10 menit melakukan itu dia berteriak.
    AahhhhHH hhhhh SSSshhhhhh, dan seketika itu juga dia mengalami orgasme pertamanya.
    Kemudian dia terkulai lemas di pelukanku, sambil membelai dia aku membenarkan posisi celanaku dan dia juga mencoba membenarkan letak posisi seragam dan roknya itu.
    Lalu aku mengambilkan air minum untuk dia lalu berkata,
    Yah gitu aja dah jebol gimana klo ML bisabisa Rena ngga bisa bangun 2 hari garagara kehabisan stamina dong. candaku.
    Lalu dia menjawab,

    Eh enak aja kan tadi baru training, jadi ya butuh pelatihan dolo kayak tadi.
    Aku hanya tertawa kecil, eh malah dia langsung bilang Roy mau ngajarin Rena yang lebih expert lagi ngga, klo mau abis ini aja kita pergi mau ngga tanyanya. Sejenak aku berpikir tapi langkahlangkah kaki datang menuju tempat itu dan kulihat wajahwajah temantemanku muncul, diantaranya Ronald, Jefry dan Rudi.

    Langsung saja kusapa,
    Abis basket kalian, dengan tersenyum Jefry hanya menjawab,
    Daripada ngurusin basket mendingan ngurusin Rena.
    Mereka pun semua tertawa dan kulihat Rena juga tersenyum nakal dan berusaha menunggu jawabanku. Lalu setelah temanteman ke belakang aku bisikan ke telinga Rena

    Ya udah tar gue ajarin yang lebih hot lagi ya, Rena tersenyum dan aku pergi berkemas untuk pergi bersama dengan Rena.
    Setelah itu kami pergi dengan meminjam mobil milik Ronald. Dalam perjalanan aku bertanya,
    Mau kemana ini Ren?,
    Dia menjawab.

    Di rumah Rena aja kan Papa Mama sedang pergi ke Jakarta kak Adi sedang ke Jogja,
    Aku kaget dan berkata,
    Bener nih di rumahmu?,
    Iya bener katanya.
    Setelah kami sampai di rumahnya aku kaget juga dengan rumahnya yang besar seperti istana itu wah gede banget rumahnya dan juga indah.
    Setelah memarkir mobilku aku di bimbing Rena untuk masuk ke rumahnya. Wah tampaknya dia terlihat tidak sabar. Lalu aku menunggunya mandi sambil nonton tv dan menikmati hidangan yang sangat enak, kayak Raja nih batinku.

    Setelah dia selesai mandi, ia menghampiriku hanya dengan memakai handuk yang dia balutkan di tubuhnya, ketika melihatnya, tenggorokanku seperti tidak dapat menelan kuekue yang tadi aku makan, dan dengan segera Rena mengambil jus jeruk yang ada di meja kamarnya lalu meminumnya, setelah itu mencium bibirku dan mengalirkan jus jeruk yang telah dia minum tadi seolaholah induk yang memberikan makan anakanaknya.
    Setelah itu dia membuka handuknya yang tadi membungkus tubuhnya yang putih mulus dan sexy itu. Wah payudaranya benarbenar luar biasa kencang dan besar, tak kusangka anak SMU kelas tiga sudah matang, bulubulu halus yang ketika di warnet tadi aku pegang, aku bisa melihatnya dengan jelas. Sungguh pemandangan yang luar biasa.
    Tanpa segansegan lagi dia memintaku untuk menservicenya.

    Dia berkata,
    Ayo kok malah diem katanya mau ngajarin, ucapnya,
    Aku berkata,
    Kamu cantik banget Ren tubuhmu juga sexy.
    Tanpa menunggu dia bicara langsung saja kubenamkan kepalaku di payudaranya itu dan mencoba untuk merangsang salah satu bagian sensitif itu, lalu dia mulai mendesah seperti tadi,

    Aah OuchHhh uhhhhhh Ahhhhhh..,
    Dia sangat menikmatinya bahkan sesekali dia menjambak rambutku, kulihat payudaranya sangat kencang dan kenyal sekali sesekali aku meremasremasnya dan aku pun juga sangat menikmatinya, payudara yang indah. Lalu kuteruskan dengan menciumi bagian kewanitaannya, dia terlihat memejamkan mata sangat menikmatinya, dan dia meremasremas payudaranya sendiri mencoba merangsang tubuhnya sebaik mungkin. Ketika klitorisnya kuhisaphisap dia sangat kewalahan dan berteriakteriak,
    Roy aduhh enak ah ouchhhh ahhhHh uhh.
    5 menit kemudian, giliran dia merangsang diriku. Kulihat dia mengocok penisku dengan lembut dan menghisapnya bagaikan permen lollipop yang sangat manis,

    Oohh ahhhhhhh hahhhh,
    Aku sangat menikmatinya, dia menjilati batang kemaluan dan tidak ketinggalan buah zakarku juga ikut dia hisap.
    Aku sudah tak bisa berkata apaapa lagi selain menikmati permainanya. Ketika aku hampir memuntahkan laharku aku mencoba melepaskan senjataku dari hisapannya dan gengamannya, lalu kubaringkan dia diranjangnya dan aku berbicara mesra,
    Tahan ya sayang, pertamatama sakit tapi nanti juga enak kok, kataku.
    Dia mengangguk pertanda iya. Kucoba membobol vaginanya ternyata sangat sulit, pada usaha pertama melesat dan setelah kuoleskan kream di vaginanya, pada usaha ketiga aku berhasil memasukkan separo penisku ke dalam kemaluannya.
    Dia menjerit kesakitan,

    Royy sakitT Royyyyyy ampunnNnNnnnnn, jeritnya, tapi aku tetap melakukannya dan bless seluruh batang kemaluanku sekarang berada di dalamnya bersamaan dengan bercakbercak darah keperawanannya.
    Kubiarkan diam sejenak supaya vaginanya terbiasa menerima kehadiran benda asing itu, setelah kurasakan vaginanya bisa menerima penisku, kucoba menarik maju mundur.
    Jeritan sakit yang tadi dia ucapkan berganti dengan desahandesahan wanita yang sedang mengalami persetubuhan yang sangat nikmat. Dan tidak hentihentinya dia selalu mendesah dan setengah berteriak.
    Aah terus Roy sayang kocok terus bikin Rena puas ah ouchhhhh shhhhh terus kocok jangan berhenti sayangggg , rancaunya, aku juga sangat menikmati denyutandenyutan di dalam vaginanya itu, gerakan menghisap yang sangat nikmat sekali di alami oleh penisku kemudian aku membalikan posisinya supaya kami bisa melakukan doggy style.

    Lalu kusuruh dia berdiri dan bersandar di depan kaca meja riasnya dan kumasukan senjataku dari belakang sehingga aku bisa menikmati keindahan tubuhnya dan payudaranya serta paras cantik wajahnya dari kaca tersebut.
    15 menit kejadian itu berlangsung kudengar dia berteriak,
    Aahhhh Roy aku keluarrrrrrrrrrr., oh tampaknya dia baru saja mendapatkan orgasme pertamanya.
    Kucabut penisku dari dalam vaginanya dan membiarkan Rena istirahat sebentar.

    Setelah cukup istirahat. Dia mengajakku untuk melanjutkannya di kamar mandinya yang seperti kolam renang itu karena sangat luas.
    Kontan saja karena terburu nafsu aku langsung tancap gas dan segera memasukan penisku ke dalam vaginanya yang merah merekah itu. Aku sangat menikmati guyuran shower yang membasahi tubuh kami, seolaholah membasahi jiwa yang kekeringan akan kehausan sex.
    Rena terus merancau dan akhirnya aku sangat merasakan kenikmatan yang luar biasa, penisku yang dari tadi disedot kurasakan sangat membengkak dan mencapai klimaks sampai ubunubun rasanya, aku berteriak,

    Rena aku mauuuuuuu keeeeluuuarrrrrrrrrrrrrrrrrr mauuu diii kelluariinnn dii mannna?. jeritku menahan nikmat,
    Dia sambil ngosngosan bilang
    Di dalam ajjjaaaaa,
    Ngga papa Rennn,
    Laggiii masaaaaaa tiiiidakkk suburrrrrr,
    Dan Rena juga tampak merancau lagi dan berteriak,
    Yaaaa uuu daaa hhhhh kii taaa ssssaaammaa saaammaaaaaaaaaaaaaaaa.
    Aku tak dapat menahan lagi dan jebolah pertahananku kusemburkan maniku di dalam vaginanya dia juga tampak mencapai orgasme keduanya.
    Setelah itu dia masih menjilati kemaluanku dan membersihkan sisasisa maniku, lalu kami mandi bersama.
    Setelah selesai aku pamit pulang, aku pamit dengan mengecup kening Rena dan berkata pelajarannya udah cukup kan, dia hanya tersenyum dengan lembut sungguh seperti gadis yang sangat polos dan berkata ,
    Roy besok kesini ya ajak Ronald, Jefry ama Rudi, jangan lupa loh .
    Aku cukup bingung kok ngajak yang lain segala ya batinku. Lalu selepas jam 6 malam esoknya kami ber 4 berkunjung ke rumah Rena. Betapa kagetnya kami ketika di sana kami disambut dengan mesra oleh keempat gadis yang sangat cantik di antaranya Karina, Monica, Cindy dan Rena tentunya, lalu tanpa basabasi lagi mereka berkata.

    Wah wah kak Roy jahat kok kitakita kemaren ngga diajak sech, yang di ajak cumin Rena aja, ngga suka ya ma kitakita?, kontan saja aku sendiri kaget.
    Dan temantemanku juga ikutan binggung, lalu tanpa rasa malu Rena menjawab
    Roy kemaren ma aku ML loh.

    Aku kaget kenapa dia membuka rahasiaku tapi sebelum aku sempat bicara Rena menjawab
    Jadi hari ini Ronald, Jefry ama Rudi ngajarin Karina, Monica and Cindy, terus Rena tentunya ama Roy dong, katanya.
    Tentu saja teman teman ku ngga jadi marah malah jadi senang, lalu aku berkata dalam hati wah rejeki mereka juga neh. Lalu kami pergi ke daerah Kaliurang dan menyewa sebuah villa di sana dan melewati hari dan malam penuh akan nafsu, gairah dan kehausan akan sex.
    Dan sampai sekarang jika ada waktu kami masih melakukannya baik di kamar mandi warnetku, di rumah Rena, di hotel atau villa.

    Bahkan sekarang banyak pelanggan wanitaku menjadi kekasihku hanya untuk semalam/one night stand. Begitu juga dengan temantemanku Ronald, Jefry dan Rudi mereka juga kalang kabut menerima order dari para wanita yang kesepian. Tapi atas dasar suka sama suka, maaf kami bukan Gigolo.

  • Foto Bugil Mizuki Horii Dengan Payudara Besar Sangat Lucu Dan Nakal

    Foto Bugil Mizuki Horii Dengan Payudara Besar Sangat Lucu Dan Nakal


    1782 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Foto Bugil Si Cantik Rio nymph Pamer Tubuh Indahnya

    Foto Bugil Si Cantik Rio nymph Pamer Tubuh Indahnya


    1829 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Foto Bugil Hot Ai Shinozaki Sedang Olahraga Di Lapangan

    Foto Bugil Hot Ai Shinozaki Sedang Olahraga Di Lapangan


    2223 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Video Bokep Menikmati Tetek Miho Ichiki Yang Nikmat Sekali

    Video Bokep Menikmati Tetek Miho Ichiki Yang Nikmat Sekali


    1961 views

  • Video Bokep Panas Jepang yuuna Hoshizaka

    Video Bokep Panas Jepang yuuna Hoshizaka


    1661 views

  • Cerita Seks Cemberutin Pacar Dapet Perawan

    Cerita Seks Cemberutin Pacar Dapet Perawan


    1538 views

    Cerita Seks – Kali ini menceritakan hubungan Sex hilangnya perjaka dan perawan dari pasangan anak SMA yang bernama Agung dan Adel. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

     

    Anggap saja namaku Agung ( nama samara), aku akan menceritakan pengalaman ku dulu yang mungkin akan aku ceritakan dengan bahasa seadanya ( maklum baru pertama berbagi cerita di web dewasa), hhe. Okey, jadi begini. Cerita Sex-ku ini berawal dari ketika aku masih duduk dibangku sekolah kelas 1 SMA. Ketika itu aku yang masih tergolong anak baru gede bermaksud ingin mendekati teman sekolahku.

    Wanita yang aku dekati itu sih biasa-biasa saja kalau kata teman-teman sekolahku, yah yang namanya cinta mau orang bilang apa bagiku dia adalah wanita yang paling cantik di dunia, hhe… gombal dikit. Maaf sebelumnya para maniaks cerita sex, didalam cerita ini aku tidak bisa menjelaskan sedetail mungkin tentang wanita yang aku dekati ini yang sebut saja nama dia adalah Adel.

    Adel ini adalah seorang gadis Abg yang sedang-sedang saja, begitu pula dengan bentuk tubuh, payudara dan bagian pantatnya. Kembali ke pribadi masing-masing, cantik itu relative, jika kita suka ya kita merasa dia cantik, kalau kita tidak suka mau secantik apapun wanita itu ya bagi kita dia biasa-biasa saja,hhe… betul nggak para pembaca. Seperti yang aku aku katakan tadi Adel ini mempunyai body biasa, dan wajah yang lumayan (menurutku).

    Kalau berbicara tentang payudara dan pantat Adel mempunyai yang ukuran yang biasa-biasa saja. Namun walaupun Adel biasa saja, namun Adel ini berkulit putih dan mempunyai wajah yang menggemaskan, pokoknya aku suka banget deh. Selama aku masih dalam rangka pendekakatan, setahuku Adel tidak pernah tahu dan mengerti seputar sex, dia masih polos sekali para pembaca.

    Singkat cerita setelah beberapa bukan melakukan pendekatan kepada Adel, pada akhirnya akupun bisa mendapatkanya dan kini statusku dengan dia adalah berpacaran, hhe. Nah dari sininlah awal keseruan cerita sex-ku. Karena dia sudah resmi menjadi pacarku, aku-pun mulai mengajarkan kepada Adel untuk mengenal dan melakukan hal-hal yang berbau sex. Pada awalnya sih memang sulit sekali, namun dengan trik hebatku diapun akhirnya mau.

    Pada hari itu, aku sudah merancang rencana agar aku bisa melakukan hal mesum dengan Adel pacarku itu. Pada hari itu aku memasang muka marah saat bersama Adel, setiap Adel mengajak aku ngobrol pada saat itu aku diam saja dan berpura-pura murung. Dengan hal itu, maka Adel-pun merespon aku,

    “ Kamu kenapa sih sayang, kog dari tadi aku ajak ngobrol kamu diem aja, dan kamu dari tadi cemberut aja, kamu kenapa sih sayang ???, “ ucapnya penasaran kepadaku.

    Ini nih, saat aku melakukan trik busukku,

    “ Auk ah, aku kesel banget sama kamu, gara-gara kamu aku di ledekin sama temen-temen, katanya masak aku cowok nggak jantan, “ ucapku berpura-pura marah.

    “ Lah, kog bisa gara-gara aku sih Yank, emang aku salah apa, hhu, “, tanyanya penasaran.

    “ Iyalah jelas ini gara-gara kamu, kamu tahu nggak aku di ledekin sama temen-temen katanya aku nggak jantan gara-gara aku nggak pernah ngapa-ngapain sama kamu, kan malu, ” ucapku mulai memancing Adel,

    Pada saat itu Adel tidak menjawab dan terdiam saja. Tidak kusangka setelah sore hari, caraku itu ternyata sukses kawan. Kalian tahu Adel pada sore harinya dia menelepon aku tidak aku sangka dia berbicara lewat telefon bahwa dia ingin ML sama aku pada malam hari di rumahnya. Wow gila nggak tuh, patut dicoba para pembaca caraku ini, hhe. Lanjut. Saat itu dia memberitahukan aku bahwa aku harus kerumahnya pada pukul 00.00 WIB.

    Aku tahu maksud Adel menyuruhku kerumahnya pada jam itu, karena pada jam itu semua keluarganya yang ada di rumahnya pasti sudah tertidur lelap dan pasti akan aman tanpa hambatan. Seketika itu aku dihadapkan dengan rasa senang dan bingung, aku bingung karena harus bagaimana agar aku bisa keluar jam segitu dan aku senang karena Adel pada akhirnya mengabulkan keinginanku untuk melakukan hubungan sex.

    Namun pada akhirnya akupun nekat kabur dari rumah dengan cara melompat diam-diam dari jendela kamarku dan menuju kerumah Adel. Singkat cerita sampailah aku dengan motor yang disambut dengan seorag Adel yang sudah menunggu di depan rumahnya dengan baju tidur yang sangat tipis dan hamper transparan. Sesampainya disana, kami-pun dengan diam-diam masuk kerumah Adel yang besar dan mewah.

    Dengan extra hati-hati, aku dan Adel melompat dari jendela kamarnya. Sesampai-nya di kamarnya kami pun segera melakukan pemanasan. Saat itu kami awali dengan aku membuka kaos kami. Setelah kami sama-sama telanjang setengah dada aku pun lansung memeras buah dada-nya, dengan penuh nafsu saat itu aku melucuti piyamanya yang tipis dan tak lupa aku melepaskan tali bra-nya.

    Setelah terbuka Tali Bra-nya aku-pun mulai melepas Bra milik Adel yang mengganggu tangan ku pada saat aku meremas payudaranya. Pada awalnya aku menganggap payudara Adel kecil, namun setelah kini aku melihatnya langsung, Wow… cukup besar kawan. Payudara Adel yang sudah tanpa Bra itu terlihat sanagt kencang dan padat sekali, sungguh melihat itu nafsuku semakin membara saja, rasanya ingin sekali segera meremas dan mengkulumnya,

    Aku yang sudah nafsu berat, saat itu aku-pun langsung melucuti celana beserta celana dalamnya yang minim itu. Pada saat itu Adel-pun mendadak agresif lalu melucuti celanaku dan celana dalamku. Tanpa komando Adel-pun mulai meraih kejantananku dan membimbing kejantananku kedalam mulutnya,

    “ Oughhh… Ssssshhh… nikmat enak sayang… Aghhhhhh… terus kayak gitu sayang… Aghhh…, ” desahku.

    Sungguh pada saat itu aku tidak menyangka Adel bisa melakukan hal seperti itu. Sungguh nikmat sekali kuluman Adel pada kejantananku. Bebrapa menit dia mengkulum kejantananku dengan lincah-nya. Namun ketika sedang enak-enaknya tiba-tiba Adel menghentikan kulumanya dan,

    “ Sayang kamu bawa kondom nggak, ” ucapnya mengejutkanku.

    Pada saat itu aku tidak menjawab pertanyaanya, memang sebenarnya aku sengaja tidak membawa benda itu. Tanpa buang waktu lagi, aku-pun langsung mendorongnya sampai jatuh pada ranjangnya dan aku-pun langsung menghujani ciuman pada bibirnya yang nikmat dan merah merekah itu. Kami yang saat itu sama-sama nafsu, Adel-pun kemudian merespon ciumanku dengan mengadu lidah dengan liarnya.

    Ditengah kenikmatan itu, air liur kami menjadi satu di dua mulut yang saling berpangutan di iringi dengan tangan kananku yang mulai menjamah payudara Adel dan tangan kiri-ku memainkan vagina Adel dengan perlahan. Sedikit demi sedikit aku melakukan hal itu. Kira-kira setelah 5 menit jariku bermain pada area kewanitaan Adel, aku merasakan tanganku mulai dibasahi oleh lendir kawin dari vagina Adel.

    Setelah puas kami melakukan warming up, kemudian kami-pun memulai melakukan yang lebih hot. Kini aku mulai mengkulum pentil-nya yang sebelah kanan dan yang kiri aku remas dengan tanganku yang sesekali menarik putingnya yang mulai keras. Lidahku yang saat itu asik dengan memainkan putting itu, tak lupa aku menghisap payudaranya yang kenyal dan mulai keras karena rangsanganku,

    “ Ughhh… Sssss… Aghhh… Oughhh…. Terus saying… Aghhhh…., ” desahnya.

    Mendengar desahnnya, saat itu aku semakin menggila dan aku melakukan itu semakin keras dan mulutku mulai menurun ke bagian bawah melewati perut dan sampai ke tempek nya yang basah dengan air yang terus mengalir dari dalam Vagina-nya dan dia masih saja merengek tetapi dia ingin di teruskan karena nikmatnya mungkin. Setelah beberapa menit aku menyuruhnya mengkulum lagi Penis-ku.

    Saat itu akupun sudah tidak sabar lagi ingin menikmati keperawanannya dan dia langsung menghisap tanpa ragu. Saat itu kuluman-nya yang kuat membuatku geli dan nikmat yang luar biasa. Setelah beberapa menit berlalu aku menggesek-gesek vaginanya dan dia merengek tidak jelas karena masih dengan posisi dia mengkulum Penis-ku. Karena aku ingin segera menikmatinya aku memasukan kejantanan-ku ke dalam sangkarnya dengan dia terlentang, tetapi agak sulit karena masih sempit.

    Setelah susah payah, pada akhirnya Penisku-pun berhasil menembus selaput darahnya dan dengan dorongan kecil akhirnya sobek dan dia menjerit kesakitan dicampur kenikmatan,

    “ Aow……. Sakit sayang, Aghhhhhhhh…………, ” jeritnya lirih.

    Setelah kejantananku sudah tertanam didalam liang senggama Adel, aku-pun kini mulai memaju mundurkan Penis-ku. Namun ditengah hunbungan sex kami itu, aku melihat Adel merasa kesakitan,

    “ Aoww… Ughhhh… Sakit sayang, pelan-pelan ya sayang, Aghhhhhhh…., ” ucapnya.

    Mendengar perkataan Adel yang seperti itu aku-pun mulai memperlambat permainan sexs-ku. Namun hal itu hanya bertahan sebentar saja, aku yang sudah tidak tahan lagi, aku kembali mempercepat genjotan penis-ku kedalam liang senggama Adel,

    “ Ouhggg… enak sayang… rasanya aku pingin kencing sayang… Aghhh…. Sssssshhhh…., ” ucapnya.

    Aku yang sudah tahu dari film porno, Adel pada saat itu bukanlah ingin kencing, namun dia pada saat itu akan medapatkan klimaksnya. Melihat Adel seperti itu aku makin mempercepat gerakan kejantananku kedalam liang senggamanya,

    “ Iya gitu sayang, Aghhh… Enak… Oughhh…, ” desahnya semakin menjadi-jadi saja.

    Pada akhirnya dia mengeluarkan cairan itu di Penis-ku merasa hangat memang hebat dan tahu cara memuaskanku dan setelah itu aku merubah posisi menjadi aku menusuknya dari belakang kali ini masuknya mudah dan arena tamengnya sudah sobek jadi tidak lagi ada yang menghalangi pedangku dan dia yang memaju mundurkan tubuhnya dan akupun mengikuti irama itu.

    Beberapa menit kemudian dia mengejang dan kembali Klimaks di saat itu aku sudah ingin keluar dan tetapi aku takut dia hamil dan aku juga tak sudi perjakaku diambil oleh cewek yang aku dekati karena iseng belaka.

    Aku mengeluarkannya di luar saat aku membalikan badannya maksudku mengeluarkan di mulutnya tetapi belum sampai sudah moncrot deh air maninya tepat di kepalanya dan aku menyuruhnya mencoba rasa itu dan dia meminumnya dan berkata,

    “ oohh enak rasanya ini cairan apa ? kencing ya ? , ” tanyanya polos.

    ” bukan sayang, ini namanya air kenikmatan lelaki alias sperma, ” ucapku.

    Aku pun memberitahunya bahwa itu air mani aku berpikir cewek ini sebenarnya tidak pernah sekalipun melihat film porno tetapi dia dapat melakukan gerakan-gerakan itu dari mana kan tidak mungkin udah pernah. Tetapi aku masih belum puas aku memasukan lagi Penisku ke mulutnya dan dia tanpa di suruh dia melakukan itu sendiri. Setelah bosan aku kembali memasukan Penis-ku ke Vagina-nya.

    Saat itu dengan telapak kakinya menempel di lantai aku memasukan itu dari atas dan setelah beberapa saat dia berKlimaks dengan meringik terus-menerus , aku mau keluar dan aku lansung menyuruhnya menghisap dan keluarlah lagi cairan itu di mulutnya yang menggairahkan setelah itu kami lemas dan kami tertidur pulas dengan Penis-ku yang masih di dalam mulut Adel.

    Singkat cerita, aku-pun dibangunkan Adel pagi sekali tepatnya subuh. PAda saat itu aku dibangunkan agar cepat pulang sebelum di ketahuan oleh orang-orang di rumah. pada sat itu akupun bergegas memakai pakaianku lagi dan sebelum aku pergi aku mencium mulutnya dan pulang kerumah. Sesampainya dirumah aku-pun tertidur pulas. pada hari itu karena capek aku tidak masuk sekolah dan begitu juga Adel.

  • Foto Bugil Sarasa Hara Menunjukkan Payudara Panas Dan Nakal Di Kolam Renang

    Foto Bugil Sarasa Hara Menunjukkan Payudara Panas Dan Nakal Di Kolam Renang


    1857 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Cerita Seks Aku Ngentot Dengan Dua Wanita

    Cerita Seks Aku Ngentot Dengan Dua Wanita


    2301 views

    Cerita Seks – Aku sebelumnya tak pernah membayangkan apalagi bermimpi untuk Ngentot dengan dua orang wanita sekaligus tapi begitulah yang pernah terjadi padaku berikut cerita lengkapnya. Astagaaa sialan kok malah hujan numpang teduh ya Bu entah sial apa pagi itu hujan mendadak turun tanpa Cerita Ngentot Dewasa mendung aku pun terpaksa menghentikan laju sepeda motorku dan segera berteduh disebuah warung pinggir jalan. Ndak apa Dik memang hujannya deras kalau diteruskan nanti basah semua bajunya jawab pemilik warung ibu berusia baya seumur ibuku.

     

     

    Saya pesan kopi susunya Bu jangan banyak banyak gulanya ya pintaku setelah mengambil duduk dalam warung itu sambil menunggu pesananku kuamati pemandangan sekeliling warung itu. Warung tempat kuberteduh terlihat sangat rapi dan bersih walaupun ukurannya kecil sungguh aku baru kali itu singgah disana meskipun sehari hari kerab melintasi jalan di depannya pagi itu ada tiga orang yang turut berteduh sambil sarapan kelihatannya mereka itu sopir dan kenek angkot yang pangkalannya tak seberapa jauh dari warung itu.

    Belum lagi kopi susu yang kupesan tiba dihadapanku kulihat dua wanita muda masuk ke warung. Uhh gila hujannya ya untung sudah sampai sini kata yang berbadan agak gemuk pada temanya yang lebih langsing dari penampilan mereka aku bisa menebak kalau mereka adalah sales promotion girl atau SPG dibelakang baju kaos yang mereka pakai ada sablonan bertulis Susu Montok Dan Gede produk susu baru buatan lokal keduanya langsung duduk dibangku panjang tepat di depanku. Ini Dik kopi susunya apa nggak sekalian pesan sarapan Dik ibu pemilik warung membawakan pesananku.

    Makasih Bu ini saja cukup saya sudah sarapan kok jawabku ibu itu pun berlalu setelah sempat menawarkan menu pada dua wanita muda dihadapanku. Hm maaf Mas apa tidak mau coba susu kami sebuah suara wanita mengejutkan aku hampir saja aku tersedak kopi yang sedang kuseruput dari cangkirnya sebagian kopi malah tumpah mengotori lengan bajuku. Duh maaf kaget ya Mas tuh jadi kotor bajunya Wanita Setengah Baya yang agak gemuk menyodorkan tisue kepadaku. Ohh nggak apa Mbak makasih ya kuterima tisue pemberiannya dan membersihkan lengan bajuku.

    Maaf susu apa maksud Mbak aku bertanya. Hik hik Mas ini rupanya kaget dengar susu kita canda sigemuk si langsing tersenyum saja. Ini loh Mas susu siip susu baru buatan lokal tapi oke punya harganya murah kok masih promosi Mas ada hadiahnya kalau beli banyak si langsing menjelaskan dia juga menerangkan harga dan hadiahnya. Sebenarnya aku ingin lebih lama diwarung itu supaya bisa lebih lama bersama dua wanita spg susu itu tapi nampaknya hujan sudah mulai berhenti dan aku harus melanjutkan perjalanan karena waktunya sudah mepet pekerjaan dikantor masih menunggu tuk diselesaikan.

    Saya tertarik Mbak tapi kayaknya saya harus lanjutkan perjalanan nih tuh hujannya sudah berhenti eemm gimana kalau saya kasih alamat saya ini kartu nama saya dan kalau boleh Mbak berdua tulis namanya disini ya kusodorkan selembar kartu namaku sekaligus meminta mereka menulis namanya dibuku saku yang kubawa. Oh Mas Niko toh namanya pulang kerjanya jam berapa Mas biar bisa ketemu nanti kalau kami kerumahnya si gemuk yang ternyata bernama Nia bertanya sambil senyum senyum padaku. Jam empat sore juga saya sudah dirumah kok Mbak Nia dan Mbak Uun boleh kesana sekitar jam itu saya tunggu ya jawabku Uun yang langsing juga tersenyum. Aku kemudian membayar kopi susu pesananku dan meninggalkan warung untuk segera menuju ke kantor. Jam 3 sore aku sudah menyelesaikan laporanku yang menumpuk dan aku langsung pulang kekontrakanku oohh ya umurku saat itu sudah menginjak 28 tahun aku coba mandiri merantau dikota kembang ini kuputar lagu lagu melankolisnya Lagu Wahyu O.S sambil kunikmati berbaring dikasur kamarku foto Yayuk kupandangi pacarku itu sudah tiga minggu ini pindah ke jakarta bersama pindah tugas bapaknya yang tentara kayaknya sulit melanjutkan tali kasih kami apalagi jarak kami sekarang jauh dan sepertinya ini takdirku berkali kali gagal kawin gara gara terpisah tiba tiba jadi jomblo sampai umur segitu.

    Membayangkan kenangan manis bersama Yayuk aku akhirnya lelap tertidur ditemani Tembang Manis Wahyu O.S sampai akhirnya gedoran pintu kontrakan membangunkanku astaga sudah jam setengah lima sore aku segera membukakan pintu utama kontrakanku untuk melihat siapa yang datang Sore Mas Niko duh baru bangun ya maaf ya mengganggu lagi ternyata yang datang Nia dan Uun spg susu yang kujumpai pagi tadi. Oh Mbak Nia dan Mbak Uun saya pikir nggak jadi datang silahkan masuk yuk saya basuh muka sebentar ya kupersilahkan mereka masuk dan aku kekamar mandi membasuh mukaku. Sore itu Nia dan Uun tidak lagi menggunakan seragam spg mereka pakai casual Nia walau agak gendut jadi terlihat seksi mengenakan jeans ketat dipadu kaos merah ketat pula sedangkan Uun yang langsing semakin asyik pakai rok span mini dipadu kaos kuning ketat. Rumah kontrakanku type 36 jadi hanya ada ruang tamu dan kamar tidur yang ukurannya kecil selebihnya dapur dan kamar mandi juga sangat mini dibagian belakang setelah basuh muka aku menemani mereka duduk di ruang tamu.

    Wuuiiah ternyata Mas Niko ini kerja di Farmasi ya boleh dong kapan-kapan kita di jelasin masalah obat Mas Uun buka bicara saat aku duduk bersama mereka. Tentu boleh kapan Mbak mau datang aja kesini jawabku. Selanjutnya kami kembali bicara masalah produk susu yang mereka pasarkan bergantian bicara  Nia dan Uun menjelaskan kalau susu yang mereka jual ada beberapa macam dengan kegunaan yang beragam ada susu untuk ibu hamil ibu menyusui anak anak usia sekolah balita bayi orangtua pertumbuhan remaja sampai susu greng untuk menambah vitalitas pria nah untuk susu penambah vitalitas pria itu bicara mereka sudah berani agak porno dan mesum membuat aku blingsatan mendengarnya.

    Hmm boleh boleh saya ambil susu grengnya dua mbak nanti kalau bagus saya tambah lagi lain kali aku memotong bicara mereka yang semakin ngawur. Nah gitu dong Mas biar istri Mas senang kalau suaminya greng Uun kembali bercanda. Duh Mbak saya belum kawin nih maksud saya susu greng itu saya pakai buat kerja supaya tetap fit kalau kerja kataku jawabanku itu membuat mereka saling pandang lalu keduanya tertawa sendiri. Wah kita kira Mas sudah punya istri ternyata masih bujang kok ganteng ganteng belum laku sih Nia menggoda suasana terasa langsung akrab bersama dua spg susu itu mereka pun menceritakan latar belakang mereka tanpa malu kepadaku Nia wanita berumur 26 tahun dulunya karyawati sebuah bank lalu berhenti karena dinikahi rekan sekerjanya. Tapi kini dia janda tanpa anak sejak suaminya sakit dan meninggal tiga tahun lalu sedangkan Uun bernasib sama wanita 24 tahun itu pernah menikah dengan lelaki sekampungnya tetapi kemudian jadi janda gantung sejak suaminya jadi TKI dan tak ada kabarnya sejak 4 tahun lalu keduanya terpaksa menjadi SPG.untuk menghidupi diri.

    Kami malu Mas sudah kawin masih bergantung pada orangtua makanya kami kerja begini kata Uun. Kalau Mas mau gimana kalau saya seduhkan susu greng itu sekedar coba Mas siapa tahu Mas jadi pingin beli lebih banyak Nia menawarkanku setelah obrolan kami semakin akrab. Belum sempat kujawab dia sudah bangkit dan menanyakan dimana letak dapur dia pun menyeduhkan secangkir susu greng buatku susu buatan Nia itu kucicipi lalu kuteguk habis kemudian kembali ngobrol dengan mereka saat itu jam menunjuk angka tujuh malam lima belas menit setelah meneguk susu buatan Nia aku merasakan dadaku bergemuruh dan panas sekujur tubuh agak pusing juga ohh kok saya pusing jadinya Mbak kenapa ya aahh aku meremasi rambutku sambil bersandar di kursi bambu. Agak pusing ya Mas itu memang reaksinya kalau pertama minum Mas mana coba saya pijitin lehernya Uun pindah duduk kesampingku sambil memijiti tengkuk leherku agak enakan rasanya setelah jemari lentik Uun memijatiku.

    Nah biar lebih cepat sembuh saya juga bantu pijit ya Nia pun bangkit dan duduk disampingku posisiku jadi berada ditengah keduanya tapi astaga Nia bukannya memijit leherku malah menjamah celana depanku dan memijiti penisku yang mendadak tegang dibalik celana. Ahh Mbaak zzzzsstt ehmm belum selesai kalimat dari bibirku dan bibir Uun segera menyumpal dan melumat bibirku gila pikirku aku hendak menahan aksi mereka tapi aku pun terlanjur menikmati apalagi reaksi susu sip yang kuteguk memang mujarab birahiku langsung naik Akhirnya kubalas kuluman bibir Uun kusedot bibir tipisnya yang mirip Artis Bokep Indonesia itu. Waduh gede juga Niko kontolnya Mas ucapan Nia kudengar tanpa melihatnya karena wajah Uun yang berpagutan denganku menutupi tapi aku tahu kalau saat itu Nia sudah membuka resleting celanaku dan mengeluarkan kontolku yang tegang dari celana sesaat setelah itu kurasakan benda kenyal dan basah melumuri kontolku rupanya Nia Menjilati Kontolku.

    Ahh tidak Mbak jangan Mbak kudorong tubuh Nia dan Uun aku jadi panik kalau sampai ada warga yang melihat adegan kami. Ayolah Mas kan sudah tanggung nanti pusing lagi loh Nia seperti tak puas Uun pun menimpali. Maksud saya jangan kita lakukan disini takut kalau ketahuan Pak RT kita pindah kekamar aja yah aku mengajak keduanya pindah ke kamar tidurku setelah mengunci pintu utama kontrakanku sampai di kamarku bagaikan balita yang akan dimandikan ibunya pakaianku segera dilucuti dua spg itu dan mereka pun melepasi seluruh pakaiannya wwuuiiah tubuh mereka nampak masih terawat mungkin karena lama menjanda sebelum melanjutkan permainan tadi kuputar lagi lagu Wahyu O.S dengan volume agak keras supaya suara kami tak terdengar keluar. Setelah itu aku rebah dikasurku dan Nia segera mengulangi aksinya menjilati menghisap penisku yang semakin mengeras Nia bagaikan serigala lapar yang mendapatkan daging kambing kesukaannya sedangkan Uun berbaring disisiku dan kami kembali berpagutan bibir bermain lidah dalam kecupan hangat dalam posisi itu tanganku mulai aktif meraba raba susu Wati disampingku kenyal dan hangat sekali susu itu lebih sip sari susu sip yang mereka jual kepadaku.

    Oh Mas saya sudah nggak tahan Mas Nia mengeluh dan melepaskan kulumannya dikontolku. Ayo Nia kamu duluan tapi cepat yahh Uun menyuruh Nia wanita bertubuh Video Bokep agak gemuk itu segera menunggangiku menempatkan vagina basahnya diujung penisku Nia berposisi jongkok dan bless penisku menembusi vaginanya. Ohh aauhh Mass hengg Nia meracau sambil menggenjot pinggulnya naik turun dengan posisi jongkok diatasku kurasakan Nikmatnya Vagina Nia apalagi lemak pahanya ikut menjepit di penisku Uun yang turut terbakar birahinya segera menumpangi wajahku dengan posisi jongkok juga bibir vaginanya tepat berada dihadapan bibirku langsung kusambut dengan jilatan lidah dan isapan kecil posisi mereka yang berhadapan diatas tubuhku memudahkan keduanya saling pagut bibir sambil pinggulnya memutar naik turun menekan diwajah dan penisku.

    Lima belas menit setelah itu Nia mempercepat gerakannya dan erangannya pun semakin erotis terdengar aahh Mass sayaa kliimmaakss oohh ammphhuunnhh Nia mengejang diatasku lalu ambruk berbaring disamping kananku melihat Nia KO lalu Uun kemudian turun dari wajahku dan segera mengambil posisi Nia dia mau juga memasukkan penisku ke memeknya eehh tunnggu Mbak Uun tunggu kuhentikan Uun. Aku bangkit dan memeluknya lalu membaringkannya dikasur sehingga akulah yang kini diatas tubuhnya. Mass Aku pingin seperti Nia Masshh puasin aku ya zzzssttt oouhh Mass Uun tersengal sengal kuserang cumbuan sementara penis tegangku sudah amblas dimekinya. Ohh enakhhnya memekmu Mba Uun uueenakhh ughh.

    Engh genjot yang kerass Mass koontollmu juga ennahhkk oohh mass Mba Uun dan aku memanjat tebing kenikmatan kami hingga dua puluh menit sampai akhirnya Uun pun mengejang dalam tindihanku. Amphhunn mass ooohh nikhhmatt bangghett Massh Uun mengecup dadaku dan mencakar punggungku menahan kenikmatan yang asyik. Iya Mba Uun inii untukkhhmu ooohhohh aku pun menumpahkan berliter spermaku ke dalam vagina Mbak Uun. Setelah sama sama puas dua spg susu itu pun berlalu dari rumahku kutambahkan dua lembar ratusan ribu untuk mereka aku pun kembali tidur dan menghayalkan kenikmatan tadi mungkin kalau dipikir pikir tak mungkin aku bisa menikmati enaknya memek kedua perempuan ini.

  • Foto Bugil Hot Remaja Cantik Jepang Kaho Takashima

    Foto Bugil Hot Remaja Cantik Jepang Kaho Takashima


    1860 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Video Bokep Tante Chieri Matsunaga Yang Haus Sex

    Video Bokep Tante Chieri Matsunaga Yang Haus Sex


    1556 views

  • Foto Ngentot Hot Remaja Jepang Rui Natsukawa

    Foto Ngentot Hot Remaja Jepang Rui Natsukawa


    2023 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

     

     

    h=”100%” height=”auto” />

  • Ceirta Seks Ketika Hujan Rintik

    Ceirta Seks Ketika Hujan Rintik


    1792 views

    Ceirta Seks – Aku ingin berbagi cerita mengenai pengalamanku yang tidak terduga. Namaku E, aku dilahirkan dalam keluarga yang amat bersahaja namun aku cukup beruntung sehingga berpendidikan dan memahami dua bahasa asing. Fisikku sebenarnya tidak masuk kategori pria idaman, tinggi badan hanya sekitar 160 cm, lagi tidak memilki fasilitas apa-apa. Hal ini membuat aku pemalu dan agak sedikit tertutup, sehingga sampai saat selesai kuliah aku belum mengenal yang namanya wanita, bahkan rasanya hal itu jauh di luar angan-anganku. Sampai ada kejadian, kejadian yang terjadi saat aku baru pertama kerja, antara aku dan S.

     

     

    S adalah gadis keturunan, kulitnya halus, badannya semampai dan bekerja sebagai staf keuangan. Kedekatanku dengan S adalah kedekatan kerja, kami hanya sering pulang bersama dan akhirnya sering jalan bersama. Karena seringnya kami berdekatan, S sudah menganggap aku seperti saudaranya. Kami sering bercanda, cerita dll. Dalam hati kecilku, aku mulai menyukainya.

    Siang itu hujan rintik-rintik, hujan memang sering turun di kotaku, sesuai dengan julukannya kota hujan. Seperti biasa karena hari ini hari Sabtu, kami hanya kerja setengah hari. Aku dan S duduk diam di ruang depan, memandangi tetesan hujan.
    Kira-kira sudah 1/2 jam, kukatakan pada S. “S, jalan aja, yuk. Cuek saja, hujan air ini”, kataku.
    “Yuk”,jawab S sambil tersenyum.
    Akhirnya kami setengah berlari kecil naik ke Angkot. Di dalam Angkot kami duduk bersebelahan sambil cerita-cerita. Setelah Angkot separuh jalan, tiba-tiba S berkata:”E, masih siang, nih! Kita jalan-jalan aja, yuk. Kalau pulang kerumah rasa rasanya nanggung”, ajaknya
    “Yok, kemana?”tanyaku
    “Ke D Plaza, aja!” ajak S, aku hanya mengangguk saja.
    Sampai di D Plaza, kami putar-putar mengayunkan kaki, melihat-lihat pakaian, melihat jam, tas pokoknya menghabiskan waktu, terus karena haus minum es teler. Setelah itu kami pulang, tapi sampai di pintu keluar ternyata hujan sudah semakin deras. Kami jadi bingung dan malas rasanya pulang, apalagi masih sore.

    Lama juga kami berdiri di emperan pintu keluar. Lama-lama bosan juga dan badan rasanya pegel, kalau bisa baring, baring sajalah. Lagi kesel nunggu hujan, aku melihat di seberang jalan agak jauh ke dalam ada losmen.
    Iseng-iseng kukatakan pada S, “S, daripada kita nunggu disini, jenuh dan kesel, lebih baik ke sana, bisa tidur, kan masih sore ini!” kataku sambil monyongkan bibir menunjuk ke losmen tersebut. S diam saja tak menjawab, dia kelihatan ragu tapi mulai kedinginan.
    Lalu kukatakan lagi, “S, ayolah, nggak akan aku ngganggu, janji. Lagian kita bisa istirahat”, lalu kupanggil ojek payung kemudian kupegang tangan S, sambil sedikit memaksa kutarik tangannya. S terpaksa ikut. Sampai disana, aku menanyakan kamar kosong, ternyata ada.

    Singkat kata kami berdua sudah berada dalam kamar. Melihat S kedinginan, aku memesan nasi goreng dan teh manis hangat dan aqua dingin. Setelah makan dan minum, aku langsung naik ke tempat tidur untuk istirahat sedangkan S masih duduk ditepi tempat tidur yang satu lagi.
    “Udah S, kita tidur aja, biar seger!” kataku. S kemudian nurut, menarik selimut dan merebahkan badannya ke tempat tidur.

    Sebelum tidur kuperhatikan S, dia juga melihat padaku kemudian tersenyum. Bibirnya sudah tidak sepucat tadi, mulai kelihatan memerah. Timbul keinginanku untuk mengecup keningnya dan mengatakan “Met, bobo, yah!”. Aku turun dari tempat tidur kemudian duduk di tepi tempat tidurnya, kukecup keningnya dan kugegam tangannya.
    “Met, istirahat”, kataku.
    “Met,bobo”, jawab S.
    Sewaktu aku ingin bangkit, S mengangguk dan tersenyum. Saat itulah aku terpana, betapa S kelihatan begitu rupawan, kulitnya putih bagai salju, bibirnya merah jambu sedikit pucat, sinar matanya begitu jernih. Tak tahan aku, kutempelkan jari telunjukku pada bibirnya, ku sentuh, kuraba, kuelus. S terlihat kaget. Tapi kukecup bibir S dengan lembut, kuciumi seluruh wajahnya. Betapa S bagai bidadari. Ketika kuangkat wajahku, kulihat S memejamkan mata. Setelah itu kusentuhkan tanganku ke kulit wajahnya kemudian kubelai dengan halus dan lemah lembut., sentuhan kulitku dengan kulitnya membuat wajahku memanas dan darahku bergelora.

    Aku ingin menyentuhnya, aku ingin mengelusnya, lebih lama, lebih berperasaan dan lebih intens lagi. Kutelusuri lekuk-lekuk wajahnya dengan punggung tanganku, kuresapi kehalusan kulitnya. Setelah beberapa lama giliran leher dan kupingnya kusentuh dan kuelus dengan penuh kelembutan. Mata S masih terpejam hanya napasnya sedikit memburu. Ah, aku semakin lupa akan kantukku, entah aku tidak begitu menyadari kapan aku mulai meraba dadanya. Mulanya rabaanku masih dibatasi oleh selimut dan pakaiannya. Tapi kemudian aku tak tahan, aku ingin menyentuh kehalusan kulitnya. Kusibakkan selimut tersebut dan kumasukkan tanganku ke dalam bajunya, kuelus lembut perlahan. S tetap diam, matanya terpejam-pejam. Akhirnya perlahan kulepas satu-persatu kancing kemejanya, kulihat branya yang krem menutupi payudaranya. Kutelengkupkan tanganku pada branya. Payudaranya tidak begitu besar, kusentuh dan kuraba dengan lembut. Tak puas aku menyentuh hanya dengan telapak tangan, perlahan kueluskan punggung tanganku pada bukit daging yang terbuka. Kudengar napas S semakin tak teratur dan suhu badannya semakin tinggi. Beberapa lama rabaan itu kulakukan, kemudian kumasukkan tanganku kedalam bra bagian kanan dan kukeluarkan pelan-pelan bukit kewanitaan S.

    Takjub mataku memandang, indahnya, tak terkatakan dengan kata-kata. Putingnya yang merah jambu kecoklatan kontras dengan bukitnya yang putih. Dengan lembut kukecup bukit itu. Kemudian kumasukkan lagi tanganku kedalam bra bagian kiri dan kukeluarkan pelan-pelan bukit sebelah kiri. Darahku berdesir, pemandangan itu tak dapat kulupakan seumur hidupku hingga saat ini, begitu indah, begitu menggoda dan begitu mempesona. Perlahan kulepaskan branya, ah, aku tak tahan, Kudekap S, kucium, kukecup bukit-bukit yang mempesona itu. Aliran darahku rasanya sudah tak teratur. Kutempelkan kulitku pada kulitnya sementara terus kubelai bukit itu, punggung tanganku kugerakkan melingkari bukit itu kemudian dari puncak bukit ke lembahnya, ganti berganti.

    Mulanya S hanya diam pasrah, tak lama kemudian kurasakan badannya mulai bergetar-getar, tahu-tahu tangannya memelukku erat. Aku kaget, saat itu aku sadar telah terhanyut, aku meronta ingin melepaskan diri. Tapi S malah mempererat pelukannya dan kemudian menempelkan bukitnya ke wajahku. Aku tak kuat lagi, kukulum dengan lembut puncak bukit S. Tahu-tahu S mendesah halus dan getaran badannya semakin keras kemudian badannya tiba-tiba bergetar lembut dan diam tak bergerak dengan mata terpejam. Tak lama kemudian S membuka matanya, tersenyum padaku, kemudian mengelus-elus rambutku kemudian mengelus lenganku bahkan kulit dadaku. Langsung kubuka bajuku, kusentuhkan kulitku dengan kulitnya, kami sama-sama bertelanjang dada, kurasakan luar sensasi yang luar biasa saat kulitku bersentuhan dengan kulitnya. Kulihat S menerawang. Perlahan kukecup bibirnya, ia membalas, aku pun mulai lagi menyentuhnya, merabanya dan mengelus seluruh permukaan kulitnya. Tak terasa tanganku semakin ke bawah, akhirnya tanganku mengelus betisnya, terus mengelus pahanya. Saat mengelus sisi paha bagian dalam di balik rok, ada rasa takut tapi ada rasa ingin tahu, kemudian kuberanikan diri untuk melakukan sentuhan pada kulit pahanya. Akhirnya seluruh kakinya kuusap dan kuraba dengan lembut. Kulihat S hanya diam bahkan memejamkan mata menikmati usapan tanganku. Aku mengubah posisiku bersandar pada sisi kaki kanannya sambil tetap mengusap kakinya. Kaki S begitu putih, halus dan bagus, kuciumi seluruh kulit-kulit kakinya

    Saat menciumi kaki S itu, aku melihat pangkal paha S, terlihatlah gundukan yang agak basah dan dibalik tipisnya segitiga S samar kulihat bulu-bulu. Darahku berdesir, rasanya aliran darahku bertambah cepat. Aku tak sadar ketika tanganku menyentuh gundukan tersebut, saat kuusap gundukan tersebut, aku mendengar S mendesah, aku tak tahan, rok S kulepaskan. Kuteruskan usapanku, desahan S semakin menjadi, kepalaku semakin berdenyut-denyut akhirnya kumasukkan tangan kananku ke dalamnya dan menyentuh bulu-bulu serta lembah yang basah. Kugerakkan tanganku menyusuri lembah tersebut sehingga menyentuh ciri kewanitaannya, S menggeletar dan menjerit lirih. Kubelai ciri kewanitaannya, kuraba dan kugeser-geserkan dengan jariku.

    Tak puas dengan satu tangan, penutup tubuh S yang terakhir aku buka, S membantu dengan mengangkat pinggulnya. Di depanku terpampang lembah kewanitaan, rambut halusnya berwarna coklat kehitaman. Dengan ibu jari dan telunjuk kubuka lembah tersebut, terlihat bibir-bibir berwarna merah muda. Kemudian tanganku menyusuri bibir-bibir tersebut dengan kehalusan, S hanya mendesah. Tanganku menelusuri bibir-bibir tersebut kemudian ke ciri kewanitaannya, tiap kali tanganku menyentuk ciri kewanitaannya S hanya menggeletar dan mendesah. Kulakukan hal ini berulang-ulang bahkan kugunakan kulit sepanjang lenganku untuk menyusuri bibir tersebut sampai suatu saat S menjadi liar, dia menarik kepalaku dan membenamkannya di lembah tersebut. Karena tanganku tidak dapat digunakan sementara darahku sudah mengelegak, aku menggunakan mulut dan lidahku untuk menyusurinya. Ternyata S semakin menggila sampai kemudian lembah kewanitaannya membanjir, saat itulah S terdiam mengejang.

    Aku tak tahan, kulepaskan tangannya, kulepaskan seluruh pakaianku, kemudian kupeluk tubuhnya, kurasakan kehangatan tubuhnya, kutempelkan kejantananku melintang pada lembah tersebut. Kudekap erat pinggulnya, tak lama kemudian kurasakan getaran lembut tubuh S. Kukecup lembut bibirnya dan tanganku mulai lagi menelusuri setiap lekuk liku tubuh S. S memelukku, dan mulai kurasakan bibir-bibir lembah kewanitaan S berdenyut-denyut menyentuh kejantananku. Aku diam sejenak untuk bernafas kemudian kugeser-geserkan batang kejantananku pada lembah kewanitaan S, dia tergetar dan mulai turut menggerakkan pinggulnya. Setelah beberapa kali, badanku rasanya terbakar, maka kuangkat pinggangku untuk memberi ruang dan kuarahkan kejantananku ke lembah kewanitaan S. Kukulum mulut S kemudian tanganku memegang batang kejantananku dan kugesek-gesekkan pada lembah kewanitaannya. Mata S hanya terpejam-pejam dan dari kerongkonganya terdengar suara yang tidak jelas. Akhirnya kupegang batang kejantananku kemudian perlahan-lahan kumasukkan dalam gerbang kewanitaannya, ketika baru kepala kejantananku mulai masuk, S hanya mendelikkan matanya seakan-akan sukmanya terbang entah kemana.

    Tapi begitu kudesakkan untuk maju lagi, terasa olehku seakan ada suatu selaput yang menghambat gerak maju kejantananku. Aku diam sejenak, kulepas bibir S yang kukulum, aku berkonsentrasi untuk maju mendesak rongga kewanitaannya. Saat aku mendesak maju dalam rongga kewanitaannya, S menjerit lirih, kuku-kukunya menancap di punggungku dan kakinya mengejang menahan sakit, hanya pelukannya padaku semakin erat seakan tidak ingin melewatkan kenikmatan yang dirasakannya. Kurasakan kejantananku seakan menembus selaput dunia misteri, sukmaku melayang-layang, entah berapa lama. Aku sudah separuh sadar, aku sudah tak peduli lagi dengan jeritan dan erangan S.

    Saat aku sadar kembali, aku terdiam, kulihat lelehan air mata di sudut-sudut mata S (baru kemudian kutahu saat deflorasi ternyata memang sedikit sakit, walau ukuran kejantananku standar ukuran orang Indonesia). Ada perasaan bersalah, aku diam sejenak kemudian kukecup matanya, kusapukan bibirku pada pipinya dan akhirnya kukecup bibirnya, S membuka matanya, kupeluk S dengan segenap perasaanku. Tapi aku masih ingin mengulangi lagi sensasi yang tadi kurasakan, sehingga kugerakkan lagi kejantananku perlahan-lahan, S hanya merintih perlahan, namun setelah beberapa saat ia mulai mengikuti gerakanku walau kulihat S masih sedikit menahan nyeri.
    “S, kenapa?”tanyaku.
    “Entahlah, sakit tapi juga penuh sensasi”, jawabnya.

    Kudekap S dengan kasih, seraya tetap melanjutkkan aktivitasku. Tak tahu berapa lama tetapi kembali kurasakan tubuh S mulai bergetar, mula-mula perlahan makin lama makin keras. Kupererat dekapanku, tapi ia sudah tak terkendali, hanya rintihannya yang terdengar. Akhirnya ia menjeritkan namaku dan kurasakan rongga kewanitaannya mulai berkontraksi tak henti-henti, kukunya mencengkeram pungungku dan kurasakan kejantananku seperti dipijit-pijit, aku tak tahan, kupercepat gerakanku.

    Akhirnya kejantananku luluh oleh kelembutan kewanitaannya. Kami sama-sama terdiam dalam dekapan masing-masing. Saat itulah pertama kali kurasakan sensasi pada kejantananku, sensasi yang dapat kulukiskan dengan kata-kata. S terbaring lemas, aku juga lemas tapi kejantananku belum sepenuhnya merunduk. Ketika aku menggerakkan badanku untuk merenggangkan badan dengan S, kejantananku mengeras kembali. Ternyata aku masih ingin kembali mengulangi sensasi tadi. Tapi aku kasihan melihat S yang lemas.
    “S, capek, ya?”tanyaku.
    Ia hanya menganggukkan kepala. Kurenggangkan kaki-kakinya dan S kuminta untuk mengangkang kemudian aku menggerakkan kakiku melingkari pinggulnya seraya mengangkat badan S. Akhirnya kami berpelukan dalam posisi duduk itu. Kuambilkan botol aqua dingin di atas rak kecil disisi tempat tidur.
    “S minum dulu, ya”, kataku lembut sambil menyodorkan botol aqua tersebut. S minum seperti orang digurun pasir menemukan air.
    “Hei, minumnya pelan-pelan, dong”, kataku.

    Selesai minum S tersenyum dan memberikan botol aqua dingin kepadaku. Baru kurasakan betapa keringnya kerongkonganku. Selagi aku minum, kurasakan S memeluk dan menjatuhkan badannya padaku. Selesai minum kami berdua tetap diam sambil merapatkan badan. Beberapa saat kemudian kuelus punggung S, lengannya, wajahnya serta bukit kewanitaannya. S-pun balas mengelus-elus punggungku, wajah dan dadaku. Kemudian kukecup seluruh wajah dan bukit kewanitaannya, akhirnya kukulum puncak bukit kewanitaannya, S hanya mengeluh lirih.

    Ternyata kebersamaan dalam posisi seperti ini memberikan kesempatan bagi kami untuk saling berkasih mesra, bahkan setiap gerakan kecil menimbulkan listrik kecil pada kejantananku dan rongga kewanitaannya. Kami mengoyangkan badan sambil tetap berpelukan, rasanya seperti berdansa. Ya, memang kami berdansa dalam kasih akung. Cukup lama kami berdansa, akhirnya kukatakan pada S.
    “S, kita daki lagi puncak kebersamaan, ya Sayang!” kataku sambil mengecup keningnya.
    S mengangguk dan mengecup bibirku. Kemudian ia lembut mendorong badanku tanpa melepaskan pelukannya. Ternyata sekarang S yang memulai. Ia menggerak-gerakkan pinggulnya sambil tetap mengelus-gelus dadaku. Akhirnya ia mencapai puncaknya. Kupeluk S dan kugulingkan, sehingga sekarang aku yang aktif. Tak lama kemudian akupun mencapai puncak. Kami beristirahat sebentar, saat kami menyudahi kebersamaan kami, kukecup rongga kewanitaannya dan kuucapkan terima kasih. Saat itu kulihat jam, ternyata hampir 8 jam lamanya sejak kami pulang kerja. Kemudian kami pun saling membersihkan diri dan makan malam.

    Selesai makan malam kuantar S pulang hingga depan jalan masuk ke rumahnya. Kuawasi dia sampai benar-benar masuk ke rumahnya. Sebelum masuk ia melambaikan tangan padaku. Semenjak itu kami sering bersama. Sayangnya empat bulan kemudian aku pindah kerja dan tak berapa lama S pindah kantor, sehingga kami tidak lagi dapat bertemu dan mengatur waktu untuk bersama lagi. Padahal aku masih mengenangnya.


    Kejadian itu membekas dalam pada diriku, sejak itu pula aku begitu menyukai gadis-gadis keturunan, mengagumi kehalusan kulitnya bahkan mungkin mendambakan mereka. Bagiku, kebersamaan adalah kehalusan dan kelembutan serta saling menghargai antar sesama manusia. Bila anda menyukai kehalusan dan kelembutan tetapi bukan seorang yang hanya mencari kepuasan dan ingin berkenalan.

  • Foto Bugil Sakura Kokomi Menunjukkan Payudara Besar Yang Diminyaki

    Foto Bugil Sakura Kokomi Menunjukkan Payudara Besar Yang Diminyaki


    1826 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Foto Bugil Hot Saki Seto Pamer Payudara Kecilnya Yang Indah

    Foto Bugil Hot Saki Seto Pamer Payudara Kecilnya Yang Indah


    2332 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Cerita Seks Merasa Bersalah

    Cerita Seks Merasa Bersalah


    1857 views

    Cerita Seks – Saya bekerja di kantor pusat salah satu bank swasta nasional terkenal. Saya bertugas di bagian system analyst. Pekerjaan saya cukup menyenangkan dan menantang bagi saya, dan saya rela bekerja sampai larut malam. Sejak saya masuk ke bagian ini, jam tidur saya jadi praktis berkurang. Sebenarnya saya sungguh beruntung. Penghasilan saya lumayan besar dan karir saya sungguh bagus. Banyak yang mengatakan saya ‘is on the right track’. Istri yang saya nikahi setengah tahun yang lalu saya sangat mencintai saya, demikian pula saya mencintainya sepenuh hati saya. Rasanya saya tidak akan pernah bisa mencintai wanita lain seperti istri saya sekarang.

     

     

    Karir saya dan istri saya menyebabkan kami belum bisa bergabung dalam satu atap. Saya dan istri saya tinggal di dua kota yang terpisah cukup jauh. Kami saling kunjung-mengunjungi secara bergantian setiap 2 minggu sekali. Sungguh pun keadaannya demikian, kami merasa bahagia. Kehidupan seks kami berdua sangat baik. Saya merasa bersyukur istri saya bukanlah wanita yang anti seks. Ia sangat aktif dalam seks, bahkan cenderung memiliki nafsu seks yang sangat besar, demikian pula dengan saya. Sex bagi kami adalah suatu yang indah, nikmat dan sakral.

    Istri saya sangat pandai memuaskan keinginan seks saya. Seperti juga saya, ia sangat antusias dengan eksperimen-eksperimen dalam hubungan seksual sepanjang masih dalam norma kesopanan dan kewajaran. Dalam berhubungan seks saya dan istri saya selalu mendapatkan orgasme, dan kami selalu berusaha agar kami berdua sama-sama menikmati puncak dari hubungan seks ini yang tidak dapat kami lakukan setiap hari.

    Biasanya, istri saya lebih banyak mendapatkan orgasme dari saya, karena selain ia lebih aktif, prinsip yang kami anut adalah ‘lady first’. Dari eksperimen-eksperimen yang kami lakukan berdua, saya jadi mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman bagaimana membuat seorang wanita mencapai orgasme saat berhubungan seksual, mulai dari persiapan, pemanasan, pemilihan posisi, dan pengaturan waktu agar si wanita dapat lebih dulu atau setidaknya bersamaan dengan saya mendapatkan orgasme. Pendek kata, tidak ada yang salah dalam kehidupan seksual saya dan istri saya. Dua minggu sekali kami bertemu 2 hari penuh, dan sepanjang hari kami melakukan aktivitas seksual tanpa jemu 5-15 kali. Bukankah itu sama saja dengan melakukannya setiap hari sekali?Saya tidak pernah tertarik mendalam secara seksual terhadap wanita lain, dan tidak pernah berusaha untuk itu. Saya sudah merasa lebih dari cukup dengan istri saya saja. Sampai suatu hari ada kejadian yang akhirnya mengubah semuanya.

    Saya mendapatkan pimpinan baru di divisi saya. Ia seorang wanita yang setelah beberapa hari saya bergaul dengannya, bekerja sama dalam berbagai project, saya menjadi kagum terhadap kepandaian, ambisi, dan kerja kerasnya. Secara fisik ia adalah seorang wanita yang menarik, dengan kulit putih mulus, wajahnya bisa dikatakan sensual karena bentuk bibirnya sangat indah dan selalu tersenyum, tubuhnya tidak tinggi tapi proporsional dan seksi. Tetapi saya tidak pernah berpikir ke arah seksual karena selain saya hormati ia sebagai atasan saya, ia juga sudah memiliki suami. Ia memiliki kegemaran bekerja di kantor sampai larut malam, sama dengan kebiasaan saya. Jadilah sekarang setiap malam saya selalu berdua dengannya di kantor bekerja hingga larut malam. Suaminya dengan setia menjemputnya setiap pukul 22.00. Saya pun biasanya pulang sekitar jam yang sama.

    Saya tidak pernah membayangkan hubungan saya dan bos saya itu berkembang lebih jauh dari sekedar hubungan bawahan dan atasan. Saya paling benci selingkuh antar teman sekantor. Saya merasa itu tidak mungkin terjadi pada diri saya. Saya yakin tidak mungkin.

    Malam itu, saya dan dia seperti biasa bekerja hingga larut malam karena ada system baru yang akan diimplementasikan. Malam itu agak panas dan saya merasa penat sekali. Saya ingin mandi air hangat di kamar mandi kantor, seperti sering saya lakukan sehari-hari. Saya mengambil kunci kamar mandi dan pamit kepada Inne, nama atasan saya itu. Saya katakan saya ingin mandi dahulu. Ia cuma memandang sambil tersenyum penuh arti. Saya tidak tahu apa sebabnya.

    Mandi air hangat begitu mengasyikan. Rasanya pori-pori di kulit jadi terbuka, kotoran dan rasa penat hilang. Saya suka berlama-lama diguyur air panas dari shower. Tiba-tiba saya dengar ketukan di pintu, saya tunggu sebentar sebelum menjawab, terdengar suara dari luar. Suara Inne. Ia mengatakan ingin meminjam kunci kamar mandi untuk masuk ke kamar mandi wanita di sebelah kamar mandi yang saya gunakan. Saya gugup karena saya masih telanjang bulat. Akhirnya saya buka pintu sedikit dan saya tetap bersembunyi di balik pintu sementara tangan saya mengulurkan kunci kamar mandi kepada Inne. Di luar dugaan saya, saya merasa tangan Inne menggenggam erat tangan saya dan tiba-tiba pintu kamar mandi saya terdorong ke dalam. Sebelum saya sadar, ternyata Inne sudah di dalam kamar mandi dan telah menutup serta mengunci pintu kamar mandi.

    Saya salah tingkah, saya tidak mengenakan penutup badan apa-apa. Dengan panik saya membalikkan badan saya. Tapi itu tidak ada gunanya, di depan saya terpasang cermin besar dan Inne bebas mengamati ketelanjangan saya. Semenjak saya beranjak dewasa, belum ada wanita lain selain istri saya yang melihat tubuh saya dalam keadaan telanjang bulat.

    Masih dalam kegugupan saya, Inne mendekat dan langsung merangkul saya dari belakang. Tangannya tiba-tiba meremas kemaluan saya. Saya tersentak, dan berusaha menolak. Saya ingat istri saya. Tapi tiba-tiba badan saya dibalik dan sepasang bibir yang ranum milik Inne mendarat di bibir saya. Inne menciumi saya dengan penuh nafsu, sementara tangannya tidak henti meremas dan mengelus batang kemaluan saya yang otomatis menegang dan makin keras. Saya masih berusaha mengatakan, “Jangan Inne, ini salah.” Tapi Inne seperti seorang pemangsa yang tidak ingin melepas buruannya.

    Saya merasa jadi korbannya. Ya, saya di bawah kekuasaannya. Saya adalah bawahan dia adalah atasan. Tapi lama-kelamaan perasaan ini, juga perasaan bersalah kepada istri saya, makin lama makin hilang, tertutup oleh nafsu saya yang dibangkitkan oleh tindakan Inne. Saya lupa segalanya.

    Naluri seksual saya sebagai lelaki akhirnya bicara. Saya balas ciumannya dengan nafsu juga, tangan saya mulai meraba-raba bagian sensitif dari tubuh Inne mulai dari dadanya yang tidak terlalu besar tapi bagus bentuknya, pantat, paha, sampai akhirnya ke kemaluannya. Pelan-pelan saya membuka pakaiannya, mulai dari blazernya, terus blusnya, lalu rok panjang ketatnya. Inne secara cooperative membantu saya melucuti pakaian yang menempel di badannya. Kini ia tinggal memakai pakaian dalam saja (BH dan celana dalam).

    Bodinya memang menggiurkan. Saya tidak mengatakan bodinya lebih bagus dari istri saya, tapi dalam keadaan seperti ini, saya menjadi semakin bernafsu karena keindahan tubuh yang terpampang di hadapan saya.

    Dalam waktu yang tidak terlalu lama, BH-nya pun saya lepas. Dua buah payudara yang berukuran sedang tapi indah bentuknya karena terawat muncul. Saya tidak tahan dan segera saya mulai menjilati, mencium, dan memainkan payudara dan putingnya yang mulai mengeras. Inne mengerang pelan setiap saya isap puting payudaranya. Saat mengerang, tangannya meremas kemaluan saya lebih kuat. Matanya terpejam dan dagunya terangkat menandakan Inne benar-benar menikmati permainan ini. Sementara saya memainkan puting payudara, tangan saya juga berkelana meraba celana dalamnya. Basah dan lembab. Ah, Inne rupanya nafsu sekali. Jari saya, saya masukkan ke celana dalamnya sampai saya menemukan belahan kemaluannya. Clitorisnya saya gosok secara pelahan. Hasilnya nyata, Inne makin liar mengerang dan badannya mulai mengejang.

    Tiba-tiba semua kegiatan saya terhenti karena Inne menarik kepala saya dari dadanya dan menarik keluar tangan saya dari celana dalamnya.
    “Ada apa, Inne?” tanya saya. Inne cuma tersenyum penuh arti.
    Tiba-tiba ia berlutut di hadapan saya dan meraih batang kemaluan saya. Secepat kilat ia langsung menciumi batang saya yang sudah benar-benar mengeras tanda siap tempur. Batang kemaluan saya dijilati dari ujung sampai ke pangkal penis. Ughh, saya mengerang-erang karena sensasi kenikmatan. Belum cukup ia menjilati kemaluan saya, penis saya dikulum dan diisap-isah. Sensasi kenikmatan akibat sedotan mulutnya menjalar ke seluruh tubuh saya. Inne menggerakkan kepalanya maju mundur jadi saya merasakan penis saya seperti saat sedang coitus. Saya merasa saatnya hampir tiba. Jika saya teruskan maka saya akan orgasme.

    Saya berhasil menarik penis saya tepat pada waktunya, sehingga saya sempat menarik nafas panjang untuk meredakan ketegangan dan menetralisir keadaan penis saya yang hampir kolaps. Inne tampaknya mengerti dan setuju bahwa permainan belum usai. Secepat ia berdiri, secepat itu pula saya berlutut dan langsung menarik turun celana dalam satin berwarna pink yang sudah begitu basahnya oleh cairan vaginanya. Di hadapan saya tampak kemaluan Inne ditutupi dengan bulu-bulu halus yang tampaknya terawat dengan baik. Langsung saya cium daerah pubisnya, reflek Inne membuka kedua kakinya dan dengan bersandar di dinding kamar mandi ia berdiri mengangkangi kepala saya.

    Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, langsung saya jilati kemaluannya, clitorisnya saya jilat dan saya isap pelan-pelan. Basah dan tambah basah kemaluannya akibat perpaduan antara cairan kewanitaannya dengan ludah saya. Vaginanya beraroma khas sekali, dan saya sangat menyukai aroma ini karena membuat saya makin nafsu. Sementara Inne semakin liar dan setengah berteriak kenikmatan sambil tangannya menjambak kuat rambut saya.

    Kira-kira tiga menit kemudian, badan Inne tiba-tiba mengejang kuat, dan Inne berteriak setengah tertahan. Otot-otot di vaginanya saya rasakan berkontraksi secara ritmis, dan jambakan di rambut saya makin kuat. Inne orgasme selama 20 detik. Peluh di sekujur badannya, dan ia bersandar lemas di dinding. Saya berdiri dan menatap wajahnya. Matanya setengah terbuka dan bibir tersenyum. Saya cium bibirnya dengan lembut.
    Inne langsung mendekap saya dan berbisik, “Kamu hebat. Terima kasih. Ini nikmat sekali.”
    Pelukannya makin erat, dadanya menekan dada saya. Ah, betapa lembut dada indahnya Inne. Inne berbisik”, Kamu belum, Er.”
    “Enggak apa-apa. Kamu kelihatannya capek. Saya senang kalau kamu menikmatinya”, balas saya.
    “Enggak. Kamu juga harus dapet!” kata Inne, sambil tiba-tiba mencium bibir saya dengan nafsu. Badannya tidak lemas lagi.
    Entah mengapa saya ingat istri saya. Saya terdiam. Pasif. Inne mengetahuinya bertanya, “Kenapa? Kamu ingat istri kamu?”.
    Saya mengangguk lemah. Inne membalas, “Kalau gitu kita tidak usah coitus, kita lakukan petting saja”.
    “Apa bedanya”, sergah saya.

    Inne tidak mau kalah dan menerangkan bahwa paling tidak kita 100% mengkhianatinya karena kita tidak melakukan coitus. Sebelum sempat saya berbantah lagi, ia menarik tubuh saya, sambil meraih penis saya dan mengarahkan ke kemaluannya, kemudian menjepit penis saya di kemaluannya dengan dua pahanya. Inne menggerak-gerakkan pinggulnya dan saya merasakan bibir kemaluannya yang tebal dan basah menggosok-gosok penis saya. Saya nafsu sekali dan akhirnya saya ikut menggerakkan pinggul saya seirama dengan gerakan pinggul Inne. Sekitar 3 menit kami lakukan petting dalam keadaan berdiri, sampai saya berinisiatif mengangkat badan Inne dan mendudukkan di meja toilet, kemudian kembali melakukan petting dengan posisi kaki inne di atas pundak saya. Untuk mempertahankan sentuhan penis saya pada clitoris dan bibir kemaluannya, Inne menggunakan jarinya menekan penis saya. Uh, kami berdua berpacu dalam perjalanan menuju puncak kenikmatan. Saling mengerang. Nikmat sekali.

    Tanpa saya sadari, tangan Inne memegang penis saya dan mengarahkan ke lubang vaginanya dan ughh…, penis saya masuk ke dalam lubang yang licin itu. Vaginanya masih kencang sekali, sehingga saya merasa seperti diremas-remas saat saya meneruskan gerak maju mundur pinggul saya. Saya dan Inne sudah lupa janji saya tadi. Kami asyik berpacu sampai akhirnya tubuh Inne kembali mengejan kuat dan dari mulut Inne keluar jerit tertahan, “aahh”. Inne orgasme lagi dan itu berlangsung selama setengah menit, selama itu pula vaginanya berkontraksi seperti memijat penis saya. Saya merasa inilah saatnya saya orgasme. Saya percepat gerak saya dan tepat sebelum sperma saya tumpah, penis saya tarik keluar vagina dan sperma saya semprotan ke atas perut Inne. “Ugh…, ugh…, uugh”, Banyak sekali sperma saya yang keluar.

    Tubuh saya langsung lemas, begitu pula Inne. Kita saling berpelukan, sampai akhirnya saya berinisiatif mengajaknya membersihkan badan kita dengan air hangat berdua, dan kami mandi berdua di bawah siraman air hangat.
    Ketika kami berpakaian, Inne bertanya, “Kamu menyesal?” Saya jawab tidak. Tidak ada yang patut disesali. Semua telah terjadi. Saya dan Inne sama-sama mendapatkan apa yang kita cari. Saya hanya ingin ini tidak terjadi lagi. Saya merasa berdosa pada istri saya. Tetapi secara jujur saya akui pengalaman yang saya lalui tadi dengan Inne merupakan suatu hal yang membuat saya terhanyut. Saya menyukai gaya Inne yang aktif, seperti istri saya juga.

    Saya dan Inne kembali ke tempat kerja kami, dan berbuat seolah tidak terjadi apa-apa. Inne menunggu sampai suaminya menjemput. Kami pulang bertiga bersama-sama. Syukurlah suaminya tidak curiga.

    Sejak peristiwa saya dan Inne di kamar mandi kantor malam itu, hidup saya menjadi tidak tenang rasanya. Tindakan saya mengkhianati istri benar-benar menjadi beban dalam pikiran. Saya tidak tahu apakah saya masih punya muka untuk bertemu dengan istri saya nanti. Saya yakin saya bisa menutupi hal ini ke istri saya, tetapi hati nurani saya tidak bisa kompromi. Haruskah saya menyalahkan Inne, sementara saya juga punya andil dalam kejadian itu. Sayalah suami yang tega mengkhianati cinta istrinya.

    Hal yang paling membuat saya makin merasa bersalah adalah di balik semua penyesalan saya, saya ternyata menikmati dan menginginkan peristiwa itu terulang. Saya memang berjanji untuk tidak melakukannya lagi, tapi alangkah sulitnya berurusan dengan nafsu. Makin saya berusaha melupakan, makin timbul keinginan saya untuk mereguk kenikmatan yang terlarang bersama Inne. Benar kata orang, janganlah berbuat dosa karena sekali kita berbuat dosa akan sangat sulit bagi kita untuk keluar darinya. Hal itu terjadi pada diri saya.

    Di kantor saya berusaha seprofesional mungkin, saya tidak mau kejadian malam itu tercium oleh rekan-rekan kerja saya. Saya serba salah juga. Inne adalah atasan saya, tapi begitu memandangnya langsung saja saya teringat tubuh telanjangnya yang pernah saya nikmati. Inne sering secara sembunyi-sembunyi menatap saya dengan pandangan nafsunya. Sering juga ia mengelus tangan saya. Sepertinya ia menunggu kesempatan untuk memangsa saya. Jujur saja, saya juga berdebar menanti kesempatan ini. Oh, betapa bejatnya diri saya.

    Seperti biasa malam itu Inne dan saya bekerja hingga larut malam. Saya asyik di depan komputer di ruang saya. Ruang saya hanyalah sebuah partisi setinggi 1.5 meter, sementara ruang Inne berupa sekat permanen tanpa pintu. Di ruangan divisi saya hanya ada satu ruang kerja yang tertutup dengan pintu milik kepala divisi saya (atasan langsung Inne), lainnya hanyalah partisi biasa dan sekat permanen tanpa pintu.

    Inne datang menghampiri saya. Ia membawa sesuatu di tangannya, ternyata sebuah VCD. Saya tebak pasti sejenis film biru. Tebakan saya tidak salah. Inne mengambil tempat duduk dan duduk di sebelah saya, dekat sekali.
    “Er, setel ini dong. Kata temen filemnya oke. Ada ceritanya nggak asal main saja. Saya ingin nonton nih”, pinta Inne.
    “Kenapa kamu nggak nonton di rumah saja sama suamimu?”
    “Ih, boro-boro, suami saya benci sekali film seperti ini. Ia bilang tidak realistis, tipuan, dibuat-buat dan sebangsanya. Pokoknya dia selalu nolak kalo saya ingin nonton ini bersamanya. Jadi sama kamu saja yah. Khan komputer kamu multimedia”, Inne berkata sambil meletakkan tangannya pada selangkangan saya dan sedikit meremasnya. Seperti kerbau dicocok hidungnya, saya melaksanakan keinginannya. VCD itu saya setel, kami berdua menonton.

    Film yang kami setel memang bagus. Sangat membangkitkan nafsu. Ditambah lagi atmosfer yang ada di antara kami berdua sudah berselaputkan nafsu. Kami berdua mulai saling merangsang. Tangan Inne membuka ritsliting celana panjang saya, kemudian dengan terampil mencari-cari barang berharga milik saya yang ada di balik celana dalam saya. Setelah ketemu, jemari yang halus itu mulai digosok-gosokkan ke penis saya yang sudah mulai mengeras. Uh, saya merasa nikmat sekali.

     

    Saya pun tidak mau kalah. Tangan saya telah masuk ke sela-sela blusnya dan BH-nya mulai saya jelajahi mencari-cari puting payudaranya. Inne menggeliat-geliat ketika putingnya saya permainkan. Film yang kami tonton makin membuat kami makin hanyut dalam nafsu. Tangan saya mulai beralih menyibak rok mini Inne sambil mengelus-elus pahanya yang putih mulus mulai mencari-cari jalan masuk ke balik celana dalam Inne yang sudah begitu basah oleh cairan vagina Inne. Saya jadi teringat bau khas vagina Inne yang memabukkan saya.

    Bibir kami pun bertautan dan saling mencium dengan penuh nafsu. Ciuman bibir memang sangat efektif untuk membangkitkan nafsu dan sangat pribadi sifatnya ketimbang hubungan seks itu sendiri. Seorang pekerja seksual tidak keberatan untuk melakukan hubungan seks dengan setiap orang yang membayarnya, tapi jangan coba-coba minta ciuman bibir. Belum tentu ia bersedia. Ciuman bibir hanya bisa terjadi jika kedua pihak telah saling percayai. Makin meninggi nafsu yang muncul pada diri kami masing-masing akibat ciuman bibir itu. Lidah saya dan lidahnya saling bertautan, sementara kedua bibir kami makin erat.

    Saya kemudian melepaskan bibir saya dari bibir Inne, lalu berlutut. Kepala saya masuk di sela-sela paha yang telah terbuka karena rok mininya telah saya singkap. Saya cium-cium selangkangannya. Hmm…, bau vagina ini benar-benar saya suka. Rasanya sampai naik ke ubun-ubun. Dengan hidung saya mainkan kemaluannya yang masih ditutupi celana dalam. Uh.., uh.., uh.., suara Inne melenguh seirama dengan gerakan hidung saya. Inne benar-benar menikmati yang saya perbuat.

    Dengan kedua tangan saya, celana dalam Inne saya pelorotkan sampai pergelangan kaki. Inne membuka pahanya lebar-lebar dan saya melihat dengan jelas kemaluannya yang masih sangat terawat itu. Dengan lembut saya melakukan oral seks dan dibantu jari-jari saya. Clitorisnya yang tegak menantang saya jilat dan isap-isap, sementara jari saya bermain di sekitar lubang vaginanya. Vaginanya makin basah dan bau vagina itu juga makin keras sehingga saya makin bersemangat melakukan oral seks.

    Kedua tangan Inne mencengkeram kuat kedua sandaran tangan di kursi tempat ia duduk. Badannya menggelinjang-gelinjang diselingi sesekali badannya mengejang menahan sensasi luar biasa nikmatnya. Benar seks itu nikmat, dan saya pun semakin bersemangat untuk merangsang alat kelamin Inne dengan bibir, lidah dan tangan saya. Lidah saya dengan nakal bermain-main di sekitar clitoris yang makin menegang. Tubuh Inne bergerak liar sampai akhirnya dengan pantat terangkat dari kursi, tubuhnya mengejang kuat disertai dengan teriakan tertahan. Cengkraman tangannya makin kuat. Inne mendapatkan orgasme, puncak dari kenikmatan seksual. Saya pun tidak mau kehilangan kesempatan langka ini dengan tetap melepaskan mulut dan lidah saya dari kemaluannya saat Inne orgasme.

    Istri saya juga tidak pernah keberatan dengan oral seks, tapi sangat jarang baginya mendapatkan orgasme saat kami melakukan oral seks. Istri saya jauh lebih mudah orgasme dengan petting dan coitus. Saya juga jarang berhasil membuatnya orgasme dengan rangsangan tangan. Itulah sebabnya bagi saya membuat wanita orgasme dengan oral seks adalah suatu hal yang luar biasa. Saya merasa saya pria paling jantan di dunia ini.

    Sekitar 10 detik tubuhnya kaku menikmati saat-saat paling indah ini, sampai akhirnya Inne terduduk lemas. Saat itu saya berikan ciuman lembut di bibir Inne. Mata Inne terpejam. Inne membalas ciuman saya dengan lembut pula, kemudian ia berbisik di telinga saya, “Er, makasih. Kamu memberikan saya hal yang luar biasa.”
    Inne sepertinya kelelahan sekali. Hal yang aneh, saya mulai berpikir untung rugi. Saya belum mendapatkan apa-apa. Saya balas berbisik, “Saya belum dapet, nih. Kamu capek yah”.
    “He-eh”, jawab Inne.

    Tapi saya tidak peduli. Inne saya seret ke ruang kepala divisi yang memiliki pintu tertutup. Dengan lemas Inne menurut. Pintu ruang kepala divisi saya tutup dan saya kunci. Tubuh lemas Inne saya baringkan di atas meja, sementara celana dalam Inne yang masih ada di pergelangan kakinya saya lepas. Saya memerosotkan celana panjang saya dan celana dalam saya turunkan sepaha sampai penis saya yang sudah mengacung kuat bebas. Penis saya saya geser-geserkan di bibir kemaluan Inne yang masih basah. Spontan Inne menggelinjang kegelian. Tangan Inne meraih penis saya dan membimbing masuk ke lubang vaginanya. Saya memulai kayuhan cinta ini. Penis saya keluar masuk vaginanya yang licin tapi erat. Pemandangan yang sangat exciting. Penis saya seperti dipijat-pijat.

    Jari Inne ikut memainkan clitorisnya sendiri. Inne sangat menikmati setiap gerakan penis saya keluar masuk ke dalam vaginanya. Kembali Inne mengelinjang. Ia bilang, “Er, nanti saya dapet lagi…”
    Saya bilang, “Enggak pa-pa, saya juga sebentar lagi”.
    Saya baru merasa benar-benar puas jika dalam berhubungan seks, lawan saya mendapatkan kepuasan lebih banyak dari saya. Bukan berarti saya adalah tipe pelayan seks. Bukan. Ini semata-mata hanya untuk memuaskan ego saya sebagai laki-laki. Bagi saya, hanya laki-laki jantanlah yang mampu membuat wanita menikmati hubungan seks. Makin sering ia membuat wanita orgasme makin jantanlah ia.

    Gerakan penis saya menusuk vagina Inne makin saya percepat, seiring dengan rintihan dan lenguhan Inne yang makin cepat seirama dengan gerakan saya. Saya merasa saat saya sudah dekat, tetapi melihat Inne belum juga terlihat mendekati puncak, saya berusaha meredam ketegangan yang merambati penis saya. Saya konsentrasi dan menarik nafas panjang agar orgasme saya dapat tertunda. Tiba-tiba tangan Inne menarik pinggul saya rapat ke arah tubuhnya sehingga saya tidak dapat melanjutkan gerak saya.
    “Ada apa Inne”,, tanya saya heran.
    “Saya ingin ganti posisi”, kata Inne. Saya menjawab dengan anggukan kepala.

    Seiring dengan bangunnya Inne dari meja tempat ia berbaring, saya melepaskan batang kemaluan saya dari vaginanya. Ugh, saya dapat kesempatan untuk menenangkan ketegangan penis saya yang sudah siap menumpahkan sperma. Inne membalikkan badannya membelakangi saya dan dengan kaki tetap berpijak di lantai ia menelungkupkan badannya di meja. Rupanya Inne ingin posisi dog style. Saya menyambut posisi itu dengan langsung mengarahkan penis saya ke bibir kemaluannya dan pelan-pelan menemukan lubang vaginanya. Kembali saya menggenjot tubuh Inne dari belakang. Mula-mula pelahan. Makin lama makin cepat. Inne melenguh dan merintih dengan nikmatnya. Ih, ah, uh terlontar dari bibir Inne. Sesekali saya membungkukkan badan saya, rambut Inne saya jambak ke belakang dan bibir ranum Inne saya lumat dengan nafsu. Innepun membalas dengan nafsu yang tak kalah besar.

    Inne tiba-tiba menjerit. Walaupun ia berusaha menahan, namun jeritan itu tetap saja keluar. Inne kelihatan berusaha sekuat tenaga menahan diri agar tidak bersuara, namun rasa yang menguasai tubuhnya tak tertahankan. Kembali Inne mendapatkan orgasme, saya tandai dari tubuhnya yang kejang-kejang secara ritmis. Itu berlangsung kurang lebih lima detik. Saya masih tetap meneruskan kayuhan penis saya maju mundur. Vaginanya yang makin basah akibat orgasme membuat suara pada saat penis saya bergesekan dengan dinding vagina.

    Tidak berapa lama kemudian, Inne menjerit dan mengejang lagi. Tubuhnya bergerak-gerak secara ritmis selama 10 detik. Inne mengalami orgasme beruntun, dan yang kedua kelihatannya lebih kuat dibandingkan yang pertama. Suara-suara yang keluar dari bibirnya yang sensual benar-benar membuat saya ingin cepat-cepat merasakan orgasme juga.

    Saya makin percepat gerakan ayun saya. Makin cepat makin kuat sampai saya merasa saatnya akan datang bagi saya. Saya hampir sampai di puncak kenikmatan. Saat saya sedang menimbang apakah sperma saya akan saya keluarkan di dalam vaginanya atau di luar, kami mendengar pintu masuk ruang divisi terbuka dan kedengaran ada langkah seseorang. Sialan saya baru saja mau dapat orgasme, nggak jadi deh. Kami berdua dengan secepat kilat tanpa suara kami segera membenahi pakaian kami masing-masing. Untung baju-baju kami terbuat dari bahan anti wrinkle jadi tidak ada bekas kusut. Inne segera merapikan rambutnya. Sementara otak saya berputar mencari cara bagaimana agar kami tidak tertangkap basah oleh siapapun orang itu yang memasuki ruang divisi kami.

    Terdengar gumamam, “U-uh, si Inne mana yah.” Suara suami Inne, Harry. Saya berunding secara berbisik-bisik dengan Inne bagaimana kami bisa keluar dari ruangan tempat saya dan Inne berada secara bergantian tanpa kecurigaan suami Inne. Saya memutuskan keluar terlebih dahulu sambil memikirkan cara Inne keluar dari situ dengan aman. Bagian selanjutnya akan sangat tergantung dari improvisasi saya dan Inne.

    Setelah Inne berada di balik pintu, dan kami saling menilai pakaian dan keadaan kami sudah tidak mengundang kecurigaan, saya dengan hati-hati memutar anak kunci tanpa suara dan langsung membuka pintu ruangan kepala divisi, keluar dari ruangan itu dengan langkah yang saya usahakan sewajar-wajarnya. Pintu ruang otomatis menutup sendiri.

    Pura-pura saya terkejut dan berkata, “Eh, Mas Harry. Cari Inne yah. Wah, Inne tadi katanya ke lantai 4 mengambil print out data.”
    “Oh, ya?” kata Harry datar.
    “Mau dicari, Mas? Mari saya temani. Saya sebenarnya juga ingin mengambil hasil download data”, saya berharap Harry mau ikut saya dan Inne bisa keluar dengan selamat tanpa ketahuan. Tapi…
    “Enggak usah, deh. Saya tunggu saja di sini, nanti Inne khan ke sini, janjiannya khan saya jemput di sini. Kalo nanti saya ke bawah malah bisa jadi seperti main petak umpet”, jawaban Harry memupuskan harapan saya. Saya harus cari jalan lain. Sejalan saya telah mengatakan akan ke lantai 4, saya berarti harus meninggalkan ruang ini.

    Saya meninggalkan ruang itu sambil berpikir keras dan mencari jalan keluar dari ‘big problem’ secara mulus. Was-was juga saya. Jangan sampai Harry iseng membuka pintu ruang kepala divisi. Aduh jangan deh. Di lantai 4, dengan tanpa harapan saya memandang ke luar ke pelataran parkir. Saya melihat mobil Inne parkir di tempat yang agak gelap. Timbul ide nakal saya. Saya telepon satpam lantai 6 tempat ruangan saya dan saya katakan saya satpam lantai dasar, minta tolong dia untuk mencari pemilik mobil mazda familia merah, mobil Harry, yang ada di ruang system analyst untuk memindahkan mobilnya ke tempat yang lebih aman dekat lobi. Untungnya satpam yang saya telepon percaya. Saya menunggu sampai akhirnya melihat Harry berjalan ke mobilnya. Langsung saya bergegas ke lantai 6.

    Sampai di sana saya langsung membuka ruang kepala divisi, Inne terkejut dan pucat, tapi begitu sadar yang membuka pintu adalah saya dan saya memberikan isyarat aman, ia langsung bertanya, “Gimana, Er?”
    “Udah. Entar kalo Harry datang lagi ke sini. Kompak saja kita bilang tadi ketemu di lantai 4, dan kamu baru saja ambil report di mainframe”, jawab saya.

    Kami berdua langsung mengatur posisi duduk di ruang kerja masing-masing, disaat genting itu Inne masih sempat mencium bibir saya. Sialan nih orang. Enggak tahu keadaan gawat. Harry datang lagi. Kelihatannya ia tidak curiga karena Inne langsung menyambut dengan mesra. Syukurlah. Mereka berbenah, dan pamit kepada saya.
    “Er, saya duluan, yah. Eh, pekerjaan kamu yang tadi belum selesai, yah, nanti deh saya bantu menyelesaikannya”, Inne berkata begitu kepada saya sambil menatap penuh arti, tapi mimiknya membuat saya mengerti arti kata-katanya.
    “No problem. Masih panjang kok waktunya. Thanks”, jawab saya sekenanya sambil tersenyum. Duh, Inne memang menyukai menyerempet bahaya rupanya.

    Ketika saya tinggal sendirian di ruangan. Saya kembali ingat istri saya. Lagi-lagi saya tak mampu menahan hasrat ini. Inne menggairahkan sekali. Saya teringat pesan salah satu direksi saat saya mau menikah dan memutuskan untuk tinggal terpisah dengan istri saya. Katanya yang namanya suami istri itu haruslah jadi satu. Bahaya jika terpisah jauh. Suami istri adalah satu kesatuan. Jika salah satu lebih dekat dengan pihak ketiga, di situ pasti muncul masalah. Saya kini telah membuktikan kebenaran kata-katanya.

    VCD yang saya putar di Komputer di telah habis. Saya merenung, inikah yang kehidupan yang saya pilih. Saya benar-benar tidak bisa melepaskan diri dari Inne. Secara seksual kami saling membutuhkan. Tidak lebih dari itu. Saya yakin di antara kami berdua tidak ada perasaan ingin memiliki. Kami memiliki keluarga sendiri-sendiri, dan kami tidak ingin merusak segala yang ada. Terlalu mahal untuk dipertaruhkan.
    Saya putar CD di komputer saya, lagu milik Tom Grant mengalun dengan lembut dan manis. Sementara pikiran saya makin tidak tenang, “Bagaimana saya bisa menatap wajah istri saya di akhir minggu ini?”

  • Cerita Seks Dengan Ibu Guru SMA

    Cerita Seks Dengan Ibu Guru SMA


    2134 views

    Cerita Seks – Rina adalah seorang guru sejarah di smu. Umurnya 30 tahun, cerai tanpa anak. Kata orang dia mirip Demi Moore di film Striptease. Tinggi 170, 50 kg, dan 36B. Semua murid-muridnya, terutama yang laki-laki pengin banget melihat tubuh polosnya.
    Suatu hari Rina terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Anto harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Anto juga terkenal karena kekekaran tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga kebugaran tubuhnya.

     

     

    Bagi Rina, kedatangan Anto ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.”Sudah selesai Anto?”, Rina masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Anto selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya.”Hampir bu””Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..””Iya..””Bu Rina, Saya sudah selesai”, Anto masuk ke ruang tengah sambil membawapekerjaannya.”Ibu dimana?””Ada di kamar.., Anto sebentar ya”, Rina berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.

    Begitu ia keluar, mata Anto nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Rina membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.”Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Anto merah karena malu, karena Rina tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.”Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?””Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar..””oo…, begitu to?””Anto kamu mau menolong saya?”, Rina merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.”Apa Ibu?”, tubuh Anto bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Rina yang satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.”Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.”Tapi tapi…, Saya”.”Kenapa?, oo…, kamu masih perawan ya?”.Muka Anto langsung saja merah mendengar perkataan Rina”Iya””Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.

    Rina kemudian duduk di pangkuan Anto. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Rina yang agresif karena haus akan kehangatan dan Anto yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya. Ia bisa merasakan puting susu Rina yang mengeras. Lidah Rina menjelajahi mulut Anto, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.

    Setelah puas, Rina kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya ini.”Lepaskan pakaiannmu Anto”, Rina berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.”Ahh cepat Anto”, Rina mendesah tidak sabar.

    Anto kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.”Anto…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,Dengan gemetar Anto meletakkan tangannya di dada Rina yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Rina yang montok itu.”Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..” Dengan semangat Anto melakukan apa yang gurunya katakan.”Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.Rina tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk, “Boleh…, lakukan apa yang kamu suka”.

    Tubuh Rina menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.”Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”, Tangan Rina mendekap erat kepala Anto ke payudaranya.

    Anto semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Anto makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut.”mm…, nakal kamu”, Rina tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.”Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Anto menurut saja. Duduk diantara kaki Rina yang membuka lebar. Rina kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di belakangnya.”Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Anto memasuki vaginanya.”Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?””Iya..””Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari Anto mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.”Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Rina mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Anto.”Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Anto tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.”Oohh…, Antoo…, mm”, tubuh Rini telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.

    Tangan Anto semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.”Ooaahh…, Anntoo”, Tangan Rina mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.”Hmm…, kamu lihai Anto…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Anto menurut saja. Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.”Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Rina segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut.

    Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Rina. Ia segera menjilati penis muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Anto merintih keenakan.”Ahh…, enakk…,enakk”, Anto tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman Rina. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Rina.”oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Anto di dalam mulut Rina, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.”Hmm…, manis rasanya Anto”, Rina masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.”Sebentar ya aku mau minum dulu”.

    Ketika Rina sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.”Anto…, biar Ibu minum dulu”.”Tidak…, nikmati saja ini”, Anto yang masih tegang berat mendorong Rina ke kulkas.Gelas yang dipegang rina jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Rina kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.”Ibu…, sekarang!””Ahhkk”, Rina berteriak, saat Anto menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.”Antoo…, enakk…, ohh…, ohh”. Tubuh Rina bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Anto satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang vaginanya.”Ibu menikmati ini khan”, bisik Anto di telinganya”Ahh…, hh”, Rina hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.”Jawab…, Ibu”, dengan keras Anto mengulangi sodokannya.”Ahh…,iyaa””Anto…, Anto jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Rina telah merasakan cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.”Uuhgghh”, penis Anto yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Rina.”Ahh”.

    Kedua insan itupun tergolek lemas menikmati apa yang baru saja mereka rasakan.

    Setelah kejadian dengan Anto, Rina masih sering bertemu dengannya guna mengulangi lagi perbuatan mereka. Namun yang mengganjal hati Rina adalah jika Anto kemudian membocorkan hal ini ke teman-temannya.

    Ketika Rina berjalan menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya tertumbuk pada seorang muridnya yang duduk di sepeda motor di samping mobilnya, katakanlah dia Reza. Ia berbeda dengan Anto, anaknya agak pembuat onar jika di kelas, kekar dan nakal. Hatinya agak tidak enak melihat situasi ini.”Bu Rina salam dari Anto”, Reza melemparkan senyum sambil duduk di sepeda motornya.”Terima kasih, boleh saya masuk”, Ia harus berkata begitu karena sepeda motor Reza menghalangi pintu mobilnya.”Boleh…, boleh Bu saya juga ingin pelajaran tambahan seperti Anto.”Langkah Rina terhenti seketika. Namun otaknya masih berfungsi normal, meskupun sempat kaget.”Kamu kan nilainya bagus, nggak ada masalah kan..”, sambil duduk di balik kemudi.”Ada sedikit sih kalau Ibu nggak bisa mungkin kepala guru bisa membantu saya, sekaligus melaporkan pelajaran Anto”, Reza tersenyum penuh kemenangan.”Apa hubungannya?”, Keringat mulai menetes di dahi Rina.”Sudahlah kita sama-sama tahu Bu. Saya jamin pasti puas”.

    Tanpa menghiraukan omongan muridnya, Rina langsung menjalankan mobilnya ke rumahnya. Namun ia sempat mengamati bahwa muridnya itu mengikutinya terus hingga ia menikung untuk masuk kompleks perumahan.Setelah mandi air hangat, ia bermaksud menonton TV di ruang tengah. Namun ketika ia hendak duduk pintu depan diketuk oleh seseorang. Rina segera menuju pintu itu, ia mengira Anto yang datang. Ternyata ketika dibuka”Reza! Kenapa kamu ngikuutin saya!”, Rina agak jengkel dengan muridnya ini.”Boleh saya masuk?”.”Tidak!”.”Apa guru-guru perlu tahu rahasiamu?”.”!!”dengan geram ia mempersilakan Reza masuk.”Enak ya rumahnya, Bu”, dengan santainya ia duduk di dekat TV. “Pantas aja Anto senang di sini”.”Apa hubunganmu dengan Anto?, Itu urusan kami berdua”, dengan ketus Rina bertanya.”Dia teman dekat saya. Tidak ada rahasia diantara kami berdua”.”Jadi artinya”, Kali ini Rina benar-benar kehabisan akal. Tidak tahu harus berbuat apa.”Bu, kalo saya mau melayani Ibu lebih baik dari Anto, mau?”, Reza bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Rina.Rina masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin.

    Belum sempat ia menjawab, Reza telah membuka ritsluiting celananya. Dan setelah beberapa saat penisnya meyembul dan telah berada di hadapannya.”Bagaimana Bu, lebih besar dari Anto khan?”.Reza ternyata lebih agresif dari Anto, dengan satu gerakan meraih kepala Rina dan memasukkan penisnya ke mulut Rina.”Mmpfpphh”.”Ahh yaa…, memang Ibu pandai dalam hal ini. Nikmati saja Bu…, nikmat kok”Rupanya nafsu menguasai diri Rina, menikmati penis yang besar di dalam mulutnya, ia segera mengulumnya bagai permen. Dijilatinya kepala penis pemuda itu dengan semangat. Kontan saja Reza merintih keenakan.”Aduhh…, nikmat sekali Bu oohh”, Reza menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Rina, sementara tangannya meremas-remas rambut ibu gurunya itu. Rina merasakan penis yang diisapnya berdenyut-denyut. Rupanya Reza sudah hendak keluar.”oohh…, Ibu enakk…, enakk…, aahh”.Cairan mani Reza muncrat di mulut Rina, yang segera menelannya. Dijilatinya penis yang berlepotan itu hingga bersih. Kemudian ia berdiri.”Sudahh…, sudah selesai kamu bisa pulang”, Namun Rina tidak bisa memungkiri perasaannya. Ia menikmati mani Reza yang manis itu serta membayangkan bagaimana rasanya jika penis yang besar itu masuk ke vaginanya.”Bu, ini belum selesai. Mari ke kamar, akan saya perlihatkan permainan yang sebenarnya.””Apa! beraninya kamu memerintah!”, Namun dalam hatinya ia mau. Karenanya tanpa berkata-kata ia berjalan ke kamarnya, Reza mengikuti saja.

    Setelah ia di dalam, Rina tetap berdiri membelakangi muridnya itu. Ia mendengar suara pakaian jatuh, dugaannya pasti Reza sedang mencopoti pakaiannya. Ia pun segera mengikuti jejak Reza. Namun ketika ia hendak melepaskan kancing dasternya.”Sini saya teruskan”, ia mendengar Reza berbisik ke telinganya. Tangan Reza segera membuka kancing dasternya yang terletak di bagian depan. Kemudian setelah dasternya jatuh ke lantai, tangan itupun meraba-raba payudaranya. Rina juga merasakan penis pemuda itu diantara belahan pantatnya.”Gilaa…, besar amat”, pikirnya. Tak lama kemudian iapun dalam keadaan polos. Penis Reza digosok-gosokkan di antara pantatnya, sementara tangan pemuda itu meremasi payudaranya. Ketika jemari Reza meremas puting susu Rina, erangan kenikmatan pun keluar.”mm oohh”.Reza tetap melakukan aksi peremasan itu dengan satu tangan, sementara tangan satunya melakukan operasi ke vagina Rina.”Reza…, aahh…, aahh”, Tubuh Rina menegang saat pentil clitorisnya ditekan-tekan oleh Reza.”Enak Bu?”, Reza kembali berbisik di telinga gurunya yang telah terbakar oleh api birahi itu.

    Rina hanya bisa menngerang, mendesah, dan berteriak lirih. Saat usapan, remasan, dan pekerjaan tangan Reza dikombinasi dengan gigitan ringan di lehernya. Tiba-tiba Reza mendorong tubuh Rina agar membungkuk. Kakinya di lebarkan.”Kata Anto ini posisi yang disukai Ibu””Ahhkk…, hmm…, hmmpp”, Rina menjerit, saat Reza dengan keras menghunjamkan penisnya ke liang vaginanya dari belakang.””Ugghh…, innii…, innii”, Reza medengus penuh gairah dengan tiap hunjaman penisnya ke liang Rina. Rinapun berteriak-teriak kenikmatan, saat liang vaginanya yang sempit itu dilebarkan secara cepat.”Adduuhh…, teruss.., teruss Rezaa…, oohh”, Kepala ibu guru itu berayun-ayun, terpengaruh oleh sodokan Reza. Tangan Reza mencengkeram pundak Rina, seolah-olah mengarahkan tubuh gurunya itu agar semakin cepat saja menelan penisnya.”Oohh Rina…, Rinnaa”.Rina segera merasakan cairan hangat menyemprot di dalam vaginanya dengan deras. Matanya terpejam menikmati perasaan yang tidak bisa ia bayangkan.

    Rina masih tergolek kelelahan di tempat tidur. Rambutnya yang hitam panjang menutupi bantalnya, dadanya yang indah naik-turun mengikuti irama nafasnya. Sementara itu vaginanya sangat becek, berlepotan mani Reza dan maninya sendiri. Reza juga telajang bulat, ia duduk di tepi tempat tidur mengamati tubuh gurunya itu. Ia kemudian duduk mendekat, tangannya meraba-raba liang vagina Rina, kemudian dipermainkannya pentil kelentit gurunya itu.”mm capek…, mm”, bibir Rina mendesah saat pentilnya dipermainkan. Sebenarnya ia sangat lelah, tapi perasaan terangsang yang ada di dalam dirinya mulai muncul lagi. Dibukanya kakinya lebar-lebar sehingga memberikan kemudahan bagi Reza untuk memainkan clitorisnya.”Rezz aahh”, Tubuh Rina bergetar, menggelinjang-gelinjang saat Reza mempercepat permainan tangannya.”Bu…, balik…, Reza pengin nih””Nakal kamu ahh”, dengan tersenyum nakal, Rina bangkit dan menungging. Tangannya memegang kayu dipan tempat tidurnya. Matanya terpejam menanti sodokan penis Reza. Reza meraih payudara Rina dari belakang dan mencengkeramya dengan keras saat ia menyodokkan penisnya yang sudah tegang”Adduuhh…, owwmm”, Rina mengaduh kemudian menggigit bibirnya, saat lubang vaginannya yang telah licin melebar karena desakan penis Reza.”Bu Rina nikmat lho vagina Ibu…, ketat”, Reza memuji sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.”mm…, aahh…, ahh…, ahhkk”, Rina tidak bisa bertahan untuk hanya mendesah. Ia berteriak lirih seiring gerakan Reza. Badannya digerakkannya untuk mengimbangi serangan Reza. Kenikmatan ia peroleh juga dari remasan muridnya itu.”Ayoo…, aahh.., ahh… Mm.., buat Ibu keluuaa.. Rr lagi…”. Gerakan Rina makin cepat menerima sodokan Reza.

    Tangan Reza beralih memegangi tubuh Rina, diangkatnya gurunya itu sehingga posisinya tidak lagi “doggy style”, melainkan kini Rina menduduki penisnya dengan membelakangi dirinya. Reza kini telentang di tempat tidur yang acak-acakan dan penuh oleh mani yang mengering.”Ooww..”, Teriakan Rina terdengar keras saat ia tidak bisa lagi menahan orgasmenya. Tangannya mencengkeram tangan Reza, kepalanya mendongak menikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Sementara Reza sendiri tetap menusuk-nusukkan penisnya ke vagina Rina yang makin becek.”Ayoo…, makin dalam dalamm”.”Ahh.., aahh…, aahh..”, Rezapun mulai berteriak-teriak.”Mau kelluuaarr”Rina sekali lagi memejamkan matanya, saat mani Reza menyemprot dalam liang vaginanya. Rina kemudian ambruk menindih tubuh Reza yang basah oleh keringat. Sementara diantara kaki-kaki mereka mengalir cairan hangat hasil kenikmatan mereka.”Bu Rina…, sungguh luar biasa, Coba kalau Anto ada disini sekarang”.”mm memangnya kamu mau apa”, Rina kemudian merebahkan dirinya di samping Reza. Tangannya mengusap-usap puting Reza.”Kita bisa main bertiga, pasti lebih nikmat..”Rina tidak bisa menjawab komentar Reza, sementara perasaannya dipenuhi kebingungan.

    Akhirnya hari kelulusan murid klas 3 sampai juga. Dengan demikian Rina harus berpisah dengan kedua murid yang disayanginya, terlebih lagi ketika ia harus pindah ke kota lain untuk menempati pos baru di Kanwil. Karenanya ia memanggil Anto untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal kepindahannya.Ketika seputar Indonesia mulai ditayangkan, Anto muncul. Ia langsung dipersilakan duduk.”Bu, Anto kangen lho”.”Iya deh…, nanti. Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota B, soalnya akan dinaikkan pangkatnya. Jadi…, jadi…, Ibu ingin malam ini malam terakhir kita”, mata Rina berkaca-kaca ketika mengucapkan itu.”…………..”, Anto tidak bisa menjawab. Ia kaget mendengar berita itu. Baginya Rina merupakan segalanya, terlebih lagi ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari gurunya itu.”Tapi Anto masih boleh berkirim surat kan?”.Rina bisa sedikit tersenyum melihat muridnya tabah, “Iya…, boleh…, boleh”.”Minum dulu Nto, ada es teh di meja makan. Kalau sudah nonton VCD di kamar yaa”, Rina mengerling nakal ke muridnya sambil beranjak ke kamar. Di kamar ia mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas BH, menghidupkan AC dan tentu saja menyetel VCD ‘Kamasutra-nya Penthouse”. Lalu ia tengkurap di tempat tidur sambil menonton TV.

    Diluar Anto meminum es teh yang disediakan Rina dan membiarkan pintu depan tidak terkunci. Ia mempunyai rencana yang telah disusun rapi.Lalu Anto menyusul Rina ke kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat gurunya tengkurap menonton VCD dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk tubuhnya jelas terlihat. Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai gadis iklan shampo Pantene.”Ganti pakaian itu Nto..”, Rina menunjuk celana pendek dan kaos tipis yang terlipat rapi di meja riasnya.

    Ketika Anto sedang mencopot celananya Rina sempat melihat penis pemuda itu menyembul di balik CD GT Man-nya. Setelah selesai Anto juga tengkurap di samping Rina.”Sudah liat film ini belum? Bagus lho untuk info posisi-posisi ngesex”.”Belum tuh…”, Mata Anto tertuju pada posisi dimana si wanita berdiri memegang pohon sementara si pria memasukkan penisnya dari belakang, sambil meremas-remas payudara partnernya.”mm…, itu posisi fave saya. Kalau kamu suka nanti CD itu bisa kamu ambil”.”Thanx..”, Anto kemudian mengecup pipi gurunya.

    Adegan demi adegan terus bergulir, suasana pun menjadi semakin panas. Rina kini tengkurap dengan tidak lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Anto. Anto kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Rina dengan lembut, kemudian disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Anto kemudian menciumi tengkuk Rina, dijilatinya rambut-rambut halus yang tumbuh lebat.”aahh…”Setelah puas, Anto kemudian memberi isyarat pada Rina agar duduk di pangkuannya.”Bu, biar Anto yang puasin ibu malam ini…”, Bisik Anto di telinga Rina. Rina yang telah duduk di pangkuan Anto pasrah saja saat kedua tangan muridnya meremas-remas payudaranya yang liat. Kemudian ia menjerit lirih saat puting susunya mendapat remasan.”Akhh…”, Rina memejamkan matanya.”Anto…, jilatin vagina ibu…”

    Anto kemudian merebahkan Rina, dibukanya kaki gurunya itu lebar-lebar, kemudian dengan perlahan ia mulai menjilati vagina gurunya. Bau khas dari vagina yang telah basah oleh gairah itu membuat Anto kian bernafsu.”oohh…, teruss…, teruuss…”, Rina bergetar merasakan kenikmatan itu. Tangannya membimbing tangan Anto dalam meremasi susunya. Memberikan kenikmatan ganda.”Jilatin…, pentil itu…, oohohh”, Bagai dikomando Anto menjilati pentil clitoris Rina, dengan penuh semangat.”Aduuhh….. Oohh…oohh…hh.. Hh…..””Anto…, massuukk”.

    Kaki Rina kemudian disampirkannya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya penisnya ke vagina Rina yang becek.”mm…”, Rina menggigit bibirnya. Meskipun lubang vaginanya telah licin, namun penis yang besar itu tetap saja agak kesulitan menerobos masuk.”Uuhh…, masih susah juga ya Bu…”, Anto sambil meringis memaju mundurkan penisnya. Ia merasakan penisnya bagai diremas-remas oleh tangan yang sangat halus saat di dalam. Tangan Rina mempermainkan puting Anto. Dengan gemas dicubitnya hingga Anto berteriak.”Uhh…, nakal, Ini balasannya!”, sodokan Anto makin keras, lebih keras dari saat ia memasukkan penisnya.”aa…”.

    Tiba-tiba pintu kamar tebuka! Spontan Rina terkejut, tapi tidak bagi Anto. Reza sudah berdiri di muka pintu, senjatanya telah tegak berdiri.”mm…, hot juga permainan Ibu dengan Dia, boleh saya bergabung?”, Reza kemudian berjalan mendekati mereka. Rina yang hendak berdiri ditahan oleh Anto, yang tetap menjaga penisnya di dalam vagina rina.”Nikmati saja…”Reza kemudian mengangkangi Rina, penisnya berada tepat di mukanya.”Isap… Ayoo”, sambil memasukkan penisnya. Saat itu pula Anto menghentakkan gerakannya. Saat Rina berteriak, saat itu pula penis Reza masuk.”Ahh…, nikmat..”, Rina merem-melek menghisap-hisap penis muridnya, sementara Anto dengan puas menggarap vaginanya.”uufff…, jilatin…, jilatt”, tangan Reza memegangi kepala Rina, agar semakin dalam saja mengisap penisnya.

     

    Posisi itu tetap bertahan hingga akhirnya Anto keluar duluan. Maninya menyemprot dengan leluasa di lubang vagina gurunya yang cantik. Sementara Reza tetap mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala Rina.Setelah Anto mengeluarkan penisnya dari vagina Rina, “Berdiri menghadap tembok Bu!”Rina masih kelelahan. Ia telah orgasme pula saat Anto keluar, namun ia tidak bisa teriak karena ada penis di mulutnya. Saat ia berdiri dengan tangan di tembok menahan tubuhnya, mani anto menetes ke lantai.”mm…, Nto…, liat tuh punya kamu..”, seru Reza sambil tertawa. Ia kemudian menempelkan tubuhnya ke Rina. Penisnya tepat berada di antara kedua pantat Rina.”Nih Bu rasakan punya Reza juga ya”.

    Anto dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang. Tangan Reza memegangi pinggang Rina saat ia menyodok-nyodokkan penisnya keluar masuk dengan cepat. Saat Rina merintih-rintih menikmati permainan mereka, Anto merasakan penisnya tegang lagi. Ia tidak tahan melihat pemandangan yang sangat erotik sekali.Kedua insan itu saling mengaduh, mendesah, dan berteriak lirih seiring kenikmatan yang mereka berikan dan rasakan.”ooww…”, Tubuh Rina yang disangga Reza menegang, kemudian lemas. Anto menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan. Timbul isengnya, ia kemudian mendekati mereka dan menyusup diantara Rina dan tembok. Dipindahkannya tangan Rina ke pundaknya, dan penisnya menggantikan posisi milik Reza.”Anto…”, Lagi-lagi Rina mendesah saat penis Anto masuk dan pinggulnya didorong oleh Reza dari belakang.”Ahh.. Ahh…. Dorongg…dorongg………….””aa.. Aa… Aa”.”oohhkk…, kk…, kk..”, Rina berteriak keras sekali, saat dorongan Reza sangat keras menekan pinggulnya. penis Anto amblas hingga mencapai pangkalnya masuk ke vagina Rina. Saat itu pula ia merasakan penis yang berdenyut-denyut itu melepaskan muatannya untuk kedua kali.

  • Foto Bugil Mama Muda Sange Bugil Dirumah Sendirian

    Foto Bugil Mama Muda Sange Bugil Dirumah Sendirian


    2590 views

    Foto Bugil Terbaru – Foto Memek Janda Genit Lagi Gatel Pengen Colmek, Postingan ini saya dedikasikan untuk para pecinta janda muda genit yang sudah menanti-nanti galeri terbaru dari kami. Nah, hari ini kami akan menampilkan album dari seorang janda genit yang sudah sange dan pengen colmek. Mungkin karena jarang dibelai dan kontolmu tak kunjung-kunjung datang menghampirinya sehingga ia blingsatan di kamar mandi seperti ini

    Hari.

    Fastbet99.com

    Markasjudi.com

    Starbet99.com

    Hokibet99.com

    Fortunebet99.com

    Hokijudi99.com

    Nexiabet.com

    RFbet99.com

    Solaire99.com

    Fontana99.com

  • Cerita Seks Selingkuh Untuk Mencari Kepuasan

    Cerita Seks Selingkuh Untuk Mencari Kepuasan


    1853 views

    Cerita Seks – Karena jabatan suamiku sudah tidak mungkin lagi naik di perusahaannya, untuk menambah penghasilan kami, aku meminta ijin kepada Mas Hadi untuk bekerja, mengingat pendidikanku sebagai seorang Accounting sama sekali tidak kumanfatkan semenjak aku menikah.

    Pada dasarnya suamiku itu selalu menuruti keinginanku, maka tanpa banyak bicara dia mengijinkan aku bekerja, walaupun aku sendiri belum tahu bekerja di mana, dan perusahaan mana yang akan menerimaku sebagai seorang Accounting, karena aku sudah berkeluarga.

    “Bukankah kamu punya teman yang anak seorang Direktur di sini?” kata suamiku di suatu malam setelah kami melakukan hubungan badan.
    “Iya… si Yanthi, teman kuliah Ridha..!” kataku.
    “Coba deh, kamu hubungi dia besok. Kali saja dia mau menolong kamu..!” katanya lagi.
    “Tapi, benar nih.. Mas.. kamu ijinkan saya bekerja..?”
    Mas Hadi mengangguk mesra sambil menatapku kembali.

    Sambil tersenyum, perlahan dia dekatkan wajahnya ke wajahku dan mendaratkan bibirnya ke bibirku.
    “Terimakasih.. Mas.., mmhh..!” kusambut ciuman mesranya.
    Dan beberapa lama kemudian kami pun mulai terangsang lagi, dan melanjutkan persetubuhan suami istri untuk babak yang ketiga. Kenikmatan demi kenikmatan kami raih. Hingga kami lelah dan tanpa sadar kami pun terlelap menuju alam mimpi kami masing-masing.

    Perlu kuceritakan di sini bahwa Rendy, anak kami tidak bersama kami. Dia kutitipkan ke nenek dan kakeknya yang berada di lain daerah, walaupun masih satu kota. Kedua orangtuaku sangat menyayangi cucunya ini, karena anakku adalah satu-satunya cucu laki-laki mereka.

    Siang itu ketika aku terbangun dari mimpiku, aku tidak mendapatkan suamiku tidur di sisiku. Aku menengok jam dinding. Rupanya suamiku sudah berangkat kerja karena jam dinding itu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Aku teringat akan percakapan kami semalam. Maka sambil mengenakan pakaian tidurku (tanpa BH dan celana dalam), aku beranjak dari tempat tidur berjalan menuju ruang tamu rumahku, mengangkat telpon yang ada di meja dan memutar nomor telpon Yanti, temanku itu.

    “Hallo… ini Yanti..!” kataku membuka pembicaraan saat kudengar telpon yang kuhubungi terangkat.
    “Iya.., siapa nih..?” tanya Yanti.
    “Ini.. aku Ridha..!”
    “Oh Ridha.., ada apa..?” tanyanya lagi.
    “Boleh nggak sekarang aku ke rumahmu, aku kangen sama kamu nih..!” kataku.
    “Silakan.., kebetulan aku libur hari ini..!” jawab Yanti.
    “Oke deh.., nanti sebelum makan siang aku ke rumahmu. Masak yang enak ya, biar aku bisa makan di sana..!” kataku sambil sedikit tertawa.
    “Sialan luh. Oke deh.., cepetan ke sini.., ditunggu loh..!”
    “Oke.., sampai ketemu yaa.. daah..!” kataku sambil menutup gagang telpon itu.

    Setelah menelepon Yanti, aku berjalan menuju kamar mandi. Di kamar mandi itu aku melepas pakaianku semuanya dan langsung membersihkan tubuhku. Namun sebelumnya aku bermasturbasi sejenak dengan memasukkan jariku ke dalam vaginaku sendiri sambil pikiranku menerawang mengingat kejadian-kejadian yang semalam baru kualami. Membayangkan penis suamiku walau tidak begitu besar namun mampu memberikan kepuasan padaku. Dan ini merupakan kebiasaanku.

    Walaupun aku telah bersuami, namun aku selalu menutup kenikmatan bersetubuh dengan Mas Hadi dengan bermasturbasi, karena kadang-kadang bermasturbasi lebih nikmat.

    Singkat cerita, siang itu aku sudah berada di depan rumah Yanti yang besar itu. Dan Yanti menyambutku saat aku mengetuk pintunya.
    “Apa khabar Rida..?” begitu katanya sambil mencium pipiku.
    “Seperti yang kamu lihat sekarang ini..!” jawabku.
    Setelah berbasa-basi, Yanti membimbingku masuk ke ruangan tengah dan mempersilakan aku untuk duduk.

    “Sebentar ya.., kamu santailah dahulu, aku ambil minuman di belakang…” lalu Yanti meninggalkanku.
    Aku segera duduk di sofanya yang empuk. Aku memperhatikan ke sekeliling ruangan ini. Bagus sekali rumahnya, beda dengan rumahku. Di setiap sudut ruang terdapat hiasan-hiasan yang indah, dan pasti mahal-mahal. Foto-foto Yanti dan suaminya terpampang di dinding-dinding. Sandi yang dahulu katanya sempat menaksir aku, yang kini adalah suami Yanti, terlihat semakin ganteng saja. Dalam pikirku berkata, menyesal juga aku acuh tak acuh terhadapnya dahulu. Coba kalau aku terima cintanya, mungkin aku yang akan menjadi istrinya.

    Sambil terus memandangi foto Sandi, suaminya, terlintas pula dalam ingatanku betapa pada saat kuliah dulu lelaki keturunan Manado ini mencoba menarik perhatianku (aku, Yanti dan Sandi memang satu kampus). Sandi memang orang kaya. Dia adalah anak pejabat pemerintahan di Jakarta. Pada awalnya aku pun tertarik, namun karena aku tidak suka dengan sifatnya yang sedikit sombong, maka segala perhatiannya padaku tidak kutanggapi. Aku takut jika tidak cocok dengannya, karena aku orangnya sangat sederhana.

    Lamunannku dikagetkan oleh munculnya Yanti. Sambil membawa minuman, Yanti berjalan ke arah aku duduk, menaruh dua gelas sirup dan mempersilakanku untuk minum.
    “Ayo Rid, diminum dulu..!” katanya.
    Aku mengambil sirup itu dan meminumnya. Beberapa teguk aku minum sampai rasa dahaga yang sejak tadi terasa hilang, aku kembali menaruh gelas itu.

    “Oh iya, Mas Sandi ke mana?” tanyaku.
    “Biasa… Bisnis dia,” kata Yanti sambil menaruh gelasnya. “Sebentar lagi juga pulang. Sudah kutelpon koq dia, katanya dia juga kangen sama kamu..!” ujarnya lagi.

    Yanti memang sampai sekarang belum mengetahui kalau suaminya dahulu pernah naksir aku. Tapi mungkin juga Sandi sudah memberitahukannya.

    “Kamu menginap yah.. di sini..!” kata Yanti.
    “Akh… enggak ah, tidak enak khan..!” kataku.
    “Loh… nggak enak gimana, kita kan sahabat. Sandi pun kenal kamu. Lagian aku sudah mempersiapkan kamar untukmu, dan aku pun sedang ambil cuti koq, jadi temani aku ya.., oke..!” katanya.
    “Kasihan Mas Hadi nanti sendirian..!” kataku.
    “Aah… Mas Hadi khan selalu menurut keinginanmu, bilang saja kamu mau menginap sehari di sini menemani aku. Apa harus aku yang bicara padanya..?”
    “Oke deh kalau begitu.., aku pinjam telponmu ya..!” kataku.
    “Tuh di sana…!” kata Yanti sambil menujuk ke arah telepon.

    Aku segera memutar nomor telpon kantor suamiku. Dengan sedikit berbohong, aku minta ijin untuk menginap di rumah Yanti. Dan menganjurkan Mas Hadi untuk tidur di rumah orangtuaku. Seperti biasa Mas Hadi mengijinkan keinginanku. Dan setelah basa-basi dengan suamiku, segera kututup gagang telpon itu.

    “Beres..!” kataku sambil kembali duduk di sofa ruang tamu.
    “Nah.., gitu dong..! Ayo kutunjukkan kamarmu..!” katanya sambil membimbingku.
    Di belakang Yanti aku mengikuti langkahnya. Dari belakang itu juga aku memperhatikan tubuh montoknya. Yanti tidak berubah sejak dahulu. Pantatnya yang terbungkus celana jeans pendek yang ketat melenggak-lenggok. Pinggulnya yang ramping sungguh indah, membuatku iseng mencubit pantat itu.

    “Kamu masih montok saja, Yan..!” kataku sambil mencubit pantatnya.
    “Aw.., akh.. kamu. Kamu juga masih seksi saja. Bisa-bisa Mas Sandi nanti naksir kamu..!” katanya sambil mencubit buah dadaku.
    Kami tertawa cekikikan sampai kamar yang dipersiapkan untukku sudah di depan mataku.
    “Nah ini kamarmu nanti..!” kata Yanti sambil membuka pintu kamar itu.

    Besar sekali kamar itu. Indah dengan hiasan interior yang berseni tinggi. Ranjangnya yang besar dengan seprei yang terbuat dari kain beludru warna biru, menghiasi ruangan ini. Lemari pakaian berukiran ala Bali juga menghiasi kamar, sehingga aku yakin setiap tamu yang menginap di sini akan merasa betah.

    Akhirnya di kamar itu sambil merebahkan diri, kami mengobrol apa saja. Dari pengalaman-pengalaman dahulu hingga kejadian kami masing-masing. Kami saling bercerita tentang keluhan-keluhan kami selama ini. Aku pun bercerita panjang mulai dari perkimpoianku sampai sedetil-detilnya, bahkan aku bercerita tentang hubungan bercinta antara aku dan suamiku. Kadang kami tertawa, kadang kami serius saling mendengarkan dan bercerita. Hingga pembicaraan serius mulai kucurahkan pada sahabatku ini, bahwa aku ingin bekerja di perusahan bapaknya yang direktur.

    “Gampang itu..!” kata Yanti. “Aku tinggal menghubungi Papa nanti di Jakarta. Kamu pasti langsung diberi pekerjaan. Papaku kan tahu kalau kamu adalah satu-satunya sahabatku di dunia ini..” lanjutnya sambil tertawa lepas.
    Tentu saja aku senang dengan apa yang dibicarakan oleh Yanti, dan kami pun meneruskan obrolan kami selain obrolan yang serius barusan.

    Tanpa terasa, di luar sudah gelap. Aku pun minta ijin ke Yanti untuk mandi. Tapi Yanti malah mengajakku mandi bersama. Dan aku tidak menolaknya. Karena aku berpikir toh sama-sama wanita.Sungguh di luar dugaan, di kamar mandi ketika kami sama-sama telanjang bulat, Yanti memberikan sesuatu hal yang sama sekali tidak terpikirkan.

    Sebelum air yang hangat itu membanjiri tubuh kami, Yanti memelukku sambil tidak henti-hentinya memuji keindahan tubuhku. Semula aku risih, namun rasa risih itu hilang oleh perasaan yang lain yang telah menjalar di sekujur tubuh. Sentuhan-sentuhan tangannya ke sekujur tubuhku membuatku nikmat dan tidak kuasa aku menolaknya. Apalagi ketika Yanti menyentuh bagian tubuhku yang sensitif.

    Kelembutan tubuh Yanti yang memelukku membuatku merinding begitu rupa. Buah dadaku dan buah dadanya saling beradu. Sementara bulu-bulu lebat yang berada di bawah perut Yanti terasa halus menyentuh daerah bawah perutku yang juga ditumbuhi bulu-bulu. Namun bulu-bulu kemaluanku tidak selebat miliknya, sehingga terasa sekali kelembutan itu ketika Yanti menggoyangkan pinggulnya.

    Karena suasana yang demikian, aku pun menikmati segala apa yang dia lakukan. Kami benar-benar melupakan bahwa kami sama-sama perempuan. Perasaan itu hilang akibat kenikmatan yang terus mengaliri tubuh. Dan pada akhirnya kami saling berpandangan, saling tersenyum, dan mulut kami pun saling berciuman.

    Kedua tanganku yang semuala tidak bergerak kini mulai melingkar di tubuhnya. Tanganku menelusuri punggungnya yang halus dari atas sampai ke bawah dan terhenti di bagian buah pantatnya. Buah pantat yang kencang itu secara refleks kuremas-remas. Tangan Yanti pun demikian, dengan lembut dia pun meremas-remas pantatku, membuatku semakin naik dan terbawa arus suasana. Semakin aku mencium bibirnya dengan bernafsu, dibalasnya ciumanku itu dengan bernafsu pula.

    Hingga suatu saat ketika Yanti melepas ciuman bibirnya, lalu mulai menciumi leherku dan semakin turun ke bawah, bibirnya kini menemukan buah dadaku yang mengeras. Tanpa berkata-kata sambil sejenak melirik padaku, Yanti menciumi dua bukit payudaraku secar bergantian. Napasku mulai memburu hingga akhirnya aku menjerit kecil ketika bibir itu menghisap puting susuku. Dan sungguh aku menikmati semuanya, karena baru pertama kali ini aku diciumi oleh seorang wanita.

    “Akh.., Yaantiii.., oh..!” jerit kecilku sedikit menggema.
    “Kenapa Rid.., enak ya..!” katanya di sela-sela menghisap putingku.
    “Iya.., oh.., enaaks… teruus..!” kataku sambil menekan kepalanya.
    Diberi semangat begitu, Yanti semakin gencar menghisap-hisap putingku, namun tetap lembut dan mesra. Tangan kirinya menahan tubuhku di punggung.

    Sementara tangan kanannya turun ke bawah menuju kemaluanku. Aku teringat akan suamiku yang sering melakukan hal serupa, namun perbedaannya terasa sekali, Yanti sangat lembut memanjakan tubuhku ini, mungkin karena dia juga wanita.

    Setelah tangan itu berada di kemaluanku, dengan lembut sekali dia membelainya. Jarinya sesekali menggesek kelentitku yang masih tersembunyi, maka aku segera membuka pahaku sedikit agar kelentitku yang terasa mengeras itu leluasa keluar.

    Ketika jari itu menyentuh kelentitku yang mengeras, semakin asyik Yanti memainkan kelentitku itu, sehingga aku semakin tidak dapat mengendalikan tubuhku. Aku menggelinjang hebat ketika rasa geli campur nikmat menjamah tubuhku. Pori-poriku sudah mengeluarkan keringat dingin, di dalam liang vaginaku sudah terasa ada cairan hangat yang mengalir perlahan, pertanda rangsangan yang sungguh membuatku menjadi nikmat.

    Ketika tanganku menekan bagian atas kepalanya, bibir Yanti yang menghisap kedua putingku secara bergantian segera berhenti. Ada keinginan pada diriku dan Yanti mengerti akan keinginanku itu. Namun sebelumnya, kembali dia pada posisi wajahnya di depan wajahku. Tersungging senyuman yang manis.

    “Ingin yang lebih ya..?” kata Santi.
    Sambil tersenyum aku mengangguk pelan. Tubuhku diangkatnya dan aku duduk di ujung bak mandi yang terbuat dari porselen. Setelah aku memposisikan sedemikian rupa, tangan Yanti dengan cekatan membuka kedua pahaku lebar-lebar, maka vaginaku kini terkuak bebas. Dengan posisi berlutut, Yanti mendekatkan wajahnya ke selangkanganku. Aku menunggu perlakuannya dengan jantung yang berdebar kencang.

    Napasku turun naik, dadaku terasa panas, begitu pula vaginaku yang terlihat pada cermin yang terletak di depanku sudah mengkilat akibat basah, terasa hangat. Namun rasa hangat itu disejukkan oleh angin yang keluar dari kedua lubang hidung Yanti. Tangan Yanti kembali membelai vaginaku, menguakkan belahannya untuk menyentuh kelentitku yang semakin menegang.

    Agak lama Yanti membelai-belai kemaluanku itu yang sekaligus mempermainkan kelentitku. Sementara mulutnya menciumi pusar dan sekitarnya. Tentu saja aku menjadi kegelian dan sedikit tertawa. Namun Yanti terus saja melakukan itu.
    Hingga pada suatu saat, “Eiist… aakh… aawh… Yanthhii… akh… mmhh… ssh..!” begitu suara yang keluar dari mulutku tanpa disadari, ketika mulutnya semakin turun dan mencium vaginaku.
    Kedua tangan Yanti memegangi pinggul dan pantatku menahan gerakanku yang menggelinjang nikmat.

    Kini ujung lidahnya yang menyentuh kelentitku. Betapa pintar dia mempermainkan ujung lidah itu pada daging kecilku, sampai aku kembali tidak sadar berteriak ketika cairan di dalam vaginaku mengalir keluar.
    “Oohh… Yantii… ennaakss… sekaalii..!” begitu teriakku.

    Aku mulai menggoyangkan pinggulku, memancing nikmat yang lebih. Yanti masih pada posisinya, hanya sekarang yang dijilati bukan hanya kelentitku tapi lubang vaginaku yang panas itu. Tubuhku bergetar begitu hebat. Gerakan tubuhku mulai tidak karuan. Hingga beberapa menit kemudian, ketika terasa orgasmeku mulai memuncak, tanganku memegang bagian belakang kepalanya dan mendorongnya. Karuan saja wajah Yanti semakin terpendam di selangkanganku.

    “Hissapp… Yantiii..! Ooh.., aku.. akuu.. mau.. keluaar..!” jeritku.
    Yanti berhenti menjilat kelentitku, kini dia mencium dan menghisap kuat lubang kemaluanku.
    Maka.., “Yaantii.., aku.. keluaar..! Oh.., aku.. keluar.. nikmaathhs.. ssh..!” bersamaan dengan teriakku itu, maka aku pun mencapai orgasme.
    Tubuhku seakan melayang entah kemana. Wajahku menengadah dengan mata terpejam merasakan berjuta-juta nikmat yang sekian detik menjamah tubuh, hingga akhirnya aku melemas dan kembali pada posisi duduk. Maka Yanti pun melepas hisapannya pada vaginaku.

    Dia berdiri, mendekatkan wajahnya ke hadapan wajahku, dan kembali dia mencium bibirku yang terbuka. Napasku yang tersengal-sengal disumbat oleh mulut Yanti yang menciumku. Kubalas ciuman mesranya itu setelah tubuhku mulai tenang.

    “Terimakasih Yanti.., enak sekali barusan..!” kataku sambil tersenyum.
    Yanti pun membalas senyumanku. Dia membantuku turun dari atas bak mandi itu.
    “Kamu mau nggak dikeluarin..?” kataku lagi.
    “Nanti sajalah.., lagian udah gatel nih badanku. Sekarang mending kita mandi..!” jawabnya sambil menyalakan shower.

    Akhirnya kusetujui usul itu, sebab badanku masih lemas akibat nikmat tadi. Dan rupanya Yanti tahu kalau aku kurang bertenaga, maka aku pun dimandikannya, disabuni, diperlakukan layaknya seorang anak kecil. Aku hanya tertawa kecil. Iseng-iseng kami pun saling menyentuh bagian tubuh kami masing-masing. Begitupula sebaliknya, ketika giliran Yanti yang mandi, aku lah yang menyabuni tubuhnya.

    Setelah selesai mandi, kami pun keluar dari kamar mandi itu secara bersamaan. Sambil berpelukan, pundak kami hanya memakai handuk yang menutup tubuh kami dari dada sampai pangkal paha, dan sama sekali tidak mengenakan dalaman. Aku berjalan menuju kamarku sedang Yanti menuju kamarnya sendiri. Di dalam kamar aku tidak langsung mengenakan baju. Aku masih membayangkan kejadian barusan. Seolah-olah rasa nikmat tadi masih mengikutiku.

    Di depan cermin, kubuka kain handuk yang menutupi tubuhku. Handuk itu jatuh terjuntai ke lantai, dan aku mulai memperhatikan tubuh telanjangku sendiri. Ada kebanggaan dalam hatiku. Setelah tadi melihat tubuh telanjang Yanti yang indah, ternyata tubuhku lebih indah. Yanti memang seksi, hanya dia terlalu ramping sehingga sepintas tubuhnya itu terlihat kurus. Sedangkan tubuhku agak montok namun tidak terkesan gemuk.

    Entah keturunan atau tidak, memang demikianlah keadaan tubuhku. Kedua payudaraku berukuran 34B dengan puting yang mencuat ke atas, padahal aku pernah menyusui anakku. Sedangkan payudara Yanti berukuran 32 tapi juga dengan puting yang mencuat ke atas juga.

    Kuputar tubuhku setengah putaran. Kuperhatikan belahan pantatku. Bukit pantatku masih kencang, namun sudah agak turun, karena aku pernah melahirkan. Berbeda dengan pantat milik Yanti yang masih seperti pantat gadis perawan, seperti pantat bebek.

    Kalau kuperhatikan dari pinggir tubuhku, nampak perutku yang ramping. Vaginaku nampak menonjol keluar. Bulu-bulu kemaluanku tidak lebat, walaupun pernah kucukur pada saat aku melahirkan. Padahal kedua tangan dan kedua kakiku tumbuh bulu-bulu tipis, tapi pertumbuhan bulu kemaluanku rupanya sudah maksimal. Lain halnya dengan Yanti, walaupun perutnya lebih ramping dibanding aku, namun kemaluannya tidak menonjol alias rata. Dan daerah itu ditumbuhi bulu-bulu yang lebat namun tertata rapi.

    Setelah puas memperhatikan tubuhku sendiri (sambil membandingkan dengan tubuh Yanti), aku pun membuka tasku dan mengambil celana dalam dan Bra-ku. Kemudian kukenakan kedua pakaian rahasiaku itu setelah sekujur tubuhku kulumuri bedak. Namun aku agak sedikit kaget dengan teriakan Yanti dari kamarnya yang tidak begitu jauh dari kamar ini.

    “Rida..! Ini baju tidurmu..!” begitu teriaknya.
    Maka aku pun mengambil handuk yang berada di lantai. Sambil berjalan kukenakan handuk itu menutupi tubuhku seperti tadi, lalu keluar menuju kamarnya yang hanya beberapa langkah. Pintu kamarnya ternyata tidak dikunci. Karena mungkin Yanti tahu kedatanganku, maka dia mempersilakan aku masuk.

    “Masuk sini Rid..!” kataya dari dalam kamar.
    Kudorong daun pintu kamarnya. Aku melihat di dalam kamar itu tubuh Yanti yang telanjang merebah di atas kasur. Tersungging senyuman di bibirnya. Karena aku sudah melangkah masuk, maka kuhampiri tubuh telanjang itu.

    “Kamu belum pake baju, Yan..?” kataku sambil duduk di tepi ranjang.
    “Akh.., gampang… tinggal pake itu, tuh..!” kata Yanti sambil tangannya menunjuk tumpukan gaun tidur yang berada di ujung ranjang.
    Lalu dia berkata lagi, “Kamu sudah pake daleman, ya..?”
    Aku mengangguk, “Iya..!”
    Kuperhatikan dadanya turun naik. Napasnya terdengar memburu. Apakah dia sedang bernafsu sekarang.., entahlah.


    Lalu tangan Yanti mencoba meraihku. Sejenak dia membelai tubuhku yang terbungkus handuk itu sambil berkata, “Kamu mengairahkan sekali memakai ini..!”
    “Akh.., masa sih..!” kataku sambil tersenyum dan sedikit menggeser tubuhku lebih mendekat ke tubuh Yanti.

    “Benar.., kalo nggak percaya.., emm.. kalo nggak percaya..!” kata Yanti sedikit menahan kata-katanya.
    “Kalo nggak percaya apa..?” tanyaku.
    “Kalo nggak percaya..!” sejenak matanya melirik ke arah belakangku.
    “Kalo nggak percaya tanya saja sama orang di belakangmu… hi.. hi..!” katanya lagi.

    Segera aku memalingkan wajahku ke arah belakangku. Dan.., (hampir saja aku teriak kalau mulutku tidak buru-buru kututup oleh tanganku), dengan jelas sekali di belakangku berdiri tubuh lelaki dengan hanya mengenakan celana dalam berwarna putih yang tidak lain adalah Mas Sandi suami Yanti itu. Dengan refleks karena kaget aku langsung berdiri dan bermaksud lari dari ruangan ini. Namun tangan Yanti lebih cepat menangkap tanganku lalu menarikku sehingga aku pun terjatuh dengan posisi duduk lagi di ranjang yang empuk itu.

    “Mau kemana.. Rida.., udah di sini temani aku..!” kata Yanti setengah berbisik.
    Aku tidak sempat berkata-kata ketika Mas Sandi mulai bergerak berjalan menuju aku. Dadaku mulai berdebar-debar. Ada perasaan malu di dalam hatiku.
    “Halo.., Rida. Lama tidak bertemu ya…” suara Mas Sandi menggema di ruangan itu.
    Tangannya mendarat di pundakku, dan lama bertengger di situ.

    Aku yang gelagapan tentu saja semakin gelagapan. Namun ketika tangan Yanti dilepaskan dari cengkramannya, pada saat itu tidak ada keinginanku untuk menghindar. Tubuhku terasa kaku, sama sekali aku tidak dapat bergerak. Lidahku pun terasa kelu, namun beberapa saat aku memaksa bibirku berkata-kata.
    “Apa-apaan ini..?” tanyaku parau sambil melihat ke arah Yanti.
    Sementara tangan yang tadi bertengger di bahuku mulai bergerak membelai-belai. Serr.., tubuhku mulai merinding. Terasa bulu-bulu halus di tangan dan kaki berdiri tegak.

    Rupanya Sentuhan tangan Mas Sandi mampu membangkitkan birahiku kembali. Apalagi ketika terasa di bahuku yang sebelah kiri juga didarati oleh tangan Mas Sandi yang satunya lagi. Perasaan malu yang tadi segera sirna. Tubuhku semakin merinding. Mataku tanpa sadar terpejam menikmati dalam-dalam sentuhan tangan Mas Sandi di bahuku itu.

    Pijatan-pijatan kecil di bahuku terasa nyaman dan enak sekali. Aku begitu menikmati apa yang terasa. Hingga beberapa saat kemudian tubuhku melemas. Kepalaku mulai tertahan oleh perut Mas Sandi yang masih berada di belakangku. Sejenak aku membuka mataku, nampak Yanti membelai vaginanya sendiri dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya meremas pelan kedua payudaranya secara bergantian. Tersungging senyuman di bibirnya.

    “Nikmati Rida..! Nikmati apa yang kamu sekarang rasakan..!” suara Yanti masih sedikit membisik.
    Aku masih terbuai oleh sentuhan kedua tangan Mas Sandi yang mulai mendarat di daerah atas payudarara yang tidak tertutup. Mataku masih terpejam.
    “Ini.. kan yang kamu inginkan. Kupinjamkan suamiku..!” kata Yanti lagi.
    Mataku terbuka dan kembali memperhatikan Yanti yang masih dengan posisinya.
    “Ayo Mas..! Nikmati Rida yang pernah kamu taksir dulu..!” kata Yanti lagi.
    “Tentu saja Sayang.., asal.. kamu ijinkan..!” kata suara berat Mas Sandi.

    Tubuhnya dibungkukkan. Kemudian wajahnya ditempelkan di bagian atas kepalaku. Terasa bibirnya mencium mesra daerah itu. Kembali aku memejamkan mata. Bulu-buluku semakin keras berdiri. Sentuhan lembut tangan Mas Sandi benar-benar nikmat. Sangat pintar sekali sentuhan itu memancing gairahku untuk bangkit. Apalagi ketika tangan Mas Sandi sebelah kanan berusaha membuka kain handuk yang masih menutupi tubuhku itu.

    “Oh.., Mas.., Maas… jangaan… Mas..!” aku hanya dapat berkata begitu tanpa kuasa menahan tindakan Mas Sandi yang telah berhasil membuka handuk dan membuangnya jauh-jauh.
    Tinggallah tubuh setengah bugilku. Kini gairahku sudah memuncak dan aku mulai lupa dengan keadaanku. Aku sudah terbius suasana.

    Mas Sandi mulai berlutut, namun masih pada posisi di belakangku. Kembali dia membelai seluruh tubuhku. Dari punggungku, lalu ke perut, naik ke atas, leherku pun kena giliran disentuhnya, dan aku mendesah nikmat ketika leherku mulai dicium mesra oleh Mas Sandi. Sementara desahan-desahan kecil terdengar dari mulut Yanti.

    Aku melirik sejenak ke arah Yanti, rupanya dia sedang masturbasi. Lalu aku memejamkan mata lagi, kepalaku kutengadahkan memberikan ruangan pada leherku untuk diciumi Mas Sandi. Persaanku sudah tidak malu-malu lagi, aku sudah kepalang basah. Aku lupa bahwa aku telah bersuami, dan aku benar-benar akan merasakan apa yang akan kurasakan nanti, dengan lelaki yang bukan suamiku.

    “Buka ya.. BH-nya, Rida..!” kata Mas Sandi sambil melepas kancing tali BH-ku dari punggung.
    Beberapa detik BH itu terlepas, maka terasa bebas kedua payudaraku yang sejak tadi tertekan karena mengeras. Suara Yanti semakin keras, rupanya dia mencapai orgasmenya. Kembali aku melirik Yanti yang membenamkan jari manis dan jari telunjuknya ke dalam vaginanya sendiri. Nampak dia mengejang dengan mengangkat pinggulnya.

    “Akh.., nikmaats… ooh… nikmaatts.. sekalii..!” begitu kata-kata yang keluar dari mulutnya.
    Dan tidak lama kemudian dia terkulai lemas di ranjang itu. Sementara Mas Sandi sibuk dengan kegiatannya.

    Kini kedua payudaraku sudah diremasi dengan mesra oleh kedua telapak tangannya dari belakang. Sambil terus bibirnya menjilati inci demi inci kulit leherku seluruhnya. Sedang enak-enaknya aku, tiba-tiba ada yang menarik celana dalamku. Aku membuka mataku, rupanya Yanti berusaha untuk melepas celana dalamku itu. Maka kuangkat pantatku sejenak memudahkan celana dalamku dilepas oleh Yanti. Maka setelah lepas, celana dalam itu juga dibuang jauh-jauh oleh Yanti.

    Aku menggeser posisi dudukku menuju ke bagian tengah ranjang itu. Mas Sandi mengikuti gerakanku masih dari belakang, sekarang dia tidak berlutut, namun duduk tepat di belakang tubuhku. Kedua kakinya diselonjorkan, maka pantatku kini berada di antara selangkangan milik Mas Sandi. Terasa oleh pantatku ada tonjolan keras di selangkangan. Rupanya penis Mas Sandi sudah tegang maksimal.

    Lalu Yanti membuka lebar-lebar pahaku, sehingga kakiku berada di atas paha Mas Sandi. Lalu dengan posisi tidur telungkup, Yanti mendekatkan wajahnya ke selangkanganku, dan apa yang terjadi…
    “Awwh… ooh… eeisth.. aakh..!” aku menjerit nikmat ketika kembali kurasakan lidahnya menyapu-nyapu belahan vaginaku, terasa kelentitku semakin menegang, dan aku tidak dapat mengendalikan diri akibat nikmat, geli, enak, dan lain sebagainya menyatu di tubuhku.

    Kembali kepalaku menengadah sambil mulutku terbuka. Maka Mas Sandi tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia tahu maksudku. Dari belakang, bibirnya langsung melumat bibirku yang terbuka itu dengan nafsunya. Maka kubalas ciuman itu dengan nafsu pula. Dia menyedot, aku menyedot pula. Terjadilah pertukaran air liur Mas Sandi dengan air liurku. Terciuma aroma rokok pada mulutnya, namun aroma itu tidak mengganggu kenikmatan ini.

    Kedua tangan Mas Sandi semakin keras meremas kedua payudaraku, namun menimbulkan nikmat yang teramat, sementara di bawah Yanti semakin mengasyikkan. Dia terus menjilat dan mencium vaginaku yang telah banjir. Banjir oleh cairan pelicin vaginaku dan air liur Yanti.
    “Mmmhh… akh… mmhh..!” bibirku masih dilumati oleh bibir Mas Sandi.

    Tubuhku semakin panas dan mulai memberikan tanda-tanda bahwa aku akan mencapai puncak kenikmatan yang kutuju. Pada akhirnya, ketika remasan pada payudaraku itu semakin keras, dan Yanti menjilat, mencium dan menghisap vaginaku semakin liar, tubuhku menegang kaku, keringat dingin bercucuran dan mereka tahu bahwa aku sedang menikmati orgasmeku. Aku mengangkat pinggulku, otomatis ciuman Yanti terlepas. Semakin orgasmeku terasa ketika jari telujuk dan jari manis Yanti dimasukkan ke liang vaginaku, kemudian dicabutnya setengah, lalu dimasukkan lagi.

    Perlakuan Yanti itu berulang-ulang, yaitu mengeluar-masukkan kedua jarinya ke dalam lubang vaginaku. Tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata betapa nikmat dan enak pada saat itu.
    “Aakh… aawhh… nikmaatss… terus.. Yantii.. oooh… yang cepaat.. akh..!” teriakku.
    Tubuh Mas Sandi menahan tubuhku yang mengejang itu. Jarinya memilin-milin puting susuku. Bibirnya mengulum telingaku sambil membisikkan sesuatu yang membuatku semakin melayang. Bisikan-bisikan yang memujiku itu tidak pernah kudengar dari Mas Hadi, suamiku.

    “Ayo cantik..! Nikmatilah orgasmemu.., jangan kamu tahan, keluarkan semuanya Sayang..! Nikmatilah.., nikmatilah..! Oh.., kamu cantik sekali jika orgasme..!” begitu bisikan yang keluar dari mulut Mas Sandi sambil terus mengulum telingaku.
    “Aakh.. Maass, aduh.. Yanti.., nikmaats… oh… enaaks.. sekali..!” teriakku.
    Akhirnya tubuh kejangku mulai mengendur, diikuti dengan turunnya kenikmatan orgasmeku itu.

    Perlahan sekali tubuhku turun dan akhirnya terkulai lemas di pangkuan Mas Sandi. Lalu tubuh Yanti mendekapku.
    Dia berbisik padaku, “Ini.. belum seberapanya Sayaang.., nanti akan kamu rasakan punya suamiku..!” sambil berkata demikian dia mencium keningku.
    Mas Sandi beranjak dari duduknya dan berjalan entah ke arah mana, karena pada saat itu mataku masih terpenjam seakan enggan terbuka.

    Entah berapa lama aku terlelap. Ketika kusadar, kubuka mataku perlahan dan mencari-cari Yanti dan Mas Sandi sejenak. Mereka tidak ada di kamar ini, dan rupanya mereka membiarkanku tertidur sendiri. Aku menengok jam dinding. Sudah pukul sepuluh malam. Segera aku bangkit dari posisi tidurku, lalu berjalan menuju pintu kamar. Telingaku mendengar alunan suara musik klasik yang berasal dari ruangan tamu. Dan ketika kubuka pintu kamar itu yang kebetulan bersebelahan dengan ruang tamu, mataku menemukan suatu adegan dimana Yanti dan suaminya sedang melakukan persetubuhan.

    Yanti dengan posisi menelentang di sofa sedang ditindih oleh Mas Sandi dari atas. Terlihat tubuh Mas Sandi sedang naik turun. Segera mataku kutujukan pada selangkangan mereka. Jelas terlihat penis Mas Sandi yang berkilat sedang keluar masuk di vagina Yanti. Terdengar pula erangan-erangan yang keluar dari mulut Yanti yang sedang menikmati hujaman penis itu di vaginanya, membuat tubuhku perlahan memanas. Segera saja kuhampiri mereka dan duduk tepat di depan tubuh mereka.

    Di sela-sela kenikmatan, Yanti menatapku dan tersenyum. Rupanya Mas Sandi memperhatikan istrinya dan sejenak dia menghentikan gerakannya dan menengok ke belakang, ke arahku.
    “Akh… Mas.., jangan berhentiii doong..! Oh..!” kata Yanti.
    Dan Mas Sandi kembali berkonsentrasi lagi dengan kegiatannya. Kembali terdengar desahan-desahan nikmat Yanti yang membahana ke seluruh ruangan tamu itu. Aku kembali gelagapan, kembali resah dan tubuhku semakin panas. Dengan refleks tanganku membelai vaginaku sendiri.

    “Oh.. Ridhaa.., nikmat sekaallii.. loh..! Akuu… ooh… mmh..!” kata Yanti kepadaku.
    Aku melihat wajah nikmat Yanti yang begitu cantik. Kepalannya kadang mendongak ke atas, matanya terpejam-pejam. Sesekali dia gigit bibir bawahnya. Kedua tangannya melingkar pada pantat suaminya, dan menarik-narik pantat itu dengan keras sekali. Aku melihat penis Mas Sandi yang besar itu semakin amblas di vagina Yanti. Samakin mengkilat saja penis itu.

    “Oh Mas.., aku hampiir sampaaii..! Teruus… Mas… terus..! Lebih keras lagiih.., oooh… akh..!” kata Yanti.
    Yanti mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya, Mas Sandi terus dengan gerakannya menaik-turunkan tubuhnya dalam kondisi push-up.
    “Maass.., akuuu… keluaar..! Aakh… mhh… nikmaats.., mmh..!” kata Yanti lagi dengan tubuh yang mengejang.
    Rupanya Yanti mencapai orgasmenya. Tangannya yang tadi melingkar di pantat suaminya, kini berpindah melingkar di punggung.

    Mas Sandi berhenti bergerak dan membiarkan penis itu menancap dalam di lubang kemaluan Yanti.
    “Owhh… banyak sekali Sayang.. keluarnya. Hangat sekali memekmu..!” kata Mas Sandi sambil menciumi wajah istrinya.

    Dapat kubayangkan perasaan Yanti pada saat itu. Betapa nikmatnya dia. Dan aku pun belingsatan dengan merubah-rubah posisi dudukku di depan mereka. Beberapa saat kemudian, Yanti mulai melemas dari kejangnya dan merubah posisinya. Segera dia turun dari sofa ketika Mas Sandi mencabut penis dari lubang kenikmatan itu. Aku melihat dengan jelas betapa besar dan panjang penis Mas Sandi. Dan ini baru pertama kali aku melihatnya, karena waktu tadi di dalam kamar, Mas Sandi masih menutupi penisnya dengan celana dalam.

    Dengan segera Yanti menungging. Lalu segera pula Mas Sandi berlutut di depan pantat itu.
    “Giliranmu… Mas..! Ayoo..!” kata Yanti.
    Tangan Mas Sandi menggenggam penis itu dan mengarahkan langsung ke lubang vagina Yanti. Segera dia menekan pantatnya dan melesaklah penis itu ke dalam vagina istrinya, diikuti dengan lenguhan Yanti yang sedikit tertahan.
    “Owwh… Maas… aakh..!”
    “Aduuh… Yantii.., jepit Sayangh..!” kata Mas Sandi.

    Lalu kaki Yanti dirapatkan sedemikian rupa. Dan segera pantat Mas Sandi mulai mundur dan maju.Ufh.., pemandangan yang begitu indah yang kulihat sekarang. Baru kali ini aku menyaksikan sepasang manusia bersetubuh tepat di depanku secara langsung. Semakin mereka mempercepat tempo gerakannya, semakin aku terangsang begitu rupa. Tanganku yang tadi hanya membelai-belai vaginaku, kini mulai menyentuh kelentitku.

    Kenikmatan mulai mengaliri tubuhku dan semakin aku tidak tahan, sehingga aku memasukkan jariku ke dalam vaginaku sendiri. Aku sendiri sangat menikmati masturbasiku tanpa lepas pandanganku pada mereka. Belum lagi telingaku jelas mendengar desahan dan rintihan Yanti, aku dapat membayangkan apa yang dirasakan Yanti dan aku sangat ingin sekali merasakannya, merasakan vaginaku pun dimasukkan oleh penis Mas Sandi.

    Beberapa saat kemudian Mas Sandi mulai melenguh keras. Kuhentikan kegiatanku dan terus memperhatikan mereka.
    “Aakhh… Yantii… nikmaats… aakh… aku keluaar..!” teriak Mas Sandi membahana.
    “Oh… Maas… akuu… juggaa… akh..!”
    Kedua tubuh itu bersamaan mengejang. Mereka mencapai orgasmenya secara bersama-sama.

    Penis Mas Sandi masih menancap di vagina Yanti sampai akhirnya mereka melemas, dan dari belakang tubuh Yanti, Mas Sandi memeluknya sambil meremas kedua payudara Yanti. Mas Sandi memasukkan semua spermanya ke dalam vagina Yanti.

    Lama sekali aku melihat mereka tidak bergerak. Rupanya mereka sangat kelelahan. Di sofa itu mereka tertidur bertumpukan. Tubuh Yanti berada di bawah tubuh Mas Sandi yang menindihnya. Mata mereka terpejam seolah tidak menghiraukan aku yang duduk terpaku di depannya. Hingga aku pun mulai bangkit dari dudukku dan beranjak pergi menuju kamarku. Sesampai di kamar aku baru sadar kalau aku masih telanjang bulat. Maka aku pun balik lagi menuju kamar Yanti di mana celana dalam dan BH yang akan kupakai berada di sana.

    Selagi aku berjalan melewati ruang tamu itu, aku melihat mereka masih terkulai di sofa itu. Tanpa menghiraukan mereka, aku terus berjalan memasuki kamar Yanti dan memungut celana dalam dan BH yang ada di lantai. Setelah kukenakan semuanya, kembali aku berjalan menuju kamarku dan sempat sekali lagi aku menengok mereka di sofa itu pada saat aku melewati ruang tamu.

    Sesampai di kamar, entah kenapa rasa lelah dan kantukku hilang. Aku menjadi semakin resah membayangkan kejadian yang baru kualami. Pertama ketika aku dimasturbasikan oleh suami istri itu. Dan yang kedua aku terus membayangkan kejadian di mana mereka melakukan persetubuhan yang hebat itu. Keinginanku untuk merasakan penis Mas Sandi sangat besar. Aku mengharapkan sekali Mas Sandi sekarang menghampiri dan menikmatiku. Namun itu mungkin tidak terjadi, karena aku melihat mereka sudah lelah sekali.

    Entah sudah berapa kali mereka bersetubuh pada saat aku terlelap tadi. Aku semakin tidak dapat menahan gejolak birahiku sendiri hingga aku merebahkan diri di kasur empuk. Dengan posisi telungkup, aku mulai memejamkan mata dengan maksud agar aku terlelap. Namun semua itu sia-sia. Karena kembali kejadian-kejadian barusan terus membayangiku. Secara cepat aku teringat bahwa tadi ketika mereka bersetubuh, aku melakukan masturbasi sendiri dan itu tidak selesai. Maka tanganku segera kuselipkan di selangkanganku. Aku membelai kembali vaginaku yang terasa panas itu.

    Dan ketika tanganku masuk ke dalam celanaku, aku mulai menyentuh klitorisku. Kembali aku nikmat. Aku tidak kuasa membendung perasaan itu, dan jariku mulai menemukan lubang kemaluanku yang berlendir itu. Dengan berusaha membayangkan Mas Sandi menyetubuhiku, kumasukkan jari tengahku ke dalam lubang itu dalam-dalam. Kelembutan di dalam vaginaku dan gesekan di dinding-dindingnya membuatku mendesah kecil.

    Sambil mengeluar-masukkan jari tengahku, aku membayangkan betapa besar dan panjangnya penis Mas Sandi. Beda sekali dengan penis Mas Hadi yang kumiliki. Kemaluan Mas Sandi panjang dan besarnya normal-normal saja. Sedangkan milik Mas Sandi, sudah panjang dan besar, dihiasi oleh urat-uratnya yang menonjol di lingkaran batang kemaluannya. Itu semua kulihat tadi dan kini terbayang di dalam benakku.

    Beberapa menit kemudian, ketika ada sesuatu yang lain di dalam vaginaku, semakin kupercepat jari ini kukeluar-masukkan. Sambil terus membayangi Mas Sandi yang menyetubuhiku, dan aku sama sekali tidak membayangkan suamiku sendiri. Setiap bayangan suamiku muncul, cepat-cepat kubuang bayangan itu, hingga kembali Mas Sandi lah yang kubayangkan.

    Tanpa sadar, ketika aku akan mencapai orgasme, aku membalikan badan dan aku memasukkan jari telunjuk ke dalam lubang vaginaku. Dalam keadaan telentang aku mengangkangkan selebar mungkin pahaku. Kini dua jariku yang keluar masuk di lubang vaginaku. Maka kenikmatan itu berlanjut hebat sehingga tanpa sadar aku memanggil-manggil pelan nama Mas Sandi.

    “Akh… sshh… Masss… Sandii… Okh… Mass.. Mas.. Sandi.. aakkh..!” itulah yang keluar dari mulutku.
    Seer… aku merasa kedua jariku hangat sekali dan semakin licin. Aku mengangkat ke atas pinggulku sambil tidak melepas kedua jariku menancap di lubang vaginaku. Beberapa lama tubuhku merinding, mengejang, dan nikmat tidak terkira. Sampai pada akhirnya aku melemas dan pinggulku turun secara cepat ketika kenikmatan itu perlahan berkurang.

    Aku mencabut jari jemariku dan cairan yang menempel di jari-jari itu segera kujilati. Asin campur gurih yang kurasakan di lidahku. Dengat mata yang terpejam-pejam kembali aku membayangkan penis Mas Sandi yang sedang kuciumi, kuhisap, dan kurasakan. Cairan yang asin dan gurih itu kubayangkan sperma Mas Sandi. Ohhh.., nikmatnya semua ini.

    Dan setelah aku puas, barulah kuhentikan hayalan-hayalanku itu. Kutarik selimut yang ada di sampingku dan menutupi sekujur tubuhku yang mulai mendingin. Aku tersenyum sejenak mengingat hal yang barusan, gila… aku masturbasi dengan membayangkan suami orang lain.

    Pagi harinya, ketika aku terjaga dari tidurku dan membuka mataku, aku melihat di balik jendela kamar sudah terang. Jam berapa sekarang, pikirku. Aku menengok jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Aku kaget dan bangkit dari posisi tidurku. Ufh.., lemas sekali badan ini rasanya. Kukenakan celana dalamku. Karena udara sedikit dingin, kubalut tubuhku dengan selimut dan mulai berdiri.

    Ketika berdiri, sedikit kugerak-gerakan tubuhku dengan maksud agar rasa lemas itu segera hilang. Lalu dengan gontai aku berjalan menuju pintu kamar dan membuka pintu yang tidak terkunci.

    Karena aku ingin pipis, segera aku berjalan menuju kamar mandi, sesampainya di kamar mandi segera kuturunkan celana dalamku dan berjongkok. Keluarlah air hangat urine-ku dari liang vagina. Sangat banyak sekali air kencingku, sampai-sampai aku pegal berjongkok. Beberapa saat kemudian, ketika air kencingku habis, segera kubersihkan vaginaku dan kembali aku mengenakan celana dalamku, lalu kembali pula aku melingkari kain selimut itu, karena hanya kain ini yang dapat kupakai untuk menahan rasa dingin, baju tidur yang akan dipinjamkan oleh Yanti masih berada di kamarnya.

    Aku keluar dari kamar mandi itu, lalu berjalan menuju ruangan dapur yang berada tidak jauh dari kamar mandi itu, karena tenggorokanku terasa haus sekali. Di dapur itu aku mengambil segelas air dan meminumnya.

    Setelah minum aku berjalan lagi menuju kamarku. Namun ketika sampai di pintu kamar, sejenak pandangan mataku menuju ke arah ruang tamu. Di sana terdapat Mas Sandi sedang duduk di sofa sambil menghisap sebatang rokok. Matanya memandangku tajam, namun bibirnya memperlihatkan senyumnya yang manis. Dengan berbalut kain selimut di tubuhku, aku menghampiri Mas Sandi yang memperhatikan aku. Lalu aku duduk di sofa yang terletak di depannya. Aku membalas tatapan Mas Sandi itu dengan menyunggingkan senyumanku.

    “Yanti mana..?” tanyaku padanya membuka pembicaraan.
    “Sedang ke warung sebentar, katanya sih mau beli makanan..!” jawabnya.
    “Mas Sandi tidak kerja hari ini..?”
    “Tidak akh.., malas sekali hari ini. Lagian khan aku tak mau kehilangan kesempatan..!” sambil berkata demikian dengan posisi berlutut dia menghampiriku.

    Setelah tepat di depanku, segera tangannya melepas kain selimut yang membungkusi tubuhku. Lalu dengan cepat sekali dia mulai meraba-raba tubuhku dari ujung kaki sampai ujung pahaku. Diperlakukan demikian tentu saja aku geli. Segera bulu-bulu tubuhku berdiri.
    “Akh… Mas..! Gellii..!” kataku.
    Mas Sandi tidak menghiraukan kata-kataku itu.

    Kini dia mulai mendaratkan bibirnya ke seluruh kulit kakiku dari bawah sampai ke atas. Perlakuannya itu berulang-ulang, sehingga menciptakan rasa geli campur nikmat yang membuatku terangsang. Lama sekali perlakuan itu dilakukan oleh Mas Sandi, dan aku pun semakin terangsang.
    “Akh… Mas..! Oh.., mmh..!” aku memegang bagian belakang kepala Mas Sandi dan menariknya ketika mulut lelaki itu mencium vaginaku.
    Semakin aku mengangkangkan pahaku, dengan mesranya lidah Mas Sandi mulai menjilat kemaluanku itu. Tubuhku mulai bergerak-gerak tidak beraturan, merasakan nikmat yang tiada tara di sekujur tubuhku.

    Aku membuang kain selimut yang masih menempel di tubuhku ke lantai, sementara Mas Sandi masih dengan kegiatannya, yaitu menciumi dan menjilati vaginaku. Aku menengadah menahan nikmat, kedua kakiku naik di tumpangkan di kedua bahunya, namun tangan Mas Sandi menurunkannya dan berusaha membuka lebar-lebar kedua pahaku itu. Karuan saja selangkanganku semakin terkuak lebar dan belahan vaginaku semakin membelah.
    “Akh.. Mas..! Shh.. nikmaats..! Terus Mass..!” rintihku.

    Kedua tangan Mas Sandi ke atas untuk meremas payudaraku yang terasa sudah mengeras, remasan itu membuatku semakin nikmat saja, dan itu membuat tubuhku semakin menggelinjang. Segera aku menambah kenikmatanku dengan menguakkan belahan vaginaku, jariku menyentuh kelentitku sendiri. Oh.., betapa nikmat yang kurasakan, liang kemaluanku sedang disodok oleh ujung lidah Mas Sandi, kedua payudaraku diremas-remas, dan kelentitku kusentuh dan kupermainkan. Sehingga beberapa detik kemudian terasa tubuhku mengejang hebat disertai perasaan nikmat teramat sangat dikarenakan aku mulai mendekati orgasmeku.

    “Oh… Mas..! Aku… aku… akh.., nikmaats… mhh..!” bersamaan dengan itu aku mencapai klimaksku.
    Tubuhku melayang entah kemana, dan sungguh aku sangat menikmatinya. Apalagi ketika Mas Sandi menyedot keras lubang kemaluanku itu. Tahu bahwa aku sudah mencapai klimaks, Mas Sandi menghentikan kegiatannya dan segera memelukku, mecium bibirku.

    “Kamu sungguh cantik, Ridha.., aku cinta padamu..!” sambil berkata demikian, dengan pinggulnya dia membuka kembali pahaku, dan terasa batang kemaluannya menyentuh dinding kemaluannku.
    Segera tanganku menggenggam kemaluan itu dan mengarahkan langsung tepat ke liang vaginaku.
    “Lakukan Mas..! Lakukan sekarang..! Berikan cintamu padaku sekarang..!” kataku sambil menerima setiap ciuman di bibirku.

    Mas Sandi dengan perlahan memajukan pinggulnya, maka terasa di liang vaginaku ada yang melesak masuk ke dalamnya. Gesekan itu membuatku kembali menengadah, sehingga ciumanku terlepas. Betapa panjang dan besar kurasakan. Sampai aku merasakan ujung kemaluan itu menyentuh dinding rahimku.
    “Suamimu sepanjang inikah..?” tanyanya.
    Aku menggelengkan kepala sambil terus menikmati melesaknya penis itu di liang vaginaku.

    Beberapa saat kemudian sudah amblas semua seluruh batang kemaluan Mas Sandi. Aku pun sempat heran, kok bisa batang penis yang panjang dan besar itu masuk seluruhnya di vaginaku. Segera aku melipatkan kedua kakiku di belakang pantatnya. Sambil kembali mencium bibirku dengan mesra, Mas Sandi mendiamkan sejenak batang penisnya terbenam di vaginaku, hingga suatu saat dia mulai menarik mundur pantatku perlahan dan memajukannya lagi, menariknya lagi, memajukannya lagi, begitu seterusnya hingga tanpa disadari gerakan Mas Sandi mulai dipercepat. Karuan saja batang penis yang kudambakan itu keluar masuk di vaginaku. Vagina yang seharusnya hanya dapat dinikmati oleh suamiku, Mas Hadi.

    Di alam kenikmatan, pikiranku menerawang. Aku seorang perempuan yang sudah bersuami tengah disetubuhi oleh orang lain, yang tidak punya hak sama sekali menikmati tubuhku, dan itu sangat di luar dugaanku. Seolah-olah aku sudah terjebak di antara sadar dan tidak sadar aku sangat menikmati perselingkuhan ini. Betapa aku sangat mengharapkan kepuasan bersetubuh dari lelaki yang bukan suamiku. Ini semua akibat Yanti yang memberi peluang seakan sahabatku itu tahu bahwa aku membutuhkan ini semua.

    Beberapa menit berlalu, peluh kami sudah bercucuran. Sampailah aku pada puncak kenikmatan yang kudambakan. Orgasmeku mulai terasa dan sungguh aku sangat menikmatinya. Menikmati orgasmeku oleh laki-laki yang bukan suamiku, manikmati orgasme oleh suami sahabatku. Dan aku tidak menduga kalau rahimku pun menampung air sperma yang keluar dari penis lelaki selain suamiku.

     

  • Video Bokep Jepang Menikmati Memek Rie Tachikawa

    Video Bokep Jepang Menikmati Memek Rie Tachikawa


    2232 views

  • Foto Ngentot Milane Blanc Model Barat

    Foto Ngentot Milane Blanc Model Barat


    2183 views

    Foto Ngentot Terbaru – Koleksi Foto Ekspresi Horny Cewek Ketika Menikmati Dientotin, Banyak dari cewek-cewek yang diam tanpa ekspresi saja ketika dientot. Cewek lokal biasanya memang pandai menyembunyikan perasaan dan ekspresi mereka walau sudah sangat horny sekalipun. Beda halnya dengan cewek-cewek barat yang sudah sangat sange dan horny ini. Mereka cenderung menunujukan ekspresi yang sangat hot ketika menikmati setiap sodokan kontol pasangannya.

  • Foto Bugil Dua Sahabat Haus Sex

    Foto Bugil Dua Sahabat Haus Sex


    2184 views

    Foto Bugil Terbaru – Isi selangkangan cewek seksi yang biasa kita kenal dengan sebutan itil ini merupakan bacan coli yang pas, terutama bagi anda jomblo kesepian yang ingin menyalurkan hasrat birahi. Foto itil tembem milik cewek binal ini menjadi begitu basah karena saking sange berat. Mungkin karena mereka juga sama seperti anda yang ingin ngentot, tapi tak kesampaian. Sehingga melampiaskannya dengan mengocok itil tembem mereka sampai basah.

    Berikut adalah koleksi foto itil tembem basah yang kamu incar-incar tersebut: