Author: Bokep Mobile

  • Foto Ngentot Miyuki Itou Gadis Panggilan Dibawah Umuru

    Foto Ngentot Miyuki Itou Gadis Panggilan Dibawah Umuru


    1769 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Seks Skandal Hot Pembantu Plus Majikan

    Cerita Seks Skandal Hot Pembantu Plus Majikan


    3016 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerpen Seks Skandal Hot Pembantu Plus Majikan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Kejadian ini berlangsung sekitar 4 tahun lalu ketika saya berumur 22 th. Saat itu saya masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Surabaya. Saya berkenalan via internet dengan seorang keturunan china berumur 40th bernama bernama Lili, dia mempunyai 2 orang anak berumur 5 dan 9 th.

    Mulanya saya hanya tertarik karena orangnya ramah dan asyik diajak ngobrol dan cukup bisa mengikuti gaya anak muda alias lumayan ‘gaul’ lah. Hampir setiap malam dia telepon ke rumah saya. Cerpen Sek Sampai kadang anak-anaknya ikutan bercanda lewat telepon.

    Suatu saat Lili akan ada tugas dari kantornya ke Surabaya dia menelepon minta dijemput di Airport katanya, wah asyik nih aku bisa ketemu sekalian bisa ngobrol dan bercanda.

    Pada saat hari H dia telpon saya lagi dia bilang dia pake baju warna pink dan celana panjang hitam. Cerpen Sek Hmm sesampainya di airport aku bingung sekali waktu aku lihat-lihat di kedatangan airport yang pakai baju pink dan celana hitam cuman ada satu orang itupun kira-kira masih sekitar umur 30 th menurutku.
    Aku beranikan diri untuk menyapa,
    “Hmm selamat siang bu, ma’af ibu yang bernama Lili?” Cerpen Sek dengan senyum yang manis dia langsung merespons,
    “Apakabar Iwan”.

    Saya langsung bengong karena melihat tampangnya yang masih cantik dengan badan langsing tapi gemuk pada bagian yang penting tentunya. Tiba-tiba Lili langsung mencium pipiku..
    “Mmmuuaachh jangan pake ibu segala ya.. Panggil Lili aja!”.

    Wah-wah saya langsung rada horny.. He.. he..he.. Cerpen Sek Seharian saya antar dia keliling ke kantor klien-kliennya, setelah jam kerja usai, kita makan malam dan saya antar lagi dia ke airport.
    Di perjalanan tiba-tiba dia minta berhenti di pinggir jalan. Saya tanya,
    “Kenapa kok berhenti?” tanpa banyak bicara dia langsung mencium bibir saya dan membuka retsleting celana saya, penis saya langsung menegang tanpa basa-basi.

    Sambil mengelus-elus batangku dia bergumam,
    “Hmm mantap juga batang kamu ini”
    Ukuran penisku tidak terlalu besar sih sekitar 18 cm panjangnya, tapi menurut Lili, “helm proyek”-nya ini bisa bikin nyesek.. He.. he.. he.. he..
    Cerpen Sek Setelah puas melumat bibirku dia langsung menyedot batang kemaluanku yang dari tadi sudah menunggu hisapan mulut sexinya, tak ketinggalan lidahnya menjilat-jilat batang penisku, aku tak mau tinggal diam tanganku berusaha meremas dadanya yang cukup kenyal, tapi dia menepis,
    “Sudah deh kali ini biar Lili yang kerja,”

    ya.. aku pasrah saja sambil menikmati sedotan bibirnya, tak lama kemudian aku serasa melayang-layang dan kepala penisku serasa makin besar akhirnya
    “Oughh.. ahh..” Crott!! Spermaku keluar di mulut Lili,
    Dia makin gila menyedot semua batangku masuk ke mulutnya seakan nggak mau ada spermaku yang lolos dari mulutnya. Cerpen Sek Kepala penisku masih berdenyut saat Lili menyedotnya.
    “Ahhmm enak banget batang kamu, thank’s ya,” kata Lili, Agen Judi Hoki Banget

    sambil tersenyum dan menciumku, dia sangat suka dengan penisku, Cerpen Sek sementara aku hanya bisa diam dan masih terheran-heran melihat kebinalannya,
    “Ayo jalan, ntar ketinggalan pesawat nih.”
    Tiba-tiba Lili protes melihat aku hanya terdiam dan membiarkan celanaku terbuka. Pada saat aku tiba di parkiran airport Lili berkata,

    “Kamu masih utang lho sama aku”
    “hmm…” aku hanya bisa senyum sambil kali in aku yang mencium bibir sexy-nya.
    Lili memelukku erat, kami seperti pasangan kekasih aja.
    Sebulan telah berlalu, kami tetap berhubungan via telepon, hubungan kami semakin akrab, lalu saya memutuskan untuk pergi ke Jakarta untuk bertemu Lili. Kebetulan anak-anaknya sedang liburan sekolah, Cerpen Sek sekalian saya bertugas mengajak anaknya jalan-jalan.

    Saat tiba di Jakarta saya menginap di sebuah hotel yang cukup terkenal di daerah Senayan. Lalu kami bertemu dan jalan-jalan bersama kedua anaknya,
    “Hmm sudah seperti keluarga aja nih” pikirku dan Lili terlihat makin cantik, lebih cantik dari sebelumnya.

    Sepulang dari jalan-jalan, tiba-tiba anak Lili yang berumur 7th meminta saya untuk menginap di rumahnya, agar kita bisa main playstation berdua. Asyik juga nih pikirku, karena memang aku juga keranjingan main game. Saya dan Dodi (anak sulung Lili) sudah 2 jam main playstation. Saat itu sudah jam 23.00, Dodi sudah mau tidur sementara Lili masih sibuk membereskan kamar yang akan saya tempati.
    Kelar main PS dengan Dodi, saya langsung mandi karena sejak tadi saya belum mandi. Selesai mandi saya lihat Lili sudah selesai beres dan duduk di sofa ruang keluarga sambil nonton TV. Cerpen Sek Cantik sekali Lili saat itu, dengen baju tidur warna ungu, wah.. yang bikin saya deg-degan dadanya yang berukuran 34b menyembul dibalik gaunnya, dan setelah aku curi-curi pandang ternyata dia tidak memakai bra.
    “Kamu masih hutang ama aku lho Wan”, Lili berkata begitu dengen senyum manisnya.
    Ya aku langsung jawab aja,

    “Iya deh pasti aku lunasin kok” wah kebeneran nih ngerasain vagina janda..
    Hehehehe biarpun sudah umur 40-an tapi badannya sangat sexy karena memang hobbynya berenang.
    “Kita sambil nonton bokep yuk Wan,” kata Lili.

    Sewaktu Lili memasang VCD rada sedikit nungging, Cerpen Sek Hmm.. pahanya terlihat mulus den belahan pantatnya terlihat sangat bersih, aku tak tahan langsung aja aku samperin dan menjilat belahan pantatnya dari belakang sampai turun ke selangkangan.

    “Ahh sayangg.. Sabar donk.. Aku sudah lama nggak diginiin” Lili mendesah sambil kakinya gemetaran.
    Aku gendong saja ke sofa terus aku ciumin bibrnya, Lili merespons ciumanku dengan ganasnya,
    “Jago juga nih ciumannya”, pikirku.

    Sementara kedua tanganku mulai menyelusup ke dadanya yang sejak tadi membusung karena menahan nafas,
    “Oughh ahh.. Terusin sayang,” desahnya.

    Tangan Lili mulai berusaha meraih batang penisku yang sudah menegang dengan helm yang memerah,
    “Eitt ini giliranku bayar hutang,” tanganku menepis tangan Lili dengan lembut, dia hanya tersenyum.
    Sementara mulutku mulai menjilat-jilat puting Lili yang berwarna pink. Cerpen Sek Jemarinya mendekap erat kepalaku, sambil mendesah dan kakinya memeluk erat pinggulku,

    “Suck my pussy baby” Lili mendorong kepalaku ke arah vaginanya yang dari tadi cairannya membasahi dadaku.
    Hmm asyik benar nih pikirku dalam hati. Saat aku mulai menyapukan lidahku dari bagian bawah ke atas vaginanya aku merasakan cairan yang sangat nikmat yang aku impikan sejak pertama kali bertemu Lili. Cerpen Sek Aku hisap clitorisnya dia makin mengejang dan aku merasakan vaginanya sperti menghisap bibirku.
    “Ciuman ama bibir atau vagina sama enaknya nih,” pikirku.
    “Oughh sayangghh enak,” gumamnya.
    Lidahku mulai bergerak konstan di clitorisnya semakin cepat, pantatnya bergerak naik turun mengikuti irama lidahku, tiba tiba dia berteriak histeris.

    “fish.. Ahh ahh oughh ah ahh ahh.. Iwann eghh.,” badan Lili mengejang, tangannya menekan kepalaku ke vaginanya hingga hidung dan hampir semua wajahku basah karena cairan vaginanya.
    Nafasnya tersengal-sengal dadanya makin membusung (ini pengalaman pertamaku menjilat vagina, sekarang aku suka sekali menjilat vagina sampai lawan sex-ku mencapai klimaks karena jilatanku). Cerpen Sek Aku jilati terus dan aku telan semua cairan vaginanya, rasanya enak banget!!

    Sementara nafas Lili masih tersengal-sengal aku angkat kedua pahanya sehingga lobang pantatnya pas berada di bibirku. Aku jilati lagi sisa-sisa cairan yang meleleh di lobang pantat Lili sambil aku teruskan jilatanku ke atas dan turun lagi berulang-ulang. Cerpen Sek Tangan Lili makin menekan kepalaku, aku makin menikmati permainan ini dan aku lihat kepala Lili menegadah pertanda dia sangat menikmati jilatanku, sampai akhirnya aku berbalik lagi menjilat bagian lobang vaginanya yang masih berdenyut.
    “Sayangghh terusinn aku hampir sampai lagi nihh,”gumamnya sambil menggerak-gerakan pantatnya.
    Aku makin enjoy dengan rasa vaginanya yang seperti sayur lodeh.. Hehehehe. Aku hisap clitorisnya sampai akhirnya dia mulai mengejang-ngejang..

    “Oughh enakk sayangku..” Kuku jemarinya terasa perih di belakang leherku.
    Lili mencapai klimaks untuk kedua kalinya, tanpa menunggu-nunggu lagi aku tancapkan saja batang penisku yang dari tadi sudah menunggu untuk bersarang, Cerpen Sek Ternyata tak semudah itu, lobang vaginanya memang cukup sempit pertama kali hanya kepala penisku aja yang bisa masuk, lalu setelah aku keluarkan dan aku masukkan lagi beberapa kali akhirnya. BLESS..
    “Eghh.. Enak banget Wan,” gumamnya Lili langsung menciumi bibirku dengan penuh nafsu.
    Aku mulai memompa vaginanya secara beraturan sambil menjilati puting susunya yang merah dan menegang, enak benar vagina Lili, pikirku.Selama 15 menit aku memompa, Cerpen Sek perlahan tapi pasti vagina Lili makin terasa makin menyempit, aku makin merasa enak.
    “Ahh.. Ahh oughh” mendesah sambil tangannya mencengkeram pinggiran sofa.
    Tiba-tiba cengkeramannya pindah ke punggungku sambil setengah berteriak Lili mencapai klimaks yang ketiga kalinya,

    “Aghh ahh I LOVE THE WAY YOU fish ME!!” Aku makin mempercepat gerakanku..
    Lili makin menggila.
    “fish.. fish.. fish ME.. Oughh ahh ahh,” Lili benar meracau tak karuan, untung jarak kamar tidur dengan ruang tengah cukup jauh sehingga teriakannya tidak mengganggu tidur kedua anaknya. Cerpen Sek Setalah Lili menikmati sisa-sisa klimaksnya aku ciumin bibrnyai dia dan dia tersenyum,
    “Thank’s ya, hutangmu lunas, tapi kamu belum keluar sayangku,” dia berkata sambil membalikkan badannya dan kedua tangannya memegang sandaran sofa.
    “fish me from behind,” dia mengarahkan penisku yang masih menegang ke arah lobang vaginanya yang sudah basah kuyup.

    Langsung aja aku pompa vaginanya karena aku sudah tak tahan ingin cepat-cepat keluar, baru sepuluh kali keluar masuk, Lili mendesah berat dan vaginanya berdenyut pertanda dia mencapai klimaksanya, Cerpen Sek badannya seperti kehilangan tenaga, aku tahan pantatnya sambil terus aku pompa vaginanya.
    Denyutan vaginanya membuat aku merasa makin nikmat. Dengan mata sayu Lili berkata,
    “Keluarin di mulutku sayangku, aku haus spermamu”.
    Aku tidak memperdulikan aku tetap focus mengejar kenikmatanku sendiri sampai akhirnya aku akan mencapai puncak kenikmatan aku cabut penisku, dengan sigapnya Lili meraih batang penisku dan mengocok-ngocok di dalam mulutnya.
    “Oughh.. Cerpen Sek Isepin penisku sayanghh ahh..” Crott!! Crott.. Crott..
    Cairan spermaku meleleh di dalam mulutnya sampai keluar dari tepi bibir Lili.

    Tiba-tiba ada suara lenguhan yang cukup mengagetkanku
    “ahh ahh ahh oughh..,” kami berdua terkaget-kaget ketika aku lihat pembantu Lili yang bernama Nivia sudah telentang sambil mengejang di lantai, jemarinya terlihat berada di dalam vaginanya, sementara bajunya sudah tidak karuan. Aku baru sadar jika permainan kami diperhatikan oleh pembantu yang kira-kira masih berumur 15 tahun. Cerpen Sek Namun badannya lumayan bongsor dan mulus, buah dadanya terlihat membusung indah sekali. Namanya Nivia.

    Ternyata Nivia sudah memperhatikan permainan kita sejak tadi. Tanpa malu-malu lagi Lili memanggilnya,
    “Sini kamu!” sambil mukanya memerah Nivia berjalan mendekat.
    “Kamu ngapain?” tanya Lili.
    “Ya lihat Ibu sama Mas Iwan begituan,” jawabnya dengan lugu sambil melirik ke arah penisku yang masih tegak.
    Lili berbisik,
    “Aku sudah cape nih, aku rela kok kamu main sama Nivia, tuh penis kamu masih tegak,” sambil menciumku Lili membisikkan hal yang benar-benar aku inginkan dan cukup mengejutkan bagiku.
    Sambil menunjuk ke arah VCD bokep yang sedang beradegan anal, Cerpen Sek Lili berkata kepada Nivia,
    “Kamu mau ngent*t seperti di TV itu ya Nivia”
    Dengan muka makin memerah Nivia menjawab dengan perlahan dan gemetaran,
    “Eng.. Engga bu, ma’afkan Nivia”.
    Dengan nada sedikit membentak Lili memerintah,
    “Pokoknya kamu harus layani Mas Iwan sampai dia puas!! Cerpen Sek Siapa suruh ngelihat kita ngent*t sambil mainan vagina pula, isepin tuh penis Mas Iwan!”.

    Sambil perlahan-lahan mendekat, tangan Nivia yang masih terlihat basah karena cairan vaginanya, meraih batang penisku, perlahan Nivia mulai mengocok-ngocok sambil mengulum penisku.. Cerpen Sek Hmm enak sekali bibr mungil Nivia. Aku elus pipinya dia memandang ke arahku, aku tanya si Nivia,
    “Kamu sudah pernah ngent*t ya?”
    Dengan senyum malu-malu Nivia menjawab,
    “Sudah Mas, dulu waktu Nivia masih di kampung sama teman-teman”
    “Hahh ama teman-teman?, rame-rame Donk?” aku bertanya kembali.
    Nivia hanya mengangguk lalu melanjutkan kulumannya.

    Aku lihat Lili sudah terlelap kecapean. TCerpen Sek anpa sadar aku meremas-remas payudara Nivia sambil memelintir putingnya. Nivia mendesah menikmati sambil terus berusaha mengulum penisku. Dengan lugu Nivia berkata,
    “Mass ahh tolong donk dimulai, masukin Mass”.
    Aku langsung mengangangkan kedua paha Nivia dan Bless ternyata memang benar dia sudah tidak perawan lagi. Cerpen Sek Nivia mendesah perlahan..
    “Ouhh penis Mas besar sekali, baru kali ini saya ngent*t sama orang dewasa.”

    Nivia terus menggoyang-goyangkan pantatnya sambil meremas payudaranya sendiri. Cerpen Sek Wah..cukup pengalaman juga nih anak pikirku. Matanya terpejam sambil bibirnya mendesis seperti orang kebanyakan cabe..
    “Ssshh ahh enakk Mass eghh.”
    Tiba-tiba dia berusaha berdiri sambil mendorong badanku,
    “Aku mau diatas mass ahh aku mau keluar”
    Aku oke-in aja deh aku telentang, Nivia berjongkok sambil menggoyangkan pantatnya, dia menciumi leherku aku remas remas kedua payudaranya yang ranum denga puting kecoklatan. Cerpen Sek Genjotannya semakin keras aku mengimbangi goyangan pantatnya, aku naik turunkan pinggulku juga. Nivia mendesah tak karuan sambil rebah di dadaku.

    “Ahh mass ahh ahh oughh aku keluar Mass ahh aku mau lagi Mass.. Ahh..,” bibirnya melumat bibirku penuh nafsu, dia berdiri dan menghadap tembok.
    “Ayo Mass, kita main lagi, aku ingin dient*t sambil berdiri,” dengan sedikit mengangkat pantatnya aku lesakkan batang penisku ke dalam vaginanya.
    Nivia menoleh ke arahku dan dia cuman tersenyum sambil berkata,
    “Boleh nggak yang seperti di TV Mas?”
    Wah.. binal juga nih anak pikirku, Cerpen Sek dalam hati aku juga ingin ngent*t pantat nih, kebetulan. Agen Judi Hoki Banget

    Pantat Nivia memang bagus banget kenyal dan bulat, aku makin nafsu melihatnya. Nivia membimbing penisku masik ke lobang anusnya, oughh sempit banget rasanya tapi enak. Langsung aja aku dorong penisku keras keras,
    “Arrghh oughh Mass enakk teruss mass”
    Nivia benar-benar sexy, bau badannya yang wangi rada asem dikit membuatku semakin terangsang, aku jilatin punggung dan leher bagian belakangnya sambil meremas payudaranya dari belakang. Cerpen Sek Gerakan bokongnya benar-benar mirip Inul penyanyi dangdut.. Hehehe. Sambil terus mendesah, Nivia meraih tanganku dan dibimbingnye masuk ke lubang vaginanya yang banjir sejak tadi.
    “Kocokin jarimu Mass di dalam vaginaku.. Ahh ahh oughh enakk!!”
    Tiba-tiba pantatnya mengejang dan berdenyut (baru kali ini aku tahu kalau pantat dient*t juga bisa klimaks)
    “Ahh Mass keluarin di pantatku, Cerpen Sek Mass aoughh aku keluar Mass.. Oughh ahh ahh” Nivia meremas-remas payudaranya sendiri.

    Aku pompa pantatnya kencang-kencang karena denyutan anusnya aku nggak tahan sementara tanganku terus bergerak keluar masuk vaginanya. Cerpen Sek Nivia menengadah ke atas sambil terus meremas-remas payudaranya dan..
    “Ahh mass aku keluar lagi.. Ahh ahh..”
    Mendengar desahannya aku makin bernafsu dan kepala penisku semakin membesar mau bongkar muatan,
    “Oughh Nivia pantatmu enakk banget.. Ahh” Cerpen Sek Semprotan spermaku membasahi bagian dalam anus Nivia yang masih berdenyut.

    Lutut Nivia bergetar dan dia terkulai lemas di lantai, penisku juga mulai melemas, kami berpelukan kecapean. Benar-benar malam yang liar malam ini, waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi.. Wah tidak terasa sudah hampir 5 jam aku bermain sex dengan dua wanita liar ini. Selama aku tinggal di rumah Lili, tiap malam aku ngent*t dengannya dan paginya Nivia selalu menyediakanku sarapan pagi dan dia tidak pernah memakai celana dalam, Cerpen Sek aku sarapan sambil ngent*t sama Nivia. Hehehehe. Enakk tenan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Foto Ngentot Desahan Nikmat Yang Tak Tertahankan Dari Yuria

    Foto Ngentot Desahan Nikmat Yang Tak Tertahankan Dari Yuria


    1689 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat Siang sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Melayani Nafsu Seks Nyonya Majikan

    Cerita Melayani Nafsu Seks Nyonya Majikan


    1468 views

    Cerita Budak Seks Bos – Tujuanku datang ke Jakarta sebenarnya untuk merubah nasib. Tapi siapa yang menyangka kalau ternyata kehidupan di kota besar, justru lebih keras dan pada di desa. Aku sempat terlunta-lunta, tanpa ada seorangpun yang mau peduli. Selembar ijazah SMP yang kubawa dari desa, ternyata tidak ada artinya sama sekali di kota ini. Jangankan hanya ijazah SMP, lulusan sarjana saja masih banyak yang menganggur.

    Dari pada jadi gelandangan, aku bekerja apa saja asalkan bisa mendapat uang untuk menyambung hidup. Sedangkan untuk kembali ke kampung, rasanya malu sekali karena gagal menaklukan kota metropolitan yang selalu menjadi tumpuan orang-orang kampung sepertiku.

    Seperti hari-hari biasanya, siang itu udara di Jakarta terasa begitu panas sekali. Seharian ini aku kembali mencoba untuk mencari pekerjaan. Tapi seperti yang selalu terjadi. Tidak ada satupun yang melirik apa lagi memperhatikan lamaran dan ijazahku. Keputusasaan mulai menghinggapi diriku. Entah sudah berapa kilometer aku berjalan kaki. Sementara pakaianku sudah basah oleh keringat. Dan wajahku juga terasa tebal oleh debu. Aku berteduh di bawah pobon, sambil menghilangkan pegal-pegal di kaki.

    Setiap hari aku berjalan. Tidurpun di mana saja. Sementara bekal yang kubawa dari kampung semakin menipis saja. Tiga atau empat hari lagi, aku pasti sudah tidak sanggup lagi bertahan. Karena bekal yang kubawa juga tinggal untuk makan beberapa hari lagi. Itupun hanya sekali saja dalam sehari.

    Di bawah kerindangan pepohonan, aku memperhatikan mobil-mobil yang berlalu lalang. Juga orang-orang yang yang selalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Tidak ada seorangpun yang peduli antara satu dengan lainnya. Tiba-tiba pandangan mataku tertuju kepada seorang wanita yang tampak kesal karena mobilnya mogok. Dia ingin meminta bantuan, Tapi orang-orang yang berlalu lalang dan melewatinya tidak ada yang peduli. Entah kenapa aku jadi merasa kasihan. Padahal aku sendiri perlu dikasihani. Aku bangkit berdiri dan melangkah menghampiri.
    “Mobilnya mogok, Nyonya..?”, tegurku dengan sikap ramah.
    “Eh, iya. Nggak tahu ya kenapa, tiba-tiba saja mogok”, sahutnya sambil memandangiku penuh Curiga.
    “Boleh saya lihat ” ujarku meminta ijin.
    “silakan kalau bisa.”

    Waktu di kampung aku sering bantu-bantu paman yang buka bengkel motor. Terkadang ada juga mobil yang minta diperbaiki. Tapi namanya di kampung, jarang orang yang punya motor. Apa lagi mobil. Makanya usaha paman tidak pernah bisa maju. Hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.

    Seperti seorang ahli mesin saja, aku coba melihat-lihat dan memeriksa segala kemungkinan yang membuat mesin mobil ini tidak mau hidup. Dan entah mendapat pertolongan dari mana, aku menemukan juga penyakitnya. Setelah aku perbaiki, mobil itu akhirnya bisa hidup kembali. Tentu saja wanita pemilik mobil ini jadi senang. Padahal semula dia sudah putus asa. Dia membuka tasnya dan mengeluarkan uang lembaran dua puluh ribu. Langsung disodorkan padaku. Tapi aku tersenyum dan menggelengkan kepala.
    “Kenapa? Kurang..?”, tanyanya.
    “Tidak, Nyonya. Terima kasih”, ucapku menolak halus.
    “Kalau kurang, nanti saya tambah”, katanya lagi.
    “Terima kasih Nyonya. Saya cuma menolong saja. Saya tidak mengharapkan imbalan”, kataku tetap menolak. Padahal uang itu nilainya besar sekali bagiku. Tapi aku malah menolaknya.

    Wanita yang kuperkirakan berusia sekitar tiga puluh delapan tahun itu memandangiku dengan kening berkerut. Seakan dia tidak percaya kalau di kota yang super sibuk dengan orang-orangnya yang selalu mementingkan diri sendiri, tanpa peduli dengan lingkungan sekitarnya, ternyata masih ada juga orang yang dengan tanpa pamrih mau menolong dan membantu sesamanya.
    “Maaf, kelihatannya kamu dan kampung..?” ujarnya bernada bertanya ingin memastikan.
    “Iya, Nyonya. Baru seminggu saya datang dari kampung”, sahutku polos.
    “Terus, tujuannya mau kemana?” tanyanya lagi.
    “Cari kerja”, sahutku tetap polos.
    “Punya ijazah apa?”.
    “Cuma SMP.”
    “Wah, sulit kalau cuma SMP. Sarjana saja banyak yang jadi pengangguran kok. Tapi kalau kamu benar-benar mau kerja, kamu bisa kerja dirumahku”, katanya langsung menawarkan.
    “Kerja apa, Nyonya..?” tanyaku langsung semangat.
    “Apa saja. Kebetulan aku perlu pembantu laki-laki. Tapi aku perlu yang bisa setir mobil. Kamu bisa setir mobil apa. Kalau memang bisa, kebetulan sekali”, sahutnya.

    Sesaat aku jadi tertegun. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali Ternyata ijasah yang kubawa dan kampung hanya bisa dipakai untuk jadi pembantu. Tapi aku memang membutuhkan pekerjaan saat ini. Daripada jadi gelandangan, tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung menerima pekerjaan yang ditawarkan wanita itu saat itu juga, detik itu juga aku ikut bersama wanita ini ke rumahnya.

    Ternyata rumahnya besar dan megah sekali. Bagian dalamnyapun terisi segala macam perabotan yang serba mewah dan lux. Aku sampai terkagum-kagum, seakan memasuki sebuah istana. Aku merasa seolah-olah sedang bermimpi. Aku diberi sebuah kamar, lengkap dengan tempat tidur, lemari pakaian dan meja serta satu kursi. Letaknya bersebelahan dengan dapur. Ada empat kamar yang berjajar. Dan semuanya sudah terisi oleh pembantu yang bekerja di rumah ini. Bahkan tiga orang pembantu wanita, menempati satu kamar. Aku hitung, semua yang bekerja di rumah ini ada tujuh orang. Kalau ditambah denganku, berarti ada delapan orang. Tapi memang pantas. mengurus rumah sebesar ini, tidak mungkin bisa dikerjakan oleh satu orang. Apalagi setelah beberapa hari aku bekerja di rumah ini aku sudah bisa mengetahui kalau majikanku, Nyonya Wulandari selalu sibuk dan jarang berada di rumah. Juga suaminya yang lebih sering berada di luar kota atau ke luar negeri. Sedangkan kedua anaknya sekarang ini sekolah di luar negeri. Aku jadi heran sendiri. Entah bagaimana cara mereka mencari uang, hingga bisa kaya raya seperti ini.

    Tapi memang nasib, rejeki, maut dan jodoh berada di tangan Tuhan. Begitu juga yang terjadi denganku. Dari jadi pembantu yang tugasnya membersihkan rumah dan merawat tanaman, aku diangkat jadi sopir pribadi Nyonya majikan. Bukan hanya jadi sopir, tapi juga sekaligus jadi pengawalnya. Kemana saja Nyonya Majikan pergi, aku selalu berada di sampingnya. Karena aku harus selalu mendampinginya, tentu saja Nyonya membelikan aku beberapa potong pakaian yang pantas. Terus terang, pada dasarnya memang aku tampan dan memiliki tubuhnya yang tegap, atletis dan berotot. Makanya Nyonya jadi kesengsem begitu melihat penampilanku, setelah tiga bulan lamanya bekerja jadi sopir dan pengawal pribadinya.

    Aku bisa berkata begitu karena bukan cuma jadi sopir dan pengawal saja. Tapi juga jadi pendampingnya di ranjang dan menjadi penghangat tubuhnya. Mengisi kegersangan dan kesunyian hatinya yang selalu ditinggal suami. Dan aku juga menempati kamar lain yang jauh lebih besar dan lebih bagus. Tidak lagi menempati kamar yang khusus untuk pembantu.

    Semua bisa terjadi ketika malam itu aku baru saja mengantar Nyonya pergi berbelanja. Setelah memasukkan mobil ke dalam garasi, aku langsung dipanggil untuk menemuinya. Semula aku ragu dan hampir tidak percaya, karena langsung disuruh masuk ke dalam kamarnya. Tapi memang Nyonya memintaku untuk masuk ke dalam kamarnya. Dia menyuruhku untuk menutup pintu, setelah aku berada di dalam kamar yang besar dan mewah itu.

    Aku tertegun, apa lagi saat melihat Nyonya Majikanku itu hanya mengenakan pakaian tidur yang sangat tipis sekali, sehingga setiap lekuk bentuk tubuhnya membayang begitu jelas sekali. Dan di balik pakaiannya yang tipis itu, dia tidak mengenakan apa-apa lagi. Beberapa kali aku menelan ludah sendiri memandang keindahan tubuhnya. Sekujur tubukku mendadak saja jadi menggeletar seperti terserang demam, ketika dia menghampiri dan langsung melingkarkan kedua tangannya ke leherku.
    “Nyonya”.
    “Malam ini kau tidur di sini bersamaku.”
    “Eh, oh..?!”

    Belum lagi aku bisa mengeluarkan kata-kata lebih banyak, Nyonya Wulandari sudah menyumpal mulutku dengan pagutan bibirnya yang indah dan hangat menggairahkan. Tentu saja aku jadi gelagapan, kaget setengah mati. Dadaku berdebar menggemuruh tidak menentu. Bcrbagai macam perasaan herkecamuk di dalam dada. Ragu-ragu aku memegang pinggangnya

    Nyonya Wulandari membawaku ke pembaringannya yang besar dan empuk Dia melepaskan baju yang kukenakan, sebelum menanggalkan penutup tubuhnya sendiri. Dan membiarkannya tergeletak di lantai.

    Mataku seketika jadi nanar dan berkunang-kunang. Meskipun usia Nyonya Wulandari sudah hampir berkepala empat, tapi memang dia merawat kecantikan dan tubuhnya dengan baik. Sehigga tubuhnya tetap ramping, padat dan berisi. Tidak kalah dengan tubuh gadis-gadis remaja belasan tahun. Bagaimanapun aku lelaki normal. Aku tahu apa yang diinginkan Nyonya Wulandari. Apa lagi aku tahu kalau sudah dua minggu ini suaminya berada di luar negeri. Sudah barang tentu Nyonya Wulandari merasa kesepian.
    “Oh, ah..”

    Nyonya Wulandari mendesis dan menggeliat saat ujung lidahku yang basah kian hangat mulai bermain dan menggelitik bagian ujung atas dadanya yang membusung dan agak kemerahan. Jari-jari tangankupun tidak bisa diam. Membelai dan meremas dadanya yang padat dan kenyal dengan penuh gairah yang membara Bahkan jari-jari tanganku mulai menelusuri setiap bagian tubuhnya yang membangkitkan gairah. Aku melihat Nyonya Wulandari dan sudah tidak kuasa lagi menekan gairahnya. Sesekali dia merintih dengan suara tertahan sambil mendesak-desakkan tubuhnya Mengajakku untuk segera mendaki hingga ke puncak kenikmatan yang tertinggi. Tapi aku belum ingin membawanya terbang ke surga dunia yang bergelimang kehangatan dan kenikmatan itu. Aku ingin merasakan dan menikmati dulu keindahan tubuhnya dan kehalusan kulitnya yang putih bagai kapas ini.
    “Aduh, oh. Ahh.., Cepetan dong, aku sudah nggak tahan nih..”, desah Nyonya Wulandari dengan suara rintihannya yang tertahan.

    Nyonya Wulandari menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang putih dan mulus. Tapi aku sudah tidak bisa lagi merasakan kehalusan kulit pahanya itu. Karena sudah basah oleh keringat. Nyonya majikanku itu benar-benar sudah tidak mampu lebih lama lagi bertahan. Dia memaksaku untuk cepat-cepat membawanya mendaki hingga ke puncak kenikmatan. Aku mengangkat tubuhku dengan bertumpu pada kedua tangan. Perlahan namun pasti aku mulai menekan pinggulku ke bawah. Saat itu kedua mata Nyonya Wulandari terpejam. Dan dan bibirnya yang selalu memerah dengan bentuk yang indah dan menawan, mengeluarkan suara desisan panjang, saat merasakan bagian kebanggaan tubuhku kini sudah sangat keras dan berdenyut hangat mulai menyentuh dan menekan, mendobrak benteng pertahanannya yang terakhir. Akhirnya batang penisku menembus masuk sampai ke tempat yang paling dalam divaginanya.
    “Okh, aah..!”

    Nyonya Wulandari melipat kedua kakinya di belakang pinggangku. Dan terus menekan pinggulku dengan kakinya hingga batang kebanggaanku melesak masuk dan terbenam ke dalam telaga hangat yang menjanjikan berjuta-juta kenikmnatan itu. Perlahan namun pasti aku mulai membuat gerakan-gerakan yang mengakibatkan Nyonya Wulandari mulai tersentak dalam pendakiannya menuju puncak kenikmatan yang tertinggi.

    Memang pada mulanya gerakan-gerakan tubuhku cukup lembut dan teratur Namun tidak sampai pada hitungan menit, gerakan-gerakan tubuhku mulai liar dan tidak terkendali lagi. Beberapa kali Nyonya Wulandari memekik dan mengejang tubuhnya. Dia menggigiti dada serta bahuku. Bahkan jari-jari kukunya yang tajam dan runcing mulai mengkoyak kulit punggungku. Terasa perih, tapi juga sangat nikmat sekali. Bahkan Nyonya Wulandari menjilati tetesan darah yang ke luar dari luka di bahu dan dadaku, akibat gigitan giginya yang cukup kuat.

    Dan dia jadi semakin liar, hingga pada akhirnya wanita itu memekik cukup keras dan tertahan dengan sekujur tubuh mengejang saat mencapai pada titik puncak kenikrnatan yang tertinggi. Dan pada saat yang hampir bersamaan, sekujur tubuhku juga menegang Dan bibirku keluar suara rintihan kecil. hanya beberapa detik kemudian aku sudah menggelimpang ke samping, sambil menghembuskan napas panjang. Nyonya Wulandari langsung memeluk dan merebahkan kepalanya di dadaku yang basah berkeringat. Aku memeluk punggungnya yang terbuka, dan merasakan kehalusan kulit punggungnya yang basah berkeringat. Nyonya Wulandari menarik selimut, menutupi tubuh kami berdua. Aku sempat memberinya sebuali kecupan kecil dibibirnya, sebelum memejamkan mata. Membayangkan semua yang baru saja terjadi hingga terbawa ke dalam mimpi yang indah.

    Sejak malam itu aku kerap kali dipanggil ke dalam kamarnya. Dan kalau sudah begitu, menjelang pagi aku baru keluar dari sana dengan tubuh letih. Semula aku memang merasa beruntung bisa menikmnati keindahan dan kehangatan tubuh Nyonya Majikanku. Tapi lama-kelamaan, aku mulai dihinggapi perasaan takut. Betapa tidak, ternyata Nyonya Wulandari tidak pernah puas kalau hanya satu atau dua kali bertempur dalam semalam. Aku baru menyadari kalau ternyata Nyonya Majikanku itu seorang maniak, yang tidak pernah puas dalam bercinta di atas ranjang.

    Bukan hanya malam saja. Pagi, siang sore dan kapan saja kalau dia menginginkan, aku tidak boleh menolak. Tidak hanya di rumah, tapi juga di hotel atau tempat-tempat lain yang memungkinkan untuk bercinta dan mencapai kenikmatan di atas ranjang. Aku sudah mulai kewalahan menghadapinya. Tapi Nyonya Wulandari selalu memberiku obat perangsang, kalau aku sudah mulai tidak mampu lagi melayani keinginannya yang selalu berkobar-kobar itu. Aku tetap jadi supir dan pengawal pribadinya. Tapi juga jadi kekasihnya di atas ranjang.

    Mungkin karena aku sudah mulai loyo, Nyonya Wulandari membawaku ke sebuah club kesegaran. Orang-orang bilang fitness centre. Di sana aku dilatih dengan berbagai macam alat agar tubuhku tetap segar, kekar dan berotot. Dua kali dalam seminggu, aku selalu datang ke club itu. Memang tidak kecil biayanya. Tapi aku tidak pernah memikirkan biayanya. Karena ditanggung oleh Nyonya Wulandari. Dan di rumah, menu makanankupun tidak sama dengan pembantu yang lainnya. Nyonya Wulandari sudah memberikan perintah pada juru masaknya agar memberikan menu makanan untukku yang bergizi. Bahkan dia memberikan daftar makanan khusus untukku.

    Terus terang, aku merasa tidak enak karena diperlakukan istimewa. Tapi tampaknya semua pembantu di rumah ini sudah tidak asing lagi. Bahkan dari Bi Minah, yang tugasnya memasak itu aku baru tahu kalau bukan hanya aku yang sudah menjadi korban kebuasan nafsu seks Nyonya Wulandari. Tapi sudah beberapa orang pemuda seusiaku yang jadi korban. Dan mereka rata-rata melarikan diri, karena tidak tahan dengan perlakuan Nyonya Wulandari.

    Aku memang sudah tidak bisa lagi menikmati indahnya permainan di atas ranjang itu. Apa lagi Nyonya Wulandari sudah mulai menggunakan cara-cara yang mengerikan, Untuk memuaskan keinginan dan hasrat biologisnya yang luar biasa dan bisa dikatakan liar. Aku pernah diikat, dicambuk dan di dera hingga kulit tubuhku terkoyak. Tapi Nyonya Wulandari malah mendapat kepuasan. Wanita ini benar-benar seorang maniak. Dan aku semakin tidak tahan dengan perlakuannya yang semakin liar dan brutal. Meskipun kondisi tubuhku dijaga, dan menu makanankupun terjamin gizinya, tapi batinku semakin tersiksa. Beberapa orang pembantu sudah menyarankan agar aku pergi saja dan rumah ini. Rumah yang besar dan megah penuh kemewahan ini ternyata hanya sebuah neraka bagiku.

    Aku memang ingin lari, tapi belum punya kesempatan. Tapi rupanya Tuhan mengabulkan keinginanku itu. Kebetulan sekali malam itu suami Nyonya Wulandari datang. Aku sendiri yang menjemputnya di bandara. Dan tentu tidak sendiri saja, tapi bersama Nyonya Wulandari. Di dalam perjalanan aku tahu kalau suami Nyonya Majikanku itu hanya semalam saja. Besok pagi dia sudah harus kembali ke Tokyo. Dari kaca spion aku melihat tidak ada gurat kekecewaan di wajah Nyonya Wulandari. Padahal sudah hampir sebulan suaminya pergi Dan kini pulang juga hanya semalam saja. Nyonya Wulandari malah tersenyum dan mencium pipi suaminya yang kendur dan berkeriput.

    Setelah memasukkan mobil ke dalam garasi, aku bergegas ke kamar. Kesempatan bagiku untuk kabur dan rumah neraka ini. Karena Nyonya Wulandari sedang sibuk dengan suaminya. Aku langsung mengemasi pakaian dan apa saja milikku yang bisa termuat ke dalam tas ransel. Saat melihat buku tabungan, aku tersenyum sendiri. Sejak bekerja di rumahi ini dan menjadi sapi perahan untuk pemuas nafsu Nyonya Majikan, tabunganku di bank sudah banyak juga. Karena Nyonya Wulandan memang tidak segan-segan memberiku uang dalam jumlah yang tidak sedikit. Dan tidak sepeserpun uang yang diberikannya itu aku gunakan. Semuanya aku simpan di bank. Aku masukan buku tabungan itu ke dalam tas ransel, diantara tumpukan pakaian. Tidak ada yang tahu kalau aku punya cukup banyak simpanan di bank. Bahkan Nyonya Wulandari sendiri tidak tahu. Karena rencananya memang mau kabur, aku tidak perlu lagi berpamitan. Bahkan aku ke luar lewat jendela.

    Malam itu aku berhasil melarikan diri dari rumah Nyonya Wulandari. Terbebas dari siksaan batin, akibat terus menerus dipaksa dan didera untuk memuaskan nafsu birahinya yang liar dan brutal. Tapi ketika aku lewat di depan garasi, ayunan langkah kakiku terhenti. Kulihat Bi Minah ada di sana, seperti sengaja menunggu. Dadaku jadi berdebar kencang dan menggemuruh. Aku melangkah menghampiri. Dan Wanita bertubuh gemuk itu mengembangkan senyumnya.
    “Jangan datang lagi ke sini. Cepat pergi, nanti Nyonya keburu tahu..”, kata Bi Minah sambil menepuk pundakku.
    “Terima kasih, Bi”, ucapku.
    Bi Minah kembali tersenyum. Tanpa membuang-buang waktu lagi, aku bergegas meniggalkan rumah itu. Aku langsung mencegat taksi yang kebetulan lewat, dan meminta untuk membawaku ke sebuah hotel.

    Untuk pertama kali, malam itu aku bisa tidur nyenyak di dalam kamar sebuah hotel. Dan keesokan harinya, setelah mengambil semua uangku yang ada di bank, aku langsung ke stasiun kereta. Aku memang sudah bertekad untuk kembali ke desa, dan tidak ingin datang lagi ke Jakarta.

    Dari hasil tabunganku selama bekerja dan menjadi pemuas nafsu Nyonya Wulandari, aku bisa membuka usaha di desa. Bakkan kini aku sudah punya istri yang cantik dan seorang anak yang lucu. Aku selalu berharap, apa yang terjadi pada diriku jangan sampai terjadi pada orang lain. Kemewahan memang tidak selamanya bisa dinikmati. Justru kemewahan bisa menghancurkan diri jika tidak mampu mengendalikannya.

  • Cerita Seks Tergoda Oleh Guruku Yang Ganteng

    Cerita Seks Tergoda Oleh Guruku Yang Ganteng


    2689 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Tergoda Oleh Guruku Yang Ganteng ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2017.

    Cerita Seks Terbaru – Sebut saja namaku Widya (bukan yang sebenarnya), waktu itu aku masih sekolah di sebuah SMA swasta. Penampilanku bisa dibilang lumayan, kulit yang putih kekuningan, bentuk tubuh yang langsing tetapi padat berisi, kaki yang langsing dari paha sampai tungkai, bibir yang cukup sensual, rambut hitam lebat terurai dan wajah yang oval. Payudara dan pantatkupun mempunyai bentuk yang bisa dibilang lumayan.

    Dalam bergaul aku cukup ramah sehingga tidak mengherankan bila di sekolah aku mempunyai banyak teman baik anak-anak kelas II sendiri atau kelas I, aku sendiri waktu itu masih kelas II. Laki-laki dan perempuan semua senang bergaul denganku. Di kelaspun aku termasuk salah satu murid yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik saat kenaikan dari kelas I ke kelas II.

    Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar. Situs Agen Sbobet

    Dia memang masih bujangan dan yang aku dengar-dengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat ting-ting untuk ukuran zaman sekarang.

    Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku duduk-duduk istirahat di kantin bersama teman-temanku yang lain, termasuk cowok-cowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil.

    Kita yang cewek-cewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewek-ceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.

    Tiba-tiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Irfan (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang, “Selamat pagi Paa..aak”, dan dia membalas sembari tersenyum.

    “Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley”.

    Aku menjawab, “Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak”. “Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu”.

    Aku dan teman-teman mengajak, “Di sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol”, dia setuju.

    “OK, boleh-boleh aja kalau kalian tidak keberatan”!

    Aku dan teman-teman bilang, “Tidak, Pak.”, lalu aku menimpali lagi, “Sekali-sekali, donk, Pak kita dijajanin”, lalu teman-teman yang lain, “Naa..aa, betuu..uul. Setujuu..”.

    Ketika Pak Irfan mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan teman-teman ngatain aku.

    “Alaa.., Widya, langsung deh, deket-deket, jangan mau Pak”.

    Pak Irfan menjawab, “Ah! Ya, ndak apa-apa”.

    Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Irfan tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf.

    “Sorry, ya Pak”.

    Dia menjawab, “That’s OK”. Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Irfan.

    Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Irfan dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman

    dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersama-sama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Irfan, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.

    “Eeeh, kamu Dya. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?”.

    Aku menjawab, “Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak”.

    Lalu dia mengajak masuk ke dalam, “Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya pake baju dulu”. Memang tampak Pak Irfan hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan, “Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya”.

    Dia tersenyum, “Saya kost di sini. Sendirian.”

    Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Irfan tanya, “Udah laper, Dya?”.

    Aku jawab, “Lumayan, Pak”.

    Lalu dia berdiri dari duduknya, “Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?”.

    Langsung kujawab, “Ok-ok aja, Pak.”.
    Sewaktu Pak Irfan pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Irfan, pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam.

    Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubuka-buka.

    Aduh! Gambar-gambarnya bukan main. Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap penis cowok yang besar, panjang dan kekar.

    Tidak disangka-sangka suara Pak Irfan tiba-tiba terdengar di belakangku, “Lho!! Ngapain di situ, Dya. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya”.

    Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap, “Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak”.

    Pak Irfan hanya tersenyum saja, “Ya. Udah tidak apa-apa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk”.

    Syukurlah Pak Irfan tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera.

    Pada saat makan aku bertanya, “Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?”.

    Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, “Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng”.

    Lalu aku memancing, “Kok, tadi ada yang begituan”.

    Dia bertanya lagi, “Yang begituan yang mana”.

    Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, “Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok”.
    Kemudian dia tertawa, “Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa”.

    Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Irfan menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi bacaannya.

    Lalu dia menawarkan diri, “Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk”.

    Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.

    Begitu tiba di dalam kamar, Pak Irfan bertanya lagi, “Betul kamu tidak malu?”, aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Irfan dengan santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih tetapi kutahan.

    Pak Irfan bertanya lagi, “Sakit, Dya”. Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Irfan semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betul-betul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah”, aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh”.

    Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Irfan pun naik dan bertanya.

    “Enak, Dya?”

    “Lumayan, Pak”.

    Tanpa bertanya lagi langsung Pak Irfan mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna.

    Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku. Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Irfan berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.

    “Boleh saya seperti ini, Dya?”.

    Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Irfan menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan vaginaku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam penisnya dan mengarahkan ke vaginaku.

    Kelihatan Pak Irfan agak susah untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin otot-otot sekitar vaginaku masih kaku. Pak Irfan memperingatkan, “Tahan sakitnya, ya, Dya”.

    Aku tidak menjawab karena menahan terus rasa sakit dan, “Akhh.., bukan main perihnya ketika batang penis Pak Irfan sudah mulai masuk, aku hanya meringis tetapi Pak Irfan tampaknya sudah tak peduli lagi, ditekannya terus penisnya sampai masuk semua dan langsung dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua payudaraku agak tertekan tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di vaginaku.

    Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan penis Pak Irfan mengocok vaginaku. Aku terengah-engah, “Hah, hah, hah,..”.

    Pelukan kedua tangan Pak Irfan semakin erat ke tubuhku dan spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengelus-elus punggungnya. Semakin lama gerakan penis Pak Irfan semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam vaginaku menggeliat-geliat dan berputar-putar.

    Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Irfan kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwww..,

    Pak Irfan semakin memperkuat dan mempercepat kocokan penisnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas. Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Irfan agak merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam vaginaku. Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan penisnya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengah-engah.

    Setelah semuanya tenang dia bertanya padaku, “Gimana, Dya? Kamu tidak apa-apa? Maaf, ya”.
    Sembari tersenyum aku menjawab dengan lirih, “tidak apa-apa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini”.
    Dia berkata lagi, “Sama, saya juga”.

    Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, tetapi aku tidak tahu apakah Pak Irfan juga tertidur.

    Sekitar pukul 17:00 aku dibangunkan oleh Pak Irfan dan rupanya sewaktu aku tidur dia menutupi sekujur tubuhku dengan selimut. Tampak olehku Pak Irfan hanya menggunakan handuk dan berkata, “Kita mandi, yuk. Kamu harus pulang kan?”.

    Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dengan tetap dalam keadaan telanjang bulat aku masuk ke kamar mandi. Kemudian Pak Irfan masuk membawakan handuk khusus untukku. Di situlah kami berdua saling bergantian membersihkan tubuh dan akupun tak canggung lagi ketika Pak Irfan menyabuni vaginaku yang memang di sekitarnya ada sedikit bercak-bercak darah yang mungkin luka dari selaput daraku yang robek. Begitu juga aku, tidak merasa jijik lagi memegang-megang dan membersihkan penisnya yang perkasa itu. Judi Bola Online

    Setelah semua selesai, Pak Irfan membuatkan aku teh manis panas secangkir. Terasa nikmat sekali dan terasa tubuhku menjadi segar kembali. Sekitar jam 17:45 aku pamit untuk pulang dan Pak Irfan memberi ciuman yang cukup mesra di bibirku.

    Ketika aku mengemudikan mobilku, terbayang bagaimana keadaan Papa dan Mama dan nama baik sekolah bila kejadian yang menurutku paling bersejarah tadi ketahuan. Tetapi aku cuek saja, kuanggap ini sebagai pengalaman saja.

    Semenjak itulah, bila ada waktu luang aku bertandang ke rumah Pak Irfan untuk menikmati keperkasaannya dan aku bersyukur pula bahwa rahasia tersebut tak pernah sampai bocor. Sampai sekarangpun aku masih tetap menikmati genjotan Pak Irfan walaupun aku sudah menjadi mahasiswa, dan seolah-olah kami berdua sudah pacaran.

    Pernah Pak Irfan menawarkan padaku untuk mengawiniku bila aku sudah selesai kuliah nanti, tetapi aku belum pernah menjawab. Yang penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu keganasan dan keperkasaan penis guru bahasa Inggrisku itu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Seks Murid Entot Ibu Guru Vagina Guruku Sedap Sekali

    Cerita Seks Murid Entot Ibu Guru Vagina Guruku Sedap Sekali


    2548 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Murid Entot Ibu Guru Vagina Guruku Sedap Sekali ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Kejadian ini tepatnya ketika aku masih duduk di bangku SMA, Sedang teman kencanku adalah seorang guru seni lukis di SMA-ku yang masih terbilang baru dan masih lajang.

    Saat itu umurku masih mengijak 17-18 tahun. Sedang guru lukisku itu adalah guru wanita paling muda, baru 25 tahun. Semula aku memanggilnya Bu Guru, layaknya seorang murid kepada gurunya. Tapi semenjak kami akrab dan dia mengajariku making love, lama-lama aku memanggilnya dengan sebutan Mbak. Tepatnya, Mbak Yani. Mau tahu ceritanya?
    Sore itu ada seorang anak kecil datang mencari ke rumah. Aku
    diminta datang ke rumah Mbak Yani, tetangga kampungku, untuk memperbaiki jaringan listrik rumahnya yang rusak.
    “Cepat ya, Mas. Sudah ditunggu Mbak Yani,” ujar anak SD

    tetangga Mbak Yani.
    Dalam hati, aku sangat girang. Betapa tidak, guru seni lukis
    itu rupanya makin lengket denganku. Aku sendiri tak tahu,
    kenapa dia sering minta tolong untuk memperbaiki peralatan
    rumah tangganya. Yang jelas, semenjak dia mengajaku melukis pergi ke lereng gunung dan making love di semak-semak hutan, Mbak Yani makin sering mengajakku pergi. Dan sore ini dia memintaku datang ke rumahnya lagi.
    Tanpa banyak pikir aku langsung berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Maklum, rumahnya terbilang cukup jauh, sekitar 5km dari rumahku. Setibanya di rumah Mbak Yani, suasana sepi.
    Keluarganya tampaknya sedang pergi.Betul, ketika aku mengetuk pintu, hanya Mbak Yani yang tampak.
    “Ayo, cepet masuk. Semua keluargaku sedang pergi menghadiri acara hajatan saudar di luar kota,” sambut Mbak Yani sambil menggandeng tangganku.
    Darahku mendesir ketika membuntuti langkah Mbak Yani. Betapa tidak, pakaian yang dikenakan luar biasa sexy, hanya sejenis daster pendek hingga tonjolan payudara dan pahanya terasa menggoda.
    “Anu, Bud… Listrik rumahku mati melulu. Mungkin ada ada
    kabel yang konslet. Tolong betulin, ya… Kau tak keberatan
    kan?” pinta Mbak Yani kemudian.
    Tanpa banyak basa-basi Mbak Yani menggandengku masuk ke ruang tengah, kemudian masuk ke sebuah kamar.


    “Nah saya curiga jaringan di kamar ini yang rusak. Buruan kau
    teliti ya. Nanti keburu mahrib.”
    Aku hanya menuruti segala permintaannya. Setelah merunutu
    jaringan kabel, akhirnya aku memutusukan untuk memanjat atap kamar melalui ranjang. Tapi aku tidak tahu persis, kamar itu tempat tidur siapa. Yang jelas, aku sangat yakin itu bukan
    kamarnya bapak-ibunya. Celakanya, ketika aku menelusuri
    kabel-kabel, aku belum menemukan kabel yang lecet. Semuanya beres. Kemudian aku pindah ke kamar sebelah. aku juga tak bisa menemukan kabel yang lecet. Kemudian pindah ke kamar lain lagi, sampai akhirnya aku harus meneliti kamar tidur Mbak Yani sendiri, sebuah kamar yang dipenuhi dengan aneka lukisan sensual. Celakanya lagi, ketika hari telah gelap, aku belum bisa menemukan kabel yang rusak. Akibatnya, rumah Mbak Yani tetap gelap total. Dan aku hanya mengandalkan bantuan sebuah senter serta lilin kecil yang dinyalakan Mbak Yani.
    Lebih celaka lagi, tiba-tiba hujan deras mengguyur seantero
    kota. Tidak-bisa tidak, aku harus berhenti. Maunya aku ingin
    melanjutkan pekerjaan itu besok pagi.
    “Wah, maaf Mbak aku tak bisa menemukan kabel yang rusak. Ku pikir, kabel bagian puncak atap rumah yang kurang beres. Jadi besok aku harus bawa tangga khusus,” jelasku sambil melangkah keluar kamar.
    “Yah, tak apa-apa. Tapi sorry yah. Aku…. merepotkanmu,”
    balas Mbak Yanti. Agen Judi Hoki Banget
    “Itu es tehnya diminum dulu.”
    Sementara menunggu hujan reda, kami berdua berakap-cakap
    berdua di ruang tengah. Cukup banyak cerita-cerita masalah
    pribadi yang kami tukar, termasuk hubunganku dengan Mbak Yani selama ini. Mbak Yani juga tidak ketinggalan menanyakan soal puisi indah tulisannya yang dia kirimkan padaku lewat kado ulang tahunku beberapa bulan lalu.
    Entah bagiamana awalnya, tahu-tahu nada percakapan kami
    berubah mesra dan menjurus ke arah yang menggairahkan jiwa. Bahkan, Mbak Yani tak segan-segan membelai wajahku, mengelu telingkau dan sebagianya. Tak sadar, tubuh kami berdua jadi berhimpitan hingga menimbulkan rangsangan yang cukup berarti untukku. Apalagi setelah dadaku menempel erat pada payudaranya yang berukuran tidak begitu besar namun bentuknya indah dan kencang. Dan tak ayal lagi, penisku pun mulai berdiri mengencang. Aku tak sadar, bahwa aku sudah terangsang oleh guru sekolahku sendiri! Namun hawa nafsu birahi yang mulai melandaku sepertinya mengalahkan akal sehatku. Mbak Yani sendiri juga tampaknya memiliki pikiran yang sama saja. Ia tidak henti-hentinya mengulumi bibirku dengan nafsunya.
    Akhirnya, nafsuku sudah tak tertahankan lagi. Sementara
    bibirku dan Mbak Yani masih tetap saling memagut, tanganku
    mulai menggerayangi tubuh guru sekolahku itu. Kujamah gundukan daging kembar yang menghiasi dengan indahnya dada Mbak Yani yang masih berpakaian lengkap. Dengan segera kuremas-remas bagian tubuh yang sensitif tersebut.
    “Aaah… Budi… aah…” Mbak Yani mulai melenguh kenikmatan.
    Bibirnya masih tetap melahap bibirku.
    Mengetahui Mbak Yani tidak menghalangiku, aku semakin berani. Remasan-remasan tanganku pada payudaranya semakin menjadi-jadi. Sungguh suatu kenikmatan yang baru pertama kali kualami meremas-remas benda kembar indah nan kenyal milik guru sekolahku itu. Melalui kain blus yang dikenakan Mbak Yani kuusap-usap ujung payudaranya yang begitu menggiurkan itu. Tubuh Mbak Yani mulai bergerak menggelinjang.
    “Uuuuhhh… Mbak…..” Aku mendesah saat merasakan ada jamahan yang mendarat di selangkanganku. Penisku pun bertambah menegang akibat sentuhan tangan Mbak Yani ini, membuatku bagian selangkangan celana panjangku tampak begitu menonjol.
    Mbak Yani juga merasakannya, membuatnya semakin bernafsu
    meremas-remas penisku itu dari balik celana panjangku. Nafsu
    birahi yang menggelora nampaknya semakin menenggelamkan kami berdua, sehingga membuat kami melupakan hubungan kami sebagai guru-murid.
    “Aaauuhh… Bud… uuuh…..” Mbak Yani mendesis-desis dengan
    desahannya karena remasan-remasan tanganku di payudaranya bukannya berhenti, malah semakin merajalela. Matanya terpejam merasa kenikmatan yang begitu menghebat.
    Tanganku mulai membuka satu persatu kancing blus Mbak Yani dari yang paling atas hingga kancing terakhir. Lalu Mbak Yani sendiri yang menanggalkan blus yang dikenakannya itu. Aku terpana sesaat melihat tubuh guru sekolahku itu yang putih dan mulus dengan payudaranya yang membulat dan bertengger dengan begitu indahnya di dadanya yang masih tertutup beha katun berwarna krem kekuningan. Tetapi aku segera tersadar, bahwa pemandangan amboi di hadapannya itu memang tersedia untukku, terlepas itu milik guru sekolahku sendiri.
    Tidak ingin membuang-buang waktu, bibirku berhenti menciumi
    bibir Mbak Yani dan mulai bergerak ke bawah. Kucium dan
    kujilati leher jenjang Mbak Yani, membuatnya
    menggelinjal-gelinjal sambil merintih kecil. Sementara itu,
    tanganku kuselipkan ke balik beha Mbak Yani sehingga
    menungkupi seluruh permukaan payudara sebelah kanannya. Puting susunya yang tinggi dan mulai mengeras begitu menggelitik telapak tanganku. Segera kuelus-elus puting susu yang indah itu dengan telapak tanganku. Kepala Mbak Yani tersentak menghadap ke atas sambil memejamkan matanya. Tidak puas dengan itu, ibu jari dan telunjukku memilin-milin puting susu Mbak Yani yang langsung saja menjadi sangat keras. Memang baru kali ini aku menggeluti tubuh indah seorang wanita. Namun memang insting kelelakianku membuatku seakan-akan sudah mahir melakukannya.
    “Iiiihh….. auuuhhh….. aaahhh…..” Mbak Yani tidak dapat
    menahan desahan-desahan nafsunya. Segala gelitikan
    jari-jemariku yang dirasakan oleh payudara dan puting susunya
    dengan bertubi-tubi, membuat nafsu birahinya semakin
    membulak-bulak.

    Kupegang tali pengikat beha Mbak Yani lalu kuturunkan ke
    bawah. Kemudian beha itu kupelorotkan ke bawah sampai ke perut Mbak Yani. Puting susu Mbak Yani yang sudah begitu mengeras itu langsung mencelat dan mencuat dengan indahnya di depanku. Aku langsung saja melahap puting susu yang sangat menggiurkan itu. Kusedot-sedot puting susu Mbak Yani. Kuingat masa kecilku dulu saat masih menyusu pada payudara ibuku. Bedanya, tentu saja payudara guru sekolahku ini belum dapat mengeluarkan air susu. Mbak Yani menggeliat-geliat akibat rasa nikmat yang begitu melanda kalbunya. Lidahku dengan mahirnya tak ayal menggelitiki puting susunya sehingga pentil yang sensitif itu melenting ke kiri dan ke kanan terkena hajaran lidahku.
    “Oooh…. Buuuuuuuud” desahan Mbak Yani semakin lama bertambah keras. Untung saja rumahnya sedang sepi dan letaknya memang agak berjauhan dari rumah yang paling dekat, sehingga tidak mungkin ada orang yang mendengarnya.
    Belum puas dengan payudara dan puting susu Mbak Yani yang
    sebelah kiri, yang sudah basah berlumuran air liurku, mulutku
    kini pindah merambah bukit membusung sebelah kanan. Apa yang kuperbuat pada belahan indah sebelah kiri tadi, uperbuat pula pada yang sebelah kanan ini. Payudara sebelah kanan milik guru sekolahku yang membulat indah itu tak luput menerima jelajahan mulutku dengan lidahnya yang bergerak-gerak dengan mahirnya. Kukulum ujung payudara Mbak Yani. Lalu kujilati dan kugelitiki puting susunya yang tinggi. Puting susu itu juga sama melenting ke kiri dan ke kanan, seperti halnya puting susu payudaranya yang sebelah kiri tadi. Mbak Yani pun semakin merintih-rintih karena merasakan geli dan nikmat yang menjadi-jadi berbaur menjadi satu padu. Seperti tengah minum soft drink dengan memakai sedotan plastik, kuseruput puting susu guru sekolahku itu.
    “Buuuddd….. Aaaahhhhh…..” Mbak Yani menjerit panjang.
    Lidahku tetap tak henti-hentinya menjilati puting susu Mbak
    Yani yang sudah demikian kerasnya. Sementara itu tanganku
    mulai bergerak ke arah bawah. Kubuka retsleting celana jeans
    yang Mbak Yani kenakan. Kemudian dengan sedikit dibantunya
    sambil tetap merem-melek, kutanggalkan celana jeans itu ke
    bawah hingga ke mata kaki. Tubuh bagian bawah Mbak Yani
    sekarang hanya dilindungi oleh selembar celana dalam dengan
    bahan dan warna yang seragam dengan behanya. Meskipun begitu, tetap dapat kulihat warna kehitaman samar-samar di bagian selangkangannya.
    Ditunjang oleh nafsu birahi yang semakin menjulang tinggi,
    tanpa berpikir panjang lagi, kulepas pula kain satu-satunya
    yang masih menutupi tubuh Mbak Yani yang memang sintal itu.
    Dan akhirnya tubuh mulus guru sekolahku itu pun terhampar
    bugil di depanku, siap untuk kunikmati.
    Tak ayal, jari tengahku mulai menjamah bibir vagina Mbak Yani
    di selangkangannya yang sudah mulai ditumbuhi bulu-bulu tipis
    kehitaman walaupun belum begitu banyak. Kutelusuri sekujur
    permukaan bibir vagina itu secara melingkar berulang-ulang
    dengan lembutnya. Tubuh Mbak Yani yang masih terduduk di sofa melengkung ke atas dibuatnya, sehingga payudaranya semakin membusung menjulang tinggi, yang masih tetap dilahap oleh mulut dan bibirku dengan tanpa henti.
    “Oooohhh….. Budddyyyy….. Iiiihhh….. Buuud…..!”
    Jari tengahku itu berhenti pada gundukan daging kecil berwarna
    kemerahan yang terletak di bibir vagina Mbak Yani yang mulai
    dibasahi cairan-cairan bening. Mula-mula kuusap-usap daging
    kecil yang bernama klitoris ini dengan perlahan-lahan.

    Lama-kelamaan kunaikkan temponya, sehingga usapan-usapan tersebut sekarang sudah menjadi gelitikan, bahkan tak lama kemudian bertambah lagi intensitasnya menjadi sentilan. Klitoris Mbak Yani yang bertambah merah akibat sentuhan jariku yang bagaikan sudah profesional, membuat tubuh pemiliknya itu semakin menggelinjal-gelinjal tak tentu arahnya.
    Melihat Mbak Yani yang tampak semakin merangsang, aku menambah kecepatan gelitikanku pada klitorisnya. Dan akibatnya, klitoris Mbak Yani mulai membengkak. Sementara vaginanya pun semakin dibanjiri oleh cairan-cairan kenikmatan yang terus mengalir dari dalam lubang keramat yang masih sempit itu.
    Puas menjelajahi klitoris Mbak Yani, jari tengahku mulai
    merangsek masuk perlahan-lahan ke dalam vagina guru sekolahku itu. Setahap demi setahap kumasukkan jariku ke dalam vaginanya. Mula-mula sebatas ruas jari yang pertama. Dengan susah payah memang, sebab vagina Mbak Yani memang masih teramat sempit. Kemudian perlahan-lahan jariku kutusukkan lebih dalam lagi. Pada saat setengah jariku sudah amblas ke dalam vagina Mbak Yani, terasa ada hambatan. Seperti adanya selaput yang cukup lentur.
    “Aiiihh… Bud…” Mbak Yani merintih kecil seraya meringis
    seperti menahan rasa sakit. Saat itu juga, aku langsung sadar,
    bahwa yang menghambat penetrasi jari tengahku ke dalam vagina Mbak Yani adalah selaput daranya yang masih utuh. Ternyata guru sekolahku satu-satunya itu masih perawan. Baru aku tahu, ternyata sebandel-bandelnya Mbak Yani, ternyata guru sekolahku itu masih sanggup memelihara kehormatannya. Aku sedikit salut padanya. Dan untuk menghargainya, aku memutuskan tidak akan
    melanjutkan perbuatanku itu.
    “Bud….. Kok distop…..” tanya Mbak Yani dengan nafas
    terengah-engah.
    “Mbak, Mbak kan masih perawan. Nanti kalo aku terusin kan Mbak
    bisa…..”
    Mbak Yani malah menjulurkan tangannya menggapai
    selangkanganku. Begitu tangannya menyentuh ujung penisku yang masih ada di dalam celana pendek yang kupakai, penisku yang tadinya sudah mengecil, sontak langsung bergerak mengeras kembali. Ternyata sentuhan lembut tangannya itu berhasil membuatku terangsang kembali, membuatku tidak dapat membantah apapun lagi, bahkan aku seperti melupakan apa-apa yang kukatakan barusan.
    Dengan secepat kilat, Mbak Yani memegang kolor celana pendekku itu, lalu dengan sigap pula celanaku itu dilucutinya sebatas lutut. Yang tersisa hanya celana dalamku. Mata Mbak Yani tampak berbinar-binar menyaksikan onggokan yang cukup besar di selangkanganku. Diremas-remasnya penisku dengan tangannya, membuat penisku itu semakin bertambah keras dan bertambah panjang. Kutaksir panjangnya sekarang sudah bertambah dua kali lipat semula. Bukan main! Semua ini akibat rangsangan yang kuterima dari guru sekolahku itu sedemikian hebatnya.
    “Mbak….. aku buka dulu ya,” tanyaku sambil menanggalkan
    celana dalamku.
    Penisku yang sudah begitu tegangnya seperti meloncat keluar
    begitu penutupnya terlepas.
    “Aw!” Mbak Yani menjerit kaget melihat penisku yang begitu
    menjulang dan siap tempur. Namun kemudian ia meraih penisku itu dan perlahan-lahan ia menggosok-gosok batang ‘meriam’-ku itu, sehingga membuat otot-otot yang mengitarinya bertambah jelas kelihatan dan batang penisku itu pun menjadi laksana tonggak yang kokoh dan siap menghujam siapa saja yang menghalanginya. Kemudian Mbak Yani menarik penisku dan membimbingnya menuju selangkangannya sendiri. Diarahkannya penisku itu tepat ke arah lubang vaginanya.
    Sekilas, aku seperti sadar. Astaga! Mbak Yani kan guru
    sekolahku sendiri! Apa jadinya nanti jika aku sampai
    menyetubuhinya? Apa kata orang-orang nanti mengetahui aku
    berhubungan seks dengan guru sekolahku sendiri?
    Akhirnya aku memutuskan tidak akan melakukan penetrasi lebih jauh ke dalam vagina Mbak Yani. Kutempelkan ujung penisku ke bibir vagina Mbak Yani, lalu kuputar-putar mengelilingi bibir gua tersebut. Mbak Yani menggerinjal-gerinjal merasakan sensasi yang demikian hebatnya serta tidak ada duanya di dunia ini.

    “Aaahhh….. uuuhhhh…..” Mbak Yani mendesah-desah dengan
    Yanirnya sewaktu aku sengaja menyentuhkan penisku pada
    klitorisnya yang kemerahan dan kini kembali membengkak.
    Sementara bibirku masih belum puas-puasnya berpetualang di
    payudara Mbak Yani itu dengan puting susunya yang
    menggairahkan. Terlihat payudara guru sekolahku itu dan daerah sekitarnya basah kuyup terkena jilatan dan lumatanku yang begitu menggila, sehingga tampak mengkilap.
    Aku perlahan-lahan mulai memasukkan batang penisku ke dalam lubang vagina Mbak Yani. Sengaja aku tidak mau langsung menusukkannya. Sebab jika sampai kebablasan, bukan tidak mungkin dapat mengoyak selaput daranya. Aku tidak mau melakukan perbuatan itu, sebab bagaimanapun juga Mbak Yani adalah guru sekolahku, darah dagingku sendiri!
    Mbak Yani mengejan ketika kusodokkan penisku lebih dalam lagi ke dalam vaginanya. Sewaktu kira-kira penisku amblas hampir setengahnya, ujung “tonggak”-ku itu ternyata telah tertahan oleh selaput dara Mbak Yani, sehingga membuatku menghentikan hujaman penisku itu. Segera saja kutarik penisku perlahan-lahan dari Yaning surgawi milik guru sekolahku itu. Gesekan-gesekan yang terjadi antara batang penisku dengan dinding lorong vagina Mbak Yani membuatku meringis-ringis menahan rasa nikmat yang yang tak terhingga. Baru kali ini aku merasakan sensasi seperti ini. Lalu, kembali kutusukkan penisku ke dalam vagina Mbak Yani sampai sebatas selaput daranya lagi dan kutarik lagi sampai hampir keluar seluruhnya.
    Begitu terus kulakukan berulang-ulang memasukkan dan
    mengeluarkan setengah batang penisku ke dalam vagina Mbak
    Yani. Dan temponya pun semakin lama semakin kupercepat.
    Gesekan-gesekan batang penisku dengan Yaning vagina Mbak Yani semakin menggila. Rasanya tidak ada lagi di dunia ini yang dapat menandingi kenikmatan yang sedang kurasakan dalam permainan cintaku dengan guru sekolahku sendiri ini.
    Kenikmatan yang pertama dengan kenikmatan berikutnya,
    disambung dengan kenikmatan selanjutnya lagi, saling
    susul-menyusul tanpa henti.
    Tampaknya setan mulai merajalela di otakku seiring dengan
    intensitas gesekan-gesekan yang terjadi di dalam vagina Mbak
    Yani yang semakin tinggi. Kenikmatan tiada taranya yang serasa tidak kesudahan, bahkan semakin menjadi-jadi membuat aku dan Mbak Yani menjadi lupa segala-galanya. Aku pun melupakan semua komitmenku tadi.
    Dalam suatu kali saat penisku tengah menyodok vagina Mbak
    Yani, aku tidak menghentikan hujamanku itu sebatas selaput
    daranya seperti biasa, namun malah meneruskannya dengan cukup keras dan cepat, sehingga batang penisku amblas seluruhnya dalam vagina Mbak Yani. Vaginanya yang amat sempit itu berdenyut-denyut menjepit batang penisku yang tenggelam sepenuhnya.
    “Aaaauuuuwwww…..” Mbak Yani menjerit cukup keras kesakitan.
    Tetapi aku tidak menghiraukannya. Sebaliknya aku semakin
    bernafsu untuk memompa penisku itu semakin dalam dan semakin cepat lagi penetrasi di dalam vagina Mbak Yani. Tampaknya rasa sakit yang dialami guru sekolahku itu tidak membuat aku mengurungkan perbuatan setanku. Bahkan genjotan penisku ke dalam lubang vaginanya semakin menggila. Kurasakan, semakin cepat aku memompa penisku, semakin hebat pula gesekan-gesekan yang terjadi antara batang penisku itu dengan dinding vagina Mbak Yani, dan semakin tiada tandingannya kenikmatan yang
    kurasakan.
    Hujaman-hujaman penisku ke dalam vagina Mbak Yani
    terus-menerus terjadi sambung-menyambung. Bahkan tambah lama bertambah tinggi temponya. Mbak Yani tidak sanggup berbuat apa-apa lagi kecuali hanya menjerit-jerit tidak karuan.
    Rupa-rupanya setan telah menguasai jiwa kami berdua, sehingga kami terhanyut dalam perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh dua guru dan murid.
    “Aaaah….. Budi….. aaahhh…..” Mbak Yani menjerit panjang.
    Tampaknya ia sudah seakan-akan terbang melayang sampai langit ketujuh. Matanya terpejam sementara tubuhnya bergetar dan menggelinjang keras. Peluh mulai membasahi tubuh kami berdua. Kutahu, guru sekolahku itu sudah hampir mencapai orgasme. Namun aku tidak mempedulikannya. Aku sendiri belum merasakan apa-apa. Dan lenguhan serta jeritan Mbak Yani semakin membuat tusukan-tusukan penisku ke dalam vaginanya bertambah menggila lagi. Mbak Yani pun bertambah keras jeritan-jeritannya. Pokoknya suasana saat itu sudah gaduh sekali. Segala macam lenguhan, desahan, ditambah dengan jeritan berpadu menjadi satu.
    Akhirnya kurasakan sesuatu hampir meluap keluar dari dalam

    penisku. Tetapi ini tidak membuatku menghentikan penetrasiku pada vagina Mbak Yani. Tempo genjotan-genjotan penisku juga tidak kukurangi. Dan akhirnya setelah rasanya aku tidak sanggup menahan orgasmeku, kutarik penisku dari dalam vagina Mbak Yani secepat kilat. Kemudian dengan tempo yang tinggi, kugosok-gosok batang penisku itu dengan tanganku. Tak lama kemudian, cairan-cairan kental berwarna putih bagaikan layaknya senapan mesin bermuncratan dari ujung penisku. Sebagian mengenai muka Mbak Yani. Ada pula yang mengenai payudara dan bagian tubuhnya yang lain. Bahkan celaka! Ada pula yang belepotan di jok sofa yang diduduki Mbak Yani. Ditambah dengan darah yang mengalir dari dalam vaginanya, menandakan keperawanan guru sekolahku itu berhasil direnggut olehku.
    Dan akhirnya karena kehabisan tenaga, aku terhempas begitu saja ke atas sofa di samping Mbak Yani. Tubuh kami berdua sudah bermandikan keringat dari ujung rambut ke ujung kaki. Aku hanya mengenakan kaus oblong saja, sedangkan Mbak Yani telanjang Bulat tanpa selembar benangpun yang Menutupi tubuhnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kak Serma Pemuas Nafsu Ku

    Kak Serma Pemuas Nafsu Ku


    1536 views

    Cerita ini baru terjadi 2 minggu yang lalu ketika gw menjahili supervisor gw yang cantik…
    Nama gw galan karyawan call center bank swasta terkemuka di di indonesia. Jabatan gw hanya sbgai agent biasa yg kerjanya dimaki-maki nasabah setiap harinya, tapi beruntungnya gw dapet supervisor yang cantik dan seksi bernama Serma.

    Cewek putih,langsing dan berdada montok ditambah bongkahan pantat yang sangat sensual ini sungguh menggoda. Dengan tinggi 168 cm dan berdada 34 B ditambah kemeja ketat dan rok pendeknya selalu membuat hancur konstrasi gw.
    To the point aja, bos gw si serma yang cantik itu tiba-tiba memanggil gw untuk ke mejanya, gw kira gw bakal kena omelan karena kerjaan gw yang berantakan tetapi ternyata hanya untuk dicekin smartphone nya yang katanya sering ngeheng.
    ” Lan lo bisa bantu liatin HP gw ga? Ko sering ngehang ya? Trus sinyalnya sering ilang?” tanyanya dengan raut wajah bingung, sungguh ekspresi kebingungannya bikin gw gemes,seolah-olah pengen gw jilat itu muka dengan lidah gw.
    ” Ya udh sini gw liatin tapi HPnya gw bawa dulu ya nanti pas makan siang klo udah bener gw kasih lagi.” balas gw untuk permintaan dia.
    Smartphonenya gw bawa ke meja gw, gw coba otak-atik dikit padahal gw juga ga ngerto-ngerti bgt soal beginian bingung juga gw kenapa si serma tiba-tiba minta tolong ke gw.
    Setelah lama gw oprek HPnya akhirnya gw ga nemu penyakit dr smartphonenya, selintas muncul pemikiran jelek gw, mumpung HPnya ada di gw, gw cek aja foto2 dalam galerinya. Dan apa yang gw dapet, gw liat ada beberapa foto hotnya. Ada pose saat dia lagi tiduran dengan BHnya aja,ada foto di kaca kamar mandi dengan toketnya yang putingnya yang coklat mengagumkan dan 1 lagi yang paling mantep ada 1 pose dimana ada foto Serma lagi tiduran di kasur dengan hanya menggunakan g-string hitam dan tanpa BH.

    Niat jahat gw timbul, foto-foto ini bisa jadi modal buat gw untuk merasakan tubuh nya yang sensual itu. Dengan cepat gw kirim foto-foto itu ke smartphone gw. Setelah selesai gw balikin smartphonenya.
    ” Ka serma gw ga ngerti nih,dari tadi gw oprek tapi masih lemot aja, coba lo bawa ke counter aja deh.” sapa gw dengan pemikiran sebentr lagi gw akan dapetin tubuh moleknya.
    ” Yahh lu gimana sih kirain gw lu ngerti. Ya udah deh gapapa nnti gw bawa. Makasih ya.”.dengan wajah kecewa.
    Sehari berselang tepatnya pukul 8 malam saat suanasana kantor mulai sepi, hanya ada beberapa orang shift malam, tanpa pikir panjang gw kirim balik foto2 hotnya dia ke smartphonenya dia dengan fasilitas messanger. Gw liat dia lagi duduk sambil menatap serius PC dan kaget setelah mendapat pesan gw.
    Dan dengan cepat dia balas pesan gw, dengan mata yang melotor ke arah gw.”KURANG AJAAAARRRRR APA-APAAN INI??BERANINYA LO NGAMBIL FOTO2 GW. GW LAPORIN LO KE KABAG….” Balasnya dengan emosi.

    ” Silahkan, dengan senang hati palingan klo kaka bilang efek ke gw cuma di pecat, untuk ngelapor ke polisi kayanya ga bakal, apa mau Perusahaan membuka aib karyawannya??? Dan klo kaka lapor apa kaka ga malu?” dengan perasaan penuh kemenangan.
    ” Hapus sekarang juga, dan jangan bikin gw marah. Inget gw supervisor lo.” ancamnya sambil tetap menatap tajam ke arah gw, gw pun hanya senyum sinis.
    ” Gw akan hapus setelah gw bisa menjamah tubuh seksi lu.” ancam gw.
    “Bajingan, jadi lu ancem gw” balasnya dengan cepat di mesangger.
    ” Ya terserah apa penilaian kaka..mau saya jamah sedikit atau kaka malu dan ga mungkin kaka pun akan di pecat.”
    Keadaan gw udah diatas angin sekarang dan ka serma membalas.
    ” Apa mau lo sekarang?” Balasan dengan kata2 menyerah.
    ” Saya tunggu kaka di toilet wanita sekarang, jangan lapor siapa pun atau kita hancur bersama.” balas gw dengan kontol yang sudah menegak membayangkan sesaat lagi menatap tubuh seksi ka serma.
    Gw pun segera meninggalkan meja gw dan beranjak ke toilet wanita, mengapa gw pilih disana krna gw tau jam segitu toilet itu sudah sepi karna hanya ada beberapa wanita saja yang tersisa di kantor.
    Gw pun membuka pintu kamar mandi secara mengendap-endap, lalu gw pilih bilik kamar mandi yang paling ujung.
    Gw kirim pesan ka serma ” gw udah dikamar mandi dan gw ada dibilik ujung, cepet kesini kontol gw udah tegang ” kiriman pesan gw semakin cabul.


    5 menit berselang tidak ada balasan dan gw makin panik, jangan jangan dia lapor satpam atau panggil karyawan lain untuk grebek gw.
    Dan tiba-tiba pintu kamar mandi kebuka, jantung gw bedegup kencang, siapa kah yang membuka pintu itu.
    Dan tak lama ketukan bilik kamar mandi berbunyi,gw buka pintunya ka Serma udah ada di depan bilik.
    Gw: ” silahkan masuk kaka cantik.”
    Dia pun mengikuti bagai kerbau yang ditusuk hidungnya, dengan muka yang sangat marah dia masuk. Bilik kamar mandi yang sempit membuat jarak kamu sangat dekat. Gw liat dia menggunakan kemeja putih yang ketat sehingga toketnya menonjol dengan menantang. Ditambah rok mininya yang sejengkal diatas lutut membuat bokongnya semakin terlihat besar.
    Serma : ” apa yang lu mau?”
    Gw : ” tubuh lu ka serma, puasin gw sekarang dan gw persilahkan lu hapus foto2 lu sendiri di hp gw.”
    Sema : ” gw supervisor lo, gw atasan lo, sampai hati lu kaya gini?”
    Kedua tangan gw langsung gw tempelin ke toketnya, luar biasa sintalnya toket dia, dia kaget dengan apa yang gw lakuin.
    Gw : ” gw ga peduli, gw cuma butuh tubuh lu skrg aja, setelah itu gw akan lupain kejadian.”
    Secara perlahan tapi pasti gw raba toketnya secara perlahan, matanya menatap dendam ke gw. Semakin lama rabaan gw semakin cepat dan memjurus brulat. Gw pun membuka kancing kemejanya dan langsung melucuti bajunya.
    Gw liat toketnya luar biasa menantang dengan bh berwarna hitam berenda sedikit di tepiannya. Gw buka kaitan di belakang dan gw cantelkan di pintu bilik. Dua buah bukit kembar dan puting yang coklat sungguh membuat kontol gw makin membesar. Segera saja gw jilati puting kanan dan toket kiri gw raba dengan tangan gw.

    Gw isep terus toketnya, gw jilat dengan rakus dan sesakli gw digigit. Puting satunta pun gw pilin sampai akhirnya nafasnya mulai tak beraturan. Gw tukar posisi sekarang toket kirinya yang gw jilat dan ise, toket kanan yang sudah basah gw raba secara keras dan gw puter-puter putingnya.
    Keluarlah suara dari mulutnya. ” Aaaaaahhhhhhhh….”, gak gw sangka dia menikmati juga apa yang gw lakukan.
    Sambil terus menmenjelajahi toketnya yang ranum dengan jilatan,hisapan dan pelitiran puting. Kaitan rok belakng perlahan gw buka dan seletingnya pun gw turunkan. Secara otomatis turun lah rok kak serma.
    Oh my god ternyata dia sedang menggunakan g-string hitamyang hanya menutupi memeknya dengan bentuk segitiga dan tali tipis menyelip di balahan pantatnya.
    Toketnya semakin brutal gw jilat dan sering kali gw gigit kecil yang membuat dia mendesah kenikmatan. Tanganku sekarang keduanya ada di pantatnya, kuraba pantat semoknya dengan tangan kiri dan tangan kananku kuraba memeknya yang mulai basah dengan cairan kewanitaannya, ternyata ka serma terangsang juga..
    Setelah puas merasakan toketnya kusuruh ka serma duduk diatas toilet yang terlebih dahulu aku tutup agar dia bs duduk.
    Kubuka g-stringnya, mukanya gamang antara menuruti tetapi disisi lain dia tidak ikhlas. Dan setelah kubuka kulihat memeknya yang dihiasi bulu sedikit dan tertata rapih.
    Aku langsung bertjongkok dihadapnya, ku jilati memeknya yang basah, kumainkan klirotisnya dengan lidah ku dan sesekali aku sapu memeknya. Tangan ku tak mau diam,ku maikan jariku di anusnya, keluar lah desahan kembali dari mulutnya, ” ahh galan, lu jahat, lu bikin gw sange, lu harus tanggung jwab puasin gw sekarang…ahhhhh…terus lan…enakkk…ooohhhhh…”
    Ternyata dia sambil memilin kedua putingnya sendiri.
    Gw masukin lidah gw ke memknya dan jari yang kiri memaikan itilnya, dia kelojotan dengan apa yang gw lakuin. Ga bertahan lama pahanya menjepit kepala gw dan membuat gw sulit bernafas. Gw tau di mau orgasme dan gw isep itilnya dengan kuat dan secra bersamaan dia melungguh panjang ” ooohhhhhh galannnnn gw keluaarrrr, ” keluarlah cairan hangat secara perlahan yang menandakan dia orgasme, dia bersandar di toilet dengan kaki mengakang dengan wajah lemas.
    ” Bangsat lu lan,lu bikin gw orgasme.”.
    Gw: ” tapi lu suka kan????sekarang giliran gw ya.”
    Gw buka celana gw, cd dan kemeja gw secara cepat dan menyembulah kontol gw yang standar dengan panjang 14 cm ini.
    Gw jambak rambutnya dan mengarahkan mulutnya ke kontol gw.
    ” Jangan kasar dong, pake jenggut segala, gw tau kok apa yang harus gw lakuin” sanggaj ka serma.
    Gw hanya tersenyum dengan responya.


    Dia mulai memegang kontol gw dengan tangan kirinya dan mulai mencium kepala kontol gw, tangan kirinya mengocok-ngocok pelir gw yang membuat gw terbang ke enakan.
    ” Kontol lo boleh juga, kapan-kapan klo gw mau lagi boleh ya?”.pinta kak serma.
    Gw kaget dengan permintaannya dan gw hanya berkata.
    ” Ga usah bawel ka, sepong gw sekarang gw udah sange. Masa’ yang ngecrot lu doank. Gw juga mau.” Tandas gw.
    Dengan cekatan dia mulai memasukan kontol gw kemulutnya secara beraturan, dia jilatin lubang kebcing gw, dia jilatin semua bagian kontol gw tanpa ada basa-basi lagi. Mulutnya sudah penuh dengan kontol gw, dia keluar masukan kontol gw dari mulutnya. Gak sangaka jago dia nyepong. Setelah 5 menit dia sepong gw, akhirnya gw mau ngecrot juga dan gw gak rela klo harus ngecrot dengan cara ini.
    Gw tarik kontol gw dari mulutnya, dia pun protes. ” Apa-apaan sih gw lagi enak ini.”
    Gw: ” gw akan kasih yang lebi enak, nungging lu sekarang.”
    Dia pun menurutinya, gak sangka gw betapa mudahnya gw menyuruh supervisor gw ini bertindak cabul.
    Sekarang dia udah nungging dan gw bisa liat anus dan memeknya dr belakang, pantatnya gw cubit dan dia marah, ” brengsek,sakit tau cepet masukin kontol lu, kerjaan gw masih banyak.”
    Tanpa berpikir panjang gw arah kontol gw ke memeknya secara perlaha, dan ternyata dia udah ga perawan, memeknya cukup mudah dimasukin tapi tetep pijatan daging memeknya cuku lumayan.

    Kontol gw udah masuk semua dan gw dieimin sebentar, setelah itu mulai gw genjot maju mundur dengan ritma perlahan.
    ” Ooohhhh lan terus entotin gw, masukin semua kontol lo, puasin gw.” Pintanya.
    Gw ketawa dalam hati, ga gw sangka bahasa pelacur juga klo udah sange. Ritme mulai gw tingkat kan genjotannya. Sambil toketnya gw raba dari belakang. Dia semakin mendesah, ” oooohhhhhh galan bangsattt, cepet lan…cepet……enak sayang…..perkosa gw….sekarang gw pnya lo sayang….pake gw sesuka lu…aaaaaaahhhhhhh…terussssss….bangsaattt…. ” Celoteh ka serma terdengar cabul tapi semakin membuat gw terngsang.
    Bosen dengan gaja blowjob,sekarang gw cabut kontol gw, sekarang gw duduk diatas toilet dan gw minta ka serma berdiri diatas gw, tanpa diminta dia mengerti dan mengarahkan kontol gw memeknya.
    Bleeeessssssssss…..masuklah semua kontol gw di memeknya, dia diam menikmati kontol gw berada di memeknya. Gw cium bibirnya secara brutal dan dia mulai menaik turunkan pinggulnya. Ciuman gw beralih ek toket, gw emut putingnya dan gw grebek toket satunya, ” ahhhhh galaannnnnnn lu gilaaaaa gw nikmat banget, ooohhhhhhhhhhh isep terus lann….teruuuuuusssss….”
    Genjotannya semakin mengiila sehingaa keluar suara keceplaaakkk…..kecplaaakkk…kecplaaaakkkkk,, suara campuran lendir kewanitaan dia yang mulai membasahi paha kami.
    Dia sangat buas, genjotannya semokin meningkat.
    ” Galaaaaannn….galannnn….gw mau keluarrrrr gw ga kuat….ooooohhhhhh….” Pintanya.
    ” Sebentar ka kita keluarin bareng. Sebentar lagiiiiiiii, ohhhhhhhh lo pelacur gw malem ini…” Balas gw..
    Dia tidak merespon perkataan bejat gw dan tak lama, ” galaaaannn gw keluaaaaaaaaarrrr.n….aaaargghhtttttttttttttt…. …” dia orgasme, cairan hangat keluar dari memeknya.
    Dan tak sempat bertanya kontolku pun ngecrot di dalam rahimnya.
    ” Ka sermaaaa gw keluaaaaarrrrr ooooooohhhhhhhhhhh….”
    Kami pun orgasme bersama dan dia memeluk tubuh gw yang terkulai lemas diatas tolilet.
    2 menit keheningan terjadi, kontol gw masih di memeknya sampai mengkerut. Dia mulai mengeluarkan perkataan dengan nafas terengah
    Ka serma : ” hapus fotonya sekarang dan gw ikhlas klo lo minta hal ini kapan pun itu.”
    Gw : ” serius lo?”
    Ka serma : ” gw seriusss…selama ini gw hanya bisa puasin diri gw dengan jari, tapi sekarang gw pnya kontol lo yang bisa puasin gw. Tapi inget ini rahasia kita berdua.”
    Gw: ” siaaapppp,, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik ka.” Sahut gw dengan bercanda.
    Dan dia tak membalas dan mencium bibir gw. setelah itu kita berpakaian dan keluar secara bergantian dan bekerja kembali seolah tidak ada yang terjadi.
    Setelah kejadian itu kamu sering bertemu di kosan ku untuk bercinta dan saling memuaskan.

  • Latina first timer Mandy Sky baring phat teen ass before hardcore anal sex

    Latina first timer Mandy Sky baring phat teen ass before hardcore anal sex


    1672 views

    Duniabola99.org– Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Horny mature amateur Lara loses her latex to fuck up a storm wearing boots

    Horny mature amateur Lara loses her latex to fuck up a storm wearing boots


    1973 views

    Duniabola99.org– Anda sedang mencari foto ngentot yang terupdate setiap hari? temukan di Duniabola99.org yang selalu update dan membagikan Foto-foto ngentot terbaru 2018.

  • Cerita Sex Menikmati Tubuh Anak Gelandangan

    Cerita Sex Menikmati Tubuh Anak Gelandangan


    2595 views

    Cerita Seks  Terbaru – Nama saya Tiyo, umur 34 tahun dan saya bertempat tinggal dekat kampus sebuah PTS di Jogja.

    Aku adalah seorang karyawan di sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang beverage. Posisiku sudah lumayan tinggi, yaitu sebagai General Manager sehingga aku mendapatkan fasilitas perumahan dan sebuah mobil sedan. Aku masih lajang sehingga sehabis pulang kerja hobiku jalan-jalan cari pengalaman dan refresing.

    Cerita ini berawal saat aku pulang kerja sekitar jam 11 malam, mobilku menabrak seorang anak yang digandeng ibunya sedang menyeberang jalan. Untung saja aku cepat menginjak rem sehingga anak itu lukanya tidak parah hanya sedikit saja dibagian pahanya. Ketika aku tawarkan untuk ke rumah sakit, Ibu itu menolak dan katanya lukanya tidak parah.

    “Ya udah bu, sekarang aku antar Ibu pulang, dimana rumah Ibu?”
    “Nggak usah den, si Mbok nggak usah diantar”.
    “Kenapa Mbok, inikan sudah malam, nggak apa-apa Mbok aku antar ya?”
    Si mbok ini tidak menjawab pertanyaanku dan hanya menunduk lesu dan ketika dia mau menjawab, dari arah ujung trotoar mencul anak kecil sambil membawa bekicot.
    “Ini Mbok bekicotnya, biar luka Mbak Tika cepat sembuh”.
    Ibu itu menerima bekicot dari gadis itu, memecahnya dibagian ujung dan mengoleskannya diluka gadis yang ternyata namanya Tika. Tapi, Setelah selesai mengoleskan, simbok itu mengandeng Tika dan adiknya mau pergi. Sebelum melangkah jauh, aku hadang dan berusaha untuk mengantarnya pulang.

    “Simbok mau pulang.., aku antar ya Mbok, kasihan Tika jalannya pincang”.
    “Ngaak usah den, simbok..”.
    “Kenapa Mbok, nggak sungkan-sungkan, ini kan sudah malam, kasihan Tika Mbok..”.
    “Simbok ini nggak punya rumah den, sombok cuma gelandangan”.
    Aku sempat benggong mendengar jawaban simbok ini, akhirnya aku putuskan untuk mengajaknya ke rumahku walaupun hanya untuk malam ini saja. Terus terang aku kasihan kepada mereka.
    “Ya sudah Mbok, kamu dan kedua anakmu itu malam ini boleh tidur dirumahku”
    “Tapi ndoroo..”.
    “Sudahlah Mbok, ini juga kan untuk menebus kesalahanku karena menabrak Tika”.

    Dari informasi yang aku dapatkan didalam mobil selama perjalanan pulangp, simbok ini ternyata ditinggak suaminya saat mengandung adiknya Tika, yang akhirnya aku ketahui namanya Intan. Simbok ini yang ternyata namanya Inem, usianya sekitar 42 tahun, dan anaknya si Tika umurnya 14 tahun sedangkan Intan baru 11 tahun. Tika sempat lulus SD, sedangkan Intan hanya sempat menikmati bangku SD kelas 4.

    Setelah sampai dirumah, Mbok Inem dan kedua anaknya langsung aku suruh mandi dan makan malam. Ternyata simbok, Tika dan Intan tidak membawa baju ganti sehingga setelah mandi baju yang dipakainya ya tetap yang tadi. Padahal baju yang dipakai ketigany sudah tidak layak untuk dipakai lagi. Simbok memakai daster yang lusuh dan sobek disana-sini sedangkan Tika dan Intan sama saja lusuh dan penuh jahitan disana sini. Besok yang kebetulan hari minggu, aku memang mempunyai rencana membelikan baju untuk mereka bertiga. Aku memang tipe orang yang nggak bisa melihat ada orang lain menderita. Kata temen-temen sih, aku termasuk orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.

    “Tika dan juga kamu Intan makan yang banyak ya.. biar cepet gede..”.
    “Inggih Ndoro.., boleh nggak kalau Intan habiskan semuanya, karena Intan sudah 2 hari nggak makan”.
    “Boleh nduuk.., Intan dan Tika boleh makan sepuasnya disini”.

    Mulai dari sinilah awal dari petualangan seksku. Setelah acara makan malam selesai, ketiganya aku suruh tidur di kamar belakang. Sekitar jam 1 malam setelah aku selesai nonton acara TV yang membosankan, aku menuju kekamar belakang untuk meneggok keadaan mereka. Ketika aku masuk kekamar mereka, jantungku langsung berdeguk cepat dan keras saat aku melihat daster Mbok Inem yang tersingkap sampai ke pinggang. Ternyata dibalik daster itu, Mbok inemku ini memiliki paha yang betul-betul mulus dan dibalik CD nya yang lusuh dan sobek dibagian depannya terlihat dengan jelas jembutnya yang tebal dan hitam. Pikiranku langsung melayang dan kontolku yang masih perjaka ini langsung berontak.

    Setelah agak tenang, tanganku langsung bergerilnya mengelus paha mulus Mbok inemku ini. Setelah puas mengelus pahanya, aku mulai menjilati ujung paha dan berakhir dipangkal pahanya. Aku sempat mau muntah ketika mulai menjilati klitorisnya. Di depan tadi kan aku sudah bilang kalau CD Mbok ku ini sobek dibagian depan.., jadi clitnya terlihat dengan jelas. Sedangkan yang bikin aku mau muntah adalah bau CDnya. Ya.. mungkin sudah berhari-hari tidak dicuci. Setelah sekitar 13 menit aku jilati clitnya dan ternyata Mbok inemku ini tidak ada reaksi.. ya mungkin terlalu capek shingga tidurnya pulas banget, aku mulai keluarkan kontolku dan mulai aku gesek-gesekkan di clitnya. Aku tidak berani melapas CDnya takut dia bangun. Ya.. aku hanya berani mengocok kontolku sambil memandangi clit dan juga teteknya. Ternyata Mbok inemku ini tidak memakai BH sehingga puting payudaranya sempat menonjol di balik dasternya. Aku tidak berani untuk memeras teteknya karena takut Mbok Inem akan bangun.

    Sedang asyik-asyiknya aku mengocok kontolku, si Tika bangun dan melihat ke arahku. Tika sempat mau teriak dan untung saja aku cepat menutup mulutnya dan memimta Tika untuk diam. Setelah Tika diam, berhubung aku sudah tanggung, terus saja aku kocok kontolku. Tika yang masih terduduk lemas karena ngantuk, tetap saja melihat tangan kiriku yang mengocok kontolku dan tangan kananku mengusap-usap paha mulus ibunya. Sambil melakukan aktivitasku, aku pandangi si Tika, gadis kecil yang benar-benar polos, dan aku lihat sesekali Tika melihat mataku terus berpindah ke paha ibunya yang sedang aku elus-elus berulangkali. Setelah sekitar 8 menit berlalu, aku tidak tahan lagi, dan akhirnya “.. croot.. crrott.. croot..” ada 6 kali aku menembakkan pejuhku ke arah clit Mbok inemku ini.

    Saat aku keluarkan pejuhku, si Tika menutup matanya sambil memeluk kedua kakinya. Pada saat itulah aku tanpa sengaja melihat pangkal pahanya dan ternyata.., tikaku ini tidak memakai CD. Saat aku sedang melihat memeknya Tika, dia bilang..
    “Ndoro.. kenapa pipis di memeknya simbok”. aku sendiri sempat kaget mendengarnya.
    “Nduuk.. itu biar ibumu tidur nyenyak..”.
    “Ndoroo.. Tika kedingingan.., Tika mau pipis.. tapi Tika takut ke kamar mandi..”.
    “Ya.. sudah Nduk.. ayo aku antar ke kamar mandi”.

    Tika kemudian aku ajak pipis ke toilet di kamar tidurku. Aku sendiri juga pengen pipis, terus Tika aku suruh jongkok didepanku. Tika kemudian mengangkat roknya dan.. suur.. banyak sekali air seni yang keluar dari memeknya. Aku sendiri hanya sedikit sekali kencingku. Setelah acara pipisnya selesai, Tika aku gendong dan aku dudukkan di pinggir ranjangku. Lalu aku peluk dan aku belai lembut rambut panjangnya yang sampai ke pinggang.
    “Ndoro.. Tika belum cebok.. nanti memeknya Tika bau lho.. Ndoro..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. biar nanti Ndoro yang bersihin memeknya Tika.. Tika bobok disini ya.. sama ndoromu ini..”.

    Kemudian Tika aku angkat dan mulai aku baringkan di ranjang empukku ini. Tangganku mulai aktif membelai rambutnya, pipinya, bibirnya.. dan juga payudaranya yang lumayan montok. Pada saat tanganku mengelus pahanya..
    “Ndoro.. kenapa mengusap-usap kaki Tika yang lecet..”.
    “Oh iya Nduk.. Ndoro lupa..”.
    Tahu sendirilah, aku memang benar-benar sudah horny untuk mencicipi Tika, gadis kecilku ini. Bayangkan pembaca, disebelahku ada gadis 14 tahun yang begitu polos, dan dia diam saja ketika tanganku mengelus-elus seluruh tubuhnya.

    Pembaca.. gimana udah belum ngebayanginya.. udah belum..! udah yaa.. aku terusin ceritanya.

    Kemudian aku jongkok diantara kakinya dan mulailah aku singkap rok yang dipakai Tika sampai ke pinggang. Sekarang terpampanglah dihadapanku seorang gadis kecil usia 14 tahun denga bibir kemaluan yang masih belum ditumbuhi bulu. Setelah pahanya aku kangkangkan, terpangpanglah segaris bibir memek yang dikanan-kirinya agak mengelembung.., eh maksudku tembem. Dengan jari telunjuk dan Ibu jari aku berusaha untuk menguak isi didalamnya. Dan ternyata.. isinya merah muda, basah karena ada sisa pipisnya yang tadi itu lho dan juga agak mengkilap.

    Tangankupun mulai mengelus memek keperawanannya, dan sesekali aku pijit, pelintir dan aku tarik-tarik clitorisnya. Ake sendiri heran clitnya tikaku ini ukurannya nggak kalah sama ibunya.
    “Aduuh.. Ndoro.. memeknya Tika diapain.. Ndoro..”.
    “Tenang Nduk.. nggak apa-apa.. Ndoro mau nyembuhin luka kamu kok.. Tika diam saja yaa..”.
    “Inggiih.. Ndoro..”.
    Setelah Tika tenang, akupun mulai menjilati memeknya dan memang ada rasa dan bau pipisnya Tika.
    “Ndoro.. jangaan.. Tika malu ndoroo.. memek Tika kan bau..”.
    Aku bahkan sempat memasukkan jariku ke liang perawannya dan mulai aku kocok-kocok dengan pelan. Tikapun mulai menggelinjang dan mengangkat-angkat pantatnya.

    Aku pun mulai menyedot memeknya Tika dengan kuat dan aku lihat Tika menggigit bibir bawahnya sambil kepalanya digoyang kekanan kiri.
    “Ndoroo.. geli Ndoro.. memeknya Tika diapain sih ndoroo..”.
    Akupun tidak peduli dengan keadaan Tika yang kakinya menendang-nendang dan tangannya mencengkeram seprei ranjangku sampai sobek disana sini. Dan akhirnya..
    “Ndoroo.. sudah Ndoro.. Tika mau pii.. piis dulu Ndoro..”.
    Dan tidak lama kemudian “Ssuur.. suur.. suur..”
    Banyak sekali cairan hangatnya membanjiri mulutku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menelan semua cairan memeknya yang mungkin baru pertama kali ini dikeluarkannya.

    Setelah kujilati dan kuhisap sampai bersih, akupun tiduran disebelahnya dan kurangkul tikaku ini.
    “Ndoro.. maafin Tika ya.. Tika tadi pipis di mulutnya Ndoro.. pipis Tika bau ya Ndoro..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. tapi Tika harus dihukum.. karena udah pipis dimulut Ndoro..”
    “Tika mau dihukum apa saja Ndoro.. asalkan Ndoro nggak marahin Tika..”.
    “Hukumannya, Tika gantian minum pipisnya Ndoro.. mau nggak..”.
    “Iya Ndoro..”.

    Akhirnya aku keluarkan kontolku yang sudah tegang. Begitu kontolku sudah aku keluarkan dari CDku, Tika yang masih terlalu polos itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Aku lihat wajah Tika agak memerah. Setelah aku lepaskan kedua tangannya, aku sodorkan kontolku kedepan wajahnya dan aku suruh Tika untuk memegangnya.
    “Nduk.. ayo dipegang dan dielus-elus..!
    “Inggih Ndoro.. tapi Tika malu Ndoro.. Tika takut Ndoro..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. ini nggak nggigit kok.. ini namanya kontol Nduk..”.
    Kemudian gadis kecilku ini mulai memegang, mengurut, meremas dan kadang-kadang diurut.
    “Nduk.. kontolnya ndoromu ini diemut ya..”.
    “Tapi Ndoro.. Tika takut Ndoro.. Tika jijik Ndoro..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. diemut saja seperti saat Tika ngemut es krim.. ayo nanti Tika Ndoro kasih es krim.. mau ya..”.
    “Benar Ndoro.. nanti Tika dikasih es krim..”.”Iya Nduk..”.

    Tika pun jongkok diantara pahaku dan mulai memasukkan kontolku ke mulutnya yang mungil. Agak susah sih, bahkan kadang-kadang kontolku mengenai giginya.
    “Nah gitu nduuk.. diisep ya.. yaa.. ya gituu.. nduuk..”.
    Sambil Tika mengoral kontolku, kaos lusuhnya Tika pun aku angkat dan aku lepaskan dari tubuh mungilnya. Aku elus-elus teteknya dan kadang aku remas dengan keras.
    “Aku gemes banget sih sama payudaranya yang bentuknya agak meruncing itu”.
    Sekitar 12 menit kemudian, aku rasakan kontolku sudah berdenyut-denyut. Aku tarik kepala Tika dan aku kocok kontolku dimulut mungilnya.. dan.. aku tekan sampai menyentuh kerongkongannya dan akhirnya “.. croot.. croot.. croot.. cruut..!”
    Cairan pejuhku sebagian besar tertelan oleh Tika dan hanya sedikit yang menetes keluar dari mulutnya.

    “Ndoroo.. pipisnya banyak banget.. Tika sampai mau muntah..”.
    “He.. eh.. nduuk.. tapi enak kan.. pipisnya Ndoro..”.
    “Inggih Ndoro.. pipis Ndoro kental banget.. Tika sampai nggak bisa telan.. agak amis Ndoro..”.
    Aku memang termasuk laki-laki yang suka merawat tubuhku. Hampir setiap hari aku fitnes. Menuku setiap hari: susu khusus lelaki, madu, 6 butir telur mentah, dan juga suplemen protein produk Amerika. Jadi ya wajar kalau spermaku kental dan agak amis.

    Kemudian aku peluk bidadariku kecilku ini dan sesuai janjiku dia aku kasih es krim rasa vanilla. Setelah habis Tika memakan es krimnya, dia aku telentangkan lagi diranjangku. Terus aku kangkangkan lagi pahanya dan aku mulai lagi menjilati memek tembemnya. terus terang saja aku penasaran sebelum membobol selaput daranya.
    “Ndoro.. mau ngapain lagi.. nanti Tika pipis lagi lho Ndoro..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. pipis lagi aja Nduk.. Tika mau lagi khan es krim..”
    “Mau Ndoro..”.

    Setelah aku siap, pahanya aku kangkangkan lagi lebih lebar, dan aku mulai memasukkan kepala kontolku ke lubang surgawinya. Baru masuk sedikit, tikaku meringgis.
    “Ndoro.. memek Tika diapain.. kok sakit..”
    Aku sempat tarik ulur kontolku di liang memeknya. Dan setelah kurasa mantap, aku tekan dengan keras. Aku rasakan ujung kontolku merobek selaput tipis, yang aku yakin itu adalah selaput daranya.
    “Ndoorroo.. sakiit..” Langsung aku peluk Tika, kuciumi wajah dan bibir mungilnya.
    “Nggak apa-apa Nduk.. nanti enak kok.. Tika tenang saja ya..”.
    Setelah kudiamkan beberapa saat, aku mulai lagi memompa memeknya dan aku lihat masih meringis sambil menggigit bibir bawahnya.

    “Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Ndoro.. ahh..” itulah yang keluar dari mulutnya Tika.
    “Auuhh.. oohh.., Ndoro.., periih.., aahh.. gelii Ndoro.. aahh..,”.
    SAmbil aku terus meusuk-nusuk memeknya, aku selalu perhatikan wajah imutnya Tika. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Wajahnya memerah, bibirnyapun kadang-kadang menggigit bibir bawahnya dan kalau aku lihatnya matanya terkadang hanya terlihat putihnya saja. Kedua kaki Tika pun sudah tidak beraturan menendang kesana-kesini dan juga kedua tangannya menarik-narik seprei kasurku hingga terlepas dari kaitannya.
    “Auuhh.. oohh.., ndoroo.., aahh.. ooh.. aahh, ndoroo..”.

    Aku mulai rasakan ada denyutan-denyutan vaginanya di kontolku, pertanda tikaku sebentar lagi orgasme. Kepala Tika pun mulai menengadah ke atas dan kadang-kadang badannya melengkung. Sungguh pemandangan yang sensasional, gadis 14 tahun yang masih begitu polos, tubuhnya mengelinjang dengan desahan-desahan yang betul-betul erotis. Aku yakin para pembaca setuju dengan pendapatku, tapi tangannya pembaca kok megang-megang “itu” nya sendiri, hayo udah terangsang ya. Aku tahu kok, nggak usah malu-malu, terusin aja sambil membaca ceritaku ini.

    “Oohh.. ahh.. auuhh.. geli ndoroo.. ahh..”
    “Ndoroo.. Tika mau pipiiss.. ndoroo..”
    “Seerr.. suurr.. suurr.., kontolku seperti disiram air hangat..”.
    Aku peluk sebentar tikaku untuk memberikan kesempatan gadis kecilku menuntaskan orgamesme. Setelah agak reda, aku lumat-lumat bibir mungilnya.
    “Maapin Tika ya Ndoro.. Tika pipis dikasurnya Ndoro..”.
    “Tika malu Ndoro.. udah gede masih ngompol di kasur..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. (lugu sekali gadisku ini).. Ndoro juga mau pipis di kasur kok..”.

    Aku sendiri sudah nggak tahan. Kakinya aku angkat, lalu kuletakkan di pundakku. Dengan posisi ini kurasakan kontolku menyentuh dinding rahimnya. Memeknya jadi becek banget, dan aku mulai mempercepat sodokan kontolku.
    “Ndooro.. Tika capek.. Tika mau bobok.. ndooroo..”.
    “Iya nduuk.. Tika bobok saja yaa..”.
    “Memeek Tika periih.. ndooroo..”.
    Kutekan keras-keras kontolku ke liang kenikmatannya dan kutarik pantatnya dan “croot.. cruut.. croot.. croot.. cruut.. croot..!”. Aku muntahkan pejuhku kedalam rahimnya.

    Aku cabut kontolku dari memek tembemnya, terlihat lendir putih bercampur dengan darah segar mengalir keluar dari liang kemaluannya.
    “Ndoro.., kenapa Ndoro pipis diperutnya Tika.., perut Tika jadi hangat Ndoro..”.
    “Iya nduuk.., biar kamu nggak kedinginan.., ayo sekarang Tika bobok ya.., sini Ndoro kelonin..”.
    “Inggih Ndoro.., sekarang Tika capek.., Tika pengen bobok..”.
    Aku perhatikan memeknya sudah mulai melebar dan agak membelah dibandingkan sebelum aku perawanin. Aku peluk dia dan aku cium dengan mesra Tika, si gadis kecilku. Aku dan tikapun akhirnya tertidur dengan pulas. Nikmaat.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Ngentot Abg Kampus Di Ruang Komputer

    Cerita Sex Ngentot Abg Kampus Di Ruang Komputer


    1523 views

    Cerita Sexs – percaya bahwa hari telah larut malam. Aku masih berada di ruang komputer kampus sendirian. Pegal rasanya seharian menulis tugas yang harus diserahkan besok pagi. Untunglah akhirnya selesai juga. Sambil melepas lelah iseng-iseng aku buka internet dan masuk ke situs-situs porno. Aku membuka gambar-gambar orang bersenggama lewat anus. Mula-mula terasa aneh, tapi makin lama aku merasakan fantasi lain. Aku merasakan erangan perempuan yang kesakitan karena lubang duburnya yang sempit ditembus dengan kemaluan yang mengeras. Ah.. khayalanku semakin jauh.

    Tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara pintu ruangan membuka dan menutup. Hii.. aku lihat sudah jam 22:30, malam-malam begini pikiranku jadi membayangkan hal-hal menakutkan. Tapi kemudian aku dikagetkan lagi ketika melihat seorang perempuan membawa map berisi beberapa lembar kertas dan dua buah buku tipis masuk kemudian menaruhnya di sebelah komputer, lalu menyalakan komputer dan mengetik. Komputernya terhalang tiga meja komputer di sebelahku. Aku jadi lega, sekarang ada teman, walaupun dia tidak memperhatikan aku sama sekali. Aku perhatikan dari samping, wajahnya manis dengan hidung yang kecil dan mancung. Kulitnya tidak terlalu putih, tapi mulus dengan jaket jeans lengan pendek yang dikenakannya, dia tampak cantik.

    Tapi, akh peduli amat. Aku melanjutkan buka-buka situs tadi, anganku semakin menerawang, kemaluanku agak menegang. Dan akhirnya aku melirik pada perempuan di ruangan itu, dan langsung aku melirik pantatnya. Besar! pikirku. Tiba-tiba saja aku membayang kalau kemaluanku merobek-robek pantatnya yang menggiurkan itu. Aku jadi deg-degan, semakin dibayangkan semakin menjadi-jadi kemaluanku menegang. Sampai akhirnya aku nekat mendekati dia. Aku mencoba menenangkan diriku agar tampak normal.
    “Ma’af.. sedang mengerjakan tugas?” suaraku sedikit bergetar.
    Dia melirikku sebentar lalu matanya tertuju lagi ke layar komputer, sambil menjawab,
    “Iya.. Mas.. aku kelupaan menuliskan beberapa judul buku dalam daftar kepustakaan, cuma dikit kok.”
    “Rumahnya deket sini?”
    “Iya di asrama, dan saya biasa kerja malam-malam begini,” jawabnya.
    “Nah.. selesai deh,” dia membereskan kertas-kertas, lalu terdengar suara mesin printer bekerja.
    Dia mengambil hasilnya dan kelihatan puas.

    “Bisa pulang sama-sama?” aku bertanya sambil mataku sebentar-sebentar mencuri pandang ke arah pantatnya yang kelihatan besar membayang dibalik celana trainning kain parasitnya. Aduh, dadaku mendesir.
    “Sebentar aku tutup dulu komputerku ya..”
    Aku bergegas pergi ke komputerku.
    “Mas sedang ngerjakan apaan?”
    Aku kaget tidak menyangka kalau dia mengikuti aku.
    “Ah.. ini.. iseng-iseng aja buka-buka internet, capek sih ngetik serius terus dari tadi.”
    “Eh.. gambar-gambar gituan yaa? Hi ih!” dia mengangkat bahunya, tapi mulutnya tersenyum.
    “Ah.. iseng-iseng aja.. Mau ikutan liat-liat?” tiba-tiba keberanianku muncul. Dan di luar dugaan dia tidak menolak.
    “Tapi bentar aja yaa.. entar keburu malam!” dia langsung duduk di kursi sebelahku.
    Makin lama kami makin asyik buka-buka gambar porno, sampai akhirnya,“Aku mau pulang deh Mas. Udah malem.. Aku bisa pulang sedirian.. deket kok.”

    Dia siap berdiri. Tapi dengan reflek tanganku cepat memegang pergelangannya. Dia terkejut. Aku sudah tidak memperdulikan apa-apa lagi, kecuali mempraktekkan gambar-gambar yang dilihat tadi. Kemaluanku sudah menegang.
    Tanpa basa basi aku langsung menduduki pahanya dan langsung melumat bibirnya. “Umh.. mh..” dia berusaha meronta dan menarik kepalanya ke belakang, tapi tangan kiriku cepat menahan belakang kepalanya, sementara tangan kananku sudah memegang buah dadanya, memutar-mutar, dan meremas-remas putingnya.

    Gerakan perempuan itu makin lama makin lemah, akhirnya aku berani melepaskan ciumanku, dan beralih menciumi bagian-bagian tubuh lain, leher, belakang telinga, kembali ke leher, lalu turun ke bagian belahan buah dadanya. Aku melihat dia juga menikmatinya. Matanya mulai sayu, bibirnya terbuka merekah.

    “Namamu siapa?” aku tampaknya agak bisa mengendalikan keadaan. Dia tidak menjawab. Hanya matanya yang sayu itu memandang kepadaku. Aku tidak mengerti maksudnya. Tapi ah tidak perduli aku mengangkat berdiri tubuhnya, lalu aku duduk di kursi, kutarik badannya dan dia duduk di pangkuanku. “Ehh.. hh..” dia berdesah ketika kepalaku menyeruduk buah dada yang masih terhalang T-shirt merah muda di balik jaket jeans yang terbuka kancingnya. Tanganku segera menaikkan kaosnya, sehingga tampak bagian bawah dadanya yang masih berada di balik BH. Kunaikkan BH-nya tanpa melepas, dan kembali mulutku beraksi pada putingnya, sementara tanganku meremas-remas pantatnya dan pahanya.

    “Oohh.. Mas.. Mas.. Aoohh..” aku semakin menggila mendengar desahnya. Lalu aku ingin melaksanakan niatku untuk menembuskan batang kemaluanku ke pantatnya. Kubalikkan badannya sehingga dia membelakangiku. Aku pun berdiri dan menurunkan celana trainingnya dengan mudah. Dengan tidak sabar celana dalamnya pun segera kuturunkan. Aku duduk dan kutarik badannya sehingga pantatnya menduduki kemaluanku. “Aghh.. Uhh” aku terkejut karena kemaluanku yang sedang menegang itu rasanya mau patah diduduki pantatnya. Tapi nafsuku menghilangkan rasa sakit itu. Aku genggam kemaluanku dan kutempelkan ke lubang duburnya, lalu kutekan. “Aaah..” dia menjerit, tubuhnya mengejang ke belakang. Tapi kemaluanku tidak bisa masuk. Terlalu sempit lubangnya. Keberingasanku makin menjadi. Aku dorong tubuhnya sehingga posisi badannya membungkuk pada meja komputer.

    Pantatnya kelihatan jelas, bulat. Pelukanku dari belakang tubuhnya membuat dia tertindih di meja. Kutempelkan kemaluanku pada lubang pantatnya. Sementara tangan kiriku meremas buah dada kirinya. Mulutku pun tidak henti-hentinya menggerayangi bagian belakang leher dan punggungnya. Dengan sekali hentak paksa, kudorong masuk kemaluanku. “Aih.. ah uh aoowww..” aku pun mersa sedikit kesakitan, tapi kenikmatan yang tiada taranya kurasakan. “Jangan.. aduh aahh sakiit, tidak deh.. ahh..” Aku semakin bernafsu mendengar rintihannya. Sambil memeluk buah dadanya., kutarik dia berdiri. Lalu aku pun menggerakan kemaluanku maju mundur, mulutku menciumi pipinya dari samping belakang, sementara tanganku meremas buah dadanya, seolah-olah ingin menghancur lumatkan tubuh perempuan yang sintal itu.

    Perempuan itu tidak henti-hentinya merintih, terutama ketika kemaluanku kudorong masuk. Beberapa tetes air mata menggelinding di pipinya. Mungkin kesakitan, aku tidak tahu. Tapi apa daya aku pun sudah tidak kuat menahan keluar air maniku lagi dan tubuhku mengejang, perempuan itupun mengejang dan merintih, karena tanganku dengan sangat keras meremas buah dadanya. Badannya ikut tertarik ke belakang, dan mulutku tanpa terasa menggigit lehernya. “Ouhh.. hh..” kenikmatan luar biasa ketika kemaluanku menyemburkan air maniku ke pantatnya. Hangat sekali. Aku terduduk dia pun terduduk di atas kemaluanku yang masih menancap di pantatnya. Kepalaku terkulai di punggungnya. Perempuan itu memandang ke arah layar komputer dengan pandangan kosong. Sementara tetes air matanya masih terus membasahi pipinya.

    “Ma’afkan aku.. Aku tidak kuat nahan diri,” aku mencoba menghiburnya. Tapi dia tidak menjawab.
    “Siapa namamu?” tanyaku dengan lembut. Kembali dia membisu.
    “Aku mau pulang.. kamu tidak perlu nganter aku.. biar orang-orang tidak tanya macem-macem,” katanya dengan suara perlahan.
    “Aku sebenarnya tau siapa kamu.. Mas,” dia berbicara tanpa menoleh ke arahku.
    “Ha.. aku..” aku tekejut.

    “Ya.. karena aku temen baru pacarmu, Yuni, aku pernah liat foto-fotomu di tempat dia.”
    Kali ini dia menatapku dengan tajam.
    “Tapi.. aku sama sekali tidak nyangka kelakuanmu seperti ini,” selesai dia menaikkan celana dan membetulkan BH dan T-shirtnya.
    “Tapi tidak usah khawatir aku tidak bakalan cerita kejadian ini, aku takut ini akan melukai hatinya. Dia setia sama kamu,” lanjutnya.
    “Kamu tidak.. kasian ama dia?”
    Aku terdiam, termangu, bahkan tidak menyadari kalau dia sudah berlalu.

    Akhir-akhir ini aku tahu nama gadis itu Rani, memang dia teman pacarku, Yuni. Aku menyesali perbuatanku. Rani tetap baik pada kami berdua. Kami bahkan menjadi kawan akrab. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Entah sampai kapan dia akan menyimpan rahasia ini. Aku kadang-kadang khawatir, kadang-kadang juga memandang iba pada Rani. Oh, aku telah menghancurkan gadis yang tulus.

  • Ngentot Dengan Istri Majikanku

    Ngentot Dengan Istri Majikanku


    1640 views

    Namaku Aryo, aku sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak, umurku masih 33 tahun. Isteriku cantik putih dan baik sekali bahkan sangking baiknya dia mau menerima aku apa adanya, walaupun gajiku pas-pasan tapi dia tetap mencintaiku. Wajahku tidaklah ganteng atau macho akan tetapi biasa-biasa saja dan aku bukan pemuda yang tinggi, tinggiku hanya 162 cm dengan berat sekitar 54 kg.

    Tapi walaupun demikian aku termasuk orang yang beruntung karena beberapa kali aku memiliki selingkuhan yang cantik-cantik, jadi pengalamanku cukup banyak. Semua wanita yang menjadi pacar gelapku senang bermain seks denganku karena aku dapat memuaskan mereka, karena aku bisa memberikan kepuasan kepada mereka beberapa kali, bahkan sampai 8 kali orgasme ketika aku berpacaran dengan gadis bule.

    Pengalamanku kali ini terjadi ketika tahun 2015 saat aku pergi ke Yogyakarta untuk urusan bisnis. Kebetulan aku bekerja di sebuah perusahaan ekspedisi penelitian dan ekowisata maka aku berangkat ke kota Yogya dalam acara pameran ekowisata. Saat itu aku pergi sendirian dengan menggunakan kereta executive.

    Pertama kalinya aku pergi ke Yogya sendirian jadi aku tidak begitu hapal kota Yogya tapi dengan modal nekat dan keberanian akupun memberanikan diri seolah-olah aku sering datang ke kota tersebut. Tadinya aku akan pergi dengan isteri bos ku yang kebetulan sering pergi ke Yogya. Karena masih ada urusan di Jakarta maka isteri bosku tidak jadi menemaniku.

    Isteri bosku (Bernama Mbak Susi) wajahnya cukup menarik dengan kulit yang coklat dan hitam manis dan badannya yang sintal walaupun usianya sudah menginjak 39 tahun tapi masih kelihatan sintal dan berisi, maklumlah sering aerobik dan olah raga.

    Pada waktu aku di Yogya, Mbak Susi sering meneleponku hampir setiap hari bahkan sehari bisa lebih dari 2, pada mulanya aku sendiri tidak tahu mengapa dia sering telpon aku. Saat itu, aku tinggal di sebuh hotel yang lumayan bagus, bersih dan murah di dekat jalan Malioboro. Karena aku sendirian di kota itu aku seringkali kesepian dan aku selalu ingat anak dan isteriku.

    Akan tetapi itu semua hilang ketika Mbak Susi meneleponku dan aku selalu menggodanya bahwa aku kesepian dan horny di kota ini karena aku sering dengar erangan kenikmatan dari sebelah kamarku, dia hanya tertawa saja. Bahkan dia menggodaku untuk mencari wanita Yogya saja buat menemaniku.

    Beberapa hari kemudian aku mendapat kabar bahwa bosku menyuruh Mbak Susi untuk menemaniku di Yogya, aku berfikir wah ini kesempatan yang baik buatku untuk menggodanya, memang keberuntungan masih berpihak pada diriku. Akhirnya dia bilang bahwa dia akan menyusul dengan menggunakan kereta dan minta di bookingkan satu kamar untuknya. Aku bilang pada hari itu mungkin kamar akan penuh.

    Dia sedikit kecewa lalu dia bilang,

    “Terus gimana dong, aku gak mau tinggal di hotel yang jauh dari kamu.. Ngomong-ngomong Aryo kamar kamu ada 2 bed apa satu?”
    “Kamarku Cuma satu bed tapi di bawah ranjang ada satu bed lagi jadi mungkin aku bisa pake, emang Mbak mau sekamar denganku?” Aku menggodanya.
    “Boleh kalo nggak ada kamar lagi” Aku setengah tidak percaya akan ucapannya.

    Aku berfikir inilah kesempatanya aku bisa mendekati dia dan menggodanya.

    “Tapi Mbak aku suka tidur telanjang paling cuma pake celana dalam doang dan selimut, apa Mbak gak apa-apa?” Aku sedikit meyakinkan dia akan kebiasaanku.
    “Nggak apa-apa siapa takut.. Masalahnya aku juga kadang-kadang begitu juga”

    Aku semakin senang mendengarnya. Lalu aku menawarkan untuk tinggal sekamar denganku bila tidak ada kamar kosong dan dia setuju.

    Ketika pada hari H nya, aku jemput dia di stasiun dan setelah bertemu aku ajak ke hotel tempat aku menginap, otak ngeresku mulai jalan dan aku mulai berfikir bagaimana caranya agar dia mau sekamar denganku lalu dengan akal bulusku aku berbohong bahwa kamar hotel penuh semua. Lalu aku langsung ajak Mbak Susi ke kamarku dan aku tidak menyangka ternyata dia mau sekamar denganku. Karena sebelumnya aku pikir dia hanya bercanda.

    Ketika malam tiba, aku sengaja mengambil satu tempat tidur lagi, untuk menjaga agar dia tidak mempunyai fikiran yang jelek tentang diriku, karena aku masih takut kalau Mbak Susi akan marah dan tersinggung bila aku seranjang dengannya karena biasanya itu akan dianggap tidak sopan dan senonoh serta murahan dan perempuan akan marah sekali bila dianggap seperti itu.

    Sebelum tidur kami mengobrol tentang macam-macam dan pada akhirnya bicara tentang seks. Sangking seriusnya bicara tentang seks, aku memberanikan diri memancing reaksinya.

    “Mbak kalo ngomongin seks kayak gini, cewekku dulu seringkali udah basah duluan”.

    Lalu dia menjawab,

    “Ah itu sih biasa, aku aja suka basah”.

    Tak lama kemudian suasana berubah karena dia merasa perutnya agak sakit karena kembung. Aku mulai kasihan lalu aku menawarkan diri,

    “Biar aku refleksi dan pijit deh”.

    Lalu aku pijit kaki dan betisnya. Pada mulanya dia kesakitan dengan pijitanku tersebut. Otak kotorku mulai datang dan aku coba untuk memijit pahanya dan dia meringis kesakitan. Lama aku memijit pahanya dan makin lama aku kendurkan pijitanku tetapi dia masih mengerang bahkan ketika aku elus-elus dia masih mengerang.

    Dengan segenap keberanianku aku coba mengelus hingga ke pangkal pahanya dan dia mengerang semakin menjadi, tentu saja penisku langsung berdiri apalagi ketika aku pijit dan elus bagian pahanya, dia membuka pahanya lebar-lebar.

    Lalu aku singkapkan rok tidurnya dan aku elus di pangkal paha kemudian aku beranikan diri mengelus vaginanya, ternyata Mbak Susi diam saja dan mengerang, tanpa pikir panjang aku masukkan jari-jemariku ke balik celana dalamnya dan memainkan klitoris dan lubang vaginanya dengan jariku.

    Ternyata vaginanya sudah basah sekali, lalu aku tarik celana dalamnya dan aku mulai menciumi pahanya hingga sampailah pada gundukan vaginanya yang sangat merangsang.

    Aku hisap dan jilat vaginanya yang harum, Mbak Susi semakin mengerang kenikmatan.

    “Oh.. Oohh.. Mmhh.. Ohhmm.. Sayangg.. Ohmm” Jilatanku semakin liar dan semakin terasa kakinya mulai mengejang. Aku semakin mempercepat tempo jilatan mautku dan dia mengerang semakin keras.
    “Oohh.. Ehheehmm.. Ohh.. Aauuaa.. Hhmm” Ternyata dia telah mencapai orgasme yang pertama.

    Kemudian aku lepaskan celana dalamku karena kebetulan aku selalu tidur hanya memakai celana dalam dan saat itu aku hanya memakai kain sarung. Dengan penis yang masih menegang aku beralih posisi di atasnya dan menciumi bibir dan kedua susunya dengan jemari tanganku memainkah pentilnya. Karena tidak sabar lalu aku masukkan penisku yang sudah tegang. Sewaktu penisku masuk ke lubang kenikmatan tersebut terdengar erangan keenakan Mbak Susi.

    Vagina Mbak Susi serasa sempit karena tulang panggulnya yang seakan-akan mempersempit lubang kemaluannya. Akan tetapi aku merasakan kenikmatan yang luar biasa di penisku dengan lubangnya yang sempit itu.

    Aku keluar masukkan penisku dan Mbak Susi membuka lebar-lebar kakinya sambil menopang satu kaki ke dinding kamar. Aku semakin merasakan sensasi yang luar biasa ketika penisku keluar masuk, karena dinding lubang vagina dan tulang panggulnya yang menggesek-gesek batang kemaluanku begitu terasa sekali.

    Mbak Susi masih terus mengerang ketika aku menekan penisku di vaginanya dalam-dalam. Walaupun penisku tidak besar sekali tapi berukuran normal akan tetapi sensasi yang aku berikan ketika aku mengocok penisku di dalam vaginanya membuat Mbak Susi mengerang, menjerit keenakan sambil matanya merem melek.

    Setelah hampir satu jam sejak pemanasan Mbak Susi kelihatan tegang kemudian di merapatkan kedua kakinya dan aku mengangkangkan kakiku sehingga lubang vaginanya semakin sempit. Dengan gaya seperti itu aku masih tetap terus mengocok vaginanya dan Mbak Susi semakin mengerang keras.

    Akhirnya dia bilang,

    “Ohh sayang aku mau keluaarr.. Ohh enakk”

    Akhirnya Mbak Susi tidak bisa menahan gejolak yang ada dalam dirinya, maka jebollah pertahanannya dengan jeritan yang membuatku semakin bergairah. Aku masih mengocok penisku karena sampai saat itu aku masih bertahan dan aku ingin memberikan kenikmatan yang dasyat untuknya sehingga dia tidak bisa lupa dan terus ketagihan. Aku semakin mempercepat kocokanku, semakin cepat aku mengocok jeritan keenakan Mbak Susi semakin kencang dan tak tertahankan.

    Aku merasakan sensasi yang tiada taranya, sehingga aku merasakan ada sesuatu yang akan keluar dari batang kemaluanku dan akupun mempercepat irama kocokanku. Badanku semakin menegang dan Mbak Susi semakin mengerang.

    “Ohh.. Mbak aku mau keluar.. Mbak udah mau lagi nggak? Aku dah nggak tahan nih”
    “Ohh sayang aku juga mau keluar.. Ohh.. Oohh kita bareng sayaangg.. Oohh aku keluaarr”
    “Aku juga Mbak.. Oohh Mbak eeaannakk?”

    Dan bobollah pertahananku dan pertahanannya.. Crot.. Crot.. Crot..

    “Oohh.. Enaak..” Akhirnya kami orgasme bersama-sama.
    “Oh, kamu hebat sayang.. Sampai aku orgasme tiga kali, padahal aku jarang banget loh orgasme walaupun sama suamiku. Malah aku keseringannya nggak bisa orgasme”.

    Dengan peluh yang mengucur banyak sekali aku tidak segera mencabut penisku dari vaginanya, aku biarkan penisku merasakan sensasi vagina Mbak Susi yang begitu nikmat. Akhirnya kamipun tertidur dengan tubuh masih telanjang.

    Malam itu kami lakukan lagi sampai 4 kali. Pada keesokan harinya kami lakukan lagi hingga siang hari sampai 3 kali. Begitu pula pada malam harinya hingga pagi kami lakukan lagi 3 kali.

    Setiap hari kami lakukan terus dan sampai kembali ke Jakarta kami masih tetap melakukannya di dalam kereta walaupun hanya sebatas permainan jari-jariku di kemaluannya dan dia mengocok penisku dengan ditutup selimut. S

    esampainya di Jakarta kami masih sering melakukannya terkadang di rumahnya ketika boss dan orang-orang pergi atau di kantor saat semua orang sedang keluar.

    Mbak Susi termasuk wanita yang kuat sekali seperti kuda liar karena untuk membuatnya orgasme memerlukan waktu yang lama dan perlu laki-laki yang betul-betul kuat dan pandai memberikan sensasi hebat, sehingga suaminyapun tidak dapat mengimbanginya, tapi dengan aku Mbak Susi tidak bisa berbuat apa-apa karena setiap kali bersetubuh aku selalu memberikannya kepuasan.

    Akan tetapi sekarang kami tidak lagi, karena dia memiliki selingkuhan yang lainnya lagi. Sekarang aku kesepian lagi apalagi aku jarang sekali berhubungan dengan isteriku karena terkadang aku kasihan dia sering kecapaian.

    Teman-temanku bilang bahwa aku memang jantan karena bisa memuaskan perempuan. Bahkan mereka yang merasa jantan di ranjang tidak dapat mengimbangi permainanku hingga bisa memuaskan perempuan berkali-kali.

    Sampai wanita bulepun kewalahan karena mereka jarang sekali mendapatkan kepuasan dengan laki-laki bule walaupun mereka memiliki penis yang besar, tapi itu bukan jaminan dan cewek-cewek bule mengakuinya ketika tahu bahwa aku bisa memuaskan mereka beberapa kali.

  • HENTAI 014

    HENTAI 014


    1259 views

  • Foto Bugil Alisa Pamer Toket Gede Seksi

    Foto Bugil Alisa Pamer Toket Gede Seksi


    2695 views

    Foto Bugil Terbaru – Foto Memek Janda Genit Lagi Gatel Pengen Colmek, Postingan ini saya dedikasikan untuk para pecinta janda muda genit yang sudah menanti-nanti galeri terbaru dari kami. Nah, hari ini kami akan menampilkan album dari seorang janda genit yang sudah sange dan pengen colmek. Mungkin karena jarang dibelai dan kontolmu tak kunjung-kunjung datang menghampirinya sehingga ia blingsatan di kamar mandi seperti ini.

  • ” Cerita Hot Nikmatnya Sekolah Seks ” Bikin Basah

    ” Cerita Hot Nikmatnya Sekolah Seks ” Bikin Basah


    1765 views

    Cerita Sexs – ” Ya…Masukkkk….!! ” Pak Dion tersenyum – senyum ketika pintu kantornya diketuk pada siang hari dimana para murid sudah berhamburan pulang, senyumannya tambah lebar mirip senyuman srigala buas yang kelaparan.

     

    Dua orang muridnya yang cantik datang menyerahkan diri, cukup lama Pak Dion mengintai mangsanya dan akhirnya kerja kerasnya berhasil dengan gemilang, bayangkan betapa berat ia mencurahkan seluruh pikiran dan tenaganya siang dan malam demi dapat menikmati santapannya yang lezat dan nikmat.

    Pak Dion tidak pernah merasa memaksa mereka, ia memberikan dua pilihan sebagai bentuk “demokrasi” ciptaannya, serahkan keperawanan kalian atau rekaman kalian akan segera beredar luas. Pak Dion mengunci pintu kantornya, kemudian segera menarik pergelangan tangan kedua gadis itu, dengan santai ia menyuruh keduanya agar duduk di atas meja, sedangkan ia sendiri duduk di atas kursi empuknya tepat di hadapan mereka. Anita dan Veily saling memandang kemudian tertunduk lesu tanpa daya.

    “Kalian kenapa sichhh….??? Koq lemas gitu, padahalkan kalian ini biasanya hot banget……, sampe ngecrot barengan..He he he” Pak Dion terkekeh-kekeh, tangannya menyibakkan rok seragam Veily.
    “Ehhhh….!! ” Pak Dion merasa tersinggung ketika Veily menepiskan tangannya, senyuman mesum mendadak hilang dari wajahnya, sambil menggeram ia bangkit dari kursinya dan
    ”Plakkkkkk!!! “
    “Dengar baik-baik, bapak bisa melakukannya dengan kasar kalau kalian terus seperti ini, dasar murid tidak tahu diuntung, disuruh belajar yang enak-enak malah ngak mau, jarang bapak memberikan kesempatan seperti ini…!!”
    “Jangan pakkk, jangan, tolong….jangan” Anita menahan tangan pak Dion yang melayang hendak kembali menampar wajah Veily.
    “Hmmmmmhhh…….” Pak Dion mencoba meredakan emosinya.
    “Baiklah, nama kamu Anita ya ??” Pak Dion membelai kepala gadis itu, Anita mengangguk kecil.

    “Sekarang coba kamu ciuman dengan Veily, Bapak pengen lihat langsung, pengen nonton lesbian live show, hehehe….”

    Anita menekan perasaannya, kemudian bibirnya mengejar bibir Veily, nafas Veily memburu antara marah dan nafsu yang perlahan-lahan mulai menggoyahkan, menghancurkan rasa marah dan kebencian dihatinya. Sang nafsu mengupas kemudian membasuh rasa marah di hati Veily, perlahan-lahan sang nafsu melemparkan jauh-jauh rasa risih yang mengganjal di dalam hati kedua pasangan lesbi itu, Pak Dion tersenyum kemudian duduk kembali di atas kursinya, berkali-kali kepala sekolah bejat itu menelan ludah ketika menyaksikan Anita dan Veily saling melumat dengan mesra

    “Ckkk Ckkkk.. Ckkkkk…..” suara bibir kedua muridnya yang cantik terdengar saling berdecakan ketika mereka saling melumat dan mengulum.
    Veily merapatkan kedua kakinya ketika merasakan rok seragamnya disibakkan ke atas oleh Pak Dion, pria itu tersenyum sambil menyibakkan rok seragam Anita.

    “Ha Ha Ha.., wahh,!!, Ck ck Ck ” Pak Dion berdecak kagum sambil menatap tajam dua pasang paha kedua muridnya yang putih dan mulus, tangan kirinya bermain dipermukaan paha Anita sedangkan tangan kanannya bermain di permukaan paha Veily. Posisi kedua kaki yang merapat itulah yang sengaja dimanfaatkan oleh Pak Dion untuk meloloskan celana dalam kedua muridnya.
    Tangan Pak Dion memaksa kedua paha Veily untuk mengangkang, ia menatap wajah Veily dengan tatapan sinisnya, kepala sekolah bejat itu merasa di atas angin karena Veily hanya terdiam pasrah tanpa daya, menatapnya dengan tatapan putus asa. Aseanbet

    “Awwww…..!! ” Veily memiawik kaget ketika jari tangan Pak Dion mengusap selangkangannya yang mengangkang, tubuhnya tersentak seperti tersengat listrik merasakan usapan kurang ajar itu.
    Wajah Veily merah padam, baru pertama kali ini selangkangannya dielus oleh jari tangan laki-laki, bahkan kini jari-jari itu mulai menghampiri selangkangannya kembali, nafas Veily semakin berat, berkali-kali Veily merasakan tubuhnya menggigil , dan merinding hebat.

    “Nah Veily, coba sekarang kamu buka bajunya Anita…” Pak Dion memerintahkan Veily, perlahan-lahan ia melaksanakan perintah Pak Dion, tangannya mulai melepaskan kancing baju seragam Anita kemudian menarik lepas baju seragam temannya.

    “Sekarang buka BH-nya….” Pak Dion memberikan instruksi lebih lanjut dan Veily melaksanakan instruksi Pak Dion, Anita merapatkan kedua kakinya sambil menyilangkan tangankirinya di depan dada berusaha menyembunyikan buah dadanya yang terekspose dengan bebas, sedangkan telapak tangannya yang satunya lagi berusaha menutupi wilayah intimnya.”bagus.., bagus.. Ha Ha Ha” Pak Dion tertawa senang.

    “Nah, Sekarang giliran Anita….., Buka baju ama BH-nya Veily…” Pak Dion meleletkan lidahnya ketika Anita mulai melaksanakan instruksinya.
    “Luar biasa….!!” mata Pak Dion berbinar-binar menatap keindahan tubuh Veily dan Anita.

    Tangan Pak Dion mencekal pergelangan tangan Veily dan Anita kemudian menyuruh mereka untuk berlutut di sisi kanan dan kirinya.

    “Oke.., sekarang biar bapak ajarkan, mata pelajaran pertama yang sangat penting bagi kalian berdua, yaitu belajar menservice penis laki-laki, ” Pak Dion cengengesan dengan wajahnya yang menyebalkan.

    “Seperti biasa dan pada umumnya sebelum belajar kita harus membuka buku terlebih dahulu, sebab bagaimana kita mau belajar kalau bukunya tidak kita buka, iya tohh…, nah, karena ini tentang penis, maka bapak sarankan kalian mulai membuka celana bapak… ayooo tunggu apa lagi sih!!! “Pak Dion membentak karena Anita dan Veily tidak menyimak pelajaran darinya.

    Mereka saling berpandangan kemudian perlahan-lahan mereka mulai membagi tugas, Veily membuka ikat pinggang Pak Dion sedangkan Anita menarik resleting celananya “Srerrtttt…..!! ” , bersamaan mereka menarik celana panjang Pak Dion sampai terlepas, kini hanya celana dalam itu sajalah yang menutupi selangkangan Pak Dion.

    Veily dan Anita memalingkan wajah mereka ketika Pak Dion meraih sesuatu dari balik celana dalamnya. “Sekarang kita mulai pelajaran kedua dengan topik, tanpa keberanian maka semuanya sia-sia, oleh karena itu dalam pelajaran kedua ini kalian harus berani mempergunakan mata kalian, coba lihat benda Bapak yang hebat ini HE HE HE”

    “Ayo Anita jangan malu gitu dong ahh, harus berani kaya Veily…” Pak Dion membujuk Anita agar mau menatap batang kemaluannya.

    “Ihhhh…gede amat….” Anita tanpa sadar mengungkapkan isihatinya.

    “Nah sekarang , selain sebagai alat perasa lidah juga mempunyai fungsi lain, demikian pula dengan fungsi mulut kalian selain untuk makan tentu ada gunanya….juga dalam pelajaran yang satu ini,, julurkan lidah kalian…” Pak Dion tersenyum sambil menekankan kepala Veily dan Anita kearah batang kemaluannya.
    “Nahhh…, Ayo belajar baik-baik, dijilat, dihisap…, diciumin….” Pak Dion menyandarkan punggunya bersandar pada kursi empuknya. Sesekali terdengar suara Anita dan Veily yang terbatuk-batuk, mereka belum terbiasa menghirup aroma kemaluan pria yang menyengat.

    “Bagus, cukup pandai.., ” Pak Dion mengelus-ngelus kepala Veily dan Anita, bergantian mereka mengecup-ngecupi buah zakar Pak Dion, lidah mereka terjulur-julur keluar menjilati permukaan batang kemaluan Pak Dion yang berwarna hitam kecoklatan.

    “Nahh, ini juga dicobain.., kamu pasti suka…” Pak Dion menekan kepala Anita sambil menjejalkan kepala kemaluannya, sementara Veily menatap Anita yang sedang menghisap-hisap kepala kemaluan Pak Dion, mulut Anita bedecakan ketika melumat-lumat puncak kepala kemaluan Pak Dion, sementara kedua tangan Anita menggenggam penis Pak Dion yang besar.
    “Anitaaaaa, jangan serakah gitu dong, ayo biar sekarang Veily yang nyicipin ****** Bapak…..”

    Anita melepaskan kemaluan Pak dion kemudian menyodorkannya pada Veily, sebentar Veily menatap kepala kemaluan Pak Dion sebentar kemudian menolehkan wajahnya menatap Anita seolah-olah bertanya seperti apa rasanya. Anita menganggukkan kepalanya seolah meyakinkan Veily kalau mainan baru yang satu ini ternyata sangat mengasikkan. Perlahan lidah Veily terjulur keluar dan memijati kepala kemaluan Pak Dion sebelum memasukkannya ke mulut, Hmmmmm ternyata seperti inilah rasanya kepala penis laki-laki, asin, kenyal,dan gurih. Bergantian Anita dan Veily menservice kemaluan Pak Dion, mulai dari buah zakar, batang kemaluan dan juga kepala kemaluan Pak Dion.

    Pak Dion menarik tubuh Anita kemudian membaringkannya kembali di atas meja, tangannya mendekap pinggul Anita dan menggusup pinggul gadis itu sampai posisi vagina gadis itu pas untuk disodok oleh batang kemaluannya, kepala sekolah bejat itu kemudian sibuk berusaha melakukan penetrasi pada lubang vagina Anita yang masih rapat.

    “Aaaakkhhh……!! ” Anita membeliakkan matanya ketika merasakan batang kemaluan Pak Dion mulai terbenam, membelah jepitan vaginanya dengan perlahan-lahan.

    “Arhhhhh………, Owwwww….. Hkk Hkkkk” Anita menolehkan kepalanya kesamping ketika merasakan seseorang menggenggam lembut tangannya.
    “Veilyyyyy….,Ahhhh.., “Anita memiawik sambil menggenggam erat tangan Veily ketika merasakan kepala kemaluan Pak Dion merobek-robek selaput perawannya, Veily membelai-belai kepala Anita, berusaha menenangkan Anita yang sedang diperawani oleh Pak Dion.

    Pak Dion terkekeh-kekeh sambil semakin dalam membenamkan batang kemaluannya sampai mentok kemudian ditariknya perlahan-lahan kemudian disodokkannya masuk sekaligus kedalam jepitan vagina Anita.
    “Pelan-pelan Pakkk, ” Veily memohon memelas pada Pak Dion, agar Pak Dion menyetubuhi Anita dengan lebih lembut.

    “Boleh, tentu boleh…!! Tapi… syaratnya kamu juga harus ikut ngegarap Anita…., kalo nggak Bapak sodok dia kayak gini !! Hihhhhh…..!! ” Pak Dion menggenjot vagina Anita dengan kasar sampai Anita memiawik – mekik kesakitan.
    “Jangan…!!, Jangannnn Pakkkk!!, Saya lakukan…..” Tangan Veily menahan gerakan pinggul Pak Dion yang sedang menggenjot-genjot vagina Anita.
    Pak Dion tersenyum-senyum ketika Veily mulai duduk di pinggiran meja menghadap ke Anita yang terlentang pasrah, tangan Veily mengelus-ngelus payudara Anita, diusapnya payudara Anita sampai gadis itu menggeliatkan tubuhnya karena kegelian.

    “Veil…” gadis itu merintih lirih ketika merasakan remasan-remasan lembut pada gundukan buah dadanya,

    ”Ahhhh…………… ” Anita mendesah ketika merasakan tangan Veily mencubit putting susunya kemudian mulai menarik-nariknya dengan lembut, sementara Pak Dion mulai mengayunkan batang kemaluannya dengan lembut. Ditekankannya batang kemaluannya yang besar dan panjang itu dalam dalam kemudian perlahan-lahan kembali ditariknya sampai sebatas leher penis kemudian ia kembali menekankan batang kemaluannya dalam-dalam sampai mentok.

    “Ahhh…, Ahhhhhhh, Veily” Anita merintih sambil mendekap kepala Veily yang sedang mencumbui puncak payudaranya.

    Mulut Veily mengecupi buntalan payudara Anita yang padat dan kenyal, lidahnya terjulur keluar menjalari permukaan payudaranya kemudian menjilati puttingnya sebelum melumat dan mengenyot-ngenyot puncak payudara Anita dengan kuat. Serangan Veily di buah dadanya dan juga genjotan-genjotan lembut Pak Dion akhirnya meruntuhkan dinding pertahanan Anita, dinding itu jebol ketika denyutan-denyutan kenikmatan menerjang tanpa ampun.

    “Ahhh… Crrr Crrrrr.. Crrrr…..” Anita memejamkan matanya, Veily agak tercekat ketika menatap Anita, bibirnya agak terbuka sambil mendesis pelan “Ohhhhhhh, nikmatnya……….”

    Anita tidak lagi merintih kesakitan ketika Pak Dion mulai melakukan genjotan-genjotan yang agak kuat dan kencang, “Crepppp… Crepppp… Creppppp…” Benda besar dan panjang itu keluar masuk membelah vagina Anita
    “Ahhhh Ahhhh Ahhhhh Awwwww….” Anita memiawik – mekik kecil keenakan, tusukan-tusukan pak Dion terasa semakin nikmat, terkadang ia menjerit keras dengan liarnya.

    “Anitaa ??!! ” Veily tercengang , Anita yang ia kenal tidak seperti ini, Ohh, kenapa ? apakah tusukan-tusukan batang kemaluan Pak Dion yang membuat Anita berubah menjadi liar seperti ini ???

    “Ennnhh Ennnnh Ennnhh… Aaaaaaa” Anita semakin keras merengek ketika Pak Dion semakin kuat menggenjot-genjotkan penisnya.

    “Arhhhhh….!! “Anita mengerang keras ketika penis Pak Dion mengaduk-ngaduk vaginanya, pria itu tampak semakin bernafsu menyodok-nyodokkan batang kemaluannya.

    “Oahhhhhhh…., Hshhhhhhhh……Hshhhhhh” Anita mendesis-desis, sungguh sulit menahan nikmatnya sodokan-sodokan penis Pak Dion yang membuat Anita berkali-kali terperanjat seperti terkena sengatan listrik tegangan tinggi, dan pada sentakan terakhir ia memiawik kecil

    “Ahhhhh…, Pak Dionnnn, Crrr Crrrrr…….” tubuh Anita mengejang beberapa detik sebelum akhirnya terkulai dengan lemas, Pak Dion menghela nafas panjang sambil meremas-remas buah dadanya, kepala sekolah bejat itu menarik batang kemaluannya dari dalam jepitan vagina Anita. “Plophhhh”
    “Veily.., sekarang giliran kamu he he he” Pak Dion memerintahkan Veily agar duduk di atas kursi empuknya.

    “Ayooo…, ngak apa-apa koqq…” Pak Dion membimbing Veily dengan paksaan, dibukanya kedua lutut Veily agar mengangkang ke samping, gadis itu berusaha mengumpulkan keberaniannya ketika kepala Pak Dion menunduk dan mendekati wilayah intimnya, Veily merasa risih ketika merasakan hembusan-hembusan nafas pak Dion yang memburu menerpa permukaan vaginanya.
    “AHHHHH…!! ” Veily tersentak ketika merasakan sebuah jilatan dibibir vaginanya, tubuhnya menggigil hebat ketika merasakan ulasan-ulasan lidah Pak Dion menjilati dan mengorek-ngorek belahan vaginanya.

    “Slllcckkkk….Sllllcccckkkkk… Slllccckkkkk!! “
    “Ennnhhhhhh……” Tubuh Veily kelojotan ketika mulut Pak Dion tiba-tiba mengenyot-ngenyot bibir vaginanya “Uhhhhh!! Crrrr Crrrr Crrrrr” Cairan kenikmatan itu berdenyut berkali-kali dan semuanya habis dikenyot dan ditelan oleh Pak Dion.

    “He he he…, Nyamm, Gurih…, Ehmmm” Pak Dion mengangkat kepalanya ,
    Veily terdiam dengan wajah merah padam, ketika si kepala sekolah bejat itu berhasil membuatnya mencapai puncak klimaks.

    Veily menolehkan kepalanya ke kiri ketika Pak Dion mulai mengarahkan batang kemaluannya pada bibir vaginanya, Veily merintih ketika merasakan gesekan-gesekan kepala kemaluan Pak Dion yang menggeseki belahan vaginanya.

    “AHHHHH………!! ” gadis itu memejamkan matanya rapat-rapat ketika merasakan belahan vaginanya dipaksa melar pada saat kepala kemaluan Pak Dion mulai melakukan penetrasi, tubuhnya melenting kemudian terhempas begitu saja.

    “Hsssshhhhh…… Awwww…..!! “Veily menatap Wajah Pak Dion sambil berusaha menahan gerakan pinggul Pak Dion, Pak Dion tertawa senang sambil menikmati jepitan vagina Veily pada leher penisnya.

    “Uuuuhhhh……” bibir Veily meruncing ketika merasakan penis Pak Dion mulai menekan untuk masuk lebih dalam, Veily menggeliat-geliat resah, bibirnya terus mendesis-desis tanpa henti.
    “Awwww…., Aduhhhhh……” Veily mengernyit kesakitan ketika kepala kemaluan Pak Dion bersuka ria merobek-robek selaput daranya,

    Sambil meremas induk payudara Veily, Pak Dion menyentakkan batang kemaluan kuat-kuat.”Owwwww……!! “Veily terkulai lemas di atas kursi empuk dengan sebatang penis Pak Dion yang besar dan panjang tertancap dalam-dalam di lubang vaginanya. Air mata meleleh dari sudut matanya, gadis itu terisak menangis sambil menatap wajah Pak Dion, betapa menyebalkannya wajah pria itu, dasar bajingan!! keparat!!

    Veily mengumpat dalam hati.
    Pak Dion menarik penisnya perlahan-lahan kemudian kembali disodokkannya sekaligus, bibir vagina Veily sampai terlipat kedalam ketika batang kemaluan yang besar dan panjang itu menyodok masuk dengan paksa.
    “Hemmmppphhh…..” Veily bertahan agar dirinya tidak berteriak, ia tidak ingin si keparat ini terkekeh senang mendengarnya memiawik-mekik tanpa daya dalam genjotan-genjotan batang kemaluannya.

    Pak Dion menggeram kemudian semakin kasar dan liar menarik dan membenamkan batang kemaluannya, begitu kasar, liar dan brutal,
    “Clepp.. Cleppp Cleppp….”

    “Oawwwww….!! Ampunnn… Pakkkk!! Ampunnnn Ohhhhh” Veily tidak sanggup lagi menahan genjotan-genjotan kasar Pak Dion, Pak Dion malah semakin mempercepat genjotannya, sambil sesekali tertawa senang mendengarkan jeritan-jeritan kecil Veily.

    “HHhhsshhh…..” Veily berusaha mengambil nafas sebanyak mungkin ketika Pak Dion membenamkan batang kemaluannya dalam-dalam dan berhenti bergerak, kedua tangan Pak Dion meremasi induk payudara Veily yang sudah basah oleh lelehan cairan keringat, dijepitnya putting susu gadis itu kemudian dipilin-pilinnya putingnya yang sudah meruncing keras. Pak Dion mencekal tungkai lutut Veily sebelah bawah dan mendorong sambil mengangkangkan kedua kaki gadis itu. Posisi kaki Veily mirip huruf “M” yang sangat indah. Veily meringis ketika Pak Dion menarik kembali batang kemaluannya, gadis itu tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

    “Ahhh, AHHHH, Owwww…! Owwwww!” Tubuh Veily tersentak-sentak dengan kuat ketika Pak Dion kembali menggenjot-genjot kasar lubang vagina Veily yang seret dan sempit.

    “Ahhhh, kenapa ini ??, Ohh, Ampun, enak bangetttt…..” Veily membatin ketika merasakan genjotan-genjotan Pak Dion yang kasar dan brutal terasa semakin enak. Apa ini yang dirasakan oleh Anita, Hmm, pantesan Anita malah mendesah-desah keenakan ketika digenjot-genjot oleh batang kemaluan Pak Dion.

    “Ahhhh… Pak Dionnnn, Ahhhhhh….” Veily menatap sayu wajah Pak Dion, menatap laki-laki gemuk itu mengayunkan batang kemaluannya yang besar dan panjang.

    “He He He, Gimana pelajaran khusus dari bapak ?? rasanya enak bukan ?? Kamu harus bersyukur dan berterimakasih sama Bapak, nggak semua murid perempuan mendapatkan kesempatan emas ini !!!, Cuma yang cantik-cantik aja, HA HA HA HA” Pak Dion mencekal pinggang Veily kuat-kuat kemudian menghentak-hentakkan batang kemaluannya dengan liar dan brutal sampai Veily melolong panjang “Owwwwww…………hhhhhh”

    “Hemmmmmffffff… Ucchhhhh….?” Veily mendesah-desah ketika tiba-tiba lubang vaginanya berkedut-kedut dengan nikmat, ada sesuatu yang keluar tanpa dapat ditahan atau dicegah, semuanya terjadi begitu saja, begitu lega, nyaman, kenikmatan itu membuat Veily merinding.”OHHH…, nikmat banget sichhh……” tanpa sadar Veily mendesis lirih.

    Pak Dion meraih pundak Veily kemudian menarik tubuh gadis itu ke arahnya sambil melakukan kocokan-kocokan lembut. Kepala sekolah bejat itu menciumi bibir Veily yang terus mendesah-desah, sesekali dilumatnya bibir gadis itu.

    “ckkkk… Ckkkk… Cllllkkkkk, Ohhh,, Hsshhh Ahhh Ckkkk..”

    Suara decakan-decakan itu bercampur dengan desahan dan rintihan Veily yang semakin manja dan menggairahkan.Pak Dion menolehkan kepalanya pada Anita yang sedang duduk di pinggiran meja sambil menonton perbuatan mesum antara Pak Dion dan Veily.

    “Anita sini…” Pak Dion memanggil Anita, perlahan-lahan Anita mendekati pak Dion.

    Kepala sekolah bejat itu menarik pergelangan tangan Anita agar gadis itu ikut berlutut disamping tubuhnya yang gembrot, dengan santai lengan Pak Dion melingkari pinggang Anita, setelah mengecup pipi Anita, Pak Dion kembali menggenjotkan batang kemaluannya menerjang lubang vagina Veily. Veily menatap Anita dengan tatapan matanya yang sayu, berkali-kali bibirnya mendesah-desah lembut, terkadang mengerang lirih, nafas Anita semakin memburu, gadis itu menundukkan tubuhnya dan mengalungkan kedua tangannya pada leher Veily. Dengan lembut Anita melumat bibir Veily.

    “Ha Ha HA…, Bagus, Bagus….! ” Pak Dion tertawa senang, sambil menatap kedua muridnya yang lesbi saling berpelukan dan berciuman dengan mesra, kepala sekolah bejat itu menatap pantat Anita yang agak menungging di sisinya, sambil mengocok vagina Veily Pak Dion mencari cari kelentit Anita.

    “Offffffhhh…, Ahhhh, Ahhhh Ckk Ckkk….” Anita mendesah-desah ketika merasakan kelentitnya diurut-urut oleh Pak Dion, sementara Veily mendesah resah karena lubang vaginanya terus digenjoti oleh si keparat Dion.

    “Ahhhh Ahhhhh… Pak Dionnn…..”
    “Aduhhh… duhhhh Ahhhhhh… Awwww”

    Rintihan-rintihan kedua murid yang cantik itu terkadang disela oleh suara tawa pak Dion yang terkekeh-kekeh keenakan, erangan dan desahan-desahan manja semakin sering terdengar dari bibir mereka.

    “Aaaaa…. Hemmmm CRRTTT CRRRRTTT”
    “Aduhhhh… AAAAAAA…. Crrr Crrrrr…….”

    Pak Dion semakin pede ketika berhasil merobohkan kedua muridnya yang cantik sekaligus. Ia lalu mencabut batang kemaluannya.

    “Ehmmm, He he he…..kalian haus??” Pak Dion bertanya pada kedua muridnya, Anita dan Veily menganggukkan kepala sambil menatap dengan pandangan memohon.

    “Ayo kalian bersujud di depan ****** Bapak….” tangan kanan Pak Dion berkacak pinggang sedang kan tangan kirinya memegang sebotol teh botol yang sudah dibuka, perlahan-lahan Anita dan Veily berlutut di hadapan penis Pak Dion.

    “Kalian boleh minum tapi harus lewat ****** Bapak, ya itung-itung ngerasain teh botol rasa baru,” Pak Dion memiringkan teh botol ditangannya tepat pada Batang Penisnya yang sengaja diarahkan pada wajah kedua muridnya yang cantik.

    Anita dan Veily terdiam sambil menatap sedikit air teh yang mengucur di ujung kemaluan Pak Dion, antara rasa haus dan harga diri, itulah yang harus dipilih oleh mereka.

    “Gluk… Ceglukk…” berkali-kali Veily dan Anita menelan ludah berusaha membasahi kerongkongan mereka yang terasa kering dan panas sedangkan sedikit air teh yang mengucur di ujung penis Pak Dion begitu menggoda mereka.
    “Slccckkk… Slllccckkkk,, Glekkk,,, Srrrrrrpppp… Srrrpppp” Veily langsung menyeruput air teh yang mengucur di ujung penis Pak Dion, untuk mengghilangkan rasa dahaga yang menyiksanya.

    “HA HA HA HA HA HA…..” Pak Dion tertawa senang, suara tawanya semakin keras ketika Anita mengikuti jejak Veily.

    “Buka mulut kalian lebar-lebar….” Pak Dion memerintahkan agar Veily dan Anita membuka mulut mereka, ia mengarahkan kepala kemaluannya pada mulut Anita yang ternganga, kemudian menuangkan air teh melalui batang kemaluannya

    “Cerrrrrrr………” terdengar suara air teh yang sedang mengisi rongga mulut Anita, selesai mengisi mulut Anita, Pak Dion mengarah kepala kemaluannya untuk mengisi rongga mulut Veily.

    “Glukkk… Glukk”
    “Ceglukk…. Gluk”

    Anita dan Veily yang kehausan menelan air teh di rongga mulut mereka, pak Dion berulang kali mengisi mulut kedua muridnya yang terus menganga kehausan.

    “Nahhh, gimana rasanya ?? teh botol rasa ****** , HA HA HA” Pak Dion tertawa terbahak-bahak, ada sensasi tersendiri ketika melecehkan kedua muridnya yang cantik.

    Pak Dion mencekal pergelangan tangan kedua muridnya dan menarik mereka berdua berdiri, “Nahhhh , kalian sudah belajar dient*t dan terus terang, Bapak sangat salut pada kalian berdua, memiaw kalian rasanya enakk banget…, seret, peret pisannn…, top abis dahhhh….!! TWO THUMB UP BUAT memiaw KALIAN !! ” (Hemmmmm??? Waduh….kayaknya istilahnya familiar amat ^^ )

    “Setelah pelajaran dient*t, kurang sreg rasanya jika kalian tidak belajar untuk melakukan pembalasan…., nah ini dia pelajaran selanjutnya, kalianlah yang harus belajar ngent*tin Bapak…. He he he…..” Pak Dion menarik Veily dan Anita ke arah kursi sofa panjang di ruangan kepala sekolah yang biasanya dipakai untuk menjamu tamu.

    Tubuh Pak Dion duduk santai di atas kursi sofa, Veily dan Anita saling berpandangan. Harap-harap cemas, berharap untuk kembali menggapai puncak kenikmatan namun cemas menghadapi sodokan-sodokan maut pak Dion.

    “Nah, Anita…, Coba kamu naik kemari,”
    Anita menaiki tubuh Pak Dion, kedua tangannya berpegangan pada bahu pak Dion untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, Posisi Anita Mirip seperti Orang yang sedang berjongkok untuk buang air kecil.

    “Oke, sekarang kamu dudukin kepala ****** Bapak Pakai memiaw Kamu…, Ayooo…, jangan ragu-ragu….”Pak Dion membantu dengan menarik pinggang Anita untuk turun.

    “Sllllleeeeeppppphhhhh ” Perlahan-lahan kepala kemaluan Pak Dion kembali membelah vagina Anita. “Aaakkhhh….” kepala Anita terangkat keatas sambil mendesah panjang merasakan batang kemaluan Pak Dion kembali tertancap di lubang vaginanya, Anita berusaha menekankan vaginanya ke bawah, lelehan keringat kembali bercucuran membasahi tubuh gadis itu.

    “Sekarang kamu ayun-ayunkan pinggul kamu… Ayoo…” Pak Dion menanti aksi Anita selanjutnya, sambil menggigit bibir Anita mulai bergerak mengayun-ngayunkan pinggulnya.

    “Lebih cepat !!.. Lebihhh kuatttt….!! ” Pak Dion menyemangati Anita agar lebih aktif lagi melakukan Pr-nya.

    “Ayoo,,, terusss,,!! perkosa Bapak, Anita…,!!” Pak Dion membantu Anita dengan menarik-narik pinggulnya untuk turun dengan lebih cepat dan kuat.
    “Pakkk… Dionnnn!! Enakkkk…, Pakkkkkk….” Anita menjerit liar, sambil menghempas-hempaskan pinggulnya dengan lebih cepat.

    Payudara Anita yang membuntal padat bergerak-gerak dengan indah di dadanya, Pak Dion Langsung mencaplokinya bergantian dari yang kiri dan yang kanan.

    “Utsssss….!! Crr Crrr Crrrr…..” gerakan Anita tiba-tiba terhenti, tubuhnya mengejang , Anita merintih lirih dan terkulai lemas dalam dekapan Pak Dion.
    Pak Dion mendorong tubuh Anita kesamping kanan, gadis itu bersandar lemas dengan posisi kedua kakinya sedikit mengangkang.

    “Ayo.., Veily sekarang kamu yang berlatih….”

    Pak Dion terkekeh-kekeh sambil membantu memegangi pinggang Veily yang berusaha menaiki tubuh Pak Dion yang gembrot.

    Nafas Veily memburu kencang ketika merasakan kepala kemaluan Pak Dion yang tidak tahu malu itu kembali menerobos Belahan Vagina gadis itu,

    “Ahhhh…. Hsssshhhhhhh…..” Veily mendesis, tubuhnya melenting ke belakang sehingga buah dadanya semakin menonjol, sebuah kesalahan fatal karena Pak Dion justru memanfaatkan moment tersebut untuk mencaploknya, rakus sekali pria itu melumat-lumat payudara Veily yang segar sampai itu sepuas-puasnya.
    “Nahhh, ayoo, mulai berlatih…!! ” Pak Dion sudah tidak sabaran ingin mewariskan pelajaran penting untuk Veily.

    “Susah Pakkk, susahhhhh…..” Veily tampak kesulitan

    “Makanya jangan terlalu tegang begitu santai saja…. Ayo coba lagi…Bapak yakin kamu bisa melakukannya !! “
    “Hsssshhh… Ahhhhh Haaaaasssshhhh….” Veily mulai dapat melakukan tugasnya dengan baik, bahkan lebih pandai dari Anita karena Veily tampak lihai menggoyang-goyangkan pinggulnya seperti orang main hulahop.
    “Wahhhhh…, rupanya kamu punya bakat terpendam!! ” Pak Dion tersenyum sambil meremas buah dada Veily.

    “Ahh Ahhh Ahhh….” Veily mulai belajar untuk menghempas-hempaskan pinggulnya, gadis itu menjerit-jerit liar sambil merengek-rengek manja
    “Wahhh…, kamu nangtang Bapak rupanya..,,, Baik bapak layani…!!” Pak Dion menyodokkan batang kemaluannya ke atas ketika Veily menghempas-hempaskan vaginanya kebawah.

    “Ohhhh…., Pakkkk!!, Lebih kerassss….!! Ahhhhh terusss Pakkk…” Veily sudah kehilangan jati dirinya, yang ada hanyalah kenikmatan demi kenikmatan yang terasa ketika vaginanya disodok-sodok oleh batang kemaluan Pak Dion.
    “AHHHHH……!! Crrr Crrrr” Veily mengalungkan kedua tangannya pada leher Pak Dion sambil menghempaskan vaginanya kebawah kuat-kuat, nafasnya tersendat-sendat ketika cairan-cairan kenikmatan itu berdenyut keluar.

    Veily menolehkan kepalanya ke belakang ketika merasakan pinggulnya di dorong ke samping oleh seseorang, rupanya Anita ingin melanjutkan permainan barunya. Veily sedang asik-asiknya menonton Anita yang sedang menghempas-hempaskan pinggulnya dengan liar ketika terdengar bunyi

    “Cklekkk…..!!”
    “Owww….!! ” Veily dan Anita berseru terkejut ketika seseorang menerobos masuk diikuti beberapa orang guru di sekolah itu.
    “Ohhhh…, Pak Agunggg….!! Silahkan….” Pak Dion mempersilahkan Pak Agung untuk masuk.

    “Wahhhh…, lagi asik rupanya, Maaf nih saya jadi menggangu Pak Dion ” Pak Agung menutup kembali pintu ruangan itu.

    “Ohhh, Tidak apa…, saya justru senang Pak Agung mau ikut bergabung, dan memberikan informasi penting tentang korban kita berikutnya… he he he” Pak Dion terkekeh-kekeh sambil meremas-remas buah pantat Anita.

    Tampaknya akan segera terjadi pertempuran tidak seimbang, antara Anita dan Veily melawan Pak Dion cs. Setelah mengunci pintu Pak Dede, Pak Ahmad, Pak Djono dan Pak Agung mulai melepaskan pakaian mereka masing-masing, Empat batang kemaluan teracung-acung mendekati mangsa mereka.

    Pak Djono menggesek-gesekkan kepala penisnya pada belahan pantat Anita yang halus lembut. Pak Dion terkekeh – kekeh sambil mendekap punggung Anita kuat-kuat agar posisi Anita lebih menungging. Pak Djono menekankan kepala kemaluannya kuat-kuat pada lubang anus Anita. Gadis itu mengerang, lubang anusnya mengkerut ketakutan sehingga kepala kemaluan Pak Djono sulit melakukan penetrasi.

    “Hemmmm,masih susah…He he” ujung jempol kanan Pak Djono menekan kuat-kuat pinggiran anus Anita berusaha agar lingkaran anus gadis itu sedikit melar dan merekah, kemudian tangan kiri Pak Dion mengarahkan ujung kemaluannya pada lubang anus Anita dan menekan lubang yang sedikit merekah itu kuat-kuat.

    “AWWWWWW….!” Anita menjerit keras kesakitan ketika dengan satu sentakan yang kuat kepala kemaluan Pak Djono menjebol lubang duburnya,
    “Arrrhhhhh… Arhhhhhhh…. Errrrhhhhhh” Anita berulangkali ketika Pak Djono menekankan batang kemaluannya lebih dalam menyodomi lubang anus Anita.
    “Hegghhhhh…..” Mata Anita membeliak kemudian terpejam rapat disertai rintihan-rintihan kecil ketika merasakan batang kemaluan Pak Djono memasuki lubang anusnya lebih dalam dan lebih dalam lagi, sampai akhirnya pantat Anita bergesekan dengan perut Pak Djono.

    “Ahhh Ahhh Ahhhh Ahhhh….” Terdengar suara-suara menggairahkan dari bibir Anita ketika dua batang kemaluan itu berlomba menyodok-nyodok lubang vagina dan lubang anusnya.

    “Creppp Creppp Crepppp….”
    “Plokkk… plokkkk… Plokkkk” Suara lubang vagina dan lubang anus Anita yang sedang dikocok habis-habisan oleh batang kemaluan Pak Dion dan Pak Djono.
    Pak Agung mencekal pergelangan tangan Veily dan menarik gadis itu untuk berdiri, kedua tangan Pak Agung membelit pinggangnya kemudian dengan nafsu yang menggelegak bibir Pak Agung mencaplok bibir gadis itu, tubuh Veily melenting-lenting ke belakang ketika Pak Agung melumat dan mengulum-ngulum bibirnya, Veily mendorongkan kedua tangannya pada bahu Pak Agung, murid cantik itu berusaha melepaskan lumatan Pak Agung dari bibirnya, setelah berusaha beberapa saat…..

    “Auhhhh… Ohhhh… Hmmmm Hmmmmm” bibir Veily akhirnya terlepas dari lumatan Pak Agung yang ganas dan liar, namun hanya sesaat sebelum akhirnya bibir Veily kembali menjadi bulan-bulanan Pak Agung.

    “Hemmm… Mhhh… Mmmmmhhhhh” kali ini Veily lebih sulit untuk melepaskan bibirnya karena tangan kiri Pak Agung menekan belakang kepala gadis itu kuat-kuat, Pak Agung yang atletis, berotot, dengan kulitnya yang kecoklatan mendekap erat-erat tubuh Veily, sambil terus melakukan lumatan-lumatan dan kuluman kuluman mautnya, sampai hati Pak Agung puas.

    “Uhhhh….” Veily pasrah ketika tangan Pak Agung yang kekar mendekap pinggulnya kemudian mengangkatnya keatas, Pak Agung yang berotot mirip Ade Rai mendesakkan tubuh Veily kesudut ruangan. Tubuh Veily tergantung di udara, posisi buah dada Veily pas banget di hadapan wajahnya.

    Perlahan-lahan Pak Agung menjulurkan lidahnya dan menjilat lembut putting susu Veily yang berwarna pink kecoklatan. Nafas Veily semakin tidak beraturan ketika merasakan jilatan-jilatan Pak Agung yang lembut bergantian di kedua puncak payudaranya, mengulas-ngulas putting susunya dan sesekali memutarinya

    “Ohhh, Pakkk… Ahhhh!!” Veily mendesah ketika merasakan mulut Pak Agung mencaplok kemudian menghisap lembut puncak payudaranya sebelah kanan mulut, gerakan mulut Pak Agung tampak seperti sedang mengunyah payudara Veily bergantian dari yang kanan ke yang kiri.

    Sambil tersenyum pak Agung merebahkan tubuh Veily di meja, disibakkannya kedua kaki gadis itu agar mengangkang.

    “OHHHHH…!!!….” Veily bergidik ngeri menatap kemaluan Pak Agung, kalau soal panjang sih kurang lebih sama dengan panjang kemaluan Pak Dion namun yang mebuat Veily bergidik ngeri adalah bulatan batang kemaluan Pak Agung yang hampir dua kali lipat bulatan kemaluan Pak Dion,

    “Ahhhh….” punggung Veily sampai terangkat kemudian terhempas kembali ketika merasakan kepala penis Pak Agung mulai menekan berusaha membongkar jepitan vaginanya, agak lama juga Pak Agung berusaha
    “EENNNNHHHHH… AWWWWW….!! ” nafas Veily tertahan-tahan ketika kepala kemaluan Pak Agung tiba-tiba mencelat masuk.

    “Ha HA Ha, Akhirnya masuk juga, hajar langsung..!! “
    “Ayo Pak Agung sodok yang kuat…!!”

    Pak Dede dan Pak Ahmad menyemangati Pak Agung. Pak Agung menatap Veily yang tergolek tanpa daya sambil menatap padanya dengan pandangan mata yang memelas.

    “Aduhh….Awwwww, Essshhhhhhhh, Owwwww.” Veily mengaduh ketika Pak Dede dan Pak Ahmad meremas-remas buah dadanya dengan kasar, kemudian mencubit kuat-kuat putting Veily sampai ia merintih-rintih kesakitan.
    “Hmmmmm… ” kening pak Agung berkerut setelah mencabut batang kemaluannya, Pak Agung meraih tubuh gadis itu kemudian diangkatnya tubuh Veily dengan hati-hati sambil melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.

    “Yahhh, koq dibawa sihh…!!”
    “Lohhh mau ke mana Pak Agung…!!”

    “Mau keluar” Pak Agung menjawab singkat kemudian melangkahkan kakinya menjauhi ruangan kantor Pak Dion,

    “Nahhh…” Pak Agung mendudukkan Veily disalah satu bangku panjang yang terbuat dari kayu, gadis itu menundukkan kepalanya ketika Pak Agung duduk di sebelahnya.

    “Cuphhhh….” dengan lembut Pak Agung mengecup pipi Veily, tangannya merayap ke arah selangkangan Veily kemudian berbisik di telinga gadis itu “Masih sakit ya ??”

    “Atau kamu cape?? ” dengan mesra Pak Agung memeluk tubuh Veily, entah kenapa Veily merasa mendapat perlindungan dari Pak Agung, kalau tidak dirinya pasti sudah dikerjai habis-habisan oleh Pak Dede dan Pak Ahmad, Veily terisak menangis dalam pelukan Pak Agung.

    “Sudah.. , sudahh, cupphh, cuphhh…” Pak Agung menciumi kening Veily sambil membelai-belai punggung gadis itu dengan penuh perasaan, Veily memasrahkan dirinya dalam pelukan Pak Agung, ada rasa aman ketika Pak Agung yang tinggi dan berotot seperti Ade Rai itu memeluk mesra dirinya, tanpa terasa Veily tertidur dalam pelukan mesra Pak Agung, dengan lembut Pak Agung mengusap-ngusap rambut gadis itu.

    Berbeda dengan Veily nasib Anita lebih mengenaskan, dua batang penis berkali-kali ditancapkan dengan kasar oleh pemiliknya ke dalam lubang vagina dan lubang anus gadis itu, sementara buah dadanya menjadi mainan Pak Dede dan Pak Ahmad.

    “Ahhhh…, Ohhhhh, ampun Pak Aduhh Awwww…., jangan…!!” Anita meringis-ringis sambil berusaha menepiskan tangan Pak Dede dan Pak Ahmad yang menggerayangi payudaranya.

    “Ennnngghhh… Aduhhh…!! Crrrtt.. Crrrttttt….!! ” Anita merintih lirih.
    Tubuh gadis itu berkelojotan beberapa saat.

    “HA HA HA, Aduh !!! enak katanya …..” Pak Dede mengolok-olok Anita.
    “Iya…, pengen terus dirojok…!! “Pak Ahmad ikut meledek sambil meremas induk payudara Anita kuat-kuat.

    “Ooo, begitu ya…, kayak gini? Hihhh….!! ” Pak Dion berkali-kali menyodokkan batang kemaluannya ke atas.
    “Bukan seperti itu Pak Dion, kayak gini baru benar…!! ” Pak Djono tidak mau kalah menggenjot kuat-kuat lubang anus Anita.

    Dua batang kemaluan milik Pak Dion dan Pak Djono berlomba-lomba menusuk, menyodok dan menghajar lubang anus dan vagina gadis itu tanpa mempedulikan Anita yang mengerang-ngerang kesakitan, kedua lubangnya terasa panas akibat dikocok-kocok dengan kasar.

    “Aowwwhhhh… Hekkkk….!!” kepala Anita terangkat ke atas ketika Pak Dion dan Pak Dede bersama-sama membenamkan batang kemaluannya,

    “Croooorrrrrttt….!! “
    “Kecroooottttt……”
    Gerakan-gerakan brutal itu mendadak berhenti,

    “Wahhh, sepertinya giliran kita nih…! ” Pak Dede menarik Anita, Pak Ahmad cuma tersenyum kemudian langsung bergabung dengan Pak Dede.
    Anita dipaksa menungging di atas lantai,

    “Emmmmm, Hemmmmhhh….” mulut Anita terisi penuh oleh batang kemaluan Pak Ahmad sementara Pak Dede tersenyum sambil menimbang-nimbang, lubang manakah yang sebaiknya disodok, anus atau vagina.

    “Lohhh, Pak Dede koq malah diam?? hemmp, Ahhhh, sedappnya…!!” tangan Pak Ahmad mendekap kepala Anita sambil memaju mundurkan batang penisnya keluar masuk kedalam mulut gadis itu.

    “Ha Ha Ha, habis saya bingung mau yang mana?? soalnya dua-duanya tampak menggiurkan….tapi ya sudah saya pilih yang ini aja dechhh buat pemanasan” Pak Dede menggesekkan kepala kemaluannya pada belahan lubang vagina Anita kemudian dengan gerakan-gerakan menyentak ia membenamkan batang kemaluannya, kedua tangannya mencekal kedua pergelangan tangan Anita kemudian menarik tangan Anita kebelakang “Ayo, Pak Ahmad, biar saya bantu… biar Pak Ahmad lebih enak…”
    “Hemmmppphh Hemmmmhhh, Emmmmmm” Anita mendelikkan matanya ketika lubang vaginanya disodok kuat-kuat oleh batang kemaluan Pak Dede, sedangkan kerongkongannya dirojok oleh batang kemaluan Pak Ahmad.
    Wajah Anita mengernyit-ngernyit, tampaknya ia sangat menderita, sementara kedua guru bejat itu malah terkekeh-kekeh keenakan.

    “Anjinggg…!! Whuaduhhhhh….!! ” Pak Ahmad memaki sambil menarik batang kemaluannya darid alam mulut Anita, kemudian
    “Plakkkkkk…..” Pak Ahmad menampar wajah Anita kemudian menjambak rambutnya, Anita hanya mengerang tak berdaya,

    “Lohhh ?? ada Apa Pak Ahmad ?? ” Pak Dede bertanya keheranan.
    “Dia ngigit ****** saya…!! Sialan.. Plakkkk…!!!” Pak Ahmad kembali menampar wajah gadis itu kemudian menjambak-jambak rambut Anita.

    “Kurang ajar..!! Berdiri..!! ” Pak Dede mencabut batang kemaluannya kemudian memaksa Anita untuk berdiri.

    Pak Ahmad mencekal dan mengangkat tungkai lutut kanan Anita sebelah bawah, kemudian “Jrebbbb Jrebbbb.. Jrebbbbbb…, berani kamu ya, Hihhh!! “
    Disodok-sodoknya lubang vagina Anita sekuat tenaga..

    “AWWWW….. AWWWWW…..” Anita menjerit panjang ketika merasakan lubang anusnya dipaksa menerima kehadiran batang kemaluan Pak Dede. Setelah membantu menopang tungkai lutut kanan Anita, pak Dede dan Pak Ahmad berlomba marathon merojok-rojokkan batang kemaluan mereka dengan kasar.

    “Murid seperti ini yang harus diajar adat, tidak menuruti nasehat gurunya !!”
    Sesekali Pak Dede menjambak rambut Anita sambil menggecakkan batang kemaluannya kuat-kuat.

    “Betul Pak Dede.., Ayo kita kasih pelajaran murid sialan ini !! “Pak Ahmad menghantamkan batang kemaluannya kuat-kuat.

    “Ayo Pak Ahmad kita kocok yang kuat…” Pak Dede tambah liar.

    “Aduhhh… Ahhhhh… Awwwww, ampun Pakkk ampunnnnn….” Anita mejerit-jerit kewalahan, tubuhnya terjepit tanpa daya di antara tubuh Pak Dede dan Pak Ahmad, Anita mengerang panjang kemudian terkulai jatuh tidak sadarkan diri.
    Sementara di sebuah bangku kayu panjang, Veily membuka matanya ketika merasakan rasa geli di bibir vaginanya,

    “Emmmm…….” Tubuh gadis itu menggeliat lemah, setelah terbangun dari tidurnya tubuhnya terasa segar. Tangan Veily terjulur membelai lembut kepala Pak Agung yang sedang menjilati bibir vaginanya

    “Ehhh…, Maaf .., tidur kamu jadi terganggu ya ?? ” Pak Agung menengadahkan kepalanya ketika merasakan belaian Veily.

    Veily menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum sambil membuka kedua kakinya lebar-lebar
    “Ceglukk..! “Pak Agung menelan ludah, matanya menatap tajam pada belahan vagina Veily yang sedikit merekah, perlahan-lahan Pak Agung kembali menundukkan kepalanya dan mengencup belahan vagina Veily yang merekah.
    “Ahhhhhh……… Pakkk, “Veily mendesah panjang ketika merasakan bibir vaginanya diemut oleh Pak Agung, berkali-kali tubuhnya menggelepar ketika mulut Pak Agung mencaploki vaginanya dengan lembut.

    Tangan Pak Agung menarik bibir vagina Veily kemudian melumat isinya. Cairan kewanitaan Veily semakin banyak meleleh membasahi lubang vaginanya, pak Agung mulai mengambil posisi sambil mengarahkan batang kemaluannya dan menggesek – gesek lubang vagina Veily yang sudah basah.

    Veily menahan nafas ketika merasakan kepala kemaluan Pak Agung mulai menekan dan berusaha membelah jepitan lubang vaginanya. Kepala Veily terangkat keatas, matanya mengerjap-ngerjap, bibir gadis itu sedikit terbuka merekah ketika perlahan-lahan kepala kemaluan Pak Agung mulai membelah dan menancap di vaginanya. “Haa, Emmmfffhhhh….

    ” Tiba-tiba tubuh Veily mengejang dan terkulai dengan nafasnya yang tersendat-sendat.

    “Sakit ?? ” Pak Agung bertanya, ia membelai rambut Veily
    Sambil tersenyum Veily menggelengkan kepalanya, walaupun vaginanya terasa seperti kram dan ngilu menerima kehadiran batang kemaluan Pak Agung, Veily ingin memberikan yang terbaik untuk Pak Agung.

    Tubuhnya menggeliat-geliat ketika Pak Agung membenamkan batang kemaluannya, sesekali Pak Agung menahan batang kemaluannya ketika Veily meringis, kemudian pelan-pelan ia kembali melanjutkan membenamkan batang kemaluannya sampai mentok, perlahan-lahan Pak Agung mengaduk-ngaduk vagina Veily dan menggecakkan batang kemaluannya mendesak-desak lubang vagina Veily yang sempit.

    Perlahan-lahan Pak Agung mulai menarik dan membenamkan batang kemaluannya, berkali-kali Veily terperangah dan terperanjat keenakan ketika Pak Agung mulai menaikkan tempo genjotannya.

    “Aaaahhhh….!! ” Veily menjerit keras kemudian
    “Crrr.. Crrrrrr.. Crrrrrr, Ennhhh Pakkk…!!”

    Pak Agung menghentikan gerakannya membiarkan Veily meresapi kenikmatan puncak klimaks yang baru saja diraihnya, setelah itu barulah Pak Agung kembali menarik dan membenamkan penisnya berulang kali.

    “Cleppp.., Clepppp, Clepppp, Clepppp ” suara vagina Veily berdecakan menikmati sodokan-sodokan batang kemaluan Pak Agung yang semakin kuat menggenjot-genjot vaginanya.

    “Auhhhhh….!! Aaaaa…..Ennnakkkkk, Ahhhhhhhh, terus Pakkk” Veily kehilangan kendali dibawah genjotan-genjotan batang kemaluan Pak Agung.

    “AHHHH, AHHHHHHHHHHH…!! Pak Agunggggg….. Ohhhhhh” Veily menggoyangkan pinggulnya menyambut datangnya klimaks.

    “Wahh…!? Veilyyyyyy, Ya Ampunnnn,!! enak banget….!! Aohhhhh!!” Pak Agung memanas-manasi Veily agar gadis itu lebih rajin menggoyangkan pinggulnya.
    Pak Agung mendekap pinggul Veily sambil menjatuhkan tubuhnya ke belakang, kini Veilylah yang memegang peranan penting dalam persetubuhan itu. Nafas Pak Agung terasa sesak ketika Veily mengibaskan rambutnya ke belakang, cantik sekali ketika gadis itu menatapnya sambil tersenyum malu.

    Pak Agung tambah sesak nafas ketika Veily menundukkan wajahnya, tangan Pak Agung mengelus-ngelus pinggang dan pinggul Veily sambil membalas lumatan Veily dengan lembut. Veily menumpukan tangannya pada dada Pak Agung yang berotot kemudian sambil tersenyum ia menghempas-hempaskan vaginanya.

    “Ahhhh.. Ahhhhh…. AHHHHH” desahan-desahan Veily terkadang terdengar keras ketika Pak Agung sesekali menghentakkan batang penisnya ke atas kuat-kuat menyambut hempasan vaginanya.

    Mata Pak Agung menatap payudara Veily yang melompat-lompat dengan indah, kedua tangannya meremas payudara itu, kemudian mengelusi putingnya.
    “Hssshhh Hsssssshhh Ahhhh Pakkk, Ohhhh enak sekali!! pakkk…Awwww… Awwwwwkkkssshh.” tangan Veily kini berpegangan pada tangan Pak Agung yang sedang meremasi induk payudaranya, hempasan vaginanya semakin lama semakin kuat dan cepat, berkali-kali Veily menjerit liar melampiaskan nafsu birahi yang meledak-ledak dengan hebat.

    “Unnnnhhhh….!! Blukkkkkk…..” tubuh Veily tiba-tiba roboh sambil menggeliat-geliat “Crrrr Crrr….” Veily tersenyum puas, kedua matanya terpejam-pejam, vaginanya terasa berkedut-kedut memuntahkan cairan klimaksnya.
    Pak Agung berbisik lembut “Kita coba sambil berdiri ya….”
    Veily mengangguk, gadis itu bangkit dari atas tubuh Pak Agung. Pak Agung memeluknya dari belakang, gadis itu kegelian ketika Pak Agung mencumbui tengkuknya, kemudian melakukan hisapan-hisapan lembut di lehernya. Veily membusungkan susunya ke depan sambil mengalungkan kedua tangannya ke belakang leher Pak Agung ketika merasakan telapak tangan pria itu mengusapi bulatan susunya sebelah bawah.

    “Lembut sekali…indah, Hemmmmm…” Pak Agung menggerayangi buah dada Veily sambil berkali-kali memuji keindahan dan kemulusan payudaranya yang sedang kenyal-kenyalnya akibat dirangsang oleh Pak Agung. Dijepitnya putting Veily kemudian dipilin-pilinnya dengan lembut, terkadang tangannya menggoyang-goyangkan bongkahan dada Veily.

    “Veily, Bapak pengen nyodomi kamu ya..” Pak Agung meminta dengan sopan
    Veily terdiam agaknya ia ragu-ragu, namun kemudian mengangguk pasrah.
    “Nungging sayang, nahhhh….” Pak Agung meminta agar Veily bersedia menunggingkan bokongnya, tangan Pak Agung menekan buah pantat Veily sampai anus gadis itu terekspose dengan jelas.

    “Haaaaaaaa…..” Veily menarik nafas panjang merasakan desakan kuat di lubang anusnya, kening gadis itu berkerut sedangkan mulutnya membentuk huruf “O”, tubuhnya berkali-kali terdorong ketika Pak Agung menghentakkan kepala kemaluannya berusaha melakukan penetrasi.

    “ARRRRRWWWHHHHH……!! “gadis itu menjerit keras ketika satu tusukan yang kuat tiba-tiba memaksa lubang anusnya untuk merekah, kemudian kemaluan Pak Agung menyodok pintu duburnya dengan sentakan-sentakan yang kuat.

    Pak Agung menahan pinggul Veily yang hendak melarikan diri, leher penisnya tertancap mengait lubang anus Veily yang merekah dan berkedut-kedut kuat mencengkram leher kemaluan Pak Agung. Lutut Veily goyah, perlahan-lahan, tubuh gadis itu melorot turun dan bersujud dengan posisi kedua lututnya yang sedikit mengangkang, Pak Agung ikut turun bersujud di belakang tubuhnya. Tangan Pak Agung yang kekar dan berotot membelit tubuh Veily dan memeluk erat-erat tubuh gadis itu, Pak Agung mendesakkan batang kemaluannya,

    sampai selangkangannya menyatu erat dengan buah pantat Veily yang bulat padat dan terasa halus ketika bergesekan dengan selangkangan dan perut Pak Agung yang berotot. Veily menolehkan kepalanya menyambut datangnya bibir Pak Agung yang melumat bibirnya.

    “Hmmmfffhhhh… Mmmmmmhhhh…., Mmmm” bibir Pak Agung melumat-lumat bibirnya sementara kedua tangan Pak Agung merayap ke depan mengelus lembut puncak payudaranya kemudian meremas-remas gundukan buah dadanya. Pada saat yang bersamaan Pak Agung memompakan batang kemaluannya keluar masuk menyodok-nyodok lubang anusnya.

    “Unngghh, Unnnggghhh, Unnnnnnnhhhh….!! ”

    berulang kali Veily mengeluh ketika merasakan sodokan-sodokan Pak Agung yang semakin lama semakin keras dan kencang merojok-rojok lubang anusnya.

    “Plokkk.. Plokkkk… Plokkkkk.. Plokkkk……”

    Suara hantaman selangkangan Pak Agung ketika membentur pantat gadis itu, Entah kenapa Veily malah rela biarpun lubang anusnya terasa sakit ketika disodok-sodok kuat oleh Pak Agung, sambil menggeliat-geliat perlahan-lahan Veily mengalungkan kedua tangannya ke belakang.

    “Hemmmm, He he he he….” Pak Agung semakin betah meremas-remas buah dada yang sengaja dibusungkan oleh pemiliknya, begitu kenyal, halus, putih dan lembut. Sesekali Pak Agung mencium gemas pipi Veily kemudian mengecupi dan mencumbui lehernya.
    “Enn Ngaaahhhhhhhhhhh…..!! Crrr Crrrr Crrrrr”
    “WHOWWW… Kecroootttt… Crooootttttt…..”

    Gadis itu menyandarkan kepalanya ke belakang, entah kenapa Veily tidak merasa seperti sedang diperkosa oleh Pak Agung. Mungkin karena Pak Agung begitu baik dan perhatian??? Tubuh Pak Agung yang tinggi besar dan berotot seperti Ade Rai tidak dapat menyembunyikan hati Pak Agung yang lembut.
    Pak Dion mengangkat Hpnya

    “Haloo, Oohhh kamu ?? gimana ??”

    “Ha Ha Ha…bagus-bagus…., rencana yang bagus ” Pak Dion terkekeh sambil membayangkan santapan lezat selanjutnya.
    Tamat

  • Menikmati Vagina Muridku Yang Semok

    Menikmati Vagina Muridku Yang Semok


    1541 views

    Pagi itu, sinar matahari belum mampu mengusir embun putih yang menyelimuti sebuah villa mewah di kawasan Puncak Pass. Beberapa gerombol embun masih terlihat melayang-layang tertiup angin. Pucuk-pucuk pinus masih berwarna putih tertutupi embun pagi. Rumput di halaman villa masih basah.

    Di dalam bathtub yang berisi air hangat, Theo dan Debby duduk berendam sambil berpelukan mesra. Gadis itu duduk di atas paha Theo. Telapak tangannya mengusap-usap menyabuni punggung guru matematikanya itu, dan ia pun merasakan tangan lelaki itu menyabuni punggungnya.

    Pelukan mereka sangat erat hingga dada mereka saling menekan satu sama lain. Sesekali Debby menahan nafas ketika menggeliatkan badannya. Dadanya yang menggeliat menyebabkan puting buah dadanya mengalirkan birahi ke sekujur tubuhnya. Puting itu semakin mengeras setelah beberapa kali bergesekan dengan dada Theo yang licin dipenuhi buih-buih sabun.

    Pangkal pahanya yang terendam air hangat terasa membakar birahi ketika batang kemaluan lelaki itu menyentuh vagina sempit nya. Debby menggerak-gerakkan telapak tangannya dari punggung hingga ke leher Theo. Sambil menyabuni, ditariknya tengkuk lelaki itu.

    “Debby sangat mencintai Theo,” bisiknya.

    Theo mengusap-usap bahu gadis itu dengan busa sabun yang berlimpah. Busa dan buih-buih berbentuk bola-bola kecil meleleh ke bagian atas dada dan punggung Debby. Lalu ditatapnya wajah yang cantik itu. Wajah yang terlihat semakin menarik karena buih-buih sabun memenuhi lehernya yang jenjang. Disibaknya rambut gadis itu ke belakang. Busa dan bola-bola kecil ikut menempel di rambut gadis itu, kemudian bola-bola itu meletus. Menawan. Sangat cantik dan mempesona, bisik hati Theo.

    Mungkinkah aku jatuh cinta untuk yang kedua kalinya?, tanya Theo dalam hati. Jatuh cinta terhadap seorang murid yang masih belia dan nakal? Mengapa? Mengapa..? Apakah karena sensasi dan kemanjaan yang diciptakannya? Ah.., gumam Theo sambil menarik nafas panjang.

    Lalu dikecupnya anak rambut di kening gadis itu. Ia tak mampu memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di benaknya. Tingkah laku Debby yang lembut dan kadang-kadang liar telah melumpuhkan nalarnya. Ia tak mampu berpikir ketika luapan birahi membakar tubuhnya.

    “Theo juga sangat mencintai Debby. Sebelumnya tak pernah Theo rasakan nikmatnya terbakar birahi seperti saat ini..” ujar Theo.

    Bola mata mereka saling menatap seolah ingin menjenguk isi hati masing-masing. Lalu Theo menarik tubuh gadis itu agar lebih erat menempel ke tubuhnya. Disabuninya punggung gadis itu dengan kedua telapak tangannya. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, telapak tangannya terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Diusap-usapnya bongkah pantat gadis itu.

    Sejenak, ia menahan nafas ketika meremas bongkah pantat yang masih kenyal itu. Karena gadis itu duduk di atas pahanya, bongkah pantat itu terasa lebih kenyal daripada biasanya. Batang kemaluan Theo semakin keras ketika bersentuhan dengan vagina sempit gadis itu.

    Ia dapat merasakan kelembutan bibir luar vagina gadis itu ketika bergesekan dengan bagian bawah batang kemaluannya. Dan dengan usapan lembut, telapak tangannya terus menyusuri lipatan bongkah pantat yang kenyal itu. Ia dapat merasakan lubang dubur Debby di jari tengahnya. Diusap-usapnya beberapa kali hingga ujung jarinya merasakan kehalusan lipatan daging antara dubur dan vagina.

    “Theoo.., Theo nakal!” desah Debby sambil menggeliat mengangkat pinggulnya.

    Walau tengkuknya basah, Debby merasa bulu roma di tengkuknya meremang akibat nikmat dan geli yang mengalir dari vaginanya. Ia menggeliatkan pinggulnya. Geliat itu menyebabkan telapak tangan Theo semakin bebas mengusap-usap. Membelai. Ia mengecup leher Theo berulang kali ketika merasakan ujung jari Theo menyentuh bagian bawah bibir vaginanya.

    Tak lama kemudian, telapak tangan itu semakin jauh menyusur hingga akhirnya ia merasakan lipatan bibir luar vaginanya diusap-usap. Debby berulang kali mengecup leher Theo. Kecupan panas dan liar sebagai ungkapan luapan birahi yang mendera tubuhnya. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas. Ia dapat merasakan lendir birahi yang semakin banyak bermuara di vaginanya.

    Karena vaginanya terendam dalam air, usapan-usapan di dinding dan bibir dalam vaginanya terasa menjadi kesat. Setiap kali mengusap, lendir di vaginanya langsung larut ke dalam air. Ujung jari itu menjadi terasa lebih kasar daripada biasanya.

    Membakar birahi untuk mengalirkan kadar kenikmatan yang lebih tinggi daripada biasanya. Kenikmatannya hampir setara dengan liarnya lidah Theo yang menari-nari di antara lipatan bibir vaginanya ketika mencumbu vaginanya di balkon villa. Ia terpaksa menahan nafas untuk mengendalikan kenikmatan yang ia rasakan di sekujur tubuhnya.

    “Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihnya berulang kali.

    Lalu ia bangkit dari pangkuan lelaki itu. Ia tak ingin mencapai orgasme hanya karena usapan-usapan jari yang terasa kesat di lubang vagina sempit nya. Tapi ketika berdiri, kedua lututnya terasa goyah. Rasa nikmat di vaginanya telah membuat dirinya seolah sedang melayang-layang. Lututnya seolah kehilangan sendi.

    Dengan cepat Theo pun bangkit berdiri. Tangannya segera membalikkan tubuh gadis itu. Ia tak ingin gadis belia yang dicintainya itu terjatuh. Disangganya punggung gadis itu dengan dadanya. Lalu dituangnya kembali cairan sabun ke telapak tangannya.

    Dan diusap-usapkannya cairan sabun itu di perut gadis belia itu. Ketika menggerakkan telapak tangannya ke arah atas, busa sabun terdorong dan menggumpal di antara jari jempol dan telunjuknya. Dan ketika buih-buih itu terbentur pada lekukan bawah buah dada gadis itu, ia meremasnya dengan lembut.

    Kedua buah dada yang kenyal itu terasa licin dan sangat halus. Telapak tangannya terus bergerak ke atas. Ia sengaja membuka jari jempol dan telunjuknya agar puting buah dada yang masih kecil itu terjepit di jarinya. Sejenak, puting yang terjepit itu diremas-remasnya dengan lembut. Puting kiri dan kanan diremasnya bersamaan. Dilepas. Diremas kembali. Lalu telapak tangannya mengusap semakin ke atas dan berhenti di leher jenjang gadis belia itu.

    “Theo, aargh.., lama amat menyabuninya, aarrgghh..” rintih Debby sambil menggeliatkan pinggulnya.

    Ia merasakan batang kemaluan Theo semakin keras dan besar. Hal itu dapat ia rasakan karena batang kemaluan itu semakin dalam terselip di antara lipatan bongkah pantatnya. Lalu ia mendongakkan kepala sambil menoleh ke belakang.

    Diangkatnya tangan kanannya untuk menarik leher lelaki itu, lalu diciumnya dengan mesra. Lidahnya menjulur dan bergerak-gerak liar untuk memilin-milin lidah Theo. Tangannya kirinya meluncur ke bawah, lalu meremas biji kemaluan lelaki itu dengan gemas.

    Theo menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal paha Debby. Sesaat ia mengusap-usap bulu-bulu ikal di bagian atas vagina gadis itu. Menikmati bulu-bulu yang masih pendek dan halus itu di ujung jari-jarinya. Lalu telapak tangannya meluncur ke bawah. Diusapnya vagina sempit itu berulang kali. Vagina yang baru kira-kira 7 jam yang lalu selaput perawannya dipasrahkan untuk dilewati oleh cendawan batang kemaluannya.

    Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar vagina itu. Diusapnya berulang kali. Telapak tangannya yang dipenuhi buih-buih sabun membuat bibir vagina dan pangkal paha itu menjadi sangat licin. Klitoris itu seolah bergerak menggeliat-geliat ketika ia mengusapkan telapak tangannya. Klitoris yang semakin keras dan licin karena lendir dan buih-buih sabun.

    “Aarrgghh..!” rintih Debby ketika merasakan batang kemaluan lelaki itu semakin kuat menekan lipatan bongkah pantatnya.

    Ia merasakan lendir birahinya membanjiri vaginanya. Lendir itu pasti bercampur dengan busa sabun, pikirnya. Lalu ia berjongkok agar vaginanya terendam ke dalam air. Dibersihkannya celah di antara bibir vaginanya dengan cara mengusap-usapkan dua buah jarinya.

    Ketika menengadah, ia melihat batang kemaluan Theo telah berada persis di hadapannya. Batang kemaluan itu telah membengkak dan terlihat mengangguk-angguk. Ada setetes lendir menghiasi ujung batang kemaluan itu. Persis di bagian tengah cendawan yang berwarna kecokelat-cokelatan itu. Indah sekali, gumamnya. Lalu ditatapnya warna kemerah-merahan di lekukan antara cendawan dan batang kemaluan itu. Bola matanya berbinar-binar mengamati lekukan yang indah itu.

    Setelah puas mengamati, diremasnya batang kemaluan itu dengan lembut. Lalu diarahkan ke mulutnya. Dikecupnya bagian ujung cendawan itu. Terdengar bunyi ‘cep’ ketika ia melepaskan kecupannya. Setetes lendir yang menghiasi ujung cendawan itu berpindah ke bagian dalam celah kedua bibirnya. Sejenak, matanya terlihat setengah terpejam ketika ujung lidah dan kedua bibirnya mencicipi lendir itu.

    Tubuh Theo bergetar menahan nikmat ketika ia melihat lidah dan bibir Debby bergerak-gerak mencicipi lendirnya. Dicicipinya dengan penuh perasaan! Erotis sekali! Batang kemaluannya menjadi semakin keras. Berdiri tegak! Ia meraih bahu gadis itu karena tak sanggup lagi mengendalikan tekanan darah yang memenuhi urat-urat di batang kemaluannya.

    Setelah berdiri, Debby merasakan telapak tangan Theo mengangkat paha kirinya. Sambil mencium bibirnya, telapak tangan itu tetap menahan bagian belakang pahanya hingga akhirnya ia terpaksa melilitkan kakinya di pinggang lelaki itu. Ia masih berusaha mengatur keseimbangan tubuhnya ketika Theo menyelipkan cendawan kemaluannya ke celah di antara bibir vagina sempit nya. Karena tubuhnya masih belum seimbang, cendawan itu terlepas kembali.

    Theo agak menekuk kedua lututnya ketika berusaha menyelipkan kembali cendawan kemaluannya. Ia sudah sangat ingin merasakan kembali vagina yang sempit itu meremas batang kemaluannya. Nafasnya mendengus-dengus tak teratur. Dengan terburu-buru, ia mendorong pinggulnya.

    “Argh, aarrgghh.., Theo!” rintih Debby.
    “Masih sakit?” tanya Theo.
    “Sakit dikit..” jawab Debby.

    Theo menarik batang kemaluannya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Sambil mendorong, ia menatap vagina sempit gadis itu. Pandangannya nanar seolah ada kabut yang menutupi bola matanya ketika ia melihat bibir luar vagina gadis itu ikut terdorong bersama batang kemaluannya. Ia masih menatap terpesona ketika perlahan-lahan menarik kembali batang kemaluannya. Bibir luar vagina itu merekah dan seolah sengaja memperlihatkan lipatan celah vagina yang berwarna pink!

    “Masih sakit, Sayang?”
    “Hmm!”
    “Sakit?”
    “Enaak.., Theo!”

    Theo tersenyum. Dilumatnya bibir gadis itu sambil menghentakkan pinggulnya. Dengan cepat, batang kemaluannya menghunjam. Ia menghentikan hentakan pinggulnya dan berdiri kejang setelah merasakan mulut rahim gadis itu tersentuh oleh ujung cendawannya.

    Lalu ditatapnya raut wajah murid yang dicintainya itu sekaligus dikaguminya! Selain cantik dan dan seksi, muridnya itu pun tak pernah bertanya atau membantah ketika ia menghunjamkan kemaluannya sambil berdiri. Murid yang patuh sekaligus mempunyai ide-ide liar yang sensasional dalam bercinta.

    Mungkin muridku ini memang dikaruniai bakat bercinta, kata Theo dalam hati. Bakat untuk menaklukkan lelaki! Alangkah beruntungnya aku menjadi gurunya! Perlahan-lahan Theo menarik batang kemaluannya. Sebelah tangannya meremas bongkah pantat gadis itu dan yang sebelah lagi meremas dada.

    “Aarrgghh..!” rintih Debby ketika merasakan batang kemaluan Theo kembali menghunjam vaginanya.

    Ia terpaksa berjinjit karena batang kemaluan itu terasa seolah membelah vaginanya. Kedua tangannya dengan erat merangkul leher Theo. Ia ingin menggantung di leher lelaki itu. Lututnya terasa lemas menahan kenikmatan yang menjalari sekujur tubuhnya. Panasnya birahi membuat pori-pori di sekujur tubuhnya menjadi terbuka. Butir-butir keringat mulai merembes dari pori-porinya, bercampur dengan busa sabun yang masih tersisa di beberapa bagian tubuhnya.

    Semakin sering ujung cendawan kemaluan lelaki itu menyentuh mulut rahimnya, semakin banyak pula keringat merembes di sekujur tubuhnya. Hingga akhirnya keringat itu terlihat mengkristal di kulitnya! Nafas Debby beberapa kali terhenti ketika Theo menarik dan menghunjamkan batang kemaluannya.

    Menarik dan menghunjam dengan cepat hingga terdengar ‘cepak-cepak’ yang merdu setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pangkal paha Theo. Dan setiap kali mendengar suara ‘cepak’ itu, darahnya seolah terasa berdesir hingga ke ubun-ubun.

    “Aarrgghh.., aarrgghh.., Theoo!”
    “Theoo.., Debby pipiis..!”

    Rintihan itu membuat Theo semakin cepat menghentak-hentakkan pinggulnya. Keringat bercucuran dari dahinya. Ia berusaha menahan nafas untuk mengendalikan tekanan air mani yang ingin menyemprot dari lubang batang kemaluannya.

    Tapi orgasme gadis belia yang sangat dicintainya itu ternyata membuat ia tak mampu lagi menahan tekanan air mani yang mengalir dari biji kemaluannya. Vagina sempit itu berdenyut-denyut meremas batang kemaluannya. Menghisap air mani yang masih tertahan di batang kemaluannya. Membuat ia tak berdaya untuk mengendalikan desakan air mani yang menyemprot dari lubang batang kemaluannya.

    “Aarrgghh..! Aarrgghh..! Debby, aarrgghh..!” raung Theo sambil menghujamkan batang kemaluannya sedalam-dalamnya.

    “Theoo.., sstt, sstt..” desis Debby berulangkali ketika merasakan air mani lelaki yang sangat dicintainya itu ‘menembak’ mulut rahimnya.

    ‘Tembakan’ yang pertama terasa panas dan menggetarkan hingga membuat tubuhnya berdiri kejang dan punggungnya melengkung ke belakang. ‘Tembakan’ kedua dan ketiga membuat ia semakin berjinjit setengah bergantung di leher Theo.

    “Aarrgghh.., Debby! Argh.., enaknya!” rintih Theo di telinga murid yang sangat disayanginya itu.

    “Theoo.., sstt.., sstt..!” desis Debby pula berulangkali sesaat setelah lepas dari puncak orgasmenya!

    Kedua telapak tangan Theo memangku bongkah pantat Debby. Telapak tangannya masih dapat merasakan kedutan-kedutan di bongkah pantat itu ketika gadis itu mencapai puncak orgasmenya. Dan dengan tenaga yang masih tersisa di tubuhnya,

    di tarik bongkah pantat yang kenyal itu agar mereka tak terjatuh. Ia tak ingin gadis itu terjatuh karena ia masih ingin batang kemaluannya tetap terbenam dalam kelembutan vagina sempit itu. Vagina yang sangat dikaguminya, muda, segar, dan masih berwarna pink!

    “Puas, Sayang?” bisik Theo sambil mengusap-usap punggung Debby.
    “Puas banget!”
    “Theo sangat menyayangi Debby.”
    “Debby juga sangat sayang pada Theo,” kata Debby sambil mencium bibir Theo.

    Mereka masih terus berciuman dengan mesra hingga batang kemaluan Theo mengkerut dan terlepas dari vagina sempit milik Debby.

  • Foto Nakal Chatrine Fernandes Yang Hot Banget!!!

    Foto Nakal Chatrine Fernandes Yang Hot Banget!!!


    1661 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Cerita Seks Bibir Kemaluan Yang Nikmat

    Cerita Seks Bibir Kemaluan Yang Nikmat


    973 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Bibir Kemaluan Yang Nikmat ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks  Berpakaian sangat seksi, memberi support kepada tim sekolahku sudah menjadi hal yg biasa ya aqu adalah anggote cheerleader. Sampai pada Suatu waktu pada tengah2 pertandingan, salah satu pemain cadangan tim SMA 8 tersenyum padaqu …. dia bukannya melihat kawan2nya bermain, melainkan memandangiku terus. Ketika quarter pertama usai, dia datang menghampiriku, dan kami berkenalan … Dia memperkenalkan diri sebagai Indra. Setelah kami berkenalan, kemudian kami bercakap2 sebentar di kantin SMA. Setelah tak berapa lama … tiba2 dia berbisik di telingaqu, katanya,

    “Kamu cantik sekali deh Shinta ..” sembari matanya tertuju pada belahan dadaqu … wajahku langsung merah … terkejut dan dadaqu berdegub kencang. Tiba2 terdengar suara
    “PRITTTTTTTT….!!!” tanda bahwa quarter ke-2 akan dimulai … aqu langsung mengajaknya balik ke lapangan.
    Dalem perjalanan ke lapangan, kami melewati kelas2 kosong … tiba2 dia menarik tanganku masuk ke dalem kelas 3 IPA 1 … lalu dia langsung menutup pintu … aqu langsung bertanya padanya,

    “ada apa indra … quarter ke-2 udah mau mulai nih … kamu gak taqut dicariin??”. Dia tak membalas pertanyaanku, melainkan langsung memelukku dari belakang, dan dia berbisik lagi padaqu,
    “Body kamu bagus ya sekali ya Shin ..” Aaaahhhh. aqu tak bisa berbuat apa2 selain berbalik badan serta menatap matanya …. dan tersenyum padanya.

    Lalu ia membuka pakaian basket dan celananya, sehingga ia hanya mengenakan celana dalem saja. Terlihat jelas padaqu bahwa “kemaluan”-nya sudah tegang dibaik celana dalemnya. Ia memegang tanganku dan menuntun tanganku kedalem celana dalemnya. Aqu merasakan “kemaluan”-nya yg besar dan tegang itu dan ia memintaqu untuk meremas-remas kemaluannya itu. Ia memaksaqu untuk membuka celana dalemnya, setelah aqu membuka celana dalemnya, terlihat jelas kemaluannya yg sudah ereksi …  besar juga pikirku … hampir sejengkal tanganku kira2 panjangnya.
    Baru sekali itu aqu melihat kemaluan lelaki secara langsung, biasanya aqu hanya meihat dari “Blue” film saja kalau aqu diajak nonton bersama kawan2 dekatku. Ketika aqu masih terpana melihat kemaluannya, dia melepas BH dan celana dalemku, tentu saja dgn sedikit bantuanku.

    Setelah ia menyingkirkan pakaian dalemku, bodynya yg tinggi dan atletis layaknya sebagai seorang pemain basket itu, menindih bodyku diatas meja kelas dan ia mulai menjilati puting buah dadaqu sampai aqu benar2 menggeliat keeenakan, kurasakan basah pada bibir kemaluanku, aqu baru tau bahwa inilah yg akan terjadi padaqu kalau aqu benar2 terangsang. Lalu tangannya yg kekar itu mulai meraba bibir kemaluanku dan mulai memainkan klitorisku sembari sesekali mencubitnya. Aqu yg benar2 terangsang tak bisa berbuat apa2 selain mendesah dan menggeliat di atas meja.

    Cukup lama ia memainkan tangannya pada kemaluanku, lalu ia mulai menjilati bibir bagian bawah kemaluanku dgn nafsunya, tangan kanannya masih memainkan klitorisku. Tak lama aqu bertahan pada permainannya itu, kira-kira 5 menit kemudian, aqu merasakan darahku naik ke ubun2 dan aqu merasakan sesuatu kenikmatan yg amat sangat nikmat, bodyku meregang dan aqu merasakan cairan hangat mengalir dari liang kemaluanku itu, Indra tanpa ragu menjilati cairan yg keluar sedikit demi sedikit itu dgn nafsunya sampai hanya air liurnya sajalah yg membasahi kemaluanku itu.
    Bodyku terasa lemas sekali … lalu Indra duduk di atas pinggir meja dan memandangi wajahku yg sudah basah bermandikan keringat. Ia berkata padaqu sembari tersenyum,

    “Kamu cape banget ya Shin …” Aqu hanya tersenyum. Dia mengambil pakaian basketnya dan mengelap cucuran keringat pada wajahku, aqu benar2 kagum padanya,
    “Baik banget nih lelaki” pikirku … Seperti sudah mengerti, aqu jongkok di hadapannya, lalu mulai mengelus ngelus kemaluannya, sembari sesekali menjilati dan menciuminya, aqu juga tak tau bagaimana aqu bisa bereaksi seperti itu, yg ada di pikiranku hanya membalas perbuatannya padaqu, dan cara yg kulaqukan ini pernah kulihat dari salah satu film yg pernah kutonton. Agen Judi Hoki Banget

    Indra hanya meregankan bodynya ke belakang sembari mengeluarkan suara2 yg malah makin membuatku ingin memasukkan kemaluannya ke dalem mulutku, tak berapa lama kemudian aqu memegang pangkal kemaluannya itu dan mulai mengarahkannya masuk kedalem mulutku,

    terasa benar ujung kemaluannya itu menyentuh dinding tenggorokanku ketika hampir semua bagian batang kemaluannya masuk kedalem mulutku, lalu aqu mulai memainkan kemaluannya didalem mulutku, terasa benar kemaluanku mulai mengeluarkan cairan basah lagi tanda kalau aqu sudah benar2 terangsang padanya.
    Kira2 5 menit aqu melaqukan oral sex pada Indra, tiba2 body Indra yg sudah basah dgn keringat itu mulai bergoyg goyg keras sembari ia berkata.
    “aaaaarghhh…..aqu udah gak tahan lagi nih Shin.. aqu mau keluarr…” aqu yg tak benar2 memerhatikan omongannya itu masih saja terus memainkan kemaluannya, sampai kurasakan cairan hangat kental putih dan rada asin muncrat dari lubang kemaluan Indra, aqu langsung mengeluarkan kemaluannya itu dan seperti kesetanan, aqu malah menelan cairan spermanya, dan malah menghisap kemaluannya sampai cairan spermanya benar2 habis.

    Aqu duduk sebentar di bangku kelas, dan kuperhatikan Indra yg tiduran di meja sembari mencoba memelankan irama nafasnya yg terengah-engah itu.
    Aqu hanya tersenyum padanya, lalu Indra bangun dan menghampiriku. Dia juga hanya tersenyum padaqu. Cukup lama kami berpandangan dgn keadaan bugil dan basah berkeringat.

    “Kamu cantik dan baik banget ya Shin” katanya tiba2 aqu hanya tertawa kecil dan mulai mencium bibirnya. Indra membalas dgn nafsu sembari memasukkan tangannya kedalem lubang kemaluanku cukup lama kami bercumbu, lalu ia berkata,
    “Shin boleh nggak aqu emm itu”
    “itu apa Ndra ??” tanyaqu.
    “Itu .. masa kamu gak tau sih ??” balasnya lagi.

    Sebelom aqu menjawab aqu merasakan kepala batang kemaluanya sudah menyentuh bibir kemaluanku cresttt creest terasa ada yg terobek dalem kemaluanku dan sedikit darah keluar kemudian indra berkata
    “shin kamu ternyata masih perawan !!!”

    aqu hanya bisa tersenyum dan merasakan sedikit perih di kemaluanku terasa agak serat waktu setengah kemaluanya masuk ke vaginaqu. digerak-gerakan perlahan batang kemaluanya yg besar tapi setelah agak lama entah mengapa rasa sakit itu hilang dan yg ada hanya ada rasa geli, enak dan nikmat ketika indra menggoygkan bodynya maju mundur pelan pelan aqu tak tahan lagi seraya mendesah kecil keenakan..kemudian semakin cepat saja indra memainkan jurusnya yg maju mundur sesekali menggoygnya kekiri kekanan.dan dipuntir- puntir putingku yg pink yg semakin membuatku menggelepar gelepar seperti ikan yg dilempar kedaratan.

    Keringat sudah membasahi body kita berdua aqu sadari kalau saat itu tindakan kita berdua bisa saja dipergoki orang tapi aqu rasa kemungkinanya kecil karena kelas itu agak terpencil .ahhhh ahhhh ahhh aqu mendesah dgn suara kecil karena taqut kedengarann orang lain ..kullihat tampang indra yg menutup matanya dan terenggah- engah nafasnya. cukup lama juga indra bermain dgnku memang benar kata orang kalau atlit itu kuat dalem bersenggama

    berusaha untuk mencapai puncak orgasmenya lalu duduk di bangku dan menyuruhku untuk duduk di kemaluan nya .aqu menurut saja dan pelan-pelan aqu duduk di kemaluannya . Indra memegang pinggulku dan menaik turunkan diriku .aqu merasakan belom pernah aqu merasakan kenikmatan yg seperti ini .aqu mendesah desah dan indra semakin semangat menaik turunkan diriku .lalu body indra mengejang dan berkata,

    “shin aqu mau keluarrrrrr ” sekarang malah giliranku yg semangat memacu gerakan tubuhku agar indra bisa juga mencapai klimaks nya .tapi lama indra mengeluarkan kemaluannyna dan terdengar ia mendesah panjang,
    “Ahhhhhh shin ..aqu keluar .ku liat air maninya kececeran di lantai dan sebagian ada yg ke meja .lalu kami berdua duduk lemas dgn saling berpandangan. ia berkata,
    “kamu nyesel yah shin?” aqu menggeleng sembari berkata,
    “ngak koq ndra .sekalian buat pengalaman bagiku .”

    Aqu teringat kalo orang orang di luar kelas sangat banyak yg menonton pertandingan lalu aqu buru buru mengenakan pakaianku dan menyuruh indra juga untuk memasang pakainnya .sebelom keluar iya bertanya padaqu,
    “shin kapan kita bisa ‘begituan’ lagi? Dan aqu menjawab terserah kamu ndra .tapi nanti setelah pertandingan selesai kamu tunggu aqu yah di pintu gerbang lalu nanti kita jalan jalan..” Ia tersenyum dan mengangguk lalu kami berdua keluar kelas dan sengaja berpisah ..
    Begitulah pengalamanku, tak kusadarai ternyata melaqukan hubungan seks itu sangatlah nikmat dan aqu berniat untuk merasakannya lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Menikmati Liang Kemaluan Bu Denok

    Cerita Sex Menikmati Liang Kemaluan Bu Denok


    1423 views

    Cerita Sexs – Namaku Indra, dan ini ceritaku saat masih 18 tahun. Saat berangkat keyogya untuk kuliah aku bertemu dengan Bu Denok dan Pak Jerry suaminya. Bu Denok adalah mantan guruku saat SMP dulu. Setelah bercerita panjang lebar mereka menawarkan padaku untuk tinggal ditempat mereka selama aku kuliah. Setelah mendapat ijin orang tuaku, akupun menerima tawaran baik mereka karna aku memang tidak punya kenalan diyogya.

    Setelah sebulan tinggal bersama aku tahu kalau Pak Jerry yang bekerja diluar pulau sering sekali berangkat, sementara kedua anaknya lebih memilih tinggal bersama neneknya dikalimantan untuk mernyelesaikan pendidikan dasar mereka. Aku sering melihat Bu Denok melamun sepulang dia dari mengajar disekolah. Bu Denok juga sering cerita panjang lebar padaku tentang kesepiannya dirumah selama ini. Dan aku selalu menjadi pendengar yang baik.

    Dibalik sikap baik yang kuperlihatkan, terpendam hasrat yang ada sejak SMP dan tumbuh lagi sejak pertemuan kembali dengan Bu Denok sekarang. Waktu SMP dulu aku paling bersemangat jika pelajaran Bu Denok, selain cara mengajarnya yang enak aku bisa mengintip BH yang dia gunakan. Antara kancing didada dan kerah lehernya terdapat celah yang sering terbuka, sehingga jika diperhatikan secara teliti, orang pasti bisa melihat pakaian dalam yang ia gunakan. Dan selama penagamatanku Bu Denok selalu memakai BH warna Hitam.

    Itu selalu menjadi santapanku setiap mata pelajarannya. Bahkan aku selalu memperhatikan gerak-geriknya selama disekolah. Waktu itu usianya 28 tahun, dengan wajahnya yang putih dan bentuk tubuhnya yang menawan membuatku selalu menjadikannya sebagai objek hayalan jika onani. Sekarang diusianya yang ke 34 tdak terlihat kalau Bu Denok telah memiliki 2 orang anak yang sudah SMP. Malah menurutku ia terlihat lebih menawan, terutama pada bagian pinggul dan dada ukuran 38arB yang lekukannya semakin terbentuk. Itu semua karena program BL yang diikutinya tiap senin dan kamis sore.

    Awalnya aku cuma mengkhayalkan tubuh Bu Denok jika sedang bermasturbasi. Kemudian aku melakukannya sambil memegang CD dan BH hitam milik Bu Denok, sampai akhirnya aku berani menguping jika Pak Jerry yang pulang dan sedang bercinta denagn Bu Denok. Sambil mendengar desahan dan erangan erotis dari dalam kamar, tanganku asik mngocok batang kontolku yang lumayan besar. Dan bila sudah keluar kubersihkan dengan CD atau BH Bu Denok yang akan dicuci besok.

    Akhirnya muncul niatku untuk mencicipi lubang vagina Bu Denok yang pasti sangat keset dan terawat. Aku melakukannya setelah 4 bulan tinggal disana, saat itu hari kamis dan suaminya sudah berangkat seminggu. Aku menunggu didalam kamar sambil membayangkan “malam pertama” yang akan kulalui bersama Bu Denok. Saat dia pulang dari BL aku membukakan pintu rumah.
    “Sore Ndra.. baru pulang?” Sapanya ramah dan tersenyum padaku.
    “Iya Bu.. baru aja” Balasku sambil mengangguk.


    Kemudian dia pergi kedapur membuat segelas susu lalu diletakkan datas meja makan. Kemudian ia masuk kamar untuk mandi. Saat dia mandi, kumasukkan serbuk tidur yang kubeli di apotik kedalam susu yang akan diminumnya.

    Sekitar 45 menit kemudian Bu Denok keluar dari kamar, ia menggunakan daster motif bunga warna biru dengan panjang selutut tanpa lengan dengan belahan dada yang agak rendah, sehingga jika dia agak membungkuk belahan payudaranya yang indah akan tampak jelas terlihat olehku. Setelah mengambil susu di atas meja dia duduk menemaniku menonton TV di ruang tengah.
    “Ada berita apa Ndra?” Tanyanya sambil meminum susu.
    “Biasa Bu.. politik gak ada habis-habisnya” Sahutku sambil mencuri pandang keketiaknya.
    “Bapa ada nelepon gak?”Tanyanya lagi sambil menghabiskan susu di gelas.
    “Belum Bu, mungkin masih ngelonin istri baru” Candaku.
    “Nakal ya..” Tegurnya sambil mencubit pinggangku.
    Aku tidak menghindar karena dengan itu aku bisa melihat belahan dadanya yang seperti ingin melompat dari dalam dasternya.

    Sekitar 5 menit kemudian Bu Denok mulai menguap dan kepalanya mulai jatuh karena sangat mengantuk.
    “Ndra ibu tidur duluan.. Gak tau kok ngantuk banget hari ini” Pamitnya.
    “Mungkin tadi terlalu diforsir tenaganya Bu” Sahutku dengan tersenyum.
    Kemudian Bu Denok masuk kamar dan menutupnya. Setelah 10 menit menunggu aku mulai beraksi, kuketuk pintunya pelan tiga kali lalu kupanggil namanya, tak ada jawaban. Kuulangi sekali lagi tetap tak ada jawaban, kuputar pegangan pintu dan kubuka dengan sangat perlahan dan kututup keras-keras. Bu Denok tidak bereaksi di atas kasurnya.

    Kulihat jam dinding, 18:13 masih banyak waktu pikirku. Aku naik keatas kasur lalu ku perhatikan wajahnya, cantik sekali. Kucium bibirnya dengan lembut, lalu kujilati wajahnya sampai basah kemudian ciumanku turun kelehernya. Kusapu sekeliling lehernya dengan jilatan dan sedotan hingga memerah. Setelah puas kuturunkan kepalaku kedadanya, walau masih berpakaian lengkap tapi bisa kurasakan kekenyalan sepasang payudara yang indah itu. Kedua tanganku secara perlahan tapi pasti meraih kedua bukit kembar itu lalu mengusapnya dengan lembut sementara kepalaku turun keselangkangnnya. Dibalik kain daster itu tercium aroma kewanitaan yang sangat merangsang.

    Kuhirup puas-puas wangi yang memabukkan itu, sehingga mengakibatkan remasan-remasan yang kulakukan kepayudara Bu Denok menjadi kasar dan tak terkendali. Tarikan napasku semakin berat seiring dengan hasrat yang semakin menggebu. Kemudian aku membuka semua pakaian yang mnelekat ditubuhku, dan menutup mataku dengan kain. Setelah itu kubuka daster yang dikenakan oleh Bu Denok kemudian kuatur posisi tubuhnya, Kedua tangan di atas kepala dan kaki yang membuka lebar. Lalu kubvka kain penutup mataku, pemandangan yang erotis dan menantang langsung terlihat dihadapanku. Tubuh Bu Denok yang tergolek lemah dan tak berdaya kini hanya ditutupi oleh BH hitam pada payudaranya yang montok dan CD pink yang menggembung pada selangkangannya. Batang penisku semakin tegak mengacung siap perang.

    Kudekati tindih tubuh Bu Denok yang tergolek lemah dan pasrah itu. Kucium bagian payudaranya yang tak tertutup BH, lalu tanganku menelusup kedalam BHnya dan meraih salah satu puting susunya kemudian memilin-milinnya. Dengan napas yang makin memburu kusingkap BHnya keatas sehingga kedua payudaranya langsung membusung kedepan seakan mengundangku untuk menikmatinya. Kuciumi kedua payudaranya lalu kukulum, kusedot dan kugigit-gigit putingnya sampai memerah. Setelah itu kulirik selangkangannya, CD pink Bu Denok tak mampu menutupi beberapa helai rambut hitam yang menjulur keluar dari balik CD itu. Kutahan hasrat itu karena aku ingin menikmatinya saat Bu Denok mulai sadar nanti.

    Kuraih kedua payudaranya kuremas-remas dengan kasar lalu kuletakkan batang penisku diantara sepasang susu yang indah itu. Kemudian aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur, rasanya nikmat sekali walau pasti tak senikmat jika masuk kelubang vaginanya batinku. Pelan tapi pasti rasa nikmat mulai merasukiku, napasku mulai tersengal dan desahan mulai keluar dari mulutku tanpa diminta. Butir-butir keringat makin mengalir deras, kukulum bibir Bu Denok sejenak lalu kulanjutkan kembali genjotanku tanpa kenal lelah. Kulihat tubuh Bu Denok mulai berguncang karena gerakanku yang makin hebat.

    Sekitar 10 menit berlalu dan aku sudah lelah menahan, kuputuskan untuk segera mengeluarkannya. Gerakan pinggulku makin kupercepat dan kedua payudaranya makin kurapatkan. Rasa nikmat tak terlukiskan mulai menjalari batang penis dan menyebar keseluruh tubuhku. Cairan putih kental dari kepala penisku dan membanjiri permukaan tubuh indah Bu Denok yang tergolek diam. Kukocok batang penisku sambil memuntahkan cairan spermaku kewajahnya, desahan-desahan nikmat keluar dari mulutku.

    Setelah selesai aku beristirahat sejenak sambil menatap tubuh Bu Denok yang hanya tertutup oleh CD saja. Kemudian kuambil lap dan air hangat yang memang sudah kupersiapkan, kubersihkan setiap bagian tubuhnya yang terkena siraman spermaku. Setelah itu kucium-cium sebentar lalu kupasangkan lagi BHnya, kemudian kubongkar lemarinya kucari baju yang biasa digunakan Bu Denok kesekolah. Setelah dapat kupakaikan ketubuhnya. Samar-samar terlihat sekali kalau baju itu membentuk lekukan yang sangat indah aku berdecak kagum. Kemudian aku menunggu dia bagun sambil memainkan payudaranya yang indah.

    Aku duduk disampingnya saat Bu Denok mulai membuka matanya. Cahaya lampu tampak menyilaukan matanya, kuperhatikan bagian dadanya yang terbuka. Batang penisku perlahan tapi pasti kembali mengeras melihat pemandangan yang erotis itu.
    “Jam berapa ini Ndra?” Tanyanya sambil mengucek mata.
    “10 lewat 5 jawabku” Sementara mataku terus menatap kebelahan dadanya.
    “Huuaah.. masih malam toh.. lagi ngapain kamu” Tegurnya sambil merentangkan tangan, otomatis belahan payudaranya terlihat sampai BHnya. Dan itu membuatku menjadi lupa diri.
    “Lagi liat ini Bu..” Tanganku langsung meremas salah satu payudaranya yang montok.
    “Jangan kurang ajar kamu ya” Bentaknya sambil menepis tanganku dan menutupi bagian dadanya yang terbuka.

    Sambil mendekatinya kuceritakan semua yang baru saja kulakukan tadi. Wajahnya tampak memerah karena kaget dan tak percaya. Tiba-tiba aku langsung memeluknya, dan mencium bibirnya. Tak sampai disitu, kurebahkan tubuhnya keatas ranjang dan kuhimpit dengan tubuhku. Kulanjutkan aktifitasku, mencium dan melumat bibirnya.
    “Jangan Ndra.. Ini dosa” Pinta Bu Denok lirih.
    Tapi aku terus menciuminya, tanganku mulai menyusup kebalik baju Bu Denok. Bu Denok menangkisnya, dengan sedikit gerakan aku berhasil menepisnya dan terus menyusup masuk sampai menyentuh payudara Bu Denok yang masih terbunkus BH. Aku meremas lembut payudaranya yang montok itu. Bu Denok mendesah, aku terus meremas tidak lupa ciumanku terus melumat bibirnya. Aku mengalihkan ciumanku ke lehernya. Bu Denok kembali mnedesah, jemari tanganku mulai nerayap kepunggungnya, dan terus melepas tali BHnya.

    “Berhasil” Batinku. Bu Denok tersentak.
    “Kita tidak boleh melakukan ini Ndra” sambil mendorongku kesamping.


    “Memang tidak boleh sih.. tapi..”
    Aku kembali merangkul Bu Denok, kali ini ciumanku lebih ganas dari pada yang pertama. Mulai dari bibir ke telinga terus menjalar ke lehernya. Jemari tanganku melanjutkan aksi lagi menarik keatas BH terus meremasnya, memuntir-muntir putingnya. Bu Denok pasrah dan kelihatan mulai panas dengan permainan yang kuterapkan. Aku mengangkat tubuh Bu Denok dan membuka baju serta BHnya, akupun demikian. Bu Denok tampak takjub melihat batang penisku. Aku memulai kembali aksiku, kali ini ciumanku kuarahkan ke payudaranya. Bu Denok menggeliat, apalagi tanganku menyentuh payudaranya yang satu lagi. Kami berdua telah bermandikan keringat, tangan Bu Denok menjambak rambutku.

    Permainanku jemariku mulai merangkak ke bawah dan berusaha menyelusup kebalik rok dan CDnya. Bu Denok tidak lagi menangkisnya. Jemari tanganku menyentuh rambut kelaminnya, lalu jemariku menggesek-gesek sekitar liang vagina Bu Denok. Bu Denok mendesah panjang dan membenamkan kepalaku kepayudaranya, untuk mendapatkan kenikmatan lebih. Setelah beberapa lama, ciumanku mulai merangkak kebawah sampai kebatas rambut vaginanya yang sedikit terbuka. Aku kemudian memeloroti rok dan CDnya, akupun demikian. Aku kembali terkagum melihat tubuh telanjang Bu Denok. Payudaranya putih padat berisi dihiasi puting susu yang berwarna coklat kemerah-merahan. Sementara Vaginanya dikelilingi rambut kelamin yang lebat.

    Aku kembali beraksi, kali ini daerah sasaranku liang vaginanya. Aku menciumi dan menjilati yang agak menonjol disekitar liang vaginanya mungkin itu yang dinamakan kloritas. Setelah beberapa lama ciumanku kembali keatas, merentangkan tangannya yang menutupi payudaranya. Terus menjilati tubuhnya dan akhirnya mnedarat lagi di bibirnya. Batang penisku dengan mulut vagina Bu Denok saling beradu. Ini menyebabkan batang penisku ingin dimasukkan ketempatnya. Aku mengatur posisi dan melebarkan kaki bo Denok.
    Bu Denok tersadar dan berkata, “Kita sudah terlalu jauh.. jangan teruskan”
    Aku tidak lagi memperdulikan kata-kata Bu Denok karena hawa nafsuku sudah menuju puncak. Aku kembalimeraih Bu Denok dan menciumi bibirnya, kali ini lebih dahsyat lidahku bergoyang-goyang di mulutnya.

    Bu Denok tak bisa berbuat apa-apa dan kembali larut dalam kenikmatan. Batang penisku yang sudah gatal ingin memasuki liang vagina Bu Denok. Aku mengambil posisi yang pas, batang penisku mulai memasuki pintu kewanitaannya. Seperti masih perawan, batang penisku sering melenceng memasuki liang vagina Bu Denok, aku terus berusaha dan akhirnya masuk juga batang vaginaku keliang vagina Bu Denok. Bu Denok mendesah panjang dan badannya berguncang.
    “Gila keset amat.. kaya belum punya anak aja” batinku.
    Bu Denok telah sedikit tenang dan batang penisku telah masuk sedikit demi sedikit. Akhirnya semua batang kejantananku tenggelam di liang senggama Bu Denok. Aku menggoyangkan pinggulku sehingga batang kejantananku keluar masuk di liang senggama Bu Denok. Makin lama makin cepat, Bu Denok mendesah sambil menyebut namaku. Kami berdua bermandikan keringat walaupun cuaca pada saat itu lumayan dingin.

    Erangan yang panjang disertai cairan hangat menerpa batang kejantananku yang masih berada didalamliang senggama Bu Denok. Rupanya Bu Denok telah mencapai orgasme, aku pun tidak tinggal diam dengan mempercepat gerakan batang kejantananku keluar masuk diliang senggama Bu Denok.
    “Inilah saatnya” Batinku.
    Akhirnya puncak kenikmatanku datang, spermaku muncrat didalam liang senggama Bu Denok bersamaan dengan cairan hangat yang kembali menyirami batang penisku, ternyata Bu Denok kembali orgasme. Malam itu berlanjut dengan beberapa kali orgasme Bu Denok, sampai akhirnya kami kelelahan dan tertidur.

    Pagi harinya, Bu Denok bangun lebih dulu dan langsung kekamar mandi. Sesaat kemudian aku terbangun dan mendengar guyuran air dikamar dan mengetoknya, Bu Denok pun membuka pintu kamar mandi. Kembali aku terkesima melihat Bu Denok yang telanjang bulat dengan rambut yang basah. Gairahku kembali memuncak, aku masuk dan langsung merangkul tubuh Bu Denok.
    “Mandi dulu dong” Pinta Bu Denok manja.
    Akupun menuruti ajakannya kemudian mengguyuri tubuhku dengan air. Beberapa saat setelah itu aku menyabuni tubuhku dengan sabun cair. Bu Denok turut membantu, malah dia menyabuni batang kejantananku yang kembali tegak.

    Rasa malu Bu Denok telah hilang, dia mengocok-ngocok batang kejantananku dengan lembut. Nikmat rasanya, dan pada saat hampir mencapai klimaksnya aku melepaskan tangan Bu Denok karena belum saatnya. Gantian aku yang menyabuni Bu Denok, mula-mula kedua tangannya lalu kedua kakinya. Sampailah kedaerah yang vital, aku berdiri dibelakang Bu Denok terus merangkulnya dan menyabuni payudaranya dengan kedua telapak tanganku. Terdengar Bu Denok mendesah panjang. Usapanku kebawah melewati perutnya hingga sampai keliang senggamanya. Kembali aku mengusapnya dengan lembut. Busa sabun hampir menutupi liang senggama Bu Denok, kali ini Bu Denok merintih nikmat. Setelah puas aku mengguyur kedua tubuh kami yang masih berangkulan.

    Aku membalikkan tubuhnya dan kami pun saling berhadapan. Bu Denok kemudian mencium bibirku, aku membalasnya dan kemudian terjadi french kiss yang dahsyat. Tangan kami pun tidak tinggal diam, aku menyentuh payudara Bu Denok dan ia menyentuh batang kejantananku yang masih perkasa berdiri. Setelah beberapa lama, Bu Denok membimbing batang kejantananku memasuki liang senggamanya. Dengan melebarkan kakinya batang kejantananku kembali memasuki liang senggama Bu Denok. Bu Denok melilitkan tangannya ke leherku kemudian aku menggendong Bu Denok dan menyandarkan ke dinding kamar mandi.

    Setelah itu aku kembali menggoyangkan pinggulku yang membuat kejantananku keluar masuk liang senggama Bu Denok. Akhirnya spermaku keluar dan membasahi seluruh dinding liang senggama Bu Denok. Ternayata ia belum mencapai klimaks, untuk membantunya aku menjilati liang senggama Bu Denok. Bu Denok sedikit menjerit dengan apa yang kulakukan, Akhirnya Bu Denok mengeluarkan juga cairan dari liang senggamanya dan pas mengenai wajahku. Bu Denok terkulai nikmat, aku mengguyuri kembali tubuh kami berdua.

    Aku dan Bu Denok telah selesai mandi, dan telah memakai pakaian masing-masing.
    “Lain kali.. aku minta lagi ya sayang” Bisikku sambil menelusupkan tangan ke balik baju kerjanya.
    “Atur aja” Desahnya manja.
    Kemudian Bu Denok berangkat kerja dan aku pergi kuliah. Pokoknya selama bertugas Pak Jerry keluar pulau, aku menggantikan tugasnya memenuhi hasrat biologis Bu Denok di tempat tidur.

  • Video Bokep Ria Uchimura Disiksa Sampai Nangis

    Video Bokep Ria Uchimura Disiksa Sampai Nangis


    1550 views

  • Saat Kusetubuhi Istri Muda

    Saat Kusetubuhi Istri Muda


    1537 views

    Cerita seks dewasa ini dengan pelan agar bisa merasakan sensasi yang sangat teransang dan bergairah. Saya ingin menceritakan pengalaman seks saya 8 tahun yang lalu, sekarang saya sudah berumur 22 tahun.

    Seharian ini aku tidak karuan bekerja, suntuk benar rasanya hari ini, seharian dimarahi melulu sama boss karena kerjaanku salah terus, “Teeet…” bel pulang sudah berbunyi, kesempatan ini tidak kusia-siakan, “langsung ngacir”. Sore itu cuaca masih mendung karena sebelumnya hujan mengguyur dengan sangat deras. Aku berjalan keluar halaman kantor, kulihat jalanan sebagian tergenang air.

    Aku berdiri di trotoar jalan menunggu angkutan umum. Hari ini memang aku tidak naik motor karena motorku sedang ada di bengkel. Entah kenapa hari ini aku sial terus dari rumah pas mau kerja motorku mendadak ngadat tidak mau distater. Sial, mana hari ini aku pagi-pagi sekali harus sudah menyerahkan laporan bulanan kepada boss. Sial benar-benar sial.

    Saat aku asik melamunkan kesialanku hari ini, tanpa sadar tiba-tiba sebuah Baleno warna silver metalik melintas di depanku dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba… “Craaassshh…!” air genangan menyemprot ke seluruh tubuhku, mukaku, baju, celanaku semuanya basah kuyup. Shiit, sekali lagi shiit, lengkap sudah kesialanku hari ini. Aku memaki-maki tidak karuan. Tiba-tiba Baleno itu berhenti beberapa puluh meter dari tempat aku berdiri dan langsung mundur menuju ke arahku. “Cari penyakit,” gerutuku. Aku sudah bersiap-siap mau mendampratnya jika orangnya keluar, paling tidak kumaki-maki dulu.

    Urusan maaf-memaafkan belakangan. Aku sudah bersiap-siap ketika pintu Baleno itu terbuka, aku terkejut ketika sebuah kaki indah terbungkus sepatu kets menapak di aspal yang basah. Sesaat kemudian munculah mahluk yang menurutku sangat cantik. Tingginya kira-kira 165 cm, kulitnya putih, kalau ditaksir-taksir umurnya sekitar 35-an, tetapi penampilannya modis sehingga tidak terkesan dewasa, tapi yang paling menarik perhatianku adalah bentuk bodinya yang sangat proporsional, “Gitar Spanyol Cing”. Terbalut kaos ketat lengan cekak warna abu-abu dan legging warna hitam selutut menambah tonjolan-tonjolan tubuhnya semakin nampak nyata, sampai-sampai aku meneguk air liurku, “Glek.. glek,”.

    “M.. ma’af Mas…” katanya menyadarkan aku dari kekagumanku.
    “Oh oh… tidak pa.. pa..” sahutku (kok jadi aku yang gugup bathinku “).
    “Maafkan saya Mas, saya tidak segaja.. lagi ngelamun jadi tidak sadar kalo ada orang,” ujarnya menjelaskan.
    “Mas mau pulang..? tambahnya lagi.
    “Ii.. iya…” jawabku.
    “Oke.. sebagai pernyataan maaf saya, gimana kalo mas saya antar pulang. Ayo mari masukMas!” pintanya tanpa menunggu persetujuanku.
    Wah kesempatan yang tidak boleh kusia-siakan nih.
    “Bagaimana ya…” kataku.
    “Please… ” katanya.
    Tanpa ba bi bu lagi aku langsung masuk ke Balenonya yang langsung meluncur.
    “Ngomong-ngomong dari tadi kita belum kenalan, saya.. Conny,” katanya memecah kekakuan.
    “Saya Irwan, Mbak,” timpalku.

    Ternyata Mbak Conny enak diajak ngomong tentang apa saja, orangnya supel. Dan sampai aku juga tahu bahwa ia adalah istri kedua dari salah seorang pengusaha sukses yang meninggal karena kecelakaan mobil setengah tahun lalu. Menurut dia suaminya dibunuh karena persaingan dengan seteru bisnisnya.

    “Maaf Mbak, kalau saya mengingatkan,” kataku.
    “Tidak.. papa Wan,” sahutnya.
    “Wan kamu tidak papa kan ke rumah Mbak dulu. Mandi dulu ya, nanti setelah itu baru kita ke rumah kamu gimana?”
    “Terserah Mbak deh,” kataku mengiyakan.
    Kami tiba di rumahnya di salah satu kawasan pemukiman elit yang terkenal. Wah ternyata rumahnya cukup besar dan asri.
    “Masuk Wan!”
    “Makasih Mbak.”
    .”Wan kamu mandi dulu ya,” katanya sambil menunjukkan kamar mandi.
    “Nanti Mbak siapkan pakaian untukmu, kan baju sama celana kamu basah, biar di cuci di sini saja, Mbak juga mau mandi dulu.”

    Kulepas semua pakaian sehingga sekarang aku sudah telanjang dan siap untuk mandi. Iseng aku mengingat Mbak Conny yang aduhai tanpa sadar “si Jonny” tiba-tiba mengeras. Aku membayangkan jika Mbak Conny mengatakan, “Wan, maukah menyenangkan Mbak?” Kurasakan “si Jonny” semakin keras seiring imajinasiku tentang Mbak Conny wajah cantiknya, kulit putihnya yang halus mulus tanpa cacat, dua gunung kembarnya yang ukuran 34 dan pantatnya yang besar. Kukocok-kocok batang kemaluanku, sementara khayalanku dengan Mbak Conny semakin menjadi-jadi, dan tiba-tiba “Cklok…” pintu dibuka, aku terkejut tanpa bisa berbuat apa-apa. Tadi aku lupa mengunci pintu kamar mandi, ternyata Mbak Conny sudah berdiri di hadapanku.

    “Maaf Wan, aku lupa ngasih handuk ke kamu.”
    “Oh iya Mbak,” kataku.

    Mbak Conny tidak langsung pergi ia tertegun melihatku telanjang bulat dan sekilas kulihat ia melirik batang kemaluanku yang dari tadi sudah tegang. “Mbak mau mandi berdua denganku?” tanyaku asal. Mbak Conny tidak menolak dan juga tidak mengiyakan, naluri kelelakianku mulai jalan, kutarik lembut tangannya ke dalam dan kukunci pintu kamar mandi, tanpa menunggu reaksinya lebih lanjut kusentuh wajahnya dengan lembut, “Mbak cantik sekali,” aku mulai melancarkan rayuan, “Masa sih Wan, Mbak kan sudah 30 lebih, kamu bisa saja.”

    Kucium pipinya dengan lembut lalu bergeser ke bibirnya yang seksi. “Wan!” keluhnya lirih, “Mbak saya sangat mengagumi Mbak,” bisikku lembut di telinganya, sambil kuletakkan tanganku melingkari lehernya. Kembali kukecup lembut bibirnya, kali ini dia membalas dengan hangat, beberapa saat adegan cium itu berlangsung, tanganku mulai “bergerilya”, kuusap punggungnya, terus turun ke bawah, ke bagian pantatnya, kurasakan bongkahannya masih sangat padat, kuremas-remas dengan lembut. Kali ini ia yang melingkarkan tangannya ke pinggangku, semakin erat, kurasakan gunung kembarnya menggencet dadaku kenyal dan lembut kurasakan.

    Kami semakin bernafsu, batang kemaluan yang sudah dari tadi tegang tambah kurasakan berdenyut-denyut. Kurasakan aku semakin terangsang, segera saja kubuka baju mandi Mbak Conny. Terlihatlah pemandangan yang sangat indah, aku terdiam sejenak mengagumi keindahan tersebut, kulihat payudaranya yang besar dan masih kencang. Kutelusuri semua bagian tubuhnya tanpa ada bagian yang terlewatkan, sampai pada “area kenikmatan” Mbak Conny. Aku semakin terangsang karena pussy Mbak Conny mulus tanpa ditumbuhi bulu sedikitpun. Kali ini langsung kuserbu payudaranya, kuraba-raba sambil terus kissing sambil sesekali terdengar rintihannya, “Ohhh… Wan mhmmm…” kujilati kupingnya terus menjalar ke leher, dada, dan sampai ke payudaranya, kujilat, kumainkan putingnya dengan lidahku, aku semakin bernafsu.

    “Waaan, ohhh…”
    “Hmmm, Mbak… Mbak cantik sekali.”

    Kali ini tangannya mulai kurasakan lebih aktif, dirabanya punggungku turus turun ke pantatku kemudian ke depan mencoba meraih batang kemaluanku dipegangnya dengan lembut, dikocoknya pelan-pelan sambil berkata, “Wan, punyamu lumayan besar juga. Mbak mau merasakannya Wan… ohhh,” kembali erangannya terdengar karena aku masih sibuk memainkan pentil payudaranya dengan ujung lidahku.

    Mulai bosan dengan payudara, kuangkat badannya, kududukkan ke pinggir bak air. Kembali aku menjilati perutnya, kukukek-kucek liang pusatnya masih dengan ujung lidahku, terdengar kembali erangannya lebih keras, “Ooouhhh… hmmm… ahhh…” mungkin Mbak Conny sudah terangsang hebat. Keadaan ini tidak kubiarkan langsung kuarahkan lidah ku ke arah belahan pussy tanpa bulu yang indah sekali, tercium olehku bau khas kewanitaannya. Aku semakin bernafsu kujilati pussy Mbak Conny yang sudah mulai basah dengan lendir kumainkan ujung lidahku menelusuri setiap millimeter dari “benda enak gila” itu. Tubuh Mbak Conny semakin terguncang hebat menikmati permainan lidahku, nafasnya memburu, sudah tidak beraturan lagi sambil terus mengerang, “Oouuussshhh aaahhh,” merintih tidak karuan keenakan.

    Ujung lidahku masih menempel pada benda enak milik Mbak Conny kali ini bagian terakhir yang akan kugarap. Benda sebesar biji kacang yang terletak di atas lubang pussy-nya. Hoooaah, hmmm hhhh ooouuhhh, Wan terus sayang terus… terus… Ouuhh uuhhh terus…” Kali ini Mbak Conny pasti hampir mencapai puncak gunung kenikmatannya, dan aku terus saja memainkan lidahku dengan ganas di liang pussy-nya yang semakin banjir oleh cairan kewanitaannya yang nikmat di lidahku. Sampai suatu saat ia menjabak rambutku, dan menekan kepalaku ke selangkangannya seakan-akan jangan sampai lepas. “Ooouuhn mmm ohhh.. ohhh, Wan terus Wan… Mbak mau keluarrhh…” sampai suatu sentakan hebat akibat kontraksi otot-otot badannya yang menegang. “Waaan Mbak keluaaar hhh…”
    Beberapa saat badannya masih tersengal-sengal, sambil berkata padaku,

    “Wan makasih, kamu hebat, Mbak sudah lama tidak merasakannya sejak suami Mbak meninggal.” “Sama-sama Mbak, saya juga sangat menikmatinya, saya suka sama Mbak,” ujarku.
    “Kali ini giliran kamu ya, Wan. Sekarang kamu duduk di pinggir sini,” katanya.

    Di kecupnya bibirku, dilumatnya, lidahnya sengaja dimasukkannya menjalari seluruh rongga mulutku sambil sesekali menghisap lidahku, kali ini aku sedikit tidak menguasai keadaan, tangan Mbak Conny masih terus memegang batang kemaluanku sambil terus mengocoknya,

    “Ooohhh…” kali ini aku yang dibuatnya mengeluarkan suara keenakan.

    Ah, lidahnya sudah hampir di puting susuku, dimainkannya lidahnya yang membuat sensasi tersendiri. “Aahhh… enak gila,” sambil terus mengocok batang kemaluanku. Mbak Conny terus menjilati bagian tubuhku sampai akhirnya dia menjilati kepala kemaluan. Dia terus memainkan lidahnya menjilati, kepalanya, batangnya, biji kemaluan tidak luput dari sasaran lidahnya. “Ahhh, Mbak… enak Mbak ahhh…” Mendengar rintihanku dia memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya, “Ooh… terus Mbak…” pintaku.

    Turun-naik kepalanya mengisap batang kemaluanku sampai keadaan dimana aku merasakan kejang dan batang kemalaunku berdenyut-denyut sangat hebat, “Ooohhh… ohhh… aku hampir keluar Mbak…” Semakin ganas kepalanya turun-naik, semakin mempercepat kocokan dan sedotannya dan… “Crooot… crooot… croot…” batang kemaluanku memuntahkan sperma ke dalam mulut Mbak Conny dan dengan bernafsu ditelannya sperma tersebut dan sisanya dijilatnya sampai bersih.

    “Makasih Mbak,” kataku.
    “Sama-sama Wan,” katanya dengan lembut.
    “Oke sekarang kita mandi dulu biar segar dan kita ulangi lagi nanti ya di kamar.”

    Aku masih mengenakan handuk yang dililitkan ketika Mbak Conny datang membawa segelas susu coklat hangat dan memberikannya kepadaku.

    “Minum dulu sayang, biar tambah segar.”

    Kuseruput coklat hangat, “Aaahhh…” kurasakan kehangatan menjalari tubuhku dan kurasakan kesegaran kembali.

    Kami berciuman kembali, Mbak Conny tampak sangat menikmati ciumanku ini, matanya terpejam, nafasnya mendesah, dan bibirnya dengan lembut mengecup sambil sesekali menghisap bibir dan lidahku, jari jemari lentik guruku itu mulai bergerak turun menyusup ke balik handukku menuju buah pantatku. Batang kemaluanku yang hanya ditutupi handuk kecil itu segera berdiri tegang. Bagian bawah kepala kemaluanku itupun langsung tergencet oleh perut Mbak Conny yang langsung menyalurkan getaran-getaran kenikmatan ke seluruh urat syarafku.

    Jari-jemarinya mulai meraba kedua buah pantatku. Mula-mula rabaannya melingkar perlahan, makin cepat, makin cepat, sampai akhirnya dengan suara mendesah, diremas-remasnya dengan penuh nafsu. Aku mencium dan menjilati telinga Mbak Conny, sehingga membuat tubuh janda cantik itu menggelinjang-gelinjang, “Ohhh Wan… gelii… sss…” Kuturunkan bibirku dari kuping menelusuri leher, terus turun ke dada, jari jemarinya pun terasa semakin keras meremas-remas pantatku.

    Seraya mengecupi areal dadanya, jemariku membuka satu persatu kancing seragam kebanggaannya itu hingga terlihat belahan payudaranya yang besar menyembul dari balik baju mandinya. Bentuknya menghadap ke atas dengan puting yang langsung mengarah ke mukaku. Amboi seksinya, tanpa membuang waktu kulahap payudara itu dengan gemas. Kusedot-sedot dan kujilati putingnya yang sudah menegang itu. Tiba-tiba tangan kanan Mbak Conny berputar ke arah depan. Dengan sekali sentak maka terjatuhlah penutup satu-satunya tubuhku itu.

    Kulirik kaca lemarinya, di sana terlihat badan tegapku yang bugil tengah menunduk menghisap payudara wanita berbadan montok yang masih dibalut pakaian mandinya. Dari kaca riasnya kulihat Mbak Conny mengalihkan tangan kanannya ke arah selangkanganku dan… “Slepp!” dalam sekejap batang kemaluanku sudah berada dalam genggamannya. Dengan lembut dan penuh perasaan ia mulai mengocok batang kemaluanku ke atas.. ke bawah.. ke atas.. ke bawah. Uff… tak bisa kuceritakan nikmat yang kurasakan di selangkanganku itu. Apalagi ketika sesekali ia menghentikan kocokannya dan mengarahkan jempolnya ke urat yang terletak di bawah kepala batang kemaluanku.

    “Aaahhh… Mbaak… aaahh…” aku hanya bisa mengerang keenakan seraya terus mengecup dan menjilati payudaranya. Tiba-tiba Mbak

    Conny mendorong tubuhku hingga terduduk di atas ranjang busanya dan ia sendiri kemudian berlutut dihadapan selangkanganku. Ia menengadahkan kepalanya dan menatap mataku dengan pandangan penuh nafsu.

    Bersamaan dengan itu, ia menciumi kepala batang kemaluanku, kemudian menjilati lubang penisku yang sudah dipenuhi dengan cairan lengket berwarna bening. Tiba-tiba ia memasukkan penisku ke dalam mulutnya dan apa yang kurasakan berikutnya adalah kenikmatan yang tak terlukiskan. Mbak Conny memasukkan dan mengeluarkan penisku di dalam mulutnya dengan gerakan yang cepat sambil menggoyang-goyangkan lidahnya sehingga menggesek urat bawah kepala penisku itu. “Aaahhh… ouuhhh… Mbak! aakh… ouhhh…” aku hanya bisa terduduk sambil mengerang nikmat dan Mbak Conny tampak begitu menikmati kemaluanku yang berada di dalam mulutnya, sampai-sampai ia memejamkan matanya.

    Tangan kiriku kembali meremas-remas payudara Mbak Conny sedangkan tangan kananku menyentuh bagian bawah buah pantatnya.

    “Mmmh.. mmmhh…emmhhh…” rintihnya sambil terus mengulum batang kemaluanku ketika kuraba-raba lubang kemaluannya. Mbak

    Conny semakin memperkuat sedotannya sehingga memaksaku untuk semakin mengerang tak keruan, seakan tak mau kalah, kumasukkan tanganku ke selangkangannya dari arah perut, dan dengan mudah jemariku mencapai vagina yang sudah sangat basah itu.
    Dalam 3 detik jariku menyentuh sebuah daging sebesar kacang yang sudah menonjol keluar di bagian atas vagina Mbak Conny, jari tengah dan telunjukku segera mengocok “kacangnya” dengan cepat. “Mmmhh.. mmmhhh… aaahhh…” Mbak Conny melepaskan penisku dari mulutnya untuk berteriak histeris menikmati kocokanku di klitorisnya.

    Sekitar 5 menit kami saling mengocok, meremas, dan menghisap diikuti dengan gelinjangan dan jeritan-jeritan histeris, ketika tiba-tiba Mbak Conny menengadahkan mukanya ke arahku dan merintih, “Wan.. please sekarang…” Tanpa menunggu kata-kata selanjutnya kuangkat tubuh janda cantik itu dari posisi berlututnya. Kusuruh dia meletakkan kedua tangannya di atas meja menghadap cermin rias sehingga Mbak Conny kini berada dalam posisi menungging. Tampak buah dadanya bergelayut seakan menantang untuk diperah. Kurenggangkan kedua kaki mulusnya, kugosok-gosokkan penisku di belahan pantatnya sebelum kuturunkan menelusuri tulang ekornya, anus dan kutempelkan di pintu belakang vaginanya.

    Perlahan-lahan kusodokkan penisku ke dalam vagina kecil yang sudah sangat banjir itu, “Aaahhh…” Mbak Conny menggigit bibirnya menikmati senti demi senti penisku yang tengah memasuki vaginanya, semakin dalam kumasukkan batang kemaluanku dan semakin dalam… “Ooohhh Wan… ooohhh…” dan… “Aaaakhh…” jeritnya ketika dengan keras kusodokkan penisku sedalam-dalamnya di vagina janda cantik itu. Tampak janda cantik itu masih menggigit bibirnya menikmati besarnya batang kemaluanku yang terbenam penuh di dalam vaginanya. Dengan segera kupompakan kemaluanku dengan cepat dari arah belakang. Kutempelkan perut dan dadaku di punggung perempuan itu dan kedua tanganku dengan keras meremas-remas dan memelintir kedua puting buah dada Mbak Conny yang sudah sangat keras itu.

    “Ohhh… ohh… ouuhhh…” Tiba-tiba Mbak Conny mengangkat kepala dan badannya ke arahku dengan menengok ke arah kiri dan menjulurkan lidahnya. Dengan cepat kusambut lidah yang menggairahkan itu dengan lidahku dan kami pun berciuman dengan posisi prediksi togel klik di sini

    Mbak Conny yang tetap membelakangiku. Karena ia menegakkan badannya, Mbak Conny menaikkan kaki kirinya ke atas meja riasnya untuk memudahkan aku terus menyodokkan batang kemaluanku.

    Sambil terus melumat bibirnya dan menyodok, tanganku kembali meremas-remas kedua payudaranya. Tangan kiri Mbak Conny menjambak rambut di belakang kepalaku untuk mempererat tautan bibir kami. Ketiaknya menyebarkan wangi khas yang membuatku semakin bernafsu lagi. Tiba-tiba Mbak Conny merintih-rintih sambil terus mengulum lidahku. Tampak alisnya mengerut, wajahnya mengekspresikan seakan-akan kenikmatan yang amat sangat menjalari seluruh tubuhnya, ia dengan cepat membimbing tangan kananku yang masih asyik meremas payudaranya untuk kembali memainkan kacangnya.

    Goyangan pinggulnya menjadi semakin cepat tak terkendali, dinding vagina mulai terasa berdenyut-denyut, tiba-tiba… “Aaahhh aaahhh oouuhhh… Wan… Mbak keluaaarrr… aaahhh…”

    Malam itu beberapa kali aku dan Mbak Conny mengulangi “gulat gaya bebas” itu sampai akhirnya kami sama-sama tertidur kecapaian. Aku segera terbangun ketika menyadari ada seberkas sinar yang menerpa wajahku. Aku segera menyadari bahwa aku berada di rumah Mbak Conny. Dan ia sudah bangun dan tidak berada di kamar ini lagi, kulihat jam dinding menunjukkan pukul 10.00 dan lagi-lagi… oh shiit, aku terlambat masuk kantor. Sial, lagi-lagi sial.

  • Video Bokep Jepang Ngentot Gadis Muda Cantik Dan Lugu

    Video Bokep Jepang Ngentot Gadis Muda Cantik Dan Lugu


    1582 views

  • Ngentot Di Tempat Panti Pijat Dengan Pacarku

    Ngentot Di Tempat Panti Pijat Dengan Pacarku


    1512 views

  • Foto Ngentot Terbaru Anri Gadis Cantik Jepang Yang Hot

    Foto Ngentot Terbaru Anri Gadis Cantik Jepang Yang Hot


    1474 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Malam Indah Bersama Adik Sepupuku

    Malam Indah Bersama Adik Sepupuku


    3387 views

    Duniabola99.orgKedua barbel kecil masing-masing seberat 5 kilogram terasa telah kian berat saja kuayun-ayunkan bergantian. Keringatku telah sejak tadi berseleweran membasahi seluruh tubuhku yang kuperhatikan lewat cermin sebesar pintu di depanku itu telah tambah mekar dan kekar. Kalau dibandingkan dengan atlet binaraga, aku tak kalah indahnya. Aku hanya tersenyum sambil kemudian menaruh kedua barbelku dan menyeka keringat di dahi. Kuperhatikan jam telah menunjukan pukul 22:39 tepat. Ya, memang pada jam-jam seperti ini aku biasa olahraga berat untuk membentuk otot-otot di tubuhku. Suasana sepi dan udara sejuk sangat aku sukai. Kamar kost-ku di pinggirn utara kota Jogja memang menawarkan hawa dinginnya. Itulah sebabnya aku sangat betah kost di sini sejak resmi jadi mahasiswa hingga hampir ujian akhirku yang memasuki semester delapan ini. Targetqq

    Related image

    Sudah jadi kebiasaanku, aku selalu berolahraga dengan telanjang bulat, sehingga dapat kuperhatikan tubuhku sendiri lewat cermin itu yang kian hari kian tumbuh kekar dan indah. berkulit sawo matang gelap. Rambut kasar memenuhi hampir di seluruh kedua lengan tangan dan kaki serta dadaku yang membidang ke bawah, lebih-lebih pada daerah kemaluanku. Rambutnya tumbuh subur dengan batang zakarnya yang selalu terhangati olehnya. Kuraba-raba batang kemaluanku yang mulai beranjak tegang ereksi ini. Hmm, ouh, mengasyikan sekali. Air keringatku turut membasahi batang zakar dan buah pelirku. Dengan sambil duduk di kursi plastik aku berfantasi seandainya ini dilakukan oleh seorang wanita. Mengelus-elus zakarku yang pernah kuukur memiliki panjang 20 centimeter dengan garis lingkar yang 18 centimeter! Mataku hanya merem melek saja menikmati sensasi yang indah ini. Perlahan-lahan aku mulai melumuri batang zakarku dengan air liurku sendiri. Kini sambil menggenggam batang zakar, aku terus menerus melakukan mengocok-ngocok secara lembut yang berangsur-angsur ke tempo cepat.

    Aku tengah menikmati itu semua dengan sensasiku yang luar biasa ketika tiba-tiba pintu kamar kost-ku diketok pelan-pelan. Sial, aku sejenak terperangah, lebih-lebih saat kudengar suara cewek yang cukup lama sekali tak pernah kudengar.
    “Mas, Mas Wid? Ini aku, Irma!”
    Irma? Adik sepupuku dari Pekalongan? Ngapain malam-malam begini ini datang ke Jogja? Gila! Buru-buru aku melilitkan kain handuk kecilku sambil memburu ke arah pintu untuk membukakannya. “Irma?” ucapku sambil menggeser posisiku berdiri untuk memberi jalan masuk buat adik sepupuku yang terkenal tomboy ini. Irma terus saja masuk ke dalam sambil melempar tas ranselnya dan lari ke kamar mandi yang memang tersedia di setiap kamar kost ini. Sejenak aku melongok keluar, sepi, hanya gelap di halaman samping yang menawarkan kesunyian. Pintu kembali kututup dan kukunci. Aku hanya menghela nafasku dalam-dalam sambil memperhatikan tas ransel Irma.

    Related image

    Tak berapa lama Irma keluar dengan wajah basah dan kusut. Rambutnya yang lebat sebahu acak-acakan. Aku agak terkejut saat menyadari bahwa kini Irma hanya memakai kaos oblong khas Jogja. Rupanya ia telah melepas celana jeans biru ketatnya di kamar mandi. Kulit pahanya yang kuning langsat dan ketat itu terlihat jelas. “Ada masalah apa lagi, hmm? Dapat nilai jelek lagi di sekolahan lalu dimarahi Bapak Ibumu?” tanyaku sambil mendekat dan mengelus rambutnya, Irma hanya terdiam saja. Anak SMU kelas dua ini memang bandel. Mungkin sifat tomboynya yang membuat dirinya begitu. Tak mudah diatur dan maunya sendiri saja. Jadinya, aku ini yang sering kewalahan jika ia datang mendadak minta perlindunganku. Aku memang punya pengaruh di lingkungan keluarganya.

    Irma hanya berdiri termangu di depan cermin olah ragaku. Walau wajahnya merunduk, aku dapat melihat bahwa dia sedang memandangi tubuhku yang setengah telanjang ini.
    “Lama ya Mas, Irma nggak ke sini.”
    “Hampir lima tahun,” jawabku lebih mendekat lagi lalu kusadari bahwa lengan dan tangannya luka lecet kecil.
    “Berantem lagi, ya? Gila!” seruku kaget menyadari memar-memar di leher, wajah, kaki, dan entah dimana lagi.
    “Irma kalah, Mas. Dikeroyok sepuluh cowok jalanan. Sakit semua, ouih. Mas, jangan bilang sama Bapak Ibu ya, kalau Irma kesini. Aduh…!” teriak tertahan Irma mengaduh pada dadanya.
    “Apa yang kamu rasakan Ir? Dimana sakitnya, dimana?” tanyaku menahan tubuhnya yang mau roboh.
    Tapi dengan kuat Irma dapat berdiri kembali secara gontai sambil memegangi lenganku.
    “Seluruh tubuhku rasanya sakit dan pegal semua, Mas, ouh!”
    “Biar Mas lihat, ya? Nggak apa-apa khan? Nggak malu, to?” desakku yang terus terang aku sudah mulai tergoda dengan postur tubuh Irma yang bongsor ketat. Irma hanya mengangguk kalem.
    “Ah, Mas Wid. Irma malah pengin seperti dulu lagi, kita mandi bareng… Irma kangen sama pijitan Mas Wid!” ujar Irma tersenyum malu.

    Edan! Aku kian merasakan batang kemaluanku mengeras ketat. Dan itu jelas sekali terlihat pada bentuk handuk kecil yang menutupinya, ada semacam benda keras yang hendak menyodok keluar. Dan Irma dapat pula melihatnya! Perlahan kulepas kaos oblong Irma. Sebentar dirinya seperti malu-malu, tapi kemudian membiarkan tanganku kemudian melepas BH ukuran 36B serta CD krem berenda ketatnya. Aku terkejut dan sekaligus terangsang hebat. Di tubuh mulusnya yang indah itu, banyak memar menghiasinya. Aku berjalan memutari tubuh telanjangnya. Dengan gemetaran, jemariku menggerayangi wajahnya, bibirnya, lalu leher dan terus ke bawahnya. Cukup lama aku meraba-raba dan mengelus serta meremas lembut buah dadanya yang ranum ini. “Mas Wid… enak sekali Mas, teruskan yaaa… ouh, ouh..!” pinta mulut Irma sambil merem-melek. Mulutku kini maju ke dada Irma. Perlahan kuhisap dan kukulum nikmat puting susunya yang coklat kehitaman itu secara bergantian kiri dan kanannya. Sementara kedua jemari tanganku tetap meremas-remas kalem dan meningkat keras. Mulut Irma makin merintih-rintih memintaku untuk berbuat lebih nekat dan berani. Irma menantangku, sedotan pada puting susunya makin kukeraskan sambil kuselingi dengan memilin-milin puting-puting susu tersebut secara gemas.

    Related image

    “Auuuh, aduh Mas Wid, lebih keras… lebih kencang, ouh!” menggelinjang tubuh Irma sambil berpegangan pada kedua pundakku. Puting Irma memang kenyal dan mengasyikan. Kurasakan bahwa kedua puting susu Irma telah mengeras total. Aku merendahkan tubuhku ke bawah, mulutku menyusuri kulit tubuh bugil Irma, menyapu perutnya dan terus ke bawah lagi. Rambut kemaluan Irma rupanya dicukur habis, sehingga yang tampak kini adalah gundukan daging lembut yang terbelah celah sempitnya yang rapat. Karuan lagi saja, mulutku langsung menerkam bibir kemaluan Irma dengan penuh nafsu. Aku terus mendesakkan mulutku ke dalam liang kemaluannya yang sempit sambil menjulurkan lidahku untuk menjilati klitorisnya di dalam sana. Irma benar-benar sangat menggairahkan. Dalam masalah seks, aku memang memliki jadwal rutin dengan pacarku yang dokter gigi itu. Dan kalau dibandingkan, Irma lebih unggul dari Sinta, pacarku. Mulutku tidak hanya melumat-lumat bibir kemaluan Irma, tapi juga menyedot-nyedotnya dengan ganas, menggigit kecil serta menjilat-jilat.

    Tanpa kusadari kain handukku terlepas sendiri. Aku sudah merasakan batang kemaluanku yang minta untuk menerjang liang kemaluan lawan. Karuan lagi, aku cepat berdiri dan meminta Irma untuk jongkok di depanku. Gadis itu menurut saja. “Buka mulutmu, Dik. Buka!” pintaku sambil membimbing batang kemaluanku ke dalam mulut Irma. Gadis itu semula menolak keras, tapi aku terus memaksanya bahwa ini tidak berbahaya. Akhirnya Irma menurut saja. Irma mulai menyedot-nyedot keras batang kemaluanku sembari meremas-remas buah zakarku. Ahk, sungguh indah dan menggairahkan. Perbuatan Irma ini rupanya lebih binal dari Sinta. Jemari Irma kadangkala menyelingi dengan mengocok-ngocok batang kemaluanku, lalu menelannya dan melumat-lumat dengan girang.

    “Teruskan Dik, teruskan, yeeeahh, ouh… ouh… auh!” teriakku kegelian. Keringat kembali berceceran deras. Aku turut serta menusuk-nusukan batang kemaluanku ke dalam mulut Irma, sehingga gadis cantik ini jadi tersendak-sendak. Tapi justru aku kian senang. Kini aku tak dapat menahan desakan titik puncak orgasmeku. Dengan cepat aku muntahkan spermaku di dalam mulut Irma yang masih mengulum ujung batang kemlauanku.
    “Crooot… creet… crret…!”
    “Ditelan Dik, ayo ditelan habis, dan bersihkan lepotannya!” pintaku yang dituruti saja oleh Irma yang semula hendak memuntahkannya. Aku sedikit dapat bernafas lega. Irma telah menjilati dan membersihkan lepotan air maniku di sekujur ujung zakar.

    Image result for pepek sepupu

    “Maaasss, ouh, rasanya aneh…!” ujar Irma sambil kuminta berdiri. Sesaat lamanya kami saling pandang. Kami kemudian hanya saling berpelukan dengan hangat dan mesra. Kurasakan desakan buah dadanya yang kencang itu menggelitik birahiku kembali.
    “Ayo Dik, menungging di depan cermin itu!” pintaku sambil mengarahkan tubuh Irma untuk menungging. Irma manut. Dengan cepat aku terus membenamkan batang kemaluanku ke liang kemaluan Irma lewat belakang dan melakukan gerakan maju mundur dengan kencang sekali. “Aduuh, auuh… ouh.. ouh… aaah… ouh, sakit, sakit Mas!” teriak-teriak mulut Irma merem-melek. Tapi aku tak peduli, adik sepupuku itu terus saja kuperkosa dengan hebat. Sambil berpegangan pada kedua pinggulnya, aku menari-narikan batang kemaluanku pada liang kemaluan Irma.
    “Sakiiit… ouhh…!”
    “Blesep… slep… sleeep…” suara tusukan persetubuhan itu begitu indah.
    Irma terus saja menggelinjang hebat.

    Aku segera mencabut batang kemaluanku, membalikkan posisi tubuh Irma yang kini telentang dengan kedua kakinya kuminta untuk melipat sejajar badannya. sementara kedua tangannya memegangi lipatan kedua kakinya. Kini aku bekerja lagi untuk menyetubuhi Irma.
    “Ouuh… aaahhk… ouh… ouh…!”
    Dengan menopang tubuhku berpegangan pada buah dadanya, aku terus kian ganas tanpa ampun lagi menikam-nikam kemaluan Irma dengan batang kemaluanku.
    “Crrrooot… cret… creet…!”
    Menyemprot air mani zakarku di dalam liang kemaluan Irma. “Maaas… ouuuh… aduh… aaahk!” teriak Irma yang langsung agak lunglai lemas, sementara aku berbaring menindih tubuh bugilnya dengan batang kemaluanku yang masih tetap menancap di dalam kemaluanya.

    “Dik Irma, bagaimana kalau adik pindah sekolah di Jogja saja. Kita kontrak satu rumah… hmm?” tanyaku sambil menciumi mulut tebal sensual Irma yang juga membalasku. “Irma sudi-sudi saja, Mas. Ouh…” Entah, karena kelelehan kami, akhirnya tidur adalah pilihannya. Aku benar-benar terlelap.

    TAMAT

  • Foto Ngentot Di Lapangan Dengan Bermacam-Macam Gaya

    Foto Ngentot Di Lapangan Dengan Bermacam-Macam Gaya


    1981 views

    Foto Ngentot Terbaru – Memang nikmat rasanya jika menikmati hiburan dewasa di tengah malam yang dingin seperti ini. Apalagi kami sudah menyediakan gambar-gambar terbaru dan terpanas dari yang muda-muda sampai tante-tante girang yang ngentot hot banget dan bisa membuat anda crot ramai-ramai malam ini. Inilah foto nya sebagai berikut.

  • Foto Ngentot Bos Dengan Asistennya Yang Hot

    Foto Ngentot Bos Dengan Asistennya Yang Hot


    1692 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Foto Bugil Model Hongkong Terbaru

    Foto Bugil Model Hongkong Terbaru


    1712 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Video Bokep Koyomi Yukihira di Gangbang

    Video Bokep Koyomi Yukihira di Gangbang


    2042 views

  • Foto Bugil Hot pelacur Sayaka Takase membasahi tubuh seksinya

    Foto Bugil Hot pelacur Sayaka Takase membasahi tubuh seksinya


    1979 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • European first timer Aria Logan gives and receives oral sex outdoors

    European first timer Aria Logan gives and receives oral sex outdoors


    1586 views

    Duniabola99.org– Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Foto Bugil Mai Nadasaka

    Foto Bugil Mai Nadasaka


    2089 views

    Foto Bugil Terbaru – Dipagi yang cerah ini kami menyediakan Foto bugil terbaru wanita Asia Dari Jepang untuk mengawali pagi anda agar lebih cerah. Lihat langsung Fotonya dibawah ini. Cekidot!!!