• Majalah Dewasa Edisi Regina Octora

    Majalah Dewasa Edisi Regina Octora


    1193 views

    Duniabola99.org– Regina Octora

    Cewek lucu campuran darah Sunda dan Cina ini sedang mengejar mimpinya sebagai penyanyi. Anda akan sering menemuinya di beberapa mall karena ia sangat suka untuk menghabiskan waktu untuk hangout bersama teman-temannya. Kabarnya ia sedang mencari pasangan untuk dijadikan suami. Let’s find out who she is.

  • Tante Genit Cantik Paksa Aku Bermain Seks

    Tante Genit Cantik Paksa Aku Bermain Seks


    1722 views

    Duniabola99.org – Namaku Wandy, aku adalah seorang mahasiswa PTS terkenal di Yogyakarta berusia 22 tahun dan aku kost di sebuah rumah milik seorang janda pengusaha toko, sebut saja Tante Lisa. Usianya masih 40 tahun. Suaminya meninggal karena komplikasi, dan dengar-dengar dari tetangga Tante Lisa itu dulunya hostess di Surabaya.

    Tante Lisa sangat cantik dan menjaga tubuhnya sehingga dia tampak seperti berumur 30 tahun. Dia juga berpenampilan seksi, suka memakai celana kaos ketat dan tank-top. Ceritanya berawal ketika suatu hari aku sedang onani di kamar mandi dan ternyata lupa dikunci. Ternyata Tante Lisa menontonnya dan setelah aku orgasme, aku kaget melihatnya.

    “Wan, kelihatannya asyik ya.. mendingan lain kali minta bantuan Tante pasti lebih enak.”

    Aku jadi malu berat dibuatnya, “Maaf Tante, saya lupa menutup pintunya.”

    “Nggak apa kok Wan, kan kamu sudah dewasa dan wajar melakukannya. Tante juga sudah sering lihat yang begituan kok”, katanya sambil senyum.

    Beberapa hari kemudian aku disuruh bantu-bantu di tokonya dan tanpa segan-segan aku membantunya hingga malam Tante Lisa memintaku untuk menemaninya dan aku disuruh menginap di situ, memang di tokonya ada dua kamar di lantai dua (ruko) dan kamar tersebut kadang ditempati Tante Lisa bersama anaknya. Tante Lisa mengajakku makan bersama dan minum wine dan aku tidak mengerti kok aku bisa sampai tidak sadar, mungkin dicampur obat tidur.

    Paginya Tante Lisa membangunkanku bahkan harus sampai disiram, aku disuruh cepat-cepat pulang kost dan merahasiakan kalau aku tidur di ruko. Aku menurutinya dan malamnya setelah toko tutup Tante Lisa mengajakku berhubungan intim.

    “Wan, Tante minta malam ini kamu puasin Tante ya.”

    Karuan saja kutolak karena aku memang belum pernah gituan dan takut meskipun aku sering nonton BF.

    “Maaf Tante saya nggak berani”, kataku sambil gugup. Tante Lisa mengancam dan Tante Lisa memutar videoku sedang tidur bugil. Tante Lisa bilang tadi malam saat tidur menelanjangiku dan merekamnya dengan Handycam.

    “Tante akan menyebarkan rekaman ini jika kamu nggak mau melayani Tante kecuali kamu mau melakukan yang Tante minta. Percaya Tante deh, toh Tante juga menjaga nama baik Tante jadi ini akan jadi rahasia kita berdua.”

    Akhirnya karena takut dan polos aku melayaninya. Dari situ aku tahu ternyata Tante Lisa maniak seks, Tante Lisa pertama minta mandi Caty (dijilati tubuhnya dari ujung kaki sampai ujung rambut) dan Tante Lisa minta aku menjilatinya liang kewanitaannya sampai berjam-jam setiap aku berhenti Tante Lisa menjambak rambutku dan menekan kepalaku ke liang sorganya. Pengalaman pertamaku menyentuh wanita apalagi menjilati seluruh bagian tubuhnya, dalam keterpaksaan itu aku sampai menangis.

    “Sudah Tante.. sudah”, sambil nafasku tersengal-sengal.

    “Aghh.. jangan lepas. Teruss.. teruss!”

    Tante Lisa terus menjepit kepalaku dengan kedua pahanya yang kencang. Aku dapat merasakan harumnya kemaluan Tante Lisa. Aku sendiri merasa nikmat sekaligus takut. Dia menyuruhku tidur di sofa dan Tante Lisa menduduki wajahku sehingga aku dipaksa menjilati kelamin dan anusnya.

    “Aghh.. enak sekali Wan”, katanya sambil memutar-mutar pantatnya di atas wajahku yang sudah basah karena cairan kewanitaannya. Pantatnya yang hangat dan kencang itu menindih wajahku sehingga aku sampai susah bernafas. Jika Tante Lisa tidak merasa puas atas pelayananku ia suka sekali menampar, mencakar, menjambak, meludahi. Setelah itu Tante Lisa mengambil posisi 69 dan kami saling mengoral.

    “Ayo Wan, kamu bisa lebih panjang lagi”, katanya sambil menarik-narik kemaluanku dan memelintir pelirku. Aku yang kesakitan tapi merasakan sensasi yang luar biasa. Dalam mengoral, Tante Lisa seperti singa yang tidak diberi makan 3 hari. Sangat buas dan Tante Lisa mempermainkannya dengan sangat cekatan terampil, kadang menarik terus memutar kadang mengocoknya dengan cepat terus perlahan.

    Bahkan pernah Tante Lisa mengencingi wajahku sambil membuka mulutku.. lalu aku disuruh menjilat air kencingnya yang tercecer di lantai. Entah kenapa lama-lama aku malah menyukai mungkin aku termasuk sado masochocist.

    Suatu hari entah dari mana Tante Lisa membawa alat-alat untuk seks sado masochist, ada bola penyumpal mulut terus seperti kuas penggelitik, cemeti dari kulit, pengikat leher seperti anjing, CD kulit yang berlobang di bagian depannya dan pakaian seperti pasukan Romawi dulu

    Dia menelanjangi dan mengikatku sambil merangkak Tante Lisa berteriak-teriak memecutiku dan menendang pantatku persis seperti anjing, dia sebar makanan di lantai dan menyuruhku memungut dengan mulut bahkan menjilati ludah dan kencingnya di lantai.

    Di bagian batang kemaluanku dia mengikatkan sebuah karet gelang yang ada kerincingnya sehinga setiap kali merangkak berbunyi nyaring. “Ayo.. ayo kalau kamu mau jadi anjing Tante yang setia harus nurut yang Tante perintahkan!” Tante Lisa kadang memperlakukanku seperti kuda, dengan mengikat leherku dan menunggangi punggungku sambil memecut pantatku.

    Sering juga Tante Lisa yang maniak seks memasukkan sebagian pisang susu ke liang kewanitaannya dan menyuruhku mengambil dan memakannya dengan mulut. Untuk menyumpal mulutku agar aku tidak mengerang keras biasanya Tante Lisa memakai CD-nya atau Carefree Panty Shield.

    Aku tidak pernah punya kesempatan menggunakan batang kemaluanku, paling Tante Lisa suka sekali mengocoknya bahkan Tante Lisa pernah mengocokku sampai orgasme 4 kali dalam satu malam. Sampai batang kemaluanku lecet dan perih dan tangan Tante Lisa juga sampai pegal-pegal.

    Tante Lisa sangat merawat batang kemaluanku, buktinya setiap habis main selalu dia merendam dengan air hangat dan kadang dengan teh basi katanya agar batang kemaluanku selalu kuat dan siap kapan saja.

    “Masak cuman bisa dua kali.. nih rasakan!” katanya sambil menyentil ujung kemaluanku.

    “Aduh.. ampun Tante..” pintaku memelas.

    Itulah yang sering terjadi jika Tante Lisa yang maniak seks memaksaku orgasme berkali-kali. Dalam mengocok Tante Lisa juga kadang pakai sarung tangan, pakai foam/shampoo, odol, pakai supit untuk mie dll, biasanya Tante Lisa mengocokku sambil minta dioral seks atau menjilati puting dan ketiaknya.

  • Ngentotin Arini di Kampung Esex – Esex

    Ngentotin Arini di Kampung Esex – Esex


    1618 views

    Aku menemukan satu kampung unik ini secara kebetulan. Temanku yang bekerja di salah satu kementerian suatu hari mengajakku melakukan survey advance. Demikian istilah yang sering mereka gunakan untuk mempersiapkan suatu acara seremonial besar. Acara yang dipersiapkan adalah “Panen Raya Kedelai”.

    Temanku ini bekerja di bagian biro protokol, sehingga tugasnyalah menyiapkan segala sesuatu untuk kelancaran acara bagi menteri. Aku dengar malah bukan hanya menteri yang akan hadir, tetapi juga Presiden. Aku berdua dengan temanku sebut saja namanya Mario meluncur dengan kendaraan dinasnya ke arah Kabupaten Garut.

    Jam 9 pagi kami sudah berada di kantor Kabupaten Garut untuk melakukan koordinasi dengan pejabat setempat sekaligus membawa penunjuk jalan untuk menuju lokasi. Kami sempat rapat sebentar dengan Bupati dan segenap Muspida untuk persiapan acara ini. Akhirnya dipersingkat saja ceritanya aku dan Mario serta staf Dinas Pertanian Garut sampai di lokasi. Perkampungan yang agak jauh dari jalan raya. Tadi kuingat, dari Garut mengarah ke Pamanukan lalu membelok ke arah Timur. Dari jalan raya kami melalui jalan perkebunan tebu hampir satu jam baru sampai ke lokasi. Tempat yang kami datangi memang menghampar tanaman kedelai.

    Tempat acara sudah dipilih oleh pejabat setempat, suatu petak sawah yang kedelainya siap dipanen. Selesai meninjau lokasi kami melakukan rapat berlarut-larut di kantor kelurahan yang baru tuntas sekitar pukul 5 sore. “Pak menginap di sini saja pak, dari pada harus kembali ke Garut,” kata Lurah.

    Dia lalu memperkenalkan kepada kami kepada seorang wanita dengan umur kitaran 30 tahun yang memperkenalkan diri bernama Arini. Dia adalah Sekretaris penggerak PKK desa setempat. Mbak Arini kemudian ikut mobil kami untuk menunjukkan dimana kami akan menginap. Arini membawa kami ke kampung . Mobil berhenti di sebuah bangunan yang bagian depannya terdapat warung kopi. “ Pak mari turun, ini rumah saya,” katanya. Aku dan Mario diajak masuk ke dalam rumahnya. Lumayan lega juga di dalam. “Bapak nginap di sini saja, ini ada 3 kamar kosong, tapi ya keadaannya sederhana, maklum di desa,” kata Arini.

    Kami lalu diajak meninjau kamar, seperti kami meninjau kamar hotel. Untuk ukuran desa kamar yang dimiliki Arini cukup lumayan dan bersih. Aku kagum, karena tempat tidurnya semua adalah spring bed. Aku jadi bertanya-tanya siapa Arini, apa kerjanya dan mana suami dan anak-anaknya. Kami setuju dan Arini mengarahkan agar kami bertiga mengambil kamar sendiri-sendiri. “Santai saja pak, di sini tidak perlu buru-buru kayak di Jakarta,” kata Arini. Rumah Arini cukup besar dan sejak aku datang sampai selesai mandi dan ngopi aku belum menemukan suaminya atau anak-anaknya. “ Kamu tinggal sama siapa mbak, “ tanyaku penuh penasaran. “Sendiri saja pak, paling ya ditemeni sama yang kerja di warung itu.

    Saya sudah tidak punya suami lagi pak, sudah jomblo,” katanya genit. Aku menanyakan kenapa rumahnya punya banyak kamar, seperti hotel. “ O itu biasalah pak, sering ada yang nginap, kadang-kadang dari Jakarta juga, mereka kan mau rileks di sini,” kata Arini sambil senyum genit. Ketika Arini ke belakang Pak Maridjan, staf Dinas Pertanian Garut menjelaskan kepada kami bahwa di daerah ini kehidupan sangat bebas.

    Siapa saja yang kita inginkan, baik dia sedang punya suami, janda atau masih perawan bisa diajak tidur. Aku jadi berpandang-pandangan dengan Mario. Kami berdua memang penjahat kelamin. Sekembalinya Arini bergabung dengan kami pak Maridjan tanpa basa basi menanyakan ke Arini mengenai teman tidur yang bisa disediakan malam ini. “ Bapak-bapak mau yang model apa, “ tanya Arini. Agak repot juga menjawab pertanyaannya.

    “ Ya udah nanti pada saya panggilin, bapak-bapak tenang saja, ada yang abg ada yang stw,” kata Arini lalu berlalu. Dia berbicara dengan pembantu lakinya yang tidak lama kemudian pembantu itu pergi membawa sepeda motor. Sekitar 2 jam setelah kami makan malam, kami diajak melihat warung di depan. “ Itu pak anak-anaknya, bapak-bapak tinggal pilih saja yang mana itu ada 8 orang yang bisa siap malam ini nginap. Aku dan Mario menyapu pandangan ke seluruh cewek yang duduk di warung.

    Cukup lumayan juga. Mario dan Maridjan sudah menentukan pilihan. Arini memanggil mereka yang terpilih. “ Bapak yang mana,” tanya Arini kepadaku. “Wah agak susah juga nih menyebutnya, “ kataku. “ Kenapa pak gak ada yang cocok ya, nanti biar dipanggil lagi yang lain, “ kata Arini. “Nggak bukan itu , ndak perlu manggil lagi, tapi saya dari tadi naksir sama yang punya rumah,” kataku terus terang. “ Ah bisa aja si Bapak, saya mah udah tua, udah kendor pak.

    Takutnya nanti ngecewain,” katanya tersipu malu dengan pandangan genit. “ Ah tapi pandangan saya, yang punya rumah yang terbaik dari semua itu,” kataku mulai melambungkan pujian. Arini lalu memberi kode ke pada pembantunya laki-laki dan kepada perempuan yang tidak terpilih satu persatu meninggalkan warung. Maridjan dan Mario langsung menggiring pasangannya masuk ke kamar, sementara aku masih ngobrol dengan Arini.

    Aku banyak mengorek keterangan mengenai kehidupan di kampung ini. Menurut Arini masyarakat di kampung ini bebas terhadap masalah sex. Dia tidak tahu bagaimana awalnya sampai adat kampung ini demikian. “ Kalau bapak tinggal di sini baru bisa merasakan bahwa di sini masyarakatnya ramah dan masalah sex bukan hal yang tabu,” katanya. “Tapi bagaimana istri orang kok bisa diajak nginep,” tanyaku. “ Disini uang kan susah pak, Kalau istrinya dibooking, berarti kan dia dapat duit, seratus duaratus sudah besar di kampung, pak” katanya. “Pak kita terusin ngobrolnya dikamar saya saja pak,” kata Arini sambil menggandeng tanganku.

    Di dalam kamar Arini melepas semua pakaiannya, BH nya tinggal celana dalam dan dia memakai sarung setinggi dada. Dia tidak malu-malu bertelanjang di depan saya. Susunya cukup besar dan pahanya juga tebal sekali. Aku tidak perlu menceritakan secara rinci bagaimana pertempuranku dengan Arini. Dia memulai dengan memijat seluruh tubuhku lalu mengoral dan akhirnya kami mengayuh birahi. Permainannya cukup terampil dan tempeknya bisa dia mainkan sehingga penisku seperti di pijat-pijat.

    Kami bermain dua ronde lalu tertidur lelap sampai pagi. Pagi-pagi Arini sudah menyiapkan nasi goreng dengan telur mata sapi serta dua telur ayam kampung setengah matang untuk kami masing-masing. Aku merasakan ketenangan dan kedamaian di desa yang teduh. Hari ini aku dan Mario melanjutkan rapat koordinasi untuk ancara Panen Raya Kedelai. Soal apa yang kukerjakan kurang menarik untuk diceritakan, tetapi, ketika semua rampung sekitar pukul dua siang kami berdua kembali ke rumah Arini. Pak Maridjan kembali ke Garut.

    Arini menyambut kami, kami mengobrol sebentar. Saat Mario ke kamar mandi, Sofei mendekatiku, “ Pak ada janda baru cerai masih muda, anaknya cantik, saya lagi suruh dia di bawa kemari,” kata Arini. Aku sebenarnya agak rikuh, karena semalam sudah menunggangi Arini. Untuk berpindah ke lain hati sepertinya saya tidak punya perasaan. Tapi, si Arini yang menawarkan. “Begitu bebaskah pergaulan di desa ini sehingga tidak ada rasa memiliki,” batinku. Tidak lama kemudian datang 2 sepeda motor. Arini menyambut dan menggandeng salah seorang yang lalu diperkenalkan kepadaku. Gadis yang masih kelihatan masih sangat remaja itu disuruh duduk disampingku.

    Kuakui dia memang cukup cantik dan seksi. Yang seorang lagi juga seimbang cantiknya, tetapi tubuhnya lebih pendek, dan dia dijodohkan ke Mario. Arini tanpa basa-basi membuka omongan dengan memperkenalkan gadis yang disebelahku bernama Yaya, janda baru 3 bulan dan cewek Mario Mimin belum pernah kawin tapi sudah janda. Selama 3 hari kami menginap di rumah Arini, aku puas karena setiap malam berganti-ganti pasangan. Setelah pekerjaan Mario selesai dan dia harus kembali ke Jakarta, aku masih bertahan di desa itu. Selama seminggu aku memuaskan fantasi sex ku dikampung sex bebas ini.

    Kehadiranku di situ, rupanya cepat diketahui peduduk kampung. Warung Arini jika sudah sore sekitar jam 5 sering didatangi cewek-cewek. Mereka sengaja datang untuk aku pilih menjadi teman tidurku. Kegilaanku makin mejadi-jadi, karena aku mencoba berbagai tipe, dari mulai yang gendut, kurus, muda , STW dan berbagai tipe. Suatu hari aku digamit Arini, “ Pak itu ada orang nawarin anaknya yang masih perawan, bapak berminat gak. Aku melepas pandangan ke warung, terlihat seorang ibu didampingi gadis kecil. Kutaksir umurnya masih dibawah 15 tahun. Aku jadi penasaran ingin pula mencoba perawan kampung.

    Aku setuju dan harga yang ditawarkan ternyata juga tidak terlalu tinggi. Gadis kecil itu digandeng Arini masuk ke ruang tamu lalu dia menyuruh menyalamiku. Buset masih kecil sekali. Teteknya memang sudah nyembul, tetapi masih kecil sekali. Anaknya duduk disampingku menunduk malu diam saja. Aku berusaha mengorek informasi ternyata umurnya baru 13 tahun, baru lulus SD.” Kamu benar berani tidur dengan saya,” tanyaku. Dia menjawab dengan anggukan saja. “Sudah pernah pacaran,” tanyaku. Dia menggeleng. “Sudah pernah dicium laki-laki,” tanyaku lagi.

    Dia menggeleng lagi. Aku lantas bertanya dalam hati apa aku sanggup memerawani anak sekecil ini. Bukan soal menusukkan penis ke tempeknya, tetapi mengolahnya bagaimana ? Aku berdiri dan menarik Arini. Kami berbicara di dalam. Intinya aku minta bantuan Arini untuk mengajari anak ini memuaskan laki-laki. Arini terdiam, tampaknya dia berpikir sebentar. “ Emang kenapa kok pakai perlu dituntun, tancep aja kan sudah, kan anaknya juga sudah pasrah,” kata Arini. Aku lalu menjelaskan ke Arini bahwa anak sekecil itu belum bisa membayangkan kejadian seperti apa yang bakal dia alami ketika berdua dengan laki-laki.

    Aku minta Arini melakukan kursus singkat mempersiapkan dia agar benar-benar siap. Bukan hanya itu, Arini juga harus ikut di dalam kamar menunjukkan contoh dan cara meladeni laki-laki. Mungkin ini adalah pengalaman pertama bagi Arini memberi training sex sampai pada praktek. Aku pun baru pertama kali ini menghadapi perempuan kecil. Jiwa petualanganku lah yang mendorong aku ingin mencicipi daun muda. Arini akhirnya paham. Dia lalu menarik anak itu dan kelihatannya dia diminta membantu-bantu Arini.

    Aku memang mencadangkan energi untuk eksekusinya nanti malam sekitar jam 10. Sekarang baru jam 5 sore. Arini punya waktu 5 jam untuk mempersiapkan anak itu sebelum ditikam. Sementara itu aku memanfaatkan waktu senggang dengan beristirahat tidur dulu mempersiapkan stamina. Selama ini setiap malam aku bertempur minimal 3 ronde. Jam 8 malam aku dibangunkan Arini untuk makan malam. Aku duduk di meja makan. Kulihat Arini mengajari Gita, demikian namanya untuk meladeniku makan. Ia mengambilkan piring, lalu menyendokkan nasi, mengambilkan lauknya lalu menyerahkan ke aku.

    Setelah itu dia makan disampingku. Pembawaannya kelihatan masih canggung, malu menunduk terus, tidak bicara kalau tidak ditanya. Gita cukup ayu, kulitnya agak gelap, rambutnya sebahu lebih sedikit. Rambutnya kelihatan masih belum begitu kering, sekelebat memancarkan bau harum. Tadi ketika baru datang terasa bau anak kampung, dan rambutnya samar-samar bau minyak kelapa. Arini kelihatannya membersihkan dan mempersiapkan Gita sebelum aku santap nanti malam.

    Selesai makan kami ngobrol sambil menonton TV. Sekitar sejam kemudian kami digiring Arini memasuki kamar. Setelah di dalam kamar, Arini mengajak Gita keluar lagi. Aku berganti celana pendek dan kaus oblong lalu berbaring di tempat tidur. Tidak lama kemudian Arini dan Gita masuk. Mereka berdua sudah berkemben sarung. Aku diminta Arini membuka kaus dan tidur telungkup. Arini mengajari Gita memijati seluruh tubuhku. Pijatannya tidak terasa, tekanannya terlalu ringan. Aku maklum sajalah, karena dia masih kecil dan mungkin baru pertama kali memijat laki-laki dewasa. Berrkali-kali Arini memberi instruksi cara memijat.

    Setelah seluruh bagian belakang badanku dipijat, aku diminta telentang. Arini mengajak Gita membuka sarungnya. Mereka berdua lalu bugil setengah badan. Tetek Arini besar bergayut-gayut, sementara susu Gita masih kecil, kelihatannya baru tumbuh. Pentilnya masih kecil. Arini mengarahkan Gita melepas celana luar dan celana dalamku. Gerakannya agak kaku, malah terasa agak gemetar. penisku langsung tegak ketika celana dalamku diloloskan. Arini dengan bahasa setempat mengajari Gita memegang-megang penisku lalu disuruh mengocok pelan.

    Nikmat sekali rasanya meskipun genggamannya kecil. Arini mengambil alih dan mengajari bagaimana melakukan oral terhadap penisku. Mulanya Gita menolak, kata dia jijik. Arini lalu mencontohkan mengoralku. Arini memang sudah piawai dengan hisapan dan jilatan. Gita diminta mengikuti apa yang baru saja dilakukan Arini. Dengan ragu-ragu mendekatkan kepalanya dan dia mulai menjulurkan lidahnya menjilat penisku. Arini setengah memaksa, sampai akhirnya Gita mau mengulum kepala penisku dan menjilati buah zakarnya.

    Tidak begitu nikmat rasanya, tetapi karena yang menjilat ini adalah anak yang belum punya pengalaman, aku merasakan sensasi yang luar biasa. Hampir setengah jam aku dioral, lalu Gita dibaringkan di sebelahku. Ia membuka dulu celananya, sehingga Gita dan Arini sekarang sudah bugil. Belum ada bulu jembut dikemaluan Gita, tempeknya cembung dan belahannya rapat seperti tempek anak bayi. Aku dipersilakan Arini untuk mencumbu Gita. Aku bangkit dan mulai menciumi pipi Gita.

    Wajah Gita ketakutan. Kupegang, telapak tangannya dingin. Aku mencoba mengulum bibirnya. Arini terus-menerus memberi instruksi bagaimana Gita harus membalas ciumanku. Meski kelihatan agak terpaksa, Gita membuka mulutnya dan menyambut uluran lidahku. Setelah kurasa cukup mengulum bibirnya. Ciumanku berpindah ke bagian telinga lalu turun ke leher. Gita menggelinjang sambil mengatakan rasanya geli sekali. Sementara itu aku merabai tetek kecilnya yang masih sangat kenyal. Aku berhati-hati meremas, karena mungkin saja dia kesakitan kalau aku remas terlalu keras. Aku menjilati kedua puting susunya yang mengeras, dan masih sangat kecil.

    Gita tertawa sambil menahan geli. Arini memarahi Gita agar jangan ketawa dan harus menahan rasa gelinya. Gita terus saja menggelinjang-gelinjang menahan rasa geli dari jilatanku. Aku mengindra bahwa nafas Gita mulai memburu dan terdengar detak jantungnya semakin cepat. Mungkin saja anak ini mulai terangsang, atau dia sedang merasakan ketakutan.

    Sambil kujilati teteknya aku meraba selangkangannya. Belahan tempeknya masih kering. Jika cewek dewasa, tanda di tempeknya yang masih kering itu berarti dia belum terangsang, tetapi bagi cewek bau kencur ini, aku belum punya pengalaman. Bisa saja dia sudah mulai terangsang, tetapi lendir vag|nanya belum berproduksi sempurna. Atau memang dia belum terangsang sama sekali, karena tercekam rasa takut dan kegelian. Dari bagian teteknya aku turun menciumi gundukan tempeknya. Arini membantuku melebarkan kakinya.

    Aku berpindah diantara kedua kakinya lalu menjulurkan lidahku ke belahan tempeknya. Gita menggelinjang-gelinjang sambil tertawa kegelian. Arini memarahi Gita agar jangan tertawa. Gita beralasan dia tidak dapat menahan rasa geli. Aku menguak belahan tempeknya, Terlihat merah di dalamnya dan lubang vag|nanya sangat kecil. Tampaknya satu jariku pun tidak muat ditusukkan ke lubang itu.

    Lipatan bibir dalamnya agak menonjol, sehingga ketika tempeknya tertutup lipatan kulit labia minoranya menyembul keluar. Belum ada kerutan di kulit labia minoranya. Aku mulai menjilati lipatan kulit tempek bagian dalam itu. Gita menggelinjang terus kegelian. Aku memaksa menjilatinya terus, tanpa menyentuh bagian clitorisnya. Aku sadar kalau dia belum terangsang maka rasa geli dan ngilu tidak akan mampu dia tahan.

    Setelah Gita agak tenang dan tidak bergerak-gerak lagi, lidahku baru mulai menggapai kulit penutup clitorisnya. Gita menggelinjang setiap kali lidahku menyentuh kulit penutup clitoris itu. Dia menggelinjang-gelinjang terus. Namun dari perasaanku mengatakan bahwa gelinjang nya kali ini karena rangsangan. Lidahku mulai mencari ujung clitorisnya. Agak terasa mengeras daging seperti daging tumbuh.

    Gita mulai memasuki gelombang rangsangannya sehingga secara tidak sadar dia merengek-rengek nikmat. Aku meraba lubang tempeknya mulai terasa berlendir. Cukup lama juga aku mengoral Gita, sampai aku pegal, tetapi dia tidak bisa mencapai orgasme. Karena bosan akhirnya aku bangkit dan melanjutkan episode berikutnya memerawaninya. Sebelum penisku ku tusukkan Arini mengalasi bagian bawah tempek Gita dengan kain batik. Mungkin Arini menghindarkan spreinya terkena darah perawan.

    Aku melumuri penisku dengan ludah sebanyak-banyaknya dan juga lubang tempek Gita. Dengan bantuan dan tuntunan Arini penisku diarahkan ke lubang tempek Gita. Dia agak berjingkat ketika penisku mulai menusuk gerbang tempeknya. Gita mengeluh tempeknya perih. Arini menginstruksikan Gita menahan sakit yang kata Arini cuma sebentar. penisku pelan-pelan menikam lubang tempek Gita. Ketat sekali rasanya lubang tempek anak bau kencur ini.

    Meski penisku sudah di dalam lubang memek, tetapi untuk memajukannya sulit sekali. Aku mencoba menarik sedikit lalu menekan lagi demikian berkali-kali sampai kepala penisku masuk seluruhnya. Untuk masuk lebih jauh terasa halangan selaput daranya. Gita sudah bercucuran air mata dan dia kelihatannya menangis meski tanpa suara. Arini mengusap-usap rambutnya sambil menghibur bahwa sakitnya cuma sebentar. “ Sebentar lagi kamu ngrasai enak, tahanlah,” begitulah kira-kira kata Arini dalam bahasa lokal.

    Setelah agak lancar gerakanku, aku mulai menekan perlahan-lahan dengan tenaga ekstra sampai terasa menjebol sesuatu di dalam rongga tempek itu. Gita menjerit kesakitan. penisku langsung bisa maju terus sampai akhirnya tertelan tempek Gita seluruhnya. Aku menahan beberapa saat sampai Gita tenang dan berkurang rasa sakitnya. Setelah itu ketika aku melakukan gerakan menarik sedikit Gita kelihatan tegang dan merintih. Aku hunjamkan lagi begitu berkali-kali sampai dia tidak terlihat ekspresi kesakitan.

    Aku pun lantas melakukan gerakan lebih jauh maju mundur. Memang terasa sempit dan ketat sekali. Maklumlah tempek anak kecil yang belum berkembang dipaksa menerima penis orang dewasa. Aku tidak mampu bertahan sehingga lepaslah spermaku di dalam tempeknya. Ketika kucabut penisku, terlihat ada guratan merah bercampur dengan sperma. Gita terdiam pasrah, seperti orang pingsan. Arini membantu membereskan bekas maniku dan membersihkan batang penisku dengan handuk basah. Dia juga membersihkan tempekk Gita yang ada lelehan maniku bercampur darah.

    Sekitar satu jam kami bertiga istirahat berbaring. Aku dipinggir disebelahku Gita lalu Arini. Kami bertiga bugil. Aku merasa canggung juga meminta Arini ikut di dalam pertempuran ini. Perannya memang besar. Jika dia tidak memberi arahan, bisa-bisa aku gagal memerawani Gita. Untuk membalas jasanya aku bangkit dan langsung nyosor menindih Arini.

    Arini tidak siap dia terkejut. Dia mungkin sudah setengah tidur. Aku menciumi mulutnya menghisap kedua teteknya yang menggelembung dan menyedot-nyedot pentilnya. Setelah dia terbakar birahinya aku mulai turun menjilati clitorisnya. Arini tanpa malu-malu mengerang-ngerang nikmat. Dia kuoral sampai orgasme yang ditandai dengan jeritannya. Semua adegan itu disaksikan Gita sambil dia duduk bersila. Aku lalu menancapkan penisku yang sudah 75 persen mengeras.

    Aku genjot Arini dengan posisi Man On Top. Bosan pada posisi itu kami ganti posisi Arini diatas. Dia menggenjot penisku sampai dia mencapai orgasmenya dengan jeritan dan ambruk ke dadaku. penisku masih menegang dan belum ada tanda-tanda mencapai puncaknya. Arini kuminta nungging lalu aku menusuknya dari belakang.

     Arini mengerang-negerang kembali sampai dia mendapat orgasme lagi. Lubang tempek Arini sudah sangat licin sehingga aku mengambil handuk basah untuk membersihkan lendir dari penisku dan menyeka lendir dari tempek Arini. Aku kembali mengambil posisi MOT, dengan berbagai gaya mulai dari kaki Arini ditekuk sampai kakinya di letakkan di pundakku.

    Hampir 45 menit aku menggenjot Arini dengan berbagai gaya dan aku sudah merasa mulai lelah, maka aku berusaha berkosentrasi untuk mencapai puncak kenikmatan. Akhirnya sampai juga kenikmatanku dan aku benamkan sedalam-dalamnya penisku ke dalam memek Arini. Setelah beristirahat sebentar Arini lalu keluar berbalut sarung bersama dengan Gita. Mereka kelihatannya menuju kamar mandi.

    Setelah mereka keluar, aku juga merasa agak sesak pipis, maka dengan hanya bersarung aku menuju kamar mandi satu-satunya dirumah itu. Aku mengetuknya dan Arini membuka pintunya. Arini dan Gita sedang jongkok membersihkan nonoknya. Arini mengajari Gita berkumur dengan larutan penyegar dan membersihkan daerah kewanitaan dengan sabun khusus. Sementara itu aku ditelanjangi Arini dan Gita disuruh menyabuni seluruh bagian kelaminku sampai bagian dubur.

    Kami bertiga keluar dari kamar mandi. Jam di dinding menunjukkan pukul 1 Gita hari. Perutku terasa lapar dan hal itu kusampaikan ke Arini. Dia menawarkan membuatkan mi instan. Aku pun setuju. Dengan hanya berkemben sarung Arini dan Gita mempersiapkan mie instan ditambah dengan telur. Kami bertiga makan mi instan hangat. Lumayan kenyang juga.

    Aku lalu kembali ke kamar mandi mengosok gigi. Mereka berdua sudah berbaring di bed ketika aku masuk kamar. Aku disisakan tempat di tengah. Kami pun tidur bertiga sampai pagi. Pada pagi hari penisku masih bisa berdiri dan aku menggarap Gita. Dia tidak terlalu merasa sakit, tetapi di wajahnya terlihat masih ada trauma. Aku akhirnya tinggal sebulan di rumah Arini, mendapat 5 perawan dan setiap malam berganti-ganti pasangan. Aku senang dengan suasana desa itu. Aku sampai bercita-cita membeli sebidang tanah dan rumah serta sawah di kampung ini.

    Dari pengalamanku menjajal potensi desa ini aku mendapatkan kesimpulan bahwa wanita yang berkulit agak gelap, tetek tidak terlalu besar dan badannya terlihat kencang serta mukanya bersih dari jerawat, tempeknya rasanya sangat nikmat. Sementara itu wanita yang teteknya gede alias Toge, hanya indah dipandang, tetapi tempeknya kurang nikmat dan permainannya di ranjang kurang agresif. Aku sering ke desa ini menghabiskan liburanku. Aku akhirnya dikenal luas di desa ini sampai ke aparat desa pun aku akrab. itulah cerita seks ku yang sangat kusukai sampai saat ini.

  • Mama Selingkuh Dengan Sopir Pribadi Dengan Hotnya

    Mama Selingkuh Dengan Sopir Pribadi Dengan Hotnya


    1649 views

    Duniabola99.org – Masih ingat dalam benakku ketika pertama kali Bang Agus datang kerumah ini. Dengan berpenampilan biasa saja dia melamar menjadi sopir pada papa, yang saat itu papa memang memasang iklan kalau dia sedang butuh seorang sopir pada salah satu surat kabar. Karena papa merasa Bang Agus bagus di dalam tesnya akhirnya dia diterima dan langsung mendapatkan pekerjaan itu.

    Awalnya Bang Agus memang begitu baik dan santun, tapi akhir-akhir ini dia menjadi lebih malas dari sebelumnya. Dari yang aku lihat perubahan sikap Bang Agus sudah di ambang batas, pernah suatu hari aku mendapati dia sedang menyuruh Mbok Minah pambantuku buat membuatkan makanan kesukaaannya, ketika mbok Minah menolak dia ngancam buat memberi tahu mamaku.

    Bagai orang yang ketakutan mbok Mina langsung membuatkan makanan yang Agus minta. Sejak saat itu aku merasa kalau dia ada hubungan dengan mamaku, apalagi aku melihat mereka berdua sering keluar rumah dengan alasan ngantar mama kerumah temannya atau yang lain. Dan mereka lama pulangnya bahkan sampai papa pulang dari kantor mereka belum pulang juga.

    Dengan hati yang menyimpan kemarahan aku masuk dalam kamarku, hampir setiap hari aku menghindar dari Mama, pikirku biar dia mengerti kalau aku marah padanya. Tapi aku justru membuatnya semakin menggila dengan perbuatannya. Hingga pada suatu hari aku pulang dari sekolah saat itu aku langsung pergi kebelakang dan makan siang di dapur, karena aku memang sudah terbiasa makan di sana.

    Tapi aku melihat gelagat mencurigakan dari mbok Minah, dia selalu memandangi wajahku. Bahkan ketika dia mengambilkan makanan aku melihatnya bergetar, saat itu juga aku ingat pada mama. Belum habis makanan dalam piringku, akupun segera pergi menuju ke kamar mama. Dan benar saja aku mendapati mereka berdua sedang bergumul di atas tempat tidur.

    Tanpa pakaian sehelaipun mereka saat itu saling bergaya 69 seperti dalam film dewasa dan saat bang Agus melumat memek mama begitupun mama mengulum kontol Bang Agus, saat itu mereka tidak merhatiin kedatanganku. Tapi ketika aku berteriak bukannya menghentikan permainan sexnya, Mama malah lebih liar mengulum kontol Bang Agus. Dan dia menoleh kearahku sebentar.

    Lalu melanjutkan permainannya lagi, Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi. saat itu juga aku lunglai pada sofa di kamar itu. Kini mereka berganti posisi Mama bangun dan menindih tubuh Bang Agus, kemudian dia menunggangi Bang Agus setelah itu bergoyang di atas tubuhnya

    ” Oouugghhh…. ooouuugghh…. ooouuugghhh… aaagghh… ” Kata Mama dari atas tubuh bang Agus.

    Sedangkan Bang Agus memegang tetek Mama dari bawah sambil meremas-remasnya. Dan mama begitu lihai bagai menunggangi seekor kuda jantan, dia menengadah sambil terus menggoyang dengan gencarnya

    ” Oouuggghh… Agus…. sa…. yang… aaagghhh…. aaaagghhh… ooouuugghh… ” Desahan nafsu setan mereka semakin keras dan seakan mengikuti desahannya.

    Goyangan mama semakin keras dan semakin cepat pula bang Agus mengimbangi, dia memejamkan matanya begitu menikmati goyangan mama dari bawah. Setelah agak lama akhirnya dia merubah posisi. Kini Bang Agus berada di atas tubuh Mama. Bagai orang kesetanan bang Agus memutar kontolnya dalam memek mama bahkan dia bergerak cepat sehingga melesat ke liang senggama mama.

    Begitupun Mama dia semakin hot mengimbangi permainan Bang Agus

    ” Oouuugghhh… ooouuggghhh…. ooouugghh…. aaagghh… yaaaachh… yaaaacchh…. ” kata Mama sambil terus mengeluarkan desahan.

    Tiba-tiba Bang Agus menekan keras kontolnya bahkan dia seakan membelalakkan matanya dan terus mengerang keras, bagai tidak dapat menahan sesuatu yang akan di tumpahkan.

    Belum beberapa menit kemudian benar saja, bang Agus sudah menumpahkan sperma kentalnya pada lubang memek Mama yang terlihat tidak dapat menampung sperma bang Agus. Lama mereka saling menekan kontol dan memek mereka. Setelah itu terlihat bang Agus terkulai lemas di atas tubuh Mama, dan mamapun mendekap erat tubuh bang Agus yang masih licin oleh keringat.

    Sementara aku dari tadi hanya bisa memandangi mereka namun dengan mata yang mengalirkan air mata terus. Bagai orang yang tidak berbuat dosa, Mama bangun dari tempat tidurnya dan berkata.

    ” Kalau kamu bilang papa… kamu nggak akan pernah liat mama lagi… ”

    Terus dia masuk dalam kamar mandinya dan diikuti oleh bang Agus dari belakang, dan sejak hari itu mereka tidak lagi takut melakukan persetubuhan mereka di depan mataku. akupun takut untuk melaporkan hal ini pada papa, aku bingung apa yang harus aku lakukan sekarang, karena aku juga takut kehilangan mama jika kulaporkan hal ini.

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Halle Von demonstrates her teen tiny tits

    Halle Von demonstrates her teen tiny tits


    1655 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Majalah Dewasa Edisi April Rose

    Majalah Dewasa Edisi April Rose


    1350 views

    Duniabola99.org– April Rose

    Berawal dari seorang yang amat sangat pemalu tapi kini ia menjadi host MTV Spring Break. April Rose bercerita tentang mulai tumbuhnya kepercayaan diri dan mana yang ia sukai, menjadi brunette atau blonde.

  • Pengalaman Nikmat Digenjot Paman Suamiku

    Pengalaman Nikmat Digenjot Paman Suamiku


    1510 views

    Duniabola99.org – Om suamiku bekerja sebagai freelance di beberapa perusahaan. Suamiku minta tolong pada dia untuk memberikan pelatihan bagi karyawan di perusahaannya. Suamiku itu punya dealer mobil yang ada di 3 kota besar di Indonesia, Jakarta, Surabaya dan Medan.

    Dengan demikian dia sibuk sekali dengan pekerjaannya. Setiap minggu pertama dan minggu ketiga dia fokus di headofficenya, ya di Jakarta lah, masak di Citeureup. Sedang minggu ke 2 di terbang ke Surabaya dan minggu terakhir dia ke Medan. Itu rutin dilakukannya sehingga waktu untuk aku benar2 tersisa sedikit sekali. Kalo toh di headoffice, dia lebih menyibukkan diri dengan menangani berbagai urusan kantornya sehingga pulang selalu larut malam dan dalam kondisi sudah letoy. Tau sendiri deh lelaki kalo pulang dah letoy maunya kan langsung ngorok aja setelah membersihkan diri. Sebagai prempuan muda, aku masih sangat menginginkan cumbuan2 panas, gak usah selalu ditempat tidur, dimana aja disekeliling rumah, toh kami belom punya anak dan pembantu tinggalnya terpisah dari rumah induk. Malem, praktis pembantu akan undur diri setelah menyelesaikan tugas mreka yang terakhir, cuci piring abis makan malem. Itu juga cuma buat aku seorang karena suami praktis gak pernah makan dirumah kecuali weekend, itu juga kalo dia gak lobby ke pejabat. Ya trima nasib lah. mau gimana lagi, yang pentingkan kebutuhan yang laen slalu dipenuhi suami.

    Kebetulan pas om dateng untuk menyiapkan pelatihan, suami tidak di Jakarta, sehingga akulah yang harus menemaninya mondar mandir ke kantor, dimana pelatihan akan dilaksanakan. Karena gak mauugi, pelatihan dibikin hari sabtu dan minggu. Minggupun sampe sore. Kalo aku pikir2 kebangetan juga suamiku sama karyawannya, training aja gak mau rugi waktu kerja. Jumat siang si om dateng ke rumah ngajak aku ke kantor suami untuk mempersiapkan pelatihan besok harinya. Si om ganteng juga sih, umurnya 40an tapi bodinya gak gendut kaya lelaki seumurnya pada umumnya. Dia sangat menjaga penampilan fisiknya dengan rutin olahraga.
    Siang menjelang sore, dia sampe dirumah, perawakannya yang tinggi besar dibalut dengan busana kerja dan dasi yang menempel dilehernya. Aku seneng banget deh liat lelaki seperti dia. Dia menjemputku. Ketika keluar rumah, aku yang berjalan dibelakangnya melihat kerah kemejanya melipat keatas, mungkin ketika memasang dasi. “Om”, panggilku. Dia berhenti melangkah, membalikkan diri menghadap ke aku, “Kenapa Sin, ada yang ketinggalan?” “Gak om”, terus aku menghampirinya dan mengalungkan ke 2 tanganku di lehernya untuk membetulkan kerah bajunya yang melipat. Dengan demikian, mukaku berada dekat dengan mukanya. Dia menatapku
    Selesai membenarkan kerah kemejanya, tiba2 dia mengecup keningku, “Trima kasih cantik”. Aku kaget juga karena kecupan itu. Mukaku memerah. “Kok mukanya merah Sin, masak gitu aja malu”. “Gak kok om, kaget aja”. “Napa kaget, ngarepin yang dicium bukan kening ya”. Aku makin kaget dengan becandaannya. Aku bales becanda, “Memangnya om mau cium Sintia dimana”. “Di bibir kalo boleh”, wah to the point sekali. Tapi dia cuma tertawa dan langsung keluar rumah. aku tertegun mendengar ucapannya, tanpa terasa aku mengusap bibirku sendiri. Asik juga kali ya dicium si om, palagi kalo kumisnya menggesek hidung dan bibirku, asik kali yah. Suamiku gak kumisan soale.

    Kami menuju ke kantor suami menembus kemacetan kota. Di kantor, aku minta tolong sekretaris suami membantu si om. Si om minta di printkan materi pelatihan, kemudian di fotocopy sejumlah peserta. Semetara itu dia menyiapkan ruang rapat, dia ubah layoutnya sehingga memadai untuk dijadikan ruang pelatihan. Beberapa office boy membantu dia, selama itu aku ya cuma mbuntutin dia aja kemana dia pergi. Dia gesit sekali membereskan ruang. Setelah ruangan beres, dia minta disipakan peralatan pelatihan laennya seperti whiteboard, marker, flipchart beserta kertasnya, layar, lcd projector. Sekretaris juga diminta untuk mengkontak perusahaan catering langganan untuk menyiapkan konsumsi untuk 2 kali snack dan makan siang untuk 2 hari pelatihan. Lewat magrib baru semua urusan selesai, lama nunggunya karena harus fotocopy diluar. Baeknya semua berjalan paralel sehingga waktu menunggu ampir tidak ada, kecuali aku yang gak ngapa2in ya nunggu si om slesai.

    Slesai urusan di kantor, dia ngajak aku makan dulu, “Daripada kamu makan ndirian dirumah mending kan nemenin aku”, katanya. Aku nelpon kerumah memberitahu pembantu untuk tidak menyiapkan makan malem, artinya pembantu slesai deh urusannya untuk hari ini. Deket kantor suami banyak tempat makan, dia ngajak aku makan disalah satu resto. Sambil makan kami ngobrol ngalor ngidul. aku nekat aja nanya, “Om beneran mau cium bibir Sintia tadi”. “Napa nanya, kamu mau gak aku cium bibirnya”. “Geli kali ya om kegesek kumis”. “Bukan cuma geli kali Sin, napsuin”. “Masak sih om”. “Terang aja kamu gak tau, kan suami kamu plontos gitu”. Aku tertawa aja. “Kamu tu ditinggal2 terus apa gak kesepian, mangnya gak usaha apa gitu”. “enggak om, gak boleh ma siabang (suamiku)”. “O dia gengsi ya kalo istrinya mesti kerja juga, dah jadi bos sih”. “Kali juga om”. “Ya bantuin nangani kerjaan di kantor, kan kamu sekolah manajemen kan”. “Iya sih om, tapi si abang gak suka tuh kalo aku ikut ngurusin kerjaannya”. “Sayang ya, padahal kamu cantik gini, sexy pula”. “apanya yang sexy sih om, biasa aja kalee”. “Ya sexy lagi, tuh lelaki di resto ini aja banyak yang ngelirik kamu”. Memang sih, aku kebetulan pake pakean yang pas badan sehingga semua lekak liku di badanku jadi terpampang dengan jelas. Si om aja kalo ngeliat bodiku kaya ngiler gitu, maklum deh dia tinggal sendiri soale, dah pisah lama dari bokinnya. Kami sanatap maleam santai, selesai makan dia nganterin aku pulang, “Besok aku jam 7an jemput kamu ya Sin”. “Mangnya Sintia mesti ikut ya om”. “Iyalah, kamu kan mewakili suami, skalian nemenin aku lah”. “Wah ngantuk dong om seharian”. Tapi aku turuti ja ajakannya.

    Besoknya seharian aku bengong aja, aku duduk aja diruang kerja suami, browsing ke internet aja, buka imel, chat ma tetem2 yang kebetulan lagi online. Ketika break, dia masuk ke kantor, kami ngobrol sebentar karena waktu break cuma seprapat jam. waktu lunch kita makan nasi kotak dari catering, ramean ma sekretaris. Rupanya dia pesen juga untuk dirinya, ya gak apalah, itung2 upahnya dia sibuk2 kemaren sore sampe lepas magrib baru bisa pulang. Demikian juga waktu break sore. Selesai pelatihan hari pertama, dia ngajak aku makan lagi di resto laennya lagi, tentunya
    makanannya beda. Sambil makan kembali dia ngajakin aku ngobrol. “Sin, pantesan kamu gak punya2 anak, gak pernah diisi ya”. “emangnya botol pake diisi segala”. “Mangnya jarang maen ya Sin”. “Maen paan sih om, gundu?” “Iya mulainya kan kamu maenin gundu siabang”. Aku tertawa. “Kalo dia pulang terus gak sempet pake baju lagi dong”. “Kok?” “Iya maen gundu dan maen bilyard kan”. “Kok bilyard?” “Iya nyodok bola masuk lobang”. “Bukan bola om yang disodok”. “Iya ya, stiknya yang masuk lobang, bolanya mah ketinggalan diluar”. Kemabli aku tertawa. “Iya ya Sin”.
    “Iya paan sih om”. “Maen abis2an kali dia pulang”. “Ya gitulah om, dah lama gak dikluarin, ntar jadi odol lagi”. “Mangnya kamu yakin dia gak maen disana”. “Gak taulah om, tapi setiap pulang pasti dia menggebu2 maennya, ampe lemes Sintia”. “Mangnya brapa kali maennya”. “Suka 2-3 kali om”. wah kenyang dong kamu, non stop?” “Gak lah om, pake istirahat, malem trus paginya lagi”. Kan baru 2 kali, trus skali laginya kapan?” Kan Sintia bilangnya 2-3 kali, kalo ampe 3 kali ya malemnya 2 ronde”. Kalo dia di Jakarta maennya juga 2-3 kali gitu, ya enggaklah om, pulang ja dan malem banget, dah letoy, terus tidur, paling weekend, itu juga kalo dia gak entertain pejabat ato customer besarnya”. Kalo weekend juga 2-3 kali”. “Gitulah om”. Tapi kok gak hamil2 ya kamunya”. “Gak tau deh om”. “Mangnya dia maennya cepet keluar ya”. “Gitulah om”. “Kasian, dah jablay, gak ngerasa enak lagi, masak yang ke 3 juga cepet sih”. “Ya enggak sih om, kalo ampe 3 kali lamaan dikit, baru Sintia bisa ikutan nyampe”. “Yang ke 2 juga cepet?” “Sukanya sih gitu om”. “Waduh bener2 deh sengsara tu namanya”. Pembicaraan kualihkan kelain topik. Selesai makan dia nganterin aku pulang.

    Hari brikutnya ya rutin aja, pelatihan berjalan sesuai jadwal yang sudah disusun, tapi slesainya lebih cepet atas permintaan peserta. Aku sih ok aja dengan percepayan waktu itu, yang penting kan semua topik sudah dibahas. Selesainya training, “Om, makan dirumah aja ya, anti biar Sintia minta pembantu pesen dari resto deket rumah, enak kok makanannya”. Dia sih oke aja. Aku call pembantu aku untuk pesen makanannya. Sampe ke resto deket rumah, aku ambil pesenanku dan sekalian bayar. Di rumah, aku sendiri yang ngeberesin makanan sementara dia duduk disofa nonton tv. Aku sudah mengambilkan air putih segelas, sesuai permintaanaya. Lama juga aku ngeberesin meja, pembantu gak aku minta bantuin, sehingga dia
    menghilang kekamarnya. Aku mberesin meja, ngangetin nasi dulu karena dah dingin, maklum deh masaknya kan pagi. Slesai mebersin semuanya, aku manggil dia, “Makan yuk om”, sambil menuju ke sofa. Kulihat dia terbaring disenderan sofa, tertidur rupanya.

    aku duduk disebelahnya, kutowel2 dia, “Om bangun, makan yuk”. Dia membuka matanya, gak tidur rupanya, mungkin istirahat sejenak. Tapi dia tidak bergerak dari posisi senderan, dia tersenyum memandangku, “Sin, kamu tu cantik banget”. Mendadak dia menegakkan duduknya, memeluk aku dan mencium bibirku. aku kaget, secara reflex aku memberontak tapi dia mengunci aku dalam pelukannya sehingga aku terdiam merasakan bagaimana bibirnya dengan lapar mengulum2 bibirku. Gesekan kumisnya ke idung ku memberikan sensasi sendiri, bener kata dia, napsuin. Pelan2 timbul gairah pada diriku selama dia mengulum2 bibirku. aku merangkul lehernya sehingga dia makin seru aja menciumku. Ketika dia melepaskan bibirku, “Gimana, napsuin gak kegesek kumis”. “Om sih genit”. “Tapi kamu suka kan”. Aku cuma ngangguk, “Yuk makan dulu om, ntar keburu dingin”. “Kalo kamu dingin aku angetin aja”. Dia tertawa dan bangkit dario sofa, mengikuti aku ke meja makan.

    Setelah makan, dia bantu beresin meja lagi, aku mencuci bekas makan, dia juga bantu aku. Romantis juga nyuci piring ditemein gitu. Selesai cuci piring kita kembali keruang keluarga, sambil berdiri kembali dia memelukku dan mencium bibirku. kali ini aku menyambut ciumannya. ntuk sesaat kami berdiri berpelukan, sementara bibir kami saling mengemut, lidah kami saling berbelit didalem mulutku. Tangannya mengelus2 punggung dan meremas pantatku, dia menekan badanku ke badannya. Terasa ada yang menonjol diselangkangannya. “Om dah keras ya”, bisikku ketika dia melepaskan bibirku. Dia tersenyum, “Dah lama aku ngarepin bisa berduaan ma kamu Sin, kamu menggugak seleraku banget. Bodo skali suami kamu, ninggalin prempuan sesexy kamu trus2an”. “Aku gak menjawab, aku menyenderkan kepalaku ke dadanya yang bidang, dia mengelus2 rambutku. Dia meredupkan lampu ruang keluarga dan kembali memeluk dan menciumku, romantis sekali. Aku dah terlena karena aksinya itu. “Mandi yuk Sin”. aku menurut aja ketika dia menggandeng aku ke kamarku, dan masuk ke kamar mandi.

    Dia melepaskan pakean luar ku sepotong2, dia terbelalak ketika melihat aku cuma pake daleman yang model bikini, tipis lagi. “Sin kamu sungguh sexy hanya memakai daleman bikini. Toket kamu besar dan kencang, pinggang kamu ramping dan pinggul kamu besar, sungguh merangsang”, katanya memuji. Aku hanya tersenyum mendengar pujiannya. Dia melepaskan bajunya. dadanya bidang dan sedikit berbulu, menambah kegantengannya, walaupun kulitnya gelap. “Om suka prempuan yang kaya apa?” “Yang kaya kamu gini Sin, muda, cantik, seksi, dada dan pinggul besar, dan bulunya lebat”. “Om senang dengan yang bulunya lebat”. “Ya, karena prempuan yang bulunya lebat hot sekali kalo diajak maen. Gak puas cuma sekali maen. cuma aku belum tau bulu kamu lebat atau tidak”. “Om priksa saja”, tantangku. Aku dah hanyut terbawa suasana, aku dh gak mikir kalo dia om siabang. dia kembali memeluk dan mencium bibirku. “Om punya besar ya”, kataku tanpa tedeng aling2. “Kalau kamu pengen tahu, kamu lihat saja”, katanya sambil tersenyum. “Tidak apa-apa kok..” Aku lalu melepas celana panjangnya, tinggal cd aja. Kontolnya kliatannya besar tapi dalam keadaan belum ngaceng sekali. “Hai..lihat ini”, katanya sambil melepaskan cdnya. tangan kirinya memegang kontolnya sendiri dan tangan kanannya memegang tangan kiriku. Aku melihat kon tol si om yang besar berwarna hitam dengan kepala kon tol seperti topi baja. “Kamu lihat ini dan pegang saja!” katanya. “Wihh takut akhh..” desahku dengan suara serak. “Tidak apa-apa biar kamu tidak penasaran lagi”, katanya. Aku masih terpaku melihat kon tolnya. Dia langsung mencium pipiku perlahan. Karena aku masih diam saja maka wajah aku dipegangnya dan dia mencium bibirku dengan perlahan. Aku membalas ciuman itu dengan membuka bibirku, serta merta dia melumat bibirku dan memasukkan lidahnya. “Emmhh..” desahku perlahan. “Kamu suka kan Sin ngeliat aku punya” bisiknya di kupingku. Aku
    hanya mengangguk.

    Melihat reaksi positif dari aku, tangan kiriku diarahkan untuk memegang kontolnya. Walaupun belum keras tapi sudah berdiri tegak, kon tol itu
    berikut biji pelernya yang ditutupi jembut lebat. Aku mulai memegang kontolnya dan ternyata walaupun masih lemas jari telunjuk dan ibu jariku tidak dapat bersentuhan (membuat bentuk huruf O). Hal ini membuat aku penasaran ingin melihat secara jelas bentuk kontolnya kalo udah ngaceng, “Aakkhh gedee bangeet..” desahku dengan suara parau. Kemudian dia sambil mencium telingaku berbisik, “Kamu kocokin dong..” desahnya. Aku menuruti permintaannya dan perlahan jariku mulai mengurut ke atas dan ke bawah, dan dalam relatif singkat kontolnya tersebut ngaceng dengan
    kerasnya di tangan aku. Panjang dan besar. “Emmhh.. akhh..” desahnya. Sementara aku terus mengocok kontolnya, dia pun dengan nafsunya mengulum bibirku dan jemarinya dengan cepat membuka ikatan braku. Dengan sigap dia langsung meremas toketku yang telah mengeras. “Akhh enak om” desahku menggelinjang. Bibirku dilepasnya dan mulutnya langsung mendekat ke dadaku sambil terus meremas perlahan. Pentilku dihisap sambil dijilat, toketku berganti-ganti diremasnya sehingga, “Akhh.uuff..” erangku keenakan. Wajahku sudah menengadah ke atas
    dengan posisi pasrah, sementara tangan kiriku terus mengocok kon tolnya yang besar dengan makin cepat, kadang-kadang kuremas kon tol itu dengan kuat karena aku sudah tidak bisa menahan rangsangan yang ada pada sekujur tubuhku. “Ooohh…” desahku keenakan. Tangan kananku menekan kepala dia ke dadaku sementara tangan kiriku sudah tidak beraturan mengocok kon tol besarnya. Dia segera membuka ikatan cdku sehingga menyembullah pahaku dan gundukan nonokku yang ditutupi oleh jembut hitam lebat. “Kamu mulus sekali Nes, bulu kamu lebat sekali..” bisiknya sambil tangannya mengusap pahaku. “Ahh om..” aku tersenyum keenakan. Aku hanya mendesah dan menggelinjangkan pinggulku sambil
    merenggangkan pahaku ketika jari-jarinya itu mulai merayap perlahan, mengelus dan menekan sekitar atas nonokku yang ditumbuhi jembut dan menyebarkan aroma yang khas. Kami sama-sama mendesah dan mengerang perlahan. “Wanginya sangat merangsang sekali”, katanya sambil mendesah. “Emmhh..” desahku sambil mengerakkan pinggulku ke kiri dan ke kanan. Jarinya mulai menyentuh belahan nonokku dan mengusap perlahan terus dari atas ke bawah. Belahan nonokku sudah terlihat basah dan menjadi licin dan makin menyebarkan aroma yang membuat si om
    dan aku menjadi makin terangsang. Aku sudah melepaskan kontolnya dan kedua tanganku terkulai lemas meremas kepalanya, kadang-kadang mengusap punggung nya. Dia sabar sekali, sementara tangan kiri terus membelai belahan nonokku, tangan kanannya meremas toketku, sementara itu mulutnya menghisap pentilku yang telah mengeras serta menjilati permukaan toketku atau mengulum bibirku. Kurang lebih 20 menit dia telah merangsang sekujur tubuhku. Dia dengan leluasa menggerayangi sekujur tubuhku. Aku hanya tersenyum puas dan pasrah diraba dan diremas si om. Dia pun menciumi seluruh tubuhku yang telah polos, bahkan sampai ke punggung pun dia ciumi dengan penuh gairah. Sungguh sensasi luar biasa.
    Dia mengajakku kembali ke kamar dan membaringku aku ditempat tidur. Gak jadi deh acara mandinya, masih ada acara laen yang lebih urgent rupanya buat dia.

    Dia terus membelai belahan nonokku tanpa dia berusaha memasukkan jari tengah tersebut ke dalam nonokku yang telah terpampang dengan pasrah. Sementara aku telah dalam posisi setengah rebahan dengan kaki terbuka mengangkang. Dia melihat aku sudah pasrah dan seluruh badanku bergetar menahan napsuku yang berkobar2. Segera dia merubah posisi badannya menghadap ke aku. Dia berlutut di depanku yang telah mengangkangkan kakiku sehingga posisi badannya sekarang telah berada di antara kedua kakiku yang mengangkang lebar dan nonokku yang telah terlihat jelas telah basah. kon tolnya yang benar-benar luar biasa besarnya telah berada di depan permukaan nonokku. “Pelan2 om”, bisikku. “Ya, aku akan pelan2,
    kamu harus mencobanya”, desahnya sambil mulai mengarahkan kontolnya ke nonokku yang telah terbuka sedikit akibat jari-jarinya yang terus membelai belahan nonokku. “Aku tempelkan saja dahulu kon tol ini sampai kamu siap..” katanya merayu sambil lidahnya menjilati sekitar kupingku. Aku yang keenakan lalu membiarkan dia melanjutkan aksinya, dengan menjepit pinggangnya dengan kedua kakiku, aku melihat kontolnya yang besar itu ditempelkan tepat di belahan nonokku yang telah basah. Aku merasa kontolnya mulai secara perlahan menggeser di belahan nonokku. “Oohh..om.. enaakk.. ” erangku. “Uuuff..” desahnya keenakan, “Yaa enakk Sin..”. “Teruss digesek dan ditekan om..” pintaku. “Ya sayang..” katanya
    mulai mempercepat gesekan di belahan nonokku. “Tekan teruuss om..” erangku yang makin lama semakin keenakan. “Enaakk.. oohh..puasin Sintia, om” desahku dengan suara yang telah parau. Posisi kakiku telah mengangkang dengan lebar membuat dia lebih leluasa menggerakkan dan kadang mendorong kontolnya ke depan sehingga lebih menekan dan menggesek belahan nonokku. Kulihat nonokku telah terbelah bibirnya karena tekanan dan gesekan kon tolnya, kepala kon tolnya mulai secara beraturan menyentuh dan mendorong itilku. “Aahh.. aduuhh..ennaakk”, desahku sementara tanganku telah berada di belakang punggungnya dan sambil menekan pantatnya. “Emh.. ” erangnya menahan sesuatu. Aku tahu dia sudah ingin menerobos masuk ke dalam nonok ku tapi kerena aku tidak mengatakannya dia berusaha menahan keinginannya.

    “Om.. eeng..” aku bergumam, aku telah siap dimasuki oleh kon tol besar itu. Aku mendorong dan menarik pantatnya sedangkan posisi kepala kontolnya melewati itilku. Terlihat kontolnya mulai bergerak mengikuti arahanku, mencoba untuk terus menerobos liang nonokku yang akan terasa sempit sekali untuk ukuran kon tol sebesar dia punya. Kepalaku sudah menengadah ke atas dengan mata terbelalak tinggal putihnya, sementara mulutku terbuka mengerang, “Ahh..” “Sin..akhh”, desah
    nya meminta kepastian kesiapan aku apakah seluruh kontolnya dapat menerobos masuk ke dalam nonokku. Tapi aku sudah tidak dapat berkata-kata karena mulutku hanya dapat menganga terbuka. Dia terus melanjutkan aksinya dengan posisi sama seperti sebelumnya. Terlihat kon tolnya terus berusaha menekan nonokku dengan kepala kontolnya yang besar itu, tapi dia menarik kembali ketika aku mulai seperti orang tercekik. “Uuff.. ” desahnya sambil terus memajukan dan menarik pantatnya dan makin lama semakin cepat. Kepala kon tolnya terus menekan itilku berulang-ulang kadang masuk kadang di luar bibir nonokku. “Akhh.. engg.. aakhh” aku mencengkeram pantatnya kuat-kuat dan akibat sundulan kepala kontolnya, “Oohh..Sintia..nyampe om.. uuff..aah.. enaak..” erangku kelonjotan dan bergetar seluruh badanku di dalam pelukannya. Dia merasakan siraman cairan hangat dari dalam nonokku yang terus mengalir membasahi batang dan kepala kontolnya, membuat kon tol itu menjadi mengkilap dan basah. “Kamuu..nyampe ya Sin.. ” desah nya dengan nafas berirama, nafasnya terdengar keras. “Eeennakk.. oohh Sintia..puaass”, aku terus mengerang karena terus merasakan sundulan kepala kon tolnya
    di dalam nonokku .

    Ternyata hanya sebatas leher kepala kon tolnya yang terbenam di dalam nonokku dan terasa terus menggesek dinding nonokku. “Teruss.. om..tekan teruuss.. oohh.. benar enak.. ahh..” aku tersenyum puas melihat dia masih terus berusaha memberikan rangsangan di sekitar dinding nonokku. dia melihat aku tersenyum dan ikut tersenyum puas. “Kamu puass..Sin. enak.. kan..” dia tersenyum sambil menjilat bibirnya sendiri. “Biar kamuu.. lebih puaas Sin..” katanya sambil terus menghujamkan sepertiga kontolnya ke dalam liang nonokku. Terdengar bunyi, “Sleepp..ahhkk.. brreet..” rupanya nonokku terus semakin basah dan semakin licin untuk kon tolnya yang terjepit di nonokku. “Gilaa.. kamuu rapat sekali lubangnya.. uuffhh.. susah.. Sin.. untuk masuk..” Dia penasaran sekali dengan nonokku yang terlalu sempit. Gila memang, kon tolnya yang besar itu berhasil menggelosor keluar masuk di nonokku. Posisiku sudah ditindih oleh badannya. Sementara dia menaik-turunkan pantatnya berirama. kon tolnya yang besar dan panjang itu sebagian telah keluar masuk di dalam nonokku, sementara gerakannya makin lama semakin lincah karena nonokku terus
    mengeluarkan cairan yang membuat kon tolnya terus dapat menerobos dinding nonokku. “Aakkhh.. eennak. teruuss..tekan..om… Sintia mau kon tol gedee.. ahh enaaknya kon tol om..” aku kelojotan dihujami kontolnya walaupun belum semua kontolnya masuk menembus nonokku. Aku terus meremas pantatnya dan kadang menekan pantat itu ke bawah. “nonok kamu masih sempit sayang . oooh nikmatnya nonok kamuu.. enak..adduuhh kontolku..dijepit aah enak.. haa.. haa.. mhh.. ennak..” dia merem-melek keenakan. “Sleep.. poof..breett.. aahh..” gerakan pantatnya menekan dua kali dan memutar dua kali, dia terus menekan agar kontolnya lebih masuk lagi ke dalam nonokku. Setelah 2 sampai 3 kali menekan kontolnya ke
    dalam, pada saat menekan terakhir pantat nya memutar ke kiri dua dan ke kanan dua kali. Aku sudah tidak sempat lagi bergerak, posisiku hanya mengangkangkan kaki lebar-lebar dan tanganku hanya dapat memegang punggungnya dan sekali menjambak rambutnya yang sudah mulai 2 warna, hitam dan putih keperakan. Sementara nafasku tidak beraturan, yang ada hanya lenguhan dan lenguhan disertai erangan panjang. Dengan gerakan itu dia telah melakukan gerakan menghujamkan nonokku yang sempit dan basah. Terlihat bibir nonokku tertarik keluar dan terdorong masuk mengikuti gerakan kon tolnya. Tiga puluh menit sudah lewat, keringat telah membasahi badan kami berdua.

    “Kamuu berbalik.” desahnya, lalu dia menarik kontolnya, terdengar bunyi “Plooff..” dan aku mengambil posisi menungging. Bibir nonokku dengan jelas telah terbuka sehingga terlihat cairan di pinggirannya. Dia mengambil posisi tepat di belakang pantatku. Setelah lima kali meremas bongkahan pantatku dengan penuh nafsu, sedikit demi sedikit dia mulai menempelkan kepala kontolnya dibelahan nonokku dan terus menggesekkan kepala kon tol tersebut ke atas dan ke bawah belahan nonokku. “Aahh.. ennaak.. om..” desahku terpejam. “Nikmatnya kon tol om.. enak..om..” setelah delapan gesekan naik turun, aku makin mendesah. “Masukin om..Sintia mau dientot.. yang enak.. aahhk”, dengan sedikit hentakan kepala kontolnya
    mulai menerobos dinding nonokku. Perlahan melakukan gerakan maju mundur dan makin lama semakin cepat. kon tolnya sebagian sudah tenggelam di dalam nonokku. “Ahhk.. uuff..enaak.. oohhkk.. yaa..!” dia mengeram dengan nafas yang memburu, begitu juga aku. Dia memegang pinggulku sambil mendorong kontolnya yang menghujam semakin dalam nonokku. “Hee.. aakhh.. okh..” nafasnya memburu dengan cepat sementara gerakan kontolnya di dalam nonokku terus keluar masuk
    dan kadang berputar seperti mengebor nonokku.

    “Akhh..eennak..giila..aduh….kon tol om mentook.. mmffhh.. yaa terus..” erangku. “Sin.. enak.. gilaa.. masuk.. semuaa..mmffhh..puas.. aakh..” Dia terus menghujamkan kontolnya dalam-dalam ke nonokku. Sementara aku hanya bisa mengerang dan menjerit ketika kepala kon tolnya mentok
    di dinding rahimku. “Sintia keluarr lagi.. om.. aahk enak..” erangku terpejam. Telah 20 menit dia memainkan kontolnya di dalam nonokku, keringatnya telah menetes ke punggungku. Sementara dipunggungku telah terdapat lima bekas gigitannya, tiga di pundak dua di leher belakang. Sungguh buas si om ini kalau sedang ngen tot, kadang-kadang tangannya meremas toketku dan menariknya ke bawah untuk memberikan memperkeras dorongan kontolnya. Aku benar-benar sudah lemas dan tidak bertenaga lagi. Kepalaku sudah rebah ke tempat tidur, sementara tangan terkulai lemas, rambut telah basah semua dan badanku telah bermandikan keringat. “Aahk om, Sintia.. lemes.. gila.. keluarin om..” pintaku memelas. “Yaa.. akh yak.. duh..Sin.. aku keluarin.. huu.. enaak nonok kamu.. aku mau keluarr.. gila! Enaak.. aku mau keluaar.. aahh.. hak.. uuff.. oohk.. kamu hebat Sin..” Dia melakukan gerakan sangat cepat menghentakkan kontolnya sampai berbunyi, “Cepaak.. cepakk..” supaya kontolnya masuk lebih dalam. Aku melakukan gerakan liar memutar dan menghisap serta memijat kontolnya dengan nonokku. “Sintia juga..mau keluar.. ahh.. lagi.. om”. “Gila..aahh.. aku juga..keluaar.. haa.. enak..” Kami berdua nyampe bareng, terasa sekali semburan keras pejunya yang hangat dinonokku. Dia tersenyum puas sambil tangannya meremas toketku dan mulutnya mencium bibirku. Dia tetap dalam posisi memeluk aku sementara kontolnya yang sudah mengeluarkan pejunya di dalam nonokku, masih berada di dalam nonok aku, pelan2 menyusut mengecil dan terlepas. Lemas sekali, tapi nikmat. Setelah semuanya reda, Dia mengajakku masuk ke kamar mandi. Setelah selesai membersihkan badan, kami kembali ke kamar. Dia mengambilkan aku minuman dari lemari es. “Om, kok kluarnya tlanjang sih, ntar keliatan orang lo”. “Kan pembantu kamu dah ngilang ke kamarnya, diluar juga dah gelap, aku mati2in lampunya”. Dia menghidupkan musik romatik dari player yang ada dikamar, suaranya disetel pelan sehingga romantis sekali malem ini, aku sangat menikmatinya.

    dia menemaniku berbaring di ranjang. aku dipeluknya dari belakang dan diremesnya toketku dengan kuat. Kontolnya terasa keras sekali, digesekkannya ke pantatku. “Om dah napsu lagi ya, kuat amir sih om, baru ngecret dan ngaceng lagi”. “Kok amir, sapa tuh, ttm kamu ya”. “Kan amat lagi cuti om, jadi mair gantinya”. Dia tertawa. “Siapa yang gak napsu ngeliat kamu yang merangsang kayak gini”, jawabnya sambil terus meremas toketku. Pentilku diplintir2nya. Napsuku pun naik diperlakukan seperti itu. diremes2nya lagi toketku dengan penuh napsu. “Aaah”,
    erangku makin terangsang. Kontolnya yang besar sudah ngaceng dengan sempurna, mengangguk2 seirama dengan gerakan badannya. Aku berbaring telentang. Paha kukangkangkan sehingga nonokku yang berwarna merah kehitaman merekah mengundang kontolnya untuk segera memasukinya. Dia mengurut kontolnya yang sudah ngaceng berat sambil sambil meraba dan meremasi toketku yang sudah mengencang itu. Aku menjadi makin bernapsu ketika dia meraba nonokku dan mengilik itilku. Aku meraih kontolnya dan kukocok pelan. “Om, geli, enak”, erangku sambil mempercepat kocokan pada kontolnya. Kuremasi toketku sambil mengilik
    itilku sendiri. Nonokku sudah kuyup saking napsunya.

    Segera aku meraih kontolnya dan kuarahkan ke mulutku. Kujilati seluruh kontolnya dari ujung kepala sampai ke biji pelirnya tak lupa kukulum sambil sesekali di sedot dengan kuat. “Ufffffff enak sekali Sin… terusin isapnya….isap yang kenceng”, dia mendesah2. Karena aku sudah nafsu, dengan kuat kusedot ujung kepala kontolnya sambil sesekali menggunakan ujung lidahku memainkan lubang kencingnya. Segera Dia memposisikan dirinya supaya bisa menjilati dan menghisap nonokku yang sudah terbuka itu. Ketika dia menjilati itilku aku mengelinjang kenikmatan sambil kepalanya kukempit dengan kedua belah pahaku, aku ingin agar dia lebih lama menjilati nonokku. Dengan dua jari, jari tengah dan telunjuk dimasukkannya ke dalam nonokku dan dikocok dengan lembut hingga aku mengerang-erang keenakkan. Kontolnya kugenggam erat sambil terus menghisap-isap ujung kontolnya. Cukup lama kami saling isap dan jilat. Kini dia terlentang di ranjang dan aku berada di antara ke dua paha nya. Aku mengisap dan menggigit kecil ujung kontolnya hingga dia kelojotan merasakan geli yang luar biasa. Segera aja dia menarik kepalaku agar melepaskan kontolnya dari mulutku, dan kini aku direbahkan, lalu dia menghisap pentilku sebelah kanan sambil pentil yang satunya dimainkan dengan jarinya. Aku sangat menikmati permainan ini sambil tanganku mengilik sendiri itilku. Aku
    mengangkangkan pahaku dengan lebar dan setengah kuangkat agar lebih mudah aku memasukkan jariku. “Om,,,,,ayo masukin kon tol om di nonok Sintia dong….. Sintia udah kepengen lagi nihh..” pintaku sambil mengarahkan kontolnya ke arah nonokku.

    Sambil kutuntun dia memasukkan ujung kontolnya di nonokku. Aku yang sudah sangat kepengen, sengaja mengangkat pantatku sehingga seluruh kontolnya masuk ke dalam nonokku. “Accchhhhhh…..”, desahku. Kali ini lebih mudah kontolnya masuk, nonokku rupanya sudah menyesuaikan diri dengan kon tol extra largenya. Kedua paha kulingkarkan di badannya agar kontolnya tetap menancap di nonokku. Dia menarik kontolnya sedikit
    keluar lalu dimasukkan dalam-dalam, ditarik lagi dimasukkan lagi dengan ritme yang berirama membuat aku mengerang-erang keenakkan, kini dengan ritme yang lebih cepat dia menekan sekuat tenaga hingga mulutku menganga tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun karena nikmat yang kurasakan membuat aku hanya sanggup mengelinjang-gelinjang keenakan. Toketku bergerak naik turun seirama dengan kocokan kontolnya di nonokku. “Om……..aaccchhhhh……Sintia pengen diatas ya” pintaku.

    Tanpa menunggu jawabannya aku lalu kini berada di atas tubuhnya, kontolnya yang ngaceng itu kutuntun ke nonokku, lalu dengan jeritan kecil “Aauuu…..” seluruh kontolnya kini amblas masuk ke dalam nonokku yang semakin licin itu. Kini aku sepenuhnya bebas menguasai kontolnya, seperti orang naik kuda semakin lama semakin cepat gerakanku sambil tangannya meremas kedua toketku. Aku tidak lagi bergaya seperti naik kuda, tetapi tetap seperti posisi semula hanya kini aku menggesekkan nonokku maju mundur sambil kuremas sendiri toketku hingga akhirnya aku mengejang-ngejang beberapa saat sambil menggigit bibir dan mata terpejam merasakan nikmat yang tiada tara itu, akhirnya aku terkulai di atas
    tubuhnya beberapa saat.

    Segera dia meminta agar aku berjongkok aja, posisi doggie style adalah posisi kegemaran ku, segera aku berjongkok sambil membuka lebar pahaku hingga dia dapat melihat dengan jelas nonokku yang berjembut lebat. Kini kepala kontolnya diarahkannya ke nonokku, dengan sekali dorongan, masuklah sebagian kontolnya ke dalam nonok ku. Aku menjerit kecil. Aku memundurkan pantatku hingga amblaslah seluruh kontolnya ke dalam nonokku. Dengan kuat dia mendesakkan seluruh kontolnya dengan irama yangg beraturan hingga aku merasa kegelian lagi. Dia membasahi jari telunjuknya dengan ludah dan dibasahinya pula lubang pantatku dengan air ludahnya. Sambil terus menggoyang kontolnya di masukkannya jari telunjuknya ke pantatku hingga seluruh jarinya masuk, sambil menekan ke bawah hingga merasakan geseran kontolnya di dalam nonokku. Aku bisa menikmati permainan ini, berulangkali aku memintanya agar lebih keras lagi goyangannya sambil memaju mundurkan pantatku “Uufffgggggghhhhhhhh…. Enak Sin” erangnya. Dia mempercepat kocokan kontolnya sambil menekan kuat kuat jarinya yang ada di pantatku. Tak lama lagi, dia mengejang, “Sin aku mau ngecret”, dan terasa semburan peju hangat di dalam nonokku. Kontolnya berkedut menyemburkan pejunya berkali2. Sungguh nikmat permainan kedua ini, jauh lebih nikmat dari yang pertama. Setelah membersihkan badan lagi, kami berdua terkapar karena nikmat dan lelah,
    tak lama kemudian kami terlelap.

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • PORN HUB AGENT ANA BELLE LILIS SHOWS HER TIT

    PORN HUB AGENT ANA BELLE LILIS SHOWS HER TIT


    1608 views

  • In office do seks

    In office do seks


    1894 views

  • Busty Teacher watches coed teen slut give blowjob before joining for 3 some

    Busty Teacher watches coed teen slut give blowjob before joining for 3 some


    1571 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Tiny pussy with Big dick

    Tiny pussy with Big dick


    1849 views

  • Teman Kantor Ku Yang Montok Dan Hot Sedang Sange

    Teman Kantor Ku Yang Montok Dan Hot Sedang Sange


    1481 views

    Duniabola99.org – Aku sudah berkeluarga dan dikaruniai anak 1 yang masih 2 tahun umurnya, perkenalkan namaku Citra usiaku saat ini 26 tahun, aku menikah dengan suamiku 4 tahun yang lalu, dimana suamiku itu sangat harmonis denganku dan pastinya romantis, kami bertemu di kantor suamiku team satu kerja denganku sampai sekarang. Dulunya aku tidak menaruh rasa simpati dengannya tapi namanya witing tresno jalaran seko kulino kata orang jawa.

    Terlalu keasikan pertemanan jadi kita memasuki area pacaran saat itu dan kami semakin kompak dalam menghadapi masalah saat waktu pacaran, aku tidak kwuatir kalau pulang malam karena suamiku itu setia setiap saat kalau aku pulang malam dia sering menjemput aku di kantor waluapun dia kadang pulang rumah dulu. Trus balik lagi untuk menjemput aku.

    Oh ya aku saat ini aku bekerja di bagian keuangan salah satu NGO asing yang menangani perpajakan sehingga banyak sekali tugasku menuntut aku harus banyak menghabiskan waktu untuk berhubungan dengan orang-orang pajak yang sudah menjadi rahasia umum sangat banyak tuntutan.

    Akupun jadi terbiasa menghadapi mereka dan tak jarang untuk dapat “melunakkan” hati mereka aku harus bersikap seluwes bahkan cenderung berpura-pura genit termasuk tampil agak seronok dengan tujuan supaya tugasku dapat selesai dengan mudah.

    Untungnya suamiku cukup bijaksana dan dapat memahami keberadaanku dengan memberikan kepercayaan 100% kepadaku.

    Ternyata keleluasaan ini justru membawa aku kedalam situasi yang sulit hingga akhirnya aku memasuki satu dunia yang belum pernah kukenal tapi gilanya aku jadi sulit untuk keluar dari dunia tersebut yaitu threesome sex.

    Awalnya ketika itu kantorku menjelang tutup buku dan seperti biasanya kesibukan kami di keuangan menjadi luar biasa tingginya sampai-sampai ada beberapa rekanku yang harus pulang kantor menjelang pagi.

    Aku sendiri tetap pada tugas utama yaitu merapihkan laporan-laporan pajak dengan dibantu oleh petugas-petugas pajak. Syukurlah kali ini yang ditugasi untuk konsolidasi ada 2 orang yang sudah tidak asing bagiku yaitu Iwan (26) dan Jaka (25) sehingga aku tidak perlu buang-buang waktu untuk beradoptasi dan menjelaskan kondisi kantorku.

    Kami janjian ketemu di Hertz Chicken untuk makan siang sekaligus berdiskusi awal menyepakati hal-hal apa yang harus dilakukan dan pembagian tugasnya. Karena sudah akrab kamipun menyelingi diskusi dengan senda gurau dan setelah itu kami lanjutkan pekerjaan inti di kantor mereka yang letaknya cukup jauh yaitu di Tanggerang. 3 hari pertama semua berlangsung normal, ketika memasuki hari ke 4 volume pekerjaan semakin serius sehingga tidak terasa sudah jam 8 malam.

    Sedangkan target selesai kerjaan kami hari ke 6 sudah harus dilaporkan.

    Akupun jadi gelisah sendiri dan rupanya Iwan menangkap gelagat itu dan mencoba membantuku mencari solusinya.

    “Bukan apa-apa Her, rumahku kan jauh sekali di Bogor sedangkan jam segini aku masih di Tanggerang”

    “Ya udah begini saja, bagaimana kalau Mbak Desy bermalam saja di cottage dekat kantor lalu besok pagi minta tolong suami Mbak Desy membawakan pakaian ke kantor. Tapi sekarang harus kasih tahu dulu sama suami supaya dia tidak gelisah nungguin,” usul Iwan

    “Boleh juga, usul diterima” sambutku gembira dan mengangkat tangan untuk TOSH dengan Iwan.

    Segera kutelpon suamiku R yang sedang berada di luar kota untuk minta ijin dan R menyetujui bahkan menyuruhku supaya mentuntaskan. Setelah makan malam nasi goreng di kantor akupun minta tolong Iwan mengantarku ke cottage yang dimaksud. Setiba disana ternyata tempatnya cukup menyenangkan karena tersedia ruang tamu dan 2 kamar ditambah lagi hari itu ada rate khusus berkenaan dengan ulang tahun cottage tersebut. Melihat itu spontan aku langsung setuju bahkan menyesali kenapa tidak dari awal saja disini.

    “Tahu begitu kita kerja disini saja lebih enak”

    Rupanya reaksiku ini disambut oleh Iwan, “kalau begitu bagaimana kalau kita melanjutkan tugas kita disini supaya aku dan Jaka enggak perlu repot-repot karena disini kan bisa sekalian mandi lalu tidur, mumpung kamarnya dua.. gimana Mbak?”

    “Boleh saja,” jawabku pendek tapi dalam hati menyesali spontanitasku tadi karena berarti malam ini aku akan berada bersama 2 laki-laki dalam satu atap rumah.

    Namun keraguanku pupus karena aku berusaha berpikir positif, toh kita nggak akan macam-macam karena kamar kami terpisah, kalaupun terjadi apa-apa atas diriku aku bisa berteriak. Ah, jahatnya hati ini.. kalau dilihat dari sikap dan penampilan mereka yang intelek mana mungkinlah mereka mau berbuat macam-macam.

    Tak lama kemudian Jakapun datang dengan membawa beberapa tumpuk order dan meletakkan di meja makan yang rencananya akan kami jadikan meja kerja. Untuk menghilangkan rasa lelah aku memutuskan untuk berendam di kamarku yang juga dilengkapi dengan kamar mandi.

    Tapi baru kusadar aku tidak membawa pakaian, untunglah aku membawa kaos mirip singlet dan kebetulan dibalik celana panjang yang kupakai aku juga mengenakan celana sport stretch hitam sebatas diatas lutut. Masalah lain adalah aku hanya membawa CD yang menempel.. Duh bagaimana ya..

    Akhirnya aku dapat ide untuk mencuci CD itu dan menjemur di kamar mandi dengan harapan besok pagi sudah kering. Sebagai pengganti CD aku melapisi kemaluanku dengan panty liner yang kutempelkan langsung di celana. Beress.. Kan??

    Lalu mandilah aku dengan air panas yang sudah kuatur sesuai selera. Usai mandi akupun berbusana seperti yang sudah aku pikirkan dan ketika keluar kamar kulihat Iwan dan Jaka sudah segar karena mereka juga sudah mandi dan seolah sudah janjian mereka sama-sama mengenakan celana pendek, tapi bagian atasnya hanya Iwan yang mengenakan kaos singlet sedangkan Jaka bertelanjang dada saja membiarkan dadanya yang bidang berotot dan berbulu itu terpampang membuat darahku sedikit berdesir.

    “Maaf Mbak Desy aku terpaksa tidak pakai apa-apa karena tadi waktu mau mandi bajuku jatuh dari kapstok sehingga basah”

    Jaka berusaha menjelaskan dan menutupi rasa saltingnya karena mataku menatap tajam.

    “O ya, tapi sudah dijemur kan?” tanyaku basa basi.

    “Sudah sih,” jawab Jaka sambil pura-pura sibuk dengan kerjaannya lagi.

    “Ah, bilang aja mau pamer bulu sama Mbak Desy.. ck, ck, ck.. Di kampungnya aja segitu banyak apalagi di kotanya.. ha, ha, ha” ganggu Iwan sambil melirik ke aku dan kulihat Jaka semakin malu.

    Rupanya introduksinya Iwan tidak berhenti disitu karena akhirnya kami kembali bersenda gurau yang selanjutnya topikpun beralih serius menjadi diskusi tukar pikiran seputar hal-hal yang sangat pribadi dan kamipun tenggelam asik dalam pembicaraan tentang teknik-teknik ML.

    Dari situ baru kuketahui dari kisah-kisah mereka ternyata Iwan sangat piawai dalam teknik sex. Iwan terus bercerita tentang pengalamannya dengan beberapa teman gadisnya yang menurut pengakuannya cewek-cewek itu sangat tergila-tergila dengan permainannya.

    Lain halnya dengan Jaka yang lebih banyak mendengarkan tapi tanpa sadar Jaka sudah menutupi bagian auratnya dengan bantal, mungkin malu kalau ketahuan “adik”nya sudah meronta-ronta.

    Semula aku bertahan untuk tidak menceritakan pengalamanku, tapi karena Iwan pandai memanfaatkan suasana akhirnya kuceritakan juga apa saja yang aku dan suamiku pernah lakukan tapi masih dalam batas yang sopan karena itu hal yang tabu untuk disampaikan kepada orang lain apalagi lawan jenis dan bukan suami sendiri.

    Lama kelamaan level cerita kamipun meningkat, aku sudah semakin berani menyampaikan hal yang sekecil-kecilnya tentang apa saja yang masing aku dan suamiku sukai. Begitu juga dengan Jaka yang berhasil dibuat mengaku kalau ternyata selama ini mengalami minder akibat bawaan lahir karena memiliki penis yang sangat besar. Dengan tetap berusaha keras mengendalikan hormon wanitaku aku berusaha untuk menghibur Jaka.

    “Ah, kenapa harus minder.. Justru seharusnya bangga dong. Seperti aku, maaf kata nih, aku suka minder karena memiliki rambut yang berlebihan. kalau laki-laki seperti kamu sih nggak apa-apa, tapi aku suka kuatir suamiku tidak menyukainya. Buktinya setiap aku memintanya untuk mengoral selalu ditolak halus, tapi jangan salah.. Dia selalu puas dengan coitus kami.”

    Hari semakin malam dan topik diskusi kami semakin panas dan kamipun sudah berpindah ke sofa. Ketika kami membahas threesome sex dan entah sadar atau tidak sambil bercerita posisi duduk sudah tak karuan.

    Aku bersandar di pegangan sofa dengan kaki diatas pangkuan Iwan dan kaki sebelah berjuntai ke karpet dimana Jaka duduk dilantai sambil menikmati Iwan yang memijat betis indahku dengan bulu-bulu halus yang tumbuh rapih disitu dan Jaka memijit telapak kakiku yang putih bersih dengan kuku dilapisi kutex transparan.

    Begitu nikmat sensasi pijatan yang mereka berdua lakukan akhirnya aku merasa melayang apalagi pijitan Iwan sudah naik ke arah pahaku dan aku ingat aku hanya mengangguk dengan mata terpejam ketika Iwan dan Jaka melepaskan celana sportku dengan alasan untuk memudahkan pemijitan dan lupa kalau itulah pertahananku terakhir. Ketika kubuka mata untuk mencegah upaya mereka tapi ternyata terlambat karena celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku.

    “Duh.. Kalian ini.. Aku jadi malu”

    Tapi mereka tidak menggubris sebab mereka sudah asik masing-masing dengan kakiku.. Dan aku semakin bergumul dengan diri ini antara menolak dan sebaliknya.. Yang kesimpulannya aku dengan perlahan dan sambil menggoyang-goyangkan pinggul akibat sensasi yang begitu hebat membuka kakiku terbuka lebar-lebar dan melupakan rasa malu karena telah memamerkan bagian dari wanita yang mestinya aku tutupi dan hanya dapat dibuka didepan suamiku.

    Tapi peraturan itu seolah tidak berlaku karena dibawah selangkanganku sana dua lelaki muda sedang menggeluti pahaku dan.. Oow mereka tiba-tiba berubah seperti hewan lapar sedang rebutan makanan dan begitulah mereka sedang saling dorong untuk bisa melahap kemaluanku.

    Dan akhirnya Jaka mengalah membiarkan Iwan melahap kemaluanku dengan rakusnya, selanjutnya giliran Jaka yang berbeda dari Iwan.. Lebih lembut tapi oougghh seluruh permukaan kemaluanku terasa dikunyah, penasaran mau tahu apa yang sedang Jaka lakukan, kubuka mata dan kulihat mulutnya yang ditumbuhi janggut dan kumis tebal itu telah menutupi kemaluanku membuat aku kegelian hebat serta tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang mendesak dari bagian bawahku yang ternyata cairan kewanitaanku mengalir deras memenuhi rongga kemaluanku.

    Setelah puas menggeluti kemaluanku Iwan mengambil handuk dan menyeka kemaluanku.. Dan mengambil sesuatu yang ternyata krim cukur jenggot dan shaver.. Aku tahu apa yang akan Iwan lakukan tapi akibat kenikmatan oral sex itu aku seperti tidak berdaya dan tetap telentang dengan posisi mengangkang.

    “Iwan apa yang mau kamu lakukan??”

    Tapi pertanyaanku tidak digubris malah Iwan memberi kode kepada Jaka yang kemudian Jaka menghampiriku dan didepan mataku dia menurunkan celana pendeknya.. Dan wow.. Batang kemaluan Jaka ternyata sudah memuai sampai sebesar tangan bayi.. Dengan tetap lembut Jaka menyodorkan Super Dicknya ke mulutku sehingga mulutku sekarang penuh sesak dengan penis milik Jaka sementara dibawah sana Iwan rupanya asik mencukuri kemaluanku.. Semua proses itu berlangsung kira-kira 15 menit dan ketika “pekerjaan” Iwan selesai Jakapun mencabut penisnya dari mulutku.

    Ketika kutengok kemaluanku sudah licin memerah.. Setelah membersihkan sofa dari bulu-buluku Iwan memulai tugas lainnya, penisnya yang tidak kalah besarnya dari milik Jaka segera melompat dari celana pendeknya.

    Sehingga yang terlihat sekarang 3 insan berlawanan jenis sudah polos tidak mengenakan apa-apa terlebih aku sudah seperti bayi karena kemaluanku sudah tidak ditumbuhi bulu lagi dan sedang digosok-gosok oleh batang kemaluan Iwan sampai cairanku keluar seolah menyatakan siap untuk menyambut penis Iwan yang besar dan penuh urat.

    “Sshh..”

    Hanya desisan itu yang keluar dari mulutku ketika kepala cendawan itu menerobos perlahan kewanitaanku yang selama ini hanya digunakan oleh suamiku R. Secara naluri mulutku terbuka lebar ketika kurasakan batang kemaluan Iwan sudah tertanam seluruhnya di dalam liang senggamaku.

    Setelah beberapa saat didiamkan yang ada dibenakku adalah betapa sesaknya kemaluanku dan gatalnya minta ampun sehingga tanpa sadar pinggulku bergoyang yang disambut dengan genjotan Iwan..

    Selang beberapa lama Iwan tiba-tiba membalikkan tubuh kami dengan penis masih tetap tertanam sehingga sekarang aku berada diatas Iwan memberiku kesempatan untuk mencari sensasi sendiri.. Hal ini berlangsung cukup lama entah sudah berapa kali aku orgasme.

    Tak lama kurasakan bokongku ada memukul-mukul pelan, ketika kutengok ternyata Jaka sedang dalam posisi tegak dibelakangku dan mengoleskan baby oil ke anusku.. Selanjutnya yang terjadi adalah kenyataan 2 penis besar mereka sudah tertanam dalam tubuhku.. Luar biasa nikmatnya sampai akhirnya merekapun ejakulasi dan menumpahkan di wajahku.

    Setelah itu kami bertiga tertidur pulas dan pagi-pagi kami bangun melanjutkan pekerjaan yang tersisa. Bedanya dengan kemarin-kemarin adalah sekarang kami bekerja tanpa sehelai benangpun dan bila sudah mulai bosan kami selingi dengan persetubuhan.. Kadang aku melayani sekaligus berdua, kadang satu-satu dan sementara salah satu dari mereka tetap bekerja.

    Lucu memang.. Tapi itulah pengalaman dahsyat yang aku alami dan membuat aku jadi sekarang jadi ketagihan.. Malah aku pernah melayani Iwan dan Jaka ditambah 3 orang temannya yang lain.

    Luar biasa.. Benar-benar aku sudah punya dunia sendiri diluar ijin suamiku.

  • PENGALAMAN NGESEKS SAMA PRAMUGARI MONTOK DAN SEKSI

    PENGALAMAN NGESEKS SAMA PRAMUGARI MONTOK DAN SEKSI


    1263 views

    Duniabola99.org – Waktu itu aku main friendster, sengaja cari dengan search “pramugari” atau F.A., nach ketemulah 1 orang yg respon dan cantik, singkat crita setelah email2an kita ketemu di SENAYAN CITY, karena dia dulunya kerja di Air Paradice BALI yg udah tutup. sebuah penerbangan international. Nama anak itu DEVI, anak sunda tinggi 168CM, berat 49Kg dengan BRA 36B.

    Pas, ketemu, ternyata emang betul2 cantik… putih… and sexy abis. Tapi yg bikin kesel tuh anak belagu amat, maklum bekas pramugari penerbangan international. dia pake baju dengan belahan dada terbuka cocok banget dengan 36B-nya. Pertama ketemu tuh anak agak ogah2an dan ngomongnya gede banget. Ini tantangan buat gue untuk naklukin tuh cowok. Kita makan di sebuah resto yang sengaja gue pilih agak mewahan dikit biar gue ngga kalah gengsi… dan setelah itu gue pingin tau dia brangkat pake mobil ato kagak untuk ngukur kekuatan… ternyata dia pake taksi jadi ada alasan gue untuk nganterin dan pamer TOYOTA HARRIER pinjeman yg gue bilang punya gue….ha…ha…

    Sambil menuju ke mobil, dia masih agak sok2an dan bergaya tinggi. Pas di parkiran dia nanya, “mobil loe yang mana?” dan saya tunjuk karimun tua dan dia agak kaget, dan mulai belagu lagi.. sambil bercanda gue bilang “kita coba teken alarm, mobil mana yg buka” dan yg nyala HARRIER di samping karimun tua, barulah DEVI senyum2 manja sambil nyubit dia bilang “kok ngerjain gitu, emang tuh mobil punya kamu?”, dengan jawaban diplomasi gue jawab “kalo ngga percaya kamu bawa aja sebulan pasti ngga ada yg komplain”, karena emang yg punya lagi pergi ke luar negeri 3 bulan.

    Di mobil, dia mulai nanya2 kerja aku apa, dan kujawab manajer di perusahaan telekomunikasi, walaupun semua itu bualanku saja. Mulailah dia manja2 dan menggoda, “Mas pasti pacarnya banyak dan cantik2, kan udah mapan dan ganteng lagi???” Padahal tadi di caffe dia tuh sombong dan cenderung meremehkan sempat dia bilang “loe bukan tipe cowok gue”.

    Menjelang sampai ke rumahnya, dia mulai merendah “jangan ketawain ya.. rumah ortuku yg sederhana saja”, dengan diplomatis aku jawab “ach, kan aku mau pacaran ama DEVI bukan ama rumahnya”. Rumahnya memang kecil model BTN, dan aku bawa mobil hati2 banget takut kebaret ama bajaj, MAKLUM MOBIL PINJEMAN….HA…HA…

    Sampai di rumah, aku terpaksa harus basa-basi dan tiba2 kaget bukan kepalang sewaktu dikenalin ke ortunya “MAMA, ini mas RONI, pacarku yg pernah aku ceritain itu ma”. Aku kaget dibilang pacarnya padahal kita BELUM PERNAH JADIAN SEBELUMNYA…. Oh, ya…. Namaku RONI.

    Aku ngobrol 10 menit, sebelum pamit pulang karena udah mau jam 22 malam dan parkir mobil tidak di depan rumah. Pas aku mau masuk ke mobil, dia ikutan ke dalam mobil dan aku kasih dia kecuman pipi, tapi dia malah nantangin…. “kan udah pacar ciuman bibirnya mana”, tanpa membuang waktu aku ciumin bibirnya dan aku remas2 payudaranya yg montok, kenyal dan 36B. Dia hanya berbisik pelan “ich, nakal baru kenal pertama udah berani ke situ”. Aku pun bales bilang “Kan tadi udah pacarnya”. Sebelum pulang aku bilang kalo minggu besok aku mau ajak dia untuk jalan2 ke bandung pagi2 dan dia menyanggupi”.

    Sampai di rumah sabtu malam jam 23.30 aku mencoba menelpon dia, gila dia bercerita pengalaman pacarannya yg sangat gila dan dilanjutkan ngajak PHONE SEX, sampai jam 02.00 pagi sebelum aku akhiri “sayang, kan besok jam 8 aku harus jemput kamu ke bandung”

    Pagi jam 8 tepat aku udah di rumahnya, dan DEVI muncul dengan pakaian yg sangat2 sexy, maklum pramugari. Dia pakai Tanktop warna hitam dan celana jeans ketat banget serta terlihat pusarnya sewaktu mengangkat tas…. aku sempat tanya “mama kamu ngga marah kamu pakai baju begitu”, dan dia jawab “kamu kan pacarku jadi mama nggak akan marah”. Setelah basa-basi dengan ortunya tepat jam 9.00 pagi kita berangkat ke bandung dengan alasan “TEMENNYA DEVI ADA YG MARRIED”.

    Di jalan, aku sempat bengong SIAPA YG KAWINAN”. Akhirnya aku memberanikan mengkonfirmasi DEVI, “Say, yg kawinan emang siapa? kan semula kita hanya mau jalan aja?” Dijawab ama DEVI “ach, kamu jadi cowok lugu gitu, kebanyakan kerja sich jadi seriusan melulu…. yg KAWIN ya… sapa kek… kalo ngga ada yg KAWIN YA KITA”. Mendengar jawaban begitu aku makin nakal, “Brani KAWIN? paling 20 menit udah keok??” dia jawab singkat “SAPA TATUT”…..

    Di sepanjang perjalanan dia selalu menggoda bahkan pas selepas CIKAMPEK, dia mulai berani meraba2 penisku, dan sempat komentar “Gila gede juga ya.. punya kamu”, dan aku pun berani masukin tanganku ke buah dadanya walaupun mobil melaju 120 KM/jam di tol. Menjelang masuk bandung, dia buat kejutan dengan melepas BRA dan hanya pake tank top saja. Tanpa pikir panjang, saya langsung ngajak CHECK IN di hotel JAYAKARTA. “Say, kita ke hotel dulu baru nanti jalan2nya, capek habis nyetir”. Dia pun dengan cuek bilang “yg capek DEDEKNYA KALI”

    Setelah tiba di JAYAKARTA, kita menempati kamar 311, dan setelah BELL BOY memasukkan tas, saya mencoba menyalakan TV, dan udah di dekap DEVI dari belakang “SAY, AKU MAU NGETEST SAPA YG KALAH DALAM 20 MENIT”. Tanpa berbikir panjang, aku langsung membalikkan badan dan memeluk DEVI yg sudah sangat horny, aku lumat bibirnya dalam2 sampai nafasnya tersengal2 pendek2….”Say, cium donk nipel aku tolong… say” iba DEVI yg sudah horny berat. Tanpa membuang waktu aku pun tarik tank top-nya yg sudah TANPA BRA. Payudara yg montok, 36B, putih mulus dengan puting berwarna kemerah2an langsung saya cilatin dan gigit2 kecil sambil tangan kiri menyusup ke celana dalamnya. DEVI memang cewek yg agresif dia pun langsung membuka bajuku dan meraba2 penisku. Tanpa sadar dia pun mulai menciumin Penisku yg memang berukuran super, 17 CM. dengan posisi terbalik, aku mencoba untuk menarik celana jeansnya dan ternyata dia memakai CD jenis G-string warna merah. dengan cepat aku buka CD dan DEVI telah mencukur bersih vaginanya yg berwarna kemarah2an dan telah diberi parfum … wangi sekali dan aku pun tanpa ampun menciumin vaginanya sambil menyedot lendirnya sampai dia meremas kepalaku keras2 “say terus… jangan lepas”

    Setelah, menggunakan gaya 69, dia pun mulai basah dan mendekatkan penisku ke vaginanya “Sayang, kamu kan belom statement aku, dan kita belum jadian, kamu mesti statement dulu dan baru kita ML”. Aku pun bangun dari tempat tidur dengan keadaan dua2nya bugil dan menyatakan cinta ke DEVI (walaupun aku belom merasakan cinta itu). Setelah itu aku pake Condom dan DEVI minta di atas, pas penisku mau masuk, DEVI kaget, “Lepas Condomnya, kamu kan pacarku, ML pake Condom emangnya gue perek apa??”, dia tarik keras2 condomku…. trus aku pun balik bertanya “nanti kalo keluar di dalam gimana???” Devi pun menjawab “Bukannya enak yg begitu” sambil dia menekan vaginanya ke penisku yg sudah berukuran maksimal tadi. Berbagai gaya dia tunjukkan, dan pas dia mulai main2 JEPITAN, aku nyaris nggak tahan padahal baru 10 menit, untuk saya sudah belajar pernafasan dan akhirnya menjelas 30 menit DEVI mengeluarkan gejala2 akan orgasme… cepat2 saya ciumin putingnya bergantian, dan dia pun bilang “SAY, KITA KELUARIN BARENGAN YA….” aku pun mengangguk dan 1 menit kemudian dia berteriak kesetanan “A YOO…. CEPETIN TERUS SEMPORTIN KENCENG….” DEVI benar2 orgasme dan GELINJANGAN luar biasa sekali, padahal aku masih nahan…. setelah 10 menit DEVI baru sadar “SIALAN GUE KALAH” tapi gue mau MULTI ORGASME….

    Aku pun makin liar, dan tiba2 aku memegang anusnya, dan DEVI pun tau, “JANGAN SAY, ANASKU ITU MASIH VIRGIN” aku pun berusaha merayu dan merangsang DEVI. Pantatnya yg putih mulus tak mungkin kubiarkan begitu saja…. setelah dia merintih2 karena jariku kumasukkan, lalu aku bilang “SAY AKU MASUKIN YA…” Dia pun sambil tersengal2 bilang, “KAMU SAYANG KAN KE DEVI? KALO IMANG BENER2 SAYANG KAMU LAKUIN AJA TAPI BUANG DI DALEM KARENA AKU MAU NGERASAIN SENSASINYA” Tanpa berpikir panjang aku pun lakuin dengan memasukkan kepala penis pelan2 sampai akhirnya dia teriak keras “SHIT…, masuk …. CEPET ent*t DEVI”…. aku pun mematuhi apa yg dia inginkan mulai dari pelan lama2 cepat sekali dan CROT2 keluar maniku ke anusnya sampai ke kasur…. dia pun bilang “GUE NGERASAIN ML PALING ENAK HARI INI”.

    Hari itu, kita ML sampai jam 8 malam sebanyak 5 kali dan 3 kali anal. DEVI emang maniak, dia sempat nelen maniku dan facial ke mukaku….. Kita sempat pacaran selama 3 bulan sebelum bubar karena ketauan modal gue cekak..

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Janda Kembang Ditinggal Suaminya Tanpa Cerai

    Janda Kembang Ditinggal Suaminya Tanpa Cerai


    1538 views

    Duniabola99.org – Tanah Sunda sudah dikenal dengan gadis cantiknya sejak dari dulu. Bahkan konon di jaman penjajahan Belanda banyak tuan-tuan pemilik perkebunan yang mengawini wanita Sunda di sekitar lokasi perkebunan untuk dijadikan istrinya. Aku mengenal Titin dari hobi jalan malam di sekitar SM-Merdeka dan Siliwangi-Sukasari di Bogor.

    Cerita terbaru ini bermula saat aku sedang nongkrong di Wartel dekat pintu masuk Taman Topi ada wanita yang mondar-mandir didekatku. Dia mengenakan pakaian seragam sebuah pabrik. Kukira dia lagi nunggu temannya. Tidak lama kemudian ada seorang wanita lagi yang datang dan mendekatinya.

    Mereka bicara dengan suara keras dan nada tinggi seperti sedang memperdebatkan sesuatu. Aku tidak mau ikut campur dengan pembicaraan mereka. Toh aku juga tidak tahu ujung pangkalnya. Setelah dilerai oleh Satpam, wanita yang datangnya belakangan akhirnya pergi dengan masih tetap memaki-maki wanita pertama dengan bahasa Sunda.

    Aku yang hanya sedikit tau bahasa Sunda masih belum bisa sepenuhnya menangkap apa yang sedang terjadi di dekatku. Aku mulai tertarik dan memperhatikan mereka. Wanita pertama tadi hanya diam saja, meskipun raut mukanya menunjukkan kekesalan. Kudekati dan kutanya,

    “Kenapa Teh, maaf kelihatannya lagi berantem. Apa sih masalahnya?”

    “Nggak papa kok. Dia menuduhku ada hubungan dengan suaminya. Padahal aku berhubungan dengan suaminya hanya sebatas urusan pekerjaan,” katanya. “Ya sudah, teteh kelihatannya masih kesal. Minum es dulu yuk biar tenang,” kuajak dia untuk duduk minum di kafe yang banyak terdapat di sana.

    Kami pesan es buah. Kutawarkan untuk makan tapi dia menolaknya.

    “Terima kasih Aa. Saya teh sudah nggak ada nafsu makan dan lagian masih kenyang,” katanya halus. Akupun maklum saja. Mungkin setelah bertengkar tadi meskipun perut lapar jadi tidak ada selera makan. Setelah pesanan kami datang, ia mengaduk gelasnya perlahan-lahan dengan sendoknya.

    “Sudah tenang sekarang. Kalau boleh tahu, apa sih masalah sebenarnya?” tanyaku.
    “Saya memang belakangan ini sering jalan dengan suaminya untuk urusan pekerjaan. Eh dianya cemburu ketika ketemu kami di Cibinong,” jawabnya.
    “Kan bisa dijelasin ama suaminya?”

    “Sudah, tapi dia nggak terima. Dibilang saya gatel, wanita murahan dan lain-lainnya. Daripada saya ladenin, nanti jadi makin rame saya tinggal pulang aja ke kantor. Eh dia belum puas dan telpon ke kantor. Katanya tungguin nanti malam di Wartel sini agar bisa selesai. Sampai di sinipun saya masih dimaki-maki. Untung dilerai sama Satpam”.

    Akhirnya aku tahu dia bernama Titin dan bekerja sebagai supervisor produksi di salah satu pabrik tekstil yang memang banyak terdapat di sekitar Cibinong. Rumahnya di sekitar Biotrop. Suaminya minggat dengan perempuan lain enam bulan lalu.

    Jadi statusnya sekarang menggantung. Janda tidak, bersuamipun tidak juga. Dia belum punya anak. Janda kembang gantung, pikirku. Badannya ramping cenderung kurus, kulitnya bersih dengan dada membusung di balik seragamnya. Ada keindahan tersendiri melihat seorang wanita dalam pakaian seragam. Eksotis.

    Entah kenapa kalau ketemu wanita seringkali statusnya janda. Tapi sebenarnya akupun tidak mau merusak keperawanan seorang gadis. Bagiku berat bebannya. Lebih enjoy dengan janda atau gadis yang sudah tidak perawan. Tidak usah mengajari lagi.

    “Aku mau pulang, tapi pikiranku suntuk. Dibawa tidurpun pasti nggak mau,” katanya lagi.
    “Kalau gitu kita jalan ke Puncak aja yuk. Menenangkan pikiran,” ajakku.
    “Boleh, tapi jangan kemalaman ya!”
    “Nggak, kan rumahmu juga nggak terlalu jauh ke Puncak”.

    Aku mulai berpikir, pasti kami nggak akan kemalaman, paling-paling kepagian. Kamipun segera menghabiskan minuman dan segera berangkat ke Puncak. Sampai di daerah Cibogo, ia minta turun dan mengajak berjalan kaki menyusuri jalan raya.

    Para GM yang sedang menjerat mangsa menawarkan penginapan pada kami. Aku hanya menatap Titin dan ternyata dia cuek aja dengan tawaran GM tadi. Dinginnya udara Puncak mulai terasa. Ia mulai kedinginan dan mendekapkan kedua tangannya di dadanya.

    “Dingin?” tanyaku.

    Titin hanya mengangguk saja. Sambil jalan kulingkarkan tangan kiriku pada bahu kirinya. Ia menggelinjang sedikit, sepertinya menolak pelukanku. Tapi tanganku tetap dibiarkan di bahunya. Bahkan tangan kanannya melingkar di pinggangku dan mencubitku. Aku menggerakkan pinggulku sedikit kegelian. Sampai di depan sebuah wisma kami berhenti.

    “Masuk yuk!” ajakku.

    “Mau ngapain. Katanya nggak sampai malam,” jawabnya. Ada nada keraguan atau mungkin juga kepura-puraan. “Ngapain aja terserah kita dong. Lagian kalau dua orang berbeda jenis masuk ke hotel ngapain?” pancingku. “Tidur aja. Kamu merem, saya merem. Aman kan,” katanya.

    “Nggak mau. Kalau kamu merem aku melek, sebaliknya kalau kamu melek aku yang merem, supaya ada yang jaga,” kataku melempar umpan semakin dalam.
    “Ayo. Tapi kamu janji jangan macam-macam. Awas nanti,” katanya mengancamku.

    Dari suaranya umpanku sudah termakan. Tinggal tarik ulur tali saja agar ikannya tidak terlepas. Kami masuk ke dalam kamar. Kuperiksa sebentar kelengkapannya. Jangan sampai lagi tanggung room boy datang antar kekurangannya. Aku minta air putih saja untuk di dalam kamar.

    Meskipun udara dingin, aku yakin nanti pasti perlu minum. Titin masuk ke dalam kamar mandi dan sebentar kemudian terdengar suara air yang keluar dari jepitan pintu gua. Wsshh dan tak lama suara guyuran air. Aku keluar kamar, berdiri di teras kamar sambil melihat suasana.

    Sepi, karena memang bukan week end. Aku masuk lagi ke dalam kamar. Kebetulan Titin pun keluar dari kamar mandi. Pintu keluar dan pintu kamar mandi berdekatan posisinya. Kupandangi wajah Titin, kupegang tangannya dan dengan sekali tarikan ia sudah ada dalam pelukanku. Ia sedikit meronta, tapi rasanya hanya penolakan pura-pura.

    “Jangan.. Jangan!”

    Kalau memang dia tidak mau, pasti kami berdua tidak akan sampai ke kamar ini. Kucium bibirnya yang tipis. Lemas sekali bibirnya sehingga terasa kenikmatan mulai menjalar, meskipun ia belum membalas ciumanku. Kulepaskan lagi ciumanku dan kutatap matanya.

    “Aku mohon.. Jangan.. Jangan. Jangan disini sayang!” Ia mengakhiri kata-katanya dengan menyerbu bibir dan mukaku kemudian menarikku ke ranjang.
    “To, aku merasa kesepian dan kedinginan. Kamu mau berikan kehangatan?”

    Rasanya terbalik pertanyaan itu. Mestinya aku yang tanya apakah dia mau bercinta denganku.

    “Pasti. Kita akan sama-sama puas malam ini”.
    “Terima kasih To. Aku.. Aku..”.

    Sambil berkata begitu ia langsung mencium bibirku. Akupun langsung membalas ciumannya. Bibir kami saling berpagut, lidah kami saling mendorong dan menjepit saling sedot. Cukup lama kami menikmatinya. Bibirnya memang benar-benar terasa sangat lemas sehingga dapat kupermainkan dan kuputar-putar dengan mulutku.

    “Ayo puaskan aku sayang.. Ah. Ah.” suaranya hanya mendesis ketika ciumanku berpindah turun ke leher dan daun telinganya.

    Tangan kiriku mulai menjalar di pahanya. Kusingkapkan roknya, benar-benar mulus sekali pahanya. Kuremas-remas sampai ke pangkal pahanya. Ketika sampai di celana dalamnya, kutekankan jari tengahku ke belahan di tengah selangkangannya dan ku gesek-gesekkan.

    “Ah sayang. Kamu nakal sekali”.

    Aku tidak menghiraukannya. Sementara itu tangan kananku meremas halus buah dadanya dari luar. Tangannya pun tak mau ketinggalan memegang bahkan mencengkeram keras kejantananku dari luar. Terasa sakit tapi aku dapat menikmatinya.

    “Kita tidak akan kemalaman sekarang, tapi kepagian,” bisikku menggodanya.
    “Biarin aja, saya besok shift siang jam 3″.

    Dengan ganasnya aku menciuminya, seperti seekor kucing yang sedang melahap dendeng. Tangannya bergerak ke bawah dan terus ke bawah. Ia membuka kancing bajuku dan melepasnya. Kini setiap jengkal tubuhku bagian atas tak luput dari ciumannya. Kemudian ia membuka resleting celanaku dan langsung mencengkeram penisku.

    “Anto, punya kamu boleh juga. Tidak besar tapi keras sekali. Apa ada wanita lain yang pernah merasakannya?”

    Pertanyaan itu lagi. Kenapa setiap wanita mau tahu apakah pria yang dikencaninya pernah tidur dengan wanita lain.

    “Ada, aku bukan perjaka lagi,” jawabku tenang, yang penting adalah apa yang terjadi sekarang ini. Dan lagi kelihatannya ia hanya sekedar bertanya tanpa mempedulikan jawabanku.

    Belum selesai kata-kataku, ia telah mengocok dan kadang meremas kejantananku. Pintar sekali ia memainkan adik kecilku. Beberapa menit kemudian tegangan pada kejantananku sudah maksimal. Tiang bendera sudah tegak berdiri, siap untuk melaksanakan apel malam. Kudorong tubuhnya ke ranjang dan kemudian akupun langsung menerkam tubuhnya.

    “Sabar sayang, buka bajunya dulu donk.”

    Kamipun membuka pakaian kami masing-masing. Setelah telanjang bulat, langsung kubaringkan ia. Kuciumi senti demi senti tubuh mulusnya. Dari atas ke bawah sampai kepada paha dalamnya. Kurenggangkan kedua pahanya. Tercium aroma khas yang dipunyai seorang wanita. Kurenggangkan labia mayora dan labia minoranya dengan jempol dan telunjukku.

    “Ayo sayang.. Puaskan.. Aku.. Ya.. Ohh. Oohh.” Kata-katanya terus meracau, apalagi ketika aku melahap habis biji kacangnya dengan mulutku, kadang kusedot, kuhisap, dan kugigit dengan lembut.
    “Ah.. Ennak ssayang.. Kamu ppinnttarr. Ohh.. Oohh”

    Aku sudah tidak mempedulikan kata-katanya. Aku makin asyik dengan mainanku. Kulepaskan mulutku dan kutindih dia. Kumasukkan jari tengah kiriku ke dalam lubang perlahan lahan. Tubuhnya meronta-ronta seperti orang kesetanan, kedua payudaranya bergoyang kencang.

    Aku pun meraih payudaranya itu. Dengan tangan kananku, kupelintir puting susunya yang sebelah kiri dan mulutku kini menggigit halus puting kanannya. Sementara jari kiriku tetap mengocok lubang vaginanya. Semakin cepat kocokanku, semakin cepat pula ia meronta.

    Kuhentikan permainan tanganku dan kuarahkan kejantananku untuk memasuki liang kenikmatannya. Tanpa kesulitan aku segera menembus guanya. Terasa basah dan hangat. Kugerakkan pinggulku dan ia membalas dengan memutar pinggulnya dan menaik turunkan pantatnya mengimbangiku. Satu kakinya menjepit pahaku dan kaki lainnya dibuka lebar dan disandarkan ke dinding kamar. Kuciumi leher dan dadanya. Beberapa kali kugigit kecil kulit dadanya sampai meninggalkan bekas kemerahan.

    “Ciumi leher dan pundakku! Aku sangat terangsang kalau dicium di situ,” rintihnya.

    Kuikuti kemauannya dan sampai akhirnya ia menggelinjang hebat, kedua tangannya mencengkeram keras kepalaku. Pinggulnya naik menjemput kejantananku. Kutekankan kejantananku dalam-dalam dan akhirnya ia mencapai orgasmenya. Ia terkulai lemas. Ditekan-tekannya pantatku ke bawah dengan tangannya.

    Kemudian aku turun dari tubuhnya dan membiarkannya beristirahat sebentar. Setelah napasnya pulih ia naik ke atas tubuhku dan mulai mencium bibir, leher dan telingaku. Mulutku menghisap kedua payudaranya. Terkadang kugigit putingnya bergantian. Ia hanya mengeluh merasakan nikmatnya. Beberapa menit kemudian ia sudah terangsang lagi.

    “Ayo sayang. Aku sudah siap memuaskanmu di babak kedua..”
    “Kita lakukan dengan berdiri,” kataku berbisik di telinganya. Ia hanya tersenyum dan mengangguk.

    Kuangkat tubuhnya berdiri di samping ranjang. Kami masih saling berciuman dengan ganas. Ia kemudian mengangkat kaki kirinya ke atas ranjang, kudorong sedikit sampai ia mepet ke dinding kamar. Tangannya membimbing meriamku memasuki guanya. Pantatnya sedikit disorongkan ke depan dan perlahan lahan meriamku masuk, sampai..

    Blesshh..

    Semuanya sudah terbenam di dalam guanya. Oh hangatnya.

    “Ayo sayang, goyang.. Sayang ohh.. Ohh”

    Kedua tangannya memegang pantatku dan membantu gerakan pinggulku maju mundur. Rasanya nikmat sekali bercinta sambil berdiri. Badannya ia lengkungkan ke belakang sehingga meriamku dengan leluasa menobrak-abrik guanya. Pinggangnya juga bergerak-gerak mengimbangi gerakanku. Mulutku tetap melakukan aktivitas di bagian atas tubuhnya. Kadang berciuman, kadang menyedot dan mengulum putingnya. Cukup lama aku mengocoknya, akhirnya kupercepat kocokanku ketika kurasakan lahar panas akan keluar.

    “Tin, oh.. Aku mau keluar. Di keluarin dimana nih ohh. Oohh”.
    “Tunggu sebentar. Aku juga mau keluar, ohh. Ooohh sama-sama ya sayang.. Ohh.. Di dalam aja nggak apa-apa. Ohh barengan yah.”

    Akhirnya kutumpahkan spermaku di dalam guanya. Aku mencapai klimaks duluan. Titin tidak bisa mencapai klimaks yang kedua meskipun ia masih berusaha menggerakkan pantatnya maju mundur karena meriamku sudah berangsur-angsur melemas dan akhirnya terlepas sendiri dari dalam guanya.

    Kami rebah berdampingan di ranjang. Ia memelukku dan menciumku. Kuakui wanita satu ini memang luar biasa. Tidak dengan setiap orang aku dapat melakukannya dengan berdiri. Aku sudah coba. Tapi dengan Titin meskipun dia jauh lebih pendek dariku ternyata aku bisa melakukannya.

    “Sorry Tin. Aku nggak tahan lagi. Nanti kita akan mulai lagi dengan santai dan saling menunggu sehingga bisa mencapai klimaks bersama-sama. Terima kasih ya sayang. Kamu benar-benar hebat.”
    “Nggak apa-apa. Aku sudah dapat duluan. Kamu juga hebat. Malam ini masih panjang. Kita tidak usah tidur sampai pagi supaya dahagaku terpuaskan”.

    Akhirnya sisa malam kami lalui dengan berpelukan. Ia tersenyum kemudian menciumku dan merebahkan kepalanya di dadaku. Malam itu kami masih melakukannya lagi tiga kali sampai pagi. Sekali kami lakukan di lantai beralaskan selimut. Ternyata ketika bermain di lantai kami bisa merasakan nikmat yang luar biasa.

    Gairah kami seakan-akan meledak sampai seluruh badan terasa sakit dan ngilu. Tetapi setelah mandi pagi gairahku kembali menyala dan aku masih sempat sekali lagi bergumul dengannya. Kami pulang dengan membawa kepuasan dan rasa lelah yang luar biasa. Seharian kuhabiskan dengan tidur-tiduran.

    Bahkan aku tidak sempat makan siang. Setelah itu aku masih sempat dalam dua pertemuan merasakan kehebatannya bercinta dalam posisi berdiri. Akhirnya dia pindah kos dan aku kehilangan jejak

  • Ngentot Tante Roro Body Mulus Mantap

    Ngentot Tante Roro Body Mulus Mantap


    1814 views

    Sebelum memulai ceritaku, aku akan memberikan sedikit gambaran mengenai diriku. Namaku adalah Dhani, bekerja sebagai karyawan swasta asing di kawasan Sudirman, Jakarta. Aku adalah seorang pria berusia 29 tahun, aku keturunan chinese, wajahku lumayan ganteng, kulitku putih bersih.

    Tinggiku 165 cm dan berat badanku 70 kg, sedikit kumis menghiasi bibirku. Kejadian ini adalah sebagian dari kisah nyataku, yang terjadi kurang lebih 4 tahun yang lalu. Terus terang, aku sangat menyukai wanita yang berusia 30-40 tahun, dengan kulit mulus. Bagiku wanita ini sangat menarik, apalagi jika ‘jam terbangnya’ sudah tinggi, sehingga pandai dalam bercinta. Namun sebagai pegawai swasta yang bekerja, aku memiliki keterbatasan waktu, tidak mudah bagiku untuk mencari wanita tersebut.
    Hal ini yang mendorong aku untuk mengiklankan diriku pada sebuah surat kabar berbahasa Inggris, untuk menawarkan jasa ‘full body massage’. Uang bagiku tidak masalah, karena aku berasal dari keluarga menengah dan gajiku cukup, namun kepuasan yang ku dapat jauh dari itu. Sehingga aku tidak memasang tarif untuk jasaku itu, diberi berapapun kuterima. Sepanjang hari itu, sejak iklanku terbit banyak respon yang kudapat, sebagian dari mereka hanya iseng belaka, atau hanya ingin ngobrol. Di sore hari, kurang lebih pukul 18.00 seorang wanita menelponku.
    “Hallo dengan Dhani?” suara merdu terdengar dari sana.
    “Ya saya sendiri” jawabku.
    Dan seterusnya dia mulai menanyakan ciri-ciriku. Selanjutnya, “Eh ngomong-ngomong, berapa sich panjangnya kamu punya?” katanya.
    “Yah normal sajalah sekitar 18 cm dengan diameter 6 cm.” jawabku.
    “Wah lumayan juga yach, lalu apakah jasa kamu ini termasuk semuanya,” lanjutnya.
    “Apa saja yang kamu butuhkan, kamu pasti puas dech..” jawabku. Dan yang agak mengejutkan adalah bahwa dia meminta kesediaanku untuk melakukannya dengan ditonton suaminya. Namun kurasa, wah ini pengalaman baru buatku.
    Akhirnya dia memintaku untuk segera datang di sebuah hotel “R” berbintang lima di kawasan Sudirman, tak jauh dari kantorku. Aku menduga bahwa pasangan ini bukanlah sembarang orang, yang mampu membayar tarif hotel semahal itu. Dan benar dugaanku, sebuah president suite room telah ada di hadapanku. Segera kubunyikan bel di depan kamarnya. Dan seorang pria, dengan mengenakan kimono, berusia tak lebih dari 40 tahun membukakan pintu untukku.
    “Dhani?” katanya.
    “Ya saya Dhani,” jawabku. Lalu ia mencermatiku dari atas hingga bawah sebelum ia mempersilakan aku masuk ke dalam. Pasti dia tidak ingin sembarang orang menyentuh istrinya, pikirku.
    “OK, masuklah” katanya. Kamar itu begitu luas dan gelap sekali. Aku memandang sekeliling, sebuah TV berukuran 52″ sedang memperlihatkan blue film. Lalu aku memandang ke arah tempat tidur. Seorang wanita yang kutaksir umurnya tak lebih dari 30 tahun berbaring di atas tempat tidur, badannya dimasukkan ke dalam bed cover tersenyum padaku sambil menjulurkan tangannya untuk menyalamiku. “Kamu pasti Dhani khan? Kenalkan saya Roro” katanya lembut.
    Aku terpana melihatnya, rambutnya sebahu berwarna pirang, kulitnya mulus sekali, wajahnya cantik, pokoknya perfect! Aku masih terpana dan menahan liurku, ketika dia berkata “Lho kok bingung sich”.
    “Akh enggak..” kataku sambil membalas salamnya.
    “Kamu mandi dulu dech biar segar, tuch di kamar mandi,” katanya.
    “Oke tunggu yach sebentar,” jawabku sambil melangkah ke kamar mandi. Sementara, suaminya hanya menyaksikan dari sofa dikegelapan. Cepat-cepat kubersihkan badanku biar wangi. Dan segera setelah itu kukenakan celana pendek dan kaos.
    Aku melangkah keluar, “Yuk kita mulai,” katanya.
    Dengan sedikit gugup aku menghampiri tempat tidurnya. Dan dengan bodohnya aku bertanya, “Boleh aku lepaskan pakaianku?”, dia tertawa kecil dan menjawab, “terserah kau saja..”.
    Segera kulepaskan pakaianku, dia terbelalak melihatku dalam keadaan polos, “Ahk.. ehm..” dan segera mengajakku masuk ke dalam bed cover juga. “Kamu cantik sekali Roro” kataku lirih.
    Aku tak habis pikir ada wanita secantik ini yang pernah kulihat dan suaminya memperbolehkan orang lain menjamahnya, ah.. betapa beruntungnya aku ini. “Ah kamu bisa saja,” kata Roro.
    Segera aku masuk ke dalam bed cover, kuteliti tubuhnya satu persatu. Kedua bulatan payudaranya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat menggantung dengan indahnya, diantara keremangan aku masih dapat melihat dengan sangat jelas betapa indah kedua bongkah susunya yang kelihatan begitu sangat montok dan kencang. Samar kulihat kedua puting mungilnya yang berwarna merah kecoklatan.
    “Yaa aammpuunn..” bisikku lirih tanpa sadar, “Ia benar-benar sempurna” kataku dalam hati.
    “Dhan..” bisik Tante Roro di telingaku.
    Aku menoleh dan terjengah. Ya Ampuun, wajah cantiknya itu begitu dekat sekali dengan wajahku. Hembusan nafasnya yang hangat sampai begitu terasa menerpa daguku. Kunikmati seluruh keindahan bidadari di depanku ini, mulai dari wajahnya yang cantik menawan, lekak-lekuk tubuhnya yang begitu seksi dan montok, bayangan bundar kedua buah payudaranya yang besar dan kencang dengan kedua putingnya yang lancip, perutnya yang ramping dan pantatnya yang bulat padat bak gadis remaja, pahanya yang seksi dan aah.., kubayangkan betapa indah bukit kemaluannya yang kelihatan begitu menonjol dari balik bed cover. Hmm.., betapa nikmatnya nanti saat batang kejantananku memasuki liang kemaluannya yang sempit dan hangat, akan kutumpahkan sebanyak mungkin air maniku ke dalam liang kemaluannya sebagai bukti kejantananku.
    “Dhan.. mulailah sayang..” bisik Tante Roro, membuyarkan fantasi seks-ku padanya. Sorotan kedua matanya yang sedikit sipit kelihatan begitu sejuk dalam pandanganku, hidungnya yang putih membangir mendengus pelan, dan bibirnya yang ranum kemerahan terlihat basah setengah terbuka, duh cantiknya. Kukecup lembut bibir Tante Roro yang setengah terbuka. Begitu terasa hangat dan lunak. Kupejamkan kedua mataku menikmati kelembutan bibir hangatnya, terasa manis. Selama kurang lebih 10 detik aku mengulum bibirnya, meresapi segala kehangatan dan kelembutannya. Kuraih tubuh Tante Roro yang masih berada di hadapanku dan kubawa kembali ke dalam pelukanku.
    “Apa yang dapat kau lakukan untukku Dhani..” bisiknya lirih setengah kelihatan malu.
    Kedua tanganku yang memeluk pinggangnya erat, terasa sedikit gemetar memendam sejuta rasa. Dan tanpa terasa jemari kedua tanganku telah berada di atas pantatnya yang bulat. Mekal dan padat. Lalu perlahan kuusap mesra sambil kuberbisik, “Tante pasti tahu apa yang akan Dhani lakukan.. Dhani akan puaskan Tante sayang..” bisikku pelan. Jiwaku telah terlanda nafsu.
    Kuelus-elus seluruh tubuhnya, akhh.. mulus sekali, dengan sedikit gemas kuremas gemas kedua belah pantatnya yang terasa kenyal padat dari balik bed cover. “Oouuhh..” Tante Roro mengeluh lirih.
    Bagaimanapun juga anehnya aku saat itu masih bisa menahan diri untuk tidak bersikap over atau kasar terhadapnya, walau nafsu seks-ku saat itu terasa sudah diubun-ubun namun aku ingin sekali memberikan kelembutan dan kemesraan kepadanya. Lalu dengan gemas aku kembali melumat bibirnya. Kusedot dan kukulum bibir hangatnya secara bergantian dengan mesra atas dan bawah. Kecapan-kecapan kecil terdengar begitu indah, seindah cumbuanku pada bibir Tante Roro. Kedua jemari tanganku masih mengusap-usap sembari sesekali meremas pelan kedua belah pantatnya yang bulat pada dan kenyal. Bibirnya yang terasa hangat dan lunak berulang kali memagut bibirku sebelah bawah dan aku membalasnya dengan memagut bibirnya yang sebelah atas. ooh.., terasa begitu nikmatnya.
    Dengusan pelan nafasnya beradu dengan dengusan nafasku dan berulang kali pula hidungnya yang kecil membangir beradu mesra dengan hidungku. Kurasakan kedua lengan Tante Roro telah melingkari leherku dan jemari tangannya kurasakan mengusap mesra rambut kepalaku.
    Batang kejantananku terasa semakin besar apalagi karena posisi tubuh kami yang saling berpelukan erat membuat batang kejantananku yang menonjol dari balik celanaku itu terjepit dan menempel keras di perut Tante Roro yang empuk, sejenak kemudian kulepaskan pagutan bibirku pada bibir Tante Roro. Wajahnya yang cantik tersenyum manis padaku, kuturunkan wajahku sambil terus menjulurkan lidah di permukaan perutnya terus turun dan sampai di daerah yang paling kusukai, wangi sekali baunya. Tak perlu ragu.
    “Ohh apa yang akan kau lakukan.. akh..” tanyanya sambil memejamkan mata menahan kenikmatan yang dirasakannya. Beberapa saat kemudian tangan itu malah mendorong kepalaku semakin bawah dan.., “Nyam-nyam..” nikmat sekali kemaluan Tante Roro. Oh, bukit kecil yang berwarna merah merangsang birahiku. Kusibakkan kedua bibir kemaluannya dan, “Creep..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah kemaluan yang sudah sedari tadi becek itu.
    “Aaahh.. kamu nakaal,” jeritnya cukup keras. Terus terang kemaluannya adalah terindah yang pernah kucicipi, bibir kemaluannya yang merah merekah dengan bentuk yang gemuk dan lebar itu membuatku semakin bernafsu saja. Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir kemaluan itu dengan mulutku. “Ooohh lidahmu.. ooh nikmatnya Dhani..” lirih Tante Roro.
    Sementara aku asyik menikmati bibir kemaluannya, ia terus mendesah merasakan kegelian, persis seorang gadis perawan yang baru merasakan seks untuk pertama kali, kasihan wanita ini dan betapa bodohnya suaminya yang hanya memandangku dari kegelapan.
    “Aahh.. sayang.. Tante suka yang itu yaahh.. sedoot lagi dong sayang oogghh,” ia mulai banyak menggunakan kata sayang untuk memanggilku. Sebuah panggilan yang sepertinya terlalu mesra untuk tahap awal ini. Lima menit kemudian.. “Sayang.. Aku ingin cicipi punya kamu juga,” katanya seperti memintaku menghentikan tarian lidah di atas kemaluannya.
    “Ahh.. baiklah Tante, sekarang giliran Tante,” lanjutku kemudian berdiri mengangkang di atas wajahnya yang masih berbaring. Tangannya langsung meraih batang kemaluan besarku dan sekejap terkejut menyadari ukurannya yang jauh di atas rata-rata.
    “Okh Dhani.. indah sekali punyamu ini..” katanya padaku, lidahnya langsung menjulur kearah kepala kemaluanku yang sudah sedari tadi tegang dan amat keras itu.
    “Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm.. nggmm,” belum lagi kata-kata isengnya keluar aku sudah menghunjamkan burungku kearah mulutnya dan, “Croop..” langsung memenuhi rongganya yang mungil itu. Matanya menatapku dengan pandangan lucu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat senjataku tegang dan keras.
    “Aduuh enaak.. oohh enaknya Tante oohh..” sementara ia terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak. Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu. Sesekali ia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya, “Mm.. hmm..” hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.
    “Crop..” ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Aku langsung menyergap pinggulnya dan lagi-lagi daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserbu dan kusedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir kemaluannya.
    “Aoouuhh.. Tante nggak tahan lagi sayang ampuun.. Dhanin.. hh masukin sekarang juga, ayoo..” pintanya sambil memegang pantatku. Segera kuarahkan kemaluanku ke selangkangannya yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi liang kemaluannya yang terbuka lebar, pelan sekali kutempelkan di bibir kemaluannya dan mendorongnya perlahan, “Ngg.. aa.. aa.. aa.. ii.. oohh masuuk.. aduuh besar sekali sayang, oohh..” ia merintih, wajahnya memucat seperti orang yang terluka iris.
    Aku tahu kalau itu adalah reaksi dari bibir kemaluannya yang terlalu rapat untuk ukuran burungku. Dan Tante Roro merupakan wanita yang kesekian kalinya mengatakan hal yang sama. Namun jujur saja, ia adalah wanita setengah baya tercantik dan terseksi dari semua wanita yang pernah kutiduri. Buah dadanya yang membusung besar itu langsung kuhujani dengan kecupan-kecupan pada kedua putingnya secara bergiliran, sesekali aku juga berusaha mengimbangi gerakan turun naiknya diatas pinggangku dengan cara mengangkat-angkat dan memiringkan pinggul hingga membuatnya semakin bernafsu, namun tetap menjaga ketahananku dengan menghunjamkan kemaluanku pada setiap hitungan kelima.
    Tangannya menekan-nekan kepalaku kearah buah dadanya yang tersedot keras sementara burungku terus keluar masuk semakin lancar dalam liang senggamanya yang sudah terasa banjir dan amat becek itu. Puting susunya yang ternyata merupakan titik nikmatnya kugigit kecil hingga wanita itu berteriak kecil merintih menahan rasa nikmat sangat hebat, untung saja kamar tidur tersebut terletak di lantai dua yang cukup jauh untuk mendengar teriakan-teriakan kami berdua. Puas memainkan kedua buah dadanya, kedua tanganku meraih kepalanya dan menariknya kearah wajahku, sampai disitu mulut kami beradu, kami saling memainkan lidah dalam rongga mulut secara bergiliran. Setelah itu lidahku menjalar liar di pipinya naik kearah kelopak matanya melumuri seluruh wajah cantik itu, dan menggigit daun telinganya. Genjotan pinggulnya semakin keras menghantam pangkal pahaku, burungku semakin terasa membentur dasar liang senggama.
    “Ooohh.. aa.. aahh.. aahh.. mmhh gelii oohh enaknya, Dhanin.. ooh,” desah Tante Roro.
    “Yaahh enaak juga Tante.. oohh rasanya nikmat sekali, yaahh.. genjot yang keras Tante, nikmat sekali seperti ini, oohh enaakk.. oohh Tante oohh..” kata-kataku yang polos itu keluar begitu saja tanpa kendali. Tanganku yang tadi berada di atas kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu. Setiap ia menekan ke bawah dan menghempaskan kemaluannya tertusuk burungku, secara otomatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya. Secara refleks pula kemaluannya menjepit dan berdenyut seperti menyedot batang kejantananku.
    Hanya sepuluh menit setelah itu goyangan tubuh Tante Roro terasa menegang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya, “Dhanin.. aahh aku nngaak.. nggak kuaat aahh.. aahh.. oohh..”
    “Taahaan Tante.. tunggu saya dulu ngg.. ooh enaknya Tante.. tahan dulu .. jangan keluarin dulu..” Tapi sia-sia saja, tubuh Tante Roro menegang kaku, tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya. Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, hingga aku meremas keras payudaranya untuk memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya.
    “Ooo.. ngg.. aahh.. sayang sayang.. sayang.. ooh enaak.. Tante kelauaar.. oohh.. oohh..” teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu. Aku merasakan jepitan kemaluannya disekeliling burungku mengeras dan terasa mencengkeram erat sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot enam kali di dalam liang kemaluannya sampai sekitar sepuluh detik kemudian ia mulai lemas dalam pelukanku. Sementara itu makin kupercepat gerakanku, makin terdengar dengan jelas suara gesekan antara kemaluan saya dengan kemaluannya yang telah dibasahi oleh cairan dari kemaluan Tante Roro.
    “Aaakhh.. enakk!” desah Tante Roro sedikit teriak.
    “Tante.. saya mau keluar nich.. eesshh..” desahku pada Tante Roro.
    “Keluarkanlah sayang.. eesshh..” jawabnya sambil mendesah.
    “Uuugghh.. aaggh.. eenak Tante..” teriakku agak keras dengan bersamaannya spermaku yang keluar dan menyembur di dalam kemaluan Tante Roro.
    “Hemm.. hemm..” suara itu cukup mengagetkanku. Ternyata suaminya yang sedari tadi hanya menonton kini telah bangkit dan melepas kimononya. “Sekarang giliranku, terima kasih kau telah membangkitkanku kau boleh meninggalkan kami sekarang,” katanya seraya memberikan segepok uang padaku.
    Aku segera memakai pakaianku, dan melangkah keluar. Tante Roro mengantarkanku kepintu sambil sambil menghadiahkanku sebuah kecupan kecil, katanya “Terima kasih yach.. sekarang giliran suamiku, karena ia butuh melihat permainanku dengan orang lain sebelum ia melakukannya.”
    “Terima kasih kembali, kalau Tante butuh saya lagi hubungi saya saja,” jawabku sambil membalas kecupannya dan melangkah keluar.
    “Akh.. betapa beruntungnya aku dapat ‘order’ melayani wanita seperti Tante Roro,” pikirku puas. Ternyata ada juga suami yang rela mengorbankan istrinya untuk digauli orang lain untuk memenuhi hasratnya. Demikianlah sekelumit kisahku, apabila ada diantara pembaca yang juga membutuhkanku, seperti ciri-ciri wanita yang sangat kusukai, yaitu berusia 30-40 tahun. Dan dia sangat menyukai seks dalam berbagai style, tentu saja bisa saling memuaskan satu sama lain.
  • Majalah Dewasa Edisi Dara Warganegara

    Majalah Dewasa Edisi Dara Warganegara


    1667 views

    Duniabola99.org– Dara Warganegara

    Pembawaannya yang jauh dari kesan keglamoran seorang model membuat banyak orang salah mengiranya. Dulu banyak yang mengira Dara Warganegara adalah seorang make up artist atau stylishtapi sekarang ia telah menjelma menjadi salah satu model papan atas di Indonesia.

  • Production sex free

    Production sex free


    1663 views

  • Porn Star From Mars

    Porn Star From Mars


    1617 views

  • Porno Workout

    Porno Workout


    1801 views

  • PORN HUB AGENT FIRST DAY FACIAL

    PORN HUB AGENT FIRST DAY FACIAL


    1676 views

  • Porn hub Agent Oral Sexs

    Porn hub Agent Oral Sexs


    1746 views

  • Cerita Sex Crot di Seragam SMA Caca

    Cerita Sex Crot di Seragam SMA Caca


    2089 views

    Duniabola99.org – Katanya hari ini sepupuku ada acara luar kota beberapa hari maka dari itu aku mengajak Caca untuk maen dirumah sepupuku dan berniat untuk mengajak Caca nonton film dirumah, karena tv led yang berukuran 40” sudah ada dirumah maka aku mencari dan mengpy film yang romantic di temanku terlebih dahulu.

    Segera saja aku putar film pertama tanpa berganti pakaian, saat itu kami masih mengenakan seragam abu2 SMA. Aku duduk di sofa sementara Caca duduk disampingku sambil mengunyah makanan ringan yang kami beli.

    Saat film sudah diputar Caca nampaknya serius mengikuti film drama remaja tersebut sementara aku sebentar2 melirik Caca sambil memandang wajah manisnya dan agak sedikit nakal aku lirik celah2 seragam SMA-nya di bagian teteknya yang mungil.

    Sambil berpikiran nakal aku turun dari sofa dan duduk di lantai karpet bersandar ke kaki sofa, aku ajak Caca duduk didepanku dan aku peluk dari belakang. Sambil mengunyah makanan Caca bersandar manja didadaku dan menikmati cerita film yang diputar, aku sendiri tidak konsen menonton film karena saat itu aku sibuk melirik belahan dada Caca dibalik seragam SMA-nya dan aku pun mulai beraksi.

    Tanganku memeluk Caca sambil menghusap perutnya yang rata dan sesekali aku ciumi rambut panjangnya yang wangi, Caca nampaknya lebih berkonsentrasi menonton film daripada memperhatikan aksiku.

    Tak puas hanya menghusap perutnya dibalik seragam SMA-nya itu, tanganku mulai menghusap teteknya dari luar perlahan….tanganku sedikit gemetar karena itu pertama kali aku menyentuh tetek mungil Caca walau dari luar.

    Ehm….nampaknya Caca tidak sadar atau sengaja berkonsentrasi dengan film yang sedang diputar….kesempatan itu aku tidak sia2kan. Kedua tanganku kini menghusap2 kedua tetek mungil Caca yang masih berbalut seragam SMA-nya…..teteknya sangat hangat dan kenyal setelah aku remas perlahan beberapa kali.

    Caca mendesah perlahan saat kedua teteknya aku remas pelan2 dan aku ciumi rambutnya dari belakang…..dia tidak berkomentar sedikitpun dan masih asik atau puar2 asik melihat film tersebut. Sementara tangan kiriku menggegam teteknya yang hangat, kenyal, dan tidak seberapa besar tersebut, tangan kananku mulai menghusap paha kanannya sambil menyibakkan rok abu2nya.

    Caca menanggapi hal itu dengan meremas pahaku dan tangannya aku arahkan untuk meremas-remas kontolku yang sudah tegang daritadi.

    Tangan kananku bergerilya dibalik rok SMA-nya, pahanya mulus dan hangat sekali…..tanganku mulai naik menuju memeknya dan menghusap memeknya dibalik CD putih katunnya

    Tiba2 Caca berbalik kearahku dan mencium bibirku….bibir merahnya mengulum bibirku dan aku pun membalasnya dengan penuh nafsu…sesekali aku hisap lidahnya dan membuat dia sedikit sulit bernafas….dia menarik bibirnya dari bibirku dan berkata

    “kamu lagi pengen ya?aku gamau ml dulu sayang…maaf ya” Aku mengangguk perlahan sambil berkata

    “sial!” dalam hati…..

    ”Iya sayang aku lg pengen tapi kalo kamu belum siap gakpapa kok…tapi kamu puasin aku ya”.

    Aku kembali duduk di sofa dan minta Caca duduk diatasku sambil menghadapku…..Caca memegang kepalaku dengan lembut dan kembali kita saling berciuman bibir dengan nafsu memburu…sementara kedua tanganku menghusap paha mulusnya yang sedikit terbuka karena posisi duduknya yang mengangkang diatas pahaku.

    Lama bibir dan lidah kita saling mengulum…dan aku mulai membuka kancing seragam SMA-nya satu persatu sambil sesekali menciumi bagian atas teteknya yang mulus namun mungil itu.

    Setelah kancing seragam SMA-nya terbuka semua…aku sibakkan BH-nya keatas untuk melihat gundukan Indah dibalinya…aku sempat menelan ludah sebentar menahan gemas bentuk teteknya yang bulat mungil namun menggemaskan itu…putingnya mungil sekali dan berwarna coklat kemerahan…segera aku netek di putting susunya dan melumatnya mulai dari lembut sampai sedikit kasar.

    Aku netek bergantian hingga kedua putingnya yang mengeras sedikit bengkak karena sedotan dan lumatanku. Puas dengan kedua putingnya, aku gigit daerah sekitar putingnya di teteknya dan aku sedot dalam2 hingga memar dan aku buat beberapa tanda merah2 di teteknya yang menggemaskan itu

    Caca menggigit bibirnya saat puting dan teteknya aku lumat habis2an….sesekali dia menjambak rambutku dengan lembut sambil berkata

    “pelan2 sayang…”. Kontolku yang mengeras sejak tadi tampaknya butuh sentuhan juga nih…aku minta Caca berlutut dihadapanku dan segera aku keluarkan kontolku dihadapannya….tangan mulus mungilnya aku minta genggam tititku dan mengocoknya dengan lembut

    ”titit kamu gede banget sayang…..aku boleh kulum gak?”…tiba2 Caca bertanya seperti itu dengan nakalnya…tanpa basa-basi segera aku iyakan dan kini dia sibuk mengulum kontolku yang agak super sehingga mulutnya yang mungil nampaknya tak mampu menampung seluruh kontolku.

    Sesekali aku usap rambutnya sambil aku merem melek keenakkan….kuluman Caca memang tidak seenak mantanku terdahulu namun cara dia menggenggam dan mengocok kontolku sangat luar biasa…enaknya. Tanpa terasa kontolku mulai bergemuruh dan tampaknya Caca mengetahui hal itu

    “kamu mau keluarin dimana? Ditetekku yang habis kamu lumat ini aja ya…??”…kocokan Caca semakin cepat sementara Caca merapatkan teteknya yang penuh memar merah hisapanku ke kontolku

    Seorang wanita berseragam SMA dengan tetek penuh memar yang terpampang terbuka itu kini menatapku dengan nakal melihat ekspresi wajahku yang menahan gemuruh menahan klimaksku

    Ccroootttttt!!! segera saja spermaku muncrat diteteknya dan sedikit mengenai seragam SMA-nya….tetek Caca penuh dengan sperma dan tangannya masih menggenggam kontolku dengan lembut…..itulah pengalaman Caca dengan seragam SMA-nya yang terus berlanjut hingga kami kuliah..

     

  • Cerita Sex Mengintip Istri Tetangga

    Cerita Sex Mengintip Istri Tetangga


    1949 views

    Duniabola99.org – Aku adalah seorang karyawan yang bekerja di Perusahaan Multimedia, sedangkan istriku adalah sales sebuah produk jamu dari Madura. Kami telah dikaruniai seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang sudah duduk di kelas 1 SD.

    Di depan rumahku tinggallah pasangan muda suami istri yang telah memiliki seorang putra berusia 4 tahun yang diasuh oleh seorang pembantu yang datang jam 7 pagi pulang jam 4 sore. Tetanggaku ini adalah seorang wiraswasta bidang percetakan sedangkan istrinya adalah karyawati di sebuah instansi.

    Dari cerita yang pernah mereka ucapkan, dulu mereka pernah mengikuti suatu aliran yang sangat fanatik, itulah sebabnya istri tetanggaku ini selalu mengenakan jilbab lebar yang selalu menutupi kepala dan dadanya dan juga selalu mengenakan pakaian longgar yang panjang sampai ke mata kaki.

    Dari cerita istriku, kuketahui bahwa sang istri sangat memperhatikan masalah hubungan suami istri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. Hal ini karena istri tetanggaku ini merupakan pelanggan tetap istriku dalam membeli jamu dari Madura, terutama jamu yang berhubungan dengan hubungan suami istri seperti “sari rapet”, “Pria perkasa” ataupun jamu lainnya yang selalu berhubungan dengan hubungan suami istri.

    Walaupun selalu mengenakan jilbab lebar, tetap saja tidak bisa menutupi kecantikan, keanggunan dan putihnya kulit istri tetanggaku ini, sehingga aku sering membayangkan bagaimana keadaan tubuhnya bila tidak mengenakan busana, pastilah sangat seksi dan sangat menggairahkan.

    Disamping sebagai seorang wiraswasta, tetanggaku ini aktif di sebuah LSM yang memperhatikan perkembangan perekonomian masyarakat. Karena persaingan bisnis yang semakin ketat, akhirnya usaha tetanggaku ini bangkrut, dan akhirnya ia lebih memfokuskan diri untuk mengeluti LSM yang ia ikuti. Dan ternyata di LSM yang digelutinya ini, ia mendapatkan kepercayaan untuk mengawasi pencairan dana masyarakat di luar kota dengan honor yang lumayan untuk menghidupi keluarganya. Sehingga ia harus kerja di luar kota dan seminggu sekali baru pulang ke rumah.

    Pada suatu hari istriku berkata bahwa komputer tetanggaku bermasalah dan minta tolong padaku untuk segera memperbaikinya, sebab tidak mungkin harus menunggu suaminya pulang dan lagi pula banyak pekerjaan mendesak yang harus dikerjakannya. Dan katanyanya walaupun ia sedang ada dikantor, aku dipersilahkan untuk memperbaiki komputer di siang hari, sebab ada pengasuh anaknya di rumah.

    Obsesiku terhadap istri tetanggaku ini seperti mendapat peluang. Aku menyanggupi untuk memperbaiki komputernya.

    “besok akan ku kerjakan..” kataku pada istriku.

    Keesokan harinya sebelum aku ke rumah tetanggaku, aku persiapkan beberapa spy cam (“Kamera pengintai”) ukuran kecil tanpa kabel yang aku hubungkan ke komputerku.

    Ternyata sistem operasi komputer tetanggaku ini bermasalah, maka harus ku install ulang supaya normal kembali. Pada saat penginstallan sedang berlangsung, aku menanti pengasuh tetanggaku ini lengah atau keluar memberi makan asuhannya. Saat pengasuh anak tersebut keluar, maka kugunakan kesempatan ini untuk masuk ke kamar tetanggaku dan meletakkan 2 buah spy cam ditempat yang tepat dan tersembunyi yang bisa menangkap aktivitas tempat tidur dan sekitarnya.

    Setelah perbaikan sistem operasi komputer tetanggaku selesai, aku segera pulang dan menyalakan komputer untuk mengetes apakah spy cam yang aku letakkan berfungsi dengan baik. Dan ternyata alat kecil memang benar-benar canggih, selain bentuknya kecil dan tanpa kabel, ternyata daya tangkap gambarnya pun nyaris sempurna dan yang lebih canggihnya lagi adalah kemampuannya melakukan zoom.

    Mulailah pada jam-jam tertentu aku memantau keadaan kamar tersebut. Dari hasil pantauan tersebut, tedapat beberapa moment yang aku rekam, diantaranya merekam tubuhnya yang sedang telanjang bulat dan berlenggang lenggok didepan cermin sehabis mandi, merekam kegiatan dirinya yang sedang terangsang di malam hari pada saat suaminya di luar kota, bahkan sempat ku rekam bagaimana ganasnya ia di tempat tidur pada saat suaminya pulang dari luar kota.

    Rupanya dibalik keanggunan dan kealiman penampilan luar istri tetanggaku ini, ternyata dalam berhubungan suami istri dia sangat ganas dan binal membuat suaminya kewalahan, dan sering kali terlihat dia masih bernafsu tetapi suaminya sudah ambruk dan akhirnya dia hanya bisa gelisah tidak bisa diam melihat suaminya tidur kecapaian.

    Akhir-akhir ini kesibukan tetanggaku ini semakin padat, sehingga jadwal kepulangannya menjadi tak menentu, terkadang dua minggu sekali bahkan pernah sampai dua bulan baru pulang. Bahkan pernah secara bercanda istri tetanggaku ini berkata pada istriku :

    “Bu…, saya mah jablay…(jarang dibelai maksudnya) “

    “Kenapa gitu ?” tanya istriku pada.

    “Habis si Bapak jarang pulang, dan kalo pulangpun hanya satu malam setelah itu pergi lagi.. Saya mah punya suami… tapi jarang sekali bermesraan “ katanya dengan nada sedih.

    Pada suatu hari, istriku cerita padaku bahwa pada tadi siang ketika istriku bertamu ke tetanggaku, dia melihat istri tetanggaku sedang menangis. Dan ketika ditanya mengapa, istri tetanggaku menjawab terisak “Si Bapak, tadi malam pulang, tapi belum ngapa-ngapain dia sudah pergi lagi dengan temannya malam itu juga dan sampai sekarang belum pulang. Padahal saya lagi pingin-pinginnya..”

    Mendengar cerita istriku, aku menjadi tergoda untuk mengisi kekosongan kasih sayang ini. Tapi bagaimana caranya? dan tak mungkin aku dapat menggoda seorang istri yang selalu taat menjalankan perintah agama. Apalagi dia selalu mengenakan jilbab dan tidak pernah memberi kesempatan kepada bukan muhrimnya untuk berbicara bebas dengannya.

    Akhirnya aku punya ide untuk mengancamnya akan menyebarkan video rekaman dirinya yang sedang telanjang dan yang sedang berhubungan dengan suaminya. Rekaman tersebut aku simpan di CD.

    Pada malam hari ketika istriku sudah tidur, kuletakkan CD rekaman tersebut di depan pintunya dan kuhubungi HP istri tetanggaku ini dari HP-ku dengan menggunakan nomor yang baru kubeli siang tadi

    “Bu…, Coba ibu buka pintu depan dan ambil amplop yang tersimpan dibawah pintu, sekarang..! Isinya adalah CD berisi video rekaman yang harus ibu tonton di komputer” kataku memerintah tanpa memberi kesempatan padanya untuk bertanya siapa yang menelepon.

    Aku mengintip dari dalam rumahku, tak lama kemudian aku melihat pintu depannya terbuka, kemudian dia keluar dengan jilbab lebar dan baju longgar yang biasa dikenakan kemudian melihat keadaan sekitarnya, lalu setelah yakin tidak ada seorangpun, lalu dia melihat ke bawah dan mengambil amplop yang aku simpan dan dengan tergesa-gesa pintu itupun dia tutup kembali.

    Kira-kira setengah jam kemudian, HP-ku bunyi dan setelah kulihat ternyata istri tetanggaku menghubungiku. Begitu aku tekan tombol terima, langsung terdengar suara serak seperti orang yang sangat marah tapi tak berdaya

    “Anda siapa ? Dan apa maksudnya memperlihatkan video ini pada saya ? “ tanyanya.

    “Saya hanyalah seorang penggemar berat ibu. Dan saya ingin semua orang tahu bahwa tubuh ibu sangat menggairahkan dan ibu sangat binal dan ganas di tempat tidur” jawabku santai.

    “Apa maksudnya…?” katanya dengan nafas yang mulai tersekat

    “Akan saya perbanyak CD ini dan akan saya bagikan ke setiap rumah di lingkungan ini, juga akan kirim ke internet agar orang sedunia tahu apa dan bagaimana ibu. “ jawabku masih dengan nada santai dan kalem.

    “Ja…jangan…jangan…!” potongnya mulai gugup.

    “Apa yang sebenarnya kamu inginkan…, mau uang…? Berapa…?” katanya memelas dan suara melemah.

    “Saya nggak mau uang…” jawabku

    “Lalu apa..?” susulnya

    “Saya hanya ingin bisa menikmati tubuh ibu yang sangat menggairah…” kataku menggodanya.

    “Tidak mungkin …..Aku nggak sudi….”

    “Ya…nggak apa-apa.. Tapi ibu jangan kaget kalau esok hari semua tetangga akan ribut karena memiliki rekaman tersebut..” jawabku mengancam

    “jangan…jangan dilakukan ….tolonglah kasihani saya…” katanya lagi memelas

    “Tidak akan saya lakukan…asal ibu memenuhi keinginan saya” kataku lagi.

    Lama dia tidak menjawab…

    Dan akhirnya…

    “Baiklah… saya menyerah…, tapi kumohon…. Kamu harus menghapus semua rekaman ini “ katanya dengan nada yang sangat berat dan pasrah karena kalah

    “Baiklah…, sekarang ibu harus membuka pintu depan, kemudian ibu harus menunggu saya di kamar ibu. Kalu tidak ibu lakukan maka saya tidak akan datang” jawabku memberikan perintah.

    Tak lama kemudian, kulihat pintu depan terbuka sedikit dan beberapa menit kemudian kulihat dimonitor bahwa dia telah ada di dalam kamar dan duduk gelisah diatas kasur menunggu apa yang akan terjadi.

    Kumatikan komputerku dan aku keluar rumah secara mengendap-ngendap menuju rumah tetanggaku melalui pintu depan yang terbuka, kemudian kututup dan kukunci. Lalu dengan perasaan deg-degan aku menghampiri kamarnya kubuka pintunya dan kututup kembali serta kukunci. Begitu melihatku dia langsung berdiri dan berkata kaget dan marah

    “Ohh..ternyata bapak..! Kenapa bapak melakukan ini padaku. Apa bapak tak takut kalau saya laporkan ke istri bapak ?” Ancamnya

    “Laporkan saja dan saya akan menyebarkan rekaman itu. Yang paling rugi kan bukan saya, tapi ibu sendiri ?” jawabku menekannya

    “Jadi gimana ? mau batal ?” sambil aku membalikkan badan seolah-olah akan keluar kamar.

    “Jangan…saya menyerah…” katanya pelan dan terisak meneteskan air mata.

    “Baiklah kalau begitu…” kataku sambil menghampirinya.

    Dia duduk mematung di pinggir tempat tidur ketika kuhampiri. Aku duduk disampingnya, dia menggeserkan badannya seperti yang ketakutan, tapi aku menahannya sambil berkata

    “Ingat, jika ibu tidak melayaniku malam ini, maka ancamanku akan kulaksanakan !” kataku mengancam. Akhirnya dia diam dengan badan menggigil ketakutan dan mata yang terpejam.

    Tangan kananku memeluknya dari belakang. Kudekatkan wajahku ke wajahnya. Dia masih memejamkan matanya. Ohhh betapa cantik wajahnya, bibirnya yang tipis dan basah menggodaku untuk menciumnya

    Dia diam saja mematung, bahkan badannya terasa sangat dingin. Tapi aku tak peduli, aku terus mengulum bibirnya yang tertutup rapat dan terkadang lidahku menjilati bibirnya. Dia mulai bereaksi tapi hanya sekilas setelah itu dia tetap diam sambil memejamkan mata.

    Tanganku membuka jilbab lebar yang ia kenakan dan melemparkannya ke lantai, maka tampaklah rambut indah dengan leher jenjang merangsang menopang wajahnya yang terlihat sangat cantik dan menggemaskan, walaupun dengan mata terpejam dan ekspresi wajah yang tegang.

    Bibirku mulai menciumi dagu, pipi, dan seputar lehernya yang sangat merangsang, beberapa kali kurasakan ada reaksi dari dirinya dengan keluarnya keluhan dari mulutnya.

    “Euh….euh….”

    Hanya segitu, lalu dia diam lagi seperti sedang bertahan untuk tidak tergoda atas rangsangan yang kulakukan pada dirinya. Lalu tanganku menarik seleting baju panjang yang terdapat dipunggungnya dan bajunya kutarik ke bawah, tampaklah tubuh putih mulus yang harum dengan buah dada yang montok terhalang oleh BH yang masih menahannya agar tidak tumpah. Kutarik pengait BH hingga BH tersebut terlepas dan kulemparkan ke lantai, maka tampaklah buah dada yang benar-benar montok menggairahkan tergantung bebas dihadapanku.

    Badannya semakin kaku, kudorong paksa agar dia berbaring di kasur, lalu dengan tergesa-gesa karena bernafsu tanganku mulai meremas buahdada indah tersebut yang kiri dan kanan secara bergantian.

    Ouh… betapa mengasyikkan dan puasnya dapat mempermainkan buah dada dari seorang wanita yang biasanya tertutup baju longgar dan jilbab yang lebar. Mulutku mulai menjilati dan menciumi seluruh permukaan kulis halus di sekujur tubuh terbukanya. Terkadang disertai dengan kecupan serta hisapan yang mengasyikan. Dan akhirnya bibirku menuju buah dadanya . Buah dada sekal dan montok itu aku hisap dan gigit-gigit gemas penuh nafsu, kemudian aku kebagian puting susunya yang sudah mulai tegak menantang. Kupilin-pilin dengan bibir dan lidahku..

    “Ouh…ouh…euh…..euh… ssstt…hhhssstttt…” Erangan halus dan desis nikmat keluar dari mulutnya tanpa disadarinya

    Tapi segera diam kembali setelah dia menyadarinya apa yang sedang terjadi. Tampak sekali terjadi pergulatan batin yang sangat hebat antara mempertahankan harga diri dan kehormatan melawan gairah nafsu yang sudah mulai bangkit mempengaruhinya. Hal ini tampak dari gerakan tubuhnya mulai menggelinjang dan merespon setiap sentuhan dan rangsangan yang kuberikan padanya. Peperangan antara rasa terhina dan rasa nikmat yang ia terima demikian hebatnya sehingga tampak dari keringat yang mulai bercucuran dari tubuhnya.

    Badan dan tubuhnya sangat menikmati rangsangan yang kuberikan tetapi pikirannya melarang untuk merespon, sehingga reaksi yang diberikan menjadi tidak konstan, terkadang melenguh menikmati dan terkadang lagi diam mematung tidak memberikan respon atas rangsangan yang kuberikan padanya. Tapi aku terus memberikan rangsangan-rangsangan kenikmatan padanya dengan terus memilin dan meremas buah dadanya yang indah.

    Usahaku memberikan hasil. Dia menjadi lebih sering mendesah dan melenguh menahan nikmat yang dirasakan, walaupun dengan malu-malu sambil tetap berusaha menjaga harga dirinya agar tidak jatuh dihadapanku.

    “Ouh… oohh…ouh….” Erangan nikmatnya menjadi lebih sering kudengar.

    Kedua tangannya mencengkram kasur dengan sangat kuat hingga urat-urat halus tangannya menonjol menandakan bahwa dia sedang dilanda kenikmatan dan rangsangan birahi yang teramat sangat.

    Aku mulai menanggalkan baju longgarnya dari tubuhnya dan menjatuhkannya kelantai. Mataku nanar diliputi nafsu yang semakin menggebu melihat tubuh bugil merangsang di hadapanku yang hanya menyisakan CD yang menghalangi keindahan vaginanya. Lalu kutanggalkan CD yang menghalangi pemandangan indah ini. Dan…. Terpampanglah tubuh telanjang yang benar-benar indah membangkitkan gelora birahi yang semakin tak tertahankan. Penisku semakin tegang melihat pemandangan itu

    Tanpa membuang waktu, aku menciumi kedua paha indah yang putih, mulus serta harum ini. Kugunakan lidahku untuk mengulas semua permukaan paha baik yang kiri maupun yang kanan secara bergantian.

    Erangannya menjadi semakin nyaring dan sering

    “Ouh…ohhh…Pak…ouh….ouh…” rupanya rasa malu dan marahnya sudah semakin kalah oleh rasa nikmat yang kuberikan.

    Bibir dan lidahku, lalu naik keatas kebagian selangkangannya yang menjanjikan berjuta-juta kenikmatan. Vagina itu begitu indah dikelilingi oleh rimbunnya jembut hitam nan halus. Kujilati jembut indah itu. Dia mengerang keras….

    ”Aaahh….ohhh”

    Badannya mulai bergetar seperti dialiri listrik, mulutnya ternganga dengan nafas seperti tertahan, lalu

    “Aahhh…ouh….ouh…” erangannya semakin keras menandakan bahwa harga dirinya semakin kalah oleh rasa nikmat yang kuberikan

    Kusibakkan bibir vagina yang menutupi liang vagina indahnya, terlihatlah lorong sempit memerah yang basah berlendir. Lidahku terjulur untuk mengkait-kait lorong itu. Badannya semakin bergetar dan erangannya sudah berganti menjadi jeritan-jeritan tertahan.

    “Aahh….Aahhh….Ouhh…nikmat…ouh….” mulutnya mulai meracau.

    Jempol tangan kananku tak diam, kugunakan untuk menekan dan memutar-mutar klentitnya yang semakin menonjol keras. Gerakannya sudah semakin menggila dan tangannya sudah tak malu-malu lagi mengusap dan menekan-nekan kepalaku agar lebih dalam memasukkkan lidahku kedalam liang vaginanya kurasakan semakin berkedut.

    “Aahh…aahhh… ouh…. Pak….ouh…..terusssss…ouh…” jeritannya semakin keras, pantatnya semakin maju menekan wajahku…

    Akhirnya dengan tak sabar kedua kakinya dia naikkan keatas pundakku dan menjepit leherku dengan keras sambil melonjak-lonjak tak karuan dan menjerit-jerit menjemput nikmat yang bertubi-tubi datang padanya hingga akhirnya ia menjerit panjang

    “Aaaaaaahhhhh…………….” Badannya melenting, pantatnya terangkat dan tangannya mencengkram kaku di kepalaku serta kakinya semakin keras menjepitku seperti tang raksasa .

    Lalu beberapa detik kemudian pantatnya berkedut-kedut dan liang vaginanya berkontraksi sangat hebat dan melamuri lidahku dengan cairan kenikmatan.

    Dan setelah itu badannya terhempas ke kasur, cengkraman tangannya dikepalaku melemah demikian juga dengan jepitan kakinya di leherku. Setelah itu yang kudengar adalah helaan nafas yang tersengal-sengal seperti orang baru selesai melakukan lari sprint 100 meter.

    Tanpa dia kehendaki, istri tetanggaku ini telah mengalami orgasme yang sangat hebat yang aku berikan dalam sesi pemanasan ini.

    Aku berdiri dipinggir kasur, kuperhatikan bahwa matanya terbuka dengan pandangan yang menggambarkan orang yang baru saja mendapatkan kenikmatan orgasme.

    “Bagaimana bu ? Enak khan..?” tanyaku menggodanya

    Dia hanya diam dan membuang muka, tapi dari wajahnya, kutahu dia tidak menampik dengan apa yang kuucapkan padanya. Dia hanya membuang muka…. malu….

    Aku mulai menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan. Kini akupun sudah telanjang bulat. Aku naik ke tempat tidur dan merangkak menghampiri dirinya, sambil berbisik

    “Sudahlah..Bu…, tak perlu malu…., nikmati saja…. Apalagi yang Ibu pertahankan dariku ? Semua bagian tubuh Ibu yang paling rahasiapun sudah aku jelajahi , bahkan Ibu sudah mendapatkan puncak kenikmatan orgasme yang akhir-akhir ini jarang Ibu dapatkan…” Kataku mempengaruhi pendiriannya , sambil kembali merangsang dirinya dengan memberikan ciuman hangat pada bibirnya dan meremas buah dadanya yang tak membosankan untuk diremas dan dipilin-pilin.

    Rupanya kata-kataku mempengaruhi pendiriannya sehingga akhirnya dia membalas ciumanku dengan sangat ganas dan bernafsu ditambah lagi bahwa dirinya memang sudah terbakar nafsu berahi setelah sekian lama aku berikan rangsangan-rangsangan yang mengantarnya mencapai orgasme yang sangat hebat.

    Ciumannya padaku semakin panas dan menggairahkan, bahkan tangannya sudah berani meremas dan mengocok penisku yang sudah sangat tegang. Akhirnya badannku kuputar 180 derajat sehingga kepalaku yang berada di atas menghadap vaginanya dan wajahnya yang berada di bawah menghadap penisku.

    Kurengkuh pantatnya yang montok lalu kembali lidah dan bibirku mempermainkan vaginanya sekali lagi dengan cara yang berbeda. Kembali dia melenguh..

    “Ouh….ouh…..Aku tak tahan…aku tak tahan…Ouhhh” erangnya.

    Tak kupedulikan erangannya, aku terus menjilati dan menghisap vaginanya dan terkadang aku tusukkan lidahku kedalam liang vaginanya yang beraroma khas. Gerakan pantatnya semakin menjadi. Dan tiba-tiba aku merasa bibirnya mulai melumat penisku dengan penuh nafsu.

    Aku…melayang…dengan apa yang dia lakukan sehingga bibir dan lidahku diam bekerja…. Jilatan dan hisapan pada penisku semakin bervariasi

    “Ouhh….” Akupun melenguh nikmat..

    Aku takut. Bahwa pertahannanku akan bobol, maka aku konsentrasikan mengoral kembali vaginanya dengan ganas dan cepat. Dia menjerit…

    “Aaah…pak…aku tak tahan……aku tak tahan.. masukkan…. Sekarang auh…”

    Tak kupedulikan permintaannya, aku semakin bersemangat mengoral vagina indah ini. Tiba-tiba badannya menghentak menggulingkan tubuhku kemudian dia bangun , memutarkan badannya , kemudian dalam posisi menungging dia mengarahkan penisku yang sedang berdiri tegak ke arah liang vaginanya yang sudah sangat basah, lalu menekan pantatnya ke bawah dan…

    Blessshh….Penisku mulai memasuki liang vaginanya perlahan-lahan. Mataku nanar berkunang-kunang merasakan kenikmatan yang sukar ‘tuk dibayangkan. Perlahan-lahan pantatnya mulai turun naik, sementara kedua tangannya merengkuh pundakku dari belakang sambil bibirnya dengan penuh nafsu menciumi dan menghisap bibirku.

    Gerakan pantatnya semakin cepat, kepala sudah mulai terdongak sambil mengeluarkan nafas mendengus seperti orang orang yang sedang ‘pushup’

    “Ehh..euh…hekks…hekss…euh…” dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga penisku seperti dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Mataku terbeliak-beliak menahan nikmat yang tak terperi

    Merasa kakinya kurang nyaman, akhirnya istri tetanggaku meluruskan kakinya sehingga dia telungkup menindih tubuhku. Tangannya masih meraih pundakku sebagai pegangan dan buah dadanya ditempelkan pada dadaku. Kemudian kembali memaju mundurkan pantatnya agar vaginanya dapat bergesekan dengan penisku dan penisku dapat keluar masuk hingga sampai ke pangkalnya.

    Gerakannya semakin cepat, kedua kakinya mulai kejang-kejang lurus dan erangannya semakin memburu

    “ Ouh…hekss….heks…heks…”

    Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang

    “Aaaaaahhhhkkkks……….”

    Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang sangat nikmat…

    ”Ouhhhhhh…”

    Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di dalam vaginanya yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang penisku dan diakhiri dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang memijit penisku membuatku diriku melenguh menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagina istri tetanggaku ini.

    “ohh….” Keluhku.

    Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya ambruk menindih tubuhku

    Cukup lama dia menikmati sensasi orgasme sambil telungkup lemas diatas tubuhku. Kemudian mata terbuka menatapku sambil berkata

    “Sudah sangat lama ..aku tak merasakan sensasi orgasme yang demikian nikmat…makasih pak ! “ katanya sambil mengecup bibirku. Sudah hilang rasa malu dan marahnya padaku.

    Aku hanya tersenyum manis padanya sambil membalas kecupannya dengan menghisap bibirnya dalam-dalam.

    Kedua tanganku memeluknya dan meletakkan telapak tanganku pada kedua pundaknya yang masih telungkup menindih tubuhku. Lalu pantatku, kugerakan keatas dan kebawah sambil kedua tanganku menarik pundaknya kebawah membuat penisku yang masih tegang menggesek dinding vagina dan memberikan kenikmatan padaku dan padanya. Penisku dengan lancar keluar masuk liang vaginanya yang masih tetap sempit menjepit dan meremas-remas penisku dengan ketat. Sensasi kenikmatan mulai kembali menjalari seluruh urat syarafku dan akupun mulai mendengus nikmat

    “Ouhhh…ouhh…”

    Akibat gerakanku ini, membangkitkan kembali gairahnya yang baru saja mendapatkan orgasme dan gesekan-gesekan ini memberikan kenikmatan-kenikmatan padanya sehingga akhirnya pantatnya kembali bergerak maju mundur dan keatas kebawah meraih kenikmatan yang lebih.

    Dia kembali memompakan tubuhnya diatas tubuhku, dan gerakannya makin lama semakin cepat dan kembali erangan nikmat nya yang khas keluar dari mulutnya

    “Ehh..euh…hekks…hekss…euh…” dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga penisku seperti dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Dan kembali mataku terbeliak-beliak menahan nikmat.

    Gerakannya semakin cepat, dan tak lama kemudian kembali kedua kakinya kejang-kejang lurus dan erangannya semakin memburu

    “ Ouh…hekss….heks…heks…”

    Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang

    “Aaaaaahhhhkkkks……….”

    Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang sangat nikmat…

    ”Ouhhhhhh…”

    Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di dalam vaginanya yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang penisku dan diakhiri dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang memijit penisku membuatku diriku melenguh kembali menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagina istri tetanggaku ini.

    “ohh….” Keluhku.

    Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya kembali ambruk menindih tubuhku untuk kesekian kalinya.

    Pencapaian orgasme yang ia dapatkan di atas tubuhku, terus dilakukannya berulang-ulang, hingga akhirnya untuk yang kesekian kalinya dia benar-benar ambruk diatas tubuhku dan tidak bisa bergerak lagi karena kehabisan tenaga.

    Dia menggelosorkan tubuhnya disamping tubuhku, sambil berbaring miring saling berhadapan dan berpelukan. Dia berkata padaku dengan tersengal-sengal kehabisan napas

    “Pak …aku sangat lelah… namun sangat puas…..tapi kepuasanku belum sempurna kalau vaginaku belum disemprot oleh ini..” katanya sambil meraih penisku yang masih tegang menantang.

    Luar biasa besar nafsu sex yang dimiliki istri tetanggaku yang berjilbab lebar ini. Apakah karena dia memang jarang mendapatkan nafkah batin dari suaminya yang jarang pulang, atau seperti dugaanku bahwa dia memiliki nafsu yang sangat besar karena buktinya dia sering membeli jamu-jamu kuat pada istriku.

    Aku yang belum mencapai puncak, tidak ingin berlama-lama istirahat takut nafsuku surut dan penisku melemah, maka aku mulai menindihnya dan tanganku kembali meremas-remas buah dada indah miliknya serta memilin-milin putting susunya yang menjulang menantang. Kemudian kembali bibirku menciumi bibirnya dengan penuh nafsu.

    Nafsunya bangkit kembali walaupun dengan tenaga yang masih lemah, tangannya meraih penisku dan diarahkan kedepan liang vaginanya, pahanya terbuka lebar memberi jalan pada penisku untuk segera menelusuri liang nikmat vaginanya. Ku dorong pantatku begitu kepala penisku tepat berada di liang vaginanya . Dan

    Blessh…., penisku kembali menjelajahi liang sempit yang sudah sangat basah milik istri tetanggaku ini dan “ouhh…” lenguh kami berbarengan menahan nikmat.

    Pantatku mulai mengayuhkan penisku agar lancar keluar masuk menggesek-gesek dinding vagina yang selalu memberikan sensasi nikmat. Gerakanku makin lama makin cepat dan berirama.

    Pinggulnya mulai bergerak membalas setiap gerakannku, sehingga lenguhanku dan erangan nikmat dari terdengar saling bersahutan

    “Ouh…ohhh…enak…banget…ohhhh…” dengusku..

    “Auh…auh…makasih Pak….ouh….nikmat…oh…” erangnya

    Gerakanku makin lama makin cepat dan keras tak beraturan sehingga terdengar suara yang cukup keras dari beradunya dua selangkangan

    Plok…plok…plok…

    Demikian pula dengan gerakan pinggulnya semakin keras menyambut setiap gerakan pantatku., sehingga bunyi beradunya selangkangan semakin keras

    Plok…plok…plok…

    Dan akhirnya mulutku mulai meracau..

    ”Ouh…Bu…Aku …mau … keluar, aku mau… keluar ouh…”

    Dan dia juga meracau sambil menarik-narik tubuhku dengan keras

    “ Ayo.. pak… bareng… bareng…”

    Dan akhirnya secara bersamaan kami menjerit bersahutan melepas nikmat mencapai orgasme. Badanku dan badannya melenting dan menjerit

    “Aaaaahhhh….”

    Dan …cret…cret…cret sperma kentalku terpancar beberapa kali membasahi seluruh rongga vagina istri tetanggaku ini dan dibalas dengan kontraksi dan kedutan-kedutan yang hebat didalam liang vaginanya yang menandakan kami mendapat puncak orgasme yang tak terlukiskan nikmatnya.

    Lalu badanku ambruk jatuh menimpa tubuhnya dan kugelosorkan kesamping tubuhnya agar tidak membebaninya. Kami berbaring sambil berpelukan dan merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme dengan mata terpejam dan nafas tersengal-sengal seperti habis berlari dikejar harimau.

    Tak lama kemudian , matanya terbuka dan memandangku dengan tatapan penuh kepuasan serta berkata dengan suara yang lemah

    “Baru kali ini aku dapat merasakan berkali-kali orgasme yang luar biasa nikmatnya dalam satu kali persetubuhan..huhh… benar-benar melelahkan namun sangat memuaskan dan tak mungkin terlupakan…” Katanya sambil mencium mesra bibirku.

    Lalu sambungnya lagi “Kalau tahu senikmat dan sepuas ini yang kudapat dari Bapak.. Bapak tidak perlu mengancamku segala…” katanya sambil tersenyum.

    “Dan aku rela … menanggung segala akibatnya asal aku bisa mendapatkan nikmat seperti ini dari Bapak…” katanya mulai melantur…

    Kuperhatikan jam dinding sudah menunjukkan jam 1.30 malam, sudah larut. Aku harus segera pulang. Maka aku berdiri dan mengenakan pakaianku dan bertanya padanya “Apakah kita bisa mengulanginya lain waktu ?”

    “Tentu…Pak, bahkan malah aku yang meminta pada bapak untuk bisa memberikan kenikmatan seperti tadi lagi dan lagi “ katanya sambil mencubit mesra pinggangku.

    Kemudian dia juga mengenakan pakaiannya kembali lengkap dengan jilbab lebarnya dan kami keluar kamar berbarengan. Sampai di ruang tamu, dia berhenti sejenak dan memberi isyarat padaku agar aku diam dulu di tempat dan dia akan keluar rumah melihat situasi di luar apakah ada orang. Dan setelah yakin tidak ada orang diluar dan memberi isyarat padaku bahwa di luar aman. Sebelum aku keluar dari rumah dia memberikan kecupan yang hangat dan mesra di bibirku sambil berbisik

    “Jangan lupa ya… seminggu 2 kali bapak harus memberi kenikmatan padaku…”

    Wah… nekad juga rupanya istri tetanggaku yang alim ini, jika sudah tahu sesuatu yang sangat nikmat yang bisa dia dapatkan dari diriku. Dengan mengendap-ngendap aku masuk ke rumahku dan kudapati istriku masih tidur dengan nyenyaknya.

    Sejak saat itu kami selalu menyempatkan diri secara sembunyi-sembunyi untuk berpacu meraih nikmat. Dan hal itu berlangsung sampai sekarang , tanpa aku tahu kapan hal ini akan berakhir. Tapi tingkah lakunya di lingkungan tidak berubah. Dia tetap tampak sebagai istri yang solehah dengan jilbab lebar dan baju longgar panjang yang selalu dikenakan. Tapi jika sudah berduaan denganku, dia bagaikan kuda liar dan binal yang bisa membuat diriku melayang-layang meraih nikmat.

    Ada kejadian mendebarkan yang pernah kami lakukan. Saat itu adalah hari sabtu dan istri tetanggaku pulang kerja jam 1 siang, sedangkan bagiku hari sabtu adalah hari libur. Istriku tidak ada di rumah mengajak jalan-jalan anakku sambil mengambil pesanan barang. Sedangkan pada saat itu aku sangat ingin menyetubuhi tetanggaku, karena hampir seminggu tidak ada kesempatan menikmati tubuhnya.

    Pada saat aku duduk di ruang tamu, kulihat tetanggaku menghampiri rumahku dan kemudian mengetuk pintu. Pintu kubuka, Dia terlihat kaget dan senang karena yang membuka adalah aku. Lalu dia bertanya

    “Ada Ibu , Pak ?”

    “Mau cari Ibu atau cari saya…?” kataku sambil berbisik.

    “Ibu bisa …, bapak juga boleh…” jawabnya sambil tersenyum. Lalu “Tapi kalau ketemu Ibu keperluannya beda..dengan bila bertemu dengan Bapak..” lanjutnya dengan penuh arti.

    “Masuk dulu, Bu ! ‘Nggak enak dilihat tetangga..” kataku mempersilahkan masuk.

    Diapun masuk dan duduk di kursi tamu yang membelakangi jendela, sementara itu pintu rumahku tetap terbuka, akupun bertanya padanya

    “Ada perlu apa, ke Ibu ?”

    “Biasalah… Pak, keperluan perempuan…, saya mau beli jamu kuat dan jamu khusus untuk wanita…, siap-siap… karena hari ini suami saya pulang…”

    “Kalau gitu…, jatah saya kapan..? padahal saya lagi pingin nich..!”

    “Sebenarnya saya juga lagi pingin…, tapi… gimana yah…?” dia menjawab dengan bingung.

    “Kalau sekarang.., gimana ? “ kataku sambil mengahmpiri dirinya dan duduk disebelahnya dan langsung menciumnya dengan nafsu.

    Dia membalas ciumanku, kemudian melepaskan ciumanku sambil mendorong tubuhku dan berkata

    “Ihh, nekad..!”

    “Habis…, udah ‘ga tahan sich..!” jawabku sambil mencubit dagunya dengan gemas

    “Sebenarnya…, saya juga udah ‘ga tahan…., tapi dimana…?, orang lain pasti akan curiga, kalau kita lakukan sekarang di kamar bapak ?” bisiknya dengan nafas yang mulai tersengal-sengal didorong hawa nafsu yang mulai sudah menguasainya.

    “Kita main disini saja, di ruang tamu, sehingga dari jendela kita bisa melihat kalau ada yang datang. Dan biarkan pintu terbuka… biar orang lain tak curiga…” Usulku nekad.

    Kebetulan pintu tamuku sejajar dengan pintu pagar, sehingga dari jendela akan terlihat kalau ada yang akan masuk ke halaman rumahku. Tetapi posisi ruang tamuku agak tersembunyi sehingga segala aktivitas di dalamnya tidak terlhat dari luar.

    “Jangan ah.., Pak. Berbahaya….” Jawabnya, namun nampaknya dia sudah mulai tergoda dengan usulku.

    “’Ngga lah… asal kitanya jangan bersuara….., saya ingin merasakan sensasi nikmat bercampur rasa takut ketahuan…….” Aku semakin memaksanya sambil kembali melumat bibirnya dengan nafsu yang membara.

    Nampaknya gairah nafsu berahi sudah menguasainya sehigga melupakan rasa takutnya dan dia membalas lumatan bibirku dengan ganas dan kedua tangannya merengkuh kepalaku agar semakin rapat bibir kami menempel. Tanganku meremas buah dadanya yang terhalang oleh baju longgar dan jilbab yang dikenakannya. Matanya terpejam menikmati ciuman yang panas bergelora. Dan dia semakin liar menciumku sambil menahan agar erangan nikmat tak keluar dari mulutnya.

    Nafas kami berdua semakin tersengal-sengal, tanganku beralih ke bawah, kutarik baju panjang yang menutup kaki dan pahanya dan tanganku langsung menyusup keselangkangannya. Kurasakan CD-nya sudah sangat basah, rupanya sensasi bercinta sambil was-was takut ketahuan membuat gairah rangsangan melayang tinggi begitu cepat dan membanjiri vaginanya.

    Kusisipkan jari-jariku dari pinggir CD yang dikenakan, sehingga jari tanganku menyentuh permukaan vagina yang ditumbuhi jembut lembut yang merangsang. Dengan penuh nafsu tanganku mengusap bahkan mengobok-obok permukaan vigina yang semakin memacu gairahku. Jari-jariku mempermainkan lipatan vaginanya yang basah. Tetanggaku mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan giginya gemeretak menahan nikmat yang menimpa dirinya dan menahan nafas agar suara erangan nikmatnya tak keluar.

    Lalu jempol memutar dan menekan klitorisnya yang menonjol keras, badannya bergetar…, mulutnya semakin rapat tertutup.., kepala terdongak dengan mata yang terpejam. Nafasnya semakin terengah-engah menahan nikmat yang tak terhingga.

    Sementara jempolku memberikan rangsangan kenikmatan pada dirinya, jari tengahku kuputar dengan gerakan mengebor menembus liang vagina yang semakin basah dan licin. Tubuhnya bergelinjang hebat dan melonjak-lonjak melambungkan dirinya sehingga melayang-layang. Gerakan jari tengahku yang menerobos liang vagina sambil berputar terus kuperdalam dan badannya semakin bergelijang hebat, kepalanya semakin keras menekan sandaran kursi sehingga pinggangnya melenting, dengan suara yang tertahan keluar lenguhan nikmat tanpa dapat dia tahan

    “Uuhhhhh……”

    Jempolku terus menekan dan memutar klitorisnya, sedangkan jari tengahku semakin cepat memutar dan mengocong liang vaginanya. Tubuhnya semakin hebat terguncang hingga akhirnya melenting kejang dan kaku, dan dari mulutnya keluar suara tercekik..

    ”Akkkhhhhh…..”. Jari tengahku terasa seperti dijepit oleh dinding basah dengan sangat kuat disertai dengan kedutan-kedutan yang keras dan cepat.

    Lalu tubuhnya melemas dan punggungnya terhempas pada sandara kursi.

    Nafasnya tersengal-sengal seperti atlit yang baru mencapai finish. Ya…, tetanggaku baru saja mencapai finish dengan memperolah kenikmatan orgasme yang sangat sensasional.

    Aku mencabut jariku dari liang vaginanya yang becek, ku arahkan jari tengahku pada hidungku dan kuhirup dalam-dalam aroma lendir vagina yang menempel pada jari tengahku yang basah kuyup itu . Aroma itu begitu merangsang berahiku dan membuatku nikmat. Aku begitu menikmati aroma vagina itu lalu dengan penuh perasaan kujilati lendir vagina yang menempel dijariku dengan jilatan-jilatan yang rakus hingga jari tengahku kesat bersih dari lendir vagina yang menempel.

    Di dalam kelelahannya, tetanggaku memperhatikan apa yang kulakukan, dia merasa puas dan bangga melihat aku dengan rakusnya menjilati lendir vaginanya yang menempel di jariku. Gairahnya gembali bangkit mengalahkan rasa lelah yang menderanya. Tubuhya bangkit, Tangannya membuka sleting celana panjangku dan mengeluarkan batang penisku yang sangat keras dan tegang dari pinggir CD yang kukenakan.

    Penisku langsung berdiri bebas dengan gagahnya terbebas dari kungkungan celanaku. Tetanggaku menggenggam pangkal penisku dengan jari-jarinya yang halus dan secara perlahan dan pasti lidahnya terjulur menjilati kepala penisku, bahkan seluruh batang penisku dijilatinya dengan penuh gairah seperti sedang menjilati es krim yang sangat nikmat. Akupun melenguh pelan menahan

    nikmat..”Uhhh…”.

    Jilatannya begitu lincah bergairah dan membuatku melayang-layang nikmat pantatku melonjak-lonjak sehingga kepala penisku menekan-nekan mulutnya, seperti sedang mengejar sesuatu yang lebih nikmat. Nafasku semakin memburu ketika dengan asyik dan penuh gairah dia terus menjilati kepala penisku tanpa memperhatikan gelinjang tubuhku yang semakin keras menekan mulutnya. Lalu

    “Akhhhhs…” Suaraku seperti tercekik dan nafas sesak, ketika secara tiba-tiba mulut tetanggaku mencaplok batang penisku.

    Rongga mulutnya terasa panas dan sangat nikmat sehingga membuat mulutku ternganga, badanku kaku dan dadaku sesak susah bernafas.

    Dengan lincahnya, tetanggaku terus mengocok dan menghisap penisku membuatku semakin melayang. Jilbab yang dikenakannya bergoyang-goyang menampilkan pemandangan yang sangat erotis dari seorang wanita berjilbab lebar yang sedang asyik memberikan kenikmatan oral pada diriku.

    Penisku yang berada dalam genggaman tangan dan mulutnya terasa makin membengkak keras. Menyadari itu tetanggaku semakin bergairah mengoralku dan berharap mulutnya dapat disemprot oleh spermaku pada saat aku orgasme. Sebagaimana yang sering terjadi jika dia mengoral suaminya dan dia sangat puas, bahagia dan bangga jika dapat membuat suaminya orgasme oleh oralnya. Dan selama ini dia selalu berhasil membuat suaminya orgasme.

    Gerakan oralnya semakin bevariasi membuatku semakin melayang dan penis yang semakin membengkak. Namun aku belum juga mencapai puncak, hanya nafasku saja yang semakin tersengal-sengal dan batang penis yang semakin keras membengkak.

    Akhirnya dia tak tahan oleh nafsunya sendiri yang terus meningkat minta dipuaskan, vaginanya terasa sangat basah dan gatal. Dia bangkit melepaskan penisku dari mulutnya kemudian melepaskan CD-nya yang sudah sangat basah. CD itu dimasukkannya ke dalam saku baju longgar yang masih menempel di tubuhnya. Kemudian berdiri membelakangiku.

    Aku tahu apa yang dilakukannya. Kuhentikan gerakannya dan dudukku pindah ke kursi yang langsung menghadap jendela sehingga kami bisa lihat jika ada yang mau masuk ke pagar rumahku. Aku masih berpakaian lengkap, hanya penisku saja yang menerobos keluar dari sleting celana yang terbuka.

    Istri tetaggaku berdiri mengangkangi pahaku dengan paha yang terbuka lebar, dia menarik ujung bawah baju longgarnya hingga ke pinggang dan kubantu pegangi ujung baju itu agar tidak melorot jatuh. Lututnya menekuk agar pantatnya mendekati selangkanganku, dia raih penisku dan diarahkan ke mulut liang vaginanya yang sangat basah. Lalu….

    Blesshhh…. perlahan-lahan dia menurunkan pantatnya hingga kepala penisku menerobos liang vaginanya. Gerakannya demikian perlahan, sehingga penerobosan kepala penisku pada liang vaginanya begitu lama dan sangat nikmat, mataku terpejam menikmati nikmat yang kurasakan dan dengan pelan mulutku mengeluh.

    “Uhhh…..”

    Gerakan penerobosan itu terhenti ketika pantatnya menekan sangat rapat bagian bawah perutku sehingga batang penisku amblas hingga kepangkalnya. Dia menekan cukup lama vaginanya, kurasakan sambutan meriah dilakukan oleh dasar liang vaginanya terhadap kepala penisku. Kepala penisku serasa dihisap dan diremas nkmat oleh vagina tetanggaku ini. Dinding vaginanya tak henti-hentinya berkedut memberikan sensasi nikmat pada ujung-ujung syarat nikmat yang ada pada seluruh permukaan kepala dan batang penisku.

    Secara perlahan pinggulnya berputar agar batang penisku mengucek dan mengocok dinding vaginanya, kenikmatan semakin melambungkanku. Semakin lama gerakan pinggulnya semakin bervariasi, berputar, melonjak, bergoyang, patah-patah bahkan maju-mundur membua batang penisku seperti diplintir dan digiling oleh mesin penggilingan nikmat.

    Semakin lama gerakannya semakin cepat, dan nafasnya semakin memburu dan tak lama kemudian badannya melonjak-lonjak keras dan diakhiri dengan tekanan vagina yang sangat kuat sehingga penisku masuk sedalam-dalamnya, dinding vaginanya dengan dahsyat memeras dan menjepit batang penisku dengan sangat kuat serta kedutan-kedutan dinding vagina begitu cepat.

    Badannya terdiam kaku, mulutnya terkatup rapat menahan agar jeritan nikmatnya tak keluar dan kepalanya ditekankan pada pundakku, lalu beberapa detik kemudian badannya terhempas lunglai diatas tubuhku, nafasnya terengah-engah. Kusibakan jilbab lebar yang menutupi wajahku, tetanggaku menoleh kearahku dan menciumku lembut dan mesra sebagai tanda bahwa sangat puas dengan orgasme yang baru digapainya.

    Sambil berciuman kurasakan bahwa jepitan dan kedutan dari dinding vaginanya semakin melemah, pantatku menghentak keatas, sehingga batang penisku yang masih tegang menggesek dinding vagina yang semakin basah dan licin, rasa nikmat kembali menjalar ditubuhku mengakibatkan pantatku tanpa dapat kukendalikan pantatku menghentak-hentak agar gesekan dan kocokan penisku di dalam vaginanya terus-menerus memberikan rasa nikmat pada penisku.

    Hentakan-hentakan tubuhku menyebabkan gairah kembali bangkit dan dia membalas hentakan-hentakan pantatku dengan gerakan pinggul yang liar, semakin lama semakin liar dan tak lama kemudian kembali dia mengejang menggapai nikmat dengan mulut yang terkatup rapat ditandai dengan remasan dan jepitan yang kuat dari dinding vaginanya pada batang penisku.

    Beberapa kali dia mencapai orgasme dalam posisi seperti itu dalam jeda waktu hanya beberapa menit untuk setiap pencapaian orgasme berikutnya.Hingga akhirnya dia benar-benar terkulai lemah tidak mampu membalas hentakan-hentakanku. Kubiarkan dia terkulai beberapa menit di atas tubuhku sambil badannya kepeluk dari belakang dan pipinya kucium dan secara perlahan kuremas-remas buahdadanya dari luar baju longgarnya.

    Setelah kurasakan tenaganya terkumpul, kuangkat tubuhnya agar kerdiri bersamaaan dengan tubuhku, namun kutahan agar penisku tidak lepas dari vaginanya, kudorong tubuhnya agar mendekat ke kursi tamu yang berada tepat membelakangi jendela, kutekan punggungnya agar membungkukkan badan dengan memegang bagian atas sandaran kursi yang berada di pinggir jendela sebagai pegangan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, Sedangkan penisku masih menusuk vaginanya dari belakang melalui belahan pantatnya, suatu posisi dogy style sambil berdiri. Ujung baju lebar yang ia kenakan semakin aku sibakkan ke arah pinggangnya sehingga kedua tanganku dapat memegang pantatnya yang putih bulat menggairahkan.

    Perlahan aku mulai mengerakkan pantatku agar penisku menusuk-nusuk vaginanya lebih dalam. Cengkraman vaginanya dalam posisi seperti ini semakin kuat menjepit membuat kenikmatanku semakin bertambah, basah dan licinnya vagina membuat gesekan dan kocokan penisku begitu lancar di dalam vaginanya. Kepalanya terangguk-angguk menerima hentakan dan dorongan pinggulku.

    Kenikmatan kembali menjalar ke seluruh pebuluh darahnya, dia membalas sodokan penisku dengan menggoyang dan memutar pinggulnya laksana seorang penari dangdut membuat kenikmatan yang kuterima semakin bertambah. Semakin lama goyang pinggulnya semakin liar dan menghentak-hentak dan tak memerlukan waktu lama kembali tubuhnya kejang kaku, tangannya mencengkram sandaran kursi dengan sangat kuat, kepalanya terdongak ke atas. Dengan jerit tertahan kembali dia mengalami orgasme yang hebat. Kudiamkan sejenak ketika dia menikmati sensasi orgasmenya, karena pada saat itu aku sangat menikmati cengkraman, jepitan dan kedutan-kedutan dinding vagina pada penisku.

    Setelah kedutan dan cengkraman dinding vaginanya melemah, kembali aku menusuk-nusukkan penisku. Setelah beberapa detik kemudian pinggulnya kembali bergerak liar membalas sodokan-sodokan penisku, dan hanya beberapa menit berselang kembali dia mengalami orgasme untuk yang entah keberapa kalinya pada saat itu.

    Beberapa kali ia orgasme dalam posisi seperti itu hingga akhirnya tubuhnya ambruk ke atas kursi dan mengeluh pelan dan panjang.

    “Uuhhhhhhh………”

    Pada saat itu, aku merasa orgasme akan menghampiriku, maka tubuhnya langsung kubalik agar telentang dengan kepala berada pada sandaran kursi bagian tengah. Kedua tanganku kugunakan untuk membuka lebar-lebar pahanya sehingga vaginanya yang basah dan licin semakin jelas terlihat mempesona. Kuarahkan kepala penisku pada mulut liang vaginanya dan dengan cepat kudorong penisku hingga amblas sampai ke pangkalnya. Lalu dengan semangat yang menggila aku pompa tubuhnya dengan hentakan-hentakan yang liar dan tak terkendali.

    Beberapa saat sebelum aku meraih puncak orgasmeku, samar-samar kulihat istri dan anakku pulang dan sedang ngobrol dengan temannya beberapa meter sebelum tiba di depan rumah. Rasa takut yang datang tiba-tiba menyebabkan aku menjerit tertahan dan spermakupun muntah tanpa dapat kubendung. Cret…..cret…. cretttt……. Uhhh…. suatu pencapaian oragsme yang sangat mendebarkan dan membuat jatung ini serasa mau copot.

    Dengan tergesa-gesa aku mencabut penisku yang masih beberapa kali memancarkan sperma, sehingga beberapa tetes sperma menempel pada baju longgar yang dikenakan tetanggaku. Kumasukkan penisku yang masih setengah tegang ke balik celanaku dan kutarik sleting. Aku sedikit khawatir karena bagian depan celanaku begitu basah oleh cairan kenikmatan tetanggaku. Aku langsung mengeluarkan beberapa dus jamu dari dalam lemari dan menyimpannya di atas meja, sementara tetanggaku berusaha merapihkan baju longgar dan jilbabnya agar tidak mencurigakan. Ada sedikit basah di sana-sini oleh keringat kami yang membanjir.

    Tetanggaku berusaha duduk tenang, dan tak lama kemudian istri dan anak-anakku masuk ke rumah melalui pintu yang sengaja terbuka.

    “Eehhh… ada tamu…! Udah lama, Bu ?” kata istriku seraya matanya melirik beberapa dus jamu yang kusimpan di atas meja.

    “Ahh…., ‘Ngga… baru saja…., Anu bu …, saya mau beli jamu yang biasa…, namun ternyata bapak tidak tahu, malah akhirnya dia perlihatkan semuanya pada saya…” Sahut tetanggaku berbohong dengan lihainya, sambil berusaha menutupi kegugupannya….

    “Oohhh…, emangnya bapak udah pulang ? ” tanya istriku dengan senyum penuh arti

    “Kabarnya malam ini dia pulang…” jawab tetanggaku pula

    “Harus siap-siap dong…., biar asyik !” goda istriku sambil tertawa genit pada tetanggaku, kemudian dia menambahkan lagi “Panas sekali udara saat ini, Badan saya saya basah oleh keringat…” Kata istriku memperlihatkan bajunya yang basah oleh keringat.

    “Betul.., Bu ! Akan turun hujan barangkali…..” jawab tetanggaku seolah-olah mendapatkan alasan yang tepat atas keringat yang membasahi baju longgarnya.

    Kutinggalkan mereka berdua di ruang tamu dan aku masuk ke kamarku sambil berbaring dan merenung kejadian luar biasa yang baru saja terjadi. Tak lama kemudian tetanggaku pulang dan istriku menghampiriku. Dia duduk di pinggir tempat tidur dan berkata

    “Pah…, kalau pipis jangan jorok…, malu kan sama tetangga, lihat tuh bagian depan celana Papah basah !” sambil menunjuk bagian depan celanaku.

    “Anu…, Mah tadi tersiram dari gayung…, waktu papah pipis” kataku berbohong.

    Kejadian itu betul-betul mendebarkan, namun aku merasakan sensasi yang luar biasa pada waktu melakukannya, apalagi hampir-hampir saja istriku memergoki apa yang kami lakukan. oleh sebab itu sejak hari itu, aku selalu berhati-hati jika ingin bercinta dengan tetanggaku.

  • Kisah Seks Saat Berkemah Di Puncak

    Kisah Seks Saat Berkemah Di Puncak


    1558 views

    Duniabola99.org – Ini terjadi kurang lebih dua puluh tiga tahun yang lalu (tepatnya tanggal 31 Desember 1995). Saat itu kelompok kami (4 lelaki dan 2 perempuan) melakukan pendakian gunung. Rencananya kami akan merayakan pergantian tahun baru di sana. Sampai di tempat yang kami tuju hari telah sore, kami segera mendirikan tenda di tempat yang strategis.

    Setelah semuanya selesai, kami sepakat bahwa tiga orang lelaki harus mencari kayu bakar, sisanya tetap tinggal di perkemahan. Aku, Robby, dan Doni memilih mencari kayu bakar, sedangkan Fadli, Lia dan Wulan tetap tinggal di tenda. Baru beberapa langkah kami beranjak pergi, tiba-tiba Wulan memanggil kami, katanya dia ingin ikut kelompok kami saja (alasannya masuk akal, dia tidak enak hati sebab Fadli adalah pacar Lia, dan Wulan tidak ingin kehadirannya di tenda mengganggu acara mereka). Karena Fadli dan Lia tidak keberatan ditinggal berdua, kami (Robby, Doni, aku dan Wulan) segera melanjutkan perjalanan.

    Ada beberapa hal yang perlu aku ceritakan kepada pembaca tentang dua orang teman wanita kami. Lia sifatnya sangat lembut, dewasa, pendiam dan keibuan. Sifat ini bertolak belakang dengan Wulan. Mungkin karena dia anak bungsu dan ketiga kakaknya semua lelaki, jadi Wulan sangat manja, tapi terkadang tomboy. Tapi di balik semua itu, kami semua mengakui bahwa Wulan sangat cantik, bahkan lebih cantik dari Lia.

    Tidak berapa lama, sampailah kami pada tempat yang dituju, lalu kami mulai mengumpulkan ranting-ranting kering. Sambil mengumpulkan ranting, kami membicarakan apa yang sedang dilakukan Fadli dan Lia di dalam tenda. Tentu saja pembicaraan kami menjurus kepada hal-hal porno. Setelah cukup apa yang kami cari, Robby mengusulkan singgah mandi dulu ke sungai yang tidak berapa jauh dari tempat kami berada. Wulan boleh ikut, tapi harus menunggu di atas tebing sungai sementara kami bertiga mandi. Wulan setuju saja. Singkat kata, sampailah kami pada sungai yang dituju. Aku, Robby dan Doni turun ke sungai, lalu mandi di situ. Wulan kami suruh duduk di atas tebing dan jangan sekali-kali mengintip kami.

    Ketika sedang asyik-asyiknya kami berkubang di air, tiba-tiba kami mendengar Wulan menjerit karena terjatuh dari atas tebing. Tubuhnya menggelinding sampai akhirnya ia tercebur ke dalam air. Cepat-cepat kami berlari mencoba menyelamatkan Wulan (kami mandi hanya menanggalkan baju dan celana panjang, sedangkan celana dalam tetap kami pakai). Robby yang pandai berenang segera menjemput Wulan, lalu menariknya dari air menuju tepi sungai. Aku dan Doni menunggu di atas. Sampai di tepi sungai, tubuh Wulan basah kuyup. Sepintas kulihat lengan Robby menyentuh buah dada Wulan. Karena Wulan memakai T-Shirt basah, aku dapat melihat dengan jelas lekuk-lekuk tubuh Wulan yang sangat menggairahkan.

    Wulan merintih memegangi lutut kanannya. Aku dan Doni terpaku tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tapi Robby yang pernah ikut kegiatan penyelamatan dengan sigap membuka ikat pinggang Wulan lalu mencopot celana jeans Wulan sampai lutut. Wulan berteriak sambil mempertahankan celananya agar tidak melorot. Sungguh, saat itu aku tidak tahu apa sebenarnya yang hendak Robby lakukan terhadap Wulan. Segalanya berjalan begitu cepat dan aku tidak menyimpan tuduhan negatif terhadap Robby. Aku hanya menduga, Robby hendak memeriksa luka Wulan. Tapi dengan melorotnya jeans Wulan sampai ke lutut, kami dapat melihat dengan jelas celana dalam wulan yang berwarna off-white (putih kecoklatan) dan berenda. Kontan penisku bangun.

    Robby memerintahkan aku dan Doni memegangi kedua tangan Wulan. Seperti dihipnotis, kami menurut saja. Wulan semakin meronta sambil menghardik, “Rob, apa-apaan sih.., Lepas.., lepas! Atau saya teriak”.

    Doni secepat kilat membungkam mulut Wulan dengan kedua telapak tangannya. Robby setelah berhasil mencopot celana jeans Wulan, sekarang mencoba mencopot celana dalam Wulan. Sampai detik ini, akhirnya aku tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi. Aku tidak berani melarang Robby dan Doni, karena selain aku sudah merasa terlibat, aku juga sangat terangsang saat melihat kemaluan Wulan yang lebat ditumbuhi rambut-rambut hitam keriting.

    Wulan semakin meronta dan mencoba berteriak, tapi cengkeraman tanganku dan bungkaman Doni membuat usahanya sia-sia belaka. Robby segera berlutut di antara kedua belah paha Wulan. Tangan kirinya menekan perut Wulan, tangan kanannya membimbing penisnya menuju kemaluan Wulan. Wulan semakin meronta, membuat Robby kesulitan memasukkan penisnya ke dalam lubang vaginanya. Doni mengambil inisiatif. Dia lalu duduk mengangkangi tepat di atas dada Wulan sambil tangannya terus membungkam mulut Wulan. Tiba-tiba Wulan berteriak keras sekali.

    Rupanya Robby berhasil merobek selaput dara Wulan dengan penisnya. Secara cepat Robby menggerak-gerakkan pinggulnya maju mundur. Untuk beberapa menit lamanya Wulan meronta, sampai akhirnya dia diam pasrah. Yang dia lakukan hanya menangis terisak-isak.

    Doni melepaskan telapak tangannya dari mulut Wulan karena dia merasa Wulan tidak akan berteriak lagi. Lalu dia mencoba menarik T-Shirt Wulan ke atas. Di luar dugaan, Wulan kali ini tidak mengadakan perlawanan, hingga Doni dan aku dapat melepaskan T-Shirt dan BH-nya. Luar biasa, tubuh Wulan dalam keadaan telanjang bulat sangat membangkitkan birahi. Tubuhnya mulus, dan buah dadanya sangat montok. Mungkin ukurannya 36B.

    Doni segera menjilati puting susu Wulan, sementara aku melihat Robby semakin kesetanan mengoyak-ngoyak vagina Wulan yang beberapa saat yang lalu masih perawan. Aku sangat terangsang, lalu aku mulai memaksa mencium bibir Wulan. Ugh, nikmat sekali bibirnya yang dingin dan lembut itu. Aku melumat bibirnya dengan sangat bernafsu. Aku tidak tahu apa yang sedang Wulan rasakan. Aku hanya melihat, matanya polos menerawang jauh langit di atas sana yang menguning pertanda malam akan segera tiba. Tangisnya sudah agak mereda, tapi aku masih dapat mendengar isak tangisnya yang tidak sekeras tadi. Mungkin dia sudah sangat putus asa, shock, atau mungkin juga menikmati perlakuan kasar kami.

    Tiba-tiba aku mendengar Robby menjerit tertahan. Tubuhnya mengejang. Dia menyemprotkan sperma banyak sekali ke dalam vagina Wulan. Setengah menit kemudian Robby beranjak pergi dari tubuh Wulan lalu tergeletak kelelahan di samping kami. Doni menyuruhku mengambil giliran kedua. Aku bangkit menuju Vagina Wulan. Sepintas aku melihat sperma Robby mengalir ke luar dari mulut vagina Wulan. Warnanya putih kemerahan. Rupanya bercak-bercak merah itu berasal dari darah selaput dara (hymen) Wulan yang robek. Tanpa kesulitan aku berhasil memasukkan penis ke dalam vaginanya. Rasanya nikmat sekali. Licin dan hangat bercampur menjadi satu. Dengan cepat aku mengocok-ngocok penisku maju mundur. Aku mendekap tubuh Wulan.

    Payudaranya beradu dengan dadaku. Dengan ganas aku melumat bibir Wulan. Doni dan Robby menyaksikan atraksiku dari jarak dua meter. Beberapa menit kemudian aku merasakan penisku sangat tegang dan berdenyut-denyut. Aku sudah mencoba menahan agar ejakulasi dapat diperlama, tapi sia-sia. Spermaku keluar banyak sekali di dalam vagina Wulan. Aku peluk erat Tubuh Wulan sampai dia tidak dapat bernafas.

    Setelah puas, aku berikan giliran berikutnya kepada Doni. Aku lalu duduk di samping Robby memandangi Doni yang dengan sangat bernafsu menikmati tubuh Wulan. Karena lelah, kurebahkan tubuhku telentang sambil memandangi langit yang semakin menggelap.

    Beberapa menit kemudian Doni ejakulasi di dalam vagina. Setelah Doni puas, ternyata Robby bangkit kembali nafsunya. Dia menghampiri Wulan. Tapi kali ini dia malah membalikkan tubuh Wulan hingga tengkurap. Aku tidak tahu apa yang akan diperbuatnya.

    Ternyata Robby hendak melakukan anal seks. Wulan menjerit saat anusnya ditembus penis Robby. Mendengar itu Robby malah semakin kesetanan. Dia menjambak rambut Wulan ke belakang hingga muka Wulan menengadah ke atas. Dengan sigap Doni menghampiri tubuh Wulan. Aku melihat Doni dengan sangat kasar meremas-remas buah dada Wulan. Wulan mengiba, “Aduhh.., sudah dong Ro.., ampun.., sakit Rob”. Tapi Robby dan Doni tidak menghiraukannya.

    “Oh, sempit sekali”, teriak Robby mengomentari lubang dubur Wulan yang lebih sempit dari vaginanya. Setiap Robby menarik penisnya aku lihat dubur Wulan monyong. Sebaliknya saat Robby menusukkan penisnya, dubur Wulan menjadi kempot. Tidak lama, Robby mengalami ejakulasi yang kedua kalinya. Setelah puas, sekarang giliran Doni menyodomi Wulan. Melihat itu aku jadi kasihan juga terhadap Wulan. Di matanya aku melihat beban penderitaan yang amat berat, tapi sekaligus aku juga melihat sisa-sisa ketegarannya menghadapi perlakuan ini.

    Setelah Doni puas, Robby dan Doni menyuruhku menikmati tubuh Wulan. Tapi tiba-tiba timbul rasa kasihan dalam hatiku. Aku katakan bahwa aku sudah sangat lelah dan hari sudah menjelang gelap. Kami sepakat kembali ke perkemahan. Robby dan Doni segera berpakaian lalu beranjak meninggalkan kami sambil menenteng kayu bakar. Wulan dengan tertatih-tatih mengambil celana dalam, jeans, lalu mengenakannya. Aku tanyakan apakah Wulan mau mandi dulu, dan dia hanya menggeleng. Dalam keremangan senja aku masih dapat melihat matanya yang indah berkaca-kaca. Kuambil T-Shirtnya. Karena basah, aku mengepak-ngepakkan agar lebih kering, lalu aku berikan T-Shirt itu bersama-sama dengan BH-nya. Robby dan Doni menunggu kami di atas tebing sungai. Setelah Wulan dan aku lengkap berpakaian, kami beranjak pergi meninggalkan tempat itu. Robby dan Doni berjalan tujuh meter di depanku dan Wulan.

    Di perkemahan, Fadli dan Lia menunggu kami dengan cemas. Lalu kami mengarang cerita agar peristiwa itu tidak menyebar. Untunglah Fadli dan Lia percaya, dan Wulan hanya diam saja.

    Tepat tengah malam di saat orang lain merayakan pergantian tahun baru, kami melewatinya dengan hambar. Tidak banyak keceriaan kala itu. Kami lebih banyak diam, walau Fadli berusaha mencairkan keheningan malam dengan gitarnya.

    Esoknya, pagi-pagi sekali Wulan minta segera pulang. Kami maklum lalu segera membongkar tenda. Untunglah sesampainya di kota kami, Wulan merahasiakan peristiwa ini. Tapi tiga bulan berikutnya Wulan menghubungiku dan dia dengan memohon meminta aku bertanggung jawab atas kehamilannya. Aku sempat kaget karena belum tentu anak yang dikandungnya itu adalah anakku. Tapi raut wajahnya yang sangat mengiba, membuatku kasihan lalu menyanggupi menikahinya.

    Satu bulan berikutnya kami resmi menikah. Wulan minta agar aku memboyongnya meninggalkan kota ini dan mencari pekerjaan di kota lain. Sekarang “anak kami” sudah dapat berjalan. Lucu sekali. Matanya indah seperti mata ibunya. Kadang terpikir untuk mengetahui anak siapa sebenarnya “anak kami” ini. Tapi kemudian aku menguburnya dalam-dalam. Aku khawatir kebahagiaan rumah tangga kami akan hancur bila ternyata kenyataan pahitlah yang kami dapati.

    Akhir Desember 1997 kami menikmati pergantian tahun baru di rumah saja. Peristiwa ini kembali menguak kenangan buruknya. Matanya berkaca-kaca. Aku memeluk dan membelai rambutnya. Beberapa menit kemudian, dalam dekapanku dia mengaku bahwa sebelum peristiwa itu terjadi, sebenarnya dia sudah jatuh cinta padaku. Dia ikut mencari kayu bakar karena dia ingin bisa dekat denganku.

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Liarnya Birahi Pacarku Saat Bermain di Ranjang

    Liarnya Birahi Pacarku Saat Bermain di Ranjang


    1287 views

    Duniabola99.org – Perkenalkan nama gw leo,aktifitas gw kuliah di tahun ke 4 sekarang dan gw punya pacar yang binalnya minta ampun dulu di smp gw namanya anggi,dan kalo bicara yang namanya tidur ama cw gw ngelakuiin pertama kali di bangku smp dulu sama dengan anggi ,dan karena itu juga gw punya pacar yang tetap ampe sekarang gw kuliah,kejadiannya tepat di gudang sekolah gw yang tercinta ini pas gw melakukan ini gw kelas 3 smp dan pacar gw kelas 2 smp .Ni ceritanya tapi kalo jelek jangan protes ya.

    Gw sekolah di suatu smp swasta di jakarta,ngomong2x gw termasuk orang yang tenar di sekolah gw (maklum tajir,juga wajah gw juga lumayan dan gw osis di sana).Singkat cerita cewe di sekolah gw banyak yang ngejar dan mau ama gw tapi hanya sedikit cw yang gw ajak tidur ama gw,sekolah gw termasuk sekolah swasta yang favorit di daerah gw sekali kalo engga sekola gw menang sesuatu pasti ada yang mengharumkan nama sekolah gw,di sekolah gw di cap playboy tapi biar di cap gitu masih banyak cw yang mau ama gw dari sekian banyak cw di sekolah gw ada 1 cw di sekolah gw yang pengen banget gw cobaiin namanya anggilina,cantik,imut,kulitnya putih,rambut sebahu warna pirang biru dan sepintas mirip cina dan yang paling gw suka dari dia adalah pantat ama dada gadis tsb tumbuh gd melebihi temen cw ya .

    Anggi pangilan tuk cw ini dan dia termasuk cw yang nakal ato bisa dikatakan binal sekali di sekolah,ada2x aja dulu tingkahnya yang buat orang awam ato guru geleng pala pernah dia tari telanjang di kelas,ciumman di kelas,ampe sepongin ama fetting di wc sekola nih cw termasuk primadona sekola gw banyak cowo yang mau ngajak dia jadian cuma tuk “tidur” ama dia tapi di tolak secara halus karena menurut dia,dia engga mau sembarang cowo yang masukin kontolnya ke memek dia.

    Pas hari senin pagi seperti biasa gw ama gw berangkat dan engga biasanya gw terlambat ( gw kaga pernah terlambat sekalipun ) dan ternyata banyak siswa yang terlambat dan dari pada di hukum ,gw main di gudang sekolah sambil ngerokok di gudang sekolah ( gw sering ngerokok disitu ) dan digudang sekolah gw liat anggi lagi asyik baca buku,gila ni cw baca bacaan novel cowo dewasa.Dia baca sambil ngusap2x dadanya dan sesekali jarinya di masukkin ke memek,”ahhh….ahhh….ahhh” gitu kira2x desahan ya ni cw lagi coli kali pikiran gw ,

    Langsung aja gw buka pintu gudang sekola itu kontan dia kaget gw cuma terpana ngeliat memek dia yang di hiasi jembut yang lumayan tebal ” ehhh…leo gw ngapain loe…kaget..gw ” kata dia terkejut sambil cepat – cepat ngerapiin celana dalamnya “ahh engga,lagi ngapain loe” kata gw ” iya,coli ya” kata gw nambahin ” ihhh…. engga… lagi baca aja” kata dia seraya nunjukin majalah itu ke gw “gi loe mau engga jadi bokin gw “kata gw “bokin loe”kata dia “iya “kata gw mendekat seraya mengelus memek anggi yang taunya udah basah itu “ehmmm….mauuu”kata anggi merem melek dan mundur serta memakai celana dalamnya lagi

    “mau engga loe tidur ama gw ” kata gw langsung ” ama loe ” kata dia kaget.”Iya ama gw,abis ama siapa lagi loe kan bokin gw ” kata gw nambahin ” engga ahhh takutt ” kata anggi “takut,takut apaan ” kata gw “takut hamil “kata dia “engga la,kalo hamil ya gw tanggung jawab “kata gw “bener mau tanggung jawab” kata anggi senyum “kapan mau ML ama gw”kata anggi” disini aja entar siang abis anak2x ama guru balik” kata gw seneng kegirangan”

    Entar sore jam 3 aja” kata anggi ” tapi gw boleh minta duit engga,buat bayaran sekola gw nunggak 4 bulan nih ” kata anggi “emang loe belum bayaran sekola gi ” kata gw bingung “belon kan uangnya gw pake buat beli majalah ini ” kata anggi senyum ” iya nih ” kata gw seraya mengeluarkan 4 lembar seratus ribuan ” kembaliannya buat loe aja gii ” kata gw ” gw tunggu loe disini ya nanti ” kata gw ” bye sayang,tunggu gw ya” kata anggi seraya mengecup gw dan kami masuk sekolah di pelajaran ke dua.

    Jam 3 sore guru ama murid di sekola gw pulang dan gw minta ijin ama mang diman,pinjem kunci sekola buat urusan sesuatu seraya masukkin 2 lembar seratus ribu ke kantong mang diman,gw liat sepi gw ke gudang sekolah yang letaknya agak sepi dan terbelakang di sekolah gw,ada,anggi lagi nenggak minuman dingin.

    “ayo mulai aja ” kata anggi ” ayo aja ” kata gw ” boleh,tapi jangan sangar ya ” kata anggi lalu gw melepas celana panjang dan celana dalam ” anggi kata lo siapa yang paling gd diantara cowok yang pernah loe liat ” kata gw seraya menyorongkan ****** gw ” ehhh…keliatanya sih lu udah putih panjang lagi ” kata anggi malu2x “gii… loe buka donk baju luu …” kata gw dan anggi pun membuka baju serta celana abu2xnya dan jreeng telah berdiri di hadapan gw si anggi cw seksi yang sudah telanjang bulat engga makai apa 2x berdiri di depan gw

    “wuihhh..bener..kata…orang…badan loe kualitas nomer satu gi” kata gw,gw lalu memeluk anggi dan mencium anggi serta meraba pantat anggi dari belakang dan ciumman gw turun ke leher dan tangan gw pindah ke depan dan gw langsung mengusap – ngusap memek anggi dengan tangan dan memasukkan jari tengah gw di memek anggi “ahh..sakiitt..tauuu..”kata anggi terhentak.

    Lalu jari gw berganti bermain di bibir memek anggi dan gw mau anggi melakukan sesuatu dan gw mengghentikan tangan gw di memek anggi dan gw meminta anggi berdiri di depan s*****kangan gw dan menyuruh melakukan blow job lalu dia segera melakukannya dan gw mengarahkan anggi ke depan ****** gw dan menyuruh memasukkan ****** gw ke mulut anggi dan mengangkat tangan anggi memegang pantat gw dan gw memaju – mundurkan ****** gw seperti menyetubuhi mulut mungil anggi

    Dan dengan mulutnya anggi mengulum dan ****** gw di sedot sedot,****** gw di kulum biji zakarnya di maju mundurkan ****** gw di mulut anggi yang mungil itu ,****** gw kadang kadang di jepit diantara dada anggi yang bulat seksi tsb dan anggi menyedot kepala ****** gw dan sensasi yang di berikan anggi serta dadanya itu enak sekali dan gw tidak hentinya mengerang dan dengan keras kedua tangan gw menjambak rambut anggi kedepan dan ke belakang sampai biji zakar gw menghantam muka anggi dengan keras” eehhmmm… .eenakghhhh…. giii… enakgghhh… teruss. .giii” kata gw ngerasa kaya kesetrum listrik jutaan watt pas mulut imut anggi mengemut dan menyedot keras dan

    Sesudah ****** gw mengkilat karena ludah anggi itu ,anggi berkata “sayy.. .isepp… memek… anggiii… donk” dan gw langsung ke bawah dan langsung mencium memek anggi baunya wangi merangsang itu dan gw langsung menjilat memek anggi seraya mengeluar mesukkan jari tengah gw ke memek anggi dan kadang2x kedalam anus anggi,gw sedot sedot clotoris anggi dan anggi pun tak hentinya mengerang “trerus…. leooo…. sedottt… memekkk… anggiiii” kata anggi,gw makin gila menyedot dan mengeluar masukan jari gw ke memek dan anus anggi “leooo… memekkk… anggiiii…”kata anggi “kenapa.. memek… anggiii” jawab gw seraya menekan nekan jari gw

    “memek angggiii basahhh” kata anggi ” anggi… mauuu… keluarrrrr….” dan anggi mengejang dan menjambak rambut gw ke memeknya dan dia merasakan orgasme yang pertamanya sesudah itu gw berkata ” gi gw boleh kan masukin ****** gw ke sini ” sambil mengusap – usap kontolnya ke memek anggi ” boleh aja pelan2x ya ” kata anggi seraya merem melek akibat perlakuan jari dan ****** gw di memek anggi lalu gw pelan – pelan masukin kepala ****** itu ke guanya anggi dan tidak bisa masuk meleset lalu gw lumurin tangan gw dengan ludah dan gw mencoba dan setelah setengah ****** itu masuk anggi memekik keras “acchhh… ouww..

    Sakitt.. dii..pelan.. pelan..donk… luu…. jangan sangar gitu ” setelah kepala batang keras tersebut masuk kemudian gw mencium leher anggi dan sesudah anggi terangsang gw menghentakkan batang ****** gw sehingga masuk seluruhnya ke memek anggi dan anggi menjerit seraya memeluk punggung gw ” achhh…. leooo.. perihhh….” jerit anggi setengah menangis “tenang gii entar juga enak cuma sebentar kok sayy” kata gw seraya mencium dan meremas dadanya supaya dia tenang lalu gw mulai bergerak maju mundur pelan sekali supaya anggi engga merasa sakit ”
    achhh…ohhh… enakkkghhh…. leooo.. enakk… trusss.. leoooo…”kata anggi merem melek,mulut anggi tak hentinya meracau

    “enakkk…leooo…terusss” racau anggi “enakkk….apa…”kata gw seraya mempercepat genjotan gw di dalam memek anggi “kontollll… leooo.. enakkk” racauan anggi yang sudah tak beraturan itu dan gw bergerak sedikit cepat dan anggi seraya menaikan kakinya dan terus mengusap – usap pantat gw yang gerakannya semakin cepat dan gw hanya bergerak maju mundur seraya memegang dan mengelus – elus paha putih anggi dan sesekali menampar paha anggi seraya sesekali menyedot dada anggi yang membusung keras dan leher anggi yang wangi tsb dan setelah 15 menit anggi di genjot oleh gw anggi merasakan sesuatu yang mau keluar dari liang memeknya

    ” achhh… diiii…. gw…. mauuuu….” jerit anggi “mauu…apa…”kata gw “memek anggii… keluarrr…. keluarrr… genjotttt…. yangg…. kerassss… donkkkk… sayyy” kata anggi dan gw segera mengeluar masukan ****** gw dengan cepat dan keras “keluariinn.. aja.. giii.. biar… memek… loe… jepit.. kontoll… leooo “kata gw seraya menaikkan lagi tempo genjotan di memek anggi dan anggi yang sudah tidak tahan itupun menjerit takkala menahan orgasmenya “anggi…. sayangg….. leoooo” dan anggipun merasakan orgasme keduanya dan tubuh anggi pun mengejang dan otomatis menjambak rambut gw kebelakang dan kedua kakinya naik dan menjepit pinggang gw sesudah itu langsung melemas dan jatuh di atas kardus di sampingnya ” dua.. kosong… sayang..” kata gw

    “say…kita coba dogie style yu” kata gw seraya membalik tubuh anggi ke posisi seperti orang merangkak,lalu dengan cepat gw menusuk anggi dari belakang dan bleesssshhh ****** gw yang panjang dan putih itu masuk lagi ke memek anggi dari belakang lalu gw mulai kerja lagi keluar masuk memek anggi dan anggi hanya merem melek dan mengoyangkan kepalanya kekanan dan kiri dan sesekali juga mengoyang anusnya kekiri dan kekanan sesuatu ketika gw bergerak dengan cepat dan kasar sekali sampai bunyi anus anggi yang bersentuhan dengan perut gw berbunyi nyaring dan badan anggi tesodok – sodok dan terguncang – guncang dan buah dada anggi yang besar itu beranyun – anyun dan desahan anggi bertambah nyaring dan gerakan anus anggi semakin erotis.

    Gw terus menyodok memek gw dengan gerakan yang sangat cepat dan setelah 10 menit berdogie style dengan anggi akhirnya gw menyerah dan merasa pertahanan gw akan jebol dan gw mengenjot anggi dengan cepat dan sesuatu ketika gw menancapkan kontolnya di memek gw dan meremas dada anggi dengan keras dan tiba – tiba gw berteriak kepada anggi seraya menancapkan batang ****** ke memek anggi yang sekali jadi sehingga anggi pun memekik dan kepalanya mendongak keatas seraya melepas ****** gw di mulutnya itu”achhhh….”jerit anggi

    ”accchhhh…. giii… gw… mauu…. keluarrrghhhh… terimaaa…. nihhhh…. pejuuuuu… gueee” gw mengerang dan tangannya berganti meremas buah anus anggi dengan kencang dan pada saat itu pula gw mengeluarkan spermanya yang jumlahnya banyak itu di dalam memek anggi ” enakk.. giii… enakkk… memek… loe… enakkk” kata gw seraya sedikit bergerak keluar masuk lagi di memek anggi tuk merasakan sedikit kenikmatan lagi sampai muncratan sperma terakhir ****** gw dan mencabut ****** gw dan menyuruh anggi membersihkan ****** gw dengan lidahnya.

    Dan sesudahnya gw yang kecapaian duduk di kotak di samping tubuh anggi yang mengkilat akibat keringat itu lalu gw mau mendekati anggi lagi ,dan meminta sekali lagi tapi yag ini lain,gw dari dulu pengen nyoba yang namanya anal seks dan banget – banget pengen nyobain anus si anggi yang semok dan padat itu lalu dengan sedikit diolesi vaseline punya anggi gw lumuri batang gw yang mengeras lagi dan anus anggi dan gw mulai penetrasi dengan ****** keras gw ke dalam anus anggi ” achhh…. leo… sakiiitttt…. sakiittt….” rintih anggi pas kepala ****** gw memaksa masuk ke anus anggi yang kecil tsb

    ” gila…giii…pantat… loe… enakghhh..” seraya bergerak maju mundur pelan – pelan 5 menit waktu yang di butuhkan tuk ****** gw masuk seluruhnya “gila …. loe… pantat….. memang…. cocok… disodomi… gii…”kata gw lalu dengan semangat gw gerakin ****** gw keluar masuk anus anggi dengan cepat sambil mengusap buah pantat anggi dan juga kadang kadang seraya tangan kanan gw menjambak rambut anggi ke atas “gila…bener bener anus nomer satu ” kata gw sambil terus mengenjot anus anggi dan teriakan anggi terdengar semakin nyaring dan melengking ketika ****** gw bergerak keluar masuk anusnya dengan cepat,”achhh…. leooo… sakitttt…” erang anggi,gw tau teriakannya itu engga bisa kedengeran oleh siapapun karena gudang itu jauh dari depan sekolah dan sekolah lagian lagi sepi dan itu yang buat gw makin semangat memompa ****** gw di anus anggi .

    Baru kali ini gw ngerasaiin yang namanya anal seks dan dengan kenikmatan anus seorang yang seksi padat pula dan kerasa nikmatnya ampe ubun – ubun gw,gw lalu mencengkram pinggul anggi dengan kedua tangan gw dan mengeluarkan – masukkan ****** gw dengan sangat cepat ” ayooo…. giii… ngentootttt… luuuu… ngenttttottt…..” caci gw seraya sesekali menampar anus semok anggi kiri dan kanan sampai kelihatan anusnya kelihatan memerah dan anggi hanya bisa menjerit seirama sodokan ****** gw di dalam liang anusnya yang sedang di tusuk oleh ****** gw ” ahhh.. .le… akiiittt… leoo.. .jangannnn…. cepeeettthhh…. cepettthhhh… donkkkkhhh… achhhh… sakittt..” rintih anggi meminta gw bergerak pelan

    Tapi gw udah terbang ke langit ke tujuh dan tidak perduli akan permintaan anggi yang menjerit itu dan terus mengenjot anus semok ini dengan cepat dan gw ingin lebih kasar lagi mensodomi anus anggi yang semok ini dan menggenjot anus semok ini dan dengan gerakan cepat aku memulai aktivitas dengan anus semok ini lalu tiba – tiba anggi memekik panjang “achhhh…. achhhh…. gilaaaa… looooo…… perihhhhh…. tauuuu… sakiitttt” jeritan melengking dari anggi pas ****** gw tarik hingga tinggal ujungnya dan memasukkannya dengan cepat dan keras sekali jadi ke dalam anus anggi dan keringat dingin pun menetes deras di punggung anggi dan saat itu pula gw menggangkat anggi dan punggung anggi bersentuhan dengan dada gw dan tangan gw meremas – remas buah dada anggi yang bulat seksi tersebut seraya menyedot lehernya,

    Bau harum dari lehernya yang buat gw makin gila menggenjot mundur maju anus anggi dan napas anggi kelihatan memburu dan tangan anggi tak henti – hertinya meremas tangan gw yang sedang meremas dada anggi sendiri dan gw memegang tangan anggi dan menaruh ke belakang punggung gw dan mengangkat paha anggi seperti orang buang air besar dan setengah menundukan anggi ke bawah dan gw mulai lagi bergerak mundur maju menyodok anus anggi dengan cepat dan semakin keras meremas buah dada anggi seraya mencaci dan memaki anggi,anggi hanya meremas anus gw dan bergerak maju mundur seirama ****** gw didalam anusnya yang sempit tersebut dan gw makin gila menyodok anus anggi dengan cepat seperti gw ingin menghancurkan anus seksi anggi

    “ngenntootttt..luuu… pelacuurrrrhh…. caboo… .jebolhhh… luuuu… jebolllhhh… rasaiinnnchhh… nichhh… makann… nihhhhhh” caci gw seraya meremas dada anggi dengan keras sekali dan kadang kadang menampar buah dada anggi ” ohhhh….. ahhhh…. leooo… anggiiii.. .enggaaa.. .kuaaattt… lagiiiiii… ceeeppeettttaaannn…. donkkkk” rintihan anggi terdengar lagi ” ayooo…. giiii… sebentarrhhhh…. laghiiiiii…..” kata gw seraya menunggingkan dia lagi “ahhh… ohhhh.. .ahhhh…. ahhhh..”desahan anggi yang semakin tidak beraturan ,”giiii…..leooo engga tahann…. mauuu… leooo….. mauuu……. keluarrrghhh…. sayanghhh… diii… dalammm… pantattt… kamuuu” dan

    “kamuuuu…. jadiiii…. pacarrrrr… akuuu….”kata gw dan gw menancapkan ****** gw di anus anggi sekali jadi sehingga terbenam seluruhnya sampai keliatan buah zakarnya saja di anus mungil seksi padat anggi “angggiiii…… sayanggg…. leooooo” jeritan terakhir anggi dan cratt crattt crattt sperma gw meledak kembali tapi ini meledak di dalam anus anggi dan gw seketika itu pula gw menekan ****** gw di anus anggi ke dalam sampai muncratan sperma terakhir gw kedalam anus anggi ini .

    Napas gw dan anggi tersengal – sengal sehabis 20 menit gw menggenjot anus anggi habis habisan dan “achhh…. enakkk” jerit gw ketika ****** gw tercabut dengan sendirinya dari anus anggi ” makasih ya gi gw puas banget ” kata gw seraya mengelus rambut dan mencium pipi dan meremas buah dada anggi,anggi hanya tersenyum dan anggi kusuruh membersihkan ****** gw dari sisa sperma dan anggi pun berlutut di depan ****** gw dan dengan mulut dan lidahnya lagi

    Dia membersihkan penis gw dari lumuran sperma sampai bersih serta memijit batang ****** gw dan tidak disangka dia menyedot ****** gw dan menelan sisa sperma gw yang sedikit keluar dari ****** gw dan rasanya ngilu dan enak banget ” iya…gw..juga nikmatin kok perlakuan loe tadi enak ” kata anggi seraya memakai bajunya kembali dan kami berdua keluar dari gudang dan sebelum keluar gw sempat melihat darah di atas karung buku yang menjadi alas kami “main” dan gw menunjuk tempat alas “main”gw dan anggi tadi “wahh… giii… loe..”kata gw ” iya… gw masih virgin..”kata anggi yang sayu karena kecapaian dan hanya melempar senyum ke gw

    ” elo nyesel gi berbuat gitu ama gw kalo nyesel,dan kalo terjadi apa apa gw mau kok tanggung jawab”kata gw seraya mengelus rambut anggi yang tiba – tiba memeluk dan menangis “:emang kamu engga main main dengan yang tadi” kata anggi dengan mata berair dan gw memeluk tubuh mungilnya “ehhmm… engga.. la .. gw serius ” kata gw “kan anggi hanya cw bispak disini apa kamu engga malu ama temen2x kamu “kata anggi terisak isak “cw bispak kok perawan,mau engga jadi bokin gw “kata gw “engga tau,tapi emang anggi suka ama leo dari dulu dan pas anggi pagi digudang anggi ngebayangin di entot ama leo ” kata anggi “wahhh… beneeerrr… nihhh… jadii..gimana donk” kata gw.

    Dan anggi hanya tersenyum dan gw keluar mengambil mobil dan mengantar anggi ke rumahnya “gw tunggu tlp loe say” kata gw seraya mencium bibir anggi dan memasukan kartu nama berisi no tlp gw ke dalam saku bajunya dan sesudah itu gw pulang ke rumah dengan membawa perasaan yang bahagia dan membawa kenangan biru yang romantis di gudang sekolah gw dan menunggu calon pacar gw telpon dan malamnya jadi anggi menelepon gw dan mengatakan perasaannya dan bahwa dia mau jadi bokin gw dan ingin mengulang saat itu lagi,

    Tapi dengan syarat dia mau jadi cewe satu satunya dan sejak itu gw ama anggi jadian dan pernah saat itu gw pacar gw anggi,andi dan pacar yang kami berdua menjebol keperawannya di gudang sekolah yang sama (gw jebol pantat anggi dan gw juga jebol pantat ita..maruk pantat ya ) ita selalu melakukan perbuatan nikmat itu berempat di wc sekolah,di hotel,kontrakan kami,ato dimana saja,pernah gw “tidur” ama anggi ama ita sekaligus dan kalo ama anggi tak terhitung jumlahnya kayanya tuh memek udah memble tapi ajaib lo memek ama anus anggi tetap sempit kaya dulu lain ama ita yang jalannya udah ngegang karena banyak di sodomi ama andi pacarnya dan itu yang ngebuat gw ketagihan dan nyeret dia tuk tidur bareng mulu dan engga mau coba memek ama anus selain punya cw gw,liburan anak – anak pada belajar tapi gw ama anggi malah ngentot abis – abisan pernah suatu hari gw ama anggi dan melakukannya di alam terbuka pas gw berempat kemping di gunung dan gw melakuannya di batu besar disana

    Itulah cerita rahasia di gudang sekolah kami gw,temen gw andi serta anggi pacar semok gw yang seksi dan mungkin karena ketagihan ama memek ama anus anggi gw jadian ampe sekarang gw kuliah.

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Bercinta Dengan Kakakku Sendiri

    Bercinta Dengan Kakakku Sendiri


    1731 views

    Duniabola99.org – Namaku hendra aku mahasiswa perguruan tinggi swasta di kota Jakarta dan sekarang masih semester 2 jurusan yang aku ambil Teknik Informatika dari pertama kuliah aku tinggal bersama kakaku Vania usiaku terpaut lima tahun, dia memang bukan kakak kandungku tapi bagiku dia adalah sosok yang perhatian dan kami jauh dari orang tua.

    Rumah yang kami tempati, baru satu tahun dibeli kak Vania. Tidak terlalu besar memang, tapi lebih dari cukup untuk kami tinggali berdua. Setidaknya lebih baik dari pada kost-kostan. Kak Vania saat ini bekerja disalah satu KanCab bank swasta nasional. Meskipun usianya baru 24 tahun, tapi kalau sudah mengenakan seragam kantornya, ia kelihatan dewasa sekali. Berwibawa dan tangguh. Matanya jernih dan terang, sehingga menonjolkan kecantikan alami yang dimilikinya. Dua bulan pertama aku tinggal dirumah kak Vania, semuanya berjalan normal. Aku dan kak Vania saling menyayangi sebagaimana adik dan kakak. Pengahasilan yang lumayan besar memungkinkan ia menangung segala keperluan kuliah ku.

    Memang sejak masuk kuliah, praktis segala biaya ditanggung kak Vania. Namun dari semua kekagumanku pada kak Vania, satu hal yang aku herankan. Sejauh ini aku tidak melihat kak Vania memiliki hubungan spesial dengan laki-laki. Kupikir kurang apa kakaku ini ? cantik, sehat, cerdas, berpenghasilan mapan, kurang apa lagi ? Seringkali aku menggodanya, tapi dengan cerdas ia selalu bisa mengelak. Ujung-ujungnya ia pasti akan bilang, “Gampang deh soal itu, yang penting karier dulu…!”, aku percaya saja dengan kata-katanya. Yang pasti, aku menghomati dan mengaguminya sekaligus. Hingga pada suatu malam. Saat itu waktu menunjukan pukul 9.00, suasana rumah lengang dan sepi. Aku keluar dari kamarku dilantai atas, lalu turun untuk mengambil minuman dingin di kulkas.

    TV diruang tengah dimatikan, padahal biasanya kak Vania asyik nongkrongin Bioskop Trans kesayangannya. Karena khawatir pintu rumah belum dikunci, lalu aku memeriksa pintu depan, ternyata sudah dikunci. Sambil bertanya-tanya didalam hati, aku bermaksud kembali ke kamarku. Namun tiba-tiba terlintas dibenakku, “kok sesore ini kak Vania sudah tidur ?”, lalu setengah iseng perlahan aku mencoba mengintip kak Vania didalam kamar melalui lubang kunci. Agak kesulitan karena anak kunci menancap dilubang itu, namun dengan lubang kecil aku masih dapat melihat kedalam. Dadaku berdegup kencang, dan lututku mendadak gemetar. Antara percaya dan tidak pada apa yang kulihat. Kak Vania menggeliat-geliat diatas spring bad.

    Ya Ampun ! Ia menggeliat-geliat kesana kemari. Terkadang terlentang sambil mendekap bantal guling, sementara kedua kakinya membelit bantal guling itu. Kemudian posisinya berubah lagi, ia menindih bantal guling. Napasku memburu. Ada rasa takut, malu, dan entah apalagi namanya. Sekuat tenaga aku tahan perasaan yang bergemuruh didadaku. Kualihkan pandanganku dari lubang kunci sesaat, pikiranku sungguh kacau, tak tahu apa yang harus kuperbuat.

    Namun kemudian rasa penasaran mendorongku untuk kembali mengintip. Kulihat kak Vania masih menindih batal guling. Pinggulnya bergerak-gerak agak memutar, lalu kemudian dengan posisi agak merangkak ia menumpuk dan memiringkan bantal dan guling, lalu meraih langerie-nya. Ujung bantal itu ditutupinya dangan langerie. Kembali aku mengalihkan pandanganku dari lubang kunci itu. Ngapain lagi tuh ?!!, aku tertegun. Entah kenapa, rasa takut dan jengah perlahan berganti dengan geletar-geletar tubuhku. Tanpa sadar ada yang memanas dan mengeras di balik training yang aku kenakan. Aku meremasnya perlahan. Ahhh… Ketika kembali aku mengintip ke dalam kamar, kulihat Kak Vania mengarahkan selangkangannya pada ujung bantal itu, hingga posisinya benar-benar seolah menunggangi tumpukan bantal itu.

    Lalu tubuhnya terutama bagian pinggul bergoyang goyang dan bergerak-gerak lagi, setiap goyangan yang dilakukanya secara reflek membuat aku semakin cepat meremas batang kemaluanku sendiri. Entah berapa lama aku menyaksikan tingkah laku kak Vania didalam kamar. Nafasku memburu, apalagi manakala aku melihat gerakan kak Vania yang semakin cepat. Mungkin ia hendak mencapai orgasme, dan benar saja, beberapa saat kemudian tubuh kak Vania nampak berguncang beberapa saat, jemari kak Vania mencengkram seprai. Aku tak tahan lagi. Bergegas aku menuju kamarku sendiri. Lalu kukunci pintu.

    Kumatikan lampu, lalu berbaring sambil memeluk bantal guling dengan nafas memburu. Pikiranku kacau. Bagaimanapun aku laki-laki normal. Aku merasakan gelombang birahi menyala dan semakin menyala didalam tubuhku. Dan makin lama makin membara. Ah… aku tak tahan lagi. Dengan tangan gemetar aku membuka seluruh pakaian yang kukenakan, lalu aku berguling-guling diatas spring bad sambil mendekap bantal guling. Aku merintih dan mendesah sendirian. Diantara desahan dan rintihan aku menyebut-nyebut nama kak Vania. Aku membayangkan tengah berguling-guling sambil mendekap tubuh kak Vania yang putih mulus. Pikiranku benar-benar tidak waras.

    Aku membayangkan tubuh kak Vania aku gumuli dan kuremas remas. Sungguh aku tidak tahan, dengan sensasi dan imajinasiku sendiri, aku merintih dan merintih lalu mengerang perlahan seiring cairan nikmat yang muncrat membasahi bantal guling. (Besok harus mencuci sarung bantal…masa bodo…!!!!) Sejak kejadian malam itu, pandanganku terhadap kak Vania mengalami perubahan. Aku tidak saja memandangnya sebagai kakak, lebih dari itu, aku kini melihat kak Vania sebagai wanita cantik. Ya wanita cantik ! wanita cantik dan seksi tentunya. Ah…….! (maafkan aku kak Vania !) Terkadang aku merasa berdosa manakala aku mencuri-curi pandang.

    Kini aku selalu memperhatikan bagian-bagian tubuh kak Vania. . ! mengapa baru sekarang aku menyadari kalau tubuh kak Vania sedemikian putih dan moligh. Pinggulnya, betisnya, dadanya yang dihiasi dua gundukan itu. Ah lehernya apalagi, mhhh rasanya ingin aku dipeluk dan membenamkan wajah dilehernya. “Hei, kenapa melamun aja ? Ayo makan rotinya !“, kata kak Vania sambil menuangkan air putih mengisi gelas dihadapanya, lalu meneguknya perlahan. Air itu melewati bibir kak Vania, lalu bergerak ke kerongkonganya…. Ahhh kenapa aku jadi memperhatikan hal-hal detail seperti ini ? “Siapa yang melamun, orang lagi …. ammmm mmm enak nih, selai apa kak ?”, aku mengalihkan perhatian ketika kedua bola mata kak Vania menatapku dengan pandangan aneh.

    “Nanas ! itu kan selai kesukaanmu. awas abisin yah !”, kak Vania bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan membelakangiku menuju wastafel untuk mencuci tangan. “OK, tenang aja !”, mulutku penuh roti, tapi pandangan mataku tak berkedip menyaksikan pinggul kak Vania yang dibungkus pakaian dinasnya. Alamak, betisnya sedemikian putih dan mulus… “Kamu gak pergi kemana-mana kan ?“, kata kak Vania. Hari sabtu aku memang gak ada mata kuliah. “Enggak…!”, kataku sesaat sebelum meneguk air minum. “Periksa semua kunci rumah ya Ted kalo mau pergi. Kemarin di blok C11 ada yang kemalingan….!”. “Mmhhh… iya, tenang aja…”, kataku sambil merapikan piring dan gelas bekas sarapan kami. Beberapa saat kemudian suara mobil terdengar keluar garasi. Lalu suara derikan pintu garasi ditutup. Dan ketika aku keteras depan, Honda Jazz warna silver itu berlalu meninggalkan pekarangan.

    Setelah memastikan kak Vania pergi, aku kemudian mulai mengamati atap dan jarak antar ruangan. Sejak kemarin aku telah memiliki suatu rencana. Aku mau memasang Mini Camera kekamar kak Vania, biar bisa online ke TV dikamarku, he he !. Sebulan berlalu, otakku benar-benar telah rusak. Aku selalu menunggu saat-saat dimana kak Vania bermasturbasi. Dengan bebas aku melihat Live Show, lewat mini kamera yang telah kupasang dilangit-langit kamar Kak Vania. Aman ! sejauh ini kak Vania tak menyadari bahwa segala gerak-geriknya ada yang mengamati. Benar rupanya hasil survai sebuah lembaga bahwa 60 % dari wanita lajang melakukan masturbasi. Kalau kuhitung bahkan ka Vania melakukanya seminggu dua kali.

    Pasti tidak terlewat ! malam rabu dan malam minggu. Kasihan kak Vania. Ia mestinya memang sudah berumah tangga. Tapi biarlah, kak Vania toh sudah dewasa, ia pasti tahu apa yang dilakukannya. Dan yang terpenting aku punya sesuatu untuk kunikmati. Kalau kak Vania melakukannya dikamarnya, pasti aku juga. Ahh…. Seringkali ditengah kekacauan pikiranku, ingin rasanya aku bergegas kekamar kak Vania ketika kak Vania tengah menggeliat-geliat sendiri. Aku ingin membantunya. Sekaligus membantu diriku sendiri. Gak usah beneran, cukup saling bikin happy aja. Tapi aku gak berani.

    Apa kata dunia ? Malam ini. Aku tak sabar lagi menunggu, sudah hampir jam sembilan. Tapi kok gak ada tanda-tandanya. Kak Vania masih asyik nongkrongi TV diruang tengah. Aku kemudian bergegas keluar rumah bermaksud mengunci gerbang. “Mau kemana di ?”, “Kunci gerbang ah, udah malem !”, kataku sambil menggoyangkan anak kunci . “Jangan dulu dikunci, temen kak Vania ada yang mau kesini !”, “Mau kesini ? siapa kak ?”, “Santi…yang dulu itu lho !”, “Ohh…!”, aku mencoba mengingat. Angel ? ah masa bodo… tapi kalo dia kesini, kalo dia nginep, berarti …? Yah…! hangus deh. Aku bergegas kembali kedalam. Dan ketika aku menaiki tangga ke lantai atas, HP kak Vania berdering. Kudengar kak Vania berbicara, rupanya temennya si Angel brengsek itu udah mau datang. Huh ! Aku hampir aja ketiduran. Atau mungkin memang ketiduran. Kulihat jam menunjukan pukul 10.30 malam, ya ampun aku memang ketiduran. Cuci muka di wastafel, lalu aku ambil sisa kopi yang tadi sore kuseduh.

    Dingin tapi lumayan daripada gak ada. Lalu seteguk air putih. Lalu sebatang Class Mild. Dan, asap memenuhi ruang kamar. Kubuka jendela, membiarkan udara malam masuk kekamarku. Sepi. Temennya kak Vania udah pulang kali ?!. Kunyalakan TV, tapi hampir seluruh chanel menyebalkan, Kuis, Lawakan, Ketoprak, Sinetron Mistery, fffpuih ! kuganti-ganti channel tapi emang semua chanell menyebalkan, lalu kutekan remote pada mode video…lho apa itu…?! Ya ampun ! sungguh pemandangan yang menjijikan. Apa yang akan dilakukan kak Vania dan temannya itu. Aku geleng-geleng kepala, ada rasa marah, kesal. Aku tidak menyangka kalau kak Vania ternyata menyukai sesama jenis (Lesbian). Apa kata Mama. Ya ampuuuuun…! Kumatikan TV.

    Aku termenung beberapa saat. Aku ambil gelas kopi, satu tetes, kering. Ah air putih saja. Aku habiskan air digelas besar sampai tetes terakhir. Tapi…., aku tekan lagi tombol power TV, Upps… masih On Line ! Aku melihat kak Vania dengan temannya berbaring miring berhadapan. Aku yakin mereka tanpa busana. Meskipun berselimut, bagian pundak mereka yang tak tertutup menunjukan kalau mereka tak berpakaian. Mereka saling menatap dan tersenyum. Tangan kiri kak Angel mengelus-elus pundak kak Vania. Sementara kuperhatikan tangan kak Vania nampaknya mengelus-elus pinggang kak Angel, tidak kelihatan memang tapi gerakan-gerakan dari balik selimut menunjukan hal itu. Lama sekali mereka saling pandang dan saling tersenyum. Mungkin mereka juga saling berbicara, tapi aku tak mendengarnya karena aku tidak memasang Mini Camera dengan Mic.

    Perlahan kepala kak Angel mendekat, tangannya menghilang kedalam selimut dan menelusuri punggung kak Vania. Aku Cemburu ! Mereka berciuman dengan penuh perasaan, perlahan saling mengulum dan melumat. fffpuih ! Ternyata benar-benar ada tugas pria yang dilakukan oleh wanita. Untuk beberapa saat mereka berciuman dan saling meraba. Aku jadi menahan nafas. Mungkin aku juga ketularan tidak waras, rasanya ada satu gairah yang perlahan bangkit didalam tubuhku. Bahkan, aku mulai mendidih ! Sesaat kak Angel nampak menelusuri leher kak Vania dengan bibir dan lidahnya, aku mengusap leherku sendiri.

    Entah kenapa aku merasa merinding nikmat. Apalagi melihat ekpresi kak Vania yang pasrah tengadah, sementara kak Angel dengan lembut bolak-balik menjilat leher, dagu, pangkal telinga. Aku tak tahan melihat kak Vania diperlakukan seperti itu. Setelah mematikan lampu, aku kemudian beranjak ke atas spring Bad, mendekap bantal guling, sementara mataku tak lepas dari layar TV. Situasi semakin seru, kak Vania kini yang beraksi, ia kelihatan agak terlalu terburu-buru. Dengan penuh nafsu ia menjilati dan menciumi leher kak Angel yang kini terlentang ditindih kak Vania.

    Kepala kak Angel mendongak-dongak, aku yakin ia tengah merasakan gelenyar-gelenyar nikmat dilehernya. Kemudian kak Vania berpindah menciumi toket gede kak Angel, sekarang baru nampak jelas wajah kak Angel. Ia ternyata cantik sekali, bahkan sedikit lebih cantik dari kak Vania. Ah aku terangsang. Tonjolan dibalik kain sarung yang kukenakan makin mengeras. Agak ngilu terganjal ujung bantal guling, sehingga perlu kuluruskan. Kak Vania benar-benar beraksi, ia menciumi dan melahap payudara kak Angel. Wajah kak Angel mengernyit, dan mulutnya terbuka, apalagi ketika kak Vania mengemut putting susunya. Ia Menggeliat-geliat sementara kedua tangannya mendekap kepala kak Vania.

    Bergantian kak Vania mengerjai kedua payudara kak Angel. Kak Angel menggeliat-geliat. Semakin liar, apalgi ketika kak Vania menyelinap ke dalam selimut. Tiba-tiba kepala Kak Vania muncul lagi dari balik selimut, tengadah mungkin ia tersenyum atau tengah mengatakan sesuatu, karena kulihat kak Angel tersenyum, lalu sebuah kecupan mendarat dikening Kak Vania. Sesaat kemudian kak Vania menghilang lagi ke dalam selimut. Kak Angel tampak membetulkan posisi badannya, selimutnya juga dirapihkan, aku tak dapat melihat apa yang tengah dilakukan kak Vania, tapi menurut perkiraanku kepala kak Vania tepat diantara selangkangan kak Angel.

    Entah apa yang tengah dilakukannya. Namun yang terlihat, kak Angel mendongak-dongak, kedua tanganya meremas-remas kepala kak Vania. Kepala kak Angel bergerak kekanan dan kekiri. Tubuhnya juga menggelinjang kesana sini. Kondisi seperti itu berlalu cukup lama. Aku keringatan. Nafasku memburu. Tanpa sadar kubuka kaus yang kukenakan, lalu kulemparkan kain sarungku. Kemaluanku mengeras, menuntut diperlakukan sebagaimana mestinya. Ah… edan ! Tiba-tiba aku lihat kak Angel mengejang beberapa kali. Pinggulnya mengangkat, kedua pahanya menjepit kepala kak Vania. Mengejang lagi, sementara kepalanya mendongak kekanan dan kiri. Ia terengah-engah, lalu sesaat kemudian terdiam.

    Matanya terpejam. Kemudian kak Vania muncul dari balik selimut, ia nampak mengelap mulutnya dengan selimut. Paha kak Angel tersingkap karenanya. Kak Angel kemudian meraih kedua bahu kak Vania, mendaratkan kecupan dikening, pipi kanan dan kiri kak Vania, lalu merangkul kak Vania ke dalam pelukannya. Beberapa saat mereka berpelukan. Aku yang menyaksikan kejadian itu hanya dapat menahan napas, sementara tangan kananku meremas-remas dan mengurut kemaluanku sendiri. Dan, kemudian mereka nampak berbincang lagi, lalu kak Vania membaringkan badanya. Terlentang. Kak Angel menarik selimut, lalu menyingkirkannya jauh-jauh. Kak Vania kelihatan protes, tapi protes kak Vania dibalas dengan lumatan bibir kak Angel. Tubuh kak Angel menindih tubuh kak Vania. Aku melihat, dengan mata kepalaku sendiri. Dua wanita cantik, dua tubuh indah dengan kulit putih mulus, tanpa busana, tanpa penutup apapun. Saling menyentuh. Kak Angel kini yang bertindak aktif, ia kini menjilati leher, pangkal leher, bahu, dada, payudara kanan dan kiri.

    Kak Vania nampak pasrah diperlakukan seperti itu. Kak Angel nampak lebih terampil dari kak Vania, hampir setiap inci tubuh kak Vania dijilati dan dikecupnya. Bahkan kini ia menelusuri pangkal paha kak Vania dari arah perut dan terus bergerak ke awah. Kak Vania hendak bangun, kedua tanganya seolah menahan kepala kak Vania yang terus bergerak ke bawah, entah mungkin karena geli atau nikmat yang teramat sangat. Tapi tangan kak Angel menahanya, akhirnya kak Vania menyerah. Dihempaskannya tubuhnya ke atas spring bad. Kak Angel kini menciumi paha, lutut, bahkan telapak kaki kak Vania. Tangan kanan kak Vania mengusap-usap kemaluannya, sementara jari-jari tangan kirinya dimasukan kedalam mulutnya sendiri. Ia mengeliat-geliat.

    Tubuh kak Angel kemudian berubah lagi. Ia kini telah siap berada diantara paha kak Vania. Kak Angel menarik bantal dan meletakannya, dibawah pinggul kak Vania, sehingga tubuh bagian bawah kak Vania makin terangkat. Kepala kak Vania terjepit persis diantara selangkangan kak Vania. Sebelah tangannya meremas-remas payudara kak Vania. Aku lihat tubuh kak Vania mengelinjang-gelinjang. Tak sadar aku turut merintih. Semakin kak Vania menggelinjang, nafasku semakin memburu.

    Tubuhku kini mendekap dan mengesek-gesek bantal guling, dan batang kemaluanku menggesek-gesek ujungnya. Nikmat, entah apa yang kini berada didalam pikiranku. Yang pasti aku turut larut dalam situasi antara kak Vania dan kak Angel. “Kak Vaniaii… kak Angel……, ini Adi… asssshhh..ahh kak…aku juga..!”, aku merintih dan terus merintih. Semakin lama kak Vania kulihat semakin liar, badannya bergerak-gerak, naik-turun searah pinggulnya. Kedua tangannya menangkup kepala kak Angel.

    Semakin lama gerakan kak Vania semakin liar, lalu pessss, TV mendadak padam. Sialan ! lampu diluar juga padam. Gelap gulita. PLN sialan ! Brengsekkkkkk !!! Aku terengah-engah, dalam kegelapan. Sudah kadung mendidih, aku teruskan aksiku meski tanpa sensasi visual. Aku merintih dan mendesah sendiri dalam kegelapan. Aku yakin disana kak Vania dan kak Angel pun tengah merintih dan mendesah, juga dalam kegelapan. Dok! Dok ! Dok ! “Adi… bangun, udah siang !“, suara ketukan atau entah gedoran pintu membangunkan aku. Rupanya sudah siang. “Bangun…!”, suara kak Vania kembali terdengar. “Iya..! udah bangun…”, teriakku. Lalu terdengar langkah kaki kak Vania menjauh dari pintu kamarku. Ya ampun ! aku terkaget.

    Berantakan sekali tempat tidurku. Dan bantal guling…, bergegas aku buka sarungnya. Wah nembus ! Dengan terburu-buru kurapikan kamarku, jam menunjukan pukul 8 pagi. Kalau tidak khawatir mendengar kembali teriakan kak Vania yang menyuruh sarapan mungkin aku memilih untuk tidur lagi. Akhirnya aku keluar kamar, mengambil handuk, dan bergegas kekamar mandi.

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Perawan Pacar Cantikku

    Perawan Pacar Cantikku


    1571 views

    Duniabola99.org – Hari ini aku libur kuliah dan aku bebas sampai malam, jam 7 pagi ini aku udah mandi dan berencana untuk bermain di tempat pacarku Ayu, sekitar pukul 9 pagi aku sudah sampai di rumahnya dan kebetulan. Ayu juga libur hari ini aku pencet bel rumahnya, Ayu pun membuka pintunya .

    “Lho kok sepi si say” pada kemana , tanyaku. “Mama Lagi ke pasar adikku udah berangkat ke sekolah” “Duduk dulu ya, aku mau pake baju dulu nih, soalnya habis mandi buru-buru ada bel bunyi dan aku yakin pasti kamu yang datang, jadinya cuman sempet pake handuk sama kaos aja”. “Pasti belum pake baju dalam ya ? tebakku sambil senyum. “Ih dasar cowok, pikirannya yang ngeres-ngeres aja, ” tapi suka kan …hi hi hi. Sambil berjalan ke kamarnya, aku lihat pinggul dan pantat pacarku ini benar-benar aduhai, betisnya putih apalagi pahanya pasti lebih ok dan yang paling memabukkan adalah buah dadanya yang ranum dan montok, kaos ketatnya membungkus payudara indah tanpa bh itu dengan sempurna, memperlhatkan lekukan dada wanita yang sempurna.

    Kebayang waktu kenalan dulu, wih tangannya putih sekali dan mulusnya ampun, banyak cowok yang suka sama dia, tapi namanya cinta nggak bisa diboongin. “Sorry ya agak lama, nih kopi kesukaanmu mas “, aku agak kaget juga. “Eh, makasih ya?!” kataku sambil kaget dan agak konak lihat pakaiannya, Ayu cuma make celana pendek tipis batik yogya dan kaos tipis ketat coklat muda tanpa lengan dengan belahan kaos rendah yang memperlihatkan belahan dadanya yang putih dan montok. “Aku minum ya, wah masih panas sekali’ kataku sambil megangin mulutku yang kepanasan, Ayu ketawa ” makanya kira-kira ya kalau mau minum tiup dulu donk, mas”. “Wah lihat nih, lidahku sampai merah gini, mesti diobatin nih kalau nggak bisa dioperasi”, kataku.

    “Aduh kacian, sini ibu guru lihat dulu” kata Ayu sambil duduk disampingku dan memegang mulutku, aku diam dan memperlihatan lidahku yang kepanasan, sementara kuhirup wangi tubuhnya yang habis mandi, hmm. Kudekatkan dudukku pada tubuh Ayu, sambil tangannya melihat-lihat lidahku, tanganku memeluk pinggulnya dari samping sambil kulirik belahan dadanya yang putih, montok menantang dan menggairahkan itu.

    Sambil kupeluk tubuhnya, kurasakan kehangatan tubuh dan payudaranya yang montok membuat kontolku bangkit dan mulai membesar dengan cepat, hingga menyesakkan celana yang kupakai, “idih, kok sampai merah gini” kata Ayu, tiba-tiba mulutku dilumat olehnya dan tanpa menunggu lagi sambil tetap kupeluk tubuhnya akaupun gantian memgulum, melumat dan mencium bibir seksinya dengan penuh gairah, satu hal yang kusuka dari pacarku, meskipun dia orangnya pendiam kalau urusan lumat melumat dia jadi sangat ahli sekali, dan lumatan bibir seksinya sungguh sangat menggairahkan.

    Tiba-tiba Ayu mengangkat pantatnya dan duduk diatas pangkuanku, bongkahan pantatnya terasa sangat hangat kenyal dan menekan kontolku yang sudah mengeras, “Ih adikku sudah berdiri, katanya sambil menggoyangkan pantatnya diatas kontolku”. Kulihat matanya sudah mulai nanar dan sedikit berair, pandangannya mulai agak sayu, kemudian aku mulai beralih menciumi leher putihnya dan sedikit jilatan dibelakang telinga,kelihatannya salah satu titik rangsangnya ini sangat menggairahkan nafsu seks-nya.

    Lebih kebawah lagi, kuraba dari luar bongkahan payudaranya sudah sangat mengeras dan lebih membesar dari biasanya, pelan kuangkat kaosnya dan sepasang penutup BH-nya, payudara yang putih dan montok itupun menyembul dari dalam BH hitam yang dipakainya, sangat kontras sekali dengan dadanya yang sangat putih dan montok itu. Kuciumi dengan rakus payudara montok itu dan kujilati dengan lidahku, sampai akhirnya ke titik pusat dadanya, putting susunya yang sudah tegak seperti penghapus pensil di ujung, kujilati putting susunya dan ternyata titik inipun sangat mempengaruhi gairahnya, terlihat kedua tangannya dilepas dari pelukannya dan tangannya memegang dan menarik rambut panjangnya kebelakang sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan.

    Tiba-tiba tubuhnya menggelinjang kuat sekali dan memeluk tubuhku erat sekali sambil digoyang-goyangkan pantatnya diatas tegakku dan akupun terasa dikeliilingi daging nikmat, dari sepasang dadanya yang montok dan ranum serta dibawah bongkahan pantatnya yang nggak kalah montok dan padat. Sejenak dia terdiam sambil tetap memelukku dan dia menggelendot manja diatas pangkuanku, “Mas, kita kemarku yuk, takut di ruang tamu ada yang masuk, lagian disana kan lebih leluasa, tapi aku minta digendong ya ..? pintanya manja.

    Sambil tangannya memelukku, akupun menggendong tubuhnya yang ramping dan montok itu ke kamarnya yang lumayan jauh dari ruang tamu. Setelah menaruh Ayu diatas kasur, kuhampiri tape disamping tempat tidurnya dan kusetel lagu Forever In Love-nya Kenny G yang sampai saat ini menjadi lagu kenangan kami berdua. Dalam ketegangan kontolku dan nafsu yang sudah naik, kuhampiri Ayu, Kucium lembut bibirnya dan seluruh wajahnya mulai dari keningnya, jidat, matanya yang terpejam, hidung dan akhirnya kukecup dan akhirnya kulumat bibir seksinya.

    Tanganku tak tinggal diam mulai dari kaos dan BHnya kubuka perlahan dan celana dalam hitam kecilnya yang menutupi lembah dan jembut halusnya, sambil terpejam Tangan Ayu meraih kancing dan resluting celanaku dan didapatinya kontolku yang sudah tegak berdiri, kubantu melepas baju yang kukenakan sehingga kita berdua telanjang bulat dan hanya celana dalam Ayu yang masih dipakainya. Tiba-tiba tubuhku didorongnya, “berdiri dulu sayang, katanya, akupun turun dari tempat tidur dan Ayu pun duduk ditepi tempat tidur dan sambil membelai kontolku yang sudah sangat tegang.

    “Aku belum pernah lihat titit lelaki dewasa, tetapi punyamu besar sekali mas, sampai-sampai tanganku rasanya mantap sekali memegangnya, boleh aku belai sayang?”. “Tentu, belai ciumi dan manjakan rodal besar ini sayang.”, kataku. Kontolku sebenarnya nggak terlalu besar ya kira-kira pernah kuukur pakai penggaris panjangnya 15 cm dan bonggolnya sebesar pepsodent ukuran jumbo, yah perfectable size-lah menurut ukuran pacarku. Sejak pertama kali mengenal oral sex hingga hari ini, Ayu menunjukkan antusias yang sangat tinggi dengan kontolku, matanya sempat terbelalak saat pertama melihat dan memegang kontolku yang sudah ereksi.

    Apalagi saat pertama kali melakukan “karaoke”, istilahku jika ingin di-oral-sex sama pacarku, cara memperlakukan kontolku benar-benar istimewa, saat kutanya emangnya sudah pernah karaoke ya, pacarku marah besar, bagaimana mungkin jawabnya, ciuman bibir aja baru dengan kamu , dan akupun teringat first kiss buatku dan buat dia benarbenar berkesan, habis sama-sama baru sekali itu sih. Sambil duduk dipingggir kasur kubuka pahaku sehingga kontolku yang sudah ereksi terlihat menantang seperti tugu monas, Ayu jongkok dibawah sambil membelai perlahan kontolku, jari jemarinya menari-nari sepanjang kontolku mengikuti urat-uratnya yang menonjol sambil sesekali meremas dengan gemas, kulihat payudara Ayu sangat menantang dan sesekali kuremas juga susunya.

    Dari pangkal kontolku, dekat anus, tiba-tiba Ayu menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilat bonggol kontolku, jilatan itu kemudian berpindah keatas mengikuti batang kontolku, hingga akhirnya kepala kontolku dijilat dan disedot perlahan-lahan. Kurasakan aliran darah mengalir keras disepanjang urat kontolku, dan ketegangannya mungkin sudah mencapai 100%, kepalanya membesar seperti helm tentara, warnanya kemerah-merahan dan berdenyut-denyut nikmat sekali. Sampai akhirnya batang kontolku mulai dilumat dan dimasukkan ke dalam mulutnya, perlahanlahan hingga kurasakan menyentuh ujung tenggorokannya, sementara masih tersisa sekitar 5 cm. “Masukkan semuanya dong, pintaku, “Gimana mau masuk lagi, kontolmu terlalu panjang buat mulutku, katanya sambil melepaskan kulumannya.

    Akhirnya keluar masuk kontolku dimulutnya, wah rasanya nikmat sekali, mungkin seperti ini rasanya bersenggama, pikirku, kami memang selama ini belum pernah melakukan persetubuhan hingga memasukkan kontolku ke dalam vaginanya, yah hanya sekedar berbugil sambil menjilat dan mengulum alat kelamin dan orgasme tanpa melakukan senggama. Suasana pagi yang sejuk, karena jendela kamar yang terbuka ditambah alunan instrumen Kenny.G membuat kami sama-sama terbuai dan lupa dengan segala sesuatunya. Sambil kujamah payudaranya, Ayu kutarik dan kurebahkan di atas tempat tidur, wajahnya benarbenar merangsang, matanya berbinar. Bibirnya memerah dan payudara sangat kencang dan memadat dengan putting susu yang mengeras. Seperti diawal aku mulai menciumi wajah dan bibirnya kemudian aku turun kebawah, kuciumi dan kujilati mulai dari jari-jemarinya yang putih mulus hingga ke betis indahnya, sambil kubelai dan kusentuh paha mulusnya, tanpa terasa aku menyentuh CD hitamnya dan perlahan kuturunkan dan kulepaskan, Ayu diam dan hanya mendesah-desah menahan kenikmatan itu.

    Sampai di pahanya kubelai dan kuciumi paha mulusnya seinchi demi seinchi kelihatan sekali dia begitu terangsang, sebelum sampai ke pangkal pahanya, aku naik dan mulai menjilati dadanya. Payudara yang putih dan mulus itu kuremas sambil mulai kujilati melingkar hingga sampai ke putingnya kujilati dan kusedot penuh nafsu, Kulihat pinggul dan pantat Ayu bergerak dan menggelinjang tak karuan menahan kenikmatan jilatan, sedotan dan remasanku. Kujilati kebawah lagi dan sampai ke perut Ayu yang sangat mulus dan akhirnya hingga ke bukit indah yang ditumbuhi rumput hitam yang halus dan sangat kontras dengan kemulusan tubuhnya. Kusibakkan bulu-bulu halus yang menutupi vagina pacarku, terlihat bibir vaginanya masih tertutup rapat, namun terlihat disitu ada cairan disekelilingnya, ternyata dia sudah mulai basah. Kubuka sedikit dan terlihat kelentitnya berwarna merah jambu, kecil, menonjol dan kelihatan membasah, kuraba perlahan, Ayu melenguh keras dan menggoyangkan dan mengangkat pantatnya, Kuraba perlahan dengan jari telunjukku dan akhirnya mulai kujilati dengan ujung lidahku, kembali terdengar erangan dan lenguhannya merasakan nikmat yang luar biasa. “Mas, tolong aku sayang, masukkan penis besarmu ke vaginaku, aku sudah tak tahan lagi menahan kenikmatan ini, pintanya sambil setengah menangis. ” jangan sayang, kita belum boleh melakukan ini, toh nanti kita juga akan menikah, kataku masih sadar, meskipun aku jiga sudah tidak kuat lagi menahan nafsuku.

    “Biarlah mas, aku rela mmberikan perawanku untukmu sayang, aku sangat mencintaimu dan aku takut kehilangan dirimu, kata Ayu, sambil mulai menarik kontolku ke arah vaginanya yang membasah. Kontolku yang sudah agak menurun, mulai bangkit lagi begitu menyentuh bibir vagina Ayu, sangat tegang dan begitu membesar. Dengan masih deg degan akhirnya sedikit demi sedikit kumasukkan batang kontolku ke dalam vaginanya, saat kucoba menyelipkan kepala kontolku ke mulut vaginanya rasanya peret dan sulit sekali. Kulihat Ayu sedikit meringis dan membuka mulutnya dan sedikit menjerit, “aaah” ,namun akhirnya kepala kontolku sudah mulai masuk dan mulai kurasakan kehangat vaginya, perlahan kumasukkan seinchi demi seinchi, pada centimeter ke 3 menuju ke 4, Ayu tiba-tiba berteriak dan menjerit, ” aduh mas sakit sekali, katanya, seperti ada yang menusuk dan nyerinya sampai ke perut”, katanya. “Aku cabut aja ya ?” ” Jangan, biarkan dulu kutahan rasa sakit ini, aku yang sudah merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit mulai kumasukkan lagi batang kontolku.

    Kulihat Ayu meneteskan air mata, namun tiba-tiba dia menggoyangkan pantatnya dan tentunya akhirnya kontolku hampir seluruhnya masuk, kenikmatan yang belum pernah kurasakan, kontolku serasa digigit bibir yang kenyal, hangat, agak lembab dan nikmat sekali. Akhirnya kamipun mulai menikmati hubungan badan ini, ” mas rasa sakitnya sudah agak berkurang, sekarang keluar masukkan kontolmu mas, rasanya nikmat sekali. Perlahan aku mulai menggoyang batang kontolku keluar masuk ke vagina Ayu, kulihat tangannya diangkat dan memegang erat-erat kepalanya dan akhirnya menarik sprei tempat tidurnya, sementara pahanya dia kangkangin lebar-lebar dan mencari-cari pinggulku, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku dan seolah meminta kontolku untuk dimasukkan dalam-dalam ke vaginanya. Beberapa kali ayunan, akhirnya aku agak yakin dia sudah tidak begitu merasakan sakit di vaginanya, dan kupercepat goyangan kontolku di vaginanya.

    Ayu berteriak-teriak dan tiba merapatkan jepitan kakinya di pantatku, kepala menggeleng-geleng dan tangannya menarik kuat-kuat sprei tempat tidurnya, mungkin dia mau orgasme, pikirku. Tiba-tiba tangannya memelukku erat-erat dan kakinya makin merapatkan jepitannya di pantatku, kurasakan payudara besarnya tergencet dadaku, rasanya hangat dan kenyal sekali, aku diam sejenak dan kubenamkan kontolku seluruhnya di dalam vaginanya. ”Oh, mmmas aku keluar…. Ahhhhhhhhhhhhh ….ahhhhhhhhhhhhh…. ahhhhhhhhhhh, Aku merasakan nikmat yang amat sangat, kontolku berdenyut-denyut, rasanya aliran darah mengalir kencang di kontolku, dan aku yakin kontolku sangat tegang sekali dan begitu membesar di dalam vagina Ayu, sepertimya aku juga akan mengeluarkan air kejantananku. Kubuka sedikit jepitan kaki Ayu dipantatku, sambil kubuka lebar-lebar paha Ayu, kulihat ada cairan kental berwarna kemerah-merahan dari vagina Ayu, kontolku rasanya licin sekali dialiri cairan itu, dan akhirnya dengan cepat aku kayuh kontolku keluar masuk dari vagina Ayu, nikmat sekali rasanya. Ada mungkin delapan sampai sembilan kayuhan kontolku di vagina Ayu, tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang akan meledak dari dalam kontolku dan akhirnya …. Crooot …croooot ….crooot …crooot. Kontolku yang sudah kucabut dari dalam vagina Ayu, kudaratkan di atas perut mulusnya dan semburan air kejantananku muncrat sampai ke rambut, pipi, sebagian mulutnya, payudara dan diatas perut Ayu, kuurut-urut batang kontolku dan tetesan air maniku berjatuhan di atas jembut halus kekasihku.

    Aku merebahkan diri disamping tubuh mulus Ayu, kupeluk dia sambil kubelai rambutnya, Ayu terpejam, diam dan tiba-tiba dari ujung kedua belah matanya yang terpejam menetes air mata. Kuseka air matanya dan kupeluk dia erat-erat, dan dia memelukku juga, ” Mas, hari ini aku sudah persembahkan kesucianku untukmu, sesuatu yang berharga yang kumiliki telah kuberikan padamu, aku nggak mau kehilangan dirimu dan tak akan kulupakan seumur hidupku peristiwa indah hari ini … Aku sangat mencintaimu mas”. Ayu bangun dari rebahannya, mengambil saputangan dan membersihkan bercak dari sela-sela vaginya yang telah bercampur dengan cairan kenikmatannya, saputangan biru itu berbercak merah, memenuhi hampir setengah lembar saputangan biru itu. “Saputangan ini akan kusimpan selamanya, sebagai tanda buat cinta kita, mas” Aku terdiam, kemudian kubelai rambut indahnya, kukecup keningnya dan kukatakan, aku telah kau berikan sesuatu yang berharga darimu, keperawananmu membuktikan cinta sucimu, aku juga sangat mencintaimu, kuambil keperawananmu dengan keperjakaanku, dan tak kan kulupakan hari ini selama hidupku”.

    Dalam keadaan sama-sama bugil, kupeluk tubuh Ayu, kehangatan tubuhnya mengalir ke setiap pori-pori dan diapun meraskan hal yang sama, ” tahun depan aku sudah lulus, selanjutnya aku akan melamarmu dan kita akan menikmati cinta kita selamanya, aku mencintaimu Dea”. ” Mas, aku bangga memilikimu, lelaki sepertimu yang memang aku idamkan selama ini”. Keringat yang mengalir di badanku diseka Ayu dengan handuk dan dia membersihkan kontolku dengan handuk basah, akupun jadi terangsang lagi, ” Ih, si Adik kok bangun lagi, kamu benar-benar perkasa mas”,

    aku tersenyum, sebenarnya aku masih ingin melakukan sekali lagi tapi jam sudah menunjukkan jam 11.30, aku takut kalau tibatiba mamanya pulang. Kugandeng tangan Ayu dan membawanya ke kamar mandi dan dibawah guyuran shower kamar mandinya kita mandi bersama, saling menyabuni dan bercanda bersama, Kontolku menjadi tegang saat mandi dan Ayu sempat memasturbasi kontolku yang sudah tegang dengan busa sabun, tangannya yang halus sangat lincah mengocok batang kontolku, sekitar lima menitan air maniku sempat keluar lagi dan muncrat sampai ke atas seperti air mancur, Ayu tertawa puas, menciumiku dan melanjutkan mandi sampai selesai.

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Tante Montok Yang Mengajariku Cara Sex

    Tante Montok Yang Mengajariku Cara Sex


    1585 views

    Duniabola99.org – Umurku sekarang sudah 30 tahun. Sampai sekarang aku masih hidup membujang, meskipun sebenarnya aku sudah sangat siap kalau mau menikah. Meskipun aku belum tergolong orang yang berpenghasilan wah, namun aku tergolong orang yang sudah cukup mapan, punya posisi menengah di tempat kerjaku sekarang. Aku sampai sekarang masih malas untuk menikah, dan memilih menikmati hidup sebagai petualang, dari satu wanita ke wanita yang lain. Kisahku sebagai petualang ini, dimulai dari sebuah kejadian kira-kira 12 tahun yang lalu.

    Waktu itu aku masih kelas 3 SMU. Hari itu aku ada janji dengan Agus, sahabatku di sekolah. Rencananya dia mau mengajakku jalan-jalan ke Mall sekedar menghilangkan kepenatan setelah seminggu penuh digojlok latihan sepak bola habis-habisan. Sejam lebih aku menunggu di warung depan gang rumah pamanku (aku tinggal numpang di rumah paman, karena aku sekolah di kota yang jauh dari tempat tinggal orangtuaku yang di desa). Jalan ke Mall  dari rumah Agus melewati tempat tinggal pamanku itu, jadi janjinya aku disuruh menunggu di warung pinggir jalan seperti biasa. Aku mulai gelisah, karena biasanya Agus selalu tepat janji. Akhirnya aku menuju ke telepon umum yang ada di dekat situ, pengin nelpon ke rumah Agus, memastikan dia sudah berangkat atau belum (waktu itu HP belum musim bro, paling juga pager yang sudah ada, tapi itupun kami tidak punya).

    “Sialan.. telkom ini, barang rongsokan di pasang di sini!,” gerutuku karena telpon koin yang kumasukkan keluar terus dan keluar terus. Setelah uring-uringan sebentar, akhirnya kuputuskan untuk ke rumah Agus. Keputusan ini sebenarnya agak konyol, karena itu berarti aku berbalik arah dan menjauh dari Mall  tujuan kami, belum lagi kemungkinan bersimpang jalan dengan Agus. Tapi, kegelisahanku mengalahkan pertimbangan itu. Akhirnya, setelah titip pesan pada penjual di warung kalau-kalau Agus datang, aku langsung menyetop angkot dan menuju ke rumah Agus.

    Sesampai di rumah Agus, kulihat suasananya sepi. Padahal sore-sore begitu biasanya anggota keluarga Agus (Papa, Mama dan adik-adik Agus, serta kadang pembantunya) pada ngobrol di teras rumah atau main badminton di gang depan rumah. Setelah celingak-celinguk beberapa saat, kulihat pembantu di rumah Agus keluar dari pintu samping.

    “Bi.. Bibi.. kok sepi.. pada kemana yah?” tanyaku. Aku terbilang sering main ke rumah Agus, begitu juga sebaliknya Agus sering main ke rumah pamanku, tempatku tinggal. Jadi aku sudah kenal baik dengan semua penghuni rumah Agus, termasuk pembantu dan sopir papanya.
    “Eh, mas Didik.. pada pergi mas, pada ikut ndoro kakung (juragan laki-laki). Yang ada di rumah cuman ndoro putri (juragan wanita),” jawabnya dengan ramah.
    “Oh.. jadi Agus ikut pergi juga ya Bi. Ya sudah kalau begitu, lain waktu saja saya ke sini lagi,” jawabku sambil mau pergi.

    “Lho, nggak mampir dulu mas Didik. Mbok ya minum-minum dulu, biar capeknya hilang.”
    “Makasih Bi, sudah sore ini,” jawabku.
    Baru aku mau beranjak pulang, pintu depan tiba-tiba terbuka. Ternyata Tante Ani, mama Agus yang membuka pintu.
    “Bibi ini gimana sih, ada tamu kok nggak disuruh masuk?”, katanya sambil sedikit mendelik pada si pembantu.
    “Udah ndoro, sudah saya suruh duduk dulu, tapi mas Didik nggak mau,” jawabnya.
    “Eh, nak Didik. Kenapa di luaran aja. Ayo masuk dulu,” kata Tante Ani lagi.
    “Makasih tante. Lain waktu aja saya main lagi tante,” jawabku.
    “Ah, kamu ini kayak sama orang lain saja. Ayo masuk sebentar lah, udah datang jauh-jauh kok ya balik lagi. Ayo masuk, biar dibikin minum sama bibi dulu,” kata Tante Ani lagi sambil melambai ke arahku.

    Aku tidak bisa lagi menolak, takut membuat Tante Ani tersinggung. Kemudian aku melangkah masuk dan duduk di teras, sementara Tante Ani masih berdiri di depan pintu.

    “Nak Didik, duduk di dalem saja. Tante lagi kurang enak badan, tante nanti nggak bisa nemenin kamu kalau duduk di luar.”
    “Ya tante,” jawabku sambil masuk ke rumah dengan perasaan setengah sungkan.
    “Agus ikut Om pergi kemana sih tante?” tanyaku basa-basi setelah duduk di sofa di ruang tamu.
    “Pada ke *kota X*, ke rumah kakek. Mendadak sih tadi pagi. Soalnya om-mu itu kan jarang sekali libur. Sekali boleh cuti, langsung mau nengok kakek.”
    “Ehm.. tante nggak ikut?”
    “Besuk pagi rencananya tante nyusul. Soalnya hari ini tadi tante nggak bisa ninggalin kantor, masih ada yang mesti diselesaiin,” jawab Tante Ani. “Emangnya Agus nggak ngasih tahu kamu kalau dia pergi?”
    “Nggak tante,” jawabku sambil sedikit terheran-heran. Tidak biasanya Tante Ani menyebutku dengan “kamu”. Biasanya dia menyebutku dengan “nak Didik”.
    “Kok bengong!” Tanya Tante Ani membuatku kaget.
    “Eh.. anu.. eh..,” aku tergugup-gugup.
    “Ona-anu, ona-anu. Emang anunya siapa?” Tante Ani meledek kegugupanku yang membuatku makin jengah. Untung Bibi segera datang membawa secangkir teh hangat, sehingga rasa jengahku tidak berkepanjangan.

    “Mas Didik, silakan tehnya dicicipin, keburu dingin nggak enak,” kata bibi sambil menghidangkan teh di depanku.
    “Makasih Bi,” jawabku pelan.
    “Itu tehnya diminum ya, tante mau mandi dulu.. bau,” kata Tante Ani sambil tersenyum. Setelah itu Tante Ani dan pembantunya masuk ke ruang tengah. Sementara aku mulai membaca-baca koran yang ada di meja untuk.

    Hampir setengah jam aku sendirian membaca koran di ruang tamu, sampai akhirnya Tante Ani nampak keluar dari ruang tengah. Dia memakai T-shirt warna putih dipadu dengan celana ketat di bawah lutut. Harus kuakui, meskipun umurnya sudah 40-an namun badannya masih bagus. Kulitnya putih bersih, dan wajahnya meskipun sudah mulai ada kerut di sana-sini, tapi masih jelas menampakkan sisa-sisa kecantikannya.

    “Eh, ngapain kamu ngliatin tante kayak gitu. Heran ya liat nenek-nenek.”
    “Mati aku!” kataku dalam hati. Ternyata Tante Ani tahu sedang aku perhatikan. Aku hanya bisa menunduk malu, mungkin wajahku saat itu sudah seperti udang rebus.
    “Heh, malah bengong lagi,” katanya lagi. Kali ini aku sempat melihat Tante Ani tersenyum yang membuatku sedikit lega tahu kalau dia tidak marah.
    “Maaf tante, nggak sengaja,” jawabku sekenanya.
    “Mana ada nggak sengaja. Kalau sebentar itu nggak sengaja, lha ini lama gitu ngeliatnya,” kata Tante Ani lagi. Meskipun masih merasa malu, namun aku agak tenang karena kata-kata Tante Ani sama sekali tidak menunjukkan sedang marah.
    “Kata Agus, kamu mau pertandingan sepakbola di sekolah ya?” Tanya Tante Ani.
    “Eh, iya tante. Pertandingan antar SMU se-kota. Tapi masih dua minggu lagi kok tante, sekarang-sekarang ini baru tahap penggojlokan,” Aku sudah mulai tenang kembali.
    “Pelajaran kamu terganggu nggak?”

    “Ya sebenarnya lumayan menggangu tante, habisnya latihannya belakangan ini berat banget, soalnya sekolah sengaja mendatangkan pelatih sepakbola beneran. Tapi, sekolah juga ngasih dispensasi kok tante. Jadi kalau capeknya nggak ketulungan, kami dikasih kesempatan untuk nggak ikut pelajaran. Kalau nggak begitu, nggak tahu lah tante. Soalnya kalau badan udah pegel-pegel, ikut pelajaranpun nggak konsen.”

    “Kalau pegel-pegel kan tinggal dipijit saja,” kata Tante Ani.
    “Masalahnya siapa yang mau mijit tante?”
    “Tante mau kok,” jawab Tante Ani tiba-tiba.
    “Ah, tante ini becanda aja,” kataku.
    “Eh, ini beneran. Tante mau mijitin kalau memang kamu pegel-pegel. Kalau nggak percaya, sini tante pijit,” katanya lagi.
    “Enggak ah tante. Ya, saya nggak berani tante. Nggak sopan,” jawabku sambil menunduk setelah melihat Tante Ani nampak sungguh-sungguh dengan kata-katanya.
    “Lho, kan tante sendiri yang nawarin, jadi nggak ada lagi kata nggak sopan. Ayo sini tante pijit,” katanya sambil memberi isyarat agar aku duduk di sofa di sebelahnya. Penyakit gugupku kambuh lagi. Aku hanya diam menunduk sambil mempermainkan jari-jariku.

    “Ya udah, kalau kamu sungkan biar tante ke situ,” katanya sambil berjalan ke arahku. Sebentar kemudian sambil berdiri di samping sofa, Tante Ani memijat kedua belah pundakku. Aku hanya terdiam, tidak tahu persis seperti apa perasaanku saat itu.

    Setelah beberapa menit, Tante Ani menghentikan pijitannya. Kemudian dia masuk ke ruang tengah sambil memberi isyarat padaku agar menunggu. Aku tidak tahu persis apa yang dilakukan Tante Ani setelah itu. Yang aku tahu, aku sempat melihat bibi pembantu keluar rumah melalui pintu samping, yang tidak lama kemudian disusul Tante Ani yang keluar lagi dari ruang tengah.

    “Bibi tante suruh beli kue. Kue di rumah sudah habis,” katanya seolah menjawab pertanyaan yang tidak sempat kuucapkan. “Ayo sini tante lanjutin mijitnya. Pindah ke sini aja biar lebih enak,” kali itu aku hanya menurut saja pindah ke sofa panjang seperti yang disuruh Tante Ani. Kemudian aku disuruh duduk menyamping dan Tante Ani duduk di belakangku sambil mulai memijit lagi.

    “Gimana, enak nggak dipijit tante?” Tanya Tante Ani sambil tangannya terus memijitku. Aku hanya mengangguk pelan.

    “Biar lebih enak, kaosnya dibuka aja,” kata Tante Ani kemudian. Aku diam saja. Bagaimana mungkin aku berani membuka kaosku, apalagi perasaanku saat itu sudah tidak karuan.

    “Ya sudah. Kalau gitu, biar tante bantu bukain,” katanya sambil menaikkan bagian bawah kaosku. Seperti kena sihir aku menurut saja dan mengangkat kedua tanganku saat Tante Ani membuka kaosku.

    Setelah itu Tante Ani kembali memijitku. Sekarang tidak lagi hanya pundakku, tapi mulai memijit punggung dan kadang pinggangku. Perasaanku kembali tidak karuan, bukan hanya pijitannya kini, tapi sepasang benda empuk sering menyentuh bahkan kadang menekan punggungku. Meski seumur-umur aku belum pernah menyentuh payudara, tapi aku bisa tahu bahwa benda empuk yang menekan punggungku itu adalah sepasang payudara Tante Ani.

    Beberapa lama aku berada dalam situasi antara merasa nyaman, malu dan gugup sekaligus, sampai akhirnya aku merasakan ada benda halus menelusup bagian depan celanaku. Aku terbelalak begitu mengetahui yang menelusup itu adalah tangan Tante Ani.

    “Tante.. ” kataku lirih tanpa aku sendiri tahu maksud kataku itu. Tante Ani seperti tidak mempedulikanku, dia malah sudah bergeser ke sampingku dan mulai membuka kancing serta retsluiting celanaku. Sementara itu aku hanya terdiam tanpa tahu harus berbuat apa. Sampai akhirnya aku mulai bisa melihat dan merasakan Tante Ani mengelus penisku dari luar CD-ku.

    Aku merasakan sensasi yang luar biasa. Sesuatu yang baru pertama kali itu aku rasakan. Belum lagi aku sadar sepenuhnya apa yang terjadi, aku mendapati penisku sudah menyembul keluar dan Tante Ani sudah menggenggamnya sambil sesekali membelai-belainya. Setelah itu aku lebih sering memejamkan mata sambil sekali-kali melirik ke arah penisku yang sudah jadi mainan Tante Ani.

    Tak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan yang jauh lebih mencengangkan. Kepala penisku seperti masuk ke satu lubang yang hangat. Ketika aku melirik lagi, kudapati kepala penisku sudah masuk ke mulut Tante Ani, sementara tangannya naik turun mengocok batang penisku. Aku hanya bisa terpejam sambil mendesis-desis keenakan. Beberapa menit kemudian aku merasakan seluruh tubuhku mulai mengejang. Aku merasakan Tante Ani melepaskan penisku dari mulutnya, tapi mempercepat kocokan pada batang penisku.

    “Sssshhhh.. creettt… creett… ” Sambil mendesis menikmati sensasi rasa yang luar biasa aku merasakan cairan hangat menyemprot sampai ke dadaku, cairan air mani ku sendiri.

    “Ah, dasar anak muda, baru segitu aja udah keluar,” Tante Ani berbisik di dekat telingaku. Aku hanya menatap kosong ke wajah Tante Ani, yang aku tahu tangannya tidak berhenti mengelus-elus penisku. “Tapi ini juga kelebihan anak muda. Udah keluarpun, masih kenceng begini,” bisik Tante Ani lagi.

    Setelah itu aku lihat Tante Ani melepas T-Shirtnya, kemudian berturut-turut, BH, celana dan CD-nya. Aku terus terbelalak melihat pemandangan seperti itu. Dan Tante Ani seperti tidak peduli kemudian meluruskan posisi ku, kemudian dia mengangkang duduk di atasku. Selanjutnya aku merasakan penisku digenggam lagi, kali ini di arahkan ke selangkangan Tante Ani.

    “Sleppp…. Aaaaahhhhh… ” suara penisku menembus vagina Tante Ani diiringi desahan panjangnya. Kemudian Tante Ani bergerak turun naik dengan cepat sambil mendesah-desah. Mulutnya terkadang menciumi dada, leher dan bibirku.

    Ada beberapa menit Tante Ani bergerak naik turun, sampai akhirnya dia mempercepat gerakannya dan mulai menjerit-jerit kecil dengan liarnya. Akupun kembali merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tak lama kemudian…

    “Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh…….. ,” Tante Ani melenguh panjang, bersamaan dengan teriakanku yang kembali merasakan puncak yang kedua kali. Setelah itu Tante Ani terkulai, merebahkan kepalanya di dadaku sambil memeluk pundakku.
    “Terima kasih Dik…,” bisiknya lirih diteruskan kecupan ke bibirku.

    Sejak kejadian itu, aku mengalami syok. Rasa takut dan bersalah mulai menghantui aku. Sulit membayangkan seandainya Agus mengetahui kejadian itu. Perubahan besar mulai terjadi pada diriku, aku mulai sering menyendiri dan melamun.

    Namun selain rasa takut dan bersalah, ada perasaan lain yang menghinggapi aku. Aku sering terbayang-bayang Tante Ani dia telanjang bulat di depanku, terutama waktu malam hari, sehingga aku tiap malam susah tidur. Selain seperti ada dorongan keinginan untuk mengulangi lagi apa yang telah Tante Ani lakukan padaku.

    Perubahan pada diriku ternyata dirasakan juga oleh paman dan bibiku dan juga teman-temanku, termasuk Agus. Tentu saja aku tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya. Situasi seperti itu berlangsung sampai seminggu lebih yang membuat kesehatanku mulai drop akibat tiap malam susah tidur, dan paginya tetap kupaksakan masuk sekolah. Akibat dari itu pula, akhirnya aku memilih mundur dari tim sepakbola sekolahku, karena kondisiku tidak memungkinkan lagi untuk mengikuti latihan-latihan berat.

    Kira-kira seminggu setelah kejadian itu, aku berjalan sendirian di trotoar sepulang sekolah. Aku menuju halte yang jaraknya sekitar 300 meter dari sekolahku. Sebenarnya persis di depan sekolahku juga ada halte untuk bus kota, namun aku memilih halte yang lebih sepi agar tidak perlu menunggu bus bareng teman-teman sekolahku.

    Saat asyik berjalan sambil menunduk, aku dikejutkan mobil yang tiba-tiba merapat dan berhenti agak di depanku. Lebih terkejut lagi saat tahu itu mobil itu mobil papanya Agus. Setelah memperhatikan isi dalam mobil, jantungku berdesir. Tante Ani yang mengendari mobil itu, dan sendirian.

    “Dik, cepetan masuk, ntar keburu ketahuan yang lain,” panggil Tante Ani sambil membuka pintu depan sebelah kiri. Sementara aku hanya berdiri tanpa bereaksi apa-apa.
    “Cepetan sini!” kali ini suara Tante Ani lebih keras dan wajahnya menyiratkan kecemasan.
    “I.. Iya.. tante,” akhirnya aku menuruti panggilan Tante Ani, dan bergegas masuk mobil.
    “Nah, gitu. Keburu ketahuan temen-temenmu, repot.” kata Tante Ani sambil langsung menjalankan mobilnya.

    Di dalam mobil aku hanya diam saja, meskipun aku bisa sedikit melihat Tante Ani beberapa kali menengok padaku.
    “Tumben kamu nggak bareng Agus,” Tanya Tante Ani tiba-tiba.
    “Enn.. Enggak tante. Saya lagi pengin sendirian saja. Tante nggak sekalian jemput Agus?” aku sudah mulai menguasai diriku.
    “Kan, emang Agus nggak pernah dijemput,” jawab Tante Ani.
    “Eh, iya ya,” jawabku seperti orang bloon.

    Setelah itu kami lebih banyak diam. Tante Ani mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Setelah sampai di sebuah komplek pertokoan Tante Ani melambatkan mobilnya sambil melihat-lihat mungkin mencari tempat parkir yang kosong. Setelah memarkirkan mobilnya, yang sepertinya mencari tempat yang agak jauh dari pusat pertokoan, Tante Ani mengajak aku turun.

    Setelah turun, Tante Ani langsung menyetop taksi yang kebetulan sedang melintas. Terlihat dia bercakap-cakap dengan sopir taksi sebentar, kemudian langsung memanggilku supaya ikut naik taksi. Setelah masuk taksi, Tante Ani memberi isyarat padaku yang terbengong-bengong supaya diam, kemudian dia menyandarkan kepalanya pada jok taksi dan memejamkan matanya, entah kecapaian atau apa. Kira-kira 20 menit kemudian taksi memasuki pelataran sebuah hotel di pinggiran kota.

    “Dik, kamu masuk duluan, kamu langsung aja. Ada kamar nganggur yang habis dipakai tamu kantor tante. Nanti tante nyusul,” kata Tante Ani memberikan kunci kamar hotel sambil setengah mendorongku agar keluar.

    Kemudian aku masuk ke hotel, aku memilih langsung mencari petunjuk yang ada di hotel itu daripada tanya ke resepsionis. Dan memang tidak sulit untuk mencari kamar dengan nomor seperti yang tertera di kunci. Singkat cerita aku sudah masuk ke kamar, namun hanya duduk-duduk saja di situ.

    Kira-kira 15 menit kemudian terdengar ketukan di pintu kamar, ternyata Tante Ani. Dia langsung masuk dan duduk di pinggir ranjang.

    “Agus bilang kamu keluar dari tim sepakbola ya?!” tanyanya tanpa ba-bi-bu dengan nada agak tinggi.
    “I.. iya tante,” jawabku pelan.
    “Kamu juga nggak pernah lagi kumpul sama temen-temen kamu, nggak pernah main lagi sama Agus,” Tante Ani menyemprotku yang hanya bisa diam tertunduk.
    “Kamu tahu, itu bahaya. Orang-orang dan keluargaku bisa tahu apa yang sudah terjadi.. ,” kata-kata Tante Ani terputus dan terdengar mulai sedikit sesenggukan.
    “Tapi.. saya nggak pernah ngasih tahu siapa-siapa,” kataku.
    “Memang kamu belum ngasih tahu, tapi kalau ditanyain terus-terusan bisa-bisa kamu cerita juga,” katanya lagi sambil sesenggukan. “Apa yang terjadi dengan keluarga tante jika semuanya tahu!”
    “Tante memang salah, tante yang membuat kamu jadi begitu,” kata Tante Ani, kali ini agak lirih sambil menahan tangisnya. “Tapi kalau kamu merasakan seperti yang tante rasakan..” terputus lagi.
    “Merasakan apa tante?”

    Akhirnya Tante Ani cerita panjang lebar tentang rumah tangganya. Tentang suaminya yang sibuk mengejar karir, sehingga hampir tiap hari pulang malam, dan jarang libur. Tentang kehidupan seksualnya sebagai akibat dari kesibukan suaminya, serta beratnya menahan hasrat biologisnya akibat dari semua itu.

    “Kalau kamu mau marah, marahlah. Entah kenapa, tante nggak sanggup lagi menahan dorongan birahi waktu kamu ke rumah minggu kemarin. Terserah kamu mau menganggap tante kayak apa, yang penting kamu sudah tahu masalah tante. Sekarang kalau mau pulang, pulanglah, tante yang ngongkosin taksinya,” kata Tante Ani lirih sambil membuka tasnya, mungkin mau mengeluarkan dompet.

    “Nggak.. nggak usah tante.. ” aku mencegah. “Saya belum mau pulang, saya nggak mau membiarkan tante dalam kesedihan.” Entah pengaruh apa yang bisa membuatku seketika bisa bersikap gagah seperti itu. Aku hampiri Tante Ani, aku elus-elus kepalanya. Hilang sudah perasaan sungkanku padanya. Tante Ani kemudian memeluk pinggangku dan membenamkan kepalanya dalam pelukanku.
    Setelah beberapa lama, aku duduk di samping Tante Ani. Kuusap-usap dan sibakkan rambutnya. Kusap pipinya dari airmata yang masih mengalir. Pelahan kucium keningnya. Kemudian, entah siapa yang mulai tiba-tiba bibir kami sudah saling bertemu. Ternyata, kalau tidak sedang merasa sungkan atau takut, aku cukup lancar juga mengikuti naluri kelelakianku.

    Cukup lama kami berciuman bibir, dan makin lama makin liar. Aku mulai mengusap punggung Tante Ani yang masih memakai baju lengkap, dan kadang turun untuk meremas pantatnya. Tante Ani pun melakukan hal yang sama padaku.

    Tante Ani sepertinya kurang puas bercumbu dengan pakaian lengkap. Tangannya mulai membuka kancing baju seragam SMU-ku, kemudian dilepasnya berikut kaos dalam ku. Kemudian dia melepaskan pelukanku dan berdiri. Pelan-pelan dia membuka pakain luarnya, sampai hanya memakai CD dan BH. Meskipun aku sudah melihat Tante Ani telanjang, tapi pemandangan yang sekarang ada di depanku jauh membuat nafsuku bergejolak, meskipun masih tertutup CD dan BH. Aku langsung berdiri, kupeluk dan kudorong ke arah dinding, sampai kepala Tante Ani membentur dinding, meski tidak begitu keras.

    “Ah, pelan-pelan doonnng,” kata Tante Ani manja diiringi desahannya desahannya.
    Aku semakin liar saja. Kupagut lagi bibir Tante Ani, sambil tanganku meremas-remas buah dadanya yang masih memakai BH. Tante Ani tidak mau kalah, bahkan tangannya sudah mulai melepaskan melorotkan celana luar dan dalamku. Kemudian, diteruskannya dengan menginjaknya agar bisa melorot sempurna. Aku bantu upaya Tante Ani itu dengan mengangkat kakiku bergantian, sehingga akhirnya aku sudah telanjang bulat.

    Setelah itu Tante Ani membantuku membuka pengait BH-nya yang ada di belakang. Rupanya dia tahu aku kesulitan untuk membuka BH-nya. Sekarang aku leluasa meremas-remas kedua buah dada Tante Ani yang cukup besar itu, sedang Tante Ani mulai mengelus dan kadang mengocok penisku yang sudah sangat tegang.

    Kemudian tante setengah menjambak Tante Ani mendorong kepalaku di arahkan ke buah dadanya yang sebelah kiri. Kini puting susu itu sudah ada di dalam mulutku, kuisap-isap dan jilati mengikuti naluriku.

    “Aaaaahh….. oooouhghhh… ” desahan Tante Ani makin keras sambil tangannya tak berhenti mempermainkan penisku.

    Beberapa kali aku isap puting susu Tante Ani bergantian, mengikuti sebelah mana yang dia maui. Setelah puas buah dadanya aku mainkan, Tante Ani mendorong tubuhku pelan ke belakang. Kemudian dia berputar, berjalan mundur sambil menarikku ke arah ranjang. Sampai di pinggir ranjang, Tante Ani sengaja menjatuhkan dirinya sehingga sekarang dia telentang dengan aku menindih di atasnya, sementara kakinya dan kakiku masih menginjak lantai. Setelah itu, dia berusaha melorotkan CD-nya, yang kemudian aku bantu sehinggap Tante Ani kini untuk kedua kalinya telanjang bulat di depanku.

    Usai melepas CD-nya aku masih berdiri memelototi pemandangan di depanku. Tante Ani yang telentang dengan nafas memburu dan mata agak saya menatapku. Gundukan di selangkangannya yang ditumbuhi bulu tidak begitu lebat nampak benar menantang, seperti menyembul didukung oleh kakinya yang masih menjuntai ke lantai. Bibir vaginanya nampak mengkilap terkena cairan dari dalamnya. (Waktu itu aku belum bisa menilai dan membanding-bandingkan buah dada, mana yang kencang, bagus dan sebagainya. Paling hanya besar-kecilnya saja yang bisa aku perhatikan).

    “Sini sayaangg.. ,” panggil Tante Ani yang melihat aku berdiri memandangi tiap jengkal tubuhnya. Aku menghampirinya, menindih dan mencoba memasukkan penisku ke lubang vaginanya. Tapi, Tante Ani menahanku. Nampak dia menggeleng sambil memandangku. Kemudian tiba-tiba kepalaku didorong kebawah. Terus didorong cukup kuat sampai mulutku persis berada di depan lubang vaginanya. Setelah itu Tante Ani berusaha agar mulutku menempel ke vaginanya. Awalnya aku ikuti, tapi setelah mencium bau yang aneh dan sangat asing bagiku, aku agak melawan.

    Mengetahui aku tidak mau mengikuti kemauannya, dia bangun. Ditariknya kedua tanganku agar aku naik ke ranjang, ditelentangkannya tubuhku. Sempat aku melihat bibirnya tersenyum, sebelum di mengangkang tepat di atas mulutku.

    “Bleepp… ” aku agak gelagapan saat vagina Tante Ani ditempel dan ditekankan di mulutku. Tante Ani memberi isyarat agar aku tidak melawan, kemudian pelan-pelan vaginanya digesek-gesekkan ke mulutku, sambil mulutnya mendesis-desis tidak karuan. Aku yang awalnya rada-rada jijik dengan cairan dari vagina Tante Ani, sudah mulai familiar dan bisa menikmatinya. Bahkan, secara naluriah, kemudian ku keluarkan lidahku sehingga masuk ke lubang vagina Tante Ani.

    “Oooohhh… sssshhh… pinter kamu sayang… oh… ” gerakan Tante Ani makin cepat sambil meracau. Tiba-tiba, dia memutar badannya. Kagetku hanya sejenak, berganti kenikmatan yang luar biasa setelah penisku masuk ke mulut Tante Ani. Aku merasakan kepala penisku dikulum dan dijilatinya, sambil tangannya mengocok batang penisku. Sementara itu, vaginanya masih menempel dimulutku, meskipun gesekannya sudah mulai berkurang. Sambil menikmati aku mengelus kedua pantat Tante Ani yang persis berada di depan mataku.

    Setelah puas dengan permainan seperti itu, Tante Ani mulai berputar dan bergeser. Masih mengangkang, tapi tidak lagi di atas mulutku, kali ini tepat di atas ujung penisku yang tegak.

    “Sleep.. blesss… ooooooooooooohhhhhh,” penisku menancap sempurna di dalam vagina Tante Ani diikuti desahan panjangnya, yang malah lebih mirip dengan lolongan.

    Tante Ani bergerak naik turun sambil mulutnya meracau tidak karuan. Tidak seperti yang pertama waktu di rumah Tante Ani, kali ini aku tidak pasif. Aku meremas kedua buah dada Tante Ani yang semakin menambah tidak karuan racauannya. Rupanya, aksi Tante Ani itu tidak lama, karena kulihat tubuhnya mulai mengejang. Setengah menyentak dia luruskan kakinya dan menjatuhkan badannya ke badanku.

    “Ooooooooohhh…. Aaaaaaaaahhh….. ” Tante Ani ambruk, terkulai lemas setelah mencapai puncak.
    Beberapa saat dia menikmati kepuasannya sambil terkulai di atasku, sampai kemudian dia berguling ke samping tanpa melepas vaginanya dari penisku, dan menarik tubuhku agar gantian menindihnya.

    Sekaraang gantian aku mendorong keluar-masuk penisku dari posisi atas. Tante Ani terus membelai rambut dan wajahku, tanpa berhenti tersenyum. Beberapa waktu kemudian aku mempercepat sodokanku, karena terasa ada bendungan yang mau pecah.

    “Tanteeeeee……. Oooooohhh……. ” gantian aku yang melenguk panjang sambil membenamkan penisku dalam-dalam. Tante Ani menarik tubuhku menempel ketat ke dadanya, saat aku mencapai puncak.

    Setelah sama-sama mencapai puncak kenikmatan, aku dan Tante Ani terus ngobrol sambil tetap berpelukan yang diselingi dengan ciuman. Waktu ngobrol itu pula Tante Ani banyak memberi tahu tentang seks, terutama bagian-bagian sensitif wanita serta bagaimana meng-eksplor bagian-bagian sensitif itu.

    Setelah jam 4 sore, Tante Ani mengajak pulang. Aku sebenarnya belum mau pulang, aku mau bersetubuh sekali lagi. Tapi Tante Ani berkeras menolak.
    “Tante janji, kamu masih terus bisa menikmati tubuh tante ini. Tapi ingat, kamu harus kembali bersikap seperti biasa, terutama pada Agus. Dan kamu harus kembali ke tim sepakbola. Janji?”
    “He-em,” aku menganggukkan kepala.
    “Ingat, kalau kamu tepat janji, tante juga tepat janji. Tapi kalau kamu ingkar janji, lupakan semuanya. Oke?” Aku sekali mengangguk.

    Sebelum aku dan Tante Ani memakai pakaian masing-masing, aku sempatkan mencium bibir Tante Ani dan tak lupa bibir bawahnya. Setelah selesai berpakaian, Tante Ani memberiku ongkos taksi dan menyuruhku pulang duluan.

    Sejak itu perasaanku mulai ringan kembali, dan aku sudah normal kembali. Aku juga bergabung kembali ke tim sepakbola sekolahku, yang untungnya masih diterima. Dari sepakbola itulah yang kemudian memuluskan langkahku mencari kerja kelak. Dan Tante Ani menepati janjinya. Dia benar-benar telah menjadi pasangan kencanku, dan guru sex-ku sekaligus. Paling sedikit seminggu sekali kami melakukannya berpindah-pindah tempat, dari hotel satu ke hotel yang lain, bahkan kadang-kadang keluar kota. Tentu saja kami melakukannya memakai strategi yang matang dan hati-hati, agar tidak diketahui orang lain, terutama keluarga Tante Ani.

    Sejak itu pula aku mengalami perubahan yang cukup drastis, terutama dalam pergaulanku dengan teman-teman cewek. Aku yang awalnya dikenal pemalu dan jarang bergaul dengan teman cewek, mulai dikenal sebagai play boy. Sampai lulus SMU, beberapa cewek baik dari sekolahku maupun dari sekolah lain sempat aku pacari, dan beberapa di antaranya berhasil kuajak ke tempat tidur. (Lain waktu, kalau sempat saya ceritakan petualangan saya tersebut).

    Begitulah kisah awalku dengan Tante Ani, yang akhirnya merubah secara drastis perjalanan hidupku ke depannya. Sampai saat ini, aku masih berhubungan dengan Tante Ani, meskipun paling-paling sebulan atau dua bulan sekali. Meskipun dari segi daya tarik seksual Tante Ani sudah jauh menurun, namun aku tidak mau melupakannya begitu saja. Apalagi, Tante Ani tidak pernah berhubungan dengan pria lain, karena dianggapnya resikonya terlalu besar.

    Begitulah, Tante Ani yang terjepit antara hasrat seksual menggebu yang tak terpenuhi dengan status sosial yang harus selalu dijaga.

  • Pengalaman Seks Nikmat Dengan Dokter Muda

    Pengalaman Seks Nikmat Dengan Dokter Muda


    1527 views

    Duniabola99.org – Cerita dan Kisah ini sebenernya tidak sengaja terjadi ketika aku sedang ingin mengunjungi dokter muda karena sakit, penasaran kah ? mari kita lanjutt…

    kali ini menceritakan kisah Sex dari seorang Dokter umum yg ditugaskan kesebuah Desa terpencil. Di desa itu mayoritas penduduknya tidak mengenal pendidikan. Pada suatu ketika Dokter Rio menangani 2 Pasien yg kebetulan Ibu dan anak.

    Karena mereka terbilang lumayan cantik dan bersih, maka Dokter Rio-pun membodohi mereka dgn alasan ( harus di setubuhi agar bisa sembuh ). Singkat cerita mereka-pun menuruti perkataan Dokter Rio itu dan terjadilah sex threesome. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

    Ini adalah cerita sex yg terjadi di pada suatu Desa, Di kabupaten “ A ”, desa tersebut adalah sebuah desa kecil yg agak terpencil. Akses jalanannya tidak seperti di kota yg sudah ber-aspal semuanya, di sana masih tanah Intant dan batu. Orang-orangnya sederhana dan lugu. Kalau pagi mereka selalu saling menyapa dan murah senyum. Rasa gotong royong pun masih kental disina.
    Mereka bermatapencaharian sebagai petani. Disana ada sawah dan ladang. Kebun buah-buah-pun ada banyak disina. kalau mau makan tinggal petik. Disana tidak ada sekolah, orang tidak bisa mendapatkan pendiidikan. Jadi kalau ada orang pintar disini, mereka puja seperti dewa. Dokter Rio adalah seorang dokter umum yg dikirim kesana untuk melayani masyarakat disana.

    Apa yg dikatakan olehnya pasti didengarkan dan dituruti, misalnya saja seorang dokter. Jangan dokter, lulusan SD saja mereka posisikan di atas mereka. Suatu hari di ruang praktek Dokter Rio yg sederhana ada seorang pasien separuh baya sedang berkonsultasi dgnnya mengenai kondisi organ hatinya. Cahaya pagi yg Menembus jendela kayu menunjukkan kekhawatiran di raut wajahnya.
    Wanita itu tak henti-hentinya mengerinyit setiap kali ia menceritakan keadaan anak perempuannya. Pundak anaknya dipegangi seperti seorang Ibu yg takut anaknya akan lenyap kalau dilepas.

    “ Dok, anak saya kayaknya kurang sehat beberapa hari ini. ”,
    “ Ohhh… gimana kondisinya apakah batuk-batuk? ”,
    “ Ya sedikit, nafsu makannya berkurang dok. ”,
    Dokter Rio mengangguk-angguk.
    “ Nama kamu siapa, Dik? ”,
    “ Intan, dok. ”,
    “ Sudah berapa lama kamu sakit? ”,
    “ 3 hari dok… gak sembuh-sembuh… dah minum teh manis. ”,
    “ Pusing-pusing gak? ”,
    “ Gak, dok. ”,
    “ Sebelumnya anda makan apa, gak? ”,
    “ Makan biasa aja dok… ”,
    “ Ada jajan? ”,
    “ Paling gulali. ”,
    “ Hmm… . ”,
    Dokter Rio tampak sedang berpkiri untuk menganalisa kondisi Intan.
    “ Ya udah kamu naik ke ranjang periksa yah… dokter periksa ”,
    “ Iya dok… ”,
    Intan berjalan ke ranjang periksa yg tak jauh dari situ, ia menaiki tangga kecil hingga ia bisa sampai ke atas ranjang dan tiduran.
    “ Di angkat ya bajunya, biar dokter bisa periksa pakai stetoskop. ”,
    Intan mengangguk dan menarik ke atas bajunya sehingga buah dadanya yg masih mengkal kelihatan. Dokter Rio mulai mengguNakan stetoskopnya dan mencoba mendegar detak jantungnya. Stetoskop itu di letakkan di dada dan dipindah-pindahkan di sekitar situ. Kadang ditaruh di atas putingnya Intan.
    “ Dingin dok… , ”, komentar Intan.
    “ Tahan dikit ya… ”,

    Cerita Dewasa | Saat Dokter Rio memindahkan stetoskopnya, saat diangkat kadang pinggirannya menyenggol ujung puting Intan. Entah sengaja atau tidak, jari kelingkingnya kadang juga menoel putingnya. Sang Ibu tidak bisa melihat yg dilakukan Dokter Rio sebab ia berada di belakangnya. Intan merasakan sesuatu yg aneh, dan pipinya berubah memerah.
    Tanpa disadari puting coklatnya menjadi mengeras mencuat. Kalau tertoel lagi, kakinya langsung mengapit seperti menahan sesuatu di bagian bAuww… .ah situ.
    “ Emmm… untuk pemeriksaan selanjutnya Ibu tunggu di bangku yah, saya harus melakukan tes. ”,
    “ Iya dok. ”,

    Dokter Rio menarik gorden yg mengelilingi ranjang periksa. Ibu Intan tidak bisa melihat apa yg sedang terjadi di dalam. 3 menit tidak ada apa-apa. Namun setelah agak lama sang Ibu mulai mendengar suara-suara aneh dari dalam. Seperti anaknya sedang melenguh-lenguh…
    “ Ah… Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh… ”,
    Merasakan firasat Makruk ia bangkit menyibak gordennya. Betapa terkejutnya saat ia melihat CD putrinya sudah turun setengah paha dan tangan Dokter Rio sudah berada di kemaluan putrinya. Saking kagetnya sang Ibu sampai tidak bisa bicara apa-apa.
    “ Aaa… aaa… aaa… ”,
    “ Ibu! apa yg sedang Ibu lakukan, saya sedang di tengah pemeriksaan. ”,
    Sang Ibu tiba-tiba merasa bersalah, apakah benar ia sedang mengganggu jalannya pemeriksaan anaknya ? Pikiran akal sehatnya seperti sedang terpecah saking syoknya.
    “ Tunggu disitu yah. ”,

    Lalu si dokter menutup lagi gordennya. Tak lama suara lenguhan terdengar lagi,
    “ Eummm… Sss… Ahhh…. ouhhh… ”,.
    Sang Ibu menjadi ragu-ragu apakah sebaiknya ia memBuka gorden itu atau dibiarkan saja. Tapi Lama-kelamaan Bukan cuma suara putrinya, kini ia mendengar suara si dokter,
    “ Eummm…… shh… Sss… Ahhh…… yah… dihisap… biar lekas sembuh. ”,
    Sang Ibu sIbuin khawatir. Akhhh rinya dia sibak lagi gordennya.
    Kali kagetnya menjadi-jadi, sebab Makrungnya si dokter sudah keluar dari celananya dan ada di dalam mulut anaknya.
    “ Dokter! Dokter… lagi apa… ? ”, dgn nada agak histeris.
    Sang Ibu tidak mempercayai penglihatannya.
    “ Aduh Ibu ini lagi-lagi mengganggu, ”, Dokter Rio kesal,
    “ Saya sudah analisa, anak Ibu terkena penyakit Vibilio Facumacis, obatnya adalah ia harus dibikin Klimaks dan menelan sperma. Kalau Ibu ganggu terus, gak selesai lohhh ini. Saya gak tanggung kalau penyakitnya bertambah parah. ”,
    “ Ii… iya… tapi dok… . ”,
    “ Hhhhhh… , ”, Si dokter menghela nafas panjang sambil geleng-geleng.
    “ Ya sudah Ibu bantu deh, Ibu colok-colok kemaluan anak Ibu untuk membangun kekebalan tubuhnya. ”,
    Sang Ibu terdiam dan ragu-ragu.
    “ Ayo sini… bantu saja… nggak apa-apa kok, dari pada ganggu terus nggak selesai-selesai. ”,
    “ Ii… iya… ”,
    Sang Ibu berjalan mendekati tempat tidur periksa. Dokter Rio membelakangi sang Ibu itu lalu ia meraih tangannya dan meletakkan di kemaluan putrinya.
    “ Nah… sekarang keluar masukin jarinya di lubangya yah… ”,
    “ Iii… iya dok… ”,
    Sang Ibu pun mulai memasturbasi anaknya. Intan langsung memejamkan mata dan melenguh-lenguh kecil,
    “ Aah… ah… ah… ”,
    Dokter Rio tiba-tiba menarik ke atas gamis sang Ibu. Tentu saja perbuatannya membuat sang Ibu kaget.
    “ Dokter ngapain lagi?! ”,
    “ Ibu juga perlu dibangun kekebalannya, kalau gak penyakit ini akan menular. Jadi kemaluan Ibu juga harus dimainin. ”,
    “ yg bener dok… ”,
    “ Ya bener, siapa disini dokternya? ”,
    Sang Ibu kebingungan.
    “ Ii… iya… ”,
    “ Jangan khawatir saya tidak akan sentuh Ibu, kalau itu yg Ibu khawatirkan, Intan yg akan bantu prosesnya. ”,
    “ Maksudnya… ? ”,
    “ Intan yg akan gituin Ibu… ngerti kan… ”,
    “ Hah? ”,
    “ Sudah Ibu tenang aja, nurut aja kalau mau sembuh yah. ”,
    Dokter Rio lalu membungkukan dan memberikan penjelasan kepada Intan.
    “ Intan supaya Ibumu gak ketularan kamu keluar masukin jari kamu di lubangnya Ibu yah… kayak yg dilakukan Ibu ke kamu… ok ”,
    “ Iya dok… ”,
    “ Pinter, ”, ujar Dokter Rio menepuk-nepuk kepala Intan.
    Dokter Rio bangkit lagi,
    “ Nah Ibu… siap ya… saya angkat gamisnya yah… biar Intan bisa masturbasiin Ibu untuk cegah penyakit. ”,
    “ Iya dok… ”,

    Dokter Rio pun mengankat gamis sang Ibu hingga seperut dan menarik turun CD putihnya. Sang Ibu membantu memegangi kain gamisnya agar jangan jatuh. Dokter Rio sempat menelan ludah saat ia melihat paha sang Ibu yg semok. Gak kurus, tapi berisi.
    “ Nah Intan, sekarang tangannya yuk… ”,
    Intan mengulurkan tangannya dan menjamah kemaluan Ibunya. Jari tengahnnya dimasukkan ke dalam lubang Ibunya perlahan, lalu ditarik lagi.
    “ Ouhhh… Sss… Ahhh… ouhhh… ”,
    Sang Ibu langsung memejamkan matanya dan melenguh keenakan.
    “ Mak maafin Intan ya, gara-gara Intan sakit, Ibu bisa ketularan juga. ”,
    Sang Ibu Buru-buru membungkukan badannya dan mengelus kepala putrinya
    “ Sudah kamu gak perlu pikiran itu, yg penting sekarang Intan keluar masukin jari lubang di lubang Ibu, dan Ibu colok-colok lubang Intan yah… biar kita sama-sama sehat, ”, ujar sang Ibu menenangkan anaknya.

    Intan-pun mengangguk tersenyum.
    “ Nah sekarang Intan Buka mulutnya AAaaa, ”, perintah Dokter Rio. Intan menurut.
    Dokter Rio kembali mengarahkan Kejantanannya ke mulut Intan dan memasukkannya ke dalam.
    “ Nah, sekarang kulum batang kejantanan Dokter ya… obatnya ada di dalamnya mesti dikeluarin, Ok ”,
    “ Eunggg… ”, Intan mengiyakan dgn mulut yg tersumpal batang kejantanan Dokter Rio.
    Dokter Rio lalu memaju mundurkan pinggulnya, menikmati batang kejantanannya disepong Intan. Ia tarik lagi ke atas bajunya Intan, agar ia bisa melihat jelas kedua putingnya. Tngan kanannya bergerak, menjamah dan remas-remas lemMakt dada Intan. Sesekali ia pelintir-pelintir putingnya.
    “ Engghhh… eughhh… ”, responnya.
    Sementara itu tangan kirinya diguNakan untuk menahan kepala Intan yg berjilbab agar ia bisa bersenggama di mulutnya. Nafas sang Ibu lama kelamaan berubah menjadi tak beraturan. Gerakan jarinya di lubang putrinya pun berubah menjadi sIbuin cepat.
    “ Mmhmhh… nghhh… nghh… , ”, lenguh Intan
    Jari Intan pun juga ikut-ikutan menusuk-nusuk Kewanitaan Ibunya dgn cepat. Jari mungi itu kelihatan sudah menjadi basah. Cairan bening ada yg mulai turun mengalir dari lubang Kewanitaan sang Ibu ke pahanya.
    “ Dokter … remas dada saya juga dok… plis… ”, pinta sang Ibu
    Dokter Rio senang mendengar permintaan sang Ibu.
    “ Di Buka dong bajunya. ”,

    Sang Ibu menurut dan melepaskan bajunya dan dijatuhkan ke tanah. Kini ia bertelanjang dada dan hanya mengeNakan BRA saja. Dr Han berdecak kagum melihat buah dada sang Ibu yg besar.
    “ BRA-nya… di lepas juga… ., ”, pinta Dokter Rio dgn suara bergetar.
    Tanpa berpikir panjang sang Ibu melepaskan pengait depan BRAnya dan meloloskannya talinya dari pundaknya. Lalu ia jatuhkan ke lantai. Dokter Rio jadi bernafsu banget ngeliat buah dada sang Ibu yg mantap. Ia pun menangkupnya dari belakang punggung, melewati bAuww… .ah tangannya, serta memainkan Makah dada yg kenyal itu.
    Intan baru kali ini ngeliat Ibunya Buka-Bukaan seperti itu, dan baru pertama ngeliat seroang pria cemek-cemek dada Ibunya. Darahnya berdesir. Jantungnya berdegup keras. Semuanya serba baru baginya. Sang Ibu pun mulai menggapai zakar Dokter Rio dan mengelus-elusnya.
    “ Sss… Ahhh…… ”, Dokter Rio merasakan kehangatan di Kejantanannya…
    “ Sss… Ahhh…… .gak kuat… .Sss… Ahhh…… keluar… keluar… ”,
    Dokter Rio memegang kepala Intan dgn kedua tangannya dan memaju mundurkan batang kejantanannya di mulut Intan. dgn cepat. Kumpulan sperma itu tak lama lagi akan meledak di rongga mulut gadis mungil ini.
    “ Ke… luaaar… Sss… Ahhhhhhhhhh… ”,
    “ Crottt… Crottt… Crottt… ”,
    “ Sss… Ahhh… ”,
    Dokter Rio merasakan kelegaan luar biasa. Lalu ia mencabutnya dari mulut Intan.
    “ Ditelan yah Intan… itu obatnya… ”,
    Intan mengangguk. Ia teguk cairan Dokter Rio. Otot lehernya tampak berkontraksi.
    “ Pinter… ”,
    “ Dokter kasih sesuatu Makat kamu yah… ”,
    “ Apa tuh? ”,
    Dokter Rio mendekatkan wajahnya ke wajah Intan. Keduanya saling memandang. Lalu dia mencium Intan dan menghisap-hisap bibir atas dan bawahnya. Sang Ibu membelalak, melihat Dokter Rio mencumbu putrinya dan Intan tampak menyukai setiap deitknya.
    “ Dokter apakah itu juga termasuk pengobatannya? ”,
    Dokter Rio menegakkan tubuhnya.
    “ Iyah… sudah pasti dan… sekarang Ibu jilat Kewanitaannya Intan, ya ”,
    “ Hlooo… kenapa? ”,
    “ Iya… karena saliva Ibu bisa menjadi bahan tambahan yg menguatkan kekebalan Intan, seperti vitamin. Jadi jangan lupa, nanti sambil dijilat, juga diludahin sedikit yah. ”,
    “ Gitu ya dok… ? ”,
    “ Iyah… ”,
    Sang Ibu memandang anaknya dgn penuh kasih sayaang.
    “ Ibu jilat yah, Nak… ”,
    Intan-pun mengangguk,
    “ Iya, Mak terima kasih ya. ”,
    Sang Ibu tersenyum dan mengelus kepala anaknya. Lalu ia mendekatkan wajahnya ke alat kelamin putrinya. Di Buka sedikit bibir Kewanitaannya, diludahi lalu ia mulai menjilat-jilat belahan Kewanitaannya.

    “ Sss… Ahhh…… Sss… ouhh … enak Mak… ouhhh… ”,
    Intan yg sedang keenakan sudah lupa untuk memasturbasang Ibunya. Dokter Rio tidak ingin membiarkan lubang Kewanitaan sang Ibu mubazir. Dokter Rio pun menarik turun gamis roknya, dan ia bisa melihat gundukan yg terbelah dari arah belakang. Ia lalu mengarahkan batang kejantanannya ke lubang sang Ibu. kebetulan posisinya sudah siap untuk di doggy style.
    Tanpa meminta izin lagi, Ia langsung mendorong masuk batang kejantanannya ke dalam lubang sang Ibu yg sudah basah.
    “ OOuhhhh… Dok… Sss.. Ahhh… ”,
    Sebentar ia melihat ke belakang, kemudian ia mulai merasakan kenikmatan hujaman-hujaman tusukan batang kejantanan si dokter.
    “ Astaga enaknya… . ”,
    Lalu ia lanjut lagi mengoral anaknya di atas ranjang periksa. Intan yg baru kali ini mengalami rasanya di oral, tidak dapat membendung cairannya untuk keluar.
    “ Mak… mau pipis… ”,
    “ Pipis aja Intan biar kamu sehat… ”,
    “ Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…… Ibu… duh… gak tahan lagi… ”,
    Intan menjerit histeris, saat ia mencapai Klimaks. Kakinya mendorng pantatnya sampai ke udara, dan Kewanitaannya menyemprotan cairan hingga keluar. Sang Ibu Buru-buru berpindah untuk melihat wajah putrinya.
    “ Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…… dah keluar Nak? ”,
    Dia menanyakan keadaan Intan selagi sedang disodok sama Dokter Rio dari belakang.
    Intan bisa melihat dari dekat, wajah Ibunya yg sedang sangat keenakan. Tubuhnya bergerak-gerak maju mundur, demikian juga Makah dadanya.
    “ Ibu lagi diapain? lagi diobati juga yah? ”,
    “ Eummm… Sss… Ahhh… Sss… Ahhh…… iya Nak… ”,
    “ Intan juga mau… diobati yg seperti Ibu… ”,
    Sang Ibu terkejut mendengar permintaan Intan,
    “ Intan… .Intan masih kecil… Sss… Ahhh… Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…. Belum boleh diobati seperti ini. ”,

    Sementara itu dari belakang mempercepat memompa tubuh sang Ibu.
    “ Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…h… ”,
    Alis sang Ibu mengernyit menahan kenikmatan yg sIbuin memuncak.
    “ Tapi Intan mau… ., ”, ucapnya menelan ludah melihat Dokter Rio menyetubuhi Ibunya. Walaupun ia belum tahu itu namanya.
    Di dalam keadan birahi yg sangat, pikiran sang Ibu tampaknya sIbuin tertutup. Bahkan ia mulai merasa birahi terhadap putirnya. Ia menggapai lagi kemaluan Intan. Ia colok-colok lagi dgn satu jari. Intan agak mengangkat kepalanya untuk melihat apa yg Ibunya lakukan di kewanitaannya itu. Dia diam saja membiarkan perbuatan Ibunya. Sensai nikmat mulai menjalar dari alat kelaminnya.
    Kemudian dari satu jari berubah menjadi dua jari.
    “ Ouhhh… ohhh… yeaSss… Ahhh…h… ”,
    Tapi saat jari ketiga masuk… raut wajah Intan berubah kesakitan.
    “ Auww… . sakit Mak… udah… Mak keluarin jarinya… sakit… ”,
    “ Tahan Nak… tahan… biar Ibu yg ambil Keperawanan… .anan kamu yah… ”,
    Kemudian Intan-pun bangkit dari tidurnya dan mencoba mencabut jari Ibunya dari Intanng kewanitaannya.
    “ Sakit Mak… ”,
    “ Tahan Nak… entar jadi eNak lagi… ”,
    Kemudian sang Ibu menidurkan lagi putrinya, kemudian dia mulai mejilati putingnya agar Dia merasa lebih nyaman.
    “ Owwh… Sss… sakit… ”,
    Sedikit demi sedikit membran Keperawanan… .anan Intan pun robek oleh jemari Ibunya.
    “ Aouw… sakit… Sss… Ahhh…h… ”,
    Perlahan rasa sakit itu berubah menjadi eNak.
    “ Eumhhh… Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…… sss… Sss… Ahhh…h… . ”,
    Ketiga jari sang Ibu pun berbalur darah Keperawanan… .an Intan dan cairan kewanitaannya. Tiba-tiba hentakan keras Kejantanan Dokter Rio menyentuh batas klimaksnya, sehingga sang Ibu kelojotoan mencapai Klimaks.
    “ Sss… Ahhh…hh… sampai… . ”,
    Dia mendorong Dokter Rio agar mencabut Kejantanannya dari lubangnya.
    “ Saya nanggung Mak, ”, keluh Dokter Rio.
    Tanpa menanggapinya, sang Ibu menyuruh Intan bangun. Intan menuruti perintah Ibunya dan ia duduk di pinggir ranjang periksa. Sang Ibu berbalik badan dan naik duduk di sebelahnya.
    “ Intan duduk di pangkuan Ibu yuk. ”,
    “ Iyah. ”,
    “ Lepas tuh CDnya. ”,
    “ Iya Mak. ”,

    Setelah itu Intan berpindah posisi duduk di atas paha Ibunya. Kedua kakinya berada disisi luar kaki Ibunya. Kewanitaannya jadi agak terBuka. Setelah itu Ibunya memBuka lebar kedua pahanya, sehingga kedua paha Intan juga turut terBuka lebar, mempertontonkan lubang senggamanya.
    “ Kamu mau diobati Dokter Rio seperti tadi kan? ”,
    Intan memandang batang kejantanan Dokter Rio yg mengacung dan gak bergerak-gerak dikit. Ia menunduk, lalu mengangguk.
    Sang Ibu memandang ke Dokter Rio, “ Tolong obati anak saya juga, dok. Pakai cara yg tadi ”,
    Dada Dokter Rio bergemuruh melihat posisi sang Ibu dan anak itu. Mereka berdua masih mIbuai jilbab. Sang Ibu sudah tidak berpakaian, Intan masih lengkap berpakaian, tetapi semuanya sudah disibak.

    “ Eh… iyah… sebelumnya kalau berdua ciuman dulu biar saliva kaIntann bercampur di mulut agar bakteri kumannya mati ”,
    Kemudian Sang Ibu merendahkan kepalanya dan Intan mengadahkan kepalanya ke atas menyamping. Bibir mereka bersentuhan, lalu sang Ibu melumat bibir putrinya. Ludahnya dipindahkan ke mulut Intan, kemudian dgn lidahnya ia mengaduk-ngaduknya di dalam.
    Dokter Rio benar-benar terangsang oleh keduanya, ia pun mendekat sambil mengocok titinya. Ia naik ke anak tangga agar batang kejantanannya bisa sejajr dgn lubang Intan. Lalu Blessss… Intan membelalak saat merasakan sebuah benda besar yg panjang menerobos masuk lubang senggamanya. Ibunya saja merasa Dokter Rio gede banget, apalagi anaknya.
    Dokter Rio tidak bisa leluasa mengeluar masukkan batang kejantanannya, sebab seret banget, meskipun lubang Intan sudah distimulasi sejak tadi dan basah licin. Batang kejantanan Dokter Rio benar-benar tidak bisa masuk penuh, meskipun sudah berusaha didorong. Dokter Rio sampai menganga mulutnya, karena jepitannya luar biasa banget. Dia yakin pertahannya tidak akan bisa lama dgn keadaan seperti ini.

    Ia pun mulai memajumundurkan pantatnya dan bersetubuh dgn Intan.
    “ Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…… .shhh… Sss… Ahhh…h… ”,
    Kenikamtan yg sama pun juga dirasakan Intan. Lubangnya terasa penuh. Setiap sensor di kemaluannya mendapatkan gesekan penuh dari bendanya Dokter Rio. Apalagi ini pengalaman pertamanya.
    “ Dr… Dr… Dr… Han… .shhh… Sss… Ahhh…… ”,
    Sang Ibu pun memMakat anaknya makin gak kuasa menahan nikmatnya seks. Tangannya meraba-raba dan memainkan Makah dadanya. Intan sudah benar-benar pasrah ia bisa meraskan gelombang klimaks bentar lagi datang. Sesaat ia hendak mencapai Klimaks, tiba-tiba…
    “ Akhhh … keluar… !!! Dok keluar! ”,
    Intan bisa merasakan cairan panas Menyembur di lubangnya. Di saat itu juga ia mencapai Klimaks.
    “ Serrr… Serrr… Serrr… ”,
    “ Dok Aku pipis lagi… . ”,
    “ Ya bagus itu… ”,
    Keduanya mencapai klimaks secara bersamaan. Tak berapa lama setelah itu, kedua nya berpakaian lagi yg lengkap. Mereka kembali ke meja.
    “ Ok… kaIntann berdua sudah diberi obat dan disuntik kekebalan, kalau masih belum sembuh datang lagi untuk diadakan pemeriksaan. ”,
    “ Baik, dok, terima kasih ya. Ayo Intan bilang apa ke Dok ”,
    “ Terima kasih dok. ”,
    “ Iya… lekas sembuh ya… ”,
    “ Ngg!… iya ”,

    Ternyata beberapa hari kemudian Intan telah kembali menjadi sehat. Kehebatan pengobatan Dokter Rio pun sIbuin terkenal di antara para wanita. Sementara untuk sang Ibu itu dan anaknya, mereka berdua pun jadi sering mencolok-colok Kewanitaan mereka satu sama lain, untuk meningkatkan kekebalan tubuh mereka dan tetap sehat .

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Pengalaman Seks Nikmat Jadi Pelayan Plus

    Pengalaman Seks Nikmat Jadi Pelayan Plus


    1166 views

    Duniabola99.org – Aku sudah sampe semester 7 di sekolah perhotelan yang aku tekuni. Pada semester ini semua mahasiswa wajib melakukan on the job training selama satu semester yang mana hasilnya akan dituangkan menjadi karya tulis akhir pada semester 8 dan diuji untukmenentukan kelulusan mahasiswa tersebut. Kebetulan aku dapet tempat job trining yang asik, di satu hotel bintang 5, Tidak di hotelnya sih tapi di resto cina yang ada di hotel tersebut. Aku mulai job trainingku dengan jadwal yang telah disusun sekolah bersama hotel itu. Temen2ku satu angkatan banyak yang job trining disitu, masing2 ditempatkan terpisah. kami akan belajar untuk mengetahui semua aktivitas hotel dan resto yang ada di hotel itu, jadi akan di rotasi.

    Waktu 1 semester sebenarnya gak cukup untuk mempelajari semua aktivitas hotel dan resto tetapi ditentukan berdasar skala prioritas saja seperti house keeping, room service, front office serta food and beverage. Di resto cina itu aku diputer dari bagian yang paling mendasar yaitu cuci piring dan peralatan masak, ke dapur dan akhirnya melayani tamu.

    Cerita yang aku tulis ini terjadi ketika aku bertugas melayani tamu makan. Walaupun aku trainee, aku diperlakukan sama dengan karyawan lain termasuk pembagian waktu kerja, kadang dapat shift siang kadang malam. Suatu malam, resto lumayan penuh dengan tamu yang santap malam. Baiknya resto mereapkan sistem buffet sehingga mengurangi kerjaan ambil order, setor ke dapur dan mengantarkan pesanan. Tugasku sama seperti tugas karyawan yang laen, melayani permintaan tamu ketika makan, misalnya menyediakan sambal, menuangkan minuman tambahan sampe ada tamu yang minta cabe potongan yang dicampur kecap, ya kudu diladenin. Walaupun aku training di resto cina tapi yang dateng gak cuma orang cina saja, banyak tetamu yang bukan cina juga makan disana, memang sih makanannya dipisah antara yang halal dan haram dengan petunjuk yang jelas, sehingga gak mungkin tetamu salah mengambil makanan. Yang menunggui meja makanan kategori haram selalu memberi tahu secara lisan buat para tetamu yang gak punya tampang cina.

    Disatu meja, aku melihat ada seorang bapak2, sejak dia datang aku merasa kalo tu bapak selalu memandangi aku. Orangnya 40an lah, ganteng juga, atletis, suka aku ngeliatnya. Sengaja kalo aku lewat mejanya aku menatap matanya sambil tersenyum, tu bapak juga senyum2 memandangiku. Menjelang dia selesai makan, ketika aku nambahi minumannya, dia menunjuk pada tissue yang dilipat, aku mengambilnya sambil mengangkat piring dan gelas bekan makan. Setelah aku meletakkan pting gelas kotor ditempatnya, aku membuka lipatan tissue itu, ada tulisan, “Din, kasi tau dong no hp kamu, boleh ya”. Dibawahnya dia tuliskan namanya dan no hp nya. Dia tau namaku karena semua karyawan resto termasuk aku diberi name tag. Aku ke toilet sebentar dan ditoilet aku mengirim sms ke no hp tu bapak. Kenapa di toilet, karena kami dilarang menerima telpon ato mengirim sms di ruang makan. Tak lama terasa ada getaran di hpku, si bapak pasti membalasnya, tetapi aku gak bisa membaca smsnya karena sibuk, si bapak meninggalkan resto, dia memandangiku sambil tersenyum, aku membungkuk dan mengucapkan terima kasih, tatacara di resto ketika tamu pergi meninggalkan resto. Ketika istirahat, aku membuka smsnya, “Din, kita jalan yuk setelah kamu kerja, aku seneng deh ngeliat kamu, cantik, seksi pula dibanding waitress lainnya”. Memang seragam karyawan prempuan itu baju cina panjang sampe ke mata kaki tetapi belahan sampingnyanya tinggi sampe ke paha. Kemudian bagian atas pakean itu ketat menempel pada bodi sehingga lekak liku bodi jadi terpampang dengan jelas. Memang si dadaku gak besar tapi gak kecil juga, proporsionallah dengan tinggi badanku. Perutku rata, pinggang langsing. Yang menonjol justru pinggul dan pantatku, pinggulku juga proporisonal dengan ukuran badanku, tapi pantatku lumayan menonjol dan kalo aku jalan pasti pantatku ngegeyol kekiri kekanan mengikuti alunan langkahku. Dengan pakean seragam seperti itu, bentuk pantatku jadi tercetak dengan jelas juga walaupun bagian bawah seragam itu tidak seketat bnagian atasnya. Makanya tu bapak bilang aku seksi, pasti dia tertarik ma bentuk pantatku, dasar lelaki, dimana aja ngeliatin bodi prempuan ja kerjanya. Ya gak apa si, itu kan kodrat lelaki, aku juga seneng sih ada yang muji aku cantik dan seksi, memang sih dari umur aku yang paling muda dari semua waitress yang ada.

    Sengaja kubalas smsnya, “memang bapak mo ajak Dina kemana. Dina kerja sampe restonya tutup pak, jam 10an”. Dia menjawab, “dibales artinya mau dong diajak jalan, gak mesti cepet pulang kan, kita hang out ja menhabiskan malam. Aku tunggu kamu di lobi hotel ya”. “Maaf pak, karyawan gak boleh keluar lewat lobby hotel, mesti lewat pintu karyawan dibelakang hotel. Bapak nunggu Dina di pintu keluar gedung parkir aja, Bapak drive sendiri kan”. “So pastilah drive sendiri, gak mampu bayarin sopir”. “Gak mampu bayar supir pa gak mo ketauan yang dirumah”. “Di apartmenku gak ada siapa2 kok, aku kan tinggal sendiri”. “Kok sendiri, blon nikah? Perjaka tua dong”, aku gak sungkan2 ngegodain si bapak. “Bukan, aku dah pisah dan keluargaku tinggal dikota asalnya”. “O gitu pak, sori gak maksud menyinggung”.

    “Gak papa kok say, ntar kita have fun deh, dah gak sabar neh nunggu kamu selesai kerja”. “Segitu ngebetnya sih, mangnya mo ngapain Dina”. “Gak diapa2in, cuma disayang2 dan berbagi”. “Berbagi apaan pak”. “Kenikmatan”. Wah to the point sekali dia, gak apa jugha sih, aku kan dah lama gak ngerasain kenikmatan dari lelaki sejak udahan ma cowokku. Kembali aku bersibuk ria setelah waktu istirahatku habis, gak kerasa dah waktunya resto tutup, kami masih harus menunggu sampe semua tamu selesai makan dan meninggalkan resto. Setelah semua beres, waktunya aku meeninggalkan resto, membereskan piring kotor dan ruang resto urusan yang tugas di bragian cleaning, memang mereka pulang lebih lambat dari kita2 yang didepan. Aku menukar seragam resto dengan seragam ku sendiri, jins dan t shirt yang serba ketat, aku membawa tas ku menuju ke pintu keluar gedung parkir. “Din, gak pulang bareng?” tanya temenku. “ada temen mo jemput, aku duluan ya”.

    “Cowok baru ni ye”. Aku cuma senyum, melambai dan meninggalkan temen2 yang biasanya pulang bareng. Didepan pintu keluar geding parkir, agak menyamping sehingga tidak mengganggu arus keluar masuk kendaraan, ada sebuah mobil menunggu. Aku ketuk jendelanya yang gelap dan segera pintunya terbuka, Dia tersenyum, “Lama nunggunya ya pak”, kataku sambil masuk ke mobil. “Jangan manggil pak dong, rasanya jadi tua deh”. “abis masak manggil mas, kaya seumuran ja, manggil om deh ya, Mo kemana nih om”. “Din kamu tu bener2 seksi deh, pake jins dan t shirt gini makin seksi, kita ke pub ja ya, minum2 sambil dengerin musik, kamu gak mesti pulang kan”. “Gak om, Dina kos kok, jadi gak pulang jiuga gak ada yang nyariin”. “Besok kamu dinas malem lagi”. “Iya om”. “Jadi ampe pagi atawa siang gak masalah dong”. “Mo ngapain sampe siang, mangnya pub nya buka sampe siang”. “enggak, kan katanya Dina mo berbagi kenikmatan ma aku”. “Ih si om genit”, kataku sambil mencubit pinggangnya. Aku memang belon pernah jalan ma om om, kata temenku yang langganan om om, sensasinya beda daripada maen ma pacar, makanya karena dah gak punya pacar aku jadi pengen ngerasain juga sensai yang beda itu.

    Di pub kita bener2 have fun, aku gak minum alkohol, jadi si om pun gak pesen minuman beralkohol sama sekali, kami guyon ja sambil mendengarkan musik. “Kamu dah sering ya Din maen ma om2”. “Belon pernah om”. “Biasanya maen ma sapa”. “Ma cowok Dina om”. “Asik dong, kluar diluar pa pake kondom”. “Didalem om, polos”. “Gak takut?” “Kan Dina dikasi obati antiny om”. Si om kemudian ngajakin aku turun ketika lagunya slow. Aku didekapnya erat, sambil menggoyang badan pelan sekali, “Aku kesengsem liat kamu deh Din, kamu cantik dan seksi sekali”, dia mulai melancarkan gombalannya, berbisik di telingaku. Karena dia berbisik sembari meniup2 telingaku, aku jadi menggelinjang. “Napa Din kok menggelinjang, belon diapa2in”. “Abis om bisiknya sembari ditiup sih, kan geli”. “Kirain dah napsu”.

    “Yang napsu kan om, toked Dina ja digesek2 ma dada om terus”. “Iya Din aku dah napsu nih, ketempatku aja yuk nerusinnya”. Aku iyain ajakannya, aku juga dah pengen ngerasain gimana gaya om2 kalo maen, tiupan di telinga, ciuman lembut di leher dan tokedku yang digesek2 dadanya yang bisang menaikkan voltageku juga. “Ke apartmentku ya”, katanya ketika dah dimobil. Aku hanya terdiam saja sambil membayangkan apa yang akan dilakukannya di apartment kepadaku. Aku tidak banyak bicara selama perjalanan ke apartment. Sesampainya di apartment, dia memarkir mobilnya ke basement dan kemudian menggandeng aku ke lift. Di dalam lift aku dipeluknya. Aku merasa hangat dalam pelukannya, memang beda sensasinya dengan dipeluk cowokku dulu, terasa lebih romatis seperti layaknya suami istri. Maklum duda kali ya, jadi dia memperlakukan aku kayak aku ini dah jadi istrinya. “Om romantis ya”. Dia cuma tersenyum mendengar ucapanku, pipiku dikecupnya pelan. “Om sering ya bawa abg”, tanyaku sambil tersenyum. “Suka juga”, jawabnya. Ya normal lah, lelaki seperti dia kan perlu menyalurkan kebutuhan biologisnya dan seumur dia pasti pengen dengan prempuan yang masih abege.

    Di apartment, kita duduk di sofa, dia mengambilkan minuman dan menyalakan TV. Kami tak banyak bicara karena perhatian tertuju ke tv, tapi aku makin berdebar2 menunggu apa yang akan terjadi. Akhirnya dia pindah duduk di sampingku, menghadapkan tubuhnya ke arahku dan meletakkan tangan kanannya di atas perutku sambil memasukkan tangannya kebalik t shirt yang kukekankan dan mengilik2 puserku. “Yang…” katanya lirih di telingaku. Merinding aku mendengarnya memanggil aku yang. “Napa om…”, belum selesai aku menjawab, kurasakan bibirnya sudah menyentuh leherku, terus menyusur ke pipiku. Tubuhnya bergeser merapat, bibirku dilumatnya dengan lembut. aku juga mengulum bibirnya. Sensasi yang belum pernah kudapat dari cowokku dulu. Sedang kunikmati lidahnya yang menjelajah di mulutku, kurasakan tangannya menyelusup kedalam t shirtku dan meremas lembut dadaku yang masih terbungkus bra. Ohh.., dadaku ternyata tercakup seluruhnya dalam tangannya. Dan aku rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak napsuku, padahal baru awal pemanasan.

    Bibirnya mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan t shirtku, leherku dikecup, dijilat kadang digigit lembut. Sambil tangannya terus meremas-remas dadaku. Kemudian tangannya menjalar ke punggungku dan melepas kaitan braku sehingga dadaku bebas dari penutup. Bibirnya terus menelusur di permukaan kulitku. Dan mulai pentil kiriku tersentuh lidahnya dan dihisap. Terus pindah ke pentil kanan. Kadang-kadang seolah seluruh dadaku akan dihisap. Dan tangan satunya mulai turun dan memainkan puserku, terasa geli tapi nikmat, napsuku makin berkobar karena elusan tangannya.

    Kemudian tangannya turun lagi dan menjamah selangkanganku. meqiku yang pasti sudah basah sekali. Lama hal itu dilakukannya sampai akhirnya dia kemudian membuka ristsluiting jins ku dan menariknya ke bawah, aku mengangkat pantatku utnk mempermudah dia melepaskan jinsku. Tinggalah CD miniku ku yang tipis yang memperlihatkan buluku yang lebat, saking lebatnya buluku muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini itu. buluku lebih terlihat jelas karena CD ku sudah basah karena cairan meqiku yang sudah banjir. Dibelainya celah meqiku dengan perlahan. Sesekali jarinya menyentuh klitku karena ketika dielus pahaku otomatis mengangkang agar dia bisa mengakses daerah meqiku dengan leluasa. Bergetar semua rasanya tubuhku, kemudian CD ku yang sudah basah itu dilepaskannya. Aku kembali mengangkat pantatku agar dia bisa melepas pembungkus tubuhku yang terakhir.

    Jarinya mulai sengaja memainkan klit-ku. Dan akhirnya jari itu masuk ke dalam meqiku. Oh, nikmatnya, bibirnya terus bergantian menjilati pentil kiri dan kanan dan sesekali dihisap dan terus menjalar ke perutku. Dan akhirnya sampailah ke meqiku. Kali ini diciumnya buluku yang lebat dan aku rasakan bibir meqiku dibuka dengan dua jari. Dan akhirnya kembali meqiku dibuat mainan oleh bibirnya, kadang bibirnya dihisap, kadang klitku, namun yang membuat aku tak tahan adalah saat lidahnya masuk di antara kedua bibir meqiku sambil menghisap klitku.

    Dia benar benar mahir memainkan meqiku. Hanya dalam beberapa menit aku benar-benar tak tahan. Dan.. Aku mengejang dan dengan sekuatnya aku berteriak sambil mengangkat pantatku supaya merapatkan klitku dengan mulutnya, kuremas-remas rambutnya yang mulai menampakkan ubannya dibalik cat rambut yang mulai memudar, aku merasakan nikmatnya nyampe hanya dengan bibir dan lidahnya. Dia terus mencumbu meqiku, rasanya belum puas dia memainkan meqiku hingga napsuku bangkit kembali dengan cepat. “Pak, Dina sudah pengen dienjot.” kataku memohon sambil kubuka pahaku lebih lebar.
    Tapi dia bangkit, mengangkat badanku yang sudah lemes dan dibawanya ke kamar. Di kamar, aku dibaringkan di tempat tidur ukuran besar dan dia mulai membuka bajunya, kemudian celananya. Aku terkejut melihat batangnya yang besar dan panjang nongol dari bagian atas CDnya, gak kebayang ada batang sebesar punya dia, soalnya batang yang biasa aku lihat ya batang cowokku, rasanya sudah besar tapi gak ada apa2nya dibanding batang si om. Kemudian dia juga melepas CD nya. Sementara itu aku dengan berdebar terbaring menunggu dengan semakin berharap.

    batangnya yang besar dan panjang dan sudah maksimal tegangnya, tegak hampir menempel ke perut. aku merinding apakah muat batang segitu besarnya di meqiku yang biasanya cuma kemasukan batang yang jauh lebih kecil. Dan saat dia pelan-pelan menindihku, aku membuka pahaku makin lebar, rasanya tidak sabar meqiku menunggu masuknya batang extra gede itu. Aku pejamkan mata. Dia mulai mendekapku sambil terus mencium bibirku, kurasakan bibir meqiku mulai tersentuh ujung batangnya. Sebentar diusap-usapkan dan pelan sekali mulai kurasakan bibir meqiku terdesak menyamping. Terdesak batang besar itu. Ohh, benar benar kurasakan penuh dan sesak liang meqiku dimasuki batangnya. Aku menahan nafas. Dan nikmat luar biasa. Mili per mili. Pelan sekali terus masuk batangnya. Aku mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya. Terus.. Terus..Akhirnya ujung batang itu menyentuh bagian dalam meqiku, maka secara refleks kurapatkan pahaku. Ternyata sangat mengganjal sekali rasanya, besar, keras dan panjang. Dia terus menciumi bibir dan leherku.

    Dan tangannya tak henti-henti meremas-remas dadaku. Tapi konsentrasi kenikmatanku tetap pada batang besar yang mulai dienjotkan halus dan pelan. Mungkin dia menyadarinya, supaya aku tidak kesakitan. Aku benar benar cepat terbawa ke puncak nikmat. Nafasku cepat sekali memburu, terengah-engah. Aku benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan batang besar itu. Maka hanya dalam waktu yang singkat aku makin tak tahan. Dan dia tahu bahwa aku semakin hanyut. Maka makin gencar dia melumat bibirku, leherku dan remasan tangannya di dadaku makin kuat. Dengan tusukan batangnya yang agak kuat dan dipepetnya klitku dengan menggoyang goyangnya, aku menggelepar, tubuhku mengejang, tanganku mencengkeram kuat-kuat sekenanya. meqiku menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat, benar-benar puncak kenikmatan yang ruar binasa. aku benar benar menerima kenikmatan yang luar biasa seperti ini dari cowokku dulu. Aku tak ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan kenikmatan. “Om, Dina nyampe om”, Aku sendiri terkejut atas teriakkan kuatku. Setelah selesai, pelan pelan tubuhku lunglai, lemas. Setelah dua kali aku nyampe dalam waktu relatif singkat, namun terasa nyaman sekali, Dia membelai rambutku yang basah keringat. Kubuka mataku, Dia tersenyum dan menciumku lembut sekali, tak henti hentinya dadaku diremas-remas pelan.

    Tiba tiba, serangan cepat bibirnya melumat bibirku kuat dan diteruskan ke leher serta tangannya meremas-remas dadaku lebih kuat. Napsuku naik lagi dengan cepat, saat kembali dia memainkan batangnya semakin cepat. Uhh, sekali lagi aku nyampe, yang hanya selang beberapa menit, dan kembali aku berteriak lebih keras lagi. Dia terus memainkan batangnya dan kali ini dia ikut menggelepar, wajahnya menengadah. Satu tangannya mencengkeram lenganku dan satunya menekan dadaku. Aku makin meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti semburan mani yang kuat di dalam meqiku, menyembur berulang kali. Oh, terasa banyak sekali mani kental dan hangat menyembur dan memenuhi meqiku, hangat sekali dan terasa sekali mani yang keluar seolah menyembur seperti air yang memancar kuat. Setelah selesai, dia memiringkan tubuhnya dan tangannya tetap meremas lembut dadaku sambil mencium wajahku. Aku senang dengan perlakuannya terhadapku. “Yang, kamu luar biasa, meqimu peret dan nikmat sekali” pujinya sambil membelai dadaku.”Om juga hebat. Bisa membuat Dina nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Dina bisa nyampe dan merasakan batang raksasa. Hihi..” “Oo gitu ya Yang, Jadi kamu suka dengan batangku?” godanya sambil menggerakkan batangnya dan membelai belai wajahku. “Ya om, batang om nikmat, besar, panjang dan keras banget” jawabku jujur. Dia tidak langsung mencabut batangnya, tapi malah mengajak mengobrol sembari batangnya makin mengecil. Dan tak henti-hentinya dia menciumku, membelai rambutku dan paling suka membelai dadaku. Aku merasakan maninya yang bercampur dengan cairan meqiku mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan batang yang telah menghantarkan aku ke awang awang itu dicabut sambil dia menciumku lembut sekali. Benar benar aku terbuai dengan perlakuannya. aku tertidur dalam pelukannya, merasa nyaman dan benar-benar aku terpuaskan.

    Menjelang pagi, aku bangun masih dalam pelukannya. Katanya aku tidur nyenyak sekali, sambil membelai rambutku. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Dibimbingnya aku ke kamar mandi, saat berjalan rasanya masih ada yang mengganjal meqiku dan ternyata masih ada mani yang mengalir di pahaku, mungkin saking banyaknya dia memuncratkan maninya di dalam meqiku. Dalam bathtub yang berisi air hangat, aku duduk di atas pahanya.

    Cerita Dewasa – Dia mengusap-usap menyabuni punggungku, dan akupun menyabuni punggungnya. Dia memelukku sangat erat hingga dadanya menekan dadaku. Sesekali aku menggeliatkan badanku sehingga pentilku bergesekan dengan dadanya yang dipenuhi busa sabun. Pentilku semakin mengeras. Pangkal pahaku yang terendam air hangat tersenggol2 batangnya. Hal itu menyebabkan napsuku mulai berkobar kembali. Aku di tariknya sehingga menempel lebih erat ke tubuhnya. Dia menyabuni punggungku. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, tangannya terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Dia mengusap-usap pantatku dan diremasnya. batangnya pun mulai tegang ketika menyentuh meqiku. Terasa bibir luar meqiku bergesekan dengan batangnya. Dengan usapan lembut, tapak tangannya terus menyusuri pantatku. Dia mengusap beberapa kali hingga ujung jarinya menyentuh lipatan daging antara lubang pantat dan meqiku.

    “Om nakal!” desahku sambil menggeliat mengangkat pinggulku. Walau tengkukku basah, aku merasa bulu roma di tengkukku meremang akibat nikmat dan geli yang mengalir dari meqiku. Aku menggeliatkan pinggulku. Ia mengecup leherku berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir meqiku. Tak lama kemudian, tangannya semakin jauh menyusur hingga akhirnya kurasakan lipatan bibir luar meqiku diusap-usap. Dia berulang kali mengecup leherku. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas. “Aarrgghh.. Sstt..Sstt..” rintihku berulang kali. Lalu aku bangkit dari pangkuannya. Aku tak ingin nyampe hanya karena jari yang terasa kesat di meqiku. Tapi ketika berdiri, kedua lututku terasa goyah. Dengan cepat dia pun bangkit berdiri dan segera membalikkan tubuhku. Dia tak ingin aku terjatuh. Dia menyangga punggungku dengan dadanya. Lalu diusapkannya kembali cairan sabun ke perutku. Dia menggerakkan tangannya keatas, meremas dengan lembut kedua dadaku dan pentil ku dijepit2 dengan jempol dan telunjuknya. Pentil kiri dan kanan diremas bersamaan. Lalu dia mengusap semakin ke atas dan berhenti di leherku. “Om, lama amat menyabuninya” rintihku sambil menggeliatkan pinggulku. Aku merasakan batangnya semakin keras dan besar. Hal itu dapat kurasakan karena batangnya makin dalam terselip dipantatku. Tangan kiriku segera meluncur ke bawah, lalu meremas bijinya dengan gemas. Dia menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal pahaku. Sesaat dia mengusap usap bulu lebatku, lalu mengusap meqiku berulang kali. Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar meqiku. Dia mengusap berulang kali. klitku pun menjadi sasaran usapannya. “Aarrgghh..!” rintihku ketika merasakan batangnya makin kuat menekan pantatku. Aku merasa lendir membanjiri meqiku. Aku jongkok agar meqiku terendam ke dalam aibersihkan celah diantara bibir meqiku dengan mengusapkan 2 jariku.

    Ketika menengadah kulihat batangnya telah berada persis didepanku. batangnya telah tegang berat. Kuremas batangnya, lalu kuarahkan ke mulutku. Kukecup ujung kepala batangnya. Tubuhnya bergetar menahan nikmat ketika aku menjilati kepala batangnya. Dia meraih bahuku karena tak sanggup lagi menahan napsunya. Setelah berdiri, kaki kiriku diangkat dan letakkan di pinggir bath tub. Aku dibuatnya menungging sambil memegang dinding di depanku dan dia menyelipkan kepala batangnya ke celah di antara bibir meqiku. “Argh, aarrgghh..,!” rintihku. Dia menarik batangnya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Bibir luar meqiku ikut terdorong bersama batangnya. Perlahan-lahan menarik kembali batangnya sambil berkata “Enak Yang?” “Enaak banget om”, jawabku!” Dia mengenjotkan batangnya dengan cepat sambil meremas bongkah pantat ku dan tangan satunya meremas dadaku.

    “Aarrgghh..!” rintihku ketika kurasakan batangnya kembali menghunjam meqiku. Aku terpaksa berjinjit karena batang itu terasa seolah membelah meqiku karena besarnya. Terasa meqiku sesek kemasukan batang besar dan panjang itu. Kedua tangannya dengan erat mememegang pinggulku dan dia memainkan batangnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pantatku. “Aarrgghh.., aarrgghh..! Om.., Dina nyampe..!” Aku lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Rupanya dia juga tidak dapat menahan maninya lebih lama lagi. “Aarrgghh.., Yang”, kata nya sambil menghunjamkan batangnya sedalam=dalamnya. “Om.., sstt, sstt..” kataku karena berulangkali ketika merasa tembakan mainya dimeqiku. “Aarrgghh.., Yang, enaknya!” bisiknya ditelingaku. “Pak.., sstt.., sstt..! Nikmat sekali ya dienjot om”, jawabku karena nikmatnya nyampe. Dia masih mencengkeram pantatku sementara batangnya masih nancep dimeqiku. Beberapa saat kami diam di tempat dengan batangnya yang masih menancap di meqiku.

    Kemudian Dia membimbingku ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Akhirnya terasa juga perut lapar yang sudah minta diisi. Setelah selesai dia keluar duluan, sedang aku masih menikmati shower.

    Selesai mandi dengan rambut yang masih basah dan masih bertelanjang bulat aku keluar. Di ruang makan, dia sudah menyiapkan makan berupa sandwich dan kentang goreng lengkap dengan teh dan kopi. Aku dipersilakan minum dan makan sambil mengobrol, “Kok ada sandwich dan kentang goreng om” “aku makan paginya ya kaya gini. Aku beli ja kentangnya yang dibekuin, tinggal diangetin dan digoreng deh”. Setelah aku makan, dia lalu memintaku duduk di pangkuannya. Aku menurut saja. Terasa kecil sekali tubuhku. Sambil mengobrol, aku dimanja dengan belaiannya. diraihnya daguku, dan diciumnya bibirku dengan hangatnya, aku mengimbangi ciumannya. Dan selanjutnya kurasakan tangannya mulai meremas-remas lembut dadaku, kemudian tangannya menelusuri antara dada dan pahaku. Nikmat sekali rasanya, tapi aku sadar bahwa sesuatu yang aku duduki terasa mulai agak mengeras. langsung aku bangkit. Aku bersimpuh di depannya dan ternyata batangnya sudah mulai tegang, walau masih belum begitu mengeras. Kepala batangnya langsung aku kulum sambil lidahku berputar di leher kepala batangnya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya batangnya makin membengkak dan dia mulai menggeliat dan berdesis menahan kenikmatan permainan lidahku dan membuat mulutku semakin penuh. “Om hebat ya baru muncrat di meqi Dina sudah tegang lagi, kita lanjut yuk om”, kataku yang juga sudah terangsang.

    Rupanya dia makin tak tahan menerima rangsangan lidahku. Maka aku ditarik dan diajak ke tempat tidur. Dia membuka kakiku dan langsung menelungkup di antara pahaku. “Aku suka melihat meqi kamu Yang” ujarnya sambil membelai bulu buluku yang lebat. “Mengapa?” “Sebab bulumu lebat dan cewek yang bulunya lebat napsunya besar, kalau dienjot jadi binal seperti kamu, juga tebal bibirnya”. Aku merasakan dia terus membelai buluku dan bibir meqiku. Kadang-kadang dicubit pelan, ditarik-tarik seperti mainan. Aku suka meqiku dimainkan berlama-lama, aku terkadang melirik apa yang dilakukannya. Seterusnya dengan dua jarinya membuka bibir meqiku, aku makin terangsang dan aku merasakan makin banyak keluar cairan dari meqiku. Dia terus memainkan meqiku seolah tak puas-puas memperhatikan meqiku, kadang kadang disentuh sedikit klit-ku, membuat aku penasaran. Tak sadar pinggulku mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Maka saat aku mengangkat pinggulku, langsung disambut dengan bibirnya. Terasa dia menghisap lubang meqiku yang sudah penuh cairan. Lidahnya ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk meqiku, dan saat dihisapnya klit-ku dengan ujung lidahnya, cepat sekali menggelitik ujung klitku, benar benar aku tersentak. Terkejut kenikmatan, membuat aku tak sadar berteriak.. “Aauuhh!!”. Benar benar hebat dia merangsangku, dan aku sudah tak tahan lagi. “Ayo dong om, Dina pingin dienjot lagi” ujarku sambil menarik bantal.

    Dia langsung menempatkan tubuhnya makin ke atas dan mengarahkan batang gedenya ke arah meqiku. Aku masih sempat melirik saat dia memegang batangnya untuk diarahkan dan diselipkan di antara bibir meqiku. Kembali aku berdebar. Dan saat kepala batangnya telah menyentuh di antara bibir meqiku, aku menahan nafas untuk menikmatinya. Dan dilepasnya dari pegangan saat kepala batangnya mulai menyelinap di antara bibir meqiku dan menyelusup lubang meqiku hingga aku berdebar nikmat. Pelan-pelan ditekannya dan dia mulai mencium bibirku lembut. Kali ini aku lebih dapat menikmatinya. Makin ke dalam.. Oh, nikmat sekali. Kurapatkan pahaku supaya batangnya tidak terlalu masuk ke dalam. Dia langsung menjepit kedua pahaku hingga terasa sekali batangnya menekan dinding meqiku. batangnya semakin masuk. Belum semuanya masuk, Dia menarik kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulku naik mencegahnya agar tidak lepas. Beberapa kali dilakukannya sampai akhirnya aku penasaran dan berteriak-teriak sendiri. Setelah dia puas menggodaku, tiba tiba dengan hentakan agak keras, dipercepat gerakan memainnya hingga aku kewalahan. Dan dengan hentakan keras serta digoyang goyangkan, tangan satunya meremas dadaku, bibirnya dahsyat menciumi leherku. Akhirnya aku mengelepar-gelepar. Dan sampailah aku kepuncak. Tak tahan aku berteriak, terus Dia menyerangku dengan dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya aku melewati puncak kenikmatan. Lama sekali. Tak kuat aku meneruskannya. Aku memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenagaku dengan orgasme berkepanjangan. Akhirnya dia pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatnya. Aku terkulai lemas sekali, keringatku bercucuran. Hampir pingsan aku menerima kenikmatan yang berkepanjangan. Benar-benar aku tidak menyesal main dengan dia, dia memang benar-benar hebat dan mahir dalam main, dia dapat mengolah tubuhku menuju kenikmatan yang tiada tara.

    Lamunanku lepas saat pahanya mulai kembali menjepit kedua pahaku dan dirapatkan, tubuhnya menindihku serta leherku kembali dicumbu. Kupeluk tubuhnya yang besar dan tangannya kembali meremas dadaku. Pelan-pelan mulai dienjotkan batangnya. Kali ini aku ingin lebih menikmati seluruh rangsangan yang terjadi di seluruh bagian tubuhku. Tangannya terus menelusuri permukaan tubuhku. Dadanya yang berbulu merangsang dadaku setiap kali bergeseran mengenai pentilku. Dan batangnya dipompakan dengan sepenuh perasaan, lembut sekali, bibirnya menjelajah leher dan bibirku. Ohh, luar biasa. Lama kelamaan tubuhku yang semula lemas, mulai terbakar lagi. Aku berusaha menggeliat, tapi tubuhku dipeluk cukup kuat, hanya tanganku yang mulai menggapai apa saja yang kudapat. Dia makin meningkatkan cumbuannya dan memompakan batangnya makin cepat. Gesekan di dinding meqiku makin terasa. Dan kenikmatan makin memuncak. Maka kali ini leherku digigitnya agak kuat dan dimasukkan seluruh batang batangnya serta digoyang-goyang untuk meningkatkan
    rangsangan di klit-ku. Maka jebol lah bendungan, aku mencapai puncak kembali. Kali ini terasa lain, tidak liar seperti tadi.

    Puncak kenikmatan ini terasa nyaman dan romantis sekali, tapi tiba tiba dia dengan cepat memain lagi. Kembali aku berteriak sekuatku menikmati ledakan orgasme yang lebih kuat, aku meronta sekenaku. Gila, batinku, dia benar-benar membuat aku kewalahan. Kugigit pundaknya saat aku dihujani dengan kenikmatan yang bertingkat-tingkat. Sesaat dia menurunkan gerakannya, tapi saat itu dibaliknya tubuhku hingga aku di atas tubuhnya. Aku terkulai di atas tubuhnya. aku keluarkan batangnya dari meqiku. Dan kuraih batangnya. Tanpa pikir panjang, batang yang masih berlumuran cairan meqiku sendiri kukulum dan kukocok. Dan pinggulku diraihnya hingga akhirnya aku telungkup di atasnya lagi dengan posisi terbalik. Kembali meqiku yang berlumuran cairan jadi mainannya, aku makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian batangnya. Dipeluknya pinggulku hingga sekali lagi aku orgasme. Dihisapnya klitku sambil ujung lidahnya menari cepat sekali. Tubuhku mengejang dan kujepit kepalanya dengan kedua pahaku dan kurapatkan pinggulku agar bibir meqiku merapat ke bibirnya. Ingin aku berteriak tapi tak bisa karena mulutku penuh, dan tanpa sadar aku menggigit agak kuat batangnya dan kucengkeram kuat dengan tanganku saat aku masih menikmati orgasme.

    “Yang, aku mau muncrat yang, di dalam meqimu ya”, katanya sambil menelentangkan aku. “Ya, om”, jawabku. Dia menaiki aku dan dengan satu hentakan keras, batangnya yang besar sudah kembali menyesaki meqiku. Dia langsung memain batangnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam beberapa enjotan saja tubuhnyapun mengejang. Pantat kuhentakkan ke atas dengan kuat sehingga batangnya nancap semuanya ke dalam meqiku dan akhirnya crot .. crot ..crot, maninya muncrat dalam beberapa kali semburan kuat. Herannya, muncratnya yang ketiga masih saja maninya keluar banyak, memang luar biasa stamina Bapak. Dia menelungkup diatasku sambil memelukku erat2. “Yang, nikmat sekali main sama kamu, meqi kamu kuat sekali cengkeramannya ke batangku”, bisiknya di telingaku. “Ya om, Dina juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman meqi Dina terasa kuat karena batang om kan gede banget. Rasanya sesek deh meqi Dina kalau om neken batangnya masuk semua. Kalau ada kesempatan, Dina dienjot lagi ya om”, jawabku. “Ya sayang”, lalu bibirku diciumnya dengan mesra.

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Busty college girl Layla London undresses and plays with her wet pussy

    Busty college girl Layla London undresses and plays with her wet pussy


    1377 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Sekretaris Sexy Yang Membuatku Bergairah Dengan Tubuhnya

    Sekretaris Sexy Yang Membuatku Bergairah Dengan Tubuhnya


    1277 views

    Duniabola99.org – Namaku Tara, umurku saat ini 35 tahun, aku termasuk orang yang sangat cerdas di kantor tempat aku bekerja sehingga aku bisa menduduki jabatanku yang sekarang. Aku saat ini sudah berkeluarga dan memilki satu orang anak perempuan. Tapi aku juga mempunyai sifat buruk yang sangat sulit untuk aku hilangkan sampai saat ini, yaitu aku selalu ingin menyetubuhi bawahanku yang sekiranya masuk dalam kriteriaku.

    Kalau saja aku tidak menyetubuhi bawahanku aku selalu saja mencari seorang wanita yang sudah bersuami, baik sudah punya anak atau belum punya anak tak masalah bagiku. Tapi sampai saat ini aku selalu bisa menyembunyikan sifat burukku ini dari istriku.
    Dikantorku ada seorang staf yang manis dan imut, umurnya kutafsir sekitar 25-30 tahunan. Menurutku dia staf tercantik dikantorku walaupun tubhnya gak terlalu tinggi, tapi dia memilki senyuman yang sangat manis sekali, hingga membuatku naksir kepadanya.
    Namanya Diana, di kantor dia sering dipanggil Diana, orangnya putih bersih kelihatan seperti anita yang rajin melakukan perawatan tubuhnya, rambut sebahu dengan warna hitam yang kental, dan yang pasti Diana memilki postur tubuh yang sangat menggoda setiap laki-laki.
    Diana sudah memilki suami tapi Diana belum mempunyai anak, itu yang membuatku semakin bersemangat untuk bisa mendapatkan tubuhnya yang seksi. Ketika dikantor aku selalu mencuri-curi pandang dengannya, sering aku menggodanya dengan gurauan-gurauan kecil, dan Diana menanggapi gurauanku tersebut dengan senyuman manisnya.
    Semakin lama godaanku semakin membuat Diana menjadi luluh, aku sering mengamati dia sedang meliriku dari kaca tempat rak buku. Senyumanku kepada Diana setiap hari membuat aku semakin dekat dengan Diana. Aku berpikir godaanku sudah masuk dalam tubuhnya, sedikit lagi aku pasti akan bisa mendapatkannya. Sampai-sampai sekarang aku tak segan-segan lagi memanggilnya dengan sebutan sayang. Dan seperti yang aku pikirkan kalau godaanku sudah merasuk dalam dirinya, dia pun membalas panggilanku sayang dengan panggilan saying juga.
    Dan sejak saat panggilan itu sering terucap dari mulutku dan mulut Diana, kita pun semakin dekat saja, bisa dibilang sebagai seorang kekasih meski kita tidak ada status apapun. Sering aku mencuri kesempatan didalam ruanganku dengan sedikit godaan mesra dengan Diana, dan Diana pun membiarkannya saja, seakan Diana juga menghendaki hubungan ini terjadi. Dan dari sinilah kisah Sex ku dengan staf kantorku Diana yang sangat manis ini terjadi.
    Waktu Sore itu teman-teman kantor yang lain sudah pulang. Akupun sedang mempersiapkan diri untuk pulang juga ketika terdengar ketukan di pintu ruanganku dan kemudian disusul munculnya raut wajah cantik begitu pintu dibuka dari luar.
    “Halo sayang” sapanya hangat dan mesra.
    “Belum pulang?” lanjutnya sambil melangkah masuk dan berdiri persis di samping tempatku duduk di belakang meja kerja.
    “Sebentar lagi. Ini lagi beres-beres” jawabku balas tersenyum.
    Hubungan kami hari demi hari semakin bertambah mesra. Yang pada awalnya hanya saling lirik dan senyum, kini sudah mulai meningkat menjadi saling remas walaupun hanya sebatas remasan tangan. Namun itu sudah menunjukkan bahwa dirinya menyukaiku. Rasa rindu untuk cepat bertemu mulai mengganggu pikiranku, demikian pula dengan dirinya.
    “Ih, pengen cepet-cepet ke kantor deh rasanya” demikian kata Diana suatu ketika saat pertama kali aku mencoba memberanikan diri untuk mengecup pipinya, saking tak tahannya manakala kami tengah berduaan. Itupun mencuri-curi, takut ada karyawan lain yang melihat.
    Kembali sore itu ia hadir dengan gayanya yang akan membuat lelaki manapun merasa sulit untuk menolaknya. “Kok malah bengong? Nggak suka ya, Diana kemari?” katanya dengan menyebutkan nama panggilan mesranya.
    Ucapan yang meluncur dari bibirnya yang menggemaskan itu, terdengar begitu menyejukan hatiku. Mana mungkin aku bisa melupakannya? Siapa pula yang bisa menahan diri saat wanita cantik, bertubuh sintal yang menyebarkan aroma penuh dengan rangsangan berdiri begitu dekat dengannya? Bahkan saking dekatnya aku dapat merasakan kakinya bersentuhan dengan pahaku.
    Dari kursi tempat dudukku, aku menengadah menatap wajahnya. Ia pun tengah melirik ke arahku. Mata kami bertemu. Saling pandang penuh arti. Kulihat matanya berbinar-binarnya, menyembunyikan perasaan yang begitu mendalam.
    Hangat dan mesra sekali pancaran tatapan matanya. Penuh gairah. Aku bukan malaikat. Aku hanya seorang lelaki biasa, yang masih penuh dengan gelora jiwa mudaku. Usiaku masih di bawah 40 tahun. Usia yang sedang matang-matangnya dan penuh dengan gejolak gairah lelaki.
    “Bukan begitu, sayang. Siapa sih yang tak mau berdekatan sama wanita secantik kamu?” jawabku seraya meraih tangannya ke dalam genggamanku. Kuremas perlahan dengan penuh kelembutan.
    “Tuh khan? Mulai deh rayuan gombalnya” ujarnya seraya makin memepetkan dirinya ke tempat dudukku. Kurasakan pahanya bergeseran dengan pangkal lenganku.
    Meski masih terhalang kain roknya, aku dapat merasakan kehangatan dan kelembutan kulit pahanya. Perasaan itu menjalar ke sekujur tubuhku dan mengarah semuanya ke pusat selangkangannku. Aku jadi gelisah. Aku tak ingin ia memperhatikan perubahan di bagian depan celanaku.
    Namun aku segera memergoki tatapan matanya sekilas melirik ke arah itu. Aku jadi malu juga, apalagi melihatnya senyum-senyum dikulum seperti itu. Aku jadi gemas dibuatnya. Lalu tubuhnya kutarik hingga terjatuh ke pangkuanku.
    “Auuww ” pekiknya manja sambil merangkul leherku agar tubuhnya tak terguling dari pangkuanku.
    “Mas kok jadi tambah genit sih?” lanjutnya. Ia cubit pipiku dengan lembut.
    “Tapi suka khan?” balasku menatapnya dengan mesra.
    Ia mengangguk perlahan. Balas menatapku dengan hangat. Kuamati seluruh wajahnya. Ia memang cantik. Matanya bersih bersinar. Bulu matanya lentik. Hidungnya mancung, dan bibirnya. Akh sungguh mempesona. Sungguh sensual. Apalagi saat lidahnya dikeluarkan untuk membasahi bibirnya. Sangat mengundang Aku tak tahan untuk segera mengulumnya.
    Bibirku langsung mendarat di atas bibirnya. Kukecup mesra. Ia balas dengan mesra. Kukulum hangat. Ia menyambutnya dengan kehangatan yang sama. Kami berciuman dengan hangat dan mesra. Lidah kami saling mencari. Saling bartautan. Tangannya meremas-remas bagian belakang kepalaku sambil menariknya sehingga ciuman kami semaki erat. Aku balas dengan mengelus dan meremas punggungnya. Ia menggeliat sambil mengerang perlahan merasakan kehangatan cumbuanku.
    Gerakan tubuhnya membuat pantatnya yang berada dipangkuanku dengan sendirinya menggesek-gesek Kontol Kontol yang berada di balik celanaku. Aku sudah tegang sekali. Kelembutan dan kehangatan buah pantatnya membuatku terangsang hebat.
    Kelihatannya ia sengaja melakukan gerakan itu. Pantatnya terus-terusan digesek-gesek ke Kontol Kontolku yang sudah semakin mengeras saja rasanya. Mengimbangi permainannya, tanganku mulai ikut-ikutan beraksi. Dimulai dengan mempreteli seluruh kancing BLousenya.
    Kulihat kulit dadanya yang bersih dan putih nampak begitu merangsang. Kuelus perlahan. Diana melenguh menikmati elusan lembut di seputar dadanya. Pagutan bibirnya semakin kuat, dekapannya semakin erat.
    Tanganku menggerayang semakin dalam, meremas Payudaranya yang masih terbungkus kutang tipis. Tonjolan putingnya kupermainkan. Diana gemetar dibuatnya. Permaiman tangan boss kesayangannya di daerah puting itu membuat darahnya berdesir kencang. Gairahnya menggelora dan semakin menyesakan dadanya.
    Rangsangan itu bertambah kuat seiring dengan elusan tangan bossnya yang mulai merogoh ke dalam kutangnya. Sentuhan langsung tangan lelaki pujaannya itu di seputar Payudaranya seakan memicu seluruh naluri kewanitaannya.
    Diana berubah garang. Gerakannya semakin banal, liar dan tak terkontrol. Apalagi ketika merasakan elusan lembut di pahanya, bergerak perlahan merambat naik ke pangkal pahanya. “Ouugghh” erangnya penuh kenikmatan seraya mendorong tanganku lebih dalam ke arah selangkangannya.
    Tanganku segera menemukan gundukan daging hangat di balik celana dalamnya yang teras sudah mulai membasah. Ujung jariku menelusuri garis memanjang di sekitar bibir kemaluannya. Kudengar erangan demi erangan meluncur dari bibirnya setiap kali tanganku menekan di sekitar liang itu. Roknya sudah kuangkat tinggi-tinggi agar tidak menghalangi gerayangan tanganku.
    Sementara tanganku yang satunya lagi mengeluarkan Payudara Diana dari balik kutangnya. Tidak terlalu besar memang, tapi masih kenyal dan keras. Bentuknya indah, apalagi putingnya yang berwarna kemerahan itu nampak sudah berdiri tegak seakan menanti kuluman mulutku. “Aduuhh. isep Mas Terus. akh enak sekali” rintihnya keenakan.
    Aku tak perlu menunggu perintahnya, karena mulutku sudah langsung menyambarnya. Lidahku melata-lata di ujung pentilnya. Akibatnya sungguh luar biasa, Diana menggelinjang kegelian diiringi rintihan dan erangan penuh kenikmatan. Sementara tangannya mulai bergerilya menggerayang kemana-mana sampai akhirnya berhenti di sekitar selangkanganku.
    Bergerak lincah mengurut-urut Kontolku yang masih terkungkung di balik celana. Aku berharap ia segera membebaskan Kontolku yang sudah berontak itu dari kungkungan celanaku. “Dianaa.. ugh” aku melenguh tanpa sadar begitu tangan Diana merogoh ke dalam balik celana dan menggenggam Kontolku. Terasa begitu lembut dan halus permukaan telapak tangannya.
    Perlahan namun pasti, ia mengocok Kontolku mulai dari bawah hingga ke atas, lalu turun kembali dan begitu seterusnya dengan irama yang semakin meningkat cepat. Enak sekali rasanya. Tubuhku seperti melayang-layang dibuatnya. Kurebahkan kepalaku di senderan kursi. Menikmati semua apa yang dilakukannya padaku. Kulihat tangan satunya lagi meraih ke bawah.
    Aku kira ia kan menggunakan kedua tangannya untuk mengocok, tetapi ternyata ia malah mencopot celana dalamnya sendiri dan melemparnya ke lantai. Aku kaget. Apa yang akan dilakukannya. Aku tambah khawatir ketika ia mengangkat roknya tinggi-tinggi lalu merubah posisinya sehingga mengangkangiku sementara Kontolku ditegakkan ke atas.
    Tiba-tiba aku sadar akan apa yang akan terjadi. Aku tidak pernah mengharapkan sampai sejauh ini. Bagaimana jadinya nanti. Kami berdua sudah memiliki keluarga masing-masing. Ini sudah terlalu jauh, jangan sampai terjadi. Aku tak ingin mengkhianati keluarga dan aku pun tak ingin ia mengkhianati keluarganya juga.
    Cukup sampai di sini “Diana. udah. Jangan diterusin” kataku mengingatkan. Sebenarnya aku juga tidak yakin dengan ucapanku sendiri. Aku menahan tubuh Diana agar jangan sampai itu terjadi. Kulihat tatapan matanya yang redup penuh harap, melirik padaku dengan penuh tanda tanya. Mana ada lelaki yang tahan melihat wanita secantik dirinya memohon seperti itu.
    “Kenapa?” ucapnya penuh keheranan dengan sikapku yang memang, menurut para lelaki, tidak tahu diuntung.
    “Aku, oh, eh, kita nggak boleh begini” ucapku dengan berat hati.
    “Nggak apa-apa kok sayang. Aku rela dan suka melakukannya.” jawab Diana yang justru membuatku semakin tergoda.
    Aku berupaya untuk berpikir jernih dan mencari jalan agar semua ini tidak terjadi. Aku tak ingin semuanya berantakan gara-gara perbuatan ini. Tapi? Akh, rasanya aku tak bisa lagi berpikir jernih begitu ia mulai menciumi wajahku dengan penuh mesra dan hangat. Tangannya bekerja cepat mempreteli kancing bajuku hingga membuka seluruh dadaku.
    Ia langsung menciuminya. Mengemot putingnya. Lidahnya menari-nari di atas dada lalu turun ke perut dan terus semakin ke bawah. Aku tak pernah sadar sejak kapan ritsluting celanaku terbuka. Tahu-tahu kulihat Kontol Kontolku sudah mengacung dari balik celanaku yang terbuka, sementara wajah Diana sudah sangat dekat sekali berada di sana.
    “Akh gila”, Pekikku dalam hati manakala kulihat mulut Diana terbuka dan lidahnya menjulur menyapu permukaan moncong Kontolku. Tubuhku bergetar hebat merasakan sapuan lembut dan hangatnya lidah itu di sana.
    Mataku sampai terpejam saking nikmat yang kurasakan saat itu. Pikiran-pikiran untuk menghentikan perbuatan ini saat itu langsung lenyap entah kemana. Aku tak mungkin menolaknya. Apalagi mulut wanita cantik ini begitu lihai mengulum Kontolku. Mungkin ini merupakan kuluman ternikmat yang pernah kurasakan sebelumnya.
    Aku sudah tak peduli lagi dengan semuanya. Yang penting semuanya harus kunikmati. Wanita cantik bertubuh seksi yang sedang bergairah ini harus mendapatkan kenikmatan yang sama. Setelah itu, aku langsung meraih tubuhnya untuk berdiri mengangkangi tubuhku yang duduk di kursi. Kontolku kuberdirikan tegak mengarah persis ke liang vaginanya.
    Kuminta ia untuk berjongkok dengan kedua kakinya naik ke tepian kursi di kedua sampingku. Tubuhnya turun perlahan. Kontolku mulai melesak ke dalam liangnya. Terasa hangat dan sempit. Kontolku terus menerobos masuk karena di sekitar liang itu sudah licin. Diana melenguh panjang begitu seluruh Kontolku terbenam di dalamnya.
    Matanya terpejam erat, kepalanya melengak ke belakang. Kedua tangannya berpegangan pada leherku. Ia mulai bergerak turun naik, bergoyang ke kiri dan ke kanan. Aku mengimbanginya dengan tusukan-tusukan kuat.
    Kami saling berlomba memberikan kenikmatan. Kulihat di depan wajahku, Payudaranya yang sudah tertutup kutang itu, bergelantungan kesana kemari. Bibirku langsung menangkapnya. Kukemot putingnya. Ia merintih. Kujilat seluruh daging kenyal itu. Diana mengerang. Kedua tanganku berpegangan pada pantatnya. Sambil meremas, aku tarik ke dalam agar Kontolku bisa mencapai bagian yang terdalam di dirinya.
    “Mass Ooouugghh.. nikmaat.. enaakkhh.. mmpphhff” erangnya tak karuan.
    “Ayo sayang. Terus goyangin. uughgh nikmaatnya.” aku pun mengerang-erang kenikmatan.
    Tiba-tiba ia memekik sambil mendekap kepalaku erat-erat ke dalam dadanya. Tubuhnya berguncang hebat. Pinggulnya didesakan kuat-kuat sehingga Kontolku terbenam seluruhnya. Tak lama kemudian kurasakan siraman cairan hangat pada Kontolku di dalam liangnya. Diana telah mencapai orgasmenya.
    Ia terus-terusan merintih sambil mengigau kalau dirinya jarang mendapatkan puncak kenikmatan seperti saat ini. Aku tak sempat memikirkan ucapannya itu, karena aku pun tengah berkutat menahan desakan dari dalam diriku sendiri sampai akhirnya tak tahan lagi dan menyemburkan sperma berkali-kali ke dalam liang vaginanya.
    Pinggulku sampai terangkat tinggi-tinggi ketika menyemprotkan sperma. Sungguh nikmat rasanya karena spermaku banyak sekali semburannya. Bayangkan saja aku sudah tidak berhubungan dengan istriku selama ia haid seminggu ini. Kudekap tubuh Diana erat-erat. Kuhirup keharuman aroma tubuhnya yang begitu merangsang. Sambil kubisikan kata-kata mesra. “Diana juga sayang sekali sama Mas” bisiknya perlahan hampir tak terdengar.
    Untuk beberapa saatnya kami hanya saling berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan bersama. Sambil memikirkan wanita secantik dirinya, yang sehari-hari nampak lembut dan pemalu, bisa berubah binal bagai kuda jalang saat bercinta denganku.
    Aku hanya bisa mengeluh bahagia penuh keberuntungan dapat menikmatnya dengan puas. “Mas, Diana nggak mau pulang. Pengen sama Mas terus seperti ini” bisiknya lagi. Aku terhenyak. Kaget tak terkira dengan ucapannya itu.
    Aku tak tahu perasaanku saat itu. Apakah harus senang atau takut mendengar pengakuannya ini. Aku tak ingin peristiwa ini tercium oleh rekan-rekan yang lain dan tak mungkin terus berada di sini. Walaupun yang lain telah pulang, mungkin saja nanti ada satpam perusahaan yang mengontrol kemari.
    “Ayo kita pulang. Nanti ketahuan orang” ajakku buru-buru seraya mendorong tubuhnya dari atas tubuhku.
    “Nggak mau. Pokoknya Diana pengen sama Mas terus” rengeknya.
    “Aduh gimana dong.”
    “Biarin” katanya ngambek.
    Aku panik melihatnya seperti ini. Akhirnya aku mendapat jalan untuk membujuknya.
    “Ok, kalau gitu kita cari tempat lain aja yang lebih aman” kataku kemudian.
    “Ya setuju. Kita cari hotel aja” usulnya dengan gembira.
    “Nanti kita mandi bareng di sana. Nanti Diana mandiin, terus ‘ininya’ Diana sabunin juga ya” katanya lagi sambil mempermainkan Kontolku yang sudah tergolek lemas.
    Aku hanya mengiyakan saja karena yang penting harus cepat-cepat pergi dari sini.
    Kami berdua lalu segera berangkat ke hotel setelah merapikan diri dahulu. Sepanjang jalan Diana tak pernah melepaskan pelukannya dariku. Aku membayangkan apa yang akan kami perbuat semalaman nanti di hotel.
    Kurasakan Kontolku langsung menggeliat bangun kembali hanya terbayang tubuh molek itu menggeliat-geliat di bawah himpitan tubuhku. Luar biasa memang.

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.