• Seductive asian cutie with shapely breasts stripping off her clothes

    Seductive asian cutie with shapely breasts stripping off her clothes


    1431 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Ngentot Tukang Pijat Yang Bohay

    Ngentot Tukang Pijat Yang Bohay


    1571 views
    Duniabola99.org – Suatu malam yang dingin… aku sendiri… Bang Johnny dan Kak wenda sedang berlibur ke Batu ( Malang ) bersama dengan Deasy dan Santi, sedang Winny adik Kak Wenda sedang tidur di rumah temannya, hari itu Sabtu malam Minggu, jam menunjukkan pukul 6.45 aku ke depan cari pak Pardi tukang becak yang biasa mangkal di dekat warung rokok.

    ” Pak, tolong panggilin Bik Suti tukang pijit donk… badan saya lagi pada pegel… ” kataku minta tolong.
    Jam 7.20 kira-kira pintu depan diketok orang dan bergegas aku keluar… ternyata yang dateng Pak Pardi dengan cewec muda lumayan cakep bersih orangnya… bengong aku jadinya.

    ” Dik Joss… ini anaknya Bik Suti… terpaksa saya bawa karena ibunya sedang pulang kampung beberapa hari… tapi dia bisa mijit kok… walaupun ngga’ sepinter ibunya. ” kata pak Pardi cepat sebelum aku tanya dan ngomel karena tidak sesuai dengan perintahku. ” Ya udah langsung masuk aja ” kataku mempersilahkan. ” Saya balik dulu kepangkalan Dik ” pamit pak Pardi.

    Seperginya pak Pardi langsung tanpa banyak bicara aku berjalan ke kamarku dan anak Bik Surti langsung mengekor dari belakang. ” Siapa nama kamu ? ” tanyaku memecah keheningan. ” Diah Mas ” sahutnya pendek.

    Sampai di kamar aku langsung buka kaos… dengan bertelanjang dada seperti biasa kalo dipijit sama Bik Suti… namun biasanya aku buka sarung tinggal CD saja… kali ini aku biarkan sarung tetep nempel pada posisinya karena tengsin aku sama cewec muda ini. ” Massage creamnya ada di meja belajar ” kataku sambil langsung tiduran tengkurap.

    Tangannya mulai memegang telapak kakiku… terus kebetis… memijat sambil megurut… sama persis dengan apa yang dilakukan ibunya padaku. Bik Surti emang sudah langganan sama keluarga Bang Johnny… jadi aku juga sudah sering mijit sama dia. Tapi walaupun cara mijitnya sama, namun serasa berbeda… tangan ini lebih halus dan hangat rasanya.

    ” Permisi Mas ” katanya membuyarkan lamunanku yang baru mulai berkembang… sambil benyingkap sarungku lebih tinggi, hingga ke pangkal pahaku. Pijitannya sudah sampai pada paha… sesekali agak tinggi menyentuh pangkal pantatku… agak ke tengah… seerrrrr… rasanya ada ngreng… akupun terus saja memejamkan mata sambil menikmati pijatan danmembayangkan kalau terjadi hal-hal yang diinginkan.

    ” Aduh… ” aku setengah menahan sakit ( pada hal pura-pura ), soalnya biasanya Bik Suti kalo aku kesakitan malah dicari yang sakit dan dipijat lebih lama sehingga enakan… eh… betul juga dia melakukan hal yang sama… tapi karena test tadi aku ucapkan pada saat dia memijit belakang lututku… maka dia sekarang memijit lebih lama di sana. Wah bisa kalo gitu pikirku… lalu aku merancang yang lebih dari pilot project ini.

    ” Jangan dipijit gitu… sakit diurut saja pake cream ” kataku sambil tak lupa berpura-pura sakit.

    Dia ambil cream dan mulai mengurut serius di situ. Lama cukup dia mengurut di situ terus sekarang sudah mulai menjalar lagi… paha… betis… sampe telapak kaki… pas kembali ke paha dan kali ini agak terlalu dalem… aku langsung teriak tertahan… seakan kena bagian sakit lagi…

    ” Mananya Mas ? ” tanyanya. ” Agak daleman dikit ” kataku sambil memegang tangannya dan membimbing pada posisi yang aku mau… letaknya persis di pangkal paha tengah pas jadi kalo dipijit-pijit yang kena bijiku… sengaja aku mengarahkan ke depanan… biar makin pas… lama dia di situ…

    ” Kasih cream donk… ” pintaku… pada saat dia ambil cream… satu tanganku dengan cepat menyingkap CDku supaya meramku keluar dari CD dan bebas… benar juga pada saat tangannya mengoleskan crean sudah langsung ke bijiku… aku agak sedikit supaya bijiku mangkin leluasa dan makin mudah dipijit…

    ” Ati-ati jangan kena celananya… nanti kena cream semua… ” kataku pura-pura bingung kalo CDku kena cream padahal mauku supaya dia membuka lebih lebar CDku… dengan tangannya… beberapa jenak kemudian dia bilang ” Maaf Mas… CDnya dibuka aja… soalnya nanti kena cream… saya sudah coba menghindari tapi susah… Masnya pake sarung aja… ” kata dia mengagetkanku… kaget karena ngga’ nyangka dia bilang gitu.

    Akupun berdiri dan melepas CDku… kembali pada posisi semula aku tengkurap… lalu Diah menyingkap kembali sarungku… hingga ke pantat… aku menahan pada posisi agak nunging supaya makin luas bidang yang bisa dicapai tangan Diah.

    Benar juga lama dia mengurut… meemas bjiku… sampe aku sendiri sudah ngga’ karuan rasanya konak banget… ” Agak bawahan dikit… ” pintaku… dia rogoh makin dalem sampe pangkal batangku kena pegang… diurutnya dengan agak susah karena dari pangkal batang sampe setengah diurut semua…

    ” Mas kalo bisa balik badan… soalnya susah kalo gini ” pintanya… dengan senang hati aku turuti. Aku berbalik badan dan meriamku masih tertutup kain sarung… dengan merogoh dia pegang lagi posisi yang sama. Diurut-urut… sepertinya aku merasa gayanya seperti setengah ngocok… tapi pikiran dia kayaknya lagi mijit… dengan matanya melihat sekeliling kamar… ngelamun kali… aku goyangkan pinggul sedikit supaya tanganya terpeleset ke atas… ternyata berhasil… dia lebih banyak ngurut meriamku… tiga empat menit berlalu dia kaya’nya ngga’ sadar…

    tapi lama-lama aku merasa dia bukan mijit atau ngurut… melainkan benar-benar ngocok meriamku… walau tidak digenggam… tapi cukup mantap… Aku sengaja bergerak sambil sedikit menarik ke atas posisi sarungku… sehingga dapat terlihat sekarang tangannya yang sedang ngocok meriamku… merasa tangannya tidak lagi tertutup sarung… dia lihat posisi tangannya dan saat itu seakan baru sadar dia melihat apa yang selama beberapa menit ini dipijitnya… tapi dia tidak berhenti… matanya mulai ngelirik ke aku.

    Denan tanpa expresi… dia teruskan mengocok… kali ini tangannya lebih mengenggam… jadi aku pastikan dia memang sengaja… jadi dengan sedikit ragu… aku letakkan pada pundaknya… saat memijit tadi… posisi dia berlutut di samping ranjang jadi kalo aku taruh tangan ke samping langsung jatuh di pundaknya dan langsung aku geser turun ke dadanya dan dia diam saja… aku remas dadanya…

    jadi aksi remas dan kocok berjalan terus beberapa menit… sampai tiba-tiba kepalanya ditundukkan rpanya tanpa basa basi lagi dia cium Kabagku… terus dilanjutkan dengan mengulumnya. Dia sadar bahwa dia dan aku telah sama-sama dikuasai nafsu…. maka tanpa perlu meminta ijin lebih jauh… aku coba untuk membuka baju atasnya… malah dia mambantunya… sehingga dia telah terbuka dadanya… BHnyapun telah dia lepas dan dadanya yang besar disorongkan kearah mulutku… langsung aja aku hisap putingnya…. wow… hangat….

    kelapanya lalu direbahkan pada pundakku… sehingga kami seperti setengah bergumul karena kakinya masih di bawah… kamipun berciuman hangat… lalu aku bangkt dan mengangkat tubuhnya menaiki ranjang…. ” Kamu mijitnya lebih enak dari ibu kamu ya ” kataku ngaco… setelah tau dia seperti itu.

    ” Ngga’ tau Mas… terlanjur kebawa…. ” dia tak melanjutkan kata-katanya. Aku asyik menciumi sekitar belakang telinga… samping leher… kadang mendenguskan nafas hangat ke telinganya. Dia sudah tampak merancu dengan desah dan erangannya yang makin membuatku di awang… Aku bangit dan memiringkan tubuhnya… kaki kirinya aku letakkan pada pundak kananku… denganposisi yang agak miring itu aku gesek Kabagku pada gerbang DuFannya ( Dunia Fantasi )… beberapa saat aku gesek dia mulai mengerang pelan… kemudian aku tata kepala meriamku pada gerbang DuFan… yang jelas sekali sudah sangat lembab dan sedikit basar… aku coba tekan… wah… kok sempit… tapi beberapa kali coba…

    akirnya berhasil juga mencapai setengah badan meriam amblas dalam lorong kegelapan… tampaknya di dalam agak kering… maklum tumitnya kurus kecil… tandanya kalu barangnya cenderung kering… Erangannya walau perlahan masih terus tanpa henti sedari tadi… menambah hangat suasana dan seakan irama lautan teduh… terus aja aku goyang sampe cukup lama sebelum aku akhirnya minta pindah posisi…

    Sekarang kedua kakinya aku pangul di kedua sisi pundakku… ayunan makin ganas karena posisi yang lebih leluasa… dan lorong kegelapan makin licin… rupanya dia telah beberapa kali mengeluarkan pelumas… walau bukan orgasme… ” Kamu sekarang nungging…

    ” perintahku. Saat Diah nungging… aku tekan pundaknya ke kasur dan sisa pantatnya aja yang nungging… dengan sedikit rubah gerak… aku masukkan lagi meriam jagurku… kali ini lebih sensasional… aku pegangan pada pinggulnya yang cukup gede… dan ayunan makin bebas terkendali… beberapa kali hampir terlepas… tapi karena besarnya si Kabagku maka agak sulit juga terlepas secara keseluruhannya…

    lelah dengan gaya *****… aku rebahan dan aku suruh dia menaikiku… dia naik dengan membelakangi aku… pada saat amblasnya batangku kali ini diiringi dengan nafas tertahannya… kali ini mentok abis… Diah diam sesaat sambil merenungi nikmat yang terasa. Aku mulai ambil inisiatif untuk menggoyang… lalu Diahpun ikut bergoyang…. kali ini putarannya melingkar… enak sekali… yang aku rasakan… lobang yang sempit… hangat… dan cenderung kering… tiap kali dia berputar pinggul aku merasa ada sesuatu nabrak kepala meriamku… pasti mentok dan dia pasti ngga’ akan lama untu mencapai titik orgasme demikian pikirku. Benar saja dugaanku…

    Diah tampak kejang keras sambil mengucapkan kata-kata yang tidak jelas apa maksudnya… cukup lama juga seperti itu… ” Aaaa…duuuuuuu…….uuuuhhh Mas… lemes kakiku rasanya… aku ngga’ kuat lagi gerak… ” demikian katanya. Aku coba untuk bangun dan menunggingkannya… lalu aku hajar lobangnya dengan lebih keras… sampai panas rasanya meriamku… dan akhirnya aku sudah hampir nga’ bisa lagi menahan…. lalu aku cabut dan bilang pada Diah ” Diah… kamu menghadap ke sini… buka mulut kamu….

    ” dan rupanya Diah mengerti yang aku mau… dengan lemas dia berbalik badan dan membuka mulutnya. Karena ketakutan akan tidak keburu… maka aku segera saja memasukkan meriamku dalam mulutnya yang mungil itu dan aku goyang maju mundur… beberapa kali dan keluarlah… creeetttt…. creeeee.tttt…. creettt….

    Aku jatuh kecapaian… di sampingnya… ” Diah… gimana barusan ? ” tanyaku memecah keheningan. ” Enak sekali Mas… sampe lemes kaki saya… udah ngga’ tau berapa kali keluar… kayaknya berendeng keluarnya ” jawab Diah sambil males-malesan dalam pelukanku. Dan kamipun tiduran sejenak dalam penat nikmat yang tersisa. Sampai pada…

    Aku terjaga saat merasakan paha kananku ada sesuatu yang merayap… aku coba walau males… ‘tuk membuka mataku dan… benar-benar terbelalak jadinya… saat tau apa yang menyentuh pahaku. Dia Winny… adik ipar kakakku… Johnny… aku sangka dia ada di rumah temennya… dan yang lebih mengagetkan adalah… dia lihat aku mendekap cewec dan dalam keadaan bugil berdua.

    ” Joss… loe gila ya… beraninya ngga’ ada orang masukin cewec… gue bilangin Bang John… ” katanya dengan mata melotot. ” Hei… Win… denger dulu… ” kataku sambil mencoba bangkit dari tidurku… saat itu pula Diah bangun karena dengar suara orang lain di kamar itu… dia berusaha meraih kain seadanya untuk emutupi tubuh bugilnya sambil bertanya ” Dia siapa Mas ? ”

    ” Dia ini Winny… adik ipar kakakku ” jawabku pendek. ” Jangan gitu donk… masa loe ngga’ kompak ama gue ” jawabku mohon pengertiannya.

    ” Iya boleh aja gue ngga’ bilang Abang asal gue boleh lihat loe berdua main sekali lagi… gimana ? tanyanya. Ach ni anak pikirku pasti gampang dech kalo udah gini… paling banter ntar dia pasti ngga’ kuat nahan nafsunya sendiri…. demikian pikirku.

    ” Okey… Diah… yuk kita tunjukkan pada Winny… apa yang kita baru kerjakan tadi… kita ulang lagi yuk ” ajakku… ” Mas malu saya nggak bisa… ” aku rada bangun untuk mencium Diah…

    ” Udah kamu merem aja dan anggap hanya kita berdua dalam kamar ini ” kataku menenangkan. Dan akupun mulai merangsang Diah dengan ciuman lembut… sambil tanganku berusaha meraba bagian-bagian sensitifnya… beberapa saat berlalu Diah mulai terbawa… dan mendesar halus…. aku rasakan tangan Winny mencoba meraih batangku dan meremas-remasnya, sesekali mengocoknya hingga siap tempur.

    Setelah segalanya siap… akupun mulai ambil ancang-ancang untuk memasuki Diah untuk sesi kedua… pada saat batangku amblas… Diah dan Winnypun seakan menahan nafas… rupanya Winny telah terlarut dalam pemandangan depan matanya. Permainanku dengan Diah berlangsung beberapa gaya… dan tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 9.47,

    saat itu Winny telah telanjang di samping tubuh Diah yang sedang aku tindih… lalu tangan kirikupun mulai bergerilya ke dada Winny… wah enak sekali… aku pilin putingnya dan diapun mengerang. Sambil terus menggenjot Diah… aku cium juga bibir Winny dan pendek kata… pinggangku ke bawah menghabisi Diah sedang pinggangku ke atas menyerang Winny…. keduanyapun mengerang seru malam itu…

    makin keras erangan mereka berdua bersahutan makin nafsu aku dibuatnya… terakhir sudah tidak kuat lagi menahan gejolak… aku genjot makin keras si Diah dan diapun mengerang panjang sambil kejang mendekapku. Saat itu kami orgasme bersamaan… sedang Winny masih belum mencapai walau hampir… erangan kami berdua membakar nafsunya… segera saja Winny memerintahku untuk menghisap memeknya sampai keluar..

    . demikian perintahnya. Akupun langsung memutar badanku untuk mencapai lobang Winny yang sudah sangat basah tadi…. tapi meriamku tetap tertanam dalam Diah. Kumainkan lidahku pada gua vertikalnya dan sesekali pada tombol di atas lobang tersebut sampe Winny mengejang kejang dan…. lemas puas.

    Lima sepuluh menit kami masih rebahan tumpang tindih sampe aku bangkit dan mencuci peralatanku… lalu kukenakan pakaianku dan kusulut sebatang rokok sambil ngeloyor kejalanan… mencari pak Pardi. ” Pak… anaknya Bik Suti ngga’ usah ditunggu pulangnya… dan tolong bilangin orang rumahnya kalo dia nngga’ pulang karena disuruh nemenin Winny ” alasanku sengaja aku tidak sebut nama Diah supaya terkesan masih asing buatku.

    Setelah itu aku balik lagi ke rumah dan cuci kaki lalu join bobok bertiga… ntar malem coba aku gerayangi Winny ach… kali-kali aja dapet nyobain rasanya… pasti asyik dan berarti pula dalam rumah ini ada beberapa stok lobang yang bisa dipake bergantian… khan asyik kalo butuh ngga’ nunggu lama-lama

  • ML Dengan Teman Bisnis

    ML Dengan Teman Bisnis


    1706 views
    Duniabola99.org – Ini adalah kisah nyata yang terjadi di tahun 2005. Tapi untuk menjaga nama baik semua pihak, nama-nama pelaku diganti semuanya. Selamat mengikuti

    Peristiwa indah itu tak pernah kuduga sedikit pun. Karena Bu Ivy tidak menampakkan gejala-gejala nakal sedikit pun. Apalagi kalau mengingat bahwa dia sudah mengenal istriku dan sering ngobrol berdua kalau datang ke rumahku. Istriku pun kelihatan percaya penuh, tak pernah mencucurigai kalau aku bepergian bersama Bu Ivy. Lagian kalau ada niat mau selingkuh, masa Bu Ivy berani menginjak rumahku dan berlama-lama ngobrol dengan istriku? Apalagi kalau mengingat bahwa Bu Ivy kelihatannya taat beribadah. Tiap hari selalu mengenakan jilbab.

    Baik aku maupun istriku sama-sama berwiraswasta, tapi dalam lapangan yang berbeda. Aku sering jadi mediator, begitu juga Bu Ivy. Sementara istriku membuka toko kebutuhan sehari-hari, jadi bisnisnya cukup dengan menunggui toko saja, karena rumahku ada di belakang toko itu. Dan di belakang rumah, istriku punya bisnis lain….beternak ribuan burung puyuh yang rajin bertelur tiap hari.

    Pada suatu pagi, waktu aku baru mau mandi, istriku menghampiriku, “Ada Bu Ivy, Bang.”
    “Oh, iya….emang sudah janjian mau ketemu sama pemilik tanah yang mau dijadikan perumahan itu,” sahutku, “Suruh tunggu sebentar, aku mau mandi dulu.”
    Istriku mengangguk lalu pergi ke depan. Sementara aku bergegas masuk ke kamar mandi.
    Setelah mandi dan berdandan, aku melangkah ke ruang tamu. Bu Ivy sedang ngobrol dengan istriku.

    “Barusan istri Herman datang, Bang,” kata istriku waktu aku baru duduk di sampingnya, “Herman sakit, kakinya bengkak, asam uratnya kambuh, jadi gak bisa kerja hari ini.”
    “Penyakit langganan,” sahutku dengan senyum sinis. Dengan hati kesal, karena itu berarti aku harus nyetir sendiri hari ini. Herman adalah nama sopirku.
    “Acaranya hari ini nggak jauh kan?” tanya istriku, “Sekali-sekali nyetir sendiri kan nggak apa-apa.”
    “Iya…ada sopir atau nggak ada sopir, kegiatanku takkan terhambat,” kataku, lalu menleh ke arah Bu Ivy yang saat itu mengenakan baju hijau pucuk daun dan kerudung putih, “Berangkat sekarang Bu?”

    “Baik Pak,” Bu Ivy memegang tali tas kecilnya yang tersimpan di pangkuannya.
    Tak lama kemudian Bu Ivy sudah duduk di sampingku, di dalam sedan yang kukemudikan sendiri (merek sedanku takkan kusebut, enak aja jadi iklan gratis…hehehe…).
    Obrolan kami di perjalanan menuju lokasi, hanya menyangkut masalah-masalah bisnis yang ada kaitannya dengan Bu Ivy. Tidak ada sesuatu yang menyimpang. Bahkan setelah tiba di lokasi yang 25 km dari pusat kota, aku tak berpikir yang aneh-aneh. Bahkan aku jengkel juga ketika pemilik tanah itu tidak ada di tempat, harus dijemput dulu oleh keponakannya yang segera meluncur di atas motornya.

    Kami duduk saja di dalam mobil yang diparkir menghadap ke kebun tak terawat, yang rencananya akan dijadikan perumahan oleh kenalanku yang seorang developer. Suasana sunyi sekali. Karena kami berada di depan kebun yang mirip hutan. Pepohonan yang tumbuh tidak dirawat sedikit pun.

    Tapi suasana yang sunyi itu…entah kenapa…tiba-tiba saja membuatku iseng…memegang tangan Bu Ivy sambil berkata, “Bisa dua jam kita harus menunggu di sini, Bu.”
    “Iya Pak,” sahutnya tanpa menepiskan genggamanku, “Sabar aja ya Pak….di dalam bisnis memang suka ada ujiannya.”
    Aku terdiam. Tapi tanganku tidak diam. Aku mulai meremas tangan wanita 30 tahunan itu, yang makin lama terasa makin hangat. Dia bahkan membalasnya dengan remasan. Apakah ini berarti……..ah…..pikiranku mulai melayang-layang tak menentu.
    Mungkin di mana-mana juga lelaki itu sama seperti aku. Dikasih sejengkal mau sedepa. Remas-remasan tangan tidak berlangsung lama. Kami bukan abg lagi. Masa cukup dengan remas-remasan tangan?
    Sesaat kemudian, lengan kiriku sudah melingkari lehernya. Tangan kananku mulai berusaha membuka jalan agar tangan kiriku bisa menyelusup ke dalam bajunya yangb sangat tertutup dan bertangan panjang. Bu Ivy diam saja. Dan akhirnya aku berhasil menyentuh payudaranya. Tapi dia menepiskan tanganku sambil berkata, “Duduknya di belakang saja Pak…di sini takut dilihat orang…”
    O, senangnya hatiku. Karena ucapannya itu mengisyaratkan bahwa dia juga mau !
    “Kenapa mendadak jadi begini Pak?” tanya wanita berjilbab itu ketika kami sudah duduk di jok belakang, pada saat tanganku berhasil menyelinap ke baju tangan panjangnya dan ke balik behanya.
    “Gak tau kenapa ya?” sahutku sambil meremas payudaranya yang terasa masih kencang, mungkin karena rajin merawatnya.
    “Tapi Pak…uuuuhhhh…..kalau saya jadi horny gimana nih?” wanita itu terpejam-pejam sambil meremas-remas lututku yang masih berpakaian lengkap.
    “Kita lakukan saja…asal Bu Ivy gak keberatan….” tanganku makin berani, berhail menyelinap ke balik rok panjangnya, lalu menyelundup ke balik celana dalamnya. Tanganku sudah menyentuh bulu kemaluannya yang terasa lebat sekali. Kemudian menyeruak ke bibir kemaluannya…bahkan mulai menyelinap ke celah vaginanya yang terasa sudah membasah dan hangat.
    “Masa di mobil?” protesnya, “kata orang mobil jangan dipakai gituan, bisa bikin sial…”
    “Emang siapa yang mau ngajak begituan di mobil? Ini kan perkenalan aja dulu….” kataku pada waktu jemariku mulai menyelusup ke dalam liang kemaluan Bu Ivy yang terasa hangat dan berlendir…
    Wanita itu memelukku erat-erat sambil berbisik, “Duh Pak…saya jadi kepengen nih….kita cari penginapan aja dulu yuk. Bilangin aja sama orang-orang di sini kalau kita mau datang lagi besok.”
    “Iya sayang,” bisikku, “Sekarang ini memiliki dirimu lebih penting daripada ketemuan dengan pemilik tanah itu…”
    “Ya sudah dulu dong,” Bu Ivy menarik tanganku yang sedang mempermainkan kemaluannya, “Nanti kalau saya gak bisa nahan di sini kan berabe. Nanti aja di penginapan saya kasih semuanya…”
    Aku ketawa kecil. Lalu pindah duduk ke belakang setir lagi.
    Tak lama kemudian mobilku sudah meluncur di jalan raya. Persetan dengan pemilik tanah itu. Sekarang ini yang terpenting adalah tubuh Bu Ivy, yang jelas sudah siap diapakan saja.

    Dengan mudah kudapatkan hotel kecil di luar kota, sesuai dengan keinginan Bu Ivy, karena kalau di dalam kota takut kepergok oleh orang-orang yang kami kenal. Soalnya aku punya istri, Bu Ivy pun punya suami.
    Hotel itu cuma hotel sederhana. Tapi lumayan, kamar mandinya pakai shower air panas. Tidak pakai AC, karena udaranya cukup dingin, rasanya tak perlu pakai AC di sini. Yang penting adalah wanita berjilbab itu…yang kini sedang berada di dalam kamar mandi, mungkin sedang cuci-cuci dulu…sementara aku sudah tak sabaran menunggunya.
    Ketika ia muncul di ambang pintu kamar mandi, aku terpana dibuatnya. Rambutnya yang tak ditutupi apa-apa lagi, tampak tergerai lepas….panjang lebat dan ikal. Jujur…ia tampak jauh lebih seksi, apalagi kalau mengingat bahwa ia 5 tahun lebih muda adaripada istriku. Rok bawahnya tidak dikenakan lagi, sehingga pahanya yang putih mulus itu tampak jelas di mataku.
    Aku bangkit menyambutnya dengan pelukan hangat, “Bu Ivy kalau gak pake jilbab malah tampak lebih cantik….muuuahhhhh…” kataku diakhiri dengan kecupan hangat di pipinya.
    Ia memegang pergelangan tanganku sambil tersenyum manis. Dan kuraih pinggangnya, sampai berada di atas tempat tidur yang lumayan besar.

    Lalu kami bergumul mesra di atas tempat tidur itu. Bu Ivy tidak pasif. Berkali-kali dia memagut bibirku. Aku pun dengan tak sabar menyingkapkan baju lengan panjangnya. Dan…ah…rupanya tak ada apa-apa lagi di balik baju lengan panjang itu selain tubuh Bu Ivy yang begitu mulus. Payudaranya tidak sebesar payudara istriku. Tapi tampak indah di mataku. Tak ubahnya payudara seorang gadis belasan tahun. Dan ketika pandanganku melayang ke bawah perutnya…tampak sebentuk kemaluan wanita yang berambut tebal, sangat lebat….

    Aku pun mulai beraksi. Mencelucupi lehernya yang hangat, sementara tanganku mulai mengelus jembut (bulu kemaluan) yang lebat keriting itu. Bu Ivy pun tidak tinggal diam, mulai melepaskan kancing kemejaku satu persatu, lalu menanggalkan kemejaku. Untuk mempermudah, aku pun menanggalkan celana panjang dan celana dalamku. Sehingga batang kemaluanku yang sudah tegak kencang ini tak tertutup apa-apa lagi.

    Bu Ivy melotot waktu melihat batang kemaluanku yang sudah tak tertutup apa-apa lagi ini. “Iiiih…punya Bapak kok panjang gede gitu….mmm….si ibu pasti selalu puas ya …” desisnya.
    “Emang punya suami Bu Ivy seperti apa?” tanyaku.
    “Jauh lebih pendek dan kecil,” bisik Bu Ivy sambil merangkulku dengan ketat, seperti gemas.
    Kembali kuciumi lehernya yang mulai keringatan, lalu turun…mencelucupi puting payudaranya. Kusedot-sedot seperti anak kecil sedang menetek, sambil mengelus-eluskan ujung lidahku di putting payudara yang terasa makin mengeras ini. Sementara tanganku tak hanya diam. Jemariku mulai mengelus bibir kemaluan wanita itu, bahkan mulai memasukkan jari tengahku ke dalam liang kemaluannya.
    Bu Ivy sendiri tak cuma berdiam diri. Tangannya mulai menggenggam batang kemaluanku. Meremasnya dengan lembut. Mengelus-elus puncak penisku, sehingga aku makin bernapsu. Tapi aku sengaja ingin melakukan pemanasan selama mungkin, supaya meninggalkan kesan yang indah di kemudian hari.
    Maka setelah puas menyelomoti puting payudara wanita itu, bibirku turun ke arah perutnya. Menjilati pusarnya sesaat. Lalu turun ke bawah perutnya.
    “Pa jangan ke situ ah…malu…” Bu Ivy berusaha menarik kepalaku agar naik lagi ke atas. Tapi aku bahkan mulai menciumi kemaluanya yang berbulu lebat itu. Lalu jemariku menyibakkan bulu kemaluan wanita itu, mengangakan bibirnya dan mulai menjilatinya dengan gerakan dari bawah ke atas….
    “Aduh Pak…ini diapain? Aaah…kok enak sekali Pak…..” Bu Ivy mulai menceracau tak menentu. Lebih-lebih ketika aku mulai mengarahkan jilatanku di clitorisnya, terkadang menghisap-hisapnya sambil menggerak-gerakkan ujung lidahku.
    “Oooh Pak…oooh….Pak….iiiih….saya udah mau keluar nih….duuuhhhhhh” celotehnya membuatku buru-buru mengarahkan batang kemaluanku ke belahan memeknya yang sudah basah. Dan kudesakkan sekaligus….blessss…..agak mudah membenam ke dalam liang surgawi yang sudah banyak lendirnya itu.
    “Aduuuduuuhhhh…sudah masuk Paaakk…..oooohhhh….” Bu Ivy menyambutku dengan pelukan erat, bahkan sambil menciumi bibirku sambil menggerak-gerakkan pantatnya, “Sa…saya gak bisa nahan lagi…langsung mau keluar Paaak…tadi sih terlalu dienakin…oooh…”
    Lalu terasa tubuh wanita itu mengejang dan mengelojot seperti sekarat. Rupanya dia tak bisa menahan lagi. Dia sudah orgasme….terasa liang kemaluannya berkedut-kedut, lalu jadi becek.
    “Barusan kan baru orgasme pertama,”bisikku yang mulai gencar mengayun batang kemaluanku, maju mundur di dalam celah kemaluan Bu Ivy.

    Beberapa saat kemudian wanita itu merem melek lagi, bahkan makin gencar menggoyang-goyang pinggulnya, sehingga batang kemaluanku serasa dibesot-besot oleh liang surgawi Bu Ivy. Aku tahu goyangan pantatnya itu bukan sekadar ingin memberikan kepuasan untukku, tapi juga mencari kepuasan untuknya sendiri. Karena pergesekan penisku dengan liang kemaluannya jadi makin keras, kelentitnya pun berkali-kali terkena gesekan penisku.
    “Adduuuh, duuuh….Pak…kok enak sekali sih Pak…..aaah…saya bisa ketagihan nanti Pak…..” celotehnya dengan napas tersengal-sengal.

    “Aku juga bisa ketagihan,” sahutku setengah berbisik di telinganya, sambil merasakan enaknya gesekan dinding liang kemaluannya, “memekmu enak sekali, sayang…..duuuuh….benar-benar enak sekaliii….”

    Aku memang tidak berlebihan. Entah kenapa, rasanya persetubuhanku kali ini terasa fantastis sekali. Mungkin ini yang disebut SII (Selingkuh Itu Indah). Padahal posisi kami cuma posisi klasik. Goyangan pantat Bu Ivy juga konvensional saja. Tapi enaknya luar biasa. Dalam tempo singkat saja keringatku mulai bercucuran.

    Bu Ivy pun tampak sangat menikmati enjotan batang kemaluanku. Sepasang kakinya diangkat dan ditekuk, lalu melingkari pinggangku, sementara rengekan-rengekannya tiada henti terlontar dari mulutnya, “Ooooh….oooh…hhhh….aaaaahhhhh…oooh…aaaaah….aduuuh Paaak….enak Pak….duuuuh….mmmmhhhhh saya mau keluar lagi nih Paaak….”
    “Kita barengin keluarnya yok….” bisikku sambil mempergencar enjotan batang kemaluanku, maju mundur di dalam liang kewanitaan Bu Ivy.

    “I…iya Pak….bi…bi…biar nikmat…..” sahutnya sambil mempergencar pula ayunan pinggulnya, meliuk-liuk cepat dan membuat batang kemaluanku seperti dipelintir oleh dinding liang kemaluan wanita yang licin dan hangat itu.
    Sampai pada suatu saat…kuremas-remas buah dada wanita itu, mataku terpejam, napasku tertahan…batang kemaluanku membenam sedalam-dalamnya….lalu kami seperti orang-orang kesurupan….sama-sama berkelojotan di puncak kenikmatan yang tiada taranya …..

    Air maniku terasa menyemprot-nyemprot di dalam liang memek Bu Ivy. Liang yang terasa berkedut-kedut….lalu kami sama-sama terkapar, dengan keringat bercucuran.
    “Ini yang pertama kalinya saya digauli oleh lelaki yang bukan suami saya…” kata Bu Ivy sambil membiarkan batang kemaluanku tetap menancap di dalam memeknya.
    Kujawab dengan ciuman hangat di bibirnya yang sensual, “Sama…saya juga baru sekali ini merasakan bersetubuh dengan wanita yang bukan istri saya. Terimakasih sayang….mulai saat ini Bu Ivy jadi istri rahasiaku…”

    “Dan Bapak jadi suami kedua saya….iiih…kenapa tadi kok enak sekali ya Pak?”
    “Mungkin kalau dengan pasangan kita sendiri sudah terlalu biasa, nggak ada yang aneh lagi. Tapi barusan dilepas di dalam…nggak apa-apa ?”
    “Nggak apa-apa,” sahutnya dengan senyum manis, mata bundar beningnya pun bergoyang-goyang manja, “Saya kan ikut KB sejak kelahiran anak kedua…”
    “Asyik dong, jadi aman….”
    “Saya pasti ketagihan Pak….soalnya punya Bapak panjang gede gitu…..”
    Kata-kata Bu Ivy itu membuat napsuku bangkit lagi. Dan batang kemaluanku yang masih terbenam di dalam memeknya, terasa mengeras lagi. Maka kucoba menggerak-gerakkannya…ternyata memang bisa dipakai “bertempur” lagi.

    Batang kemaluanku sudah mondar mandir lagi di dalam liang vagina Bu Ivy yang masih banyak lendirnya tapi tidak terlalu becek, bahkan lebih mengasyikkan karena aku bisa mengentot dengan gerakan yang sangat leluasa tanpa kehilangan nikmatnya sedikit pun. Bahkan ketika aku menggulingkan diri ke bawah, dengan aktifnya Bu Ivy action dari atas tubuhku. Setengah duduk ia menaik turunkan pinggulnya, sehingga aku cukup berdiam diri, hanya sesekali menggerakkan batang kemaluanku ke atas, supaya bisa masuk sedalam-dalamnya.

    Posisi di bawah ini membuatku leluasa meremas-remas payudara Bu Ivy yang bergelantungan di atas wajahku. Terkadang kuremas-remas juga pantatnya yang lumayan besar dan padat.
    Tapi mungkin posisi ini terlalu enak buat Bu Ivy, karena moncong penisku menyundul-nyundul dasar liang vaginanya. Dan itu membuatnya cepat orgasme. Hanya beberapa menit ia bisa bertahan dengan posisi ini. Tak lama kemudian ia memeluk leherku kuat-kuat, seperti hendak meremukkannya. Lalu terdengar erangan nikmatnya, “Aaaahhhh….saya keluar lagi Paaaak…..”
    Kemudian ia ambruk di dalam dekapanku.
    Tapi aku seolah tak peduli bahwa Bu Ivy sudah orgasme lagi. Butuh beberapa saat untuk memulihkan vitalitasnya kembali. Tak perlu vitalitas. Yang jelas batang kemaluanku sedang enak-enaknya mengenjot memek teman bisnisku ini. Lalu aku menggulingkan badannya sambil kupeluk erat-erat, tanpa mencabut batang kemaluanku dari dalam memeknya yang sudah orgasme kesekian kalinya.
    Bu Ivy memejamkan matanya waktu aku mulai mengentotnya lagi dengan posisi klasik, dia di bawah aku di atas. Tapi beberapa saat kemudian ia mulai aktif lagi. Mendekapku erat-erat sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan gerakan meliuk-liuk …..
    Aku pun makin ganas mengentotnya. Tapi ia tak mau kalah ganas. Gerakan pantatnya makin lama makin dominan. Membuatku berdengus-dengus dalam kenikmatan yang luar biasa.
    “Oooh…enak banget Paaak….sa…saya mau keluar lagi ….kita barengin lagi Pak…ta…tadi juga enak sekali….” celotehnya setelah batang kemaluanku cukup lama mengentot liang memeknya.
    Aku setuju. Kuenjot batang kemaluanku dengan kecepatan tinggi, maju-mundur, maju-mundur….sampai akhirnya kami sama-sama berkelojotan lagi Saling cengkram, saling lumat….seolah ingin saling meremukkan….dan akhirnya air maniku menyemprot-nyemprot lagi di puncak kenikmatanku, diikuti dengan rintihan lirih Bu Ivy yang sedang mencapai orgasme pula.

    “Kita kok bisa tiba-tiba begini ya?” cetus bu Ivy waktu sudah mengenakan pakaiannya lagi.
    “Iya…dari rumah aja gak ada renana….tapi tadi mendadak ada keinginan…untunglah Bu Ivvy gak menolak…terimakasih ya sayang,” sahutku dengan genggaman erat di pergelangan tangannya, kemudian kukecup mesra bibirnya yang tipis mungil itu.
    Wanita itu tersenyum. Memeluk pinggangku sambil berkata perlahan, “Kita harus berterimakasih pada pemilik tanah itu, ya Pak. Gara-gara dia gak ada di tempat, kita jadi ada acara mendadak begini.”

    Aku mengangguk dengan senyum. Sementara hatiku berkata, “Gara-gara sopirku gak masuk pula, aku jadi punya kisah seperti ini. Kalau ada dia, aku tentu takkan sebebas ini.”

    Sore itu kami pulang ke rumah masing-masing, dengan perasaan baru. Bahkan malamnya, ketika istriku sudah tertidur pulas, aku masih sempat smsan dengan bu Ivy. Salah satu smsnya berbunyi: “Puas banget…punya saya sampe terasa seperti jebol….punya bapak kegedean sih…kapan kita ketemuan lagi?”

    Kujawab singkat, “Kapan pun aku siap..”
    Satu kisah indah telah tercatat di dalam kehidupanku. Yang tak mungkin kulupakan.

  • Memek tante iparku

    Memek tante iparku


    1470 views

    Duniabola99.org – Pepatah mengatakan “rumput tetangga lebih hijau dari pada rumput dihalaman rumah sendiri”. Tapi buat yang satu nih mestinya pepatahnya “Santan tetangga lebih kental daripada dirumah sendiri”. Lho? Ya iyalah karena cerita aku tuh bukannya dapat yang lebih muda, tapi dapat yang lebih tua dari yang dirumah, tapi ngelupaiinnya susah banget, bikin kecanduan dah. Sayangnya jarang banget dapat kesempatan seperti itu. Emang menyebalkan kalo ditinggal sendiri dirumah, yah kalo ditinggal bini sih masih mending. Ini ditambah mertua juga ikutan pergi plus mesti jagain rumah keluarga yang disebelah lagi. Yah ndaa ada yang nyiapin makan malam ama kopi deh Rumahku memang bersebelah dengan rumah kakek istriku dan tantenya. Lokasi rumahku pas pojokan sehingga teras belakang rumah berhadapan lagsung dengan dapur rumah kakekku dan garasi rumah tanteku, eh maksudnya kakek dan tante istriku yah.

    Hari Jum’at beberapa bulan yang lalu pas liburan sekolah, aku mestinya sih pulang awal, tapi berhubung bini plus seabrek keluarganya sedang ada hajatan diluar kota dan mesti nginap sampe hari minggu, berhubung aku belum bisa cuti, aku ndak ikut sekalian jaga rumah, sedang dirumah kakekku juga ada tantenya biniku, (mohon maaf namanya diganti tante ris, biasanya aku panggil mbak ris) beda usia mbak ris dgn biniku juga ndak jauh-jauh amat cuma 5 tahun, malahan ada yang pangkat paman, nyaris seumuran ama biniku, maklum jaman dulu, emak sama anak bersaing dapetin keturunan. He.he. sorry ngelantur bro. Jadinya aku juga agak males pulang awal hari itu, lepas maghrib nyempatin diri cari makan malam, plus nongkrong dulu di warung kopi.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Sejam nongkrong di warkop aku baru ingat kalo lampu dirumahku ama dirumah tante sebelah kan belum dihidupin, ya udah daripada rumah kemalingan aku pulang. Sampe dirumah emang gelap, begitu juga rumah tanteku, hanya rumah kakekku saja yang sudah terang, kuhidupkan dulu lampu rumahku, kepingin rasanya cepat-cepat mandi dan on-kan komputerku terus surfing di DS. Tapi aku ingat kalo rumah tanteku belum dinyalain lampunya. Aku keluar lewat dapur dan langsung berjalan ke arah rumah tanteku menuju garasinya, sepintas kudengar suara air. Terlintas di otakku untuk mengintip, karena sudah pasti dirumah kakekku cuma ada Mbak Ris sendiri. Orang yang selama ini sering kucuri-curi pandang kalo lagi ada acara keluarga. Orangnya putih sama dengan biniku, karena emang keturunan orang putih sih. Bodinya sih tergolong umum, hanya saja kalo dilihat dari dekat disekujur tangannya ada bulu-bulu yang lebih lebat daripada wanita umumnya dan itu salah satu kelemahan aku terhadap wanita, kalo melihat yang tangannya seperti itu, kepingin rasanya diremas-remas. Sebenarnya nih tante yang satu tergolong jutek, biniku aja ndak terlalu suka ama dia, buktinya walaupun sudah punya 2 anak, tetap aja ditinggal sama suaminya yang aku nilai ndak bisa mengontrol istrinya, malahan takut kelihatannya, ah suami yang aneh. Kembali ke cerita. Aku batal mengintip karena kudengar pintu berdenyit, wah aku terlambat, ada kesalnya juga sih, kenapa tadi ndak minum kopinya dirumah aja sambil nungguin tanteku mandi aja ya. He.he.. menyesal kemudian memang ndak berguna. Ya udah aku langsung membuka pintu rumah keluarga biniku yang kunci rumahnya memang dititipkan ke aku. Kuhidupkan lampu rumahnya dan kuperiksa semua rumah itu memastikan semuanya aman-aman saja. Dari bagian belakang kuperiksa dapur dan kamar mandi, aman, dasar rumah ini juga nyaris seluruh penghuninya juga wanita, sepupu istriku kebanyakan masih gadis-gadis, sehingga di kamar mandinya bergelantungan celana dalam dan bra, memang sedikit membuatku terangsang jika membayangkan sepupu-sepupu istriku. Lalu kulanjutkan memeriksa kamar-kamar sepupu istriku, dasar anak gadis, CD kan BRA juga tergeletak sembarangan diatas tempat tidurnya, ndak mikir apa kalo aku yang mesti periksa rumahnya. Dikamar sepupu istriku yang tertua dan yang terkenal seksi dikalangan keluarga aku tergoda untuk merebahkan badanku, semerbak bau khas wanita menyerang hidungku, merusak otakku, sehingga aku benar-benar terangsang berada dikamarnya, mana ada CD yang aku yakin karena buru-buru mau keluar kota, main letakkan aja ditempat tidur nih. Ah beberapa menit yang menyenangkan berada disitu, untung saja aku sadar dan langsung bangun karena kuingat rumahku sendiri dapurnya terbuka. kumatikan lampu dalam rumah dan menghidupkan lampu-lampu luar, akupun bergegas pulang, karena badan sudah gerah dan pikiran jadi ngeres banget. Setelah mengunci pintu, aku berjalan ke arah rumahku, namun aku benar-benar kaget karena mendengar suara batuk wanita, nyaris copot jantungku karena kupikir ada mahluk gaib yang menegurku. “Mas, habis ngidupin lampu ya?” yah pertanyaan basa-basih nih makiku dalam hati, jantungku sudah kembali normal setelah yang kulihat ternyata mbak Ris sedangkan merendam pakaian kotornya di pelataran cuci. Aku berhenti untuk menyapanya, dan ia menanyakan kok lama aku dirumah sebelah, dasar jutek juga nih orang, sampe kesitu lagi pertanyaannya. Jangan-jangan ngintip juga dia. Bodo ah, jadi kujawab sekenanya aja. Sekalian cari minum tadi kataku. Juteknya tanteku ini benar-benar ketutup karena pemandangan yang ada didepanku saat itu, aku sering sekali kalo sedang duduk di pelataran belakang menikmati kopi pagiku, melihat mbak Ris keluar dari kamar mandinya ke pelataran cuci rumah kakekku dengan tubuh yang hanya ditutupi handuk seadanya. Hampir setiap sabtu dan minggu aku menikmati dua kegiatan sekaligus. Tubuh putihnya memang begitu membangkitkan semangat hari liburku. He.he.he

    Nah malam ini aku bisa melihat dari dekat, hanya dua langkah aja didepanku. Handuknya yang pendek ditambah posisinya yang sedikit jongkok tentu membuat handuk itu terangkat nyaris ke bokongnya.dari samping belahan susunya menyembul seperti hendak mencelat keluar menegurku. kutanyakan kok berani keluar sendiri mbak, terpaksa sih jawabnya karena memang tidak ada orang, “kenapa ?” tanyanya lagi. “yah mana tau ada yang niat jahat, terpancing ama mbak yang Cuma pake handuk aja” Sambil tertawa dia menjawab “emang bisa ya orang lain terangsang”, “mbak nih” jawabku “jangankan orang lain, ponakan sendiri aja terangsang gini” jawabku seenaknya. Yang disambut tanteku dengan tertawa kecil. “Ha.ha. keponakan ketemu gede” kata tanteku “Gede apanya mbak?” pancingku. “Gede takutnya” dasar batinku dalam hati tapi lumayanlah buat cairkan suasana sementara aku mencoba mententramkan adik kecil didalam celana yang semakin tegang aja. Aku menemani mbak Ris mencuci sambil kita ngobrol kemana-mana sampai… “Berani mbak sendirian dirumah malam ini?” tanyaku. “Sebenarnya sih berani, Cuma gara-gara tadi nonton film hantu jadi agak takut juga nih, nyesal deh mbak buka TV, lumayan bagus sih filmnya”. “Temanin mbak bentar ya nanti, sampe tidur aja, ntar mbak bayar dengan kopi. Ndak ada yang buatkan hari ini kan?” “Siap mbak” jawabku, padahal aku sebenarnya sudah minum kopi. Mbak Ris juga sudah selesai mencuci, “ya udah sana mandi dulu, tuh adiknya juga dimandiin jangan tegang melulu” Sialan dalam hatiku, ketahuan deh. Gara-gara pake celana kain kantoran nih. Sampe dirumah akupun langsung mandi, dinginnya air cukup membuat adikku jadi mengkerut dan sedikit tenang. Selepas mandi, dengan baju tidurku dan celana pendek bahan kaos yang menjadi idolaku kalo mau tidur kukenakan, kalo malam aku memang paling ndak suka pake CD, bawaannya jadi lega banget kalo tidur, dan biniku jadi gampang kalo melorotin celanaku. Setelah memeriksa kembali rumahku, dan mengunci pintu, aku bergegas kerumah kakekku melalui pintu belakang yang langsung berhadapan dengan pintu rumahnya. Pintunya tidak terkunci ketika aku mengetuk, Mbak Ris menyuruhku masuk dan kulihat ia sedang membuatkan kopi 2 cangkir. Oh iya sekali lagi Tante biniku ini sering kupanggil Mbak, karena biniku juga memanggilnya demikian, mungkin supaya ndak ketahuan kali, kalo dia tuh tantenya. Sedangkan dia kalo manggil aku juga biasanya ‘Mas’ ikut-ikut sepupu biniku yang lain. Ini dia cerita yang sebenarnya. Malam itu mbak Ris memakai daster tidur yang waduh tipisnya sih ndak terlalu Cuma bayangannya itu lo, bisa kupastikan dia tidak memakai CD dan Bra, hmm mirip aku juga nih ternyata kalo tidur, semua peralatan dalam tidak dipakai. “keruang TV dulu sana mas kopinya udah hampir jadi” aku sedang menikmati pemandangan yang indah. Akupun beranjak keruang TV yang Cuma ada kursi kecil dan permadani, yah kebiasaan keluarga, kalo nonton TV sambil baring, sedangkan kursi kecil tuh buat sang Kakek yang ndak tahan kalo lama-lama duduk di lantai. “kok kopinya 2 mbak, buat siapa satunya?” tanyaku setelah duduk dilantai saat kulihat mbak Ris membawa nampan kopi. “buat mbak nih mas, ada film bagus jam 11 nanti” terus terang aku tidak terlalu memperhatikan omongannya, mataku sebenarnya sedang tertuju ke daerah perut mbak yang melangkah ke arahku, karena kulihat sedikit bayang hitam diantara pahanya. Nih kopinya mas, jangan matanya aja yang minum, katanya membuat aku terpaksa harus mengalihkan pandanganku ke TV. Waduh bakal lama nih nemanin si Mbak, pake minum kopi lagi dia, bakalan susah tidur tuh. Tapi kapan lagi ya aku bisa menikmati kopi ditemani tante biniku dengan dasternya yang tipis. Aku duduk dilantai sementara mbak Ris mengambil posisi duduk dikursi antara aku dan TV, lumayanlah sesekali melihat bayangan susunya yang bergayut ditubuhnya yang ternyata padat juga walaupun tidak montok. Kita berdua ngobrol kemana-mana sambil nonton TV, dan sesekali menyerempet ke arah sex. Akhirnya akupun tau ternyata Mbak sering marah dengan suaminya dulu karena sering belum mencapai klimaks si om udah keburu muncrat, mana langsung loyo lagi, sehingga terpaksa Mbak Ris harus menyelesaikannya sendiri, dan kalo ndak tuntas itu yang membuat emosinya sering meledak esoknya. Jam saat itu menunjukan angka 10.30, kutawarkan ke Mbak Ris untuk mematikan lampu ruang tamu, “sekalian aja mas lampu ruang ini diganti dengan lampu kecil ya” yah mumpung adikku (maksudnya Mr P ya) ndak lagi tegang. Kuletakkan bantal yang dari tadi berada di atas pahaku, menutupi adikku dan kumatikan lampu. Kopi buatan mbak Ris pun telah habis kuminum, jadi sambil menonton TV aku merebahkan badan, ke bantal sedangkan bantal satunya lagi kupeluk supaya menutupi pergerakan adikku yang sudah seperti dongkrak aja nih. Filmnya semakin seru karena memang sudah hampir selesai, kulihat Mbak Ris sedang konsentrasi memandang ke arah TV, aku tdak bisa menikmati tontonan TV malam itu, yang kupandang hanya tubuh moleknya yang duduk di atas kursi pendek tanpa sandaran itu, mungkin Dengklek yang agak tinggi, kata orang jawa. Remangnya lampu dan posisi mbak yang berada ditengah antara aku dan TV membuat bayangan tubuhnya semakin kentara, kedua bukitnya justru semakin kelihatan bentuknya, di dua bukit itu terdapat benda sebesar biji jagung, daster tidurnya yang pendek menyingkapkan pahanya yang mulus. Sesekali aku terpaksa menonton TV karena mbak masih mengajakku ngobrol. Akhirnya selesailah sudah film di TV. Aku sedikit menghela nafas karena berarti aku sudah harus pulang. Saat aku hendak bangun, mbak bertanya “Mau kemana mas? Kan filmnya baru mau mulai nih” “ndak ngantuk mbak?” “kan udah ngopi, temanin mbak ya, buru-buru aja mau pulang” “enaknya sambil baring ah nontonnya” si mbak langsung mengambil bantal yang kupeluk, “ha.ha.. rupanya ada yang bangun ya” memang saat itu posisi adikku sedang tegang benar. Setelah iklan filmpun dimulai, kami berdua sama-sam berbaring bersebelahan, “kasihan adiknya, ndak ada sarangnya nih malam ini” kata mbak Ris saat jeda iklan. Kubalas juga, “tuh kaki ngapain mbak dari tadi dikepit melulu, emang apanya yang dijepit tuh” si mbak tertawa sambil memukulkan bantalnya ke arahku, kami bersenda gurau saat-saat jeda iklan, dan mbak masih juga memukulku dengan bantal terkadang mencoba mencubitku, sampe akhirnya aku terpaksa menangkap tangannya, ia mencoba melepaskan tangannya supaya bisa mencubitku lagi. Kali ini aku memegang tangannya dan tidak kulepaskan, sampai akhirnya tangannya melemaskan diri tanda sudah menyerah. Aku tetap tidak melepaskan peganganku namun aku sudah mengendorkannya. Aku benar-benar menikmati menyentuh kulit tangannya dengan bulu halusnya itu. kali ini aku mengelusnya menggunakan telapak tanganku, mbak diam saja. Aku mencoba yang lebih berani lagi, karena juteknya tanteku yang satu ini membuatku mesti perlahan-lahan. Biar saja dia hanyut dalam sungai yang tenang ini. Kugenggam jari-jari tangannya, mbak membalas dan meremas jari tanganku pula. Lalu pelan-pelan kuangkat tangan kirinya dengan tangan kananku kubawa tangannya ke arah adikku, dan benar Mbak Ris menurutinya kuletakkan tangannya di atas Mr P, dan kulepaskan genggamannya. Ternyata disitulah mulai kutahu Kelapa yang lebih tua memang banyak santannya. Mbak Ris menekan Mr. P kearah tubuhku sambil menggerakkan tangannya maju-mundur pelan-pelan dengan belakang telapak tangannya. Akupun memindahkan tanganku ke atas pahanya, namun dengan lembut mbak Ris menahan tanganku. Aku harus bertahan untuk menyentuh gundukan diantara segitiga itu. Mbak Ris terus mengusap milikku dengan belakang tangannya, hingga akhirnya ia membalikkan telapak tangannya dan menggenggam p-ku. Dan perlahan ia mengeluarkannya dari lubang bawah celana, menarik celanaku sehingga p-ku mencelat keluar dari celana dalam berbahan kaos itu. dengan jarinya iapun mengusap-usap p-ku. Ujung kukunya bukannya membuat sakit, justru membuat sensasi yang beda. Perpaduan rasa enak dan sedikit perih telah membuatku benar-benar melayang. Bokongku terangkat mengikuti irama tangannya, seperti naga barongsai yang mengejar bola api. ia pun mulai mengusap kepangkal p-ku, menyentuh bola sebesar pimpong itu, menarik tangannya kearah pusar, aku tau saat itu ia ingin aku melepaskan celanaku. Saat aku harus sedikit terbangun melepaskan celanaku aku berpaling ke arahnya, mataku tertuju mulai dari gundukan dibawah pusar, seperti sebuah senter kuterangi lekuk-lekuk tubuhnya sampai kedaerah dadanya yang membusungkan dua bukit kembar bermahkotakan biji jagung, yang walaupun sudah 10 tahun lebih tidak tersentuh namun masih tetap mengencang dan menantang. Hingga kutatap wajahnya, kali ini wajah judes sudah hilang, senyum dan matanya mengalirkan air yang membuat lelaki muda dapat takluk, dan tenggelam didalamnya. wajahnya memang tidak secantik dan semuda istriku (maaf ndak ge-er ya) namun malam ini dengan senyumnya itu, mbak Ris membuatku lupa akan istriku yang entah mungkin malam itu sedang ikut cara midodareni di kampung, kontras sekali. Bibirnya yang tersungging dan dibasahi dengan lidahnya itu membuat medan magnet yang menarik wajahku mendekatinya. Kucium bibir mbak Ris, kulumat perlahan bibir atas, kulepaskan, tangannya menarik kembali leherku, kucium lagi bibir bawahnya, kulepaskan dan kurasakan air liurnya yang tadi membasahi bibirnya seperti menempel pada bibirku, tak ada rasa geli, justru seperti aku sedang menikmati wine yang dipendam dalam gudang bawah tanah selama ratusan tahun. Aku seperti kecanduan air itu segera kulumat lagi bibirnya, kali ini kutambahkan dengan mengeluarkan lidahku kemulutnya, menghunjam mencari sumbernya, dan dijaga oleh lidahnya yang menyambut lidahku, memberi air itu pada gersangnya lidahku. Tangan tanteku yang sedang memeluk leherku segera kutangkap dan terus kulumat bibirnya. Kugenggam kedua jari tangannya, sambil perlahan aku memindahkan tubuhku keatasnya. Kuletakkan kedua tangan diatas kepalanya, posisinya saat itu seperti wanita yang telah benar-benar pasrah, rasa penasaranku pada tangannya tidak kusia-siakan, kualihkan ciumanku ke lehernya, menjilati leher dan belakan kupingnya, membuat kakinya yang tadi terbujur menjadi tertekuk, aku sedikit mengangkat bokongku, dan aku yakin ketika tubuhku juga bergerak turun pasti baju bawahnya juga melorot, karena kurasakan p-ku menyentuh vaginanya langsung. Kuteruskan ciumanku ke bawah menyusuri lengan tangannya, kucium leengan tangan yang ditumbuhi bulu halus itu, p-ku juga bergerilya menyentuh v-nya tanteku sedikit mendorong-dorong, membuat mbak Ris semakin melebarkan selangkangannya. Tapi aku tidak ingin segera menyudahi. Kulepaskan genggaman tanganku, kucium lagi bibir mbak Ris, nafasnya sudah tidak teratur seirama dengan nafasku yang semakin memburu. Mbak Ris kini menarik baju kaosku dan aku ‘tottaly nude’. Dibarengin dengan lidahnya yang kini gantian menyeruak masuk kedalam mulutku, yang kubalas dengan menghisapnya. Begitu lihainya ia membangkitkan nafsu, dengan mulai mengusap-usap dadaku, sesekali menyentuh biji jagungku juga. Akupun mengerti dengan keinginannya, segera aku merangsak ke daerah dadanya yang selama ini juga cukup membuatku penasaran. Mbak Ris membuka kancing daster bagian atasnya, menunjukkannya padaku sambil menyentuh sendiri buah biji jagung itu dengan jemarinya. Sementara aku membiarkannya sesaat. Tak tahan aku menunggu lama-lama tangankupun segera mengambil alih fungsi tangannya, kuremas kedua bukit itu, dan kulumat bijinya. Kumainkan lidahku layaknya yang sering DS-er lihat di film xxx, sedikit gigitan kecil ternyata justru membuat bokong tanteku ini terangkat, mbak Ris seperti ingin aku segera memasukkan p-ku kemiliknya, aku masih belum mau. Bisa-bisa aku nanti kalah perang deh seperti suaminya yang dulu. Nafasnya kini tidak lagi melalui hidung tapi sudah terdengar melalui mulut dan menambah gairahku. Puas kuremas bukit kembar itu segera aku turun ke daerah pangkal pahanya, serta merta mbak Ris menarik tubuhku ke atas, tersirat dimatanya ia tidak ingin aku melakukan itu. kuberi ia senyum yang menurutku saat itu lumayan indahya buat dia (he..he..) posisi wajahku tetap berada di antara pahanya, kali ini tanganku kembali meremas susunya. Kembali mbak Ris berdesah, dan memejamkan matanya, kali ini dengan perlahan kuturunkan kepalaku v-nya, lidahku langsung kuarahkan ke clitnya, benar seperti dugaanku kali ini ada respon baik, ia tida lagi menarik tanganku dan justru menggenggam tanganku untuk terus meremas susunya. Tiga kali jilatan kuangkat wajahku menatapnya, dan matanya kembali terbuka dan tersenyum, sedikit anggukan sudah memastikan bahwa aku boleh melanjutkan jilatanku pada clitnya. Benar-benar cara bercinta yang tanpa kata-kata, cukup kode saja kita berdua sama-sama tau apa yang harus dilakukan, itulah enaknya bercinta dengan wanita yang lebih tua, santannya memang lebih kental. Kulanjutkan mencumbu clitnya dengan lidahku, sesekali kulumat bibir v-nya dengan bibirku, kuarahkan lidahku ke bibir v-nya, tante istriku semakin menggeliat, tanganku yang sudah tidak meremas, susunya karena ia telah melakukannya sendiri benar-benar membantuku. Sambil terus menjilati v-nya dengan bau khas yang membuat para lelaki sulit tidur itu tanganku mulai memainkan v-nya. Perlahan kumasukkan jari telunjukku, aku tidak ingin nanti pada saat penetrasi ia kesakitan. Tubuhnya mengejang dan peret sekali, persis seperti saat aku mengambil mahkota istriku dimalam pertama kami. Cerita tentang bagaimana mbak ris memenuhi kebutuhan biologisnya nanti aku ceritakan deh, karena aku mendapatkannya setelah ML. Kucabut perlahan tanganku dan terus kumainkan clitnya meskipun v-nya sudah basah tapi karena sempitnya ruang itu aku harus pelan-pelan. Kali kedua aku sudah lebih mudah, dan sudah seluruh jari telunjukku bisa menerobos kedalam, gerakan jariku yang maju mundur pun sudah bisa dinikmati oleh mbak Ris yang kali ini. Desahan yang diselingi teriakan kecil nikmatnya itu seolah membuah aku tidak ingin berhenti menjilati dan memasukkan tanganku kedalam relung yang sudah basah itu, sampai-sampai airnya keluar membasahi daerah v-nya bercampur dengan liur dari bibirku yang juga menikmatinya. Kumanfaatkan jari tangan kirinya mengusap cairan itu dan membawanya ke daerah anal. Serviceku malam itu memang tidak tanggung-tanggung. Sementara lidahku memainkan clitnya. Jari telunjuk kananku masuk ke v-nya, tangan kiriku bermain ke daerah analnya, karena dengan kedua tangannya mbak Ris menahan pahanya sehingga posisi bokongnya terangkat. Telunjukku yg memainkan lobang itu ternyata dinikmati olehnya kumainkan di sekitar lubang itu. dan dengan pelan kucoba menusuknya dengan jariku. Mbak Ris menikmatinya kulihat dari wajahnya yang tidak sedikitpun menunjukkan penolakannya. Ingin kuteruskankan permainan tadi tapi berhubung aku juga sudah mulai tidak tahan mendengar desahannya kututup dengan mencium seluruh bagian v-nya dan kedua lubang itu, menandakan aku sanga menikmatinya. Aku bergerak ke atas, dan mbak Ris melepaskan tangan dari pahanya, kutindih lagi tubuhnya dan kucium bibir mbak Ris, yang membalasnya seperti ingin meminta bagian dari sisa-sisa air yang ada di bibirku, kucoba kumasukkan p-ku kedalam v-nya. Tangan mbak Ris menuntun p-ku ke lubang v. dengan sedikit gerakan kepala P-ku sudah berhasil menembusnya. Kutekan kedalam, pegangan mbak ris yang mencengkeram lenganku pertanda ia sedikit kesakitan, kucabut P-ku, mata mbak Ris terbuka, kami beradu pandang, kulanjutkan memasukkan P-ku seperempat bagian telah masuk, basah namun seret, kali ini wajah mbak Ris tidak seperti menahan sakit, kuteruskan mendorong P-ku kedalam, mbak menatapku dan kulihat ia sudah mulai menikmati, kuteruskan mendorong kedalam dan akhirnya seluruh P-ku telah masuk kedalam. Wajahnya menatapku yg mengartikan ia tidak lagi sakit, lalu kucium bibirnya, mbak Ris memjamkan matanya, kubiarkan sesaat P-ku didalam situ karena kurasakan seperti ada yang membetot didalam sana, aku merasakan sensasi yang baru. Lalu mulailah aku melakukan penetrasi sebenarnya, kulakukan gerakan misionaris seperti biasa. Permainan mbak Ris tidak kalah hebatnya. Dengan suara desah dan teriakan kecilnya itu aku semakin cepat melakukan gerakan. Kami teruskan permainan hingga aku merasakan aku bisa-bisa orgasme lebih dulu. Kutarik keluar P-ku dan ternyata membuat mbak Ris seperti mendapatkan kesempatan, diciumnya aku lalu ia membalikkan badannku ke bawah. Kini posisi Mbak Ris ada diatasku, rasa panas membuat ia membuka dasternya dan membuang kesamping, aku mempunyai kesempatan mengatur kembali nafasku. Tubuh mbak Ris yang hanya di terangi oleh lampu remang-remang sangat bagus untuk orang seusianya. Kini aku menyaksikan lagi dua bukit yang bergayut itu tanpa ada halangan. Ia pun mulai mengarahkan P-ku yang sudah tegang itu kedalam V-nya. Setelah itu ia mulai melakukan gerakan naik-turun, kenikmatannya dapat kurasakan, dan sungguh enak saat ia sesekali melakukan gerakan seperti ngebor, tapi ndak seperti inul ya. Variasi yang nikmat dari seorang tante yang terkenal judes. Sampai akhirnya aku merasakan aku akan keluar, namun kurasakan gerakan mbak Ris yang semakin cepat bahwa ia akan segera orgasme juga, tidak tahan lagi aku berbaring segera kudekap tubuh mbak Ris, dengan posisiku yang sedang duduk semakin erat kupeluk dia semakin kuat juga mbak Ris memelukku sampai saatnya, aku harus melepaskan tembakanku dilubangnya disaat yang sama mbak Ris berteriak penuh kenikmatan. Kita berdua bisa sama-sama mencapai klimaksnya disaat yang benar-benar tepat. Kami terus berpelukan mengatur nafas, aku tidak ingin mencabut P-ku, kubaringkan mbak Ris ke lantai pelan-pelan. Setelah aku bisa menindihnya aku menciumnya. Kubiarkan saja P-u didalam sana, yah mumpung masih tegak, emang kebiasaanku nanti kalo sudah normal baru aku mencabutnya.

    Ternyata perkiraanku tepat, hal ini juga sering terjadi pada istriku, nafas Mbak Ris kembali mendengus, kali ini akhirnya keluar juga kata-kata dari mulutnya. “Mas, aduh mas, mbak lagi nih” sambil memelukku dengan keras. Kutekan lagi lebih dalam P-ku ke lubang itu, sampai ia benar-benar lemas, dan biasanya punyaku juga sudah melemas. Mbak Ris juga mengalami dua kali Orgasme. Setelah itu aku berbaring disamping mbak Ris dan menggenggam tangannya. “Tidur didalam aja yuk mas, ndak usah pulang aja ya malam ini,” ia mengajakku berbaring dikamarnya dan kuiyakan, karena aku pikir kapan lagi bisa semalam bersama tanteku yang jutek. Mbak Ris duluan kekamarnya dengan membiarkan tubuhnya tanpa baju, dasternya hanya dibawa kekamar saja. Kumatikan TV, sambil kukenakan celana pendekku, memeriksa pintu belakang, lalu kususul mbak Ris dikamarnya. Kulihat dasternya tergeletak disamping tempat tidur. Akupun berbaring disampingnya masu kedalam bed covernya. Kita berdua belum bisa tidur, kami berbincang-bing lebih dalam lagi, dan dari situlah aku tau gimana ia memenuhi kebutuhan biologis.

     

     

    Baca Juga :
  • TEMAN KOS CEWEK BERKULIT PUTIH DAN BERTOKET BESAR

    TEMAN KOS CEWEK BERKULIT PUTIH DAN BERTOKET BESAR


    1251 views

    Duniabola99.org – Walaupun bulan ini penuh dengan kesibukanku, aku termasuk orang yang sangat susah untuk dapat mengontrol keinginan seks atas wanita. Pengalaman ini kualami beberapa hari sebelum bulan-bulan sibukku yang lalu di tempat kost. Di tempat kost kami berlima dan hanya ada satusatunya cewek di kost ini, namanya Sari. Aku heran ibu kost menerima anak perempuan di kost ini. Oh, rupanya Sari bekerja di dekat kost sini.

    Sari cukup cantik dan kelihatan sudah matang dengan usianya yang relatif sangat muda, tingginya kira-kira 160 cm. Yang membuatku bergelora adalah tubuhnya yang putih dan kedua buah dadanya yang cukup besar. Ahh, kapan aku bisa mendapatkannya, pikirku. Menikmati tubuhnya, menancapkan penisku ke vaginanya dan menikmati gelora kegadisannya.

    Perlu pembaca ketahui, umurku sudah 35 tahun. Belum menikah tapi sudah punya pacar yang jauh di luar kota. Soal hubungan seks, aku baru pernah dua kali melakukannya dengan wanita. Pertama dengan Mbak Anik, teman sekantorku dan dengan Esther. Dengan pacarku, aku belum pernah melakukannya. Swear..! Beneran.

    Kami berlima di kost ini kamarnya terpisah dari rumah induk ibu kost, sehingga aku dapat menikmati gerak-gerik Sari dari kamarku yang hanya berjarak tidak sampai 10 meter. Yang gila dan memuncak adalah aku selalu melakukan masturbasi minimal dua hari sekali. Aku paling suka melakukannya di tempat terbuka. Kadang sambil lari pagi, aku mencari tempat untuk melampiaskan imajinasi seksku.

    Sambil memanggil nama Sari, crot crot crot.., muncratlah spermaku, enak dan lega walau masih punya mimpi dan keinginan menikmati tubuh Sari. Aku juga suka melakukan masturbasi di rumah, di luar kamar di tengah malam atau pagi-pagi sekali sebelum semuanya bangun. Aku keluar kamar dan di bawah terang lampu neon atau terang bulan, kutelanjangi diriku dan mengocok penisku, menyebut-nyebut nama Sari sebagai imajinasi senggamaku. Bahkan, aku pernah melakukan masturbasi di depan kamar Sari, kumuntahkan spermaku menetesi pintu kamarnya. Lega rasanya setelah melakukan itu.

    Sari kuamati memang terlihat seperti agak binal. Suka pulang agak malam diantar cowok yang cukup altletis, sepertinya pacarnya. Bahkan beberapa kali kulihat suka pulang pagi-pagi, dan itu adalah pengamatanku sampai kejadian yang menimpaku beberapa hari sebelum bulan itu.

    Seperti biasanya, aku melakukan masturbasi di luar kamarku. Hari sudah larut hampir jam satu dini hari. Aku melepas kaos dan celana pendek, lalu celana dalamku. Aku telanjang dengan Tangan kiri memegang tiang dan tangan kanan mengocok penisku sambil kusebut nama Sari. Tapi tiba-tiba aku terhenti mengocok penisku, karena memang Sari entah tiba-tiba tengah malam itu baru pulang.

    Dia memandangiku dari kejauhan, melihat diriku telanjang dan tidak dengan cepat-cepat membuka kamarnya. Sepertinya kutangkap dia tidak grogi melihatku, tidak juga kutangkap keterkejutannya melihatku. Aku yang terkejut.

    Setelah dia masuk kamar, dengan cuek kulanjutkan masturbasiku dan tetap menyebut nama Sari. Yang kurasakan adalah seolah aku menikmati tubuhnya, bersenggama dengannya, sementara aku tidak tahu apa yang dipikirkannya tentangku di kamarnya. Malam itu aku tidur dengan membawa kekalutan dan keinginan yang lebih dalam.

    Paginya, ketika aku bangun, sempat kusapa dia.
    “Met pagi..” kataku sambil mataku mencoba menangkap arti lain di matanya. Kami hanya bertatapan.

    Ketika makan pagi sebelum berangkat kantor juga begitu.
    “Kok semalam sampai larut sih..?” tanyaku.
    “Kok tak juga diantar seperti biasanya..?” tanyaku lagi sebelum dia menjawab.
    “Iya Mas, aku lembur di kantor, temenku sampai pintu gerbang saja semalam.” jawabnya sambil tetap menunduk dan makan pagi.
    “Semalam nggak terkejut ya melihatku..?” aku mencoba menyelidiki.
    Wajahnya memerah dan tersenyum. Wahh.., serasa jantungku copot melihat dan menikmati senyum Sari pagi ini yang berbeda. Aku rasanya dapat tanda-tanda nih, sombongnya hatiku.

    Rumah kost kami memang tertutup oleh pagar tinggi tetangga sekeliling. Kamarku berada di pojok dekat gudang, lalu di samping gudang ada halaman kecil kira-kira 30 meter persegi, tempat terbuka dan tempat untuk menjemur pakaian. Tanah ibu kostku in cukup luas, kira-kira hampir 50 X 100 m. Ada banyak pohon di samping rumah, di samping belakang juga. Di depan kamarku ada pohon mangga besar yang cukup rindang.

    Rasanya nasib baik berpihak padaku. Sejak saat itu, kalau aku berpapasan dengan Sari atau berbicara, aku dapat menangkap gejolak nafsu di dadanya juga. Kami makin akrab. Ketika kami berbelanja kebutuhan Puasa di supermarket, kukatakan terus terang saja kalau aku sangat menginginkannya. Sari diam saja dan memerah lagi, dapat kulihat walau tertunduk.

    Aku mengajaknya menikmati malam Minggu tengah malam kalau dia mau. Aku akan menunggu di halaman dekat kamarku, kebetulan semua teman-teman kostku pulang kampung. Yang satu ke Solo, istrinya di sana, tiap Sabtu pasti pulang. Yang satunya pulang ke Temanggung, persiapan Puasa di rumah.

    Aku harus siapkan semuanya. Kusiapkan tempat tidurku dengan sprei baru dan sarung bantal baru. Aku mulai menata halaman samping, tapi tidak begitu ketahuan. Ahh, aku ingin menikmati tubuh Sari di halaman, di meja, di rumput dan di kamarku ini. Betapa menggairahkan, seolah aku sudah mendapat jawaban pasti.

    Sabtu malam, malam semakin larut. Aku tidur seperti biasanya. Juga semua keluarga ibu kost. Aku memang sudah nekat kalau seandainya ketahuan. Aku sudah tutupi dengan beberapa pakaian yang sengaja kucuci Sabtu sore dan kuletakkan di depan kamarku sebagai penghalang pandangan. Tidak lupa, aku sudah menelan beberapa obat kuat/perangsang seperti yang diiklankan.

    Tengah malam hampir jam setengah satu aku keluar. Tidak kulihat Sari mau menanggapi. Kamarnya tetap saja gelap. Seperti biasa, aku mulai melepasi bajuku sampai telanjang, tangan kiriku memegangi tiang jemuran dan tangan kananku mengocok penisku. Sambil kusebut nama Sari, kupejamkan mataku, kubayangkan sedang menikmati tubuh Sari. Sungguh mujur aku waktu itu. Di tengah imajinasiku, dengan tidak kuketahui kedatangannya, Sari telah ada di belakangku.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Tanpa malu dan sungkan dipeluknya aku, sementara tanganku masih terus mengocok penisku.
    Diciuminya punggungku, sesekali digigitnya, lalu tangannya meraih penisku yang menegang kuat.
    “Sari.. Sari.. achh.. achh.. nikmatnya..!” desahku menikmati sensasi di sekujur penisku dan tubuhku yang terangkat tergelincang karena kocokan tangan Sari.
    “Uhh.. achh.. Sari, Sari.. ohhh.. aku mau keluar.. ohh..” desahku lagi sambil tetap berdiri.

    Kemudian kulihat Sari bergerak ke depanku dan berlutut, lalu dimasukkannya penisku ke mulutnya.
    “Oohhh Sari… Uhh Sariii.., Saarrii… Nikmat sekali..!” desahku ketika mulutnya mengulumi penisku kuat-kuat.
    Akhirnya aku tidak dapat menahannya lagi, crott.. crot.. crot.., spemaku memenuhi mulut Sari, membasai penisku dan ditelannya. Ahh anak ini sudah punya pengalaman rupanya, pikirku.

    Lalu Sari berdiri dengan mulut yang masih menyisakan spermaku, aku memeluknya dan menciuminya. Ahh.., kesampaian benar cita-citaku menikmati tubuhnya yang putih, lembut, sintal dan buah dadanya yang menantang.

    Kulumati bibirnya, kusapu wajahnya dengan mulutku. Kulihat dia memakai daster yang cukup tipis. BH dan celana dalamnya kelihatan menerawang jelas. Sambil terus kuciumi Sari, tanganku berkeliaran merayapi punggung, dada dan pantatnya. Ahh.. aku ingin menyetubuhi dari belakang karena sepertinya pantatnya sangat bagus. Aku segera melepaskan tali telami dasternya di atas pundak, kubiarkan jatuh di rumput.

    Ahh.., betapa manis pemandangan yang kulihat. Tubuh sintal Sari yang hanya dibalut dengan BH dan celana dalam. Wahhh.., membuat penisku mengeras lagi. Kulumati lagi bibirnya, aku menelusuri lehernya.
    “Ehh.., ehhh..!” desis Sari menikmati cumbuanku.
    “Ehh.., ehhh..!” sesekali dengan nada agak tinggi ketika tanganku menggapai daerah-daerah sensitifnya.

    Kemudian kepalanya mendongak dan buah dadanya kuciumi dari atas. O my God, betapa masih padat dan montok buah dada anak ini. Aku mau menikmatinya dan membuatnya mendesis-desis malam ini. Tanganku yang nakal segera saja melepas kancing BH-nya, kubuang melewati jendela kamarku, entah jatuh di mana, mungkin di meja atau di mana, aku tidak tahu. Uhhh.., aku segera memandangi buah dada yang indah dan montok ini. Wah luar biasa, kuputari kedua bukitnya. Aku tetap berdiri. bergantian kukulumi puting susunya. Ahh.., menggairahkan.

    Terkadang dia mendesis, terlebih kalau tangan kananku atau kiriku juga bermain di putingnya, sementara mulutku menguluminya juga. Tubuhnya melonjak-lonjak, sehingga pelukan tangan kanan atau kiriku seolah mau lepas. Sari menegang, menggelinjang-gelinjang dalam pelukanku. Lalu aku kembali ke atas, kutelusuri lehernya dan mulutku berdiam di sana. Tanganku sekarang meraih celana dalamnya, kutarik ke bawah dan kubantu melepas dari kakinya. Jadilah kami berdua telanjang bulat.

    Kutangkap kedua tangan Sari dan kuajak menjauh sepanjang tangan, kami berpandangan penuh nafsu di awal bulan ini. Kami sama-sama melihat dan menjelajahi dengan mata tubuh kami masing-masing dan kami sudah saling lupa jarak usia di antara kami. Penisku menempel lagi di tubuhnya, enak rasanya. Aku memutar tubuhnya, kusandarkan di dadaku dan tangannya memeluk leherku.

    Kemudian kuremasi buah dadanya dengan tangan kiriku, tangan kananku menjangkau vaginanya. Kulihat taman kecil dengan rumput hitam cukup lebat di sana, lalu kuraba, kucoba sibakkan sedikit selakangannya. Sari tergelincang dan menggeliat-geliat ketika tanganku berhasil menjangkau klitorisnya. Seolah dia berputar pada leherku, mulutnya kubiarkan menganga menikmati sentuhan di klitorisnya sampai terasa semakin basah.

    Kubimbing Sari mendekati meja kecil yang kusiapkan di samping gudang. Kusuruh dia membungkuk. Dari belakang, kuremasi kedua buah dadanya. Kulepas dan kuciumi punggungnya hingga turun ke pantatnya. Selangkangannya semakin membuka saja seiring rabaanku.

    Setelah itu aku turun ke bawah selakangannya, dan dengan penuh nafsu kujilati vaginanya.
    Mulutku menjangkau lagi daerah sensitif di vaginanya sampai hampir-hampir kepalaku terjepit.
    “Oohh.., ehh.., aku nggak tahan lagi.., masukkan..!” pintanya.

    Malam itu, pembaca dapat bayangkan, aku akhirnya dapat memasukkan penisku dari belakang. Kumasukkan penisku sampai terisi penuh liang senggamanya. Saat penetrasi pertama aku terdiam sebelum kemudian kugenjot dan menikmati sensasi orgasme. Aku tidak perduli apakah ada yang mendengarkan desahan kami berdua di halaman belakang. Aku hanya terus menyodok dan menggenjot sampai kami berdua terpuaskan dalam gairah kami masing-masing.

    Aku berhasil memuntahkan spermaku ke vaginanya, sementara aku mendapatkan sensasi jepitan vagina yang hebat ketika datang orgasmenya. Aku dibuatnya puas dengan kenyataan imajinasiku malam Minggu itu. Sabtu malam atau minggu dini hari yang benar-benar hebat. Aku bersenggama dengan Sari dalam bebrapa posisi. Terakhir, sebelum posisi konvensioal, aku melakukan lagi posisi 69 di tempat tidur.

    Ahh Sari, dia berada dalam pelukanku sampai Minggu pagi jam 8 dan masih tertidur di kamarku. Aku bangun duluan dan agak sedikit kesiangan. Ketika melihat ke luar kamar, ohh tidak ada apa-apa. Kulihat kedua cucu ibu kostku sedang bermain di halaman. Mereka tidak mengetahui di tempat mereka bermain itu telah menjadi bagian sejarah seks hidupku dan Sari.

    Pembaca, itulah pengalamanku dengan Sari di kost. Aku sudah dua malam Minggu bersamanya. Betapa hebat di bulan ini. Aku bisa, aku bisa.. dan mau terus berburu lagi. Ahh.., hidup memang menggairahkan dengan seks, dengan wanita. Hanya, aku harus super selektif memilihnya. Semoga pengalamanku ini berguna buat sobat muda.

    END

     

    Baca Juga :
  • MENCARI KESEMPATAN MELAKUKAN SEKS DENGAN TEMAN SMP

    MENCARI KESEMPATAN MELAKUKAN SEKS DENGAN TEMAN SMP


    1352 views

    Duniabola99.org – Namaku Stev 27 tahun. baru 1 minggu yang lalu aku melakukan ini.waktu itu malam minggu, suasana cerah-cerah saja. entah kenapa aku pengen keluar waktu itu. cerita ini aku kirimkan kepada Duniabola99.org agar ceritaku ini dapat dimuat. Begini ceritanya.

    segera aku bergegas menuju kota dengan kendaraanku. waktu itu aku memakai Sepeda motor Ninja. kuparkirkan di parkiran. aku jalan-jalan sebentar dan tanpa sengaja melihat teman smp ku dulu. namanya dina, dia adalah salah satu gadis tercantik disekolahku waktu itu. tanpa ragu kusapa dia, “hai, dina ya? masih ingat aku ga?”.

    dia kaget dan spontan menjawab, “siapa ya?”
    “Stev, temen smp dulu.. kamu dulu 3B kan?” jawabku.
    “eehmmmm.. oh ya.. kamu yang dulu suka pake topi tu ya?
    “tepat… boleh gabung?”

    langsung kita ngobrol-ngobrol dan bernostalgia tentang masa smp dulu. kebetulan waktu itu dina disitu sendirian, katanya lagi cari suasana, suntuk dirumah mulu. sedang asik kita berbincang, tiba-tiba “prak..” hapenya jatuh ke lantai, dia membungkuk mengambilnya dan kulihat sebagian buah dadanya yang begitu putih mulus. sontak nafsuku langsung naik. dari hal itu timbullah hasratku untuk bercinta dengan dina.

    “eh, iya cowokmu kemana?” tanyaku
    “ga tau tuh, tak sms ga dibales, bikin jengkel aja!”
    “loh, emang lagi berantem ya?”
    “ia, udah 1 minggu kita diem-dieman”

    “ya udah, moga-moga cepat selesai masalahnya.. maen ke rumahku yuk, aku kesepian ga ada teman dirumah, orang tuaku pergi ke luar kota 1 bulan”
    “wah gimana ya..”
    “ayolah.. please kali ini saja…”
    “baiklah kalau begitu”

    setelah itu kami melesat ke rumahku. pikiranku sudah ga karuan pengen nikmati tubuh indahnya.. sesampainya dirumah langsung kusuruh duduk disofa ruang tamu.

    “mau minum apa?”
    “air putih saja”
    masa cuma air putih? sirup aja ya..”
    “terserah kamu lah.. jawabnya pasrah”

    aku ke dapur untuk membuatkan dina minum. kumasukkan semacam obat tidur dalam minuman itu, dan segera kuberikan pada dina.
    “silahkan diminum”
    “ia”

    glek glek glek minuman itu diminum oleh dina, tak berapa lama dia tertidur. langsung ku telanjangi dia. ku remas-remas payudaranya dengan buas, oh nikmat sekali… setelah puas aku turun ke bawah ke lubang kenikmatannya. ku jilat-jilat dan kadang sedikit kugigit klitorisnya.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    belum puas bermain dengan memeknya, dia terbangun. mungkin karena dosis obat tadi hanya sedikit. namun setelah dia bangun aku kaget karena dia langsung melenguh nikmat dan menyebut namaku

    “terus andy, jangan berhenti, aku sudah lama pengen ngrasa’in ini, cowokku sudah lama tak memuaskanku”
    “siap dinaku yang cantik”
    langsung kujilat lagi sampai dia orgasme yang pertama kali. kemudian kusuruh dina mengulum penis besarku
    “ah…. enak… terus…”

    setelah puas dengan mulutnya, langsung kutancapkan kontolku ke lubang vaginanya dan bles….

    “ah… nikmat sayang…”
    “bles.. slep.. bles.. slep..” suara penisku yang masuk ke vagina dina..
    10 menit bergelut dengan vagina dina lahar panasku serasa ingin meledak…
    “aku hampir keluar dina…”
    “bareng ya say… aku juga udah mau keluar nih…”

    kami pun mengeluarkan lendir kenikmatan kami berbarengan. rasanya begitu nikmat.

    setelah kejadian itu, dina sering menelponku untuk mencari kesempatan untuk melakukan seks lagi..
    benar-benar surga dunia.

    END

     

    Baca Juga :
  • Cerita Seks Serasa Surga Dunia Termasuk Bisa ML dengan Cewek Perawan

    Cerita Seks Serasa Surga Dunia Termasuk Bisa ML dengan Cewek Perawan


    2064 views

    Duniabola99.org – Ria adalah seorang mahasiswi asal Pekalongan, Jawa Tengah. Aku mengenalnya membuat kami sama-sama menjadi peserta dalam kegiatan workshop bagi mahasiswa / i. Dia mencari dari sebuah sekolah tinggi ekonomi di kota S, sedangkan aku dikirim mewakili kampusku.

    Selama workshop, aku sudah mulai merasakan kalau dia memperhatikanku, tapi aku juga tahu kalau dia sudah punya seorang cowok. Padahal hubungan kami saat itu hanya sebatas SMS. Sampai pada satu jumat malam bulan November tahun 2016, Ria menelponku. Intinya dia mengatakan bsok pagi akan ke kota Y dan tolong aku menjemputnya di terminal.

    Perkiraan bahwa dia berangkat dari Kota S jam 7, maka jam 10 atau paling lambat jam 11 dia akan tiba di Y. Keesokan harinya pukul 10 pagi aku sudah berdiri di terminal bis antar kota di kotaku. Saat sedang mencari-cari, tiba-tiba saja dari ria mewetkanku.

    Dia tidak banyak berubah, tinggi 168 cm, rambut sebahu, bentuk serupa tirus mirip seperti artis Nia Ramadhani, namun tubuh Ria lebih banyak, terutama dengan payudara yang sulit 34 B. Saat aku terpana melihat tubuh, dia tiba-tiba saja memelukku. “Mas, aku kangen. Pengen banyak cerita sama kamu, pengen tukar pikiran dan diskusi kaya saat workshop dulu ”ungkapnya.

    “Iya..iya..udah ah, ga enak diliat orang banyak” kataku sambil melepas pelukannya. “Mau nginap dimana kamu malam ini? Masak mau langsung pulang ke S? ”Tanyaku. “Saya nginap di kost mas Ari aja boleh khan?” Jawabnya. “Mana boleh non, bisa digrebek ama orang kampung” jawabku. Akhir-akhir ini ia disebut tidur di sebuah hotel melati dekat kostku, biayanya aku karena dia tidak akan menghabiskan banyak uang.

    Singkatnya, setelah Ria mandi dan berganti pakaian kami berjalan-jalan keliling kota Y, selama perjalanan, dia banyak bercerita tentang percakapan dengan cowok yang mulai banyak ketidak cocokan dan sering diwarnai pertengkaran.

    Setelah makan malam, jam 9 malam aku mengantarkan dia kembali ke hotel tempatnya menginap. Setelah itu aku kembali ke kostku. Pukul setengah 11 malam Ria menelponku. “Mas, aku ga bisa tidur, hotelnya serem, mas Ari kesini donk, temanin aku” pintanya. cerita seks

    Maka aku pun langsung menuju hotel itu. Ketika menuju kamar Ria, saya melihat beberapa orang, ada yang masih muda, ada pula yang sudah dipanggil. Pahamlah aku bahwa hotel ini termasuk hotel esek-esek yang banyak dibungkus teman-teman kampusku.

    Kamar yang ditempati Ria berada di ujung lorong, memang terlihat lebih luas, Ria masih belum mengganti baju, “aku mau k kamr mandi takut mas, lampunya kecil” jawabnya karena kutainya kenapa ga ganti baju. “Ya udah, aku disini, kamu cuci muka trus ganti baju tidur ya” kataku.

    Di tempat tidur musim semi, karena takut (atau entah sengaja) Ria ganti baju tanpa pintu kamar mandi, tentu saja aku bisa melihat dari kaca besar di depan pintu kamar mandi. Dari situ aku melihat Ria hanya tinggal celana dalam, tanpa BH di balik kata dadu tidurnya.

    Dengan menggunakan daster, Ria naik ke atas spring bed dan berbaring di sebelahku. Sedikit ja’im aku kemudian duduk, “kamu mau bawa tungguin di sini atau aku pulang aja ke kost?” Tanyaku. “Mas Ari ini aja, khan kita ga ngapa-ngapain” jawabnya.

    Aku pun turun dari spring bed dan duduk di kursi berlengan yang ada di kamar itu. “Lho, kok di situ sich? Disini aja ama aku. Khan tempat tidurnya masih luas ”protes Ria. Dari pada diprotes terus (dan karena memang ngarepin) aku kembali sama sekali di sebelahnya.

    Lama kami terdiam, aku kira dia sudah tertidur, dan aku tidak bisa melihat celana jeansku, karena aku memang tidak tidur dengan celana jeans, bahkan waktu aku tidur hanya dengan celana pendek, tanpa celana dalam. “Kenapa mas? Sesak ya? ”Tanya Ria yang dipergunakan si tidur.

    “Iya, aku ga biasa tidur Jins” jawabku. “Ya udah, celananya dibuka aja, mas Ari pakai selimut ini lho” kata Ria lagi smbil lolos selimut dan kemudian membalik badannya. Boleh aku bercelana dalam berbipat kepok tidur disamping Ria.

    Sekitar jam 3 dinihari, aku terbangun karena seperti Dengar tangis. Saat kubuka mata, ternyata di depanku Ria menangis sambil memandangku. Aku yang bingung kemudian bertanya, menjawab, tangis Ria justru makin kuat. Khawatir, melakukan kekerasan oleh orang luar kamar, aku menarik Ria dan dekapnya.

    Ria memelukku erat dan bercerita bahwa awal mula tidak harmonisnya hubungan antara dia dengan cowok-cowok karena cowok dia berbicara. Benar-benar iba, aku pun mendekapnya dalam pelukanku. Lupa kalau saat itu hanya memakai celana dalam.

    Makin lama saling berpelukan, kami pun makin terbawa suasana, dari hanya saling memeluk dan berpandangan, tetapi kami juga saling berinteraksi dan berpagutan, rasa asin dari udara yang tak kurasakan, yang ada sebagai nafsu, Ria pun mulai memadukan hal yang sama.

    Nafasnya makin memburu, permainan lidahnya makin agresif, bahkan gerakan mulai meremas lengan dan kaos yang kukenakan. Remasannya makin lama malah menarik kaosku ke atas, seolah memaksaku dilepas, maka kubuka kaosku dan tinggal bercelana dalam dihadapan Ria. Lihatlah dadaku yang ditumbuhi bulu halus, Ria keliatan makin bernafsu, dia memprogram dadaku dan meremasnya, aku pun merasa tidak perlu berbasa-basi lagi, maka segera kutarik keatas pula dasternya, itu dia hanya tinggal memakai celana dalam.

    Kami saling berbicara, “mas, aku pernah menolak L ***** untuk ML sama aku, sampai dia memaksaku dan bahkan mendekap mulutku dengan bantal, tapi sekarang aku ikhlas mas, kalau kamu mau jadi pacarku, aku ikhlas menyerahkan diriku ke kamu “Kata Ria sambil menangis. Aku tidak menjawab, aku kembali tertariknya ke pelukanku, untuk menghabiskan semua beban yang ada dihatinya. Namun tak lama kemudian, dia mulai Kembali menciumi bibirku.

    Kami pun kembali saling berpagutan, kali ini tidak ada lagi ja’im di benakku. Sambil tetap berciuman bibir, tanganku mulai meremas-remas toket dan pantatnya. Dia yang mulanya hanya meremas lengan dan dadaku, perlahan-lahan turun tetapi terhenti di atas perutku. Karena tak sabar, langsung kuarahkan abadi untuk menikmati titianku.

    Dan dia pun menggenggam tititku dengan kuat. Bibirku mulai turun ke lehernya, kugigit pelan dan kuhisap-hisap Ludia meninggalkan bekas di kulitnya yang putih, terus aku turun dan mulai mendekati dadanya, kuhisap toketnya, sambil terkadang kupilin putingnya bergantian, dia makin bergoyang si pembangun remasan-remasan bekeran buat perih di tubuhku. Aku terus menggigit-gigit pelan dan menghisap tubuh, turun ke perut dan terus turun, sampai pada batas di atas celana dalam kulit hitam yang dikenakannya.

    Aku berhenti, dan melihatnya, “tolong aku buka?” Tanyaku, dia mengangguk dengan menatapku sayu. Dengan kedua tangan kubuka penghalang terakhir antara aku dan lubang kenikmatannya, bulu-bulu jembutnya tampak dan rajin merawat propertinya itu.

    Belahan yang memeknya masih sangat rapat, kuminta dia untuk melebarkan kedua nada, dia juga menolak, “malu mas” tapi setelah aku sedikit, di pun mulai melebarkan kedua umpan, menunjukkan bagaian dalam memeknya yang berwarna merah muda.

    Langsung kucium, kujilat dan kuhisap-hisap semua bagian memeknya, mulai bagian labia mayora (bener ga sich itu namanya?) Sampai klitorisnya yang berbentuk benjolan sebesar kacang tanah. Dan akibatnya, Ria seperti kesetanan, pinggulnya naik-turun berusaha menghindari seranganku ke memeknya, “udah mas, udah .. geli..aku geli…” tukasnya. Tapi aku terus berusaha merapatkan bibirku ke titik sensitif itu.

    Dan aku tiba-tiba tiba-tiba berkata “maasss, aku… mau .. pipis….” Belum pernah aku menarik kepalaku dari pangkal pahanya, tepatnya kedua paha itu menjepit kepalaku, kedua ujung kepalaku semakin mendekat dan pinggulnya diangkat tinggi-tinggi.

    Dia mendapatkan orgasme dari setelah ku rangsang dan ku selama 15 menit. Tak ayal cairan memeknya pun membasahi hidung dan mulutku. Aroma dan rasa yang bermatulah membuatku semakin bernafsu terus kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang itu sampai habis.

    Setelah jepitan pahanya tiba melonggar, aku langsung kembali ke sampingnya. Kucium bibirnya sambil kubelai-belai keketnya. “Enak, ga?” Tanyaku. “Enak banget, aku sampai lemes banget. Mas Ari pasti udah sering ya, kok pengalaman banget? ”Tanyanya * dalam komentar seperti ini, aku aku sudah pernah ML sama 3 cewek sebelum dia bisa merusak suasana * maka kujawab“ aku baru pertama sama kamu ini kok.

    Aku Cuma sering liat BF aja ”“ wah, pantes, belajarnya dari film ”kata Ria sambil tersenyum dan memelukku. Setelah 1 menit, dia mencium bibirku dan bertanya “Sekarang aku mesti gimana buat gentian muasin mas Ari?” Aku pun tersenyum dan melirik kontolku yang sudah keluar dari batas celana dalamku.

    Dia tersenyum, lalu mulai bergerak dalam yang saya kenakan. Dia mengunjungi kontolku dan bertanya “mau diapain ini mas?” Pertanyaan lugu yang menggoda, tapi karena malas basa-basi lagi aku masukin “masukin ke memekmu donk, tapi sebelumnya diisep dulu” dia tersenyum, lalu mulai mengocok pelan kontolku. Setelah agak keras, dia mulai memasukkan junior ke dalam mulutnya dan menghisapnya, tapi karena memang belum pernah ada tapi rasanya pun tidak terlalu enak.

    Agak sakit malah, karena beberapa kali kenaikan giginya. “Jangan kena gigi donk yang, sakit” kataku. “Aduh mas, maaf, aku ga bisa kaya gini” jawabnya “Mas langsung main aja yah, aku pasrah kok” katanya. Lalu dia berbaring disampingku sambil membuka kedua itu.

    Melihat posisi itu, aku pun bangkit, kujilati klitorisnya yang sedang bersinar, dia mulai mendesah pelan. Kubasahi juga ujung kontolku dengan sedikit udara liur, lalu mulai kugesek-gesekkan di depan lubang memeknya. Meskipun tidak pernah perawan karena paksaan mantan cowoknya, ternyata lubang memek Ria sangat sulit ditembus. Masih sangat sempit, dan aku ga tega mencampurnya sedikit demi sedikit, dia menjerit tertahan, “aduh mas, sakit mas…” jadi kutunda lagi memasukkan kontolku dalam memeknya.

    Sambil tetap kugesek-gesek, aku mulai dorongan yang sudah cukup basah, berhasil masuk ke dalam kontolku masuk ke dalam memeknya. Di sinilah aku merasakan perbedaan antara memek Ria dengan memek milik Ika, Icha dan Eta yang pernah kurasakan seblumnya.

    Kalau memek yang lain kesenangan itu sangat terasa, aku memasukkan kontolku dalam-dalam, maka memek Ria terasa sangat menjepit dulu kompilasi baru sepertiga kontolku masuk. Maka aku pun, hanya menggerakkan kontolku maju mundur di titik itu.

    Namun berbeda dengan yang kurasakan, Ria sih sangat kesakitan dengan cara itu. “Mas, cabut dulu mas. Sakit mas ”ujarnya. “Ya, bentar yah, aku enak bgt nich sayang” kataku. Dia seperti menahan rasa sakit, bibirnya digigit. “Mas, udah dulu donk… sakit nich, perih…” kata lagi. Ini adalah apa yang saya lakukan, tetapi saya bisa merasakannya dengan hanya menggunakan proses itu. Akhirnya aku memutuskan untuk mencabut kontolku dari memeknya.

    Namun sebelum mencabut, saya ingin memasukkan seluruh batang kontolku dalam memeknya, maka kudorong penuh tititku ke dalam memeknya, sedalam aku bisa, namun ternyata mentok dan aku bisa bisa merasakan dinding rahimnya tepat di depan kepala kontolku.

    Saatnya aku menjalani diri pada Ria. Dia yang semula meradang kesusahan sambil menggigit bibir dan memejamkan mata, tiba-tiba saja tiba lebar lebar, mulutnya menganga tertahan. “Mmmaaaassssss ……” suaranya tertahan dan bergetar. “Eeennnnnaaaaakkkk bbaaaannggeeettttt mmmaaasss….” Katanya. Tangannya mencengkram erat kedua lenganku.

    Sesaat kemudian dia berubah menjadi pembohong, setiap kali aku tarik mundur kontolku, dia kebenaran memajukan memeknyaamati tidak mau melepaskan sedikit pun kontolku dari memeknya. Tangannya memelukku erat, kemudian tiba tiba saja aku bergulir ke kanan saat ini dia berada di atas tubuhku.

    Dia tetap memelukku erat sambil menggoyangkan pinggulnya ke semua arah, maju-mundur, kanan-kiri, muka-bahkan diselingi memutar, aku yang lebih dari itu akhirnya mulai mengatur posisi, kuluruskan kedua kakiku dan menbiarkan tubuh Ria menguasaiku, dia menggerakkan pinggulnya ke Arah bagai kesetanan, aku berusaha mengimbangi gerakannya dengan melawan arah setiap gerakan pinggulnya.

    Tetes keringat kami membasahi kasur, tapi keganasan Riaumsi tidak akan berakhir. Saat ini tiba tiba saja dia masuk dalam-dalam pinggulnya. Tangan kanannya mencengkram lengan kiriku dan tangan kirinya menjambak rambutku.

    Kontolku seperti diremas-remas dengan kuat oleh memeknya dan dia menjerit tertahan “aaaaaccchhhh ……” tubuh mengejang, kaku sesaat lalu ambruk diatas tubuhku. “Enak banget mas..enak banget… .aku pengen ******* terus ama kamu kaya gini. Enak banget ”ujarnya berbisik di telingaku.

    Aku hanya tersenyum mendengar kata-kata, sementara Ria masih terbaring lemas di atas tubuhku, kontolku yang masih menancap dalam memeknya gerak-gerak mencari perhatian; p dia pun merasakannya, dan mulai bangkit.

    “Mas, aku lemes banget, mas diatas aja dech, aku pasrah. Udah lemes bgt nich ”katanya. Dia lantas melemparkan tubuh, dan sambil membuka lebar lebar tangan dan pegangan, dia berkata nakal “aku pasrah mas, perkosa aku, nodai diriku sepuasmu… ..” sambil tersenyum nakal.

    Aku pun langsung, naik ke atas tubuh. Sengaja kuangkat kedua manfaat sambil kulingkarkan di pinggangku. “Gini, biar kerasa makin enak” kataku, sesaat sebelum aku mulai mendorong masuk ke dalam memeknya.

    Ini adalah perbedaan kedua antara memek Ria dengan memek yang lain yang pernah kurasakan, meski basah karena cairan orgasme sebelumnya, tapi kompilasi kumasukkan, tetap aja kontolku seperti dijepit dengan kuat. Aku pun mulai menggoyang pinggulku maju-mundur.

    Setelah melihat liarnya Ria saat kumasukkan dalam kontolku, dan merasakan kenyamanan memeknya saat di permukaan, maka kucoba memainkan masuknya kontolku dengan ritme 3 plus 1, yaitu tiga kali aku dorong dengan hanya memasukkan sepertiga kontolku, dan kemudian satu kali dorongan dalam yang mengakses kontolku sedalam- batin sampai terasa mentok di dinding rahim Ria.

    Dan efeknya, meski sudah ada lemas, tapi setiap kali aku dorong dalam kontolku dalam memeknya, tubuh Ria seperti mengejang. Pinggulnya ikut terangkat setiap kali aku menarik kontolku, dan suaranya tertahan “mmaaasss….” Dia terus meremas lenganku dan menggigit kuat bibirnya sendiri.

    “Mmmaaasss, jangan nyiksa aku doonkk… masukin yang daallleeem dddooonnkkk….” Pintanya dengan mata sayu menatapku dan suara bergetar. Karena kasihan, aku pun langsung menaikkan ritme goyanganku dengan mendorong dalam kontolku dalam memeknya.

    Dan Ria kembali kesetanan, dia membalas setiap tusukan tititku dengan gerakan pinggul yang ke berbagai arah, bahkan lagi meremas erat kedua pantatku sambil menakannya agar semakin dalam masuk dalam memeknya. “Mmass, dalam lagi mmaaass, masukkiinn dalem lagi… eennaakk bangeettt mass….” Yoon.

    Dan gerakan pinggulnya pun kurasakan semakin nikmat kenikmatan memeknya terasa memijat dan meremas-remas tititku, dan ini membuat aku pun mulai merasakan cairan lahar putih akan mulai muntah dari tititku. “Ria, aku mau keluar sayang, aku tarik yah” kataku.

    Ria mengangguk, namun gerakan-gerakan pinggulnya dan mengatakan sebaliknya, pinggulnya merata semakin terangkat ke atas, sementara itu semakin meningkatkan kesan-kesan untuk membuat masuk ke dalam memeknya. Sementara dalam kontol Anda terasa kuat disedot, diremas dan dipijat otot-otot memeknya. Karena tidak tahan aku pun memuntahkan pejuhku dalam memeknya.

    Crot .. crot .. crot..dan sedetik kemudian Ria kembali mengejang, badannya kaku dengan posisi tangan agar pantatku agar mendorong masuk kontolku dalam lubang memeknya. “Mmaaasss… .aaaccchhhh… .eeennna aakkkk” teriaknya tertahan dengan suar bergetar. Aku segera mencabut kontolku dari memeknya dan menjatuhkan badanku disampingnya.

    Kulirik jam di HPku, jam 7 kurang 20 menit. Berarti sekitar 3,5 jam kami memadu kasih dan membesarkan surga dunia. Aku mencium bibirnya sambil meremas toketnya. “Aku sayang kamu, mas …” kata Ria. Kami pun kembali tertidur sampai jam 10 pagi setelah itu kami mandi bersama. Setelah harga saya kembali keantar Ria ke terminal bus untuk kembali ke kota S.

    Saat itu, aku berpacaran dengan Ria. Hadis kami berjalan selama 2 tahun, sampai akhirnya dia dijodohkan dengan seorang pria kampung kampungnya di Pekalongan. Sekarang dia telah memiliki 2 anak dan tinggal di kota S.

    Yang tidak pernah Ria Tahu, bahwa dia bukan wanita pertama yang bercinta denganku, dan bahwa selama 2 tahun hubungan kami dengan orang lain bercinta dengan wanita lain. AKHIR

  • Perbuatan Maksiat yang dilakukan Kakak Padaku Membuatku Membenci Lelaki

    Perbuatan Maksiat yang dilakukan Kakak Padaku Membuatku Membenci Lelaki


    1550 views

    Duniabola99.org – ini mengenai saya kehilangan perawan saya untuk pertama kali. Semenjak itu, saya menjadi kesal pada semua laki-laki tapi bukan berarti saya menjadi seorang lesbi. Saya bukan lesbi tapi saya juga tidak mau mengenal laki-laki. Tidak tau lagi apa itu namanya.

    Saya adalah cewek yang cukup cantik karena saya memiliki hidung yang mancung dengan mata yang kecil dan lentik. Payudara saya cukup besar untuk cewek dipakai 14 tahun saat itu. Saya tidak memiliki pacar karena saya ingin belajar saya bisa bersekolah di Amerika Serikat setelah saya lulus SMA nanti.

    Saya memiliki kakak laki-laki yang berumur 2 tahun di atas saya. Namanya adalah Herry. Dia satu sekolah dengan saya. Setiap hari Herry selalu menemani saya di sekolah. Saya tidak pernah berpikir mengapa dia sampai melakukan perbuatan maksiat terhadap saya adalah adik perempuan satu-satunya.

    Saat itu sedang sedang berlangsung libur 2 minggu melanjutkan ujian kenaikan kelas. Saya masih ingat sekali bahwa hari kejadian itu adalah hari senin. Saat itu saya sedang nonton VCD Donald Duck dan Mickey Mouse. Saat saya sedang menonton film tersebut, saya tiba-tiba saya ingin pipis saya meninggalkan TV untuk cepat-cepat pergi ke kamar mandi karena saya tidak mau ngompol di sofa di mana saya sedang tiduran karena saya bisa dimarahi mama nanti.

    Saya lari ke kamar mandi dan langsung pipis. Itulah salahku yang fatal karena saya lupa menutup pintu. Sewaktu saya sedang pipis, kakak saya Herry datang tergopoh-gopoh. Saya yakin sekali bahwa Herry pasti habis memakai putaw atau jenis obat yang lain karena saya sering melihat dia teler jika habis pakai obat.

    Herry melihat saya sedang pipis dan saya buang saja dia masuk ke kamar mandi karena saya tidak ada perasaan curiga pada dia. Ketika dia masuk, tiba-tiba saja tiba-tiba saya masuk kamar mandi dan tiba-tiba tiba-tiba saya menyerang yang sekarang sedang sedang pipis.

    Saya kaget dan ingin berteriak tapi dengan cepat Herry menutup mulut saya dan angin mau membunuh saya kalau saya berteriak. Saya langsung menangis karena saya tidak mengerti mengapa kakak saya tega melakukan perbuatan maksiat kepada saya.

    Saya cuma menangis saja menyaksikan Herry dan pakaian dalam yang saya kenakan. Setelah saya tidak memakai busana apa-apa lagi, Herry langsung menciumi puting susu saya dengan ganasnya sementara jari-jarinya memainkan klitoris saya.

    Saya masih menangis karena saya masih tidak mengerti, di lain pihak, saya mulai menikmati permainan saya karena saya kadang-kadang mendesah di tengah tangisan saya, panas saya hanya suka pipis beberapa kali berciuman Herry mulai menjilati liang saya dan memainkannya di dalam lubang simpan saya. Saya yakin dia menelan semua cairan kewanitaan saya. Perasaan saya saat itu tidak karuan karena saya mulai menyenangi permainannya dan juga benci dengan sikapnya yang telah memperkosa saya.

    Herry terus menjilati kemaluan saya dan saya sudah 2 kali merasakan ingin pipis tapi saya tidak mengerti mengapa saya ingin pipis mencampur dia menjilati kemaluan saya, saya merasakan kenikmatan yang maha dasyat. Tiba-tiba saja aku melihat Herry mulai membuka pakaian dan mulai mempersiapkan batang kemaluannya yang sudah mengacung sempurna.

    Herry langsung menciumi saya dan saya cuma bisa berkata, “Jangan .. jangan ..”, tapi Herry diam saja dan mulai memasukkannya ke dalam liang kenikmatan saya. Saya tahu saya masih perawan makanya saya meronta-ronta bercinta dia mau memasukkan batang kemaluannya. Saya menampar pipinya tetapi dia malah membalas tamparan saya membuat saya menjadi sangat takut waktu itu.

    Akhirnya saya cuma diam saja sambil menangis sementara Herry mulai berbicara dengan saya. Ketika saya bertanya kepada saya, saya merasa sakit yang sangat sangat saya tidak bisa melakukan apa-apa karena saya sangat takut saya tahu dia dalam pengaruh obat, dia tidak sadar bahwa dia sedang menyetubuhi adiknya sendiri.

    Di saat Herry mulai memainkan batangannya di dalam lubang kenikmatan saya, saya merasakan ada cairan yang berasal dari liang senggama saya yang sudah dirobek oleh kakak saya sendiri. Aku tiba-tiba saja aku tidak bisa mengerti karena aku mulai goyangan tikus di dalam liang kenikmatanku karena secara otomatis aku mulai bergoyang-goyang. Herry memeluk tubuhku sambil terus menggenjot tubuhku.

    Selama 20 menit Herry tetap menggenjot tubuh saya dengan tubuh dan batang kenikmatannya yang melekat di dalam liang kemaluan saya. Saya mulai merasakan bahwa saya ingin pipis tapi kali ini saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya tapi rasanya enak sekali dan saya sama sekali tidak mengerti apa itu tetapi mencampur saya mengeluarkan cairan nikmat saya, saya berteriak dan memeluk kakak saya erat-erat dan kompilasi saya memeluknya erat-erat,

    rupanya batang kemaluan kakakku yang lebih baik lagi di liang kenikmatanku. Dia mengeluarkan cairan dari dalam batang kelaminku dan membasahi lapisan pribikiriku. Setelah itu, dia melepaskan pelukan dan juga mencabut batang kemaluannya dari dalam liang kenikmatan saya dan kemudian luncur saya seorang diri.

    Saya masih baru saja menemukan bekas luka yang masih menetes dari dalam lubang kemaluan saya. Saya hanya diam dan tiba-tiba saya menangis karena harga diri saya telah dirusak oleh kakak saya sendiri. Ketika saya mulai belajar laki-laki, tetapi saya mulai mengenal seks karena saya ingin sekali menikmati kenyamanan, saya selalu melakukan masturbasi di kamar mandi atau bahkan di kamar tidur.

    Tapi tentu saya akan lakukan jika tidak ada orang di rumah. Saat itu saya menarik kakak saya dan setiap kali ada lelaki yang mencoba mendekati saya, saya selalu mengolok-oloknya dengan kata-kata kasar yang satu persatu dari mereka menjauhi saya.

    Sekarang saya berada di Philadelphia dan banyak teman saya yang mengatakan bahwa saya termasuk cewek bodoh karena saya selalu menolak cowok baik-baik yang cakep dan pandai dan itu tidak terjadi sekali.

    Saya memang menghargai laki-laki tetapi saya tidak lesbi karena saya tidak bisa melihat semua laki-laki di dalam hidup saya, ada seorang yang lesbi yang mendekati saya dan saya juga menghindarinya. Tambahkan kami untuk renggang dan dia mulai membebaskan saya. Saya hanya dapat mencapai orgasme ketika saya melakukan masturbasi ketika sedang tidur atau tidur.

  • Kantor bayi Maria Rya mengungkapkan pantat pornstar dan kakinya yang panjang

    Kantor bayi Maria Rya mengungkapkan pantat pornstar dan kakinya yang panjang


    1440 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari
    model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap
    harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • PORN HUB AGENT

    PORN HUB AGENT


    2011 views

  • Blow job at outside

    Blow job at outside


    1707 views

  • PORN AGENT SMALL TIT

    PORN AGENT SMALL TIT


    1742 views

  • TATO GIRL GET FUCK

    TATO GIRL GET FUCK


    1757 views

  • Majalah Maxim Korea Kim Woo-Hyun

    Majalah Maxim Korea Kim Woo-Hyun


    2028 views

    Duniabola99.orgDi pertengahan dunia, model Kim Woo-Hyun memanas Maxim Korea. Lihat foto eksklusif dari bidikannya yang gerah di galeri di atas.

  • LIARNYA TANTE YANA DAN ANAKNYA

    LIARNYA TANTE YANA DAN ANAKNYA


    1520 views

    Duniabola99.org – Panggil saja aku Ade, panggilan sehari-hari meski aku bukan anak bontot. Aku murid SMU kelas 3. Aku tinggal di sebuah perumahan di Jakarta. Daerahnya mirip-mirip di PI deh, tapi bukan perumahan “or-kay” kok. Sekitar beberapa bulan lalu, rumah kontrakan kosong di sebelah kiri rumahku ditempati oleh keluarga baru. Awalnya mereka jarang kelihatan, namun sekitardua minggu kemudian mereka sudah cepat akrab dengan tetangga?tetangga sekitar. Ternyata penghuninya seorang wanita dengan perkiraanku umurnya baru 30-an, anak perempuannya dan seorang PRT. Nama lengkapnya aku tidak tahu, namun nama panggilannya Tante Yana.

    Anaknya bernama Anita, sepantaran denganku, siswi SMU kelas 3. Ternyata Tante Yana adalah janda seorang bulekalau tidak salah, asal Perancis. Sikapnya friendly, gampang diajak ngobrol. Tapi, yang paling utama adalah penampilannya yang “mengundang”. Rambutnya ikal di bawah telinga. Kulitnya coklat muda. Bodinya tidak langsing tapi kalau dilihat terus, malah jadi seksi. Payudaranya juga besar. Taksiranku sekitar 36-an.

    Yang membikin mengundang adalah Tante Yana sering memakai baju sleeveless dengan celana pendek sekitar empat jari dari lutut. Kalau duduk, celananya nampak sempit oleh pahanya. Wajahnya tidak cantik?cantik amat, wajah ciri khas Indonesia, tipe yang disuka orang-orang bule. Seperti bodinya, wajahnya juga kalau diperhatikan, apalagi kalau bajunya agak “terbuka”, malah jadi muka?muka ranjang gitu deh. Dari cara berpakaiannya aku mengira kalau Tante Yana ituhypersex. Kalau Anita, kebalikan ibunya. Wajahnya cantik Indo, dan kulitnya putih. Rambutnya hitam kecoklatan, belah pinggir sebahu. Meski buah dadanya tidak terlalu besar, kecocokan pakaiannya justru membuat Anita jadi seksi. Nampaknya aku terserang sindrom tetangga sebelah nih.
    Berhari-hari berlalu, nafsuku terhadap Tante Yana semakin bergolak sehingga aku sering nekat ngumpet di balik semak-semak, onani sambil melihati Tante Yana kalau sedang di luar rumah. Tapi terhadap Anita, nafsuku hanya sedikit, itu juga karena kecantikannya dan kulit putihnya. Nafsu besarku kadang-kadang membuatku ingin menunjukkan batangku di depan Tante Yana dan onani didepan dia. Pernah sesekali kujalankan niatku itu, namun pas Tante Yana lewat, buru-buru kututup “anu”-ku dengan baju, karena takut tiba-tiba Tante Yana melapor sama ortu. Tapi, kenyataannya berbeda. Tante Yana justru menyapaku, (dan kusapa balik sambil menutupi kemaluanku), dan pas di depan pagar rumahnya, ia tersenyum sinis yang menjurus ke senyuman nakal. “Ehem.. hmm..” dengan sorotan mata nakal pula. Sejenak aku terbengong dan menelan ludah, serta malah tambahnafsu.

    Kemudian, pada suatu waktu, kuingat sekali itu hari Rabu. Saat aku pulang kuliah dan mau membuka pagar rumah, Tante Yana memanggilku dengan lembut, “De, sini dulu.. Tante bikinin makanan nih buat papa-mamamu.” Langsung saja kujawab, “Ooh, iya Tante..” Nafasku langsung memburu, dan dag dig dug. Setengah batinku takut dan ragu-ragu, dan setengahnya lagi justru menyuruh supaya “mengajak” Tante Yana. Tante Yana memakai baju sleeveless hijau muda, dan celana pendek hijau muda juga. Setelah masuk ke ruang tamunya, ternyata Tante Yana hanya sendirian, katanya pembantunya lagi belanja. Keadaan tersebut membuatku semakin dag dig dug. Tiba-tiba tante memanggilku dari arah dapur, “De, sini nih.. makanannya.” Memang benar sih, ada beberapa piring makanan di atas baki sudah Tante Yana susun.

    Saat aku mau mengangkat bakinya, tiba-tiba tangan kanan Tante Yana mengelus pinggangku sementara tangan kirinya mengelus punggungku. Tante Yana lalu merapatkan wajahnya di pipiku sambil berkata, “De, mm.. kamu.. nakal juga yah ternyata..” Dengan tergagap-gagap aku berbicara, “Emm.. ee.. nakal gimana sih Tante?” Jantungku tambah cepat berdegup. “Hmm hmm.. pura-pura nggak inget yah? Kamu nakal.. ngeluarin titit, udah gitu ngocok-ngocok..”Tante Yana meneruskan bicaranya sambil meraba-raba pipi dekat bibirku. Kontan saja aku tambah gagap plus kaget karena Tante Yana ternyata mengetahuinya. Itulah sebabnya dia tersenyum sinis dan nakal waktu itu. Aku tambah gagap, “Eeehh? Eee.. itu..” Tante Yana langsung memotong sambil berbisik sambil terus mengelus pipiku dan bahkan pantatku. “Kamu mau yah sama Tante? Hmm?” Tanpa banyak omong-omong lagi, tante langsung mencium ujung bibir kananku dengan sedikit sentuhan ujung lidahnya.

    Ternyata benar perkiraanku, Tante Yana hypersex. Aku tidak mau kalah, kubalas segeraciumannya ke bibir tebal seksinya itu. Lalu kusenderkan diriku di tembok sebelah wastafel dan kuangkat pahanya ke pinggangku. Ciuman Tante Yana sangat erotis dan bertempo cepat. Kurasakan bibirku dan sebagian pipiku basah karena dijilati oleh Tante Yana. Pahanya yang tadi kuangkat kini menggesek-gesek pinggangku. Akibat erotisnya ciuman Tante Yana, nafsuku menjadi bertambah. Kumasukkan kedua tanganku ke balik bajunya di punggungnya seperti memeluk, dan kuelusi punggungnya. Saat kuelus punggungnya, Tante Yana mendongakkan kepalanya dan terengah. Sesekali tanganku mengenai tali BH-nya yang kemudian terlepas akibat gesekan tanganku. Kemudian Tante Yana mencabut bibirnya dari bibirku, menyudahi ciuman dan mengajakkuuntuk ke kamarnya.

    Kami buru-buru ke kamarnya karena sangat bernafsu. Aku sampai tidak memperhatikan bentuk dan isi kamarnya, langsung direbah oleh Tante Yana dan meneruskan ciuman. Posisi Tante Yana adalah posisi senggama kesukaanku yaitu nungging. Ciumannya benar-benar erotis. Kumasukkan tanganku ke celananya dan aku langsung mengelus belahan pantatnya yang hampir mengenai belahan vaginanya. Tante Yana yang hyper itu langsung melucuti kaosku dengan agak cepat. Tapi setelah itu ada adegan baru yang belum pernah kulihat baik di film semi ataupun di BF manapun. Tante Yana meludahi dada abdomen-ku dan menjilatinya kembali. Sesekali aku merasa seperti ngilu ketikalidah Tante Yana mengenai pusarku. Ketika aku mencoba mengangkat kepalaku, kulihat bagian leher kaos tante Yana kendor, sehingga buah dadanya yang bergoyang-goyang terlihat jelas. Kemudian kupegang pinggangnya dan kupindahkan posisinya ke bawahku. Lalu, kulucuti kaosnya serta beha nya, kulanjutkan menghisapi puting payudaranya. Nampak Tante Yana kembali mendongakkan kepalanya dan terengah sesekali memanggil namaku.

    Sambil terus menghisap dan menjilati payudaranya, kulepas celana panjangku dan celana dalamku dan kubuang ke lantai. Ternyata pas kupegang “anu”-ku, sudah ereksi dengan level maksimum. Sangat keras dan ketika kukocok-kocok sesekali mengenai dan menggesek urat-uratnya. Tante Yana pun melepas celana-celananya dan mengelusi bulu-bulu dan lubang vaginanya. Ia juga meraup sedikit mani dari vaginanya dan memasukkan jari-jari tersebut ke mulutku. Aku langsung menurunkan kepalaku dan menjilati daerah “bawah” Tante Yana. Rasanya agak seperti asin-asinditambah lagi adanya cairan yang keluar dari lubang “anu”-nya Tante Yana. Tapi tetap saja aku menikmatinya. Di tengah enaknya menjilat-jilati, ada suara seperti pintu terbuka namun terdengarnya tidak begitu jelas. Aku takut ketahuan oleh pembantunya atau Anita.

    Sejenak aku berhenti dan ngomong sama Tante Yana, “Eh.. Tante..” Ternyata tante justru meneruskan “adegan” dan berkata, “Ehh.. bukan siapa-siapa.. egghh..” sambil mendesah. Posisiku kini di bawah lagi dan sekarang Tante Yana sedang menghisap “lollypop”. Ereksikusemakin maksimum ketika bibir dan lidah Tante Yana menyentuh bagian-bagian batangku. Tante Yanamengulangi adegan meludahi kembali. Ujung penisku diludahi dan sekujurnya dijilati perlahan. Bayangkan, bagaimana ereksiku tidak tambah maksimum?? Tak lama, Tante Yana yang tadinya nungging, ganti posisi berlutut di atas pinggangku. Tante Yana bermaksud melakukan senggama. Aku sempat kaget dan bengong melihat Tante Yana dengan perlahan memegang dan mengarahkan penisku ke lubangnya layaknya film BF saja. Tapi setelah ujungnya masuk ke liang senggama, kembali aku seperti ngilu terutama di bagian pinggang dan selangkanganku dimana kejadian itusemakin menambah nafsuku.

    Tante mulai menggoyangkan tubuhnya dengan arah atas-bawah awalnya dengan perlahan. Aku merasa sangat nikmat meskipun Tante Yana sudah tidak virgin. Di dalam liang itu, aku merasa adacairan hangat di sekujur batang kemaluanku. Sambil kugoyangkan juga badanku, kuelus pinggangnya dan sesekali buah dadanya kuremas-remas. Tante Yana juga mengelus-elus dada dan pinggangku sambil terus bergoyang dan melihatiku dengan tersenyum. Mungkin karena nafsu yang besar, Tante Yana bergoyang sangat cepat tak beraturan entah itu maju-mundur atau atas bawah. Sampai-sampai sesekali aku mendengar suara “Ngik ngik ngik” dari kaki ranjangnya. Akibat bergoyang sangat cepat, tubuh Tante Yana berkeringat. Segera kuelus badannya yang berkeringat dan kujilatitanganku yang penuh keringat dia itu.

    Lalu posisinya berganti lagi, jadinya aku bersandar di ujung ranjang, dan Tante Yana menduduki pahaku. Jadinya, aku bisa mudah menciumi dada dan payudaranya. Juga kujilati tubuhnya yang masih sedikit berkeringat itu, lalu aku menggesekkan tubuhku yang juga sedikit berkeringat kedada Tante Yana. Tidak kupikirkan waktu itu kalau yang kujilati adalah keringat karena nafsu yang terlalu meledak. Tak lama, aku merasa akan ejakulasi. “Ehh.. Tante.. uu.. udaahh..” Belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, Tante Yana sudah setengah berdiri dan nungging di depanku. Tante Yana mengelus-elus dan mengocok penisku, dan mulutnya sudah ternganga dan lidahnya menjulur siap menerima semprotan spermaku. Karena kocokan Tante Yana, aku jadi ejakulasi. “Crit.. crroott.. crroott..” ternyata semprotan spermaku kuhitung sampai sekitar tujuh kali dimana setiap kencrotan itu mengeluarkan sperma yang putih, kental dan banyak. Sesekali jangkauan kencrotannya panjang, dan mengenai rambut Tante Yana. Mungkin ada juga yang jatuh ke sprei. Persis sekali film BF.

    Kulihat wajah Tante Yana sudah penuh sperma putih kental milikku. Tante Yana yang memanghyper, meraup spermaku baik dari wajahnya ataupun dari sisa di sekujur batangku, dan memasukkan ke mulutnya. Setelah itu, aku merasa sangat lemas. Staminaku terkuras oleh Tante Yana. Aku langsung rebahan sambil memeluk Tante Yana sementara penisku masih tegak namuntidak sekeras tadi.
    Sekitar seminggu berlalu setelah ML sama Tante Yana. Siang itu aku sedang ada di rumah hanya bersama pembantu (orang tuaku pulangnya sore atau malam, adikku juga sedang sekolah). Sekitar jam satu-an, aku yang sedang duduk di kursi malas teras, melihat Tante Yana mau pergi entah kemana dengan mobilnya. Kulihat Anita menutup pagar dan ia tidak melihatku. Sekitar 10 menitkemudian, telepon rumahku berdering. Saat kuangkat, ternyata Anita yang menelepon. Nada suaranya agak ketus, menyuruhku ke rumahnya. Katanya ada yang ingin diomongin.

    Di ruang tamunya, aku duduk berhadapan sama Anita. Wajahnya tidak seperti biasanya, terlihat jutek, judes, dan sebagainya. Berhubung dia seperti itu, aku jadi salah tingkah dan bingung mau ngomong apa.

    Tak lama Anita mulai bicara duluan dengan nada ketus kembali,
    “De, gue mau tanya!”
    “Hah? Nanya apaan?” Aku kaget dan agak dag dig dug.
    “Loe waktu minggu lalu ngapain sama nyokap gue?” Dia nanya langsung tanpa basa-basi.
    “Ehh.. minggu lalu? Kapan? Ngapain emangnya?”
    Aku pura-pura tidak tahu dan takutnya dia mau melaporkan ke orang tuaku.
    “Aalahh.. loe nggak usah belagak bego deh.. Emangnya gue nggak tau? Gue baru pulang sekolah, gue liat sendiri pake mata kepala gue.. gue intip dari pintu, loe lagi make nyokap gue!!”
    Seketika aku langsung kaget, bengong, dan tidak tahu lagi mau ngapain, badan sudah seperti mati rasa. Batinku berkata, “Mati gue.. bisa-bisa gue diusir dari rumah nih.. nama baik ortu gue bisa jatoh.. mati deh gue.”

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Anita pun masih meneruskan omongannya,
    “Loe napsu sama nyokap gue??”
    Anita kemudian berdiri sambil tolak pinggang. Matanya menatap sangat tajam. Aku cuma bisa diam, bengong tidak bisa ngomong apa-apa. Keringat di leher mengucur. Anita menghampiriku yang hanya duduk diam kaku beku perlahan masih dengan tolak pinggang dan tatapan tajam. Pipiku sudah siap menerima tamparan ataupun tonjokan namun untuk hal dia akan melaporkannya ke orang tuaku dan aku diusir tidak bisa aku pecahkan. Tapi, sekali lagi kenyataan sangat berbeda. Anita yang memakai kaos terusan yang mirip daster itu, justru membuka ikatan di punggungnya dan membukakaosnya. Ternyata ia tidak mengenakan beha dan celana dalam. Jadi di depanku adalah Anita yang bugil. Takutku kini hilang namun bingungku semakin bertambah. “Kalo gitu, loe mau juga kan sama gue?” Anita langsung mendekatkan bibir seksi-nya ke bibirku. Celana pendekku nampak kencang di bagian “anu”.

    Kini yang kurasakan bukan ciuman erotis seperti ciuman Tante Yana, namun ciuman Anita yang lembut dan romantis. Betapa nikmatnya ciuman dari Anita. Aku langsung memeluknya lembut. Tubuh putihnya benar-benar mulus. Bulu vaginanya sekilas kulihat coklat gelap. Sesegera mungkin kulepas celana-celanaku dan Anita membuka kaosku. Lumayan lama Anita menciumiku dengan posisimembungkuk. Kukocok-kocok penis besarku itu sedikit-sedikit. Aku langsung membisikkannya, “Nit, kita ke kamarmu yuk..!” Anita menjawab, “Ayoo.. biarlebih nyaman.” Anita kurebahkan di ranjangnya setelah kugendong dari ruang tamu. Seperti ciuman tadi, kali ini suasananya lebih lembut, romantis dan perlahan. Anita sesekali menciumi dan agak menggigit daun telingaku ketika aku sedang mencumbu lehernya. Anita juga sesekali mencengkeram lenganku dan punggungku. Kaki kanannya diangkat hingga ke pinggangku dan kadang dia gesek-gesekkan. Dalam pikiranku, mungkin kali ini ejakulasiku tidak selama seperti sama Tante Yana akibat terbawa romantisnya suasana.

    Dari sini aku bisa tahu bahwa Anita itu tipe orang romantis dan lembut. Tapi tetap saja nafsunya besar. Malah dia langsung mengarahkan dan menusukkan penisku ke liang senggamanya tanpa adegan-adegan lain. Berhubung Anita masih virgin, memasukkannya tidak mudah. Butuh sedikit dorongan dan tahan sakit termasuk aku juga. Wajah Anita nampak menahan sakit. Gigi atasnya menggigit bibir bawahnya dan matanya terpejam keras persis seperti keasaman makan buah mangga atau jambu yang asem. Tak lama, “Aaahh.. aa.. aahh..” Anita berteriak lumayan keras, aku takutnya terdengar sampai keluar. Selaput perawannya sudah tertembus. Aku mencoba menggoyangkan maju-mundur di dalam liang yang masih sempit itu. Tapi, aku merasa sangat enak sekali senggama di liang perawan. Anita juga ikutan goyang maju-mundur sambil meraba-raba dadaku dan mencium bibirku. Ternyata benar perkiraanku. Sedikit lagi aku akan ejakulasi. Mungkin hanya sekitar 6 menit. Meski begitu, keringatku pun tetap mengucur. Begitupun Anita.

    Dengan agak menahan ejakulasi, gantian kurebahkan Anita, kukeluarkan penisku lalu kukocokdi atas dadanya. Mungkin akibat masih sempit dan rapatnya selaput dara Anita, batang penisku jadi lebih mudah tergesek sehingga lebih cepat pula ejakulasinya. Ditambah pula dalam seminggu tersebut aku tidak onani, nonton BF, atau sebagainya. Kemudian, “Crit.. crit.. crott..” kembali kujatuhkan spermaku di tubuh orang untuk kedua kalinya. Kusemprotkan spermaku di dada dan payudaranya Anita. Kali ini kencrotannya lebih sedikit, namun spermanya lebih kental. Bahkan ada yang sampai mengenai leher dan dagunya. Anita yang baru pertama kali melihat sperma lelaki, mencoba ingin tahu bagaimana rasanya menelan sperma. Anita meraup sedikit dengan agak canggung dan ekspresi wajahnya sedikit menggambarkan orang jijik, dan lalu menjilatnya.

    Terus, Anita berkata dengan lugu, “Emm.. ee.. De.. kalo ‘itu’ gimana sih rasanya?” sambil menunjuk ke kejantananku yang masih berdiri tegak dan kencang. “Eh.. hmm hmm.. cobain aja sendiri..” sambil tersenyum ia memegang batang kemaluanku perlahan dan agak canggung. Tak lama, ia mulai memompa mulutnya perlahan malu-malu karena baru pertama kali. Mungkin ia sekalian membersihkan sisa spermaku yang masih menetes di sekujur batangku itu. Kulihat sekilas di lubang vaginanya, ada noda darah yang segera kubersihkan dengan tissue dan lap. Setelah selesai, aku yang sedang kehabisan stamina, terkulai loyo di ranjang Anita, sementara Anita juga rebahan di samping. Kami sama-sama puas, terutama aku yang puas menggarap ibu dan anaknya itu.

     

    Baca Juga :
  • Perwanaku Direnggut Seorang Om Tajir

    Perwanaku Direnggut Seorang Om Tajir


    1343 views

    Duniabola99.org – Cerita ini bermula ketika Perusahaan expor-impor milik ayahku mengalami kebangkrutan karena selisih mata uang Dolar dan rupiah begitu tinggi sehingga ayahku menanggung hutang ratusan juta rupiah pada rekanan bisnisnya.Karena tak kuat menanggung stres akibat tekanan, ayahku meninggal dunia karena Hypertensi akut.

    Rumah dan 2 mobil kami terpaksa dijual untuk melunasi hutang hutang tersebut.Akudan Ibuku ahirnya pindah kerumah kontrakan dengan sisa uang yang ada untuk modal hidup.Hal ini merupakan pukulan berat bagiku Karena dari kecil aku sudah terbiasa hidup senang dan mewah tetapi aku berusaha untuk berdaptasi.Dengan terpaksa Sementara waktu aku hentikan dulu kuliahku karena aku harus kerja untuk menambah pendapatan.Dengan modal wajah yang cantik plus body yang putih mulus aku dapat diterima sebagai SPG di perusahaan otomotif ternama di Jakarta.

    Di sini aku mempunyai teman akrab sesama SPG bernama Selly, orangnya juga cantik dengan tubuh tinggi semampai seperti Pragawati.Kami berdua sangat dikenal oleh para karyawan karena selain ramah juga pintar memikat pelanggan agar membeli kendaraan mewah yang kami promosikan, Sebagian besar mereka adalah para pria Pengusaha, apalagi dengan baju seragam ketat dan di padu dengan rok mini yang menampakkan keindahan kaki kami sampai keatas lutut menjadi daya tarik utama setiap stand pameran otomotif. Sebenarnya aku cukup risih juga dipandangi oleh para pembeli tetapi terpaksa kulupakan karena itulah cara kami menjual Mobil mewah.

    Diantara para SPG memang sering kudengar dari cerita Selly bahwa banyak diantaranya yang berlaku negatif yaitu selain mempromosikan barang otomotif juga bersedia diajak kencan oleh para Pembeli. Selly pun mengakui bahwa dirinya juga pernah melakukanya untuk menambah penghasilan, tapi hanya pelanggan tertentu saja yang ia layani. Aku hanya geleng geleng kepala mendengarnya karena selama ini aku tak berminat mencampuri urusan orang maka aku tidak memperdulikannya, yang penting aku tidak terbawa oleh arus mereka.

    Setelah beberapa bulan bekerja, musibah kedua menimpa kami lagi, Ibuku yang sudah tua mendadak kambuh lagi penyakit ginjalnya, kali ini lebih parah karena sudah lama tidak kontrol kesehatan lagi. Menurut dokter ibuku harus segera menjalani operasi ginjal dalam minggu ini atau tidak ada harapan lagi bila ditunda. Yang membuatku jadi pusing adalah masalah biayanya yang besar. Seluruh tabunganku yang ada hanya cukup untuk biaya rumah sakitnya saja sedang untuk operasinya masih butuh belasan juta rupiah. Hal ini aku ceritakan pula pada Selly teman baikku siapa tahu dia dapat menolongku.

    “Biaya operasi ibumu memang tinggi sekali, aku tak punya uang banyak untuk membantumu, tapi cobalah minta bantuan om Liem direktur perusahaan kita bekerja, karena dia pernah juga membantuku.” ujar Selly memberikan solusinya. Om Liem memang direktur pemilik perusahaan otomotif tempatku bekerja orangnya agak gemuk pendek WNI keturunan usianya 50-an, dengan pakaianya selalu rapi dan necis. Sebenarnya Aku paling tidak suka menjumpai orang ini, walaupun sudah tua tapi matanya selalu jelalatan bila melihat para karyawati SPGnya yang menggunakan seragam promosi yang ketat dan Rok mini yang tinggi, bahkan dia pernah dengan sengaja meraba pahaku ketika berpapasan dengannya di ruang ganti pakaian tapi segera kutepis dan kutinggal pergi.

    “Silahkan Masuk..!” terdengar suara dari balik pintu yang kuketuk… , eeh… Shinta, silahkan duduk Shinta… Tanpa ragu akupun duduk dikursi tamu yang berhadapan dengan meja kerja Om Liem yang mewah.
    “ada yang bisa kubantu… ?” tanya Om liem sambil menatap nakal kearahku. Aku jadi agak gugup dan sedikit berkeringat. Tanpa membuang waktu aku ceritakan masalahku untuk meminjam uang untuk biaya operasi ibuku sebesar 20 juta rupiah. Sejenak kulihat Om Liem berdiam diri, tapi kulihat lagi dia tersenyum licik sambil menatap tubuhku dalam dalam.
    “Mhmmm..itu hal yang mudah, kamu bisa dapatkan uang itu tanpa harus meminjam… tapi harus ada imbalannya… “kata Om Liem sambil berkedip nakal.
    “Saya tidak mengerti, imbalan apa yang Om Maksudkan ?” kataku agak serius.
    “Begini, Om Liem akan berikan uang sejumlah itu tanpa meminjam, tetapi sebagai imbalannya beri aku keperawananmu.”kata Om Liem singkat sambil tersenyum kurang ajar. Aku tertegun tak percaya mendengar permintaannya, benar benar ******* siTua ini umpatku dalam hati.

    “Aku tidak bersedia..!” kataku ketus sambil berdiri dan keluar dari kantornya.
    “Aku menunggumu bila berubah pikiran Shinta… !” selintas masih sempat kudengar suara Om Liem sebelum pergi… dasar *******, kataku lagi. Dirumah kutumpahkan semua kekesalanku dengan menangis sepuas puasnya, sepertinya aku tak punya pilihan lagi, bila tidak segera dioperasi ibuku akan meninggal tapi dipilihan lain aku harus menyerahkan keperawananku pada Bandot licik yang mengincar keindahan tubuhku. Tak ada cara lain untuk mendapatkan uang sebesar itu, Demi kesembuhan ibuku ahirnya kuputuskan untuk menjumpai Om Liem lagi keesok harinya. Dengan memakai seragam SPG dan rok mini yang ketat, jam 10 pagi aku datangi lagi ruangan kantor Om Liem.

    “he..he… he… akhirnya kau datang juga Shinta cantik, apakah kau sudah siap melayaniku diranjang..he.he..he..?” Om Liem tertawa penuh kemenangan. Aku hanya diam saja menerima ejekan itu.
    “Baiklah, Om Liem bisa menikmati tubuhku setelah kupastikan ibuku di operasi hari ini..”jawabku dengan berat hati.
    “Oke, No Problem “Om Liem menuliskan selembar cek dengan nominal sesuai yang ia janjikan kemarin kemudian didepanku dia menelpon rumah sakit untuk memastikan operasi hari ini.Segera aku masukan cek itu kedalam tas kecilku, aku memang membutuhkannya.
    “Semuanya sudah beres, sekarang kau tepati janjimu nona cantik, mari ikut aku..”kata Om Liem sambil menggandengku keluar ruangan.

    “*******… kali ini engkau menang.!” kataku dalam hati sambil mengikutinya masuk kedalam kemobil. Om Liem ternyata membawaku kesebuah hotel terkenal di Jakarta pusat. Sepertinya Om Liem sudah sering datang kemari, Setengah ketakutan aku melangkah masuk kehotel tersebut. Debaran jantungku semakin kencang ketika Om Liem menggandengku menuju kamar VIP dilantai lima. Beberapa pasang mata pegawai hotel nampak menatap kami, mungkin aneh dipandang seorang gadis muda cantik berjalan digandeng lelaki tua bangka menuju kamar hotel mereka pasti sudah tahu apa yang akan terjadi pada gadis cantik itu… ahh terlalu beruntung situa ini dapat kuda tunggangan yang aduhai. Aku terpaku diam berdiri didepan pintu kamar 508 yang sudah dibuka Om Liem, rasanya aku ingin segera lari dari tempat ini.
    “Ayo masuk Shinta.., kita selesaikan urusan kita.”kata Om liem sambil menarik lenganku dan menutup pintu kamar Hotel. Begitu pintu terkunci Om Liem Langsung memelukku merapat ketembok, rupanya napsunya sudah tak tertahankan lagi melihat kemulusan kulit tubuhku. Aku sedikit berontak ketika Tangan Om Liem mulai meraba pahaku yang putih, Mataku melotot marah padanya. Hampir saja kutampar wajahnya yang klimis itu.

    “Ingat perjanjian kita Shinta, keinginanmu sudah aku penuhi.. sekarang aku bebas menikmati keindahan tubuhmu.!” kata Om Liem sambil kembali mengangkat rok miniku sehingga menampakan kemulusan pahaku lalu menjamahinya. ..oughhhh..aaahh.. entah kemana keangkuhan dan kesombonganku selama ini, Kali ini aku tak berdaya melawannya, aku memang sudah terikat perjanjian itu dan tubuhku saat ini adalah miliknya. Aku hanya bisa memejamkan mata ketika kurasakan tangan Om Liem mulai rajin menyusuri pahaku sampai kepangkal atas.. aah, Rasanya aku ingin menagis saja tapi air mataku tak ada yang keluar.

    “ooh… aahhhh… “suara napasku tak sanggup lagi kutahan ketika tangan Om liem mulai menyusup kedalam celana dalamku dan bermain disana. Om Liem tersenyum senang melihat Shinta tampak pasrah dalam pelukannya. Selama ini Shinta selalu angkuh bila didekatinya bahkan pernah mempermalukannya dihadapan para SPG yang lain. Setelah puas menjamahi selangkanganku, Om Liem lalu melepasku dan mengajakku berjalan kedalam ruang Utama yang lebih luas. Sambil berjalan mengikutinya aku merapikan kembali Rok miniku yang mulai acak acakan akibat jamahan Tangan Om Liem. Kulihat Sebuah Ranjang yang besar dan mewah di tengah ruangan ini.

    “Kamu tunggu disini dulu, aku mau minum Viagra biar bisa menjebol gawangmu.”kata Om Liem Sambil berkedip nakal. Aku memalingkan muka pura pura tidak mendengar perkataannya. Begitu Om Liem pergi Aku segera membuka tas kecilku, dari dalam tas itu kukeluarkan sebutir pil kontrasepsi yang sudah aku persiapkan dari rumah dan segera menelannya karena aku tak mau hamil akibat perbuatan Om Liem. Tampaknya Om Liem sudah biasa menyewa kamar hotel ini, Tak berani kubayangkan sudah berapa banyak gadis muda cantik yang sudah digarapnya diranjang itu. Temanku Selly yang cantikpun pernah cerita bahwa dirinya juga pernah digarap Om Liem disebuah kamar hotel bintang lima beberapa kali. Selera Om Liem Cukup tinggi pada perempuan cantik. Aku meletakkan tasku diatas meja kecil ketika kulihat Om Liem Yang bertubuh gemuk pendek mendekatiku.

    “Aku Sudah siap mejebol perawanmu nona cantik ..he..he”kata Om Liem sambil mulai memelukku, tangannya meraba payudaraku yang membusung kencang. Aku tak mampu menghindar lagi ketika mulutnya dengan bernapsu melumat lumat bibir merahku. Perasaan geli, jijik dan takut bercampur menjadi satu. Tapi ******* ini memang sudah sangat berpengalaman menaklukkan wanita. Tangannya kini makin berani menyusup ke dalam baju ketat lengan pendek yang kupakai, terus bergerak menyusup kebalik BH-ku, beberapa kancing bajuku lepas. Degub jantungku bertambah kencang dan napasku makin memburu ketika kurasakan tangan kasarnya mulai menggerayangi dadaku, apalagi jari-jarinya turut mempermainkan puting susuku. Aku hanya mandah saja ketika Om Liem mulai menjamah tiap jengkal tubuhku, aku sudah terikat perjanjian. Sambil menyupangi leherku yang putih bersih tangannya mulai menaikkan rok mini yang kupakai sambil meraba-raba pahaku yang jenjang dan mulus. Satu-persatu kancing bajuku dipretelinya tanpa dapat kucegah sehingga BH-ku yang berwarna merah muda, belahan dada, dan perutku yang rata nampak jelas menantang. Tanganku tak mampu menutupinya lagi. Melihat payudaraku yang kencang itu Om Liem makin bernafsu, dengan kasar BH itu dibukanya lepas dan menyembul lah payudaraku yang putih mulus dengan puting susu berwarna merah mu
    “wah..tubuhmu memang benar benar mulus dan indah Shinta.., sungguh beruntung aku dapat menikmatinya… he..he..” mata om liem melotot memandangi buah dadaku. Secara reflek tanganku berusaha menutupi payudaraku yang terbuka itu tetapi Om Liem yang sudah berpengalaman langsung menangkap kedua tanganku dan membentangkannya lebar lebar. Mataku terpejam tak sanggup menahan malu, selama ini belum pernah ada laki laki yang berani menjamahku karena aku sangat galak menjaganya, tapi kali ini aku tak berdaya menolaknya. Tubuhku mengelinjang gelinjang menahan birahi karena cumbuan Om Liem pada dadaku, secara bergantian Om Liem menghisap hisap kedua puting susuku yang kenyal itu bagaikan bayi yang kehausan.

    “oohh… oohhhh… ooohhhhhh”suara rintihanku tak dapat lagi kutahan. Bandot tua ini benar benar pintar merangsangku. Kemaluanku mulai terasa basah dibuatnya. Perlahan kurasakan Om Liem mulai membuka resleting rok miniku dan melorotkannya kebawah, tak lama celana dalamkupun menyusul lepas sehingga tubuhku yang indah sudah tak tertutup selembar benangpun. Aku mengeluh pasrah ketika Om Liem mendorongku hingga jatuh terlentang diatas kasur. Sambil berjalan mendekat dia melepas pakaiannya satu persatu. Setelah dia membuka celana dalamnya tampak olehku kemaluannya yang sudah menegang dari tadi. Gila.., ternyata penisnya besar juga, aku tak berani menatapnya. Dibentangkannya kedua belah pahaku di depan wajahnya. Tatapan matanya sangat mengerikan saat memandangi daerah selangkanganku yang ditubuhi bulu bulu halus, seolah-olah seperti monster lapar yang siap memangsaku. Om Liem membenamkan wajahnya pada selangkanganku, dengan penuh nafsu dia melahap dan menghisap hisap vaginaku yang sudah basah itu, lidahnya dengan liar menjilati dinding vagina dan klitorisku. Aku terpekik pekik kecil dibuatnya, Bandot tua ini benar benar ingin menikmati kecantikan tubuhku luar dalam. Perlakuannya sungguh membuat diriku serasa terbang, tubuhku menggelinjang-gelinjang geli diiringi erangan nikmat yang terpaksa. Sampai akhirnya kurasakan otot tubuhku mengejang dahsyat, aku mencapai orgasme pertamaku. Cairan vaginaku tak dapat lagi kubendung.

    “Sluurrpp… sluurpp.. sshhrrpp..” demikian bunyinya ketika Om Liem menghisap sisa-sisa cairan Vaginaku.
    “Cairan Orgasme gadis perawan adalah resep awet mudaku selama ini..”kata Om Liem tersenyum puas.
    “Luar biasa Nikmatnya Vaginamu, sekarang saatnya kau nikmati pula penisku ini Shinta..”kata Om Liem sambil menyodorkan batang penisnya yang tegang ke muka ku.

    “Jangan… aku tak mau… !” kataku sambil berusaha menolak batang kemaluannya tapi Om Liem mengancam dan terus memaksakan penisnya masuk kemulutku sambil terus memaju-mundurkan penisnya di mulutku. Pada awalnya aku tetap menolak, namun dia menahan kepalaku hingga aku tidak dapat melepaskannya. Terpaksa kuturuti pula kemauannya kuhisap kuat kuat penisnya hingga matanya merem melek kenikmatan .Harga diriku benar benar jatuh saat ini, Aku dipaksa melayaninya dengan Oral. Tak terasa sudah 15 menit aku mengkaraoke Om Liem, Penisnya sudah semakin besar dan keras, dia mengakhirinya dengan menarik kepalaku.

    “Sekarang saatnya Aku pecahkan perawanmu Shinta..”kata Om Liem sambil menindih tubuhku dan membuka lebar-lebar kedua pahaku . Aku memejamkan mata menunggu detik-detik ketika penisnya menerobos vaginaku. Menyadari kalau aku masih perawan, Om Liem tak hanya melebarkan kedua pahaku. Namun dengan jari jemari tangannya Om Liem kemudian membuka kedua bibir vaginaku, kemudian dengan perlahan dipandunya batang penisnya yang sudah tegang kearah lubang vaginaku yang sudah terbuka.Setelah dirasa tepat, perlahan Om Liempun menekan pantatnya kebawah. Domino 99

    “Auuw ..Akhh… auuww..! ” Aku memekik kesakitan sambil meronta ketika batang penis Om Liem mulai memasuki lubang kewanitaanku. Keringatku bercucuran membasahi tubuhku yang telanjang bulat, Keperawananku yang selama ini kujaga mulai ditembus oleh Om Liem tanpa sanggup kucegah lagi. Aku meronta ronta kesakitan… Om Liem yang sudah berpengalaman tak ingin serangannya gagal karena rontaanku segera tangan menahan pantatku, lalu dengan cepat, ditekan pantatnya kembali kedepan sehingga separuh batang kelakiannya pun amblas masuk kedalam Vaginaku.

    “Aakkhhh… !” Aku memekik kesakitan bersamaan dengan jebolnya keperawananku. Hancur sudah kehormatanku ditangan bandot tua itu. Sesaat aku masih meronta ronta pelan, namun karena pegangan kedua tangan Om liem dipantatku sangat kuat hingga rontaanku tiada arti. Batang penis terus menerobos masuk mengkoyak koyak sisa sisa Perawanku. Tangisanku mulai terdengar lirih diantara desah napas Om Liem yang penuh birahi.Tubuhku yang putih mulus kini tak berdaya dibawah himpitan tubun Om Liem yang gendut.Sesaat Om Liem mendiamkan seluruh batang penisnya terbenam membelah Vaginaku sampai menyentuh rahimku, perutku terasa mulas dibuatnya.

    “ha..ha..ha… tak perlu menangis nona cantik, kau sudah kuperawani saat ini, lebih baik nikmati saja ******ku ini.” ejek Om Liem sambil mulai menggoyang pantatnya maju mundur perlahan. Penis Om Liem kurasakan terlalu besar menusuk Vaginaku yang masih sempit, setiap gesekan penis Om Liem menimbulkan rasa nyeri yang membuatku merintih rintih, tetapi buat Om Liem terasa nikmat luar biasa karena Penisnya tercepit erat oleh memek Shinta yang masih rapat dan baru ditembus perawannya. Inilah nikmatnya makan gadis perawan muda yang selama ini membuat Om Liem jadi ketagihan. Semakin lama batang Penis Om Liem Semakin lancar keluar masuk menggesek Vaginaku karena cairan pelumas Vaginaku mulai keluar secara alamiah, rasa sakit dikemaluanku semakin berkurang, rintihanku perlahan mulai hilang berganti dengan suara napas yang berirama dan terengah engah. Tua bangka ini ternyata memang pintar membangkitkan nafsuku. hisapan hisapan lidahnya pada putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Bagai manapun juga aku adalah manusia normal yang juga punya napsu birahi, sadar atau tidak aku mulai terbawa nikmat oleh permainannya, tak ada guna menolak. lebih baik kunikmati saja perkosaan ini.

    Cerita Dewasa Pecah Perawan SPG Cantik “Ooooh… , oooouugh… , aahhmm… , ssstthh!” .erangan panjang keluar dari mulutku yang mungil. akhirnya aku biarkan diriku terbuai dan larut dalam goyangan birahi Om Liem. Aku memejamkan mata berusaha menikmati perasaan itu, kubayangkan yang sedang mencumbui tubuhku ini adalah lelaki muda idamanku. Penisnya kini mulai meluncur mulus sampai menyentuh rahimku. Aku mengerang setiap kali dia menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati perkosaan ini, aku tidak perduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Bandot tua yang sudah merenggut kehormatanku. Darah perawanku kurasakan mulai mengalir keluar membasahi seprai dibawah pantatku. Rasa sakitku kini mulai hilang. Sambil bergoyang menyetubuhiku bibirnya tidak henti-hentinya melumat bibir dan pentil susuku, tangannyapun rajin menjamahi tiap lekuk tubuhku sehingga membuatku menggeliat geliat kenikmatan .Rintihan panjang ahirnya keluar lagi dari mulutku ketika mulai mencapai klimaks, sekujur tubuhku mengejang beberapa detik sebelum melemas kembali. Keringat bercucuran membasahi tubuhku yang polos itu sehingga kulitku yang putih bersih kelihatan mengkilat membuat Bandot itu semakin bernapsu menggumuliku. Birahi Om Liem semakin menggila melihat tubuhku yang begitu cantik dan mulus itu tergeletak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluan yang mungil itu menjepit dengan ketat batang penisnya yang cukup besar itu. Sungguh ironi memang, gadis muda secantik aku terpaksa mendapatkan kenikmatan seperti ini bukan dengan kekasihku, akan tetapi dengan orang asing yang sedang memperkosaku. Tanpa memberiku kesempatan beristirahat Om Liem merubah posisi bersetubuh. Tubuhku ditariknya duduk berhadapan muka sambil mengangkang pada pangkuannya, Dengan sekali tekan penis Om Liem yang besar kembali menembus vaginaku dan terjepit erat dalam liang kewanitaanku, sedangkan tangan kiri Om Liem memeluk pinggulku dan menariknya merapat pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti penis Om Liem menerobos masuk ke dalam kemaluanku. Tangan kanan Om Liem memeluk punggungku dan menekannya rapat-rapat hingga kini pinggulku melekat kuat pada pinggul Om Liem .

    “Ouughh..oohhh… ooohhhh… “Aku merintih halus ketika kurasakan batang penis Om Liem amblas seluruhnya hingga menyentuh rahimku. Rintihanku semakin keras saat Bandot itu mulai melumati buah dadaku sehingga menimbulkan perasaan geli yang amat sangat setiap kali lidahnya memyapu nyapu puting susuku . Kepalaku tertengadah lemas ke atas, pasrah dengan mata setengah terkatup menahan kenikmatan yang melanda tubuhku sehingga dengan leluasanya mulut Om Liem bisa melumati bibirku yang agak basah terbuka itu. Setelah beberapa saat puas menikmati bibirku yang lembut dia mulai menggerakkan tubuhku naik turun.

    “Hmm… Jepitan Memekmu sungguh nikmat sekali Shinta… beda dengan perempuan lain yang sering aku setubuhi… “suara Om Liem sayup sayup kudengar ditelingaku.Aku tak memperdulikannya lagi, saat ini tubuhku tengah terguncang guncang hebat oleh goyangan pinggul Om Liem yang semakin cepat. Terkadang Bandot ini melakukan gerakan memutar sehingga vaginaku terasa seperti diaduk-aduk. Aku dipaksa terus mempercepat goyanganku karena merasa sudah mau keluar, makin lama gerakannya makin liar dan eranganku pun makin tidak karuan menahan nikmat yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks kedua itu sampai, aku menjerit histeris sambil mempererat pelukanku. Benar-benar dahsyat yang kuperoleh walaupun bukan dengan lelaki muda dan tampan. Walau pun sudah tua tapi Om Liem masih mampu menaklukan gadis muda sepertiku. Kali ini dia membalikkan badanku hingga posisi tubuhku menungging lalu mengarahkan kemaluannya diantara kedua belah pahaku dari belakang. Dengan sekali sentak Om Liem menarik pinggulku ke arahnya, sehingga kepala penis tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluanku. “Oooooouh… ouuuhhgh!” untuk kesekian kalinya penis laki-laki tersebut menerobos masuk ke dalam liang vaginaku dan Om Liem terus menekan pantatnya sehingga perutnya yang gendut itu menempel ketat pada pantat mulusku. Selanjutnya dengan ganasnya Om Liem memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan penisnya terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang vaginaku yang masih rapat itu. Inilah pengalaman pertamaku dijamah oleh laki laki yang sudah sangat berpengalaman dalam bersetubuh, Walaupun berusaha bertahan aku ahirnya kewalahan juga menghadapi Om Liem yang ganas dan kuat itu. Bandot tua itu benar-benar luar biasa tenaganya. Sudah hampir satu jam ia menggoyang dan menyetubuhiku tetapi tenaganya tetap prima. Tangannya terus bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhku. Harus kuakui sungguh hebat lelaki seumur dia dapat bertahan begitu lama dan membuatku orgasme berkali-kali, mungkin karena sebelumnya dia sudah minum obat kuat Viagra, aah… entahlah.. aku tidak perduli hal itu, yang penting aku sudah melunasi perjanjianku dengan menyerahkan kegadisanku sebagai imbalan uang yang kubutuhkan. Aku pasrah saja ketika tubuhku kembali di terlentangkan Om Liem diatas kasur dan digumulinya lagi dengan penuh birahi. Rasanya tak ada lagi bagian tubuhku yang terlewatkan dari jamahannya. ******* itu ternyata tidak mau rugi sama sekali, kesempatan menyetubuhiku itu dimanfaatkan sebaik mungkin, Tak henti hentinya Om Liem melahap kedua buah dadaku yang terguncang-guncang terkena hentakan batang kemaluannya. Dengan rakus disedot-sedotnya puting susuku dengan kuatnya yang kiri dan kanan bergantian, mataku terpejam pejam dibuatnya, sungguh Om Liem menikmati puting susuku yang baru tumbuh itu dengan bernapsu. Tidak lama setelah aku mencapai klimaks berikutnya, dia mulai melenguh panjang, sodokanya makin kencang dan kedua payudaraku diremasnya dengan brutal sampai aku terpekik. Setelah itu dia nenekan penisnya dalam dalam hingga batang kemaluannya terbenam seluruhnya sampai menyentuh rahimku. aku berteriak kesakitan dan berusaha meronta tetapi Om Liem membekap bibirku dengan mulutnya sambil tangannya memeluk rapat pinggangku sehingga aku tak mampu bergerak lagi. Sambil meleguh panjang Om Liem menembakkan air maninya kedalam rahimku dengan deras tanpa ada perlawanan lagi dariku. Beberapa saat kemudian suasana jadi hening senyap hanya suara napas Om Liem terdengar naik turun diatas tubuhku yang masih menyatu dengan tubuhnya. Aku sudah kehabisan tenaga tak mampu bergerak lagi dan kurasakan maninya menyembur nyembur hangat memenuhi rahimku, semoga saja aku tidak hamil pikirku dalam hati. Beberapa saat kemudian Om Liem mulai bangkit dan mencabut kemaluannya dari tubuhku, dengan senyum kepuasan karena telah berhasil menikmati kecantikanku luar dalam. Tanganku segera bergerak selimut untuk menutupi tubuhku yang polos itu.

    “Tak perlu kau tutupi lagi tubuhmu itu, aku sudah tahu dan merasakan semuanya… he..he… “Om Liem masih sempat mengejek sambil meninggalkanku terbaring lemas di atas ranjang, aku diam saja tak perduli ejekannya mentalku masih mengalami shok berat akibat kehilangan keperawanan. Vaginaku masih terasa sakit akibat paksaannya bersetubuh. Bercak bercak darah perawanku mulai mengering disela sela pahaku yang putih bercampur dengan sperma Om Liem yang menetes keluar dari dalam kemaluanku.
    “Benar benar *******… lelaki tua itu” kataku geram dalam hati. Air mataku jatuh menetes membasahi pipiku, tapi apa yang harus disesalkan, semuanya telah terjadi sesuai dengan kesepakatan yang kubuat.Tubuhku kini telah ternoda. Perlahan aku bangkit dari tempat tidur, dengan selimut yang melilit ditubuhku aku memunguti kembali pakaianku yang tercecer dilantai, segera aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Selintas kulihat Om Liem duduk menggenakan kimono disofa sambil menikmati sebatang cerutu dibibirnya.Om Liem tersenyum memandang tubuhku, Aku memalingkan muka dan mempercepat langkahku masuk kekamar mandi.
    Aku mengenakan kembali baju dan rok miniku setelah lebih setengah jam membersihkan tubuhku . Dalam keadaan rapi Aku keluar dari kamar mandi, Kulihat Om Liem masih duduk di Sofa sambil memegang botol minuman.

    “Aku ingin pulang Om… perjanjian kita sudah selesai..!” kataku sambil meraih tas kecil milikku diatas meja.
    “Belum selesai Shinta… aku masih belum puas… !” kata Om Liem sambil berdiri menghampiriku.
    “Tapi..bukankah Om Liem tadi sudah mendapatkan keperawananku..sesuai dengan kesepakatan kita..!” kataku sambil menepiskan tangan Om Liem yang berusaha menjamah dadaku.
    “Memang benar..tapi aku merasa belum puas..!” kata Om Liem tersenyum kurang ajar.
    “Aku tak mau lagi Om… aku mau pulang … !kataku sambil melangkah cepat menuju pintu keluar kamar.
    “Shinta… aku akan menelpon ke Bank dan membatalkan cek yang kuberikan padamu bila kamu menolaknya..!” Ancam Om Liem sedikit keras. Langkahku jadi terhenti karena ancamannya, pikiranku jadi kalut, ******* ini benar benar licik.. Bila aku menolaknya dan Om Liem membatal cek itu dengan menelpon bank, maka akan sia sialah pengorbananku ini. Om Liem kembali mendekatiku dan meyentuh bahuku.
    “Bagaimana, kau bersedia melayaniku lagi..?tanyanya sambil meraih pinggangku yang langsing. Aah… benar benar sialan tua bangka ini, aku tak berdaya menolaknya .Kupikir pikir untuk apa lagi jual mahal, toh aku sudah tidak perawan lagi. Akhirnya dengan berat hati aku hanya dapat menganggukkan kepala .
    “Sekali ini saja Om… “kataku singkat.
    “Oke… no problem..”kata Om Liem senang sekali.

    Tanpa basa basi lagi Om Liem langsung membuka kancing kancing bajuku dan melepaskannya kelantai sehingga nampaklah BHku yang berwarna merah jambu. Dengan kasar BH itu ditariknya lepas sehingga buah dadaku yang putih bersih kembali terbuka lebar menampakan kemulusan kulitku yang tersembunyi. Aku memaki maki dalam hati tanpa mampu berbuat sesuatu untuk mencegahnya. Buah dadaku yang sudah terbuka lebar itu langsung diserang Om Liem dengan bernapsu, lumatan lumatannya makin menggila.Tubuhku menggelinjang gelinjang geli menahan birahi karena serangannya.” Ooughh… aahhh..ooughh..” Hisapan hisapan lidahnya pada puting susuku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Aku memejamkan mata pasrah berusaha menikmati perasaan itu, kubayangkan yang sedang mencumbui tubuhku ini adalah pria muda.

    “Sshh.. aaahhh… eemhh..!” aku mulai meracau tidak karuan saat jari-jarinya menyusup kedalam celana dalamku dan menusuk kemaluanku sambil memainkan klistorisku, sementara itu mulutnya tidak henti-hentinya menciumi payudaraku, sadar atau tidak aku kembali terbawa nikmat oleh permainannya. Perlahan lahan kurasakan tangan Om Liem mulai beraksi melepaskan resleting rok miniku dan melorotkannya kebawah, detak jantungku semakin keras, tak lama celana dalamkupun menyusul lepas sehingga dalam sekejap tubuhku sudah telanjang bulat. Sesaat mata Om Liem melotot memandangi tubuh polosku yang tampak putih bersih. Kemudian Om Liem yang bertubuh pendek meraih pinggangku yang ramping dan menuntunnya berjalan menuju kamar tidur utama. Aku hanya menurut saja kembali dibawa Om Liem kedalam kamar tidur, aku sudah menduga bahwa Om Liem ingin kembali mengerjai dan menikmati tubuhku yang putih mulus diatas kasur yang lembut itu, … aaaah… bandot ini sangat beruntung sekali… mendapatkan tubuhku tanpa perlawanan. Setelah membaringkanku diatas kasur, Om Liem segera membuka kimono yang dipakainya dengan tergesa gesa. Ternyata Om liem tak menggenakan apa apa dibalik kimononya. Aku memalingkan mukaku ketika Om Liem mulai membuka kedua pahaku lebar lebar sehingga bibir vaginaku terbelah luas menantang. Rupanya Om Liem sudah tak sabar ingin segera menyetubuhiku. Dengan pasti batang penisnya yang sudah tegang dari tadi mulai diarahkan kebibir kemaluanku yang sudah terbuka.
    “Pelan pelan Om… masih sakit… !” kataku berbisik sambil menahan napas ketika kurasakan penis Om Liem mulai menembus bibir vaginaku yang masih sempit.. Sambil membuka lebar kedua pahaku Om Liem mulai mendorong penisnya keselangkanganku kuat kuat.

    “auuww..aaahkhhh… !!aku memekik keras menahan yeri saat batang kemaluan Om Liem yang keras itu dengan paksa memasuki lubang kemaluanku yang masih sempit. Untuk kedua kalinya aku tak kuasa menolak Penis Om Liem yang tegang memasuki kemaluanku dalam dalam. Rasa nyeri masih terasa walaupun tidak sesakit ketika pertama kali Om Liem menembus perawanku..
    “He..he..Jepitan Memekmu sungguh nikmat sekali Shinta, lebih nikmat dari pada gadis gadis lain yang sudah pernah aku perawani… he..he… payudaramupun lebih kenyal dan berisi..”kata Om Liem sambil mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun menggauliku. Aku diam saja mendengar ejekannya, saat ini badanku mulai terguncang guncang seirama dengan goyangan tubuh Om Liem yang menindih tubuhku.
    “Oohh..ooohhhh… oooohhhhhh… “suaraku tak dapat kutahan lagi ketika gerakan Om Liem semakin cepat memacu tubuhku hingga tersentak sentak dengan keras.Birahiku jadi terangsang lagi, cairan vaginaku mulai banyak keluar sehingga Penis Om Liem kini sudah lancar keluar masuk vaginaku. Sambil tangannya mencengkram buah dadaku, goyangan Om Liem semakin menggila.

    “Oooouuh… oooohhhhhhhh… Om Liem… “Tubuhku semakin menggeliat geliat tak karuan ketika buah dadaku kembali dilumat lumat Om Liem dengan ganasnya. Gesekan Batang penis Om Liem semakin terasa nikmat. Ahirnya aku tak dapat bertahan lebih lama lagi, tubuhku mengejang lagi, aku mengalami Orgasme lebih dulu.

    “He..he… nikmat khan, bersetubuh denganku..?” kata Om Liem senang karena berhasil membuatku mencapai Orgasme. Aku memejamkan mata menahan malu telah diperdayainya hingga mengalami orgasme. Bandot tua ini memang bukan tandinganku, Pengalamanya sangat jauh dibandingkan aku yang baru hari ini mengenal Sex, sehingga dengan mudah dia dapat menaklukanku.

    “Sekarang giliranku untuk bersenang senang nona cantik… “kata Om Liem sambil merubah posisi tubuhku berbalik seperti orang merangkak. Rupanya Om Liem ingin menembakku dari belakang. Aku hanya dapat pasrah mengikuti kemauan bandot ini. Tepat di hadapanku terdapat kaca rias yang besar didinding, sehingga aku dapat melihat tubuhku telanjang bulat serta dibelakangku terlihat Om Liem sedang mengagumi kemulusan tubuhku.
    “Tak kusangka tubuhmu benar benar sempurna Shinta, kamu sungguh cantik sekali, beruntung sekali aku dapat memerawanimu… he..he… !” Om Liem tertawa sambil menyelipkan penisnya lagi di antara kedua kakiku lewat belakang. Dengan satu gerakan keras penisnya bergerak maju.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    “Oohhh.., oouugghh.., aaahhhhh.. Aakkhh..!” Suaraku kembali terdengar ketika penis Om Liem dengan paksa menembus tubuhku dari belakang. Dengan bernapsu Om Liem kembali menggoyangku maju mundur sehingga buah dadaku yang menggantung ikut terguncang guncang berirama. Sambil terus menggoyangku tangan Om Liem yang bebas kembali meremas remas buah dadaku yang menggantung lepas. Melalui cermin besar didepanku, terlihat Om Liem sedang menggauli tubuh telanjangku, selintas nampak seperti seorang bidadari sedang diperkosa habis habisan oleh iblis hidung belang. Karena sepertinya tidak berimbang sekali, yang satu gadis muda cantik dan satunya lagi bandot tua.

    “aaahhh… aaahhh… oouugghh ” Gerakan Om Liem Semakin cepat menyodok nyodok rahimku, rasanya aku sudah tak kuat lagi, tampaknya Bandot Tua itu juga sudah akan mencapai klimaxs. Tiba tiba Om Liem membalikan posisi tubuhku sehingga aku kembali terlentang dihadapannya. Sambil menindihku Om Liem kembali menghujamkan penisnya kedalam kemaluanku dengan kuat.

    “Ooouugghh… !!” Om Liem nampak menikmati jeritanku ketika dia menghunjamkan lagi penisnya ke vaginaku yang telah basah oleh cairan licin. Sambil terus menggenjot tubuhku, bibir Om Liem kini dengan leluasa melumat dan menjilati leher jenjang ku yang terkulai lemas tertengadah ke atas. Suara hisapannya bergema keras diruangan ini. Gerakan dan hentakan-hentakan masih berlangsung, iramanya pun semakin cepat dan keras. Aku hanya dapat mengimbanginya dengan rintihan-rintihan lemah “Ahh.. ohh.., ooh.. ohh.. ooohh..!” sementara tubuhku telah lemah dan semakin kepayahan. Akhirnya badan Om Liem pun menegang sambil mendekapku kuat kuat .

    “Aaahhhh… Sakit Ommm… !” kataku sambil berusaha melepaskan pelukannya yang kuat tapi Om Liem malah menekan kemaluannya dalam dalam tak perduli dengan jeritanku Dan “Akkh… Crooot.., crooooott..!” Om Liem berejakulasi di rahimku, sperma yang keluar jumlahnya cukup banyak sehingga meluber keluar dari belahan Vaginaku. Om Liem nampaknya menikmati semburan demi semburan sperma yang dia keluarkan, sambil menikmati bibirku yang terbuka kepayahan .

    Om Liem mengerang kenikmatan di atas tubuhku yang sudah lemas, sementara rahimku terus menerima semburan sperma yang cukup banyak. Badan Om Liem menggelinjang dan mengejan disaat melepaskan semburan spermanya yang terakhirnya dan merasakan kenikmatan itu. Batinnya kini puas karena telah berhasil menyetubuhiku habis habisan serta merengut keperawananku yang selama ini menjadi Primadona SPG di perusahaanya. Senyum puas pun terlihat di wajahnya sambil menatap tubuh ku yang tergolek tak berdaya di bawah pelukannya.

    Om Liem pun ibarat telah memenangkan suatu peperangan, tubuhnya tampak lemas diatas tubuhku. Perlahan kudorong tubuh gemuknya kesamping agar tak membebani tubuhku. Ahirnya akupun tertidur kelelahan dipelukan Om Liem setelah beberapa ronde tadi melayani napsu birahinya yang tak putus putus. Sore harinya kembali aku digarapnya di kamar mandi ketika dipaksa mandi bersama, sambil berdiri merapatkan punggungku ketembok Om Liem kembali menggoyangku, sebelah kakiku diangkatnya keatas sehingga penisnya leluasa keluar masuk vaginaku, aku merintih rintih kecil dibuatnya. Sore itu aku terpaksa melayaninya sampai Bandot itu mendapatkan kepuasan dan dia semprotkan semua maninya dalam vaginaku.

    Setelah puas mengerjaiku barulah Om Liem mau melepaskanku dan mengantarkanku pulang. Sepanjang Jalan, aku hanya diam membisu disamping Om Liem yang mengemudikan mobil, Aku masih sakit hati padanya yang telah berhasil memperdayaiku, Tubuhku habis habisan dikerjainya, Vaginaku masih terasa sakit akibat paksaannya bersetubuh, bagian tubuhku yang tersembunyipun penuh dengan warna merah bekas cupangannya terutama dibagian buahdada dan paha putihku. Yang lebih menyakitkan lagi Om Liem mengambil celana dalamku tanpa dapat kutolak, katanya setiap gadis yang berhasil diperawaninya akan dikoleksi celana dalamnya bersama bercak-bercak darah perawan yang masih menempel.Sudahpuluhan koleksi disimpannya. Terpaksa Saat itu aku pulang dengan menggunakan rok tanpa celana dalam.

    “Bila kamu butuh uang lagi, kamu bisa hubungi aku lagi Shinta… tentunya kamu tak keberatan khan, memberikan kenikmatan tubuhmu itu… he..he… “kata Om Liem sebelum aku turun dari mobilnya. Aku diam saja sambil berlalu darinya, sudah pukul 6 sore saat aku tiba didepan rumahku.
    Ternyata hampir seharian aku dikerjai bandot tua itu. Suatu saat akan kubalaskan dendamku ini, akan kuhabiskan hartanya, tunggulah tak akan lama lagi waktu itu akan tiba, kau harus bayar mahal kenikmatan yang kau dapat dari kemulusan tubuhku.

    Inilah pengalaman pertamaku yang kuceritakan secara vulgar buat pembaca, lain waktu aku akan ceritakan lagi kehidupan sexualku setelah kejadian ini dimana aku mulai terjerumus kedunia gadis panggilan High class, para pelangganku adalah pejabat dan pengusaha ternama di Jakarta.
    Tak ada pelanggan yang kecewa dengan kecantikan dan kemulusan tubuhku plus layanan istimewa. Hanya lelaki berduit saja yang dapat menjamah keindahan tubuhku ini.

     

    Baca Juga :
  • Tante-Tante Kesepian Yang ingin Dipuaskan

    Tante-Tante Kesepian Yang ingin Dipuaskan


    1483 views

    Duniabola99.org – Pukul 20:00 WIB bel pintu rumah kontrakanku berdering, ketika itu aku di dapur sedang membuat mie rebus kesukaanku Dengan berlari kecil menuju pintu depan, lalu aku membuka pintu, ternyata yang datang ke rumahku adalah Tante Lisa berserta temannya, aku belum kenal siapa dia

    “Hi Dedi apa kabar Sayang,” kata Tante Lisa
    “Ooo Tante, Silakan masuk Tan,” balasku sambil mempersilakan mereka duduk di sofa panjang di ruang tamu
    “Tan, maaf yach di tinggal dulu mo matiin kompor soalnya lagi masak mie nich ” kataku
    “Oh ya Ded silakan ” balasnya

    Seketika itu juga aku beranjak ke dapur Dua menit kemudian aku kembali ke ruang tamu lagi Lalu aku di kenalkan dengan temannya oleh Tante Lisa

    “Ded, kenalin nich temen tante,” katanya
    “Nining ” katanya
    “Dedi ” balasku

    Lalu terjadilah perbincangan antara kami bertiga, hingga akhirnya Tante Lisa mengajakku untuk ML bersama-sama

    “Ded, puasin kita dong mau khan?” kata Tante Lisa
    “Boleh kapan?” tanyaku pura-pura bodoh
    “Yach sekarang dong masa tahun depan sich,” kata Tante Nining
    “Ded Tante Lisa udah cerita tentang kamu, dan Tante Nining tertarik mau nyobain permainan kamu Ded,” katanya
    “Ah, Tante Nining ini ada-ada aza,” candaku

    Kemudian aku berdiri menuju sofa, dan aku duduk di tengah-tengah mereka, tanganku mulai memegang dan meremas-remas payudara Tante Nining dari luar bajunya, dan kulihat Tante Nining mendesis, dan dia hanya diam saja sewaktu tanganku memainkan payudaranya

    Lalu aku mulai mencium bibirnya, bibirku dibalas oleh Tante Nining dengan ganasnya Lidah kami saling berpautan dan air ludah kami saling telan Melihat aku dengan Tante Tining sedang asyik bercumbu, tangan Tante Lisa mulai bergerilya, meremas-remas batang kejantananku dari luar celanaku

    3 menit setelah aku selesai menikmati bibir dan aksi remasanku di payudara Tante Nining, lalu aku mengajak mereka masuk ke dalam kamar tidurku Lalu kami bertiga masuk ke kamarku Di dalam kamarku mereka berdua melepaskan pakaiannya masing-masing hingga bugil

    Alamak aku sempat tertegun melihat kedua tubuh mereka dan kedua payudara serta liang kewanitaan mereka yang indah itu Payudara mereka sama besarnya, cuma perbedaan dari mereka adalah bulu kemaluannya, bulu kemaluan Tante Lisa sangat lebat dan hitam, sedangkan kewanitaan Tante Nining bersih tanpa bulu

    Setelah mereka bugil, lalu mereka melucuti seluruh pakaianku satu-persatu serta celanaku hingga bugil Lalu aku naik ke atas tempat tidurku Aku mengatur posisi, posisiku tiduran terlentang, Tante Nining kusuruh naik ke atas wajahku dan berjongkok lalu aku mulai mejilat-jilat liang kewanitaannya dengan lidahku, sesekali jariku memainkan klitorisnya dan memasukkan jariku ke dalam liang kewanitaannya yang sudah basah itu, sedangnkan Tante Lisa kusuruh mengerjai batang kejantananku Domino 99

    Batang kejantananku di kocok-kocok, dijilat-jilat dan dikulum ke dalam mulutnya hingga semua batang kejantananku masuk ke dalam mulutnya Terasa nikmat sekali ketika batang kejantananku dikenyot-kenyot oleh Tante Lisa

    Selang 10 menit aku melihat Tante Lisa mulai mengubah posisinya, dia berjongkok di atas selangkanganku dan batang kejantananku diarahkan ke liang kewanitaannya dengan tangannya dan , “Bleess bleess ” masuklah batang kejantananku ke liang senggamanya dan terasa hangat dan sudah basah

    Lalu Tante Lisa menaik-turunkan pantatnya, terdengar suara desahan-desahan nikmat yang keluar dari mulut Tante Lisa, “Hhhmm aakkhh aakkhh hmm ” Tante Lisa terus menaik-turunkan pantatnya dan sesekali memutar-mutar pantatnya

    Saat menikmati hangatnya liang kewanitaan Tante Lisa, aku masih terus menjilat-jitat dan mengocok jariku ke liang kewanitaan Tante Nining Ketika sedang asyiknya menjilat liang kewanitaan Tante Nining, lidahku merasakan suatu cairan kental yang keluar dari liang kewanitaan Tante Nining, lalu kusedot dan kutelan air kenikmatan Tante Nining itu dan kubersihkan liang kewanitaannya dengan lidahku

    Sepuluh menit kemudian kulihat Tante Lisa sudah tidak tahan lagi dan akhirnya, “Crreett crreett ” air maninya mangalir deras membasahi batang kejantananku, seketika itu Tante Lisa kerkulai lemas di sampingku dan kini batang kejantananku sudah terlepas dari liang senggamanya

    Lalu aku mngubah posisi, kini Tante Nining kusuruh menungging dan dari belakang kuarahkan batang kejantananku ke liang senggamanya, “Bleess bleess ” aku mulai mengocok-ngocok batang kejantananku di liang kewanitaannya dari belakang, aku terus memaju-mundurkan batang kejantananku, sembari tanganku meremas-remas payudara yang menggantung dan bergoyang-goyang itu

    Rintihan nikmat pun terdengar dari mulutnya, “Aakhh aakkhh terus sayang enak aakkh hhmm ” Ketika batang kejantananku keluar masuk di liang kewanitaannya, di balas juga oleh Tante Nining dangan memaju-mundurkan pantatnya

    Selang 20 menit aku merubah posisi lagi, kini kuatur posisi Tante Nining tiduran terlentang lalu kuangkat kedua kakinya ke atas, kubuka lebar-lebar pahanya, lalu kuarahkan kembali batang kejantananku ke liang kewanitaannya dan , “Bleess bless ” batang kenikmatanku masuk ke liang kewanitaannya lagi, aku mulai mamaju-mundurkan pinggulku

    10 menit kemudian dia sudah tidak tahan lagi ingin keluar, “Aakhh akhh Say, Tante udah nggak tahan lagi pengen keluar ” rengeknya “Dedi belom mo keluar nich Tan kalo mo keluar keluarin aza,” kataku dan akhirnya, “Creet creett creett ” dia sudah mencapai puncak kenikmatannya

    Dan dia pun terlihat lelah karena puas Karena aku belum mencapai puncak kenikmatan lalu aku merubah posisi dengan gaya “side to side”, (satu kaki Tante Nining diangkat ke atas sedangkan kaki satunya tidak diangkat, sedangkan posisi tubuh miring)

    Kukocok-kocokkan batang kejantananku dengan tempo sedang di liang senggamanya, dan 20 menit kemudian aku merasakan sepertinya aku akan menemui puncak kenikmatan, lalu aku mempercepat gerakanku, kukocok dengan tempo cepat dan agak kasar di liang kewanitaannya dan terdengar rintihan kesakitan dan rasa nikmat yang terdengar dari mulutnya

    “Ouw aahhkk aakkhh aakhh ” kemudian kucabut dan kuarahkan batang kejantananku ke wajah Tante Nining dan, “Creet creett creett ” spermaku muncrat di wajahnya Lalu batang kejantananku kuarahkan ke mulutnya minta dibersihkan oleh Tante Nining dengan lidahnya dan aku pun terkulai lemas di tengah kedua tante itu

    Lima belas menit setelah mengatur nafas dan melihat kemolekan kedua tubuh tante itu, batang kejantananku sadah mulai berdiri lagi dan mengeras, kini sasaranku adalah Tante Lisa. Kuangkat tubuh Tante Lisa dan aku menyuruhnya menungging, lalu batang kejantananku kuarahkhan ke lubang pantatnya dan,

    “Bleess bleess ” batang kejantananku sudah masuk ke dalam lubang pantatnya, aku mulai mengocok-ngocok kembali batang kejantananku di pantatntya, “Aaakkhh aakkhh hhmm ” cuma itu yang keluar dari mulut Tante Lisa saat aku menusuk-nusuk pantatnya

    Selang 5 menit aku kembali merubah posisi, aku duduk di pinggir ranjang dan Tante Lisa duduk di atas selangkanganku menghadapku Lalu, “Bless bleess ” kini batang kejantananku bukan di lubang pantatnya lagi tetapi dimasukkan ke liang kewanitaannya

    Tante Lisa mulai menaik-turunkan pantatnya di atas selangkanganku dan sambil menikmati gerakan dari posisi itu aku meremas-remas kedua payudaranya dan kusedot-sedot bergantian, kugigit-gigit puting susunya dan dari payudara itu keluar suatu cairan dari putingnya

    Ternyata yang keluar itu adalah air susunya, langsung saja kusedot dan rasanya nikmat sekali Ketika aku menyedot air susunya semakin kuat desahan Tante Lisa Setengah jam kemudian aku dan kedua tante tante kesepian itu sama-sama mencapai puncak kenikmatan dan,

    “Creett crreett creett ” kami berdua keluar dan terkulai lemas di tempat tidur dengan batang kejantananku yang masih menancap di liang kewanitaannya. Aku dan kedua tante tante kesepian akhirnya tertidur kelelahan, keesokan paginya kami pun melakukan hubungan lagi bertiga di kamar tidur maupun di kamar mandi saat kami mandi bersama

    Setelah permainan dan mandi bersama itu selesai kemudian kedua tante tante kesepian itupun pulang.

  • Kepuasan Libido Ketika Ngesex Dengan Dosen Cantik

    Kepuasan Libido Ketika Ngesex Dengan Dosen Cantik


    1429 views

    Duniabola99.org – Sebut saja namaku Rudi, Aku adalah mahasiswa tingkat akhir di sebuah universitas di Surabaya. Di kampus aku mempunyai seorang dosen yang cantik dan lembut. Namanya Bu Via. Berkenaan dengan Bu Via, ada sesuatu yang membuat kehidupanku lebih indah dan menyenangkan selama hampir tiga bulan ini

    Bermula pada suatu siang ketika aku melakukan bimbingan suatu tugas akhir Di jurusanku sebelum masuk ke skripsi, seorang mahasiswa harus mengambil tugas akhir mengerjakan sebuah desain Bu Via adalah pembimbingku untuk tugas tersebut

    Bimbingan berlangsung singkat saja, karena Bu Via ada tugas lain di luar kampus saat itu Ketika selesai, Bu Via bilang padaku agar datang ke rumahnya saja pada malam harinya untuk melanjutkan bimbingan Malamnya aku datang

    Rumahnya ada di sebuah kompleks perumahan yang sepi dan tenang Bu Via sudah bercerai dari suaminya Ia berumur sekitar 37 tahun, dengan seorang anak yang masih bersekolah TK Meskipun sudah berumur 37 tahun, namun Bu Via masih kelihatan seperti baru lepas ABG saja Kulitnya putih, bersih dan segar

    Bodinya langsing, meskipun tidak terlalu tinggi Pada kaki dan tangannya ditumbuhi bulu-bulu halus, tapi cukup lebat, yang kontras dengan kulitnya yang putih itu Saat itu merupakan liburan TK-SD dan anaknya sedang berlibur di rumah sepupunya yang seumur dengan dia

    Aku dan Bu Via sebenarnya memang sudah cukup akrab Dia pernah menjadi dosen waliku dan beberapa kali aku pernah datang ke rumahnya, sehingga aku tidak canggung lagi Apalagi dalam banyak hal selera kami sama, misalnya soal selera musik Setelah bimbingan selesai, kami hanya mengobrol ringan saja Kemudian Bu Via minta tolong padaku

    “Rud, slot lemari pakaian di kamarku rusak, bisa minta tolong diperbaiki?”, begitu katanya malam itu

    Kemudian aku dibawa naik ke lantai dua, ke kamarnya Kamarnya wangi Penataan interiornya juga indah Kurasa wajar saja, sejak semula aku tahu ia punya selera yang bagus Itu pula yang membuat kami akrab, kami juga sering memperbincangkan soal-soal seperti itu, selain soal-soal yang berkaitan dengan kampus Aku tersenyum ketika melihat sebagian isi lemari pakaiannya

    Lingerie-nya didominasi warna hitam Aku juga menyukai warna seperti itu Warna seperti itu sering pula kusarankan pada Kiki cewekku untuk dipakainya, karena dengan pakaian dalam seperti itu membuatku lebih bergairah Bu Via hanya tersenyum melihatku “terkesan” menyaksikan tumpukan lingerie-nya

    Dengan serius kuperbaiki slot pintu lemarinya yang rusak Ia keluar meninggalkanku sendirian di kamarnya Sesaat kemudian pekerjaanku selesai Saat itu Bu Via masuk Tiba-tiba tanpa kusangka, ia melap peluh di dahiku dengan lembut. AC di kamarnya memang dimatikan, sehingga udara gerah

    “Panas Rud? Biar AC-nya kuhidpkan”, begitu katanya sambil menghidupkan AC

    Saat kekagetanku belum hilang, ia kembali melap keringat di dahiku Dan kali ini bahkan dengan lembut ia mendekatkan wajahnya ke wajahku Segera aku menyambar aroma wangi dari tubuhnya hingga membuat jantungku berdetak tidak seperti biasanya

    Bahkan kemudian ia melanjutkan membuat detak jantungku semakin kencang dengan mendekatkan bibirnya ke bibirku Sesaat kemudian kusadari bibirnya dengan lembut telah melumat bibirku Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku dan semakin dalam pula aroma wangi tubuhnya terhirup napasku, yang bersama tindakannya melumat bibirku, kemudian mengalir dalam urat darahku sebagai sebuah sensasi yang indah

    Ia terus melumat bibirku Lalu tangannya pelan-pelan membuka satu persatu kancing kemejaku Saat itu aku mulai mampu menguasai diriku Maka dengan pelan-pelan pula kubuka kancing blusnya Setelah kemejaku lepas, ia menarik resliting jeansku Begitu pula yang kulakukan dnegan roknya, kutarik resliting yang mengunci rokya Kemudian ia melepaskan bibirnya dari bibirku dan membuka matanya

    Saat itu aku terbelalak melihat keindahan yang ada di depan mata Payudaranya sedang-sedang saja, tapi indah dan terlihat kencang dibungkus bra hitam bepotongan pendek berenda yang membuat barang indah itu tampak semakin indah

    Payudaranya seolah “hanging wall” yang mengundang seorang climber untuk menaklukkannya dengan hasrat yang paling liar Dan menengok ke bawah, aku semakin dibuat terkesan serta jantungku juga semakin berdetak kencang

    Di balik celana dalam dengan potongan yang pendek yang juga berwarna hitam berenda yang indah, tersembul bukit venus yang menggairahkan Di tepi renda celana itu, tampak rambut yang menyembul indah melengkapi keindahan yang sudah ada

    Kulihat Bu Via juga tersenyum menatap lonjoran tegang di balik celana dalamku Tangannya yang lembut mengelus pelan lonjoran itu Sensasi yang menjelajahi aliran darahku kemudian menggerakkan tanganku mengelus bukit venusnya Ia tampak memejam sesaat dengan erangan yang pelan ketika tanganku menyentuh daging kecil di tengah bukit venus itu

    Ia kemudian melanjutkan tindakannya melumat bibirku dengan lembut Bibirnya yang lembut serta napasnya yang wangi kembali membuatku dialiri sensasi yang memabukkan Ia rupanya memang sabar dan tidak terburu-buru dengan libido nya untuk segera menuju ke puncak kenikmatan

    Bibirnya kemudian ia lepaskan dari bibirku dan ia menyelusuri leherku dengan bibirnya Napasnya membelai kulit leherku sehingga terasa geli namun nikmat Kadang-kadang ia mengginggit leherku namun rupanya ia tidak ingin meninggalkan bekas Ia tahu bahwa aku punya pacar, karena belum lama, Kiki kuperkenalkan padanya saat kami bertemu di sebuah toko buku

    Ia kemudian turun ke dadaku dan mempermainkan puting susuku dengan mulutnya, yang membuat aliran darahku dialiri perasaan geli tapi nikmat Semakin ke bawah ia diam sesaat menatap batang yang tersembunyi di balik celana dalamku, yang waktu itu juga berwarna hitam

    Sesaat ia mempermainkannya dari luar Ia kemudian dengan lembut menarik celana dalamku Ia tersenyum ketika menyaksikan penisku yang tegak dan kencang, seperti mercu suar yang siap memandu pelayaran gairah libido kewanitaannya

    Dengan lembut ia kemudian mengulum penisku Maka aliran hangat yang bermula dari permukaan syaraf penisku pelan-pelan menyusuri aliran darah menuju ke otakku Aku serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian tak terukur Bu Via terus mempermainkan lonjoran daging kenyal penisku itu dengan kelembutan yang menerbangkanku ke awang-awang

    Caranya mempermainkan barang kejantananku itu sangat berbeda dengan Kiki cewekku Kiki melakukannya dengan ganas dan panas, sedangkan Bu Via sangat lembut seolah tak ingin melewatkan seluruh bagian syaraf yang ada di situ Cukup lama Bu Via melakukan itu

    Ketika perjalananku ke awang-awang kurasakan cukup, kutarik penisku dari dekapan mulut lembutnya Giliran aku yang ingin membuat dia terbang ke awang awang Maka kubuka bra yang menutupi payudara indahnya Semakin terperangahlah aku dengan keindahan yang ada di depan mataku

    Di depanku bediri dengan tegak bukit kembar yang indah sekaligus menggairahkan Di sekitar puncak bukit itu, di sekitar putingnya yang merah kecoklatan, tumbuh bulu-bulu halus Menambah keindahan buah dadnya Tapi aku tidak memulainya dari situ Aku hanya mengelus putingnya sebentar Itupun aku sudah menangkap desah halus yang keluar dari bibir indahnya

    Kumulai dari lehernya Kulit lehernya yang halus licin seperti porselen dan wangi kususuri dengan bibirku yang hangat Ia mendesah terpatah-patah Apalagi ketika tanganku tak kubiarkan menganggur Jari-jariku memijit lembut bukit kenyal di dadanya dan kadang-kadang kupelintir pelan puting merah kecoklat-coklatan yang tumbuh matang di ujung buah dadanya itu

    Kurasakan semakin lama puting itu pun semakin keras dan kencang Setelah puas menyusuri lehernya, aku turun ke dadanya Dan segera kulahap puting yang menonjol merah coklat itu Ia menjerit pelan Tapi tak kubiarkan jeritannya berhenti

    Kusedot puting itu dengan lembut Ya, dengan libido yg lembut karena aku yakin gaya seperti itulah yang diinginkan orang seperti Bu Via Mulutku seperti lebah yang menghisap kemudian terbang berpindah ke buah dada satunya Tapi tak kubirakan buah dada yang tidak kunikmati dengan mulutku, tak tergarap Maka tangankulah yang melakukannya Kulakukan itu berganti-ganti dari buah dada satu ke buah dadanya yang lain

    Setelah puas aku turun bukit dan kususuri setiap jengkal kulit wanginya Dan saat aku semakin turun kucium aroma yang khas dari barang pribadi seorang perempuan Aroma dari vaginanya Semakin besarlah gairah libido yang mengalir ke otakku Tapi aku tidak ingin langsung menuju ke sasaran

    Cara Bu Via membuatku melayang rupanya mempengaruhiku untuk tenang, sabar dan pelan-pelan juga membawanya naik ke awang-awang Maka dari luar celana dalamnya, kunikmati lekuk bukit dan danau yang ada di situ dengan lidah, bibir dan kadang-kadang jari-jemariku Kusedot dengan nikmat bau khas libido yang keluar dari sumur yang ada di situ

    Setelah cukup puas, baru kutarik celana dalamnya pelan-pelan Aku tersentak menyaksikan apa yang kulihat Bukit venus yang indah itu ditumbuhi rambut yang lebat Tapi terkesan bahwa yang ada di situ terawat Meski lebat, rambut yang tumbuh di situ tidak acak-acakan tapi merunduk indah mengikuti kontur bukit venus itu Walaupun aku pernah membayangkan apa yang tumbuh di situ, tapi aku tidak mengira seindah itu

    Ya, aku dan teman-temanku sering bergurau begini saat melihat Bu Via: jika rambut di tempat yang terbuka saja subur, apalagi rambut di tempat yang tersembunyi Dan ternyata aku bisa membuktikan gurauan itu Ternyata rambut di tempat itu memang luar biasa

    Bahkan aku yang semula berpikir rambut yang menghiasai vagina Kiki luar biasa karena subur dan indah, kemudian menerima kenyataan bahwa ada yang lebih indah, yaitu milik Bu Via ini Dari samping keadaan itu seperti taman gantung yang terawat saja.

    Segera berkelebat pikiran dalam otakku, betapa menyenangkannya tersesat di hutan teduh dan indah itu Maka aku segera menenggelamkan diri di tempat itu, di hutan itu Lidahku segera menyusuri taman indah itu dan kemudian melanjutkannya pada sumur di bawahnya Maka Bu Via menjerit kecil ketika lidahku menancap di lubang sumur itu

    Di lubang vaginanya Bau khas vagina yang keluar dari lubang itu semakin melambungkan gairah libido ku Dan jeritan kecil itu kemudian di susul jeritan dan erangan patah-patah yang terus menerus serta gerakan-gerakan serupa cacing kepanasan Dan kurasa ia memang kepanasan oleh gairah libido yang membakarnya

    Aku menikmati jeritan libido itu sebagai sensasi lain yang membuatku semakin bergairah pula menguras kenikmatan di lubang sumur vaginanya Lendir hangat khas yang keluar dari dinding vaginanya terasa hangat pula di lidahku Kadang-kadang kutancapkan pula lidahku di tonjolan kecil di atas lubang vaginanya Di klitorisnya Maka semakin santerlah erangan-erangan libido Bu Via yang mengikuti gerakan-gerakan menggelinjang Demikian kulakukan hal itu sekian lama

    Kemudian pada suatu saat ia berusaha membebaskan vaginanya dari sergapan mulutku Ia menarik sebuah bangku rias kecil yang tadi menjadi ganjal kakinya untuk mengangkang Aku dimintanya duduk di bangku itu Begitu aku duduk, ia kembali memagut penisku dengan mulutnya secara lembut Tapi itu tidak lama, karena ia kemudian memegang penisku yang sudah tidak sabar mencari pasangannya itu

    Bu Via membimbing daging kenyal yang melonjor tegang dan keras itu masuk ke dalam vaginanya dan ia duduk di atas pangkuanku Maka begitu penisku amblas ke dalam vaginanya, terdengar jeritan kecil yang menandai kenikmatan yang ia dapatkan

    Aku juga merasakan kehangatan mengalir mulai ujung penisku dan mengalir ke setiap aliran darah Ia memegangi pundakku dan menggerakkan pinggulnya yang indah dengan gerakan serupa spiral Naik turun dan memutar dengan pelan tapi bertenaga

    Suara gesekan pemukaan penisku dengan selaput lendir vaginanya menimbulkan suara kerenyit-kerenyit yang indah sehingga menimbukan sensasi tambahan ke otakku Demikian juga dengan gesekan rambut kemaluannya yang lebat dengan rambut kemaluanku yang juga lebat

    Suara-suara erangan dan desahan napasnya yang terpatah-patah, suara gesekan penis dan selaput lendir vaginanya serta suara gesekan rambut kemaluan kami berbaur dengan suara lagu mistis Sarah Brightman dari CD yang diputarnya Domino 99

    Barangkali ia memang sengaja ingin mengiringi permainan cinta kami dengan lagu-lagu seperti itu Ia tahu aku menyukai musik demikian Dan memang terasa luar biasa indah, pada suasana seperti itu Apalagi lampu di kamar itu juga remang-remang setelah Bu Via tadi mematikan lampu yang terang

    Dengan suasana seperti itu, rasanya aku tidak ingin membiarkan setiap hal yang menimbulkan kenikmatan menjadi sia-sia Maka aku tidak membiarkan payudaranya yang ikut bergerak sesuai dengan gerakan tubuhnya menggodaku begitu saja Kulahap buah dadanya itu Semakin lengkaplah jeritannya

    Matanya yang terpejam kadang-kadang terbuka dan tampak sorot mata yang aku hapal seperti sorot yang keluar dari mata Kiki saat bercinta denganku Sorot matanya seperti itu Sorot mata nikmat yang membungkus perasaan libido nya. Sekian lama kemudian ia menjerit panjang sambil meracau

    “Ah Aku Aku orgasme, Rud!”

    Sesaat ia terdiam sambil menengadahkan wajahnya ke atas, tapi matanya masih terpejam Kemudian ia melanjutkan gerakannya Barangkali ia ingin mengulanginya dan aku tidak keberatan karena aku sama sekali belum merasakan akan sampai ke puncak kenikmatan itu

    Sebisa mungkin aku juga menggoyangkan pinggulku agar dia merasakan kenikmatan yang maksimal Jika tanganku tidak aktif di buah dadanya, kususupkan di selangkangannya dan mencari daging kecil di atas lubang vaginanya, yang dipenuhi oleh penisku

    Meskipun Bu via seorang janda dan sudah punya anak, aku merasa lubang vaginanya, seperti seorang ABG saja Tetap rapat dan singset Otot vaginanya seakan mencengkeram dengan kuat otot penisku Maka gerakan pinggulnya untuk menaik turunkan bukit venus vaginanya menimbulkan kenikmatan libido yang luar biasa Dan sejauh ini aku tidak merasakan tanda-tanda lahar panasku akan meledak

    Bu Via memang luar biasa, ia seperti tahu menjaga tempo permainannya agar aku bisa mengikuti caranya bermain Ia seperti tahu menjaga tempo agar aku tidak cepat-cepat meledak Memang sama sekali tidak ada gerakan liar

    Yang dilakukannya adalah gerakan-gerakan lembut, tapi justru menimbulkan kenikmatan yang luar biasa, terutama karena aku jarang bercinta dengan perempuan lembut seperti itu Sekian lama kemudian aku mendengar lagi ia meracau

    “Ah Ah Ini yang kedua Rud, aku orgasme Uhh!” Di susul jeritan panjang melepas kenikmatan itu

    Tapi kemudian ia memintaku mengangkatnya ke ranjang, tanpa melepaskan penisku yang masih menancap di lubang vaginanya Ia memintaku menidurkannya di ranjang tapi tak ingin melepaskan vaginanya dari penisku, yang sejauh ini seperti mendekap sangat erat Kulakukan pemintaannya itu Maka begitu ia telentang di ranjang, aku masih ada di atasnya Penisku pun masih masuk penuh di dalam vaginanya

    Kami melanjutkan permainan cinta yang lembut tapi panas dengan libido itu. Kini aku berada di atas, maka aku lebih bebas bermanuver Maka dengan gerakan seperti yang sering kulakukan jika aku berhubungan seks dengan Kiki, cepat dan bertenaga, kulakukan juga hal itu pada Bu Via Tapi sesaat kemudian ia berbisik dengan mata yang masih terpejam

    “Pelan-pelan saja, Rud Aku masih ingin orgasme”

    Aku tersadar apa yang telah kulakukan Maka kini gerakanku pelan dan lembut seperti permintaan Bu Via Kini erangan dan desahan patah-patahnya kembali terdengar Ia menarik punggungku agar aku lebih dekat ke badannya Aku maklum Tentu ia ingin mendapatkan kenikmatan yang maksimal dari gesekan-gesekan bagian tubuh kami yang lain

    Dan Bu Via memang benar, begitu dadaku bergesekan dengan buah dadanya, semakin besarlah sensasi kenikmatan yang kudapat Kurasa demikian juga dengannya, karena jeritannya berubah semakin santer Apalagi saat aku juga melumat bibir merahnya yang menganga, seperti bibir vaginanya sebelum aku menusukkan penisku di situ

    Meskipun jeritannya agak bekurang karena kini mulutnya sibuk saling melumat bersama mulutku, tapi aku semakin sering mendengar ia mengerang dan terengah-engah kenikmatan Hingga beberapa saat kemudian aku mendengar ia meracau seperti sebelumnya

    “Aku Ah Aku Uh Yang ketiga Aku orgasme, Rud Ahh”

    Setelah jeritan panjang itu, matanya terbuka Tampak sorot matanya puas dan gembira Kemudian ia berbisik terengah-engah

    “Aku Aku Sudah cukup, Rud Saatnya untuk kamu”

    Aku tahu yang dia maksudkan, maka kemudian pelan-pelan semakin kugenjot gerakanku dengan libido dan semakin bertenaga pula Ia kini membiarkanku melakukan itu Kurasa Bu Via memang sudah puas mendapatkan orgasme sampai tiga kali Sekian lama kemudian kurasakan lahar panasku ingin meledak

    Penisku berdenyut-denyut enak, menandai bahwa sebentar lagi akan ada ledakan dahsyat libido yang akan melambungkanku ke awang-awang Maka aku berusaha menarik penisku dari lubang vaginanya yang nikmat itu Tapi Bu Via menahan penisku dengan tangan lembutnya

    “Biarkan. Biarkan Saja di vaginaku, Rud Aku ingin merasakan sensasi cairan hangat itu Di vaginaku Uhh Uhh”

    Maka ketika lahar panas dari penisku benar-benar meledak, kubiarkan ia mengendap di sumur vagina milik Bu Via, dengan diiringi teriakan nikmat libido ku. Setelah itu, Bu Via memintaku untuk tetap berada di atas tubuhnya barang sesaat

    Dengan lembut ia menciumi bibirku dan tangannya mengusap-usap puting susuku Aku juga melakukan hal yang sama dengan mengusap-usap buah dadanya yang saat itu basah karena keringat Dan memang sensasi libido yang kurasakan luar biasa

    Cooling down yang diinginkan Bu Via itu membuatku merasa seakan-akan aku sudah sangat dekat dengan Bu Via Aku merasa ia seperti kekasihku yang sudah sering dan sangat lama bermain cinta bersama Aku merasa sangat dekat Maka begitu aku merasa sudah cukup, aku menarik penisku yang sebenarnya masih sedikit tegang dari lubang vaginanya

    Tampak air muka Bu Via sedikit kacau Wajahnya berkeringat dan anak rambutnya satu dua menempel di dahinya Kami kemudian pergi ke kamar mandi pribadinya di kamar itu Kamar mandinya juga wangi Sambil bergurau, aku menggodanya

    “Ibu Justru kelihatan cantik setelah bercinta” Ia hanya tertawa mendengar gurauanku
    “Memang setelah bercinta denganmu tadi, seluruh pori-poriku seperti terbuka Aku sedikit capai tapi merasa segar”, jawabnya dengan berbinar-binar

    Ia tampaknya memang puas dengan permainan cinta kami Di bawah shower, kami membersihkan diri dengan mandi bersama-sama Kadang-kadang kami saling membersihkan satu sama lain Ia membersihkan penisku dengan sabun dan aku membersihkan sekitar vaginanya juga Ia tertawa geli saat aku dengan halus mengusap-usap vaginanya dan rambut kemaluannya yang lebat itu

    Setelah itu, kami duduk-duduk saja di sofa di depan TV Kami menonton TV, sambil mengobrol dan menikmati kopi panas yang ia buat Tapi ia masih membiarkan pemutar CD-nya hidup Kali ini suara Deep Forest yang juga mistis mengisi suasana ruangan itu

    “Kamu tadi luar biasa, Rud ” katanya memujiku
    “Meskipun masih muda, kamu bisa bercinta dengan sabar Aku sampai mendapat orgasme tiga kali” Ia tersenyum Matanya berbinar-binar
    “Ah, itu juga karena Ibu. Gerakan Ibu yang sabar dan lembut membuat saya juga terpengaruh ”

    Kami mengobrol sampai malam

    Ia kemudian berkata, “Menginap di sini saja, Rud Ini sudah malam Besok pagi-pagi sekali kamu bisa pulang ” Setelah berpikir sejenak aku mengiyakan sarannya

    “Kalau begitu masukkan saja motormu di garasi” katanya sambil memberikan kunci garasi

    Maka aku turun untuk memasukkan motor ku ke garasi seperti yang di sarankan Bu Via Ketika aku naik kembali ke atas, ia sudah berganti pakaian dengan gaun tidur terusan yang tipis dan halus, sehingga potongan tubuhnya tampak

    “Kopinya tambah lagi, Rud?” tanyanya

    Aku mengiyakan saja Saat ia meraih cangkir kopi di meja, aku menangkap pemandangan indah di balik pakaiannya yang tali pinggangnya tidak diikat dengan ketat Ia tidak memakai bra-nya, sehingga buah dadanya yang tadi kunikmati, tampak dengan jelas

    Mulus dan indah Pemandangan itu membuat aliran darahku berdesir kembali Apalagi saat aku mencium aroma parfum dari tubuhnya, lembut dan menggairahkan Beda dengan aroma yang dia pakai sebelum kami berhubungan seks tadi

    Sesaat kemudian ia telah kembali sambil membawa dua cangkir kopi Tali pinggang pakaiannya yang semakin longgar membuat pemandangan indah di baliknya semakin tampak Apalagi saat ia duduk, pakaiannya yang tersingkap menampakkan paha putih mulusnya, yang ditumbuhi bulu-bulu halus Serta sedikit bukit venus yang di pinggir celana dalamnya tersembul rambut yang menggairahkan Kami kembali mengobrol

    Ia kemudian menatapku lama, sambil bertanya,

    “Kau tidak capek, Rud?”
    “Tidak”, jawabku

    Sekali lagi ia menatapku lama lalu tangannya merangkul leherku dan sesaat kemudian ia telah melumat bibirku kembali dengan lembut Kali ini tanganku segera meraba buah dada di balik pakaiannya yang longgar yang sejak tadi sudah menggodaku Ia masih melumat bibirku saat tangannya pelan-pelan membuka kancing kemejaku dan kemudian melanjutkannya dengan menarik resliting celanaku

    Begitu aku tinggal mengenakan celana dalam, ia juga melepas gaun tidurnya Tinggallah kami berdua hanya memakai celana dalam Kemudian aku menyambar buah dadanya Maka semakin lama, seiring dengan jeritan kecilnya yang terpatah-patah, buah dadanya semakin kenyal dan mengeras Ia menarik payudaranya dari mulutku Kemudian tangannya menarik celana dalamku Sejenak kemudian ia telah mengulum penisku yang sejak tadi juga sudah tegang dan keras Tapi yang dilakukannya tidak lama

    Ia memintaku untuk tidur telentang di sofa Lalu ia melepas celana dalamnya dan telungkup di atasku Ia membelakangiku Vaginanya yang sudah mulai basah berlendir dan kelihatan merah didekatkannya di atas mulutku Sedangkan ia segera menangkap penisku yang berdiri tegak dan mengulumnya

    Maka kami bedua saling mengulum, saling menjilati dan saling menyedot Kadang-kadang ia berhenti melakukan aksinya Barangkali karena ia lebih dikuasai oleh perasaan nikmat karena lubang vaginanya yang merah segar serta klitorisnya kupermainkan dengan mulut dan lidahku Ia mendesah mengerang terpatah-patah.

    Setelah ia puas dan ingin segera memulai aksi puncak, ia menggeser pinggulnya menjauh dari mulutku, menuju penisku yang semakin lama kurasakan semakin keras Tangannya menangkap penisku dan membimbingnya memasuki vaginanya Dengan masih membelakangiku, ia menggoyang pinggulnya dengan lembut Tapi sesaat kemudian, ia berbalik menghadapku

    Gerakannya saat ia berbalik menimbukan gesekan pada penisku yang luar biasa Membuat sensasi yang semakin nikmat Maka dengan menghadapku ia melanjutkan gerakan spiral pinggulnya tetap dengan halus Naik turun, maju mundur dan memutar Aku juga berusaha menggerakkan pinggulku agar menimbulkan sensasi yang lebih nikmat Maka semakin santerlah erangan dan desahan dari mulutnya yang terbuka, sambil matanya terpejam

    Suara-suara itu beriringan dengan lagu Deep Forest dari CD yang terus mengalun mistis Tanganku yang semula memegangi pinggulnya di bawanya naik ke atas agar mempermainkan buah dadanya yang bergoyang-goyang mengikuti gerakan pinggulnya Maka kemudian tanganku mempermainkan buah dadanya itu Kuelus dan kupelintir kedua putingnya yang coklat kemerahan Sekian lama kemudian ia menjerit sambil meracau

    “Uhh Uhh Aku orgasme Aku orgasme, Rud Ah Ahh ”

    Setelah ia menjerit panjang menandai orgasmenya, ia membuka mata Kemudian ia tidur menelungkup dengan beralaskan bantal sofa, dengan kedua kaki mengangkang terbuka, sehingga belahan vaginanya yang indah, merah dan basah berlendir tampak sangat menggairahkan Ia memintaku juga untuk menelungkup di atasnya

    Dengan kedua tanganku yang memegangi kedua buah dadanya sekaligus sebagai penahan berat badanku, aku menelungkup di atasnya Dan kusodokkan dengan lembut penisku yang masih tegang dan keras ke lubang vaginanya dari arah belakang Kini aku yang harus lebih aktif, maka kugerakkan pinggulku maju mundur, naik turun

    Bu Via masih terus mengerang dan mendesah terpatah-patah dengan mata yang terpejam Tanganku juga tetap aktif mempermainkan buah dada dan puting susunya Sedangkan mulutku kupakai untuk menelusuri lehernya yang jenjang dan halus Sekian lama kemudian terasa lahar panasku akan meledak

    “Uhh Ahh sebentar lagi Sebentar lagi hampir !”, kataku terbata-bata
    “Uhh Uhh Aku juga, Rud Jangan kau cabut penismu Kita sama-sama Ahh Ahh”

    Sesaat kemudian kami sama-sama menjerit kecil, menandai puncak kenikmatan yang kami capai bersamaan Seperti sebelumnya, Bu Via memintaku tidak segera mencabut penisku Matanya masih terpejam, tapi wajahnya tersenyum Aku juga masih mempermainkan buah dadanya dengan lembut Ia dengan lembut berkata

    “Aku bahagia sekali malam ini, Rud ”, yang kemudian kujawab dengan kalimat yang sama

    Ia kemudian memintaku mencabut penisku dari lubang vaginanya Lalu ia telentang dan mencium bibirku dengan lembut Ia seterusnya meneguk kopi yang sudah mulai dingin Tampak bahwa ia kehausan setelah permainan seks yang indah itu

    Dengan masih bertelanjang bulat, ia berjalan ke luar ruangan itu dan sesaat kemudian membawa sebuah lap dan semprotan air untuk membersihkan spermaku dan lendir vaginanya yang tumpah di atas sofa Aku membantunya membersihkan noda itu

    Setelah itu, seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta, ia menuntunku menuju kamar mandi pribadinya untuk bersama-sama membersihkan diri Karena kecapaian dan memang sudah cukup malam, kami kemudian memutuskan untuk tidur Saat aku kebingungan karena aku memakai jeans dan kemeja yang tentu saja tidak nyaman, Bu Via menyarankanku untuk tidur dengan celana dalam saja

    “Sudah, pakai celana dalam saja, biar suhu AC-nya kuminimalkan”, demikian katanya

    Aku menyetujuinya Ia memintaku tidur di ranjangnya Kulihat Bu Via juga hanya memakai gaun tidur halus dan tipis saja serta celana dalam tanpa mengenakan bra

    “Aku memang biasa begini, Rud Rasanya lebih nyaman dan bebas bernapas”, katanya

    Di balik selimut, Bu Via memelukku dan menyandarkan wajahnya di dadaku Maka aku tersenyum saja saat buah dadanya yang hangat dan lembut, yang menyembul keluar dari gaun tidurnya yang tidak ditalikan dengan erat, sering terasa bergesekan dengan dadaku Demikian juga dengan Bu Via

    Esoknya, pagi-pagi sekali HP-ku sudah berbunyi Kiki menghubungiku Memang begitu kebiasaannya, yang membuatku sering jengkel Tapi jika kutegur, ia hanya akan tertawa-tawa saja Kangen katanya Begitu aku selesai bicara, Bu Via bertanya

    “Siapa, Rud? Pacarmu, ya?”

    Ia hanya tersenyum ketika aku mengiyakan pertanyaannya Kemudian ia bangkit dari ranjang Tali gaun tidurnya yang terlepas memperlihatkan payudaranya yang mulus putih, serta bukit venusnya yang menonjol indah mengundang gairah Ia membenahinya dengan tenang, sambil tersenyum melihatku terpana melihat pemandangan itu

    Kemudian ia ke kamar mandi Segera terdengar suara yang mendesis, mengalahkan suara kran yang mengalir lambat Bu Via sedang pipis rupanya Mendengar suara seperti itu timbul gairahku Sesaat kemudian ia keluar dari kamar mandi Kemudian ia berbisik kepadaku

    “Kau tidak ingin mengulang kenikmatan libido semalam, Rud?” Aku tersenyum memahami yang ia maksudkan
    “Sebentar, Bu ”, jawabku sambil menuju ke kamar mandi, karena ingin kencing

    Setelah itu kami mengulangi percintaan kami semalam Badanku yang segar karena tidur yang nyenyak semalam, membuatku bersemangat melayani gairah libido Bu Via yang juga tampak segar Aku merasakan vaginanya lebih hangat dan justru beraroma lebih menggairahkan pada pagi setelah bangun tidur seperti itu Dan bau badannya juga lebih natural

    Kami bercinta sampai Bu Via mendapat orgasme tiga kali Jadi selama bercinta denganku, Bu Via menikmati orgasme sebanyak delapan kali Maka siangnya, ketika aku bertemu dengannya di kampus ia tampak sangat gembira Wajahnya berbinar dan kelihatan sangat bergairah menjalani aktivitasnya hari itu

    Begitulah, kini hampir setiap akhir pekan aku selalu mendapat SMS dari Bu Via yang bunyinya begini: “Kau tidak sibuk malam nanti kan, Rud? Bisa datang ke rumah?” Maka setiap mendapat SMS seperti itu segera selalu terbayang sesuatu yang menyenangkan yang akan kami lakukan bersama

    Setiap akhir pekan anaknya selalu bermalam di rumah sepupunya di luar kota sehingga Bu Via sendirian di rumah Dan pembantunya juga pulang karena hanya datang pada siang hari saja Setiap aku mendapat SMS itu, aku juga segera menghapusnya agar tidak terbaca oleh Kiki Di kampus aku juga berusaha bersikap biasa saja dengan Bu Via

    Ia dosen yang baik dan dihormati oleh semua orang di kampus Aku sedikitpun tidak ingin merusak citranya Dan ia pun seorang yang professional, meskipun di luar kami sering bercinta dengan libido, ia tetap menghargaiku sebagai mahasiswanya dan ia tetap membimbing tugasku dengan serius Sesuatu yang sangat aku sukai

    Bercinta dengannya bukan sekedar mendapat kepuasan libido, aku merasakan sesuatu yang lain. Entah apa itu.

  • MENGAJARI ANAK ANGKAT BERHUBUNGAN BADAN

    MENGAJARI ANAK ANGKAT BERHUBUNGAN BADAN


    1538 views

    Duniabola99.org – Itu dibuktikan Safiq saat mereka berbincang berdua sambil menunggu mas Iqbal yang bekerja lembur. Berdua mereka duduk di sofa ruang tengah, di depan televisi. Mereka mengobrol banyak, mulai dari sekolah Safiq hingga saat-saat intim mereka berdua yang menjadi semakin sering.

    ”Kamu nggak bosen nenen sama Umi?” tanya Anis sambil membelai rambut Safiq yang lagi-lagi tenggelam ke belahan buah dadanya.
    Dengan mulut penuh payudara, Safiq berusaha untuk menjawab, ”Ehm… enggak, Mi. Susu umi enak banget!”

    ”Saat aku kocok gini, enak juga nggak?” tanya Anis yang tangannya mulai menerobos ke dalam lipatan sarung Safiq.

    Safiq melenguh pelan saat merasakan jari-jari Anis melingkupi batang kemaluannya dan mulai mengocok pelan benda coklat panjang itu. ”Hmm, enak, Mi.” sahutnya jujur.

    Anis tersenyum, dan melanjutkan aksinya. Terus ia permainkan batang penis sang putra angkat hingga Safiq melenguh kencang tak lama kemudian. Badan kurusnya kejang saat spermanya berhamburan mengotori sarung dan tangan Anis. Mereka terdiam untuk beberapa saat. Anis memperhatikan tangannya yang belepotan sperma, dan selanjutnya mengelapkan ke sarung Safiq. Lalu dipeluknya bocah itu penuh rasa sayang.

    ”Terima kasih, Mi.” gumam Safiq di sela-sela pelukan mereka.

    Anis mengecup pipinya lalu membimbing anak itu untuk pindah ke kamar, sekarang sudah waktunya untuk tidur. Tapi Safiq tidak langsung beranjak, ia tetap duduk di sofa, sementara Anis sudah berdiri di hadapannya. Safiq menengadah memandangnya dengan tatapan sayu. Dengan nada bergetar, bocah itu berucap, ”Safiq sayang Umi,” sambil mulutnya mendekat untuk mencium kemaluan Anis.

    Anis jadi bingung, mau menolak, tapi takut membuat Safiq kaget dan malu. Dibiarkan, ia tahu apa yang diinginkan bocah kecil itu. Belum sempat menjawab, tangan Safiq sudah menyusup ke balik dasternya untuk mengusap paha Anis dari luar. Dan terus makin ke atas hingga menemukan CD yang membungkus pantat bulatnya.

    Anis sedikit terhentak saat Safiq memegang dan menarik turun kain mungil itu. ”Ah, Safiq! Apa yang kamu lakukan?” teriaknya, tapi tetap membiarkan sang putra angkat menelanjangi dirinya. Ia berpikir, mungkin Safiq hanya akan menciumnya sesaat saja.

    Tapi tebakannya itu ternyata salah. Memang Safiq cuma mencium pelan, hanya bagian luar yang dijamah oleh bocah kecil itu. Tapi itu cuma awal-awal saja, karena selanjutnya, saat melihat tidak ada penolakan dari diri Anis, iapun melakukan yang sebenarnya,

    Safiq mengangkat salah satu kaki Anis ke sandaran sofa hingga kini selangkangan sang ibu angkat terbuka jelas di depan matanya. Diperhatikannya kemaluan Anis yang basah merona kemerahan untuk sesaat, sambil tangannya meremas dan mengelus-elus bongkahan pantat Anis dengan gemas.

    ”Ehm,” Anis melenguh, tubuh sintalnya mulai bergetar. Ia yang awalnya ingin menolak, kini malah terdiam mematung. Anis pasrah saja saat bibir kemaluannya mulai disentuh oleh Safiq, dari mulai jilatan yang sopan hingga semakin lama menjadi semakin gencar. Akhirnya Anis malah merapatkan kemaluannya ke bibir Safiq dan tanpa sadar mulai menggoyangkan pinggulnya. Aksinya itu membuat Safiq semakin leluasa menciumi lubang kemaluannya.

    ”Ough…” Anis merasakan lidah Safiq semakin kuat menari dan menjelajahi seluruh lekuk kemaluannya.

    Ia merasakan cairan kewanitaannya semakin deras mengalir seiring dengan rangsangan Safiq yang semakin kuat. Entah darimana bocah itu belajar, tapi yang jelas, jilatan dan hisapannya sungguh terasa nikmat. Tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh mas Iqbal membuat Anis merintih kegelian, namun terlihat sangat menyukai dan menikmatinya. Ia elus-elus kepala Safiq yang terjepit diantara pangkal pahanya, hingga akhirnya tubuhnya mengejang dan menekuk kuat tak lama kemudian.

    Safiq yang tidak mengetahui kalau Anis akan mencapai puncak, terus menghisap kuat-kuat disana.

    “Uuhh…” didengarnya sang ibu angkat melenguh sambil menghentak-hentakkan pinggulnya. Dari dalam lubang surga yang tengah ia nikmati, mengalir deras cairan bening yang terasa agak sedikit kecut.

    Baunya pesing, seperti bau air kencing. Cepat Safiq menarik kepalanya, tapi tak urung, tetap saja beberapa tetes air mani itu membasahi mukanya. Diperhatikannya Anis yang saat itu masih merapatkan kaki dengan tubuh mengejang-ngejang pelan. Selanjutnya, tanpa suara, istri Iqbal itu jatuh lunglai ke atas sofa, menindih badan kurus Safiq ke dalam pelukannya.

    Mereka terdiam untuk beberapa saat. Anis berusaha untuk mengatur nafasnya, sementara Safiq dengan polos melingkarkan tangan untuk mengusap-usap bokong bulat Anis yang masih terbuka lebar.

    ”D-darimana kamu b-belajar seperti i-itu, Fiq?” tanya Anis saat gemuruh di dadanya sedikit mulai tenang.
    Safiq memandangnya,

    ”Dari Umi,” jawabnya polos.

    “Jangan ngawur kamu, Umi nggak pernah ngajarin yang seperti itu.” sergah Anis sedikit berang.

    “Memang nggak pernah, tapi Umi pernah memintanya.” sahut Safiq.

    “Meminta? Maksud kamu…”

    Safiq pun berterus terang. Kemarin ia memergoki kedua orang tua angkatnya bercinta di ruang tengah, di sofa dimana mereka tengah berpelukan sekarang. Saat itu Anis meminta agar mas Iqbal mengoral kemaluannya, tapi laki-laki itu menolak dengan alasan jijik dan dilarang oleh ajaran agama.

    Anis memang kelihatan kecewa, tapi bisa mengerti. Safiq yang terus mengintip jadi menarik kesimpulan; perempuan suka jika kemaluannya dijilat. Dalam hati Safiq berjanji, ia akan melakukannya untuk membalas budi baik Anis yang selama ini sudah merawat dan menyayanginya.

    ”Kamu sudah salah paham, Fiq,” di luar dugaan, bukannya senang, Anis malah terlihat ketakutan.

    ”Kenapa, Mi?” tanya Safiq kebingungan.

    “Setelah menjilat, kamu pasti akan melakukan hal lain, seperti yang kamu tonton kemarin malam. Benar kan?” tuduh Anis.

    Safiq terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Memang sempat terbersit di hati kecilnya untuk melakukan apa yang sudah diperbuat kedua orang tua angkatnya. Sepertinya nikmat sekali. Sebagai seorang remaja yang baru tumbuh, ia jadi penasaran, dan ingin merasakannya juga. Safiq sama sekali tidak mengetahui kalau itu sangat-sangat dilarang dan tidak boleh.

    “Ah, ini salah Umi juga.” keluh Anis, pelan ia menarik tubuhnya dan duduk di sisi Safiq.

    Tangan Safiq yang terulur untuk memegangi bongkahan payudaranya, ditepisnya dengan halus. Safiq jadi terdiam dan menarik diri. Anis merapikan bajunya kembali.

    “M-maaf, Mi.” lirih Safiq dengan muka menunduk, sadar kalau sudah melakukan kesalahan besar.

    “Tidak apa-apa. Tapi mulai sekarang, jangan nenen sama Umi lagi, kamu sudah besar.” putus Anis
    sambil bangkit dan beranjak menuju kamar, meninggalkan Safiq sendirian di ruang tengah menyesali kebodohannya.

    Esoknya, Anis menyiapkan sarapan dalam diam. Dia yang biasanya ramah dan ceria, hari ini terlihat seperti menanggung beban berat. Mas Iqbal bukannya tidak mengetahui hal itu, tapi dia mengira Anis cuma lagi PMS saja. Tapi setelah ditunggu berhari-hari, dan sang istri tercinta tetap cemberut saja, bahkan cenderung keras hati, iapun mulai curiga.

    ”Ada apa, Nis? Kuperhatikan, kamu berubah akhir-akhir ini. Ceritakanlah, siapa tahu aku bisa membantu.”Anis menggeleng,

    ”Ah, nggak, Mas. Tidak ada apa-apa, aku cuma lagi capek aja.”

    ”Jangan bekerja terlalu keras. Ingat, kita kan lagi program hamil.” Mas Iqbal mengingatkan.

    Anis berusaha untuk tersenyum, ”Iya, Mas.” Dan saat sang suami merangkul lalu mengecup bibirnya untuk diajak menunaikan sunnah rasul, iapun berusaha melayani dengan sepenuh hati. Siapa tahu, dengan begitu ganjalan di relung hatinya bisa cepat sirna.

    Tapi harapan tetap tinggal harapan. Bukannya hilang, hatinya malah semakin resah. Apalagi saat melihat Safiq yang mulai menjauhinya. Bukan salah bocah itu juga, Anis juga jarang mengajaknya bicara berdua seperti dulu. Sejak peristiwa di ruang tengah itu, mereka jadi seperti dua orang asing, hanya saat benar-benar perlulah mereka baru bertegur sapa.

    Di sisi lain, Anis juga seperti kehilangan sesuatu. Penis Safiq yang besar dan panjang terus menghantui pikirannya, juga jilatan dan hisapan bocah itu di atas gundukan payudaranya, dan yang terutama, kuluman Safiq di lubang vaginanya yang sanggup mengantar Anis meraih orgasmenya.

    Semua itu ia rindukan, meski dalam hati terus berusaha ia bantah. Tapi tak bisa dipungkiri, pesona Safiq sudah menjerat nafsu birahinya. Kalau dia yang beriman saja merasa seperti ini, bagaimana dengan Safiq yang ingusan? Bocah itu pasti lebih menderita.

    Anis mulai meneteskan air mata. Pikirannya kacau, campur aduk antara ingin menolak dan minta ditiduri oleh Safiq. Ada rasa ingin merasakan, tapi juga ada rasa takut akan dosa. Tapi adzan subuh yang berkumandang lekas menyadarkannya, cepat ia menghapus air mata dan mengambil air wudhu. Ia harus tegar. Ini perbuatan maksiat. Sangat salah dan berdosa. Tidak boleh diteruskan. Kalau tidak, akan percuma lantunan tobatnya selama ini.

    Tapi benarkah seperti itu?
    Semuanya berubah saat Anis menerima surat panggilan dari sekolah keesokan harinya. Safiq memberikannya dengan takut-takut, ”M-maaf, Mi.” gagap bocah kecil itu.
    Tidak menjawab, Anis menerimanya dan membacanya di kamar. Siangnya, bersama Safiq, ia pergi ke sekolah.

    ”Nilai-nilainya turun, Bu. Sangat jelek sekali.” kata ibu kepala sekolah yang gemuk berjilbab.
    Anis berusaha untuk tersenyum dan meminta maaf.

    ”Mungkin ada masalah di rumah?” tanya ibu kepala sekolah. ”Dulu Safiq itu sangat pintar, salah satu yang terpandai di kelas. Tapi sepertinya sekarang lagi mengalami penurunan motivasi.”

    ”Emm, sepertinya tidak ada.” jawab Anis berbohong, padahal dia sangat tahu sekali apa yang dipikirkan anak angkatnya itu.

    ”Baiklah, saya harap ibu membantu kami untuk mengembalikan semangat belajarnya. Kalau begini terus, ia bisa tidak naik kelas.” pesan ibu kepala sekolah sebelum mengakhiri pertemuan itu.

    Anis pun mengucapkan terima kasih dan memohon diri. Dilihatnya Safiq yang meringkuk ketakutan di sampingnya. Dipeluknya bocah kecil itu dan berbisik, ”Umi tunggu di rumah, belajar yang rajin ya…”

    Safiq mengangguk. Mereka pun berpisah, Anis kembali ke rumah, sementara Safiq meneruskan pelajarannya.

    Sorenya, saat pulang dari sekolah, Safiq mendapati ibunya menyambut di ruang tamu. Wanita itu memeluknya dengan erat.
    ”Maafkan Umi, Fiq. Gara-gara Umi, kamu jadi begini.” kata Anis lirih sambil berlinang air mata.

    Belum sempat Safiq berkata, Anis sudah menunduk dan melumat bibirnya dengan lembut. Dicium untuk pertama kali, tentu saja membuat Safiq jadi gelagapan, tapi ia cepat belajar. Saat bibir Anis terus mendecap dan menempel di bibirnya, iapun mengimbangi dengan ganti melahap dan menghisapnya rakus. Dinikmatinya lidah sang bunda yang kini mulai menjelajah di mulutnya.

    ”Ehmm… Mi,” Safiq melenguh, sama sekali tak menyangka kalau akan diberi kejutan menyenangkan seperti ini.

    ”Sst…” Anis kembali membungkam bibirnya. ”Diam, Sayang. Umi ingin menebus kesalahan kepadamu.” Pelan Anis menarik tangan Safiq dan ditempelkan ke arah gundukan payudaranya.

    ”Kamu kangen ini kan?” tanyanya sambil tersenyum manis.

    Dengan polos Safiq mengangguk dan mulai meremas-remas pelan. Jari-jarinya memijit untuk merasakan tekstur bulatan yang sangat menggairahkan itu. Seperti biasa, ia tidak bisa mencakup seluruhnya, payudara itu terlalu besar. Safiq bisa merasakan kalau Anis tidak memakai BH, tubuh sintalnya cuma dibalut daster hijau muda yang sangat tipis sehingga ia bisa menemukan putingnya dengan cepat.

    “Mi,” sambil memanggil nama sang bunda, Safiq meneruskan jelajahannya. Ia tarik tali daster Anis ke bawah hingga baju itu turun ke pinggang, menampakkan buah dada sang bunda yang sungguh besar dan menggiurkan. Safiq memandanginya sebentar sebelum lehernya maju untuk mulai mencucup dan menjilatinya, sambil tangannya terus meremas-remas pelan.

    Anis merebahkan diri di sofa, dibiarkannya Safiq menindih tubuhnya dari atas. Bibir bocah itu terus menelusur di sepanjang bukit payudaranya, mulai dari pangkal hingga ujungnya, semuanya dihisap tanpa ada yang terlewat. Beberapa kali Safiq membuat cupangan-cupangan yang membikin Anis merintih kegelian.

    Terutama di sekujur putingnya yang mulai kaku dan menegang, baik yang kiri maupun yang kanan. Safiq menghisap benda mungil kemerahan itu dengan begitu rakus, ia mencucupnya kuat sekali seolah seluruh payudara Anis ingin dilahap dan ditelannya bulat-bulat. Tapi tentu saja itu tidak mungkin.

    “Ehmmm…” merintih keenakan, Anis membimbing salah satu tangan Safiq untuk turun menjamah kemaluannya yang sudah sangat basah. Ia sudah menanti hal ini dari tadi. Sepulang sekolah, Anis berpikir dan merenung, Safiq jadi malas belajar karena perseteruan mereka tempo hari. Maka, untuk meningkatkan kembali semangat bocah kecil itu, inilah yang bisa ia lakukan. Anis akan memberikan tubuhnya!

    Jangan dikira mudah melakukannya. Anis sudah menimbang dengan matang, memikirkan segala resikonya, dan tampaknya memang inilah jalan yang terbaik. Selain bagi Safiq, juga bagi dirinya sendiri. Karena tak bisa dipungkiri, Anis menginginkannya juga, hari-harinya juga berat akhir-akhir ini.

    Pesona kemaluan Safiq yang besar dan panjang terus mengganggu tidur malamnya. Mas Iqbal yang selalu setia menemani di atas ranjang, mulai tidak bisa memuaskannya. Memang penisnya juga besar dan panjang, tapi entahlah, dengan Safiq ia seperti mendapatkan sensasi tersendiri. Sensasi yang membuat gairah dan birahinya berkobar kencang. Sama seperti sekarang.

    Bergetar semua rasa tubuh Anis begitu Safiq mulai memainkan jari di lubang vaginanya. bocah itu menggesek-gesek kelentitnya pelan sebelum akhirnya menusukkan jari ke dalam lubangnya yang sempit dan gelap. ”Ough,” Anis merintih nikmat. Di atas, bibir Safiq terus bergantian menjilati puting kiri dan kanannya sambil sesekali menghisap dan menggigitnya rakus.

    Anis mendorong kepala bocah kecil itu, meminta Safiq untuk beranjak ke bawah. Safiq yang mengerti apa keinginan sang bunda, segera menurunkan ciumannya. Ia jilati sebentar perut Anis yang masih langsing dan kencang sebelum mulutnya parkir di kewanitaan perempuan yang sudah membiayai hidupnya itu.

    ”Jilat, Fiq!” Anis meminta sambil membuka kakinya lebar-lebar, memamerkan kemaluannya yang sudah becek memerah pada Safiq.

    Si bocah menelan ludah, memandangi sebentar lubang indah yang terakhir kali dilihatnya sebulan yang lalu itu. Perlahan mulutnya turun saat Anis menarik kepalanya. Safiq menjulurkan lidah dan mulai menciuminya. Ia lumat bibir tipis yang tumbuh berlipat-lipat di tengah permukaannya.

    Bulu kemaluan Anis yang tercukur rapi juga diciuminya dengan senang hati. Anis merasakan Safiq membuka bibir kemaluannya dengan dua jari. Dan saat terkuak lebar, kembali lorongnya dibuat mainan oleh bocah kecil itu.

    Lidah Safiq bergerak liar, juga cepat dan sangat dalam. Namun yang membuat Anis tak tahan adalah saat lidah bocah itu masuk diantara kedua bibir kemaluannya sambil menghisap kuat-kuat kelentitnya. Lama tidak bertemu, rupanya Safiq jadi tambah lihai sekarang.

    Diam-diam Anis bersyukur dalam hati, rupanya ia tidak salah membuat keputusan. Memang, ia tahu ini dosa -salah satu dosa besar malah- tapi kalau rasanya senikmat ini, ia sama sekali tidak menyesal telah melakukannya.

    Safiq terus memainkan kemaluan Anis. Mulutnya menghisap begitu rakus dan kencang, hingga dalam beberapa menit, membuat sang bunda jadi benar-benar tak tahan. ”Auw… arghh!” Mengejang keenakan, Anis pun berteriak sekuat tenaga sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi. Kelentitnya yang sedang dijepit oleh Safiq, berkedut kencang saat cairannya menyembur deras membasahi lantai ruang tamu.

    ”Hah, hah,” terengah-engah, Anis meremas pelan rambut Safiq yang duduk berjongkok di lantai.

    ”Enak, Mi?” tanya bocah kecil itu dengan polos, matanya menatap sang bunda sebelum beralih memandangi selangkangan Anis yang masih mengucurkan sisa-sisa cairan orgasmenya.

    Anis mengangguk, ”Nikmat banget, Sayang.” bisiknya sambil berusaha untuk bangkit.

    ”Mau kemana, Mi?” tanya Safiq cepat, takut tidak mendapatkan jatahnya.

    ”Kita pindah ke kamar, disini terlalu berbahaya, nanti dipergoki sama tetangga.” sahut Anis.
    Ditariknya tangan sang putra untuk masuk ke dalam rumah. Beriringan mereka menuju kamar.

    ”Kamarmu,” kata Anis saat melihat Safiq ingin berbelok ke kiri. Safiq segera memutar langkahnya, kamar mereka memang berseberangan.

    Di dalam, tanpa menunggu lama, Safiq segera menelanjangi diri. Begitu juga dengan Anis. Dengan tubuh sama-sama telanjang, mereka naik ke atas tempat tidur.

    ”Kamu pengen nenen?” tanya Anis sambil mendekap kepala Safiq dan lekas ditaruhnya ke atas gundukan payudaranya.

    Tanpa menjawab, Safiq segera mencucup dan menciumi dua benda bulat padat itu. Dihisapnya puting Anis dengan begitu rakus sambil tangannya bergerak meremas-remas pelan. Di bawah, penisnya yang sudah ngaceng berat terasa menyundul-nyundul lubang kelamin Anis.

    ”Fiq, ayo masukkan!” pinta perempuan cantik itu. Ia membuka pahanya lebar-lebar sehingga terasa ujung penis Safiq mulai memasuki lubangnya.

    ”Gimana, Mi, didorong gini?” tanya Safiq polos sambil berusaha menusukkan penisnya.

    ”Yah, begitu… oughhh!” Anis melenguh, penis Safiq terasa membentur keras, tapi tidak mau masuk. Dengan pengalamannya, Anis bisa mengetahui penyebabnya.

    Maka dengan cepat ia bangkit berdiri dan meraih penis Safiq, lalu dimasukkan ke dalam mulutnya.

    “Ahh, Mi!” Safiq menjerit, sama sekali tak menyangka kalau sang bunda akan berbuat seperti itu.

    Dan asyiknya lagi, rasanya ternyata begitu nikmat, lebih nikmat daripada dikocok pake tangan. Safiq mulai mengerang-erang dibuatnya, tubuhnya kelojotan, dan saat Anis menghisap semakin kuat, iapun tak tahan lagi. Penisnya meledak menumpahkan segala isinya yang tertahan selama ini. Begitu banyak dan kental sekali.

    ”Ahh,” Anis yang sama sekali tidak menyangka kalau Safiq akan keluar secepat itu, jadi sangat kaget. Beberapa sperma si bocah sempat tertelan di mulutnya, sisanya yang sempat ia tampung, lekas ia ludahkan ke lantai.

    “M-maaf, Mi.” kata Safiq dengan muka memerah menahan nikmat, lelehan sperma tampak masih menetes dari ujung penisnya yang mengental.

    Anis tersenyum penuh pengertian, “Tidak apa-apa. Bukan salahmu, sebulan tidak dikeluarkan pasti bikin kamu nggak tahan.”

    Penuh kelegaan, Safiq menyambut sang bunda yang kini berbaring di sebelahnya.Mereka saling berpelukan dan berciuman. Tapi dasar nafsu remaja, begitu payudara Anis yang besar menghimpit perutnya, sementara paha mereka yang terbuka saling bergesekan, dengan cepat penis Safiq mengencang kembali.

    “Eh, udah tegang lagi tuh.” kata Anis gembira sambil menunjuk penis Safiq yang perlahan menggeliat bangun.

    “Iya, Mi.” Safiq ikut tersenyum.

    Anis mengocoknya sebentar agar benda itu makin cepat kaku dan menegang. Saat sudah kembali ke ukuran maksimal, ia lekas mempersiapkan diri. Rasanya sudah tidak sabar lubang vaginanya yang gatal dimasuki oleh kemaluan muda itu. Anis memejamkan mata saat Safiq mulai mendekap sambil terus menciumi bibirnya, ia merasakan bibir kemaluannya mulai tersentuh ujung penis si bocah kecil.

    ”Tunggu dulu,” Anis menjulurkan tangan, sebentar ia usap-usapkan ujung penis Safiq ke bibir kemaluannya agar sama-sama basah, barulah setelah itu ia berbisik,

    ”Sudah, Fiq, masukkan sekarang!” Anis memberi jalan.

    Safiq mulai mendorong. Pelan Anis mulai merasakan bibir kemaluannya terdesak menyamping. Sungguh luar biasa benda itu. Ohh, Anis benar-benar merasakan kemaluannya nikmat dan penuh sesak. Safiq terus mendorong, sementara Anis menahan nafas, menunggu pertautan alat kelamin mereka tuntas dan selesai sepenuhnya.

    ”Ahh,” Anis mendesah tertahan saat penis Safiq terus meluncur masuk, membelah bibir kemaluannya hingga menjadi dua, memenuhi lorongnya yang sempit hingga ke relungnya yang terdalam, sampai akhirnya mentok di mulut rahimnya yang memanas.

    Mereka terdiam untuk sejenak, saling menikmati rangsangan kemaluan mereka yang kini sudah bertaut sempurna, begitu erat dan intim. Rasanya sungguh luar biasa. Safiq bergidik sebentar saat merasakan Anis yang mengedutkan-ngedutkan dinding rahimnya, memijit batang penisnya dengan remasan pelan. Safiq membalas dengan kembali mencium bibir dan payudara sang bunda, sambil tangannya tak henti-henti meremas-remas bulatannya yang padat menggoda.

    Beberapa detik berlalu. Saat Anis sudah merasa cukup, iapun meminta Safiq untuk mulai menggerakkan pinggulnya.

    ”Pelan-pelan aja, nggak usah buru-buru. Kita nikmati saat-saat ini. Abi-mu masih lama pulangnya, dia lembur malam ini.” kata Anis.

    Mengangguk mengerti, Safiq pun mulai memompa pinggulnya. Gerakannya begitu halus dan pelan, meski terlihat agak sedikit kaku. Maklum, masih pengalaman pertama. Tapi itu saja sudah sanggup membuat Safiq merintih keenakan, ia benar-benar cepat terbawa ke puncak kenikmatan yang belum pernah ia alami sebelumnya. Nafasnya sudah memburu, terengah-engah. Sementara tubuhnya mulai bergetar pelan.

    Anis yang melihatnya jadi panik. ”Tahan dulu, Fiq. Tahan sebentar!” bisiknya, ia tidak mau permainan ini berhenti begitu cepat. Ia baru mulai merasa nikmat.

    Tapi apa mau dikata, jepitan kemaluan Anis terlalu nikmat bagi seorang perjaka seperti Safiq. Diusahakan seperti apapun, bocah itu sudah tak mampu lagi. Maka hanya dalam waktu singkat, Safiq pun menjerit dan kembali menumpahkan spermanya. Kali ini di dalam kemaluan Anis. Cairannya yang kental berhamburan saat Safiq ambruk menindih tubuh bugil sang bunda dengan nafas ngos-ngosan.

    ”Ah, Safiq!” meski terlihat kecewa, namun Anis berusaha untuk memakluminya.

    Ia belai punggung Safiq dengan lembut. Penis bocah itu yang masih menancap di lorong vaginanya, masih terasa berkedut-kedut, menguras segala isinya. Anis merasakan liangnya jadi begitu basah dan penuh.

    Mereka terus berpelukan untuk beberapa saat hingga tiba-tiba Anis menjerit kaget, ”Ah, Fiq!” tubuh montoknya sedikit terlonjak saat merasakan penis Safiq yang tiba-tiba saja kaku dan menegang kembali.

    ”Cepet banget!” pujinya gembira. Diciumnya bibir bocah itu sebagai hadiah.

    Safiq cuma tersenyum dan kembali memperbaiki posisi. Ia sudah siap untuk beraksi. Sambil melumat bibir dan leher Anis, ia mulai menggerakkan pinggulnya.Remasan tangannya di payudara sang bunda juga kembali gencar, secepat tusukannya yang kini sudah mulai lancar dan tahan lama.

    ”Ahhh… terus, Fiq. Yah, begitu!” Anis yang menerimanya, merintih dan menggeliat-geliat tak terkendali.

    Tubuh montoknya menggelepar hebat seiring goyangan Safiq yang semakin kuat. Dengan tusukannya yang tajam, bocah itu membuat vagina Anis menegang dan berdenyut pelan, benar-benar puncak kenikmatan yang belum pernah ia alami selama enam tahun pernikahannya dengan mas Iqbal.

    Ohh, sungguh luar biasa. Anis jadi tak ingat apa-apa lagi selain kepuasan dan kenikmatan. Dosa dan neraka sudah lama hilang dari pikirannya. Hati dan kesadarannya sudah tertutup oleh nafsu birahi.

    “Fiq, ooh… oohh… terus… arghhh…” Anis sendiri terkejut oleh teriakannya yang sangat kuat. Pelan tubuhnya bergetar saat cairan kenikmatannya menyembur keluar.

    Safiq yang juga kesetanan terus memompakan kemaluannya berulang kali, dan tak lama kemudian ikut menggelepar. Wajahnya yang tampan menengadah, sementara kedua tangannya mencengkeram dan menekan payudara Anis kuat-kuat. Di bawah, spermanya yang kental kembali meledak di dalam vagina sang bunda, memancar berulang kali, hingga membuat rahim Anis jadi begitu basah dan hangat.

    ”Oh,” Anis melenguh merasakan banyak sekali cairan kental yang memenuhi liang vaginanya.

    Setelah selesai, Safiq memiringkan tubuh sehingga tautan alat kelamin mereka tertarik dan terlepas dengan sendirinya. Tangannya kembali meremas lembut payudara Anis sambil bibirnya menciumi wajah wanita yang sangat dikasihinya ini. Anis senang dengan perlakuan Safiq terhadap dirinya.

    “Fiq, kamu sungguh luar biasa.” puji Anis kepada putra angkatnya.

    ”Cepet banget tegangnya, padahal barusan keluar.”
    Safiq tersenyum, ”Trims, Umi. Safiq senang bisa membuat Umi bahagia.”

    ”Tapi kamu juga nikmat kan?” goda Anis.

    ”Tentu saja, Mi.” Safiq mengangguk.

    “Mau lagi?” tawar Anis.

    ”Umi nggak capek?” Safiq bertanya balik.

    ”Seharusnya umi yang tanya begitu,” sahut Anis, dan mereka tertawa berbarengan.

    Sejak saat itu, hubungan mereka pun berubah. Bukan lagi seorang ibu dan anak, tetapi berganti menjadi sepasang kekasih yang selalu berusaha untuk memuaskan nafsu masing-masing. Kapanpun dan dimanapun.

    Prestasi Safiq kembali meningkat, bahkan lebih dari sebelumnya. Sementara Anis, mendapat hikmah yang paling besar. Ia kini hamil, sudah jalan 2 minggu. Sudah jelas itu anak siapa, tapi sepertinya mas Iqbal tidak curiga.

    Malah laki-laki itu kelihatan sangat senang dan gembira, sama sekali tidak curiga saat Anis kelepasan ngomong, ”Selamat, Fiq, sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ayah,

  • Kisah Seks Istri Juragan Beras

    Kisah Seks Istri Juragan Beras


    1592 views

    Duniabola99.org – Aku Hanif lelaki berusia 39 Tahun, Akhir” ini, tiba-tiba aku teringat ketika baru saja selesai menamatkan pendidikan SMA tahun 1984 Sebut saja Kecamatan XXX Pada salah satu kabupaten di Sulsel. Ketika itu aku menghadapi permasalahan yang ampir sama dengan permasalahanku saat ini yakni bentrok dengan keluarga. Hanya saja ketika itu, aku bentrok dengan orang tuaku, sedangkan saat ini aku bentrok dengan istri.

    Ceitanya, hanya persoalana sepele yaitu orang tuaku menghendaki agar aku tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tapi aku tetap ngotot untuk mendaftar pada salah satu perguruan tinggi di Makassar.

    Karena tidak didukung orang tua, aku terpaksa meminjam uang dari tetangga sebesar Rp.10.000, buat ongkos mobil ke Makassar dan sisanya buat jajan. Karena aku tidak punya kenalan di Kota Makassar, maka aku terpaksa bermalam di terminal bus sambil mencari kenalan agar aku bisa mendapatkan kerja secepatnya. Kerja apa saja asal halal.

    Setekag dua hari aku bergaul dengan orang-orang terminal, akhirnya ketemu dengan seorang tukang batu yang waktu itu sedang merenovasi tembok dan ruang tunggu para penumpang, Aku menawarkan diri mnejadi buruh pada tukang tersebut. dan setelah kuceritakan masalahku yang sebenrarnya. akhirnya ia menerima tawaranku itu. Aku ditawarkan gaji Rp.2.000/Hari tanpa ditanggung makan dan penginapan. Aku langsung setuju saja. sebab jika tidak, aku akan mati kelaparan mengingat uang jajanku telah habis. Namun aku minta agar gajiku dapat kuterima setiap hari dan tukang itupun setuju.

    Setelah lima hari aku bekerja dengan tekun dan bermalam bersama dengan sopir-sopir bus malam di terminal. aku dikenalkan dengan seorang pengusaha beras yang kaya oleh salah seorang sopir bus kenalanku di terminal itu. Malam itu aku diantar ke salah satu rumah besar yang beralamat di Jl.SA Aku gemetaran dan nampak kampungan ketika memasuki rumah yang serba  mewah itu.

    kalau tidak salah, ada 7 buah mobil truk dan dua mobil sedang serta 3 mobil kijang pick up di parkir di depannya. Seorang pembantu laku-laki setengah baya mempersilahkanku masuk duduk di ruang tamu. Tidak lama kemudian seorang kimcil entah pembantu atau keluarga si pengusaha itu sedang membawa 3 cangkir kopi beserta kue kering. Kue seperti itu rasanya seringkali aku makan di kampungku.

    setelah kami duduk kurnag lebih 2 menit di ruang tamu.

    toba-tiba: “lyana eddi muaseng elo makkulliah na de’ gaga ongkosona? (ini orangnya yang kamu maksud mau kuliah tapi tidak punya biaya?) ” tanya seseorang yang baru saja keluar dari kamarnya dengan perawakan tinggi besar, perut gendut dengan warna kulit agak hitam. Ia gunakan bahasa Bugis mirip bahasa yang sehari-hari kugunakan di kampungku. “Iye puang. lyana eddi utihirakki (Yah betul. Inilah orangnya yang saya antar)” jawab si sopir yang mengantarku itu. Selama dirumah itu, kami bercakap dengan memakai bahasa daerah Bugis. Namun, untuk memudahkan dan memperjelas kisahku ini. sebaiknya kugunakan bahasa indonesia sajatanpa mengurangi makna percakapan kami, apalagi bahasa percakapan kami adalah campuran bahasa indonesia dan Bugis.

    “Oh yah. masuk saja dulu makan nak, saiapa tahu temanmu itu belum makan malam” katanya pada si sopir itu sambil mempersilahkan kami masuk ke ruang dapur.

    Ayo Nif, kita sama-sama makan dulu baru ngobrol lagi” ajakan si sopir itu seolah ia sudah terbiasa di rumah itu.

    “Yah..Terima kasih pak. Rasanya aku masih kenyang” kataku pura-pura kenyang meskipun sebenrarnya aku sangat lapar karena belum makan malam.

    “Ayo . Masuklah..Jangan malu-malu. Tidak ada siapa-saiapa di rumah ini. Biar sedikit saja di makan” kata sopir bersama dengan si pemilik rumah itu sambil ia berdiri menuntunku masuk ke ruang makan. Ternyata di atas meja telah tersedia makanan lengkap seolah meja itu tidak pernah kosong dari makanan.

    Setelah kami duduk di depan meja makan, aku menoleh kiri kanan dalam ruangn itu dan sempat kulihat 3 orang perempuan di rumah itu, Seorang diantaranya sedang cuci piring. Ia sudah cukup tua, yang jika ditaksir usianya sekitar 50 tahun ke atas. Sedangkan yang satunya lagi sedang berbaring di atas salah satu tempat tidur sambil membaca koran. Bila ditaksir usianya antara 30 sampai 40 tahun. Namun seorang wanita lagi sedang asyik nonton TV sambil bersandar pada rosban tempat wanita berbaring sambil baca koran tadi. Ia nampak masih muda. Jika ditaksir usianya sekitar 17 sampai 25 tahun. Nampaknya ia masih kimcil. Selama kami menyantap makanan di atas meja itu. kami tidak pernah bicara sama sekali. Namun aku merasa diperhatikan sejak tadi oleh wanita setengah baya yang sedang baca koran itu. Ia sesekali mengintip aku sambil memegang korannya. Lebih aneh lagi, setiap kami beradu oandangan, wanita itu melempar senyum manis.

    Aku sama sekali tidak mengerti maksudnya, tapi aku tetap membalas dengan senyuman tanpa diperhatikan oleh si sopir teman makanku itu.

    Kalau bukan karena si sopiur itu berhenti duluan makan, aku tidak bakal berhenti makan dan aku semakin betah duduk berlama-lama di kursi makan itu berkat lemparan senyum si wanita setengah baya itu.

    Stelah kami duduk kembali bersama dengan si sopir itu di ruang tamu, laki0laki berperawakan besar tadi besar tadi kembali duduk di depanku dan berkata,

    “Kamu dari daerah mana dan dimana orang tuamu nak?” tanya laki-laki itu.

    “Dari Bone Pak. Ornag tuaku tinggal di kampung” jawabku.

    “Kamu tinggal di Kota Bone atau desanya?” tanyanya lagi serius.

    “Di kampung jauh dari kota Pak” jawabku lagi.

    “Saya sudah dengan permasalahanmu dari sopir ini. kalau kamu mau tinggal sama kami, aku siap membiayai kuliahmu jika kamu lulus nanti”

    “Terima kasih banyak pak atas budi baik bapak. Aku bersyukur sekalui bisa bertemu dengan bapak” kataku dengan penuh kesopanan.

    “Kebetulan sekali kami juga asli Bugis tapi Bugis Sinjai.

    Bahkan istri pertamaku tinggal di Kota Sinjai” lanjutnya terus terang.

    “Yah kalau begitu, aku sangat beruntung pergi ke Makassar ini.” kataku.

    Setelah kurang lebih 3 jam kami ngobrol, laki-laki itu menyuruh kami masuk ke salah satu kamar depan untuk istirahat. Tapi si sopir temanku itu malah minta pamit dengan alasan pagi-pagi mau cari penumpang. Aku mengerti dan laku-laku tadi yang belakangan kuketahui kalau ia adalah majikanku dan kepala rumah tangga dalam keluar ga itu, mengizinkan si sopir tadi pulang ke terminal. Sebelum majukanku itu berangkat utuk mengurus usahanya pada esok harinya, sambil menyantap hidangan pagi bersama istrinya yang emarin kulihat bca koran dan anak satu-satunya di rumah itu yang kemarin nonton TV di ruang makan, ia memperkenalkan seluruh anggota keluarga dan pembantunya di rumah itu, termasuk sopirnya.

    Setelah itu ia tunjukkan kamar tidurku dan jelaskan kerjaku sehari-hari di rumah itu. Aku diminta mnejaga rumah dan membantu istri keduanya ketika ia sedang pergi ke luar kota mengurus perusahaannya. Aku senang sekali mendengar pekerjaan yang dibebankan padaku, apalagi mmebantu istrinya yang kuyakini cukup ramah dan bijaksana. Sejak hari pertama aku sudah cukup akrab dengan anggota keluarga di rumah itu dan aku mengerjakan seluruh pekerjaan di rumah itu, termasuk mencuci, memasak dan menyapu sebagaimana layaknya keluarga atau pembantu umum di rumah itu.

    Sikap kami berjalan biasa-biasa saja tanpa ada keanehan hingga hari kedua belas. Namun pada hari ketiga belas, pikiranku mulai terganggu ketika majikan laki-lakiku menyampaikan bahwa ia akan pergi ke Sinjai untuk membeli gabah dan beras untuk beberapa hari. Aku yakin kalau pergaulanku dengan istri keduanya itu bisa t ambah dekat, sebab akhir-akhir ini istrinya itu sering minta aku membersihkan tempat tidurnya dan berpakaian yang sedikit kurang sopan di depanku saat suaminya keluar rumah. Aku justru sangat gembira mendengarnya.

    Setelah majikan laki-lakiku itu berangkat bersama sopir pribadinya sekitar pukul 9.00pagi, aku kembali melaksanakan tugas hari-hariku seperti hari-hari sebelumnya yakni mencuci pakaian, piring dan menyapi tempat tidur majikanku. Pembantu rumah itu sedang menyapu di halaman belakang, sementara anak kimcil satu-satunya itu sedang ke sekolah.

    “Nif, bisa nggak kami membantu aku seperti suamiku membantuku setiap malam?” tanya istri keduanya itu ketika aku sedang membersihkan tempat tidurnya. Aku sangat kaget dan bingung atas permintaanya itu. Aku tidak segera menjawab karena aku tidak tahu maksudnya dengna jelas.

    “Membantu bagaimana yang ibu maksud?” tanyaku penuh ketakutan.

    “Memijit kepala dan punggungku sebelum aku tidur, karena mataku tak bisa tertidur sebelum dipijit” katanya sambil sedikit senyum.

    “Kalau soal pijit memijit. kurasa sangat mudah Bu’. Aku bisa, tapi..Tapi apa bapak tidak marah nanti kalau ia tahu Bu? tanyaku berbata-bata kalau-kalau ia hanya memancingku.

    “Nggak bakal marah kok. kan kamu sudah jadi kepercayaannya.Lagi pula kamu diberi tugas menjaga aku selama ia belum pulang” katanya lagi.

    setelah kusetujui permintaanya., ia lalu keluar dan duduk baca koran di ruang tamu, sedang aku ke halaman depan untuk menyapu, lalu istirahat di kamar tidurku. Setelah makan malam, aku bersama pembantu nonton TV di ruang makan, sedangkan ibu majikanku dan anak gadisnya nonton TV Di kamarnya masing-masing. Setelah siaran berita yang kami tonton habis, pembantu itu pergi tidur di kamarnya yang berdekatan dengan ruang dapur. Sedangkan anak kimcil majikanku masih terlihat belajar di kamarnya dengan pintu kamar yang terbuka lebar. Aku kembali teringat dengan perintah ibu majikanku tadi pagi. Aku bertanya-tanya dalam hati kapan perintah itu harus kulaksanakan, karena ibu tidak menjelaskan jam berapa dan dimana. Di ruang makan, atau ruang tamu atau di kamar tidurnya. Aku tunggu saja perintahnya lebih lanjut.

    Setelah terdenga rpintu kamar anak kimcil majikanku itu tertutup dan terkunci rapat sebagai tanda ia sudah mau tidur, maka terdenga pula pintu kamar majikanku terbuka pertanda ia mau keluar dari kamarnya. Aku pura-pura tidak memperhatikannya. Namun tibatiba ibu majikanku itu duduk tidak juah di disampingku sambil nonton TV bersamaku.

    “Nif, sudah lupa yah permitnaanku tadi pagi?” tanyanya setengah berbisik yang membuat aku kaget dan gemetar.

    ” Ti..tidaak Bu’. Mmaaf Bu’. aku hampir lupa” jawabku ketakutan.

    “Kalau begitu ayolah. Tunggu apa lagi. kan sudah laru malam” ajaknya.

    “Ta..tapi di mana Bu?” tanyaku singkat.

    “Tentu dikamarku donk. Tidak mungkin disini atau di kamarmu” jawbanya. Aku sebenarnya sangat takut kalau ada orang lain yang mencurigai aku. Tapi akrena ini adalah perintah majikan, lagi pula semua orang di rumah itu pada tidur, maka apapn resikonya aku harus jalankan. Ibu majikanku berjalan dengan pelan seolah takut pula diketahui orang lain dan ia menuju kamar tidurnya, sementara ku ikut di belakangnya dengan pelan dan hati-hati pula.

    Setelah masuk kamar, ia lalu menutup dan mengunci pintunya dengan rapat. Lalu ia membuka daster yang dipakainya dan terus telungkup tanpa memakai baju, melaunkan hanya BH dan celana tipis yang agak pendek di badannya.

    “Ayo Nif, silahkan dipijit kepala dan leherku bagian belakang lalu punggungku” pintanya seolah tak sabar menunggu lagi. Aku segera duduk di dpinggir tempat tidurnya, lalu secara pelan dan hati-hati  menyentuh kepalanya bagian belakang, terus turun ke leher belakangnya. Setelah aku mencoba menekan dan mengeraskan sedikit tinggi,

    “Wah.. Kenapa tidak pakai minyak gosok Nif. Ambil di dkolom rosban?”

    “Yha..Yah.. Maaf Bu;. Aku tidak melihatnya tadi” kataku dengan suara agak tinggi pula.

    “Jangan terlalu besar suaranya Nif. Nanti kedengaran orang” kata ibu. setelah ibu majikanku melarangku bersuara agak keras, ia lalu berbisik.

    “Punggungku juga Nif, biar aku bisa tidur nyenyak”.

    Menyentuh kepala dan rambut serta lehernya saja aku sudah cukup terangsang dibuatnya. Apalagi memijit kulit punggungnya yang setengah telanjang itu. Tapi karena itu adalah perintah majikan, maka aku segera laksanakan ketika aku menurunkan kedua tanganku dan menggosok-gosok punggungnya, terasa hangat sekali. Kulit tubuhnya sangat putih dan halus. Sesekali aku meletakkan tanganku di bawah ketiaknya dan dipinggir atas celananya. Bahkan sempat tanganku tidak bergerak seejnak ektika konsentrasiku mulai mengarah ke balik pakaiannya itu.

    “Nif, kenapa diam. Ada apa, sehingga kamu tidak menggerakkan tanganmu itu?” tanyanya sambil mbergerak dan sedikit berbalik, sehingga aku sempat melihat sebagian daging empuk yang ada di balik BH-nya itu.

    “Ti..tidak apa-apa Bu’/ Hanya takut?” Jawabku dengan nafas terputus.

    :Takut sama siapa? kan tidak ada orang lain disini. Capek yahh?” setelah berakta begitu, ibu majikanku tiba-tiba berbalik arah sehingga ia telentang di depanku, Terpaksa kedua tanganku menyentuh tonjolan BH-nya tanpa sengaja. Ia hanya sedikit tersenyum dan berkata,

    “Tidak keberatan kan jika kamu juga mengurut perutku, biar tubuhku lebih segar lagi. Ayolah Nif..” katanya sambil meraih kedua tanganku dan melatakkannya di atas pusarnya. Jantungku terasa hampir copot ketika ibu majikanku itu mengangkat BH-nya sehingga bukit kembarnya nampak jelas menantang di bawah kedua batang hidungku. Aku tak mampu bersuara dan mengatur nafas, bahkan aku sedikit malu mentapnya, tapi.

    “Jangan takut dan malu Nif. ini adalah Rezkimu, kesempatanmu dan kamu pasti menginginkannya” katanya ketika aku mulai agak menghindar.

    “Bbba..Bagaimana ini Bu’, kek.. Kenapa bisa begini?? Tanyaku penuh ketakutan dan nafasku sulit lagi kuatur. Sebagai laku-laki normal yang hanya pernah mendengar dalam cerita, tentu aku tidak mampu menolak dan menyia-nyiakan kesempatan ini, kenyataan inilah yang harus kualami, apalagi ini adalah perintah majikan.

    Tanpa berpikir panjang lagi, aku segera menjatuhkan kedua tanganku di atas bukit kembar itu. Mula0nula hanya kusentuh, kuraba dan kuelus-elus saja, tapi lama kelamaan aku mencoba memberanikan diri untuk memegang dan menekan-nekannya. Ternyata nikmat juga rasanya menyentuh benda kenyal dan hangat, apalagi milik majikanku. Ibu majikanku kelihatan juga menikmatinya, terlihat dari nafasnya yang mulai pula tidak teratur. Desiran mulutnya mulai kedengaran seolah tak mampu menyembunyikannya di depanku.

    ” Auhh.. terus Nif, ikmat sayang, tekan , ayo..Teruss.. Aaakkhh… isap Niff..Jilat dong..” itulah erangan ibu majikanku sambil meraih kepalaku dan membawanya ke payudaranya yang kenyal, empuk dan tidak terlalu besar itu. Aku tentu saja tidak menolaknya, Bahkan sangat berkeinginan menikmati pengalaman pertama dalam hidupku ii. Aku segera menjilat-jilat putingnya, mengisap dan kadang sedikit menggigit sambil tetap memegangnya dengan kedua tanganku. Aku tiadak tahu kapan ia membuka celananya, tapi yang jela sketika aku sedikit melepas putingnya dari mulutku dan mengangkat kepalam tiba-tiba kulihat seluruh tubuhnya telanjang bulat tanpa sehelai benangpun di badannya.

    Ayo Nif, Kamu tentu tahu apa yang harus kamu perbuat setelah aku bugil begunu, Yah kan??” pintanya sambil meraih kedua tanganku dan membwanya ke selangkangannya. Lagi-lagi aku tentu mengikuti kemauannya. Aku mengelus-elus bulu-bulu yang rumbuh agak tipis di atas kedua bibir lubang kemaluannya yang sedikit mulai basah itu. AKu rasanya tak ingin memindahkan mulutku dari bukit kenyalnya itu, tapi karena ia menarik kepalaku turun ke selangkangannya dimana tanganku bermain-main itu, maka aku dengna senang hati menurutinya.

    “Cium dong. Jilat sayang. Kamu nggak jijik kan?” tanyanya.

    “Ngga Bu” Jawabku singkat, meskipun sebenarnya aku merasa sedikit jijik karena belum pernah melakukan hal seperti itu, tapi aku pernah dengar cerita dari temanku sewaktu di kampung bahwa orang barat kesukaannya menjilat dan menghisap cairan kemaluan wanita, shingga akupun ingin mencobanya. Ternyata benar. kemaluan wanita itu harum dan semakin lama semakin merangsang. Entah perasaan itu juga bisa di temukan pada wanita lain atau hanya pada ibu majikanku karena ia merawat dan menyemprotkan parfum pada vaginanya. Pinggul ibu majikanku semakin lama kujilat, semakin cepat goyangannya, bahkan nafasnya

    semakin cepat keluarnya seolah ia dikejar hantu.
    Kali ini aku beriNifiatif sendiri menguak dengan lebar kedua pahanya, lalu
    menatap sejenak bentuk kemaluannya yang mengkilap dan warnanya agak kecoklatan
    yang di tengahnya tertancap segumpal kecil daging. Indah dan mungil sekali. Aku
    coba memasukkan lidahku lebih dalam dan menggerak-gerakkannya ke kiri dan ke
    kanan, lalu ke atas dan ke bawah. Pinggul ibu majikanku itu semakin tinggi terangkat
    dan gerakannya semakin cepat. Aku tidak mampu lagi mengendalikan gejolak
    nafsuku. Ingin rasanya aku segera menancapkan penisku yang mulai basah ke
    lubangnya yang sejak tadi basah pula. Tapi ia belum memberi aba-aba sehingga
    aku terpaksa menahan sampai ada sinyal dari dia.
    “Berhenti sebentar Nif, akan kutunjukkan sesuatu”
    perintahnya sambil mendorong kepalaku. Lalu ia tiba-tiba bangkit dari tidurnya
    sambil berpegangan pada leher bajuku. Kami duduk berhadapan, lalu ia segera
    membuka kancing bajuku satu persatu hingga ia lepaskan dari tubuhku. Ibu
    majikanku itu segera merangkul punggungku dan menjilati seluruh tubuhku yang
    telanjang. Dari dahi, pipi, hidung, mulut, leher dan perutku sampi ke pusarku,

    ia menyerangnya dengan mulutnya secara bertubi-tubi sehingga membuatku merasa
    geli dan semakin terangsang.
    “Nif, aku sekalian buka semuanya yach,” pintanya sambil
    melepaskan sarung dan celana dalamku. Aku hanya mengangguk dan mebiarkannya
    menjamah seluruh tubuhku sesuai keinginannya.
    Setelah aku bugil seperti dirinya, ia lalu meraih tongkatku
    yang sejak tadi berdiri dengan kerasnya di depannya, lalu dengan cepat
    memasukkan ke mulutnya. Sikap dan tindakan ibu majikanku itu membuat aku
    melupakan segalanya, baik masalah keluargaku, penderitaanku, tujuan utamaku
    maupun status dan hubunganku dengan majikannya. Yang terpikir hanyalah
    bagaimana menikmati seluruh tubuh ibu majikanku, termasuk menusuk lubang
    kemaluannya dengan tongkatku yang sangat tegang itu.

    “Bagaimana Nif,? Enak yach?” tanyanya ketika ia berhenti sejenak
    menjilat dan memompa tongkatku dengan mulutnya. Lagi-lagi aku hanya mampu
    mengangguk untuk mengiyakan pertanyaannya. Ia mengisap dan menggelomoh penisku
    dengan lahapnya bagaikan anjing makan tulang.
    “Aduhh.. Akhh.. Uuhh..” suara itulah yang mampu kukeluarkan
    dari mulutku sambil menjambak rambut kepalanya.
    “Ayo Nif, cepat masukkan inimu ke lubangku, aku sudah tak
    mampu menahan nafsuku lagi sayang,” pintanya sambil menghempaskan tubuhnya ke
    kasur dan tidur telentang sambil membuka lebar-lebar kedua pahanya untuk
    memudahkan penisku masuk ke kemaluannya. Aku tak berpikir apa-apa lagi dan tak
    mengambil tindakan lain kecuali segera mengangkangi pinggulnya, lalu secara
    perlahan menusukkan ujung kemaluanku ke lubang vaginya yang menganga lagi basah
    kuyup itu. Senti demi senti tanpa sedikitpun kesulitan, penisku menyerobot
    masuk hingga amblas seluruhnya ke lubang kenikmatan ibu majikanku itu.
    Mula-mula aku gocok, tarik dan dorong keluar masuk secara pelan, namun semakin
    lama semakin kupercepat gerakannya, sehingga menimbulkan suara aneh seiring
    dengan gerakan pinggul kami yang seolah bergerak/bergoyang seirama. Plag..
    Pligg.. Plogg, decak.. decikk.. decukk. Bunyi itulah yang terdengar dari
    peraduan antara penisku dan lubang vagina ibu majikanku yang diiringi dengan
    nafas kami yang terputus-putus, tidak teratur dan seolah saling kejar di
    keheningan malam itu.

    Aku yakin tak seorangpun mendengarnya karena semua orang di
    rumah itu pada tidur nyenyak, apalagi kamar tempat kami bergulat sedikit
    berjauhan dengan kamar lainnya, bahkan peristiwa itu terjadi sekitar pukul
    11.00-12.00 malam.
    “Bu’, Bu’, aku ma, mau.. Kk” belum aku selesai berbisik di
    telinganya, ibu majikanku tiba-tiba tersentak sambil mendorongku, lalu berkata,
    “Tunggu dulu. Tahan sebentar sayang” katanya sambil memutar
    tubuhku sehingga aku terpaksa berada di bawahnya. Ternyata ia mau mengubah
    posisi dan mau mengangkangiku. Setelah ia masukkan kembali penisku ke
    lubangnya, ia lalu lompat-lompat di atasku sambil sesekali memutar gerakan
    pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Akibatnya suara aneh itu kembali mewarnai
    gerakan kami malam itu. Decik.. Decakk.. Decukk. Setelah beberapa menit
    kemudian ibu majikanku berada di atasku seperti orang yang naik kuda, ia
    nampaknya kecapean sehingga seluruh badannya menindih badanku dengan
    menjulurkan lidahnya masuk ke mulutku. Aku kembali merasakan desakan cairan
    hangat dari batang kemaluanku seolah mau keluar. Aku merangkul punggung ibu
    majikanku dengan erat sekali.
    “Akk.. aakuu tak mampu menahan lagi Bu’. Aku keluarkan saja
    Bu’ yah” pintaku ketika cairan hangat itu terasa sudah diujung penisku dan
    tiba-tiba ibu majikanku kembali tersentak dan segera menjatuhkan badannya di
    sampingku sambil telentang, lalu meraih kemaluanku dan menggocoknya dengan
    keras serta mengarahkannya ke atas payudaranya. Cairan hangat yang sejak tadi
    mendesakku tiba-tiba muncrat ke atas dada dan payudara ibu majikanku. Iapun
    seolah sangat menikmatinya. Tarikan nafasnya terdengar panjang sekali dan ia
    seolah sangat lega.
    Tindakan ibu majikanku tadi sungguh sangat terkontrol dan
    terencana. Ia mampu menguasai nafsunya. Maklum ia sangat berpengalaman dalam
    masalah sex. Terbukti ketika spermaku sudah sampai di ujung penisku, ia seolah
    tahu dan langsung dicabutnya kemudian ditumpahkan pada tubuhnya. Entah apa maksudnya,
    tapi kelihatannya ia cukup menikmati.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    “Nif, anggaplah ini hadiah penyambutan dariku. Aku yakin kamu belum pernah menerima hadiah seperti ini sebelumnya. Yah khan?” katanya
    seolah sangat puas dan bahagia ketika kami saling berdamping dalam posisi tidur
    telentang. Setelah berkata demikian, ia lalu memelukku dan mengisap-isap
    bibirku, lalu berkata,

    “Terima kasih yah Nif atas bantuanmu mau memijit tubuhku.
    Mulai malam ini, Kamu kujadikan suami keduaku, tapi tugasmu hanya menyenangkan
    aku ketika suamiku tidak ada di rumah. Mau khan?” katanya berbisik.
    “Yah, Bu’. Malah aku senang dan berterima kasih pada ibu atas budi baiknya mau menolongku. Terima kasih banyak juga Bu’” jawabku penuh bahagia, bahkan rasanya aku mulai sedikit terangsang dibuatnya, tapi aku malu mengatakannya pada ibu majikanku, kecuali jika ia memintanya.

    Sejak saat itu, setiap majikan laki-lakiku bermalam di luar kota, aku dan ibu majikanku seperti layaknya suami istri, meskipun hanya berlaku antara jam 21.00 sampai 5.00 subuh saja. Sedang di luar waktu itu, kami seolah mempunyai hubungan antara majikan dan buruh di rumah itu. Aku sangat disayangi oleh seluruh anggota keluarga majikanku karena aku rajin dan patuh terhadap segala perintah majikan, sehingga selain aku diperlakukan layaknya anak atau keluarga dekat di rumah itu, juga aku dibiayai dalam mengikuti pendidikan pada salah satu perguruan tinggi swasta di kota Makassar, bahkan aku diberikan
    sebuah kendaraan roda dua untuk urusan sehari-hariku.
    Sayang aku dikeluarkan dari perguruan tinggi itu pada semester 3 disebabkan aku tidak lulus pada beberapa mata kuliah akibat kemalasanku belajar dan masuk kuliah. Karena aku sangat malu dan berat padamajikan laki-lakiku atas segala pengorbanan yang diberikan padaku selama ini, terpaksa aku meninggalkan rumah itu tanpa seizin mereka dan aku kembali ke kota Bone untuk melanjutkan pendidikanku pada salah satu perguruan tinggi yang ada di kotaku tersebut. Untung aku punya sedikit tabungan, karena selama kurang
    lebih 2 tahun tinggal bersama majikanku, aku rajin menabung setiap diberikan
    uang oleh majikanku.

    Selama 4 tahun mengikuti kuliah di kotaku ini, akhirnya aku lulus dengan predikat baik berkat ketekunan dan kerajinanku belajar. sejak aku selesaikan pendidikan tahun 1991 hingga tahun 1994, aku belum pernah kembali ke kampung asliku dan berkumpul bersama keluarga karena malu dan takut pada orangtua. Namun pada Sepetember 1995, pikiranku
    mulai terpengaruh kembali oleh wanita, bahkan beberapa kali aku ingin menikmati
    apa yang pernah kunikmati bersama dengan ibu majikanku dulu, tapi aku takut
    resiko dan dosa. Karena aku merasa sudah punya biaya dan matang untuk berumah
    tangga, akhirnya kuputuskan untuk kembali kampung membicarakan dengan orang
    tuaku.

    Orangtuaku sangat bangga dan bersyukur serta berterima kasih
    atas keberhasilanku memperoleh sarjana sekaligus merestui niatku untuk berumah
    tangga, bahkan menyerahkan penuh padaku untuk memilih pasangan sendiri. Tahun
    itupula aku kawin dengan pilihanku sendiri, biaya dan urusannya tidak
    kubebankan orangtuaku. Sejak tahun itu sampai tahun ini, hubunganku dengan
    istri berjalan harmonis, bahkan kami telah dikaruniai 2 orang putra dan seorang
    putri. Tapi gara-gara kehilangan pekerjaan, kami seringkali cekcok dan bentrok
    dengan istri. Akhirnya kuputuskan meninggalkan rumah dan pergi ke salah satu
    kota di Sulsel untuk mencari pekerjaan. Tiba-tiba aku ketemu dengan teman
    kuliah yang sudah menjadi pengusaha besar dan lagi-lagi pengusaha beras.
    Anehnya lagi, temanku itu tinggal bersama istri keduanya, sebab istri pertamanya
    tinggal di kota Bone. Tawaran temanku itu hampir sama dengan tawaran majikanku
    dulu yakni menjaga keluarganya dan membantu mengurus usahanya ketika ia ke luar
    kota. Pikiranku mulai aneh-aneh dan ingin kembali mengulang sejarah masa lalu,
    apalagi istri temanku itu belum dikarunia seorang anak dan ia cantik lagi ramah
    padaku.

     

  • Sexy Japanese Gravure Idol

    Sexy Japanese Gravure Idol


    1618 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-
    begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai
    dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model
    asli yang sangat mempesona . Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan
    materi baru!

     

  • Sexy Japanese Gravure Idol

    Sexy Japanese Gravure Idol


    2254 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-
    begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai
    dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model
    asli yang sangat mempesona . Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan
    materi baru!

     

  • BLOW JOB IN_RED_LIPSTICK AFTER_A_LATE_NIGHT

    BLOW JOB IN_RED_LIPSTICK AFTER_A_LATE_NIGHT


    2435 views

  • MASK SEXS

    MASK SEXS


    18590 views

  • RACHEL JAMES  FIRST ORAL SEKS

    RACHEL JAMES FIRST ORAL SEKS


    2087 views

  • RED HEAD HOT WIFE DICK TO GET CUM

    RED HEAD HOT WIFE DICK TO GET CUM


    1845 views

  • RED_HEAD RUSSIAN TEACHER

    RED_HEAD RUSSIAN TEACHER


    1813 views

  • RED_HEAD BLACK_COCK

    RED_HEAD BLACK_COCK


    1687 views

  • Pelayanan yang Lebih Nikmat oleh Selingkuhan

    Pelayanan yang Lebih Nikmat oleh Selingkuhan


    1387 views

    Aku seorang pengusaha muda dan mahasiswa jurusan ekonomi. Aku tinggal di sebuah kompleks bank pemerintah yang kini bank tersebut sudah dimergerti. Aku sudah mempunyai pacar yang kebetulan tetanggaku di kompleks tersebut. Orangtuaku termasuk orang terpandang, sehingga aku di kalangan anak muda di kompleks tersebut cukup disegani.

    Dua tahun yang lalu aku merupakan ketua organisasi remaja, sehingga aku semakin dikenal oleh berbagai kalangan di lingkunganku. Kebetulan di lingkunganku banyak gadis remaja yang cantik-cantik. Termasuk pacarku yang sekarang merupakan salah satu gadis yang menjadi incaran anak-anak muda di lingkungan tersebut.

    Entah kenapa dia mau menjadi pacarku. Sejujurnya aku menyukai beberapa gadis cantik selain pacarku tersebut, tetapi aku berpikir dua kali jika aku berbuat macam-macam pasti akan menjadi bahan omongan di lingkunganku. Singkat cerita, aku tergoda oleh salah satu anak tetangga orangtuaku, sebut saja Gita (nama samaran).

    Padahal aku sudah menjalin asmara dengan gadis yang juga tetanggaku. Kami bahkan sudah bertunangan. Gita adalah seorang mahasiswi. Ia mempunyai body yang sangat menggoda, walaupun agak sedikit gemuk, tetapi ia mempunyai bibir yang sexy dan mempunyai payudara berukuran 36B.

    Sebagai gambaran, body-nya mirip dengan artis Feby Febiola, dan bibirnya seperti Cornelia Agatha. Tingkah lakunya selalu menggodaku. Sebagai laki-laki normal, kadang aku berpikiran agak kotor. Hingga pada suatu kesempatan, ia meminta bantuanku untuk dicarikan HP dengan harga miring.

    Tentu saja kesempatan itu tidak kusia-siakan (dalam hatiku aku akan membelikannya HP tersebut dengan cuma-cuma). Aku menyanggupinya, tetapi aku memberikan syarat agar ia mau kuajak pergi makan dan nonton berdua tanpa sepengetahuan pacarku dan teman-temanku. Dasar Gita memang centil, persyaratanku ia setujui karena ia pikir sangat mudah sekali untuk menjalaninya.

    Akhirnya aku membelikannya HP yang ia inginkan, dan aku pun menagih janjinya. Kemudian pada hari minggu siang, aku dan Gita pergi berdua untuk makan siang dan nonton. Ketika kami sedang nonton, kesempatan tersebut tidak kusia-siakan untuk sekadar mencium dan meraba-raba tubuhnya.

    Tidak kusangka ia malah bilang kepadaku sebenarnya ia juga menyukaiku. Ketika aku dengan hot-hotnya menciumi dan menggerayangi tubuhnya, ia berbisik kepadaku bahwa ia sudah horny, dan mengajakku keluar dari bioskop untuk pergi ke pantai. Ketika di tengah perjalanan, aku memberanikan diri untuk mengajaknya ‘chek in’ di hotel yang terdekat, ternyata ia menyetujuinya.

    Aku tiba di hotel yang dituju sekitar puku 3 sore. Setelah aku membayar kamar hotel tersebut, aku dan Gita dengan langkah yang terburu-buru menuju ke kamar hotel. Sesampainya di kamar hotel dan mengunci pintu, aku langsung melancarkan ciumanku, dan Gita membalasnya dengan sangat antusias. Kemudian masih dalam keadaan berdiri kubuka pakain serta celana panjangnya hingga ia hanya memakai BH dan CD yang berwarna hitam. Kemudian ia juga memintaku untuk membuka baju dan celana panjangku.

    Kini kami dalam keadaan hanya memakai pakaian dalam saja. Kemudian ia kubimbing ke atas ranjang yang berukuran double size. Aku mulai melumat bibirnya yang sexy dan menciumi serta menjilat seluruh tubuhnya. Kemudian ketika aku mencium CD-nya, di bagian kemaluannya yang sudah basah, ia menggelinjang dan sesekali merintih-rintih keenakan. Setelah aku puas menciumi seluruh tubuhnya, kemudian kubuka BH dan CD-nya. Aku pun membuka CD-ku, kini kami berdua sudah benar-benar bugil.

    Aku sampai menahan nafas ketika kulihat payudaranya yang besar dan montok. Dengan sangat bernafsu kulumat puting susunya yang berwarna coklat kemerah-merahan. Karena sebenarnya Gita masih berusia 20 tahun, sehingga terlihat body-nya yang serba kencang. Aku juga meraba dan mengusap bulu-bulu di kemaluannya yang sangat lebat. Aku semakin bernafsu mencium dan menjilat seluruh tubuhnya yang mulus.

    Kemudian aku memasukkan dua jari tanganku ke dalam vaginanya yang sudah basah, sedangkan lidahku sibuk menjilati puting susunya yang berwarna coklat kemerah-merahan. Gita semakin merintih-rintih dan menggelinjang serta nafasnya mulai berat. Kemudian kubuka kedua pahanya lebar-lebar agar aku dapat dengan leluasa memainkan lidahku ke dalam vaginanya.

    Aku menjilati dan memainkan klitorisnya dengan penuh gairah. Setelah kupuas, giliran Gita memainkan rudalku yang sudah tegang dengan lidahnya. Ia jilati kemaluanku yang berukuran lumayan panjang dan besar (kira-kira 15 cm dengan diameter 3,5 inchi).

    Ia menjilat dan mengulum rudalku dengan penuh kenikmatan. Aku tidak menyangka kalau kemaluanku akan dibersihkan oleh gadis impianku. Setelah ia puas, kemudian Gita mengambil posisi telentang dengan kedua paha dibuka lebar-lebar, ia memintaku untuk segera memasukkan rudalku ke dalam vaginanya.

    Aku mengambil ancang-ancang untuk memasukkan batang kemaluanku ke dalam vaginanya yang sudah basah. Kupikir pasti aku tidak akan kesulitan untuk memasukannya, ternyata beberapa kali aku mencoba selalu saja meleset, dengan tidak sabar Gita menarik rudalku dan mengarahkan ke arah lubang kewanitaannya.

    Ternyata Gita masih perawan, tetapi dengan kegigihanku akhirnya aku berhasil memasukkan ujung rudalku ke dalam vaginanya. Ketika kutekan dengan sedikit paksaan, Gita menjerit kesakitan, kemudian aku menghentikan sejenak seranganku sampai kulihat ia sudah siap kembali, dan perlahan-lahan kumasukkan batang rudalku. Gita kembali merintih menahan sakit.

    Aku bertanya,

    “Git, kamu mau diterusin atau nggak..?”

    Ia menjawab,

    “Terusin dong sayang, tapi pelan-pelan ya..!”

    Akhirnya dengan perjuangan yang cukup melelahkan, aku berhasil memasukkan setengah batang kemaluanku, dan aku mendiamkan sejenak aktifitasku. Aku merasakan dari vagina Gita keluar darah segar pertanda keperawanannya sudah hilang.

    Dinding vaginanya yang lembut dan hangat memijat-mijat batang kemaluanku. Aku tidak terlalu memaksa untuk membenamkan seluruh rudalku ke dalam vaginanya. Mungkin ukuran rudalku yang lumayan panjang, sehingga membuat sakit vagina Gita yang baru pertama kali melakukan seks.

    Kemudian aku mulai menaik-turunkan pantatku secara perlahan dan beraturan. Dan secara perlahan-lahan aku membenamkan rudalku sedalam-dalamnya, hingga akhirnya seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam vagina Gita. Gita sudah mulai terbiasa dengan rudalku, malah ia mulai memutar pinggulnya, sehingga semakin menambah kenikmatan pergumulan kami saja.

    Aku semakin bersemangat untuk memainkan rudalku dengan cepat. Permainanku diimbangi Gita dengan menjepit pantatku dengan kedua kakinya. Aku merasakan rudalku semakin mentok saja mengenai ujung rahimnya. Kami berganti posisi dengan cara sambil duduk. Gita semakin terlena, karena posisi tersebut membuat rudalku semakin bergesekan dengan klitorisnya, sehingga hal itu membuat Gita semakin terbakar birahinya.

    Kami sempat beristirahat sejenak, karena posisi tersebut banyak menguras tenaga kami. Sambil istirahat aku meremas-remas dan menjilati serta menghisap puting susuya secara bergantian. Setelah tenaga kami terkumpul, kami melanjutkan kembali dengan lebih menggebu-gebu.

    Setelah kira-kira 25 menit kami bergumul hebat, aku mulai merasakan spermaku akan keluar, begitupun dengan Gita, ia mulai mendekati orgasmenya. Aku merasakan dinding vaginanya yang berdenyut kencang dan semakin banjir. Aku berkata setengah berbisik,

    “Git, aku sudah mau keluar nih, kita keluarinnya sama-sama ya..?”

    Gita menjawab dengan terputus-putus,

    “Ia.. sa.. yaaa.. ngg.. sshhh.. cepetan dong keluarinnya aku.. sebentar lagi selesai nih..!”

    Dengan nafas yang tidak beraturan, aku menjawab,

    “Tahan sebentar ya sayang.., aku juga sudah mau keluar..”

    Tidak lama kemudian aku memuntahkan spermaku ke dalam rahimnya, dan aku pun merasakan cairan hangat dari dalam vagina yang mengenai rudalku.

    “Ooohhh.. shhh…” hampir bersamaan kami melenguh mengakhiri perjalan yang melelahkan dan penuh kenikmatan.
    “Sayang.., vaginaku hangat banget sama spermamu..” Gita memberikan komentar puas dengan keperkasaanku.

    Kemudian kami beristirahat sejenak sambil memberikan pujian kepuasan masing-masing. Tetapi tanganku dan Gita masih meraba-raba dan mengusap kemaluan kami satu sama lain, sehingga birahi kami kembali timbul. Kali ini Gita yang mendahului dengan menjilat dan melumat hampir seluruh rudalku ke dalam mulutnya. Bukan hanya itu saja, ia juga dengan sangat agresif menciumi seluruh tubuhku.

    Aku mendorong tubuhnya ke samping hingga ia telentang. Kini giliranku untuk menciumi seluruh tubuhnya. Payudara Gita yang sudah mengeras dan puting susu menjulang tinggi, membuatku semakin bernafsu untuk meremas, menjilati serta menghisap-hisap puting susunya hingga puting susu Gita semakin terlihat basah dan mengkilap. Jari-jari tanganku dengan nakal memainkan klitoris dan menyodok-nyodok ke dalam vaginanya yang sudah banjir.

    Gita semakin kelojotan dan mulai memohon-mohon kepadaku untuk segera memasukkan rudalku ke dalam lubang kewanitaannya. Aku merubah posisi dengan tidur telentang, sementara Gita berjongkok sambil mengangkang untuk mengambil posisi memasukkan zakarku ke vaginanya.

    Dengan tidak sabar Gita meraih batang kemaluanku dan dituntun ke arah vaginanya. Ketika rudalku mulai memasuki vagina Gita yang pinggirannya ditumbuhi bulu-bulu lebat, aku merasakan dinding vaginanya yang sudah banjir menghangatkan dan memijat-mijat batang zakarku.

    Gita mulai menggerakkan pinggulnya yang montok ke atas ke bawah, dan memutarnya ke kiri dan ke kanan. Sedangkan tanganku mulai meremas-remas sepasang payudara yang besar dan kencang. Gita dengan sangat bernafsu menekan pantatnya kuat-kuat, sehingga rudalku seluruhnya amblas ditelan vaginanya.

    Kali ini Gita yang memegang peranan, aku menurutinya saja, karena kulihat dengan posisinya yang di atas ia sangat bergairah sekali. Aku mengangkat badanku untuk melumat puting susunya. Perbuatanku semakin membuat Gita mabuk kepayang. Ia memeluk kepalaku ke arah payudaranya. Pantatnya semakin cepat ditarik dan diputar-putar. Hingga akhirnya ia mencapai orgasme yang kedua kalinya.

    Aku yang belum mencapai klimaks membuat keputusan berganti posisi dengan dogie style. Gita mengambil posisi menungging, kemudian kuarahkan rudalku ke vaginanya lewat belakang. Aku sangat bernafsu sekali melihat pantatnya yang lebar dan sexy.

    Tangan kananku memegang dan menepuk-nepuk pantatnya, sedangkan tangan kiriku meremas-remas payudaranya. Gerakan tersebut kulakukan secara bergantian. Ternyata posisi tersebut membuat Gita bangkit kembali gairahnya, karena klitorisnya terkena gesekan rudalku.

    Kali ini Gita mulai memberikan perlawanan. Ia menggoyang-goyangkan pantatnya maju mundur berlawanan dengan arah goyangan pantatku. Ketika Aku mendorong pantatku ia menyodorkan pantatnya ke belakang, dan ketika Aku menarik pantatku ke belakang ia menarik pantatnya kedepan.

    Irama nafas kami semakin cepat, kami melakukan goyangan dengan cepat, sehingga setiap kali kucabut dan menyodok vaginya dengan rudalku timbul bunyi akibat vagina Gita yang banjir oleh lendir birahi. Aku mulai merasakan spermaku akan segera keluar. Ternyata Gita juga sudah merasakan ia akan mengalami orgasme yang ketiga kalinya.

    Tidak lama kemudian rudalku memuntahkan sperma secara berturut-turut di dalam vaginanya. Aku pun merasakan gerakan Gita yang bergoyang-goyang pelan dan tegang, sedangkan punggungnya telihat melengkung seperti udang karena ia juga telah orgasme.

    Aku mencabut batang kemaluanku dari vaginanya setelah Aku tidak merasakan muncratan spermaku. Aku telentang lelah, sedangkan Gita menjilati sisa-sisa spermaku yang masih keluar dari zakarku. Ia menghentikan aktifitasnya setelah spermaku tidak keluar lagi.

    Kami berpelukan erat sambil menghayati kenikmatan yang barusan kami lakukan. Kami melakukan bukan hanya sekali saja, tetapi entah sampai berapa kali. Permainan kami semakin lama bertambah hot saja, karena ternyata Gita mulai terbiasa dan ketagihan dengan keperkasaan rudalku. Kami memutuskan pulang setelah merasa sudah sama-sama lemas dan puas. Andai saja kami melakukannya pada malam minggu, mungkin kami akan terus melakukannya sampai pagi.

    Setelah kejadian pada malam itu, hingga kini kami jadi sering melakukannya sampai pagi. Aku melakukan hubungan seks dengan Gita dengan system kalender, hal itu kami lakukan untuk menghindari kehamilan. Aku semakin ketagihan, karena tunanganku adalah tipe gadis pendiam dan alim, dan aku tidak pernah mendapatkan pelayanan sex darinya.

    Kemanapun aku pergi, termasuk chek-in, aku selalu membawa laptop. Komputer tersebut kupergunakan untuk memantau perkembangan usahaku, selain itu juga digunakan untuk mengetik ceritaku dan memutar film blue sebagai pembakar hasrat birahi kami.

    Tentu saja perbuatanku yang sedang menceritakan seks kami tidak diketahui oleh Gita, karena ia masih tertidur untuk istirahat sejenak.

  • Jepitan Kepuasan Memek Menantuku

    Jepitan Kepuasan Memek Menantuku


    1585 views

    Duniabola99.org – Aku pria dewasa yang kini telah memiliki seorang cucu dari anak sulungku, sedangkan anak keduaku atau si bungsu baru saja menikah. Dia bernama Dimas sedangkan istrinya lebih tua darinya 4 tahun bernama Melly, Dimas berumur 24 tahun sedangkan istrinya sudah 28 tahun. Dari yang aku dengar menantuku itu seorang gadis penghibur di salah satu club malam.

    Tapi karena Dimas memaksa kalau dia bakalan menikah dengan Melly gadis pujaanya akhirnya aku dengan istriku dan juga kakaknya mengalah. Dan menikahkan mereka karena DImas belum memiliki pekerjaan yang dapat mencukupi kehidupan keluarganya maka kami putuskan untuk tinggal bersama kami saja. Bagaimanapun juga tidak ada orang tua yang tega membiarkan anaknya kekurangan jika mereka bisa membantu.

    Usiaku sudah menginjak 52 tahun tapi karena aku selalu merawat tubuhku, maka aku terlihat lebih muda dari usiaku yang sebenarnya. Sebagai laki-laki tulen akupun sering keluar malam sekedar menikmati hiburan malam bahkan berakhir di sebuah hotel, aku biasa melakukan adegan seperti dalam cerita hot perselingkuhan dengan gadis penghibur dan selama ini juga istriku mengetahuinya.

    Dia pernah bilang kalau tidak lagi bisa memberikan kepuasan batin padaku, istriku memang menderita diabetes karena itu kami jarang bahkan sama sekali tidak lagi melakukan cerita hot. Namun kami terlihat seperti pasangan bahagia di depan semua orang, tapi tidak menampakkan bahwa kami ada kekurangan. Bahkan pada anak-anak kami juga begitu tidak pernah ingin membebani pikiran mereka dengan penyakit ibunya.

    Kini Dimas bekerja di sebuah perusahaan di tempat temannya sedangkan Melly masih di rumah. Dia tidak ada pekerjaan jadi rumah kerjanya hanya nonton TV atau sekedar membnatu istriku, walau begitu aku sering mendengar mereka bertengkar di kamarnya dan aku tahu kalau yang mereka perdebatkan adalah masalah uang dan uang dari yang aku tahu Melly sering shopping berlebihan.

    Tapi aku dengan istriku tidak berani menegurnya biarlah masalah keluarga mereka, mereka sendiri yang menghadapinya.  Dan dari yang aku tahu Melly memiliki gairah sex yang begitu besar ini terlihat ketika mereka melakukan adegan seperti cerita sex paling hot tiap malam, dengan jelas aku mendengar desahan Melly yang begitu menggairahkan sampai-sampai aku terbawa hayal untuk menghayalkannya.

    Melakukan adegan seperti dalam cerita hot selingkuh bersama dengan Melly. Sehingga pada suatu hari saat itu istriku pergi ke sebuah acara temannya yang lumayan jauh dari rumah dan dia minta dianterin sama Dimas karena aku juga sedang ada kerjaan. Setelah mereka berangkat tinggallah aku sendiri berada di rumah karena Melly juga sedang keluar dan entah kapan dia pulang.

    Hingga akhirnya hari telah siang dan akupun tidur di dalam kamar sambil menyalakan AC karena udara diluar sana lumayan panas. Namun sebelum aku tidur aku mendengar ada suara dan aku tahu itu pasti Melly yang baru datang, akupun kembali mencoba memejamkan mata tapi saat itulah aku mendengar suara musik yang lumayan keras dari ruang tengah akupun bangun dan hendak mematikan musik tersebut.

    Tapi aku begitu kaget di depanku aku di suguhkan pemandangan yang begitu indah, Melly dengan telanjang hanya mengenakan celana dalam yang serasi dengan BHnya hilir mudik berjalan dari ruang tengah ke dapur sambil minum es segar aku lihat. Aku memperhatikannya dari balik pintu yang sedikit terbuka, lama-lama kontolku ikut mengembang dan membesar.

    Akupun berniat menutup pintu kembali tapi tiba-tiba Melly menoleh ke arahku, bukannya kaget dia malah celingukan lalu berkata padaku “Jadi papa tidak ikut mas Dimas..?” Katanya padaku sambil terus mendekat, karena kini tubuh kami sudah saling berhadapan aku begitu tergoda oleh tubuh Melly yang mengeluarkan aroma menusuk dalam hidung harum sekali rasanya.

    Diapun memegang tanganku “Papa ingin Melly temeni…” Aku tidak menjawab namun dengan lembut Melly mendorong tubuhku hingga kamipun berada di kamarku, dengan perlahan Melly juga membuka pakaianku dan dalam sekejap kamisudah sama-sama telanjang bulat, akupun membenamkan wajahku pada toket Melly yang begitu menggodaku dari awal, toket ini benar-benar sintal dan besar.

    Da membelai rambutku sambil berdesis “Ssssssshhhh… eeeeuuuuummmpphh… ssssshhhhhh… eeeeuuummmppphhh… aaaahhhh… aaaahhhhhh..” Desahnya begitu aku mainkan lidahku menyusuri putingnya, diapun bergelinjangan menahan rasa geli dengan senthan-sentuhan yang aku lakukan padanya. Kini tubuhnya sudah terlentang di atas kasur yang biasa aku pakai dengan istriku.

    Sebagai pria tulen akupun merangkak dan menindih tubuhnya, dengan cepat aku dapat menerobos memeknya yang sudah basah kurasa “Eeeeuuummmpphhh… aaaaggghh…paa…aaaaggghhh…” Diapun mendesah begitu aku gerakan kontolku dalam memeknya, untuk membuatnya bertambah ikmat aku lakukan gerakan menekan lebih dalamdanlebh lama kontolku dalam memeknya.

    Hal itu membuat Melly mengerang keras dan panjang “OOOouugghh.. oooouugggghh.. pa… niiik.. maaat… paaaaaa…. aaaaggggghhhh… aaaaagggggghhhhh… aaaaaggghh..” Kini akupun semakin lincah melakukan gerakan-gerakan seperti dalam cerita hot sehingga Melly berkali-klai horny, diapun basah oleh keringat yang dari tadi eluar dari pori-porinya.

    Tapi aku tetap melakukan adegan layaknya dalam cerita sex selingkuh tersebut, namun begitu Melly berkata disela goyanganku “OOOuuggghh… cuuukuup.. paaaa… aaaggghh… aaagggghh… aaagghhh… naaaanti laaagi.. paa… aaaggggggggghhhhh… aaaagghhh.. ” Saat itu aku mempercepat gerakanku bahkan aku angkat kedua kakinya dan aku letakkan di bahuku.

    Melly membelalakan matanya mungkin dia kembali mencapai klimaks sambil mengerang “OOOuuugghh….. niikmaaat… paaaaa…. aaaggghhhh.. aaaggghhh.. ” Aku tahu dia kembali merasakan hal itu dan tidak lama kemudian akupun merasakan hal yang sama. Aku tekan kontolku semakin dalam dan terkulai di atas tubuh Melly yang sama-sama tidak lagi bertenaga.

    Melly memeluk manja padaku sambil berkata “Pa… nanti Melly minta jatah lagi ya…”Aku mencubit hidungnya “Minta sama suamimu saja… ” Dia kembali memelukku dengan erat sambil berkata “Tapi Melly lebih puas dengan papa…” Tidak tega juga melihatnya merajuk seperti itu akhirnya akupun berjanji akan memenuhi kebutuhannya dan sejak saat itu aku tidak lagi jajan di luar cukup dengan menantuku saja.

  • Majalah Dewasa model Constance Nunes

    Majalah Dewasa model Constance Nunes


    1273 views

    Duniabola99.org–  Nunes

  • Ngentot Dengan Jablay Seksi Bertoket Besar Sepanjang Malam

    Ngentot Dengan Jablay Seksi Bertoket Besar Sepanjang Malam


    1242 views

    Duniabola99.org – Suatu siang aku iseng nyari makan siang di satu mal. Makan cepat saji yang paling gampang dicari adalah ayam goreng. aku pesan pahe ayam goreng plus kentang plus soft drink dingin. Selesai membayar, aku membawa nampanku mencari tempat duduk yang kosong.

    Mataku tertumbuk pada sesosok prempuan muda, cantik, seksi dengan tonjolan besar didadanya, tapi disebelahnya ada anak prempuan kecil, mungkin 3 tahunan lah. Dia memakai celana ketat dan tanktop yang juga ketat, toket besarnya ngintip dari belahan tank topnya yang rendah. Walaupun banyak tempat duduk yang kosong aku nimbrung ja di meja dimana prempuan cantik seksi dan anak prempuan itu duduk.

    “Boleh join kan?” Tanpa menunggu jawabannya aku langsung meletakkan nampanku dimejanya dan duduk. “O, silahkan ja pak”. “Cuma berdua saja”, pancingku membuka pembicaraan. “Kan ber 3 dengan bapak”, jawabnya, wah menangkisnya jago juga ni prempuan, pikirku. “Anaknya? Cantik kaya mamanya”. “Bukan pak, bukan anak saya”. “O, kirain anaknya, abis nyulik ya”, candaku. “Ih bapak bisa aja. Ini anak tetangga, tadi dititipkan ke rumah, katanya mo dijemput lagi siang ini di sini”.

    Dia menyuapi anak itu dengan nasi yang dicampur dengan sop, karena sopnya masi panas, ditiupnya sebentar sebelum disuapkan ke anak itu. Si anak kelakuannya manis banget, gak cerewet maksudku. “Belum punya anak, ato belon nikah?” “Nikah si udah tapi belon dikasi tu ma yang diatas”. “Minta dong”. “Ya sih, minta tapi gak dilakuin”. Wah kliatannya mo curhat neh. “Maksudnya gak dilakuin”. “Ya suami aku gak ngelakuin ya mana mo dikasi ma yang diatas kan”. “Kok bisa”. “Suami kerja dikapal cargo, jadi seringnya diatas kapal katimbang dirumah”. “O jadi jablay toh, kasian”. “Orang sedih kok malah digoda”. “Ya udah, aku ja yang membelai gimana”. “Genit ah”. Tengah pembicaraan mulai mencair, datanglah seorang prempuan, rupanya ini tetangganya, mo jemput anaknya. aku diem saja, dan dia juga tidak mengenalkan aku kepada tetangganya. Tetangga tau diri juga karena dia mengajak anaknya pergi setelah mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan dia.

    “Namanya siapa sih”. “Aku Sintia, bapak?” “aku menyebutkan namanku, jangan panggil bapak lah, formal amat”. “Abis mo dipanggil apa dong, mas aja deh ya. kan semua lelaki Indonesia dianggap jawa”. “Maksud kamu”. “Iya kadang dah jelas2 namanya Hutagalung dipanggil mas juga”. aku tertawa mendengar candanya. “Dah brapa lama nikah?” “ampir 2 tahun mas”. “Wah jablaynya dah lama dong ya. Mangnya gak tau kerjaan suami sebelum nikah”. “Tau si, cuma gak nyangka ja akan kaya gini”. “Ya udah, aku temenin deh hari ini. Abis ini kamu mo kemana?” “Gak kemana2 mas, Mo jalan ja”. Aku menggandengnya meninggalkan tempat makan dan masuk ke toko yang meruapak anchor tenant di mall itu.

    Kami ngobrol ngalor ngidul ja sembari membunuh waktu. Dia membiarkan aku menggenggam tangannya erat. “Kamu kaya istriku ja ya, jalan gandengan”. “Gak apa kan, katanya mas blon nikah?’ “Iya sih, kaya orang pacaran ya, padahal kamu istri orang”. “Biarin ja, orangnya juga ninggalin aku terus kok”. “Pegel nih jalan terus, kamu mo pulang gak?” “Gak ah mas, dirumah juga mo ngapain?” “ketempatku aja yuk”. “Mo ngapain ke tempat mas?’ “Ya ngobrol, santai ja, kan asik cuma ber 2″. “Iya deh”. Segera aku menggandengnya ke basement dan meluncurlah mobilku menuju kerumahku.

    Sesampai dirumahku,dia duduk didepan tv, tv kunyalakan dan aku mengambil minuman untuknya. “Mas tinggal ndiri ya”. “Iya, mo nemenin?” “Mau si, cuman kan aku dah punya suami”. “Kalo suaminya pergi ya nemenin aku ja disini”. “Maunya”. Kebetulan di tv ada siaran ulang debat capres. “Kamu ngikuti debat ini?” tanyaku. “Sambil lalu ja mas, debat cawapres juga ngikuti sambil lalu”. “Terus komentar kamu?” “Sayangnya Capres 3 gak berkolaborasi dengan cawapres 1, kalo gak kan setanding dengan calon ke 2 dan pilpresnya bisa 1 putaran kan”. “O gitu ya, pandangan kamu luas juga ya”. “Iya gak kaya mas, manangnya cuma disatu tempat ja”, katanya menyindirku, yang dari tadi hanya memandangi belahan toketnya yang montok. “Habis kamu seksi sekali si, kok bisa ya suami ninggalin istri yang bahenol kaya gini, pa gak takut istrinya dicolek orang laen”. Dia tersenyum manis. “Tadi kamu taen sekali nyuapin tu bocah, dah pantes jadi mami”. “Iya si, cuma ya itu problemnya”. “Iya jablay”.

    Dia menanggapi obrolanku dengan santai juga, kadang tanganku mengelus pahanya. “udah gak tahan ya mas”, godanya sambil membiarkan tanganku mengelus2 pahanya. Rabaanku semakin lama membuatnya semakin napsu. Dia membuka pahanya agak lebar. Melihat dia mengangkangkan pahanya, tangganku bergerak ke atas ke selangkangannya. Jari2ku mulai mengelus belahan me meknya dari luar. “Mas”, katanya, “Aku udah basah mas”. “Udah napsu banget ya Sin, aku juga sudah napsu”. Rumahnya besar ya mas”. “Iya, dibalakng ada kolam renangnya, mo renang gak”. “Gak bawa baju renang mas”. “Telanjang ja, repot amat si”. “Ih si mas, maunya tu”. “Kamu juga mau kan”.

    Dihalaman belakang ada kolam renang kecil yang dinaungi oleh rimbunnya pepohonan yang ada. Tembok tinggi menghalangi pandangan orang luar yang mau mengintip ke dalam. Dia langsung saja melepas tanktopnya, kemudian celana ketatnya. Pakaian diletakkan di dipan yang ada dipinggir kolam. Dipan itu ada matras tipisnya dan dipayungi rimbunnya pohon. Aku melotot memandangi tubuhnya yang hanya berbalut daleman bikini. Karena CDnya mini, jembutnya yang lebat berhamburan dari bagian atas, kiri dan kanan CDnya. Segera dia mencebur ke kolam, sementara aku membuka kaos dan celananya, sehingga hanya memakai CD. kon tolku yang besar, karena sudah ngaceng, tercetak jelas di CDku. Kemudian aku pun nyebur ke kolam, menghampirinya dan memeluknya. Bibirnya kucium, lidah kami saling berbelit. Aku menarik ikatan branya sehingga terlepas, kemudian meremas2 toketnya sambil memlintir pentilnya. Segera pentilnya menjadi keras. “Toketmu kenceng ya Sin, pentilnya gede.”, kataku. Dia diam saja sambil menikmati remasanku . kontolku yang keras menekan perutnya. “Mas, ngacengnya sudah keras banget”, katanya. “Kita ke dipan yuk” Aku sudah tidak bisa menahan napsuku lagi. Segera dia keluar kolam membawa branya yang sudah dilepas.

    Dia telentang didipan, menunggu aku yang juga sudah keluar dari kolam. Aku berbaring disebelahnya, bibirnya kembali kucium dengan penuh napsu dan aku kembali meremas2 toketnya sambil memlintir2 pentilnya. “Isep dong Mas” pintanya sambil menyorongkan toketnya itu ke wajahku. Langsung toketnya kuisep dengan penuh napsu. pentilnya kujilatia.”Ohh.. Sstt..” erangnya keenakan. Aku mulai mengelus jembutnya yg nongol keluar dari CDnya, kemudian kususupkan jariku ke dalam CDnya. Jariku langsung menyentuh belahan bibir me meknya dan kugesek-gesekkan dari bawah ke atas. Gesekanku selalu berakhir di it ilnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. me meknya langsung berlendir, lendir juga membasahi seluruh bagian dinding dalam me meknya. “Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahnya sambil menekan tanganku yang satunya untuk terus meremas-remas toketnya. Dia sungguh sudah tidak tahan lagi, “Mas, aku udah gak tahan nih”.

    Tali ikatan CDnya di kiri dan kanan pinggang kugigit dan kutarik dengan gigiku sehingga terlepas. Kedua kaki kukangkangkan sehingga tampak jelas bulu jembutnya yang lebat. Aku kembali meraba dan mengelus me meknya. Aku menyelipkan jariku ke belahan me meknya yang sudah basah dan menyentuh dinding dalam me meknya. “Mas..! Aduuh! aku sudah enggak tahan, udah pengen dimasukkin”, pintanya. Aku tidak langsung memenuhi permintaannya, malah jariku beralih menggosok-gosok it ilnya. “Aduuh! mas..nakal!” serunya. Dia pun semakin tidak karuan, diremasnya kon tolku yang sudah keras sekali dari luar CDku.

    Toketnya yang sudah keras sekali terus saja kuremas2, demikian juga pentilnya. “Ayo dong mas dimasukin, aku sudah benar-benar enggak kuu.. at!” rengeknya lagi. Kemudian kumasukkannya jariku ke dalam me meknya yang sudah basah kuyup. Dengan tanpa menemukan kesulitan jariku menyeruak masuk ke dalam me meknya. me meknya langsung kukorek2, dindingnya kugaruk-garuk. Benjolan seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang me meknya kumainkan dengan ujung jarinya hingga badannya tiba-tiba menggigil keras dan digoyang-goyangkannya pantatnya mengikuti permainan ujung jariku. Aku menelungkup diselangkangannya dan langsung mengulum Bibir me meknya.

    Cairan yang membasahi sekitar selangkangannya kujilati dan setelah bersih aku kembali mengulum bibir me meknya. Kemudian giliran itilnya mendapat giliran kukulum dan kulumat dengan mulut. Jariku kembali menyeruak masuk ke dalam me meknya, dia benar-benar hampir pingsan. Tubuhnya kembali terguncang hebat, kakinya jadi lemas semua, otot-otot perutnya jadi kejang dan akhirnya dia nyampe, cairan me meknya yang banjir kutampung dengan mulut dan tanpa sedikit pun merasa jijik kutelan semuanya. Dia menghela napas panjang, aku masih dengan lahapnya melumat me meknya sampai akhirnya selangkangannya benar-benar bersih kembali. me meknya terus kuusap2, demikian juga it ilnya sehingga napsunya bangkit kembali. “Terus Mas.. Enak..” desahnya. “Ayo dong Mas.. aku udah gak tahan”. tetapi aku masih tetap saja menjilati dan menghisap it ilnya sambil meremas2 toket dan pentilnya.

    Aku melepaskan CD, kon tolku yang besar dan lumayan panjang sudah ngaceng keras sekali mengangguk2. Dia kunaiki dan segera mengarahkan kon tolku ke me meknya. Perlahan kumasukkan kepala kon tolku. “Enak Mas..” katanya dan sedikit demi sedikit aku meneroboskan kontolku ke memeknya yang sempit. me meknya terasa sesek karena kemasukan kon tol besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih kon tol mulai kuenjot keluar masuk. “Terus Mas.. kon tolmu enak” erangnya keenakan. Aku terus mengenjot me meknya sambil pentilnya kuhisap.

    Belum berapa lama dienjot, aku mengajak tukar posisi. Sekarang dia yang diatas. Diarahkannya me meknya ke kon tolku yang tegak menantang. Dengan liar dia kemudian mengenjot tubuhnya naik turun. toketnya yang montok bergoyang mengikuti enjotan badannya. Aku meremas toketnya dan menghisap pentilnya dengan rakus. “Mas.. kon tolmu besar, keras banget..”, dia terus menggelinjang diatas tubuhku. “Enak Sin?’ tanyakua. “Enak Mas.. en totin aku terus Mas..” Aku memegang pinggangnya yang ramping dan menyodokkan kon tolku dari bawah dengan cepat. Dia mengerang saking nikmatnya. Keringatnya menetes membasahi tubuhku. Akhirnya, “Aku nyampe Mas” jeritnya saat tubuhnya menegang merasakan nikmat yang luar biasa. Setelah itu tubuhnya lunglai menimpa tubuhku. Akumengusap-usap rambutnya sambil mencium bibirnya.

    Setelah beberapa saat, kon tolku yang masih ngaceng dicabut dari dari me meknya. Dia kutelentangkannya, dan aku naik ke atasnya. Kembali me meknya kujilati. Kedua lututnya kudorong sedikit ke atas sehingga bukit me meknya lebih menungging menghadap ke atas, pahanya lebih kukangkangkan lagi, dan lidah kujulurkan menyapu celah-celah me meknya. Lidah kujulurkan dan kugesekkan naik turun diujung itil nya. Dia hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas- remas kon tolku dengan penuh nafsu. Cairan lendir yang keluar kembali dari me meknya dengan lahap kuhisap. Bibirku terus mencium dan melumat habis bibir me meknya. lidahku menjulur masuk ke dalam me meknya dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutku menekan me meknya, hidungku yang mancung menempel dan menekan it ilnya.

    Dia kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajah dengan sengaja kugeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidung tetap menempel di itilnya dan bibir tetap mengulum bibir me meknya sambil lidah terus mengorek me meknya. Dia tak kuasa membendung napsunya. “Oocch!Mas.. Teruu.. Uus! Aku nyampe lagi mas”, suaranya semakin parau saja. Digoyangkannya pantatnya mengikuti irama gesekan wajahku yang terbenam di selangkangannya. Dijepitnya kepalaku dengan pahanya, badannya menggigil hebat bagaikan orang kejang. ia menarik nafas panjang sekali, semua cairan me meknya kuhisap dan kutelan hingga habis semua cairan yang ada di sekitar me meknya. Aku tetap dengan asyiknya menjilati me meknya.

    Kemudian jilatanku naik ke atas, ke arah perutnya. Lidahku bermain-main di pusarnya, sambil meraba dan meremas kedua toketnya, jilatanku juga semakin naik menuju toketnya. Jengkal demi jengkal jilatanku semakin naik. Mulutku sudah sampai ke dadanya. Kini giliran toketnya kujilati, lidahku kini menari-nari di ujung pentilnya. Sambil aku meraba-raba dengan tangan kanan keselangkangannya, menggesek- gesek it ilnya hingga me meknya basah lagi, nafsunya naik kembali.

    Sementara tangan kiri tetap meremas toketnya, bibirnya kulumat. Dia membalas lumatan bibirku dengan penuh nafsu, kujulurkan lidahku masuk ke rongga mulutnya. Dia menghisap lidahku, secara bergantian dia juga menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan kubalas dengan hisapan pula.

    Kini aku membetulkan posisi sehingga berada di atasnya, kon tol ku sudah mengarah ke hadapan me meknya. Dia merasakan sentuhan ujung kon tolku di me meknya, kepala kon tol ku terasa keras sekali. Dengan sekali dorongan, kepala kon tolku langsung menusuk me meknya. Kutekan sedikit kuat sehingga kepala kon tolku terbenam ke dalam me meknya. Walau kon tol belum masuk semua, dia merasakan getaran-getaran yang membuat otot me meknya berdenyut, cairan yang membasahi me meknya membuat kon tolku yang besar mudah sekali masuk ke dalam me meknya hingga dengan sekali dorongan lagi maka kon tolku masuk kedalam sarangnya, blee.. ess..

    Begitu merasa kon tolku sudah memasuki me mek nya, kubalik badannya sehingga kembali dia berada di atas tubuhku, didudukinya batang kon tolku yang cukup panjang itu. Digoyangkan pantatnya, diputar-putar, dikocok naik turun hingga kon tolku keluar masuk me meknya, aku meremas- remas kedua toketnya. Lebih nikmat rasanya ngen tot dengan posisi wot buat dia, karena dia bisa mengarahkan gesekan kon tol besarku ke seluruh bagian me meknya termasuk it ilnya. Kini giliran aku yang tidak tahan lagi dengan permainannya, aku menggelengkan kepala menahan nikmat yang sebentar lagi tampaknya akan ngecret. Aku memberikan aba-aba padanya bahwa aku akan ngecret.

    “Kita nyampe sama-sama..mas”, rintihnya sambil mempercepat kocokan dan goyangan pantatnya. “Aa.. Aacch!” Diapun nyampe lagi, kali ini secara bersamaan dengan dia, bibir me meknya berkedutan hingga meremas kon tolku. Pejuku dan lendir me meknya bercampur menjadi satu membanjiri me meknya. Karena posisinya berada diatas, maka cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes melalui kon tolku sehingga membasahi selangkanganku, banyak sekali dan kurasakan sedikit lengket-lengket agak kental cairan yang merembes keluar itu tadi.

    Kami berdua akhirnya terkulai lemas di dipan. Posisinya tengkurap di sampingku yang terkulai telentang memandang rimbunnya dedaunan. “Mas, pinter banget sih ngerangsang aku sampe berkali2 nyampe, udah gitu kon tol mas kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede banget sih”, katanya. “me mekmu juga nikmat sekali Sin, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya ke kontolku”, jawabku sambil memeluknya. Kami berdua sempat tertidur cukup lama karena kelelahan dan tiupan angin sejuk sepoi2. Ketika terbangun, kami masuk ke rumah, aku mengajaknya mandi. “Kita mandi sama-sama yuk!” ajakku, “Badanku lengket karena keringat”.

    Kami masuk ke rumah menuju ke kamar mandi beriringan sambil berpelukan, bertelanjang bulat. Kamar mandinya tidak terlalu besar namun cukup bagus, ada ruangan berbentuk segi empat di dalam kamar mandi, bentuknya kira-kira seperti lemari kaca. Kami berdua masuk ke dalamnya dan menyalakan shower, aku dan dia saling bergantian menggosok tubuh kami, demikian pula saat menyabuni tubuh kami lakukan bergantian, saling raba, saling remas, bibir kami saling pagut bergantian. Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku yang kusambut dengan hisapan, dan secara bergantian pula kujulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Diapun menyambutnya dengan lumatan. Rabaan tanganku berpindah ke toketnya. Kuremas-remasnya toketnya yang mulai mengencang lagi pertanda napsunya bangkit lagi. Dia pun tidak mau kalah, diraihnya kon tolku yang kembali sudah berdiri tegak dan dikocok-kocok lembut. Ujung kontolku sesekali menyenggol bagian depan pangkal pahanya. “Betul kan, kalo cewek jembutnya lebat pasti napsunya besar, kaya kamu ya Sin”, katanya.

    Kuarahkan kon tolku ke belahan bibir me meknya. Dengan menggunakan tanganku, kugesek- gesekkan ujung kon tolku ke belahan bibir me meknya. Kutempelkan ujung kon tolku ke ujung it ilnya dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini me meknya kembali mengeluarkan cairan bening. Lalu aku mematikan shower sambil duduk di samping bathtub. Dia kudipangku dengan posisi memunggungiku. kon tolku yang sudah ngaceng keras kembali kumasukkan ke dalam me meknya dalam posisi seperti itu. Karena kondisi bathtub yang sempit mengharuskan posisinya merapatkan pahanya, maka me meknya menjadi kian sempit saja. Awalnya agak sulit juga kon tolku masuk kedalam memeknya.

    Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya ujung kontolku berhasil menyeruak ke dalam me meknya yang dibantu dia dengan sedikit menekan badannya kebawah, dan diangkatnya kembali pantatnya hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga kon tolku amblas semua ke dalam memeknya. Dengan posisi begini membuatnya harus aktif mengocok kontolku seperti di kolam renang tadi dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatnya, sehingga me meknya bisa meremas dan mengocok-ngocok kontolku. kontolku terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam me meknya. Saat dia duduk terlalu ke bawah, kon tolku terasa sekali menusuk keras me meknya, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata lagi.

    memeknya semakin lama semakin basah sehingga keberadaan kon tolku dalam me meknya sudah tidak sesesak tadi. Kini dia pun sudah tidak kuat lagi menahan napsuku. Dia tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatnya seperti tadi, kini dia hanya bisa terduduk dalam posisi kon tolku masih tertancap di dalam me meknya. Digoyang-goyangkan saja pantatnya sambil duduk di pangkuanku.

    Aku sedari tadi asyik meremas kedua toketnya. pentilnya kucubit dan kupilin-pilin sehingga menimbulkan sensasi tersendiri baginya. Aku tidak mampu bertahan lama merasakan goyangan yang dia lakukan. “Aduuh..! Sin, hebat banget empotan memek kamu! Aku hampir ngecret nich!” seruku sambil tetap memilin pentilnya. “Kita keluarin sama-sama yuk!” sahutnya sambil mempercepat goyangannya. Aku sudah benar- benar tidak mampu bertahan lebih lama lagi hingga dia kudorong sedikit ke depan sambil aku berdiri, sehingga posisinya menungging membelakangiku, tetapi kontolku masih menancap di dalam memeknya. Aku berdiri sambil mengambil alih permainan, aku mengocok-ngocokkan kon tolku keluar masuk memeknya dalam posisi doggy style.

    Agen Bola Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    “Aa.. Aacch!” kini gilirannya yang menyeracau tidak karuan. Aku merasakan kedutan-kedutan di dalam me meknya, terasa sekali semburan hangat yang menerpa dinding me meknya, pejuku langsung muncrat keluar memenuhi memeknya. Bersamaan dengan itu, dia pun mengalami hal yang serupa, kurasakan kedutan me meknya berkali- kali saat dia nyampe. Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga memeknya kembali penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung seluruhnya. Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah me meknya dan merembes keluar hingga membasahi perutnya karena posisinya masih setengah menungging saat itu. Kami pun melanjutkan mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru.

    Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk, dengan bertelanjang bulat kami menuju ke ruang makan. Aku mengeluarkan buah2an dari lemari es dan berkata “Kamu makan buah2an ini dulu ya, nanti aku belikan makanan”. “aku mau tidur saja, cape dienjot terus sama mas”, katanya. “Tapi enakkan?” kataku lagi sambil mengenakan pakaiannya. “Enak banget mas, aku masih mau lagi lo mas”, jawabnya sambil mulai mengupas buah. “So pasti, aku ajak kamu kesini kan untuk ngen tot sampe loyo. Aku pergi dulu ya”, sambil mencium pipinya. “Hati2 ya mas, aku nungguin lo”. Seperginya aku, dia berbaring sambil memakan buah2an. Dia makan beberapa potong sehingga akhirnya dia merasa kenyang dan mengantuk lagi. Dia berbaring di sofa dan akhirnya tertidur. Diluar dah gelap, dah lewat magrib.

    Ketika aku kembali membawa makanan, dia masih tertidur. Terangsang juga aku melihat dia terkapar terlelap dalam keadaan telanjang bulat seperti itu. Toketnya yang besar turun naik seirama tarikan napasnya. Perutnya yang rata dihiasi dengan puser yang seksi dan diselangkangannya bergerombol jembut yang lebat. ontol langsung bereaksi dengan sikap sempurna, alias ngaceng lagi. Tetapi perut dh minta diisi. Aku membangunkannya dengan mengelus2 toketnya. “Makan yuk”. “Abis itu maen lagi ya mas”. “Bole ja, asal kamu gak lemes”. “Gak apa lemes mas, aku kan gak pernah ngerasain nikmat dientot seperti sekarang ini. Mas sering2 ngen totin aku ya mas”. “Itu mah bisa diatur kok, kalo suami kamu pergi”. Kami menyantap makanan yang aku beli sampe tandas. Sama2 laper karena enersi terkuras ketika bertempur tadi.

    Setelah selesai makan, dia membantu aku membereskan peralatan makan, melap meja makan, kemudian kekenyangan kami duduk lagi di sofa didepan tv. tv kunyalakan tapi gak ada acara yang menarik. Dia bersender ke aku. “Kamu tu seksi banget deh Sin, ngeliat kamu aku ngaceng terus tuh. Heran ja, kok suami kamu bisa ninggalin bidadari seksi yang merangsang kaya kamu itu”. “Gak tau deh mas, jangan ngomongin dia deh, kan mas mo bikin aku terkapar lagi”. Aku memeluknya dan mulai memerah toketnya. aku terus saja meremas toketnya, malah sambil memlintir2 pentilnya, perlahan pentilnya mulai mengeras.

    “Sin, enak nggak diginiin?” sambil tanganku terus meremas-remas toketnya. “Mas, aah”, napsunya makin meninggi. Sambil toketnya kuremas terus, aku menjilati seluruh tubuhnya, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kujilati pula toketnya, kusedot pentilnya sampai dia gemetar saking napsunya. Kakinya dan kedua pahanya yang mulus itu dibukanya supaya bisa kuelus2, dengan satu tangan masih meremas toketnya. Setelah itu me meknya kujilatin dengan lidahku yang kasar. Bukan hanya bibir me meknya aja yang kujilatin, tapi lidahku juga masuk ke me meknya, dia jadi menggelinjang nggak terkontrol, wajahnya memerah sambil terdongak keatas.

    Melihat napsunya sudah naik, aku melepas seluruh pakaian dan celananya. Dia diam aja. kontolku yang besar sekali sudah ngaceng dengan keras. Dia hampir tak dapat memegangnya dengan kedua tangannya. “Dikocok Sin”, pintaku, dia nurut saja dan mengocok kontolku dengan gemas, makin lama makin besar dan panjang. “Sin diemut dong”, kataku keenakan. Aku berdiri disamping sofa dan dia duduk sambil mengarahkan kon tol yang ada digenggamannya ke arah mulutnya. Dia mencoba memasukkan kedalam mulutnya dengan susah payah, karena besar sekali jadi dijilati dulu kepala kon tolku. Aku mendesah2 sambil mendongakkan kepala. Dia bertanya “Kenapa mas”. “Enak banget, terusin Sin, jangan berhenti”, ujarku sambil merem melek kenikmatan. Dia meneruskan aksinya, menjilati kon tolku mulai dari kepala kontolku sampai ke pangkal batang, terus ke biji pelirnya, semua di jilatin. Dia mencoba untuk memasukkan kedalam mulutnya lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahnya.

    Aku memegangi kepalanya dengan satu tangan sambil memaju-mundurkan pantatku, mengen toti mulutnya. Sedang tanganku satunya lagi meremas toketnya sebelah kanan. gerakanku semakin lama semain cepat. aku menghentikan gerakannya. kontol ku keluarkan dari mulutnya. aku menaiki tubuhnya dan mengarahkan kon tolku ke toketnya. “Sin, aku mau ngerasain kon tolku kejepit toket kamu yang montok ya”. Dia paham apa yang aku mau, dan aku kemudian menjepit kon tolku di antara toketnya. “Ahh.. Enak Sin. Diemut enak, dijepit toket juga enak.”, erangku menahan nikmat jepitan toketnya. Aku terus menggoyang kon tolku maju mundur merasakan kekenyalan toketnya. Sampai akhirnya “Aduh Sin, sebentar lagi aku mau ngecret, keluarin di mulut kamu ya”. “Jangan mas, di me mekku saja”, jawabnya. Dia tidak ingin merasakan peju dimulutnya, lebih baik dingecretkan di memeknyakarena dia ngerasain nikmat yang luar biasa.

    Akupun naik keatasnya sambil mengarahkan kon tolku ke me meknya. Aku mulai memasukkan kon tolku yang besar dan panjang itu ke memeknya, sampai dia merem melek keenakan ngerasain me meknya digesek kon tolku. Aku mulai menggerakkan kon tolku keluar dan masuk dimemeknya yang sempit itu. Dia mulai merasakan nikmat yang tak terkatakan, luar biasa enak sekali rasanya. Secara naluri dia menggerakkan pantatnya kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan kon tolku yg keluar masuk, wuihh tambah nikmat. terlihat diwajahku bahwa aku menikmati sekali gesekkan kon tolku di me meknya. Tubuhku bergoyang-goyang maju mundur, aku memperhatikan kon tolku sendiri yang sedang keluar masuk di me meknya. Selang beberapa saat, aku mengajak ganti posisi, dia pasrah aja.

    Dia kusuruh nungging dan aku menyodokkan kon tolku dari belakang ke me meknya. Nikmat sekali permainan ini. “Ennngghh…” desahnya tak keruan. Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, aku memegangi pinggulnya dengan erat, terasa nikmat yang luar biasa. Tidak tahu berapa lama aku menggenjot me meknya dari belakang seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya dia nyampe lagi “Mas, enjot yang keras, nikmat sekali rasanya”, jeritnya.

    Aku mengenjot kontolku lebih cepat lagi dan kemudian pejuku muncrat didalam me meknya berulang-ulang, banyak sekali. ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’ Dia merasa me meknya agak membengkak akibat disodok oleh kon tolku yang besar itu. “Sin, memek kamu luar biasa deh cengkeramannya, nikmat banget. Kerasa sekali gesekannya dikontolku”, kataku sambil terengah2.

    Setelah istirahat beberapa saat, aku bertanya padanya “Gimana Sin?”. “Enak sekali mas, rasanya nikmat sekali, memekku sampe sesek kemasukan kontol mas, abis gede banget sih”, jawabnya. Aku mencabut kontolku yang sudah lemes dari me meknya. kontolku berlumuran pejunya dan cairan me meknya. Mungkin saking banyaknya aku ngecretin peju dimemeknya.”Cape ya Sin”. “Iya mas, malem ini aku nginep disini ya mas, boleh kan”. “Boleh banget, kita bisa ngentot all nite long kan”. “Wah mau dong”.