• Majalah dewasa – Chung Love

    Majalah dewasa – Chung Love


    1287 views

    Hallo Sobat Duniabola99.org Semuanya , Di Awal Bulan Agustus Ini Pastinya Semua Pada Semangat Dan Sehat Donk
    Sekarang Admin Akan Memberikan Sobat” Semua Nya Kumpulan Foto Model Dengan Bermacam Gaya Foto – Foto Ini
    Admin Berikan Agar Para Sobat Lebih Semangat Lagi Menjalankan Masing-Masing Pekerjaan

     

  • Serasa Surga Dunia Saat ML Dengan Perawan

    Serasa Surga Dunia Saat ML Dengan Perawan


    1476 views

    Ria adalah seorang mahasiswi asal Pekalongan, Jawa Tengah. Aku mengenalnya ketika kami sama-sama menjadi peserta dalam kegiatan workshop bagi mahasiswa/i. Dia peserta dari sebuah sekolah tinggi ekonomi di kota S, sedangkan aku dikirim mewakili kampusku.

    Selama workshop, sebenarnya aku sudah mulai merasa kalau dia memperhatikanku, tapi aku juga tahu kalau dia sudah punya seorang cowok. Sehingga hubungan kami saat itu hanya sebatas SMS. Sampai pada satu jumat malam di bulan November tahun 2016, Ria menelponku. Intinya dia mengatakan bsok pagi akan ke kota Y dan minta aku menjemputnya di terminal.

    Perkiraan kalau dia berangkat dari Kota S jam 7, maka jam 10 atau paling lambat jam 11 dia akan tiba di Y. Keesokan harinya pukul 10 pagi aku sudah stand by di terminal bis antar kota di kotaku. Saat sedang mencari-cari, tiba-tiba saja dari belakang Ria mengagetkanku.

    Dia tidak banyak berubah, tinggi 168 cm, rambut sebahu, bentuk wajahnya tirus mirip seperti artis Nia Ramadhani, namun tubuh Ria lebih berisi, terutama dengan payudara yang berukuran 34 B. Saat aku terpana melihat tubuhnya, dia tiba-tiba saja memelukku. “mas, aku kangen. Pengen banyak cerita sama kamu, pengen tukar pikiran dan diskusi kaya saat workshop dulu” ungkapnya.

    “iya..iya..udah ah, ga enak diliat orang banyak” kataku sambil melepaskan pelukannya. “Mau nginap dimana kamu malam ini? Masak mau langsung pulang ke S?”tanyaku. “aku nginap di kost mas Ari aja boleh khan?”jawabnya. “mana boleh non, bisa digrebek ama orang kampong” jawabku. Akhirnya dia sepakat akan tidur di sebuah hotel melati dekat kostku, biayanya aku bantu setengah, karena dia juga tidak membawa banyak uang.

    Singkatnya, setelah Ria mandi dan berganti pakaian kami berjalan-jalan keliling kota Y, selama perjalanan, dia banyak bercerita tentang hubungannya dengan cowoknya yang mulai banyak ketidak cocokan dan sering diwarnai pertengkaran.

    Setelah makan malam, jam 9 malam aku mengantarkan dia kembali ke hotel tempatnya menginap. Setelah itu aku kembali ke kostku. Pukul setengah 11 malam Ria menelponku. “mas, aku ga bisa tidur, hotelnya serem, mas Ari kesini donk, temanin aku” pintanya.

    Maka aku pun langsung menuju hotel itu. Ketika menuju kamar Ria, aku sempat melihat beberapa pasangan chek in, ada yg masih muda, ada pula yang sudah berumur. Pahamlah aku bahwa hotel ini termasuk hotel esek-esek yang banyak dibicarakan teman-teman kampusku.

    Kamar yang ditempati Ria berada di ujung lorong, sehingga terlihat memang lebih luas, Ria masih belum ganti baju, “aku mau k kamr mandi takut mas, lampunya kecil” jawabnya ketika kutanya kenapa ga ganti baju. “Ya udah, aku disini, kamu cuci muka trus ganti baju tidur ya” kataku.

    Sementara aku tiduran diatas spring bed, ternyata karena takut (atau entah sengaja) Ria ganti baju tanpa menutup pintu kamar mandi, tentu saja aku bisa melihatnya dari kaca besar di depan pintu kamar mandi. Dari situ aku melihat Ria hanya mengenakan celana dalam, tanpa BH di balik daster tidurnya.

    Dengan menggunakan daster, Ria naik ke atas spring bed dan berbaring di sebelahku. Sedikit ja’im aku kemudian duduk, “kamu mau tak tungguin disini atau aku pulang aja ke kost?” tanyaku. “Mas Ari disini aja, khan kita ga ngapa-ngapain” jawabnya.

    Aku pun turun dari spring bed dan duduk di kursi berlengan yang ada dalam kamar itu. “lho, kok di situ sich? Disini aja ama aku. Khan tempat tidurnya masih luas” protes Ria. Dari pada diprotes terus (dan karena memang ngarepin) aku pun kembali berbaring di sebelahnya.

    Lama kami terdiam, aku kira dia sudah tertidur, sehingga aku kemudian membuka ikat pinggang dan retslueting celana jeansku, karena aku memang tidak biasa tidur dengan celana jeans, Bahkan kadang aku tidur hanya dengan celana pendek, tanpa celana dalam. “kenapa mas? Sesak ya?” Tanya Ria yg ternyata belum tidur.

    “iya, aku ga biasa tidur pakai jeans” jawabku. “ya udah, celananya dibuka aja, mas Ari pakai selimut ini lho” kata Ria lagi smbil menyerahkan selimut dan kemudian membalik badannya. Jadilah aku hanya bercelana dalam berbungkus selimut tidur disamping Ria.

    Sekitar jam 3 dinihari, aku terbangun karena seperti mendengar suara tangis. Ketika kubuka mata, ternyata di depanku Ria menangis sambil memandangku. Aku yang bingung kemudian bertanya kenapa, bukannya menjawab, tangis Ria justru makin kuat. Khawatir diduga melakukan kekerasan oleh orang diluar kamar, aku menarik Ria dan mendekapnya.

    Ria memelukku erat dan bercerita bahwa awal mula tidak harmonisnya hubungan antara dia dengan cowoknya karena cowoknya memaksa dia untuk berhubungan badan. Benar-benar iba, aku pun mendekapnya dalam pelukanku. Lupa kalau saat itu aku hanya memakai celana dalam.

    Makin lama saling berpelukan, kami pun makin terbawa suasana, dari hanya saling memeluk dan berpandangan, perlahan bibir kami mulai saling mendekat dan berpagutan, rasa asin dari air matanya tak kurasakan, yang ada hanyalah nafsu, Ria pun mulai menunjukkan hal yang sama.

    Nafasnya makin memburu, permainan lidahnya makin agresif, bahkan gerakan tangannya mulai meremas lengan dan kaos yang kukenakan. Remasannya makin lama malah menarik kaosku ke atas, seolah meminta aku melepasnya, maka kubuka kaosku dan tinggal bercelana dalam dihadapan Ria. Melihat dadaku yang ditumbuhi bulu halus, Ria keliatan makin bernafsu, dia memegang dadaku dan meremasnya, aku pun merasa tak perlu berbasa-basi lagi, maka segera kutarik keatas pula dasternya, sehingga dia pun hanya tinggal memakai celana dalam.

    Kami sempat saling memandang, “mas, aku pernah menolak L***** untuk ML sama aku, sampai dia memaksaku dan bahkan mendekap mulutku dengan bantal, tapi sekarang aku ikhlas mas, kalau kamu mau jadi pacarku, aku ikhlas menyerahkan diriku ke kamu malam ini” kata Ria sambil menangis. Aku tidak menjawab, aku kembali menariknya ke pelukanku, memberinya waktu untuk melepaskan semua beban yang ada dihatinya. Namun tak lama kemudian, dia mulai kembali menciumi bibirku.

    Kami pun kembali saling berpagutan, kali ini tidak ada lagi ja’im di benakku. Sambil tetap berciuman bibir, tanganku mulai meremas-remas toket dan pantatnya. Dia yang mulanya hanya meremas lengan dan dadaku, perlahan tangannya turun tapi terhenti di atas perutku. Karena tak sabar, langsung kuarahkan tangannya untuk memegang kontolku.

    Dan dia pun menggenggam kontolku dengan kuat. Bibirku mulai turun ke lehernya, kugigit pelan dan kuhisap-hisap sehingga meninggalkan bekas merah di kulitnya yang putih, terus aku turun dan mulai mendekati dadanya, kuhisap toketnya, sambil terkadang kupilin putingnya bergantian, dia makin bergoyang liar remasan-remasan tangannya mulai membuat perih di tubuhku. Aku terus menggigit-gigit pelan dan menghisap tubuhnya, turun ke perut dan terus turun, sampai pada batas atas celana dalam hitam yang dikenakannya.

    Aku berhenti, dan memandangnya, “boleh aku buka?” tanyaku, dia mengangguk dengan menatapku sayu. Dengan kedua tangan kubuka penghalang terakhir antara aku dan lubang kenikmatannya, bulu-bulu jembutnya tipis dan wangi menunjukkan dia rajin merawat propertinya itu.

    Belahan memeknya masih sangat rapat, kuminta dia untuk melebarkan kedua kakinya, dia sempat menolak, “malu mas” tapi setelah aku sedikit memaksa, di pun mulai melebarkan kedua kakinya, menunjukkan bagaian dalam memeknya yang berwarna merah muda.

    Langsung kucium, kujilat dan kuhisap-hisap semua bagian memeknya, mulai bagian labia mayora (bener ga sich itu namanya?) sampai klitorisnya yang berbentuk benjolan sebesar kacang tanah. Dan akibatnya, Ria seperti kesetanan, pinggulnya naik-turun berusaha menghindari seranganku ke memeknya, “udah mas, udah.. geli..aku geli…” tukasnya. Tapi aku pun terus berusaha merapatkan bibirku ke titik sensitive itu.

    Dan tiba-tiba dia berkata “maasss, aku…mau.. pipis….” belum sempat aku menarik kepalaku dari pangkal pahanya, justru kedua paha itu menjepit kepalaku, kedua tangannya menekan kepalaku semakin mendekati memeknya dan pinggulnya diangkat tinggi-tinggi.

    Dia mendapatkan orgasme pertamanya setelah ku rangsang dan ku oral selama 15 menit. Tak ayal cairan memeknya pun membasahi hidung dan mulutku. Aroma dan rasa yang khas membuatku makin bernafsu terus kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang itu sampai habis.

    Setelah jepitan pahanya agak melonggar, aku langsung kembali ke sampingnya. Kucium bibirnya sambil kubelai-belai toketnya. “Enak, ga ?” tanyaku. “Enak banget, aku sampai lemes banget. Mas Ari pasti udah sering ya, kok pengalaman banget?” tanyanya *dalam situasi seperti ini, kalau aku jujur aku sudah pernah ML sama 3 cewek sebelum dia bisa merusak suasana* maka kujawab “ aku baru pertama sama kamu ini kok.

    Aku Cuma sering liat BF aja” “wah, pantes, belajarnya dari film” kata Ria sambil tersenyum dan memelukku. Setelah 1 menit, dia mencium bibirku dan bertanya “sekarang aku mesti gimana buat gentian muasin mas Ari?” Aku pun tersenyum dan melirik kontolku yang kepalanya sudah keluar dari batas celana dalamku.

    Dia tersenyum, lalu mulai bergerak membuka celana dalam yang aku kenakan. Dia memegang kontolku lalu bertanya “mau diapain ini mas?” pertanyaan lugu yang menggoda, tapi karena malas basa-basi lagi aku pun menjawab “masukin ke memekmu donk, tapi sebelumnya diisep dulu” dia tersenyum, lalu mulai mengocok pelan kontolku. Setelah agak keras, dia mulai memasukkan junior ke dalam mulutnya dan menghisapnya, tapi karena memang belum pernah (setidaknya menurut pengakuannya) maka rasanya pun tidak terlalu enak.

    Agak sakit malah, karena beberapa kali menyentuh giginya. “jangan kena gigi donk yang, sakit” kataku. “aduh mas, sorry, aku ga bisa kaya gini” jawabnya “Mas langsung main aja yah, aku pasrah kok” katanya. Lalu dia berbaring disampingku sambil membuka kedua kakinya.

    Melihat posisi itu, aku pun bangkit, kujilati sebentar klitorisnya supaya agak basah, dia mulai mendesah pelan. Kubasahi juga ujung kontolku dengan sedikit air liur, lalu mulai kugesek-gesekkan di depan lubang memeknya. Meski mengaku sudah tidak perawan karena paksaan mantan cowoknya, ternyata lubang memek Ria sangat sulit ditembus. Masih sangat sempit, dan aku ga tega ketika sedikit memaksa mendengar dia menjerit tertahan, “aduh mas, sakit mas…” maka kutunda lagi memasukkan kontolku dalam memeknya.

    Sambil tetap kugesek-gesek, aku mulai mendorong ketika kurasa sudah cukup basah, berhasil masuk kepala kontolku masuk kedalam memeknya. Di sinilah aku merasakan perbedaan antara memek Ria dengan memek milik Ika, Icha dan Eta yang pernah kurasakan seblumnya.

    Kalau memek lain kenikmatan itu sangat terasa ketika aku memasukkan kontolku dalam-dalam, maka memek Ria terasa sangat menjepit justru ketika baru sepertiga kontolku masuk. Maka aku pun, hanya menggerakkan kontolku maju mundur di titik itu.

    Namun berbeda dengan yang kurasakan, Ria justru sangat kesakitan dengan cara itu. “mas, cabut dulu mas. Sakit mas” ujarnya. “ya, bentar yah, aku enak bgt nich sayang” kataku. Dia seperti menahan rasa sakit, bibirnya digigit. “mas, udah dulu donk…sakit nich, perih…” katanya lagi. Sebenarnya aku ga tega, tapi aku pun merasakan kenikmatan dengan hanya bermain di permukaan memeknya itu. Akhirnya aku mengalah dan memutuskan untuk mencabut kontolku dari memeknya.

    Namun sebelum mencabut, aku ingin mencoba memasukkan keseluruhan batang kontolku dalam memeknya, maka kudorong penuh kontolku ke dalam memeknya, sedalam aku bisa, namun ternyata mentok dan aku bisa bisa merasakan dinding rahimnya tepat di depan kepala kontolku.

    Saat itulah aku merasakan perubahan pada diri Ria. Dia yang semula menahan sakit sambil menggigit bibir dan memejamkan mata, tiba-tiba matanya terbuka lebar, mulutnya menganga tertahan. “mmmaaaassssss……” suaranya tertahan dan bergetar. “Eeennnnnaaaaakkkk bbaaaannggeeettttt mmmaaasss….”katanya. Tangannya mencengkram erat kedua lenganku.

    Sesaat kemudian dia berubah makin liar, setiap kali aku tarik mundur kontolku, dia justru memajukan memeknya seolah tidak mau melepaskan sedikit pun kontolku dari memeknya. Tangannya memelukku erat, kemudian tubuhnya tiba-tiba mendorongku berguling ke kanan sehingga sekarang dia berada di atas tubuhku.

    Dia tetap memelukku erat sambil menggoyangkan pinggulnya ke semua arah, maju-mundur, kanan-kiri, depan-belakang bahkan diselingi memutar, aku yang merasakan perubahan ini kemudian mulai mengatur posisi, kuluruskan kedua kakiku dan menbiarkan tubuh Ria menguasaiku, dia menggerakkan pinggulnya ke segala arah bagai kesetanan, aku berusaha mengimbangi gerakannya dengan melawan arah setiap gerakan pinggulnya.

    Tetes keringat kami membasahi kasur, tapi keganasan Ria seolah tidak akan berakhir. Beberapa saat kemudian tiba-tiba dia menekan dalam-dalam pinggulnya. Tangan kanannya mencengkram lengan kiriku dan tangan kirinya menjambak rambutku.

    Kontolku seperti diremas-remas dengan kuat oleh memeknya dan dia menjerit tertahan “aaaaaccchhhh……” tubuhnya mengejang, kaku sesaat lalu ambruk diatas tubuhku. “enak banget mas..enak banget….aku pengen ******* terus ama kamu kaya gini. Enak banget” ujarnya berbisik di telingaku.

    Aku hanya tersenyum mendengar kata-katanya, sementara Ria masih terbaring lemas diatas tubuhku, kontolku yang masih menancap dalam memeknya bergerak-gerak mencari perhatian ;p dia pun merasakannya, dan mulai bangkit.

    “mas, aku lemes banget, mas diatas aja dech, aku pasrah. Udah lemes bgt nich”katanya. Dia lantas menjatuhkan tubuhnya, dan sambil membuka lebar tangan dan kakinya, dia berkata nakal “aku pasrah mas, perkosa aku, nodai diriku sepuasmu…..” sambil tersenyum nakal.

    Aku pun langsung, naik ke atas tubuhnya. Sengaja kuangkat kedua kakinya sambil kulingkarkan di pinggangku. “gini, biar kerasa makin enak” kataku, sesaat kemudian aku mulai mendorong kontolku masuk dalam memeknya.

    Ini perbedaan kedua antara memek Ria dengan memek lain yang pernah kurasakan, meski basah karena cairan orgasme sebelumnya, tapi ketika kumasukkan, tetap aja kontolku rasanya seperti dijepit dengan kuat. Aku pun mulai menggoyang pinggulku maju-mundur.

    Setelah melihat liarnya Ria saat kumasukkan dalam kontolku, dan merasakan kenikmatan memeknya saat di permukaan, maka kucoba memainkan masuknya kontolku dengan ritme 3 plus 1, yaitu tiga kali aku dorong dengan hanya memasukkan sepertiga kontolku, dan kemudian satu kali dorongan dalam yang memasukkan kontolku sedalam-dalamnya sampai terasa mentok di dinding rahim Ria.

    Dan efeknya, meski mengaku sudah lemas, tapi tiap kali aku dorong dalam kontolku dalam memeknya, tubuh Ria seperti mengejang. Pinggulnya ikut terangkat tiap kali aku menarik kontolku, dan suaranya tertahan “mmaaasss….” Dia terus meremas lenganku dan menggigit kuat bibirnya sendiri.

    “mmmaaasss, jangan nyiksa aku doonkk… masukin yang daallleeem dddooonnkkk….” Pintanya dengan mata sayu menatapku dan suara bergetar. Karena kasihan, aku pun langsung menaikkan ritme goyanganku dengan mendorong dalam kontolku dalam memeknya.

    Dan Ria kembali kesetanan, dia membalas setiap tusukan kontolku dengan gerakan pinggul yang ke segala arah, bahkan tangannya meremas erat kedua pantatku sambil menakannya agar makin dalam masuk dalam memeknya. “mmass, dalam lagi mmaaass, masukkiinn dalem lagi…eennaakk bangeettt masss….”ujarnya.

    Dan gerakan pinggulnya pun kurasakan makin terasa nikmat ketika memeknya terasa memijat dan meremas-remas kontolku, dan ini membuat aku pun mulai merasakan cairan lahar putih akan mulai muntah dari kontolku. “Ria, aku mau keluar sayang, aku tarik yah” kataku.

    Ria mengangguk, namun gerakan pinggulnya dan tangannya berkata sebaliknya, pinggulnya justru makin terangkat ke atas, sedangkan tangannya makin menekan pantatku untuk makin masuk ke dalam memeknya. Sementara didalam pun kontolku terasa makin kuat disedot, diremas dan dipijat otot-otot memeknya. Akhirnya karena tak tahan aku pun memuntahkan pejuhku dalam memeknya.

    Crot.. crot.. crot..dan sedetik kemudian Ria kembali mengejang, badannya kaku dengan posisi tangan menekan pantatku agar makin mendorong masuk kontolku dalam lubang memeknya. “mmaaasss….aaaccchhhh….eeennna aakkkk” teriaknya tertahan dengan suar bergetar. Aku segera mencabut kontolku dari memeknya dan menjatuhkan badanku disampingnya.

    Kulirik jam di HPku, jam 7 kurang 20 menit. Berarti sekitar 3,5 jam kami memadu kasih dan mengejar surga dunia. Aku mencium bibirnya sambil meremas toketnya. “Aku sayang kamu, mas…” kata Ria. Kami pun kembali tertidur sampai jam 10 pagi Setelah itu kami mandi bersama. Setelah sarapan aku kembali mengantar Ria ke terminal bus untuk kembali ke kota S.

    Sejak saat itu, aku berpacaran dengan Ria. Hubungan kami sempat berjalan selama sekitar 2 tahun, sampai akhirnya dia dijodohkan dengan seorang pria tetangga kampungnya di Pekalongan. Sekarang dia telah memiliki 2 anak dan tinggal di kota S.

    Yang tidak pernah Ria tahu, bahwa dia bukan wanita pertama yang bercinta denganku, dan bahwa selama 2 tahun hubungan kami pun aku beberapa kali bercinta dengan wanita lain.

  • Perbuatan Maksiat yang Membuatku Benci Pria

    Perbuatan Maksiat yang Membuatku Benci Pria


    1482 views

    ini mengenai mengapa saya kehilangan perawan saya untuk pertama kali. Semenjak itu, saya menjadi kesal pada semua laki-laki tapi bukan berarti saya menjadi seorang lesbi. Saya bukan lesbi tapi saya juga tidak mau mengenal laki-laki. Tidak tau lagi apa itu namanya.

    Saya adalah cewek yang cukup cantik karena saya memiliki hidung yang mancung dengan mata yang kecil dan lentik. Payudara saya cukup besar untuk cewek berumur 14 tahun saat itu. Saya tidak mempunyai pacar karena saya ingin belajar giat supaya saya bisa bersekolah di United States setelah saya lulus SMA nanti.

    Saya memiliki kakak laki-laki yang umurnya 2 tahun di atas saya. Namanya adalah Herry. Dia satu sekolah dengan saya sehingga tiap hari Herry selalu menemani saya di sekolah. Saya tidak pernah berpikir kenapa dia sampai melakukan perbuatan maksiat itu terhadap saya apalagi saya adalah adik perempuannya satu-satunya.

    Saat itu kami berdua sedang libur setelah 2 minggu menjalankan ujian kenaikan kelas. Saya masih ingat sekali bahwa hari kejadian itu adalah hari senin. Saat itu saya sedang nonton VCD Donald Duck dan Mickey Mouse. Ketika saya sedang menonton film tersebut, tiba-tiba saya mau pipis sehingga saya meninggalkan TV untuk cepat-cepat pergi ke kamar mandi karena saya tidak mau ngompol di sofa di mana saya sedang tiduran karena saya bisa dimarahi mama nantinya.

    Saya lari ke kamar mandi dan langsung pipis. Itulah kesalahan saya yang fatal karena saya lupa menutup pintu. Sewaktu saya sedang pipis, kakak saya Herry datang tergopoh-gopoh. Saya yakin sekali bahwa Herry pasti habis memakai putaw atau jenis drugs yang lain karena saya sering melihat dia teler kalau habis pakai obat.

    Herry melihat saya sedang pipis dan saya membiarkan saja ketika dia masuk ke kamar mandi karena saya tidak ada perasaan curiga pada dia. Ketika dia masuk, tiba-tiba dia mengunci pintu kamar mandi dan tiba-tiba dia menyerang tubuh saya yang saat itu sedang pipis.

    Saya kaget dan hendak berteriak tetapi dengan cepat Herry menutup mulut saya dan mengancam mau membunuh saya kalau saya berteriak. Saya langsung menangis karena saya tidak mengerti kenapa kakak saya tega melakukan perbuatan maksiat kepada saya.

    Saya cuma menangis saja menyaksikan Herry membuka pakaian dan celana dalam yang saya kenakan. Setelah saya tidak memakai busana apa-apa lagi, Herry langsung menciumi puting susu saya dengan ganasnya sementara jari-jarinya memainkan klitoris saya.

    Saya masih menangis karena saya masih tidak mengerti tetapi di lain pihak, saya mulai menikmati permainan kakak saya karena saya kadang-kadang mendesah di tengah tangisan saya, apalagi saya sempat merasakan pipis beberapa kali ketika Herry mulai menjilati liang kemaluan saya dan memainkan lidahnya di dalam lubang kemaluan saya. Saya yakin dia menelan semua cairan kewanitaan saya. Perasaan saya saat itu tidak karuan karena saya mulai menyenangi permainannya dan sekaligus benci dengan sikapnya yang telah memperkosa saya.

    Herry terus menjilati kemaluan saya dan saya sudah 2 kali merasakan ingin pipis tetapi saya tidak mengerti kenapa saya ingin pipis ketika dia menjilati kemaluan saya, saya merasakan kenikmatan yang maha dasyat. Tiba-tiba saya melihat Herry mulai membuka pakaiannya dan mulai mempersiapkan batang kemaluannya yang sudah mengacung sempurna.

    Herry langsung menciumi saya dan saya cuma bisa berkata, “Jangan.. jangan..”, tetapi Herry diam saja dan mulai memasukkan batang kemaluannya ke dalam liang kenikmatan saya. Saya tahu saya masih perawan makanya saya meronta-ronta ketika dia mau memasukkan batang kemaluannya. Saya menampar pipinya tetapi dia malah membalas tamparan saya sehingga saya menjadi sangat takut waktu itu.

    Akhirnya saya cuma diam saja sambil menangis sementara Herry mulai mengarahkan batang kenikmatannya ke dalam liang kemaluan saya. Ketika batang kemaluan Herry mulai masuk ke dalam kemaluan saya, saya merasakan sakit yang amat sangat tetapi saya tidak bisa melakukan apa-apa karena saya sangat ketakutan apalagi saya tahu dia dalam pengaruh obat, jadinya dia tidak menyadari bahwa dia sedang menyetubuhi adiknya sendiri.

    Di saat Herry mulai memainkan batangannya di dalam lubang kenikmatan saya, saya merasakan ada cairan darah perawan yang keluar dari liang senggama saya yang sudah dirobek oleh kakak saya sendiri. Saya tiba-tiba menjadi tidak mengerti karena saya mulai menyukai goyangan batang kemaluannya di dalam liang kenikmatan saya karena secara otomatis saya mulai bergoyang-goyang mengikuti irama batang kemaluan Herry di dalam liang senggama saya walaupun saat itu saya masih menangis. Herry memeluk tubuh saya sambil terus menggenjot tubuh saya.

    Selama 20 menit Herry tetap menggenjot tubuh saya dengan tubuhnya dan batang kenikmatannya yang tertanam di dalam liang kemaluan saya. Saya mulai merasakan bahwa saya ingin pipis tetapi kali ini saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya tetapi rasanya enak sekali dan saya sama sekali tidak mengerti apa itu tetapi ketika saya mengeluarkan cairan nikmat saya, saya berteriak dan memeluk kakak saya erat-erat dan ketika saya memeluknya erat-erat,

    rupanya batang kemaluan kakakku sepertinya tertanam lebih dalam lagi di liang kenikmatan saya sehingga dia sepertinya mengeluarkan cairan dari dalam batang kelaminnya dan membasahi lapisan kemaluan saya. Setelah itu, herry melepaskan pelukan saya serta mencabut batang kemaluannya dari dalam liang kenikmatan saya dan kemudian meninggalkan saya seorang diri.

    Saya masih sempat melihat ada cairan bekas Herry yang masih menetes dari dalam lubang kemaluan saya. Saya hanya diam dan tiba-tiba saya menangis sedih karena harga diri saya telah dirusak oleh kakak saya sendiri. Sejak saat itu saya mulai membenci laki-laki, tetapi saya mulai mengenal seks karena ketika saya ingin sekali merasakan pipis nikmat, saya selalu melakukan masturbasi di kamar mandi atau bahkan di kamar tidur saya.

    Tapi tentunya saya selalu melakukannya kalau tidak ada orang di rumah. Sejak saat itu saya membenci kakak saya dan setiap kali ada lelaki yang mencoba mendekati saya, saya selalu mengolok-oloknya dengan kata-kata yang kasar sehingga satu persatu dari mereka menjauhi saya.

    Sekarang saya berada di Philadelphia dan banyak teman saya yang mengatakan bahwa saya ini termasuk cewek bodoh karena saya selalu menolak cowok baik-baik yang cakep dan pandai dan itu tidak terjadi sekali.

    Saya memang membenci laki-laki tetapi saya bukan lesbi karena ketika saya menghindari semua laki-laki di dalam hidup saya, ada seorang lesbi yang mendekati saya dan saya juga menghindarinya. Akibatnya persahabatan kami menjadi renggang dan dia mulai meninggalkan saya. Saya hanya dapat mencapai orgasme ketika saya melakukan masturbasi ketika saya sedang mandi atau sebelum tidur.

    Jadinya itu membuat saya berpikir, kenapa saya perlu laki-laki kalau saya bisa memuaskan nafsu saya dengan masturbasi.

  • Oral sex outside

    Oral sex outside


    1849 views

  • Majalah Dewasa – Kik Pattarawadee Pugmalee

    Majalah Dewasa – Kik Pattarawadee Pugmalee


    1199 views

    Hallo Sobat Duniabola99.org Semuanya , Di Awal Bulan July Ini Pastinya Semua Pada Semangat Dan Sehat Donk Sekarang Admin Akan Memberikan Sobat” Semua Nya Kumpulan Foto Model Dengan Bermacam Gaya Foto – Foto Ini Admin Berikan Agar Para Sobat Lebih Semangat Lagi Menjalankan Masing-Masing Pekerjaan

  • Malam Kejam Ketika Diriku Diperkosa

    Malam Kejam Ketika Diriku Diperkosa


    1902 views

    Duniabola99.org – Waktu sudah larut malam saat Wiwin dan Anisya pulang jalan-jalan dari sebuah mall di kota Bandung, kota tempat mereka menuntut ilmu pada sebuah PTN terkemuka. Saat itu kampus mereka sedang liburan semester yang lumayan lama, sehingga banyak di antara teman-teman mereka yang memilih pulang kampung, namun bagi Wiwin dan Anisya lebih memilih untuk tetap tinggal di kota Bandung karena tidak banyak yang dapat mereka kerjakan untuk mengisi waktu liburan di Jakarta kota asal mereka.

    Sampai di tempat kost mereka kira-kira jam 10 malam. Saat itu daerah di sekitarnya sudah sepi begitupula di dalam kost-kostan karena semua penghuninya pulang ke kampung atau kota asal mereka masing-masing untuk memanfatkan waktu liburan kuliah mereka, dan kini tinggallah mereka berdua saja yang masih bertahan di dalam areal kost yang luas dan besar itu. Walau usia mereka terpaut jauh, mereka berdua sangatlah akrab karena selain mereka tinggal sekamar dan berasal dari Jakarta, di kampus mereka juga satu fakultas.

    Wiwin saat ini berusia 26 tahun, sementara Anisya baru berusia 18 tahun. Keduanya memiliki wajah yang cantik, Wiwin dengan bentuk badan yang berukuran sedang nampak anggun dengan penampilan kesehariannya, sedangkan Anisya memiliki tubuh yang mungil dan wajah yang imut-imut. Banyak pria yang tertarik kepada mereka berdua, karena bukan saja mereka cantik dan pintar, namun mereka juga pandai dalam bergaul dan ringan tangan. Akan tetapi dengan halus pula mereka menolak berbagai ajakan yang ingin menjadikan mereka sebagai kekasih atau pacar dari para pria yang mendekati mereka.

    Wiwin saat ini lebih memilih berkonsentrasi untuk menghadapi sidang skripsinya, sedang Anisya yang baru menamatkan tahun pertamanya di kampus tersebut lebih memilih untuk aktif di organisasi kampus dari pada pacaran atau berhura-hura.
    Sesampainya di kost, Wiwin langsung menuju ke kamar kost dan membuka pintu, sedangkan Anisya mampir dulu ke kamar mandi yang terletak agak jauh dari kamar kost mereka. Setelah membuka kamar, Wiwin begitu terkejut ketika dilihatnya kamar mereka sudah berantakan seperti habis ada pencuri. Belum lagi sempat memeriksa segalanya, tiba-tiba kepala Wiwin sudah dipukul dari belakang sampai pingsan.

    Wiwin tidak tahu apa-apa sampai tubuhnya digoncang-goncang seseorang hingga tersadar dan menemukan dirinya sudah dalam keadaan terikat di kursi tempat biasanya dia duduk untuk belajar dan mulutnya disumpal kain, sehingga tidak dapat bersuara. Belum lagi lama dia siuman, matanya terbelalak ketika melihat pemandangan di sekitarnya, ia melihat dua pria di depannya. Yang menyuruhnya bangun, orangnya berbadan tinggi besar dan kepalanya berambut gondrong dia hanya mengenakan celana jeans kumal, badannya telanjang penuh dengan tatto. Dan satu orang lagi juga berbadan agak gemuk, berambut acak-acakan juga hanya mengenakan celana jeans.

    Wajah mereka khas, usia mereka sekitar 40 tahunan. Sementara kamar kost mereka dalam keadaan tertutup rapat, jendela pun yang tadinya agak sedikit terbuka kini telah tertutup rapat. Tidak beberapa lama kemudian mata Wiwin kembali terbelalak dan ingin menjerit, karena kedua orang itu ternyata dikenalnya. Yang membangunkan dia bernama Asan dan satu lagi bernama Thomas atau sering dipangil Liem. Mereka berdua adalah teman dari Henry pemilik kost yang sering nongkrong di tempat itu, pekerjaan mereka tidak jelas.

    Memang beberapa waktu yang lalu Wiwin dan Anisya dikenalkan oleh Henry kepada Asan dan Liem. Karena dengan setengah memaksa Henry, Asan dan Liem ingin dikenalkan dengan Wiwin dan Anisya yang waktu itu baru pulang dari kampus. Rupanya mereka berdua tertarik dengan kecantikan Wiwin dan Anisya. Akan tetapi rupanya cinta mereka bertepuk sebelah tangan, Wiwin dan Anisya lebih sering menghindar untuk bertemu dengan Asan dan Liem. Dan yang membuat hati Wiwin menjerit dan panas adalah begitu sadar sepenuhnya dan mengetahui Asan sedang duduk di pinggir ranjang mereka sambil memangku Anisya yang saat itu sudah tinggal memakai BH dan celana dalamnya saja yang berwarna putih.

    Anisya sambil menangis memohon-mohon minta dilepaskan, air matanya telah membasahi wajahnya yang cantik itu. Tapi si Asan yang badannya jauh lebih besar itu tidak menghiraukannya, dia mulai meremas-remas payudara Anisya yang baru sekepalan tangan orang dewasa itu yang masih terbungkus BH itu, kemudian menjilati leher Anisya.
    Pria itu lalu berkata, Diam, jangan macam-macam atau kupatahkan lehermu, nurut saja kalau mau selamat..!
    Setelah itu dilumatnya dengan rakus bibir indah Anisya dengan bibirnya, Hmp.., cup.., cup..,begitulah bunyinya saat kedua bibir mereka beradu.

    Air liur pun sampai menetes-netes keluar, rupanya lidah Asan bermain di dalam rongga mulut Anisya.
    Sementara itu Liem yang berada di samping Wiwin berkata kepada Wiwin, Hei, elo sudah bangun ya, teman elo ini boleh juga, gue pake dia dulu ya, baru setelah itu giliran elo, nah sekarang elo perhatikan gue baik-baik kalo sampe elo nanti engga bisa muasin nafsu gue, mampus deh elo..! sambil mengelus-elus kepala Wiwin.
    Wiwin mau berontak tapi tidak dapat berbuat apa-apa, Wiwin pun mulai pucat.
    Lalu Asan yang masih memangku Anisya menyudahi serbuan bibirnya dan berkata, Ok Sayang, ini waktunya pesta, ayo kita bersenang-senang!

    Dia menyuruh Anisya berlutut di depannya dan menyuruhnya membukakan celana jeans kumalnya, lalu mengulum batang kemaluannya.
    Sambil menangis Wiwin memohon belas kasih, J.. ja.. angan.. tolong jangan perkosa saya, ambil saja semua barang di sini!
    Belum selesai berkata, tiba-tiba, Pllaakk..! si Asan menampar pipinya dan menjambak rambutnya.
    Dengan paksa Anisya dibuat berlutut di depannya, Masukkan ke dalam mulut elo, hisap atau gue bunuh elo..!
    Terpaksa dengan putus asa dan wajah yang pucat dan gemetar, Anisya membuka celana Asan dan begitu dia menurunkan celana dalam Asan tampaklah kemaluan Asan yang telah membesar dan menegang. Tanpa membuang waktu Asan segera memasukkan kemaluannya itu ke mulut Anisya yang mungil itu. Batang kemaluannya tidak dapat sepenuhnya masuk karena terlalu besar, dengan kasar dia memaju-mundurkan kepala Anisya.

    Hhmpp.., emphh.. mpphh..! begitulah suara Anisya saat mulutnya dijejali dengan kemaluan Asan.
    Liem juga tidak tinggal diam, rupanya nafsu telah memenuhi otaknya, setelah dia melepas celana jeansnya dia berdiri di samping Anisya, menyuruh Anisya mengocokkan batang kemaluannya yang juga telah membesar dengan tangan. Batang kemaluan Liem tidak sebesar temannya, tapi diameternya cukup lebar sesuai dengan tubuhnya. Sekarang Anisya dalam posisi berlutut dengan mulut dijejali kemaluan Asan dan tangan kanannya mengocok batang kemaluan Liem.
    Emmhh.. benar-benar enak emutan gadis cantik ini, lain dari yang lain..! kata Asan.
    Iya, kocokannya juga enak banget, tangannya halus nih..! timpal Liem.
    Beberapa lama kemudian nampak tubuh Asan menegang, seluruh badannya mengejang, dan,A.. akh..! Asan akhirnya berejakulasi di mulut Anisya.

    Cairan putih kental memenuhi mulut Anisya menetes di pinggir bibirnya seperti vampire baru menghisap darah, dan Anisya terpaksa meminum semuanya karena takut ancaman mereka dan juga kuatnya pegangan tangan Asan di kepalanya.
    Setelah itu mereka melepas BH dan CD Anisya, sehingga dia benar-benar telanjang bulat sekarang, tampaklah payudara dan bulu-bulu kemaluannya yang masih halus dan jarang.
    Waw cantik sekali anjing ini. ujar Liem sambil memandangi tubuh bagian dada dan bawah Anisya yang sedang terisak-isak ketakutan.

    Kali ini Liem duduk di pinggir ranjang dan menyuruh Anisya berjongkok di depannya sambil terus memijati dan mengocok batang kemaluan dengan tangannya. Anisya terpaksa menuruti kemauan Liem itu sambil sesekali dipaksa untuk menjilati ujung batang kemaluannya, sehingga Liem mendengus keenakan. Sementara itu si Asan mengambil posisi berbaring di bawah kemaluan Anisya dan menjilati liang vaginanya sambil sesekali menusuk-nusukkan jarinya ke liang kemaluan itu.
    Seketika itu Anisya kaget dan, Ehhgh.., iihh.. iih.. eggmhh..! Anisya pun merintih-rintih jadinya, badannya menggeliat-geliat akibat tusukan jari-jari serta jilatan lidah Asan di kemaluan Anisya.

    Ayo anjing.., kocok terus barang gue..! bentak Liem sambil menampar kepala Anisya.
    Kembali Anisya mengocok kemaluan Liem sambil badannya terus meliak-liuk karena kemalunnya mendapat serangan dari tangan dan lidah Asan. Dari bibirnya pun terus terdengar suaranya merintih-tintih.

    Sekitar 10 menit dikocok, Liem memuncratkan maninya dan membasahi wajah serta rongga mulut Anisya. Kali ini Anisya sudah tidak tahan dengan rasa cairan itu, sehingga dia memuntahkannya. Melihat itu Liem jadi gusar, dia lalu menjambak rambut Anisya dan menampar pipinya sampai dia jatuh ke ranjang.
    Pelacur anjing..! Kurang ajar, berani-beraninya membuang air maniku. Kalo sekali lagi begitu, kurontokkan gigi elo, dengar itu..! bentaknya.

    Asan pun terpaksa menyudahi aktifitasnya dan ikut-ikutan menampar Anisya.
    Goblok..! Gue lagi asyik nikmatin memek elo. Elo jangan macem-macem ya..! bentak Asan.
    Anisya hanya dapat menangis memegangi pipinya yang merah akibat dua kali tamparan itu. Nampak kemarahan Wiwin bangkit karena teman dekatnya diperlakukan begitu. Wiwin meronta-ronta di kursinya, tapi ikatannya terlalu kencang sehingga hanya dapat membuat kursi itu bergoyang-goyang. Melihat reaksi Wiwin si Asan berkata, Kenapa? Elo tidak terima ya pacar elo gue pinjam, tapi sayang sekarang elo nggak bisa ngapa-ngapain, jadi jangan macem-macem ya, ha.. ha.. ha..! Abis ini giliran elo yang gue entot..! Hahaha..!

    Mereka kembali menggerayangi tubuh Anisya, kali ini Asan merentangkan tubuh Anisya di tempat tidur dan membuka lebar kedua pahanya, dan segera mulai memasukkan batang kejantanannya ke liang kemaluan Anisya.
    J.. jangan. Aduh.., tto.. long.., Mbak Wiwin. Ampun Bang..!â pinta Anisya sambil mencoba berontak tapi dengan sigapnya Liem membantu Asan dengan memegangi kedua tangan Anisya.

    Batang kemaluan yang ukurannya besar itu dimasukkannya dengan paksa ke liang kemaluan Anisya yang masih sempit, sehingga dari wajah Anisya terlihat dia menahan sakit yang amat sangat, tangisannya pun semakin keras.
    Setelah hampir seluruh batang kemaluannya terbenam di dalam liang kemaluan Anisya, Asan mulai memaju-mundurkan pantatnya, mulai dengan irama pelan hingga dengan cepat. Keringat pun dengan deras membasahi kedua tubuh itu. Beberapa saat kemudian dari sela-sela kemaluan Anisya mengucur darah segar bercampur dengan cairan bening hingga warnanya berubah menjadi merah muda meleleh membasahi paha Anisya.

    Aakkh.. aahh.. aa. ouhh.. ss.. aakit. ooh. aampuun.. ohh.., begitulah erangan dan teriakan Anisya merasakan sakitnya.
    Rupanya teriakan dan erangan Anisya menambah nafsu dan semangat Asan untuk terus memompakan kemaluannya dengan keras dan cepat hingga badan Anisya pun terbanting-banting dan terguncang-guncang keras. Anisya hanya pasrah mengikuti irama Asan dan kedua tangan Anisya pun kini sudah dilepas oleh Liem.
    Selama beberapa menit disetubuhi oleh Asan, tiba-tiba badan Anisya menegang sampai secara refleks dia memeluk kepala Asan yang sedang asyik menggenjotnya. Dia rupanya mengalami orgasme sampai akhirnya melemas kembali. Asan pun menyudahi gerakan memompanya namun kemaluannya masih tetap tertanam di dalam liang vagina Anisya.
    He.. he.. he.. Baru kali ini kan loe ngerasain pria cokin, gimana rasanya enak engga, jawaabb..! bentak si Asan sambil menarik rambut Anisya.

    Karena takut mereka semakin gila, terpaksa dengan berlinang air mata Anisya menjawab, E.. e.. enak, enak sekali..!
    Jawab lebih keras supaya teman loe dengar pengakuan loe..! kata Liem.
    I.. iya, s.. saya suka sekali bercinta. jawabnya dengan suara terbata-bata.
    Tuh, kamu dengar kan, apa kata teman elo, dia suka dientot, ha.. ha.. ha..! ejek mereka pada Wiwin yang hanya dapat meronta-ronta sambil menangis di kursinya.

    Hatinya benar-benar serasa mau meledak tapi dia tidak dapat berbuat apa-apa.
    Kemudian si Asan mencabut kemaluannya dan membuat posisi badan Anisya gaya posisi anjing, dia kemudian memasukkan kejantanannya yang berukuran 20 cm lebih itu ke pantatnya Anisya hingga terbenam seluruhnya.

    Karena rasa perih dan sakit yang tidak terhingga, maka Anisya berteriak memilukan, Aaakkhh..!
    Lalu dia menariknya lagi, dan dengan tiba-tiba sepenuh tenaga dihujamkannya benda panjang itu di pantat Anisya hingga membuatnya tersentak kaget dan kesakitan sampai matanya membelalak.

    Ooughh..! Anisya mendengus keras menahan rasa perih dari lubang duburnya, seluruh badannya kembali mengeras lolongannya pun kembali terdengan memilukan, Aahh.. ouh.. aah..! Aa.. mpun.., ssakit. Aakhh..!
    Kini Asan meyodomi Anisya dengan irama yang keras dan cepat hingga Anisya menggelepar-gelepar, dan badannya kini mulai melemah dan habis akibat digenjot oleh Asan.

    Tidak beberapa lama Asan akhirnya mencabut kemaluannya dari lubang dubur Anisya dengan kasar. Kembali darah segar mengucur deras dari liang dubur Anisya, sementara Anisya tertelungkup jatuh ke kasur disertai rintihan panjang melemah, Aahh..!
    Namun Asan belum juga puas, kemalunnya masih garang. Kini ditelentangkannya Anisya dan kembali Asan meniduri Anisya dan memasukkan kembali batang kemaluannya ke lubang vagina Anisya yang telah lemas itu, dan kembali Asan menggenjot tubuh lunglai itu.
    Tidak lama Asan pun berejakulasi di rahim Anisya. Lolongan kepuasan keluar dari mulut Asan disaat menyemprotkan spermanya yang jumlahnya banyak itu hingga meluber keluar dari sela-sela kemaluan Anisya. Anisya pun merintih lirih, dan akhirnya bersamaan dengan itu Anisya pun pingsan karena kehabisan tenaga dan rasa sakit yang tidak terhingga.

    Dengan perasaan puas Asan pun merebahkan badannya di samping Anisya yang tergeletak tidak bergerak.
    Akhirnya gue perawanin juga elo. Dasar cewek sombong..! ujarnya sambil mengehela napas dan melirik Anisya.
    Sesudah itu kini Liem yang tadi menjadi penonton mulai mendekati Wiwin yang masih terikat lemas di kursinya.
    Hei, teman elo boleh juga tuh. Nah, sekarang giliran elo yang servise gue. Asal elo tau gue itu naksir berat ama elo, tapi elo menghindar melulu. Gue tau gue jelek dan gue beda ama yang elo bayangkan jadi pacar elo. Buat gue itu engga soal, sekarang gue cuma mau perkosa elo. Udah gitu elo bebas, tapi kalo elo berontak, Mati elo..!
    PLAAK..! sebuah tamparan keras menghantam kepala Wiwin hingga Wiwin yang masih diikat di kursi itu terjatuh bersama kursinya.
    Hmmph..! dengan mulut tersumbat Wiwin berteriak.

    Kemudian dia menarik dan meletakkan tubuh Wiwin mengembalikan ke posisi semula. Dengan pisau dapur milik kedua mahasiswi itu dia merobek-robek baju kaos lengan panjang yang dikenakan oleh Wiwin. Nafas Wiwin tersentak ketika dengan cepat Liem dengan pisaunya melucuti BH dan celana panjang bahan yang dikenakannya. Sekarang Wiwin hanya memakai celana dalamnya yang berwarna putih serta sepasang kaos kaki putih setinggi lutut yang selalu dikenakannya. Payudaranya yang penuh bulat terbuka, tubuhnya putih mulus masih dalam posisi terikat di tempat duduknya.

    Hmph.., hmph..! Wiwin meronta sambil memandang Liem dengan putus asa, matanya memerah dan air matanya mengalir deras membasahi pipinya, wajahnya pucat pasi.
    Karena dia menyadari yang akan terjadi pada dirinya, yaitu sebagai pemuas nafsu bejat.

    Diem brengsek.. kata Liem, PLAK..!sekali lagi tamparan kuat mendarat di pipi Wiwin, membuat kepala Wiwin tersentak.
    Kemudian ia membuka ikatan Wiwin dan membantingnya ke tempat tidur dalam posisi telungkup, dan setelah itu dia merentangkan kedua tangan Wiwin serta melebarkan kedua kaki Wiwin hingga posisi Wiwin kini seperti orang merangkak. Wiwin hanya dapat pasrah mengikuti kemauan Liem. Tepat di hadapannya terdapat kaca rias, setinggi tubuh manusia. Kaca itu biasanya digunakan Wiwin dan Anisya untuk berdandan sebelum pergi kuliah.

    Leim lalu merobek celana dalam Wiwin dengan kasar dan menjatuhkannya ke lantai. Sekarang Wiwin dapat melihat dirinya melalui cermin di depannya telanjang bulat, dan di belakang dilihatnya Liem sedang mengagumi dirinya.
    Gila bener! Gue suka pantat lo. Lo bener-bener oke!

    Liem menampar pantat sekal Wiwin yang sebelah kiri yang membuat Wiwin menjerit kaget.
    Lalu tanpa menunggu lagi, Liem yang mulai dirasuki nafsu sex memperlihatkan penisnya yang sudah keras. Liem hanya membiarkan topi yang masih tetap membungkus kepala Wiwin dan sepasang kaos kaki putih yang masih dikenakan Wiwin, mungkin ini dapat membuat nafsu Liem semakin menjadi. Karena memang dengan mengenakan topi, wajah Wiwin jadi nampak cantik dan lucu seperti komentar kebanyakan teman-temannya.

    Kemudian Liem menyelipkan penisnya di antara kedua kaki Wiwin lewat belakang.
    Ooh.., ampun Pak Liem. Ampunn.., jangann.. jangan! Ampun, jangan..?!Wiwin mulai menangis dan rasa tegang menyeliputi hatinya.
    Sambil menoleh ke belakang dan memandang Liem, Wiwin mencoba untuk meminta belas kasihan. Terlihat air mata meleleh dari matanya. Namun Liem terus mengancam dengan pisau dapur yang masih digenggamnya.

    Liem tidak perduli Wiwin memohon-mohon. Kepala penisnya kemudian menyusuri belahan pantat Wiwin, terus menuju ke bawah, kemudian maju mendekati bibir vaginanya. Setelah tangan si Liem memegang pinggul Wiwin, dengan satu gerakan keras penisnya bergerak maju.
    Arrgghh.., ahh.., Ampun..! Wiwin menjerit-jerit ketika penis Liem mulai membuka bibir vaginanya dan mulai memasuki lubang kemaluannya.

    Kaki Wiwin mengejang menahan sakit ketika penis Liem terus menembus masuk tanpa ampun menusuk-nusuk selaput daranya.
    Bibir tebalnya menganga membentuk huruf O dan mengeluarkan rintihan-rintihan, Oohh.., oouugghh.., aa.. ampuun Bangg..! Aakkhh..!

    Badannya pun tersodok-sodok. Liem terus bergerak memompa maju mundur memperkosa Wiwin. Ketika kepala Wiwin terjatuh lunglai kesakitan, dia menarik kepala Wiwin sehingga kepalanya kembali terangkat dan Wiwin kembali dapat melihat dirinya disetubuhi oleh Liem melalui cermin di depannya.

    Kadang-kadang Liem menampar pantat Wiwin berulang kali, juga dilihatnya payudara Wiwin yang tersentak-sentak setiap kali Liem menyodok penisnya ke dalam vagina Wiwin dan dia hanya dapat pasrah mengerang-ngerang dan merintih. Tiba-tiba Liem mengeluarkan penisnya dari vaginanya. Wiwin langsung meronta dan berlari menuju pintu, berharap seseorang akan melihatnya minta tolong, biarpun dirinya telanjang bulat.

    Tapi tiba-tiba Asan yang ternyata sudah pulih terlebih dahulu menyambar pinggangnya sebelum Wiwin sampai ke pintu depan.
    Ahh, tolong! Tolompphh.., teriakan Wiwin dibungkam oleh tangan Asan, sementara itu Liem mendekat dan memukul Wiwin dengan keras.
    Wiwin pun jatuh terjelembab ke lantai.
    Dasar Bandel ya..! ujar Liem.
    Kemudian Liem mengikat tangan Wiwin menjadi satu ke depan. Setelah itu, Wiwin didorong hingga terjatuh di atas lutut dan sikunya. Sekarang Liem memasukkan penisnya ke mulut Wiwin.

    Mmpphh..! Wiwin mencoba berteriak dengan penis yang sudah masuk di dalam mulutnya.
    Sementara itu Liem dengan tenang terus menggerakkan penisnya di mulut Wiwin. Kedua tangan Liem memegang kepala Wiwin dengan kencangnya menggerak-gerakkan maju dan mundur. Mata Wiwin tertutup dan wajahnya memerah, air matanya masih meleleh turun di pipinya, baru pertama kali dalam seumur hidupnya dia diperlakukan seperti ini.

    Setelah beberapa lama mengocok kemaluannya di rongga mulut Wiwin, terlihat tanda-tanda Liem akan mencapai klimaksnya, gerakan memaju-mundurkan kepala Wiwin semakin cepat.
    Dan, Akkh.. Croot.., croot..! Liem berejakulasi di mulut Wiwin, sperma yang keluar jumlahnya cukup banyak sehingga meluber keluar dari mulut Wiwin.

    Wiwin hanya dapat mendengus-dengus dan dengan terpaksa menelan semua sperma yang dimuntahkan Liem tadi, sementara pegangan tangan Liem di kepala Wiwin semakin kencang, sehingga sulit bagi Wiwin untuk menarik kepalanya.
    Setelah semprotan sperma yang terakhir, barulah Liem mencabut kemaluan dari mulut Wiwin yang kini mulutnya terlihat penuh dengan lendir memenuhi rongga mulutnya hingga ke bibirnya. Dengan napas puas Liem mencapakkan kepala Wiwin hingga telentang di kasur.
    Siap, siap Sayang. Gue musti ngerasain pantat lo yang putih mulus dan sekal ini..! tiba-tiba terdengar suara Asan yang sudah berada di samping Wiwin.

    Wiwin memandang Asan dengan wajah ketakutan. Dia tahu bagaimana Asan memperlakukan Anisya hingga pingsan.
    Kemudian Asan menoleh ke Liem yang duduk di belakangnya untuk istirahat setelah klimaks tadi.
    Ja.. jangan, jangann.. Bang Asan.. saya nggak mau diperkosa di situ Bang..! Ampun Bang. Rasanya ssakit.., kasihani saya Bang..! ujar Wiwin memelas kepada Asan.
    He Anjing. Gue tetep nggak perduli lo mau apa nggak..!

    Asan menarik tubuh Wiwin hingga dia terjatuh di atas sikunya lagi ke lantai, dan mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi. Kemudian dia menempatkan kepala penisnya tepat di tengah liang masuk anusnya.
    Setelah itu dia membuka belahan pantat Wiwin lebar-lebar.
    Ampun, jangan..! Sakit..! Ampun Bang Asan. Ampun..! Aakkhh..!
    Asan mulai mendorong masuk, sementara Wiwin mejerit-jerit minta ampun. Wiwin meronta-ronta tidak berdaya, matanya terbelalak, hanya semakin menambah gairah Asan untuk terus mendorong masuk penisnya. Wiwin terus menjerit, ketika perlahan seluruh penis Asan masuk ke anusnya.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Ampun..! Sakit sekali! Ampun! Ooughh.. iihh..! jerit Wiwin, ketika Asan mulai bergerak pelan-pelan keluar masuk anusnya.
    Buset! Pantat lo emang sempit banget! Lo emang cocok buat beginian! kata Asan sambil mengusap-usap buah pantat Wiwin.
    Sementara itu darah segar terlihat mulai mengalir menetes-netes membasahi paha dan kasur.
    Bener-bener pantat kualitas nomer satu! omel Asan sambil terus memompa kemaluannya.
    Tangisan Wiwin makin keras, Sakit! Sakit sekali! Ampun, sakit! Sakit Pak, ampun..!
    Sementara itu badannya mengejang-ngejang menggelepar-gelepar menahan rasa sakit yang teramat sangat, tubuhnya semakin basah oleh keringatnya.

    Gila, gue bener-bener seneng sama pantat lo! ujar Asan sambil terus menyodomi Wiwin.
    Hingga akhirnya tubuh Asan mengejan keras, kepalanya menengadah ke atas, cengkraman tangan di pinggang Wiwin pun semakin keras dan urat-uratnya pun kini terlihat pertanda sebentar lagi dia akan mencapi klimaksnya.

    Asan berejakulasi di lubang pantat Wiwin yang semakin kepayahan dan tubuhnya melemah. Asan pun dengan menghela napas lega kembali menjatuhkan tubuhnya ke samping tubuh Wiwin yang juga terjatuh telungkup badannya lemas dan menahan rasa sakit yang tidak terhingga di lubang duburnya yang kini mengalami pendarahan.

    Suara yang terdengar dalam kamar kost itu hanya tangisan Wiwin, tangisan yang benar-benar menyayat hati, yang membuat Liem kembali bangkit nafsunya. Liem berjongkok membalikkan tubuh Wiwin yang tadinya telungkup menjadi telentang. Kemudian menarik kaki Wiwin, lalu membukanya dan menekuk hingga kedua pahanya menyentuh buah dadanya.

    Kini posisi Wiwin telah siap untuk disetubuhi, Liem meraih penisnya yang telah kembali tegang dan memeganginya, memandang ke arah Wiwin yang memalingkan wajahnya dari Liem, matanya terpejam erat-erat wajahnya yang masih mengenakan topi nampak cantik walau penuh dengan keringat dan air mata. Liem mengarahkan penisnya ke vagina Wiwin, cairan yang keluar dari penisnya membasahi vaginanya, membantu membuka bibir vagina Wiwin. Wiwin mengerang dan merintih, tubuhnya kembali meronta-ronta, giginya menggeretak, Liem nampak menikmati jeritan Wiwin ketika dia menghunjamkan penisnya ke vaginanya yang telah basah oleh darah dan cairan vaginanya.
    Aahhgghh..! Liem mulai memperkosa Wiwin.

    Kaki Wiwin terangkat karena kesakitan dan rintihan terdengar dari tenggorokannya. Tubuhnya mengejang berusaha melawan ketika Liem mulai bergerak dengan keras di vagina Wiwin. Liem menarik penisnya sampai tinggal kepalanya di vagina Wiwin sebelum didorong lagi masuk ke dalam rahimnya. Liem semakin bersemangat mompakan batang kemaluannya di dalam rahim Wiwin.

    Nafsu telah membakar dirinya sehingga gerakannya pun semakin keras, sehingga semakin cepat tubuh Wiwin pun lemas tergoncang-goncang dan tersodok-sodok. Dan suatu ketika dengan kasarnya dicampakkannya topi yang menutupi kepala Wiwin oleh Liem, sehingga tergerailah rambut indah seukuran bahu milik Wiwin. Kini pada setiap hentakan membuat rambut indah Wiwin tergerai-gerai menambah erotisnya gerakan persetubuhan itu. Sambil terus menggenjot Wiwin, bibir Liem kini dengan leluasa melumat dan menjilati leher jenjang Wiwin yang tidak tertutup topi dan menyedot salah satu sisi leher Wiwin.

    Gerakan dan hentakan-hentakan masih berlangsung, iramanya pun semakin cepat dan keras. Wiwin pun hanya dapat mengimbanginya dengan rintihan-rintihan lemah dan teratur,Ahh.. ohh.., ooh.. ohh.. oohh..! sementara tubuhnya telah lemah dan semakin kepayahan.
    Akhirya badan Liem pun menegang dan tidak beberapa lama kemudian Liem berejakulasi di rahim Wiwin. Sperma yang dikeluarkannya cukup banyak. Liem nampak menikmati semburan demi semburan sperma yang dia keluarkan, sambil menikmati wajah Wiwin yang telah kepayahan dan lunglai itu.

    Liem mengerang kenikmatan di atas badan Wiwin yang sudah lemah yang sementara rahimnya menerima semburan sperma yang cukup banyak.
    Aauughh.. oh..! Wiwin pun akhirnya tersentak tidak sadarkan diri dan jatuh pingsan menyusul Anisya temannya yang terlebih dulu pingsan.

    Badan Liem menggelinjang dan mengejan disaat melepaskan semburan spermanya yang terakhirnya dan merasakan kenikmatan itu. Batinnya kini puas karena telah berhasil menyetubuhi dan memperkosa serta merengut keperawanan Wiwin gadis mahasisiwi cantik yang ditaksirnya itu.

    Senyum puas pun terlihat di wajahnya sambil menatap tubuh lunglai Wiwin yang tergelatak di bawahnya. Liem pun ibarat telah memenangkan suatu peperangan, akhirnya terjatuh lemas lunglai tertidur dan memeluk tubuh Wiwin yang tergolek lemah.
    Begitulah malam itu Asan dan Liem telah berhasil merenggut kegadisan dua orang gadis cantik yang ditaksirnya. Waktu pun berlalu, fajar pun hampir menyingsing, kedua tubuh gadis itu masih tidak bergerak. Bekas keringat, cairan sperma kering dan darah mulai kering nampak menghiasi tubuh telanjang tidak berdaya kedua gadis cantik itu.

    Pagi itu saat Asan dan Liem sudah rapih mengenakan pakaian mereka, tiba-tiba Henry sang pemilik kost mendatangi kamar kedua gadis itu. Saat itu dia bersama Acong teman Henry yang juga teman Asan dan Liem.
    Hei.., kalian disini rupanya. ujar Henry.
    Dan seketika matanya terbelalak ketika melihat ke dalam kamar kost dan melihat tubuh kedua gadis telanjang itu tergeletak tidak bergerak.
    Wah elo-elo abis pesta disini ya..? tanya Henry.

    Tanpa menjawab, Liem dan Asan dengan tersenyum hanya berlalu meninggalkan Henry dan Acong yang terbengong-bengong.
    Saat Liem dan Asan berjalan meninggalkan kamar kost, mereka sempat melirik ke belakang. Rupanya Henry dan Acong sudah tidak terlihat lagi dan kamar kedua gadis itu kembali rapat terkunci. Kini rupanya giliran Henry dan Acong yang berpesta menikmati tubuh kedua gadis malang itu.

    Memang rupa-rupanya Henry juga memendam cinta kepada gadis-gadis itu dan kali ini dia dibantu oleh Acong dapat leluasa menikmati tubuh gadis-gadis itu. Kembali tubuh Anisya dan Wiwin yang sudah tidak sadarkan diri menjadi bulan-bulanan. Henry dan Acong pun leluasa berejakulasi di mulut dan rahim gadis-gadis itu sepuas-puasnya.

     

    Baca Juga :
  • Mengajar Les Privat, Kudapat Gadis Nakal dan Perawan

    Mengajar Les Privat, Kudapat Gadis Nakal dan Perawan


    1118 views

    Duniabola99.org – Senin, Rabu dan Jumat adalah jadwalku mengajar Sari dan Rina. Karena rumah Rina lebih dekat, maka Sari yang datang ke rumah Rina. Ibu Rina adalah orang Menado. Bapaknya orang Batak. Kedua orang tuanya berada di Surabaya. Dia disini tinggal berdua saja dengan kakak perempuan tertuanya yang kerja di Bank.

    Mengontrak rumah mungil di daerah Ci***. Sedang kedua orang tua Sari adalah asli orang Tasik. Keduanya cantik. Tinggi tubuhnya hampir sama. Rina orangnya putih, nakal, agak gemuk dan sedikit banyak omong. Sedang Sari hitam manis, cenderung pendiam dan agak kurus.

    Singkat cerita, setelah beberapa kali mengajar, aku tahu bahwa memang si Rina kurang bisa konsentrasi. Konsentrasinya selalu pecah. Ada saja alasannya. Berbeda dengan Sari. Bahkan kadang-kadang matanya menggoda nakal memandangku. Mungkin kalau tidak ada Sari, sudah kuterkam dia.

    Pakaiannya pun kadang-kadang mengundang nafsuku. Celananya pendek sekali dengan kaos oblong tanpa BH. Berbeda sekali dengan Sari. Sari memang pendiam. Kalau tidak ditanya, dia diam saja. Jadi kalau tidak tahu, dia malu bertanya. Tetapi dari pengalamanku, aku tahu kalau Sari ini mempunyai nafsu yang besar yang terpendam.

    Suatu saat aku datang mengajar ke rumah Rina. Seperti biasa kalau jam belajar, pintu depannya tidak dikunci, jadi aku bisa langsung masuk. Kok sepi..? Pada kemana..? Aku kebingungan, lihat sana dan sini mencari orang di rumah itu. Aku langsung ke dapur, tidak ada siapa-siapa. Aku memang biasa dan sudah diizinkan berkeliling rumahnya. Mau masuk kamarnya, aku takut karena belum pernah. Lalu aku duduk di ruang tamu, sambil buka-buka buku mempersiapkan pelajaran.

    Samar-samar aku mendengar suara mendesah-desah. Aku jadi tidak konsentrasi. Kucari arah suara itu. Ternyata dari kamarnya Rina. Kutempelkan telingaku ke pintu. Setelah yakin itu suara Rina yang nakal, kucoba memutar pegangan pintunya, ternyata tidak dikunci. Kubuka sedikit dan kuintip. Ternyata dia sedang masturbasi di tempat tidurnya.

    Tangan kirinya meremas-remas susunya, tangan kanannya masuk ke dalam roknya. Wajah dan suara desahannya membuatku terangsang. Aku masuk pelan-pelan, dia kaget sekali melihatku. Tangannya langsung menarik kaosnya menutupi susunya. Wajahnya merah padam karena malu.

    “Ehh.. ee.. Masss.. suss.., ssuuddaaahh laammaaa..?” tanyanya terbata-bata.

    Karena aku sudah terangsang dan sudah yakin sekali kalau dia pun mau, langsung kulumat bibirnya. Mulanya dia kaget, tetapi tidak lama dia pun balik membalas ciumanku dengan ganasnya. Tanganku pun langsung masuk ke dalam kaosnya, mencari bukit kembarnya. Kuraba-raba, kuremas-remas kedua bukitnya bergantian. Tidak sekenyal dan sekeras punyanya Sara atau Ketty.

    “Aaahhh.., Masss.., mmm.., aaahhh..!” desahnya.

    Karena cukup mengganggu, kuangkat lepas kaosnya. Terpampanglah kedua bukit kembarnya. Putih bersih dengan puttingnya merah muda yang menonjol indah. Kurebahkan dia, kuciumi kedua bukit kembarnya bergantian.

    “Ahhh.., Mass..! Teruuuss Masss..! Aahhh.., ooohhh… Hissaaappp.., Masss..!”
    Langsung kukulum-kulum dan kuhisap-hisap puting susu kanannya, sedang yang kiri kuremas-remas.
    “Aaahhh.., ooohhh.., Mass eenaaakkkk.., Mass yang keeraasss..!”

    Tangannya sekarang tidak mau diam, mulai memegang batang kejantananku yang sudah tegang dari luar celanaku. Tanganku pun mulai masuk ke dalam roknya. Astaga. Dia tidak memakai celana dalam.

    Kucari-cari kaitan roknya, resletingnya, lalu kuplorotkan roknya. Terpampanglah tubuh indah putih di hadapanku. Kucium perutnya, naik lagi ke susunya begitu berulang-ulang. Kepalanya bergolek ke kiri dan ke kanan.

    “Auwww.., Maasss..! Aaaddduuuhhh.., ooohhh..!” dia menikmati sensasi yang kuberikan.

    Kira-kira tiga menit, tiba-tiba dia bangkit. Melepas kaosku, menurunkan celana serta celana dalamku sekalian. Aku didorongnya. Batang kejantananku yang sudah menegang langsung berdiri di hadapannya.

    “Kamu nakal yaa.., berdiri tanpa izin..!” katanya kepada kemaluanku.
    Langsung dikocok-kocok, diurut, dipijat oleh tangannya.
    “Aaahhh… Riiinnn.. Dari tadi keekk..!” kataku protes.

    Lalu dia mulai mengulum senjataku. Lalu kakinya memutar mengangkangi wajahku. Aku tahu maksudnya. Sekarang, ada bibir kemaluan indah di hadapanku. Langsung kulahap. Kujilati seluruh permukaan liang keperawanannya.

    “Sudah basah sekali ini orang..!” pikirku.
    Setiap aku menyentuh kelentitnya, dia berhenti menyedot batang keperkasaanku.

    Lalu dia melepaskan penisku, berdiri, lalu jongkok tepat di atas alat vitalku.
    “Bukan main..! Masih kelas 2 SMP kok sudah begini hebat permainannya..!” batinku, “Umurnya paling-paling sebaya Sara, 13 tahunan.”
    Dia pegang senjataku, dipaskan ke lubangnya, lalu dengan sangat perlahan dia berjongkok.
    “Aaahhh..!” desisku saat kepala kemaluanku ditelan liang kenikmatannya.

    Masih sempit. Sangat perlahan dia menurunkan pantatnya. Penetrasi ini sungguh indah. Matanya terpejam, tangannya menekan dadaku. Dia menikmati sekali setiap gesekan demi gesekan.

    “Aaahhh.., ssshhhssshhh..!” desahnya.

    Setelah seluruh batang kemaluanku masuk, terasa olehku kepala kejantananku menyentuh rahimnya. Didiamkan sebentar sambil dikedut-kedutkan urat kemaluannya.

    “Aaahhh.., Riiinnn… eeennnaaakkk sseeekkkaallliii..!”
    Lalu perlahan-lahan dia mulai menaik-turunkan pantatnya. Susunya bergoyang-goyang indah. Kuremas-remas keduanya.
    “Aa.., ah.., ahh.., ooohhh.., sshshshsh.., shhh..!”

    Lama-lama semakin cepat. Tidak lama kemudian dia menjepitkan kakinya ke pantatku sambil tangannya meremas dadaku dan menekan pantatnya agar masuk lebih dalam.

    “Massss.., aakkkuuu.. uuuddddaaahhh… aaahhh..!” desahnya tidak menentu.
    “Syurrrr… ssyyuurrr…” cairan hangat menyelimuti kepala batang kejantananku.

    Dia rebah ke atas tubuhku. Aku yang belum sampai, langsung membalikkan badannya. Langsung kegenjot dia secepat mungkin. Karena liang senggamanya sudah basah, maka daya cengkramnya menurun. Sehingga aku harus lama memompanya.

    “Maasss.., uuuddaaahhh..! Aaakkkuuu eenggaaakkk taahhhaannn..!Adduuuhhh.. Mmass..! Geeellii..!” teriaknya. Dia berkelojotan, susunya bergoyang-goyang. Kuremas-remas keduanya dengan kedua tanganku. Aku tidak peduli, terus saja kugenjot.

    Sampai akhirnya, “Aaahhh.., Rriiinnn.. Maasss… ssaammmpeee… aaahhh..!” desahku yang diikuti dengan, “Croottt.., croottt.., croottt..,” empat kelompok cairan spermaku memuncrat di liang senggamanya.

    Aku langsung ambruk ke dadanya. Setelah reda nafasku, kupeluk dia sambil berguling ke sebelahnya. Kucium keningnya. Kudekap dia lebih rapat. Batang keperkasaanku masih tertancap di liang kenikmatannya.

    “Terima kasih ya Riinnn..!”
    “Sama-sama Maasss..!”
    “Riinnn.., maaf ya..? Mas mau tanya.., Tapi Rina jangan marah yaaa..?”
    “Rina tau apa yang Mas mau tanya. Memang Rina udah sering beginian sama pacar Rina. Tapi sudah 2 bulan ini putus, jadi Rina sering masturbasi seperti yang Mas liat tadi.” jawabnya enteng sekali.
    “Oooo..”

    “Mas adalah orang kedua yang meniduri Rina setelah pacar Rina.”
    “Mass.., Rina khan belajarnya sama Sara. Sara banyak cerita ke Rina tentang hubungan Sara sama Mas… Kata Sara, Mas hebat.., Rina jadi kepengiiiinn banget hubungan sama Mas..!”
    “Kapan Rina pertama kali hubungan dengan pacar Rina..?”
    “Udah lama Mas.., kira-kira waktu Rina kelas satu dulu. Rina kecolongan Mass.., tapi setelah tau enaknya, Rina jadi ketagihan.”
    “Ooo.”
    “Si Sari kok enggak dateng..?”

    “Tadi siang Aku bilang ke Dia, hari ini enggak belajar, karena Aku pengiinn banget ngentot sama Maass.. Habis.. gatel sssiiiihh..!” katanya sambil mengedut-ngedutkan liang kewanitaannya.

    Penisku serasa dipijat-pijat. Kucabut, lalu keluarlah cairan kental putih dari liang senggamanya. Lubang kenikmatannya kubersihkan dengan kaosnya, lalu batang kejantananku pun kulap.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    “Sekarang mau belajar..?” tanyaku.
    “Kayaknya enggak deh Mas. Kasian kan Sari ketinggalan.”
    “Ok deh. Mas sebetulnya juga ada perlu di rumah. Mau bantuin bapak betulin mobil orang. Besok mau diambil.”
    “Iya deh Mass.. Terima kasih ya..!”

    Lalu kucium pipinya. Aku bangkit ke kamar mandi dengan telanjang bulat sambil menenteng pakaianku. Kamar mandinya ada di ruang tengah.”Massss…” panggilnya saat aku akan keluar kamarnya.”Apa..?””Besok lagi. Datangnya jam tigaan aja Mass. Si Sari datangnya paling jam 4 kurang, jadi kita bisa puas-puasin dulu..!”

    “Iyaaa deeehhh.., tenang aja.” kataku sambil keluar kamar.

    Begitulah setiap sebelum mengajar, aku menggarap Rina yang nakal sepuasku. Begitu pula dengan Rina. Dia nafsunya sangat besar. Tetapi kemaluannya tidak begitu menjepit. Sebenarnya itu bukanlah masalah buatku. Sejak aku tidak bisa berhubungan dengan Sara lagi, aku cukup puas berhubungan dengan Ketty dan Rina.

    Suatu saat, ketika melihat perubahan atas sikap Sari kepadaku. Dia sering mencuri pandang ke arahku. Aku tidak tahu sebabnya, tetapi setelah selesai belajar, saat kujalan bersama dengan Sari, Sari bercerita kepadaku.

    “Mas.. Sari tahu lhooo.. Hubungan Rina sama Mas…”
    “Lho.., Sari tahu dari mana..? Apa Rina cerita..?” tanyaku kaget.

    “Enggak. Waktu Sari datang lebih awal, kira-kira jam tiga seperempat, Sari masuk rumah Rina, Sari denger Rina teriak-teriak di kamar, kupikir Rina khan udah putus sama pacarnya..? Lalu Rina sama siapa..? Terus Sari intip. Eeehhh enggak taunya sama Mas Pri..!”

    “Terus..?”
    “Terus.., ya Sari keluar aja, takut ketahuan. Terus Sari nongkrong di tukang bakso depan. Kira-kira jam empat kurang, Sari masuk lagi.”
    “Terus..?”
    “Yaa.., udah gitu aja..!”

    Hening sesaat waktu itu, kami sibuk dengan pikiran kami masing-masing.
    “Sari pernah enggak yaa..?” batinku.
    “Tanya, enggak, tanya, enggak. Kalo kutanya, Dia marah enggak ya.. Ah bodo, yang penting tanya dulu aja…”
    “Eng.., Sari pernah enggak..?”
    “Pernah apa Mas..?”
    “Ya.., seperti Sara atau Rina..?”

    “Belummm Mmassss..!” jawabnya malu-malu dan wajahnya merah padam.
    Ternyata dia tidak marah. Benar dugaanku, nafsunya besar juga.
    “Sari mau..?”
    Dia diam saja sambil menunduk. Pasti mau lah.
    “Sari udah punya pacar..?”
    “Beluumm Mass.., abis dilarang sama Bapak Ibu.”
    “Yaa.., jangan sampe ketahuan doonng..!”

    Lalu kami berpisah. Karena Sari harus naik bis ke Blok A. Sedangkan aku naik bis arah Pondok Labu. Di bis aku berpikir, gimana caranya mendapatkan Sari.

    “Aku harus memanfaatkan Rina..!” pikirku.

    Besoknya sebelum belajar bersama, saat aku bercumbu dengan Rina yang nakal, kubilang ke Rina kalau Sari sudah tahu hubungan kita. Aku minta bantuannya untuk memancing nafsu si Sari. Tadinya aku pikir Rina akan menolak, ternyata jalan pikiran Rina sudah sangat moderat. Dia menyanggupinya. Karena Sari sudah tahu, untuk apa ditutup-tutupi katanya.

    Ketika sedang belajar bersama, aku coba pancing nafsu Sari dengan cara kududuk di sebelah Rina yang nakal . Aku rangkul Rina, kucium pipinya, bibirnya dan kuraba dadanya. Rina saat itu memakai kaos tanpa BH. Rina membalasnya. Lalu kudorong dia agar tiduran di karpet.

    Kami saling bergumul. Melihat hal itu, Sari kaget juga. Dia menutupi wajahnya. Karena selama ini kami berhubungan diam-diam. Tidak pernah secara terang-terangan. Kali itu kami berbuat seolah-olah tidak ada orang lain selain kami berdua, untuk memancing nafsu Sari.

    Perbuatan kami semakin memanas. Karena Rina yang nakal sudah telanjang dada. Lalu Rina menurunkan celana pendeknya. Dia langsung bugil karena tidak memakai celana dalam. Aku pun tidak tinggal diam, kulepas semua pakaianku. Kugeluti dia. Lalu kami mengambil posisi 69. Rina di atas. Kami saling menghisap.

    “Aaahhh.., Mmasss.., sshshshs… Masss.. enaaakkk Mass.., ooohh..!” desah Rina dibesar-besarkan.
    “Ohhh.. Riiinnn… hisap yang kuaattt Riinnnn..!” desahku juga.
    Kulihat Sari sudah tidak menutupi wajahnya lagi.

    Kira-kira lima menit saling menghisap, Rina berdiri memegang batang kemaluanku dan mengarahkan ke liang senggamanya yang sudah tidak perawan lagi. Menurunkan pantatnya dengan perlahan.

    “Bless..!” langsung masuk seluruhnya.
    “Aaahhhh… Maasss.., aaahhh.., ssshhh.., aaahhh..!” desahnya.
    Lalu dengan perlahan dinaik-turunkan pantatnya. Pertama-tama perlahan. Makin lama semakin cepat.
    “Aahh.. ooohhh.., sh.. sh.. ooohhh… Iiihhh..!” erangnya.

    Kulirik Sari, dia memandangi ekspresi Rina yang nakal . Sepertinya dia sudah terangsang berat. Karena wajahnya merah padam, nafasnya memburu. Tangannya memegang dadanya. Gerakan Rina yang nakal semakin tidak terkendali. Pantatnya berputar-putar sambil naik turun. Kira-kira 10 menit, aku rasakan liang kewanitaan Rina sudah berkedut-kedut. Dia mau sampai klimakasnya. Dan akhirnya pantatnya menghujam batang keperkasaanku dalam sekali.

    “Aaahhh.. Masss… Akuuu… sammmpppeee.. Maasss..!”
    “Syuuurr… syurrr..” kehangatan menyelimuti kepala senjataku.

    Dia langsung terguling ke sebelahku. Senjataku tercabut dari liang kenikmatannya dan berhamburanlah cairan dari liang senggamanya ke karpet. Aku memang tidak begitu menghayati permainan ini, karena pikiranku selalu ke Sari. Jadi pertahananku masih kuat.

    Aku bangkit dengan telanjang bulat. Kuhampiri Sari. Sari kaget karena aku menghampirinya masih dengan bertelanjang bulat. Langsung kupeluk dia. Kuciumi seluruh wajahnya. Tidak ada penolakan darinya, tetapi juga tidak ada reaksi apa-apa. Benar-benar masih polos.

    Lama-lama tangannya mulai memelukku. Dia mulai menikmatinya. Membalas ciumanku, walau lidahnya belum bereaksi. Kuusahan semesra mungkin aku mencumbunya. Dan akhirnya mulutnya membuka sedikit berbarengan dengan desahannya.

    “Aaahhh.. Maasss..!” nafasnya mulai memburu.

    Kumasukkan lidahku ke mulutnya. Kubelit lidahnya perlahan-lahan. Dia pun membalasnya. Tanganku mulai meraba dadanya. Terasa putingnya sudah mengeras di bukit kembarnya yang kecil. Kuremas-remas keduanya bergantian.

    “Maaasss.. oooohhhh.. Mmmasss.. shshhshshs…” desahnya.

    Kulepas ciumanku. Kupandangi wajahnya sambil tanganku mengangkat kaosnya. Dia diam saja. Lepas sudah kaosnya, sekarang tinggal BH mininya. Kulepaskan juga pengaitnya. Dia masih diam saja. Akhirnya terpampanglah bukit kembarnya yang kecil lucu. Seperti biasa, untuk menaklukan seorang perawan, tidak bisa terburu-buru. Harus sabar dan dengan kata-kata yang tepat.

    “Bukan maaiinnn. Susumu bagus sekali Sar..!” kataku sambil memandangi bukit kembarnya.

    Warnanya tidak seputih Rina yang nakal , agak coklat seperti warna kulitnya. Aku elus perlahan-lahan sekali. Kusentuh-sentuh putingnya yang sudah menonjol. Setiap kusentuh putingnya, dia menggelinjang.

    Kutidurkan dia ke karpet. Lalu kuciumi dada kanannya, yang kiri kuremas-remas.
    “Aaahhh.., ssshhh.., Maaasss.., aaaddduuuhhh… aaa..!”

    Bergantian kiri kanan. Kadang ciumanku turun ke arah perutnya, lalu naik lagi. Tangan kananku sudah mengelus-ngelus pahanya. Dia masih memakai celana panjang katun. Kadang-kadang kuelus-elus selangkangannya. Dia mulai membuka pahanya. Sementara itu Rina yang nakal sudah pergi ke kamar mandi. Karena kudengar suara guyuran air.

    Setelah aku yakin dia sudah di puncak nafsunya, kupandangi wajahnya lagi. Wajahnya sudah memerah karena nafsunya. Ini saatnya. Lalu tanganku mulai membuka pengait celananya, retsletingnya, dan menurunkan celana panjangnya sekalian dengan celana dalamnya. Tidak ada penolakan. Bahkan dia membantunya dengan mengangkat pantatnya. Dia memandangiku sayu.

    Bukit kemaluannya kecil tidak berbulu. Hampir sama dengan kepunyaan Titin dulu. Mungkin karena sama-sama orang Sunda. Kupandangi bibir kemaluannya. Dia menutupinya dengan kedua tangannya. Kutarik tangannya perlahan sambil kudekatkan wajahku. Mulanya tangannya menutup agak keras, tetapi lama-lama mulai melemah. Kucium bibir kewanitaannya. Aaahhh.., segar sekali harumnya. Kuulangi beberapa kali. Setiap kucium, pantatnya dinaikkan ke atas sambil mendesah.

    “Aaahhh… Masss.., mmm.. sshshshs…”
    Batang kejantananku yang tadi sudah agak lemas, mulai mengeras lagi.

    Lalu kubuka bibir kewanitaannya dengan jariku. Sudah basah. Kutelusuri seluruh liangnya dengan jariku, lalu lidahku. Dia semakin menggelinjang. Lidahku menari-nari mencari kedele-nya. Setelah dapat, kujilat-jilat dengan cepat sambil agak kutekan-tekan. Reaksinya, gelinjangnya makin hebat, pantatnya bergoyang ke kiri dan ke kanan.

    “Adduuuhhh… Maasss… aaahhh.. ssshhh.. aaahhh..!”

    Kuangkat kedua kakinya, kutumpangkan ke pundakku, sehingga liang kewanitaannya semakin membuka. Kupandangi belahan kewanitaannya. Betapa indah liangnya. Hangat dan berkedut-kedut.

    “Saarr.., memekmu bagus betul.. Wangi lagi…”

    Kembali kuhisap-hisap. Dia semakin keras mendesah. Kira-kira 5 menit kemudian, pahanya menjepit leherku keras sekali. Lubang keperawanannya berdenyut-denyut cepat sekali.

    Dan, “Syurrr… syurrr…” menyemburlah cairan kenikmatannya.

    Kuhirup semuanya. Manis, asin, gurih menjadi satu. Aaasshhh… segarnya. Kakinya sudah melemas. Kuturunkan kakinya, kukangkangkan pahanya. Kuarahkan batang keperkasaanku ke liangnya sambil kupandangi wajahnya.

    “Boleh Sarr..?” tanyaku memohon persetujuannya.
    Matanya memandangku sayu, tidak bertenaga. Dia hanya mengangguk.
    “Pelan-pelan yaa Mass..!”

    Kuoles-oleskan kepala kemaluanku dengan cairan pelumas yang keluar dari liang senggamanya. Lalu kugesek-gesekkan kepala kejantananku ke bibir kenikmatannya. Kuputar-putar sambil menekan perlahan.

    “Aaahhh.. Maasss… Ooohhh..!” dia mendesah.

    Lalu kutekan dengan amat perlahan. Kepalanya mulai masuk. Kuperhatikan kemaluannya menggembung karena menelan kepala keperkasaanku. Ketekan sedikit lagi. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya. Kuangkat pantatku sedikit dengan amat perlahan. Lalu kudorong lagi. Begitu berulang-ulang sampai dia tidak meringis.

    “Ayooo… Masss.. aaahhh.. ooohhh.., ssshhhshshhh..!”

    Lalu kudorong lagi. Masuk sepertiganya. Dia meringis lagi. Kutahan sebentar, kutarik perlahan, lalu kudorong lagi. Terasa kepala batang kejantananku mengenai selaput tipis. Nah ini dia selaputnya.

    “Kok enggak dalam..? Belum masuk setengahnya udah kena..!” batinku dalam hati.
    “Sar.., tahan sedikit yaa..!”
    Lalu kucium bibirnya. Kami berciuman, saling mengulum. Dan dengan tiba-tiba kutekan batang keperkasaanku dengan keras.
    “Pret..!” kemaluanku menabrak sesuatu yang langsung sobek.

    Dia mau menjerit, tetapi karena mulutnya kusumpal, maka tidak ada suara yang keluar. Kudiamkan sebentar kejantananku agar liang keperawanannya mau menerima benda tumpul asing. Lalu kutarik ulur perlahan-lahan. Setelah terlihat dia tidak merasa kesakitan, kutekan lebih dalam lagi.

    Kutahan lagi. Kuangkat perlahan, kutekan sedikit lagi. Begitu berulang-ulang sampai senjataku masuk semuanya. Dia tetap tidak bisa bicara karena mulutnya kulumat. Kutahan kemaluanku di dalam, kulepaskan ciumanku. Liang senggamanya menjepit seluruh batangku di semua sisi. Rasanya bukan main nikmatnya.

    “Gimana Sar..?”
    “Sakiittt Masss… Periiihhh… Mmmm..!”
    “Tahan aja dulu, sebentar lagi ilang kok…” sambil kucabut sangat perlahan.

    Kutekan lagi sampai menyentuk ujung rahimnya. Begitu berulang-ulang. Ketika kutarik, kulihat kemaluan Sari agak tertarik sampai kelihatan agak menggembung, dan kalau kutekan, agak mblesek menggelembung. Setelah 5 atau 6 kali aku turun naik, terasa agak mulai licin. Dan Sari pun tidak terlihat kesakitan lagi.

    “Sar.., memekmu sempit banget. Ooohhh enak sekali Sar..!” bisikku sambil mempercepat gerakanku.

    Dia sepertinya sudah merasa nikmat.
    “Aaahhh… eennnaaakkk… Masss… aaahhh.. shshshshsh…” desahnya. Kupercepat terus.

    “Ah.. ah.. ahh.. ooo.. shshsh.. aaaddduuuhhh… ooohhh..!” pantatnya mulai bergerak mengimbangi gerakanku. Kira-kira 5 menit, dia mulai tidak terkendali. Pantatnya bergerak liar. Tiba-tiba dia menekuk, kedua kakinya menjepit pantatku sambil mengangkat pantatnya. Bibir kemaluannya berkedut-kedut.

    Dan, “Sysurrr.. syuurrr..” dua kali kepala kejantananku disembur oleh cairan hangatnya.
    Karena aku dari tadi sudah mau keluar dan kutahan-tahan, maka kupercepat gerakanku.
    “Masss… Uuudddaaahhh.. Mmasss.. Aaaddduuhhh.. Gellii.. Maass..!” teriaknya.

    Aku tidak peduli. Keringatnya sudah seperti orang mandi. Kupercepat terus gerakanku, akhirnya, “Crooot… cruuuttt..” tiga kali aku menembakan cairanku di liang kenikmatannya. Lalu aku ambruk di sebelahnya.

    Tiba-tiba, “Plok.. plok.. plok..” terdengar suara tepukan.
    Rupanya Rina yang nakal sudah dari tadi memperhatikan kami berdua.
    “Mas hebat… Sari.. selamat yaa..!” katanya sambil mencium pipi Sari.
    Sari hanya bisa tersenyum di sela-sela nafasnya yang masih ngos-ngosan.
    “Enak Sar..?” tanyanya lagi.
    Sari hanya bisa mengangguk lemah. Lalu aku memeluk Sari.
    “Sari. Terima kasih yaa..!” kataku sambil mengecup pipinya.
    “Sari juga terima kasih Mas.. Enaakkk banget ya Mass..!”

    Aku bangun mengambil baju-bajuku yang berserakan. Kulihat di selangkangan Sari ada bercak-bercak lendir kemerahan.

    “Aaaahhh… Aku dapet perawan lagi..!” batinku.

    Lalu aku ke kamar mandi. Selesai kumandi, gantian Sari yang mandi. Setelah semua selesai, kami hanya mengobrol saja sambil minum teh hangat yang dibuatkan Rina yang nakal . Menceritakan pengalaman yang dirasakan oleh masing. Aku lemas karena dalam 2 jam sampai 3 kali main.

    Sejak saat itu, Sari selalu datang jam 3 sore. Dan sebelum belajar, kami selalu mengawalinya dengan pelajaran biologis. Dan Rina yang nakal sepertinya mengetahui dan menyadari kalau punyanya Sari lebih oke, jadi dia mengalah selalu dapat giliran kedua. Dan mereka pun saling berbagi. Saling mencoba dan mengajari. Aku yang dijadikan alat eksperimen mereka menurut saja. Abis enak sih.

    Setelah pembagian raport, ternyata yang nilainya naik banyak hanya Sari. Tetapi keduanya naik kelas dengan nilai di atas rata-rata. Begitulah pengalamanku dengan gadis-gadis SMP.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik Gambar Dibawah ini jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Majalah Dewasa Edisi Donna Lazarescu

    Majalah Dewasa Edisi Donna Lazarescu


    1259 views

    Duniabola99.org– Donna Lazarescu

    Bagi Donna Lazarescu lingerie hanya dapat dikenakan di depan orang yang spesial, sementara bikini dapat dikenakan dimana saja untuk memperlihatkan payudaranya yang natural. Kepercayaan dirinya semakin tampak jelas ketika ia lebih memilih camsex daripada sexting. “Dengan camsex mereka dapat melihat betapa seksinya aku.”

  • ML Dengan Kekasih Saudara Kembarku

    ML Dengan Kekasih Saudara Kembarku


    1682 views

    Duniabola99.org – Nаmа ogut Dinо. Ogut mаhаѕiѕwа di ѕеbuаh реrguruаn tinggi tеrnаmа di Surаbауа. Ogut аdаlаh аnаk kеmbаr (tеtарi bukаn kеmbаr idеntik). Sаudаrа kеmbаr ogut bеrnаmа Dоni, dаn diа jugа kuliаh di tеmраt yg ѕаmа dgn ogut.

    Sеbelom kuliаh di Surаbауа, Dоni kuliаh di реrguruаn tinggi di Jаkаrtа. Di ѕаnа, iа mеmрunуаi ѕеоrаng kekasih bеrnаmа Almira. Sеsudah ѕеtаhun kuliаh di Jаkаrtа, Dоni dаn Almira tak bеtаh, dаn аkhirnуа mеrеkа bеrduа рindаh kе Surаbауа (di univеrѕitаѕ & faqultаѕ yg ѕаmа).

    Sewaktu реrtаmа kаli ogut bеrtеmu dgn Almira, ogut tеrраnа dgn раrаѕnуа yg саntik. Ogut mеrаѕа Dоni ѕаngаt bеruntung mеndараtkаn kekasih ѕеоrаng perempuan yg саntik ѕереrti Almira. Mеmаng, Dоni bеrсеritа bаhwа Almira mеruраkаn rеbutаn lelaki-lelaki di kаmрuѕnуа (bаik di Jаkаrtа mаuрun Surаbауа). Sewaktu bеrѕаlаmаn dgnnуа, ogut tak dараt mеlераѕkаn раndаngаn dаri wаjаhnуа yg ѕаngаt саntik dаn imut itu. Ratutogel

    Sеsudah реrkеnаlаn реrtаmа dgn Almira, diа ѕеlаlu tеrbаyg dаlаm рikirаnku. Aраlаgi Almira ѕеring mаin kе rumаh kаmi (о iуа, ogut dаn Dоni tinggаl bеrduа di ѕеbuаh rumаh di Surаbауа). Sеtiар Almira dаtаng kе rumаh, ogut раѕti mеrаѕа dеg-dеgаn. Sеаkаn-аkаn Almira аdаlаh kekasih ogut ѕеndiri (ара kаrеnа Dоni dаn ogut kеmbаr, jаdi ogut mеrаѕаkаn hаl ini уа?). Kаdаng-kаdаng, Dоni & Almira ѕukа bеrduааn di kаmаr Dоni, dаn ogut ѕеring mеndеngаr mеrеkа сеkikikаn bеrduа di kаmаr. Ogut jаdi mеrаѕа iri dgn Dоni. Ogut belom реrnаh рunуа kekasih ѕеjаk dulu. Mеmаng dibаnding Dоni, ogut аnаknуа sedikit lеbih реndiаm. Ogut tеtар рunуа kawan-kawan perempuan, tарi bukаn bokin.

    Suаtu kаli, Dоni ѕеdаng реrgi kеluаr kоtа bеrѕаmа kawan-kawannуа untuk bеbеrара minggu (hаmрir ѕеbulаn kalo tak ѕаlаh). Almira tеtар di Surаbауа, kаrеnа diа mеngаmbil ѕеmеѕtеr реndеk. Ogut ѕеmраt mеrаѕа sedikit kеѕерiаn jugа di rumаh, kаrеnа ogut hаnуа ѕеndiriаn ѕаjа. Aраlаgi kalo Dоni tak di ѕini, bеrаrti Almira jugа nggаk аkаn dаtаng kе rumаh ogut kаn?:(

    Nаh, раdа ѕuаtu ѕiаng di rumаh, tibа-tibа ogut ѕереrti mеndеngаr ѕuаrа mоtоr Almira dаri kеjаuhаn.

    “Ah, aqu раѕti tеrlаlu mеrindukаn kеhаdirаn Almira”, рikirku, ѕаmраi ѕuаrа mоtоr lеwаt рun ogut ѕаngkа ѕuаrа mоtоr Almira.

    Eh, tеrnуаtа ѕuаrа mоtоr itu mеmаng mеnuju kе rumаhku, аnd guеѕѕ whаt, itu mеmаng Almira! Diа mеngеnаkаn kаоѕ kеtаt bеrwаrnа оrаnуе-biru, dаn сеlаnа jеаnѕ ngаtung yg jugа kеtаt. Sunggu mеnggаirаhkаn ѕеkаli реnаmрilаnnуа ѕааt itu. Ogut gеmbirа саmрur bingung, kеnара Almira dаtаng kе ѕini, раdаhаl Dоni kаn lаgi реrgi?

    “Hаlо Dinо.. Sеndiriаn аjа уа di rumаh? Kаѕiаn, ditinggаl Dоni ѕеndiriаn. Pаѕti ѕерi уа?”, kаtа Almira sembari mеnuntun mоtоrnуа mаѕuk.

    “Iуа nih Mirr, ѕеndiriаn tеruѕ tiар hаri. Kаmu tumbеn dаtеng kе ѕini? Adа аngin ара Mirr?”

    “Ini Nо, aqu mаu ngаmbil саtеtаnku yg dulu diрinjеm Dоni. Sоаlnуа аdа реrlu buаt ѕеmеѕtеr реndеk.”

    “Oоо.. kаlо gitu mаѕuk аjа Mirr. Aqu kurаng tаu di mаnа Dоni nуimреn саtеtаnmu. Liаt аjа di kаmаrnуа.”, jаwаbku lаgi.

    Almira рun mаѕuk kе kаmаr Dоni dаn mеnсаri саtеtаnnуа di lасi mеjа kоmрutеr Dоni. Sереrtinуа diа mеmаng ѕudаh tаu kalo Dоni mеnуimраnnуа di ѕаnа. Untuk mеmbukа lасi itu, diа mеѕti sedikit mеmbungkuk. Sewaktu mеmbungkuk, bаgiаn bеlаkаng bаju kаоѕnуа sedikit tеrаngkаt, dаn terlihatlаh оlеhku рunggungnуа yg рutih muluѕ. Wаhh.. meskiрun hаnуа ѕеdikit yg terlihat, tарi itu ѕudаh mеmbuаt рikirаnku mеlаyg dаn оtоmаtiѕ kemaluanku рun ikut bеrdiri.

    “Udаh dареt nih Nо, саtеtаnnуа.”, kаtа Almira kераdaqu.

    “Oh, di ѕаnа tеrnуаtа diа ѕimреn уа? Okе dеh. Itu аjа yg реrlu Mirr?”, kаtaqu dgn sedikit ѕеdikit kесеwа, kаrеnа kalo mеmаng hаnуа itu tujuаn diа kе ѕini, bеrаrti diа udаh mаu bаlik dоng..?

    “Iуа, ini аjа. Aqu рulаng dulu dеh уа Nо.”

    Yааhh.., ѕеbеntаr bаngеt aqu ѕеmраt kеtеmu dgn Almira, рikirku.:((Kеmudiаn Almira kеluаr mеnuju mоtоrnуа. Di dераn mоtоrnуа aqu mеlihаt diа mеnggаntungkаn ѕеbuаh tаѕ yg sedikit bеѕаr.

    “Bаwа арааn tuh Mirr?”, tаnуaqu ѕаmа Almira.

    “Oh, ini? Sеbеnаrnуа ѕеsudah ini aqu bukаn mаu рulаng ѕih. Aqu rеnсаnаnуа mаu kе tеmраt tеmеnku. Numраng mаndi. Abiѕ, аir di kоѕku lаgi hаbiѕ. Sumurnуа kеring Nо. Wаh, jаdi kеtаuаn dеh kаlо aqu belom mаndi nih.. Jаdi mаlu..”, kаtа Almira dgn sedikit mаlu-mаlu.

    Wаh.., kеѕеmраtаn nih!

    “Kеnара nggаk mаndi di ѕini аjа Mirr? Airnуа bаnуаk kоk di ѕini. Dаriраdа rероt-rероt kе tеmраt tеmеnmu lаgi. Gimаnа? Mаu?”, сесаrku dgn реnuh ѕеmаngаt (саmрur napsu:)

    “Mmm.., nggаk ара-ара nih Nо?”, tаnуа Almira sedikit rаgu.

    “Nggаk ара-ара kоk. Bеnеr. Suwеr. Sаmbеr gеlеdеk.”, jаwаbku dgn ѕеdikit bеrсаndа.
    “Yа оkе dеh kаlо gitu. Aqu numраng mаndi уа..”

    Yеѕѕ.. Akhirnуа aqu рunуа kеѕеmраtаn untuk bеrѕаmа Almira lеbih lаmа lаgi.. Almira lаngѕung mаѕuk lаgi mеnuju kаmаr mаndi. Aqu hаnуа dараt mеmbаygkаn ара yg tеrjаdi di dаlаm kаmаr mаndi itu. Aqu mеmbаygkаn Almira mеmbukа bаju kеtаtnуа, dаn mеlераѕkаn сеlаnа jеаnѕnуа. Aqu mеmbаygkаn bаgаimаnа badan ѕеkѕi Almira hаnуа bеrbаlutkаn BH dаn сеlаnа dаlаm ѕаjа. Hhhmm.. kemaluanku lаngѕung tеgаng dgn ѕеndirinуа tаnра реrlu kuѕеntuh. Sеdаng еnаk-еnаk mеlаmun, tibа-tibа рintu kаmаr mаndi Almira tеrbukа. Oh, tеrnуаtа Almira mаѕih mеngеnаkаn раkаiаnnуа, tak ѕереrti dаlаm bаygаnku.

    “Dinо, aqu biѕа рinjеm hаnduk nggаk? Aqu luра bаwа nih. Sоri уа ngеrероtin.”

    “Oh, nggаk ара-ара. Ntаr ku аmbilin.”

    Sewaktu aqu mеmbеrikаn hаndukku kераdа Almira, tеrlihаt tаli BH Almira yg bеrwаrnа hitаm di bаhunуа. Meskiрun itu hаnуа ѕеutаѕ tаli BH di bаhu, tарi itu ѕudаh сukuр untuk mеmbuаtku bеrimаjinаѕi yg bukаn-bukаn tеntаng Almira.

    “Mаkаѕih уа Dinо..”, wаh, ѕuаrаnуа bеnаr-bеnаr biѕа mеmbuаtku tеrbаng kе lаngit kеtujuh..

    “еh, iуа..”, jаwаbku.

    Lаlu Almira mаѕuk kеmbаli kе kаmаr mаndi. Tаk lаmа kеmudiаn ѕudаh tеrdеngаr ѕuаrа сеbуаr-сеbуur аir. Aqu tаk dараt bеrhеnti mеmbаygkаn badan Almira yg tеlаnjаng.. Kulitnуа раѕti muluѕ.., рutih.., dаn bаdаnnуа ѕаngаt ѕеkѕi ѕеkаli.. mmhh.. aqu tаk kuаѕа untuk mеnаhаn napsuku.. Aqu mаѕuk kе kаmаr, dаn mаѕuk kе kаmаr mаndiku (lеtаknуа tераt di ѕеbеlаh kаmаr mаndi tаmu tеmраt Almira mаndi).

    Di dаlаm kаmаr mаndi, aqu lаngѕung mеlераѕkаn ѕеluruh раkаiаnku dаn mеngаmbil ѕаbun untuk оnаni. Aqu mеmеgаng kemaluanku yg ѕudаh ѕаngаt tеgаng (rаѕаnуа belom реrnаh “diа” ѕеbеѕаr ini.Bаygаn аkаn Almira bеnаr-bеnаr sudah mеmbuаtnуа ѕаngаt kеrаѕ..). Dgn ѕеdikit ѕаbun, aqu mulаi mеrеmаѕ-rеmаѕ kemaluanku, dаn реlаn-реlаn mulаi mеngосоknуа mаju-mundur.. mm.. aqu mеmbаygkаn ini аdаlаh tаngаn Almira yg mеngосоk kemaluanku.. ооhh Almira.. аndаikаn kаmu mаu mаndi bеrѕаmaqu di ѕini.. hhmm.. Imаjinаѕiku sudah mеlаyg kе mаnа-mаnа. Sеdаng аѕуik-аѕуiknуа оnаni, tibа-tibа рintu kаmаr mаndiku dikеtuk dаri luаr.

    “Dinо.. Kаmu lаgi mаndi уа? Sоri mеnggаnggu lаgi. Kаmu аdа ѕаbun сuсi mukа nggаk? Aqu luра bаwа tаdi..”, tеrdеngаr ѕuаrа Almira mеmаnggil.

    Aqu terkejut! Wаh, mаnа udаh mаu klimаkѕ, еh Almira ngеtuk рintu. Buуаr dеh imаjinаѕiku yg ѕudаh kubаngun dаri tаdi. Wаh, раѕti Almira ѕudаh раkаi bаju lеngkар lаgi ѕереrti tаdi, tak tеlаnjаng ѕереrti dаlаm bаygаnku. Tарi nggаk ара-ара dеh, kаn aqu biѕа ngеliаt Almira lаgi jаdinуа. Aqu lingkаrkаn hаnduk di рinggаngku untuk mеnutuрi kemaluanku yg tеgаng, lаlu aqu аmbilkаn ѕаbun сuсi mukaqu untuk Almira.
    “Ini Mirr, ѕаbun сuсi mukаnуа”, kаtaqu sembari mеmbukа рintu.

    Wаhh.. tеrnуаtа Almira hаnуа mеngеnаkаn hаndukku yg kubеrikаn tаdi, bukаnnуа bеrраkаiаn lеngkар! Rеjеki lаgi nih! Dgn bаlutаn hаndukku yg tak tеrlаlu lеbаr itu, terlihat kulitnуа yg bеnаr-bеnаr рutih muluѕ. Hаndukku hаnуа mеnutuрi dаri dаdаnуа ѕаmраi ѕеkitаr 15 сm di аtаѕ lututnуа. Terlihat оlеhku раhаnуа yg bеgitu indаh. Rаmbutnуа yg bаѕаh jugа mеmbеri еfеk yg mеmbuаtnуа ѕеmаkin kеlihаtаn ѕеkѕi.. Tаnра biѕа dibеndung, kemaluanku mеnjаdi ѕеmаkin tеgаng lаgi..

    “Mаkаѕih Dinо.. Wаh, bеnеr-bеnеr ѕоri уа, jаdi ngеgаnggu mаndimu..”, kаtа Almira lаgi.

    “Ehm.., nggаk ара-ара kоk Mirr.”, jаwаbku tеrbаtа-bаtа kаrеnа nggаk kuаt mеnаhаn napsuku..

    Tаnра kuѕаdаri, kemaluanku ѕеmаkin mеnуеmbul dаn mеmbuаt hаndukku hаmрir сороt. Jаrаkku dgn Almira wаktu itu ѕаngаt dеkаt, ѕеhinggа kemaluanku yg ѕudаh bеrdiri itu mеnуеntuh bаgiаn реrut Almira (kemaluanku dаn реrut Almira ѕаmа-ѕаmа mаѕih tеrtutuрi hаnduk). Almira terkejut, kаrеnа аdа ѕеѕuаtu yg mеnеkаn реrutnуа.

    “Eh, aqu mаndi lаgi уа Nо.”, kаtа Almira buru-buru dgn mukа yg mеmеrаh. Sереrtinуа diа mаlu саmрur bingung.

    “Mmm, iуа.., aqu jugа mаu mаndi lаgi”, jаwаbku jugа dgn реnuh mаlu.

    Almiraрun kеmbаli kе kаmаr mаndinуа, dаn aqu jugа mаѕuk lаgi kе kаmаr mаndiku.
    Di dаlаm kаmаr mаndi aqu bеrрikir, ара kirа-kirа tаnggараn Almira аtаѕ kеjаdiаn tаdi уа? Aра diа аkаn lароr kе Dоni kalo aqu bеrbuаt kurаng аjаr? Aра diа mаrаh ѕаmа aqu? Atаu ара? Aqu jаdi taqut.. Sеsudah tеrmеnung bеbеrара mеnit, аkhirnуа aqu mеmutuѕkаn untuk mеlаnjutkаn ара yg kukеrjаkаn tаdi. Mаѕаlаh nаnti уа uruѕаn bеlаkаngаn. Bаru ѕаjа aqu mаu mulаi untuk оnаni lаgi, рintu kаmаr mаndiku dikеtuk lаgi.

    “Dinо.., ѕоri mеnggаnggu lаgi. Aqu аdа реrlu lаgi nih”, kаtа Almira dаri luаr.

    “оh iуа, bеntаr..”

    Sеkаrаng aqu раkаi CD & сеlаnа реndеkku. Aqu nggаk mаu tеrulаng lаgi kеjаdiаn mеmаlukаn tаdi. Aqu kеluаr dаri kаmаr mаndi.

    “Adа ара Mirr? Aра lаgi yg kеtinggаlаn? Mаu рinjеm CD?”, саndaqu раdа Almira.

    “Ah, kаmu аdа-аdа аjа.”, kаtа Almira sembari tеrtаwа. Hhh.., mаniѕ ѕеkаli ѕеnуumаnnуа itu.. Btw, diа mаѕih mеngеnаkаn hаnduk ѕереrti tаdi. Sеkѕi..!

    “Gini Nо.. Wаktu aqu minjеm ѕаbun сuсi mukа tаdi, aqu tаu kаlо kаmu ѕеmраt.. mm.. ара уа iѕtilаhnуа? Tеrаngѕаng?”, kаtа Almira.

    “Hаh? Aра? Mаkѕudnуа gimаnа? Aqu nggаk ngеrti?”, tаnуaqu рurа-рurа bеgо.

    “Nggаk ара-ара kоk Nо. Nggаk uѕаh mаlu. Kuaqui, aqu tаdi jugа ѕеmраt mеmbаygkаn “itu” mu wаktu aqu mаѕuk kаmаr mаndi lаgi.

    Aqu bаhkаn hаmрir ѕаjа mаu.. mm.. mаѕturbаѕi sembari mbаygin kаmu. Tарi kuрikir, ngараin раkе tаngаn ѕеndiri, kаlо “bаrаng”nуа аdа di ѕеbеlаh?”, jаwаb Almira.

    “Hhhааhh? Aра mаkѕudmu Mirr? Aqu jаdi mаkin bingung? Aqu nggаk”

    Belom ѕеmраt aqu mеnуеlеѕаikаn kаlimаtku, Almira ѕudаh mеrаbа kemaluanku dаri luаr сеlаnа реndеkku.

    “Ini yg kumаkѕud, Dinо! Kemaluanmu yg tеgаng ini! Aqu mеnginginkаnnуа!”, kаtа Almira sembari tеruѕ mеrаbа-rаbа dаn mеrеmаѕ kemaluanku.

    “hhmm.., Almira.. kаmu..”

    “Dinо.. Meskiрun aqu kekasihnуа Dоni, kаmu nggаk uѕаh mаlu bеgitu.

    Sеjаk bеrtеmu dgnmu di Djоkdjа ini, aqu ѕеlаlu mеmbаygkаnmu dаlаm ѕеtiар fаntаѕi ѕеkѕku. Bukаnnуа aqu nggаk сintа Dоni. Tарi dgn mеmbаygkаn ѕеѕuаtu yg “tаbu”, biаѕаnуа aqu ѕеlаlu mеnjаdi bеgitu tеrаngѕаng, dаn ѕеlаlu kuаkhiri dgn mаѕturbаѕi sembari mеmbаygkаn bеrсintа dgn ѕаudаrа kеmbаr kekasihku ѕеndiri.

    “Dinо.. ѕааt ini ѕudаh lаmа kutunggu-tunggu. Aqu ѕеlаlu mеmbаygkаn bаgаimаnа rаѕаnуа mеngulum kemaluanmu dаlаm mulutku. Bаgаimаnа rаѕаnуа mеmаinkаn kemaluanmu dаlаm kemaluanqu.. hhmm.. Yоu’rе аlwауѕ оn mу fаntаѕу, Dinо..”, сеrосоѕ Almira sembari ѕеmаkin kuаt mеrеmаѕ kemaluanku (mаѕih dаri luаr сеlаnа реndеkku).

    “Ohh.., ооhhmm.., Almira.. Aqu.., jugа.. ѕеlаlu mеmbаygkаnmu dаlаm ѕеtiар оnаniku. Aqu nggаk tаhаn mеlihаt kесаntikаn dаn kеѕеkѕiаnmu, ѕеjаk реrtаmа kаli aqu bеrtеmu dgnmu. Aqu сеmburu dgn Dоni. Aqu ѕеlаlu mеmbаygkаn badanmu yg рutih, hаluѕ, lеmbut, dаn ѕеkѕi ini.. Aqu mеnginginkаnmu Almira..”, jаwаbku sembari mеrаbа bаhu dаn tаngаnnуа yg bеgitu hаluѕ dаn lеmbut.

    Kеmudiаn tаnра bеrрikir lаgi, aqu rаih rаmbutnуа dаn kutаrik mukаnуа kе mukaqu, dаn kuсium Almira dgn buаѕ. Kulumаt bibirnуа yg mеrаh dаn mungil itu. Inilаh реngаlаmаn реrtаmaqu mеnсium perempuan. Rаѕаnуа bеnаr-bеnаr nikmаt ѕеkаli. Aраlаgi tаngаnnуа mаѕih tеruѕ mеrеmаѕ kemaluanku yg ѕudаh bеrdеnуut-dеnуut dаri tаdi.

    “Hmmрр.., mmhhmmhh..”, Almira jugа mеmbаlаѕ сiumаnku dgn lumаtаn bibirnуа dаn lidаhnуа bеrmаin-mаin di dаlаm mulutku.

    Aqu tеruѕ mеnghiѕар bibir & lidаhnуа, dаn tаngаnku mulаi mеrаbа buah dadanуа yg mаѕih tеrtutuр hаnduk. Buah dadanуа сukuр bеѕаr. Bеlаkаngаn kukеtаhui ukurаnnуа 34B. Tеrаѕа рutingnуа yg mеngеrаѕ dаri bаlik hаnduk.

    “Ohh.. Dinо.. rеmаѕ ѕuѕuku! Rеmаѕ, Dinо.. Ohhmmhh..”,

    dеѕаh Dinо di tеlingaqu, ѕеmаkin mеmbuаtku bеrnapsu.. Tаnра рikir раnjаng, lаngѕung kulераѕkаn hаnduk Almira, ѕеhinggа terlihatlаh di dераn mаtaqu kеindаhаn badan tеlаnjаng Almira yg ѕеlаmа ini hаnуа аdа dаlаm fаntаѕiku.

    “Almira.. kаmu ѕunguh-ѕungguh саntik.. Aqu mеnginginkаnmu..”.

    Aqu рun lаngѕung mеnеrkаmnуа dаn tаnра mеmbuаng wаktu lаngѕung kuhiѕар buah dadanуа yg bulаt & раdаt itu. Sеbelomnуа aqu hаnуа dараt mеmbаygkаn bеtара indаhnуа buah dada Almira yg ѕеring mеngеnаkаn kаоѕ kеtаt itu. Bаhkаn реrnаh ѕеkаli diа mеngеnаkаn kаоѕ kеtаt tаnра BH, ѕеhinggа terlihat ѕаmаr-ѕаmаr рutingnуа yg mеrаh оlеhku wаktu itu.

    “Dinо.. Mmmhhmm.. Kаmu bеnаr-bеnаr hеbаt Dinо.. Bаhkаn Dоni tak реrnаh biѕа mеmbuаtku jаdi gilа ѕереrti ini.. Oооhh.. hiѕар рutingku Dinо. Jilаt.. hhmm..” jеrit Almira yg ѕudаh bеnаr-bеnаr реnuh napsu birаhi itu.

    Aqu tеruѕ mеnjilаti dаn mеnghiѕар buah dadanуа, dаn ѕеkаli-ѕеkаli kugigit kаrеnа gеmаѕ, ѕеhinggа buah dadanуа mеnjаdi mеrаh-mеrаh. Tарi Almira tak mаrаh, mаlаh ѕереrtinуа iа ѕаngаt mеnikmаti реrmаinаn mulutku.

    Bоѕаn bеrѕikар раѕif, Almira рun mеlераѕkаn сеlаnа реndеkku dgn реnuh napsu, ѕеhinggа terlihatlаh оlеhnуа kemaluanku yg ѕudаh bеrdiri tеgаk hinggа kеluаr dаri рinggаng сеlаnа dаlаmku.

    “Bеѕаr ѕеkаli kemaluanmu Dinо! Wоw.. Lеbih bеѕаr dаri kekasihku yg dulu. Bаhkаn lеbih bеѕаr dаri рunуа Dоni! Kukirа рunуа ѕudаh yg tеrbеѕаr yg аdа!”, рuji Almira dgn mаtа bеrbinаr sewaktu mеlihаt kemaluanku.

    Almira mеnаrik CDku hinggа lераѕ, bеrlutut di dераn kemaluanku dаn lаngѕung mеnjilаti tеlоrku yg реnuh rambut itu.

    “Aаhhmm.. еnаk ѕеkаli Almira..! mmhhmm.. Kаmu mеmаng hеbаt ѕеkаli..”,
    aqu mеrасаu kеnikmаtаn sembari tеruѕ mеmbеlаi rаmbutnуа yg indаh.

    “ооhhmm.. aqu ѕukа ѕеkаli kemaluanmu Dinо.. bеѕаr, раnjаng, dаn hitаm.. ооhhооhhmm..”,

    Almira mеmаѕukkаn kemaluanku kе mulutnуа yg mungil, dаn mеnghiѕарnуа dgn kuаt.
    “Ahh.., Almira.. AAhhmmhh..”,

    aqu bеnаr-bеnаr dаlаm рunсаk kеnikmаtаn yg belom реrnаh kurаѕаkаn ѕеbelomnуа. Kеnikmаtаn оnаni hаnуаlаh ѕереrѕеkiаn dаri kеnikmаtаn dihiѕар dаn dijilаt оlеh mulut dаn lidаh Almira yg ѕеdаng mеngulum kemaluanku ini.

    Almira dаngаn реnuh ѕеmаngаt tеruѕ mеnghiѕар kemaluanku, dаn kаrеnа iа mеmаju mundurkаn kераlа & bаdаnnуа dgn kеnсаng, terlihat оlеhku buah dadanуа bеrgоyg-gоyg kеѕаnа kеmаri.

    Sewaktu aqu hаmрir mеnсараi klimаkѕ, lаngѕung kutаrik kemaluanku dаri mulutnуа, dаn kuреluk Almira еrаt-еrаt sembari mеnjilаti & mеnсiumi ѕеluruh mukаnуа. Mulаi dаri kеningnуа, mаtаnуа, hidungnуа yg mаnсung, рiрinуа, tеlingаnуа, lеhеrnуа, dаgunуа, dаn kutеruѕkаn kе bаwаh ѕаmраi аkhirnуа ѕеluruh badannуа bаѕаh оlеh аir liurku dаn di bеbеrара tеmраt bаhkаn ѕаmраi mеrаh-mеrаh kаrеnа hiѕараn dаn gigitаn gеmаѕku. Almira bеnаr-bеnаr mеnikmаti реrlaquаnku tеrhаdар badannуа, tеrutаmа sewaktu aqu mеnjilаti dаn mеnghiѕар dаun tеlingаnуа. Diа bеnаr-bеnаr mеrinding sewaktu itu.

    “ооhh Dinо.., kаmu hеbаt ѕеkаli.. Belom реrnаh аdа ѕеbelomnуа yg biѕа mеmbuаtku оrgаѕmе tаnра реrlu mеnуеntuh kemaluanqu. Ohhmm.. уоu’rе thе grеаtеѕt..!”, kаtа Almira lаgi.

    Sеsudah bеriѕtirаhаt ѕеjеnаk, aqu mulаi mеnjilаti kemaluan Almira.

    “Dinоо.. nikmаt ѕеkаli.. kаmu hеbаt ѕеkаli mеmаinkаn lidаhmu.. mmhhmm.. ааhhgghh..”, Almira bеnаr-bеnаr mеnikmаti реrmаinаn lidаhku yg mеngоbоk-оbоk kemaluannуа dgn buаѕ.

    “Almira.., bоlеh aqu mеmаѕukkаn kemaluanku kе dаlаm” belom ѕеlеѕаi kаtа-kаtaqu, Almira lаngѕung mеmоtоng.

    “Nggаk uѕаh mintа ijin ѕеgаlа, mаѕukin kemaluanmu yg gеdе itu kе kemaluanqu сераt, Dinо!”, роtоng Almira sembari mеmеgаng kemaluanku dаn mеngаrаhkаnnуа kе lоbаng kemaluannуа.

    “Ahh.. ѕеmрit ѕеkаli Almira.. Mmmgghh..”, kemaluannуа bеnаr-bеnаr mеnjерit kemaluanku dgn kеnсаng ѕеkаli, ѕеhinggа ѕеnѕаѕi yg kurаѕаkаn mеnjаdi bеnаr-bеnаr tаk tеrlukiѕkаn dgn kаtа-kаtа. Pоkоknуа еnаk bаngеt!!

    “Oооhh Dinо.. kemaluanmu bеѕаr ѕеkаli!! HHhhmmhh.. ааhh.. nikmаt ѕеkаli Dinо!”
    Pеrlаhаn-lаhаn, aqu рun mulаi mеnggоygkаn раntаtku ѕеhinggа kemaluanku yg gеdе dаn hitаm mulаi mеngосоk-ngосоk kemaluannуа. Almira рun jugа mеnggоygkаn раntаtnуа yg рutih muluѕ itu ѕеhinggа mаkin lаmа gоygаn kаmi mеnjаdi ѕеmаkin сераt dаn buаѕ.

    “Diinоо.. hh.. hh.. hh.. aqu ѕukа kemaluanmu! mmhh.. lеbih сераt, сераt.. kеrаѕ.. aqu.. hhооhhmmhh..”,

    rасаuаn Almira mаkin lаmа mаkin tak jеlаѕ.

    “Aqu hhааmmрir kеluuааr.. Miraaaa.. hhmmhh..”,

    саmрurаn аntаrа gоygаn, dеѕаhаn, dаn tаmраng Almira yg bеnаr-bеnаr ѕеkѕi, mеrаngѕаng, dаn реnuh kеringаt itu mеmbuаtku nggаk tаhаn lаgi.

    “Kеluаrkаn di dаlаm ѕаjа, Dinо.. Aqu jugаа.. mаuu.. ѕаmраi.. hh..”.

    “AAHHMMHH.. AARRGGHH.. OOHHMMHH.. NIKMAAT SEKAALLII.. AAHHMMHH..!!” kаmi bеrduа mеnсараi klimаkѕ раdа ѕааt yg bеrѕаmааn.

    Sеsudah реrmаinаn yg dаhѕуаt itu, kаmi ѕаmа-ѕаmа tеrlеlар di kаmаrku.

    Sеwаktu tеrbаngun tеrnуаtа hаri ѕudаh mаlаm. Almira lаngѕung рulаng kаrеnа taqut kоѕ-kоѕаnnуа ѕudаh dikunсi kalo kеmаlаmаn. Tарi kаmi bеrjаnji untuk bеrtеmu lаgi еѕоk hаri, kаrеnа kаmi bеrduа mаѕih ingin mеlаnjutkаn hubungаn yg “tаbu” ini. Kаmi ѕаmа-ѕаmа mеnikmаtinуа. HHmm.. Cаn’t wаit ’til tоmоrrоw соmеѕ.

  • RED HEAD HOT WIFE DICK TO GET CUM

    RED HEAD HOT WIFE DICK TO GET CUM


    1845 views

  • Majalah Dewasa Edisi Rie Viera

    Majalah Dewasa Edisi Rie Viera


    1359 views

    Duniabola99.org– Rie Viera

    Third time’s the charm, kira-kira begitulah yang didapatkan Rie Viera saat photoshoot bersama MAXIM. Kami tidak bosan-bosannya menghabiskan banyak waktu dengan Rie, membicarakan kariernya di modeling, studinya di Magister Hukum, sampai cara memuaskan pasangan. Sejujurnya photoshoot dan interview ini hanya alasan kami untuk mengenal Rie lebih dalam. Uuu..lebih dalam. Get it? IndoLiveAsia

  • Bersetubuh Dengan Tante ketika Om Tidak Dirumah

    Bersetubuh Dengan Tante ketika Om Tidak Dirumah


    1492 views

    Duniabola99.org – Aku seorang laki laki muda berumur 23 tahun. Pertama-tama aku mau cerita soal diriku. Namaku Rangga, saat ini kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Malang. Di Malang aku tinggal dengan tanteku. Tanteku orangnya masih muda, umurnya hanya selisih 3 tahun denganku. Itulah mengenai diriku dan selanjutnya silakan ikuti cerita mengenai pengalaman seksku ini.

    Saat itu aku baru saja pulang kuliah, langsung saja kumasuk kekamar. Ketika baru sampai di depan pintu kamar, samar-samar kudengar tante sedang bicara dengan temannya di telpon. Aku orangnya memang suka jahil, kucoba menguping dari balik pintu yang memang sedikit terbuka.Kudengar tante mau mengadakan pesta seks di rumah ini pada hari Sabtu. Aku gembira sekali mendengarnya. Untuk memastikan berita itu, langsung saja aku masuk ke kamar tante. Setelah selesai telepon, tante kaget melihatku sudah masuk ke kamarnya.

    “Lho rangga, Kamu udah pulang rupanya. Kamu ada perlu ama Tante, ya..?” katanya.
    Aku langsung saja to the point, “Tante, Rangga mau nanya.., boleh khan..?” kataku.
    “Boleh aja keponakanku sayang, Kamu mau nanya apa..?” sambungnya sambil menyubit pipiku.
    “Tapi sebelumnya Rangga minta maaf Tante, soalnya Rangga tadi nggak sengaja nguping pembicaraan Tante di telpon.”
    “Aduhh.. Kamu nakal ya rangga, awas nanti Aku bilangin ama Mama Kamu lho. Tapi.. Oke dech nggak apa-apa. Terus apa yang mau Kamu tanyakan,ayo bilang..!” katanya agak jengkel.
    “Rangga tadi dengar Tante ama teman Tante mau ngadain pesta seks disini, benar itu Tante..?” kataku pelan.
    “Idihh.. jorok ach Kamu. Masak Tante mau ngadain pesta seks disini, itu nggak benar rangga.”
    “Tapi tadi Rangga dengar sendiri Tante bicara ama teman Tante, please donk Tante, jangan bohongin Rangga. Nanti Rangga bilangin ama Om kalauTante mau ngadain pesta disini.” kataku agak mengancam.
    “Apaa..! Aduhh.., rangga, please jangan bilang ama Om Kamu. Iya dech Tante ngaku.” katanya agak memohon.
    “Nah, khan ketahuan Tante bohongin Rangga.” kataku senang.
    “Terus Kamu mau apa kalau Tante ngadain pesta..?” katanya penasaran.
    “Gini Tante, anuu.., anuu.., Rangga.., pengen.. anuu..”
    “Anu apa sih rangga..? Ngomong donk terus terang..!” katanya tambah penasaran.
    “Boleh nggak, Rangga ikutan pestanya Tante..?”

    Aduh tante melotot lagi sambil berkata, “Udah, ah, Kamu ini kayak orang kurang kerjaan aja.”
    Terus kurayu lagi, “Yaa.. Tante.. ya.. please..!”
    “Tapi ini khan untuk orang dewasa lagi, Kamu ngaco dech. Lagian khan Kamu masih kecil.” katanya agak kesal.
    “Tapi Tante, Rangga khan udah gede, masak nggak boleh ikut. Kalau nggak percaya, Tante boleh lihat punya Rangga..!”

    Lalu kulepaskan celana dan CD-ku. Lalu terlihatlah batang kemaluanku yang lumayan besar, kira-kira panjangnya 17 cm dengan diameter 10 cm.
    Tante kaget sekali melihat ulahku lalu, “Wowww.., Rangga sayang..,punya Kamu besar dan panjang sekali. Punya Kamu lebih besar dari Om Kamu. Hhhmm.
    boleh nggak Tante pegang kepala yang besar itu Sayang..?” katanya dengan genit.

    “Tante boleh ngobok-ngobok kontolku, tapi Tante harus ngijinin Rangga ikut pesta nanti..!” kataku agak mengancam.
    “Ya dech, Rangga nanti boleh ikut. Tapi Tante mau nanya ama kamu, Rangga udah pernah ngeseks belom..?” tanyanya.
    Lalu kukatakan saja kalau aku belum pernah melakukan seks dengan cewek, tapi kalau raba sana, raba sini, cium sana, cium sini sih aku pernah melakukannya.

    “Mau nggak Tante ajarin..?” katanya dengan genit.

    Aku hanya terdiam. Lalu tiba-tiba tante meletakkan tangannya di pahaku. Aku begitu terkejut.
    “Kenapa Kamu terkejut..? Tante hanya memegang paha Kamu aja kok..!”
    Kemudian tante mengambil tanganku, lalu dia mulai menciumi tanganku. Aku merasakan barangku mulai bangun.

    Tanteku mulai menciumi leherku, kemudian bibirku dilumat juga. Diamasukkan lidahnya ke dalam mulutku, tanpa kusadari aku mengulum lidahnya. Nafasnya mulai tidak beraturan kudengar. Sementara kami asyik berciuman, tangannya mulai meraba-raba batang kemaluanku. Dia meremas-remas pelan. Aku pun jadi mulai berani. Kumasuki tanganku kedalam bajunya untuk meraba payudaranya. Kumasukkan tanganku ke dalam bra-nya, terus kuremas-remas.

    “Aaahh..” dia mulai mendesah.

    Tidak lama aku disuruh duduk di tepi ranjang, sementara tante melepaskan bajunya step-by-step.Mataku tidak berkedip sedetik pun. Aku tidak mau melepaskan pemandangan yang indah itu dari mataku. Kelihatan bra-nya yang berwarna hitam transparan, sehingga payudaranya yang putih dengan putingnya yang merah kecoklatan samar terlihat. CD-nya ternyata berwarna hitam transparan berenda. Kulihat belahan vaginanya yang tidak ada bulunya itu. Lalu dia melepaskan bra-nya, payudaranya yang lumayan besar itu seperti loncatkeluar dan mulai berayun-ayun, membuatku tambah tegang saja. Kemudian dia melepaskan CD-nya. Kelihatan vaginanya begitu menarik, agak kecoklatan warnanya. Lalu tante jalan menghampiriku yang duduk di tepi ranjang.

    “Tante buka baju Kamu yaa.., rangga..?” katanya genit.Aku hanya mengangguk. Setelah aku telanjang total, tante langsung jongkok di depanku dan menyuruhku membuka kaki lebar-lebar. Batang kejantananku yang sudah tegang itu tepat di depan wajahnya. Lalu dia mulai menjilati kakiku mulai dari jempol kakiku dan yang lainnya. Dianaik ke betisku yang berbulu lebat, persis hutan di Kalimantan. Kemudian dia naik lagi ke pahaku, dielusnya dan dijilatinya, setelahitu dia berpindah ke lubang anusku yang juga dicium dan dijilatinya.Tidak hanya itu, ternyata dia memasukkan jari tengahnya ke lubanganusku. Ohh.., nikmatnya. Lalu dia mulai mengelus-elus batang kejantananku dan tangan satunya memijat-mijat my twins egg-ku.

    “Aaahh..!” aku mengerang kenikmatan.
    Kemudian dia memasukkan batang kejantananku ke mulutnya, dia hisappenisku, terus diemut-emutnya senjata kejantananku. Dia gerakkan kepalanya naik-turun dengan batang kejantananku masih di dalammulutnya. Terasa penis saya menyentuh tenggorokannya dan masih terus dia tekan. Masih dia tekan terus sampai bibirnya menyentuh badanku.Semua batang penisku ditelan oleh tanteku, lidahnya menjilat bagian bawah penisku dan bibirnya dibesar-kecilkan, sebuah rasa yang tidak pernah kubayangkan. Penisku kemudian dikeluar-masukkan, tapi tetap masuk seluruhnya ke tenggorokannya.

    Setelah beberapa lama dihisap dan dikeluar-masukkan, terasa batang penisku sudah mau mengeluarkan cairan.

    Sambil memeras biji kemaluanku dan tangan yang satu lagi dimasukkannya ke dalam lubang pantatku, kubilang sama tante, “Tante..,Aku mau keluar, ohh..!”
    Dia keluarkan penisku dan bilang, “Go on come in My mouth. I want to taste and drink your cum, Rangga. Hhhmm..”
    Penisku dimasukkan lagi, dan sekarang dia memasukkan dengan lebih dalam dan dihisap lebih keras lagi. Setelah beberapa kali keluar masuk,kukeluarkan spermaku di dalam mulut tante, dan langsung ke dalam tenggorokannya. Terasa tengorokannya mengecil dan jari di lubang pantatku lebih ditekan ke dalam lagi sampai semuanya masuk. Aku benar-benar merasakan nikmat yang sulit dikatakan.

    Perlahan-lahan dia mengeluarkan batang penisku sambil berkata,”Punya Kamu enak rangga.., Tante suka,” katanya, “Sekarang giliran Kamu yaahh..!” pintanya.

    Kemudian dia berbaring di tempat tidur dan kakinya dikangkanginya lebar-lebar. Tante menyuruhku menjilat vaginanya yang kelihatan sudah basah. Baru pertama kali itu kulihat vagina secara langsung. Dengan agak ragu-ragu, kupegang bibir vaginanya.
    “Jangan malu-malu..!” katanya.
    Kugosok-gosok tanganku di bibir kemaluannya itu. Mmmhh.., dia mulai mengerang. Lama-lama klitorisnya mulai mengeras dan menebal.
    “Kamu jilat dong..!” pintanya.
    Kemudian aku menunduk dan mulai menjilati liang senggamanya yang sudah merah itu.
    “Mmmhh.., enak juga..” kupikir.

    Aku semakin bersemangat menjilati vagina tanteku sendiri. Sedang asyik-asyiknya aku menjilati liang senggama, tiba-tiba badan tanteku mengejang.Desahannya semakin keras, “Aaahh.., aahh..!”Lalu muncratlah air maninya dari lubang senggamanya banyak sekali.Langsung saja kutelan habis cairan itu. Mmmhh.., enak juga rasanya.Kemudian dia bilang, “Ohh.., God.. bener-bener hebat Kamu rangga.. lemes Tante.. nggak kuat lagi dech untuk berdiri.., ohh..!”

    Lalu dengan perlahan kutarik kedua kakinya ke tepi ranjang, kubuka pahanya lebar-lebar dan kujatuhkan kakinya ke lantai. Vaginanya sekarang sudah terbuka agak lebar. Nampaknya dia masih terbayang-bayang atas peristiwa tadi dan belum sadar atas apa yang kulakukan sekarangpadanya. Begitu tante sadar, batang kejantananku sudah menempel dibibir kemaluannya.

    “Tante, Rangga udah nggak tahan nich..!” kataku memohon.
    Dia mengangguk lemas, lalu, “Ohh..!” dia hanya bisa menjerit tertahan.
    Lalu selanjutnya aku tak tahu bagaimana cara memasukkan penisku kedalam liang senggamanya. Lubangnya agak kecil dan rapat. Tiba-tiba kurasakan tangan tante memegang batang kejantananku dan membimbing senjataku ke liang kenikmatannya.

    “Tekan disini rangga..! Pelan-pelan yaa.., punya Kamu gede buanget sih..!” katanya sambil tersenyum.

    Lalu dengan perlahan dia membantuku memasukkan penisku ke dalam lubang kemaluannya. Belum sampai setengah bagian yang masuk, dia sudah menjerit kesakitan.
    “Aaa.., sakit.. oohh.., pelan-pelan rangga, aduhh..!” tangan kirinyamasih menggenggam batang kemaluanku, menahan laju masuknya agar tidakterlalu keras.
    Sementara tangan kanannya meremas-remas rambutku. Aku merasakan batang kejantananku diurut-urut di dalam liang kenikmatannya. Aku berusaha untuk memasukkan lebih dalam lagi, tapi tangan tante membuat penisku susah untuk memasukkan lebih dalam lagi.

    Aku menarik tangannya dari penisku, lalu kupegang erat-erat pinggulnya. Kemudian kudorong batang kejantananku masuk sedikit lagi.

    “Aduhh.., sakitt.., ohh.. sshh.. aacchh..” kembali tante mengerang dan meronta.
    Aku juga merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak sabar lagi kupegang erat-erat pinggulnya supaya dia berhenti meronta, lalukudorong sekuatnya batang kemaluanku ke dalam lagi. Kembali tantemenjerit dan meronta dengan buasnya.
    Aku berhenti sejenak, menunggu dia tenang dulu lalu, “Lho kokberhenti, ayo goyang lagi donk rangga..,” dia sudah bisa tersenyumsekarang.
    Lalu aku menggoyang batang kejantananku keluar masuk di dalam liang kenikmatannya. Tante terus membimbingku dengan menggerakkan pinggulnya seirama dengan goyanganku.

    Lama juga kami bertahan di posisi seperti itu. Kulihat dia hanya mendesis, sambil memejamkan mata. Tiba-tiba kurasakan bibir kemaluannya menjepit batang kejantananku dengan sangat kuat, tubuh tante mulaimenggelinjang, nafasnya mulai tak karuan dan tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.

    “Ohh.., ohh.., Tante udah mo keluar nich.., sshh.. aahh..”goyangan pinggulnya sekarang sudah tidak beraturan, “Kamu masih lamanggak, rangga..? Kita keluarin bareng-bareng aja yuk.. aahh..!”
    Tidak menjawab, aku semakin mempercepat goyanganku.
    “Aaahh.., Tante keluar rangga..! Ohh ennaakk..!” dia mengelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku.

    Aku semakin bersemangat menggenjot. Aku juga merasa bahwa aku juga akan keluar tidak lama lagi.Dan akhirnya, “Ahh.., sshh.. ohh..!” kusemprotkan cairanku ke dalam liang kewanitaannya. Lalu kucabut batang kejantananku dan terduduk di lantai.“Kamu hebat..! Sudah lama Tante nggak pernah klimaks.., oohh..!” katanya girang.“Ohh.., Rangga cape.., Tante!” kataku sambil tersenyum kelelahan.

    Kami tidak lama kemudian tertidur dalam posisi kaki tante melingkardi pinggangku sambil memeluk dan berciuman. Aku sudah tidak ingat jamberapa kami tertidur. Yang kutahu, ada yang membersihkan penisku dengan lap basah tapi hangat. Ternyata tante yang membersihkan batang kejantananku dan dia sudah terlihat bersih lagi. Setelah selesai membersihkan penisku, dia langsung menjilatinya lagi. Dengan tetap semangat, batang kejantananku dihisap dan dimasukkan ke dalam mulutnya.Yang ini terasa lebih dalam dan lebih enak, mungkin posisi mulut lebihcocok dibandingkan waktu aku berdiri.
    Dengan cepat batang keperkasaanku menjadi keras lagi dan dia bilang, “rangga, sekarang Kamu kerjain Tante dari belakang ya..!”

    Dia kemudian membelakangiku, pantat serta vaginanya terlihat merekah dan basah, tapi bekas-bekas spermaku sudah tidak ada. Sebelum kumasukkan batang kejantananku, kujilat dulu bibir vaginanya dan lubangpantatnya. Tercium bau sabun di kedua lubangnya dan sangat bersih.Cairan dari liang senggamanya mulai membasahi bibir kemaluannya,ditambah dengan ludahku. Di ujung kemaluanku terlihat cairan menetes dari lubang kepala kejantananku. Kuarahkan batang kemaluanku ke lubang vaginanya dan menekan ke dalam dengan pelan-pelan sambil merasakan gesekan daging kami berdua. Suara becek terdengar dari batang kejantananku dan vaginanya, dan cukup lama aku memompanya dengan posisiini.
    Tante kemudian berdiri dan bersandar ke dinding di atas tempat tidur sambil membuka pahanya lebar-lebar. Satu dari kakinya diangkat keatas. Dari bawah, kemaluannya terlihat sangat merah dan basah.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    “Ayo masukin lagi sekarang, rangga..!” pintanya tak sabar.
    Aku dengan senang hati berdiri dan memasukkan batang kejantananku ke liang senggamanya. Dengan posisi ini, kumasuk-keluarkan batangkejantananku. Setiap kali aku mendorong batang penisku ke liangsenggamanya, badan tante membentur dinding.
    Sambil memelukku dan sambil berciuman, dia bilang, “rangga, Tante mo keluar nich..!”
    Kemudian kurasakan lubang senggamanya diperkecil dan memijat batang keperkasaanku dan bersamaan kami keluar dan orgasme. Aku masih bisajuga keluar, walaupun tadi sudah keluar dua kali. Dan yang kali inisama enaknya.

    Kami terus rebahan di kasur sambil berpelukan. Kepala tante didadaku dan tangannya memainkan penisku yang masih basah oleh sperma dan cairan vaginanya. Dengan nakal tante menaruh jari-jarinya ke wajahku dan mengusap ke seluruh wajahku. Bau sperma dan vaginanya menempel diwajahku. Dia tertawa waktu aku pura-pura mau muntah. Untuk membalasnya, kuraba-raba vaginanya yang masih banyak sisa spermaku dan seluruh telapak tanganku basah oleh sperma dan cairan dia. Pelan-pelan kutaruhdi wajahnya, dan wajahnya kuolesi dengan cairan itu. Dia tidak mengeluhtapi justru jari-jariku dijilat satu persatu.

    Setelah jari dan tanganku bersih, dia mulai menjilati wajahku, semua bekas sperma dan cairannya dibersihkan dengan lidahnya.
    Selesai dengan kerjaannya, dia bilang, “rangga, sekarang giliran Kamu yaahh..!”
    Wow, tidak disangka aku harus menjilat spermaku sendiri. Karena tidak punya pilihan, aku mulai menjilati cairan di wajahnya, dimulai dari bibirnya sambil kukulum keras-keras. Nafas tante terasa naik lagi dan tangannya mulai memainkan batang kejantananku. Tidak disangka kalau aku bisa juga membersihkan wajahnya dan menjilat spermaku sendiri. Tanganku diarahkan ke liang senggamanya dan digosok-gosokkan keklit-nya. Kami saling memegang kira-kira 30 menit. Setelah itu kami berdua mandi untuk membersihkan badan. untuk kisah selanjutnya nanti akan saya ceritakan lagi pengalamanku bersama tanteku yang hypersex ini.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik Gambar Dibawah ini jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Clothed Latina tart Raquel Roper pleases her guy with a handjob

    Clothed Latina tart Raquel Roper pleases her guy with a handjob


    1489 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang
    yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini
    menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda
    hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore
    lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
    setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Boyfriend look another man fuck her wife

    Boyfriend look another man fuck her wife


    1697 views

  • Model Dewasa – Surat Muen Kaew

    Model Dewasa – Surat Muen Kaew


    1248 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli yang sangat mempesona . Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

    Seksi adalah definisi untuk wanita ini, dia adalah Miss Maxim 2014 dan memenangkan Miss Cyber Vote, yang setelah tiga tahun berlalu dia kembali dengan semangat untuk membuat setiap mata. Surat Muen Kaew

  • Brunette coed Adriana Chechik undressing for viewing of wide open pink pussy

    Brunette coed Adriana Chechik undressing for viewing of wide open pink pussy


    1408 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Busty white girl Holly Michaels rips open her pantyhose and proceeds to squirt

    Busty white girl Holly Michaels rips open her pantyhose and proceeds to squirt


    1498 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita
    dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
    setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • Thin solo model Drew Catherine strips to her boots for centerfold shoot

    Thin solo model Drew Catherine strips to her boots for centerfold shoot


    1267 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Majalah Dewasa Edisi Diandra Gautama

    Majalah Dewasa Edisi Diandra Gautama


    1471 views

    Duniabola99.org– Diandra Gautama

    Kami yakin Anda akan sulit mengejar pembalap cantik ini di atas lintasan balap. Maka dari itu, kami bantu Anda untuk mengetahui rahasia terbesar DiandraGautamasetelah balapan selesai.

  • Cerita Dewasa Aku DiNodai Oleh Papa Tiriku Doni

    Cerita Dewasa Aku DiNodai Oleh Papa Tiriku Doni


    1512 views

    Duniabola99.org – Namanya Doni dan aku biasa memanggilnya dengan panggilan om Doni , dia adalah pria yang menikahi mamaku setelah hampir 4 tahun mama mampu menyandang predikat janda. Bahkan bukan dia saja yang telah mencoba mendekati mama tapi entah kenapa mama malah tertarik padanya, atau karena dia terlalu baik membantu kami yang memang mengalami kesulitan dalam keuangan setelah di tinggal oleh papa.

    Karena dia pulalah aku mengenal yang namanya hubungan intim layaknya dalam adegan cerita seks, namaku Debby usiaku baru menginjak 17 tahun dan masih duduk di bangku SMU. Sejak di tinggal papa akupun menjadi pribadi yang pendiam, masih ingat dulu ketika ada papa aku begitu bahagia. Karena papa dan juga mamaku begitu memanjakan aku terutama papa yang begitu dekat denganku.

    Setelah dia meninggal aku merasa kehilangan pegangan, atau sosok pria yang begitu baik dan selalu ada untukku. Berkali-kali juga ada seorang pria yang mencoba mendekati mama bahkan ada pula yang sampai melamar tapi aku tidak pernah menyetujuinya, dan mamapun tidak mau menikah lagi. Tapi begitu ketemu dengan om Doni mama langsung mengiyakan ketika pria itu mengajaknya menikah.

    Merekapun menikah di bawah tangan, aku masih ingat ketika mereka baru melangsung pernikahan yang di hadiri sanak keluarga dekat. Om Doni menghampiriku “Mulai sekarang Debby jangan memanggil saya om lagi..panggil saja papa mengerti” Akupun mengangguk bahkan aku selalu tersenyum saat itu, karena aku pikir mulai saat itu mama tidak bakalan lagi repot untuk memenuhi kebutuhan kami.

    Karena semenjak di tinggal papa, mama memilih berdagang di pasar lokal yang lumayan jauh dari rumah. Meskipun banyak yang bilang kalau wajah mama begitu cantik untuk menjadi seorang pedagang tapi mama tidak mendengarkan kata mereka. Dia hanya berpikir bagaimana cara menyambung hidup untuk kami berdua, karena papa tidak meninggalkan warisan untuk kami.

    Awalnya om Doni begitu baik padaku begitu juga pada mamaku “Debby ini uang jajan kamu.. nanti kamu buat rekening saja biar papa bisa langsung transfer” Akupun senang diperhatikan seperti itu oleh papa baruku, sejak papa meninggal aku kurang begitu memperhatikan penampilanku karena tidak ada uang lebih untuk membeli baju. Dengan pemberian uang jajan yang lebih dari papa Doni aku menjadi lebih suka membeli keperluanku.

    Hingga pada suatu hari ketika aku baru datang dari sekolah papa Doni memanggilku “Deb.. sini papa ada yang mau diomongin..” Tanpa ada rasa curiga sedikitpun aku masuk kedalam kamarnya, dan ketika aku baru melewati pintu kamarnya yang langsung tertutup begitu aku menoleh ternyata papa Doni dengan tatapan tajamnya menatap wajahku akupun menjadi ketakutan.

    Dia menghampiriku sambil berkata “Debby..papa sudah lama menunggu hal ini sayang..” Akupun mundur dari hadapannya “Pa..apa maksud apa.. Debby anak papa” Kataku mencoba menenangkannya, tapi dia malah semakin mendekat begitu sampai di depanku dia langsung menarik tubuhku dan akupun jatuh dalam pelukannya. Aku mencoba berontak tapi dia begitu kuat.

    Bahkan dengan mulut beraroma minuman keras dia bilang “Kalau kamu mau nanti papa tambahin uang jajan kamu..” Tapi aku terus berontak, namun tidak menghasilkan apa-apa yang ada aku malah tambah terpojok ketika dia membopong tubuhku lalu dengan keras merebahkan tubuhku. Dengan tangannya yang kuat dia berusaha melepas pakaian yang aku pakai dan dalam sekejap akupun sudah tidak lagi memakai pakaian.

    Dengan cepat papa Doni juga melepas pakaiannya, dapat aku lihat senjatanya yang mengacung ke arahku “Sini sayang papa kasih sesuatu yang nikmaaat..” Aku menangis ” Jangan pa.. Debby takuuuut.. jangaaaan..” Tapi papa Doni tidak menghiraukan aku diapun langsung memasukkan kontol itu ke dalam lubang memekku, dan aku semakin menjerit keras.

    Namun papa tetap saja melakukan hal itu padahal berulang kali dia tidak bisa memasukkan kontolnya, tiba-tiba aku merasa sesuatu menyeruak dalam memekkku “Ooouuuwwwww…. ooooouuuwwwww… saaaakiiittt……. uuhuuhuuuhuuukkkkk…. ” Aku berteriak menangis, tapi bukannya mendengarkan aku papa malah semakin asyik bergerak di atas tubuhku.

    Sedangkan selangkanganku begitu sakit kurasa “OOouugggghh….. aaagggghhh… Deeeebbbb… aaaaaggggghh… aaaaaggghhh…aaaaggghh…” Papa Doni seperti kuda binal dalam adegan cerita sex, dia begitu keras menghentakan kontolnya dalam lubang kemaluanku aku hanya bisa menangis dan terus menangis. Tidak lagi aku pikirkan sakit di selangkanganku.

    Tapi sakit hati karena pria yang telah aku anggap pengganti papa begitu tega melakukan hal ini padaku “Ooouuggggghh… aaaaggggghhh… saaaayaaaang… aaaaaaaggggghhh…. aaaaggggggggghhhhhh…. aaaggggggghhhh… aaaagggghh…” Papa mengerang kenikmatan sambil terus bergerak turun naik di atas tubuhku, kini tidak lagi aku rasakan sakit di selangkanganku.

    Tidak lama kemudian dia semakin keras mengerangnya dan aku merasa sakit karena pelukan papa yang begitu erat juga “Aaaaggghhhh… aaaaaggggghhh… aaaghhh… Debbyy… saayaaang… aaaggggghhh..” Dia peluk tubuhku diapun mencium wajahku tanpa menghiraukan tangisanku, hingga akhirnya diapun terkulai lemas di atas tubuhku. Aku semakin menjadi menangis.

     

    Baca Juga :
  • Berambar Memek Perawan Pembantu Baruku

    Berambar Memek Perawan Pembantu Baruku


    1650 views

    Duniabola99.org – Kisah ini adalah kisah nyata dalam kehidupan sex ku dengan pembantu ku yg masih belia bernama Imah dari Majalengka. Aku karyawan sebuah BUMN di kota Bandung yg kebetulan masih tinggal sendiri di rumah dinas yg cukup besar… Atas saran istriku aku disuruh mencari pembantu yg bisa jaga rumah, bersih-bersih rumah dan juga bisa masak.

    Istri dan anak-anakku masih tinggal di semarang karena kami punya bisnis mini market di sana. Singkat cerita saat aku tugas dinas ke kota Cirebon, singgah makan di salah satu rumah makan di kota Majalengka, disitu aku melihat salah seorang pelayan yg kelihatannya murah senyum dan ramah dengan body mungil tapi padat (meski toketnya kecil)..

    “maaf neng boleh tanya ?, kalo di daerah sini ada tidak orang yg mau jadi pembantu di kota Bandung, kebetulan Om tinggal sendiri di Bandung, jadi kadang repot kalo mau nyuci atau bersih-bersih rumah…” aku beranikan diri buat nanya ke pelayan tadi…

    “biasanya mah banyak om, cuma nanti kalo habis lebaran…emang disana di gaji berapa Om?”

    “ya kalo diliat dari kerjaannya nggak terlalu berat kok, Om anggarkan 500 ribu sebulan…” ketika aku jawab spt itu, pelayan itu sepertinya tertarik…

    “kalo saya saja bagaimana Om, saya juga pengin kerja di Bandung, habis di sini gajinya nggak menentu, kadang aja kalo warung sepi paling dapat 200 ribu sebulan…”

    Aku kaget waktu dia menawarkan dirinya.. “Neng namanya siapa?, emang nggak malu jadi pembantu..?”

    “saya Imah Om, buat apa malu khan gajinya lumayan besar, lagian saya sekolah juga cuman tamat SD”

    akhirnya aku setuju Imah yg kujadikan pembantuku..

    “oke nanti hari jumat malam Om balik dari Cirebon, Imah siapkan semua keperluan dan jgn lupa ijin sama orang tua, nanti Om jemput di sini, bagaimana ?”.

    “iya Om setuju, nanti Imah ijin dulu ke Ibu…”

    Malam itu aku lega dapat pembantu yg manis, mungil dan murah senyum..aku menuju kota Crebon. Pada hari Jumat sore, setelah semua urusan pekerjaan selesai aku pulang kembali ke bandung dan menjemput Imah di Majalengka, dia diantar sama Ibu dan kakak permpuannya, aku pamit ke Ibunya dengan menitipkan uang 500 ribu untuk membantu keluarganya, si Ibu sangat berterima kasih, anaknya bisa bekerja di bandung.

    Sesampainya di rumah aku langsung tunjukan kamar Imah, rumah dinas yg aku tempati memiliki tiga kamar tidur dan dua kamar mandi,

    “nah imah bisa tidur dikamar ini, udah di bersihkan sama mang haris kok..”

    “trus tugas Imah, tiap pagi bersih-bersih rumah, kalo ada cucian langsung di cuci pake mesin cuci, kalo Imah mau masak ada bahan-bahannya di kulkas…, pokoke ringan dan nyantai, kalo udah selesai semua, Imah boleh kok nonton TV atau kalo mau karaoke juga ada”

    “Iya Om, imah siap…” Malam itu aku langsung istirahat demikian juga dengan Imah langsung pergi tidur.

    Setelah satu minggu bekerja, aku nilai pekerjaan imah sangat bagus, rajin dan cucian juga harum tidak apek…hingga pada satu malam di hari Jumat, aku inget betul jam 10 malam dan hari jumat dimana aku nggak bisa mudik ke kota semarang, mulailah petualangan indah ini.

    Malam itu hujan deres banget aku laper mikin makan mie, aku lihat kamar imah gelap udah tidur dia kah? aku masak Mie dan aku makan sambil muter DVD blue, saat itu aku nggak ada kepikiran sama sekali buat nidurin si Imah yg mungil…pada saat aku nyari film-film BF tsb ternyata tempatnya sudah tidak teratur..aku kaget,

    “jangan-jangan si Imah habis nonton film blue…” setan di otakku mulai menggoda..”hee kesempatan tuh gan…dipancing sedikit pasti dapat tuh perawan….” akhirnya setan nakal berhasil mengotori pikiranku, aku mulai cari akal bagaimana biar Imah bisa bangun, aku putar DVD Bf dengan suara keras, aku lihat korden jendela nako kamar imah sedikit tersingkap meski didalam kamarnya gelap…tiba-tiba..pintu kamar Imah terbuka,

    “maaf Om imah mau pipis..” dia ngeloyor aja masuk kamar mandi..aku langsung masuk kamar mengganti celana panjang ku dengan kolor tanpa celana dalam, aku langsung bebaring di dpn TV sambil melihat Miyabi lagi BJ lawan mainnya… Imah yg habis pipis melewati ku yg lg asyik..

    “udah pipisnya Mah..?”

    “iya pak, maaf imah tidur lagi pak..”(dia mulai memanggil Bapak tidak Om lagi)

    “sebentar, imah nonton film bareng Bapak saja disini, daripada ngintip dari kamar…”.

    Imah kaget atas tawaranku tadi, “Imah malu pak..” aku pegang tangan Imah dan kurengkuh biar duduk di kasur depan TV, aku melihat dia gelisah dan takut…tapi aku yakin nafsu nya juga sudah menumpuk di ubun-ubun….aku mulai berani membelai rambutnya..dia diam saja, aku teruskan membelai pundaknya..dia agak sungkan.

    Karena hujan semakin deras dan setan telah menguasai otakku aku beranikan diri lagi mencium bibirnya. diluar dugaanku gadis mungil pembantuku ini merespon dengan liar, dia berani mengulum mulutku dengan rakus…dia dengan napas memburu menciumku dari jilatan lidahku dia membalas dengan jilatan lidahnya…. karena semakin tidak kuat aku buka kaos dan kolorku.

    “Bapak, jangan dibuka Pak..Imah takut..”

    “ndak Imah, Bapak bisa jaga kok..” aku yg semakin liar membuka kaos dan BH Imah, aku kulum kedua tetek mungilnya.

    “Aghhhrrr…geliii ppakk”…aku gigit-gigit puting kecilnya..imah semakin kelojiotan, aku terus beranikan membuka celana pendek dan cd yg di pakai Imah, tangannya menghalangi tapi bahasa tubuhnya meng iyakan…..akhirnya aku berhasil membuka celana dalamnya.

    “Pakk..jangannn ppakk, imah takuutttt….”

    “tenang imah bapak cuma pengin jilatin punya imah..jangan takut, bapak akan jaga kok..” aku baringkan tubuh imah, kakinya aku buka dan mulailah aku jilatin v4gina imah..sruuppppsss… ada aroma khas v4gina perawan yg harum..aku jilatin sampai klitorisnya mengkilat…

    “Oughhh..oughrrr.. .pppakkk…imah pengin pipiss….ourghhh…” tangan imah menjambak rambutku, dia tegang sekali dan bersamaan dengan itu dimulutku tersiram cairan hangat yg harum.

    “Ppppppaaaaaaakkkk…ou urghhhhhrrrrrr….” Imah mengejang di orgasmenya dengan jilatan lidahku dia menutupi mukanya dengan bantal…karena v4ginanya masih menganga aku langsung hujamkan, batang pEnisku yg sangat besar dan keras ke v4gina imah yg sangat kecil….dia berontak dan teriak.

    “Ppppakkk, jangannnnnn, bapak udah janji, jangan ppakk..ourghhh… ” karena masih sempit aku cukup sulit memasukkan pEnisku….imah yg ketakutan mulai dikuasai nafsunya lagi, dia sudah tenang, saat kepala pEnisku pas di dapan v4gina imah yg sudah basah merekah aku gigit teteknya lagi, dan,

    “aaaghhhhrrrkkkhhhhrr…sakiii t pakkkkkkkkh…akkkhhh…” pEnisku berhasil masuk semua..imah kelojotan karena sakit..aku diamkan sejenak pEnisku berkenalan dengan isi rahim imah.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    “Ourghhh..ourggghhhh…p pakkkk..sakiit…” aku terus goygkan pinggulku naik turun pelan-pelan….saat imah mulai mengikuti iramaku, aku cium bibirnya, aku rasakan dingin sekali seperti es, tapi hembusan nafasnya sangat cepat, dia terengah-engah menikmati gesekan di lubang v4ginanya dia menikmati batang pEnisku yg besar..

    “Argghhhh…imah… immmmmaaahhhhh ..aughhhrr…” aku merasakan ada sesuatu yg siap muncrat dari pEnisku…

    “aughhrr..ppakkkkkk uenakkkk pakkkk..aghhhrrrrr….pppppakk kkkkkkk…immahhhh mau pipis lagi….” bersamaan dengan orgasme imah yg kedua aku cabut batang pEnisku dan kusemprotkan cairan spermaku di perut imah..

    “aghhhhhhh…aghhhhhhhh hrrrrr, aku dapat mahhh…” crotttsss..spermaku muncrat di atas tubuh imah dan ada yg sampai ke hidungnya…aku puas sekali…kulihat ada darah segar di spreiku..imah yg baru kehilangan keperawanannya dia menangis, apakah menangis sedih atau bahagia hanya dia yg tahu.

    Pagi hari sabtu ini aku ada janji golf dengan relasi, kulihat imah agak buang muka kalo berpapasan denganku, tapi aku bersikap sangat wajar seolah tidak terjadi apa-apa…dia juga bekerja seperti biasa, masih rajin dan cekatan.

    “Imah ini bapak titip uang 500 ribu, bukan uang gaji, tapi uang buat keperluan imah beli barang-barang pribadi imah…hari ini bapak golf sampai sore..”

    “Inggeh Pak hatur nuhun…., bapak pulang jam berapa?” aku merasakan suasana cair dan rona senang di muka imah.

    “nanti sampai jam 6 saja , knapa imah? kangen yg tadi malam kah?” dia malu dan terspu-sipu saat aku berangkat.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Leggy young girl Blaire Ivory undresses prior to toying her horny pussy

    Leggy young girl Blaire Ivory undresses prior to toying her horny pussy


    1302 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang
    yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini
    menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda
    hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore
    lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
    setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Dark haired college girl Emily Grey gets banged in her dorm room

    Dark haired college girl Emily Grey gets banged in her dorm room


    1903 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang
    yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini
    menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda
    hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore
    lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
    setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • Ku Mendapatkan Kesempatan Bercinta Dengan Tante Ku

    Ku Mendapatkan Kesempatan Bercinta Dengan Tante Ku


    1656 views

    Duniabola99.org – Aku Dan Tanteku, Tanteku itu orangnya lumayan menarik dengan postur tubuh setinggi 170 cm dengan ukuran dada 34B, berumur kira-kira 29 tahun. Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjaWian tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.

    Tak sampai di situ saja, kadang tanteku ini senang menggunakan pakaian tidur yg model terusan slim tanpa menggunakan bra & itu sering sekali kulihat saat di pagi hri. Terlebih saya sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan & itu otomatis diwaktu beliau menunduk menampakkan gunung kembarnya yg agak gede & montok. faktor ini dilakukan sebelum dirinya menyiapkan kebutuhan seWilah anaknya, jika om-ku rata rata tak ada di rumah lantaran sering bertugas diluar Wita selama 4 hri.

    Sempat saya melamunkan gimana rasanya seandainya saya melakukan persetubuhan dgn tanteku itu, tetapi hasilnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani. Rupanya anga-anganku itu bisa terkabul disaat saya sedang menumpang nonton Televisi di rumah tanteku pada siang hri di mana ke3 anaknya sedang seWilah & om-ku sedang bertugas ke luar Wita pada pagi harinya. Kejadian itu berlangsung disaat saya sedang melihat Televisi sendirian yg bersebelahan dgn warung tanteku. Kala itu saya mau mengambil roWik, saya langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang posting sesuatu, barangkali menulis barang belanjaan yg dapat dibelanjakan kelak. “Tante, Awi mau ambil roWik, nanti Awi bayar belakangan ya!” sapaku terhadap tanteku. “Ambil saja, Wi!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yg tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dgn posisi membungkuk.

    Wiarenakan toples roWik ketengan yg bakal kuambil ada disebelah tanteku tidak dengan sengaja saya menyentuh buah dadanya yg kebetulan tidak dengan menggunakan BH. “Aduh! hati-hati dong kalau ingin mengambil roWik. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yg sebelah samping kirinya. Tapi lantaran tak menggunakan BH, terlihat dgn terang pentil susu tanteku yg cukup agung itu. “Maaf Tan, saya tak sengaja. Begini aja deh Tan, Awi ambilin minyak agar dada Tante tak sakit gimana!” tawarku pada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya. Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja. “Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan.

    Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang masih menggelantung di bagian pinggangnya. Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan seWiit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan dari belakang. SeWiit demi seWiit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakalku. “Awi! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu. “Ohh… oohh…” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya.

    “Jangan… Awi… jang…” tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku. Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya. Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, Awicok-Wicok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongWik namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang. Untuk Wietahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan diameter 3,5 cm. Tanteku rupanya seWiit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi seWiit bengWik, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat.

    “Ah… ah… ah… yak.. begitu… terus… terus…” erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku. Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan seWiit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang. Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah. Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya. “Ah… ahhh.. Awi, Tante mau keluuuaarrr…” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku, “Crettt… crett… cret…” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku. Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku. Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan seWiit agak keras aku dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya.

    Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Awi!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku. Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak seWiit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk seluruhnya. “Awi… akh…” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku. Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak. “Tan… aku… aku mauuu… keluar…” bisikku sambil mempercepat gerakanku. “Wieluarkan di dalam saja, Wi!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. “Tan… aku… keluarrr…” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya.

    Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya. “Cret… cret… cret…” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret… cret… cret… ahh…” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya. Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air surga. “Awi! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang Wik, Tante puas atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan. Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku. nTanteku akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untuk memegang kemaluanku yang lumayan besar ini. Inilah pengalamanku yang pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untuk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat seWilah. Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yang mendapat tugas di daerah.

  • Bocah cewek berambut gelap di stoking bermain dengan vagina menyebar

    Bocah cewek berambut gelap di stoking bermain dengan vagina menyebar


    1566 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari
    model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap
    harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • SEX IN CAR INTO ROOM

    SEX IN CAR INTO ROOM


    1767 views

  • Majalah Dewasa Edisi April Rose

    Majalah Dewasa Edisi April Rose


    1350 views

    Duniabola99.org– April Rose

    Berawal dari seorang yang amat sangat pemalu tapi kini ia menjadi host MTV Spring Break. April Rose bercerita tentang mulai tumbuhnya kepercayaan diri dan mana yang ia sukai, menjadi brunette atau blonde.

  • Tante Erni Juga melepaskan kaitan BH-nya

    Tante Erni Juga melepaskan kaitan BH-nya


    1506 views

    Aku Diajari Begituan Oleh Tante Erni | Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMP, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Erni (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.

    Tante Erni ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante Erni ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan
    saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante Erni inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet- cepet).

    Biasanya Tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante Erni ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.

    Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih). Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai- sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante Erni malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya.

    Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante. Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung. Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Erni mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante Erni di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.

    Lalu Tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Erni, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Ernin ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut. “Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante Erni sambil mulai berjongkok. Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. “Serr.. rr.. serr.. psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya.

    Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Erni kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante Erni boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante Erni. “Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet” kata Tante Erni. “Ah enggak apa-apa Tante”, jawabku. “Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya Tante Erni. “Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku.

    Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya. “Kamu mau liat Lex? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu”, kata Tante Erni. Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Erni membiarkanku memegang-megang vaginanya. “Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi”. “Iyah Tante”, jawabku.

    Lalu Tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain. Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak. “Lex, kamu enggak ikut?” tanya mamiku. “Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kataku. “Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mami. “Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mami pada Tante Erni. “Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok” kata Tante Erni. Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Erni berdua saja di villa, Tante Erni baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu. “Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?” tanya Tante Erni sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya. “Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku.

    Tante Erni begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun. “Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?” kelakar Tante Erni padaku. Aku pun bingung, “Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?” jawabku polos. “Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante Erni sambil memegang si kecilku. “Ah Tante bisa saja” kataku. “Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku hanya diam saja. Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Erni, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “Tante enggak usah deh Tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante” “Enggak apa-apa, tanggung kok” kata Tante Erni sambil menurunkan celanaku dan CDku.

    Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja. “Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah” “Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos. “Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante Erni. Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini. “Achh.. cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante Erni hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing. “Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku. “Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Erni. Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Erni karena Tante Erni tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.

    “Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina Tante Erni yang kurasakan berdenyut-denyut. Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras. “Croott.. ser.. err.. srett..” muncratlah air maniku dalam mulut Tante Erni, Tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante Erni berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Erni lembab dan agak basah. “Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?” kata Tante Erni.

    “Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..” “Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?” “Enggak Tante” Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante Erni. “Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku jadi salah tingkah “Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya padaku. “Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi” pintaku pada Tante Erni. Tante Erni pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante Erni basah entah kenapa. “Tante kencing yah?” tanyaku. “Enggak ini namanya Tante nafsu Lex sampai- sampai celana dalam Tante basah”.

    Dilepaskannya pula celana dalam Tante Erni dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Erni duduk di sampingku “Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap” katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Erni dengan tangan yang agak gemetar, Tante Erni hanya ketawa kecil. “Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante Erni. Dia mulai memegang penisku lagi, “Lex Tante mau itu nih”. “Mau apa Tante?” “Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Erni. “Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?” “Tapi Alex enggak bisa Tante caranya” “Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah” kata Tante Erni padaku.

    Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Erni yang di tumbuhi bulu halus. “Lex jilatin donk punya Tante yah” katanya. “Tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi” “Coba saja Lex” Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang Tante Erni pun mulai mengulum penisku. “Achh.. hgghhghh.. Tante” Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante Erni tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Erni seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Erni sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante Erni dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.

    Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu. “Kamu tahu enggak mandi kucing Lex” kata Tante Erni. Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras. Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat.

    Tante Erni pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah. Kulihat payudara Tante Erni mengeras, Tante Erni menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Erni. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante Erni, langsung Tante Erni kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Erni seperti menjilati es krim. “Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex” kata Tante Erni sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya. Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku.

    “Lex masukin donk Tante enggak tahan nih” “Tante gimana caranya?” Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Erni naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Erni pun mengejang hebat. “Lex Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh” erang Tante Erni. Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Erni. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante Erni sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Erni tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya. “Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Erni padaku. Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.

    “Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi. “Tante Alex kayanya mau kencing niih” Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Erni pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang. Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Erni menungging di pinggir bak mandi.

    Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Erni yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Erni, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Erni. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Erni, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.

    “Lex kamu sudah baikan?” tanya Mamiku. “Sudah mam, aku sudah seger n fit nih” kataku. “Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai- sampai langsung sehat” tanya Mami sama Tante Erni. “Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante Erni. Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Erni.

    Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Erni bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante Erni sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami Tante Erni ternyata menagalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Erni.

    Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Erni bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Erni yang nasibnya sama seperti Tante Erni, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.

  • THREE SOME SEX

    THREE SOME SEX


    21711 views

  • CERITA SEX MAHASISWI YANG GILA SEKS

    CERITA SEX MAHASISWI YANG GILA SEKS


    1364 views

    Duniabola99.org – Aku adalah seorang mahasiswi yang memiliki nafsu seks yang cukup tinggi. Sejak keperawananku hilang di SMA aku selalu ingin melakukannya lagi dan lagi. Kalau dipikir-pikir, entah sudah berapa orang yang menikmati tubuhku ini, sudah berapa penis yang pernah masuk ke vaginaku ini, aku juga menikmati sekali nge-seks dengan orang yang belum pernah aku kenal dan namanya pun belum aku tahu seperti para tukang yang pernah aku ceritakan pada kisah terdahulu.

    Nah ceritanya begini, aku baru saja pulang dari rumah temanku seusai mengerjakan tugas kelompok salah satu mata kuliah. Tugas yang benar-benar melelahkan itu akhirnya selesai juga hari itu. Ketika aku meninggalkan rumah temanku langit sudah gelap, arlojiku menunjukkan pukul 8 lebih. Yang kutakutkan adalah bensinku tinggal sedikit sekali, padahal rumahku cukup jauh dari daerah ini lagipula aku agak asing dengan daerah ini karena aku jarang berkunjung ke temanku yang satu ini. Di perjalanan aku melihat sebuah pom bensin, tapi harapanku langsung sirna karena begitu mau membelokkan mobilku ternyata pom bensin itu sudah tutup, aku jadi kesal sampai menggebrak setirku, terpaksa kuteruskan perjalanan sambil berharap menemukan pom bensin yang masih buka atau segera sampai ke rumah.

    Ketika sedang berada di sebuah kompleks perumahan yang cukup sepi dan gelap, tiba-tiba mobilku mulai kehilangan tenaga, aku agak panik hingga kutepikan mobilku dan kucoba menstarternya, namun walupun kucoba berulang-ulang tetap saja tidak berhasil, menyesal sekali aku gara-gara tadi siang terlambat kuliah jadi aku tidak sempat mengisi bensin terjebak tidak tahu harus bagaimana, kedua orang tuaku sedang di luar kota, di rumah cuma ada pembantu yang tidak bisa diharapkan bantuannya.

    Tidak jauh dari mobilku nampak sebuah pos ronda yang lampunya menyala remang-remang. Aku segera turun dan menuju ke sana untuk meminta bantuan, setibanya di sana aku melihat 5 orang di sana sedang ngobrol-ngobrol, juga ada 2 motor diparkir di sana, mereka adalah yang mendapat giliran ronda malam itu dan juga 2 tukang ojek.

    “Ada apa Non, malam-malam begini? Nyasar ya?”, tanya salah seorang yang berpakaian hansip.
    “Eeh.. itu Pak, Bapak tau nggak pom bensin yang paling dekat dari sini tapi masih buka, soalnya mobil saya kehabisan bensin”, kujawab sambil menunjuk ke arah mobilku.

    “Wah, kalo pom bensin jam segini sudah tutup semua Non, ada yang buka terus tapi agak jauh dari sini”, timpal seorang Bapak berkumis tebal yang ternyata tukang ojek di daerah itu.
    “Aduuhh.. gimana ya! Atau gini aja deh Pak, Bapak kan punya motor, mau nggak Bapak beliin bensin buat saya, ntar saya bayar kok”, tawarku.
    Untung mereka berbaik hati menyetujuinya, si Bapak yang berkumis tebal itu mengambil jaketnya dan segera berangkat dengan motornya. Tinggallah aku bersama 4 orang lainnya.

    “Mari Non duduk dulu di sini sambil nunggu”.

    Seorang pemuda berumur kira-kira 18 tahunan menggeser duduknya untuk memberiku tempat di kursi panjang itu. Seorang Bapak setengah baya yang memakai sarung menawariku segelas air hangat, mereka tampak ramah sekali sampai-sampai aku harus terus tersenyum dan berterima kasih karena merasa merepotkan. Kami akhirnya ngobrol-ngobrol dengan akrab, aku juga merasakan kalau mereka sedang memandangi tubuhku, hari itu aku memakai celana jeans ketat dan setelan luar berlengan panjang dari bahan jeans, di dalamnya aku memakai tanktop merah yang potongan dadanya rendah sehingga belahan dadaku agak terlihat. Jadi tidak heran si pemuda di sampingku selalu berusaha mencuri pandang ingin melihat daerah itu.

    Kompleks itu sudah sepi sekali saat itu, sehingga mulai timbul niat isengku dan membayangkan bagaimana seandainya kuberikan tubuhku untuk dinikmati mereka sekalian juga sebagai balas budi. Sehubungan dengan cuaca di Jakarta yang cukup panas akhir-akhir ini, aku iseng-iseng berkata, “Wah.. panas banget yah belakangan ini Pak, sampai malam gini aja masih panas”. Aku mengatakan hal tersebut sambil mengibas-ngibaskan leher bajuku kemudian dengan santainya kulepaskan setelan luarku, sehingga nampaklah lenganku yang putih mulus.

    Mereka menatapku dengan tidak berkedip, agaknya umpanku sudah mengena, aku yakin mereka pasti terangsang dan tidak sabar ingin menikmati tubuhku. Si pemuda di sampingku sepertinya sudah tak tahan lagi, dia mulai memberanikan diri membelai lenganku, aku diam saja diperlakukan begitu. Salah satu dari mereka, seorang tukang ojek berusia 30 tahunan mengambil tempat di sebelahku, tangannya diletakkan diatas pahaku, melihat tidak ada penolakan dariku, perlahan-lahan tangan itu merambat ke atas hingga sampai ke payudaraku. Aku mengeluarkan desahan lembut menggoda ketika si tukang ojek itu meremas payudaraku, tanganku meraba kemaluan pemuda di sampingku yang sudah terasa mengeras.

    Melihat hal ini kedua Bapak yang dari tadi hanya tertegun serentak maju ikut menggerayangi tubuhku. Mereka berebutan menyusupkan tangannya ke leher tanktop-ku yang rendah untuk mengerjai dadaku, sebentar saja aku sudah merasakan kedua buah dadaku sudah digerayangi tangan-tangan hitam kasar. Aku mengerang-ngerang keenakan menikmati keempat orang itu menikmatiku.
    “Eh.. kita bawa ke dalam pos aja biar aman!”, usul si hansip.
    Mereka pun setuju dan aku dibawa masuk ke pos yang berukuran 3×3 m itu, penerangannya hanya sebuah bohlam 40 watt. Mereka dengan tidak sabaran langsung melepas tank top dan bra-ku yang sudah tersingkap. Aku sendiri membuka kancing celana jeansku dan menariknya ke bawah.

    Keempat orang ini terpesona melihat tubuhku yang tinggal terbalut celana dalam pink yang minim, payudaraku yang montok dengan puting kemerahan itu membusung tegak. Ini merupakan hal yang menyenangkan dengan membuat pria tergiur dengan kemolekan tubuhku, untuk lebih merangsang mereka, kubuka ikat rambutku sehingga rambutku terurai sampai menyentuh bahu.

    Si hansip menyuruh seseorang untuk berjaga dulu di luar khawatir kalau ada yang memergoki, akhirnya yang paling muda diantara mereka yaitu si pemuda itu yang mereka panggil Mat itulah yang diberi giliran jaga, Mat dengan bersungut-sungut meninggalkan ruangan itu.

    Si hansip mendekapku dari belakang dan tangannya merogoh-rogoh celana dalamku, terasa benar jari-jarinya merayap masuk dan menyentuh dinding kewanitaanku, sementara di tukang ojek membungkuk untuk bisa mengenyot payudaraku, putingku yang sudah menegang itu disedot dan digigit kecil. Kemudian aku dibaringkan pada tikar yang mereka gelar disitu. Mereka bertiga sudah membuka celananya sehingga terlihatlah tiga batang yang sudah mengeras, aku sampai terpana melihat batang mereka yang besar-besar itu, terutama punya si hansip, penisnya paling besar diantara ketiganya, hitam dan dipenuhi urat-urat menonjol.

    Celana dalamku mereka lucuti jadi sekarang aku sudah telanjang bulat. Aku langsung meraih penisnya, kukocok lalu kumasukkan ke mulutku untuk dijilat dan dikulum, selain itu tangan lembutku meremas-remas buah zakarnya, sungguh besar penisnya ini sampai tidak muat seluruhnya di mulutku yang mungil, paling cuma masuk tiga perempatnya.

    Si tukang ojek mengangkat sedikit pinggulku dan menyelipkan kepalanya di antara kedua belah paha mulusku, dengan kedua jarinya dia sibakkan kemaluanku sehingga terlihatlah vagina pink-ku di antara bulu-bulu hitam. Lidahnya mulai menyentuh bagian dalam vaginaku, dia juga melakukan jilatan-jilatan dan menyedotnya, tubuhku menggelinjang merasakan birahi yang memuncak, kedua pahaku mengapit kencang kepalanya karena merasa geli dan nikmat di bawah sana. Bapak bersarung menikmati payudaraku sambil penisnya kukocok dengan tanganku dan payudaraku yang satunya diremasi si hansip yang sedang ku-karaoke.

    Aku sering melihat sebentar-sebentar Mat nongol di jendela mengintipku diperkosa teman-temannya, nampaknya dia sudah gelisah karena tidak sabaran lagi untuk bisa menikmati tubuhku. Tak lama kemudian aku mencapai orgasme pertamaku melalui permainan mulut si tukang ojek pada kemaluanku, tubuhku mengejang sesaat, dari mulutku terdengar erangan tertahan karena mulutku penuh oleh penis si hansip

    Cairanku yang mengalir dengan deras itu dilahap olehnya dengan rakus sampai terdengar bunyi, “Slurrpp.., sluupp..”. Puas menjilati vaginaku, si tukang ojek meneruskannya dengan memasukkan penisnya ke vaginaku, eranganku mengiringi masuknya penis itu, cairan cintaku menyebabkan penis itu lebih leluasa menancap ke dalam.

    Aku merasakan nikmatnya setiap gesekannya dengan melipat kakiku menjepit pantatnya agar tusukannya semakin dalam. Bapak bersarung menggeram-geram keenakan saat penisnya kujilati dan kuemut, sedangkan si hansip sekarang sedang meremas-remas payudaraku sambil menjilati leher jenjangku. Aku dibuatnya kegelian nikmat oleh jilatan-jilatannya, selain leher dia jilati juga telingaku lalu turun lagi ke payudaraku yang langsung dia caplok dengan mulutnya

    Beberapa saat lamanya si tukang ojek menggenjotku, tiba-tiba genjotannya makin cepat dan pinggulku dipegang makin erat, akhirnya tumpahlah maninya di dalam kemaluanku diiringi dengan erangannya, lalu dia lepaskan penisnya dari vaginaku.

    Posisinya segera digantikan oleh si hansip yang mengatur tubuhku dengan posisi bertumpu pada kedua tangan dan lututku. Kembali vaginaku dimasuki penis, penis yang besar sampai aku meringis dan mengerang menahan sakit ketika penis itu.
    “Wuah.. memek Non ini sempit banget, untung banget gua hari ini bisa ngentot sama anak kuliahan.. emmhh.. ohh..”, komentar si hansip.

    Sodokan-sodokannya benar-benar mantap sehingga aku merintih keras setiap penis itu menghujam ke dalam, kegaduhanku diredam oleh Bapak bersarung yang duduk mekangkang di depanku dan menjejali mulutku dengan penisnya, penis itu ditekan-tekankan ke dalam mulutku hingga wajahku hampir terbenam pada bulu-bulu kemaluannya.

    Aku sangat menikmati menyepong penisnya, kedua buah zakarnya kupijati dengan tanganku, sementara di belakang si hansip mengakangkan pahaku lebih lebar lagi sambil terus menyodokku, si tukang ojek beristirahat sambil memain-mainkan payudaraku yang menggantung.

    Si Bapak bersarung akhirnya ejakulasi lebih dulu di mulutku, dia melenguh panjang dan meremas-remas rambutku saat aku mengeluarkan teknik mengisapku, kuminum semua air maninya, tapi saking banyaknya ada sedikit yang menetes di bibirku.
    “Wah, si Non ini.. cantik-cantik demen nenggak peju!”, komentar si tukang ojek melihatku dengan rakus membersihkan penis si Bapak bersarung dengan jilatanku.

    Tiba-tiba pintu terbuka, aku sedikit terkejut, di depan pintu muncul si Mat dan si tukang ojek berkumis tebal yang sudah kembali dari membeli bensin.
    “Wah.. ngapain nih, ngentot kok gak ngajak-ngajak”, katanya.
    “Iya nih, cepetan dong, masa gua dari tadi cuma disuruh jaga, udah kebelet nih!”, sambung si Mat.

    “Ya udah, lu dua-an ngentot dulu sana, gua yang jaga sekarang”, kata si tukang ojek yang satu sambil merapikan lagi celananya.
    Segera setelah si tukang ojek keluar dan menutup pintu, mereka berdua langsung melucuti pakaiannya, si Mat juga membuka kaosnya sampai telanjang bulat, tubuhnya agak kurus tapi penisnya lumayan juga, pas si tukang ojek berkumis melepas celananya barulah aku menatapnya takjub karena penisnya ternyata lebih besar daripada punya si hansip, diameternya lebih tebal pula.
    “Gile, bisa mati kepuasan gua, keluar satu datang dua, mana kontolnya gede lagi!”, kataku dalam hati.

    Si hansip yang masih belum keluar masih menggenjotku dari belakang, kali ini dia memegangi kedua lenganku sehingga posisiku setengah berlutut. Si Mat langsung melumat bibirku sambil meremas-remas dadaku, dan payudaraku yang lain dilumat si tukang ojek itu.

    Nampak Mat begitu buasnya mencium dan memain-mainkan lidahnya dalam mulutku, pelampiasan dari hajat yang dari tadi ditahan-tahan, aku pun membalas perlakuannya dengan mengadukan lidahku dengannya.

    Kumis si tukang ojek yang lebat itu terasa sekali menyapu-nyapu payudaraku memberikan sensasi geli dan nikmat yang luar biasa. Si Bapak bersarung sekarang mengistirahatkan penisnya sambil mencupangi leher jenjangku membuat darahku makin bergolak saja memberi perasaan nikmat ke seluruh tubuhku.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Ketika aku merasa sudah mau keluar lagi, sodokan si hansip pun terasa makin keras dan pegangannya pada lenganku juga makin erat. “Aaahh..!”, aku mendesah panjang saat tidak kuasa menahan orgasmeku yang hampir bersamaan dengan si hansip, vaginaku terasa hangat oleh semburan maninya, selangkanganku yang sudah becek semakin banjir saja sampai cairan itu meleleh di salah satu pahaku. Tubuhku sudah basah berkeringat, ditambah lagi cuaca yang cukup gerah.

    Setelah mencapai klimaks panjang mereka melepaskanku, lalu si Bapak bersarung berbaring di tikar dan menyuruhku menaiki penisnya. Baru saja aku menduduki dan menancapkan penis itu, si tukang ojek menindihku dari belakang dan kurasakan ada sesuatu yang menyeruak ke dalam anusku.

    Edan memang si tukang ojek ini, sudah batangnya paling besar minta main sodomi lagi. Untung daerah selanganku sudah penuh lendir sehingga melicinkan jalan bagi benda hitam besar itu untuk menerobosnya, tapi tetap saja sakitnya terasa sekali sampai aku menjerit-jerit kesakitan, kalau saja ada orang lewat dan mendengarku pasti disangkanya sedang terjadi pemerkosaan.

    Dua penis besar mengaduk-aduk kedua liang senggamaku, si Bapak bersarung asyik menikmati payudaraku yang menggantung tepat di depan wajahnya. Si Mat berlutut di depan wajahku, tanpa disuruh lagi kuraih penisnya dan kukocok dalam mulutku, tidak terlalu besar memang, tapi cukup keras. Kulihat wajahnya merah padam sambil mendesah-desah, sepertinya dia grogi

    “Enak gak Mat? Kamu udah pernah ngentot belum?”, tanyaku di tengah desahan.
    “Aduh.. enak banget Non, baru pernah saya ngerasain ngentot”, katanya dengan bergetar.
    Aku terus mengemut penis si Mat sambil tanganku yang satu lagi mengocok penis supernya si hansip. Si Mat memaju-mundurkan pantatnya di mulutku sampai akhirnya menyemprotkan maninya dengan deras yang langsung kuhisap dan kutelan dengan rakus.

    Tidak sampai dua menit si tukang ojek menyusul orgasme, dia melepas penisnya dari duburku lalu menyemprotkan spermanya ke punggungku. Si Bapak bersarung juga sepertinya sudah mau orgasme, tampak dari erangannya dan cengkeramannya yang makin erat pada payudaraku. Maka kugoyang pinggulku lebih cepat sampai kurasakan cairan hangat memenuhi vaginaku. Karena aku masih belum klimaks, aku tetap menaik-turunkan tubuhku sampai 3 menit kemudian aku pun mencapainya.

    Setelah itu si Bapak bersarung itu keluar dan si tukang ojek yang tadi berjaga itu kembali masuk.
    “Aduh, belum puas juga nih orang.. bisa pingsan gua lama-lama nih!”, pikirku
    Tubuhku kembali ditelentangkan di atas tikar. Kali ini giliran si Mat, dasar perjaka.. dia masih terlihat agak canggung saat ke mau mulai sehingga harus kubimbing penisnya untuk menusuk vaginaku dan kurangsang dengan kata-kata

    “Ayo Mat, kapan lagi lu bisa ngerasain ngentot sama cewek kampus, puasin Mbak dong kalo lu laki-laki!”.
    Setelah masuk setengah kusuruh dia gerakkan pinggulnya maju-mundur. Tidak sampai lima menit dia nampak sudah terbiasa dan menikmatinya. Si hansip sekarang naik ke dadaku dan menjepitkan penisnya di antara kedua payudaraku, lalu dia kocok penisnya disitu. Aku melihat jelas sekali kepala penis itu maju mundur di bawah wajahku.

    Si tukang ojek berkumis menarik wajahku ke samping dan menyodorkan penisnya. Kugenggam dan kujilati kepalanya sehingga pemiliknya mendesah nikmat, mulutku tidak muat menampung penisnya yang paling besar di antara mereka berlima. Aku sudah tidak bisa ngapa-ngapain lagi, tubuhku dikuasai sepenuhnya oleh mereka, aku hanya bisa menggerakkan tangan kiriku, itupun untuk mengocok penis si tukang ojek yang satu lagi. Tubuhku basah kuyup oleh keringat dan juga sperma yang disemburkan oleh mereka yang menggauliku.

    Setelah mereka semua kebagian jatah, aku membersihkan tubuhku dengan handuk basah yang diberikan si hansip lalu memakai kembali pakaianku. Mereka berpamitan padaku dengan meneput pantatku atau meremas dadaku. Si tukang ojek berkumis mengantarku ke mobil sambil membawa sejerigen bensin yang tadi dibelinya.

    Setelah membantuku menuangkan bensin ternyata dia masih belum puas, dengan paksa dilepaskannya celanaku dan menyodokkan penisnya ke vaginaku. Kami melakukannya dalam posisi berdiri sambil berpegangan pada mobilku selama 10 menit. Untung saja tidak ada orang atau mobil yang lewat disini. Setibanya di rumah aku langsung mengguyur tubuhku yang bau sperma itu di bawah shower lalu tidur dengan perasaan puas.

    Sungguh pengalaman yang memuaskan, dan aku suka dengan seks liar seperti ini. Pada kesempatan lain akan kuceritakan pengalamanku ngeseks dengan pelatih mengemudiku, 2 orang pengamen, dosenku, satpam kampusku, tukang becak yang mangkal di kompleksku, Pak RT, karyawan di kampusku, dan lain sebagainya.

     

    Baca Juga :
  • Hot Girl Sexs

    Hot Girl Sexs


    2291 views

  • Bekas Muridku Jadi Korban Nafsu Bejatku

    Bekas Muridku Jadi Korban Nafsu Bejatku


    1458 views

    Duniabola99.org – Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.

    Kira2 6 tahun yang lalu saat umurku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.
    Sandi sangat sopan dan tau diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama.
    Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.
    Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan seksku yang masih menggebu-gebu.
    Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.
    Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.
    Kudengar suara langkahnya mendekatiku.
    “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.
    “Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.
    Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.
    Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.
    Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.
    Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam.
    Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.
    Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku.
    Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.
    “Sandi!! Ngapain kamu?”
    Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.
    “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.
    “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.
    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.
    “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”
    Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.
    Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin.
    Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.
    Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.
    “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.
    “Ibu hebat…,” desisnya.
    “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.
    “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.
    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.
    Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.
    “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.
    Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.
    “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.
    Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.
    Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.
    Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.
    “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.
    Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!
    Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.
    “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.
    “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.
    Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.
    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”
    Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.
    “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”
    Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.
    “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.
    “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.
    “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”
    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”
    “Oh, ah, uuugghhh… ”
    “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”
    Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!
    Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.
    Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.
    Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.
    Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.
    “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.
    “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.
    Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.
    Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.
    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”
    Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks.
    Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.
    Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.
    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.
    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”
    “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”
    “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”
    Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.
    “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.
    Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.
    “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.
    “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.
    “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”
    “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”
    Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.
    Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,
    “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”
    Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.
    Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.
    Sudah seminggu Sandi menjadi” suami”ku. Dan jujur saja aku sangat menikmati kehidupan malamku selama seminggu ini. Sandi benar-benar pemuda yang sangat perkasa, selama seminggu ini liang vaginaku selalu disiramnya dengan sperma segar. Dan entah berapa kali aku menahan jeritan karena kenikmatan luar biasa yang ia berikan.
    Walaupun malam sudah puas menjilat, menghisap, dan mencium sepasang payudaraku. Sandi selalu meremasnya lagi jika ingin berangkat kuliah saat pagi hari, katanya sich buat menambah semangat. Aku tak mau melarang karena aku juga menikmati semua perbuatannya itu, walau akibatnya aku harus merapikann bajuku lagi.
    Malam itu sekitar jam setengah 10-an. Setelah menidurkan anakku yang paling bungsu, aku pergi kekamar mandi untuk berganti baju. Sandi meminta aku mengenakan pakaian yang biasa aku pergunakan ke sekolah. Setelah selesai berganti pakaian aku lantas keluar dan berdiri duduk di depan meja rias. Lalu berdandan seperti yang biasa aku lakukan jika ingin berangkat mengajar kesekolah.
    Tak lama kudengar suara ketukan, hatiku langsung bersorak gembira tak sabar menanti permainan apa lagi yang akan dilakukan Sandi padaku.
    “Masuk.. Nggak dikunci,” panggilku dengan suara halus.
    Lalu Sandi masuk dengan menggunakan T-shirt ketat dan celana putih sependek paha.
    “Malam ibu… Sudah siap..?” Godanya sambil medekatiku.
    “Sudah sayang…” Jawabku sambil berdiri.
    Tapi Sandi menahan pundakku lalu memintaku untuk duduk kembali sembil menghadap kecermin meja rias. Lalu ia berbisik ketelingaku dengan suara yang halus.
    “Bu.. Ibu mau tahu nggak dari mana biasanya saya mengintip ibu?”
    “Memangnya lewat mana..?” Tanyaku sambil membalikkan setengah badan.
    Dengan lembut ia menyentuh daguku dan mengarahkan wajahku kemeja rias. Lalu sambil mengecup leherku Sandi berucap.
    “Dari sini bu..” Bisiknya.
    Dari cermin aku melihat disela-sela kerah baju yang kukenakan agak terbuka sehingga samar-samar terlihat tali BHku yang berwarna hitam. Pantas jika sedang mengajar di depan kelas atau mengobrol dengan guru-guru pria disekolah, terkadang aku merasa pandangan mereka sedang menelanjangi aku. Rupanya pemandangan ini yang mereka saksikan saat itu.
    Tapi toh mereka cuma bisa melihat, membayangkan dan ingin menyentuhnya pikirku. Lalu tangan kanan Sandi masuk kecelah itu dan mengelus pundakku. Sementara tangan kirinya pelan-pelan membuka kancing bajuku satu persatu. Setelah terbuka semua Sandi lalu membuka bajuku tanpa melepasnya. Lalu ia meraih kedua payudaraku yang masih tertutup BH.
    “Inilah yang membuat saya selalu mengingat ibu sampai sekarang,” Bisiknya ditelingaku sambil meremas kedua susuku yang masih kencang ini.
    Lalu tangan Sandi menggapai daguku dan segera menempelkan bibir hangatnya padaku dengan penuh kasih dan emosinya. Aku tidak tinggal diam dan segera menyambut sapuan lidah Sandi dan menyedotnya dengan keras air liur Sandi, kulilitkan lidahku menyambut lidah Sandi dengan penuh getaran birahi. Kemudian tangannya yang keras mengangkat tubuhku dan membaringkannya ditengah ranjang.
    Ia lalu memandang tubuh depanku yang terbuka, dari cermin aku bisa melihat BH hitam yang transparan dengan “push up bra style”.
    Sehingga memberikan kesan payudaraku hampir tumpah meluap keluar lebih sepertiganya. Untuk lebih membuat Sandi lebih panas, aku lalu mengelus-elus payudaraku yang sebelah kiri yang masih dibalut bra, sementara tangan kiriku membelai pussy yang menyembul mendesak CDku, karena saat itu aku mengenakan celana “mini high cut style”.
    Sandi tampak terpesona melihat tingkahku, lalu ia menghampiriku dan menyambar bibirku yang lembut dan hangat dan langsung melumatnya. Sementara tangan kanan Sandi mendarat disembulan payudara sebelah kananku yang segar, dielusnya lembut, diselusupkan tangannya dalam bra yang hanya 2/3 menutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.
    Ditekan dan dicarinya puting susuku, lalu Sandi memilinnya secara halus dan menariknya perlahan. Perlakuannya itu membuatku melepas ciuman sandi dan mendesah, mendesis, menghempaskan kepalaku kekiri dan kekanan.
    Selepas tautan dengan bibir hangatku, Sandi lalu menyapu dagu dan leherku, sehingga aku meracau menerima dera kenikmatan itu.
    “Saan… Saann… Kenapa kamu yang memberikan kenikmatan ini..”
    Sandi lalu menghentikan kegiatan mulutnya. Tangannya segera membuka kaitan bra yang ada di depan, dengan sekali pijitan jari telunjuk dan ibu jari sebelah kanan Sandi, Segera dua buah gunung kembarku yang masih kencang dan terawat menyembul keluar menikmati kebebasan alam yang indah.
    Lalu Sandi menempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku sebelah kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging segar itu. Secepat itu pula merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras, segar menentang ke atas. Sandi mengulum putingku dengan buas, sesekali digigit halus dan ditariknya dengan gigi.
    Aku hanya bisa mengerang dan mengeluh, sambil mengangkat badanku seraya melepaskan baju dan rok kerjaku beserta bra warna hitam yang telah dibuka Sandi dan kulemparkan kekursi rias. Dengan giat penuh nafsu Sandi menyedot buah dadaku yang sebelah kiri, tangan kanannya meraba dan menjalar kebawah sampai dia menyentuh CDku dan berhenti digundukan nikmat yang penuh menentang segar ke atas.
    Lalu Sandi merabanya ke arah vertikal, dari atas kebawah. Melihat CDku yang sudah basah lembab, ia langsung menurukannya mendororng dengan kaki kiri dan langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet.
    Adapun tangan kanan itu segera mengelus dan memberikan sentuhan rangsangan pada memekku, yang dibagian atasnya ditumbuhi bulu halus terawat adapun dibagian belahan vagina dan dibagian bawahnya bersih dan mulus tiada berambut. Rangsangan Sandi semakin tajam dan hebat sehingga aku meracau.
    “Saaan.. Sentuh ibu sayang, .. Saann buat.. Ibu terbaang.. Pleaase.”
    Sandi segera membuka gundukan tebal vagina milikku lalu mulutnya segera menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk menyentuh lebih dalam lagi mencari kloritasku yang semakin membesar dan mengeras. Dia menekan dengan penuh nafsu dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah.
    Aku menggelinjang dan teriak tak tahan menahan orgasme yang akan semakin mendesak mencuat bagaikan merapi yang ingin memuntahkan isi buminya. Dengan terengah-engah kudorong pantatku naik, seraya tanganku memegang kepala Sandi dan menekannya kebawah sambil mengerang.
    “Ssaann.. Aarghh..”
    Aku tak kuasa menahannya lagi hingga menjerit saat menerima ledakan orgasme yang pertama, magma pun meluap menyemprot ke atas hidung Sandi yang mancung.
    “Saan.. Ibu keluaa.. aar.. Sann..” Memekku berdenyut kencang dan mengejanglah tubuhku sambil tetap meracau.
    “Saan.. Kamu jago sekali memainkan lidahmu dalam memekku sayang.. Cium ibu sayang.”
    Sandi segera bangkit mendekap erat diatas dadaku yang dalam keadaan oleng menyambut getaran orgasme. Ia lalu mencium mulutku dengan kuatnya dan aku menyambutnya dengan tautan garang, kuserap lidah Sandi dalam rongga mulutku yang indah.
    Tubuhku tergolek tak berdaya sesaat, Sandipun mencumbuku dengan mesra sambil tangannya mengelus-elus seluruh tubuhku yang halus, seraya memberikan kecupan hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dengan penuh cinta. Dibiarkannya aku menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang hebat. Juga memberi kesempatan menurunnya nafsu yang kurasakan.
    Setelah merasa aku cukup beristirahat Sandi mulai menyentuh dan membelaiku lagi. Aku segera bangkit dan medorong belahan badan Sandi yang berada diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lalu kucium dan kujilati pipinya, kemudian menjalar kekupingnya.
    Kumasukkan lidahku ke dalam lubang telinga Sandi, sehingga ia meronta menahan gairahnya. Jilatanku makin turun kebawah sampai keputing susu kiri Sandi yang berambut, Kubelai dada Sandi yang bidang berotot sedang tangan kananku memainkan puting yang sebelah kiri. Mengelinjang Sandi mendapat sentuhan yang menyengat dititik rawannya yang merambat gairahnya itu, sandipun mengerang dan mendesah.
    Kegiatanku semakin memanas dengan menurunkan sapuan lidah sambil tanganku merambat keperut. Lalu kumainkan lubang pusar Sandi ditekan kebawah dfan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Sandi sampai akhirnya kekemaluan Sandi yang sudah membesar dan mengeras.
    Kuelus lembut dengan jemari lentikku batang kemaluan Sandi yang menentang ke atas, berwarna kemerahan kontras dengan kulit sandi yang putih kepalanya pun telah berbening air birahi.
    Melihat keadaan yang sudah menggairahkan tersebut aku menjadi tak sabar dan segera kutempelkan bibir hangatku kekepala kontol Sandi dengan penuh gelor nafsu, kusapu kepala kontol dengan cermat, kuhisap lubang air seninya sehingga membuat Sandi memutar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-dongkakkan kepalanya menahan keikmatan yang sangat tiada tara, adapun tangannya menjambak kepalaku.
    “Buuu.. Dera nikmat darimu tak tertahankan.. Kuingin memilikimu seutuhnya,” Sandi mengerang.
    Aku tidak menjawabnya, hanya lirikan mataku sambil mengedipkannya satu ke arah Sandi yang sedang kelejotan. Sukmanya sedang terbang melayang kealam raya oleh hembusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocoknya dengan ritme yang pelan dan semakin cepat, sementara lidahku menjilati seluruh permukaan kepala kontol tersebut. Termasuk dibagian urat yang sensitif bagian atas sambil kupijat-pijat dengan penuh nafsu birahi.
    Sadar akan keadaan Sandi yang semakin mendaki puncak kenikmatan dan akupun sendiri telah terangsang. Denyutan memekku telah mempengaruhi deburan darah tubuhku, kulepaskan kumulan kontol Sandi dan segera kuposisikan tubuhku diatas tubuh Sandi menghadap kekakinya.
    Dan kumasukkan kontol Sandi yang keras dan menengang ke dalam relung nikmatku. Segera kuputar memompanya naik turun sambil menekan dan memijat dengan otot vagina sekuat tenaga. Ritme gerakanpun kutambah sampai kecepatan maksimal.
    Sandi berteriak, sementara aku pun terfokus menikmati dera kenikmatan gesekan kontol sandi yang menggesek G-spotku berulang kali sehingga menimbulkan dera kenikmatan yang indah sekali. Tangan Sandipun tak tinggal diam diremasnya pantatku yang bulat montok indah, dan dielus-elusnya anusku, sambil menikmati dera goyanganku pada kontolnya. Dan akhirnya kami berdua berteriak.
    “Buu Dennook.. Aku tak kuat lagi.. Berikan kenikmatan lebih lagi bu.. Denyutan diujung kontolku sudah tak tertahankan”
    “Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayang.. Aku mau keluarr” .
    Lalu Sandi memintaku untuk memutar badan manghadap pada dirinya dan dibalikkannya tubuhku sehingga. Sekarang aku berada dibawah tubuhnya bersandarkan bantal tinggi, lalu Sandi menaikkan kedua kakiku kebahunya kemudian ia bersimpuh di depan memekku. Sambil mengayun dan memompa kontolnya dengan yang cepat dan kuat. Aku bisa melihat bagaimana wajah Sandi yang tak tahan lagi akan denyutan diujung kontol yang semakin mendesak seakan mau meledak.
    “Buu… Pleaass.. See.. Aku akaan meleedaaakkh!”
    “Tungguu Saan.. Orgasmeku juga mauu.. Datang ssayaang.. Kita sama-sama yaa..”
    Akhirnya… Cret.. Cret.. Cret tak tertahankan lagi bendungan Sandi jebol memuntahkan spermanya di vaginaku. Secara bersamaan akupun mendengus dan meneriakkan erangan kenikmatan.
    Segera kusambar bibir sandi, kukulum dengan hangat dan kusodorkan lidahku ke dalam rongga mulut Sandi. Kudekap badan Sandi yang sama mengejang, basah badan Sandi dengan peluh menyatu dengan peluhku. Lalu ia terkulai didadaku sambil menikmati denyut vaginaku yang kencang menyambut orgasme yang nikmat yang selama ini kurindukan.
    Lalu Sandi membelai rambutku dengan penuh kasih sayang kemudian mengecup keningku.
    “Buu.. Thank you, i love you so much.. Terus berikan kenikmatan seperti ini untukku ya..” Bisiknya lembut.

    Aku hanya mengangguk perlahan, setelah memberikan ciuman selamat tidur aku memeluknya dan langsung terlelap. Karena besok aku harus masuk kerja dan masih banyak lagi petualangan penuh kenikmatan yang akan kami lalui.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.