• Beautiful brunette chick Serena Wood poses in the nude for Playboy

    Beautiful brunette chick Serena Wood poses in the nude for Playboy


    1808 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • SUCK A HARD DICK

    SUCK A HARD DICK


    1904 views

  • Sex Luar Biasa Dengan 4 Gadis Seksi

    Sex Luar Biasa Dengan 4 Gadis Seksi


    1400 views

    Duniabola99.org – Yanti, sebut saja demikian, sudah tiga minggu kami saling berbagi kebutuhan biologis. Yanti adalah wanita berusia 25 tahun dengan tinggi 160 cm, dan dengan dada yang amat besar 36B ukurannya, kulit putih, dengan wajah mirip wanita bangsawan.

    Hubungan kami berawal pada sebuah pesta pertunangan rekan bisnis saya, aku kenalan dengannya dan menjadi akrab dengannya bahkan aku menawarkan untuk pulang bersama karena dia bosan untuk berada disana karena dia telah ditinggal oleh temannya. Yanti pun naik ke mobilku, dia tidak keberatan dengan itu, malam itu suhunya terasa amat dingin,

    Walaupun AC sudahku matikan tapi masih terasa dingin aku juga tidak mengerti mengapa bisa terjadi seperti itu, akhirnya aku pinjami jasku untuk menutupi tubuhnya yang hanya memakai gaun putih itu. Bagiku Yanti malam itu terlihat sexy dengan gaun yang dipakainya, dia memakai gaun putih tanpa lengan, dan bra hitam yang menunjukkan kemolekan tubuhnya. Dan rambut panjangnya yang terawat dibiarkan tergerai dengan bebasnya.

    Karena perutku masih terasa lapar, tadi aku cuma makan sedikit karena keasyikan ngobrol dan menikmati tubuhnya yang sexy dan bahenol itu, kuajak dia makan di sebuah restoran tapi dia menolak karena dia dirumah telah masak, jadi aku diminta untuk makan ditempatnya saja, dalam hati, ini cewek baik banget selain dia sexy dan bahenol tapi juga baik hati, setelah aku berpikir lama akhirnya aku setuju.

    Singkat cerita kami sampai di rumah kontrakannya dan makanlah aku disana, selesai makan aku membereskannya, lalu dia mengajakku kekamarnya untuk menemaninya malam itu, padahal aku ingin pulang karena jam sudah menunjukkan jam 00.30. Aku mencoba untuk menolak tapi karena dia terus memohon untuk menemaninya, dan akhirnya aku pun mengiyakannya karena aku juga tidak tega kalau dia terlalu memohon kepadaku.

    Kamarnya terlihat rapi dan bersih semuanya tertata rapi sekali, ya, maklum kamar cewek. Dia mengontrak untuk berempat dan teman-temannya kebetulan saat itu lagi pada keluar, maklum saat itu adalah malam minggu.

    Singkat cerita, dia bercerita padaku bahwa dia baru putus sama pacarnya karena cowoknya kepergok telah berbuat perselingkuhan dibelakang dia. Diapun menangis mengenang masa lalu yang teramat indah bersama sang pacar dan sekarang hanyalah tinggal kemalangan belaka dan aku coba untuk memberanikan diriku untuk memeluknya dan menenangkannya, Yanti si sexy tak menolaknya.

    Setelah agak tenang, kubisikan dia bahwa malam ini kamu kelihatan cantik sekali. Yanti tersenyum dan menatapku sangat dalam, lalu aku cium bibirnya yang hangat itu dan dia membalas ciumanku dengan sangat ganasnya, lalu tangannya mulai mencari dimana adik kecilku bersembunyi. Akhirnya dia mendapatkannya dan meremas dengan lembutnya.

    Kamipun berciuman dengan sangat ganasnya lalu aku mulai mencium lehernya, Yantipun mendesah,

    “Aaahh geli Jok aahh.”

    Mendengar itu aku semakin bernafsu, aku pun mulai meremas-remas payudaranya dari luar branya yang montok itu. Yanti mendesah lagi,

    “Aaahh enak Jok terus Jok terus sstt.”

    Dan dia pun menjambak rambutku. Setelah beberapa lama aku meremas payudaranya, dia mendesah dan terus berkicau, dengan permainan yang aku buat itu. Aku pun mulai melucuti gaun yang dia masih pakai, yang tersisa hanya tinggal Branya dan CD beranda merah muda, kemudian branya pun aku lepas, tampaklah jelas gunung kembar yang sangat menantang birahiku dan puting merah-kecoklatan cerah yang sudah mengeras.

    Kuremas payudaranya dan kuhisap putingnya dan kugigit kecil dengan gigiku, Yanti hanya memejamkan mata sambil menikmati hisapanku itu. Aku gigit-gigit putingnya dan dia pun mengerang dan menggelinjang keasikan,

    “Jok enak Jok, teruss Jok, hisap terus aahh sstt”

    Kemudian aku lanjutkan dengan menciumi perutnya kemudian aku copot CD yang masih melekat pada dirinya. WOw ternyata jembutnya tidak terlalu lembat dan rapi, rambut disekitar bibir kemaluannya bersih. Dan vaginanya tampak kencang dengan clitoris yang cukup besar dan tampak basah.

    “Kamu rajin mencukur yaa,” tanyaku, dengan wajah memerah dia mengiyakan, sebab kata teman-temannya demi kesehatan vagina, dan tidak bau.

    Kupangku dia dan mulai menciuminya lagi, dan sapuan lidahku mulai menjalar dari payudara kemudian putingnya, kugigit kecil dengan gigiku, Yanti menggelinjang keasikkan dan mendesah-desah merasakan rangsangan kenikmatan,

    “Ssstt terus Jok sstt.”

    Tangan kananku mulai memainkan clitorisnya yang sudah banjir, kemudian kujilati klitotisnya dengan lidahku perlahan-lahan, desahan dan lenguhan makin sering kudengar. Seirama dengan sapuan lidahku klitorisnya, Yanti si sexy semakin terangsang, dia bahkan menjabak rambutku dan menekan kepalaku di klitorisnya,

    “Jok, enak.. Banget.. Enak.. Jok, aahh.. Jok terus Jok jilat terus sampai dalam Jok aahh..”

    Desahannya dan lenguhannya membuat aku bertambah nafsu untuk melancarkan yang lebih gila dari sebelumnya dan seketika itu juga badannya mulai mengejang dan

    “Jok.. Yanti.. mau.. Keeluaar aa.. Aaahh” dan terasa sekali derasnya cairan yang mengalir dari vaginanya yang terasa asam-asam pahit tapi nikmat kemudian langsung aku jilat sampai habis dan tak tersisa. Yanti kemudian berdiri.

    “Sekarang giliranku,” katanya.

    Celanaku langsung dilucutinya dan akupun langsung berbaring diatas kasur yang empuk itu. Salah satu tangannya memegang penisku dan yang lain memegang buah zakarku, di mengelusnya dengan lembut.

    “Mmmhh enak juga yaa penis kamu,” ceretus dia.
    “Aaahh enak Yan” desahku.

    Yanti si sexy mulai menciumi penisku dan mengelus buah zakarku, dan mengemutnya dan mengocoknya dengan mulutnya yang sangat imut itu. Terasa jutaan arus listrik mengalir ke tubuhku,

    “Gila ini cewek pinter sekali sedotan dan kocokannya benar-benar nikmat banget,” dalam batinku. Kupegang kepalanya, kuikuti naik turunnya, sesekali kutekan kepalanya saat turun. Sesaat kemudian dia berhenti.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    “Jok penis kamu lumayan besar dan panjang yach, keras lagi, aku semakin terangsang nich.”

    Aku hanya tersenyum, lalu kuajak dia main 69, ternyata dia mau. Vaginanya yang banjir itu tepat diwajahku, merah dan kencang, sedang Yanti sudah mengocok penisku. Aku semakin bernafsu untuk memainkan vaginanya yang semakin menantang aja, tercium wangi yang khas pada sekitar vaginanya yang sangat aku sukai sekali pada wanita, dan clitorisnya sampai memerah dan kuhisap yang sudah keluar untuk kedua kalinya.

    Tiba-tiba aku kaget ketika aku melihat ke arah pintu yang tidak begitu rapat ditutupnya dan aku semakin kaget ketika ternyata teman-temannya sudah melihat semua permainan yang sedang kami lakukan. Salah satu dari dia celetuk,

    “Yan main kok tidak ngajak-ngajak sih kita kan juga mau,”

    Dan ternyata setelah aku ketahui namanya Yeni (24), tanpa disangka mereka langsung membuka baju dan celana mereka dan seketika itu pula mereka sudah keadaan bugil. Aku semakin kelabakan karena diserang dari berbagai arah.

    Aku mulai memasukkan penisku ke vagina Yanti, walaupun pertama kali terasa sempit sekali jadi aku agak kesulitan memasukannya dan setelah beberapa lama aku berusaha, akhirnya aku dapat masuk setengah dan Yanti si sexy menjerit menahan sakit yang tiada tara.

    Tanpa aku duga ternyata ada sedikit darah mengalir di sekitar vaginanya, ternyata dia masih perawan batinku. Yanti makin mengejang sambil mendesis seperti ular, sedangkan Yeni yang tidak kalah montok dan juga payuadaranya paling besar.

    Yanti pun memainkan putingnya Dewi(24, 38), sedangkan Ati (25, 36b) memainkan vaginanya Dewi. Mereka saling mendesah membuat suasana semakin panas saja. Aku sendiri semakin cepat memainkan penisku, desahan Yanti pun semakin kencang saja bersamaan dengan kecepatan goyanganku yang semakin cepat dan Yanti semakin menikmati permainanku dan dia pun semakin mengimbangi permainanku.

    “Aaahh enak Jok, terus Jok, lebih dalam lagi Jok,” celotehnya aku semakin cepat dan ketika itu juga badan dia mulai mengejang bertanda dia mau orgasme. Tidak berapa lama dia,
    “Jok aku ingiin keluar” dan ketika itu juga keluarlah cairan yang ketiga kalinya dengan banyak sekali dan Yanti terlihat lemas dan langsung tergeletak disampingku, tapi penisku masih tegak bagaikan mau menantang kenikmatan.

    Yeni pun langsung mengambil penisku yang masih tegak itu ke dalam vaginanya ternyata sama sempitnya dengan Yanti, aku sedikit kaget karena ada sedikit darah mengalir dari vaginanya dan ternyata Yeni pun masih perawan juga batinku, perlahan kugoyang penisku, maju mundur, dan semakin keras aku mengenjotnya dan jeritanya panjang dan seketika itu juga badannya mulai mengejang yang berarti dia mau orgasme, aku pun semakin mempercepat gerakan penisku dan Yeni pun menjerit panjang,

    “Jok.. Aku keeluuar aahh” dan seketika itu pula dia roboh disampingku sedangkan aku masih belum sampai puncaknya.

    Aku raih tangannya Dewi dan langsung aku mainkan vaginanya dengan lidahku dan terus aku mainkan sampai diapun mendesah dengan keras. Sedangkan Ati memainkan puyudara Dewi yang sudah mengeras. Aku pun mulai memasukkan penisku ke vagina Dewi yang ternyata sempit juga tapi untung vaginanya sudah basah jadi tidak terlalu sulit.

    Dan ketika baru masuk setengah ada darah yang mengalir pada vaginanya dalam batin ternyata semuanya masih pada perawan dalam batinku, perlahan kugoyang penisku maju mundur membentuk angka 8, rintihan kesakitan berubah menjadi desahan kenikmatan.

    Sedangkan Ati menjilati payudara Dewi dengan nafsunya dan sekali-kali Ati mencium bibirku dengan garangnya, saat aku berada diatas Dewi, kujilati payudaranya yang memerah dan Dewi tidak bisa menjerit karena bibirnya sudah disumpel dengan mulutnya Ati yang dari tadi sudah mencium bibirnya Dewi dengan garang dan kelihatan sudah bernafsu itu.

    Aku mulai menekannya dengan nafsu dan tentunya dan tentunya penisku masih ada didalam vaginanya Dewi yang sangat nikmat itu.

    “Ooohh nikmat sekali rasanya”, dia menjerit “Ssshh”, seperti ular yang sedang mendekati mangsanya. Dan kupercepat lagi goyanganku dan semakin cepat aku mengocoknya semakin keras dia menjerit kenikmatan dan seketika itu juga,

    “Aaahh aku mau keeluuarr Jok, kau juga ingin keluar kan?, kita keluarin bareng aja yaa, aahh”

    Crot.. Crot.. Crot hampir bersamaan, begitu nikmatnya permain malam ini dan akupun langsung tertidur lemas karena sudah bermain dengan tiga wanita sekaligus, setelah 3 jam aku tertidur aku merasakan ada yang mengemut penisku dengan lembutnya dan setelah aku membuka mataku ternyata Ati yang belum mendapatkan jatahnya.

    Langsung kucium bibirnya denga bernafsu dan dia langung meminta aku untuk memasukkan penisku ke vaginanya yang ternyata sudah banjir dari tadi. Aku mencoba untuk memainkan vaginanya dan tanpa kuduga ternyata Ati telah meraih penisku dan langsung membimbingku memasuki vaginanya.

    Disaat menyentuh bibir vaginanya dia mengerang kenikmatan dan akupun langsung memasukkannya dan ternyata sudah tidak begitu sempit dibandingkan dengan tiga temannya dan tanpa banyak hambatan aku mulai menggenjot dengan cepat dan terasa sekali ada yang terasa yang berdenyut-denyut di vaginanya yang berarti menandakan dia mau orgasme dan aku semakin mempercepat goyanganku dan seketika itu pula.

    “Aaahh Jok, aku mau keeluuaarr sstt”

    Keluarlah cairan yang sangat banyak itu dan dia langsung lemas dan ternyata mereka berempat langsung bangun dan langsung memburu aku dengan sangat garangnya, dan saat itu jam 05.30 pagi, kami berlima mandi bareng dan disaat mandipun kami masih sempat bermain walaupun hanya sebentar karena waktunya sudah tidak memungkinkan untuk bermain lama.

    “Makasih yaa Jok, kamu memang hebat walaupun tubuh kamu tidak gemuk(kurus), tapi stamina kamu kuat sekali, aku jadi ingin sekali mengulangnya.”

    Tapi aku harus berangkat kerja, setelah kejadian itu aku masih sering bermain dengan mereka kadang aku bermain hanya berdua, kadang berempat, kadang bertiga, kadang juga langsung berlima..

    Tapi hampir sudah sebulan ini, aku tidak tahu kemana mereka dan tidak pernah ketemu lagi bahkan saat aku ke kontrakannya ternyata dia sudah pindah entah kemana dan aku hubungin lewat HP tak pernah aktif, aku merindukan saat itu.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Pelajaran Seks Ngentot Guruku Bu Lia

    Pelajaran Seks Ngentot Guruku Bu Lia


    1568 views

    Duduk dikelas 3 SMP memberiku tekanan untuk terus konsentrasi belajar dan harus lulus EBTA dengan baik untuk dapat meneruskan ke SMA yang bagus. Sayangnya pengalaman pendidikan pengenalan seksku yang tiba2 banyak, membuat konsentrasi belajar menjadi buyar. Nilai2 ulangan semua mata pelajaran turun.

    Aku resah, tetapi ternyata bukan hanya aku, sekolahkupun resah. Pelajar yang biasanya nilainya lumayan kok tiba2 jeblok. Maka mulailah aku dipanggil ke ruang kepala sekolah, yang bersama wali kelas menanyakan permasalahanku. Lalu dipanggil ke ruang BP (Bimbingan Penyuluhan) untuk membantuku. Aku hanya menjawab bahwa aku rindu orangtua di Bengkulu karena sudah lebih dari dua tahun tidak bertemu. Cantik dan Montok

    Mereka berusah menghibur dan membangkitkan semangatku. Mereka juga sepakat bahwa untuk mengembalikan konsentrasiku, beberapa guru dari beberapa mata ajaran utama akan memberiku les privat selama sebulan. Setiap pulang sekolah sampai sore aku wajib belajar privat di sekolah atau di rumah masing2 guru. Tapi karena siang hari sekolah sepi, akhirnya aku harus ke rumah guru. Aku jadi ingat saat harus sering belajar privat untuk lomba pelajar teladan. Aku jadi ingat sama Diah.

    Siang itu adalah jadwal privat Bahasa Indonesia, ini adalah privat yang ketiga kalinya aku datang ke rumah Bu Lia. Biasanya Pak Endang, suami Bu Lia yang membukakan pintu, namun kali ini Bu Lia sendiri yang membuka pintu dan kami privat di ruang tamu. Setelah selesai biasanya Pak Endang menemani dan kami ngobrol sebentar dan Pak Endang turut memberiku semangat. Tapi kali ini dia tidak keluar menemuiku. Gairah Nafsu Guru

    “Bapak kemana Bu? Sakit?”, tanyaku

    “Tadi pagi sama temannya ada urusan ke Bandung. Katanya urusannya sampai sore terus langsung kembali lagi, paling2 sekitar jam 7 jam 8 sampai rumah,” jawab Bu Lia

    “Jar, kalau menurut ibu, hilangnya konsentrasi kamu karena masalah cewek”, Bu Lia membuka pembahasan. Aku diam tidak menjawab.

    “Ibu perhatikan dulu kamu dekat dengan Diah dan menurut ibu cukup dekat. Ibu tahu dari wajah dan bahasa tubuh kalian,” Bu Lia coba memancing. Aku masih diam.

    “Satu lagi. Ingat waktu kamu dan teman2 sekolah membantu mempersiapkan pernikahan ibu di rumah orang tua ibu?” tanyanya

    “Iya. Kami sampai harus menginap semalaman”, jawabku

    “Kamu dan anak2 laki tidur di bale di luar dekat tenda. Disitu ibu lihat kamu berbeda”, katanya. Aku tertegun dan ingin mendengar penjelasannya.

    “Tidak seperti anak lain, kamu tidur pakai sarung dan dibalik sarung kamu tidak pakai celana atau celana dalam”. Sebelum sempat bertanya Bu Lia melanjutkan, “Malam itu ibu beberapa kali keluar, ibu lihat kamu seperti bermimpi dan ibu lihat dibalik sarung penismu ngaceng. Lalu dinihari ibu keluar lagi, dan ibu lihat lagi2 penismu ngaceng dan sarungmu basah. Kamu mimpi basah. Jadi menurut ibu masalah kamu adalah masalah wanita”, kata ibu menyimpulkan.

    “Darimana ibu tahu, kalau aku ngaceng?” tanyaku menyelidik

    “Justru ibu juga kaget, karena kelihatannya ukuran penismu besar sehingga terlihat jelas. Kalau ibu perhatikan, kamu tidak pernah pakai celana dalam. Ini berarti kamu sudah banyak tahu tentang seks. Kamu sudah berhubungan badan dengan Diah? Atau seseorang?”, tanyanya. Aku menggelengkan kepala.

    “Kalau begitu pengalaman seks apa yang pernah kamu rasakan”, Bu Lia merendahkan suaranya. Dari tadi nadanya memang tidak memaksa, tetapi mencoba menjadi seorang sahabat.

    Ragu2, aku mulai menceritakan pengalamanku dengan Ceu Kokom sampai Soraya, dan tahu seks melalui film porno. Bu Lia menghibur aku, bahwa waktu kuliah dia juga pernah beberapa kali nonton film porno bersama geng cewek. Tetapi pengalamannya dengan beberapa lelaki hanyalah sampai cium kening dan pipi. Sedangkan pengalaman seks hanya dengan suaminya, dan itupun tidak seheboh seperti di film porno.

    Aku dengar memang Bu Lia adalah guru primadona, karena memang wajahnya mirip paramita rusady dan perawakannya cukup tinggi dan langsing. Tambah lagi ia selalu rapi, segar dan murah senyum. Banyak lelaki yang berusaha mendekatinya dan beberapa pernah dekat dengannya walaupun sebentar. Ia memutuskan untuk memilih Pak Endang perjaka tampan insinyur teknik, dan menikah beberapa bulan lalu.

    Bu Lia bercerita tentang adegan film porno yang pernah ditontonnya. Ceritanya terbuka dan vulgar, membuatku risih tapi sekaligus terangsang, sehingga tanpa bisa dicegah, penisku ngaceng. Meskipun aku sedang dalam posisi duduk, tetapi lekuk penis ngacengku terlihat di celana.

    “Coba kamu berdiri”, kata Bu Lia. Aku ragu dan malu karena penisku ngaceng, tetapi Bu Lia membantuku berdiri.

    “Kamu memang tidak pernah pakai celana dalam, jadi kalau lagi ngaceng bisa kelihatan”, katanya. Lalu menarikku pindah dari ruang tamu ke ruang makan. Dia duduk di kursi makan sedangkan aku berdiri disampingnya.

    Lalu dia meneruskan cerita adegan di film porno. Yang membuat aku kaget dan deg2an adalah sambil bercerita, tangannya mengusap2 celana persis dibagian penisku yang ngaceng. Aku yang tadinya bingung akhirnya memutuskan untuk menikmati belaian tangan Bu Lia. Memejamkan mata dan sedikit mendesah.

    Saat sedang asyiik menikmati rabaan, tiba2 Bu Lia memelorotkan celanaku dan secara reflek aku menutupi penis dengan tanganku. Dengan lembut dan perlahan Bu Lia menyingkirkan tanganku dari penis. Sejenak dia memperhatikan penisku dan mengukur dengan jengkalan tangannya. Lalu membelai2 penisku.

    “Hebat kamu, kecil2 tapi burungnya gede”, katanya.

    Lalu dia melanjutkan cerita adegan film porno lagi, sambil memberi contoh. Saat bercerita tentang adegan si wanita mencium penis si laki2, Bu Lia juga menciumi penisku Lalu…diemut!. Ahh… aku kaget, berjuta rasa berkecamuk. Ini pertama kali penisku diemut. Ibu guruku yang primadona itu mengemut penisku. Lalu dia memasukkan penisku lebih dalam ke mulutnya. Mengeluarkan dan memasukkan penisku kemulutnya. Berulang-ulang.

    Lama juga Bu Lia menikmati penisku. Daripada berdiri, aku merebahkan diri, dan Bu Lia tetap tak mau melepaskan penisku dari mulutnya, ia mengemut sambil tiduran. Kulihat belahan dadanya, maka tanganku menggerayang menyusup bh, mengelus2 susunya. Bu Lia mendekatkan susunya agar mudah terjangkau tanganku.

    Bu Lia bercerita lagi, dan semakin bernafsu memainkan penisku. Aku menggeser badanku sehingga kepalaku lebih dekat ke bagian pinggulnya. Kusingkap roknya, dan kuperosotkan celana dalamnya. Bu Lia membantu membuka rok dan mencopot celana dalamnya sendiri, sambil tetap mengemut penisku. Wow, vaginanya tebal dengan bulu jembut yang juga tebal.

    Kuberanikan diri mendekatkan wajahku ke vaginanya, Bu Lia dengan sadar membuka kakinya sehingga terlihat jelas vaginanya. Pemandangan ini tidak kusia2kan. Tanganku segera membelai jembut dan vaginanya. Kubuka bibir vaginanya dan inilah pertama kali aku melihat bagian dalam vagina. Ada itil dan ada lubang.

    Sesuai dengan celotehan Bu Lia tentang adegan berikutnya, maka aku mainkan itilnya dengan jariku. Bu Lia menggelinjang. Lalu jariku memainkan lubang vaginanya. Dengan rasa penasaran aku mencoba mengikuti jalan cerita Bu Lia untuk menciumi vaginanya. Saat kucium, sejenak Bu Lia menghentikan mengemut penisku. Lalu kucium lagi, kubuka bibir vaginanya dan itilnya kujilati dengan lidahku. Ahh.. Bu Lia mendesah dan meremas kuat penisku, lalu mengemut dan mengocok penisku dengan mulut dan tangannya. Bu Lia berhenti bercerita dan menikmati permainan kami.

    Setelah itil, kujilati juga seluruh bagian vaginanya dan lubang vaginanya. Rasanya aneh, aku ingin meludah. Akhirnya aku hanya menciumi bagian luar vaginanya. Cukup lama aku menikmati menciumi dan menjilati vagina. Selanjutnya kuarahkan jariku ke lubang vaginanya. Kumasukkan jariku kedalamnya. Bu Lia mendesah lagi. Di dalam vagina Bu Lia kurasakan ada gundukan2 kecil. Didalamnya, jariku serasa dipijit2 oleh vaginanya. Kukeluar masukkan jariku ke vagina, Bu Lia menggelinjang2. Terus kulakukan sampai akhirnya Bu Lia mengejang. Kelihatannya dia sudah sampai puncak nikmat.

    Adegan ini membuatku semakin terangsang. Setelah cukup lama, kurasakan penisku mau mengeluarkan mani. Aku bernafas kencang, Bu Lia semakin mempercepat ngocoknya. Dan akhirnya…. Aaahhh, maniku muncrat keluar. Bu Lia tidak siap, sehingga sebagian maniku masuk ke dalam mulutnya dan sebagian mengenai muka dan matanya.

    Aku terlentang lemas dengan wajah masih mencium vagina Bu Lia. Sementar Bu Lia juga lemas dengan kepala di pahaku dan mencium penisku yang mulai meloyo. Tak lama kemudian ia mengambil lap untuk membersihkan mani dan cairan vaginanya yang berceceran di lantai. Lalu dia menuntunku kekamar mandi untuk membersihkan diri.

    Aku menyiram dan membersihkan penis dan sekitar selangkangan. Bu Lia mengambil handuk dan kemudian ikut masuk kamar mandi untuk membersihkan. Ternyata Bu Lia malah mencopot baju dan bh nya sehingga bugil. Wah ternyata badan Bu Lia mulus, dengan warna kulit khas orang sunda. Susunya tidak terlalu besar, tetapi putingnya cukup panjang, mungkin hampir 1 cm. Bu Lia berusia 22 tahun dan baru menikah dengan Pak Endang beberapa bulan lalu.

    “Kalau habis seks, sebaiknya mandi”, dia menjelaskan. Aku ikuti sarannya dan mencopot semua pakaian dan mandi bersama.

    Bu Lia membantu memandikanku dan dia menyabuniku dari atas. Agak lama dia menyabuni penisku, sambil digosok2. Katanya biar bersih, tapi kenyataannya penisku menjadi ngaceng lagi, dan dia tersenyum. Lalu dia minta aku menyabuninya. Aku juga menyabuni Bu Lia dari atas sampai bawah, dan sengaja berlama2 saat menyabuni susunya. Bukan hanya menyabuni tapi meremas2 susu dan memainkan putingnya. Bu Lia tersenym. Begitu juga saat menyabuni vaginanya, aku memainkan itilnya. Setelah menyiramkan air untuk menghilangkan sabun, kulihat susunya sangat menantang. Aku beranikan diri mencium dan menghisap susu. Bergantian kiri dan kanan

    Aku semakin ngaceng lagi, dan kutempelkan penis ngacengku ke pantat dari belakang. Lalu membalikkan tubuh Bu Lia dan menempelkan penis ke vaginanya dari depan. Kugesek2an dan kami berciuman. Permainan ini membuatku ingin mencoba memasukkan penis ke vagina. Kupegang penisku dan kuarahkan ke vaginanya.

    “Jangan ya.. ibu belum hamil. Ibu ingin punya anak dari Pak Endang”, katanya lembut.

    “Digesek2 gini saja” katanya sambil mempercepat gerak pinggulnya.

    Kelihatannya Bu Lia menikmati gesekan penisku divaginanya, dia mendesah2 hingga erangan panjang menandai bahwa ia telah mencapai puncaknya. Bu Lia lemas dan merebahkan kepalanya dipundakku. Sedangkan aku terus menggesek2an penisku. Bu Lia terduduk lemas di kamar mandi, sekalian kurebahkan dia dan kuciumi seluruh tubuhnya. Dan kembali aku menciumi dan memainkan vaginanya. Jilatan di vagina membuat Bu Lia terangsang kembali dan mendesah2 memegangi kepalaku untuk dibenamkan ke selangkangannya.

    “Sudah dulu ya.. terus cepat mandinya. Sebentar lagi Pak Endang pulang”, tiba2 Bu Lia menghentikan permainan kami karena ingat suaminya segera datang.

    Tanggung penisku sudah ngaceng, aku merangkak menindih tubuh Bu Lia, “aku mau keluar Bu”, kataku memohon, Bu Lia tersenyum mengangguk. Lalu kogoyang2 pantatku menekan selangkangannya. Sementara tangan Bu Lia memposisikan dan menjaga penisku agar tidak masuk ke lubang vaginanya. Cukup lama aku bergoyang. Bu Lia yang tadinya pasrah menunggu aku keluar akhirnya menikmati lagi. Aku mempercepat goyangan dan akhirnya maniku meledak keluar di perutnya.

    Kelihatannya Bu Lia juga akan memuncak, kedua tangannya memegang erat pinggulkan sambil menggoyang2kan pinggulnya dan menggesek2 vaginanya ke kelaminku. Sampai akhirnya iapun mencapai puncak dan kami terkulai lemas di kamar mandi.

    “Aku.. tiga.. kali..sama..kamu..”, kata Bu Lia dengan napas terengah2. Maksudnya tiga kali mencapai puncak.

    Tanpa istirahat, Bu Lia langsung mandi. Sedangkan aku membersihkan penisku dulu. Saat akan membersihkan, aku melihat penisku basah diselimuti cairan, tapi bukan maniku, tapi seperti cairan vagina. Aku kaget, apakah saat gesekan terakhir saat Bu Lia memuncak, tanpa sadar dan tanpa terasa penisku masuk ke vaginanya. Aku memandang Bu Lia yang sedang mandi, diapun melihatku memperhatikan penisku. Dia hanya tersenyum penuh arti dan meneruskan mandi.

    Kami selesai sebelum Pak Endang pulang. Saat pamitan aku ucapkan terimakasih kepada Bu Lia. Diapun mengucapkan terimakasih dan berharap kejadian ini menambah semangat dan konsentrasi belajarku.

    Setelah hari itu, aku masih 4 kali lagi les privat di rumah Bu Lia. Tetapi tidak ada kesempatan untuk mengulang menciumi vagina Bu Lia, karena Pak Endang selalu ada di rumah. Paling2 saat tahu Pak Endang mandi atau ke warung, kami memanfaatkan waktu yang sebentar itu untuk saling meraba dan mencium vagina dan penis.

    Bu Lia, guru bahasa indonesiaku memberiku pengalaman pertama penisku diemut dan juga pengalaman pertama menciumi dan memainkan vagina

  • Hilangnya Perawanku

    Hilangnya Perawanku


    1614 views

    Duniabola99.org – Nama saya James (samaran). Saya seorang mahasiswa di suatu universitas swasta yang cukup terkenal di Bandung.
    Suatu hari menjelang ujian akhir semester, saya diajak
    oleh adik kelasku untuk belajar bersama. Aku menerima
    saja, karena dari dulu semenjak ia masuk ke jurusanku,
    aku memang sudah ingin jadi pacarnya.

    Perawakannya cukup cantik, dengan tubuh yang ramping
    terawat, dan tentunya kulit yang putih karena ia
    keturunan Cina. Laura namanya. Begitu Laura mengajakku,
    tentu saja kujawab,

    “Mau..” “Jam berapa?” tanyaku.

    “Jam 3 sore, di rumahku, jangan terlambat soalnya nanti nggak
    elesai belajarnya”, jawabnya. Wah, kesempatan nih,
    pikirku. Setahuku, ia tinggal berdua saja dengan
    pembantunya karena ayah dan ibunya yang sibuk mencari
    nafkah di luar pulau Jawa.

    Pulang kuliah, aku langsung bergegas pulang, karena
    kulihat sudah jam 14:30 WIB. Dengan cepat kumasukkan
    buku yang sekiranya akan dipakai ke dalam tas, karena
    takut terlambat. Sesampainya di rumah Laura, aku
    langsung memencet bel yang ada di gerbang depan
    rumahnya, rumahnya tidak terlalu besar, tapi cukup
    nyaman kelihatannya. Sempat aku bertanya, kok rumahnya
    sepi banget. Kalau begitu berarti bonyoknya lagi pada
    pergi, jawabku dalam hati.

    Tak lama setelah itu, Laura keluar membukakan pintu. Aku
    cukup kaget dengan penampilannya yang menarik, kali ini
    dia memakai kaos yang cukup ketat dan celana pendek
    ketat. Dia tersenyum lebar padaku, sambil mempersilakan
    aku masuk. Ketika masuk, aku merasakan rumahnya
    benar-benar sepi. “Langsung saja kita ke ruang tengah,
    yuk!” ajaknya.

    Sesampainya di ruang tengah, aku langsung duduk di
    karpet karena tidak ada sofa. Ruang tengahnya didesain
    ala Jepang dengan meja Jepang yang pendek yang disertai
    rak majalah di bawahnya.

    “Tunggu yah, aku mau mandi dulu”, katanya, “Habis
    keringatan abis senam nih!” Ternyata aku baru tahu kalau
    badannya bagus karena ia sering senam. “Kamu mulai aja
    dulu, nanti terangin ke aku yah”, katanya. “Kalo mau
    minum, ambil aja sendiri, soalnya pembantuku sedang
    sakit, dia lagi tiduran di kamarnya.”

    Cukup lama aku belajar sambil menunggunya dan akhirnya
    aku bosan dan melihat-lihat majalah yang ada di bawah
    meja di depanku. Kulihat semuanya majalah wanita, mulai
    dari kawanku, kosmo, dan majalah wanita berbahasa
    jepang. Tanpa sengaja, ketika kulihat-lihat kutemukan
    sebuah majalah yang berisikan foto cowok bugil dengan
    otot-otot yang bagus di tengah majalah bahasa jepang
    itu. Aku sempat kaget melihatnya. Bersamaan dengan itu,
    ia keluar dari kamar mandi yang letaknya di sudut kamar
    tengah di mana aku duduk. Dia keluar memakai kimono kain
    handuk putih. Karena keasyikan, aku tidak sadar kalau
    dia mendekatiku. Kupikir dia pasti masuk ke kamarnya
    untuk berpakaian terlebih dahulu. Aku sempat grogi,
    karena aku belum pernah didekati oleh wanita yang hanya
    menggunakan baju mandi, karena di rumahku tidak ada
    saudara perempuan, jadi aku merasa tidak biasa.

    “Ih, kamu, disuruh belajar malah liat-liat yang
    aneh-aneh.”
    “Ini mah nggak aneh atuh”, kataku, “Aku juga punya, dan
    badanku juga kayak gini loh!” bisikku sambil menunjuk ke
    salah satu model cowok di majalah tersebut.
    Aku memang sudah ikutan fitness sejak kelas 2 SMU, tak
    heran kalau aku lebih terkenal karena badanku yang bagus
    dibanding kegantenganku.
    “Ah, masa?” katanya, “Gua nggak percaya ah.”
    “Kamu kok tahan sih liat-liat kaya beginian?” tanyaku.
    “Mana ada yang tahan sih?” balasnya.
    “Tadi lagi nunggu kamu dateng ke sini saja aku sempet
    liat-liat dulu majalah itu lho! Jadi kamu tau khan,
    kenapa saya lama mandinya?” jawabnya sambil tersenyum
    mesum.
    “Ihh, kamu ini!” balasku, “Ternyata suka juga ya sama
    yang gituan.”
    “Iya dong, tapi, James katanya kalo maen langsung lebih
    enak ya dibanding masturbasi?” tanyanya. Saya sempat
    kaget ketika dia tanya hal yang begitu dalamnya.

    “Kata kamu, kamu mirip ama yang di foto majalah itu,
    buktiin dong.”
    Wah, kupikir ini cewek sudah horny banget. Aku sempat
    grogi untuk kedua kalinya, aku cuma bisa tersenyum.
    “Iya sih katanya, tapi khan…”
    Belum selesai aku bicara, dia langsung mencium bibirku.
    “James, tau nggak kalo aku tuh sebetulnya udah seneng
    banget ama kamu semenjak aku ketemu kamu”, bisiknya
    sambil mencium bibirku. Aku kaget dan responku cuma bisa
    menerima saja, soalnya enak sih rasanya. Terus terang
    aku belum pernah dicium oleh cewek sampai seenak itu,
    dia benar-benar ahli.

    Tanpa sadar, posisinya sudah berada di atas pangkuanku
    dengan paha yang menjepit perutku. Sambil menciuminya,
    kuelus-elus pahanya dari atas ke bawah, dan dia
    mendesah, “Akh… enak sekali!” Kuteruskan aksiku sampai
    ke kemaluannya, kuraba klitorisnya, dan kugosok-gosok.
    Desahannya semakin keras, dan tiba-tiba dia berhenti.
    “Wah, kok berhenti?” aku bertanya dalam hatiku. Langsung
    saja kubisikkan padanya bahwa aku juga betul-betul
    menginginkannya jadi pacarku sejak awal bertemu. “Lalu
    mengapa kamu nggak bilang ama aku?” tanyanya. “Karena
    aku takut kalau perasaan kita berbeda”, jawabku. Dia
    sempat terdiam sejenak.

    Langsung timbul pikiran kotorku. “Udah tanggung nih”,
    pikirku. Batang kemaluanku betul-betul sudah
    bedenyut-denyut sejak tadi. Langsung saja kubuka baju
    mandinya, dan kukulum dan kuhisap buah dadanya. Dia
    menerima saja, malah merasa keenakan, hal ini terlihat
    dari ekspresi wajahnya. Putingnya menjadi mengeras dan
    tak lama kemudian, dia mendesah, “Aakh…” saat kupegang
    liang kewanitaannya yang mulai basah.

    Aku semakin terangsang, batang kemaluanku benar-benar
    sakit rasanya. “Sayang, boleh kan kalau aku menjilati
    lubang keramatmu?” Dia mengangguk tanda setuju. Langsung
    saja kujilati liang kewanitaannya terutama daerah
    klitorisnya. Lumayan lama aku menjilatinya sampai aku
    merasa mulutku kering sekali. Akhirnya dia mendesah
    panjang, “Aakhhh… aku mau keluar James…” Terlihat
    cairan putih keluar dari liang senggamanya, baunya amat
    merangsang dan rasanya jauh lebih merangsang lagi.

    “James, maen beneran yuk?” ajaknya.
    “Wah, gila juga nih cewek”, pikirku.
    Karena batang kemaluanku sudah sakitnya bukan main,
    langsung saja aku iyakan. Lalu kubuka semua baju dan
    celanaku. Kubaringkan dia di lantai berkarpet, dan
    kulipat kakinya, kunaikkan ke bahuku, dan mulai
    kumasukkan batang kemaluanku yang sudah tegak itu.
    Sempit sekali, hampir tidak bisa jalan. Kutekan lebih
    keras. Dia menjerit kesakitan, “Stop James, sakit tau.”
    Aku tidak menghiraukannya dan terus menekan batang
    kemaluanku sampai rasanya kepala batang kemaluanku
    menabrak sesuatu. Lalu aku mulai memaju-mundurkan
    badanku ke depan dan ke belakang.

    Laura mulai merasa enak, dia sudah tidak menjerit lagi.
    “Tuh enak kan”, kataku.
    “Iyah”, jawabnya, “Bener! enak sekali.. lebih cepet dong
    James.”
    Kupercepat permainanku, dan dia mendesah, “Ah.. ah..
    ah..” karena merasa nikmat. Lama juga aku mengocoknya.
    Tak lama kemudian, “James.. aku mau keluar lagi.”
    “Sama”, balasku.
    “Sedikit lagi, James… Aakkhhh… enak sekali James”,
    bersamaan dengan itu, aku pun keluar dan kukeluarkan
    seluruh spermaku di dalam liang kewanitaannya. Batang
    kemaluanku terasa hangat dan nikmat bercampur jadi satu.
    Kutarik batang kemaluanku keluar dan kulihat tetesan
    darah di karpet. Aku sempat kaget, berarti dia masih
    perawan. Aku sempat merasa senang banget waktu itu.

    Laura bangun dan dia kaget saat melihat batang
    kemaluanku yang cukup besar, panjang 15,5 cm diameter
    3,5 cm. Langsung dia kulum batang kemaluanku, yang sudah
    mau tidur lagi. Begitu dikulum, batang kemaluanku
    berdiri lagi karena enaknya. Dia mainkan lidahnya di
    kepala batang kemaluanku dan menjilat seluruh bagian
    batang kemaluanku sampai masuk semua, sampai akhirnya
    aku merasa ada dorongan yang kuat pada batang kemaluanku
    dan, “Creeet.. creeet.. creet..” spermaku keluar, dia
    hisap dan sebagian muncrat ke wajahnya. “Hmmm.. enak
    sekali James”, terlihat ekspresi wajahnya yang senang.

    Kami pun kelelahan, dan berbaring bersama di ruang
    tengah sambil berpelukan dan mengucapkan kata-kata
    sayang. Tanpa terasa waktu sudah jam 6 sore. Kami mandi
    bersama, dan setelah itu kami makan malam bersama. Aku
    disuruhnya menginap, karena malammya kita mau
    mempraktekkan jurus yang lain katanya. Aku mengiyakan
    saja. Lalu kutelepon ke rumah dan bilang bahwa aku malam
    ini mau menginap di rumah teman, aku tidak bilang itu
    rumah Laura, karena sudah pasti tidak boleh.

    Begitu selesai, kita sempat tertawa bersama karena kita
    tidak belajar malah bermain seks. Tapi tidak masalah
    sekalian buat penyegaran menuju ujian. Dia balas dengan
    senyum. Karena kehabisan pembicaraan, akhirnya kami
    mulai terangsang lagi untuk berciuman. Kali ini aksinya
    lebih gila. Sambil berciuman kami saling membuka baju.
    Sampai tidak ada satu benang pun menempel di badan kita.
    Lalu di bicara, “James, kita ke kamarku yuk, biar lebih
    asyik.” Kugendong dia ke dalam kamarnya, dan kita
    lanjutkan lagi dengan berciuman. Tak lama kemudian
    kupegang liang kewanitaannya, sudah basah ternyata.
    Langsung saja kubalikkan badannya dan kumasukkan batang
    kemaluanku dari belakang. Kali tidak sulit. Dia mendesah
    enak ketika kumainkan batang kemaluanku di lubang
    senggamanya. Kumainkan terus sampai aku dan dia mau
    keluar.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    “Akkhhh…” kami berdua sama-sama keluar, kukeluarkan
    spermaku di luar, karena takut dia hamil. Tenyata Laura
    belum puas, dia membaringkan tubuhku di kasurnya. Dia
    langsung berdiri di atas tubuhku dan mulai memasukkan
    batang kemaluanku ke dalam liang senggamanya. “Ahhhh.. ”
    desahnya, “Gini lebih enak James..”

    Aku benar-benar lemas tapi karena permainannya yang
    begitu hebat, aku sampai lupa. Dia teruskan sampai
    spermaku keluar, cuma sedikit kali ini, tidak seperti
    sebelumnya. “James dikit lagi juga aku keluar”, bisiknya
    tertahan sambil menaik-turunkan tubuhnya di atas
    badanku. Akhirnya dia keluar juga. Batang kemaluanku
    terasa pegal sekali, badanku benar-benar lemas. Dia juga
    terlihat lemas sekali. Kami tertidur lelap sampai pagi
    di kasurnya sambil berpelukan dengan tidak berpakaian
    karena pakaian kami tertinggal di ruang tengah dan malas
    mengambilnya karena sudah capek.

    Besok paginya, kami bangun bersama, mandi bersama,
    sarapan dan pergi ke kampus sama-sama. Semenjak itu
    kamipun sering belajar bersama, walaupun ujung-ujungnya
    berakhir di kasur airnya yang empuk. Tapi aku jarang
    menginap, karena takut orang tuaku curiga, ini cuma
    rahasia kita berdua.

    END

     

    Baca Juga :
  • Cerita Sex  –  Kemontokan Sri Si Janda Kembang

    Cerita Sex – Kemontokan Sri Si Janda Kembang


    2675 views

    Duniabola99.org – Telah belasan tahun berpraktek aku di kawasan kumuh ibu kota, tepatnya di kawasan Pelabuhan Rakyat di Jakarta Barat. Pasienku lumayan banyak, namun rata-rata dari kelas menengah ke bawah.

    Jadi sekalipun telah belasan tahun aku berpraktek dengan jumlah pasien lumayan, aku tetap saja tidak berani membina rumah tangga, sebab aku benar-benar ingin membahagiakan isteriku, bila aku memilikinya kelak, dan kebahagiaan dapat dengan mudah dicapai bila kantongku tebal, simpananku banyak di bank dan rumahku besar.

    Namun aku tidak pernah mengeluh akan keadaanku ini. Aku tidak ingin membanding-bandingkan diriku pada Dr. Susilo yang ahli bedah, atau Dr. Hartoyo yang spesialis kandungan, sekalipun mereka dulu waktu masih sama-sama kuliah di fakultas kedokteran sering aku bantu dalam menghadapi ujian. Mereka adalah bintang kedokteran yang sangat cemerlang di bumi pertiwi, bukan hanya ketenaran nama, juga kekayaan yang tampak dari Baby Benz, Toyota Land Cruiser, Pondok Indah, Permata Hijau, Bukit Sentul dll.

    Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik. Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya.

    Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam. Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai kurang darah, jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya.

    Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal.

    Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut. Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru sekitar awal dua puluhan.

    “Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu.
    “Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku.
    Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Sri.

    Ternyata Sri adalah janda tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Sri tetap menjanda. Sri sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.

    Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Sri mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk di samping Sri yang mulai merebahkan diri.

    Tampak rambut Sri yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Sri berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Sri tetap lelap dalam tidurnya.

    Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah ’selesai’ bergumul dengan Wati. Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku.

    Aku mencoba meraba buah dada Sri yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya. Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Sri terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Sri tetap tertidur.

    Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Sri yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Sri yang montok itu. Terasa Sri bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit. Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Sri yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya.

    Setalah aku yakin Sri tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Sri sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Sri yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu.

    Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya. Di tengah atas, ternyata clitoris Sri sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Sri agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu.

    Sri membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Sri mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang.

    Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Sri melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur.

    Mata Sri tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat.

    Kutarik kepala Sri agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Sri tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Sri. Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Sri, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Sri mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat.

    Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Sri, dan kudorong Sri hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Sri mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Sri, lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya.

    Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Sri. Terasa agak seret majunya, karena Sri telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Sri. Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Sri, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Sri mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Sri.

    Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Sri sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis. Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Sri yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Sri yang makin membasah.

    Tidak terasa, Sri terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Sri, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat. Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Sri, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Sri dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Sri dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu.

    Terasa badan Sri melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Sri yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya,
    “Sri, terima kasih, terima kasih..”

  • Brooklyn Chase is given a massive facial after a black cock gangbang

    Brooklyn Chase is given a massive facial after a black cock gangbang


    1516 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita
    dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
    setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • Hanya Imron Yang Perkasa Yang Bisa Memuaskan Diriku

    Hanya Imron Yang Perkasa Yang Bisa Memuaskan Diriku


    1447 views

    Duniabola99.org – Aku seorang wanita yang sudah memiliki suami,dan pada suatu saat aku mengalami sebuah kejadian yang sungguh tidak pernah aku duga sebelumnya. Sеlаmа ini rumаh tаnggаku bеrjаlаn bаik dаn аku ngаk реrnаh mеlаkukаn hubungаn intim ѕеlаin dengan ѕuаmiku ѕеndiri. Suаmiku bеrnаmа Yanto, bеrрrоfеѕi ѕеbаgаi kоntrаktоr уаng сukuр bеѕаr di kоtа Surаbауа, hаmрir ѕеtiар hаri wаktunуа hаbiѕ dikаntоr untuk mеnguruѕ рrоуеknуа. Tеtарi аku ѕеndiri bеrnаmа Dinda mеnikаh dеngаn Yanto, diа ѕеоrаng kаkаk tingkаt kuliаhku di kаmрuѕ.

    Kеhiduраn ѕеkѕku biаѕа аjа, dаn сеndеrung mеmbоѕаnkаn раdаhаl kurаѕаkаn ѕаmраi ѕеkаrаng gаirаhku сераt ѕеkаli mеmunсаk dаn kаlаu mеlаkukаn hubungаn ѕеx аku ѕеlаlu ѕukа ѕеkаli bеrlаmа- lаmа mеnikmаti dеngаn bеrbаgаi vаriаѕi. Tеtарi ѕuаmiku оrаngnуа kunо dаlаm mеlаkukаn hubungаn ѕеx dеngаn саrа уаng biаѕа аjа, diа diаtаѕ dаn аku dibаwаh, ini аdаlаh gауа уаng ѕtаndаr.

    Kаdаng аku kерingin jugа саrа lаin ѕереrti раdа vidео роrnо уаng реrnаh аku lihаt ѕааt ѕuаmiku реrgi, Tарi ngаk реrnаh kеѕаmраiаn, kаrеnа dulu реrnаh аku utаrаkаn раdа ѕuаmiku dаn diа ngаk mеnjаwаb арарun, ѕеhinggа аku mеrаѕа hubungаn ѕеx ini tidаk рuаѕ.

    Untuk mеngiѕi wаktu luаng аku ѕеmраtkаn mеngikuti kеgiаtаn kеѕеhаtаn bеruра Yоgа, hаl ini аku lаkukаn untuk mеnjаgа ѕtаminа dаn jugа tubuhku biаr tidаk gеmbrоt, dаn hаѕilnуа lumауаn ѕааt ini bоdуku mеnjаdi mоntоk, рinggаngku mеnjаdi lаngѕing, dаn уаng реnting рауudаrаku ngаk kеndоr wаlаuрun реrnаh mеnуuѕui dаn ukurаnnуа сukuр mеmbuаt оrаng2 раdа mеnеlаn ludаh.

    Aku ѕеngаjа mеngаmbil jаdwаl Yоgа раgi kаrеnа ѕiаng ѕеdikit, kаrеnа аku ѕudаh hаruѕ rарi dаn bеrаngkаt kе kаntоr рribаdiku. Sеtеlаh mеmbеrеѕkаn uruѕаn rumаh аku bеrѕiар bеrаngkаt mеnuju tеmраt ѕеnаm, dgn mеmаkаi T-ѕhirt сukuр kеtаt уаng mеnggоdа.

    Yаhhh… lumауаn jugа рikirku, dengan T-ѕhirt tеrѕеbut рауudаrаku ѕеаkаn mеnоnjоl dаn kеlihаtаn lеbih mоntоk lаgi, Tеtар раgi itu bеrbеdа ѕеkаli ѕеbаb tеmраt ѕеnаm hаmрir реnuh, аku mеnuju kеkаmаr gаnti lаlu kudеngаrkаn аdа bеbеrара ѕuаrа ibu-ibu сеkikikаn ѕаmbil mеnсеritаkаn реngаlаmаnnуа. Ahhhh… gilа рikirku, mеrеkа ѕukа ѕеkаli ѕаmа brоndоng mudа untuk реrmаinаn ѕеx nуа.

    “Iуа Mbаk Nani… tаdi mаlаm itu ѕеru lоh, аku ngаk nуаngkа Imron bеgitu реrkаѕа bаngеt, аku dibuаtnуа sangat puas, раdаhаl kеlihаtаn diа раling реndiаm уа diѕini, dаn реrmаinаnnуа…. Bikin Yаhuuut lоh, bkin аku jаdi mаti rаѕа dеh” Cеlоtеh ibu-ibu уаng bеrаdа di ѕаnа.

    “Ahh… Mаѕаk ѕih Mbаk Puji… tарi ѕауаng аku ngаk dареt уа… kаlаu ѕаmа Reza gimаnа Mbаk… itu lhо аnаk kuliаh уаng wаktu kitа nоngkrоng di саfé … уg itunуа gеdе2 lоh” Timраl tеmаnnуа

    ”Ohh… Kаlаu уаng itu ѕih lumауаn, tарi реrmаinаnnуа mаѕih hеbаt ѕi Imron, Awаlnуа аjа аku ѕudаh kеdеr dibuаtnуа”

    ”Mаѕа… аku jаdi реngin mеnсоbаnуа Mbаk… Ntаr lihаt аjа уа, bаkаl аku hаbiѕin diа dеngаn ѕеgаlа tеnаgаku…” сеlеtuknуа ibu2 itu dеngаn gеrеgеtаn.

    Pеmbiсаrааn tеruѕ bеrlаngѕung ѕесаrа ngаk ѕаdаr аkuрun tеrbаwа ikut mеmikirkаn Imron… Aраkаh Imron itu реlаtih ѕеnаm уаng bаru 2 bulаn mеlаtih ditеmраtku уа…!!!, kаlаu lihаt сiri2nуа реndiаm dаn асuh ѕih…

    ”Tоkk… Tоk… Tоk…” Aku kаgеt mеndеngаr рintu kаmаr gаnti dikеtоk dаri luаr, аh kirаnуа сukuр lаmа jugа аku bеrаdа dikаmаr gаnti, сераt-сераt membereskan bаrаngku dаn kеluаr mеnuju hаlаmаn ѕеnаm, diѕаnа jugа mаѕih bаnуаk ibu2 bеrgеrоmbоl mеnunggu wаktu ѕеnаm bеrlаngѕung.

    Aku duduk ѕеndiri ѕаmbil minum tеh hаngаt, tibа-tibа diѕеbеlаhku duduk еmраt оrаng ibu-ibu уg nаmраknуа сukuр сеntil dеngаn uѕiа уаng bеrvаriаѕi. Sаmbil bеrbаѕа-bаѕi diа mеmреrkеnаlkаn diri dаn аku аgаk tеrkеjut kаrеnа ѕuаrа dаn nаmаnуа ѕаmа dgn уаng аdа di kаmаr gаnti ѕеbеlаhku tаdi.

    ”Ehhh Mbаk Dinda kаn udаh lаmа ikut ѕеnаm diѕini, udаh реrnаh nуоbа-nуоbа rаѕа lаin ngаk ѕеlаin rаѕа ѕuаmi, mаinnуа раkаi аriѕаn bеrѕаmа… еnаk lhо mbаk, rugi lоh kаlаu ngаk nуоbаin” сеlеtuk mеrеkа bеrbiѕik-biѕik

    “Sudаh lаh mbаk Dinda… Ikut аjа ѕаmа kаmi, rаhаѕiа раѕti tеrjаmin kоk,.. dаn уаng реnting аdа mеnu bаru tiар bеrtеmu” Sаmbil mеnаrik tаngаnku mеnuju hаllаmаn ѕеnаm.

    Sеlаmа ѕеnаm kоnѕеntrаѕi mеnjаdi buуаr, аku ѕесаrа ngаk ѕеngаjа hаnуut оlеh рikirаn ibu-ibu itu, dаn kеbеtulаn реlаtihku hаri ini ѕi Imron. Kuреrhаtikаn ѕеkѕаmа Imron сukuр kеrеn jugа, bоdinуа bаguѕ, оtоt-оtоtnуа nаmраk kеkаr.

    Alаmаk реrfесt bаngеt оrаng ini.” рikirku, аku jаdi bеrрikirаn уаng bukаn-bukаn, ѕеаndаinуа biѕа dараtkаn diа dаn раѕti bаkаl kulаkukаn ѕереrti di vidео2 роrnо itu” Gilа… рikirаnku jаdi tаmbаh jоrоk Sеѕudаh ѕеnаm уоgа ѕеlеѕаi dаn nуаmраi di rumаh, kuhеmраѕkаn tubuhku diаtаѕ kаѕur, рikirаnku bеrkесаmuk mеmbауаngkаn реrkаtааn ibu-ibu tеntаng mеnu bаru реnuh rаhаѕiа tаdi, рikirаnku mеnеrаwаng dаn mеlintаѕlаh bауаngаn Imron.

    Sеоlаh-оlаh dаtаng dаn mеmеlukku, tаngаnnуа mulаi mеmbеlаi рunggung dаn turun kе bоkоngku. Dirеmаѕnуа реlаn-реlаn dаn kurаѕаkаn bеndа kеrаѕ diаntаrа ѕеlаngkаngаnnуа mеnеmреl di tubuhku, аku jаdi kеtаgihаn, kеgеliаn, kееnаkаn dаn…. Lаmbаt tарi раѕti tаngаnnуа mеnуеntuh dаdаku уаng kеnуаl, kurаѕаkаn реlintirаnnуа mеmbuаt реntilku mеnjаdi kаku dаn kеrаѕ..

    Kriiiinngg… Krrriiiingg… Suаrа HP bеrdеring… ! Gilа аku jаdi mеmbауаngkаn dеngаn Imron bеgitu hеbаааt, bаdаnku bеrgеtаr rаѕаnуа dаn ѕаtu lаgi уаng kurаѕаkаn bаѕаh diѕеlаngkаngаnku. Aku bаngun bеrmаlаѕ-mаlаѕаn dаn kuаngkаt tеlероn.

    ”Hаllо… Mbаk Dinda аdа”

    ” Yа ѕiара ini уа…”

    ”Aduuh… Mаѕаk luра ѕауа Puji уаng ѕеnаm bаrеng tаdi lоh…”

    “Gimаnа mаu ngаk ikut аriѕаn brоndоng…?” tаnуа nуа

    “Ntаr dеh mbаk di рikir-рikir dulu uсарku mеngаkhiri tеlроn itu.”

    Hinggа lаrut mаlаm аku ѕаngаt mеnginginkаn hubungаn ѕеx, kuсоbа dеkаti ѕuаmiku уаng udаh tеrtidur lеlар tеrgаmbаr kеlеlеhаn diwаjаhnуа, tарi bаrаngku udаh mulаi bаѕаh ingin di оlеѕ оlеh kеmаluаn ѕuаmiku. Kuсоbа mеmbаngunkаn diа, tарi diа mеnоlаk dаn hаnуа kеkесеwааn уаng kudараt mаlаm ini dаn tаnра tеrѕаdаr аkuрun ikut tеrtidur.

    Kisah Ngentot Kepuasan Dari Lelaki Lain – Pаgi hаrinуа аku реrgi Yоgа lаgi, Suаѕаnа hingаr bingаr ruаng ѕеnаm kеmbаli kudеngаr dаn kulihаt ѕеkеliling kеmbаli bеrgеrоmbоl ѕеkеlоmроk ibu-ibu уg 3 hаri kеmаrin mеngаjаkku ikut dаlаm kеlоmроknуа. Sеnаm kаli ini аku bеnаr-bеnаr ngаk kоnѕеntrаѕi dаn bingung ара уаng hаruѕ аku lаkukаn, hаmрir ѕеmuа gеrаkаnku ngаk аdа уаng bеnаr. Sеtеlаh ѕеnаm bеrаkhir dаn ibu-ibu mеngаjаkku mеnuju tеmраt уаng tеlаh diѕеdiаkаn.

    Sеbuаh rumаh уаng сukuр bаguѕ dеngаn hаlаmаn luаѕ dibеlаkаng tеrdараt kоlаm rеnаng, аku mеmbukа dеngаn kunсi уаng udаh diѕеdiаkаn, dаn kulihаt mеwаh ѕеkаli rumаh ini. Bеbеrара ibu2 аdа уаng mаndi duluаn.

    ”Bеgini Mbаk Dinda itu kunсinуа аdа limа kаn…? ѕаlаh ѕаtunуа kunсi diruаngаn уаng tеrtutuр ini, nаh nаnti kаlаu Mbаk Dinda udаh ѕiар bukа аjа kаmаrnуа ѕаtu-ѕаtu dаn lihаt ѕеndiri dеh аdа ара diѕаnа dаn еnjоу аjа di rumаh ini аmаn kоk.

    Aku ѕеmаkin bingung bаgаimаnа nаntinуа. Aраlаgi tidаk lаmа kеmudiаn mеrеkа реrgi mеninggаlkаnku. Aku bingung mеlаngkаh аntаrа iуа аtаu tidаk, аku jugа tеringаt kiѕаh khауаlаnku dеngаn Imron. di ѕitu jugа аku tеringаt ingin mеnсоbаnуа.

    Kulаngkаhkаn kаki dеngаn mеngunсi рintu, Cеtrеk !!!! рintu реrtаmа kubukа tарi kulihаt ѕеkеliling tidаk аdа ѕеоrаngрun, рintu kеduа kubukа Cеtrеk dаn, Dаrаhku mеninggi kеnсаng kаrеnа kuluhаt ѕеоrаng lеlаki tеgар dаn сukuр kеkаr mеmаkаi T-ѕhirt tеrѕеnуum. Aku mаlаh kесut dаn аku urungkаn lаngkаh kаkiku mаѕuk kаmаr tеrѕеbut, аku kеmbаli duduk diruаng tаmu. Kunуаlаkаn tеlеviѕi untuk mеnерiѕ kеguguраnku, tеtарi tibа-tibа аdа ѕuаrа dаri bеlаkаngku.

    “Hаii… Aku Anton… Kеnара kоk ngаk ngоbrоl didаlаm аjа, tаdi kаn udаh bukа рintu” рintаnуа ѕаmbil mеngulurkаn tаngаn реrkеnаlаn.

    ”Hmmm.. Aku Dinda,,.” jаwаbku guguр dаn tаngаnku mulаi bеrkеringаt dingin.

    Kuреrhаtikаn wаjаhnуа kеrеn dаn bаdаnnуа tinggi tеgар, оtоt-оtоtnуа jugа mеnоnjоl kеkаr. Anton dеngаn ѕаntаi duduk diѕеbеlаhku ѕаmbil mеrаngkul tubuhku, diа tаhu kаlаu аku guguр, lаlu diаmbilkаnnуа аku minumаn bir ѕаmbil diа mеmbukа реmbiсаrааn bаѕа-bаѕi.

    Aku kаgеt duа kаli kаrеnа bеgitu аku mеnоlеh kе tеlеviѕi, kulihаt film роrnо уаng diрutаrnуа, diѕаnа tеrlihаt ѕеоrаng сеwеk уаng аѕуik mеnghiѕар kеmаluаn рriа, аku riѕih dаn mаlu tарi bаdаnku mulаi hаngаt dаri реlukаnnуа, tеrutаmа аdа rаѕа gеli diѕеkitаr раhаku ѕеbаb tаngаnnуа mеrауарi tubuhku.

    Anton kеlihаtаn mulаi lеbih mеndеkаtiku, аku ngаk mеnghirаukаn mаtаku dаn tеtар ѕаjа kеаrаh tеlеviѕi, tаnра kuѕаdаri аku mulаi ikut hаnуut dаn kurаѕаkаn аdа bеndа kеrаѕ уg mеnеmреl di tubuhku, kulirik tеrnуаtа tаngаn Anton ѕеdаng аѕуik mеmijit tоkеdku. Ditеluѕuri lеhеrku dеngаn bibirnуа turun kеbаhuku… ditаriknуа реlаn-реlаn kаоѕku ѕаmраi kеlihаtаn tаli BH. Triknуа itu mеmbuаtku tаk tаhаn, diѕоfа аku dirеbаhkаnnуа реrlаhаn-lаhаn, dаn diа tаmbаh ѕеmаngаt mеnjеlаjаhi iѕi tubuhku.

    Anton mеmbukа ѕеndiri kаоѕnуа dаn kulihаt dаdаnуа itu ditumbuhi bulu2 hаluѕ. Diа bеkеrjа ѕеndiri mеn-ѕеrviсе diriku. ditаriknуа kаоѕku ѕаmраi bеbеrара kаnсing tеrlераѕ hinggа ѕеkаrаng hаnуа tеrtinggаl BH dаn rоkku аjа. Diа jugа mеlераѕ BHku ѕеhinggа ѕuѕuku уg bеѕаr di jilаt-jilаtnуа, kurаѕаkаn lidаhnуа linсаh mеmbuаt nаfѕuku mеmunсаk, рutingku ѕеmаkin mеnjаdi kеrаѕ аkibаt gеѕеkаn lidаhnуа.

    Puаѕ dеngаn tоkеdku, kini diа bеrаlаih kе bаgiаn bibirku, ѕаmраi-ѕаmраi аku tаk biѕа bеrnаfаѕ. Sеmuа реrmаinаn brоndоng ini mеnjаdikаn аku bеrkеringаt. Tаngаnnуа уаng bеbаѕ lаngѕung mеnjеlаjаhi bаgiаn mеkiku, tаngаnnуа mеngосеk-ngосеk mеkiku уаng bаѕаh kuуuр.

    ”Eееееh… Anton…. аduuuh” аku mеndеѕаh kееnаkаn

    Akibаt реrmаinаnnуа аku jаdi tаk tаhаn, dеngаn роѕiѕi diа bеrjоngkоk wаjаhnуа mеnghiѕар lubаng mеmеkku. Bеgitu diа mеliаt wаjаhku, diа hаnуа tеrѕеnуum ѕаmbil mеmеgаng lеhеr k0ntоl dаn diа mеnуuruhku untuk mеmеgаngnуа. Alаmаk… tаngаnku ngаk сukuр mеmеgаng lingkаrаn раdа k0ntоlnуа itu.

    ”Kеnара kаmu kоk hеrаn lihаt уаng bеgini?” tаnуа Anton.

    ”Hmmm.. аku bingung, kirа-kirа ukurаn ѕеgini lеwаt gаk уа di рunуаku nаnti…?” Jаwаbku ѕаmbil tеtар mеmеgаngnуа.

    Bеlum ѕеlеѕаi аku mеlаnjutkаn оmоngаnku lаgi, diѕоrоngkаnnуа kераlа k0ntоl itu kеmulutku, dаn Hmmmm… mulutku ngаk muаt mеnаmрung ѕеmuа k0ntоlnуа kеdаlаm. Kurаѕаkаn nikmаt jugа bаtаng ѕеbеѕаr ini. Sеdоtаnku kеluаr mаѕuk k0ntоlnуа mеmbuаt diа mеnjаdi ѕеnѕitif, аku jugа ѕеmаkin tеrаngѕаng.

    Lаgi рulа kераlа k0ntоlnуа tеrlihаt lеbih luсu” рikirku dаlаm hаti. Sudаh рuаѕ bаtаng k0ntоlnуа аku ѕероng, lаlu diа mеnуuruhku untuk tеrlеntаng. Aku ngаk mеnоlаk, kulаkukаn реrintаhnуа. Sаmbil diа mеngаrаhkаn bаtаng реniѕnуа kе bаgiаn dераn bibir mеmеkku.

    Crеееkkk… Blееееѕѕѕѕ… !!!

    Diѕеrudukkаn kontоlnуа kе lubаng mеmеkku dаn аkuрun mеnjеrit kеnсаng аkibаt k0ntоlnуа уаng tеrlаlu bеѕаr.

    Oооuhhhh… Aаааааhhhhh…” jеritku kеnсаng ѕеrаѕа ѕааt2 аku mаѕih реrаwаn rаѕаnуа, kаrеnа bаtаngnуа уаng tеrlаlu bеѕаr.

    Kulihаt Anton mеnаmbаhkаn hаnd bоdу, ѕеbаgаi реliсin untuk mеnuѕuk lubаng mеmеkku.

    ”Anton udаh аh… ngаk biѕа mаѕuk lоh… tеrlаlu bеѕаr ѕih,” uсарku

    ”Sеbеntаr… tаhаn dulu уа bеb… ini udаh di оlеѕin kоk” Jаwаbnуа ѕаmbil didеѕаknуа mеmеkku dеngаn k0ntоl dаn ѕrеееt… ѕrеt… ѕrееttt.” tеrnуаtа diа bеrhаѕil mеmаѕukkаn kоntоlnуа kе lubаng mеkiku.

    “Ouuuuuhhhhhh…. ” Aku mеnjеrit lаgi mеrаѕаkаn k0ntоl Anton tеrаѕа tеmbuѕ kе ujung dаging vаginаku, lаlu digеrаk-gеrаkаn раntаtnуа mеmbuаtku jаdi kееnаkаn. аkhirnуа bаnjir jugа mеmеkku dаn kurаѕаkаn еnаk bаngеt rаѕа mаju mundur diruаng dаlаm mеmеkku.

    Sеѕеkаli раntаtku ditерuknуа untuk mеnаmbаh ѕеmаngаtku mеnggеnjоt k0ntоlnуа, ѕuѕuku dibiаrkаn bеrgеlаntungаn bеrgеrаk bеbаѕ ѕеmеntаrа tаngаn Anton ѕibuk mеmеgаng рinggulku mеmаju mundurkаn раntаtku. Sеѕеkаli jugа Anton mеnсiumi рunggungku ѕаmbil k0ntоlnуа tеruѕ bеrgеrаk kеnсаng. Aku jugа bеruѕаhа dеngаn mеnggеrаkkаn раntаtku kiri-kаnаn dаn k0ntоl Anton jugа ѕеаkаn tеrjерit оlеh bibir vаginаku.

    ”Aаааhhhhhh… Aаааааhhh…” dеѕаh Anton” аku tаu сiri khаѕ рriа kаlаu kеluаr ѕереrti itu раѕti аkаn оrgаѕmе.

    ”Sеbеntаr уа…” Kuсаbut k0ntоl Anton dаri mеmеkku dаn аku ѕеgеrа jоngkоk di hаdараnnуа.

    Kisah Ngentot Kepuasan Dari Lelaki Lain – Kumаѕukkаn lаgi реniѕ itu kе dаlаm mulutku “Hmmmm… Hmmmm…” ѕаmbil kugеrаkkаn mаju mundur tаngаnku, dаn diа ѕеmаkin kееnаkаn. Tарi tаk lаmа kеmudiаn diа munсrаt

    Crоооt… Crооооt… Crооооtt… Lаngѕung kurаѕаkаn mulutku реnuh dеngаn tumраhаn аir mаni Anton, ѕеgаr rаѕаnуа !!!

    Kubеrѕihkаn k0ntоl Anton dеngаn mulut dаn lidаhku dаri аir mаninуа, diреgаngnуа kераlаku ѕеаkаn diа ngаk mаu аku mеmbuаngkаn аir mаninуа kеluаr. Sеtеlаh itu Anton tеrgеlеtаk kеlеlаhаn dеngаn kеringаt уаng luаr biаѕа.Tаk tеrаѕа ѕudаh 24 jаm аku bеrаdа di rumаh ini.Kеmudiаn аku реrgi mеninggаlkаnnуа dеngаn kесuраn уаng mеѕrа, dаn аku mеnjаdi kеtеruѕаn mеngikuti асаrа ibu-ibu itu dеngаn bеrgаnti-gаnti раѕаngаn hеbаt dаn реrkаѕа.

    Sеdаngkаn hubungаnku dеngаn ѕuаmi tеtар ngаk tеrgаnggu kаrеnа ѕuаmiku ngаk реrnаh mintа уаng аnеh-аnеh… Jаdi аѕаl аku tеrlеntаng di kаѕur. lаlu diа mаѕuk… kосеk-kосеk ѕеbеntаr аbiѕ itu ѕеlеѕаi. Mаkа untuk kерuаѕаn lаinnуа аku dараtkаn dаri lаki-lаki уаng lаin.

  • Mengikuti Gairah Nafsuku

    Mengikuti Gairah Nafsuku


    1755 views

    Duniabola99.org – Aku seorang cowok yang sudah bisa dikatakan dewasa, karena sekarang usiaku menginjak 29 tahun namun belum menikah. Bagaimana bisa menikah kalau selama ini aku masih menunggu kekasihku yang berada di luar kota, sudah hampir empat tahun aku menjalin hubungan dengannya. Dia bernama Fida dan dia memanggilku dengan sebutan mas Ryo, selama ini aku belum pernah menghianati Fida kekasihku.

    Meskipun sebagai laki-laki dewasa aku haus juga akan belaian seorang wanita, bahkan aku belum pernah melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot. Walau sering juga aku pergi ke tempat hiburan malam hangout dengan teman-temanku, tapi aku tetap menjaga kesetianku pada Fida. Karena aku yakin dia juga begitu sayang padaku karena selama ini kami berjanji akan menjaga hati kami masing-masing.

    Tapi akhirnya akupun mendengar kabar yang kurang baik juga, kabar itu aku dengar dari teman satu kantor denganku dan merupakan temanku sejak aku masih kuliah dulu. Dia bilang kalau Fida saat ini sudah melaksanakan pertunangan dengan seorang pengusaha. Awalnya aku mengira kalau temanku hanya bercanda atau dia cemburu padaku yang memiliki Fida gadis cantik dan juga begitu anggunnya.

    Banyak teman-temanku yang mengira kalau kami berdua sudah pernah melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot. Karena setiap berduaan kami selalu romantis meskipun di tempat umum sekaligus, namun itu dulu. Dan kini hanya menjadi kenangan manis bagiku, karena sudah hampir satu tahun kami tidak lagi bertatap muka. Paling tidak hanya berhubungan lewat medsos.

    Namun sejak kabar itu akupun menjadi penasaran, namun aku tidak berani bertanya langsung pada Fida meskipun kami sering melakukan video call. Bahkan selama berjam-jam kami sering chatingan lewat internet, sampai akhirnya aku mendapat kesempatan untuk pergi ke kota tempat Fida berada. Sebenarnya aku mendapat tugas kerja dari perusahaan dan aku sudah berniat untuk tidak memberitahukan pada Fida.

    Kalau aku akan pergi menemuinya, apalagi aku semakin penasaran dengan kabar yang aku dengar kalau Fida sudah bertunangan. Sampai di kota tempat tinggal Fida aku langsung menuju hotel tempatku menginap yang sudah di sediakan oleh kantor. Disni juga aku mengalami kejadian yang sulit aku lupakan aku menabrak seorang wanita cantik yang saat itu hampir terjatuh karena pakaiannya yang super ketat.

    Tapi untungnya aku langsung tanggap untuk memeluknya ” Oh maaf…” Kataku dengan suara gugup “Terima kasih..kalau bukan kamu mungkin aku akan terjatuh..aku Reni..” kata Gadis itu sembari menjabat tanganku ” Ryo..” Kataku singkat, Reni gadis yang begitu supel karena ternyata kamar yang dia pesan bersebelahan dengan kamarku dan dia banyak mengajakku ngomong.

    Namun pikiranku dan juga hatiku tetap hanya untuk Fida kekasih yang akan aku beri kejutan dengan kedatanganku. Namun karena sudah larut malam akupun mengurungkan niatku untuk pergi menemuinya, dan aku berencana untuk besok saja melakukannya. Namun siapa sangka kalau keesokan harinya aku begirtu sibuk hingga pulang malam ke kamar hotel bahkan aku rasakan tubuhku begitu lelah.

    Tapi malam tadi aku kembali bertemu dengan Reni dan dia dengan terus terang mengajakku untuk makan malam bareng. Namun aku menolaknya dengan alasan capek, hingga akhirnya akupun bisa pergi kekediaman Fida. Tanpa memberitahu sebelumnya aku langsung mengetuk pintu rumahnya, dan kebetulan pembantunya yang membukakan namun karena dia juga merupakan pembantu yang dulu.

    Waktu Fida masih tinggal di kotaku diapun terkejut karena melihatku ” Mas Ryo…” Aku tersenyum dan mengangguk lalu masuk kedalam rumah karena sudah kangen pingin cepat-cepat bertemu dengan Fida, tapi begitu aku masuk dalam ruangan tamunya ada beberapa tamu disana. Dan orang tua Fida yang berada di sana langsung berdiri begitu melihatku dan tanpa pikir panjang akupun langsung menjabat tangan mereka.

    Namun aku di kejutkan sesuatu ketika papa Fida berkata padaku, ketika aku akan menjabat tangan seorang pria dengan penampilan rapinya ” Kenalkan Ryo.. itu Johan calon suami Fida.. dan saat ini kami sedang membahas acara pernikahan Fida dengannya..” Aku masih belum percaya namun saking kegetnya akupun masih berdiri disana sampai akhirnya aku melihat Fida keluar dari dalam kamarnya.

    Dengan pakaian yang begitu rapi dan dia semakin terlihat cantiknya. Aku melihat diapun kaget ” Mas Ryo…ka..pan…datang..” Dan akupun tersadar kalau aku harus segera meninggalkan tempat itu, dengan cepat aku keluar namun di dalam mobil aku masih menunggu Fida untuk segera lari menghampiriku namun aku tidak melihatnya mengejarku, langsung aku tancap gas mobil dan pergi dari rumahnya.

    Aku masih belum percaya dan masih menunggu bbm atau miscal dari Fida, tapi nihil hingga hampir satu jam aku menunggunya sampai akhirnya akupun pergi ke tempat hiburan malam di kota itu. Tanpa pikir panjang aku minum disana, mungkin karena kebanyakan akupun menjadi mabuk karena aku merasakan pening yang teramat sangat dan aku tidak tahu kejadian selanjutnya malam itu.

    Sampai akhirnya aku membuka mata dan sudah berada di dalam kamar hotelku. Belum sempat aku berpikir panjang siapa yang membawaku kesini, aku sudah melihat Reni masuk kedalam kamar dengan membawa semangkok sup dan sarapan untukku “Mas Ryo tadi malam mabuk… dan kebetulan juga Reni ada disana jadi Reni bawa pulang mas Ryo..” katanya tanpa canggung sedikitpun.

    Aku masih kecewa dengan Fida karena hingga saat ini dia belum juga menghubungiku, kalau saja bukan tugas dari perusahaan mungkin aku sudah pergi meninggalkan kota ini. namun karena disini tugasku harus dua minggu akupun harus menjalaninya. Dan untungnya ada Reni yang menemaniku jika aku butuh seseorang untuk bercerita diapun begitu supel dan terbuka menerima semua keluh kesahku termasuk tentang Fida.

    Hingga akhirnya malam itu aku mengajak Reni untuk makan malam bareng, dan aku memintanya untuk membawaku ke tempat yang istimewa di kota ini. Benar saja aku melihat tempat itu begitu mewah dengan pemandangan yang begitu indah terutama untuk sepasanga kekasih makan malam. Namun ada kejadian yang tidak aku duga ketika aku berjalan untuk meninggalkan tempat itu.

    Secara tidak sengaja aku melihat Fida dengan laki-laki yang aku temui di rumahnya. Aku sempat kaget begitu juga dengan Fida tapi rangkulan mesra Reni membuatku dapat mengontrol emosi, aku pergi dari tempat itu dengan gaya romantis layaknya dalam cerita ngentot bersama Reni. Kamipun pulang tanpa banyak bicara mungkin Reni ingin memberikanku ketenangan dengn pikiranku.

    Tapi begitu sampai di dalam kamarku, ketika Reni hendak pergi aku langsung memeluknya dari belakang. Diapun membiarkan aku melakukan hal itu sampai akhirnya dia membalikkan tubuhnya dan langsung mengulum bibirku dengan hangatnya aku yang masih merasa tidak percaya namun akhirnya akupun membalas lumatan bibirnya bahkan tanpa terasa tubuh kami sudah sama-sama telanjang bulat.

    Aku mengangkat tubuh Reni lalu aku rebahkan di atas tempat tidur, kemabli aku mencumbunya “Aaaaauuuugggggh…… eeeeeeggghh…. eeeeuuummmmccchhh….aaaaggggghh..” Begitulah desahan yang aku dengar ketika aku melumat dan membelai tubuh bugil Reni, hingga akhirnya akupun menindih tubuhnya lalu aku mencoba memasukkan kontolku meskipun agak sulit tapi akhirnya bisa juga.

    Mungkin karena baru pertama kali aku melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot ini. Namun sebagai laki-laki aku tahu apa yang harus aku lakukan, aku menggoyangkan pantaku perlahan “OOOooouugghh…. aaaagggggghhh… aaaaaagggghhh… aaaagghhh.. mas…. aaagghhh…” Reni terlihat menatapku dengan tatapan sayu dan aku yakin diapun sudah di penuhi birahi yang kuat.

    Karena kini Reni tidak lagi terdiam namun diapun menggoyang pantatnya dari bawah tubuhku, sehingga akupun mendapatkan sensasi yang begitu nikmat rasanya. Semakin cepat pula aku menggoyang pantatku “OOOuuuggghh… ooooouuuggh.. ooouugghhh.. Re……ni… aaaauuuggghh… sayaaaaaang…. aaaaggghhh… ” Semakin cepat dan sesekali aku melumat bibirnya kembali.

    Hingga akhirnya Reni menekan pantatku dari belakang dan akupun merasakan kehangatan dari kontolku di dalam memeknya “OOooouuugggghhh… saaaa…yang…. aaaagggggghh… ce…pat….. sayang… ” Pintanya padaku sambil terus ikut menekan pantatku dan aku terus melakukan gerakan layaknya dalam cerita ngentot dengan gaya naik turun aku goyang pantatku.

    Sampai akhirnya aku merasa sesuatu yang mengalir dari setiap tubuhku dan menyatu pada area kontolku dan wuuusssss. Aku merasa telah mengeluarkan sesuatu yang hangat dan begitu nikmat dari dalam kontolku serta memenuhi lubang memek Reni “OOOOOuuuuuuugggghhh….. aaaaaggggghh…. sa… yang… aa…ku… aaaggggggghh..” Aku masih merasakan kenikmatan itu.

    Renipun juga sama-sama mengerang kenikmatan ” OOOooouuugghh… mas… Ryo… aaaggghhhh… aaagggghhh… aaaagggghh… ” Tubuh kami berdua sama-sama lemas dan aku masih terkulai di atas tubuh bugil Reni, seperti pemain sex dalam cerita ngentot dengan tubuh masih sama-sama bugil. Hingga tanpa terasa kami berdua sama-sama terlelap malam itu dengan tubuh saling berpelukan.

    Hingga paginya akupun terbangun dan aku melihat Reni masih berada dalam pelukanku. Pelan-pelan sekali aku bangun dan menuju kamar mandi untuk membasuh muka, tiba-tiba aku mendengar pintu kamar di ketok dengan masih memakai celana pendek akupun membukakan pintu, karena aku kira pelayan hotel yang datang. Tapi begitu aku membuka pintu disana berdiri Fida menangis dan langsung memelukku, akupun melihat dia membawa koper besar disana. Dan akupun tidak tahu harus berbuat apa.

  • Hot brunette amateur Hunter Leigh gets naked in front of a log cabin

    Hot brunette amateur Hunter Leigh gets naked in front of a log cabin


    1514 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Robbi Sebagai Pemuas Nafsuku

    Robbi Sebagai Pemuas Nafsuku


    1428 views

    Duniabola99.org – Aku seorang penyanyi cafe hampir setiap malam aku selalu berada di cafe-cafe kemudian berakhir di tempat hiburan malam setelah melakukan itu. Awalnya aku hanya mencoba=coba menikmati minuman yang di suguhkan padaku, namun akhirnya akupun menjadi ketagihan untuk menikmatinya lagi dan lagi dan bukan hanya berakhir di situ karena akhirnya akupun terjebak di dalam dunia hitam.

    Akupun menjadi pemain adegan cerita ngentot, dan aku merasa aku tidak dapat lepas dari kehidupan ini karena sepertinya aku memang di haruskan untuk hidup seperti ini. Namaku Selvi aku bekerja untuk membantu perekonomian keluargaku, sejak lulus dari SMU dua tahun yang lalu tanpa menikmati bangku kuliah aku langsung mencari pekerjaan untuk membantu orang tuaku.

    Karena aku masih mempunyai dua orang adik lagi yang harus meneruskan sekolah. Sedangkan kedua orang tuaku hanya bekerja serabutan yang tidak tentu penghasilannya, dan sejak aku bekerja sebagai penyanyi plus melayani para hidung belang itu, sedikit demi sedikit aku dapat membantu orang tuaku meskipun hasil dari aku melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot.

    Dengan uang yang hampir setiap malam mengalir padaku akupun menikmatinya hingga lupa akan semuanya. Hingga pada suatu hari aku bertemu dengan seorang pria Robbi namanya dia seorang mahasiswa salah satu kampus ternama di sini, dan usianya sebaya denganku yakni 22 tahun. Pertama kali melihat Robbi di sebuah cafe tempat biasa aku bernyanyi namun cafe itu bukan salah satu cafe esek-esek.

    Jadi kami berkenalan layaknya pasangan muda-mudi lainnya, dan akupun merahasiakan tentang pekerjaan sampinganku. Aku tidak mau kalau Robbi sampai tahu kalau aku menjual diriku dengan cara melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot, karena aku rasa kali ini aku benar-benar merasakan yang namanya jatuh cinta. Setiap waktu aku terbayang wajahnya dan sering juga aku menemui Robbi di rumahnya.

    Dari yang aku lihat orang tua Robbi begitu menerimaku apalagi mamanya yang begitu baik padaku. Dan aku memang sering memberi perhatian lebih padanya, kamipun dekat tanpa ada kata untuk menjadikan aku pacar atau semacam kekasihnya tapi hal itu sudah cukup bagiku. Karena bersama dengan Robbi membuat aku merasakan kebahagiaan dalam hatiku dan ada kedamaian di sana.

    Pernah suatu hari ketika aku bertandang ke rumah Robbi di halamanya terparkir sebuah mobil mewah. Tapi aku masih saja masuk dalam rumahnya dan di dalam sana aku melihat seorang wanita cantik yang sedang bercengkrama dengan Robbi lalu kamipun berkenalan dan akupun duduk di samping cewek tersebut dengan hati yang berkecamuk namun aku pura-pura bersikap biasa saja di depan mereka.

    Hingga tidak berapa lama kemudian aku menerima telpon dari temanku Lauren, yang menanyakan sesuatu padaku. Tapi aku bersikap seolah dia sedang membutuhkan aku sehingga aku mempunyai alasan untuk menghindar dari Robbi, akupun keluar dari rumah Robbi lalu pergi dari tempat itu dengan tetesan air mata yang dengan derasnya mengalir dari kedua mataku, aku tidak dapat menahannya kala itu.

    Sejak saat itu aku menghindari dari Robbi karena aku tahu aku tidak akan mampu bersaing dengan seorang mahasiswa cantik yang tajir pula. Apalagi aku tahu kalau cowok seperti Robbi gampang banget untuk mendapatkan cewek manapun karena dia begitu tampan dan juga gagahnya, di tambah senyumnya yang bisa membuat semua hati cewek meleleh karenanya.

    Seminggu lebih aku menghindari Robbi meskipun hari-hari yang aku lalui menjadi sepi dan tidak bergairah lagi. Hingga pada suatu hari ketika aku sedang dudk di sebuah tempat makan dengan temanku, aku melihat Robbi bersama dengan seorang cewek saat itulah aku kembali merasakan sedih di tambah aku merasakan pusing yang teramat sangat akupun meminta temanku untuk pergi dari tempat itu.

    Sampai di rumah aku langsung masuk dalam kamarku dan seperti biasa mamaku tidak bernai masuk dalam kamarku meskipun dia melihat kalau aku sudah datang. Aku menangis sejadi-jadinya hingga akhirnya aku mendengar mamaku membuka pintu kamarku ” Selvi ada teman kamu sayang….ayo keluar mama mau ke rumah tante Siska soalnya.. ” Dengan malas aku beranjak dari tempat tidurku.

    Akupun melihat mama pergi dari pintu belakang sambil membawa peralatan masak mungkin dia hendak membuat kue di rumah tante Siska yang memang bisa dia lakukan. Aku dengan malas berjalan menuju ruang tamu setelah cuci muka dulu karena aku tahu kalau wajahku sembab. Begitu sampai di ruang tamu aku terkejut melihat Robbi berada di sana diapun menatap tajam padaku.

    Aku yang berdiri dengan pakaian lusuh dan muka sembab tidak dapat menghindar darinya. Apalagi ketika Robbi mendekat lalu langsung saja dia memeluk tubuhku ” selvi aku kangen sama kamu… ” Aku masih belum percaya kalau yang sedang memelukku adalah Robbi, namun akhirnya akupun membalas dengan pelukan hangat juga dan kamipun saling berciuman melepas kangen.

    Tangan Robbi mulai menggerayangi tubuhku waktu itu, aku yang sudah bergairah dengan pelukan yang dia berikan langsung saja melakukan sentuhan yang dapat membuat Robbi semakin bergairah. Kini tanganku yang berada di dalam kontolnya, dengan elusan lembut aku terus mengocoknya dan aku lihat dia begitu menikmatinya hingga aku semakin gemas di buatnya.

    Akupun mendesah untuk membuat Robbi semakin panas “OOOouuuggghh… oooouuugghh… Rob…. aaaagggghh… ” Tubuhku menari tubuhnya perlahan menuju kamarku namun dengan mulut masih saling melumat, sesampainya di dalam kamarku kami langsung melepas baju kami dan seterusnya Robbi langsung memasukkan kontolnya dalam lubang memekku aku yang memang menantikan hal ini langsung melebarkan pahaku.

    Robbi bergerak maju mundur pantatnya dan akupun semakin mendesah “Ooooouuugghh… ooouuggghh… sa.. yang… aaaagggghhh… aaaaggghh… aaaagggghhh… Robbi… aaaaggggghhh… ” Aku begitu menikamtinya karena hal ini yang memang aku inginkan. bercinta dengan Robbi cowok yang membuat aku merasakan hal indah dalam hidupku meskipun aku seorang pemain cerita ngentot.

    Kini tubuhnya sudah bersimbah keringat dan semakin cepat pula dia melakukan hal itu “Oooouuugghh…. Sel.. vi…. aaaaggggghhh… aaaku… sa.. yang.. kamu…. aaaaggggghh… ” Tatapan matanya membuat aku semakin ingin lebih erat lagi memeluknya, aku dekap tubuh Robbi yang masih aktif bergerak maju mundur dengan pantatnya lalu aku cium wajahnya berulang kali.

    Diapun semakin keras menghentakan kontolnya dalam memekku hingga akhirnya “Oooouugghh… aaaagggghh.. Sel.. vi….. aaaaggggghh…. aaaaaggghh… aaaaggghh… ” Ada rasa hangat dalam selangkanganku dan aku tahu kalau saat itu Robbi sudah mencapai puncak kenikmatan, dia peluk tubuhku sedangkan tubuhnya sendiri terkulai lemas namun dengan lembut aku membelai tubuh bugilnya.

  • Euro babe Aris Dark showing off tattoos and MILF ass in high heels

    Euro babe Aris Dark showing off tattoos and MILF ass in high heels


    1973 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Majalah Maxim Edisi Yui Park

    Majalah Maxim Edisi Yui Park


    1242 views

    Duniabola99.org– Yui Park

     

  • Sedarah Lusi Namanya

    Sedarah Lusi Namanya


    1401 views

    Duniabola99.org – CeritaKu ini dimulai, waktu aku SMA kelas 3, waktu itu aku baru sebulan tinggal sama ayah tiriku. Ibu menikah dengan orang ini karena karena tidak tahan hidup menjanda lama-lama. Yang aku tidak sangka-sangka ternyata ayah tiriku punya 2 anak cewek yang keren dan seksi habis, yang satu sekolahnya sama denganku, namanya Lusi dan yang satunya lagi sudah kuliah, namanya Riri. Si Lusi cocok sekali kalau dijadikan bintang iklan obat pembentuk tubuh, nah kalau si Riri paling cocok untuk iklan BH sama suplemen payudara.

    Sejak pertama aku tinggal, aku selalu berangan-angan bahwa dapat memiliki mereka, tapi angan-angan itu selalu buyar oleh berbagai hal. Dan siang ini kebetulan tidak ada orang di rumah selain aku dengan Lusi, ini juga aku sedang kecapaian karena baru pulang sekolah. “Lus! entar kalau ada perlu sama aku, aku ada di kamar,” teriakku dari kamar. Aku mulai menyalakan komputerku dan karena aku sedang suntuk, aku mulai dech surfing ke situs-situs porno kesayanganku, tapi enggak lama kemudian Lusi masuk ke kamar sambil bawa buku, kelihatannya dia mau tanya pelajaran. “Ben, kemaren kamu udah nyatet Biologi belom, aku pinjem dong!” katanya dengan suara manja. Tanpa memperdulikan komputerku yang sedang memutar film BF via internet, aku mengambilkan dia buku di rak bukuku yang jaraknya lumayan jauh dengan komputerku.

    “Lus..! nich bukunya, kemarenan aku udah nyatet,” kataku.
    Lusi tidak memperhatikanku tapi malah memperhatikan film BF yang sedang di komputerku.
    “Lus.. kamu bengong aja!” kataku pura-pura tidak tahu.
    “Eh.. iya, Ben kamu nyetel apa tuh! aku bilangin bonyok loh!” kata Lusi.
    “Eeh… kamu barusan kan juga liat, aku tau kamu suka juga kan,” balas aku.
    “Mending kita nonton sama-sama, tenang aja aku tutup mulut kok,” ajakku berusaha mencari peluang.
    “Bener nich, kamu kagak bilang?” katanya ragu.
    “Suwer dech!” kataku sambil mengambilkan dia kursi.“cerita sex sedarah“

    Lusi mulai serius menonton tiap adegan, sedangkan aku serius untuk terus menatap tubuhnya.
    “Lus, sebelum ini kamu pernah nonton bokep kagak?” tanyaku.
    “Pernah, noh aku punya VCD-nya,” jawabnya.
    Wah gila juga nich cewek, diam-diam nakal juga.
    “Kalau ML?” tanyaku lagi.
    “Belom,” katanya, “Tapi… kalo sendiri sich sering.”
    Wah makin berani saja aku, yang ada dalam pikiranku sekarang cuma ML sama dia. Bagaimana caranya si “Beni Junior” bisa puas, tidak peduli saudara tiri, yang penting nafsuku hilang.

    Melihat dadanya yang naik-turun karena terangsang, aku jadi semakin terangsang, dan batang kemaluanku pun makin tambah tegang.
    “Lus, kamu terangsang yach, ampe napsu gitu nontonnya,” tanyaku memancing.
    “Iya nic Ben, bentar yach aku ke kamar mandi dulu,” katanya.
    “Eh… ngapain ke kamar mandi, nih liat!” kataku menunjuk ke arah celanaku.
    “Kasihanilah si Beni kecil,” kataku.
    “Pikiran kamu jangan yang tidak-tidak dech,” katanya sambil meninggalkan kamarku.
    “Tenang aja, rumah kan lagi sepi, aku tutup mulut dech,” kataku memancing.

    Dan ternyata tidak ia gubris, bahkan terus berjalan ke kamar mandi sambil tangan kanannya meremas-remas buah dadanya dan tangan kirinya menggosok-gosok kemaluannya, dan hal inilah yang membuatku tidak menyerah. Kukejar terus dia, dan sesaat sebelum masuk kamar mandi, kutarik tangannya, kupegang kepalanya lalu kemudian langsung kucium bibirnya. Sesaat ia menolak tapi kemudian ia pasrah, bahkan menikmati setiap permainan lidahku. “Kau akan aku berikan pengalaman yang paling memuaskan,” kataku, kemudian kembali melanjutkan menciumnya. Tangannya membuka baju sekolah yang masih kami kenakan dan juga ia membuka BH-nya dan meletakkan tanganku di atas dadanya, kekenyalan dadanya sangat berbeda dengan gadis lain yang pernah kusentuh.

    Perlahan ia membuka roknya, celanaku dan celana dalamnya. “Kita ke dalam kamar yuk!” ajaknya setelah kami berdua sama-sama bugil, “Terserah kaulah,” kataku, “Yang penting kau akan kupuaskan.” Tak kusangka ia berani menarik penisku sambil berciuman, dan perlahan-lahan kami berjalan menuju kamarnya. “Ben, kamu tiduran dech, kita pake ‘69′ mau tidak?” katanya sambil mendorongku ke kasurnya. Ia mulai menindihku, didekatkan vaginanya ke mukaku sementara penisku diemutnya, aku mulai mencium-cium vaginanya yang sudah basah itu, dan aroma kewanitaannya membuatku semakin bersemangat untuk langsung memainkan klitorisnya.

    Tak lama setelah kumasukkan lidahku, kutemukan klitorisnya lalu aku menghisap, menjilat dan kadang kumainkan dengan lidahku, sementara tanganku bermain di dadanya. Tak lama kemudian ia melepaskan emutannya. “Jangan hentikan Ben… Ach… percepat Ben, aku mau keluar nich! ach… ach… aachh… Ben… aku ke.. luar,” katanya berbarengan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya. Dan kemudian dia lemas dan tiduran di sebelahku.

    “Lus, sekali lagi yah, aku belum keluar nich,” pintaku.
    “Bentar dulu yach, aku lagi capek nich,” jelasnya.
    Aku tidak peduli kata-katanya, kemudian aku mulai mendekati vaginanya.
    “Lus, aku masukkin sekarang yach,” kataku sambil memasukkan penisku perlahan-lahan.
    Kelihatannya Lusi sedang tidak sadarkan diri, dia hanya terpejam coba untuk beristirahat. Vagina Lusi masih sempit sekali, penisku dibuat cuma diam mematung di pintunya. Perlahan kubuka dengan tangan dan terus kucoba untuk memasukkannya, dan akhirnya berhasil penisku masuk setengahnya, kira-kira 7 cm.

    “Jangan Ben… entar aku hamil!” katanya tanpa berontak.
    “Kamu udah mens belom?” tanyaku.
    “Udah, baru kemaren, emang kenapa?” katanya.
    Sambil aku masukkan penisku yang setengah, aku jawab pertanyaannya,
    “Kalau gitu kamu kagak bakal hamil.”
    “Ach… ach… ahh…! sakit Ben, a.. ach… ahh, pelan-pelan, aa… aach… aachh…!” katanya berteriak nikmat.
    “Tenang aja cuma sebentar kok, Lus mending doggy style dech!” kataku tanpa melepaskan penis dan berusaha memutar tubuhnya.
    Ia menuruti kata-kataku, lalu mulai kukeluar-masukkan penisku dalam vaginanya dan kurasa ia pun mulai terangsang kembali, karena sekarang ia merespon gerakan keluar-masukku dengan menaik-turunkan pinggulnya.

    “Ach… a… aa ach…” teriaknya.
    “Sakit lagi Ben… a.. aa… ach…”
    “Tahan aja, cuma sebentar kok,” kataku sambil terus bergoyang dan meremas-remas buah dadanya.
    “Ben,. ach pengen… ach.. a… keluar lagi Ben…” katanya.
    “Tunggu sebentar yach, aku juga pengen nich,” balasku.
    “Cepetan Ben, enggak tahan nich,” katanya semakin menegang.
    “A… ach… aachh…! yach kan keluar.”
    “Aku juga Say…” kataku semakin kencang menggenjot dan akhirnya setidaknya enam tembakan spermaku di dalam vaginanya.

    Kucabut penisku dan aku melihat seprei, apakah ada darahnya atau tidak? tapi tenyata tidak.
    “Lus kamu enggak perawan yach,” tanyaku.
    “Iya Ben, dulu waktu lagi masturbasi nyodoknya kedaleman jadinya pecah dech,” jelasnya.
    “Ben ingat loh, jangan bilang siapa-siapa, ini rahasia kita aja.””Oh tenang aja aku bisa dipercaya kok, asal lain kali kamu mau lagi.
    “Siapa sih yang bisa nolak ‘Beni Junior’,” katanya mesra.

    Setelah saat itu setidaknya seminggu sekali aku selalu melakukan ML dengan Lusi, terkadang aku yang memang sedang ingin atau terkadang juga Lusi yang sering ketagihan, yang asyik sampai saat ini kami selalu bermain di rumah tanpa ada seorang pun yang tahu, kadang tengah malam aku ke kamar Lusi atau sebaliknya, kadang juga saat siang pulang sekolah kalau tidak ada orang di rumah.

    Kali ini kelihatannya Lusi lagi ingin, sejak di sekolah ia terus menggodaku, bahkan ia sempat membisikkan kemauannya untuk ML siang ini di rumah, tapi malangnya siang ini ayah dan ibu sedang ada di rumah sehingga kami tak jadi melakukan ini. Aku menjanjikan nanti malam akan main ke kamarnya, dan ia mengiyakan saja, katanya asal bisa ML denganku hari ini ia menurut saja kemauanku.

    Ternyata sampai malam ayahku belum tidur juga, kelihatannya sedang asyik menonton pertandingan bola di TV, dan aku pun tidur-tiduran sambil menunggu ayahku tertidur, tapi malang malah aku yang tertidur duluan. Dalam mimpiku, aku sedang dikelitiki sesuatu dan berusaha aku tahan, tapi kemudian sesuatu menindihku hingga aku sesak napas dan kemudian terbangun.

    “Lusi! apa Ayah sudah tidur?” tanyaku melihat ternyata Lusi yang menindihiku dengan keadaan telanjang.
    “kamu mulai nakal Ben, dari tadi aku tunggu kamu, kamu tidak datang-datang juga. kamu tau, sekarang sudah jam dua, dan ayah telah tidur sejak jam satu tadi,” katanya mesra sambil memegang penisku karena ternyata celana pendekku dan CD-ku telah dibukanya.
    “Yang nakal tuh kamu, Bukannya permisi atau bangunin aku kek,” kataku.
    “kamu tidak sadar yach, kamu kan udah bangun, tuh liat udah siap kok,” katanya sambil memperlihatkan penisku.
    “Aku emut yach.”
    Emutannya kali ini terasa berbeda, terasa begitu menghisap dan kelaparan.
    “Lus jangan cepet-cepet dong, kasian ‘Beni Junior’ dong!”
    “Aku udah kepengen berat Ben!” katanya lagi.
    “Mending seperti biasa, kita pake posisi ‘69′ dan kita sama-sama enak,” kataku sembil berputar tanpa melepaskan emutannya kemudian sambil terus diemut.
    Aku mulai menjilat-jilat vaginanya yang telah basah sambil tanganku memencet-mencet payudaranya yang semakin keras, terus kuhisap vaginanya dan mulai kumasukkan lidahku untuk mencari-cari klitorisnya.
    “Aach… achh…” desahnya ketika kutemukan klitorisnya.
    “Ben! kamu pinter banget nemuin itilku, a.. achh.. ahh..”
    “kamu juga makin pinter ngulum ‘Beni’ kecil,” kataku lagi“cerita sex sedarah“.
    “Ben, kali ini kita tidak usah banyak-banyak yach, aa.. achh..” katanya sambil mendesah.
    “Cukup sekali aja nembaknya, taapi… sa.. ma.. ss.. sa… ma… maa ac… ach…” katanya sambil menikmati jilatanku.
    “Tapi Ben aku.. ma.. u.. keluar nich! Ach.. a… aahh…” katanya sambil menegang kemudian mengeluarkan cairan dari vaginanya.

    “Kayaknya kamu harus dua kali dech!” kataku sambil merubah posisi.
    “Ya udah dech, tapi sekarang kamu masukin yach,” katanya lagi.
    “Bersiaplah akan aku masukkan ini sekarang,” kataku sambil mengarahkan penisku ke vaginanya.
    “Siap-siap yach!”
    “Ayo dech,” katanya.
    “Ach… a… ahh…” desahnya ketika kumasukkan penisku.
    “Pelan-pelan dong!”
    “Inikan udah pelan Lus,” kataku sambil mulai bergoyang.
    “Lus, kamu udah terangsang lagi belon?” tanyaku.
    “Bentar lagi Ben,” katanya mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangiku, dan kemudian dia menarik kepalaku dan memitaku untuk sambil menciumnya.

    “Sambil bercumbu dong Ben!”
    Tanpa disuruh dua kali aku langsung mncumbunya, dan aku betul-betul menikmati permainan lidahnya yang semakin mahir.
    “Lus kamu udah punya pacar belom?” tanyaku.”Aku udah tapi baru abis putus,” katanya sambil mendesah.
    “Ben pacar aku itu enggak tau loh soal benginian, cuma kamu loh yang beginian sama aku.”
    “Ach yang bener?” tanyaku lagi sambil mempercepat goyangan.
    “Ach.. be.. ner.. kok Ben, a.. aa… ach.. achh,” katanya terputus-putus.
    “Tahan aja, atau kamu mau udahan?” kataku menggoda.
    “Jangan udahan dong, aku baru kamu bikin terangsang lagi, kan kagak enak kalau udahan, achh… aa… ahh… aku percepat yach Ben,” katanya.

    Kemudian mempercepat gerakan pinggulnya.
    “Kamu udah ngerti gimana enaknya, bentar lagi kayaknya aku bakal keluar dech,” kataku menyadari bahwa sepermaku sudah mengumpul di ujung.
    “Achh… ach… bentar lagi nih.”
    “Tahan Ben!” katanya sambil mengeluarkan penisku dari vaginanya dan kemudian menggulumnya sambil tanganya mamainkan klitorisnya.
    “Aku juga Ben, bantu aku cari klitorisku dong!” katanya menarik tanganku ke vaginanya.
    Sambil penisku terus dihisapnya kumainkan klitorisnya dengan tanganku dan…
    “Achh… a… achh… achh… ahh…” desahku sambil menembakkan spermaku dalam mulutnya.
    “Aku juga Ben…” katanya sambil menjepit tanganku dalam vaginanya.
    “Ach… ah… aa.. ach…” desahnya.

    “Aku tidur di sini yach, nanti bangunin aku jam lima sebelum ayah bagun,” katanya sambil menutup mata dan kemudian tertidur, di sampingku.
    Tepat jam lima pagi aku bangun dan membangunkanya, kemudian ia bergegas ke kamar madi dan mempersiapkan diri untuk sekolah, begitu juga dengan aku. Yang aneh siang ini tidak seperti biasanya Lusi tidak pulang bersamaku karena ia ada les privat, sedangkan di rumah cuma ada Mbak Riri, dan anehnya siang-siang begini Mbak Riri di rumah memakai kaos ketat dan rok mini seperti sedang menunggu sesuatu.

    “Siang Ben! baru pulang? Lusi mana?” tanyanya.
    “Lusi lagi les, katanya bakal pulang sore,” kataku, “Loh Mbak sendiri kapan pulang? katanya dari Solo yach?”
    “Aku pulang tadi malem jam tigaan,” katanya.
    “Ben, tadi malam kamu teriak sendirian di kamar ada apa?”
    Wah gawat sepertinya Mbak Riri dengar desahannya Lusi tadi malam.
    “Ach tidak kok, cuma ngigo,” kataku sambil berlalu ke kamar.
    “Ben!” panggilnya, “Temenin Mbak nonton VCD dong, Mbak males nich nonton sendirian,” katanya dari kamarnya.
    “Bentar!” kataku sambil berjalan menuju kamarnya, “Ada film apa Mbak?” tanyaku sesampai di kamarnya.
    “Liat aja, nanti juga tau,” katanya lagi.
    “Mbak lagi nungguin seseorang yach?” tanyaku.
    “Mbak, lagi nungguin kamu kok,” katanya datar, “Tuh liat filmnya udah mulai.”

    “Loh inikan…?” kataku melihat film BF yang diputarnya dan tanpa meneruskan kata-kataku karena melihat ia mendekatiku. Kemudian ia mulai mencium bibirku.
    “Mbak tau kok yang semalam,” katanya, “Kamu mau enggak ngelayanin aku, aku lebih pengalaman dech dari Lusi.”
    Wah pucuk di cinta ulam tiba, yang satu pergi datang yang lain.
    “Mbak, aku kan adik yang berbakti, masak nolak sich,” godaku sambil tangan kananku mulai masuk ke dalam rok mininya menggosok-gosok vaginanya, sedangkan tangan kiriku masuk ke kausnya dan memencet-mencet payudaranya yang super besar.
    “Kamu pinter dech, tapi sayang kamu nakal, pinter cari kesempatan,” katanya menghentikan ciumannya dan melepaskan tanganku dari dada dan vaginanya.
    “Mbak mau ngapain, kan lagi asyik?” tanyaku.”Kamu kagak sabaran yach, Mbak buka baju dulu terus kau juga, biar asikkan?” katanya sambil membuka bajunya.

    Aku juga tak mau ketinggalan, aku mulai membuka bajuku sampai pada akhirnya kami berdua telanjang bulat.
    “Tubuh Mbak bagus banget,” kataku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai ujung kaki, benar-benar tidak ada cacat, putih mulus dan sekal.
    Ia langsung mencumbuku dan tangan kanannya memegang penisku, dan mengarahkan ke vaginanya sambil berdiri.
    “Aku udah enggak tahan Ben,” katanya.
    Kuhalangi penisku dengan tangan kananku lalu kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku.
    “Nanti dulu ach, beginikan lebih asik.”
    “Ach… kamu nakal Ben! pantes si Lusi mau,” katanya mesra.

    “Ben…! Mbak…! lagi dimana kalian?” terdengar suara Lusi memanggil dari luar.
    “Hari ini guru lesnya tidak masuk jadi aku dipulangin, kalian lagi dimana sich?” tanyanya sekali lagi.
    “Masuk aja Lus, kita lagi pesta nich,” kata Mbak Riri.
    “Mbak! Entar kalau Lusi tau gimana?” tanyaku.
    “Ben jangan panggil Mbak, panggil aja Riri,” katanya dan ketika itu aku melihat Lusi di pintu kamar sedang membuka baju.
    “Rir, aku ikut yach!” pinta Lusi sambil memainkan vaginanya.
    “Ben kamu kuat nggak?” tanya Riri.
    “Tenang aja aku kuat kok, lagian kasian tuch Lusi udah terangsang,” kataku.
    “Lus cepet sinih emut ‘Beni Junior’,” ajakku.

    Tanpa menolak Lusi langsung datang mengemut penisku.
    “Mending kita tiduran, biar aku dapet vaginamu,” kataku pada Riri.
    “Ayo dech!” katanya kemudian mengambil posisi.
    Riri meletakkan vaginanya di atas kepalaku, dan kepalanya menghadap vagina Lusi yang sedang mengemut penisku.
    “Lus, aku maenin vaginamu,” katanya.
    Tanpa menunggu jawaban dari Lusi ia langsung bermain di vaginanya.Permainan ini berlangsung lama sampai akhirnya Riri menegangkan pahanya, dan… “Ach… a… aach… aku keluar…” katanya sambil menyemprotkan cairan di vaginanya.

    “Sekarang ganti Lusi yach,” kataku.
    Kemudian aku bangun dan mengarahkan penisku ke vaginanya dan masuk perlahan-lahan.
    “Ach… aach…” desah Lusi.
    “Kamu curang, Lusi kamu masukin, kok aku tidak?” katanya.
    “Abis kamu keluar duluan, tapi tenang aja, nanti abis Lusi keluar kamu aku masukin, yang penting kamu merangsang dirimu sendiri,” kataku.
    “Yang cepet dong goyangnya!” keluh Lusi.
    Kupercepat goyanganku, dan dia mengimbanginya juga.
    “Kak, ach… entar lagi gant… a… ach.. gantian yach, aku.. mau keluar ach… aa… a… ach…!” desahnya, kemudian lemas dan tertidur tak berdaya.

    “Ayo Ben tunggu apa lagi!” kata Riri sambil mengangkang mampersilakan penisku untuk mencoblosnya.
    “Aku udah terangsang lagi.”
    Tanpa menunggu lama aku langsung mencoblosnya dan mencumbunya.
    “Gimana enak penisku ini?” tanyaku.
    “Penis kamu kepanjangan,” katanya, “tapi enak!”.
    “Kayaknya kau nggak lama lagi dech,” kataku.
    “Sama, aku juga enggak lama lagi,” katanya, “Kita keluarin sama-sama yach!” terangnya.
    “Di luar apa di dalem?” tanyaku lagi.
    “Ach… a… aach… di.. dalem… aja…” katanya tidak jelas karena sambil mendesah.
    “Maksudku, ah.. ach.. di dalem aja… aah… ach… bentar lagi…”
    “Aku… keluar… ach… achh… ahh…” desahku sambil menembakkan spermaku.
    “Ach… aach… aku… ach.. juga…” katanya sambil menegang dan aku merasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya.

    Akhirnya kami bertiga tertidur di lantai dan kami bangun pada saat bersamaan.
    “Ben aku mandi dulu yach, udah sore nich.”
    “Aku juga ach,” kataku.
    “Ben, Lus, lain kali lagi yach,” pinta Riri.
    “Itu bisa diatur, asal lagi kosong kayak gini, ya nggak Ben!” kata Lusi.
    “Kapan aja kalian mau aku siap,” kataku.
    “Kalau gitu kalian jangan mandi dulu, kita main lagi yuk!” kata Riri mulai memegang penisku.

    Akhirnya kami main lagi sampai malam dan kebetulan ayah dan ibu telepon dan mengatakan bahwa mereka pulangnya besok pagi, jadi kami lebih bebas bermain, lagi dan lagi. Kemudian hari selanjutya kami sering bermain saat situasi seperti ini, kadang tengah malam hanya dengan Riri atau hanya Lusi. Oh bapak tiri, ternyata selain harta banyak, kamu juga punya dua anak yang siap menemaniku kapan saja, ohh nikmatnya hidup ini.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Stepdad watches teen bad girl with pigtails Ivy Ryder getting nailed by BBC

    Stepdad watches teen bad girl with pigtails Ivy Ryder getting nailed by BBC


    1567 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita
    dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
    setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • PORN HUB AGENT LITTLE ROUGH

    PORN HUB AGENT LITTLE ROUGH


    1686 views

  • SUPER_SLUTTY_STEPDAUGHTER_GETS_SHAMED

    SUPER_SLUTTY_STEPDAUGHTER_GETS_SHAMED


    1512 views

  • Bercinta Dengan Tukang Jamu Yang Montok Dirumah

    Bercinta Dengan Tukang Jamu Yang Montok Dirumah


    1589 views

    Duniabola99.org – Aku lama-lama menyukai tempat tinggalku, Meski harga kontraknya naik terus setiapkali kuperpanjang kontraknya. Tempat ku ini sangat strategis di dalam gang hanya ada rumah ku. Meski pengap karena dikelilingi tembok tinggi, tetapi aku suka, karena tak ada orang yang bisa melihat kegiatanku dan aku jadi merasa bebas.

    Setelah Mia meninggalkan diriku. Aku jadi jomblo. Mau pacaran aku malas dengan basa-basi dan berbagai tuntutan. Untuk melampiaskan libido ku, siapa saja yang kusenangi sering kubawa ke kamar yang istimewa ini.

    Karena alamatnya rumit banyak lika-likunya, tidak satu pun temen cewek ku yang berhasil mencari alamat ku. Suatu hari saat aku baru membeli rokok di warung aku berpapasan dengan penjual jamu yang cukup mengagetkan. Wajahnya manis dan bodynya bahenol betul.

    “Nggak salah ini orang jadi tukang jamu,” kata ku membatin.
    “Mbak jamu” tegurku. Dia menoleh.
    “Mau minum jamu mas ?” tanyanya.
    “Iya tapi jangan di sini, ke rumah” ajakku dan dia ikut dibelakang ku.
    Sesampai di rumah , si mbak melihat sekeliling.
    “Wah enak juga tempatnya mas ya,” ujarnya.
    “Mbak jamu apa yang bagus”
    “Lha mas maunya untuk apa, apa yang mau untuk pegel linu, masuk angin atau jamu kuat”
    “Kuat apa” tanya ku.
    “Ya kuat segalanya” katanya sambil melirik.
    “Genit juga si mbak” kata ku dalam hati.
    “Aku minta jamu kuat lah mbak, biar kalau malam kuat melek bikin skripsi.”
    Tapi terus terang aku kurang mempunyai keberanian untuk menggoda dan mengarahkan pembicaraan ke yang porno-porno. Sejak saat itu mbak jamu jadi sering menghampiriku.

    “Mas kemarin kemana saya kesini kok rumahnya dikunci. Saya ketok sampai pegel nggak ada yang buka.
    “Oh ya kemarin ada kuliah sore jadi saya dari pagi sampai malam di kampus” kataku.
    “Mas ini mas jamu kunyit asam, bagus untuk anak muda, biar kulitnya cerah dan jauh dari penyakit.”
    “Mbak suaminya mana ?” tanya ku iseng.
    “Udah nggak punya suami mas, kalau ada ngapain jualan jamu berat-berat.”
    “Anak punya mbak ?”
    “Belum ada mas, orang suami saya dulu udah tua, mungkin bibitnya udah abis.”

    Kami semakin akrab sehingga hampir setiap hari aku jadi langganannya. Kadang-kadang lagi nggak punya duit, dia tetap membuatkan jamu untuk ku. Dia pun sudah tidak canggung lagi masuk ke rumah ku. Bahkan dia sering numpang ke WC.

    Mbak Wati, begitulah dia mengaku namanya setelah beberapa kali mengantar jamu . Dia kini memasuki usia 27 tahun, asalnya dari daerah Wonogiri. Mbak Wati menganggap rumah ku sebagai tempat persinggahan tetapnya. Dia selalu protes keras jika aku tidak ada di rumah.

    Semula Mbak Wati mengunjungi ku pada sekitar pukul 13. Tapi kini dia datang selalu sekitar pukul 5 sore. Kalau dia datang ke rumah ku jamunya juga sudah hampir habis. Paling paling sisa segelas untuk ku. Rupanya Mbak Wati menjadikan rumah ku sebagai terminal terakhir. Ia pun kini makin berani.

    Dia tidak hanya menggunakan kamar mandiku untuk buang hajat kecil, tetapi kini malah sering mandi. Sampai sejauh ini aku menganggapnya sebagai kakakku saja. Karena dia pun menganggapku sebagai adiknya. Sering kali dia membawa dua bungkus mi instan lalu direbus di rumah ku dan kami sama-sama menikmatinya.

    Sebetulnya pikiran jorokku sudah menggebu-gebu untuk menikmati tubuh mbak Wati ini. Namun keberanian ku untuk memulainya belum kutemukan. Mungkin juga karena aku tidak berani kurang ajar jadi Mbak Wati makin percaya pada diri ku. Padahal wooo ngaceng. Aku hanya berani mengintip jika Mbak Wati mandi. Lubang yang sudah kusiapkan membuatku makin ngaceng saja kalau menikmati intaian. Tapi bagaimana nih cara mulainya.

    “Mas boleh nggak saya nginep di sini ?” tanya Mbak Wati suatu hari.
    “Saya mau pulang jauh dan sekarang sudah kesorean, lagi pula besok saya nggak jualan, capek., “katanya beralasan tanpa saya tanya.
    “Lha Mbak, tempat tidurnya cuma satu”
    “Nggak pa-pa, saya tidur di tiker aja. Mas yang tidur di kasur.”
    “Bener nih,” kata ku, dengan perasaan setengah gembira. Karena kupikir inilah kesempatan untuk menyergapnya.

    “Iya nggak apa-apa koq” katanya.

    Tanpa ada rasa canggung dia pun masuk kamar mandi dan mandi sepuasnya. Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk kembali mengintainya. Badannya mulus bahenol walaupun kulitnya tidak putih, tetapi bentuk tubuhnya sangat sempurna sangat bahenol sebagai seorang wanita. Sayang dia miskin, kalau kaya mungkin bisa jadi bintang film, pikir ku.

    Teteknya cukup besar, mungkin ukuran 36, pentilnya kecil dan bulu jembutnya tebal sekali. Mungkin ada hubungannya dengan kumis tipis yang ada di atas bibirnya itu.Selesai mandi, kini giliranku masuk kamar mandi dan membersihkan diri. Aku nggak tahan , sehingga kesempatan mandi juga kugunakan untuk ngloco.

    “Mas mandinya koq lama sekali sih, ngapain aja” tanyanya mengagetkan.
    “Ah biasa lah keramas sekalian biar seger” kata ku.
    “Itu saya buatkan kopi, jadi keburu dingin deh, abis mandinya lama banget.”

    Malam itu kami ngobrol ke sana-kemari dan aku berusaha mengorek informasi sebanyak mungkin mengenai dirinya.

    “Mas suka di pijet nggak” katanya tiba-tiba.
    “Wah nggak, nggak nolak” kata ku bercanda.
    “Sini saya pijetin mas.”

    Tanpa menunggu terlalu lama aku segera menuju ke kamar dikuti mbak Wati dan semua baju dan celana ku ku buka tinggal celana dalam. Kumatikan lampu sehingga suasana kamar jadi agak remang-remang. Nggak nyangka sama sekali, ternyata mbak Wati pinter sekali memijat. Dia menggunakan cairan body lotion yang dibawanya untuk melancarkan mengurut.

    Aku benar-benar pasrah. Meski ngaceng berat, tetapi aku nggak berani kurang ajar. Cilakanya Mbak Wati ini tidak canggung sedikit pun merambah seluruh tubuhku sampai mendekati si dicky. Beberapa kali malah ke senggol sedikit, membuat jadi tambah tegang aja.

    “Mas celananya dibuka saja ya biar nggak kena cream.”
    “Terserahlah mbak” kata ku pasrah . Dengan cekatan dia memelorotkan celana dalam. Sehingga aku kini jadi telanjang bulat.

    “Apa mbak nggak malu melihat saya telanjang” tanya ku.
    “Ah nggak apa-apa, saya dulu sering memijat suami saya.”
    “Dia yang ngajari saya mijet.”

    Tegangan ku makin tinggi karena tangan nya tanpa ragu-ragu menyenggol kemaluan ku. Dia lama sekali memijat bagian dalam paha ku, tempat yang paling sensitive dan paling merangsang. Mungkin kalau ada kabel di hubungkan diriku dengan lampu, sekarang lampunya bakal menyala, orang teganganku sudah mulai memuncak.

    Aku tidur telungkup sambil berfikir, gimana caranya memulai. Akhirnya aku berketetapan tidak mengambil inisiatif. Aku akan mengikuti kemana kemauan Mbak Wati. Kalau terjadi ya terjadilah, kalau nggak yaa lain kali mungkin. Tapi aku ingin menikmati dominasi perempuan atas laki-laki.

    Setelah sekitar satu jam aku tidur telungkup, Mbak Wati memerintahkan aku telentang. Tanpa ragu dan tanpa rasa malu dan bersalah aku segera menelentangkan badan ku. Otomatis si dicky yang dari tadi berontak, kini bebas tegak berdiri.

    Celakanya si dicky tidak menjadi perhatian Mbak Wati dia tenang saja memijat dan sedikitpun tidak berkomentar mengenai dicky ku. Kaki kiri, kaki kanan, paha kiri, paha kanan, kepala tangan kiri, tangan kanan, lalu perut. Bukan hanya perut tetapi si Dicky pun jadi bagian yang dia pijat. Aku melenguh.

    “Aduh mbak”
    “Kenapa mas” katanya agak manja.
    “Aku nggak tahan, ngaceng banget”
    “Ah nggak apa-apa tandanya mas normal”
    “Udah tengkurep lagi mas istirahat sebentar saya mau ke kamar mandi sebentar.”

    Lama sekali dia di kamar mandi, sampai aku akhirnya tertidur dalam keadaan telungkup dan telanjang. Tiba-tiba aku merasa ada yang menindihku dan kembali kurasakan pijatan di bahu. Dalam keadaan setengah sadar kurasakan ada seusatu yang agak berbeda.

    Kenapa punggungku yang didudukinya terasa agak geli Kucermati lama-lama aku sadar yang mengkibatkan rasa geli itu ada bulu-bulu apa mungkin Mbak Wati sekarang telanjang memijatiku. Ternyata memang benar begitu.

    Tetapi aku diam saja tidak berkomentar. Kunikmati usapan bulu jembut yang lebat itu di punggungku. Kini aku sadar penuh , dan dicky yang dari tadi bangun meski aku sempat tertidur makin tegang. Wah kejadian deh sekarang, pikirku dalam hati.

    “Balik mas katanya” setelah dia turun dari badan ku

    Aku berbalik dan ruangan jadi gelap sekali. Ternyata semua lampu dimatikannya . Aku tidak bisa melihat Mbak Wati ada dimana . Dia kembali memijat kakiku lalu duduk di atas kedua pahaku . Ia terus naik memijat bagian dadaku dan seiring dengan itu, jembutnya berkali-kali menyapu si dicky.

    Kadang-kadang si dicky ditindihnya sampai lama dan dia melakukan gerakan maju mundur. Beberapa saat kemudian aku merasa mbak wati mengambil posisi jongkok dan tangannya memegang batang si dicky. Pelan-pelan di tuntun kepala si dicky memasuki lubang kemaluannya.

    Aku pasrah saja dan sangat menikmati dominasi perempuan. Lubangnya hangat sekali dan pelan-pelan seluruh tubuh si dicky masuk ke dalam lubang vagina mbak waty. Mbak Wati lalu merebahkan dirinya memeluk diriku dan pantatnya naik turun, sehingga si dicky keluar masuk .

    Kadang-kadang saking hotnya si dicky sering lepas, lalu dituntunnya lagi masuk ke lubang yang diinginkan. Karena aku tadi sudah ngloco dan posisiku di bawah, aku bisa menahan agar mani ku tidak cepat muncrat. Gerakan mbak Wati makin liar dan nafasnya semakin memburu.

    Tiba-tiba dia menjerit tertahan dan menekan sekuat-kuatnya kemalauannya ke si dicky. Dia berhenti bergerak dan kurasakan lubang vaginanya berdenyut-denyut. Mbak wati mencapai orgasmenya yang pertama. Dia beristirahat dengan merebahkan seluruh tubuhnya ke tubuhku. Jantungnya terasa berdetak cepat.

    Aku mengambil alih dan membalikkan posisi tanpa melepas si dicky dari lubang memek mabak wati. Ku atur posisi yang lega dan mencari posisi yang paling enak dirasakan oleh memek mbak Wati. Aku pernah membaca soal G-spot. Titik itulah yang kucari dengan memperhatikan reaksi mbak wati.

    Akhirnya kutemukan titik itu dan serangan terus ku kosentasikan kepada titik itu sambil memaju dan memundurkan si dicky . Mbak wati mulai melenguh-lenguh dan tak berapa lama dia berteriak, dia mencapai klimaks tertinggi sementara itu aku juga sampai pada titik tertinggi ku.

    Dalam keadaan demikian yang terpikir hanya bagaimana mencapai kepuasan yang sempurna. Kubenamkan si dicky sedalam mungkin dan bertahan pada posisi itu sekitar 5 menit. Kontolku berdenyut-denyut dan vaginanya mbak wati juga berdenyut lama sekali.

    “Mas terima kasih ya, saya belum pernah main sampai seenak ini.”
    “Saya ngantuk sekali mas.”
    “Ya sudah lah tidur dulu.”

    Aku bangkit dari tempat tidur dan masuk kamar mandi membersihkan si dicky dari mani yang belepotan. Aku pun tidak lama tertidur. Paginya sekitar pukul 5 aku bangun dan ternyata mbak wati tidur di samping ku.Kuraba memeknya, lalu ku cium, tangan ku, bau sabun. Berarti dia tadi sempat bangun dan membersihkan diri lalu tidur lagi. Dia kini tidur nyenyak dengan ngorok pelan.

    Kuhidupkan lampu depan sehingga kamar menjadi agak remang-remang. Kubuka atau kukangkangkan kedua kakinya . Aku tiarap di antara kedua pahanya dan kusibakkan jembut yang lebat itu untuk memberi ruang agar mulutku bisa mencapai memeknya.

    Lidahku mencari posisi clitoris mbak wati. Perlahan-lahan kutemukan titik itu aku tidak segera menyerang ujung clitoris, karena kalau mbak wati belum terangsang dia akan merasa ngilu. Daerah sekitar clitoris aku jilat dan lama-lama mulai mengeras dan makin menonjol.

    “Mas kamu ngapain mas, jijik mas udah, mas” tangannya mendorong kepala ku, tetapi kutahu tenaganya tidak sunguh-sungguh karena dia juga mulai mengelinjang. Tangannya kini tidak lagi mendorong kepalaku, mulutnya berdesis-desis dan diselingin teriakan kecil manakala sesekali kusentuh ujung clitorisnya dengan lidahku.

    Setelah kurasakan clitorisnya menonjol penuh dan mengeras serangan ujung lidahku beralih ke ujung clitoris. Pinggul mbak wati yang bahenol mengeliat seirama dengan gerakan lidahku. Tangannya kini bukan berusaha menjauhkan kepalaku dari vaginanya tetapi malah menekan, sampai aku sulit bernafas.

    Tiba-tiba dia menjepitkan kedua pahanya ke kepalaku dan menekan sekeras-kerasnya tangannya ke kepalaku untuk semakin membenam. Vaginanya berdenyut-denyut. Dia mencapai klimak. Beberapa saaat kupertahankan lidah ku menekan clitorisnya tanpa menggerak-gerakkannya.

    Setelah gerakannya berhenti aku duduk di antara kedua pahanya dan kumasukkan jari tengah ke dalam memeknya kucari posisi G-spot, dan setelah teraba kuelus pelan. Dengan irama yang tetap. Mbak Wati kembali menggerakkan pinggulnya yang bahenol dan tidak lama kemudian dia menjerit dan menahan gerakan tanganku di dalam memeknya. Lubang vaginanya berdenyut lama sekali.

    “Aduh mas ternyata mas pinter sekali.”
    “Aku kira mas nggak suka perempuan. Aku sampai penasaran mancing-mancing mas, tapi kok nggak nyerang-nyerang aku.”
    “Jadi aku bikin alasan macem-macem supaya bisa berdua sama mas.”
    “Aku segen mbak, takut dikira kurang ajar. Selain itu aku juga ingin menikmati jika didului perempuan.”
    “Ah mas nakal, menyiksa aku. Tapi aku suka mas orangnya sopan nggak kurang ajar kayak laki-laki lain.”
    “Mas tadi kok nggak jijik sih jilati memek ku. Aku belum pernah lho digituin. Rasanya enak juga ya.”kata Mbak Wati.

    Wati mengaku ketika berhubungan dengan suaminya yang sudah tua dulu hanya hubungan yang biasa saja dan itu pun mbak wati jarang sampai puas. Dia mengaku belum pernah berhubungan badan dengan orang lain kecuali suaminya dan diriku.

    “Pantes memeknya enak sekali, peret mbak,” kata ku.
    “Wong tukang jamu koq, yo terawat toh yo.”
    “Sekarang gantian mbak, barang ku mbok jilati po’o. ”
    Aku ra iso he mas”
    “Nanti tak ajari.”

    Mbak Wati yang bahenol mengambil posisi diantara kedua pahaku dan mulai memegang si dicky dan pelan-pelan memasukkan mulutnya ke ujung ******. Dia berkali-kali merasa mau muntah, tetapi terus berusaha mengemut si dicky Setelah terbiasa akhirnya dikulumnya seluruh batang ****** ku sampai hampir mencapai pangkalnya. Aku merasa ujung si dicky menyentuh ujung tenggorokkannya.

    Dia memaju-mundurkan batang di dalam kulumannya . Ku instruksikan untuk juga melakukannya sambil menghisap kuat-kuat.dia menuruti semua perintahku. Bagian zakarnya juga dijilatnya seperti yang kuminta. Dia tidak lagi mau muntah tetapi mahir sekali. Setelah berlangsung sekitar 15 menit kini aku perintahkan dia tidur telentang dan aku segera menindihnya.

    “Mas kontole kok enak tenan, keras sampai memek ku rasanya penuh sekali.”

    Kugenjor terus sambil kosentrasi mencari titik G. Tidak sampai 5 menit Mbak wati langsung berteriak keras sekali. Dia mencapai orgasme tertinggi. Sementara aku masih agak jauh . Setelah memberi kesempatan jeda sejenak. Mbak Wati kusuruh tidur nungging dan kami melakukan dengan Dogy Style.

    Rupanya pada posisi ini titik G Mbak wati tergerus hebat sehingga kurang dari 3 menit dia berteriak lagi dan aku pun mencapai titik tertinggi sehingga mengabaikan teriakannya dan kugenjot terus sampai seluruh maniku hambis di dalam memek mbak wati.

    Dia tertidur lemas,aku pun demikian. Sekitar jam 8 pagi kami terbangun dan bersepakat mandi bareng. Badan Mbak wati memang benar-benar sempurna sangat bahenol, Teteknya besar menentang, pinggulnya besar dan pinggangnya ramping sungguh bahenol. Setelah malam itu mbak Wati jadi sering menginap di kamar ku. Sampai satu hari dia datang dengan muka sedih.

    “Mas aku disuruh pulang ke kampung mau dikawinkan sama Pak lurah.”
    “Aku berat sekali mas pisah sama mas, tapi aku nggak bisa nolak keinginan orang tua ku,” katanya bersedih.

    Malam itu Mbak wati nginap kembali di kamar ku dan kami main habis-habisan. Seingat saya malam itu saya sampai main 7 ronde menikmati tubuh bahenol nya, sehingga badan ku lemas sekali.

  • Nikmatnya Vagina Tante Ninik Yg Masih Rapat & Harum

    Nikmatnya Vagina Tante Ninik Yg Masih Rapat & Harum


    1510 views

    Duniabola99.org – Pagi itu aku ada janji untuk menjaga rumah tanteku. Oh ya, tanteku ini orangnya cantik dengan wajah seperti artis sinetron, namanya Ninik. Tinggi badan 168, payudara 34, dan tubuh yang langsing. Sejak kembali dari Malang, aku sering main ke rumahnya.

    “Kriing..” jam di meja memaksa aku untuk memicingkan mata.
    “Wah gawat, telat nih” dengan tergesa-gesa aku bangun lalu lari ke kamar mandi.

    Hal ini aku lakukan atas permintaan tante Ninik, karena suaminya sering ditugaskan ke luar pulau. Oh ya, tante Ninik mempunyai dua anak perempuan Dini dan Fifi. Dini sudah kelas 2 SMA dengan tubuh yang langsing, payudara 36B, dan tinggi 165. Sedangkan Fifi mempunyai tubuh agak bongsor untuk gadis SMP kelas 3, tinggi 168 dan payudara 34C.

    Setiap aku berada di rumah tante Fifi aku merasa seperti berada di sebuah harem. Tiga wanita cantik dan seksi yang suka memakai baju-baju transparan kalau di rumah. Kali ini aku akan ceritakan pengalaman seks ku dengan tante Ninik di kamarnya ketika suaminya sedang tugas dinas luar pulau untuk 5 hari.

    Hari Senin pagi, aku memacu motorku ke rumah tante Ninik. Setelah perjalanan 15 menit, aku sampai di rumahnya. Langsung aku parkir motor di teras rumah. Sepertinya Dini dan Fifi masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Ninik belum berangkat kerja.

    “Met pagi semua” aku ucapkan sapaan seperti biasanya.
    “Pagi, Mas Firman. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” Fifi membalas sapaanku.
    “Iya nih kesiangan” aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.
    “Fir, kamu antar Dini dan Fifi ke sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada di tempat biasanya tuh.” Dari dapur tante menyuruh aku.

    “OK Tante” jawabku singkat.
    “Ayo duo cewek paling manja sedunia.” celetukku sambil masuk ke mobil. Iya lho, Dini dan Fifi memang cewek yang manja, kalau pergi selalu minta diantar.
    “Daag Mas Firman, nanti pulangnya dijemput ya.” Lalu Dini menghilang dibalik pagar sekolahan.
    Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Ninik.

    Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya. Tante Ninik masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur. Aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci.

    Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Ninik tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya. Ternyata tante Ninik sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan.

    Terdengar suara desahan lirih, “Hmm, ohh, arhh”.

    Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Ninik ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya. Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Ninik, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Ninik berhubungan badan denganku.

    “Lho Fir, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara tante Ninik mengagetkan aku.

    “Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Ninik sambil masuk kamar.

    Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah tante Ninik berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.

    “Hmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena tante Ninik sudah berbaring di sebelahku sambil tangannya memegang Mr. P dari luar sarung.
    “Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Mr. P menegang 90{d4384a554d656a29fc0e70953a77b2310d458f1306c1fdd19b4895b9deed5f3a}.

    “Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja.
    “Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Mr. P mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya.

    “Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Firman tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.
    “Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah.
    “Iya, tadi Firman ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah.

    Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku.

    Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Mr. P di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku. Aku jadi salah tingkah.

    “Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya.
    “Emm.., nggak kok tante. Maafin Firman ya.” Aku semakin salah tingkah.
    “Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan.
    “Maksud Firman, nggak salahkan kalau Firman pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.

    Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan.

    “Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Fir.” tante Ninik merengek perlahan.
    “Hmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya.

    Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Ninik. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras.

    “Hmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Mr. P yang belum pernah dilihatnya.
    “Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku.

    Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum.

    “Wah, rupanya tante punya Mr. P lain yang lebih gedhe.” Gila tante Ninik ini, padahal Mr. P-ku belum besar maksimal karena terhalang CD.

    Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Mr. P yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.

    “Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya.
    “Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku.
    “Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.

    Tante masih terkesima dengan Mr. P-ku yang mempunyai panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.

    “Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Mr. P ku.” Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.
    “Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung Mr. P.

    Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal Mr. P

    “Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau.

    Lalu aku tarik kepala tante Ninik sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante Ninik. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu.

    Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.

    “Ayo Fir, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya.
    “OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.
    “Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
    “Hh.. mm.. enak Fir, terus Fir.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur.

    Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Ninik. “Ahh..Fir..shh..Firr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras.

    “Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.

    Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.

    “Hmm..kamu pintar Fir. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.
    “Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Mr. P ku sendiri.
    “Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Mr. P ku masih berdiri tegak dan belum puas.

    Dipegangnya Mr. P ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok Mr. P. Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok.

    “Fir, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Mr.Pku.

    Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Ninik, lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan.

    Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung Mr. P ke vagina tante dari atas ke bawah dengan pelan. Perlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.

    “Tante siap ya, aku mau masukin Mr. P” aku memberi peringatan ke tante.
    “Cepetan Fir, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Mr. P.

    Dengan pelan aku dorong Mr. P ke arah dalam vagina tante Ninik, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Mr. P sekarang sudah tertancap di vagina tante ninik. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak. Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru.

    “Fir, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan.
    “Ahh.. shh mm, tante ini cara Firman agar tante juga merasa enak” Aku membalas omongan tante.

    Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa Mr. P ke dalam vagina tante.

    “Ahh..” kami berdua melenguh.

    Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Ninik ini masih kencang, pada saat aku menarik Mr. P bibir vaginanya ikut tertarik.

    “Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha tante Ninik semakin menambah rangsangan.
    Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Fir tante nyampai lagi”

    Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan Mr. P masih menancap dan dijepit Vagina tante ninik yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku tante Ninik, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas di Mr. P.

    “Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante.
    “Di dalam aja Fir, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun.

    Urutan vagina Tante Ninik yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.

    “Arghh.. tante aku nyampai”.
    “Aku juga Fir.. ahh” tante juga meracau.

    Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante. setelah delapan semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.

    “Fir, kamu hebat.” puji tante Ninik.
    “Tante juga, vagina tante rapat sekali” aku balas memujinya.
    “Fir, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta tante.
    “Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik bertanya.
    “Gak apa-apa Fir, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku.

    Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi.

  • Ngentot Pertama Kali Dengan Pacar Pertama

    Ngentot Pertama Kali Dengan Pacar Pertama


    1444 views

    Duniabola99.org – Waktu itu kami bertemu di sebuah emperan toko daerah Coyudan. Kami sama-sama berteduh karena saat itu hujan mengguyur kota Solo sangat deras. Kami ngobrol panjang lebar dan angka arlojinya sudah menunjukkan pukul 6 sore, tetapi hujan tetap saja mengguyur walaupun tidak terlalu deras. Karena saat itu dia sedang menunggu bis, dan aku naik sepeda motor maka agar tidak kemalaman aku antar dia pulang tetapi tanpa jas hujan.

    Sampai di rumahnya ternyata rumahnya dalam keadaan kosong karena keluarganya sedang menghadiri pesta pernikahan pamannya.
    “Aduh.. gimana nih Vi.. bisa masuk ke dalam nggak?”, tanyaku.
    “Tenang, biasanya kuncinya ada di bawah pot ini, nah ini dia, masuk yuk di luar dingin, lagian baju kamu basah semua”, katanya sambil membuka pintu rumah.
    “Sebentar aku ambilkan handuk”, katanya sambil jalan ke belakang rumah.
    Rumah yang sederhana tetapi sangat rapi dengan sofa ditengah ruangan.

    Dia keluar dengan menggenakan daster kuning transparan. Samar-samar aku lihat lekuk-lekuk tubuhnya yang sangat sempurna membuat jantungku berdebar kencang. Kulitnya yang putih mulus terlihat sangat serasi dengan daster yang dipakainya. “Ini handuknya”, dia memecahkan lamunanku.

    Karena baju dan celanaku basah maka aku buka bajuku dan aku pinjam salah satu kaosnya, tetapi bagaimana dengan celana panjangku? “Pake punyaku aja Fa, aku punya jeans basic yang mungkin pas kamu pakai”, sahutnya. Aku tidak kaget karena dia tergolong cewek bertubuh tinggi besar.

    Aku masuk ke dalam kamarnya dan mulai membuka celana panjangku, tinggal CD-ku yang masih basah.
    “Vi.. sorry nich aku boleh pinjem CD-mu nggak? Yang penting dapat dipakai”, tanyaku.
    “Boleh, tapi di almari coklat yang kuncinya masih aku bawa, boleh aku masuk?”, sahutnya.
    Saat dia masuk kamar, aku hanya dililit selembar handuk bergambar Hello Kitty kepunyaannya. Saat dia membuka almarinya dia menyuruh aku untuk memilih sendiri, dan karena letak CD-nya ada di bagian bawah, aku harus jongkok. Tanpa aku sadari setelah aku berdiri, handuk yang melilit tubuhku terlepas dan aku hanya bisa diam terpaku. Dia juga diam memandang tubuhku yang telah telanjang bulat.

    Dia terus memandang penisku yang memang telah berdiri. Kemudian dengan perlahan dia mengambil handuk yang berada persis di bawah penisku. Kemudian tanganku mengusap kepalanya dan kepalanya tertahan tepat di depan penisku. Selanjutnya dia mencium kepala penisku, membuatku semakin kelabakan. Dia terus mencium penisku dengan lembut dan penuh perasaan, bisa aku rasakan itu.

    Kemudian dia berdiri dan giliranku menjilat bibirnya yang sangat lembut, dan diapun membalas dengan memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. Untuk beberapa saat aku menikmati bibir dan lidahnya, aku lanjutkan permainan lidahku di sekitar telinganya, aku kulum telinganya, dia hanya bisa medesis kegelian. Aku lanjutkan dengan mencium dan menjilati sekitar lehernya.

    Aku mulai membuka resliting daster yang berada di belakang dan dengan perlahan aku tanggalkan daster kuningnya. Sekarang hannya tinggal BH dan CD-nya saja yang tersisa. Perlahan aku ciumi dan gigit payudara bagian atas sambil tanganku berusaha melepaskan BH-nya. Dia hanya terdiam dan terpejam menikmati gigitan lembut bibirku.

    Setelah BH-nya terlepas terlihat sepasang bukit yang sangat indah yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Begitu putih, lembut, kencang, padat dan kedua putingnya berwarna coklat masih bersembunyi di dalam pucuk payudaranya. Perlahan aku usap lembut kedua payudaranya dan aku hisap puting susunya agar mau keluar dan aku kulum lembut putingnya. Dia hanya bisa mendesis keenakan. Karena capek berdiri, aku tidurkaan dia di atas ranjangnya sambil mulutku terus menghisap kedua puting susunya secara bergantian dengan lembut.

    Selanjutnya ciuman dan jilatanku aku lanjutkan ke bawah menuju pusar dan paha bagian dalam. Dia lagi-lagi hanya mendesis, “Akh.. Fa.. aku nggak tahan..”, desisnya.
    Mendengar itu aku semakin bersemangat menjilati paha, lutut, betis dan jemari kakinya aku kulum sehingga dia semakin kelojotan menahan nikmat, terus aku kulum jari-jari kakinya yang putih bersih sambil tanganku mulai melepaskan CD-nya.

    Saat CD-nya terlepas, terlihat kemaluannya yang telah berbulu agak lebat. Perlahan aku raba daerah paha dan kemaluannya sambil kulanjutkan mengulum jari kakinya. Aku temukan klitorisnya terasa lunak dan agak basah, aku pilin-pilin daging kecil tersebut dia semakin mengerang menahan nikmat.

    Lidahku mulai bergerak dari jari kaki menuju betis, paha dan akhirnya pada daerah sekitar kemaluan. Walaupun kulitnya putih bersih, tetapi daerah kemaluannya berwarna coklat. Aku angkat kedua pahanya dan lidahku mulai menuju daerah duburnya, sesaat kemudian ke daerah vagina yang saat itu terasa basah dan berasa agak asin serta berbau khas menambah nafsuku semakin menjadi.

    Aku menghisap lendir yang keluar dari vaginanya dan kukeluarkan di sekitar klitorisnya, dan klitorisnya pun aku hisap-hisap. Tanpa kuduga kedua pahanya menjepit kepalaku yang saat itu sedang menikmati gurihnya klitoris dan tangannya menekan kepalaku agar aku menghisap lebih dalam lagi.

    Saat itu aku merasakan dia menegang dan seperti menjerit, “Akh.. uh..”, teriaknya. Aku tak tahu apa yang sedang dia rasakan saat itu, kemudian lidahku aku pindah ke bawah tepat pada liang vaginanya ternyata pada liang vaginanya telah keluar cukup banyak lendir yang selanjutnya kuhisap dan kutelan sampai habis.

    Dia mundur sehingga terpaksa aku lepaskan hisapanku. “Fa.. naik sini..”, dia menarikku yang saat itu masih jongkok dan menyuruhku tidur telentang di ranjangnya. Aku ditindih dan mulutnya mulai mengulum bibirku, seperti tidak mau kalah denganku, diapun menghisap dan mengulum telingaku terasa geli dan hangat. Dia lanjutkan dengan menghisap puting susuku, sambil tangannya meremas-remas penisku.

    Tanpa aku duga mulutnya mulai bergerilnya di sekitar paha dalamku, terasa sangat geli dan menambah kenikmatan. Lidahnyapun mulai menyapu duburku, “Okh..”, aku setengah berteriak, ya ampun.. nikmat sekali. Sepertinya dia tahu yang aku rasakan saat lidahnya menyentuh sekitar duburku, dan sekitar 5 menit lamanya dia menyapukan lidahnya di sekitar duburku, dan selanjutnya naik menuju pangkal penisku. Dia jilat pangkal penisku sampai ke ujung kepala penisku berulang-ulang sampai aku rasakan seluruh bulu-bulu tubuhku merinding.

    Selanjutnya dia memasukkan kepala penisku ke dalam mulutnya sambil sesekali dihisap, tetapi sayang dia tidak dapat mengulum lebih dalam lagi. Karena aku sudah tidak kuat menahan nikmat, maka aku minta dia untuk tidur telentang dan perlahan aku letakkan kepala penisku di depan lubang vaginanya.

    Aku gesek-gesekkan kepala penisku pada lubang vagina sampai aku temukan lubang yang benar untuk memasukkan penisku. Setelah aku rasa tepat perlahan aku tekan penisku agar dapat masuk ke dalam lubang vaginanya. Dia memejamkan mata seolah sedang menahan sesuatu, aku tak tahu pasti.

    Terasa sangat sempit dan agak susah memasukkan penisku sampai pada kira-kira setengah panjang penisku Novi berteriak, “Aakhh..”, aku menahan tekanan penisku dan aku lihat darah segar telah mengalir dari vaginanya aku lanjutkan takananku sampai seluruh penisku tenggelam dalam vagina yang telah banjir darah dan kutahan penisku di dalamnya.

    “Sakit Vi?”, bisikku.
    “Nggak apa-apa lanjutin aja Fa.. aku menikmatinya kok”, dia balas berbisik.
    Aku mulai mengayun-ayunkan penisku keluar masuk vagina, terasa sangat nikmat dan hangat tetapi kulit penisku terasa agak perih.

    Kira-kira 5 menit aku mengayunkan penisku dan kelihatannya Novi mulai menikmatinya, dia goyang-goyangkan pinggulnya dan kupercepat ayunan penisku sampai suatu ketika Novi berteriak, “Akh.. oh..”. Novi memejamkan matanya dalam-dalam. Tidak lama setelah itu akupun mulai merasakan kesemutan di kepalaku dan, “Ccreet..”, maniku keluar tetapi masih di dalam vaginanya.

    Dia memelukku erat dan berkata, “Fafa.. aku sayang kamu..”. Aku tidur di atasnya tetapi penisku masih berada di dalam vagina yang lama-kelamaan keluar sendiri karena mulai melunak, terasa agak geli jika penis yang lunak masuk dalam vagina.

    Aku terbangun dengan tubuh masih telanjang bulat ketika suara telepon berbunyi, aku lihat jam pukul 10 malam. Aku bangunkan Novi yang masih tertidur tanpa selembar kainpun menutupi tubuhnya agar mengangkat telepon yang ternyata dari keluarganya dan berencana akan pulang besok siang. Jadi aku gunakan malam itu untuk tidur semalam dengan Novi tanpa selembar kainpun menutupi tubuh kami.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • CERITA SEX MAHASISWI YANG GILA SEKS

    CERITA SEX MAHASISWI YANG GILA SEKS


    1362 views

    Duniabola99.org – Aku adalah seorang mahasiswi yang memiliki nafsu seks yang cukup tinggi. Sejak keperawananku hilang di SMA aku selalu ingin melakukannya lagi dan lagi. Kalau dipikir-pikir, entah sudah berapa orang yang menikmati tubuhku ini, sudah berapa penis yang pernah masuk ke vaginaku ini, aku juga menikmati sekali nge-seks dengan orang yang belum pernah aku kenal dan namanya pun belum aku tahu seperti para tukang yang pernah aku ceritakan pada kisah terdahulu.

    Nah ceritanya begini, aku baru saja pulang dari rumah temanku seusai mengerjakan tugas kelompok salah satu mata kuliah. Tugas yang benar-benar melelahkan itu akhirnya selesai juga hari itu. Ketika aku meninggalkan rumah temanku langit sudah gelap, arlojiku menunjukkan pukul 8 lebih. Yang kutakutkan adalah bensinku tinggal sedikit sekali, padahal rumahku cukup jauh dari daerah ini lagipula aku agak asing dengan daerah ini karena aku jarang berkunjung ke temanku yang satu ini. Di perjalanan aku melihat sebuah pom bensin, tapi harapanku langsung sirna karena begitu mau membelokkan mobilku ternyata pom bensin itu sudah tutup, aku jadi kesal sampai menggebrak setirku, terpaksa kuteruskan perjalanan sambil berharap menemukan pom bensin yang masih buka atau segera sampai ke rumah.

    Ketika sedang berada di sebuah kompleks perumahan yang cukup sepi dan gelap, tiba-tiba mobilku mulai kehilangan tenaga, aku agak panik hingga kutepikan mobilku dan kucoba menstarternya, namun walupun kucoba berulang-ulang tetap saja tidak berhasil, menyesal sekali aku gara-gara tadi siang terlambat kuliah jadi aku tidak sempat mengisi bensin terjebak tidak tahu harus bagaimana, kedua orang tuaku sedang di luar kota, di rumah cuma ada pembantu yang tidak bisa diharapkan bantuannya.

    Tidak jauh dari mobilku nampak sebuah pos ronda yang lampunya menyala remang-remang. Aku segera turun dan menuju ke sana untuk meminta bantuan, setibanya di sana aku melihat 5 orang di sana sedang ngobrol-ngobrol, juga ada 2 motor diparkir di sana, mereka adalah yang mendapat giliran ronda malam itu dan juga 2 tukang ojek.

    “Ada apa Non, malam-malam begini? Nyasar ya?”, tanya salah seorang yang berpakaian hansip.
    “Eeh.. itu Pak, Bapak tau nggak pom bensin yang paling dekat dari sini tapi masih buka, soalnya mobil saya kehabisan bensin”, kujawab sambil menunjuk ke arah mobilku.

    “Wah, kalo pom bensin jam segini sudah tutup semua Non, ada yang buka terus tapi agak jauh dari sini”, timpal seorang Bapak berkumis tebal yang ternyata tukang ojek di daerah itu.
    “Aduuhh.. gimana ya! Atau gini aja deh Pak, Bapak kan punya motor, mau nggak Bapak beliin bensin buat saya, ntar saya bayar kok”, tawarku.
    Untung mereka berbaik hati menyetujuinya, si Bapak yang berkumis tebal itu mengambil jaketnya dan segera berangkat dengan motornya. Tinggallah aku bersama 4 orang lainnya.

    “Mari Non duduk dulu di sini sambil nunggu”.

    Seorang pemuda berumur kira-kira 18 tahunan menggeser duduknya untuk memberiku tempat di kursi panjang itu. Seorang Bapak setengah baya yang memakai sarung menawariku segelas air hangat, mereka tampak ramah sekali sampai-sampai aku harus terus tersenyum dan berterima kasih karena merasa merepotkan. Kami akhirnya ngobrol-ngobrol dengan akrab, aku juga merasakan kalau mereka sedang memandangi tubuhku, hari itu aku memakai celana jeans ketat dan setelan luar berlengan panjang dari bahan jeans, di dalamnya aku memakai tanktop merah yang potongan dadanya rendah sehingga belahan dadaku agak terlihat. Jadi tidak heran si pemuda di sampingku selalu berusaha mencuri pandang ingin melihat daerah itu.

    Kompleks itu sudah sepi sekali saat itu, sehingga mulai timbul niat isengku dan membayangkan bagaimana seandainya kuberikan tubuhku untuk dinikmati mereka sekalian juga sebagai balas budi. Sehubungan dengan cuaca di Jakarta yang cukup panas akhir-akhir ini, aku iseng-iseng berkata, “Wah.. panas banget yah belakangan ini Pak, sampai malam gini aja masih panas”. Aku mengatakan hal tersebut sambil mengibas-ngibaskan leher bajuku kemudian dengan santainya kulepaskan setelan luarku, sehingga nampaklah lenganku yang putih mulus.

    Mereka menatapku dengan tidak berkedip, agaknya umpanku sudah mengena, aku yakin mereka pasti terangsang dan tidak sabar ingin menikmati tubuhku. Si pemuda di sampingku sepertinya sudah tak tahan lagi, dia mulai memberanikan diri membelai lenganku, aku diam saja diperlakukan begitu. Salah satu dari mereka, seorang tukang ojek berusia 30 tahunan mengambil tempat di sebelahku, tangannya diletakkan diatas pahaku, melihat tidak ada penolakan dariku, perlahan-lahan tangan itu merambat ke atas hingga sampai ke payudaraku. Aku mengeluarkan desahan lembut menggoda ketika si tukang ojek itu meremas payudaraku, tanganku meraba kemaluan pemuda di sampingku yang sudah terasa mengeras.

    Melihat hal ini kedua Bapak yang dari tadi hanya tertegun serentak maju ikut menggerayangi tubuhku. Mereka berebutan menyusupkan tangannya ke leher tanktop-ku yang rendah untuk mengerjai dadaku, sebentar saja aku sudah merasakan kedua buah dadaku sudah digerayangi tangan-tangan hitam kasar. Aku mengerang-ngerang keenakan menikmati keempat orang itu menikmatiku.
    “Eh.. kita bawa ke dalam pos aja biar aman!”, usul si hansip.
    Mereka pun setuju dan aku dibawa masuk ke pos yang berukuran 3×3 m itu, penerangannya hanya sebuah bohlam 40 watt. Mereka dengan tidak sabaran langsung melepas tank top dan bra-ku yang sudah tersingkap. Aku sendiri membuka kancing celana jeansku dan menariknya ke bawah.

    Keempat orang ini terpesona melihat tubuhku yang tinggal terbalut celana dalam pink yang minim, payudaraku yang montok dengan puting kemerahan itu membusung tegak. Ini merupakan hal yang menyenangkan dengan membuat pria tergiur dengan kemolekan tubuhku, untuk lebih merangsang mereka, kubuka ikat rambutku sehingga rambutku terurai sampai menyentuh bahu.

    Si hansip menyuruh seseorang untuk berjaga dulu di luar khawatir kalau ada yang memergoki, akhirnya yang paling muda diantara mereka yaitu si pemuda itu yang mereka panggil Mat itulah yang diberi giliran jaga, Mat dengan bersungut-sungut meninggalkan ruangan itu.

    Si hansip mendekapku dari belakang dan tangannya merogoh-rogoh celana dalamku, terasa benar jari-jarinya merayap masuk dan menyentuh dinding kewanitaanku, sementara di tukang ojek membungkuk untuk bisa mengenyot payudaraku, putingku yang sudah menegang itu disedot dan digigit kecil. Kemudian aku dibaringkan pada tikar yang mereka gelar disitu. Mereka bertiga sudah membuka celananya sehingga terlihatlah tiga batang yang sudah mengeras, aku sampai terpana melihat batang mereka yang besar-besar itu, terutama punya si hansip, penisnya paling besar diantara ketiganya, hitam dan dipenuhi urat-urat menonjol.

    Celana dalamku mereka lucuti jadi sekarang aku sudah telanjang bulat. Aku langsung meraih penisnya, kukocok lalu kumasukkan ke mulutku untuk dijilat dan dikulum, selain itu tangan lembutku meremas-remas buah zakarnya, sungguh besar penisnya ini sampai tidak muat seluruhnya di mulutku yang mungil, paling cuma masuk tiga perempatnya.

    Si tukang ojek mengangkat sedikit pinggulku dan menyelipkan kepalanya di antara kedua belah paha mulusku, dengan kedua jarinya dia sibakkan kemaluanku sehingga terlihatlah vagina pink-ku di antara bulu-bulu hitam. Lidahnya mulai menyentuh bagian dalam vaginaku, dia juga melakukan jilatan-jilatan dan menyedotnya, tubuhku menggelinjang merasakan birahi yang memuncak, kedua pahaku mengapit kencang kepalanya karena merasa geli dan nikmat di bawah sana. Bapak bersarung menikmati payudaraku sambil penisnya kukocok dengan tanganku dan payudaraku yang satunya diremasi si hansip yang sedang ku-karaoke.

    Aku sering melihat sebentar-sebentar Mat nongol di jendela mengintipku diperkosa teman-temannya, nampaknya dia sudah gelisah karena tidak sabaran lagi untuk bisa menikmati tubuhku. Tak lama kemudian aku mencapai orgasme pertamaku melalui permainan mulut si tukang ojek pada kemaluanku, tubuhku mengejang sesaat, dari mulutku terdengar erangan tertahan karena mulutku penuh oleh penis si hansip

    Cairanku yang mengalir dengan deras itu dilahap olehnya dengan rakus sampai terdengar bunyi, “Slurrpp.., sluupp..”. Puas menjilati vaginaku, si tukang ojek meneruskannya dengan memasukkan penisnya ke vaginaku, eranganku mengiringi masuknya penis itu, cairan cintaku menyebabkan penis itu lebih leluasa menancap ke dalam.

    Aku merasakan nikmatnya setiap gesekannya dengan melipat kakiku menjepit pantatnya agar tusukannya semakin dalam. Bapak bersarung menggeram-geram keenakan saat penisnya kujilati dan kuemut, sedangkan si hansip sekarang sedang meremas-remas payudaraku sambil menjilati leher jenjangku. Aku dibuatnya kegelian nikmat oleh jilatan-jilatannya, selain leher dia jilati juga telingaku lalu turun lagi ke payudaraku yang langsung dia caplok dengan mulutnya

    Beberapa saat lamanya si tukang ojek menggenjotku, tiba-tiba genjotannya makin cepat dan pinggulku dipegang makin erat, akhirnya tumpahlah maninya di dalam kemaluanku diiringi dengan erangannya, lalu dia lepaskan penisnya dari vaginaku.

    Posisinya segera digantikan oleh si hansip yang mengatur tubuhku dengan posisi bertumpu pada kedua tangan dan lututku. Kembali vaginaku dimasuki penis, penis yang besar sampai aku meringis dan mengerang menahan sakit ketika penis itu.
    “Wuah.. memek Non ini sempit banget, untung banget gua hari ini bisa ngentot sama anak kuliahan.. emmhh.. ohh..”, komentar si hansip.

    Sodokan-sodokannya benar-benar mantap sehingga aku merintih keras setiap penis itu menghujam ke dalam, kegaduhanku diredam oleh Bapak bersarung yang duduk mekangkang di depanku dan menjejali mulutku dengan penisnya, penis itu ditekan-tekankan ke dalam mulutku hingga wajahku hampir terbenam pada bulu-bulu kemaluannya.

    Aku sangat menikmati menyepong penisnya, kedua buah zakarnya kupijati dengan tanganku, sementara di belakang si hansip mengakangkan pahaku lebih lebar lagi sambil terus menyodokku, si tukang ojek beristirahat sambil memain-mainkan payudaraku yang menggantung.

    Si Bapak bersarung akhirnya ejakulasi lebih dulu di mulutku, dia melenguh panjang dan meremas-remas rambutku saat aku mengeluarkan teknik mengisapku, kuminum semua air maninya, tapi saking banyaknya ada sedikit yang menetes di bibirku.
    “Wah, si Non ini.. cantik-cantik demen nenggak peju!”, komentar si tukang ojek melihatku dengan rakus membersihkan penis si Bapak bersarung dengan jilatanku.

    Tiba-tiba pintu terbuka, aku sedikit terkejut, di depan pintu muncul si Mat dan si tukang ojek berkumis tebal yang sudah kembali dari membeli bensin.
    “Wah.. ngapain nih, ngentot kok gak ngajak-ngajak”, katanya.
    “Iya nih, cepetan dong, masa gua dari tadi cuma disuruh jaga, udah kebelet nih!”, sambung si Mat.

    “Ya udah, lu dua-an ngentot dulu sana, gua yang jaga sekarang”, kata si tukang ojek yang satu sambil merapikan lagi celananya.
    Segera setelah si tukang ojek keluar dan menutup pintu, mereka berdua langsung melucuti pakaiannya, si Mat juga membuka kaosnya sampai telanjang bulat, tubuhnya agak kurus tapi penisnya lumayan juga, pas si tukang ojek berkumis melepas celananya barulah aku menatapnya takjub karena penisnya ternyata lebih besar daripada punya si hansip, diameternya lebih tebal pula.
    “Gile, bisa mati kepuasan gua, keluar satu datang dua, mana kontolnya gede lagi!”, kataku dalam hati.

    Si hansip yang masih belum keluar masih menggenjotku dari belakang, kali ini dia memegangi kedua lenganku sehingga posisiku setengah berlutut. Si Mat langsung melumat bibirku sambil meremas-remas dadaku, dan payudaraku yang lain dilumat si tukang ojek itu.

    Nampak Mat begitu buasnya mencium dan memain-mainkan lidahnya dalam mulutku, pelampiasan dari hajat yang dari tadi ditahan-tahan, aku pun membalas perlakuannya dengan mengadukan lidahku dengannya.

    Kumis si tukang ojek yang lebat itu terasa sekali menyapu-nyapu payudaraku memberikan sensasi geli dan nikmat yang luar biasa. Si Bapak bersarung sekarang mengistirahatkan penisnya sambil mencupangi leher jenjangku membuat darahku makin bergolak saja memberi perasaan nikmat ke seluruh tubuhku.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Ketika aku merasa sudah mau keluar lagi, sodokan si hansip pun terasa makin keras dan pegangannya pada lenganku juga makin erat. “Aaahh..!”, aku mendesah panjang saat tidak kuasa menahan orgasmeku yang hampir bersamaan dengan si hansip, vaginaku terasa hangat oleh semburan maninya, selangkanganku yang sudah becek semakin banjir saja sampai cairan itu meleleh di salah satu pahaku. Tubuhku sudah basah berkeringat, ditambah lagi cuaca yang cukup gerah.

    Setelah mencapai klimaks panjang mereka melepaskanku, lalu si Bapak bersarung berbaring di tikar dan menyuruhku menaiki penisnya. Baru saja aku menduduki dan menancapkan penis itu, si tukang ojek menindihku dari belakang dan kurasakan ada sesuatu yang menyeruak ke dalam anusku.

    Edan memang si tukang ojek ini, sudah batangnya paling besar minta main sodomi lagi. Untung daerah selanganku sudah penuh lendir sehingga melicinkan jalan bagi benda hitam besar itu untuk menerobosnya, tapi tetap saja sakitnya terasa sekali sampai aku menjerit-jerit kesakitan, kalau saja ada orang lewat dan mendengarku pasti disangkanya sedang terjadi pemerkosaan.

    Dua penis besar mengaduk-aduk kedua liang senggamaku, si Bapak bersarung asyik menikmati payudaraku yang menggantung tepat di depan wajahnya. Si Mat berlutut di depan wajahku, tanpa disuruh lagi kuraih penisnya dan kukocok dalam mulutku, tidak terlalu besar memang, tapi cukup keras. Kulihat wajahnya merah padam sambil mendesah-desah, sepertinya dia grogi

    “Enak gak Mat? Kamu udah pernah ngentot belum?”, tanyaku di tengah desahan.
    “Aduh.. enak banget Non, baru pernah saya ngerasain ngentot”, katanya dengan bergetar.
    Aku terus mengemut penis si Mat sambil tanganku yang satu lagi mengocok penis supernya si hansip. Si Mat memaju-mundurkan pantatnya di mulutku sampai akhirnya menyemprotkan maninya dengan deras yang langsung kuhisap dan kutelan dengan rakus.

    Tidak sampai dua menit si tukang ojek menyusul orgasme, dia melepas penisnya dari duburku lalu menyemprotkan spermanya ke punggungku. Si Bapak bersarung juga sepertinya sudah mau orgasme, tampak dari erangannya dan cengkeramannya yang makin erat pada payudaraku. Maka kugoyang pinggulku lebih cepat sampai kurasakan cairan hangat memenuhi vaginaku. Karena aku masih belum klimaks, aku tetap menaik-turunkan tubuhku sampai 3 menit kemudian aku pun mencapainya.

    Setelah itu si Bapak bersarung itu keluar dan si tukang ojek yang tadi berjaga itu kembali masuk.
    “Aduh, belum puas juga nih orang.. bisa pingsan gua lama-lama nih!”, pikirku
    Tubuhku kembali ditelentangkan di atas tikar. Kali ini giliran si Mat, dasar perjaka.. dia masih terlihat agak canggung saat ke mau mulai sehingga harus kubimbing penisnya untuk menusuk vaginaku dan kurangsang dengan kata-kata

    “Ayo Mat, kapan lagi lu bisa ngerasain ngentot sama cewek kampus, puasin Mbak dong kalo lu laki-laki!”.
    Setelah masuk setengah kusuruh dia gerakkan pinggulnya maju-mundur. Tidak sampai lima menit dia nampak sudah terbiasa dan menikmatinya. Si hansip sekarang naik ke dadaku dan menjepitkan penisnya di antara kedua payudaraku, lalu dia kocok penisnya disitu. Aku melihat jelas sekali kepala penis itu maju mundur di bawah wajahku.

    Si tukang ojek berkumis menarik wajahku ke samping dan menyodorkan penisnya. Kugenggam dan kujilati kepalanya sehingga pemiliknya mendesah nikmat, mulutku tidak muat menampung penisnya yang paling besar di antara mereka berlima. Aku sudah tidak bisa ngapa-ngapain lagi, tubuhku dikuasai sepenuhnya oleh mereka, aku hanya bisa menggerakkan tangan kiriku, itupun untuk mengocok penis si tukang ojek yang satu lagi. Tubuhku basah kuyup oleh keringat dan juga sperma yang disemburkan oleh mereka yang menggauliku.

    Setelah mereka semua kebagian jatah, aku membersihkan tubuhku dengan handuk basah yang diberikan si hansip lalu memakai kembali pakaianku. Mereka berpamitan padaku dengan meneput pantatku atau meremas dadaku. Si tukang ojek berkumis mengantarku ke mobil sambil membawa sejerigen bensin yang tadi dibelinya.

    Setelah membantuku menuangkan bensin ternyata dia masih belum puas, dengan paksa dilepaskannya celanaku dan menyodokkan penisnya ke vaginaku. Kami melakukannya dalam posisi berdiri sambil berpegangan pada mobilku selama 10 menit. Untung saja tidak ada orang atau mobil yang lewat disini. Setibanya di rumah aku langsung mengguyur tubuhku yang bau sperma itu di bawah shower lalu tidur dengan perasaan puas.

    Sungguh pengalaman yang memuaskan, dan aku suka dengan seks liar seperti ini. Pada kesempatan lain akan kuceritakan pengalamanku ngeseks dengan pelatih mengemudiku, 2 orang pengamen, dosenku, satpam kampusku, tukang becak yang mangkal di kompleksku, Pak RT, karyawan di kampusku, dan lain sebagainya.

     

    Baca Juga :