• Cerita Dewasa – Menghajar Guru Les

    Cerita Dewasa – Menghajar Guru Les


    1558 views

    Duniabola99.org – Namaku Joko, umur 18 tahun, Sekolah Menengah Atas (SMA) jurusan IPS di Semarang
    Aku satu satunya anak dari orang tua ku, dan orang tuaku berdua kerja di Jakarta, dan pulang kerumah minggu terakhir dalam sebulan
    Untuk sementara hidup seksualku, karena maklum saja sudah 18 tahun, Hobbyku adalah lihat film porno, dan suka masturbasi.
    Perjaka? Oh jelas, dan ini adalah cerita pertama kali keperjaka-anku diambil.
    Oleh Guru Lesku
    panggil saja… Bu Santi, janda 2 anak

    Pada awalnya, saya les sama Bu Santi biasa saja, dia tingginya 165, warna kulit kuning langsat, dan berumur sekitar 35 tahun…
    Sedangkan saya, oh ya, saya, ikut tinju jadi badan saya proposional untuk seorang lelaki, tinggi 175, dan panjang “anu”… Normal lah…
    Yang saya banggakan bukan panjangnya, tapi diameternya, yang sangat lebar dan besar.
    Bu Santi pada awalnya saya hanya memperhatikan payudaranya, yang berukuran seumuran dia kira kira 37, ya.. cukup besar, tapi bukan buesar…
    Dia biasa berpakaian T-Shirt cokelat biasa seperti pakaian cowok pada umumnya, dan memakai celana panjang.
    Sangat susah dan tidak mungkin juga melihat celana dalam / bra nya.
    Jadi minggu” pertama saya ketemu, saya sudah kecewa…

    Sampai pada bulan ke 3, Ingat saya dirumah sendirian.
    Bu Santi saat selesai les, dia menanyakan saya letak kamar mandinya.
    Dirumah saya ada 2 kamar mandi, 1 dikamar utama, dan 1 diluar untuk tamu.
    Saya pernah melihat fakta di internet, bahwa cowok ada yang mudah horny melihat cewek kencing.
    Dan benar, jantung saya berdetuk kencang saat ditanya itu.

    “Joko, Bu Santi kebelet nih, kamar mandinya dimana ya”

    Oh ya, pintu kamar mandi saya yang diluar rusak engselnya, sehingga untuk mengunci harus lewat kunci yang diatas pintu dan di geser.
    Inilah yang membuat saya mengakali Bu Santi

    “Itu bu ada di sana (saya menunjuk kamar mandi tamu)”
    “Makasih Jok…”

    Bu santi bergegas ke kamar mandi
    “Oh ya bu, jangan di kunci yang atas ya, habis dipasang tadi, takutnya lem belum kering”

    “Oh iya iya gapapa”

    Bu Santi pasti belum ada 1 pun pemikiran tentang akal jahat saya.
    Setelah pintu itu ditutup karena tidak bisa rapat maka terbuka lagi sedikit…
    Saya mendekat dan
    “seeerrrrr…. serrrr” suara air kencing Bu Santi terdengar…
    saya mulai terangsang, tapi saya berusaha mengontrol diri
    gak mungkin juga saya langsung buka dan genjot, bisa masalah nanti…
    Akhirnya les berlanjut biasa…
    at
    Setelah itu, 2 hari kemudian Bu Santi datang, dia bilang “Besok lesnya 2 jam ya, buat ujian” saya menganggukan kepala
    Dan yang saya kagetkan adalah, Bu Santi mengenakan baju pergi, yang terbuka sampai bagian atas dada kancingnya *Mirip Vneck*
    Dan saat dia duduk menyebabkan, saya bisa melihat dengan jelas Bra putih bercorak bunga, dan payudaranya yang sintal.
    Saya 1 jam les memandangi terus, sayang sekali tidak bisa melihat puting Bu Santi…

    Setelah selesai les, saya tidak baisa mengontrol nafsu, aku masturbasi dan merencanakan sesuatu agar besok saya bisa “servis” Bu Santi
    Saya mengeluarkan mobil saya dan pertama ke apotik dulu, untuk membuat bu Santi “telanjang” mau tidak mau dia harus ke apotik, maka saya beli obat untuk mencuci perut agar mulas.
    Setelah itu saya pulang ke rumah dan mecahkan lampu dikamar mandi tamu.
    Siap sudah rencana saya

    Besoknya pukul 7 sore Bu Santi datang, saya sudah tidak sabar, tapi saya tunggu dulu waktunya… biar tidak di curigai…
    Pukul 7.34, saya minta izin Bu Santi
    “bentar ya bu”
    “iya..” jawabnya

    Saya ke dapur dan menyiapkan 1 gelas susu putih + obat cuci perut kemarin
    Saya baca efeknya 30 menit kemudian
    “Bu kan 2 jam nih lesnya, ini bu buat minum”
    “Ya ampun kamu itu… Makasih makasih” jawabnya…
    Dia meminum, saya pun menunggu reaksinya

    25 menit kemudian, bu Santi memegang perutnya
    “Jok, susu mu tadi basi ya?”

    “HAH MASA BU! aduh!!! aku ambil di meja sih, gak ada orang soalnya”
    “Iya nih perut Bu Santi sakit banget tp gak apa apa kok…”
    Ternyata efeknya belum berjalan, bu santi belum butuh ke belakang
    “Maaf ya bu”
    “Gak papa”

    2 menit kemudian, bu Santi memegang perutnya kembali
    dan saya tau inilah kesempatan saya
    “Bu saya ke belakang dulu, mau pipis”
    “Saya juga deh Jok, sakit perut nih..”

    Dan…
    “Waduh bu.. lampunya kamar mandi tamu mati tuh”
    “Haduh, pakai kamar mandi dalam gimana?” tanya bu Santi
    “Lhah saya juga kebelet bu, belum pipis daritadi”
    “Aduuuh gak kuat aku jok… misi yaaa..”

    Bu Santi terlihat panik agak berlari ke kamar mandiku…
    BAM, pintu ditutup dan aku mendekat kamar mandi

    “Bu, aku juga gak kuat nih pipis”
    “Masuk aja gak papa kok”
    JACKPOT!
    Aku buka pintu dan terlihat dengan jelas dari pantat bu Santi yang indah seperti 2 semangka, mulus tanpa ada jerawat / bisul apapun, dan Vagina Bu Santi yang ditutupi rimbunnya bulu bulu hitam agak keriting…
    “Waduh bu.. maaf lho…”
    “Gak papa kali… hahaha, aduuuh sakit’
    aku pun kencing didepan Bu Santi

    pada awalnya aku berencana agak memperkosa Bu Santi, tapi… keberuntungan ada di aku
    “Jok, punyamu gede ya…”
    Aku terkejut setengah mampus kata kata Bu Santi
    “Gak kok Bu, normal, punya ibu juga lebat”

    Gila! aku memukul kepalaku sendiri setelah berkata itu
    Sudah siap aku dengan marahnya Bu Santi, tetapi…
    “Iya Jok, Ibu bersihin setiap hari kok…”
    Nah, dengan ini aku lebih berani lagi, setelah selesai kencing
    aku mendekat bu santi…
    “Ngapain jok…??”
    “Aku tau maksud dari kata kata ibu kok.. santai saja”
    Aku angkat bajunya, dan aku menemukan 2 bongkahan payudara yang ketat dan besar, anu ku makin tegang saja, baru pertama kali aku menyentuh payudara sedekat ini… aku meremas remasnya, dan Bu Santi mendesah desah

    “Ah.. enak jok.. pintar kamu.. tau aja mau ibu…”
    “Joko sudah pengen begini dari dulu bu…”
    “bilang saja dong jok..”
    Aku buka bajunya dan bra hitamnya yang sexy itu, dan makin terlihat indah lah tubuh bu Santi…
    Aku remas remas susunya lagi, dan aku cium cium bibirnya
    “Siniin jok…”
    Bu Santi memegang anu ku yang tegang dan memasukan kedalam mulutnya…
    Ahhh ahhhh ahhh enak bu…

    tanpa kusadarii Bu Santi menjilat jilat juga, “Aduuh bu.. pintar banget…”
    Anuku dilepas…
    aku padahal belum keluar…
    “kenapa bu?”

    “Ibu sudah gak sabar, bentar tak cebok dulu habis itu genjot ibu ya.. 3 tahun Jok ibu gak digini in”
    “Sini bu aku cebokin”
    Aku ambil semprotan air, dan tissue, aku semprot pantat bu Santi, dan aku lap sampai bersih lagi
    Lalu bu santi berbalik badan dan menduduki anu ku yang tegang itu, memasukan anuku ke dalam mekinya yang berwarna merah mudah

    Slebb…
    “””Ahhhh enaknya”” kita berdua mendesah bersama
    Dimasukan dan dikeluarkannya anu ku di dalam vaginanya, lama lama aku makin nafsu dan genjotanku makin cepat dan cepat
    “AH AH AH!! JOK!! AHHHH!! Ibu mau kencing!!”
    “kencing aja buuuu!!”
    Seerrrrrr bu santi kencing dengan posisi anuku diujung bibir vaginanya, hangat hangat enak terasa di anu ku, “Enak buuu”
    AKu melanjutkan genjotanku ke BU Santi, dan akhirnya
    “AHHH AHH!! JOK Ibu mau keluar”
    “Sama bu, Joko juga..”

    Sessssss kita orgasm bersama sama, cairan wanita Bu Santi keluar bersama spermaku…
    “enak jok…. ahhhh”

    Sejak itu kita setelah les selalu melakukan hubungan bersama..

  • Bercinta Dengan Gadis Yang Baru Aku Kenal

    Bercinta Dengan Gadis Yang Baru Aku Kenal


    1275 views

    Duniabola99.org -Gerald namaku seharian penuh aku mengendarai kendaraan sendiri sampai akhirnya aku sampai di sebuah kota tempat teman baikku. Rizal namanya karena besok siang dia akan menjalani pernikahan dengan pacarnya yang juga aku kenal Lina namanya, begitu mobilku memasuki area rumahnya dia sudah terlihat senang keluar dari dalam rumahnya sambil menghampiri aku yang masih berada di dalam mobil.

    Rizal mendekat begitu aku keluar dari mobilku kamipun saling peluk ” Hai.. sobat terima kasih kamu mau datang.. ” katanya padaku dan aku hanya balik menggodanya ” Apa sich yang nggak buat kamu…. ” Rizal tertawa mendengar kataku karena dia tahu kalau aku sedang menggodanya, mulai dari 5 tahun yang lalu akau sudah bersahabat dengan Rizal yang saat itu dia sedang merantau ke kotaku.

    Saat itu kami masih berumur 23 tahun dan selama  meniti karir di sebuah perusahaan swasta itu, kami sering main bareng di luar kantor. Dan Rizal sering main kerumahku bahkan tidak jarang pula dia bawa teman gadisnya untuk melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita sex, sedangkan aku hanya bisa membiarkannya meskipun aku sendiri belum pernah melakukan hal itu.

    Tapi memang benar hingga saat ini aku belum pernah melakukan adegan seperti dalam cerita sex. Meskipun pernah bahkan sering juga aku menjalin hubungan dengan seorang cewek tapi aku tidak sampai sejauh itu melakukan hubungan intim. Karena setiap menjalin hubungan dengan seorang wanita aku selalu mencintainya sepenuh hatiku tanpa ada rencana dalam benakku untuk melakukan adegan cerita sex.

    Hari pernikahan Rizal sudah selesai berlangsung dan sebagai tamu dari luar kota akupun mencoba pamit sebelum malam pertama kedua mempelai tapi Rizal tidak mengizinkan aku. Dia malah memperkenalkan aku dengan seorang gadis teman dari istrinya, aku lihat gadis itu begitu cantik dan manis waktu aku menjabat tangannya dia begitu dingin terlihat kalau dia gugup juga.

    Entah kenapa aku langsung menyukainya walaupun sebelumnya belum pernah aku langsung merasa klop ataupun merasa sehati dengan wanita yang baru aku kenal. Tapi dengan wanita yang bernama Linda ini aku merasa dekat mungkin karena dia yang bersikap supel padaku, dan gaya bicaranya yang langsung menarik hatiku untuk mengenalnya lebih jauh lagi hingga akhirnya tidak berlangsung lama.

    Akupun mengajaknya pergi ke salah satu tempat pariwisata di kota itu, dan Linda menyetujuinya. Keesokan hatinya Linda sudah datang agak pagi ke rumah Rizal akupun langsung mengajaknya berangkat karena memang sengaja aku menyuruhnya berngakat pagi, biar tidak mengganggu pengantin baru ini. Aku lihat Rizal dan istrinya malu-malu melihatku pergi bersama Linda.

    Sebelum ke tempat wisata yang telah ingin kami kunjungi karena lumayan jauh, akupun masih mengajak Linda berhenti di sebuah tempat makan untuk sarapan. Di tempat makan itu kami lebih dekat lagi saling mengenal satu sama lain, dan sekali lagi aku begitu terbuka dengan kehidupan pribadiku dengan Linda entah magnet apa yang ada padanya tapi aku begitu suka padanya.

    Hingga akhirnya ketika kami sampai di tempat wisata itu, kami lebih melakukan hal gila lagi. Dengan mudahnya aku membawa Linda memesan sebuah kamar yang ada di tepi pantai, Linda hanya menurutiku saja tanpa berkata apapun karena itu akupun memeluk tubuhnya begitu sampai di dalam kamar yang telah kami pesan, dengan penuh gairah aku peluk tubuh Linda yang begitu menggairahkan.

    Sesekali dalam mulutku keluar kata-kata ” Linda aku sayang kamu… kamu percaya…kan.. ” Tanpa menjawab tapi aku melihat kalau Linda menganggukan kepala padaku, akupun lebih berani lagi mendaratkan bibirku pada bibirnya dan Linda juga membalas lumatan bibirku sampai akhirnya kami sudah berada di bawah kendali nafsu yang telah menyelimuti kami berdua.

    Dengan perlahan aku lepas baju Linda hingga tinggal BH serta celana dalam yang dia pakai. Aku menatap tubuhnya sekejap saat itulah Linda memeluk tubuhku lalu aku rebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, meskipun baru pertama kali aku melakukan adegan seperti dalam cerita sex ini tapi aku tidak canggung lagi bahkan terlihat aku begitu fasih melakukannya.

    Karena memang tanpa membaca ataupun melihat adegan cerita sex kita dengan sendirinya akan paham melakukan gerakan demi gerakan. Saat tanganku membelai lembut memek Linda sedangkan mulutku melumat bibirnya Lindapun mendesah ” Oooouuugggghhh…. aaaaaaggggggghhhhh…… aaaaaagggggghhhh… aaaaaagggghhhh….. ” Desahnya terdengar di telingaku.

    Hal itu membuatku semakin bergairah saja dengan penuh tenaga aku masukkan kontolku dalam memeknya ” Eeeeggghhh….. eeeeeggghhhh… aaaaaggghhh… aaaaaggghhh… sa… yang…. aaaaaggghh…. aaaaaaggghh…. ” Desahku mengalahkan desahan Linda kala itu, lalu aku menggoyang pantatku lebih cepat lagi karena merasa nikmat dalam tubuhku apalagi kontolku.

    Kini tubuhku sudah berkeringat karena itu semakin gencar aku bergerak di atas tubuhnya ” Ooouughhh… oooouugghh… eeeeuuummmppphh….. eeeeeuuummmppphhhh…. aaaaaaaaaaggghhh….. ” Nafasku tidak lagi beraturan karena sudah ingin cepat-cepat aku merasakan nikmatnya puncak dari permainan ini, semakin cepat pula aku bergerak bahkan nafasku tersengal-tersengal.

    Linda juga begitu fasih bergerak mengimbangi permainanku ” OOouugghhh….. oooouuugggghhhh……… oooouuuggghhh….. oooouuugggggghghhhhh…. ” Saat itu juga aku merasa ada yang tumpah dari dalam kontolku, terasa hangat dan nikmat akupun memejamkan mata menikmati puncak klimaks ini lalu aku peluk erat tubuh bugil Linda dan diapun menciumku layaknya pemain dalam adegan cerita sex.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik Gambar Dibawah ini jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Perbuatan Maksiat yang dilakukan Kakak Padaku Membuatku Membenci Lelaki

    Perbuatan Maksiat yang dilakukan Kakak Padaku Membuatku Membenci Lelaki


    1550 views

    Duniabola99.org – ini mengenai saya kehilangan perawan saya untuk pertama kali. Semenjak itu, saya menjadi kesal pada semua laki-laki tapi bukan berarti saya menjadi seorang lesbi. Saya bukan lesbi tapi saya juga tidak mau mengenal laki-laki. Tidak tau lagi apa itu namanya.

    Saya adalah cewek yang cukup cantik karena saya memiliki hidung yang mancung dengan mata yang kecil dan lentik. Payudara saya cukup besar untuk cewek dipakai 14 tahun saat itu. Saya tidak memiliki pacar karena saya ingin belajar saya bisa bersekolah di Amerika Serikat setelah saya lulus SMA nanti.

    Saya memiliki kakak laki-laki yang berumur 2 tahun di atas saya. Namanya adalah Herry. Dia satu sekolah dengan saya. Setiap hari Herry selalu menemani saya di sekolah. Saya tidak pernah berpikir mengapa dia sampai melakukan perbuatan maksiat terhadap saya adalah adik perempuan satu-satunya.

    Saat itu sedang sedang berlangsung libur 2 minggu melanjutkan ujian kenaikan kelas. Saya masih ingat sekali bahwa hari kejadian itu adalah hari senin. Saat itu saya sedang nonton VCD Donald Duck dan Mickey Mouse. Saat saya sedang menonton film tersebut, saya tiba-tiba saya ingin pipis saya meninggalkan TV untuk cepat-cepat pergi ke kamar mandi karena saya tidak mau ngompol di sofa di mana saya sedang tiduran karena saya bisa dimarahi mama nanti.

    Saya lari ke kamar mandi dan langsung pipis. Itulah salahku yang fatal karena saya lupa menutup pintu. Sewaktu saya sedang pipis, kakak saya Herry datang tergopoh-gopoh. Saya yakin sekali bahwa Herry pasti habis memakai putaw atau jenis obat yang lain karena saya sering melihat dia teler jika habis pakai obat.

    Herry melihat saya sedang pipis dan saya buang saja dia masuk ke kamar mandi karena saya tidak ada perasaan curiga pada dia. Ketika dia masuk, tiba-tiba saja tiba-tiba saya masuk kamar mandi dan tiba-tiba tiba-tiba saya menyerang yang sekarang sedang sedang pipis.

    Saya kaget dan ingin berteriak tapi dengan cepat Herry menutup mulut saya dan angin mau membunuh saya kalau saya berteriak. Saya langsung menangis karena saya tidak mengerti mengapa kakak saya tega melakukan perbuatan maksiat kepada saya.

    Saya cuma menangis saja menyaksikan Herry dan pakaian dalam yang saya kenakan. Setelah saya tidak memakai busana apa-apa lagi, Herry langsung menciumi puting susu saya dengan ganasnya sementara jari-jarinya memainkan klitoris saya.

    Saya masih menangis karena saya masih tidak mengerti, di lain pihak, saya mulai menikmati permainan saya karena saya kadang-kadang mendesah di tengah tangisan saya, panas saya hanya suka pipis beberapa kali berciuman Herry mulai menjilati liang saya dan memainkannya di dalam lubang simpan saya. Saya yakin dia menelan semua cairan kewanitaan saya. Perasaan saya saat itu tidak karuan karena saya mulai menyenangi permainannya dan juga benci dengan sikapnya yang telah memperkosa saya.

    Herry terus menjilati kemaluan saya dan saya sudah 2 kali merasakan ingin pipis tapi saya tidak mengerti mengapa saya ingin pipis mencampur dia menjilati kemaluan saya, saya merasakan kenikmatan yang maha dasyat. Tiba-tiba saja aku melihat Herry mulai membuka pakaian dan mulai mempersiapkan batang kemaluannya yang sudah mengacung sempurna.

    Herry langsung menciumi saya dan saya cuma bisa berkata, “Jangan .. jangan ..”, tapi Herry diam saja dan mulai memasukkannya ke dalam liang kenikmatan saya. Saya tahu saya masih perawan makanya saya meronta-ronta bercinta dia mau memasukkan batang kemaluannya. Saya menampar pipinya tetapi dia malah membalas tamparan saya membuat saya menjadi sangat takut waktu itu.

    Akhirnya saya cuma diam saja sambil menangis sementara Herry mulai berbicara dengan saya. Ketika saya bertanya kepada saya, saya merasa sakit yang sangat sangat saya tidak bisa melakukan apa-apa karena saya sangat takut saya tahu dia dalam pengaruh obat, dia tidak sadar bahwa dia sedang menyetubuhi adiknya sendiri.

    Di saat Herry mulai memainkan batangannya di dalam lubang kenikmatan saya, saya merasakan ada cairan yang berasal dari liang senggama saya yang sudah dirobek oleh kakak saya sendiri. Aku tiba-tiba saja aku tidak bisa mengerti karena aku mulai goyangan tikus di dalam liang kenikmatanku karena secara otomatis aku mulai bergoyang-goyang. Herry memeluk tubuhku sambil terus menggenjot tubuhku.

    Selama 20 menit Herry tetap menggenjot tubuh saya dengan tubuh dan batang kenikmatannya yang melekat di dalam liang kemaluan saya. Saya mulai merasakan bahwa saya ingin pipis tapi kali ini saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya tapi rasanya enak sekali dan saya sama sekali tidak mengerti apa itu tetapi mencampur saya mengeluarkan cairan nikmat saya, saya berteriak dan memeluk kakak saya erat-erat dan kompilasi saya memeluknya erat-erat,

    rupanya batang kemaluan kakakku yang lebih baik lagi di liang kenikmatanku. Dia mengeluarkan cairan dari dalam batang kelaminku dan membasahi lapisan pribikiriku. Setelah itu, dia melepaskan pelukan dan juga mencabut batang kemaluannya dari dalam liang kenikmatan saya dan kemudian luncur saya seorang diri.

    Saya masih baru saja menemukan bekas luka yang masih menetes dari dalam lubang kemaluan saya. Saya hanya diam dan tiba-tiba saya menangis karena harga diri saya telah dirusak oleh kakak saya sendiri. Ketika saya mulai belajar laki-laki, tetapi saya mulai mengenal seks karena saya ingin sekali menikmati kenyamanan, saya selalu melakukan masturbasi di kamar mandi atau bahkan di kamar tidur.

    Tapi tentu saya akan lakukan jika tidak ada orang di rumah. Saat itu saya menarik kakak saya dan setiap kali ada lelaki yang mencoba mendekati saya, saya selalu mengolok-oloknya dengan kata-kata kasar yang satu persatu dari mereka menjauhi saya.

    Sekarang saya berada di Philadelphia dan banyak teman saya yang mengatakan bahwa saya termasuk cewek bodoh karena saya selalu menolak cowok baik-baik yang cakep dan pandai dan itu tidak terjadi sekali.

    Saya memang menghargai laki-laki tetapi saya tidak lesbi karena saya tidak bisa melihat semua laki-laki di dalam hidup saya, ada seorang yang lesbi yang mendekati saya dan saya juga menghindarinya. Tambahkan kami untuk renggang dan dia mulai membebaskan saya. Saya hanya dapat mencapai orgasme ketika saya melakukan masturbasi ketika sedang tidur atau tidur.

  • Teman Sekelas Menikmati KejantananKu

    Teman Sekelas Menikmati KejantananKu


    1304 views

    Duniabola99.org – Penisku Yang Dasyat. Kisahku tentang seks yang kualami pada usia 16 tahun yang jauh dari bimbingan orangtua membuat pergaulanku sangat bebas dan tidak terkontrol. Apalagi dengan fasilitas- fasilitas yang di berikan orang tua kepadaku.

    Namaku Iwan yang sekarang saya sudah menginjak umur 23 tahun dan pengalaman itu belum bisa terlupakan. Pada saat itu saya sering jalan dan bergaul dengan Mila, Mila sangatlah cantik ,putih dan tubuhnya yang berbentuk langsing dengan potongan rambut ikal memanjang pokoknya membuat gemes para cowok-cowok.

    Dengan buah dada yang sudah mengembang dan pantat serta pinggulnya mulai membentuk gitar spanyol. Sehingga kalo pergi hangout ke luar waktu memakai celana jeans ketat atau rok mini akan terlihat sangat seksi. Mila pada waktu itu ber usia 16 tahun sama hal nya seperti diriku. Aku pun sudah beberapa kali berhubungan seks dengan nya , karena hubungan kita yang begitu dekat dan bebas.

    Namun yang membuatku berkesan sampai saat ini, saya terlibat dengan pesta seks dengannya. Pada mulanya aku pergi sama Mila dan Rita. Teman satu kelas juga,secara fisik Rita berbeda dengan Mila. Rita orangnya mirip keturunan portugis yang bekulit eksotik. Kami pun berkunjung ke rumahanya Putri . Disana ternyata sudah ada Agus pacarnya Putri. Posisi sewaktu itu, rumah nya Putri begitu sepi karena keluarganya yang sedang berlibur di luar negeri.

    Kami pun terlibat obrolan seru sambil di selingi minuman beralkohol red label yang sudah di kasih dengan buah anggur dan lecy. Kemudian akupun mengeluarkan lintingan ganja yang kami hisap secara bergantian. Tidak berapa lama kami pun mulai mabok, Agus dan Putri permisi dulu entah mau kemana?? Ternyata pergi ke ruang atas karena akan menonton film di lantai atas.

    Dan saya,Mila dan Rita berlanjut pada perbincangan yang agak sedikit nglantur Kami pun sedang asyik menikmati minuman sambil terdegar samar-samar mendengar suara geraman dari lantai atas. Kami pun saling berpandangan, Mila tersenyum heran dan setelah itu menarik aku dan Rita untuk naik ke lantai atas.

    Rita tidak mau di ajak Mila untuk naik ke lantai atas, aku dan Mila yang beranjak ke lantai atas untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada Agus dan Putri. Di ruangan lantai atas ternyata keadaaannya tidak ada Agus dan Putri dengan acara film yang masih menyala, entah kemana kedua orang ini.

    Aku pun dan Mila memeriksa kamar yang satu-satunya yang berada di lantai atas. Semakin kami mendekat terdengar suara desahan desahan yang membuat kami curiga. Dengan pelan-pelan Mila membuka pintunya sedikit, maka tampaklah adegan yang luar biasa. Agus dan Putri dalam keadaan telanjang bulat tampak sedang bertindihan bersetubuh.

    Agus yang sedang menggenjot tubuh Putri yang terlentang, dengan posisi di atas ranjang dengan jelas kami dapat melihat kontolnya Agus menjulur keluar masuk ke dalam vaginanya Putri. Baru kali ini ku meliahat teman sekelasku besetubuh dui depanku sehingga saya mengalami horny yang luar biasa…. Dan Mila pun dengan penuh nafsu saat melihat adegan seks itu, tubuhku di tariknya ke ruang tengah pada waktu mereka berdua menonton film.

    Kami pun berada di sofa ruang tengah dengan penuh nafsu Mila melumat bibirku dan tangannya dengan aktif memegang kontolku dan meremas-remas nya. Aku pun segera memblasnya dengan meremas-remas pantatnya, dan kemudian Mila jongkok di depanku dengan cepat dan buru-buru dia membuka resleting celanaku.

    Kontolku yang sudah menegang saat remasan-remasan itu, mencuat ke atas saat Mila membuka nya dan dengan cepatnya Mila segera mengemut ngemut penisku dan mengocok-ngocoknya dengan mulutnya, sambil kedua tangannya menggerayangi tubuhku. Aku pun segera memegang kepalanya dan membantu menggerakannya maju mundur maju mundurr….

    “OUUUUHH….BITCH… . . “ Nikmat sekali…

    Emutan Mila tersa nikmat nya luar biasa dengan mengelu ngelus kepala kontolku. Beberapa menit kemudian Mila berdiri dan melepas celananya, maka namaklah memek montok yang nongol nggelembung dengan bulu bulu kecilnya dan masih sedikit.

    Mila pun naik ke atas sofa yang menungging di wajahku, sepertinya Mila sudah berhasrat dan menginginkan aku untuk nge seks bersamanya.

    Perlahan-lahan saya ku balikkan pantat nya, terlihatlah belahan vagina yang merah merekah kedut- kedut di hadapanku. Aku pun menjilati memeknya yang sudah berlendir, dengan penuh nafsu ku jilati semuanya. Ku sedot-sedot memeknya dan itil nya. Dan ku jilati lubang anusnya sambil ku gigit kedua pantatnya.

    Owhh…sungguh kenikamtan yang luar biasa… . Beberapa jeda aku pun mulai berdiri di belakangnya, secara pelan-pelan ku benamkan kontolku dengan batang kontol yang sudah keras ke dalam memeknya. Memeknya yang sudah begitu basah karena horny membuat kontolku dengan cepat masuk kedalam vaginya. Mila pun mendesah dan menggerang sambil mulutnya aku tutupin dengan tanganku.

    Aku pun mulai memompa naik turun mengikuti irama seks kami, terdengar suara

    “ POCCCK…Poccckk. . . POOOOCCK…”

    Suara pahaku yang beradu dengan pantat nya Mila, yang membuatku semakin bernafsu. Beberpa saat Mila mengangkat kepalanya, bokongnya di dorongnya ke belakang sehinggan batang kontolku terbenam spenuhnya masuk ke dalam lubang memeknya.

    “UUCCHH….Wan..ak mau muncrat nich….”

    desahannya. Aku pun mempercepat genjotanku ke bokongnya. Aku pun sudah gk tahan lagi juga mau keluar karena lubang vagina nya sangat kenceng banget meremas remas kontolku. Dan Mila pun menjerit kecil kepuasan yang telah di alaminya karena orgasme, di lubang memek nya ku kocok-kocok trus dengan kontolku. Beberapa saat aku mulai memuncratkan semua spermaku…

    JROOOOT……CROOOT….CROOOOTTT….

    Kutekan dalam dalam kontolku ke dalam memeknya samapi spermaku terasa habis dan ku masukkan saja ke dalam memeknya. Setelah itu ku menuju ke arah toilet untuk mencuci kontolku, dan Mila nampak lemas sekali dengan dudukan di sofa tadi dan membersihkan sisa sisa spermaku dengan tisu basah. Luamayan lama aku berada di toilet, karena semua sendi-sendi ku terasa mau copot karena adegan seks tadi. Selesainya mencuci kontolku, aku pun kembali ke ruang TV.

    Terlihat disana ada pemandangan yang dasyat. Mila masih nampak duduk di sofa tengah dan Putri berjongkok di kedua pahanya sedang melakukan onani. Agus yang sedang berdiri sementara Mila melumat-lumat penisnya dengan nikmat sekali. Aku pun mulai terangsang kembali, ku hampiri mereka dan kubuka kembali baju celanaku.

    Kuraba-raba bokongnya Putri yang mulus putih, ku mainkan jari-jariku ke lubang memeknya Putri yang masih basah dan berlendir karena sperma Agus yang blom kering di lubang memeknya. Aku pun mulai mengocok-ngocok jariku dengan cepat di memeknya. Putri : aku sudah gak tahan , pingin di masukin.

    Dengan cepat ku masukkan saja kontolku ke lubang memeknya Putri dan ku lanjut menghujam dalam-dalam sambil ku genjot keluar masuk. Putri sangat birahi sekali menjilati memeknya Mila sementara itu Mila sedang bermain asyik dengan kontolnya Agus sambil meremas remas buah zakarnya si Agus. Dan tangan Agus nampak meremas meremas pula payudara Mila.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Aku pun mendengar suara langkah yang menuju ke lantai atas, ternyata Rita menjumpai kita di lantai atas. Melihat pemandangan seperti itu, pandangan Rita nampaknya tercengang. Namun secara perlahan Rita menghampiri kita. Langsung saja ku tarik tubuhnya tanpa membuang kesempatan seks liar ini. Ku cium dan ku lumat-lumat bibirnya sementra itu kontolku yang terus menggenjot keluar masuk memeknya Putri.

    Baju dan BRA Rita ku angkat ke atas , terlihatlah pegunungan kembar yang terbit cerah menyilaukan mataku. Payudaranya begitu bersih dan putih dengan putting kecoklat tan, dengan liar dan nafsu ku hisap kedua payudaranya dan putting nya ku sedot-sedot sambil bergiliran kiri dan kanan.

    Puting nya seakan menjadi keras ketika aku menghisapnya di dalam mulutku. Dan Agus mendekati Rita dari arah belakang, tangan nya sambil meraba membuka resleting celana Rita dan melorotkan ke bawah. Rita pun di rebahkannya di atas sofa bersebalahan sama Mila.

    Rita pun menungging di sofa dan mengemut payudaraanya Mila, selain itu Agus nikmat sekali menyentuh memek Rita dari belakang. Beberpa menit kemudian Putri mendesah tak karuan Karen amengalami orgasme lagi , sememtara saya dan Agus belum apa apa karena kita sudah mengalami ejakulasi jadi tahan lama.

    Cairan kental yang menyembur dari memek Putri membasahi batang kontolku dan Putri pun akhirnya merebahkan tubuhnya karena tidak kuat menahan orgasmenya. Ku cabut batang kontolku dari memek Putri dan ku hampiri Rita dan ku setubuhi dari belakang, sambil kedua tanganku memegang bokongnya dan ku masukkan kontolku ke dalam lubang memeknya Rita.

    Secara perlahan ku masukkan karena masih terasa sempit, kepala kontolku sempat mencotot keluar karena blom bisa masuk ke dalam lubang memeknya. Dan mulai ku gesek-gesek kan kepala penisku di mulut memeknya supaya penetrasi berkelanjutan, sambil kugoyang-goyangkan dn kumainkan kepala penisku sampai pada akhirnya kepala penisku dengan susah payah bisa masuk ke liang memeknya sampai ku tusuksan batang kontolku ke dalam memeknya.

    Dan si Rita pun agak menjerit pelan, mungkin karena Si Rita blom punya pengalaman seks nya dari temen-temen nya. Dan kemudian Agus menggeram , nampaknya dia mau ejakulasi. Agus mencabut penisnya dari memek Mila.

    dan di semprotkan sperma itu ke payudaranya. Dengan sperma yang banyak dan kental membasahi payudara Mila. Agus pun beranjak ke arah Rita dan menyodorkan kontolnya ke arah wajahnya Rita. Rita pun mengulam dan menjilati dambil di sedot-sedot sisa sperma Agus dari pangkal kontolnya.

    Agus kemudian tergeletak lemas karena sudah kelelahan menyusul Putri. Ku tekan kuat –kuat karena aku hampir sampai mau keluar. Batang penisku yang terus menghujam memeknya Rita sampai diriku menggeram ketika spermaku mau muncraaat membasahi memeknya Rita.

    Segera ku tembakan sperma ku .. CROOT,,,,CROOOTT…CROOOTT.. Akhirnya saya mulai tumbang karena kelelahan dan dengkul-dengkulku terasa mau coplok dari persendiannya. Kami pun semua tergeletak dengan tubuh yang masih bugil semua dan kemudian hampir menjelang malam kami pun pulang kerumah masing – masing.

    Cerita ini merupakan pengalaman yang sering kuinget. Pengalaman seks yang begitu gila, hanya kenangan saja tentang mereka yang akan selalu mengingatku dan aku tidak pernah berjumpa lagi dengan mereka sampai akhir ini setelah kelulusan.

     

    Baca Juga :
  • Menikmati Mesum Sama Pacar Saat Rumahnya Sepi

    Menikmati Mesum Sama Pacar Saat Rumahnya Sepi


    1450 views

    Duniabola99.org – Aku mempunyai cewek yang bernama Siska yang bersekolah satu SLTP denganku dan juga satu desa dan bahkan satu RT denganku. Siska orangnya imut, juga manis dengan ukuran payudara 32b (memang serasi untuk ukuran tubuh Siska yang masih sekolah SMP bertinggi 165 cm, jadi terlihat sexy). Siska orangnya suka memakai BH yang membayang atau memakai baju/kaos yang transparan. Dia juga suka memakai celana pendek ketat sebatas paha sehingga menampakkan paha mulusnya itu

    Ini pengalaman ML-ku dengannya yang begitu indah, unik, dan mengasyikkan. Begini awalnya, saat itu aku sedang di rumah sendirian pada sore hari (kebiasaanku kalau sore hari aku ditinggal berjualan oleh ibuku jadi aku sendirian di rumah sedangkan ayahku sudah meninggal sejak aku kelas 2 SLTP). Saat itu aku sedang nonton TV sendirian (saat itu hari Minggu) Siska datang ke rumahku dan memintaku untuk menemaninya karena dia takut dirumah sendirian sebab ortunya pergi ke Semarang dan lusa baru pulang. Singkat cerita aku langsung menuju ke rumahnya.

    Aku langsung melanjutkan menonton acara TV yang sempat tertunda tadi sedangkan Siska berganti baju di kamarnya. Karena hawanya dingin aku langsung menutup pintu depan rumah jadi dirumah hanya ada kami berdua. Saat itu Siska selesai berganti baju, saat dia keluar aku langsung menatap tak berkedip karena Siska memakai baju yang begitu sexy dan merangsang. Saat itu Siska hanya memakai tanktop putih transparan (sebenarnya itu kaos dalam yang dipakai untuk melapisi BH) tanpa memakai BH lagi di dalamnya sehingga payudaranya terlihat jelas di dalamnya dan bawahannya memakai rok kaos mini yang menampakkan keindahan pahanya. Jika ada cowok yang ada didekatnya pasti cowok itu akan menelan ludah dan langsung beronani takkan tahan dengan tubuh indah Siska. Aku yang disuguhi pemandangan indah itu hanya bisa melotot tak berkedip.

    Siska langsung duduk disampingku dengan cueknya yang saat itu sedang terbengong. Dia langsung ikutan menonton TV.
    “Hai Vin bengong aja”, tegurnya sambil mengibaskan tangannya.
    “Eh.. nggak kok”, jawabku terbata bata.
    Kami nonton TV sambil mengobrol berdua hingga pestanya habis. Kebetulan di rumahnya ada VCD jadi kami melanjutkan dengan menonton VCD karena acara TV-nya jadi membosankan. Kami menonton film yang baru dia sewa dari rental yang berjudul “007 – The World Is Not Enough”. Kami menikmati film itu berdua kebetulan di tengah film ada adegan ML yang dilakukan oleh James Bond dengan seorang pemeran cewek. Kami langsung terdiam memperhatikan adegan itu dengan penuh perhatian.

    Tanganku langsung menggenggam tangan Siska yang berada diatas pahaku. Tanpa sadar aku sudah melumat bibir Siska yang kelihatan sayu (mungkin dia terangsang juga). Aku langsung menindih Siska sambil tetap berciuman. Kami bermain bibir dan lidah lama sampai tak terasa tanganku sudah berada di atas payudaranya yang masih ditutupi oleh tanktopnya. Aku masih mengelusnya saja takut dia akan marah tapi ternyata dia malah meremas tanganku yang ada di payudaranya sambil merintih.

    “Ih.. mhh Vin kok nikmat yah kamu elusin tadi”, katanya sambil meremas tanganku yang ada di susunya.
    Aku diam saja sambil terus meremas payudaranya karena telah mendapat “ijin”nya. Saat aku meremas remas payudaranya, dia meraba raba punggungku, terus ke bawah hingga sampai di daerah pahaku. Saat tiba didaerah pangkal pahaku tangannya berhenti dan meremas kontolku (aku masih memakai celanaku lengkap) yang sudah sejak pertama melihat penampilan Siska tadi telah ngaceng. Dia meremas remas terus.

    “Akhh.. mhh terus sayang”, kataku sambil meremas remas payudaranya keras keras karena rasa nikmatku di daerah kontolku sehingga tak sadar aku meremas kuat kuat payudaranya sampai sampai dia merintih kesakitan.
    “Akkhh Vin jangan keras keras, sakit tau”, katanya setengah marah. Aku langsung minta maaf. Tangannya memasuki celana satinku (saat itu aku memakai kaos oblong terus bawahnya memakai celana satin tipis dengan celana dalam yang terbuat dari nilon tipis) dan langsung menggenggam kontolku. Karena terasa mengganggu aku menyuruhnya melepas saja celanaku.
    “Sis lepasin aja celanaku biar nggak ngganggu”, kataku sambil menurunkan celanaku. Dia terus membantu dengan meloloskan celanaku sampai terlapas hingga aku telanjang. Dan akupun mematikan TV karena suaranya mengganggu.
    Vin kok besar banget”, katanya sambil memegang kontolku. Kontolku berukuran panjang 17 cm dengan diameter 4 cm.
    “Iya Sis dan hitam lagi”, kataku sambil bercanda (kontolku memang hitam).
    “Kocokin dong sayang”, kataku sambil menaik turunkan tangannya yang berada di kontolku. Dia langsung mengocok kontolku dengan kasar, maklum dia baru lihat kontol cowok jadi seperti mendapat mainan baru. Kocokannya terasa kasar tetapi malah membuat sensasi nikmat tersendiri.

    “Yang, kamu buka dong kaosmu biar aku lihat payudaramu masa aku saja yang telanjang”, kataku sambil mengangkat tanktopnya. Dia hanya tersenyum menggodaku. Aku langsung saja membuang tanktopnya sembarangan.
    “Yang, payudaramu indah banget sambil aku meremas remas payudaranya.”
    “Kamu kocokin dong kontolku, nah.. teruss yang”, kataku keenakan ketika dia melanjutkan kocokan di kontolku. Kami melakukan saling remas dengan berdiri berhadapan di depan kursi panjang, tanganku bosan meremas payudaranya langsung turun ke daerah pahanya dan mengelusi paha mulusnya tapi dia masih mengocok kontolku sampai kontolku terasa sakit. Aku menghentikan tangannya agar tidak menyakiti kontolku. Tangannya langsung memelukku dan badan kami langsung menyatu. Aku terus mengelusi pahanya. Hingga aku mendudukkan dia di kursi panjang.

    “Sis kamu duduk aja yah, aku mau ciumin tempik (vagina) kamu”, kataku tanpa basa basi. Aku langsung menaikkan roknya keatas tanpa melepasnya hingga terlihatlah celana dalamnya berwarna merah jambu dengan gambar bunga bunga kecil merangsangku semakin hebat saja. Aku langsung mencium tempiknya yang masih terbungkus celana dalamnya menghirup wangi khas tempiknya (aku paling suka mengintip celana dalam cewek kecil atau mini set, BH mini yang bergambar lucu lucu). Aku lama lama memandangi daerah tempiknya yang masih terbungkus dengan celana dalam bergambar bunga itu. Lalu tanganku pun menurunkan celana dalamnya sampai terlepas hingga terlihat tempik sempit nan indah dengan bulu tipis tipis. Sehingga tanpa sadar aku pun berkata takjub.
    “Sis.. oh Sis kok semakin indah sih sayang, aku boleh menciumnya nggak sih?”, tanyaku sambil meraba tempik Siska.
    “Iya sayang, cium dan, milikilah aku sudah nggak tahan”, kata Siskaku menahan gairahnya.
    Lalu akupun menciumnya perlahan lahan. Aku menciumnya dan tanganku yang kanan naik meremas payudaranya yang sudah tak berpenutup itu. Lama lama aku menjilati tempiknya dengan sedikit melumatnya kasar sehingga Siska merintih rintih kenikmatan.
    “Shh.. Vin.. ayo yang keras enak banget Vin..”, rintihnya sambil meremas remas rambutku dan menekan kepalaku ke tempiknya. Aku melepas jilatanku pada tempiknya saat dia menikmati jilatanku dengan tiba tiba hingga membuatnya terengah engah.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    “Vin ayo kenapa kamu hentikan sayang”, katanya sambil terengah engah.
    “Yang kamu jilatin juga dong kontolku”, kataku sambil menurunkan lepas kaos dan roknya yang mini itu.
    “Gimana caranya”, tanyanya karena belum pernah.
    “Pinggangku di atas kepalamu dan pinggangmu tepat di bawah mukaku jadi seperti angka 69″, kataku karena aku ingin mempraktekkan gaya yang ada di film BF.
    “Lalu kamu mengulum kontolku lalu aku menjilati tempikmu sayang”, tambahku sambil mengatur posisiku di atas kepala Siska.
    “Ih.. yang, geli”, katanya menggenggam kontolku.
    “Iya sayang, kamu kulum itu”, kataku menyuruh Siska mengulum kontolku. Lalu Siska mengulum kontolku dan akupun mulai menjilati tempiknya dengan rakus karena kegelian.
    “Mhh.. nghh..”, suaranya Siska merintih sambil mengulum batang kontolku.
    “Shh.. mhh.. shh.. terus sayang”, kataku sambil kegelian dan jilatin tempiknya. Kami melakukannya lama sekali hingga Siska sampai pada puncaknya.
    “Akhh say aku mau pipis..”, katanya sambil melepas kulumannya. Aku pun tak mau melepas jilatanku malah semakin menjilat keras keras.
    “Yanghh udahh.. enak yang”, ceracaunya tak jelas. Lalu.. crot.. crot.. crot.. crot. Empat kali air maninya menyembur hingga meleleh kepahanya akupun menjilati tempiknya hingga bersih menikmati air maninya yang rasanya melebihi air madu itu hingga ke pahanya.

    “Shh udah sayang, geli tempikku kamu jilatin terus”, katanya mendorong mukaku menjauhi tempiknya yang indah itu.
    “Yang kamu gantian dong ngemut aku”, kataku sambil menyodorkan kontolku. Lalu Siska memegang kontolku dan menjilati kepalanya yang gundul. Lalu Siska memasukkan ke mulutnya dan ngemut seperti ngemut permen saja hingga aku mendesah desah keenakan.
    “Ahh sishh mhh enak sayang, kamu hebat”, kataku sambil tanganku meremas payudaranya yang menggantung kebawah karena Siska membungkuk. Lalu tanpa sadar akupun segera sampai.
    “Akhh.. shh.. mhh crot croot croot croot croot..”, 5 kali aku menembakkan sperma ke mulut Siska hingga meleleh keluar dari mulutnya. Aku sengaja tidak memberi tahu Siska kalau aku sampai karena aku ingin Siska merasakan air maniku. Kata orang Irian Jaya yang masih pedalaman, jika cewek pasangannya meminum air mani cowoknya dia akan setia pada pasangan cowoknya. Itu terbukti karena sampai sekarang Siska tidak mau pisah denganku.

    “Ih kamu “pipis” nggak bilang bilang, tapi kok enak yah sayang, kayak santan”, kata Siska sambil mengelap air mani yang keluar lewat pipinya.
    “Mhh.. enak kan sayang, mau yang enak lagi nggak”, kataku. Lalu tanpa minta izin dulu aku lalu melebarkan pahanya hingga dia agak mengangkangkan pahanya memperlihatkan bentuk tempiknya yang berbulu halus dan membukit indah itu.
    “Tahan yah sayang, tapi pasti enak kok. Kontolku akan aku masukkan ke tempikmu”, kataku
    “Iya deh masukin aja tapi pelan pelan yah biar aku liat masuknya”, katanya. Setelah itu aku langsung memasukkan kontolku perlahan lahan.
    Pertama tama seperti ada benda empuk yang menolak kontolku. Dua kali gagal lalu aku menarik tempik Siska ke kanan dan ke kiri agar bisa masuk dan aku menyuruh Siska memegang dan memasukkan kontolku kearah tempiknya.

    “Sis bantu dong sayang biar cepet masuk. Ini pegang kontolku dan aku menarik tempikmu agar bisa masuk”, kataku sambil menarik narik tempiknya. Lalu Siska memegang kontolku dan mengarahkan kontolku ke lubang tempiknya yang masih sempit perawan itu. Lalu.. 1,2,3 Bleesshh kepala kontolku baru masuk. Kepala kontolku saja yang masuk tapi sudah memberikan sejuta rasa bagi kami. Siska mendesah dan memegang pantatku dan aku menjerit kecil karena aku juga baru pertama menusuk tempik cewekku.

    “Vin, sakit sayang..”, kata Ssika menahan perih.
    “Tahan yah sayang ntar juga enakan kok”, kataku.
    “Mhh nggak apa apa kok terusin sayang masukin kontolmu ayo”, kata Siska memberiku semangat agar lebih dalam memasukkan kontolku. Akupun segera mendorong pantatku maju agar kontolku segera masuk.
    Sleep.. pelan pelan kontolku masuk ke tempik Siska. Terasa sekali tempiknya memijat mijat kontolku memberikan kenikmatan yang membuatku seperti terbang hingga aku merasa ada selaput yang menahan masuknya kontolku.
    “Apaan sih, ini kok nahan sayang?”, tanyaku padanya (maklum baru pertama jadi aku tak tau yang namanya selaput dara.
    “Udah Vin terusin aja deh”, jawabnya sambil menggigit bibir bawahnya. Lalu aku mendorong perlahan kontolku agar masuk lagi tetapi selaput itu masih menghalangi. Lalu aku memasukan kontolku dan mendorongnya kuat kuat. Sleep.. breett mirip kain sobek rasanya ketika kontolku menembus selaput itu.
    “Akhh shh.. sakiit sekali Vin ”, kata Siska sambil memelukku erat erat. Aku yang baru merasakan juga merasa sedikit perih pada kontolku seperti lecet memajukan kontolku pelahan lahan saja karena belum masuk semuanya dan setelah masuk semua baru aku mendiamkan kontolku di dalam tempik Siska. Rasanya memang sangat indah, nikmat, sakit, gatal, enak, perih semua berkumpul jadi satu tak bisa diungkapkan dengan kata kata.

    “Sis enak sekali rasanya tempikmu menjepit jepit kontolku”, kataku pada Siska karena memang tempik Siska memijati kontolku.
    “Perih Vin, tapi nggak apa apa”, katanya menahan perih di tempiknya karena keperawanannya baru saja hilang.
    Lalu perlahan lahan aku memaju mundurkan kontolku hingga aku mendesah dan Siska menjerit karena merasa perih dan nikmat bercampur.
    “Shh.. Siiss enak Sis tempikmu asik bangethh”, kataku tak jelas.
    “Mhh akhh.. sshh sakiit, periihh yang, kontolmu besar banget”, katanya.
    Gerakanku makin lama makin cepat saja. Slep.. slepp.. bleeshh.. blesshh.. bleshh.. cplokk.. cplokk irama senggama kami romantis banget.

    Sudah dua kali kami berganti posisi dari pertama aku diatas tubuh Siska lalu Siska berganti di atas tubuhku dan menggerakkan tubuhnya naik turun seperti naik kuda. Lalu tak terasa ada yang mau keluar dari dalam kontolku lagi.
    “Yang aku mau pipishh..”, kataku menahan gerakan pinggulnya.
    “Bentar sayang aku jugaa..”, teriaknya sambil meremas payudaranya sendiri. Hingga tak sabar aku membalikkan tubuh Siska dan melepas kontolku lalu menunggingkan tubuhnya lalu memasukkan kontolku ke dalam tempiknya lagi dan menggenjotnya kuat kuat karena aku merasa akan segera sampai.
    “Sleep.. slepp.. sleep cplok cplokk cplok.. shh akhh sshh aakhh”, desahan Siska dan bunyi persetubuhan kami beriringan lalu..
    “Croott.. croott.. crroott.. suurr.. suurr.. suurr”, kami saling melepaskan air mani kami dan aku memeluk pinggang Siska agar tidak tumpah air mani kami. Lalu aku berguling sambil tetap memeluk Siska agar kontolku tetap menancap di tempiknya dan membiarkan Siska diatas tubuhku.
    “Mhh Siska, kamu hebat, aku sayang kamu, “kataku sambil tetap memeluknya.
    “Shh.. kamu juga sayang , ini pertama kali aku lakuin enaak banget. Pantesan Papa sama Mama sering bertelanjang bareng kayak gini tak taunya enak ya, Yang”, katanya di atasku.
    “Memang kamu pernah lihat Papa sama Mama kamu main ginian?”, tanyaku.
    “Sering benget Vin, hampir tiap hari ginian bahkan kalau di dapur atau di depan TV kalau aku sudah tidur”, katanya polos.
    “Ceritain dong”, aku memintanya bercerita sambil menarik tubuhku karena kontolku sudah mengecil di dalam tempiknya.
    “Bentar ya Yang, aku ganti baju dulu”, katanya.
    “Iya deh, aku tunggu disini”, kataku sambil duduk didepan TV yang mati. Aku mengelus elus kontolku yang masih basah mengkilat itu.
    Kontolku masih terasa nikmat sisa kenikmatan yang tadi. Lalu Siska keluar dari dalam dan memakai daster tipis dari bahan nilon berwarna merah jambu (kelihatanya warna kesukaan Siska) tanpa memakai apapun lagi di dalamnya sehingga transparan memperlihatkan semua keindahan tubuhnya dan membuat kontolku berdiri lagi.
    “Kekamarku yuk Yang, di sini dingin”, katanya.
    “Iya deh”, aku berdiri dan masuk kekamarnya tanpa memakai pakaianku karena aku kegerahan.
    “Ayo dong, ceritain”, kataku saat kami sudah sama sama berbaring berhadapan di ranjangnya Siska.
    “Dulu saat aku pulang sekolah Papa sama Mama lagi di dapur memasak berdua, tidak tau kalau aku udah datang, nah waktu itu aku denger suara mirip orang nangis tapi kok aneh karena penasaran aku deketin suara itu apa Papa sama Mama bertengkar ya, pikirku lalu aku intip dari dalam kamarku ini, kuintip dari celah ini (sambil menunjuk celah cendela yang menuju ke dapur rumahnya) lalu aku perhatiin.. kok Papa memangku Mama dari atas meja dapur dan Mama di atas Papa, mereka semua pada nggak pakai baju, baju mereka ada dibawah kaki Papa. Waktu itu Mama bergerak naik turun diatas perut Papa dan merintih rintih kayak orang nangis tapi kok mukanya kaya orang bahagia gitu..”, cerita Siska terputus dan tangannya memegang kontolku yang berdiri lagi karena memperhatikan cerita Siska lalu meremasnya. Lalu aku mendekat dan memasukkan tanganku kedalam rok dasternya mencari tempiknya lagi dan memasukkan jari jariku kedalam tempiknya.

    “Pelan pelan Yang masih sakit”, katanya sambil menahan tanganku agar tidak menusuk nusuknya keras keras.
    “Lanjutin dong sayang”, kataku sambil menusuk nusukkan tanganku ke tempiknya perlahan lahan.
    “Lalu Papa menjilati puting payudara Mama dan mengemutnya, tiba tiba Papa dan Mama saling peluk dan mereka menjerit bersama sama.. akhh Paa kata Mama, lalu Mama turun dari Papa lalu Mama mengemut kontolnya Papa yang besar banget..
    “Segini..”, kataku sambil menunjuk kontolku yang tegang membesar dalam genggaman tangan Siska.
    “Besaar lagi”, katanya sambil mendesah desah karena merasa geli dalam tempiknya ada benda asing.
    “Lalu? lanjutin dong”, kataku
    “Lalu Mama menjilatin kontol Papa sampai bersih, kok nggak jijik ya, pikirku saat itu tapi ternyata memang enak ya sayang? (dia nyengir) lalu Mama bilang udah Pa, ntar Siska pulang lho, lalu aku lepasin semua baju dan aku ganti baju”, ceritanya polos sekali. Tangannya lalu mulai menaik turunkan kontolku.
    “Kalau di TV?”, tanyaku lagi.
    “Dulu saat aku mau tidur, tapi Papa sama Mama masih nonton TV berdua, lalu aku intip Papa sama Mama saling raba raba, Papa meraba ke payudara Mama dan tempik Mama tapi Mama meraba kontol Papa yang masih tertutup celana pendek Papa, lalu Papa menarik daster Mama sampai Mama nggak pakai apa apa lagi, ternyata Mama nggak pakai pakaian dalam, lalu Papa meremas payudara Mama dan menciuminya. Mama mendesah dan memandang ke atas seperti keenakan lalu Mama melepasi semua baju Papa sampai Papa telanjang dan mengulum kontol Papa seperti mengulum permen. Papa keenakan sambil meremas rambut Mama sampai berantakan, lalu Mama berbaring di sofa TV dan Papa menaiki tubuh Mama dan memasukkan kontol Papa ke tempik Mama yang bulunya lebat lalu bergerak naik turun berkali kali, kayaknya mereka sama sama keenakan hingga Papa sama Mama menjerit jerit dan mendesah, lalu setelah lama Papa naik turun Papa turun dari tubuh Mama dan menjilati tempiknya Mama lalu aku masuk dan menutup kamarku, saat itu aku langsung melepas semua pakaian dalamku dan kembali memakai dasterku lalu aku mengelusi tempikku sendiri naik turun karena sudah gatel banget tempikku, Yang”, katanya polos sekali.

    “Seperti ini?”, kataku sambil mengelusi tempik Siska.
    “Yahh.. shh kaya gitu, enakhh, Yang”, katanya sambil memegang tanganku.
    Lalu di luar ada bel pintu berbunyi.
    “Yang, bukain dulu, siapa tuch di depan”, kataku karena takut kalau ortu Siska pulang. Lalu Siska berlari keluar sambil membenahi dasternya yang berantakan lalu membuka pintu rumahnya ternyata Desi tetangga kami yang juga kelas tiga SLTP tapi beda sekolah dengan kami. Lalu Desi masuk dan Siska mengajak Desi main bersama kami asal Desi jaga rahasia dan ternyata memang Desi mau jaga rahasia, jadi kami main lagi bertiga. Lalu Desi masuk kekamar Siska.

    “Kamu Vin ngapain di sini, tanpa baju lagi”, katanya terkejut melihatku telanjang bulat.
    “Ssstt jangan keras keras, yang penting ayo main”, kataku membungkam mulut Desi.
    “Iya Des, kita main ginian yuk, katanya kamu pingin nyobain”, ajak Siska.
    “Iya sih tapii..”, kata Desi.
    “Nggak apa apa deh, ntar kita jaga bertiga rahasia ini”, kata Siska lagi.

    Lalu Desi diam saja tak tau apa yang mesti dia perbuat. Lalu aku mendekatinya dan memeluknya dari depan memegang meremas payudaranya tapi dia masih saja diam lalu aku menurunkan kaos ketatnya hingga terlihat BH-nya yang berwarna putih bersih. Desi mulai ada tanggapan padaku, dia lalu memelukku dan meraba raba punggungku lalu aku memeluknya dan meraba punggungnya juga.

    Lalu Siska bergabung dan berjongkok dibawahku untuk mengemut kontolku yang sejak tadi tegang terus. Aku lalu meremasi payudara Desi yang berukuran 34 itu (memang lebih besar dari Siska tapi runcing diputingnya) yang masih ditutupi BH dan menarik BH-nya sampai kaitanya terputus lalu membuangnya sembarangan.

    “Pelan pelan Vin , nanti BH-ku gimana?”, kata Desi takut kalau BH-nya rusak. Aku diam saja karena melihat keindahan payudara cewek selain punya Siska terus meremas payudara Desi. Setelah puas meremasnya aku segera saja melumat putingnya yang sedikit mengeras pertanda Desi mulai terangsang. Sedang Siska masih mempermainkan kontolku dibawah
    Aku meremas payudara kiri Desi sedang payudara kanan Desi aku lumat habis habisan. Desi tak sadar meremas remas kepalaku sampai rambutku berantakan.

    Lalu aku mencabut kuluman Siska pada kontolku dan membaringkan Desi diranjang Siska lalu menurunkan celananya 3/4 hingga terlihat celana dalam Desi yang mini sekali berwarna hitam berenda. Karena memakai tali disamping kiri kanannya hingga hanya mampu menutupi tempik Desi saja. Lalu aku mulai mengerjai tempik Desi yang masih terbungkus celana dalam sexynya itu. Desi hanya melihat dari atas karena belum pernah melakukannya. Sedang Siska hanya menonton kami bermain.

    Aku menjilat, mencium, dan menggigit kecil pada tempiknya hingga Desi merem melek keenakan. Lalu aku mulai menarik celana dalam Desi hingga tali talinya terlepas dan membuangnya sembarangan. Lalu aku kembali menjilati tempik Desi yang ternyata sangat indah menggunduk tebal dengan bulu yang lebat jauh lebih lebat dari punya Siska yang mulai basah cairan kenikmatan Desi. Aku menjilatinya naik turun kekiri den kekanan pada itilnya yang nyempil bikin geregetan aku saja. Desi yang keenakan mendesah desah tak karuan.

    “Vin nikmat terushh.. Vin”, katanya mendesah merangsang. Aku sesekali menjilat sesekali menyedot tempik Desi hingga lama sampai tak terasa.
    “Akhh.. Vin aku mau pipis Vin ”, desahnya telah sampai pada puncaknya. Lalu aku memeluk pinggangnya dan suurr.. suurr.. suurr.. ssuurr empat kali cairan putihnya menyembur dari tempiknya. Aku menjilati semua cairannya sampai habis karena rasanya enaak sekali. Kayaknya punya Desi lebih manis dari punya Siska tapi sedikit encer.
    “Uumhh Vin , enak banget deh, tadi Siska pasti keenakan”, katanya.
    “Iya dong, kamu mau yang lebih enak lagi nggak?”, kataku. Sedangkan Siska sedang memainkan tempiknya sendiri dan meremas payudaranya di atas meja belajarnya karena terangsang berat melihat permainan kami.
    “Vin, aku ingin rasain air pejuh (sperma) kamu boleh nggak?”, tanyanya.
    “Boleh, kenapa tidak”, kataku. Lalu Desi mendekatkan wajahnya ke kontolku karena tadi melihat Siska mengulum kontolku. Lalu dengan pelahan terus menerus Desi ngemut kontolku sampai tak terasa kontolku kembali akan mengeluarkan airnya.
    “Des, aku nyampe lhotelan yah”, kataku memegangi kepala Desi. Lalu crot.. croott..crot 3 kali kontolku menembakkan pejuh kedalam mulut Desi lalu Siska mendekati Desi.
    “Des, bagi dong aku mau nih”, katanya lalu mencium bibir Desi dan berebut air pejuhku. Aku istirahat sebentar karena kelelahan.
    “Vin, aku mau dong kaya yang ada di BF itu”, katanya.
    “Gimana?”, tanyaku pura pura tidak mengerti.
    “Itu lho yang cowok memasukkan tititnya (Desi menyebut kontol dengan titit) ke dalam tempik ceweknya”, katanya.
    “Emang kamu mau?”, tanyaku.
    “Iya aku pingin banget ngerasain kata Kak Sinta (kakak Desi) enak banget kaya di surga”, katanya lagi.
    “Iya deh, tapi kamu siap siap dong”, kataku sambil naik ke tubuh Desi dan mengangkangkan paha Desi kaya Siska tadi lalu menarik tempik Desi ke kanan dan kekiri.
    “Des, bantuin dong, masukin kontolku gih”, kataku. Lalu Desi memegang kontolku dan menempelkanya ke tempiknya.
    Aku lalu mendorong kontolku.. bleeshh.. kepala kontolku masuk duluan.
    “Akhh.. Vin emhh enak”, kata Desi berbeda dengan Siska yang kesakitan saat aku masukin kontolku. Tangannya mendorong pantatku agar kontolku lebih memasuki tempiknya dan slleepp.. kontolku pelahan lahan memasuki tempiknya tapi anehnya Desi malah keenakan nggak kesakitan.
    “Shh.. terusin Vin enaak”, katanya terus menekan pinggulku hingga kontolku kembali menyentuh selaput tipis seperti punya Siska.
    “Tahan yah Des”, kataku.
    “Udah Vin , masukin cepetan aku tak tahan”, katanya kembali menekan pinggulku. Aku lalu menekan pinggulku kuat kuat dan.. breet ada seperti kain tipis kembali terlewati kontolku.
    “Akhh shh perriih”, Desi baru berteriak kesakitan.
    “Pelan dulu Vin , tempikku perih”, katanya. Aku lalu mendiamkan kontolku di dalam tempik Desi dan menikmati jepitan jepitan tempik Desi pada kontolku.

    Aku melihat kearah Siska yang sedang masturbasi sambil mengangkat roknya keatas menggunakan HP 8250 milik Desi yang kecil dan mengeluar masukan HP itu. Aku merasa kasihan banget karena dia sudah terangsang banget lalu aku menyuruhnya berdiri menghadapkan tempiknya ke mukaku agar tempiknya dapat aku puaskan. Lalu aku menaik turunkan pinggulku pelahan lahan sambil menikmati remasan remasan tempik Desi.
    “Shh.. akhh.. shh.. akkhh”, desahan Desi keras keras membuat aku makin semangat menyetubuhinya.
    “Shh.. Vin ukhh”, desahan Siska tak kalah indah sambil meremas kepalaku. Aku menggenjot tempik Desi dan sambil melumat tempik Siska sungguh pengalaman bersetubuhku yang indah dan baru pertama kali. Gerakan pinggulku dari perlahan menjadi semakin cepat dan semakin cepat hingga Desi memeluk pinggangku erat erat tanda Desi akan sampai dan..
    “Shh akkhh surr.. suurr.. suurr.. ssuur”, Desi sampai untuk yang kedua kalinya.
    Lalu aku mencabut kontolku dari tempik Desi dan membaringkan Siska di ranjangnya lalu kembali memasukan kontolku ke dalam tempik Siska dan menggenjotnya kuat kuat.
    “Shh.. mhh.. sshh.. akhh”, desahan Siska.
    “Mhh.. ahh Siska, tempikmu nikmathh”, rintihanku menahan kenikmatan.
    Lalu serr.. serr.. serr.. Siska telah sampai duluan.
    Sleep.. sleep.. clleepp.. clleepp suara kocokan antara kontolku dan tempik Siska merdu.
    “Vin sudah yang aku capek, geli Yang, udah”, katanya tapi aku tak peduli dan terus menggerakan pinggulku kesetanan
    “Nggh.. hhaahh.. maahh.. gelii”, desahan Siska malah membuat aku nggak sampai sampai. Sedangkan Desi hanya diam menonton saja sambil mengelus elus tempik dan payudaranya yang basah oleh keringat.

    Hingga akhirnya, “Sis mhh.. yahh.. clep.. sllepp clleepp croot crot crot croot crroott”, aku sampai juga.
    Ranjang Siska morat marit tidak karuan dan banyak bercak darah dan lendir putih disana sini berbau aneh. Bercak darah dari Desi dan Siska yang telah aku perawani.
    Akhirnya kami bertiga tidur bersamaan dan tidak memakai baju sama sekali. Aku terbangun pada tengah malam karena udara terasa dingin banget dan menyenggol kaki Desi hingga terbangun.

    “Des, dingin yah”, kataku.
    “Iya Vin”, jawabnya.
    “Des pakaian dalammu rusak biar besok aku ganti yah”, kataku sambil mengambil pakaian dalam Desi dan menyimpannya
    “Iya deh, tapi besok aku gimana?”, tanyanya.
    “Besok kamu nggak usah pakai dulu, terus aja pulang dan ganti baju, lagi pula punya Siska kan kekecilan karena kamu lebih besar dari Siska”, kataku.
    “Tapi payudaraku kelihatan dong, ntar dilihatin Mamaku gimana”, katanya lalu mendekatiku dan duduk di sampingku.
    “Besok kamu pakai aja jaketnya Siska biar payudaramu tertutup lalu kamu pakai celanamu itu, nggak bakalan kelihatan tempikmu kok, karena celanamu kan tebel”, kataku
    “Oklah, Vin sini aku mau liat titit kamu”, katanya lalu memegang kontolku.
    “Kok bisa yah bikin puas orang padahal kan benda ini kecil”, katanya sambil menimang nimang kontolku dan aku hanya tiduran menciumi bibir Siska yang kecil mungil berwarna merah jambu itu.
    “Iya dong kan itu burung dewa”, kataku sambil meremas payudara Siska yang menggelantung ke kanan karena tidur Siska ke arah kanan (aku mulai terangsang lagi karena kontolku dimainin lagi).
    Lalu Desi kembali mengulum kontolku dan saat itu Siska terbangun karena remasanku terlalu keras
    “Vin, sakit”, katanya lalu bangun dan aku bangun juga.
    “Desi, kamu keenakan dari tadi aku juga mau dong”, lalu Siska ikutan berebut ngemut kontolku. Saat itu rasanya seperti dijalari beribu semut dan dialiri listrik ribuan watt.
    “Sudah kalau tak tahan masukin aja kontolku ke tempik kalian”, kataku lalu aku tiduran dan Siska naik ke selangkanganku dan menduduki kontolku hingga masuk semua dan bergerak semakin lama semakin cepat. Mereka bergantian memasukkan kontolku ke dalam tempiknya menjadikanku seperti mainan hingga mereka puas.

    Kami melakukan skandal ini hingga sekarang. Aku biasa bermain bertiga antara aku, Siska, Desi. Terkadang juga hanya aku dengan Desi, terkadang hanya aku dengan Siska, terkadang di rumah Siska terkadang di rumah Desi atau terkadang di rumahku. Kami melakukan semua itu tanpa bosan bosannya.

     

  • Di Paksa Melayani Nafsu Seks Pakdeku

    Di Paksa Melayani Nafsu Seks Pakdeku


    2078 views

    Sejak kegadisanku hilang, aku menjadi pendiam. Keceriaan yang selama ini menjadi ciri khasku seolah-olah hilang sirna. Aku menjadi sangat berubah. Selangkanganku masih terasa sakit hingga beberapa hari setelah kejadian itu.

    Mbak Ningsih yang selama ini sangat memperhatikanku sangat heran melihat perubahan yang terjadi pada diriku. Akhirnya aku mengaku terus terang kepada Mbak Ningsih tentang kejadian yang menimpaku. Ia hanya menghela napas merasa prihatin akan musibah yang kualami.
    Kira-kira satu bulan sejak aku dinodai Pakdheku, Mbak Ningsih minta pamit kepadaku dan juga Pakdheku. Mbak Ningsih setelah lulus SMK diterima bekerja di sebuah perusahaan swasta di daerah Malang dan pindah ke Malang. Sehingga sejak saat itu aku yang baru masuk SMU harus tinggal berdua saja dengan Pakdhe.
    Suatu hari, kira-kira seminggu sejak kepergian Mbak Ningsih, saat itu aku sedang mencuci pakaianku dan pakaian Pakdhe. Hari itu sekolahku libur karena tanggal merah jadi aku bersih-bersih rumah. Pakdhe seperti biasanya merapikan tanaman di halaman depan yang sudah mulai tumbuh tidak teratur.
    Setelah kuselesaikan cucianku dan kujemur, aku berniat mandi. Baru saja mau menutup pintu kamar mandi, tiba-tiba tangan Pakdhe mengganjal pintu kamar mandi dan menyerobot masuk. Aku tidak sempat berteriak karena tiba-tiba Pakdhe sudah memelukku. Tubuhnya yang hanya tertutup celana kolor dan sudah basah penuh keringat memelukku erat-erat. Aku tidak berani berteriak karena diancam kalau tidak mau melayani nafsunya aku akan diusir dari rumah itu dan tidak dibiayai sekolahku. Aku merasa takut sekali dengan ancamannya hingga dengan air mata yang kutahan aku pasrah akan apa yang dilakukan Pakdhe padaku.
    Tangan Pakdhe dengan cekatan melucuti dasterku, bra-ku lalu celana dalamku hingga aku benar-benar bugil. Tanpa membuang waktu Pakdhe segera melepas kolornya dan telanjang bulat. Batang kemaluannya yang berwarna hitam kecoklatan masih mengkerut dan menggantung lunglai. Kemudian Pakdhe duduk di tepi bak mandi keramik dengan kaki yang terbuka. Ditariknya tubuh telanjangku ke dalam pelukannya dan dilumatnya bibirku dengan rakusnya.
    Mulutku masih tertutup saat lidah Pakdhe mulai mencoba menerobos masuk ke dalam mulutku. Karena tidak tahan dengan sapuan-sapuan lidahnya yang mendesak-desak bibirku, akhirnya bibirku pun terbuka. Pakdhe segera menyusupkan lidahnya ke dalam mulutku dan mendorong-dorong lidahku.

    Mula-mula aku diam saja, namun lama-kelamaan aku jadi terangsang juga. Apalagi batang kemaluan Pakdhe yang tadinya mengkerut perlahan-lahan mulai mengembang dan mengganjal perutku. Aku mulai bereaksi. Lidahku tanpa sadar membalas dorongan lidah Pakdhe.
    Tubuhku mulai menggerinjal dalam pelukan Pakdhe saat tangan Pakdhe mulai menggerayangi buah pantatku. Tangan Pakdhe dengan gemas meremas dan memijat buah pantatku lalu ditariknya tubuhku hingga semakin ketat lengket dalam pelukannya.
    Setelah puas memainkan lidahnya dalam mulutku, tangan Pakdhe menekan kepalaku hingga aku disuruhnya berlutut di depan selangkangannya. Batang kemaluannya yang sudah keras nampak mengacung tegak di depan wajahku. Ditariknya wajahku ke selangkangannya dan disuruhnya mulutku menciumi batang kemaluannya itu. Dengan agak risi aku terpaksa membuka mulutku dan mulai menciumi batang kemaluannya yang sudah mengeluarkan sedikit cairan.
    Kepalaku didorong maju mundur oleh tangan Pakdhe yang mencengkeram rambutku hingga batang kemaluannya mulai bergeser keluar masuk dalam mulutku. Kerongkonganku tersodok-sodok ujung kepala kemaluan Pakdhe yang keluar masuk dalam mulutku. Kudengar napas Pakdhe mulai menggebu. Batang kemaluannya semakin mengeras dalam kuluman mulutku.
    Mungkin karena tak tahan, Pakdhe segera menarik tubuhku agar berdiri lalu mendudukanku di sisi bak mandi. Mulutnya segera mencecar payudaraku kanan dan kiri silih berganti. Aku menggelinjang hebat manakala mulut Pakdhe dengan rakusnya mempermainkan kedua puting payudaraku. Tangan Pakdhe pun tak tinggal diam. Tangannya mulai merayap ke selangkanganku yang terbuka lebar dan mulai meremas gundukan bukit kemaluanku.
    Aku sampai megap-megap mendapat rangsangan seperti itu. Aku semakin tersiksa oleh gejolak nafsu.

    Mulut Pakdhe lalu merayap menyusuri perutku dan mulai menjilati gundukan bukit kemaluanku. Dikuakkanya kedua bibir kemaluanku dengan jari-jarinya lalu disusupkannya lidahnya ke dalam lubang kemaluanku.
    Tubuhku yang duduk di sisi bak mandi hampir saja terjatuh karena menggelinjang saat lidah Pakdhe mulai menggesek-gesek dinding lubang kemaluanku. Tanpa sadar tanganku mencengkeram rambut Pakdhe dan menekankan kepalanya agar lebih ketat menekan bukit kemaluanku.


    Aku semakin blingsatan menahan rangsangan yang diberikan Pakdhe di selangkanganku. Tanpa sadar mulutku mendesis-desis dan dudukku bergeser tak karuan. Perutku mulai mengejang menahan desakan gejolak yang meledak-ledak. Tubuhku terasa mulai mengawang dan pandangan mataku nanar. Akhirnya dengan diiringi rintihan panjang aku mencapai orgasmeku.
    Belum sempat aku mengatur napas tiba-tiba Pakdhe sudah berdiri di hadapanku. Batang kemaluannya yang keras dicocokkan ke bibir kemaluanku dan digesek-gesekkannya ujung kepala kemaluannya ke bibir kemaluanku yang sudah basah dan licin. Aku menggelinjang lagi saat benda hangat itu mulai menerobos masuk ke dalam bibir kemaluanku. Bibir Pakdhe Mitro dengan rakusnya mulai melumat bibirku sambil mendorong pantatnya hingga batang kemaluannya semakin melesak ke dalam jepitan bibir kemaluanku.
    Aku masih duduk di bibir bak mandi sementara Pakdhe Mitro menggenjot lubang kemaluanku sambil berdiri. Mungkin karena kesulitan bergerak, dicabutnya batang kemaluannya dari jepitan bibir kemaluanku. Tubuhku lalu diturunkan dari bibir bak mandi dan dibaliknya hingga aku berdiri dengan tangan bertumpu bak mandi. Lalu Pakdhe menempatkan diri di belakangku dan mulai mencoba memasukan batang kemaluannya ke dalam bibir kemaluanku dari celah bongkahan pantatku.
    Punggungku didorong Pakdhe agar sedikit membungkuk hingga setengah menungging. Dipentangkanya kedua kakiku lebar-lebar lalu dicucukannya batang kemaluannya ke gundukan bukit kemaluanku. Setelah arahnya tepat, Pakdhe mulai mendorong pantatnya hingga kembali batang kemaluannya menerobos masuk dalam jepitan bibir kemaluanku.
    Kembali aku mulai merasa ada suatu benda hangat menyeruak ke dalam lubang kemaluanku. Dinding-dinding lubang kemaluanka serasa dikilik-kilik. Batang kemaluan Pakdhe yang terjepit ketat dalam lubang kemaluanku berdenyut-denyut. Pakdhe yang napasnya mulai memburu semakin kuat mengayunkan pantatnya maju mundur hingga gesekan batang kemaluannya pada dinding lubang kemaluanku semakin cepat.
    Pinggulku yang dipegang Pakdhe terasa agak sakit karena jari-jari Pakdhe mulai mencengkeram. Pinggulku ditarik dan didorong oleh tangan kuat Pakdhe seiring dengan ayunan pantatnya. Tubuhku mulai terhentak dan aku mulai limbung. Kembali aku merasa melayang karena desakan gejolak yang meledak-ledak. Pakdhe semakin kuat mengayunkan pantatnya dan napasnya semakin menderu.
    Pantatku yang ditarik dan didorong Pakdhe maju mundur semakin cepat bergerak. Cengkeraman jari-jari Pakdhe semakin terasa di pinggulku. Gerakan ayunan pantat Pakdhe semakin tak terkendali. Tak lama kemudian aku kembali mencapai orgasmeku. Pakdhe pun kukira mencapai puncak kenikmatannya karena aku merasa ada semburan cairan hangat yang menyemprot dari batang kemaluan Pakdhe ke dalam lubang kemaluanku dengan diiringi geraman yang keluar dari mulut Pakdhe.
    Pakdhe tetap membiarkan batang kemaluannya terjepit dalam lubang kemaluanku selama beberapa saat. Napasnya yang mulai teratur terasa hangat menerpa kulit pipiku. Tulang kemaluannya menekan kuat di bukit buah pantatku. Aku merasa sedikit geli karena rambut kemaluan Pakdhe menempel ketat dan menggesek buah pantatku. Batang kemaluan Pakdhe yang masih keras terasa berdenyut-denyut dalam jepitan lubang kemaluanku. Setelah menyemprotkan sisa-sisa air maninya batang itu mulai mengendur dan terlepas dengan sendirinya.
    Tubuhku sudah terasa lemas tak bertenaga. Aku hanya memejamkan mata karena lemas dan malu karena untuk kedua kalinya aku berhasil digagahi Pakdheku sendiri. Aku membiarkan saja saat Pakdhe memandikanku seperti bayi. Tangannya yang kokoh menyabuni seluruh lekuk tubuhku. Tubuhku kembali menggerinjal saat tangannya yang kokoh mulai menyabuni payudaraku yang baru mulai tumbuh. Putingku yang mencuat dipermainkannya dengan gemas.
    Tubuhku semakin menggelinjang saat tangannya mulai menyentuh perutku lalu meluncur turun dan mulai menyabuni gundukan bukit kemaluanku yang baru mulai ditumbuhi rambut satu-satu. Jari-jarinya menyisir celah sempit di tengah gundukan bukit kemaluanku dan berlama-lama menyabuni daerah itu.
    Aku tak berani memandang Pakdhe saat ia mengangsurkan sabun ke tanganku dan menyuruhku menyabuninya. Dengan agak kaku tanganku mulai menyabuni punggung Pakdhe yang kekar. Tanganku bergerak hingga seluruh punggung Pakdhe kugosok merata dengan sabun. Lalu Pakdhe membalikkan tubuhnya menghadapku. Tangannya mengelus-elus kedua payudaraku sementara aku disuruhnya menyabuni tubuh bagian depannya.
    Tanganku bergerak dari dada terus turun ke arah perut. Napas Pakdhe mulai memburu saat tanganku yang dilumuri busa sabun mulai menggosok bagian bawah perutnya. Batang kemaluannya yang tadi kendur sudah mulai mengembang. Tanganku yang agak ragu dipegang Pakdhe dan diarahkan untuk menyabuni daerah kemaluan Pakdhe. Rambut kemaluannya sangat lebat tumbuh di pangkal batang kemaluannya yang mulai berdiri setengah tegak dan mengeras. Lucu sekali kelihatannya seperti pistol namun “gombyok”. Ya!! Kelihatannya seperti pistol gombyok!! Seperti pistol tapi lebat ditumbuhi rambut atau gombyok!!
    Aku semakin tak mampu menahan gejolak liar yang mulai bangkit dalam diriku saat sapuan-sapuan lidah panas mulai menyerbu tengkukku. Aku menggelinjang kegelian dan melenguh. Lidah itu semakin liar bergerak menyusuri leherku.. pundakku.. Lalu turun ke bawah ke sepanjang tulang punggungku. Aku semakin menggelinjang. Lidah itu terus merayap ke bawah dan pinggangku mulai dijilati. Kakiku serasa lemah tak bertenaga. Aku hanya pasrah saat tubuhku didorong ke tempat tidurku dan dijatuhkan hingga aku tengkurap di tempat tidurku. Tubuhku lalu ditindih oleh sesosok tubuh yang sangat berat.
    Kakiku mulai memberontak liar karena geli. Apalagi lidah itu dengan rakus mulai menjilati pinggulku. Pantatku terangkat saat mulut berkumis itu mulai menggigiti buah pantatku dengan gemas. Pantatku terangkat-angkat liar saat lidah panas itu mulai menyusup ke dalam celah-celah bongkahan pantatku dan mulai menjilati lubang anusku. Aku benar-benar seperti terbang mengawang. Aku belum tahu siapa yang memelukku dari belakang dan menggerayangi seluruh tubuhku. Aku hanya bisa merasakan dengusan napas panas yang menghembus di bongkahan pantatku saat lidah itu mulai menjilati lubang anusku.
    Aku tercekik kaget saat tubuhku dibalik hingga telentang telanjang bulat di kasurku. Ternyata orang yang sedari tadi menggumuliku adalah Pakdhe Mitro, orang yang selama ini kuanggap sebagai pengganti orang tuaku. Aku tak tak mampu berteriak karena mulutku langsung dibekap dengan bibirnya. Lidahku didorong dorong dan digelitik. Aku terangsang hebat. Apalagi sejak minum teh tadi tubuhku terasa agak aneh. Seolah-olah ada dorongan menghentak-hentak yang menuntut pemenuhan.
    Tubuhku menggelinjang saat tangan kekar dan agak kasar mulai meraba dan meremas kedua payudaraku yang baru mulai tumbuh. Lalu kedua kakiku dipentangkan oleh Pakdhe Mitro lebar-lebar, lalu Pakdhe menindih tubuhku yang sudah telanjang bulat di antara kedua pahaku yang terkangkang. Aku merasa ada benda keras seperti tongkat yang menekan ketat ke bukit kemaluanku di balik kain sarung yang dikenakan Pakdhe.
    Mulut dan lidah Pakdhe tak henti-hentinya menjilat dan melumat setiap jengkal bagian tubuhku. Dari mulutku, bibir Pakdhe bergeser menjilati seluruh batang leherku, kemudian turun ke dua belah payudaraku. Tubuhku semakin menggerinjal saat lidah dan mulut Pakdhe dengan rakusnya melumat kedua puting payudaraku yang baru sebesar kacang kedelai. Disedotnya payudaraku hingga hampir seluruhnya masuk ke dalam mulut Pakdhe Mitro. Aku sangat terangsang dan sudah tidak mampu berpikir jernih. Ada sesuatu yang mulai menggelora dan mendesak-desak di perut bagian bawahku.
    Lidah Pakdhe terus merayap semakin ke bawah. Perutku menjadi sasaran jilatan lidahnya. Tubuhku semakin menggelinjang hebat. Akal sehatku sudah benar-benar hilang. Kobaran napsu sudah menjeratku. Pantatku terangkat tanpa dapat kucegah saat lidah Pakdhe terus merayap dan menjliati gundukan bukit kemaluan di selangkanganku yang mulai ditumbuhi rambut-rambut halus. Aku merasa kegelian yang amat sangat menggelitik selangkanganku.
    Tubuhku serasa mengawang di antara tempat kosong saat lidah Pakdhe mulai menyelusup ke dalam bukit kemaluanku dan menggelitik kelentitku. Lubang kemaluanku semakin berdenyut-denyut tergesek gesek lidahnya yang panas. Aku hanya mampu menggigit bibirku sendiri menahan rasa geli yang menggelitik selangkanganku. Tubuhku semakin melayang dan seperti terkena aliran listrik yang maha dahsyat.
    Aku tak mampu lagi menahan gelora napsu yang semakin mendesak di dalam perutku. Pantatku terangkat seperti menyongsong wajah Pakdhe yang menekan bukit kemaluanku. Lalu tubuhku seperti terhempas ke tempat kosong. Aku merasakan ada sesuatu yang meledak di dalam perut bagian bawahku. Tubuhku menggelepar dan tanpa sadar kujepit kepala Pakdhe dengan kedua kakiku untuk menekannya lebih ketat menempel selangkanganku.
    Belum sempat aku mengatur napas tiba-tiba mulutku sudah disodori batang kemaluan Pakdhe Mitro yang tanpa kutahu sejak kapan sudah melepas sarungnya dan sudah telanjang bulat mengangkangi wajahku. Batang kemaluannya yang besar, hitam panjang dan tampak mengkilat mengacung di depan wajahku seperti hendak menggebukku kalau aku menolak menciuminya.
    Dengan rasa jijik aku terpaksa menjulurkan lidahku dan mulai menjilati ujung topi bajanya yang mengkilat. Aku hampir muntah saat lidahku menyentuh cairan lendir yang sedikit keluar dari lubang kemaluan Pakdhe. Namun jepitan kedua paha Pakdhe di sisi wajahku tidak memberiku kesempatan lain.
    Aku hanya mampu pasrah dengan tetap menjilati batang kemaluan Pakdhe. Lalu dengan paksa Pakdhe membuka mulutku dan menjejalkan batang kemaluannya ke dalam mulutku. Aku menjadi gelagapan karena susah bernapas. Batang kemaluannya yang besar memenuhi mulutku yang masih kecil.
    Kudengar Pakdhe menggumam tanpa jelas apa yang diucapkannya. Pantatnya digerak-gerakannya hingga batang kemaluannya yang masuk ke dalam mulutku mulai bergerak keluar masuk di dalam mulutku. Aku hampir tersedak saat ujung kemaluan Pakdhe menyentuh-nyentuh kerongkonganku. Aku hanya mampu melotot karena hampir tersedak. Tanpa sadar kedua tanganku mencengkeram pantat Pakdhe Mitro.
    Setelah puas “mengerjai” mulutku dengan batang kemaluannya, Pakdhe menggeser tubuhnya dan menindihku lagi dengan posisi sejajar. Kedua pahaku dikuaknya dan dengan tangannya, dicucukannya batang kemaluannya ke arah bukit kemaluanku. Aku merasa geli saat ujung kemaluan Pakdhe mulai menggesek-gesek pintu lubang kemaluanku yang sudah basah.
    Dari rasa geli dan nikmat, tiba-tiba aku merasa perih di selangkanganku saat Pakdhe mulai menurunkan pantatnya sehingga batang kemaluannya mulai menerobos ke dalam lubang kemaluanku yang masih perawan. Aku merintih kesakitan dan air mataku mulai mengalir. Aku tersadar akan bahaya! Namun terlambat. Pakdhe yang sudah sangat bernafsu sudah tidak mungkin mau berhenti. Ia hanya sejenak menghentikan gerakannya. Ia merayuku dan mengatakan kalau sakitku hanya sebentar dan berganti rasa nikmat yang tidak terkira.


    Pakdhe menarik pantatnya ke atas hingga batang kemaluannya yang terjepit di dalam lubang kemaluanku tertarik keluar. Gesekan batang kemaluannya yang besar di dalam dinding lubang kemaluanku menimbulkan rasa nikmat seperti apa yang dikatakannya. Aku mulai dapat menikmati rasa nikmat itu. Ini mungkin karena pengaruh teh yang kuminum sehingga aku benar-benar belum sadar akan bahaya yang kuhadapi. Yang kuinginkan hanya satu yaitu menuntaskan gejolak yang meledak-ledak dalam diriku.
    Aku kembali merintih kesakitan saat Pakdhe mulai menekan pantatnya lagi yang membuat batang kemaluannya menerobos lebih dalam ke dalam lubang kemaluanku. Lagi-lagi Pakdhe membisikiku kalau rasa sakit itu akan hilang dengan sendirinya. Ia menarik lagi pantatnya. Benar.. Rasa sakit itu berganti nikmat saat batang kemaluannya ditarik keluar hingga hanya ujung kepalanya saja yang masih terjepit dalam lubang kemaluanku.
    Lubang kemaluanku yang sudah sangat licin sangat membantu pergerakan batang kemaluan Pakdhe dalam jepitan lubang kemaluanku. Detik-detik berlalu dan sedikit-demi sedikit batang kemaluan Pakdhe meneronos semakin dalam ke dalam lubang kemaluanku. Pakdhe terus menarik dan mendorong pantatnya dengan pelan dan teratur. Hingga suatu saat aku menggigit bibirku keras-keras saat selangkanganku terasa perih sekali. Selangkanganku terasa robek saat Pakdhe menekan pantatnya hingga batang kemaluannya hampir masuk separuh ke dalam lubang kemaluanku.
    Aku sempat menjerit menahan sakit yang amat sangat di selangkanganku. Pakdhe segera menghentikan gerakannya dan memberiku kesempatan untuk bernapas. Aku merasa lega saat Pakdhe menghentikan gerakannya. Kini aku dapat merasakan lubang kemaluanku seperti terganjal benda keras dan hangat. Benda itu berdenyut-denyut dalam jepitan lubang kemaluanku.
    Kembali rasa sakit yang tadi menyentakku berangsur mulai hilang tergantikan rasa nikmat saat batang kemaluan Pakdhe yang semakin lancar mulai bergerak lagi keluar masuk dalam jepitan lubang kemaluanku. Rasa nikmat terus meningkat sehingga tanpa sadar aku menggoyangkan pantatku untuk segera meraih kenikmatan yang lebih banyak lagi.
    Aku seperti gila. Rasa sakit itu sudah benar-benar hilang tergantikan rasa nikmat yang benar-benar memabukkan. Pakdhe semakin bersemangat mengayunkan pantatnya menghunjamkan batang kemaluannya. Empat kali mendorong lalu didiamkan dan diputar kemudian ditarik lagi. Tanpa sadar pantatku terangkat saat Pakdhe menarik pantatnya.
    Berkali-kali Pakdhe mengulang gerakannya hingga perutku terasa kejang. Tubuhku mulai melayang. Tanganku semakin kuat mencengkeram punggung Pakdhe untuk mencoba menahan kenikmatan yang mulai menerjangku. Pakdhe semakin kuat mengayunkan pantatnya diiringi geramannya yang kudengar bergemuruh di telingaku.
    Mataku semakin membeliak menahan desakan yang kian dahsyat di perut bagian bawahku. Aku hampir menjerit saat ada sesuatu yang kurasa pecah di dalam sana. Namun bibir Pakdhe yang tiba-tiba melumat bibirku menghentikan teriakanku. Pakdhe melumat dengan rakus kedua belah bibirku. Aku merasa tubuhku seolah-olah terhempas di awan. Tubuhku mengejat-ngejat saat aku mencapai puncak pendakian yang melelahkan. Pakdhe yang bibirnya masih melumat bibirku pun mulai berkelojotan di atas perutku. Lalu ia menggeram dengan dahsyat..
    Dan akhirnya kurasakan ada semburan cairan hangat yang memancar dari batang kemaluan Pakdhe yang terjepit dalam lubang kemaluanku. Batang kemaluannya berkedut-kedut dalam jepitan lubang kemaluanku. Tubuh Pakdhe masih bergerak dengan liar selama beberapa saat lalu ambruk menindihku. Napas ku hanya tinggal satu-satu. Napas Pakdhe pun kudengar menggemuruh di telingaku.
    Air mataku mengalir saat kusadari segalanya telah terlambat bagiku. Kegadisanku telah terenggut oleh Pakdhe. Orang yang selama ini kuanggap sebagai pengganti ayahku. Lalu dengan lembut Pakdhe mengusap air mataku dan berjanji akan menyayangiku sepanjang sisa hidupnya. Aku menjadi agak terhibur dengan perkataannya.

  • Majalah Dewasa –  Noh Ji Hye

    Majalah Dewasa – Noh Ji Hye


    1408 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-
    begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai
    dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model
    asli yang sangat mempesona . Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan
    materi baru!

     

  • STOCKINGS AND LINGERIE.FOR.THE FIRST DATE

    STOCKINGS AND LINGERIE.FOR.THE FIRST DATE


    1524 views

  • BIKINI_TEEN SEX

    BIKINI_TEEN SEX


    1632 views

  • SAMIA Oral Seks

    SAMIA Oral Seks


    1519 views

  • Perkosa Pembantu Cantik dan Masih Perawan

    Perkosa Pembantu Cantik dan Masih Perawan


    1459 views

    Duniabola99.org – Begini kisahku dgn juragan pertama yg kubaca lowongannya di koran. Dia mencari pembantu rumah tangga untuk mengurus rumah kontrakannya karena ia sibuk bekerja. Aqu wajib membersihkan rumah, memasak, mencuci, belanja dll, pokoknya seluruh pekerjaan rumah tangga. Untungnya aqu menguasai semuanya sehingga tak menyulitkan. Apalagi gajinya lumayan besar plus aqu bebas makan, minum serta berobat kalo sakit.Cerita Seks 2018,Kisah Seks Panas,Kisah Dewasa Terbaru,Cerita Mesum Abg,Cerita Panas Tante,Cerita Ngentot Mama,Cerita Dewasa Terbaru Paling Hot 2018.

    Manajer sekitar 35 tahunan itu bernama Den Sintho, asal Medan dan sedang ditugasi di kotaqu membangun suatu pabrik. Mungkin sekitar 2 tahun baru proyek itu selesai dan selama itu ia mendapat fasilitas rumah kontrakan. Ia sendirian. Istri dan anaknya tak dibawa serta karena taqut mengganggu sekolahnya kalo berpindah-pindah.

    Sebagai wanita Jawa berusia 25 tahun mula-mula aqu agak taqut menghadapi kekasaran orang etnis itu, tetapi setelah beberapa minggu aqupun terbiasa dgn logat kerasnya. Pertama dulu memang kukira ia marah, tetapi sekarang aqu tahu bahwa kalo ia bersuara keras memang sudah pembawaan. Kadang ia bekerja sampai malam. Sedangkan kebiasaanku setiap petang adalah menunggunya setelah menyiapkan makan malam. Sambil menunggu, aqu nonton TV di ruang tengah, sambil duduk di hamparan permadani lebar di situ. Begitu suara mobilnya terdengar, aqu bergegas membuka pintu pagar dan garasi dan menutupnya lagi setelah ia masuk.

    “Tolong siapkan air panas, Yem,” suruhnya suatu petang, “Aqu kurang enak badan.” Aqupun bergegas menjerang air dan menyiapkan bak kecil di kamar mandi di kamarnya. Kulihat ia menjatuhkan diri di kasurnya tanpa melepas sepatunya. Setelah mengisi bak air dgn air secukupnya aqu berbalik keluar. Tapi melihat Den Sinthoiregar masih tiduran tanpa melepas sepatu, aqupun berinisiatif.

    “Sepatunya dilepas ya, pak,” kataqu sambil menjangkau sepatunya.

    “Heeh,” sahutnya mengiyakan. Kulepas sepatu dan kaos kakinya lalu kuletakkan di bawah ranjang.

    “Tubuh bapak panas sekali ya?” tanyaqu karena merasakan hawa panas keluar dari tubuhnya. “Bapak masuk angin, mau saya keroki?” tawarku sebagaimana aqu sering laqukan di dalam keluargaqu bila ada yg masuk angin.

    “Keroki bagaimana, Yem?” Baru kuingat bahwa ia bukan orang Jawa dan tak tahu apa itu kerokan. Maka sebisa mungkin kujelaskan.

    “Coba saja, tapi kalo sakit aqu tak mau,” katanya. Aqu menyiapkan peralatan lalu menuangkan air panas ke bak mandi.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    “Sekarang bapak cuci muka saja dgn air hangat, tak usah mandi,” saranku. Dan ia menurut. Kusiapkan handuk dan pakaiannya. Sementara ia di kamar mandi aqu menata kasurnya untuk kerokan. Tak lama ia keluar kamar mandi tanpa baju dan hanya membalutkan handuknya di bagian bawah. Aqu agak jengah. Sambil membaringkan diri di ranjang ia menyuruhku, “Tolong kau ambil handuk kecil lalu basahi dan seka badanku yg berkeringat ini.” Aqu menurut. Kuambil washlap lalu kucelup ke sisa air hangat di kamar mandi, kemudian seperti memandikan bayi dadanya yg berbulu lebat kuseka, termasuk ketiak dan punggungnya sekalian.

    “Bapak mau makan dulu?” tanyaqu.

    “Tak usahlah. Kepala pusing gini mana ada nafsu makan?” jawabnya dgn logat daerah, “Cepat kerokin aja, lalu aqu mau tidur.”

    Maka ia kusuruh tengkurap lalu mulai kuborehi punggungnya dgn minyak kelapa campur minyak kayu putih. Dgn hati-hati kukerok dgn uang logam lima puluhan yg halus. Punggung itu terasa keras. Aqu berusaha agar ia tak merasa sakit. Sebentar saja warna merah sudah menggarisi punggungnya. Dua garis merah di tengah dan lainnya di sisi kanan.

    “Kalo susah dari samping, kau naik sajalah ke atas ranjang, Yem,” katanya mengetahui posisiku mengerokku kurang enak. Ia lalu menggeser ke tengah ranjang.

    “Maaf, pak,” aqupun memberanikan diri naik ke ranjang, bersedeku di samping kanannya lalu berpindah ke kirinya setelah bagian kanan selesai.

    “Sekarang dadanya, pak,” kataqu. Lalu ia berguling membalik, entah sengaja entah tak handuk yg membalut pahanya ternyata sudah kendor dan ketika ia membalik handuk itu terlepas, kontan nampaklah penisnya yg cukup besar. Aqu jadi tergagap malu.

    “Ups, maaf Yem,” katanya sambil membetulkan handuk menutupi kemaluannya itu. Sekedar ditutupkan saja, tak diikat ke belakang. Sebagian pahanya yg berbulu nampak kekar.

    “Eh, kamu belum pernah lihat barangnya laki-laki, Yem?”

    “Bbb..belum, pak,” jawabku. Selama ini aqu baru melihat punya adikku yg masih SD.

    “Nanti kalo sudah kawin kamu pasti terbiasalah he he he..” guraunya. Aqu tersipu malu sambil melanjutkan kerokanku di dadanya. Bulu-bulu dada yg tersentuh tanganku membuatku agak kikuk. Apalagi sekilas nampak Den Sintho malah menatap wajahku.

    “Biasanya orang desa seusia kau sudah kawinlah. Kenapa kau belum?”

    “Saya pingin kerja dulu, pak.”

    “Kau tak ingin kawin?”

    “Ingin sih pak, tapi nanti saja.”

    “Kawin itu enak kali, Yem, ha ha ha.. Tak mau coba? Ha ha ha..” Wajahku pasti merah panas.

    “Sudah selesai, pak,” kataqu menyelesaikan kerokan terakhir di dadanya.

    “Sabar dululah, Yem. Jangan buru-buru. Kerokanmu enak kali. Tolong kau ambil minyak gosok di mejaqu itu lalu gosokin dadaqu biar hangat,” pintanya. Aqu menurut. Kuambil minyak gosok di meja lalu kembali naik ke ranjang memborehi dadanya.

    “Perutnya juga, Yem,” pintanya lagi sambil sedikit memerosotkan handuk di bagian perutnya. Pelan kuborehkan minyak ke perutnya yg agak buncit itu. Handuknya nampak bergerak-gerak oleh benda di bawahnya, dan dari sela-selanya kulihat rambut-rambut hitam. Aqu tak berani membaygkan benda di bawah handuk itu. Tetapi baygan itu segera jadi kenyataan ketika tangan Den Sintho menangkap tanganku sambil berbisik, “Terus gosok sampai bawah, Yem,” dan menggeserkan tanganku terus ke bawah sampai handuknya ikut terdorong ke bawah. Nampaklah rambut-rambut hitam lebat itu, lalu.. tanganku dipaksa berhenti ketika mencapai zakarnya yg menegang.Cerita Seks 2018,Kisah Seks Panas,Kisah Dewasa Terbaru,Cerita Mesum Abg,Cerita Panas Tante,Cerita Ngentot Mama,Cerita Dewasa Terbaru Paling Hot 2018.

    “Jangan, pak,” tolakku halus.

    “Tak apa, Yem. Kau hanya mengocok-ngocok saja..” Ia menggenggamkan penisnya ke tanganku dan menggerak-gerakkannya naik turun, seperti mengajarku bagaimana mengonaninya.

    “Jangan, pak.. jangan..” protesku lemah. Tapi aqu tak bisa beranjak dan hanya menuruti perlaquannya. Sampai aqu mulai mahir mengocok sendiri.

    “Na, gitu terus. Aqu sudah lama tak ketemu istriku, Yem. Sudah tak tahan mau dikeluarin.. Kau harus bantu aqu.. Kalo onani sendiri aqu sudah sulit, Yem. Harus ada orang lain yg mengonani aqu.. Tolong Yem, ya?” pintanya dgn halus. Aqu jadi serba salah. Tapi tanganku yg menggenggam terus kugerakkan naik turun. Sekarang tangannya sudah berada di sisi kanan-kiri tubuhnya. Ia menikmati kocokanku sambil merem melek.

    “Oh. Yem, nikmat kali kocokanmu.. Iya, pelan-pelan aja Yem. Tak perlu tergesa-gesa.. oohh.. ugh..” Tiba-tiba tangan kanannya sudah menjangkau tetekku dan meremasnya. Aqu kaget, “Jangan pak!” sambil berkelit dan menghentikan kocokan.

    “Maaf, Yem. Aqu benar-benar tak tahan. Biasanya aqu langsung peluk istriku. Maaf ya Yem. Sekarang kau kocoklah lagi, aqu tak nakal lagi..” Sambil tangannya membimbing tanganku kembali ke arah zakarnya. Aqu beringsut mendekat kembali sambil taqut-taqut. Tapi ternyata ia memegang perkataannya. Tangannya tak nakal lagi dan hanya menikmati kocokanku.

    Sampai pegal hampir 1/2 jam aqu mengocok tetapi ia tak mau berhenti juga.

    “Sudah ya, pak,” pintaqu.

    “Jangan dulu, Yem. Nantilah sampai keluar..”

    “Keluar apanya, pak?” tanyaqu polos.

    “Masak kau belum tahu? Keluar spermanyalah.. Paling nggak lama lagi.. Tolong ya, Yem, biar aqu cepat sehat lagi.. Besok kau boleh libur sehari dah..”

    Ingin tahu bagaimana spermanya keluar, aqu mengocoknya lebih deras lagi. Zakarnya semakin tegang dan merah berurat di sekelilingnya. Genggaman tanganku hampir tak muat. 15 menit kemudian.

    “Ugh, lihat Yem, sudah mau keluar. Terus kocok, teruuss.. Ugh..” Tiba-tiba tubuhnya bergetar-getar dan.. jreet.. jret.. cret.. cret.. cairan putih susu kental muncrat dari ujung zakarnya ke atas sperti air muncrat. Aqu mengocoknya terus karena zakar itu masih terus memuntahkan spermanya beberapa kali. Tanganku yg kena sperma tak kupedulikan. Aqu ingin melihat bagaimana pria waktu keluar sperma. Setelah spermanya berhenti dan dia nampak loyo, aqu segera ke kamar mandi mencuci tangan.

    “Tolong cucikan burungku sekalian, Yem, pake washlap tadi..” katanya padaqu. Lagi-lagi aqu menurut. Kulap dgn air hangat zakar yg sudah tak tegang lagi itu serta sekitar selangkangannya yg basah kena sperma..

    “Sudah ya pak. Sekarang bapak tidur saja, biar sehat,” kataqu sambil menyelimuti tubuh telanjangnya. Ia tak menjawab hanya memejamkan matanya dan sebentar kemudian dengkur halusnya terdengar. Perlahan kutinggalkan kamarnya setelah mematikan lampu. Malam itu aqu jadi sulit tidur ingat pengalaman mengonani Den Sintho tadi. Ini benar-benar pengalaman pertamaqu. Untung ia tak memperkosaqu, pikirku.

    Tetapi hari-hari berikut, kegiatan tadi jadi semacam acara rutin kami. Paling tak seminggu dua kali pasti terjadi aqu disuruh mengocoknya. Lama-lama aqupun jadi terbiasa. Toh selama ini tak pernah terjadi perkosaan atas vaginaqu. Tetapi yg terjadi kemudian malah perkosaan atas mulutku. Ya, setelah tanganku tak lagi memuaskan, Den Sintho mulai memintaqu mengonani dgn mulutku. Mula-mula aqu jelas menolak karena jijik. Tapi ia setengah memaksa dgn menjambak rambutku dan mengarahkan mulutku ke penisnya.

    “Cobalah, Yem. Tak apa-apa.. Jilat-jilat aja dulu. Sudah itu baru kamu mulai kulum lalu isep-isep. Kalo sudah terbiasa baru keluar masukkan di mulutmu sampai spermanya keluar. Nanti aqu bilang kalo mau keluar..” Awalnya memang ia menepati, setiap hendak keluar ia ngomong lalu cepat-cepat kulepaskan mulutku dari penisnya sehingga spermanya menyemprot di luar mulut. Tetapi setelah berlangsung 2-3 minggu, suatu saat ia sengaja tak ngomong, malah menekan kepalaqu lalu menyemprotkan spermanya banyak-banyak di mulutku sampai aqu muntah-muntah. Hueekk..! Jijik sekali rasanya ketika cairan kental putih asin agak amis itu menyemprot tenggorokanku. Ia memang minta maaf karena hal ini, tapi aqu sempat mogok beberapa hari dan tak mau mengoralnya lagi karena marah. Tetapi hatiku jadi tak tega ketika ia dgn memelas memintaqu mengoralnya lagi karena sudah beberapa bulan ini tak sempat pulang menjenguk istrinya. Anehnya, ketika setiap hendak keluar sperma ia ngomong, aqu justru tak melepaskan zakarnya dari kulumanku dan menerima semprotan sperma itu. Lama-lama ternyata tak menjijikkan lagi.

    Demikianlah akhirnya aqu semakin lihai mengoralnya. Sudah tak terhitung berapa banyak spermanya kutelan, memasuki perutku tanpa kurasakan lagi. Asin-asin kental seperti fla agar-agar. Akibat lain, aqu semakin terbiasa tidur dipeluk Den Sintho. Bagaimana lagi, setelah capai mengoralnya aqu jadi enggan turun dari ranjangnya untuk kembali ke kamarku. Mataqu pasti lalu mengantuk, dan lagi, toh ia tak akan memperkosaqu. Maka begitu acara oral selesai kami tidur berdampingan. Ia telanjang, aqu pakai daster, dan kami tidur dalam satu selimut. Tangannya yg kekar memelukku. Mula-mula aqu taqut juga tapi lama-lama tangan itu seperti melindungiku juga. Sehingga kubiarkan ketika memelukku, bahkan akhir-akhir ini mulai meremasi tetek atau pantatku, sementara bibirnya menciumku. Sampai sebatas itu aqu tak menolak, malah agak menikmati ketika ia menelentangkan tubuhku dan menindih dgn tubuh bugilnya.

    “Oh, Yem.. Aqu nggak tahan, Yem.. buka dastermu ya?” pintanya suatu malam ketika tubuhnya di atasku.

    “Jangan pak,” tolakku halus.

    “Kamu pakai beha dan CD saja, Yem, gak bakal hamil. Rasanya pasti lebih nikmat..” rayunya sambil tangannya mulai mengkat dasterku ke atas.

    “Jangan pak, nanti keterusan saya yg celaka. Begini saja sudah cukup pak..” rengekku.

    “Coba dulu semalam ini saja, Yem, kalo tak nikmat besok tak diulang lagi..” bujuknya sambil meneruskan menarik dasterku ke atas dan terus ke atas sampai melewati kepalaqu sebelum aqu sempat menolak lagi.

    “Woow, tubuhmu bagus, Yem,” pujinya melihat tubuh coklatku dgn beha nomor 36.

    “Malu ah, Pak kalo diliatin terus,” kataqu manja sambil menutup dgn selimut. Tapi sebelum selimut menutup tubuhku, Den Sintho sudah lebih dulu masuk ke dalam selimut itu lalu kembali menunggangi tubuhku. Bibirku langsung diserbunya. Lidahku dihisap, lama-lama aqupun ikut membalasnya. Usai saling isep lidah. Lidahnya mulai menuruni leherku. Aqu menggelinjang geli. Lebih lagi sewaktu lidahnya menjilat-jilat pangkal payudaraqu sampai ke sela-sela tetekku hingga mendadak seperti gemas ia mengulum ujung behaqu dan mengenyut-ngenyutnya bergantian kiri-kanan. Spontan aqu merasakan sensasi rasa yg luar biasa nikmat. Refleks tanganku memeluk kepalanya. Sementara di bagian bawah aqu merasa pahanya menyibakkan pahaqu dan menekankan zakarnya tepat di atas CD-ku.

    “Ugh.. aduuh.. nikmat sekali,” aqu bergumam sambil menggelinjang menikmati cumbuannya. Aqu terlena dan entah kapan dilepasnya tahu-tahu payudaraqu sudah tak berbeha lagi. Den Sintho asyik mengenyut-ngenyut putingku sambil menggenjot-genjotkan zakarnya di atas CD-ku.

    “Jangan buka CD saya, pak,” tolakku ketika merasakan tangannya sudah beraksi memasuki CDku dan hendak menariknya ke bawah. Ia urungkan niatnya tapi tetap saja dua belah tangannya parkir di pantatku dan meremas-remasnya. Aqu merinding dan meremang dalam posisi kritis tapi nikmat ini. Tubuh kekar Den Sintho benar-benar mendesak-desak syahwatku.

    Jadilah semalaman itu kami tak tidur. Sibuk bergelut dan bila sudah tak tahan Den Sinthoiregar meminta aqu mengoralnya. Hampir subuh ketika kami kecapaian dan tidur berpelukan dgn tubuh bugil kecuali aqu pakai CD. Aqu harus mampu bertahan, tekadku. Den Sintho boleh melaqukan apa saja pada tubuhku kecuali memerawaniku.

    Tapi tekad tinggal tekad. Setelah tiga hari kami bersetubuh dgn cara itu, pada malam keempat Den Sintho mengeluarkan jurusnya yg lebih hebat dgn menjilati seputar vaginaqu meskipun masih ber-CD. Aqu berkelojotan nikmat dan tak mampu menolak lagi ketika ia perlahan-lahan menggulung CD ku ke bawah dan melepas dari batang kakiku. Lidahnya menelusupi lubang V-ku membuatku bergetar-getar dan akhirnya orgasme berulang-ulang. Menjelang orgasme yg kesekian kali, sekonyong-konyong Den Sinthoiregar menaikkan tubuhnya dan mengarahkan zakarnya ke lubang nikmatku. Aqu yg masih belum sadar apa yg terjadi hanya merasakan lidahnya jadi bertambah panjang dan panjang sampai.. aduuhh.. menembus selaput daraqu.

    “Pak, jangan pak! Jangan!” Protesku sambil memukuli punggungnya. Tetapi pria ini begitu kuat. Sekali genjot masuklah seluruh zakarnya. Menghunjam dalam dan sejurus kemudian aqu merasa memiawku dipompanya cepat sekali. Keluar masuk naik turun, tubuhku sampai tergial-gial, terangkat naik turun di atas ranjang pegas itu. Air mataqu yg bercampur dgn rasa nikmat di vagina sudah tak berarti. Akhirnya hilang sudah perawanku. Aqu hanya bisa pasrah. Bahkan ikut menikmati persetubuhan itu.

    Setelah kurenung-renungkan kemudian, ternyata selama ini aqu telah diperkosa secara halus karena kebodohanku yg tak menyadari muslihat lelaki. Sedikit demi sedikit aqu digiring ke situasi dimana hubungan seks jadi tak sakral lagi, dan hanya mengejar kenikmatan demi kenikmatan. Hanya mencari orgasme dan ejaqulasi, menebar air mani!

    Hampir dua tahun kami melaqukannya setiap hari bisa dua atau tiga kali. Den Sintho benar-benar memanfaatkan tubuhku untuk menyalurkan kekuatan nafsu seksnya yg gila-gilaan, tak kenal lelah, pagi (bangun tidur), siang (kalo dia istirahat makan di rumah) sampai malam hari sebelum tidur (bisa semalam suntuk). Bahkan pernah ketika dia libur tiga hari, kami tak beranjak dari ranjang kecuali untuk makan dan mandi. Aqu digempur habis-habisan sampai tiga hari berikutnya tak bisa bangun karena rasa perih di V-ku. Aqu diberinya pil kb supaya tak hamil. Dan tentu saja banyak uang, cukup untuk menyekolahkan adik-adikku. Sampai akhirnya habislah proyeknya dan ia harus pulang ke kota asalnya. Aqu tak mau dibawanya karena terlalu jauh dari orang tuaqu. Ia janji akan tetap mengirimi aqu uang, tetapi janji itu hanya ditepatinya beberapa bulan. Setelah itu berhenti sama sekali dan putuslah komunikasi kami. Rumahnya pun aqu tak pernah tahu dan aqupun kembali ke desa dgn hati masygul.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Nikmatnya Perkosa Adik Mantan Pacarku

    Nikmatnya Perkosa Adik Mantan Pacarku


    1691 views

    Duniabola99.org – ini merupakan sebuah cerita yang pernah terjadi pada bulan januari tahun lalu ketika aku punya pacar, dan pacarku juga memiliki adik yang sangat seksi sekali sama dengan akaknya. Tapi pacaarku tidak pernah memberiku suatu kenikmatan yang sangat berlebih dibandingkan dengan adiknya yang sengaja aku perkosa saja demi memuaskan hasrat birahiku ini. Cerita kali ini memang merupakan kenikmatan seks dari adik pacarku yang seksi dang bergairah sekali.

    Begini awal kisanya dari cerita bebas kali ini, kisah kali ini merupakan kisah nyataku bersama dengan seorang cewek sebut saja namanya putri, Putri adalah adik dari cewekku, cewekku itu telah mengkhianatiku sehingga timbul niatan yang tidak baik didiriku untuk membalas, tetapi karena aku dengan cewekku beda kota, jadinya niat itu agak sulit terwujud, namun putri adik dari cewekku itu kebetulan kuliah di Jogja, ya…Jogja adalah kota tempat tinggalku, dengan banyak hiruk pikuk banyak anak sekolah. Putri berumur 19 tahun, dan aku sendiri berumur 24 tahun.

    Putri menganggapku sebagai kakakknya, karena dari dulu putri sangat menginginkan punya kakak laki2, sedangkan mereka hanya 2 bersodara, begitu juga aku yang menginginkan seorang adik cewek, pada mulanya kami sering pergi bareng, bahkan putri pernah menunggui aku ketika aku mengalami sakit parah di RS, tetapi kembali lagi bahwa tidak ada niatan dan rasa apa-apa, karena kami selalu menganggap bahwa kami adalah saudara kandung.

    Oh iya Putri cewek dengan tinggi sekitar 165cm, dengan berat 45 kg, cukup kurus memang, wajah spesifik khas orang jawa, ya mirip-mirip Anggun C. Sasmi dengan potongan rambut pendek lah… tonjolan di dadanya tampaknya cukup kecil dengan ukuran 32b.

    Setelah mengetahui aku dikhianati oleh cewekku, maka timbul niatan didalam hatiku untuk membalas cewekku itu, namun aku bingung bagaimana caranya, disaat aku melamun mencari cara untuk membalas, tiba-tiba terdengar bunyi dering SMS, yang ternyata dari putri, putri pingin tanya tugas ujian yang akan ditempuhnya, maklum karena aku adalah asisten dosen, sehingga putri sering banyak tanya ke aku. Lalu aku menjawab sms tsb “ ya udah kamu ke sini aja, nanti aku ajarin, kira-kira 1 jam lagi ya, karena aku mau mandi dulu”, karena saat itu Putri mau datang, aku bergumam kalau “ Nah ini aja cara untuk balas dendam ke Tyas ( nama kakak dari putri ) ” dengan cepat aku siapkan handycam dan aku pasang sedemikian rupa sehingga tidak kelihatan oleh orang yang tidak tahu, kemudian aku langsung keluar naik motor membeli obat peangsang untuk wanita.

    Semua persiapan sudah dilakukan, tinggal menunggu kesempatan saja. Tepat jam 2 siang dirumahku, “ting-tong” bel berbunyi, pintu dibukakan oleh adikku, Putri kupersilakan masuk, tetapi aku masih bingung bagaimana akan menikmati tubuh Putri, karena ortu dan adikku ada dirumah, sambil berpikir keras mencari cara, ternyata tiba-tiba ada telepon dari nenekku kalau ada rapat keluarga mendadak membahas masalah warisan, biasanya ortuku selalu mengajakku untuk nyopir, tetapi karena sedang ada putri, maka akhirnya adikku yang menyopir. “Kebetuan sekali” gumamku, sambil menutup pagar setelah mereka pergi, aku menyiapkan segelas teh yang tentunya udah kuberi dengan obat perangsang yang tadi aku beli.

    Dosisnya kuberi agak banyak untuk jaga-jaga kalau putri minum sedikit, karena putri sangat haus, maka putri langsung menghabiskan teh itu, karena kebanyakan dosis putri malah pusing dan langsung pingsan.

    Aku tipikal orang yang tidak bergairah jika menyetubuhi cewek yang lagi tidur, maka aku ambil seutas tali, tangan kiri dan kanan aku ikat di pojok tempat tidur, kaki aku biarkan saja, supaya nanti ada sedikit usaha untuk menikmati tubuhnya..setelah persiapan selesai, Putri aku bangunkan dengan memerciki air ke wajahnya, akhirnya putri terbangun, putri berteriak “ Mas apa2an ini??!!??”, “gak apa-apa Put, kamu belom pernah ngrasain surga dunia kan?, kamu akan aku kasih gratis put, kamu harusnya bangga lho put, soalnya gak semua cewek bisa nikmatin kaya gini, cewek2 lain tunggu mereka nikah” jawabku…lalu putri memohon” Aku mau diapakan mas? Jangan mas” mulutnya langsung kubekap dengan bibirku, aku ciumi bibirnya secara liar, tampaknya putri belum terangsang dan masih menolak membalas ciumanku, langsung aku cium lehernya dengan liar, putri agak sedikit merasa geli campur kenikmatan, dengan tangan yang terikat putri tetap berteriak “ Jangan Mmmmaaasshh, mmmhhh, ahhhh, janghhggaannn”

    karena putri mulai mendesah, tanganku mulai bergerilya, mula-mula aku remas-remas punggungnya, sambil tetap kuciumi leher dan tengkuknya, tanganku masih memain2kan punggungnya biar tali Bhnya lepas, dan tak lama setelah itu tali Bhnya pun lepas, aku udah tidak tahu lagi apa yang putri teriakkan, karena diriku udah terkubur oleh nafsu, perlahan-lahan tanganku mulai kedepan sambil tetap meremas, namun kupindah kebelakang lagi, dengan permainan lidahku dilehernya, tampaknya udah membuat Putri lupa ingatan, mungkin karena pengaruh perangsang tadi, Putri tanpa sengaja mendesah, “ Janggann mmmassshh, mmmppphhh, jaangann, jangan, hentikaann, ahhh, jangan hentikan, ahh teruss” tanpa sengaja Putri berusaha untuk memutar badannya, tampaknya malah putri yang menginginkan payudaranya diremas,

    karena dari tadi aku hanya meremas punggungnya, aku bergumam “ bentar lagi kena kamu “ akhirnya putri udah tidak tahan lagi, badannya memutar dadanya langsung diarahkan ke tanganku, tetapi tetap kupermainkan putri, tidak langsung aku pegang payudaranya. Karena pengaruh obat perangsang tadi, putri malah memohon dengan suara memelas “ please mas….tolong aku…, pegang susuku, remas, dan cium…tolong mas…jangan hentikan….” Putri masih kupermainkan, payudaranya tidak langsung aku pegang, setelah berkali-kali aku mendengar rintihannya, langsung kulepas kaosnya, pada mulanya aku bingung gimana cara melepasnya, karena tangannya terikat, tanpa pikir panjang langsung aku ambil gunting di dekat kasur, yang rencananya akan digunakan untuk mengancam,

    langsung aku gunting bajunya dan Bhnya, karena aku udah tidak tahan lagi, langsung aku jilat putingnya yang kanan, dan yang kiri aku remas, sambil aku mainkan putingnya dengan jari, Putri yang saat itu masih terhanyut dalam obat perangsang tiba-tiba agak tersadar dan berteriak “ mas…kenapa ahh mas ahh lakukan ini?? Ahh..ahh” kujawab “ karena aku sayang kamu, jadi kuberi kamu kenikmatan yang cewek lain gak bisa nikmatin, bahkan mbak kamu aja gak pernah lho…”sambil bergantian kiri kanan menjilat putingnya, tanganku yang satunya lagi bergerilya kebawah, Putri saat itu masih memakai celana jeans. Aku buka pengait di jeansnya, terlihat saat itu putri masih agak memberontak, karena meskipun fisiknya menerima rangsangan yang hebat, namun hatinya masih menolak karena disetubuhi orang yang putri anggap kakak kandungnya sendiri, kakinya berusaha menendang2, tetapi justru itu memudahkan bagiku untuk melepas jinsnya, dengan cepat aku tarik jinsnya sehingga putri kini hanya tinggal menggunakan celana dalam saja..sambil menjilati putingnya, dengan cepat kutarik cdnya dengan cepat, bahkan mungkin cdnya robek karena aku menariknya kuat2.

    Kini putri udah telanjang bulat, melihat putri telanjang bulat, aku langsung bangun dan memandangi wajah putri dengan tangan terikat, tanpa benang sehelaipun, putri saat itu langsung menangis, mungkin merasa malu karena tubuhnya yang telanjang bulat dilihat oleh cowok yang dianggapnya kakak sendiri. Dengan cepat aku langsung melepas seluruh pakaianku sehingga aku juga telanjang bulat, melihat aku telanjang, putri langsung menjerit, dan merem melek, liat penisku. Penisku sih kayaknya standar saja, karena ukurannya 14 cm, tapi karena putri itu dasarnya orang yang tidak aneh2, dan bisa dikatakan lugu, maka dia tetap kaget.

    Putri memohon “ mas…jangan mas, aku itu sayang mas, dan kuanggap sebagai kakakku sendiri, kenapa mas tega lakukan ini??”… “ Put…aku juga sayang kamu, makanya kamu kuberi hadiah yang tidak bakal terlupakan, sudah kamu nikmatin aja ya put” bibirku langsung cepat melumat bibirnya dengan memeras dan memilin putting susunya, putri mulai mengerang “ ahhh…ahh…mmmhhh”ciumanku mulai menurun ke arah putting susunya, dan mulai kebawah lagi hingga ke liang kenikmatannya, sambil tetap memeras dan memilin2 susunya, aku mencoba menjilat vaginanya ( jujur aja saat itu aku juga baru pertama kali melakukannya ) pertama aku juga agak jijik dan sedikit mual, tetapi karena reaksi yang diterima putri menunjukkan respon positif dengan mendesah agak keras,
    maka aku juga semakin berani menjilat-jilat kekiri dan kekanan di lubang kenikmatannya. Putri saat itu udah merem melek merasakan nikmat, sambil terus mendesah “mmmphhh….ahhhh….ammpphh…aahhh…mmmphh” karena merasa udah sedikit aman, aku mencoba melepas ikatan tali ditangannya, untuk melihat respon dia yang sudah terangsang, ternyata yang dilakukan sama putri secara tidak sengaja malah membimbing tanganku untuk memilin2 putingnya sambil berteriak “terrusss maasss….mmmpphhh,,,..aahhh…” selama 15 menit aku jilat lubang kenikmatannya tiba-tiba dia memegang tanganku dengan kencang sekali, tubuhnya kaku, dan dia menggelinjang hebat sambil berteriak “ kepalanya jangan disitu mas…..aku mau ngeluarin…” aku gak perduli dan tetap menjilat2, sampai akhirnya dia orgasme banyak sekali sampai mulutku blepotan terkena cairan kenikmatannya..”ahhh…ahhh…ahhh” dia berteriak sambil menggelinjang.

    Beberapa saat setelah putri orgasme dengan hebat, putri langsung memeluk badanku, tampaknya putri udah tidak perduli lagi…langsung kesempatan itu aku lakukan dengan berusaha memasukkan penisku kedalam vaginanya, karena dia habis orgasme, maka vaginanya masih terdapat banyak cairan, karena aku udah tidak tahan lagi, sambil memeras dan menjilat putingnya, aku mencoba memasukkan penisku, “ Putri yang saat itu udah mulai sadar dari kenikmatannya langsung berteriak “ Jangan dimasukkan mas…aku mohon, aku lakukan apapun biar mas bisa merasakan enak, apapun mas…” “bener nih??” tanyaku “ Iya mas, apapun, aku juga janji gak bakal cerita sama siapapun mas…” Setelah itu aku cium bibirnya dengan penuh kelembutan, putri pun mau membalas ciumanku, kujulurkan lidahku di bibirnya, dan dia membalas dengan saling menjulurkan lidah, kami saling berciuman hebat selama 10 menit, sambil berciuman tanganku tetap meremas dan memilin putting susunya, sehingga putri udah mulai terangsang kembali,

    sambil terus mendesah aku terus menciumi lehernya hingga kebawah, tampaknya Putri udah mulai tidak perduli atas perkosaan yang dialaminya, mungkin karena pengaruh obat perangsang, putri terus mendesah, dan mendesah, desahan-desahan yang kudengar sangat membuat nafsuku semakin tinggi, aku mulai semakin turun menjilat vaginanya kembali, dan vaginanya udah mulai basah kembali,

    karena sudah mulai terangsang, aku mencoba kembali untuk memasukkan penisku, putri agak tersentak kaget “ Mas aku mohon..jangan mas”, “ Cuma menggesek-gesek kok put, gak apa2, gak bakalan masuk”, jawabku..lalu putri mengiyakan, dengan menggesek-gesekan penisku ke lubang kenikmatannya, membuatku leluasa menciumi lehernya sambil meremas dan memilin putingnya, kadang aku memberhentikan gesekanku, tetapi malah putri menggoyang pinggulnya supaya klitorisnya mengenai penisku, dan hal tersebut berlangsung selama 15 menit, karena putri sudah tidak tahan atas rangsangan yang begitu hebat, maka secara tidak sadar putri terlena dan berbisik kepadaku “ Mas…akkhhh akkuu, uddaah gak tahaan..akkhhh, massukkin aja mas…sssshhh” mendapat lampu hijau aku langsung mencoba untuk masukin, karena aku pada dasarnya juga belum melakukan seperti itu, maka aku coba masukin secara pelan-pelan, lubangnya sempit sekali,

    karena memang putri masih perawan. Aku coba terus menerus dan berusaha sekuat tenaga, Putri berteriak “ Pelan-pelan Mas”, selama hampir 5 menit aku mencoba juga belum masuk2, akhirnya dengan perjuangan sekuat tenaga blessshhh, penisku berhasil masuk ke vaginanya, putri mem*kik “ Ahhh… sakit mas“, keluar darah segar dari vagina putri tanda keperawanannya telah bobol. “ Sakitnya cuma sebentar sayang, habis itu enak sekali” jawabku, aku terus memompa batang penisku di lubang kenikmatan putri, aku merasakan penisku dipijit-pijit oleh lubang kenikmatannya, rasanya nikmat sekali, benar-benar merasakan surga dunia, Putri pun juga tampak menikmatinya sambil mendesah “ Ahhhkk…ahhh…ahh…teruss mass..ssshh…mmmhh, jangann berrhenti…ahhkk, ennaakk sekali mass…”, “sepeti surga dunia kan put?” tanyaku.. “ Iyyaa…ahhkk..masshh..” jawab putri..

    Aku terus memompa dengan sangat cepat sekali, sampai payudara putri bergerak naik turun..suatu pemandangan yang sungguh indah melihat Putri telanjang bulat sedang aku setubuhi..setelah 25 menit aku memompa, tiba-tiba badan putri kembali kaku, mengejang, dan menggelinjang dengan hebat tanda putri sudah mau orgasme…langsung kupercepat kocokanku supaya aku juga dapat ngluarin bareng.. tetapi karena putri udah tidak tahan maka dia berteriak “ Maasss…..eennaakk sekaalii…aku mau keluarin” putri orgasme untuk yang kedua kalinya, aku merasakan ada cairan panas di kepala penisku, aku tetap mengocok tubuh putri sehingga selang beberapa saat aku juga mau orgasme ” Put aku juga mau keluar…” kataku, langsung aku keluarkan di dalam rahim Putri, putri merasakan ada cairan hangat yang masuk kerahimnya, setelah orgasme, kami berdua saling berpelukan cukup lama, dan aku membiarkan penisku berada di liang vaginanya…

    Entah apa yang berada di dalam pikiran putri, sehingga dia hanya terdiam seribu bahasa, lalu aku kecup keningnya sambil berkata “ Gimana Put? Enak kan ? “ dia mengangguk dengan mata yang agak sembab, mungkin dalam hati kecilnya dia agak menyesal atas apa yang terjadi, tetapi dia tidak bisa menahan keinginan fisik dan nafsunya untuk disetubuhi..akhirnya kami tertidur dalam keadaan telanjang, sampai akhirnya kami kaget dengan bunyi bel tanda ortuku dan adikku pulang..Saat itu kami panik, kami berdua masih telanjang, sedangkan baju putri udah robek semua terkena gunting…cdnya juga udah robek..

    Setelah pintu digedor beberapa lama namun kami tidak membukakan karena masih bingung akan pakai pakaian apa putri nanti, putri langsung kusuruh sembunyi di lemari pakaian, dan aku pura2 dari kamar mandi. “ Kenapa pintunya lama sekali dibuka ? “ tanya ayahku, “ Oh maaf, tadi aku baru mandi pap “. “Lho Putri mana ? kok motornya masih disini ?” tanya ibuku. “ Oh tadi ketempat temennya di dekat sini aku yang anterin mam, terus nanti aku jemput. Lho papa mama kok udah pulang ? “ tanyaku “ Oh ini ada yang ketinggalan berkas sertifikat rumah, bentar lagi juga berangkat “ Jawab ayahku. “ Yes “ gumamku dalam hati, masih ada kesempatan untuk bisa lepas dari masalah ini.

    Setelah ortuku berangkat, aku buka pintu lemari, dan aku bilang ke Putri kalau semuanya sudah aman. Aku kembali mencium keningnya, mulut kami saling berpagutan dan akhirnya saling bersetubuh kembali sampai 1 jam lamanya, entah berapa kali dia orgasme, yang jelas aku merasakan orgasme sampai 3 kali, putri tampaknya benar-benar menikmati persetubuhan ini. Setelah itu akhirnya putri pulang dengan pinjam kaosku, setelah kejadian itu kami tidak pernah saling kontak, dan komunikasi. Tapi setelah kejadian itu, Putri malah punya pacar, dan dia membuka diri untuk berhubungan dengan cowok, tidak seperti dulu yang tidak bisa menerima cowok, mungkin karena ketagihan kali ya?

    Tetapi setiap mengingat desahan dan goyangan putri membuatku langsung dibakar nafsu..Putri benar-benar hebat untuk pengalaman pertamaku, aku menyesal kenapa dia tidak kujadikan pacar saja, karena kalo dia pacarku bisa jadi aku merasakan kenikmatan setiap saat.

  • Nadya, Gadis Alim Yang Tergoda

    Nadya, Gadis Alim Yang Tergoda


    1547 views

    Duniabola99.org – Hari itu hujan rintik-rintik di awal tahun 2014, Nadya, seorang gadis yang alim dan manis berniat mendaftarkan diri di sebuah tempat bimbingan belajar yang katanya paling berkualitas di kota mereka untuk persiapan UMPTN 2014. Sesampainya di sana Nadya dan temannya disambut seseorang di tangga. Dia berkata, “Mo mendaftar yah Dek..? Kalo mau mendaftar di atas.” Dia kelihatan agak dewasa dari yang lainnya yang ada di sana. Belakangan Nadya tahu dia bernama Budi, tentor kelas IPA yang juga mengajarnya di kelas.

    Tidak cakep sih mas itu, namun rayuannya membuat Nadya sangat tersanjung. Dan wibawa serta senyumannya sangat membuat Nadya, yang lugu dan alim terkesima, apalagi saat mas Budi menjelaskan terlihat sekali kecerdasannya terpancar. Nadya semakin kagum melihatnya. Dari hari ke hari mereka semakin akrab. Nadya pun biasa diantarnya pulang, mereka pun sering ngobrol bersama tentang masalah mereka karena mereka juga sudah saling terbuka bahkan menyangkut cerita pribadi mereka. Mereka juga sering bercanda. Mas Budi pun sesekali menyentuh Nadya, dan walaupun Nadya seringkali menolak, tetap saja Nadya merasakan sesuatu yang lain dalam sentuhannya yang begitu lembut dan mesranya.

    Sampai pada suatu hari dia mengajak Nadya nonton. Awalnya Nadya ragu, namun kemudian Nadya pun menerima ajakan itu. Mereka pun pergi sekitar jam 7 malam ke twenty one. Nadya tampak canti saat itu dengan busana biru sedada dan kemeja putih bersih serta rok panjang lembut yang selalu Nadya pakai. Tidak lupa kaus kaki yang selalu menutupi kakinya yang putih bersih. Saat film tengah diputar, mas Budi tidak henti-hentinya melihat Nadya. Nadya pura-pura serius nonton, tapi Nadya sebenarnya juga melihatnya. Kemudian mas Budi mulai berani memegang tangannya, Nadya pun tak kuasa menolaknya dan saat mas Budi berkata, “Mas sayang kamu.” Serr.., rasanya Nadya tersambar petir asmara dan tidak kuasa menolaknya, apalagi ketika mas Budi mulai berani menyandarkan kepalanya di bahunya dan meletakkan tangannya di paha Nadya yang masih tertutup rok panjang. Nadya semakin tidak kuasa menepisnya.

    Kemudian mas Budi pun memandang Nadya sejenak dan langsung menyambar bibirnya. Awalnya Nadya berusaha menolak. Namun karena serangan bibir mas Budi yang bertubi2 dan serangan birahi yang menggebu2, dengan agak canggung akhirnya Nadya menyambutnya. Nadya yang sudah terbakar napsu birahi untuk pertama kali dalam hidupnya lagi2 tak kuasa menolak saat sidah mas Budi menyusup kedalam mulutnya dan bertemu dengan lidahnya. Lidah mereka saling bertautan dan aroma nafas mereka saling memburu mereguk nikmatnya air liur mereka yang saling mereka tukarkan.

    Kebetulan di sederetan kursi mereka duduk tidak ada orang, jadi tidak ada yang melihat aktivitas mereka ini. Baru sekali ini Nadya melakukan hal seperti ini. Apalagi sekarang Nadya melakukannya di bioskop, sehingga nadya juga merasa agak malu saat kemudian ia membayangkan. Bagaimana bila tiba2 orang2 mengetahui apa yang ia lakukan dengan mas Budi. Dimana martabatnya sebagai seorang gadis yang alim dan manis? Namun pikiran itu tidak bisa mengalahkan gejolak birahi Nadya, justru malah membuatnya semakin terangsang. Itulah sebabnya Nadya sangat menikmatinya.

    Mas Nadya yang satu ini pun semakin berani menyingkap rok panjang Nadya dan mulai mengelus-elus paha mulus Nadya yang kuning langsat itu,dan dia berkata, “Paha kamu mulus yah.., Mas jadi tambah sayang sama kamu. Pasti paha kamu belum pernah disentuh cowok kayak sekarang khan??” Kebetulan rok yang Nadya pakai saat itu memang mendukung, sebuah rok biru panjang lembut namun ada belahannya di pinggir yang menyebabkan tangan masnya ini mudah menyusup masuk mencari kehangatan cinta di antara dua paha Nadya. Namun karena malu Nadya pun menahan tangannya, dan berkata, “Jangan Kak.” Mas Budi tidak memperhatikan kata-kata Nadya, dan tangannya terus memaksa masuk.

    Sekarang celana dalam Nadya bagian paha dalam sudah ia raih. Sedikit lagi ia tarik, maka mas Budi akan mendapatkan kemaluan Nadya yang sudah basah ini. Mas Budi berkata, “De.., nggak pa-pa kok, enak deh, masa nggak percaya sih sama Mas. Ya Yang… ya..!” Nadya pun tetap bertahan untuk tidak memberikan apa yang mas Budi mau, namun tenaganya lebih kuat dari padanya, sehinggga slep.., jarinya menyentuh klitoris Nadya.
    Nadya merasakan kenikmatan yang luar biasa, apalagi ketika mas Budi mulai memainkan tangannya di lubang Nadya bagian luar, mengelus-elus bulunya yang tipis dan menggesek-gesekkan klitorisnya yang sudah basah dengan cairannya. Sungguh sensasi yang luar biasa yang tak pernah tidak Nadya rasakan. Tidak sadar Nadya pun mulai menggelinjang dan mengeluarkan suara-suara yang erotis sambil masih merasakan malu, “Ahh… ahh… Mas..,maaasss.., jang…jangaaan…. Mass..aaaakhh….!”

    Kepalanya yang tanpa sadar juga sudah sudah menempel di kedua payudaranya. Film pun habis, lampu kembali menjadi terang. Mas Budi pun memandangi Nadya dengan mesranya. “Pulang yuk..!” katanya sambil menggandeng tangan Nadya. Sambil berjalan turun, Nadya pun membetulkan rok dan busananya yang sudah diacak-acak oleh mas Budi tadi.

    “Maafin kelakuan Mas yah tadi.” mas Budi pun memecahkan kebisuan di antara mereka berdua. “Nggak pa-pa, tapi jangan diulangi lagi yah Kak.. Nadya takut.” jawab Nadya. Mas Budi langsung merangkul pinggul Nadya dan mencium pipinya, sungguh sangat mesranya. Mereka pun pulang dengan menggunakan jasa taxi.

    “Turun dulu Kak..!” kata Nadya saat taxi sudah sampai di depan rumahnya. Mas Budi pun menyanggupi dengan langsung membayar taxi dan ikut turun bersama Nadya.

    Nadya pun mengambil kunci di bawah pot, di situ biasa keluarganya menyimpan kunci kalau tidak ada orang di rumah. Maklumlah, ibu dan bapak Nadya sering pergi ke rumah masnya yang paling tua, sehingga Nadya biasanya hanya tinggal di rumah bersama saudara-saudaranya.

    Nadya langsung mempersilakannya masuk ke rumah mungilnya. “Duduk Mas.., mo minum apa..?” “Nggak usah repot-repot deh, ehh iya orangtuamu nggak ada..?” “Nggak ada Mas, lagi pergi kayaknya.” “Oohh..” Begitu percakapan mereka setelah mereka masuk. Nadya pun langsung masuk kamar untuk mengganti baju.

    “Tunggu sebentar yah Kak.” kata Nadya, namun mas Budi langsung mengikuti Nadya ke dalam kamar dan menggendongnya ke atas ranjang, lalu mengunci pintu kamarnya. “Mas mau apa..?” tanya Nadya lugu. “Lanjutin yang tadi yah..?” ucapnya. “Jangan Kak, Nadya takut..!” kata Nadya lagi tapi Mas Budi langsung memeluk Nadya dan menciumi Nadya dengan liarnya. Nadya yang juga sudah dari tadi terangsang menyambutnya dengan ciuman Nadya yang bernafsu.

    “Achh.., ack.., ack..!” bunyi mulut mereka yang saling terpaut mesra. Mas Budi pun melepaskan semua bajunya dan bugil di depan Nadya yang wajahnya mulai merah karena terbakar napsu birahi. Kemaluan Mas Budi yang menggelantung di depannya sangat besar, baru kali ini Nadya melihat secara langsung. Selama ini Nadya hanya melihat sesekali saat ia membuka situs porno di internet. Biarpun alim, namun Nadya suka membuka situs2 porno di internet. Nadya tidak kuasa menolak ketika mas Budi melepaskan seluruh baju Nadya, sehingga Nadya polos tanpa sehelai benang pun yang menempel pada tubuhnya, kecuali busana birunya yang memang sengaja tidak ditanggalkan oleh mas Budi. “kamu tampak lebih menggairahkan saat masih pake busana, sayang.” Bisik mas Budi lembut.

    Di kamar Nadya sendiri, di atas ranjangnya sendiri, dimana ibunya biasa tidur bersamanya, sekarang Nadya sedang memegangi batang kemaluan tentornya yang amat panjang dan keras yang mas Budi sodorkan ke mulut Nadya. Walaupun sempat menolak karena agak jijik, namun akhirnya Nadya mau juga dan malah keenakan menghisap miliknya seperti lolypop yang dulu sering diberikan mama waktu Nadya kecil. Mas tentornya pun mengerang keenakan, “Ahh.., aah.., ahhh.., enak Sayang.. terus..!” Terdengar juga saat itu, “Ckkc.. ckkk..!” bunyi hisapan mulut Nadya di batang kemaluannya. Terlihatlah pemandangan yang sangat menggairahkan, seorang gadis yang hanya memakai busana di tubuhnya sedang menjilati kemaluan seorang lelaki yang bukan suaminya.

    Dalam posisi Nadya tidur dan mas Budi mengangkang di atasnya sambil kedua tangannya meraih payudaranya dan meremas-remasnya, Nadya pun keenakan dibuatnya. Ia sudah tidak ingat apa2 lagi, karena api birahi sudah menguasainya 100 persen. Mas Budi kini melepaskan penisnya dan menghisap kedua payudara Nadya secara bergantian dengan liarnya sambil tangannya memainkan klitoris Nadya dan sesekali menusuk masuk ke lubangnya yang sudah amat becek. Nadya pun merasa sangat nikmat dibuatnya. “Aaah.., ahh.., uhh.., uuhh Maasshh.. shhtt..kkk….. Kak eehhk.., ah.. aahh uhh aaah..!” begitulah teriakannya sambil meracau tidak karuan karena menahan nikmat yang luar biasa.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Mas Budi pun menjilati tubuh Nadya, turun dan turun hingga sampai kepada lubang kemaluannya yang ia garapmesra. Nadya pun melenguh keenakan, “Aahh.., aahhh… massshh.., Nadya mo pipiisshhh..!” Mas Budi seakan tidak menggubrisnya, jilatannya pindah ke arah paling sensitif. Klitoris Nadya dimain-mainkan dengan lidahnya. Nadya hanya bisa merem melek dibuatnya, karena sensasi yang luar biasa atas permainan lidahnya di bagian tubuhnya yang sensitif.

    “Kakkk.., Kakkk.., Nadya pipiiishhh. Ahh.., aahh..!” Nadya pun mengeluarkan cairannya, namun mas Budi tidak berhenti menghisap vagina Nadya sampai semuanya dibuat bersih. “Oohh.., Kakkk.., enakk.. Kakk..!” Nadya seakan tidak perduli lagi apa yang Nadya ucapkan. Mas Budi pun mencoba menusuk Nadya dengan senjatanya yang sudah menegang dari tadi. mas Budi mau memuaskan Nadya dulu baru memikirkan nasib ‘adek’-nya.

    Nadya pun segera melebarkan kakinya untuknya, pasrah memberikan diri Nadya untuknya. Mas Budi pun berusaha memasukkan batang penisnya ke arah vagina Nadya, namun agak sulit karena memang Nadya masih perawan. Nadya pun merasa sakit, namun karena mas Budi juga meremas payudara Nadya dan menghisap bibir Nadya, rasa sakit itu sedikit terobati. Sampai akhirnya, “Bless..! Pertahanan Nadya berhasil ditembusnya. Nadya pun berteriak, “Ahh.., saa.. saakiitt Kaakkk..!” Mas Budi pun membelai kepala Nadya yang terbungkus busana, dan berkata, “Tahann ya uhh..!”

    Mas Budi pun nampak keasyikkan menikmati jepitan Nadya, “Uhh.., Dekk.., kamu hebat..!”Mereka pun terus berciuman sementara tangannya memainkan puting susu Nadya yang semakin mengeras. “Ahh.., aahh.. aahh..” betul-betul nikmat dan asyik, “Aahhh.., ohh.., uuhh..!” Mas Budi pun menghisap bibir Nadya dengan lembut. Tidak lama kemudian, “Ahh.., aahh.., ohh.., yeaahh.. yeaah.. Kak.. Nadya mo pipiss lagiiihhh… Oohh Nadya sudah tidak tahan lagi..!” dan, “Serrr…” keluarlah cairan Nadya.

    Nadya pun merasakan kenikmatan yang teramat sangat di sekujur tubuhnya seiring keluarnya cairan di liang kenikmatan Nadya beserta darah segar yang sejak tadi keluar dan membasahi sepreinya. Seketika itu juga Mas Budi mengeluarkan batang kemaluannya dari lubang kemaluan Nadya dan menyemprotkan spermanya ke seluruh wajah dan mulut Nadya, sampai membasahi busana Nadya. Nadya pun membersihkan sisa-sisanya dengan menelan sperma yang ia semprotkan dengan menghisap batang kemaluannya sampai bersih.

    Kemudian mereka pun menatap mesra, berpelukan dan tertidur bersama.

     

    Baca Juga :
  • THERE ANAL SEX IN HOTEL

    THERE ANAL SEX IN HOTEL


    1711 views

  • Tiara Wanita Pelampiasan Sex Ku

    Tiara Wanita Pelampiasan Sex Ku


    1631 views

    Kehidupan rumah tanggaku bisa dikatakan harmonis meski aku dan istriku belum dikaruniai seorang anak. Ekonomi kami juga gak kurang, karena istriku juga bekerja sebagai manajer sebuah perusahaan, sehingga menjadikannya kadang sibuk dengan urusan kantornya. Dan bahkan skarang kalau sedang sibuk-sibuknya, aku jarang mendapat jatah Sex dari istriku sehingga kadang aku berpikir untuk jajan ditempat lokalisasi hanya untuk meluapkan birahi Sex ku yang terpendam, namun itu hanya lewat saja dipikiranku karena aku tak sampai melakukannya. Namun semakin bertambah hari kesibukan istriku semakin menjadi dan membuatku semakin tak kuasa dan aku berniat untuk mencari pelarian untuk melampiaskan nafsu Sex ku saja.

    Setelah aku berpikir-pikir, aku mempunyai satu tetangga yang sangat menyita perhatianku. Namanya Tiara, dia adalah istri seorang pelayar, jadi setiap harinya dia selalu sendirian karena ditinggal suaminya berlayar sampai beberapa bulan. Tubuh Tiara ini sangat montok sekali meskipun Tiara beberapa bulan yang lalu habis melahirkan anak pertamanya. sempat aku melihat Tiara berpakaian sangat ketat sekali sedang menggendong anaknya, meski sudah punya anak, pantat Tiara masih terlihat sangat padat sekali seperti belum melahirkan. Buah dadanya juga masih kencang meski tertutup oleh BH yang dia kenakan. Teringat dengan tetanggaku yang sangat bahenol itu, aku pun melaksanakan niatku untuk menjadikan Tiara sebagai pelarian nafsu Sex ku, karena aku berpikir karena Tiara juga pasti kesepian dan juga membutuhkan belaian dari seorang laki-laki, jadi kemungkinan kujadikan Tiara pelarianku pasti akan berhasil.

    Istriku yang sudah disibukkan dengan urusan kerjanya semakin tak mengurus aku dengan benar, setiap pagi-pagi dia selalu sudah berangkat kerja, dan pulang selalu mlaam dan langsung tidur, sehingga sekarang aku seperti laki-laki bebas yang belum beristri walaupun statusku masih beristri. Setiap pagi aku selalu menanti Tiara lewat depan rumahku, karena setiap pagi Tiara selalu jalan-jalan dengan anaknya. Dan benar, setelah beberapa saat aku menantikan, Tiara lewat dengan menggendong anaknya sendirian. Pagi itu Tiara masih mengenakan baju tidur, sehingga tidak terlihat tubuhnya yang bahenol itu, namun aku melihat suatu garis terlihat dipantat Tiara, seperti garis celana dalam Tiara. Setelah aku amati dengan cermat ternyata baju tidur yang Tiara kenakan itu cukup menerawang yang membuat garis dan bahkan warna celana dalamnya kelihatan, pagi-pagi Penisku sudah dibuat tegang oleh pantat Tiara. Gak salah jika aku memilih Tiara sebagai pelarianku, meski dikomplek banyak juga yang seksi-seksi, namun lebih aman dengan Tiara karena hanya Tiara yang ditinggal suaminya.

    Dengan memberanikan diri kemudian aku menyapa Tiara “Pagiii mbak Tiara, Sendiran Ya”. “Iyha nih pak, biasa pak suami sedang berlayar” jawab Tiara. “Ooowwh..Emang kapan pulangnya mbak??” tanyaku. “Aaaahhh masih lama pak, orang berangkatnya aja baru minggu kemaren kok pak, mungkin sekitar 3 bulan lagi pak” jawab Tiara yang membuatku lega, karena selama 3 bulan aku aman mendekati Tiara. “Ooowwhh begitu ya mbak, apa mbak Tiara gak kesepian ditinggal lama begitu???” tanyaku. “Yaaah aslinya kesepian pak, tapi mau gimana lagi pak, itu udah resikonya menjadi istri pelaut pak” jawab Tiara. “Aaaahhh saya juga kesepian mbak walau istri saya dirumah, tapi dia selalu sibuk dengan urusan kantornya mbak” ucapku sambil memancing jawaban dari Tiara. “Aaaahh…Masak siiih pak??”. Akirnya kami terus ngobrol berkelanjutan sampai tak terasa siang sudah datang, dan kami pun sekarang menjadi semakin dekat.

    Cantik, seksi dan bergairah adalah Tiga hal yang membuat aku selalu menyempatkan untuk curi-curi pandang pada Tiara dan tak lupa melihat jemuran pakaiannya untuk melihat koleksi pakaian dalamnya yang jalang itu. Suatu hari, sepulang dari kantor, aku mampir ke Supermarket dekat kompleks sekedar membeli makanan instan karena isteriku akan pergi selama dua hari ke Bandung. Tak disangka di supermarket itu aku bertemu Tiara dengan menggendong bayinya. Entah kenapa jantungku jadi berdegup keras, apalagi ketika kulihat pakaian Tiara yang body-fit, baik kaos maupun roknya. Seluruh lekuk kemontokan tubuhnya seakan memanggil birahiku untuk naik. “Hai…Mbak, belanja juga” sapaku. “Eh. . Mas Dani, biasa belanja susu” jawabnya dengan senyum menghiasi wajah sensualnya. “Memang sudah enggak ASI ya” tanyaku. “Wah. . Susunya cuma keluar empat bulan saja, sekarang sudah tidak lagi” jawabnya. “Hmm…Mungkin habis sama Bapaknya kali ya. . Ha-ha-ha. .” candaku. Tiara jg tertawa kecil sambil menjawab “Tapi enggak jg, sudah dua bulan bapaknya enggak pulang”. “Berat enggak sih Mbak, punya suami pelaut, sebab saya yang ditinggal isteri cuma dua hari saja rasanya sudah jenuh” tanyaku. “Wah…Mas baru dua hari ditinggal sudah begitu, apalagi saya. Bayangkan saya cuma ketemu suami dua minggu dalam waktu tiga bulan” jawabnya.

    Aku merasa gembira dengan topik pembicaraan ini, namun sayang pembicaraan terhenti karena bayi Tiara menangis. Ia kemudian sibuk menenangkan bayinya. “Apalagi setelah punya bayi, tambah repot Mas” katanya. “Kalau begitu biar saya bantu bawa belanjaannya” aku mengambil keranjang belanja Tiara. “Terima kasih, sudah selesai kok, saya mau bayar terus pulang” jawabnya. “Ohh….Ayo kita sama-sama” kataku. Aku segera mengambil inisiatif berjalan lebih dulu ke kasir dan dengan sangat antusias membayar semua belanjaan Tiara. “Ha…Sudah bayar Berapa Nanti saya ganti” kata Tiara kaget. “Ah..Sedikit kok, enggak apa sekali-kali saya bayarin susu bayinya, siapa tahu dpt susu ibunya, ha-ha-ha” aku mulai bercanda yang sedikit menjurus. “Iiiihh. . Mas Dani” jerit Tiara malu-malu. Namun aku melihat tatapan mata liarnya yang seakan menyambut canda nakalku. Kami berjalan menuju mobilku, setelah menaruh belanjaan ke dalam bagasi aku mengajaknya makan dulu. Dengan malu-malu Tiara mengiyakan ajakanku.

    Kami kemudian makan di sebuah restauran makanan laut di dekat kompleks. Aku sangat gembira karena semakin lama kami semakin akrab dan Tiara jg mulai berbaik hati memberikan kesempatan padaku untuk ngelaba . Mulai dari posisi duduknya yang sedikit mengangkang sehingga aku dengan mudah melihat kemulusan paha montoknya dan tatkala usahaku untuk melihat lebih jauh ke dalam ia seakan memberiku kesempatan. Ketika aku menunduk untuk mengambil garpu yang dengan sengaja aku jatuhkan, Tiara semakin membuka lebar kedua pahanya. Jantungku berdegup sangat kencang melihat pemandangan indah di dalam rok Tiara. Di antara dua paha montok yang putih dan mulus itu aku melihat celana dalam Tiara yang berwarna orange dan.. Brengsek, transparan! Dengan cahaya di bawah meja tentu saja aku tak dpt dengan jelas melihat isi celana dalam orange itu, tapi itu cukup membuatku gemetar dibakar birahi. Saking gemetarnya aku sampai terbentur meja ketika hendak bangkit. Hi-hi-hi. . Hati-hati Mas. . , celoteh Tiara dengan nada menggoda.

    Aku memandang wajah Tiara yang tersenyum nakal padaku, kuberanikan diri memegang tangannya dan ternyata Tiara menyambutnya. Hmm. . Maaf, saya cuma mau bilang kalau Mbak Tiara. . Seksi sekali , dengan malu-malu akhirnya perkataan itu keluar jg dari mulutku. Terima kasih, Mas Dani jg. . Hmm. . Gagah, lucu dan terutama, Mas Dani pria yang paling baik yang pernah saya kenal . O ya , aku tersanjung jg dengan rayuannya, Gara-gara saya traktir Mbak Bukan cuma itu, saya sering memperhatikan Mas di rumah, dan dari cerita Mbak Lia, Mas Dani sangat perhatian dan rajin membantu pekerjaan di rumah, wah. . Jarang lho Mas, ada pria dengan status sosial seperti Mas yang sudah mapan dan berpendidikan namun masih mau mengepel rumah . Hahaha.. aku tertawa gembira, Rupanya bukan cuma saya yang memperhatikan kamu, tapi jg sebaliknya . Jadi Mas Dani jg sering memperhatikan saya Betul, saya paling senang melihat kamu membersihkan halaman rumah di pagi hari dan waktu menjemur pakaian . Eh.. Kenapa kok senang. Sebab saya mengagumi keindahan Mbak Tiara, jg selera pakaian dalam Mbak , aku berterus terang.

    Pembicaraan ini semakin mempererat kami berdua, seakan tak ada jarak lagi di antara kami. Akhirnya kami pulang sekitar jam 8 malam. Dalam perjalanan pulang, bayi Mbak Tiara tertidur sehingga ketika sampai di rumah aku membantunya membawa barang belanjaan ke dalam rumahnya. Mbak Tiara masuk ke kamar untuk membaringkan bayinya, sementara aku menaruh barang belanjaan di dapur. Setelah itu aku duduk di ruang tamu menunggu Tiara muncul. Sekitar lima menit, Tiara muncul dari dalam kamar, ia ternyata sudah berganti pakaian. Kini wanita itu mengenakan gaun tidur yang sangat seksi, warnanya putih transparan. Seluruh lekuk tubuhnya yang montok hingga pakaian dalamnya terlihat jelas olehku. Sinar lampu ruangan cukup menerangi pandanganku untuk menjelajahi keindahan tubuh Tiara di balik gaun malamnya yang transparan itu. Buah dadanya terlihat bagaikan buah melon yang memenuhi bra seksi yang berwarna orange transparan. Di balik bra itu kulihat samar-samar puting susunya yang jg besar dan coklat kemerahan. Perutnya memang agak sedikit berlemak dan turun, namun sama sekali tak mengurangi nilai keindahan tubuhnya. Apalagi jika memandang bagian bawahnya yang montok.

    Tak seperti di bawah meja sewaktu di restoran tadi, kini aku dpt melihat dengan jelas celana dalam orange transparan milik Tiara. Sungguh indah dan merangsang, terutama warna hitam di bagian tengahnya, membayangkannya saja aku sudah berkali-kali meneguk ludah. Hmm. . Tidak keberatan kan kalu saya memakai baju tidur , tanya Tiara memancing. Sudah sangat jelas kalau wanita ini ingin mengajakku selingkuh dan melewati malam bersamanya. Kini keputusan seluruhnya berada di tanganku, apakah aku akan berani mengkhianati Lia dan menikmati malam bersama tetanggaku yang bahenol ini. Tiara duduk di sampingku, tercium semerbak aroma parfum dari tubuhnya membuat hatiku semakin bergetar. Keadaan kini ternyata jauh di luar dugaanku. Kemarin-kemarin aku masih merasa bermimpi jika bisa membelai dan meremas-remas tubuh Tiara, namun kini wanita itu justru yang menantangku. Mas Dani mau mandi dulu Nanti saya siapkan air hangat , tanya Tiara sambil menggenggam tanganku erat. Dari sorotan matanya sangat terlihat bahwa wanita ini benar-benar membutuhkan seorang laki-laki untuk memuaskan kebutuhan biologisnya.

    Hmm. . Sebelum terlalu jauh, kita harus membuat komitmen dulu Mbak , kataku agak serius. Apa itu Mas Pertama, terus terang aku mengagumi Mbak Tiara, baik fisik maupun pribadi, jadi sebagai laki-laki aku sangat tertarik pada Mbak , kataku. Terima kasih, saya jg begitu pada Mas Dani , Tiara merebahkan kepalanya di pundakku. Kedua, kita sama-sama sudah menikah, jadi kita harus punya tanggung jawab untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga kita, apa yang mungkin kita lakukan bersama-sama janganlah menjadi pemecah rumah tangga kita . Setuju, saya sangat setuju Mas, saya hanya ingin punya teman waktu saya kesepian, kalau Mas Dani mau kapanpun Mas bisa datang ke sini, selagi tidak ada suami saya. Tapi saya sekalipun tidak akan meminta apapun dari Mas Dani, dan sebaliknya saya jg ingin Mas Dani demikian pula, sehingga hubungan kita akan aman dan saling menguntungkan . Hmm. . Kalau begitu tak ada masalah, saya mau telpon ke rumah, supaya pembantu saya tidak kebingungan . Kalau begitu, Mas Dani pulang saja dulu, taruh mobil di garasi, kan lucu kalau Mas Dani bilang ada acara sehingga tidak bisa pulang, sementara mobilnya ada di depan rumah saya . Oh. . Iya, hampir saya lupa.

    Aku segera keluar dan pulang dulu ke rumah, menaruh mobil di garasi dan mandi. Setelah itu aku mau bilang pada pembantuku kalau aku akan menginap di rumah temanku. Namun tidak jadi karena pembantuku ternyata sudah tidur. Aku segera datang kembali ke rumah Tiara. Wanita itu sudah menungguku di ruang tamu dengan secangkir teh hangat di atas meja. Pahanya yang montok terpampang indah di atas sofa. Wah. . Ternyata mandi di rumah ya Padahal saya sudah siapkan air hangat . Terima kasih, Mbak Tiara baik sekali . Wanita itu berjalan menutup pintu rumah, dari belakang aku memandang kemontokan pantatnya yang besar dan padat. Kebesaran pantat itu tak mampu dibendung oleh celana dalam orange itu, sehingga memperlihatkan belahannya yang merangsang. Seperti tak sadar aku menghampiri Tiara, lalu dengan nakal kedua tanganku mencengkeram pantatnya, dan meremasnya. Uhh… Tiara agak kaget dan menggelinjang. Maaf , kataku. Tidak apa-apa Mas, justru.. Enak , kata Tiara seraya tersenyum nakal memandangku. Senyum itu membuat bibir sensualnya seakan mengundangku untuk melumatnya. Crup. . ! , aku segera menciumnya, Tiara membalasnya dengan liar.

    Aku tak tahu sudah berapa lama bibir itu tak merasakan ciuman perempuan, yang jelas ciuman Tiara sangat panas dan liar. Berkali-kali wanita itu nyaris menggigit bibirku, lidahnya yang basah meliuk-liuk dalam rongga mulutku. Aku semakin bernafsu, tanganku menjalar di sekujur tubuhnya, berhenti di kemontokan pantatnya dan kemudian meremas-remas penuh birahi. Ohh. . Ergh. . , lenguh Tiara di sela-sela ciuman panasnya. Dengan beberapa gerakan, Tiara meloloskan gaun tidurnya hingga terjatuh di lantai. Kini wanita itu hanya mengenakan Bra dan celana dalam yang berwarna orange dan transparan itu. Aku terpaku sejenak mengagumi keindahan pemandangan tubuh Tiara. Wowww. . Kamu. . Benar-benar seksi Mbak , pujiku , Buah dada Mbak besar sekali Hi-hi-hi. Nah coba tebak ukuran saya , tanyanya seraya memegang kedua buah melon di dadanya itu. 36B , jawabku. Salah 36C. Masih salah, sudah lihat aja nih , Tiara membuka pengait Bra-nya, sehingga kedua buah montok itu serasa hampir mau jatuh. Ia membuka dan melempar bra orange itu kepadaku. Gila. . 36D! , kataku membaca ukuran yang tertera di bra itu. Boleh saya pegang Mbak , tanyaku basa-basi. Jangan cuma dipegang dong Mas, remas. . Dan kulum nih. . Putingnya , kata Tiara dengan gaya nakal bagaikan pereks jalanan.

    Wanita itu menjatuhkan tubuh indahnya di atas sofa, aku memburunya dan segera menikmati kemontokan buah melonnya. Kuremas-remas dua buah dada montok itu, kemudian kuciumi dan terakhir kukulum puting susunya yang sebesar ibu jari dengan sekali-kali memainkannya di antara gigi-gigiku. Tiara menggelinjang-gelinjang keenakan, napasnya semakin terdengar resah, berkali-kali ia mengeluarkan kata-kata jorok yang justru membuatku semakin bernafsu. Ngentot, enak banget Mas. . jeritnya, Ayo Mas. . Saya sudah kepingin penetrasi nih! . Aku yang jg sudah sangat bernafsu segera menjawab keinginan Tiara. Dengan bantuan Tiara aku menelanjangi diriku sehingga tak tersisa satupun busana di tubuhku. Tiara sangat gembira melihat ukuran penisku yang lumayan panjang dan besar itu.

    Ohh. . Besar jg ya. . jeritnya. Ia benar-benar bertingkah bagaikan perek murahan, namun justru itu yang kusuka. Wanita itu segera membuka celana dalam sebagai kain terakhir di tubuhnya. Kulihat daerah bukit kemaluannya yang ditumbuhi rambut-rambut liar, dengan segaris bibir membelah ditengah-tengahnya. Bibir yang merah dan basah, sangat basah. Ingin rasanya aku menikmati keindahan bibir kenikmatan Tiara, namun ketika aku ingin melaksanakannya ia menampikku. Sudah, nanti saja, masih ada babak selanjutnya, sekarang ayo kita selesaikan babak pertama . Tiara duduk mengangkang di atas sofa. Kedua kakinya dibuka lebar-lebar mempersilakan kepadaku untuk melakukan penetrasi kenikmatan sesungguhnya. Aku pun segera menyiapkan senjataku, mengarahkan ujung penisku tepat di depan liang vagina Tiara dan perlahan tapi pasti menekannya masuk.

    Sedikit-demi sedikit penisku tenggelam dalam kehangatan liang Tiara yang basah dan nikmat. Ketika hampir seluruh batang penisku yang berukuran dua cm itu memasuki vagina, aku mencabutnya kembali. Kemudian kembali memasukkannya perlahan. Enghh. . Gila kamu Mas, kalau begini sebentar saja saya puas , jerit Tiara keenakan. Tak apa Mbak, silahkan orgasme, kan masih ada babak selanjutnya , tantangku. Kini kutambah rangsangan dengan meremas dan memilin puting susunya yang besar. Ohh. . Ohh. . Benar-benar enak Mas , Tiara memejamkan matanya. Pada penetrasi kelima, Tiara menjerit, Sudah Mas, jangan tarik lagi, saya mau. . Mau. . Oh. . !

    Dinding vagina Tiara melejat-lejat seakan memijit batang penisku dalam kenikmatan birahi yang sedang direguknya. Oh. . Saya sudah sekali Mas , katanya sambil menarik nafas. Mas mau puas dulu atau mau lanjut babak kedua , tanya Tiara. Terserah Mbak , kataku. Aku sih pasrah saja. Sini, saya emut saja dulu . Hmm. . Boleh jg, Lia belum pernah oral dengan saya , aku mencabut penisku dari dalam vagina Tiara yang basah dan menyodorkannya ke Tiara. Wanita itu menjilati ujung penisku dengan lidahnya seakan membersihkannya dari cairan vaginanya sendiri, kemudian dengan sangat bernafsu ia memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Bibir seksi Tiara terlihat menyedot-nyedot penisku seakan menyedot spermaku untuk keluar. Ia kemudian mengocok penisku dalam mulutnya hingga birahiku mencapai puncaknya. Oh. . Saya mau keluar nih, gimana , aku bingung apakah aku harus mengeluarkan spermaku ke dalam mulutnya atau mencabutnya. Namun Tiara hanya mengangguk dan terus mengocoknya pertanda ia tak keberatan jika aku memuntahkan spermaku ke dalam mulutnya. Akhirnya aku mencapai orgasme dan memuntahkan semua spermaku ke dalam mulut Tiara. Wanita itu tanpa segan-segan menelan seluruh spermaku. Sungguh lihai wanita ini memuaskan birahi laki-laki!Kami duduk sebentar dan minum air dingin, kemudian Tiara mengangkangkan kakinya kembali.

    Nah. . Sekarang babak kedua Mas, kalau mau jilat dulu silahkan, tapi utamakan yang ini ya , Tiara menunjuk ke arah klitorisnya yang agak besar. Oke Mbak, saya jg sudah biasa kok , seruku. Sejurus kemudian aku sudah berada di hadapan bibir kemaluan Tiara yang baru saja aku nikmati. Sebelum kujilat terlebih dahulu kubelai bibir itu dari ujung bawah hingga klitoris. Kusingkap rambut-rambut kemaluannya yang menjalari bibir itu. Sudah gondrong nih Mbak , seruku. Oh iya, habis mau dicukur percuma jg, enggak ada yang lihat dan jilat , jawabnya nakal, Besok pagi saya cukur deh, tapi janji malamnya Mas Dani datang lagi ya. . . Oke. . Pokoknya setiap ada kesempatan saya siap menemani Mbak Tiara . Aku kemudian asyik menjilati dan menciumi labium mayora dan minora Tiara. Cairan vagina Tiara sudah mulai mengalir kembali pertanda ia sudah terangsang kembali. Desahan Tiara jg memperkuat tanda bahwa Tiara menikmati permainan oralku. Dengan nakal aku memasukkan jari telunjuk dan tengahku ke dalam vaginanya dan kemudian mengobok-obok liang becek itu. Yes. . Asyik banget. . Say sudah siap babak kedua Mas , seru Tiara. Aku sendiri sudah terangsang sejak melihat keindahan selangkangan Tiara, jadi penisku sudah siap menunaikan tugas keduanya. Tiara menungging di atas sofa. Sekarang doggy-style ya Mas. . Aku sih iya saja, maklum. . Sama enaknya. .
    Sejurus kemudian kami sudah terlibat permainan babak kedua yang tak kalah seru dan panas dengan babak pertama, hanya kali ini aku memuntahkan sperma di dalam vaginanya. Malam masih begitu panjang. Kami masih menikmati dua permainan lagi sebelum kelelahan dan mengantuk. Tiara begitu bahagia, dan aku sendiri merasa puas dan lega. Mimpiku untuk menikmati tubuh montok tetanggaku terlaksana sudah. Bahkan kini setiap waktu jika Lia dinas ke luar kota maka Tiara secara resmi menggantikan posisi Lia sebagai isteriku. Asyik jg. Namun sebagai imbalannya aku mencarikan dan menggaji pembantu rumah tangga di rumah Tiara. Betapa bahagianya Tiara dengan bantuanku itu, ia semakin sayang padaku dan berjanji akan melayaniku jauh lebih memuaskan dibanding pelayanan kepada suaminya. Dari kejadian tersebut aku semakin menyadari kebenaran pepatah: Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau , atau bisa diganti dengan: Vagina isteri tetangga selalu terasa lebih nikmat.

  • Jilat Memekku Sampai Orgasme Mas

    Jilat Memekku Sampai Orgasme Mas


    1619 views

    Aku baru saja merekrut sekretaris baru karena sekretarisku yang lama sudah malas-malasan dan kurang profesional, apalagi setelah dia menikah. Oh ya, hampir lupa, aku bekerja di sebuah perusahaan swasta yang sedang naik daun, tepatnya di sebuah bank swasta. Tak kuduga, sekretaris baruku itu memang bukan saja masih perawan, tapi rajin, pintar dan yang paling penting lagi adalah bodinya yang montok dan parasnya yang cantik, dengan kulit putih bersih tanpa cela. Dari pandangan mata pertama kali ketika kuwawancarai aku langsung terpikat dan dari sorot matanya serta sikapnya terhadapku, aku juga faham jika dia suka padaku.

    Wah, cocok deh, rasanya pada minggu pertama hari-hari di kantor begitu indah dan rasanya sangat cepat berjalan. Namanya Indah Ningsih Purwati, oh… rasanya kerjaku tambah bersemangat. Setiap kali dia datang ke kamar kerjaku membawa surat atau minumanku, aku mulai menancapkan busur-busur asmaraku dari mulai menggenggam tangannya, mencium hidung dan keningnya tetapi masih cukup sopan, jangan sampai dia kaget atau marah. Tapi aku yakin, dia pun ingin diperlakukan demikian karena ternyata dia tak menolak bahkan kerjanya semakin rajin dan cekatan bahkan tak pernah bolos (termasuk ketika datang matahari, eh datang bulan).

    Kupikir tak apa, malah aku senang, toh aku belum mau pakai, yang penting bisa mencium bibirnya, hidungnya, keningnya dan dari hari ke hari kami semakin tenggelam dalam asmara. Ketika itu, tahun 1982, dia sudah punya pacar bahkan pacarnya terus memintanya untuk segera menikah. Herannya, menurut pengakuannya, dia semakin benci dan tidak berniat nikah dengan pacarnya itu. Weleh-weleh- weleh, rupanya jerat cintaku telah merasuki jiwanya.

    Sampai suatu hari (3 bulan kemudian), aku memberanikan diri untuk mengajaknya pergi ke luar kota di hari minggu, karena tidak mungkin kami mencurahkan cinta kasih kami di kantor. Dia setuju dan berjanji untuk menungguku di sebuah pasar swalayan tak jauh dari rumahnya. Maka ketika mobil kami meluncur di toll Jagorawi menuju Bogor dan kemudian ke Pelabuhan Ratu Sukabumi, hati kami semakin berbunga-bunga sebab kami akan dapat mencurahkan segalanya tanpa takut diketahui orang atau pegawai lain di kantor maklum kedudukanku sebagai kepala cabang bank swasta terkemuka di samping sudah beristeri dan beranak dua.

    “Ning….” kataku pelan ketika mobilku keluar pintu toll.
    “Ada apa Pak?” Ningsih menjawab manis, sambil melirikku.
    “Sekarang jangan panggil bapak, panggil saja Papah, biar nanti orang mengira kita ini suami-isteri. ” Dia mencubit pahaku sambil tersenyum manja, dan tangannya kutahan untuk tetap memegang pahaku, dia mendelik manja tapi juga setuju.
    “Pah… kamu nakal deh”, sambil mencubit sekali lagi pahaku. Wah, rasanya aku seperti terbang ke langit mendengar Ningsih mengatakan “Papah” seperti yang kuminta.

    Sebaliknya, aku pun mulai saat itu memanggil Ningsih dengan sebutan “Mamah” dan kami saling memagut cinta sepanjang perjalanan ke Pelabuhan Ratu itu, laksana sepasang sejoli yang sedang mabuk cinta atau pengantin baru yang akan ber-“honey-moon” , sehingga tak terasa mobilku sudah memasuki halaman Hotel Samudera Beach. Pelabuan Ratu yang berada di tepi Samudra Hindia dengan ombaknya yang terkenal garang. Laksana suami isteri, aku dan Ningsih masuk dan menuju “reception desk” untuk check-in minta satu kamar yang menghadap ke laut lepas. Petugas resepsi dengan ramah dan tanpa rewel (mungkin karena aku ber-Mamah-Papah dan terlihat sebagai suami isteri yang sangat serasi, sama ganteng dan cantiknya) segera memberikan kunci kamar, sambil minta seorang room-boy mengantar kami ke ruangan hotel di lantai tiga kalau aku tak salah.

    Segera kututup pintu kamar, di-lock sekaligus dan pesan supaya kami tidak diganggu karena mau beristirahat. Aku dan Ningsih duduk berhadapan di pinggir tempat tidur sambil tersenyum mesra penuh kemenangan. Akhirnya, angan-angan yang selalu kuimpikan untuk berdua-duaan dengan Ningsih ternyata terlaksana juga. Kukecup hidungnya, keningnya, telinganya, Ningsih menggelinjang geli. Kusodorkan mulutku untuk meraih mulutnya, dia terpejam manja dan ketika bibir kami bersentuhan dan kuulurkan lidahku ke bibirnya, ternyata dia langsung menyedot dan melumat lidahku dalam-dalam.

    “Ooohhgghh, Paahh”, Ningsih mulai terangsang dan merebahkan badannya, aku segera saja menggumulinya dan menaiki badannya, Ningsih melenguh dan terpejam, kemaluanku bergesekan dengan selangkangannya dan bau harum parfumnya semakin merangsang nafsuku.
    “Paahh, kita buka pakaiannya dulu, nanti lecek.” Oh, harum sekali mulutnya, kulumat habis wajahnya, kupingnya, jidatnya dan mulutnya.
    “Paahh, bandel nih, kita buka dulu bajunya!” Aku masih terengah-engah menahan nafsuku yang membara, kemaluanku semakin menegang menggesek selangkangannya.
    “OK Mahh… yuuk dibuka dulu.”

    Karena sudah sama-sama ngebet, kami saling membukakan pakaian dan setelah T-Shirt-nya kulepas, terlihat sepasang gunung menyembul putih, dan mulus sekali. Kami berpandangan setelah tak selembar benang pun menempel. Kudekap Ningsih yang mulus, putih, harum itu, kujilati semuanya sambil berdiri, sementara kemaluanku sudah tegang memerah, apalagi ketika Ningsih mulai meraba dan meremas batang kemaluanku. Kutelentangkan dia di tempat tidur. Oh… betapa mulusnya badan Ningsih, sempurna sekali seperti bidadari. Pinggulnya yang montok, buah dadanya yang putih kencang dengan puting merona merah dan kemaluannya yang dijalari rambut kemaluan yang tidak terlalu lebat jelas menampakkan bentuknya yang sempurna tanpa cacat, dan kelentit yang merah terlihat rapi dan belum menonjol keluar karena memang Ningsih masih perawan.

    Kujilati dari ujung kaki sampai ujung jidatnya yang mulus, naik ke atas, berhenti lama di bawah kemaluannya. Kumainkan lidahku di antara selangkangannya, Ningsih melenguh, terus kukulum-kulum kemaluannya, klitorisnya yang merah dan beraroma harum, tambah lama tambah merambah ke dalam lubang kemaluannya yang merah.

    “Ogghh, Paahh, geliii.., terusss Pahh, ogghh, tapi jangan terlalu dalam Pahh…, saakiiit.”
    “Yaa, sayanggg”, sambil terus lidah dan mulutku mengulum kemaluan dan kelentitnya yang mulai terasa agak asin karena cairan kemaluan Ningsih mulai keluar.
    “Ogghh, Paah…, adduuhh, Paahh, gelii, Pahh, Mamah kayaak maauu… ogghh.” Aku terus menjilati seluruh kemaluannya dengan membabi buta, kuhirup seluruh cairannya yang wangi itu, sekali-kali lubang pantatnya kujilati dan Ningsih menggelinjang dan merintih setiap kali kujilat pantatnya.

    Penisku semakin tegang dan keras, urat-uratnya terlihat jelas menegang, aku tahan terus supaya tidak ejakulasi duluan. Aku ingin memuaskan Ningsihku yang tentunya baru merasakan kenikmatan surga dunia ini bersama lelaki yang dicintainya.

    “Paahh, eemmggghh.., teruss… Paahh, geellii…, oooggghh…, Pappaahh jaahhaatt!” aku masih saja terus melumat, memamah, menggigit-gigit kecil lubang kemaluan dan klitorisnya yang merah dan beraroma wangi, dan pantat Ningsih semakin cepat naik turun sepertinya mau agar lidahku semakin masuk ke lubang kemaluannya.
    “Paahh, naik Paahh, udaahh donnkk, Mamahh nggak tahaan”, sambil menarik tanganku.

    Matanya terpejam ayam, buah dadanya yang putih, mulus dan mengkel terlihat naik turun. Aku menaiki badannya dan penisku yang sudah seperti besi terasa menggesek bulu kemaluannya dan menempel hangat disela-sela kemaluannya yang semakin basah oleh ludahku dan cairan vaginanya. Kuremas dan kuhisap buah dadanya, kukulum puting susunya yang merah muda, terasa sedap dan manis. Ningsih menggelinjang dan semakin melenguh.

    “Maahh, masukin yaa, penis Papah”, dia mengangguk sambil tetap terpejam. Kubidikan penisku yang sudah keras itu kelubang kemaluannya, dan kujajaki sedikit-sedikit lubangnya, maklum Ningsih masih perawan, aku tak ingin menyakitinya.
    “PPPaahh, masukkaan cepatt… Mamah nggak tahan Paah aahh…” Kutancapkan penisku lebih dalam, Ningsih merintih nikmat, pantatku naik turun untuk mencari lubang kemaluannya yang masih belum tertembus penis itu, Ningsih terus menggoyangkan pantatnya naik turun sambil terus merintih.
    “Maahh, penis Papahh udahh masuukk, oogghh mahh, vaginanya lezat, menyedot-nyedottt. .. penis…” aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa, karena disamping Ningsih masih perawan, vaginanya juga punya keistimewaan yang sering disebut “empot-empot ayam” itu.

    Tambah lama, penisku tambah melesak jauh ke dalam vagina Ningsih dan ada beberapa tetes darah sebagai tanda keperawanannya diberikan kepadaku, boss-nya, kekasih barunya. Oh, betapa bahagianya hati ini.

    “Paahh, saakkiitt, Paahh, tapi enaak, oooggghh.. Paahh, terus, goyang paahh…, oooghh, cepeetiinn paahh…” Aku semakin mempercepat goyangan pantatku naik turun dan penisku sudah bisa masuk semuanya ke lubang kemaluan Ningsih.

    Aku bangun dan duduk sambil kupeluk Ningsih untuk duduk berhadap-hadapan dengan tidak melepaskan penisku. Ningsih duduk di pangkuanku dengan kaki melonjor ke belakang pantatku. Penisku terus menancap di vaginanya dan Ningsih mulai menaik-turunkan pantatnya.

    “Paahh, oggghh… pahh”, sambil melumat bibirku dan menggigitnya.
    “mmaahh,oogghh, aememmhh… maahh, goyang terusss…, Papah mau keluarrrr.” Ningsih semakin beraksi menaik turunkan pinggulnya yang bahenol dan putih bersih dan aku pun meladeninya dengan menaik-turunkan pantat dan penisku semakin kencang juga.
    “Pppaahh… Papahh harus tanggung jawab yaa, kalau Ningsih hamil”, ucapnya di sela-sela nafasnya yang semakin ngos-ngosan.
    “Ningsiha… emmhhggg, sayang Pappaahh… biarin mengandung anak Papaah”, manjanya. Aku mengangguk saja sebab aku sangat mencintainya.
    “Paahh… oogghh… emmgghh… Ningsiha mauuu… keluaarrr… oomhh.” “Papahh.. jugaa… sayanggg…. “jawabku sambil telentang agi sedangkan Ningsih tetap nongkrong berada di atas badanku dan vagina serta pantatnya naik turun semakin cepat melumat habis batang penisku.
    “Paahh… Mamahh… oooghh… sssakittt, oooggghh… tapiii.. ennaakk”, ketika kubalikkan badannya dan kutancapkan penisku dari belakang.

    Kugenjot terus penisku keluar masuk lubang kemaluannya sambil kuremas-remas pinggulnya yang mulus dan montok seperti gitar itu, Ningsih semakin merintih, aku juga semakin tersengal-sengal menahan nafasku dan penisku yang semakin liar. Waktu sudah berjalan sekitar 50 menit sejak kami masuk kamar. Kuat juga pikirku, mungkin berkat latihan yogaku yang cukup teratur, sehingga bisa menahan emosi dan cukup nafas. Aku memang rada jago juga dalam bermain asmara di ranjang.

    “Terruusss.. . Paahh… eemmhh… ogghh… Paahh… Paahh, ggghh… Mamahh maaooo keluaarr… oogghh… bareng Paahh.” Kucabut dulu penisku dan Ningsih kuminta untuk telentang kembali dan lantas kutindih lagi sebab aku ingin menatap dan menciumi wajah kekasihku ketika kami sama-sama ejakulasi.

    Kutancapkan kembali penisku ke vaginanya yang terlihat semakin memerah, kujilati dulu lendir-lendir di kemaluannya sampai lumat dan kutelan dengan nikmat. Dia menggeliat,

    “Cepat dong masukan lagi penisnya Pah!” dan,
    “Bbbleess”, oh nikmat sekali rasanya vagina perawanku tercinta ini.

    Aku seperti di awang-awang, saling mencintai dan dicintai. Kugoyang terus pantatku semakin lama semakin kencang dan penisku keluar masuk vaginanya dengan gagah, Ningsih terus melenguh kenikmatan sambil tangannya memilin-milin puting susuku semakin membawa nikmat. Ningsih semakin menggila goyangannya mengimbangi keluar masuk penisku ke vaginanya, penisku terasa disedot-sedot dan dijepit dengan daging lunak yang ngepres sekali. Keringat kami semakin bercucuran dan semakin membangkitkan gairah cinta, kemudian tiba pada puncak gairah cinta dan surga dunia kami yang paling indah, paling berkesan sekali disaksikan laut kidul, dan kami berdua serempak berteriak dan mengejang,

    “Paahh… Maahh… oogghh… mauuu keluuuarrr.. . ogghh… baarrrreeengg. .. yuuu…, oooghh… sayaang.” Kami sama-sama mengejang, mengerang, merengkuh apa pun yang bisa direngkuh, sebuah klimaks dua manusia yang saling mencintai dan baru dipertemukan, meskipun sudah agak telat karena aku sudah berkeluarga.

    Sejak itu, aku terus memadu kasih kapan dan di mana saja (kebanyakan di luar kota) sampai Ningsih kawin dan keluar dari perusahaanku. Anak-anaknya adalah anak-anakku juga bahkan wajahnya mirip wajahku dan kadang-kadang kami masih bertemu memadu kasih karena kami tidak bisa melupakan saat-saat indah itu. Kapan akan berakhir perselingkuhan ini, kami tidak tahu sebab cinta kami sangat mendalam.

    Ningsih telah keluar dari kantor cabang bank yang kupimpin di bilangan Slipi, karena dia dipaksa kawin dengan seorang laki-laki yang tidak dicintainya. Namun sebagai anak yang patuh sama orang tua, terpaksa harus mengikuti keinginan orangtuanya dan ikut bersama suaminya setelah itu ke Bandung, karena suaminya bertugas di kantor pajak Jawa Barat. Sebulan sebelum menikah dia kuajak ke Singapore untuk operasi selaput dara, karena aku tidak ingin Ningsihku bermasalah dengan suaminya pada malam pengantinnya.

    Kami menginap di sebuah hotel di kawasan Orchard Road yang ramai dan penuh pertokoan selama tiga malam dan satu malam lainnya aku menungguinya di Rumah Sakit Elizabeth yang terkenal dan langsung ditangani oleh dr. Lie Tek Shih, spesialis operasi plastik, kenalan lama saya. Malam sebelum operasi selaput dara, kami menumpahkan seluruh kasih sayang semalam suntuk di hotel bintang empat itu, dan malam itu merupakan malam yang ke 24 (karena Ningsih rajin mencatat setiap pertemuan kami) kami memadu kasih dan terlarut dalam kebersamaan yang tiada tara sejak yang pertama di “Samudera Beach” Pelabuhan Ratu.

    “Papah”, Ningsih bersender manja di dadaku di kamar hotel itu.
    “Apa sayang?” jawabku sambil mencium rambutnya yang harum.
    “Mamah… Mamah nggak mau kawin dan meninggalkan Papah”, rengeknya manja.
    “Memangnya kenapa sayang?” jawabku sambil mengusap sayang payudaranya yang putih ranum.
    “Mamah nggak cinta sama calon suami pilihan Bapak, lagi pula Mamah nggak mau meninggalkan Papah sendirian di
    Jakarta.” Matanya terlihat mulai berkaca-kaca,
    “Mamah sangat sayaang sekali sama Papah, Mamah cintaa sekali sama Papah, Mamah tak rela tubuh dan segala milik Mamah dijamah dan dimiliki orang lain selain Papah, achh… kenapa Tuhan mempertemukan kita baru sekarang? setelah Papah punya isteri dan anak?” Ningsih terus bergumam sambil membelai dadaku dan sesekali mempermainkan puting susuku yang semakin keras.

    “Mahh, sudahlah, itu sudah diatur dari sananya begitu, kalau dipikir, Papah pun nggak rela kamu dijamah laki-laki lain, Papah tak kuasa membayangkan bagaimana malam pengantinmu nanti, tapi semuanya sudah akan menjadi kenyataan yang tidak mungkin kita robah.” Aku menciumi seluruh mukanya dengan segenap kasing sayang, seakan kami tidak ingin terpisahkan, air mata kami berlinangan campur menjadi satu dalam kesenduan dan kemesraan yang tak pernah berakhir setiap kali kami memadu kasih.

    “Papaahh, nikmatilah Ningsihmu sepuasmu Pahh, sebelum orang lain menjamah tubuhku.” Ningsih menarik tanganku ke buah dadanya dan merebahkan badannya ke kasur empuk sebuah double-bed. Aku beringsut mendekatinya, sambil kurebahkan badanku di samping tubuhnya yang putih mulus dan seksi itu. Kuusap-usap penuh mesra dan kasih sayang buah dadanya yang putih ranum dengan putingnya yang merona merah. Kujulurkan mulut dan lidahku ke puting buah dada kirinya yang menurutnya cepat membuat rangsangan berahinya timbul.

    “Paahh…, gelliii… sayaang… oooggghh, Paahh…, naikin Mamaahh… Paahh…” Matanya merem ayam dan dadanya semakin turun naik.
    “Iyyaa, yaanng…” aku segera menindihi badannya, dan penisku mulai kembali tegang.

    Tiba-tiba Ningsih membalikkan badannya dan mendadak merenggangkan kedua kakiku. Tak sampai satu menit, Ningsih sudah mengulum penisku yang semakin mengeras dan mengkilat kepalanya sampai batangnya amblas semua ke dalam mulutnya.

    “Oogghh, Paahh, sudah assiiinnn, Papah sudah ngiler nih, tapi nikmat kok, Mamah suka?” Aku semakin merem melek,
    “Ogghh, Mmaahh, geellii, sayaang, nikmaatt, ogghh.” Ningsih mengenyot biji pelirku dan menggigit-gigit sayang, hingga aku menggelinjang geli dan nikmat.

    Ningsih memang pintar, hebat, telaten dan cantik. Aku terkadang tak suka dan tak rela dia nanti ditiduri dan dijamah lelaki lain, walaupun itu suaminya. Aku terpikir untuk menggodanya.

    “Mah, apa nanti suamimu juga dijilati begini?” Ningsih berhenti melumat dan menjilat penis dan buah pelirku sejenak. Matanya mendelik dan mencubit pantatku keras sekali.
    “Jangan menyakiti hati Mamah ya Pah, Mamah sumpah nggak akan seperti ini, seperti main sama Papah, meskipun nanti lelaki itu resmi jadi suamiku”, Ningsih iseng mengusap-usap penisku penuh sayang sambil nyerocos lagi.
    “Percaya dech pah, Ningsih cuma cinta sama Papah, paling-paling kalau main nanti sama dia sekedar karena kewajiban, biar saja kayak gedebong pisang.”
    “Benar ya Mah, Papah nggak rela kalau kamu main sama dia dirasain, terus ikut goyang dan melenguh, Papah pasti merasakannya” , kataku menimpali.
    “Nggak bakal sayang, Mamah hanya manja dan menikmati semua kalau ngewe sama Papah, percaya dech sayang.” Ningsih kembali naik di atas badanku dan penisku terus diusap-usapnya dan sesekali dikocoknya persis di bagian kepalanya, sehingga langsung tegang dan berdiri perkasa menampakkan otot-ototnya.

    Ningsih mengangkat sedikit pantatnya ke atas dan menyelipkan penisku yang semakin perkasa ke lubang kemaluannya yang mulai basah dan licin. Penisku nggak begitu panjang memang, paling sekitar 15 sentimeter, tapi kerasnya seperti besi, dan Ningsih selalu menikmati klimaks dengan sangat bahagia bahkan bisa berkali-kali klimaks dalam setiap kali berhubungan denganku. Pantatnya mulai bekerja naik turun dan pantatku juga mengimbanginya dengan menekan-nekan ke atas, sehingga Ningsih semakin merem melek keasyikan.

    “Ppaahh, aagggghh… terus teken sayaang… Mamaahh eennnaakk adduuhh Paahh.., oogghh.., Mamaahh, cintaa.. yaangg…” Selalu saja Ningsih nyerocos mulutnya kalau lagi keasyikan vaginanya melumat penisku.

    Vaginanya mulai lagi menyedot-nyedot penisku dengan “empot ayamnya” yang tak bisa kulupakan.

    “mmaahh…. ooogghh… aduuhh, Maahh, nikmaat, sayaang.. teruuuss Maahh, goyaanng.” Aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa.

    Kuremas-remas buah dada dan putingnya, hingga dia kegelian dan semakin kencang menaik-turunkan pantatnya, sampai bunyi gesekan penis dan vaginanya semakin terdengar. Ningsih membalikkan badannya dan membelakangiku tapi dengan posisi tetap di atas tubuhku tanpa mengeluarkan penisku dari kemaluannya. Aku paling bernafsu kalau melihat pantat Ningsih yang putih mulus dan bahenol turun naik di depan mataku sambil vaginanya terus menghisap-hisap batang penisku sampai amblas semuanya ke dasar kemaluannya. Tiba-tiba,

    “Pppaahh, oggghh, Papaahh, Mamahh maooo keluaarr…. ooghh… Papaahh… aa.. aa… aagghh aaggghh, Mamaahh duluaannn Pahh….” Ningsih terkulai lemas sambil menyubit keras pantatku dan berbalik kembali menindih tubuhku, sambil memegang penisku yang masih berdiri tegak dan belepotan lendirnya.
    “Bandel nich… ayo cepeten masukin lagi, Mamah yang di bawah!” perintahnya manja sambil menciumi wajahku. Kedua tubuh kami mandi keringat, rasanya puas sekali setiap bersetubuh dengan Ningsihku sayang.

    Aku tersenyum puas, aku memang nggak egois, biar Ningsihku dulu yang terkulai lemas menikmati klimaksnya, aku bisa menyusul kemudian dan Ningsih selalu melayaniku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Kubalikkan tubuhnya, kujilati dengan kulumat lendir-lendir di vaginanya, kujilat, kugigit sayang klitoris dan vaginanya, dia menggelinjang kegelian. Kutelan semua lendir Ningsihku, sementara itu penisku masih berdiri tegak.

    “Cepat masukin penisnya sayang, Mamah mau bobo nich.., lemas, ngantuk”, kicaunya. Setelah kubersihkan vaginanya dengan handuk kecil, kumasukkan lagi penisku, aduh ternyata lubang vaginanya menyempit kering lagi, menambah nikmat terasa di penisku.
    “Mmaahh, eennaak… Maahh, oogghh, sempit lagi Maahh…” sambil terus kutekan ke atas dan ke bawah penisku.

    Aku sedikit mengangkat badanku tanpa mencabut penisku yang terbenam penuh di vagina Ningsih, kemudian kaki kanan Ningsih kuangkat ke atas dan aku duduk setengah badan dengan tumpuan kedua dengkulku. Ningsih memiringkan sedikit badannya dengan posisi kaki kanannya kuangkat ke atas. Dengan posisi demikian, kusodok terus penisku ke luar dan ke dalam lubang vaginanya yang merah basah. Ningsih mulai melenguh kembali dan aku semakin bernafsu menusukkan penisku sampai dasar vaginanya.

    “Ooggghh, Maahh, ooogghh.. nikmat sekali sayang”, lenguhku sambil memejamkan mataku merasakan kenikmatan vagina Ningsih yang menyut-menyut dan menyedot-nyedot.
    “Paahh.. Mamah enaak lagi, ooogghh… Paahh”, dia mulai melenguh lagi keenakan.

    Aku semakin bersemangat menusukkan penisku yang semakin tegang dan rasanya air maniku sudah naik ke ujung penisku untuk kusemburkan di dalam kemaluan Ningsih yang hangat membara. Kubalikkan tubuhnya supaya tengkurap dan dengan bertumpu pada kedua dengkulnya aku mau bersenggama dengan doggy style, supaya penisku bisa kutusukkan ke vaginanya dari belakang sambil melihat pinggul dan pantatnya yang putih dan indah. Dalam posisi senggama menungging begitu, aku dan Ningsih merasakan kenikmatan yang sangat sempurna dan dahsyat. Apalagi aku merasakan lubang vaginanya semakin sempit menjepit batang penisku dan sedotannya semakin menjadi-jadi.

    “Paahh… teruuuss genjoott.. Paahh…” Ningsih mulai mengerang lagi keenakan dan pantatnya semakin mundur maju sehingga lubang vaginanya terlihat jelas melahap semua batang penisku.
    “Blleesss, shhoottt… bleesss… srooottt, sreett crreeckkk… ” gesekan penisku dan vaginanya semakin asyik terdengar bercampur lenguhan yang semakin nyaring dari dua anak manusia yang saling dilanda cinta.
    “Maahh, ooggghh… adduuuhh, Yaangg… emghh, Papah enaakk, ooghh!” aku tergoncang-goncang dan dengkulku semakin lemas menahan kenikmatan dan nafsuku yang semakin menggelegak.

    Sementara itu keringatku semakin bercucuran membasahi kasur meskipun AC cukup dingin di kamar hotel itu.

    “Paahh, ooogghh, teruuusss tusuuk Paahh…” Ningsih merintih-rintih ke asyikan, kelihatannya akan klimaks lagi.

    Rupanya Ningsih nggak mau tahu kalau posisi persetubuhan saat itu akan berakhir 2-1 untuk kemenanganku, dan entah akan menghasilkan skor berapa sampai pagi hari nanti, soalnya mumpung ketemu sebelum dia dikawinkan. Ningsih memintaku untuk telentang lagi dan sementara dia berada jongkok di depanku, sehingga vaginanya yang merah basah sampai ke bulu-bulunya terlihat jelas di depan mataku. Aku memberi kode agar Ningsih mendekatkan vaginanya ke mukaku. Sesaat kemudian vaginanya sudah ditindihkan di mulutku dan kulumat habis cairan asin bercampur manis yang ada di selangkangan dan mulut vagina dan bulunya. Kujilati habis dan kutelan dalam-dalam. Ningsih melenguh keasyikan sambil menggoyangkan pinggulnya ke atas ke bawah dan membenamkan vaginanya ke mukaku.

    “Paahh…, ooghh, Paahh…, nikmaatt, yaangg… teruusss, aduuuhh…, ooggghh, eemmhh, gilaa…, emmhh”, mulai ramai lagi dia dengan lenguhannya yang semakin menambah semangatku untuk terus melumat, menjilat, menggigit-gigit kecil kemaluan dan klitorisnya, lidahku terus menggapai-gapai ke dalam kemaluannya dan sesekali menjilat lubang pantatnya, sehingga dia menggeliat dan melenguh keenakan. Lenguhan Ningsih kalau sedang senggama itu tak bisa kulupakan sampai saat ini.

    Ningsihku adalah isteriku yang sesungguhnya, meskipun secara resmi tidak dapat dilakukan karena keadaan kami masing-masing. Terkadang kami bingung apakah cinta kasih kami akan terus tanpa akhir sampai takdir memisahkan kami berdua? Ningsih kembali kuminta celentang, karena sudah kebiasaanku kalau aku klimaks harus melihat wajahnya dan mendengar lenguhannya di depan mataku, dan rasanya semua perasaan cintaku dan spermaku tumpah ruah di dalam vaginanya kalau aku ejakulasi sambil berada di atas tubuhnya yang mulus montok, terkadang sambil meremah buah dadanya yang putih padat.

    Kumasukkan lagi segera penisku yang sekeras besi dan berwarna coklat mengkilap itu kelubang vaginanya,

    “Blleeeessss. ” Aku sudah tak tahan lagi menahan gumpalan spermaku di ujung penisku.

    Kugenjot penisku keluar masuk vaginanya sampai ke ujung batang penisku, sehingga rambut kemaluan kami terasa bergesekan membuat semakin geli dan nikmat rasanya. Kuangkat kaki kanan Ningsih ke atas, sehingga aku semakin mudah dan bernafsu memaju mundurkan pinggulku dan penisku, Ningsih meringis dan melenguh keenakan.

    “Paahh… teruuss Paahh… oogghh, penis Papah eaakk… ooggghh, eeemmhh… emmhh… aduuuhh.” Keringat kami semakin bercucuran membasahi sprei, masa bodoh sudah bayar mahal ini.

    Aku semakin bernafsu menyodok dan menarik batang penisku dari vagina Ningsih yang semakin licin tapi tetap sempit seperti perawan.

    “Oooggghh… Maahh… ooggghh… Maahh… ikut goyang dong Sayaang…, oooghh… Papaahh maauu keluuuaarr.. .” aku semakin gila saja dibuatnya, keringat semakin bercucuran, nikmat dan nikmat sekali setiap bersetubuh dengan Ningsihku sayang.

    Air maniku rasanya tinggal menunggu komando saja untuk disemprotkan habis-habisan kelubang vagina Ningsih.

    “Paahh, aduuuhh, bareng yuuu.. Paahh… Mamah mmoo keluaarr lagi”, Ningsih minta aku menindihnya dan menciumnya.

    Segera kutimpa dia dari atas sambil melumat mulut, bibir dan lidahnya.

    “Ooogghh… yuu… baraeeng.. Paahh… aiiaaogghh.. . aduhh.. yuu Maahh.. Paahh…” badan kami saling meregang, berpelukan erat seakan tak mau lepas lagi.

    Air maniku kusemprotkan dalam-dalam ke lubang vagina Ningsih, rasanya nggak ada lagi tersisa. Kami terkulai lemas dalam pelukan hangat dan puas sekali. Sesekali penisku kutusukan ke dalam vaginanya, Ningsih menggelinjang geli dan melenguh “Paahh… udaahh… Mamahh geli…” matanya terpejam puas. Kuciumi dia, kubersihkan lagi vaginanya dengan jilatan lidah dan mulutku, ketimbang pakai handuk. Vaginanya tetap harum, manis dan wangi laksana melati.

    Sepulang dari Singapore, aku dan Ningsih masih selalu bertemu di beberapa motel di Jakarta dan sekitar Botabek. Aku seakan tidak rela melepas kekasihku untuk dikawinkan dengan lelaki lain. Tapi memang tidak ada jalan lain, sebab meskipun Ningsih telah menyatakan keikhlasannya untuk menjadi isteri keduaku, namun aku juga sangat cinta keluarga terutama anak-anakku yang masih butuh perhatian. Ningsih sangat maklum hal itu, namun dia juga tidak bisa menolak keinginan orangtuanya untuk segera menikah mengingat hal itu bagi seorang wanita adalah sesuatu yang harus mempunyai kepastian karena usianya yang semakin meningkat. Waktu itu Ningsih sudah berusia hampir 26 tahun dan untuk wanita seusia itu pantas untuk segera berumah tangga.

    Tanpa terasa hari pernikahan Ningsih sudah tinggal tersisa satu bulan lagi, bahkan undangan pesta pernikahan sudah mulai dicetak, dan dia membeNingsihhukan aku bahwa resepsi pernikahannya akan diselenggarakan di Balai Kartini. Hatiku semakin merasa kesepian, dari hari ke hari aku semakin sentimentil dan sering marah-marah termasuk kepada Ningsih.

    Aku begitu tak rela dan rasanya merasa cemburu dan dikalahkan oleh seorang laki-laki lain calon suami Ningsih yang sebenarnya tidak dia cintai. Tapi itulah sebuah kenyataan pahit yang harus kutelan. Itulah adat ketimuran kita, adat leluhur dan moyang kita. Barangkali kalau aku dan Ningsih hidup di sebuah negara berkebudayaan barat, hal ini tidak bakalan terjadi, sebab Ningsih bisa menentukan pilihannya sendiri untuk hidup bahagia bersamaku di sebuah flat tanpa bisik-bisik tetangga dan handai-taulan di sekitar kita.

    Tanpa terasa pula aku sudah menjalin cinta dan berhubungan intim dengan Ningsih hampir empat tahun lamanya, seperti layaknya suami isteri tanpa seorang pun yang mengetahui dan hebatnya Ningsih tidak sampai mengandung karena kami menggunakan cara kalender yang ketat sehingga kami bersenggama jika Ningsih dalam keadaan tidak subur.

    Pada suatu sore, Ningsih meneleponku minta diantarkan untuk mengukur gaun pengantinnya di sebuah rumah mode langganannya di kawasan Slipi. Kebetulan aku sedang agak rindu pada dia. Kujemput dia di sebuah toko di Blok M selanjutnya kami meluncur ke arah Semanggi untuk menuju ke Slipi. Di mobil dia agak diam, tidak seperti biasanya.

    “Ning, kok tumben nggak bersuara”, kataku memecah hening.

    Dia menatap mukaku perlahan, tetap tanpa senyum. Air matanya terlihat samar di pelupuk matanya.

    “Mah, kenapa sayang? kok kelihatannya bersedih”, kataku sekali lagi.

    Dia tetap menunduk dan air matanya mulai meluncur menetes di tanganku yang sedang mengelus mukanya.

    “Bertambah dekat hari pernikahanku, aku bertambah sedih Pah”, ujarnya.
    “Mamah membayangkan malam pengantin yang sama sekali tidak Mamah harapkan terjadi dengan lelaki lain. Sayang sekali kamu sudah milik orang lain. Kenapa kita baru dipertemukan sekarang?” Ningsih berceloteh setengah bergumam. Aku merasa iba, sekaligus juga mengasihani diriku yang tidak mampu berbuat banyak untuk membahagiakannya.

    Kugenggam tangannya erat-erat seolah tak ingin terlepaskan. Tanpa terasa, mobilku sudah memasuki pekarangan rumah mode yang ditunjukan Ningsih. Hampir setengah jam aku menunggu di mobil sambil tiduran, mesin dan pendingin mobilku sengaja tak kumatikan. Laser disk dengan lagu “Love will lead you back” mengalun sayup menambah suasana sendu yang menyelimuti perasaanku. Aku dikejutkan Ningsih yang masuk mobil dan membanting pintunya. Setelah berada di jalan raya kutanya dia mau ke mana lagi dan dia menjawab terserahku. Kuarahkan mobilku kembali ke jembatan Semanggi dan belok kiri ke jalan Jenderal Sudirman dan masuk ke Hotel Sahid. Sementara aku mengurus check-in di Reception Desk, Ningsih menungguku di lobby hotel. Kemudian kami naik lift menuju kamar hotel di lantai dua.

    “Pah, Mamah serahkan segalanya untukmu, Mamah khawatir sebentar lagi Mamah dipingit, nggak boleh keluar sendirian lagi, maklum tradisi kuno kejawen masih ketat.” Tanpa malu-malu lagi karena kami memang sudah seperti suami isteri, dia membuka satu persatu pakaian yang melekat di badannya sehingga kemontokan tubuhnya yang tak bisa kulupakan terlihat jelas di hadapanku. Tanpa malu-malu pula dia mulai memelorotkan celana panjang sampai celana dalamku, sehingga batang penisku yang masih tiduran terbangun. Tanpa menungguku membuka baju dan kaus singlet, Ningsih sudah membenamkan batang penisku ke mulutnya dan melumatnya dalam-dalam. Aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa dan batang penisku mulai mengembang besar dan keras seperti besi.

    “Ogghh… Maahh…, isep terus yaang oooghh, aduuuuhh… gelli”, aku mulai melenguh nikmat dan Ningsih semakin cepat mengulum penisku dengan memaju-mundurkan mulutnya, penisku semakin terasa menegang dan aliran darah terasa panas di batang penisku dan Ningsih semakin semangat melumat habis batang penisku. “Oggghh, Paahh, enaakkk asiiin.. Paahh.” Wah, batang penisku makin terasa senut-senut dan tegang sekali rasanya cairan spermaku sudah berkumpul di ujung kepala penisku yang semakin merah mengkilat dikulum habis Ningsih. Aku minta Ningsih menghentikan hisapannya dulu, kalau tidak rasanya spermaku sudah mau muncrat di mulutnya.

    “Ooogghh, Maahh, sudah dulu doong, Papaahh moo… keluaar!” Ningsih menuruti eranganku dan beranjak rebah dan telentang di tempat tidur. Aku mengambil nafas dalam-dalam untuk menahan muncratnya spermaku. Aku ikut naik ke tempat tidur dan kutenggelamkan mukaku ke tengah selangkangannya yang mulus putih tiada cela tepat di depan kemaluannya yang merekah merah. Kujulurkan lidahku untuk kemudian dengan meliuk-liuk memainkan kelentitnya, turun ke bawah menjilat sekilas lubang pantatnya. Ningsih melenguh kegelian dan mulai menaik-turunkan pantatnya yang putih dan gempal.

    Kutarik ke atas lidahku dan kujilat langit-langit vaginanya yang mulai basah dan terasa manis dan asin. Kutegangkan lidahku agar terasa seperti penis, terus kutekan lebih dalam menyapu langit-langit vagina Ningsih. Ningsih semakin memundur-majukan pinggulnya sehingga lidahku menembus lubang vaginanya semakin dalam. Aku sebenarnya ingat bahwa hasil operasi selaput daranya tempo hari di Singapore bisa jebol lagi, tapi aku tak peduli kalau kenikmatan bersenggama dengan Ningsih telah memuncak ke ubun-ubunku.

    “Paahh… ooghh… wooowww… ooghh.. paahh, terus paahh… enaakkk… paahh lidahnya kayaak kontoooll… ” Goyangan pinggul Ningsih semakin menggila, aku pun tambah semangat membabi buta memainkan lidah dan mulutku melumat habis vagina dan klitorisnya sampai cairan Ningsih semakin banyak mengalir.

    Kuhisap dan kutelan habis cairan vagina Ningsih yang asin manis itu sehingga lubang vaginanya selalu bersih kemerahan. Ningsih terus menyodok-nyodokkan vaginanya ke mukaku sehingga lidahku terbenam semakin dalam di lubang vaginanya, sampai mulai terasa pegal rasanya lidahku terus kutegangkan seperti penis.

    “Paahh… sudah naik sayaang, Mamah sudah nggak tahan, masukkan penisnya sayang.” Ningsih menarik tanganku ke atas supaya aku segera menaikkan badanku di atas badannya.

    Penisku memang sudah terasa panas dan tegang sekali. Ningsih tak sabar memegang penisku dan menuntunnya ke lubang vaginanya yang sudah basah karena lendir kemaluan bercampur ludahku. Maka

    “bleeess”,
    “Ogghh… Paahh… tekan terus sayaang, Mamah udaahh rinduu… oogghh emmgghh… Paah… terus goyaag sayaang…. ooghh..” Pantat Ningsih mulai bergerak naik turun dengan liar dan penisku sebentar masuk sebentar keluar dari lubang vaginanya yang menyedot-nyedot lagi.

    Kunaikkan kaki kanannya dan dengan posisi setengah miring dan posisiku setengan duduk aku sodok vagina Ningsih dari belakang. Aku semakin bernafsu kalau melihat pantat dan pinggul Ningsih yang putih. Penisku semakin ganas dan tegang menyodok mantap vaginanya dari belakang.

    Ningsih membalikkan tubuhnya sehingga menungging membelakangiku dan penisku tak kucabut dari vaginanya.

    “Paahh.. teruuss dooong, Mamaah nikmaa… ogghh… teruuusss… sodoook sayaang… ogghh… Paahh…. aaoggghh… uuuggghh…” Pantatnya semakin menggila mundur maju dan aku pun semakin menggila menyodokkan penisku sampai rasanya mau patah.

    Memang setiap senggama sama Ningsih rasanya habis-habisan. Kutumpahkan semua kemampuan dan keperkasaanku untuk membahagiakan Ningsihku. Dia pun demikian, tidak ada yang tersisakan kalau kami bersenggama. Harus habis-habisan supaya puas. Keringat kami membanjiri sprei hotel seperti habis mandi.

    “Mmaahh… oooghh, teruuusss goyaang… oooggghh.. Maahh… Papaahh mooo keluaarr… gila Maahh… vaginanyaa.. . oooghh… nikmaat… sekalii…” Aku mulai ribut dan Ningsih melenguh semakin panjang. Mungkin tamu kamar sebelah mendengar lengkingan dan lenguhan kami.

    Masa bodoh!

    “Pahh… emmghh… oogghh… Paapaahh… adduuuhh.. Paahh… adduuhh… Mamaahh… mmooo kelluuaarr.. . emmggg… addduhh… Paahh aduuhh… Paahh… adduuhh”, Kugenjot terus penisku keluar masuk, vagina Ningsih yang semakin banjir dengan cairan vaginanya, terus kugenjot penisku sampai pegel aku tak peduli. Keringat kami terus membanjiri sprei.

    Kuminta Ningsih telentang kembali karena dengkulku mulai lemas. Dia tersenyum sambil tetap memejamkan matanya. Oh, cantiknya bidadariku, rasanya ingin kukeluarkan seluruh isi penisku untuknya. Ningsih baru sadar bahwa hasil operasi selaput daranya mungkin jebol lagi. Ningsih bilang masa bodoh, yang penting semuanya telah diberikan buat Papah. Biar saja suaminya curiga atau marah atau bahkan kalau mau cerai sekalipun kalau tahu dia nggak perawan lagi. Kali ini kami nggak menunggu waktu ketika Ningsih sedang tidak subur, karena Ningsih ingin mengandung anakku dan orang tidak akan curiga karena Ningsih akan punya suami. Memang kasihan nasib suami Ningsih nanti, tapi bukan salah kami karena dia merebut cinta kami, ya kan ?

    “Cepat pah masukan lagi ach… jangan mikirin orang lain!” Tuh kan betapa dia nggak ambil peduli tentang hari pernikahannya dan calon suaminya, sebab bagi dia akulah suami sesungguhnya dalam hati sanubarinya. Bleess…, “Ooogghh… Paahh, enaak… Paahh… aaoogghh.. uuhhgg.. uuughh… genjot terus Paah”, Aku tekan penisku sekuat-kuatnya sampai tembus semuanya ke lubang paling dalam vaginanya sampai terasa mentok.
    “Ooogghh… mmaahh… nikmaattt… istrikuu… sayaangg… oooggghh… aagghh… eemmgghh…” aku setengah berdiri lagi dengan tumpuan ke dua dengkulku dan kurenggangkan kedua kaki Ningsih, kusodokkan terus penisku keluar masuk vaginanya, bleeesss… sreeett… blleeess… sreeet…, vaginanya menimbulkan suara yang semakin memancing gairah kami berdua.

    Ningsih memejamkan dan mengigit-gigit bibirnya dan mencakar-cakar punggung dan tanganku ketika mulai meregang.

    “Ooooggghh.. . Paappaahh… emmggg… ooggghh… aduuuhh… Mamaah moo keeluuuuarr. . oooghh.. Paahh… teruuuss… saayyaang, keluuaarriiinn barreenng oogghh”,
    “Hayyyoo… Maahh… oogghh… hayoo… baarr… ooghh… reenng… Maahh… ooooghh”, teriakanku tak kalah serunya.

    Kami menggelepar, meregang, mengejang bersama-sama, serasa nafasku mau copot dan Ningsih melenguh panjang sambil merasakan cairan air maniku tertumpah ruah di lubang kemaluannya, terasa nikmat dan hangat katanya. Biasanya sehabis merasakan klimaks yang sangat dahsyat Ningsih selalu memukul dan mencubit sayang badanku, terus kelelahan mau tidur sehingga terbaring lunglai dengan keringat bercucuran. Aku selalu memeluk dan menciumi keningnya, hidungnya, mulutnya, rambutnya sampai ke pantatnya, biasanya dia menggelinjang dan marah-marah karena geli. Jika Ningsih sudah terpuaskan dan tertidur, aku rasanya lelaki yang sangat berbahagia di dunia ini. Sekian dulu (Akan kusambung setelah Ningsih kawin seminggu, tambah seru deh!).

    Telah seminggu Ningsih menikah dengan laki-laki pilihan orangtuanya. Resepsi pernikahannya di Balai Kartini cukup meriah, dan aku datang dengan isteriku untuk menyampaikan selamat. Ketika aku menyalaminya, dia tertegun dan terasa agak kikuk dan serba salah, aku pun merasakan hal yang sama. “Terima kasih ya Pak”, katanya hampir tak terdengar. Di hatiku berkecamuk seribu macam pikiran, tapi kuusahakan untuk tetap wajar. Ningsihku begitu cantik dan anggun dengan pakaian pengantinnya. Aku membayangkan bahwa sebentar lagi Ningsih kekasihku, isteriku, yang beberapa tahun telah memadu cinta denganku akan menjadi isteri orang.

    Meskipun kutahu bahwa dia tetap mencintaiku, tapi secara resmi dia akan menjadi isteri orang lain, tentu tidak akan sebebas dulu ketika dia masih single. Sebentar lagi Ningsih akan tidur berdua-duaan dengan lelaki lain, mungkin untuk selamanya, karena aku pun tak ingin dia menjadi janda dan kalau Ningsih menjadi janda tentu akan menjadi gunjingan orang. Tidak, aku tak rela Ningsihku menjadi gunjingan orang. Sekilas aku berpikir untuk mengakhiri saja hubunganku dengan Ningsih, karena dia telah menjadi isteri orang, tapi apakah bisa semudah itu aku melupakannya? Dunia rasanya sepi dan kejam, dan aku melangkah gontai meninggalkan pesta perkawinannya yang masih penuh tawa dan canda teman-teman dan keluarganya.

    Beberapa hari setelah pernikahannya aku membenamkan diri dengan pekerjaanku, siang dan malam kusibukkan diriku dengan pekerjaan dan mengurus anak-anaku. Aku tak mau membayangkan, dan memang tak sanggup membayangkan sedang apa Ningsih beberapa hari setelah pernikahannya. Aku cemburu, marah, masgul, gundah jika membayangkan dirinya sedang bersenang-senang dengan suaminya yang tentunya sudah tak sabar ingin menikmati kemontokan dan kemulusan tubuh Ningsih, yang sudah resmi jadi isterinya. Aku membayangkan Ningsih telanjang bulat bersama suaminya, manja, bersenggama bebas tanpa takut oleh siapapun dan melenguh mesra seperti ketika bersenggama denganku.

    Tiba-tiba aku sangat benci padanya, aku menganggap Ningsih nggak setia padaku, Ningsih telah mengkhianati cintaku, buktinya dia mau saja digilir oleh lelaki lain. Apakah itu yang namanya cinta dan kesetiaan? Aku bertekad untuk menjauhinya mulai sekarang, dan aku tak akan menerima teleponnya. Ningsih memang berjanji akan meneleponku paling lambat satu minggu setelah dia menikah dan sebelum ikut suaminya pindah ke Bandung.

    Tidak! aku tak akan menerimanya jika dia meneleponku, biar dia tahu rasa, aku tak mau bekas orang lain. Benar saja, pada hari kelima setelah kawin dia meneleponku.

    “Pak, ada telepon”, kata sekretarisku yang baru, pengganti Ningsih.

    Anehnya, meskipun dia berparas lumayan, aku tak tertarik sama sekali dengan sekretaris baruku itu. Aku memang bukan type “hidung belang” yang sekedar mau iseng bercumbu dengan perempuan. Aku hanya jatuh hati dua kali seumur hidupku, kepada isteriku dan kepada Ningsih.

    “Pak, kok melamun, ada telepon dari Ibu Ningsih, katanya bekas sekretaris bapak”, sekretaris baruku kembali mengagetkan lamunanku.
    “Ooh.. ya… ya.. sebentar Reni…, emh.. dari siapa? Ningsih? bilang saja Bapak sedang ke luar kantor ya!” aku mengajari dia bohong.
    “Lho, Pak, kenapa? kan kasihan Pak, katanya penting sekali, dan besok Ibu Ningsih mau pindah ke Bandung”

    Reni, sekretaris baruku itu mulai mendesakku untuk menerima saja telepon Ningsih itu. Aku sejenak merasa bingung, aku rasanya masih benci tapi juga sangat rindu sama Ningsih, apalagi kata Reni besok akan jadi pindah mengikuti suaminya yang bekerja di Bandung.

    Setelah berfikir sejenak…

    “OK, Reni, sambungkan ke sini!” dan aku agak gugup untuk kembali berbicara dengan Ningsih, untuk kembali mendengar suaranya, Ningsih yang sekarang sudah menjadi isteri orang lain.
    “Hallooo…, siapa nich?”, kataku agak malas.
    “Papah, ini Ningsih Pah, Papah kok gitu sih?” jawab Ningsih di ujung sana.
    “Oh, Nyonya Prayogo, saya kira Ningsih Prameswara kawanku”, kataku menggoda.
    “Nggak lucu ah…, Mamah sekarang tanya serius, apa Papah mau nemui Mamah nggak sebelum besok Mamah pindah ke
    Bandung?”, jawabnya lagi setengah mengancam.

    Aku bingung juga ditanya begitu, sebab jauh di dalam hatiku sebenarnya aku rindu berat sama Ningsih, tapi kebencian dan kekesalan masih menempel erat di benakku.

    Beberapa jenak, aku nggak bisa menjawab sampai Ningsih nyerocos lagi.

    “Mamah ngerti, Papah masih kesal dan benci sama Mamah, tapi kamu kan sudah setuju kalau Mamah terpaksa harus kawin, demi kebaikan hubungan kita dan demi menjaga nama baikmu juga. Papah, dengar! Mamah sudah seminggu nggak menstruasi lagi sampai sekarang. Ingat hubungan kita di Hotel Sahid terakhir kali? Sudahlah, nanti Mamah ceNingsihkan lebih lengkap, sekarang mau nggak jemput Mamah di toko biasa di Blok M? Soalnya mumpung si Yudi pulang agak larut malam” Nama suaminya memang Yudi Prayogo dan hanya selisih dua tahun dengan Ningsih, katanya sih ketemu di kursus Inggris LIA.

    Hatiku mulai melunak mendengar pengakuannya dan serta merta aku menyetujui untuk menjemputnya di Blok M. Aku memarkir mobilku di tempat parkir yang agak memojok dan sepi, maklum kami harus semakin berhati-hati, karena Ningsih sudah menjadi isteri orang. Ningsih segera hafal melihat mobilku dan setelah Ningsih duduk di sampingku, segera kukebut lagi keluar Blok M menuju ke utara melewati Sisingamangaraja, Sudirman, naik jembatan Semanggi terus memutar ke jalan Jenderal Subroto dan dengan cepat masuk ke halaman parkir Hotel Kartika Chandra. Ningsih terlihat lebih cantik, sedikit gemuk dan tambah bersih dan putih mukanya. Rambut dan bulu-bulu halus di sekitar jidatnya terlihat hilang, mungkin karena dikerok oleh perias pengantinnya.

    Dia mengenakan celana panjang merah dan T-Shirt putih kembang-kembang ditutupi blazer warna hitam. Terlihat serasi dengan kulitnya yang putih bersih. Banyak yang nyangka dia keturunan Tionghoa, padahal Jatul. Tahu jatul? Jatul itu “Jowo Tenan” atau “Jawa Tulen”. Ibunya dari Purwokerto dan bapaknya dari Surakarta , katanya sih masih kerabat Kesultanan Surakarta, masih trah langsung Raja Paku Bowono. Setelah check-in sebentar, aku sudah berdua-dua dengan Ningsih di kamar hotel, dan untuk pertama kalinya aku berduaan dengan isteri orang. Ada perasaan berdosa menyelinap di hatiku. Tapi semuanya menjadi hilang karena betapa besarnya cintaku pada Ningsih. Juga sebaliknya, jika Ningsih tak mencintaiku, mana mungkin dia beReni bertemu dengan lelaki lain padahal dia baru kawin lima hari lalu?

    “Papah, Ningsih sedang mengandung janin anakmu, biasanya tanggal lima minggu lalu Mamah menstruasi ternyata nggak keluar sampai sekarang”, Ningsih menambahkan keterangannya tadi di telepon, dan aku semakin cinta dan sayang rasanya. Tapi tetap saja ingin menggodanya dan mengetes cintanya padaku.
    “Oh, ya, hampir lupa, gimana dong bulan madunya kemarin, ceNingsihin dong Ning! pasti seru dan rame dengan lenguhan.

    Dan apa suamimu nggak ribut tanya perawanmu kaya Farid Hardja?” Ningsih mendelikkan matanya dan mencubit pahaku keras sekali.

    “Percaya atau tidak terserah Papah, yang pasti nggak ada lenguhan, nggak ada goyangan, persis kaya gedebong pisang. Si Yudi memang sempat marah-marah karena mungkin Mamah ternyata begitu dingin dan nggak gairah. Tapi memang nggak bisa dipaksakan. Mamah hanya bergairah kalau bersenggama dengan Papah. Dia nggak nanya tuh, kenapa nggak ada darah perawan Mamah di sprei, ah.. sudah.. sudah! nggak usah tanya gitu-gituan lagi. Nanti malah berantem terus. Pokoknya Mamah sayaang benar sama Papah, nggak ada duanya deh”.

    Seperti bisa dia mulai mencopoti pakaianku satu persatu, sampai CD-ku dia pelorotin juga. Begitu di buka CD-ku, penisku langsung bergerak liar dan setengah tegang begitu tersentuh tangan halus Ningsih. Tak buang waktu lama, Ningsih melemparkan semua pakaiannya ke lantai karpet sampai terlihat bodinya yang seksi, putih mulus dengan puting susu yang semakin ranum. Mungkin pengaruh dari kehamilannya meskipun baru beberapa hari mengandung anakku. Penisku yang masih setengah tertidur langsung dikulumnya ke dalam mulutnya dan dihisapnya dalam-dalam, padahal aku masih berdiri seperti patung dengan bersandar ke tembok. Dengan ganas dia menghisap, menggigit dan menyedot penisku dalam-dalam sampai penisku mentok ke langit-langit mulutnya. Tak lama penisku langsung tegang dan memerah dan mengkilap bercampur ludahnya.

    “Ooooggghh.. . Maahh…. terus Maahh… jilaat…. ooogghh…” Aku mulai terangsang dan kenikmatan setiap penisku dihisapnya. Ningsih memang suka sekali menjilat dan menghisap penisku, tapi ketika kutanya apakah dia juga menghisap penis suaminya, dia bilang amit-amit, nggak nafsu katanya.

    Mulut Ningsih pindah menghisap dan menjilat penisku, dia juga senang menggigit-gigit dua bakso penisku, sampai aku kesakitan campur geli dan nikmat bukan kepalang.

    “Ooooghh… Maahh… jangan digigit, Papah sakiiittt”. Aku minta Ningsih berhenti dulu mengulum batang penisku, aku juga sudah rindu untuk menjilat vagina dan klitorisnya.

    Kuminta Ningsih tiduran di pinggir tempat tidur empuk itu dengan kaki terjuntai ke bawah, dengan begitu aku bisa duduk di tengah-tengah selangkangannya. Vagina dan klitorisnya terlihat jelas kalau begitu. Oh, begitu indah dengan warna merah jambu klitoris dan lubang vaginanya terlihat jelas di hadapan mukaku. Kujilat dengkul dan pahanya, terus merayap kujilati selangkangannya yang mulus, sesekali kujilatkan lidahku ke lubang pantat, klitoris dan lubang vaginanya, Ningsih melenguh-lenguh tertahan.

    “Oooghh, Papaahh… eeemghh, aduuuhh…, teruuuss… Paahh… oooghh… enaakkk.” Kalau Ningsih sudah mulai melenguh begitu aku semakin bernafsu untuk terus menjilat, mengigit dan menyedot-nyedot klitoris dan lubang vaginanya sambil menyedot air maninya yang mulai meleleh keluar dan lubang vaginanya.

    Oh, nikmat… manis dan sedikit asin, kaya kuah asinan Bogor . Kukeraskan lidahku supaya semakin tegang dan kutusukkan ke dalam lubang vaginanya, Ningsih semakin melenguh keenakan, karena mungkin lidahku terasa seperti penis menyodok-nyodok semakin ke dalam lubang vaginanya. Cairan vaginanya semakin banyak keluar dan kuhisap dan kutelan dengan nikmat. Kadang-kadang rambut kemaluan Ningsih ada yang putus dan ikut termakan.

    “Paahh…. ooooghh…. Paahh…, enaakkk, teruuuusss.. .. Paahh… ooooggghh… aduuuhh”, Ningsih semakin ramai, barangkali suaranya terdengar tamu di sebelah atau room-boy yang sedang lewat.

    Kujilatkan lidahku ke lubang pantatnya berkali-kali Ningsih bergelinjang kegelian.

    “Papaahh… geliiii…” penisku menggesek pahanya yang mulus sehingga semakin tegang. “Paahh… penisnya geli tuch di paha Mamah, udahan dulu ngisepnya sayang…., kesini deh, cium Mamah dan masukin penisnya.”

    Kuhentikan jilatan lidahku, memang sudah mulai pegal juga menegangkan lidahku hampir seperempat jam. Kugeserkan badanku ke atas, sejajar dengan tubuh Ningsih dan sambil kulumat mulutnya dalam-dalam kugesekan penisku ke vaginanya yang basah, oh… betapa nikmatnya. Kukulum dan kugigit lidahnya. Ningsih menjeNing tertahan, kemudian kujulurkan juga lidahku dan dia balas menggigit lidahku dengan bernafsu. Aku gantian teriak, sampai keluar sedikit air mata. Untung kenang-kenangan kalau Ningsih di Bandung katanya. Kujilati kupingnya, jidatnya, hidungnya, matanya sampai Ningsih menggelinjang- gelinjang ketika kujilati dan kugigit kupingnya. “Tuuuuhh.. Paah lihat, sampai merinding, “katanya manja. “Paahh, masukin penisnya Paahh, Mamah sudah rinduuu.”

    Ningsih melenguh manja. Ningsih merenggangkan selangkangannya untuk membuka lubang vaginanya lebih lebar lagi. Penisku yang tambah keras nyasar-nyasar di lubang vaginanya setelah menembus bulu-bulu vaginanya yang mulai basah dan

    “Bleesssss.. .” Ningsih berteriak keenakan sambil menggigit bibirku.
    “Paahh…, ooogghh…, pelaan pelaannn… doongg.” Matanya terpejam, nafasnya yang harum dan bau mulutnya yang wangi masuk semua terhirup oleh hidungku.

    Kutarik dan kutekan penisku semakin kuat dan sering, keringatku semakin bercucuran, mungkin berkat bir hitam cap kucing yang kuminum sebelum bermain dengan Ningsih tadi. Ningsih juga semakin mengencangkan goyangan pinggul dan pantatnya turun naik sampai aku merasakan kepala penisku mentok di ujung lubang vaginanya.

    “Paappaahh.. .. ooogghh… teruuusss, cumbu Mamaah Paahh…, Mamaahh cintaa, Mamaahh.. sayyy… oooghh.. aduuhh… aanggg.” Ningsih semakin ramai mengerang dan melenguh tak peduli suaranya akan didengar orang.

    Kuminta Ningsih menungging setelah kucabut penisku. Ningsih menurut dan wow! aku selalu semakin bernafsu kalau melihat pantat dan pinggul Ningsih yang mulus dan seksi. Sambil setelah jongkok, aku menyodokan penisku dari belakang setelah membuka lubang vaginanya sedikit dengan tanganku dan,

    “Bleeeeezzzz” , Ningsih berteriak keenakan. “aaggghh, oooghh… Paahh… terus genjot Paahh… wooowww… enaakkk Paahh…” aku semakin mengencangkan sodokan penisku.

    Ningsih melenguh, merintih dan teriak-teriak kecil sementara itu keringat kami semakin bercucuran membasahi seprei. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa setiap mempraktekkan berhubungan badan dengan gaya “doggy style” sehingga spermaku mulai meleleh keluar, semakin meramaikan bunyi gesekan penisku dengan vagina Ningsih. Ningsih semakin menunggingkan pantatnya sehingga penisku semakin amblas di dalam vaginanya. Rasanya air maniku sudah mengumpul di kepala penisku menunggu dimuntahkan habis.

    “Maahh… oooghh…. aduuuhh… Maahh, vaginanya enaakk…, punya Papah yaa sayaang….” Ningsih menjawab sambil merintih
    “Iyaa… sayaangg, semuanya punya Papaahh.” Kusodokkan penisku semakin dalam.
    “Maahh…. adddduuhh… . Papaahh… moooo keluaarr! cabut dulu ya Maahh…” Ningsih setuju dan segera telentang kembali.

    Aku segera menggumulinya dari atas badannya, kulumat pentil buah dadanya. Ningsih kenikmatan dan minta penisku segera dimasukan kembali ke vaginanya. Dia minta aku merasakan kenikmatan bersenggama dengannya, sampai nanti bertemu lagi di Bandung dengan segala cara. Kumasukan kembali penisku ke vaginanya yang semakin basah dengan cairan sperma kami yang sudah bercampur satu.

    “Bleeessszzz, crroockkk… chhooozkk… breesszz… crrrockkk… . bunyinya semakin gaduh.

    Ningsih semakin membabi buta menggoyang dan menaik-turunkan pinggulnya dan aku juga demikian. Kutekan dan kucabut penisku yang panas dan keras ke lubang vaginanya. Ingin rasanya kutumpahkan semua sperma dan spermaku ke lubang vagina dan rahim Ningsih supaya anakku semakin sehat dengan tambahan vitamin dan mineral dari sperma bapaknya. Supaya kegantengan dan kepintarannya juga turun ke anakku yang ada di dalam rahim Ningsih. Tiba-tiba kami merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa, kami meregang dan melenguh bersama-sama merasakan sorga dunia yang tiada taranya, meregang, meremas dan memeluk erat-erat dua badan anak manusia yang saling mencinta dan seakan tak mampu terpisahkan. Ningsih mengejang badannya dan menggigit bibir dan lidahku, pinggulnya terangkat sambil berteriak.

    “Papaahh…. oooghh… Mamaah… ooghh, keluaar… sayaangg”, sambil mencubit dan mencakar punggungku.

    Mendengar lenguhan dan teriakan ejakulasi Ningsih, aku pun mulai tak tahan menahan desakan air maniku di kepala penisku dan sambil menekan dalam-dalam penisku di vaginanya aku berteriak sambil mengejang, kugigit lidahnya,

    “Maahh… oooggghh… Papaahh… jugaa….. keeelluuuaarrr. … oooghh…. sayaanggg… . nikmaattt.” Kami tertidur sejenak sambil berpelukan dengan mesra dan tersenyum puas, waktu sudah menunjukkan jam delapan lewat lima menit, berarti kami bermain selama hampir dua jam lamanya.

    Oh, betapa nikmat dan puasnya. Aku memeluk dan menciumi Ningsih erat-erat seolah tak ingin berpisah dengan kekasihku dan isteriku tercinta, karena besok dia sudah akan pindah ke Bandung. Ningsih berjanji untuk membeNingsihhukan nomor telepon rumahnya di Bandung dan aku diminta untuk datang paling tidak seminggu sekali.

    Sudah satu bulan berlalu, sejak pertemuanku terakhir dengan Ningsih di Jakarta. Aku terkadang sangat rindu dengannya, tapi kutahan perasaanku dengan menyibukkan diriku pada pekerjaan yang semakin menumpuk sejak aku mempimpin cabang Slipi. Maklum, para pengusaha nasabah bank dimana aku bekerja semakin banyak saja, hal ini karena keberhasilan marketing-ku. Aku sengaja bekerja all-out siang malam, dengan menjamu langgananku sambil makan malam dan karaoke.

    Aku ingin melupakan Ningsihku yang sekarang sudah jadi isteri orang, tapi bayang-bayang kemesraan selama beberapa tahun dengannya seperti suami isteri tak mudah rupanya untuk dilupakan begitu saja. Sekretarisku yang baru memang cantik, lebih muda dan menarik, tapi anehnya aku sama sekali tak tertarik dengannya, barangkali memang aku bukan tipe lelaki “play-boy” yang gampang gonta-ganti pasangan. Cintaku sudah direbut oleh Ningsih tanpa peduli bahwa dia sudah menjadi isteri orang. Tapi aku tak menyesali pertemuan dengan Ningsih, aku tetap mencintainya dengan sepenuh hati.

    Oh, rupanya aku melamun terlalu lama, sehingga aku merasa malu ketika sekretarisku Reni masuk membawa setumpuk dokumen.

    “Pak, kok melamun?” sapanya ramah, sambil tersenyum manja.
    “Ah, oohh… eng.. nggak.. kok”, kataku tergagap.
    “Pak, dokumen-dokumen ini perlu segera ditanda-tangani Bapak, sebab nanti siang Pak Yusuf Pramono akan mengambilnya” , kata Reni lagi.

    “Okay, tinggalkan saja dulu, nanti saya panggil lagi kamu setelah kutandatangani” , kataku datar.

    Reni menaruh beberapa map “feasability study” untuk beberapa proyek pabrik konveksi yang mengambil kredit dari bank dimana aku bekerja. Dia keluar ruanganku dengan lirikan matanya yang semakin manja. Ah, boleh juga tuh cewek pikirku, bodinya cukup montok, hitam manis dengan buah dada yang terlihat menonjol besar keluar dari blousenya. Tapi setiap aku kepingin iseng-iseng menggoda Reni bayangan wajah Ningsih selalu berkelebat di depan mataku, seakan mengingatkan janji dan kesetiaanku. Ah, kamu mau menang sendiri Ning! gumamku dalam hati, sedangkan kamu nikmat-enakan dengan suamimu.

    Aku selalu membayangkan Ningsih telanjang bulat setiap malam dengan suaminya dan bermain cinta di ranjang berdua, tanpa takut ketahuan orang, tanpa takut diganggu orang karena memang suami-isteri sah dan lupa pada diriku. Kemudian pada akhir klimaks-nya Ningsih melenguh dan meregang sambil memuji sayang suaminya, sama seperti dilakukannya padaku. “Uuh! kamu memang nggak setia Ningsih! kamu tega meninggalkan aku sendirian di Jakarta , sedangkan kamu nikmat-enakan tiap malam ngentot dengan suamimu. Kamu bilang nggak cinta, tapi lama lama kamu suka juga dimasukin penisnya! Brengsek kamu Ningsih!!! dan bodohnya aku tetap saja setia menunggu barang bekasan lelaki lain.”

    Sekretarisku masuk lagi ke ruang kerjaku, ada apa pikirku, belum dipanggil kok masuk lagi. Jangan-jangan dia memang sudah kegatelan mau kucumbu. Aku sudah mempunyai pikiran buruk untuk menggodanya untuk mengobati kekesalanku pada Ningsih dan aku hampir yakin bahwa dia pun pasti menginginkan aku berbuat sesuatu yang mengasyikan padanya.

    “Ada apa lagi?” kataku pura-pura tetap berwibawa seperti biasanya.
    “Anu, Pak.. ada telepon dari Ibu Ningsih, Bandung!” katanya mengandung curiga.
    “Hah, Ningsih! Ada apa lagi dia, mau ceNingsih asyik-masyuk pengantin barunya dengan si Yudi itu?” pikirku dalam hati.
    “Cepat, sambungin ke sini!” jawabku cepat dan spontan.

    Heran, setiap kudengar nama dia, apalagi akan mendengar suaranya setelah hampir sebulan tidak ketemu, kebencian dan cemburuku pada suaminya seperti mendadak hilang tak berbekas. Sekretarisku bergegas keluar kembali untuk menyambungkan saluran telepon dari Ningsih, terlihat raut mukanya agak ditekuk. Aku yakin dia nggak begitu suka jika Ningsih telepon, mungkin juga cemburu, karena dia tahu aku punya hubungan khusus dengan bekas sekretarisku itu.

    “Hallo, Papah, ini Mamah, apa khabar sayang?” suara Ningsih di seberang sana terdengan merdu di kupingku.
    “Baik saja kok, kamu gimana?” kataku datar.
    “Pah, Mamah sangat rindu deh, kapan Papah mau ke Bandung?” jawabnya lagi.

    Tiba-tiba timbul pikiranku untuk menggodanya, sekaligus menumpahkan kekesalan dan kecemburuanku.
    “Ah, masa sih kamu kangen saya, kan tiap malam ada teman sekasur, nikmat lagi, nggak takut ketahuan orang, tiap jam, tiap saat mau mainkan tinggal buka celananya, penisnya gede lagi, pasti kamu melenguh keenakan!” jawabku nyerocos seenaknya dan rasanya plong hatiku setelah mengatakannya.
    “Papah, kok gitu sih? Papah jahat deh, Mamah nggak nyangka Papah bicara begitu, padahal setiap detik, setiap hari Mamah rindu padamu!” ungkapnya dengan nada agak tinggi. Aku terdiam, nggak tahu mau ngomong apa lagi.
    “Pah, kamu masih mau denger Mamah nggak?” Ningsih berkata lagi.
    “Pah, Mamah interlokal nih, jadi mesti menghemat, Mamah kan isteri pegawai kecil, mesti ngiNing, masih mau dengar nggak?”
    “Iya, iya, aku masih dengar kok, terus saja ngomong, aku dengerin”, kataku sekenanya.
    “Papah kok gitu sih, Papah kelihatannya nggak rindu sama Mamah? ya sudah, Mamah tutup teleponnya ya!” serunya mulai emosi. Aku masih saja mau menggodanya, rasanya kesal dan cemburuku belum hilang betul.
    “silakan, memangnya siapa yang telepon duluan?” lanjutku lagi.
    “Oh, gitu ya, kamu memang egois, kamu nggak mau ngerti, mau menang sendiri, kamu selalu mengungkit perkawinanku, padahal semuanya terjadi bukan karena mauku.

    Kenapa dulu Papah nggak beRani mengawini Mamah? Jawabnya karena Papah sudah punya anak, isteri dan kedudukan tinggi. Apakah itu bukan egois namanya? Tapi Mamah tetap menyintaimu dengan sepenuh hati, apa Papah pikir Mamah juga nggak cemburu, bertahun-tahun mencintai laki-laki yang sudah jadi suami orang? Apa Mamah harus jadi perawan tua dan hanya selingan kamu?”

    Terdengar suaranya mulai keras dan terbata-bata, mungkin menahan tangis.

    “Ya sudah, Mamah nggak bakalan telepon Papah lagi, biarlah Mamah menanggung rindu dan mencintai Papah sampai mati, Mamah nggak akan ganggu Papah lagi kalau memang sudah tidak dibutuhkan! Tapi kamu mesti ingat Pah, bahwa bayi di kandungan Mamah adalah anakmu, bayi ini adalah darah dagingmu, kamulah yang membentuk dan menjadikan janin anakmu ini, si Yudi bukan bapaknya yang sesungguhnya, dia nggak tahu bahwa aku sudah mengandung benih anakmu ketika kawin.”

    Ningsih terdengar menutupi kesedihannya dengan omelan panjang yang memerahkan kupingku. Ah, dasar perempuan, kalau sudah merajuk dan mengamuk, hatiku selalu luluh dengan perasaan cintaku kepadanya, cintaku yang memang sangat mendalam dan tidak bisa terlupakan, apapun yang terjadi dan bagaimanapun status Ningsih sekarang yang sudah menjadi Nyonya Yudi Prayogo. Aku takut Ningsih segera menutup teleponnya, makanya segera kularang dia.

    “Mah, tunggu! jangan tutup dulu teleponnya, oke…oke… , maafkan Papah, Papah juga rindu, Papah sayang, Papah selalu mencintaimu, kamu dengar itu sayang?” aku menyerocos tak terkendali, menumpahkan perasaanku yang sesungguhnya.
    “Ya sudah, tak apa, Mamah selalu memaafkan kamu, sekarang catat nomor telepon Mamah dan Mamah tunggu kamu di Bandung segera kalau Papah masih sayang Mamah, mumpung si Yudi lagi tugas seminggu ke Malang!” perintah Ningsih.

    Kucatat nomor teleponnya dan aku berjanji untuk segera datang ke Bandung menemuinya, kasihan Ningsihku kesepian dan sangat merindukanku. Aku janji untuk datang hari Jumat sore dengan kereta Parahyangan dan menginap di Hotel Kumala Panghegar. Aku sengaja tidak bawa mobil dan sopirku sebab bisa berabe nanti kalau sopirku tahu aku masih berhubungan dengan Ningsih.

    Pada Jum’at sore aku sudah tiba di stasiun kereta api Bandung dan temanku kepala cabang di Bandung telah siap menjemputku di stasiun.

    “Gila lu Zen, kau rupanya masih juga berhubungan sama Ningsihmu itu!” katanya sambil menepuk bahuku, setelah kami bertemu di stasiun.

    Aku hanya tersenyum saja. Togar Sihombing temanku itu memang satu-satunya sejawatku yang mengetahui hubungan intimku dengan Ningsih, sejak Ningsih masih menjadi sekretarisku.

    “Hati-hati kamu Zen, di sini kamu lagi bertamu, nanti ditangkep satpam suaminya tau rasa kau!” katanya meledek.

    Karena rahasiaku dan Ningsih memang sudah di tangannya, aku tak sungkan-sungkan meminta supaya Togar bisa jemput Ningsihku dari rumahnya di daerah Pasir Kaliki dan dibawa ke kamar hotelku. Aku suruh dia mengatur segalanya, termasuk keamanan hotel Kumala Penghegar, agar aku bisa tenang dan santai dengan Ningsihku semalam suntuk, bahkan kalau bisa sampai minggu pagi.

    Kira-kira satu setengah jam aku menunggu di kamar hotel, pintu diketuk dari luar dan waktu kubuka pintu kamarku, ternyata Ningsihku sudah berdiri sendirian. Dia tersenyum manis dengan lipstik merah tua tipis, kontras dengan mukanya yang putih mulus. Badannya semakin bersih dan montok, mungkin pengaruh kandungannya yang jalan dua bulan, sehingga buah dadanya terlihat semakin membesar dan pinggulnya semakin bulat berisi. Terlihat perutnya sedikit membesar dan itu semakin membangkitkan gairahku.

    Kata orang, wanita yang sedang hamil dua atau tiga bulan itu sedang cantik-cantiknya dan akan sangat menggemaskan laki-laki yang melihatnya, apalagi dalam keadaan polos. Kuraih tangannya dan kutarik dia ke kamarku. Setelah mengunci kamar dengan double-locked, kupeluk dan kucium dia dengan penuh kerinduan, Ningsih membalas hangat. Kuminta air liurnya seperti biasa ketika kami berciuman dan kutelan dalam-dalam ludahnya yang tetap wangi itu. Baru aku sadar untuk menanyakan kawanku Togar, setelah Ningsih melepaskan ciumanku yang menggebu-gebu sehingga terengah-engah kehabisan napas.

    “Kemana si batak itu?” tanyaku.
    “Dia pulang dulu katanya, setelah mengantar Mamah sampai ke pintu kamarmu”, jawab Ningsih. Tahu betul tuh batak satu.
    “Kok, Papah kelihatan kurusan? katanya lagi sambil memandangiku dari ujung kaki ke ujung rambut.
    “Masa? barangkali kurus mikirin kamu. Apa khabar sayang? senang ya hidup di Bandung?” dia merebahkan badannya di pelukanku, sehingga aku terdorong rebah ke ranjang karena Ningsih semakin berat badannya.
    “Apa kabarnya suamimu? Kok punya isteri cantik ditinggal-tinggal terus”, godaku muncul lagi.
    “Ah, sudahlah, nggak usah nanya dia, namanya juga pegawai rendahan, harus mau ditugaskan ke mana saja.” Jawab Ningsih.
    “Pah, Mamah kangen dan rindu banget deh”, katanya lagi sambil berbalik menindih tubuhku. Oh, Ningsihku semakin bahenol saja badannya, dan buah dadanya yang semakin montok menekan dadaku.
    “Hati-hati dengan perutmu sayang, nanti anak kita kejepit.” Ningsih tak peduli, dia terus merangsek dan menciumi seluruh mukaku dan kupingku sehingga seluruh tubuhku merinding dibuatnya.
    “Oooohh… Papah, Mamah gemes dan rindu deh!” ujarnya sambil menjulurkan lidahnya yang harum ke bibirku, tentu saja kusambut hangat dan segera menghisap lidahnya dalam-dalam sambil kugigit sayang.

    Ningsih melotot manja,

    “aachh… sakiiitt dong Paahh!” Kukulum lagi lidahnya dan kusedot sambil memejamkan mataku, Ningsih mulai melenguh bahagia sambil sekali lagi menumpahkan liurnya untuk kuhisap dan kutelan dalam.

    Kubalikkan badannya pelan-pelan karena Ningsih sedang berisi, dan segera saja kubuka pakaiannya. Ningsih diam saja dengan mata terpejam. Kulempar satu persatu roknya, blousnya, blazernya, dan terakhir celana dalamnya. Oh, Ningsihku semakin montok dan menggairahkan. Pahanya, betisnya yang putih bersih, ditumbuhi bulu-bulu halus, pinggulnya semakin montok berisi dan vaginanya dengan bulu-bulu hitam tipis kemerahan semakin menggairahkan. Kujilati badannya mulai dari ujung kaki, naik ke betis, paha dan bermuara di selangkangan dan vaginanya. Ningsih mulai menggeliat-geliat kegelian.

    “Paahh, ooogghh Mamah rindu jilatanmu seperti ini, oooogghh.” lenguhan Ningsihku baru lagi kudengar setelah dua bulan tidak ketemu. “Papah buka pakaiannya dong!” kata Ningsih mulai nggak sabar. Aku segera menanggalkan seluruh pakaian yang melekat dan ketika CD-ku kulepas, penisku langsung mencuat keluar dengan tegang.

    Ningsih tersenyum manja dan langsung menyergap penisku dengan kuluman mautnya.

    “Paahh… Mamah rindu penis iniiii, eeeemmggghh enaakkk Paahh, kok sudah assiinn?” Mulutnya menyedot-nyedot penisku sambil mundur maju, aku merasakan kenikmatan luar biasa. Ningsih mengigit-gigit batang penisku yang mulai menegang seperti kayu.

    “Maahh, ooogghh teruusss oooggghh, tapi jangaann oooghh, keras-keras gigitnya!” aku mulai merem-melek keasyikan.

    Ningsih semakin kencang menghisap-hisap penisku sambil memejamkan matanya, sementara buah-dadanya berayun-ayun ketika dia menaik-turunkan mulutnya sampai batang penisku masuk semua di mulutnya.

    “Paah, sudah keluar lendirnya, asiiiin!” sambil menelan cairan penisku, dan hisapannya semakin menjadi-jadi di kepala penisku sambil menghisap-hisap lendir penisku. “Eeeemmhh… enaak Paahh.” Aku semakin merem melek sambil menggapai buah dadanya, dan ketika tanganku berhasil meraihnya, kuremas-remas buah dadanya yang semakin kenyal dan kupilin putingnya yang kemarahan seperti buah delima matang.

    “Maahh.. ooogghh… udaahh duluuu yaang, Papah nggak tahaannn… oooghh.” Aku menggelinjang kuat ketika hisapannya semakin asyik di kepala penisku.
    “Sekarang giliran Mamah yang tidur.” Ningsih telentang pasrah, kedua kakinya kurenggangkan, kuusap-usap perutnya yang mulai kelihatan sedikit buncit mengandung anakku.

    cerisex.net–>cerita seks terbaru

    Kubenamkan mukaku di selangkangannya sambil kujilat kedua selangkangannya dan dengan cepat kujilat pula lubang duburnya. Ningsih selalu nggak tahan kalau kujilat lubang pantatnya. Dia menggelinjang kegelian sambil merintih.

    “Aduuuhh, Papah jahaat!” Kumainkan klitorisnya dan lubang vaginanya dengan lidahku dan kukeluarkan ludahku membasahinya sehingga terasa semakin nikmat ketika kuhisap cairan vaginanya yang sudah mulai keluar bercampur ludahku. Asin, manis dan gurih. Kutelan dalam-dalam. Ningsih mulai menaik-turunkan pinggulnya kegelian.

    “Paahh, eeemmggghh.. .. ooogghh, teruuusss… Paahh, lidahnya kayak kontoool.” Dia terus melenguh seperti biasanya, dan lenguhannya ini yang tak bisa kulupakan.

    Lidahku yang tegang semakin kujulurkan ke dalam lubang vaginanya, kumainkan klitorisnya dengan lidah digetarkan, Ningsih menggelinjang hebat. Rongga-rongka vaginanya kulumat dan kujelajahi dengan lidahku, sementara bibirku melumat kelentitnya yang memerah.

    “Oooooghh… Papaahh… nikmaat… teruuusss Paahh! Ningsih menaik-turunkan pantatnya semakin tinggi, sehingga lidahku seperti penis menancap dalam di vaginanya.
    “Aduuhh… Paahh… oooogghh… Paahh, Mamaahh… oogghh… enaakkk!” mulai deh Ningsih melenguh panjang.
    “Paah, hayo naik deh, Mamah sudah nggak tahan, masukin cepet penisnya sayaang!” Ningsih semakin melebarkan selangkangannya dan menggapai badanku.

    Aku bangun dan menidurinya dengan hati-hati karena sekarang Ningsih sedang berbadan dua. penisku sudah keras seperti batu dan mengangguk-ngangguk gagah mencari mangsa. penis pun tahu bahwa kesukaannya ada di depannya, vagina Ningsih memang sudah tak asing lagi buat penisku sehingga begitu bersentuhan saja langsung mengeras bukan main. Seperti batu! Dan Ningsih memang nggak bakal lupa dengan keperkasaan penisku yang mulai dikenalnya sejak dia perawan, untuk pertama kali menikmati penis lelaki.

    Kugesekan penisku di pahanya, Ningsih kegelian, dan memberikan kode supaya langsung ditancapkan ke vaginanya yang sudah menganga, basah, hangat dan mulai menyedot-nyedot mencari mangsa. Kubenamkan kepala penisku sedikit demi sedikit, oh hangatnya vagina Ningsih dan vaginanya mulai bereaksi menyedot-nyedot, empot-ayamnya mulai main. Kutarik lagi penisku, sehingga pinggul Ningsih ikut naik karena sudah tidak sabar ingin melumat penisku. Kubenamkan lagi batang penisku perlahan, Ningsih menaikkan pinggulnya ke atas, sehingga batang penisku setengah ditelan vaginanya. Pinggulnya diputar-putarkan sambil mengeluarkan jurus “empot-ayamnya” .

    “Oooogggghh, Mamaahh… uughhgghh… nikmaattt aduhh.” Desahanku membuat Ningsih semakin semangat menaik-turunkan pinggulnya, hingga batang penisku semakin amblas ditelan vaginanya yang tetap saja sempit.
    “Paahh tekaannnn Paahh… Mamaahh… oogghh… nikmaattt sekalii.” Pinggul Ningsih dan badannya semakin bahenol dan seksi, perutnya yang sedikit membesar membuat nafsuku semakin menjadi-jadi.

    Kuganjal pantatnya dengan bantal dan aku setengah duduk dengan bertumpu pada dengkul menggenjot penisku keluar masuk vagina Ningsih yang semakin naik ditopang bantal sehingga seluruh rongga vaginanya terlihat jelas.

    “Bleeesss… creekkkk…. bleeees… creeekkk, gesekan dahsyat penis dan vaginanya yang empot ayam semakin ramai saja. Daging vaginanya terlihat seperti terbawa ketika kucabut batang penisku saking sempitnya. Dan “empot-ayam” -nya dikeluarkan kalau senggama dengan aku saja katanya, sedangkan dengan suaminya tetap seperti layaknya “gedebong pisang”.
    “Paah…, aduuhh, Paahh.., kontoolnya ooghh, Mamaahh… nggaak tahaan… Paahh!” Ningsih seperti nggak ingat sedang hamil, badannya bergetar, pinggulnya naik turun dengan cepatnya, miring ke kiri dan ke kanan merasakan kenikmatan penisku yang perkasa.
    “Paahh… ooghh…. eemmghh… oozzzhh… aauugghh… eeemmhh… teruuzshh… tusuuukk…. Paahhghh”, lenguhan itu yang sangat kudambakan. Aku seperti lelaki yang sangat dibutuhkan Ningsihku, tidak ada lelaki lain yang bisa memuaskannya lahir batin.

    Aku semakin gila menyodokkan penisku keluar masuk vagina Ningsih, kuangkat kaki kirinya ke atas dan kutenggelamkan seluruh batang penisku sampai terasa mentok di ujung lubang vaginanya.

    “Oooogghh… apaahh… uughhzz… Papaahh… nikmaatt… ooghh…. teruss… aduuuuhh… teruuss, Mamaahh… maooo… keluaarr!” Ningsih berteriak-teriak keras sekali sambil seluruh badannya bergetar dan bergoyang, keringat kami bercucuran seperti habis mandi membasahi sprei.
    “Paahh, kenapa dicabut?” Ningsih mendelik waktu penisku mendadak dicabut dari lubang vaginanya. Ningsih tersenyum lagi ketika kuminta dia menungging, supaya kami bisa bermain dengan “doggy style”. Wow, pinggulnya yang putih mulus semakin berisi dan bahenol saja menambah nafsuku semakin menjadi, ketika Ningsih menungging.

    Kuhisap dan kujilat lendir vaginanya dari belakang, sekalian lubang pantatnya, Ningsih melenguh panjang. Dia memang paling geli kalau dijilat lubang pantatnya.

    “Papaahh…. aduhh…. Mamaahh, nggak tahaan doongg… Cepat masukin penisnyaa!” teriak Ningsih sambil menunggingkan pantatnya, sehingga terlihat vaginanya yang merah jambu dan sedikit basah itu.

    Penisku yang lagi tegang-tegangnya kuarahkan ke lubang vaginanya seperti mengarahkan meriam “Si Jagur” siap menembak tank-tank belanda. Dan…

    “Bleeeesszzhh. ..” penisku menyeruak ke dalam “gua kenikmatan dunia” Ningsihku. Ningsih kembali melenguh panjang. “Paahh… oooggghh…, teruuss kocookk sayaang!” Aku mulai menarik dan membenamkan batang penisku keluar masuk lubang vaginanya yang terasa semakin sempit dan menyedot-nyedot kalau bersenggama dengan “doggy style” kesukaan kami berdua.
    “Oooggghh… Maahh, Papah enaakkk… ooooggghh… hhzzz… aahzzoogghh. .. duuh…. Maahh… aa… duuhh gilaa… yaangg, teruuss goyaang.. cakeeep!” Ningsih memundur-majukan pantat dan pinggulnya semakin cepat sehingga bed kamar hotelku berdeNing-deNing bunyinya.

    Keringat kami jatuh bercucuran. Nikmat sekali rasanya bersenggama dengan kekasihku tersayang ini. Jiwa raga kami rasanya bersatu-padu.

    “Aduuuhh… Papaahh… ooggghh… enaakkk… Paahh, teruusss Paahh genjot… teruuuss… aahh… lebih kenceng, oooggghh… aahhzzzzhh.. . duhh”, badan Ningsih berguncang-guncang keras, goyangan pinggul dan pantatnya tambah menggila dan lubang vaginanya seakan mau melumat habis dan mematahkan batang penisku.

    Air maniku rasanya sudah mengumpul di kepala penisku, siap disemprotkan kapan saja kalau mau, tapi aku mau agar Ningsihku dulu yang klimaks supaya dia puas. Belum tentu kami bisa ketemu seminggu sekali, padahal dia pernah bilang bahwa kalau kami bisa kawin mungkin bisa berhubungan badan setiap malam, karena penisku terasa nikmat sekali rasanya katanya suatu hari sambil melumat lendirku yang keluar di mulutnya, dan Ningsih nggak geli menelan semua air maniku.

    “Paahh… Mamaahh… ooggghh… Paahh… aaduuhh… oggzz… giillaa…. aahh.. ooogghh… Mamaahh…. ooghh… Maauu keluaarrr!”
    “Tungguu sayaangg.. Mamaah berbalik dulu telentang lagi”, perintahku, kami sudah hampir mencapai orgasme.

    Kucabut penisku, Ningsih kemudian telentang dengan kedua kaki dibuka lebar. Vagina dan lubang pantatnya kubersihkan dulu dengan jilatan lidahku penuh nafsu. Kutelan habis cairan vaginanya yang asin, wangi dan gurih itu. Dia menggelinjang sambil bergumam

    “Aduuuhh, ooogghh, Papah jahaat!” sambil tersenyum manja dan matanya merem-melek.
    “Cepetan masukin lagi penisnya Paahh, Mamah sudah nggak tahan nih!” Aku segera menaiki tubuhnya dengan hati-hati takut kandungannya tertekan dan anakku kesakitan.

    Kuarahkan lagi batang penisku yang sudah merah legam seperti batu dibakar untuk siap bertempur sampai titik darah putihku terakhir, demi untuk Ningsihku tersayang. Dan…

    “Bleeezzzhh” dan Ningsih melenguh panjang sekali
    “Oooogghh Paahh.. kocookkkhh yangghhzz..” Kutarik cepat penisku sampai kepalanya nongol ke permukaan vaginanya dan seketika itu juga kubenamkan habis batang penisku ke lubang vaginanya sampai terasa mentok.

    Ningsih melenguh panjang.

    “Oooggghh Paahh aduuuhh gilaa nikmaat.” Kucabut lagi batang penisku tiba-tiba dan kubenamkan lagi kuat-kuat ke dalam vaginanya, dengan style agak miring, terkadang dari lubang sebelah kanan, terkadang masuk dari lubang sebelah kirinya, membuat Ningsih terbuai kenikmatan luar biasa.
    “Ooooowww ooogghh aahh Papahh enaakkhh duhh ampuunnn duuhh ooghhz…. Paahhzz!” teriakannya melengking-lengking , seperti nggak peduli kalau ada yang dengar. Aku semakin bernafsu, keringatku bercucuran, penisku terasa semakin tegang dan mau meledak dan terasa panas sekali seperti gunung mau memuntahkan laharnya.
    “Maahh.. ooghhzz Maahh Nonooknya gilaa empot ayaamm!”
    “Goyaanggg teruusss oogghh yuuu bareeeng keluariiin Maahhggzz!

    Kami semakin menggila saja, aku menusukkan batang penisku dan mencabutnya setiap “setengah detik” sekali, dan goyangan pantat dan pinggul Ningsih semakin menjadi-jadi. Tempat tidur semakin ramai berdeNing-deNing, keringat kami bercucuran seperti mandi sambil bersenggama, atau bersenggama sambil mandi, bercampur menjadi satu menambah kenikmatan dan rasa menyatu yang bukan main indahnya. Ningsih semakin menggila, mengelepar-gelepar keasyikan, matanya merem-melek. Kucium dan kulumat seluruh wajahnya, bibirnya, jidatnya, ludahnya kusedot dalam-dalam. Ningsih menggigit lidahku keras sekali sampai aku menjeNing kesakitan.

    Itu tandanya Ningsihku mau ejakulasi dan klimaks. Kukuatkan agar cairan air sorgaku nggak muncrat dulu sampai Ningsihku mencapai klimaksnya. Tiba-tiba…

    “Paahh oooggghh aduuuhh Maamah keluuaarr ooghh aduuhh gilaa ooowwwhzz aahh Papaahh.. uuughh uughh uuugghh”, dia sekali lagi menggigit lidahku sampai berdarah barangkali, sambil mencubit keras pahaku, itu memang kebiasaannya kalau meregang menahan klimaks luar biasa.

    Aku tak peduli apapun yang dilakukan Ningsihku demi kepuasan kekasihku ini. Aku terus menggenjotkan penisku semakin gila dan rasanya sudah nggak tahan lagi menahan spermaku muncrat di vaginanya yang kusayangi. Ningsih sudah kepayahan rupanya, katanya vaginanya terasa ngilu kalau dia keluar duluan dan aku masih semangat menggenjotkan penisku keluar masuk vaginanya.

    “Cepeeet dooong yaang aach Mamaah capeee”, katanya dan akhirnya… “Ooogghh.. Maahh.. Papah jugaa keluaarrr… ooooghh.. oooghh… oooghh.. Mamaahh… aduuuuhh eemmhhzz! Kami sama-sama meregang, mengejang, mendelik, menggelepar, seakan jiwa raga kami terbang ke angkasa luas nan indah, ke alam surgawi dunia fana entah sampai kapan kami akan memagut cinta, tapi rasanya memang sulit berpisah.

    Kupeluk dan kucium Ningsihku yang terkulai puas dengan senyuman tersungging di bibirnya yang merah muda tanpa gincu. Kulumat lagi bibirnya habis-habisan, dia melenguh manja dengan mata tertutup letih tanda puas yang luar biasa.

    “Paahh, Mamah cinta… jangan tinggalin Mamah ya sayaang!” Aku mengangguk saja karena aku pun sangat mencintainya.

    Kemudian Ningsih dan aku rupanya tertidur pulas dalam keadaan berpelukan mesra dan bugil dan penisku masih sedikit menancap di vaginanya. Kulihat jam tanganku sudah menunjukan jam dua pagi. Hawa dingin kota Bandung dan ketika aku tersadar bahwa kekasihku masih tergolek mesra di pelukanku dengan telanjang bulat, nafsuku mulai bangkit kembali dan penisku sedikit demi sedikit mulai menegang dan keras kembali.

    Kubangunkan Ningsihku, dia terbangun kami sama-sama berciuman kembali walaupun belum gosok gigi. Tapi cinta mengalahkan segalanya, semuanya terasa indah dan harum wangi. Ningsih juga kemudian terangsang kembali dan kami bersenggama lagi habis-habisan sampai jam empat pagi sampai seluruh badan terasa lemas dan lunglai. Nggak apa, kami makan apa saja yang membuat tubuh segar kembali dengan memesan ke Room Service.

    Hari Sabtu pagi sampai siang hari kami terus tidur berpelukan mesra, pintu kamar terus berstatus “DO NOT DISTURB” sebab ada dua sejoli yang sedang memagut kasih, dan sampai Minggu pagi kami terus bercinta dan bersetubuh tak bosan-bosannya sampai tujuh kali. Minggu siang sekitar jam 12.00 Togar datang sesuai janji untuk mengantarkan Ningsih pulang, sambil mendropku di stasiun kereta api. Oh, setianya Batak satu ini, benar-benar kawan sejati dia. Dia cuma cengar-cengir penuh arti ketika bersalaman di stasiun dan berpisah denganku.

    Dari mobil, Ningsih melambaikan tangan dan menempelkannya di bibirnya. “Hati-hati kau bawa dia kawan, dia sedang mengandung anakku, cari jalan yang mulus!” perintahku pada Togar. “Siap boss, akan kulaksanakan perintahmu!” katanya tegas. Batak ini memang tegas dan kasar, tapi hatinya sangat lembut dan baik. Sekali lagi aku berpelukan dengan Togar, sebelum Kijangnya yang membawa Ningsih hilang dari pandanganku.

    Aku berjanji pada Ningsih untuk sesering mungkin datang ke Bandung, tak peduli apakah si Yudi keluar kota atau tidak sebab cinta kami begitu indah.

  • Berhubungan Sex Dengan Pacar Sebelum Menikah

    Berhubungan Sex Dengan Pacar Sebelum Menikah


    1298 views

    Duniabola99.org – Sebut saja namaku wawan, seorang karyawan swasta. Sekarang aku sudah menikah dan sudah dikaruniai 1 orang anak. Istriku bernama Tiara (bukan nama sebenarnya), seorang tenaga medis di sebuah rumah sakit di kotaku.

    Kisah ini adalah kisah nyata yang juga merupakan rahasia kami berdua yang terjadi sekitar satu tahun sebelum kami menikah. Hari itu kami berhubungan sex untuk pertama kalinya dan untuk pertama kalinya pula aku merasakan betapa nikmatnya tubuh wanita.

    Hari itu hari Sabtu, sekitar jam 10 pagi. Hari itu aku tidak masuk kerja dengan alasan sakit. Padahal aku cuma malas saja karena sehari hari sebelumnya aku baru pulang tugas dari luar kota. Lagian di kantorku Sabtu cuma kerja setengah hari.

    Aku sendirian di rumah karena kedua orang tuaku belum pulang dari sebuah resepsi pernikahan (Aku anak bungsu dan cuma aku yang tinggal bersama kedua ortuku, saudara2ku yg lain sudah menikah dan tinggal di kota lain). Nama pacarku Tiara (dulu masih pacar, belum jadi istri). Umurnya lebih muda 4 tahun dariku. Waktu itu umurnya baru 19 tahun… Ibarat bunga, memang lagi mekar-mekarnya.

    Singkat cerita.. Iseng-iseng aku menelpon ke rumah Tiara (dulu belum punya HP… masih miskin, sekarang jg masih miskin… he he he) karena biasanya hari Sabtu dia ada jadwal pesiar (Tiara tinggal di asrama, dia belum lulus akademi-nya waktu itu).

    Ehh.. ternyata dia ada dirumah. Langsung saja aku minta dia main kerumahku, dan kebetulan sekali, dia bilang memang mau kerumahku. Mau numpang ngetik, katanya. (rumah Tiara gak ada PC waktu itu, dan lagi rumahku dan Tiara tidak terlalu jauh, masih satu kelurahan. Tidak sampai 1 km jalan kaki. Selain itu dia juga sudah sering kuajak kerumahku dan ortuku dan ortunya juga merestui hubungan kami).

    ”Mau dijemput nggak?” kataku.
    ”Nggak usah, naik becak aja, kakak kan lagi sakit..” kata Tiara.
    ”Ya udah.. aku tunggu ya…” sahutku.

    Tidak berapa lama muncullah Tiara di di depan pintu dan langsung kupersilahkan masuk. Ia mengenakan rok putih seragam akademi-nya dan blus biru muda lengan pendek yang tampak ketat di tubuhnya. Hari itu dia tampak begitu cantik. Sinar matahari siang membuat kulitnya semakin tampak putih bersinar. Dengan membawa tas besar penuh kertas dan buku, Tiara sudah siap dengan bahan-bahan ketikannya. Beberapa saat kami ngobrol sebentar di ruang tamu.

    Kemudian langsung saja dia kusuruh ke kamarku di lantai atas karena komputer dirumahku letaknya ada dikamarku. Tiara tidak begitu bisa komputer, dia “gaptek”… untuk ngetik di Word saja aku harus selalu membantunya, dan hari itu untuk kesekian kalinya aku harus menemaninya mengetik. Beberapa menit berlalu… Sambil ngobrol dan bercanda ria aku menemaninya mengetik di kamarku… Awalnya aku tidak berniat apa-apa.

    Tapi setelah beberapa lama berduaan dan duduk berdekatan di dalam kamar, nampaknya membuat setan mesum mulai merasuki otakku. Ditambah lagi situasi yang sepi sangat memungkinkan untukku berbuat yang aneh2 terhadap Tiara. Sambil membantunya mengetik, aku mulai sesekali mencuri kesempatan menyentuh beberapa bagian tubuhnya. Karena dia diam saja, akupun semakin penasaran.

    Pelan-pelan aku memberanikan diri memeluknya dari belakang, kemudian pelan2 aku kecup tengkuknya yang putih itu. Karena Tiara diam saja, aku jadi semakin berani. Aku pun mulai menciumi lehernya yang putih jenjang. Terasa begitu harum dan hangat. Kemudian perlahan2 tanganku mulai bergerak meraba2 dadanya. Pelan2 aku remas buah dadanya.. saat itu aku mendengar sedikit tarikan nafasnya yang berat.

    “ssshhhhh …!”
    “Tiara terangsang !”, pikiranku mulai mesum.

    Jantungku pun semakin berdegup kencang tidak karuan. Maklum, selama kami pacaran paling2 cuma pegang tangan atau cium pipi. Sebelumnya belum pernah sekalipun aku berbuat yang sedikit “berbahaya” dengan Tiara. Plek! Tiba2 Tiara memegang tanganku yang sedang “nakal”. Gawat !!! kupikir dia marah dan akan menamparku !!!

    Tetapi ternyata tidak !.. Tiara berhenti mengetik, tangannya yang tadi dipakai mengetik dan memegang mouse, kini membuka satu persatu kancing bajunya dan mengarahkan kedua tanganku menyelusup ke dalam bajunya. Tanganku pun semakin liar meremas sepasang payudaranya yang terasa semakin kencang. Sementara bibirku juga semakin buas melumat leher Tiara yang putih dan jenjang itu.

    Beberapa saat kemudian Tiara berdiri. Kancing bajunya hampir terbuka semuanya, bra-nya pun sudah bergeser dari tempat yang seharusnya. Dalam situasi itu, otakku sudah benar2 kacau… langsung kupeluk dia dan kulumat bibirnya dengan bibirku.

    Tak dinyangka, dia menyambut ciuman2ku. Aku pun semakin bernafsu, ciumanku pun mulai turun ke leher, turun ke pundak, turun ke dada, lalu mendarat di payudaranya. Kulumat puting susunya yang berwarna pink itu… Kulihat wajahnya. Tiara hanya memejamkan mata.. entah apa yang dia rasakan, tapi aku yakin dia menikmatinya.

    Sambil terus menciuminya, tanganku dengan cepat melucuti baju dan bra-nya. Aku pun melepas bajuku… Tiara yang sudah setengah bugil (topless!) aku tarik ke ranjangku dan kurebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Sungguh pemandangan yang luar biasa…

    Tubuh Tiara yang putih mulus dengan payudara yang mengkal menantang, ditambah lagi rok putih-nya yang tersingkap tinggi memperlihatkan sepasang pahanya yang putih mulus itu kini ada dihadapanku… Jujur saja. Itu adalah untuk pertama kalinya aku melihat langsung payudara wanita tanpa tertutup bra.

    Diatas ranjang itu kami bercumbu dalam keadaan setengah telanjang. Kami bergumul dan saling berciuman dengan sedikit liar. Saat itu pengalaman pertama bagiku berpelukan dengan wanita dalam keadaan tanpa busana. Kulit badanku bersentuhan dengan kulit tubuhnya yang mulus, kenyal dan hangat …

    Aihhh, Ternyata kehangatan dan keharuman tubuh wanita benar2 nikmat. Ciumanku2 bertubi2 melumat bibir Tiara, kemudian turun ke lehernya, lalu turun lagi ke pundaknya, lalu mendarat di dadanya. Payudara yang putih mengkal itu pun habis kulumat, putingnya yang berwarna merah muda itu terasa nikmat sekali kumainkan dengan lidahku.

    “Gigit aja kakk…” kata Tiara perlahan.
    ”Nanti kamu sakit..” kataku
    ”Nggak koq..” jawab Tiara Mendapat ’lampu hijau’ seperti itu, langsung saja kugigiti puting payudaranya.

    Tiara menjerit kecil… ”Ssshhh!!”. Membuat nafsu syahwatku semakin tak tertahankan. Dalam keadaan seperti itu… setan mesum diotakku semakin menggila. Aku tak tahan lagi menahan nafsu birahiku. Penisku yang sudah sejak tadi mengeras rasanya semakin meronta minta dikeluarkan. Aku mulai berfikir untuk bersetubuh dengan Tiara !

    “Kita main, yuk”, perlahan kubisikkan ke telinga Tiara.
    “Tiara takut, Kak”, jawabnya pelan.
    “Nggak apa-apa… Kakak ‘kan sayang sama Tiara”, rayuku.
    “Kalo nanti hamil, gimana Kak?”, kata Tiara
    “Nanti kakak keluarin diluar aja”. Jawabku
    “Tapi pelan-pelan, ya Kak… Tiara takut!”, katanya perlahan.

    Saat itu aku tidak lagi dapat berfikir waras. Nafsu birahi sudah menyelimuti otakku. Yang ada di fikiranku waktu itu hanya satu… Pokoknya bagaimana caranya aku harus bisa bersetubuh dengan Tiara! Untungnya Tiara menerima ajakanku… kalau saja dia menolak, mungkin sekarang aku sedang dipenjara dengan tuduhan pemerkosaan.

    Waktu itu sudah hampir jam 12 siang. Masih cukup waktu pikirku… Biasanya pulang resepsi siang ‘kan sekitar jam 1-an. Untuk keamanan, aku meninggalkan sebentar Tiara di dalam kamar. Kupastikan semua pintu rumahku terkunci. Aku tidak ingin momen singkat tapi “bersejarah” ini terganggu. Dari ruang tamu aku melihat sebentar kondisi sekeliling rumahku.. Cukup sepi. “Aman !” pikirku.

    Kemudian aku kembali naik kelantai 2 menuju ke kamarku..
    “Tiara !!!” aku tercekat, mataku terbelalak dan jantungku berdegup kencang.

    Sungguh pemandangan yang luar biasa indah dan belum pernah kulihat sebelumnya. Tiara sudah melepas rok dan celana dalamnya… dia berbaring telentang di ranjangku dalam keadaan polos, telanjang bulat tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Wawww… mulus dan bening sekali !!!

    “Koq, lama sekali… Kakak kemana aja?” katanya dengan tatapan mata menggodaku.

    Aku tercekat beberapa saat.. Tapi tanpa membuang waktu lagi, langsung kubuka celanaku beserta celana dalamnya. Kini aku juga sudah telanjang bulat. Penisku yang dari tadi sudah mengeras kini siap “menunaikan tugas”nya. Tanpa pikir panjang langsung “kuterkam” Tiara… Beberapa saat kami kembali bergumul dan bercumbu lagi. Tapi kali ini lebih bernafsu.

    “Ayo, Kak… masukin”, kata Tiara lirih. Nampaknya dia juga sudah terangsang.
    “Iya, sayang!” jawabku dengan pelan tapi pasti.

    Perlahan-lahan kucoba memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Awalnya sulit. Aku belum tau dengan tepat dimana posisi vaginanya (maklum, baru pertama kali). Tiara tersenyum, kemudian tangannya meraih penisku dan membantu mengarahkan ke vaginanya yang ternyata sudah basah. Srtt… srrt… srrrt !

    Perlahan tapi pasti penisku masuk menghujam vagina Tiara. Sungguh nikmat ! Terasa sempit, lembut, basah dan juga hangat di dalam sana. Perlahan kugoyang-goyangkan pinggulku maju mundur. Terasa semakin nikmat. Sambil kupandangi wajah Tiara. Dia hanya memejamkan mata sambil menggigit bibirnya. Entahlah… nampaknya dia sedikit kesakitan. Tapi sepertinya dia juga menikmatinya.

    “Aawwhh !!!” tiba-tiba Tiara menjerit kecil. Aku terkejut.
    “Kenapa? Sakit ya?” tanyaku dengan lugu.
    “iya … tapi gak apa-apa, koq” jawabnya.

    Aku cabut sebentar penisku. Kulihat vagina Tiara basah dan ada sedikit bercak darah disana. Keperawanannya baru saja pecah !

    “Ayo, Kak… terusin” katanya manja.
    “I..i.. iya..” kataku sedikit gugup. Aku tersadar aku baru saja mememerawani pacarku.

    Tapi, Ahh ! Sudahlah. Nasi sudah menjadi bubur pikirku. Lagian sudah kepalang enak. Lanjutkan saja.. Pokoknya hajarrrrr terusss!!! Kutindih lagi tubuh Tiara, kumasukkan lagi penisku ke dalam vaginanya dan kembali “kuperkosa” dia.

    Kali ini aku menggenjot lebih keras dari sebelumnya. Ranjangku yang terbuat dari kayu sampai berderik-derik seperti mau ambruk. Tiara juga memeluk tubuhku semakin erat. Sementara bibirku dan tanganku terus bergerilya ke sekujur tubuh Tiara. Leher Tiara yang putih jenjang itu semakin berwarna kemerah-merahan karena kugigiti.

    Sementara payudaranya yang bulat itu pun terus kuremas dan kulumat! Udara jam 12 siang yang cukup terik membuat tubuh kami berdua bermandi keringat (kamarku gak ada AC, cuma ada kipas angin, itu pun kecil), menambah asyik permainan “gulat” kami, walaupun tetap dengan gaya yang konvensional (aku diatas, Tiara di bawah… maklum, baru pertama kali. Belum ngerti gaya2 yg lainnya ).

    Beberapa menit berlalu dan semakin lama semakin terasa nikmat… ditambah lagi rintihan2 lirih dari mulut Tiara membuatku semakin terangsang! Ya ampuunn… beginikah rasanya berhubungan seks dengan wanita…. ternyata rasanya sangat nikmatt !!! Tiba-tiba tubuh Tiara seperti meregang..

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    “Ooohhh!”, dia merintih panjang.

    Inikah yang disebut ‘puncak kenikmatan itu’? Di saat yang hampir bersamaan aku pun merasakan kenikmatan yang semakin luar biasa pada penisku. Spermaku sudah hampir keluar ! Aku tidak ingin Tiara hamil.. makanya langsung ingin kucabut penisku. Tapi apa yang terjadi?… Tiara memeluk erat pinggangku dan menarik pantatku.. dia tidak ingin aku mencabut penisku !

    ”Tiara !”, kataku. Aku sedikit panik.
    ”Biarin, Kak… Jangan dicabut!”, kata Tiara.
    ”Nanti kamu hamil, sayang…”kataku dengan lembut.
    ”Pokoknya biarin… Tiara gak peduli!..Ayo terusiiiiiinn, Kakk !” katanya memaksa.

    Akhirnya aku ”menyerah”. Toh, sudah kepalang tanggung, pikirku. Aku pun kembali menggoyang pantatku. Kali ini lebih cepat dan lebih keras, sampai membuat Tiara menjerit-jerit kecil. Semakin lama .. aku merasakan kenikmatan yang semakin nikmat… nikmat… nikmatttt…. dan nikmaatttt luar biasa !!! Aku tak tahan lagi, tubuhku seperti meregang !… dan .. Arrggghhhhh….. CROTTT ! … CROT! … CROT!… Masih di dalam vaginanya, penisku memuntahkan sperma yang aku rasa banyak sekali! Rasanya itu adalah detik2 paling nikmat selama hidupku… Aku pun terkulai lemas.

    Nafasku masih terengah-engah seperti habis lari marathon… Sementara Tiara langsung loncat ke kamar mandi lantai 2 yang tidak jauh dari kamarku. Dia langsung membersihkan spermaku yang masih lengket di vaginanya. Jam sudah menunjukkan pukul setengah satu.

    Sebentar lagi kedua ortu-ku pasti pulang. Kami langsung bergegas merapikan diri dan berpakaian lagi. Setelah itu kami hanya duduk saling berpandangan. Bingung, takut, menyesal, campur aduk jadi satu. Rasanya tak percaya kami berdua baru saja melakukan hubungan layaknya suami istri yang belum seharusnya kami lakukan.

    Hari-hari setelah hari itu menjadi hari yang penuh beban bagiku. Aku dihantui perasaan takut kalau Tiara hamil. Bagaimana ini ??? Gawat kalo sampai hamil, pikirku. Dia masih sekolah dan aku walaupun sudah kerja, tapi gajiku masih pas-pasan.

    Mana cukup buat berdua seandainya aku terpaksa harus menikahinya. Belum lagi aib yang harus ditanggung oleh keluarga. Walahhhh.. Kacau nihh !!! Beberapa hari kemudian datanglah “kabar baik” itu. Tiara menelponku dan katanya dia baru saja menstruasi. Ahhhhh…. Rasanya bebanku hilang berkilo-kilo. Lega sekali rasanya.

    Tapi bukannya tobat, malahan tambah gawat. Mungkin ketagihan ‘kali ya? Sejak saat itu, rasanya aku terus merindukan Tiara. Rindu kehangatan tubuhnya dan rindu aroma tubuh dan rambutnya yang khas saat aku memeluknya.

    Singkat cerita, sejak hari itu hubungan kami malah semakin intim. Setiap ada kesempatan kami melakukan dan melakukannya lagi. Supaya tidak hamil, “muntah diluar” jadi pilihan. Lagian waktu itu masih malu kalo mau beli kondom ke apotik.. he he. Dulu, yang kalo jalan paling2 cuma pegangan tangan, sekarang sudah pake rangkul-rangkulan segala.

    Dulu cuma cium pipi, sekarang ciuman di bibir, french kiss pula … Dulu, kalo Tiara kuajak kerumahku, paling2 kami cuma ngobrol di beranda atau di ruang tamu, sekarang tiap kali kerumahku, begitu ada kesempatan, langsung masuk kamar dan ML ! Oh ya, Percaya nggak?… sejak hari itu, setiap kencan, aku selalu meminta Tiara untuk mengenakan rok.

    Tujuannya, supaya gampang berbuat ”nakal” kalau ada kesempatan ! (tinggal singkap roknya dan lepas celana dalamnya aja). Bahkan kalo nonton di Studio 21, kami sengaja mencari film jelek yang sepi penonton. Lalu mencari kursi yang agak pojok.

    Di dalam kegelapan studio bioskop, sudah pasti Tiara melepas celana dalamnya, kemudian membuka restluiting celanaku, lalu mengocok penisku hingga spermaku keluar (biasanya kumuntahkan di tissue atau sapu tangan) … dan selama itu pula tanganku memainkan vaginanya dengan jariku hingga basah ! Pokoknya hubungan kami tambah mesra dehh… malahan kelewat mesra !… bahkan cenderung mesum…

    Kisah diatas adalah awal dari petualangan seks kami berdua. Entah sudah berapa kali kami berhubungan seks sebelum kami akhirnya menikah. Tapi satu hal yang perlu pembaca ketahui, walaupun katakanlah aku sudah puas menikmati tubuh Tiara..

    Tidak sedikitpun terlintas dibenakku untuk meninggalkannya, karena aku memang benar2 mencintainya sampai saat ini. Dan aku merasa Tiara pun seperti itu.

     

    Baca Juga :
  • Majalah Dewasa Edisi Ayumi Madeira

    Majalah Dewasa Edisi Ayumi Madeira


    1346 views

    Duniabola99.org– Ayumi Madeira

    “Aku tidak bisa memainkannya. Haha!” inilah jawaban Luany Ayumi ketika MAXIM bertanya apa ia bisa bermain alat musik. Ah, nggak bisa juga nggak apa-apa kok, begini juga sudah bagus, seksi lagi.

  • Jadi Daun Muda Tante Kesepian

    Jadi Daun Muda Tante Kesepian


    1380 views

    Tante Endah yang memang keturuan china wajah oriental ini berumur 25an tahun sama dengan tante Milena dia juga seumuran, bedanya tante Milena ditinggal suaminya yang rupanya sudah memliki istri kedua tanpa sepengetahuan tante Milena, dari segi wajah mending tante Endah karena masih kencang ketimbang tante Milena, mungkin juga kebanyakan pikiran jadi tante Milena.

    Saat itu aku yang sedang jalan jalan di sebuah mall unutk mencari makanan dan kongkow tak menyangka bertemu dengan tante Milena yang mana disaat itu juga ada tante Endah, tante Milena mengenalkanku dengan tante Endah sebgai ponakan yang jauh. Kami pun bertemu kemudian kita makan bersama.

    Setelah habis dari makan tante Milena mengajak jalan jalan untuk melihat pakain di dalam mall, aku hanya mengikuti dia dari belakang entah apa yang dibicarakan mereka berdua dia berbisik bisik dan senyum senyum aku lihat lirikan tante Endah yang genit mencuri curi perhatiannku tak lama kemudian setelah jalan jalan di mall tante Endah pulang duluan karena sudah sore.

    “Oke, Mil. Aku pulang dulu ya, hampir sore nih. Sampai ketemu lagi Ferry” kata Tante Endah sambil tersenyum penuh arti kepadaku yang membuat aku tambah bingung dan dia melenggang menuju carcall untuk memanggil sopirnya.

    Sepeninggal Tante Endah kami menuju food court untuk membeli minum dan istirahat. “Fer, menurut kamu Tante Endah gimana?” tanye Tante Milena padaku setelah membeli minum dan duduk ditempat yang agak memojok dan meminum minumannya.

    “Mmm.. gimana apanya Tante?” jawabku bingung mendengar pertanyaan Tante Milena sambil menyedot minuman ringan yang aku pesan. “Ah kamu ini, pura-pura nggak ngerti apa emang nggak ngerti? Ya sifat orangnyalah, bodynyalah, facenyalah dan lain-lainnyalah” jawab Tante Milena agak sewot.

    “Oo, kalo sifatnya sih saya belum tau bener, kan baru sekali ketemu, tapi keliatannya orangnya baik dan ramah, terus kalo face dan bodinya mm.. biasa-biasa aja tuh” jawabku sambil tersenyum. “Emang kenapa Tante, kok Tante tanya gitu? Bikin aku bingung aja. Terus tadi ngomongin apa sih? Kok pake bisik-bisik terus Tante Endah jadi aneh sikapnya” tanyaku pada Tante Milena.

    “Fer, kamu tahukan kalo Tante Endah itu sudah lama hidup sendiri sejak pisah sama suaminya. Nah tadi waktu Tante Endah lihat kamu dia langsung tertarik sama kamu, dan dia nanyain tentang kamu terus ke Tante sebab dia nggak percaya kalo kamu itu keponakan jauh Tante, jadi Tante terpaksa cerita dech kedia siapa kamu sebenernya.

    Kamu jangan marah ya, abis Tante Endah itu suka maksa kalo keinginannya belum kesampaian” jawab Tante Milena. “Terus.. mm.. dia pengen sama kamu Fer.. gimana? Kamu mau nggak?” tanya Tante Milena dengan wajah serius.

    “Wah gimana ya, repot juga nich kalo sampai dia ngomong-ngomong ke orang lain, bisa tercemar nama Tante. Kalo menurut Tante dia bisa jaga rahasia kita dengan cara gitu ya sudah, saya akan layani dia” jawabku serius juga.

    “Tapi nanti kamu jangan lupain Tante ya kalo sudah dekat sama dia” kata Tante Milena was-was. “Ah Tante ini ada-ada saja, nggak mungkinlah saya lupa sama Tante, sayakan kenal Tante dulu baru Tante Yo” jawabku menghibur Tante Milena yang terlihat agak sedih dari ekspresi mukanya.

    “Yah.. sapa tahu kamu bisa dapet lebih dari Tante Endah dan lupain Tante deh” katanya lagi sambil menghembuskan nafas. “Jangan kuatir Tante, saya bukan tipe orang yang gampang ngelupain jasa baik orang kepada saya, jadi Tante tenang saja” jawabku kemudian.

    “Okelah kalo gitu nanti Tante hubungi Tante Endah, biar dia nanti hubungi kamu” kata Tante Milena kemudian. Setelah itu Tante Milena lebih banyak diam entah apa yang ada dalam pikirannya dan tak lama kemudian kamipun pulang. Malamnya Tante Endah menghubungi aku lewat telepon. “Hallo Ferry, ini Tante Endah masih ingatkan?” tanya Tante Endah dari seberang.

    “O iya masih, kan baru tadi siang ketemu, ada apa Tante?” jawabku sambil bertanya.
    “Tadi Tante Milena sudah cerita belum sama kamu tentang Tante?” tanyanya lagi.
    “Sudah sih, mm.. memang Tante serius?” tanyaku lagi pada Tante Endah.
    “Serius dong, gimana kamu okekan?” tanya Tante Endah lagi.

    “Kalo gitu oke dech” jawabku singkat. Lalu kami bercakap-cakap sebentar dan kami akhirnya kami janjian besok pagi dilobby hotel “XX” didaerah jakarta barat dan dia akan datang lebih awal karena akan check-in dulu, setelah itu teleponpun ditutup. Keesokannya seperti biasa aku memakai baju rapi seperti orang kerja supaya tidak terlalu menyolok dan aku menunggu di lobby hotel tersebut karena aku juga datang lebih awal, tak lama aku menunggu teleponku berdering.

    “Hallo Ferry, ini Tante Endah. Tante sudah ada diatas, kamu langsung naik aja di kamar 888 oke? Tante tunggu ya” kata Tante beritahukan kamarnya. “Oke Tante saya segera kesana, saya juga sudah di lobby” jawabku singkat dan menutup pembicaraan. Setelah mematikan teleponku agar tidak diganggu, aku naik lift menuju kamar Tante Endah. Sampai didepan pintu kutekan bel dan Tante Endah membukakan pintu.

    “Ayo masuk, udah daritadi Tante sampai dan langsung check-in. O ya, kamu mau minum atau mau pesan makan apa? tadi sih Tante sudah pesan makan dan minum untuk dua orang, tapi kalau kamu mau pesan yang lain pesan saja, jadi sekalian nanti diantarnya” kata Tante Endah sambil mempersilahkan aku masuk dan menutup pintu. “Yah sudah kalau Tante sudah pesan, nggak usah pesan lagi, nanti kebanyakan makanan malah bingung” jawabku.

    “Kok bingung kan buat gantiin tenaga kamu he he he” jawab Tante Endah bercanda. Kemudian Tante Endah duduk d

    sofa besar yang ada didalam kamar itu dan aku duduk di sebelahnya, kami berbincang-bincang sambil menonton TV lalu aku mendekati Tante Endah dan memeluk pundaknya, kemudian Tante Endah merebahkan kepalanya kepundakku, kubelai rambutnya dan kukecup kening Tante Endah.

    “Mmm.. kamu romantis ya Fer, pantes Milena suka sama kamu. hh.. sudah lama Tante nggak merasakan suasana romantis seperti ini” kata Tante Endah sambil menghembuskan nafas. “Ya sudahlah Tante, yang penting hari ini Tante akan merasakan hangat dan romantisnya cinta, karena hari ini aku milik Tante sepenuhnya” jawabku menghibur dia sambil kukecup lagi keningnya.

    Tante Endah menatapku sendu sambil tersenyum. “Terima kasih sayang” kata Tante Endah. Dan kutatap matanya yang sendu dalam-dalam lalu kukecup bibirnya. Kecupanku dibibirnya perlahan berubah menjadi ciuman lembut yang dibalas Tante Endah dengan lembut juga, sepertinya Tante Endah benar-benar ingin merasakan nikmatnya berciuman yang sudah lama tidak dirasakannya.

    Kami saling cium, saling kulum, dan saling memainkan lidah kemulut pasangan kami. Kugelitik lidah Tante Endah dengan lidahku dan kusapu langit-langit mulutnya sambil kupeluk tubuhnya dan kuraba wajah dan tengkuk serta lehernya dengan tanganku yang lainnya.

    “Ahh sayang, aku suka sekali ciuman kamu, mm.. ciuman kamu lebut dan merangsang, mm.. kamu memang pintar berciuman, ahh.. ayo sayang beri Tante yang lebih dari ini” kata Tante Endah disela-sela ciuman kami dan berciuman lagi.

    Tanganku mulai bergerak meremas kedua payudara milik Tante Endah bergantian. Tapi aksi kami terganggu oleh pelayan yang mengantar makanan yang dipesan oleh Tante Endah. Setelah pelayan keluar dan Tante Endah memberikan tip, tiba-tiba Tante Endah menabrak aku dan mendorong aku hingga terjatuh diatas tempat tidur dan dengan buas dia langsung memelorotkan celana dan celana dalamku, hingga penisku yang masih tidur terbebas dari sarangnya dan langsung diterkam olehnya.

    Disedot, dikulum dan digigitnya penisku yang mulai bangkit dengan napsu dan buas, dan kedua tangannya tak henti-henti mengocok dan memainkan kedua bolaku. “Ahh Tante.. pelan-pelan Tante.. ahh.. enak sekali Tante.. ohh” desahku menahan nikmat yang diberikan oleh Tante Endah padaku.

    Tanganku hanya bisa meremas rambut Tante Endah dan seprei kasur yang sudah mulai berantakan, tak lama kemudian kulepaskan kepala Tante Endah dari penisku, kuangkat Tante Endah dan kurebahkan dikasur. “Sekarang giliranku, Tante diam saja dan nikmati permainan ini ya” kataku sambil mengecup bibir Tante Endah dan mulai mencumbu Tante Endah sementara Tante Endah hanya diam saja sambil menatapku dengan sendu.

    Kumulai cumbuanku dengan menciumi bibirnya dan perlahan turun kelehernya sambil kubuka kancing baju Tante Endah satu persatu sambil terus turun kedadanya. Setelah kancing bajunya terbukan semua. Kuraih pengait BH yang ada dibelakang dan kubuka sehingga ikatan BHnya terbuka dan ku lepaskan BH Tante Endah lewat kedua tangannya tanpa melepas baju Tante Endah, setelah lepas langsung kuciumi kedua payudara Tante Endah.

    Kuciumi seluruhnya kecuali putingnya yang sudah berdiri mengacung minta dikulum tapi tidak pernah kukulum, setiap kali ciuman dan jilatanku sudah dekat dengan putingnya ciuman dan jilatanku turun lagi kepangkal payudaranya dan terus turun sampai ke perut dan bermain-main dipusar sambil kujilati lubang pusar Tante Endah lalu naik lagi terus berulangkali, kusingkap rok yang dipakai oleh Tante Endah kemudian tanganku mulai bekerja meraba-raba paha dan lutut Tante Endah lalu mulai melepaskan celana dalam yang dipakai oleh Tante Endah.

    Ketika permainan mulutku mencapai perutnya kutarik celana dalam Tante Endah, dan Tante Endah mengangkat pantatnya sehingga celana dalamnya dengan mudah lepas dari tempatnya. Kupelorotkan celana dalam Tante Endah sampai sebatas lutut lalu ciumanku naik lagi kearah payudaranya.

    Dan ketika jilatanku mendekati puting Tante Endah tangankupun mendekati vagina Tante Endah dan ketika bibir dan lidahku mulai memainkan puting Tante Endah tangan dan jari-jariku juga mulai bermain dibibir vagina Tante Endah yang ternyata sudah basah. Ketika kukulum puting Tante Endah yang sudah berdiri dari tadi kumainkan juga kelentitnya dengan jari-jari tanganku yang seketika itu juga membuat tubuh Tante Endah melengkung keatas.

    “Akhh.. Ferry.. kamu benar-benar gila sayang, kamu kejam sekali mempermainkan Tante.. akhh.. ferry enak sekali sayang.. akhh.. gila.. kamu bener-bener gila sayang” teriak Tante Endah histeris sambil tangannya meremas seprei dan rambut kepalaku bergantian.

    Tak kuhiraukan teriakan Tante Endah dan aku terus mengulum kedua puting dan menjilati kedua payudara Tante Endah bergantian. Tak lama kemudian kurasakan vagina Tante Endah bertambah basah dan tubuhnya mulai bergetar keras yang disertai erangan-erangan, akhirnya Tante Endah mendapatkan orgasme pertamanya.

    Pada saat tubuhnya mulai tenang, kulepaskan cumbuanku di payudaranya dan langsung kuangkat kedua kakinya sehingga kepalaku dengan mudah menuju kevaginanya dan langsung kujilat dan kukulum serta kusedot-sedot vagina dan kelentit Tante Endah.

    “Akhh.. ahh.. gila.. ini namanya penyiksaan kenikmatan.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. aku nggak kuat lagi sayang.. ahh.. terus sedot yang kuat sayang.. ahh.. tusuk dengan jarimu sayang.. ahh.. tusuk yang kuat.. ahh sayang.. Tante mau.. ahh.. mau dapet lagi sayang.. ahh.. kamu benar-benar gila” teriak Tante Endah histeris memohon, lalu tubuhnya mulai bergetar lagi merasakan orgasme kedua yang datang menghampirinya.

    Kuturuti permintaanya dengan menusukan jariku dan kumainkan jariku dengan menyentuhkan jariku kedinding vaginanya yang berkedut-kedut sambil terus bibir dan lidahku memainkan perannya dikelentit Tante Endah.

    Tubuh Tante Endah bergetar keras dan pinggulnya bergoyang-goyang mengikuti irama tusukan jariku sambil tak henti-hentinya menjerit-jerit histeris sambil kedua tangannya meremas dan menjambak-jambak rambutku. “Ahh.. Ferryy.. sayang.. ahh.. enak sayang.. ahh.. sodok yang keras sayang.. ahh.. sedot itilku yang kuat.. ahh.. yang kuatt..

    ” jerit histeris Tante Endah mengantar orgasmenya yang kedua itu. Dan ketika tubuh Tante Endah sudah hampir tenang lagi, kuhentikan juga semua aktivitasku dan kulepas celana dalam Tante Endah yang masih sebatas lulut sehingga lepas semua.

    Lalu kuatur posisiku dan kutusukkan penisku kedalam lubang vagina Tante Endah. “Okhh.. jangan dulu sayang.. jangan.. ahh.. stop sayang.. stop.. biar Tante istirahat dulu” pinta Tante Endah padaku, tapi aku tidak menghiraukan permintaanya sambil terus kutusukan penisku sampai masuk seluruhnya dan mulai kugoyang, kuputar dan kukocok penisku dalam vagina Tante Endah.

    Tak lama kemudian kuangkat tubuh Tante Endah hingga posisi Tante Endah kini dalam pangkuanku, dan dalam posisi Tante Endah sedang menaik turunkan pantat dan menggoyangkan pinggulnya kulepas baju Tante Endah yang masih melekat dan kulemparkan entah kemana lalu kubuka pengait dan resleting rok Tante Endah dan kulepas rok Tante Endah dari atas dan kulemparkan juga entah kemana hingga kini tidak ada selembar benangpun yang menempel ditubuh Tante Endah lalu akupun melepaskan bajuku sendiri dan kulemparkan sembarangan.

    Setelah melepaskan baju mulai kuputar-putar pantatku hingga penisku lebih menggesek dinding vagina Tante Endah. “Akhh.. sayang.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. kamu.. ahh.. kamu memang gila.. ohh.. penis kamu benar-benar.. ahh.. kamu pintar sekali sayang.. pintar dan gila.. ahh.. Tante mau.. ahh.. mau keluar lagi.. ahh.

    Tante nggak kuat lagi sayang.. ahh” jerit Tante Endah histeris dan tubuhnya mulai bergetar mendapat orgasmenya yang ketiga, kurasakan cairan diliang vagina Tante Endah bertambah banyak dan kurasakan juga kedutan-kedutan dari dinding vagina Tante Endah. Lalu kurebahkan tubuh Tante Endah dan terus kugenjot penisku didalamnya yang sekali-kali kuputar-putar pinggulku, tubuh Tante Endah tambah bergetar dengan kencang, goyangan dan kocokan penisku juga tambah kencang.

    Lalu kumainkan tanganku dikelentitnya sambil kurebahkan kepalaku kedadanya dan kusedot dan kukulum dengan kuat juga kedua puting Tante Endah bergantian dan kedutan-kedutan dinding vagina Tante Endah juga bertambah kuat sehingga penisku merasakan sensasi yang membuat aku merasakan sesuatu yang akan segera meledak keluar.

    “Akh.. Tante aku mau keluar Tante.. akhh.. aku keluar Tante” kataku disela-sela kuluman mulutku diputingnya sambil terus mengocok penisku dengan cepat dan kuat dalam liang vagina Tante Endah. “Ahh.. iya sayang.. ahh.. keluarkan saja.. ahh.. Tante juga.. ahh.. sudah nggak kuat lagi.. ahh” teriak Tante Endah dan memelukku dengan erat sambil tubuhnya terus bergetar, kurasakan kuku-kukunya mencakar punggungku.

    Lalu meledaklah cairan kenikmatan yang kukeluarkan dalam vagina Tante Endah yang sudah basah sehingga bertambah basah lagi, ketika kenikmatanku meledak dan tubuhku bergetar kenikmatan kukocok dengan keras dan kuat penisku dalam vagina Tante Endah sehingga ada cairan yang keluar dari dalam vagina Tante Endah yang kurasakan dari tanganku yang basah karena masih memainkan kelentit Tante Endah. Tubuh kami sama-sama bergetar dengan kencang, keringat kami bersatu dan seluruh ruangan dipenuhi oleh suara erangan dan jeritan kenikmatan yang kami dapatkan pada saat bersamaan.

    Setelah tubuhku dan Tante Endah mulai tenang kembali, kulepaskan penisku dari vaginanya yang sudah sangat basah, lalu kubersihkan vagina yang penuh dengan cairan kenikmatan kami berdua dengan sedotan dan jilatanku, kujilati sampai bersih dan sayup-sayup kudengan erangan pelan Tante Endah yang memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang baru saja dia dapatkan.

    Setelah bersih kurebahkan tubuhku disamping Tante Endah, lalu kupeluk dia dan kukecup pipi Tante Endah. “Ahh.. terima kasih sayang.. terima kasih daun mudaku.. uhh.. rasanya tubuhku ringan sekali bagaikan kapas yang masih terbang diawang-awang, ahh.. nikmat sekali tadi kurasakan, kamu memang pintar sayang, baru sekali ini kurasakan orgasme beruntun seperti tadi, sampai lemas tubuh Tante” kata Tante Endah sambil membuka matanya dan tersenyum padaku.

    “Ah Tante Endah bisa aja.. aku juga tadi nikmat sekali, kedutan dinding vagina Tante Endah membuat penisku merasakan seperti diremas-remas, nikmat sekali” balasku sambil kuusap keringat yang ada di keningnya dan kukecup kening Tante Endah, lalu aku bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang penuh dengan keringat dan disusul oleh Tante Endah dan kamipun saling membersihkan tubuh.

    Selesai membersihkan tubuh dan dalam keadaan masih bugil kami lalu menyantap makanan yang tadi dipesan oleh Tante Endah sambil bercakap-cakap dan bercanda, sedangkan tangan Tante Endah tidak pernah lepas dari selangkanganku. Selesai makan kami melanjutkan percakapan kami diatas tempat tidur sambil saling memeluk hingga akhirnya kamipun tertidur untuk memulihkan tenaga yang akan membuat pertarungan berikutnya lebih seru lagi.

    Dan mulai sejak itu jadilah aku daun muda kesayangan Tante Endah dan Tante Milena.

  • College student Elena Koshka strips slowly to insert two fingers into her twat

    College student Elena Koshka strips slowly to insert two fingers into her twat


    1412 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Ngentot Pramugari Cantik Sexy

    Ngentot Pramugari Cantik Sexy


    1629 views

    Duniabola99.org – Sungguh cerita dewasa panas yang luar biasa, karena pengalaman ini adalah pertama kali atau bisa dibilang cerita dewasa pertamaku dalam melakukan hubungan seks yang luar biasa. Sebelum aku ceritakan semuany aku ingin memperkenalkan diri dulu bro, kenalin dulu, aku ini adalah seorang anak dari pengusaha terkenal dalam bidang expor dan juga impors, makanya aku sering ke manca negara, nah suatu waktu aku harus pergi ke negara amerika untuk bertemu dengan klien ayahku.

    Waktu itu aku naik pesawat dan aku duduk di bussiness class di upper deck, aku bisa leluasa turun ke lower deck. Karena dua-duanya adalah zone Bussiness Class. Sekitar lima menit, aku melihat pemandangan awan dari jendela kecil.

    ” Excuse me, sir… ” sebuah suara halus menyapaku dengan ramah. Ternyata seorang pramugari muda berwajah manis sedang tersenyum padaku. ” Are you from upper deck? ” Aku mengangguk, ” Yeah… why? ” aku mengintip name tag di dadanya. Yuliana Sastri… wah nama indonesia nih ! ” I am just checking to see whether you need anything, because you have been looking out for quiet a long time… ” jawabnya dengan sopan. ” Dari Indonesia ya kamu? ” todongku. ” Lho… iya ! Bapak dari Indo juga? ” tanya lagi. ” Uh kok Bapak sih… belum juga tua, kok dipanggil Bapak… panggil nama aja… aku Joe… ” ” Oh… saya Lia… Bapak eh… kamu mau ke LA ya? ” kemudian kami ngobrol ngalor ngidul selama tigapuluh menit.

    Agen Judi Online Aman Dan Terpercaya 

    Ia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun. Aslinya dari Bandung. Umurnya baru 23. Belum punya pacar katanya. Kami ngobrol sambil berdiri, lalu tiba-tiba seorang pramugari lain menghampirinya dan sementara mereka mengobrol, aku mengambil segelas wine yang disiapkan di galley (dapur) mereka.

    ” Yah… aku ditinggal sendiri deh, hehe… ” katanya setelah temannya pergi. ” Lho, kenapa? ” ” Jam istirahat… tadi aku uda istirahat 3 jam… dan habis ini giliran shift kedua istirahat. mestinya berdua-berdua, tapi supervisorku katanya migraine jadi dia istirahat di first class. Mungkin 2 jam lagi baru balik. Untung aja gak penuh… ” ” Oh… gitu… ya… gapapa deh… aku temani… aku bosen banget dari tadi di atas… sebelahku oom gendut yg ngorok melulu lagi… ”

    Lia tertawa. Manis sekali wajahnya kalau tertawa. Dan aku mulai meneliti tubuhnya. Sekitar 165 cm, berat badannya mungkin 55 dan kulitnya putih sekali seperti orang Jepang. ” Kamu beneran nih belum punya cowok?” tanyaku iseng. ” Lagi ga ada… soalnya cowok terakhir membosankan banget. Dia ga fun dan old fashion… ”

    Lalu ia mulai bercerita tentang mantannya yang masih menganut adat kuno, yang ga suka clubbing, pesta, minum dan tentu saja seks. Wajahnya memerah ketika ia bercerita. ” Maaf ya, aku kok jadi cerita kayak gini… hihi… habis memang mantanku itu orangnya aneh. Atau mungkin dia ga tertarik sama aku ya… mungkin aku terlalu jelek ya… ” katanya menerawang.

    ” Gak, kok… kamu cantik banget… dan… ” aku menatap matanya, ” seksi… bodi kamu seksi banget. Daritadi aku membayangkan bodi kamu di balik seragam itu… ” tambahku dengan berani. Mungkin aku mulai mabuk karena dua gelas white wine. ” Masa? Kamu boong ya… Joe… aku kan ga seksi. Toketku aja cuma 34B, hmmm ga seksi sama sekali deh… ” Aku menatapnya dengan penuh napsu. 34B, boleh juga… ” Kalau kamu kasi aku liat, aku mungkin bisa menilai apa bodi kamu seksi beneran atau gak… ” tantangku.

    Lia tampak terkejut. Tapi ia lalu melihat ke kiri ke kanan, sekeliling kami agak gelap karena semua penumpang kelas bisnis nampaknya tengah terlelap. Ia tersenyum padaku ,” Beneran nih? ” ” Sumpah… ” Lalu Lia memberi isyarat agar aku mengikutinya. Ia lalu mulai berjalan ke arah toilet untuk orang handicapped, yang lebih luas daripada toilet biasa. Ia menarikku masuk dan mengunci pintunya dari luar. Di dalam toilet ternyata lebih bising daripada di luar, mungkin karena suara mesin.

    Aku langsung membuka seragam pramugarinya yang bagian atas. Dan tampaklah dadanya yang indah menantang. Ia memakai bra seksi tanpa busa berwarna hitam, putingnya tampak tegang dari balik bra itu. ” Lia… kamu seksi banget… ” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum berlipstick pink. Lia membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding toilet. Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya dari luar bra nya. Lia mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Aku lalu berusaha menarik roknya sampai lepas, dan kini tampaklah tubuh ramping seksinya. Tinggalah celana dalam dan bra berwarna hitam transparan serta sepatu hak tingginya. Ia tampak amat seksi. ” God, u re so sexy, baby… ” bisikku di telinganya.

    Lalu tanganku langsung sibuk membuka kaitan bra nya, dan menciumi lehernya yang indah.Lia mulai meraba bagian depan celana jeansku, dan tampak senang menyentuh bagian itu sudah tegang. Setelah branya lepas, aku langsung menciumi seluruh payudaranya. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena siapa saja bisa mengetuk pintu toilet, dan itu membuatku bergairah. Lia mulai berusaha membuka ikat pinggangku, dan kemudian melorotkan celanaku sampai ke lantai. Ia menyentuh kont*lku yang keras dari balik boxer kainku, dan mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Lia ke westafel dan kubuka celana dalamnya. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Mungkin ia suka bikini waxing seperti cewek-cewek di luar pada umumnya. Kujilati mem*knya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Mungkin memang benar dia terlalu hyper, makanya mantannya bosan.

    Kumasukan dua jari tanganku ke dalam mem*knya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan ada orang yg mendengar dari luar. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati mem*knya. ” Ahhh… ahhh… I’m gonna come… Arghhhh… uhhh… yes… yes… baby… ” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok mem*knya. Semenit kemudian, Lia benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.

    Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, dan mencopot boxerku dengan cepat. Ia duduk bersimpuh dan mengulum kont*lku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Lia melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok kont*lku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.

    Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Lia tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh… gitu Joe… gigit seperti itu… I feel ******.. ” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Lia makin terangsang. kont*lku terus memompa mem*knya dengan cepat, dan kurasakan mem*knya semakin menyempit… ” gila… mem*k lo kok menyempit gini, sih Lia… Oh… gila… ” Ia tersenyum senang. Mungkin ia suka latian body language, soalnya dulu mantanku yang guru BL, bisa mengatur mem*knya jadi sempit jadi gini, dengan latihan rutin. kont*lku keluar masuk mem*knya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Lia merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.

    ” Ah joe… You’re so… soo… Ohh… i am gonna come… i m gonna come… again… Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh… ” Lia orgasme untuk kedua kalinya dan terkulai ke bahuku. Karena aku masih belum keluar, aku mencabut kont*lku dari mem*knya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap westafel. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Lia tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk kont*lku ke mem*knya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan. Make upnya luntur karena keringat, tapi tubuh seksinya tampak sangat indah.

    Aku mulai memompa mem*knya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. ” yeah… I am your bitch… fu*k me real hard… please… ”

    Buset… ga nyangka penampilan manisnya ternyata hanya di luar. Aslinya dia kasar dan gila seks, kaya bule di bokep aja, pikirku makin terangsang. kont*lku makin cepat menusuk2 mem*knya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Lia naik turun sesuai irama kocokanku, dan aku semakin horny melihatnya menggumamkan kata-kata kasar. kont*lku semakin tegang dan terus menghantam mem*knya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat. ” Ah… baby… yeah… oh yeah… ” kont*lku terasa makin becek oleh cairan mem*knya.

    “Lia… aku juga mau keluar nih… ” ” oh tahan dulu… kasih aku… kont*lmu… tahan!!!!” Lia langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kont*lku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. ” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Lia menyedot kont*lku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kont*lku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kont*lku dengan gerakan makin pelan.

    Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Lia berlutut dan menjilati seluruh kont*lku dengan rakus. ” Kamu takut gak, kalau aku bilang, aku suka banget sama sperma cowok ?” bisiknya dengan suara manis sekali. Di sela-sela engahanku, aku menggeleng penuh kenikmatan. Gila kali mantannya, ga mau sama cewek hot begini… !!

    Setelah Lia menjilat bersih kont*lku, ia memakaikan celana jeansku, lalu memakai seragamnya sendiri. Ia membuka kompartemen di belakangnya, dan mengeluarkan sisir dan makeupnya dari sana. Dalam waktu 5 menit, ia sudah tampak seperti pramugari manis yang tadi pertama kulihat, bukan wanita gila seks seperti barusan. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu toilet.

    Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.

    ” Baiklah, Pak Joe… saya harus siap-siap untuk meal service berikutnya, mungkin Bapak mau istirahat sejenak? ” godanya dengan nada seksi. Aku tersenyum dan mengangguk setuju. Sebelum aku ke upper deck, kucubit pantatnya dan ia memberiku ciuman yang sangat panas.

    Habis flight itu, ia memberiku nomer telpon hotelnya di LA, dan kami ngeseks gila-gilaan tiap hari. Ternyata Lia sangat hyper sex dan bisa orgasme sampai sembilan kali seharinya. Sedangkan aku hanya mampu bucat 2 kali sehari. Dalam flight kembali ke LA, aku mengupgrade kursiku ke first class , karena ia bertugas di first class. Dan sekali lagi kami have sex di toilet, dan kali ini hampir ketauan teman kerjanya. Kami masih sering ketemu sampai hari ini. Kalau aku ke kota dimana dia tinggal.
    Pacarku? Masih jalan juga lah… jadi punya dua cewek, deh…

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Majalah Dewasa Edisi Natalia Barulich

    Majalah Dewasa Edisi Natalia Barulich


    1436 views

    Duniabola99.org– Natalia Barulich

    Berawal dari ballerina, Natalia Barulich terjun ke dunia modeling dan sempat mengikuti kompetisi Miss California USA 2012 dan memenangi kompetisi Miss 90210. Kalau ada yang bilang wanita asal California itu cantik-cantik, wanita ini adalah salah satu bukti nyatanya.

  • PIZZA ORAL SEXS

    PIZZA ORAL SEXS


    1939 views

  • Latina pornstar Allie Haze menanggalkan kemeja putih dan bretel untuk berpose telanjang

    Latina pornstar Allie Haze menanggalkan kemeja putih dan bretel untuk berpose telanjang


    1584 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari
    model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap
    harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • Busty college girl Layla London undresses and plays with her wet pussy

    Busty college girl Layla London undresses and plays with her wet pussy


    1377 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Kakak Beradik Cantik Yang Ketagihan Kontol Besarku

    Kakak Beradik Cantik Yang Ketagihan Kontol Besarku


    1323 views

    Duniabola99.org – Waktu itu sudah malam, sekitar pukul 9. Saya dan Mirna baru saja menyelesaikan babak ketiga pertandingan antar jenis kelamin kami yang sudah sekian kali kami lakukan. Kami ada di rumah Mirna, suami Mirna, Andre, sedang tidak berada di rumah, dia pergi tugas luar kota lagi. Sementara istri saya ada di rumah, saya punya banyak alasan kalau dia bertanya macam-macam.

    “Mas Vito, aku kok kayaknya nggak pernah bosen ya ‘ngewe’ sama kamu…” kata Mirna.
    “Lha, memangnya kalo sama Andre, bosen..? Kan dia suamimu,” jawab saya agak gr.

    “Bukannya gitu. Kalo sama Mas Andre gayanya itu-itu saja, dan lagi kontolnya Mas Andre kan nggak sebesar punya Mas Vito,” jawab Mirna jujur sambil mengurut batang kemaluan saya yang kembali mengeras.

    “Ndak boleh gitu lho Mir. Andre itu kan suamimu, dia baik lagi. Tapi, masa bodo lah, yang penting memek istrinya enak banget. Ya sudah ‘ngentot’ lagi yuk, mana toketmu, sini, aku mau ‘nenen’..!” Ketika kami mau mulai babak keempat, Vina, anak Mirna yang jadi sering melihat maminya di ‘acak-acak’, masuk ke kamar.

    “Mi, masih main kuda-kudaan ya..? ” tanyanya polos.
    “Iya, baru mau main lagi, kenapa Vin..? kata Mirna.
    “Vina mau bobo, tapi Vina takut, temenin Vina ya Mi, Om Vito main kuda-kudaanya di kamar Vina aja ya..!” pintanya penuh harap.

    Ya sudah, akhirnya saya dan Mirna pindah arena ke kamarnya Vina. Sambil masih bertelanjang bulat, kami berusaha menina-bobokan Vina yang katanya tidak kangen sama papinya, dia malah menganggap saya papi kandungnya. Baru sekitar 10 menit si Vina tertidur dan 3 menit si Mirna menghisap batang kemaluan saya, telephone di kamar Mirna berdering.

    “Mas, aku ngangkat telephone dulu ya, kali aja dari Mas Andre.” kata Mirna.
    “Ya, jangan lama-lama..” jawab saya.
    Setelah hampir 5 menit, Mirna balik lagi ke kamar dengan wajah bingung.

    “Mas, adikku mau kesini. Dia sudah ada di depan komplek. Gimana nih..?” kata Mirna.
    “Siapa..? Si Rere..? Dia bareng suaminya nggak..?” tanya saya berusaha tidak panik.
    “Nggak sih, kan dia lagi pisah ranjang sama Gery. Sudah 4 bulan ini.” jawab Mirna.
    “Ya sudah, kalo dia kesini, ndak apa-apa. Bilang aja aku lagi nemenin kalian. Apa susahnya sih?”

    Tidak lama kemudian Rere datang. Dia adalah wanita cantik berusia sekitar 25 tahun, dengan ukuran dada sekitar 34B (hampir sama dengan kakaknya), kulit putih bersih dan hidung yang bangir. Malam itu dia mengenakan ‘Tank Top’ warna biru ditutup dengan Cardigan hitam dan celana Capri (ketat, sedengkul) warna putih.

    “Malam Mbak, Eh.., ada siapa nih..?” kata Rere.
    “Ini Mas Vito, tetanggaku. Dia datang kesini mau nemuin Mas Andre, tapi nggak ketemu.” Mirna menjawab.

    “O iya, kenalin Mas, ini adikku, Rere. Re, ini namanya Mas Vito.”
    “Rere,” katanya sambil bersalaman dengan saya.
    “Vito,” jawab saya.

    “Kamu kenapa kesini..?” kata Mirna, “Tumben-tumbenan, mana malem-malem lagi. Kamu nggak takut apa? Daerah sini rawan pemerkosaan lho..!”

    Si Rere menjawab sambil melepas Cardigan-nya dan memamerkan keindahan buah dadanya, yang dapat membuat laki-laki sesak nafas itu, katanya, “Ngapain takut, kalo diperkosa malah seneng. Aku sudah hampir 5 bulan lho Mbak, nggak ‘gituan’..!”

    “Kamu ini kalo ngomong sembarangan,” kata Mirna sambil melirikku, “Kasian Mas Vito tuh, lagi tanggung, nanti dia ngocok disini lagi.”

    “Tanggung..? Emangnya kalian lagi ngapain..? Wah, macem-macem nih kayaknya..!” tanya Rere penasaran.

    Si Mirna menjawab, “Kenapa emangnya..? Mau ikut nimbrung..? Suntikannya Mas Vito besar lho..!” Saya dari tadi hanya diam dan tersenyum mendengar ‘adik’ saya dibicarakan dua wanita cantik.

    Lalu saya angkat bicara, “Kamu ini ngomong apa sih Mir..? Emangnya kamu sudah pernah liat burungku apa..?” kata saya menggoda.

    “Iya nih, Mbak Mirna. Emang udah pernah liat..?” kata Rere.

    “Wah, jangan macam-macam deh Mas, mendingan kita lanjutin pertandingan tadi. Kamu mau ikutan nggak Re..?” ajak Mirna sambil kembali melepas dasternya dan melucuti celana pendek saya.

    Melihat hal ini, Rere memekik pelan, “Wah, itu kontol..? Gede banget, boleh nyobain ya Mas..?”

    “Ya sudah, kamu hisap-hisap ya Re..!” kata saya, “Nah, Mir kesinikan memekmu biar kujilatin..!”

    Lalu kami bertiga bermain dengan riang gembira. Saya duduk di sofa, sementara Rere jongkok dan sibuk dengan batang kemaluan saya. Mirna berdiri menghadap saya sambil mengarahkan kepala saya ke liang vaginanya dan menjilatinya sampai kelojotan.

    Saya tidak sadar waktu Mirna agak bergeser, ternyata Rere sudah tidak mengenakan apa-apa lagi, polos, telanjang bulat dan berusaha menjepit penis saya dengan kedua buah dadanya yang ternyata memang besar dan membuat gerakan naik turun.

    “Ya, terus Re, enak banget..!” kata saya, sementara Mirna sudah duduk di sebelah kiri saya sambil mengulum bibir saya.
    “Mas Vito, aku mau masukin ke memek ya..!” pinta Rere penuh harap.

    Ketika melihat dan mengamati kemaluan Rere, saya agak kaget. Selain botak, vagina Rere juga masih terlihat sempit. Dalam hati saya berpikir, ini kakak beradik punya kemaluan kok ya sama.

    Lalu Rere membelakangi saya dan memasukkan batang kemaluan saya ke dalam vaginanya yang sempit itu dengan perlahan-lahan. Mirna yang juga sedikit terengah-engah memasukkan jari saya ke dalam liang kemaluan nya yang mulai basah.

    Rere benar-benar memperlakukan batang kemaluan saya dengan baik. Gerakan maju mundurnya sangat hebat dan terkadang dikombinasi dengan gerakan berputar. Menyikapi hal ini, saya lalu mengangkat badan Rere dan saya balikkan, hingga kami beradu pandang, dengan posisi kemaluan saya tetap di dalam vaginanya yang keset-keset basah.

    Rere ternyata sangat ahli dengan posisi duduk, dia terus naik turun berusaha mengimbangi hujaman-hujaman kemaluan saya yang makin lama makin dalam menembus pertahanan liang vaginanya.

    Setelah hampir 10 menit, Rere berkata, “Mas aku keluar..!”

    Tapi herannya dia masih saja menggoyang pantatnya. Sementara itu, Mirna ada di belakang Rere sambil memeluk dan meremas buah dada Rere. 3 menit kemudian, giliran saya yang bilang,

    “Re, aku mau keluar nih, di dalam apa di luar..?”
    “Di luar saja Mas, aku mau minum pejunya,” jawab Rere semangat.
    “Re, cepat lepas..!” kata saya sambil mengocok batang kemaluan saya dengan cepat dan mengarahkannya ke mulut Rere yang sekarang sudah jongkok di bawah saya.

    Ternyata benar, mulut Rere tidak hanya menampung sperma saya yang banyak, tapi juga benar-benar berkumur dan menelannya. Melihat hal itu, Mirna yang vaginanya tidak aktif, langsung mendekati batang kemaluan saya dan mengulumnya lagi.

    Saya yang sudah banjir keringat langsung berkata kepada Mirna, “Mir, yang bersih ya, saya istirahat dulu sebentar.” Sambil Mirna terus disibukkan dengan pekerjaannya, saya menyuruh Rere mendekat dan langsung mengulum bibirnya yang tipis dan beraroma sperma.

    Tidak lama kemudian, batang kemaluan saya mulai menegang lagi. Mengetahui perbuatannya berhasil, Mirna dengan tindakan super cepat menarik saya ke lantai dan menyuruh saya telentang. Mirna dengan cepat juga langsung menduduki kemaluan saya dan menjepitnya dengan kemaluan nya. Dengan posisi seperti itu, tangan saya diberi kesempatan untuk meremas payudara Mirna dan memainkan putingnya yang agak kecoklatan.

    Setelah hampir 10 menit mengerjai batang kemaluan saya, gerakan Mirna mulai agak mengendur. Saya tahu, dia sudah orgasme. Melihat hal ini, saya membalikkan badan Mirna, dan sekarang dia yang telentang. Kedua kaki Mirna yang putih itu saya buka lebar-lebar sambil menusuk vaginanya dengan gerakan yang amat cepat dan teratur. Erangan dan desahan Mirna sudah tidak saya dengarkan sama sekali.

    Sekitar 3 menit kemudian, saya sudah tidak dapat menahankannya lagi. Dengan posisi kemaluan masih di dalam vagina Mirna, saya menyemprotkan cairan sperma saya untuk yang kedua kalinya malam ini.

    Liang senggama Mirna yang saya perhatikan beberapa hari ini sudah agak melebar, tidak kuat menampung cairan sperma saya yang kental dan banyak. Melihat hal itu, Rere langsung menjilati vagina kakaknya berusaha mendapatkan air mani lagi sambil tangannya mengocok kemaluan saya.

    Vina yang sudah tidur rupanya terbangun karena berisik.
    “Mami, aku nggak bisa tidur, itu ada siapa..?”
    “Eh Vina, ini Tante Rere. Kok kamu nggak tidur..?” tanya Rere sambil menyuruh Vina mendekat.

    “Nggak bisa tidur Tante. Mami kenapa..? Kok kakinya terbuka, Mami sakit lagi ya..?” tanya Vina polos.
    “Mami nggak sakit. Justru Mami malah sehat, kan Mami habis Om suntik, nanti sebentar lagi juga bangun.” jelas saya.

    “Kok Tante Rere telanjang juga? Habis disuntik juga ya sama Om Vito?”
    “Iya, soalnya Tante lagi sakit memeknya jadi disuntik.” kata Rere sambil mengelus vaginanya sendiri.
    “Memek apa sih Tan..?” tanya Vina.

    Sambil membersihkan kemaluan Mirna, saya berkata ke Vina, “Ini yang namanya memek Vin. Ini gunanya buat masukin jarum suntiknya Om Vito.”

    “Vina juga punya Om.” kata Vina sambil menyingkap rok tidurnya.
    “Iya, tapi punya Vina belom boleh disuntik. Nanti kalo sudah besar, boleh deh..!” kata Rere sambil tersenyum.

    Selama seminggu Rere menginap di rumah Mirna, kami bertiga hampir tiap malam mengadakan acara begituan bersama. Vina yang selalu melihat aksi kami selalu tertawa kalau saya menyemprotkan sperma ke mulut mami dan tantenya.

    “Ha.., ha., ha.., Mami sama Tante Rere dipipisi Om Vito.” katanya lucu.

    Pernah sekali waktu, ketika istri saya sedang pergi, Rere main ke rumah dan minta disenggamai di lubang pantat. Karena menarik, saya lakukan saja dan ternyata itu enak sekali, seperti menjebol kemaluan perawan.

    Sekali waktu, pernah juga salah seorang teman kantor saya main ke rumah ketika dua kakak beradik itu kebetulan sedang ada di rumah saya. Karena tertarik dengan Mirna, teman saya itu mengajak Mirna main di atas meja makan saya.

    Saya dan Rere hanya diam dan tertawa melihat teman saya menghajar kemaluan Mirna sampai Mirna mengalami multi orgasme.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Over Horny oral Sexs

    Over Horny oral Sexs


    1860 views

  • Majalah Dewasa – Hot Asian Girls Of The Week Agustus

    Majalah Dewasa – Hot Asian Girls Of The Week Agustus


    1832 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-begitu saja.
    Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res.
    Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli yang sangat mempesona .
    Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

    ;

     

  • Kisah Seks Remaja Tubuh Seks Abg Smp

    Kisah Seks Remaja Tubuh Seks Abg Smp


    1403 views

    Duniabola99.org – Saat itu aku baru merasakan menggunkan pakain putih abu abu yah benar aku masuk SMA yg aku idamkan, tak beda sewaktu jaman SMP pulang sekolah pukul 2 siang, suatu hari aku dapat kenalan dari temanku sekolah, dimana aku dikenalkan sama cewek SMP kelas 3, aku berkenalan dengannya dia masih malu malu gimana, terlihat wajahnya yg memerah.

    Tapi yg aku herankan adalah bagian dadanya yg sudah menonjol dibanding teman yg lainnya, walaupun dia umurnya masih 13 tahun tapi tubuhnya bongsor wajahnya juga manis dengan kulit sawo matang, kami pun berkenalan dengan aku menanyakan namanya terlebih dahulu??

    “nama kamu siapa??’ dan aku menanyakan no teleponnya, kami saling bertukar nomer telepon, dan suatu ketika ada waktu luang kami bersepakat untuk jalan pertama kalinya, aku juga merasakan nerfes karena juga ini yg pertama aku jalan bersama cewek,

    Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00 aq telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama setelah itu muncul dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat dan rok yg kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam.

    Aq tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papinya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.

    “Oohh jawab aq,” aq tanya lagi “Terus Papi kamu mana?” dia jawab kalau Papi lagi keluar ada rapat lain di hotel (papinya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kami langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang,

    Kontol aq selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).

    Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat makan kami langsung pulang ke rumahnya setelah tiba aq lihat rumahnya masih sepi mobil papinya belum datang.

    Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., aq kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor aq langsung mengikutinya dari belakang aq langsung melihat pantatnya yg lenggak-lenggok berjalan di depanku,

    Aq lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya aq lihat tidak ada orang aq bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.

    “oohh…”, jawab aq.

    Aq tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.

    “Terus Papi kamu yg bukain siapa…”

    “aq…” jawabnya.

    “Kira-kira Papi kamu pulang jam berapa sih…”, tanya aq. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)

    Aq tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar aq…”.

    Dia bilang “Iya…”.

    Lalu aq bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat aq…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung aq tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yg benar-benar besar itu sambil aq remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.

    Aq langsung mengulum telinganya sambil berbisik, “Tahan sedikit yah…”, dia cuma mengangguk. Payudaranya aq remas dengan kedua tanganku sambil bibir aq jilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya langsung aq lumat-lumat bibirnya yg agak seksi itu, kamipun berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing.

    Kontol aq langsung aq rasakan menegang dengan kerasnya. Aq mengambil tangan kirinya dan menuntun memegang kontolku dibalik celana aq, dia cuma menurut saja, lalu aq suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, aq langsung mengeluh panjang, “Uuhh…, nikmat sayg”, kata aq.

    “Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yg dia kenakan dan membenamkan muka aq di antara payudaranya, tapi masih terhalang BH-nya aq jilati payudaranya sambil aq gigit-gigit kecil di sekitar payudaranya, “aahh…, aahh”.

    Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya aq langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yg amat menakjubkan, dia mempunyai payudara yg besar dan puting yg berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama aq main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya).

    Aq jilat kedua payudaranya sambil aq gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tapi aq tidak ambil pusing tetap aq gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.

    Sekarang payudara dia berada tepat di depan wajah aq. Sambil aq memandangi wajahnya yg sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua payudaranya dengan lembut. Diapun kembali mendesis,

    “Ahh…, aahh…”, kemudian aq tarik payudaranya dekat ke wajah aq sambil aq gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala aq tapi tangannya aq tepiskan. Sekelebat mata aq menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup aq pun menyuruh dia untuk penutup pintunya

    Dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup pintu dengan mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan kedua bukit kembarnya yg bikin hati siapa saja akan lemas melihat payudara yg seperti itu.

    Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju aq. Aq pun langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan kedua tangan aq tapi tetap dalam keadaan berdiri aq jilati kembali payudaranya.

    Setelah puas mulut aq pun turun ke perutnya dan tangan aq pelan-pelan aq turunkan menuju liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali mengisap puting payudaranya.

    Tangan aqpun menggosok-gosok selangkangannya langsung aq angkat pelan-pelan rok yg dia kenakan terlihatlah pahanya yg mulus sekali dan CD-nya yg berwarna putih aq remas-remas liang kewanitaannya dengan terburu buru,

    Dia pun makin keras mendesis, “aahh…, aakkhh… ohh…, nikmat sekali…”, dengan pelan-pelan aq turunkan cdnya sambil aq tunggu reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala muncul tanda setan).

    Terlihatnya liang kewanitaannya yg ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Aqpun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.

    Setelah puas aqpun menyuruhnya duduk di lantai sambil aq membuka kancing celanaku dan aq turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku, aq tuntun tangannya untuk mengelus kontol aq yg sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku.

    Diapun mengelusnya terus mulai memegang kontol aq. Aq turunkan CD-ku maka kontol aq langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Diapun kaget sambil melotot melihat kontol aq yg mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) aq menyuruhnya untuk melepas kaos yg dia kenakan dan roknya juga seperti dipangut dia menurut saja apa yg aq suruh lakukan.

    Dengan terburu-buru aq pun melepas semua baju aq dan celana aq kemudian karena dia duduk dilantai sedangkan aq dikursi, aq tuntun kontol aq ke wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Aq suruh untuk membuka mulutnya tapi kayaknya dia ragu-ragu.

    Setengah memaksa, aq tarik kepalanya akhirnya kontolku masuk juga kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai menjilati kontol aq, langsung aq teriak pelan, “Aakkhh…, aakkhh…”, sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan kontol aq di dalam mulutnya.

    “aakk…, akk…, nikmat sayyaangg…”. Setelah agak lama akhirnya aq suruh berdiri dan melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah dia depanku sambil berdiri.

    Aqpun tak mau ketinggalan aq langsung berdiri dan langsung melepas CD-ya. Aq langsung menubruknya sambil menjilati wajahnya dan tangan aq meremas-remas kedua payudaranya yg putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, “Aahh…, aahh…, aahh…, aahh”, sewaktu tangan kananku aq turunkan ke liang kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.

    Setelah agak lama baru aq sadar bahwa jari aq telah basah. Aq pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan aq siapkan kontol aq. Aq genggam kontol aq menuju liang senggamanya dari belakang.

    Aq sodok pelan-pelan tapi tidak maumasuk-masuk aq sodok lagi terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada tembok sambil mendengar dia mendesis, “Aahh…, ssaayaa..,. ssaayaangg…, kaammuu…”, aqpun terus menyodok dari belakang.

    Mungkin karena kering kontol aq nggak mau masuk-masuk juga aq angkat kontol aq lalu aq ludahi tangan aq banyak-banyak dan aq oleskan pada kepala kontolaq dan batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Aq genggam kontol aq menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan aq cari dulu lubangnya begitu aq sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung mendesis kembali,

    “Ahh…, aahh…”, aq tuntun kontol aq menuju lubang senggamanya itu tapi aq rasakan baru masuk kepalanya saja diapun langsung menegang tapi aq sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan yg keras aq sodok kuat-kuat lalu aq rasa kontol aq seperti menyobek sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah menangis, “Ssaakkiitt…”.

    Aq rasakan kontol aq sepertinya dijepit oleh dia keras sekali hingga kejantanan aq terasa seperti lecet di dalam kewanitaannya. Aq lalu bertahan dalam posisi aq dan mulai kembali menyiuminya sambil berkata “Tahann.. sayg… cuman sebentar kok…”

    Aq memegang kembali payudaranya dari belakang sambil aq remas-remas secara perlahan dan mulut aq menjilati belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yg bisa dijangkau oleh mulut aq agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati ciuman aq dibadan dan remasan tangan aq di payudaranya,

    “Ahh…, aahh…, ahh…, kamu sayg sama lakukan?” dia berkata sambil melihat kepada aq dengan wajah yg penuh pengharapan. Aq cuma menganggukkan kepala padahal aq lagi sedang menikmati kontol aq di dalam liang kewanitaannya yg sangat nikmat sekali seakan-akan aq lagi berada di suatu tempat yg dinamakan surga.

    “Enak sayg?”, kataku. Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh…, aahh…” lalu aq mulai bekerja, aq tarik pelan-pelan kontol aq lalu aq majukan lagi tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis,

    “Aahh…, ahh…, ahhkkhh…” akhirnya ketika aq rasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan lagi aq pun mengeluar-masukkan kontol aq dengan cepat dia pun semakin melenguh menikmati semua yg aq perbuat pada dirinya sambil terus-meremas payudaranya yg besar itu. Dia teriak “Aqa mauu keeluuarr…”.
    perawan dientot 2017. Aqpun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, aq langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai aq rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi aq benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara,

    “Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi aq tahan dengan tangan aq. Aq pegangi pinggulnya dengan kedua tangan aq sambil aq kocok kontol aq lebih cepat lagi,

    “Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan aq di pinggulnya aq lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.

    Dari kontol aq menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya, “Ccroott…, croott.., ccrroott…, akkhh…, akkhh…”, aq melihat air mani aq membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, “Akhh…, thanks saygkuu…”, sambil berjongkok aq cium pipinya sambil aq suruh jilat lagi kontolku.

    Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu aq bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan memakainya kembali.

    Setelah kami berdua selesai aq mengecup bibirnya sambil berkata, “Aq pulang dulu yah sampai besok sayg…!”. Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal tidak tahu ahh. Aq lihat jam aq sudah menunjukkan jam 23.35, aq pulang dengan sejuta kenikmatan.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Blonde teen Alex Grey taking sperm on face after 69 position blowjob

    Blonde teen Alex Grey taking sperm on face after 69 position blowjob


    1448 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita
    dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
    setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Nikmatnya Memperkosa Anak Kost Yang Cantik

    Nikmatnya Memperkosa Anak Kost Yang Cantik


    1609 views

    Duniabola99.org – Sudah lama aku dan beberapa temanku mengincar sebuah kost putri yang masih baru didaerahku. Daerah dekat kampungku terdapat perumahan yang masih tergolong baru dan tempatnya cukup terpencil ditengah sawah yang kebetulan belum banyak berpenghuni. Hanya ada 5 rumah yang baru dibangun, dan yang ditempati baru satu dan itupun ditempati oleh 4 orang cewek yang kebetulan kost disitu. Kami sering memperhatikan mereka pada saat mereka sering lewat membeli barang kebutuhan dikampungku. Mereka semua cantik cantik dan putih. Belakangan kami mulai mengenal nama nama mereka. Mereka semua berasal dari luar daerah yang baru masuk kuliah semester pertama.

    Suatu malam pada saat aku, Joni, Bram dan Agung sedang minum minuman keras salah seorang cewek penghuni kost yang bernama Tiara baru saja melewati kami memakai kaos ketat dan celana pendek. Timbul pikiran jahat dibenakku dan kucetuskan pada teman-temanku. “Wah Jon…. cakep dan sexi juga ya penghuni kost itu..?” pancingku. “iya tuh.. sexi banget…. wah sayang karena orang kayak kita kan bisanya cuman ngeliat aja…” Bram pun menimpali ” Bener cewek gitu ga bakalan mau sama orang kayak kita kita Jon..

    ” Lalu aku kembali memancing mereka..”Klo emang ga mau kenapa gak kita perkosa aja sekalian rame-rame, kan bukannya dia juga ga bakalan jadi milik kita….?” “Gila loh…. entar dipenjara gimana..?” sahut Agung. “Ga bakalan….. asal tahu caranya bro…” Sahutku “Maksud loe gimana jack..?” Tanya Bram. Aku mengeluarkan sebuah handycam dari tasku dan beberapa tutup kepala yang memang sudah lama aku siapkan “Ini nih jurus ampuh memperkosa tanpa takut dilaporkan kepolisi.. mau tahu caranya..?” Aku berkata kepada Agung “Kamu bisa gunakan ini kan Gung.?” Agung tersenyum simpul dan mengangguk. “Jadi kita gunakan kamera ini saat kita memperkosa mereka dan kita gunakan sebagai ancaman klo mereka berani melapor..!!!!” Dan aksi itupun tak lama akan Dimulai.

    Waktu menunjukkan pukul 22.30, perlahan kami satu persatu memanjat dinding belakang kost putri yang tidak terlalu tinggi itu. Pelan pelan kubuka pintu dapur yang tidak terkunci dan menuju kedalam pelan pelan diikuti oleh teman temanku. Aku melihat hanya ada 2 motor yang terparkir berarti hanya ada dua penghuni kost saat ini.

    Darahku terkesiap ketika melihat salah satu kamar tidak terkunci dengan pintu sedikit terbuka, aku melihat Tiara sedang tidur dengan paha mulus putihnya yang terbuka. Aku segera membagi 2 kelompok masing masing dua orang. Aku dan Agung memasuki kamar Tiara dan kelompok kedua Bram dengan Joni mengetuk kamar Didin. Bram mengetuk kamar Didin perlahan, rupanya Tiara terbangun terlebih dahulu karena kamar mereka bersebelahan. Namun aku dan Agung sudah bersiap dan segera menempelkan golok dileher Tiara. “Diem lo jangan bertingkah..!!!!!!” Tiara terkejut dan masih terdiam.

    “Coba panggil temen kamu yang masih tidur dari sini..!!” wajah Tiara pucat dan dengan gemetar memanggil temannya, “Din… bangun Didin… tolongin gue Din…” panggil Tiara dengan suara gemetar. Sementara Bram masih mengetuk kamar Didin. Tak lama pintu dibuka dan Bram langsung menyergap Didin sambil menempelkan goloknya pula, Didin terkejut dan langsung pucat, dia tidak berani berteriak. “Ringkus dan ikat dia dengan lakban Bram..!! Biar dia menikmati tontonan gratis antara aku dan temannya ha.. ha.. ha…” perintahku.

    Setelah Didin diringkus oleh kedua temanku, aku segera memakai topengku dan memberi isyarat ke Agung supaya menyalakan handycam. Tiara semakin pucat dan mulai memohon “Ampun bang… tolong jangan perkosa kami..ini kami ada sedikit uang untuk Abang.. ambil semua yang Abang mau tapi tolong jangan perkosa kami bang..” Kata Tiara hampir menangis. Aku tampar wajah Tiara, “Diem loh jangan berisik..!!” lalu mendorong tubuh mungil Tiara keatas tempat tidurnya yang indah. Tiara mulai terisak, aku tak perduli.

    Aku segera meraih daster tipisnya dan kurobek dengan kasar. Tiara mencoba berguling kesamping sambil menutupi daerah dadanya sambil menyembunyikan wajahnya yang manis. Aku segera meraih tubuhnya dan kutelentangkan dengan paksa. Aku membuka silangan tangan didada Tiara dan dengan kasar sekali lagi aku merobek BH Tiara yang hanya berukuran 32 B.Tampaklah kedua bukit indah yang mungil dengan puting susu yang memerah. “Singkirkan tangan elo sekarang atau gua pukul lagi kamu..!!” perlahan lahan Tiara menurut. Aku mulai meremas dan menciumi buah dada indah itu, sementara Tiara masih terisak.Didin yang terbelenggu dipaksa kedua temanku untuk melihat semua kejadian itu.

    Aku membuka seluruh pakaianku, dan aku menjambak rambut Tiara sehingga wajahnya terangkat. “Nih kulum penis gue..awas klo ga mau gue bunuh kamu sekarang juga..!!!” Kataku Tiara menurut.. Oooh betapa nikmat rasanya ketika mulut mungil berbibir tipis itu mulai mengulum penisku. “Heh..setan!! Awas jangan kena gigi elo rasanya sakit tahu…!!!” aku memaklumi karena mungkin Tiara baru pertama kali ini mengulum penis seorang cowok. Aku segera memaju mundurkan wajah Tiara dipenisku dengan menjambak rambutnya.

    Tanpa membuang waktu lagi aku segera memerintahkan kedua temanku untuk melepaskan Didin dan membuka lakban dimulutnya. Aku memerintahkan Didin supaya masuk keranjang dimana Tiara sedang mengulum penisku. “Buka bajumu… dan jilat vagina temanmu ini.. awas kalau tidak mau menurut gue bunuh kamu sekarang juga..!!’ Kataku. Bram dan Joni terkekeh melihatku. “Bisa aja kamu jack.. wah wah.. wah sekali dapet dua lalat nih ayo terusin jack..!!” kata mereka. Agung masih menyorot semua kejadian itu dengan handycamku. Bram dan Joni mulai melepaskan semua pakaian mereka dan mengocok penis mereka , rupanya mereka juga terangsang melihatku.

    Seperti perintahku, setelah aku mengatur posisi sedemikian rupa, Didin mulai menjilati vagina Tiara dengan ragu-ragu. “Ayo yang mesra jilatin vagina Tiara..!! Kalau tidak bisa kupotong lidahmu ..!!” gertakku. Didin menuruti kata kataku. Wajahnya semakin pucat dan hampir menangis. Setelah dia menjilati vagina Tiara, rupanya kuluman Tiara pada penisku mulai kacau, oleh sebab kenikmatan yang ditimbulkan Didin pada vaginanya. Aku tersenyum melihatnya.

    Birahiku segera memuncak dan segera ingin meperkosa vagina milik Tiara yang terlihat sempit itu. Kemudian aku menyuruh Tiara untuk berhenti dan tidur terlentang. Aku menyuruh Didin untuk meletakkan vaginanya diatas mulut Tiara. “Nah sekarang ganTiaran elo yang jilatin vagina milik Didin..jangan mau enaknya saja ya..!!” Tiara pucat tapi dia menurut. wajah Tiara terbenam diselangkangan milik Didin sementara mereka semua hanya terdiam ketakutan menuruti perintahku.

    Aku memposisikan penisku divagina Tiara, sambil terus berusaha menyodok vaginanya aku terus meremas dan menciumi buah dada Didin yang berukuran sedang dan indah pula. Lubang Tiara masih terasa begitu sempit,walaupun terlihat kesakitan dia masih terus berusaha menjilati vagina Didin. Lubang milik Tiara sudah basah akibat jilatan Didin tadi, dan Drrrt.. drrt.. drrt. Aku segera memompa memasukkan penisku dalam vagina perawan milik Tiara. Sempit sekali rasanya sehingga menimbulkan sensasi nikmat yang luar biasa dipenisku. “Aah..tolong sudah bang sakit bang…aduh..sakit bang..tolong…!!” Jerit Tiara Bram segera mendatangi Tiara dan menampar mulutnya.. PLAK..!!! “Diem Loe dan jangan coba coba bersuara lagi..!! Jilatin terus memek temen kamu itu!!!” kata Bram.

    Air mata Tiara tak dapat dibendung lagi menahan perih, dan aku semakin tak peduli. Semakin cepat aku memompa penisku dalam vaginanya, sambil aku terus meremas dan mencium buah dada Didin yang vaginanya masih terus dijilatin oleh Tiara. Sepuluh menit kemudian….. Crrooot ! spermaku tumpah didalam vagina Tiara. Aku mengentikan aktivitas penisku didalam vagina Tiara. Terasa berdenyut denyut nikmat dinding vagina Tiara. Sementara aku berhenti, kini rupanya giliran Didin yang tiba tiba mengejang, rupanya dia juga mengalami orgasme karena jilatan Tiara pada vaginanya.

    Melihat hal itu aku jadi kembali terangsang dan penisku bangkit berdiri lagi. Aku menyuruh mereka bertukar posisi. Sekarang posisi Tiara ditempati oleh Didin begitu pula sebaliknya. sekarang vagina Tiara-lah yang dijilatin oleh Didin. Darah keperawanan Tiara masih meleleh dipahanya bercampur spermaku.

    Aku mmerintahkan Didin untuk menjilati bersih sperma bercampur darahku dipaha Tiara. Didin yang ketakutan itu hanya menurut sambil menangis, sesekali terlihat dia seperti mau muntah namun ditahannya. “Awas klo elo sampai muntah gue keluarin semua isi perut eloe.. ngerti..?” ancamku pada Didin. Gadis itu semakin ketakutan. Kini penisku sudah berada dibibir vagina Didin, sementara Didin masih menjilatin vagina milik Tiara yang baru saja kehilangan keperawanannya , aku terus mencumbu dan meremas dada Tiara. Vagina Didin rupanya memang lebih sempit, aku sampai kesulitan beberapa kali membobol keperawanan miliknya. Sampai aku akhirnya benar-benar memaksa penisku barulah aku dapat menembus vagina Didin.

    Jujur saja ketika memerawani Didin penisku agak sakit karena memang vagina Didin lebih sempit dari vagina milik Tiara. Setelah beberapa saat setelah penisku berada dalam vagina Didin yang sudah berdenyut dari sejak awal perawannya kubobol, aku mulai menggerakkan penisku maju mundur. Vagina Didin lebih nikmat dari vagina Tiara karena memang bentuk tubuh Didin lebih kecil dari bentuk tubuh Tiara. Setengah jam aku memompa vagina Didin sampai akhirnya aku memuntahkan spermaku jauh labih banyak daripada spermaku di vagina Tiara.

    Setelah aku menghabiskan spermaku diliang vagina Didin , aku meyuruh Tiara untuk kembali mengulum penisku membersihkan sisa darah keperawanan Didin yang masih melekat di penisku. Lalu aku berpaling kepada ktiga temanku yang sudah menunggu dengan telanjang dan masing masing penis yang sudah ngaceng. “Bagaimana..?” Tanyaku……” “Hebat Jack……. sampai sampai gue ama Joni udah ga tahan niiih…!!!” Kata Bram “sabar..sabar dulu ya kalian pasti akan menerima bagian masing masing..” “biar mereka bersihkan vagina mereka dahulu ya..?” Kataku Bram sudah tidak sabar lagi, namun aku mencegahnya. “Coba lihat dulu ini…” Lalu aku segera memerintahkan kedua gadis itu untuk saling menjilati vagina temannnya hingga bersih.

    Bram tertawa lebar”ha.. ha.. ha..betul juga maksud elo jack.. masa kami dikasih bekas kecap elo… ha.. ha.. ha” Setelah mereka melihat kedua vagina milik Sinta dan Tiara sudah terlihat bersih dari spermaku dan ceceran darah keperawanan mereka yang masih menempel dipaha. Bram dan joni segera menyergap dan meperkosa kedua gadis malang itu, dilanjutkan dengan acara bertukar pasangan dan tak ketinggalan pula Agus sang ‘kameramen’ yang merekam semua adegan pemerkosaan itu.

    Setelah hari menjelang subuh kami menguras seluruh harta kedua gadis itu termasuk motor, ATM dan nomer Pin serta perhiasan yang tidak sedikit jumlahnya. Maklum sepertinya mereka anak orang kaya. Sebelum meninggalkan mereka aku sempat mengancam, kalau berani amcam-macam, adegan pemerkosaan itu akan kami sebarluaskan. Setelah itu kami semua pergi meninggalkan mereka hingga beberapa bulan lamanya. Rupanya rahasia itu masih tersimpan rapi oleh mereka, karena setelah sekian lama kami merantau dan memutuskan untuk pulang kampung ternyata tidak ada tanda tanda bahwa kami dicari oleh pihak kepolisian. Hanya saja Tiara dan Didin sudah tidak bertempat tinggal dokostnya lagi, rupanya mereka telah pindah. TAMAT.

  • Nakalnya Suster Mimi Memainkan Kemaluanku di Malam Hari

    Nakalnya Suster Mimi Memainkan Kemaluanku di Malam Hari


    1340 views

    Duniabola99.org – Saya terbangun dipagi hari dengan perasaan sakit yang luar biasa. Kepala saya terasa berat, badan saya panas sekali, dan badan tidak terasa bertenaga. Saya mencoba bangun dan sarapan. Setelah makan, saya malah terasa semakin lemas. Akhirnya saya SMS sekretaris saya untuk bilang tidak masuk kantor karena sakit. Jam 11 siang saya terbangun, kepala terasa semakin berat dan lemas sekali.
    Saya minta pembantu saya untuk panggil taksi. Setelah taksi tiba, saya berangkat dan minta diantar ke rumah sakit swasta yang besar di daerah kuningan, Jakarta. Saya langsung masuk ke unit gawat darurat dan tim medis langsung menangani saya. Darah saya diambil untuk dites dan sebuah infus dipasang dilengan kiri saya. Sejam kemudian, dokter memberitahukan hasil lab yang menyatakan trombosit darah saya jauh dibawah normal. Saya diminta untuk diopname

    Sambil mengisi registrasi rumah sakit, saya minta kamar VIP dan menelepon orang tua saya bahwa saya diopname dan minta dibawakan baju ganti dari rumah saya. Setelah urusan beres, saya langsung diantar ke kamar VIP. Selesai makan siang dan obat, saya langsung tidur dengan pulas. Sore hari, orang tua saya datang membawa baju ganti, dsb. Saya wanti-wanti mereka untuk tidak memberitahu kakak atau saudara saya karena tidak mau diganggu selama diopname.

    Selasa

    Jam 5:45 pintu kamar saya terbuka, seseorang membawa sarapan disusul oleh seorang pria yang membawa kotak putih, rupanya ia perlu mengambil darah saya untuk dibawa ke lab. Kepala saya masih sakit, badan masih panas dan masih tak bertenaga. Selesai sarapan kembali saya tertidur. Jam 6:30, seorang suster masuk.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    “Selamat pagi Pak Robert, saya mandikan ya supaya segar” kata suster.

    Saya membuka mata sedikit dan mengangguk. Si suster dengan cekatan membuka baju dan celana tidur saya. Seluruh tubuh saya dioleskan dengan sabun cair lalu digosok setelah itu dilap dengan handuk basah. Selama dimandikan, saya menutup mata saya karena masih pusing. Sesekali saya membuka mata, saya perhatikan si suster bernama mimi (bukan nama asli). Tubuhnya langsing, rambutnya pendek, dadanya terlihat membusung dibalik baju seragam perawatnya.

    “Pak, mau dibersihkan daerah selangkangan?” suster mimi bertanya. “Ya boleh aja” jawab saya malas-malasan.

    Celana dalam saya dibuka dan kembali suster mimi mengoleskan sabun cair dan membersihkan daerah selangkangan lalu dilap dengan handuk basah. Selama dibersihkan didaerah selangkangan, kontol saya terkulai dengan lemas. Ternyata urat mesum saya sedang tidak beraksi sama sekali, hahahaha. Setelah beres, suster mimi membantu saya memakai pakaian yang bersih dari tas saya lalu saya mengucapkan terima kasih. Jam 8, dokter datang untuk memeriksa kondisi saya kemudian saya melanjutkan tidur.

    Rabu

    Rutinitas pagi hari kembali terulang, sarapan diantar lalu datang si pria yang meminta darah saya (udah kayak drakula minta darah) dan kembali suster mimi datang untuk memandikan saya. Kepala saya masih sakit walaupun tidak separah kemarin dan badah masih hangat. Kali ini sambil dimandikan, mata saya terbuka lebar dan tertuju pada TV walaupun sekali-sekali melirik ke tubuh suster mimi. Wajahnya saya perhatikan, ternyata cantik juga dia. Jika dilihat sepintas mirip Wanda Hamidah. Kalau tersenyum, maka sebuah lesung pipit akan terlihat di pipi sebelah kanan. Kembali suster mimi menawarkan untuk membersihkan daerah selangkangan, saya perbolehkan. Kontol saya masih terkulai lemas. Rupanya badan lemas memang tidak akan mampu membuat kontol berdiri.

    Saya melewati hari ini dengan lebih banyak tidur supaya cepat sehat. Sekali-sekali saya nonton TV tapi setelah itu kembali tidur.

    Kamis

    Pagi ini saya merasa cukup segar, kepala sudah tidak lagi sakit, temperatur badan sudah kembali normal dan tenaga tubuh terasa sudah membaik. Tidak sabar saya menunggu dimandikan suster mimi. Selesai sarapan dan pengambilan darah, suster mimi datang.

    “Halo selamat pagi, kelihatannya sudah segar Pak Robert” kata mimi dengan tersenyum. “Panggil Robert saja, enggak usah pakai Pak. Iya, sudah jauh lebih baik” kata saya dengan tersenyum. “Wah kalau begitu enggak perlu ya dimandikan, bisa mandi sendiri” goda mimi. “Kalau saya sehat, saya tidak ada disini, suster” jawab saya sambil tertawa. “Hahaha, bisa saja Robert” kata mimi.

    mimi membuka baju dan celana tidur saya. Saat mengoles dada dan punggung saya dengan sabun cair, saya melirik kearah dadanya, wah besar juga! mimi menggosok dada, punggung dan lengan saya. Bibir mimi yang merah terasa dekat sekali saat itu membasuh dada saya dengan handuk basah. Ingin rasanya menciumnya. Lalu mimi melanjutkan membersihkan paha dan kaki saya. Tangannya yang lembut saat menyentuh paha saya tiba-tiba membangunkan urat mesum saya dan langsung kontol saya berdiri, hore! mimi tetap melanjutkan membasuh paha dan kaki walaupun sekali-sekali saya menangkap matanya melirik kearah kontol saya.

    “Mau dibersihkan selangkangannya?” tanya mimi. “Boleh, silakan” kata saya sok cuek.

    Tangan mimi meraih celana dalam saya dan perlahan ia menariknya kebawah. Kontol saya langsung terayun kearahnya. mimi lalu membalur sabun cair di daerah selangkanganku. Tangannya terasa lembut sekali dan kontol saya terasa semakin mengeras.

    “Maaf ya kalau ereksi” jawa saya sedikit malu. “Tidak apa-apa kok, normal kok” jawab mimi sambil tersenyum.

    Duh senyumannya membuat jantung saya berdegup dengan kencang. mimi kelihatannya hati-hati untuk tidak sampai menyenggol kontol saya. Selesai mandi, mimi membantu saya memakai baju lalu saya nonton TV sambil menunggu dokter datang.

    Jum’at

    Saya sudah merasa sehat sekali. Saya kembali membayangkan kenikmatan dimandikan oleh si cantik suster mimi. Sarapan dan tukang palak darah pun datang, dan sekarang saatnya mandi. Pintu kamar saya terbuka dan tiba-tiba yang muncul bukan mimi melainkan suster lain yang sama sekali tidak menarik.

    “Aarggh, shit, who the hell are you?, I want mimi” jerit saya dalam hati.

    Suster itu menawarkan untuk dimandiin. Serta merta saya menolak, saya bilang saya cukup kuat untuk mandi sendiri. Suster itu membantu saya ke kamar mandi setelah itu meninggalkan kamar saya. Selesai mandi, dokter datang dan membawa hasil lab terbaru. Trombosit darah saya sudah kembali normal. Nanti siang saya diijinkan untuk membuka infus dan kalau segala sesuatu baik maka hari Sabtu boleh pulang. Saya agak sedih tidak ketemu mimi, seharian saya melewatkan waktu dengan nonton TV dan menanyakan ke sekretaris keadaan di kantor.

    Malam hari setelah makan malam, orang tua saya pamit untuk pulang. Saya masih nonton TV untuk menunggu suster shift malam datang. Biasanya suster itu hanya akan memantau kondisi sebelum saya tidur. Tangan kiri saya sudah kembali bebas setelah jarum infus dicabut. Jam 21:30, pintu terbuka dan suster mimi muncul.

    “Selamat malam Robert, sudah sehat?” mimi bertanya dengan tersenyum. “Halo mimi, saya sudah merasa sehat. Kok sekarang datangnya malam?” tanya saya. “Biasa, rotasi jam kerja” kata mimi. “Senang melihat mimi lagi” kata saya sedikit merayu, tanpa saya sadari saya menyentuh lengan mimi. mimi tersenyum dan membiarkan tangan saya memegang lengannya. “Gimana kabarnya? Masih lemas?” tanya mimi. “Sudah sehat, kan tadi sudah saya jawab” kata saya sedikit bingung. “Bukan kamu, tapi adik kamu” kata mimi dengan pandangan menggoda. “Coba saja kamu tanya sendiri” kata saya sambil tersenyum.

    Dengan mata yang tetap tertuju pada mata saya, mimi mengulurkan tangannya ke arah kontolku. Ia meremas kontol saya dari balik selimut.

    “Besar ya, Robert” kata mimi. “Buka aja celananya” kata saya.

    mimi membuka celana piyama dan celana dalamku. Kontol saya langsung digenggam. mimi membungkukkan dadanya kearah saya dan saya langsung mencium bibirnya, saya buka kancing baju seragamnya lalu saya tarik BHnya kebawah. Payudaramimi cukup besar, berukuran 34B. Putingnya berwarna coklat muda dan payudaranya terlihat sedikit menurun. Dengan gemas, saya cium bibir mimi sambil meremas dan memelintir puting mimi. mimi membalas dengan meremas dan mengocok kontol saya. Setelah berciuman agak lama, mimi melepaskan dirinya dan menghisap kontol saya. Lidahnya menyapu seluruh kepala kontol lalu ke batang kontol dan biji. Hmm, nikmatnya.

    Saya mengangkat rok putih mimi dan terlihat celana dalamnya berwarna putih. Saya remas pantatnya yang tidak terlalu besar lalu saya elus vaginanya dari belakang pantatnya. mimi menggelinjang kegelian. Saya menyelipkan jari saya kebalik celana dalamnya dan mengelus-elus vaginanya. Terasa bulu-bulu kemaluan mimi disekitar vaginanya. Vagina mimi sendiri terasa basah dan licin. Wah kelihatannya mimi sudah orgasme, mungkin saat kita ciuman dia mengalami orgasme. Jari saya sibuk mengelus vagina dan memainkan klitorisnya. Nafas mimi mendengus-dengus dan ia menghisap kontol saya semakin keras.

    Tiba-tiba terdengar suara orang berjalan di gang. mimi langsung tersentak dan membetulkan bajunya. Ia berjalan ke pintu dan mengintip keluar, rupanya hanya orang yang keluar dari kamar selesai membesuk. mimi tersenyum dan berkata

    “Robert, saya enggak berani melakukannya disini, takut supervisor saya lewat” “Sebentar saja, enggak ketahuan kok asalkan kita tidak berisik” ujar saya. “Hari Senin saja ya ditempat saya” kata mimi dengan wajah yang memelas. “Sebentar saja sayang, 10 menit deh” ujar saya dengan nafsu yang sudah naik ke ubun-ubun.

    Saya turun dari tempat tidur saya dan menghampiri mimi. Saya cium bibirnya dan mimi membuka baju, saya praktis telanjang bulat. mimi lalu membuka baju seragamnya dan menurunkan BHnya lalu mengangkat roknya dan celana dalamnya ditarik kebawah kakinya. Kami berciuman dengan penuh gairah. Saya menuntun mimi ke sofa, saya duduk disofa dan mimi duduk dipangkuanku menghadap saya. Saya mencium buah dadanya yang besar.

    mimi mendesah dengan nikmat. Ia mengangkat pantatnya dan menuntun kontol saya kearah vaginanya. Vaginanya yang sudah basah membuat kontol saya masuk dengan mudah. mimi mendongak sambil memejamkan matanya menikmati kontol saya. Ia menggoyangkan pinggulnya naik turun dan memutar-mutarnya. Kontol saya terasa seperti ditarik dan diremas bersamaan. Nikmat sekali. Payudara mimi bergoyang-goyang dimuka saya dan langsung saya sambar putingnya dengan gigiku dan menggigitnya.

    Dengan penuh gairah mimi memainkan kontolku dalam vaginanya. Bibirnya ia gigit agar tidak sampai berteriak. Saya sendiri berusaha menutup mulut saya dengan membenamkan kepala saya di buah dada mimi.

    “Sshh.. Enak Robert, enak sekali” ujar mimi mendesis.

    Bagaikan kuda liar, mimi terus mengayun-ayunkan pantatnya. Keringat menetes dengan di kening dan dadanya. Wajahnya yang cantik terlihat semakin cantik meluapkan gairah didalam dirinya. Saya melirik ke bagian bawah perutnya, terlihat bulu kemaluannya yang agak lebat. Biasanya saya sedikit turn-off melihat wanita yang bulu kemaluannya lebat tapi kali ini gairah saya tidak padam malah semakin membara.

    Tanpa mengeluarkan kontol saya atau mengubah posisi ML, saya mengangkat mimi. mimi memeluk saya dan kakinya melingkar di pinggang saya. Saya baringkan mimi di sofa, mimi menekuk kakinya lalu merapatkannya sehingga kontol saya terasa semakin rapat di vaginanya. Saya mulai menggenjot vagina mimi. Saya condongkan dada saya sehingga menyentuh dengkul mimi. Mata mimi tidak lepas dari mata saya. Tangan kanan saya meremas payudara mimi sedangkan tangan kiri saya meraih ke anus mimi dan memainkannya. mimi mendelik saat saya memasukkan jari tengah saya ke anusnya, perlahan tangan kanannya meraih jari saya danmenariknya keluar

    “Jangan sayang, sakit” ujar mimi.

    Saya terus menggenjot mimi dengan penuh gairah. mimi meremas-remas payudaranya sendiri sambil memejamkan matanya. Tak lama kemudian saya merasakan akan ejakulasi.

    “Mau keluar mimi”

    mimi langsung menurunkan kakinya sehingga kontol saya tercabut dari vaginanya, ia duduk lalu meraih kontol saya. Kontol saya langsung diremas dengan gemas dan dimasukkan ke mulutnya. Tangan kanannya meremas-remas biji sedangkan tangan kirinya memegang batang kontolku. Saya memegang kepala mimi dan menekan-nekan kepalanya sehingga kontol saya terasa masuk lebih dalam kedalam mulut mimi.Cerita Sex 2015

    Kontol saya langsung memuntahkan peju kedalam mulut mimi yang mungil. Peju saya terlihat memenuhi mulut mimi sehingga ia terpaksa mengeluarkan kontol saya dari mulutnya dan menelan peju saya kemudian menjilat sisa peju yang turun di batang kontol. Kontol saya langsung bersih dijilat. Saya sebenarnya masih penasaran belum menjilat vagina mimi, tetapi mimi cepat-cepat memakai bajunya dan membereskan rambutnya. Keringat di dahinya ia lap dengan tissue. Kemudian ia mengambil bolpen dan menulis alamat dan nomor handphonenya.

    “Saya off-duty hari Senin. Kamu pasti boleh pulang besok. Tapi nanti dokter akan minta kamu istirahat beberapa hari. Datang aja ya ke kost saya hari Senin” kata mimi. Saya cium bibir mimi dan mimi bergegas keluar.

    Sabtu

    Hari Sabtu saya akhirnya boleh pulang dan persis seperti yang dibilang mimi, saya diminta untuk istirahat dirumah sampai hari Rabu.

    Senin

    Jam 9 pagi saya sudah tiba di tempat kost mimi, sebelumnya saya sudah menelepon mimi untuk datang kesana. mimi telah menunggu diruang tamu tempat kostnya. Ia mengenakan celana pendek warna coklat dengan kaos lengan buntung yang ketat.

    “Hai, akhirnya datang” seru mimi dengan senang. mimi langsung mengajak saya ke kamarnya. “Kangen dengan mimi” kata saya sambil mencium bibirnya. “Iya, saya kangen juga, masih penasaran dengan kontol kamu” jawab mimi sambil ciuman.

    Saya membuka kaos dan celana pendek mimi. Tampak celana dalam model g-string berwarna hitam dikenakan mimi. mimi lalu gantian membuka baju dan celana panjang serta celana dalam. Kemudian mimi jongkok didepan saya lalu mulai menghisap kontolku. Selang beberapa menit menghisap kontol, saya meminta mimi berdiri lalu saya baringkan ditempat tidur. Saya cium payudaranya sambil tangan kanan saya mengelus vaginanya dari balik celana dalam. mimi memejamkan matanya menikmati kenikmatan yang saya berikan. Putingnya secara gantian saya hisap dan gigit lalu saya turun ke perut mimi. mimi menjerit geli saat saya gigit perutnya.

    Dengan tak sabar saya mulai mencium vaginanya dari balik celana dalamnya, kemudian saya tarik celana dalamnya sampai ke dengkulnya. Wah ternyata mimi telah mencukur bulu kemaluannya sehingga terlihat tipis dan rapih, beda dengan malam sebelumnya yang bulu kemaluannya terlihat lebat. Saya jilat vaginanya yang berwarna merah, klitorisnya yang besar tidak luput dari gigitan saya. mimi menjerit-jerit kecil menerima gigitan-gigitan di klitorisnya. Saya membalikkan tubuh mimi lalu membuat posisi doggy style. mimi nungging didepan saya, pantatnya yang mungil saya remas dengan keras lalu saya minta mimi membungkuk lebih dalam sehingga anusnya terlihat. Saya jilat anusnya, mimi menggelinjang kegelian. Kemudian saya mulai mengarahkan kontol kedalam vagina mimi.

    “Aahh, enak Robert, enak sekali. Terus sayang. Lebih keras” pinta mimi.

    Vagina mimi terasa hangat dan basah. Saya memegang pantatnya dan menggenjot vagina mimi dengan penuh nafsu. mimi mendesis-desis sambil memutar-mutar pantatnya. Setiap kali mimi memutar pantatnya, kontol saya terasa seperti ditarik lebih dalam divaginanya. Entah bagaimana caranya dia bisa melakukan itu. Saya memejamkan mata menikmati pijitan kontol saya dalam vagina mimi. mimi kemudian meluruskan kakinya sehingga tubuhnya rata dengan kasur, saya terpaksa harus menurunkan badan saya dan menindih tubuh mimi dari belakang. Tapi dengan gaya ini, kontol saya terasa semakin sempit memasuki vagina mimi karena dihimpit oleh paha mimi.Cerita Sex 2015

    Tidak lama kemudian saya ejakulasi. Saya melenguh dengan keras dan tubuh mimi ikut mengejang pertanda ia juga orgasme. Saya lalu menindih tubuh mimi tanpa mengeluarkan kontol saya. mimi kemudian memutar tubuhnya lalu gantian menindih dada saya. Kami saling berciuman dan istirahat.

    “Robert, mau nggak kalau ada variasi?” tanya mimi. “Variasi seperti apa?” tanya saya balik. “Ada orang ketiga” sahut mimi. “Siapa?” “Namanya Desi, dia suster juga tapi kerjanya di lantai 2 dirumah sakit yang sama” “Boleh aja, sekarang?” “Bisa, tinggal telepon dan nanti dia datang dari kamar sebelah” “Hah? Dia disebelah? Cantik nggak?” tanya saya bertubi-tubi. Kalau nanti yang datang suster yang mau mandiin saya waktu hari Jum’at pagi kan repot, pikir saya dalam hati. “Cantik, jangan takut deh. Dia satu kost dengan saya” jawab mimi sambil meraih handphonenya.

    Rupanya mimi telah bercerita kepada temannya mengenai persetubuhan kita di rumah sakit. Dan lebih mengejutkan lagi, Desi ini juga sering bersetubuh atau setidaknya oral sex dengan pasien. Hmm, nakal juga suster-suster ini, pikir saya dalam hati. Dalam waktu kurang dari semenit, Desi mengetuk kamar mimi dan dibukakan oleh mimi. Wajah Desi boleh juga walaupun tidak secantik mimi. Desi memakai daster bercorak bunga-bunga dengan warna mencolok khas dari Bali. Dari balik dasternya tampak buah dadanya yang tidak disangga BH. Saya masih berbaring di tempat tidur dengan telanjang dan mata Desi langsung tertuju ke kontol saya.

    “Halo Desi” kata saya untuk menghilangkan kecanggungan. “Halo Robert” sahutnya dengan sedikit malu.

    mimi berdiri dibelakang Desi lalu membuka daster Desi. Desi langsung telanjang bulat. Desi tersenyum malu lalu mendekat kepada saya. Saya meremas payudaranya yang tidak sebesar mimi tapi bulat dan kencang. Pantat Desi sedikit lebih besar dari mimi, bulu kemaluannya terlihat tercukur tipis dan rapih. Desi meraih kontol saya dan mengelusnya. Kemudian ia membungkukkaan tubuhnya dan mulai menghisap kontol saya, saya raih pantatnya dan menariknya kearah muka saya sehingga kita dalam posisi 69.

    mimi tampak mengambil handycam dan mulai merekam adegan saya dan Desi. Dengan gemas saya jilat vagina Desi, tercium bau sabun yang wangi. Desi membalas dengan menghisap kontol saya sambil meremas bijiku. Puas ber-69, saya minta Desi tetap nungging lalu saya masukkan kontol saya ke vaginanya. Vaginanya tidak sesempit mimi tetapi begitu kontolku masuk langsung terasa vaginanya berdenyut-denyut di kepala kontolku. Desi saya genjot dengan penuh gairah. mimi merekam setiap adegan sambil tangan kirinya mengelus vaginanya sendiri. Desi mengikuti irama goyangan saya dengan menekan pinggulnya dengan keras kepinggul saya sehingga kontol saya masuk lebih dalam ke vaginanya.

    mimi kemudian meletakkan handycamnya di meja dengan posisi lensa mengarah kami, kemudian ia berlutut dibelakang saya lalu memelukku. Tangan kanannya meremas-remas biji saya. Rangsangan yang diperoleh dari mimi membuat saya menggenjot Desi semakin keras.

    “Oohh.. Terus Robert, terus Robert.. Saya mau keluar” jerit Desi dengan keras.

    Tubuh Desi mengejang dan terasa vaginanya Desi menjadi sangat becek. Desi langsung tengkurap dengan lemas dikasur. Wah belum apa-apa udah lemas, saya berkata dalam hati.Cerita Sex 2015

    Langsung saya tarik si mimi dan masukkan kontolku ke vaginanya. mimi membuka kedua kaki dengan lebar dan menerima kontol saya dalam vaginanya. Saya meremas-remas buah dadanya dengan nafsu sambil menggenjot kontolku yang belum tuntas tugasnya. Saya melirik ke Desi dan ia kelihatannya kembali bergairah. Ia jongkok diatas muka mimi dan mimi langsung melahap vagina Desi. Desi melenguh setiap kali lidah mimi menyapu vaginanya. Saya mencium bibir Desi dan kita saling berpagutan. Setelah menyetubuhi mimi selama 10 menit, peju saya terasa mau keluar. Langsung saya cabut kontol saya dan menyodorkannya ke mulut Desi. Desi menerima dengan senang dan menghisap dan menelan peju saya. mimi sendiri masih asyik menjilat vagina dan anus Desi.

    Saya terkulai ditempat tidur, Desi rebahan disebelah kiri dan mimi disebelah kanan. mimi memutar video adegan seks tadi. Sepanjang hari, kami bertiga terus bersetubuh dengan posisi yang berbeda. Kadang-kadang gantian saya yang meng-handycam Desi dan mimi yang ber-69 dan berciuman. Three-some yang sangat eksotis. Tubuh saya langsung terasa sehat dan segar.

    Baca Juga :

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.