Duniabola99.org – satu minggu waktu lalu pety mengeluh karna kelelahan karna pekerjaan makin banyak, serta karna jadi sekretaris pribadi dia harus mesti ketahui usaha kantorku dengan mendalam dari situ pety terasa ribet untuk merampungkan tugasnya serta tanggung jawabnya, karna terus-terusan dia mengeluh oleh karena itu saya memohon dia untuk mencari assisten baru untuk merampungkan pekerjaan.
Pety sangat ketertarikan sebab saya mengijinkannya mencari asisten, sudah pasti ia tidak juga akan lupa dengan pesanku kalau asistennya mesti bisa memuaskan saya baik pekerjaannya ataupun sexnya.
Pety hanya tertawa saat mendengar permintaanku itu. Saya juga percaya kalau tidak sangat susah untuk terima sekretaris yang sehebat Pety luar dalam, sebab saya berani membayar sangat mahal untuk service mereka, namun yang menarik bagiku yakni peluang untuk menguji mereka dengan segera. Sebab disinilah selera petualanganku juga akan terpuaskan dengan menggoda beberapa calon sekretaris itu.
Setelah lewat screening yang ketat oleh personalia, Pety pada akhirnya menyepakati 6 calon asisten yang karenanya disuruhnya saya untuk menguji selekasnya mereka itu. Pety terus-menerus tersenyum waktu ia bercerita begitu cantiknya beberapa calon sekretaris yang melamar & tentu saya juga akan bingung untuk memilihnya.
Saya juga hanya tertawa sebab saya percaya fikiran Pety sudah ngeres saja. Dalam hati saya sudah tidak sabar menanti jam makan siang, sebab setelah itu beberapa calon pegawaiku ini juga akan menghadapku.
Waktu saya kembali pada kantor setelah makan siang, kulihat diruang tunggulah sudah berderet duduk beberapa gadis yang semua berdandan rapi. Dari pandangan pertama saya mengaku kalau mereka rata-rata cantik hanya saja nampaknya bila umurnya masih tetap muda.
Mereka semuanya memandangku dengan penuh berharap sembari berupaya tunjukkan senyum termanis yang mereka miliki, saya membalas senyum mereka & selekasnya masuk ke ruangku. Pety yang sudah menanti, selekasnya mendatangiku & bertanya apakah saya sudah siap untuk mulai wawancara.
Saya mengangguk namun kusempatkan untuk ajukan pertanyaan pada Pety, apakah semua masih tetap perawan, Pety menjawab kalau perasaan ia ada dua yang masih tetap perawan yakni yang namanya Novi & Mayang, bila yang lain nampaknya sudah miliki pengalaman.
Yang pertama masuk seseorang gadis menggunakan rok ketat berwarna biru tua, berwajah cantik dengan badan yang tinggi langsing. Dengan penuh hangat ia menjabat tanganku & duduk didepanku sembari menyerahkan berkas wawancara dari staffku terlebih dulu.
Kubaca namanya yakni Laras ia lulusan Akademi Sekretaris yang populer di kota Bandung umurnya baru 21 th.. Setelah ketahui jati dianya saya tutup map itu & memandangnya tajam.
Laras memandang pandanganku dengan berani meskipun tetaplah sopan. Saya selekasnya menanyainya dengan beberapa hal yang umum tentang kekuatannya, sesaat matsaya dengan cermat melihat muka dan tubuhnya. Saya kurang sukai dengan Laras ini sebab tubuhnya sangat langsing meskipun susunya terlihat cukup montok untuk tubuh selangsing ia itu.
Setelah ia tidak demikian canggung bicara denganku, saya mulai menempatkan jebakanku, kutawari ia untuk merokok, Laras kaget mendengar tawaranku itu, dengan bebrapa sangsi ia memandangku. waktu kukatakan jika ia memanglah umum merokok bisa saja merokok supaya dapat lebih enjoy bicara, baru ia berani ambil sebatang Marlboro yang kusodorkan.
Waktu kutanyakan apakah ia berkebaratan bila saya ajukan pertanyaan beberapa hal yang berbentuk pribadi, ia selekasnya menggelengkan kepalanya tanda tidak keberatan. Saya tersenyum sembari membenarkan dudukku.
“Apakah Laras sudah miliki pacar?, ” Laras tersenyum & menganggukkan kepalanya.
“Apakah pacar Laras juga tinggal di Bandung?. ”
“Tak Pak, pacar saya berada di Jakarta. ”
“Oh, maka dari itu Laras kepengen kerja di Jakarta ya? ” Laras bebrapa sekali lagi mengangguk & tersenyum manis.
“Apakah ini pacar Laras yang pertama atau mungkin terlebih dulu sudah seringkali berpacaran? ”
“Sering Pak, namun semua sudah putus sebab gag pas!. ”
Saya tersenyum & ajukan pertanyaan sekali lagi,
“Selama berpacaran, apa sajakah yang dikerjakan oleh Laras?. ”
“Maksud Ayah bagaimana ya?, ” Laras balas ajukan pertanyaan.
“Maksud saya, apakah hanya sebatas omong-omong, atau mungkin dengan aksi tindakan beda? ” Laras terdiam & hanya tersenyum mendengar pertanyaanku yang mulai terukur itu.
“Sebagai seseorang sekretaris, Laras mesti dapat menaruh rahasia perusahaan dengan maksimum, jadi untuk Ayah, bila Laras dapat berkata jujur tentang diri Laras, bermakna juga Laras dapat diakui untuk memegang rahasia perusahaan!. ”
Mendengar itu Laras baru berani menjawab,
“Ya terkadang omong-omong, terkadang juga yang lain Pak!. ”
“Yang yang lain bagaimana? ” kejarku, Laras tidak menjawab namun hanya senyum saja.
“Apa berciuman? ” Laras mengangguk.
“Apakah pacar Laras sukai meremas-remas toket Laras? ” dengan muka sedikit malu Laras mengangguk.
“Kini cobalah jujur pada Ayah ya, apakah Laras sempat terkait sex? ” dengan muka yang semakin merah Laras menganggukkan kepalanya.
Kukejar sekali lagi dengan pertanyaan,
“Telah dengan berapakah pria Laras terkait sex? ”,
“Empat orang Pak! ”jawab Laras. Saya tidak sangat terperanjat dengan pernyataan Laras ini, namun sebab saya tidak sangat tertarik dengan Laras, jadi saya tidak berupaya untuk mengajaknya untuk main, saya hanya menginginkan ketahui kondisi Laras luar dalam & nanti berikan ia uang supaya bila toh ia tidak kuterima jadi saya tidak dituntutnya beberapa macam.
Dari laci meja saya kukeluarkan sebendel uang limapuluh beberapa ribu sejumlah 5 juta rupiah, saya berkata pada Laras, kalau saya menginginkan lihat ia buka bajunya supaya saya bisa lebih mengetahui ia dengan riil, karenanya juga akan kuberikan uang 5 juta rupiah yang berada di depannya itu.
Bila kelak ia di terima, jadi uang itu tetaplah jadi kepunyaannya, sedang bila tidak jadi uang itu jadi hadiah dariku. Laras ternganga mendengar perintahku yang tidak sempat didengarnya itu, namun ia betul-betul siap untuk apa pun rupanya. Dengan agak gemetar ia berdiri & mulai buka bajunya satu persatu, saya hanya duduk saja di depannya.
Seperti yang kuduga buah dada Laras cukup montok untuk tubuh ceking sesuai sama itu, ketiaknya juga bersih mulus tanpa ada bulu selembarpun, waktu BH-nya dilepaskan, tampaklah buah dadanya yang nampaknya sudah agak mengendur & penuh dengan kecupan merah. Dari situ saya percaya bila Laras ini suka main!
Waktu Laras buka rok & sekalian celana dalamnya, kontolku agak tegang juga, sebab selangkangan Laras ditumbuhi dengan bulu yang cukup rimbun. Setelah telanjang, Laras berdiri mematung di depanku sembari tersenyum & menunduk.
Saya berdiri mendekati ia & menyentuh susunya yang kurasakan agak empuk begitu halnya pantatnya, waktu kuraba bulu memeknya, Laras merangkulku seperti orang yang kaget.
Saya diam saja, hanya jariku yang mulai menyelusup diantara celah pacuma mencari liang memeknya. Laras mengerang waktu jariku menyentuh clitorisnya, tangannya meremas-remas bahuku tanpa ada berkata apa-apa. Saya terasa semua sudah cukup, jadi saya kembali duduk di kursiku & kusuruh ia kembali kenakan pakaian.
Setelah kuberikan uang dalam amplop itu, kuucapkan terima kasih & kuminta Laras menanti berita dari personalia. Laras juga mengatakan terima kasih & meninggalkanku. Setelah itu masuk berturut-turut, Meity, Retno, Rina & Mayang yang perkiraan Pety masih tetap perawan.
Meity, Retno ataupun Rina semua juga kuberi hadiah 5 juta rupiah setiap saat mereka telanjang bulat di depanku, semua berbadan bagus dengan susu yang montok, betul-betul berat bagiku untuk menahan diri hadapi memek yang masih tetap muda & fresh seperti punya mereka itu.
Waktu Rina telanjang di depanku saya tidak tahan untuk tidak menciumi memeknya yang berwarna merah muda itu, kujilati clitorisnya hingga Rina merintih-rintih, begitu halnya Retno yang pernah rasakan tusukan kontolku meskipun hanya hingga basic & selekasnya kucabut kembali.
Mayang yang disangka Pety perawan nyatanya juga sudah tidak perawan, malah cewek satu ini yang berani terang-terangan mengajakku untuk main namun saya bebrapa sangsi sebab saya hanya ingin main dengan calon pegawai yang benar-benar juga akan kuterima saja, yang lain cukup main-main saja.
Kesabaran & ketahananku pada akhirnya berbuah juga, waktu calon sekretarisku yang bernama Sari masuk, saya rasakan bila berikut cewek yang pas untuk mengikuti Pety jadi sekretaris, matsaya dengan tidak sungkan-sungkan melahap muka & badan Sari yang tinggi besar itu.
Berwajah cantik Ciri khas Jawa, hidungnya mancung & kulitnya putih, bibirnya sangat sensual dengan lipstick merah tua. Blousenya yang berpotongan rendah dilapis jas berwarna biru tua, sekilas saya bisa lihat lekuk buah dadanya yang dalam mengisyaratkan bila buah dada pemiliknya montok.
Dari penampilannya, kelihatannya cewek yang satu ini alim, namun saya percaya bila sebenarnya ia ini super hot & sangat sesuai sama seleraku. Pandanganku yang jalang itu, tidak buat ia rikuh, jadi ia tersenyum manja saat mengulurkan tangannya untuk bersalaman, tangannya empuk & hangat sekali, begitu halnya suaranya yang agak bernada bass itu. Semua sangat memuaskan seleraku, hanya saat ini bergantung bagaimana saya bisa membuat supaya ia bisa saya sikat & setelah itu juga akan kupakai untuk menangani Pety.
Fikiranku sudah memikirkan bila mereka berdua saya sikat sekalian diruang ini, tentu asik. Setelah berbasa basi dengan bertanya beberapa hal yang sifatnya formil, saya mulai bertanya beberapa hal yang peka, sebab demikian bernafsu akau rasakan bila suarsaya agak gemetar, namun malah yang kulihat Sari jadi tersenyum lihat styleku.
“Sari keberatan tidak bila saya bertanya beberapa hal yang sifatnya pribadi, sebab jadi tangan kanan Ayah, pastinya Ayah juga menginginkan tahu beberapa hal sesuai sama itu. ”
“Tentu saja bisa Pak, silahkan Ayah bertanya apa sajakah! ”, Saya menelan ludah mendengar jawaban Sari yang menantang itu.
“Sari tingginya berapakah ya? ”.
“Seratus tujuh puluh enam senti Pak. ”
“Berapa ukuran vital Sari? ”.
“Dada 36, pinggang 30, pinggul 38, ” Saya tersenyum mendengar ukuran vitalnya yang hebat itu, Sari juga menyeringai lihat saya tersenyum itu.
“Masak dada Sari sebesar itu, nampaknya kok tidak ya? ”.
“Benar kok Pak, Sari tidak bohong, ” jawabnya merajuk.
“Coba Sari buka jasnya, agar Ayah dapat lihat lebih terang!. ” Tanpa ada bebrapa sangsi Sari berdiri & melepas jasnya, nyatanya Blouse Sari tidak berlengan hingga saya bisa lihat lengannya yang putih mulus itu.
Memanglah setelah Sari hanya menggunakan blouse, baru terlihat bila susunya memanglah besar. Waktu kusuruh Sari mengangkat lengannya, terlihat juga bila ketiaknya penuh bulu yang sangat saya gemari. Saya semakin bernafsu lihat badan Sari yang sip ini, namun saya masih tetap mesti berupaya supaya Sari benar benar bisa kutiduri, karena itu saya masih tetap mesti selalu berupaya.
“Apakah Sari sempat lihat blue film? ”.
“Pernah Pak. ”
“Sering? ”.
“Sering. ”
“Coba katakan pada Ayah apa yang anda gemari bila nonton blue film itu! ” Sari pertamanya agak sangsi untuk menjawab, namun pada akhirnya keluar juga jawabannya.
“Sari suka bila mereka lakukan adegan pemanasan, & juga lihat mimik muka ceweknya bila senang! ” Saya rasa-rasanya sudah tidak tahan sekali lagi menginginkan menubruk Sari, namun saya masih tetap menahan diri.
“Sari, cobalah ya Bra nys dilepaskan, Ayah menginginkan lihat buah dada Sari! ”.
“Apa blousenya juga dilepaskan Pak? ”.
“Terserah! ”. Kembali Sari berdiri, ia dengan tenang buka blousenya dan lalu melepas pengait behanya.
Betul-betul fantastis toket Sari, besar, montok, putih namun sedikit kendor. Saya sesaat terpana memandangnya, namun saya selekasnya bisa kuasai diriku & berdiri & jalan melingkari mejsaya mendekati Sari. Tanpa ada sangsi ke-2 tanganku selekasnya meremas toket Sari dengan lembut. Sari hanya diam saja, rasakan empuknya toket Sari saya ketahui bila ia sudah tidak gadis sekali lagi.
Remasan tanganku ke toket Sari mengakibatkan puting susunya mulai mengeras, saya menyelusupkan tanganku ke ketiaknya & mengangkat lengannya tinggi-tinggi, kuperhatikan ketiaknya yang penuh dengan bulu hitam itu & tanpa ada sadar saya sudah menciuminya.
Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman
Waktu tersebut Sari mulai mendesah kegelian, saya selalu menciumi bulu ketiaknya yang berbau harum oleh sebab deodorant itu untuk lalu ciumanku mulai menghadap keputing susunya. Sari dengan agak berbisik berkata,
“Pak, kelak ada yang lihat lho, Sari takut! ”, Saya mana perduli dengan semuanya. Malah sembari mengulum puting susunya saya mulai melepas rok yang dipakainya. Dengan gampang kulepaskan rok bawah Sari demikian pula dengan celana dalamnya, waktu kuraba selangkangan Sari bisa kurasakan ketebalan bulu memeknya di telapak tanganku, waktu jariku menyelusup kedalam memeknya. Sari semakin menggelinjang & meremas pundakku tanpa ada bertemura sedikitpun. Sebab saya ketahui waktuku hanya sesaat, jadi saya hentikan ciumanku & mulai melepasi bajuku sendiri.
Sari hanya berdiri saja lihat saya melepas semuanya bajuku itu, matanya terbeliak waktu kulepas celana dalamku hingga kontolku tersembul keluar.
Dengan terbata-bata ia berkata
“Pak saya takut Pak, miliki Ayah besar sekali, kelak tidak cukup lho Pak, saya baru beberapa kali bercinta! ” Saya berbisik supaya ia tidak takut sebab saya juga akan hati hati & kujamin ia tidak terasa sakit. Kubaringkan Sari di sofa yang berada di kantorku, & saya kembali pada mejaku. Tanpa ada di ketahui
Sari saya memejet interkom untuk menyebut Pety, Pety yang sudah tahu dengan kode dari saya selekasnya masuk ke ruangku dengan tenangnya. Namun beda dengan Sari yang selekasnya meloncat kaget dengan muka pucat pasi & kebingungan mencari penutup badan.
“Sari tidak usah takut, toh kelak bila anda kerja juga dengan Mbak Pety, jadi rahasiamu juga jadi rahasia Mbak Pety ya? ”., Sari hanya diam saja dengan muka merah memandang Pety yang tersenyum manis padanya.
Waktu kutanyakan di mana kondom yang kubutuhkan, Pety mengeluarkannya dari ssaya & membukanya untuk lalu dengan berjongkok ia memasangnya di kontolku yang sudah berdiri ke saya itu, sebab memanglah maksudnya supaya Sari tidak rikuh dengan dianya,
Pety dengan berniat mengulum kontolku dahulu sebelumnya menempatkan kondom bahkan juga dengan demonstratif ia menelan semua kontolku sampai tinggal biji pelirku saja. Sari melihat semuanya dengan muka merah padam, tak tahu sebab malu atau sebab nafsunya yang sudah naik.
Yang tentu ia diam saja waktu Pety duduk diatas meja kerjsaya sesaat saya mendekatinya, kurenggangkan kaki Sari hingga memeknya terlihat merekah merah tua. Pelan-pelan kusapukan lidahku kepinggir memek Sari, Sari selekasnya mendesah & mendorong kepalaku, saya diam saja terlebih kuteruskan jilatanku pada clitorisnya yang bulat itu, Sari merintih rintih kegelian, tanganku tidak tinggal diam juga turut meremas remas susunya yang montok itu.
ari dengan gemetar mencapai kontolku & diremasnya kontolku dengan gemas sekali. Saya juga kasihan lihat Sari yang sekian kebingungan sebab rasakan kegelian yang mengagumkan itu, namun maksudku sebenarnya supaya ia tidak sangat terasa sakit bila kontolku yang gede itu menembus memeknya.
Selekasnya saja saya mengarahkan kontolku ke liang memeknya yang sudah basah kuyup & merekah itu, waktu kulihat ujungnya sudah terselip di antara bibir memek Sari, bebrapa perlahan kutekan masuk. Sari menggigit bibirnya sesaat tangannya memegang pantatku tak tahu ingin menahan atau terlebih mendorong, yang tentu kontolku dengan perlahan berhasil juga masuk semuanya kedalam liang memeknya.
Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman
Memek Sari merasa legit sekali, rasa hangat yang menjepit kontolku buat saya menggigit bibir sebab nikmatnya. Namun seperti yang kuduga, Sari kurang memiliki pengalaman dalam persetubuhan, sebab meskipun kontolku sudah mentok menyentuh leher rahimnya, ia diam saja bahkan juga tutup matanya. Saya berbisik di telinganya supaya Sari juga menggerakkan pantatnya, namun Sari tetaplah diam saja.
Pergerakan kontolku naik turun buat memek Sari jadi bertambah basah & becek, saya betul-betul kecewa dengan memek Sari ini, rasa-rasanya saya menginginkan mencabut kontolku & berpnovi ke memek Pety yang tentu lebih pulen di banding miliki Sari itu, namun saya tidak ingin melukai perasaan Sari.
Dengan agak terburu-buru saya percepat genjotanku supaya saya selekasnya menjangkau puncak kenikmatanku, namun basic masih tetap belum juga memiliki pengalaman, mendadak saja Sari merintih keras, sesaat kurasakan memeknya mengejang.
Rupanya Sari sudah menjangkau puncak kepuasannya, tubuhnya berkeringat & kakinya erat melingkar dipantatku. Dengan beberapa sentakan sekali lagi, akupun memuntahkan air maniku yang tertampung dalam kondom yang kupakai. Demikian rasa geli mulai hilang dari ujung kontolku, saya selekasnya mencabut kontolku & kusuruh Pety mengajak Sari untuk keluar dari ruangku.
Pety tersenyum melihatku, ia paham kalau saya kurang senang dengan permainan Sari, tentu nanti Pety mesti berusaha keras untuk mendidik Sari supaya tahu selersaya dalam bermain main! Kuingatkan Pety supaya tidak lupa berikan Sari uang dan menyebutnya sekali lagi untuk masuk kerja. usai