• Ibu Guru Kesepian

    Ibu Guru Kesepian


    1779 views

    Kisah cinta dengan seorang guru masih muda memang sangat mendebarkan apalagi dia seorang guru, cerita ini mengisahkan tentang cerita seks dengan seorang guru mata pelajaran PKN. gima keseruan ceritanya? mari kita simak bersama cerita di bawah: Sebut saja aku Andy. Aku siswa SMA di sebuah sekolah negeri Jakarta. Aku merupakan siswa yang dibilang cukup pintar di kelasku. Apalagi setelah aku menang olimpiade komputer tingkat provinsi, namaku jadi makin dikenal di sekolahku. Nilai-nilai ku di sekolah juga bisa terbilang bagus. Selalu dapat nilai diatas 7. Kecuali pelajaran pkn, pelajaran yang paling susah menurutku. Aku tidak pernah mendapat bagus. Paling bagus cuman dapat 7. Hari rabu ini, aku belajar seperti biasa. Tapi saat pelajaran pkn, bu tanti, guru pkn ku tidak masuk. Biasanya bu tanti tidak pernah telat. Seperti biasa, kalau tidak ada guru masuk, kami sekelas selalu ngobrol di kelas. Tiba-tiba ada seseorang perempuan yang tidak kukenal masuk ke kelas ku.

    Bu guru : “Hayoo jangan pada berisik. Oh iya perkenalkan, nama saya ibu fara. Umur 21 tahun. Ibu ada disini karena ibu dipesen sama ibu tanti untuk ngajar disini karena beliau sakit dbd. Ibu seterusnya akan menggantikan ibu tanti mengajar disini selama 1 semester karena ibu lagi praktek kerja lapangan untuk belajar jadi guru.”

    Anak-anak : “Yaaaahhhhhh but anti engga masuk deh”, jawab teman-temanku serentak sambil senyum

    Bu fara : “halah ibu tau kalian pada seneng kan? Oke ibu dipesen kalo hari ini ibu ngajar bab 2. Coba buka buku kalian”

    Anak-anak : “Iya buu”

    Anak-anak begitu antusias ketika pertama kali diajar bu fara. Dulu selama diajar bu tanti tidak pernah seperti ini. Bu fara masih muda, cantik, baik lagi. Coba dia jadi pacarku, wah aku seneng banget, pikirku dalam lamunanku. Sejak kehadiran bu fara, aku lebih sering melamun. Terlalu sering liatin bu fara ketimbang liat buku. Bagiku, bu fara adalah cewe yang ideal. Tak terasa sudah bel istirahat sekaligus jam bu fara hari ini sudah selesai.

    Bu fara : “sebelum ibu keluar, ibu mau kasitau kalo minggu depan ulangan bab 2. Ibu dipesen bu tanti”

    Anak-anak : “yah kok baru diajar sebentar langsung ulangan sih? Bikin soal yang gampang ya bu”

    Bu fara : “yaudah ibu bikin yang gampang. Tapi kalian semua harus dapet bagus ya? Oke ibu keluar dulu. Selamat siang anak-anak”

    Anak-anak : “asiik ulangan nya dibikin gampang. Selamat siang bu”

    Sepulang sekolah aku langsung buka buku pkn. Aku belajar biar dapet bagus dan demi bu fara aku belajarnya hehehe. Tidak seperti biasanya, aku sepulang sekolah selalu belajar, kecuali pkn. Karena ada bu fara aku jadi semangat untuk dapet bagus.

    Seminggu kemudian, bu fara menepati janjinya untuk mengadakan ulangan. Bu fara membagi-bagikan soal ke setiap anak. Begitu aku menerima soal dan aku liat, agak susah menurutku. Aku kerjakan nomer yang aku bisa. Sisanya yang aku engga bisa aku lewatin dulu. Begitu aku liat temenku yang lain, udah hampir selesai padahal waktu ulangan masih 40 menit lagi. Terpaksa aku liat jawaban temenku yang duduk di sebelahku. Kebetulan bu fara lagi keluar sebentar, jadi ada kesempatan buat aku untuk nyontek. Baru nyontek 2 nomer, tiba-tiba bu fara masuk ke kelas dan sempet liat aku lagi nyontek, tapi bu fara tidak menegurku dan malah mengawasi anak yang lain. Sepertinya bu fara membiarkan saja dan pura-pura tidak tahu atas apa yang aku perbuat tadi, tapi apa urusanku. Yang penting sekarang ada 4 nomer kosong lagi yang harus diisi. Aku jadi lebih berhati-hati dan lebih memperhatikan situasi. Setiap kali bu fara mengawasi anak lain aku langsung nyontek temenku. Tak terasa sudah bel. Aku langsung mengumpulkan jawabanku ke bu fara. Dan setelah semua anak mengumpulkan jawaban, bu fara mengucapkan selamat siang sambil keluar kelas.

    Aku masih kawatir sama kejadian yang tadi. Apa bu fara engga marahin aku tapi nilaiku dibikin jelek nantinya? Ah sudahlah nunggu bu fara koreksi jawaban aja, pikirku. 2 hari setelah ulangan, bu fara masuk ke kelasku untuk membagikan hasil ulangan. Anak yang dipanggil namanya langsung maju dan menerima hasil ulangan nya. Begitu namaku disebut, aku melihat nilai 6,5. Sebelum aku kembali ke tempat duduk, bu fara bilang “nanti pulang sekolah kamu ke ruang guru ya. Ada yang mau ibu bicarain sama kamu.” Aku langsung deg-degan. Tapi aku sudah berusaha mencoba tenang dan tidak akan diomelin nanti.

    Sepulang sekolah, aku langsung menghadap bu fara.

    Bu fara : “andy, kok cuman kamu yang dapet jelek? Padahal kan gampang itu ulangan nya.”

    Andy : “saya udah belajar bu. Seminggu yang lalu pas ibu bilang mau ulangan saya langsung belajar pkn”

    Bu fara : “walaupun begitu, kamu masih tetep kurang maksimal belajarnya. Gimana kalo ibu kasih kamu tambahan biar kamu dapet bagus?”

    Andy : “wah boleh tuh. Dimana bu?”

    Bu fara : “ini alamat rumah ibu. Kamu dateng hari minggu siang. Tapi jangan bilang siapa-siapa ya kalo kamu dapet tambahan”, memegang kedua tanganku sambil tersenyum.

    Andy : “Oke bu. Yang penting nilai saya jadi bagus”

    Aku langsung salaman sama bu fara dan bergegas pulang ke rumah. Alangkah senangnya aku hari ini, karena cuman aku yang dapet tambahan sama bu fara dan aku disenyumin bu fara. Bener-bener cantik. Aku jadi makin suka sama bu fara. Dari pulang sekolah, aku senyum terus. Sampe-sampe pas di bis aku diliatin sama ibu-ibu. Sampe rumah aku langsung mikirin bu fara terus. Seandainya bu fara jadi pacarku, terus aku mikir ah engga mungkin itu. Daripada mikir yang engga jelas terus mending belajar aja deh.

    Hari minggu jam 1 siang, aku pergi ke rumah bu fara. Rumahnya engga begitu jauh. 10 menit dari rumahku. Aku melihat rumah bu fara yang sederhana tapi bersih. Aku memencet bel 3x, bu fara keluar.

    Bu fara : “Oh andy ibu kirain siapa. Ayo masuk, engga dikonci kok”

    Aku langsung masuk begitu dipersilahkan. Bu fara memakai baju biru dengan rok hitam yang ketat. Aku jadi makin suka sama bu fara.

    Bu fara : “Kamu mau minum apa?”

    Andy : “Engga usah repot-repot bu. Apa aja boleh”

    Tak lama kemudian, bu fara membawakan aku air putih. Setelah aku meminum sedikit, bu fara langsung mengajariku bab 2. Aku jadi lebih mengerti kalau diajarin sama bu fara. Tak terasa sudah 2 jam belajar sama bu fara.

    Andy : “Bu makasih ya, saya jadi lebih ngerti kalo diajarin sama ibu. Saya pulang dulu ya”

    Bu fara : “Kamu jangan pulang dulu deh, masa cuman belajar? Oya kita ngobrolnya pake aku kamu aja. Nonton tv dulu aja”

    Andy : “yaudah terserah kamu aja deh”

    Akhirnya kami ke ruang tengah dan duduk di sofa sambil nonton tv. Tiba-tiba dia menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku beranikan diriku untuk membelai rambutnya.

    Fara : “Aku ada hadiah buat kamu nih, tapi tutup mata dulu ya”

    Andy : “Kenapoa engga langsung kasih aja?”

    Fara : “kamu nih disuruh tutup mata tapi masih buka, ih bandel”

    Aku mengalah saja. Kututup mataku sambil bertanya-tanya dalam hatiku, apa yang mau dia kasih. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang lembut di bibirku, ketika aku membuka mataku, aku terkejut melihat guruku sendiri menciumku. Aku menyedot lidahnya sambil kucium-cium bibirnya, lalu kuteruskan dengan mencium-cium daun telinga dia sambil berkata “Aku sayang kamu”. Setelah daun telinga, kuterusi ke leher, kupegang-pegang leher bagian belakang dengan kedua tanganku sambil kucium-cium lehernya. Dia begitu menikmatinya hingga matanya merem melek dan mendesah. Dari leher tanganku turun ke dada, kuremas-remas dadanya sambil kujilati putingnya. Desahan nya semakin kencang, kugigit pelan puting kiri nya, tangan nya sambil mengocok penisku. Aku langsung ganti posisi 69. Aku bisa melihat dengan jelas memiaw fara… baunya harumdan segera kujilat, rasanya benar-benar enak. Pasti dia sering memelihara badan nya. Kumainkan lidahku di baguan klitoris dan labia mayora, sembari kumasukkan lidahku ke dalam liang vagina nya. Erangan nya tambah kencang. Sedotan fara juga enak, seluruh batang penisku dilumatnya, benar-benar enak. Saking enaknya, tak terasa aku sudah dibuat keluar oleh fara. Setelah aku mencapai kepuasan, kini gantian fara yg aku buat puas. Aku memasukkan jariku ke dalam lubang vagina nya sambil kujilat-jilati bibir vagina fara yang berwarna pink.

    “ahh… aku engga tahan nih”

    Kupercepat gerakan tanganku ke dalam vagina nya sambil kupegang klitoris nya dan akhirnya dia orgasme juga. Orgasme nya benar-benar deras sampe membasahi muka ku dan sebagian ranjang nya.

    “andy maafin aku ya, keluar sampe banyak gitu ngenain muka kamu”

    “kalo kamu yang keluarin engga apa-apa”, aku langsung mencium bibir nya.

    “masukin ademu ke dalem marmutku dong… kepengen nih aku”

    Aku ambil posisi missionary, kumasukkan adekku dengan perlahan, masuk ke dalam vagina nya benar-benar sempit. Dia masih perawan, kumasukkan dengan perlahan penisku agar dia tidak kesakitan. Kupercepat sedikit, fara tampaknya meringis kesakitan, ku tak perdulikan erangan itu. Langsung ku masukkan seluruh penisku ke dalam vagina nya. Yeah aku mendapat perawan nya fara. Dia tampak menangis kecil menahan kesakitan, langsung saja kucium untuk meredakan efek sakitnya. Aku mulai mempercepat permainanku. Expresi muka fara berubah, tadinya agak kesakitan sekarang berubah menjadi penuh nafsu. Fara makin menikmati permainanku, ditambah desahan nya makin kencang. Aku pikir penisku mengenai bagian g-spot nya. Kusodok penisku di bagian itu, tak lama fara pun mengalami orgasme yang kedua. Aku mengajak fara untuk ganti posisi wot. Penisku perlahan dimasukkan ke dalam vagina nya… Bless, benar-benar nikmat, ditambah dengan otot vagina nya yang meremas penisku membuat kenikmatan nya bertambah. Dia terus mendesah keenakan, goyangan nya hot juga, padahal baru pertama kali merasakan sex. 6 menit kemudian, goyangan nya makin cepat. “ahh aku mau keluar lagi nih”

    “eh jangan keluar dulu, barengan aja sama aku. aku juga bentar lagi kok”

    Akhirnya kami keluar secara bersamaan. Sperma ku banyak keluar di dalam dan dia orgasme juga cukup banyak. Setelah kami “bertarung”, fara memeluk ku dan menciumku. “makasih ya sayang, kamu udah bikin aku ngerasain nikmatnya bercinta”

    “ya sama-sama sayang. Ngomong-ngomong, kamu mau engga jadi pacarku? Aku sayang banget sama kamu. Sejak pertama kali liat kamu, mulai ada perasaan suka sama kamu. Aku selalu mikirin kamu terus di rumah. Aku juga dulu kepengen kamu jadi pacarku.”. fara terdiam sejenak. Dia menitikkan air mata.

    “aku juga sayang sama kamu. Aku engga mau kehilangan kamu.”

    Kami berpelukan dan berciuman lagi. Tak terasa sudah jam 3 sore. Kemudian aku pamit sama fara untuk pulang.

    Hari-hari berikutnya berlangsung seperti biasa, tidak ada yang tahu tentang hubungan kami berdua. Sejak saat itu, kami mulai rajin bercinta setiap hari minggu dan sabtu. Mudah-mudahan hubunganku dan fara bisa langgeng.

  • Kepuasan Dari Adik Suamiku

    Kepuasan Dari Adik Suamiku


    1778 views

    Duniabola99.org – Perkenalkan namaku Diana Saat ini aku mengalami kebingungan dimana aku tidak tau harus berbuat apa sebab itu untuk mengurangi rasa kebingunganku aku ingin menceritakan kisahku pada khalayak saat ini aku berumur 26 tahun aku sudah berkeluarga dan punya satu anak, suamiku bernama Miko dia adalah tipe orang penyayang kepada istrinya dan keluarga.

    Suamiku adalah pengusaha yang sedang merintis karirnya, karena kesibukannya dalam bekerja dia sekarang jarang dirumah dan sering keluar kota disaat dia sedang diluar kota dia selalu kepikiran sama aku dan anakku yang masih umur 2 tahun lantas karena kepikiran terus seperti itu maka suamiku menyuruh adiknya yang muda bernama Kholis untuk tinggal bersama kami.

    Kholis adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah PTS. Kehidupan rumah tangga aku bahagia, hingga peristiwa terakhir yang aku alami.

    Selama kami menikah kehidupan seks kami menurut aku normal saja. Aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan orgasme. Tahulah, aku dari keluarga yang kolot. Memang di SMA aku mendapat pelajaran seks, tetapi itu hanya sebatas teori saja.

    Aku tidak tahu apa yang dinamakan orgasme. Aku memang menikmati seks. Saat kami melakukannya aku merasakan nikmat. Tetapi tidak berlangsung lama. Suami aku mengeluarkan spermanya hanya dalam 5 menit.

    Kemudian kami berbaring saja. Selama ini aku sangka itulah seks. Bahkan sampai anak kami lahir dan kini usianya sudah mencapai dua tahun. Dia seorang anak laki-laki yang lucu.

    Di rumah kami tidak mempunyai pembantu. Karenanya aku yang membersihkan semua rumah dibantu oleh Kholis. Kholis adalah pria yang rajin. Secara fisik dia lebih ganteng dari suami aku. Suatu ketika saat aku membersihkan kamar Kholis, tidak sengaja aku melihat buku Penthouse miliknya. Aku terkejut
    mengetahui bahwa Kholis yang aku kira alim ternyata menyenangi membaca majalah ‘begituan’.

    Lebih terkejut lagi ketika aku membaca isinya. Di Penthouse ada bagian bernama Penthouse Letter yang isinya adalah cerita tentang fantasi ataupun pengalaman seks seseorang. Aku seorang tamatan perguruan tinggi juga yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang cukup baik.

    Aku tidak menyangka bahwa ada yang namanya oral seks. Dimana pria me’makan’ bagian yang paling intim dari seorang wanita. Dan wanita melakukan hal yang sama pada mereka. Sejak saat itu, aku sering secara diam-diam masuk ke kamar Kholis untuk mencuri-curi baca cerita yang ada pada majalah tersebut.

    Suatu ketika saat aku sibuk membaca majalah itu, tidak aku sadari Kholis datang ke kamar. Ia kemudian menyapa aku. Aku malu setengah mati. Aku salting dibuatnya. Tapi Kholis tampak tenang saja. Ketika aku keluar dari kamar ia mengikuti aku.

    Aku duduk di sofa di ruang TV. Ia mengambil minum dua gelas, kemudian duduk disamping aku. Ia memberikan satu gelas kepada aku. Aku heran, aku tidak menyadari bahwa aku sangat haus saat itu. Kemudian ia mengajak aku berbicara tentang seks. Aku malu-malu meladeninya. Tapi ia sangat pengertian. Dengan sabar ia menjelaskan bila ada yang masih belum aku ketahui.

    Tanpa disadari ia telah membuat aku merasa aneh. Excited aku rasa. Kini tangannya menjalari seluruh tubuh aku. Aku berusaha menolak. Aku berkata bahwa aku adalah istri yang setia. Ia kemudian memberikan argumentasi bahwa seseorang baru dianggap tidak setia bila melakukan coitus. Yaitu dimana sang pria dan wanita melakukan hubungan seks dengan penis pada liang kewanitaan.

    Ia kemudian mencium bagian kemaluan aku. Aku mendorong kepalanya. Tangannya lalu menyingkap daster aku, sementara tangan yang lain menarik lepas celana dalam aku. Ia lalu melakukan oral seks pada aku. Aku masih mencoba untuk mendorong kepalanya dengan tangan aku. Tetapi kedua tangannya memegang kedua belah tangan aku. Aku hanya bisa diam. Aku ingin meronta, tapi aku merasakan hal yang sangat lain.

    Tidak lama aku merasakan sesuatu yang belum pernah aku alami seumur hidup aku. Aku mengerang pelan. Kemudian dengan lembut menyuruhnya untuk berhenti. Ia masih belum mau melepaskan aku.

    Tetapi kemudian anak aku menangis, aku meronta dan memaksa ingin melihat keadaan anak aku. Barulah ia melepaskan pegangannya. Aku berlari menemui anak aku dengan beragam perasaan bercampur menjadi satu.

    Ketika aku kembali dia hanya tersenyum. Aku tidak tahu harus bagaimana. Ingin aku menamparnya kalau mengingat bahwa sebenarnya ia memaksa aku pada awalnya. Tetapi niat itu aku urungkan. Toh ia tidak memperkosa aku. Aku lalu duduk di sofa kali ini berusaha menjaga jarak. Lama aku berdiam diri.

    Ia yang kemudian memulai pembicaraan. Katanya bahwa aku adalah seorang wanita baru. Ya, aku memang merasakan bahwa aku seakan-akan wanita baru saat itu. Perasaan aku bahagia bila tidak mengingat suami aku. Ia katakan bahwa perasaan yang aku alami adalah orgasme. Aku baru menyadari betapa aku telah
    sangat kehilangan momen terindah disetiap kesempatan bersama suami aku.

    Hari kemudian berlalu seperti biasa. Hingga suatu saat suami aku pergi keluar kota lagi dan anak aku sedang tidur. Aku akui aku mulai merasa bersalah karena sekarang aku sangat ingin peristiwa itu terulang kembali. Toh, ia tidak berbuat hal yang lain.

    Aku duduk di sofa dan menunggu dia keluar kamar. Tapi tampaknya dia sibuk belajar di kamar. Mungkin dia akan menghadapi mid-test atau semacamnya. Aku lalu mencari akal supaya dapat berbicara dengannya.

    Aku kemudian memutuskan untuk mengantarkan minuman kedalam kamar. Disana ia duduk di tempat tidur membaca buku kuliahnya. Aku katakan supaya dia jangan lupa istirahat sambil meletakkan minuman diatas
    meja belajarnya.

    Ketika aku permisi hendak keluar, ia berkata bahwa ia sudah selesai belajar dan memang hendak istirahat sejenak. Ia lalu mengajak aku ngobrol. Aku duduk ditempat tidur lalu mulai berbicara dengannya.

    Tidak aku sadari mungkin karena aku lelah seharian, aku sambil berbicara lantas merebahkan diri diatas tempat tidurnya. Ia meneruskan bicaranya. Terkadang tangannya memegang tangan aku sambil bicara.

    Saat itu pikiran aku mulai melayang teringat kejadian beberapa hari yang lalu. Melihat aku terdiam dia mulai menciumi tangan aku. Saat aku sadar, tangannya telah berada pada kedua belah paha aku, sementara kepalanya tenggelam diantara selangkangan aku. Oh, betapa nikmatnya. Kali ini aku tidak melawan sama sekali. Aku menutup mata dan menikmati momen tersebut.

    Nafas aku semakin memburu saat aku merasakan bahwa aku mendekati klimaks. Tiba-tiba aku merasakan kepalanya terangkat. Aku membuka mata bingung atas maksud tujuannya berhenti. Mata aku terbelalak saat memandang ia sudah tidak mengenakan bajunya. Mungkin ia melepasnya diam-diam saat aku menutup mata tadi.

    Tidak tahu apa yang harus dilakukan aku hanya menganga saja seperti orang bodoh. Aku lihat ia sudah tegang. Oh, betapa aku ingin semua berakhir nikmat seperti minggu lalu. Tangan kirinya kembali bermain diselangkangan aku sementara tubuhnya perlahan-lahan turun menutupi tubuh aku.

    Perasaan nikmat kembali bangkit. Tangan kanannya lalu melolosi daster aku. Aku telanjang bulat kini kecuali bra aku. Tangan kirinya meremasi buah dada aku. Aku mengerang sakit. Tangan aku mendorong tangannya, aku katakan apa sih maunya. Dia hanya tersenyum.

    Aku mendorongnya pelan dan berusaha untuk bangun. Mungkin karena intuisinya mengatakan bahwa aku tidak akan melawan lagi, ia meminggirkan badannya. Dengan cepat aku membuka kutang aku, lalu rebah kembali. Ia tersenyum setengah tertawa.

    Dengan sigap ia sudah berada diatas tubuh aku kembali dan mulai mengisapi puting susu aku sementara tangan kanannya kembali memberi kehidupan diantara selangkangan aku dan tangan kirinya mengusapi seluruh badan aku.

    Selama kehidupan perkawinan aku dengan Miko, ia tidak pernah melakukan hal-hal seperti ini saat kami melakukan hubungan seks. Seakan-akan seks itu adalah buka, mulai, keluar, selesai. Aku merasakan diri aku bagaikan mutiara dihadapan Kholis.

    Kemudian Kholis mulai mencium bibir aku. Aku balas dengan penuh gairah. Sekujur tubuh aku terasa panas sekarang. Kemudian aku rasakan alatnya mulai mencari-cari jalan masuk. Dengan tangan kanan aku, aku bantu ia menemukannya. Ketika semua sudah pada tempatnya, ia mulai mengayuh perahu cinta kami dengan
    bersemangat.

    Kedua tangannya tidak henti-hentinya mengusapi tubuh dan dada aku. Aku hanya bisa memejamkan mata aku. Aduh, nikmatnya bukan kepalang. Tangannya lalu mengalungkan kedua tangan aku pada lehernya.

    Aku membuka mata aku. Ia menatap mata aku dengan sejuta arti. Kali ini aku tersenyum. Ia balas tersenyum. Mungkin karena gemas melihat aku, bibirnya lantas kembali memagut. Oh, aku merasakan waktunya telah tiba.

    Kedua tangan aku menarik tubuhnya agar lebih merapat. Dia tampaknya mengerti kondisi aku saat itu. Ini dibuktikannya dengan mempercepat laju permainan. Ahh, aku mengerang pelan. Kemudian aku mendengar nafasnya menjadi berat dan disertai erangan aku merasakan kemaluan aku dipenuhi cairan hangat.

    Sejak saat itu, aku dan dia selalu menunggu kesempatan dimana suami aku pergi keluar kota untuk dapat mengulangi perbuatan terkutuk itu. Betapa nafsu telah mengalahkan segalanya. Setiap kali akan bercinta, aku selalu memaksanya untuk melakukan oral seks kepada aku. Tanpa itu, aku tidak dapat hidup
    lagi. Aku benar-benar memerlukannya.

    Dia juga sangat pengertian. Walaupun dia sedang malas melakukan hubungan seks, dia tetap bersedia melakukan oral seks kepada aku. Aku benar-benar merasa sangat dihargai olehnya. Ceritanya dulu suami aku Miko punya komputer.

    Kemudian oleh Kholis disarankan agar berlangganan internet. Menurutnya juga dapat dipakai untuk berbisnis. Suami aku setuju saja. Pernah Kholis melihat aku memandangi Miko saat dia menggunakan internet, kemudian dia tanya kepada aku, apa aku kepingin tahu.

    Miko yang mendengar lalu menyuruh Kholis untuk mengajari aku menggunakan komputer dan internet. Pertama-tama aku suka karena banyak yang menarik. Hanya tinggal tekan tombol saja. Bagus sekali. Tetapi aku mulai bosan karena aku kurang mengerti mau ngapain lagi.

    Saat itulah Kholis lalu menunjukkan ada yang namanya Newsgroup di internet. Saat pertama kali baca aku terkejut sekali. Banyak berita dan pendapat yang menarik. Tetapi waktu aku tidak terlalu banyak. Aku harus mengurus anak aku. Dia baru dua tahun. Aku akung sekali kepadanya. Kalau sudah tersenyum dapat menghibur aku walaupun dalam keadaan sedih.

    Aku tidak mengerti program ini. Hanya Kholis ajarkan kalau mau menulis tekan tombol ini. Terus begini, terus begini, dan seterusnya. Tetapi aku tidak cerita-cerita sama dia kalau kemarin aku sudah kirim berita ke Newsgroup. Takut dia marah sama aku.

    Aku hanya bingung mau cerita sama siapa. Masalahnya aku benar-benar sudah terjerumus. Aku tidak tahu bagaimana harus menghentikannya.

    Kini aku bagaikan memiliki dua suami. Aku diperlakukan dengan baik oleh keduanya. Aku tahu suami aku sangat mencintai aku. Aku juga sangat mencintai suami aku. Tetapi aku tidak bisa melupakan kenikmatan yang telah diperkenalkan oleh Kholis kepada aku.

    Suami aku tidak pernah curiga sebab Kholis tidak berubah saat suami aku ada di rumah. Tetapi bila Miko sudah pergi keluar kota, dia memperlakukan aku sebagaimana istrinya.

    Dia bahkan pernah memaksa untuk melakukannya di kamar kami. Aku menolak dengan keras. Biar bagaimana aku akan merasa sangat bersalah bila melakukannya ditempat tidur dimana aku dan Miko menjalin hubungan yang berdasarkan cinta.

    Aku katakan dengan tegas kepada Kholis bahwa dia harus menuruti aku. Dia hanya mengangguk saja. Aku merasa aman sebab dia tunduk kepada seluruh perintah aku. Aku tidak pernah menyadari bahwa aku salah. Benar-benar salah.

    Suatu kali aku disuruh untuk melakukan oral seks kepadanya. Aku benar benar terkejut. Aku tidak dapat membayangkan apa yang harus aku lakukan atas ‘alat’nya. Aku menolak, tetapi dia terus memaksa aku. Karena aku tetap tidak mau menuruti kemauannya, maka akhirnya ia menyerah.

    Kejadian ini berlangsung beberapa kali, dengan akhir dia mengalah. Hingga terjadi pada suatu hari dimana saat aku menolak kembali dia mengancam untuk tidak melakukan oral seks kepada aku. Aku bisa menikmati hubungan seks kami bila dia telah melakukan oral seks kepada aku terlebih dahulu.

    Aku tolak, karena aku pikir dia tidak serius. Aku berpikir bahwa dia masih menginginkan seks sebagaimana aku menginginkannya. Ternyata dia benar-benar melakukan ancamannya. Dia bahkan tidak mau melakukan hubungan seks lagi dengan aku.

    Aku bingung sekali. Aku membutuhkan cara untuk melepaskan diri dari kerumitan sehari-hari. Bagi aku, seks merupakan alat yang dapat membantu aku menghilangkan beban pikiran. Selama beberapa hari aku merasa seperti dikucilkan. Dia tetap berbicara dengan baik kepada aku. Tetapi setiap kali aku berusaha mengajaknya untuk melakukan hubungan seks dia menolak. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku berusaha semampu aku untuk merayunya, tetapi dia tetap menolak.

    Aku bingung, apa aku tidak cukup menarik. Wajah aku menurut aku cukup cantik. Pada masa-masa kuliah, banyak sekali teman pria aku yang berusaha mencuri perhatian aku. Teman wanita aku bilang bibir aku sensual sekali. Aku tidak mengerti bibir sensual itu bagaimana. Yang aku tahu aku tidak ambil pusing
    untuk hal-hal seperti itu.

    Aku tidak diijinkan terlalu banyak keluar rumah oleh orang tua aku kecuali untuk keperluan les ataupun kursus. Aku orangnya supel dan tidak pilih-pilih dalam berteman. Mungkin hal ini yang (menurut aku pribadi)menyebabkan banyak teman pria yang mendekati aku.

    Sesudah melahirkan, aku tetap melanjutkan aktivitas senam aku. Dari sejak masa kuliah aku senang senam. Aku tahu aku memiliki tubuh yang menarik, tidak kalah dengan yang masih muda dan belum menikah Kulit aku putih bersih, sebab ibu aku mengajarkan bagaimana cara merawat diri.

    Bila aku berjalan dengan suami aku, selalu saja pria melirik kearah aku. Suami aku pernah mengatakan bahwa dia merasa sangat beruntung memiliki aku. Aku juga merasa sangat beruntung memiliki suami seperti dia.

    Miko orangnya jujur dan sangat bertanggung jawab. Itu yang sangat aku sukai darinya. Aku tidak hanyamelihat dari fisik seseorang, tetapi lebih dari pribadinya.

    Tetapi Kholis sendiri menurut aku sangatlah ganteng. Mungkin itu pula sebabnya, banyak teman wanitanya
    yang datang kerumah.

    Katanya untuk belajar. Mereka biasa belajar di teras depan rumah kami. Kholis selain ganteng juga
    pintar menurut aku. Tidaklah sulit baginya untuk mencari wanita cantik yang mau dengannya.

    Aku merasa aku ditinggalkan. Kholis tidak pernah mengajak aku untuk melakukan hubungan seks lagi. Diasekarang bila tidak belajar dikamar, lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman-teman wanitanya.Aku kesepian sekali dirumah. Untung masih ada anak aku yang paling kecil yang dapat menghibur.

    Hingga suatu saat aku tidak dapat menahan diri lagi. Malam itu, saat Kholis masuk ke kamarnya setelah menonton film, aku mengikutinya dari belakang.

    Aku katakan ada yang perlu aku bicarakan. Anak aku sudah tidur saat itu. Dia duduk di tempat tidurnya. Aku bilang aku bersedia melakukannya hanya aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat. Dengan gesit dia membuka seluruh celananya dan kemudian berbaring.

    Dia katakan bahwa aku harus menjilati penisnya dari atas hingga bawah. Walaupun masih ragu-ragu, aku lakukan seperti yang disuruh olehnya. Penisnya mendadak ‘hidup’ begitu lidah aku menyentuhnya. Kemudian aku disuruh membasahi seluruh permukaan penisnya dengan menggunakan lidah aku.

    Dengan bantuan tangan aku, aku jilati semua bagian dari penisnya sebagaimana seorang anak kecil menjilati es-krim. Tidak lama kemudian, aku disuruh memasukkan penisnya kedalam mulut aku. Aku melonjak kaget. Aku bilang, dia sendiri tidak memasukkan apa apa kedalam mulutnya saat melakukan oral
    seks kepada aku, kenapa aku harus dituntut melakukan hal yang lebih.
    Dia berkata bahwa itu disebabkan karena memang bentuk genital dari pria dan wanita berbeda. Jadi bukan masalah apa-apa. Dia bilang bahwa memang oral seks yang dilakukan wanita terhadap pria menuntut wanita memasukkan penis pria kedalam mulutnya. Sebenarnya aku juga sudah pernah baca dari majalah-majalah
    Penthouse miliknya, aku hanya berusaha menghindar sebab aku merasa hal ini sangatlah tidak higienis.

    Karena khawatir aku tidak memperoleh apa yang aku inginkan, aku menuruti kemauannya. Kemudian aku disuruh melakukan gerakan naik dan turun sebagaimana bila sedang bercinta, hanya bedanya kali ini, penisnya berada di dalam mulut aku, bukan pada liang senggama aku.

    Selama beberapa menit aku melakukan hal itu. Aku perlahan-lahan menyadari, bahwa oral seks tidaklah menjijikkan seperti yang aku bayangkan. Dulu aku membayangkan akan mencium atau merasakan hal-hal yang tidak enak. Sebenarnya hampir tidak terasa apa-apa. Hanya cairan yang keluar dari penisnya terasa sedikit asin. Masalah bau, seperti bau yang umumnya keluar saat pria dan wanita berhubungan seks.

    Tangannya mendorong kepala aku untuk naik turun semakin cepat. Aku dengar nafasnya semakin cepat, dan gerakan tangannya menyebabkan aku bergerak semakin cepat juga. Kemudian menggeram pelan, aku tahu bahwa dia akan klimaks, aku berusaha mengeluarkan alatnya dari mulut aku, tetapi tangannya menekan
    dengan keras. Aku panik.

    Tidak lama mulut aku merasakan adanya cairan hangat, karena takut muntah, aku telan saja dengan cepat semuanya, jadi tidak terasa apa-apa.

    Saat dia sudah tenang, dia kemudian melepaskan tangannya dari kepala aku. Aku sebenarnya kesal karena aku merasa dipaksa. Tetapi aku diam saja. Aku takut kalau dia marah, semua usaha aku menjadi sia-sia saja.

    Aku bangkit dari tempat tidur untuk pergi berkumur. Dia bilang bahwa aku memang berbakat. Berbakat neneknya, kalau dia main paksa lagi aku harus hajar dia.

    Sesudah nafasnya menjadi tenang, dia melakukan apa yang sudah sangat aku tunggu-tunggu. Dia melakukan oral seks kepada aku hampir 45 menit lebih. Aduh nikmat sekali. Aku orgasme berulang-ulang. Kemudian kami mengakhirinya dengan bercinta secara ganas.

    Sejak saat itu, oral seks merupakan hal yang harus aku lakukan kepadanya terlebih dahulu sebelum dia melakukan apa-apa terhadap aku. Aku mulai khawatir apakah menelan sperma tidak memberi efek samping apa-apa kepada aku.

    Dia bilang tidak, malah menyehatkan. Karena sperma pada dasarnya protein. Aku percaya bahwa tidak ada efek samping, tetapi aku tidak percaya bagian yang ‘menyehatkan’. Hanya aku jadi tidak ambil pusing lagi.

    Tidak lama berselang, sekali waktu dia pulang kerumah dengan membawa kado. Katanya untuk aku. Aku tanya apa isinya. Baju katanya. Aku gembira bercampur heran bahwa perhatiannya menjadi begitu besar kepada aku.

    Saat aku buka, aku terkejut melihat bahwa ini seperti pakaian dalam yang sering digunakan oleh wanita bila dipotret di majalah Penthouse. Aku tidak tahu apa namanya, tapi aku tidak bisa membayangkan untuk memakainya.

    Dia tertawa melihat aku kebingungan. Aku tanyakan langsung kepadanya sebenarnya apa sih maunya. Dia bilang bahwa aku akan terlihat sangat cantik dengan itu. Aku bilang “No way”. Aku tidak mau dilihat siapapun menggunakan itu. Dia bilang bahwa itu sekarang menjadi ’seragam’ aku setiap aku akan bercinta dengannya.

    Karena aku pikir toh hanya dia yang melihat, aku mengalah. Memang benar, saat aku memakainya, aku terlihat sangat seksi. Aku bahkan juga merasa sangat seksi. Aku menggunakannya di dalam, dimana ada stockingnya, sehingga aku menggunakan pakaian jeans di luar selama aku melakukan aktivitas dirumah seperti biasa. Efeknya sungguh di luar dugaan aku. Aku menjadi, apa itu istilahnya, horny sekali.

    Aku sudah tidak tahan menunggu waktunya tiba. Dirinya juga demikian tampaknya. Malam itu saat aku melucuti pakaian aku satu persatu, dia memandangi seluruh tubuh aku dengan sorot mata yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Kami bercinta bagaikan tidak ada lagi hari esok.

    Sejak saat itu, aku lebih sering lagi dibelikan pakaian dalam yang seksi olehnya. Aku tidak tahu dia mendapatkan uang darimana, yang aku tahu semua pakaian ini bukanlah barang yang murah. Lama-kelamaan aku mulai khawatir untuk menyimpan pakaian ini dilemari kami berdua (aku dan Miko) sebab jumlahnya sudah termasuk banyak.

    Karenanya, pakaian ini aku taruh di dalam lemari Kholis. Dia tidak keberatan selama aku bukan membuangnya. Katanya, dengan pakaian itu kecantikan aku bagai bidadari turun dari langit.

    Pakaian itu ada yang berwarna hitam, putih maupun merah muda. Tetapi yang paling digemari olehnya adalah yang berwarna hitam. Katanya sangat kontras warnanya dengan warna kulit aku sehingga lebih membangkitkan selera.

    Aku mulai menikmati hal-hal yang diajarkan oleh Kholis kepada aku. Aku merasakan semua bagaikan pelajaran seks yang sangat berharga. Ingin aku menunjukkan apa yang telah aku ketahui kepada suami aku. Sebab pada dasarnya, dialah pria yang aku cintai. Tetapi aku takut bila dia beranggapan lain dan kemudian mencium perbuatan aku dan Kholis.

    Aku tidak ingin rumah tangga kami hancur. Tetapi sebaliknya, aku sudah tidak dapat lagi meninggalkan tingkat pengetahuan seks yang sudah aku capai sekarang ini.

    Suatu ketika, Kholis pulang dengan membawa teman prianya. Temannya ini tidak seganteng dirinya, tetapi sangat macho. Pada mukanya masih tersisa bulu-bulu bekas cukuran sehingga wajahnya sedikit terlihat keras dan urakan. Kholis memperkenalkan temannya kepada aku yang ternyata bernama Bari.

    Kami ngobrol panjang lebar. Bari sangat luas pengetahuannya. Aku diajak bicara tentang politik hingga musik. Menurut penuturannya Bari memiliki band yang sering main dipub. Ini dilakukannya sebagai hobby serta untuk menambah uang saku.

    Aku mulai menganggap Bari sebagai teman. Bari semakin sering datang kerumah. Anehnya, kedatangan Bari selalu bertepatan dengan saat dimana Miko sedang tidak ada dirumah. Suatu ketika aku menemukan mereka duduk diruang tamu sambil meminum minuman yang tampaknya adalah minuman keras. Aku menghampiri mereka hendak menghardik agar menjaga kelakuannya. Ketika aku dekati ternyata mereka hanya minum anggur. Mereka lantas menawarkan aku untuk mencicipinya.
    Sebenarnya aku menolak. Tetapi mereka memaksa karena anggur ini lain dari yang lain. Akhirnya aku coba walaupun sedikit. Benar, aku hanya minum sedikit. Tetapi tidak lama aku mulai merasa mengantuk. Selain rasa kantuk, aku merasa sangat seksi.

    Karena aku mulai tidak kuat untuk membuka mata, Kholis lantas menyarankan agar aku pergi tidur saja. Aku menurut. Kholis lalu menggendong aku ke kamar tidur. Aku heran kenapa aku tidak merasa malu digendong oleh Kholis dihadapan Bari. Padahal Bari sudah tahu bahwa aku sudah bersuami. Aku tampaknya tidak dapat berpikir dengan benar lagi.

    Kata Kholis, kamar aku terlalu jauh, padahal aku berat, jadi dia membawa aku ke kamarnya. Aku menolak, tetapi dia tetap membawa aku ke kamarnya. Aku ingin melawan tetapi badan rasanya lemas semua. Sesampainya dikamar, Kholis mulai melucuti pakaian aku satu persatu. Aku mencoba menahan, karena aku tidak mengerti apa tujuannya. Karena aku tidak dalam kondisi sadar sepenuhnya, perlawanan aku tidak membawa hasil apa apa.

    Kini aku berada diatas tempat tidur dengan keadaan telanjang. Kholis mulai membuka pakaiannya. Aku mulai merasa bergairah. Begitu dirinya telanjang, lidahnya mulai bermain-main didaerah selangkangan aku. Aku memang tidak dapat bertahan lama bila dia melakukan oral seks terhadap aku. Aku keluar hanya dalam beberapa saat. Tetapi lidahnya tidak kunjung berhenti. Tangannya mengusapi payudara aku.
    Kemudian mulutnya beranjak menikmati payudara aku.

    Kini kami melakukannya dalam ‘missionary position’. Begitulah istilahnya kalau aku tidak salah ingat pernah tertulis dimajalah-majalah itu. Ah, nikmat sekali. Aku hampir keluar kembali. Tetapi ia malah menghentikan permainan. Sebelum aku sempat mengeluarkan sepatah katapun, tubuh aku sudah dibalik olehnya. Tubuh aku diangkat sedemikian rupa sehingga kini aku bertumpu pada keempat kaki dan tangan dalam posisi seakan hendak merangkak.

    Sebenarnya aku ingin tiduran saja, aku merasa tidak kuat untuk menopang seluruh badan aku. Tetapi setiap kali aku hendak merebahkan diri, ia selalu mengangkat tubuh aku. Akhirnya walaupun dengan susah payah, aku berusaha mengikuti kemauannya untuk tetap bangkit.

    Kemudian dia memasukkan penisnya ke dalam liang kewanitaan aku. Tangannya memegang erat pinggang aku, lalu kemudian mulai menggoyangkan pinggangnya. Mm, permainan dimulai kembali rupanya.

    Kembali kenikmatan membuai diri aku. Tanpa aku sadari, kali ini, setiap kali dia menekan tubuhnya kedepan, aku mendorong tubuh aku kebelakang. Penisnya terasa menghunjam-hunjam kedalam tubuh aku tanpa ampun yang mana semakin menyebabkan aku lupa diri. Aku keluar untuk pertama kalinya, dan rasanya tidak terkira. Tetapi aku tidak memiliki maksud sedikitpun untuk menghentikan permainan. Aku masih ingin menggali kenikmatan demi kenikmatan yang dapat diberikan olehnya kepada aku. Kholis juga mengerti akan hal itu. Dia mengatur irama permainan
    agar bisa berlangsung lama tampaknya.

    Sesekali tubuhnya dibungkukkannya kedepan sehingga tangannya dapat meraih payudara aku dari belakang. Salah satu tangannya melingkar pada perut aku, sementara tangan yang lain meremasi payudara aku. Saat aku menoleh kebelakang, bibirnya sudah siap menunggu. Tanpa basa-basi bibir aku dilumat oleh dirinya.

    Aku hampir mencapai orgasme aku yang kedua saat dia menghentikan permainan. Aku bilang ada apa, tetapi dia langsung menuju ke kamar mandi.

    Aku merasa sedikit kecewa lalu merebahkan diri aku ditempat tidur. Jari tangan aku aku selipkan dibawah tubuh aku dan melakukan tugasnya dengan baik diantara selangkangan aku. Aku tidak ingin’mesin’ aku keburu dingin karena kelamaan menunggu Kholis.

    Tiba-tiba tubuh aku diangkat kembali. Tangannya dengan kasar menepis tangan aku. Iapun dengan langsung menghunjamkan penisnya kedalam tubuh aku. Ah, kenapa jadi kasar begini. Belum sempat aku menoleh kebelakang, ia sudah menarik rambut aku sehingga tubuh aku terangkat kebelakang sehingga kini aku berdiri pada lutut aku diatas tempat tidur.

    Rambut aku dijambak kebelakang sementara pundaknya menahan punggung aku sehingga kepala aku menengadah keatas. Kepalanya disorongkan kedepan untuk mulai menikmati payudara aku.

    Dari mulut aku keluar erangan pelan memintanya untuk melepaskan rambut aku. Tampaknya aku tidak dapat melakukan apa-apa walaupun aku memaksa. Malahan aku mulai merasa sangat seksi dengan posisi seperti ini.

    Semua ini dilakukannya tanpa berhenti menghunjamkan dirinya kedalam tubuh aku. Aku merasakan bahwa penisnya lebih besar sekarang. Apakah ia meminum semacam obat saat dikamar mandi? Ah, aku tidak peduli, sebab aku merasakan kenikmatan yang teramat sangat.

    Yang membuat aku terkejut ketika tiba-tiba dua buah tangan memegangi tangan aku dari depan. Apa apaan ini? Aku mulai mencoba meronta dengan sisa tenaga yang ada pada tubuh aku. Kemudian tangan yang menjambak aku melepaskan pegangannya. Kini aku dapat melihat bahwa Kholis berdiri diatas kedua lututnya diatas tempat tidur dihadapan aku.

    Jadi, yang saat ini menikmati aku adalah… Aku menoleh kebelakang. Bari! Bari tanpa membuang kesempatan melumat bibir aku. Aku membuang muka, aku marah sekali, aku merasa dibodohi. Aku melawan dengan sungguh-sungguh kali ini.

    Aku mencoba bangun dari tempat tidur. Tetapi Bari menahan aku. Tangannya mencengkeram pinggang aku dan menahan aku untuk berdiri. Sementara itu Kholis memegangi kedua belah tangan aku. Aku sudah ingin menangis saja.

    Aku merasa diperalat. Ya, aku hanya menjadi alat bagi mereka untuk memuaskan nafsu saja. Sekilas teringat dibenak aku wajah suami dan anak aku. Tetapi kini semua sudah terlambat. Aku sudah semakin terjerumus.

    Kholis bergerak mendekat hingga tubuhnya menekan aku dari depan sementara Bari menekan aku dari belakang. Dia mulai melumat bibir aku. Aku tidak membalas ciumannya. Tetapi ini tidak membuatnya berhenti menikmati bibir aku. Lidahnya memaksa masuk kedalam mulut aku. Tangan aku dilingkarkannya pada pinggangnya, sementara Bari memeluk kami bertiga.

    Aku mulai merasakan sesak napas terhimpit tubuh mereka. Tampaknya ini yang diinginkan mereka, aku bagaikan seekor pelanduk di antara dua gajah. Perlahan-lahan kenikmatan yang tidak terlukiskan menjalar disekujur tubuh aku.

    Perasaan tidak berdaya saat bermain seks ternyata mengakibatkan aku melambung di luar batas imajinasi aku sebelumnya. Aku keluar dengan deras dan tanpa henti. Orgasme aku datang dengan beruntun.

    Tetapi Kholis tidak puas dengan posisi ini. Tidak lama aku kembali pada ‘dog style position’. Kholis menyorongkan penisnya kebibir aku. Aku tidak mau membuka mulut. Tetapi Bari menarik rambut aku dari belakang dengan keras. Mulut aku terbuka mengaduh. Kholis memanfaatkan kesempatan ini untuk memaksa aku mengulum penisnya.

    Kemudian mereka mulai menyerang tubuh aku dari dua arah. Dorongan dari arah yang satu akan menyebabkan penis pada tubuh mereka yang berada diarah lainnya semakin menghunjam. Aku hampir tersedak. Kholis yang tampaknya mengerti kesulitan aku mengalah dan hanya diam saja. Bari yang mengatur segala gerakan.

    Tidak lama kemudian mereka keluar. Sesudah itu mereka berganti tempat. Permainan dilanjutkan. Aku sendiri sudah tidak dapat menghitung berapa banyak mengalami orgasme. Ketika mereka berhenti, aku merasa sangat lelah. Walupun dengan terhuyung-huyung, aku bangkit dari tempat tidur, mengenakan pakaian aku seadanya dan pergi ke kamar aku.

    Di kamar aku masuk ke dalam kamar mandi aku. Di sana aku mandi air panas sambil mengangis. Aku tidak tahu aku sudah terjerumus kedalam apa kini. Yang membuat aku benci kepada diri aku, walaupun aku merasa sedih, kesal, marah bercampur menjadi satu, namun setiap aku teringat kejadian itu, aku merasa basah pada selangkangan aku.

    Malam itu, saat aku menyiapkan makan malam, Kholis tidak berbicara sepatah katapun. Bari sudah pulang. Aku juga tidak mau membicarakannya. Kami makan sambil berdiam diri.

    Sejak saat itu, Bari tidak pernah datang lagi. Aku sebenarnya malas bicara kepada Kholis. Aku ingin menunjukkan kepadanya bahwa aku tidak suka dengan caranya menjebak aku. Tetapi bila ada suami aku aku memaksakan diri bertindak biasa. Aku takut suami aku curiga dan bertanya ada apa antara aku dan Kholis.

    Hingga pada suatu kesempatan, Kholis berbicara bahwa dia minta maaf dan sangat menyesali perbuatannya. Dikatakannya bahwa ‘threesome’ adalah salah satu imajinasinya selama ini. Aku mengatakan kenapa dia tidak melakukannya dengan pelacur. Kenapa harus menjebak aku. Dia bilang bahwa dia ingin melakukannya
    dengan ’someone special’.

    Aku tidak tahu harus ngomong apa. Hampir dua bulan aku melakukan mogok seks. Aku tidak peduli kepadanya. Aku membalas perbuatannya seperti saat aku pertama kali dipaksa untuk melakukan oral seks
    kepadanya.

    Selama dua bulan, ada saja yang diperbuatnya untuk menyenangkan aku. Hingga suatu waktu dia membawa makanan untuk makan malam. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Hanya pada saat aku keluar, diatas meja sudah ada lilin. Saat aku duduk, dia mematikan sebahagian lampu sehingga ruangan menjadi
    setengah gelap.

    Itu adalah ‘candle light dinner’ aku yang pertama seumur hidup. Suami aku tidak pernah cukup romantis untuk melakukan ini dengan aku. Malam itu dia kembali minta maaf dan benar-benar mengajak aku berbicara dengan sungguh-sungguh. Aku tidak tahu harus bagaimana.

    Aku merasa aku tidak akan pernah memaafkannya atas penipuannya kepada aku. Hanya saja malam itu begitu indah sehingga aku pasrah ketika dia mengangkat aku ke kamar tidurnya.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • BLOW JOB FOR MY HUSBAND

    BLOW JOB FOR MY HUSBAND


    1778 views

  • Dengan Mbak Sus Ibu Kost

    Dengan Mbak Sus Ibu Kost


    1777 views

    Duniabola99.org – Seperti sebagian besar teman senasib, saat menjadi mahasiswa saya menjadi anak kos dengan segala suka dan dukanya. Mengenang masa-masa sekitar lima belas tahun lalu itu saya sering tertawa geli. Misalnya, karena jatah kiriman dari kampung terlambat, padahal perut keroncongan tak bisa diajak kompromi, saya terpaksa mencuri nasi lengkap dengan lauknya milik keluarga tempat saya kos. Masih banyak lagi kisah-kisah konyol yang saya alami. Namun sebenarnya ada satu kisah yang saya simpan rapat-rapat, karena bagi saya merupakan rahasia pribadi. Kisah rahasia yang sangat menyenangkan.

    Keluarga tempat kos saya memiliki anak tunggal perempuan yang sudah menikah dan tinggal di rumah orang tuanya. Mbak Sus, demikian kami anak-anak kos memanggil, berumur sekitar 35 tahun. Tidak begitu cantik tetapi memiliki tubuh bagus dan bersih. Menurut ibu kos, anaknya itu pernah melahirkan tetapi kemudian bayinya meninggal dunia. Jadi tak mengherankan kalau bentuk badannya masih menggiurkan. Kami berlima anak-anak kos yang tinggal di rumah bagian samping sering iseng-iseng memperbincangkan Mbak Sus. Perempuan yang kalau di rumah tak pernah memakai bra itu menjadi sasaran ngobrol miring.

    “Kamu tahu nggak, kenapa Mbak Sus sampai sekarang nggak hamil-hamil?” tanya Robin yang kuliah di teknik sipil suatu saat.
    “Aku tahu. Suaminya letoi. Nggak bisa ngacung” jawab Krus, anak teknik mesin dengan tangkas.
    “Apanya yang nggak bisa ngacung?” tanya saya pura-pura tidak tahu.
    “Bego! Ya penisnya dong”, kata Krus.
    “Kok tahu kalau dia susah ngacung?” saya mengejar lagi.
    “Lihat saja. Gayanya klemar-klemer kaya perempuan. Tahu nggak? Mbak Sus sering membentak-bentak suaminya?” tutur Krus.
    “Kalian saja yang nggak tanggap. Dia sebenarnya kan mengundang salah satu, dua, atau tiga di antara kita, mungkin malah semua, untuk membantu”, kata Robin.
    “Membantu? Apa maksudmu?” tanyaku tak paham ucapannya.
    Robin tertawa sebelum berkata, “Ya membantu dia agar segera hamil. Dia mengundang secara tidak langsung. Lihat saja, dia sering memamerkan payudaranya kepada kita dengan mengenakan kaus ketat. Kemudian setiap usai mandi dengan hanya melilitkan handuk di badannya lalu-lalang di depan kita”
    “Ah kamu saja yang GR. Mungkin Mbak Sus nggak bermaksud begitu”, sergah Heri yang sejak tadi diam.
    “Nggak percaya ya? Ayo siapa yang berani masuk kamarnya saat suaminya dinas malam, aku jamin dia tak akan menolak. Pasti”

    Diam-diam ucapan Robin itu mengganggu pikiranku. Benarkah apa yang dia katakan tentang Mbak Sus? Benarkah perempuan itu sengaja mengundang birahi kami agar ada yang masuk perangkapnya?

    Selama setahun kos diam-diam aku memang suka menikmati pemandangan yang tanpa tersadari sering membuat penisku tegak berdiri. Terutama payudaranya yang seperti sengaja dipamerkan dengan lebih banyak berkaus sehingga putingnya yang kehitam-hitaman tampak menonjol. Selain payudaranya yang kuperkirakan berukuran 36, pinggulnya yang besar sering membuatku terangsang. Ah betapa menyenangkan dan menggairahkan kalau saja aku bisa memasukkan penisku ke selangkangannya sambil meremas-remas payudaranya.

    Setelah perbincangan iseng itu aku menjadi lebih memperhatikan gerak-gerik Mbak Sus. Bahkan aku kini sengaja lebih sering mengobrol dengan dia. Kulihat perempuan itu tenang-tenang saja meski mengetahui aku sering mencuri pandang ke arah dadanya sambil menelan air liur.

    Suatu waktu ketika berjalan berpapasan tanganku tanpa sengaja menyentuh pinggulnya.
    “Wah.. maaf, Mbak. Nggak sengaja..” kataku sambil tersipu malu.
    “Sengaja juga nggak apa-apa kok dik”, jawabnya sambil mengerlingkan matanya.
    Dari situ aku mulai menyimpulkan apa yang dikatakan Robin mendekati kebenaran. Mbak Sus memang berusaha memancing, mungkin tak puas dengan kehidupan seksualnya bersama suaminya.

    Makin lama aku bertambah berani. Beberapa kali aku sengaja menyenggol pinggulnya. Eh dia cuma tersenyum-senyum. Aksi nakal pun kutingkatkan. Bukan menyenggol lagi tetapi meremas. Sialan, reaksinya sama saja. Tak salah kalau aku mulai berangan-angan suatu saat ingin menyetubuhi dia. Peluang itu sebenarnya cukup banyak. Seminggu tiga kali suaminya dinas malam. Dia sendiri telah memberikan tanda-tanda welcome. Cuma aku masih takut. Siapa tahu dia punya kelainan, yakni suka memamerkan perangkat tubuhnya yang indah tanpa ada niat lain. Namun birahiku rasanya tak tertahankan lagi. Setiap malam yang ada dalam bayanganku adalah menyusup diam-diam ke kamarnya, menciumi dan menjilati seluruh tubuhnya, meremas payudara dan pinggulnya, kemudian melesakkan penis ke vaginanya.

    Suatu hari ketika rumah sepi. Empat temanku masuk kuliah atau punya kegiatan keluar, bapak dan ibu kosku menghadiri pesta pernikahan kerabatnya di luar kota, sedangkan suami Mbak Sus ke kantor. Aku mengobrol dengan dia di ruang tamu sambil menonton televisi. Semula perbincangan hanya soal-soal umum dan biasa. Entah mendapat dorongan dari mana kemudian aku mulai ngomong agak menyerempet-nyerempet.

    “Saya sebenarnya sangat mengagumi Mbak Sus lo”, kataku.
    “Kamu ini ada-ada saja. Memangnya aku ini bintang sinetron atau model.”
    “Sungguh kok. Tahu nggak apa yang kukagumi pada Mbak?”
    “Coba apa..”
    “Itu..”
    “Mana?”
    Tanpa ragu-ragu lagi aku menyentuhkan telunjukku ke payudaranya yang seperti biasa hanya dibungkus kaus.
    “Ah.. kamu ini.”

    Reaksinya makin membuatku berani. Aku mendekat. Mencium pipinya dari belakang kursi tempat duduknya. Mbak Sus diam. Lalu ganti kucium lehernya yang putih. Dia menggelinjang kegelian, tetapi tak berusaha menolak. Wah, kesempatan nih. Kini sambil menciumi lehernya tanganku bergerilya di bagian dadanya. Dia berusaha menepis tanganku yang ngawur, tetapi aku tak mau kalah. Remasanku terus kulanjutkan.

    “Dik.. malu ah dilihat orang”, katanya pelan. Tepisannya melemah.
    “Kalau begitu kita ke kamar?”
    “Kamu ini nakal”, ujarnya tanpa berusaha lagi menghentikan serbuan tangan dan bibirku.
    “Mbak..”
    “Hmm..”
    “Bolehkah mm.., bolehkah kalau saya..”
    “Apa hh..”
    “Bolehkah saya memegang susu Mbak yang gede itu?”
    “Hmm..” Dia mendesah ketika kujilat telinganya.
    Tanpa menunggu jawabannya tanganku segera menelusup ke balik kausnya. Merasakan betapa empuknya daging yang membukit itu. Kuremas dua payudaranya dari belakang dengan kedua tanganku. Desahannya makin kuat. Lalu kepalanya disandarkan ke dadaku. Aduh mak, berarti dia oke. Tanganku makin bersemangat. Kini kedua putingnya ganti kupermainkan.

    “Dik, tutup pintunya dulu dong”, bisiknya dengan suara agak bergetar, mungkin menahan birahinya yang juga mulai naik.
    Tanpa disuruh dua kali secepat kilat aku segera menutup pintu depan. Tentu agar keadaan aman dan terkendali. Setelah itu aku kembali ke Mbak Sus. Kini aku jongkok di depannya. Menyibak rok bawahnya dan merenggangkan kedua kakinya. Wuih, betapa mulus kedua pahanya. Pangkalnya tampak menggunduk dibungkus celana dalam warna krem. Sambil menciumi pahanya tanganku menelusup di pangkal pahanya, meremas-remas vagina dan klitorisnya yang juga besar. Lidahku makin naik ke atas. Mbak Sus menggelinjang kegelian sambil mendesah halus. Akhirnya jilatanku sampai di pangkal pahanya.

    “Mau apa kau sshh.. sshh”, tanyanya lirih sambil memegangi kapalaku erat-erat.
    “Mbak belum pernah dioral ya?”
    “Apa itu?”
    “Vagina Mbak akan kujilati.”
    “Lo itu kan tempat kotor..”
    “Siapa bilang?”
    “Ooo.. oh.. oh ..”, desis Mbak Sus keenakan ketika lidahku mulai bermain-main di gundukan vaginanya. Tampak dia keenakan meski masih dibatasi celana dalam.

    Serangan pun kutingkatkan. Celananya kepelorotkan. Sekarang perangkat rahasia miliknya berada di depan mataku. Kemerahan dengan klitoris yang besar sesuai dengan dugaanku. Di sekelilingnya ditumbuhi rambut tak begitu lebat. Lidahku kemudian bermain di bibir vaginanya. Pelan-pelan mulai masuk ke dalam dengan gerakan-gerakan melingkar yang membuat Mbak Sus kian keenakan, sampai harus mengangkat-angkat pinggulnya.
    “Aahh.. Kau pintar sekali. Belajar dari mana hh..”
    “mm film biru dan bacaan porno kan banyak mm..” jawabku.

    Tiba-tiba, tok.. tok.. tok. Pintu depan ada yang mengetuk. Wah berabe nih. Aksi liarku pun terhenti mendadak.
    “Sst ada tamu Mbak”, bisikku.
    “Cepat kau sembunyi ke dalam”, kata Mbak Sus sambil membenahi pakaiannya yang agak berantakan.
    Aku segera masuk ke dalam kamar Mbak Sus. Untung kaca jendela depan yang lebar-lebar rayban semua, sehingga dari luar tak melihat ke dalam. Sampai di kamar berbau harum itu aku duduk di tepi ranjang. Penisku tegak mendesak celana pendekku yang kukenakan. Sialan, baru asyik ada yang mengganggu. Kudengar suara pintu dibuka. Mbak Sus bicara beberapa patah kata dengan seorang tamu bersuara laki-laki. Tidak sampai dua menit Mbak Sus menyusul masuk kamar setelah menutup pintu depan.

    “Siapa Mbak?”
    “Tukang koran menagih rekening.”
    “Wah mengganggu saja itu orang. Baru nikmat-nikmat..”
    “Sudahlah”, katanya sambil mendekati aku.
    Tanpa sungkan-sungkan Mbak Sus mencium bibirku. Lalu tangannya menyentuh celanaku yang menonjol akibat penisku yang ereksi maksimal, meremas-remasnya beberapa saat. Betapa lembut ciumannya, meski masih polos. Aku segera menjulurkan lidahku, memainkan di rongga mulutnya. Lidahnya kubelit sampai dia seperti hendak tersedak. Semula Mbak Sus seperti akan memberontak dan melepaskan diri, tapi tak kubiarkan. Mulutku seperti melekat di mulutnya.

    Lama-lama dia akhirnya dia bisa menikmati dan mulai menirukan gaya permainan ciuman yang secara tak sadar baru saja kuajarkan.
    “Uh kamu pengalaman sekali ya. Sama siapa? Pacarmu?” tanyanya di antara kecipak ciuman yang membara dan mulai liar.
    Aku tak menjawab. Tanganku mulai mempermainkan kedua payudaranya yang tampak menggairahkan itu. Biar tak merepotkan, kausnya kulepas. Kini dia telanjang dada. Tak puas, segera kupelorotkan rok bawahnya. Nah kini dia telanjang bulat. Betapa bagus tubuhnya. Padat, kencang, dan putih mulus.

    “Nggak adil. Kamu juga harus telanjang.” Mbak Sus pun melucuti kaus, celana pendek, dan terakhir celana dalamku. Penisku yang tegak penuh segera diremas-remasnya. Tanpa dikomando kami rebah ke ranjang, berguling-guling, saling menindih.
    “Mbak mau saya oral lagi?” tanyaku.
    Mbak Sus hanya tersenyum. Aku menunduk ke selangkangannya mencari-cari pangkal kenikmatan miliknya. Tanpa ampun lagi mulut dan lidahku menyerang daerah itu dengan liar. Mbak Sus mulai mengeluarkan jeritan-jeritan tertahan menahan nikmat. Kelihatan dia menemukan pengalaman baru yang membius gairahnya. Hampir lima menit kami menikmati permainan itu. Selanjutnya aku merangkak naik. Menyorongkan penisku ke mulutnya.
    “Gantian dong, Mbak”
    “Apa muat segede itu..”
    Tanpa menunggu jawabannya segera kumasukkan penisku ke mulutnya yang mungil. Semula agak kesulitan, tetapi lama-lama dia bisa menyesuaikan diri sehingga tak lama penisku masuk rongga mulutnya. Melihat Mbak Sus agak tersiksa oleh gaya permainan baru itu, aku pun segera mencabut penisku. Pikirku, nanti lama-lama pasti bisa.

    “Sorry ya Mbak”
    “Ah kau ini mainnya aneh-aneh.”
    “Justru di situ nikmatnya, Mbak. Selama ini Mbak sama suami main seksnya gimana?” tanyaku sambil menciumi payudaranya.
    “Ah malu. Kami main konvensional saja kok.”
    “Langsung tusuk begitu maksudnya..”
    “Nakal kau ini”, katanya sambil tangannya mengelus-elus penisku yang masih tetap tegak berdiri.
    “Suami Mbak mainnya lama nggak?”
    “Ah..” dia tersipu-sipu. Mungkin malu untuk mengungkapkan.
    “Pasti Mbak tak pernah puas ya?”
    Mbak Sus tak menjawab. Dia malah menciumi bibirku dengan penuh gairah. Tanganku pun ganti-berganti memainkan kedua payudaranya yang kenyal atau selangkangannya yang mulai berair. Aku tahu, perempuan itu sudah kepengin disetubuhi. Namun aku sengaja membiarkan dia menjadi penasaran sendiri.

    Tetapi lama-lama aku tak tahan juga. Penisku pun sudah ingin segera menggenjot vaginanya. Pelan-pelan aku mengarahkan barangku yang kaku dan keras itu ke arah selangkangannya. Ketika mulai menembus vaginanya, kurasakan tubuh Mbak Sus agak gemetar.
    “Ohh..” desahnya ketika sedikit demi sedikit batang penisku masuk vaginanya.
    Setelah seluruh barangku masuk, aku segera bergoyang naik turun di atas tubuhnya. Aku makin terangsang oleh jeritan-jeritan kecil, lenguhan, dan kedua payudaranya yang ikut bergoyang-goyang.

    Tiga menit setelah kugenjot Mbak Sus menjepitkan kedua kakinya ke pinggangku. Pinggulnya dinaikkan. Tampaknya dia akan orgasme. Genjotan penisku kutingkatkan.
    “Ooo.. ahh.. hmm.. sshh..” desahnya dengan tubuh menggelinjang menahan kenikmatan puncak yang diperolehnya.
    Kubiarkan dia menikmati orgasmenya beberapa saat. Kuciumi pipi, dahi, dan seluruh wajahnya yang berkeringat.
    “Enak Mbak?” tanyaku.
    “Emmhh..”
    “Puas Mbak?”
    “Ahh..” desahnya.
    “Sekarang Mbak berbalik. Menungging.”
    Aku mengatur badannya dan Mbak Sus menurut. Dia kini bertumpu pada siku dan kakinya.
    “Gaya apa lagi ini?” tanyanya.
    “Ini gaya anjing. Senggama lewat belakang. Pasti Mbak belum pernah.”

    Setelah siap aku pun mulai menggenjot dan menggoyang dari belakang. Mbak Sus kembali menjerit dan mendesah merasakan kenikmatan tiada tara yang mungkin selama ini belum pernah dia dapatkan dari suaminya. Setelah dia orgasme sampai dua kali, kami istirahat.
    “Capek?” tanyaku.
    “Kamu ini aneh-aneh saja. Sampai mau remuk tulang-tulangku.”
    “Tapi kan nikmat Mbak”, jawabku sambil kembali meremas payudaranya yang menggemaskan.
    “Kita lanjutkan nanti malam saja ya.”
    “Ya deh kalau capek. Tapi tolong sekali lagi, aku pengin masuk agar spermaku keluar. Nih sudah nggak tahan lagi penisku. Sekarang Mbak yang di atas”, kataku sambil mengatur posisinya.

    Aku terletang dan dia menduduki pinggangku. Tangannya kubimbing agar memegang penisku masuk ke selangkangannya. Setelah masuk tubuhnya kunaikturunkan seirama genjotanku dari bawah. Mbak Sus tersentak-sentak mengikuti irama goyanganku yang makin lama kian cepat. Payudaranya yang ikut bergoyang-goyang menambah gairah nafsuku. Apalagi ditingkah lenguhan dan jeritannya menjelang sampai puncak. Ketika dia mencapai orgasme aku belum apa-apa. Posisinya segera kuubah ke gaya konvensional. Mbak Sus kurebahkan dan aku menembaknya dari atas. Mendekati klimaks aku meningkatkan frekuensi dan kecepatan genjotan penisku.
    “Oh Mbak.. aku mau keluar nih ahh..”
    Tak lama kemudian spermaku muncrat di dalam vaginanya. Mbak Sus kemudian menyusul mencapai klimaks. Kami berpelukan erat. Kurasakan vaginanya begitu hangat menjepit penisku. Lima menit lebih kami dalam posisi relaksasi seperti itu.

    “Vaginamu masik nikmat Mbak”, bisikku sambil mencium bibir mungilnya.
    “Penismu juga nikmat, Dik.”
    “Nanti kita main dengan macam-macam gaya lagi.”
    “Ah Mbak memang kalah pintar dibanding kamu.”
    Kami berpelukan, berciuman, dan saling meremas lagi. Seperti tak puas-puas merasakan kenikmatan beruntun yang baru saja kami rasakan.

    “Mbak kalau pengin bilang aja ya.”
    “Kamu juga. Kalau ingin ya langsung masuk ke kamar Mbak. Tetapi sst.. kalau pas aman lo.”
    “Mbak mau nggak main ramai-ramai?”
    “Maksudmu gimana?”
    “Ya misalnya aku mengajak salah satu teman dan kita main bertiga. Dua lawan satu. Soalnya Mbak tak cukup kalau cuma dilayani satu cowok.”
    “Ah kamu ini ada-ada saja. Malu ah..”
    “Tapi mau mencoba kan?”
    Mbak Sus tidak menjawab. Dia malah kemudian menciumi dan menggumuli aku habis-habisan. Ya aku terangsang lagi jadinya. Ya penisku tegak lagi. Ya akhirnya aku mesti menggenjot dan menembaknya sampai dia orgasme beberapa kali. Ah Mbak Sus, Mbak Sus.

  • Brutal ball Seks

    Brutal ball Seks


    1777 views

  • SLEAZE BALL SLUTS

    SLEAZE BALL SLUTS


    1775 views

  • Service AC dapat Sex

    Service AC dapat Sex


    1773 views

    Duniabola99.org – Aku berkerja sebagai mekanik listrik/teknisi di suatu bank di kota Malang. Tapi sebagai sambilan, aku juga kadang-kadang mendapat order dari teman-teman karyawan untuk memperbaiki ini dan itu di rumah mereka. Lumayan untuk sambilan.

    Suatu hari aku diminta memperbaiki Air Conditioner di rumah manajer personaliaku. Ketika aku menekan bel rumahnya, dia muncul dengan mengenakan daster tipis warna putih. Dia mempersilakan aku masuk dan membawa aku ke kamar tidurnya.

    Dia menunjukkan tempat AC yang rusak. Aku sudah bernafsu melihat dadanya yang putih. Dia meninggalkan aku dan terus ke kamar mandi. Aku lihat beberapa helai celana dalam dan “kaca mata” seksi di atas kasurnya. Aku makin berahi dan membayangkan payudaranya yang besar dan tegang itu.

    Tidak lama kemudian dia muncul dengan masih memakai daster tipis dan mini yang lain. Dia sudah mandi. Dia duduk di tepi kasur sambil mengusap rambutnya dengan handuk. Bayangkan apabila dia duduk di tepi kasur dengan memakai daster mini? Sesekali aku mengerling dan terlihat sesuatu yang hitam di celah selangkangannya. Aku terus membaiki AC di kamar itu.

    “Mana keluarga Mbak Ratna”, tanyaku karena tidak ada orang lain di rumah itu.
    “Sedang ada urusan di luar kota, mungkin baru kembali besok pagi Pak”, beritahunya.
    Kemudian aku tanya, “Kalau hari minggu, dia sering ke mana”.
    Katanya tinggal di rumah saja.

    Setelah selesai memperbaiki Ac tersebut, dia mengajak aku duduk di tepi ranjang untuk bercakap-cakap. Dia tanya aku tentang teman wanita. Aku berkata belum ada yang khusus. Dia tanya pula aku menilai kecantikan wanita dari mana. Aku jawab badan dan muka. Dia kata, dia suka lelaki yang kekar dan kuat seksnya.

    Aku sudah tidak tahan melihat dadanya. Dia bangun dan memasang VCD porno di dalam kamar tidur itu. Ketika itu aktor lelaki sedang menjilat klitoris artis wanita. Aku merasa penisku sudah berlendir. Kemudian dia melucuti dasternya dan telentang di atas kasur. Aku memegang payudaranya sambil meremas dengan rakus.

    Aku lihat puting payudaranya mulai tegang. Aku mengerling ke arah bulu kemaluannya. Berbulu tipis tapi brewok. Dia membuka kancing bajuku. Kemudian kancing celana jeans-ku. Kini tinggal hanya celana dalam. Dia mengusap-usap batang penisku yang tegang di bawah celana dalam.

    “Pisangmu besar”, katanya sambil melucuti celana dalamku.

    Dia bermain-main dengan kepala penisku dan sesekali mengusap batangnya.

    “Aku pingin menghisap boleh tidak?”, pintanya.

    Aku terus mendekatkan penisku dengan mulutnya dan dia terus menghisap dan mengulum dengan rakus. Aku merasa geli sekali apabila lidahnya bermain-main dengan kepala penisku. Sesekali tangannya mengusap buah pelir dan buluku. Aku mengusap bulu vaginanya dan terus ke celah yang berlendir. Lendirnya telah melimpah membasahi sprei yang putih itu. Ketika jariku memainkan klitoris-nya, dia mengerang kenikmatan.

    Kemudian dia melepaskan penisku. Aku membuka selangkangannya dan nampak bibir vaginanya yang berlendir dan merah. klitoris-nya terjulur keluar. Aku memasukkan jariku dan menggerak-gerakkannya di dalamnya. Dia mengerang dengan kuat.

    Dan aku merasa jariku disedot kuat. Dia terengah-engah sambil mengoyang-goyangkan punggungnya. Dia terus mengelepar. Kemudian aku mencium vaginanya. Berbau wangi karena dia baru mencucinya dengan sabun. Aku terus menjilat bibir kemaluan dan menghisap clitoris-nya.

    Dia mengerang lagi sambil mengusap-usap kepalaku. Aku menelan lendirnya. Aku lihat tubuhnya berkeringat luar biasa. Payudaranya tegang. Matanya tertutup dan mulutnya ternganga. Dia banyak sekali mengeluarkan lendir. Sesekali aku menghisap puting susunya.

    “Cepat masukkan aku tak tahan nih…, cepat…, ohh.., ahh”, pintanya dengan bernafsu.

    Aku duduk di celah selangkangannya dan mengusapkan kepala penisku ke arah bibir vaginanya. Kemudian aku menekan perlahan-lahan hingga ke pangkalnya, dan terasa penisku disedotnya dengan kuat dan hebat. Selepas itu aku mengerakkan punggungku ke atas dan bawah. Kakinya menyilang ke pinggangku. Aku berkeringat dan dia juga berkeringat.

    Setelah lebih 20 menit aku meng”hajar”nya dengan cepat, dia menjerit lagi.

    “Aku mau keluar…, ohh cepat”, dia menggelepar dan kemudian terasa batang penisku disedot dengan kuat sekali. Selepas beberapa saat, longgar dan dia lunglai. Kaki dan tangannya melemas. Aku terus menghajar tanpa ampun, lubang vaginanya mulai longgar dan berbunyi karena banyak lendir.

    Tidak lama kemudian aku merasa air maniku hendak keluar. Aku tanya dia mau dikeluarkan di dalam atau di luar. Dia terus mengambil penisku dan memasukkan ke mulutnya. Dia mengisap dan aku memancurkan air maniku dalam mulut dan mukanya. Setelah itu kami mengulangi hingga beberapa kali hingga penisku terasa pedih. Selepas itu kami mencuri kesempatan untuk melakukan hubungan seks (AC-nya jadi sering “rusak” sejak itu).

    Paling tidak dia akan meng”karaoke” aku. Yang paling aku suka ialah menjilat klitoris-nya dan dia akan mengerang kenikmatan. Sungguh fantastik sekali

  • Cerita Sex Istri Datang Bulan Kulampiaskan Nafsu Seks Wanita Lain

    Cerita Sex Istri Datang Bulan Kulampiaskan Nafsu Seks Wanita Lain


    1773 views

    Pertama kuperkenalkan diriku dulu, namaku Abidin biasa dipanggil Abid putera asli madura umurku  msh 26 tapisudah menikah dan punya anak lelaki berumur 2thn dan istriku berumur 24 thn. Singakat cerita saya tinggal di desa yang sudah padat penduduknya. Pada suatu hari kebiasaanku pada malam jumat pasti ada jadwal rutin buat nyetor hasrat birahi pada istri tercinta.

    Dan sehabis maghrib saya sudah menyiapkan ramuan penambah stamina khas madura yang telah terkenal seantero jagat. Untuk ancang2 mempersiapkan perang entar malam.

    Hingga subuhpun datang. Badan ku panas, tak terasa burungaku uda berkicau dengan kerasnya. Dan aku pun membangunkan istriku dengan lembut. “Yank bangun donk kita buat dedekk lagi  yuk”.
    Dan alangakah kaget n kecewanya aku ternyata istriku lagi  dapet(mens). Tiba2 dan tiada kusangaka tanpa disuruh dia memegang burungaku dengan lembut n penuh cinta dan kasih sayang kemudian mengocok menggunakan lotiön yang ada di meja riasnya, dengan pelan tapi pasti.
    Aghhhrrr aghhhrr aku merem melek menahan geli akibat kocokan lembut istriku. Hingga 20mnt aku msh blum mencpai orgasme mungakin karena pengaruh jamu yang tadi aku minum. Kemudian istriku mengeluh kecapeaan. Dan meminta maaf.
    “Ayah aku gak kuat lagi , sumpah tanganku dah pegel”
    Dalam hatiku (buuusét nyesel aku sudah minum jamu kuat ,SENJATA makan tuan deh). kemudian aku ke kamar mandi membersihkan lotiön yang menempel di burungaku. Tiba2 istriku datang kemudian langsung jongakok di depanku lalu mengemut burungaku dengan buas aku pun kelojotan menahan geli.
    Uuuuuh aaaaah uuuuh teeerus yang cepet aaaah erangaku lagi , setelah beberapa menit istriku menyerah lagi , aku pun tak memaksanya untuk memuaskan hasrat birahiku karena aku sayang ma dia.
    Dengan berat hati akupun menyuruhnya tidur kembali. Akupun merana tak bisa tidur hingga pagi pun tiba, dengan keadaan burungaku tegak perkasa tanpa ad lawannya.
    Jam 7pun tiba wakitaunya istriku kerumah saudaraku untuk membantu karena besok mau hajatan. Tinggalah aku sendiri dengan burung yang msh tegak. Tiba2 tok tok tok terdengar suara orang mengetuk pintu. Setelah kubuka pintu ternyata tante Nuri sambil menggendong anaknya yang berumur 1,5thn. Tante Nuri adalah tetangga depan rumahku. Tubuhnya tinggi, kulit putih tapi badan agak gemuk n yang paling ngeri payudaranya yang sangat super2 jumbo.
    “Ada apa tante…”, aku bertanya sambil mempersilahkan tante Nuri masuk.
    “Aanu, anuu” katanya “aku pinjem chargenya boleh gak?
    Cas chargenya tante rusak” tanya tante.?
    “Boleh jawabku, kemudian aku kekamar untuk mengambil charge yang ada di meja. Ini tante chargenya. tapitante cuma diam. Setelah ku perhatikan ternyata tante melihat burungaku yang kelihatan nyerodok kedepan sarungku karna aku lupa memakai cd.
    Kemudian aku refleks menekan keatas biar burung tidak kelihatan menonjol lagi . Kemudian suatu hal yang tak kuduga n kusangaka tiba2 tante berbicara pada anaknya yang bernama Chacha setengah mengejekku.
    “Chacha… burung om Abid mau lari, paling gak dikasih jatah ama tantenya semalam” (buset kok tau dia kalow aq gak dpt jatah semalam sahutku dalam hati). Aku hanya tersenyum sinis atas omongan tante. Trus aku liat Chacha lagi  netek ke susunya tante yang super besar seperti kepalanya Chacha.
    “Uuh… enak Chacha mau netek seharian gak bakal habis tuch susu., nyeloteh mulutku”.
    Trus tante menjawab “Emang om Abid mau netek juga ya?, kalo mau yang sebelah masih nganggur”. Belum sempet kujawab tiba-tiba terdengar suara tik….Tik… Tik… Kemudian hujan turun n tante langsung keluar tapisampai di halaman balik lagi  kerumahku karena hujan sudah terlalu deras. Kemudian aku n tante berdiri di teras rumahku. Tiba2 ada suara teriakan n ternyata om Andre berteriak di teras rumahnya “Ndang kmu dirumahnya Abid aj kasihan Chacha takut kena hujan ntar sakit”
    “yaa…”, Sahut tante Nuri. Kemudian kami berdua terdiam. Hanya bunyi hujan n tiupan angin dingin yang aku rasakan.
    Ayo tante kedalam aja diluar udaranya dingin kasihan Chacha ntar dia sakit.
    Kami pun duduk di sofa ruang tamu. Aku pun melirik tetek tante Nuri yang di emut Chacha. Tiba2 tante Nuri membuka 2kancing dasternya lagi  kemudian menumpahkan kedua teteknya dengan menarik busa bh nya keatas. Om Abid katanya mau netek ayo kesini.
    Perasaanku dag dig dug gak karuan. Tante kok tau aja kalo burungaku dari tadi malem ampe sekarang gak mau tidur celoteh dalam hatiku. Tanpa pikir panjang n banyak bicara lagi  langsung kudekati tante n langsung kuemut n remas susu tante Nuri yang super gede. Crot crot crot asi tante Nuri tumpah di mulutku. Aaaah tante mendesis keenakan. Kemudian tante menidurin Chacha di sofa yang tlh tertidur pulas.
    Kini aku bebas ngemut susu tante n tanganku sibuk memelintir pentil yang satunya dengan keras hingga asi menyebur n membasahi tanganku. Oooh enak Abidin teruuus emuut… teruus habisin susu tante ooogh… Kemudian tak terasa ada tangan yang sudah meremas n mengelus burungaku di balek sarungaku.
    “Abidin masukin dong burungnya ke pepek tante, tante dah gak tahan nih”.
    “Ya tante, tapi buka dulu baju tante jawbku. Kemudian tante Nuri pun membuka baju sedangakan aku berjalan kearah pintu untuk menutup n menguncinya supaya pestaku gak ada yang mengganggu. Ketika aku berbalik n kulihat tante sudah telanjang bulat diatas sofa sambil jarinya memainkan n mengobok2 pepeknya. Aku lagi sng mendekati n duduk diantara dua pahanya yang diangakat sedikit. Kuusapkan kontolku ke bibir pepek tante yang kelihatannya sudah basah n merah yang diatasnya ditumbuhi bulu lebat. Ah aaaah uuooh mengoceh sambil menggeliat tante.
    “Cepetan Abidin masukin tante gak kuat nih”. Kemudian aku pun mulai mengarahkan kepala burungaku yang dr semalem berdiri tegak ke arah lubang pepek tante Nuri… Sssleep dengan mudahnya burungaku masuk ke dalam pepek tante. Kemudian aku langsung memompa burungaku dengan cepat… plak plak plak terdengar suara benturan tubuhku dengan tubuh tante. Semakin cepat pompaanku di iringi desahan tante… aah aah aaaaghrrrt diangakat bokong tante keatas ternyata tante sudah orgasme.
    “Enaak… enaaak”, celoteh tante sambil mendesah gak karuan.
    “Tante ganti posisi yuuk sekarang tante diatas”.
    “Ya…”, kata tante tapi jangan di sofa, di lantai aja.
    “Ok..”, lanjut sahutku.
    Dengan posisi seperti itu aku sedikit bisa  mengatur nafas karena yang akitaif sekarang adalah tante.
    “Ah…ah…ah”,  desahan tante terdengar lagi  dia menaik turun kan badannya sambil menggigit bibirnya sendiri. Perlahan di iringi desahan yang keluar dr mulut tante n tiba temponya dipercepat oleh tante n tangannya menyakar dadaku n tante berteriak lagi  “aaaakkhh…”, Tante orgasme lagi … N dia rubuh di dadaku. “Uhuuk uhuk…”,aku batuk karena sesak di tindih badan gemuk tante. Maaf kata tante, habis enaak banget Abidin…, tante jd kerasa melayang celoteh tante. Aku minta gaya laen lagi , sekarang posisi favoritku “DOGGY STYLE“. Kemudian tante merangakak kearah sofa n merebahkan kepala n tangan tante diatas sofa tapitetep dengan keadaan merangakak. Kulihat bokongnya busset gede bnget tu bokong kyak sapi limosin dalam hati ketawa. Tanpa banyak acara lagi  aku masukkan burungaku ke pepek tante Nuri.
    “Slep…aah…uuh”, tante merengek lagi . Aku langsung menggenjot dengan santai n kemudian Chacha bangun n bertanya..
    “ibu sama om Abid lagingapain? “
    “ahhhh …..main kuda2an”, jawab tante .Kemudian dengan rpm penuh ah ah ah ah ah skitar 10 mnt kugenjot, aku mau keluar tante, mau di keluarin di dalem apa diluar tanyaku, terserah aah aaghrt jawab tante.. Crot crot crot ah aaaah enak tante. Ya tante jg dah keluar.. ku keluarin di dlem aja, gak urus kalo hamil ada suamiya kok(celoteh dalam hatiku). Dengan puas tante Nuri mencium keningaku dan mengucapkan terima kasih karena selama ini dia belum pernah menikmati burung sebesar ukuran punyaku.
  • MARINA ANGEL ORAL SEX

    MARINA ANGEL ORAL SEX


    1773 views

  • BLONDES GETS SEKS

    BLONDES GETS SEKS


    1773 views

  • Bergantian Memperkosa Lubang Gresia

    Bergantian Memperkosa Lubang Gresia


    1772 views

    Duniabola99.org – Tempat yang berlokasi paling sudut . tempat itu merupakan berkumpulnya orang orang yang mencarai pelarian di antaranya adalah preman, bandit, brandal tempat iru selalu ramai dan tak pernah sepi karena buka dari pagi hingga pagi lagi kebanyakan yang datang di sana adalah pria pria jarang sekali wanita yang tampil disana.

    Mulai dari pukul 12 siang, sejumlah brandal sudah mulai minum-minum, membuat pengunjung yang peminum biasa cepat-cepat pergi meninggalkan bar itu. Empat dari mereka bermain bola sodok dan yang lima lainnya sedang berbicara dengan Bayu. Sekitar pukul tujuh malam seorang sosok wanita masuk. Dia sama sekali tak cocok dengan daerah itu.

    Gresia , wanita itu, sudah dijanjikan akan dijemput oleh pacarnya sekitar pukul tujuh, dan pacarnya mengatakan agar dia berpakaian seksi dan sensual. Bagi Gresia sendiri, itu bukan masalah. Dia menghabiskan sepanjang sore berbelanja dan berdandan. Dia kemudian mengenakan gaun malam hitam. Bagian dadanya lumayan rendah membuat belahan dadanya terlihat, tapi tak terlalu banyak.

    Buah dada Gresia tak besar, tapi padat dan bulat, dan tetap mengacung walaupun dia tak mengenakan BH sekalipun. Pantatnya juga terlihat bulat di tutupi oleh gaun malam itu. Gresia terlihat tinggi sebab di kakinya dia memakai sepatu dengan hak setinggi sepuluh senti. Panjang gaun malam itu cuma sampai sepuluh senti di atas lutut Gresia , membuat kaki Gresia yang panjang terlihat jelas, halus, putih mulus.

    Sebab ketatnya gaun yang dia pakai, Gresia harus berjalan perlahan, masuk ke dalam bar itu. Rambut Gresia yang berwarna kecoklatan jatuh tergerai di punggungnya. Secara keseluruhan penampilan Gresia membuat bar itu semakin terasa panas.

    Pacarnya bilang bahwa dia akan menjemput Gresia untuk makan malam, tapi sekarang Gresia sendiri tak yakin apakah memang daerah ini yang dimaksudkan, setelah matanya melihat keadaan di sekelilingnya. Dia sendiri harus bertanya beberapa kali untuk dapat sampai ke daerah ini.

    Gresia yang tak melihat teman kencannya, memutuskan untuk memesan soft drink dan menunggu sebentar. Gresia menghampiri daerah duduk kosong di sebelah meja bola sodok, dan duduk di situ berharap teman kencannya akan langsung datang dan membawanya pergi dari situ.

    Keempat orang yang sedang bermain bola sodok memandanginya sejenak dan mengenali Gresia , mereka berkata bahwa mereka adalah fans berat Gresia dan mengajaknya untuk ikut dalam permainan bola sodok mereka. Dengan sopan Gresia mengucapkan terima kasih dan menolak tawaran itu, dan mengatakan bahwa dia sedang menunggu temannya.

    Masing-masing dari keempat orang itu menatap Gresia untuk beberapa saat, dan Gresia sendiri merasa merinding ketika matanya menatap mata mereka. Mereka menjilati bibir mereka setiap kali mata Gresia beradu pandang dengan mereka.

    Setelah minum-minum beberapa gelas kemudian, suasana semakin menakutkan bagi Gresia . Mereka berdiri di sebelah Gresia sambil mengusapi selangkangan mereka menunggu giliran untuk menyodok bola. Mereka mulai mekamuntarkan kata-kata jorok seakan-akan Gresia tak ada di situ.

    “Hei Non, gimana kalau kamu buka kaki kamu, jadi kita bener-bener punya lubang beneran buat disodok!” seseorang dari mereka berkata.

    “Gimana kalau kita nyanyi sama-sama di ranjang Non?” yang lain menimpali.

    Gresia berusaha mengacuhkan mereka, tapi mereka terus mekamuntarkan kalimat-kalimat jorok itu. Gresia memutuskan untuk menunggu teman kencannya di luar sehingga dia tak harus melihat orang-orang itu. Tapi seseorang langsung mendekatinya dan menempatkan tangannya di bahu Gresia serta mendorongnya duduk kembali sementara dia sendiri duduk di sebelah Gresia .

    “Taruhan yuk?!, Kalau aku dapat masukin bola di sudut itu, kamu kulum punya aku di mulut kamu!” katanya keras, sambil kemudian menjilat dan mencium telinga Gresia .

    Gresia cuma dapat memandangi dia dengan mulut terbuka tak percaya. Dia sama sekali tak percaya mendengar perkataan laki-laki itu. Seumur hidupnya belum pernah ada orang yang berbicara sedemikian vulgar kepadanya. Ketika Gresia tak mengatakan apa-apa, orang itu memasukkan tangannya ke dalam gaun Gresia , merabai pacuma dan berusaha membuka kaki Gresia .

    Gresia meronta dan memandang sekelilingnya dengan tatapan memelas mohon pertokamungan. Orang yang lain kemudian berteriak bahwa sekarang giliran laki-laki itu untuk main. Ketika laki-laki itu bangkit, Gresia merasa lega, tapi tak lama. Laki-laki lain menggantikan orang itu dan dua orang lainnya menghadangnya di depan.

    Laki-laki yang bertaruh tadi menyodok bolanya. Dia kemudian melemparkan tongkatnya ke atas meja, memandang Gresia sambil menyeringai, dan perlahan berjalan mendekati Gresia .
    “Kamu utang satu kali sama gue!” katanya singkat.

    Bayu langsung berlari mendekati pintu dan menguncinya. Dua orang menarik Gresia yang meronta dan menjerit, dari atas daerah duduknya. Kedua laki-laki itu berkata kalau Gresia dapat berteriak sekuat tenaga, tapi tetap akan melayani mereka apapun yang terjadi! Wajah Gresia memutih pucat ketakutan, dan memohon pada mereka untuk melepaskan dirinya.

    Gresia berkata, dirinya tak membawa banyak uang, tapi mereka dapat mengambil kartu kredit dan semua uang yang ada di dompetnya kalau mereka melepaskan dirinya. Laki-laki yang menang taruhan tadi cuma tertawa dan menurunkan ritsluiting celananya.

    “Aku nggak butuh duit kamu! Kamu dapat simpen duit kamu! Tapi yang pasti kamu nggak bakalan dapat nyimpen badan kamu cuma buat kamu sendiri!” katanya.

    Gresia akan langsung diperkosa beramai-ramai. Gresia cuma mempunyai dua pilihan. Melawan dan berharap dapat melarikan diri, atau berusaha rileks dan berdoa mereka tak melukai dirinya. Ketika Gresia melihat sepuluh orang mengeliling dirinya, Gresia menyadari dia harus menyerahkan dirinya.

    Tiba-tiba, Gresia dipaksa untuk berlutut. Bayu tadi memegang rambut dan kepala Gresia hingga tak dapat bergerak. Laki-laki yang bertaruh tadi maju mendekati Gresia . Ketika dia mengeluarkan penisnya, dia memerintahkan Gresia untuk langsung mengulumnya dan jika dia berani mengigit penisnya, dia akan merontokan gigi Gresia dan melanjutkan memperkosa mulut Gresia .

    Bayu tadi mendorong kepala Gresia ke depan. Laki-laki di depan Gresia memajukan penisnya mendekati muka Gresia . Ketika penisnya sudah tegang dan keras, dia menjepit hidung Gresia untuk membuat Gresia membuka mulutnya.

    Ketika Gresia kehabisan nafas dan membuka mulutnya untuk menghirup udara, dia mendorong penisnya ke dalam mulut Gresia . Laki-laki itu berhenti begitu bibir Gresia telah melingkar di penisnya dan membiarkan Bayu di belakang Gresia membantunya.

    Bayu tadi mulai mendorong dan menarik kepala Gresia . Kepala Gresia bergerak maju dan mundur tanpa henti, terus menerus.

    Lipstik Gresia yang berwarna merah menempel di batang penis yang ada di mulutnya. Dan ketika kepala penis itu masuk ke tenggorokannya Gresia tersedak, tapi Bayu tetap mendorong hingga kepala penis itu masuk lebih dalam di tenggorokan Gresia . Gresia dipegangi hingga tak bergerak dengan penis yang terbenam hingga tenggorokannya, sementara mereka berbicara satu sama lain.

    “Lumayan! Anget dan empuk! Tapi aku pikir dia musti banyak berlatih soal beginian.” Kata laki-laki di depan Gresia .

    “Mungkin dia bekamun pernah pake mulutnya? Gimana? Kamu udah pernah pake mulut kamu Gresia sayang?” tanya yang lain.

    “Tentu aja dia pernah! Mulutnya nggak dipake buat makan doang tau?! Liat aja tuh bibir, punya kamu kayak dijepit sama tuh bibir kan?” kata Bayu sambil melihat dari bahu Gresia .

    Laki-laki pertama tadi lalu mendorong Bayu untuk menjauh. Tangannya kemudian menjambak rambut Gresia dan mulai menggerakannya dengan kasar membuat penisnya kembali bergerak keluar masuk di mulut Gresia .

    Semua orang dapat mendengar suara dahi Gresia yang menumbuk perut orang itu, dan erangan Gresia yang terdengar setiap kali penis itu masuk jauh ke tenggorokannya.

    Ketika laki-laki itu akan mengalami orgasem dia mendorong kepala Gresia hingga hidung Gresia terbenam di dalam rambut kemaluan orang itu tanpa dapat menarik nafas. Pejuh langsung menyembur keluar memenuhi mulut Gresia .

    Dan dari sudut mulut Gresia pejuh menyemprot keluar, mengalir turun, menggantung di dagu Gresia . Kemudian orang itu mulai bergerak lagi tanpa henti. Pejuh terus mengalir keluar, jatuh dari leher Gresia ke atas gaun hitam yang dikenakan Gresia .

    Ketika akhirnya dia menarik penisnya dari mulut Gresia , Gresia megap-megap menarik nafas dan terbatuk-batuk memuntahkan pejuh yang masih ada di tenggorokannya.

    Dua orang kemudian memegangi Gresia sementara yang lain mulai melepaskan pakaian mereka. Gresia sendiri tak berdaya untuk melarikan diri, setelah baru saja dia mengalami shock sebab pejuh yang disemburkan masuk ke dalam mulutnya, tapi mereka tetap memeganginya.

    Ketika semuanya telah telanjang bulat, dia diangkat dan diletakan di atas meja bola sodok dan langsung dipegangi oleh empat orang laki-laki, setiap orang memegangi tangan dan kakinya. Kaki Gresia terbuka lebar dan tubuhnya telentang, lampu di atas kepala Gresia membuat matanya terpejam sebab silau. Bayu mendekat dan naik ke atas meja.

    Perlahan dia menggosokan penisnya yang besar ke kaki Gresia . Yang lain cuma dapat memandang iri pada penis Bayu yang panjangnya hingga 25 senti dan selalu dia yang mendapat kesempatan pertama. Bayu memerintahkan orang di dekat kepala Gresia untuk mengangkat kepala Gresia hingga Gresia dapat melihat ketika penis Bayu mulai masuk ke vagina Gresia .

    Orang yang memegangi kaki Gresia berusaha membuka kaki Gresia lebih lebar, tapi terhalang oleh gaun yang dikenakan Gresia . Bayu langsung menarik gaun tersebut robek hingga pinggang Gresia .

    Orang-orang berseru kagum ketika melihat apa yang dikenakan Gresia di bawah gaunnya. Dia mengenakan stocking warna hitam dengan celana dalam sutra berenda yang mirip dengan bikini. Orang yang memegang tangan Gresia lalu menarik gaun bagian atas, terlihatlah BH warna hitam yang menutupi separuh dari buah dada Gresia . Puting susu Gresia tampak mencuat dari balik BH yang tipis dan berenda itu.

    “Gila! Kamu pake pakaian kayak gini dan kamu musti dipaksa buat ngulum punya dia! Kata Bayu.

    “Mungkin kamu nggak suka sama kita semua ya? Kamu anggep kita nggak pantes kamu layanin, gitu? Jadi kamu pikir cuma Roy yang berhak nidurin kamu? Kamu dandan kayak gini biar Roy napsu sama kamu kan? Asal kamu tau aja Gresia , buat sementara waktu Roy atau siapapun juga nggak dapat nidurin kamu! Sebab mereka semua musti nunggu kamu selesai ngelayanin kita semua di sini! Sekarang kita liat seberapa hotnya kamu!”.

    Gresia terpana, menyadari nama teman kencannya adalah Roy! Roy yang mengajak dirinya makan malam! Roy yang meminta agar Gresia berpakaian seksi! Roy yang memintanya agar menunggu di bar ini Roy telah menjual tubuh Gresia untuk para brandal ini!

    Setelah menarik lepas celana dalam dan BH Gresia , Bayu menyuruh orang-orang yang memegangi Gresia melepaskannya. Gresia berusaha meronta dan menendang Bayu, tapi dia kalah cepat. Bayu langsung memegang kedua pergelangan tangan Gresia yang ramping dengan satu tangan dan menekannya di atas meja dekat kepala Gresia , sementara dia menempatkan pinggulnya diantara kedua kaki Gresia .

    Bayu kemudian berusaha membuka kaki Gresia dengan kedua lututnya dan mengarahkan penisnya yang sudah keras ke vagina Gresia dengan bantuan tangannya yang masih bebas. Dengan satu kali dorongan, Bayu dengan keras memasuki vagina Gresia .

    Gresia menjerit sekeras-kerasnya, dan makin meronta-ronta, tanpa daya menghentikan Bayu memperkosa dirinya. Bayu sendiri menikmati sekali segala jeritan dan rontaan Gresia . Dia menyeringai setiap kali Gresia menjerit kesakitan.

    Ketika Bayu sedang memperkosanya, laki-laki lainnya ikut menyakiti Gresia dengan mencubit, meremas, meraba, mengisap, mengigit, menjilat dan menciumi seluruh tubuh Gresia . Mereka mulai dengan memainkan buah dada Gresia dan mengisapi puting susunya, tangan-tangan mereka juga menarik-narik dan menjepit puting susunya.

    Seseorang menutup mulut Gresia dengan tangannya sehingga seluruh jeritan Gresia cuma berupa erangan tak jelas. Kaki Gresia diangakat tinggi-tinggi dari atas meja sementara tangan-tangan merabainya, menikmati halusnya kaki Gresia .

    Seseorang berusaha membuka belahan pantat Gresia dan sesuatu yang basah dimasukkan ke liang duburnya. Dua buah penis menampari wajah Gresia , mengenai pipi dan matanya.

    Beberapa menit kemudian jeritan Gresia cuma tinggal erangan dan rintihan tapi Bayu memperkosa Gresia tanpa henti, terus bergerak makin cepat. Setelah lama kemudian, Bayu menarik penisnya hingga hampir terlepas dari jepitan vagina Gresia , dia mengerang dan maju mendorong ke depan sekuat tenaga. Kepala Gresia terdongak dan jeritan melengking terdengar, mekamukamung panjang keluar dari mulut Gresia yang masih tertutup oleh tangan.

    Bayu mengejang beberapa saat dan bergerak beberapa kali, dan penisnya menyemburkan pejuh ke dalam vagina Gresia . Pejuh, bercampur dengan darah, mulai mengalir keluar dari vagina Gresia . Pejuh Bayu menyembur tanpa henti, hingga mengalir dan tergenang di atas meja bola sodok. Laki-laki yang lain kemudian melepaskan pegangan mereka pada diri Gresia dan bertengkar mengenai giliran siapa selanjutnya.

    Gresia cuma dapat berbaring tak bergerak ditindih oleh Bayu, kaki dan tangannya masih terbuka lebar, dia menangis histeris. Satu-satunya yang telah Gresia jaga, mulai dari SMA, universitas, hingga kini, adalah keperawanannya. Gresia ingin menyimpan keperawanannya itu untuk malam pertama di hari pernikahannya. Dia telah diperkosa dan keperawanannya telah hilang.

    “Gila! Dia masih perawan! Aku taruhan si Roy pasti nggak tau soal ini! Artis kayak kamu masih ada yang perawan juga ya Gresia , aku pikir kamu udah kasihin ke produser kamu!” kata Bayu.

    Dia menatap Gresia yang masih terus menangis.

    “Udah dong Gresia , jangan nangis terus! Perawan kamu udah ilang sekarang, nasi udah jadi bubur! Kamu mustinya bangga ama diri kamu, soalnya punya kamu masih sempit banget! Pokoknya paling sempit dari semua yang udah pernah aku pake! Lagipula kita baru aja mulai!” katanya pada Gresia .

    Bayu kemudian menarik penisnya keluar. Semua orang melihat bagaimana vagina Gresia menjepit penis itu ketika penis itu perlahan keluar dari vagina Gresia . Seorang laki-laki langsung naik ke atas meja setelah Bayu turun. Dia tak terlalu terburu-buru.

    Sekarang, Gresia dapat merasakan bagaimana bibir vaginanya perlahan membuka dan penis itu sedikit demi sedikit masuk ke dalamnya. Kesakitan kembali tercermin di wajah Gresia , ketika dia merasa tubunnya seperti dirobek oleh penis yang masuk.

    “Kamu jangan belagu deh! Kalau kamu nggak suka sama punya aku atau punya temen aku tadi, masih ada yang laen! Cepet atau lambat kamu pasti temuin yang kamu suka!” bentak orang itu.

    Perkataan orang itu membuat apa yang telah dia takutkan selama ini menjadi nyata. Gresia akan diperkosa bergantian oleh seluruh orang yang ada di bar itu. Dan dia tak punya pilihan sama sekali. Gresia cuma dapat menyerahkan dirinya dan melayani mereka hingga selesai. Sekarang Gresia cuma berharap dia dapat keluar dari situ hidup-hidup, dan berharap tak ada seorangpun yang tahu apa yang telah dia alami.

    Gresia kemudian berusaha berpikir bagaimana membuat semua siksaan ini semakin cepat berakhir. Dia berusaha mengingat adegan-adegan film-film erotis yang pernah dilihatnya. Dia berusaha mengingat apa yang harus dilakukan untuk mendorong seorang prdia cepat mencapai orgasme.

    Gresia kemudian melingkarkan tangannya ke leher laki-laki yang ada di atas tubuhnya dan menariknya mendekat, lalu menciumi bibir laki-laki itu. Gresia lalu melingkarkan kakinya ke tubuh laki-laki itu dan menggosokan kakinya yang terbungkus stocking ke pinggul dan pantatnya.

    Walaupun rasa sakit masih terus menyerang kewanitaan Gresia , Gresia terus saja melingkarkan dan mengunci kakinya ke pantat dan menariknya hingga penis laki-laki itu masuk lebih dalam ke dalam vagina Gresia , dibarengi oleh Gresia dengan mengangkat pinggulnya. Sebelah tangan Gresia mengusapi rambut laki-laki itu sementara yang lainnya merabai pundak dan punggungnya.

    Dia menciumi dan mengulum lidah laki-laki itu sembari mengeluarkan erangan seakan-akan dia menikmati semuanya. Gresia berusaha mengingat semua adegan erotis yang pernah dilihatnya, berusaha membuat laki-laki yang sedang memperkosanya langsung mengalami orgasme.

    Berhasil! Dia menyemburkan pejuhnya ke dalam vagina Gresia yang sudah terisi oleh pejuh Bayu. Lalu dengan langsung orang lain menggantikan laki-laki itu, kemudian laki-laki lain menyusul, setelah itu temannya juga mulai memperkosa Gresia .

    Gresia berusaha membuat mereka orgasme secepat mungkin, tapi akhirnya Gresia tak dapat lagi menahan semua itu. Dia tak dapat lagi menahan rasa sakit dan dia sudah kehabisan tenaga melayani laki-laki itu. Gresia lalu menangis dan memohon pada semuanya agar melepaskan dirinya. Laki-laki yang sedang menindihnya meremas buah dada Gresia keras-keras hingga Gresia menjerit kesakitan.

    “Jangan berisik! Kamu bekamun ngelayanin temen-temen gue! Masih ada lima orang lagi!” bentaknya pada Gresia .

    Tiba-tiba orang itu menarik penisnya keluar dan merangkak ke dada Gresia . Gresia sudah sangat ketakutan sekarang hingga dia cuma dapat berbaring dengan mata terpejam erat, menunggu orang selanjutnya yang akan mengambil giliran memperkosanya. Dia sama sekali tak menyadari orang yang baru saja memperkosanya mengarahkan penisnya ke muka Gresia .

    Dan tepat sebelum orang itu orgasme Gresia membuka matanya. Pejuh langsung menyembur ke seluruh wajah Gresia . Seseorang memegangi kepala Gresia , hingga seluruh pejuh itu keluar menyembur dari penis itu. Ketika orang itu puas dia menarik rambut Gresia dan menamparkan penisnya ke wajah Gresia .

    “satu-satunya yang boleh kamu mohon cuma ini tau? Kamu sendiri yang masuk ke sini pake pakaian kayak gini dan kamu mohon kita berhenti? Kamu bercanda apa? Kamu musti ngelayanin kita sampe kita nggak dapat bangun lagi! Ngerti” Orang itu membentak Gresia .

    Lima orang terakhir kemudian mengambil giliran masing-masing dan memperlakukan Gresia sama dengan orang sebelumnya. Ketika hampir orgasme, mereka menarik penisnya keluar, merangkak di atas dada Gresia , dan memyemprotkan pejuh mereka ke seluruh wajah dan buah dada Gresia kemudian menarik rambut Gresia untuk membersihkan penis mereka. Dan ketika orang yang terakhir selesai Gresia berbaring hampir tak sadarkan diri.

    Wajah, buah dada, dan puting susu Gresia seluruhnya dilumuri pejuh. Pejuh itu mengalir turun dari sisi wajahnya, masuk ke telinga dan leher Gresia . Gresia tak dapat membuka matanya sebab semuanya tertutup oleh pejuh. Gresia harus bernafas melalui mulutnya sebab pejuh sudah masuk ke hidungnya. Rambut Gresia yang kecoklatan terlihat kusut sebab terkena pejuh yang mengering di rambutnya.

    Ketika orang-orang itu beristirahat sejenak, Gresia cuma berbaring di atas meja bola sodok, kakinya terbuka lebar dan pejuh mengalir keluar dari vaginanya, menunggu orang selanjutnya memperkosa dirinya. Vagina Gresia tampak memar, memerah, dan terasa sakit sebab baru saja dimasuki sepuluh orang bergantian tanpa henti.

    Dua orang menarik tubuh Gresia turun dari meja bola sodok itu dan menyeretnya ke kamar mandi. Mereka kemudian membersihkan tubuh Gresia dengan kertas tisu yang kasar dari pejuh yang menempel. Dan ketika tubuhnya diseret keluar lagi, Gresia melihat meja bola sodok tadi telah dipindahkan ke pinggir ruangan.

    Di tengah ruangan itu sekarang tergelar matras kusam dan delapan laki-laki telanjang bulat berdiri mengelilinginya. Gresia didorong ke tengah-tengah lingkarang orang itu, hingga dia terjatuh ke atas matras, tubuhnya tersungkur tak berdaya untuk mengangkat tubuhnya.

    Gresia merasakan tangan-tangan di seluruh tubuhnya mulai menarik, mendoorng dan mengangkat tubuhnya. Ketika Gresia membuka matanya dia melihat seseorang telah berbaring telentang di bawah tubuhnya.

    Orang itu adalah si Bayu, dan penisnya sudah tegak berdiri. Kedua bibir vagina Gresia kemudian dibuka oleh dua pasang jari-jari ketika perlahan tubuh Gresia diturunkan mengarah ke penis Bayu. Denga sisa-sisa pejuh yang ada, penis itu dapat lebih mudah masuk ke dalam vagina Gresia .

    Dan Gresia sendiri cuma mengerang, merasakan kembali sakit walaupun tak lagi menyengat ketika pertama kali dia diperkosa oleh Bayu tadi. Seseorang kemudian menarik rambutnya, dan sebuah penis lain mendekati mulutnya. Gresia dengan perlahan membuka mulutnya, berharap mereka tak akan menyakitinya jika dia menuruti kemauan mereka.

    Penis itu masuk hingga ke tenggorokan Gresia dan berhenti tak bergerak. Selanjutnya Gresia merasakan sebuah tangan mendorong tubuhnya hingga turun. Kemudian tangan-tangan lain mulai membuka belahan pantatnya. Gresia panik dan berusaha merangkak menjauhi tangan-tangan itu. Dengan merangkak Gresia membuat penis di mulutnya masuk makin dalam ke tenggorokannya.

    “Hei, kamu suka juga akhirnya! Kalau gitu ayo mulai aja sayang!” kata orang yang memasukan penisnya ke mulut Gresia sambil tersenyum.

    Dia mulai menggerakan pinggulnya secepat dan sekuat tenaga. Tubuh Gresia yang terdorong mundur sebab gerakan orang itu, disambut dengan sebuah penis lain di liang anusnya. Sekarang rasa sakit yang perlahan mulai hilang dari tubuh Gresia , kembali menyengat seluruh tubuhnya. Rasa sakit itu semakin menjadi-jadi, sakit yang tak pernah dirasakan Gresia sebelumnya.

    Pikiran Gresia menjerit-jerit kesakitan, sedangkan mulutnya cuma dapat mengeluarkan suara tak jelas diredam oleh penis yang keluar masuk. Rasa sakit itu makin menjadi-jadi, ketika ketiga orang itu mulai bergerak berirama. Tubuh Gresia seperti terkoyak-koyak ketika penis-penis itu bergantian keluar masuk di dalam vagina dan anusnya.

    Dua orang kemudian mendekat memegangi tubuh Gresia hingga dia tak terjatuh ke samping. Semua lubang di tubuh Gresia , mulut, vagina dan anus dipergunakan oleh mereka untuk memuaskan nafsu mereka secara bersamaan. Kemudian dua orang terkahir tadi menarik tangan Gresia , melingkarkan jari-jari Gresia di penis mereka dan menyuruhnya untuk mulai mengocok penis-penis mereka, sementara dua orang lainnya berlutut di samping Gresia , dan menarik buah dadanya untuk kemudian digosokan pada penis mereka.

    Sekarang Gresia sudah dalam keadaan berlutut, tubuhnya bergoyang maju mundur. Tujuh dari sepuluh orang itu terus-menerus menggunakan tubuh Gresia untuk membuat mereka puas. Tak seorang pun peduli dan melihat bahwa Gresia sama sekali tak dapat bergerak. Semuanya tampak sangat bernafsu memperoleh bagian tubuh Gresia .

    Setelah beberapa menit rasa sakit itu mulai dapat ditekan oleh Gresia . Gresia terus memejamkan matanya sebab dia tak ingin melihat bagaiman orang-orang itu mempergunakan tubuhnya untuk memuaskan mereka. Dia cuma berharap semua itu langsung selesai, sebab dirinya hampir tak dapat lagi menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

    Orang di anus Gresia lebih dulu orgasme. Ketika dia selesai dan menarik penisnya keluar, orang lain maju dan dengan mempergunakan pejuh orang yang pertama, dia melumasi penisnya dan memasukannya ke anus Gresia . Lalu orang di mulutnya menyemburkan pejuh, membuat Gresia tersedak tak dapat bernafas, berusaha sekuat tenaga menelan pejuh orang itu.

    Lalu penis itu ditarik dan digantikan oleh penis lain, yang kali ini lebih besar. Gresia berusaha membuka mulutnya, tapi orang itu tak sabar dan langsung mendorong penisnya masuk, dan mulai bergerak. Dia mendorong penisnya dalam-dalam dan tak menariknya keluar, terus menahannya di dalam tenggorokan Gresia . Gresia kemudian merasakan getaran dari tubuh Bayu di bawahnya dan cairan hangat mengalir ke dalam vaginanya, langsung setelah itu orang lain menggantikan posisi Bayu tadi.

    Orang-orang tadi bergantian memperkosa Gresia di seluruh lubang yang ada, dia terus menelan semua pejuh yang disemburkan di dalam mulutnya. Dua orang di depan wajahnya mengocok penisnya masing-masing dan mengarahkan penisnya ke wajah Gresia .

    Ketika Gresia melihat ke bawah, orang di bawah tubuhnya sedang menatap wajahnya dan kepalanya diganjal oleh kedua tangannya. Tak lama kemudian pejuh kembali masuk ke dalam vagina Gresia , dua detik kemudian pejuh menyembur ke anusnya.

    Penis lain kembali masuk ke vagina Gresia . Gresia kembali memejamkan matanya, dia sekarang cuma dapat mengeluarkan suara erangan, yang semakin tinggi ketika penis lain masuk ke anusnya. Ketika dia membuka matanya lagi, Gresia melihat sebuah penis diarahkan ke wajahnya.

    Kepala penisnya berwarna ungu bulat, dan beberapa detik kemudian pejuh menyembur menghantam wajahnya mengalir masuk ke mulutnya. Orang tubuh kemudian minggir dan sebuah penis lain maju mendekat.

    Sepanjang malam Gresia terus melanyani sepuluh orang itu hingga semuanya mendapat bagian menggunakan mulut, vagina dan anusnya paling sedikit satu kali. Dan ketika orang-orang tersebut puas dan menjauh dari tubuh Gresia , tubuh Gresia tetap tak bergeming dalam posisi merangkak, Gresia lalu mengangkat wajahnya berusaha melihat orang-orang yang mengelilinginya, setelah itu semuanya gelap dan tubuhnya jatuh tersungkur tak sadarkan diri.

  • Step DAUGHTER Sex

    Step DAUGHTER Sex


    1771 views

  • NGENTOT DENGAN IBU TIRI DAN PEMBANTUKU

    NGENTOT DENGAN IBU TIRI DAN PEMBANTUKU


    1771 views

    Duniabola99.org – Setelah 2 thn kepergian ibu keluarga kami banyak berubah begitu pula aku, memang aku, anak yang tergolong bandel, suka keluar malam dan minum akohol walaupun hanya untuk fun. Kelas tiga pun mulai ku jalani, aku ingin membuat ayah bangga walau pun, ayah sayang ama kaka tari, jadi aku di nomer duakan, aku tau semua tentang ayah, dan kegiatan dia apa yang dia perbuat, umur ayah pun baru 47, apa lagi selama 1 thn ½ belakang ini setelah kepergian ibu. Ayah memeliki istri simpanan yang cukup cantik, di daerah yang cukup jauh dari rumah kami, malam itu kak tari ingin sekolah di luar negri.

    Tari.. papa ingin bawa istri kedua papa.. apa kamu setuju dan kamu ji..
    Apa maksud papa (jawab kakak tari)..
    Iya papa mau bawa ke rumah iniistri papa yang beda umur ama tari hanya 8 tahun itu..Papa.. apa kata yang lain..Kalau kamu ji gimana…
    Papa itu semua urusan papa.. aku lagi kosen untuk di kelas tiga ini..Kalian marah ama papa..Menurut tari gini.. papa bawa istri papa tapi…

    Tapi apa tar..Tari mau sekolah di Australia kalau papa sangup, tari menyagupi..Gimana ya tar itu jauh.. Menurut papa jauh liat anak tante irma si fany udah mau S2 di sana.. Kalau kamu ji.. terserah papa.. aku hanya ingin menjalakan perintah ibu.. Apa ji.. Aku harus lulus kelas tiga.. itu aja.. Gimana pa.. apa aku boleh kuliah disana.. Iya terserah kamu deh… asal kamu tinggal ama si fany papa ngak masalah..
    Oke aku sangup… istri papa tinggal di rumah ini.. tapi setelah aku berangkat.

    Kamu ngak masalah ji..Masala aku, cuman satu aku mau jual mobil terus beli motor.. gimana pa..Mobil belum 1 tahun udah mau kamu jual..
    Pa aji ngak sangup perawatan dan kedua menghindari keluar malam..
    Apa… (papa dan kakak tari terseduk kaget).
    Selama 2 minggu ka tari mengurus semua persiapan aku semangkin rajin di kamar, dan sibibi pun pamit untuk pulang karena udah merasa tua, namun bibi mencari gantinya dari kampung di sumedang, malam pun papa datang kekamar ku ketika aku sedang memandang potho ibu.., tok tok..ji.. ji.. “iya papa ngak dikunci masuk” kamu knapa kok, “ah ngak papa, Cuma liat photo mami aja kok”, ya ji itu hidup, dimana kita harus bisa di tinggal dimana kita harus meninggalkan, “iya si papa”, ji kamu serius mau jual mobil, aji ngerti papa, kalau kak tari pergi ke luar negri pasti biaya akan banyak, maka dari itu aji mau mengurai biaya papa untuk sekolah aji, kamu seperti ibu seperti ibumu yang berpikiran selalu bijak, jadi kamu setuju kalau mama baru kamu datang, papa.. aji ngak jadi masalh tapi ingin rasanya aji di rumah sendiri untuk merenung selama 2 hari ini. Aku dan papa semangkin akrab.

    Kak tari pun berangkat, aku merasakan rumah yang sunyi si bibi pulang untuk menjeput keponakanya yang butuh pekerjaan. 2 malam ku lalui papa pun datang, ji..ji.. makan yuk diluar.. aku mengiyakan. Pa si parmin mana kok papa yang bawa mobil, si parmin papa suruh pulang kalau malam sebab si parmin sekarang udah beli rumah di balik gang sebelah jadi dia bisa sama istrinya yang dari kampong itu,“oh ya bagus deh”. Ji nanti kita kerumah mama baru mu ya.. kamu harus bisa menerima, wah pa apa ngak berat. Akhirnya kami menuju rumah tante irda.., eh mas sama siapa.. si aji tuh dalam mobil.., (aku terkeju) gila bini babe mangkin cantik aja, eh siapa tuh anak umur 1 tahun setengah lucu juga, ji.. ji.. sini (sambil melambaikan tanganya), sin turun ngapain di mobil (sapa papa). Aku pun turun dari mobil.

    Dan kami lama ngobrol di rumah kontakkan tante irda, aku pulang ya, besok baru kita bawa barang mu semua, “tante aji pulang dulu”,eh aji jangan panggil tante coba panggil mama ya, “ iya aku usahai besok2 (anjir genit banget bini babe)”, kami pulang dan sesampai dirumah, aku langsung menuju kamar dan membuka inter, ji.. “apa pa”, udah jam 11 tidur gih, “iya papa” (tak lama papa masuk dan melihat kalau aku sedang cheting), ngapain kamu brosing bokep ya, “ada aja papa ni, chating samabil cari tugas”, papa tidur disini ya, lah tumben, kami tidur dan bangun kesiangan karena tak ada orang dirumah, sibibi datang jam 12 siang, malam itu aku mengajak mereka makan malam, si bibi dan keponakanya si ani, den aji tumben ngajak bibi makan di meja ini, “bibi, hanya bibi dan mami yang menguruh aku dari sd sampe dewasa sekarang ini, bibi terharu, “uda bibi ngak usah sedih” si ani hanya terdiam untuk ukuran pembatu si ani cukup bahenol lah dan cantik, “emba ani umurnya berapa…?, oh saya den baru jalan 23 knapa den ai.., biasa kalau dikampung umur segitu udah kimpoi, iya den saya emang sudah kimpoi baru 2 minggu tapi udah ngak lagi, maksud emba ani apa.., suami saya ketangkap karena taksinya nabrak orang hingga tewas, jadi di penjara sampe 5 thn lebih, emang udah berapa lama, udah 9 bulan, oh gitu ya…

    Den aji, “iya bibi “ apa istri muda bapak datang sekarang, “iya bibi kenapa”, den kalau saran bibi gini, aden baik2 aja angap dia orang tua aden ya, “ itu lah bibi, aku sebetulnya belum siap tapi ini jalan hidup bi”, iya si den bibi ngerti kamu memang terlalu sayang ama ibu kandungmu, tapi jangan di bawa beban kamu inget waktu aden sering pulang malam bibi bukai pint uterus bibi Tanya dari mana kamu bilang, aku abis fun bi, nah bibi sarani gitu aja di bawa fun aja dari pusing, (aku tersenyum) “bibi bisa ingeten masa lalu, aku udah berubah bi”, selasai semua papa pun datang bersama tante irda, kami pun ngobrol hingga selesai, selama dikamar aku hanya bisa merenung hingga pagi dan tak tidur, pagi menjelang aku melihat matahari pagi dan kulihat dari jendela bibi berkemas ingin pulang, aku lanngsung menuju pintu luar, den bibi pamit, den jaga diri baik bikin papa ama mama bangga ya.., aku hanya bisa meneteskan air mata.. dan melambaikan tangan.

    tak terasa udah 6 bulan dan bisnis papa maju pesat dan perusaan papa maju kini papa memeliki 5 perusahaan anak cabang dan dan 1 pusat itu di bagi atas nama ku 2 perusaahn dan 1 buat anak tante irda dan kak ka 1, rumah pun semangkin berseri dan aku melihat anak kecil berjalan, tertawa dan menangis,sedih senang ku lalui semua walau pun kadang tante irda sering memakai pakain seksi dan terkadang kalau ngak papa sering memancing dengan sengaja melihatkan pahanya, aku hanya bisa menelan ludah, malam pun tiba, aku makan malam bersam mereka, ji.. apa pa, 3 hari papa harus ke Malaysia terus ke London, kamu mau ikut, ya kalau mau hancur kan masa depan ku ya ngak apa, (tante irda kaget dengar itu, itu hal yang biasa ama papa), aji kok gitu ngomong ama papa (papa tersenyum), ya gimana ngak ngancurin hidup ku 4 bulan lagi ujian ebtanas, masa aku di ajak.., oh.. sory ji.. papa ngak tau, iya papa sekarang orang super sibuk sampe aji minta tanda tanggan aja susah, tu raport udah 6 bulan di laci ngak di liat. Jadi gini ji mungkin papa lama di luar negri bisa ampe 3 bulan atau lebih, tapi mama nanti nyusul, ya paling setelah papa 3 minggu disana, ya udah mas bair aji, mami yang ngawasin selama aku blum berangkat.

    Singkat cerita, setelah kepergian papa tingkah laku tante irda semangkin aneh, ji.. ji.. “ iya tan.. eh mami..masuk aja ”aku mau ngomong ama kamu ji,(tante menghampir ke meja belajar),”iya tan.. eh mi..” dan memegang photo mama, mama mu wanita yang cantik, ji kenapa selama 6 bulan ini kamu susah memangil aku mami.., “ ah ngak ah”, ji.. aku tau kamu sayang ama mama mu, tapi aku ingin juga dapat kasih sayang dari kalian semua dari ika, papa mu dan terutama kamu, (kulihat buah dada yang besar dan pentil menonjol tanpa BH dan tertutup di balik baju tidur yang terbuat dari sutra) ji.. cob pangil aku mami.. belajar.. panggil aku.. coba latih.. aku mau dengar ji.. ayo.., coba mami gitu.. coba ji.., “iya deh tan..”, mami.. coba gitu.. aku mau dengar ji…, (sambil memegang pundak ku dan menarik tanganku lalu di letakan di pngulnya), “ma.. mami.., nah gitu sayang, coba lagi.., mami.. aji udah kaya si pia mi..aja.. sih.. belajar ngomong, (sambil menungikan badannya mami mencubit idung ku).., ya belajar biar ngak cangung.., ya sayang.., (konsetarsi ku buyar ketika mami menungikan badan dan kulihat buah dada yang besar putih asli dimata ku), kamu belajar dulu.. eit matanya jangan bandel, mami langsung mencium pipi ku dan memeluk, ya udah.. mami mau tidurin si pia terus mau tidur.., abis belajar terus bobo ya sayang, sambil mencium bibir ku, (aku hanya bisa terdiam seribu bahasa).

    Mami keluar dan kulihat bentuk papatnya bergoyang-goyang dari baju sutranya, mami mebalikan muka sambil tersenyum, tak lama aku langsung menutup buku dan menuju dapaur untuk minum, kulihat kamar ina lampunya menyala (rasa penasaran pun timbul ) setelah kulihat dari candela ina tidur dengan mengangkang sehingga terlihat paha yang benar2 mulus dan putih. Aku langsung menuju kamar dan memasang computer dan memutar film porno yang pernah aku ambil dari inter, lama2 batang ku berdiri aku memasukan tangan ke dalam celana dan langsung mengocoknya.. hampir 15 mnt rasanya udah terujung aku merasakan air mani mau keluar.. ehhmm..eehh.., tiba mami datang, aji.. ngapin, (aku terkejut, rupanya mami mengitip ku dari pintu, tangan ku masi dalam celana), mami langsung menuju meja computer dan mengambil tisu, aji kaya gitu jorok ah (sambil mengambil tanganku dari dalam celana dan membersikan) liat air peju kamu di tangan belepoptan (mami membuka celana ku), tuh liat batang mu kan jadi jorok, setelah memberishakn mami menganbil mouse untuk mematikan computer namum badanya melintang di badan ku, (sambil berkata), kalau mau bilang nanti bisa mami ajarin(tanganya yang satu masi nempel di batangku), “mi..mi..jangan bilang papa ya”, (sambil menarik tubuhku), iya.. ganti dulu nih celananya, “mi celana dalamnya”, udah ngak usaha, “ya udah tidur” sambil mebaringkan badan dan mami tidur di sampingku, aku hanya bisa terdiam dan mami memeluk ku.

    Kok masi belum tidur, beda rasanya udah 2 tahun ngak pernah di peluk wanita mi, pacar mu ngak pernah meluk, semenjak mama ngak ada aku memutuskannya, aku berniat unutk serius sekolah, iya.. ji itu bagus pasti mama banga ama kamu di surga sana, dan sekarang papa bangga ama kamu sebentar kamu di bicarain kalau ngak kantor, boring ji.., “iya mi gimana lagi ya itu lah papa”, ji.. kamu emang blum ngantuk, (mami langsung menurukan tali dasternya), nene dulu ya biar bisa tidur sambil menari pala ku ke tetenya, aku mulai mencium mengisapnya.. aahh..aa..aa..aaa.. aa..aa.. truss..jii.. aahh, lama mami mebuka celana ku, dan aku membuka baju mami, kami telanjang bulat dan mami mulai memaikan batangku hingga berdiri, ji… mami udah siap, mi.. aji ngak bisa dan takut mami hamil, jangan takut, tenang aja kita pake kondom.. mami ajarin kok, mami mngambil kondom, dan memasangnya, dan mami kini diatas tubuh ku, ji… punyamu lebih panjang dari papa mu namun kalau besar memang punya papa, mami mulai memasukan aa…a..ehhmm..eehhmm..eehhmm..e ehhmm..eehhm..aahh..
    aa… aahh..aaahhh.. aahhmm..hhmmm… aahhmm.. mmmhh.. hh..aaa.. aahh.. aahhmm.. aahh..
    giman ji.. aahh..
    mami menuntun tangan ku ke buah dadanya…
    ji raba.. remas buah mami.. iya terus.. teruss… gitu .. aahh.. aahhh…, mi.. ahh.. aahh.. aacchh.. aaahh…
    Mami mengoyang pantatnya… dan memainkanya.. gimana ji.. enak..
    ah.. enak.. mi.. iya sayang enak.. enak mi.. aahh.. aaahh… ,(mencabut batang ku) kita ganti posisi ya..
    mami langsung nungging.. eh salah masuk sayang itu lobang pantat, (sambil menutun batang ku masuk vaginanya) iya ji.. terus masukin.. aa.. gitu dorong maju mundur sayang.. aahh.. aaa… aahh.. .. aahh.. eehh.. eehhmm.. hhmm… terus sayang.. mi.. mi.. iya terus.. sayang.. mami mencabut btangku dari vaginanya dan tidur terlentang.. sayang kamu diatas ya.. aku mulai menindihnya.. iya gitu masukin aa..aaahh.. aaahhhh… aaahh… terus masukin lebih dalam aaahhh.. aahh.. aahh… aa…. Aahh.. aahh… aaa… aaahh…mii… aacchh… terus.. sayang mami udah terasa… aduuhh.. mau keluar mii.. mii… cabut cepat… mii.. sini mami kocok.. (sambil membuka kondom tangan dengan cepat mengocok batang ku), aduh mii… aacchhh….crot crot..crot.. air mani muncerat di tete mami dengan begitu kental dan banyak aahh…aahhmm.. mi.. enak.. (aku terbaring di sebelah mami, tangan mami masih sibuk mengoleskan air mani ku di dada dan perutnya), itu baru anak mami.. yang jago.. (mami mencium ku) sayang… kalau ngak papa nanti kalau papa pulang kita main ngumpet ya, tidur kamar mami yuk nanti si pia bangun mami ngak ada, dia nangis lagi, (sambil manarik), aku tidur dikamar mami, kami pun main lagi di bawah tempat tidur, shingga puas, aku tertidur dalam keadaan telanjang bersama mami. Hampir tiap malam aku melakukan dengan istri kedua papa (sampai dalam hatiku papa sory, ini pelajaran yang berhaga buat ku).

    Sudah tiga hari kepergian mami rumah terasa sepi, walau mami suka telepon siang malam cuman bilang kangen ama batang ku, aku merasa bosan kulihat masih jam 7 lewat, ingin rasanya main ina, apa dia mau, atau mala ngadu ke mami lagi, aku jadi penasaran gimana kalau ku coba dulu, aku langsung menuju kamar ina, kulihat dari kaca ina lagi terlukup sambil baca buku, kulihat pahanya yang agak mengakang dan betih yang diangkat sunguh putih betisnya, ina.. (aku langsung masuk) ngapain, eh aji.. ina lagi isi tts.. susah bener, (aku langsung duduk di bawah dan tetap di hadap mukanya), ji bahasa ingris nya latihan apa sih, traning.. , eh pas bener.. pinter kamu ji,(terlihat buah dada yang putih dari kerah kemeja yang tidak terkacing atasnya), ina.., apa ji.., ina jangan marah ya.., knapa aji kok kaya orang bingung sih.., (aku langsung menyikap rambutnya dan mencium pipinya, eh aji.., (tangan ina langsung memeganng pipiku)ji.. buka ina ngak mau, udah 3 bulan belakang ini ina pengen banget.. tapi ina takut hamil.., nanti kata orang apa, keluarga aji jadi malu, papa dan bu irda jadi benci ama aji.. eh mala di usir, ina segan ama ibu, gimana kalau aji pake kondom ina mau, kan kita bisa aman, kondom eh bener juga ji.. (ina langsung meraih muka dan mencium ku), kami bercium cukup lama, ji.. ada kondomnya, ya kita beli dulu.., iya deh gih sana beli, aku langsung ganti baju dan mengambil kunci motor, dan menuju pintu, aji..aji.. ina ikut.., pakian ina ganti dulu gih, baju ina jelek semua, aku menuntu kekamar, ka tari, dan mencarikan baju yang pas, nih pake celana jeans dan kaosnya, ina langsung membuka satu pesatu kancing bajunya dan kuraba buah dadanya yang berukuran 36B, ji.., eh ya maaf na, aji.. mau.. isep tete ina(sambil membuka BHnya).. isep dulu aja…,(aku langsung mengencotnya)ehmm..ehh.. hh..eehhmm…eehh.. ehh ehhmm…ehm..ah..ahh..hhmm..hhmm .. ji.. jii.. udah ya.., eh iya na.. (ina langsung memasang kembali BHnya).. dan memakai baju dan jeans ka ina,.. ina kamu seksi.. cantik dengan rabut ombak mu yang terurai.., aji juga tanpan dan manis.., udah yuk nanti ke maleman.. langsung menuju ke supermarket yang cukup jauh agar tidak ada yang tau..

    Selama di pejalan kurasakan buah dada yang menempel di punggungku mangkin lama mangkin mengeras, hujan pun turun padahal tingal 15 menit lagi sampai di rumah, kami kebahasahan, kulihat ina basah kuyup dan baju yang lepek sehingga buah dadanya telihat membulat dengan jelas, ji.. mandi gih biar ngak sakit…aku mau mandi dulu, ina.. aku langsung menari kekamar mandi ku.. dan menelajangkan ina lalu mencium di bawah shower, batang ku mulai berdiri.. ini memegang batang ku.. dan megocok nya bibir kami masih berperang mencari kepuasan, ina langsung jongkok, ji.. ji.. sabun (langsung dikocok batangku), aahh… aahh.. aahh.. enak ji.. ya na.. aacchh.. aaa… aaaa…(na langsung membasu dengan air) dan mulai mengisapnya.. aaa… aaahhh..aahh… aaahh… aahh..ina.. aa…aa…. Aacchh.. aahh.. uhh.. (ina langsung mengocoknya) crot crot.. air mani berhamburan di muka ina, ji.. lama banget keluarnya, mandi dulu yuk.. ada cukur ngak ina mau cukur jembut ah.. aji juga ya di cukurin.., setelah mandi dan cukur jembut, aku melihat batang yang plotos dan vagina ina yang bersih Dari cermin.

    Sambil memeluk dari belakang, in.. kamu cantik seperti artis jepang.., ah masa sih (ina menisir rambutnya), ji.. ji.. yuk.. (sambil menarik tanganku), aku mulai menggerai semua tubuhnya hinga bibirnya, dan kembali ke vaginanya, aahh.. auuhh.. uuhh.. uuufff..uuffss.. uuss.. enak ji.. aah.. uuhhhss… uuhhss.. iya ji gitu.. aahh.. uuhh…udah.. ji.. aaahh..uuufffss.., udah aji masukin ina udah ngak tahan.. (sambil memasang kondom), iya.., aa.. aa.. a.. aahh.. aa.. ina punya sempit ya.. ji, iya agak susah, udah 9 bulan aku tidak merasakan ini ji.. aaahh… aa.. (batangku mulai masuk pelan2).. aaah.. lebih dalam ji… terus.. aahh..aaa…aaa… aahh.. ji.. aahh.. sabar na.. iyaa.. terus ji.. aahh… aduuhh.. ji.. aahh… ehhmm.. eehh…. Eehhh.. eehh.. eehh.. terus ji.. aahh.. aaaaaa.. aaa… aahhh.. hhhaa… aauuu.. uuff.. uuff..uuf.. terus ji.. terus.. aahh.. na ganti posisi… ina pun di atas, aahh.. aahh.. terus na.. terus .. aaahh.. aacchhh. Iyaa… naa.. aahh.. (hampir 18 mnt kami main, aku mulai kelimax) aahh…, awas naa.. aji mau keluar.., aku langsung berdiri dan mengocok di depan mukanya, aahh aaccchh. Inaa.. crot crot air mani berhamburan di muka ina.. aahh..aaaaa.. , aku terbaring dan ina mebersikan air mani ku di mukanya dengan handuk, kamu hebat lebih lama mainnya di bandingkan bang udin, makasih ya na, ji.. aku ada pertanyaan.. tapi ini rahasia, apa tuh na.., kamu sering main ya ama bu irda.. ya, sebab aku sering liat tiap malam, bu irna keluar dari kamar mu rambutnya kusut, “ah ngak..”, ji.. aku wanita.. aku tau.. dimanat hasrat untuk itu pasti ada, benar kan kamu main ama mami tiri mu, jangan takut aku simapan rahasia ini kok, “..iya.. dia yang ajarkan aku.. na..” ketika kamu masuk kamar aku, sebenarnya aku mau langsung bicara tapi aku takut tersinggu, mau ngomong apa na, aku mau bilang ama kamu kalau aku ingin diperlakukan seperti ibu irda.. tp kamu lebih pengertian.., boleh kamu berguru ama mami tiri mu tp kamu praktekin ama aku.. setuju.. ji, iya akan lakukan jika mami ngak ada.. atau rumah sepi.., gimana.., aku setuju. Selam tak ada di rumah aku dan ina sering melakukan dan kalau pulang sekolah.. kalau ina lagi nyuci pun sedang nunging ku masukan tanpa permisi…, dan setiap pagi ina membangukan sekolah sering dengan mengisap batang ku.
    Telelpon bordering
    Halo..
    Aji.. ini mami
    Eh apa mi malam gini jam 2 kok nelepon ada apa,
    Besok jam 4 siang mama sampe di Jakarta,Loh ke cepat pulangBosen di apertement mulu..

    Singkat cerita, Rupanya mami lebih cepat pulang 2 minggu sebelum papa, ketika samapi di rumah mami langsung memeluk dan menciumku, aku langsung mengangkat koper kekamar mami, sayang mami kangen ama kamu, selama mami Cuma di apartemen, oh ya ina mana, kasi nih hadiah buat si ina baju dan suruh si ina gendong si pia, aku menuju kamar ina, kulihat ina baru siap mandi dan masi mengenakan handuk, “ina..” iya ji masuk., nih ada hadiah dari ibu, (aku sambil membisikan) na.. untuk seminggu ini kita stop dulu ya.. pasti aku mencari lubang mu kok tenang aja(sambil ku raba memeknya), iya aji ku sayang aku akan menungu mu (aku mencium bibirnya), ni si pia.. tolong pengang, ji.., “iya na..” , tolang masukan sedikit (sambil mengangkat handuknya, dan aku memasukan batang dan mengoyanya sedikit), jii.., “iya mii.. sebentar, aji kencing dulu”, ji ini oleh2 buat mu.. “wou it’s cool”, yes my dear.., “thks mom..”, oke sayang.. kok Cuma makasi sih di sun mami mu sayang (aku melumat bibirnya ).. di londong dinggin sekarang cuacanya ji.., wah pasti mami ngakang terus dong..hehhee..”, maka mami mau bales dengam ama kamu.., “kok bales ke aku.. sih mi..”, udah.. ah mami mau mandi.. kamu pasti belum, “iya kok tau mami”, (mami langsung membuka bajunya dan baju ku dan menarik ku kekamar mandi), kami mebasuh tubuh kami dan berciuman di bawah shower aku menyabuni tubuh mami dan mami nunging menyabuni betisnya, batang udah mulai tegang dan ku tamparkan dipantat mami, aji.. ah.. , ji kemarin mami main 3 kali ama papa ngak pake kondom, jadi kamu kalau main sekarang ngak usah pake kondom, kalau mami hamil kan paling pikiran papa yang bikin tenang aja, aku langsung mengiyakan, mi.. udah yuk aku kedinginan, aku menghanduki dan menyisirkan mami dari belakang dimeja riasnya, mi.., aji kangen..(sambil merangkul dan meraba tetenya), ji kangen sama mami, (aku menberikan badanya lalu menungikan dan memasukan dari belakang), aaa.. aaa… aaahh.., mi rasa beda lebih hangat terasa sampai dalam hati.. iya sayang.. udah jangan diem lanjukan sayang…aaahhh… iya teruss… sayang.. aahh… aa… aaa… aahhmm.. aahhmm… hhhhmm… hhmmm..eeemm..eehh..(mami meraba buah dadanya) aahh..aahh… aaa… aa.. aaa… teruss.. (kulihat buah dada yang bergoyang sunguh indah) sayang.. aahh.. aaahh… aaa… aaa… ji..tempat tidur yuk.. (mami meniduriku).. aa..aaahh… ji… aaahh… jjii.. aahh.. aduh mii.. enak.. jii.. mami mau keluar… aaa.. … aa… aahh..aaa..aahh hhuu.. uuuss…uuffss… uuss uuuuhh…aji gantian dong.. (mami langsung terlentang) aaa.. iyaa. Gitu ji.. teruss.. masuki.. aaahh…aaa… aaaa… aahh.. aauu.. iya.. teruss.. jii.. ehh…eehhh…aaahhh…jii… aahh.. eehhhmm… eehhmm… aahhhmm.. eehhmm.. jii… teruss.. (aku sambil memcium bibir mami dan ku letakan pada buah dadanya).. eehhmm.. remas sayang.. terus remas sayang… aaaa… mami .. aji mau keluar (mami langsung merangkul ku) dalam aja sayang.. aahh… terus ji lebih cepat.. aaahhh…aahh.. mamii.. aacchh.. aacchh.. crot..crot.. aacchh..aaacchh.. mami.. sih keluar deh.. enakan.. mi.. malam aji mau bobo sini ya.. iya sayang.. udah cabut duluh mami keberetan.. aku melumat bibirnya.. udah sayang ina nanti curiga ah.. iya deh..mi.., mi.. aji mau minta tolong ama mam, apa sayang, kalau aji lagi pengen terus papa ada gimana, iya bener juga, aku cari wanita lain yaa.., maksud mu apa, ya cari pelampiassan.. masa mami main aji Cuma liat doang, jadi gimana ji.., ah mami ada ide si ina aja kamu hajar.., ah serius mi.., ji mami tau pasti selama mami pergi ama papa, kamu udah main ama ina bener kan, eh siapa bilang cuman tiap malam kok, dasar anak mami belajar ama mami peraktek ama ina ya kamu, mami mencium ku, iya sih.., ya udah mami mau tidur kamu lanjut ama ina gih, “bener mi”, iya sayang mami serius kok, “ love u mi..”, aku langsung bergegas bangkit dari kasur, eh sayang mami blum di sun.., muah love u mi.., love u to sun, aku langsung menuju ina, ina.. dan langsung mengajak ke kamar ku, dan langsung menusukan batang ku…
    Aku sering main ama mami mengumpat dari papa, dan kalau mami ngak ada, ina minta, di mana aku pengen tinggal masukan. Sekian.

  • CAMPUS SLUTS BUSTED

    CAMPUS SLUTS BUSTED


    1770 views

  • Siswi SMA yang Nakal

    Siswi SMA yang Nakal


    1767 views

    Duniabola99.org – Namaku adalah Andi (bukan nama yang sebenarnya), dan aku kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung. Aku berasal dari luar daerah dan aku tinggal di kost. Aku pun termasuk orang yang berada, serta sangat menjalankan keagamaan yang kuat. Apalagi untuk mencoba narkoba atau segala macam, tidak deh.

    Kejadian ini bermula pada waktu kira-kira 4 bulan yang lalu. Tepatnya hari itu hari Selasa kira-kira jam 14:12, aku sendiri bingung hari itu beda sekali, karena hari itu terlihat mendung tapi tidak hujan-hujan. Teman satu kostan-ku mengatakan kepadaku bahwa nanti temanya anak SMU akan datang ke kost ini, kebetulan temanku itu anak sekolahan juga dan hanya dia yang anak SMU di kost tersebut.

    Setelah lama menunggu akhirnya orang yang ditunggu datang juga, kemudian temanku langsung mengajaknya ke tempat kamarku yang berada di lantai atas. Akhirnya aku dikenali sama perempuan tersebut, sebut saja namanya Ria. Lama-lama kami ngobrol akhirnya baru aku sadari bahwahari menjelang sore. Kami bertiga bersama dengan temanku nonton TV yang ada di kamarku. Lama-lama kemudian temanku pamitan mau pergi ke tempat temannya, katanya sih ada tugas.

    Akhirnya singkat cerita kami berdua di tinggal berdua dengan Ria. Aku memang tergolong cowok yang keren, Tinggi 175 cm, dengan berat badan 62 kg, rambut gelombang tampang yang benar-benar cute, kata teman-teman sih. Ria hanya menatapku tanpa berkedip, akhirnya dia memberanikan diri untuk menggelitikku dan aku tidak tahu darimana dia mengetahui kelemahanku yang sangatvital itu kontan saja aku langsung kaget dan balik membalas serangan Ria yang terus menerus menggelitikiku. Lama kami bercanda-canda dan sambil tertawa, dan kemudian diam sejenak seperti ada yang lewat kami saling berpandang, kemudian tanpa kusadari Ria mencium bibirku dan aku hanya diam kaget bercampur bingung.

    Akhirnya dilepaskannya lagi ciumannya yang ada di bibirku, aku pun heran kenapa sih nih anak? pikirku dalam hati. Ria pun kembali tidur-tiduran di kasur dan sambil menatapku dengan mata yang uih… entah aku tidak tahu mata itu seolah-olah ingin menerkamku. Akhirnya dia melumat kembali bibirku dan kali ini kubalas lumatan bibirnya dengan hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya. Lama kami berciuman dan terus tanpa kusadari pintu kamar belum tertutup, Ria pun memintaku agar menutup pintu kamarku, entah angin apa aku hanya nurut saja tanpa banyak protes untuk membantah kata-katanya.

    Setelah aku menutup pintu kamar kost-ku Ria langsung memelukku dari belakang dan mencumbuku habis-habisan. Kemudian kurebahkan Ria di kasur dan kami saling berciuman mesra, aku memberanikan diri untuk menyentuh buah dadanya Ria yang kira-kira berukuran berapa ya…? 34 kali, aku tidak tahu jelas tapi sepertinya begitu deh, karena baru kali ini aku menuruni BH cewek. Dia mengenakan tengtop dan memakai sweater kecil berwarna hitam. Aku menurunkan tengtop-nya tanpa membuka kutangnya. Kulihat buah dada tersebut… uih sepertinya empuk benar, biasanya aku paling-paling lihat di BF dan sekarang itu benar-benar terjadi di depan mataku saat ini.

    Tanpa pikir panjang, kusedot saja buah dada Ria yang kanan dan yang kirinya aku pelintir-pelintir seperti mencari gelombang radio. Ria hanya mendesah, “Aaahhh… aaahhh… uuhhh…”Aku tidak menghiraukan gelagat Ria yang sepertinya benar-benar sedang bernafsu tinggi. Kemudian aku pun kepingin membuka tali BH tengtop-nya. Kusuruh Ria untuk jongkok dan kemudian baru aku melihat ke belakang Ria, untuk mencari resliting kutangnya. Akhirnya ketemu juga dan gundukan payudara tersebut lebih mencuat lagi karena Ria yang baru duduk di bangku SMU kelas 2 dengan paras yang aduhai sehingga pergumulan ini bisa terjadi. Dengan rakusnya kembali kulumat dada Ria yang tampak kembali mengeras, perlahan-lahan ciumanku pun turun ke bawah ke perut Ria dan aku melihat celana hitam Ria yang belum terbuka dan dia hanya telanjang dada.

    Aku memberanikan diri untuk menurunkan celana panjang Ria, dan Ria pun membantu dengan mengangkat kedua pinggulnya. Ria pun tertawa dan berkata, “Hayo tidak bisa dibuka, soalnya Ria mempunyai celana pendek yang berwarna hitam satu lagi…” ejek Ria sambil tersenyum girang.Aku pun dengan cueknya menurunkanya kembali celana tersebut, dan kali ini barulah kelihatan celana dalam yang berwarna cream dan dipinggir-pinggirnya seperti ada motif bunga-bunga, aku pun menurunkanya kembali celana dalam milik Ria dan tampaklah kali ini Ria dalam keadaan bugil tanpa mengenakan apapun. Barulah aku melihat pemandangan yang benar-benar terjadi karena selama ini aku hanya berani berilusi dan nonton tidak pernah berbuat yang sebenarnya.

    Aku pandangi dengan seksama kemaluan Ria dengan seksama yang sudah ditumbuhi bebuluan yang kira-kira panjangnya hanya 2 cm tapi sedikit, ingin rasanya mencium dan mengetahui aroma kemaluan Ria. Aku pun mencoba mencium perut Ria dan pusarnya perlahan tapi pasti, ketika hampir mengenai sasaran kemaluannya Ria pun menghindari dan mengatakan, “Jangan dicium memeknya akh.. geliii…” Ria mengatakan sambil menutup rapat kedua selangkangannya.

    Yah, mau bagaimana lagi, langsung saja kutindih Ria, kucium-cium sambil tangan kiriku memegang kemaluan Ria dan berusaha memasukkanya ke dalam selangkangan Ria. Eh, Ria berontak iiihhh… ge.. li..” ujar Ria. Tahu-tahu Ria endorong badanku dan terbaliklah keadaan sekarang, aku yang tadinya berada di atas kini berubah dan berganti aku yang berada di bawah, kuat sekali dorongan perempuan yang berbobot kira-kira 45 kg dengan tinggi 160 cm ini, pikirku dalam hati. “Eh… buka dong bajunya! masak sih Ria doang yang bugil Andinya tidak…?” ujar Ria sambil mencopotkanbaju kaos yang kukenakan dan aku lagi-lagi hanya diam dan menuruti apa yang Ria inginkan.

    Setelah membuka baju kaosku, tangan kanan Ria masuk ke dalam celana pendekku dan bibirnya sambil melumat bibirku. Gila pikirku dalam hati, nih cewek kayaknya sdah berpengalaman dan dia lebih berpengalaman dariku. Perlahan-lahan Ria mulai menurunkan celana pendekku dan muncullah kemaluanku yang besarnya minta ampun (kira-kira 22 cm). Dan Ria berdecak kagum dengan kejantananku, tanpa basa-basi Ria memegangnya dan membimbingnya untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya Ria, langsung saja kutepis dan tidak jadi barang tersebut masuk ke lubang kemaluan Ria. “Eh, jangan dong kalau buat yang satu ini, soalnya gue belum pernah ngelakuinnya…” ujarku polos. “Ngapain kita udah bugil gini kalau kita tidak ngapa-ngapain, mendingan tadi kita tidak usah buka pakaian segala,” ujar Ria dengan nada tinggi.

    Akhirnya aku diam dan aku hanya menempelkan kemaluanku di permukaan kemaluan Ria tanpa memasukkanya. “Begini aja ya…?” ujarku dengan nada polos. Ria hanya mengangguk dan begitu terasanya kemaluanku bergesek di bibir kemaluan Ria tanpa dimasukkan ke dalam lubang vaginanya milik Ria, aku hanya memegang kedua buah pantat Ria yang montok dan secara sembunyi-sembunyiaku menyentuh bibir kemaluan Ria, lama kami hanya bergesekan dan tanpa kusadari akhirnya kemaluanku masuk di dalam kemaluan Ria dan Ria terus-terusan menggoyang pantatnya naik-turun. Aku kaget dan bercampur dengan ketakutan yang luar bisa, karena keperawanan dalam hal ML yang aku jaga selama ini akhirnya hilang gara-gara anak SMU. Padahal sebelum-sebelumnya sudah ada yang mau menawari juga dan dia masih perawan lebih cantik lagi aku tolak dan sekarang hanya dengan anak SMU perjakaku hilang.

    Lama aku berpikir dan sedangkan Ria hanya naik-turun menggoyangkan pentatnya semenjak aku melamun tadi, mungkin dia tersenyum puas melihat apa yang baru dia lakukan terhadapku. Yach, kepalang tanggung sudah masuk, lagi nasi sudah jadi bubur akhirnya kugenjot juga pantatku naik-turun secara berlawanan dengan yang dilakukan Ria, dan bunyilah suara yang memecahkan keheningan, “Cplok.. cplok… cplok…” Ria mendesah kenikmatan karena kocokanku yang kuat dilubang vaginanya. Lama kami berada di posisi tersebut, yaitu aku di bawah dan dia di atas.akhirnya aku mencoba mendesak Ria agar dia mau mengganti posisi, tapi dorongan tangannya yang kuat membatalkan niatku, tapi masa sih aku kalah sama cewek, pikirku. Kudorong ia dengan sekuat tenagaku dan akhirnya kami berada di posisi duduk dan kemaluanku tetap berdiri kokoh tanpa dilepas. Ria tanpa diperintah menggerakkan sendiri pantatnya, dan memang enak yah gituan, pikirku dalam hati. Tapi sayang tidak perawan.

    Akhirnya kudorong lagi Ria agar dia tiduran telentang dan aku ingin sekali melihat kemaluanku yang besar membelah selangkangan kemaluan Ria, makanya aku sambil memegang batang kemaluanku menempelkannya di lubang kemaluan Ria dan “Bless…” amblaslah semuanya. Kutekan dengan semangat “45” tentunya karena nasi sudah hancur. Kepalang tanggung biarlah kuterima dosa ini, pikirku. Dengan ganasnya dan cepat kuhentakkan kemaluanku keras-keras di lubang kemaluan Ria dan kembali bunyi itu menerawang di ruangan tersebut karena ternyata lubang kemaluan Ria telah banjir dengan air pelumasnya disana, aku tidak tahu pasti apakah itu spermanya Ria, apakah hanya pelumasnya saja? dan Ria berkata, “Loe.. udah keluar ya…?” ujarnya. “Sembarangan gue belom keluar dari tadi..?” ujarku dengan nada ketus. Karena kupikir dia mengejekku karena mentang-mentang aku baru pertama kali beginian seenaknya saja dia menyangka aku keluar duluan. Akhirnya lama aku mencumbui Ria dan aku ingin segera mencapai puncaknya.

    Dengan cepat kukeluarkan kemaluanku dari lubang kemaluannya dan kukeluarkan spermaku yang ada diperutnya Ria, karena aku takut kalau aku keluarkan di dalam vaginanya aku pikir dia akan hamil, kan berabe. Aku baru sekali gituan sama orang yang yang tidak perawan malah disuruh tanggung jawab lagi. Gimana kuliahku! Ria tersenyum dengan puas atas kemenangannya menggodaku untuk berbuat tidak senonoh terhadapnya. Huu, dasar nasib, dan semenjak saat itu aku sudah mulai menghilangkan kebiasaaan burukku yaitu onani, dan aku tidak mau lagi mengulang perbuatan tersebut karena sebenarnya aku hanya mau menyerahkannya untuk istriku seorang. Aku baru berusia 21 tahun saat ini.

    TAMAT

  • ROSALY ORAL SEXS

    ROSALY ORAL SEXS


    1767 views

  • Tante Genit Cantik Paksa Aku Bermain Seks

    Tante Genit Cantik Paksa Aku Bermain Seks


    1765 views

    Duniabola99.org – Namaku Wandy, aku adalah seorang mahasiswa PTS terkenal di Yogyakarta berusia 22 tahun dan aku kost di sebuah rumah milik seorang janda pengusaha toko, sebut saja Tante Lisa. Usianya masih 40 tahun. Suaminya meninggal karena komplikasi, dan dengar-dengar dari tetangga Tante Lisa itu dulunya hostess di Surabaya.

    Tante Lisa sangat cantik dan menjaga tubuhnya sehingga dia tampak seperti berumur 30 tahun. Dia juga berpenampilan seksi, suka memakai celana kaos ketat dan tank-top. Ceritanya berawal ketika suatu hari aku sedang onani di kamar mandi dan ternyata lupa dikunci. Ternyata Tante Lisa menontonnya dan setelah aku orgasme, aku kaget melihatnya.

    “Wan, kelihatannya asyik ya.. mendingan lain kali minta bantuan Tante pasti lebih enak.”

    Aku jadi malu berat dibuatnya, “Maaf Tante, saya lupa menutup pintunya.”

    “Nggak apa kok Wan, kan kamu sudah dewasa dan wajar melakukannya. Tante juga sudah sering lihat yang begituan kok”, katanya sambil senyum.

    Beberapa hari kemudian aku disuruh bantu-bantu di tokonya dan tanpa segan-segan aku membantunya hingga malam Tante Lisa memintaku untuk menemaninya dan aku disuruh menginap di situ, memang di tokonya ada dua kamar di lantai dua (ruko) dan kamar tersebut kadang ditempati Tante Lisa bersama anaknya. Tante Lisa mengajakku makan bersama dan minum wine dan aku tidak mengerti kok aku bisa sampai tidak sadar, mungkin dicampur obat tidur.

    Paginya Tante Lisa membangunkanku bahkan harus sampai disiram, aku disuruh cepat-cepat pulang kost dan merahasiakan kalau aku tidur di ruko. Aku menurutinya dan malamnya setelah toko tutup Tante Lisa mengajakku berhubungan intim.

    “Wan, Tante minta malam ini kamu puasin Tante ya.”

    Karuan saja kutolak karena aku memang belum pernah gituan dan takut meskipun aku sering nonton BF.

    “Maaf Tante saya nggak berani”, kataku sambil gugup. Tante Lisa mengancam dan Tante Lisa memutar videoku sedang tidur bugil. Tante Lisa bilang tadi malam saat tidur menelanjangiku dan merekamnya dengan Handycam.

    “Tante akan menyebarkan rekaman ini jika kamu nggak mau melayani Tante kecuali kamu mau melakukan yang Tante minta. Percaya Tante deh, toh Tante juga menjaga nama baik Tante jadi ini akan jadi rahasia kita berdua.”

    Akhirnya karena takut dan polos aku melayaninya. Dari situ aku tahu ternyata Tante Lisa maniak seks, Tante Lisa pertama minta mandi Caty (dijilati tubuhnya dari ujung kaki sampai ujung rambut) dan Tante Lisa minta aku menjilatinya liang kewanitaannya sampai berjam-jam setiap aku berhenti Tante Lisa menjambak rambutku dan menekan kepalaku ke liang sorganya. Pengalaman pertamaku menyentuh wanita apalagi menjilati seluruh bagian tubuhnya, dalam keterpaksaan itu aku sampai menangis.

    “Sudah Tante.. sudah”, sambil nafasku tersengal-sengal.

    “Aghh.. jangan lepas. Teruss.. teruss!”

    Tante Lisa terus menjepit kepalaku dengan kedua pahanya yang kencang. Aku dapat merasakan harumnya kemaluan Tante Lisa. Aku sendiri merasa nikmat sekaligus takut. Dia menyuruhku tidur di sofa dan Tante Lisa menduduki wajahku sehingga aku dipaksa menjilati kelamin dan anusnya.

    “Aghh.. enak sekali Wan”, katanya sambil memutar-mutar pantatnya di atas wajahku yang sudah basah karena cairan kewanitaannya. Pantatnya yang hangat dan kencang itu menindih wajahku sehingga aku sampai susah bernafas. Jika Tante Lisa tidak merasa puas atas pelayananku ia suka sekali menampar, mencakar, menjambak, meludahi. Setelah itu Tante Lisa mengambil posisi 69 dan kami saling mengoral.

    “Ayo Wan, kamu bisa lebih panjang lagi”, katanya sambil menarik-narik kemaluanku dan memelintir pelirku. Aku yang kesakitan tapi merasakan sensasi yang luar biasa. Dalam mengoral, Tante Lisa seperti singa yang tidak diberi makan 3 hari. Sangat buas dan Tante Lisa mempermainkannya dengan sangat cekatan terampil, kadang menarik terus memutar kadang mengocoknya dengan cepat terus perlahan.

    Bahkan pernah Tante Lisa mengencingi wajahku sambil membuka mulutku.. lalu aku disuruh menjilat air kencingnya yang tercecer di lantai. Entah kenapa lama-lama aku malah menyukai mungkin aku termasuk sado masochocist.

    Suatu hari entah dari mana Tante Lisa membawa alat-alat untuk seks sado masochist, ada bola penyumpal mulut terus seperti kuas penggelitik, cemeti dari kulit, pengikat leher seperti anjing, CD kulit yang berlobang di bagian depannya dan pakaian seperti pasukan Romawi dulu

    Dia menelanjangi dan mengikatku sambil merangkak Tante Lisa berteriak-teriak memecutiku dan menendang pantatku persis seperti anjing, dia sebar makanan di lantai dan menyuruhku memungut dengan mulut bahkan menjilati ludah dan kencingnya di lantai.

    Di bagian batang kemaluanku dia mengikatkan sebuah karet gelang yang ada kerincingnya sehinga setiap kali merangkak berbunyi nyaring. “Ayo.. ayo kalau kamu mau jadi anjing Tante yang setia harus nurut yang Tante perintahkan!” Tante Lisa kadang memperlakukanku seperti kuda, dengan mengikat leherku dan menunggangi punggungku sambil memecut pantatku.

    Sering juga Tante Lisa yang maniak seks memasukkan sebagian pisang susu ke liang kewanitaannya dan menyuruhku mengambil dan memakannya dengan mulut. Untuk menyumpal mulutku agar aku tidak mengerang keras biasanya Tante Lisa memakai CD-nya atau Carefree Panty Shield.

    Aku tidak pernah punya kesempatan menggunakan batang kemaluanku, paling Tante Lisa suka sekali mengocoknya bahkan Tante Lisa pernah mengocokku sampai orgasme 4 kali dalam satu malam. Sampai batang kemaluanku lecet dan perih dan tangan Tante Lisa juga sampai pegal-pegal.

    Tante Lisa sangat merawat batang kemaluanku, buktinya setiap habis main selalu dia merendam dengan air hangat dan kadang dengan teh basi katanya agar batang kemaluanku selalu kuat dan siap kapan saja.

    “Masak cuman bisa dua kali.. nih rasakan!” katanya sambil menyentil ujung kemaluanku.

    “Aduh.. ampun Tante..” pintaku memelas.

    Itulah yang sering terjadi jika Tante Lisa yang maniak seks memaksaku orgasme berkali-kali. Dalam mengocok Tante Lisa juga kadang pakai sarung tangan, pakai foam/shampoo, odol, pakai supit untuk mie dll, biasanya Tante Lisa mengocokku sambil minta dioral seks atau menjilati puting dan ketiaknya.

  • Bercinta Dengan Kakakku Sendiri

    Bercinta Dengan Kakakku Sendiri


    1764 views

    Duniabola99.org – Namaku hendra aku mahasiswa perguruan tinggi swasta di kota Jakarta dan sekarang masih semester 2 jurusan yang aku ambil Teknik Informatika dari pertama kuliah aku tinggal bersama kakaku Vania usiaku terpaut lima tahun, dia memang bukan kakak kandungku tapi bagiku dia adalah sosok yang perhatian dan kami jauh dari orang tua.

    Rumah yang kami tempati, baru satu tahun dibeli kak Vania. Tidak terlalu besar memang, tapi lebih dari cukup untuk kami tinggali berdua. Setidaknya lebih baik dari pada kost-kostan. Kak Vania saat ini bekerja disalah satu KanCab bank swasta nasional. Meskipun usianya baru 24 tahun, tapi kalau sudah mengenakan seragam kantornya, ia kelihatan dewasa sekali. Berwibawa dan tangguh. Matanya jernih dan terang, sehingga menonjolkan kecantikan alami yang dimilikinya. Dua bulan pertama aku tinggal dirumah kak Vania, semuanya berjalan normal. Aku dan kak Vania saling menyayangi sebagaimana adik dan kakak. Pengahasilan yang lumayan besar memungkinkan ia menangung segala keperluan kuliah ku.

    Memang sejak masuk kuliah, praktis segala biaya ditanggung kak Vania. Namun dari semua kekagumanku pada kak Vania, satu hal yang aku herankan. Sejauh ini aku tidak melihat kak Vania memiliki hubungan spesial dengan laki-laki. Kupikir kurang apa kakaku ini ? cantik, sehat, cerdas, berpenghasilan mapan, kurang apa lagi ? Seringkali aku menggodanya, tapi dengan cerdas ia selalu bisa mengelak. Ujung-ujungnya ia pasti akan bilang, “Gampang deh soal itu, yang penting karier dulu…!”, aku percaya saja dengan kata-katanya. Yang pasti, aku menghomati dan mengaguminya sekaligus. Hingga pada suatu malam. Saat itu waktu menunjukan pukul 9.00, suasana rumah lengang dan sepi. Aku keluar dari kamarku dilantai atas, lalu turun untuk mengambil minuman dingin di kulkas.

    TV diruang tengah dimatikan, padahal biasanya kak Vania asyik nongkrongin Bioskop Trans kesayangannya. Karena khawatir pintu rumah belum dikunci, lalu aku memeriksa pintu depan, ternyata sudah dikunci. Sambil bertanya-tanya didalam hati, aku bermaksud kembali ke kamarku. Namun tiba-tiba terlintas dibenakku, “kok sesore ini kak Vania sudah tidur ?”, lalu setengah iseng perlahan aku mencoba mengintip kak Vania didalam kamar melalui lubang kunci. Agak kesulitan karena anak kunci menancap dilubang itu, namun dengan lubang kecil aku masih dapat melihat kedalam. Dadaku berdegup kencang, dan lututku mendadak gemetar. Antara percaya dan tidak pada apa yang kulihat. Kak Vania menggeliat-geliat diatas spring bad.

    Ya Ampun ! Ia menggeliat-geliat kesana kemari. Terkadang terlentang sambil mendekap bantal guling, sementara kedua kakinya membelit bantal guling itu. Kemudian posisinya berubah lagi, ia menindih bantal guling. Napasku memburu. Ada rasa takut, malu, dan entah apalagi namanya. Sekuat tenaga aku tahan perasaan yang bergemuruh didadaku. Kualihkan pandanganku dari lubang kunci sesaat, pikiranku sungguh kacau, tak tahu apa yang harus kuperbuat.

    Namun kemudian rasa penasaran mendorongku untuk kembali mengintip. Kulihat kak Vania masih menindih batal guling. Pinggulnya bergerak-gerak agak memutar, lalu kemudian dengan posisi agak merangkak ia menumpuk dan memiringkan bantal dan guling, lalu meraih langerie-nya. Ujung bantal itu ditutupinya dangan langerie. Kembali aku mengalihkan pandanganku dari lubang kunci itu. Ngapain lagi tuh ?!!, aku tertegun. Entah kenapa, rasa takut dan jengah perlahan berganti dengan geletar-geletar tubuhku. Tanpa sadar ada yang memanas dan mengeras di balik training yang aku kenakan. Aku meremasnya perlahan. Ahhh… Ketika kembali aku mengintip ke dalam kamar, kulihat Kak Vania mengarahkan selangkangannya pada ujung bantal itu, hingga posisinya benar-benar seolah menunggangi tumpukan bantal itu.

    Lalu tubuhnya terutama bagian pinggul bergoyang goyang dan bergerak-gerak lagi, setiap goyangan yang dilakukanya secara reflek membuat aku semakin cepat meremas batang kemaluanku sendiri. Entah berapa lama aku menyaksikan tingkah laku kak Vania didalam kamar. Nafasku memburu, apalagi manakala aku melihat gerakan kak Vania yang semakin cepat. Mungkin ia hendak mencapai orgasme, dan benar saja, beberapa saat kemudian tubuh kak Vania nampak berguncang beberapa saat, jemari kak Vania mencengkram seprai. Aku tak tahan lagi. Bergegas aku menuju kamarku sendiri. Lalu kukunci pintu.

    Kumatikan lampu, lalu berbaring sambil memeluk bantal guling dengan nafas memburu. Pikiranku kacau. Bagaimanapun aku laki-laki normal. Aku merasakan gelombang birahi menyala dan semakin menyala didalam tubuhku. Dan makin lama makin membara. Ah… aku tak tahan lagi. Dengan tangan gemetar aku membuka seluruh pakaian yang kukenakan, lalu aku berguling-guling diatas spring bad sambil mendekap bantal guling. Aku merintih dan mendesah sendirian. Diantara desahan dan rintihan aku menyebut-nyebut nama kak Vania. Aku membayangkan tengah berguling-guling sambil mendekap tubuh kak Vania yang putih mulus. Pikiranku benar-benar tidak waras.

    Aku membayangkan tubuh kak Vania aku gumuli dan kuremas remas. Sungguh aku tidak tahan, dengan sensasi dan imajinasiku sendiri, aku merintih dan merintih lalu mengerang perlahan seiring cairan nikmat yang muncrat membasahi bantal guling. (Besok harus mencuci sarung bantal…masa bodo…!!!!) Sejak kejadian malam itu, pandanganku terhadap kak Vania mengalami perubahan. Aku tidak saja memandangnya sebagai kakak, lebih dari itu, aku kini melihat kak Vania sebagai wanita cantik. Ya wanita cantik ! wanita cantik dan seksi tentunya. Ah…….! (maafkan aku kak Vania !) Terkadang aku merasa berdosa manakala aku mencuri-curi pandang.

    Kini aku selalu memperhatikan bagian-bagian tubuh kak Vania. . ! mengapa baru sekarang aku menyadari kalau tubuh kak Vania sedemikian putih dan moligh. Pinggulnya, betisnya, dadanya yang dihiasi dua gundukan itu. Ah lehernya apalagi, mhhh rasanya ingin aku dipeluk dan membenamkan wajah dilehernya. “Hei, kenapa melamun aja ? Ayo makan rotinya !“, kata kak Vania sambil menuangkan air putih mengisi gelas dihadapanya, lalu meneguknya perlahan. Air itu melewati bibir kak Vania, lalu bergerak ke kerongkonganya…. Ahhh kenapa aku jadi memperhatikan hal-hal detail seperti ini ? “Siapa yang melamun, orang lagi …. ammmm mmm enak nih, selai apa kak ?”, aku mengalihkan perhatian ketika kedua bola mata kak Vania menatapku dengan pandangan aneh.

    “Nanas ! itu kan selai kesukaanmu. awas abisin yah !”, kak Vania bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan membelakangiku menuju wastafel untuk mencuci tangan. “OK, tenang aja !”, mulutku penuh roti, tapi pandangan mataku tak berkedip menyaksikan pinggul kak Vania yang dibungkus pakaian dinasnya. Alamak, betisnya sedemikian putih dan mulus… “Kamu gak pergi kemana-mana kan ?“, kata kak Vania. Hari sabtu aku memang gak ada mata kuliah. “Enggak…!”, kataku sesaat sebelum meneguk air minum. “Periksa semua kunci rumah ya Ted kalo mau pergi. Kemarin di blok C11 ada yang kemalingan….!”. “Mmhhh… iya, tenang aja…”, kataku sambil merapikan piring dan gelas bekas sarapan kami. Beberapa saat kemudian suara mobil terdengar keluar garasi. Lalu suara derikan pintu garasi ditutup. Dan ketika aku keteras depan, Honda Jazz warna silver itu berlalu meninggalkan pekarangan.

    Setelah memastikan kak Vania pergi, aku kemudian mulai mengamati atap dan jarak antar ruangan. Sejak kemarin aku telah memiliki suatu rencana. Aku mau memasang Mini Camera kekamar kak Vania, biar bisa online ke TV dikamarku, he he !. Sebulan berlalu, otakku benar-benar telah rusak. Aku selalu menunggu saat-saat dimana kak Vania bermasturbasi. Dengan bebas aku melihat Live Show, lewat mini kamera yang telah kupasang dilangit-langit kamar Kak Vania. Aman ! sejauh ini kak Vania tak menyadari bahwa segala gerak-geriknya ada yang mengamati. Benar rupanya hasil survai sebuah lembaga bahwa 60 % dari wanita lajang melakukan masturbasi. Kalau kuhitung bahkan ka Vania melakukanya seminggu dua kali.

    Pasti tidak terlewat ! malam rabu dan malam minggu. Kasihan kak Vania. Ia mestinya memang sudah berumah tangga. Tapi biarlah, kak Vania toh sudah dewasa, ia pasti tahu apa yang dilakukannya. Dan yang terpenting aku punya sesuatu untuk kunikmati. Kalau kak Vania melakukannya dikamarnya, pasti aku juga. Ahh…. Seringkali ditengah kekacauan pikiranku, ingin rasanya aku bergegas kekamar kak Vania ketika kak Vania tengah menggeliat-geliat sendiri. Aku ingin membantunya. Sekaligus membantu diriku sendiri. Gak usah beneran, cukup saling bikin happy aja. Tapi aku gak berani.

    Apa kata dunia ? Malam ini. Aku tak sabar lagi menunggu, sudah hampir jam sembilan. Tapi kok gak ada tanda-tandanya. Kak Vania masih asyik nongkrongi TV diruang tengah. Aku kemudian bergegas keluar rumah bermaksud mengunci gerbang. “Mau kemana di ?”, “Kunci gerbang ah, udah malem !”, kataku sambil menggoyangkan anak kunci . “Jangan dulu dikunci, temen kak Vania ada yang mau kesini !”, “Mau kesini ? siapa kak ?”, “Santi…yang dulu itu lho !”, “Ohh…!”, aku mencoba mengingat. Angel ? ah masa bodo… tapi kalo dia kesini, kalo dia nginep, berarti …? Yah…! hangus deh. Aku bergegas kembali kedalam. Dan ketika aku menaiki tangga ke lantai atas, HP kak Vania berdering. Kudengar kak Vania berbicara, rupanya temennya si Angel brengsek itu udah mau datang. Huh ! Aku hampir aja ketiduran. Atau mungkin memang ketiduran. Kulihat jam menunjukan pukul 10.30 malam, ya ampun aku memang ketiduran. Cuci muka di wastafel, lalu aku ambil sisa kopi yang tadi sore kuseduh.

    Dingin tapi lumayan daripada gak ada. Lalu seteguk air putih. Lalu sebatang Class Mild. Dan, asap memenuhi ruang kamar. Kubuka jendela, membiarkan udara malam masuk kekamarku. Sepi. Temennya kak Vania udah pulang kali ?!. Kunyalakan TV, tapi hampir seluruh chanel menyebalkan, Kuis, Lawakan, Ketoprak, Sinetron Mistery, fffpuih ! kuganti-ganti channel tapi emang semua chanell menyebalkan, lalu kutekan remote pada mode video…lho apa itu…?! Ya ampun ! sungguh pemandangan yang menjijikan. Apa yang akan dilakukan kak Vania dan temannya itu. Aku geleng-geleng kepala, ada rasa marah, kesal. Aku tidak menyangka kalau kak Vania ternyata menyukai sesama jenis (Lesbian). Apa kata Mama. Ya ampuuuuun…! Kumatikan TV.

    Aku termenung beberapa saat. Aku ambil gelas kopi, satu tetes, kering. Ah air putih saja. Aku habiskan air digelas besar sampai tetes terakhir. Tapi…., aku tekan lagi tombol power TV, Upps… masih On Line ! Aku melihat kak Vania dengan temannya berbaring miring berhadapan. Aku yakin mereka tanpa busana. Meskipun berselimut, bagian pundak mereka yang tak tertutup menunjukan kalau mereka tak berpakaian. Mereka saling menatap dan tersenyum. Tangan kiri kak Angel mengelus-elus pundak kak Vania. Sementara kuperhatikan tangan kak Vania nampaknya mengelus-elus pinggang kak Angel, tidak kelihatan memang tapi gerakan-gerakan dari balik selimut menunjukan hal itu. Lama sekali mereka saling pandang dan saling tersenyum. Mungkin mereka juga saling berbicara, tapi aku tak mendengarnya karena aku tidak memasang Mini Camera dengan Mic.

    Perlahan kepala kak Angel mendekat, tangannya menghilang kedalam selimut dan menelusuri punggung kak Vania. Aku Cemburu ! Mereka berciuman dengan penuh perasaan, perlahan saling mengulum dan melumat. fffpuih ! Ternyata benar-benar ada tugas pria yang dilakukan oleh wanita. Untuk beberapa saat mereka berciuman dan saling meraba. Aku jadi menahan nafas. Mungkin aku juga ketularan tidak waras, rasanya ada satu gairah yang perlahan bangkit didalam tubuhku. Bahkan, aku mulai mendidih ! Sesaat kak Angel nampak menelusuri leher kak Vania dengan bibir dan lidahnya, aku mengusap leherku sendiri.

    Entah kenapa aku merasa merinding nikmat. Apalagi melihat ekpresi kak Vania yang pasrah tengadah, sementara kak Angel dengan lembut bolak-balik menjilat leher, dagu, pangkal telinga. Aku tak tahan melihat kak Vania diperlakukan seperti itu. Setelah mematikan lampu, aku kemudian beranjak ke atas spring Bad, mendekap bantal guling, sementara mataku tak lepas dari layar TV. Situasi semakin seru, kak Vania kini yang beraksi, ia kelihatan agak terlalu terburu-buru. Dengan penuh nafsu ia menjilati dan menciumi leher kak Angel yang kini terlentang ditindih kak Vania.

    Kepala kak Angel mendongak-dongak, aku yakin ia tengah merasakan gelenyar-gelenyar nikmat dilehernya. Kemudian kak Vania berpindah menciumi toket gede kak Angel, sekarang baru nampak jelas wajah kak Angel. Ia ternyata cantik sekali, bahkan sedikit lebih cantik dari kak Vania. Ah aku terangsang. Tonjolan dibalik kain sarung yang kukenakan makin mengeras. Agak ngilu terganjal ujung bantal guling, sehingga perlu kuluruskan. Kak Vania benar-benar beraksi, ia menciumi dan melahap payudara kak Angel. Wajah kak Angel mengernyit, dan mulutnya terbuka, apalagi ketika kak Vania mengemut putting susunya. Ia Menggeliat-geliat sementara kedua tangannya mendekap kepala kak Vania.

    Bergantian kak Vania mengerjai kedua payudara kak Angel. Kak Angel menggeliat-geliat. Semakin liar, apalgi ketika kak Vania menyelinap ke dalam selimut. Tiba-tiba kepala Kak Vania muncul lagi dari balik selimut, tengadah mungkin ia tersenyum atau tengah mengatakan sesuatu, karena kulihat kak Angel tersenyum, lalu sebuah kecupan mendarat dikening Kak Vania. Sesaat kemudian kak Vania menghilang lagi ke dalam selimut. Kak Angel tampak membetulkan posisi badannya, selimutnya juga dirapihkan, aku tak dapat melihat apa yang tengah dilakukan kak Vania, tapi menurut perkiraanku kepala kak Vania tepat diantara selangkangan kak Angel.

    Entah apa yang tengah dilakukannya. Namun yang terlihat, kak Angel mendongak-dongak, kedua tanganya meremas-remas kepala kak Vania. Kepala kak Angel bergerak kekanan dan kekiri. Tubuhnya juga menggelinjang kesana sini. Kondisi seperti itu berlalu cukup lama. Aku keringatan. Nafasku memburu. Tanpa sadar kubuka kaus yang kukenakan, lalu kulemparkan kain sarungku. Kemaluanku mengeras, menuntut diperlakukan sebagaimana mestinya. Ah… edan ! Tiba-tiba aku lihat kak Angel mengejang beberapa kali. Pinggulnya mengangkat, kedua pahanya menjepit kepala kak Vania. Mengejang lagi, sementara kepalanya mendongak kekanan dan kiri. Ia terengah-engah, lalu sesaat kemudian terdiam.

    Matanya terpejam. Kemudian kak Vania muncul dari balik selimut, ia nampak mengelap mulutnya dengan selimut. Paha kak Angel tersingkap karenanya. Kak Angel kemudian meraih kedua bahu kak Vania, mendaratkan kecupan dikening, pipi kanan dan kiri kak Vania, lalu merangkul kak Vania ke dalam pelukannya. Beberapa saat mereka berpelukan. Aku yang menyaksikan kejadian itu hanya dapat menahan napas, sementara tangan kananku meremas-remas dan mengurut kemaluanku sendiri. Dan, kemudian mereka nampak berbincang lagi, lalu kak Vania membaringkan badanya. Terlentang. Kak Angel menarik selimut, lalu menyingkirkannya jauh-jauh. Kak Vania kelihatan protes, tapi protes kak Vania dibalas dengan lumatan bibir kak Angel. Tubuh kak Angel menindih tubuh kak Vania. Aku melihat, dengan mata kepalaku sendiri. Dua wanita cantik, dua tubuh indah dengan kulit putih mulus, tanpa busana, tanpa penutup apapun. Saling menyentuh. Kak Angel kini yang bertindak aktif, ia kini menjilati leher, pangkal leher, bahu, dada, payudara kanan dan kiri.

    Kak Vania nampak pasrah diperlakukan seperti itu. Kak Angel nampak lebih terampil dari kak Vania, hampir setiap inci tubuh kak Vania dijilati dan dikecupnya. Bahkan kini ia menelusuri pangkal paha kak Vania dari arah perut dan terus bergerak ke awah. Kak Vania hendak bangun, kedua tanganya seolah menahan kepala kak Vania yang terus bergerak ke bawah, entah mungkin karena geli atau nikmat yang teramat sangat. Tapi tangan kak Angel menahanya, akhirnya kak Vania menyerah. Dihempaskannya tubuhnya ke atas spring bad. Kak Angel kini menciumi paha, lutut, bahkan telapak kaki kak Vania. Tangan kanan kak Vania mengusap-usap kemaluannya, sementara jari-jari tangan kirinya dimasukan kedalam mulutnya sendiri. Ia mengeliat-geliat.

    Tubuh kak Angel kemudian berubah lagi. Ia kini telah siap berada diantara paha kak Vania. Kak Angel menarik bantal dan meletakannya, dibawah pinggul kak Vania, sehingga tubuh bagian bawah kak Vania makin terangkat. Kepala kak Vania terjepit persis diantara selangkangan kak Vania. Sebelah tangannya meremas-remas payudara kak Vania. Aku lihat tubuh kak Vania mengelinjang-gelinjang. Tak sadar aku turut merintih. Semakin kak Vania menggelinjang, nafasku semakin memburu.

    Tubuhku kini mendekap dan mengesek-gesek bantal guling, dan batang kemaluanku menggesek-gesek ujungnya. Nikmat, entah apa yang kini berada didalam pikiranku. Yang pasti aku turut larut dalam situasi antara kak Vania dan kak Angel. “Kak Vaniaii… kak Angel……, ini Adi… asssshhh..ahh kak…aku juga..!”, aku merintih dan terus merintih. Semakin lama kak Vania kulihat semakin liar, badannya bergerak-gerak, naik-turun searah pinggulnya. Kedua tangannya menangkup kepala kak Angel.

    Semakin lama gerakan kak Vania semakin liar, lalu pessss, TV mendadak padam. Sialan ! lampu diluar juga padam. Gelap gulita. PLN sialan ! Brengsekkkkkk !!! Aku terengah-engah, dalam kegelapan. Sudah kadung mendidih, aku teruskan aksiku meski tanpa sensasi visual. Aku merintih dan mendesah sendiri dalam kegelapan. Aku yakin disana kak Vania dan kak Angel pun tengah merintih dan mendesah, juga dalam kegelapan. Dok! Dok ! Dok ! “Adi… bangun, udah siang !“, suara ketukan atau entah gedoran pintu membangunkan aku. Rupanya sudah siang. “Bangun…!”, suara kak Vania kembali terdengar. “Iya..! udah bangun…”, teriakku. Lalu terdengar langkah kaki kak Vania menjauh dari pintu kamarku. Ya ampun ! aku terkaget.

    Berantakan sekali tempat tidurku. Dan bantal guling…, bergegas aku buka sarungnya. Wah nembus ! Dengan terburu-buru kurapikan kamarku, jam menunjukan pukul 8 pagi. Kalau tidak khawatir mendengar kembali teriakan kak Vania yang menyuruh sarapan mungkin aku memilih untuk tidur lagi. Akhirnya aku keluar kamar, mengambil handuk, dan bergegas kekamar mandi.

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Hobi Sex Yang Berujung Ketagihan Dengan Tetangga

    Hobi Sex Yang Berujung Ketagihan Dengan Tetangga


    1762 views

    Duniabola99.org – Gue ga autis, gue jg doyan jalan ato hangout sama temen/pacar, tapi ketika ga ada jadwal bareng mereka ya gue jalan sendiri aja, intinya bisa lebih bebas sih, mw ngeloyor kmana pun ga ada yang protes.

    cerita ini sekitar tahun 2010, gue pun masi 23 kala itu.

    hari minggu spt biasa jadwal bete gue, yaa gue selalu boring klo diem dirumah, kecuali klo ada film terbaru sih ya gue abisin waktu nonton film seharian. dan kebetulan pula waktu itu gue jomblo, karna yaaa umuran segitu gue ga tahan lama pacaran, 6 bulan, 3 bulan, 1 bulan, bahkan seminggu aja. tau deh knapa, mungkin karna gue ga terlalu fokus kali. hihii dasar brengsek ya boskuu.. wkwkk

    karna alasan itulah gue rencanain bwt jalan, udh gue planing sih dari semalem, sekalian gue mw nyari jam tangan baru. seperti biasa gue bangun pagi, sarapan, mandi.. bla bla blaaa. dan ga lupa nih karna gue orangnya tipikal perfeksionis, jadi pake baju celana sepatu harus yang good looking, yaa gue pake kaos putih dibalut kemeja panjang kotak” tapi kancingnya gue biarin terbuka biar keliatan eye catchy, bawahan clana jeans pensil ditambah sepatu fred perry putih dan tas kecil warna item ga pernah luput kemanapun gue pergi. dan sentuhan terakhir sih gue semprotin parfum ke badan gue, karna ga PD klo ga pake parfum bosku. dari SMA gue pake parfum merk itu, ampe sekarang pun gue masih setia, prnh nyoba yang lain tapi ga cocok. dan gatau kenapa wangi parfum itu jadi identik sama diri gue, mau itu temen, pacar, keluarga, bahkan mantan pun pasti tau hadirnya gue dari wangi parfumnya. hmmmm… udh kek apaan aja. aneh pokonya sama parfum itu, suka ada aja kejadian yang tak diprediksi. wkwkk

    balik lagi ke benang merah bosku, setelah selesai dengan melengkapi baju perang gue pun keluar dari kamar beranjak bwt manasin motor. gue ngeloyor ke garasi bwt keluarin motor, gue liat ada mobil nissan xtrail item parkir di depan garasi. lah itu kan mobil kaka gue, kaka gue udh nikah dan punya rumah sendiri gais, jadi ga tinggal serumah semenjak nikah.

    ahh mungkin karna lagi libur jadi dia maen kesini, gue nyalain motor dan balik ke dalem rumah.

    “rillll” teriak kaka gue manggil dari dapur
    “yaaa.. apaan” sapa gue sambil deketin sumber suara
    “mau kmana lu?” tanya kaka gue
    “jalan” jawab gue
    “kemana? penting ga?” keponya kaka gue
    “ga terlalu penting sih, cmn mau nyari jam tangan” tegas gue sembari ambil minum di kulkas
    “pinjem motor lah, motor kaka dipake si bunda” (bunda tuh istrinya)
    “lahhhh, terus gue pake apa?” kening gue ngerut
    “besok aja lagi cari jam tangannya, penting nih ada urusan mesti ngejar waktu, klo pake mobil gakan keburu”
    “duhh.. klo besok ga ada waktu” tegas gue
    “pake mobil aja lah, tukeran” kaka gue nyodorin kunci
    “aishhh… past..”
    “bensin full” potong kaka gue
    “yaudah sini”
    langsung gue sabet tuh kunci mobil dan balik kanan menuju mobil

    “isi bensinnya kosongg !!!!” teriak gue sambil terburu buru takut kaka gue rewel
    “monyeeeetttttt !!! tar mobilnya anterin kerumahhh !!!!!!” teriak kaka gue dari dapur
    “yyaaaaaaaa !!!”

    gue hanya bisa ketawa, wkwkk.. udh bisa jalan pake mobil seharian, bensin full, motor pun pasti diisiin bensin full. lumayannn lahh ngirit duit.

    Gue keluarin dah tuh mobil item dari garasi, gue tancap gas ke tempat tujuan gue. ga lupa gue tancepin flashdisk berisi lagu kesukaan gue di player mobil, karna gue selalu bawa fd kemana pun bosku.

    jalanan lumayan macet sih hari minggu tapi gpp lah, toh ga dikejar waktu ini, lagian masih pagi jg gue berangkatnya. gue nikmatin aja perjalanannya sambil dengerin playlist lagu kesukaan gue.

    sekitat 30 menit gue menembus padatnya kota, akhirnya gue sampe di mall tujuan gue. gue parkirin dah tuh si item di basement, lalu gue naek lift ke lantai dasar. sepeti biasa sbelum ke tujuan inti gue selalu keliling dulu, entah apa yang gue cari tapi gue menikmati suasananya. dan kadang suka ada sesuatu yang gue beli dadakan klo gue nemu barang yang unik. yaa sambil cuci mata juga lah boskuu. wkwkk di mall kan bisa liat cewek cakep, paha, pantat, toket, belahan dada, dll. serba ada. hahaa

    setelah puas kelilingi lantai dasar gue langsung menuju ke tujuan inti, gue masuk dah tuh ke tukang jualan jam tangan. gue cari model jam tangan yang gue pengen dan anjriitttt mahal banget, puasa makan gue klo beli jam tangan itu. kecewa sih gue, tapi udah terlanjur kesini akhirnya gue minta jam tangan yang harganya setengah dari jam tangan yang tadi ke si mba nya yang cantik, tapi gue minta yang masih satu merk, karna budget gue cmn ada segitu bwt beli jam tangan. hheu..

    “mba ada yang lebih murah ga dari ini? yang murah setengah harga gitu dari yang ini, ada ga?” tanya gue
    “ohh ada mas sebentar” jawab si mba sambil cari jam tangan di etalase
    “ini mas” si mba nyodorin jam
    “hmm.. keren sih mba, ini brapa?” tanya gue
    “680.000 mas” jawab si mba
    (klo ga salah ya bosku harganya segitu dulu, gue lupa lupa inget)
    “ga dapet diskon mba?” kembali gue tanya
    “aduh blm dapet mas” senyum si mba
    “ga ada promo gitu mba? potongan ato apa gitu?” dengan tajem gue tatap mata si mba
    “ga ada mas” muka dia memelas
    “klo ngajak makan mba nya juga masih ga dapet diskon?” iseng keluar pertanyaan gue
    “iya maaf mas, belum ada diskon?” jawab si mba malu
    “ohh yaudah deh mba bungkus aja”

    dan si mba cantik pun packing jam tangan yang gue beli, dengan penuh senyuman dia memberikan bungkusan itu ke gue. dan gue pun membalas senyumannya sbg tanda terima kasih, gue balik kanan dan jalan keluar sambil clingak clinguk liat seisi ruangan, ya siapa tau ada barang bagus yang unik di toko ini. gara” gue ga fokus tuh, hampir aja gue nabrak seorang cewe di pintu toko. asemmm gue bilang, untung si cewek ga ketabrak. klo iya kena malu gue, wkwkk

    jam tangan baru udh di tangan, waktunya gue ke lantai atas.. ada foodcourt disana, dan gue laper. jam makan siang bosku.. makan dulu biar ga bego. sambil nenteng bungkusan gue berjalan ke arah lift menuju lantai atas, klo ga salah wkt itu gue makan ayam penyet deh. tapi gue lupa rasanya jadi gakan gue kasih testimoni tentang rasa ayamnya ya bosku. wkwkk sabar jgn ngiler bosku, gue ngerti ko klo bosku lagi laper.

    gue duduk sendiri di meja foodcourt, cukup rame sih disana, byk keluarga yang lagi ngumpul, yang pacaran, yang ngumpul sama geng nya, lahh cmn gue yang sendirian. wkwkk bodo amat yang penting makan, laper gue.

    selesai makan gue nyoba tuh jam nya, keren sih. langsung aja gue pake bosku. jam yang ditangan gue bungkus.

    cukup lama gue diem disitu, sekitar sejam lebih klo ga salah, soalnya gue masi inget gue mau cabut tuh sekitaran jam 2 ato 2.30 gitu. ngesot lah gue menuju lift, gue pencet tuh tombol turun, ga lama pintu pun terbuka dan gue masuk dah tuh lalu gue pencet tombol basement. gue diem di balakang nempel ke dinding lift, tangan kanan masuk saku, tangan kiri pegang hp. lagi asik gue liat notif di hp tiba” pintu lift terbuka sebelum ketutup full dan gue liat dari ujung mata ada seorang cewe masuk, dan ahh ga gue gubris toh biasa aja hal kaya gitu di lift. pintu lift tertutup dan lift mulai turun, selang 1 lantai udh dilewati gue aga risih dgn gelagat cewek yang berdiri di depan gue, dia berdiri di deket tombol lift. dia clingak clinguk ga jelas bosku, spt mencari sesuatu tapi ga nemu, kadang dia ngelirik ke arah gue juga. gue kan jadi bingung knapa tu cewek. gue tanya aja dah tuh pnasaran.

    “emm.. mba maaf, nyari apa ya?” tanya gue
    “ehh.. ngga mas, ini wangi parfum mas ya?” ucap cewek itu sambil memutar badannya 45 derajat
    “parfum? iya aku pake parfum ko, kenapa dgn wangi parfumnya?” heran gue
    “ngga.. aku serasa cium wangi ini tapi dimana ya?” si cewek ngerutin dahi

    gue bingung tuh, asli bingung, apakah si mba ini punya temen yang pake parfum sama kaya gue? hmm.. tapi sejenak gue mikir bosku, gue inget” lagi.. setelah gue selidiki ni cewek, ternyata dia cewek yang mau gue tabrak tadi di toko jam, karna gue inget model dan warna bajunya. walopun sekejap gue liatnya tapi gue bisa inget dari bajunya, klo wajah sih gue ga inget. iya cewe ini yang tadi mau gue tabrak.. halahhh

    “mba tadi ke toko jam?” gue tanya
    “iya” jawab si cewek
    “ohhh.. iya, maaf mba tadi aku yang ga sengaja mau nabrak mba, maaf ya” senyum gue lemparin
    “oo.. ohh iya iya inget, iya aku cium wangi ini pas tadi di toko jam kali ya, ternyata wanginya dari parfum si mas ya?” dengan wajah lempeng
    “ko bisa inget wanginya sih mba?” tanya gue
    “gatau, ko bisa nempel gitu ya, sekali kecium langsung hafal wanginya, merk apa sih?” balik nanya dia
    “parfum A” jawab gue
    “ohhhh” sambil ngangguk dia

    sepanjang obrolan itu gue perhatiin dia bosku, ni cewek cakep sih, tinggi hampir sama kaya gue sekitar 168 mungkin ni cewek, beda dikit lah sama gue. langsing, kulit kuning langsat, pantat lumayan menonjol, dada sekitaran 34 lah. dan wajahnya ada sedikit unsur timur tengah gitu bosku. idung sama dagu aga lancip, matanya aga gede & bulu matanya lentik banget.

    gue ga dapet mulustrasi, soalnya kontak & sosmed dia udh ga aktif. kayanya ganti baru, dicari jg ga nemu.

    oke next..

    karna gue gamau lewatin kesempatan yang hanya tinggal 2 lantai lagi lift ampe basement, gue ajak kenalan lah, bodo amat klo ditolak jg paling gue gendok sejenak, toh ga akan ketemu lagi iya kan? daripada lepas gitu aja kan sayang.
    langsung aja tuh gue nyodorin tangan

    “ariel” senyum imut gue ke ni cewek

    dia aga defend sih waktu itu, ada jeda sebelum dia nerima tangan gue.

    “ehh.. merry” nyambut tangan gue
    “mau ke basement juga?” tanya gue nebak
    “iya” jawabannya cuek
    “ohh.. sama”

    dingin banget ni cewek asli, bikin gue bingung mw ajak ngobrolnya gmn, tapiii.. gue juga kan hobi nih nonton film, semua genre gue tonton bahkan vokep. wkekekk.. jadi sedikitnya gue bisa tau basa basi busuk ala bule, dan basa basi nusuk ala korea. yahh sering gue jiplak dah tuh cara obrolannya. hehee..

    setelah perkenalan itu gue mulai basa basi dah tuh sama merry, lupa gue bahas apaan wkt itu. intinya gue nanya ttg kedatangan dia di toko jam tadi. setelah pintu lift terbuka dan kita keluar, terlihat dia pengen jauhin gue karna mungkin dia risih sama org baru kenal. tapi gue nyoba cari pembahasan lain wkt itu, gue paksain biar dia tetep menyanggah obrolan gue, akhirnya kita ngobrol tuh sepanjang perjalanan, dan ternyata dia pun sama menuju parkiran mobil, yaudah makin panjang tuh kita ngobrol karna dasar rezeki tujuan kita sama. yahhh walaupun dia nanggepin obrolan gue dengan sikap dingin. bodo amat lah gue fikir.

    entah dia parkir di sebelah mana gue ga nanya sepanjang perjalanan, malah gue duluan yang nyampe di spot parkir gue.

    “ehh mer, km parkir sebelah mana?” tanya gue sembari menghentikan langkah
    “di depan sana, di pojokan” jawab dia nunjuk
    “ohh.. ywd aku duluan ya” sambil gue pencet kunci si xtrail.. tidd tidd..
    “ohh oke” senyumnya tipis

    gue masuk ke dalem mobil dan mulai oper gigi 1, sejenak gue fikir.. anjrittt masa kenalan doang, ga seru.
    inisiatif gue mau minta nomor hape dia, mumpung dia masih jalan blm nyampe mobilnya. gue tancep gas dikit lahhh.. wuussshhhhh.. ckiitttttt.. gue buka kaca mobil sebelah kiri.

    “merryyy..” sapa gue di mobil

    merry menghentikan langkah kakinya dan melirik gue, gue liat spion ahh aman diblakang kosong. gue keluar mobil dan berjalan ke arah merry

    “emm.. boleh minta nomor hp ato apa gitu?” sambil gue nyodorin hp
    “ehh.. ohh.. buat apa?” defensif merry
    “yaaa.. buat apa ya, ya barangkali nanti bisa barengan ke mall, km kan ke mall shoping sendirian.. aku juga sama ini sendirian, yaaa biar ga bete mungkin lain waktu bisa barengan” speak iblis gue mulai dipertaruhkan

    entah dia emg tipikal friendly, ato matre karna gue bawa mobil ato gmn.. dia mau kasih kontak sama org baru kenal. dan butuh sekitar 5 detik bwt dia ngejawab

    “pin bb aja ya jgn nomor tlp?” jawab merry
    “ohh iya iya gpp” lega gue bosku

    langsung aja tuh gue tulis pin bb merry.

    “udah tuh, accept ya” tegas gue tersenyum
    “oh iyaa” sembari keluarin hp di tas kecilnya;
    “oke thx ya, btw mau aku anterin ke mobil kamu?” basa basi lagi lah dikit
    “ehh.. ga usah, deket ko itu di depan” tunjuk merry

    yasudah gue balik ke mobil dan tancap gassss.. hari masih sore nih, sayang klo gue langsung balik. otomatis gue keluyuran dulu ampe hari gelap. dan sekitar jam 7 ato 8 gitu gue nyampe rumah kk gue, istirahat dl sejenak disana sambil ngobrol”. sekitar jam 9 gue balik kerumah pake motor.

    sebelum tidur gue pnasaran tuh pgn liat lagi sosok merry, yaudah gue kepoin profile bbm dia. dasar yang namanya cewe, sering banget ganti foto. wasemmm.. bikin gue sebagai cowok normal kepancing penasaran. tapi gue ga langsung chat dia bosku, karna gue gamau dicap cowok buaya di mata merry, kenalan sama cewe langsung eksekusi introgasi. kan risih ujungnya bosku.. blom lagi sikap dia dingin banget tadi, bikin mental gue down. jadi gue tahan dah tuh, dalem hati sih gatel pgn chat tapi untuk seorang komodo kaya gue (bukan buaya) harus cari sikon yang pas. wkwkk

     

    gue lanjutin lah tuh kehidupan gue seperti biasa dan sejenak ga inget ttg merry, entah selang beberapa hari gue lupa. wkt itu posisi gue lagi ngopi di salah satu kafe di kota gue, sambil mainin hp kan tuh disana. soalnya gue sendirian beres ngerjain sesuatu diluar. di recent update bbm gue liat status bbm merry, lupa gue statusnya apaan yang pasti nyangkut ttg kerjaan dia. nah dari situ tuh gue iseng chat

    “heyy” sapa gue di bbm

    butuh berjam jam dia bls chat gue
    “hey” bales merry
    “inget aku ga?” tanya gue

    dari situ cmn dibaca doang, kamprettt.. entah dia lupa apa risih sama org ga kenal

    “aku ariel, yang waktu itu kenalan di lift di mall A” tegas gue
    “oohhhhhh.. si cowok wangi itu ya?”

    wasemmm gue identik cowo wangi, bangga sih tapi kesannya ko serasa gimana gitu ya. kenapa ga bilang yang ganteng ato baik gitu biar lebih normal kedengernya. wkwkkk nawar

    dari situlah gue mulai nyoba introgasi dia, mulai dari kerjaan, umur, bla bla blaaa semua kita bahas. walopun gue mesti sabar nunggu balesan dia yang lamaaaaaaaaa dan jawab seadanya. huffff….

    ternyata dia emang lebih tua umurnya dari gue, 26 dia tuh beda 3 taun sama gue. dan kerjaan dia di travel agency, kadang dia jadi tour guide juga. hoohhh pantes aja dia mandiri jalan sendiri pas di mall, toh kerjaan dia emang jalan-jalan.

    butuh proses beberapa minggu bwt gue bisa cairin suasana chat sama merry, dingin banget dia. aslii..
    dan usut punya usut, doi belum nikah.. sempet mau nikah tahun kmaren tapi gajadi karna cowoknya selingkuh duluan. hmm.. bodo amat sih gue ga mikirin itu, mau siapa yang brengsek bukan urusan gue. wkwkk

    lumayan sih kita jadi sering chat, tapi ga intense bosku. dan gue rasa dia orangnya cukup ceria ternyata, dibalik sikap dingin dan defensifnya gue bisa nyimpulin klo dia orangnya open minded dan care.. mungkin dari segi umur kali ya, dia udh lebih mateng dan bisa lebih menghargai orang lain. ditambah dia seorang tour guide jg, otomatis harus friendly dan murah senyum. tapi ko pas awal ketemu mukanya lurus ya? hmm.. bodo amat dah ngapain difikirin kesitu.

    tapi dia masih defensif bosku, dia mengutarakan sesuatu klo gue tanya, dan so far dia belum pernah introgasi tentang gue. yaa mungkin dia blm tertarik sih bwt kepoin gue, ngapain juga kali ya kepoin gue, ga ada faedahnya. :v
    yaa kebanyakan gue sih yang duluan nyapa/chat, dia blm pernah gitu ke gue (ngarep). tapiiiii….. kebiasaan gue kan suka update status bbm yang absurd, gue tulis apa aja hal yang ga penting dan kata temen gue si status” gue lebih ke arah lucu dan ga jelas. entah merry pernah liat ato selalu liat status” gue, kali ini dia selalu komen beberapa status gue, kadang dia menyanggah, ngasi emot ketawa, dan bilang klo gue lucu. yaa emang gue lucu sih dari orok. wkwkkk
    mungkin dari situ sih awal dia mulai tertarik bwt kepoin tentang gue, dia udh mulai berani bercanda, ngejek, bahkan mulai introgasi gue. KENA dehh.. karna klo bwt gue sih, klo ada cw yang kepo nanya ini itu tentang idup / identitas lo, berarti dia tertarik sama pribadi lo. itu pointnya.. dan dari situ gue mulai deh percakapan yang lebih bisa membuka hobi dan cara berfikir dia.

    tapi zonk bosku, gue ga bisa mancing dia.. merry pinter banget, otak dia udh OS terbaru. wkwkk.. tiap gue pancing tentang sesuatu dia selalu tau kemana arah obrolan gue. kamprett ni cewe emang udh expert gue fikir. :v gue serasa cupu di depan dia.

    yahhh gue gabisa kadalin buaya betina. wkwkk

    tapi slow bosku, walopun begitu gue gamau kalah pinter.. ada point plus nya ko, gue jadi bisa blak blakan klo ngobrol sama dia, ngapain jg gue belibet obrolan toh ujungnya dia pasti tau kemana arahnya. yaudah gue cuek aja.. :v bahkan semakin bergulirnya waktu, kita makin cuek dan vulgar apalagi klo ngobrolin tentang hal intim. :v

    gue ampe pernah nanya ukuran toket dia, gue kira mw marah.. ehh taunya malah ngasi kunci jawaban klo toketnya ukuran 34. wkwkk parah.. udah gitu malah balik nanya ukuran penis gue, kan kampret gue jadi malu sendiri ditanya gitu. bosku juga gitu kan, hayoohh.. pasti risih klo balik ditanya ukuran sama cewe, cowo kan egois mau menang sendiri. wkwkk

    kita semakin dekat, segala obrolan udh kita kupas, dan udh ga kaku dah pokonya. udh kaya ngobrol sama sahabat. tapi hanya di chat aja, karna kita belum dapet kesempatan lagi bwt ketemu karna kesibukan masing”. sering sih kita bahas tentang ketemuan dan atur jadwal ketemu, tapi ada aja halangannya.

    perkenalan kita udah nyampe 3 bulan kayanya, gatau lebih.. lupa gue. jadi kita akrabnya cmn via chat bbm aja, udah kaya chat sama aplikasi simsimi aja fikir-fikir. wkwk
    satu hari merry ada kerjaan tour ke lombok utk 5 hari klo ga salah, dia pamit di bbm utk berangkat dan minta doa utk kelancaran perjalanannya.

    “ril, aku otw lombok, doain lancar yaaaa” emot peluk diblakang
    “iya semoga lancar.. lancar bawa oleh-oleh” gue bilang
    “sialan, jadi cmn ngarepin oleh-olehnya aja?”
    “iyalah.. harus.. nomor satu itu”
    “kamprettt.. awas lu ya!!”

    sementara merry sibuk dengan kerjaannya, al hasil kita cmn chat seperlunya ketika dia ada waktu kosong. ato malem sebelum dia tidur. udah kaya pacaran aja, tapi merry suka marah klo gue sangkutin kedekatan kita ke arah pacaran. okelahhh gue mah ikut aja maunya dia, klo nyamannya spt ini ya hayu aja gue mah. ga rugi ini.. iya ga bosku?
    sehari, dua hari gue aga bete.. gatel klo ga chat dan becandain dia, ga ada hiburan yang bisa bikin ketawa. soalnya makin sini dia makin eror ternyata. cewek cakep pun pasti ada goresannya ya bosku? wkwkwkk
    pas hari ketiga nih yang bikin gue demen, pagi klo ga salah

    “hoyy” chat dia muncul di notif hp gue

    tapi sengaja gue ga buka dulu bosku, pgn tau reaksi dia spt apa. gue diemin aja tu chat.

    “PING PING PING PING” entah berapa kali dia ping bbm gue, ampe nulis ariel huruf E nya banyakkk.. nah udh mulai kesel nih fikir gue. wkwkk
    baru dah gue bales tuh

    “yoooo”
    “lagi ngapain si, lama banget balesnya?” pake emot kesel kesel gitu deh
    “abis mandiin burung” jawab gue lurus
    “sialan!!!”
    “lahhh”
    “aku lagi di pantai nih” ucap merry
    “aku lagi di dapur” jawab gue
    “ihh kampret bener-bener nyebelin ni anak, serius!!”
    “iya gue serius lagi di dapur” gue tambahin emot ketawa
    “astagaaaaa.. lu mw liat ga pantai disini, gue fotoin nih klo mau?” keliatan kesel dia :v
    “mana?”

    lupa gue ngrim brapa foto, yang pasti emg beneran indah pantainya.

    “indah kan?”
    “iya indah”
    “udah gitu doang ekspresi km?” tambah merry
    “ada yang kurang” gue bilang
    “apa? ganti angle kali ya?”
    “bukan.. kurang foto kamu” rayu gue
    “diihhhhhhhh pea”
    “hahahahahaaa”

    dari situ bbm gue cmn di read doang, sialan gue fikir. apa dia marah? ehh taunya tring tring tring.. ada 3 foto masuk di bbm gue, dan pas gue buka beneran dia kirim foto dia, mungkin dia lama bales lagi foto dulu. wkwkk dasar banci kamera. gue bisa liat merry yang membelakangi laut memakai kacamata hitam besar dengan topi safari berwarna krem sambil meletin lidahnya. njirr lidahhnya.. wkwkk
    foto ketiga nih bosku.. angle fotonya lebih jauh dan lebih atas, dengan posisi yang hampir sama foto merry lebih menantang. di foto ini terlihat merry memakai atasan tengtop putih cukup ketat tapi dgn potongan leher yang lebar banget. gue bisa liat toket dia nyembul seolah mw loncat dibalut sensasi bening mengkilap karena keringet. anjriitt salah fokus jadinya..

    “indah kan fotonya?” tanya merry
    “gagal fokus gue mer” bales gue
    “ehh sialan, lu fokus ke toket gue kan?”
    “iya.. haha”
    “MESUM!!!”
    “lah gue cowo normal, wajar lah” tegas gue
    “serah lo, udah ah gue mw lanjut guide, bye”

    gara-gara foto itu gue jadi mesum bosku, binal juga merry. wkwk..
    dan juga merry jadi rajin ngirim foto dia semanjak itu, dia terus kirim foto dia dengan background keindahan lombok. sialan, dia mw promosi lombok apa sengaja bikin gue sange?

    5 hari udh dilewati, waktunya merry pulang kampung, sperti biasa dia kabarin gue dulu.

    “aku otw balik ril”
    “hati-hati ya, jgn lupa oleh-oleh” jawab gue
    “astagaaa, oleh-oleh mulu fikirannya.. yaudah mau oleh-oleh apa?”
    “kamu” tegas gue
    “serius nyet” jawab merry
    “serius, oleh-olehnya pengen kamu”

    cukup lama dia bales, cmn di read doang. gambling nih gue basa basi nusuk disini. dan tringgg… jackpot….

    “yaudah, tunggu aku pulang”

    sejenak gue terdiam dan kaget, njirr ko serasa jadi serius gini jawaban merry. cukup bikin keringetan jg bosku. :v
    skip skip skip

    “tringgg”
    sebuah pesan masuk tengah malem, gue yang saat itu blm tidur karna lagi asyik ntn film di komputer. gue liat itu pesan dari merry, wahhh langsung aja gue buka.

    “aku udah nyampe rumah, km udah tidur blom?” isi chat merry
    “blom, lagi ntn film” bales gue
    “tidur ehh, udh malem”
    “iyee bntar lagi nanggung nih filmnya”
    “ya udah aku tidur duluan ya, cape banget”
    “lahh udah gitu aja?” bales gue tanggung
    “capeeeee.. udah besok aku bbm lagi, bye”

    dan spt biasa, di pagi hari chat dari merry numpuk di bbm gue, yaaa karna gue suka telat bangun. maklum cowok wkwk.
    hari ini gue ada janji ketemu relasi gue di suatu tempat, aga sore sih gue janjiannya, jadi gue abisin waktu chat sama merry, dan kebetulan merry off hari ini karna kmaren udh trip 5 hari keluar. dan gatau kenapa tiba” dia tuh jadi aga galak ke gue, galak lebih ke arah posesif gitu bosku. ni cewek kenapaa gue fikir, jadi bawel maksimal. gue blom makan bawel, gue blm mandi bawel. abis makan apaan dia di lombok ampe aneh gitu klakuannya, tapi apakah dia mulai suka gue? :v ngareppp

    siang hari udh terlewati waktunya gue meluncur utk ketemu relasi gue diluar. skip skip skippp ampe selesai urusan bisnis. tapi gue ga langsung balik wkt itu, klo relasi gue sih udh balik duluan. lagian sayang minumannya blm abis, yodah gue nongkrong dulu :v

    “ril dimana?” notif bbm dari merry
    “di kafe A” jawab gue
    “sama siapa?” tanya merry
    “sendiri”
    “aku kesana, tungguin”
    “lahh, emang kamu dimana?” heran gue
    “aku lagi diluar ko, tungguin”

    cukup bete jg gue nunggu, ada 30 menitan lah.

    dan munculah sesosok wanita tinggi ramping melempar senyum dari kejauhan, semakin dekat semakin mata gue gabisa pindah fokusnya. busettt cakep banget fikir gue, gue kaget ga percaya. karna ini pertemuan kita yang pertama kali setelah kenalan di lift berbulan-bulan yang lalu, ko beda ya sama awal ketemu. penampilan dia kali ini sangat beda bosku. rambut panjangnya dia iket keatas disisipi kacamata item yang digeser keatas, baju kemeja putih longgar dgn tangan dilipet, celana hotpants jeans, dan tas kecil yang menyilang tepat di belahan dadanya. haduhhh cakep bener :v

    tak berhenti melepas senyum dia duduk di depan gue, dia melepaskan tas dan naruh di atas meja. lensa mata gue jadi auto fokus ketika dia lepas tasnya bosku, belahan dadanya keliatan. wkwkk.. soalnya kancing kemeja atasnya dia lepas 1.

    “OYY!!” sentak merry

    gue yang aga ngelamun jadi malu sendiri :v

    “lama” jawab gue gugup
    “macet sorry ya” dengan wajah memelas

    asli bosku, gue gugup waktu itu.. mungkin karna ini pertama kalinya kita ketemu. dan sikap dia yang beda, klo di awal kan dia dingin banget udah kaya AC, lah skr sikap dia anget banget. dan ga pernah lepas melepas senyum ke gue. ya gue salting lah, mendadak bingung mw ngobrol apa, gue cmn bisa cari kesibukan bwt alihin fikiran gugup gue.

    “pesenin minum dong”
    “pesen aja” jawab gue
    “ril, ko kaku gitu?” tanya merry
    “hah? kaku? ngga ah” gue sambil ambil minuman di meja
    “gugup ya ketemu aku?” matanya tajem tersenyum

    anjrittt makin gugup gue diliatin gitu. kampreetttt.. emang parah ni cewe, tau aja isi fikiran gue. sepanjang obrolan dia terus ledekin gue, ketambah dia sering banget iseng pake ngerayu gue. tambah gugup gue diserang terus, dia mah malah seneng kayanya liat gue kepojok.

    “pas kenalan aja bawel.. di bbm juga bawel, pas udah ketemu malah diem, cupu.. hahaa” ledek merry

    asli, kali ini gue mendadak jadi pasif, apakah karna fikiran gue udh punya sugesti klo merry lebih kadal dari gue? wkwkk.. soalnya gue gakan mental ngerayu dia, sebelum mau gombal juga dia mah udah tau gerak gerik gue bakalan gimana. mati kutu gue. mungkin bosku pernah ngerasain di posisi kaya gue.. ya spt itulah kira”.
    entah berapa jam kita ngobrol gue ga inget, yang pasti prasaan gugup gue udh mulai berkurang karna merry bisa cairin suasananya. pokonya kita duduk di kafe itu sampe lepas magrib.

    “pindah tempat yuk, ga enak kita udah kelamaan disini” ajak merry
    “iya yuk, balik” kata gue
    “lahh, ko balik???” melotot dia
    “terus?”
    “masa aku udah bawain oleh-oleh kamu balik gitu aja?”

    clebbbb.. kaku lagi dah gue, serasa dipukul kepala belakang sama balok kayu. iya ya, kan trakhir gue minta oleh-olehnya tuh dia. wkwkk kepojok lagi gue gara-gara omongan gue sendiri.

    “terus mau kemana lagi?” tanya gue
    “iya ya, kemana ya” bingung dia
    “kerumah kamu?” polos gue bilang, asli reflek
    “hah? kerumah aku? ngapain?” alis dia naik

    busettt kayanya dia tau arah omongan gue kemana, mampusss gue kali ini.

    “kamu bawa kendaraan?” tanya merry
    “iya bawa motor”
    “ya udah klo gitu, km ikutin mobil aku aja”
    “hah? ikutin kemana?” bingung gue
    “lah katanya kerumah aku” alis dia mengerut
    “ohh iya”

    entah apa yang ada di fikiran merry ttg gue kala itu. dan gue pun gatau tiba” ngikut aja sama dia.
    gue cmn bisa berharap gue ga digantung dirumah dia. wkwkk

    FYI .. merry tinggal sendiri, dia ngontrak di sebuah perumahan. karna ortu dia diluar kota, dan yaaaaa bisa dibilang dia pendatang disini, karna kerjaan jadi dia harus jauh dari keluarganya.

    tanpa banyak iklan gue meluncur mengikuti mobil merry, sepanjang jalan gue mikir.. gue mesti gimana nanti, gue takut kaku lagi, pokonya fikiran gue belibet dah. walopun sejenak terpintas fikiran mesum sama dia

    gue udh masuk di gerbang perumahan, pos keamanan yang cukup ketat udh gue lewati, suasana hening disetiap rumah. gue cmn ngebuntuti mobil merry yang berbelok belok menuju rumahnya. dan sampailah di sebuah rumah tipe cluster berwarna putih, mobil merry berbelok dan parkir di halaman rumahnya.
    rumah sederhana tanpa garasi, taman kecil didepan dengan diterangi lampu taman, pintu masuk dihiasi 2 kursi dan meja kecil di samping depannya.

    “masukin motornya ril, parkirin disini” tunjuk merry kesamping mobil

    gue pun ikutin arahan merry memarkir motor gue.

    “cklekk cklekkk” kunci terbuka
    “yuk masuk” ajak merry

    gue nyelonong dah tuh ngikutin

    “maaf ya rumahnya kecil & berantakan, belum sempet beres-beres.. duduk duduk” sambil ambilin beberapa barang di meja
    “oh iya gpp” jawab gue

    rumah yang cukup untuk satu orang, ruang tamu dengan 2 sofa & meja, lemari dan tv LED disamping ruang tamu, jadi masih 1 ruangan juga. dan ada sofabed di depan tv. dari ruang tamu gue bisa liat lurus ke arah dapur dan ada sebuah kamar disebelahnya.

    “minum apa?”
    “apa aja mer” jawab gue sambil nancepin pantat di sofa
    “tunggu ya”

    merry berjalan masuk ke kamar yang ada di samping ruang tamu, mungkin itu kamar utamanya, dan yang disamping dapur kamar bwt tamu. gue cmn clingak clinguk liatin semua ornamen diseluruh ruangan, byk banget foto dia yang lagi traveling nempel di dinding.

    “nih diminum ya” naroh segelas air putih di meja
    “oh iya makasih”
    “mau ngopi? bikin sendiri aja klo mau, ke dapur aja” ucap merry
    “iya gampang”
    “cuek aja, ga ada siapa-siapa ini” lipetin kaki depan gue

    njirrr pahaaaaa.. mulussss.. :v

    “terus?” tanya merry
    “terus apa?” jawab gue kaku
    “yeeee.. km kan yang punya ide kerumah aku, terus apa?”

    mampus, gue dipojokin lagi. bingung cari pembahasan, gue tanya aja tentang foto yang pada nempel di dinding. dan hasilnya dia bisa cerita tentang trip dia, jalan-jalan kesini kesana kesono. gue cmn dengerin aja, iya iya iya ngangguk ngangguk ngangguk udah kaya robot gue. tapi untunglah merry pinter banget cairin suasana, fikiran kaku gue bisa mencair dan gue bisa rileks.

    ternyata dia baweellll banget, nyerocos terus tentang pengalaman idupnya. dari becanda, serius dan mentok di cerita drama ttg idupnya, yaaa dia cerita tentang masa lalunya, masa lalu dimana dia gagal nikah karna mantan calon suaminya yang brengsek. padahal persiapan pesta pernikahan udah 80%, ga sakit gmn coba bosku??

    mata merry berkaca” ketika menceritakan kisah itu, bahkan beberapa tetes airmata terlihat keluar dari sudut matanya. gue yang kala itu berfikiran ngeres berubah jadi rasa iba. tapi dasar emang komodo, gue tiba” malah punya ide busuk bwt sekedar pegang badan dia. wkwkk

    suasana kan lagi drama ni bosku, dengan kisah sedih dan cucuran air mata dari mata merry, emang sih cerita dia tuh sedih & menyakitkan banget, apalagi bwt dia sbg seorang cewek. gue berlaga jadi superman deh. wkwkk

    gue memberanikan diri pindah tempat duduk ke samping merry, dengan masang muka iba gue deketin dia. anjir sumpah ngga banget akting gue. wkwkk

    gue duduk disamping merry yang lagi mengusap air matanya, gue duduk menghadap dia tuh, trus gue beranikan pegang punggung dia bosku sambil gue lesatkan kalimat yang gue masih inget dan sering gue pake ampe skarang :v

    “udah mer, yang udah berlalu biarin aja.. mungkin emang dia bukan buat kamu, lebih baik ga jadi nikah daripada udah nikah toh ditengah pernikahan terjadi kejadian spt itu. kan lebih sakit. yaa mungkin tuhan lebih tau apa yang terbaik bwt kamu” ucap gue

    dan kamprett dia malah jadi nangis beneran pas dnger kalimat gue, air mata dia udh diiringi isak tangis. waduhhh jadi lebih drama. tapi beruntungnya dia menjatuhkan kepalanya di dada gue. wkwkk rezeki lagi.. yasudah gue beranikan diri bwt usap punggung dan kepala dia bwt nyoba kasih fake perhatian. :v
    cukup lama dia nangis, ampe maskara dia luntur. udh kaya setan aja muka dia. hahaa tapi tetep cakep bosku.
    beberapa saat tangisan merry pun berhenti dan dia menegakan kembali badannya, dengan tangan yang mengusap seluruh air mata yang tersisa dia berdiri dan berjalan meninggalkan gue tanpa sepatah kata pun terucap. gue liat dia masuk ke kamarnya. yaa mungkin dia mau membereskan mukanya yang kusut.

    sekitar 10 menit mungkin dia berada di kamarnya, gue yang saat itu lagi maenin hp tiba” dikagetkan dengan bungkus roko yang melesat jatuh ke atas meja. gue langsung nengok keatas, gue liat merry berdiri dan duduk lagi disamping gue dengan satu batang roko menancap di mulutnya.

    “aku jadi ngeroko gara-gara dia ril, udah setaun ini aku jadi peroko” sambil nyalain roko di tangannya

    gue cmn terdiam mendengar curhatan dia.

    “asli aku jadi kaya cewe stres semenjak kejadian itu, ngeroko, jalan malam, bahkan kadang minum alkohol.. yaa demi alihin fikiran aku buat ga inget masa itu” ucap dia sembari menghembuskan asep dari mulutnya

    gue masih terdiam bosku, gue gatau klo merry suka ngeroko.. malah baru tau skarang.

    “kamu suka minum?” tanya dia
    “kadang” jawab gue
    “klo mau ambil tuh di kulkas” tegas dia cuek

    gue makin bingung ketika ditawarin spt itu, ragu bosku.. tapi dibalik itu otak jahat gue terus muter. wkwkk wahh klo mabuk bareng sama merry apakah bakalan terjadi hal yang lebih asyik? wkwkk
    ehh seakan dia tau isi fikiran gue, dia malah pergi ambil sebotol crystal berikut gelas kosongnya. diletakanlah di meja sama dia. kamprettt mancing aja nih cewe. dan dengan polosnya dia mengisi gelasnya dan dikasih ke gue.

    “minum nih?” tanya gue
    “minum aja lah” jawab dia dgn nada maksa
    “aku ga prnah ada temen minum dirumah, biasanya sendirian.. mumpung ada km yang lagi nemenin aku skrang” ucap merry
    “emang km ga pernah minim diluaran? tanya gue
    “kadang sih sama temen, tapi gatau kenapa aku jadi curhat sama kamu ya, dan aku ngerasa all out cerita sama kamu tanpa ragu”
    “kenapa?” tanya gue
    “gatau padahal baru kenal, dan baru ketemu, tapi serasa udah temenan lama, suasananya cuek ngobrol sama kamu”
    “aneh ya” jawab gue simpel
    “km playboy ya?” tanya merry sambil runcingin tatapannya
    “eugghhh.. playboy apaan” hampirrr gue keselek alkohol
    “abisnya km pinter cari suasana ke cewe, udh brapa banyak korban lo?” makin tajem tatapan dia

    sekuat tenaga gue alihin pembicaraan, soalnya gue tersudut banget sama pertanyaan dia. wkwkk
    entah berapa gelas kita minum, yang pasti pandangan gue udh cukup kabur kala itu, dan gue liat merry pun udh cukup mabuk. tiap detik gue denger keluh kesah bahkan makian keluar dari mulut merry. yaaa pengaruh alkohol juga sih jadi keluar unek unek di kepala dia. lahh gue.. malah muncul pikiran ngeres. wkwkk
    bosan dengan curahat dia, gue nyoba alihin pembahasan. hasilnya suasana kembali humor, kita bisa mulai bercanda dan tertawa. bahkan karna efek alkohol, merry tanpa sadar suka tertawa sampe nyender di badan gue. duhhh otong gue makin ga fokus bosku. tapi beruntunglah berkat pengaruh alkohol gue jadi berani ngomong blak blakan sama dia. wkwkk

    “aishh mer, jgn nempel terus. gue jadi ga karuan”
    “hah? knapa? aahhhh.. km sange ya? mabok ya? hahaa” tertawa sambil dorong badan gue
    “iyalah.. aku normal kali”

    dan yang bikin lebih sange…

    “aku cantik ga sih? seksi ga sih? ko pacar aku tega khiatani aku? emang aku kurang apa coba?” racau merry sembari pegang toket dan membusungkannya
    “kamprettt.. haha.. mer duhh.. gue cowok, malah pegang toket depan gue” makin ga karuan gue
    “iya aku seksi ga? jawab?” tanya merry
    “iya seksi.. bangett” jawab gue
    “seseksi apa?” nanya lagi

    kamprett dasar cewe mabok, kelakuannya ga normal.

    “daripada dipegang gitu depan gue, sekalian aja buka” kesal gue sange
    “buka? ihhh ngga ya!!” jawab dia balikin badan
    “abisnya malah bikin sange tau ga?”
    “terus klo km sange knapa? km mabok ya? haha”
    “iya mabok” tegas gue
    “ohh mabok.. bilang dong” merry deketin gue

    ini nih, udah mah dia doyan ledekin gue ditambah mabok hasilnya becandaan dia ga nalar logika. dia deketin gue sembari nyodorin toket. kan kamprett

    “kamu mabokk ya? haha.. nih aku buka” dia melepas 1 kancing bajunya

    sialll.. makin keliatan tu toket putih berikut BH abu nya.

    “mer.. mer.. ga lucu merr.. lo mabuk mer” ucap gue sembari miringin badan jauhin dia

    lahh dia malah ketawa-ketawa, puas kayanya liat gue kebingungan.
    posisi gue dilema bosku, klakuan dia bisa jadi bumerang. klo gue beraniin pegang tu toket ntar gue digampar, tapi klo didiemin dia tetep becandain gue.

    “gue pegang juga toket lu mer”
    “emang berani?”

    badan gue udh diujung sofa menghadap merry, dan merry duduk di depan gue. seakan gue cowo cupu yang mau diperkosa. wkwkk njir parahh.. jgn ketawain gue bosku. asli dilema situasi waktu itu.

    “pegang nih pegang” busungin dada sembari membuka kembali sisa kancing kemejanya
    “arrgghhhh” resah gue

    merry malah tertawa liat ekspresi gue bahkan gue dibilang cupu, kamprett dasar cewe mabok.
    mata gue semakin melotot ketika merry membuka lebar kemejanya. toket putih dengan balutan BH abu bikin otong gue sesak. seakan meronta toket dia pgn keluar dari sarangnya.
    merry malah ketawa ga kontrol liatin ekspresi gue, dia tertawa terbahak lalu merebahkan badannya di ujung sofa. gue cmn bisa liat merry yang mabok dengan kemeja terbuka terkulai di sofa. parah ni cewe.. mabok beneran.
    lelah tertawa, matanya terpejam.. garis tawa masih terlukis di bibir merry, seakan menyiratkan bahwa merry sedang berusaha tegar menghadapi luka yang dia alami. yahh gue kasian liat dia, apapun dia lakuin demi bisa menghibur diri, karna gue tau dia kesepian dan berusaha menutupi sakit hati yang dia alami.

    “mer.. lo tidur? mer.. hoyyy..” gue goyangin tuh badan dia

    merry tak bersuara, dan gue liat setetes air mata keluar dari ujung matanya yang terpejam. njirr kasian banget.. untung ni cewe ga bunuh diri gue fikir.

    “mer.. ke kamar yu, tidur aja, istirahat.. merr..”

    matanya terbuka lemas, gue tarik bahu merry dan membantunya bangun. merry melingkarkan tangan kirinya ke bahu gue, gue memapah merry ke arah kamar. sebenernya dia masih kuat sih berjalan, cmn gue lakuin itu biar dia ngerasa ga kesepian.
    gue melepaskan lingkaran tangan merry dan dengan lembut gue rebahin dia di kasur. dengan mata sedikit terbuka, merry melempar senyum ke arah gue. karna kala itu otak gue lagi waras, gue ga tega liat baju merry yang kebuka dengan toket yang terpampang. yahh al hasil gue kancingin lagi tuh kemejanya. tiba di kancing yang terakhir merry memegang tangan gue.

    “ril thx ya.. km udh bisa ngehibur aku” ucapnya lemas
    “iya mer” gue bales senyum

    nah dari sini nih gue bingung, ni udah malem.. gue harus balik. tapi klo gue balik gue ga dpt jatah. wkwkk
    tapi gue harus jaga attitude, masa iya nidurin cw baru kenal. wkwkk

    “istirahat aja ya, km udh mabok parah”

    merry cmn anggukin kepalanya

    “aku pulang ya, biar kamu bisa istirahat” gue beraniin usap kepala dia
    “iya, thx ya ril”
    “iya mer, nanti km bisa kunci pintu kan?”
    “bisa”

    dengan berat dan perlahan gue melangkah keluar dari kamar, tanpa lepas merry menatapku sampai keluar kamar. yahh.. gagal deh bosku.

    nyalain rokok dulu bosku.. tarik nafas dulu biar ga kentang. wkwkk

    dengan rasa kecewa dan kentang gue berjalan menuju sofa buat mengambil jaket dan tas gue.

    “RIILLLLL.. ARIEELLLLLL..” teriak merry dari kamar

    karna kaget gue berjalan cepat menuju kamar.

    “apa mer? kenapa?” gue tajem liat keadaan merry yang masih terkulai di kasur

    merry mengulurkan tangan kirinya ke arah gue, perlahan gue mendekati dan duduk di pinggir kasur. merry menarik tangan gue dan menyuruh gue duduk di sampingnya. gue pun menurutinya, gue selonjoran sembari nyender di atas kasur. perlahan merry memutar badan dannnn membenamkan kepalanya di paha gue, tangannya ikut melingkar di paha gue. anjirrr tu toket nempel di kaki gue, empuk bosku. :v

    “nginep sini aja, temenin aku” ucap merry lemas
    “hah? nginep? serius lo?”
    “iya”
    “tidur bareng?”
    “heeh” kepala dia mengangguk

    wkwkk.. dasar bajingan mujur, akhirnya gue bisa nginep. dan berharap ada kejadian yang tak terduga :v
    kita hanya terdiam, gue ga bersuara begitupun merry. gue belai lembut rambutnya, gue bisa merasakan ketenangan terlihat dari raut wajahnya. gue biarkan merry meng istirahatkan fikirannya.
    entah berapa lama kita pada posisi itu, yang pasti kaki gue udh mulai kesemutan. dan gue rasa merry pun tertidur di pangkuan gue. kampretttt.. kaki gue mati rasa.

    “mer.. mer.. bangun mer.. merry.. hehh..” gue coba bangunin

    sontak merry terbangun seakan kaget, lalu dia menatap gue. mungkin nyawa dia blm ngumpul kala itu akibat gue bangunin, otaknya mencoba membaca kembali apa yang dia lakuin dikamar bersama gue.

    “hhhh.. apaan ril?” nada dia kembali normal

    mungkin efek alkoholnya udh mulai berkurang karna tertidur :v

    “ganti baju dulu ehh, masa tidur pake baju itu”
    “lahh.. ngapain lo dikamar gue?” tanya merry
    “hah? kan lo yang nyuruh” heran gue
    “kapan?”
    “lah tadi” makin panik gue
    “lo apain gue? macem macem ya?” makin ngdesek dia
    “kaga, suerrr.. macem macem apa” pucet muka gue asli
    “ngakuuuuu”
    “ngga mer sumpahhh”
    “ngaku ga? aku teriak nih?”
    “mer asli mer aku ga ngapa ngapain, aku bawa km ke kamar karna di sofa km mabuk berat, km yang nyuruh aku diem di kamar, km kan yang nyuruh aku nginep juga” jelas gue
    “BOHONG!! ngaku ga???” kenceng nada bicaranya
    “asli mer, suer, ahh lo mabuk berat tadi, parahh”

    tiba tiba dia tertawa ngakak

    “hahahahaaa.. baru digituin aja udah parno”
    “kamprett.. jadi lo becandain gue?”
    “iya.. hahahhaaa”
    “sialan.. gue kira lo punya kepribadian ganda ketika mabok”

    kesal banget gue kena trol si merry, kampret ni cewe emang sarap. sekalinya sadar abis gue di kerjain. ngeliat situasi yang melegakan sekaligus kesel, gue tarik badan merry dan jatohin di kasur, gue pegang kedua tangan dia dan gue deketin muka ke muka dia. ga brenti dia ngetawain gue.

    “doyan banget ya kerjain gue”
    “emang.. hahahaa.. lucu abisnya.. hahhaaa”

    gue tunggu sampe tawa dia berhenti, setelah berenti gue langsung cium bibir dia plus gue isep bibir bawahnya. clepppttt..

    “giliran aku yang kerjain km”
    “ap…”

    tanpa tuntas bicara, gue tancepin lagi bibir gue. beruntung gue ga kena tampar, malahan merry membalas ciuman gue. sekitar 1 menit kita ciuman, merry mendorong badan gue.

    “udah ahh.. aku mw cuci muka”

    dengan perasaan kentang gue duduk terdiam melihat merry bangun dan ngeloyor ke toilet. anjrit bisa bisanya ni cewe ngerjain gue, ada aja akalnya. sialan.

    selang bberapa menit merry kembali ke kamar, dengan wajah yang masih sedikit ngetawain gue. hadeuhhh..
    dia berjalan ke arah lemari bajunya, dia membuka lemari dan mengambil baju tidur. karna risih ada gue dikamar jadi dia kembali ke toilet utk ganti baju. kepala gue mulai aga puyeng ga karuan, mungkin efek alkohol udh mulai menurun, gue putusin kembali ke meja depan utk minum beberapa gelas lagi biar kepala gue lebih stabil kadar alkoholnya. :v
    2 shot alkohol udh gue minum, sambil duduk santai di sofa libido gue kembali naik bosku. waduhh bahaya nih. hahaa

    “km minum lagi?” tanya merry yang seketika berdiri disamping sofa
    “iya, kentang nih.. puyeng pala gue”
    “mau lah” ucap merry diikuti duduk disamping gue
    “uda ah, km klo mabok ngaco”
    “yehhh.. cepet” geserin gelas biar gue isiin
    “iyeee nih”
    “hopp hopp hopp.. ehh kebanyakan ini, km mau bikin aku tepar?”
    “iya, biar tepar sekalian, biar ga ngerjain gue lagi”
    “sialan, coba aja klo bisa”

    bisa dibilang merry ini cukup kuat minumnya, buat standar cewe dia masih bisa tahan bberapa gelas. botol full udh tinggal nyisa dikit, paling tinggal 3 shot lagi. gue tunggu tuh ampe bereaksi di otak merry, udh mulai keliatan naik lagi, gue kasih lagi dah tuh. tepar tepar lah bodo amat ni cewe. :v
    dengan pandangan yang mulai remang gue perhatiin dia, nambah cakep aja ni cewe, pngaruh alkohol emg paten. wkwkk
    rambut terikat keatas, tengtop item dan celana pendek khas pakaian tidur wanita membuat libido gue semakin menanjak. dan gue bisa liat dia udh gapake BH, soalnya puting dia terliat samar menonjol. busetttt.. pgn banget gue nidurin dia.
    merry beranjak dari sofa, gue bisa liat dia berjalan aga zigzag, wahh udh nanjak lagi tuh alkoholnya. lalu pessss…. dia matiin lampu utama, skr cmn ada cahaya dari lampu senja dari pojok pojok atap rumah. jadi remang gini suasananya. wkwkk.. lah gue fikir dia mau tidur, ehh emang dasar cewe mabok ada aja tingkahnya. dia nyalain musik diruang tengah, lumayan kenceng pula, udah gitu dia muter musik EDM. yasalamm.. dia mau dugem dirumah? kamprett.. apa kabar tetangga, tengah malem gini muter musik kenceng. karna wkt itu gue masih kontrol, gue kecilin dah tuh volume musiknya.

    “ehh napa dikecilin?” tanya merry
    “ini tengah malem, lo mau digrebek tetangga?”
    “pinggir rumah kosong tau, ga ada orangnya”
    “udahhh volumenya segini aja, ga enak”

    kadar mabok merry udh dipuncak, sedikit sedikit dia mulai menggoyangkan tubuhnya mengikuti musik yang gue bilang sih cukup enjoy juga klo dalam keadaan mabok. wkwkk
    anjir beneran mabok ni cewe, urat malunya udh ga fungsi.

    “lo mau dugem dirumah?”
    “bodo, ga tiap hari kaya gini, gue ngerasa bebas sekarang”

    gue kala itu masih berdiri bego di depan dia, gue perhatiin gerakan dia semakin menantang. tak ayal dia bergoyang sambil memejamkan mata menikmati badannya terbawa irama musik EDM. semakin kencang beat musiknya jantung gue semakin terbawa suasana. akal sehat gue goyah, badan gue perlahan ikut tenggelam dalam suasana. badan gue mulai bergetar dan mulai mengikuti irama musik. ga bisa gue pungkiri, beban hidup seakan hilang, skr gue ngerasa tenang dan bebas. ahhh perasaan apa ini..

    merry menari bebas dihadapan gue, gerakan tubuhnya seakan memanggil dan menantang gue. gerakan pinggulnya begitu indah dan lentur, semakin lama semakin seksi goyangannya. otak dan otong gue mendidih. suasana remang dibalut musik EDM yang membuat jantung berdebar membuat kita berdua bebas dan tak berakal sehat. seakan real berada di tempat dugem, tanpa peduli dengan tetangga atau apapun.

    gue semakin berani, perlahan gue mendekati badan merry, gue berjalan dan terhenti dibelakang merry, badan kita beradu, gerakan naik turun merry diikuti kepalanya yang berputar mendorong gue melakukan hal lebih. gue letakan tangan di pinggul merry, tanpa penolakan dia memutar pinggulnya mengikuti irama musik. terasa banget pantat dia bergesek di bagian sensitif gue. ughhhh sungguh luar biasa, batin gue semakin bergejolak. tuntunan dari alkohol membuat gerakan tubuh merry semakin liar. udah kaya penari striptis bosku.

    tangan gue pun menjadi liar, kedua tangan gue melingkar di perut merry, dengan sedikit belaian lembut gue raba seluruh perutnya. gue yakin pasti seluruh tubuh merry menjadi sensitif saat ini, gerakan dia lebih menantang, tangannya pun ikut merasakan sensasi yang gue beri, usapan tangannya liar di kedua paha gue, sejenak dia melingkarkan tangan ke kepala gue juga. dengan kepala yang berputar putar, merry mencari sensasi lebih.

    gue hanya bisa meluk merry dari belakang, merasakan kehangatan dari tubuhnya. sedangkan otong gue terus menerus mendapat gesekan dari pantat merry. ciamikkk bosku, untung gue ga pake bahan jeans, bisa kram klo otong gue menggeliat dibalik celana jeans.

    seiring musik berganti, kepala gue semakin bertanduk. merry tak henti menggerakan tubuh seksinya dipelukan gue. moral gue pun semakin tipis, dengan berani tangan kiri gue mulai gerilya ke area atas perutnya, perlahan bergeser dan bergeser.. tak ada penolakan ketika tangan kiri gue berada di toket kanan merry, ugghhh gundukan daging empuk pas di kepalan tangan kiri gue. dengan lembut gue remas pelan. tubuh merry bereaksi menikmati rangsangan dari tangan gue. pantatnya semakin menekan ke area sensitif gue. seakan diberi izin, tangan kiri gue mulai masuk ke balik bajunya.. ahhhh.. tonjolan daging empuk dan hangat membuat otak gue semakin mendidih, putingnya mengeras dan menonjol. tanpa celah gue terus menggerayangi toket merry dari balik bajunya. kepala merry menggeliat, menahan rasa gemas dari suasana yang gue kasih. fakkkk… naluri kejantanan gue udh diujung tanduk, dengan berani tangan kanan gue perlahan turun dari perut merry, mencari jalan masuk ke area vital merry. sontak tangan kanan merry memegang pergelangan tangan gue yang berusaha masuk ke balik celananya, karna ga ingin gagal, gue mencium leher dan telinga merry utk mengalihkan perhatiannya. sekejap gue jilat dan isap bagian sensitifnya. merry mendesahhh.. “mmhhhhh” dan cengkraman tangannya mulai kendor, skr tangan gue bisa kembali nyelusup ke balik celananya. hangat.. bulu tipis carang terasa di tangan gue, dengan gampang gue menemukan klitorisnya, dann “emmhhhh… ahhhh..” desah merry. jemari gue menari bebas di klitoris merry, pinggul merry ikut bergoyang hebat, alunan musik sudah tidak menjadi irama. kini merry mengikuti alunan dari jari gue yang terbenam di area terlarangnya. tangan merry tak karuan menggerayangi seluruh tubuh gue yang berada di belakangnya.

    jemari gue semakin nakal, bergeser terus kebawah menyusuri belahan memek yang hangat. kini jemari gue bermain di liang kewanitaannya, perlahan menekan dan berputar, sungguh terasa hangat dan licin. karena posisi gue berada di belakangnya, gue bisa dengan mudah menjentikan jari dan memasukannya ke liang memek.

    besshhh… sedikit demi sedikit jari tengah gue masuk ke liangnya, licin, panas, basah sungguh terasa. ternyata birahi merry sudah terpancing. dengan irama senada gue mengocok vagina merry, sembari terus menekan area G-spotnya.

    “owhhh.. mmhhhh… ril…. emmhhhhh” merry meracau diikuti gerakan tubuhnya yang semakin berputar. bosan dengan toketnya, tangan kiri gue naik.. gue masukin jari ke mulutnya. karna pengaruh alkohol imajinasi kita menjadi berlebih, betapa kencang merry menghisap jari gue yang berada di mulutnya. terasa ada gigitan lembut didalam sana.
    “clokk.. clokkk.. clokk.. clokkkkk..” semakin kencang gue mengocok liangnya
    pinggul merry bergetar dan pahanya menjepit kencang, tanpa henti gue mengocok dan mengocok..
    “ummhhhh..” merry menggelinjang hebat diikuti liangnya yang semakin basah.

    merasa sudah mencapai kenikmatan, merry mendorong tangan gue, dia berbalik dan membuka bajunya. dengan wajah menantang dia mendorong gue mundur sampai mentok ke dinding. senyuman birahi terlukis dari bibirnya, dia menggenggam baju gue dengan kedua tangannya dan menariknya keatas. kita berdua topless skr, toket putih bulat terpampang jelas disinari cahaya sepia. gue hanya bisa tersenyum menantangnya. dengan liar dia mencengkram kepala gue, dia melumat bibir gue tanpa ragu, lidahnya bergoyang hebat di dalam mulut gue. entah berapa banyak air liur kita menyatu, ciuman basah penuh nafsu membuat kita semakin tergugah. tangan kita menggerayangi setiap inci tubuh masing-masing. desahan demi desahan terdengar dari bibir kita yang beradu hebat. isapan merry membuat bibir gue seakan mati rasa, sungguh hebat nafsu yang dia miliki, ditambah pengaruh alkohol membuat dia tanpa malu dan ragu untuk menunjukan birahi yang dimilikinya.

    kini leher dan telinga gue jadi sasaran keganasan merry, dia melumat habis leher gue, kecupan demi kecupan dilesatkan, bahkan jilatan memijat ia peragakan. terasa desiran angin menjadi dingin menandakan betapa basahnya area leher dan telinga gue. wah wahhh.. sepertinya ini yang dinamakan mandi kucing bosku.

    ga bisa gue tahan, emg gue mendesah kala itu, geli bercampur nikmat membuat gue reflek mengeluarkan desahan. tak berhenti disitu, lidah merry terus bermain tanpa lelah.. dada gue menjadi sasaran selanjutnya, putaran lidahnya bermain di area puting gue. dan hisapan kencang di puting membuat lutut gue seakan mau roboh. ohhhh.. luar biasa. kiri kanan dia lumat habis, tubuh gue digerayangi hebat oleh lidah dan kecupan merry. dada, bahu, perut, bahkan pinggang menjadi sasaran keganasan birahinya. asli.. geli banget, tapi gue bisa merasakan kelembutan & kehangatan dari permainan lidahnya.

    tiba-tiba merry mencengkram erat penis gue yang tegang dibalik celana.

    “puasin aku malem ini!!!” sayup menantang tersorot dari bola matanya

    tanpa ragu gue lumat bibirnya, kedua tangan gue masuk kebalik celananya, gue remas kencang pantat bulatnya. perlahan gue turunin celana merry, pinggulnya bergoyang membantu usaha gue menurunkan celananya. tak ingin ketinggalan, merry pun mulai melepas kancing & sleting celana gue. terburu buru kita berdua melepas sisa busana. merry kembali menerkam, kini kehangatan tubuh merry semakin terasa. keadaan bugil membuat tubuh kita seakan menyatu, tangan kita semakin bebas liar. tiap lekuk tubuh merry lebih jelas bisa gue rasakan. ohhh.. betapa mulusnya tubuh ini.

    sambil berciuman tangan merry mulai memegang penis gue yang sudah tegang maksimal, dia remas, dia usap, dan dia kocok. cairan pelumas tentu saja mengalir hebat dari lubang kejantanan gue, begitu cekatan tangan merry tak menyianyiakan pelumas itu, dia balut seluruh bagian penis gue dengan pelumas itu. ughhh.. semakin licin kepalan tangan merry. gue udah gemas banget pengen exe merry.

    merry liar mulai memutar badan gue, kini dia menempelkan tubuh depannya ke dinding, pinggulnya dia lekukan, dengan posisi kaki aga sedikit mengangkang. merry menantang gue lewat tatapan penuh birahinya menunggu untuk kenikmatan selanjutnya. gue arahkan penis gue ke lubang memek yang sudah basah, perlahan gue gesek lembut diluar lubang kewanitaannya.

    “hhhh… hhhh… ” nafas merry memburu tidak sabar menunggu liangnya digagahi kejantanan gue

    perlahan gue dorong ujung penis gue ke liang memeknya, walaupun sudah tidak perawan tapi liang memeknya masih kuat mencengkram, sedikit demi sedikit batang kejantanan gue menerjang gagah dalam kenikmatan vagina. tubuh merry bergetar diikuti kepalanya yang berputar menahan kenikmatan yang gue beri. gue pegang kedua pinggul merry dari belakang, gue genjot secara perlahan.

    “emhhh.. emhhh.. ssshhhh..” desahan merry tak kalah kencang dengan suara musik di rumah ini

    lagu demi lagu terus berganti, suasana remang romantis dengan diiringi musik cepat membuat birahi kita semakin menjadi. gue peluk tubuh merry, gue lumat habis lehernya, gue percepat gerakan pinggul gue.

    “cplokk.. cplokkk.. cplokk…”
    “ahhh.. ahhh.. ahhh.. emmmhhh..”

    kedua tangan merry pasrah menahan ke dinding di depannya, toketnya beradu dengan lapisan dinding yang dingin, pinggulnya terus bergoyang mengikuti irama genjotan yang gue beri. cengkraman liang memeknya semakin kuat ketika merry merapatkan kedua kakinya, membuat penis gue sesak berada di dalam memeknya.

    “aaahhhhh.. emmhhh.. ahhhh.. ril”

    seakan mau roboh, tubuh merry bergetar hebat, gue dorong kencang penis gue ke ujung liang nikmat. gue rasakan semprotan orgasme merry diujung kepala penis gue yang begitu hangat dan licin. nafas merry tersengal menikmati rasa nikmat dari orgasmenya.

    kini tubuh merry berdiri di ujung dinding, dengan nafas terengah dia mengistirahatkan birahinya, penis gue masih menancap, dengan lembut gue nikmati sisa kedutan yang tersisa dari liang vaginanya. lalu merry mendorong badan gue bwt lepasin otong gue, dia berbalik, dia kembali menarik otong gue dan mengarahkan ke memeknya. wahh.. posisi berdiri berhadapan nih, cukup sulit.

    gue angkat dan menahan kaki kiri merry, dengan tangan kiri gue pandu penis gue bwt kembali masuk ke liang memeknya. blesshhhh.. merry merangkul bahu gue, dengan badan sedikit miring gue mulai menggenjot. ciuman demi ciuman merry berikan, desahan masih terdengar dari mulutnya. semakin cepat gue menggerakan pinggul, semakin erat pula rangkulan yang dia beri. dada kita beradu, toket empuk hangat menempel erat di dada gue.

    “mmhhh.. mmmhh.. mhhhh.. owhhh.. sshhhhh..”

    jujur, gue ga kuat posisi ini, badan gue kram bosku. mungkin merry menyadarinya dari gerakan gue yang semakin menurun. dan merry memandu gue ke arah sofa, penuh perhatian dia menyuruhku duduk di sofa, ahhh akhirnya gue bisa duduk rebahan.
    merasa belum puas, merry naik ke pangkuan gue, dia menekuk kedua kakinya dan bertumpu pada lututnya diatas sofa. perlahan badan dia turun dan mengarahkan penis gue ke liang memeknya. ughhhhh terasa sekali batang penis gue tenggelam semua, sambil merangkul merry mendorong pinggulnya maju mundur. linuuu banget bosku.. serasa dicengkram dan diremas remas.
    dengan pelukan erat, pinggul merry bergerak semakin liar, maju mundur dan berputar. kala itu gue merem melek ga karuan, gila nikmat bangeetttttt… gue hanya bisa memegang pantat semoknya, gue remas pantatnya sebagai pelampiasan birahi. tanpa ampun merry bergoyang, kini dia bergerak naik turun. “plokkk.. plokkkk.. plokkk.. plokkk…”

    “emhhh.. emhhhh.. emhhhhh…” racaunya semakin keras
    “enak sayang?”
    “heemmmhh… owhhh..”
    “bebasin sayang, aku milik kamu malem ini” racau gue
    “iya sayang.. oohhh.. ssshhh”
    “puasin aku sayang” gue tampar pantat merry
    “aahhh.. sshhhh… rill.. enakkk.. emmhhh…”
    “terus sayang, jangan berhenti bicara” racau gue gemas penuh nafsu

    imajinasi gue pengen bebas, gue seakan pengen berkata kasar dan jorok akibat nafsu birahi yang memuncak dan pengaruh alkohol di otak gue. gue meracau tiada henti, begitu pula merry.

    “memekmu enak skali mer.. emmhhh..”
    “kontolmu jg sayang.. ahh.. puasin aku sayangg.. ahh..”

    nafsu kita semakin memuncak, genjotan kencang terus dilesatkan, tak peduli sakit ato perih.

    “aaaaaa… rill.. aku sampeee… aaaaaa… emmhhh..” merry menggelinjang hebat

    cairan hangat keluar dari memek merry, begitupun keringat kita membasuh membasahi sekujur tubuh. mendengar nafas merry yang kecapean, gue memangku tubuh merry dan merebahkannya di sofa. dengan kaki kanan terangkat ke senderan sofa, gue melihat memeknya basah dan licin. gue masukin 2 jari kedalamnya, gue kocok kencang sampai merry berteriak.

    “aaaaa… ril.. emmhhh.. pelannn.. sak… iiihhhhh..” kedua tangan merry berusaha menahan gerakan tangan gue yang mengoyak liang memeknya

    tapi gue ga gubris itu, udah kepalang penuh nafsu gue menggauli merry. entah berapa kali rintihan terdengar, awalnya terasa sakit beralih menjadi desahan menikmati. mata merry merem melek tak karuan, mulut menganga mencoba mengatur nafas.

    blesshhhh.. gue tancapkan kembali penis ke liang memeknya, gue genjot tanpa ampun. entah berapa banyak keringat kita menyatu.

    “rill.. cepet… perihhh.. emmhhhh…”
    “perih sayang… tapi suka kan?”
    “heemmm.. uhhh.. ahhh.. ahhh.. aku mauu nyam… mmhhhh.. aarrggghhhhh.. ” merry kembali bergetar

    “cplokkk cplokkk cplokkkk cplookkkk”

    merry mengerang liar, kedua kakinya menjepit pinggul gue dengan kencang. nafsu gue sudah semakin dipuncak.. tubuh gue bergetar, terasa gatal di ujung penis gue.

    “keluarin dmn sayang?”
    “lu uu uu uuu arrr”
    “ahhh.. eeggghhhhh… emmmhh..” racau gue merasakan nikmat

    dengan cepat gue mencabut penis dari liang memeknya, gue arahin penis gue ke sela sela toket merry. penuh pengertian merry memegang toketnya lalu menekan menghimpit penis gue. dengan cepat gue menggesekan penis gue di belahan toketnya. merry membantu gue lewat desahan desahan untuk memancing sperma gue keluar. tubuh gue semakin bergetar hebat, jantung berdebar kencang, rasa geli menggeliat di kepala penis gue.

    “pprrrtttt… prtttt…. prtttt….”

    dengan bebas sperma gue muncrat di belahan toket merry, banyak pula semprotan yang melesat ke leher merry, terlihat juga sperma gue turun menyucur ke sofa.

    dengan tubuh lemas gue masih berada diatas dada merry, keringat bercucuran menetes membasahi dada merry. gue mencoba mengatur nafas, tapi tiba tiba merry bergeser dan melahap penis gue yang masih dilapisi sperma.

    “emmhh….”
    “ahhh.. merr.. linu… ahh”

    tanpa mendengarkan gue, merry mengocok dan menghisap kencang penis gue. linu bangett.. auuhhhhhh

    “merr.. ahhh.. udahh… merr…”

    “cplokkkk”

    merry melepaskan hisapannya dan tersenyum puas melihat gue.

    “linu tau, maen isep aja”
    “abisnya gemes”
    “iya tapi aku linu”
    “linu dikit aja manja.. uda ahh, bersihin nih sofa, banyak banget sperma kamu”

    gue pun mengambil tisu diatas meja, kita membersihkan sisa sperma yang ada. dan dengan perasaan puas kita berdua duduk bersender di sofa mencoba untuk mengatur nafas. sejenak gue belai pahanya, dia balas dengan menjatuhkan kepalanya di bahu gue.

    “mer.. kita abis ngapain?” tanya gue
    “bikin anak”
    “klo jadi anak gimana?”
    “yeeee.. ya jangan lah, gila lo”
    “hahaahaaa.. gue puas banget, lo puas ga?”
    “ngga”
    “lah, mau lanjut?”
    “iihhh.. ogah, enak aja” ucap merry sambil ngeloyor matiin musik lalu masuk ke toilet

    ngerasa birahi sudah terlampiaskan gue bisa nyalain rokok dengan penuh rasa puas.

    sudah habis satu batang rokok, merry kembali mendekati gue. kini dia udah berpakaian lengkap, tapi entah kenapa otong gue masih memberi sinyal klo merry berada di deket gue.

    “mandi sanaaaa, keringetan badan kamu”
    “iya bentar lagi”
    “pake air anget aja biar ga masuk angin” ucap merry semari duduk di samping gue
    “oke”
    “hahaa.. pake baju cepet, tampak konyol tau ga liat kamu bugil. hahhaa”
    “yehhh.. sialan.. ehh ko gue masih horny ya deket lo?”
    “hah? gila aja, baru juga keluar”
    “liat aja nih ade gue” tunjuk gue ke penis
    “ya ampunnn, masih belum puas ya?” tangan merry memegang penis gue

    sontak otong gue kembali berdiri, waduhh bahaya.

    “mer, kocokin dong, pengen lagi nih” ucap gue
    “ogah ahh”
    “tanggung jawab mer”
    “tanggung jawab apa coba, harusnya kamu yang tanggung jawab udah nidurin aku”
    “ayolahh.. gue masih horny liat kamu, daripada aku pengen nidurin kamu lagi, pilih mana?”
    “ya ampuunnnnnn”

    dengan lembut penis gue dikocok tangan merry yang lembut, perlahan dia menurunkan tubuhnya. dann ugghhhh penis gue dimasukan ke dalam mulutnya, masih terasa aga linu sih karna sisa orgasme tadi. tapi rasa nikmatnya masih ada.

    “cplokkk” merry melepas isapannya
    “keluarin cepet ya?” ucap merry

    lalu dia kembali mengulum penis gue, dengan kocokan tangan dan isapan mulutnya membuat penis gue tak dikasih nafas. dia isap, dia jilatin seluruh batang penis gue, sampe dia mengulum dan menjilati biji kejantanan gue. ughhhh.. aliran darah gue mulai mendidih. merry mengulum penis gue dengan kecepatan yang intense, isapan kencangnya membuat batang penis gue terasa kram. luar biasa merry…
    entah membutuhkan betapa menit utk mencapai klimaks, skr tubuh gue mulai bereaksi, rasa geli mulai menggerayangi batang penis gue. uugghhhhh..

    “mer aku mau keluar.. emhh..” racau gue sembari memegang kepala merry
    “keluarin sayang.. cepat… emmhh..” racau merry membantu sembari mengocok kencang penis gue
    “ahhhh.. mer… teruss.. emmhhh… merrr..”
    “enngghhh..” merry mengocok sembari menempelkan bibirnya di kepala penis gue
    “aaaa.. mer… aaaaa.. keluar…aaahhhh”

    “cccrrrttttt… crrrtttt… crrtttt…”

    sperma gue kembali muncrat keatas, tangan merry dipenuhi cairan putih yang keluar dari liang kejantanan gue. lalu dia mencium mesra gue di bibir, tanpa perlu disuruh, merry membersihkan penis gue yang penuh cairan sperma dengan tisu.
    puas orgasme 2x malem ini, gue bisa tidur pulas ditemani merry disisi gue.
    sampai mata terbuka dipagi hari, merry sudah tak berada disamping gue. ternyata yaaa.. dia sudah menunggu gue untuk sarapan.

    dasar bajingan mujur, udah nidurin, skarang disiapin sarapan. wkwkk

    yaaahhh.. setelah kejadian itu, kita beberapa kali mengulanginya. kita melakukan itu demi kepuasan diri kita masing-masing, tanpa status tanpa rasa cemburu.

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Ngentot Memek Sempit ABG Binal

    Ngentot Memek Sempit ABG Binal


    1760 views
    Duniabola99.org – Aku duduk santai di taman kota pagi ini, karena saat ini aku sedang menunggu seseorang yang aku ajak ketemuan disini. Namaku Rizki seorang cowok yang masih melakukan penjajakan dengan seorang wanita bernama Lisa, gadis manis yang jauh lebih muda dariku. Karena saat ini umurku 33 tahun sedangkan Lisa masih berusia 20 tahun aku mengenalnya lewat temanku.

    Pertama kali melihat Lisa aku sudah menaruh hati padanya karena senyum manisnya dan juga tutur katanya yang lembut. Maklum saja dia gadis jawa asli karena itu dia memang terlihat memiliki wajah ayu juga, di tempat kerja aku selalu membayangkan wajah Lisa dan sudah tidak sabar menunggu saat-saat seperti ini meskipun agak lama juga aku menunggunya.

    Aku melihat sekelilingku nampak banyak pasangan kekasih sedang merajut cinta. Aku yakin kalau mereka sudah pada pernah melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot, karena di tempat umum saja mereka begitu mesra apalagi di tempat yang hanya ada mereka berdua. Aku tersenyum dengan jalan pikiranku sendiri kembali aku menghempaskan punggungku pada kursi taman.

    Tidak lama kemudian terlihat Lisa mendekatiku, akupun memberikan senyuman termanisku padanya. ” Hei… maaf lama ya nunggunya… ” Aku mempersilahkan dia duduk dan menjawab ” Nggak pa-apa kok.. sekalian aku cuci mata dari tadi… ” Kamipun mengobrol lama di taman tersebut sampai akhirnya aku mengajak Lisa beranjak dari tempat itu dan mencari tempat untuk mengobrol lebih nyaman lagi.

    Saat itu juga aku menembak Lisa untuk aku jadikan pacarku, dan betapa senanganya aku ketika dia menjawab iya. Kamipun menjalin hubungan pacaran sejak saat itu dan mulai saat itu aku memberikan perhatian lebih pada Lisa yang masih duduk di bangku kuliah. Dan aku yang sudah dewasa harus bisa mengerti setiap kemauannya yang biasanya masih bersikap kekanakan.

    Tapi aku harus memaklumi hal itu, akupun sering mengajak Lisa keluar sekedar makan ataupun nonton. Tapi hingga saat ini aku belum pernah melakukan hubungan intim seperti dalam adegan cerita ngentot, karena aku menjaga supaya hal itu jangan sampai terjadi, entahlah aku begitu ingin melindungi lisa dengan sepenuh hatiku mungkin ini yang dinamakan cinta.

    Tapi hal itu tidak berlangsung lama karena menginjak dua bulan hubungan kami akhirnya aku dan Lisa melakukan adegan layaknya dalam adegan cerita dewasa tersebut. Saat itu Lisa datang ke kantorku, dia langsung berangkat dari kampusnya padahal sore itu hujan turun dengan lebatnya. Tidak tega aku melihat sebagian bajunya basah oleh air hujan karena itu aku menyuruhnya duduk di ruanganku dulu.

    Kantor sudah mulai sepi karena sore itu semua staf sudah pada pulang. Akupun hanya duduk sambil memeluk tubuh Lisa yang kedinginan sebenarnya aku ingin melakukan lebih tapi aku bisa menahanya. Tapi begitu Lisa mendongakkan kepalanya dan menutup matanya sambil membuka bibirnya padaku saat itulah aku mendaratkan bibirku pada bibirnya yang merekah.

    Sampai akhirnya aku lebih gila lagi melakukan hal layaknya dalam adegan cerita dewasa ngentot. Kini mulut kami sudah sama-sam mengulum bibir kami masing-masing dan dengan mesranya Lisa mengulum bibirku sambil mendesah ” Oooouuuggghhh….. oooouuuggghhh… aaagggghhhh….. aaaagggghh… ” Desahnya membuatku semakin bergairah saja dan akupun melumat bibir Lisa.

    Mungkin karena masih muda Lisa sangat bergairah melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa ngentot kali ini. Dengan melepas pakaian yang dia kenakan saat itu akhirnya tubuhnya sudah mulus di depanku aku cium setiap lekuk tubuhnya dan aku lihat teteknya yang seakan menantang aku untuk segera meremasnya. Akupun langsung meremas tetek Lisa dengan kedua tanganku.

    Sampai akhirnya aku lihat dia mengerang tidak tahan dengan remasan keras tanganku ” Oooouuuggggghh…. aaaaagggggghhh…… sa… yang….. aaaaaagggghhhh… te… rus….. sa… yang….. aaaagggghghh… ” Semakin keras desahan Lisa kala itu dan akupun merasakan semakin bergairah menikmati toketnya yang begitu empuk dan terasa hangat itu, lalu aku benamkan wajahku.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Pada toket Lisa kemudian aku beralih melepas celanaku sampai akhirnya aku acungkan kontolku pada memeknya yang sedari tadi sudah aku buka ” Aaaaaggghh… pelan…. pe… lan…. aaaaagggggghhh….. aaaaaaggggghhhh….. aaaaaaaggggghhh…. ” Lalu aku goyang pantatku perlahan di atas tubuh Lisa dan kembali aku dengar Lisa mendesah menikmati goyangan pantatku.

    Akhirnya akupun tidak tahan untuk segera mempercepat goyangan pantatku ” Ooouugggh… aaaaggghhh….. oooouuuggghhh…. aaaaagggghh… ” Kini aku yang mendesah sambil terus bergoyang sampai akhirnya akupun merasa kalau kontolku akan segera melepaskan sperma kentalku dalam memek Lisa, akupun mempercepat hentakan kontolku dan semakin tegang juga tubuhku.

    Dengan menekan lebih dalam lagi kontolku, seakan dapat menembus rongga memek Lisa. Aku dekap semakin erat tubuh Lisa sambil ” OOoooouuuuggggghhhhh…. ooooouuggghh… aaaaagggghhhh… “Tumpah sudah lendir hangat dari dalam kontolku. Lisapun menikmatinya dia dekap tubuhku sambil memberikan ciuman berulang kali pada wajahku dan juga seluruh leherku, aku yakin diapun merasakan puncak kepuasan.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik Gambar Dibawah ini jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • SWEET GIRL SUDDENLY GETS FUCKED BY HER HUSBAND’SOLD UNCLE WHEN.HE’S. AWAY

    SWEET GIRL SUDDENLY GETS FUCKED BY HER HUSBAND’SOLD UNCLE WHEN.HE’S. AWAY


    1760 views

    IndoLiveAsia

  • DI PERSUNTING ANAK ANGKAT SENDIRI

    DI PERSUNTING ANAK ANGKAT SENDIRI


    1760 views

    Duniabola99.org – Teng! Jam dinding berdentang satu kali. Malam semakin larut, tapi Anis masih duduk di ruang tengah. Sejak tadi matanya sulit terpejam. Baru beberapa jam yang lalu Ibu Mas Iqbal, suaminya, menelepon,“Nis, Alhamdulillah, barusan ini keponakanmu bertambah lagi…” suara ibu terdengar sumringah di ujung sana.

    “Alhamdulillah… laki-laki atau perempuan, Bu?” Anis tergagap, kaget dan senang. Sudah seminggu ini keluarga besar Mas Iqbal memang sedang berdebar-debar menanti berita ini, adik suaminya, yang akan melahirkan.

    “Laki-laki. Cakep lho, Nis, mirip Mas-mu diwaktu bayi…” Ibu tertawa bahagia. Dini memang adik yang termirip wajahnya dengan Mas Iqbal.
    “Selamat ya, Bu, nambah cucu lagi. Salam buat Dini, Insya Allah besok pulang kerja, Anis dan Mas Iqbal akan jenguk ke rumah sakit.” janji Anis sebelum menutup pembicaraan dengan Ibu yang sedang menunggu Dini di rumah sakit.

    Setelah menutup telepon, Anis termenung sesaat. Ia jadi teringat usia pernikahannya yang telah memasuki tahun ke 5, tapi belum juga ada tangis si kecil menghiasi rumah mereka. Meskipun demikian ia tetap ikut merasa sangat bahagia mendengar berita kelahiran anak kedua Dini di usia pernikahan mereka yang baru tiga tahun.

    “Kok melamun?!” Mas Iqbal yang baru keluar dari kamar mandi mengagetkannya. Ia memang pulang agak malam hari ini, ada rapat di kantor katanya. Air hangat untuk mandinya sempat Anis panaskan dua kali tadi.
    “Mas, ibu tadi mengabari, Dini sudah melahirkan. Bayinya laki-laki,” cerita Anis.

    “Alhamdulillah… Dila sudah punya adik sekarang,” senyum Mas Iqbal sambil mengeringkan rambutnya, tapi entah mengapa Anis menangkap ada sedikit nada getir dalam suaranya. Anis menepis perasaannya sambil segera menata meja menyiapkan makan malam.

    Selepas Isya’an bersama, Mas Iqbal segera terlelap, seharian ini ia memang lelah sekali. Anis juga sebenarnya agak lelah hari ini. Ia memang beruntung, selepas kuliah dan merasa tidak nyaman bekerja di kantor, Anis memutuskan untuk membuat usaha sendiri saja.

    Dibantu temannya yang seorang notaris, akhirnya Anis mendirikan perusahaan kecil-kecilan yang bergerak di bidang design interior. Anis memang berlatar pendidikan bidang tersebut, ditambah lagi ia punya bakat seni untuk merancang sesuatu menjadi indah dan menarik. Bakat yang selalu tak lupa disyukurinya. Keluarga dan teman-teman banyak yang mendukungnya, akhirnya sekarang ia sudah memiliki kantor mungil sendiri tidak jauh dari rumahnya.

    Dan, seiring dengan kemajuan dan kepercayaan yang mereka peroleh, perusahaannya sedikit demi sedikit mulai dikenal dan dipercaya masyarakat. Tapi Anis merasa itu tidak terlalu melelahkannya, semua dilakukan semampunya saja, sama sekali tidak memaksakan diri, malah menyalurkan hobi dan bakatnya merancang dan mendesign sesuatu sekaligus mengisi waktu luangnya. Beberapa karyawan yang sigap dan cekatan membantunya. Malah sekarang sudah ada beberapa designer interior lain yang bergabung di perusahaan mungilnya.

    Itu sebabnya sesekali saja Anis agak sibuk mengatur ketika ada pesanan mendesign yang datang, selebihnya teman-teman yang mengerjakan. Waktu Anis terbanyak tetap buat keluarga, mengurus rumah atau masak buat Mas Iqbal meski ada Siti yang membantunya di rumah, menurutnya itu tetap pekerjaan nomor satu. Anis juga bisa tetap rutin mengaji mengisi ruhaniahnya. Namun karena kegiatannya itu, biasanya ia tidur cepat juga, tapi malam ini rasa kantuknya seperti hilang begitu saja. Berita dari ibu tadi membuat Anis teringat lagi. Teringat akan kerinduannya menimang si kecil, buah hatinya sendiri.

    Lima tahun pernikahan adalah bukan waktu yang sebentar. Awalnya Anis biasa saja ketika enam bulan pertama ia tak kunjung hamil juga, ia malah merasa punya waktu lebih banyak untuk suaminya dan merintis kariernya. Seiring dengan berjalannya waktu dan tak hentinya orang bertanya, dari mulai keluarga sampai teman-temannya, tentang kapan mereka menimang bayi, atau kenapa belum hamil juga, Anis mulai khawatir. Fitrahnya sebagai wanita juga mulai bertanya-tanya, apa yang terjadi pada dirinya, atau kapan ia hamil seperti juga pasangan-pasangan lainnya…

    Atas saran dari banyak orang, Anis mencoba konsultasi ke dokter kandungan. Seorang dokter wanita dipilihnya. Risih juga ketika menunggu giliran di ruang tunggu klinik, pasien di sekitarnya datang dengan perut membuncit dan obrolan ringan seputar kehamilan mereka. Atau ketika salah seorang diantara mereka bertanya sudah berapa bulan kehamilannya.

    “Saya tidak sedang hamil, hanya ingin konsultasi saja…” senyum Anis sabar meski dadanya berdebar, sementara Mas Iqbal semakin pura-pura asyik dengan korannya. Anis bernafas lega ketika dokter menyatakan ia sehat-sehat saja. Hindari stress dan lelah, hanya itu nasehatnya.

    Setahun berlalu. Di tengah kebahagiaan rumah tangganya, ada cemas yang kian mengganggu Anis. Kerinduan menimang bayi semakin menghantuinya. Sering Anis gemas melihat tingkah polah anak-anak kecil disekitarnya, dan semakin bertanya-tanya apa yang terjadi dengan dirinya. Setelah itu mulailah usaha Anis dan suaminya lebih gencar dan serius mengupayakan kehamilan. Satu demi satu saran yang diberikan orang lain mereka lakukan, sejauh itu baik dan tidak melanggar syariat agama. Beberapa dokter wanita juga kadang mereka datangi bersama, meski lagi dan lagi, sama saja hasilnya. Sementara hari demi hari, tahun demi tahun terus berlalu.

    Kadang Anis menangis ketika semakin gencar pertanyaan ditujukan padanya atau karena cemas yang kerap mengusik tidurnya. Mas Iqbal selalu sabar menghiburnya, “Anis, apa yang harus disedihkan? Dengan atau tanpa anak, rumah tangga kita akan berjalan seperti biasa. Aku sudah sangat bahagia dengan apa yang ada sekarang. Insya Allah tidak akan ada yang berubah dalam rumah tangga kita…” kata Mas Iqbal suatu ketika seperti bisa membaca jalan pikirannya.

    Suaminya memang tahu kapan Anis sedang mendalam sedihnya dan harus dihibur agar tidak semakin larut dalam kesedihan. Di saat-saat seperti itu memang cuma suaminya yang paling bisa menghiburnya, tentu saja disamping do’a dan berserah dirinya pada Tuhan. Kadang Anis heran kenapa Mas Iqbal bisa begitu sabar dan tenang, seolah-olah tidak ada apapun yang terjadi. Dia selalu ceria dan optimis seperti biasa. Apakah memang pria tidak terlalu memasukkan unsur perasaannya atau mereka hanya pintar menyembunyikan perasaan saja? Anis tidak tahu, yang pasti sikap Mas Iqbal banyak membantu melewati masa-masa sulitnya.

    Sebenarnya Anis juga bukan selalu berada dalam kondisi sedih seperti itu. Sesekali saja ia agak terhanyut oleh perasaannya, biasanya karena ada faktor penyulutnya, yang mengingatkan ia akan mimpinya yang belum terwujud itu. Selebihnya Anis bahagia saja, bahkan banyak aktivitas atau prestasi yang diraihnya. Buatnya tidak ada waktu yang disia-siakan. Selagi sempat, semua peluang dan kegiatan positif dilakukannya. Kadang-kadang beberapa teman menyatakan kecemburuannya terhadap Anis yang bisa melakukan banyak hal tanpa harus disibuki oleh rengekan si kecil. Anis tersenyum saja.

    Anis juga tidak pernah menyalahkan teman-temannya kalau ketika sesekali bertemu obrolan banyak diisi tentang anak dan seputarnya. Buatnya itu hal biasa, usia mereka memang usia produktif. Jadi wajar saja kalau pembicaraan biasanya seputar pernikahan, kehamilan, atau perkembangan anak-anak mereka yang memang semakin lucu dan menakjubkan, atau cerita lain seputar itu. Biar bagaimanapun Anis menyadari menjadi ibu adalah proses yang tidak mudah dan perlu belajar atau bertukar pengalaman dengan yang lain.

    Tapi kadang-kadang, sesekali ketika Anis sedang sedih, rasanya ia tidak mau mendengar itu dulu. Anis senang juga jika ada yang berusaha menjaga perasaannya diwaktu-waktu tertentu, dengan tidak terlalu banyak bercerita tentang hal tersebut, bertanya, atau malah menyemangati dengan do’a dan dukungan agar sabar dan yakin akan datangnya si kecil menyemarakkan rumah tangganya.

    Anis tersadar dari lamunannya. Diminumnya segelas air dingin dari lemari es. Sejuk sekali. Meskipun malam tapi udara terasa pengap. Anis meneruskan tidurnya. Dalam lelap ia bermimpi bermain bersama beberapa gadis kecil. Senang sekali.

    Siang keesokan harinya, Anis sedang merancang sebuah ruang pameran di kantornya. Ada festival Islam yang akan digelar, mungkin karena tidak banyak designer interior berjilbab rapi seperti Anis, ia dipercaya merancangnya. Ketika sedang mencorat-coret gambar, Fitri mengejutkannya, “Mbak Anis, ada tamu yang mau bertemu.”

    “Dari mana, Fit?” tanya Anis.
    “Katanya dari Yayasan Amanah, mbak, tanya soal aplikasi mbak Anis bulan kemarin.”
    “Oh itu. Iya deh, saya ke depan sepuluh menit lagi.” jawab Anis.

    Setelah berbincang-bincang dengan tamunya, akhirnya Anis menyepakati mengangkat salah satu anak yatim yang diasuh yayasan tersebut sebagai putra asuhnya. Namanya Safiq. Anis memang selalu menyisihkan rezekinya untuk mereka yang membutuhkan. Dan kali ini, ia berniat untuk menyantuni dan mengasuh Safiq seperti anaknya sendiri, itupun setelah dimusyawarahkan dengan suaminya. Anis berharap, dengan begitu ia bisa cepat hamil. Ibu-ibu banyak yang mengatakan, mungkin Anis perlu ’pancingan’ agar bisa lekas dapat momongan.

    Begitulah, mulai saat itu, Safiq yang berusia 12 tahun, tinggal bersama Anis dan Iqbal.
    Mempunyai ’anak’, membawa banyak hikmah bagi Anis. Ia jadi semakin teliti dan perhatian. Apapun kebutuhan Safiq berusaha ia penuhi. Mulai dari baju hingga mainan, juga kebutuhan sekolah bocah itu yang tahun depan mau masuk SMP. Anis juga mencurahkan seluruh kasih sayangnya pada Safiq, hingga mas Iqbal yang merasa tersisih, sempat melayangkan protes sambil bercanda, ”Hmm, gimana kalau punya anak beneran ya, bisa-bisa aku nggak boleh tidur di kamar.”

    Anis cuma tertawa menanggapinya.

    ”Ah, mas bisa aja.” dia mencubit pinggang laki-laki itu.

    Dan selanjutnya merekapun bergumul di ranjang untuk memuaskan satu sama lain, sambil berharap persetubuhan kali ini akan membuahkan hasil.

    Esok paginya, seperti biasa, Anis menyiapkan sarapan bagi Safiq. Tidak terasa, sudah hampir tiga bulan bocah itu tinggal bersamanya. Dan Anis merasa senang sekaligus bersyukur, karena pilihannya ternyata tidak salah, Safiq sangat pintar dan baik. Anak itu tidak nakal, sangat menurut meski agak sedikit pendiam. Hanya kepada Anis lah ia mau berbincang, sedangkan dengan mas Iqbal, Safiq seperti menjaga jarak.

    ”Kenapa, Fiq?” tanya Anis menanyakan sebabnya saat mereka sarapan bersama. Saat itu mas Iqbal sudah berangkat ke kantor, sedangkan Safiq masuk siang.

    Bocah itu terdiam, hanya jari-jari tangannya yang bergerak memainkan bulatan bakso di atas nasi gorengnya.

    ”Tidak apa-apa, ngomong saja sama Umi.” kata Anis. Dia memang menyuruh Safiq untuk memanggilnya dengan panggilan ’Umi’ sedangkan untuk mas Iqbal ’Abi’.

    ”Ah, nggak, Mi.” Safiq masih tampak takut.

    Anis menatapnya. Di usianya yang baru beranjak remaja, bocah itu terlihat tampan. Kalau besar nanti, pasti banyak gadis yang akan terpikat kepadanya.

    ”Umi nggak akan marah.” kata Anis lagi, penuh dengan sabar.

    Safiq menggeleng, dia menundukkan kepalanya semakin dalam.

    Kasihan, Anis pun mendekatinya.

    ”Tidak apa-apa kalau kamu nggak mau bilang, umi nggak akan maksa.” Dipeluknya bocah kecil itu, diletakkannya kepala Safiq di atas gundukan buah dadanya.

    Ia biarkan Safiq menangis di situ.

    ”Maaf kalau Umi sudah membuatmu takut.” ucap Anis penuh nada penyesalan, ia memang tidak berharap perbincangan ini akan berakhir seperti itu.

    Lama mereka berpelukan, hingga Anis merasa tangis Safiq perlahan mereda dan akhirnya benar-benar berhenti. Ia sudah akan melonggarkan dekapannya saat merasakan sesuatu yang lembut mengendus dan menyundul-nyundul pelan buah dadanya. Ah, Safiq! Apa yang kamu lakukan? Anis memang cuma mengenakan daster longgar saat itu, hanya saat keluar rumah atau ada tamu pria, ia mengenakan jilbab. Dengan pakaian seperti ini, bibir Safiq yang bermain di belahan payudaranya sungguh sangat-sangat terasa.

    Cepat Anis melirik ke bawah, dilihatnya si bocah yang kini berusaha mencium dan menyusu ke arah buah dadanya.

    ”Safiq!” Anis menegur, tapi dengan suara dibuat selembut mungkin, takut membuat bocah itu kembali mengkerut. Padahal dalam hati, Anis benar-benar mengutuk aksinya yang sudah kurang ajar.

    Safiq mendongakkan kepala, ”M-maaf, Mi.” suaranya parau, sementara tubuhnya gemetar pelan.

    Tak tega, Anis segera memeluknya kembali. ”Tidak apa-apa, tapi jangan diulang lagi ya. Itu tidak boleh.” ia membelai rambut Safiq penuh rasa sayang.

    Safiq mengangguk. ”Maaf, Mi. Safiq cuman pengen tahu gimana rasanya nenen.”

    Anis terkejut, ”Emang kamu belum pernah?” tanyanya tak percaya.

    ”Safiq kan yatim piatu dari kecil, Mi. Jangankan nenen, siapa ibu Safiq aja nggak ada yang tahu. Safiq ditinggal di depan pintu yayasan.” jawab bocah itu dengan getir.

    Anis meneteskan air mata mendengarnya, ia mendekap dan mengelus kepala Safiq lebih erat lagi. Setelah terdiam cukup lama, Anis akhirnya membuka suara, ”Bener kamu pengen nenen?” tanyanya dengan suara berat. Keputusan sudah ia ambil, meski itu awalnya begitu berat.

    Safiq menganggukkan kepala.

    ”Janji ya, cuma nenen?” tanya Anis sambil memandang matanya.
    ”I-iya, Mi.” angguk Safiq cepat.

    ”Dan jangan ceritakan ini sama orang lain, termasuk pada Abi. Karena anak sebesar kamu sudah tidak seharusnya nenen pada Umi, ini tidak boleh. Tapi karena kasihan, Umi terpaksa mengabulkannya.” terang Anis, terbersit nada getir dalam suaranya.

    ”Iya, Mi. Safiq janji.” kata bocah kecil itu.

    Begitulah, dengan perlahan Anis pun menurunkan dasternya hingga buah dadanya yang besar terlihat jelas. Meski masih tertutup BH, benda itu tampak begitu indah. Ukurannya yang di atas rata-rata membuatnya jadi tampak sesak. Anis segera membuka cup BH-nya, tanpa ada yang menyangga, bulatan kembar itupun terlontar dengan kerasnya hingga sanggup membuat mata bulat Safiq makin melotot lebar.

    ”M-mi…” Safiq memanggil, tapi pandangannya sepenuhnya tertuju pada area dada sang ibu angkat yang kini sudah terbuka lebar, siap untuk ia jamah.
    ”Ayo, katanya mau nenen?” kata Anis sambil menarik salah satu bulatan payudaranya ke depan, memberikan putingnya yang merona merah pada Safiq.

    Tahu ada benda mulus menggiurkan yang mendekat ke arah mulutnya, Safiq pun membuka bibir, dan mencaplok puting Anis dengan perlahan, ”Ahm…” lenguh mereka berdua hampir bersamaan. Anis kegelian karena ada lidah basah yang melingkupi ujung payudaranya, sedangkan Safiq merasa nikmat mendapat benda yang selama ini ia idamkan-idamkan. Lidahnya terus menari membelai puting payudara Umi-nya, sedangkan bibirnya terus mengecap untuk mencucup dan menghisap-hisapnya.

    ”Ah, jangan keras-keras, Fiq. Sakit!” desis Anis di sela-sela jilatan sang anak angkat. Ia mulai merasa merinding, jilatan Safiq mengingatkannya pada mas Iqbal, yang biasa melakukannya sebelum mereka tidur. Meski aksi Safiq terasa agak sedikit kaku, tapi sensasi dan rasanya tetaplah sama.

    Sementara itu, Safiq dengan tak sabar dan penasaran terus menyusu. Mulutnya dengan liar bermain di gundukan payudara Anis. Tidak cuma yang kiri, yang kanan juga ia perlakukan sama. Kadang Safiq malah membenamkan wajahnya di belahan payudara Anis yang curam, dan membiarkan mukanya dikempit oleh bulatan kenyal itu, sambil tangannya mulai meremas-remas ringan.

    ”Ah, Fiq.” rintih Anis mulai tak sadar. Ia menekan kepala bocah itu, berharap Safiq mempermainkan payudaranya lebih keras lagi.

    Safiq yang gelagapan berusaha mencari udara, digigitnya salah satu puting Anis hingga umi-nya itu menjerit kesakitan.

    ”Auw, Fiq! Apaan sih, sakit tahu!” Anis mendelik marah, tapi melihat muka Safiq yang memerah dan nafasnya yang ngos-ngosan, iapun akhirnya mengerti. ”Eh, maaf. Umi nggak tahu.”
    ”Gak apa-apa, Mi.” Safiq tersenyum, kedua tangannya masih hinggap di dada Anis dan terus meremas-remas ringan disana.
    ”Gimana, kamu suka?” tanya Anis sambil membelai kepala Safiq penuh rasa sayang.

    Si bocah mengangguk,

    ”Iya, Mi.”
    ”Mau lagi?” tanya Anis.

    Safiq mengangguk, senyumnya terlihat semakin lebar.

    ”Kalau begitu, ayo sini.” Anis pun menarik kepala bocah itu dan ditaruhnya kembali ke atas gundukan payudaranya.

    Begitulah, sampai siang, Safiq terus menyusu di bongkahan payudara Anis, sang ibu angkat yang masih berusia muda, tidak lebih dari 30 tahun. Dengan payudara yang masih mulus sempurna, Safiq benar-benar dimanjakan. Ia menjadi bocah yang paling beruntung di dunia. Sementara Anis juga merasa senang karena kini ia menjadi semakin intim dan akrab dengan sang putra angkat yang sangat ia sayangi.

    Rutinitas itu terus berlangsung. Kapanpun dan dimanapun Safiq ingin, asal tidak ada orang -terutama mas Iqbal- Anis dengan senang hati menyusuinya. Dan seperti yang sudah dijanjikan, Safiq memang tidak pernah meminta lebih. Bocah itu cuma meremas dan menghisap, tidak macam-macam. Ditambah lagi, sama sekali tidak ada nafsu ataupun birahi dalam setiap jilatannya, Safiq benar-benar murni melakukannya karena pengen nenen. Anis jadi merasa aman.

    Tapi semua itu berubah saat Safiq naik ke jenjang SMP…

    Umur yang bertambah membuat pikiran bocah itu semakin berkembang. Dari yang semula cuma nenen biasa, kini berubah menjadi jilatan mesra yang sangat lembut namun sangat menggairahkan. Remasan bocah itu juga semakin bervariasi; kadang keras, kadang juga lembut. Kalau menghisap puting yang kiri, Safiq memijit dan memilin-milin yang kanan, begitu pula sebaliknya. Tak jarang Safiq mendempetkan dua puting itu dan menghisapnya dalam satu waktu. Pendeknya, Safiq sekarang sudah tumbuh menjadi remaja yang tahu apa arti seks yang sesungguhnya.

    Anis bukannya tidak mengetahui hal itu. Ia sudah bisa menebaknya saat melihat penis Safiq yang sedikit ereksi saat mereka sedang melakukan ’ritual’ itu. Tapi Anis pura-pura tidak tahu dan mendiamkannya saja. Toh Safiq juga tidak berbuat macam-macam, anak itu tetap ’sopan’. Malah Anis yang panas dingin, itu karena ukuran penis Safiq yang saat ini sudah melebihi punya mas Iqbal, padahal usia bocah itu masih sangat muda. Gimana kalau nanti sudah besar… ah, Anis tidak kuat membayangkannya.

    Esoknya, saat membangunkan Safiq untuk sholat subuh, Anis disuguhi pemandangan baru lagi. Saat itu Safiq masih tertidur lelap, tapi tidak demikian dengan penisnya. Benda itu sedang berdiri dan menjulang begitu tegarnya. Sempat Anis terpana dan terpesona untuk beberapa saat, tapi setelah bisa menguasai diri, ia segera membangunkan sang putra,

    ”Fiq, ayo sholat dulu.”

    Safiq cuma menggeliat lalu meneruskan tidurnya. Anis jadi tergoda. Apalagi sekarang di depannya, penis Safiq jadi kelihatan lebih menantang. Ukurannya yang begitu besar membuat Anis tercengang, dengan warna coklat kehitaman dan ‘kepala’ yang masih kelihatan imut (Safiq baru bulan kemarin disunat), benda itu jadi terasa seperti magnet bagi Anis. Tanpa terasa perlahan jari-jarinya terulur dan mulai menggenggamnya. Ia memperhatikan wajah sang putra angkat, Safiq terlihat tenang saja, matanya tetap terpejam rapat sambil menikmati tidur pulasnya.

    Dengan hati berdebar dan penuh perhitungan, takut dipergoki oleh sang suami -juga takut bila Safiq tiba-tiba bangun- Anis mulai mengocok benda panjang itu perlahan-lahan. Saat diperhatikannya Safiq tetap tertidur, malah bocah itu seperti menikmatinya -terlihat dari desah nafasnya yang semakin memburu dan tarikan lirih karena terangsang- Anis pun mempercepat kocokannya. Hingga tak lama kemudian berhamburan cairan putih kental dari ujungnya. Safiq ejakulasi. Yang gilanya, akibat rangsangan Anis, ibu angkatnya sendiri.

    Merasa sangat bersalah, dengan tergopoh-gopoh Anis segera membersihkannya. Saat itulah, Safiq tiba-tiba terbangun.

    ”Eh, umi…” gumamnya tanpa tahu apa yang terjadi.

    Anis mengelap sisa sperma Safiq ke ujung dasternya,

    ”Ayo sholat dulu, sayang.” katanya dengan nada suara dibuat senormal mungkin, padahal dalam hati ia sangat berdebar-debar.

    Safiq memperhatikan cairan putih kental yang berceceran di perutnya. Untuk yang ini, Anis tidak sempat membersihkannya. ”Ini apa, Mi?” Safiq mengambil cairan itu dan mempermainkan di ujung jarinya, lalu mengendusnya ke hidung.

    ”Ih, baunya aneh.” bocah itu nyengir.

    Anis tersenyum,

    ”Tidak apa-apa, itu tandanya kamu sudah mulai dewasa.”

    Safiq memandang umi-nya, ”Dewasa? Safiq nggak ngerti. Maksud Umi apaan?” tanyanya.

    ”Nanti Umi jelaskan, sekarang mandi dulu ya.” Anis membimbing putra kesayangannya turun dari ranjang.

    Safiq menggeleng,

    ”Nggak mau ah, Mi. Dingin!”
    ”Eh, harus. Kalau nggak, nanti badanmu kotor terus. Ini namanya mandi besar.” terang Anis.
    ”Mandi besar?” tanya Safiq, lagi-lagi tidak mengerti.
    ”Ah, iya. Kamu kan belum pernah melakukannya. Ya udah, ayo Umi ajarin.” Anis mengajak Safiq untuk beranjak ke kamar mandi.

    Di ruang tengah, dilihatnya mas Iqbal kembali tidur setelah menunaikan sholat subuh. Sudah kebiasaan laki-laki itu, malam melek untuk sholat tahajud, habis subuh tidur lagi sampai waktu sarapan tiba. Dengan bebas Anis membimbing Safiq masuk ke kamar mandi.

    “Lepas bajumu,” katanya memerintahkan.

    Safiq dengan patuh melakukannya. Ia tidak risih melakukannya karena sudah biasa telanjang di depan ibu angkatnya. Tak berkedip Anis memperhatikan penis Safiq yang kini sudah mengkerut dan kembali ke ukuran semula.

    ”Pertama-tama, baca Bismillah, lalu niat untuk menghilangkan hadast besar.” kata Anis.
    ”Emang Safiq baru dapat hadast besar ya?” tanya Safiq pada ibu angkatnya yang cantik itu.

    Anis dengan sabar menjawab, ”Iya, kamu tadi mimpi enak kan?” tanyanya.
    Safiq mengangguk,

    ”Iya sih, tapi Safiq sudah lupa ngimpiin apa.”


    ”Nggak masalah, itu namanya kamu mimpi basah. Itu tanda kedewasaan seorang laki-laki. Dan sehabis dapat mimpi itu, kamu harus mandi besar biar badanmu suci lagi.” sahut Anis.

    Safiq mengangguk mengerti.

    ”Terus, selanjutnya apaan, Mi?”
    ”Selanjutnya… basuh kemaluanmu seperti ini,” Anis meraih penis Safiq dan mengguyurnya dengan air. Ajaib, bukannya mengkeret karena terkena air dingin, benda itu malah mendongak kaku dan perlahan kaku dan menegang karena usapan tangan Anis.

    ”Mi, enak…” Safiq merintih.

    Anis jadi serba salah, cepat ia menarik tangannya. ”Eh,”
    Tapi Safiq dengan kuat menahan, ”Lagi, Mi… enak,” pintanya.

    Melihat pandangan mata yang sayu dan memelas itu, Anis jadi tidak tega untuk menolak. Tapi sebelumnya, ia harus memastikan segalanya aman dulu. Dikuncinya pintu kamar mandi, lalu ia berbisik pada sang putra.

    ”Jangan berisik, nanti Abimu bangun.” sambil tangan kanannya mulai mengocok pelan batang penis Safiq.
    Safiq mengangguk. Yang kurang ajar, untuk meredam teriakannya, ia meminta nenen pada Anis. “Plis, Mi. Safiq pengen.”

    Menghela nafas -karena merasa dipecundangi- Anis pun memberikan bongkahan payudaranya. Jadilah, di kamar mandi yang sempit itu, ibu serta anak yang seharusnya saling menghormati itu, melakukan hal buruk yang sangat dilarang agama. Safiq menggelayut di tubuh montok ibu angkatnya, sambil mulutnya menyusup ke bulatan payudara Anis. Bibirnya menjilat liar disana. Sementara istri Iqbal, dengan nafas memburu menahan kenikmatan, terus mengocok penis besar sang putra hingga menyemburkan sperma yang dikandung di dalamnya tak lama kemudian.

    Banyak dan kental sekali cairan itu, meski tidak seputih yang pertama, tapi pemandangan itu sudah cukup membuat Anis jadi horny. Wanita itu merasakan celana dalamnya jadi basah. Tapi tentu saja ia tidak mungkin menunjukkannya pada Safiq, bocah itu tidak akan mengerti. Jadi cepat-cepat ia bersihkan semuanya, takut mas Iqbal yang sedang tertidur di ruang tengah tiba-tiba bangun dan memergoki ulah mereka.

    Didengarnya Safiq menarik nafas panjang sambil mendesah puas, ”Terima kasih, Mi. Nikmat banget. Badan Safiq jadi enteng.”

    Anis mengangguk mengiyakan. ”Sudah, sekarang mandi sana. Ulangi semuanya dari awal.”

    Safiq tersenyum, dan dengan bimbingan dari ibu angkatnya yang cantik, iapun melakukan mandi wajib pertamanya.

    Sejak saat itu, level ’permainan’ mereka jadi sedikit meningkat. Anis tidak cuma memberikan payudaranya, tapi kini juga harus memuaskan Safiq dengan tangannya. Dan si bocah, tampak senang-senang saja menerimanya. Siapa juga yang bakal menolak kenikmatan seperti itu. Dan sampai saat ini, Anis masih belum juga hamil, padahal ia dan mas Iqbal tidak pernah lelah berusaha. Ah, mungkin memang belum rejekinya. Anis berusaha menerima dengan ikhlas dan lapang dada. Toh kini sudah ada Safiq yang menemani hari-harinya. Dan bagusnya, bocah itu bisa bertindak lebih dari sekedar anak.

    Itu dibuktikan Safiq saat mereka berbincang berdua sambil menunggu mas Iqbal yang bekerja lembur. Berdua mereka duduk di sofa ruang tengah, di depan televisi. Mereka mengobrol banyak, mulai dari sekolah Safiq hingga saat-saat intim mereka berdua yang menjadi semakin sering.

    ”Kamu nggak bosen nenen sama Umi?” tanya Anis sambil membelai rambut Safiq yang lagi-lagi tenggelam ke belahan buah dadanya.

    Dengan mulut penuh payudara, Safiq berusaha untuk menjawab, ”Ehm… enggak, Mi. Susu umi enak banget!”

    ”Saat aku kocok gini, enak juga nggak?” tanya Anis yang tangannya mulai menerobos ke dalam lipatan sarung Safiq.

    Safiq melenguh pelan saat merasakan jari-jari Anis melingkupi batang kemaluannya dan mulai mengocok pelan benda coklat panjang itu. ”Hmm, enak, Mi.” sahutnya jujur.

    Anis tersenyum, dan melanjutkan aksinya. Terus ia permainkan batang penis sang putra angkat hingga Safiq melenguh kencang tak lama kemudian. Badan kurusnya kejang saat spermanya berhamburan mengotori sarung dan tangan Anis. Mereka terdiam untuk beberapa saat. Anis memperhatikan tangannya yang belepotan sperma, dan selanjutnya mengelapkan ke sarung Safiq. Lalu dipeluknya bocah itu penuh rasa sayang.

    ”Terima kasih, Mi.” gumam Safiq di sela-sela pelukan mereka.

    Anis mengecup pipinya lalu membimbing anak itu untuk pindah ke kamar, sekarang sudah waktunya untuk tidur. Tapi Safiq tidak langsung beranjak, ia tetap duduk di sofa, sementara Anis sudah berdiri di hadapannya. Safiq menengadah memandangnya dengan tatapan sayu. Dengan nada bergetar, bocah itu berucap, ”Safiq sayang Umi,” sambil mulutnya mendekat untuk mencium kemaluan Anis.

    Anis jadi bingung, mau menolak, tapi takut membuat Safiq kaget dan malu. Dibiarkan, ia tahu apa yang diinginkan bocah kecil itu. Belum sempat menjawab, tangan Safiq sudah menyusup ke balik dasternya untuk mengusap paha Anis dari luar. Dan terus makin ke atas hingga menemukan CD yang membungkus pantat bulatnya. Anis sedikit terhentak saat Safiq memegang dan menarik turun kain mungil itu. ”Ah, Safiq! Apa yang kamu lakukan?” teriaknya, tapi tetap membiarkan sang putra angkat menelanjangi dirinya. Ia berpikir, mungkin Safiq hanya akan menciumnya sesaat saja.

    Tapi tebakannya itu ternyata salah. Memang Safiq cuma mencium pelan, hanya bagian luar yang dijamah oleh bocah kecil itu. Tapi itu cuma awal-awal saja, karena selanjutnya, saat melihat tidak ada penolakan dari diri Anis, iapun melakukan yang sebenarnya, Safiq mengangkat salah satu kaki Anis ke sandaran sofa hingga kini selangkangan sang ibu angkat terbuka jelas di depan matanya. Diperhatikannya kemaluan Anis yang basah merona kemerahan untuk sesaat, sambil tangannya meremas dan mengelus-elus bongkahan pantat Anis dengan gemas.

    ”Ehm,” Anis melenguh, tubuh sintalnya mulai bergetar. Ia yang awalnya ingin menolak, kini malah terdiam mematung. Anis pasrah saja saat bibir kemaluannya mulai disentuh oleh Safiq, dari mulai jilatan yang sopan hingga semakin lama menjadi semakin gencar. Akhirnya Anis malah merapatkan kemaluannya ke bibir Safiq dan tanpa sadar mulai menggoyangkan pinggulnya. Aksinya itu membuat Safiq semakin leluasa menciumi lubang kemaluannya.

    ”Ough…” Anis merasakan lidah Safiq semakin kuat menari dan menjelajahi seluruh lekuk kemaluannya.

    Ia merasakan cairan kewanitaannya semakin deras mengalir seiring dengan rangsangan Safiq yang semakin kuat. Entah darimana bocah itu belajar, tapi yang jelas, jilatan dan hisapannya sungguh terasa nikmat. Tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh mas Iqbal membuat Anis merintih kegelian, namun terlihat sangat menyukai dan menikmatinya. Ia elus-elus kepala Safiq yang terjepit diantara pangkal pahanya, hingga akhirnya tubuhnya mengejang dan menekuk kuat tak lama kemudian.

    Safiq yang tidak mengetahui kalau Anis akan mencapai puncak, terus menghisap kuat-kuat disana. “Uuhh…” didengarnya sang ibu angkat melenguh sambil menghentak-hentakkan pinggulnya. Dari dalam lubang surga yang tengah ia nikmati, mengalir deras cairan bening yang terasa agak sedikit kecut. Baunya pesing, seperti bau air kencing. Cepat Safiq menarik kepalanya, tapi tak urung, tetap saja beberapa tetes air mani itu membasahi mukanya. Diperhatikannya Anis yang saat itu masih merapatkan kaki dengan tubuh mengejang-ngejang pelan. Selanjutnya, tanpa suara, istri Iqbal itu jatuh lunglai ke atas sofa, menindih badan kurus Safiq ke dalam pelukannya.

    Mereka terdiam untuk beberapa saat. Anis berusaha untuk mengatur nafasnya, sementara Safiq dengan polos melingkarkan tangan untuk mengusap-usap bokong bulat Anis yang masih terbuka lebar.

    ”D-darimana kamu b-belajar seperti i-itu, Fiq?” tanya Anis saat gemuruh di dadanya sedikit mulai tenang.
    Safiq memandangnya,
    ”Dari Umi,” jawabnya polos.
    “Jangan ngawur kamu, Umi nggak pernah ngajarin yang seperti itu.” sergah Anis sedikit berang.
    “Memang nggak pernah, tapi Umi pernah memintanya.” sahut Safiq.
    “Meminta? Maksud kamu…”

    Safiq pun berterus terang. Kemarin ia memergoki kedua orang tua angkatnya bercinta di ruang tengah, di sofa dimana mereka tengah berpelukan sekarang. Saat itu Anis meminta agar mas Iqbal mengoral kemaluannya, tapi laki-laki itu menolak dengan alasan jijik dan dilarang oleh ajaran agama. Anis memang kelihatan kecewa, tapi bisa mengerti. Safiq yang terus mengintip jadi menarik kesimpulan; perempuan suka jika kemaluannya dijilat. Dalam hati Safiq berjanji, ia akan melakukannya untuk membalas budi baik Anis yang selama ini sudah merawat dan menyayanginya.

    ”Kamu sudah salah paham, Fiq,” di luar dugaan, bukannya senang, Anis malah terlihat ketakutan.
    ”Kenapa, Mi?” tanya Safiq kebingungan.
    “Setelah menjilat, kamu pasti akan melakukan hal lain, seperti yang kamu tonton kemarin malam. Benar kan?” tuduh Anis.

    Safiq terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Memang sempat terbersit di hati kecilnya untuk melakukan apa yang sudah diperbuat kedua orang tua angkatnya. Sepertinya nikmat sekali. Sebagai seorang remaja yang baru tumbuh, ia jadi penasaran, dan ingin merasakannya juga. Safiq sama sekali tidak mengetahui kalau itu sangat-sangat dilarang dan tidak boleh.

    “Ah, ini salah Umi juga.” keluh Anis, pelan ia menarik tubuhnya dan duduk di sisi Safiq.

    Tangan Safiq yang terulur untuk memegangi bongkahan payudaranya, ditepisnya dengan halus. Safiq jadi terdiam dan menarik diri. Anis merapikan bajunya kembali.

    “M-maaf, Mi.” lirih Safiq dengan muka menunduk, sadar kalau sudah melakukan kesalahan besar.
    “Tidak apa-apa. Tapi mulai sekarang, jangan nenen sama Umi lagi, kamu sudah besar.” putus Anis sambil bangkit dan beranjak menuju kamar, meninggalkan Safiq sendirian di ruang tengah menyesali kebodohannya.

    Esoknya, Anis menyiapkan sarapan dalam diam. Dia yang biasanya ramah dan ceria, hari ini terlihat seperti menanggung beban berat. Mas Iqbal bukannya tidak mengetahui hal itu, tapi dia mengira Anis cuma lagi PMS saja. Tapi setelah ditunggu berhari-hari, dan sang istri tercinta tetap cemberut saja, bahkan cenderung keras hati, iapun mulai curiga.

    ”Ada apa, Nis? Kuperhatikan, kamu berubah akhir-akhir ini. Ceritakanlah, siapa tahu aku bisa membantu.”Anis menggeleng,
    ”Ah, nggak, Mas. Tidak ada apa-apa, aku cuma lagi capek aja.”
    ”Jangan bekerja terlalu keras. Ingat, kita kan lagi program hamil.” Mas Iqbal mengingatkan.

    Anis berusaha untuk tersenyum, ”Iya, Mas.” Dan saat sang suami merangkul lalu mengecup bibirnya untuk diajak menunaikan sunnah rasul, iapun berusaha melayani dengan sepenuh hati. Siapa tahu, dengan begitu ganjalan di relung hatinya bisa cepat sirna.

    Tapi harapan tetap tinggal harapan. Bukannya hilang, hatinya malah semakin resah. Apalagi saat melihat Safiq yang mulai menjauhinya. Bukan salah bocah itu juga, Anis juga jarang mengajaknya bicara berdua seperti dulu. Sejak peristiwa di ruang tengah itu, mereka jadi seperti dua orang asing, hanya saat benar-benar perlulah mereka baru bertegur sapa.

    Di sisi lain, Anis juga seperti kehilangan sesuatu. Penis Safiq yang besar dan panjang terus menghantui pikirannya, juga jilatan dan hisapan bocah itu di atas gundukan payudaranya, dan yang terutama, kuluman Safiq di lubang vaginanya yang sanggup mengantar Anis meraih orgasmenya. Semua itu ia rindukan, meski dalam hati terus berusaha ia bantah. Tapi tak bisa dipungkiri, pesona Safiq sudah menjerat nafsu birahinya. Kalau dia yang beriman saja merasa seperti ini, bagaimana dengan Safiq yang ingusan? Bocah itu pasti lebih menderita.

    Anis mulai meneteskan air mata. Pikirannya kacau, campur aduk antara ingin menolak dan minta ditiduri oleh Safiq. Ada rasa ingin merasakan, tapi juga ada rasa takut akan dosa. Tapi adzan subuh yang berkumandang lekas menyadarkannya, cepat ia menghapus air mata dan mengambil air wudhu. Ia harus tegar. Ini perbuatan maksiat. Sangat salah dan berdosa. Tidak boleh diteruskan. Kalau tidak, akan percuma lantunan tobatnya selama ini.
    Tapi benarkah seperti itu?

    Semuanya berubah saat Anis menerima surat panggilan dari sekolah keesokan harinya. Safiq memberikannya dengan takut-takut, ”M-maaf, Mi.” gagap bocah kecil itu.
    Tidak menjawab, Anis menerimanya dan membacanya di kamar. Siangnya, bersama Safiq, ia pergi ke sekolah.

    ”Nilai-nilainya turun, Bu. Sangat jelek sekali.” kata ibu kepala sekolah yang gemuk berjilbab.

    Anis berusaha untuk tersenyum dan meminta maaf.

    ”Mungkin ada masalah di rumah?” tanya ibu kepala sekolah. ”Dulu Safiq itu sangat pintar, salah satu yang terpandai di kelas. Tapi sepertinya sekarang lagi mengalami penurunan motivasi.”
    ”Emm, sepertinya tidak ada.” jawab Anis berbohong, padahal dia sangat tahu sekali apa yang dipikirkan anak angkatnya itu.
    ”Baiklah, saya harap ibu membantu kami untuk mengembalikan semangat belajarnya. Kalau begini terus, ia bisa tidak naik kelas.” pesan ibu kepala sekolah sebelum mengakhiri pertemuan itu.

    Anis pun mengucapkan terima kasih dan memohon diri. Dilihatnya Safiq yang meringkuk ketakutan di sampingnya. Dipeluknya bocah kecil itu dan berbisik, ”Umi tunggu di rumah, belajar yang rajin ya…”
    Safiq mengangguk. Mereka pun berpisah, Anis kembali ke rumah, sementara Safiq meneruskan pelajarannya.

    Sorenya, saat pulang dari sekolah, Safiq mendapati ibunya menyambut di ruang tamu. Wanita itu memeluknya dengan erat.

    ”Maafkan Umi, Fiq. Gara-gara Umi, kamu jadi begini.” kata Anis lirih sambil berlinang air mata.

    Belum sempat Safiq berkata, Anis sudah menunduk dan melumat bibirnya dengan lembut. Dicium untuk pertama kali, tentu saja membuat Safiq jadi gelagapan, tapi ia cepat belajar. Saat bibir Anis terus mendecap dan menempel di bibirnya, iapun mengimbangi dengan ganti melahap dan menghisapnya rakus. Dinikmatinya lidah sang bunda yang kini mulai menjelajah di mulutnya.

    ”Ehmm… Mi,” Safiq melenguh, sama sekali tak menyangka kalau akan diberi kejutan menyenangkan seperti ini.

    ”Sst…” Anis kembali membungkam bibirnya. ”Diam, Sayang. Umi ingin menebus kesalahan kepadamu.” Pelan Anis menarik tangan Safiq dan ditempelkan ke arah gundukan payudaranya. ”Kamu kangen ini kan?” tanyanya sambil tersenyum manis.

    Dengan polos Safiq mengangguk dan mulai meremas-remas pelan. Jari-jarinya memijit untuk merasakan tekstur bulatan yang sangat menggairahkan itu. Seperti biasa, ia tidak bisa mencakup seluruhnya, payudara itu terlalu besar. Safiq bisa merasakan kalau Anis tidak memakai BH, tubuh sintalnya cuma dibalut daster hijau muda yang sangat tipis sehingga ia bisa menemukan putingnya dengan cepat.

    “Mi,” sambil memanggil nama sang bunda, Safiq meneruskan jelajahannya. Ia tarik tali daster Anis ke bawah hingga baju itu turun ke pinggang, menampakkan buah dada sang bunda yang sungguh besar dan menggiurkan. Safiq memandanginya sebentar sebelum lehernya maju untuk mulai mencucup dan menjilatinya, sambil tangannya terus meremas-remas pelan.

    Anis merebahkan diri di sofa, dibiarkannya Safiq menindih tubuhnya dari atas. Bibir bocah itu terus menelusur di sepanjang bukit payudaranya, mulai dari pangkal hingga ujungnya, semuanya dihisap tanpa ada yang terlewat. Beberapa kali Safiq membuat cupangan-cupangan yang membikin Anis merintih kegelian. Terutama di sekujur putingnya yang mulai kaku dan menegang, baik yang kiri maupun yang kanan. Safiq menghisap benda mungil kemerahan itu dengan begitu rakus, ia mencucupnya kuat sekali seolah seluruh payudara Anis ingin dilahap dan ditelannya bulat-bulat. Tapi tentu saja itu tidak mungkin.

    “Ehmmm…” merintih keenakan, Anis membimbing salah satu tangan Safiq untuk turun menjamah kemaluannya yang sudah sangat basah. Ia sudah menanti hal ini dari tadi. Sepulang sekolah, Anis berpikir dan merenung, Safiq jadi malas belajar karena perseteruan mereka tempo hari. Maka, untuk meningkatkan kembali semangat bocah kecil itu, inilah yang bisa ia lakukan. Anis akan memberikan tubuhnya!

    Jangan dikira mudah melakukannya. Anis sudah menimbang dengan matang, memikirkan segala resikonya, dan tampaknya memang inilah jalan yang terbaik. Selain bagi Safiq, juga bagi dirinya sendiri. Karena tak bisa dipungkiri, Anis menginginkannya juga, hari-harinya juga berat akhir-akhir ini. Pesona kemaluan Safiq yang besar dan panjang terus mengganggu tidur malamnya. Mas Iqbal yang selalu setia menemani di atas ranjang, mulai tidak bisa memuaskannya. Memang penisnya juga besar dan panjang, tapi entahlah, dengan Safiq ia seperti mendapatkan sensasi tersendiri. Sensasi yang membuat gairah dan birahinya berkobar kencang. Sama seperti sekarang.

    Bergetar semua rasa tubuh Anis begitu Safiq mulai memainkan jari di lubang vaginanya. bocah itu menggesek-gesek kelentitnya pelan sebelum akhirnya menusukkan jari ke dalam lubangnya yang sempit dan gelap. ”Ough,” Anis merintih nikmat. Di atas, bibir Safiq terus bergantian menjilati puting kiri dan kanannya sambil sesekali menghisap dan menggigitnya rakus.

    Anis mendorong kepala bocah kecil itu, meminta Safiq untuk beranjak ke bawah. Safiq yang mengerti apa keinginan sang bunda, segera menurunkan ciumannya. Ia jilati sebentar perut Anis yang masih langsing dan kencang sebelum mulutnya parkir di kewanitaan perempuan yang sudah membiayai hidupnya itu.

    ”Jilat, Fiq!” Anis meminta sambil membuka kakinya lebar-lebar, memamerkan kemaluannya yang sudah becek memerah pada Safiq.

    Si bocah menelan ludah, memandangi sebentar lubang indah yang terakhir kali dilihatnya sebulan yang lalu itu. Perlahan mulutnya turun saat Anis menarik kepalanya. Safiq menjulurkan lidah dan mulai menciuminya. Ia lumat bibir tipis yang tumbuh berlipat-lipat di tengah permukaannya. Bulu kemaluan Anis yang tercukur rapi juga diciuminya dengan senang hati. Anis merasakan Safiq membuka bibir kemaluannya dengan dua jari. Dan saat terkuak lebar, kembali lorongnya dibuat mainan oleh bocah kecil itu.

    Lidah Safiq bergerak liar, juga cepat dan sangat dalam. Namun yang membuat Anis tak tahan adalah saat lidah bocah itu masuk diantara kedua bibir kemaluannya sambil menghisap kuat-kuat kelentitnya. Lama tidak bertemu, rupanya Safiq jadi tambah lihai sekarang. Diam-diam Anis bersyukur dalam hati, rupanya ia tidak salah membuat keputusan. Memang, ia tahu ini dosa -salah satu dosa besar malah- tapi kalau rasanya senikmat ini, ia sama sekali tidak menyesal telah melakukannya.

    Safiq terus memainkan kemaluan Anis. Mulutnya menghisap begitu rakus dan kencang, hingga dalam beberapa menit, membuat sang bunda jadi benar-benar tak tahan. ”Auw… arghh!” Mengejang keenakan, Anis pun berteriak sekuat tenaga sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi. Kelentitnya yang sedang dijepit oleh Safiq, berkedut kencang saat cairannya menyembur deras membasahi lantai ruang tamu.

    ”Hah, hah,” terengah-engah, Anis meremas pelan rambut Safiq yang duduk berjongkok di lantai.
    ”Enak, Mi?” tanya bocah kecil itu dengan polos, matanya menatap sang bunda sebelum beralih memandangi selangkangan Anis yang masih mengucurkan sisa-sisa cairan orgasmenya.

    Anis mengangguk, ”Nikmat banget, Sayang.” bisiknya sambil berusaha untuk bangkit.

    ”Mau kemana, Mi?” tanya Safiq cepat, takut tidak mendapatkan jatahnya.
    ”Kita pindah ke kamar, disini terlalu berbahaya, nanti dipergoki sama tetangga.” sahut Anis.

    Ditariknya tangan sang putra untuk masuk ke dalam rumah. Beriringan mereka menuju kamar.

    ”Kamarmu,” kata Anis saat melihat Safiq ingin berbelok ke kiri. Safiq segera memutar langkahnya, kamar mereka memang berseberangan.

    Di dalam, tanpa menunggu lama, Safiq segera menelanjangi diri. Begitu juga dengan Anis. Dengan tubuh sama-sama telanjang, mereka naik ke atas tempat tidur.

    ”Kamu pengen nenen?” tanya Anis sambil mendekap kepala Safiq dan lekas ditaruhnya ke atas gundukan payudaranya.

    Tanpa menjawab, Safiq segera mencucup dan menciumi dua benda bulat padat itu. Dihisapnya puting Anis dengan begitu rakus sambil tangannya bergerak meremas-remas pelan. Di bawah, penisnya yang sudah ngaceng berat terasa menyundul-nyundul lubang kelamin Anis.

    ”Fiq, ayo masukkan!” pinta perempuan cantik itu. Ia membuka pahanya lebar-lebar sehingga terasa ujung penis Safiq mulai memasuki lubangnya.
    ”Gimana, Mi, didorong gini?” tanya Safiq polos sambil berusaha menusukkan penisnya.
    ”Yah, begitu… oughhh!” Anis melenguh, penis Safiq terasa membentur keras, tapi tidak mau masuk. Dengan pengalamannya, Anis bisa mengetahui penyebabnya.

    Maka dengan cepat ia bangkit berdiri dan meraih penis Safiq, lalu dimasukkan ke dalam mulutnya.

    “Ahh, Mi!” Safiq menjerit, sama sekali tak menyangka kalau sang bunda akan berbuat seperti itu.

    Dan asyiknya lagi, rasanya ternyata begitu nikmat, lebih nikmat daripada dikocok pake tangan. Safiq mulai mengerang-erang dibuatnya, tubuhnya kelojotan, dan saat Anis menghisap semakin kuat, iapun tak tahan lagi. Penisnya meledak menumpahkan segala isinya yang tertahan selama ini. Begitu banyak dan kental sekali.

    ”Ahh,” Anis yang sama sekali tidak menyangka kalau Safiq akan keluar secepat itu, jadi sangat kaget. Beberapa sperma si bocah sempat tertelan di mulutnya, sisanya yang sempat ia tampung, lekas ia ludahkan ke lantai.
    “M-maaf, Mi.” kata Safiq dengan muka memerah menahan nikmat, lelehan sperma tampak masih menetes dari ujung penisnya yang mengental.

    Anis tersenyum penuh pengertian, “Tidak apa-apa. Bukan salahmu, sebulan tidak dikeluarkan pasti bikin kamu nggak tahan.”

    Penuh kelegaan, Safiq menyambut sang bunda yang kini berbaring di sebelahnya.Mereka saling berpelukan dan berciuman. Tapi dasar nafsu remaja, begitu payudara Anis yang besar menghimpit perutnya, sementara paha mereka yang terbuka saling bergesekan, dengan cepat penis Safiq mengencang kembali.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    “Eh, udah tegang lagi tuh.” kata Anis gembira sambil menunjuk penis Safiq yang perlahan menggeliat bangun.
    “Iya, Mi.” Safiq ikut tersenyum.

    Anis mengocoknya sebentar agar benda itu makin cepat kaku dan menegang. Saat sudah kembali ke ukuran maksimal, ia lekas mempersiapkan diri. Rasanya sudah tidak sabar lubang vaginanya yang gatal dimasuki oleh kemaluan muda itu. Anis memejamkan mata saat Safiq mulai mendekap sambil terus menciumi bibirnya, ia merasakan bibir kemaluannya mulai tersentuh ujung penis si bocah kecil.

    ”Tunggu dulu,” Anis menjulurkan tangan, sebentar ia usap-usapkan ujung penis Safiq ke bibir kemaluannya agar sama-sama basah, barulah setelah itu ia berbisik,
    ”Sudah, Fiq, masukkan sekarang!” Anis memberi jalan.

    Safiq mulai mendorong. Pelan Anis mulai merasakan bibir kemaluannya terdesak menyamping. Sungguh luar biasa benda itu. Ohh, Anis benar-benar merasakan kemaluannya nikmat dan penuh sesak. Safiq terus mendorong, sementara Anis menahan nafas, menunggu pertautan alat kelamin mereka tuntas dan selesai sepenuhnya.

    ”Ahh,” Anis mendesah tertahan saat penis Safiq terus meluncur masuk, membelah bibir kemaluannya hingga menjadi dua, memenuhi lorongnya yang sempit hingga ke relungnya yang terdalam, sampai akhirnya mentok di mulut rahimnya yang memanas.

    Mereka terdiam untuk sejenak, saling menikmati rangsangan kemaluan mereka yang kini sudah bertaut sempurna, begitu erat dan intim. Rasanya sungguh luar biasa. Safiq bergidik sebentar saat merasakan Anis yang mengedutkan-ngedutkan dinding rahimnya, memijit batang penisnya dengan remasan pelan. Safiq membalas dengan kembali mencium bibir dan payudara sang bunda, sambil tangannya tak henti-henti meremas-remas bulatannya yang padat menggoda.

    Beberapa detik berlalu. Saat Anis sudah merasa cukup, iapun meminta Safiq untuk mulai menggerakkan pinggulnya.

    ”Pelan-pelan aja, nggak usah buru-buru. Kita nikmati saat-saat ini. Abi-mu masih lama pulangnya, dia lembur malam ini.” kata Anis.

    Mengangguk mengerti, Safiq pun mulai memompa pinggulnya. Gerakannya begitu halus dan pelan, meski terlihat agak sedikit kaku. Maklum, masih pengalaman pertama. Tapi itu saja sudah sanggup membuat Safiq merintih keenakan, ia benar-benar cepat terbawa ke puncak kenikmatan yang belum pernah ia alami sebelumnya. Nafasnya sudah memburu, terengah-engah. Sementara tubuhnya mulai bergetar pelan.

    Anis yang melihatnya jadi panik. ”Tahan dulu, Fiq. Tahan sebentar!” bisiknya, ia tidak mau permainan ini berhenti begitu cepat. Ia baru mulai merasa nikmat.

    Tapi apa mau dikata, jepitan kemaluan Anis terlalu nikmat bagi seorang perjaka seperti Safiq. Diusahakan seperti apapun, bocah itu sudah tak mampu lagi. Maka hanya dalam waktu singkat, Safiq pun menjerit dan kembali menumpahkan spermanya. Kali ini di dalam kemaluan Anis. Cairannya yang kental berhamburan saat Safiq ambruk menindih tubuh bugil sang bunda dengan nafas ngos-ngosan.

    ”Ah, Safiq!” meski terlihat kecewa, namun Anis berusaha untuk memakluminya.

    Ia belai punggung Safiq dengan lembut. Penis bocah itu yang masih menancap di lorong vaginanya, masih terasa berkedut-kedut, menguras segala isinya. Anis merasakan liangnya jadi begitu basah dan penuh.

    Mereka terus berpelukan untuk beberapa saat hingga tiba-tiba Anis menjerit kaget, ”Ah, Fiq!” tubuh montoknya sedikit terlonjak saat merasakan penis Safiq yang tiba-tiba saja kaku dan menegang kembali.

    ”Cepet banget!” pujinya gembira. Diciumnya bibir bocah itu sebagai hadiah.

    Safiq cuma tersenyum dan kembali memperbaiki posisi. Ia sudah siap untuk beraksi. Sambil melumat bibir dan leher Anis, ia mulai menggerakkan pinggulnya.Remasan tangannya di payudara sang bunda juga kembali gencar, secepat tusukannya yang kini sudah mulai lancar dan tahan lama.

    ”Ahhh… terus, Fiq. Yah, begitu!” Anis yang menerimanya, merintih dan menggeliat-geliat tak terkendali.

    Tubuh montoknya menggelepar hebat seiring goyangan Safiq yang semakin kuat. Dengan tusukannya yang tajam, bocah itu membuat vagina Anis menegang dan berdenyut pelan, benar-benar puncak kenikmatan yang belum pernah ia alami selama enam tahun pernikahannya dengan mas Iqbal. Ohh, sungguh luar biasa. Anis jadi tak ingat apa-apa lagi selain kepuasan dan kenikmatan. Dosa dan neraka sudah lama hilang dari pikirannya. Hati dan kesadarannya sudah tertutup oleh nafsu birahi.

    “Fiq, ooh… oohh… terus… arghhh…” Anis sendiri terkejut oleh teriakannya yang sangat kuat. Pelan tubuhnya bergetar saat cairan kenikmatannya menyembur keluar.

    Safiq yang juga kesetanan terus memompakan kemaluannya berulang kali, dan tak lama kemudian ikut menggelepar. Wajahnya yang tampan menengadah, sementara kedua tangannya mencengkeram dan menekan payudara Anis kuat-kuat. Di bawah, spermanya yang kental kembali meledak di dalam vagina sang bunda, memancar berulang kali, hingga membuat rahim Anis jadi begitu basah dan hangat.

    ”Oh,” Anis melenguh merasakan banyak sekali cairan kental yang memenuhi liang vaginanya.

    Setelah selesai, Safiq memiringkan tubuh sehingga tautan alat kelamin mereka tertarik dan terlepas dengan sendirinya. Tangannya kembali meremas lembut payudara Anis sambil bibirnya menciumi wajah wanita yang sangat dikasihinya ini. Anis senang dengan perlakuan Safiq terhadap dirinya.

    “Fiq, kamu sungguh luar biasa.” puji Anis kepada putra angkatnya.
    ”Cepet banget tegangnya, padahal barusan keluar.”
    Safiq tersenyum, ”Trims, Umi. Safiq senang bisa membuat Umi bahagia.”
    ”Tapi kamu juga nikmat kan?” goda Anis.
    ”Tentu saja, Mi.” Safiq mengangguk.
    “Mau lagi?” tawar Anis.
    ”Umi nggak capek?” Safiq bertanya balik.
    ”Seharusnya umi yang tanya begitu,” sahut Anis, dan mereka tertawa berbarengan.

    Sejak saat itu, hubungan mereka pun berubah. Bukan lagi seorang ibu dan anak, tetapi berganti menjadi sepasang kekasih yang selalu berusaha untuk memuaskan nafsu masing-masing. Kapanpun dan dimanapun.
    Prestasi Safiq kembali meningkat, bahkan lebih dari sebelumnya. Sementara Anis, mendapat hikmah yang paling besar. Ia kini hamil, sudah jalan 2 minggu. Sudah jelas itu anak siapa, tapi sepertinya mas Iqbal tidak curiga. Malah laki-laki itu kelihatan sangat senang dan gembira, sama sekali tidak curiga saat Anis kelepasan ngomong, ”Selamat, Fiq, sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ayah,”

  • Merelakan Tubuhku Untuk Menyelamatkan Ortu

    Merelakan Tubuhku Untuk Menyelamatkan Ortu


    1760 views

    Duniabola99.org – Perkenalkan nama saya lani aku anak desa yang disuruh ortuku untuk berkuliah di Jawa dan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi S2, tapi niatku harus aku pendam dalam dalam, karena musibah terjadi pada keluarga pada saat itu bapak sedang memaksimalkan usaha dengan cara kredit oleh bank swasta tak tanggung tanggung jumlah nya.
    Spekulasi bapak ternyata meleset dari usaha kebunnya yang sangat luas , tapi waktu musim kemarau panjang tiba pupus sudah harapan bapak untuk mendapat keuntungan dari usaha berkebunnya, semua tanaman kebun mati semua karena kekeringan yang melanda, bapak langsung stress jatuh sakit dan terkena struk, dari situ niatku untuk meneruskan kuliah pupus.

    Kian hari kondisi Bapak  tambah menurun. Kami sekeluarga mesti menjual barang-barang berharga kami untuk tarif pengobatan  membayar angsuran kredit ke bank. Pada bulan ke-enam, kami telah tak punya apa-apa lagi yang bisa kami jual, sementara rumah  ladang telah digunakan Bapak  ke bank untuk mendapatkan kredit sehingga tak mungkin kami menjualnya.

    Sebulan yang lalu, sebagian orang petugas bank datang menagih pembayaran angsuran kredit yang telah tak lagi bisa kami bayar selama tiga bulan. Mereka mengancam akan menyita rumah  lading jika kami tak bisa melunasi tunggakan pembayaran dalam waktu dua minggu. Kami hanya bisa menangis, memohon belas kasihan orang-orang bank itu. Namun, mereka hanya petugas rendahan yang tak memiliki wewenang besar, sehingga mereka tak bisa menolong kami.

    Di tengah kekalutan, datang seorang laki-laki paruh baya yang bersedia menolong kami. ia adalah salah seorang terkaya di kampung kami, yang juga sekaligus merupakan saingan usaha Bapak. Kami mengenal pria ini sebagai Pak Moh. Semua hutang-hutang kami dibayar lunas oleh Pak Moh pada hari itu juga. Kami semua sangat senang  berterima kasih pada Pak Moh, sebab tanpa ia, kami mungkin mesti tinggal di kolong jembatan atau emperan warung.

    Malam itu Pak Moh datang ke rumah kami  saya menemani Mak untuk menemuinya. Tak disangka, ketika Mak pergi menengok Bapak  di kamar, Pak Moh mengatakan hal yang tak pernah terlintas di pikiranku.

    Kau sadar, kan … Lina, Utang bapak  kau besar sekali. Saya mesti mengeruk tabungan untuk melunasinya. Tentunya saya tak mau itu ianggap amal jariah. Saya mesti mendapatkan sesuatu. Saya ingin mendapatkan kamu, Lina,” kata Pak Moh.

    Ma …. Mmaa …maksud Pak Moh, bapak mau mengambil saya sebaga istri?” tanya ku terbata-bata.
    Lina ..… Lina.. …Jika saya mengambil kau sebagai istri, maka hubungan utang piutang di antara kita akan hilang. Saya tak mau itu. Saya bilang kan tadi saya ingin mendapatkan kamu, tubuh kau persisnya. Saya ingin menikmati tubuh kau sampai saya anggap utang itu lunas,” kata Pak Moh sambil menyeringai.

    Begitu mendengar kemauan Pak Moh, Mak langsung meminta Pak Moh pergi dari rumah kami, namun Pak Moh membalas ucapan Mak dengan mengatakan bahwa ialah yang sebenarnya berhak untuk mengusir kami dari rumah ini. Pak Moh benar  kami tak punya alasan lain untuk membantahnya. saya ; Mak menangis sambil berpelukan.

    Namun saya sadar bahwa dengan merelakan tubuhku, saya akan bisa menyelamatkan kedua orang tuaku yang sangat saya sayangi. Sebab itu, saya mengiyakan permintaan Pak Moh. Malam itu, Pak Moh menjadi lelaki pertama yang menyetubuhi aku. saya merelakan keperawananku untuk membayar utang Bapak.

    Di sini, di kamar ini, untuk pertama kalinya saya melayani laki-laki. Pak Moh bahkan tak mau repot-repot menghabiskan uang untuk menyewa kamar hotel untuk menikmati tubuhku. Begitu saya mengiyakan niatnya, ia meminta saya bersiap-siap di kamarku sambil menunggu obat kuat yang diminumnya bereaksi.

    Saya masih duduk di ujung tempat tidur ketika Pak Moh masuk ke kamarku. ia langsung menghampiri saya tanpa peduli bahwa ia membiarkan pintu kamarku terbuka lebar kemudian membelai rambutku. Tiba-tiba ia membuka retsleting celananya mengeluarkan penisnya yang telah tegang. saya terkesiap. Itu adalah kali pertama saya melihat penis,  penis itu ada di depan wajahku.

    Pak Moh meminta saya mengulum penisnya. Dengan tangan gemetar saya memegang penis Pak Moh  memasukkannya ke mulutku. Air mataku berlinang. Betapa tidak, saya yang berpendidikan tinggi ini pada akhirnya terpaksa mesti mengulum penis laki-laki tua.

    Pak Moh menjambak rambutku memaksa saya untuk mengocok penisnya dengan mulutku. Meski sempat tersedak, saya berusaha untuk menyenangkan lelaki tua bangka ini. Pak Moh menikmati layananku sambil mendesah  mendesis. Setelah sebagian menit berlalu, penis Pak Moh menjadi kian tegang ; Pak Moh memegang kepalaku dengan kedua tangnnya sambil mendorong penisnya ke dalam mulutku.

    ia mencapai klimaks  air maninya menyembur keluar di dalam mulut ku. Sebab kepalaku tertahn kedua tangan Pak Moh, saya terpaksa menelan peju yang keluar agar saya tetap bisa bernafas. Sebagian peju Pak Moh meleleh keluar dari mulutku ketika Pak Moh menarik keluar penisnya tumpah membasahi bajuku.

    Kemudian ak Moh meminta saya membuka semua pakaian yang saya kenakan. Pak Moh menjadi lelaki pertama yang pernah melihat saya telanjang bulat. ia memandangi tubuh mulusku sejenak  meminta saya rebah di atas tempat tidur, sementara ia melucuti pakaiannya sendiri. ia naik ke atas tempat tidur  kedua tangannya mulai mengeranyangi dadaku. ia meremas payudaraku dengan lembut sambil memainkan pentilnya.

    Saya terdiam bagaikan patung. saya berusaha untuk mengabaikan rasa geli yang tak pernah saya rasakan sebelumnya pada buah dadaku. Salah satu tangannya meraih ke selangkanganku membelai lembut vaginaku. Sementara itu, ia memainkan lidahnya pada salah satu payudaraku.

    Saya begitu marah pada diriku sendiri sebab saya seharusnya tak menikmati apa yang ia lakukan pada tubuhku, namun saya tak kuasa menahannya. Pak Moh telah memberikan sensasi yang tak pernah saya rasakan sebelumnya. Sensasi yang membuat saya melambung ke awing-awang.

    Tanpa sadar saya membuka lebar-lebar kedua pahaku mengerak-gerakkan pantatku. Pak Moh membuka bibir vaginaku  dengan jari-jarinya ia mulai menggosok-gosok itilku dengan lembut. Mulutnya tak henti-hentinya menyedot pentil buah dadaku. Tubuhku telah di luar kendaliku sendiri sebab nafsu birahi telah menguasaiku. Kini saya yang mendesah  mendesis.

    Perlahan-lahan kepala Pak Moh berpindah dari dadaku, turun ke perutku akhirnya ia menempatkan kepalanya di selangkanganku. Kini dengan lidah  bibirnya ia melahap vaginaku. Habis telah pertahananku. saya kini bahkan menyodor-nyodorkan vaginaku sambil memembelai sesekali merenggut rambutnya. Sensasi yang tak pernah saya rasakan itu begitu indah nikmat.

    Melihat saya telah sangat terangsang, Pak Moh berhenti  mengambil posisi di antara kedua pahaku. Penisnya ia gesek-gesekkan ke itil lubang vaginaku. saya yang telah dikendalikan nafsu justru mengangkat pantatku sehingga ujung penis Pak Moh menyodok masuk ke lubang vaginaku. saya tersentak.

    Sensasi yang saya rasakan ternyata jauh lebih nikmat sehingga tanpa sadar saya memohon Pak Moh untuk cepat-cepat memasukkan penisnya ke vaginaku yang telah basah oleh cairanku endiri  liur Pak Moh.

    Masukin, Pak … Masukin …. saya telah gak tahan lagi,” kataku.

    Hehehehe … Siapa tadi yang menagis tersedu-sedu gak mau melayani aku? Hahahaha … Nih, saya kasih.” katanya sambil melesakkan penisnya ke lubang vaginaku yang masih sempit. “

    Agak sakit sedikit, kau tahan ya …”
    “Ahhhhhhh …… Shhhhhhh …. Enakkk …Pak,” kataku. Separuh penis Pak Moh kini telah masuk ke dalam vaginaku. ia mengerakkan pingulnya maju mundur dengan perlahan. saya meracau dilanda kenikmatan yang timbul sebab gesekan dinding vaginaku dengan penis Pak Moh. Tiba-tiba Pak Moh mengigit leherku menyentak pinggulnya maju sehingga penisnya masuk semuanya ke vaginaku.

    Aaaaauuu …. Sakit …. …Pak!” saya tersentak. Selaput daraku kini telah tembus di dorong penis Pak Moh. Namun rasa pedih di leher rasa kaget sebab digigit secara tiba-tiba membuat saya tak terlalu merasakan pedih yang timbul sebab sobeknya selaput daraku. Pak Moh cuma terkekeh.

    Gimana? Gak terlalu sakit kan vagina kamu?”

    Enggak Pak, tapi pelan-pelan keluar masuknya. Masih agak nyeri

    Kemudian Pak Moh mulai melakukan gerakan memompanya. Awalnya perlahan-lahan  kemudian kian cepat.

    Ahhhhh Linaiiii …. Nimaaat bangeeeet ….. “ kata Pak Moh.

    Aku tak menjawabnya. saya terlalu sibuk menikmati persetubuhan itu  sesekali saya mengangkat pantatku untuk menyambut tusukan penis Pak Moh di vaginaku. saya merangkul  membelai-belai punggung Pak Moh. saya telah memperlakukan Pak Moh seperti seorang suami.

    Pak Moh mempercepat gerakannya  saya pun kian melambung ke angkasa. saya merasakan dorongan yang sangat kuat di bagian rahimku yang membuat saya seperti mengejan. Seluruh otot-otot di tubuhku mengejang. Vaginaku berdenyut-denyut.

    AAAAAAAAAAH ……. AAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH …” saya menjerit keras ketika saya mencapai orgasme pertamaku. Hal yang semula saya lakukan sebab terpaksa untuk menyelamatkan martabat orang tuaku ternyata begitu nikmat. Mungkin ini adalah kompensasi yang diberikan Tuhan atas pengorbananku.

    Tubuhku begitu rileks setelah puncak kenikmatan bersetubuh itu saya capai. saya terbujur di atas tempat tidur sambil meresapi setiap sensasi yang saya rasakan.

    Pak Moh yang belum mencapai klimaks tak terlalu suka dengan kondisi vaginaku yang sangat basah serta tubuhku yang lemas tanpa reaksi. ia mencabut penisnya dari vaginaku  berganti posisi. ia menempatkan penisnya di antara kedua buah dadaku. ia memegang buah dadaku dengan kedua tangannya sehingga penisnya terjepit kedua benda lembut tapi kenyal itu.

    Lalu ia menggerakkan pinggulnya memperlakukan celah di antara kedua buah dadaku seperti yang ia lakukan pada vaginaku. saya yang masih lemas sebab orgasmeku hanya terdiam memandangi kepala penis Pak Moh yang timbul tenggelam dari celah itu. Setelah sebagian menit Pak Moh mempercepat gerakkannya  akhirnya air maninya menyembur membasahi wajah, leher payudaraku. ia pun ambruk di sisiku sambil mengatur nafasnya.

    Bukan main! Asyik sekali yang barusan itu ….” kata Pak Kusri sambil kembali mengenakan pakaiannya.

    Mulai hari ini sampai batas waktu yang saya tentukan nanti, kita akan sering melakukannya. Kau mesti siap kapan pun saya ingin menyelipkan penis ini di vagina kamu,” sambungnya sambil berjalan meninggalkan saya yang terbujur lemas di atas tempat tidur.

    Begitu saya sadar tentang apa yang telah terjadi, air mataku menitik keluar. saya tak menyesali pengorbananku, namun saya menyesali mengapa saya begitu menikmati persetubuhan itu. saya merasa jijik pada diriku sendiri, tetapi saya tak bisa memungkiri bahwa kenikmatan yang saya bisa dari persetubuhan itu memang begitu indah. saya bahkan tak menyeka mukaku yang berlumuran air mani Pak Moh yang bercampur air mataku.

    Mak yang rupanya sempat menyaksikan detik-detik terakhir persetubuhanku dengan Pak Moh dengan setengah berlari menghambur masuk ke kamar menghampiriku “Linaiii …… Maafkan Mak  Bapak  ya nak. Sebab kami kau mesti melakukan ini,” kata Mak sambil membersihkan wajah. Leher dadaku dari air mani Pak Moh dengan sapu tangan yang iambilnya dari meja riasku.

    (Aku masih menyimpan sapu tangan bernoda air mani Pak Moh itu  sesekali saya menciumi aroma laki-laki yang samar-samar masih tersisa di sana). saya hanya iam mematung di atas tempat tidurku, tak mapu untuk berkata apa-apa. Mak menutup tubuh telanjangku dengan selimut  menyuruh saya untuk tidur. saya pun terlelap sampai pagi.

    Sebelum pergi meninggalkan rumah kami, Pak Moh sempat menaruh sebagian lembar uang ratusan ribu di atas meja riasku. saya pergunakan uang itu untuk tarif pengobatan Bapak   makan sehari-hari. Sejak saat itu, saya telah menjadi gundik pemuas nafsu birahi Pak Moh untuk waktu yang saya pun tak tahu berapa lama.

    Pagi tadi, ketika saya kembali dari pasar, saya bertemu Pak Moh di tengah jalan. ia sedang berdiri sambil mengobrol dengan Pak Jono, sopirnya. Rupanya Pak Moh sedang meninjau pembuatan sumur bor di tengah ladangnya. Jalan di desa kami memang tak pernah terlalu ramai, sehingga Pak Moh bisa memarkir mobilnya di bahu jalan tanpa menghalangi orang yang lalu lalang. Pak Moh menyapaku meminta saya untuk berhenti sebentar.

    Wah baru selesai belanja rupanya …” kata Pak Moh.

    Ya, Pak … Untuk makan siang makan malam Bapak  Mak nanti,” jawabku.

    Sini kamu. saya kepingin sarapan dulu,” katanya sambil menarik tanganku untuk mendekatinya.
    Menyadari posisiku yang lemah, saya tak berani melawan. Begitu saya berdiri di sampingnya, Pak Moh membuka retsleting celananya  saya mengerti apa yang ia mau. saya berjongkok  mulai mengulum penisnya.

    Sambil terus mengawasi orang-orang yang sedang membuat sumur bor, Pak Moh menikmati sarapan pagi” yang sedang saya berikan. saya pegang penisnya saya gerak-gerakkan kepalaku maju mundur sehingga kepala penisnya keluar masuk dari mulutku. Sesekali saya jilati ujung penisnya sambil beristirahat.

    Pak Moh begitu menikmatinya sehingga ia mengerang, mendesis bahkan kadang bergumam tak jelas. Suaranya membuat orang-orang yang sedang membuat sumur bor menoleh ke arah kami. Malu juga rasanya ditonton orang, walau hanya cuma sebagian kepala saja.

    Penis Pak Moh telah begitu tegang keras. ia meminta saya berdiri melepas celana dalamku. Semula saya menolak.

    Masak di sini sih, Pak … Kan gak enak ditonton orang,” kataku.

    Tenang saja … Ayo cepat buka,” katanya sambil mengocok-ngocok penisnya dengan tangannya sendiri.
    Aku angkat rokku saya copot celana dalamku dengan hat-hati agar vaginaku tak terlihat oleh orang-orang di lading atau Pak Jono yang berdiri tak jauh dari kami, setelah itu saya lipat  taruh di keranjang belanjaanku.

    Pak Moh meminta saya berdiri di samping mobil  menaruh kedua tanganku di atas kapnya. Pak Moh kemudian berdiri di belakangku  menyingkap bagian belakang rokku. Pantatku yang telanjang terasa dingin diterpa angin. saya malu sekali sebab pantatku bisa dilihat oleh banyak orang sekarang.

    Akan tetapi bayangan akan disetubuhi di udara terbuka  disasksikan orang banyak membuat saya agak terangsang. Pak Moh sempat tersenyum begitu ia menyentuh vaginaku dari belakang, sebab vaginaku ternyata telah cukup basah.

    Wah telah basah nih, telah kepingin ya?” katanya. “Baguslah, coba bungkukkan badanmu sedikit biar saya gampang masuk,” sambungnya.

    Aku mnegikuti keinginannya. Badanku saya bungkukkan sedikit sehinga pantatku agak menonjol ke belakang. Kakiku dilebarkan. Akhirnya, hal itu pun terjadilah. Penis Pak Moh masuk ke dalam vaginaku yang masih sempit ini. Pak Moh masih agak kesusahan menembus lubang di selangkaganku. Pelan-pelan dengan dibimbing tangannya penis Pak Moh akhirnya melesak masuk. Badanku agak bergetar begitu saya merasakan gesekan penis Pak Moh pada dinding-dinding dalam vaginaku. Perlahan-lahan Pak Moh mulai menggenjot penisnya keluar masuk vaginaku.

    Ahhhhh ….. Aaaaahhhhhhh …. Aaaaaaahhhhhhh….” desahku pada setiap tusukan. saya menggoyang pinggulku untuk mengimbangi genkotan Pak Moh. “Shhhhhhh …. Yeeeeeaaahhhhhh …… Aaaaaaahhhh …” saya terus mendesah.

    Nikmat sekali … Goyang terus, Lina … Yaaaa …… Kayak gituuuuu …… Uuuuuuuhhhhhhh …..” kata Pak Moh. Tangan Pak Moh memegangi pinggangku setiap kali ia mendorong penisnya masuk ke vaginaku. Sesekali ia meremas buah dadaku dari balik baju.

    Sensasi bersetubuh di pinggir jalan dengan sebagian orang yang menyaksikannya sangat luar biasa buat aku. saya merasa seperti wanita jalang yang hanya punya satu tujuan hidup: seks. saya sangat menikmati persetubuhan itu sehingga tanpa sadar saya mengeleng-gelengkan kepalaku sambil terus mendesah, mendesis  bahkan berteriak. Kenikmatan itu telah mengambil alih kendali atas tubuhku.

    Lebih cepat, Pak …. Lebih cepat ….. Yeeeeeaaaaaahhhh …. Shhhhh …. Genjot lebih cepaaaaat …. saya telah mau keluar …” Pak Moh pun memenuhi permintaanku. Penisnya bergerak lebih cepat keluar masuk vaginaku. saya merasa telah hampir mencapai orgasme. Tubuhku mengejang  melengkung ke belakang hingga berhimpitan dengan tubuh Pak Moh.

    “Aku mau keluar Pak …. saya mau keluaaaaarrrrr …. AAAAAHHHHH …. AAAAAAAAHHHHHHHH …..AAAAAAHHHHHHHHHHH ….” saya berteriak melepaskan semua rasa ketika orgasme meledak-ledak di dalam tubuhku.

    Orang yang lewat  para tukang yang sedang bekerja di lading membuat sumur bor mengalihkan perhatian mereka ke arah kami berdua. saya telah tak peduli lagi. Kenikmatan seksual ini jauh lebih berharga bagiku. Sesaat setelah tubuhku kembali melemas, Pak Moh mencabut penisnya dari vaginaku meminta saya melakukan oral lagi.

    Hanya sebagian menit saja saya mengulum, mengenyot menjilari penis Pak Moh hingga akhirnya penis itu menumpahkan air mani kental berwarna putih. Sebagian air mani itu membasahi bajuku  rambutku. Lalu saya menjilati sisa air mani dari penis Pak Moh hingga bersih.

    Setelah itu saya membenahi rok  bajuku  minta ijin Pak Moh untuk pulang. Celana dalam sengaja tak saya pakai lagi. Di sepanjang jalan, ada sebagian orang yang menoleh ke arahku ketika berpapasan. Aroma air mani segar yang tumpah di bajuku mungkin yang menarik perhatian mereka. saya terus bejalan tanpa mempedulikan mereka.

    Sesampai di rumah saya memberika belanjaanku kepada Mak yang bingung melihat ceceran air mani di bajuku. Tapi ia tak banyak tanya. Selitas saya melihat air matanya berlinang. saya pun tak peduli. Jika memng saya mesti menjadi budak seks Pak Moh untuk menolong orangtuaku, mengapa tak sekalian saja saya menikmati setiap persetubuhan yang saya lakukan. Bagaimanapun, saya toh mesti melakukannya.

    Hari ini saya kembali membawa Bapak  ke rumah sakit untuk melanjutkan pengobatannya. Syukurlah, dokter bilang kondisi Bapak  telah banyak kemajuan. saya menyempatkan diri ketika sedang berada di rumah sakit untuk mengunjungi dokter kandungan. saya minta pada dokter itu untuk memasangkan spiral di rahimku.

    Semula dokter menganjurkan saya untuk mengurungkan niatku, namun dengan sedikit kebohongan ia pun bersedia melakukannya. saya katakana pada dokter itu bahwa saya sedang menyelesaikan kuliah S2-ku. Kehamilan pasti akan sangat mengganggu. Entah saya bisa ide dari mana untuk mengarang cerita bohong itu. Dengan spiral di rahimku, saya tak akan takut lagi persetubuhanku dengan Pak Moh berakhir dengan kehamilan.

    Setelah sebagian hari tak menyentuh tubuhku, sore tadi Pak Moh bertandang ke rumah. saya tahu apa maksud kedatangannya  saya pun telah menyiapkan diriku untuk kembali melayaninya. Bayangan akan kenikmatan orgasme membuat saya menjadi bergairah. saya sambut Pak Moh di pintu depan  menyilakannya duduk di ruang tamu. Setelah menghidangkan secangkir the, saya menemani Pak Moh berbicang-bincang sebentar.

    Lina, kita ngewek di taman belakang sana yuk …” kata Pak Moh. “Telah lama kan kita gak ngewek.”
    Terserah Bapak saja … Saya kan gak bisa nolak,” jawabku pasrah.

    Pak Moh bangkit dari kursi tamumenarik tanganku untuk mengikutinya ke taman belakang rumah. Taman di belakang rumah tak terlalu terbuka. Pagar sampingnya lumayan tinggi, tetapi bagian belakangnya sengaja hanya dipagari dengan pohon perdu setinggi pinggang yang selalu dipangkas rapi.

    Di taman itu, ada sebagian buah kursi taman dari batu tanpa sandaran serta sebuah meja batu besar. Di sekelilingya ditumbuhi berbagai tanaman hias  bunga. Ah, bersetebuh di udara terbuka, membayangkannya saja saya telah terangsang. Tanpa disentuh pun, vaginaku telah basah.

    Pak Moh meminta saya menanggalkan semua pakaianku. ia agak kaget melihat ternyata saya telah tak memakai celana dalam. Setelah tak ada benang sehelai pun yang menempel di kulitku, Pak Moh meminta saya duduk di pinggir meja batu besar. ia juga mencopot pakaiannya, sehingga kami pun berdua bugil seperti bayi baru lahir. ia berjongkok di hadapanku ; mengangkat kedua kakiku. Ternyata ia ingin menciumi menjilati vagina itilku.

    Ssssshhhhhh …. Yahhhhhhhhhh ….. Itilnya, Pak …..…. Itilnya ……..…. Yahhhhhh ……. Ohhhhhhhhhhhh ………” kataku sambil terus mendesis menikmati setiap sapuan lidahnya di itilku.

    Setelah vaginaku benar-benar basah, Pak Moh duduk di salah satu kursimeminta saya duduk di pangkuannya. Dengan mudah penisnya masu batu ke vaginaku ketika saya menurunkan pantatku. Dengan bertumpu pada pundak Pak Moh saya bergerak naik turun sehingga penis Pak Moh bergerak bebas keluar masuk vaginaku.

    Sebentar saja saya telah tenggelam dalam kenikmatan birahi. saya terus mendesah mendesis. Ternyata Pak Moh sangat menyukai tingkahku setiap kali ia menyetubuhiku. Istrinya atau wanita lain yang sering ia setubuhi biasanya hanya iam saja menerima segala perlakuan Pak Moh. Desahan teriakanku membuatnya lebih bergairah. Sambil duduk seperti itu, itilku selalu bergesekan dengan jembut Pak Moh yang kasar setiap kali saya bergerak turun.

    Setelah bermain dengan posisi duduk selama sebagian puluh menit, Pak Moh meminta saya rebah di meja batu besar ia pun menyodokkan penisnya ke vaginaku sambil berdiri. Kedua kakiku dilipat ke atas  ditopang oleh kedua tangannya. Dengan begitu, vaginaku menjadi menyembul ke atas  lebih keras menjepit penis Pak Moh.

    Aaaaahhhhhh …… Ini baru enaaaaaakk ….” Kata Pak Moh sambil terus menggenjot pinggulnya.

    Genjot yang kuat, Pak …. Ayo … dong ….” Kataku memberi semnagat. Satu tanganku menjulur ke bawah untuk meraih itilku sendiri. Sambil terus menikmati setiap tusukan penis Pak Moh di lubang vaginaku, saya menggosok-gosok ; memilin-milin itilku. Sementara tangan yang satu lagi saya pergunakan untuk memilin-milin pentil buah dadaku. Tanpa sadar mulutku terbuka lebar mendapatkan kenikmatan rangsangan itu.

    Ahhhhhh … ahhhhhhh …. Ahhhhhh ….. ahhhhh ….” Keluar dari mulutku setiap kali Pak Moh menyodokkan penisnya.

    Kocok yang cepat, Pak … Lebih cepat, lebih cepat …. Tolong, Pak … Kocok lebih cepaaaattt ….. saya telah mau keluaaaarrrr ……Ahhhhhh ……” seperti yang sudah-telah Pak Moh pun memenuhi permintaanku. ia menarikmendorong penisnya lebih cepat. Ergesekan penis Pak Moh  vaginaku mengeluarkan bunyi berdecak-decak. Tubuh kami telah bermandi keringat. Entah pada sodokan yang keberapa saya pun mencapai orgasme.

    AAAAAAHHHHHHHHHHHHHH …………… AHHHHHHHHHHHHHH …. AAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHH ….. EENNNNNNAAAAAKKKKKHHH !!!” teriakku. Kakiku kaku menjulur ke ataspahaku mengatup. Penis Pak Moh tak bisa lagi bergerak. Penis itu berdenyut-denyut di dalam vaginaku akhirnya menyemburkan cairan kental memenuhi rahimku.

    AAAARRRRGGHHHHHH ……” Pak Moh pun berteriak sambil memancarkan cairan spermanya. “LINAIIII …. SAYA JUGA KELUARRRRR…”

    Pak Moh tertunduk lemas sambil bertopang pada meja batu dengan kedua tangannya. Kedua kakiku kini menjuntai lemas. Namun Pak Moh sepertinya sengja tak mencabut penisnya dari vaginaku. Bahkan ia sebagian kali mendorongnya agar masuk lebih dalam. Ketika penisnya telah benar-benar lemas lunglai, barulah Pak Moh mencabutnya  rebah disampingku.

    Lina, kau tadi menjepit penis saya sehingga saya tak bisa mencabutnya. Air mani saya tumpah semua di dalam vagina kamu. Apa kau sengaja agar kau hamil?” tanya Pak Moh.

    Tenang Pak. saya telah pasang spiral sebagian hari lalu. Kecil kemungkinannya saya hamil,” jawabku.

    Ohhhh … sukurlah. saya agak kaget tadi,” kata Pak Moh lega untuk pertama kalinya ia mencium keningku. Setelah merenggut keperawananku menyetubuhiku berulang kali, inilah kali pertama Pak Moh menciumku. saya memegang wajahnya membelainya.

    Entah siapa yang memulai, kami kemudian berpagutan. Kami berciuman dengan lembut  tak tergesa-gesa. Indah sekali … Lima menit kami berciuman. Lidah kami bertemu bergelut di dalam mulutku. Sebab ciuman itu Pak Moh saya kembali terangsang.

    Tangan Pak Moh kembali beraksi meremas payudaraku memainkan itilku secara bergantian. Sementara saya membelai mengocok penis Pak Moh agar tegang kembali. Begitu penisnya kembali tegang, saya mendorong Pak Moh agar rebah di atas meja batu saya naik ke atas tubuhnya.

    Dengan sekali sentakan, penis Pak Moh kembali masuk ke vaginaku yang masih basah oleh air maninya tadi.  kami pun terhanyut kembali dalam gelombang birahi Desahan teriakan kenikmatan kembali keluar dari mulut kami.

    Sore itu, dua kali Pak Moh menumpahkan air maninya di dalam vaginaku  dua kali pula saya menguyur penis Pak Moh dengan cairan vaginaku ketika kami orgasme. Setelah puas, Pak Moh kembali berpakaian pamit pulang. Tak lupa ia menyelipkan sebagian lembar uang ratusan ribu di tanganku. saya menerimanya.

    Saya butuh untuk pengobatan Bapak, membayar listrik  makan sehari-hari. saya sengaja tetap tinggal di taman belakang, rebahan di atas meja batu, telanjang bulat. Air mani Pak Moh menetes keluar dari vaginaku. Mungkin saya sempat terlelap di atas meja batu itu, sebab begitu saya tersadar tubuhku telah tertutup kain batik.

    Mungkin Mak yang menyellimuti saya tadi. saya pun bangkit  pergi ke kamar mandi untuk memberihkan badanku dari keringatku keringat Pak Moh. Setelah itu, saya masuk ke kamar  rebahan di atas tempat tidur hanya berbalut daster. saya mencoba memutar kembali rekaman persetubuhan kami tadi dalam benakku.

    Nikmat sekali …. Sejenak saya bisa melupakan semua kesusahan  masalah yang membelit keluargaku.g

  • Sekretaris Make Love Di Atas Meja Kantor

    Sekretaris Make Love Di Atas Meja Kantor


    1760 views

    Duniabola99.org – ini bermula dari waktu aku lulus dari perguaruan tinggi dan aku mulai mencari pekerjaan, orang tuakupun menginjinkan aku merantau mencari pekerjaan, mungkin menurut orang tuaku aku sudah dewasa, sudah tahu baik dan buruknya kehidupan. singkat cerita nasib mujurpun aku dapati dari tempat aku bekerja yang sekian lama.

    aku diangkat dengan atasanku sebagai kepala cabang di sebuah wilayah. Pada awal bulan selalu menyajikan pagi yang indah. masa laporan bertumpuk-tumpuk telah lewat, mana kantong juga masih tebal. dunia telah melayaniku dengan sangat memuaskan dan merubahku dari seorang lelaki kampung yang lugu menjadi laki –laki kota yang liar.

    Posisi kantorku ada di lantai belasan. dengan ruang di pojokan dan pemandangan penuh ke arah jalanan. pagi hari mataku dibasuh oleh lalu lalang paha yang mulus dan dada penuh wanita wanita karir yang terpampang di lensa mataku. dasar wanita, selalu ingin dikagumi. dan aku tak malu untuk mengakui bila selalu aku mengagumi mereka. dan tentu menikmati pula. dengan teropongku. dan dengan yang lain pula.

    perusahaan tempat aku hidup bukanlah yang terbesar diantara ribuan perusahaan yang sama yang ada di jakarta. namun jelas bukan yang terkecil, karena perusahaan ini telah setuju membayarku dengan gaji yang lumayan tinggi. meski untuk itu aku harus menyerahkan segalanya. seluruh waktuku, meninggalkan hobbyku, sahabatku, dan semuanya.

    karena itu aku selalu merasa untuk harus memiliki sesuatu kegiatan yang bisa meredakan tekanan ini. dan karena jelas waktuku telah dibeli lunas perusahaan tempat aku bekerja, Untuk menghilangkan kejenuhan pekerjaan yang terlalu banyak, aku mulai mencari hiburan melalui browsing situs seks yang mungkin bisa memuaskan aku.

    kehadiran situs cerita seks terbaru di website CeritaSeks15.com cukup menghibur bagiku. aku ingin merasakan apa yang diceritakan kisah-kisah di CeritaSeks.com . maka mau tidak mau aku menyajikan laga seru tepat di meja kerjaku. dan siapa lagi bintang utamanya kalau bukan aku. dan tentu saja salah seorang anak buah, Sekretarisku “Nofi”, dia seorang dari kota yang sama denganku.

    Awalnya asal usul yang sama membuat kami merasa lebih dekat dibanding dengan teman yang lain. aku membuat peluang untuk menjadi lebih dekat. lalu beban pekerjaan yang sama. membuat kami semakin dekat, tetapi jelas buatku untuk berpacaran bukanlah suatu pilihan. aku tak ingin terikat untuk sementara waktu.

    dulu aku merasa rambutnya yang panjang dan selalu harum itu begitu menarik. aku katakan itu padanya dan kami menjadi semakin dekat. lalu aku juga merasa matanya adalah mata terindah yang pernah aku temui. aku juga katakan itu dan kami juga semakin dekat. terakhir aku mulai merasa kalau dadanya yang sedang sedang saja itulah yang paling indah di dunia, juga pantat yang menonjol di bawah pinggang yang ramping itu.

    apalagi kalau ke bawah lagi, pahanya putih mulus sampai kaki terbalut sepatu hak tinggi itu adalah daya tarik yang tak dapat kutahan lagi. tetapi ini tidak aku katakan.

    Terkadang aku tersenyum sendiri menghirup kopi. lalu meraih sebuah laporan di mejaku. Beberapa saat mataku terpaku, membayangkan tubuh indah Nofi tanpa busana dan meliuk liuk dan hayalanku semakin jauh.

    Aku memutuskan menghubungi nofi dengan alasan soal laporan, suara merdu kembali bergumam akrab, berisi penjelasan dan sedikit gurau. dia memang tidak pernah canggung menghadapiku. pengakuannya aku telah dianggapnya sebagai saudara tuanya sendiri. dan pengakuanku aku menganggapnya sebagai korban yang potensial. tentu saja cukup pengakuan dalam hati.

    ‘udah kamu kesini aja terangin langsung. aku gak nyambung.’
    ceklek. telfon kututup. peluang kubuka.

    tidak lama menunggu, si sintal itu datang. blazer tanpa dalaman membuat aku terkesiap. juga milikku. da di du dia menerangkan ini itu sambil duduk didepanku. mataku bekerja keras, ke wajahnya biar dia tangkap keseriusanku, sebentar ke belahan dadanya.

    aku menghela nafas, menunjukkan ketidaknyamanan atas keterangannya dan posisi duduk kami.

    ‘udah, coba kamu ke samping sini, terangkan lagi, gak enak ngeliat huruf terbalik.’

    dia beranjak, lalu pidah ke sampingku. bagiku gerakannya seperti potongan film bioskop dalam gerak lambat memutari meja besar milikku dan berdiri disampingku. lalu merunduk. tubuh kami begitu dekat. Lalu nofi kembali menyerocos menerangkan laporan tanpa masalah itu. sambil memainkan kata oh ini, oh itu, tangan kananku hinggap di pinggulnya. entah dia sadar ata tidak, yang jelas yanti diam saja.

    gerakan tanganku yang mulai nakal, dan meraba wilayah pinggul indah itu.
    nofi tiba tiba diam.

    ‘pak …’, protesnya. sambil mendelik.
    ‘sst…’, kataku sambil tersenyum dan sambil melanjutkan aktivitas tanganku, namun kali ini agak ke bawah.
    ‘pak, saya tidak suka …’

    hmmmp, kuraih pundaknya yang rendah karena merunduk, kutarik dan xxx dengan lidahku yang mendidih. dia menolak. wajar. namanya juga pembukaan.
    saat rongga mulutku dipenuhi oleh daun telinganya dia berbisik.
    ‘jangan pak ..’

    aku tak peduli. pegangan tangan kiriku di rambutnya kupererat mencegah leher jenjangnya menjauh dari bibirku yang lapar. tangan kananku membasuh punggungnya, pantatnya juga pahanya. lalu kubisikkan.‘aku sayang kamu nof’, tentu saja itu gombal,’sangat sayang’.

    entah bagaimana detailnya, tapi aku rasa perubahan itu berlangsung hanya beberapa menit. dan kini kami telah saling berpagutan. bibir kami mengeluarkan jurus jurus andalan dan pamungkas seolah saling berusaha untuk mengalahkan. dan tanganku … aku tak ingat telah kemana saja. yang pasti pantat itu kini kuremas tanpa terhalang lagi oleh rok span yng digunakan nofi, matanya terpejam penuh penghayatan. nafasnya memburu deras. tangan kirinya bertumpu di meja dan tangan kanannya menjambak rambutku. tubuhnya masih meliuk liuk penuh sensasi.

    kami bergumul semakin liar. lonjakan lonjakan kami semakin tak terkontrol. gelombang itu tak dapat tertahan lagi. terasa panas seolah ada diubun ubun. lalu kurengkuh tubuhnya dengan sangat erat. kami saling melekat dengan sangat erat.

    kami berpelukan lama. melepas ketegangan ini. dan berangsur angsur mengembalikan kesadaran kami. ruangan yang tadinya terlihat kabur sedikit demi sedikit menjadi jelas.
    meja, kursi, deretan sebagai saksi bisu.

    Mulai saat itu Nofi sekretarisku adalah pemuas nafsuku, entah sampai kapan hubungan ini akan berakhir karena aku sangat menikmati permainan dan gaya bercinta yang kulakukan dengan sekretaris ku yang seksi ini.

  • Ngentot Untuk Biaya Antar Pulang

    Ngentot Untuk Biaya Antar Pulang


    1760 views

    Duniabola99.org – Kuliah jam terakhir di kampus S di kawasan Jakarta Selatan baru saja berakhir. Jam menunjukkan pukul 18.00 dan hari pun mulai gelap. Vani, mahasiswi semester 4 fakultas Ekonomi dengan rambut sebahu berwarna brunette berjalan meninggalkan kampus menuju halte depan kampus. Sesampainya di halte, Vani merasa agar kurang nyaman. Mata para cowok penjual rokok dan si timer memelotinya seolah ingin menelanjanginya.

    Tersadarlah Vani bahwa hari itu dia memakai pakaian yang sangat sexy. T-shirt putih lengan pendek dengan belahan rendah bertuliskan WANT THESE?, sehingga tokednya yang berukuran 36C seolah hendak melompat keluar, akibat hari itu Vani menggunakan BH ukuran 36B (sengaja, biar lebih nongol). Apalagi kulit Vani memang putih mulus. Di tambah rok jeans mini yang digunakannya saat itu, mempertontonkan kaki jenjang & paha mulusnya karena Vani memang cukup tinggi, 173cm.

    “Buset, baru sadar gue kalo hari ini gue pake uniform sexy gue demi ngadepin ujiannya si Hutabarat, biar dia gak konsen”, pikir Vani.

    Biasanya Vani bila naik angkot menggunakan pakaian t-shirt atau kemeja yang lebih tertutup dan celana panjang jeans, demi menghindari tatapan dan ulah usil cowok-cowok di jalan. Siang tadi Vani ke kampus datang numpang mobil temannya, Angel. Tapi si Angel sudah pulang duluan karena kuliahnya lebih sedikit.

    Vani tambah salah tingkah karena cowok-cowok di halte tersebut mulai agak berani ngliatin belahan tokednya yang nongol lebih dekat lagi. “Najis, berani amat sih nih cowok-cowok mlototin toked gw”, membatin lagi si Vani. Vani menggunakan bukunya untuk menutupi dadanya, tapi mereka malah mengalihkan pandangan mesumnya ke pantat Vani yang memang bulat sekal dan menonjol.

    Makin salah tingkahlah si Vani. Mau balik ke kampus, pasti sudah gelap dan orang sudah pada pulang. Mau tetap di halte nungguin angkot, gerah suasananya. Apalagi kalo naik bus yang pasti penuh sesak jam segini, Vani tidak kebayang tangan-tangan usil yang akan cari-cari kesempatan untuk menjamahi tubuhnya. Sudah kepikiran untuk naik taxi, tapi uang tidak ada. Jam segini di kos juga kosong, mau pinjam uang sama siapa bingung. Vani coba alternatif terakhir dengan menelpon Albert cowoknya atau si Angel atau Dessy teman2nya yang punya mobil, eh sialnya HP mereka pada off. “Buset, sial banget sih gue hari ini.”

    Mulailah celetukan mesum cowok-cowok di halte dimulai “Neng, susunya mau jatuh tuh, abang pegangin ya. Kasihan, pasti eneng keberatan hehe”. Pias! Memerahlah muka Vani. Dipelototin si tukang ojek yang berani komentar, eh dianya malah balas makin pelototin toked si Vani. Makin jengahlah si Vani.

    Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan Vani. Jendelanya terbuka, dan nongolah seraut wajah hitam manis berambut cepak sambil menyeringai, si Ethan. Cowok fakultas Ekonomi satu tahun di atas Vani, berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm.
    “Van, jualan lo disini? Hehe”.Vani membalas
    “Sialan lo, gue ga ada tumpangan neh, terpaksa tunggu bus. Than, anter gue ya” pinta Vani.

    Vani sebenarnya enggan ikut bersama si Ethan karena dia terkenal suka main cewek. Tapi, dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik mobil si Ethan. Tapi si Ethan malah bilang “Wah sory Van, gue harus pergi jemput nyokap gue. Arahnya beda sama kosan elo”. “Than, please anter gue ya. Ntar gw traktir deh lo” rajuk Vani. Sambil nyengir mesum Ethan berucap “Wah kalo ada bayarannya sih gue bisa pertimbangin”. “Iya deh, ntar gue bayar” Vani asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari halte tersebut. “Hehe sip” kata Ethan sambil membuka pintu untuk Vani. Vani masuk ke dalam mobil Ethan, diiringi oleh pandangan sebel para cowok-cowok di halte yang kehilangan santapan rohani.Mobil Ethan mulai menembus kemacetan ibu kota.

    “Buset dah lo Van, sexy amat hari ini”.
    Kata Vani “Gue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada ujian lisannya si Hutabarat, Akuntasi Biaya. Biar dia ga konsen, n kasi gw nilai bagus hehe”.
    “Gila lo, gue biarin bentar lagi, lo udh dient*tin sama tu abang-abang di halte haha” balas Ethan.
    “Sial, enak aja lo ngomong Than” maki Vani.

    Sambil mengerling ke Vani, Ethan berucap “Van, bayaran tumpangan ini, bayar sekarang aja ya”. “Eh, gue bawa duit cuma dikit Than. Kapan2 deh gue bayarin bensin lo” balas Vani. “Sapa yang minta diduitin bensin, Non” jawab Ethan. “Trus lo mau apa? Traktir makan” tanya Vani bingung. “Ga. Ga perlu keluar duit kok. Tenang aja” ucap Ethan misterius. Semakin bingung si Vani. Sambil menggerak-gerakan tangan kirinya si Ethan berkata “Cukup lo puasin tangan kiri gue ini dengan megangin toked lo. Nepsong banget gue liatnya”. Seringai mesum Ethan menghiasi wajahnya. Seperti disambar petir Vani kaget dan berteriak “BANGSAT LO THAN. LO PIKIR GUE CEWE APAAN!!”. Pandangan tajam Vani pada wajah Ethan yang tetap cengar-cengir. “Yah terserah lo. Cuma sekenyot dua kenyot doang. Apa lo gue turunin disini” kata Ethan. Pada saat itu mereka telah sampai di daerah yang gelap dan banyak gubuk gelandangan. Vani jelas ogah. “Bisa makin runyam kalo gue turun disini. Bisa2 gue digangbang” Vani bergidik sambil melihat sekitarnya. “Ya biarlah si Ethan bisa seneng-seneng bentar nggranyangi toked gue. Itung-itung amal. Kampret juga si Ethan ini”. Akhirnya Vani ngomong “Ya udah, cuma pegang susu gue doang kan. Jangan lama-lama” Vani ketus. “Ga kok Van, cuma sampe kos lo doang” kata Ethan penuh kemenangan. “Sialan, itu sih bisa setengah jam sendiri. Ya udhlah, biar cepet beres nih urusan sialan” pikir Vani.

    Tangan kiri Ethan langsung terjulur meraih toked Vani sebelah kanan bagian atas yang menonjol dari balik t-shirtnya. Vani merasakan jari-jari kasar Ethan dikulit tokednya mulai membelai-belai pelan. Darah Vani agak berdesir ketika merasakan belaian itu mulai disertai remasan-remasan lembut pada toked kanan bagian atasnya. Sambil tetap menyetir, Ethan sesekali melirik ke sebelah menikmati muka Vani yang menegang karena sebal tokednya diremas-remas. Ethan sengaja jalanin mobil agak pelan, sementara Vani tidak sadar kalau laju mobil tidak secepat sebelumnya, karena konsen ke tangan Ethan yang mulai meremas-remas aktif secara bergiliran kedua bongkahan tokednya.

    Nafas Vani mulai agak memburu, tapi Vani masih bisa mengontrol pengaruh remasan-remasan tokednya pada nafsunya “Enak aja kalo gue sampe terangsang gara-gara ini” pikir Vani. Tapi Ethan lebih jago lagi, tiba-tiba jari-jarinya menyelusup kedalam t-shirt Vani, bahkan langsung masuk kedalam BH-nya yg satu ukuran lebih kecil. Toked Vani yang sebelah kanan terasa begitu penuh di telapak tangan Ethan yang sebenarnya lebar juga. “Ahh…!” Vani terpekik kaget karena manuver Ethan. “Hehe buset toked lo Van, gede banget. Kenyal lagi. Enak banget ngeremesinnya. Tangan gue aja ga cukup neh hehe” ujar Ethan penuh nafsu.

    Ethan melanjutkan gerakannya dengan menarik tangan kirinya beserta toked Vani keluar dari BH-nya. Toked sebelah kanan Vani kini nongol keluar dari wadahnya dan terekspos full. “Wuah..buset gedenya. Pentilnya juga gede neh. Sering diisep ya Van” kata Ethan vulgar. “Bangsat lo Than. Kok sampe gini segala” protes Vani berusaha mengembalikan tokednya kedalam BH-nya. Tangan Vani langsung ditahan oleh Ethan “Eh, inget janji lo. Gue boleh ngremesin toked lo. Mo didalam BH kek, di luar kek, terserah gue”. Sambil cemberut Vani menurunkan tangannya. Penuh kemenangan, Ethan kembali menggarap toked Vani yang kini keluar semuanya.

    Remasan-remasan lembut di pangkal toked, dilanjutkan dengan belaian memutar disekitar puting, membuat Vani semakin kehilangan kendali. Nafasnya mulai memburu lagi. Apalagi Ethan mulai memelintir-melintir puting Vani yang besar dan berwarna pink. Gerakan memilin-milin puting oleh jari-jari Ethan yang kasar memberikan sensasi geli dan nikmat yang mulai menjalari toked Vani. Perasaan nikmat itu mulai muncul juga disekitar selangkangan. Perasaan geli dan getaran-getara nikmat mulai menjalar dari bawah puser menuju ujung selangkangan Vani. “Ngehek nih cowok. Puting gue itu tempat paling sensitif gue. Harus bisa nahan!” membatin si Vani.

    Tapi puting Vani yang mulai menegang dan membesar tidak bisa menipu Ethan yang berpengalaman. “Hehe mulai horny juga nih lonte. Rasain lo” pikir Ethan kesenangan. Karena berusaha menahan gairah yang semakin memuncak, Vani tidak sadar kalau Ethan sudah mengeluarkan kedua bongkah tokednya. Tangan kiri Ethan semakin ganas meremas-remas toked dan memilin-milih kedua puting Vani. Ucapan-ucapan mesum pun mulai mengalir dari Ethan “Nikmatin aja Van, remasan-remasan gue. Puting lo aja udh mulai ngaceng tuh. Ga usah ditahan birahi lo. Biarin aja mengalir. memek lo pasti udah mulai basah sekarang”. Vani sebal mendengar ucapan-ucapan vulgar Ethan, tapi pada saat yang sama ucapan-ucapan tersebut seperti menghipnotis Vani untuk mengikuti libidonya yang semakin memuncak. Vani juga mulai merasakan bahwa celana dalamnya mulai lembab.

    “Sial..memek gue mulai gatel. Gue biarin keluar dulu kali, biar gue bisa jadi agak tenangan. Jadi habis itu, gue bisa nanganin birahi gue walopun si Ethan masih ngremesin toked gue” pikir Vani yang mulai susah menahan birahinya. Berpikir seperti itu, Vani melonggarkan pertahanannya, membiarkan rasa gatal yang mulai menjalari memeknya menguat. Efeknya langsung terasa. Semakin Ethan mengobok-ngobok tokednya, rasa gatal di memek Vani semakin memuncak. “BUSETT. Cuma diremes-remes toked gue, gue udah mo keluar”. Vani menggigit bibir bawahnya agar tidak mendesah, ketika kenikmatan semakin menggila di bibir memeknya. Ethan yang sudah memperhatikan dari tadi bahwa Vani terbawa oleh birahinya, semakin semangat menggarap toked Vani.

    Ketika melihat urat leher Vani menegang tanda menahan rasa yang akan meledak di bawahnya, jari telunjuk dan jempol Ethan menjepit kedua puting Vani dan menarik agak keras kedepan. Rasa sakit mendadak di putingnya, membawa efek besar pada rasa gatal yang memuncak di memiaw Vani. Kedua tangan Vani meremas jok kuat-kuat, dan keluar lenguhan tertahan Vani “Hmmmffhhhhhhh….”. Pada saat itu, memek Vani langsung banjir oleh cairan pejunya. Pantat Vani mengangkat dan tergoyang-goyang tidak kuat menahan arus orgasmenya. “Oh..oh..hmmffhh” Vani masih berusaha menahan agar suaranya tidak keluar semua, tapi sia-sia saja. Karena Ethan sudah melihat bagaimana Vani orgasme, keenakan karena tokednya dipermainkan. “Hahaha dasar lonte lo Van. Sok ga suka. Tapi keluarnya sampe kelonjotan gitu” Ngakak Ethan penuh kemenangan.

    Nafas Vani masih tidak beraturan, dan agak terbungkuk-bungkuk karena nikmatnya gelombang orgasme barusan. “Kampret lo Than” maki Vani perlahan. “Lo boleh seneng sekarang. Tapi berikut ga bakalan gue keluar lagi. Gue udah ga horny lagi” tambah Vani yang berpikir setelah dipuasin sekali maka libidonya akan turun. Tapi, ternyata inilah kesalahan terbesarnya. Beberapa saat setelah memeknya merasakan orgasme sekali, sekarang malah semakin berkedut-kedut, makin gatal rasanya ingin digesek-gesek. “Lho, kok memek gue makin gatel. Berkedut-kedut lagi. Aduuuh..gue pengen memek gue dikontolin sekaraangg..siaall..” sesal Vani dalam hati. Ethan seperti tahu apa yang berkecamuk dalam diri (dan memek) Vani. Walaupun Vani bilang dia tidak horny lagi, tapi nafasnya yang memburu dan putingnya yang semakin ngaceng mengatakan lain. Ethan menghentikan mobilnya mendadak di pinggir jalan bersemak yang memang sangat sepi, dan tangannya langsung bergerak ke setelan kursi Vani.

    Tangan satunya langsung menekan kursi Vani agar tertidur. Vani yang masih memakai seatbealt, langsung ikut terlentang bersama kursi. “EEHHH…APA-APAAN LO THAN??” Teriak Vani. Tidak peduli teriakan Vani, tangan kiri Ethan langsung meremas toked Vani lagi, sedang tangan kanannya langsung meremas memek Vani. “OOUUHHHH……….!!” lenguh Vani keras, karena tidak menyangka memeknya yang semakin gatel dan berkedut-kedut keras akan langsung merasakan gesekan, bahkan remasan. Akibatnya, Vani langsung orgasme untuk kedua kalinya. Ethan tidak tinggal diam, ketika badan Vani masih mengejang-ngejang, jari-jarinya menggesek-gesek permukaan celana dalam Vani kuat-kuat. Akibatnya, gelombang orgasme Vani terjadi terus-menerus.

    “Oouuuhh…Aghhhh…Ouhhhhhhhhhh Ethaannnnn…!! Teriak Vani makin keras karena kenikmatan mendadak yang menyerang seluruh selangkangan dan tubuhnya. Kedua tangan Vani semakin kuat meremas jok, mata memejam erat dan urat-urat leher menonjol akibat kenikmatan yang melandanya. Ketika gelombang orgasme mulai berlalu, Vani mulai membuka matanya dan mengatur pernafasannya. Rasanya jengah banget karena keluar begitu hebatnya di depan si Ethan. “Aseem, napa gue keluar sampe kaya gitu sih. Bikin tengsin aja. Tapi, emang enak banget. Udah semingguan gue ga ngentot” batin Vani.

    Saat Vani masih enjoy rasa nikmat yang masih tersisa, Ethan sudah bergerak di atas Vani, mengangkat t-shirt Vani serta menurunkan BH-nya kekecilan sehingga toked Vani yang bulat besar terpampang jelas di depan hidung Ethan. Tersenyum puas dan napsu banget Ethan berucap “Gilaa..toked lo Van. Gede banget, mengkal lagi. Harus gue puas-puasin ngenyotinnya ni malem”. Ethan langsung menyergap kedua toked Vani yang putingnya masih mengacung tegak. Mulutnya mengenyot toked yang sebelah kanan, sambil tangan kanannya meremas-remas & memilin-milin puting yang sebelah kiri. Diisap-isap, lidah Ethan juga piawai menjilat-jilat dan memainkan kedua puting Vani. Gigitan-gigitan kecil dipadu remasan-remasan gemas jemari Ethan, membuat Vani terpekik “Ehhgghh ahh.. ahh.. Ehhtanhnn.. kahtanya.. kahtanya cuma pegang-pegang..kok.. kok sekarangg.. loh ngeyotin tohked guehh…ahh..ahh..” kata Vani sambil tersengal-sengal nahan birahi yang naik lagi akibat rangsangan intensif di kedua tokednya. Ethan sudah tidak ambil pusing “Hajar bleh. Kapan lagi gue bisa nikmatin toked kaya gini bagusnya”.

  • Kontolku Yang Perkasa Buat Kesetiaan Istri Tetanggaku Goyah

    Kontolku Yang Perkasa Buat Kesetiaan Istri Tetanggaku Goyah


    1759 views
    Duniabola99.org – Awalnya aku tak terlalu tertarik dengan pasangan suami-istri muda yang baru tinggal di samping rumahku itu. Suaminya yang bernama Bram, berusia sekitar 32 tahun, merupakan seorang pria dengan wajah tirus dan dingin. Sangat mahal senyum.

    Sedang istrinya, seorang wanita 23 tahun, bertubuh sintal yang memiliki sepasang mata membola cantik, raut wajah khas wanita Jawa. Tak beda jauh dengan suaminya, dia juga terlihat kaku dan tertutup. Tapi watak itu, agaknya lebih disebabkan oleh sikap pendiam dan pemalunya.

    Maryati Sehari-harinya, dia selalu mengenakan pakaian kebaya. Latar belakang kehidupan pedesaan wanita berambut ikal panjang ini, terlihat masih cukup kental, Jakarta tak membuatnya berubah. Aku hanya sempat bicara dan bertemu lebih dekat dengan pasangan ini, dihari pertama mereka pindah.

    Saat mengangkat barang-barangnya, aku kebetulan baru pulang dari jogging dan lewat di depan pintu pagar halaman rumah yang mereka kontrak. Setelah itu, aku tak pernah lagi kontak dengan keduanya. Aku juga tak merasa perlu untuk mengurusi mereka.

    Perasaan dan pikiranku mulai berubah, khususnya terhadap si Istri yang bernama Maryati, ketika suatu pagi bangun dari tidur aku duduk di balik jendela. Dari arah sana, secara kebetulan, juga melalui jendela kamarnya, aku menyaksikan si Istri sedang melayani suaminya dengan sangat telaten dan penuh kasih.

    Mulai menemani makan, mengenakan pakaian, memasang kaos kaki, sepatu, membetulkan letak baju, sampai ketika mencium suaminya yang sedang bersiap-siap untuk turun kerja, semua itu kusaksikan dengan jelas. Aku punya kesimpulan wanita lumayan cantik itu sangat mencintai pasangan hidupnya yang berwajah dingin tersebut.

    Entah mengapa, tiba-tiba saja muncul pertanyaan nakal di otakku. Apakah Istri seperti itu memang memiliki kesetiaan yang benar-benar tulus dan jauh dari pikiran macam-macam terhadap suaminya? Sebutlah misalnya berhayal pada suatu ketika bisa melakukan petualangan seksual dengan lelaki lain?

    Apakah seorang istri seperti itu mampu bertahan dari godaan seks yang kuat, jika pada suatu ketika, dia terposisikan secara paksa kepada suatu kondisi yang memungkinkannya bermain seks dengan pria lain? Apakah dalam situasi seperti itu, dia akan melawan, menolak secara total meski keselamatannya terancam?

    Atau apakah dia justru melihat godaan seks sebagai peluang untuk dimanfaatkan, dengan dalih ketidakberdayaan karena berada dibawah ancaman? Pertanyaan-pertanyaan itu, secara kuat menyelimuti otak dudaku yang memang kotor dan suka berhayal tentang penyimpangan seksual.

    Sekaligus juga akhirnya melahirkan sebuah rencana biadab, yang jelas sarat dengan resiko dosa dan hukum yang berat. Aku ingin memperkosa Maryati! Wuah! Tapi itulah memang tekad yang terbangun kuat di otak binatangku. Sesuatu yang membuatmu mulai hari itu, secara diam-diam melakukan pengamatan dan penelitian intensif terhadap pasangan suami istri muda tersebut.

    Kuamati, kapan keduanya mulai bangun, mulai tidur, makan dan bercengkrama. Kapan saja si Suami bepergian ke luar kota lebih dari satu malam, karena tugas perusahaannya sebuah distributor peralatan elektronik yang cukup besar. Dengan kata lain, kapan Maryati, wanita dengan sepasang buah dada dan pinggul yang montok sintal itu tidur sendirian di rumahnya.

    Untuk diketahui, pasangan ini tidak punya pembantu. Saat itulah yang bakal kupilih untuk momentum memperkosanya. Menikmati bangun dan lekuk-lekuk tubuhnya yang memancing gairah, sambil menguji daya tahan kesetiaannya sebagai istri yang bisa kukategorikan lumayan setia.

    Sebab setiap suaminya bepergian atau sedang keluar, wanita ini hanya mengunci diri di dalam rumahnya. Selama ini bahkan dia tak pernah kulihat meski hanya untuk duduk-duduk di terasnya yang besar. Itu ciri Ibu Rumah Tangga yang konservatif dan kukuh memegang tradisi sopan-santun budaya wanita timur yang sangat menghormati suami.

    Meski mungkin mereka sadar, seorang suami, yang terkesan sesetia apapun, jika punya peluang dan kesempatan untuk bermain gila, mudah terjebak ke sana. Aku tahu suaminya, si Bram selalu bepergian keluar kota satu atau dua malam, setiap hari Rabu.

    Apakah benar-benar untuk keperluan kantornya, atau bisa jadi menyambangi wanita simpanannya yang lain. Dan itu bukan urusanku. Yang penting, pada Rabu malam itulah aku akan melaksanakan aksi biadabku yang mendebarkan. Semua tahapan tindakan yang akan kulakukan terhadap wanita yang di mataku semakin menggairahkan itu, kususun dengan cermat.

    Aku akan menyelinap ke rumahnya hanya dengan mengenakan celana training minus celana dalam, serta baju kaos ketat yang mengukir bentuk tubuh bidangku. Buat Anda ketahui, aku pria macho dengan penampilan menarik yang gampang memaksa wanita yang berpapasan denganku biasanya melirik. Momen yang kupilih, adalah pada saat Maryati akan tidur.

    Karena berdasarka hasil pengamatanku, hanya pada saat itu, dia tidak berkebaya, cuma mengenakan daster tipis yang (mungkin) tanpa kutang. Aku tak terlalu pasti soal ini, karena cuma bisa menyaksikannya sekelebat saja lewat cara mengintip dari balik kaca jendelanya dua hari lalu.

    Kalau Maryati cuma berdaster, berarti aku tak perlu disibukkan untuk melepaskan stagen, baju, kutang serta kain yang membalut tubuhnya kalau lagi berkebaya. Sedang mengapa aku cuma mengenakan training spack tanpa celana dalam, tahu sendirilah.

    Aku menyelinap masuk ke dalam rumahnya lewat pintu dapur yang terbuka petang itu. Saat Maryati pergi mengambil jemuran di kebun belakangnya, aku cepat bersembunyi di balik tumpukan karton kemasan barang-barag elektronik yang terdapat di sudut ruangan dapurnya. Dari sana, dengan sabar dan terus berusaha untuk mengendalikan diri, wanita itu kuamati sebelum dia masuk ke kamar tidurnya. Dengan mengenakan daster tipis dan ternyata benar tanpa kutang kecuali celana dalam di baliknya.

    Si Istri Setia itu memeriksa kunci-kunci jendela dan pintu rumahnya. Dari dalam kamarnya terdengar suara acara televisi cukup nyaring. Nah, pada saat dia akan masuk ke kamar tidurnya itulah, aku segera memasuki tahapan berikut dari strategi memperkosa wanita bertubuh sintal ini.

    Dia kusergap dari belakang, sebelah tanganku menutup mulutnya, sedang tangan yang lain secara kuat mengunci kedua tangannya. Maryati terlihat tersentak dengan mata terbeliak lebar karena terkejut sekaligus panik dan ketakutan.

    Dia berusaha meronta dengan keras. Tapi seperti adegan biasa di film-film yang memperagakan ulah para bajingan, aku cepat mengingatkannya untuk tetap diam dan tidak bertindak bodoh melakukan perlawanan. Hanya bedanya, aku juga mengutarakan permintaan maaf.

    “Maafkan saya Mbak. Saya tidak tahan untuk tidak memeluk Mbak. Percayalah, saya tidak akan menyakiti Mbak. Dan saya bersumpah hanya melakukan ini sekali. Sekali saja,” bisikku membujuk dengan nafas memburu akibat nafsu dan rasa tegang luar biasa.

    Maryati tetap tidak peduli. Dia berusaha mengamuk, menendang-nendang saat kakiku menutup pintu kamarnya dan tubuhnya kepepetkan ke dinding.

    “Kalau Mbak ribut, akan ketahuaan orang. Kita berdua bisa hancur karena malu dan aib. Semua ini tidak akan diketahui orang lain. Saya bersumpah merahasiakannya sampai mati, karena saya tidak mau diketahui orang lain sebagai pemerkosa,” bisikku lagi dengan tetap mengunci seluruh gerakan tubuhnya.

    Tahapan selanjutnya, adalah menciumi bagian leher belakang dan telinga wanita beraroma tubuh harum merangsang itu. Sedang senjataku yang keras, tegang, perkasa dan penuh urat-urat besar, kutekankan secara keras ke belahan pantatnya dengan gerakan memutar, membuat Maryati semakin terjepit di dinding. Dia mencoba semakin kalap melawan dan meronta, namun apalah artinya tenaga seorang wanita, di hadapan pria kekar yang sedang dikuasai nafsu binatang seperti diriku.

    Aksi menciumi dan menekan pantat Maryati terus kulakukan sampai lebih kurang sepuluh menit. Setelah melihat ada peluang lebih baik, dengan gerakan secepat kilat, dasternya kusingkapkan. Celana dalamnya segera kutarik sampai sobek ke bawah, dan sebelum wanita ini tahu apa yang akan kulakukan, belahan pantatnya segera kubuka dan lubang anusnya kujilati secara buas.

    Maryati terpekik. Sebelah tanganku dengan gesit kemudian menyelinap masuk diantara selangkangannya dari belakang dan meraba serta meremas bagian luar kemaluannya, tapi membiarkan bagian dalamnya tak terjamah.

    Strategiku mengingatkan belum waktunya sampai ke sana. Aksi menjilat dan meremas serta mengusap-usap ini kulakukan selama beberapa menit. Maryati terus berusaha melepaskan diri sambil memintaku menghentikan tindakan yang disebutnya jahanam itu. Dia berulang-ulang menyebutku binatang dan bajingan. Tak soal. Aku memang sudah jadi binatang bajingan. Dan sekarang sang bajingan sudah tanpa celana, telanjang sebagian.

    “Akan kulaporkan ke suamiku,” ancamnya kemudian dengan nafas terengah-engah.

    Aku tak menyahut sambil bangkit berdiri serta menciumi pundaknya. Lalu menempelkan batang perkasaku yang besar, tegang dan panas diantara belahan pantatnya. Menekan dan memutar-mutarnya dengan kuat di sana. Sedang kedua tanganku menyusup ke depan, meraba, meremas dan memainkan puting buah dada besar serta montok wanita yang terus berjuang untuk meloloskan diri dari bencana itu.

    “Tolong Mas Dartam, lepaskan aku. Kasihani aku,” ratapnya.

    Aku segera menciumi leher dan belakang telinganya sambil berbisik untuk membujuk, sekaligus memprovokasi.

    “Kita akan sama-sama mendapat kepuasan Mbak. Tidak ada yang rugi, karena juga tidak akan ada yang tahu. Suamimu sedang keluar kota. Mungkin juga dia sedang bergulat dengan wanita lain. Apakah kau percaya dia setia seperti dirimu,” bujukku mesra.

    “Kau bajingan terkutuk,” pekiknya dengan marah.

    Sebagai jawabannya, tubuh putih yang montok dan harum itu (ciri yang sangat kusenangi) kali ini kupeluk kuat-kuat, lalu kuseret ke atas ranjang dan menjatuhnya di sana. Kemudian kubalik, kedua tangannya kurentangkan ke atas.

    Selanjutnya, ketiak yang berbulu halus dan basah oleh keringat milik wanita itu, mulai kuciumi. Dari sana, ciumanku meluncur ke sepasang buah dadanya. Menjilat, menggigit-gigit kecil, serta menyedot putingnya yang terasa mengeras tegang.

    “Jangan Mas Darta. Jangan.. Tolong lepaskan aku.”

    Wanita itu menggeliat-geliat keras. Masih tetap berusaha untuk melepaskan diri. Tetapi aku terus bertindak semakin jauh. Kali ini yang menjadi sasaranku adalah perutnya. Kujilat habis, sebelum pelan-pelan merosot turun lebih ke bawah lalu berputar-putar di bukit kemaluannya yang ternyata menggunung tinggi, mirip roti. Sementara tanganku meremas dan mempermainkan buah dadanya, kedua batang paha putih dan mulusnya yang menjepit rapat, berusaha kubuka.

    Maryati dengan kalap berusaha bangun dan mendorong kepalaku. Kakinya menendang-nendang kasar. Aku cepat menjinakkannya, sebelum kaki dan dengkul yang liar itu secara telak membentur dua biji kejantannanku. Bisa celaka jika itu terjadi. Kalau aku semaput, wanita ini pasti lolos.

    Setelah berjuang cukup keras, kedua paha Maryati akhirnya berhasil kukuakkan. Kemudian dengan keahlian melakukan cunnilingus yang kumiliki dari hasil belajar, berteori dan berpraktek selama ini, lubang dan bibir kelamin wanita itu mulai menjadi sasaran lidah dan bibirku.

    Tanpa sadar Maryati terpekik, saat kecupan dan permainan ujung lidahku menempel kuat di klitorisnya yang mengeras tegang. Kulakukan berbagai sapuan dan dorongan lidah ke bagian-bagian sangat sensitif di dalam liang senggamanya, sambil tanganku terus mengusap, meremas dan memijit-mijit kedua buah dadanya. Maryati menggeliat, terguncang dan tergetar, kadang menggigil, menahan dampak dari semua aksi itu. Kepalanya digeleng-gelengkan secara keras. Entah pernyataan menolak, atau apa.

    Sambil melakukan hal itu, mataku berusaha memperhatikan permukaan perut si Istri Setia ini. Dari sana aku bisa mempelajari reaksi otot-otot tubuhnya, terhadap gerakan lidahku yang terus menyeruak masuk dalam ke dalam liang senggamanya. Dengan sentakan-sentakan dan gelombang di bagian atas perut itu, aku akan tahu, di titik dan bagian mana Maryati akan merasa lebih terangsang dan nikmat.

    Gelombang rangsangan yang kuat itu kusadari mulai melanda Maryati secara fisik dan emosi, ketika perlawanannya melemah dan kaki serta kepalanya bergerak semakin resah. Tak ada suara yang keluar, karena wanita ini menutup bahkan menggigit bibirnya.

    Geliat tubuhnya bukan lagi refleksi dari penolakan, tetapi (mungkin) gambaran dari seseorang yang mati-matian sedang menahan kenikmatan. Berulang kali kurasakan kedua pahanya bergetar. Kemaluannya banjir membasah.

    Ternyata benar analisa otak kotorku beberapa pekan lalu akan godaan seks. Bahwa sesetia apapun seorang Istri, ada saat di mana benteng kesetiaan itu ambruk, oleh rangsangan seksual yang dilakukan dalam tempo relatif lama secara paksa, langsung, intensif serta tersembunyi oleh seorang pria ganteng yang ahli dalam masalah seks.

    Maryati telah menjadi contoh dari hal itu. Mungkin juga ketidakberdayaan yang telah membuatnya memilih untuk pasrah dr godaan seks. Tetapi rasanya aku yakin lebih oleh gelora nafsu yang bangkit ingin mencari pelampiasan akibat rangsangan yang kulakukan secara intensif dan ahli di seluruh bagian sensitif tubuhnya.

    Aksiku selanjutnya adalah dengan memutar tubuh, berada di atas Maryati, memposisikan batang kejantananku tepat di atas wajah wanita yang sudah mulai membara dibakar nafsu birahi itu. Aku ingin mengetahui, apa reaksinya jika terus kurangsang dengan batang perkasaku yang besar dan hangat tepat berada di depan mulutnya. Wajahku sendiri, masih berada diantara selangkangannya dengan lidah dan bibir terus menjilat serta menghisap klitoris dan liang kewanitaannya.

    Paha Maryati sendiri, entah secara sadar atau tidak, semakin membuka lebar, sehingga memberikan kemudahan bagiku untuk menikmati kelaminnya yang sudah membanjir basah. Mulutnya berulangkali melontarkan jeritan kecil tertahan yang bercampur dengan desisan. Aksi itu kulakukan dengan intensif dan penuh nafsu, sehingga berulang kali kurasakan paha serta tubuh wanita cantik itu bergetar dan berkelojotan.

    Beberapa menit kemudian mendadak kurasa sebuah benda basah yang panas menyapu batang kejantananku, membuatku jadi agak tersentak. Aha, apalagi itu kalau bukan lidah si Istri Setia ini. Berarti, selesailah sudah seluruh perlawanan yang dibangunnya demikian gigih dan dari godaan seks tadi.

    Wanita ini telah menyerah dr godaan seks. Namun sayang, jilatan yang dilakukannya tadi tidak diulanginya, meski batang kejantananku sudah kurendahkan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan mulutnya untuk menelan bagian kepalanya yang sudah sangat keras, besar dan panas itu.

    Boleh jadi wanita ini merasa dia telah menghianati suaminya jika melakukan hal itu, menghisap batang kejantanan pria yang memperkosanya! Tak apa. Yang penting sekarang, aku tahu dia sudah menyerah dr godaan seks. Aku cepat kembali membalikkan tubuh.

    Memposisikan batang kejantananku tepat di depan bukit kewanitaannya yg sudah merekah dan basah oleh cairan dan air ludahku. Aku mulai menciumi pipinya yg basah oleh air mata dan lehernya. Kemudian kedua belah ketiaknya. Maryati menggelinjang liar sambil membuang wajahnya ke samping. Tak ingin bertatapan denganku.

    Buah dadanya kujilati dengan buas, kemudian berusaha kumasukan sedalam-dalamnya ke dalam mulutku. Tubuh Maryati mengejang menahan nikmat. Tindakan itu kupertahankan selama beberapa menit. kemudian batang kejantananku semakin kudekatkan ke bibir kemaluannya.

    Ah.., wanita ini agaknya sudah mulai tidak sabar menerima batang panas yg besar dan akan memenuhi seluruh liang sanggamanya itu. Karena kurasa pahanya membentang semakin lebar, sementara pinggulnya agak diangkat membuat lubang sanggamanya semakin menganga merah.

    “Mbak Mar sangat cantik dan merangsang sekali. Hanya lelaki yg beruntung dapat menikmati tubuhmu yg luar biasa ini,” gombalku sambil menciumi pipi dan lehernya.

    “Sekarang punyaku akan memasuki punya Mbak. Aku akan memberikan kenikmatan godaan seks yg luar biasa pada Mbak. Sekarang nikmatilah dan kenanglah peristiwa ini sepanjang hidup Mbak.”

    Setelah mengatakan hal itu, sambil menarik otot di sekitar anus dan pahaku agar ketegangan kelaminku semakin meningkat tinggi, liang kenikmatan wanita desa yg bermata bulat jelita itu, mulai kuterobos. Maryati terpekik, tubuhnya menggeliat, tapi kutahan. Batang kejantananku terus merasuk semakin dalam dan dalam, sampai akhirnya tenggelam penuh di atas bukit kelamin yg montok berbulu itu.

    Untuk sesaat, tubuhku juga ikut bergetar menahan kenikmatan luar biasa pada saat liang kewanitaan wanita ini berdenyut-deyut menjepitnya. Tubuhku kudorongkan ke depan, dengan pantat semakin ditekan ke bawah, membuat pangkal atas batang kejantananku menempel dengan kuat di klitorisnya. Maryati melenguh gelisah. Tangannya tanpa sadar memeluk tubuhku dengan punggung melengkung. Kudiamkan dia sampai agak lebih tenang, kemudian mulailah gerakan alamiah untuk coitus yg membara itu kulakukan.

    Maryati kembali terpekik sambil meronta dengan mulut mendesis dan melengguh. Tembakan batang kejantananku kulakukan semakin cepat, dengan gerakan berubah-ubah baik dalam hal sudut tembakannya, maupun bentuknya dalam melakukan penetrasi.

    Kadang lurus, miring, juga memutar, membuat Maryati benar-benar seperti orang kesurupan. Wanita ini kelihatanya sudah total lupa diri. Tangannya mencengkram pundakku, lalu mendadak kepalanya terangkat ke atas, matanya terbeliak, giginya dengan kuat menggigit pundakku.

    Dia orgasme! Gerakan keluar-masuk batang kejantananku kutahan dan hanya memutar-mutarnya, mengaduk seluruh liang sanggama Maryati, agar bisa menyentuh dan menggilas bagian-bagian sensitif di sana. Wanita berpinggul besar ini meregang dan berkelonjotan berulang kali, dalam tempo waktu sekitar dua puluh detik. Semuanya kemudian berakhir. Mata dan hidungnya segera kuciumi. Pipinya yg basah oleh air mata, kusapu dengan hidungku.

    Tubuhnya kupeluk semakin erat, sambil mengatakan permintaan maaf atas kebiadabanku. Maryati cuma membisu. Kami berdua saling berdiaman. Kemudian aku mulai beraksi kembali dengan terlebih dahulu mencium dan menjilati leher, telinga, pundak, ketiak serta buah dadanya. Kocokan kejantananku kumulai secara perlahan. Kepalanya kuarahkan ke bagian-bagian yg sensitif atau G-Spot wanita ini. Hanya beberapa detik kemudian, Maryati kembali gelisah.

    Kali ini aku bangkit, mengangkat kedua pahanya ke atas dan membentangkannya dengan lebar, lalu menghujamkan batang perkasaku sedalam-dalamnya. Maryati terpekik dengan mata terbeliak, menyaksikan batang kejantananku yg mungkin jauh lebih besar dari milik suaminya itu, berulang-ulang keluar masuk diantara lubang berbulu basah miliknya. Matanya tak mau lepas dari sana. Kupikir, wanita ini terbiasa untuk berlaku seperti itu, jika bersetubuh. Wajahnya kemudian menatap wajahku.

    “Mas…” bisiknya.

    Aku mengangguk dengan perasaan lebih terangsang oleh panggilan itu, kocokanbatang kejantananku kutingkatkan semakin cepat dan cepat, sehingga tubuh Maryati terguncang-guncang dahsyat. Pada puncaknya kemudian, wanita ini menjatuhkan tubuhnya di tilam, lalu menggeliat, meregang sambil meremas sprei. Aku tahu dia akan kembali memasuki saat orgasme keduanya.

    Dan itu terjadi saat mulutnya melontarkan pekikan nyaring, mengatasi suara artis yg sedang menyanyi di pesawat televisi di samping ranjang. Pertarungan seru akan godaan seks itu kembali usai. Aku terengah dengan tubuh bermandi keringat, di atas tubuh Maryati yg juga basah kuyup.

    Matanya kuciumi dan hidungnya kukecup dengan lembut. Detak jantungku terasa memacu demikian kuat. Kurasakan batang kejantananku berdenyut-denyut semakin kuat. Aku tahu, ini saat yg baik untuk mempersiapkan orgasmeku sendiri. Nonton Movie Semi Cinemakv21.com

    Tubuh Maryati kemudian kubalikkan, lalu punggungnya mulai kujilati. Dia mengeluh. Setelah itu, pantatnya kubuka dan kunaikkan ke atas, sehingga lubang anusnya ikut terbuka. Jilatan intensifku segera kuarahkan ke sana, sementara jariku memilin dan mengusap-usap klitorisnya dari belakang.

    Maryati berulang kali menyentakkan badannya, menahan rasa ngilu itu. Namun beberapa menit kemudian, keinginan bersetubuhnya bangkit kembali. tubuhnya segera kuangkat dan kuletakkan di depan toilet tepat menghadap cermin besar yg ada di depannya. Dia kuminta jongkok di sana, dengan membuka kakinya agak lebar.

    Setelah itu dengan agak tidak sabar, batang kejantananku yg terus membesar keras, kuarahkan ke kelaminnya, lalu kusorong masuk sampai ke pangkalnya. Maryati kembali terpekik. Dan pekik itu semakin kerap terdengar ketika batang kejantananku keluar masuk dengan cepat di liang sanggamanya. Bahkan wanita itu benar-benar menjerit berulangkali dengan mata terbeliak lupa akan godaan seks, sehingga aku khawatir suaranya bisa didengar orang di luar.

    Wanita ini kelihatannya sangat terangsang dengan style bersetubuh seperti itu. Selain batang kejantananku terasa lebih dahsyat menerobos dan menggesek bagian-bagian sensitifnya, dia juga bisa menyaksikan wajahku yg tegang dalam memompanya dari belakang. Dan tidak seperti sebelumnya, Maryati kali ini dengan suara gemetar mengatakan dia akan keluar.

    Aku cepat mengangkat tubuhnya kembali ke ranjang. menelentangkannya di sana, kemudian menyetubuhinya habis-habisan, karena aku juga sedang mempersiapkan saat orgasmeku. Aku akan melepas bendungan sperma di kepala kejantananku, pada saat wanita ini memasuki orgasmenya. Dan itu terjadi, sekitar lima menit kemudian. Maryati meregang keras dengan tubuh bergetar. Matanya yg cantik terbeliak.

    Maka orgasmeku segera kulepas dengan hujaman batang kejantanan yg lebih lambat namun lebih kuat serta merasuk sedalam-dalamnya ke liang kewanitaan Maryati. Kedua mata wanita itu kulihat terbalik, Maryati meneriakkan namaku saat spermaku menyembur berulang kali dalam tenggang waktu sekitar delapan detik ke dalam liang sanggamanya. Tangannya dengan kuat merangkul tubuhku dan tangisnya segera muncul. Kenikmatan luar biasa itu telah memaksa wanita ini menangis karena jatuh kedalam godaan seks.

    Aku memejamkan mata sambil memeluknya dengan kuat, merasakan nikmatnya godaan seks akan orgasme yg bergelombang itu. Ini adalah orgasmeku yg pertama dan penghabisanku dengan wanita ini. Aku segera berpikir untuk berangkat besok ke Kalimantan, ke tempat pamanku.

    Aku tidak boleh lagi mengulangi godaan seks ini. Tidak boleh, meski misalnya Maryati memintanya.

  • Ngentot Tante Ani Yang Anal Seks

    Ngentot Tante Ani Yang Anal Seks


    1757 views

    Duniabola99.org – Setelah banyak process yang dilakukan antara ayah dan ibu, akhirnya bengkel tempat ayah bekerja, kini menjadi milik ayah dan ibu sepenuhnya. Ayah pernah memohon kepada ibu agar dia ingin tetap dapat bekerja di bengkel, dan terang saja bengkel itu langsung ibu putuskan untuk dibeli saja. Maklum ibu adalah ‘business-minded person’. Aku semakin sayang dengan ibu, karena pada akhirnya cita-cita ayah untuk memiliki bengkel sendiri terkabulkan. Kini bengkel ayah makin besar setelah ibu ikut berperan besar di sana.

    Banyak renovasi yang mereka lakukan yang membuat bengkel ayah tampak lebih menarik. Pelanggan ayah makin bertambah, dan kali ini banyak dari kalangan orang-orang kaya. Ayah tidak memecat pegawai-pegawai lama di sana, malah menaikkan gaji mereka dan memperlakukan mereka seperti saat dia diperlakukan oleh pemilik bengkel yang lama. Kehidupan dan gaya hidupku & ayah benar-benar berubah 180 derajat. Kini ayah sering melancong ke luar negeri bersama ibu, dan aku sering ditinggal di rumah sendiri dengan pembantu.

    Alasan aku ditinggal mereka karena aku masih harus sekolah.Ibu sering mengundang teman-teman lamanya bermain di rumah. Salah satu temannya bernama tante Ani. Tante ani saat itu hanya 15 tahun lebih tua dariku. Semestinya dia pantas aku panggil kakak daripada tante, karena wajahnya yang masih terlihat seperti orang berumur 20 tahunan. Tanti ani adalah pelanggan tetap salon kecantikan ibu, dan kemudian menjadi teman baik ibu. Wajah tante ani tergolong cantik dengan kulitnya yang putih bersih.

    Dadanya tidak begitu besar, tapi pinggulnya indah bukan main. Maklum anak orang kaya yang suka tandang ke salon kecantikan. Tante anisering main ke rumah dan kadang kala ngobrol atau gossip dengan ibu berjam-jam. Tidak jarang tante ani keluar bersama kami sekeluarga untuk nonton bioskop, window shopping atau ngafe di mall.

    Aku pernah sempat bertanya tentang kehidupan pribadi tante Ani. Ibu bercerita bahwa tante aniitu bukanlah janda cerai atau janda apalah. Tapi tante anisempat ingin menikah, tapi ternyata pihak dari laki-laki memutuskan untuk mengakhiri pernikahan itu. Alasan-nya tidak dijelaskan oleh ibu, karena mungkin aku masih terlalu muda untuk mengerti hal-hal seperti ini. Pada suatu hari ayah dan ibu lagi-lagi cabut dari rumah.

    Tapi kali ini mereka tidak ke luar negeri, tapi hanya melancong ke kota Bandung saja selama akhir pekan. Lagi-lagi hanya aku dan pembantu saja yang tinggal di rumah. Saat itu aku ingin sekali kabur dari rumah, dan menginap di rumah teman. Tiba-tiba bel rumah berbunyi dan waktu itu masih jam 5:30 sore di hari Sabtu. Ayah dan ibu baru 1/2 jam yang lalu berangkat ke Bandung.

    Aku pikir mereka kembali ke rumah mengambil barang yang ketinggalan. Sewaktu pintu rumah dibuka oleh pembantu, suara tante ani menyapanya. Aku hanya duduk bermalas-malasan di sofa ruang tamu sambil nonton acara TV. Tiba-tiba aku disapanya. “Bernas kok ngga ikut papa mama ke Bandung?” tanya tante Ani. “Kalo ke Bandung sih Bernas malas, tante. Kalo ke Singapore Bernas mau ikut.” jawabku santai. “Yah kapan-kapan aja ikut tante ke Singapore. Tante ada apartment di sana” tungkas tante Ani. Aku pun hanya menjawab apa adanya “Ok deh.

    Ntar kita pigi rame-rame aja. Tante ada perlu apa dengan mama? Nyusul aja ke Bandung kalo penting.”. “Kagak ada sih. Tante cuman pengen ajak mamamu makan aja. Yah sekarang tante bakalan makan sendirian nih. Bernas mau ngga temenin tante?”. “Emang tante mau makan di mana?” “Tante sih mikir Pizza Hut.” “Males ah ogut kalo Pizza Hut.” “Trus Bernas maunya pengen makan apa?” “Makan di Muara Karang aja tante. Di sono kan banyak pilihan, ntar kita pilih aja yang kita mau.” “Oke deh. Mau cabut jam berapa?” “Entaran aja tante. Bernas masih belom laper.

    Jam 7 aja berangkat. Tante duduk aja dulu.” Kami berdua nonton bersebelahan di sofa yang empuk. Sore itu tante ani mengenakan baju yang lumayan sexy. Dia memakai rok ketat sampai 10 cm di atas lutut, dan atasannya memakai baju berwarna orange muda tanpa lengan dengan bagian dada atas terbuka (kira-kira antara 12 sampai 15cm kebawah dari pangkal lehernya). Kaki tante ani putih mulus, tanpa ada bulu kaki 1 helai pun. Mungkin karena dia rajin bersalon ria di salon ibu, paling tidak seminggu 2 kali. Bagian dada atasnya juga putih mulus. Kami nonton TV dengan acara/channel seadanya saja sambil menunggu sampai jam 7 malam.

    Kami juga kadang-kadang ngobrol santai, kebanyakan tante ani suka bertanya tentang kehidupan sekolahku sampai menanyakan tentang kehidupan cintaku di sekolah. Aku mengatakan kepada tante ani bahwa aku saat itu masih belum mau terikat dengan masalah percintaan jaman SMA. Kalo naksir sih ada, cuma aku tidak sampai mengganggap terlalu serius. Semakin lama kami berbincang-bincang, tubuh tante ani semakin mendekat ke arahku.

    Bau parfum Chanel yg dia pakai mulai tercium jelas di hidungku. Tapi aku tidak mempunyai pikiran apa-apa saat itu. Tiba-tiba tante ani berkata, “Bernas, kamu suka dikitik-kitik ngga kupingnya?”. “Huh? Mana enak?” tanyaku. “Mau tante kitik kuping Bernas?” tante ani menawarkan/ “Hmmm…boleh aja. Mau pake cuttonbud?” tanyaku sekali lagi. “Ga usah, pake bulu kemucing itu aja” tundas tante Ani. “Idih jorok nih tante. Itu kan kotor. Abis buat bersih-bersih ama mbak.” jawabku spontan. “Alahh sok bersihan kamu Bernas. Kan cuman ambil 1 helai bulunya aja.

    Lagian kamu masih belum mandi kan? Jorok mana hayo!” tangkas tante Ani. “Percaya tante deh, kamu pasti demen. Sini baring kepalanya di paha tante.” lanjutnya. Seperti sapi dicucuk hidungnya, aku menurut saja dengan tingkah polah tante Ani.

    Ternyata memang benar adanya, telinga ‘dikitik-kitik’ dengan bulu kemucing benar-benar enak tiada tara. Baru kali itu aku merasakan enaknya, serasa nyaman dan pengen tidur aja jadinya. Dan memang benar, aku jadi tertidur sampe sampai jam sudah menunjukkan pukul 7 lewat. Suara lembut membisikkan telingaku. “Bernas, bangun yuk. Tante dah laper nih.” kata tante. “Erghhhmmm … jam berapa sekarang tante.” tanyaku dengan mata yang masih setengah terbuka. “Udah jam 7 lewat Bernas. Ayo bangun, tante dah laper. Kamu dari tadi asyik tidur tinggalin tante.

    Kalo dah enak jadi lupa orang kamu yah.” kata tante sambil mengelus lembut rambutku. “Masih ngantuk nih tante … makan di rumah aja yah? Suruh mbak masak atau beli mie ayam di dekat sini.” “Ahhh ogah, tante pengen jalan-jalan juga kok. Bosen dari tadi bengong di sini.” “Oke oke, kasih Bernas lima menit lagi deh tante.” mintaku. “Kagak boleh. Tante dah laper banget, mau pingsan dah.” Sambil malas-malasan aku bangun dari sofa. Kulihat tante ani sedang membenarkan posisi roknya kembali.

    Alamak gaya tidurku kok jelek sekali sih sampe-sampe rok tante anitersingkap tinggi banget. Berarti dari tadi aku tertidur di atas paha mulus tante Ani, begitulah aku berpikir. Ada rasa senang juga di dalam hati. Setelah mencuci muka, ganti pakaian, kita berdua berpamitan kepada pembantu rumah kalau kita akan makan keluar. Aku berpesan kepada pembantu agar jangan menunggu aku pulang, karena aku yakin kita pasti bakal lama. Jadi aku membawa kunci rumah, untuk berjaga-jaga apabila pembantu rumah sudah tertidur. “Nih kamu yang setir mobil tante dong.”

    “Ogah ah, Bernas cuman mau setir Baby Benz tante. Kalo yang ini males ah.” candaku. Waktu itu tante ani membawa sedan Honda, bukan Mercedes-nya. “Belagu banget kamu. Kalo ngga mau setir ini, bawa itu Benz-nya mama.” balas tante Ani. “No way … bisa digantung ogut ama papa mama.” jawabku. “Iya udah kalo gitu setir ini dong.” jawab tante anisambil tertawa kemenangan.

    Mobil melaju menyusuri jalan-jalan kota Jakarta. Tante ani seperti bebek saja, ngga pernah stop ngomong and gossipin teman-temannya. Aku jenuh banget yang mendengar. Dari yang cerita pacar teman-temannya lah, sampe ke mantan tunangannya. Sesampai di daerah Muara Karang, Aku memutuskan untuk makan bakmi bebeknya yang tersohor di sana. Untung tante ani tidak protes dengan pilihan saya, mungkin karena sudah terlalu lapar dia. Setelah makan, kita mampir ke tempat main bowling. Abis main bowling tante ani mengajakku mampir ke rumahnya.

    Tante ani tinggal sendiri di apartemen di kawasan Taman Anggrek. Dia memutuskan untuk tinggal sendiri karena alasan pribadi juga. Ayah dan ibu tante ani sendiri tinggal di Bogor. Saat itu aku tidak tau apa pekerjaan sehari-hari tante Ani, yang tante ani tidak pernah merasa kekurangan materi. Apartemen tante ani lumayan bagus dengan tata interior yang classic. Di sana tidak ada siapa-siapa yang tinggal di sana selain tante Ani. Jadi aku bisa maklum apabila tante ani sering keluar rumah. Pasti jenuh apabila tinggal sendiri di apartemen. “Anggap rumah sendiri Bernas.

    Jangan malu-malu. Kalau mau minum ambil aja sendiri yah.” “Kalo begitu, Bernas mau yang ini.” sambil menunjuk botol Hennessy V.S.O.P yang masih disegel. “Kagak boleh, masih dibawah umur kamu.” cegah tante Ani. “Tapi Bernas dah umur 17 tahun. Mestinya ngga masalah” jawabku dengan bermaksud membela diri. “Kalo kamu memaksa yah udah. Tapi jangan buka yang baru, tante punya yang sudah dibuka botolnya.”.

    Tiba-tiba suara tante ani menghilang dibalik master bedroomnya. Aku menganalisa ruangan sekitarnya. Banyak lukisan-lukisan dari dalam dan luar negeri terpampang di dinding. Lukisan dalam negerinya banyak yang bergambarkan wajah-wajah cantik gadis-gadis Bali. Lukisan yang berbobot tinggi, dan aku yakin pasti bukan barang yang murahan. “Itu tante beli dari seniman lokal waktu tante ke Bali tahun lalu” kata tante ani memecahkan suasana hening sebelumnya. “Bagus tante. High taste banget. Pasti mahal yah?!” jawabku kagum. “Ngga juga sih. Tapi tante tidak pernah menawar harga dengan seniman itu, karena seni itu mahal.

    Kalo tante tidak cocok dengan harga yang dia tawarkan, tante pergi saja.” Aku masih menyibukkan diri mengamati lukisan-lukisan yang ada, dan tante ani tidak bosan menjelaskan arti dari lukisan-lukisan tersebut. Tante ani ternyata memiliki kecintaan tinggi terhadap seni lukis. “Ok deh. Kalo begitu Bernas mau pamit pulang dulu tante. Dah hampir jam 11 malam. Tante istirahat aja dulu yah.” kataku. “Ehmmm … tinggal dulu aja di sini. Tante juga masih belum ngantuk. Temenin tante bentar yah.” mintanya sedikit memohon. Aku juga merasa kasihan dengan keadaan tante ani yang tinggal sendiri di apartemen itu.

    Jadi aku memutuskan untuk tinggal 1 atau 2 jam lagi, sampai nanti tante ani sudah ingin tidur. “Kita main UNO yuk?!” ajak tante Ani. “Apa itu UNO?!” tanyaku penasaran. “Walah kamu ngga pernah main UNO yah?” tanya tante Ani. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala. “Wah kamu kampung boy banget sih.” canda tante Ani. Aku hanya memasang tampak cemburut canda. Tante ani masuk ke kamarnya lagi untuk membawa kartu UNO, dan kemudian masuk ke dapur untuk mempersiapkan hidangan bersama minuman.

    Tante ani membawa kacang mente asin, segelas wine merah, dan 1 gelas Hennessy V.S.O.P on rock (pake es batu). Setelah mengajari aku cara bermain UNO, kami pun mulai bermain-main santai sambil makan kacang mente. Hennesy yang aku teguk benar-benar keras, dan baru 2 atau 3 teguk badanku terasa panas sekali. Aku biasanya hanya dikasih 1 sisip saja oleh ayah, tapi ini skrg aku minum sendirian. Kepalaku terasa berat, dan mukaku panas.

    Melihat kejadian ini, tante ani menjadi tertawa, dan mengatakan bahwa aku bukan bakat peminum. Terang aja, ini baru pertama kalinya aku minum 1 gelas Hennessy sendirian. “Tante, anterin Bernas pulang yah. Kepala ogut rada berat.” “Kalo gitu stop minum dulu, biar ngga tambah pusing.” jawab tante Ani. Aku merasa tante ani berusaha mencegahku untuk pulang ke rumah. Tapi lagi-lagi, aku seperti sapi dicucuk hidung-nya, apa yang tante ani minta, aku selalu menyetujuinya. Melihat tingkahku yang suka menurut, tante ani mulai terlihat lebih berani lagi. Dia mengajakku main kartu biasa saja, karena bermain UNO kurang seru kalau hanya berdua.

    Paling tepat untuk bermain UNO itu berempat. Tapi permainan kartu ini menjadi lebih seru lagi. Tante mengajak bermain blackjack, siapa yang kalah harus menuruti permintaan pemenang. Tapi kemudian tante ani ralat menjadi ‘Truth & Dare’ game. Permainan kami menjadi seru dan terus terang aja tante ani sangat menikmati permainan ‘Truth & Dare’, dan dia sportif apabila dia kalah. Pertama-tama bila aku menang dia selalu meminta hukuman dengan ‘Truth’ punishment, lama-lama aku menjadi semakin berani menanyakan yang bukan-bukan. Sebaliknya dengan tante Ani, dia lebih suka memaksa aku untuk memilih ‘Dare’ agar dia bisa lebih leluasa mengerjaiku.

    Dari yang disuruh pushup 1 tangan, menari balerina, menelan es batu seukuran bakso, dan lain-lain. Mungkin juga tidak ada pointnya buat tante ani menanyakan the ‘Truth’ tentang diriku, karena kehidupanku terlihat lurus-lurus saja menurutnya. Ini adalah juga kesempatan untuk menggali the ‘Truth’ tentang kehidupan pribadinya. Aku pun juga heran kenapa aku menjadi tertarik untuk mencari tahu kehidupannya yang sangat pribadi.

    Mula-mula aku bertanya tentang mantan tunangannya, kenapa sampai batal pernikahannya. Sampai pertanyaan yang menjurus ke seks seperti misalnya kapan pertama kali dia kehilangan keperawanan. Semuanya tanpa ragu-ragu tante ani jawab semua pertanyaan-pertanyaan pribadi yang aku lontarkan. Kini permainan kami semakin wild dan berani. Tante ani mengusulkan untuk mengkombinasikan ‘Truth & Dare’ dengan ‘Strip Poker’. Aku pun semakin bergairah dan menyetujui saja usul tante Ani. “Yee, tante menang lagi.

    Ayo lepas satu yang menempel di badan kamu.” kata tante ani dengan senyum kemenangan. “Jangan gembira dulu tante, nanti giliran tante yang kalah. Jangan nangis loh yah kalo kalah.” jawabku sambil melepas kaus kakiku. Selang beberapa lama … “Nahhh, kalah lagi … kalah lagi … lepas lagi … lepas lagi.”. Tante ani kelihatan gembira sekali. Kemudian aku melepas kalung emas pemberian ibu yang aku kenakan. “Ha ha ha … two pairs, punya tante one pair. Yes yes … tante kalah sekarang. Ayo lepas lepas …” candaku sambil tertawa gembira. “Jangan gembira dulu. Tante lepas anting tante.” jawab tante sambil melepas anting-anting yang dikenakannya. Aku makin bernapsu untuk bermain. Mungkin bernapsu untuk melihat tante ani bugil juga.

    Aku pengen sekali menang terus. “Full house … yeahhh … kalah lagi tante. Ayo lepas … ayo lepas …”. Aku kini menari-nari gembira. Terlihat tante ani melepas jepit rambut merahnya, dan aku segera saja protes “Loh, curang kok lepas yang itu?”. “Loh, kan peraturannya lepas semuanya yang menempel di tubuh. Jepit tante kan nempel di rambut dan rambut tante melekat di kepala. Jadi masih dianggap menempel dong.” jawabnya membela. Aku rada gondok mendengar pembelaan tante Ani. Tapi itu menjadikan darahku bergejolak lebih deras lagi. “Straight … Bernas … One Pair … Yes tante menang. Ayo lepas! Jangan malu-malu!” seru tante ani girang. Aku pun segera melepas jaket aku yang kenakan. Untung aku selalu memakai jaket tipis biar keluar malam.

    Lihatlah pembalasanku, kataku dalam hati. “Bernas Three kind … tante … one pair … ahhh … lagi-lagi tante kalah” sindirku sambil tersenyum. Dan tanpa diberi aba-aba dan tanpa malu-malu, tante melepas baju atasannya. Aku serentak menelan ludah, karena baju atasan tante telah terlepas dan kini yang terlihat hanya BH putih tante. Belahan payudara-nya terlihat jelas, putih bersih. Bernas junior dengan serentak langsung menegang, dan kedua mataku terpaku di daerah belahan dadanya. “Hey, lihat kartu dong. Jangan liat di sini.” canda tante sambil menunjuk belahan dadanya.

    Aku kaget sambil tersenyum malu. “Yes Full House, kali ini tante menang. Ayo buka … buka”. Tampak tante ani girang banget bisa dia menang. Kali ini aku lepas atasanku, dan kini aku terlanjang dada. “Ck ck ck … pemain basket nih. Badan kekar dan hebat. Coba buktikan kalo hokinya juga hebat.” sindir tante ani sambil tersenyum. Setelah menegak habis wine yang ada di gelasnya, tante ani kemudian beranjak dari tempat duduknya menuju ke dapur dengan keadaan dada setengah terlanjang. Tak lama kemudian tante animembawa sebotol wine merah yang masih 3/4 penuh dan sebotol V.S.O.P yang masih 1/2 penuh. “Mari kita bergembira malam ini.

    Minum sepuas-puasnya.” ucap tante Ani. Kami saling ber-tos ria dan kemudian melanjutkan kembali permainan strip poker kami. “Yesss … ” seruku dengan girangnya pertanda aku menang lagi. Tanpa disuruh, tante ani melepas rok mininya dan aduhaiii, kali ini tante anihanya terliat mengenakan BH dan celana dalam saja.

    Malam itu dia mengenakan celana dalam yang kecil imut berwarna pink cerah. Tidak tampak ada bulu-bulu pubis disekitar selangkangannya. Aku sempat berpikir apakah tante animencukur semua bulu-bulu pubisnya. Muka tante ani sedikit memerah. Kulihat tante ani sudah menegak abis gelas winenya yang kedua. Apakah dia berniat untuk mabuk malam ini? Aku kurang sedikit perduli dengan hal itu. Aku hanya bernafsu untuk memenangkan permainan strip poker ini, agar aku bisa melihat tubuh terlanjang tante Ani. “Yes, yes, yes …” senyum kemenangan terlukis indah di wajahku. Tante ani kemudian memandangkan wajahku selang beberapa saat, dan berkata dengan nada genitnya “Sekarang Bernas tahan napas yah. Jangan sampai seperti kesetrum listrik loh”. Kali ini tante ani melepaskan BH-nya dan serentak jatungku ingin copot.

    Benar apa kata tante Ani, aku seperti terkena setrum listrik bertegangan tinggi. Dadaku sesak, sulit bernapas, dan jantungku berdegup kencang. Inilah pertama kali aku melihat payudara wanita dewasa secara jelas di depan mata. Payudara tante ani sungguh indah dengan putingnya yang berwarna coklat muda menantang. “Aih Bernas, ngapain liat susu tante terus. Tante masih belum kalah total. Mau lanjut ngga?” tanya tante Ani. Aku hanya bisa menganggukkan kepala pertanda ‘iya’. “Pertama kali liat susu cewek yah? Ketahuan nih. Dasar genit kamu.” tambah tante anilagi.

    Aku sekali lagi hanya bisa mengangguk malu. Aku menjadi tidak berkonsentrasi bermain, mataku sering kali melirik kedua payudaranya dan selangkangannya. Aku penasaran sekali ada apa dibalik celana dalam pinknya itu. Tempat di mana menurut teman-teman sekolah adalah surga dunia para lelaki. Aku ingin sekali melihat bentuknya dan kalo bisa memegang atau meraba-raba. Akibat tidak berkonsentrasi main, kali ini aku yang kalah, dan tante ani meminta aku melepas celana yang aku kenakan. Kini aku terlanjang dada dengan hanya mengenakan celana dalam saja.

    Tante ani hanya tersenyum-senyum saja sambil menegak wine-nya lagi. Aku sengaja menolak tawaran tante ani untuk menegak V.S.O.P-nya, dengan alasan takut pusing lagi. Karena kami berdua hanya tinggal 1 helai saja di tubuh kami, permainan kali ini ada finalnya. Babak penentuan apakah tante ani akan melihat aku terlanjang bulat atau sebaliknya. Aku berharap malam itu malaikat keberuntungan berpihak kepadaku.

    Ternyata harapanku sirna, karena ternyata malaikat keberuntungan berpihak kepada tante Ani. Aku kecewa sekali, dan wajah kekecewaanku terbaca jelas oleh tante Ani. Sewaktu aku akan melepas celana dalamku dengan malu-malu, tiba-tiba tante ani mencegahnya. “Tunggu Bernas. Tante ngga mau celana dalam mu dulu. Tante mau Dare Bernas dulu. Ngga seru kalo game-nya cepat habis kayak begini” kata tante Ani.

    Setelah meneguk wine-nya lagi, tante ani terdiam sejenak kemudian tersenyum genit. Senyum genitnya ini lebih menantang daripada yang sebelum-sebelumnya. “Tante dare Bernas untuk … hmmm … cium bibir tante sekarang.” tantang tante Ani. “Ahh, yang bener tante?” tanyaku. “Iya bener, kenapa ngga mau? Jijik ama tante?” tanya tante Ani. “Bukan karena itu. Tapi … Bernas belum pernah soalnya.” jawabku malu-malu. “Iya udah, kalo gitu cium tante dong. Sekalian pelajaran pertama buat Bernas.” kata tante Ani. Tanpa berpikir ulang, aku mulai mendekatkan wajahku ke wajah tante Ani. Tante ani kemudian memejamkan matanya. Pertamanya aku hanya menempelkan bibirku ke bibir tante Ani. Tante ani diam sebentar, tak lama kemudian bibirnya mulai melumat-lumat bibirku perlahan-lahan. Aku mulai merasakan bibirku mulai basah oleh air liur tante Ani. Bau wine merah sempat tercium di hidungku.

    Aku pun tidak mau kalah, aku berusaha menandinginya dengan membalas lumatan bibir tante Ani. Maklum ini baru pertama, jadi aku terkesan seperti anak kecil yang sedang melumat-lumat ice cream. Selang beberapa saat, aku kaget dengan tingkah baru tante Ani. Tante ani dengan serentak menjulurkan lidahnya masuk ke dalam mulutku. Anehnya aku tidak merasa jijik sama sekali, malah senang dibuatnya. Aku temukan lidahku dengan lidah tante Ani, dan kini lidah kami kemudian saling berperang di dalam mulutku dan terkadang pula di dalam mulut tante Ani.

    Kami saling berciuman bibir dan lidah kurang lebih 5 menit lamanya. Nafasku sudah tak karuan, dan kupingku panas dibuatnya. Tante ani seakan-akan menikmati betul ciuman ini. Nafas tante anipun masih teratur, tidak ada tanda sedikitpun kalau dia tersangsang. “Sudah cukup dulu. Ayo kita sambung lagi pokernya” ajak tante Ani. Aku pun mulai mengocok kartunya, dan pikiranku masih terbayang saat kita berciuman. Aku ingin sekali lagi mencium bibir lembutnya.

    Kali ini aku menang, dan terang saja aku meminta jatah sekali lagi berciuman dengannya. Tante ani menurut saja dengan permintaanku ini, dan kami pun saling berciuman lagi. Tapi kali ini hanya sekitar 2 atau 3 menit saja. “Udah ah, jangan ciuman terus dong. Ntar Bernas bosan ama tante.” candanya. “Masih belom bosan tante. Ternyata asyik juga yah ciuman.” jawabku. “Kalo ciuman terus kurang asyik, kalo mau sih …” seru tante ani kemudian terputus. Kalimat tante ani ini masih menggantung bagiku, seakan-akan dia ingin mengatakan sesuatu yang menurutku sangat penting. Aku terbayang-bayang untuk bermain ‘gila’ dengan tante ani malam itu.

    Aku semakin berani dan menjadi sedikit tidak tau diri. Aku punya perasaan kalo tante ani sengaja untuk mengalah dalam bermain poker malam itu. Terang aja aku menang lagi kali ini. Aku sudah terburu oleh napsuku sendiri, dan aku sangat memanfaatkan situasi yang sedang berlangsung. “Bernas menang lagi tuh. Jangan minta ciuman lagi yah. Yang lain dong …” sambut tante ani sambil menggoda. “Hmm … apa yah.” pikirku sejenak. “Gini aja,

    Bernas pengen emut-emut susu tante Ani.” jawabku tidak tau malu. Ternyata wajah tante ani tidak tampak kaget atau marah, malah balik tersenyum kepadaku sambil berkata “Sudah tante tebak apa yang ada di dalam pikiran kamu, Bernas.”. “Boleh kan tante?!” tanyaku penasaran. Tante ani hanya mengangguk pertanda setuju. Kemudian aku dekatkan wajahku ke payudara sebelah kanan tante Ani. Bau parfum harum yang menempel di tubuhnya tercium jelas di hidungku. Tanpa ragu-ragu aku mulai mengulum puting susu tante ani dengan lembut.

    Kedua telapak tanganku berpijak mantap di atas karpet ruang tamu tante Ani, memberikan fondasi kuat agar wajahku tetap bebas menelusuri payudara tante Ani. AKu kulum bergantian puting kanan dan puting kiri-nya. Kuluman yang tante ani dapatkan dariku memberikan sensasi terhadap tubuh tante Ani. Dia tampak menikmati setiap hisapan-hisapan dan jilatan-jilatan di puting susu-nya. Nafas tante ani perlahan-lahan semakin memburu, dan terdengar desahan dari mulutnya.

    Kini aku bisa memastikan bahwa tante ani saat ini sedang terangsang atau istilah modern-nya ‘horny’. “Bernasss … kamu nakal banget sih! … haahhh … Tante kamu apain?” bisik tante ani dengan nada terputus-putus. Aku tidak mengubris kata-kata tante Ani, tapi malah semakin bersemangat memainkan kedua puting susunya. Tante ani tidak memberikan perlawanan sedikitpun, malah seolah-olah seperti memberikan lampu hijau kepadaku untuk melakukan hal-hal yang tidak senonoh terhadap dirinya. Aku mencoba mendorong tubuh tante ani perlahan-lahan agar dia terbaring di atas karpet. Ternyata tante ani tidak menahan/menolak, bahkan tante ani hanya pasrah saja.

    Setelah tubuhnya terbaring di atas karpet, aku menghentikan serangan gerilyaku terhadap payudara tante Ani. Aku perlahan-lahan menciumi leher tante Ani, dan oh my, wangi betul leher tante Ani. Tante ani memejamkan kedua matanya, dan tidak berhenti-hentinya mendesah. Aku jilat lembut kedua telinganya, memberikan sensasi dan getaran yang berbeda terhadap tubuhnya. Aku tidak mengerti mengapa malam itu aku seakan-akan tau apa yang harus aku lakukan, padahal ini baru pertama kali seumur hidupku menghadapi suasana seperti ini. Kemudian aku melandaskan kembali bibirku di atas bibir tante Ani, dan kami kembali berciuman mesra sambil berperang lidah di dalam mulutku dan terkadang di dalam mulut tante Ani. Tanganku tidak tinggal diam.

    Telapak tangan kiriku menjadi bantal untuk kepala belakang tante Ani, sedangkan tangan kananku meremas-remas payudara kiri tante Ani. Tubuh tante ani seperti cacing kepanasan. Nafasnya terengah-engah, dan dia tidak berkonsentrasi lagi berciuman denganku. Tanpa diberi komando, tante anitiba-tiba melepas celana dalamnya sendiri. Mungkin saking ‘horny’-nya, otak tante ani memberikan instinct bawah sadar kepadanya untuk segera melepas celana dalamnya. Aku ingin sekali melihat kemaluan tante ani saat itu, namun tante ani tiba-tiba menarik tangan kananku untuk mendarat di kemaluannya. “Alamak …”, pikirku kaget. Ternyata kemaluan/memek tante ani mulus sekali. Ternyata semua bulu jembut tante anidicukur abis olehnya. Dia menuntun jari tengahku untuk memainkan daging mungil yang menonjol di memeknya.

    Para pembaca pasti tau nama daging mungil ini yang aku maksudkan itu. Secara umum daging mungil itu dinamakan biji etil atau biji etel atau itil saja. Aku putar-putar itil tante ani berotasi searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Kini memek tante animulai basah dan licin. “Bernasss … kamu yah … aaahhhh … kok berani ama tante?” tanya tante ani terengah-engah. “Kan tante yang suruh tangan Bernas ke sini?” jawabku. “Masa sihhh … tante lupa … aahhh Bernasss … Bernasss … kamu kok nakal?” tanya tante ani lagi. “Nakal tapi tante bakal suka kan?” candaku gemas dengan tingkah tante Ani. “Iyaaa … nakalin tante pleasee …” suara tante ani mulai serak-serak basah. Aku tetap memainkan itil tante Ani, dan ini membuatnya semakin menggeliat hebat. Tak lama kemudian tante ani menjerit kencang seakaan-akan terjadi gempa bumi saja.

    Tubuhnya mengejang dan kuku-kuku jarinya sempat mencakar bahuku. Untung saja tante ani bukan tipe wanita yang suka merawat kuku panjang, jadi cakaran tante ani tidak sakit buatku. “Bernasss … tante datangggg uhhh oohhh …” erang tante Ani. Aku yang masih hijau waktu itu kurang mengerti apa arti kata ‘datang’ waktu itu. Yang pasti setelah mengatakan kalimat itu, tubuh tante ani lemas dan nafasnya terengah-engah. Dengan tanpa di beri aba-aba, aku lepas celana dalamku yang masih saja menempel. Aku sudah lupa sejak kapan batang penisku tegak. Aku siap menikmati tubuh tante Ani, tapi sedikit ragu, karena takut akan ditolak oleh tante Ani. Keragu-raguanku ini terbaca oleh tante Ani. Dengan lembutnya tante ani berkata, “Bernas, kalo pengen tidurin tante, mendingan cepetan deh, sebelon gairah tante habis. Tuh liat ****** Bernas dah tegak kayak besi.

    Sini tante pegang apa dah panas.”. Aku berusaha mengambil posisi diatas tubuh tante. Gaya bercinta traditional. Perlahan-lahan kuarahkan batang penisku ke mulut vagina tante Ani, dan kucoba dorong penisku perlahan-lahan. Ternyata tidak sulit menembus pintu kenikmatan milik tante Ani. Selain mungkin karena basahnya dinding-dinding memek tante ani yang memuluskan jalan masuk penisku, juga karena mungkin sudah beberapa batang penis yang telah masuk di dalam sana. “Uhhh … ohhh … Bernasss … ahhh …” desah tante Ani. Aku coba mengocok-kocok memek tante ani dengan penisku dengan memaju-mundurkan pinggulku.

    Tante ani terlihat semakin ‘horny’, dan mendesah tak karuan. “Bernasss … Bernasss … aduhhh Bernasss … geliiii tante … uhhh … ohhhh …” desah tante Ani. Di saat aku sedang asyik memacu tubuh tante Ani, tiba-tiba aku disadarkan oleh permintaan tante Ani, sehingga aku berhenti sejenak. “Bernasss … kamu dah mau keluar belum … ” tanya tante Ani. “Belon sih tante … mungkin beberapa saat lagi … ” jawabku serius. “Nanti dikeluarin di luar yah, jangan di dalam. Tante mungkin lagi subur sekarang, dan tante lupa suruh kamu pake pengaman. Lagian tante ngga punya stock pengaman sekarang.

    Jadi jangan dikeluarin di dalam yah.” pinta tante Ani. “Beres tante.” jawabku. “Ok deh … sekarang jangan diam … goyangin lagi dong …” canda tante ani genit. Tanpa menunda banyak waktu lagi, aku lanjutkan kembali permainan kami. Aku bisa merasakan memek tante ani semakin basah saja, dan aku pun bisa melihat bercak-bercak lendir putih di sekitar bulu jembutku. Aku mulai berkeringat di punggung belakangku. Muka dan telingaku panas. Tante anipun juga sama. Suara erangan dan desahan-nya makin terdengar panas saja di telingaku. Aku tidak menyadari bahwa aku sudah berpacu dengan tante ani20 menit lama-nya.

    Tanda-tanda akan adanya sesuatu yang bakalan keluar dari penisku semakin mendekat saja. “Bernasss … ampunnn Bernasss … kontolnya kok kayak besi aja … ngga ada lemasnya dari tadi … tante geliii banget nihhh …” kata tante Ani. “Tante … Bernasss dah sampai ujung nih …” kataku sambil mempercepat goyangan pinggulku. Puting tante ani semakin terlihat mencuat menantang, dan kedua payudara pun terlihat mengeras. Aku mendekatkan wajahku ke wajah tante Ani, dan bibir kami saling berciuman. Aku julur-julurkan lidahku ke dalam mulutnya, dan lidah kami saling berperang di dalam. Posisi bercinta kami tidak berubah sejak tadi.

    Posisiku tetap di atas tubuh tante Ani. Aku percepat kocokan penisku di dalam memek tante Ani. Tante ani sudah menjerit-jerit dan meracau tak karuan saja. “Bernasss … tante datangggg … uhhh … ahhhhhh …” jerit tante ani sambil memeluk erat tubuhku. Ini pertanda tante ani telah ‘orgasme’. Aku pun juga sama, lahar panas dari dalam penisku sudah siap akan menyembur keluar. Aku masih ingat pesan tante ani agar spermaku dilepas keluar dari memek tante Ani. “Tante … Bernassss datangggg …” jeritku panik. Kutarik penisku dari dalam memek tante Ani, dan penisku memuncratkan spermanya di perut tante Ani. Saking kencangnya,

    Semburan spermaku sampai di dada dan leher tante Ani. “Ahhh … ahhhh … ahhhh …” suara jeritan kepuasanku. “Idihhh … kamu kecil-kecil tapi spermanya banyak bangettt sih …” canda tante Ani. Aku hanya tersenyum saja. Aku tidak sempat mengomentari candaan tante Ani. Setelah semua sperma telah tumpah keluar, aku merebahkan tubuhku di samping tubuh tante Ani. Kepalaku masih teriang-iang dan nafasku masih belum stabil. Mataku melihat ke langit-langit apartment tante Ani.

    Aku baru saja menikmati yang namanya surga dunia. Tante ani kemudian memelukku manja dengan posisi kepalanya di atas dadaku. Bau harum rambutku tercium oleh hidungku. “Bernas puas ngga?” tanya tante ani. “Bukan puas lagi tante … tapi Bernas seperti baru saja masuk ke surga” jawabku. “Emang memek tante surga yah?” canda tante Ani. “Boleh dikata demikian.” jawabku percaya diri. “Kalo tante puas ngga?” tanyaku penasaran. “Hmmm … coba kamu pikir sendiri aja … yang pasti memek tante sekarang ini masih berdenyut-denyut rasanya.

    Diapain emang ama Bernas?” tanya tante ani manja. “Anuu … Bernas kasih si Bernas Junior … tuh tante liat jembut Bernas banyak bercak-bercak lendir. Itu punya dari memek tante tuh. Banjir keluar tadi.” kataku. “Idihhh … mana mungkin …” bela tante ani sambil mencubit penisku yang sudah mulai loyo. “Bernas sering-sering datang ke rumah tante aja.

    Nanti kita main poker lagi. Mau kan?” pinta tante Ani. “Sippp tante.” jawabku serentak girang. Malam itu aku nginap di rumah tante Ani. Keesokan harinya aku langsung pulang ke rumah. Aku sempat minta jatah 1 kali lagi dengan tante ani, namun ajakanku ditolak halus olehnya karena alasan dia ada janji dengan teman-temannya. Sejak saat itu aku menjadi teman seks gelap tante Ani tanpa sepengetahuan orang lain terutama ayah dan ibu. Tante ani senang bercinta yang bervariasi dan dengan lokasi yang bervariasi pula selain apartementnya sendiri.

    Kadang bermain di mobilnya, di motel kilat yang hitungan charge-nya per jam, di ruang VIP spa kecantikan ibuku (ini aku berusaha keras untuk menyelinap agar tidak diketahui oleh para pegawai di sana). Tante ani sangat menyukai dan menikmati seks. Menurut tante ani seks dapat membuatnya merasa enak secara jasmani dan rohani, belum lagi seks yang teratur sangatlah baik untuk kesehatan. Dia pernah menceritakan kepadaku tentang rahasia awet muda bintang film Hollywood tersohor bernama Elizabeth Taylor, yah jawabannya hanya singkat saja yaitu seks dan diet yang teratur.

    Tante ani paling suka ‘bermain’ tanpa kondom. Tapi dia pun juga tidak ingin memakai sistem pil sebagai alat kontrasepsi karena dia sempat alergi saat pertama mencoba minum pil kontrasepsi. Jadi di saat subur, aku diharuskan memakai kondom. Di saat setelah selesai masa menstruasinya, ini adalah saat di mana kondom boleh dilupakan untuk sementara dulu dan aku bisa sepuasnya berejakulasi di dalam memeknya. Apabila di saat subur dan aku/tante ani lupa menyetok kondom, kita masih saja nekat bermain tanpa kondom dengan berejakulasi di luar (meskipun ini rawan kehamilannya tinggi juga). Hubungan gelap ini sempat berjalan hampir 4 tahun lamanya.

    Aku sempat memiliki perasaan cinta terhadap tante Ani. Maklum aku masih tergolong remaja/pemuda yang gampang terbawa emosi. Namun tante ani menolaknya dengan halus karena apabila hubunganku dan tante anibertambah serius, banyak pihak luar yang akan mencaci-maki atau mengutuk kami. Tante ani sempat menjauhkan diri setelah aku mengatakan cinta padanya sampai aku benar-benar ‘move on’ dari-nya. Aku lumayan patah hati waktu itu (hampir 1.5 tahun), tapi aku masih memiliki akal sehat yang mengontrol perasaan sakit hatiku. Saat itu pula aku cuti ‘bermain’ dengan tante Ani. Saat ini aku masih berhubungan baik dengan tante Ani.

    Kami kadang-kadang menyempatkan diri untuk ‘bermain’ 2 minggu sekali atau kadang-kadang 1 bulan sekali. Tergantung dari mood kami masing-masing. Tante anisampai sekarang masih single. Aku untuk sementara ini juga masih single. Aku putus dengan pacarku sekitar 6 bulan yang lalu. Sejak putus dengan pacarku, tante ani sempat menjadi pelarianku, terutama pelarian seks. Sebenarnya ini tidak benar dan kasihan tante Ani, namun tante ani seperti mengerti tingkah laku lelaki yang sedang patah hati pasti akan mencari seorang pelarian. Jadi tante ani tidak pernah merasa bahwa dia adalah pelarianku, tapi sebagai seorang teman yang ingin membantu meringkankan beban perasaan temannya.

  • Cerita Sex Selingkuh Dengan Tetangga Karena Lama Tak Di Belai Suami

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Tetangga Karena Lama Tak Di Belai Suami


    1755 views

    Duniabola99.org – Awal cerita kejadian dua tahun yang lalu yaitu tepatnya 2013.nama ku neng lia suami ku irfan yang sama2 dari Bogor punya anak satu yudi namanya pindah kontrakan ke jakarta timur karna irfan suami ku dapat borongan proyek perumahan di sana.tinggallah aku dengan anak ku simata wayang berdua.

    kami ngontrak di kawasan dekat industri jadi agak ramai kalau malam hari karna karyawan pabrik memang pada kerja siang hari jarang di sipe.kontrakan yang berhadapan sekitar dua pulih pintuan berpenghuni kebanyakan sudah keluarga.suamiku tidak kwatir meninggalkan aku dan anak sendiri berminggu minggu paling dia pulang setor kebutuhan sehari2 dan penyaluran sekejap.namun justru dengan jarangnya pulang suami membuat aku gak kerasan di kontrakan apalagi di kontrakan g ada hiburan TV.

    maklum hasil proyek suami ku pas pasan.kalau anak pengen nonton terpaksa nimpang tetangga sebelah.ada seorang tetangga yang istrinya lagi pulang kampung namanya jono dia orang sumatra putih kuning langsat badannya tegap karna memang dia Security yang jadwal kerja kadang malam kadang siang.

    tak terasa seminggu kami tinggal di kontrakan dan empat hari sudah suami ku gak pulang karna desakan proyek yg harus di selesaikan.mas jono orangnya baek sama anak saya kalau pulang kerja selalu dibeliin jajanan.hingga anak ku sangat dekat dengan nya kalau nonton Tv dirumahnya sering anakku ketiduran.. tinggallah aku dan jono yang nonton sampai larut.aku pun sudah biasa saling ledek sama jono karna pasangan kami berjauhan

    neng biasanya kalau malam malam gini orang2 terbuai di pelukan suami atau istri seperti tetangga kita malah asik nonton hahaha tiba2 jono ngomong gitu.emang kenapa mas …? mas kangen pelukan ya cetus ku.ya neng sayang istri lagi dikampung.. terpaksa nampung jadi dodol dulu.

    iiihh mas jono nakal.. hehehe kan normal neng.. normal pa normal ledek ku.lengan ku di colek mesra seeeeerrr…rasanya nyaman sekali kupandang muka jono agak merah padam… tiba tiba pundak ku dirangkul mas jono pelan tapi pasti aku diciumnya .. mungkin aku memang naksir sama dia atau memang sudah empat hari gak di jamah suami sehingga aku biarkan bibirku dilumat jono ..

    dengan diam nya aku mas jono tambah nekat tangannya merayap ke selanggkangan ku sengaja ku buka paha lebar lebar memberi peluang buat mas jono.. tiba tiba nas jono berdiri aku agak heran ko tanggung banget sampai di sini..ternyata mas jono menutup pintu yg memang tidak ditutup… aku cekikikan hampir saja mas ada hansip lewat… kalau gak kita di arakluu… ya neng sih… gak kontrol…

    neng pindah dalam yuk tangan ku ditariknya kedalam kamarsambil dipeluk nya bibir ku di lumat dan tangannya jono meremas bukit kembarku yang sudah mengeras dirangsang dari tadi.”aahhgg… mas….eeeenak…mas puasin aku mas isilah kesepian kita..hmmmm…aagghhh rasanya neng mau pinsan sicumbu mas jono… ya …neng sabar malam ini kita maen sepuas puasnya.. yam ..mas

    baju neng dilepas satu persatu sanpai tinggal Bh dan CD saja neng pun tak tinggal diam melepas pakaian kaos dan celenanya mas jono perkulatan tambah seru selirih badan neng dijilatin dari bibir turun ke dau bkit neng dan terus kebawah menuju selanggkangan nen..aaahhhggg maaaas…. neng memekik saat lidah jono menemukan itil neng dan mencolok colok liang kawin neng… sampai neng kenlingsatan mencapai puncak yang pertama… mas jono jago ….curang aku kebobolan duluan..neng gengsi rasanya sampai dia nekat membalik tubuh jono kebawah…kuat juga ni perempuan bati jono..nikmatilah mas dendam ku cekatan penis jono di gengam neng dijilati dikocok dan disedot sedot biji penisnya tapi jono hanya menikmati sambil tangan nya meremas bukit kembar neng…sudah 10 menitan batang pelir mas jono di kerjain belum ada tanda2 orgasme…

    mas kuat banget siiih minum jamu ya .. gak ko nen sengaja pengen lama biar neng puas.. jono membalik tubuhnya hingga posisi 69 sama neng.. memek neng di limat abis dengan kasr membuat neng mau bobol lagi tp di tahan nya demi gengsi..aahhgg… mas .. cepatan mas masukin mas,,, neng mengangkang mempersilahkan jono mehujam memeknya..cepat..mas gak tahan lagiii… digenggamnya penis jono ditarik menujuliang kawingnya… aduuuh sakiit neng.. teriak jono ternyata jembutnya ketarik juga.. buru mas jangan siksa neng seperti ini ,,, jono mengikuti kemauan nen lia detekan nya pinggul kedepan dengan sabar .neng lia gak sabar ditariknya pinggul jono ke depan selankangan nya hingga penis itu masuk separuh..

    neng lia melirik kebawah sambil meliukkan badan membuat sensasi ternikmat buat jono bagan neng lia didekapnya dengan erat pinggulnya di hentakkan ke depan dengan kasar..’aahhgg…nikmaaaatzzzzt ..mas goyangmaaaas.jono lupa akan mengerjain neng dengan caranya sendiri hilang karna merasa penisnya digilas disedoot memex neng lia hingga posisi gak beraturan lagi kadang jono dibawah kadang diatas sambil meliuk liuk memcapai kenikmatan sampai secara berbarengan.. tanta suara lagi kecuali dengusan nafas dan bunyi cipratan kedua kelamin.. maaas…enak say… tanfa sadar neng memanggil sayang ..teruuuus mas puasiiin aaa…ku…aku ..mau keluar lagi..mas uuuhhh,,nikmaaaat… ya neng tunggu mas …mas juga pengeeeen sampee… rupanya neng lia mencapai orgasme kedua berbarengan mas jono..lama jono diam mendekap neng lia sabil mengecup bibir

    makasih ya mas neng belum pernah sepuas ini sama suami……badan mas jono mengendor lepas terguling kesamping…tertidur…pules..

    menjelang subuh neng lia membangunkan mas jono..mas subuh mas ..neng mau pulang tar ada yang liat neng tidur disini.. nas jono bangun dengan bermalas ..ya udah.. sambil mendekap neng lia mas jono meraba memek … jangan mas semalam belum dicuci bau.. bisik neng lia di telinga mas jono. neng lia bangun memakai pakaian luar tanfa BH dan CD lalu keluar meninggalkan mas jono sendiri dikamar.Jam 10 siang mas jono keluar mau nyari makan siang entah kebetulan apa lagi keberuntungan mas jono ketemu neng lia di warteg…e.. mas jono mau beli makan ya kata neng lia sambil mengedipkan mata..ya neng lapar lagi gak ada yang masakin..

    hahaha oya sekalian ni tar mas bayar .. ahh dak usah mas ngerepotin..aja ..gak kok neng sama tetangga harus saling memberi jangan pelit pelit.. ya deh . seusai membayar sayur mereka pulang hampir barengan sengaja mas jono jalan pelan karna ada yang mau disampai kan.. neng tar malam lagi ya.. bisik mas jono. ya kalau suamiku gak pulang ya mas soalnya dah lima hari gak pulang..ya janji ya.. ya mas..

    mas jono memberikan no HP ke neng lia untuk mempermudah hubungan.kalau situasinya aman mas jono kerumah neng lia atau sebalik nya.

  • Kontolku Dijepit Dengan Dua Tetek Montok Milik Lidya

    Kontolku Dijepit Dengan Dua Tetek Montok Milik Lidya


    1755 views

    Duniabola99.org – Lega rasanya aku melihat pagar rumah kosku setelah terjebak dalam kemacetan jalan dari kampusku. Kulirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 21.05 yang berarti aku telah menghabiskan waktu satu jam terjebak dalam arus lalu-lintas Jakarta yang begitu mengerikan.

    Setelah memarkir mobilku, bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu kamar. Baru saja mataku tertutup, tiba-tiba saja aku dikejutkan oleh ketukan pada pintu kamarku yang disertai dengan teriakan nyaring dari suara yang sudah sangat aku kenal.

    “Ko, loe baru pulang yah?” gelegar suara Voni memaksa mataku untuk menatap asal suara itu.
    “iya, memangnya ada apa sih teriak-teriak?” jawabku sewot sambil mengucek mataku.

    “Ini gue mau kenalin sepupu gue yang baru tiba dari Bandung” jawabnya sambil tangan kirinya menarik tangan seorang cewek masuk ke kamarku.

    Kuperhatikan cewek yang disebut Voni sebagai sepupunya itu, sambil tersenyum aku menyodorkan tangan kananku kearahnya “Hai, namaku Riko”

    “Lydia” jawabnya singkat sambil tersenyum kepadaku.

    Sambil membalas senyumannya yang manis itu, mataku mendapati sesosok tubuh setinggi kira-kira 165 cm, walaupun dengan perawakan sedikit montok namun kulitnya yang putih bersih seakan menutupi bagian tersebut.

    “Riko ini teman baik gue yang sering gue ceritain ke kamu” celetuk Voni kepada Lydia.
    “Oh..”

    “Nah, sekarang kan loe berdua udah tau nama masing-masing, lain kali kalo ketemu kan bisa saling memanggil, gue mau mandi dulu yah, daag..” kata Voni sambil berjalan keluar dari kamarku.

    Aku menanggapi perkataan Voni barusan dengan kembali tersenyum ke Lydia.

    “Cantik juga sepupu Voni ini” pikirku dalam hati.
    “Lydia ke Jakarta buat liburan yah?” tanyaku kepadanya.
    “Iya, soalnya bosen di Bandung melulu” jawabnya.
    “Loh, memangnya kamu nggak kuliah?”
    “Nggak, sehabis SMA aku cuma bantu-bantu Papa aja, males sih kuliah.”
    “Rencananya berapa lama di Jakarta?”
    “Yah.. sekitar 2 minggu deh”
    “Riko aku ke kamar Voni dulu yah, mau mandi juga ”
    “Oke deh”

    Sambil tersenyum lagi dia berjalan keluar dari kamarku. Aku memandang punggung Lydia yang berjalan pelan ke arah kamar Voni. Kutatap BH hitamnya yang terlihat jelas dari balik kaos putih ketat yang membaluti tubuhnya yang agak bongsor itu sambil membayangkan dadanya yang juga montok itu. Setelah menutup pintu kamarku, kembali kurebahkan tubuhku ke ranjang dan hanya dalam sekejab saja aku sudah terlelap.

    “Ko, bangun dong”

    Aku membuka kembali mataku dan mendapatkan Voni yang sedang duduk di tepi ranjangku sambil menggoyangkan lututku.

    “Ada apa sih?” tanyaku dengan nada sewot setelah untuk kedua kalinya dibangunkan.
    “Kok marah-marah sih, udah bagus gue bangunin. Liat udah jam berapa masih belom mandi!”

    Aku menoleh ke arah jam dindingku sejenak.

    “Jam 11, emang kenapa kalo gue belum mandi?”
    “Kan loe janji mau ngetikin tugas gue kemaren”
    “Aduh Voni.. kan bisa besok..”
    “Nggak bisa, kan kumpulnya besok pagi-pagi”

    Aku bergegas bangun dan mengambil peralatan mandiku tanpa menghiraukan ocehan yang terus keluar dari mulut Voni.

    “Ya udah, gue mandi dulu, loe nyalain tuh komputer!”

    Tulisan di layar komputerku sepertinya mulai kabur di mataku.

    “Gila, udah jam 1, tugas sialan ini belum selesai juga” gerutuku dalam hati.
    “Tok.. Tok.. Tok..” bunyi pintu kamarku diketok dari luar.
    “Masuk!” teriakku tanpa menoleh ke arah sumber suara.

    Terdengar suara pintu yang dibuka dan kemudian ditutup lagi dengan keras sehingga membuatku akhirnya menoleh juga. Kaget juga waktu kudapati ternyata yang masuk adalah Lydia.

    “Eh maaf, tutupnya terlalu keras” sambil tersenyum malu dia membuka percakapan.
    “Loh, kok belum tidur?” dengan heran aku memandangnya lagi.
    “Iya nih, nggak tau kenapa nggak bisa tidur”
    “Voni mana?” tanyaku lagi.
    “Dari tadi udah tidur kok”
    “Gue dengar dari dia katanya elo lagi buatin tugasnya yah?”
    “Iya nih, tapi belum selesai, sedikit lagi sih”

    “Emang ngetikin apaan sih?” sambil bertanya dia mendekatiku dan berdiri tepat disamping kursiku.

    Aku tak menjawabnya karena menyadari tubuhnya yang dekat sekali dengan mukaku dan posisiku yang duduk di kursi membuat kepalaku berada tepat di samping dadanya. Dengan menolehkan kepalaku sedikit ke kiri, aku dapat melihat lengannya yang mulus karena dia hanya memakai baju tidur model tanpa lengan. Sewaktu dia mengangkat tangannya untuk merapikan rambutnya, aku dapat melihat pula sedikit bagian dari BHnya yang sekarang berwarna krem muda.

    “Busyet.. loe harum amat, pake parfum apa nih?”
    “Bukan parfum, lotion gue kali”
    “Lotion apaan, bikin terangsang nih” candaku.
    “Body Shop White Musk, kok bikin terangsang sih?” tanyanya sambil tersenyum kecil.
    “Iya nih beneran, terangsang gue nih jadinya”
    “Masa sih? berarti sekarang udah terangsang dong”

    Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu.

    “Jangan-jangan dia lagi memancing gue nih..” pikirku dalam hati.
    “Emangnya loe nggak takut kalo gue terangsang sama elo?” tanyaku iseng.

    “Nggak, memangnya loe kalo terangsang sama gue juga berani ngapain?”
    “Gue cium loe ntar” kataku memberanikan diri.
    Tanpa kusangka dia melangkah dari sebelah kiri ke arah depanku sehingga berada di tengah-tengah kursi tempat aku duduk dengan meja komputerku.

    “Beneran berani cium gue?” tanyanya dengan senyum nakal di bibirnya yang mungil.
    “Wah kesempatan nih” pikirku lagi.

    Aku bangkit berdiri dari dudukku sambil mendorong kursiku sedikit ke belakang sehingga kini aku berdiri persis di hadapannya.

    Sambil mendekatkan mukaku ke wajahnya aku bertanya ” Bener nih nggak marah kalo gue cium?”

    Dia hanya tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaanku.

    Tanpa pikir panjang lagi aku segera mencium lembut bibirnya. Lydia memejamkan matanya ketika menerima ciumanku. Kumainkan ujung lidahku pelan kedalam mulutnya untuk mencari lidahnya yang segera bertaut dan saling memutar ketika bertemu. Sentuhan erotis yang kudapat membuat aku semakin bergairah dan langsung menghujani bibir lembut itu dengan lidahku.

    Sambil terus menjajah bibirnya aku menuntun pelan Lydia ke ranjang. Dengan mata masih terpejam dia menurut ketika kubaringkan di ranjangku. Erangan halus yang didesahkan olehnya membuatku semakin bernafsu dan segera saja lidahku berpindah tempat ke bagian leher dan turun ke area dadanya.

    Setelah menanggalkan bajunya, kedua tanganku yang kususupkan ke punggungnya sibuk mencari kaitan BH-nya dan segera saja kulepas begitu aku temukan. Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya dan dua bukit putih mulus dengan pentil pink yang kecil segera terpampang indah didepanku. Kuremas pelan dua susu montok nya yang besar namun sayang tidak begitu kenyal sehingga terkesan sedikit lembek.

    Puting susu montok nya yang mungil tak luput dari serangan lidahku. Setiap aku jilati puting mungil tersebut, Lydia mendesah pelan dan itu membuatku semakin terangsang saja. Entah bagaimana kabar penisku yang sedari tadi telah tegak berdiri namun terjepit diantara celanaku dan selangkangannya.

    Putingnya yang kecil memang sedikit menyusahkan buatku sewaktu menyedot bergantian dari toket kiri ke toket kanannya, namun desahan serta gerakan-gerakan tubuhnya yang menandakan dia juga terangsang membuatku tak tahan untuk segera bergerilya ke perutnya yang sedikit berlemak.

    Namun ketika aku hendak melepas celananya, tiba-tiba saja dia menahan tanganku.

    “Jangan Riko!”
    “Kenapa?”
    “Jangan terlalu jauh.”
    “Wah, masa berhenti setengah-setengah, nanggung nih..”
    “Pokoknya nggak boleh” setengah berteriak Lydia bangkit dan duduk di ranjang.

    Kulihat dua susu montok nya bergantung dengan anggunnya di hadapanku.

    “Kasihan ama ini nih, udah berdiri dari tadi, masa disuruh bobo lagi?” tanyaku sambil menunjuk ke arah penisku yang membusung menonjol dari balik celana pendekku.

    Tanpa kusangka lagi, tiba-tiba saja Lydia meloroti celanaku plus celana dalamku sekalian. Aku hanya diam ketika dia melakukan hal itu, pikirku mungkin saja dia berubah pikiran. Tetapi ternyata dia kemudian menggenggam penisku dan dengan pelan mengocok penisku naik turun dengan irama yang teratur. Aku menyandarkan tubuhku pada dinding kamar dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Lydia tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat.

    Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya.

    “Lyd.. mau keluar nih..” lirih kataku sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan ini.
    “Bentar, tahan dulu Ko..”jawabnya sambil melepaskan kocokannya.
    “Loh kok dilepas?” tanyaku kaget.

    Tanpa menjawab pertanyaanku, Lydia mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan dua susu montok nya yang besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yang dijepit oleh dua gunung kembar itu membuatku terkesiap menahan napas.

    Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara dua susu montok nya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya. Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi.

    “Enak nggak Ko?” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku.
    “Gila.. enak banget Sayang.. terus kocok yang kencang..”

    Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah pahanya yang mulus. Sesekali memutar arah ke bagian belakang untuk merasakan pantatnya yang lembut.

    “Ahh.. ohh..” desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya.

    Kocokan serta jepitan susu montok nya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan.

    “Lyd.. aku keluar..”

    Tanpa bisa kutahan lagi semprotan lahar panasku yang kental segera menyembur keluar dan membasahi lehernya dan sebagian area dadanya. Seluruh tubuhku lemas seketika dan hanya bisa bersandar di dinding kamar. Aku memandang nanar ke Lydia yang saat itu bangkit berdiri dan mencari tissue untuk membersihkan bekas spermaku. Ketika menemukan apa yang dicari, sambil tersenyum lagi dia bertanya

    “Kamu seneng nggak”

    Aku mengangguk sambil membalas senyumannya.

    “Jangan bilang siapa-siapa yah, apalagi sama Voni” katanya memperingatkanku sambil memakai kembali BH dan bajunya yang tadi kulempar entah kemana.

    “Iyalah.. masa gue bilang-bilang, nanti kamu nggak mau lagi ngocokin gue”

    Lydia kembali hanya tersenyum padaku dan setelah menyisir rambut panjangnya dia pun beranjak menuju pintu.

    “Gue bersih-bersih dulu yah, abis itu mau bobo” ujarnya sebelum membuka pintu.

    “Thanks yah Lyd.. besok kesini lagi yah” balasku sambil menatap pintu yang kemudian ditutup kembali oleh Lydia.

    Aku memejamkan mata sejenak untuk mengingat kejadian yang barusan berlalu, mimpi apa aku semalam bisa mendapat keberuntungan seperti ini. Tak sabar aku menunggu besok tiba, siapa tahu ternyata bisa mendapatkan lebih dari ini.

  • MAYA FUCK AT HER WORK PLACE

    MAYA FUCK AT HER WORK PLACE


    1754 views

  • Cerita Dewasa – Pemuas Nafsuku Yanti

    Cerita Dewasa – Pemuas Nafsuku Yanti


    1754 views

    Duniabola99.org – Setelah aku lulus SMA, aku melanjutkan studi di Bandung. Kebetulan aku diterima di sebuah PTN yang terkenal di Bandung. Mengenai hubunganku dengan tante “U” di kota asalku sudah berakhir sejak kepindahan keluarga Oom U ke Medan, dua bulan menjelang aku ujian akhir SMA. Namun kami masih selalu kontak lewat surat atau telepon.

    Perpisahan yang sungguh berat, terutama bagiku; mungkin bagi tante U, hal itu sudah biasa karena hubungan sex buat dia hanya merupakan suatu
    kebutuhan biologis semata, tanpa melibatkan perasaan. Namun lain halnya denganku, aku sempat merasa kesepian dan rindu yang amat sangat terhadapnya, karena sejak pertama kali aku tidur dengannya, hatiku sudah terpaut dan mencintainya. Sejak aku mengenal tante U, aku mulai mengenal beberapa wanita teman tante U, mereka semuanya sudah berkeluarga dan usianya lebih tua dariku. Wanita lain yang sering kutiduri adalah tante H; dan tante A seorang janda cina yang cantik. Jadi semenjak kepindahan tante U ke Medan, merekalah yang menjadi teman kencanku. Karena tante H dan tante A sudah berstatus janda, maka tak ada ke-sulitan bagi kami untuk mengatur kencan kami.

    Hampir setiap hari aku menginap di rumah tante H, dengan tante H boleh dikata setiap hari aku melakukan hubungan intim tidak mengenal waktu, dan tempat. Pagi, siang sore atau malam, di kamar, di ruang tamu, di dapur bahkan pernah di teras belakang rumahnya.Teradang kami main bertiga, yakni aku, tante H dan tante A. Di rumah tante H benar-benar diperas tenagaku. Sesekali waktu aku harus melayani temen tante H yang datang ke sana untuk menghisap tenaga mudaku. Aku sudah nggak peduli lagi rupanya aku dijadikan gigolo oleh tante H. Pokoknya asal aku suka mereka, maka langsung kulayani mereka.

    Suatu saat aku bertemu dengan seorang gadis. Cantik dan sexy banget bodynya. Dian namanya temen adik perempuanku. Dengan keahlianku, maka kurayu dan kupacari Dian. Suatu hari aku berhasil mengajaknya jalan-jalan ke suatu tempat rekreasi. Di suatu motel akhirnya aku berhasil menidurinya, Aku agak kecewa, rupanya Dian sudah nggak perawan lagi. Namun perasaan itu aku pendam saja. Kami tetap melanjutkan hubungan, dan setiap kali bertemu maka kami selalu melakukan hubungan badani.

    Rupanya Dian benar-benar ketagihan denganku. Tak malu-malu dia mencariku, dan bila bertemu langsung memintaku untuk menggaulinya. Tapi aneh, Dian tak pernah menga-jakku bahkan melarang aku datang ke rumahnya. Kami biasa melakukan di motel atau hotel melati di kotaku, beberapa kali aku mengajak Dian ke rumah tante H. Kuperkenal-kan tante H sebagai familiku, dan tentunya aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bercumbu dengannya di kamar yang sering aku dan tante H gunakan bercumbu.

    Suatu hari, entah kenapa tiba-tiba Dian memintaku untuk main ke rumahnya, katanya dia berulang tahun. Dengan membawa seikat bunga dan sebuah kado aku ke rumahnya. Aku pencet bel pintu dan Dian yang membukakan pintu depan. Aku dipersilahkan duduk di ruang tamu. Segera Dian bergegas masuk dan memanggil mamanya untuk diperkenalkan padaku. Aku terkejut dan tergugu melihat mamanya; sebab perempuan itu.. ya.. mamanya Dian sudah beberapa kali tidur denganku di rumah tante H. Mama Dian nam-pak pias wajahnya namun segera mama Dian bisa cepat mengatasi keadaan. Mama Dian berlagak seolah-olah tak mengenalku, padahal seluruh bagian badannya sudah pernah kujelajahi. Beberapa saat mama Dian menemani kami ngobrol. Dengan sikap tenangnya akupun menjadi tenang pula dan mampu mengatasi keadaan. Kami ngobrol sambil bercanda, dan nampak terlihat bahwa mama Dian benar-benar seorang Ibu yang sayang pada putri tunggalnya itu.

    Keesokan harinya, mama Dian menemuiku. Di ruang tamu rumah tante H mama Dian menginterogasiku, ingin tahu sudah sejauh mana hubunganku dengan Dian. Aku tak mau segera menjawab, tanganku segera menarik tangannya dan menggelandang tubuhnya ke kamar. Dia berusaha melepaskan peganganku, namun sia-sia tanganku kuat mencekal, sehingga tak kuasa dia melepaskan tangannya dari genggamanku. Kukunci pintu kamar dan segera aku angkat dan rebahkan tubuhnya di atas kasur. Segera kulucuti pakaianku hingga aku telanjang bulat, dan segera kutindih tubuhnya. Dia meronta dan memintaku untuk tak menidurinya; namun permintaanya tak kuindahkan. Aku terus mencumbunya dan satu persatu pakaiannya aku lucuti, dan akhirnya aku berhasil memasukkan kontolku di vaginanya. Begitu penisku melesak masuk, maka mama Dian bereaksi, mulai memba-las dan mengimbangi gerakanku. Akhirnya kami berpacu mengumbar nafsu, sampai akhirnya mama Dian sampai pada puncak kepuasan.

    Peluhku bercucuran menjatuhi tubuh mama Dian, kuteruskan hunjaman kontolku di memeknya.. Mama Dian mengerang-erang keenakkan, sampai akhirnya orgasme kedua dicapainya. Aku terus genjot penisku, aku bener-bener kesal dan marah padanya, karena aku tahu dengan kejadian itu maka bakalan usai hubunganku dengan Dian, pada-hal cinta mulai bersemi dihatiku.

    Sambil terus kugenjot kontolku di memeknya, kukatakan padanya bahwa Dian juga sudah sering aku tiduri, namun aku sangat mencintai, menyayangi bahkan ingin menika-hinya. Aku katakan semua itu dengan tulus, sambil tak terasa air mataku menetes. Akhirnya dengan hentakan yang keras aku mengejan kuat, menumpahkan segala rasa yang aku pendam, menumpahkan seluruh air maniku ke dalam memeknya. Badanku tera-sa lemas, kupeluk tubuh mama Dian sambil sesenggukan menangis di dadanya. Air mata-ku mengalir deras, mama Dian membelai kepalaku dengan penuh rasa sayang; kemudian dikecup dan dilumatnya bibirku.

    Tubuhku berguling telentang di samping kanan tubuhnya, mama Dian merangkul tubuh-ku menyilangkan kaki kiri dan meletakkan kepalanya didadaku. Terasa memeknya hangat dan berlendir menempel diperutku, tangan kirinya mngusap-usap wajahku. Tak henti-hentinya mulutnya menciumku.

    Sambil bercumbu aku ceritakan semua kisah romanceku, hingga aku sampai terlibat dalam pergaulan bebas di rumah tante H. Dengan sabar didengarnya seluruh kisahku, sesaat kemudian kembali penisku menegang keras. Segera tanganku bergerilya kembali di memeknya, selanjutnya kembali kami berpacu mengumbar nafsu kami. Kami bercumbu benar-benar seperti sepasang pengantin baru saja layaknya. Seolah tak ada puasnya. Sampai akhirnya kami kembali mencapai puncak kepuasan beberapa kali.

    Setelah babak terakhir kami selesaikan, mama Dian bangkit dan menggandengku menuju kamar mandi, kami mandi berendam bersama di kamar mandi sambil bercumbu. Sambil berendam kami bersenggama lagi. Setelah puas kami menumpahkan hasrat kami, kami keringkan tubuh kami dan segera berpakaian. Nampak sinar puas membias di wajah mama Dian.

    Dengan bergandeng tangan kami keluar kamar, kupeluk pinggangnya dan kuajak menuju ke ruang tamu. Kami duduk berdua, kemudian berbincang mengenai kelanjutan hubunganku dengan Dian. Mama Dian ingin agar hubunganku dengan Dian diakhiri saja, walaupun kami sudah begitu jauh berhubungan, sekalipun Dian sudah hamil karenaku. Dia memberikan pandangan tentang bagaimana mungkin aku menikahi Dian, sedangkan aku dan mama Dian pernah berhubungan layaknya suami istri, sebab bagaimanapun kami akan tinggal serumah. Bagaimana mungkin kami melupakan begitu sqaja affair kami; rasanya tak mungkin.

    Aku bisa mengerti dan menerima alasan mama Dian, namun aku bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Dian. Aku tak sanggup kalau harus memutuskan Dian. Akhirnya aku ideku pada mama Dian. Selanjutnya selama beberapa hari aku tak mene-muidan sengaja menghindari Dian. Mamanya memberitahu kalau Dian saat ini dalam keadaan hamil 2 bulan akibat hubungannya denganku.

    Pada suatu hari, aku di telepon mama Dian. Dia memberitahu kalau Dian sedang menuju ke rumah tante H untuk menca-ri aku. Aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan, saat itu tante H sedang menyiram tanaman kesayangannya di kebun belakang. Segera kuhampiri dia dan aku ajak ia ke kamar yang biasa aku dan Dian pakai untuk berkencan.

    Kulucuti seluruh pakaian tante H dan juga pakaianku sendiri, selanjutnya kami bersenggama seperti biasanya. Tak berapa lama Dian datang dan langsung menuju ke kamarku. Terdengar pekik tertahan dari mulut-nya saat melihat adegan di atas ranjang; dimana aku dan tante H sedang asyik bersenggama. Terdengar pintu kamar dibanting, Dian pulang ke rumah dengan hati yang amat terluka. Tante H merasa tak tega dengan kejadian itu, tante H memintaku untuk segera menyusul Dian; namun tak kuhiraukan; bahkan aku semakin keras dan cepat menghentakan penisku di memeknya. Tante H mengerang-erang keenakan, mengimbangi dengan gerakan yang membuat penisku semakin cepat berdenyut. Kami mencapai orgasme hampir bersama, aku berguling dan menghempaskan badanku ke samping tante H. Mataku menerawang jauh menatap langit-langit kamar, air mataku bergulir membasahi pipiku. Inilah akhir hubunganku dengan Dian, akhir yang amat menyakitkan. Dian pergi dariku dengan membawa benih anaku di rahimnya.

    Musnah sudah impian dan harapanku untuk membina rumah tangga dengannya. Tante H menghiburku; Dia mengingatkan aku bahwa aku sudah membuat keputusan yang benar. Jadi tak perlu disesali. Didekapnya tubuhku, aku menyusupkan mukaku ke dada tante H; ada suatu kedamaian disana; kedamaian yang memabukkan; yang membangkitkan hasrat kelelakianku lagi. Sessat kemudian kami berpacu lagi dengan hebat, hingga beberapa kali tante H mencapai puncak kepuasan. Aku memang termasuk tipe pria hypersex dan mampu mengatur timing orgasmeku, sehingga setiap wanita yang tidur denganku pasti merasa puas dan ketagihan untuk mengulangi lagi denganku.

    Beberapa hari kemudian aku terima telepon Dian, sambil terisak Dian pamit padaku karena dia dan mamanya akan pindah ke Surabaya. Aku minta alamatnya, tapi Dian keberatan. Dari nada suaranya nampak Dian sudah tidak marah lagi padaku; maka aku memohon padanya untuk terakhir kali agar dapat aku menemuinya. Dian mengijinkan aku menemuinya di rumahnya, segera aku meluncur ke rumahnya untuk Inilah saat terakhir akku berjumpa dengan kekasihku.

    Kupencet bel pintu, mama Dian membuka pintu dan menyilahkan aku masuk. Nampak wajahnya masih berbalut duka dan kesedihan, dia amat merasa bersalah karena menjadi penyebab hancurnya hubunganku dengan Dian. Mama Dian menggandengku menuju ruang keluarga, nampak Dian kekasihku duduk menungguku.

    Melihat aku Dian bangkit dan menghampiri aku, tak kusangka pipiku ditamparnya dengan keras. Kubiarkan saja agar rasa kesal dan tertekan dihatinya terlampiaskan. Dian berdiri bengong setelah menamparku, dilihat tangan dan pipiku bergantian seolah tak percaya akan apa yang dia lakukan. Tiba-tiba ditubruk dan dipeluknya badanku, dibenamkan mukanya ke dadaku sambil sesenggukan menumpahkan tangisnya. Aku peluk tubuhnya dan kuelus rambut-nya.

    Agak lama kami demikian; kami menyadari bahwa saat inilah saat terakhir bagi kami untuk bertemu. Mama Dian mendekat dan merangkul kami berdua, dan membimbing kami untuk duduk di kursi panjang. Kami bertiga duduk sambil berpelukan, mama Dian ditengah; kedua tangannya memeluk kami berdua.

    Akhirnya kesunyian diantara kami terpecahkan dengan ucapan mama Dian. Mama Dian mengatakan memberi kesempatan pada kami untuk memutuskan, apakah akan kami lanjutkan hubungan kami atau kami putuskan sampai disini saja.
    Berat sekali rasanya, jika kami teruskan hubungan kami maka berarti aku memisahkan jalinan kasih ibu dan anak tunggalnya ini. Aku menyerahkan keputusan akhir pada Dian. Sambil terisak Dian akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, saat kuingatkan bahwa dirahimnya ada benih anakku, Dian menjawab biarlah.., ini sebagai tanda cinta kasih kami berdua.., Dian kan tetap memelihara kandungannya dan akan membesarkan anak itu dengan kasih sayangnya.

    Beberapa saat kemudian aku berpamitan, dengan berat Dian melepaskan pelukanku, namun sebelum kami berpisah sekali lagi Dian memintaku untuk menemaninya. Ditariknya aku ke kamarnya dan dengan penuh kasih sayang, dibukanya pakaianku dan pakaian yang melekat di tubuhnya. Kami berdiri berpelukan dnegan tanpa sehelai benang menempel pada tubuh kami.

    Kucumbui Dian kekasihku untuk terakhir kalinya, aku genjot penisku di memeknya dengan lembut dan penuh perasaan, aku khawatir kalau-kalau genjotanku akan menyakit-kan anakku yang ada dirahimnya. Semalam kami bercengkerama, pada pagi keesokan harinya aku berpamitan. Dengan perasaan yang amat berat dilepas kepergianku, aku berpamitan pula pada mama Dian, aku cium punggung tangannya sebagai tanda kasih anak ke ibunya, ditengadahkan mukaku dan dikecupnya keningku dengan penuh rasa sayang. Aku menitipkan anakku pada Dian dan mohon padanya agar memberi kabar saat kelahirannya nanti. Sampai disitulah akhir hubunganku dengan Dian dan mamanya.

    Beberapa hari setelah perpisahanku dengan Dian, aku merasa sepi dan sedih. tante H yang senantiasa menghiburku, dengan gurauan, kemolekan, kehangatan tubuhnya, dan dengan kasih sayangnya Terkadang di dalam kesendirianku, aku terngat tante U, dengan segala kehangatan tubuhnya. Aku teringat moment-moment yang pernah kami jalani di salah satu kamar di rumah tante H.

    Di salah satu kamar di rumah tante H itulah kami biasa mengumbar nafsu kami, saling menumpahkan rasa rindu kami, sudah tak terhitung lagi barapa banyak aku menyengga-mainya menumpahkan segenap rasa dan nafsuku, dan sebanyak itu kami berhubungan tak pernah sekalipun kami menggunakan alat kontrasepsi, baik itu kondom, spriral, tablet atau sebangsanya. Jadi kami melakukannya secara alami saja, dan tentunya dapat dibayangkan akibatnya. Yach.. tante U pergi dengan membawa banyak kenangan indahku, membawa cintaku dan membawa pula janin dari benih yang kutanam di rahimnya..

    Awal semester pertama sudah berjalan 2 bulan lebih 5 hari, jadi tak terasa aku sudah menempati rumah petak kontrakanku selama itu. Setiap hari aku berjalan kaki ke tempat kuliah, yang memang tak jauh dari rumah kontrakanku.
    Setiap kali aku berangkat atau pulang kuliah, aku selalu melewati sebuah rumah yang dihuni satu keluarga dengan dua anak perempuannya, sebenarnya 3 orang anaknya dan perempuan semuannya. Dua sudah berkeluarga, yaitu Kak Rani dan Kak Rina, sedangkan si bungsu Yanti masih SMA kelas 1 (baru masuk).

    Kak Rani dan Kak Rina anak kembar, hanya saja nasib Kak Rani lebih baik ketimbang Kak Rina. Kak Rani bersuamikan pegawai Bank dan sudah memiliki rumah serta dua anak perempuan, sedangkan Kak Rina bersuamikan seorang pengemudi box kanvas suatu perusahaan dan belum dikarunia anak, serta masih tinggal bersama ibunya. Bu Maman seorang janda yang baik hati dan sayang benar sama cucunya, yaitu anak Kak Rani.

    Pada mulanya aku berkenalan dengan Yanti, Yanti termasuk gadis yang agresif dan aku juga sudah mendengar cukup banyak tentang petualangan cintanya sejak dia duduk di bangku SMP, jadi masalah sex buat Yanti bukan hal yang baru lagi.

    Perkenalanku terjadi saat aku pulang kuliah sore hari, dimana hujan turun cukup lebat. Pada saat aku berjalan hendak memasuki mulut gang, berhentilah sebuah angkot dan ternyata yang turun Yanti dengan seragam SMAnya.

    Aku menawarinya berpayung bersama dan ternyata dia mau. Kuantar Yanti sampai rumahnya, setiba di rumahnya dipersilahkannya aku masuk dan duduk di ruang tamu, sementara dia masuk berganti pakaian. Saat aku menunggu Yanti, Kak Rina keluar dengan membawa secangkir teh hangat dan kue. Mulutku secara tak sadar ternganga melihat kecantikan Kak Rina. Mata nakalku tak henti melirik dan mencuri pandang padanya. Padahal Kak Rina hanya berpakaian sederhana, hanya mengenakan daster motif bunga sederhana, namun kecantikannya tetap nampak. Kulitnya yang putih kekuningan dan badannya yang segar dengan buah dada yang menonjol, semakin menambah kecan-tikan penampilannya sore itu.

    Melihatku dia tersenyum, nampak sebaris gigi putih yang bersih berjajar. Aku tergagap dan segera kuulurkan tangan untuk berkenalan dengannya. Hangat tengannya dalam genggamanku, dan sambil menunggu Yanti selesai berganti pakaian dia menemaniku ngobrol. Dalam obrolan ku dengan Kak Rina sore itu, baru kutahu kalau Kak Rina sering melihatku saat aku berjalan berangkat dan pulang kuliah. Itulah hari pertamaku berke-nalan dengan keluarga Yanti.

    Pagi esok harinya, saat aku berangkat kuliah, aku bertemu Kak Rina di mulut gang. Kami bersalaman, tiba-tiba timbul kenakalanku, kugelitik telapak tangan Kak Rina saat kugeng-gam, ternyata dia diam saja bahkan senyum padaku. Sejenak kami berbasa-basi bicara, kemudian aku cepat bergegas kuliah.

    Sore hari aku baru pulang kuliah, langit mendung tebal sepertinya mau hujan. Saat kubuka pintu rumah, kulihat Yanti dan teman kostku sedang ngobrol di ruang tamu., rupanya dia sengaja datang untukku. Tak lama kemudian temen kostku pamit mau kuliah sore sampai jam 19.00 WIB. Setelah aku berganti pakaian kutemui Yanti dan kami ngobrol berdua. Tiba-tiba aku teringat bahwa Yanti belum kusuguhi minum, cepat-cepat aku permisi ke dapur untuk membuat minuman buatnya. Saat aku beranjak ke dapur Yanti mengikutiku dari belakang, dan di dapur kami lanjutkan obrolan kami sambil kuteruskan membuat minuman.

    Yanti berdiri bersandar meja dapur, aku mendekatinya dan iseng kupegang tangannya. Agaknya Yanti memang mengharap suasana demikian, dia tanggapi pegangan tanganku dengan mendekatkan tubuhnya ke tubuhku, sehingga muka kami berjarak cuman beberapa senti saja. Hembusan nafasnya terasa menerpa wajahku. Kesempatan itu tak kubiarkan lewat begitu saja, segera aku sambar pinggangnya dan kucium lumat mulutnya.

    Kami berciuman agak panjang, lidah kami saling beradu dan memilin, sementara sigap tanganku menggerayangi dan meremas pantat Yanti. Tanganku tidak berhenti, terus bergerak menyingkap bagian depan roknya, dan segera tanganku mengelus-elus memek Yanti yang masih tertutup celana tipis, sementara itu mulutku menjalar dan menciumi lehernya. Yanti merintih lembut, dan semakin mempererat pelukannya.

    Tangan kananku yang sudah terlatih segera melepas kancing depan bajunya, selanjutnya meremas-remas buah dadanya, kulepas tali Bhnya dan segera kujelajahi dua bukit kembarnya yang sudah mengeras. Kuhisap lembut puting susunya, Yanti semakin menekan kepalaku ke dadanya.

    Aku sudah tahu apa yang dikehendakinya, segera kutarik dia ke kamarku, dan segera kubuka resleting roknya, kulepas bajunya kemudian BHnya. Nampak tubuh Yanti polos tak tertutup kain, hanya CD tipisnya saja yang tinggal melekat di badannya. Segera kuhujani Yanti dengan ciuman, kujilati sekujur tubuhnya, kuhisap puting susunya, dan terus mulutku bergerak ke bawah, sambil pelan-pelan tanganku melepas CD-nya.


    Begitu CD-nya lepas segera kuserbu memeknya, lidahku menjilati memeknya, sementara kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang bulat penuh. Yanti merintih dan mengerang, dan sesaat kemudian ditariknya bahuku ke atas, sehingga kami berdiri berhadapan. Segera dilepas kancing bajuku, dan dilepasnya semua pakaianku. Sambil membungkukan badan dihisap kontolku, dijilati dan dikocoknya pelan.. Ohh.. sungguh nikmat tak terbayang.

    Segera kudorong tubuhnya terlentang di atas dipan dan lidahku terus bergerilya di memeknya, juga ke dua jari tanganku ikut pula menjelajahi memeknya, ke dua pahanya mengangkang lebar dan nampak lobang memeknya sepertinya siap melahap kontolku bulat-bulat. Yanti mengerang-ngerang dan memintaku segera memasukkan kontol ke dalam memeknya. Mas.. ayo.. masukkan.. ayo maas..

    Hujan di luar turun dengan deras, suara hujan mengalahkan erangan dan teriakan Yanti, sehingga aku tak khawatir orang akan mendengar suaranya. Kubiarkan Yanti dalam keadaan begitu, sambil lidahku terus menjilati memeknya. Yanti merintih dan mengerang.. sambil menghiba untuk segera memulai permainan kami. Bau memeknya, semakin membangkitkan gairahku, dan akhirnya akupun tak tahan..

    Segera kutindih tubuhnya dan kebenamkan kontolku dimemeknya dengan satu sentakan yang sedikit agak keras. Segera kukocok memeknya dengan cepat dan keras. Yanti mengerang, merintih dan mengimbangi gerakan keluar masuk kontolku dengan pas.., sehingga kadang terasa kontolku bagai dihisap dan diremas di dalam memeknya.
    Terasa kontolku berdenyut-denyut, sepertinya hendak keluar air maniku; segear kuhentikan gerakan kontolku dan segara kucabut. Kugeser tubuhku dan kumasukan penisku ke dalam mulutnya. Segera dihisap dan dikulumnya penisku, tanpa rasa jijik. Setelah agak berkurang denyutan penisku, segera kubenamkan lagi dalam memek Yanti.

    Bukan main, remasan dan sedotan memek Yanti. Aku jadi mengerti sekarang beda antara memek seorang wanita yang masih gadis dan belum pernah melahirkan dengan wanita yang sudah melahirkan seperti tante U. Kubalik tubuh Yanti dan kuangkat pantatnya agak tinggi, sehingga Yanti dalam posisi nungging. Segera kutancapkan penisku ke memeknya dari belakang. Lagi-lagi Yanrti mengerang-erang kadang menjerit kecil Tiba-tiba diangkat dan diputar badannya ke belakang, serta di raihnya kepalaku serta diciumnya mulutku, sementara penisku tetap bekerja keluar masuk memeknya.

    Berapa saat kemudian kuganti posisi, aku berbaring terlentang dan Yanti menindih tubuhku. Dipegang dan dibimbingnya penisku masuk ke vaginanya, dan segera digoyang badanya naik turun di atas tubuhku. Kuremas payu daranya dan kuhentakan pantatku ke atas, saat badan Yanti bergerak ke bawah menekan masuk penisku ke dalam memeknya. Tak lama kemudian gerakan Yanti makin menggila dan makin cepat. Dari mulutnya terdengar erangan yang semakin keras dan akhirnya badanya menegang sambil dari mulutnya terdengar lenguhan Ughh.. Aaah.. Aaah.., kemudian tubuhnya menubruk dan memeluk tubuhku erat-erat, mass.. aku sudah.., keluar..ooh.. Enak..
    Pelan kubalik badanya, dan kutindih serta kugenjot memeknya cepat dan keras.., terlihat mata Yanti mendelik, membalik ke atas.., mulutnya merintih dan mengerang..
    Kupercepat gerakanku dan kugenjot penisku sepenuh tenaga.., 15 menit kemudian terasa penisku berdenyut-denyut. Kepala Yanti bergoyang ke kanan dan ke kiri dan ke kanan, kedua kakinya mengepit pantatku sehingga tak ada kemungkinan aku mencabut kontolku saat air maniku keluar nanti, dan akhirnya dengan suatu sentakan yang keras kubanjiri liang memeknya dengan cairan maniku..

    Kumarahi Yanti, karena dia tak memberiku kesempatan membuang air maniku di luar liang kemaluannya. Aku khawatir hal ini akan berakibat fatal, yaitu Yanti hamil..
    Dia cuma ketawa kecil dan memelukku erat, sambil berbisik di telingaku bahwa dia sudah KB suntik. Aku terheran-heran mendengarnya, karena sudah sedemikian jauhnya pengetahuan dia tentang berhubungan sex dan menjaga diri dari kehamilan. Mendengar itu aku lega dan segera kucium dan kulumat mulutnya. Kami bercumbu, berciuman dan bergumul di atas dipan, kebetulan dipanku ukurannya lebar, sehingga kami leluasa bercumbu di atasnya.

    Dua puluh menit berlalu, terasa penisku mulai menegang dan mengeras. Segera kumasukan lagi kontolku ke memek Yanti. Kembali kami berdua mengumbar nafsu sepuas hati, kali ini aku tetap menjaga posisi di atas, karena aku tahu bahwa pada ronde kedua dan ketiga aku lebih bisa mengatur dan menahan klimaks lebih lama. Yanti mengerang dan merintih, dan akhirnya pada puncak kepuasan yang kedua kusemburkan lagi benih-benih manusia ke dalam rahim Yanti.

    Keringat kami telah bercampur dan membasahi tubuh kami, seprei tempat tidur sudah berantakan nggak karuan, kami berbaring berpelukan, kepalanya di dadaku, tangan Yanti memainkan penisku, dan sesekali kami saling berciuman.
    15 menit kemudian kami ulangi lagi hal yang sama, hingga klimaks kami dapatkan lagi, Kembali kuguyur memeknya dengan caiaran maniku, sambil kami berciuman panjang sekali.., seolah tak akan henti..

    Setelah cukup beristirahat, segera kami berkemas dan berpakaian, dan tidak lupa berjanji untuk mengulangi lagi apa yang kami lakukan sore ini. Menjelang maghrib kuantar Yanti pulang ke rumah, dan sebelum aku pamit pulang, sekali lagi kupeluk pinggangnya dan kucium bibirnya dengan mesra. Sejak hari itu resmilah Yanti menjadi pacar tetapku, alias pemuas nafsuku.

  • Pengalamanku Disekap Oleh Tiga Cewek Binal

    Pengalamanku Disekap Oleh Tiga Cewek Binal


    1754 views
    Duniabola99.org – Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMA. Padahal hampir semua teman-temanku yang laki, sudah punya pacar. Bahkan sudah ada yang beberapa kali ganti pacar. Tapi aku sama sekali belum punya keinginan untuk pacaran. Walau sebenarnya banyak juga gadis-gadis yang mau jadi pacarku.

    Waktu itu hari Minggu pagi. Iseng-iseng aku berjalan-jalan memakai pakaian olah raga. Padahal aku paling malas berolah raga. Tapi entah kenapa, hari itu aku pakai baju olah raga, bahkan pakai sepatu juga. Dari rumahku aku sengaja berjalan kaki.

    Sesekali berlari kecil mengikuti orang-orang yang ternyata cukup banyak juga yang memanfaatkan minggu pagi untuk berolah raga atau hanya sekedar berjalan-jalan menghirup udara yang masih bersih. Tidak terasa sudah cukup jauh juga meninggalkan rumah.

    Dan kakiku sudah mulai terasa pegal. Aku duduk beristirahat di bangku taman, memandangi orang-orang yang masih juga berolah raga dengan segala macam tingkahnya. Tidak sedikit anak-anak yang bermain dengan gembira. Belum lama aku duduk beristirahat, datang seorang gadis yang langsung saja duduk di sebelahku.

    Hanya sedikit saja aku melirik, cukup cantik juga wajahnya. Dia mengenakan baju kaos yang ketat tanpa lengan, dengan potongan leher yang lebar dan rendah, sehingga memperlihatkan seluruh bahu serta sebagian punggung dan dadanya yang menonjol dalam ukuran cukup besar.

    Kulitnya putih dan bersih celana pendek yang dikenakan membuat pahanya yang putih dan padat jadi terbuka. Cukup leluasa untuk memandangnya. Aku langsung berpura-pura memandang jauh ke depan, ketika dia tiba-tiba saja berpaling dan menatapku.

    “Lagi ada yang ditunggu?”, tegurnya tiba-tiba.

    Aku terkejut, tidak menyangka kalau gadis ini menegurku. Cepat-cepat aku menjawab dengan agak gelagapan juga. Karena tidak menduga kalau dia akan menyapaku.

    “Tidak.., Eh, kamu sendiri..?”, aku balik bertanya.
    “Sama, aku juga sendirian”, jawabnya singkat.

    Aku berpaling dan menatap wajahnya yang segar dan agak kemerahan. Gadis ini bukan hanya memiliki wajah yang cukup cantik tapi juga punya bentuk tubuh yang bisa membuat mata lelaki tidak berkedip memandangnya. Apalagi pinggulnya yang bulat dan padat berisi. Bentuk kakinya juga indah. Entah kenapa aku jadi tertarik memperhatikannya. Padahal biasanya aku tidak pernah memperhatikan wanita sampai sejauh itu.

    “Jalan-jalan yuk..”, ajaknya tiba-tiba sambil bangkit berdiri.
    “Kemana?”, tanyaku ikut berdiri.
    “Kemana saja, dari pada bengong di sini”, sahutnya.

    Tanpa menunggu jawaban lagi, dia langsung mengayunkan kakinya dengan gerakan yang indah dan gemulai. Bergegas aku mengikuti dan mensejajarkan ayunan langkah kaki di samping sebelah kirinya. Beberapa saat tidak ada yang bicara.

    Namun tiba-tiba saja aku jadi tersentak kaget, karena tanpa diduga sama sekali, gadis itu menggandeng tanganku. Bahkan sikapnya begitu mesra sekali. Padahal baru beberapa detik bertemu. Dan akujuga belum kenal namanya.

    Dadaku seketika jadi berdebar menggemuruh tidak menentu. Kulihat tangannya begitu halus dan lembut sekali. Dia bukan hanya menggandeng tanganku, tapi malah mengge1ayutinya. Bahkan sesekali merebahkan kepalanya dibahuku yang cukup tegap.

    “Eh, nama kamu siapa..?”, tanyanya, memulai pembicaraan lebih dulu.
    “Angga”, sahutku.
    “Akh.., kayak nama perempuan”, celetuknya. Aku hanya tersenyum saja sedikit.

    “Kalau aku sih biasa dipanggil Ria”, katanya langsung memperkenalkan diri sendiri. Padahal aku tidak memintanya.

    “Nama kamu bagus”, aku memuji hanya sekedar berbasa-basi saja.

    “Eh, boleh nggak aku panggil kamu Mas Angga?, Soalnya kamu pasti lebih tua dariku”, katanya meminta.

    Aku hanya tersenyum saja. Memang kalau tidak pakai seragam Sekolah, aku kelihatan jauh lebih dewasa. Padahal umurku saja baru tujuh belas lewat beberapa bulan. Dan aku memperkirakan kalau gadis ini pasti seorang mahasiswi, atau karyawati yang sedang mengisi hari libur dengan berolah raga pagi. Atau hanya sekedar berjalan-jalan sambil mencari kenalan baru.

    “Eh, bubur ayam disana nikmat lho. Mau nggak..?”, ujarnya menawarkan, sambil menunjuk gerobak tukang bubur ayam.

    “Boleh”, sahutku.

    Kami langsung menikmati bubur ayam yang memang rasanya nikmat sekali. Apa lagi perutku memang lagi lapar. Sambil makan, Ria banyak bercerita. Sikapnya begitu riang sekali, membuatku jadi senang dan seperti sudah lama mengenalnya. Ria memang pandai membuat suasana jadi akrab.

    Selesai makan bubur ayam, aku dan gadis itu kembali berjalan-jalan. Sementara matahari sudah naik cukup tinggi. Sudah tidak enak lagi berjalan di bawah siraman teriknya mentari. Aku bermaksud mau pulang. Tanpa diduga sama sekali, justru Ria yang mengajak pulang lebih dulu.

    “Mobilku di parkir disana..”, katanya sambil menunjuk deretan mobil-mobil yang cukup banyak terparkir.

    “Kamu bawa mobil..?”, tanyaku heran.

    “Iya. Soalnya rumahku kan cukup jauh. Malas kalau naik kendaraan umum”, katanya beralasan.

    “Kamu sendiri..?”

    Aku tidak menjawab dan hanya mengangkat bahu saja.

    “Ikut aku yuk..”, ajaknya langsung.

    Belum juga aku menjawab, Ria sudah menarik tanganku dan menggandeng aku menuju ke mobilnya. Sebuah mobil starlet warna biru muda masih mulus, dan tampaknya masih cukup baru. Ria malah meminta aku yang mengemudi. Untungnya aku sering pinjam mobil Papa, jadi tidak canggung lagi membawa mobil.

    Ria langsung menyebutkan alamat rumahnya. Dan tanpa banyak tanya lagi, aku langsung mengantarkan gadis itu sampai ke rumahnya yang berada di lingkungan komplek perumahan elite. sebenarnya aku mau langsung pulang. Tapi Ria menahan dan memaksaku untuk singgah.

    “Ayo..”, Sambil menarik tanganku, Ria memaksa dan membawaku masuk ke dalam rumahnya. Bahkan dia langsung menarikku ke lantai atas. Aku jadi heran juga dengan sikapnya yang begitu berani membawa laki-laki yang baru dikenalnya ke dalam kamar.

    “Tunggu sebentar ya..”, kata Ria setelah membawaku ke dalam sebuah kamar.

    Dan aku yakin kalau ini pasti kamar Ria. Sementara gadis itu meninggalkanku seorang diri, entah ke mana perginya. Tapi tidak lama dia sudah datang lagi. Dia tidak sendiri, tapi bersama dua orang gadis lain yang sebaya dengannya. Dan gadis-gadis itu juga memiliki wajah cantik serta tubuh yang ramping, padat dan berisi.

    Aku jadi tertegun, karena mereka langsung saja menyeretku ke pembaringan. Bahkan salah seorang langsung mengikat tanganku hingga terbaring menelentang di ranjang. Kedua kakiku juga direntangkan dan diikat dengan tali kulit yang kuat. Aku benar-benar terkejut, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Karena kejadiannya begitu cepat dan tiba-tiba sekali, hingga aku tidak sempat lagi menyadari.

    “Aku dulu.., Aku kan yang menemukan dan membawanya ke sini”, kata Ria tiba-tiba sambil melepaskan baju kaosnya.

    Kedua bola mataku jadi terbeliak lebar. Ria bukan hanya menanggalkan bajunya, tapi dia melucuti seluruh penutup tubuhnya. Sekujur tubuhku jadi menggigil, dadaku berdebar, dan kedua bola mataku jadi membelalak lebar saat Ria mulai melepaskan pakaian yang dikenakannya satu persatu sampai polos sama sekali..

    Akhh tubuhnya luar biasa bagusnya.. baru kali ini aku melihat payudara seorang cewek secara dekat, payudaranya besar dan padat. Bentuk pinggulnya ramping dan membentuk bagai gitar yang siap dipetik, Bulu-bulu vaginanya tumbuh lebat di sekitar kemaluannya.

    Sesaat kemudian Ria menghampiriku, dan merenggut semua pakaian yang menutupi tubuhku, hingga aku henar-benar polos dalam keadaan tidak berdaya. Bukan hanya Ria yang mendekatiku, tapi kedua cewek nakal lainnya juga ikut mendekati sambil menanggalkan penutup tubuhnya.

    “Eh, apa-apaan ini? Apa mau kalian..?”, aku membentak kaget.

    Tapi tidak ada yang menjawab. Ria sudah menciumi wajah serta leherku dengan hembusan napasnya yang keras dan memburu. Aku menggelinjang dan berusaha meronta. Tapi dengan kedua tangan terikat dan kakiku juga terentang diikat, tidak mudah bagiku untuk melepaskan diri. Sementara itu bukan hanya Ria saja yang menciumi wajah dan sekujur tubuhku, tapi kedua gadis lainnya juga melakukan hal yang sama.

    Sekujur tubuhku jadi menggeletar hebat Seperti tersengat listrik, ketika merasakan jari-jari tangan Ria yang lentik dan halus menyambar dan langsung meremas-remas bagian batang penisku. Seketika itu juga batang penisku tiba-tiba menggeliat-geliat dan mengeras secara sempurna, aku tidak mampu melawan rasa kenikmatan yang kurasakan akibat penisku di kocok-kocok dengan bergairah oleh Ria. Aku hanya bisa merasakan seluruh batangan penisku berdenyut-denyut nikmat.

    Aku benar-benar kewalahan dikeroyok tiga orang cewe binal yang sudah seperti kerasukan setan. Gairahku memang terangsang seketika itu juga. Tapi aku juga ketakutan setengah mati. Berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Aku ingin meronta dan mencoba melepaskan diri, tapi aku juga merasakan suatu kenikmatan yang biasanya hanya ada di dalam hayalan dan mimpi-mimpiku.

    Aku benar-benar tidak berdaya ketika Ria duduk di atas perutku, dan menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang padat. Sementara dua orang cewe binal lainnya yang kutahu bernama Rika dan Sari terus menerus menciumi wajah, leher dan sekujur tubuhku. Bahkan mereka melakukan sesuatu yang hampir saja membuatku tidak percaya, kalau tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri.

    Saat itu juga aku langsung menyadari kalau ketiga cewe binal ini bukan hanya menderita penyakit hiperseks, tapi juga biseks. Mereka bisa melakukan dan mencapai kepuasan dengan lawan jenisnya, dan juga dengan sejenisnya. Bahkan mereka juga menggunakan alat-alat untuk mencapai kepuasan seksual. Aku jadi ngeri dan takut membayangkannya. Sementara itu Ria semakin asyik menggerak-gerakkan tubuhnya di atas tubuhku.

    Meskipun ada rasa takut dalam diriku, tetapi aku benar-benar merasakan kenikmatan yang amat sangat, baru kali ini penisku merasakan kelembutan dan hangatnya lubang vagina seorang gadis, lembut, rapat dan sedikit basah, Riapun merasakan kenikmatan yang sama, bahkan sesekali aku mendengar dia merintih tertahan. Ria terus menggenjot tubuhnya dengan gerakan-gerakan yang luar biasa cepatnya membuatku benar-benar tidak kuasa lagi menerima kenikmatan bertubi-tubi aku berteriak tertahan.

    Ria yang mendengarkan teriakanku ini tiba-tiba mencabut vaginanya dan secara cepat tangannya meraih dan menggenggam batang penisku dan melakukan gerakan-gerakan mengocok yang cepat, hingga tidak lebih dari beberapa detik kemudian aku merasakan puncak kenikmatan yang luar biasa berbarengan dengan spermaku yang menyemprot dengan derasnya. Ria terus mengocok-ngocok penisku sampai spermaku habis dan tidak bisa menyemprot lagi tubuhku merasa ngilu dan mengejang.

    Tetapi Ria rupanya tidak berhenti sampai disitu, kemudian dengan cepat dia dibantu dengan kedua temannya menyedot seluruh spermaku yang bertebaran sampai bersih dan memulai kembali menggenggam batang penisku erat-erat dengan genggaman tangannya sambil mulutnya juga tidak lepas mengulum kepala penisku.

    Perlakuannya ini membuat penisku yang biasanya setelah orgasme menjadi lemas kini menjadi dipaksa untuk tetap keras dan upaya Ria sekarang benar-benar berhasil. Penisku tetap dalam keadaan keras bahkan semakin sempurna dan Ria kembali memasukkan batangan penisku ke dalam vaginanya kembali dan dengan cepatnya Ria menggenjot kembali vaginanya yang sudah berisikan batangan penisku.

    Aku merasakan agak lain pada permainan yang kedua ini. Penisku terasa lebih kokoh, stabil dan lebih mampu meredam kenikmatan yang kudapat. Tidak lebih dari sepuluh menit Ria memperkosaku, tiba-tiba dia menjerit dengan tertahan dan Ria tiba-tiba menghentikan genjotannya, matanya terpejam menahan sesuatu, aku bisa merasakan vagina Ria berdenyut-denyut dan menyedot-nyedot penisku, hingga akhirnya Ria melepaskan teriakannya saat ia merasakan puncak kenikmatannya.

    Aku merasakan vagina Ria tiba-tiba lebih merapat dan memanas, dan aku merasakan kepala penisku seperti tersiram cairan hangat yang keluar dari vagina Ria. Saat Ria mencabut vaginanya kulihat cairan hangat mengalir dengan lumayan banyak di batangan penisku..

    Setelah Ria Baru saja mendapatkan orgasme, Ria menggelimpang di sebelah tubuhku. Setelah mencapai kepuasan yang diinginkannya, melihat itu Sari langsung menggantikan posisinya. Cewe binal ini tidak kalah liarnya. Bahkan jauh lebih buas lagi daripada Ria. Membuat batanganku menjadi sedikit sakit dan nyeri. Hanya dalam tidak sampai satu jam, aku digilir tiga orang cewe liar.

    Mereka bergelinjang kenikmatan dengan dalam keadaan tubuh polos di sekitarku, setelah masing-masing mencapai kepuasan yang diinginkannya. Sementara aku hanya bisa merenung tanpa dapat berbuat apa-apa. Bagaimana mungkm aku bisa melakukan sesuatu dengan kedua tangan dan kaki terikat seperti ini..?

    Aku hanya bisa berharap mereka cepat-cepat melepaskan aku sehingga aku bisa pulang dan melupakan semuanya. Tapi harapanku hanya tinggal angan-angan belaka. Mereka tidak melepaskanku, hanya menutupi tubuhku dengan selimut.

    Aku malah ditinggal seorang diri di dalam kamar ini, masih dalam keadaan telentang dengan tangan dan kaki terikat tali kulit. Aku sudah berusaha untuk melepaskan diri. Tapi justru membuat pergelangan tangan dan kakiku jadi sakit. Aku hanya bisa mengeluh dan berharap cewe-cewe binal itu akan melepaskanku.

    Sungguh aku tidak menyangka sama sekali. Ternyata ketiga cewe binal itu tidak mau melepaskanku. Bahkan mereka mengurung dan menyekapku di dalam kamar ini. Setiap saat mereka datang dan memuaskan nafsu birahinya dengan cara memaksa. Bahkan mereka menggunakan obat-obatan untuk merangsang gairahku.

    Sehingga aku sering kali tidak menyadari apa yang telah kulakukan pada ketiga cewe binal itu. Dalam pengaruh obat perangsang, mereka melepaskan tangan dan kakiku. Tapi setelah mereka mencapai kepuasan, kembali mengikatku di ranjang ini. Sehingga aku tidak bisa meninggalkan ranjang dan kamar ini.

    Dan secara bergantian mereka mengurus makanku. Mereka memandikanku juga di ranjang ini dengan menggunakan handuk basah, sehingga tubuhku tetap bersih. Meskipun mereka merawat dan memperhatikanku dengan baik, tapi dalam keadaan terbelenggu seperti ini siapa yang suka? Berulang kali aku meminta untuk dilepaskan.

    Tapi mereka tidak pernah menggubris permintaanku itu. Bahkan mereka mengancam akan membunuhku kalau berani berbuat macam-macam. Aku membayangkan kalau orang tua dan saudara-saudara serta semua temanku pasti kebingungan mencariku.

    Karena sudah tiga hari aku tidak pulang akibat disekap cewe-cewe binal dan liar ini. Meskipun mereka selalu memberiku makanan yang lezat dan bergizi, tapi hanya dalam waktu tiga hari saja tubuhku sudah mulai kelihatan kurus. Dan aku sama sekali tidak punya tenaga lagi. Bahkan aku sudah pasrah.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Setiap saat mereka selalu memaksaku menelan obat perangsang agar aku tetap bergairah dan bisa melayani nafsu birahinya. Aku benar-benar tersiksa. Bukan hanya fisik, tapi juga batinku benar-benar tersiksa. Dan aku sama sekali tidak berdaya untuk melepaskan diri dari cengkeraman cewe-cewe binal itu.

    Tapi sungguh aneh. Setelah lima hari terkurung dan tersiksa di dalam kamar ini, aku tidak lagi melihat mereka datang. Bahkan sehari semalam mereka tidak kelihatan. Aku benar-benar ditinggal sendirian di dalam kamar ini dalam keadaan terikat dan tidak berdaya. Sementara perutku ini terus menerus menagih karena belum diisi makanan. Aku benar-benar tersiksa lahir dan batin.

    Namun keesokan harinya, pintu kamar terbuka. Aku terkejut, karena yang datang bukan Ria, Santi atau Rika Tapi seorang lelaki tua, bertubuh kurus. Dia langsung menghampiriku dan membuka ikatan di tangan dan kaki. Saat itu aku sudah benar-benar lemah, sehingga tidak mampu lagi untuk bergerak. Dan orang tua ini memintaku untuk tetap berbaring. Bahkan dia memberikan satu stel pakaian, dan membantuku mengenakannya.

    “Tunggu sebentar, Bapak mau ambilkan makanan”, katanya sambil berlalu meninggalkan kamar ini.

    Dan memang tidak lama kemudian dia sudah kembali lagi dengan membawa sepiring nasi dengan lauk pauknya yang mengundang selera. Selama dua hari tidak makan, membuat nafsu makanku jadi tinggi sekali. Sebentar saja sepiring nasi itu sudah habis berpindah ke dalam perut. Bahkan satu teko air juga kuhabiskan. Tubuhku mulai terasa segar. Dan tenagaku berangsur pulih.

    “Bapak ini siapa?”, tanyaku
    “Saya pengurus rumah ini”, sahutnya.
    “Lalu, ketiga cewe binal itu..”, tanyaku lagi.
    “hh.., Mereka memang anak-anak nakal. Maafkan mereka, Nak..”, katanya dengan nada sedih.
    “Bapak kenal dengan mereka?”, tanyaku.

    “Bukannya kenal lagi. Saya yang mengurus mereka sejak kecil. Tapi saya tidak menyangka sama sekali kalau mereka akan jadi binal seperti itu. Tapi untunglah, orang tua mereka telah membawanya pergi dari sini. Mudah-mudahan saja kejadian seperti ini tidak terulang lagi”, katanya menuturkan dengan mimik wajah yang sedih.

    Aku juga tidak bisa bilang apa-apa lagi. Setelah merasa tenagaku kembali pulih, aku minta diri untuk pulang. Dan orang tua itu mengantarku sampai di depan pintu. Kebetulan sekali ada taksi yang lewat. Aku langsung mencegat dan meminta supir taksi mengantarku pulang ke rumahku.

    Di dalam perjalanan pulang, aku mencoba merenungi semua yang baru saja terjadi. Aku benar-benar tidak mengerti, dan hampir tidak percaya. Seakan-akan semua yang terjadi hanya mimpi belaka. Memang aku selalu menganggap semua itu hanya mimpi buruk.

    Dan aku tidak berharap bisa terulang lagi. Bahkan aku berharap kejadian cewe binal itu tidak sampai menimpa orang lain.

     

    Baca Juga :